《Legenda Dewa Harem》 Chapter 1: Ayo Menikah! Chapter 1: Ayo Menikah! Terkadang sebuah kota bukan dikenal karena sejarahnya ataupun betapa majunya kota tersebut. Terkadang sebuah ciri khas seperti makanannya ataupun perusahaan yang berakar di suatu koth yang membuat kota itu terkenal. Hal ini dimi oleh Kota Cendrawasih di mana kota ini terkenal berkat markas utama Perusahaan Cendrawasih berakar di kota ini. Wupun kota ini masih kh apab dibandingkan dengan Jakarta maupun Surabaya, Kota Cendrawasih masih tergolong kota maju dengan Perusahaan Cendrawasih menjadi garis depannya. Dengan kekayaannya yang mencapai 11,5 triliun rupiah, perusahaan ini memiliki pengaruh yang luas. Dengan perusahaan yang begitu besar dan kuat, tentu tidak lepas dari pimpinan seorang yang berpengaruh dan berkharisma. Namun, bukan hal itu saja yang membuat pimpinan Cendrawasih ini terkenal. Dengan tubuh yang bahenol dan paras cantik yang mempesona, membuat Inggrid Elina wanita paling terkenal di seluruh kota Cendrawasih. Terkenal dengan paras cantiknya, membuatkiki dari seluruh perusahaan Indonesia berian ke sana kemari berusaha meminang hati Inggrid Elina. Namun naas, sikap Inggrid terhadapkiki yang mengejarnya sangah dingin. Namun, apab orang melihat adegan hari ini yang terjadi di suatu jn yang cukup sepi di Kota Cendrawasih, mungkin orang-orang akan mi menampar dirinya sendiri atau mencubit pipinya karena ini pasti cuma sekedar mimpi. Pada hari menjng sore, sebuah mobil mewah berni miliaran berhenti di tepi jn. Seorang wanita cantik turun dari mobil tersebut. Apab diperhatikan, wanita ini celingak-celinguk tampak kebingungan. Seth beberapa saat, wanita ini seakan th menemukan apa yang dia cari dan mendekati seorang penjual mie ayam. Berhenti di depan gerobaknya, wanita ini memandangi si penjual sambil melihat handphonenya. Wanita ini pun terdiam cukupma. Karena tidak sabar karena ingin segera menutup junnya dan beristirahat, si penjual berkata dengan nada sedikit jengkel kepada wanita tersebut "Bu ku mau pesan ya pesan. Jangan mainan handphone dan bengong di sini, mengganggu saya. Ibu mau beli tidak? Ini kebetn saya mau tutup jadi ku beli lebih baik bungkus aja." Penjual mie ayam itu bernama Randika, dan dia sebenarnya sudah tahu dari awal siapa wanita misterius ini. Bagaimana tidak, wajah cantiknya yang melegenda itu terpampang di ribuan reme dan poster-poster in di kota ini. Orang bodoh pun pasti tahu ku wanita ini adh Inggrid Elina, boss Perusahaan Cendrawasih. Tetapi wu kata-katanya sebelumnya kasar, bukan berarti Randika buta. Sebenarnya, pandangannya sudah mennjangi wanita secantik dewi itu sejak 5 menit yanglu. Maklum, nalurinya sebagai lkingsung terpancing. Bagaimana tidak? Badannya yang begitungsing bahkan bisa membuat seorang supermodel sekalipun menangis iri melihatnya. Baju atasannya memperlihatkan lengan tnjangnya yang panjang dan berkulit mulus. Rok ketat yang dikenakan wanita itu juga benar-benar menonjolkan pahanya yang seempuk buah persik. Ku benar-benar dipelototi,a dm berwarna hitam yang dikenakan wanita itu dapat terlihat dari balik kain rok ketatnya yang transparan. Belumgi, matahari yang panas membuat tetesan keringat mengalir dari leher menuju bhan dadanya. Belumgi, wanita ini dianugerahi Tuhan dengan sepasang b mata hitam yang jernih, alis mata yang terawat dan menawan seorang supermodel, bulu mata yang lentik dan bibirnya yang kecil dibalut oleh lipstik merah yang cerah dapat membuat semuakiki di dunia tidak bisa melepas pandangan mereka sedetik pun. Jadi wajar saja ku Randika sudah mi mennjangi Inggrid dengan pandangannya, dia adh wanita paling seksi di seluruh kota itu! Inggrid Elina memangyak disebut wanita tercantik di Kota Cendrawasih. Setidaknya di mata Randika, wanita ks atas ini adh wanita tercantik yang pernah dia temui dm hidupnya. Yang lebih membuatnya tak bisa bertahan adh aroma tubuh yang memancar dari Inggrid yang dapat dengan mudah membuat semua lki klepek-klepek olehnya. Randika yakin bahkan seorang bocah pun akan segera meminta peluk pada wanita ini agar bisa mencium baunya lebihmagi. Menghadapi pandangan dan kata-kata yang th dilontarkan pria tersebut, Inggrid hanya terdiam dan tampak menggigit bibirnya. Apab diperhatikan, dia tampaknya sedang mengmi gejk batin dan berusaha memutuskan sesuatu. "Hei kamu, aku tidak butuh makananmu. Kamu cukup ikut denganku ke rumah!" Seth sekianma terdiam, Inggrid akhirnya sadar dari linglungnya dan segera meraih tangan Randika dan menariknya secara paksa. Dari detik dia mendengar kata-kata wanita itu, Randika sudah merasa bahwa wanita cantik ini ternyata kebanyakan makan micin. Randika baru pertama kali dm hidupnya diajak png bersama seorang wanita yang tidak dikenalnya. Terlebih yang mengajaknya pergi adh seorang pimpinan perusahaan ks atas. "Sebentar! Tunggu dulu! Apa kamu sinting!? Kerjaanku jun mie ayam, bukan jual diri!" Randika segera berteriak ketika dia diseret oleh Inggrid. Lagip, kekuatan tarikan wanita ini biasa saja dan Randika menarik kembali lengannya yang ditarik paksa oleh Inggrid. "Aku tidak tahu apa yang th terjadi di dm otakmu tapi ku kamu butuh hiburan seorang pria, cari saja di tempatin. Aku tidak tahu tipuan macam apa yang kamu mau mainkan tapi cukup tahu saja, aku tidak punya apa-apa bahkan uang sekalipun!" Mendengar kata-kata hinaan dari mulut pria itu, wajah Inggrid pun memerah. Entah karena marah gara-gara kata-katanya atau volume suara pria ini sangat keras dan dia malu orang-orang akan mendengarnya. Lagip, orang-orang tidak akan percaya bahwa orang sekaliber dirinya akan datang ke sebuah gerobak mie ayam dan mengajak si penjual mie ayam itu png ke rumahnya bersama dirinya. Sambil menghembuskan napas, Inggrid berusaha menenangkan dirinya kembali dan menatap kembali pria tersebut. Dia merasa bahwa tindakannya ini sungguh konyol. Meskipun pria ini tidak telu jelek ataupun ganteng, setidaknya pria ini terlihat cukup berotak dan tenang. Memikirkan hal tersebut, Inggrid mengesampingkan kata-katanya yang kasar dan memilih untuk bersabar. Tapi hari ini th ditakdirkan mengguncang Kota Cendrawasih. Cukup dengan satu kalimat yang akan dilontarkan Inggrid, bahkan seluruh dunia akan ikut terguncang. Bahkanngit pun akan ikut bergejk apab dia memiliki telinga. "Menikah denganku" Seth mengumpulkan keberaniannya, Inggrid akhirnya mengatakan apa yang perlu dia katakan. DUAK! Randika yang sedang berdiri dengan tegang tiba-tiba jatuh tersungkur, tidak percaya dengan apa yang th dia dengar. "Hmmm, tolong dingigi?" Randika segera berdiri dan menepuk-nepuk bagian bkangnya untuk membersihkan debu dan tanah yang menempel. Sesaat kemudian, dia segera menatap lekat-lekat pada Inggrid dan mengatakan, "Oke kita bedah dulu satu per satu mash ini. Apakah namamu Inggrid Elina? Pemimpin dari Perusahaan Cendrawasih yang besar itu? Kupun benar, coba kau perhatikan aku sebentar. Bajuku saja kadarnya, seharian aku sudah menjual mie di bawah matahari dan berkeringat deras sehingga bauku menjadi lepek. Aku menikah denganmu? Bukankah itu lebih konyol daripada cerita Beauty and the Beast?" Randika berusaha mengatakan bahwa dunia mereka berdua sangat jauh berbeda. Satunya berada di perusahaan besar, satunya berada di tepi jn. Satunya wanita cantik bergelimang harta, satunya pria biasa yang tidak punya uang namun berusaha untuk memperbaiki hidupnya dengan bekerja keras tiap harinya. Mau ditaruh di mana muka Randika apab apa yang dikatakan wanita ini ternyata hanyh sebuah ejekan ataupun hukuman yang Inggrid dapat seth kh taruhan? Inggrid tidak dapat mendengar penjsan si Randika dengan js karena dm hatinya dia aslinya ms-msan untuk mkukan hal ini. Seth Randika terdiam, Inggrid memperhatikan kembali pria ini kemudian entah kenapa perasaan jijik naik hingga muncul di raut wajahnya. Wajah? Bisa-bisanya pria rendahan macam dia mengatakan hal seperti wajah? Seharusnya dirinyah yang ingin mengubur wajahnya sendiri ke dm tanah dan berharap hari ini adh semacam mimpi buruk baginya. Tetapi demi perusahaannya, dia harus mkukan hal ini. Lagip, lki idaman seorang Inggrid Elina js jauh dari penampn pria ini. "Yang aku butuhkan darimu hanyh sertifikatnya saja. Tentu saja kita tidak akan menikah sungguhan. Kamu dapat menikmati hidupmu seth aku selesai mendapatkannya. Dan tentu saja, ku kamu mau mengabulkan permintaanku, aku akan memberikanmu kompensasi berupa uang yang banyak." "Maksudmu kawin kontrak?" Seth mendengar penjsan Inggrid, Randika segera mengerti bahwa perempuan ini ingin menggunakan dirinya sebagai pasangan palsunya untuk mendapatkan bukti bahwa dia th menikah. "Benar." "Ha? Kau itu bodoh atau tidak tahu malu? Meskipun aku miskin dan kamu memancingku dengan uang, hal sakral seperti menikah adh hal penting di hidup ini khususnya bagi perempuan dan seharusnya kamu tahu akan hal itu. Aku tidak mau mkukannya! Cari orangin sana!" Kebajikan Randika membuat Inggrid terpana yang menghasilkan wajahnya bertambah pucat. Seorang pemimpin perusahaan besar di Kota Cendrawasih dan dikenal sebagai wanita tercantik ini th ditk dan merasa th direndahkan. Wanita seperti Inggrid memiliki harga diri yang tinggi dan terbiasa memandang segnya dari atas dan sekarang dia th diceramahi dan direndahkan oleh seorang penjual mie ayam gerobakan? Dengantar bkang yang dimilikinya, js yang seharusnya merasakan perasaan seperti ini tentu saja si penjual tersebut bukan dia! "Lima ratus juta. Aku akan memberikanmu lima ratus juta seth semua ini selesai dan kita akan bercerai seth tiga bn. Bagaimana?" Inggrid, yang berusaha menahan amarahnya yang belum pernah dia rasakan sma ini, tampak menggigit bibirnya ketika dia berbicara dengan penuh toleransi. Tidak ada jnin. Orang tersebut menyuruhnya mkukan hal ini. Berkat pengorbanannya ini, kebengsungan perusahaannya akan terjamin. Dia tidak tahu mengapa pihakin memilih si penjual mie ayam ini sebagai pasangannya dan anehnyagi dia tidak mengerti mengapa harus sampai membawa mash peminjaman uang ini ke jenjang pernikahan? Melihat pengorbanan yang dkukan oleh Inggrid js bahwa perusahaannya sedang dm kondisi susah. Bank mi tidak memberikan pinjamangi terhadap perusahaannya. Jika Perusahaan Cendrawasih tidak menerima pemasukan, sayangnya kerajaan yang th Inggrid Elina susah payah bangun akan runtuh. Oleh karena itu, Inggrid harus mematuhi permintaan dari si peminjam ini. Meskipun lki ini menyebalkan dan tidak sopan, demi kebengsungan perusahaannya dia r menahannya. "Lima ratus juta?" Seth mendengar nominal tersebut, mata Randika mi bersinar-sinar, tapi sayangnya kelicikanh yang memenuhi matanya dan dia mengatakan, "Cuma 500 juta? Harga diriku cuma 500 juta?" "Satu miliar. Satu miliar akan kuberikan dan seth kontrak selesai kita tidak akan bertemugi dan jangan harap kamu akan melihat wajahkugi." "Waduh sayangnya aku bukan pria semacam itu. Harga diriku tidak ada harganya!" "Dua milyar, itu batas akhirku. Jangan coba tarik ini lebih jauh!" Inggrid mi meskan darah di dm mulutnya. Dia menggigit bibir bagian dmnya karena mi kesal dengan pria ini yang mi memasang harga dan memanfaatkan keadaan. Dirinya sudah membayar 2 miliar, uang yang tidak akan pernah pria ini pegang wupun dia bekerja seumur hidupnya! Bagaimana bisa pria ini begitu licik dan meminta harganya naik terus? "Ini bukan tentang uang. Ini adh mash " "Lima miliar. Aku tidak bisa memberikan lebih dari itu. Apab kamu tidak mau, aku punya koneksi tersendiri yang akan membuatmu tidak bisa tidur nyenyak maupun menginjakkan kakigi di kota ini. Entah kamu percaya atau tidak itu terserah kamu!" Seth mengatakan hal ini, tubuh Inggrid sedikit bergetar. Sudah sangat js bahwa dia hendak siap meluapkan amarah terpendamnya dan pria ini masih saja sok suci. Pertama kali dm hidupnya, Inggrid merasa bahwa ternyata adakiki yang tidak tahu malu semacam Randika. "Oke aku setuju! Aku mau uangnya sekarang!" Randika tidak habis pikir, dia hanya berjun mie ayam seharian dan sekarang dia mendapatkan 5 miliar dengan tidak mkukan apa-apa? Apakah ini pencapaian terbaiknya seumur hidup? Lima miliar adh uang yang sangat banyak khususnya bagi dirinya yang barusan png kampung ke Indonesia di mana diagi kesusahan dm hal finansial. Namun sekarang? Wanita cantik akan memberikannya rumah yang besar untuk ditinggali, kasur empuk di mana dia akan bermimpi indah ditambahgi istri yang sangat cantik dan seksi. "Sekarang? Itu js tidak mungkin. Aku akan membayarmu seth kontrak kita th selesai dan khususnya seth aku mendapatkan jaminan bahwa aku tidak akan melihat wajahmugi." Inggrid tidak menunggu pria itu membs omongannya karena dia sudah benar-benar muak. Terlebih, dia tidak bisa memberikan ruang kepada pria ini untuk berkata tidak karena dia benar-benar membutuhkan pinjaman uang dari pihakin tersebut. "Tidak bisa, aku ingin uangnya sekarang." "Tidak bisa, aku tidak akan mengngi kata-katakugi." "Orang ku membeli apartemen saja biasanya akan memberikan deposit agar apab terjadi sesuatu ada uang yang bisa dijadikan jaminan. Jika kamu ingin membeli diriku ini, setidaknya berh aku 1 miliar. Anggap saja ini sebagai jaminan dari omonganmu." "Hanya 100 juta, tidak lebih dan perbnnya akan kuberikan 100 jutagi sma 3 bn. Tidak bisa lebih!" Mendengar kata-kata membeli pria, hati Inggrid sedikit sakit. Dia adh wanita dengan harga diri tinggi dan th menkkiki yang kaya dan tampan dari seluruh Indonesia dan sekarang dia harus membeli seorang pria. "Hmmm tapi aku punya satu syarat." Pada akhirnya, Randika berkompromi. Lagip, ini hanya 3 bn dan seth itu dia akan menjadi kaya raya. "Apa syaratmu?" "Sma tiga bn itu aku akan tinggal di rumahmu. Karena sewa tempat tinggalku mau habis dan aku tidak punya tempat untuk tinggal jadi aku ingin tinggal di rumahmu. Omong-omong rumahmu seperti apa? Apakah ada km renangnya?" Chapter 2: Kehidupan Baru Telah Dimulai! Chapter 2: Kehidupan Baru Th Dimi! Kota Cendrawasih slu bermandikan cahaya matahari yang hangat dan terkadang awan akan menutup teriknya matahari. Tentu saja bagi sebagian besar orang, hari ini juga sama indahnya dengan hari-hari biasanya. Tapi bagi Randika, hari ini adh lembaran baru dm hidupnya. Bagaimana tidak? Karena hari ini dia sudah resmi menikah dan terlebihgi, dia mendapatkan wanita yang sangat cantik sebagai istrinya. Menilik keseharian Randika sebelum-sebelumnya, tentu hari yang seperti ini hanyh mimpi baginya. Tetapi bagi Inggrid Elina, hari ini adh wujud dari mimpi terburuknya. Bagaimana tidak? Karena hari ini dia th menikah dengan orang kngan ks bawah dan terlebih dengan orang yang sekasar dan tidak tahu malu seperti Randika. Sebelum memenuhi persyaratan yang diberikan pihak peminjam yaitu menikah dengan Randika, Inggrid sudah menyelidiki sendiri siapa calon suaminya itu. Dengan sumber daya dan jaringan Perusahaan Cendrawasih, hal tersebut sangah mudah. Dari hasil penyelidikannya, Randika adh seorang anak yatim jadi tidak ada keluarga maupun saudara yang bisa membocorkan mash ini ke publik. Dengan ini, sh satu kekhawatiran terbesar Inggrid th hng. Namun, hal yang paling membuat mimpi buruknya ini lebih burukgi adh sh satu syarat yang diajukan oleh Randika yaitu tinggal di rumahnya sma masa kawin kontrak mereka bengsung. Seth mendapatkan sertifikat menikahnya, mau tidak mau Inggrid membawa Randika kembali ke rumahnya. Di dm mobilnya, Randika bertingkahyaknya anak kecil yang kegirangan. Dia bermain-main dengan radio dan lebih kekanak-kanakannyagi, dia menaik turunkan jend berkali-kalilu akhirnya menjulurkan kepnya keluar. Apab orang melihat mereka, entah apa yang akan dikatakan oleh Inggrid untuk menjskan situasi ini. Untungnya, perjnan mereka tidak telu menarik perhatian orang dan akhirnya mereka tiba di suatu perumahan elit. Perumahan Pondok Sempurna adh sh satu kawasan elit di Kota Cendrawasih. Di sinh rumah Inggrid berada bersamaan dengan orang-orang kayainnya. Seth sampai di sarang cintanya, Randika segera keluar dari mobil dan memandang takjub pada rumahnya yang begitu besar. "Hei! Jangan keluar dulu dari mobil, kita belum masuk ke dm rumah. Aku tidak mau wajahmu dilihat orang-orang di sekitar sini." Seth memarkirkan mobilnya, barh mereka berdua memasuki ''sarang cinta'' mereka. Terpukau dengan besarnya rumah ini, Randikangsung bertingkah seperti anak kecil yang antusias dan sudah tidak sabar untuk menjjahi rumah ini untuk mencari harta karun. Ku bukan karena omn Inggrid, mungkin Randika sudah berkeliling sungguhan. Ingin menghindari mata yang mungkin saja mengintainya, Inggrid segera membawa suaminya itu ke dm rumah dan mengantarnya ke kamarnya. Melihat kamar yang luas dan tempat tidur yang besar dan terlihat empuk, membuat Randika secara tidak sadar membandingkannya dengan tempat tinggal sewaannya yang menyedihkan. Oleh karena itu, dia segera melompat ke atas kasur dan merasakan keempukan bagai awan yang tidak pernah dia rasakan. "WOW! Empuk sekali! Aku belum pernah merasa senyaman ini di kasur." Kata Randika sambil terus melompat-lompat di atas kasurnya. Semua tindakan Randika hanya dilihat oleh Inggrid tanpa sepatah kata pun. Dia hanya memegang erat sertifikat pernikahan yang digenggamnya sejak tadi. Dialu berpikir dm hati, ''Tenangkah dirimu Inggrid, pada akhirnya ini sepadan. Dengan menunjukan sertifikat ini kamu akan mendapatkan uang dm juh yang sangat besar!'' "Ibu Ipah, aku akan keluar sebentar. Tolong perhatikankiki ini sementara waktu." Ibu Ipah adh pembantu keluarga Inggrid sejak dulu. Bisa dikatakan bahwa dih yang mengasuh Inggrid sejak kecil. Mungkin karena tinggal bersama dengan keluarga elit sejakma, Ibu Ipah ini terlihat sehat dan energik meskipun penampn usianya terlihat seperti 50an. Dengan senyuman di wajahnya, Ibu Ipah menyetujui permintaan nona mudanya. Seth dijskan oleh nona mudanya mengenai identitas lki ini, Ibu Ipah menn dm-dm pendapatnya dan hanya bisa mengikuti pengaturan majikannya. Dia tidak percaya bahwa nona mudanya yang sering menk lki tampan dan berpengaruh dari seluruh negeri ternyata akan menikahi lki biasa seperti ini. Seth nona mudanya turun kembali dan hendak menuju mobilnya, Ibu Ipah masih tetap tinggal di kamar Randika yang baru. Melihat Randika yang bertingkah seperti anak kecil entah mengapa membuat dirinya tersenyum. Js terlihat bahwa lki ini pasth bukan dari kngan orang elit dilihat dari tindakan maupun barang bawaannya yang dia bawa. Tapi cinta itu buta, setidaknya ith yang diyakini oleh Ibu Ipah. Dia tidak meni orang dari seberapa besar kekayaan yang orang miliki, mungkin orang ini th mencuri hati nona mudanya berkat ketulusan hatinya ataupun halinnya. Oleh karena itu, dia tidak boleh merendahkan dan mempekukan orang ini secara berbeda. Seth memperhatikan beberapa saat, Ibu Ipah mengatakan, "Permisi tuan, hari sudah menjng siang dan sebentargi waktunya makan. Apakah ada yang ingin Anda makan? Aku akan memasak apa pun yang Anda inginkan." Seth mendengar kata makan, telinga Randika bergerak dan kepnyangsung berputar. Meskipun terlihat malu-malu Randika akhirnya mengatakan, "Hmmm Ibu Ipah, mungkin ini adh pertemuan pertama kita tapi kedepannya kita akan hidup bersama dan aku tidak melihatmu sebagai pesuruh ataupun pyan namun sebagai keluarga. Tidak usah telu sopan apab berbicara denganku. Untuk makan siangnya, apakah ibu bisa membuatkanku rawon? Aku sangat suka dengan daging dan rawon adh makanan kesukaanku." Mungkin apab Inggrid mendengar kata-katanya ini dia akan mengomelma. Hidup bersama? Hei kamu itu akan keluar dm 3 bn, bisa-bisanya kamu mengatakan seh-h kamu akan tinggal di sini smanya! Tetapi Ibu Ipah yang mendengar perkataan Randika sedikit terharu dm hatinya. Senyuman segera menjng di wajahnya, "Oke nak Randika, aku paham. Ibu mau keluar sebentar untuk pergi bnja sebentar ya. Jadi jangan telu nakal dan merepotkan nona." "Oke ibu jangan khawatir. Dan jangan lupa beli yang banyak ya dagingnya, aku sangatpar dan bisa menghabiskan 10 kg nasi sekali makannya hahaha." Sambil tersenyumgi, Ibu Ipah segera pergi. Randika pun segera menata kembali barang-barangnya di kamar barunya. Seth beberapa saat dan memastikan ruangannya tidak ada orang, dia kemudian menykan komputer yang ada di dm kamarnya. Seth menjjah inte dan memastikan salurannya aman, Randika memasuki sebuah website anonim yang memungkinkannya untuk mengobrol ataupun panggn video tanpa tecak. Seth itu dia menelepon sebuah user ID dan seth beberapa saat, panggnnya pun diangkat. Namun bukan wajah seseorang yang terlihat namun sebuah dada yang bagai gunung dan hampir memperlihatkan kedua pucuknya yang menyambut Randika. Sebagai lki yang sehat, Randika tidak bisa melepaskan pandangannya pada pandangan indah ini sebelum akhirnya memarahi perempuan tersebut. Segera seth itu, pemandangan indah itu berubah menjadi sosok seorang gadis berambut pirang yang cantik. "Wah sayangku Randika, akhirnya kau menghubungiku seth sekianma. Apakah akhirnya kau kangen kepadaku seth sebn menghng?" Suara perempuan ini sangat ceria dan dia fasih berbahasa inggris. "Ssttt Yuna, bisa kau kurangi volume suaramu? Aku tidak mau suamimu mendengar aku th menghubungimu." Bs Randika dengan bahasa inggrisnya yang tidak kh hebat. "Hmmm perkataanmu barusan terdengar ambigu. Lupakah, bagaimana kabarmu adik ipar? Apakah kau baik-baik saja?" "Adik ipar? Aku kakaknya tahu!" Mendengar bsan Randika, Yuna pun tertawa terbahak-bahak. Melihat Yuna yang begitu liar ketika tertawa membuat Randika tidak bisa tidak menghembuskan napas. "Bisa-bisanya adikku menikah denganmu." "Kenapa kamu terdengar seperti menyesal begitu? Apa kau menyesal tidak bisa bersamaku? Ku mau kamu sama adikku saja, namanya Aline. Dia masih muda dan bujang, ku kamu mau aku akan mengirimnya ke kasurmu dan akan kubuat dia tidak bisa menkmu dengan ramuan obatku." "Kamu tidak mendengar apa yang barusan kau katakan? Bisa-bisanya seorang kakak menjual adiknya seperti itu. Aku benar-benar heran kenapa adik harimau bisa memilihmu sebagai pasangannya." "Yah dia aslinya tidak sekuat dirimu, orang yang kusuka sebenarnya adh kamu lho Randika. Sejak mm kau mengajarkanku betapa jantannya seseorang lki padaku, aku menyadari bahwa sma ini aku sudah jatuh cinta padamu. Bagaimana? Mau aku ceraikan saja adikmu dan kita bisa mnjutkan mm bergairah itu? Apakah kamu suka roley? Aku mau kok jadi pyan dan kamu menjadi majikanku, pasti kehidupan seharian kita akan dipenuhi hal-hal menggairahkan." Yuna mengatakan semua hal ini dengan mata yang dipenuhi oleh nafsu dan napas terengah-engah. Di akhir kalimatnya pun dia menjt bibirnya seh-h menemukan hidangan lezat. "Ha? Mm yang mana? Aku cuma menymatkanmu dari kejaran para pembunuh itu saja bukan? Bisa-bisanya kamu sh kaprah seperti itu?" "Yah setidaknya aku berusahagip aku tahu bahwa cintaku padamu cuma sepihak kok jadi tidak ada shnya mencoba. Tapi serius Randika, adikku sangat cantik dan masih berusia 18. Tubuhnya lebih berkembang dari punyaku dan terlebih dia belum pernah bersama seorangkiki." Mendengar kata-kata Yuna, membuat Randika membayangkan hal-hal yang aneh di kepnya. Mungkin orang-orang tidak tahu tetapi daya imajinasi Randika sangah tinggi jadi dia bisa membayangkan bagaimana paras adik Yuna tersebut. "Tolong Yuna, bisa kita serius sedikit? Aku benar-benar butuh bantuanmu." Khawatir orang-orang pada kembali ke rumah, Randika meminta Yuna untuk fokus pada perbincangan mereka yang asli. "Oke, oke, ternyata kamu tidak cuma ingin ngasih kabar. Apakah ada yang bisa hamba bantu tuan?" Wupun kata-katanya sedikit bercanda, ekspresi Yuna menjadi lebih serius karena mungkin Randika dm keadaan berbahaya. "Aku butuh ramuan X, stok persediaanku hampir habis. Bisakah kamu mengirimnya dari markas?" Mendengar hal ini, wajah Yuna menjadi putih pucat dan memberikan tatapan tidak berdaya. "Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau terluka? Jangan bergantung terhadap ramuan X itu terus-terusan Randika, ramuan tersebut memiliki dampak tersendiri pada tubuhmu. Kamu harus bisa mengendalikannya tanpa ramuan ini." Yuna benar-benar terlihat serius. "Jangan khawatir. Aku membutuhkan ramuan tersebut untuk sementara waktu saja. Pada akhirnya aku akan mencari solusi tepatnya karena Indonesia terkenal akan mnya dan aku yakin bahwa ilmu pengetahuan obatku akan membantuku menemukan solusi yang tepat. "Baguh ku begitu. Memang Indonesia terkenal akan produk mnya yang penuh khasiat. Untuk mash ramuan X akan aku atur agar bisa mengirimkannya padamu." . Seth selesai berbicara dengan Yuna, Randika segera mengambil sebuah botol kecil dari tasnya. Tanpa ragu, diangsung menghabiskannya dm sekali teguk. Seth meminumnya, wajahnya mi berkedut, tangannya segera mencengkram dadanya erat-erat seakan-akan dia terkena penyakit jantung. Keringat mi membasahi seluruh tubuhnya dan napasnya terengah-engah. Sesekali dia akan mengerang teredam berusaha tidak membuat suara yang telu keras agar tidak diketahui oleh orang yang ada di rumah. Lima menit kemudian, pehan Randika mi tenang kembali dan tubuhnya benar-benar basah oleh keringat. Apab orang melihatnya sekarang mungkin mereka akan mengira bahwa Randika th kecebur kali. "Sin, tidak meminumnya sma 10 hari efeknya sangat keras terhadap tubuhku. Ku tidak segera menemukan solusinya mungkin aku tidak akan bertahanma." Randika yang sudah tenang kembali segera menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya dan memakai baju baru untuk bersiap makan siang. . Pada saat ini, Inggrid th tiba di suatu kediaman besar. Ku orang melihatnya dengan seksama, maka tempat ini pasth kediaman orang penting karena ketatnya penjagaan yang ada. Inggrid pun diantar menuju suatu ruangan bawah tanah yang gp. Seth itu dia hanya berdiri diam di depan seseorang dan memberikan sertifikat pernikahannya. "Aku sudah memenuhi pengaturanmu untuk mendapatkan sertifikat pernikahan dengan pria itu. Sekarang, waktumu untuk memenuhi janjimu." Seth mengatakan ini, figur orang tersebut berbalik dan berkata mlui topengnya, "Kerja yang bagus, sekarang ikuth bawahanku dan kamu akan menerima uangmu seni 300 miliar tersebut." Wupun sosoknya menyeramkan, suara yang terdengar adh suara perempuan dan suara yang keluar dari balik topeng itu agak suram sehingga orang akan merinding ketika mendengarnya. "Seth aku menerima uangku, aku akan pergi dan aku harap kita tidak akan bertemugi." Sma hidupnya, Inggrid jarang takut terhadap orang tetapi hari ini entah kenapa dia takut terhadap sosok bertopeng ini. Insting wanita ini mengatakan bahwa orang ini berbahaya dan dia ingin segera pergi. "Baih, ikuth bawahanku dan dia akan menunjukan di mana uangmu." Seth Inggrid Elina pergi, sosok perempuan bertopeng ini segera masuk ke sebuah ruangan yang ada di baliknya. Seth masuk ke ruangan tersebut, wanita itu melepas topengnya dan sosok wanita muda berusia sekitar 20 tahun dengan wajah mungilnya dapat terlihat dengan js. Namun, tatapan matanya sedikit mengkerut ketika dia melihat ke sebuah sudut ruangan yang gp. "Pergh dan katakan kepada Tuan Bn Kegpan bahwa fase pertama bisa dimi." Chapter 3: Krisis Seorang Istri Chapter 3: Krisis Seorang Istri "Wow, makanan yang ibu buat sangat lezat! Terima kasih Ibu Ipah, aku sangat puas." Kata Randika sambil memegang perutnya yang membesar bagai pesumo. "Syukuh ku nak Randika suka sama makanan ibu. Nona sering makan di luar dan ketika makan di sini pun dia jarang mengomentari masakanku. Jadi mendengar orang mengatakan ku masakanku itu enak membuat hati ibu jadi senang. Ku nak Randika kepingin makan sesuatu, katakan saja ibu nanti buatkan." "Benarkah? Ku begitu besok ibu bisa buatkan aku makanan dengan tema kepiting? Sudahma aku tidak makan kepiting." Ketika mereka berbicara dengan santai, Inggrid th kembali dan menghampiri mereka. "Smat datang nona. Apakah Anda sudah makan? Saya sudah mempersiapkan makan mm Anda dan apab nona mau makan sekarang, saya persiapkan piring dan pertannya." Ibu Ipah lumayan terkejut karena kedatangan nona mudanya yang secepat ini. Biasanya pemimpin perusahaan Cendrawasih ini akan datang sekitar jam 8/9 mm jadi dia belum mempersiapkan pertan makan buat nonanya. "Istriku, kemarh dan duduk di sampingku." Kata Randika sambil berdiri dan menarik kursi untuk ''istri'' tercintanya. Inggrid yang sudah lh dan hanya ingin bersantai di rumah tiba-tiba mendengar kata-kata ini. Raganya yang sudah lh akhirnya tersulut oleh api amarah yang muncul dari hatinya. "Kau.. Jangan telu kelewatan ya! Ingat posisi kita yang sebenarnya." Inggridlu berpikir dm hati, Wupun aku menikah denganmu, aku mkukannya demi uang dan ambisiku. Ya seth tiga bn aku akan bebas dari siksaan ini dan tetap menjadi wanita terhormat di mata publik. Bagaimanapun juga Inggrid adh wanita. Dia menganggap bahwa ketika dia memutuskan untuk menikah, dia akan slu mencintai orang tersebut dan berjuang agar cintanya bertahan sampai dia tua nanti. Dia bahkan sempat berpikir bahwa apab Randika bertingkah baik sma 3 bn ini, dia mungkin tidak keberatan meneruskan pernikahan ini. Hal tersebut bukan karena cinta tetapi bagi Inggrid Elina, siapa yang akan menikah dengan dirinya pada akhirnya sama saja. Menurutnya, cinta pada pandangan pertama adh omong kosong yang terpenting adh keuntungan yang dihasilkan pernikahannya. Jadi jika Randika bisa mendatangkan keuntungan bagi dirinya, jadi kenapa tidak? Namun, hal tersebut mungkin mustahil tercapai. Melihat tingkahku Randika yang sekarang, yang ada hanyh mendatangkan kejengkn bagi dirinya. Bagaimana mungkin dia bisa tahan dengan lki semacam ini? "Posisi? Maksudmu hubungan suami-istri kita? Memangnya sh aku memanggilmu istri? Apakah perlu aku memegang sertifikat pernikahan kita setiap aku memanggilmu?" Randika tertawa dm hati. Dia sangat memahami karakter Inggrid yang berharga diri tinggi jadi dia sangat senang menggodanya. Melihat reaksi istrinya yang jengkel terhadap dirinya adh suatu hiburan tersendiri baginya. "Kurang ajar" Inggrid benar-benar tidak habis pikir dengan lki ini. "Ibu Ipah, tidak usah repot-repot menyiapkan. Aku tidak mau makan!" Seketika itu juga, Inggridngsung menuju kamarnya dintai 2. Langkah kakinya yang mantap semakin terdengar keras ketika sepatu haknya menyentak dengan keras. Namun seth mngkah beberapangkah, Inggrid mi merasa pusing dan lemas. Seth itu dia merasa bahwa tubuhnya terhuyung-huyung dan pandangannya semakin buram. Tas tangan yang dia bawa jatuh duluan sebelum akhirnya tubuhnya yang jatuh. Ketika tubuhnya hampir menabrakntai, dia merasakan pelukan hangat seseorang. Saat dia menoleh ternyata orang yang paling dibencinyh yang menahan tubuhnya. Inggrid ingin mwan tetapi dia sudah tidak memiliki tenaga untuk mwan dan matanya sudah benar-benar berat. "Istriku kamu kenapa? Jika kamu ingin menikmati pelukan hangatku kau tidak perlu memakai cara seperti ini dong. Kamu bisa saja membuka pintumu di mm hari dan aku tinggal masuk bukan?" Randika mengatakan semua hal ini dengan senyuman menggantung di bibirnya. Lalu dia merasa bahwa tubuh Inggrid sangah lembut. Dia menahan tubuh istrinya dengan cara memeluk pinggangnya dan merasa bahwa tubuh istrinya sangah ramping. Yang membuat senyuman Randika semakin menungging adh aroma yang dipancarkan oleh istri tercintanya. Seth bertahun-tahun berkna, Randika sudah mengmi dan mengerti banyak hal. Aroma ini bukah parfum minkan aroma badan Inggrid. Menghirupnya dm-dm, pelukan Randika semakin kencang dan buah dada Inggrid semakin menempel pada dirinya. Inggrid hendak mwan tetapi dia tidak berdaya sedangkan Randika yang mi dikuasai pikiran nakal mi bermain-main. "Ahhhnn " Wupun tubuhnya lemas, saraf tubuhnya masih bekerja dan ketika Randika meremas dadanya dan menggigit telinganya, wanita ini pun tidak dapat menahan desahannya. Semua hal ini bengsung sekejap dan, entah disengaja atau tidak, wajah mereka berdua sudah semakin dekat seperti mau berciuman. Napas kedua orang ini mi berat dan terengah-engah. Dengan kesadaran yang mi menipis, Inggrid masih tidak mengerti mengapa pria ini masih bisa memanfaatkan dirinya meskipun kondisinya seperti ini. . Namun, Randika yang mi terbawa nafsu berpikiran halin. Dia menatap Inggrid dengan pandangan penuh arti. Ibu Ipah yang berada seruangan segera menghng dari pandangan mereka berdua sejak suara desahan nonanya terdengar. Darah muda Mereka sungguh tidak kenal tempat dan tidak kenal waktu. Inggrid benar-benar memiliki pemikiran bahwa apab dia bisa bergerak bebas, dia sudah memotong tangan Randika. Dipekukan sedemikian rupa oleh Randika, bagaimana bisa dirinya menerima keadaan ini? Seketika itu juga Inggrid merasa bahwa tubuhnya semakin panas dan akhirnya pingsan. Randika sebenarnya masih ingin meneruskan hubungan panas mereka tapi dia menyadari bahwa ada hal yang aneh. Inggrid tampak tidak bereaksi dan dugaannya benar, rupanya dia th pingsan. Apakah foreynya telu keras bagi Inggrid? Sebelumnya Randika mengira bahwa tersandungnya Inggrid adh tindakan disengaja. Tetapi seth saat, dia menyadari ada yang aneh dan tidak wajar. Dialu menjulurkan satu tangannya dan memeriksa denyut nadi serta melihat pupil mata Inggrid. "Rohypnol? Kenapa kau bisa terkena obat ini?" Sambil berkata seperti itu, dia segera melepaskan jas Inggrid dan membuka beberapa kancingnya agar mempencar sirksi udara. Randika sungguh kaget karena Rohypnol dikenal sebagai obat yang dipakai oleh pemerkosa dan apab digunakan dm dosis banyak hal ini bisa menyebabkan kematian. Yang ada di benak Randika adh mengapa perempuan berharga diri tinggi seperti Inggrid ini mau menerima pemberian orangin yang tidak dikenal. Ataukah mungkin kennnyah yang membiusnya? Sadar akan situasinya, Randika membuang pemikiran siapa pkunya dan segera membawa Inggrid ke kamarnya. Dia tidak peduli dengan jas dan sepatu yang dia lepas begitu saja saat masih di bawah tangga. Ketika Ibu Ipah, yang melirik mereka secara diam-diam, melihat hal ini, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengh napas. Dasar anak muda, buru-buru ingin mkukannya sampai-sampai lupa akan dunia dan mengotori ruangan. Setidaknya nona harus makan terlebih dahulu sebelum mkukannya. Waktu adh segnya. Jadi Randika tidak segan-segan mendobrak pintu kamar Inggrid danngsung meletakan istrinya di kasur. Randikangsung melepas pakaian dan rok yang Inggrid pakai dan membuat Inggrid hanya mengenakan dmannya saja. Untuk sekarang Randika tidak memiliki pikiran aneh-aneh. Meskipun Randika tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Inggrid, dia tetah istri pertamanya dan terlebih hidupnya sedang dm bahaya. Rohypnol adh semacam obat anti-depresan. Obat ini akan bereaksi 30 menit hingga 1 jam dan efeknya bisa bertahan sampai 12 jam. Meskipun kasus kematian tidah tinggi, namun dilihat dari reaksi yang ditunjukan oleh Inggrid menunjukan bahwa dia th menerima dosis tinggi. Overdosis Rohypnol bisa menyebabkan gangguan keseimbangan, perku agresif serta berpotensi koma ataupun kematian. Tidak bisa menemukan carain, Randika hanya memikirkan satu cara yaitu ramuan X. Ramuan X berguna untuk menekan kekuatan misterius di dm tubuh Randika jadi ramuan ini seharusnya juga bisa menekan efek dari racun. Seth mengambil ramuan X dan menyuntikkannya pada Inggrid, Randika duduk dan menjulurkan tangannya pada punggung Inggrid. Dia menutup matanya dan berkonsentrasi. Saat ini, dia menyalurkan tenaga dmnya untuk mengontrol dan memulihkan kondisi Inggrid. Dengan hal ini, seharusnya nyawa istrinya bisa tersmatkan. Seth 15 menit belu, ruangan kamar Inggrid tampak bersinar sedangkan Randika terlihat pucat dan bibirnya kering dan pecah-pecah. Pehan, Inggrid mi mendapatkan rona wajahnya dan kesadarannya kembali. Ketika dia membuka matanya dan melihat sesosok pria, dia tanpa sadarngsung menendangnya. DUAK! Karena masih berkonsentrasi, Randika tidak siap akan serangan istrinya itu dan terjatuh dari tempat dia duduk bers sebelumnya. Saat ini, mata Randika sangat merah dan bibirnya mi meskan darah. Dia tidak menyangka bahwa penyaluran tenaga dm ini akan sangat menguras tenaganya dan lebih mengejutkannyagi tendangan istrinya itu cukup kuat untuk membuat dirinya myang. Sesaat kemudian, kekuatan misteriusnya dm tubuhnya mi mengambil alih. Karena tenaga dmnya terpakai untuk menymatkan Inggrid, Randika tidak bisa menahan kekuatan ini dan kesadarannya mi diambil alih. Pada dasarnya Randika adh seorang ahli b diri. Setiap hari dia akan menghadapi situasi hidup dan mati. Dan mendapatkan serangan tendangan dari istrinya, instingnya membuat dirinya menerkam musuhnya. Chapter 4: Aku Benci Kamu! Chapter 4: Aku Benci Kamu! Tubuh Randika sudah diambil alih oleh kekuatan misteriusnya itu dan dia sudah tidak sadarkan diri. Ketika kesadaraninnya ini melihat tubuh indah Inggrid Elina yang hanya berbalut pakaian dm, pikirannya secara otomatis membuatnya menerkam wanita tersebut. Seth menerkam, Randika bukannya menghajarnya minkan mi bermain-main dengan tubuh indah istrinya dan mi menjti leher putih istrinya itu. Pada saat ini, Inggrid sudah memulihkan kesadarannya meskipun dia masih sedikit lemas. Karenawannya seorang pria, bagaimana bisa dia mwan? Apgi Randika ''menyerang'' dirinya pada titik-titik erotisnya. Sebagai hasilnya, Inggrid hanya bisa pasrah tubuhnya dijjahi oleh Randika. "Tidak . Ahhh Hentikan!!" Saat ini, tangan Randika sudah meremas-remas dada Inggrid bahkan mencapit dan menarik kedua pucuknya. Inggrid berusaha mwan dengan meronta-ronta tapi hal itu tampak percuma. Mengetahui bahwa mangsanya meronta-ronta, Randika segera menahan kedua tangan Inggrid dengan satu tangan sambil terus menjjahi tubuh indah istrinya. Tidak tahan dengan omnnya, Randika pun mencium paksa Inggrid. Karena tidak mau telu intim, Inggrid segera menggertakan giginya tidak mengijinkan lidah mereka bertemu. Apab benar-benar terjadi, dia takut akan kh oleh hawa nafsu dan menyerah kepada pria kekar itu. Saat ini, Inggrid merasa bahwa pikirannya mi kosong dan desahannya semakinma semakin keras. Sambil terus bertahan terhadap lidah Randika yang hendak masuk, dia merasa tubuhnya terus-terusan dipegang, diremas, bahkan kedua tangannya ditahan oleh Randika. Dia merasa tidak berdaya. Seth meronta-ronta beberapa menitgi, Inggrid akhirnya menyerah. Randika memanfaatkan hal ini dan menemukan lidah Inggrid yang sudahma dia cari. Sambil terus memainkan lidahnya, dia merasa bahwa air liur istrinya sangah banyak dan itupun mi mes ke kasur. Sesekali dia akan beralih ke kuping ataupun leher Inggrid. Situasi mi semakin memanas dan napas mereka benar-benar terengah-engah dan berat. Inggrid merasa bahwa dirinya th ditindih oleh sebuah gunung. Dan setiap tarikan napasnya membawa kembali sensasi nikmat ke dm otaknya. Namun m sadarnya masih belum menyerah. Memikirkan bagaimana hal ini akan benjut, setetes air matanya mi keluar dari sudut matanya. ''Apakah keperawananku akan diambil oleh orang yang baru kukenal dan kubenci ini?'' Inggrid benar-benar tidak berdaya dan dia pun pasrah terhadap nasib yang akan dihadapinya. Untuk pertama kali dm hidupnya, dia merasa tidak berdaya. ''Baih, aku akan memberikan tubuhku padamu karena berkatmu aku mendapatkan 300 miliar.'' Pikirnya Tetapi apakah kesuciannya yang th dia jaga ini bisa dibeli dengan uang? Apakah dirinya wanita semacam itu? Memikirkan hal ini hati Inggrid terasa sangat sakit. Semakin banyak air mata yang berkucuran dan Inggrid sudah menutup matanya, pasrah dengan apa yang akan terjadi berikutnya. Ketika Randika hendak melucuti bawahan milik istrinya, dia merasakan tetesan air mata mengenai wajahnya dan melihat wajah Inggrid dipenuhi oleh air mata. DUAR! Seakan-akan pikirannya th dibom, akhirnya akal sehat Randika th kembali. Melihat wajah Inggrid yang pucat dan penuh air mata, membuat Randika merasa bersh. Kenapa Kenapa aku mkukan hal serendah ini? Kenapa melihat wajah ini sedih aku pun ikut sedih? Aku baru berkenn dengan wanita ini dan diriku sudah menjadi semacam binatang buas sampai-sampai memaksanya mkukan hal yang tidak dia inginkan? Inggrid yang sudah pasrah merasakan bahwa genggaman erat yang menahannya sudah tidak ada dan mi membuka matanya. Hal yang dia lihat hanyh sosok Randika yang hng dari balik pintu. Merasa bingung dan lh, dia mi mengusap air matanya dan melihat sekelilingnya. Dia berusaha mengingat apa yang th terjadi. Namun, semakin dia mengingat semakin dia teringat kejadian traumatik yang habis dia mi. Alhasil, air mata tidak bisa berhenti keluar dari matanya. Seth tenang sedikit, dia menyadari di dekat tangannya ada bekas darah. Dia pun bingung apakah dirinya th terluka? Tampaknya ini bukan darah miliknya jadi ini pasti punya pihakin. Saat dia sadar pertama kalinya, pandangan Inggrid masih buram dan pada saat itu dia tidak melihat wajah Randika. Dialu memikirkan kembali apa yang bisa diingatnya sebelum dia tiba-tiba sadar di kamarnya bersama Randika. Seberapa kerasnya dia berpikir, dia tidak menemukan apa-apa. Merasa pusing, dia pun rebahan dan menemukan sebuah t suntik di samping tempat tidurnya. Kaget, diangsung mengecek lengannya dan menemukan ada bekas jarum suntik. "Apa maksudnya ini? Apakah ini perbuatannya?" Inggrid benar-benar tidak mengerti. Apakah semua ketidak berdayaan dirinya ini karena h Randika? Atau apakah ada halinnya? "Randika, aku memang benar-benar membencimu." .. Randika segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu tanpa mengatakan apa pun. Yang dibutuhkannya sekarang adh suasana tenang. Tenaga dm di dm dirinya bergejk. Jika dia tidak segera menenangkannya, hal ini bisa gawat. Terlebih, tanpa tenaga dmnya kekuatan misterius di dm tubuhnya akan meledak dan mengambil alih dirinya. Biasanya dengan bantuan ramuan X dia bisa menekannya dengan bantuan tenaga dmnya. Tetapi untuk menymatkan Inggrid sebelumnya, Randika menggunakan ramuan X yang tersisa sedikit dan menggunakan sebagian tenaga dmnya untuk mempencar proses penyembuhannya. Apab kondisi tubuhnya sekarang terus bengsung seperti ini, bisa-bisa dia tidak akan bertahanma. Dia sendiri tidak tahu mengapa memiliki kekuatan misterius ini di dm tubuhnya, tapi yang dia tahu ketika kekuatan misterius ini mengambil alih tubuhnya 100%, kemungkinan besar dia akan mati. Jadi sma ini ketika dia bertarung, dia tidak akan bertarung sekuat tenaga karena dia harus menyisakan tenaganya untuk mengontrol kekuatan misterius ini. Dia sma ini juga th menggunakan sumber dayanya dan waktunya untuk mengembangkan ramuan X. Namun, ramuan X hanyh solusi jangka pendek. Dia masih belum menemukan solusi sebenarnya. Sma dua jam, dia merasa bahwa tenaganya th pulih sedikit dan dirinya mi kembali tenang. Setidaknya sekarang dia tidak akan muntah darah dan bisa beristirahat dengan tenang. "Tenang ini bukan apa-apa. Hal ini terjadi karena aku lengah dan persediaan ramuan X tinggal sedikit. Rasanya aku harus meminta Yuna untuk mengirimnya lebih cepat." Seth menenangkan dirinya, dia pun segera membuka komputer dan mengontak Yuna. Randika aslinya tidak mau bergantung pada ramuan X ini. Ketika dia kembali ke Indonesia, dia hanya membawa 3 botol dan dia pun berhemat mungkin dm meminumnya. Di saat kekuatan misterius itu bergejk, dia akan menahan terlebih dahulu sebelum akhirnya meminum ramuannya. Seth menymatkan nyawa Inggrid, persediaannya sudah benar-benar habis. Tring Video chat Randika th diterima oleh Yuna tetapiyar komputer Randika tetap hitam, tidak ada sosok Yuna. Apakah Yuna membiarkan komputernya meny? Seth 1-2 jam menunggu, akhirnya Yuna muncul. Namun, penampn Yuna sangat acak-acakan dan tampak penuh luka. "Yuna!! Ada apa? Apa kau baik-baik saja?" Mendengar suara familiar yang didengarnya membuat Yuna meskan air mata. Wajahnya yang awalnya terlihat serius itu segera berubah menjadi berantakan. "Tuan aku minta maaf. Markas kita th hancur dan " "APA?" Sebelum Yuna bisa menjskan, sentakan Randika benar-benar membuat telinga Yuna mati rasa dan dia pun menundukan kepnya sambil menangis. Markas hancur? Bagaimana markas rahasia Randika yang dijaga ketat keberadaannya bisa hancur? Bukannya sombong, tetapi markas rahasia miliknya bahkan tidak bisa ditembus oleh pasukan elit negara manapun. Apakah ini berarti pasukan beberapa negara bersatu mwan dirinya? "Bagaimana dengan ramuan X? Apakah ramuan X smat?" Sin kesmatan para bawahannya, ramuan X adh hal paling penting yang dia khawatirkan. Tempat pengembangan ramuan ini bahkan lebih ketatgi penjagaannya. "Maaf tuan, target mereka adh ramuan X. Sebagian besar markas tidak disentuh. Mereka hanya menarget tempat ramuan X berada. Baikhan obat, peneliti dan semua informasi mengenai ramuan X sudah mereka hancurkan tanpa tersisa." Yuna mengatakan semua hal ini dengan badan yang bergetar dan isak tangis yang hebat. Dia tahu bahwa ramuan ini sangah berarti bagi tuannya. Apgi seth melirik raut muka Randika yang begitu marah, Yuna benar-benar sudah siap mati. Tidak ada makhluk hidup yang sanggup menghadapi amarah sang Ares. "Siapa?" Randika tanpa sadar menampar keras mejanya. "Bajingan mana yang berani mkukan ini semua?" Randika berusaha meredam kemarahannya yang meluap-luap dan tenaga dmnya yang mi pulih tersebut memancarkan aura membunuh yang kuat. "Dia Bn Kegpan." Yuna tampak ragu mengucapkan nama tersebut. "Bn Kegpan? Yuna kamu pikir aku bocah ingusan atau jangan-jangan kamu tidak tahu siapa pkunya? Mana mungkin dia bisa mkukan semua hal ini mengingat kekuatannya yang cuma seperti itu? Bahkan dia berkhianat pun, apa memangnya pecundang itu bisakukan? Aku sudah mempercayakan markas padamu dan Harimau. Kekuatan b diri Harimau setara bahkan lebih hebat daripada Bn Kegpan. Bagaimana mungkin dia bisa mkukan semua ini?" Seth Randika selesai berbicara, Yuna hanya terdiam dan tubuhnya bergetar. Keringat dingin mes dari dahinya. Melihat Yuna yang gugup dan tampak ketakutan, Randika memiliki dugaan tersendiri. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengh napas dengan berat. "Jangan-jangan Harimau juga terlibat? Bocah itu sma ini slu tunduk padaku, siapa sangka ada orang yang bisa membuat dirinya menjadi seberani itu hingga mengkhianatiku?" Yuna yang mendengar ancaman Randika segera berlutut dan membungkuk dm-dm, "Maafkan aku tuan. Aku sampai menyusahkan tuan dan terlebih aku tidak bisa menghentikan Harimau. Aku akan menyelesaikan mash suamiku itu dengan caraku sendiri. Ketika semua ini berakhir, aku akan membayar tuan setiap rupiahnya!" Jujur saja, Yuna tidak bisa melihat jn keluar bagi dirinya sin mati. Suaminya berkhianat, ramuan X hancur tanpa tersisa dan terlebih semua ini terjadi di bawah tanggung jawabnya. Mengingat temperamen Randika, yang ada hanyh kematian. Melihat Yuna yang sangat menyesal, Randika tidak tega menyhkan hal ini semua kepada Yuna. Dia sendiri tahu bahwa Yuna adh orang yang paling bisa dia percaya di muka bumi ini. Menahan dirinya untuk tidak marah, Randika berusaha tersenyum pada Yuna, "Yuna berdirh. Yang penting kamu smat dan tidak apa-apa. Semua sudah terjadi dan kita harus menatap masa depan. Aku minta tolong padamu untuk membangun kembali markas di tempat yang baru dan segerh membuat ramuan X dm satu bn. Mengenai Bn Kegpan dan Harimau, serahkan mereka padaku. Fokuh untuk membangun kembali markas kita." Seth ucapan terima kasih Yuna, Randika segera mematikan komputernya dan membuka jend kamarnya. Sambil menghirup udara mm yang dingin, dia melihat sebuah bayangan yang bergerak di tengah kegpan mm. "Hmmm.. cepat sekali. Sepertinya musuh kali ini bertindak dengan cepat dan efisien. Seharusnya semua serangan ini sudah dipersiapkan sejakma." Chapter 5: Hanya Kamu Sendirian? Chapter 5: Hanya Kamu Sendirian? Hari sudah gp. Lampumpu setiap rumah sudah mi meny semua. Orang-orang mi mengantuk dan beristirahat di kamar mereka masing-masing. Inggrid pun tidak luput dari hal ini. Hari ini dia merasa lebih lh daripada biasanya. Bisa dikatakan bahwa beberapa hari ini adh hari-hari yang sangat melhkan dm hidupnya. Namun dari balik semua kegpan yang hening ini, sebuah sosok manusia dapat terlihat sedang berdiri diam di sebuah atap rumah. Dia bukah maling pakaian dm yang tidak bisa turun, dia tidakin adh Randika. Randika terlihat seperti serig kesepian yang sedang mengawasi teritorinya. Seth beberapa saat, dia melesat dan menjauh dari kediaman Inggrid. Di bkangnya, dari balik bayangan p, beberapa sosok mi mendekatinya secara pehan dan diam-diam. Namun seth beberapa saat, tiba-tiba Randika berhenti dan mengatakan, "Keluah, aku tahu kalian sudah mengikutiku." Randika yang sudah bergerak bagai angin th bergerak sejauh 1 km hanya dm 1 menit. Dia th berhasil memancing mereka ke tempat yang sepi. Seth beberapa saat, beberapa sosok berbaju hitam keluar dari balik bayang-bayang. Melihat penampn mereka, Randika mengatakan, "Kalian Mafia Italia?" Para orang berbaju hitam ini saling memandang satu samain. Mungkin mereka tidak mengira bahwa dm sekali tatapan mata, identitas mereka akan terbuka begitu saja. Dengan satu anggukan kep dari pemimpin mereka, para pembunuh dengan baju serba hitam ini segera mengeluarkan senjata mereka dan menerjang Randika. Bagi pembunuh profesional, yang paling penting hanyh keberhasn misi mereka. Mereka tidak akan peduli mau identitas mereka ketahuan ataupun kedatangan mereka sudah diketahui. Keshan apa pun bisa diampuni apab misi utama mereka th berhasil. Apgi dm misi mereka terdapat faktor X yang bisa membuat misi mereka tidak berjn mulus contohnya saja adanya keterlibatan pihak ketiga ataupun misi yang dksanakan di luar teritori mereka. Hanya karena Randika berhasil mengetahui identitasnya, hal ini tidak membuat mereka ragu untuk menuntaskan misi mereka. Randika yang melihat formasi dan kecepatan mereka segera menganalisa daya tempur musuh. Mereka js bukan orang sembarangan. Lawannya kali ini adh Mafia Italia yang dipimpin oleh 12 kep keluarga. Konon, 1/2 Italia th menjadi milik mereka baik itu di jajaran politik maupun hukum. Karena mereka th repot-repot mengirim pembunuh mereka ke Indonesia, tenth yang dikirim bukah orang sembarangan. Persenjataan para pembunuh ini terbng lengkap. Ada yang memakai pedang, pisau dan tongkat logam. Semua senjata tersebut memancarkan ku dingin dan aura membunuh. Dm sekejap, sebuah bayangan sudah berada di depan Randika sambil menggenggam erat pedangnya. Pedang tersebut mengarah kepada perutnya. Apab orang yang berdiri di posisi Randika adh seorang prajurit tetih pun, mungkin dia sudah berdoa dan meminta maaf atas dosa-dosanya kepada Yang Maha Kuasa. Serangan pertamawan th dncarkan! Randika yang sudah mengmi ratusan pertarungan menghadapi serangan ini dengan kep dingin. Dia segera mengk dari tusukan orang tersebut dan menendang orang tersebut hingga terpental jauh. Orang tersebut berguling-guling di tanah namun segera bangkit kembali. Anehnya, dia seakan tidak merasakan tendangan keras Randika. Tidak mempedulikan debu dan darah yang ada di wajahnya, pria ini segera menerjang kembali pada Randika. Randika merasa ada yang aneh. Seharusnya tendangannya itu sudah mematahkan beberapa tng musuhnya. Akhirnya dia tersadar sesuatu. "Hmm.. Obat penguat ya? Kalian meminumnya sampai-sampai menghngkan saraf sakit kalian? Sudah kuduga bahwa mafia Italia bukan orang sembarangan, kalian pasti sudah mempersiapkan semua ini sejakma!" Tidak ada penjsanin terhadap situasi musuhnya ini. Mereka bahkan tidak memancarkan rasa takut, rasa sakit, ataupun emosi-emosiinnya ketika orang bertempur dengan nyawa sebagai taruhannya. Melihat hal ini, Randika segera memasang kuda-kuda bertarungnya. Dia tahu bahwa pertarungan ini akan bengsung sengit dan dengan banyaknya orang yang ada, dia tidak boleh mengendurkan kewaspadaannya. Dugaannya betul. Musuh yang sarafnya sudah mati rasa ini segera menerjang Randika secara bersamaan dengan formasi menyerang mereka yang terpadu. Randika hanya bisa bertindak defensif. Tapi defensif belum tentu tidak bisa menyerang. Di s-s menangkis serangannya, Randika akan memberikan serangan bsan yang cukup fatal seperti mengincar dada ataupun perutwannya. Dengan menghancurkan beberapa tng, keefektifan serangan musuh akan berkurang setidaknya 20% sehingga Randika bisa mengikis pehan kekuatan musuh. Seth beberapa menit bertukar serangan, Randika merasa ada yang aneh dengan serangan musuh-musuhnya ini. Seakan tujuan mereka bukah membunuh dirinya minkan mengulur waktu dan menghabiskan stamina dirinya. Apakah orang-orang ini menyadari bahwa ada kekuatan misterius di tubuhnya? Apakah mereka ingin membuat dirinya lepas kendali? Memikirkan kelemahannya ini, Randika mau tidak mau harus menyelesaikan hal ini dengan cepat. Tidak ada carain sin membunuh mereka. Tapi bagaimana bisa? Mereka bergerak dm formasi dan kecepatan mereka juga tidah biasa. Terlebih, Randika tidak membawa senjata jadi membunuh mereka terbng agak sulit. ''Oke, fokuh terhadap satu orang dulu, rebut senjatanya dan pehan kurangi juh musuh'' pikir Randika Trang! Randika berhasil menangkap satu orang dan membuat pisau yang digenggamnya jatuh. Seth membantingwannya, Randika segera mengambil pisau tersebut dan menikam lehernya. Satu orang terbunuh. Namun Randika tidak bisa menikmati momen kemenangannya ini. Ketika dia mencabut pisaunya, dia sudah menerima tendangan yang datang dari punggungnya. Apab ini hari-hari sebelumnya, mungkin Randika hanya akan tertawa dan mengejekwannya untuk menendang dirinya lebih keras. Namun hari ini berbeda. Tenaga dmnya sudah terkuras ketika menymatkan Inggrid sebelumnya. Tenaganya tinggal 60% dari biasanya. Belumgi, dari tadi dia mendapatkan serangan gabungan dari formasi tempurwannya. Ith mengapa Randika daritadi tidak mwan dan bersifat defensif. Dia tidak ingin membuang-buang tenaga untuk mengejar musuhnya. Namun, sekarang dia merasa dirinya dm bahaya dan dia tidak boleh terbawa oleh ritme musuh. Randika yang sudah berdiri kembali menatap semua musuhnya dm-dm. Matanya memancarkan aura membunuh yang kental. Hanya satu tendangan yang dia terima tetapi hal itu sudah menyulut hawa membunuhnya hingga ke tingkat ekstrim. Rasa sakit? Tidak! Dia tidak akan mengijinkan musuhnya merasakan hal tersebut. Secara cepat Randika melesat bagai cahaya hitam. Setiap tubuh yang dilewati cahaya hitam ini akan meninggalkan segenang darah dan anggota tubuh yang jatuh. Cepat dan akurat! Setiap tebasan Randika berhasil membunuh musuhnya dan hanya butuh waktu 2 menit untuk membunuh semua musuhnya. Sosoknya yang terlihat mengerikan dan napas terengah-engahnya yang sangat berat membuat musuhnya teringat akan legenda dewa pembunuh dari dunia bawah tanah. Setiapngkah yang diambil sang dewa, satu tubuh tanpa kep akan tergeletak. Randika, yang bersimbah darah mi dari wajah hingga bajunya, menatap kembali pada mayat musuh-musuhnya. Saat ini mungkin dia terlihat kuat dan mengerikan, tetapi di balik topengnya ini dia sudah sangat kesakitan dan kekuatan misterius dm tubuhnya mi meronta-ronta. Dm acara pembantaiannya ini, dia hampir menggunakan seluruh tenaga dmnya. Mungkin tanpa ramuan X yang diminumnya sehari yanglu, kekuatan misterius dm tubuhnya sudah mengambil alih tubuhnya. Di saat dia berusaha menenangkan diri, sebuah suara tepuk tangan terdengar. k! k! k! Randika yang masih berdiri diam di tengah genangan darah membkangi sosok yang bertepuk tangan tersebut. "Luar biasa! Nama dewa perang dari dunia bawah tanah sangah luar biasa! Bravo! Legenda tentang kau membunuh tim pembunuh ayahku yang berjuh 1000 orang ternyata bukah isapan jempol. Tidak ada yang berani mwanmu sejak saat itu. Tidak heran tim pembunuhku tidak bisa apa-apa. Sekaligi kuucapkan Anda memang luar biasa!" Suara orang ini terdengar sangat menjengkelkan dengan aksen aneh seperti suara perempuan. Tapi Randika tahu bahwa dia adhkiki karena suara ini sudah pernah dia dengar sebelumnya. "Naoki Moretti. Sang bocah akhirnya lepas dari pelukan ibunya ya. Berani-beraninya kau datang menghadapiku!" Randika sangat mengenal Naoki Moretti. Anak dari Sylvester Moretti, sh satu kep keluarga dari 12 kep keluarga mafia Italia, Naoki merupakan keturunan Jepang yang berasal dari ibunya. Sma hidupnya dia sudah berada di bawah naungan ayahnya dan posisi ayahnya akan diteruskan olehnya. Dengan figurnya yang seperti perempuan, wajahnya sangat putih dan mungil seperti orang Asia. Dia terlihat cantik. Jika dia adh perempuan maka dia akan menjadi rebutan banyak lki di dunia. Tetapi ketika Randika melihat dirinya, diangsung memasang kuda-kuda karena dia tahu bahwawannya ini sangah berbahaya. Bisa dikatakan bahwa Naoki Moretti berada di peringkat 20 dari ranking para Dewa. Di dunia ini, terdapat manusia-manusia yang berada di puncak ilmu b diri. Maka dari itu, munch sebuah daftar yang meranking para talenta ini. Terdapat tiga daftar yang membedakan daya tempur mereka yaitu Dewa, Manusia Peranakan dan Manusia. Dm ranking Dewa ada 100 daftar nama, Manusia Peranakan 1.000 nama dan Manusia ada 10.000 nama. Namun, di atas mereka masih ada sebuah daftar yang mmpaui mereka semua dan mereka dikenal sebagai 12 Dewa Olimpus. Orang-orang yang benar-benar bisa dikatakan mendekati ranah Dewa sesungguhnya. Randika berada di daftar nama tersebut. Dia dikenal sebagai Ares, sang dewa perang. Dm daftar 12 Dewa Olimpus, perbedaan kekuatan di antara mereka sudah sangat kecil. Jadi apab mereka diurutkan oleh sebuah nomor, mungkin hal ini akan menyebabkan perdebatan di antara mereka mengenai siapakah yang paling terhebat dan bisa-bisa akan terjadi pertarungan yang mengguncang bumi hingga tersisa 1 orang. Randika bisa masuk dm daftar ini disebabkan oleh pencapaian tidak masuk akalnya yang th membantai 1000 orang yang dikirim Sylvester Moretti dm semm. Karena hal ini Randika dikenal sebagai Ares sang Dewa Perang dari dunia bawah tanah karena sosoknya yang bersimbah darah seth membantaiwannya. Dihadapkan beratus-ratus situasi hidup dan mati, Randika tentu tidak takut dengan sosok Naoki Moretti seorang. Tapi hari ini berbeda, hari ini dia berada di kondisi terlemahnya. "Ares oh Ares, kenapa kau memasang wajah garang seperti itu? Apakah kau berusaha memancarkan aura pembunuhmu ataukah kamu menahan rasa sakit?" Dengan katain, Naoki mengetahui bahwa kondisi Randika tidak dm kondisi prima. "Kamu kira aku keluar hari ini adh suatu kebetn? Kamu kira hancurnya markasmu juga kebetn? Akh yang mkukan semua itu! Akh yang akan mengakhiri hidupmu dan meneruskan nama Ares yang tidak pantas kau sandang!" Naoki Moretti segera memancarkan aura membunuhnya dan tatapan matanya menjadi serius. Melihat hal ini, Randika cuma menyeringai dan berkata dengan nada ejekan, "Hahaha, yang datang cuma kamu? Naoki, bocah sepertimu mana mungkin bisa menghancurkan markasku ku sendirian? Ku cuma bocah bau kencur sepertimu, sudahma aku mengirimkan ayahmu bunga untuk pemakamanmu!" Seth Randika mengatakan itu, tatapan mata Naoki semakin menajam. Chapter 6: Mari Kita Bertarung! Chapter 6: Mari Kita Bertarung! Perkataan Randika sangah k-kan dan lugas. Sudah js bahwa kau, Naoki Moretti, hanyh seorang bocah ingusan yang masih menikmati momongan orang tua itu mana mungkin bisa menghancurkan markasku sendirian? Tentu kau pasti mendapat bantuan orangin. Mengerti arti dari perkataan Randika, Naoki tidak terpancing dan berkata sambil tertawa, "Haha, Ares kau pikir aku memiliki pemikiran sedangkal itu? Tentu saja aku tahu bahwa diriku bukanwanmu baik dm kondisimu yang seperti sekarang ini ataupun saat kau sedang prima. Oleh karena itu, aku menunggu saat-saat terlemahmu seperti ini dan membawa kekuatan besarin yang bisa menghabisimu!" Seth berkata demikian, dua orang muncul di balik Naoki. Sosok kedua orang ini tidak asing bagi Randika. Bisa dikatakan bahwa beberapa tahun terakhir ini, mereka sudah dianggap saudara oleh Randika. Yang membuat bingung Randika adh kenapa mereka bisa datang secepat ini ke kota Cendrawasih? Bukankah barusan mereka menghancurkan markasnya yang ada di luar negeri? "Adik Harimau dan Bn Kegpan, berani-beraninya kalian menantangku?" Randika terlihat menggelengkan kepnya. Meskipun dia kecewa karena ditikam dari bkang oleh kedua orang yang dianggapnya dekat ini, dia masih merasa bersh terhadap Yuna. Awalnya, Randikah yang menjodohkan Yuna dengan Harimau. Sekarang Harimau mh berkhianat terhadap dirinya dan meninggalkan Yuna seorang diri. Randika khawatir bahwa Yuna akan merasa bersh terhadap semua ini karena tidak bisa melihat niatan asli suaminya. "Jangan telu tegang seperti itu, sebentargi kau akan bisa beristirahat dengan tenang di m sana." Kata Bn Kegpan. Harimau tampak terdiam. Dia hanya melirik tajam ke arah bosnya terdahulu dan ''kakak''nya itu. Mungkin karena mereka th menjni situasi hidup dan mati bersama-sama seth bertahun-tahun, Harimau masih belum bisa melupakan semua itu dan berusaha membtkan tekadnya. "HAHA! Cecunguk seperti kalian tidak akan pernah bisa membunuhku." Sambil berkata seperti itu, Randika mengacungkan jempolnya ke bawah kepada mereka bertiga. Tidak tahu diri! Ketiga orang ini benar-benar tidak sadar akan posisi mereka. Mendengar ejekan Randika, Bn Kegpan terpancing emosinya. Badannya bergetar dan aura tubuhnya mi memancarkan niat membunuh yang besar. "Oke, mari kita lihat seberapa hebat dirimu" Seth mengatakan hal tersebut, Bn Kegpan segera melesat menjadi bayangan. Dia mendapatkan nama tersebut karena dia bisa menyatu dengan kegpan mm berkat kecepatannya yang tidak bisa diikuti oleh mata tnjang. Orang biasa mungkin hanya bisa melihat ku pisaunya yang sudah menebas leher mereka. Kekuatan dari ranking 15 dari daftar Dewa memanh bukan main-main. Tentu reputasi seperti itu disertai dengan kemampuan yang memadai. Namun,wannya kali ini adh sang Dewa Perang Ares. "Hmmm boleh juga." Randika yang melihat Bn Kegpan bergerak cepat itu segera menganalisa pergerakan musuhnya. Meskipun musuhnya cepat, apakah itu akan membuat dirinya bergetar ketakutan? Randika mengulurkan lengannya dan sebh pisau keluar dari tangannya. ... Jleb! Terdengar suara pisau yang tertanam di tubuh orang. Di tengah-tengah udara, muncul sesosok tubuh pria yang hendak terjatuh ke tanah. Apab diperhatikan dengan baik, terdapat pisau yang menancap di dada orang tersebut. Satu serangan Satu serangan dan sh satu anggota Dewa th mati begitu saja. Dia th mati mengenaskan hanya karena satu serangan Randika. Naoki dan Harimau yang melihatnya benar-benar tercengang. Informasi yang mereka terima harusnya mengatakan bahwa Randika sedang dm kondisi terlemahnya. Bagaimana mungkin rekan mereka akan mati hanya dm 1 serangan? Sedangkan Randika, wajahnya benar-benar terlihat garang dan tatapan matanya memancarkan aura membunuh yang hebat. Sejujurnya, dia sedang menahan dirinya untuk tidak muntah darah. Sebelum serangan ini, dia tahu bahwa kekuatannya sudah hampir mencapai ambang batasnya jadi dia perlu menyelesaikan mash ini dm satu serangan. Dia juga berharap bahwa dengan tidak berdayanya Bn Kegpan, kedua musuhnya itu akan kehngan niatnya untuk bertarung. Meskipun serangan Bn Kegpan sangah cepat, kekuatan yang terkandung di dmnya tidah telu kuat jadi dia mengandalkan akselerasinya untuk membuat momentum. Tapi semuanya itu tidak akan berdaya apab dihadapkan dengan serangan yang lebih cepat darinya. Dan hanya dengan begitu saja, serangan Randika yang lebih cepat th menusuknya tepat di dada. Namun meskipun dirinya berhasil membunuh Bn Kegpan, Randika masih belum bisa santai. Rasa waspada ini bukan berasal dari Naoki maupun Harimau tetapi sesosok yang bersembunyi di balik bayangan. Oleh karena itu, dia tidak boleh terlihat lemah dan terus memasang muka garangnya, "Lho segitu saja? Ayo sini maju, kuhabisi kalian berdua." Randika harus memanfaatkan ketakutan mereka berdua untuk menghindari pertarungan tidak perlu. Dan betul saja, kedua tubuh Naoki dan Harimau bergetar ketika Randika menantangnya. Ketakutan Naoki itu membuat kakinya lemas dan tidak bisa bergerak. Namun, dia lebih takutgi apab diari dan membkangi Randika, sebh pisau akan myang ke arahnya dan menancap di punggungnya. Harimau mh terlihat seperti orang bodoh. Dia merasa bahwa dirinya benar-benar bodoh karena bagaimana bisa dia tidak bisa menyadari kekuatan Randika meskipun th bersamanya bertahun-tahun. Satu serangan dan Bn Kegpan mati! Apab dibandingkan, Harimau memang sedikit lebih kuat dari Bn Kegpan. Namun dm hal kecepatan, dia masih kh. Randika sedang terluka dan tidak berada dm kondisi puncaknya, namun dia masih bisa membunuh Bn Kegpan dengan mudah. Apakah informasi yang dimilikinya ini sh? Baru sekarang Harimau mengerti bahwa julukan Ares bukah hanya sekedar isapan jempol. "Kalian semua jangan bergerak!" Pada saat ini, terdengar teriakan dari suara yang dingin. Akhirnya pihak ketiga bergerak? Mendengar hal tersebut membuat Naoki Moretti sadar dari ketakutannya. Mendengar bahwa ada puluhan derapan kaki, dia segera mundur bersama Harimau. Anjing yang kabur sangah cepat apgi orang yang berdiri di puncak dunia ilmu b diri. Apab mereka memutuskan untuk kabur, keberhasn menangkap orang-orang ini sangah rendah. Randika tidak repot-repot berusaha mengejar mereka. Dia masih dm keadaan waspada ketika menoleh ke arah suara tersebut. Seorang wanita dengan baju serba hitam segera muncul di jarak pandangnya. Meskipun diselimuti oleh kegpan mm, kemolekkan tubuh wanita ini tidak bisa disembunyikan. Sayang, mukanya tidak dapat terlihat dengan js. Randika masih memasang kuda-kuda bertarungnya. Dia memiliki firasat bahwa perempuan ini lebih merepotkan dari musuhnya sebelumnya. "Tuan Ares, mengapa Anda memancing keributan? Apakah kau datang ke Indonesia untuk membuat kekacauan atau untuk map di sini?" "Haha.. Aku tidak bermaksud seperti begitu. Aku hanya ingin mencari istri di Indonesia karena kudengar di sini banyak perempuan cantiknya." Randika merasa bahwa niatwannya ini tidah buruk jadi dia segera mengendurkan kekuatannya. Dia pun menjawab pertanyaan itu dengan santai. Randika sudah mengmi pertempuran hidup dan mati, jadi dia tahu mana situasi berbahaya dan yang tidak. Kali ini, pihakin hanya ingin mengorek informasi. "Oh? Benarkah begitu? Aku khawatir bahwa perempuan Indonesia suka dengan pria lembut dan baik. Jadi aku rasa mereka akan kurang begitu suka denganmu." Nada perempuan ini masih dingin, yang di mana membuat Randika sedikit tidak senang mendengarnya. "Oya? Kenapa yang aku temui tidak seperti itu ya? Bukankah mereka suka dengan lki tampan dan energik sepertiku? Ketika aku pertama kali sampai di negara ini, aku menyamar menjadi penjual mie ayam dan apakah kau tahu apa yang terjadi? Perempuan cantik menghampiriku dan memintaku untuk menikahinya. G tidak? Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah kutemui. Namanya Inggrid Elina, apakah kau pernah mendengar namanya? Kita bahkan sudah memiliki sertifikat pernikahan kita. Sedangkan untuk omonganmu tentang perempuan Indonesia suka dengan pria lembut, kurasa itu kurang tepat. Setidaknya istriku tidak seperti itu. Dia suka pria yang kuat yang bisa melindungi mereka dan bisa bermain semman tanpa henti. Tentu saja sebelum ini dia sudah kubuat dia mengerti arti kata pria dan sedang istirahat karena kelhan." Tampan dan energik? Bajingan seperti dirimu dikatakan tampan? "Aku tidak butuh bunmu tentang bn madumu. Aku hanya ingin memperingatkan bahwa ini adh Indonesia. Sma kau berada di sini, kau akan mematuhi hukum yang ada. Apab kau berani mnggar, aku sendiri yang akan menumpasmu!" Perempuan ini terdengar seperti orang marah, mungkinkah perbuatan Randika th mengusiknya? Sejujurnya, perempuan ini tidak berdaya. Dia tahu bahwawannya ini adh dewa perang yang terkenal di dunia bawah tanah. Lki ini bahkan bisa melumpuhkan begitu banyak orang sendirian dan membuat keduawannyari ketakutan. Perempuan ini berpendapat bahwa dengan adanya Ares di Indonesia, hal ini akan mengundang pentn-pentninnya di dunia bawah tanah untuk berh di negaranya. Apab diteruskan, hal ini bisa mengguncang negara ini. "Jadi maksudmu aku tidak tahu hukum negaraku sendiri? Tentu saja aku tahu, akuhir di sini tahu!" "....." Mendengar hal ini, membuat perempuan ini kehabisan kata-kata. Dewa Perang Ares ternyata adh orang asli Indonesia? Informasi ini benar-benar krusial dan apab menyebar akan menimbulkan suatu gelombang tersendiri. "Omong-omong, kau berasal dari Arwah Garuda bukan? Di sh satu jajaranmu ada yang bernama Safira. Aku ingin bertemu dengannya. Tolong aturkan untukku." Randika tidak peduli dengan keterkejutan yang dimiliki perempuan itu. Dia hanya ingin bertemu dengan Safira segera mungkin. Tanpa adanya ramuan X, dia harus mencari solusiin untuk mengatasi kekuatan misterius dm tubuhnya. Baginya hanya Safira yang bisa menolongnya untuk sekarang. Seth beberapa saat terdiam, wanita itu menjawab, "Oke, aku akan sampaikan pesanmu. Aku tidak bisa menjamin bahwa dia akan bersedia menemuimu atau tidak." Meskipun identitas rahasianya sebagai anggota Arwah Garuda terbongkar begitu mudah, suara perempuan ini masih terdengar tenang. "Bagiku itu sudah cukup. Sebutkan namaku dan dia akan bersedia menemuiku. Elva, bagaimana bisa kau memiliki tubuh indah seperti itu dengan dada yang kecil? Lebih perhatikan tubuhmu dan jagh dirimu." Randika pun segera menghng dengan senyuman lebar di wajahnya. Elva benar-benar linglung. Bagaimana bisa dia mengetahui namanya dan nama organisasinya hanya dm beberapa menit? Apakah dia juga tahu bahwa dirinya berada di dm daftar para Dewa? Namun mendengar kalimat terakhir Randika, membuat Elva membenci dirinya. "Sin, berani-beraninya dia mengatakan dadaku kecil!" Chapter 7: Pertunangan dari Istriku yang Cantik! Chapter 7: Pertunangan dari Istriku yang Cantik! Randika segera kembali ke rumah Inggrid dengan secepat kt. Saat dia masuk ke dm rumah, dia tidak lupa memeriksa keadaan Inggrid. Untungnya perempuan itu sudah tertidur ps, penyaluran tenaga dm sebelumnya pasti sangat membantu kondisi Inggrid. Randikalu memutuskan untuk beristirahat di kamarnya sendiri. Saat Randika hendak tidur di kasur, dia merasakan sesuatu di balik punggungnya yang mampu membuatnya merinding. Seth merantau bertahun-tahun dan hidup di tengah bahaya, Randika th memiliki indera yang lebih tajam. Bahkan niat membunuh sekecil apa pun tidak akan luput dari dirinya. Hal ini akan membuatnya sngkah lebih depan terhadap bahaya yang slu mengintai. Namun kali ini, tatapan dari bkang punggungnya sukses membuatnya merinding. Ada bahaya yang bersembunyi di rumah ini! Orang ini pasth orang yang kuat. Randikalu mendekati pintu kamarnya secara pehan. Dia mengandalkan pendekatannya yang tanpa suara untuk membuat musuh lengah. Dia harus sngkah di depan karena tubuhnya sudah benar-benar kelhan. "Ya ampun Ibu Ipah! Bikin kaget saja, kenapa ibu ada di sini?" Seth mengetahui bahwa Ibu Ipah yang ada di balik pintu, kepn tangan Randika segera mengendur dan dia menjadi tenang kembali. Sejak saat keberadaannya diketahui, Ibu Ipah sudah memasang senyum kecil di wajahnya. Senyuman ini terlihat tanpa dosa dan ramah yang membuat orang merasa santai di dekatnya. Namun, Randika tidak bisa tidak melupakan bahwa aura berbahaya sebelumnya keluar dari orang yang sama dengan yang ada di hadapannya. Ibu Ipah ternyata bukan sekedar pembantu saja. "Ibu tadi lihat bahwa nak Randika keluar mm-mm. Ibu khawatir sama nak Randika jadinya ibu datang untuk melihat. Apakah kau baik-baik saja?" Dari nada suaranya, Ibu Ipah mengatakannya dengan penuh perhatian. Apakah kekhawatiran ini benar-benar dari hatinya? Randika akhirnya tersadar kembali bahwa dirinya th menikah dengan orang paling berpengaruh di kota ini. Pasti istrinya ini memiliki kekuatan tersembunyi dan tentu saja, pembantunya ini mungkin adh sh satunya. "Ohh.. Maaf ibu mungkin aku telu keras ya membuka pintunya? Aku hanya ingin menghirup udara mm kok. Saya juga tidak apa-apa, nih lihat sendiri." Ku dilihat dari luar, penampn Randika terlihat biasa-biasa saja. Namun apab seorang pendekar yang melihatnya, dia akan mengetahui bahwa keadaan tubuh Randika benar-benar kacau bu. Tenaga dmnya th mengalir secara tidak teratur dan tubuhnya benar-benar th rusak. Namun Ibu Ipah sepertinya tidak akan menyinggung hal ini, jadi dia hanya menjawab, "Ku begitu syukuh. Maaf ibu th mengganggu istirahat mmmu." Segera seth Ibu Ipah pamit, Randika segerari ke kamar mandi dan memuntahkan seteguk darah ... Ibu Ipah tinggal dintai 1 sedangkan Randika dan Inggrid berada dintai 2. Seth masuk di kamarnya, Ibu Ipah segera mengambil handphonenya dan menelepon. "Smat mm tuan, hari ini nona muda membawa png seorang pria. Mereka mengatakan bahwa mereka th menikah bahkan sudah memiliki sertifikat pernikahan mereka." Ibu Ipah ternyata menelepon ayah dari Inggrid. "Apa? Bisa-bisanya anak itu mkukan hal itu!" Sang ayah terdengar tidak terima. "Tolong tuan janganngsung bertindak. Aku sendiri akan menyelidiki mash ini tanpa sepengetahuan nona. Ku saya perhatikan, pernikahan ini tidah sesuai dengan perkiraan kita dan juga nona mengatakan bahwa pernikahannya ini hanyh sementara." "Ini tidak bagus Ipah. Kau sudah bekerja untukku sma 40 tahun dan kamu sudah tahu bukan bahwa Inggrid th bertunangan dengan anak dari keluarga Alfred? Meskipun kita tidak sering mengungkit mash pertunangan ini, menurutmu apa yang akan terjadi apab keluarga Alfred mendengar hal ini? Mereka akan menyeret perusahaan Cendrawasih dan keluargaku ke dasar jurang!" "Saya tahu tuan. Tapi bukankah anak dari keluarga Alfred sudah menghng sejak dia kecil? Mana mungkin anak itu akan tiba-tiba muncul kembali begitu saja. Lagip, bukankah nona memiliki perasaannya sendiri?" Ibu Ipah terdengar tidak sopan terhadap tuannya ini. Dia beranggapan bahwa nona mudanya memiliki hak untuk memilih siapa pasangannya. "Cukup! Aku tidak mau mendengar pendapatmu. Pokoknya, Inggrid tidak bisa menikah dengan bajingan itu. Sejak Inggrid masih kecil, dia sudah diputuskan akan menikah dengan keluarga Alfred. Ipah, aku percaya bahwa kau akan memastikan hal ini akan berjn dengan semestinya. Lakukan cara apa pun yang kau perlukan untuk mengusir bajingan itu keluar dari kehidupan anakku!" Seth berkata demikian, sang ayah segera menutup telepon. Ketika mendengar hal ini, wajah Ibu Ipah terlihat sedikit pucat. Tuannya th menyampaikan perintahnya, meskipun dia memiliki pendapatnya sendiri Ibu Ipah tidak berdaya dan tidak memiliki pilihanin. "Randika, kau sepertinya bukan orang sembarangan. Kau sepertinya orang yang cukup baik dan kuat. Jika nona bersama denganmu, mungkin dia akan menemukan kebahagiaannya. Namun . Aku . Ah sudah ini bukan mash yang perlu dicemaskan orang tua sepertiku. Bukankah nona mengatakan bahwa pernikahan ini hanya bengsung beberapa bn? Semoga berita ini tidak bocor sma kurun waktu tersebut." .... Saat ini Randika masih sibuk berhadapan dengan kekuatan misterius yang ada di tubuhnya. Dia sedang duduk bers di ranjangnya dan bermeditasi. Sebelumnya dia th muntah seteguk darah segar di kamar mandi. Hal ini sebenarnya membantu dirinya mengeluarkan darah kotor yang ada di tubuhnya. Tiga jam th belu dan Randika masih merasa lemas. Sudahma dia tidak bertarung sesengit itu dan terluka sedemikian rupa. Tidak kurang dari 10 orang menyerangnya secara bersamaan yang di mana mereka memakai obat penguat. Terlebih, Randika masih seorang manusia wupun dia dikenal sebagai sh satu 12 Dewa Olimpus. Di tengah-tengah meditasinya, dia tidak menahan pikirannya untuk memikirkan peristiwa hari ini. Berawal dari Inggrid yang diracuni hingga kedatangan Naoki serta dua orang dari organisasinya. Apakah ini memang semua h Naoki dan mafia Italia? Tidak, Randika sangat memahami kekuatan mereka. Bahkan jika mereka benar-benar mengerahkan kartu As mereka untuk membunuh dirinya, tidak mungkin mereka bisa menghancurkan markasnya yang dijaga begitu ketat. Meskipun Naoki berhasil membujuk Bn Kegpan dan Harimau, ada hal yang mengganjal hati Randika. Mengapa mereka berdua tiba-tiba mengkhianati dirinya? Apgi si Harimau yang sudah dia anggap adiknya sendiri. Bahkan dia juga meninggalkan Yuna dan membuatnya terluka. Mungkin yang tidak telu mengherankan adh Bn Kegpan. Memang dirinya merupakan orang yang haus kekuasaan dan licik. Tetapi apab dilihat dari daya tempurnya, js dia bukan siapa-siapa bagi Randika. Mungkin Naoki melihat kegpan dan rasa tidak puas di hati Bn Kegpan dan berhasil membujuknya untuk bergabung. Tapi ada satu pertanyaan terpenting yang masih belum dia bisa jawab. Bagaimana bisa mereka menyerang markasnya dan sudah ada di Indonesia? Bahkan Randika mi ragu bahwa orang yang dihadapinya bukah Bn Kegpan dan Harimau. Markasnya yang di luar negeri berada di pegunungan terpencil di Jepang. Yuna mengatakan bahwa sekitar jam 3 sore markasnya th diserang. Apab diperhitungkan, serangan mm di Indonesia ini hanya berselisih 8 jam sejak mereka berhasil menghancurkan markasnya. Apakah Yuna berbohong pada dirinya? Tidak, tidak mungkin. Mungkin kesetiaan orang bisa berubah tetapi Randika yakin bahwa kesetiaan Yuna pada dirinya tidak perlu diragukan. Yuna pasti tidak akan pernah melupakan bahwa penymat hidupnya adh dirinya. Saat itu, Randika mengajak Yuna dan adiknya yang tentar di pinggir jn untuk berpetung dengan dirinya. Bisa dikatakan bahwa Randikah penymat hidupnya dan yang memberikan Yuna serta adiknya sebuah masa depan. Dan Yuna membs kebaikan Randika dengan menjadi penelitinya yang meramu ramuan X. Kemampuan Yuna dm bidang perobatan sangah hebat. Mereka berdua saling mendukung dan merupakan sahabat dekat. Tidak mungkin Yuna mengkhianati dirinya dan Randika tidak pernah meragukannya sedikit pun. Memikirkan hal ini, Randika segera menghentikan meditasinya dan menykan komputernyagi. Dia ingin melihat kondisi Yuna dan memberitahu informasi yang diketahuinya. Kali ini, Yuna sudah berada di depan komputernya. Penampnnya terlihat bersih dan terbalut perban. Di baliknya, terlihat beberapa orang sedang sibuk memindahkan barang. Karena markasnya yang th hancur, untuk membangunnya kembali membutuhkan banyak sumber daya. Jadi untuk para peneliti ini, barang yang masih utuh dan data-data penelitian yang tersmatkan akan berguna untuk menekan pengeluaran dan waktu. "Yuna, apakah Bn Kegpan dan Harimau hadir di saat markas kita dihancurkan?" Tanpa berbasa-basi, satu pertanyaanngsung terlontar dari mulut Randika. "Iya mereka ada di sini. Tidak shgi ku orang itu adh Bn Kegpan dan aku sangat yakin akan hal itu!" Yuna mengatakan hal ini dengan nada serius. "Ku begitu Yuna, bagaimana ku aku mengatakan bahwa aku baru saja membunuh Bn Kegpan di tempatku berada?" "Apa?" Chapter 8: Kau Memiliki Semua Bahan yang Dibutuhkan! Chapter 8: Kau Memiliki Semua Bahan yang Dibutuhkan! Mm ini dlui oleh Randika tanpa tidur. Rasa kecewa karena dikhianati dan rasa sakit tubuhnya menemaninya sepanjang mm hari ini. Setiap kali dia memejamkan mata, sosok Bn Kegpan dan Harimau akan nampak di benaknya. Yang mengusik pikirannya adh bagaimana bisa mereka berdua yang mengaku th menyerang markasnya, kini sudah berada di Indonesia secepat itu? Apakah mungkin orang yang menghancurkan markasnya adh h orangin? Meskipun Yuna yakin bahwa musuh yang menghancurkan markasnya adh Bn Kegpan, orang tersebut masih mengenakan topeng. Kecil kemungkinannya bahwa Yuna sh menebak identitas orang tersebut, karena Yuna th bekerja sama dengan Bn Kegpan sejakma. Jadi Bn Kegpan yang diawan adh orangin? Secara logika inh yang paling masuk akal. Tapi wajahwannya itu benar-benar mirip dan terlebih kecepatan si Bn Kegpan yang dia bunuh. Kecepatan seperti itu tidak akan mudah ditiru oleh siapapun di dunia ini. Randika yakin bahwa orang yang dwannya adh Bn Kegpan. Randika merasa mash ini benar-benar tidak masuk akal. Pasti ada suatu petunjuk yang terlewatkan. Sambil memainkan pisau di tangannya, wajah Randika semakin serius memikirkan adegan pertarungan sebelumnya. Tiba-tiba, dia sadar bahwa ada jejak percikan darah di pisaunya. Darah ini tentu milik si Bn Kegpan. Pisau yang dimainkannya adh pisau yang sebelumnya menancap di tubuh Bn Kegpan. Membunuh? Aku membunuhnya dengan pisau ini? Randika mi memahami kunci permashan ini. Dia tidak mau menyombong, tetapi dm kondisi terbaiknya membunuh Bn Kegpan bisa diakukan dm 1 detik. Bahkan dm kondisinya yang seperti sekarang ini, dia masih bisa mkukannya tanpa kesulitan. Namun, apakah Bn Kegpan benar-benar seceroboh itu? Naoki Moretti dan mafia Italia mungkin tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai kekuatan dirinya, tetapi apakah Bn Kegpan sama seperti mereka? Seth bersama-sama meraungi hidup sma 8 tahun, tidak mungkin Bn Kegpan tidak mengerti kekuatan sang Dewa Perang. Meski begitu, dia tetap mwan Randika seorang diri. Apakah dia sudah tidak memiliki niatan untuk hidup? Randika juga sangat memahami karakter Bn Kegpan. Orang ini adh orang yang sabar dan penuh dengan skema licik. Hal terakhir yang akan diakukan adh membahayakan nyawanya sendiri. Bn Kegpan yang dia bunuh nampaknya tidak memiliki pemahaman terhadap kekuatannya. Jadi apakah serangan yang dkukan oleh Bn Kegpan terhadap Randika bertujuan untuk membunuh dirinya sendiri? ''Musuh dm keadaan lemah, apa pun yang terjadi hari ini aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri.'' Prinsip seperti ini tidak mirip dengan karakter si Bn Kegpan. Jadi js, Bn Kegpan membuang prinsipnya. Jadi kunci permashan hal ini adh kematian si Bn Kegpan! Randika akhirnya menemukan inti permashannya tapi, entah kenapa, dia merasa bahwa mash ini masih telu tidak js. Pada saat ini, matahari sudah mi terbit dan terdengar pergerakan dari kamar Inggrid. Randika segera terbangun dan meraup mukanya. Ketika dia keluar dari kamarnya, Inggrid juga berada di ambang pintu kamarnya. Inggrid baru saja bangun. Meskipun dia sudah cuci muka, muka ngantuknya masih belum bisa hng. Tanpa adanya riasan, wajahnya masih terlihat cantik mi dan piyama yang dia pakai menambah kesan imut pada wanita cantik ini. Ketika Inggrid membuka pintu, dia disambut oleh wajah seorang pria yang sedang menatapnya lekat-lekat. Inggrid terlihat panik dan akhirnya sadar bahwa bukankah lki ini yang mengikat jalinan perkawinan dengannya? Apab Randika memiliki kekuatan untuk membaca pikiran, dia pasti akan sedih. Bagaimana tidak? Istrinya melupakan dirinya, bahkan dia tidak ingat dengan wajahnya. "Hai istriku yang cantik, kok sudah bangun?" Entah kenapa setiap kali mereka berdua bertemu, Randika slu ingin menggoda Inggrid. Istri? Mendengar hal ini, Inggridngsung merinding. Dia kemudian memasang muka serius dan memandang wajah Randika dengan wajah yang dingin. "Jaga mulutmu! Aku tidak ingin mendengar kata-kata seperti itugi!" "Lha terus aku harus memanggilmu apa? Istriku, kau nampaknya malu-malu ku hubungan kita diketahui orang. Bagaimana ku aku memanggilmu sayang atau cintaku?" Randika terus menggoda Inggrid dibumbui dengan senyuman. "Kau! Jangan sampai kau memanggilku seperti itu!" Inggrid merasa bahwa pagi-pagi dia sudah dibuat menjadi g. Dari sejak dia bertemu dengan Randika, perasaan Inggrid slu buruk. Terlebih, pria ini sungguh tidak tahu malu. Dia benar-benar membencinya, apakah pria ini tidak bisa melihat hal ini? "Terus aku harus memanggilmu apa? Istri tidak boleh, sayangku juga tidak, bagaimana ku beruangku yang kecil?" Setiap kata yang diucapkan Randika berhasil membuat Inggrid membenci dirinya. Pria ini benar-benar bodoh atau apa? Bukankah mereka hanya menjalin kawin kontrak? Kenapa dia berusaha membuat dirinya kesal terus-terusan? Inggrid tidak membs perkataan Randika dan hanya turun kentai 1 begitu saja. Inggrid merasa percuma berdebat dengan lki bodoh itu. Semakin kau berdebat, semakin kesal dirinya. Jadi solusi terbaik adh mengabaikannya! "Yuhuu Beruang kecilku yang cantik! Jangan kauri dari cintaku yang membara ini. Mari kita nikmati hari ini bersama-sama " Randika hanya berteriak dari atas dan memberikan kecupan dari jauh sedangkan Inggrid turun dengan tangannya menutup telinganya. ..... Dintai bawah, Ibu Ipah sudah mempersiapkan sarapan. Hari ini menu sarapannya adh roti dan telur orak-arik dan aneka buah-buahan. Inggrid berusaha secepat mungkin memakannya. Dia tidak sabar untuk segera pergi meninggalkan rumah dan Randika. Meskipun begitu, Inggrid tidak bisa makan dengan cepat. Mhan, dia makan dengan elegan mirip seorang putri kerajaan. Mungkin ini adh table manner yang th mendarah daging di tubuh seorang kngan atas. Sebaliknya, Randika makan dengan tata krama yang buruk. Dia duduk makan seperti sedang di warung dengan satu kakinya berada di atas kursi. Terlebih dia makan di samping Inggrid. Js dari suaranya, Inggrid menggeser kursinya dan tidak ingin dekat-dekat dengan Randika. Randika pun tidak berkata apa-apa. Dia hanya fokus terhadap makanan yang ada di depannya dan dia sudah tidak sabar untuk segera mhap semuanya. Untuk sesaat, Randika merasa bahwa di dunia ini hanya ada dirinya dan setumpuk makanan di hadapannya. Dia memakan semuanya dengan cepat dan dengan mulut yang terlihat penuh. "Wow, buah apa ini? Kok empuk sekali?" Randika yang sibuk mengambil seg macam makanan tidak sadar bahwa dia th mkukan keshan. Aura membunuh segera memenuhi ruang makan kediaman Inggrid ini. Sadar akan tatapan ini, Randika segera melihat tangannya sendiri. Oh tidak! Ternyata dia sh mengambil buah milik Inggrid yang besar itu! "Uhuk, Uhuk.. Maaf aku makan telu cepat jadi tidak sadar akan perbuatanku. Ahhh, aku kok merasa kenyang ya? Aku akan menghirup udara segar dulu!" Randika punri terbirit-birit, takut akan omn Inggrid yang siap mnda dirinya. Lagip, aura membunuh yang keluar dari Inggrid sudah sangat pekat jadi ku dia tidakri bisa-bisa dia akan dibunuh beneran oleh istrinya! Sebenarnya, Randika mencari-cari san untuk bisa keluar dari rumah. Di depan Inggrid, dia tidak berbicara mengenai mash yang dia mi. Kemarin, ajakan pernikahan Inggrid benar-benar menarik bagi dirinya jadi dia mengikuti pengaturan istrinya itu. Dan sekarang dia merasa bingung, apab hal ini semua selesai apakah dia akan pergi ataukah akan tetap bersama dengan Inggrid seumur hidupnya? Hal ini membuat dirinya bingung. Ketika melihat sosok Randika yang menghng, Inggrid segera cemberut. san dia begitu sabar terhadap tindakan cabul Randika adh kejadian semm yang sedikit melelehkan hatinya. Inggrid sadar bahwa hidupnya th dismatkan oleh Randika. Setidaknya ada kebaikan di dm diri Randika pikirnya Inggrid tahu bahwa hubungan mereka hanya terjalin berkat kesepakatan mereka yang bendaskan uang. Wupun itu terdengar sh, apa shnya memiliki hubungan baik di antara mereka? Setidaknya Inggrid ingin tetap hidup dengan tenang dan tidak mencolok. ... Seth berhasil keluar dari rumah, Randika segera berkeliling di area perumahan. Perumahan ini milik kngan elit jadi sisi jn maupun tanaman yang ada sangah bersih dan indah. Dia mi berandai-andai dengan uang yang diberikan Inggrid nantinya dan berpikir bahwa dia akan membeli sh satu rumah di perumahan ini. Rumah yang dimiliki oleh Inggrid dekat dengan taman. Di taman ini ada sebuah danau buatan yang indah. Dengan adanya mainan untuk anak-anak dan fasilitasinnya, membuat taman ini sangat nyaman dikunjungi. Ketika dia hendak mendekati taman tersebut, Randika kedatangan seorang tamu yang sedang bersembunyi di balik kegpan. "Ohhh, Elva? Wow ternyata kegpan mm kemarin membuatku sh meni figurmu. Ternyata kau memiliki tubuh yang elok juga!" Tentu hal ini dikatakan oleh Randika sebagai candaan saja. Elva yang mendengarnya hanya berkata tanpa ekspresi, "Nona Safira setuju untuk bertemu dengan Anda. Aku akan membawamu ke tempatnya." "Aduh semua perempuan rasanya suka mengejarku. Apakah ketampananku sudah melegenda di negara ini?" Hal ini untungnya tidak terucapkan karena ku sampai terucapkan, entah apa reaksi Elva. Untuk mash Safira, Randika merasa bahwa hari ini adh hari keberuntungannya karena dia sangat membutuhkan bantuannya. Dia hanya cemas apakah Safira masih mengingat dirinya? Chapter 9: Apa? Kamu Sudah Menikah? Chapter 9: Apa? Kamu Sudah Menikah? Elva dan Randika berjn sekitar 2 menit menuju suatu tempat terpencil. Di sisi jn, ada sebuah mobil parkir. Melihat sosok mereka berdua yang mendekat, orang di dm mobil segera turun. Dengan rambutnya yang bergelombang, muka yang serius dan kacamata bt yang mencolok membuat perempuan ini memiliki citra seorang profesor. Melihat perempuan ini, Randika sedikit kaget namun dia segera tenang kembali. Dia sudahma tidak melihat sosok orang ini. "Apakah kamu Safira?" Randika memang mengenal orang ini sejakma tetapi dia th lupa dengan wajah Safira dan dia pun khawatir Safira tidak mengenal dirinya. Elva yang mengatur pertemuan ini hanya berdiri dengan tenang di samping sambil memperhatikan mereka berdua. "Iya ini aku sendiri dan kamu adh?" Safira menyipitkan matanya sambil melototi Randika, berusaha mengingat siapakah orang tersebut. Kedatangan Safira hari ini juga patut dipertanyakan. Dia adh anggota dari Arwah Garuda yang identitasnya sangat dilindungi. Safira bahkan jarang keluar dari markas karena pekerjaannya sebagai dokter organisasi. Meskipun begitu, kadang ada situasi mendesak yang perlu dia tangani sesegera mungkin. Oleh karena itu, hari ini Safira terlihat sedikit penasaran sekaligus bingung. Siapa orang yang meminta bertemu dengannya dan bagaimana bisa orang ini mengerti bahwa dia adh sh satu anggota Arwah Garuda? Randika tidak menjawab pertanyaan Safira, mhan dia mengeluarkan sebuah kalung dan memberikannya kepada Safira. "Ku kamu melihat bagian dm kalung ini, kamu akan mengerti." Kalung ini terlihat biasa-biasa saja, tetapi di bagian dm kalung terdapat ukiran ''R&S''. Orang-orang mungkin akan melihatnya dengan tatapan biasa saja namun Safira melihatnya dengan ekspresi serius. Kalung ini mau berapa kali Safira teliti terlihat asli dan pada akhirnya dia mengeluarkan kalung yang dia pakai. Bentuk yang sama dengan ukiran yang sama. Sudah pasti dia adh orang itu! "Kamu adh kak Randika?" Kata Safira sambil ragu-ragu. "Kenapa? Kamu lupa dengan wajah kakakmu sendiri wu sudah 10 tahun tidak bertemu?" Saat Randika mengatakan hal ini, Safira sudah beri untuk memeluknya. Randika terlihat senyum-senyum sendiri ketika merasakan keempukan dada adiknya ini. Ketika Safira memeluknya dengan erat, aroma tubuhnya segera terhirup oleh Randika. Untuk sesaat, Randika tidak bisa berpikir dan menikmati momen ini. "Kak Randika ini benar-benar kamu! Ke mana saja kau akhir-akhir ini? Kenapa kau tidak memberi kabar apa pun? Kakak tahu tidak Safira sudah susah payah mencarimu tahu! Aku sudah mencari-cari di mana pun kau tetap tidak ada dan ternyata kau mh ada di Indonesia dan kakak tetap tidak memberiku kabar apa pun tentangmu!" Safira mengatakan semua hal ini dengan mata yang berkaca-kaca. Setiap kata yang dia lontarkan, menyayat hati Randika. Randikalu berpikir bahwa waktu memang cepat belu. Sudah 10 tahun dia berkna dan berpisah dengan adiknya. Ternyata sma 10 tahun ini, adiknya terus memikirkan dirinya. "Tenangkan dirimu terlebih dahulu. Lagip, kakek pasti tidak memberitahumu ya? Aku slu mengabari bagaimana keadaanku dan keberadaanku. Ku bukan dari kakek, mana mungkin aku tahu bahwa kamu sudah menjadi sh satu anggota Arwah Garuda." Berkat kakeknya, Randika mengetahui bahwa Safira berada di sh satu organisasi rahasia di negaranya ini. Randika juga bukah kacang yang lupa pada kulitnya, sesekali dia akan mengabari keluarganya tentang keadaannya dan juga memperoleh informasi dm negeri. Saat dia akhirnya png ke Indonesia pertama kali, dia tidak segera png kampung karena dia tidak tahu bagaimana cara menghadapi ''keluarga'' yang dia tinggalkan. Randika adh anak yatim yang tidak tahu siapa orang tuanya. Masa kecilnya dia th dibesarkan oleh beberapa kakek yang tinggal di kaki gunung. Dia terkadang masih mengingat bagaimana kakek ke-3 membawa keranjang bambu di punggungnya dan memetik tanaman obat di gunung setiap harinya. Setiap kali kakeknya itu kembali ke rumah, dia tidak lupa membawa makan mm seperti kelinci dan juga buah-buahan yang dia petik sma perjnan. Dia juga mengingat kakek ke-4 yang mengajarinya serangkaian angka tidak js setiap harinya. Uniknya, sampai detik ini dia masih tidak tahu kegunaan dari angka-angka tersebut. Randika meninggalkan gunung pada umur 15. Dengan usianya yang muda, dia berharap bisa melihat dunia luar yang begitu luas dengan berbekal pengetahuan yang diberikan oleh para kakeknya. "Oya? Dasar kakek! Bisa-bisanya dia lupa akan sesuatu yang penting, ku aku png akan aku cabutin jenggot mereka satu per satu!" Safira mengatakan semua hal ini dengan nada kesal dan muka yang cemberut. "Haha Kakek ke-2 belum pernah merasakan amarahmu sama sekali. Ketika kita masih kecil, kakek ke-3 slu komin ke kakek ke-2 bahwa dia menyesal th membesarkanmu. Dia aslinya kepingin membesarkanku karena sifatku yang tenang dan tidak nakal. Kakakmu dari kecil memang sudah hebat bukan?" Randika dan Safira mi terjebak di kenangan-kenangan masalu mereka yang indah. Memang mereka adh anak adopsi yang th dibesarkan oleh beberapa kakek di kaki gunung, tapi kenangan masa kecil mereka membuat mereka lebih dekat daripada saudara asli. Randika dibesarkan oleh 2 kakek sedangkan Safira 2 kakekinnya. Mungkin pengaturan ini th dkukan oleh para tetua itu ketika melihat bakat kedua bocah ini. Kedua kakek yang membesarkan Randika ahli dm b diri sedangkan para kakek yang membesarkan Safira ahli dm ilmu pengobatan. "Seharusnya dia menangis ku beneran memilihmu! Dia kakek yang ms dan tidak mau mkukan pekerjaan rumah sama sekali, terlebih dia juga tidak bisa sama sepertimu. Apakah kalian mau makan serangga dan mati karena kparan? Sejak kecil aku semua yang mengerjakan pekerjaan rumah dan masak setiap harinya dan itupun aku masih disuruh beli rokok dangi .. " Safira terus mengomel tanpa henti. "Oke oke, aku sudah mengerti bahwa kamh anak yang terbaik!" Randika terpaksa mengh, dia tidak menyangka bahwa adiknya ini kadang-kadang bertingkah seperti anak kecil. Elva yang melihat ini terlihat seperti orang bodoh dengan mulut yang ternganga. Nona Safira di Arwah Garuda dikenal sebagai ratu es karena sikapnya yang begitu dingin. Sekarang, dia terlihat seperti gadis remaja yang manja terhadap pacarnya dan berbicara tanpa henti. "Hahaha, akhirnya kakak sadar! Omong-omong kenapa kakak memanggilku? Apakah ada yang bisa aku bantu ataukah kakak ingin aku menemanimu png ke gunung?" Safira tentu sadar bahwa kakaknya tidak mungkin ingin bertemu hanya untuk bertukar sapa, pasti ada sesuatu yang dia perlukan dari dirinya. "Aku mungkin tidak akan png sementara waktu." "Oh" Ketika mendengar jawaban kakaknya, entah kenapa wajah Safira terlihat sedikit muram. Melihat hal ini, Randika segera menambahkan "Ahh.. Maksudku sebentargi kan sudah bn Agustus. Bagaimana ku kita kembali bersama pada waktu itu? Suasana rumah slu meriah ketika memperingati 17 Agustus." Mendengar janji Randika, Safira akhirnya memasang wajah gembira. Lagip bn Agustus tinggal 4 bngi dan dia juga tidak bisa tiba-tiba meninggalkan markas untuk waktu yangma. Dengan begini, dia bisa mengatur jadwalnya agar bisa menikmati waktu bersama dengan Randika. "Ku begitu, untuk sekarang apa yang bisa kubantu?" "Jadi begini, aku punya kekuatan misterius dm tubuhku dan akhir-akhir ini susah untuk dikendalikan. Seingatku kamu th menguasai teknik akupuntur kakek bukan? Bisakah kamu membantuku untuk mengobati tubuhku? Aku memang punya obat untuk mengatasi mash ini tetapi persediaannya mi menipis dan aku masih belum sempat mendapatkannya kembali." Randika mengatakan semuanya dengan lugas tanpa menutup-nutupi. "Oke akan kucoba, sini kuperiksa denyut nadimu terlebih dahulu." ... Seth beberapa saat memeriksa keadaan Randika, wajah Safira terlihat serius. "Kak bisa kau jskan kenapa kau memiliki hal semacam ini di tubuhmu?" Sayangnya, Randika tidak bisa menjawabnya karena dia pun tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Yang hanya dia tahu adh kekuatan misterius ini sangah kuat. Melihat Randika yang hanya menggelengkan kepnya, Safira tidak menanyakan hal ini lebihnjut. "Teknik akupuntur milikku belum aku pjari sampai tuntas, tetapi untuk menekan kekuatan misteriusmu ini aku bisa membantumu. Untuk sekarang mungkin kekuatanmu tidak apa-apa tetapi aku sarankan jangan memakai kekuatanmu di luar batas sma 10 hari ke depan. Ku tidak, kekuatan liar ini akan meledak dan apab aku tidak ada di sisimu maka kau akan .. " "Oke tidak apa-apa. Sepuluh hari sangah gampang. Oya, aku belum bng ya? Aku sudah menikah jadi aku tidak mungkin akan berkeliaran di jn setiap harinya seperti dulu." Ketika kata menikah keluar dari mulut Randika, ekspresi wajah Safira benar-benar berubah. "Apa? Kau sudah menikah?" Chapter 10: Aku Ingin Memiliki Semua yang Kau Miliki! Chapter 10: Aku Ingin Memiliki Semua yang Kau Miliki! "Ya, aku menikah beberapa hari seth aku sampai di Indonesia. Tapi pernikahan kami cukup unik." Randika pun segera menjskan kronologi bagaimana dirinya bisa menikah. Ketika Safira mendengar bahwa kakaknya ini akan bercerai seth 3 bn, dia tersenyum lebar. "Kak kau menjual dirimu hanya karena uang?" Mungkin hal yang dikatakan kakaknya ini sangat tidak masuk akal, tetapi Safira percaya bahwa kakaknya tidak akan pernah berbohong padanya. "Bagaimanagi, kakakmu sangat miskin ketika dia png. Pada waktu itu, aku tidak punya t untuk berkomunikasi ataupun baju. Jadi apa shnya menjual tubuhku demi uang?" Randika menjskannya dengan nada sedih yang mungkin akan membuat orang iba. Tapi Safira tidak percaya akan hal itu, pasti ada udang di balik batu. "Oke aku percaya padamu. Tapi yang membuatku penasaran, siapa wanita itu? Dia berani sekali membayarmu begitu mahal, jangan-jangan dia adh tante-tante gemuk yang bergelimang harta ya?" Goda Safira. "Tettt, kau sh! Istriku sangat cantik bagai bidadari. Mungkin lebih jsnya kau bisa tanya Elva yang ada di sampingmu." Kata Randika sambil menunjuk Elva. Randika aslinya mkukan hal tabu, karena dia menyebut Elva dengan namanya bukan nama samaran yang dia pakai dm daftar para Dewa. Dm peraturan tidak tertulis dm daftar ahli b diri tersebut, mereka tidak akan memakai nama asli mereka minkan dengan nama samaran. Tetapi bagi Randika, karena Elva mengetahui nama aslinya jadi mengapa dia perlu memanggilnya dengan nama samarannya? "Perempuan itu berasal dari Perusahaan Cendrawasih bernama Inggrid Elina." Ketika mengatakan hal ini, Elva masih tidak percaya akan hal ini. Ketika dirinya melihat informasi ini pertama kalinya, dia sangat terkejut. Inggrid Elina adh wanita terkenal di seluruh kota Cendrawasih dan dia sering menk pria-pria tampan. Dan ternyata, Inggrid mh menikahi pria mesum di hadapannya ini. "Apa!? Kakak menikahi Inggrid Elina?" Safira juga sangat terkejut ketika mendengar nama perempuan ini. "Hahaha bagaimana? Kau terkejut bukan? Kakakmu th menang banyak kali ini!" Kata-kata Randika sedikit tidak sopan. "Kak, apakah kau tidak tahu reputasi Inggrid di kota ini? Semua lki di kota ini ingin meminang hati Inggrid sejakma. Bisa-bisanya kau mh mengatakan bahwa dia th membayarmu untuk menikahinya! Dukun mana yang kau pakai?" Safira benar-benar ingin memukul kakaknya, dia benar-benar marah. Bisa-bisanya kakaknya mengatakan bahwa dia th menjual tubuhnya demi uang dan ternyata yang membelinya adh wanita paling berpengaruh di kota Cendrawasih ini. Apab ada yang namanya keberuntungan, kakaknya ini mungkin memiliki keberuntungan yang luar biasa. Cewek cantik yang membayarnya untuk hidup bersamanya dan uang yang melimpah yang akan diterimanya ketika mereka bercerai. Kisah fiksi macam apa memangnya yang dia baca? "Jangan begitu, kakakmu ini berusaha mencari uang demi kita. Lagip Inggrid juga dingin terhadapku. Aku juga sudah punya dirimu bukan? Bukankah kita sejak kecil berjanji untuk menikah? Saat kita png ke gunung apakah kau ingin meresmikan hubungan kita?" Randika segera membs Safira dengan godaannya sendiri. Mendengar kata "menikah" membuat Safira tersipu malu. Memang benar mereka bukah saudara kandung dan mereka th sepakat untuk menikah sejak mereka muda. Hal ini juga sudah disetujui oleh para kakek yang ada di rumah. Meskipun begitu, Safira masih akan tersipu malu apab hal ini disinggung. "Huh siapa yang mau menikahimu? Lagip kamu kan sudah menikah, aku nanti mh dicap pencuriki orang tahu!" Safira mengatakan hal ini dengan muka cemberut. Elva melihat ini dengan sedikit terkejut. Orang dengan sifat dingin dan pendiam ini ternyata bisa cemburu dengan begitu mudah dan bisa tersipu malu. "Lalu kau mau aku bagaimana? Kau menyuruhku untuk menikahi kalian berdua? Kakakmu ini yang tidak kuat mkukan hal itu. Aku tidak ingin membuat kalian berdua cemburu satu samain karena kurangnya kasih sayangku. Jadi lebih baik giliran saja menikahnya." ....... Mereka masih berbincang-bincang cukupma sambil Safira mengobati Randika. Randika segera merasa tubuhnya semakin membaik. Dengan tidak adanya ramuan X, Randika slu cemas akan kekuatan tersembunyi yang mengintainya. Oleh karena itu, Randika slu was-was. Apab ada ramuan X tentu saja Randika tidak akan takut pada apa pun. Randika pun sempat berpikir untuk png ke gunung agar kakeknya bisa mengobatinya namun dia masih belum sempat mkukannya dan dia juga tidak ingin terburu-buru png. Randikalu mengundang Safira untuk tinggal di rumahnya yang sekarang. Tentu saja hal ini ditk oleh Safira. Dia merasa bahwa situasi akan canggung dangip itu bukah rumah Randika minkan Inggrid. Pernikahan mereka pun hanya bengsung sma 3 bn dan itu adh waktu yang sangat cepat baginya jadi tidak ada san bagi Safira untuk ingin segera bersama dengan Randika. Akhirnya kedua pasang saudara ini memutuskan untuk png dan Safira masih sempat memeluk erat kakaknya itu. Waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi ketika Randika kembali ke rumah. Ibu Ipah terlihat sedang bersih-bersih rumah, Inggrid sudah pergi dan, menurut perkataan Ibu Ipah, dia jarang png ketika makan siang. Jadi seharian ini, Randika akan menjni hari seorang diri dan tidak ada hal yang bisa dia kerjakan. Ketika dia melihat sosok Ibu Ipah yang sedang menyapu, Randika slu teringat akan identitas asli ibu satu ini. Dia tahu bahwa Ibu Ipah adh pendekar yang kuat meskipun memiliki wajah yang ramah. Randika berpikiran bahwa dia pastiwan yang menyusahkan meskipun dia sendiri yang turun tangan. "Ibu Ipah aku png!" Randika tidak lupa menunjukan keramahannya kepada Ibu Ipah. "Wah nak Randika sudah png, ada yang bisa aku bantu? Oya sebentargi makan siang, ada yang nak Randika mau makan? Ibu bisa membuatkan apa saja." Katanya sambil tersenyum. "Aduh ku ibu memaksa sih aku sedanggi kepengen iga bakar. Aku sudahma mengidamnya!" "Baih ibu mengerti. Aku akan memasaknya untuk siang nanti jadi bersabah ya nak." "Hebat! Ibu Ipah memang terbaik! Ku begitu aku akan istirahat di kamar dulu ya bu. Ku ada apa-apa ketuk saja pintuku." Seth selesai berbasa-basi, Randika pun kembali ke kamarnya. Sejujurnya, keseharian tanpa perlu mkukan apa pun ini adh kehidupan yang dia damba-dambakan. Baginya hidup santai adh hidup ideal baginya. Dia tidak perlu khawatir terhadap makanan, teriknya matahari, uang sewa bnan, bahkan sekarang dia memiliki istri yang cantik! Satu-satunya penyesnnya adh istrinya tidak ada bersama dengan dirinya. Meskipun mereka tinggal di satu atap, mereka masih memiliki jarak di antara mereka dan Randika tidak tahu bagaimana dia bisa memangkas jarak ini. Namun, dirinya yang sekarang sudah memiliki mash dengan ramuan X dan tubuhnya, oleh karena itu dia tidak mau telu ambil pusing terhadap hubungannya dengan Inggrid. Ramuan X benar-benar krusial baginya. Tanpa itu, hidupnya benar-benar dm bahaya. Dia masih belum bisa menentukan bahwa Bn Kegpan yang dia bunuh adh yang asli atau yang palsu. Sedangkan untuk Naoki, Randika tidak telu peduli. Dia lebih khawatir terhadap orang-orang yang berada di bkang Bn Kegpan dan Harimau. Mereka berdua pasti th dicuci otaknya hingga berani berkhianat. Tetapi Siapa dng sebenarnya? Seth berpikir keras, Randika sudah mencoret beberapa nama dan akhirnya mengeluarkan handphone barunya. Dia merasa percuma berpikir tanpa petunjuk yang js, lebih baik menyelidiki hal ini secara menyeluruh. "Ares sang Dewa Perang!" Seth teleponnya nyambung, hal inh yang dikatakan pertama kali oleh Randika. "Smat pagi tuan!" Terdengar suara perempuan di balik telepon. "Shadow bisakah kau tolong aku? Markasku di Jepang th hancur. Tolong cari tahu siapa yang berani mkukan hal itu! Dan sgi kamu bekerja, tolong perhatikan satu nama ini. Namanya adh Bn Kegpan. Dia dulu adh rekan kerjaku dan seharusnya kamu mengenalnya. Ketika kau menemukan keberadaannya, segera beritahu aku!" "Baik tuan!'' "Satu halgi, jangan pernah tinggalkan jejak. Aku tidak ingin keberadaanmu diketahui siapapun!" "Baik tuan!" Randika segera menutup teleponnya. Dia tidak akan menyangka bahwa di kota Cendrawasih ini, di sebuah kediaman terpencil, ada sesosok wanita dengan senyum liciknya juga th mendapatkan informasi berharga. Seth itu, perempuan itu menoleh ke pria di sampingnya. "Sesuai perkiraanmu, dia th menelepon Shadow dan mengira bahwa dia adh kartu Asnya." Jatuh di pelukan pria itu, si perempuan segera membi-bi dada pria tersebut. Pada saat ini mata si pria terlihat berbinar-binar, "Ares, aku tidak hanya ingin nyawamu tapi aku juga menginginkan semua wanitamu dan segnya yang kau miliki!" Chapter 11: Istriku, Aku Datang Menemuimu! Chapter 11: Istriku, Aku Datang Menemuimu! Inggrid Elina merasa lega ketika sudah keluar dari rumahnya. Dengan adanya Randika, Inggrid lebih senang berada di kantor. Dia merasa lebih santai mengurusi mash yang dimiliki oleh perusahaannya daripada berurusan dengan pria mesum itu. Namun, dia tidak akan menyangka bahwa hari ini akan menjadi hari yang sangat buruk bagi perusahaannya. "APA? Peter pergi meninggalkan perusahaan kita dengan para penelitinya? Bagaimana mungkin dia mkukannya? Bukankah dia berjanji akan membantu kita mengembangkan produk baru kita? Aku sudah berhasil mengumpulkan uang dan hendak membeli pertan yang dia minta!" Mendengarporan dari sekretarisnya, Inggrid benar-benar meledak. Sekretarisnya ini sangat terkejut dengan reaksi Inggrid yang begitu panas. Sma ini, atasannya ini slu memikirkan mash dengan kep dingin dan tegas. Tapi hari ini, atasannya terlihat bingung dan cemas ketika mendengar mash ini. Seorang sekretaris tidak akan mengerti bagaimana perasaan Inggrid saat ini. Mungkin di perusahaan ini hanya sekumpn kecil orang yang benar-benar tahu identitas asli Peter. Peter adh orang Perancis yang dia sewa jasanya dengan harga yang sangat luar biasa besar. Para peneliti yang dimiliki Peter sangat berpengman dm bidang parfum maupun kosmetik. Peter merupakan sh satu anggota dari brand terkenal yaitu Chanel. Sma kurun waktu 20 tahun, dia th menjadi peneliti terkemuka dari brand tersebut. Untuk mendapatkan jasa Peter dan timnya, Inggrid sudah hampir menghabiskan 25 miliar rupiah dan sudah mendapatkan kesepakatan dengan Peter meskipun belum secara hitam di atas putih. Peter masih menunggu perlengkapan dan pertan yang dibutuhkannya agar dia bisa bekerja di gedung perusahaan Cendrawasih ini, oleh karena itu mereka belum menandatangani kontrak. Bagi Inggrid, semua pertan itu sangah mahal dan dia belum punya cukup uang pada saat itu. Tapi dia adh seorang pebisnis yang ahli dm melihat peluang. Oleh karena itu, dia bersedia membuat kesepakatan yang membuatnya menikah dengan Randika demi mendapatkan dana tersebut. Peter memberikan harapan baginya untuk membuat Perusahaan Cendrawasih menjadi tokoh besar dunia seperti Microsoft. Bagi Inggrid, peluang ini sudah ada di depan mata. Meskipun Peter meminta profit 50% dari hasil penjun, Inggrid akan setuju detik itu juga. Namun, sekarang Peter th mencampakkan dirinya dan Inggrid sudah tenjur menjalin kawin kontrak dengan Randika demi uang 300 miliar. Dia benar-benar tidak menyangka tindakan Peter ini. Ku begitu buat apa usaha dan pengorbanannya sma ini? Ku Perusahaan Cendrawasih tidak segera membuat produk baru, produk-produkma mereka akan ketinggn jaman dan mereka akan keluar dari persaingan dunia parfum dengan sangat cepat. Namun kekhawatiran Inggrid terlihat berlebihan. Perusahaan Cendrawasih masih menjadi perusahaan yang menghasilkan profit 100 miliar per tahunnya. Tapi bagi Inggrid itu hanyh uang kecil. Ambisinya tidak sekecil itu! Dia adh wanita berambisi tinggi dan dia ingin menguasai pasar dunia bukan hanya lokal saja! Memikirkan hal ini, Inggrid akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan Peter dan timnya. "Aturkan untukku segera mungkin. Pada siang hari, aku ingin bertemu dengan Peter beserta timnya dan mengajak mereka makan siang di Hotel za. Pastikan 2 atasan dari HRD dan juru bicara perusahaan pergi bersamaku. Kita tidak boleh membiarkan Peter pergi!" .... Pada saat ini, Randika yang sedang bersantai-santai di rumah barunya merasa sangat bosan. Dialu memutuskan untuk pergi dan melihat perusahaan Cendrawasih milik istrinya. Mengapa dia memilih untuk mkukan hal tersebut? sannya sederhana. Dia ingin melihat seberapa besar perusahaan milik Inggrid tersebut. Seharusnya dengan sumber daya yang mereka miliki, mereka bisa membangun sebuahboratorium bagi dirinya. Randika memang sudah terpikir cara tersebut. Markasnya berada di Jepang dan sedang dibangun ng, semua itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Karena dia berada di Indonesia dan persediaan ramuan X sudah menipis, dia harus membangun sebuah markas yang bisa membuat ramuan X bagi dirinya. Dengan ini, dia akan bisa menjamin persediaan ramuan X baginya. Randika juga merasa bahwa dirinya menangani mash ini dengan pasif. Sudah waktunya dia bergerak. Ketika dia sudah sampai di bagian depan perusahaan, dia segera menuju bagian lobi. "Permisi, bagaimana caranya saya bisa ke ruangan presiden?" Ini adh pertama kalinya dia memasuki gedung perusahaan Cendrawasih jadi dia tidak tahuntai mana Inggrid berada. Meskipun mereka sudah menikah, Inggrid masih tertutup terhadap dirinya. Jadi bisa dikatakan bahwa Randika tidak mengetahui apa-apa terhadap istrinya. Sejujurnya, Randika memiliki kekuatan besar di tangannya dan perusahaan seperti Cendrawasih tidak ada apa-apa baginya. Namun dia perlu tempat untuk membuat ramuan X. Ku dia membuat markas baru dari awal, dia khawatir akan menarik beberapa mata yang mengawasi keadaan. Namun ku markas barunya berada di Perusahaan Cendrawasih ini, mereka akan mengira bahwa Cendrawasih sedang mengembangkan produk baru dan juga tidak mengherankan apab perusahaan ini menjadi besar. Ini bisa menjadi sebuah kamuse yang menguntungkan bagi dirinya. "Hmm permisi pak, apakah bapak sudah memiliki jadwal pertemuan?" "Ha? Aku suaminya, buat apa aku mengatur jadwal untuk bertemu dengannya?" "Maaf pak, tolong jangan bercanda. Pemimpin kami masih belum menikah dan tidak ada informasi apa pun mengenai pembaharuan status pernikahannya. Jadi apab bapak masih terus bercanda, saya akan meminta Anda untuk segera keluar." "Status? Jadi maksudmu dia masih bujang begitu? Kita baru saja menikah beberapa hari yanglu. Mau aku tunjukan sertifikat pernikahan milikku?" "Saya sudah memperingatkan bapak. Saya tidak ingin memanggil keamanan ke sini untuk menyeret bapak keluar. Hal yang bapak ucapkan sudah cukup sebagai bukti bahwa bapak menjelekkan nama pemimpin kami." "Aduh, sungguhan aku ini suaminya atau mungkin kau bisa menghubunginya?" "Keamanan! Tolong di sini ada orang g!" ... Pada akhirnya Randika diseret keluar oleh para petugas keamanan. Lebih parahnyagi, dia mendapatrangan memasuki gedung dan para petugas keamanan di depan pintu masuk sudah memiliki gambar mukanya untuk mencegahnya masuk ke dm gedung. Nampaknya hanya ada satu cara agar bisa masuk ke dm gedung ini. Meskipun dia tidak tahu nomor handphone Inggrid maupun nomor kantornya, Randika memutuskan untuk menunggu di pintu keluar. Pada suatu titik pasti Inggrid perlu memakai pintu ini jadi Randika memutuskan untuk menunggu di pintu keluar. Inggrid mungkin tidak tahu apa yang th terjadi dintai dasar karena beberapa menit kemudian, dia keluar lewat pintu keluar. Apab dia tahu bahwa Randika th datang ke gedungnya ini, mungkin dia akan keluar secara menyelinap. Inggrid nampak cantik dengan pakaian kerjanya yang dibalut dengan riasan ringan. Di bkangnya dia diikuti oleh sekretarisnya yang berdada tepos. Iya tepos! Randika tidak mungkin sh melihatnya! Melihat kedua figur perempuan ini, para petugas keamananngsung merasa cemas. Mereka bertanya-tanya mengapa sang presiden keluar pada jam segini? Mereka khawatir bahwa apab pria g di hadapannya ini melihat sosok Inggrid, dia akan mengg dan mungkin menerjang ke arahnya. Para petugas keamanan ini meremehkan kecepatan Randika. Di saat mereka kebingungan, Randika sudah melesat dengan cepat dan berada di jangkauan pandang Inggrid. "Istriku, aku datang untuk menemuimu!" Randika yang masih berada 1-2 meter dari Inggrid segera berteriak untuk mencegah Inggrid masuk ke mobil. Para petugas keamanan sungguh terkejut karena pria tersebut mendadak menghng dan sudah berada di dekat pemimpin mereka. Mereka hanya bisa berharap bahwa hari ini mereka tidak akan dipecat. Inggrid yang mendengar suara iningsung menjadi marah. Dia berpikir siapa yang begituncang berteriak-teriak di siang bolong dan mengatakan bahwa dirinya adh wanitanya? Begitu dia menoleh, wajahnya menjadi pucat pasi. ''Ya tuhan, kok bisa pria ini ada di sini?'' Inggridlu meminta sekretarisnya dan supirnya untuk menunggu di dm mobil. Para petugas keamanan sebelumnya semakin berkeringat. Mereka sudah pernah melihat ekspresi marah sang presiden sebelumnya dan sekarang ekspresinya justru berkali-kali lipat lebih bengis dari sebelumnya. Mereka beranggapan bahwa hari ini adh hari terakhir mereka. "Kenapa kau bisa ada di sini?" Kata Inggrid sambil mengerutkan dahinya. Mendengar hal ini, Randika pun tersenyum "Tentu saja aku ingin bertemu denganmu. Perusahaan ini milikmu bukan? Berarti perusahaan ini juga milikku dong. Kamu mau pergi ke mana? Apakah aku boleh ikut?" "Jangan macam-macam! Urusanku kali sangat penting dan aku tidak mau kau terlibat. Masuh ke dm gedung apab kau ingin melihat-lihat dan jangan berbuat macam-macam di sana." "Kau tidak akan menemaniku?" "Memangnya aku terlihat seperti pengangguran? Aku tidak punya waktu untuk bersantai seperti kamu! Ku tidak mau kau bisa png saja ke rumah!" Seth mengatakan ini, Inggrid segera memberikan penjsan kepada para petugas keamanan bahwa Randika bisa masuk ke dm gedung. Dialu pergi bersama dengan sekretarisnya. Melihat Inggrid yang terburu-buru membuat Randika mengerti bahwa hari ini istrinya pasti mengmi sesuatu yang merepotkan dan memutuskan untuk tidak mengganggunya lebihnjut. Dengan begitu saja, Randika bisa bebas melihat-lihat gedung Perusahaan Cendrawasih. Chapter 12: Maksudmu Parfum Ini? Chapter 12: Maksudmu Parfum Ini? Perusahaan Cendrawasih dikenal sebagai pelopor kota ini. Gedung yang dimilikinya sangat megah dengan 12ntai. Bagian interior gedung yang dimilikinya sangat bagus mi darintai, tanaman hingga fasilitas-fasilitasinnya. Tiap departemen memilikintai mereka masing-masing. Setiap orang memiliki akses yang terbatas pada pekerjaan mereka jadi keamanan gedung ini bisa dikatakan terjamin. Saat Randika berkeliling sendirian di tiapntainya, tak satu pun perempuan cantik yang luput dari matanya. Saat dia asyik melihat-lihat, dia menyadari sesuatu. Mi dari tengah-tengah gedung sampai kentai paling atas, terdapat beberapa ruangan kosong yang tidak ada isinya! Di ruangan kosong tersebut tidak ada papan nama departemen apa yang memiliki hak atas ruangan tersebut. Akhirnya seth berkeliling gedung sma setengah jam akhirnya dia menemukan tempat ideal untuk membangunboratoriumnya! "Hmmm.. apakah perusahaan ini tidak sebesar yang orang kira? Ah sudah, yang penting ruangan ini sangat bagus untukku! Ruangan ini cocok untuk membangunboratorium dan dengan ini aku juga tidak akan memancing perhatian para musuhku." Melihat kondisi dan besarnya Perusahaan Cendrawasih di kota ini, apab dia mendatangkan beberapa macam pertan maka kecil kemungkinan bahwa rencananya akan diketahui pihakin. Namun, Randika sedikit khawatir bahwa kemungkinan berhasil dirinya meramu ramuan X masih tergolong rendah. Bagaimanapun juga, data penelitian ramuan X sudah hng bersama markasnya dan juga Perusahaan Cendrawasih adh perusahaan yang berfokus pada kosmetik, hal yang sangat berbeda dengan ilmu pengobatan. Dialu memutuskan untuk menelusurintaiinnya, dia berharap menemukan sesuatu yang menarik. Padantai 9, keamanan tempat ini jauh lebih ketat daripadantaiinnya. Randika tidak bisa melihat dm ruangan yang ada padantai ini. Untungnya, para karyawanntai ini sedang hendak kembali ke ruangan mereka seth jam makan siang. Dengan cepat Randika menyelinap di tengah mereka dan memasuki ruang penelitian. Pada ruangan ini, para peneliti terlihat sibuk semua. Randika tidak ingin berbicara dengan mereka ataupun menarik perhatian, tujuannya adh melihat seberapa jauh teknologi mereka. Dia berharap mungkin ini akan membantu dirinya dm membangun kembaliboratoriumnya. Seth berkeliling beberapa saat, wajah Randika dipenuhi dengan senyuman dan semangat. "Wow aku tidak mengira pertan perusahaan ini cukup bagus! Dengan sedikit tambahan mesin dan pertaninnya, meramu kembali ramuan X bukah mimpi! Terima kasih istriku, aku sungguh beruntung bisa bertemu denganmu hahaha!" Sebelum markasnya di Jepang hancur dan berkhianatnya Bn Kegpan dan Harimau, semua pekerjaan ramuan X dkukan oleh Yuna dari awal dan terkadang dirinya pun ikut membantu. Dia merasa bahwa dia tidak bisa telu mengandalkan Yuna untuk sekarang. Dengan masih berkeliarannya Bn Kegpan, Harimau dan Naoki membuat Randika harus segera memiliki ramuan tersebut. Dia tidak bisa bersikap pasif dengan menunggu Yuna sedangkan dia berms-msan di rumah. Sudah waktu bagi dirinya untuk aktif. "Ah! Benar juga. Istriku pasti tidak percaya ku tiba-tiba aku meminta sebuah ruangan untuk membuat obat. Jika aku memintanya secarangsung, dia pasti mengomel dan mengatakan bahwa aku ggi." Randika pun kembali mengelilingi ruangan penelitian ini sambil memikirkan bagaimana caranya dia meminta sebuah ruangan yang kosong tadi dengan san yang cukup akal. Hanya dm beberapangkah, tiba-tiba suara amukan Inggrid terdengar olehnya, "Kalian semua berhenti bekerja dan dengarkan aku! Terakhir kali ketika Peter dan timnya mengerjakan sebuah contoh parfum baru kalian semua hadir pada waktu itu, bisa jskan kenapa kalian bahkan tidak mengerti bagaimana cara membuatnya ng? Kalian semua mau kupecat?" Siang hari tadi js makan siang Inggrid dengan Peter dan timnya tidak berjnncar. Bahkan ini bisa dianggap sebuah bencana. Tidak ada satu pun orang yang hadir dari pihak Peter, dia hanya mengirimkan seorang sekretarisnya yang menyampaikan bahwa mereka menginginkan keuntungan sebesar 70% dari hasil penjun atau kerja sama mereka akan berakhir! Keuntungan sebesar 70%! Demi menjadi raksasa di dunia internasional, Inggrid bahkan r menuruti perkataan dan permintaan Peter sebelumnya. Tapi sekarang terlihat bahwa rekan kerjanya ini memanfaatkan dirinya untuk memperoleh keuntungan lebih dari kerja sama mereka. Hal ini tidak bisa dipenuhi oleh Inggrid. Dengan keuntungan yang sekecil itu, pengeluaran yang dia keluarkan tidak akan sepadan dengan keuntungan yang dia peroleh. Dia tidak bisa membuat perusahaannya mengmi hal tersebut. Inh risiko mengandalkan pihak luar demi kemajuan perusahaannya. Inggridlu mengatakan kepada sekretaris Peter untuk membatalkan kerja sama mereka. Dia pun segera kembali perusahaannya dengan hati yang kecewa. Sekarang, Inggrid hanya bisa mengandalkan ahli parfum milik perusahaannya. Sebelum Peter dan timnya memberontak'', mereka th membuat sebuah contoh produk baru. Meskipun Inggrid tidak telu menguasai cara pembuatannya, saat produk tersebut dibuat sebagian besar ahli parfum miliknya th hadir dan melihat cara pembuatannya. Dia berharap meskipun dirinya tidak paham, para ahli parfum miliknya ini bisa mengetahui rahasia pembuatan yang dimiliki Peter dengan berbekal ilmu mereka. Oleh karena itu, ketika Inggrid mengetahui bahwa mereka sama sekali tidak bisa meniru produk Peter tersebut, pemimpin perusahaan Cendrawasih iningsung meledak. Inggrid benar-benar dikbui oleh Peter. Ketika dia membuat produk ini, bahan-bahan yang diperlukan sudah hampir habis dan formnya tidak dia sebarkan. Seth membuat 2 contoh produk baru, sudah hampir tidak ada bahan yang tersisa. "Ibu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin! Peter dan orang-orangnya adh peneliti terbaik di dunia dan terlebih kita tidak memiliki form mereka. Dengan dedikasi dan sumber daya yang memadai, bahkan kita membutuhkan waktu beberapa tahun dan beribu-ribu kali eksperimen untuk kita benar-benar berhasil membuat hal yang sama dengan mereka!" Yang mengatakan fakta yang pahit ini adh Kelvin, pemimpin departemen parfum perusahaan Cendrawasih. Dia mengatakan hal ini dengan tubuh yang bergetar dan nada yang sedikit mengandung rasa malu. Untuk membuat sebuah parfum baru tidah sulit, yang sulit adh membuat parfum dengan kualitas internasional. Sungguh hal yang sulit dkukan oleh perusahaan Cendrawasih ini. Semua orang setuju dengan perkataan Kelvin, bahkan di dm hatinya Inggrid juga setuju. Inggrid sadar akan mash ini sejak awal tetapi dia masih tidak terima! Tinggal sngkahgi dia akan memasuki dunia internasional tetapi dia gagal! Hanya satungkah tapingkah itu sangah berat dan mustahil untuk dkukan. Tanpangkah krusial ini, impian Inggrid untuk membuat perusahaannya bersk internasional tidak akan mungkin tercapai. Wajah cantik Inggrid sampai terlihat mengerut dan pucat. Apakah benar tidak ada carain? Wajah Kelvin juga tidak kh pucat. Sebagai pemimpin dari departemen parfum, dia th gagal mksanakan tugasnya dan membuat kecewa perusahaan ini. Beban yang dia tanggung di pundaknya sangat berat. Semua orang di ruangan penelitian ini juga terdiam. Pembuatan parfum cukup unik. Dengan sedikit saja perbedaan pada juh penggunaan bahan pada saat pembuatan, maka hasilnya akan berbeda dan aromanya pun juga berbeda. Pada saat ini, hanya satu suara yang terdengar menggema di ruangan ini, "Lho istriku, kenapa dirimu terlihat begitu pucat?" Randika keluar dari kerumunan dan mendekati Inggrid. Istri? Tentu saja, semua orang yang mendengarnya sedikit tercengang. Sejak kapan pemimpin mereka menikah? Kenapa mereka pada tidak ada yang tahu informasi ini? Kerumunan para peneliti ini segera memeriksa sosok Randika yang mengaku sebagai suami bos mereka ini. Mereka memperhatikannya dengan seksama meni kelebihan apa yang dimiliki pria ini sampai-sampai bos mereka yang terkenal sebagai wanita tercantik di kota ini mau bersama dengan dirinya. Ketika Inggrid melihat wajah Randika, wajahnya semakin pucat. Tiba-tiba dia merasa ingin pingsan dan tidak berdaya. Mash produk parfum ini sudah cukup membuatnya pusing sekarang mh semua orang mengetahui bahwa dia mempunyai seorang suami. Diin sisi Randika terlihat tersenyum dan tidak telu peduli dengan mash yang sedang dihadapi perusahaan ini. Dia hanya mengatakan, "Oiii istriku, kenapa kau tidak menjawabku? Kenapa kau tidak mau melihat wajahku ketika aku mengajakmu berbicara? Apakah kamu malu karena belum terbiasa mendengar panggn sayangku?" Mendengar kata-kata Randika ini membuat semua orang di dm ruangan tertegun. Apakah ini suami pemimpin mereka? Kenapa pria ini terdengar seperti kakek-kakek genit? Melihat Inggrid tidak mau membs perkataan dirinya, Randika kembali melihat-lihat pertan yang dimiliki departemen ini. Dia merasa bahwa pertannya cukup bagus, hanya butuh sedikit tambahan. Seth itu, Randika berkata sambil menganggukan kepnya, "Istriku, aku dengar ada parfum yang ingin kau buat ng?" "Randika tolong, aku tidak punya waktu untuk berurusan denganmu sekarang. Jangan menggangguku dan cepat keluar dari sini!" Inggrid benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa dia bertemu dengan si bajingan ini di ruangan ini! Hati Randika sedikit sakit ketika istrinya mengusirnya. Dia berusaha tetap tenang dan berpikir dm hati, Ku kau bukan istriku aku pasti sudah tidak peduli denganmu! "Ku mashmu cuma gara-gara sebuah parfum, suamimu ini bisa membuatnya dm hitungan menit." Kata Randika. Perkataannya ini mh membuat semua orang mengh napas. Dm hitungan menit? Bahkan mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyamai level Peter dan timnya sedangkan pria ini bisa hanya dm hitungan menit? "Omong kosong!" Kelvin sedikit marah mendengar perkataan Randika. "Mungkin Anda tidak paham akan permashan ini, tapi kami sedang berbicara tentang kualitas yang bisa diterima dunia. Bahkan dengan hasil jerih payah kami, kami saja membutuhkan waktu dan percobaan yang tidak sebentar. Sedangkan Anda membual bisa membuatnya dm hitungan menit? Jangan bercanda!" Inggrid pun juga ikut marah, "Kurang ajar! Kau benar-benar lki tidak tahu diri! Hari ini kau tidur di jn!" Ketika mendengarnya, Randika sedikit ketakutan. Tidur di jn? Aku sudah susah payah menikah dan tinggal di rumah yang besar, sekarang dia akan tidur di jn? Tidak! Aku tidak akan mengecewakan istriku! "Sudah, serahkan semuanya pada suamimu ini. Beri aku sepuluh menit." Kata Randika. "Bu, jangan biarkan dia mkukannya," Kelvin segera berusaha mencegah Randika, "bahan yang tersedia dan contoh produk Peter hanya tinggal sedikit. Jika pria ini gagal, maka tidak mungkin kita bisa membuat ng produk ini." "Oh?" Randika sedikit tersinggung dengan perkataan Kelvin dan dia pun bertanya, "Ku begitu apakah kamu bisa membuat ng produk ini? Bukannya kamu mengatakan bahwa itu membutuhkan sumber daya yang besar dan waktu yangma. Belumgi kamu tadi menyinggung membutuhkan ribuan percobaan sebelum benar-benar berhasil." Mendengar hal ini, Kelvin benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa. Meskipun pria itu mungkin adh suami atasannya, dia ingin menghajar Randika karena th menghina dirinya dan orang-orangnya. Inggrid berusaha menghentikan Kelvin tetapi Randika tampak tidak peduli dan berkata dengan santai, "Maaf teman-teman, bisakah kalian memberikanku contoh produk itu?" Kelvinngsung menatap Inggrid dengan tatapan penuh makna. Ketika Inggrid kembali ingin menegur Randika, dia melihat tatapan Randika yang penuh dengan percaya diri, kebtan tekad dan ketenangan tidak biasa. Entah kenapa hal ini membuat dirinya dipenuhi perasaan hangat. "Berikah pria ini contoh produknya." Kata Inggrid sambil mengh napas dm-dm. Kelvin pun juga ikut mengh napas yang dm dan memberikan contoh produk itu kepada Randika. "Terima kasih." Randika segera mengambil produk tersebut dan menghirupnya dm-dm. Tatapan semua orang di ruangan ini tertuju pada Randika. Ketika mereka melihat Randika yang menghirup kuat produk mereka itu, mereka merasakan absurditas. Dia terlihat seperti seekor kuda yang menghirup bunga. Js sosok yang ada di hadapan mereka ini bukah orang yang pantas dibandingkan dengan mereka apgi dengan Peter. "Aduh gatel sekali hidungku!" Tiba-tiba Randika tidak kuat menahan bersinnya. Seth itu, dia baru sadar bahwa tatapan semua orang yang ada di ruangan ini ternyata tertuju padanya. "Maaf, sepertinya aku agak tidak cocok dengan bau parfum ini." Katanya dengan santai. Tidak cocok? Parfum yang th dibuat orang terkemuka di dunia ini tidak cocok dengan hidung pria ini? Randika tidak peduli dengan tatapan mata mereka dan terus memperhatikan produk parfum di depannya ini. Dialu mengambil sebuah tabung kosong di meja dan mi berkerja. Buktikan dengan karyamu! "Apakah orang ini adh ahli parfum juga?" Tanya seseorang kepada temannya. "Dari tindakannya sepertinya tidak." Orang di sebhnya juga terkejut ketika melihat tindakan Randika. Dm menghasilkan produk parfum, juh penggunaan bahan sangah krusial. Bahkan kelebihan setetes saja akan menghasilkan produk yang berbeda dengan aroma yang berbeda. Oleh karena itu, sma ini mereka menggunakan pinset. Tetapi di hadapan mereka sekarang, pria tersebut meramu parfumnya dengan menuangkannya begitu saja tanpa memperhatikan kuantitas penggunaan bahannya. Bagaimana mungkin pria ini bisa membuat ng produk yang sama? Kelvin benar-benar sudah tidak tahan dan berkata pada Inggrid, "Cukup bu, tolong hentikah dia. Jangan biarkan dia terus-terusan membodohi kita seperti ini." Inggrid menatap Randika, sepertinya dia tidak mendengar percakapannya barusan. Randika masih berusaha meramu parfum yang diinginkan istrinya. Dialu mengambil sebuah parfuminnya dan mencampurkannya dengan yang dia bawa. Tabung itu sudah hampir penuh setengahnya dan Randika masih mengambil 2 parfuminnya dan mencampurkannyagi. Kelvin yang melihat hal ini sudah menutup matanya rapat-rapat. Dia merasa bahwa pria ini sudah g! Ku tindakannya ini benar-benar berhasil, dia bahkan r menjt sepatu pria itu! Randika masih terus mencampur beberapa parfumgi namun dengan kuantitas yang lebih sedikit dari sebelumnya. Sejujurnya, meramu parfum ini lebih gampang dari dia kira. Ketika dia masih kecil, dia dan Safira benar-benar dtih kakek ketiga untuk mengingat berbagai macam tanaman obat baik dari bau, rasa, tekstur sehingga mereka bisa mengenalinya dengan mata tertutup. Meskipun dia tidak mendmi hal ini dengan sungguh-sungguh, indera penciuman Randika adh sh satu yang terhebat di dunia! Terlebihgi, sebentargi dia harus meramu ramuan X yang jauh lebih rumit daripada hal ini. Ku dia tidak membuatkan parfum ini untuk istrinya, lebih baik dia menunggu musuhnya dan bersiap-siap menemui ajalnya. "Lla!" Mata Randika berbinar-binar kemudian dia mi mengocok pn tabung yang dia bawa di hadapan para penonton sambil bersiul. Para peneliti ini merasa bahwa acara g ini sudah mencapai tahap akhir. Kelvin yang membuka matanya masih dm keadaan marah. Setiap tindakan pria ini benar-benar menghina profesinya! "Ibu Inggrid jika Anda tidak mengusir pria ini segera mungkin, aku akan mengundurkan diri dari perusahaan ini!" Kata Kelvin dengan marah. Hati Inggrid sudah mi mengepal. Dia juga sudah tidak sabargi. Ketika dia hendak memarahi Randika, sebuah aroma dari sebuah parfum segera menyebar di dm ruangan. Kelvin juga sadar akan hal ini dan terkejut. Apakah hidungnya th menipu dirinya? Aroma ini sangat mirip dengan yang dikerjakan oleh tim dari Perancis tersebut. Aroma ini tidak telu pekat namun sangat ringan dan membawa kesan aroma musim semi. Randika pun memberikan tabung yang dia pegang kepada Inggrid sambil mengatakan, "Parfum inikah yang kau cari?" Dengan segera Kelvin menghampiri atasannya tersebut. Dia mencium aroma sama persis dengan contoh produk sebelumnya. Beberapa peneliti yangin juga setuju akan hal tersebut. Apakah ini bukan mimpi? Ternyata sma ini hanya butuh 10 menit untuk menghasilkan hal yang sama? Mereka benar-benar berdiri diam dengan wajah yang tidak dapat mempercayai apa yang th mereka lihat. Inggrid benar-benar tidak percaya akan hal ini. Di saat dia masih dm keadaan linglung, tangan kanannya ditarik oleh Randika. "Istriku, kenapa kau tidak mencobanya di tubuhmu?" Inggrid sudah berada di pelukan Randika dan leher putihnya sudah ditetesi oleh parfum baru tersebut. "Kau! Apa yang kaukukan!" Inggrid benar-benar lengah danngsung mendorong Randika. "Yah setidaknya itu harum ketika kau pakai." Kata Randika dengan senyuman. Muka Inggridngsung memerah. Dia juga mencium aroma tersebut dan merasa bahwa hasil parfum milik Randika ini memang benar-benar sama persis dengan yang dibuat oleh Peter. Namun, dia masih butuh kepastian terakhir. "Istriku yang cantik benar-benar memiliki aroma yang menggoda." Randika masih berusaha menggoda Inggrid. Sebenarnya, aroma menggoda ini bukan mengacu pada parfum minkan aroma tubuh yang dimiliki oleh istrinya tersebut. Setiap manusia memiliki aroma tubuh mereka masing-masing, aroma tubuh Inggrid adh hal yang paling disukai oleh Randika. "Tolong jangan berkata mesum seperti itu, aku tidak ingin yangin sh paham." Inggrid menghampiri Randika dan berbisik ke telinganya dengan wajah yang tersipu malu. Pria ini memang vulgar, pikirnya. "Bagaimana menurutmu tentang hasil karyaku?" Randika masih ingin mencari pengakuan dari istrinya ini jadi dia menanyakan hal ini dengan senyuman liciknya. Inggrid sepertinya mengerti trik suaminya ini. Dia akhirnya memutuskan untuk meminta Kelvin yang masih tercengang untuk membawa hasil produk Randika ini. Dia meminta Kelvin untuk mengedarkan contoh ini kepada semua orang yang ada di ruangan ini. Setiap orang yang mengendusnya akan memasang wajah tidak percaya. Bagi Randika, wajah-wajah terkejut ini adh kesenangan yang tiada habisnya apgi ketika Kelvin yang mengendus hasil parfumnya. Akhirnya semua orang sepakat dan menganggukan kepnya. Dengan berat hati Kelvin berkata pada Inggrid, "Parfum ini. sama persis!" Segera seth itu, tepukan tangan dan suasana sukacita memenuhi ruangan. Bahkan muka Inggrid dipenuhi dengan senyuman yang manis dan matanya tampak mengucurkan setitik air mata. Ketika Randika melihat istrinya ini merasa begitu bahagia, hal ini membuat hatinya senang dan merasa bahwa hasil kerja kerasnya sepadan. "Bagaimana dengan formnya?" Tanya Inggrid kepada Kelvin. Tiba-tiba, wajah Kelvin kembali pucat dan melirik ke arah Inggrid, "Untuk hal tersebut Ibu harus memintanya kepada suami Anda." Berhasil mencuri dengar percakapan mereka, Randika hanya bersiul-siul sambil memalingkan wajahnya. Inggrid yang mendengar hal iningsung mengh napas. Tidak ada pilihanin, dia akhirnya berkata kepada Randika, "Kamu ikuh denganku." "Ke mana memangnya kita mau pergi?" "Kita akan ke kantorku." ... Saat mereka tiba di kantor presiden Perusahaan Cendrawasih, mereka segera duduk berseberangan. Randika terlihat santai dengan menopang dagunya dengan satu tangannya sambil melihat Inggrid di seberangnya. "Cantik bagai bidadari, harum bagai bunga, kah wanita idamanku!" Randika memperhatikan wajah istrinya yang begitu cantik dengan bibir yang dpisi oleh lipstik berwarna merah itu. Belumgi aroma tubuh istrinya yang sangat menggoda dirinya. Mendengar hal ini membuat wajah Inggrid kembali memerah. Dasar pria genit! Melihat tingkahku orang ini membuat dirinya terkadang ingin menghajarnya. "Aku ingin minta tolong bantuanmu." Kata Inggrid dengan muka serius. "Kau membutuhkan apa wahai istriku?" Kata Randika dengan senyuman. "Aku membutuhkan form dari parfum yang barusan kau buat." Kata Inggrid. Chapter 13: Menangkap Ikan Chapter 13: Menangkap Ikan "Tidak mash." Randikangsung berjanji akan membantu Inggrid dan perusahaannya. "Ingah akan satu hal ini, kau itu milikku. Buat apa khawatir aku akan menk? Bukankah wajar suami membantu istrinya yang kesusahan?" Inggrid menggigit bibirnya. Ketika dia melihat wajah Randika, dia merasa bahwa lki ini memang vulgar dan tidak tahu diri. Dia ingin membs perkataan suaminya tetapi dia tidak bisa membuka mulutnya sama sekali. Inggrid berambisi untuk menguasai pasar internasional dan membuat perusahaannya menjadi perusahaan terbesar di dunia. Sh satu cara untuk mngkah masuk ke dm pasar ini adh dengan produk parfumnya. Dan kemampuan Randika dm membuat parfum sangah berharga. Sma keberadaan Randika di Perusahaan Cendrawasih ini solid maka tidak butuh waktu yangma bagi mereka untuk masuk ke dm jajaran perusahaan besar bersk internasional. Yang menjadi permashannya, hal ini membutuhkan sosok Randika yang dapat menghasilkan parfum dengan kualitas tinggi. Bagaimana caranya Inggrid menahan Randika agar terus bekerja bagi dirinya? Terutama seth masa kawin kontrak mereka habis nanti, apakah Randika akan segera pergi dari hidupnya dan apab itu terjadi apakah dia juga akan keluar dari perusahaan ini? Untuk sesaat hal ini membuat pusing Inggrid. ''Istriku cantik juga ku sedang kebingungan seperti ini. Kenapa dia tidak mau mengatakan yang sejujurnya? Ayo kita lihat seberapama kau bisa menahan dirimu ini!'' Randika tentu saja th berhasil melihat niatan Inggrid jadi dia menunggu mangsanya menarik umpannya. Seth beberapa saat, Inggrid pun akhirnya mengatakan, "Aku ingin mempekerjakanmu sebagai ahli parfum dari perusahaanku." Hahaha, aku tahu bahwa kamu akan bng seperti itu. Randika segera meluruskan badannya dan tersenyum, "Hmmm apakah aku masih harus tidur di jn?" Inggrid pun tersipu malu dan membs, "Tentu saja tidak." "Ku begitu" Randika segera menatap mata Inggrid. "Apakah aku tidur sekamar denganmu?" "Bajingan! Jangan kelewatan ku ngomong!" Kata Inggrid. Bahkan ketika marah, Randika menganggap istrinya sangah cantik dan dia tidak sabar mencicipinya kembali. "Jangan marah dong, nanti cantikmu hng lho." Kata Randika sambil berkedip. "Atau ku tidak kamu yang tidur di kamarku?" "Hei Randika!" Inggrid benar-benar dibuat pusing oleh tingkahku Randika. Kenapa bajingan ini sering memancing emosinya? "Kenapa kau malu-malu? Bukankah wajar ku suami istri tidur bersama?" Kata Randika sambil tersenyum. "Ku kau hanya ingin menguji kesabaranku, lebih baik kau keluar saja dari sini!" Inggrid benar-benar sudah tidak tahan, dia mengambil sebuah buku di mejanya dan hendak melemparnya. "Tunggu! Aku hanya bercanda kok hahaha. Maafkan suamimu ini!" Randika segera panik ketika istrinya itu hendak melemparinya. Dia segera mengambil buku tersebut dan menyuruh Inggrid menenangkan dirinya kembali. Sejujurnya, tindakan Inggrid ini dianggap imut oleh Randika. "Baih ku begitu, aku akan membantumu." Kata Randika. "Tapi aku tidak bisa membantumu setiap harinya. Aku tidak ingin terjebak di ruangan untuk teluma." Inggrid nampak sudah tenang kembali dan mengangguk, "Ku begitu aku akan membayarmu 3x lebih banyak dari gaji Kelvin." "Istriku, kenapa kau berkata seperti itu?" Randika segera mengayunkan tangannya dan melihat sedikit perubahan dm wajah Inggrid. Dialu mengatakan, "Aku tidak butuh uang. Aku hanya butuh sebuah janji darimu sebagai gantinya." Inggrid sudah menduga hal ini akan terjadi. "Apa syaratmu?" "Hanya tambahkan beberapa t yang kubutuhkan." Kata Randika. "Nanti aku akan memberikan daftar untukmu." Inggrid pun mengangguk. "Ku begitu, adakah yang bisa kubantugi untuk istriku tercinta?" Tanya Randika dengan nada genit. "Sudah cukup." Bsnya "Ku begitu aku akan png dulu." Randika segera berdiri dan menatap Inggrid, "Aku sudah cukup capek berkeliling di perusahaanmu dan aku akan kembali nanti ku aku sempat." Mendengar hal ini Inggrid sedikit tertawa pahit dm hatinya. Dia berpikir bahwa dirinyah yang lebih capek. Melihat sosok Randika yang hendak pergi, entah kenapa membuat Inggrid mengatakan, "Ingah untuk makan mm di rumah ya." Ketika mendengarnya, Randika kaget dan sempat berputar badan. Melihat wajah Inggrid yang tersipu malu, hatinya tersentuh. Istrinya yang cantik mempekukan dirinya seperti seorang suami? Hal ini cukupngka dan membuat dirinya tambah semangat. "Hahaha, mm hari nanti aku hanya ingin memakan dirimu." Kata Randika sambil berkedip. "Dasar kau!" Wajahnya segera memerah kembali karena amarah. Seth beberapa saat, dia berpikir pada dirinya sendiri, Kenapa pria itu slu vulgar dan berpikiran mesum? Memikirkan bagaimana tindakan Randika hari ini membuat dirinya entah bahagia atau marah. Tetapi satu hal yang pasti, dia tidak bisa berhenti tersenyum ketika melihat sosok Randika yang berhasil memecahkan mash terbesarnya. ........ Ketika dia sudah berada di luar gedung, Randika kebingungan. Dia tidak tahu apa yang harus dkukannya sekarang. Dia mengatakan ke Inggrid bahwa dia akan png, sebenarnya dia masih cemas dengan mashnya sendiri jadi mana mungkin dia bisa bekerja secara maksimal. Masih belum ada kabar dari Yuna dan Shadow masih dm proses penyelidikannya. Sedangkan Bn Kegpan dan musuhnya yangin masih bersembunyi dm kegpan, mengintai dirinya. Randika merasa semua ini melhkan dan akhirnya memutuskan sesuatu. "Aku sudahma berada di kota ini tapi aku tidak pernah berkeliling. Lebih baik hari ini aku jn-jn saja dengan santai." Seth menelusuri kota sma setengah jam, Randika tiba di taman kota yang paling luas di kota Cendrawasih. Terkenal akan keindahan dan kebersihannya, taman ini menjadi tempat favorit orang-orang di kota ini untuk bercengkerama ataupun berhraga. Taman ini juga dilengkapi dengan danau buatan seluas 3 kilometer. Banyak orang juga senang memancing di sini. Di taman ini, syarat untuk memancing adh orang harus menyewa pertan yang ada di toko yang ada di samping danau. Ikan yang didapat tidak dipungut biaya jadi hal ini membuat orang berbondong-bondong untuk memancing di taman ini. Memancing menjadi hobi para warga kota Cendrawasih baik ituki maupun perempuan. Memancing? Kata tersebut mengingatkan dirinya pada kenangan saat dia kecil yang memancing ikan di sungai bersama kakeknya. Mengingat hal ini membuat dirinya tersenyum. Dia akhirnya memutuskan untuk memancing di taman ini. Ketika dia sudah berada di depan toko t penyewaan, dia tiba-tiba berhenti. "Aduh harusnya aku tadi minta uang ke istriku." Kata Randika sambil tersenyum pahit. Untuk memancing di taman ini orang perlu menyewa pertan memancingnya. Apa boleh buat, dia akhirnya memutuskan untuk melihat orang memancing karena itu tidak dipungut biaya. Meskipun ini bukan akhir pekan, taman terbesar di kota ini masih dikerumuni oleh banyak orang dan juga pemancing. Baik itu keluarga, pasangan, man, semuanya mengunjungi taman ini khususnya para man yang mengisi keseharian mereka dengan memancing. Di saat dia melihat-lihat orang-orang sedang memancing, Randika menemukan seorang wanita yang sangat cantik. Pada saat ini, mata Randika benar-benar terpaku pada dirinya. Sepasang kaki putih yang bergntungan di pinggir danau dengan paha mulus yang kencang membuat Randika terpana melihatnya. Wanita ini memakai hot pants yang menonjolkan kaki panjangnya yang putih. Tatapan mata Randika terfokus pada sekitar paha. Sma perempuan itu bergerak sedikit saja maka dirinya bisa melihat warna dman apa yang sedang dipakainya. Dari selera bajunya, Randika mengerti bahwa perempuan ini mengerti dunia busana. Di bagian atasnya dia memakai tema Cropped Top dengan dibalut oleh blus. Dia ingin menonjolkan perutnya yang rata dan figur tubuhnya yang seksi. Terlebihgi, dadanya yang besar menjadi sorotan utama dari mata para lki. "Wahhh cantik sekali perempuan ini." Kata Randika dm hati. Perempuan ini memiliki rambut pirang, bibir mungil dengan wajah yang terlihat masih muda. Bulu matanya yang lentik terus bergetar, bibirnya nampak sedang bersiul dan tatapan matanya terlihat serius ketika dia memperhatikan t pancingnya dengan seksama. Melihat betapa cantiknya perempuan ini membuat Randika ingin melihatnya lebih dekat. Perempuan ini tidak menyadari keberadaan Randika karena dia masih fokus terhadap t pancingnya. t pancingnya dari tadi terus bergetar sehingga dia merasa sudah ada ikan yang terkait di kailnya. Ketika dia mengangkat t pancingnya, ternyata tidak ada ikan sama sekali. Randika tersenyum ketika melihatnya. Bukannya mustahil memancing dengan cara seperti itu tapi sangat sulit. Apgi orang awam yang menggunakan teknik seperti itu. Pada saat ini, terdengar suara orang tua dari sampingnya yang mengatakan, "Hei kau! Bisa-bisanya kau memancing dengan cara seperti itu?" Seth suara itu terdengar, suara-suarain ikut menyusul, "Benar, kau tidak bisa memancing dengan cara seperti itu!" "Perempuan itu tidak memancing, dia hanya sedang bermain dengan ikan." Sindir orangin. "Ku kau seperti itu terus, kau akan mengganggu kami para pemancing yangin!" Viona yang mendengar sindiran-sindiran tersebut merasa ketakutan. Dia hanya ingin bersantai dengan memancing di taman ini, mengapa para man ini terlihat serius sekali? Dengan adanya dukungan, si man yang pertama kali memi hal ini menjadi sangat percaya diri. "Aku tidak tahu kau berasal dari mana, tapi ku kau tidak berniatan untuk memancing dengan serius dan hanya bermain-main saja, lebih baik kau berhenti saja." Viona merasa malu dengan perkataan pak tua ini. Memangnya ada apa dengan dirinya? Dia hanya ingin bersantai sambil memancing dan menikmati suasana santai ini. "Sudah pak Kris, wajar ku perempuan tidak tahu cara memancing. Apgi dia masih sangat muda." Kata teman pak Krisna. "Hei kukasih tahu ya, mashnya dia itu duduk di sampingku. Dia hanya akan mengusir para ikan ku begini terus. Kau ingin aku makan kerikil hari ini?" Pak tua Krisna terdengar sangat marah. "Sudah dari pagi aku tidak dapat ikan, pasti gara-gara h gadis ini!" "Kau enak ngomong begitu karena sudah dapat 5 ikan, aku dari pagi tahu kailku tidak disentuh sama sekali. Seth mendengar ini kau masih ingin memb gadis ini?" Lalu pandangan pak tua Krisna mengarah ke Viona, "Karena kamu tidak bisa memancing, buat apa kamu memancing?" Viona benar-benar merasa malu dan berurai air mata. Seth menenangkan diri sebentar dia mengatakan, "Maafkan aku, aku akan pergi dan mencari tempatin." "Pergi sejauh mungkin! Kuberitahu ya, ku kamu memancing seperti itu terus kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dan hanya akan menjadi pengganggu untuk orangin!" Mendengar hal ini Viona kembali menangis, "Ku begitu aku akan berhenti memancing." Pak tua Krisna menganggukan kepnya, "Itu bagus. Jangan ganggu orangingi." Ketika Viona hendak pergi dari tempat duduknya, sebuah tangan menahan pundaknya. "Kata siapa orang tidak bisa memancing dengan teknik seperti ini?" Viona menoleh dan melihat Randika yang datang untuk membnya. Randikalu membisiknya agar dia diam di tempat dan jangan mau mengh kepada pak tua itu. "Anak muda, kau berkata sembarangan." Pak tua Krisna melihat Randika yang muncul di samping Viona dengan muka tidak menyenangkan, "Gadis itu daritadi mengusik para ikan dan membuat kami kehngan ikan. Bukankah seperti itu teman-teman?" Orang yang ada di samping kiri Viona mengangguk pn. "Nona sebaiknya kau pindah saja biar kita sama-sama enak." "Omong kosong! Danau ini diperuntukkan bagi semua orang dan ikan di dmnya adh hak semua orang. Ku kau tidak mendapatkan ikan satu pun mengapa kau menyhkan gadis ini bukan ikannya?" "Hei bocah, aku sudah memancing sma lebih dari 20 tahun dan kau pikir aku tidak tahu faktor apa yang membuat para ikan tidak menggigit kailku?" Viona semakin takut berada di sini dan ingin segera pergi. Tetapi tangan Randika masih menahan dirinya dan dia pun melihat wajah Randika yang penuh dengan percaya diri, wajahnya pun memerah. Randika tidak menanggapi perkataan pak tua itu. Dia tahu bahwa tindakan lebih berarti daripada perkataan. Duduk dengan memangku Viona, Randika membantu Viona memancing kembali dengan cara dia sebelumnya yaitu dengan menggoyang-goyangkan kailnya ke sana kemari. Melihat kedua pemuda ini tidak mempedulikan dirinya, pak tua Krisna merasa muak. "Oke aku akan berhenti memancing untuk hari ini. Aku akan melihat bagaimana caramu bisa memancing ikan dengan teknik seperti itu. Tanpa bantuan hantu ataupun jin, jangan harap mendapatkan sesuatu." Orang yang disamping kiri Viona juga merasa terganggu dengan mereka, "Dasar anak muda, mereka menganggap dirinya tahu segnya. Kalian hanya bisanya memancing keributan." Orang-orang yang memancing di danau ini sudah menghentikan kegiatan mereka dan memperhatikan drama ini dari awal. Sekarang mereka penasaran dengan sosok Randika yang terlihat seperti orang bodoh itu. Mereka tidak sabar untuk mempermalukan dirinya. "Pffttt, lki itu hanya ingin sok keren di hadapan perempuan itu. Bagaimana mungkin dia bisa memancing dengan cara seperti itu?" "Kau benar. Sma bertahun-tahun memancing, aku belum pernah melihat orang berhasil memancing dengan cara amatiran seperti itu." "Bukankah pak Krisna adh pemancing terhebat di taman ini? Bagaimana bisa lki itu percaya diri bisa menghkan pak tua itu dengan cara seperti itu?" Viona yang berada di pelukan Randika mi gelisah, tetapi ketika dia melihat raut muka Randika, dia merasa hatinya tenang. "Jika kau tidak bisa mendapatkan ikan satu pun hari ini, jangan pernah datang ke sinigi." Pak tua Krisnalu menatap Viona, "Dan kau jangan pernah duduk di sampingkugi ke depannya." "Ku aku mendapatkan ikan bagaimana?" Nada suara Randika terdengar tenang. Ternyata, tenaga dmnya sudah menyebar ke dm danau melewati kail pancingnya. "Apakah kau bisa? Kau pikir kau dewa memancing? Bahkan lebih mudah bagi si Marlin untuk menemukan anaknya Nemo daripada kamu mendapatkan ikan!" Mendengar lelucon ini, para penonton pun ketawa. "Baih, lihat saja nanti." Kata Randika dengan santai. Tiba-tiba dia mencengkram erat tangan Viona dan menarik kembali kail pancingnya. Disertai teriakan Viona, ikan berukuran besar keluar dari dm danau. Pak tua Krisna, yang awalnya tertawa, ketika melihat ikan besar yang berhasil dipancing Randika, dia benar-benar tercengang. Raut wajahnya segera menjadi jelek. "Apa? Dia bisa memancingnya?" "Ya tuhan, ternyata ada ikan sebesar itu di sini?" "Benar-benar lihai!" Para penonton di bkang mereka segera bersorak. Untuk pertama kalinya, mereka melihat ikan sebesar itu berhasil terpancing di danau ini. Viona merasa sangat bahagia di dm hatinya. Dia berhasil membuktikan bahwa cara dia memancing tidak sh berkat bantuan lki ini. Randika masih bermuka datar sgi dia mengambil ikan dari kailnya. Lalu dia segera memasukkannya kembali ke dm danau. Dm beberapa detik,gigi ikan besar berhasil dia tangkap. "G! Hanya hitungan detik!" "Dewa Benar-benar dewa!" Pak tua Krisna dan temannya benar-benar terkejut, mereka saling menatap dan terheran-heran. Mereka melihat bahwa tidak sampai 30 detik si Randika melempar kailnya dan dia sudah mendapatkan ikan yang sama besarnya dengan yang pertama. Mereka merasa bahwa ikan-ikan ini pasti sedang kesurupan karena mereka dengan bodohnya mau tertangkap oleh Randika. Semua penonton terus bersorak ketika Randika berhasil memancing ikan satu per satu. "G Ikan-ikan di danau ini sudah menjadi g semua!" Pak tua Krisna hanya bisa bergumam pada dirinya sendiri. "Hei ku kau lihat baik-baik, bukankah ikan-ikan ini sudah seperti mengantri untuk ditarik?" Mendengar hal ini membuat pak tua Krisna bernapas lega, ternyata yang berpikiran seperti itu bukan hanya dirinya. Dia sudah menganggap dirinya g ketika dia melihat ikan-ikan tersebut seperti sudah menunggu kail Randika begitu saja. Setiap kail itu masuk ke dm air, dm hitungan detik seekor ikan sudah pasti menggigit kail tersebut. Kejadian ini membuat semua orang kebingungan. Bukan Randika yang mencari ikan dengan kailnya, para ikan mencari kail Randika! Pak tua Krisna berpikir bahwa lki ini pasti jelmaan dewa memancing. Randika pun tersenyum melihat semua ini. Dialu melepas genggamannya pada tangan Viona dan pergi begitu saja. "Hei apa aku sudah g? Aku merasa bahwa ikan-ikan itu memang sengaja menghampiri kailnya." "Ini pertama kalinya aku melihat orang memancing dengan cara seperti itu Dunia memang luas!" Chapter 14: Viona Chapter 14: Viona Para penonton masih terpukau dengan teknik memancing Randika yang sangat mendewa tersebut. Randika pun meninggalkan mereka dengan wajah yang terlihat puas. Sedangkan Viona, gadis ini merasa hatinya berdebar-debar terus menerus dan wajahnya terus tersipu malu. Senyuman puas Randika dan hangatnya pelukannya masih melekat erat di dm benaknya. Menggigit bibirnya, dia memutuskan untuk mengejar pria tersebut. Ketika Randika pergi meninggalkan area memancing dia sedikit merasa kecewa. Tindakannya tadi sudah keren dan diangsung pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada gadis itu. Kenapa gadis itu belum mengejarnya? Apakah pesonanya masih kurang? Ku benar gadis itu tidak mengejarnya, apakah terlihat aneh ku dirinya kembali dan meminta nomor handphonenya? Perempuan secantik itu jarang dia lihat terutama dengan dadanya yang besar itu. Akhirnya dia memutuskan apab gadis itu tidak mengejarnya, dia akan kembali dan menanyakan nomor handphonenya. Persetan dengan gengsi! Pada saat itu juga, terdengar teriakan dari bkang punggungnya, "Tunggu!" Yes! Tampaknya pesona milikku tidak pudar! Memasang wajah sok serius, Randika berputar dan melihat Viona yang berusaha menghampirinya. Viona tampak sedang beri mengejar Randika. Dadanya yang besar itu bergerak ke atas dan ke bawah secara konstan dan membuat Randika menn air liurnya. Tidak ada satu detik pun tatapan matanya berubah arah. Mungkin punya istrinya tidak kh besar tetapi dia merasa punya gadis ini lebih besar dan indah. "Aku belum berterima kasih atas kebaikanmu tadi Namaku Viona, senang bertemu denganmu." Dengan napas terengah-engah, Viona segera berterima kasih kepada Randika. Wajahnya pun kembali tersipu malu ketika melihat sosok pria ini. "Namaku Randika." Randikalu mengambil sapu tangannya dan mengusap keringat yang ada di wajah Viona. Ya tuhan lembut sekali kulitnya! Belumgi pipinya yang begitu empuk dan bibirnya yang mungil ini, dia ingin mencicipinya. Wajah Viona semakin merah karena tindakan Randika yang jentelmen. Seth selesai mengusap keringatnya, Randika menggenggam tangan Viona dan berkata dengan muka datar, "Tidak apa-apa, aku hanya tidak suka ketika orang mempermalukan seorang gadis di depan umum." Viona yang tersipu malu membs, "Aku tetap ingin mengucapkan terima kasih atas tindakanmu. Belum pernah ada orang yang membku sebelumnya." Seth itu Viona menarik Randika agar lebih dekat dengannya dan berbisik, "Hei, kasih aku nomormu dan kita bisa bertukar kabar setiap harinya." Randikangsung tersenyum, si Viona ini ternyata agresif juga dan dia tidak perlu repot-repot meminta nomornya. Seth Viona memberikan nomor handphonenya dia mengatakan, "Ku kau senggang dan bosan, kau bisa memanggilku kapan saja!" Seth mengatakan hal tersebut, wajah Viona menjadi sangat merah. Bisa-bisanya dia mengatakan hal ambigu seperti itu. Randika juga tertegun ketika mendengarnya. Bukankah ini seperti mengatakan bahwa datanh ke rumahku kapan saja, aku siap bermain denganmu kapan saja! Viona merasa kata-katanya benar-benar ambigu. Dia ingin membenarkan tetapi akhirnya dia memutuskan untuk beri pergi. Randika yang melihat sosok Viona yang pergi merasa bahwa sifat seperti Viona ini cukup menyenangkan. Gadis polos yang bingung antara cinta dan nafsu sangah menggemaskan. Hal ini sangat berbeda dengan istrinya Inggrid. Seth dia mrikan diri dari Randika dengan hati yang berdebar-debar, Viona tersadar bahwa dia hanya memberikan nomor miliknya dan tidak meminta nomor milik Randika. Ku begini jadinya, dia takut bahwa pria tersebut tidak akan menghubunginya dan lupa terhadap dirinya. Dialu berpikir dm hatinya, Apakah pria itu akan melupakan aku? Sesaat seth dia berpikir seperti itu, handphonenya bergetar. Ternyata ada pesan dari nomor tidak dikenal. "Hei ini aku Randika, kamu tidak mencatat nomorku tadi. Lain kali ku kau senggang, aku ingin mengajakmu makan mm berdua." Melihat pesan ini membuat Viona tersenyum lebar. ..... Ketika kembali ke rumah, waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Ibu Ipah tidak terlihat ada di rumah, dia pasti sedang berbnja untuk makan mm. Memanfaatkan keadaan sepi ini, Randika segera pergi ke kamarnya dan menykan komputernya. Dia segera menghubungi Yuna. Yuna yang berpakaian minim itu pun segera muncul diyar komputernya. "Bagaimana keadaan di sana?" Randika sedang tidak ingin berbasa-basi. Ketika mendengarnya, tubuh Yuna sedikit bergetar "Tuan tidak perlu khawatir, markas baru kita th mi dibangun kembali. Lokasi markas hanya diketahui olehku dan orang-orangku jadi tidak ada orangin yang mengetahui lokasi ini." Randika mengangguk puas. Pembangunan markasnya ini juga memerankan peran penting. Tanpa ramuan X, sangat sulit baginya untuk menahan kekuatan misteriusnya. Bahkan dengan bantuan Safira sekalipun, itu hanya bertahan 10 hari dengan catatan dia tidak bisa menggunakan tenaga dmnya telu banyak. Jika orang-orang yang sedang bersembunyi di balik kegpan itu keluar, dia yang sekarang tidak bisa mwan balik. "Baguh ku begitu, ku ada apa-apa segera kabari aku." "Randika kau tidak perlu khawatir. Aku akan meramu ramuan X milikmu dm sebn." Yuna mengatakannya dengan muka serius. "Aku juga mengutus beberapa orang milikku untuk menyelidiki Bn Kegpan dan Harimau. Namun aku masih belum mendapat kabar dari mereka." "Susah bagimu untuk menemukan markas maupun keberadaan mereka," Kata Randika. "Kau tidak perlu repot-repot mengatasi mereka berdua, serahkan mereka kepadaku!" Ketika mengatakan hal ini, aura membunuh Randika sedikit keluar. Meskipun ada kemungkinan Bn Kegpan yang dia bunuh adh palsu, mau yang asli keluar atau dng yang asli juga ikut keluar, hal ini tidak membuatnya takut. Di bawah tatapan mata Ares, tidak ada orang yang bisa bersembunyi! Seth menyelesaikan percakapannya dengan Yuna, Randika mi berpikir kembali mengenai mash-mashnya. Tidak diragukangi bahwa pengkhianatan Bn Kegpan dan Harimau disebabkan oleh sesuatu tetapi yang mengganjal dirinya adh kenapa mereka bisa menemukan dirinya begitu cepat? Hanya beberapa hari seth dirinya tiba di Kota Cendrawasih, Naoki Moretti berhasil menemukan dirinya. Apakah Bn Kegpan dan Harimau memanfaatkan para mafia Italia itu? Randika tidak percaya akan hal itu. Apakah sh satu anggota dari 12 Dewa Olimpus bisa dcak oleh sekumpn cecunguk? Ku hanya mengandalkan para mafia itu rasanya susah untuk dipercaya. Seth memikirkan hal ini, Randika mengambil handphonenya dan memanggil Shadow. "Ares sang Dewa Perang!" "Smat sore tuan!" Shadow membs. "Bagaimana dengan penyelidikanmu?" "Bawahanku th memastikan bahwa Bn Kegpan th mati." Mati? Wajah Randika mengkerut ketika mendengar hal ini. "Tuan,boratorium Anda th dihancurkan oleh Naoki Moretti, Bn Kegpan dan Harimau." Suara Shadow terdengar tenang. "Aku mengetahui bahwa Bn Kegpan berada di Amerika dan aku mengejarnya hingga ke Eropa, tetapi ketika aku di Perancis aku kehngan jejaknya. Kemudian aku mengetahui bahwa dia berada di Indonesia." Wajah Randika semakin mengkerut mendengarnya. Jadi Bn Kegpan yang dia bunuh ternyata adh asli? "Shadow, apakah kau tahu bahwa Bn Kegpan th kubunuh pada hari itu?" Kata Randika ragu-ragu. "Jika tuan berkata demikian, pasti Bn Kegpan th mati." Kata Shadow. "Laporan intelijenku tidak menyinggung keberadaan sekaligus kabar mengenai Bn Kegpan sejakma." Kali ini Randika bingung. Apakah orang yang dia bunuh sebelumnya adh Bn Kegpan yang asli? Kenapa dia merasa bahwa orang itu adh palsu? Keraguannya ini bukah dengan san tidak mendasar. Ini adh insting, insting yang th dia asah sma bertahun-tahun yang membuatnya pantas menyandang nama Ares. Tetapi Randika percaya akan kemampuan Shadow. Laporan intelijen Shadow tidak pernah menginformasikan hal yang sh. Jika dia mengatakan bahwawannya mati, pasth orang itu mati. Keberhasn Ares bertahan hidup hingga hari ini juga berkat informasi yang dikumpulkan oleh Shadow. Bisa dikatakan bahwa Shadow adh mata dan telinganya di seluruh dunia! "Tetap perhatikan mash ini dan jangan lengah." Kata Randika. "Baik tuan!" Seth menutup percakapan mereka, Randika masih dnda kebingungan. Jadi sma ini dugaannya sh? Tidak mungkin! Sma ini instingnya tidak pernah sh. Orang yang dia bunuh pada mm hari itu js bukan Bn Kegpan. Jadi di mana letak kunci permashan ini? Chapter 15: Pembangunan Kembali Laboratorium milik Randika! Chapter 15: Pembangunan Kembali Laboratorium milik Randika! Kota Cendrawasih kembali menyambut hari yang baru. Orang-orang mi bangun dari tidur mereka dan bersiap-siap memi hari. "Wah mobilmu tidak kh cantik dengan dirimu ya!" Kata Randika sambil masuk dan duduk di kursi samping pengemudi. Hari ini, Randika akan ikut dengan Inggrid pergi ke Perusahaan Cendrawasih untuk mengatur mash pembuatan parfum. Mau tidak mau, mereka harus berangkat bersama agar mencegah Randika yang keluyuran. Tentu saja seorang pemimpin perusahaan terbesar di kota ini memiliki seorang supir tetapi hari ini Inggridh yang menyetir mobilnya sendiri. Usut dibalik usut, ternyata Randika sudah mengancam si supir agar dirinya absen hari ini. Dia ingin berduaan dengan istrinya! Mendengar ancaman tersebut, si supir dengan enggan hati ijin tidak masuk kerja karena mash kesehatan dan membuat Inggrid harus menyetir sendiri. Di tengah-tengah perjnan, Randika memperhatikan Inggrid dari samping. Matanya tertuju ke dada istrinya yang terbh oleh sabuk pengaman. Pada saat ini dia sedang membandingkannya dengan milik Vionalu mengh napas. Dia tidak tahu apakah gunung itu bisa dia pegang dengan satu tangan? Inggrid curiga kenapa Randika begitu diam hari ini dan akhirnya menoleh. Dia melihat bahwa pria itu sedang menatap dadanya. Dengan perasaan malu, dia memarahinya, "Hei! Ngeliatin apa kamu!" "Aku sedang mengagumi istriku yang cantik tiada duanya." Kata Randika tanpa ragu. Mendengar kata-kata ini, Inggrid tersipu malu dan merasakan hatinya menghangat. Dialu memperhatikan Randika sekaligi dan melihat tatapan matanya tidak tertuju wajahnya dan tangannya nampak meremas-remas sesuatu. Menyadari hal ini, Inggrid punngsung marah, "Dasar pembohong!" Randika segera terbatuk dan duduk tegak kembali sambil mengatakan, "Apakah t-t yang kubutuhkan sudah sampai?" Inggrid merasa Randika adh lki kurang ajar. Bagaimana bisa dia mengalihkan topik pembicaraan begitu saja? Dia hanya mengangguk dengan muka cemberut dan fokus kembali menyetir. Seth beberapa saat, Inggrid melirik Randika dan menyadari bahwa bajingan ini sedang menatap dirinya dengan mata cabulnyagi! "Bajingan! Jangan curi-curi pandang!" "Memandang apa?" Bs Randika. "Randika! Kau memang lki berengsek!" ..... Inggrid dan Randika akhirnya sampai dan berjn menuju lobi. Dengan dipimpin oleh Inggrid, mereka berdua terlihat mencolok. Ketika Randika melihat perempuan yang dulu mporkannya ke keamanan, dia berkedip pada perempuan itu. Randikalu meraih tangan Inggrid dan menciumnya di hadapan tatapan perempuan itu. Perempuan ini benar-benar tertegun. Apakah pria itu benar-benar suami dari pemimpinnya? Inggrid yang marah karena tangannya dicium segera menaiki lift disertai oleh Randika. Tidakma kemudian mereka th sampai dintai 9. "Semua t yang kau minta sudah ada di ruangan ini dan kita bisa memi produksinya hari ini." Kata Inggrid. Sudah saatnya bagi dirinya memi pengembangan ramuan X. Randika berharap bahwa t-t ini sudah cukup baginya untuk membuat kembali ramuan tersebut. Lagip, Perusahaan Cendrawasih berfokus pada kosmetik jadi ruang penelitiannya sedikit berbeda denganboratorium miliknya. Pembuatan ramuan ini akan menjadi hal yang sulit. Namun dm pengembangan awal dari ramuan X ini, Randika melihat sendiri proses pembuatannya. Jadi seharusnya tidak ada mash. "Lebih baik mencoba daripada menyesal!" Sebelum mereka tiba, Kelvin dan timnya sudah pada sibuk. Mereka mencatat dan mengatur pertan-pertan yang datang, mereka tahu bahwa barang-barang ini dibutuhkan untuk menghasilkan parfum terbaru. Sejujurnya t-t ini diperuntukkan pengembangan dan produksi ramuan X. Ketika para peneliti melihat kedatangan Randika dan Inggrid, mereka semua serentak menyapa, "Smat pagi Tuan dan Nyonya." Kelvin segera maju dan menyapa mereka lebihnjut, "Suami Ibu Inggrid smat pagi." Mendengar kata-kata suami membuat Inggrid sedikit terkejut sedangkan Randika menyambut mereka dengan senyuman lebar, "Smat pagi semua! Jangan pedulikan kami pasangan suami istri ini,njutkan pekerjaan kalian." Inggrid hampir meledak karena perkataan Randika. Dia berpikir, Bajingan ini berani sekali mengumumkan status hubungan mereka, apgi dia sudah bertindak bagai bos! Tapi Inggrid hanya bisa meredam amarahnya hari ini. Dia membutuhkan Randika demi memenuhi ambisinya. Randika diin sisi, tersenyum lebar dan bisa menebak isi hati Inggrid. Dia merasa tak terkhkan hari ini. Seth bertukar sapa dan berbasa-basi, Kelvin segera mendekati Inggrid dan mengatakan, "Bu Inggrid, bisakah Anda meminta suami Anda untuk membantuku?" Wajah Inggrid semakin pucat dan senyum Randika semakin lebar. Wupun Kelvin mengatakannya dengan suara yang kecil, Randika js mendengarnya. "Tidak mash, tanya apa saja terhadap dirinya tidak perlu sungkan." Kelvin senang ketika mendengarnya. Menatap Randika, dia teringat akan perbuatannya sehari sebelumnya dan dia pun merasa bersh, "Aku masih tidak paham dengan form yang Anda buat kemarin. Aku ingin meminta pencerahan Anda." "Baih, istriku tunggh di sini sebentar. Aku akan mengajarinya sebentar." Randika pun segera pergi dan menjskan form miliknya lebihnjut di papan tulis. "Sebenarnya parfum yang kemarin kubuat itu gampang. Tiga bahan utamanya adh bahan yang mudah didapat, setiap bahan tersebut mengambil porsi 30% dan yang merupakan kunci dari pembuatannya adh sisa 10% tersebut. Kamu perlu menambahkan 5 bahan yang berbeda." Sma dia menjskan, para peneliti dan Kelvin sendiri ikut tercengang. Mereka menyadari bahwa sosok pria ini terlihat berbeda dengan sosok yang kemarin ketika dia serius. Seth selesai menjskan, Randika menepuk pundak Kelvin, "Apakah kamu paham semua yang kukatakan tadi? Apab kamu mengikut perkataanku, produknya akan sama persis dengan yang kemarin." "Terima kasih banyak tuan!" Kata Kelvin dengan penuh hormat. Kelvin adh orang yang oportunis. Meskipun kemarin dia menghina-hina Randika hingga mengancam dirinya akan keluar, seth mengetahui kemampuan sesungguhnya dari Randika, Kelvin segera menjadi orang yang penurut. Ditambahgi, orang ini adh suami dari pemimpin perusahaannya. Randika kemudian menoleh ke arah Inggrid yang sedang memperhatikan dirinya. Dia mi tertawa, "Bagaimana? Suamimu terlihat keren bukan?" Inggrid tersipu malu, "Huh siapa memangnya yang sedang melihatmu? Aku hanya sedang memperhatikan bawahanku saja!" Kata Inggrid. "Ah! Ini barang-barang yang kau butuhkan." Melihat barang-barang tersebut, Randika mengatakan "Istriku, aku butuh satu halgi. Bisakah kau membangun ruangan penelitianin untukku?" Ketika mendengarnya, Inggrid pun terlihat bingung dan ragu. Randikangsung menyanggahnya, "Ini adh sh satu syarat tambahan dan aku tidak akan meminta apa-apagi. Kau hanya perlu membangun satuboratorium untukku dan aku akan membuatkan parfum untukmu!" Seth berpikir sesaat, Inggrid setuju dengannya. "Oke aku janji. Untuk ruangannya pilih sendiri saja dan katakan kepadaku nanti." "Hahaha terima kasih istriku yang cantik." Kata Randika sambil tersenyum. Lagip, Inggrid tidak punya hak untuk menk setiap tuntutan dari Randika karena ini adh sh satu risiko ketika bergantung pada orang. "Kamu membutuhkan orang tambahan untuk ruanganmu nanti?" "Tentu saja! Aku tidak mau sendirian di ruangan yang luas." Pembuatan ramuan X sangah rumit dan hanya beberapa orang saja yang mengerti formnya. Tentu saja Randika mengertingkahngkah yang dibutuhkan dm membuatnya. Karena banyaknyangkah tersebut, dia membutuhkan tenaga tambahan untuk membantunya. Dia tidak bisa membuat ramuan tersebut sendirian. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk meninggalkan ruangan penelitian milik Kelvin. Saat mereka berjn berdua, Inggrid masih penasaran dengan syarat milik Randika. "Buat apa satu ruangangi? Apakah ruangan milik Kelvin kurang bagus?" "Aku ingin membuat sebuah obat untuk keperluan pribadi." Jawab Randika dengan santai. "Farmasi?" "Benar" Jawab Randika, "Jika kamu punya orang yang mengerti farmasi bisa kirim saja ke aku. Tidak butuh yang ahli, orang yang masih amatir saja tidak apa-apa kok. Obat ini tidak telu rumit." Inggrid mengangguk. "Kamu bisa mengambil orang dari divisi Kelvin, tetapi aku takutnya ada jarak pemisah yang jauh antara farmasi dan kosmetik." "Istriku kau khawatir pada diriku?" Randika tersenyum dan mencium tangan Inggrid. "Jangan khawatir, suamimu ini orang pintar. Semua mash pasti bisa teratasi." "Hah! Siapa yang khawatir sama kamu!" Wajah Inggrid terlihat merah, "Aku hanya peduli dengan perjanjian kita." Mendengar hal ini, Randika berhenti berjn dan menatap Inggrid. Dia nampak memikirkan sesuatu. "Kenapa? Apa yang sedang kau lihat?" Inggrid sepertinya sadar akan perkataannya tadi. Dia juga merasa hubungan mereka ini sedikit canggung. Seth tiga bn apakah pria ini akan pergi untuk smanya? "Aku ingin menikmati momen ini dan melukis wajahmu di ingatanku sebelum akhirnya nanti kita berpisah. Aku masih takjub dengan kecantikanmu." Kata Randika sambil tersenyum "Terserah!" Kata Inggrid sambil berputar badan. Dialu mengatakan, "Aku akan mengatur orang untuk mempersiapkan ruanganmu." "Sebenarnya aku memerlukan bahan-bahan medis. Aku akan mencatat apa yang kuperlukan dan nanti akan kuberikan pada orang-orangmu." "Lakukan apa yang perlu kaukukan. Aku harus mengurus beberapa halinnya." Melihat sosok Inggrid yang menghng, Randika tersenyum. Takma kemudian, orang-orang suruhan Inggrid mi mempersiapkan ruangan penelitian milik Randika. Seth berberes-beres dan mengatur penempatan t-t, Randika memberikan sebuah daftar bnja kepada sh satu orang agar dapat segera membelinya. Sin beberapa barang merek luar negeri, sisanya adh barang yang bisa ditemui di toko obat. Ramuan X adh hasil karya markas Randika yang terdahulu. Tujuan ramuan X ini adh menekan kekuatan misterius yang ada di tubuhnya. Bahan-bahannya sangat umum jadi tidak telu menghabiskan biaya. Namun kunci dari form ini terletak di variasi bahan yang digunakan. Langkah pembuatan ini mirip dengan pembuatan parfum dan Randika juga pernah membantu Yuna dm membuat ramuan ini. Jadi pembuatan ng ramuan X ini seharusnya tidah susah. Di sisiin, Inggrid yang sedang di kantornya terlihat sibuk mengurus beberapaporan. Takma kemudian telepon di mejanya berdering dan ternyata sekretarisnyah yang menelepon. "Maaf mengganggu waktu ibu, informasi mengenai beberapa ahli parfum yang lolos ujian penyaringan dan wawancara th saya kirim ke email Anda." "Oke." Inggridlu menutup teleponnya. Seharusnya ini adh tugas dari departemen HRD tetapi ahli parfum di perusahaannya ini memegang peran krusial terhadap kngsungan perusahaannya, jadi dia harus mengawasi ini secarangsung. "Hmmmm" Inggrid membacaporan yang dikirimkan sekretarisnya tersebut. "Yang ini punya pengman di bidang farmasi!" "Randika tadi ngomong ku perlu orang yang paham akan farmasi bukan?" Inggrid merasa lega karena dia bisangsung memenuhi kebutuhan Randika. Tetapi ada satu hal yang tidak dia sadari. Inggrid sekarang lebih sering memikirkan Randika. Perubahan ini masih belum dia sadari. -Ruangan penelitian Randika- Bahan-bahan medis yang diperlukan sudah datang. Sekarang Randika membagi-bagi tugas kepada tiap kelompok. Setiap kelompok akan mkukan prosedur masing-masing dm pembuatan ramuan X ini. Dm beberapangkah nantinya, mereka perlu bantuan dan pengawasanngsung dari Randika. "Kau dan kau, kalian akan mengerjakan bagian ini. Kau yang ada di bkang bawa 1 temanmu untuk mengerjakan bagian ini." Ketika Randika sibuk mengatur orang, namun tiba-tiba handphonenya berbunyi. Melihat nomor yang tertera membuat wajah Randika menjadi serius. "Kalian semua kerjakan seperti yang aku omongkan tadi, apab ada pertanyaan bisa tunggu saya kembali." Randika segera keluar ruangan untuk mengangkat telepon dari Shadow. "Tuan!" "Ada apa?" Tanya Randika. Suara milik Shadow masih tenang seperti biasanya, "Tuan, saya mendapatkan kabar terbaru dari agenpangan. Hari ini dia mendapat kabar bahwa ada perintah baru yang keluar dari markas Bn Kegpan. Tujuan mereka adh kota Cendrawasih." Cendrawasih! Muka Randika semakin mengkerut. Sesuai dugaannya, mereka mengincar dirinya. "Ditambahgi, saya memiliki informasi tambahan mengenai Bn Kegpan." "Apa itu?" Tanya Randika. "Mash ini telu sensitif. Saya hanya bisa menjskannya secara tatap muka." Kata Shadow. Randika mengh napas. "Baih ku begitu." "Saya akan tiba di kota Cendrawasih dm satu minggu." "Ketika kau datang, kau tahu di mana harus mencariku." Jawab Randika. "Baik tuan!" Seth menutup teleponnya, Randika memandangi kota Cendrawasih dari jend. Wajahnya tampak tenang, tinggal seminggugi informasi mengenai musuhnya akan sampai di tangannya. ..... -Di suatu kediaman terpencil di kota Cendrawasih- Seorang wanita cantik mengetuk pintu dan masuk. Pencahayaan ruangan tersebut sangat minim. Jend ruangan juga nampak ditutupi oleh kain hitam jadi tidak ada cahaya yang masuk. Meskipun cahaya masuk dari arah pintu, hal ini hanya memperlihatkan sesosok manusia yang tidak terlihat js. Lki itu kemudian menatap ke arah perempuan tersebut. Dia bertanya, "Bagaimana situasinya Shadow?" Shadow memberi hormat dan berjn ke arah pria tersebut, "Ares th terpancing umpan kita. Dia mengira aku akan datang dm waktu seminggu." Pria itu berputar untuk melihat wajah Shadow. Meskipun wajah Shadow tidak nampak telu js karena dia menunduk, pria ini yakin ada senyuman besar di wajah perempuan itu. Dialu menjulurkan tangannya dan meraih dagu Shadow, "Kerja bagus. Dia pasti tidak akan menyadarinya bahwa kartu Asnya sma ini mh menusuk dia dari bkang." Shadow terlihat terpesona dengan wajah pria ini dan jatuh dm pelukannya, "Dm seminggu Ares akan mati dan kau akan menggantikan dirinya." "Hahaha." Mata pria itu terlihat membara, "Tujuh hari. Tujuh harigi adh hari di mana Ares akan mati!" Randika tidak tahu apa yang akan menimpanya dm waktu 7 harigi. Seth dia menutup teleponnya, dia kembali ke ruangannya untuk meramu kembali ramuan X. Baginya sekarang yang paling penting adh ketersediaan ramuan X. Chapter 16: Bolehkah Aku Mengambil Alat Makanku yang Jatuh? Chapter 16: Bolehkah Aku Mengambil t Makanku yang Jatuh? Randika terlihat sibuk dengan pembuatan ramuan X ini. Meskipun dia sudah mendelegasikanngkahngkah pengerjaannya menjadi beberapa kelompok, semua proses masih membutuhkan pengawasan dan persetujuan darinya. Ketika dia masih sibuk menjskan, pintu ruangannya terbuka. Ternyata itu adh Inggrid yang sedang mencari dirinya. "Randika, ini aku menemukan orang baru yang pernah mempjari ilmu farmasi. Aku akan mengenalkannya padamu." Kata Inggrid. Di saat Randika ingin menggoda istrinya itu, matanya terpaku pada seorang perempuan berdada besar yang ada di bkang istrinya. Dia berdiri diam ketika mengetahui siapa orang itu. Viona, yang berada di bkang Inggrid, juga kaget ketika melihat sosok Randika. Bukankah pria ini adh pria yang menolongnya sebelumnya di taman? Melihat tatapan mata Randika membuat Viona tersipu malu. Hari ini Viona tidak memakai baju seterbuka kemarin. Dia memakai kemeja putih lengan pendek dengan rok biru. Tangan serta kakinya yang putih mulus itu masih dapat terlihat. Nampaknya rambutnya sudah dia cat kembali menjadi hitam. Wajahnya saat di taman yang terlihat muda itu dibalut dengan riasan ringan. Mulutnya masih sama mungilnya dengan kemarin dan terlihat seakan ingin mengatakan sesuatu tapi dia pendam. Viona masih tidak habis pikir, takdir macam apa ini? Bisa-bisanya pria ini yang menjadi atasannya? Dia nampak gelisah dan memegangi roknya dengan erat. Randika diin sisi mh tersenyum lebar. Benar-benar suatu kebetn bisa bertemu dengannyagi. "Hmmm? Kenapa?" Inggrid merasakan suasana yang canggung ini. Dia kemudian memperhatikan wajah kedua orang itu, "Apakah kalian saling kenal?" "Aku baru mengenalnya kemarin." Kata Randika sambil tersenyum. "Dia sedang memancing dan aku membantunya mendapatkan ikan." Mendengar respon si Randika, Viona pun menambahkan, "Benar Bu Inggrid, kemarin beliau th membantu banyak diriku." "Baih ku begitu, dengan ini kita bisa menghemat waktu." Kata Inggrid. "Ku begitu aku pergi duluan dan bekerjh dengan baik." Melihat Inggrid yang sudah meninggalkan ruangan, Viona mengumpulkan keberaniannya dan mengatakan, "Benar-benar suatu kebetn!" "Benar-benar suatu kebetn!" Keduanya mengatakan hal tersebut secara bersamaan, kemudian mereka tertawa bersama. Viona mi merasa dirinya sudah tidak telu malugi. Dialu mengatakan, "Aku merasa kemarin belum berterima kasih secara sopan. Aku berniat meneleponmu nanti mm, ternyata kita mh bertemu di sini sekarang." "Jadi kita memang ditakdirkan bersama." Kata Randika sambil berkedip. "Kita ditakdirkan bersama meskipun jarak memisahkan dan akhirnya kita dipertemukan kembali. Bisa dilihat bagaimana m ingin kita bersama?" Viona mengangguk keras. "Sebenarnya untuk menyampaikan rasa terima kasihku, aku ingin mengajakmu makan mm." Seth mengatakan hal ini, Viona menatap Randika sambil ragu-ragu. Randika memperhatikan tatapan mata Viona yang menawan dan berkata dengan senyuman lebar, "Kamu ingin mengajakku makan mm? Bagaimana ku sekarang? Aku sudahpar dan mm masihma." "Baih!" Viona tampak bahagialu wajahnya tiba-tiba menjadi suram dan dia mengatakan, "Tapi bagaimana dengan pekerjaan?" "Tidak apa-apa." Kata Randika. "Aku yang berkuasa di sini jadi tidak akan ada yang berani membantahku. Kamu cukup menuruti perkataanku." Viona yang pundaknya tiba-tiba dirangkul itu merasa malu dan wajahnya memerah. Mereka berdua akhirnya pergi makan siang. .... -Restoran- Randika dan Viona tampak berbincang-bincang sambil menunggu makanan mereka tiba. Mereka duduk saling berhadap-hadapan. "Viona kenapa kau memilih untuk bekerja di perusahaan ini?" Tanya Randika. "Ku tidak sh lihat, diporanmu bukannya kamu adh ahli parfum?" Viona tersenyum manis, "Karena aku suka parfum dan t-t kosmetikinnya. Aku memiliki hobi untuk mengoleksi seg macam parfum." Randika mengangguk dan mi memakan makanannya yang baru saja tiba. Sambil mengecap, dia mengatakan "Aku tidak menyangka bahwa kau akan dipindahkan ke divisiku." "Aku juga tidak menyangka Bu Inggrid akan memindahkanku ke divisimu." "Oh? Apakah kamu menyesal tidak bisa bekerja sesuai hobimu?" "Ah maksudku bukan begitu." Kata Viona dengan cepat, "Aku hanya tidak menyangka saja bahwa kau tiba-tiba menjadi atasanku, tetapi seth mengetahuinya aku merasa lega." "Oh? Lega kenapa?" Senyum nakal mi terlihat di wajah Randika. Melihat senyuman nakal ini membuat Viona tersipu malu. Apakah kurang js kenapa dia merasa lega? Bagaimana mungkin dia bisa mengatakannya! Melihat Viona yang malu-malu membuat Randika tersenyum lebar. Dia pun mengatakan, "Viona kamu mengerti mengapa aku memiliki ruanganboratorium sendiri?" Viona menggelengkan kepnya. "Karena aku adh ahli parfum terbaik di perusahaan." Kata Randika dengan muka serius. "Aku adh andn perusahaan Cendrawasih dm membuat produk parfum terbaru, oleh karena itu aku dibuatkan ruangan tersendiri." "Benarkah?" Mata Viona tampak berbinar-binar. "Tentu saja!" Randika mungkin tidak sadar bahwa dirinya yang sekarang bagaikan serig yang sedang menipu domba. Jika ada orang yang berani mengatakan hal ini kepadanya, mungkin dia akan menamparnya dan menyuruhnya diam karena mangsanya sebentargi akan berhasil dia terkam. "Jadi Viona, aku bisa mengajarimu secara privat mengenai pekerjaanmu ini." Lanjut Randika dengan senyuman liciknya. "Aku bisa membuatmu menjadi orang terkenal di dunia parfum." Ketika mendengar hal ini, Viona terlihat bersemangat dan alisnya sedikit bergetar. "Kemarh ke sisiku." Randika meraih tangan Viona. Dialu tersenyum dan mengatakan, "Aroma yang kau pancarkan wangi sekali, bolehkan aku menciumnya?" Ketika tangannya ditarik oleh Randika, Viona merasa hatinya bergetar dan membiarkan tangannya dicium. Tangan ini terasa lembut. Randika mengelus-elus terlebih dahulu tangan itu kemudian mencium tangan tersebut untuk mengetahui parfum apa yang dia pakai. Viona hanya terdiam ketika Randika mencium tangannya. Kemudian takma Randika mengangkat kepnya dan mengatakan, "Hmmm Kurasa tanganmu saja tidak cukup bagiku untuk menentukan parfum apa ini, bolehkah aku mendekatimu agar baunya bisa tercium lebih js?" Viona yang mendengar hal ini semakin tersipu malu. Wajahnya benar-benar merah. Dia mengetahui bahwa Randika sedang aji mumpung terhadap dirinya, tapi entah kenapa dia tidak bisa menk pesona orang ini dan hanya bisa terpana ketika melihatnya. Viona akhirnya hanya menundukan kepnya, tidak tahu harus berkata apa. Randika yang melihat hal iningsung tersenyum nakal. "Viona, jika kau tidak berkata apa-apa aku akan anggap kau mengijinkanku." Randika segera berdiri dan duduk di samping Viona. Viona sama sekali tidak berbicara dan hanya menundukan kepnya. Randikalu mengatakan, "Mendekah, biarkan aku mencium parfum apa yang sedang kau pakai." Seth mengatakan hal ini, Randika sudah berada di dekat wajah Viona. Dia mencium aroma sesuatu yang wangi. "Wangi!" Wangi parfum dan wangi dari seorang gadis yang masih suci membuat Randika tersenyum lebar dan menyukai bau tersebut. "Apakah Kau mencium sesuatu?" Suara Viona terdengar sangat kecil. "Tentu saja! Itu sangat harum." Kata Randika sambil tersenyum. Viona kemudian mengangkat kepnya dan menatap mata Randika. "Aroma apa yang kau cium?" "Burberry. [1]" Dm sekejap wajah Viona kembali memerah. Kemudian Randika meraih tangannya kembali. Viona menatap wajah Randika yang terlihat sangat serius. "Viona, kau adh wanita yang sangat cantik." "Hmmm terima kasih." Ketika tangannya kembali ditarik oleh Randika, dia berusaha untuk melepasnya namun gagal. Melihat hal ini, Randika segera melepas tangannya dan duduk kembali ke tempatnya. "Cepah makan makananmu, kita akannjutkan ini nanti." Ketika melihat sosok Randika yang menjauh, Viona merasa lega sekaligus kecewa seakan-akan dia ingin mnjutkan hal tersebut. "Baih." Viona kemudian mengambil sendok dan garpunya. Ketika Randika juga ingin mengambil t makannya, sendoknya terjatuh. Randika kemudian meminta maaf dan membungkuk untuk mengambilnya. Dia memanfaatkan hal ini untuk mencuri-curi kesempatan untuk mengintip. Namun apa yang dilihatnya membuatnya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Di saat dia ingin mengintip warnaa dm apa yang dipakai oleh Viona ternyata dia disambut sebuah bibir berwarna merah muda. Ia begitu kecil dan rapat, terlihat sedikit basah. Viona tidak memakai dman! Randika merasa bahwa matanya th menipu dirinya dan kepnya mi pusing. Viona penasaran kenapa Randika mengambil t makannya yang jatuh itu tidak balik-balik. Dia tiba-tiba terpikirkan kejadian pagi hari ini, seketika itu juga dia ingin berteriak tetapi akhirnya hanya menunduk malu sambil menutup rapat-rapat kakinya. Pagi hari ini dia tembat bangun dan terburu-buru ketika dia berangkat menuju kantor, oleh karena itu dia lupa memakai dman. Dia hanya berdoa bahwa Randika alias atasannya ini tidak melihat apa-apa ketika dia ada di bawah meja. Ketika Randika kembali duduk di tempatnya, Viona hanya bisa menundukkan kepnya. Dia tidak berani menatapngsung mata Randika. Tetapi dia merasa bahwa hatinya mengepal ketika tatapan mata Randika yang penuh makna melihatnya. Randika pun berusaha menenangkan nafsu birahi yang mi naik dan mnjutkan makannya. Dia dm hati berpikir, Randika tenanh, kau adh Ares sang Dewa Perang bukan lki mesum jadi tenangkah dirimu. Sma beberapa saat suasana makan siang ini bengsung canggung. Randika berusaha menenangkan dirinya sedangkan Viona hanya menundukkan kepnya sambil menahan malu dan menutup erat kakinya. Hanya ada keheningan pada saat ini. "Viona!" Pada saat ini Randika memecah keheningan. Viona kemudian mengangkat kepnya dan melihat senyuman di wajah Randika, seketika itu hatinya mengepal. "Bolehkah aku mengambil kembali t makanku yang jatuh?" Tanyanya sambil tersenyum. "Tidak!" Viona segera tersipu malu dan mengatakan ketidaksetujuannya dengan suara yang bergetar. Hatinya yang awalnya sudah tenang sedikit kembali berdegup kencang. Dia melihatnya, dia pasti melihatnya! Viona merasa sangat malu dan Randika sangat senang melihat tingkahku Viona yang kebingungan ini sehingga dia ingin kembali menggodanya. Menggenggam tangan Viona, Randika kembali tersenyum dan mengatakan, "Viona tenang saja, aku tidak lihat apa-apa kok." "Hentikan berbicara bohong seperti itu, aku tidak akan takluk oleh kata-katamu yang manis itu." Viona benar-benar ingin mengubur dirinya dm-dm dan berteriak. Randika kemudian duduk di samping Viona dan membi rambutnya. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu. Ku kau marah, aku mempershkanmu untuk menampar diriku ini." "Tidak usah." Viona segera menknya. Seth beberapa saat, Viona kembali menatap Randika. Randika pun membsnya dengan senyuman dan melihat bahwa seluruh muka Viona benar-benar merah. "Jangan beritahu siapa-siapa tentang hal ini." Kata Viona dengan suara yang pn. "Jangan khawatir, aku tidak akan membagi kebahagiaan ini dengan siapapun." Kata Randika sambil menyeringai. "Apa maksudmu!" Viona kembali tersipu malu. "Hahaha.. Ayo cepat selesaikan makanmu, kita harus segera kembali." Kata Randika. Di saat mereka ingin menyelesaikan makan mereka, terdengar kegaduhan dari samping serta suara piring dan gs yang pecah bersamaan. "Tolong! Ada orang yang sedang menyandera!" Sebuah teriakan minta tolong muncul dan membuat seluruh restoran menjadi panik. [1] merek parfum mahal dari Inggris Chapter 17: Untuk Bajingan Seperti Kau, Satu Garpu Saja Sudah Cukup Chapter 17: Untuk Bajingan Seperti Kau, Satu Garpu Saja Sudah Cukup Dengan satu teriakan saja sudah cukup membuat seluruh restoran menjadi panik. Melihat orang-orang yang berbondong-bondong beri menuju pintu keluar, membuat Viona menjadi panik juga. Ketika dia hendakri, sebuah tangan menahan dirinya. Randika nampaknya berusaha menenangkan dirinya. "Jangan panik, aku ada di sini." Ares sang Dewa Perang di sini, buat apa takut? Seribu orang pernah dia bunuh sekaligus, apakah hanya satu penyanderaan membuat dirinya menjadi takut? "Ayo kita lihat apa yang sebenarnya yang th terjadi." "Baih." Entah kenapa Viona menyetujui saran Randika. Sma dia berada di sisi Randika, dia merasa sangat aman. Di ruangan dm, seorang pria sedang menodong pisau di leher seorang wanita yang dipeluknya. Dialu berteriak kepada kerumunan orang yang ada di dekatnya, "Jangan mendekat! Satungkah saja maka dia akan mati!" Sebagian besar orang yang ada di restoran sudah keluar, sebagian kecil yang tersisa ingin menymatkan perempuan tersebut. "Kawan tenanh. Letakkan pisau yang kau bawa dan mari kita bicara baik-baik." Seorang pria sedang berusaha menenangkan pku. "Apa yang th dikatakannya benar, kamu masih muda dan hari-harimu masih panjang. Kau tidak perlu mkukan semua hal ini." Seorang tante-tante juga berusaha menghiburnya. "Kau hanya akan membuat dirimu menderita. Dengarkan nasihat orang yang lebih tua ini dan letakkan pisaunya. Jika kau mempunyai beban hati yang dm, kau bisa menceritakannya pada kita." Manajer restoran segera tiba di lokasi kejadian dan berteriak marah pada bawahannya, "Apa yang sedang terjadi?" "Pak, kita tidak tahu bagaimana detailnya. Pria itu sedang memakan makanannya dengan perempuan tersebut. Lalu tiba-tiba dia mengambil pisau dan menyekapnya." Kata seorang pramusaji. Ini adh sh satu mimpi buruk yang menimpa restoran ini! Si manajer berusaha menenangkan dirinya dan memijat ruang di antara alisnya, berusaha memikirkan apangkah snjutnya. Seth beberapa saat, si manajer bertanya, "Apakah sudah ada yang memanggil polisi?" Si pramusaji mengangguk, "Sudah kami telepon." "Baguh ku begitu. Kejadian ini sudah di luar tanggung jawab kita, cepat evakuasi orang-orang dan aku akan mengamankan lokasi sebelum para polisi tiba." Pramusaji itu dengan cepat mematuhi instruksi si manajer dan si manajer pun segera mendekati si pku. "Halo tuan, aku adh orang yang bertanggung jawab atas restoran ini. Bisakah kau ceritakan apa yang th terjadi pada Anda?" Si manajer berusaha terlihat setenang mungkin sambil mengangkat tangannya, menunjukan bahwa dia hanya ingin berbincang. Pria itu terlihat marah, matanya sudah terlihat sangat merah dan dipenuhi oleh rasa benci. "Itu bukan urusanmu!" Si manajer kembali berusaha menjalin komunikasi, "Aku tahu ini bukan urusanku. Aku hanya peduli denganmu yang masih muda tetapi sudah menyia nyiakan hidupmu. Kau masih punya banyak waktu untuk berbuat benar tetapi ku kau sampai masuk penjara, maka waktu itu akan hng." "Aku tidak peduli!" Si pku kembali meraung marah kepada si manajer. Si manajer mengerutkan dahinya dan mengatakan, "Hei apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau sampai berbuat seperti ini? Ku kau tidak menceritakan apa yang th terjadi, kami semua tidak bisa membantumu." Kali ini pria tersebut hanya terdiam, kemudian dia menatap perempuan yang sedang dia cekik itu. Tiba-tiba pria itu menangis dan sambil tersedu-sedu mengatakan, "Febri Si Febri ingin putus denganku!!" "Siapa itu Febri?" tanya si manajer. "Perempuan itu yang bernama Febri." Kata seorang pramusaji yang menemani si manajer. Semua orang yang masih ada di sana kaget. Orang yang disanderanya adh pacarnya dia sendiri? Pria itu kemudian kembali menatap pacarnya dan berkata sambil menangis. "Aku mencintaimu sepenuh hatiku. Aku th memberikan segnya padamu. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan menemanimu sampai ajal menjemputku. Bukankah kau juga berkata demikian kepadaku? Apakah kau lupa masa-masa indah yang sudah kitalui sma ini? Kau lupa tempat-tempat mewah yang kubawa kau ke sana?" Febri yang merasakan bh pisau di lehernya semakin bergetar ketakutan. Dia tidak menyangka bahwa kejadian hari ini akan berubah menjadi seperti ini. Awalnya, hubungan mereka berjn baik dan akhir-akhir ini hubungan mereka mi renggang. Oleh karena itu, Febri membuat reservasi di restoran ini untuk mengakhiri hubungan mereka. Febri tidak menyukai gaya hidup pria tersebut. Dia suka berms-msan dan hanya bermulut manis. Bagi Febri, pria ini bukah pria yang tepat dan dia ingin mnjutkan hidupnya. Tetapi seth Febri th menyatakan maksud dari pertemuan mereka hari ini, pacarnya itu mengambil pisau dan mi menyandera dirinya. "Hei Feb, kenapa kau ingin putus denganku?" Kata si pria sambil menangis, "Bukankah kau mengatakan bahwa kau mencintaiku? Apakah kau berbohong sma ini? Apakah kau sudah menemukan lkiin sin diriku? Sambil berkata demikian, pisau yang dibawanya semakin menusuk ke leher Febri dan mi meskan darah. "Hei Katakan padaku, apakah kau masih mencintaiku?" Melihat darah tersebut, si manajer daninnya mi panik. Si manajer hanya berharap bahwa semoga para polisi segera tiba. "Ah!" Ketika pisau itu menancap kecil di lehernya, Febri tidak bisa menahan untuk tidak berteriak panik. Dia benar-benar ketakutan. "Aku masih cinta!" Kata Febri sambil terbata-bata. "Tidak mungkin Tidak mungkin kau mencintaiku! Ku kau masih mencintaiku, kenapa kau meminta putus?" Teriakan pria ini semakin menjadi-jadi. "Dasar pembohong! Kau benar-benar mengkhianati perasaanku!" "Tenanh terlebih dahulu. Sepertinya kau sh paham terhadap pacarmu itu. Pacarmu pasti memiliki sannya tersendiri, jadi lebih baik kau membicarakannya dengan kep dingin. Jadi letakkan pisau itu dan bicarh baik-baik." "Pergi kalian dari sini!" Pria itu menarik pisau yang dia tempelkan di leher pacarnya dan mi menganyunkannya ke depan, hal ini membuat takut si manajer. "Kalian semua saja! Kalian tidak tahu apa-apa mengenai perasaanku!" Pria itu kemudian mengambil satungkah mundur dan menempatkan pisaunya kembali ke leher Febri sambil mengatakan, "Jika kalian mengambil satungkahgi, maka aku akan membunuh si jng ini." "Baih, baih." Si manajer dengan cepat menurutinya, "Kami tidak akan bergerak lebih jauhgi." Melihat para kerumunan tidak mengambilngkah majugi, pria itu menatap kembali si Febri dan bertanya, "Kenapa Kenapa kau ingin mengakhiri hubungan kita?" Febri menn ludahnya, dia menyesal bahwa dia merasa harus putus baik-baik dengan pria brengsek ini yang tidak bisa menerima kenyataan. Si manajer dari jauh berusaha mengirimkan pesan lewat gerakan tubuhnya. Dia ingin menyampaikan bahwa apa pun yang terjadi Febri harus tetap tenang. Tetapi Febri tidak mengerti apa yang disampaikan si manajer. Dia hanya menatap pacarnya itu dan mengatakan, "Kau ingin tahu kenapa kita putus? Apa kau kira aku senang melihatmu hanya berms-msan setiap hari tanpa berusaha mencari kerja? Aku adh wanita bodoh, bisa-bisanya aku dulu mau dengan pria ms dan tanpa harapan sepertimu." "Kau bohong. Kau pasti th berkencan dengan priain sebelum akhirnya memutuskan untuk putus denganku." Si pria itu semakin erat menggenggam pisaunya. Seth itu terdengar jeritan kesakitan dari Febri. Ternyata si pria th merobek bajunya dan menyayat dirinya pada lengannya. Wupun lengannya hanya tergores, darah masih mengucur dari bajunya. "Hei tenanh." Si manajer ini benar-benar ingin menangis. Kejadian ini benar-benar tidak pernah dia pikirkan akan terjadi sma dia bekerja. Apes sekali nasibku bertemu kalian, pikirnya. Kenapa bisa hal ini terjadi di dm kariernya. Di saat ini, sebuah sirine th terdengar dari arah luar dan terdengar orang berteriak, "Polisi th tiba!" Pada saat yang sama p, seorang polisi perempuan dengan beberapa bawahannya masuk ke dm restoran. Mata Randika terpaku pada pemimpin polisi tersebut, benar-benar bunga yang cantik. Meskipun sedang dibalut oleh pakaian polisi dana panjang, wajah perempuan ini tetap berhasil membuat Randika klepek-klepek. Hidung mancung, bulu mata lentik dan terlebih aura yang perempuan ini pancarkan terasa hangat menandakan bahwa perempuan tersebut memiliki kepribadian yang tenang, hal ini memberikan kesan tersendiri pada Randika. Kecantikannya tidak seperti istrinya maupun Viona. Memang masih perlu dipolesgi, tapi kecantikannya yang sekarang sudah berhasil memikat hatinya. Polisi bernama Deviana ini memimpin timnya dm kasus ini, dan tugas pertamanya adh mengevakuasi orang yang tidak diperlukan. "Kalian bawa orang-orang ini keluar dan amankan lokasi." Perintah Deviana. "Siapa orang yang bertanggung jawab atas tempat ini?" Si manajer segera menghampirinya dan menjskan apa yang dia ketahui. Seth mendengarnya, Deviana memasang wajah tidak percaya. Dasar lki bodoh, hanya mash sepele seperti itu dia mkukan semua ini? Tapi kesmatan setiap orang adh hal utama. Deviana kemudian mengh napas dm-dm dan berkata kepada para bawahannya, "Semuanya bersiah!" Kemudian dia segera menuju jarak pandang si pku dan mengatakan, "Smat siang bapak, aku adh Deviana dari satuan kepolisian kota Cendrawasih. Jika bapak membutuhkan bantuan, kami akan membantu bapak." "Pergi kalian semua! Aku tidak butuh bantuan apa-apa dari kalian!" Lki ini sudah tampak mengg dengan pisau yang masih diayun-ayunkan. "Si jng ini th bermain-main dengan priain di bkangku. Sekarang seth mendapatkan pria yang lebih tampan dan lebih kaya, diangsung mencampakkanku! Dasar wanita murahan!" Pisau yang dipegangnya kembali menuju leher Febri dan hal ini membuat siapapun yang melihatnya kembali ketakutan. Deviana menyimpulkan bahwa mash ini sudah sangat gawat. Ku hal ini terus benjut, dia takut bahwa pria ini akan mkukan hal nekat. Perempuan itu berada dm bahaya. Di saat Deviana tengah berpikir, muncul suara dari t komunikasinya. "Lapor, hasil pemeriksaan pku th menunjukan bahwa dia memiliki karakter yangbil berdasarkan keterangan teman-temannya." "Hmmm jadi dia memiliki kecenderungan untuk mkukan hal ini sampai akhir. Apakah kalian mampu menundukkannya?" "50%, kesempatan kita akan lebih baik apab anggota unit khusus dikerahkan." "Hubungi markas dan jskan situasi kita." "Baik!" Seth itu, Deviana kembali mngkah ke arah pku dan mengatakan, "Tenanh, kau tidak perlu mkukan semua ini. Perempuan itu juga tidak bersh." "Hahaha! Aku sudah tidak peduligi. Bahkan ku hari ini aku mati, aku akan membawa si pcur ini bersamaku ke dm neraka." Deviana sedang mencari kesempatan. Pku sudah tidak bisari karena bkangnya sudah tembok tetapi masih terdapat barang-barang yang menghnginya dari arah samping. Oleh karena itu, untuk menaklukan si pku hanyh sebuah tembakan dari arah depan. Tetapi hal itu sulit dkukan karena adanya sandera. Orang-orang yang mendengar hal ini mi marah. Seorang tante-tante yang sebelumnya berusaha menenangkannya mh berteriak, "Dasar pria berengsek! Ku mau mati jangan bawa-bawa orangin!" Ini gawat. Deviana segera berbalik dan memarahinya, "Jangan memprovokasi tersangka." Ketika si pria itu melihat mereka bertengkar, dia hanya tertawa keras. "Ibu itu benar. Aku memang sudah pasrah dengan nyawaku, tetapi sebelum aku mati aku harus memastikan bahwa perempuan ini akan mati bersamaku." Febri semakin bergetar ketakutan. Mendengar kata-kata ini sekaligus merasakan pisau yang ada di lehernya itu semakin menancap, membuat dirinya berteriak sekencang mungkin. "Jangan bergerak!" Tiba-tiba si pku berteriak ke Deviana. "Jika kau berani mengambil satungkahgi, aku akan membunuhnya!" Sin, bagaimana bisa dia begitu jeli. Deviana semakin memikirkan beberapa skenario terburuk yang bisa terjadi di benaknya. Dia tidak bisa mundur sekarang. "Bagaimana ku kau meletakkan pisaunya terlebih dahulu? Kami di sini ada untuk membantu dirimu." Kata Deviana. "Pergi! Memangnya apa yang bisa kaukukan untukku?" Katanya sambil tertawa. "Apa? Kau takut aku akan membunuhnya?" Di mana pasukan khusus? Deviana merasa situasi tiap detiknya semakin gawat. Di saat ini, sebuah suara membuatnya kaget. "Apakah kau yakin bisa membunuhnya?" Semua yang hadir di sana kaget, mata mereka segera menuju ke arah Randika. Deviana segera menjadi marah. Bodoh sekali orang itu, bisa-bisanya dia mh memprovokasi tersangka. "Hahaha! Bicara apa kau? Tidakkah kau lihat bahwa dia ada di tanganku dan pisau ini bisa menusuk lehernya dengan mudah?" Pria ini merasa bahwa kata-kata Randika sangat lucu. Randika membsnya dengan senyuman di wajahnya, "Aku rasa tidak. Bagaimana ku begini, cobh membunuhnya. Untuk bajingan seperti dirimu, aku hanya membutuhkan satu garpu." Deviana menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Jika dia berada di samping Randika mungkin dia sudah membanting pria itu. "Baih ku begitu!" Si pria ini segera mengangkat tangannya tinggi-tinggi berusaha menikam pacarnya di lehernya. "Ah!" Semua yang ada di sana segera berteriak, jantung Deviana seakan-akan berhenti berdetak ketika melihat ayunan pisau itu segera jatuh. Namun, yang terjadi bukah adegan berdarah yang dikira orang-orang. Randika yang memegang sebuah garpu th melemparnya dengan kecepatan tidak biasa. Sebelum pisau itu sempat menancap di leher Febri, tangan yang memegang pisau sudah tertancap oleh garpu lemparan si Randika. "Ah!" Pria tersebut segera berteriak kesakitan. Tangannya melepas pisau yang digenggamnya erat. Deviana segera melihat kesempatan untuk mengamankan si pku. Dia segera maju dan membanting pria tersebut. Dia segera mengamankan tangan pku dengan memborgolnya. Sma proses ini, si pku hanya bisa menangis kesakitan. Para polisi yang ada di sana segera membantu atasan mereka itu. Hanya dm sekejap, kasus penyanderaan ini th selesai. Semua yang ada di sana masih terheran-heran. Di tangan si pku masih menancap garpu hingga setengahnya menancap dm di area sekitar pergngannya. Pria yang melemparnya itu apakah masih manusia? Mata semua orang masih tertuju ke arah Randika. Mereka melihat dirinya dengan mata yang terkagum-kagum dan heran. Viona, yang sma ini di sampingnya, masih melihat semua ini dengan mulut yang ternganga dan merasakan kagum yang amat sangat pada Randika. Deviana yang sudah berhasil mengamankan si pku melihat sosok Randika yang menatap dirinya dengan wajah yang tersenyum. Polisi wanita ini masih terkejut dengan semua ini, ku tidak ada campur tangan Randika maka korban mungkin tidak akan smat tepat waktu. Chapter 18: Aku Ingin Menyentuh Dirimu! Chapter 18: Aku Ingin Menyentuh Dirimu! "Ayo Viona, kita pergi dari sini." Kata Randika sambil tersenyum. Viona, yang masih bingung dengan apa yang th terjadi, mengangguk dan mengikuti Randika. Namun pada saat ini, seorang polisi mendekatinya dan sepasang mata cantik menatap Randika tanpa berkata apa-apa. Seth beberapa saat dia mengatakan, "Kau! Kau ikut denganku!" Kata Deviana sambil meraih tangan Randika. "Randika" Viona terlihat takut ku Randika akan dibawa pergi. "Tidak apa-apa, tunggh aku di sini." Kata Randika untuk menghibur Viona. Mengikuti Deviana, mereka berdua sudah berada di bagian samping restoran tanpa ada siapa-siapa sin mereka berdua. Randika pun berkata sambil tersenyum. "Ada apa? Apa kau ingin memujiku karena aku berhasil menymatkannya tepat waktu? Ataukah aku mendapatkan medali dan kau ingin menyerahkannya? Asal kau tahu saja, aku slu menolong orang tanpa pamrih. Itu gayaku dan aku berusaha menjadi pria jentelmen." Deviana mengerutkan dahinya, "Kau pikir ini hanya lelucon? Siapa sebenarnya dirimu?" Randika sedikit kaget mendengar pertanyaannya. "Siapa aku? Tentu saja aku adh aku. Siapagi memangnya?" Deviana menatap Randika lekat-lekat. "Jangan kira kau bisa menipuku. Asalkan kau tahu saja, jika tadi tidak berjn seperti sekarang ini, kau mungkin sudah mendapatkan ganjarannya." Randika mengh napas, "Ganjaran? Maksudmu hukuman? Aku hanya melihat seseorang th menymatkan perempuan itu dari todongan pisau pku. Bukankah harusnya orang tersebut mendapatkan pujian ataupun medali?" "Jangan mengalihkan pembicaraan." Nada suara Deviana sedikit meninggi. "Sepertinya kau percaya diri bahwa kau bisa melumpuhkan pku?" "Oh tidak kok." Kata Randika sambil menggelengkan kepnya. "Ku aku tidak bisa mkukan hal sekecil itu, mungkin lebih baik memesan tanah dan mengubur diriku sendiri." Penyanderaan dengan sebuah pisau menyusahkan Ares sang Dewa Perang? Dia pernah membantai 1000 orang suruhan mafia italia seorang diri. Ku dia tidak bisa menyelesaikan mash sepele ini, dia tidak pantas menyandang nama besarnya seperti sekarang. Jangan remehkan orang yang berada di daftar 12 Dewa Olimpus. "Itu maksudku." Kata Deviana dengan suara dingin. "Orang sekalibermu sudah dapat dibandingkan dengan satuan khusus. Sebagai penegak hukum di kota ini, aku berhak memeriksa identitasmu." Dibandingkan dengan satuan khusus kota ini membuat Randika sedikit kecewa. Ketika Arwah Garuda mendatangiku pun mereka memakai bahasa sopan padaku. Dan sekarang dirinya dibandingkan dengan satuan khusus kota ini? "Apa maksudmu?" Randika berusaha terlihat bingung. "Ada apa dengan identitasku?" Kemudian suara yang dipenuhi ejekan keluar dari mulut Randika, "Ataukah kamu sedang memakai wewenangmu sebagai pihak hukum agar dapat mengenalku dan menjadi dekat denganku? Kau juga mengincar kesucianku? Aku tahu bahwa aku tampan tetapi bisa-bisanya kau berbuat sejauh ini?" Deviana kembali mengerutkan dahinya. Pria ini benar-benar tidak tahu diri. Randika menatap polisi wanita ini dengan ekspresi datar. "Jika kau ingin pria kuat untuk memenuhi harimu maka aku tidak akan mwan. Baih jika kau ingin memilikiku, kitakukan di sini sekarang juga. Aku harap dengan ini kau puas dan tidak mencari-carikugi. Dan ku bisa jangan berbuat seperti inigi, biarkan aku menjadi yang terakhir." Seth mengatakan itu Randika melepas bajunya, dia pun juga terlihat menutup matanya. Apab orang-orang melihat situasi mereka berdua yang ada di pojokan restoran ini, entah cerita apa yang akan menyebar. Randika benar-benar pandai menyudutkan orang. Deviana menggelengkan kepnya. Dia tidak tahu apa yang ada di kep pria ini. Dialu memutuskan untuk meninggalkan Randika dan mengurungkan niatnya untuk menanya-nanyainya. "Pakai dulu bajumu!" "Apa? Baih." Randika pura-pura kaget dan kembali mengenakan pakaiannya. Devianalu berkata dengan nada dingin, "Jangan mengalihkan pembicaraangi. Aku hanya akan bertanya satu pertanyaanlu kita selesai. Jika kau tidak mengerti situasimu sekarang maka kau akan kuanggap sebagai orang berbahaya." "Orang berbahaya?" Randika mengerutkan alisnya dan mengatakan. "Permisi ibu, apakah aku mkukan hal buruk? Apakah aku merampok bank atau menjarah toko perhiasan? Ataukah aku ditangkap karena th melecehkan perempuan? Bahkan jika kau polisi, kau harus memiliki bukti sebelum berbicara yang tidak-tidak. Jangan mengintimidasiku, aku adh warga negara yang taat akan hukum." Deviana menjadi murka ketika mendengarnya. Dia th menjadi polisi beberapama dan tidak pernah bertemu dengan orang semacam Randika. Sma ini, orang-orang slu bekerja sama dengannya ketika dia bertanya tetapi hari ini Randika mh menyerang balik dirinya. "Kemampuanmu itu sudah melebihi orang biasa. Hal ini bisa membahayakan dan menimbulkan keresahan masyarakat. Jadi aku hanya ingin kau bekerja sama denganku dan ikut denganku kembali ke kantor." "Kau juga sepertinya tidak mengerti situasimu sendiri." Kata Randika sambil menggelengkan kepnya. "Kau tidak bisa mengatakan bahwa setiap orang yang tidak secara sengaja melempar garpunya adh orang jahat. Bukankah ku begitu setiap orang yang ada di restoran ini juga tersangka? Kau hanya berasumsi saja. Sebagai satuan penegak hukum, apab kau menuduh seseorang bukankah itu perlu bukti? Jika kau asal menuduh tanpa adanya sebuah bukti, bukankah itu sudah menjadi kasus pencemaran nama baik?" Deviana merasa bahwa keshan dia berbicara dengan pria ini. Kemampuan pria ini dm memutar balikkan kata benar-benar sangat hebat dan dirinya bukan saingannya. Jika kau tidak punya apa-apa, jangan kau ganggu aku! Deviana kemudian menatap kembali Randika, "Jadi kau tidak akan bekerja sama denganku?" "Aku akan menuruti kata-katamu. Bukankah kau ingin aku kooperatif?" Kata Randika dengan senyum nakalnya. "Kau!" Deviana sudah merasa dirinya di ambang batas kemarahannya. "Ku begitu, tolong ikut aku ke kantor jika kamu ingin membantuku." Kata Deviana dengan suara dingin. Dia juga meraih borgolnya. "Tidak! Apa yang akan kaukukan" Randika pura-pura merasa takut. "Aku lebih baik mati daripada ikut denganmu." "Keputusan itu bukan ada di tanganmu." Seth berkata demikian, Deviana segera beri ke arah Randika. Dia sudah bertekad untuk membawa Randika kembali dengannya. Tangan kanannya menahan tangan Randika, tangan kirinya menggenggam borgol berusaha memakaikannya ke Randika. Sedangkan Randika hanya berdiri diam ketika Deviana beri ke arahnya. Ketika tangannya hendak terborgol, dia menarik tangannya dan menahan tangan Deviana. Deviana pun bereaksi tepat waktu dan berhasil menghindar. Namun di saat dia mengk, Randika masih sempat menggenggam tangannya. Deviana tidak menyangka bahwa orang ini sangat cepat. Randikalu menarik tangan Deviana dan menahan erat tangannya. Randika merasa bahwa tangan ini sangat halus dan lentur. Randika merasakan kelembutan kulit Deviana sambil terus beraksi. Dialu meraih borgol yang digenggam Deviana dan memakaikannya padanya. "Dasar bajingan!" Deviana benar-benar terkejut. Dia tidak menyangka bahwa dia akan tertangkap. Dialu menendang Randika di perutnya dengan lututnya. "Hahaha! Ternyata kau hebat juga." Randika mengk dan memuji Deviana yang masih sempat berpikir untuk mwan dirinya. Serangan lutut itu hanya mengenai udara kosong. Di saat itu juga, Randika sudah berada di bkang Deviana. Dialu mengangkat tinggi tangannyalu hendak meraih tangan Deviana satunya. Dia hendak memborgol kedua tangan wanita cantik ini. Deviana mengerti bahwa gerakan pria yang membkanginya ini sangat krusial. Ketika dia ingin berputar badan, dia merasakan bahwa pihakin th menahan dirinya dan dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya dengan begitu saja, Randika berhasil memborgol kedua tangan Deviana di balik punggungnya. Seth memastikan bahwa Deviana sudah benar-benar tidak bisa mwan, Randika berjn ke depannya dan menatapnya sambil tersenyum. "Bagaimana rasanya? Apakah ini pertama kalinya kau berperan menjadi penjahat?" "Dasar bajingan, lepaskan aku!" Tatapan mata Deviana sangat berapi-api. "Ku aku tidak mau bagaimana?" Randika tersenyum ketika melihat polisi yang tidak berdaya ini. Karena tangannya di borgol di bkang punggungnya, dada milik Deviana dm keadaan membusung dan terlihat membesar. Wah ternyata perempuan berdada besar kembali muncul di hadapannya. Randika bingung siapa yang terbesar di antara mereka bertiga. Randika kemudian mendekat dan memeriksa siapakah yang terbesar di antara Inggrid, Viona dan polisi satu ini. Karena dia belum pernah memegang semua gunung besar itu, dia tidak bisa memutuskan siapa pemenangnya. Melihat bahwa Randika sedang memperhatikan badannya secara dekat, Deviana merasa bahwa dia th dilecehkan. "Dasar pria bajingan! Lepaskan borgol ini dan aku menghajar otak mesummu itu!" Randika kemudian menghampiri telinga Deviana, di saat seperti ini pun perempuan ini masih meronta-ronta. "Apakah kau berpikir aku akan menurutimu? Apakah kau pikir aku bodoh?" Sambil berkata demikian, Randika membi pipi Deviana. Karena di bkangnya adh tembok, Deviana tidak bisa pergi ke mana-mana. "Aku tidak menyangka bahwa polisi sepertimu sangat memperhatikan penampnmu hmmm Deviana?" Randika menikmati momen ini, momen di mana dia bisa menggoda seorang wanita cantik. Ketika Randika sedang asyik membi pipinya, Deviana hendak menggigit tangan tersebut! Tetapi pada saat itu terjadi, Randika berhasil mengknya. "Kukira kau angsa putih yang cantik, siapa mengira bahwa kau ternyata seekor anjing." Kata Randika. Saat ini tatapan mata Deviana sangah dingin dan dia tidak menahan dirinya untuk tidak mencabik-cabik Randika hidup-hidup. Sin ayahnya yang dulu suka mengelus rambutnya, tidak ada yang pernah menyentuh dirinya! "Baih, baih tidak akan kungigi." Randika terlihat sedang tersenyum nakal. "Aku tidak akan menyentuhmugi." Seth berkata seperti itu, Deviana terlihat sedikit tenang. Tiba-tiba Randika mh mencubit pn pipinya. "Wah empuk sekali! Aku suka!" Kata Randika sambil tersenyum dan Deviana merasa dirinya th lengah. Bisa-bisanya pria ini mkukan hal itugi. Di saat itu juga, Deviana terlihat berusaha menanduk Randika. Randika segera menahan tubuh perempuan ini dan menahannya di tembok. "Pria macam apa kau!" Kata Deviana dengan tatapan mata yang berapi-api. Dia menatap mata Randika yang sedang ada di hadapannya ini. Dia tidak bisa bergerak. Dia masih berpikiran untuk mwan kembali dengan menendang pria ini. Kali ini, Randika sudah tidak mau repot-repot dan membebaskan Deviana. "Sentuh aku sekaligi maka kau akan menerima akibatnya!" Deviana yang sudah bebas sedikit merasa lega bahwa dia sudah tidak terborgol. Randika diin sisi masih tersenyum, "Aku aslinya tidak puas hanya menyentuh mukamu saja, aku ingin.." Ha? Kau mau menyentuh apagi?" Deviana merasa bahwa dirinya belum boleh merasa lega dan mengambilngkah mundur. "Aku ingin sekali meremas bokongmu." Randika segera menghng bagai asap dan sudah berada di bagian bkang Deviana sambil memegangi pinggangnya. "Dasar pria mesum! Kau harus mati!" Deviana yang kaget melihat sosok Randika yang menghng, segera merasakan tangan Randika yang ada di pinggangnya. Karena Randika memegang pinggangnya dengan kuat, Deviana tidak bisa berputar. Randika mengambil kesempatan ini untuk menghirup udara di sekitar leher Deviana. "Hmmm.. harum sekali kamu!" "Dasar bajingan! Mesum!" Dia merasa bahwa Randika adh pria terberengsek yang pernah dia temui. "Karena aku mesum, tidak ada shnya aku memegangnya sekarang. Lagip aku juga tidak ingin mati dengan perasaan menyesal." Kali ini Randika memegangi bokongnya. Dia meremas pantat itu dengan sekuat tenaga. "Kau!" Deviana benar-benar tidak habis pikir. "Aku akan memastikan kamu mendapatkan ganjarannya!" "Oh? Apakah kau yakin bisa?" Randika kembali tersenyum nakal. Kali ini matanya terfokus pada dada milik Deviana. "Kau Apa yang akan kaukukan?" Deviana menoleh ke bkang dan melihat senyum lebar milik Randika. "Tidak apa-apa. Aku hanya takut sebelum hukuman itu tiba, aku masih tidak ingin mati dengan penuh penyesn." Kata Randika sambil menyentuh pn dada milik Deviana. Deviana ingin mwan orang ini tetapi dia bahkan tidak bisa membalikkan badannya. Apab dia masih berusaha mwan dan berkata aneh-aneh, dia merasa bahwa kali ini target pria ini adh dadanya. "Hmmm? Apakah kau sudah tenang?" Kata Randika ketika melihat bahwa perempuan ini sudah pasrah dengan keadaannya. "Baih ku begitu, kita akhiri di sini saja. Sampai bertemu nanti." Randika tidak suka dengan wanita yang tidak memiliki reaksi sama sekali. Oleh karena itu dia tidak ragu untuk meninggalkannya. "Tidak ada katagi, ingat itu baik-baik!" Deviana benar-benar marah. Dialu menggertakan giginya ketika melihat sosok Randika yang semakin menghng. Chapter 19: Bagaimana Caranya Bekerja Sama? Chapter 19: Bagaimana Caranya Bekerja Sama? Ketika mereka berdua berhasil keluar dari restoran itu dengan smat, Randika dan Viona segera kembali ke perusahaan Cendrawasih. Merekalu berpisah karena Randika ingin bertemu dengan Inggrid terlebih dahulu. Ketika sampai di ruangan pribadi Inggrid, Randika melihat bahwa istrinya sedang duduk terdiam sambil memijat kepnya. Melihat hal ini membuat hati Randika sedikit sakit dan segera menghampirinya. Inggrid merasa dirinya tidak enak badan jadi pandangannya sedikit kabur. Dia merasa bahwa ada orang yang mendekati dirinya dan ketika dia mengangkat kepnya ternyata itu adh Randika. "Ada apa denganmu? Apakah istriku ini sedang tidak enak badan?" Suara Randika terdengar tulus dan penuh perhatian. Ketika mendengarnya, Inggrid hanya tersenyum dan menganggukan kepnya. "Mungkin aku telu lh. Kau tidak perlu khawatir." Randika kemudian menempelkan tangannya pada dahi Inggrid. "Sayangku, tidak apa-apa ku kau merasa capek dan butuh istirahat. Sini, suamimu akan mengecek dirimu terlebih dahulu." Ketika melihat tangan Randika yang besar itu mendekati dirinya, Inggrid tidak menknya. Kemudian Randika mengatakan, "Apakah kau sudah pergi ke dokter?" Inggrid tidak dapat mendengar perkataan Randika. Tetapi terdapat sedikit keraguan di mata Inggrid. "Hei jangan khawatir, suamimu ini sangat ahli dm dunia perobatan." Randika yang menyadari keraguan istrinya ini segera mengecek suhu badan dan denyut nadi istrinya. Seks, tidak ada hal aneh yang nampak. Namun apab Randika melihat lebih seksama, wajah Inggrid ini sangat pucat bagai tng. Bibirnya yang cantik itu nampak kering dan terkelupas, kelopak matanya juga nampak ingin menutup terus seakan-akan dia sudah kehabisan tenaga. Hati Randika mengepal. Ini bukan gej orang sakit tetapi gej seperti orang th diracuni. Dia sempat mempjari dunia perobatan mlui ajaran kakeknya dan mengerti beberapa ilmu dasarnya. Melihat Inggrid, dia yakin bahwa ini adh gej orang yang th diracuni. "Hei, apakah ada rasa tidak nyaman di tubuhmu?" Tanya Randika dengan nada cemas. "Ataukah ada rasa sakit yang muncul di suatu bagian tubuhmu?" Inggrid mengira-ngira dan berkata dengan suara pn, "Ada rasa sakit sedikit di dadaku." "Kapan hal ini terjadi?" Mata Randika benar-benar terblak. "Hmmm aku lupa Pagi hari aku tidak merasakan apa-apa." Suara Inggrid benar-benar sudah lemah. Baih, pagi hari ini dia merasa baik-baik saja, jadi mungkin siang hari tadi? "Tadi siang kau makan apa?" Tanya Randika lebihnjut. "Sekretarisku membawakanku makanan dari luar." Inggrid merasa bahwa pertanyaan Randika mi melenceng dan bertanya dengan suara pn, "Memangnya ada apa?" Randika hanya bisa menggertakan giginya dan tersenyum pahit. "Dengah aku dan jangan panik. Kau th diracuni dan menurutku makan siangmu tadi adh penyebabnya." "Bagaimana ini bisa terjadi? Sekretarisku bukan orang setega itu." Inggrid masih menyimpan rasa percaya terhadap sekretarisnya itu. "Jangan khawatir, bukan dia pkunya. Ini pasti h orangin." Kata Randika berusaha menenangkan istrinya. "Istriku, ijinkan aku untuk memeriksamu lebih detailgi." "Baih." Kata Inggrid dengan pn. Randika kembali mengukur denyut nadi Inggrid. Seth beberapa saat, muka Randika memucat. Dia tidak menyangka bahwa pku memakai racun semacam ini. Digoxin, racun yang memiliki tingkat kematian tinggi ini akan bekerja tanpa ada yang mengetahuinya. Racun ini sering diperjual belikan di dunia bawah tanah karena tingkat keberhasnnya yang tinggi. Tapi siapa yang ingin membunuh Inggrid? "Apakah situasiku gawat?" Inggrid melihat wajah Randika yang memucat dan merasa bahwa dirinya sedikit terharu melihat Randika yang begitu peduli pada dirinya. "Sayang, kau tenang saja. Ku cuma sebuah racun, itu hanyh mash kecil bagi suamimu ini." Randika berusaha kembali ceria. "Untuk pengobatanmu kali ini, aku butuh kerja samamu." "Bagaimana caranya?" "Aku akan memakai teknik akupuntur padamu." Kata Randika. "Aku akan membuat racun itu keluar dari tubuhmu tetapi, aku tidak bisa mengeluarkannya ku kau masih berpakaian." Inggrid yang lemas itu masih sempat tersipu malu, "Kau ingin aku membuka bajuku?" "Benar." Kata Randika sambil mengangguk. "Akupuntur membutuhkan akses ke titik-titik tertentu pada kulit." Inggrid merasa ragu, "Apakah lebih baik kita ke rumah sakit?" Inggrid masih merasa malu untuk bertnjang. Randika sempat ingin membujuk istrinya itu untuk tidak menk bantuannya namun tiba-tiba Inggrid berteriak kesakitan. "Ah!! Sakit!" Teriak Inggrid. Pada saat ini, Inggrid merasa dirinya semakin lemah dan tidak bertenaga. Randika yang melihat ini segera menjadi pucat dan mi khawatir. Apab tidak segera ditangani, Inggrid akan mati. "Istriku tenanh, aku tidak akan mengintipmu atau mengambil kesempatan." Kata Randika kepada Inggrid. Randikalu segera mengunci pintu dan menutup tirai jend, dia segera melepas pakaian Inggrid. Hari ini Inggrid karena ada rapat, dia memakai jas sebagai atasannya. Kaos putih di dmnya segera dibuka oleh Randika. Melihat bahwa Inggrid sudah di ambang batas kesadarannya, Randika segera mempercepat tindakannya. Dia yang awalnya membuka kancing satu persatu segera mempretelinya untuk menghemat waktu dan segera membersihkan barang-barang yang ada di atas meja dengan satu kali ayunan tangannya. Barang-barang berserakan di bawah dan membuat kegaduhan. Dengan lembut dia meletakkan istrinya itu dm posisi terlentang. Dia segera mengambil sesuatu di dm sakuanya dan meraih sebuah kotak kecil. Di dmnya ada jarum tradisional yang dipakai dm akupuntur. Menyimpan jarum tersebut merupakan kebiasaan Randika sebelum dia menjadi Dewa Perang di dunia bawah tanah. Hal ini dia dapat dari kakeknya. Ketika Randika bepergian, dia harus slu membawa kotak kecil tersebut. Jadi suatu saat nanti apab dia terluka, dia bisa menggunakan teknik akupuntur itu untuk memulihkan diri ataupun menghambat lukanya. Randika kemudian menutup matanya dan berkonsentrasi. Dia memusatkan tenaga dmnya ke dm jarum dan menusukkannya ke Inggrid. Satu jarum, dua jarum, tiga jarum! Penempatan jarum Randika sangat cepat dan akurat. Dm mkukan akupuntur, hati dan pikiran yang tenang adh kunci sebenarnya. Hanya dengan begith, penempatan jarum bisa dkukan dengan akurat. Persediaan jarum Randika mi menipis dan warna wajah Inggrid juga kembali normal. Dia merasa nyaman dengan banyaknya jarum yang menusuknya. Kemudian sepasang mata yang cantik ini mengarah kepada Randika yang masih berusaha menymatkan dirinya. Dia merasa bahwa Randika bukah pria biasa, dia bahkan mengerti akupuntur. "Hmmm? Apakah kau terkagum-kagum oleh keterampn suamimu yang tampan ini?" Randika dapat merasakan bahwa Inggrid th menoleh ke arah dirinya. Inggrid kemudian memalingkan wajahnya dan tersipu malu. "Tenanh dulu sayang. Tinggal sedikitgi maka kau akan sembuh." Kata Randika sambil mengelus rambut istrinya. Mendengar perkataan Randika, Inggrid merasa penasaran karena dia merasa bahwa punggungnya sudah penuh dengan jarum, "Kau akan menusuknya di managi?" Mata Randika mi bergerak turun dan jatuh pada beha yang dipakai oleh Inggrid. Warna ungu cerah ini membuat Randika tidak bisa lepas darinya dan terlebih dia harus melepasnya dan menusukkan jarumnya di bagian yang tertutup tali beha tersebut. Ketika beha miliknya dipegang, Inggrid segera tersipu malu dan berteriak, "Tidak!" Randika menn ludahnya. Istrinya benar-benar memiliki dada yang besar di balik behanya ini. Dia merasa bahwa Viona th kh dari istrinya ini. "Sayangku jangan khawatir, aku tidak ngapa-ngapain kok." Kata Randika dengan nada menenangkan. "Jika kau tidak ingin melepasnya seluruhnya, ijinkan aku melepas pengaitnya dan aku juga berjanji tidak melihatnya." "Tidak mau aku malu" Inggrid tidak mau melihat wajah Randika karena saking malunya. Hatinya benar-benar campur aduk. Apakah badannya yang th dia jaga sma ini pada akhirnya akan terekspos oleh pria ini? "Sayangku jangan begitu. Percayh pada suamimu ini. Aku juga tidak bisa menutup mataku sepenuhnya karena aku masih harus menemukan titik yang tepat untuk memasukkan jarum ini." Kata Randika. "Pokoknya aku tidak mau!" Muka Inggrid semakin memerah ketika mengetahui bahwa Randika tidak akan menutup matanya. Dia yang sekarang benar-benar terdengar seperti seorang perawan polos pikir Randika. Randika juga sedikit kebingungan. Bagaimana caranya dia bisa membujuk istrinya ini? Dia masih harus menusukkan beberapa jarumgi agar hal ini bisa selesai. Tiba-tiba dia menemukan sebuah ide. "Sayangku, apakah kau tahu akibatnya ku aku tidak menusukkan jarum ini tepat waktu?" Kata Randika. "Apa yang akan terjadi?" Inggrid mi menggigit umpan. "Racun ini memiliki sifat yang bisa membusukkan jaringan pada penampn orang. Awalnya akan terlihat seperti kerutan biasa pada wajah, kemudian kulitmu akan terasa mengendur dan dadamu akan mi menggmbir. Lalu kau akan menjadi jelek dan terlihat tua, apakah kau ingin seperti itu?" Kata Randika dengan nada yang meyakinkan. "Tidak! Aku tidak mau!" Membayangkan apa yang dikatakan Randika, Inggrid merasa dia lebih mati saja daripada dirinya berubah seperti itu. "Jadi ijinkah suamimu ini menolongmu. Aku akan mengeluarkan seluruh racun dan aku akan menymatkan penampnmu yang cantik ini." Kata Randika dengan lembut. Inggrid masih ragu-ragu. Kemudian dia mengatakan, "Baih, kau bisa melepas pengaitnya." Randika merasa senang tetapi Inggrid segera menambahkan, "Tapi jangan mengintip dan berbuat aneh." "Jangan kau khawatir, bukankah suamimu ini seorang jentelmen?" Kata Randika dengan penuh kebajikan. Tidakma kemudian Randika melepaskan pengaitnya dan dada milik Inggrid seperti seakan mau tumpah. Besar! Bundar! Lembut! Randika benar-benar menahan dirinya untuk tidak meremasnya dan Inggrid juga tampak sangat malu dengan keadaannya ini. Dia terlihat menutup matanya dan berharap bahwa ini cepat selesai. "Hei sudah, kau tidak perlu khawatir. Aku akan cepat." Randika kemudian menyingkirkan beha yang menghngi titik akupuntur yang akan dia tusuk. Di saat melihat punggung istrinya yang indah ini serta dada besar yang penyet, entah kenapa hidungnya terasa berair. Randika benar-benar kaget. Dia tidak menyangka bahwa dirinya yang dijuluki Dewa Perang ternyata mimisan ketika melihat punggung istrinya yang tnjang ini. Ku orang melihat hal ini mungkin mereka akan mengejeknya. "Hei! Kau tidak boleh melihat!" Inggrid terdengar malu. "Tenanh, aku tidak melihat apa-apa kok." Randika berusaha menenangkan dirinya dan kemudian mnjutkan penyembuhan istrinya ini. Seth beberapa saat, dia bernapas lega. Dia akhirnya berhasil mkukanngkah pertama yang krusial dan menymatkan istri tercintanya. Sekarang sisanya adh mengeluarkan racun tersebut hingga tetes terakhir. "Bersabah, sekarang tinggal tahapan akhir." Randika kemudian membantu Inggrid untuk duduk. "Aku akan menyalurkan tenaga dmku padamu untuk mendorong racun itu keluar. Usahakan jangan bergerak dulu." Kata Randika yang nampak sudah bers. Dia kemudian menyentuh punggung Inggrid dan mi menyalurkan tenaga dmnya. Tiba-tiba, Inggrid merasa bahwa tangan Randika benar-benar panas tetapi dia merasakan kenyamanan meskipun terasa panas. Dari punggungnya itu, rasa panas itu mi menyebar di seluruh tubuhnya. Saking nyamannya, Inggrid pun mendesah. Randika masih berkonsentrasi menyalurkan tenaga dmnya. Wajahnya terlihat pucat. Penyembuhan ini memiliki dua tahap. Tahap pertama adh menahanju penyebaran racun pada tubuh Inggrid dengan teknik akupuntur miliknya dan memaksa racun untuk berkumpul di titik-titik tertentu. Tahap kedua adh dia menyalurkan tenaga dmnya untuk mengeluarkan racun yang th berkumpul tersebut. Tahap kedua ini lebih krusialgi daripada yang pertama. Tidak boleh ada gangguan sekecil apa pun dm proses ini. Pada saat ini, tangan Randika benar-benar panas seakan-akan kapan saja bisa muncul api. Tenaga dmnya mengalir deras menuju punggung Inggrid. Tenaga dmnya akan menyebar di tubuh Inggrid dan memaksa racun itu keluar dari sistem tubuh Inggrid! Randika harus memastikan bahwa penyaluran tenaga dm ini tidak berhenti. Dia memiliki banyak tenaga dm di dm tubuhnya ini jadi dia tidak perlu khawatir akan kehabisan. Seth beberapa saat, raut wajah Inggrid sudah kembali normal dan bibirnya yang putih itu kembali mendapatkan warna naturalnya. Istrinya yang cantik sudah kembali! Namun, di tengah-tengah pengobatan ini terdengar suara gaduh dari luar ruangan! Chapter 20: Tenanglah, Aku Sudah Ada di Sini Chapter 20: Tenanh, Aku Sudah Ada di Sini Kegaduhan yang berasal dari luar ruangan mengejutkan Randika. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Apakah perusahaan Cendrawasih ini diserang? Apab dia mendengarkannya dengan seksama, dia dapat mendengar orang-orang berteriak, benda-benda pecah, dan dentingan logam. Randika mi merasa semua masuk akal. Inggrid baru saja diracuni, sekarang terdengar kegaduhan hebat di luar ruangan, ini semua pasti serangan yang sudah terencana. Randika hanya berharap bahwa ruangan penelitiannya tidak disentuh sama sekali. Randika hanya bisa berdoa sgi masih menyalurkan tenaga dmnya ke Inggrid. Sma suara gaduh itu bukan berasal dari arah ruangannya, dia tidak perlu khawatir. Namun ketika dia terus mendengarkan suara-suara tersebut, wajahnya semakin pucat. Suara gaduh tersebut, yang dicampur oleh teriakan orang-orang dan benda-benda pecah, terdengar dari ruangan sebhnya yaitu ruangan miliknya. Wajah Randika semakin muram. Dia bisa mendengar beberapa orang mengatakan, "Hancurkan itu, banting semua t-t yang ada dan jangan lupa bakar semua kertas yang ada." Mati! Semua orang itu nyari mati! Randika sudah di ambang marah. Tenaga dmnya mi bergejk. Dia ingin memancarkan aura membunuhnya tetapi erangan Inggrid membuat dirinya tersadar kembali. Sekarang adh waktu krusial untuk mwan dan menaklukan racun yang ada di dm tubuh Inggrid. Sekarang dia memiliki 2 pilihan. Pertama, dia bisa melupakan pengobatan Inggrid dan menangkap para penjahat yang berani menyerang ruangan miliknya. Kedua, dia bisa melupakan mereka dan meneruskan pengobatan ini dan nyawa Inggrid tersmatkan. Apab dia memilih pilihan pertama, maka pengobatannya sma ini mh memberikan dampak buruk pada tubuh Inggrid. Di saat yang sama p, ketika dia menarik kembali tenaga dmnya dia juga akan menghadapi tenaga dm yang bersifat negatif di dm tubuhnya! Randika pun sudah membtkan tekad. Dia juga tidak ingin kehngan istrinya yang dia sayangi ini. Mata Randika tampak bersinar. Dia harus menuntaskan penyaluran tenaga dmnya ini. Sambil menghiraukan suara yang berasal dari luar, Randika menenangkan dirinya kembali dan berkonsentrasi kembali untuk fokus mengeluarkan racun yang ada di tubuh Inggrid. Seth beberapa saat, tenaga dm Randika yang tidak teratur kembali menjadi tenang. Ialu menyebar kembali dm tubuh Inggrid, memaksa racun untuk keluar. Sma proses ini bengsung, suara gaduh tersebut tidak kunjung selesai. Mh terdengar suara derapan kaki orang banyak yang datang. Sepertinya tim keamanan perusahaan ini th datang. Seth itu terdengar suara orang bentrok dan orang terjatuh. Sepertinya terjadi pertarungan yang sengit. Seth beberapa menit, pertarungan itu nampaknya th selesai. Suara gaduh pehan tidak terdengar kembali dan suarangkah kaki orang-orang menjadi tenang kembali. Pengobatan Inggrid sudah mencapai tahap akhir, Randika kembali berkonsentrasi. Dia menutup matanya dan mengarahkan tenaga dmnya. Dengan satu dorongan kuat dari tenaga dm Randika, Inggrid tidak bisa menahan dirinya untuk memuntahkan seteguk darah hitam dari mulutnya. "Sayangku, kau sudah tidak apa-apa tetapi jangan memaksakan diri untuk bergerak terlebih dahulu dan beristirahah. Aku akan melihat keadaan di luar." Seth memastikan Inggrid terlentang tenang di mejanya, Randika bergegas keluar ruangan dan menuju ruangannya. Kecepatanri Randika sangat cepat bahkan bisa dikatakan bahwa dia melebur menjadi cahaya. Di saat dia sampai di luar ruangannya, terdapat beberapa orang keamanan yang tergeletak dintai dan mengerang kesakitan. Terdapat pecahan kaca di mana-mana. t-t miliknya ada yang sampai berserakan di luar ruangan. Melihat hal ini membuat Randika murka tetapi dia masih menahan dirinya untuk tidak meledak dan segera menuju ruangannya. Melihat isi ruangannya, membuat dia semakin murka dan tidak bisa menahan dirinya. Ruangan penelitiannya benar-benar hancur total. Meja dan kursi semuanya terbalik, t-t miliknya sudah terbanting, semua pertan kaca seperti tabung sudah menjadi pecahan dan kertas-kertas hasil penelitian mereka sudah hangus terbakar, semua komputer sudah remuk dan pertan medis sebelumnya yang dia beli sudah pada berserakan dintai dan isinya tumpah ke mana-mana. Orang-orangnya memiliki beberapa reaksi tersendiri, ada yang menangis, ada yang ketakutan, ada yang masih bingung dengan apa yang th terjadi. Viona juga tidak terkecuali. Dia gemetar ketakutan sambil memeluk lututnya. Melihat Randika yang datang, dia tidak menahan diri untuk melompat ke pelukannya. "Hiks Hiks " "Tenanh, aku sudah ada di sini." Randika berusaha menenangkan Viona dan mengusap air matanya. "Apa yang terjadi? Bisakah kau jskan detailnya?" Tanya Randika. Viona yang masih tersedu-sedu mengatakan, "Barusan saja sekumpn orang membawa tongkat logam tiba-tiba masuk ke dm ruangan. Mereka mi membanting, memukul dan membakar semua yang ada di sini. Tuan Kelvin hendak mencegah mereka tetapi gagal dan terluka." Randika kemudian melihat beberapa ahli parfum dan Kelvin masih tergeletak kesakitan. Dia tanpa sadar meminta maaf dm lubuk hatinya. "Ketika tim keamanan tiba, kedua pihak mi bentrok dengan sengit. Tetapi orang-orang itu ada yang membawa pisau dan menusuk orang-orang kita." Kata Viona sambil bergetar ketakutan. Randika kemudian memeluk erat Viona, tetapi dm hatinya dia berpikir dengan cepat. Penyerangan di ruangan penelitianku dan Inggrid yang keracunan, apakah semua serangan ini ditujukan untuk perusahaan ini ataukah diriku? Jika semua hal ini ditujukan pada dirinya maka seharusnya Inggrid tidak sampai kena musibah. Musuh hanya akan mengobrak-abrik ruangan miliknya. Apab musuh sudah mengetahui keberadaan dirinya yang ada di perusahaan Cendrawasih ini, tidak heran mereka memakai taktik seperti ini. Untuk sekarang, teka-teki ini masih banyak bolongnya. "Randika bagaimana ini? Mereka terlihat seperti preman dan pembunuh." Kata Viona ketakutan. Bagaimana ku mereka kembali ke sini?" "Viona tenanh, kau tidak usah memikirkan hal yang aneh-aneh. Istirahah, aku berjanji bahwa mereka tidak akan berani macam-macam dengan kitagi." Randika kemudian mengusap rambut Viona untuk menenangkan dirinya. Dialu berpikir, Kembali? Jangan harap mereka bisa berjn ke sini kembali seth aku mematahkan kaki mereka seth ini. "Viona aku minta kamu untuk istirahat dan percayakan hal ini padaku." Randika kemudian mengangkat kep Viona dan mencium keningnya. "Baih ku begitu, tolong jagh dirimu dengan baik." Kata Viona. "Jangan khawatir, atasanmu yang tampan ini pasti baik-baik saja." Seth Viona pergi, Randika mengobati korban-korban luka yang masih tergeletak dengan menyalurkan tenaga dmnya. Dia juga mkukan hal ini pada orang-orang yang ada di luar ruangan. Seth selesai, dia bertanya pada sh satu orang keamanan. "Apakah kau ingat ciri-ciri orang yang menyerang kita?" "Semua orang yang datang menyerang memakai topeng dan dia menyandera sh satu orang kita. Berkat itu mereka bisa memiliki akses untuk pergi kentai ini. Ini adh serangan yang terencana." Kata sh satu orang keamanan. "Apakah kamu ingat ciri-ciri khusus seperti tato atauinnya?" "Tidak, keadaan sudah kacau saat kami datang. Saat kami datang, teman kami yang disandera itungsung dibunuh." Katanya sambil menggelengkan kepnya. Randika kemudian menanyakan ke orangin, "Apakah ada di antara kalian yang ingat dengan js?" Semua orang yang di sana juga menggelengkan kepnya, sepertinya mereka juga tidak tahu telu secara mendetail. Mash ini tergolong rumit. Hati Randika mengepal. Ku petunjuknya hanya orang yang memakai topeng maka hal ini sangat sulit dcak. Meskipun kota Cendrawasih tergolong kecil, di dmnya terdapat banyak sekali kelompok preman ataupun penjahat. Mustahil dirinya dapat memeriksa mereka semua. Bahkan dengan bantuan Shadow pun, hal ini akan membutuhkan waktu. "Bagaimana dengan kamera?" Tanya Randika. "Perusahaan seperti kita ini pasti memiliki kamera keamanan di setiap sisinya." "Sayangnya itu percuma." Kata sh satu petugas keamanan. "Mereka benar-benar sudah siap. Sin topeng untuk menutupi wajah, mereka juga mematikan kamera keamanan sebelum mereka tiba di gedung ini." Randika kembali mengerutkan dahinya. Sepertinyawannya kali ini benar-benar siap. Apakah benar tidak ada jejak yang tertinggal? Randika menampar dirinya sendiri agar dia bisa lebih fokus. Dialu berdiri dan berjn menuju lift. Dia memutuskan untuk mencari kebenaran ini di dunia bawah tanah yang ada di kota Cendrawasih. Mungkin dari situ dia akan menemukan jejak dan mencari siapa pku sebenarnya. Di saat dia hendak pergi, seorang petugas keamanan mencegatnya. Ketika Randika menoleh petugas itu mengatakan, "Aku berhasil mencopot sh satu topeng di saat kami bentrok tadi. Aku merasa bahwa mukanya sangat familiar." Oh? Seketika itu juga wajah Randika terlihat tertarik, dia segera mendatangi petugas tersebut. "Bagaimana ciri-cirinya?" "Ku tidak sh dia memiliki julukan sebagai si rubah. Rambutnya merah, hidungnya memakai tindikan dan ada bekas luka sayatan di bawah bibirnya." "Aku sering melihat orang ini di sh satu bar di jn Macetan bernama Drunken." Drunken bar di jn Macetan? Randika tersenyum. ..... Mm hari Seperti mm-mm sebelumnya, kota Cendrawasih kembali diselimuti oleh kegpan mm. Lampumpu menghiasi setiap sisi jn dan kehidupan mm pun mi muncul. Di kota ini pada mm hari, di pojokan jn yang gp, terdapat kejahatan di mana dosa berkumpul. Jn Macetan, Drunken Bar. Si rubah dengan rambut merahnya masuk ke dm bar. Suara musik metal yang keras bisa membuat telinga orang sakit, tapi dia sudah terbiasa dengan hal ini. Dia pun ikut menari mengikuti alunangu. Para pengunjunginnya sedang menari-nari dintai dansa. Ketika si rubah menerobosntai dansa ini, tangan kanannya meremas bokong seorang wanita. Ketika wanita itu menoleh, si rubah sudah tidak bisa terlihat. Dengan dipenuhi sebuah senyuman, Dimas menyambut si rubah yang mendatanginya. "Hei kawanma." Kata si rubah ketika melempar sejuh uang padanya. Pramusaji kemudian membawakan dua gs anggur kepada mereka dan mengambil uang tersebut. "Sepertinya kau berhasil mkukan sebuah pekerjaan besar." Kata Dimas. "Benar sekali." Si rubah mengajaknya bersng dan mengambil dua kantong kecil yang ada di meja. "h apagi yang kaukukan kali ini?" "Hanya mash kecil berkaitan dengan pekerjaan kelompokku." Si rubah kembali meneguk minumannya. "Siapa sasaranmu kali ini?" "Lebih baik tidak kuberitahu biar kau tidak terlibat." "Hahaha! Bagus, bagus, itu benar." Keduanyalu tertawa dan meninggalkan meja, si rubah kemudian berjn sendiri menuju ruangan yang ada di bkang bar. Seth masuk dm ruangan dan menutup pintu rapat-rapat, si rubah mengeluarkan isi kantong kecil tadi dan menghirupnya. "Ini baru nendang!" Si rubah kemudian menutup matanya dan merasa bahwa dirinya myang ke atasngit bersama para bidadari. "Tempat ini slu memiliki barang terbaik." Si rubah memuji Dimas. Dia kemudian menutup kembali matanya namun dia merasa ada yang aneh. Dialu membuka matanya dan mengangkat kepnya, dia melihat orang asing sudah berada di hadapannya. Orang ini berdiri sendirian dengan wajah datar yang cukup menakutkan. SI rubah kemudian mengusap-usap matanya, apakah ini halusinasi? Bukankah sebelumnya dia sudah memastikan ruangan ini aman dan hanya ada dirinya sendiri di dmnya? Sgi si rubah kembali mengusap matanya, orang itu bertanya. "Bagaimana? Enak?" "Lumayan Hei siapa kamu?" Tanpa sadar si rubah menjawab pertanyaannya tetapi diangsung curiga dengan identitas orang ini. Seth dia melihat lebih js, orang ini sedang memegang sebuah pisau di tangannya! "Ku begitu, aku akan buat harimu lebih enakgi!" Randika mendekati si rubah dengan senyuman lebar. Tetapi si rubah merasa bahwa aura yang dipancarkan Randika sangat berbahaya. "Aku akan membunuhmu duluan" Si rubah kemudian mengambil pisau yang ada di samping tempat duduknya dan menebas ke arah Randika. Suara raungan perangnya terdengar keras sebelum pada akhirnya tidak terdengargi. Tangannya yang mengayunkan pisaunya tiba-tiba tergenggam erat, satu detik kemudian wajah si rubah menegang. Suara tng yang remuk terdengar renyah dan rasa sakit yang luar biasa segera mengikutinya. Raungan perangnya tadi berubah menjadi rintihan kesakitan. Namun, di saat si rubah ingin berteriak untuk mmpiaskan rasa sakitnya, kepnya sudah dibanting pada meja kaca yang ada di ruangan. Duak! Untungnya meja kaca itu tidak pecah namun sekarang tubuh si rubah ditindih oleh pria itu dari bkang. Chapter 21: Geng Kapak Chapter 21: Geng Kapak "Bagaimana? Apakah sudah nendang?" Randika merapikan pakaiannya dan menginjak punggung si Rubah. Si Rubah mengeluarkan darah dari kepnya dan terlihat menyedihkan. "Siapa kau?" Si Rubah meludahkan seteguk darah dan tersenyum, "Bajingan macam mana yang berani datang ke sini dan mengancamku?" Randika tersenyum. "Hahaha.. kau sok kuat tapi lihah dirimu. Bajingan ini bahkan hanya butuh satu gerakan maka dia bisa membunuhmu." Hening. Hanya ada keheningan. "Baih ku begitu, ku kau ingin sok kuat dan masih ingin membuktikan dirimu maka pertanyaan-pertanyaanku bisa kita tunda dulu." Seth kata-kata Randika ini selesai, badan si Rubah sudah terlempar. Hanya dengan satu tangan, Randika melempar si Rubah ke arah tembok. Namun sebelum dia menabrak, Randika menarik keras lengan si Rubah. Dengan suara nyaring, tng bahu si Rubah copot dari sendinya. "Ah!" Si Rubah benar-benar kesakitan dan berkucur keringat dingin di seluruh tubuhnya. Suaranya yang sok kuat sudah menjadi rintihan sakit yang menyedihkan. Randika tersenyum dan mengatakan, "Kenapa? Apakah tanganmu baik-baik saja? Sini kubantu." Si Rubah yang melihat Randika mendekat segera panik. Randika kemudian hanya mengeluarkan jempolnya dan menekan keras pada tng bahunya. "Tidak! Hentikan!" Si Rubah merasa th bertemu dengan sang maut. Lengannya sudah mati rasa dan sendi yang ditekan keras oleh Randika benar-benar membuatnya kesakitan. Dia berharap bahwa musuhnya ini segera membunuhnya. Cara efektif membuat orang berbicara adh membuatnya kesakitan dan ketakutan. Randika tahu bahwa si Rubah ini bukah dng sebenarnya jadi dia perlu informasi. "Hei jangan khawatir kawan, itu tadi hanya hidangan pembuka. Sebentargi aku akan memberikan hidangan utamanya." Pada saat yang sama, tng jari telunjuk si Rubah th dipatahkan oleh Randika. "Tolong hentikan!" Si Rubah ingin pergi dari sini secepatnya. Jeritan minta ampunnya ini benar-benar menyedihkan. Mendengar ini, Randika bertanya kembali. "Lho ada apa? Bukankah ini jauh lebih nendang dari obat-obatanmu?" Si Rubah mengh napas dm-dm. Dari tatapan mata Randika, si Rubah sudah mengerti bahwa penyiksaannya ini belum selesai. Ketika pria ini memegang jari tengahnya, si Rubah pun berteriak minta ampun. "Tolong jangan! Aku sudah tidak kuat! Aku akan mengatakan segnya yang ingin kau dengar." Si Rubah mi ketakutan akan kehngan nyawanya. Masih dm posisi menginjak dan menindih si Rubah, Randika bertanya. "Apakah kamu yang berh di perusahaan Cendrawasih tadi siang?" Si Rubah mengangguk. "Aku ingin mendengarnya darimu." Randika menancapkan pisau di samping wajah si Rubah. "Kelompok kami yang mkukannya." Kata si Rubah tergesa-gesa, dia tidak ingin membuat orang ini marah. "Siapa yang menyuruhmu mkukannya?" Si Rubah ragu-ragu untuk mengatakannya, tetapi dia melihat Randika mengambil pisau yang tertancap dan hendak mengayunkannya pada dirinya. "Itu bosku, bosku yang menyuruh kita mkukannya. Kami tidak bisa menk karena kami adh bawahannya." "Siapa nama bosmu?" Tanya Randika. "Jangan membuatku bertanyagi padamu!" "Kakak tertua kami bernama Macan. Kelompok kami adh geng kapak. Kami th menguasai 1/5 dari seluruh kota ini. Penyerangan perusahaan Cendrawasih berasal dari perintah kakak tertua kami. Dia memerintahkan beberapa dari kami untuk datang ke sana dan menghancurkan segnya." Si Rubah mengatakannya hanya dm satu tarikan napas, dia sekarang terengah-engah. Melihat tatapan mata Randika, dia th menyadari bahwa nyawanya berada di tangan pria ini jadi dia tidak berani berbuat macam-macam maupun berbohong. "Di mana markasmu?" "Tidak jauh dari sini, 1 kilometer dari sini. Di sanh markas kami." "Bawa aku ke sana." Randika kemudian berdiri sambil mengangkat si Rubah. "Ah?" Si Rubah mi takut kembali. Dia tidak ingin bahwa kelompoknya tahu bahwa dia th memberitahu segnya pada pria ini. "Jangan khawatir, hari ini nama geng kapak tidak akan terdengargi di kota ini." Kata Randika dengan nada santai. ..... Tak jauh dari sana, di suatu ruangan terdapat seorangkiki berbadan besar dengan kumis yang tebal. Dia tampak seperti perompak. Di bangunan ini terdapat lebih dari selusin orang-orang elit dari geng kapak dengan pakaian serba hitam mereka. Di ruangan lki berbadan besar itu, terlihat seorang lki sedang terkapar dintai. Dia menatap linglung ke arah bos geng kapak tersebut dengan kepnya yang mengucurkan darah. "Bah, siapa yang bng bahwa geng kapak hanya bisa bermain secara licik dan sembunyi-sembunyi? Ku bukan karena aku yang memimpin kelompok ini, geng kapak sudahma tidak ada di kota ini." Si Macan mengh napas dm-dm, "Katakan padaku Dimas, apakah aku naif atau polos? Dunia bawah tanah adh tempat hina. Aku sebagai pemimpin geng kapak kecewa dengan kinerjamu. Lebih baik kau tidak usah berada di dunia seperti ini dan momong saja anakmu. Itu lebih cocok untuk pria lemah kayak kamu!" "Hahahaha!" Para geng kapak ikut tertawa. "Apakah kau tidak pernah berpikir bahwa aku bisa mhapmu hidup-hidup? Geng kecilmu itu menyedihkan." Macan berdiri dan mengangkat Dimas, "Aku hanya tidak ingin mencoreng namaku dengan menghadapi ikan teri macam kalian. Kau dan gengmu sama-sama menyedihkannya." "Hahaha!" Dimas pun ikut tertawa. "Apakah benar begitu? Ku kelompokku lemah mengapa kau mengeroyokku sendirian? Apakah bukan karena kalian takut dengan kita?" Pria di sampingnya segera menendang Dimas dan si Macan mendekat dan menjambak untuk mengangkat kepnya si Dimas, "Ikan teri macam kamu berani berkata sok di depanku? Lebih baik cepat katakan di mana kau mendapatkan obat-obatanmu? Jika kau mengatakannya maka aku akan membebaskanmu." Dimas kembali meraung kesakitan tetapi tatapan wajahnya masih terlihat garang. "Jika kalian ingin barangku, maaf aku sudah lupa di mana aku mendapatkannya." Macan pun mengeluarkan secarik kertas dan menunjukan sebuah mat kepada Dimas. Melihat mat yang tertera pada kertas itu, wajah Dimas segera berubah. "Kita mempunyai hukum sendiri mengenai bagaimana kita menjnkan usaha di dunia bawah tanah ini. Kau berani mnggarnya?" Kata Dimas dengan nada muram. "Hahaha peduli setan dengan hal seperti itu." Macan mengerti maksud Dimas dan hanya tertawa. "Baih, aku akan memberitahu di mana aku mendapatkan barang-barangku." Raut wajah Dimas dipenuhi oleh rasa dendam. Dialu melihat lekat-lekat ke wajah Macan. Dia bersumpah akan membs dendam. "Ku begitu cepat katakan." Seth memberitahu detail mengenai lokasi barang-barangnya, Dimas mengatakan. "Aku memberitahumu satu hal. Jika kau terus seperti ini, suatu hari nanti geng kapak akan hancur dan kau akan mati." Ketika mendengarnya, Macan tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa, "Membunuhku? Geng kapak tidak akan pernah hancur di bawah perintahku!" "Lihat saja nanti!" Pada saat ini, pintu ruangan ini sudah didobrak oleh Randika. Nampaknya dia memakai tubuh seorang bawahan geng kapak untuk mendobrak jatuh pintu tersebut. Semua orang terkejut dan terdiam ketika melihat tubuh teman mereka yang jatuh di depan mereka. Merekalu melihat sosok Randika yang masuk ke dm ruangan. Suasana canggung ini bengsung sekitar 5 detiklu seluruh orang di dm ruangan kembali tertawa. Macan pun berkata dengan nada mengancam, "Hei bocah, apakah kau tidak tahu di mana kau sekarang? Kau berada di markas geng kapak dan kau berani berbuat seenakmu sendiri? Nyari mati?" "Bocah ini pasti sudah g. Pasti ibunya sudah khawatir karena anak bodohnya ini tidak png-png!" "Hei bos, dia datang untuk mati kenapa kita tidak memberikannya saja?" Semua anggota geng kapak masih tertawa dan mengejek kehadiran Randika. Dengan senyum tipis, Randika menyeret si Rubah masuk ke dm ruangan dan melemparnya. Melihat rambut merahnya si Rubah, wajah para anggota geng kapak segera berubah. "Bocah berengsek! Kau tidak akan png hidup-hidup hari ini!" "Bos, biarkan aku yang mengurus bocah bau kencur ini." Seth mengatakan itu, orang ini menghampiri Randika dan mengatakan, "Aku akan mengajarkannya bahwa dunia itu kejam." Namun dia tidak akan menyangka bahwa dia berjn mendekati ajalnya. Dm sekejap, sosok Randika menghng dari hadapannya dan muncul kembali di bkangnya. Dengan tenaganya yang kuat, dia membanting pria tersebut. Karena saking kuatnya dan momentum yang dia dapat darinya, pria itu segera tewas di tempat. "Banyak bacot." Randika meludah di tubuh pria itu. "Berikutnya." Kali ini suasana dm ruangan menjadi tegang. Para anggota geng kapakinnya mengetahui bahwawannya kali ini tergolong hebat. Hanya dm satu detik dia bisa melumpuhkan sh satu anggotanya. Macan mengedipkan matanya untuk memberikan sinyal kepada sh satu bawahannya. Orang tersebut berdiri dan menatap tajam kepada Randika. Dialu menerjang maju sambil mengeluarkan pisaunya. Randika hanya menggeleng-gelengkan kep. Dia kembali menyatu dengan bayangan. Karena pria ini sudah menerjang maju, dia tidak bisa berhenti mendadak meskipun sudah melihat sosok Randika yang menghng. Ketika dia mi mmbat, Randika sudah berada di bkang pria ini dan mengambil tangannya yang memegang pisau dan menusukkannya ke dm dada pria tersebut. Randika kemudian melepaskan pria itu dan kembali menatap seluruh orang yang ada di dm ruangan. "Untuk menghemat waktu, bagaimana ku kalian semuanya maju bersamaan?" Katanya dengan santai. "Jangan repot-repot meminta bantuan, bantuan kalian itu akan bertemu dengan kalian di neraka." Mendengar hal ini, wajah semua orang menegang. Bahkan pimpinan mereka, si Macan, juga ikut waspada. Lawan mereka kali ini sangat kuat. Seth tidak ada respon, Randika memutuskan untuk menerjang maju. "Serang!" Melihat Randika yang menuju ke arahnya, Macan segera memerintahkan bawahannya yang tersisa untuk membunuhnya. Tapi sayang, mereka tidak bisari dari nasib tragis mereka. Tubuh Randika sudah bagaikan naga. Dia segera meliuk-liuk dan menjatuhkan orang satu per satu tanpa mengmi luka satu pun. "Ah!" ..... Ketika mendengar jeritan itu, sh satu dari mereka melihat bahwa temannya th jatuh kentai. Ketika dia kembali mengangkat kepnya, dia sudah terpental oleh tendangan kaki yang kuat. Randika yang fokus dengan sekelilingnya, segera menyadari bahwa ada serangan pisau dari arah bkangnya. Dm sekejap dia melompat dan salto di udara dan sudah berada di bkang pria tersebut. Dia segera menangkap dan melempar pria tersebut ke arah temannya yangin. Orang yang dilemparnya itu setidaknya berbobot 80kg dan Randika berhasil mengangkatnya dengan mudah dan melemparnya. Dimas yang melihat hal ini masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Orang itu seperti sedang membuang sampah. Orang yang terlempar itu menabrak sh satu temannya dan pingsan karena benturan tersebut. Di bawah kaki Randika, pisau yang tergeletak di tanah diambilnya dengan kakilu ditendangnya. Pisau segera melesat ke sh satu orang yang hendak menerjang dirinya dan menembus dada si pria tersebut! Masih tersisa beberapa orang. Randika masih dm keadaan tenang dan fokus. Setiap dia bergerak maka satu mayat bertambah. Ini sudah bagaikan maut yang mengayunkan sabitnya. Setiap tebasan sabit tersebut, satu nyawa akan terpanen. Dm beberapa menit, sekeliling Randika sudah kosong dan banyak tubuh yang tergeletak tak bergerak dintai. Sebenarnya masih ada beberapa orang yang masih bisa berdiri tetapi seth melihat temannya yang terluka ataupun terbunuh, mereka segera mrikan diri. Sedangkan Randika masih terlihat tenang, musuhnya tidak dapat menyentuh ujung bajunya sama sekali. Ketika Dimas melihat keahlian Randika, dia tidak bisa untuk tidak tersenyum. "Macan, sudah kubng karma pasti ada. Geng kapak akan habis hari ini juga!" Randika menyadari bahwa tinggal seoranggi yaitu bosnya. Dia menatap orang tersebut dan mengatakan, "Kau berikutnya." Macan segera berkeringat dingin ketika mendengarnya. Apakahwannya ini setan? Setiapngkah yang diambil Randika, satungkah mundur bagi Macan. Melihat bahwa dirinya sudah terpojok, Macan mengeluarkan pistolnya dari pinggangnya dan mengarahkannya pada Randika. Randika masih terus mngkah maju dengan ekspresi datar. "Hahaha! Mau sekuat apa pun dirimu, kau tidak akan bisa menghkan kecepatan peluru!" Meskipun dirinya ditodong oleh pistol, Randika mh tampak tersenyum. Chapter 22: Cincin Kerberos Chapter 22: Cincin Kerberos "Kau pikir dengan mengeluarkan pistol membuatku takut?" Kata Randika dengan santai. Dia pernah membunuh 1000 orang suruhan mafia Italia yang bersenjatakan lengkap, sekarang dia hanya dihadapkan satu pistol saja, ngwak atau apa orang ini? Senapan otomatis, granat, tank, misil udara, bom ranjau pernah dia hadapi semua dan dia sama sekali tidak terluka. Kota-kota hancur, pemukiman terbakar dan orang-orang berteriak histeris, sedangkan Randika hanya berdiri dengan senyum tipisnya ketika berhasil menghadapi semua senjata itu. Macan melihat pemuda di hadapannya ini dengan perasaan takut. Melihat betapa tenangnya pemuda itu, tangannya semakin bergetar. Sma hidup di dunia bawah tanah di kota Cendrawasih, Macan th memiliki insting tajam yang bisa mendeteksi bahaya. Entah kenapa hari ini ketika dia melihat pemuda ini, dia merasakan bahaya yang amat sangat besar. Dia dengan cepat membidik dan menembakkan seluruh pelurunya. Dor! Dor! Dor! Dor! Serangkaian tembakan ditujukan kepada Randika yang dari tadi hanya mngkah lurus ke depan. Tenaga dm Randika sudah bersirksi secara maksimum. Kecepatan peluru baginya sekarang sama pnnya seperti semut yang merayap. Dialu mengk ke kanan untuk menghindari peluru pertama, berputar ke kiri untuk menghindari peluru kedua dan menunduk untuk menghindari dua peluru terakhir. Lalu seth itu, dia melebur satu dengan bayangan mendekati si Macan sambil sesekali menjatuhkan barang yang ada agar si Macan bingung dia ada di mana. Si Macan yang bingung hanya bisa melihat barang berjatuhan di sekitarnya tanpa bisa melihat sosok Randika. Apakah tembakannya tidak mengenai satu pun? Tangannya yang memegang pistol sudah bergetar hebat, di setiap ada suara jatuh dia akan segera membidik ke sana dan menembakan satu pelurunya. Namun sosok Randika masih tidak bisa dia lihat saking cepatnya. Klik! Klik! Seth beberapa tembakan tambahan, peluru miliknya sudah habis dan dia pun hendak membantingnya. "Sudah habis?" Sosok Randika dengan cepat muncul di hadapannya sambil menahan pistol yang ada di tangan si Macan. Mereka berdua saling bertatapan mata. Melihat tatapan mata Randika, Macan segera panik dan berusaha menarik pistolnya kembali. Tiba-tiba seluruh pistol sudah terpretel dan bagian-bagiannya th berserakan dintai. Lemas dan tidak berdaya, Macan yang merangkak ketakutan dintai sudah tidak berani menatap Randika. Melihat kaki Randika yang mendekat dia segera berteriak histeris. "Bagaimana bisa ada orang seperti kau! Kau bukan manusia!" Macan benar-benar ketakutan dan menganggap nyawanya akan berakhir hari ini. Randika mengatakan, "Sekarang adh giliranku yang menyerang." Sebelum kalimat itu selesai, Randika sudah myangkan tendangan dan tubuh si Macan myang jauh dan menabrak dinding. Duak! Macan segera berbaring kesakitan seth menabrak dinding, seteguk darah keluar dari mulutnya. Randika menghampirinya secara pehan, setiapngkahnya membuat ngeri si Macan. "Si siapa kamu?" Si Macan terlihat berusaha menjauhi Randika. "Aku rasa kelompok kami tidak pernah menyinggungmu. Kelompok kami pun juga tidak pernah bertemu denganmu. Mengapa kau mkukan semua ini?" Si Macan benar-benar kehabisan akal. Pertama kalinya dia menghadapiwan bagai dewa kematian ini. Kapan memangnya dia pernah menyinggung orang seperti ini? Dia benar-benar tidak ingat. Meskipun geng kapak terkenal akan kebengisannya, mereka masih menghindari berkontak dengan orang yang berbahaya semacam Randika. "Kau yakin tidak pernah menyinggung aku?" Randika tersenyum tipis ketika mendengarnya merengek. Dialu menjambak rambutnya dan berkata dengan tersenyum, "Perlu kuberitahu h apa yang th kaukukan hari ini?" Hari ini? Si Macan aslinya sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Ketakutan ditambah dengan rasa sakit membuat dirinya tidak bisa berpikir wu dia mau. Hari ini? Apa yang th dkukan kelompoknya hari ini? "Hmm?" Randika mengerutkan dahinya. Randikalu mengangkat si Macan dan melemparkannya kembali ke tembok. Si Macangigi mengerang kesakitan. Apa yang th diperbuatnya? "Sudah ingat?" Randika kembali menatapnya. Si Macan mengangkat kepnya dengan segera dan mengatakan, "Apakah ini tentang Perusahaan Cendrawasih?" Ketika mengatakan hal ini, tenggorokan si Macan sudah kering. "Ingatanmu cukup bagus." Randika menamparnya pn. "Sekarang katakan, siapa yang menyuruhmu mkukannya?" Ketika mendengar hal ini, si Macan berhasil mengetahui asal usul pria ini. Dia tidak menyangka bahwa tindakannya hari ini akan menyebabkan hasil seperti ini. Dia segera berkata dengan nada panik, "Maafkan aku tuan. Maafkan kebodohan hamba ini. Aku seharusnya tidak menerima pekerjaan itu dari perusahaan Mourin. Jika kau melepaskanku, aku berjanji kelompok kami tidak akan menyusahkan tuan maupun perusahaan Cendrawasih ke depannya nanti." Randika mengerutkan matanya ketika si Macan berbicara. Di saat dia mi berbicara dari awal hingga akhir, dia menghindari kontak mata dengannya. Bohong! Randika tidak bisa dibohongi. "Terus mengapa kau mengincar sh satu ruangan dintai 9? Kalian tidak mungkin tiba-tiba muncul di sana secara kebetn karena kau th menghancurkan ruangan pribadiku." Kata Randika. "Apakah ini juga suruhan dari perusahaan Mourin?" Wajah si Macan kembali memutih, dia tidak tahu apa-apa mengenai hal ini. "Tugas kami adh menghancurkan dan mengobrak-abrik bagian dm gedung Cendrawasih, tidak ada target spesifik dari klien kami. Aku juga memerintahkan anak buahku untuk menghancurkan secara asal." Kali ini muka si Macan tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia bohong. Randika mengh napas, "Kau juga yang meracuni Inggrid Elina, bos perusahaan Cendrawasih?" Wu tenggorokannya kering, si Macan tetap berusaha menceritakan segnya demi nyawanya. "Tidak, kami tidak mkukannya! Tugas kami hanyh mengobrak-abrik bagian dm gedung Cendrawasih maka tugas kami sudah dianggap selesai oleh klien. Mengenai racun, kami sama sekali tidak tahu." Randika berdiri dan menyeret tubuh Macan, "Bajingan keras kep! Karena kau tidak mau menyebut namanya, maka temuh dirinya di neraka." Ketika mendengarnya, hati si Macan kembali menegang. Ketika dia hendak meminta ampun atas nyawanya, sebuah pisau sudah myang dan menancap di kepnya. Pimpinan geng kapak mati begitu saja pada mm hari ini. Dengan kematiannya ini, kota Cendrawasih akan mengmi perubahan khususnya di dunia bawah tanah kota ini. Randika tidak peduli dengan hal ini. Seth membereskan seluruh anggota geng kapak, Randika mi memeriksa ruangan ini. Seharusnya ada sebuah petunjuk mengenai dng di balikyar ini. Ruangan ini tidak begitu besar. Dm beberapa menit, Randika sudah selesai mengecek semua sudut ruangan. Ketika hal ini bengsung, Dimas yang tergeletak di tanah masih kebingungan. Dia tidak tahu apa yang harus diakukan sekarang ini. Dia ingin berbicara tetapi takut pihakin ini akan membunuhnya. Jika dia menyinggung orang ini, mungkin lebih baik dia bunuh diri untuk menghemat waktu. Randika masih berusaha mencari-cari petunjuk di ruangan ini dengan seksama. Akhirnya Dimas memberanikan diri untuk memanggilnya dan mengatakan, "Kakak tertua." Randika mengabaikannya. "Aku rasa tadi si Macan membuka sebuah pintu berwarna hitam tadi." Randikangsung menoleh ke arah Dimas dan bertanya, "Di mana?" "Di sana! Di sana!" Dimas menunjuk sebuah rak buku yang ternyata bisa digeser. Randika kemudian menggesernya dan menemukan pintu rahasia di baliknya. Randika kemudian berkonsentrasi kembali. Dia memancarkan tenaga dmnya mlui tangannya dan tiba-tiba pintu itu sudah melebur jadi serbuk! Dimas yang melihatnya segera ternganga. Seth memasuki ruangan rahasia tersebut, Randika menyadari bahwa ada ruangangi di dmnya. Terdapat banyak senjata di dm sini bahkan yang sulit didapat pun di negara ini. Tempat ini adh gudang senjata milik mereka. Di atas meja, ada berkas-berkas informasi seperti profil tokoh-tokoh besar di kota Cendrawasih dan catatan keuangan geng kapak sma ini. Di saat Randika mengecek seluruh ruangan, dia menemukan sebuah cincin merah di dmci. Mengambil cincin tersebut, Randika memeriksanya. Cincin merah ini terlihat biasa saja tetapi simbolnya sangat mencolok yaitu anjing berkep tiga yang lebih dikenal sebagai Kerberos. Bn Kegpan! Dm sekejap terlintas nama Bn Kegpan di benak Randika. Ketika dia bersamanya dulu, Bn Kegpan slu memakai cincin seperti ini. Tidak shgi, Bn Kegpan memiliki keterkaitan dengan geng kapak. "Ternyata kau belum mati." Pikir Randika. Dia sekarang yakin bahwa Bn Kegpan pasti memiliki andil dm kejadian hari ini, tetapi Randika masih ragu apa motif dia sebenarnya. Dia juga bingung mengapa Bn Kegpan masih berpura-pura mati dan bersembunyi. "Bersembunyi dan cuma menunjukan ekormu memang ciri khasmu." Randika kemudian mengambil cincin itu dan keluar dari ruangan rahasia ini. Dialu melihat Dimas yang masih duduk dintai, "Dm satu jam, polisi akan menyerbu tempat ini." Mengabaikan sosok Dimas, Randika segera melebur dengan kegpan. Ketika Dimas mendengar peringatan Randika, dia juga segera pergi. ..... Randika kemudian mengambil handphonenya dan menelepon Shadow. "Tuan!" "Shadow, aku menemukan cincin merah yang biasanya dipakai oleh Bn Kegpan di sh satu gedung milik sebuah geng. Aku ingin kau memeriksa hal ini lebihnjut." "Tuan, aku sudah mengetahui hal itu." Kata Shadow. "Sin itu, informasi yang akan kuberikan padamu secarangsung juga berkaitan dengan hal itu. Aku hanya bisa menyampaikan semua ini secara detail ketika sudah sampai di kota Cendrawasih. Kurang dari seminggugi saya akan sampai." Randika mengerutkan dahinya. Dia merasa bahwa ada yang aneh dengan Shadow. Ketika pertama kali dia meneleponnya dia masih belum sadar kejanggn ini, tetapi dia merasa ada yang aneh kali ini. "Baih, seth kau sampai tolong jskan semuanya." "Baik tuan!" Seth menutup teleponnya, wajah Randika juga ikut kembali normal. Dia merasa ada yang aneh dengan Shadow tetapi tidak tahu apa itu. Dialu memutuskan untuk melupakan hal ini dan menunggu kedatangan Shadow. Chapter 23: Siapa Memangnya yang Khawatir Sama Kamu! Chapter 23: Siapa Memangnya yang Khawatir Sama Kamu! Saat Randika tiba di rumahnya, hanya Ibu Ipah yang ada di sana. Sepertinya Inggrid belum kembali. "Ibu Ipah bagaimana acara televisi hari ini? Apakah bagus-bagus?" Tanya Randika sambil tersenyum. "Lho nak Randika sudah png. Iya hari ini banyak sron bagus nih. Ku kalian tidak ada di rumah, ibu hanya bisa nonton TV saja." Kata Ibu Ipah sambil tersenyum. "Kenapa kok tidak png dengan nona? Apakah semuanya baik-baik saja?" Waktu sekarang menunjukan pukul 7 mm. Hanya setengah jam saja untuk Randika membereskan geng kapak dan menemukan petunjukinnya. Cara kerja Randika memang efisien. "Aku tadi keluar duluan karena aku ada perlu bertemu dengan orang. Mungkin Inggrid sebentargi png." Kata Randika dengan sedikit ragu. Randika masih ingat bahwa ibu-ibu ini bukan orang biasa, siapa tahu pertanyaannya ini adh jebakan. Apakah dia sudah tahu insiden di perusahaan? "Baih ku begitu." Ibu Ipah mengangguk. Ibu Ipah kemudian kembali menonton TV dan Randika pamit ingin istirahat. Ketika Randika sudah naik ke kamarnya, Ibu Ipah bergumam, "Setidaknya dia seharusnya membersihkan diri terlebih dahulu. Bau darahnya menyengat." Jika Randika tahu bahwa bajunya th membawa bau darah, mungkin dia sudah membersihkan diri dan mengganti bajunya dulu sebelum kembali png. Sejujurnya Randika sudah kelhan jadi dia tidak sempat berpikiran sejauh itu. Dia merasa tiba-tiba badannya menjadi dingin, napasnya tidak teratur dan wajahnya pucat. Hari ini dia sudah menyalurkan tenaga dmnya ke tubuh Inggrid, dan juga memporak porandakan markas geng kapak sendirian. Meskipun dia tidak terluka, tenaga dmnya terus beredar dengan hebat. Randika merasa bahwa tubuhnya mi gemetar dan organ-organ dmnya mi melintir bersamaan. Dia merasa bahwa tenaga dmnya akan mencabik-cabik dirinya. "Ah!" Saking sakitnya, dia berguling-guling dintai kamarnya. Seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dan matanya menjadi sangat merah. "Tidak. Aku tidak bisa mati hari ini!" Randika menahan rasa sakitnya ini dan mengeluarkan jarum akupunturnya. Dia segera mengobati dirinya sendiri. Tangannya yang memegang jarum bergetar hebat dan tidak bisa diam. Dia membutuhkan konsentrasi penuh dan energi banyak untuk menusukkan jarum di titik-titik tertentu. Seth selesai, Randika segera menutup matanya dan mengatur pernapasannya. Wajahnya merah dan terlihat bengkak. Seakan-akan kepnya akan meledak setiap saat. Seth beberapa saat, Randika membuka matanya. Pada saat ini, dia merasa seakan-akan jiwanya ditarik keluar dan dirinya sangat kelhan. Ketika dia mencabut jarum-jarum akupunturnya, dia merasa bahwa tubuhnya th kehngan banyak tenaga dmnya. Sisa dari tenaga dmnya dia gunakan untuk menahan kekuatan misterius yang ada di tubuhnya itu. Dia sudahma mengeluarkan seteguk darah hitam dan sekarang dia tenggm dm pikirannya. Dia berpikir tentang hidupnya ketika dia sampai di kota Cendrawasih ini. Dia merasa pusing dengan seg hal yang th terjadi. Sampai saat ini, dia tidak tahu apa yang diinginkan musuh darinya. Mengapa Harimau dan Bn Kegpan mengkhianati dirinya? Apakah semua kejadian sampai saat ini hanyh kebetn? Terlebihgi, dia merasa bahwa tubuhnya mi kelhan. Dia juga takut bahwa dengan adanya ancaman serangan di masa depan, dia harus segera pulih dari keadaannya sekarang ini. Awalnya dia tidak takut tetapi dia merasa bahwa hal ini tidak bisagi ditunda. Seth beberapa saat dia th memutuskan, "Sepertinya aku harus png. Aku harus meminta bantuan para tetua itu." Seth itu, Randika memutuskan untuk mandi. Seth dia selesai, waktu th menunjukan pukul 9 mm. Dia mengendalikan kekuatannya ini kurang lebih hampir 2 jam. Tiba-tiba suara kerucukan muncul dari perutnya. Dia merasa bahwa proses tadi th menghabiskan energinya dan membuat dirinyapar. Sudah waktunya dia menimbun energigi. Ketika dia berada di tangga, dia mengintip dari atas dan menemukan bahwa Ibu Ipah sudah tidak ada dan istrinya sedang duduk dintai. Melihat pakaian rumah Inggrid, Randika tidak bisa menahan senyuman nakalnya. Dia masih berada di tangga. Dia mengintip dari atas untuk memperhatikan buah melon istrinya yang terlihat indah dari atas. Sungguh menggoda! Namun, beberapa detik kemudian si Inggrid berpindah posisi dan Randika tidak mendapatkan pemandangan indahnyagi. Dia memutuskan untuk turun dan menyapanya. "Mm istriku yang cantik!" Randika segera menghampirinya dan matanya tidak bisa lepas dari penampn sexy istrinya. Inggrid sedang memakai baju putih tanpa lengan dana rumah yang pendek. Dia juga terlihat membentangkan kakinya yang putih itu dintai. Pahanya yang putih itu membuat Randika ingin mengubur mukanya di tengah-tengahnya. Melihat Randika yang mendekat, Inggrid segera duduk dengan benar dan merapatkan kakinya. Hal ini mh membuat sebuah ch di antara pahanya yang putih itu. Randika sekarang benar-benar ingin membenamkan mukanya di situ. Penampn istrinya ini mengingatkan dirinya tentang Viona pada mm hari itu! Sayangnya pemandangan indah itu segera tertutup oleh selimut wol yang dipakai Inggrid. Ketika Inggrid ingin berkata sesuatu, dia menatap mata Randika yang terlihat sedih itu. Dia melihat tatapan mata Randika mi naik menuju dadanya dan dia pun segera menutupinya dengan tangannya. "Dasar lki mesum!" Inggrid semakin malu ketika melihat senyuman Randika di hadapannya. Randika segera duduk berdampingan dengan Inggrid sambil mengelus pipinya. "Istriku, kenapa kau malu? Bukankah kita ini suami istri? Hubungan kita sudah diresmikan oleh hukum, jadi sudah sewajarnya bahwa aku sebagai suamimu melirikmu dengan tatapan penuh makna." Melihat dekat wajah Randika, membuat Inggrid teringat dengan kejadian sebelumnya di kantornya. Lki ini th mencopot behanya dan hampir melihat dirinya tnjang, dia tiba-tiba menjadi marah. "Jangan lupa ku kita itu hanyh kawin kontrak! Kita akan bercerai dm tiga bn!" Apakah itu benar?" Dengan senyuman nakalnya, dia mendekatkan dirinya ke wajah Inggrid seakan-akan mereka akan berciuman. "Apakah kau r meninggalkanku?" Inggrid segera memalingkan wajahnya dan mengatakan, "Kau hanyh lki bajingan dan tidak tahu diri. Buat apa aku menginginkanmu?" "Benarkah?" "Tentu saja!" "Ku begitu akan kutunjukan betapa jahatnya suamimu ini." Ketika mengatakan hal itu, Randika sudah berdiri dan gerakan tangannya seakan-akan siap meremas-remas sesuatu. "Kau. Apa yang hendak kaukukan?" "Menurutmu apa yang akan kkukan?" Randika mi maju pehanhan menuju mangsanya. "Tidak! Jangan dekati aku!" Inggrid berusaha mrikan diri. "Jika kau berani menyentuhku, aku akan berteriak minta tolong!" "Jika kamu berteriak pun, tidak akan ada yang menolongmu. Kamu mau berteriak 7 hari 7 mm pun tidak akan ada yang datang." Kata Randika sambil tersenyum. "Tidak! Dasar pria mesum, jangan dekat-dekat!" Inggrid kembali beri dan sekarang dia sudah terpojok, dia tidak bisarigi. "Hahaha! Mau ke mana kau sekarang sayang?" Kata Randika sambil tertawa jahat. "Akan kutunjukan betapa bengisnya suamimu ini." Inggrid yang terpojok hanya bisa berteriak satu nama, "Ibu Ipah!" Ketika mendengar nama itu, Randikangsung menjadi panik. Dia telu asyik bercanda dengan istrinya ini tetapi ku Ibu Ipah sampai datang, maka situasi akan gawat. Dia dengan segera menerjang Inggrid dan berusaha menutup mulutnya. Namun tanpa disengaja, Randika tergelincir dan mh mencium Inggrid! "Hmmm!" Mulut Inggrid benar-benar diblokir oleh mulut Randika. Mereka hanya saling bertatapan-tatapan tanpa bergerak. Sepasang suami-istri ini hanya saling menatap satu samain dengan bibir mereka yang saling berciuman. "Aduh dasar anak muda. Mereka memanggilku hanya karena ingin pamer, mau jadi apa dunia ini." Ibu Ipah yang datang secepat kt hanya geleng-geleng kep ketika melihat mereka berdua berciuman. Seth beberapama, Inggrid segera mendorong Randika. Randika yang masih terpukau dengan kelembutan bibir istrinya masih berharap bisa mencicipinyagi. Inggrid merasa ingin menangis sekaligus merasa g karena lki ini. Bagaimana bisa dia menciumnya secara tiba-tiba? Setetes air mata kemudian mengalir. Randika yang melihat Inggrid yang meskan air mata itu segera menghampirinya. Dia segera mengusap air mata itu dan mengatakan, "Maafkan aku sayangku. Aku tidak sengaja menciummu. Aku benar-benar tidak memiliki niatan seperti itu,ntainya saja yang telu licin." Inggrid hanya berdiri diam dan tidak bereaksi, Randika pun mnjutkan. "Ku aku bohong, kau boleh memukulku sekali." Seth kata-kata ini terlontarkan, Inggrid segera menginjak kaki Randika sekuat tenaga. "Ah!" Randika segera melompat kesakitan. "Kau yang menyuruhku mkukannya." Inggrid mengusap air matanya dan pergi dari situ. Dia sedikit merasa lega seth menginjak kaki Randika. "Aku tidak pernah menyangka bahwa Ares akan terluka oleh seorang wanita cantik." Kata Randika sambil tersenyum pahit. "Yah setidaknya itu membuatnya sedikit senang." Melihat sosok istrinya yang pergi, Randika segera teringat tujuannya ingin bertemu istrinya. "Istriku, aku akan pergi sementara waktu sma beberapa hari." Inggrid terkejut ketika mendengarnya, dia merasa penasaran. "Ke mana kau akan pergi?" "Aku akan png ke rumahku di gunung untuk bertemu dengan beberapa orang." Randikalu teringat akan sosok para kakeknya itu dan tanpa sadar tersenyum lembut. Ketika melihat senyuman ini, Inggrid pun bingung. Sejujurnya, dia tidak bisa menebak jn pikir orang di hadapannya ini. "Jangan khawatir, aku akan kembali seth beberapa hari. Aku hanya takut kau akan kesepian." Kata Randika dengan senyuman lembutnyagi. "Huh! Siapa yang khawatir sama kamu! Ku bisa jangan kembaligi!" Inggrid pun segera pergi dari hadapan Randika. Jangan kembali? Bagaimana bisa aku mkukannya? Aku masih membutuhkan 5 miliar milikmu itu. Terlebihgi, aku masih belum ingin berpisah dengan istriku yang cantik ini. Bagaimana mungkin aku akan meninggalkanmu? Mungkin jika Inggrid bisa mendengar isi pikiran Randika, dia sudah menghajarnya. Chapter 24: Namaku adalah Agus Chapter 24: Namaku adh Agus Kota Cendrawasih, terminal bus Terminal bus kota Cendrawasih hanya ada 1, jadi di sini slu ramai. Bus antar kota menjadi sh satu alternatif kendaraan para warga ketika mereka ingin berpergian. Sebentargi, bus yang menuju ke Desa Jagad akan tiba. Desa Jagad adh destinasi terjauh yang bisa diantarkan oleh terminal ini. Tempat tersebut sangat terpencil dan terkenal masih belum maju. Tempat inh yang menjadi tujuan Randika. Sambil menunggu bus datang, Randika sempat berpikir bahwa dia sudahma sekali meninggalkan tempat dia dibesarkan tersebut. Saat dia merasa sudah bisa hidup mandiri, dia mi berkna sendirian dan keluar dari negeri ini dan mendapatkan julukannya sekarang yaitu sang Dewa Perang Ares. Kenangan-kenangan masalu segera menghampirinya. Ketika dia naik ke dm bus, dia tidak ingin berada di bkang dan di dekat jend. Dia hanya ingin mencari tempat duduk yang sepi karena suasana hatinya sedang tidak ingin berinteraksi dengan orang. Dia juga merasa lh sejak dia datang di kota Cendrawasih. Dia kewhan terhadap serangkaian peristiwa yang menimpanya dm waktu berdekatan itu. Seth satu jam berkendara, akhirnya dia tidak bisa melihatgi kota Cendrawasih. Karena desa Jagad ini dipenuhi oleh pegunungan, maka pemandangan kota berubah menjadi pemandangan m. Randika mi merasa ngantuk di dm bus. Pada saat dia memejamkan matanya, dua orang perempuan di samping kanan bkangnya sedang berbincang-bincang dan suaranya cukup keras. "Hei, tempat ini penuh dengan hutan. Apakah menurutmu ada orang jahat yang akan keluar dari balik sana?" "Ah kamu itu ya! Bisa-bisanya berpikiran negatif seperti itu?" Temannya menambahi, "Berpikih yang positif-positif saja, toh ini juga bukan pertama kalinya kita pergi dengan bus ini." "Bahkan ku ada orang jahat yang muncul, kalian tidak perlu takut." Di saat ini, seorang lki muda menghampiri kedua perempuan ini dan ikut nimbrung dm percakapan mereka. Wajah lki ini terlihat biasa-biasa saja. "Kok bisa begitu?" Tanya Dewi kepada lki itu. Beberapa perempuaninnya juga ikut tertarik dengan percakapan ini. "Karena aku ada di sini!" Lki itu tersenyum dan mengatakan, "Aku adh pemegang sabuk hitam di karate. Ku cuma penjahat saja bisa kupukul dia sampai mati dm 10 detik." "Oya?" Dewi terdengar ragu dengan pengakuan lki ini. Perempuan yang mendengarnya pun juga ikut ragu ketika memperhatikan tubuh lki ini yang biasa-biasa saja. "Hmm? Sini kutunjukkan." Seth berkata demikian, pria itu berdiri di tengah-tengah jn dan menunjukan otot bisepnya. Otot bisepnya yang sekepal tangan itu dipadu dengan dada yang bidang. Ketika melihat perubahan ini, para perempuan mi teriak kagum. Si Dewi pun juga tidak ketinggn, dia kagum dengan otot yang dimiliki pria tersebut. Randika sudah ms mendengarkan merekagi. Dia kemudian menoleh ke samping kirinya dan berusaha tidur. Sosok Randika yang memutar badannya itu th dilihat oleh lki ini. Dia merasa bahwa lki yang sedang berusaha tidur itu terlihat menyedihkan. "Kalian lihat pria yang sedang tidur itu? Aku bisa menghabisi 10 orang semacam itu hanya dm satu gerakan." Ketika semua yang ada di sana melihat Randika, mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Randika bahkan tidak ingin menggubrisnya dan masih berusaha untuk tidur. "Hei, hei, bagaimana kamu mtih ototmu hingga sebesar ini?" Seorang perempuan menghampiri pria itu dan ingin menyentuhnya. "Tentu saja dengantihan dan makan makanan yang sehat." Pria ini kemudian berposegi. "Ku kau melihat ototku ini, kau bisa merasakan bahwa otot ini terbentuk secara mi." "Apakah kita bisa memperkecil perut kita dengan cepat?" Tanya perempuan yangin. "Tentu saja!" Pria itu menoleh ke perempuan tersebut. "Sma metode kalian benar maka mengecilkan perut hanyh mash gampang. Ku kalian mau, aku akan membantu kalian mendapatkannya hanya dm waktu 10 hari!" Perempuan-perempuan yangin segera berteriak riang. "Wah! Bagaimana caranya? Ajarkan kami dong tolong!" "Ku begitu, aku minta nomor kalian dulu. Ketika kita kembali ke kota Cendrawasih, aku akan mengajarkan kalian secara privat." "Baih ku begitu." Semua perempuan di sana setuju. Randika dm hati benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Caranya merayu cewek benar-benar hina menurutnya. Apakah lki itu perlu segitunya? Ku dia sabar seperti dirinya maka cewek akan datang sendirinya dan mengajaknya menikah suatu saat nanti seperti dirinya ini. Bus berkendara dengan kecepatan yang lumayan pn karena jnnya yang menanjak. Pemandangan m di luar jend semakin lebat. Dm beberapa jamgi, kota Kebon Raya akan terlihat. Kota Kebon Raya terkenal akan mnya yang sangat rindang dan tempat ini sering menjadi tujuan wisata orang-orang. Tempat yang Randika tuju adh sh satu desa terpencil yang ikut bagian dari kota ini. Saking terpencilnya, jarang orang mengetahui keberadaan desa ini karena letaknya yang ada di bawah kaki gunung. Sekumpn anak muda itu masih berbincang-bincang. Pada saat ini, bus ini berhenti untuk mengisi ng bahan bakar dan mendapatkan 5 penumpang baru. Seth semua selesai, mereka kembali mju. "Kalian tahu gak, ketika aku berlomba dulu dan menjadi juara 1 nasional, aku hanya membutuhkan 3 gerakan danwanku terpental jauh dari ring." Lki itu terus-terusan membual. Randika masih terus menutup matanya. Pria ini benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti. Namun nyatanya para perempuan mendengarnya dengan antusias. Perjnan antar kota ini membosankan, jadi mendengarkan cerita ataupun bercakap-cakap adh sh satu hiburan. Untuk mencapai destinasi terakhirnya yaitu desa Jagad, bus harus melewati jnan gunung. Oleh karena itu, jn yang dluinya sangah sepi. Di saat itu juga, terdengar sebuah teriakan dari dm bus, "Jangan bergerak! Keluarkan semua uang kalian!" Penumpang baru yang berjuh 5 orang sebelumnya mengeluarkan pistol. Satu orang dengan cepat menuju kursi supir dan sisanya menodong ke arah penumpang. Ckit!!! Suara rem bus terdengar keras dan bus pehan berhenti. Suasana di dm bus juga menjadi hening. "Kalian semua turuti kata-kata kami dan tidak akan ada yang terluka. Sekarang keluarkan semua barang berharga dan uang kalian!" 3 orang bertugas untuk mengumpulkan barang jarahan dan 1 orang mengawasi keadaan dari bkang. Semua orang tampak menundukkan kep dan Dewi gemetar ketakutan, "Bagaimana mungkin bus kita didatangi perampok." Teman-teman perempuan Dewi juga ketakutan semua, ini pertama kalinya mereka mengmi hal seperti ini. Seorang perampok mendatangi Randika dan orang yang duduk di samping Randika segera mengeluarkan dompet dan handphonenya. "Bisakah aku meminta KTP dan SIM milikku?" Tanya penumpang itu. "Baih." Perampok itu kemudian mengambil dompetnya dan melihat kartu ATM. Di saat yang sama, dia bertanya. "Berapa nomor pinnya?" "Ah!" Penumpang ini tidak menyangka akan ditanyai. "Kau tuli atau apa? Aku tanya sekaligi, berapa nomor pinnya atau kutembak kau sekarang!" Perampok iki mi geram. "123412" Kata penumpang itu sambil gemetar. "Anak pintar." Seth itu dia melemparkan dompetnya kembali. "Hei sekarang giliranmu! Jangan pura-pura tidur." Perampok itu mendorong Randika. Randika yang baru bangun masih setengah sadar, "Hmm? Ada apa?" "Keluarkan barang berhargamu." Kata perampok itu sambil menodongkan pistolnya. Randika pura-pura ketakutan. Dia mi meraba-raba kantongnya dan seth beberapa saat dia hanya mengeluarkan sebuah tiket. Seth menyadari keadaannya, Randika hanya menoleh ke arah si perampok dan mengatakan, "Aku sudah menghabiskan seluruh uangku untuk membeli tiket ini, aku sudah tidak punya apa-apagi." Si perampok kemudian mengambil tiket itu dan memeriksanya, "Desa Jagad? Ternyata bocah desa ini memanh miskin." Teman-teman perampoknya ikut tertawa. Randika sendiri ingin tertawa sekaligus menangis. Reputasi desa Jagad sebagai desa miskin ternyata sudah menyebar. Melihat bahwa percuma terus-terusan memk si bocah desa itu, si perampok segera menuju penumpang yangin. Kali ini, si perampok mendatangi sekumpn perempuan. "Keluarkan barang berharga kalian!" Semua perempuan itu ketakutan dan menuruti perampok ini. "Hei, bukannya kau mengatakan bahwa kau sabuk hitam di karate?" Tanya seorang perempuan kepada lki yang sebelumnya membual terus. Lki itu merasa jantungnya berhenti berdetak. Musuh membawa pistol dan dia hanya tangan kosong. Terlebihgi, mereka berlima dan dia sendirian. Bagaimana bisa dia menjatuhkan mereka semua hanya dengan tangan kosong? "Apa yang barusan kau bng?" Si perampok samar-samar mendengar percakapan mereka dan mi mengokang senjatanya. Lki ini segera ketakutan. Tolong todong orangin saja bukan aku. Namun pada saat itu juga, seorang perempuan berdiri dan mengatakan. "Dia ini adh pemegang sabuk hitam karate dan juga juara tingkat nasional!" Mati aku! Lki itu segera menjadi pucat. Matanya tampak berair dan mulutnya tampak mengering. "Oh?" Si perampok segera menoleh ke arah lki itu dan para perempuan juga memberikan tatapan penuh makna. "Juara nasional?" Kata perampok itu sambil tersenyum. "Ku begitu berdirh!" Lki itu sudah tidak ingin menjaga citranya dan berusaha menymatkan dirinya dengan mengatakan, "Haha bohong itu, aku berbohong kepada para perempuan itu. Aku hanya bocah yang membawakan air." Sesaat seth kata-kata itu keluar, Dewi dan teman-temannya merasa kecewa dan bodoh karena sudah mempercayai kata-kata orang itu. Bisa-bisanya dia bohong? "Ha? Memangnya aku peduli?" Si perampok menodong kep lki itu dan mengatakan, "Aku ingin kau berdiri sekarang juga." Lki itu tidak punya pilihan dan berdiri sambil mengangkat tangannya. "Kalian tadi ngomong ku orang ini adh pemegang sabuk hitam karate? Aku tidak pernah melihat sabuk hitam menari jadi aku harap kau bisa menghiburku." Lki itu merasa bingung. Si perampok segera menambahkan, "Kenapa? Kau ingin mayatmu menari-nari dintai? Cepah menari atau kutembak kau!" "Baih, baih aku akan menari." Lki itu segera menari. Karena tidak pernah menari sebelumnya, gerakannya sangat kaku bagai katak yang melompat. "Bah! Merusak mata saja." Si perampok menendang lki itu dan melemparnya kembali ke tempat duduknya. Para perempuan berteriak melihat kekerasan ini. "Jika kau tidak segera mengeluarkan uang kalian, akan kutambahkan satu lubang di kepmu." Kata si perampok. Lki itu segera mengeluarkan isi kantongnya dengan cepat. "Ini semua yang kupunya." Si perampok melihat sekumpn uang itu dan tersenyum, "Wah ternyata kau orang kaya." Uang yang diberikan lki itu lebih dari 5 juta, juh yang melebihi harapan para perampok ini. Pada saat ini, sh satu perampokinnya datang. Dia bukan ingin menghajar lki ini tetapi matanya tertuju pada para perempuan. Tatapan matanya dipenuhi oleh nafsu. "Kak, lihah para perempuan ini. Mereka cantik-cantik dan muda-muda." Matanya tertuju pada Dewi. "Kita sudahma tidak mencicipi hidangan seperti ini dan juh mereka juga ada 5, bagaimana ku seorang mengambil satu dan bersenang-senang?" Si perampok itu kemudian melihat wajah-wajah para perempuan itu dan mengangguk. Dia kemudian menoleh ke temannya yang menyandera si supir. Dia kemudian berteriak kepadanya, "Hei, kita akan membawa kelima perempuan ini juga. Mm ini akan menyenangkan!" "Tidak!" Dewi segera diseret paksa oleh sh satu perampok. Dewi segera meronta-ronta sambil menangis, dia tahu bahwa ku dia sampai dibawa oleh mereka maka dia tidak akan bisa kembali melihat keluarganya. Semua lki di bus cuma terdiam. Mereka aslinya ingin menghentikan ini tetapi para perampok ini memiliki pistol jadi mereka tidak bisa berbuat macam-macam. Ketiga perampokinnya segera menarik keempat perempuan sisanya. Mereka juga meronta-ronta sambil memohon ampun, karena mereka perempuan mereka tidak bisa mwan tarikan para perampok ini. Namun pada saat ini, sebuah suara muncul. "Baih, ku kalian hanya mengambil uang dan barang berharga orang-orang aku akan tetap diam. Tetapi sampai ingin menculik orang khususnya perempuan, aku sudah tidak bisa tinggal diam melihat kalian para sampah masyarakat ini bertindak semaunya." Para perampok segera berhenti dan melihat sosok Randika yang berdiri. Randika menatap tajam setiap perampok tersebut. Para perampok ini melihat sesama mereka dan tertawa. Bocah miskin dari desa berani berh? Dm sekejap mereka merasa bahwa bocah itu sudah g. "Hei bocah miskin, jangan ikut campur. Bisa apa kau memangnya?" Kata sh satu orang. "Aku penasaran apa yang memangnya kau bisakukan? Jika kau ingin sok menjadi jagoan, aku akan dengan senang hati membunuhmu." "Omong kosong." Kata Randika sambil menggelengkan kepnya. "Aku bisa menghabisi kalian semua dm sekejap." Seth mendengar perkataan Randika, para perampok ini segera menodongkan pistolnya ke arah Randika. Semua yang ada di sana segera tiarap. Namun tiba-tiba, sosok Randika sudah menghng dan tiba di hadapan sh satu perampok. Dia segera menggenggam erat pergngan tangannya. Ketika dia meremasnya, orang tersebut segera berteriak kesakitan dan menjatuhkan senjatanya. Randika segera mengamankan pistol tersebut. Berhasil merebut satu pistol, Randika segera mengokangnya dan membidik ke arah perampok yang berada di sebh kursi supir. Dialu menembaknya. Klik! Klik! Randika kaget, ternyata sma ini pistol ini tidak ada pelurunya. Pistol palsukah? Namun di saat ini, sh satu perampok membidik Randika dan menembakkan pistolnya. Satu peluru tengah mengarah ke Randika! Dengan kecepatannya yang luar biasa, Randika segera mengk dan melempar pistol palsunya itu. Teralihkan perhatiannya, Randika segera berubah menjadi bayangan dan melesat ke arah perampok itu. Tangan kanannya memiliki momentum kecepatan sehingga sekali pukul saja sudah berhasil membuat perampok itu pingsan. Keempat perampokinnya hanya bisa melihat sosok Randika berada di atas tubuh kawan mereka yang pingsan dan sedang membidik mereka dengan pistol asli. "Dari lima orang, seharusnya satu adh pistol yang asli." Kata Randika dengan santai. Sh satu perampok merasa panik dan menyandera sh satu orang, berusaha menutupiju tembakkan Randika. Namun dm sekejap Randika berhasil menembak pergngan tangannya. "Ah!" Ringkikan kesakitan terdengar dan ketiga perampokinnya tidak berani bertindak macam-macam. Randika segera menghampiri mereka semua dan memukul mereka hingga pingsan. "Ikat mereka dan serahkan mereka ke pihak berwenang." Seth memastikan semua aman, Randika memutuskan untuk kembali tidur. Semua orang yang ada di dm bus tercengang. Dewi melihat Randika dengan mata yang terkagum-kagum. Bagaimana mungkin orang biasa sepertinya bisa begitu kuat dan berani? Dia merasa malu karena sudah mengejeknya sebelumnya. Orang ini th melumpuhkan para penjahat dengan tangan kosongnya. Bisa dipastikan ku dia menginginkannya, dia bisa membunuh mereka kapan saja. Para perempuaninnya juga memandang Randika dengan tatapan penuh syukur. Ku bukan karena Randika, mungkin mereka sudah tidak akan pernah melihat keluarga merekagi. Meskipun mereka sempat mengejek Randika sebelumnya, Randika masih mau menymatkan mereka. Sungguh dermawan sekali. Tatapan mata Dewi benar-benar tidak bisa lepas dari Randika. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, "Terima kasih atas pertolonganmu. Bolehkah aku tahu siapa namamu?" "Tidak perlu berterima kasih padaku." Randika masih menutup matanya. "Namaku Agus." Chapter 25: Empat Kakek Chapter 25: Empat Kakek Karena tujuan Randika adh tujuan akhir, dia adh penumpang terakhir yang turun dari bus. Seth menurunkan Randika, bus menjadi kosong. Pada saat dia keluar, Randika segera mengendurkan otot-ototnya sambil melihat matahari yang mi turun. Hari sudah mi sore. "Aku tidak tahu apakah para kakek itu rindu padaku." Kata Randika dengan tersenyum. Keempat kakek yang membesarkannya adh sesuatu yang disebutnya sebagai keluarga. Sejauh dia mengingat, dia tidak pernah memiliki ingatan tentang orang tuanya. Sampai dengan umur 15, dia tinggal bersama para kakeknya itu. Desa yang dia kenal, gunung yang dia daki setiap hari, sebentargi dia akan melihat itu semua. Randika kembali meregangkan tangannya dan ingin berteriak keras-keras. "Permisi, kau menghngi jnku." Sebuah suara muncul dari bkangnya. Randika menoleh dan menemukan bahwa dia menghngi seorang bocah yang sedang bersepeda. Dia meminta maaf dan menyingkir dari tengah jn. Burung-burung berkicau hendak png ke sarang mereka. Di saat Randika berjn, dia menemui seorang pria tua sedang naik traktor miliknya. Dialu minta numpang ke pria tua yang sedang merokok itu. Suara traktor sangah keras jadi sedikit mengganggu Randika. "Jarang anak muda yang betah naik mesin tua ini." Kata pria itu sambil terus merokok. "Para pemuda di desa tidak tahu betapa bergunanya traktor ini. Sudah 10 tahun traktor ini berkendara dan masih saja hanya aku yang bisa mengendalikannya." Sepertinya Randika sh menumpang. Pria tua ini ternyata cukup cerewet dan suara traktornya sangat mengganggu. "Kamu baru kembali dari kota?" Tanya pria tua itu dengan gigi kuningnya. Randika mengangguk. "Iya, aku bermaksud untuk menemui kakekku yang ada di kaki gunung." "Cucu yang baik hati." Pria tua itu mengangguk. "Sudah jarang ada pemuda sepertimu. Anakku sendiri saja baru png tahun baru nanti." "Hahaha! Anakmu mungkin telu sibuk mencari uang." Kata Randika sambil tersenyum. Pak tua itu kembali mengeluarkan rokok dan mengatakan, "Apa pekerjaanmu di kota?" "Aku seorang manajer restoran." Kata Randika. "Wah hebat sekali, hebat sekali." Kata pria itu itu sambil tertawa. "Seorang manajer berarti sudah tinggi jabatannya, ku tidak sh Erwin dari desa kami juga sudah menjadi manajer. Sekarang katanya dia sering memberikan uang ke orang tuanya. Kalian semua memang hebat." Seth beberapama berbincang, hari sudah semakin gp. Randika kemudian mengangkat kepnya dan melihatngit, gunung, m yang dia kenal. Di bawah kaki gunung itu ada sebuah desa yang tidak asing baginya. "Terima kasih pak, saya turun di sini saja." Kata Randika sambil meloncat turun. "Baih nak, jaga dirimu baik-baik." Pria tua itu tertawa dan pergi dengan traktornya. Desa Jagad! Desa kecil yang diapit oleh tiga gunung, Randika masih bertanya-tanya kenapa kakeknya ini membangun desa di tempat ini. Sh satu kakeknya hanya menjskan bahwa tempat desanya berdiri adh tanah yang terberkati. Randika segera beri ke arah desa tersebut. Saat dia sudah dekat, terdengar suara batuk yang paling dia kenal. Kakek anakmu th kembali! Ketika dia bergegas menuju pintu, Randika dihentikan oleh sebuah suara. "Aku tahu ku kamu sudah bukan anak kecilgi, tapi bisa-bisanya kamu png semm ini?" Randika kaget karena kakek-kakeknya itu seakan sudah tahu bahwa dih yang di balik pintu. Randika segera membuka pintunya dan melihat tiga orang tua sedang duduk di tengah ruangan yang terang. Duduk di sebh kiri adh kakek keempat yang memakai jubah putih dengan janggutnya yang myang di dadanya. Dengan wajahnya yang terlihat seperti anak-anak itu, keriputnya hampir tidak terlihat. Duduk di sebh kanan adh kakek ketiga yang memakai baju serba hijau. Karena dia ahli dm ilmu pengobatan, bau yang dipancarkan kakeknya ini sangat pekat dengan tanaman obat. Kakeknya ini juga memiliki janggut yang panjang bagai seorang pertapa. Kakek yang duduk di tengah, kakek kedua memakai jubah biru. Kakek ini mengh napas dengan kuat dengan wajahnya yang terlihat serius. Namun ketika Randika masuk, kakek ini tidak bisa menahan senyumnya. "Kakek, aku kembali." "Dasar bocah berengsek! Kukira kau sudah lupa sama rumahmu, ternyata kau ingat juga dengan kami." Suara kakek ketiga dengan cepat menyambutnya. "Aku masih ingat bagaimana kau merusak tanaman obatku." "Jangan begitu dong kek. Aku masih kecil dan tidak tahu apa-apa, bukankah kau juga memiliki banyakhan tanaman obatinnya?" "Lho bocah kita sudah berani mwan. Yang kau hancurkan itu harta karunku tahu!" Tatapan mata kakek ketiga semakin serius. "Sudah, sudah, kemarh. Biarkan kakek memelukmu dulu." Kata kakek keempat dengan gembira. Randika maju dan memeluk kakek keempatnya itu. "Haha! Sesuai dugaanku, kau semakin tampan setiap harinya. Apakah kau sudah berhasil memikat hati perempuan cantik?" Kata kakek keempat dengan bangga. "Tapi kau tidak boleh lupa dengan Safira. Terakhir kali aku lihat, dia juga menjadi perempuan yang menawan." Wajah Randika memerah. Dia lupa bahwa kakek keempatnya ini orang yang genit. Pada saat ini, sebuah garpu myang tepat di depan wajahnya. Randika mengknya dan menoleh ke arah kakek kedua sambil mengambil garpu yang myang itu. "Tidak ada katari dm b diri." Kakek kedua tersenyum kecil. "Bukankah aku sudah mengajarkanmu itu? Apakah kau sudah melemah?" Randika kemudian meletakkan garpu itu dan mengatakan, "Kakek pertama ada di mana?" "Dia masih mengurung dirinya." Kata kakek ketiga. "Tunggh beberapa harigi." Randika mengangguk. Dari antara semua kakeknya, kakek pertama adh yang paling misterius. Sejak dia masih kecil saja, dia sudah jarang melihatnya. Dia sering mengurung dirinya dan Randika masih tidak tahu mengapa dia mkukannya. "Omong-omong kenapa kalian tahu bahwa aku akan png?" Randika masih bingung. Kakek keempat kemudian menghampiri Randika dan memukul pn kepnya, "Apakah kau sudah lupa dengan kemampuan kami?" Randika tersenyum, "Tentu saja tidak. Aku sangat ingat ajaran kalian yang seperti neraka itu, tidak ada manusia yang seharusnya bisa smat daritihan semacam itu. Tapi berkat itu juga aku bisa bertahan hidup sampai hari ini. Tetapi kek, aku berharap kasih sayang kau berikan sama seperti orang tuainnya." "Ha? Bagaimana bisa kau bandingkan kami dengan orang tua lemah di kota? Kau benar-benar anak tidak tahu terima kasih." "Maafkan aku kek, jangan marah." Kata Randika sambil tertawa. "Aku tahu kok kalian sangat menyayangiku dan Safira." Kakek kedua tertawa, "Ku begitu, cepat katakan kenapa kau png? Apakah kau perlu sh satu keahlian kakekmu ini?" Ketika mendengarnya, mata Randika segera bersinar. Dia mi menghentikan basa-basinya dan menuju topik utama. Sambil makan, Randika mengatakan, "Kakek ketiga, akhir-akhir ini badanku sering di luar kendaliku. Apakah ada yang sh denganku? Bisakah kau membantuku?" Kakek ketiga mengelus janggutnya, "Kau kira aku dokter?" "Bagaimana mungkin aku membandingkanmu dengan dokter?" Muka Randika pura-pura marah. "Seorang dokter tidak bisa dibandingkan dengan Dewa Pengobatan sepertimu kek. Siapa memangnya yang meremehkanmu? Sini akan kuhajar dia." Melihat sandiwara Randika, kakek ketiga tersenyum, "Hahaha! Dasar bocah munafik." "Sini ulurkan tanganmu. Kakak keempat tolong bantu aku" Meletakkan mangkuk makannya, Randika segera menjulurkan tangannya. Kakek ketiga dan keempat mi memeriksa Randika. Mi dari denyut nadi, keadaan fisik hingga luka-luka yang ada di tubuhnya. Ketika mengukur denyut nadinya, kakek ketiga kaget. Seth beberapa saat, kakek ketiga berdiri. Dia mengambil kotak kayu dan membukanya. Di sana ada beberapa ukiran. Ini adh papan Pa Kua. Papan ini digunakan untuk mengukur energi kehidupan dan kejahatan di kehidupan seseorang. Seth meletakkan papan ini di meja, kakek ketiga menutup matanya dan muncul sebuah arah. "Xun Gua!" Kakek ketiga benar-benar tertegun dengan hasilnya. "Apa artinya kek?" Kata Randika dengan cemas. Kakek ketiga tidak berbicara, hanya mengelus janggutnya. Kakek kedua segera menghampirinya dan mengatakan, "Nak, beristirahah dan tunggu panggn kami." "Oh." Melihat muka serius para kakeknya itu, Randika js merasa gusar. Ketika Randika sudah menghng, kakek ketiga mengatakan, "Hasil dari heksagram ini tidak dapat aku mengerti. Heksagram utama mengarah pada Suifeng Xun yang berarti ikuti angin. Seorang pria bertindak berdasarkan tujuan hidupnya. Tetapi perubahannya adh Shang Jiu yaitu Sembn Teratas. Ketika Xun berada di bawah tempat tidur, dia akan kehngan kekayaan dan senjatanya. Dia murni dan ganas. Seperti yang dikatakan gajah, Xun yang berada di bawah tempat tidurnya adh orang miskin dan kehngan segnya." "Jadi yang kau katakan adh bocah kita itu dm bahaya berdasarkan ramnmu? Sepertinya dia sedang dm pengawasan banyak orang. Ini benar-benar gawat." Kata kakek keempat, "Jika kita membiarkannya, Randika akan benar-benar mati." "Apakah seserius itu?" Tanya kakek kedua. "Apakah kita bisa membuat ramn ini berubah?" Kata kakek keempat. Kakek ketiga menggeleng. "Aku rasa tidak. Meskipun takdir bisa berubah-ubah, ramn milik anak kita ini tidak bisa berubah. Aku tidak tahu cara mengubahnya." "Kakak ketiga, carh carain!" Kakek kedua terlihat cemas. Kakek ketiga mengerutkan dahinya dan mengelus janggutnya. "Ini susah, kita hanya bisa membuat persiapan bagi Randika apab situasi menjadi diluar kendali." Kakek keempat mengh napas, "Sepertinya di luar sana banyak orang yang ingin menckai anak kita. Tadi aku melihat banyak sekali luka di tubuhnya." "Apakah kita perlu menanyakan hal ini kepada kakek pertama?" Kata Kakek kedua. "Itu tidak perlu." Kakek ketiga menambahkan, "Meskipun ramn ini agak kabur hasilnya, dengan campur tangan kita mungkin kita bisa mengubahnya meskipun sulit." "Sepertinya aku harus mengeluarkan pil obat harta karunku juga." Tambah kakek ketiga. "Aku tidak menyangka bahwa harta karunku yang tersimpan sma puluhan tahun itu mh bocah itu yang akan memakainya." .... Hari kedua Randika yang baru bangun segera keluar dari kamarnya dan menyambut matahari pagi. Ketiga kakeknya sudah ada di ruangan tengah. Randika segera menghampirinya seth meregangkan ototnya sebentar. "Begini, kemarin hasil ramn hidupmu sangah buruk. Berhati-hath di masa depan. Jangan percaya siapapun, ingat itu!" Kata kakek ketiga. Tentu Randika sangat percaya dengan ramn kakeknya ini. Karena kakeknya sudah bertitah seperti itu, js dia akan menurutinya. "Kemarh." Kata kakek ketiga sambil membuka kotak kayu yang berisikan pertan medis dan jarum akupuntur. "Buat apa ini?" Tanya Randika "Untuk mengobatimu." Kakek ketiga mengerutkan dahinya. "Ku aku tidak bisa melihat luka-lukamu, bagaimana mungkin aku bisa menyembuhkanmu?" Randika tertawa dan dengan cepat melepas bajunya. Teknik akupuntur kakek ketiga benar-benar enak, tidak ada rasa sakit yang terasa. "Kamu ini juga dm kondisi aneh. Luka-lukamu ini tidak bisa kusembuhkan secara total. Aku hanya bisa menggunakan teknikku ini untuk menghambatnya." Randika sebenarnya tidak mendengar omongan kakeknya. Dia tersesat di perasaan nyaman ini, anggota badannya yang sebelumnya terasa sakit sekarang terasa nyaman. Seth beberapama, kakek ketiga mengeluarkan jarum-jarum tersebut. "Sin luka-lukamu itu, aku menemukan bahwa ada kekuatan misterius di dm tubuhmu. Sepertinya kau membiarkan dia berada di tubuhmu terus-menerus dengan menggunakan sebuah obat, itu tidak baik bagi dirimu." Kakek bisa melihatnya? Dia tahu bahwa yang dimaksud kakeknya adh ramuan X. Tetapi untuk mencegah kekuatannya itu memberontak, dia membutuhkan ramuan X jadi dia tidak telu mempunyai pilihan. "Ambil ini." Kakek keempat kemudian menyerahkan sebuah kotak kecil padanya. "Ingah ini, ku kondisi nyawamu tidak terancam, jangan pernah membuka kotak ini!" Randika mengangguk. Kakek kedua di samping juga menambahkan. "Randika, semua ilmu bertarung milikku sudah aku turunkan padamu. Betih lebih banyakgi dan jangan sampai kau karatan." "Baik kek!" Kata Randika. Chapter 26: Apakah Kau Punya Surat Ijin Mengemudi? Chapter 26: Apakah Kau Punya Surat Ijin Mengemudi? Seth bersiap-siap dan berpamitan, Randika akhirnya kembali menuju kota Cendrawasih. Sekarang sudah memasuki hari ketiga sejak Randika meninggalkan istrinya. Kondisi tubuhnya sudah membaik berkat bantuan kakek ketiga. Setidaknya dm satu bn ini tidak akan ada mash besar pada tubuhnya dan terlebih dia bisa menggunakan tenaga dmnya seperti sedia k. Saat akhirnya dia sampai di terminal bus kota Cendrawasih, waktu masih menunjukan pukul 3 siang. Dia memutuskan untuk pergi ke perusahaan Cendrawasih. Namun karena dia ms berjn, dia akhirnya memutuskan untuk memanggil taksi. Tidakma kemudian, sebuah taksi datang dan dia menaikinya. "Tolong ke perusahaan Cendrawasih." Karena terminal ini berada di ujung kota dan perusahaannya berada di tengah kota, bahkan dengan taksi pun akan membutuhkan waktu setengah jam. "Baih." Ketika Randika sudah masuk, si pengendara taksingsung memacu mobilnya. Dm sekejap, taksi tersebut sudah memasuki kecepatan tinggi. Randika yang tidak tahu apa-apa hampir saja terjatuh dari tempat duduknya. "Hei, bisakah pn sedikit?" Randika yang masih kaget ini ingin memarahi si supir tetapi ketika melihat wajah si supir, dia lebih kagetgi. Ternyata yang mengendarai taksi ini seorang perempuan, cantik p. Perempuan ini sangat cantik dan terlihat polos. Apab dilihat dari mukanya, sepertinya dia masih anak kuliahan. Apab dia membandingkan dengan perempuan yang ada di desanya, perempuan ini sudah bisa dianggap perempuan tercantik! Mata bundarnya yang besar, hidung yang mancung, bibir yang kecil itu tidak bisa lepas dari pandangan Randika. Terlebih, lekukan badan perempuan ini sungguh bagus meskipun pakaiannya menutupinya. Tidak ada yang bisa menipu mata Randika! Glek Randika menn air liurnya. Loli [1] dengan dada besar, loli dengan dada besar! Perempuan ini dengan santainya menoleh dan mengatakan, "Biasanya kecepatanku segini sih." "Uhuk!" Randika pura-pura batuk agar aksi mengintipnya tadi tidak ketahuan, dia tidak mau terlihat mesum di depannya. "Baih ku begitu." Seth mengatakan itu, ada senyuman kecil yang naik di bibir perempuan itu. "Ku begitu berpeganh." Suaranya terdengar manis. Randika semakin menyukai perempuan ini. Namun, perempuan ini segera memacu gasnya lebih kuat dari sebelumnya. Taksi ini melesat dengan cepat! Untungnya, Randika kali ini sudah siap dan tidak terbang dari tempat duduknya. Taksi ini mju dengan kencang, Randika melihat pemandangan kota yang dluinya. Tapi sebenarnya, pemandangan yang dia lihat lebih hebatgi. Pantn dada loli ini luar biasa! Sambil terus meliriknya,mama Randika memutar kepnya. Dada itu terus bergerak tanpa henti, siapa sangka dirinya akan mendapatkan supir taksi secantik ini. Ku dipikir-pikir, apakah dadanya ini menghkan Viona? Randika kembali menatap tajam kepada dada tersebut. Dialu melihat panjang dadanya itu menghkan jurang dan mungkin jika meremasnya tangannya tidak akan cukup. Ya tuhan perempuan ini lebih besar dari Viona! Randika yakin bahwa ini adh dada terbesar yang pernah dia lihat sma hidupnya. Yang lebih mengejutkannyagi, perempuan ini masih muda. Perempuan ini js menyadari tatapan Randika yang berada di kursi bkang. Sgi menunggumpu merah, dia menoleh ke arah Randika dan bertanya, "Kamu yakin mau ke perusahaan Cendrawasih?" "Maksudmu?" Randika kaget tiba-tiba diajak bicara. Wajahnyangsung dia alihkan, dia berharap perempuan itu tidak menyadarinya. "Maksudku sepertinya kau ingin melepaskan nafsumu itu." Katanya. "Aku sering membawa orang-orang ke tempat pcuran, jadi jujur saja aku tahu tempat seperti itu tanpa perlu berpikir." Randika kaget ketika mendengarnya, dia pikir aku punya uang mkukan hal itu? Lagip dia merasa dirinya juga tampan dan berkharisma, buat apa dia menyewa pcur? Randika ingin membantah perkataan perempuan itu dengan keras. Apa kau pikir aku ini bapak-bapak mesum? Ketika dia melihat reaksi Randika, dia sepertinya mengerti bahwa ini hanyh sh paham. Tapi dia memutuskan untuk menggodanya lebihnjut, "Jangan malu, tempat pcuran kota ini aman kok. Apakah kau datang ke kota ini untuk mencari gadis muda?" Randika mencucurkan keringat dingin. Mengapa supirnya ini tiba-tiba seakan-akan menjadi germo dm sekejap? Penampn lolinya dan sikapnya sungguh sangat berbeda. "Sejujurnya saja, ku kau ke pusat kota mh gadis-gadis di sana kurang bagus. Mereka kurus-kurus dan hidupnya kurang menyenangkan. Rugi ku kau ke sana." Perempuan ini terus-terusan berbicara mengenai tempat pcuran. "Yah meskipun di pusat kota dikatakan sebagai tempat pcuran paling murah tapi banyak mata yang mengintai. Polisi sering berpatroli dan apab kau bernasib sial, kau bisa-bisa dibawa ke kantor polisi." Dia pun menoleh ke arah Randika. "Untuk keamanan kendaraanku dan keamananmu, aku bisa membawamu ke tempat pcuran terbagus secara cuma-cuma." "Tempat yang paling bagus adh jn Semanggi. Jn ini memang terkenal sebagai tempat pcuran terbagus. Gadis-gadis di sana masih muda dan pyanannya dikenal bagus. Jika kau mau membayar lebih, kau bahkan bisa mendapatkan pyanan ekstra. Mereka juga menyediakan kostum seperti pramugari, polisi, seragam SMA dll. Seharusnya mereka memiliki semuanya." Randika benar-benar tidak habis pikir. Bisa-bisanya gadis secantik ini berbicara mengenai pcuran dengan mudah. Apakah dia sehari-harinya hidup di tengah-tengah mereka? "Lagip di jn Semanggi juga banyak preman yang berkuasa. Jika tidak ada surat penangkapan ataupun penggeledahan, polisi tidak akan menyerbu tempat ini. Bisa dikatakan jn Semanggi adh tempat paling aman. Sma kau punya uang, kau akan hidup bagai raja di sana." Ketika selesai mengatakan ini, dia menoleh untuk melihat wajah Randika yang kebingungan. Dia tersenyum lebar dan menepuk pundak Randika. Perempuan itu menambahkan, "Jangan malu,ki itu punya banyak kebutuhan dan aku tahu itu. Tidak perlu sungkan." Randika benar-benar bingung harus berkata apa. Dia tidak habis pikir bahwa Ares si Dewa Perang ini disamakan dengan pria-pria mesum. "Ku kau ingin yang lebih menggairahkangi, kau harus ke bagian barat kota. Di sana mereka lebih lengkapgi dan lebih ke arah hal-hal eksotis, gadis-gadis dari luar negeri berada di sana. Ku kau ingin mencoba hal baru dengan para bule, aku sarankan kita ke sana." Perempuan ini tidak kunjung berhenti berbicara. Randika yakin bahwa dirinya sudah dicap orang mesum yang sedang bernafsu. "Ah iya, minggulu aku dengar ku mereka kedatangan cewek-cewek dari Rusia yang sangat berpengman. Keahlian mereka di ranjang akan membuatmu berada di surga katanya." Dia menjskan ini bagai sedang menjuala. Melihat Randika yang tidak ada responnya dari tadi, perempuan ini pun bertanya. "Hei kenapa kau tidak bicara? Gadis macam apa yang kau suka?" Dialu membisiki Randika, "Jangan-jangan kau suka yang jauh lebih mudagi?" "Ya tuhan! Bisa-bisanya kau abnormal seperti itu? Biarkan aku berpikir sebentar. Seharusnya ada orang yang menyediakan jasa gadis di bawah umur seperti itu." "Stop! Aku bukan pria mesum!" Randika sudah tidak sabargi. Perempuan ini ku dibiarkan semakin menjadi-jadi. "Tidak mesum?" Perempuan itu segera menoleh ke Randika, "Ku begitu ngapain dari tadi melirik tubuhku?" Randika tidak bisa membantahnya. Sh siapa punya dada sebesar itu! Randika hanya bisa diam dan memasang wajah senyum terpaksa. Dialu melihat bahwa mereka sudah tiba di pusat kota dan jnan sudah mi diisi banyak mobil. Randika mengerutkan dahinya. Untuk ukuran kecepatan di jn ini, taksi ini telu cepat. Bukankah harusnya dia memnkan kecepatannya? Tapi dia merasa ada yang aneh juga dengan taksi ini, wupun taksi ini terasa cepat tetapi suara mesinnya terdengar halus beda dengan taksi-taksiinnya ketika mengebut. Randika kemudian berusaha mengintip kecepatan taksi ini. Dia benar-benar kaget ketika melihatnya dan memasang sabuk pengamannya kencang-kencang. 120 km/jam! Perempuan ini sudah g! Bisa-bisanya dia memacu mobilnya secepat ini di jn penuh mobil. "Sudah jangan khawatir, aku akan membawamu ke tujuanmu dengan aman. Duduk saja." Suara perempuan ini masih manis seperti sebelumnya. Dengan wajah tenang, dia kembali memacu mobilnya dan kecepatan mobilnya bertambah! "Aku mempercayaimu!" Sekarang baru teka-tekinya terjawab. Sepertinya ini bukan mobil taksi biasa, ini pasti mobil bp yang dimodifikasi. Meskipun kecepatannya lebih dari 120, suara mesinnya tidak telu kencang. Laju mobil ini semakin kencang. Di jn sudah semakin banyak mobil berkendara. Randika hanya bisa percaya dengan kemampuan mengemudi perempuan ini. Ku diumpamakan, mobil ini bagai kuda liar yang sedang mengamuk! "Hei, bisakah kau pn sedikit?" Randika masih berpegangan pada kursinya. "Ha? Kenapa harus akukukan itu?" Perempuan itu terlihat bingung. "Tadi kamu juga bng aku boleh mengendarai ini dengan cepat." "Ini sudah di dm kota. Kau bisa cka b berkendara seperti secepat ini!" Teriak Randika. "Jangan khawatir, kau adh penumpangku yang berharga jadi aku akan mengantarmu dengan smat sampai tujuan." Meskipun dia terdengar perhatian, kecepatan mobilnya tidak berkurang. Tin!! Di saat mobilnya ini ingin menyalip, dari arah sebaliknya ada mobil yang mju kencang juga. Randika sudah siap apab terjadi sesuatu. Ckitt! Mobil taksi ini segera kembali ke jalurnya dan mjugi dengan kencang. Belum sampai 1 menit seth perempuan itu mengatakan bahwa dia akan mengantar dirinya dengan smat, Randika sudah dibuat jantungan. Perempuan ini mh terlihat bersemangat, di saat ini suara Randika terdengar panik. "Lampu merah!" Namun, si perempuan ini tidak berhenti sama sekali. Mh dia menerobosnya tanpa melihat keadaan. Mobil-mobil yang sedang mju segera menginjak rem mereka. "Hahaha!" Smat darimpu merah yang pertama, adrenalin semakin mengalir deras di tubuh perempuan ini. Ketika dia melihat adampu merahgi, dia memacunya terus tanpa ada niatan berhenti. Menunduk di kursi penumpang, Randika benar-benar ketakutan. Dia lebih memilih membunuh 1000 orang daripada harus duduk di mobil ini. Hidupnya benar-benar dm bahaya dan dia mh mempercayakan hidupnya kepada seorang gadis muda. Wupun wajah perempuan ini terlihat polos dan cantik, tetapi caranya mengemudi sudah bagaikan orang g. Melihat perempuan tersebut yang bersemangat, Randika bertanya. "Hei apakah kau sudah punya surat ijin mengemudi?" Perempuan itu menoleh dan terlihat bingunglu kembali fokus ke jn. Randika segera panik dan mengatakan, "Jangan-jangan kau." Ketika dia menoleh, Randika sudah melihat kenyataan mengejutkan dari mata perempuan itu. Hidupnya benar-benar dm bahaya. "Aku tidak punya surat seperti itu. Sebuah surat tidak akan menghngiku untuk memacu mobilku." Randika segera mengh napas, "Ku begitu, ini bukan taksi?" "Bukan, ini mobil pribadiku." Seketika itu juga, mobil ini mengepot dengan kecepatan tinggi. Randika kembali memegang sabuk pengamannya dengan erat. Ku bukan taksi, ngapain kau mengambilku sebagai penumpang? Randika sudah pasrah. Hidupnya sekarang ada di tangan orangin jadi dia hanya bisa berdoa bahwa dia tidak mengmi keckaan. Sgi dia memacu mobilnya, perempuan itu menoleh ke Randika dan bertanya. "Apakah kau takut?" ''Ya tuhan, ku kau bukan perempuan sudak kumaki pasti dari tadi. Bagaimana aku tidak takut? Caramu mengemudi bagai orang kesurupan.'' Inh cerminan wajah Randika sekarang. "Jangan khawatir, aku belum pernah menabrak kok sma ini." "Hei hati-hati!" Sebelum dia selesai bicara, Randika sudah menerjang ke setir mobil. Taksi ini hampir menabrak sebuah mobil mewah yaitu Ferrari. Karena rem mendadak ini, Randika hampir terlempar keluar dari mobil dan si perempuan cantik ini untungnya tidak mengmi luka apa pun. Hanya saja kaca samping kiri mobil ini pecah. Lokasi mereka sekarang ini adh persimpangan. Sebelumnya,mpulu lintas mereka berdua masih hijau jadi mobil mereka mju kencang. Tiba-tiba Ferrari tersebut berusaha menerobos jadi benturan pasti tidak terkkan. Untungnya, Randika masih sempat mengerem dan menghentikanju mobilnya. Ku tidak, bisa-bisa kedua mobil ini akan hancur lebur! Apab seperti itu, kngsungan hidup dari kedua mobil bisa dipastikan nihil. Seth mobilnya berhenti total, tatapan wajah Randika menjadi serius. Ku bukan gara-gara Ferrari ini, dia tidak akan merasakan rasa sakit ini. Perempuan ini juga ikut marah, "Berengsek sekali dia! Lihat pembsanku!" Kemudian tidak disangka-sangka, perempuan ini mh menantang bpan si Ferrari tersebut! [1] Isth yang sering digunakan oleh para otaku Jepang terhadap remaja yang menjng atau belum mengmi pubertas Chapter 27: Balapan Liar Chapter 27: Bpan Liar Perempuan ini memasang muka seriusnya. Tiba-tiba, dia kembali memacu mobilnya. Karena mobilnya ini adh mobil bp yang th dia modifikasi, jadi bisa dikatakan bahwa kecepatan mobil ini tidak kh dari Ferrari. Randika pun kembali duduk di kursi penumpang, dia menyadari bahwa Ferrari itu tidak telu jauh di depan. "Berpeganh!" Selesai mengatakan itu, perempuan ini menginjak pedal gas dengan sekuat tenaga. "Lihat saja! Akan kubs kau!" Wushhhh! Mobil ini kembali menunjukan performa aslinya dan jarak di antara dirinya dengan Ferrari tersebut mengecil dengan cepat. Suara knalpot yang memekakan telinga, disusul dengan suara kson tanpa henti yang ditujukan pada Ferrari tersebut. Dan seketika itu juga, mobil mereka berhasil menyusul dan sekarang mereka mju berdampingan. Perempuan ini segera menurunkan kaca jendnya, begitu p si pemilik Ferrari. Tidak perlu satu kata pun, mata mereka yang membara sudah saling paham. Pemilik Ferrari itu adh pemuda di sekitar usia 20an yang berambut pirang. Dia menatap mobil Randika dan memberikan isyarat "kau payah" berupa jempol terbalik kepada mobil Randika. "Oh?" Perempuan itu mendengus dan mkukan hal yang sama dengan pria muda itu. Merekalu saling menatap satu samain dan mengangguk. Kemudian, tanpa aba-aba, kedua mobil memacu mobil mereka hingga batasnya! Si pemilik Ferrari itu tidak mau mengh dengan mobil murahan jadi dia tidak sungkan-sungkan memacu mobilnya. Ini adh duel antar dua mobil bp. Randika yang duduk di kursi penumpang hanya terdiam. Dia ingin mengamati pertandingan ini. Randika mengakui kemampuan supirnya ini. Di tangan perempuan tersebut, mobilnya bagai naga yang meliuk-liuk di jn. Mobil-mobil di jn tidak bisa menghngijunya, Ferrari itu pun juga tidak kh lihai dengannya. "Kita sebentargi masuk di jn Babatan." Randika mengingatkan si supir perempuannya ini. Perempuan ini mh menoleh ke arah Ferrari yang ada di bkangnya dan memacu kembali mobilnya. Ferrari itu juga tidak mau kh dan menginjak pedal gasnya kuat-kuat. Jn Babatan termasuk sh satu jn tertua di kota Cendrawasih. Oleh karena itu, jn di sini penuh lubang dan belokan. Tetapi hari ini, jn tersebut ditakdirkan menjadi penentu kemenangan atas duel kedua mobil ini. Di depannya sekarang ada pertigaan. Muncul mobil di sebh kirinya. Perempuan ini segera mengerutkan dahinya. Jika dia tidak mengerem, maka dia berada dm bahaya. Karena posisinya sekarang sedangmpu merah jika dia tidak mempembat kecepatannya, dia takut akan cka. Seth beberapa saat ragu-ragu, dia akhirnya menginjam rem dan menunggumpu merah. Ferrari di bkangnya mh tidak mengerem sama sekali, dia menyalip mobil Randika dan mengepot dengan tajam. Untungnya dia tidak mengmi keckaan sama sekali. Ketika melihat hal ini, mata si perempuan ini segera membara dan mengabaikanmpu merah. Dia mengkson terus menerus, berusaha menghentikanju mobil dari arah kirinya agar dia bisa berbelok. Dia terjebak! Si pemilik Ferrari ini tertawa ketika melihat mereka dari kaca sampingnya. Dengan santai dia mengacungkan jari tengahnya keluar. Perempuan ini tidak terima, dia menggertakkan giginya dan memacu mobilnya kencang-kencang. Si pemuda itu dengan sengaja menunggu mereka sebelum akhirnya mju kencanggi. Karena mesinnya tidak kh kuat, mobil Randika berhasil memperkecil jarak. Sekarang mereka ada di jnan lurus yang panjang dan cukup lebar. Di sinh saatnya mereka bisa menyalip! Namun, ketika mereka hendak menyalip, Ferrari tersebut slu berhasil menghadangnya. Wupun digocek ke kanan ke kiri, Ferrari ini tidak membiarkan dirinya disalip. "Dasar berengsek!" Mobil Randika masih tetap berusaha menyalip dari bkang sambil mengkson. Si pemilik Ferrari tidak peduli dan mi merokok. Mobil mereka berdua terus mju dan sebentargi akan ada tikungan. Entah kenapa, Ferrari ini mempembat kecepatannya. Ketika melihat hal ini, mobil Randika segera memacu dan menyalip Ferrari di depannya. Perempuan itungsung tersenyum lebar. Tapi Randika mh mengerutkan dahinya melihat kejadian ini. Firasatnya benar. Ketika mobilnya belok, pemuda itu mengepotlu menyalip kembali Randika. Ketika itu terjadi, dia menabrak mobil Randika dan mju kencang sendirian. Duak! Karena tidak mempembat kecepatan di saat belok, benturan tadi membuat mobilnya hng kendali. Untungnya mereka berhasil berhenti sebelum menabrak pagar pembatas jn. Pemilik Ferrari itu kembali berada di depan, dia tertawa ketika melihat mobil Randika yang lepas kendali itu. Seth memberikan mereka jari tengahnya, Ferrari itu mju kembali. "Bajingan!" Perempuan ini terus memaki si pemilik Ferrari yang bermain licik dari tadi. Dia menyhkan dirinya kenapa tidak bisa menang dari orang selicik itu. "Biarkan aku yang menghkannya." Randika segera turun dan membuka pintu supir. "Kau?" Si perempuan ini masih ragu-ragu. Ketika melihat Ferrari itu semakin jauh, Randika segera masuk dengan paksa danngsung memacu mobilnya. "Hei hentikan!" Perempuan ini yang dipaksa minggir mi ketakutan. "Tenang saja." Randika memasang ekspresi tenang dan nada suaranya terdengar mantap. Bukannya kau daritadi menyetir dengan kecepatan tinggi juga? Kenapa kok sekarang aku yang menyetir dengan kecepatan yang sama mh kau ketakutan? Randika hendak mengatakan begitu tetapi dia mengurungkan niatnya. Sebaliknya, dia menyuruh perempuan itu duduk di bkang. Dengan begini, Randika bisa menyetir leluasa dan tidak terganggu dengan melonnya yang besar itu. "Eh tunggu jangan goyang!" Si perempuan ini masih berusaha ke bkang. Si perempuan ini kesusahan untuk pindah ke bkang karena saking cepatnya mobil ini. Sedikit saja setirnya belok, maka dia bisa kehngan keseimbangan. Randika masih harus fokus mengejar ketertinggn mereka jadi dia tidak bisa mempembat. "Hei kau barusan pegang apa!" Perempuan itu kembali berteriak, kali ini dadanya th disentuh oleh Randika. "Maaf aku tidak sengaja." Kata Randika, tetapi dm hati dia senang karena th berhasil memanfaatkan kesempatan ini. "Kau!" Perempuan ini tahu bahwa Randika pasti bohong, tetapi seth melihat wajah serius Randika saat menyetir dia merasa bahwa tadi hanya ketidak sengajaan. Sekarang mereka th berhasil menyusul Ferrari itu. Melihat cara menyetir Randika, si perempuan di bkang itu merasa ngeri. Kecepatan tinggi mobilnya terasa berbeda ketika dia yang menyetir dan ketika dia menjadi penumpang. Dia sekarang benar-benar ketakutan. Mobil ini semakinma semakin cepat, tidak ada tanda-tanda berhenti. Perempuan ini akhirnya hanya bisa berpegangan erat pada kursinya. Randika diin sisi mh bersemangat, dia sudah bisa melihat Ferrari yang tidak jauh darinya. Seth beberapa saat, seth menyalip beberapa mobil akhirnya dia berhasil berada di bkang Ferrari tersebut. Tin! Tin! Randika mengumumkan kehadirannya kepadawannya itu. Tentu saja, Ferrari itu segera memacugi mobilnya dan disusul oleh Randika. Sama seperti sebelumnya, sekarang mereka berada di jnan lurus yang panjang. Ferrari itu terus menghngi Randika agar tidak menyalipnya. "Duduh dan pegangan yang kuat." Di saat itu juga, Randika menggocek Ferrari itu dengan kecepatan tinggi. Seth beberapa saat, Randika berhasil menipunya dan menyalipnya! Sekarang mereka berdampingan satu samain. Ketika si pemilik Ferrari itu menurunkan kacanya, dia melihat bahwa orang yang menyetir sudah berbeda. Randika tidak peduli dan memacu mobilnya sehingga dia ada di posisi depan. Pemilik Ferrari itu merasa terpukau dengan keahlian mengemudi Randika. Dia berpikir bahwawan barunya ini lebih jago daripada sebelumnya. Randika kemudian memperhatikanju Ferrari tersebut lewat kaca samping kanannya. Sekarang giliran dia yang menghngi agar dirinya tidak tersalip. Setiap gocekan Ferrari itu dengan sempurna dihngi oleh Randika. Di saat ini, perempuan bkangnya berteriak awas dan pemilik Ferrari itu juga berwajah pucat. Ketika Randika melihat jn di depannya, ternyata ini adh perempatan terkenal di Jn Babatan. Karena untuk melestarikan gedung-gedung tua yang ada di jn ini agar orang-orang bisa melihatnya, pemerintah membentuk tiga belokan di jn ini agar seluruh gedung dapat dilihat. Melihat bahwa ada belokan tajam di depannya, Randika mempembat kecepatannya. "Ah! Dia akan menyalip!" Pemilik Ferrari itu melihat peluang ini. Kena kau! Ketika si Ferrari itu hendak menyalip dan mengepot, Randika mempercepatjunya dan mengepot dari bagian dm. Perempuan yang duduk di bkang itu terkejut. Mengepot dengan kecepatan penuh? Untuk mengepot diperlukan menarik rem tangan tetapi Randika sepertinya menggunakan metodein. Belokan pertama sudah merekalui dan sebentargi mereka akan tiba di belokaninnya. Pemilik Ferrari itu merasa marah dan khawatir. Ketika dia mengepot sekaligi, dia melihat bahwawannya juga mengepot. Bedanya adh kecepatanwannya itu seakan tidak berkurang mh bertambah! Apa yang sedang terjadi? Randika kemudian berada di depangi dan mengunci mati si Ferrari itu jadi dia tidak bisa menyalip dirinya. Perempuan yang duduk di bkang itu tertegun, pria ini jago mengemudi! "Duduk dengan tenang." Kata Randika. Pada saat yang sama, Randika mengepot dengan tajam. Belokan ini sangat tajam bagaikan jalur putar balik jadi Randika mengepot hingga membentuk sudut 90 derajat tanpa mengurangi kecepatannya! Di bkangnya, pemuda itu tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat. Dia tidak sadar bahwa dia masih dm kecepatan tinggi saat berbelok. Jadi dia segera menginjam rem tapi sudah tembat. Mobilnya lepas kendali saat dia mengepot dan menabrak pagar pembatas jn. Randika kemudian mju pn dan memperhatikan Ferrari yang menabrak itu. Perempuan yang duduk di bkang Randika itu sudah terkejut dan terkagum-kagum oleh keahlian menyetir Randika. Mengepot seperti itu sudah bagaikan dewa! Yang membuatnya bingung adh penampn Randika yang terlihat biasa saja itu ternyata memiliki kemampuan hebat dm menyetir. Benar-benar tidak disangka. Pemilik Ferrari itu turun dari mobilnya dengan kep yang berdarah. Mobilnya bisa dikatakan sudah remuk. Pemuda itu merasa marah dan malu, bisa-bisanya dia kh dengan mobil murahan itu. Dia benar-benar tidak habis pikirwannya bisa mengepot seperti itu bahkan membentuk sudut 90 derajat. Ketika dia memperhatikan mobilwannya itu, jari tengah sudah menyambutnya dan segera menghng dari pandangannya. Perempuan itu menatap lekat-lekat Randika dan bertanya dengan suara manisnya. "Kenapa sma ini kau tidak mengatakan bahwa kau jago menyetir?" "Karena." Randika menoleh, "Aku adh penumpang dan kau adh pemilik mobil ini." "Apakah itu saja sannya?" "Tentu saja tidak." Kata Randika dengan santai, "Berbeda denganmu, ketika aku berkendara aku memiliki tujuan dan yang terpenting adh aku yang menentukan nasib hidupku. Ketika kau yang berkendara, hidupku bergantung padamu js aku tadi ketakutan." Si perempuan itu marah, apakah keahlian menyetirnya seburuk itu? Chapter 28: Berani-beraninya Kau Mengejar Istriku? Kuhajar Kau! Chapter 28: Berani-beraninya Kau Mengejar Istriku? Kuhajar Kau! "Akhirnya sampai." Kata Randika sambil mengh napas. "Hei jangan pergi dulu, kau masih belum mengajarkanku cara menyetirmu." Kata perempuan itu dengan mata yang mems. Dialu menangkap tangan Randika yang hendak pergi dan membenamkannya di antara dadanya. "Aku mohon! Ajari aku dong!" Randika merasa berada di surga. Keempukannya benar-benar ks atas, perempuan ini benar-benar tahu cara memanfaatkan tubuhnya. "Maaf tidak bisa." Kata Randika sambil berusaha melepaskan tangannya. "Maaf aku buru-buru, tolong lepaskan tanganku." "Tidak mau! Akan kulepas ku kau setuju untuk mengajariku." Rengek si perempuan. Randika kemudian tersenyum. Dia kemudian mendekati perempuan itu dan wajah mereka berdekatan. Perempuan ini tidak menghindar ataupun malu. "Apakah kau benar-benar mau bjar?" Tanya Randika. "Iya!" Perempuan cantik ini segera mengangguk-anggukkan kepnya. "Tapi pyanan apa yang kau tawarkan sebagai gantinya?" Tanya Randika. Maksudnya?" Perempuan ini pura-pura tidak tahu maksud Randika. "Ku begitu lupakan saja." Randika segera menarik tangannya dengan paksa. "Kumohon jangan pergi. Aku bisa membawamu ke tempat bagus." Kata perempuan itu. Randika tidak mempedulikannya. Dia segera menutup pintu mobil dan berjn menuju gedung Cendrawasih. "Hei, setidaknya berikan nomor teleponmu." Kata perempuan itu sambil menjulurkan kepnya dari jend. "Jika kita ditakdirkan bersama, maka kita akan bertemugi suatu hari nanti." Kata Randika sambil mmbaikan tangannya. Tentu saja dia bercanda. Dia sudah kapok berkendara dengan perempuan satu itu. Jika kau ingin cari mati, jangan ajak-ajak aku! "Hmmm." Perempuan itu menggigit bibirnya, baginya meminta nomor itu sudah jarang sekali. Akhirnya Randika sampai di gedung Cendrawasih. Perempuan yang bertugas di lobi kaget ketika melihat sosok Randika. Dia tidak tahu harus berbuat apa terhadap lki tersebut. Lki itu dikabarkan sebagai suami dari pimpinan perusahaan yaitu Inggrid Elina, tetapi pimpinannya itu tidak pernah mengatakan apa-apa padanya. Jadi dia ragu untuk memperbolehkan masuk Randika atau tidak. Akhirnya dia memutuskan untuk memperbolehkannya karena waktu itu Randika sempat berjn masuk berdua dengan Inggrid. Pada saat Randika ingin kentai atas, sekerumunan orang sedang berkumpul di lobi. Randika merasa bingung, ada apakah kali ini? "Permisi, permisi." Randika mi menerobos masuk kerumunan dan sudah berada di depan. Ketika dia melihat pemandangan itu, dia merasa murka. Dia baru pergi tiga hari dan sudah adakiki yang berani mengejar istrinya? Apgi nampaknya pria itu sedang mmar istrinya, apakah dia sudah bosan hidup? Randika memilih untuk diam dulu dan memperhatikan situasi terlebih dahulu. "Inggrid, aku tahu bahwa aku tidak pantas mendapatkanmu." Seorang pria nampak sedang berlutut dengan satu kaki, membawa seikat bunga dan memegang tangan Inggrid. Js bahwa dia sedang mmar istrinya! Bajingan kecil ini tidak tahu bahwa dia berusaha mencuri istri dari sh satu orang terkuat di dunia. Dia ingin membunuhnya sekarang juga. Tatapan mata Randika semakin dingin. "Hei bukankah kau tadi mengatakan bahwa Bu Inggrid akan menknya?" Dua orang di samping Randika sedang berdiskusi dengan suara pn. "Iyh, bagaimana mungkin Bu Inggrid menerimanya. Perusahaan ini miliknya dan ks mereka juga berbeda." Bsnya. "Dan juga aku dengar bahwa Bu Inggrid itu sudah menikah!" "Apa? Aku kok tidak tahu?" Temannya ini tidak percaya, wanita tercantik di kota ini sudah menikah? "Hei pn-pn ku ngomong. Aku juga baru tahu akhir-akhir ini. Para ahli parfum dintai 9 yang kasih tahu aku. Kapan hari ada lki yang memanggil Bu Inggrid sebagai istrinya dan Bu Inggrid tidak menyangkalnya! Tetapi kata orang-orang, ku dilihat dari cara mereka bicara mereka bukan seperti suami istri. Jadi, ini semua masih misteri." Randika mi nimbrung, "Hei, kalian tahu siapa lki yang mengejar Bu Inggrid itu?" Ketika Randika meny pembicaraan mereka, mereka dengan antusias menjawab. "Orang itu adh manajer personalia kita. Dia sudah berada di perusahaan ini sejakma jadi dia tahu perusahaan ini hingga seluk beluknya." Pada saat ini, Andre menatap mata Inggrid dan mengatakan, "Inggrid, aku sudah mencintaimu sejak awal kita bertemu. Aku meninggalkan perusahaanmaku hanya demi bisa bersamamu." Inggrid benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Banyak orang yang berkerumun dan melihat mereka jadi dia tidak tahu harus bagaimana menknya dengan benar. "Inggrid, kau adh wanita tercantik yang pernah aku temui. Kau mungkin masih belum mengerti cintaku ini, tapi aku yakin hatiku ini terbentuk untuk mencintaimu!" Randika berpikir bahwa kata-kata pria ini telu berlebihan dan menjijikan. Inggrid tersipu malu. Dia juga menyadari bahwa ada banyak orang yang sedang mengamati mereka berdua, jika hal ini tidak diselesaikan baik-baik dia takut ini akan membawa mash besar nantinya. Terlebih dengan jabatan sebagai manajer personalia, Andre membawahi banyak orang. Jika Inggrid melukai hatinya, dia takut akan terjadi krisis internal. "Inggrid, beri aku kesempatan. Aku akan membahagiakanmu." Andre sekarang menyodorkan bunganya. Inggrid kau adh milikku! Andre berpikir dm hatinya bahwa jika dia ditk, dia akan membuat perusahaan ini mengmi hari-hari yang susah. Dia sudah merancang hari ini dengan baik, dia sudah mendapatkan dukungan dari berbagai departemen-departemen penting jadi apab Inggrid menknya, dia akan menjatuhkan perusahaan ini! Pada saat ini, muncul sebuah suara. "Wah bunga-bunga ini cantik sekali." Mendengar suara yang muncul tiba-tiba ini, Inggrid sedikit lega karena dia merasa ada yang hendak membantu dirinya. Saat dia menoleh ternyata pria itu yang mh datang. Randika keluar dari kerumunan dan menjadi objek pandangan seluruh orang di sana. Dia segera mengambil bunga tersebut dari tangan Andre sambil mengatakan, "Hmmm harum sekali. Dengan begini toiletku akan harum sepanjang hari. Terima kasih atas sumbanganmu, dengan begini aku tidak perlu membeli pengharum ruangan." Pfffttt! Para penonton tidak dapat menahan tawa mereka ketika melihat hal ini. Mereka tidak menyangka bahwa pria yang datang ini ternyata akan mengejek Andre sedemikian rupa. Inggrid juga ingin tertawa tapi dia berhasil menahan diri. Sekarang dia lebih khawatir terhadap Randika yang biasanya mkukan hal berlebihan. Dia hendak memperingati Randika tetapi Randika menoleh kepadanya dan mengatakan, "Permisi Bu Inggrid, ada hal penting yang ingin kusampaikan." Seth berkata seperti itu, Randika menoleh kanan-kiri sambil melirik Andre sebelum akhirnya mengatakan, "Di sini kelihatannya ramai sekali, percakapan kita nanti terdengar. Bagaimana ku kita mnjutkannya di kantorku saja? Ataukah aku yang mendatangi kantormu?" Inggrid tahu bahwa Randika ingin menymatkan dirinya dari situasi ini jadi dia hanya mengangguk dan pergi menuju kantornya. Ini mungkin cara terhalus untuk menyelesaikan situasi ini. Andre, yang masih berlutut dengan satu kaki, tidak bisa tidak merasa heran. Dialu berdiri dan menatap marah Randika. "Dari departemen mana kau?" Randika menoleh dan menatap Andre. Seth beberapa saat dia mengatakan. "Kau sendiri dari departemen mana?" "Aku adh manajer personalia perusahaan ini!" Kata Andre dengan berteriak. "Oh manajer personalia toh." Randika mengangguklu tersenyum dan menjulurkan tangannya. "Aku dari departemen orang g, sm kenal." Beberapa orangngsung tertawa teredam, mereka heran kenapa pria ini begitu lucu. "Kau!" Andre hampir kehngan kesabarannya dan segera menunjuk-nunjuk Randika. "Kau tidak lihat bahwa aku sedang menyatakan cinta?" "Maaf aku tidak melihatnya." Kata Randika sambil tersenyum. "Aku benar-benar buru-buru tadi. Aku perlu berbicara dengan Bu Inggrid secepat mungkin jadi aku hanya melihat sosok beliau sedang berdiri sendirian. Lalu aku melihat bunga itu, kukira kau adh tukang pengirim bunga jadi kuambil saja. Maafkan kesh pahamanku sebelumnya. Ini bungamu kukembalikan padamu ku kau masih mau." Orang-orang di sekitar sedikit takjub pada Randika. Meskipun dia sudah tahu jabatan Andre yang sebenarnya, Randika masih tidak memberikannya wajah. Andre sudah tidak tahangi. Andre segera membanting bunga yang dikembalikan oleh Randika. Randika pura-pura kaget dan mengatakan, "Tuan Andre, aku tahu bahwa Anda marah tetapi janganmpiaskan ke bunga itu. Aku tahu bahwa cintamu ditk tapi tolong hargai orang yang th susah payah menanam bunga itu." Melihat Randika, Andre semakin murka. Dialu menoleh ke beberapa bawahannya untuk membantu dirinya ku terjadi apa-apa. "Tindakanmu ini sudah berlebihan tuan. Apakah seorang manajer personalia tidak bisa menahan emosinya?" Kata Randika. "Cukup." Andre sudah merasa dirinya mau meledak. "Enyah! Aku ada urusan dengan Inggrid." Ternyata manajer personalia ini berhasil menahan amarahnya dan hendak menuju kantor istrinya. Randika mi bingung. Dia segera menemukan sebuah ide. Randika segera memfokuskan tenaga dmnya ke jarinya dan menembakkannya ke sabuk yang dipakai Andre. Tenaga dmnya segera menyebar dan menghancurkan sabuknya itu. "Tuan,a Anda melorot!" Teriak Randika. Andre menoleh dan benar katanya,anya melorot hingga kentai dana dm merahnya terlihat dengan js. "Hahahaha!" Suara tawa muncul dari bkang. Andre sudah kehngan kesabarannya. Dia segera memakai kembalianya dan menatap tajam kepada Randika. Dialu bergegas ke lift sambil menahananya yang melorot, cara jnnya lucu sekali seperti penguin. Andre merasa malu 7 turunan. Sebelum pria itu datang, semuanya berjn dengan baik. Bahkan jika Inggrid menknya, dia akan disaksikan oleh semua orang di perusahaan ini dan dia bisa memanfaatkan hal itu untuk menciptakan kekacauan. Mungkin rencananya semua itu th hancur hanya gara-gara campur tangan pria itu. Andre kemudian menggertakan giginya sambil bersumpah dengan dirinya sendiri. "Dengan seg kekuatan yang kumiliki, aku akan memastikan kamu menerima ganjarannya!" Inggrid berada di ruangan kantornya. Dia mendengar suara ketukan pintu dan mempershkan masuk. Yang masuk adh Andre dengananya yang sudah dia betulkan. "Inggrid, kau tahu aku suka denganmu. Jika kamu tidak memiliki perasaan yang sama denganku, tidak perlu kabur dengan cara rendahan seperti itu." Sejak dia masuk ke dm ruangan, Andre tidak membiarkan Inggrid berbicara. Ketika mendengarnya Inggrid sedikit kebingungan, terus dia akhirnya menyadari bahwa Randika sepertinya th mkukan sesuatu terhadap Andre. "Aku tidak tahu apa yang th Randikakukan terhadapmu." Inggrid mengatakannya dengan wajah dingin. Ketika melihat Inggrid masih tidak mau berkomentar, Andre mengh napas dan bertanya, "Ku begitu, boleh aku tahu dari departemen mana orang itu?" "Dia adh ahli parfum khusus milikku. Ada apa memangnya?" Tanya Inggrid. Andre membs, "Barusan dia membuatku malu di depan publik, jika kau tidak membku dan menghukumnya maka aku akan berhenti dari perusahaan ini!" "Asalkan kau tahu, akuh yang merekrut pekerja-pekerja di sini jadi aku juga bisa mengajak mereka keluar denganku juga!" Inggrid menanggapinya dengan tenang, "Jangan telu berlebihan, aku akan memanggil orang itu ke sini." "Tidak perlu mencariku, aku sudah di sini." Randika masuk ke dm ruangan dengan santai. Melihat wajah senyum Randika, Andre sudah ingin memukulnya. Dialu hanya menggertakan giginya dan berusaha tenang demi ambisinya. "Bu Inggrid kenapa Anda memanggilku ke sini? Kau tahu ku aku sibuk bukan?" Randikalu menguap. "Aku sekarang benar-benar sibuk dengan pengembangan produk baru kita, hal ini juga cukup membuatku kelhan dan kekurangan tidur." Inggrid mengerutkan dahinya ketika mendengarnya. Sibuk? Bukannya kau mengerjakan parfum milik Peter dm beberapa menit saja? Dan bukankah kau barusan kembali seth pergi beberapa hari? "Tolong perhatikan orang ini dengan seksama Inggrid. Dia tidak memiliki sopan santun." Andre menoleh ke Inggrid. "Bagaimana mungkin dia bisa menjaga citra perusahaan Cendrawasih ini? Ku dia tidak keluar maka akh yang akan keluar!" "Biarkan aku yang berbicara terlebih dahulu." Inggrid berusaha menengahi mereka berdua dan bertanya kepada Randika. "Randika, apakah kau membuat malu Andre di bawah tadi?" Randika tertawa, "Membuat malu? Bagaimana mungkin aku mkukan itu? Aku tadi sudah berkenn secara baik dengan saudara Andre di bawah tadi, tetapi beliau mempekukanku dengan buruk. Sekarang dia mengatakan bahwa aku seakan-akan mkukan hal jahat padanya, Anda benar-benar sadis." Randika menunjukan wajah suram. "Ibu Inggrid, aku harap Anda juga tidak bias terhadap hal ini." Inggrid segera mengerutkan dahinya. Dia berpikir, Kenapa kau mkukan ini? Tidakkah kau melihat aku sedang mendamaikan kalian? "Randika! Jskan apa yang th kaukukan di bawah tadi!" Teriak Inggrid. "Aku tidak ngapa-ngapain." Melihat bahwa Inggrid marah, Randika pura-pura kaget. "Sungguhan aku tidak berbuat apa-apa, jika kau tidak percaya kau bisa menanyakannya pada para karyawan yang berada dintai bawah." "Bisa jskan apa yang terjadi?" Inggrid menyerah bertanya pada Randika dan beralih ke Andre. Andre kemudian mengh napas dm-dm dan mengatakan. "Dia membuataku melorot." "Hei tuduhan apa itu! Aku tidak menyentuhmu sama sekali." Bs Randika. "Aku sama sekali tidak berada di sekitarmu sebelumnya, apakah kau punya bukti bahwa aku mkukannya?" Inggrid kemudian menatap Randika dengan dingin, dia melihat bahwa muka Randika tidak menunjukan penyesn dan mengatakan. "Randika, minta maah kepada Andre." Minta maaf? Randika tersenyum pahit. Ares harus meminta maaf kepada manusia fana? Bahkan jika dia yang sh buat apa meminta maaf? Lagip bukannya Andre berniat mencuri istrinya darinya, buat apa dia harus meminta maaf ke pencuri seperti itu? Randika memiliki ide, dia mendekati Inggrid dan mengangkat dagunyalu mengatakan. "Ibu Inggrid yang cantik, apakah kau ingin membuatku meminta maaf dari lubuk hatiku?" Mendengar kata-kata Randika, Inggrid takut bahwa hubungan mereka berdua akan ketahuan oleh Andre. Tetapi seth menatap tajam Randika, suaminya ini melepaskan tangannya dan Inggrid pun kembali bernapas lega. "Membuatku meminta maaf tidak gratis." Randika tersenyum nakal seth mengatakan itu dan menarik Inggrid ke pelukannya dan mencium dirinya! Apa!? Andre yang melihatnya hanya bisa tertegun dan Randika terlihat memainkan lidahnya. Inggrid berusaha mati-matian mendorongnya. Tetapi kekuatan manusia tidak berdaya di hadapan Ares. Seth 10 detik, Randika melepas Inggrid dan tertawa. "Masih harum seperti biasanya." "Kau! Dasar bajingan!" Andre merasa murka. Dia mendekati Randika dan mengangkat kerah bajunya. "Cari gara-gara kamu?" Randika segera membs tindakan Andre dengan mendorongnya pn. "Randika!" Inggrid segera menampar mejanya untuk menghentikan mereka berdua. "Inggrid cepat pecat dia!" Andre sudah tidak tahangi, adegan ciuman itu juga menambah rasa malu pada dirinya. Inggrid juga benar-benar marah. Randika kali ini bertindak keteluan, jika bukan karena ada Andre di sini dia mungkin sudah menampar Randika. Melihat ekspresi marah Inggrid, Andre merasa bahwa pria ini sudah tamat. Inggrid siap-siah menjadi milikku! Ketika Inggrid kembali ingin memarahinya, Randika terbatuk dua kali dan menundukkan kepnya sambil berkata dengan pn. "Hmmm kontrak kita masih beku." Inggrid yang mendengarnya segera terdiam. Bajingan ini mh mengancam dirinya dengan menyebut kontrak. Dia benar-benar lki menyebalkan! "Ha? Kontrak apa?" Andre samar-samar juga bisa mendengarnya. Itu adh rahasiaku dan pemilik perusahaan ini yaitu Ibu Inggrid Elina. Kau yang orang asing tidak berhak tahu." Randika kemudian kembali tersenyum. Dialu membisik di telinga Inggrid, "Kontrak kita masih belum selesai, kau adh wanitaku!" Pernyataan Randika sangat tegas! Wajah Inggrid menjadi putih dan Andre hanya bisa melihat mereka berdua berbisik. Hubungan mereka sebenarnya adh? Tidak! Tidak mungkin! Andre menggeleng-gelengkan kepnya, tidak mungkin itu terjadi. Dia sudah memastikan bahwa Inggrid masihjang, hal ini tidak mungkin sh. Melihat bahwa Inggrid tidak berkomentar apa-apa, Randika kemudian mengatakan. "Sepertinya pemimpin kita th menyelesaikan mash ini dengan keputusan yang bijak. Tuan Andre maafkan aku karena th melihata Anda melorot." "Kau!" Andre sudah hendak meledak. Sepertinya dia harus menyelidiki kembali hubungan kedua orang tersebut. Setidaknya dia sudah berhasil memaksa pria bernama Randika ini meminta maaf, ini membuatnya tersenyum. "Ku semuanya sudah selesai, saya pamit duluan. Pengembangan parfum baru ini tidak bisa saya tinggalkan sesuka hati." Kata Randika dengan muka serius. Kemudian Randika keluar dengan santainya. "Inggrid" Karena sudah hanya ada mereka berdua, Andre memanggil Inggrid dengan nada yang lebih santai. Dia hendak bertanya tetapi dicegah Inggrid. "Mash sudah selesai dan aku harap kau bisa kembali kerja dengan giat." Mendengar perintah Inggrid, Andre tidak bisa mwannya sama sekali. Dia juga tahu bahwa ku dia bertanya sekalipun, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Seth keluar ruangan, Andre mh disambut dengan pria terberengsek yang pernah dia temui. "Berhenti!" Namun, Randika seperti pura-pura tidak mendengarnya dan terus berjn. Andre segera menyusulnya dan menepuk pundaknya, "Aku bng berhenti!" Kali ini Randika menoleh dan melihat ternyata Andreh yang menepuk pundaknya. Lalu dia berkata dengan tersenyum, "Ternyata Tuan Andre, aku minta maaf karena tidak mendengarmu. Aku tadi mengira bahwa itu suaralat lewat ternyata itu suara Anda." Andre sedikit marah mendengarnya tetapi dia berhasil mengendalikan emosinya. "Apa hubunganmu dengan Inggrid Elina?" "Hubunganku?" Kata Randika dengan nada ragu. "Iya hubunganmu dengan Inggrid." Andre menatap tajam pada Randika. "Apakah itu hubungan suami istri?" "Hubunganku dengan Inggrid adh urusanku bukan urusanmu." Kata Randika dengan muka tegas. "Kau lebih baik mengurus dirimu sendiri sebelum mengusik hidup orangin." Melihat Randika yang berusaha kabur, Andre kembali mencegatnya. "Kau harus menjskannya dengan js kepadaku." Andre menatapnya dengan tajam. "Jika kau tidak menjskannya padaku, aku akan keluar dari perusahaan ini!" Secercah cahaya dingin melintas di mata Randika, kemudian dia berkata sambil tersenyum. "Apakah kau benar-benar ingin tahu?" "Tentu." "Sini akan aku beritahu." Andre mendekatkan telinganya dan merasa senang. Namun tiba-tiba, Randika myangkan sebuah pukn ke hidungnya. "Persetan denganmu! Jika kau berani menyusahkan ataupun mengejar perempuankugi, bukan hanya hidungmu saja yang patah!" Kata Randika sambil menendangnya. Andre tidak bisa menahan tendangan Randika karena dia sibuk merintih kesakitan gara-gara hidungnya yang patah. Andrelu tergeletak dintai. Andre kebingungan, dia adh manajer personalia di perusahaan ini sekarang mh dia dihajar oleh karyawannya. "Kau ingin tahu hubunganku dengan Inggrid bukan? Camkan ini baik-baik, dia adh wanitaku! Dia adh istriku!" Randika kembali menendang Andre yang sudah tersungkur dintai. Tentu saja Randika sangat mengurangi tenaganya, ku tidak mungkin hanya sepatu Andre saja yang tersisa. "Kau mau tahu apagi? Sini akan kujskan semuanya." Randika kemudian mengangkat tubuh Andre dan myangkan satu pukn ke perutnya. "Camkan ini baik-baik, jika kau berani menyentuh atau mengejar wanitakugi, aku akan memotong t kminmu yang kecil itu." Kata Randika sambil menampar Andre. Sadis! Seth ''berhraga'' sedikit, Randika mengh napas. "Aku harap kau paham seth kejadian ini." Randika kemudian mendudukkan Andre di sebuah kursi yang ada di lorong. "Ingah jangan pernah mengejar Inggridgi. Jika aku mengetahui kau masih berusaha, awas saja. Untuk sekarang, lebih baik kau ke rumah sakit untuk mengurus lukamu." Andre merasa seluruh tubuhnya kesakitan. Ketika sosok Randika sudah menghng, tatapan matanya dipenuhi oleh rasa dendam. Chapter 29: Dia Berlari lalu Berlutut! Chapter 29: Dia Berilu Berlutut! "Halo apakah ini kakak ng? Ini aku Andre. Terakhir kali kita bertemu saat kita minum-minum di bar minggulu, apakah kau ingat? Iya jadi begini. Aku butuh bantuan kakak untuk memberi pjaran pada seseorang tetapi jangan sampai kau membunuhnya. Oh, jangan khawatir orang ini tidak punya dukungan politik siapa-siapa kok. Dia hanya rekan kerja dari perusahaanku saja. Oke kita sepakat! Aku minta tolong bawa beberapa orang tambahan ya, soalnya aku dengar dia jago berkhi. Pada saat kau selesai menghajarnya, aku akan memberikan 25 jutanya pada saat itu juga." Andre kemudian menutup teleponnya. Tatapan matanya masih dipenuhi rasa bs dendam. Randika Lihah akan kutunjukkan kau siapa yang berkuasa! "Ah! Pn-pn!" Teriak Andre kepada perawat yang sedang membersihkan lukanya. "Tolong jangan bergerak." Kata perawat itu. Di tempatin, seorang pemuda di usia 20an menutup teleponnya dan melemparnya ke sofa. "Kak, ikut aku!" "Kenapa kau ng? Kau ingin aku antar ke managi?" Tanya seorang pria botak. "Hahaha kali ini kita bukan pergi untuk bermain minkan untuk bekerja. Temanku memintaku untuk menghajar seseorang dan dia akan memberikan 25 juta seth kita selesai menghajarnya." "Bah! Mana ada pekerjaan semanis itu." "Serius aku kak, sudah percayakan hal ini padaku. Nanti uangnya kita buat minum-minum sepuasnya!" "Hidup kakak ng!" Sekumpn preman ini pun segera berangkat menuju perusahaan Cendrawasih. Tidak butuh waktuma untuk para preman tersebut sampai di gedung perusahaan terbesar di kota ini. Petugas keamanan terkejut ketika melihat sekumpn pria bertampang kasar ini datang. Sh satu dari mereka segera mencegat mereka dan sh satu dari preman itu berkata kepada petugas tersebut, "Aku hanya ingin bertemu dengan sh satu orang dari perusahaan ini, aku akan pergi ketika kami sudah bertemu." Para petugas keamanan ini tidak bisa mencegah mereka masuk tetapi mereka juga memiliki persiapan sendiri. Mereka segera memberitahu orang-orang di dm untuk bersiap-siap menekan tombol rm apab terjadi sesuatu. Seth mereka masuk, sh satu dari mereka bertanya kepada perempuan yang ada di lobi. "Hei, di perusahaan ini adakah yang bernama Randika?" Suara kasar ini mengejutkan perempuan tersebut. Ketika memperhatikan tampang dan pakaian yang dipakai sekumpn orang ini, dia segera panik. "Adakah yang bisa saya bantu?" Suaranya sedikit gemetar. "Aku tidak butuh bantuanmu, aku hanya ingin bertemu dengan satu orang. Hubungi saja si Randika itu." Kata ng dengan nada marah. Seth ng membentak wanita ini, para petugas keamanan sudah bersiaga dari luar dan tampak juga ada yang datang dari atas. "Aku minta maaf tuan. Jika Anda tidak bisa menjskan san Anda datang ke sini, saya tidak bisa membantu Anda." Ketika mendengarnya, ng menjadi marah. Di saat dia hendak membentakgi, handphonenya bunyi. Ternyata itu Andre! "Kau bisangsung naik kentai 9. Kata Andre. ng pun menatap tajam ke perempuan tersebut dan berjn menuju lift. Saat petugas keamanan berusaha mencegahnya, mereka mendapatkan telepon dari Andre. "Mereka ini adh calon petugas keamanan yang datang untuk mkukan wawancara. Biarkan mereka naik menemui saya." Andre menjskannya dengan nada tenang. Ketika petugas keamanan itu mendengar perkataan sang manajer personalia, tidak mungkin mereka membantahnya. ng dkk akhirnya naik lift dan menujuntai 9. Saat mereka sudah berada dintai 9, merekangsung disambut Andre. "Mana orang yang ingin kau hajar?" Tanya ng. "Aku ingin segera menyelesaikannya dan mengambil uangku." "Jangan khawatir. Uang itu sudah ada di tanganku." Andre pun segera menjskan. "Dia ada dintai ini namanya adh Randika. Petugas keamanan dintai ini sudah aku tarik mundur jadi kau bisa mengamuk sepuasnya." Di saat mereka berbincang, Randika keluar dari ruangannya dan melihat kerumunan orang ini. Dialu mendekati mereka. "Ah! Itu dia orangnya." Mata Andre segera menjadi merah. Karena dia belum ke rumah sakit, luka-lukanya masih belum terawat sepenuhnya meskipun klinik perusahaan ini sudah memberikan pertolongan pertama. "Oh?" ng dan teman-temannya mendatangi Randika. Beberapa ahli parfum juga ikut keluar bersama Randika. Ketika mereka melihat gerombn orang ini, mereka segera berbalik dan menuju ruangannya kembali. Mereka masih trauma dengan kejadian sebelumnya. Randika kini th dikepung. "Jadi kamu yang namanya Randika?" Kata ng sambil memeriksa Randika dari atas ke bawah. Randika mh tidak menjawab pertanyaan ini, dia lebih fokus kepada Andre yang ada di bkang. Dialu tertawa keras. Ketika mendengar tawa ini, Andre entah kenapa merinding. "Oh sepertinya kau kurang cerdas menghafal muka orang sampai-sampai kau tidak tahu yang mana yang kau cari." Kata Randika dengan santai. "Berengsek, kau belum menjawab pertanyaanku tadi." ng sudah merasa marah dan menendang Randika, anehnya kakinya dengan cepat terayun kembali. "Ckckck jadi kalian ke sini cuma cari gara-gara?" Randika menggelengkan kepnya. "Suasana hatiku sedang tidak bagus, jadi aku aslinya ms myani kalian." "Bah kau kira kau punya pilihan? Hajar dia!" ng pun sudah tidak sabar. TIba-tiba semua orang mengeluarkan pisau mereka dan menerjang Randika. Seketika itu juga Randika berubah menjadi sesosok cahaya. Dia nampak mengepalkan tangannya. Bahkan belum sampai 3ngkah, sh satu preman ini sudah ada yang myang. Orang di sebhnya bahkan sudah ikut myang juga ketika dia menoleh ke arah temannya. Randika menyikut orang yang berada di bkangnya hingga hidungnya patah. Dia menambahkan tamparan keras pada pelipis orang itu hingga dia jatuh pingsan. Kemudian dia mengambil pisau orang itu dan melemparnya ke orangin. Pisau itu segera menancap di lengannya! Meskipun tampaknya Randika th dikepung, situasi ini bagai serig yang berada di kandang ayam. Dengan kecepatan dewanya, setiapngkahnya membuat seseorang myang. Preman-preman ini bahkan tidak bisa menyentuh ujung baju Randika. Randika kemudian myang tinggi dan menerjang turun. Seketika itu juga, 5 orangngsung terkapar kesakitan. "Sepertinya orang yang kau panggil kurang tangguh." Randika mengatakan ini kepada Andre yang ada di bkang. Andre benar-benar ketakutan melihatnya, kakinya sudah lemas dan mulutnya mengering. "Kau. Kau bukan manusia!" ng yang terkapar dintai segera berdiri dan mengatakan, "Jangan bangga dulu kau! Kupanggil kakak tertuaku baru tahu rasa kau!" "Ah! Berarti pimpinan kalian ya?" Kata Randika. "Ku begitu sekalian saja kalian kubereskan semua jadi aku tidak perlu repot-repot mencarigi. Punya nomornya? Mau aku teleponin sekarang? Atau kau bawa telepon sendiri?" "Bacot saja terus, nanti baru tahu rasa saat kakak sudah ada di sini!" ng segera mundur dan mengeluarkan handphonenya. Takma kemudian, panggnnya diterima. "Kak! Tolong aku, kami semua th dihajar oleh seseorang." Takma kemudian, ng tiba-tiba tertawa ke arah Randika. Para preman yang terkapar dintai segera mengambilngkah mundur dan berkumpul di sekitar ng. "Apakah kakak tertuamu itu kuat?" Tanya Andre. "Kakak tertua adh orang paling tangguh yang kukenal!" Kata ng dengan nada dingin. "Jangan khawatir, kakak tertuaku itu sudah menjadi sh satu penguasa kegpan di kota ini! Tidak ada orang yang bisa berjn lurus ketika mendengar namanya." Mendengar kepercayaan diri ng, Andre merasa lega. Dia merasa mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan berkata pada Randika, "Lihat saja sebentargi!" "Jangan berlutut minta ampun ketika kakak tertuaku datang dan menghajarmu sampai sekarat." ng juga menambahkan. Para preman yang awalnya tampak tidak berdaya, segera bersorak ketika tahu bahwa pimpinan mereka itu akan datang. "Randika, jika kau memberikan Inggrid kepadaku maka aku bisa mencegah hal ini terjadi." Kata Andre. Randika mh menguap, "Huahm! Aku suka dengan orang-orang lemah seperti kalian, kalian pintar ngwak. Hei bawakan aku kursi." Ahli parfum yang mengintip dari ruangan masih berdiri kaku ketika melihat aksi pemukn tadi. Seth diajak bicara Randika baru dia tersadar dari keterkejutannya. Diangsung membawakan kursi untuk Randika. Randikalu duduk, melihat jam dan berkata dengan santai. "Sepuluh menit. Aku memberikan kalian sepuluh menit untuk menunggu b bantuan kalian. Jika pimpinanmu itu tidak datang dm 10 menit, kalian semua akan kubunuh dan mayat kalian akan kubuang di pinggir jn." Seth itu Randika menutup matanya. Ekspresi ng sedikit berubah, dialu berteriak denganntang. "Kita lihat nanti apakah kau masih bisa berbicara seperti itu atau tidak!" Andre juga nimbrung, "Aku tahu kau cuma pura-pura tenang! Sebentargi kita lihat siapa yang akan tertawa!" Randika tidak peduli dan tetap terdiam. Seth 10 menit belu, Randika membuka matanya. "Waktunya th habis." Melihat Randika yang berdiri, ngngsung panik. Namun, terdengar suarangkah kaki yang juhnya banyak datang dari bkang. Semua orang dari kelompok ng th datang! Semua orang yang ada di sanangsung bersorak gembira dan berteriak ke arah Randika. "Mati kau bajingan! Semua orang kami th datang, jangan harap bisa png hidup-hidup!" Randika mengerutkan dahinya. Dari arah lift, turun seorang pria berjas hitam dan memakai kacamata hitam. Aura yang dipancarkannya berbeda dengan orang-orang ini. Randika mengh napas ketika melihatnya. Penampn orang itu cukup keren, haruskah diain kali datang di saat genting dengan memakai baju seperti itu? "Kakak!" ng segera menghampiri kakak tertuanya itu. Kemudian orang itu mengatakan, "Ada mash apgi kalian ini?" Melihat orang yang baru datang ini membuat Andre bernapas lega, Randika siap-siap saja kau! "Kak, kami semua tadi kh. ngngsung menunjuk ke arah Randika. "Orang itu yang menghajar kami. Dia juga mengancam akan membunuh kami dan melempar mayat kami di jn! Kak, kau harus menghajarnya demi kehormatan kami." "Hmmm." Orang itu mendengus. Kemudian tatapan matanya menyapu ke arah orang yang menghajar bawahannya. "Dia cuma sampah!" Kemudian dia menghampiri Randika dan mengatakan, "Tidak ada orang di kota ini yang berani bermacam-macam dengan namanya Dim..." Namun, suara orang ini semakin kecil. Yang awalnya nada mengancam menjadi selembut kicauan burung. Bahkan para bawahannya tidak dapat mendengar perkataan pemimpin mereka. Andre dan ng kebingungan, apa yang th terjadi? Dimas melihat Randika yang tersenyum kepadanya. Dimas tidak percaya apa yang th dilihatnya. Dialu mengusap-usapkan matanya dengan keras. Meskipun sudah mkukan hal itu, kenyataan tidak berubah. Ya tuhan orang itu! "Apa kau ingin melihat wajahku dari dekat?" Mata Randika sudah memancarkan aura membunuh. Takdir memang lucu, pria di hadapan Dimas ini adh pria yang th menghabisi geng kapak sendirian! Semua orang, termasuk Andre dan seluruh bawahan Dimas, mengira bahwa Randika akan mati hari ini. Tidak ada orang yang berani mwan kakak tertua ini. Mereka sudah berdebar-debar menanti adegan keren pemimpin mereka tetapi apa yang mereka lihat benar-benar di luar dugaan. Mereka melihat Dimas beri ke arah Randika dan berlutut di hadapannya. "Kakak tertua, akhirnya Dimas berhasil menemuimu!" Chapter 30: Hormat pada Kakak Tertua! Chapter 30: Hormat pada Kakak Tertua! "Kakak tertua, aku akhirnya bisa menemukanmu!" Seluruh orang yang melihatnya terdiam. Para bawahan yang dibawa Dimas mh melihat adegan ini dengan mulut ternganga. Bukankah mereka datang untuk menghajar orang? Muka ng sudah seperti orang bodoh. Apa-apaan ini? Kakak tertuanya berlutut di depan orang asing? Bahkan rasanya kakak tertua itu memuja pemuda itu. Apakah ini mimpi? Ekspresi Andre lebih bodohgi. Seharusnya situasi tidak berjn seperti ini. Bukankah harusnya Randika yang berlutut dengan wajahnya yang babak belur? Kenapa bisa sh satu pimpinan dunia bawah tanah mh yang berlutut di hadapan Randika? Randika sendiri juga kaget. Orang ini ternyata punya akal juga, pikirnya. Randika kembali duduk di kursinya dan melihat Dimas, "Aku tidak ingat pernah membantumu, buat apa kau mencariku?" Muka Dimas penuh dengan rasa hormat, "Ku bukan karena bantuan kakak tertua, Dimas ini sudah tidak bernyawa sejak hari itu. Meskipun kakak waktu itu hanya mkukan ''pembersihan'', justru aku tidak pernah melupakan aksi kakak tersebut." Adegan mm itu benar-benar melekat erat di pikiran Dimas. Mm itu Randika membantai geng kapak seorang diri. Tidak pernah ada dm sejarah dunia bawah tanah yang mengatakan bahwa sebuah geng, apgi sebesar geng kapak, hancur dm semm. Geng kapak sudah dipastikan hancur ketika Randika mendobrak pintu mereka. Yang membuat Dimas benar-benar kagum adh saat pimpinan geng kapak itu mengeluarkan pistolnya. Bahkan peluru saja bisa dihindari! Bagaimana mungkin Randika itu seorang manusia? Seth mm itu, Dimas memanfaatkan kekosongan kekuasaan dari geng kapak untuk menjadi sh satu geng terkuat di kota ini. Hanya butuh satu mm dan tatanan dunia bawah tanah di kota Cendrawasih berubah. Ini semua berkat bantuan Randika. Berkat satu pertemuannya dengan Randika itu, hidup Dimas berubah drastis. Ku bukan karena Randika, dia pasti akan mati dibunuh oleh geng kapak. Jadi dia sangat menghormati Randika. Namun, hanya mash waktu saja sebelum gengnya ini berpapasan dengan Randika. Jadi sebisa mungkin sejak saat dia berpisah dengan Randika, Dimas berusaha mencari dirinya untuk mendapatkan hatinya agar gengnya tidak bernasib sama dengan geng kapak. "Hei kalian! Kenapa kalian masih berdiri?" Dimas segera berbalik dan membentak ke seluruh bawahannya. "Bukankah kakak tertuaku adh kakak tertua kalian? Berlutut sekarang juga!" Semua preman-preman ini masih bingung. Mereka saling menatap satu samain, tidak yakin harus mkukan apa. "Jika kalian tidak mau berlutut, kupatahkan kaki kalian satu per satu!" Bentak Dimas. Kali ini semua preman itu menuruti perkataan Dimas dan berlutut serentak. Bisa dikatakan hampir semua orang dintai 9 ini berlutut ke arah Randika. Yang masih belum berlutut adh Andre dan ng. Mereka masih tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat. Ekspresi Andre sudah mi berubah menjadi ketakutan. Perkembangan situasi yang seperti ini benar-benar di luar dugaannya. Mengenai apakah dia masih bisa bertahan di perusahaan Cendrawasih juga patut dipertanyakan. Glek! Andre menn ludahnya dan terlihat menyesali perbuatannya. Bisa-bisanya dia menyinggung Randika. Meskipun sudah membentak mereka, Dimas masih melihat ada 2 orang yang belum berlutut. Ekspresinya segera menjadi marah. ng yang melihat ekspresi Dimas itu segera berlutut, sekarang hanya Andre yang masih berdiri. Karena aku bukan bagian dari kalian, buat apa aku berlutut? Meskipun ketakutan, Andre masih belum goyahlu Dimas terlihat membentaknya. "Kau tuli? Bukankah aku sudah menyuruh semuanya yang ada di sini berlutut? Aku tidak ngurus siapa dirimu tetapi ketika aku menyuruh semuanya berlutut, berlutuh atau kau akan kuhajar!" Duak! Saking lemasnya kakinya, Andre tidak bisa menahan tubuhnya dan berlutut. Wajahnya sudah dipenuhi oleh keringat, dia tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya. "Hormat pada kakak tertua!" Teriak Dimas sambil menyembah. "Hormat pada kakak tertua!" Para preman itu segera mengikuti gerakan Dimas. Para ahli parfum yang mengintip dari dm ruangan ikut terkejut melihat adegan ini. Orang dari dunia bawah tanah sampai menyembahnya? Siapa Randika sebenarnya? Seorang petugas keamanan yang ada dintai ini menn ludahnya dan mporkan apa yang dia lihat. "Keadaan dintai 9 aman, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Hmmm lumayan, pikir Randika. Dialu melihat Dimas sekaligi. Orang ini berhasil menghemat waktunya dan tidak ada shnya menerima hormat mereka. "Baih, baih." Randika mengibaskan tangannya dan mengatakan, "Kalian semua berdirh." Semua oranglu berdiri dan Randika segera menunjuk ng dan Andre, "Kalian menyembahku sebagai kakak tertua kalian tapi di sana ada dua orang yang menganggapku musuh. Jika kalian tidak bisa satu suara maka bisa kusimpulkan kalian tidak tulus menghormatiku." Seketika itu juga, Dimas segera menghampiri mereka berdua dan mengatakan. "Dasar bajingan! Kalian berani memusuhi kakak tertuaku? Siap mati kalian?" Beberapa preman juga mengepung ng dan Andre. Hidupku sudah di ujung tanduk! Seluruh tubuh Andre sudah basah oleh keringat. Di saat-saat menegangkan ini, dia masih sempat melihat Randika dan melihat senyuman kecilnya. ng juga takut. Bukankah mereka adh saudara? Kenapa mereka dengan cepat membuang dirinya, terlebih kenapa Dimas sangat menghormati orang itu? Dia berpikir bahwa hari ini adh hari terakhirnya. Dua orang segera menahan Andre dan ng. "Sma ini kau bjar apa ha?" Dimas pun memukul perut ng dan dia pun terkapar dintai. ng segera berdiri dan membungkuk sambil meminta ampun. "Kakak tertua maafkan adikmu yang bodoh ini! Aku th berbuat sh!" Saat membungkuk pun dia masih menerima pukn. "Kau sudah dewasa dan masih saja berpikiranyaknya bocah gara-gara tergiur oleh uang." Kata Randika pada ng. Kata-katanya ini menusuk hati dan membuat wajah ng menjadi merah. "Kakak tertua, adik memang sh. Orang ini mengatakan bahwa dia ingin menghajar sh satu rekan kerjanya dan menjanjikan aku uang 25 juta sethnya. Kakak, ini shku karena tergiur dengan uang! Akuyak dihukum! Akuyak dihukum!" Sambil berkata seperti itu, dia menampar dirinya sebanyak 7x. Dimas meludahinya, "Cih! Nanti aku akan mengurusmu saat png nanti." Seth itu, Dimas kembali menendangnya. Kali ini darah mengalir dari sudut mulut ng. "Kak ini juga merupakan keshanku karena tidak bisa mengatur anak buahku sendiri." Dimas meminta maaf ke Randika. Tetapi kalimat berikutnya membuat ng ketakutan, "Ku kakak berkenan, kau bisa mkukan apa saja padanya nanti akan kami urus mayatnya." Ketika mendengar ini, wajah ng sangat pucat. Randika mengibaskan tangannya. "Aku tidak mengerti bagaimana caranya kau mengurus berandn di kelompokmu. Dia anak buahmu jadi hukuh sesuai hukummu." Ketika mendengar ini, ng bernapas lega. "Terima kasih kak!" Dimas segera membungkuk. "Terima kasih kakak tertua!" ng juga segera membungkuk. Sekarang tatapan mata Randika jatuh pada Andre. Wajah Andre sudah putih sambil dipenuhi oleh keringat, matanya dipenuhi rasa takut dan hidungnya sudah berair. Kakinya bahkan tidak bisa berhenti bergetar. "Bagaimana Tuan Andre? Masih mau memecatku dari sini?" Tanya Randika. "Tidak, aku tidak akan berani." Andre segera menggelengkan kepnya dengan cepat. "Bahkan kau bisa memecatku sekarang juga." "Ha? Bagaimana mungkin? Bukankah manajer personalianya Anda?" Di samping Randika, Dimas terlihat marah dengan cara Andre menjawab. "Berani tidak menghormati kakak tertua? Kubunuh kau!" Dimas myangkan pukn ke perut Andre. Andre pun terkapar dintai kesakitan. "Berdiri!" Kata Dimas dengan nada dingin. Melihat Andre yang tidak segera berdiri, dua orang preman menopang dan memegangi tubuh Andre. "Bedebah, kubunuh kau hari ini demi kehormatan kakak tertua!" Dimas kembali memukulnya dan Andre sudah meringkik kesakitan. Karena Andre bukan anak buahnya, Dimas tidak segan-segan memukulinya dengan keras. Sma dia tidak membunuh orang ini seharusnya tidak ada mash. Ku pun orang ini terbaring di rumah sakit bukankah itu lebih bagus daripada dibunuh Randika? "Maafkan aku Randika! Aku sh! Aku seharusnya tidak mengusik dirimu ataupun wanitamu. Aku orang bodoh yang tidak sadar akan posisinya! Aku seharusnya tidak mengirim orang untuk menckaimu!" Andre benar-benar menangis dengan semua kejadian buruk hari ini. Randika tampak menutup matanya, seakan-akan tidak peduli dengan omongannya. Andre sudah merasa tubuhnya remuk. Melihat Randika yang menutup matanya, hatinya segera mengepal. "Bajingan, kau kira kau itu anjing?" Dimas segera memeriksa sepatunya. Di tengah-tengah penyiksaannya, Andre ternyata mengompol. "Tuan Randika tolong lepaskan aku. Aku hanya orang kecil dan tidak punya malu. Umurku masih muda dan aku tidak ingin mati." Andre sudah berurai air mata dan ingusnya sudah meses. "Aku berjanji tidak akan mengejar Inggridgi tuan, aku tidak akan menyentuh wanitamugi. Aku tidak akan mengusik kehidupanmugi. Tolong lepaskan aku tuan." Pada saat ini, Randika berkata dengan suara pn. "Apa hubunganku dengan Inggrid?" Andre terkejut dan segera mengatakan, "Suami istri! Kalian berdua adh pasangan suami istri!" "ngigi?" Kata Randika sambil mengerutkan dahinya. Melihat ekspresi Randika, Andre segera merubah kata-katanya. "Kalian berdua adh atasan dan bawahan. Inggrid adh bos, sedangkan Anda adh karyawan perusahaan ini." "Terus?" Randika masih mengerutkan dahinya. Andre sudah ingin menangis, dia sudah tidak tahan dengan situasi ini. "Aku tidak tahu hubungan Anda dengan Inggrid yang sebenarnya. Aku hanya orang asinginnya." "Itu benar, kau tidak tahu apa-apa tentang hubungan kami." Randika kembali menutup matanya. "Aku tidak ingin melihatmu di sekitar Inggridgi." "Anda tidak perlu khawatir, aku akan mengundurkan diri saat ini juga." Andre segera ingin pergi dari sini. Tetapi,gigi ekspresi Randika kembali masam. "Memangnya aku menyuruhmu untuk berhenti?" Kata Randika. "Ku-ku perusahaan ini mengmi kekacauan, kau tahu sendiri hukuman apa yang menantimu." Aku tidak diperbolehkan keluar dari pekerjaan ini dan masih harus bertemu dengan setan ini? Andre ingin menangis tetapi dia tidak bisa mwan perkataan Randika dan mengiyakan. "Dan kejadian apa yang terjadi hari ini?" Tanya Randika. "Tuan Randika tidak perlu khawatir, hari ini damai seperti biasanya." Bs Andre. "Terus kenapa kau terluka?" Andre segera membs, "Aku terjatuh dari tangga karena terpeleset!" Ketika Dimas melihat bahwa Randika sudah puas, dia menyuruh 2 bawahannya yang memegangi Andre untuk melepasnya. "Pergi dari sini, berani mengganggu kakak tertuagi kubunuh kau!" Andre segera membungkuk terima kasih danri menuju lift. Seth itu, Dimas melihat Randika yang berbalik menuju ruangannya. "Kak? Mau ke mana kau?" Teriak Dimas. "Aku ada urusan, sebaiknya kau juga pergi." Bs Randika. "Ah?" Dimas masih bingung dengan tanggapan Randika. Chapter 31: Diam! Ada Seseorang di Luar! Chapter 31: Diam! Ada Seseorang di Luar! Mm hari. Ketika Randika kembali ke rumah, dia menyapa Ibu Ipah danngsung menuju ke toilet yang ada dintai 2. Ketika dia membuka pintu tersebut, dia mh melihat sesosok orang yang sedang duduk mengamati dirinya. Randika tertegun. Inggrid memakai baju putih transparan,a dana dmnya dia gulung hingga ke kaki. Kaki dan paha yang putih itu nampak indah sekali. Namun sayang, pemandangan ''gua'' tertutup oleh kausnya. Inggrid sendiri juga tertegun. Dia tidak menyangka Randika akan membuka pintu toilet tersebut. Dua orang ini saling bertatapan dan masing-masing juga tidak mengatakan apa-apa. Sesaat kemudian, Inggrid membuka mulutnya dan terlihat sudah siap berteriak sekuat tenaga. Teriakannya ini pasti akan terdengar hingga ke pelosok rumah. Randika yang melihat Inggrid hendak berteriak, mengerti bahwa dirinya dm situasi berbahaya. Apgi suarangkah kaki Ibu Ipah terdengar dari bkang. Dm sekejap, tubuh Randika bagai panah melesat. Sesaat sebelum teriakkannya itu keluar, Randika berhasil menutup mulut Inggrid. "Ah!" Saat suara teriakan itu keluar, itu tidak lebih dari suara kicauan burung. Inggrid segera memberikan tatapan mematikan ke Randika sambil terus meronta-ronta dan berteriak. "Sssttt!" Randika menyuruh Inggrid diam. Namun yang lebih mengejutkangi, Inggrid tiba-tiba menutup mata Randika dengan tangannya. Posisi mereka saat ini sangat canggung. Tangan kanan Randika menutup mulut Inggrid dengan rapat, sementara Inggrid sendiri menutupi mata Randika dengan tangannya. Randika sekarang tidak bisa melihat dan Inggrid tidak bisa bersuara. Mata cantik Inggrid sudahma terpenuhi oleh api kemarahan, Dasar pria tidak tahu diri! Bisa-bisanya dia aji mumpung ketika aku tidak bisa bergerak bebas? "Diah, Ibu Ipah ada di bawah." Bisik Randika. "Hum." Inggrid pura-pura tenang dengan cara mengh napas. Tiba-tiba dia menggigit tangan yang menutupi mulutnya itu! "Ah!" Randikangsung kesakitan, dia tidak bisa menahan teriakannya. Dia sampai lupa bahwa Ibu Ipah ada di luar. Inggrid yang sudah terlepas dari jeratan maut Randika masih menatapnya dengan tajam. Randika yang masih kesakitan terkejut melihat bekas gigi yang ada di tangannya itu. "Memangnya kau anjing?" Kata Randika sambil marah. "Jangan lihat ke sini!" Inggrid membentaknya sambil menutupi daerah-daerah sensitifnya. "Keluar sekarang juga!" Randika kemudian melihat Inggrid yang tidak bisa bergerak itu. Kenapa harus keluar, pikirnya. "Hmm? Kenapa aku harus keluar?" Senyum nakal naik di wajah Randika. "Apakah tidak boleh seorang suami melihat istrinya sedang buang air kecil? Bukankah akhirnya aku akan melihat hal yang lebih memalukangi?" "Mesum!" Inggrid menatapnya tajam. "Jika kau tidak keluar, aku akan memanggil Ibu Ipah!" Ekspresi Randika terlihat datar, "Ku begitu aku akan menutup mulutmugi. Lagip, aku tidak telu peduligi ku Ibu Ipah datang ku itu bisa membuatmu lebih bergairah." Ketika mendengar itu, Inggrid segera mengambil botol sabun di sampingnya dan hendak melemparnya. "Keluar dari sini!" Randika terkejut, "Oke, oke, aku akan keluar! Jangan melempar barang!" Ketika Randika keluar dari ruangan tersebut, dia tersenyum pahit. Dia bahkan belum mendapatkan giliran buang air kecilnya. Untungnya, banyak toilet di rumah ini jadi Randika tinggal milih sh satu yang ada. Inggrid yang masih ada di dm toilet sudah meluap-luap. Dm pikirannya, Randika si bajingan itu pasti sengaja masuk ke dm toilet ini. Dia tidak sabar menamparnya seth keluar dari sini. Ketika dia selesai, Inggrid tidak ingin berurusan dengan Randikamama. Seth membentaknya beberapa menit, diangsung masuk ke kamarnya. Inggrid th mengmi hari yang melhkan di kantor, Randika mh memperburuk harinya dengan bertingkah seperti itu. Dia hanya ingin menenangkan diri di kamar, mandilu tidur. Randika juga kembali ke kamarnya. Ketika dia hendak mengontak Yuna, telinganya mendengar sesuatu! Seseorang membobol masuk rumah ini! Randika tidak mau memancarkan auranya begitu saja, dia memutuskan untuk mengamati situasi karena dia masih belum tahu apa target orang itu. Jend yang ada di lorongntai 2 itu terbuka dan suarangkah kaki terdengar. Suarangkah kaki itu pn tetapi Randika memiliki indera yang super jadi dia bisa mendengar segnya. Daringkah kakinya itu, terdengar menjauh dari kamarnya. Kamar Inggrid pasti menjadi targetnya! Randika segera mengerutkan dahinya dan melesat cepat menuju kamar Inggrid. Ketika membuka pintunya, Randika segera memeriksa seluruh ruangan. Tetapi dia tidak dapat melihat siapa-siapa di sana dan jend kamar Inggrid masih tertutup. Lampu kamar mandi masih meny. Pada saat ini, tiba-tibampu kamar mandi mati dan suara pintu terbuka terdengar. Seketika itu juga, sebuah panah melesat hendak masuk dari ch pintu tersebut! Namun, ketikampu kamar mandi itu mati, Randika sudah melesat duluan ke arah kamar mandi dan menyelinap masuk di detik yang sama saat pintu itu terbuka. Inggrid, yang hanya berbalut handuk, kaget ketika melihat sosok Randika yang tiba-tiba muncul di hadapannya. "Kau." Bahkan sebelum Inggrid selesai ngomong, Randika sudah menggotongnya. Panah itu kemudian menancap di dinding. "Dasar pria mesum, lepaskan aku!" Inggrid, yang masih belum sadar akan situasinya, meronta-ronta ketika digotong oleh Randika. Pria ini benar-benar berani mengintipnya saatgi mandi! "Diam! Ada seseorang di luar!" Kata Randika dengan suara pn. Inggrid sedang mandi jadi dia tidak menyadari apa-apa. Saat dia hendak handukan, tiba-tibampunya mati oleh karena itu dia berjn keluar untuk menykannya kembali. Sekarang, hanya ada cahaya dari luar yang menerangi kamar mandi ini. Randika kembali memeriksa seluruh ruangan ini. Ternyata, kunci jend tepat di luar kamar mandi itu th dirusak. Tidak ada jejak sepatu di jend tersebut. Musuh pasti hanya memanfaatkan ch jend itu untuk mematikanmpu dan menyerang! Sekarang dia berada di posisi buruk. Dia berada di bawah cahaya bn sedangkan musuhnya masih bersembunyi di tengah kegpan. "Randika aku tidak percaya kau sampai mkukan hal seperti ini. Kau memang pria tidak tahu diri!" Inggrid masih sibuk menutupi tubuhnya, dia tidak percaya sama sekali terhadap kata-kata Randika. "Lepaskan aku!" Melihat Inggrid yang meronta-ronta, dia memutuskan untuk memeluknya dengan erat dengan wajahnya bersandar di dadanya. Sebelum ini, Inggrid baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dililit oleh handuk. Tidak diragukangi bahwa aroma yang dipancarkannya sangat harum. Di bawah pelukannya Randika, tubuh montok Inggrid ini terasa empuk. Randika yang masih berpakaian saja tetap bisa merasakan kelembutan Inggrid. Apgi Inggrid terus meronta-ronta jadinya handuknya itu semakinma semakin merosot dan semakin banyak area yang tidak tertutupi. Randika mengh napas. Inggrid memang wanita luar biasa, dadanya yang besar itu menempel erat di dadanya. Kaki putihnya yang panjang melilit sh satu kakinya dan perutnya yang ramping terasa lembut ketika dia peluk. Inggrid sudah ingin menangis. Dia merasakan napas Randika yang menggebu-gebu dan ototnya yang kekar itu tetap terasa wupun dia memakai baju. Apakah kesuciannya hari ini akan hng? Pria ini memang tidak tahu diri! "Lepaskan aku! Ku tidak, aku akan membencimu!" Inggrid semakin keras meronta. Pada akhirnya Randika tetah lki sehat. Gerakan meronta Inggrid ini justru memberikan stimulus tersendiri pada dirinya. Dan di situasi menegangkan seperti ini, dia tidak bisa mengendalikan ''adiknya'' itu. "Kau!" Inggrid segera memucat. Dia merasakan ada sesuatu yang mengeras di bagian bawahnya. "Jika kau terus meronta seperti ini, kita akan mati!" Randika pura-pura marah dan memasang wajah garangnya agar Inggrid tidak memperparah situasi. Ketika Inggrid melihat ekspresi Randika yang marah itu, dia ketakutan. Dia tidak berani bergerakgi. Melihat Inggrid yang sudah tidak mwan dirinya, Randika mengh napas lega. Sekarang konsentrasinya bisa sepenuhnya tertuju pada si penyerang. Musuh masih belum bergerak kembali. Randika mengintip dari pintu untuk mengamati situasi. Di saat dia mkukannya, ada sesosok bayangan di jend! Musuh menyadari keberadaan Randika danngsung memasang penutup wajahnya. "Awas!" Randika kaget. Dia segera memeluk erat Inggrid dan berguling dintai. Senjata lempar yang digunakan musuhngsung tertancap dintai. Inggridngsung terbeku. Senjata pembunuh itu tertancap dintai persis di sampingnya. Randika mengatakan sejujurnya! Pada saat ini, Randika mengeluarkan keringat dingin. Sepertinya sebuah panah kecil berhasil mengenai bahunya. "Huahaha!" Tawa keras dan jahat itu berasal dari pembunuh itu. Senjata yang dia bawa hari ini semua adh senjata beracun termasuk panah yang menancap di bahu Randika. Riwayat Randika sudah tamat ku tidak mendapatkan penawarnya. "Randika! Kau tidak apa-apa?" Tanya Inggrid dengan khawatir. Dia melihat wajah Randika yang dipenuhi keringat dan merasa cemas. "Tidak apa-apa." Di nada bicara Randika, ada sedikit rasa sakit yang dia tahan. "Mati kau Ares!" Seth tawa itu selesai, sejuh panah beracun kembali mengarah kepada Randika. "Randika! Tidak!" Inggrid sudah menangis di tahap ini. Bagaimana tidak? Sejuh panah itu kembali mengenai Randika. "Hahaha! Dia dijuluki dewa perang tapi dia sama sekali tidak berdaya sekarang. Akan kuakhiri kisah legendamu itu!" Pembunuh ini pun mendekati Randika sambil membawa pisau. Inggrid, yang masih dipeluk erat Randika wu sudah pingsan, merasa ketakutan melihat pembunuh itu mendekati mereka berdua. "Randika! Cepat bangun!" Inggrid menggoyang dan menampar Randika tetapi tidak ada reaksi. Sosok pembunuh itu sudah dekat dan dia mi mengayunkan pisaunya yang panjang itu menuju kep Randika! Tetapi dm sekejap, Randika membuka matanya, menamparntai dengan tangannya dan melesat maju menuju si pembunuh! Pembunuh ini tidak menyangka bahwa Randika masih bergerak dan dia sudah tidak bisa menghentikan serangannya. Randika yang myang itu segera menendang keras pembunuh itu. Si pembunuh terpental dan memegangi dadanya yang seakan-akan th dipukul oleh palu. Sambil terengah-engah, dia menatap Randika dengan muka tidak percaya dan mengatakan, "Kau. Belum mati?" "Terkejut?" Tenaga dm Randika sudah bersirksi. Panah yang menancap di tubuhnya tiba-tiba terjatuh hanya karena kontraksi ototnya. Bahkan, tenaga dmnya Randika sudah melindungi dirinya sejak tadi. Hasilnya, panah itu hanya mengenai permukaan kulitnya saja dan tenaga dmnya menahanju racun agar tidak bisa menyebar. Kau pikir sh satu dari 12 Dewa Olimpus bisa dikhkan hanya dengan beberapa panah beracun? "Ku aku tidak pura-pura mati dan keracunan, bagaimana bisa aku membuatmu maju?" Kata Randika dengan santai. "Jika kau telu jauh dariku, aku takut aku tidak bisa menangkapmu hidup-hidup." Randika mengh napas dm-dm dan mju pesat menuju pembunuh itu. Tidak pakaima, karena sudah tahu misinya th gagal, si pembunuh itu tidak ragu-ragu untuk segera kabur dari sana. Namun, Randika sudah mengerti niatan musuh dan memblokir pintu keluar. Tiba-tiba, si pembunuh itu mengangkat tangannya dan sejuh panah melesat ke arah Inggrid. Mau tidak mau si pembunuh mkukan tindakan pengecut ini. Randika tidak memiliki pilihan dan segera beri menymatkan Inggrid. Si pembunuh memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur. Ketika Randika berhasil menymatkan Inggrid dan ingin mengejarnya, dia menatap Inggrid yang masih tergeletak dintai. Dia masih tidak tahu misi pembunuh itu sebenarnya. Ku misinya adh Inggrid, dia takut apab dia mengejar pembunuh itu akan ada pembunuhin yang menyerang. Namun jika dia tidak mengejarnya, Randika akan kehngan informasi berharga mengenai siapa dng sebenarnya dari kejadian ini. Dari perkataan pembunuh tadi, dirinya merupakan targetnya jadi pembunuh itu adh petunjuk penting bagi dirinya. Mungkin dia bisa memberikan informasi banyak tentang musuhnya. Di tengah-tengah keraguannya, terdengar sebuah suara dari pintu luar. "Jangan khawatir tentang kesmatan nona,kukan apa yang kaukukan." Mendengar hal ini membuat Randika bernapas lega, dialu berkata pada Ibu Ipah. "Sisanya aku serahkan padamu!" Seth mengatakan itu, Randika segera melompat keluar dari jend dan menjadi serig yang memburu mangsanya. Chapter 32: Organisasi Jeratan Neraka Chapter 32: Organisasi Jeratan Neraka Pembunuh itu beri sekencang mungkin. Meskipun dia cepat, gerakannya itu terlihatmbat di mata Randika. Terlebih, dia sempat menendang dada pembunuh itu sebelumnya jadi musuhnya itu tidak berada di kondisi puncaknya. Jadi, jika dirinya tidak bisa mengejar si pembunuh itu, nama Ares tidak pantas disandang oleh Randika. Kedua orang ini beri bagaikan setan. Si pembunuh memanfaatkan sudut-sudut jn yang gp menuju ke pusat kota. Karena perumahan Inggrid ini masih tergolong baru,mpumpu jn masih sedikit dan mobil jarang lewat. Randika mengejar pembunuh itu sekuat tenaga. Ketika pembunuh itu menoleh ke bkang, aura membunuh dari tatapan mata Randika membuatnya ngeri. Jarak di antara mereka sudah dekat. Pembunuh itu tidak ragu-ragu untuk mengalirkan sisa tenaga dmnya menuju kakinya dan melesat lebih cepat. Randika sudah hampir berhasil menangkap pembunuh tersebut, tinggal beberapa detikgi dia akan berhasil. Namun tiba-tiba, pembunuh itu membajak sebuah mobil dan melempar keluar orang yang mengendarainya danngsung menancap gas dengan sekuat tenaga. Randika mengerutkan dahinya. Apa pun caranya yang kau pakai, kau tidak akan lepas hari ini. Pembunuh itu tidak memiliki pilihangi, tenaga dmnya sudah habis jadi dia terpaksa mencuri mobil. Terlebih, aura membunuh Randika benar-benar membuatnya ngeri. Pembunuh itu segera mencapai kecepatan 120 km/jam. Sgi dia mengebut, dia mengintip dari kaca samping dan melihat tidak ada mobil yang mengejarnya. Dia bernapas lega. Namun, tiba-tiba ada sesosok manusia yang mengejarnya dari bkang dan pehan mendekatinya. Bahkan dengan kecepatan seperti ini, orang itu masih bisa mengimbanginya? Orang itu benar-benar seperti setan! Pembunuh ini mi panik. Dia tidak peduli dengan rambulu lintas dan menerobos semuanya. Randika masih mengejarnya dengan ketat, dia bahkan menggunakan kecepatan mobilin untuk beristirahat sejenak. Dm sekejap mereka sudah mencapai Jn Macetan dan Randika sudah hampir mengejar mobil tersebut. Namun, tiba-tiba pembunuh itu memanfaatkan titik buta seth dia berbelok dan meloncat keluar dari mobil. Mobil tersebut segera menabrak dinding sh satu gedung dengan kecepatan tinggi. "Ah!" Para pejn kaki yang ada di sisi jn terkejut melihat keckaan tersebut. Pembunuh ini memanfaatkan kerumunan orang danri sekuat tenaga. Melihat tidak aja jejak Randika seth sampai di suatu gang, dia mengh napas lega. Dia segera memegangi dadanya yang terluka dan memuntahkan darah seteguk. "Ares Kau memang luar biasa." Pembunuh ini merasa bahwa targetnya melebihi apa yang dia bayangkan. "Aku harap kau masih mau bermain denganku." Namun tiba-tiba terdengar suara dari arah atasnya. Dia mendongak dan melihat Randika ada di sh satu atap gedung. Randika nampak santai sambil meletakkan tangannya di sakua. Pembunuh ini segera mengh napas panjang dan sudah menerima nasibnya bahwa dia sudah tidak bisa kabur. Mengeluarkan sebuah pisau, dia menatap dingin Randika. "Ha? Masih mau mwan? Jangan menyesali perbuatanmu ini kk." Kata Randika. Ketika itu juga, pembunuh itu melempar sebuah b kecil ke arah Randika. Seketika itu juga b itu meletus dan asap hitam segera menyebar. Di tengah-tengah asap itu, sebuah ku pisau keluar. Pembunuh itu dengan cepat mncarkan serangannya! Tetapi sayang, bahkan bayangan Randika pun tidak bisa dia sentuh. Di saat dia menusukkan pisaunya keluar dari kepn asap, Randika sudah memegang pergngan tangannya dan menendangnya dengan keras. Pembunuh itu terjatuh dan terkapar di tanah dengan mulutnya yang terus mengeluarkan aliran darah. Randika dengan pehan mendekatinya. Ketika pembunuh itu mendongak, Randika sudah berada di atasnya. Saat dia hendak mengeluarkan pisaunyagi, Randika sudah menginjak tangannya dan menendang pisau tersebut. Ketika dia mau berbalik badan dan berdiri, sebuah pukn sudah myang menuju mukanya dan dia terpental kembali. "Uhuk!" Pembunuh ini tidak pantang menyerah dan berusaha untuk bangun kembali, tetapi kakinya sudah tidak bertenaga. "Jadi ini kekuatan Ares? Aku benar-benar meremehkan dirimu." Katanya. "Siapa yang mengirimu?" Tanya Randika. "Kau kira aku akan mengatakannya?" Pembunuh itu tersenyum. "Mustahil orang seperti kita menjual nama penyewa kita." "Ku begitu apa boleh buat." Randika memasang wajah yang datar. "Di tangan Ares, tidak ada mulut yang tidak berbicara." Kata Randika. "Kau ingin menyiksaku? Tngku lebih keras daripada tinjumu!" Kata pembunuh itu sambil tertawa. Randika tidak membsnya, dia hanya mengepalkan tangan kanannya. Diangsung myangkan sebuah pukn ke pergngan pembunuh itu dan meremukkan tngnya. Pembunuh itu merasakan rasa sakit yang luar biasa. Hebatnya, dia hanya menggertakan giginya dan tidak mengeluarkan satu suara pun dari mulutnya. Randika juga sama, seth pergngan tangan dialu meremukkan tng kaki orang tersebut. Seth beberapa saat menahan rasa sakit, pembunuh itu berkata sambil tertawa. "Cuma segini keahlian Ares dari 12 Dewa Olimpus?" Randika menatapnya dengan dingin, "Aku khawatir kau akan mati karena syok seth ini." Ketika mendengar hal itu, pembunuh iningsung berwajah pucat. Dia merasakan firasat buruk. Randika kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya dan mengeluarkan jarum akupunturnya. Randikalu berkata dengan nada serius. "Aku harap kau bisa menahan rasa sakit ini Semoga tng kerasmu membantumu mluinya." Seth itu, Randika menusukkan beberapa jarum ke tubuh pembunuh tersebut. Dm sekejap, tubuh pembunuh ini merasa sangat panas dan setiap tetes darahnya menjadi mendidih. "Ah!!!" Pembunuh itu akhirnya berguling-guling kesakitan. "Siapa yang mengirimu?" Tanya Randika sekaligi. Melihat pembunuh ini menggertakan giginya dan menk memberitahunya, Randika mengeluarkan beberapa jarumgi. Pembunuh ini masih berguling-guling kesakitan, dia merasa tubuhnya sedang direbus. Randikalu memeganginya dan menusukan jarumnya di bagian leher. Ketika menancap, pembunuh iningsung meringkuk ke atas membuat figur jembatan. Dia merasa setiap otot dan seluruh tubuhnya sedang digigit oleh ribuan semut merah. Dia juga merasa bahwa setiap tetes darah di tubuhnya digigit semut dan sesuatu hendak keluar dari mulutnya. Pembunuh ini membuka mulutnya lebar-lebar dan matanya terblak kemudian dia akhirnya terjatuh ke tanahgi. "Siapa yang mengirimmu?" Randika terus bertanya sambil menancapkan jarumnyagi. "Jeratan! Jeratan Neraka!" Pembunuh ini sudah di ambang batas dan mengeluarkan semua informasi yang dia tahu. Jeratan Neraka? Randika terkejut mendengarnya. Dia belum pernah mendengar organisasi tersebut. Apab organisasi tersebut bisa menyewa pembunuh bayaran, dia pasti memiliki nama di dunia bawah tanah. Randika mengerutkan dahinya dan bertanya, "Organisasi apa itu?" Pembunuh itu masih kesakitan dan berteriak, "Cabut jarumnya! Cabut!" Randika kemudian mencabut beberapa jarum dan pembunuh ini segera menarik napas bagai sudah keliling dunia. "Jadi, seperti apa itu Jeratan Neraka?" Pembunuh itu kemudian menatap Randika sambil tersenyum kecil, dengan napas terengah-engah dia mengatakan. "Sayangnya kau tidak akan pernah tahu." Randika merasakan firasat buruk ketika mendengarnya. Dialu menyalurkan tenaga dmnya ke tangannya dan memeriksa leher pembunuh itu. Dengan sentakkannya, pembunuh itu memuntahkan gigi palsu. "Kau sudah tembat!" Pembunuh itu tertawa keras sambil busa hitam keluar dari mulutnya. Tertawa terus menerus dan busa itu mi menutupi seluruh muka pembunuh tersebut. Kemudian dia terkapar di tanah dan tubuhnya menjadi kurus kering dan membusuk di depan Randika. Seth itu, tubuh ini hanya meninggalkan genangan darah saja! Randikalu mengambil gigi palsu yang dimuntahkan sebelumnya dan memeriksanya, "Racun asam super?" Hanya dengan setetes saja dari asam tersebut, seekor gajah saja bisa mati dan tubuhnya bisarut dm sekejap. Ini adh racun super. Agar tidak membocorkan informasi ketika ditangkap, racun seperti ini biasanya diberikan kepada pembunuh bayaran ataupun mata-mata. Ketika mereka tertangkap, mereka hanya perlu menggigit gigi palsu mereka itu dan mati tanpa memberitahu informasi apa pun. Yang lebih menjadi fokus Randika adh racun seperti ini sering dipakai oleh Bn Kegpan. Bn Kegpan memberikan racun ini kepada para bawahan Randika jadi dirinya paham benar. Hanya dm sekejap saja, pembunuh tersebut sudah menjadi genangan darah. Randika mengerutkan dahinya ketika berjn meninggalkan lokasi. Jeratan Neraka pasti ada hubungannya dengan Bn Kegpan. Apakah Bn Kegpan berhasil memanipsi Jeratan Neraka atau Bn Kegpan menyewa Jeratan Neraka untuk keperluan pribadinya? Semua masih teka-teki dan potongan informasinya masih kurang. Sambil memegang gigi palsu tersebut, dia segera menghancurkannya dengan bantuan tenaga dmnya. Untuk sekarang, dia harus mencari informasi mengenai Jeratan Neraka. "Bn Kegpan di mana dirimu?" Randika bergumam sambil dia berjn keluar dari gang itu. Dia merasa bahwa Bn Kegpan memantau dirinya dari dm kota Cendrawasih. Ketika dia hendak png, pintu samping gedung yang ada di sebhnya terbuka! Gedung itu adh sebuah bar. Dari dm sana keluar sesosok wanita yang jnnyapang-camping dan jatuh tepat di pelukan Randika! Chapter 33: Aku Suka dengan Perempuan yang Lebih Tua Chapter 33: Aku Suka dengan Perempuan yang Lebih Tua Sosok perempuan iningsung jatuh di pelukan Randika. Diangsung berusaha menopang perempuan ini yang kelihatannya mabuk berat karena kaki perempuan itu terlihat lemas. Seth merasakan beberapa detik dada perempuan itu yang menempel di perutnya, Randika segera berusaha membangunkannya. "Hei, hei, banguh!" Perempuan itu mendongak dengan sekuat tenaga dan seketika itu juga Randika terkejut melihat wajahnya. "Elva?" "Ah?" Randika terkejut melihat ''temannya'' ini. Elva memakai baju sexy bukan seragam biasanya jadi awalnya dia tidak menyadari ketika dia jatuh di pelukannya. Yang membuatnya heran, sh satu pentn dunia b diri seperti Elva mengapa bisa tampak lemah seperti ini? Elva sendiri merasa familiar dengan muka yang berusaha membantunya berdiri ini. Sebelum ini, Elva mengmi hari yang buruk dm pekerjaannya jadi dia datang ke bar untuk mabuk-mabukkan. Tanpa diduga, Elva menjadi sorotan beberapa preman di sana. Elva js tidak takut dengan mereka dan berusaha cuek. Tetapi minumannya yang dia minum ternyata th diberi obat! Ketika obatnya mi bekerja, para preman itu menghampirinya. Di bawah pengaruh obat ini, kekuatan Elva menjadi kurang dari 10%. Dia pun berusaha mencari pintu keluar sambil berhadapan dengan para preman tersebut. Yang menerjangnya lumayan banyak dan musik keras serta pencahayaan yang remang membuat dunia di sekitarnya seakan-akan berputar. Seth berhasil menghajar 2 orang, dia melihat ch danngsungri menuju luar gedung. Namun pada akhirnya dia tidak bisa mwan pengaruh obat tersebut dan kehngan tenaganya saat berjn di luar. Ternyata, orang yang dia tabrak itu kebetn adh Randika. Melihat Elva yang aduhai ini, pikiran Randika mi ke mana-mana. Dia segera menyeret Elva ke tempat aman sambil berpikiran kotor. Hmmm. Lumayan juga dia! Figur Elva sangat bagus terutama pinggangnya yang ramping yang sedang dia pegang. Pinggangnya terasa halus dan empuk. Tangan Randika tidak bisa tidak mencuri kesempatan di saat seperti ini, dia meremas dada Elva dan terkejut. "Wah bukannya dulu ini kecil? Ternyata boleh juga punyamu!" Tangan Randika yang meremas itu tidak bisa menggenggam seluruh dada Elva. Elva yang pandangannya kabur merasa bahwa dia th dipegang-pegang oleh orang yang membantunya. Dia tidak menahan rasa amarahnya dan berusaha mengembalikkan pandangannya. Seth berusaha keras ternyata dia mi sadar bahwa orang itu adh Randika. "Kau! Lepaskan aku!" Kata Elva dengan pn. Randika masih meremas-remas dadanya jadi desahan Elva ini gara-gara teknik dewanya atau pengaruh obat siapa yang tahu? "Ku aku melepasmu, yakin bisa berdiri? Kau akan terjatuh ke tanah." Kata Randika sambil tersenyum. "Yakin ingin aku melepasmu?" Mendengar ini Elva berusaha menjejakkan kakinya di tanah dan menyadari bahwa dia sudah tidak bertenaga. Jika bukan karena bantuan Randika, dia pasti sudah tergeletak di tanah. "Ku begitu, cepah pergi dari sini." Kata Elva dengan susah payah. Randika kembali berjngi. Elva tahu bahwa sekarang waktu adh kuncinya. Meskipun dia sudah lemas, dia masih bisa merasakan tangan Randika yang nakal itu. "Tolong berhenti menyentuhnya." Randika tidak telu peduli dengannya dan berkata sambil tersenyum. "Aku tidak tahu bahwa kau memiliki tubuh yang bagus apgi dadamu ini. Aku suka perempuan sepertimu, apakah lebih baik kita menjadi Teman Tapi Mesra (TTM)?" Kemudian tangan Randika kembali meremas Elva. "Berani-beraninya kau mkukan ini!" Elva merasa dirinya marah tetapi suaranya begitu pn jadi ancamannya itu tidak menakutkan sama sekali. "Jangan malu seperti itu. Baih aku tidak menyentuhmugi." Kata Randika sambil tersenyum nakal. "Aku sebenarnya suka dengan perempuan yang lebih tua. Tidak peduli aku yang di atas ataupun di bawah, aku bisa menjamin kepuasanmu. Jika kau tidak puas maka kau boleh tidak memanggilkugi. Jadi bagaimana? Apakah kita TTM?" Elva kehabisan napas. "Aku tidak sudi berteman denganmu, jika aku sudah pulih akan kupotong tanganmu itu!" Perempuan ini keras kep juga, sudah js dia tidak bisa apa-apa tanpa bantuanku ini mh dia mengancam memotong tanganku! "ngigi tolong, aku tidak mendengarmu." Randika kemudian menempelkan mukanya ke Elva. "Kau suka denganku? Jadi kau mau mengatakan bahwa kau mau menjadi TTM denganku bukan?" Hati Elva mengepal, dia benar-benar membenci pria ini tetapi dia yang sekarang tidak bisa apa-apa. Pada saat ini, sekumpn preman keluar dengan terburu-buru dari pintu samping bar. Mereka segera melihat bahwa mangsanya sedang dituntun oleh seorang pria. "Kak di depan! Jangan biarkan wanita itu kabur!" "Hei kau! Berhenti sekarang juga!" Para preman itu segera mengepung mereka berdua. "Hei kau, wanita itu adh teman kami." Randika mengecek situasi sambil terus menuntun Elva. Dia terlihat enggan menyerahkan Elva. "Kukatakan sekaligi, tinggalkan wanita itu atau kupatahkan kakimu!" Randika pura-pura takut, "Tunggu, tunggu, aku hanya menemukan perempuan ini di tanah tadi." "Aku tidak peduli dengan nasib burukmu ini, karena kau berusaha menyembunyikan wanita kami maka hari ini kau akan mati!" Preman itu segera mencabut pisaunya dan mengarahkannya kepada Randika. Randika yang masih sandiwara ini berkata dengan suara pn kepada Elva. "Bagaimana? Kau masih mau menjadi temanku?" Elva menatapnya dan tidak menjawab apa-apa. Bajingan ini memanfaatkan situasi ini untuk memerasnya? "Karena aku baik hati, aku akan memberikanmu 3 detik untuk pergi dari sini atau nyawamu benar-benar akan myang!" Melihat Randika yang masih tidakri, preman ini sudah tidak sabar dan mengancamnya sekaligi. "Ah!" Randika terlihat buru-buru dan meletakkan Elva di tanah. "Maafkan aku kawan, aku hanya tidak tega melihat perempuan cantik ini tergeletak tadi. Karena dia adh wanitamu, ambh kembali." Seth mengatakan itu, Randika berbalik dan hendak pergi. Elva tertegun. Bisa-bisanya pria itu meninggalkan dirinya. "Kau menyebut dirimu pria?" Teriak Elva dengan sekuat tenaganya. Randika yang masih membkangi Elva tersenyum. Berbalik, Randika berkata pada Elva. "Jadi kau sepakat?" "Apa yang kita sepakati?" Elva terlihat bingung. Randika pura-pura terlihat malu dan mengatakan, "Aku suka dengan perempuan yang lebih tua, jadi aku ingin menjadi TTM denganmu." Elva benar-benar kehabisan kata-kata dan para preman itu lebih terkejutgi. Pria ini masih sehat? "Cepat pergi atau kubunuh kau!" Preman itu mengancam kembali. Randika masih tidak mendapatkan jawaban dari Elva jadi dia hanya berdiri diam. Melihat Elva tidak menjawab, dia segera berbalik dan berniat untuk pergi. "Oke Aku setuju." Kata Elva dengan suara pn. Randikangsung tersenyum lebar. "Bagus! Aku tahu bahwa kau pasti setuju denganku." Lalu sambil disaksikan oleh para preman itu, Randika berjn kembali ke Elva, mengambilnya, dan berjn meninggalkan lokasi. Kau pikir kami pajangan? Para preman ini baru pertama kali melihat pria yang benar-benar ingin mati. "Berhenti kau bajingan!" Para preman itu segera mengepung Randika dan mengatakan, "Aku tidak peduli kau ini bodoh atau tidak, segera berikan wanita itu padaku atau kami akan membunuhmu!" Randika tampak bingung, "Kalian tadi tidak dengar?" "Dengar apa?" "Perempuan ini setuju berteman denganku." Randika kemudian menatap mereka dengan tatapan dingin. "Jadi perempuan ini adh milikku." "Mati saja kau!" Para preman sudah kehabisan kesabaran. Mereka menerjang maju hendak membunuh Randika. Namun Randika masih terlihat tenang dan tidak melepaskan Elva sama sekali. Dia hanya tertawa pahit ketika melihat para preman itu menerjang maju. Dengan mengandalkan satu sisi tubuh saja, Randika memukul dan menendang mereka hingga terpental. Elva kemudian dia lempar ke atas sesaat sedangkan Randika memanfaatkan momen ini untuk menghajar mereka. Di saat Elva kembali jatuh, Randika menangkapnya dan menggendongnya dengan kedua tangannya. Sekarang Elva berada di pelukan Randika dan Randika memintanya untuk berpengan erat di lehernya. Randikalu menangkap menangkap sh satu pisau dan mundur sngkah. Pisau yang digenggamnya segera dia lempar dan menancap di sh satu preman. Orang tersebutngsung terkapar di tanah. Kemudian Randika mengayunkan Elva dan membuat kakinya myang. Kaki indahnya itu mengenai wajah sh satu preman dan akhirnya terpental. Randikalu mengangkat kakinya dan menendang musuh yang ada di depannya. Dm sekejap, seluruh preman itu terkapar sedangkan Randika masih menikmati pelukan Elva. Randikalu mengerutkan dahinya. Tidak jauh dari tempat dia berdiri, sh satu preman berniat kabur. Tiba-tiba Randika mengambil sh satu pisau yang ada di tanah dan melemparnya dengan kuat. Gagang pisaunya itu mengenai kep orang yang hendak kabur itu. "Jika sh satu dari kalian berani kabur dariku, jangan shkan aku apab pisau yang kulempar berikutnya menancap di kep kalian." Teriak Randika. Seluruh preman yang terkapar ini gemetar ketakutan. Orang yang mereka hadapi bukan orang biasa dan mereka tidak bisa apa-apa. Bisa-bisanya mereka bertemu orang seperti ini? Elva yang masih berada di pelukan Randika masih dm posisi setengah sadar. Yang dia tahu hanyh Randika th menymatkannya. "Sekarang aku akan memberikan kalian tiga detik." Teriak Randika. "Dm hitungan ketiga, aku akan meminta kalian semua berdiri!" "Satu!" Para preman ini takut terhadap Randika dan dengan cepat mereka berdiri. "Dua!" Randikalu berkata dengan nada mengancam, "Jika kalian tidak berdiri di hitungan ketiga, akan kupatahkan kaki kalian." Para preman yang masih ragu-ragu untuk menuruti perintah Randikangsung berdiri tanpa banyak bicara. "Bagus!" Randika mengangguk puas. "Sekarang kalian semua lepaskan baju dana kalian!" "Ah?" Para preman ini tampak seperti orang bodoh. Lepas baju dana? Apa mereka tidak sh dengar? "Jangan membuatku mengatakannyagi! Cepat lepas!" Tatapan mata Randika kembali memancarkan aura membunuhnya. Melihat tatapan mata ini, para preman ini ketakutan dan mi melepas baju dana mereka. Tidakma kemudian, para preman ini berdiri hanya dengana dm mereka. Elva segera memalingkan wajahnya, tidak mau melihat pemandangan buruk ini. "Lepaskan sisanya." Kata Randika dengan santai. "Ah?" Kali ini para preman ini ragu-ragu. Bertnjang di tengah jn? Di mana mereka akan menaruh harga diri mereka seth ini? Di saat mereka ragu-ragu, Randika mengambil sh satu pisau di tanah dengan kakinya dan menendangnya. Pisau itu melesat di antara para preman ini dan tertancap di tembok hingga gagangnya saja yang tersisa. Apa-apaan barusan!? Semua preman ini terkejut dan mi melepasa dm mereka satu per satu. Dm sekejap para preman yang ditakuti masyarakat sedang berdiri tnjang di tengah jn. Randika mengangguk puas dan mengatakan, "Sekarang, aku ingin kalian berdiri di samping." Chapter 34: Malam Masih Panjang Chapter 34: Mm Masih Panjang "Sekarang aku minta kalian berbaris!" Para preman itu dengan cepat mematuhi Randika sambil menggigil kedinginan. "Lari keliling 3x dari sini hingga ke ujung jn." Kata Randika, "Siapapun yang tidak beri ataupun berusaha kabur, aku akan menggantung tnjang kalian di pintu bar ini sma 3 hari." "Ketika kalian beri jangan lupa untuk berteriak ''aku tnjang dan aku bangga'' setiap 10 detik." "PAHAM?" Teriak Randika. "Paham." Nyali para preman sudah menciut begitu p ''adik'' mereka yang kedinginan. "Sana cepatri!" Dengan begitu, semua preman ini berian dm barisan mereka sambil berteriak. "Aku tnjang dan aku bangga!" Saat mereka mencapai kerumunan orang yang ada di sisi jn, semua pejn kaki itu memiliki reaksi sendiri-sendiri. Ada yang terkejut, tertawa, bahkan ada yang memfoto mereka. "Aku tnjang dan aku bangga!" Para preman ini sudah ingin mengubur diri mereka. Namun ketika mereka menoleh ke bkang dan melihat tatapan tajam Randika, bisa-bisa mereka dikubur beneran. "Aku tnjang dan aku bangga!" Teriakan mereka semakin keras. Ketika mereka sudah mencapai ujung jn, teriakan mereka sudah tidak terdengar oleh Randika. Randikalu menaruh Elva di tanah dan mi merogoh-rogoh kantonga para preman itu. "Kau mencari apa?" Elva makin mendapatkan kesadarannya wupun masih lemas. Dia melihat tindakan jahil Randika kepada para preman itu. Dia benar-benar tidak bisa memahami jn pikir Randika. "Nyari uang." Randika bahkan tidak repot-repot menoleh. Dia memeriksa semua dompet dan mengambil seluruh uangnya. "Ha? Uang buat apa?" Elva nampak bingung. Apakah Randika kekurangan uang? Randika menoleh ke Elva dan tersenyum. "Bagaimana caranya aku membuka kamar ku tidak pakai uang?" Ketika mendengarnya Elva merasa malu dan marah. Bisa-bisanya bajingan ini masih berpikiran mesum. Ketika Randika hendak berdiri dan berjn menuju Elvagi, dia menyadari bahwa ada sebuah kotak di sh satu kantonga. Ternyata itu kondom. Seketika itu juga, mata Randika bersinar dan segera mengambilnya. Ketika Elva melihatnya, dia memalingkan wajahnya dengan jijik. "Hahaha wupun ukurannya agak kecil, kurasa 24 ronde buat kita cukup bukan?" Randika tertawa dan memasukkan kondom itu ke kantongnya dan menggendong kembali Elva. "Mm masih panjang, ayo kita buka kamar dan bersenang-senang!" Randika menggendong Elva dengan gembira dan menghng. "Dua kotak kondom untuk satu mm? Kau yakin tidak akan loyo?" Tanya Elva dengan muka bingung. Meskipun dia tidak ingin bersetubuh dengan pria ini, dia benar-benar tidak bisa apa-apa dan hanya bisa pasrah. Jadi dia hanya bisa menggertak dan berharap bahwa pria ini tidak akan benar-benar mkukannya. "Jangan khawatir, staminaku itu luar biasa dan ku hanya segitu bukan mash bagiku. Apakah kau merasa kurang sayangku?" Randika tertawa keras. "Kau akan mencintaiku seth 10 ronde nanti." Melihat gertakkannya tidak berhasil, Elva menjadi marah. "Ku kau berani menyentuhku, kupatahkan t kminmu nanti!" Randika tersenyum, "Hmm? Bagaimana kau akan mematahkannya? Dengan mulut kecilmu itu? Atau dengan jepitan mulut bawahmu?" Elva semakin jijik ketika mendengar lelucon mesum Randika terutama saat dia membahas mulut bawah tersebut. Oleh sebab itu dia benci semua pria. "Jangan khawatir, t milikku ini sangat keras ku sudah tegang." Lanjut Randika. Melihat kesuciannya terancam, Elva tidak memiliki pilihanin sin mrikan diri dari orang ini. Jadi dia mi meronta-ronta. "Maaf tapi kau harus diam dulu." Randika mi was-was, apakah pengaruh obat para preman itu akan hng? Randikalu segera mempercepatngkahnya sambil terus menggendong Elva dengan kedua tangannya. Di tengahrinya itu, Elva yang meronta-ronta itu melorot dari pegangannya dan dia pun membetulkannya. Ketika itu juga, tangannya secara tidak sengaja meremas dada Elva. Randika merasakan kelembutan bakpao di tangannya. "Luar biasa!" Randika tidak bisa berkata apa-apa sambil terus memandangi dada milik Elva. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menn ludahnya. "Aku semakin tertarik denganmu!" Sambil terus beri, dia melihat bahwa hotel sudah tidak jauh dari tempatnya. Elva merasa bahwa tubuhnya semakin panas ketika dia dipegang-pegang oleh Randika. Dia mi memeluk leher Randika, seakan-akan dia ingin Randika memainkan tubuhnya lebih kuatgi. "Gawat." Randika tersenyum pahit. Dirinya bukah orang mesum yang suka memamerkan hubungan intimnya di depan publik. "Badanku panas" Elva bergumam dan tangannya semakin mencengkram erat leher Randika. Sepertinya dia sudah memiliki tenaganya kembali tetapi pikirannya tidak dapat berpikir jernih akibat rangsangan Randika. Karena menggenggam erat leher Randika, bibir Elva berada di dadanya. Dia mi mencium dan menjti Randika. "Sin, foreymu boleh juga!" Randika sudah tidak sabar dan nafsu mi menguasainya. Elva kemudian mencium Randika. Kedua bibir mereka bertemu, dan Randika segera meledak. Randika berhenti beri dan memeluk erat Elva sambil memainkan lidah. Pada saat yang sama, orang-orang di jn melihat takjub pada mereka. Bisa-bisanya mereka berciuman sepanas itu di tempat terbuka. Orang-orang di Indonesia cukup cuek terhadap pnggaran norma asalkan tidak merugikan mereka tetapi mkukan ciuman ekstrim seperti itu di tengah jn? Pasangan itu cukup nekad. Elvalu merangkulkan kakinya di pinggang Randika dan Randika memegangi bokong indahnya itu. Merekalu berhenti di dinding sebuah toko sambil terus berciuman. Dari awal hingga akhir, lidah mereka tidak pernah berhenti dan begitu p tangan Randika. Seorang penatua melewati mereka berdua dan melihat aksi g pasangan muda tersebut. Diangsung menggelengkan kepnya. "Mau jadi apa negara ini ckckck." Randika tidak peduli dengan tatapan sinis semua orang. Dia merasa bahwa dirinya semakin tegang. Namun dia merasa tatapan tajam seseorang di bkangnya dan menoleh. Elva yang masih horny segera meminta kembali bibir Randika dan menciumnyagi. "Sayang mari kita tuntaskan ini." Randika tersenyum dan mi menyentuh bagian mulut bawah Elva. Namun, tiba-tiba Elva pingsan. Seketika itu juga mobil polisi menghampiri mereka berdua. "Hei kau! Keluarkan KTP-mu!" Sebuah suara yang tidak asing terdengar dari balik punggungnya. Randika menoleh dan terkejut. Ada apa hari ini? Kenapa semua cewek rasanya menginginkan dirinya hari ini? Polisi cantik kennnya yaitu Deviana juga terkejut. Orang ini bukannya pria yang ada di restoran kapan hari? Mengesampingkan keterkejutannya, Deviana kembali fokus. "Tunjukkan KTP-mu, aku mendapatkanporan bahwa ada sepasang kekasih yang menggunakan obat-obatan dan bermesraan di tempat umum." Randikalu menyandarkan Elva di dinding. Seketika itu juga, 3 orang polisiinnya yang masih berada di dm mobil melihat bahwa Elva sepertinya tidak sadarkan diri. Satu per satu dari mereka keluar dari mobil. "Hei bukankah kita teman?" Randika tersenyum dan meraih tangan kanannya Deviana. "Aku ingat bahwa aroma yang kau pancarkan sangat harum. Bolehkah aku menciumnyagi?" Melihat candaan Randika yang terdengar vulgar itu, Deviana merasa dirinya dipermalukan dan segera mengeluarkan borgol miliknya. "Aku tidak mengenalmu dan aku menduga kau memiliki obat-obatan terang. Ikut aku ke kantor!" "Dev, apakah orang ini tersangkanya?" Seorang polisikiki segera menghampiri mereka. "Berani sekali kau mnggar hukum? Kalian berdua tangkap dia." Randika menatap tajam ke arah ketiga polisi tersebut dan menyadari tatapan mesum mereka terhadap Elva. Randika mengh napas. Dengan santai dia mengatakan, "Kalian ini g atau apa? Apakah sh satu dari kalian melihat aku membawa ataupun memakai benda tersebut? Js-js aku sedang menggendong pacarku yang ngantuk ini ke rumahnya." "Pembohong!" Deviana menatap tajam Randika. "Laporan yang ada mengatakan kalian sedang berbuat hal-hal tidak senonoh di tengah jn dan ku aku lihat perempuan itu sekarang, js-js dia berada di bawah pengaruh obat. Sma kau bisa membuktikan hal ini di kantor, aku baru akan percaya kata-katamu." "Buat apa kau menjskan pada sampah masyarakat itu?" Kata temannya Deviana itu. Kedua polisiinnya segera menghampiri Randika. Sh satu dari mereka hendak menyentuh Elva tapi pergngan tangannya tiba-tiba dicengkram erat. Orang itu terkejut dan Randika berkata dengan nada dingin. "Jika kau berani menyentuhnya dengan tangan hinamu itu, akan kupotong habis tanganmu itu!" Polisi itu merinding ketika menatap tatapan tajam Randika. Dialu segera menghngkan perasaan takut itu. Dia adh penegak hukum yang sedang bekerja, buat apa dia takut dengan ancaman bocah ingusan seperti Randika? "Kau menghngi tugas dari seorang polisi. Apakah kau tahu akibatnya?" Polisi itu segera menarik kembali tangannya tetapi tidak bisa. Oleh karena itu, dia mengancam Randika. Randikalu melepaskan sekaligus mendorongnya hingga polisi itu jatuh. Devianangsung menegurnya. "Randika! Apa yang kaukukan!" "Wah ibu polwan akhirnya ingat namaku. Bukankah itu menandakan bahwa kita teman?" Kata Randika sambil tertawa. Deviana tidak bisa berkata apa-apa. "Berdasarkan hukum yang beku di negara ini, kami berhak membawa kembali orang yang diyakini mnggar hukum ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Jadi apab kami tidak memiliki bukti, maka kami tidak sembarangan menuduh orang. Karena kau th mendorong sh satu dari kami jadi kami harus membawamu bersama kami. Ketika kita tiba di kantor, barh kita bisa menentukan apakah kau bersh atau tidak." "Memangnya apa yang perlu kusampaikan?" Randika hanya menatap Deviana. Deviana ingin menjskan tapi dia tahu bahwa percuma berdebat dengan orang ini berdasarkan pengmannya di restoran jadi dia tahu harus memilih kata-katanya dengan baik. "Mengenai siapa perempuan itu, apa hubungan di antara kalian dan apa yang hendak kaukukan terhadap perempuan itu." Napas Deviana tampak sedikit terburu-buru. "Sayang sekali." Randika menggelengkan kepnya. "Aku tidak bisa beritahu namanya dan tadi kan sudah aku bng bahwa dia itu pacarku. Aku mau membawanya png ke rumah dan karena rumahnya itu telu jauh, aku bermaksud bermm di hotel depan sana." Randikalu melirik Deviana dengan tatapan mesum dan mengatakan, "Apakah kau juga ingin membuka kamar denganku?" Deviana benar-benar marah tetapi ketiga polisi yang mendengarnya jauh lebih marah. Sh satu polisi yang bernama Rohim berteriak. "Aku tidak bisa mendengar ocehanmu lebihmagi. Aku curiga bahwa perempuan ini th diberi obat-obatan terang. Jadi kau harus ikut dengan kami ke kantor untuk interogasi!" Chapter 35: Ares yang Bersembunyi Bukan Berarti Dia Tidak Berdaya Chapter 35: Ares yang Bersembunyi Bukan Berarti Dia Tidak Berdaya Seketika itu juga, Rohim dan kedua polisiinnya segera mengelilingi Randika. Randika hanya berdiri diam, sedangkan Deviana sudah tt untuk memperingati para rekannya. Kedua polisi itu, satu dari kanan satu dari kiri, menerjang ke arah Randika. Tapi mereka hanya bertemu dengan udara kosong. Randika tiba-tiba muncul di bkang sh satu dari mereka dan th mengambil borgol miliknya. Dialu memborgol sh satu tangan dari polisi tersebut. Randikalu mencengkram tangan tersebut kuat-kuat. Melihat hal itu, polisi satunya, yang masih bisa bergerak bebas, menerjang kembali ke arah Randika. Seketika itu juga, Randika dan polisi yang terborgol itu berputar sekali bagaikan mereka sedang menari. Randikalu memborgol tangan polisi satunya yang masih bebas tersebut. Dm sekejap, kedua polisi itu saling terborgol satu samain. Sh satu dari mereka tidak bisa bergerak dengan bebas karena tangannya berada di bkang punggungnya. Lalu mereka didorong oleh Randika dan terjatuh bersama, Randikalu berkata dengan tersenyum. "Dengan semuatihan yang kalian terima, apakah susah menangkap orang yang kalian sebut sampah masyarakat ini?" "Kau!" Deviana marah ketika mendengarnya. Namun, dia masih memiliki pemikiran yang tenang, dia segera mengambil kunci untuk melepaskan kedua rekannya itu. Diin sisi, Rohim sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dia menatap tajam ke Randika sambil mengatakan, "Mwan dan menyakiti polisi, kau dm mash besar bocah!" "Aku tidak mempunyai pemban apa-apa untukmu yang memiliki mata mesum itu." Kata Randika sambil menggelengkan kepnya. "Kau tahu bahwa aku hanya berjarak satu nomor saja dan seluruh kepolisian kota ini akan memburumu?" Bsnya. Randika tidak peduli dan berkata dengan nada tenang, "Aku tidak peduli, karena aku tidak bersh. Tapi jika kau ingin menuduhku sebagai teroris, maka akan kutunjukkan bagaimana teroris sebenarnya bertindak." Begitu Randika selesai berbicara, dia mengeluarkan sesuatu yang berhasil membuat semua orang di sana ketakutan sekaligus terkejut. Randika mengeluarkan sebuah pistol yang th diambilnya sebelumnya dari kedua polisi sebelumnya, wajahnya masih terlihat tenang sambil membidiknya ke arah Rohim. Deviana dan kedua polisiinnya merasa bahwa situasi menjadi gawat. Tetapi, Randika tiba-tiba melemparkan pistol tersebut ke tanah sambil mengatakan, "Lain kali jangan menuduh sembarangan dan merepotkan orangin. Jika kalian menangkap, pastikan membawa surat penangkapan ataupun bukti yang kuat." Seth mengatakan semua itu, Randika sudah ms untuk berurusan dengan merekagi. Ketika dia hendak menggendong Elvagi, Rohim merasa dirinya terhina dan mengeluarkan pistol miliknya dan membidik punggung Randika! "Kau akan ikut dengan kami!" Kata Rohim dengan muka serius. "Pak Rohim!" Deviana terkejut. Meskipun dia membenci Randika, Randika tidak terbukti bersh. Tetapi sekarang sh satu rekannya membidik orang awam, ini tidak mencerminkan perku dari penegak hukum. "Pak Rohim tolong letakkan pistol bapak! Kita tidak berkerja dengan cara seperti ini!" Teriak Deviana. "Kau diam saja dan tidak perlu khawatir!" Rohim sudah tidak punya kesabaran. Sma dia bekerja puluhan tahun, dia belum merasa terhina seperti sekarang. Dia ingin memberi pjaran kepada Randika bahwa martabat polisi bukah sebuah permainan. Muka Randika terlihat ms. Dia sudah tidak ingin mencari gara-gara tetapi pihakin ingin meneruskan mash ini. Apakah mereka belum pernah menyaksikan amarah seorang dewa? Randika pehan membalikkan badannya dan berkata dengan pn, "Ku aku tidak mau?" "Tidak mau?" Rohim tertawa. "Aku memerintahkanmu untuk ikut kita sekarang! Jangan anggap remeh kami para penegak hukum!" Rohim terus membidik Randika dengan pistolnya. "Lagip, kauri pun tidak akan lebih cepat daripada peluruku ini." Randika tertawa mendengarnya. Anjing tetah anjing, mereka hanya bisa menggonggong. Ares th ditantang! "Kau yakin dengan perkataanmu?" Randika menatapnya dengan remeh. "Kau yakin bisa menakutiku hanya dengan sebuah pistol? Jangan pernah lupa bahwa anjing hanya bisa menggonggong." Rohim merasa firasat buruk tetapi pistol di tangannya membuat dirinya tidak cemas terhadap apa pun. Deviana dan kedua polisiinnya sudah merasa ketakutan. Mengapa situasinya berkembang seperti ini? Randika menggelengkan kepnya. "Ku begitu tembak saja, kita lihat seberapa cepat pelurumu itu!" "Pak Rohim jangan!" Teriak Deviana. Rohim merasa muak dengan muka meremehkan Randika. Dia merasa ingin membunuh bajingan tengik ini. "Kenapa? Tidak punya keberanian untuk menembaknya kah?" Kata Randika sambil menyeringai. "Memang benar ku anjing menggonggong dia hanya sok kuat tetapi aslinya dia ketakutan." "Mati kau!" Rohim sudah tidak kuatgi. Dia akan membunuh pria ini! Tetapi, sebelum suara ptuk terdengar, dia merasa hembusan angin kuat dan detik berikutnya dia menarik ptuknya dan menembak. Klik! Deviana terkejut tetapi Rohim lebih terkejutgi terhadap kejadian yang menimpanya. Tidak ada peluru yang keluar! "Mencari pelurumu?" Randika memecah keheningan dan seketika itu juga dia menjatuhkan peluru yang ada di tangannya. Rohim benar-benar terkejut dan tidak sempat menoleh ke arah Randika. Bagaimana bisa pistolnya tidak ada peluru? Dia js-js ingat bahwa pistolnya ada isinya. Deviana dan kedua polisiinnya terkejut ketika melihat peluru yang dijatuhkan oleh Randika. Mereka kebingungan, bagaimana bisa orang mengeluarkan peluru dari pistol dm sekejap? Yang mengejutkannyagi adh pistolnya masih dipegang oleh Pak Rohim. Detik berikutnya, Randika sudah berada di depan Rohim yang kebingungan dan mengangkat orang tersebut dengan tangannya. Deviana dan kedua polisiinnya masih belum bertindak. Randika membuka paksa mulut Rohim dengan tangan kirinya dan tangan kanannya memegang sebuah peluru dan hendak menyuruhnya mennnya! Ketika dewa perang dunia bawah tanah ini marah, seribu mayat pun tidak akan berhasil menghngkan amarahnya! Kata-kata itu tidak dilebih-lebihkan. Ketika dia di luar negeri, ketika orang mendengar nama Ares maka orang-orang akan menghindari dirinya. Tetapi sekarang, di Indonesia tempat khirannya, nama Ares tidak ditakuti bahkan ada yang berani menantangnya! Bukan berarti Ares yang sedang bersembunyi adh Ares yang tidak berdaya, dia hanya sedang melindungi dirinya dengan tidak berbuat apa-apa. Deviana dan kedua polisiinnya menatap tajam Randika. Randika th memasukkan peluru itu ke dm mulut rekan mereka dan memaksanya untuk mennnya dengan menutup jalur udaranya! Benar, Rohim dipaksa untuk menn sebuah peluru! Kedua polisi itu benar-benar ketakutan dan kaki mereka gemetar. Melihat wajah marah Randika, mereka berdua semakin merinding. Apakah dia masih manusia? Devianangsung berteriak kepada Randika. "Randika hentikan! Dia bisa mati!" Randika tidak berhenti. Jika dia sebelumnya tidak diberi kesempatan maka dia tidak akan memberikan kesempatan untukwannya. Jika dia tidak menghormatiku, jangan harap dapat penghormatan dariku. Apgi, pria ini hendak membunuhnya tadi. Rohim menatap mata Randika dan terus meronta-ronta. Dia benar-benar ketakutan sekarang. Ketika dia berusaha mati-matian menutup mulutnya, Randika mencekik lehernya dan dia terpaksa membuka mulutnya. Sekarang jalur pernapasannya ditutup dan dia dipaksa mennnya. Sekarang, dia sudah menn 2 buah peluru dan dia merasa tidak bisa bernapas dengan benar. Melihat pada tangan Randika, masih ada sekitar 5 pelurugi. Rasa putus asa dan tidak berdaya terpampang js di mukanya! Bisa-bisanya situasinya menjadi seperti ini. Pria di hadapannya ini benar-benar setan. Rohim sudah meskan air mata sambil minta ampun tapi muka Randika tidak berubah sedikit pun. Rohim segera menoleh ke arah rekan-rekannya dan meminta tolong sambil menangis. Jika dia menn peluru itu sekaligi ataupun peluru yang sudah ditnnya tidak segera dikeluarkan maka dia akan mati! Deviana benar-benar cemas dengan situasi ini, dia segera menghampiri Randika untuk menghentikan semua ini. Chapter 36: Menginap Satu Malam Chapter 36: Menginap Satu Mm Ketika Randika hendak memasukkan peluru ke-3 itu ke mulut Rohim, tangan kanannya ditarik oleh seseorang. Ketika dia menoleh, ternyata itu adh Deviana yang sudah berurai air mata di wajahnya. "Randika jika kau teruskanmama dia akan mati!" Deviana menangis, karena bagaimanapun juga Rohim adh atasannya. Meskipun cara yang dipakai Rohim terlihat sh ketika meminta Randika kembali ke kantor bersama mereka, apab menyangkut kesmatan masyarakat, seluruh penegak hukum tidak akan takut apa pun demi menegakkan hukum dan mencegah hal buruk terjadi. "Bukankah tadi itu adh penyhgunaan kekuasaan?" Kata Randika sambil menyeringai. "Sekarang karena sudah tidak berdaya, dia merengek minta ampun? Ku aku tidak mengeluarkan peluru itu sebelumnya, maka peluru itu sudah bersarang di tubuhku!" "Aku tahu itu dan kami minta maaf." Deviana terus menangis sambil menggigit bibirnya. Randika memperhatikan wajah cantik Deviana yang bergelimang air mata itu. Dia merasa hatinya melunak ketika melihatnya. Dialu memperhatikan muka pucat Rohim dan melemparkannya kepada kedua polisiinnya itu. "Kukembalikan teman mesummu itu." Randikalu berjn dan menggendong Elva. "Untuk peluru yang sudah dia tn, segera bawa dia ke rumah sakit dan dia akan smat." Kedua polisi tersebut dan Deviana tidak berkata apa-apa dan segera membawa Rohim ke mobil mereka. Merekangsung menuju rumah sakit. Di sisiin, Randika sudah sampai di hotel sambil menggendong Elva di kedua tangannya. "Smat mm tuan, apakah ada yang bisa kami bantu?" Resepsionis hotel menyambut Randika dengan senyuman wupun Randika masuk sambil menggendong Elva. "Kami mau memesan kamar untuk satu mm." "Pertama-tama saya minta KTP tuan dan kami akan segera memprosesnya." Randikalu meletakkan Elva di sofa dan berusaha mengambil dompet di sakuanya. Namun sakuanya terasa penuh dan dia memutuskan untuk mengeluarkan semua benda itu terlebih dahulu. Di depan resepsionis ini, Randika menaruh kotak kondom-kondomnya di meja bahkan ada yang terjatuh dan isinya sampai keluar. Randika mengintip perempuan itu dan melihat keterkejutan di mukanya. Kenapa pria ini punya banyak sekali kondom? Meskipun kita sama-sama dewasa dan kita tahu bahwa arti dari menginap semm, bisa-bisanya pria ini membawa kondom segitu banyaknya? Randikalu memecah keheningan dengan tertawa dan resepsionis ini segera sadar kembali. "Hahaha Maaf." Randika tidak malu sama sekali. "Sebelumnya temanku itu sudah sangat antusias dan kami tenjur membelinya telu banyak." "Aku mengerti tuan." Perempuan itu berusaha tetap tersenyum. Seth itu, Randika menyadari bahwa dia lupa membawa dompet. Sebelumnya dia mengejar pembunuh itu dengan terburu-buru dan dia tidak membawa apa-apa dengannya. "Maaf, aku lupa membawa dompet." Kata Randika kepada resepsionis tersebut. Lalu, di bawah tatapan tajam resepsionis itu, Randika mencari-cari dompet di tubuh Elva. Hei aku tidak berbuat mesum, aku hanya sedang mencari dompetnya! Randikalu menyadari bahwa Elva sedang memakai gaun pesta mini dress dan tidak ada kantongnya sama sekali. Lalu dia berpikir karena sebelumnya Elva berada di bar, bagaimana dia akan membayar tagihannya? Lalu dia teringat ketika dirinya berciuman panas dengan Elva sebelumnya, dia merasakan sesuatu yang keras di pantat Elva, apakah itu dompetnya? Lalu diam-diam dia mengeceknya dan menemukan dompet tersebut. Dia berusaha terlihat tenang meskipun tatapan mata resepsionis itu menusuknya. Randikalu memberikan KTP milik Elva dan tidakma kemudian kamar mereka th siap. "Ini kunci kamar Anda tuan. Smat menikmati mm hari ini." Mendengar perkataan itu, Randika tersenyum dan berjn menuju lift. Ketika dia masuk, dia segera menidurkan Elva di ranjang. "Kau berhutang budi padaku kali ini." Randika menatap Elva yang masih tidak sadarkan diri dan menanggalkan pakaiannya. Tidakma kemudian, bagian atas Elva hanya tertutup oleh beha putihnya. Luar biasa! Randika tidak bisa menahan diri untuk tidak menn air liurnya. Dada wanita ini besar, sama seperti istrinya dan Viona. Melihat Elva yang tidak sadarkan diri itu, Randika secara tidak sadar menjulurkan tangannya dan meremasnya. Keempukan yang luar biasa itu segera dia rasakan. Ketika dadanya dipegang, Elva membuka matanya sedikit dan memeluk erat Randika. Asyik! Aku tidak tahu bahwa kau masih ingin mnjutkannya. Merasa bahwa dirinya th diundang, Randika tidak sungkan dan meremasnya beberapa kaligi. "Ketika waktunya tiba, aku akan meminta hutang ini dibayar lunas." Namun secara tiba-tiba, wajah Elva menjadi pucat pasi dan tubuhnya mi kejang-kejang. "Gawat!" Randika terkejut. Sebelumnya dia sudah menekan titik-titik tubuh akupuntur Elva ketika mereka bermesraan di jn sebelumnya. Dengan bantuan tenaga dmnya juga, dia th menghentikan penyebaran obat yang th dia terima dari para preman itu. Namun, rupanya tenaga dm Randika tersalurkan telu banyak dan membuat tubuh Elva terguncang. Begitu ini terjadi, mustahil untuk disembuhkan. Hanya ada satu cara untuk menymatkan Elva dan dirinya. Elva merupakan sh satu anggota Arwah Garuda, jadi apab perempuan ini mati karena dirinya, bisa-bisa terjadi keributan yang tidak perlu. Tanpa ragu-ragugi, Randika segera mencopota pendek ketat yang dipakai Elva di balik gaunnya dan sepasang paha putih yang mulus menyambutnya. "Aku tidak menyangka ada sisi kekanak-kanakkan di dirimu." Randika melihata dm doraemon yang dipakai Elva dan sedikit tertawa karenanya. Di saat yang sama, Randika juga melepas baju dananya. Seluruh otot kekarnya dan luka-lukanya terekspos. Dia perlu menggunakan tenaga dmnya yang murni ini untuk menymatkan Elva. Semakin pori-pori tubuh yang terbuka, semakin bagus. Ketika semuanya sudah siap, dia segera menancapkan jarum akupuntur untuk menjaga detak jantung Elva. Kemudian dia menancapkan beberapa jarum sekaligus menaruh tangannya di dada Elva! Bukan waktunya untuk dirinya terpesona dengan keempukan dada Elva. Tenaga dmnya yang berada di tubuh Elva segera mengalir kembali ke tubuhnya dengan cepat. Tiba-tiba, Elva meresponnya dengan suara desahan yang cukup erotis. Tangan kanan Randika masih terus menancapkan jarum di titik-titik tertentu pada tubuh Elva. Karena serangkaian tindakan Randika ini, Elva mi memancarkan asap berwarna pink dari tubuhnya. Asap-asap pink ini dipaksa keluar oleh Randika. Mereka keluar dari pori-pori tubuh Elva dan menyebar ke seluruh ruangan. Kamar yang terang ini segera dipenuhi asap berwarna pink ini. Karena proses penyembuhan ini, seluruh tubuh Randika sekarang dipenuhi oleh tenaga dmnya. Muka Randika terlihat penuh konsentrasi. Ketika dia mengangkat tangan kirinya dari dada Elva, dia menepuk pn dada itu dan tiba-tiba Elva tidur telungkup dengan sendirinya. Tangan kirinya sekarang diletakkannya di punggung Elva dan tangan kanannya masih menusukkan beberapa jarumgi. Kecepatan asap pink yang keluar dari tubuh Elva tersebut mi berkurang dan rona wajahnya kembali menjadi normal. Seth beberapa saat, Elva terlihat bernapas kembali dengan normal. Kemudian Randika mendudukkan Elva dan mi mencabuti jarum-jarumnya. Melihat bahwa Elva sudah kembali normal, Randika bernapas lega. "Aku mengharapkan imbn yang sepadan!" Asap pink di kamar ini juga pehan mi hng. Randikalu beristirahat di samping Elva dan tidak perlu menunggu waktuma untuk dirinya mengantuk. Sebelum dia tertidur, dia memastikan bahwa Elva sudah tertidur dengan ps. Butuh beberapa waktu untuk perempuan itu agar tersadar kembali jadi dia tidak perlu khawatir ketika tidur di sampingnya. Lalu ketika dia menutup matanya, dia melupakan sesuatu. Mereka berdua hanya memakaia dm! Dia bisa-bisa dibunuh Elva ku dia terbangun dengan keadaan mereka seperti ini. Dia segera melompat berdiri dan mi berpakaian. Seth itu, dia berusaha memakaikan Elva gaunnya dana ketatnya. Ketika dia selesai memakaikannya, paha mulus dan dada empuk itu tertutupgi. Dia merasa sayang ku dia tidak melihatnya sekaligi dan dia melonggarkan gaun tersebut hingga ke perut. Dia ingin merasakan keempukkan itu sekaligi. Ketika tangannya hendak meraih kegembiraannya itu, bel kamarnya berbunyi. "Ha? Siapa?" Randika segera waspada. Apakah anggota Jeratan Nerakainnya th menemukan dirinya? Randika segera menempelkan telinganya pada tembok dan berusaha mendengarkan suara apa saja yang bisa dia tangkap. "Iya siapa?" Teriak Randika. Namun tidak ada jawaban dari pihak luar meskipun suara bel itu tidak berhenti. Randika mi waspada. Dia memancarkan aura membunuhnya ketika dia berjn menuju pintu. Chapter 37: Tunggu Saja Pembalasanku! Chapter 37: Tunggu Saja Pembsanku! Ketika Randika membuka pintunya dia disambut oleh sosok yang tidak terduga. Dia adh Inggrid! Bagaimana bisa istrinya itu ada di tempat ini? Ketika melihat Randika yang ada di balik pintu, Inggrid bernapas lega. Dia pada saat itu hanya melihat Randika yang mengejar pembunuh tanpa bisa berbuat apa-apa. Karena khawatir akan kesmatan Randika, dia memutuskan untuk mengejarnya bersama Ibu Ipah. Dengan bantuan Ibu Ipah, mcak pergerakan Randika hanyh mash sepele. Mereka juga mengikuti petunjuk berupa para preman yang berian sambil tnjang. Di dunia ini, mungkin hanya Randika yang memiliki keberanian dan ide absurd seperti itu hingga dapat memaksa para preman itu. Ketika mereka melihat Randika menggendong seorang wanita ke arah hotel, hati Inggrid sedikit terasa sakit. Seth meminta nomor kamar Randika di resepsionis, dia segera menuju kamar tersebut. Randika masih terkejut di balik pintu sedangkan Inggrid ingin mendobraknya. Ketika Inggrid hendak masuk, Randika mencegahnya. "Istriku yang cantik kenapa kau ada di sini?" Kata Randika dengan senyuman canggung. Inggrid merasa ada yang aneh dan tetap berusaha masuk. Dia menggocek ke kanan dan ke kiri tetapi tetap tertahan oleh Randika. "Bukannya kau sedang mengejar orang tadi? Ngapain kau di sini sekarang?" Nada Inggrid terdengar dingin. Dia slu merasa bahwa Randika orang tidak tahu diri dan teraneh yang pernah ditemuinya tetapi dia masih tidak mau mempercayai bahwa Randika adh orang yang suka selingkuh. Sepasang lki dan perempuan berjn menuju hotel berdua, orang bodoh pun tahu apa yang akan merekakukan di dm. Randikalu memberitahu bahwa dia ingin istirahat dulu sebelum png karena rumahnya jauh dan sudah mengejar pembunuh itu cukupma. Inggrid benar-benar tidak percaya dengan perkataan Randika. Dia melihat dengan mata kepnya sendiri bahwa Randika menggendong seorang wanita ketika mereka masuk ke dm hotel. "Yah begith ceritanya haha!" Randika memaksakan diri untuk tertawa. "Ku begitu aku akan Ah!" Ketika perhatian Randika sedikit teralihkan, Inggrid segera mendorong Randika dan masuk secara paksa! Gawat. Ini benar-benar gawat! Randika tersenyum pahit melihat adegan ini. Inggrid th melihat Elva yang gaunnya sedang terbuka dan menampilkan behanya yang putih itu. Dia benar-benar terkejut dengan kenyataan ini dan sebenarnya berharap bahwa matanya tadi menipunya. "Hmm.." Inggrid mendengus dingin dan berjn balik menuju pintu. Sesuai dugaanku pria ini hanya pria mesum dan memikirkan dirinya, pikirnya. Hati Inggrid sekarang sedang mengmi gejk batin. Dia tahu bahwa hubungan mereka hanyh kawin kontrak dan akan berakhir dm 3 bn. Lalu kenapa dirinya merasa hatinya sakit ketika dia melihat Randika hendak mkukannya dengan wanitain? Kenapa dia sebelumnya peduli dengan pria semacam ini yang bermain di bkangnya? Inggrid merasa muak dengan semua ini jadi dia ingin segera keluar dari sini. Namun, sekarang dia dicegah oleh Randika. "Minggir!" Teriak Inggrid. "Tunggu!" Randikangsung mencegah Inggrid yang hendak keluar itu. Permainan menggocek kembali terjadi. "Inggrid tunggu dan dengarkan aku." Ku Randika menjskan hal ini sambil bercanda mungkin Inggrid benar-benar akan meninggalkannya. Akhir-akhir ini, dia merasa bahwa hati Inggrid sudah mi terbuka untuk dirinya. Terutama seth percobaan pembunuhan di rumah mereka itu. Dengan datangnya Inggrid ke tempatnya ini merupakan bukti tak terbantahkan bahwa dirinya sudah menjadi orang penting di hidup istrinya itu. Yang terpenting sekarang adh menjskan bahwa situasi yang tampak erotis ini hanyh sebuah pertolongan yang dibutuhkan untuk menymatkan wanita yang setengah tnjang tersebut. Randika benar-benar ingin menangis sekarang. Dia sebelumnya tidak mendapatkan apa-apa ketika bersama Elva sekarang istrinya hendak meninggalkannya. "Jsin apa?" Inggrid berteriak keras pada Randika. "Aku tidak peduli kamu mau berbuat apa dengan wanita itu!" "Tenanh, ini semua tidak seperti yang kau bayangkan." Randika segera menampar dirinya sendiri, dia merasa th berbuat sesuatu yang sangat buruk terhadap istrinya itu. "Apa? Kau ingin memamerkan hubunganmu dengan wanita itu di depanku?" Entah kenapa kali ini, suaranya terdengar serak. "Istriku Aku mohon dengarkan aku." Randika benar-benar memohon kepada Inggrid. "Siapa yang kau sebut istri?" Inggrid memalingkan wajahnya. "Ingat hubungan kita ini terjalin cuma karena kontrak, kita akan berpisah dm 3 bn!" Inggridlu mengangkat kakinya dan menginjak keras kaki Randika. Karena Randika sibuk dengan kakinya yang sakit, Inggrid segera meninggalkan ruangan terkutuk itu. Melihat Inggrid yang berjn keluar itu, hati Randika terasa sakit. Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Bukankah awalnya dia sedang mengejar pembunuh dari Jeratan Nerakalu tiba-tiba bertemu dengan Elva yang th diberi obat? Lalu karena suatu san dia bertemu Deviana dan sekarang seth menymatkan hidup Elva, istrinya mh mengira dirinya selingkuh? Akhirnya, seth beberapa saat terdiam, Randika mengh napas. Dia hanya menyhkan ketampanan dirinya itu dan para perempuan yang klepek-klepek karena pesonanya itu. ''Yah nanti aku akan jskangi saat tiba di rumah.'' Pikirnya. Lagip, mereka tinggal seatap dan agar dirinya tidak diusir dan untuk menymatkan citranya, dia harus menjskan situasi ini dengan sejs mungkin. Menutup pintu kamarnya, Randika kembali menuju tempat tidur. Seharusnya efek obat dm tubuh Elva sudah hng sekarang dan seharusnya dia sudah bangun sekarang. Namun, di tempat tidur tidak ada siapa-siapa. Di saat Randika terkejut, sebuah bayangan sudah menerjang turun ke arah kep Randika. Tanpa peringatan apa-apa dia hendak memukul Randika! Namun, reaksi Randika jauh lebih cepat. Diangsung mengk dan mencengkram erat pergngan tangan bayangan tersebut. Dialu menariknya jatuh! Namun, bayangan tersebut sangah lentur. Dia memanfaatkan momentum jatuh tersebut untuk bersalto di udara dan menerkam punggung Randika. Keempukan dada perempuan itu menempel dan kaki panjangnya yang mulus itu mengapit leher Randika. "Kau sudah g apa?" Sambil berteriak pada Elva, dia masih sempat menikmati dan menggigit kecil paha putih itu. Merasa bahwa Randika mh memanfaatkan keadaan ini untuk aji mumpung, dia segera melepas pelukan mautnya itu. Namun, Randika segera mengunci sh satu kaki Elva dengan sh satu lengannya. Elva berusaha mrikan diri tapi tidak bisa. "Kau harusnya berterima kasih padaku bukan menyerangku!" Randika mengerutkan dahinya. Melihat pria paling dibencinya di dunia ini, dia segera mengangkat tangan kanannya untuk menghajar pria itu. Namun tangannya mh tertangkap dan posisinya menjadi canggung. Elvalu menganalisa situasinya sambil terus memberikan tatapan tajam, dialu mengangkat tangan kirinya dan memukul ke arah kep Randika. Melihat Elva yang terdiam beberapa saat, Randika juga sudah mengetahui bahwa perempuan ini tidak akan menyerah. Dialu berdiri sambil menggenggam erat kedua kaki Elva dengan capitan lengannya itu. Dengan begini, Elva tidak bisa menggapai Randika sama sekali. Elva, yang merasa posisinya sudah skak mat, berhenti mwan dan terdiam. "Kau g atau apa?" Melihat Elva, Randika masih sedikit jengkel. Dia sudah susah payah menymatkan hidup perempuan itu, sekarang mh dia menyerang dirinya tanpa berkata apa-apa. Apakah dia lupa momen panas mereka? Dan mana imbnku karena th menymatkanmu? "Huh!" Elva merasa muak ketika melihat muka Randika. Ketika dia terbangun tadi, gaun yang dipakainya th terlipat dan memperlihatkan dadanya. Cna pendek ketatnya yang dia pakai di balik gaunnya ternyata terpakai terbalik. Hanya ada satu penjsan logis. Ketika dia tidak sadarkan diri, Randika pasti th berbuat tidak senonoh terhadap dirinya! Terlebihgi, ruangan ini nampak seperti kamar sebuah hotel. Jadi Randika pasti th berbuat aneh-aneh terhadap dirinya. "Apa yang kamukukan padaku saat aku tidak sadarkan diri?" Tanya Elva dengan tatapan dingin. Randika terkejut, bajingan berarti kau ingin memukulku hanya karena itu? Kenapa tidak berbicara dengan kep dingin saja? "Aku cuma membantumu mengeluarkan obat para preman itu keluar dari tubuhmu itu!" Senyum canggung naik di wajahnya. "Ku tidak, kenapa kau merasa enakan sekarang?" "Bukan itu inti permashannya!" Elva melihat senyum canggung Randika itu dan mengamuk. "Bukankah itu saja yang terpenting?" Randika pura-pura kaget. Seth berpikir beberapa saat, dia mengatakan. "Apakah kau mau tahu ku aku suka doraemon atau tidak?" "Kurang ajar!" Ketika mendengarnya, dia ingin menampar Randika tetapi dia tidak bisa bergerak. Dia memaki-maki Randika sambil mengutuknya dengan tatapan matanya. Dasar pria tidak tahu diri! Aku akan membs perbuatanmu! Randika hanya bisa tersenyum pahit, sebagai seorang pria dia tidak bisa melewatkan kesempatan emas seperti itu. "Jika kau tidak segera diam, aku akan tunjukan apa saja yang kkukan tadi." Randika tersenyum nakal padanya. Posisi mereka sekarang terlihat canggung, intinya Randika memeluk erat kakinya Elva. Elva tidak bisa bergerak karena pahanya th dirangkul oleh Randika. Randika hanya perlu membenamkan kepnya di antara paha Elva dan itu sudah cukup untuk menyulut api peperangan. "Kau!" Elva menatapnya tajam. Randika tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengh napas. Kenapa gadis ini begitu naif? Seorang Ares takut dengan ancaman manusia? Dirinya semakin tertantang untuk mkukannya. Seketika itu juga, bukannya membenamkan kepnya tetapi Randika menurunkan posisi Elva hingga wajah mereka berhadap-hadapan. "Kau!" Elva merasa malu sekaligus marah. Karena wajah Randika ada di hadapannya, dia segera memalingkan wajahnya. Percuma untuk memalingkan wajah, dia sudah merasakan bahwa hidung Randika sudah menempel di wajahnya dan turun ke lehernya. "Sungguh leher yang menggoda..." Randikalu menjtinya! Elva merasa jijik dan menutup matanya. Dia berusaha menahan rasa malu ini. Randikalu berbisik di telinganya. "Telinga yang kelihatan lezat..." Dialu menggigit telinga Elva dan suara desahan yang imut keluar dari mulut Elva. Elva merasa tubuhnya akan dinodai seluruhnya jadi dia berusaha melepaskan diri. Namun usahanya percuma, dirinya sedang dipeluk oleh sh satu orang terkuat di dunia jadi dia tidak bisa mwan sama sekali. Elva hanya bisa memendam amarah ini dan memaki-maki Randika dm hatinya. Bahkan orang-orang di Arwah Garuda tidak berani melecehkannya seperti ini. "Hmm? Mulut berkata tidak tapi tubuhmu berkata cukup jujur." Randika menyadari di bagian dadanya ada yang mengeras dan suara napas Elva semakin berat. Berarti titik erotis Elva berada di telinga itu th merespon dirinya. Dia sendiri tidak bisa mengontrol miliknyagi. "Jika kau tidak melepaskan aku, aku akan memburumu seumur hidupku! Seluruh Arwah Garuda akan menghantui hidupmu!" Teriak Elva. Sejujurnya, ancaman ini tidak berguna di depan Randika. Arwah Garuda menghantui dirinya? Para bawahan milik Randika jauh lebih kuat daripada mereka, jadi kenapa perlu takut? "Angsa putihku yang cantik ternyata tidak mau lepas dariku?" Randika terus menyerang telinga Elva. "Apakah kau ingin bersamaku hingga ujung bumi?" "Kau!" Elva ingin memberontak tapi telinganya slu digigit ataupun disebul, jadi kekuatan tubuhnya menghng. Dia merasa malu karenanya. "Sudah jujur saja, meskipun mukamu biasa saja, dadamu biasa saja, pantatmu kurang semok, kulitmu kh mulus dan kakimu kh panjang, aku tetap menerimamu dengan senang hati." Kata Randika sambil tertawa. "Mimpi!" Elva sekarang diserang secara verbal juga, ini membuatnya lebih marahgi. Randika tiba-tiba teringat akan jam dan istrinya yang masih ngambek di rumah. Dia merasa sudah cukup main-mainnya dan melepas Elva dari pelukannya. Elva yang terkejut hampir saja terjatuh. Seth membenarkan pakaiannya, Elva menyadari bahwa Randika sudah ada di depan pintu dan dia berkata pada dirinya. "Lain kali, aku akan berpikir dua kali sebelum menymatkanmu. Aku membuka baju danamu bukan karena aku memiliki pikiran aneh-aneh. Pilihannya hanya mkukan itu dan menymatkanmu atau melihatmu mati overdosis." Wajah Elva masih dipenuhi api amarah. Diangsung memasang kuda-kuda menyerangnya dan hendak menerjang Randika. Namun, dia dihentikan oleh kata-kata Randika, "Serang aku sekaligi maka aku akan menganggapmu ancaman." Ketika aura yang dipancarkan Randika keluar, Elva memilih untuk memandam rasa amarahnya itu. "Huh!" Kemudian Elva membalikkan badannya dan melompat sambil mengambil semua barangnya di tempat tidur. "Tunggu saja pembsanku!" Kata Elva dengan nada tidak enak didengar. Dialu melompat keluar dari jend! Saking marahnya, Elva tidak mau menyentuh apa yang Randika sentuh dan keluar dari jend. Randika hanya geleng-geleng ketika melihatnya. Perempuan itu benar-benar berpikiran dangkal. Menunggu bsannya? Ku perempuan itu berani menyerangnyagi, dia tidak segan-segan memberinya pjaran. Lagip mereka berdua adh sama-sama ahli b diri jadi sedikit luka bukah suatu mash. Sekarang karena Elva sudah tidak ada, Randika tidak perlumamagi di hotel ini. Dia masih harus menjskan situasinya ke istrinya yang sedang ngambek di rumah. Ketika dia berjn hendak png ke rumahnya, dia melirik kembali ke bar sebelumnya. Ternyata, dia melihat sesosok orang yang dikenalnya dan mengintipnya dari luar. Chapter 38: Sini Kubuktikan agar Kau Percaya! Chapter 38: Sini Kubuktikan agar Kau Percaya! Di bar itu, Randika melihat Viona sedang duduk di sana. Viona sedang bersama seorang pria. Melihat ini, Randika mengerutkan dahinya. Berani merebut milikku? Mulutnya juga ikut tersenyum sgi dia berjn masuk ke dm bar. Pada saat ini, Kevin sedang berbincang-bincang dengan Viona. Dari topik yang dibicarakannya, nampaknya pria ini sudah hampir kehabisan. Sebelum ini, Kevin sudah berkenn dengan Viona. Bisa dikatakan, itu adh jatuh cinta pada pandangan pertama. Dari awal pertemuan mereka hingga sekarang, Kevin mengejar-ngejar Viona dengan susah payah tetapi tidak ada kemajuan di antara mereka. Viona slu tidak responsif ketika mereka berbicara, menjaga jarak dengannya, membs pesannya sethma terkirim dll. Hal ini membuat Kevin murung. Jadi, hari ini dia mengajak Viona untuk bercengkerama agar hubungan mereka semakin baik. Jika hari ini tidak berjn dengan baik, mau tidak mau Kevin harus menggunakan cara liciknya. "Viona, coba pikirkan dulu saja mengenai hubungan kita ini." Kevin terlihat kecewa. Sejujurnya, Kevin sendiri tidah jelek, dia tergolong orang yang tampan. Tapi entah kenapa, hal ini tidak menarik hati Viona dan dia merasa ada yang aneh dengan Kevin. "Aku tidak perlu memikirkannya." Viona menggeleng. "Maafkan aku, aku hanya menganggap dirimu sebagai teman." "Ayh Viona, setidaknya berikan aku kesempatan." Kata Kevin. "Aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu, setidaknya berkencah sekali denganku. Kita akan menjni ini dengan pn ku perlu." "Aku akan mengatakan sejujurnya kepadamu. Aku tidak suka denganmu dan aku tidak bisa memaksakan perasaanku." Kata Viona dengan muka serius. "Kamu tidak perlu membuang waktumu denganku. Aku yakin, tidak perlu waktuma bagimu ku mengejar perempuanin." "Bisa katakan apa penyebabnya?" Kevin tersenyum pahit. "Atau kau mencintai dirimu sendiri sampai-sampai menk orangin? Atau ada yang sh dariku?" Viona menggelengkan kepnya. "Kau tidak mengerti perkataanku tadi. Aku tidak punya perasaan apa-apa ke kamu dan aku tidak bisa memaksa diriku untuk mencintai orang. Setiap orang juga memiliki kekurangan dan aku mencari orang yang bisa membantuku mengatasi kekuranganku dan membawaku menjadi pribadi yang baik." Di saat Viona berkata demikian, tiba-tiba, dm pikirannya muncul sosok Randika dengan senyuman nakalnya itu. Mungkin sejak dia menolong dirinya di taman itu, dia sudah jatuh cinta padanya. Vionalu memejamkan matanya dan berusaha menenangkan dirinya. "Dengan begini aku harap kau sadar th membuang waktumu untukku. Aku punya urusanin dan aku perlu mengurusnya segera mungkin." Ketika Viona hendak pergi, tangannya ditarik oleh Kevin. Melihat Viona yang mengerutkan dahinya, Kevin dengan cepat mengatakan. "Viona, aku tahu kita tidak bisa berpacaran setidaknya aku harap kita bisa tetap menjadi teman. Sebagai teman, aku minta tolong temani aku sebentar." Melihat muka ms Kevin, Viona sedikit ragu. "Jangan khawatir, kita hanya minum dan mengobrol. Aku tidak akan berbuat aneh-aneh." Kevin memaksakan dirinya tersenyum tetapi dm hatinya dia sangat marah. Dia sudah membtkan tekadnya untuk memakai obat yang dibawanya untuk membuat teler Viona. "Baih." Mendengar Kevin ingin menjaga hubungan pertemanan mereka, Viona menganggap tidak ada shnya dengan hal itu. "Aku cuma tidak habis pikir, pria mana yang beruntung yang bisa mendapatkan dirimu yang cantik ini sebagai pasangannya." Ketika berbicara, Kevin memasukkan obatnya ke dm minuman Viona tanpa disadarinya. Namun, hal ini tidak luput dari penglihatan Randika. "Mungkin ini adh hari terakhir kita bertemu." Kevin mengangkat gsnya dan ingin bersng dengan Viona. "Aku harap besok kita akan sama-sama membuka lembaran baru." "Bersng untuk kebaikan kita masing-masing," Kata Viona sambil tersenyum. "Aku harap kau mendapatkan pasangan hidupmu segera mungkin." "Bersng." Mata Kevin sudah dipenuhi sinar kelicikkan. Dia menempelkan bibirnya di gsnya tetapi tidak meminumnya. Dia menunggu Viona meminum minuman miliknya. Mm ini kau milikku! Pikiran mesumnya sudah ke mana-mana. Karena dirinya tidak bisa memiliki Viona, setidaknya mm dia akan menjadi milikku! Tetapi seketika itu juga, sebuah tangan menampar meja mereka. Kevin terkejut dan bahkan Viona memecahkan gsnya saking terkejutnya. "Siapa kamu?" Wajah Kevin terlihat jelek karena rencananya th gagal. Karena pria ini, gs Viona th pecah dan minumannya th tumpah dintai. Viona menoleh dan melihat bahwa orang tersebut adh Randika. Dia terdiam membeku bukan karena keterkejutannya tetapi karena kata-kata yang dilontarkan Randika. "Aku pacarnya Viona, kamu siapa?" Randika tersenyum dan meminta pyan untuk membersihkan minuman yang tumpah. Dialu menarik tangan Viona dan mengatakan. "Sayang kenapa kamu pergi sendirian tanpa mengabariku?" Seth itu, tanpa mempedulikan tatapan Kevin, dia duduk di sebh Viona. "Sayang maafkan aku yang telu cemburu ini. Minumanmu juga sampai jatuh, sini akan kubelikan yang baru." Randikalu mengambil menu dan memanggil pyan yangin. "Minuman ini cocok dengan seleramu yang suka manis itu, yang ini juga terlihat enak." Randika merangkul bahu Viona sambil terus melihat menunya. Kevin, yang dari tadi melihat mereka berdua bermesraan, mi tidak dapat menahan diri karena diabaikan. "Ku begitu kami pesan ini dan segs air untukku." Randikalu menurunkan buku menu dan bertanya. "Sayang, apakah kamu yang membayar minuman kita nanti?" "Tidak." Viona menggelengkan kepnya. "Temanku Kevin ini ngomong ku dia akan mentraktirku." "Oh?" Pandangan Randika mengarah kepada Kevin. "Wah terima kasih bro! Kau memang dermawan sekali. Ku begitu aku pesan yangin ya!" Melihat senyuman Randika itu, Kevin tersenyum canggung. Mm penuh gairahnya th gagal? Bajingan ini berani-beraninya ingin mengambil apa yang th menjadi milikku. Beruntung aku tidak membunuhmu! Randika juga berpikir ku dia membunuhnya, siapa yang akan membayar minuman mahal ini. "Pesan saja, temannya Viona adh temanku juga!" Kevin segera tersenyum hangat dan Randika membs senyumannya. "Kau benar-benar dermawan sekali. Senang berkenn denganmu." Kemudian Randika mengajaknya bersman. Untuk menghindari kecanggungan, Kevin berjabat tangan dengan Randika. Seketika itu juga, tangannya diremas kuat oleh Randika. Dia merasa bahwa tangannya itu mi remuk. "Lho? Kenapa mukamu jadi pucat begitu?" Randika pura-pura bingung dan memegang bahu Kevin. "Apakah kamu perlu ke dokter?" Katanya sambil meremas bahu Kevin. Meskipun begitu, Kevin tidak berteriak sakit karena dia masih ingin menunjukan sisi kerennya kepada Viona. Namun, tatapan mata Kevin menjadi tajam dan melototi Randika. Ketika dia mengetahui bahwa Viona memperhatikan mereka, dia mengatakan. "Ah tidak apa-apa, perutku tiba-tiba sakit." "Oh begitu! Ku kau minum alkohol sebanyak itu tidak heran perutmu tidak kuat. Kau mh membuang uangmu dengan memuntahkannya. Spesialis bar ini bukan di alkoholnya tetapi mocktailnya. Sini aku bantu pilihkan, pyan kami mau pesan!" Ketika pyan itu datang sambil membawa menu, Randikangsung memesan. "Aku ingin yang ini, ini, itu dan ini." Seluruh mocktail yang paling mahal dipesan oleh Randika. Kemudian dia membisiki pyan tersebut. "Nanti tolong bungkuskan aku 10 tiap minuman itu ya, kira-kira 30 menitgi aku ambil." Pyan itu terkejut tetapi Randikangsung mengatakan, "Jangan khawatir, temanku ini sangat kaya bahkan dia sanggup membeli bar ini hahaha." Pyan itu segera memperhatikan cara berpakaian Kevin dan mengangguk. Lalu Randika menoleh sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku sudah pesan untuk kamu bawa png biar kamu nanti nyaman di rumah. Omong-omong ini semua dibayar olehmu kan? Dompetku ketinggn soalnya di rumah hahahaha!" Kevin benar-benar naik pitam ketika mendengarnya. Bisa-bisanya pria ini tidak tahu diri seperti itu? "Tentu saja!" Kata Kevin dengan nada dingin. Harga minuman di bar ini tidak telu mahal, tetapi mocktail yang dipesan Randika itu setidaknya berharga 4x lebih mahal daripada minuman biasa. Tiap minuman hampir mencapai 200 ribu rupiah." Di sisiin, Randika merasa beruntung karena dia bisa minum secara gratis. Kevin merasa ada yang janggal dan ingin mengorek informasi lebihnjut. Dia berkata pada Viona, "Vi, apakah dia beneran pacarmu?" Viona terkejut ketika mendengar pertanyaan itu. Dialu menoleh ke arah Randika dan mukanya memerah. Dia tidak menjawab ataupun menyangkal pertanyaan itu. Melihat Viona yang tertunduk malu itu, hati Kevin terasa sakit. Hampir 10 bn dia mengejar-ngejar Viona. Pertanyaan utamanya adh mengapa bajingan tidak tahu diri ini mampu mencuri hati Viona sedangkan dirinya tidak? Kevin tidak habis pikir. Randika melihat muka Kevin dan menebak apa yang sedang dipikirkan orang itu. Oke mari kita berdansa! "Eh ini enak lho beib, cobh! Jangan takut gemuk, kau cantik apa adanya kok!" Randika menyodorkan mocktail yang dipesannya sebelumnya sambil mencium pipi Viona. Melihat tindakan Randika itu, Kevin kembali naik pitam. Dia sudah memeras dirinya dengan memesan minuman sebanyak itu dan sekarang wanita incarannya dia cium dengan mudah? Yang lebih membuatnya marah adh dia hanya bisa menyaksikan semua ini tanpa bisa berbuat apa-apa. "Oh ya, ini yang tadi aku rekomendasikan kepadamu. Cobh." Randika melihat bahwa api dendam mi membara di hati Kevin jadi dia bermaksud untuk memberinya minyak agar lebih berkobargi. Saat menyodorkannya, Randika dengan sengaja menumpahkan sedikit minuman tersebut ke Kevin. "Wah maaf bro! Aku tidak sengaja. Pyan bisa mintap tidak?" Randika pura-pura terlihat peduli. Kevin hanya memelototi Randika dengan wajah muramnya. Hanya orang licik yang bisa melihat kelicikan orangin, Randika pasti berusaha memanas-manasi dirinya. Sepertinya orang ini juga tahu tentang rencanaku untuk membuat teler Viona. Mengh napas panjang, Kevin menatap Randika dan bertanya. "Viona, apakah pria ini benar-benar pacarmu?" Viona mengerutkan dahinya, bukankah kau sudah bertanya? "Hei kenapa kau ragu begitu? Aku bisa memberikanmu sebuah bukti agar bisa percaya!" Randikalu berdiri dan memeluk Viona. Seketika itu juga dia mencium bibirnya! Kedua bibir itu bertemu dan mempershkan lidah mereka untuk bersturahmi. Viona aslinya terkejut dengan tindakan Randika ini. Kemudian dia merasakan dada bidang Randika dan tidak bisa menahan diri untuk mengelusnya. Dialu berusaha melepaskan diri tetapi lidah Randika tidak memberi kesempatan itu. Kevin benar-benar patah hati. Dia bahkan bisa mendengar hatinya yang hancur menjadi debu. Kevin menatap Randika sambil menggertakan giginya. Dia merasa Randika berkata pada dirinya bahwa dia bisa mendapatkan apa yang dia tidak bisa dapatkan. Sma 10 bn ini, dia merasa bahwa Viona pada akhirnya akan jatuh pada pelukkannya dan menjadi wanitanya. Mimpi indah itu sekarang th hancur! Seth 20 detik, mereka berdua akhirnya selesai berciuman. Viona terlihat kecapekan. Randika memperhatikan ekspresi Kevin. Wajahnya benar-benar menjadi buruk rupa dengan tatapan matanya penuh dengan amarah. "Maafkan aku, aku perlu ke toilet." Kevin kemudian berdiri dan meninggalkan mereka berdua. "Apa maksudmu tadi?" Viona bertanya sambil tersipu malu. "Hmm? Aku hanya menegaskan bahwa tidak ada yang boleh mengusik wanitaku!" Kata Randika sambil tersenyum. "Maksudmu aku?" Viona semakin tersipu malu. "Tentu saja meskipun hubungan kita belum resmi." Randikalu meraih tangan Viona. "Ku kau mau, sebentargi kita ke hotel dan meresmikan hubungan kita. Dengan begitu kau akan menjadi milikku!" "Akan kupikirkan." Viona kembali menundukkan kepnya sambil menikmati minumannya. Chapter 39: Apa Perlu Aku Memakai Kedua Tanganku? Chapter 39: Apa Perlu Aku Memakai Kedua Tanganku? Kevin segera menuju ke kamar mandi dengan berwajah muram. Dia segera menelepon seseorang sesampainya di sana. Tidak butuh waktuma untuknya terhubung. Suara di balik teleponnya sangat bising. "Siapa? Aku sedang main poker tahu! Ganggu saja!" "Aku punya kerjaan buatmu, mau tidak?" Hati Kevin masih penuh dengan kebencian terhadap Randika. "Kerjaan apa?" "Menghajar orang." "Bah, aku tidak punya waktu untuk itu. Sudah jangan telepongi, aku masih bermain" Kevinngsung mengerti bahwa dia harus memasang harga terlebih dahulu. "Sepuluh juta." "Aku sudah bng, aku tidak punya waktu." "Dua puluh." "Hmmm baih, besok akan kami urus orang itu." "Tiga puluh dan kau harus menghajarnya sekarang!" Kevin benar-benar ingin melihat Randika yang bonyok di depan Viona. "Lima puluh dan aku berangkat sekarang." Bajingan tidak tahu diri, masih sempat untuk menawar? Kevin tidak punya pilihan sin menggertakkan giginya. Wupun dia kaya, perasaan diperas seperti ini tidah menyenangkan. "Baih, cepat bawa orang-orangmu ke sini. Aku di tempat bar kapan hari." Seth menutup teleponnya, Kevin mengh napas. Kembali ke tempat duduknya, dia melihat Randika dan Viona yang asyik mengobrol dengan mesra sgi dirinya tidak ada. "Maaf aku agakma." Kevin duduk kembali. Randika menatapnya dan melihat wajah pria itu sudah tenang kembali. Dia tersenyum di dm hatinya. "Akhirnya kau kembali, ini minuh yang baru kupesan. Rasanya sepadan dengan harganya!" Randika kembali menyodorkan minumannya. Kevin ragu ketika diberi minuman tersebut, dia tidak tahu apa isi dari minuman tersebut. "Maaf, perutku sedang tidak enak. Aku berhenti dulu minumnya." Kevin membuat san masuk akal agar tidak meminumnya. "Sayang sekali." Randika menggelengkan kepnya. Dialu menoleh ke Viona dan mengatakan, "Viona sudah waktunya untuk kita png." "Ah, jangan pergi dulu! Temani aku sebentar." Kevinngsung mencegat mereka. Ku mereka png, buat apa dia membayar 50 juta? Randika dan Viona saling bertatapan, tapi Randika mengetahui bahwa Kevin ingin mencegahnya png. Tatapan mata Kevin mengindikasikan bahwa dia memiliki rencana. "Baih, kita akan menemanimu sebentar. Tidak baik juga tiba-tiba meninggalkanmu ketika kau baru balik." Randika sebenarnya penasaran, rencana licik apgi yang dipersiapkan olehnya. Kevin mi was-was, apakah pria itu mengetahui rencananya? Dia hanya bisa berharap bahwa Randika tidak mengetahuinya. Lagip, seth para preman itu datang maka dirinyah pemenang sesungguhnya. "Omong-omong, bagaimana pria ini bisa meluluhkan hatimu Viona? Coba ceritakan kisah kalian." Kevin segera mengganti topik dan berusaha mengulur waktu. Viona mi bercerita ketika dirinya yang memancing di taman dan Randika menymatkan dirinya. Ketika dia bercerita, terdengar suara gaduh dari luar. Akhirnya semua tatapan mata di bar menuju suara itu berasal. Ternyata itu adh segumbn orang yang membawa tongkat logam di tangan mereka. Muka Kevin tidak bisa berhenti tersenyum dan tidak sabar melihat muka bonyok Randika. "Lho kok kamu tersenyum ke arahku? Maaf aku tidak homo karena aku punya Viona." Kata Randika dengan santai. "Hahaha kita lihat apakah sebentargi kau bisa bacot seperti sekarang. Kau th mencuri Viona dariku dan sekarang kau akan menerima ganjarannya!" Kata Kevin dengan suara dingin. Viona terkejut dengan perkataan Kevin, jadi orang-orang itu adh suruhannya? "Tunggh aku di sini." Bisik Randika pada Viona. Randikalu berdiri dan berbicara di depan wajah Kevin. "Ternyata kau bukan hanya modal tampang saja ya, pintar juga kau memanggil orang ke sini." "Tentu saja, aku tidak mau mengotori tanganku dengan darah hinamu itu." Penampn tenang Kevin benar-benar hng dan sekarang dia terlihat jahat dan licik. "Kau sh akan satu hal." Randika mengh napas. "Yang hina itu yang menaruh obat di minuman orang." "Kau!" Kevin benar-benar marah. "Aku akan menghajarmu sendiri!" "Ayo kita keluar, jangan membuat keributan di sini." Randikalu berjn keluar sambil diikuti Kevin dan teman-temannya. Ketika mereka semua keluar, orang-orang di jnngsung menyingkir karena penampn menakutkan dari para preman itu. Mereka segera mengepung Randika dan bermain-main dengan tongkat logam mereka, menghasilkan kegaduhan. "Hmmm? Kalian ingin kuhajar juga?" Randika berkata dengan nada datar pada para preman itu. Sh satu dari mereka maju dan mengatakan. "Jadi kau adh mangsa kami?" Dia adh yang ditelepon oleh Kevin sebelumnya. Orang yang bernama Rio ini sudah mkukan pekerjaan kotor Kevin berkali-kali. "Hajar dia sampai mati dan akan kuberikan 50 juta itu sethnya." Ketika para preman ini mendengar nominalnya, mereka segera bersorak dan darah mereka mendidih. Rio juga tidak kh bersemangatnya, dia menunjuk Randika dengan tongkatnya. "Akan kuberi kau pilihan, mati secara cepat atau mati pehan?" "Pehan saja." Kata Randika dengan santai. "Oke, akan kukabulkan." Seth itu, Rio memberi sinyal pada bawahannya dan mereka menyerbu Randika. "Tunggu! Apakah aku perlu memakai kedua tanganku?" Randika pura-pura takut. Ketika mendengarnya, Rio dan semuanya terkejutlu tertawa. "Sebentargi tanganmu itu tidak bisa bergerak!" "Baih ku begitu, aku tidak perlu menahan diri." Kata Randika. Seketika itu juga, Randika menerjang maju. Para preman yang masih sibuk tertawa tidak bisa bereaksi terhadap kecepatannya. Duak! Sh satu dari mereka th myang dan menabrak temannya yangin. Dari arah bkangnya, sebuah tongkat sudah mengarah padanya. Randika tidak menghindari minkan memuku perut orang tersebut yang terbuka dan membantingnya hingga pingsan. Mengambil tongkat yang jatuh, dia melemparnya dan mengenai sh satu kep hingga akhirnya berdarah-darah. Sh satu dari merekalu meraung dan menerjang maju, Randika hanya menendangnya dan dia pun tergeletak di tanah. Sekarang, semua preman itu menerjang Randika dan Randika hanya perlu 2 menit membereskan mereka semua. Dari awal hingga akhir, Rio hanya berdiri di samping Kevin. Sekarang dia tidak bisa berhenti gemetar, begitu p si Kevin yang wajahnya bertambah pucat tiap detiknya. Apa yang terjadi? Pria itu ternyata jago berkhi? Memangnya dia mantan pasukan khusus kok bisa-bisanya menghajar suruhannya semua? Bahkan pasukan khusus pun pasti akan kewhan. Melihat Randika yang berjn mendekati dirinya, Rio berteriak dengan suara serak. "Mau apa kau ke sini?" Randika tidak menjawab dan terus berjn ke arahnya. "Tidak! Jangan bunuh aku!" Rio punri terbirit-birit dan tersandung seth beberapangkah. Pejn kaki yang melihatnyangsung tertawa. Jleb! Saat dia hendak berdiri, sebuah tongkat th menancap di antara pahanya. "Bukannya kau berniat membunuhku?" Randika sudah berada di depannya dan Rio tidak bisa berhenti ketakutan. Meskipun dia membawa senjatanya sendiri, dia tidak punya tenaga untuk mkukannya. Bahkan, dia mi mengompol dan menangis. Randikalu mengambil tongkat yang menancap itu dan mengarahkannya kepada Rio, "Kuberi 3 detik buat kalianri dari sini. Ku tidak mayat kalian akan mengapung di sungai." Rio yang mendengar hal itungsung kabur tanpa mempedulikan apa-apa. Para bawahannya jugari semburat. Sedangkan yang pingsan th digendong oleh teman mereka. Mereka takut dengan pria mirip iblis ini. Randikalu merasa puas bahwa satu mash th selesai. Dialu menoleh ke arah Kevin yang masih berdiri beku di samping. Kevin masih tidak dapat percaya dengan kejadian yang di depannya, saat dia menyadari tatapan Randika, diangsung bergetar tanpa henti. Ketika Randika menghampirinya, dia mengambilngkah mundur tetapi tersandung dan jatuh. Semua orang yang di bar tertawa. Muka Kevin yang pucat menjadi merah ketika mendengar ejekan tawa itu. Hari ini dia benar-benar kh. Yang lebih penting, kesempatannya untuk mendapatkan Viona sudah benar-benar hng dan dia sudah tidak memiliki wajah untuk kembali ke bar ini. Ketika Randika sudah berdiri di hadapan Kevin, raut wajahnya yang sombong tadi itu benar-benar menjadi putih. "Tidak sepertimu, aku tidak perlu memanggil orang untuk mengatasi mashku." Randikalu mengangkat Kevin dengan satu tangannya. "Pergi dan jangan pernah tunjukan batang hidungmugi!" Randikalu melempar Kevin hingga terjatuh dan berbalik menuju bar. Seth itu, dia menjemput Viona dan memeluk pinggangnyalu berjn pergi dari bar itu. Chapter 40: Dengarkan Penjelasanku! Chapter 40: Dengarkan Penjsanku! Seth merangkul pinggang Viona dan keluar dari bar, Randika menanyai Viona. "Kok bisa kamu kenal pria bajingan seperti itu?" Tanya Randika. "Dia adh kenn dari kennku." Viona mengerutkan dahinya. "Dari awal aku juga tidak suka dengannya tapi aku tidak menyangka dia sampai memanggil para preman itu." "Yang sudah belu biah belu." Randika tersenyum. "Asalkan kau smat aku sudah senang." "Kau memang pintar berbicara manis ya." Viona juga ikut tersenyum. "Aku bukan hanya pintar dengan kata-kataku saja, sebenarnya kekuatanku jauh lebih hebat dari yang tadi lho." "Kekuatan apa?" Viona sedikit penasaran. Dia tahu bahwa Randika jago berkhi ketika dia membuat para preman di perusahaan Cendrawasih berlutut semua. Randikalu menarik Viona ke sebuah gang kecil di mana tidak ada orang dan memojokkannya pada tembok. Dialu mencium Viona sekaligi! Kali ini Randika berusaha mendapatkan lidah Viona. Kep Viona mi tidak bisa bekerjagi, sensasi nikmat dari ciuman panjangnya ini tidak bisa membuatnya berpikir. Tangan kecilnya itu mi memukul-mukul ringan dada Randika, entah dia hendak mendorong Randika atau memintanya agar menciumnya lebih intimgi. Randika masih menikmati kelembutan bibir Viona sambil mi meraba-raba bagianin. Tangan kirinya mi bergerak ke bagian bawah dan menyelinap masuk dari balika dm Viona sedangkan tangan kanannya meraba bagian dada Viona. Merasakan gerakan tangan Randika, Viona mi sadar dari kenikmatannya dan berusaha melepaskan diri. Dia mendorong dan memalingkan wajahnya tetapi percuma, Randika mengecup lehernya sambil terus merabanya. Viona akhirnya menggigit telinga Randika! "Ah!" Randika terkejut dan Viona memanfaatkan hal ini untuk melepaskan diri. "Kenapa?" Randika tersenyum pahit, apakah ada yang sh dengan tekniknya? Hati Viona masih dnda gu. Dia menyukai Randika sejak pertemuan mereka di taman, tetapi dia merasa belum ada kejsan di antara mereka berdua. Dia merasa bahwa hubungan mereka yang sekarang telu cepat untuk dibawa ke ranjang. Melihat Viona yang terdiam dan menundukkan kepnya, Randika tersenyum dan mengusap kep perempuan itu. "Viona, ku kamu merasa malu karena belum pernah mkukannya kau tidak perlu telu memikirkannya. Kitalui ini secara pehan saja. Untuk sekarang, bagaimana ku kita membiasakan diri dengan ciuman saja? Lamama kamu akan terbiasa." Maksudnya membiasakan dengan ciuman itu apa? Viona sedikit kecewa dengan Randika dan berkata dengan nada sedih. "Biarkan aku png sendirian." Randika mengangguk dan ketika Viona lengah, dia menciumnyagi! Namun kali ini ciuman itu biasa saja dan hanya beberapa detik. Viona kembali menjadi murung. "Huh!" Melihat senyuman nakal Randika, Viona menjadi marah. Jangan harap kau bisa menciumkugi! Pikirnya. Ketika melihat Viona naik taksinya, Randika menggelengkan kepnya dan memutuskan untuk png. Mash utamanya belum dia selesaikan. ... Seth kembali di rumah, Randika bertemu dengan Inggrid yang ada di ruang tamu. "Istriku tercinta, suamimu png!" Kata Randika sambil minta peluk. Inggrid hanya menanggapinya dengan muka cemberut dan berjn menjauhinya. Wah, wah mash ini ternyata lebih susah dari perkiraannya. "Tunggu! Yang tadi itu kau benar-benar sh paham." Randika segera mengejar Inggrid. "Hidupmu tidak ada hubungannya denganku." Kata Inggrid dengan nada dingin. "Kita hanya menjadi suami istri sma 3 bn saja dan seth itu kita tidak akan bertemu smanya. Ingat itu baik-baik." Kali ini Randika merasa Inggrid benar-benar membencinya. "Setidaknya dengarkan aku dulu." Randika segera menyusul Inggrid dan berdiri di hadapannya. Inggridngsung berputar arah, tidak mau melihat wajah Randika. Randikalu mencengkeram bahu Inggrid. "Apa yang terjadi mm ini hanyh sh paham. Aku bersumpah pada Yang Maha Esa ku aku berbohong, dia boleh memotong t kminku!" Inggrid menatapnya tajam dan wajahnya memerah, bisa-bisanya pria ini membawa t kminnya? Dasar pria bar-bar. "Istriku aku mohon berikan aku beberapa menit untuk menjskannya! Beberapa detik saja sudah cukup kok." Kata Randika sambil tersenyum. "Siapa memangnya yang mau mendengarkan sanmu? Lepaskan aku!" Teriak Inggrid. "Kau harus mendengarkannya." Randika tetap bersikeras ingin menjskan. Inggrid yang berjn menuju kentai 2 segera disusul oleh Randika. "Sejujurnya aku tidak menyangka akan bertemu dengan wanita itu. Seth aku berhasil mengejar pembunuh itu, aku bertemu dengan wanita yang bernama Elva itu dan kondisinya waktu itu . " "Aku tidak peduli, aku tidak peduli!" Inggrid segera menutup telinganya dan beri menaiki tangga. Randika kembali menyusulnya. "Kau harus mendengarnya sampai habis!" Inggridlu berhenti dan menoleh. "Buat apa repot-repot menjskan? Aku punya mata dan aku bisa menyimpulkan sendiri. Aku melihatmu membawa wanita itu ke hotel dan wanita itu sudah setengah tnjang dan pura-pura tidur pas aku sampai di sana. Buat apa menjskannyagi?" "Jangan percaya dengan apa yang kau lihat, itu bisa menipumu! Aku tahu kau tidak percaya aku akan mkukan hal itu padamu." "Aku tidak butuh penjsanmu dan kau tidak perlu repot-repot berusaha menjskannya." Inggridlu menaiki tanggagi, dan Randika menyusulnyagi. "Aku hanya membantunya mengeluarkan racun di tubuhnya. Bajunya terlepas karena pori-pori tubuhnya perlu terbuka. Semua itu sama dengan ketika aku menymatkanmu dari keracunan di kantor." "Aku tidak mau dengar, aku tidak mau dengar!" "Kau harus mendengarnya! Kejadiannya sama persis ketika aku menyuruhmu membuka baju pada saat itu." Randika mengikuti Inggrid ke mana-mana seperti ma. Ke mana pun dia pergi, Randika akan mengikutinya. Ku perlu, dia tidak akan membiarkan Inggrid tidur sebelum dia mendengarkan dirinya. Randika tetap bersikukuh menjskan sedangkan Inggrid tidak peduli dan percaya dengan apa yang dilihatnya. Apgi, pria ini ahli dm mempermainkan kata-kata jadi dia tidak boleh terlena dengan kata-kata manisnya. "Aku tidak mau mendengarmu dan aku tidak peduli denganmu." Inggrid tetap berjn tanpa henti. Randika segera berdiri di hadapannya dan memintanya berhenti. "Kau harus mendengarkanku sampai selesai. Semua ini hanya sh paham. Seth aku berhasil mengejar pembunuh itu, aku bertemu dengan Elva yang diberi obat oleh . " "AAAAAA!" Tiba-tiba Inggrid berteriak keras dan menghkan volume suara Randika. "Sudah aku bng kau tidak perlu menjskan dan aku tidak mau mendengar sanmu!" Seth itu Inggrid beri menuju toilet. Randika mi jengkel. Memang benar dia membuka pakaian Elva dan menikmati pemandangan itu, tetapi dia mkukannya untuk menymatkan nyawanya sama seperti waktu dia menymatkan Inggrid di kantornya. Ku saja Inggrid mau memahami hal ini, semua keshpahaman ini bisa terselesaikan. Inggrid dengan cepat menutup pintu dan duduk di toilet dengananya digantung di pintu. Ketika mendengar tidak ada suara Randikagi, dia bernapas lega. Sesaat kemudian, pintu toilet itu terbuka dan wajah pria paling dibencinya nampak dari balik pintu. Inggrid membeku, pria ini tidak tahu arti kata dari privasi? Ketika Inggrid hendak berteriak, Randika sudah beri sekuat tenaga dan menutup mulutnya. Lagigi Randika berhasil mencegahnya untuk berteriak. Namun, suarangkah kaki dari luar ruangan membuat hatinya berdegup kencang. "Waduh, Ibu Ipah ngapain juga tiba-tiba naik ke sini." Inggrid yang tidak memakaia itu menatap Randika. Benar-benar pria tidak tahu diri, ini kedua kalinya kau menyekapku di kamar mandiku. ''Huh ketika Ibu Ipah sampai di depan pintu, aku akan berteriak sekuat tenaga dan dia akan menghajarmu!'' Pikir Inggrid. Ketika mendengar suarangkah Ibu Ipah semakin dekat, Inggrid berusaha menggigit tangan Randika seperti sebelumnya. Tetapi Randika sudah bjar dari pengman dan tidak memberi kesempatan yang sama. Inggrid masih belum menyerah. Kali ini dia tidak repot-repot menutupi bagian bawahnya yang terekspos dan berusaha melepas tangan Randika. "Diah sebentar! Ibu Ipah ada di luar" Kata Randika dengan suara pn. Inggrid masih berontak dan berusaha memberitahu keadaannya kepada Ibu Ipah yang ada di luar. Mengetahui bahwa melepaskan tangan Randika adh tindakan percuma, dia mi menancapkan kukunya ke tangan Randika! "Hissss." Randika berusaha menahan rasa sakitnya itu sambil menggertakan gigi. Dia tidak punya pilihan, Ibu Ipah sekarang ada di depan pintu kamar mandi. Ibu Ipah menempelkan kupingnya di pintu untuk beberapa saat. Dia mendengar suara teriakan teredam dan juga suara seperti pinggang yang bertabrakan. Sepertinya ini suara mereka mmpiaskan hasrat mereka? Suara di dm mengindikasikan bahwa kegiatan mereka tidak ingin terdengar. Memang sih pasangan suami istri ini pernah mkukannya dintai 1 di ruang tamu, tetapi masa mkukannya di kamar mandi? "Ya ampun, generasi muda memang tidak pilih-pilih tempat. Bahkan kamar mandi saja dijadikan tempat pemuas nafsu. Mau jadi apa negara ini ckck." Meskipun suara Ibu Ipah pn, suara ini terdengar oleh Randika dan Inggrid. Inggrid merasa malu dan menyhkan Randika, sedangkan Randika hanya tertawa. Ibu Ipah ternyata pengertian juga, memang dia yang terbaik. "Tolong, aku hanya minta kau mendengarkan tanpa memotong penjsanku kali ini." Kata Randika. Inggrid masih berusaha berteriak dari balik tangan Randika. Bajingan, kau bahkan tidak memberiku kesempatan untuk mwan. "Aku anggap kamu setuju." Randika mi menjskan. "Seth aku berhasil mengejar pembunuh itu, aku bertemu dengan Elva, wanita yang ada di hotel itu. Dia rupanya th diberi obat sama seseorang dan keadaanya benar-benar buruk. Aku membawanya ke hotel untuk menymatkan nyawanya. Aku menggunakan akupuntur jadi aku harus membuka bajunya. Tentu saja aku tidak membuka pakaian dmnya dan seth aku selesai dan mau memakaikannya kembali, kamu mengebel pintu. Percayh padaku, aku tidak akan mengkhianati istriku yang mencintaiku. Jika aku mkukannya, aku akan mkukannya denganmu." Seth Randika selesai berbicara, dia memperhatikan ekspresi Inggrid dan melihat bahwa dia menerima penjsannya cukup baik. "Istriku, kau percaya kan padaku? Ku kamu percaya aku akan melepaskanmu." Inggrid hanya menatap tajam pada Randika dan tidak menganggukan kepnya. Randika pusing terhadap istrinya satu ini. Dia harus meyakinkan Inggrid. "Baih, aku keteluan dengan mengancammu seperti ini. Aku akan melepaskanmu dan mendengarkan jawabanmu." Seth melepaskannya, Inggrid segera mengatakan. "Jangan lihat ke sini!" Ha? Randika tidak menyangka mendengar perkataan seperti itu, barh dia sadar bahwa Inggrid sedang tidak memakaia. Seth Randika tidak melihat, Inggrid segera memakaianya. Di tengah-tengahnya, Randika menoleh. "Kamu belum memberikan jawabanmu." "Kyaa!" Inggridngsung berteriak. Randikangsung menyekap Inggrid sekaligi. Pria ini pasti ingin mengintip! Dia hanya pura-pura menyekapku hanya untuk melihatku tnjang! Inggrid mi jengkel. Cnanya baru separuh dia pakai dan seth Randika menerjangnya secara tiba-tiba,anya melorot hingga ke kaki. Melihat tatapan marah Inggrid, Randikangsung sadar bahwa dia memakai cara yang shgi. Dia segera ingin menangkap kedua tangan istrinya itu ternyata sh sasaran. Kedua bakpau mengisi penuh tangannya. Randika dan Inggrid sama-sama terdiam. Tangan Randika yang menyentuh dada Inggrid itu tiba-tiba meremas sekali. "Ah maksudku bukan begini!" Randikangsung menarik tangannya. "Pergi!" Inggrid nampak ingin mencabik-cabik Randika. "Aku belum mendapatkan jawabanmu. Apakah kau percaya denganku?" Randika masih bersikukuh. Inggrid benar-benar kehabisan kata-kata. Pria ini benar-benar keras kep, apa gunanya memang ku aku mempercayainya atau tidak? Tiga bngi mereka akan berpisah dan tidak bertemugi. "Iya percaya, percaya! Keluar sekarang!" Inggrid merasa dirinya mengg. "Akhirnya! Ternyata istriku pengertian juga." Randikalu tersenyum. "Ku begitu aku keluar." Seth Randika berada di ambang pintu, Inggrid mengh napas lega. Namun, kep Randika menoleh dan mengatakan. "Kutunggu di kamar beruangku yang manis!" Seketika itu juga, benda-benda mi myang. Pria mesum tak tahu diri! Dirinya memang benar-benar benci dengan pria satu ini! Chapter 41: Apakah Dia Masih Manusia? Chapter 41: Apakah Dia Masih Manusia? Hari berikutnya Randika dan Inggrid berangkat bersama ke kantor. Hari ini, Randika berencana untuk membangun kembali ruangannya. Seth sebelumnya dihancurkan oleh geng kapak, Randika baru hari ini memiliki kesempatan untuk membangun kembali. Namun kali ini dia ingin membangunnya dintaiin. Meskipun ada kemungkinan musuh sudah mengetahui rencana Randika membuat ramuan X di perusahaan ini, perusahaan Cendrawasih ini masih merupakan tempat terbaik untuk membangunboratoriumnya. Dan kali ini dia berniat membuatnya di tempat yang tidak telu menyolok. Baginya tempat untuk pengembangan ramuan X ini sangat penting. Meskipun kakeknya th membantunya dm menahan kekuatan misteriusnya, itu hanya bertahan 1 bn. Jika tidak ada tempat baginya untuk memproduksi ramuan X, maka seth 1 bn nama Ares hanyh mitos saja. Kekuatan miliknya akan sangat berkurang dan dirinya menjadi mangsa empuk. Inggrid sendiri sudah lebih tenang daripada kemarin, Randika merasa lega melihatnya. Seth berpamitan, Randika ingin mengecek pekerjaan parfumnya terlebih dahulu. "Pagi semua." Randika menyapa semua bawahannya dan melihat Viona di pojokan dan menghampirinya. Viona yang sedang fokus akhirnya menoleh dan melihat sosok Randika. Diangsung terpikir kejadian kemarin dan tersipu malu. Dia menundukan kepnya dan menjawab sm dari Randika dengan suara pnlu pergi dari situ. Melihat Viona yang cuek, Randika mengerutkan dahinya. Ada apa dengannya? Mengesampingkan hal itu, Randika mi mengarahkan timnya terlebih dahulu. Seth menjawab beberapa pertanyaan Kelvin dan bawahannya yangin, Randika meninggalkan ruangan tersebut. Dialu memutuskan untuk mengamati seluruh gedung. Lantai 9 ini sudah tidak cocok untuknya, dia harus mencari ruanganin. Dia mi mengecek darintai 2. Setiapntai di gedung ini memiliki kegunaannya tersendiri. Contohnyantai 5, karena tempat ini dikhususkan untuk tempat penelitian parfum, ruangan mereka lebih sedikit dan lebih banyak orang berada dintai ini. Ruangan kosongnya pun tidak sebanyakntai 9. Ketika berjn-jn dintai 5 ini, dia menemukan sebuah ruangan kosong yang cocok untuknya. Ruangan ini sebelumnya digunakan untuk tempat penyimpanan tetapi karena departemen pembuatan parfum pindah kentai 9, tempat ini tidak terpakaigi. Randikalu mengamati ruangan ini dengan seksama. Mantap! Karenantai 5 ini juga banyak para penelitinya, membuatboratorium dintai ini seharusnya tidak telu menyolok! Seth memutuskannya, dia segera memanggil beberapa orang untuk membersihkan ruangan ini. Untuk ijin menggunakannya, Inggrid pasti setuju toh pikirnya ruangan ini juga tidak terpakai. Butuh 2 jam untuk membersihkan dan memindahkan pertan yang dibutuhkan ke ruangan baru ini. Seth itu, Randika memi kembali penelitian dan pengembangan ramuan X miliknya. Sma proses ini, Viona bekerja keras dm membantu Randika. Dia mkukan apa pun yang ditugaskan tetapi, dari awal hingga akhir, dia tidak berbicara satu kalipun. "Viona, ambil dan bersihkan t itu." "Vi, tolong ambil catatan dintai atas." "Vi, tolong campurkan cairan itu." "Vi...." Randika merasa sikap dinginnya Viona ini mungkin karena kejadian semm oleh karena itu, dia memanggil Viona terus menerus untuk mencari kesempatan berbaikan. Tapi dari awal hingga akhir, Viona sama sekali tidak berbicara, dia hanya menganggukan kepnya. ..... Seth bekerja dua jam penuh, Randika mi lh. Melihat tidak ada kemajuan pada Viona, dia memiliki rencana. "Vi, bisa minta tolong? Tolong belikan minuman untukku, tapi jangan beli di kantin ini ya. Minumannya tidak ada yang segar, beli saja di luar dan carikan aku es degan." Permintaan Randika cukup aneh tetapi Viona tidak menk dan berjn keluar dari ruangan. Masih saja dingin? Randika menggelengkan kepnya. Semm mereka baru saja berciuman mesra, kenapa hari ini sikapnya berubah drastis begini? Lalu dia berpikir dm hatinya bahwa lebih baik hari ini dia bermesraan dengan Inggrid saja. Randikalu kembali bekerja sambil menunggu Viona kembali. Beberapa menit kemudian ketika Randika sibuk menjskan, terdengar suara teriakan dari luar gedung. "Tolong, tolong aku! Randika tolong!" Viona? Viona! Dengan pendengaran supernya itu, dia mengetahui bahwa yang berteriak adh Viona Randikalu bergegas menuju jend dan fokus kembali ke telinganya. Suaranya itu tiba-tiba sudah hng. Apakah dia berhalusinasi karena kecapekan? Tetapi seorang Ares berhalusinasi? Dia bukan jomblo yang berimajinasi punya pacar, dia sh satu dari 12 Dewa Olimpus. Dari seg aspek, pendengarannya sudah mencapai ranah tertinggi. Kali ini suara Viona kembali terdengar, "Tolong, tolong aku! Randika tolong!" Viona! Dia sekarang yakin bahwa itu adh suara Viona! Seth itu dia membuka matanya dan melihat ke bawah. Dia melihat Viona sedang disekap oleh beberapa orang memakai topeng dan berusaha memasukkannya ke dm mobil. Penculikan! Mata Randikangsung mengerut ketika melihat Cincin Kerberos di tangan mereka. Bukankah itu Jeratan Neraka? Api amarah Randika mi terbakar. Karena mereka tidak bisa melukai dirinya apakah mereka beralih ke orang-orang terdekat Randika yang tidak berdosa itu? Hal ini membuat Randika benar-benar marah. Jika Ares marah, kematian slu mengikuti setiapngkahnya! Saat ini, Viona sudah dibawa ke dm mobil dan mereka hendak pergi. "Viona!" Dengan teriakan kerasnya itu, semua orang memandangi Randika yang berdiri di atas jend. Randika sekarang berada dintai 5, jika dia melompat sembarangan dia akan terluka. Dialu menyadari bahwa di bawah ada sebuah tong sampah besar yang tertutup. Sh satu dari penculik menyadari sosok Randika yang ada dintai 5 itu. Dia mengejeknya dengan memberinya jari tengah dan masuk ke dm mobil. Tanpa ragu-ragu, Randika melompat turun! "Pak!" Semua orang di ruangan terkejut melihatnya. Ada apa? Apakah pemimpin mereka itu sudah g? Randika jatuh dengan kecepatan tinggi. Sebelumnya dia sudah mensirksikan tenaga dmnya ke seluruh tubuhnya dan menyesuaikan sudut tubuhnya di tengah udara. Para pejn kaki yang mendengar teriakan Randika sebelumnya th menyadari bahwa ada seseorang yang melompat darintai atas. Segera terjadi kehebohan. "Ada yang bunuh diri!" Seorang penjual rujak menunjuk ke arah Randika dan semua pnggannya segera melihatnya. Reaksi orang-orang pun berbeda-beda. "Cepat panggil ambn atau polisi!" "Cepat sekali jatuhnya!" "HPku mana! Pasti bakal viral ini!" Tetapi mereka semua satu suara yaitu hidup orang yang meloncat itu sudah pasti tamat bahkan menelepon superhero pun rasanya tembat. Wajar jika mereka berpikiran seperti itu, kecepatan jatuh Randika benar-benar cepat Namun, di tengah udara Randika sudah memperkirakan arah jatuhnya dan mempersiapkan tenaga dmnya. Ketika jaraknya dengan tanah sudah berada 50 meter, dia mengumpulkan tenaga dmnya di kakinya dan dia jatuh dengan kakinya menghadap ke bawah. Gaya jatuhnya bagai superhero yang turun ke bumi. DUAR! Suara yang dihasilkan sangat keras. Tong sampah itu tidak kuat menahan Randika yang jatuh dengan kecepatan tinggi itu. Tong sampah itu sudah remuk dan tak berbentuk. Melihat orang tersebut sudah jatuh, para pejn kaki itu mengepalkan hati mereka dan menghampiri untuk melihat mayat yang mati mengenaskan itu. Namun, para pejn kaki ini tidak menyangka bahwa mereka akan dikecewakan. Bukannya melihat mayat dengan organ yang berceceran, mereka melihat Randika yang bangkit dari dm tong sampah itu. "Buset orang itu masih hidup!" Orang yang merekam kejadian ini bahkan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Benar! Orang itu masih hidup! Randika tidak peduli dengan tatapan mata orang-orang dan fokus mencari mobil penculik. Seth memastikan jalur mobil tersebut, dia mi beri dan menghng dari kerumunan orang. Dari atas, para bawahan Randika akhirnya menghembuskan napas lega dan masih tidak percaya bahwa Randika benar-benar smat dari insiden lompatnya itu. Hati mereka masih berdegup kencang ketika memikirkannya. Lompat darintai setinggi ini danngsung beri entah ke mana seakan-akan tidak terjadi apa-apa .... Apakah atasan mereka itu manusia? Dm hati mereka semua berpikir seperti itu. Sebenarnya mereka tidak ingin membahasnya tetapi pertanyaan ini terlintas di pikiran mereka semua. Memangnya ada orang normal yang bisa lompat darintai 5 dan tidak mati? Paling cuma HP Nokia saja yang masih bisa bertahan. Randika, yang menjadi bahan perbincangan orang-orang, masih mengekori mobil yang menculik Viona tersebut! Chapter 42: Masih Berani Melawanku? Chapter 42: Masih Berani Mwanku? Mata Randika tidak pernah lepas dari mobil para penculik itu. Saat ini, mobil tersebut sudah mju kencang dan jarak di antara mereka cukup jauh. Randika mengumpulkan kembali tenaga dmnya ke kakinya, bahkan samar-samar terdengar suara berdesis dari sepatunya. Dm sesaat, Randika sudah mengejar dengan kecepatan luar biasa. Ketika dia png ke gunung kapan hari, kakeknya th memberikan pengobatan padanya jadi sma satu bn dia bisa memakai tenaga dmnya tanpa perlu khawatir terhadap kekuatan misterius dm tubuhnya. Dengan begitu, dia tidak perlu menahan dirigi. Para pejn kaki yang melihat Randika melompat itu terkejut kembali. Sudah lompat dan smat saja sudah mukjizat, sekarang mhri secepat itu? Dan hanya butuh beberapa detik saja sosok Randika sudah menghng dari jarak pandang mereka. Semuanya merasa bahwa apa yang mereka lihat hari ini kemungkinan besar adh mimpi, mana mungkin orang itu masih manusia? "Ma dia pasti Superman!" Teriak sh satu anak yang digendong ibunya. Matanya penuh dengan kekaguman sedangkan ibunya masih bingung dengan apa yang terjadi. Randika tidak peduli dengan pendapat orang yang melihat dirinya melompat darintai 5 sebelumnya, yang dia pedulikan hanyh kesmatan Viona. Dia adh penguasa dunia bawah tanah, berani-beraninya mereka merampas apa yang menjadi miliknya? Bahkan sesama 12 Dewa Olimpus tidak berani mkukannya. Kecepatan mobil para penculik termasuk cepat tapi Randika lebih cepatgi. Jarak di antara mereka dengan cepat berkurang. Orang-orang yang sedang nongkrong di pinggir jn tiba-tiba merasakan hembusan angin kuat melewati mereka. Merekalu menyadari bahwa angin tersebut berasal dari seorang yang beri lebih cepat dari para mobil. Tidak cuma orang-orang itu saja yang kaget, para pengendara mobil juga kaget ketika Randika menyalip mereka. "Sayang, sungguh aku kemarin png itu ada urusan pekerjaan. Percayh padaku, semua itu sh paham. Aku tidak mungkin aneh-aneh sama orangin, hanya kamu satu-satunya di hidupku." Sh satu pengendara mobil yang sedang menelepon tiba-tiba merasakan hembusan angin kuat melewatinya dan melihat Randika menyalipnya! Seth itu, dia melihat kecepatan mobilnya dan tanya ke istrinya dengan bingung. "Hei aku baru saja disalip orang yangri dengan kakinya padahal aku nyetir 100 km/jam. Jangan-jangan aku masih tertidur di hotel ya?" Orang-orang juga menanyakan hal yang sama, apakah orang itu superhero? Randika menyalip mobil-mobil dengan cepat dan luwes. Mobil para penculik itu sudah ada di depan matanya! Namun, sh satu penculik sepertinya menyadari keberadaan Randika yang sudah sangat dekat itu dan mempercepatjunya. Sayangnya semua itu percuma. Randika tetap mengekori mereka bahkan jarak di antara mereka semakin dekat. Tidak ada yang bisari dari Ares! Takma kemudian mereka mencapai perempatan. Pengendara dari arah sebh kanan dan kiri sedang mju. Namun, para penculik ini tidak peduli dan menancap gas mereka untuk menerobos paksa. Semua mobil mengebel tanpa henti dan tabrakan tidak terhindari. Meskipun mobil paling depan berhasil berhenti mendadak, mobil bkang mereka tidak bisa berhenti tepat waktu. Tabrakan beruntun! Para pengendara ini pada bingung, kenapa mobil depan mereka tiba-tiba berhenti? Mereka semua turun dan saling menyhkan satu samain dan semuanya meminta ganti rugi. Sgi keadaan kacau, mobil para penculik itu berhasil menerobos dan mju kencang kembali di jn yang sepi. "Kak, kau masih melihat orang itu?" Di dm mobil, sh satu penculik terlihat mengucurkan keringat dingin seth mengetahui bahwa Randika berhasil mengejar mobil mereka. Memangnya ada manusia yang bisa seperti itu? Mana ada yang bisa menghkan kecepatan mobil? Orang yang duduk di bkang itu menoleh dan tidak melihat sosok Randika. "Kita berhasil mengecohnya." Semuanya menghembuskan napas lega. Si supir, yang jantungnya berdegup kencang dari tadi, ingin merokok untuk menenangkan diri. Dia membuka jend mobilnya dan terkejut bukan main. Randika ada di sebh kanan mereka! "Bajingan! Dia di kanan kita!" Si supirngsung banting ke kiri. "Orang ini pasti bukan manusia! Keluarkan senjata kalian dan bunuh dia secepatnya!" Viona yang wajahnya ditutupi kain terkejut ketika mobil banting ke kiri. Seth itu orang-orang di sekitarnya sepertinya panik dan bergerak tanpa henti. Apakah Randika datang untuk menymatkannya? Dia percaya bahwa yang bisa menymatkan dirinya hanyh Randika. Dia berdoa bahwa orang yang dikaguminya itu datang menymatkannya. Laju mobil masih cepat, namun si supir menyetirnya dengan satu tangan dan tangan satunya memegang sebuah pistol dan mengarah pada Randika. Dor! Tanpa ragu-ragu dia menembakkan pistolnya tetapi sosok Randika sudah menghng. Dia terkejut sampai hampir kehngan kendali mobil. Bukannya orang itu ada di sana sebelumnya? Apakah pelurunya sudah mengenainya dan pria itu terjatuh? Tetapi sosok orang itu menghng sesaat seth pistolnya menembak, harusnya bidikannya meleset. "Hei dia sekarang di bkang!" Teriak yang duduk di bkang. "Lho dia mau apa.. Eh dia lompat!" Duak! Suara keras terdengar di atap mobil mereka. "Dia ada di atas kita! BUNUH!" Orang yang duduk di bkang mengeluarkan AK 47 dan menembakkannya ke atap mobil. Suara tembakan yang memekakan telinga terdengar sangat keras. "Ah!" Viona segera menunduk dan menutup telinganya sambil berteriak keras. Seluruh atap terlihat bolong dan masih tidak ada jejak Randika. Mereka semua merinding dm hati. Seketika itu juga, jend mobil bkang tiba-tiba tertendang keras dan kacanyangsung pecah. Orang-orang yang masih kebingungan itu tidak dapat bereaksi sin menunduk saking kagetnya. Si supirngsung mengarahkan pistolnya ke kanan bkang tetapi sosok Randika tidak ada. Lalu ada suarangkah kaki di atap dan mereka kembali menembak atap mobil. Pada saat itu, Randika myangkan sebuah pukn ke jend supir yang terbuka. Si supir yang juga ikut menembaki atap mobil itu tiba-tiba sudah tidak sadarkan diri. Namun, yang mengerikannyagi ternyata lehernya th patah dan kepnya menghadap ke bkang. Satu pukn dan Randika membunuh orang itu! Mobil lepas kendali dm kecepatan tinggilu tanpa perlu perintah, orang yang duduk di depan segera mengambil kendali setirnya. Sedangkan sosok Randika sudah menghnggi. Lalu orang tersebut membuka pintu si supir dan menendang mayat temannya itu. "Sin orang itu menghnggi." Orang-orang ini tampak acuh tak acuh terhadap kematian temannya itu. Mobil kembali mju dengan cepat. Pada saat ini, jend bkang bagian kiri tiba-tiba pecah. Orang-orangngsung membidik dangigi tidak ada orang di sana. Lalu sepasang kaki muncul dari jend kanan bkang dan mengenai sh satu penculik. Ketika temannya melihat Randika sudah masuk di mobil, dia hendak menembaknya tetapi tubuh temannya menghnginya. Di saat dia ragu-ragu itu, Randika sudah melempar beberapa jarum dan menancap di pergngan tangan orang tersebut. Tangannya tiba-tiba lemas dan tidak bisa bergerak. "Randika!" Viona yang kainnya dilepas oleh Randika itu merasa bersyukur bisa melihat wajah atasannya itu. Si supir baru itu benar-benar terkejut karena temannya tidak berdaya mwan Randika. Randika masih tidak mempedulikannya dan membuka pintu di kanannya dan melempar kedua penculik yang duduk di bkang itu! "Ahhhh!" Mobil yang di bkang mereka terkejut ketika melihat orang yang lompat dari mobil. Diangsung menginjak remnya kuat-kuat tapi sudah tembat. Orang yang jatuh itu dilindas berkali-kali oleh beberapa mobil. Darahnya muncrat ke mana-mana. Di dm mobil cuma ada Randika, Viona dan si supir. Ketika si supir hendak membidik Randika, pisau sudah mendarat di lehernya. "Ku kau ingin smat, hentikan mobil itu di gang depan." Randika sepertinya ingin menangkap orang ini hidup-hidup. Karena sebelumnya pembunuh Jeratan Neraka tidak mengatakan apa-apa, kali ini dia harus mendapatkan informasi. Herannya, orang ini tidak mwan dan menuruti kata-kata Randika. Merekalu berhenti di suatu gang yang sepi. Randikalu menyuruh Viona untuk tetap di mobil sebentar sgi dia mengurus orang tersebut. Saat mereka turun, sebuah mobil berhenti di bkangnya. Ternyata mereka diikuti oleh mobil! Mobil itu sepertinya b bantuan musuh. Lima orang turun dari mobil tersebut. "Kau kira kami datang sendirian?" Si supir ini masih disandera Randika dengan pisau di lehernya. Lalu yang mengejutkannya adh Randika melepaskannya! Kemudian bersama dengan teman-temannya itu, mereka mengepung Randika. Para penculik ini tidak berkata apa-apa minkan hanya memandang satu samain. Tatapan mata mereka dipenuhi kebtan tekad. Tiba-tiba sh satu dari mereka menerjang Randika sementarainnya mengeluarkan pisau militer mereka dan menyusulnya. Randika sang Dewa Perang ini hanya tersenyum ketika melihat mereka berusaha membunuhnya. Sejak kapan cecunguk-cunguk seperti kalian berani menantangku? Randikangsung berubah menjadi bayangan, dia menghajar terlebih dahulu orang paling depan. Mungkin karena sudah jarang menggunakan kekuatan penuhnya, Randika tidak bisa mengira-ngira kekuatannya. Karena ketika dia memukul keras dagu orang tersebut, seluruh tubuhnya sampai myang dan mendarat di mobil mereka. Satu orang sudah tewas. Kedua oranginnya segera menggabungkan serangan mereka tetapi semua itu percuma. Kedua pisau mereka hanya menancap di dada mereka masing-masing. Kecepatan dari Randika yang berkekuatan penuh ini sudah tidak bisa mereka ikuti dengan mata mereka. Yang hanya mereka tahu bahwa hidup mereka sudah berakhir. Ketiga penculikinnya berhenti menerjang dan menatap satu samain. Mereka tahu bahwa mereka akan mati hari ini. "Masih berani mwanku?" Tanya Randika dengan santai. Chapter 43: Alamat Misterius Chapter 43: mat Misterius "Hahaha." Ketiganya tertawa, dengan macam tawa yang hanya bisa bersumber dari orang yang sudah mengetahui bahwa ajal mereka sudah dekat. "Kami juga ingin merasakan bagaimana kekuatan sebenarnya dari sh satu dewa dari 12 Dewa Olimpus." "Apakah kalian dari Jeratan Neraka?" Randika masih ingin mengorek informasi sebelum membunuh mereka. "Tidak usah repot-repot berbohong, karena kalian tahu identitasku berarti kalian mengerti kemampuanku." "Ngimpi ku kau berharap mendapatkan sesuatu dari kita!" Sh satu dari mereka tertawa keras. "Bahkan jika kau adh penguasa dunia bawah tanah, kau tidak akan mendapatkan apa-apa dari kami!" "Bahkan jika nyawa kalian taruhannya?" Randika mengerutkan dahinya. Ketika dia tidak mendapatkan jawaban, dianjut berkata, "Mengapa kalian begitu setia kepada mereka? Dan jangan kira obat di dm gigi kalian itu berguna, aku bisa menghancurkannya dm 1 detik." Ketika mendengarnya, mereka bertiga merinding dan tidak bisa tertawagi. Wu mereka berusaha untuk tidak menunjukkan keraguan, sesungguhnya mereka tahu bahwa kata-kata Randika itu benar. "Aku tahu bahwa kau itu sangat kuat." Sh satu menatapnya dengan tajam. "Tapi jangan harap kami akan takut padamu dan menjual organisasi kami!" "Oh? Apakah itu akan beku seth aku menyiksamu?" Randika tersenyum. "Jangan harap kau bisa menyiksa kami, kematian adh kehormatan bagi kami. Kekuatan organisasi kami melebihi apa yang kau bayangkan. Bahkan jika kau adh Ares, bahkan kau pada akhirnya akan berlutut di hadapan kami!" "Sebuah kehormatan bisa mati demi organisasi." Sh satu mereka tertawa keras. "Tunggu dan lihah pembsan dari Jeratan Neraka!" Seketika itu juga, mereka bertiga menggigit obat di dm gigi mereka. Randika tidak berusaha mencegah mereka. Mereka adh orang-orang tetih dan setia pada organisasi mereka, jadi mengorek informasi dari mereka merupakan hal mustahil. Mereka semua mati sambil tertawa sebelum akhirnya meleleh dan meninggalkan genangan darah di jn. Pada saat mereka meleleh, Randika bergegas menuju Viona agar tidak melihat proses kematian yang mengenaskan ini. Viona yang melihat Randika itu tiba-tiba menangis. Dirinya bersyukur sekali bisa smat dari kejadian ini. Randika pun memeluknya dan berusaha menenangkannya. "Tenanh, aku sudah ada di sini." Seth beberapa saat, Randika berkata dengan nada serius. "Aku akan memeriksa mobil mereka sebentar untuk mencari petunjuk." Viona mengangguk sambil masih sedikit menangis. Meskipun dia tidak paham sama sekali dengan percakapan para penculiknya dan Randika, dia paham bahwa Randika bukah orang biasa. Randikalu memeriksa kedua mobil tersebut. Dia berharap bisa mendapatkan petunjuk mengenai Jeratan Neraka. Meskipun peluangnya kecil, dia harus tetap mencoba. Kemu mendadak para anggota Jeratan Neraka ini membuatnya was-was. Sma dia menemukan tempat persembunyian mereka, mereka akan berharap ibu mereka tidak pernah mhirkan mereka. Seluruh mobil dipenuhi oleh senjata terlebih mobil pertama yang penuh lubang peluru. Randika mencari-cari mi dari kursi pengemudi hingga ke bagasi. Dia tidak bisa melewatkan satu jengkal pun yang terlewatkan. Seth mencari-cari beberapa menit, dia menemukan sebuah kertas kecil. Di kertas tersebut hanya ada satu mat. "Vi Gunung Perak nomor 87?" Melihat hal ini mata Randikangsung bersinar terang. Seth mporkan dan menunggu kedatangan polisi, Randika memanggil taksi dan mengantar Viona kembali ke perusahaan. Dia harus memastikan kesmatan Viona benar-benar aman terlebih dahulu. Di dm taksi, Viona slu bersandar di bahu Randika sambil terus memeluknya. Matanya tertutup sambil sesekali dia akan bergetar tanpa henti. Sepertinya kejadian sebelumnya th mengguncang dirinya. Hati Randika merasa sakit ketika melihatnya. Hal tragis semacam ini pasti sangat berat bagi gadis biasa seperti Viona. Namun dm pikirannya masih dipenuhi oleh Jeratan Neraka. Karena dia tidak memiliki sumber daya untuk menyelidikinya, organisasi tersebut benar-benar misterius baginya. Dia merasa bahwa organisasi kejahatan ini muncul bersamaan dirinya, seakan-akan tujuan mereka hanyh dirinya. Kemungkinan ini paling masuk akal baginya. Dengan dirinya datang ke mat itu, dia akan tahu siapa dng di baliknya dan barh seth itu dia bernapas dengan leluasagi. Randika mengerutkan dahinya, kejadian sebelumnya th berng. Kejadian di mana teman-temannya yang menjadi target, karena hal ith Randika bersembunyi di Indonesia. Dia ingin menaklukkan kekuatan misteriusnya dan bisa menjaga semua orang yang dia sayangi! Seharusnya Shadow sebentargi datang ke kotanya, waktunya untuk dirinya menyerang! Randikalu menutup matanya sejenak dan ingin melupakan mash ini sejenak. Tidakma kemudian, taksi sudah sampai di gedung perusahaan Cendrawasih. Randikalu membawa Viona ke ruangan barunya dintai 5. "Viona kau baik-baik saja?" Saat berada di lift, Randika menyadari bahwa Viona berwajah pucat. "Apakah kau ingin png saja?" Tanya Randika dengan nada khawatir. "Tidak apa-apa, aku tidak apa-apa." Viona memaksakan dirinya untuk tersenyum. Dia juga tidak ingin membahas apa yang th terjadi dengannya. "Aku rasa kau masih trauma dengan kejadian barusan." Randika menggelengkan kepnyalu memeluk Viona. "Maafkan aku Vi Aku tidak mampu untuk melindungimu." Ketika dipeluk, Viona sedikit merinding. "Jangan berkata seperti itu, jika bukan karenamu aku tidak tahu nasibku bagaimana." Kata Viona dengan suara pn. Sh satu san dirinya masih ketakutan adh identitas asli Randika. Memang kejadian hari ini sungguh menakutkan baginya tetapi hal itu membuatnya melihat jati diri Randika. Keahlian b diri Randika benar-benar melekat di benaknya. Apgi seth membunuh para penculiknya dengan mudah, hal ini membuat dirinya meragukan identitas Randika. Seakan-akan Randika yang di hadapannya ini hanyh sebuah kamuse dari suatu sosok yang mengerikan. Orang macam apa itu Randika? Viona penasaran. "Aku tidak pantas mendapatkan penghiburanmu itu." Randika berkata dengan sedih. "Lebih kau istirahat saja diboratorium nanti. Lagip tidak ada pekerjaan mendesak juga." Viona mengangguk. Melihat Viona yang masih terguncang itu membuat hati Randika kembali sakit. "Vi, cobh lihat ke atas." Seth mengangkat kepnya, Randika menciumnya sambil terdiam. "Ah!" Mata Viona terbuka lebar ketika dicium paksa oleh Randika. Ini sudah keempat kalinya! Entah kenapa Viona tidak membencinya kali ini dan menikmati momen ini. Setetes air mata keluar dari matanya. Namun suara nyaring decitan lift yang berhenti terdengar, dia tiba-tiba sadar bahwa pintu akan segera terbuka! Vionangsung mendorong Randika dan pintu lift pun terbuka. Ketika mereka berjn keluar, Randika tiba-tiba berhenti berjn karena mengingat sesuatu dan bertanya sambil tersenyum. "Sudah baikan?" Viona tersipu malu ketika mendengarnya. Dia mengangguk dan beri menuju ruangan Randika. Randika tersenyum ketika melihat kkuan Viona yang seperti anak kecil itu. Dia tidak kembali ke ruangannya dan kembali menaiki lift. Dialu mengeluarkan kertas yang ditemukannya di mobil. "Tunggh kedatanganku!" Gumam Randika. Chapter 44: Karma Selalu Datang! Chapter 44: Karma Slu Datang! Kota Cendrawasih adh kota yang masih dm tahap perkembangan. Gedung-gedung pencakarngit sedang mi dibangun dan perumahan-perumahan elit juga mi bermu. Harga rumah di kota ini tiap tahunnya naik terus-menerus. Apgi perumahan elit yang baru selesai dibangun seperti Vi Gunung Perak. Mereka baru resmi dihuni 2 bn yanglu. Fasilitas di gedung serbaguna perumahan ini sangat mewah seperti km renang, gym,pangan golf hingga a yang dapat menampung 3000 orang. Rumah di perumahan ini hanya mampu dibeli oleh orang-orang kaya. Di suatu rumah, di basemen Sin cahaya matahari yang melewati ch-ch pintu, pencahayaan di basemen ini sangah minim. Hampir tidak terdapatmpu di tempat ini. Mungkin pencahayaan yang buruk ini ingin menutupi apa yang ada di balik pintu. Ku orang melihat dmnya, mungkin mereka akan tidak akan percaya akan pemandangan tidak manusiawi ini. Dm basemen ini terdapat sel kurungan yang cuma ada satu ranjang saja dan sebuah ember. Di setiap sel tersebut ada seorang wanita di dmnya! Beberapa ada yang tidak memakai baju sedangkan yanginnya memakai bajupang-camping. Wajah mereka terlihat sakau. Tiap hari mereka dipaksa memuaskan nafsu para pria. Wanita-wanita ini sesungguhnya cantik-cantik. Meskipun tidak secantik Viona ataupun Inggrid, para wanita ini sudah cukup membuat para lki mengejar mereka. Tetapi sekarang kondisi mereka menyedihkan, mereka th menjadi budak seks! Terlebihgi, terdapat t-t penyiksaan dan t-t seks. Suasana di basemen hening. Ada yang masih di bawah pengaruh obat, ada yang menundukkan kepnya dan ada yang menangis. Ketika mendengar suara pintu berderit, mereka semuangsung gemetar ketakutan. Ada yang datang! Ketika mendengar suarangkah kaki yang sudah mereka kenal itu, mereka ingin mencabik-cabik orang itu hidup-hidup. Dih yang membuat hidup mereka sengsara. Ketika tiba di bawah, Kevin sedang bingung memilih perempuan mana yang akan menjadi mainannya hari ini. Dia tersenyum puas ketika melihat koleksinya yang banyak ini. Semua wanita ini diculik oleh Kevin dengan berbagai cara tetapi cara yang sering dipakainya adh membius mereka ketika mereka pergi berkencan. Ku para wanita ini menk dirinya, dia akan menculik mereka! Benar-benar lki biadab. Kevin memandangi satu per satu koleksinya dan para wanita itu segera meringkuk ketakutan. "Nomor satu angkat kepmu!" Teriak Kevin sambil menendang sel nomor satu berada. Wajah Kevin sudah terlihat bengis dan penuh nafsu. Wanita itu ketakutan ketika sel miliknya ditendang keras oleh Kevin, dia tidak punya pilihan untuk mengangkat kepnya. Wajah cantiknya itu penuh dengan air mata. Ternyata seth diperhatikan, mulutnya th diikat oleh kain dan tangannya diborgol. Benar-benar tidak manusiawi! "Kau sudah lupa harus ngapain ku aku turun ke tempat ini?" Muka Kevin terlihat marah. Wanita yang dipanggil nomor 1 ini panik dan menggeleng-gelengkan kepnya. Jika didengar dengan seksama, wanita ini mengeluarkan suara seperti anjing. "Guk! Guk!" Ketika melihat budaknya itu patuh, Kevin mengangguk puas. Lalu dia menuju selin di mana wanita-wanita cantikinnya menunggu dirinya. "Hmmm. Aku cuma punya lima orang saja." Kevin sudah berada di ujung sel yang masih kosong. "Tidak mash, sebentargi tempat ini akan diisi oleh Viona. Ahhhh Aku sudah tidak sabar bermain denganmu!" Senyuman Kevin diisi oleh kelicikan dan kebejatan. Dia th menyiapkan banyak mainan untuknya, Viona akan menjadi budak seks miliknya yang terbaik! Aku tidak akan menomorimu, aku akan memberimu nama. Memejamkan matanya, dia membayangkan tubuh seksi Viona yang tnjang itu akan dia mainkan sesuka hatinya. Kevin benar-benar tidak sabar, karena baginya Viona adh cewek tercantik yang pernah dia lihat. Di saat Kevin sibuk dengan fantasinya, sh satu wanita di dm sel memberanikan diri untuk memaki Kevin. "Manusia biadab sepertimu tidak pantas untuk hidup!" Kevin membuka matanya dan tertawa keras. "Nomor 4, kau sepertinya tidak punya sopan santun. Apakah itu caramu menyapa tuanmu?" Namun nomor 5 juga ikut menyaut. "Aku harap kau membusuk di neraka! Lihat sekelilingmu, dosamu itu sudah tidak termaafkan dan neraka saja sudah jijik sama jiwamu!" Nomor 3 benar-benar ketakutan. Dia tidak memiliki nyali seperti teman-temannya itu, dia hanya meringkuk ketakutan di pojokan. Semua wanita ini diculik berurutan oleh Kevin. Nomor 1 adh yang pertama dan nomor 5 adh yang terakhir. Jadi kondisi psikologis wanita yang datang terakhir itu masih belum tunduk. "Hmmm Bagaimana caranya tuanmu ini membuatmu paham?" Kevin mi mennjangi nomor 5 dengan matanya. "Setiap dari kalian adh karya seni milikku, aku akan membuat kalian budak seks terindah di seluruh dunia!" "Biadab!" Nomor 5 kehngan kesabarannya. "Sampah sepertimu cuma bisa menodai tubuhku tapi tidak tekadku! Setiap hari aku akan mwanmu!" "Tidak, tidak, tidak. Kevin menggelengkan kepnya dan mengatakan. "Aku tidak akan mematahkan tekadmu ataupun mencuri hatimu, pada akhirnya kau akan menerima cintaku ini." Seth itu, Kevin membuka sel nomor 5 dan berjn masuk. Kaki dan tangan nomor 5 terborgol jadi dia tidak bisa mwan. Kevinlu menjambak dan mengangkat kepnya nomor 5. "Hari ini aku akan membuatmu milikku." Lidah Kevinngsung menjti wajah nomor 5. Kau milikku! Smanya kau adh milikku! "Smanya aku tidak akan pernah menjadi milikmu!" Perempuan ini masih memperjuangkan hidupnya. Nomor 1 dan 2 tidak mau melihat, nomor 3 mengintip dari ch pahanya dan nomor 4 menatap Kevin dengan tatapan marah. Melihat temannya itu hendak diberi obat, dia berteriak marah. "Kau pada akhirnya akan mendapatkan ganjaran yang setimpal!" "Hahaha, bahkan Tuhan pun tidak bisa menghukumku." Kevin tertawa. "Aku hanya percaya pada diriku sendiri." Ketika mendengar hal tersebut, semua perempuan itu memasang ekspresi tidak berdaya. Mungkin apa yang dikatakan Kevin benar, kesempatan mereka untuk bebas sangah kecil. Mungkin Tuhan sebenarnya sudah meninggalkan mereka. "Wah kebetn sekali, aku juga percaya pada kemampuanku sendiri!" Suara itu terdengar dari arah pintu. Kevin yang masih tertawa itu segera terdiam ketika mendengar suara itu. Dia segera menoleh ke arah pintu dan bertanya, "Siapa di sana?" Kevin merasakan firasat buruk, tempat ini adh tempat tersembunyi miliknya. Bahkan dia memiliki pengawal yang banyak di rumahnya ini. Bagaimana bisa ada orang yang bisa masuk ke basemennya ini? Terlebihgi, kenapa dia merasa pernah mendengar suara orang itu? Ketika berusaha mengingat-ingatnya, dia merinding karena akhirnya dia mengerti milik siapa suara itu. Semua perempuan di basemen ini segera mendapatkan semangat hidupnya kembali. Mereka juga mendengar suara orangin dari arah pintu. Apakah pertolongan akhirnya th tiba? Kevin menutup matanya dan berdoa bahwa orang tersebut bukah yang dia kira. Kemudian orang itu berjn turun dengan tangan di sakuanya. Ketika Kevin membuka matanya, mimpi buruknya menjadi kenyataan. "Randika!" "Halo bro ketemugi." Randikalu memperhatikan perempuan-perempuan yang ada di sel itu. "Pintar juga aktingmu sma ini." "Mustahil, bagaimana caranya kau bisa sampai ke sini?" Kevin berjn mundur sngkah demi sngkah, beriringan denganngkah maju Randika. "Aku sudah bng kan sebelumnya? Jangan pernah mengganggu Vionagi!" Randika melihat ekspresi perempuan-perempuan ini dan aura membunuhnya memancar dengan kuat. Seorang wanita tidak pantas dipekukan seperti budak! Jika sebelumnya dirinya gagal menymatkan Viona, apakah dia akan menjadi seperti mereka? Apakah wanita miliknya itu akan memiliki wajah tanpa ada harapan hidup seperti mereka? Terlebihgi, Kevin berkerja sama dengan Jeratan Neraka. Benar-benar tidak termaafkan! Melihat ekspresi mengerikan Randika, Kevin ketakutan. Dia tahu bahwa nyawanya terancam dan dia segera beri ke sel nomor 5, hendak menyanderanya. Namun, Randika mengeluarkan sebuah pisau dan melemparkannya ke kaki Kevin. "Ah!" Pisaunya itu mengenai paha Kevin dan membuatnya terjatuh! Kemudian Kevin mendongak dan menyadari bahwa Randika sudah ada di atasnya. "Ampun! Ampun!" Posisi Kevin sudah diangkat oleh Randika. "Seth berbuat seperti itu pada para perempuan ini, kau masih berharap ampun?" Nomor 5 mi tertawa lepas. "Rasakan! Mampus hidupmu!" "Karma slu datang! Mati kau!" Nomor 4 juga ikut menyaut dan tertawa. Sesaat kemudian, air mata kebahagian mi mes. Perempuaninnya awalnya tidak mempercayai apa yang terjadi, tetapi seth teriakan nomor 4 dan 5 mereka berteriak. "Bunuh!" "Bunuh!" "Bunuh!" Sorakan itu membuat Kevin mengompol sedikit. "Jangan hiraukan mereka." Kata Randika dengan tersenyum. "Sekarang aku akan bertanya dan ku kau berbohong maka kutusuk kau sekali." "Aku tidak berani berbohong!" Seluruh tubuh Kevin sudah basah oleh keringat. "Apa hubunganmu dengan Jeratan Neraka?" "Jeratan Neraka? Apa itu?" Kevin terkejut dengan pertanyaan aneh itu. Tetapi Randika mengambil pisaunya kembali dan menusuk bahu Kevin! "Arghh!" Kevin berteriak kesakitan. "Aku tidak tahu apa-apa, aku tidak pernah mendengar nama mereka!" Randika mengerutkan dahinya. Bukankah dia sh satu anggota dari Jeratan Neraka? Seth memikirkannya, Randika mengerti bahwa Jeratan Neraka hanya menggunakan Kevin. "Pertanyaan berikutnya, tadi pagi kau nyuruh orang untuk nyulik Viona?" Wajah Kevin segera membeku. Randika tidak ragu-ragu mencabut pisaunyagi dan menusuk kembali bahu Kevin. Darahngsung membasahi wajah Randika. "Argh. Iya Aku menyuruh orang tadi pagi." Kevin tidak dapat menahan rasa sakitnya dan menjawab dengan terbata-bata. "Baih." Randikalu melempar Kevin. "Tapi aku tidak puas dengan jawabanmu." Ketika mendengarnya, Kevinngsung memohon ampun. "Tolong ampuni aku. Aku tidak akan berbuat jahatgi!" "Bacod!" Seketika itu juga, Randika menginjak t kmin Kevin dengan keras. KRAK! Seperti suara telur yang pecah, telur Kevin nampaknya sudah tinggal kenangan. Wajah Kevin segera menjadi putih. Dia memegangi t kminnya dan berguling-guling dintai tanpa henti. Randika sudah menghancurkan keturunannya! "Semoga dengan ini kau tidak bisa berbuat aneh-anehgi." Randika meludahi Kevin. "Ku kau masih belum kapok, kubunuh kau ketika kita bertemugi." "Hahaha kapok! Cariki saja sana mi dari sekarang, punyamu sudah tidak bisa berdiri!" Nomor 5 benar-benar kasar ku bicara. Tapi melihat kehidupan mereka yang mengenaskan ini, melihat Kevin mendapatkan penghakiman ini adh momen yang mereka tunggu-tunggu. "Tolong keluarkan kami!" Sh satu perempuan berteriak pada Randika. Randika secara tidak sadar mengamati ekspresi mereka semua. Ekspresi mereka penuh dengan sukacita dan mereka melihat dirinya sebagai sang penymat. Chapter 45: Dari Mangsa jadi Pemangsa! Chapter 45: Dari Mangsa jadi Pemangsa! Randikalu membebaskan semua perempuan yang tertangkap itu. Namun seth itu, terdengar suara gaduh dari luar dan mendatangi pintu besi basemen ini. Beberapa orang dengan baju serba hitam masuk ke dm. Mereka tidak peduli dengan Kevin yang masih berguling-guling kesakitan. Mereka hanya tertawa ke arah Randika. "Wah wah ternyata Ares toh?" Sh satu dari mereka memecah keheningan. Dia menatap Randika bagai melihat sampah. "Jadi kalian dari Jeratan Neraka?" Randika mengerutkan dahinya. "Ku iya kenapa?" Mereka semua segera menghngi jalur kabur Randika. Juh mereka lebih dari 10 orang dan semuanya membawa pistol. Kevin, yang berguling-guling kesakitan, melihat bahwa pengawalnya sudah tiba mi tersenyum dan berteriak kepada mereka. "Cepat bunuh bajingan itu!" "Mati kau Randika!" Mata Kevin dipenuhi api kebencian. Nanti dia akan bersenang-senang dengan mayat Randika dan memajang kepnya sebagai pi kemenangannya. Namun, tiba-tiba sh satu perempuan menginjak kembali t kmin Kevin. "Ah!" Rengekan Kevin terdengargi dan perempuan-perempuan itu meludahi Kevin. "Simpan tenaga kalian buat nanti, masih ada mash serius di hadapan kita." Kata Randika pada para perempuan itu. Dialu menatap para anggota Jeratan Neraka, "Syukuh kalian datang, aku tidak perlu repot-repot mencari petunjukgi." "Aku tidak tahu Ares ternyata suka membual." Ejek sh satu dari mereka. "Apakah kau pikir tempat ini juga markas kami?" Randika tersenyum, "Di mana pun markas kalian berada, kalian pasti akan memberitahuku." Seth berkata demikian, Randika berubah menjadi gumpn asap dan menerjang maju. Ketika orang yang di depan hendak menembakkan pistolnya, di saat yang sama Randika sudah memegang pergngan tangannya dan melemparnya ke temannya. Pistol yang terjatuh itu segera diambil Randika dan dia pukulkan ke sh satu kep orang. Tiga orang sudah dia khkan dm sekejap! Dor! Dor! Dor! Para penjahat ini bahkan belum bisa bereaksi tetapi mereka sudah ditembaki oleh Randika. Dua orang dari merekangsung mati di tempat. Ketika mereka hendak membs menembak, Randika memakai tubuh orang yang dia buat pingsan sebelumnya dan menjadikannya tameng. Ketika peluru mereka habis, Randika kembali menjadi gumpn asap dan melempar tamengnya itu. Dia segera menerjang kembali dan menendang sh satu dari mereka sekaligus mengambil kembali pistol yang baru. Randikalu melompat untuk menghindari tembakan dan mendarat di sh satu bahu musuhnya. Diangsung menembak ke kepnya, isi kepnya semburat di kakinya. Dialu menggunakan mayat itu sebagai pijakan dan melesat ke arah musuhnya yangin. Dm sekejap, semua orang berhasil dia bunuh. Hanya tersisa 3 orang yang masih hidup tergeletak di tanah. Tangan dan kaki mereka th dipatahkan oleh Randika jadi mereka tidak bisa berbuat macam-macam. "Nah mari kita diskusi tentang di mana markas kalian." Ketiga orang ini mendongak dan melihat Randika sedang berdiri di atas mereka dengan senyumannya yang menakutkan. "Ah omong-omong aku pinjam t menyiksamu ya." Kata Randika kepada Kevin. Melihat pemandangan berdarah ini, Kevin hanya meringkuk ketakutan di pojok. ... Tidak butuh waktuma untuk Randika mendapatkan informasi yang dia perlukan. Seth mendapatkannya, dia membawa kelima perempuan itu keluar dari basemen terkutuk itu. Seth mereka ke hman rumah, Randika memecahkan kaca jend mobil yang terparkir di situ. "Ayo semuanya naik." Ketika mendengar perintah itu, semuanya naik ke mobil. "Aku akan mengantar kalian ke tempat yang aman dulu." Kata Randika sambil menykan mobil. "Kita akan ke polisi untuk mporkan hal ini." Para perempuan ini terdiam. Ku mereka mporkan hal ini, maka semua orang akan tahu kejadian apa yang menimpa mereka. Jika ini terjadi, mereka tidak akan punya wajah untuk bertemu dengan orang. Manusia itu termasuk makhluk yang aneh, mereka suka mengingat hal-hal buruk yang th dkukan orang tanpa pernah mengingat kebaikan yang dkukannya sebelumnya. Ketika kenn, tetangga, sahabat mereka mengerti bahwa mereka dipekukan sebagai budak seks, entah hinaan seperti apa yang menanti mereka. Setidaknya mereka akan dicap sebagai pcur. "Jika kalian tidak mporkan kejadian ini, Kevin tidak akan mendapatkan hukuman yang dia pantas dapat. Kalian mau Kevin bebas?" Randika mengerti apa yang ada di benak mereka. "Aku punya teman di kantor kepolisian, dia pasti melindungi identitas kalian. Kita akan bertemu dengannya sesampainya di sana. Tetapi pada akhirnya ini tetap keputusan kalian, aku akan menghormati apa pun yang kalian putuskan." Mendengar penjsan Randika, sh satu dari mereka menjawab. "Baih, aku akan bersaksi terhadap Kevin. Kita harus memastikan dia menerima hukuman yang pantas!" "Setuju!" "Baih!" Tidak butuh waktuma kelima perempuan ini setuju. Randika hanya tersenyum mendengarnya dan membawa mereka ke kantor polisi di mana Deviana berada. Sma perjnan, kelima gadis ini meluapkan emosi mereka. Ada yang berpelukan, ada yang bergelimang air mata dan bahkan ada yang menghirup udara panjang terus menerus, menikmati kebebasannya. Seth beberapa saat, sh satu dari mereka mengajak bicara Randika. "Namamu siapa?" "Randika." "Kamu tadi luar biasa sekali! Kamu bisa membunuh mereka dengan tangan kosong." "Yah tanganku juga hebat kok di ranjang." "Ah bisa saja kamu!" Suasana gembira segera mengisi mobil ini. "Eh kamu harus mengajarkannya pada kita kapan-kapan." "Betul! Biar nanti kejadian ini tidak ternggi." "Tidak perlutihan sampai seperti itu, kalian hanya perlu pintar memilih pasangan." ... Satu per satu pertanyaan keluar dari masing-masing mereka. Mereka ingin menghapus memori km itu. Namun, pertanyaan terpenting bagi mereka akhirnya keluar dari sh satu mulut mereka. "Apakah kau sudah punya pacar?" Seth pertanyaan ini terlontar, semuanya terdiam. "Wah ada yang jatuh cinta nih!" "Memangnya siapa yang tidak jatuh cinta terhadap penymatnya?" Perempuan yang duduk di samping Randika ini terlihat serius. Randika menoleh dan mengusap kepnya. Tidak heran menurutnya ku sh satu perempuan ini jatuh cinta padanya. Randika datang di mana hidup mereka sudah sengsara. Bisa dikatakan bahwa Randika adh pangeran berkuda putih yang menymatkan mereka dari balik kegpan. "Hahaha mungkin?" Randika membsnya dengan nada tak pasti. Semua perempuan merasa bahwa jawaban Randika ini setengah-setengah. Viona dan yangin bukan pacarnya sedangkan Inggrid kan istrinya. Jadi Randika sendiri ragu mau menjawab apa. "Yah eman sekali, kami benar-benar jatuh cinta padamu." "Kalian pasti bisa menemukan pria yang bisa membahagiakan kalian." Kata Randika sambil tersenyum hangat. "Siapapun pasangan kita nanti, aku tidak akan pernah melupakanmu!" Kata mereka semua. "Hei hei, kalian harus setia sama pasangan." Randika hanya bisa tersipu malu. "Lagip aku juga tinggal di kota ini dan mungkin suatu saat nanti kita bisa bertemugi." "Wah itu bagus! Nanti kita kencan ramai-ramai." Semua yang di dm mobil ketawa. Perbincangan ini terus bengsung hingga mereka sampai di kantor polisi. "Bagaimana caramu mtih otot-ototmu?" Sh satu dari mereka bahkanngsung meraba-raba lengan Randika. Otot yang keras itu membuatnya terpukau. "Eh curang! Aku juga mau!" "Aku juga!" Mereka semua akhirnya meraba-raba lengan Randika bahkan ada yang meraba perut dan dadanya! Kalian ingin membuatku terangsang atau apa? Imanku sedang diuji! Biasanya Randikah yang meraba-raba tubuh sedangkan sekarang dia diraba-raba oleh 5 perempuan sekaligus. Perasaan aneh sekaligus nikmat ini lumayan enak juga. "Hei Sudah nanti aku mh nafsu dan meniduri kalian semua bagaimana?" Kata Randika. Semuanya menjadi terdiam dan hanya seorang saja dengan suara pnnya yang membs Randika. "Kita ke hotel dulu saja ku begitu?" "Eh ternyata kita semua ini cinta sama Randika ya. Kita dari mangsa jadi pemangsa!" Seketika itu juga mereka tertawa semua. "Aku dengan senang hati berada di atas!" Kata sh satu perempuan. "Ya sudah ke hotel saja dulu!" Yanginnya setuju. Mati aku! Randika mi kebingungan. Kesuciannya ini seperti sedang dilng, apgi mata para perempuan ini sudah bagai predator. Apakah mereka tidak malu membicarakan seks seperti ini? Dunia makin bejad ternyata. Tapi Randika hanya bisa menyhkan ketampanannya dan kemampuan ahli b dirinya. Memang susah jadi orang ganteng itu, semua perempuan pasti mengejarnya. Randika mengh napas dm hati. Susahnya jadi orang ganteng. .... Hari sudah sore ketika mereka tiba di kantor polisi. Kelima perempuan ini turun semua. Randikalu menurunkan kaca jendnya dan mengatakan. "Kalian masuh dan cari polisi yang bernama Deviana. Katakan bahwa aku yang mengirim kalian dan jangan percaya siapapun sin Deviana itu." Semua perempuan itu mengangguk. Lalu sh satu dari mereka maju dan mengatakan. "Terima kasih Randika!" Lalu tanpa sempat membs ucapan terima kasih itu, Randika dicium! Oh! Mereka berciuman! Mata Randika terbuka lebar, inikah perasaan Viona kapan hari? Perempuan itu mundur dan wajahnya tersipu malu. Sekarang, keempat perempuaninnya juga minta giliran. Semua ciuman mereka melibatkan lidah jadi Randika cukup pusing seth semuanya selesai. "Semoga kalian mendapatkan kebahagian yang baru!" Randika berharap dm hati pada kelima gadis yang th menjni kehidupan tragis itu. Hatinya terasa hangat. Seth melihat sosok kelima perempuan itu masuk ke dm, Randika mi fokus kembali. Sekarang dia perlu pergi ke mat baru, hasil dari penyiksaannya sebelumnya. Tidakma kemudian, dia th mencapai gedung tentar di jn Pendopo. Ketika dia naik kentai 3, dia menyadari bahwa a depan ruangan itu tampak terawat. Ruangan markas mereka pasti berada dintai ini! Seth memastikan tidak ada jebakan yang terpasang di pintu, Randikalu membuka pintu tersebut. Pemandangan di depannya ini membuat dirinya terkejut. Kosong! Ruangan itu benar-benar kosong seperti baru. Ketika dia masuk, Randikangsung memeriksa seluruh ruangan. Dia tidak dapat menemukan apa-apa. Sepertinya mereka thma pergi. Sepertinya mereka tahu bahwa para bawahannya itu akan membocorkan markas mereka jadi seluruh organisasi th meninggalkan tempat ini. Namun, Randika bersumpah dm hati bahwa dia akan menemukan mereka! Chapter 46: Kau Merabaku! Chapter 46: Kau Merabaku! Seth selesai memeriksa gedung kosong ini mau tidak mau Randika kembali dengan tangan kosong. Namun, dari seluruh informasi yang dia kumpulkan, dia bisa menyimpulkan bahwa organisasi ini bukan organisasi amatir. Mengingat kata-kata kakeknya, Randika mengh napas. ..... Hari sudah menjng mm ketika dia kembali ke rumah. Hari ini sungguh melhkan bagi Randika. Seperti biasa, Inggrid kemungkinan masih belum png. Akhir-akhir ini pekerjaan membuatnya png tt. Tetapi ketika dia membuka pintu ruang tamu, dia dikejutkan oleh sosok tak terduga yang sedang berdiri diam. Lho? Kok Inggrid sudah png? Dan kenapa hari ini dia terlihat cantik sekali? Tubuh Inggrid yang elok itu memakaia jeans pendek yang ketat, menonjolkan paha dan kakinya mulus dan panjang itu. Ku diperhatikan baik-baik, talia dmnya mencuat sedikit dari balika. Bisa dikatakan, sisi nakal seperti itu membuat Randika makin suka dengannya. Yang lebih menakjubkangi, bagian atasnya dia hanya memakai baju kutang putih dengan warna beha yang mencolok. Seakan-akan secara tidakngsung dia meminta Randika untuk melepaskan pengaitnya. Memang istri idaman! Sejak kapan Inggrid menjadi berani seperti itu? Hanya ada satu kesimpn, dia kangen dengan pelukan hangatku dan memutuskan untuk menggodaku! Terima kasih sayangku!! Suamimu ini peka kok! Hati Randika sudah tidak sabar, dia tersenyum lebar dan tidak sabar menikmati hidangan lezat ini! "Sayangku, jika kau menginginkan diriku kau tinggal ngomong saja. Tidak usah memakai baju seksi seperti ini tapi aku suka sisi nakalmu ini." Randikangsung memeluk dari bkang sambil meremas bokong indah itu. Sin! Empuk sekali pantat ini! "Kamu kok cepat sekali pngnya hari ini?" Kata Randika sambil mencium leher Inggrid. Ketika pantatnya diremas, perempuan ini sudah menekan nomor polisi dan hendak berteriak. Namun, ketika lehernya dicium, dia ketakutan dan melepaskan diri dari pelukan pria itu dan menamparnya. Randika terkejut ketika dia ditampar. Bukan karena tiba-tiba dia ditampar, tapi orang ini bukan Inggrid! Bagaimana mungkin orang ini mirip sekali dengan Inggrid? Pikir Randika. Bagaimana mungkin ada pria di rumah ini? Pikir perempuan itu. "Siapa kamu!" "Siapa kamu!" Pertanyaan ini muncul secara bersamaan. "Siapa kamu!" Perempuan ini bertanya sekaligi dengan nada marah. Dia tidak habis pikir, bisa-bisanya dia diraba-raba oleh pria tidak dikenal ini. "Siapa kamu!" Randika tidak mau menjawab karena dia adh kep keluarga rumah ini, dia berhak mengetahui siapa yang memasuki rumahnya tanpa ijin. Tapi dia sedikit was-was juga, karena dia th meraba perempuan itu. "Kau sudah melecehkanku!" Perempuan itu segera menutupi dadanya. "Kporkan kau ke polisi!" "Eh apanya! Js-js kau yang mengundangku untuk merabamu! Ku kau tidak berpakaian seksi begitu js aku tidak akan berbuat seperti itu." Tatapan mata perempuan itu semakin tajam. Logika macam apa itu? Memangnya apa shnya berpakaian santai? "Sebentar, sebentar, memangnya siapa kamu? Kamu kok bisa masuk ke rumah ini?" Perempuan ini masih terus waspada, bisa-bisa pria di depannya ini adh pemerkosa. "Lha kamu sendiri siapa? Kamu kok bisa masuk ke rumah ini?" Randika juga waspada, bisa saja perempuan ini pencuri. Meskipun Randika merasa tidak ada pencuri secantik dia dengan dada dan pantat yang menggiurkan seperti itu, Randika mesti tetap waspada mengingat Jeratan Neraka masih berkeliaran di luar sana. Tidak ada yang mau menjawab dan situasi ini mengmi kebuntuan. Perempuan itu berteriak sekaligi. "Aku yang tanya duluan jadi kau mesti jawab duluan!" "Aku jawab ku kau jawab duluan!" Bs Randika. Dia memutuskan untuk pura-pura bodoh, mungkin saja nanti perempuan itu lh dan mengh duluan. "Ini rumahku!" Kata perempuan itu sambil marah-marah. "Ini juga rumahku!" Kata Randika dengan muka datar, tentu saja rumah ini sudah menjadi milikku karena dia suami Inggrid bukan? "Bohong!" Ekspresi perempuan ini makin marah. "Tidak pernah ada pria yang tinggal di rumah ini." "Ku begitu akh yang pertama!" Ekspresi bangga terpampang js di muka Randika. "Akh kep rumah tangga di rumah ini!" Lalu perempuan ini bertanya kepada Randika. "Siapa nama pemilik yang tinggal di sini?" "Inggrid Elina, memangnya kenapa?" Perempuan ini segera memasang ekspresi penasaran. Dia segera menghampiri Randika dan memeriksa dirinya. Ya tuhan besar sekali! Mata Randika melirik ke buah dada yang indah dari perempuan ini. Karena dia memakai baju putih, Randika bisa melihat beha sekaligus bentuk dada itu! Ahhhh betapa kuingin menyentil kedua pucuk indah itu! Perempuan itu tidak menemukan keanehan pada Randika. Lalu dia bertanya dengan nada bingung. "Kamu siapa?" "Ha? Tentu saja aku suaminya Inggrid." Kata Randika dengan nada bangga. "Suami!?" Mulut perempuan itu menganga lebar ketika mendengarnya. "Memangnya apa yang sh dengan itu?" Randika mendengus dingin. "Hahahaha!" Tiba-tiba perempuan itu tertawa. "Bercandamu lucu juga, kakakku itu belum menikah. Ku pun menikah, menurutmu adiknya tidak akan tahu hal itu?" Apakah perlu dia memberitahu bahwa mereka berdua hanya menikah sma 3 bn? Randika mengurungkan niatnya karena hal seperti ini lebih baik Inggrid yang menjskan. Tapi dari percakapan mereka, Randika tahu bahwa perempuan ini adh adik Inggrid. Jika dia perhatikan baik-baik, dia memang mirip Inggrid tapi ku dilihat dari sifatnya dia benar-benar tidak mirip sama sekali. "Hahaha kita menikah dengan terburu-buru jadi tidak ada persiapan." Randika mengambil sesuatu darici kamarnya. "Nih lihat sertifikat menikah kita." "Hah!! Kalian benar-benar sudah menikah?" Adiknya ini masih tidak percaya. "Buat apa aku berbohong? Lagip mana bisa memalsukan sertifikat seperti ini?" Randika masih tidak mengerti apakah benar-benar hal mengejutkan ku dirinya menikah dengan Inggrid? Memang mereka belum pernah mkukan hubungan badan, tapi dm perkara hati bukankah mereka sudah saling terbuka? Melihat bahwa tidak aja jejak-jejak kebohongan di mata Randika, Hannah merasa bahwa Randika berkata jujur. Dialu bertanya kembali. "Ku begitu kau adh kakak iparku?" "Js!" Randika terlihat bangga. Inggrid dikenal sebagai perempuan tercantik di kota ini, jadi sebuah kesenangan tersendiri baginya untuk bisa menikahinya. "Meskipun kau kakak iparku, bukan berarti kau boleh meraba tubuhku!" Kata Hannah dengan wajah yang memerah. Randika melupakan mash itu. "Hei kau yang menggodaku tahu, bisa-bisanya kau memakai baju seseksi itu?" Kata Randika. "Lagip kau mirip sekali dengan istriku ku dilihat dari bkang, js aku sh sangka." "Ha? Apa shnya pakai baju santai di rumah dan siapa yang memangnya menggodamu?" Hannah merasa Randika tidak mau mengakui keshannya. "Dan aku juga tidak tahu ku ada pria di rumah ini. Ku tahu aku pasti tidak akan memakai baju seperti ini sehabis mandi!" "Mandi? Jadi kau membersihkan diri dulu sebelum memberikannya padaku?" Canda Randika. "Kau!" Hannah merasa jengkel, bisa-bisanya kakak iparnya mesum seperti ini. Randika js bercanda, dia tidak akan mungkin menyentuh adik iparnya. Yang ada hanya mash ku dia mkukannya. Jadi dia tidak bisa mengakui perbuatannya sebelumnya, dia harus membuat Hannah merasa bersh! Hannah mengh napas, dia merasa lh berdebat dengan orang ini. "Yang penting, kau sudah meraba pantatku dan itu adh fakta." "Ha? Ku kau tidak mengundangku untuk mkukannya js aku tidak akan bertindak seperti itu. Lagip kenapa kok kamu tidakngsung teriak saja dari detik aku memelukmu?" "Ah?" Hannah mi terpojok. "Maksudku ku kau ingin menkku sebelumnya, bukankah itu lebih logis daripada berdiri diam?" B Randika. Melihat Randika yang mi menang, Hannah mengeluarkan jurus yang dipjarinya untuk menaklukkan pria manapun. Dia membusungkan dadanya dan menempel erat Randika dan mendongak ke atas. "Bukankah kau mkukannya karena aku cantik?" Dadanya yang besar itu menempel di tubuh Randika, jurus macam apa ini! Tapi memang Hannah ini luar biasa cantik. Bahkan kecantikannya mampu menandingi Inggrid, yang berbeda hanyh sifat mereka berdua. Inggrid lebih dewasa sedangkan Hannah masih kekanak-kanakan. Randika melihat mata Hannah yang berbinar-binar di bawah wajahnya dan terpukau olehnya. Serangan perempuan ini dahsyat! "Iya cantik." Randika mengangguk,lu memarahinya. "Apa yang sedang kau rencanakan?" "Tidak ada." Hannahlu tersenyum nakal dicampur licik. "Barusan kau mengakuinya kan? Kau merabaku karena tidak tahan dengan kecantikanku! Aku akan cerita ini kepada kakak." Apa! "Eh kau yang menempelkan badanmu ke aku! Shku di mana coba?" Randika marah karena dirinya merasa ditipu. "Kau ngapain teriak-teriak?" Suara pn muncul di bkang Randika. Inggridlu berdiri linglung ketika melihat adiknya. "Hannah?" Inggrid benar-benar terkejut, mengapa adiknya bisa ada di sini? "Kak!" Hannahngsung beri untuk memeluk Inggrid, seth itu dia bertanya. "Kak, kenapa kamu menikah tidak bng-bng?" Ketika Inggrid mendengar hal ini, dia terkejut. Dia segera memikirkan berbagai macam jawaban di benaknya tetapi tidak bisa menemukan jawaban yang tepat. "Tentu saja karena cinta kami itu sedang panas-panasnya. Kami sudah tidak sabar untuk menikah dan mkukannya begitu saja." Randika berusaha membantu Inggrid. "Asalkan kau tahu ya, kakakku ini super terkenal atas kecantikannya di negara ini. Bagaimana mungkin dia menikah dengan pria biasa sepertimu!" Hannah tersenyum mengejek ke Randika. "Ganteng begini kau bng biasa? Aku itu bukan pria sembarangan seperti mereka-mereka yang ada di luar sana tahu!" "Kau cuma pria barbar yang mesum, bukankah kau barusan melirik dadaku barusan?" "Eh kau sendiri yang menunjukkannya!" "Aku yang menunjukkannya?" Hannah tertawa, "Kak kau harus hati-hati terhadap pria ini. Kakak ipar itu hidung bng, jangan mau didominasi." Hannah benar-benar tidak menahan diri untuk mengejek Randika. Randika menggertakan giginya, adik iparnya ini membuatnya menjadi g! Inggrid mendengarkan semua ini dengan wajah tenang, dia sudah paham betul sifat adiknya ini. "Kamu kok tiba-tiba datang ke sini?" "Aku bosan dan datang untuk bermain!" Kata Hannah sambil tersenyum. Melihat kedua kakak adik ini mengabaikan dirinya, Randika sedikit sedih. Dialu memasang ekspresi cemberut sambil menunggu mereka berdua selesai berbicara. Ketika Hannah hendak menuju kamarnya, dia menoleh ke arah Randika sambil tersenyum bangga. Baih kita sudah impas. Randikalu melihat Inggrid yang terlihat kelhan. "Kenapa kamu? Pusing?" Randika menghampirinya. "Sedikit, telu banyak mash di kantor. Aku jadi pusing karenanya." Randikalu berbisik kecil di telinga Inggrid. "Datanh ke kamarku, aku akan menyembuhkanmu." "Ah!" Inggrid kaget ketika mendengarnya dan tersipu malu. "Mesum!" "Ha bukannya wajar ku aku mengkhawatirkanmu? Kita kan suami istri jadi ku kita sekamar bukan mash besar, atau kau ingin menjskan pada adikmu ku kita hanya kawin kontrak?" Mendengar kata-kata terakhir itu, Inggrid tersadar. Dia tidak boleh membiarkan adiknya tahu bahwa dia hanya kawin kontrak dengan Randika. Bisa-bisa mulut embernya itu menceritakannya ke mana-mana. Inggridngsung mengangguk. Randika sangat senang, berkat adik iparnya itu akhirnya dia bisa berduaan dengan Inggrid. Seth mereka masuk ke kamar, Hannah yang melihat mereka berdua bergumam. "Bisa-bisanya kakak mau masuk ke kamar pria itu! Jangan-jangan mereka beneran menikah." Mengingat sifat kakaknya itu, bisa-bisanya dia memilih pria barbar seperti itu? Mengingat kejadian memalukan tadi, Hannah menjadi cemberut sekaligus marah. Chapter 47: Aku Bisa Membantumu Tetapi... Chapter 47: Aku Bisa Membantumu Tetapi... Ketika Inggrid masuk ke kamarnya, sifat nakal Randika mi muncul kembali. Bagaimana mungkin dia melepaskan kesempatan emas seperti ini? Ketika mengobati Inggrid menggunakan akupunturnya, Randika mencuri-curi kesempatan. Inggrid tidak mempershkan hal ini karena dia th bjar satu hal ketika menghadapi Randika. Abaikan saja! ... Hari berikutnya Randika yang kepingin nasi uduk akhirnya sarapan di luar. "Bu tambah mienya dong, kok dikit sekali." "Wah enak sekali nasi uduknya ibu, tambah seporsigi!" "G sudahma sekali aku tidak makan enak seperti ini, tambah ayam sama tahunya juga." "Hmm? Takut aku tidak habis? Santai saja bu aku masih muat banyak kok ini hahaha. Tambahgi seporsi sama ayamnya 2 aja sama sambalnya juga banyakin." Semua orang yang sedang makan melihat Randika makan bagai monster. Belum makan 7 hari memangnya orang ini? Atau orang ini saingannya Yuka Kinoshita, youtuber dari Jepang, yang doyan makan banyak itu? Di meja Randika sekarang sudah ada 4 piring kosong dan tng ayam yang banyak. Bungkus kerupuk juga berserakan di meja berserta 3 gs teh hangat. Orang ini makan tanpa henti sejak pertama kali dia duduk. Randikalu menegak tehnya itu dan berdirigi. "Bu!" Kali ini, penjualnya tidak dapat menahan dirinya. "Nak, ibu senang kau membeli banyak tetapi pagi-pagi makan sebanyak itu tidak baik untuk tubuhmu." Randika terkejut dan tersipu malu. "Baih terima kasih saran ibu tapi tolong bungkusin 2 ya, sama kayak tadi ayamnya 2 tiap bungkus." "..." Pnggan adh raja jadi ibu ini hanya bisa membungkuskannya. Ketika selesai membayar makanannya, Randika menyadari sosok orang yang dia kenal. Dialu perhatikan orang itu baik-baik, bokong tepos dan wajah samping yang cantik, bukankah itu Deviana? Hari ini Randika cukup memuji penampn Deviana. Hari ini dia memakai baju santai dana jeans, lengan putihnya yang panjang itu cukup menggoda. Yang lebih penting, wajah cantiknya itu memang enak dipandang. "Pagi ibu Devi!" Deviana sedang berpura-pura beli makanan sambil terus memperhatikan tersangka. Tiba-tiba, ada suara orang yang sepertinya ingin menggodanya dan orang itu menghngi jarak pandangnya! Tersangka itu tidak terlihatgi! Deviana sangat marah tetapi dia memilih untuk menenangkan diri dan bergeser ke samping agar bisa melihat tersangkanya lebih baik. Randika merasa kecewa karena Deviana bahkan tidak menoleh dan tidak membs smnya. Dia terlihat cuek, apakah pesonaku th memudar? Tidak, tidak, itu tidak mungkin! Pasti ada suatu mash yang membuat perempuan itu tidak merespon pesonanya. "Hei minggir, kau menghngiku!" Deviana mendorong Randika yang ikut bergeser. Deviana sedang membuntuti seorang pencuri, dia sedang mengekorinya untuk menemukan markas orang itu dan sekarang mh muncul mash baru. Deviana masih menundukkan kepnya agar wajahnya tidak terlihat jadi dia masih belum menyadari bahwa orang itu adh Randika. "Hei kau lupa padaku?" Randika bersikukuh ingin mengobrol dengannya. "Aku tidak peduli bahkan kau itu seorang .. " Deviana terdiam sejak dia melihat wajah Randika. "Cih kenapa kau mh muncul di saat penting seperti ini!" Kata Deviana dengan suara pn. Dialu mendorong kembali Randika dan menyadari bahwa targetnya th hng. "Tuh kan gara-gara kamu!" Devianangsung beri meninggalkan Randika. Randika terkejut dan berpikir, Sudah baik aku menyapamu ketika melihatmu tapi sekarang kau mhri Seth itu, Randika menyusul Deviana. Pencuri ini termasuk dm organisasi pencuri yang mengakar di kota Cendrawasih ini, mereka bertanggung jawab lebih dari 100 kasus pencurian di kota ini. Polisi belum bisa menangkap kep dari organisasi ini jadi mereka menjadi was-was. Organisasi ini memang pintar dan licik jadi mendapatkan petunjuk maupun pengakuan menjadi pekerjaan yang sulit. Satu-satunya petunjuk kuat adh orang tersebut. "Berhenti! Menyerah dan ikut bersamaku!" Teriak Inggrid. Namun, pencuri tersebut masih terus beri dan tiba di area perkampungan. Di tempat ini banyak sekali gang, rumah yang saling berhubungan dan nyaris tidak ada pagar di tiap rumah. Saat mereka tiba di perkampungan ini, wajah Inggrid mi pucat. Dia takut bahwa targetnya ini bisa lepas. Apgi, pencuri itu sepertinya paham betul dengan medan yang dialui. Setiap kali dia berbelok, Deviana merasa jarak mereka semakin jauh. Situasi menjadi gawat! Deviana menggertakkan giginya ketika tidak bisa melihat sosok pencurinya itugi. Dia memperhatikan sekelilingnya dan tidak dapat menemukan petunjuk apa pun. "Hmmm apakah kau mencariku?" Suara ini tiba-tiba terdengar dari bkangnya dan Deviana melihat pencuri itu tersenyum ke arahnya sambil bersandar di pagar sebuah rumah. "Apakah kau tidak capek mengejarku sejak pagi tadi? Masuh ke dm rumah dan beristirahah denganku di ranjang." Ketemu! Deviana kaget, kenapa orang ini tiba-tiba menunjukkan dirinya? Tetapi dia berusaha tidak memperdulikannya dan bersumpah akan membawa orang ini bersamanya! Pencuri itu menyadari wajah kebingungan Inggrid dan tertawa mengejek. "Meskipun kau dari kesatuan khusus, bagaimana mungkin kau melupakantihan yang sudah kau terima? Bisa-bisanya kau mengejarku sendirian?" "Cukup aku seorang untuk menangkap orang sepertimu!" Kata Inggrid dengan nada dingin. "Hahaha di sith keshanmu!" Pencuri itu menggelengkan kepnya dan bersiul. Tiba-tiba sekitar 20 orang keluar dari rumah di bkangnya. "Masih berani berkata seperti itu?" Tanyanya sambil ketawa. "Waduh kak, cewek ini polisi ya?" Tanya sh satu rekannya. "Aku belum pernah mencoba seorang polisi apgi yang secantik ini." Wajah Deviana benar-benar pucat, dia th masuk ke kandang singa! Begitu banyak orang th mengepungnya, dia tidak bisa mrikan diri. Pencuri itu, yang bernama Samuel, tersenyum. "Kenapa? Belum pernah melihat penjahat sebanyak ini?" "Kakak tertua sudah membawamu ke sini, riwayatmu sudah tamat!" Beberapa penjahat itu tertawa melihat Deviana yang masih sok tegar. "Kau benar-benar dibodohi oleh kakak!" Deviana menatap tajam Samuel, ternyata orang itu adh sh satu kepnya! "Kak mari kita ikat dia!" Para penjahat ini sudah mengepung Deviana, tidak sabar mencicipinya. "Shkan." Samuel tidak ragu-ragu. "Identitas kita sudah terbongkar, jadi tidak ada shnya kita memiliki asuransi." "Kak aku rasa keadaan kita tidak seburuk itu. Dia saja mengejar kita sendirian tanpa mengerti bahwa ini markas kita." Seorang penjahat berhasil melihat kebenaran di teka-teki ini. "Ku dia tahu identitas kita, dia pasti datang dengan sebuah pasukan bukan sendirian. Aku rasa teman-temannya pun tidak tahu bahwa dia datang ke tempat ini. Jadi lebih baik kita jual saja perempuan ini atau buat dia menjadi budak seks kita juga tidak mash. Asalkan kita mengganti tempat persembunyian." Deviana mi gemetar ketakutan. Analisa orang ini benar dan jika dia sampai dijual, bisa-bisa dia tidak pernah melihat mataharigi. "Jangan, kita bukan penjahat semacam itu." Samuel mengerutkan dahinya. "Kak, bukankah kita ini penjahat? Kenapa kakak bersikap suci seperti itu?" Sahut seseorang. "Dia itu polisi dan berusaha menangkap kita semua. Apakah kakak ingin melepasnya? Bagaimana ku nanti dia mh memburu kitagi di masa depan? Aku tidak akan membiarkannya itu terjadi!" Deviana hanya terdiam. Sekumpn penjahat ini sepertinya mempunyai banyak rencana jahat terhadapnya, dia sudah tidak memiliki harapan untuk kabur. Beberapa orang tidak peduli dengan Samuel, mereka sudah tidak sabar mencicipi buah segar di hadapan mereka ini. Bahkan beberapa sudah ada yang mengeras. Melihat hal ini, Deviana makin jijik dan tidak membayangkan apa yang akan terjadi padanya. "Tangkap polisi itu! Hari ini kita akan berpesta!" Teriak sh satu penjahat. Samuel merasa ragu, karena identitas dirinya terbongkar, dia ingin memiliki sebuah jaminan apab para polisi menyerbu dirinya. Apab dia menuruti kata teman-temannya ini, bukan hanya pasal pencurian saja yang dianggar, pemerkosaan dan perdagangan manusia menanti dirinya "Tangkap!" Ketika perintah itu akhirnya datang, para penjahat ini segera menerjang ke arah Deviana. Deviana yang terpojok hanya bisa pasrah dan berdoa bahwa mujizat akan datang. Lalu tiba-tiba sebuah suara menggema di telinga mereka. "Semuanya mundur!" Apa? Semua orang menoleh dan melihat seorang pria sedang berdiri di atas rumah dengan kresek nasi bungkus di tangannya. "Bajingan itu bicara sama kita?" "Rasanya, acuhkan saja bedebah itu. Kita tangkap dulu saja wanita itu!" Para penjahat itu kembali menghampiri Deviana dan ketika sh satu mereka hendak menangkap Deviana, wajahnya terkena sesuatu. Itu adh sebuah nasi bungkus, dan semua isinya segera berserakan di tanah. "Bangsat, maumu apa?" Penjahat itu sadar bahwa Randikah yang melemparinya nasi bungkus itu. Dia marah karena sambalnya juga mengenai matanya. "Turun sini ku kau berani!" "Kau saja yang naik ke sini ku berani. Kalian sendiri saja beraninya keroyokan meskipunwanmu perempuan." Ejek Randika. Ada jejak kebingungan di wajah Deviana dan Samuel, bagaimana bisa orang ini muncul tiba-tiba? Deviana bernapas lega, setidaknya dia tidak sendirian menghadapi orang-orang ini. "Oke, kau pikir aku takut?" Penjahat itu segera memanjat atap. "Hahaha aku memang butuh sedikit hraga untuk menurunkan makananku, kau memang tidak pernah membuatku bosan!" Teriak Randika ke Deviana. Wajah Randika terlihat santai ketika dia menginjak kep penjahat yang berani memanjat itu. Dialu menendangnya jatuh ke tanah dan melompat ke sisi Deviana. Seth itu, dia merangkul pinggangnya dan mereka berdua melompat dan berada di atap sebuah rumah. "Bagaimana? Lega ketemu aku?" "Lepaskan tanganmu!" Deviana merasa bahwa tangan Randika sengaja menyenggol dadanya. "Ah maaf, aku tidak sengaja hehehe." Randikalu melepas pelukannya dan menatap para penjahat itu. Devianalu berkata pada Randika, "Tangkap mereka semua untukku." "Ha? Buat apa aku mkukan itu? Aku bukan polisi." Randika pura-pura tidak tertarik, bahkan dia menguap. Devianangsung marah. Dia tahu bahwa Randika mampu menangkap semua orang ini tetapi sepertinya orang ini tidak mau mkukannya secara gratis. "Randika, mereka ini penjahat dan pencuri yang bertanggung jawab lebih dari 100 kasus, mereka bahkan . " "Tunggu! Aku tidak mau mendengarnya lebihnjut." Randikangsung meny. "Aku bisa membantumu tetapi aku." Randikangsung menjulurkan tangannya ke dada Deviana, js dia harus memiliki motivasi untuk menangkap para penjahat ini. Jika kau mau aku menangkap mereka, tentu inh imbnku! "Baih aku berjanji." Deviana menggigit bibirnya ketika mengiyakan Randika. "Tapi seth kau berhasil mereka." "Oke!" Randika merasa dirinya mendapat jackpot. "Kalian semua dengar? Kalian akan kujadikan persembahan untuk perempuan cantik ini!" Para penjahat itu melihat Randika seperti orang bodoh. "Kau pikir kau superhero?" "Tentu saja aku lebih dari itu." Seth berkata demikian, Randika berubah menjadi gumpn asap dan menghng. Lalu tiba-tiba sosoknya sudah berada di tengah para penjahat ini. Dm hitungan menit, kedua puluh orang ini sudah babak belur. Membersihkan debu yang ada di bajunya, Randika berteriak ke Deviana yang masih ada di atap rumah. "Bagaimana?" "Kau ketinggn seseorang!" Kata Deviana dengan terburu-buru, "Orang yang berbaju merah jangan sampai dia lolos!" Deviana mengetahui bahwa Samuel adh sh satu kep dari organisasi pencuri itu, jadi dia tidak bisa membiarkannya kabur. "Oke tunggu saja di situ." Seth itu, Randika menemukan Samuel yang sedang bersembunyi dan membuatnya pingsan. Dialu melemparkan orang itu ke hadapan Deviana. "Tuh orangnya." Randikalu menghampiri Deviana dan berkata dengan senyum lebar. "Sekarang biarkan aku menerima hadiahku." Wajah Deviana menjadi merah, "Lancang!" "Hmmm bukannya kamu setuju memberikannya kepadaku?" "Aku cuma bng aku berjanji memberikanmu sesuatu dan aku tidak pernah berjanji kau boleh merabaku." Seth itu Deviana mengambil handphonenya. "Tolong kirim bantuan ke perkampungan Sukamaju, semua tersangka th diamankan." Randika berdiri diam dan merasa dirinya dibodohi. Sejak kapan Deviana bisa menjadi selicik itu? Apakah ini Deviana yang polos yang dia kenal itu? Chapter 48: Bocah Sepertimu Lebih Cocok di Rumah dan Menyusu! Chapter 48: Bocah Sepertimu Lebih Cocok di Rumah dan Menyusu! Takma kemudian, sejuh mobil polisi th tiba. Samuel dan teman-temannya th ditangkap. Melihat para penjahat itu tertangkap, Randika mengikuti Deviana dengan muka cemberut. "Hei mana hadiahku!" Randika masih berharap bisa meremas-remas dada itu. "Aku tidak menjanjikanmu hadiah semacam itu." Teriak Deviana dengan malu. "Ku begitu, traktir aku makan." Kata Randika. "Aku harus membuat banyak kenangan bersamamu sebanyak mungkin karena tidak ada hati wanita yang tidak bisa kutembus. Suatu hari nanti, kau akan menjadi milikku!" Tentu saja, kata-kata terakhir Randika ini tidak dia ucapkan. Kali ini Deviana tidak menk permintaan Randika dan membawanya ke depot masakan Cina. "Cobh nasi gorengnya ini." Randika menawarkan makanannya ke Deviana. "Hmm! Enak juga ya." Deviana mengangguk setuju. Randika hanya menatap Deviana dm-dm. Deviana yang tersipu malu itu bertanya, "Kenapa kau tidak makan?" "Aku hanya ingin memakan dirimu." Randika terpukau dengan mulut kecilnya Deviana yang menggiurkan itu. Dia juga suka Deviana yang santai seperti ini. "Dasar mesum!" Deviana tidak habis pikir pria ini masih tidak menyerah untuk meraba dirinya. "Lho sungguhan, yang aku inginkan hanya dirimu." Mata Randika mengatakan segnya, dialu tersenyum. "Sebenarnya dari dulu aku sudah tertarik padamu." Deviana tidak bisa berkata apa-apa sementara waktu. Jika Randika tidak bertingkah seperti om-om genit seperti itu, sebenarnya dia adh pria yang lumayan tampan. "Aku tidak percaya kata-katamu." Kata Deviana. "Benarkah? Perlu aku membuktikannya?" Randika menjulurkan tangannya. "Jika kau menyentuhku, kupotong tanganmu itu." Deviana menatap tajam Randika. "Padahal kau tadi menjanjikannya padaku." Kata Randika dengan nada sedih. "Maksudku aku berjanji membayarimu makan." Deviana menyodorkan piring nasi goring Randika. "Nih cepat makan hadiahmu ini. Nanti keburu dingin dan tidak enak." Menyedihkan! Situasi menyedihkan apa ini? Randika merasa benar-benar bodoh ketika dia berhasil ditipu oleh Deviana. Bagaimana mungkin perempuan polos sepertinya tiba-tiba bisa mwan dirinya? ..... Randika, yang tidak bisa meraba Deviana, png dengan keadaan sedih. Saat dia sampai, dia melihat Hannah. Hari ini dia memakai baju yang lebih beranigi daripada kemarin. Dengan hotpantsnya, kakinya yang putih dan panjang itu menjadi senjata berbahaya. Belumgi dia memakai atasan Cropped top yang menonjolkan perutnya yang rata dan pusarnya. Semua ini membuat Hannah lebih cantikgi daripada kemarin. Benar-benar seksi! Tatapan mata mesum ini disadari oleh Hannah tetapi karena dia adh kakak iparnya, dia tidak telu mempedulikannya. Dialu menghampiri Randika. "Wah pagi-pagi dandan begini mau ke mana?" Tanya Randika sambil tersenyum. Aslinya Hannah ms berurusan dengan Randika tetapi dia mau tidak mau harus akrab dengannya. "Aku mau ke tempat yang asyik, mau ikut?" "Di mana?" Randika penasaran. "Ikut saja aku, aku jamin tempatnya menyenangkan!" Hannahngsung menggandeng Randika. Dengan pakaian seksi begini apakah dia ingin merayu om-om? Mungkinkah adik iparnya itu perempuan semacam itu? "Hannah, kau tidak boleh pergi ke tempat yang aneh-aneh." Randika berusaha menjadi orang dewasa. "Tenang saja, kita tidak dm mash ku tidak ada yang tahu kan? Lagip kita hanya akan pergi bnja." Hannah sudah tidak ingin berdebatgi dan menyeret Randika masuk ke mobilnya. Mobil sport Hannah benar-benar bagus dan mulus. Randika hanya terdiam di mobil, dia merasa malu dengan pikiran mesumnya sebelumnya. Adik iparnya ini hanya ingin ditemani bnja tetapi dia beranggapan yang aneh-aneh. Hannah melirik Randika yang duduk di sampingnya itu dan tertawa dm hati. Hari ini akan kubuat kau jantungan! Mobillu mju ke arah stan, menuju perbatasan kota. Randika merasa ada yang aneh, seharusnya tidak ada mall di arah mereka tuju. "Hei, sebenarnya kita mau ke mana?" Tanya Randika. "Tentu saja jn-jn!" Seth itu, Hannah memacu mobilnya dengan cepat. Dari 30 km/jamngsung dia tancap menjadi 120 km/jam dm beberapa detik! Randika tersentak ketika mobil itu tiba-tiba mju cepat. Diangsung memasang sabuk pengamannya erat-erat. Adik iparnya ini ternyata g juga, bagaimana bisa perempuan secantik ini ternyata suka bpan? Ya tuhan kenapa aku harus mengmi inigi? Randika teringat saat dia naik taksi sehabisnya dia kembali dari kampung hmannya. Randikagigi khawatir dengan nyawanya. "Hahaha wajahmu lucu juga!" Hannah yang melihat wajah panik Randika tertawa puas, dia juga merasakan sensasi enaknya bs dendam. Siapa suruh merabaku! "Biasanya aku dan kakakmu lebih cepatgi." Randika tidak mau terlihat lemah di hadapan adiknya ini. "Ahhh bohong kamu!" Melihat Randika yang masih sok kuat, dia kembali memacu mobilnya dan sekarang th mencapai 140 km/jam. Lalu di saat yang sama, Hannah dengan sengaja membuka jend Randika dan angin kuat berhembus melewati Randika. Tuhan tolong smatkan hambamu ini! Di saat yang sama, mobil ini menuju gunung yang ada di perbatasan kota. Jnan menuju gunung ini banyak tanjakan dan banyak belokan tajamnya. Belumgi tidak ada pembatas jn di sisi jn. Kedua hal ini sudah banyak membuat keckaan cukup sering terjadi. Tapi para pembp liar menamakan jn ini jn menuju kematian. Melihat bahwa mereka sampai, Randika menghembuskan napas lega dan tidak lupa berterima kasih dengan Yang Maha Kuasa. Lalu dia melihat sekelilingnya, banyak orang berkumpul dan banyak mobil bp parkir. Di manakah dia sebenarnya berada? Randika tidak mengerti daerah ini jadi dia tidak tahu bahwa mereka th tiba di bpan liar yang diadakan di gunung tersebut. Orang-orang di sini minum di siang bolong sambil menikmati alunan musik rock, perempuan-perempuannya terlihat nakal dan cantik-cantik. "Tempat apa ini? "Tentu saja ini tempat bpan mobil." Kata Hannah sambil tersenyum. Randika menoleh padanya dan berpikir dm hati, dj vu? Randika benar-benar dibuat pusing oleh adik iparnya ini. Jika adiknya ini benar-benar ingin bpan, mengingat medan bp yang akan dluinya dan kesmatan hidupnya, Randikah yang harus menyetir. "Kau ingin bpan?" Randika penasaran dan masih bingung apakah dia harus mencegahnya atau ikut saja dengan pengaturannya. "Kamu takut?" Hannah tersenyum. "Takut? Mana mungkin aku takut!" "Hahaha sudah tidak usah akting terus, aku tahu ku kamu takut." Hannah menepuk bahu Randika. "Tidak usah khawatir, aku di sini hanya ingin menikmati suasana." Randika lega ketika mendengarnya, lebih baik menghindari mash yang tidak perlu. "Hei cantik!" seorang pemuda menghampiri mereka sambil mengunyah permen karet. Dia tersenyum ke Hannah. "Kau ingin bpan denganku?" Hannah mengerutkan dahinya dan membsnya dengan suara dingin. "Tidak perlu, hari ini aku hanya ingin melihat-lihat." "Wah ternyata kamu penakut toh?" Ejek pemuda itu. "Jika kau pernah ke sini jadi kau tahu arti bpan terhadap kita para pembp. Masuh ke mobilmu sayang dan tunjukan ku kau pantas berada di sini, ku tidak pergi saja dari sini." "Hei hei jangan menakut-nakuti perempuan seperti itu dong." Kata temannya pemuda itu. Pemuda itu hanya tertawa dan melihat Randika yang ada di samping Hannah. "Sayang sekali wanita cantik sepertimu bersama orang jelek seperti itu. Apa bagusnya cobakimu itu? Sini ikut aku saja dan kuajari apa artiki itu sesungguhnya." Bajingan, maksudmu aku tidak cukup ganteng? Randika marah besar ketika mendengarnya dan matanya menjadi merah. Ku kalian ingin bertanding, mari kita bertanding! "Lho ibumu mana?" Randikangsung pasang badan. "Bocah sepertimu lebih cocok di rumah dan menyusu." "Oh? Ku begitu orang tua sepertimu lebih cocok berbaring di kuburan?" Pemuda itu awalnya terkejut Randika berani mwannya, tapi dia tertawa ketika memperhatikan perawakan Randika dan mengejeknya balik. "Bahkan dm keadaan mati pun aku bisa menghkan bocah sepertimu!" Kata Randika dengan nada mengejek. "Oya? Mari kita buktikan pak tua!" Pemuda itulu menghampiri Randika dan berkata tepat di wajahnya. "Jangan shkan aku ku tng rapuhmu itu patah!" Pemuda itu benar-benar tidak pandai memilihwan, tentu saja Randika dengan senang hati myaninya! Chapter 49: Pembalap Menyelesaikan Masalahnya di Jalan! Chapter 49: Pembp Menyelesaikan Mashnya di Jn! k! Suara tamparan terdengar dan jejak tangan muncul di muka pemuda itu. Hannah dan teman-teman dari pemuda itu semua terkejut. Randika dengan santainya menampar si pemuda itu! Bahkan bekas tangannya mengecap di wajahnya. Pemuda itu benar-benar marah dan memaki Randika. "Dasar tua Bangka!" Seth dia selesai berbicara, Randika menamparnya sekaligi. k! Suara tamparan itu terdengar sekaligi dan Randika mengatakan. "Ini pertama kalinya ada orang yang berani memasang badan mwanku. Aku cukup salut padamu tapi ku kau hanya ingin bacot saja, pergi sana dan cari orangin yang takut sama orang sepertimu." "Bangs**! Hari ini kau tidak akan png hidup-hidup!" Pemuda itu benar-benar marah sambil menutupi wajahnya. Namun, dadanya tiba-tiba terdorong dan dirinya terpental! Ternyata Randika dengan santai menendangnya tepat di dada dan mengirimnya myang. "Ku kau kira aku adh mangsa mudah, kau sh besar." Randika menggelengkan kepnya. "Tindakan bodoh mengajakku berkhi tanpa tahu siapa diriku sebenarnya." Di dunia ini, tidak ada musuh yang smat dari amarah sang Ares! Para pemuda itu menjadi murka pada Randika dan menatapnya dengan tajam. Hannah yang berada di samping mi ketakutan. Bisa-bisanya kakak iparnya itu menantang mereka berkhi? Ku dia membawanya png dengan kondisi babak belur, bagaimana bisa dia menjskannya pada kakaknya? Melihat perawakan dan niat buruk mereka, Randika tidak sungkan-sungkan meskipun mereka masih muda. Dialu menyandera sh satu dari mereka dan mengayun-ayunkan orang itu bagaikan senjatanya. "Ah!" Orang yang ditangkap Randika ini tidak bisa menggambarkan perasaannya. Dia merasa tangannya mau copot dan kepnya mi pusing. Teman-temannya tidak bisa mendekat karena mereka terus tertendang oleh kakinya itu. Seth beberapa orang terjatuh, Randika melempar orang itu ke temen-temennya dan menghng jadi gumpn asap. Beberapa detik kemudian, para pemuda itu sudah terkapar semua. Semua kejadian ini terjadi begitu cepat bahkan mereka yang mi siuman sudah dibuat pingsan kembali oleh Randika. Hannah yang bersembunyi di mobil cuma bisa diam membeku di dm. Kakak iparnya ini ternyata kuat? "Masih berani macam-macam denganku?" Kata Randika pada para pemuda itu. "Jangan sombong kau!" Pemuda yang sedang terkapar itu mengambil handphonenya dan memanggil orang. "Kak Nico!" Seth beberapa saat, orang berbadan besar dan berotot bersama teman-temannya datang. Melihat orang-orang yang terkapar di tanah ini, pria bernama Nico itu mengerutkan dahinya. "Ada apa ini?" "Kita dihajar sama orang itu." Pemuda itu menunjuk Randika. Nico segera menoleh ke Randika dan bertanya dengan suara dingin. "Kau menyentuh bawahanku?" "Bawahanmu itu melecehkan wanitaku, aku harap kau lebih pandaigi mengurus mereka." Hannah yang terdiam itu menjadi marah ketika mendengarnya. Sejak kapan dia jadi perempuannya Randika? Hannah menggertakan giginya sambil terus menonton. Nico menghampiri bawahannya yang terkapar itu sambil berkata kepada Randika. "Hanya karena sepele itu mereka semua babak belur?" Randika tidak peduli, "Sh sendiri mereka berurusan dengan orang yang sh, ku kau tidak terima kau juga boleh mencicipi tinjuku ini." Semua orang yang ada di bkang Nico menjadi marah ketika mendengarnya, "Kak, kita hajar saja orang tidak tahu diri itu!" Nico tidak menjawab apa-apa. Dia hanya berjn maju secara pehan. Dialu berkata di depan wajah Randika. "Berurusan dengan cecunguk sepertimu cukup aku seorang." "Oh? Coba saja." Nico sudah tidak sabar menghabisi bocah ini. Pukn mautnya myang ke arah Randika, tetapi di tengah-tengah jn matanya terblak. Wajahnya menjadi pucat pasi dan ayunan tangannya berhenti. Randika masih memasang ekspresi datar dengan satu kaki mengarah tepat ke dagu Nico. Dua detik kemudian, Nico yang berbadan besar itu jatuh tersungkur dan wajahnya kesakitan. "Lho? Kok sudah jatuh?" Randika pura-pura bingung dan mengatakan. "Aku tidak punya urusan dengan bocah yang isinya otot saja tapi tidak punya otak." Wajah Nico menjadi ketakutan dan dipenuhi rasa bingung. Seranganwannya ini benar-benar cepat. Tetapi, para bawahan Nico menjadi naik darah ketika melihat bosnya tersungkur. "Persetan dengan dia, ayo kita hajar!" Randika mh menantang mereka agar maju. "Sini akan kyani kalian semua sekaligus." Para bawahan ini mengepung Randika terlebih dahulu, memotong jalur kaburnya. Hannah yang ada di mobil, menarik lengan baju Randika dan memintanya untuk pergi saja. Melihat juh orang yang banyak itu membuat Hannah ketakutan. Ares kabur? Bercanda apa? Meskipun dia kh juh, apakah itu membuatnya takut? Js tidak! "Tenang saja, duduk dan lihah kakakmu ini." Randika mengelus tangan Hannah dan melepasnya. Lalu dia menerjang mereka semua. Pertarungan dimi! Hannah menutup matanya, takut apa yang akan terjadi berikutnya. Randika kemungkinan besar akan mati dan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sesaat kemudian, suara teriakan terdengar. Apakah kakaknya sudah tamat? Mendengar suara teriak yang semakin banyak itu, Hannah merasa penasaran dan membuka matanya. Randika bagaikan superhero yang mwan penjahat figuran. Dia hanya perlu memukul mereka sekali dan mereka semua terkapar. Semua musuhnya itu benar-benar terlihat lemah. Seluruh pertarungan ini bengsung sebentar. Semua bawahan Nico meringkuk kesakitan sedangkan Nico sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Saat itu juga, Randika menoleh ke arah Nico. "Sekarang giliranmu." Meskipun nada Randika datar, suaranya bagaikan guntur di siang hari. Kuat! Mata Hannah berbinar-binar melihat kakak iparnya yang kuat ini, dia merasa bahwa Randika jadi menawan. Ku saja dia tidak meraba-raba dirinya sebelumnya, mungkin dia sudah jatuh cinta sekarang. Nico sekarang berada di situasi genting, sudah tidak ada orang yang bisa menjadi tamengnya. Dari preman berbadan besar sekarang dia menjadi sapi yang siap dipotong. Namun sebuah ide terlintas di kepnya. "Seorang pembp menyelesaikan mashnya di jn bukan dengan baku hantam begini!" Randika hanya tersenyum tidak mengatakan apa-apa. Nico segera menjadi panik, "Hahaha ternyata kau tidak percaya diri dengan kemampuan menyetirmu ya?" "Bukan itu mashnya." Randika tersenyum lebar. "Bahkan bpan pun kau bukan tandinganku." "Ku begitu buktikan!" Nico mi memanas-manasi Randika. "Jangan omong doang." "Oke. Tunggh di garis awal." Randikalu berbalik menuju mobilnya. Hannah terkejut ketika mendengar persetujuan Randika. "Ha? G apa kau? Mobil ini bukan mobil bp tahu!" "Hahahaki ku sudah ditantang haram hukumnya kuri." "Memangnya kau bisa bpan?" Hannah khawatir. "Bahkan ku kau percaya diri dengan kemampuanmu, jnan yang akan kalianlui itu sungguh berbahaya. Jangan harap kau bisa menang! Sudah lebih baik kita png saja." Randika mengerutkan dahinya, kenapa adik iparnya ini tidak percaya pada dirinya? "Ku cuma orang macam mereka, sambil nutup mata aku juga pasti menang." Kata Randika sambil tersenyum. "Sudah ngikut saja sama kakakmu ini. Oh iya, kau hari ini akan jadi pemanduku!" "Mimpi!" Hannahngsung menk. Diin sisi, Nico sudah siap dengan mobil bpnya dan berteriak ke arah Randika. "Oi janganri kau!" Mendengar itu, Randika segera masuk dm mobil. "Percayh padaku." Kata Randika. Hannah cuma bisa mengh napas. "Aku tidak peduli jika kau menang atau kh asalkan kau tidak merusak mobilku ini." "Tenang saja." Kata Randika dengan santai. "Kau akan menjadi saksi hidup atashirnya legenda Drift King asal Cendrawasih!" Hannah tersenyum dan memasang sabuk pengamannya. Chapter 50: Lahirnya Raja Drift Baru Chapter 50: Lahirnya Raja Drift Baru Peraturan bpan ini gampang. Mereka hanya perlu mlui jnan gunung ini. Siapa yang paling cepat menuntaskan jnan ini, dih pemenangnya. Untuk menghindari kecurangan, ada beberapa orang yang diletakkan di titik-titik tertentu untuk memberi informasi berjnnya pertandingan. Para penonton akan berada di garis akhir. Randika memasuki garis awal dengan mobil sport milik Hannah. Total ada 9 orang yang mengikuti bpan kali ini, semuanya merupakan mobil rakitan. Meskipun begitu, performa dan kecepatan mereka tidak lebih jelek daripada mobil sport. Whoa! Whoa! Penonton mi bersorak, para gadis mi menari-nari sambil menggoyangkan dada mereka dan juga banyak yang memasang taruhan. Pemandangan di garis awal ini sungguh liar. "10 juta buat Nico!" "G apa? Js-js yang menang itu si kuda hitam Sindu!" "Sayang sekali Naomi tidak datang, ku ada perempuan itu pertandingan ini pasti lebih seru." ..... Orang-orang yang hadir semuanya menikmati dengan cara mereka sendiri-sendiri. Ketika mereka semua asyik bercanda, seorang perempuan membawa bendera putih maju ke tengah jn. Pertandingan akan segera dimi! Melihat penonton yang begitu banyak, Hannah menjadi gugup. Meskipun dia suka acara seperti ini, dia lebih menikmatinya menjadi penonton bukan seorang pembp. Menoleh ke samping, dia melihat wajah Randika penuh dengan keringat! Bajingan ini gugup? Saat pertandingan belum dimi, Nico membuka kaca jendnya dan berteriak ke Randika. "Siap kh bocah?" "Semua peserta harap siap-siap!" Perempuan itu mengangkat tinggi bendera yang dia bawa, semua mobil menykan mesinnya. Di saat bendera itu jatuh, pertandingan resmi dimi. "Tiga!" "Dua!" "Satu!" Seketika itu juga, ke-9 mobilngsung memacu mobil mereka dan disusul oleh sorakan para penonton. Namun, pemandangan di depan mereka ini membuat mereka terheran-heran dan bertanya-tanya. Kenapa mobil sport itu tidak mju? Mogok? Hannah juga tidak tahu mengapa Randika tidak bergerak. "Hei pertandingan sudah dimi!" "Santai saja." Ekspresi Randika terlihat tenang. "Tidak seru ku aku menang telu mudah." Ketika mendengarnya Hannah hanya tersenyum. Pria ini percaya diri atau sudah g?! "Hahaha kau sudah g!" Hannah tersenyum dan mi menutup matanya. Kep kakak iparnya ini mungkin terbentur pas dia berkhi tadi jadi dia merasa bahwa berkendara dengannya merupakan keshan terbesar. Dia memasang sabuk pengamannya dengan erat. Para penonton saling bertanya satu samain. "Mobil itu mogok atau apa?" Tanya seorang penonton yang agak gemuk. Pria di sebhnya pun menyahut "Aku rasa kuncinya jatuh." Semuanya mi tertawa. Perempuan yang mengibarkan bendera juga ikut bingung. Sudah lebih dari 30 detik dia mengibarkan bendera mi tapi mobil ini masih diam di tempat. Tiba-tiba, Randika memacu mobilnya dan melesat bagaikan panah. Melihat bahwa akhirnya mobil terakhir berjn, sh satu panitia berbicara mlui HT. "Semua mobil di garis awal th mju denganncar, titik pertama harap bersiap-siap." Meskipun mereka mju dengan cepat, Hannah tidak melihat mobil bpinnya. "Tuh kan, shmu sendiri aneh-aneh kayak tadi. Kh kan jadinya kita." "Santai saja." Kata Randika dengan santai. "Pertandingan sesungguhnya belum dimi." Hannah hanya tertawa pahit di dm hatinya. Memang mobil sport miliknya itu tidak kh cepat dengan mobil bpwannya itu tapi itu hanya di jn yang lurus. Jnan gunung ini banyak belokkannya dan dia takut bahwa ban miliknya itu tidak akan bertahan hingga akhir. Sma jnnya penuh dengan belokan, Randika tidak mungkin bisa menang. "Di sini titik pertama, mobil Nico sudah terlihat dan di bkangnya ada Sindu." Ketika mendengar hal ini, banyak penonton bersorak. "Wohooo! Mm ini aku makan enak!" "Kau pasti bisa Sindu!" Lalu suara dari HT para panitia kembali terdengar, "Dengan ini 8 mobil sudah lewat dengan aman." Lalu yang bertugas di garis awal membsnya. "Hei juh mobilnya 9 tahu." Para penonton yang mendengarnya semua tertawa. "Hahaha maaf, maaf. Aku belum melihat mobil itu daritadi. Oh? Itu dia!" "Hahaha mobil itu terlihat buru-buru. Eh? Dia tidak ngerem? Dia mau belok dengan kecepatan penuh?" Tiba-tiba para penonton menahan napas mereka karena mereka penasaran dengan apa yang terjadi. Mereka menungguporan lengkapnya. "Ya tuhan! Dia melewati belokan tajam tanpa mengerem sedikitpun!" APA?! Semua penonton terkejut ketika mendengarnya. "Memangnya bisa belok dengan kecepatan penuh?" Lelucon macam apa itu? Pasti panitia itugi mengigau. Panitia yang berada di titik pertama itu juga tidak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia melihat mobil sport itu mju kencang sambil mengepot. Bahkan jarak antara mobilnya dan pembatas jn hanya setipis kertas. Awalnya dia mengira bahwa mobil itu akan lepas kendali tapi nyatanya dia mengepot dengan sempurna tanpa kehngan kecepatannya! Hannah yang ada di dm mobil juga terkejut, dia memandangi Randika dengan wajah kagum. "Pegangan yang erat." Kata Randika sambil memacu mobilnyagi. Seth dua belokangi, akhirnya mereka berdua melihat mobil bpinnya. "Di sini titik kedua, kami melihat mobil sport itu berhasil menyalip satu mobil dan berusaha menyalip mobilgi." Penonton menjadi antusias menunggu kabar mobil sport yang unik itu. "Mereka memasuki tikungan!" Penonton menahan napas mereka. Pada saat ini, Randika sedang mencari kesempatan emas untuk menyalipnya. Seth mereka tiba di tikungan tajam, mobil tersebutngsung mengepot dan disusul oleh Randika. "Kedua mobil itu mengepot dan mobil sport itu berhasil mendapatkan sisi dm dan berhasil menyalipnya!" Para penonton bersorak! Mereka semua takjub dengan mobil sport itu. Sekarang mereka penasaran, siapakah yang berada di balik kemudi itu? Bagaimana mungkin mereka tidak pernah mendengar namanya sma ini? Randika berhasil mengambil ch ketika mobilwannya itu telu luas mengambil haluannya. Terlebihgi, di saat dia mengepot Randika tidak mengerem sama sekali jadi dia memiliki keunggn kecepatan. "Mobil sport itu berhasil menjadi nomor 7!" Hannah memperhatikan Randika dengan muka terkejut sedangkan Randika masih fokus dengan pertandingan ini. Hanya butuh beberapa belokan saja mereka sudah menyusul sejauh ini. "Sekarang Nico th disalip oleh Sindu!" Penonton tidak telu antusias mendengar hal tersebut. Mereka lebih senang mendengar kabar dari mobil sport yang misterius itu. Saat ini, Randika dihadapi dengan belokan tajam yang membentuk sudut 180 derajat. Mukanya masih tenang ketika melihat rintangan ini sedangkan wajah Hannah semakin pucat karena mobilnya mh bertambah cepat. Belumgi, di depan mereka ada mobil yang sudah mi siap mengepot. Ketika mobil itu mengambil jaraklu mengepot, Randika menyalipnya dan mengepot dengan sempurna. Mobilwannya itu hanya bisa melongo melihat Randika yang begitu cepat. "Luar biasa! Diagigi mengepot dengan kecepatan penuh! Dia sekarang ada di posisi ke-6!" Penonton kembali bersorak. "Sin harusnya aku bertaruh orang itu!" "Siapa sebenarnya orang misterius ini?" Semua penonton tidak bisa berhenti bertanya-tanya. Seorang dengan keahlian dewa seperti itu belum pernah mereka dengar. "Hei, kenapa kau hebat sekali?" Tanya Hannah sambil tersenyum. Dia terpukau dengan beragam keahlian Randika. Dia jago berkhi, jago ngepot dan belumgi lengannya yang kekar itu! "Karena seorang pria sejati tidak pernah kabur dari tantangan." Canda Randika. Dia sama sekali tidak menoleh karena dirinya masih harus fokus ke jnan dan juga, kecepatan mereka sudah mencapai 150 km/jam! Dari sem yang cuma ada pemandangan gunung, sekarang sosok-sosok mobil bpinnya th terlihat. Randika akhirnya bisa melihat mobil yang ada di paling depan meskipun masih ada jarak di antara mereka. "Yah nanti ku ini sudah selesai, kau harus menjskannya." Kata Hannah sambil tersenyum. "Sindu dan Nico sudah melewati belokan maut dan mobil-mobilinnya membuntuti di bkang mereka." Panitia yang bertugas di titik ini mporkannya mlui HT yang akan didengar oleh semua penonton. Takma kemudian, mobil-mobilinnya ini akan melewati belokan maut. Di jnan gunung ini terdapat beberapa belokan maut yang mematikan. Yang pertama berbentuk huruf ''S'', yang kedua jalurnya sangat sempit dan mereka saling berhubungan. Sangat sulit mluinya dengan kecepatan tinggi. Terlebihgi, pembatas jnnya rusak dan belum diperbaiki jadi sedikit keshan saja maka mobil itu bisa lompat dan jatuh di dasar gunung! "Mereka semua mmbat!" Para pembp mi mmbat agar bisa belok dengan aman. Tetapi, hanya ada satu mobil yang tidak mmbat sama sekali. Bahkan dia berhasil menyalip 1 mobil dm prosesnya. "Orang ini g!" Kata mobil yang disalip oleh Randika. Hannah sudah gemetar ketakutan dan Randika masih memasang ekspresi tenang. "Pegangan!" Mobil sport Randika memasuki belokan maut tanpa mmbat sama sekali. "G sekali saudara-saudara! Mobil sport itu sama sekali tidak menginjak remnya!" Saat melewati tikungan pertama, Randika mh menyalip mobil di depannya sambil mengepot. "Mobil itu akhirnya kehngan kendali! Dia akan jatuh!" Suara panitia itu terdengar panik sekali tetapi dia segera terdiam seth melihat keajaiban di depan matanya. Di detik-detik terakhir, ban mobil Randika memang sudah myang di luar pembatas jn tetapi ajaibnya dia berhasil kembali ke jn dan melesat lebih cepatgi. "Dia. Dia berhasil kembali ke jn!" Panitia itu benar-benar terkejut melihat pemandangan di depannya. Seth mobil-mobilinnya juga berhasil mlui belokan maut ini, dia kembali berkomentar di HT. "Mobil sport itu sama sekali tidak mmbat saat melewati belokan maut ini! G sekali orang itu!" "Semua mobil sudah mlui belokan maut pertama. Mobil sport itu menyalip mobil di depannya saat dia mengepot di tikungan kedua dan sekarang berada di posisi ke-4!" Mendengar hal itu, penonton bersorak kembali dan suasana menjadi heboh. Mereka semua tahu kengerian yang dimiliki belokan berbentuk ''S'' itu, terlebihgi pembatas jnnya yang sudah rusak itu. Mereka bisa dengan mudah jatuh ke dasar gunung ku tidak hati-hati. Besar sekali b orang itu. Skill drift orang itu sudah sangat tidak masuk akal. Perempuan yang membawa bendera mi itu menatap linglung ke arah gunung, dia merasa bahwa mobil aneh itu bisa-bisa juara 1. Di dm mobil, Hannah sudah berwajah pucat. Dia tadi sudah merasa riwayatnya akan tamat ketika mobil mereka myang di udara, dia sampai sudah meminta ampun kepada Tuhan. Kemudian, secara ajaibnya Randika berhasil membawa mobilnya kembali ke jn dan mereka berhasil mengepot dengan sempurna. "Jantungku sudah tidak kuat, bisa turunkan aku?" Hannah sudah merasa umurnya berkurang. Randika menoleh dan tertawa. "Bukankah tadi itu seru?" Hannahngsung memukul pn Randika. Awalnya dih yang harusnya menakut-nakuti Randika mh sekarang dia yang jantungan. Dia sama sekali tidak tahu ku Randika jago bpan. Mobil Randika sudah terlihat di kaca samping mobil yang berada di posisi ke-3. "Ha? Dari mana bocah itu datang." Kata orang tersebut. "Mobil sport itu mi mendekati mobil didepannya, jarak di antara mereka benar-benar dekat." Panitia terus memberikan komentar. Semua orang mi menahan napas mereka. "Nico dan Sindu mengmi persaingan yang sengit dan mereka saling menyalip satu samain." "Wow! Posisi ke-3 mi mengepot disusul oleh posisi ke-4." Panitia itungsung berdiri karena dia tahu bahwa posisi ke-4 adh mobil sport yang misterius itu. Belokan maut kedua ini tidak telu tajam seperti sebelumnya tapi jn yang dimilikinya sangat sempit jadi sangat susah untuk menyalip dari sini. Randika berusaha menyalipnya ketika mengepot, tetapi dia dihngi dengan sempurna olehwannya itu. Lawannya kali ini bukan amatiran. Randika terpaksa menginjak rem dan mengekorinya. "Ohhhh mobil sport itu tidak bisa menyalip karena jalurnya tertutup sempurna oleh mobil di depannya!" Sebenarnyawannya itu mkukan tindakan kotor, di saat dia mengepot dia mengambil ruang 2 mobil yang mempembat mobilnya. Jadi sin menutup jalur, dia juga memaksa Randika untuk mengerem. Tetapi karena ini bpan liar, semua cara bisa dipakai asalkan tidak membahayakan nyawa. "Berengsek sekali orang itu!" Hannah mengerti niatan mobil di depannya itu. "Pegangan!" Kata Randika dengan nada dingin. "Belokan maut ketiga sudah terlihat dan Nico serta Sindu mi mmbat." Takma kemudian, Randika dan mobil satunya juga sampai di belokan maut ini. Belokan maut ini mirip huruf ''M'', jalur lurusnya sangat pendek dan tiga tikungannya sangat tajam. Meskipun ada pembatas jn di tiap sisi jn, jika mobil menabraknya telu cepat maka dia bisa berguling tanpa henti. Mobil di depan Randika mi mmbat karena tikungan pertama sudah terlihat. Sekarang! Mata Randika bersinar dan dia menginjak pedal gas kuat-kuat. Mobilnya berbelok dengan kecepatan penuh dan menabrak mobil depannya itu! Mobil itungsung kehngan kendali dan berputar-putar. Pengemudinya memutuskan untuk mengerem kuat-kuat namun hal itu justru membuat kendali mobilnya tidak terkendali dan akhirnya menabrak pembatas jn. Dia cukup beruntung bisa smat. Randika diin sisi berhasil mengepot dengan sempurna. Dia memanfaatkan tubrukan itu untuk memperbaiki posisi mobilnya dan melesat kembali. "Buset mobil sport itu menabrak mobil di depannya saat mereka mengepot dan berhasil menyalipnya!" Hannah menatap Randika dengan kengerian di matanya. Ku saja mobil depan mereka itu tidak mengerem seth tabrakan, mobil mereka berdua mungkin sudah berada di dasar gunung. "Eh bukankah sudah kubng jangan menabrakan mobilku!" Kata Hannah sambil tersenyum. "Pilihannya itu atau kita berdua jatuh ke dasar gunung." Kata Randika dengan santai. "Mobilmu tidak begitu lecet kok jadi tenang saja. Huh! Ekspresi Hannah menjadi cemberut dan dia memalingkan wajahnya. Enak sekali dia bng, ini kan bukan mobilmu! "Mobil sport itu dengan cepat menyusul Sindu dan Nico!" "Ya ampun mobil sport itu mengepot dengan kecepatan penuhgi!" "Wow dia berhasil tepat di bkang Sindu dan Nico!" Nicolu melihat kaca di sampingnya itu dan menyadari bahwa Randika tepat di bkangnya. Dia cukup terkejut karena dia tahu bahwa mobil Randika itu mi tembat sekitar 30 detik seth mereka semua mju. "Bajingan dia sudah di sini?" Nico mengerutkan dahinya. Ketika mereka bertiga sudah berada di jalur lurus, ketiga mobil ini membentuk garis lurus dengan jarak yang sangat dekat. Sindu, yang berada di tengah, terkejut melihat mobil sport yang tidak pernah dia lihat sebelumnya sma pertandingan ini. Jarak antara mereka bertiga sangat dekat, dan Randika masih belum menemukan kesempatan menyalip yang dia tunggu. Ketika mereka sampai di belokan, mereka bertiga mengepot bersama. Saat Randika ingin menyalip Sindu, dia tidak diberi kesempatan sama sekali. "Belokan maut keempat sudah ada di depan mata! Lima belokan tajam!" "Oh? Mereka bertiga tidak mmbat sama sekali! Mereka akan melewatinya dengan kecepatan tinggi?!" Nico terus memantau kedua mobil di bkangnya, dia benar-benar khawatir akan kh. Oleh karena itu, dia harus mencobanya. Sindu, yang melihat Nico sama sekali tidak mmbat, juga tidak mmbat sama sekali. Dia sudahtihan berpuluh-puluh kali melewati belokan ini dengan kecepatan tinggi. Belokan maut keempat ini benar-benar menguji keahlian pengemudi ke tingkat ekstrimnya, bahkan pembp profesional pun akan kewhan. Terlebihgi, jika mereka tidak mengurangi kecepatan maka keckaan pasti tidak terhindarkan. Ini dia! Randika tidak mmbat sama sekali dan tikungan pertama sudah terlihat di depan mata. Menginjak pedal gasnya, dia mengepot dengan mengambil jalur luar. Dia dengan sempurna mengepot dengan ban mobilnya yang myang. "Myang, mobilnya myang!" Panitia itu tidak dapat percaya dengan apa yang dilihatnya. "Ketiga mobil itu berhasil melewati tikungan pertama dan mobil sport itu bahkan mengepot di luar jalur!" Para penonton mendengarkannya dengan seksama, takut kelewatan. Randika sukses menyalip Sindu di tikungan pertama, dia berhasil memanfaatkan momentum ngepot Sindu itu dan menyalipnya. "Mobil sport itu berhasil mengambil posisi ke-2 dan sekarang tepat berada di bkang Nico. Tapi mereka segera berhadapan dengan tikungan kedua." Keahlian mengepot Nico sungguh bagus, tetapi kali ini dia mengepot tidak sempurna karena telu jauh mengambil haluan. Yang mengejutkannya adh mobil Randika yang mengepot di bagian dm! Mereka sekarang mengepot berdampingan! Sebelumnya Randika memanfaatkan jalur luar untuk menyalip Sindu sekarang dia mengambil sisi dm untuk menyalip Nico. Randika berhasil mengapit Nico tetapi tikungan ketigangsung menunggu mereka. "OHHH!! Mobil sport hampir berhasil menyalip Nico dan sekarang mereka mju berdampingan! Tikungan ketiga sudah di depan mata!" Kali ini, Randika sudah berada di jalur dm jadi dia memiliki keunggn. Dia tersenyum ketika mengepot untuk yang ketiga kalinya. Sama seperti sebelumnya, dia mengepot dengan kecepatan tinggi namun tetap berhasil mempertahankan posisinya dengan sempurna. Sedikit demi sedikit mi tercipta jarak di antara dia dan Nico, Randika akhirnya berada di posisi pertama! "WOW mobil sport itu berhasil menyalip dan sekarang berada di posisi pertama!" Semua penonton bersorak, mereka tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Mobil yang awalnya dikira mereka mogok itu sekarang th menjadi posisi pertama. Benar-benar suatu keajaiban! Tapi pertandingan belum selesai. Seth mlui belokan maut keempat ini, belokan maut terakhir menanti mereka di mana itu sudah dekat dengan garis akhir. Wajah Nico mi menjadi pucat. Dia menatap takjub pada mobil yang ada di depannya itu. Dia berusaha menyalipnyagi tapi itu merupakan hal yang percuma, mobil depannya itu tidak memberikan kesempatan sama sekali. Dan akhirnya Randika meninggalkan jauh Nico dan menyelesaikan lomba ini dengan status juara pertama. "Keren bukan?" Randika menoleh ke Hannah yang memasang muka terpukau. Awalnya dia pesimis Randika bisa memenangkan pertandingan ini tetapi lihat di mana mereka sekarang! Bukankah tadi kita mi lebihmbat daripada mereka semua? Dan sekarang mereka ada di posisi pertama! Hannah terkejut, para pembp terkejut, semua orang terkejut! Orang yang mengibarkan bendera di garis akhir terkejut ketika dia melihat timer yang dia pegang. Dialu mengumumkan hasilnya mlui HT. "25 menit dan 14 detik." APA! Semua yang mendengarnya benar-benar terkejut, Randika hanya perlu waktu 25 menit 14 detik untuk menyelesaikan jalur gunung ini? Dia masih manusia atau bukan? Waktu terbaik yang pernah tercatat adh 29 menit dan 49 detik, itupun dkukan oleh legenda bp gunung ini yang bernama Bintang. Bahkan tadi Randika tidak memacu mobilnya ketika bendera mi berkibar, ku dia tidak mkukan itu mungkin waktunya bisa 20 menit! Seth beberapa saat, sh satu panitia mengambil handphonenya dan menelepon seseorang. "Kak Bintang, rekormu terpecahkan." "Oh? Berapa catatan waktunya?" Tanya Bintang penasaran. "25 menit dan 14 detik." "Ha? Mustahil!" Bintang yang sudah dianggap raja drift oleh orang-orang tidak percaya dengan perkataan orang itu. "Dia sebelumnya tidak bergerak sma 30 detik di awal." Orang ini benar-benar tidak habis pikir dengan keajaiban yang dilihatnya. Benar-benar absurd! Chapter 51: Menagih Janjimu Pagi Tadi! Chapter 51: Menagih Janjimu Pagi Tadi! Semua mobil-mobil yang ikut bertanding akhirnya th melewati garis akhir dengan smat. Mereka masih menunggu keputusan resmi dari panitia. Tetapi ketika Randika keluar dari mobilnya, seseorang bersorak padanya. "Hormat pada Raja Drift!" Lalu semua orang yang ada di garis akhir itu bersorak bersamaan. "Hormat pada Raja Drift!" "Hormat pada Raja Drift!" "Hormat pada Raja Drift!" ..... "RD, apakah kamu nganggur habis ini? Aku ingin bersenang-senang denganmu di mobil." Puluhan perempuan cantik segera menghampiri Randika sambil menggodanya. Isi hati Randika hampir kecoplosan, Hannah ada di sisinya jadi dia menk mereka semua. "Hei RD, kamu baru pertama kali bpan di sini ya? Sering-serinh ke sini, semua orang menyukai penampnmu." "RD kau belum bergabung dengan tim manapun kan? Bergabunh denganku dan kita akan menguasai dunia!" ..... Semua orang memuji Randika dan dia pun sendiri mi malu mendengarnya. Tapi di tengah-tengah kegembiraan ini, terdengar suara sirine mendekat. Mereka semua menoleh dan melihat ada 5 mobil polisi yang datang ke arah mereka. "Bajingan, polisi!" Orang-orangngsung panik. "Sin mereka sudah menghngi jn keluar kita." Orang-orang cerdas di sana sudah tahu bahwa mereka sudah tidak bisa kabur. Randika juga melihat puluhan polisi yang segera mengamankan area perlombaan ini. Tetapi, dia tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan angsa putihnya yang cantik itu, Deviana. Kenapa perempuan ini terus-terus mengejar dirinya? Apakah pesonanya itu memang tidak tertahankan? Sh satu polisi berteriak dengan keras. "Kami datang dengan adanyaporan bahwa ada bpan liar yang diadakan di jnan gunung ini. Sekarang kami akan membawa kalian semua ke kantor polisi untuk memberikan keterangan lebihnjut." "Oh? Memangnya siapa yang bpan? Apakah ada buktinya?" Seorang panitia maju tanpa takut. "Ku kau ingin membawa kami, coba kejar saja kami ku bisa." "Baih, siapagi yang mau mengaku ku dirinya adh pembp juga?" Polisi itu menangani hal ini dengan kep dingin. "Kami semua hanya suka berkendara lebih cepat daripada yangin, apakah itu sh? Lagip apa bedanya bpan sama berkendara biasa?" Para pembp ini tidak takut, mereka tahu bahwa polisi ini tidak memiliki bukti. Para pembp, termasuk Nico dan bawahannya, memandangi para polisi dengan mata dingin. Deviana yang berada di barisan mengerutkan dahinya. Pihakin punya orang cukup banyak, ku keadaan menjadi buruk maka situasi bisa jadi kacau. Saat dia masih kebingungan, matanya menyapu ke arah Randika. Kenapa pria itu bisa ada di sini? Deviana akhirnya menatapnya dengan tajam. Randika mi bosan, tetapi dia tidak mau ikut campur dan memutuskan hanya untuk melihat. Randika tetapi khawatir keadaan akan menjadi kacau jadi dia meminta Hannah untuk tetap berada di mobil sambil dirinya terus mengamati situasi. "Sudah kita bahas semua ini di kantor." Kata polisi itu dengan nada dingin. "Kita lihat apakah kalian bisa berkata searogan ini ketika kita memisahkan kalian." Seth itu, polisi itu menoleh dan memberikan perintah untuk menangkap mereka semua. Nico melihat hal tersebut dan memberikan perintah juga kepada para bawahannya dan semua yang ada di sana. Para pembp ini tidak akan pergi tanpa pewanan. Beberapa sudah siap baku hantam, beberapa menelepon kawan-kawan mereka yang masih ada di garis awal. Ketika situasi ini berkembang ke arah yang buruk, Randikangsung melirik Deviana. Dia tidak habis pikir kenapa perempuan itu slu mengurus perkara yang berbahaya. Deviana tidak ikut bersiap-siap menangkap, instingnya berkata bahwa ada sesuatu yang aneh. "Makan ini!" Sindu tiba-tiba berteriak keras dan menembakkan pistolnya ke sh satu polisi. Polisi tersebutngsung terkapar. "Berlindung!" Kep polisi tersebutngsung menyuruh anak buahnya berlindung dan menggunakan mobil mereka sebagai tameng. Pada saat yang sama, semua orang panik, berteriak dan bingung mkukan apa. Yang tidak mau terlibat segera masuk ke mobil ataupunri sejauh mungkin. Randikangsung menyuruh Hannah menaiki gunung kembali agar jauh dari baku tembak yang akan datang ini. Randika terus bersembunyi di antara kekacauan ini dan mengamati situasi. Di antara pembp ini masih ada senjata api. Sin itu, mereka juga membawa tongkat bisbol. "Berani-beraninya bajingan seperti mereka menembaki kita?" Kep polisi itungsung marah ketika melihat sh satu anggotanya tertembak. "Tembak bajingan-bajingan itu! Aku akan bertanggung jawab." "Pak, kita tidak membawa senjata untuk penangkapan kali ini." Sh satu polisi mengatakannya dengan nada gemetar, mereka semua tidak menyangka akan terjadi baku tembak. Dor! Suara tembakan kembali terdengar dan suara ringkikan perang terdengar. "Bunuh mereka semua!" Nicolu membidik dan menembak ke arah Deviana! Namun di saat yang sama, sebuah bayangan th melewati Deviana dan menjegalnya hingga terjatuh. Peluru tersebutngsung bersarang di mobil. "Dasar bodoh! Nyari mati kamu ya?" Randikangsung memarahi Deviana, bisa-bisanya dia melongo ketika ada baku tembak. Pada saat ini, para pembp ini sudah mi bergerak sambil bersenjatakan tongkat bisbol. Dan di bkang mereka ada beberapa orang yang bersenjatakan pistol yang berfungsi sebagai pengontrol massa. "Lepaskan aku!" Deviana meronta sambil berwajah merah. Randika terdiam sambil berpikir, Dasar tidak tahu terima kasih! Lalu saat dia mau berdiri, tangannya merasakan keempukan yang luar biasa. Apakah ini hidangan yang dia nanti-nantikan? Randikalu menoleh dan benar saja, tangannya berada di dada Deviana! Pantas saja dia memberontak. Bundar dan empuk, inh hadiah yang ditunggu-tunggu oleh Randika. Deviana sudah siap menampar Randika, tetapi pria itu tiba-tiba berkata di telinganya. "Ingat janji kita pagi hari tadi." Seth berkata seperti itu, dia mengambil pistol yang dibawa oleh Deviana. Ith satu-satunya senjata api milik para polisi ini. Randikangsung melompat ke atas mobil dan diangsung menembakkannya dengan akurasi tinggi. Pergngan tangan Nico menjadi korban pertama. Randikalu menembak beberapa kaligi dan semua peluru itu berhasil bersarang di pergngan tangan para pembp yang membawa pistol. Lalu tiba-tiba, seseorang menerjang dirinya yang masih berusaha membidik. Randikangsung mencengkram pergngan tangannya dan mengambil tongkat bisbolnya sambil menghajarnya sampai pingsan. Kep polisi itu melihat bahwa sh satu dari mereka menerjang maju ke arah para pembp itu dan segera berteriak. "Bantu orang itu dan amankan para tersangka." Meskipun masih ada tembakan yang berasal dari musuh, para polisi ini tidak gentar dan menerjang maju. Pada saat ini Randika sudah menghajar beberapa orang. Dengan bermodalkan tongkat bisbol, Randika sudah menghajar 10 orang dm 30 detik. Setiap hantamannya membuat mereka pingsan seketika. Para polisi itu merasa kebingungan, siapa pria itu yang dengan mudahnya menghajar para pembp itu? Mereka mau tidak mau mempercayai orang tersebut dan mengamankan orang-orang yang th pingsan. Keadaan benar-benar kacau dan Hannah, yang tidak menuruti perkataan Randika, mengintip dari balik jend dan terpukau olehnya. "Kakak iparku memang hebat!" Hannah tersenyum bangga. Hari ini dia dibuat terkejut berkali-kali oleh Randika. Deviana juga tidak tinggal diam dan ikut mengamankan para tersangka. Namun, ada beberapa polisi yang masih melongo melihat Randika. "Hei kalian jangan melongo seperti orang bodoh! Cepat tangkap orang-orang itu." Kep polisi ini aslinya juga kaget dengan aksi Randika. Apakah orang itu adh pasukan khusus negara? Nico yang tangannya bersimbah darah itu melihat Randika dengan ketakutan. Dia bersyukur tidak menantang Randika. Karena aksi heroik Randika ini, dia menjadi pusat perhatian. Seth beberapa saat, para polisi, para pembp, para penonton, semuanya melihati Randika dengan mata terpukau. Berkat ini, situasi menjadi reda. "Aku tahu ku aku dari awal memang tampan dan mempesona, jadi tidak heran perempuan-perempuan mengejarku. Para pria hanya bisa iri denganku. Ahhh seth berhraga begini enaknya memang makan siang sambil ditemani perempuan cantik. Eh, bukannya sekarang waktu yang tepat memberikan hadiah yang kau janjikan kepadaku?" Devianangsung menampar dahinya ketika Randika menghampirinya. Chapter 52: Hari Penghakiman Segera Tiba! Chapter 52: Hari Penghakiman Segera Tiba! "Kak, bagaimana caranya menjadi pembp hebat seperti kakak? Ajari aku dong!" "Eh kak, ayh kasih tahu caranya." "Kak..." Randika merasa bahunya mau copot karena terus-menerus ditarik Hannah tanpa henti. Randikalu menatap Hannah dm-dm dan berkata dengan wajah datar. "Pertama, kau harus memiliki kepercayaan diri." "Mm-Hmm." Hannahngsung sigap dan mendengarkannya dengan seksama. "Kemudian teruh betih tanpa henti." Randika berkata semua ini dengan wajah datar karena dia sendiri hanya ingin Hannah berhenti mengusiknya. Sedangkan Hannah seperti anak kecil yang mendengarkan seorang guru, tidak sabar menimba ilmu. "Terus?" Hannah sudah tidak sabar mengetahui rahasia Randika hebat dm menyetir maupun berkhi. "Apanya yang terus?" Randika pura-pura bingung. "Lho rahasianya apa?" Hannah menjadi sedikit marah, dia tahu kakak iparnya ini pura-pura bodoh. "Bukannya barusan aku memberitahu kamu seluruh rahasianya? Percaya dirh dan betih tanpa henti." "Hah? Cuma itu?" Hannah memasang wajah tidak percaya. Di saat yang sama, dia sama sekali tidak percaya sama sekali dengan apa yang dikatakan kakak iparnya itu. Pasti ada semacam rahasia yang membuatnya jago drift seperti sebelumnya. Melihat Hannah yang terdiam membuat Randika mengh napas lega di hatinya. Sma ini bahunya terus ditarik-tarik dan telinganya tidak pernah berhenti bekerja. Meskipun tangannya itu masuk di lembah milih Hannah, Randika harus menjaga martabatnya sebagai kakak ipar. Tidak mungkin kan dia akan terangsang? Jika kau memaksa, setidaknya biarkan aku meremasnya! "Hannah, semua kejadian hari ini itu berbahaya sebaiknya kau menghindari acara semacam ini. Lebih baik kau hanya menonton saja." Randika berusaha mencegah adik iparnya itu menjadi seorang pembp. "Tapi. Aku senang bpan." Hannah tersenyum dan memeluk erat tangan Randika. Kedua dadanya itu menangkap tangan Randika dengan sempurna dan membenamkannya jauh lebih dm daripada sebelumnya. Oooo Tuhan, kenapa ini terjadi padaku? Randika menn air liurnya, Hannah benar-benar tidak jauh berbeda dengan kakak perempuannya. Hannah menyadari bahwa Randika diam-diam melirik dan menikmati dadanya, dialu berbisik di telinga Randika. "Kak, jika kamu tidak mau mengajariku, aku akan beritahu kakakku ku kamu merabaku." "Siapa memangnya yang merabamu?" Randika terkejut, bukannya kamu yang menyodorkan buah melon itu? "Kamu sendiri yang datang ke aku, aku tidak ngapa-ngapain." Randikangsung kbakan. "Terserah!" Hannahngsung berputar balik danri, ingin menjauh dari Randika. Namun, tiba-tiba ada mobil yang mju kencang melewatinya dan Randika dengan cepat berusaha menymatkan Hannah. "Awas!" Randika dengan cepat menjulurkan tangannya, berusaha menghentikan Hannah. Tetapi, tangannya merasakan sensasi empuk yang tiada duanya. Sungguh perasaan yang nikmat. Randika secara tidak sadar meremasnya, seketika itu juga Hannahngsung meraung marah. Seketika itu juga, Randika tahu apa yang th diakukan. Dia beneran th merabanya. Sambil menoleh ke arah Hannah, yang mukanya tersipu malu sekaligus marah, mereka berdua masih berdiri membeku. Namun dengan cepat Randika menarik tangannya dan mengatakan. "Maaf aku tidak sengaja!" "Berani-beraninya kau meraba dadaku!" Hannah menjadi marah. Ternyata kakak iparnya itu benar-benar pria barbar. "Aku harus mporkannya ke kak Inggrid." Randika tidak tahu harus berbuat apa. Namun, sebuah ide muncul dengan cepat. Karena dia mau dporkan ke Inggrid, apa shnya bermain dengan dada adik iparnya itu sekaligi? Toh pada akhirnya saja dangip sensasi nikmat yang dia rasakan tadi benar-benar luar biasa. ... Ketika mereka tiba di rumah, Hannah dengan buru-buru keluar dari mobil sambil ngamuk-ngamuk. Dia ternyatangsung beri menuju kamar Inggrid! Hari penghakiman segera tiba! Randika hanya bisari ke kamarnya dan menguncinya. Hari ini Inggrid tidak masuk kerja, tetapi dia masih membacaporan perusahaan di kamarnya. Tiba-tiba, pintu kamarnya itu terbuka. "Kak! Kakak ipar tadi meraba dadaku!" Inggrid mengerutkan dahinya, dialu melihat setetes air mata di mata adiknya itu. Dialu bertanya. "Coba kau jskan lebih lengkap." "Kakak ipar dengan teganya meraba-rabaku saat aku tadi pergi bersamanya! Aku padahal hanya ingin mengenal pria yang akan menjadi keluargaku itu. Tapi. Tega-teganya dia memanfaatkanku!" Hannah menjskan ini dengan antusias hingga berurai air mata. "Tenanh, aku akan menanyakan maksudnya ke dia." Inggridlu berdiri. "Tunggh aku di sini." Melihat bahwa kakaknya itu hendak mendengar kejadian sebenarnya dari kedua sisi, ekspresi Hannah menjadi rumit. Sejak kapan kakaknya itu tidak percaya dengannya? Tidakma kemudian, pintu kamar Randika terbuka. "Hei Randika, ku kau berani menyentuh adikku, kau akan ..... Ah!" Bahkan sebelum Inggrid selesai bicara, dia sudah digendong oleh Randika. "Lepaskan aku!" Inggrid tersipu malu sambil meronta-ronta, tetapi Randika tidak akan membiarkan dia lepas. "Bisa-bisanya kau ragukan suamimu ini." Kata Randika sambil mengecup dahinya. "Kau itu istriku, jangan pernah ragukan kesetiaanku. Dia hanya ingin menguji cinta kita." Seth berkata demikian, tangan Randika meremas sedikit pantat Inggrid. "Kau!" Muka Inggrid semakin memerah. Bukannya dia datang untuk menanyai pria ini? Bisa-bisanya dia mh diraba dan dahinya dicium? "Lepaskan aku dulu!" Inggrid masih berusaha lepas. "Aku akan melepasmu ku kau menciumku!" Kata Randika sambil tersenyum nakal. Inggridngsung memalingkan wajahnya. "Istriku, tadi semua itu hanya sh paham. Tadi aku pas nyetir, tiba-tiba ada mobil menerobosmpu merah dan akungsung menginjak rem kuat-kuat. Akungsung reflek melindungi Hannah dan secara tidak sengaja aku mh menyentuh dadanya itu." Tangan Randika mi berenang di leher Inggrid. "Lagip, adikmu itu masih muda dan belum matang. Buat apa repot-repot menunggu pisang yang belum matang sedangkan aku punya dirimu yang menawan ini?" Cuma dengan kata-kata manisnya itu Inggrid mi luluh, membuat hatinya menjadi bimbang. Wajah Randika penuh dengan kelicikan. Sebelum dia dimakan hidup-hidup oleh istrinya, dia akan meluluhkan hatinya! Hahaha jika kau ingin menghukumku, akan kurebut hatimu terlebih dulu! "Baih ku begitu." Kata Inggrid sambil tersipu malu dan meminta Randika untuk menurunkannya. Seth itu Inggridngsung keluar dari kamar Randika. Takma kemudian, Hannah memasuki kamarnya. "Dasar pria barbar! Tunggu pembsanku!" Bisa-bisanya dia membuat kakaknya yang tersayang membnya, dia pasti memegang kelemahan kakaknya! "Hahaha jurus memanggil kakakmu itu sudah tidak bergunagi!" Kata Randika sambil tertawa jahat. "Lain kali, aku akan menghadapi lelucon nakalmu itu dengan lebih bebasgi." Wajah Hannah semakin memerah, dadanya menggebu-gebu dengan perasaan bs dendam. Dia percaya suatu hari nanti Randika akan menerima ganjarannya. Tidak butuhma untuk Hannah membanting pintu kamarnya Randika. Seth tertawa puas, tiba-tiba handphone Randika berdering. Ternyata Safira yang meneleponnya. "Hmmm kenapa dia tiba-tiba telepon?" Randika bertanya pada dirinya, seharusnya adiknya itu tidak akan menelepon ku tidak ada sesuatu yang penting. Yang berarti adiknya mungkin butuh bantuan dirinya. "Kak tolong aku!" Chapter 53: Bagai Mentimun Dengan Durian Chapter 53: Bagai Mentimun Dengan Durian Randikangsung berteriak panik, "Safira kau kenapa!?" Namun, telepon itu segera mati tanpa ada jawaban apa-apa. Apa yang th terjadi? Randikangsung menjadi panik. Safira pasti dm keadaan genting, tapi dia tidak tahu apa-apa tentang situasi adiknya itu. Bagaimana dia bisa membantu ku dirinya tidak punya petunjuk apa pun? Randikangsung terselubungi dengan aura membunuh. Bajingan mana yang berani melukai keluarganya itu? Dialu mengh napas dan berusaha mengontrol diri. Sekarang bukannya waktu untuk bertindak gegabah, sekarang adh waktunya mengumpulkan informasi dan mencari keberadaan Safira. Di saat ini, handphonenya kembali berdering dan ternyata itu pesan singkat yang berisikan sebuah mat. Melihat pesan singkat itu, Randika mengh napas lega. Bisa mengirimkan pesan menandakan bahwa Safira belum berada di situasi berbahaya dan masih ada waktu untuk dirinya bertindak. Randika tidak ragu loncat dari jend kamarnya. Dia dengan cepat menyatu dengan bayangan dan melesat bagai panah. Di area industri kota Cendrawasih, terdapat area industri kayu terkenal di seluruh Indonesia. Namun, seth area itu mengmi kebakaran, tempat itu th ditntarkan dan belum ada tanda-tanda pembangunan kembali. Di sh satu gedung, Safira berbaring di tanah dengan baju yang kotor sedangkan baju Elva terlihatpang-camping. Darah mes dari sudut mulut Elva dan membuat bajunya semakin kotor. Di hadapan mereka, terlihat sosokkiki berbaju hitam yang mengenakan kacamata hitam. Mereka melihat kedua perempuan itu dengan tatapan acuh tak acuh. "Ternyata segini aja kekuatan Arwah Garuda yang terkenal itu?" Nada suara orang ini penuh dengan ejekan dan caranya berbicara sedikit aneh. Js orang ini bukan orang Indonesia. Orang ini bernama Brian, dia adh buronan internasional. Arwah Garuda mendapatkan perintah untuk mengejarnya ketika mengetahui bahwa Brian bersembunyi di Indonesia. Namun, mereka tidak menyangka bahwa orang ini ternyata pintar dan kuat. Dia berhasil memancing Safira dan Elva ke gedung terbengki ini dan menangkap mereka berdua. Saat Elva bertarung dengan tangan kosong dengan Brian, ternyata dia sama sekali tidak bisa menyentuh pria itu sedikitpun. Dia terus-terusan dipermainkan hingga kelhan dan dihajar hingga hampir tidak sadarkan diri. "Meskipun kalian lemah, tapi pcakan kalian boleh juga." Kata pria itu dengan terbata-bata. "Tapi aku bingung, kenapa anjing-anjing seperti kalian ingin menangkapku?" "Memangnya perlu san untuk menangkap buronan?" Elva mendengus sambil berusaha berdirigi. "Sudah merupakan tugas kami untuk menangkap penjahat sepertimu." "Itu percuma." Pria itu menggelengkan kepnya dan berkata kembali dengan nada dingin. "Yang perlu kau tahu, semua orang yang mengejarku sebelumnya sudah mati." "Lagip, aku sama sekali tidak takut dengan polisi. Bahkan aku sangat menyukai kalian khususnya orang yang secantik dirimu." Kata-kata Brian dipenuhi dengan kengerian tersendiri. "Aku belum pernah mencicipi perempuan negara ini." "Cuih." Elva meludah. "Semua buronan yang aku hadapi th kubunuh dan sebentargi kau akan bergabung dengan mereka." "Hahaha, Oh betapa menariknya dirimu nona. Kau benar-benar energik dan aku tidak sabar mendengar desahanmu itu." Mata Brian dipenuhi dengan aura jahat. "Aku tidak menyangka bahwa Arwah Garuda akan memberikan diriku dua gadis cantik untuk aku cicipi." Safira memperhatikan kedua orang ini dari samping, dia mi khawatir. Dia tidak menyangka bahwa Brian akan sekuat ini. "Kak Randika cepah datang." Safira terus berdoa dm hatinya. "Jangan khawatir, aku akan memotong t kminmu itu!" Elva mi jengkel, aura membunuhnya segera menyelubunginya. "Aku rasa kau tidak ingin mkukannya, ku kau memotongnya bagaimana mungkin aku dapat memuaskanmu dan temanmu itu?" Brian mengetahui bahwa kunci kemenangannya adh membunuh ataupun membuat pingsan Elva. Seth itu, dia bisa menikmati dua pi itu dengan leluasa. Elva tidak mendengarkan Brian sama sekali, dia berfokus mengumpulkan tenaga dmnya. "Ku kata orang Indonesia itu kalian seperti ''bagai mentimun dengan durian''. Tidak peduli kalian mau berontak berapa kalipun hasilnya akan sama." Kata Brian. Namun, Elva tidak mempedulikannya dan sudah menerjang maju. Kebtan tekad Elva sudah bt. Meskipun sudah dikhkan dua kali oleh Brian, itu tidak melemahkan semangat tarungnya. Mhan, hal itu membuat dirinya semakin membara-bara. Sebuah pukn sudah diayangkan ke arah wajah Brian. Ketika dia berusaha memblokirnya, Elva menarik tinjunya dan myangkan tendangan ke dadanya. Brian bereaksi dengan cepat dan menangkap kaki Elva. Di saat yang sama, dia mncarkan serangan sikut ke paha Elva. Merasa sudah tembat untuk memblokirnya, Elva menggunakan kakinya yang tertangkap itu sebagai tumpuan dan menendang bkang kep Brian. Namun, sebelum keduanya mncarkan serangan balik itu, Brian melepas dan mendorong kaki Elva dan itu membuat Elva terjatuh. Brian masih ingin bermain-main dengan mangsanya itu, dia tidak ingin membuat pincang gadis manis ini. Ketika dia terkapar di tanah, wajah Elva dipenuhi api bs dendam dan berusaha menjegal Brian. Namun, Brian sepertinya sudah mengetahui serangan itu dan menghindarinya dengan mudah. Dialu melompat dan berusaha menginjak Elva yang masih terkapar! Elvangsung berguling-guling. Tetapi, Brian berhasil menginjak dada Elva! Seteguk darahngsung keluar dari mulut Elva, dia merasa dirinya seakan-akan ditekan oleh sebuah gunung. "Kan dari awal sudah kubng ku kau itu bukan tandinganku. Sayang aku harus membunuhmu sebelum mencicipi dadamu indah ini." Seth itu, Brian segera mncarkan pukn mematikan ke wajah Elva. Safirangsung berteriak. "Elva bertahah! Kak Randika sudah dekat!" "Mau berapapun orang yang dikirim Arwah Garuda, semua akan kubunuh." Brian menghentikan puknnya ketika mendengar teriakan Safira. Dan bantuanmu mungkin datang dengan percuma, karena seth membunuh perempuan ini kau akan kuperkosa dan kubunuh! Hahahaha!" Ketika Brian tertawa keras, sebuah suara terdengar dari atas. "Sayangnya tidak seperti itu." Ketika ketiga orang ini mendengar suara itu, semuanya terkejut. Safira berurai air mata, Elva menghembus napas lega dan Brian menatap orang itu dengan kebingungan. Bagaimana mungkin orang bisa menemukan dirinya semudah itu? Ketika mereka masih terpukau dengan kehadiran Randika, detik berikutnya dia th menghng. Tanpa disadari dia th membawa Elva ke samping Safira dan mengecek keadaan mereka. Brian benar-benar terkejut, dia tidak dapat mengikuti kecepatan Randika sama sekali. Diangsung menjadi waspada. "Siapa kamu?" Tanya Brian. "Kau tidak perlu tahu namaku, kau tidakyak mendengarnya." Kata Randika dengan santai. "Kata-katamu sombong juga" Brian js th terpancing emosinya. "Mari kita buktikan." Randikalu tersenyum. "Jangan menahan kekuatanmu atau kau akan menyesal." Tanpa menunggu Randika selesai berbicara, Brian sudah menghng menjadi bayangan. Randika juga segera menyusulnya. Keduanya menghng saking cepatnya! Randika mengerutkan dahinya, sosok Brian di depannya tiba-tiba menghng. Lalu pukn mematikan dyangkan Brian ke arah bkang kep Randika. Ketika berada di kecepatan tinggi seperti ini, satu pukn saja bisa membuatmu pingsan. Randikangsung berputar badan dan berkata pada Brian. "Lambat!" Brian terkejut ketika dirinya terpental karena tendangan Randika. Brian memang sudah tahu ku Randika memang cepat tetapi dia tidak menyangka ketika dia sudah mengeluarkan kekuatan penuhnya, dia masih tidak bisa mengimbangi Randika. "Penuh ch!" Ketika Brian berusaha berdiri kembali, Randika sudah berada di depannya dan mncarkan beberapa pukn. Brian dengan sigapngsung memblokirnya tetapi 2 pukn tidak bisa dia blokir dengan baik. Dengan bantuan tenaga dmnya, Brian dengan cepat terpental kembali. Brian berguling di udara hingga kacamata hitamnya terjatuh. Wajahnya dipenuhi dengan keterkejutan. Bagaimana mungkinwannya ini begitu cepat, jauh lebih cepat dari dirinya. Brian mengh napas dm-dm, mukanya terlihat serius. Dia berdiri kembali dan mengambil ancang-ancang dan menerjang Randika dengan kecepatan penuh. Randika hanya berdiri diam dengan tatapan mata yang dingin. Ketika serangan Brian sudah dekat dia hanya mengangkat satu tangannya dengan santai dan menghindar ke samping sedikit dan myangkan puknnya tepat di wajah Brian! Satu pukn itu cukup membuat Brian terbenam di tanah. Brianngsung memuntahkan seteguk darah sambil menyadari bahwa Randika memanfaatkan kecepatan dirinya. Brian mi mengeluarkan keringat dingin di dahinya. Siapakah orang ini? Bagaimana mungkin orang ini begitu kuat dan bisa menghajar dirinya dengan mudah? "Segini doang?" Kata Randika dengan santai. Seketika itu juga, Brian menggertakan giginya dan berdiri kembali. Dia mengambil beberapangkah mundur dan kembali mengambil ancang-ancang. Randika hanya berdiri diam dan tidak bergerak sama sekali. Sekarang, Randika hanya memblokir serangan Brian. Elva melihat pertarungan ini dengan wajah tidak percaya. Kedua orang itu bertarung dengan kecepatan tinggi yang bahkan dirinya tidak bisa lihat dengan js. Tetapi, perbedaan kekuatan dari keduanya mi terlihat. Tiba-tiba, Randika, yang sedang memegang kedua tinju Brian, mengangkat Brian dan melontarkannya dengan mudah. "Bagaimana mungkin dia begitu kuat?" Ketika dirinya myang di udara, dia sudah memutuskan untuk kabur. Dia memanfaatkan momentum yang diberikan Randika itu untuk kabur ke arah jend. Jend gedung itungsung pecah ketika ditendang oleh Brian, sosoknyangsung hng tanpa jejak. "Safira, kau baik-baik saja?" Randikangsung menghampiri adiknya itu. "Kak, jangan biarkan dia kabur!" Meskipun dirinya sedikit terguncang, Safira masih baik-baik saja. Tugasnya adh menangkap orang itu jadi dia tidak bisa membiarkannya kabur seth melukai Elva sedemikian rupa. "Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkannya kabur. Tunggh di sini." Randika tersenyum dan menghng dari gedung. "Percuma." Elva bergumam pada dirinya. Karena dirinya th hidupma di dunia kegpan, dia mengetahui bahwa Brian memiliki kemampuan untuk menghng tanpa jejak. Bahkan jika kau kehngan dirinya cuma satu detik saja, maka Brian tidak akan bisa terkejar. Bagaimana mungkin buronan internasional semacam Brian tidak memiliki kemampuan mendasar seperti itu. "Elva kau tidak perlu khawatir. Kak Randika pasti menangkapnya, dia slu menepati janjinya." Kata Safira sambil tersenyum. Ketika dia keluar dari jend, baju serba hitam Brianngsung dia lepas dan pakaiannya sudah menjadi orang miskin yang mabuk. Dia tidak lupa membawa botol bir dan berjn terseok-seok, biar penyamarannya semakin nyata. Sekarang dari luar, dia benar-benar seperti orang tengah baya yang kerjanya cuma mabuk-mabukan. Dia sudah menyiapkan jalur kabur bahkan sebelum dia memancing Elva dan Safira ke gedung tentar tersebut. Lebih baik berjaga-jaga daripada menyesal. Tetapi, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa takut terhadap Randika. "Akan kuingat kejadian memalukan ini, tunggu saja akan kubs perbuatanmu!" Brianngsung membaur dengan kerumunan orang dan memastikan bahwa dia tidak bisa dcak dengan mudah. Seth berjn beberapa saat, Brian berjn menuju ke sebuah gang sepi. Diangsung melompati dinding dan berada di atap sebuah bangunan. Saat dia mencapai atap bangunan tersebut, dia sudah ditunggu oleh Randika. "Ha? Bagaimana mungkin?" Mata Brian terblak melihat sosok Randika. "Kau. Bagaimana bisa kau menemukanku!" Brian benar-benar tidak percaya dengan kejadian ini. Bagaimana bisa pria itu ada di sini? Bagaimana bisa penyamarannya ketahuan secepat itu? Bahkan Arwah Garuda saja kesusahan mcaknya. Bahkan ku dia sendiri tidak memberikan petunjuk buat Elva mengejarnya, mungkin Arwah Garuda tidak akan pernah bisa menemukan dirinya. Tetapi, pria di depannya ini bisa menemukan dirinya dengan mudah. Hal ini masih sulit untuk dia percayai. Randika hanya tersenyum kecil, "Maksudmu bagaimana bisa aku melihat penyamaranmu atau kenapa aku bisa berada di sini duluan?" Brian mengambilngkah mundur sambil mengatakan, "Bagaimana bisa kau membongkar penyamaranku? Kau pertama kalinya yang bisa." "Yah aku harus memujimu karena penyamaranmu memang bagus." Randika menghampirinya pehan. "Ku bukan karena tenaga dmmu yang besar itu, aku mungkin tidak bisa menemukanmu." Seth selesai berbicara, sosok Randika sudah berubah menjadi asap dan menerjang ke arah Brian. Tangan kanannya berhasil mencengkram pergngan tangan Brian sedangkan Brianngsung berusaha kabur ketika Randika sudah bergerak. "Jangan harap kau bisa kabur!" Randika segera menarik paksa Brian. Brian memanfaatkan momentum dari tarikan Randika itu untuk berguling dan menendang tanahlu meloncat turun gedung. Yang mengejutkannya bahwa dia disambut oleh pukn Randika di saat dia berada di udara. Puknnya mengenai perutnya dan Brianngsung tersungkur di tanah. Randikangsung menendang Brian dan berdiri di atas punggungnya. "Sekarang kau tidak bisa kabur." Kata Randika dengan santai. Brian hanya bisa meringkuk kesakitan. Ketika dia berusaha melepaskan diri, Randika memukulnya tepat di punggungnya. "Ku kau bergerak sekaligi, aku tidak akan sungkan mematahkan beberapa tngmu." Kata Randika. Ekspresi Brianngsung menjadi dingin. [1] Orang yang lemah tidak berdaya mwan orang yang berkuasa Chapter 54: Aku Suka Menggoda Wanita yang Lebih Dewasa Chapter 54: Aku Suka Menggoda Wanita yang Lebih Dewasa " Ini sudah teluma. Kakak kebanggaanmu itu tidak balik-balik. Sepertinya dia gagal menangkapnya." Kata Elva sambil menahan rasa sakit di dadanya. "Elva, kau harus percaya dengan kak Randika. Kenapa kau begitu kasar padanya? Kak Randika pasti ngapa-ngapain kamu ya?" Safira tertawa sambil menusukan jarum akupuntur ke Elva. "Cedera internalmu cukup serius, aku hanya bisa membantu untuk menahannya untuk saat ini. Kau harus ke rumah sakit seth ini." Kata Safira. "Tidak usah khawatir, luka semacam ini bukan apa-apa." Kata Elva. "Yang aku tidak habis pikir adh kenapa kau bisa segitu percayanya dengan Randika? Penyamaran Brian sudah ks dunia, mustahil dia bisa menemukan Brian." Safira kembali tersenyum. "Aku akan menunggu kak Randika png sampai kapan pun itu. Dia slu png dan menepati janjinya." "Kau benar-benar mencintainya segitunya?" "Ha? Apanya!" Safirangsung tersipu malu. "Segitu bencinya kamu dengan kak Randika?" "Tentu saja! Aku tidak sabar ingin mengoyak tubuhnya dan memotong t kminnya itu." Sejak hari di hotel itu, ambisi bs dendam Elva sama sekali tidak mereda. "Hahaha jarang-jarang perempuan cantik slu memikirkanku setiap hari. Aku bersyukur mempunyai kalian." Tawa keras terdengar dari bkang dan Elvangsung mengerutkan dahinya. "Kak! Kau sudah kembali." Mata Safirangsung bersinar dan Randika menghampirinya sambil menggotong Brian. "Iya aku kembali dengan smat." Randika tersenyum sambil mengelus kep adiknya itu. "Nih buronanmu." Safiralu mengecek kondisi Brian terlebih dahulu dan menusukan jarumnya agar dia tidak sadarkan diri sma beberapa jam. "Terima kasih kak, aku akan menelepon markas dan meminta bantuan." "Eits sebelum itu mana dulu?" Randikangsung meny. "Hmmm? Maksudnya?" "Ciuman terima kasihku." Randikalu menunjuk pipinya. Safira hanya tersipu malu sambil memukul kakaknya itu. Tidak butuh waktuma, sebuah van berwarna hitam tiba di gedung terbengki ini. "Kak, aku akan membawa Brian pergi. Aku minta tolong sesuatu, cedera Elva cukup serius aku minta tolong kakak untuk membawanya ke rumah sakit." Safiralu tersenyum. "Aku hanya bisa memberikan pertolongan pertama jadi dia butuh penanganan secepat mungkin." "Ah?" Elva terkejut ketika mendengar perkataan Safira, dia harus ke rumah sakit dengan bajingan ini? Randika melirik Elva yang masih terkapar dan memegangi dadanya itu. "Saf, mau dilihat bagaimanapun juga, kaki dan tangan Elva sama sekali tidak patah. Dia pasti kuat pergi ke rumah sakit seorang diri. Lebih baik sekarang aku mengantarmu kembali ke markas dan kita bisa mengobrol lebihma." "Kau!" Tatapan Elva semakin tajam dan penuh dengan amarah. Bajingan ini benar-benar pintar bersandiwara. Safira tertawa melihat kedua orang ini. "Kak, jangan menggoda Elva terus-terusan. Lagip semua orang organisasiku ada di sini jadi Brian tidak akan bisa kaburgi. Kau lebih baik membawa Elva ke rumah sakit saja." Seth itu, Safira dan Brian, yang masih pingsan dan terikat, masuk ke dm van. "Ingat bawa Elva ke rumah sakit, bukan ke tempat yang aneh!" Kata Safira sebelum menutup pintu. Seth van itu pergi, tinggal Randika dan Elva saja yang berada di gedung terbengki ini? Elvangsung mendengus dingin dan memalingkan wajahnya. Dia terdiam cukupma dan ketika dia menoleh ke arah Randika, bajingan itu sudah tidak ada. "Bajingan tengik, aku benar-benar membencimu!" Elvangsung berteriak keras. Dialu berusaha berdiri sambil menggertakan giginya. Seluruh tubuhnya bercucuran keringat ketika dia berusaha berdiri. Ketika dia bertarung mwan Brian, dia mendapatkan 3 pukn serius dan kondisi internalnya cukup kacau. Saat dia terhuyung-huyung, sebuah tangan menopangnya agar bisa berjn. "Hmmm tercium aroma-aroma orang yang malu-malu kucing." Elva menoleh dan tentu saja itu Randika dengan senyuman menyebalkannya. "Cih siapa memangnya yang butuh bantuanmu?" Elva mi memberontak. "Perasaan tadi ada yang menelepon butuh bantuanku deh, apakah ini sikap yang pantas terhadap orang yang th menolongmu tadi? Ayh Elva, sampai kapan kau malu-malu begini?" "Sampai mati pun aku tidak sudi menerima bantuanmu." Kata Elva dengan nada mengancam. "Oh? Apakah itu beku juga saat aku menolongmu di bar kapan hari? Atau di saat menyenangkan kita di hotel?" Randika menghampirinya dengan senyuman nakalnya. Saat Randika menyinggung kata ''hotel'', wajah Elvangsung memerah dan mendorong tubuh Randika. "Bercanda, bercanda. Jangan marah-marah terus nanti cantiknya hng lho." Randika tertawa puas. Meskipun Elva menknya, Randika tetap menggendongnya. "Hei lepaskan aku!" Elva masih menk bantuan Randika. "Sudah, aku akan membawamu ke rumah sakit." Randika dengan cepat membawa Elva ke mobil. "Sudah jangan berontak terus, ku bukan permintaan Safira kau sudah kutntarkan dari tadi." "Hei tanganmu menyentuh apa?" "Eh maaf-maaf tidak sengaja." Bahkan dm perjnan mereka ke mobil, mereka masih saling bertengkar. Mereka kemudian segera menuju rumah sakit dengan mobil yang ditinggalkan Safira. "Ayo turun." Kata Randika. Elva hanya menatapnya tajam meskipun Randika sudah mengulurkan tangannya. Dia akhirnya terpaksa menggendongnya. "Aku tidak menyangka kamu ingin kita terlihat intim di rumah sakit. Segitunya kamu ingin memamerkan cinta kita?" Randika tertawa tanpa mempedulikan omn marah Elva, diangsung membawanya ke UGD. Cedera Elva ini butuh ditangani segera mungkin, ku tidak bisa-bisa terjadi pendarahan internal. "Jangan harap aku berhutang budi padamu gara-gara kejadian hari ini." Elva masih menatap tajam Randika yang duduk di sebhnya. "Jangan khawatir, aku tahu bahwa kamu slu memikirkan diriku setiap hari." Randika tersenyum. "Dasar pria barbar!" Setiap kali dia berbicara, dia merasa bahwa Randika slu bercanda dan menggodanya. Dia merasa bahwa percuma berdebat dengan orang ini. Namun, Elva adh wanita yang kuat jadi dia tidak akan kh dengan mudah. "Hahaha Elvaku yang cantik cuma perlu tahu satu hal." Kata Randika dengan senyuman nakal. "Suatu saat nanti aku akan meminta imbn dari kejadian hari ini, jadi jangan lupakan hal ini oke?" Dada Elva menggebu-gebu, pria ini benar-benar menguji kesabarannya. Takma kemudian, suara seseorang membuat Randika terkejut. "Tolong obat ini diminum terlebih dahulu." Ketika Randika menoleh, dia terkejut. Betapa cantiknya perawat ini! Benar-benar luar biasa! Dari saat dia memandanginya, Randikangsung memindai perawat satu ini. Perempuan ini benar-benar memiliki wajah dan badan yang bisa membuat para supermodel menangis. Kulitnya terlihat mulus sekali dengan hidung mancung orang luar negeri. Belumgi dadanya ya tuhan, mungkin ini tidak kh besar dengan milik Inggrid. Terlebihgi, dengan baju putih perawatnya yang ketat itu Randika tidak sabar memainkan roley dokter dan perawat dengannya. Ku diperhatikangi, kancing baju perawat itu seakan-akan sedang berjuang sekuat tenaga untuk terus menutupi pemandangan surgawi itu. ''Setidaknya dia F'' Randikangsung menn air liurnya. "Permisi tuan, nyonya ini perlu meminum obatnya." Perawat ini mi merasa jengkel karena Randika terus memelototinya. "Hahaha maaf, maaf, shkan." Randikangsung menyingkir. "Aku hanya terpukau dengan kecantikan nona yang begitu menawan. Maafkan diriku ini." Ketika mendengarnya, wajah perawat ini sedikit memerah. Hatinya terasa hangat. Siapa memangnya yang tidak suka mendengar kata-kata manis? Melihat tingkahku Randika ini, Elvangsung jijik. Dia benar-benar tidak bisa melihat pemandangan ini dan memalingkan wajahnya. "Pacarmu butuh beberapa hari menginap di rumah sakit." Kata perawat itu. "Ah kau sh, dia bukan pacarku. Dia hanya rekan kerjaku, aku hanya membantu membawanya ke sini." Randika tertawa. "Jika aku ingin mempunyai pacar, aku mungkin akan memilih perempuan sepertimu. Cantik dan menawan. Akungsung bisa membayangkan anak-anak kita seperti apa kk, menemuimu mungkin adh sh satu tujuan hidupku." Randika memang jago berkata manis. Perawat itu semakin tersipu malu sambil tersenyum. Elva semakin jijikmama mendengar Randika. Bajingan ini benar-benar tahu caranya berkata manis. "Nona perawat, kau menjatuhkan bolpenmu." Ketika perawat itu hendak mengambilnya, tangannya bersentuhan dengan Randika. Sentuhan tangan ini membuat perawat itu makin tersipu malu tetapi mata Randika benar-benar tidak bisa lepas dari dada besar itu. "Nona perawat, kau sungguh menawan dan besar." Puji Randika. Besar? Perawat itu terkejut mendengarnya. "Makanan apa yang kau makan sampai milikmu bisa sebesar itu?" Randika terus mengagumi dada indah itu. "Kau!" Perawat itu segera menutupi dadanya dan menampar Randika. Dia benar-benar malu dan segera meninggalkan ruangan milik Elva. Randikangsung berteriak. "Hei nanti mm kau senggang tidak? Kita bisa bercakap-cakap di bawah rembn." Hal ini membuat perawat itu berjn semakin cepat. Ketika perawat cantik itu pergi, Elva memasang wajah jijik dan berkata pada Randika. "Sampah sekali caramu merayu cewek." "Oh? Aku punya banyak kemampuan sin berkata-kata manis, kau mau mencoba?" "Huh! kau hanya bisa menggoda wanita polos!" "Aku tidak suka menggoda yang polos, aku suka menggoda wanita yang lebih dewasa." Mata Randika berkedip-kedip melihat Elva. "Hei Apa yang mau kaukukan?" Elva merasakan firasat buruk. "Aku akan membuktikan padamu ku aku lebih suka dengan wanita yang matang." Seth berkata seperti itu, dia menghampiri Elva dan menciumnya! Lidah Randikangsung menym dengan ganasnya! Elva benar-benar lengah, dia tidak menyangka bahwa Randika akan menciumnya. Matanya terblak dan dia tidak bisa berpikir apa-apa. Bisa-bisanya pria ini menciumku! Bahkan di tempat umum seperti ini! Hampir 2 detik sethnya, Elvangsung mendorong Randika sekuat tenaga. "Bajingan!" Elva sudah hampir lepas kendali. Randika menjti bibirnya dan berkata sambil tersenyum puas. "Bagaimana? Masih butuh buktigi?" Elva tidak membs, dia hanya menatap tajam ke arah Randika. "Pergi dari sini!" Teriak Elva. "Anggap ini sebagai imbn atas hari ini, meskipun nanti akan kutagihgi sih. Jadi jangan cemberut, nanti cantikmu hng lho." Kata Randika. "Aku tidak peduli! Cepat keluar!" Elva segera mengambil bantalnya dan melemparnya ke Randika. Ketika Randika sudah keluar, Elva menyentuh bibirnya. Itu ciuman pertamaku dasar pria bajingan! Ketika Randika berjn di koridor, dia mendengar suara teriakan. "Ah! Pak tua Ardi mati!" Chapter 55: Aku Berharap Bisa Bertemu Denganmu Lagi Chapter 55: Aku Berharap Bisa Bertemu Denganmu Lagi Mendengar teriakan itu, semua orang yang ada di koridor menjadi panik. Apa yang sebenarnya th terjadi? Randika menghampiri dan melihat ada seorang lki tua yang tergeletak dintai. Dia terlihat sudah tidak bernyawa. "Pak Ardi, kenapa kau meninggalkan kami?" Sh satu kenn pasien menangis dengan keras sambil memegangi guru semasa SMAnya itu. Semua orang termasuk para perawat terdiam. Pak Ardi ini mempunyai riwayat penyakit jantung, sewaktu-waktu dia bisa terkena serangan jantung. Sangat sulit memangnya untuk merkan orang yang th membesarkan kita. Randika mengerutkan dahinya. Pak Ardi ini memang terlihat tidak bernyawa tetapi menurut dirinya, dia masih bisa dihidupkan kembali. Saat ini, detak jantung Pak Ardi sudah berhenti. Satu-satunya cara adh membuatnya berdetak kembali dan dia akan berjn kembali seperti sedia k. Pada saat ini, perawat cantik yang digoda Randika tadi tiba. Pertama diangsung mengecek denyut nadi Pak Ardi, kemudian dia berkata dengan nada menyesal. "Maafkan kami, beliau sudah tiada." Kemudian, dia mengambil handphonenya dan memberi pesan kepada temannya untuk membawa brankar agar bisa memindahkan jenazah korban. "Dia masih hidup." Tiba-tiba, suara itu terdengar dari arah kerumunan. Semua orangngsung melirik Randika. "Kau memangnya dokter?" Para penontonngsung merasa Randika ini sedang bercanda. "Hei, aku tahu ku kau juga tidak dapat menerima kenyataan ini. Tetapi ku kau ingin bercanda tolong lihat waktu yang tepat. Semuanya sedang berduka." Kata orang di sampingnya. "Sudah biarkan dia pergi dengan tenang." Membiarkannya dia pergi? Padahal js-js orang ini bisa dismatkan? Randika tertawa dm hati. Dia segera menghampiri korban. "Aku yakin orang ini masih bisa dismatkan." Kali ini semua orangngsung marah-marah. Orang yang menegur Randika tadingsung menyaut. "Orang itu sudah mati, tidak ada denyut nadinya. Bisa-bisanya kau masih berkata seperti itu!" "Benar, kau sudah g ya?" Perawat cantik itu menyadari bahwa pria yang mntur itu ternyata Randika, orang yang menggodanya tadi. Dia benar-benar tidak habis pikir, bahkan orang mati pun dia anggap sebagai lelucon? "Orang ini th meninggal dunia. Jangan menyimpulkan sendiri." Nada suara perawat itu berat dan wajahnya benar-benar serius. Randika mengerutkan dahinya dan mengatakan. "Kalian benar-benar membiarkannya mati begitu saja? Dia belum benar-benar mati, ku kita membiarkan kondisinya seperti ini maka dia akan mati sungguhan." "Hanya seorang dokter yang bisa menentukan hidup dan mati pasien. Sesuai hukum negara yang beku, tidak ada orangin yang memiliki hak untuk memutuskannya." Kata perawat itu. "Mashnya, kau hanyh seorang perawat. Bagaimana mungkin kau memiliki hak untuk menentukan orang itu th mati atau tidak?" Randikangsung mengacuhkan semua orang dan memeriksa denyut nadi Pak Ardi, yang denyutnya sangat lemah. Jika dia ragu-ragu seperti sebelumnya, orang ini akan benar-benar mati. "Kalian tega melihat orang ini mati tanpa berjuang sama sekali?" Randika menyapu pandangannya. "Aku tidak r dia mati begitu saja. Sekarang cepat carikan aku jarum perak, jarum yang digunakan untuk akupuntur. CEPAT!" Seth berkata seperti itu, Randika dengan cepat mengumpulkan tenaga dmnya dan menyalurkannya ke Pak Ardi ini. Melihat seorang awam menangani pasiennya, perawat ini dengan marah mengatakan. "Apa yang kaukukan!?" "Jika kau di sini hanya untuk mengomel pergi sana, jangan menggangguku menymatkan nyawa." Kata Randika dengan dingin. "Bukankah rumah sakit ada untuk menymatkan nyawa orang? Js orang ini masih bisa dismatkan tetapi jika kau lelet seperti ini, dia akan mati sungguhan." Saat ini banyak sekali orang yang berkumpul di koridor. Semua penasaran dengan drama yang th terjadi. "Pak Ardi memang sudah sakit-sakitan sebelum ini, mungkin ini memang waktunya dia." Beberapa orang mi bergumam. "Siapa pemuda itu? Dokter?" Beberapa orang mi mencurigai Randika. Perawat cantik itu masih terkejut oleh kata-kata Randika. Dia benar-benar marah olehnya. Oke ku kau ngomong dia belum mati, mari kita lihat bagaimana caranya kau menymatkannya! "Mana jarum akupunturku? Kok belum datang?" Randika membentak ke perawat tersebut. Jarum miliknya patah saat dia membawanya ke markas Kevin kapan hari dan belum sempat menggantinya. Meskipun dia sudah memberikan pertolongan pertama dengan tenaga dmnya, efek yang diberikannya dibandingkan dengan jarum akupuntur sudah bagai bumi danngit. Dengan jarum tersebut, Randika bisa memastikan bahwa nyawa orang tua ini akan tersmatkan. Perawat itu menggigit bibir bawahnya, dialu berdiri dan berjn menuju ruangannya. Takma kemudian, jarum yang diminta Randika sudah siap. "Ini." Perawat itu memberikannya dengan ogah-ogahan. "Sudah steril?" "Belum." Perawat itu hanya menggelengkan kepnya. "Ambilkan aku korek api." Waktunya sudah mepet dan perawat ini masih bisa santai. Untungnya, perawat ini membawa korek api. "Nykan cepat! Atau aku juga perlu mengajarkannya?" Kata Randika dengan nada dingin. Perawat itu marah ketika Randika membentaknya terus-menerus, tetapi dia masih menykan korek apinya itu. Randika dengan cepat mensterilkan jarumnya dan menyalurkan tenaga dmnya ke jarum. Seth itu, diangsung membuka baju Pak Ardi dan menusukannya di jantungnya! Meskipun orang-orang menjadi histeris, Randika tidak mempedulikannya dan masih tetap fokus. Dengan cepat Randika menusukkan beberapa jarum dan menyalurkan tenaga dmnya kembali ke jarum tersebut. Saat ini, hanya ada tubuh Pak Ardi di matanya. Berkat ajaran kakeknya, kemampuan Randika menggunakan teknik akupuntur setara dengan seorang dokter. Jadi dia yakin bisa menymatkan orang ini. Meskipun begitu, dia tidak begitu menguasai teknik akupuntur ini jadi dia membuang telu banyak tenaga dmnya. Ketika jarum terakhir dia tusukkan, semua jarum itu membentuk sebuah jejak yang aneh di daerah jantungnya. Namun, masih tidak ada tanda-tanda pergerakan dari Pak Ardi. "Seharusnya ini sudah cukup." Randika menyeka keringat di dahinya dan tertawa pahit dm hatinya. Memang teknik pengobatan ini bukan keahliannya, coba saja Safira ada di sini. Di sisiin, Pak Ardi masih tergeletak dintai. Semua orang yang menyaksikan ini mi mengomel masing-masing. "Tuh kan, orang itu benar-benar g. Mana bisa membangkitkan orang yang sudah mati?" "Gitu awalnya dia yakin bisa menymatkannya, ngomong doang mah gampang! Sudah biarkan Pak Ardi pergi dengan tenang." "Untung keluarga Pak Ardi belum melihat drama ini, bisa-bisa pemuda itu sudah dihajar habis-habisan." Perawat cantik itu hanya menatap tajam ke arah Randika. Dialu bertanya dengan nada dingin. "Sekarang, apa yang akan kaukukan?" Randika mh bertanya. "Jam berapa sekarang?" "23.15" Randika hanya mengangguk dan tidak menjawab. Dia memejamkan matanya. "Hei, sudah puaskah kamu menjadi dokter abal-abal? Aku masih perlu memproses tubuh orang ini untuk keluarga mereka." Perawat itu mi jengkel ketika Randika mi mengacuhkan dirinya. Para penonton mi marah pada Randika. Dia sudah memberikan harapan palsu kepada mereka, sekarang pemuda itu mh duduk sambil memejamkan matanya tanpa menjskan apa-apa? Pada saat ini, beberapa dokter tiba di lokasi. Perawat cantik itu berdiri dan membiarkan para dokter untuk mengambil ahli. Di saat dokter itu hendak menyentuh tubuh Pak Ardi, Randikangsung mencengkram erat tangan sang dokter. "Tunggh satu menit." Kata Randika. Dokter itu mengerutkan dahinya. "Pak, ini adh rumah sakit dan aku adh dokter." Di saat dia berusaha kembali menyentuh tubuh Pak Ardi, Randika kembali mencegahnya. "Apa maksudmu?" Dokter itu menjadi marah. Para penonton pun menjadi marah pada Randika. Dokter th tiba, biarkan para profesional yang bekerja. "Lepaskan tanganku!" Dokter itu mi tidak terima. Randikangsung melepasnya sambil mendorongnya, dokter itungsung terjatuh. Seketika itu juga, dari kejauhan muncul suara panik. "Ayah! Di mana kamu!" Anak dari Pak Ardi segera menghampiri ayahnya. Dia mendorong-dorong para penonton sampai dirinya berada di depan. Seketika itu juga dia melihat bahwa ayahnya setengah tnjang dan area dadanya penuh dengan jarum. "Apa yang kaukukan pada ayahku!" Sang anakngsung ingin menghajar Randika. "Diam! Ayahmu akan bangun dm 20 detik." Randika hanya berdiri dan berkata dengan wajah datar. "Sekarang tinggal 15 detik." "Orang ini masih saja berkhayal." "Sudah tangkap saja orang itu dan jebloskan ke penjara." "Sudah cukup sandiwaramu." Perawat cantik itu sudah tidak tahan dengan semua drama ini. Namun, di saat ini terdengar suara batuk darintai. Dm sekejap seluruh koridor menjadi hening dan semua mata fokus pada Pak Ardi yang terbaring dintai. Mereka melihat Pak Ardi yang membuka matanya sambil terbatuk. Dia memperhatikan sekelilingnya dan bertanya pada anaknya. "Ada apa ini kok ramai-ramai?" "Ayah? Ayah!" Sang anakngsung menangis di tempat. "Bajingan, dia benar-benar hidup!" Semua orang tidak percaya akan keajaiban yang terjadi di depan mata mereka. Para dokter lebih terkejutgi sedangkan perawat cantik itu hanya melongo seperti orang bodoh. Pemuda itu benar-benar memiliki kemampuan untuk membangkitkan orang mati? Seth Randika melepaskan jarum-jarumnya, sang anakngsung memeluk erat ayahnya. "Syukuh ayah baik-baik saja." Randika dengan santai berjn keluar sambil menyerahkan jarum itu ke perawat cantik itu. "Tolong bereskan ini." Melihat Randika yang meninggalkan tempat, para penonton itu merasa kagum dengan sentuhan ajaib Randika itu. Merekangsung membukakan jn pada sang penymat! Sudah kodratnya ku ajal menjemput maka kita hanya bisa pasrah. Tetapi pemuda itu tidak menyerah dan berhasil menymatkan nyawa Pak Ardi! Mata si perawat cantik dipenuhi dengan kebingungan. Ketika dia sadar dan mencari Randika, ternyata pemuda itu sudah menghng. "Benar-benar mukjizat, bocah itu hanya pakai jarum dan dia berhasil menymatkan Pak Ardi!" Semua orang mi menyebarkan berita menghebohkan ini. "Orang itu benar-benar luar biasa." Perawat cantik itulu ingat bahwa dia th digoda olehnya sebelumnya, dengan cepat dia tersipu malu. Dia menyesal tidak memberikan nomornya kepada Randika. Aku berharap bisa bertemu denganmugi... Chapter 56: Pengkhianatan Shadow Chapter 56: Pengkhianatan Shadow Seth mengmi hari yang luar biasa ini, Randika memutuskan untuk kembali ke rumah. Namun, tiba-tiba dia mendapat telepon. "Tuan, aku sudah sampai di kota Cendrawasih." "Baih, tunggh aku. Aku akan mengirimkan matnya." "Baik tuan." Apakah kau benar-benar baru sampai? Randika tersenyum kecil. Akhirnya waktu ini th tiba, apakah tirai misterius ini akan terungkap hari ini? Randika memilih gedung terbengki tempat di mana Safira dan Elva disekap sebelumnya, daerah itu memang terkenal sepi. Jika memang terjadi sesuatu, tidak akan ada orang yang mengetahuinya. Pertanyaan ini slu terngiang-ngiang di benak Randika sejakma. Apakah kau masih Shadow yang kukenal? Aku harap kau tidak mengecewakanku. Tatapan mata Randika terlihat dingin. Kemudian Randika segera menuju gedung itu kembali. Takma kemudian, Randika th sampai dan berjn masuk dengan santai. Karena hari sudah mm, angin sepoi-sepoi berhembus melewati dinding-dinding yang bolong yang membuat suasana menjadi dingin. Karena tidak melihat sosok Shadow di mana pun, Randika berteriak. "Keluah dan tunjukan dirimu Shadow." "Smat mm tuan." Tiba-tiba suara perempuan yang lemah lembut terdengar dari arah bkangnya. "Shadow, karena kau sudah tiba di kota ini, aku harap kau sudah menyelidiki mash ini secara menyeluruh." Lalu Randika menekankan kata-katanya. "Aku harap kau tidak mengecewakanku." "Tentu saja aku tidak akan mengecewakan tuan. Hasil penyelidikanku mengatakan bahwa Bn Kegpan berada di kota Cendrawasih." Ketika Shadow selesai berbicara, sebuah ktan cahaya terlihat dan Randika segera mngkah ke samping dengan cepat. Sebuah peluru segera menembusntai di tempatnya berdiri tadi. "Aku tidak menyangka ku tuan begitu hebat." Wajah Randika benar-benar terlihat dingin. "Pada akhirnya kau tetap mengecewakanku." Nada suara Shadow sudah tidak sopan sama sekali, "Aku sudah tidak peduli denganmu,gi p kau juga sudah tidak memiliki kekuatan untuk mkukan apa pun." "Kau sudahma bekerja untukku Shadow, kau seharusnya tahu apa yang menantimu." Kata Randika. Mendengar itu, tubuh Shadow gemetar sedikit tetapingsung menjadi normal kembali. "Tentu saja aku tahu, oleh karena itu aku sudah memiliki persiapan untuk hari ini. Sayangnya kau tidak akan keluar hidup-hidup hari ini." "Oh? Memangnya kau bekerja dengan sh seorang dari 12 Dewa Olimpus?" Randika menggelengkan kepnya. "Cuma aku saja cukup untuk menghadapimu." Suara orangin terdengar. Seorang pria muncul dari bkang Shadow dan dih Bn Kegpan. Randika mengerutkan dahinya. Dia melihat Bn Kegpan menghampiri Shadow dan memeluknya. "Kaget? Hahaha." Bn Kegpan tertawa keras sambil menatap Randika. "Jadi itu hubungan kalian." Randika mengh napas. "Ternyata sma ini aku dibuat buta arah sama kalian berdua, harus kuakui boleh juga kerja sama kalian." "Dan untukmu Shadow, sebentargi akan kuajari betapa kejamnya nasib si pengkhianat." Randikangsung mengeluarkan aura membunuhnya yang pekat. "Kau masih bisa berkata besar wupun nyawamu sudah di ujung tanduk. Kau bahkan tidak bisa melihat pengkhianatan Shadow, masih pantaskah kau menyandang nama Ares?" Bn Kegpan kemudian meremas dada Shadow sambil mengatakan, "Seg milikmu adh milikku, mau itu perempuan ataupun harta." "Jika aku tidak bisa menebaknya, menurutmu mengapa aku datang?" Dari awal dia sudah tahu bahwa Shadow th mengkhianatinya. Tujuannya datang adh menghukum siapapun yang berani menentangnya. Dan hanya ada satu hukuman yang pantas, kematian! Bn Kegpan dan Shadow terbeku di tempat, sejejak panik muncul di mata mereka. Mereka sudah bekerja di bawah Randika sma beberapa tahun, jadi mereka tahu kengerian seperti apa yang menanti mereka. "Tidak usah banyak bicara, hari ini kau akan mati!" Kata Bn Kegpan sambil memancarkan aura membunuhnya. "Ku begitu tunjukkan kemampuan kalian!" Randikalu berubah menjadi bayangan dan menerjang Bn Kegpan. Aura membunuh Randika yang pekat membuat Bn Kegpan dan Shadow terintimidasi. Tetapi, mereka berdua segera tersadar dan menggabungkan kekuatan. Shadow bertugas untuk menangis serangan Randika dan Bn Kegpan bersiap mncarkan serangan balik. Melihat hal ini, aura membunuh Randika semakin tidak terkendali. Namun, meskipun mereka berdua th menggabungkan kekuatannya, mereka tetap terpental karena serangan Randika. "Orang lemah tetah lemah!" Randika mendengus dingin dan kembali menerjang. Hari ini kedua orang ini akan mati! Bn Kegpan terkejut melihat Randika yang bertenaga ini. Bukankah dia seharusnya sedang cedera? Seluruh tubuh Bn Kegpan mi merinding. Dia tidak bisa lengah karena Randika sudah menerjangnya dan bisa membunuhnya kapan saja. Dia tidak punya pilihanin, daripada diam dan menunggu kematiannya lebih baik dia bertaruh dengan menantang duel Randika. Dm sekejap, serangkaian serangan pisau tepat mengarah ke wajah Randika! Randika tetap berwajah datar. Dm sekejap dia melompat zig-zag dan menghindari seluruh serangan dan mencengkram pergngan tangan Bn Kegpan dengan erat. Kemudian dia menarik Bn Kegpan dan menendangnya tepat di dada dengan keras. Bn Kegpan dengan cepat terpental dan mengerang kesakitan. "Sejak kapan seekor semut berusaha memanjat puncak dunia?" Tatapan mata Randika terlihat dingin. Di saat Bn Kegpan terpental, dia sudah menerjang maju kembali. Di saat Bn Kegpan berusaha berdiri kembali, Randika sudah berada di hadapannya dan myangkan puknnya ke dagunya. Sekarang Bn Kegpan myang di udara sambil memuntahkan seteguk darah. Randika diin sisi kembali memukul bagian rusuk Bn Kegpan dan dia pun tersungkur dintai sambil memegangi tng rusuknya yang patah. "Berani-beraninya kau mengkhianatiku?" Randika menatap Bn Kegpan dengan tatapan jijik. "Dewa perang dari dunia bawah tanah memang hebat, tetapi apakah kau percaya ku aku punya kekuatan untuk mengakhiri hidupmu hari ini?" Bn Kegpan sama sekali tidak gentar meskipun dia cedera berat. Randika mengerutkan dahinya. Bn Kegpan sudah babak belur tapi masih bisa banyak omong, memang anjing Cuma bisa menggonggong. "Aku harus mengakui ku kemampuanmu sangat luar biasa." Bn Kegpan terengah-engah. "Memang aku meremehkan kemampuanmu itu tapi itu juga beku untukmu." "Aku tidak perlu serius ketika menginjak seekor semut sepertimu." Ejek Randika. "Shadow, meskipun aku tidak tahu kenapa kau mengkhianatiku, karena kau th memilih untuk mwanku maka bersiah menerima hukuman yang sama dengannya." Randika menoleh ke Shadow. Randikalu mengeluarkan pisau yang dipungutnya tadi dan melemparkannya ke arah Bn Kegpan yang terkapar dintai. Dengan akurat, pisau tersebut menembus tenggorokan Bn Kegpan! Bn Kegpan tewas di hadapan sang Ares! Randika menoleh dan menghadap ke arah Shadow. "Sekarang terimh hukumanmu." Wajah Shadow dipenuhi oleh kengerian. Bagaimana mungkin Bn Kegpan sama sekali tidak berkutik mwan Randika yang seharusnya cedera ini? Kenapa situasi berjn seperti ini? Melihat serangan Randika tadi pada Bn Kegpan, Shadow tahu bahwa Randika masih belum serius. Nama Ares yang disandangnya bukah lelucon. Tanpa diragukangi, nyawanya sudah berada di genggaman Randika! Randika menatap dingin ke Shadow, wajahnya tanpa ekspresi ketika dia menghampirinya. "Kau benar-benar mengecewakanku." Randika benar-benar kecewa kartu Asnya itu ternyata mh menjadi senjata makan tuan. Shadow sama sekali tidak berbicara. Detik berikutnya, sosoknya menghng menjadi gumpn asap. Di saat itu juga, Shadow th melempar bom asap di tempatnya berdiri dan semacam granat ke arah kaki Randika. Randika bereaksi dengan cepat dan mengambilngkah mundur. Ledakannya cukup kuat, hal ini membuat Randika cukup jauh mengambilngkah mundurnya. Untungnya gedung ini tidak ikut runtuh, namun api mi menjr. Randika tidak repot-repot mempedulikannya dan mengejarngsung Shadow yangri tersebut. Si pengkhianat tidak akan bisa bernapas lega sma dia masih hidup! Randika beri dengan sangat cepat, tidak butuh waktu yangma untuknya mengejar Shadow. Namun tiba-tiba sebuah pisau myang ke arah wajahnya. Randika yang berkecepatan tinggi itu hampir saja tidak bisa menghindarinya. Dialu menoleh ke arah pisau itu berasal dan terkejut. Dia melihat sesosok orang yang seharusnya sudah dia bunuh, dia adh Bn Kegpan! Apa yang sebenarnya yang terjadi? Bisa-bisanya orang itu masih hidup? Chapter 57: Kloning Chapter 57: Kloning "Hahaha sudah kubng hari ini adh hari kematianmu!" Bn Kegpan tertawa keras ketika melihat keterkejutan di wajah Randika. Randika mengerutkan dahinya, dia masih tidak paham kenapa bisa Bn Kegpan berada di sini. Tenggorokannya js-js tertembus oleh pisaunya tadi. Ataukah tadi Bn Kegpan yang palsu? Namun, kejutan yang dihadapi Randika tidak sampai situ saja. Ternyata dia th dikepung oleh 20an orang. Yang membuat matanya terblak adh semua orang itu adh Bn Kegpan! Dia mengira matanya th menipunya tetapi kedua puluh orang tersebut benar-benar adh Bn Kegpan. Mi dari wajah, perawakan dan tenaga dm yang mereka pancarkan sama persis. Di saat genting seperti ini, Randika juga merasakan kekuatan misteriusnya mi memberontak sekaligi. Memang kakeknya itu th menahannya dan memberikan dia waktu satu bn, tapi dengan catatan bahwa dia tidak memakai tenaga dmnya telu banyak. Dan hari ini dia sudah memakai tenaga dmnya telu banyak, mi dari Brian, di rumah sakit dan sekarang. Dan sekarang dia dihadapi oleh 20 Bn Kegpan yang memiliki kecepatan dan kekuatan yang sama. Dia sekarang mengerti bahwa kengerian di muka Shadow, pertarungannya tadi, semua itu adh perangkap yang akhirnya membawa dirinya ke jebakan ini! Semua misteri ini akhirnya mi masuk akal, Bn Kegpan yang dia bunuh pada hari pertama dia menikah dan Bn Kegpan yang menghancurkan markasnya, semuanya dkukan oleh orang yang sama. Randikalu menoleh ke sekelilingnya dan berkata dengan nada dingin. "Jadi senjata rahasiamu adh kloning?" "Benar! Bahkan jika kau Ares, kau hanya seorang diri. Dan kami semua ini sudah lebih dari cukup untuk membunuhmu!" Randika tidak membs sama sekali. "Sejujurnya, ku bukan karena sumber daya milikmu itu maka aku tidak akan menemukan rahasia di balik kloning manusia." Kata Bn Kegpan yang merasa dia th memenangkan pertarungan ini. "Kenapa kau diam saja sekarang? Mana kkuan sok hebatmu itu? Ayh Ares jangan buat aku kecewa, aku ingin melihat wajah sengsaramu itu!" Semua Bn Kegpan memancarkan aura membunuh mereka yang kuat. Lalu mereka semua tertawa serentak. "Mau berapapun yang berkumpul, semut tetah semut." Kata Randika dengan santai. Dia sudah tidak merasa ragugi dan menerjang ke arah sh satu Bn Kegpan. Melihat bahwa Randika sudah bergerak, seluruh Bn Kegpan segera mengepung. Dari seg arah Bn Kegpan mi melompat dan menyerang. Randika yang bagai Dewa Perang itu, mematahkan tng leher Bn Kegpan di depannya dengan satu pukn sambil menghindari serangan dari sisi kirinya. Tiba-tiba, tiga orangngsung berusaha menyerang bersamaan. Randikangsung bersalto di udara, menghindari serangan gabungan tersebut. Tapi di saat dia di tengah udara, sebuah pisau melesat dan mengenai bahu Randika. Mereka tidak perlu membunuh Randika secepat mungkin, kikis staminanya dan pada akhirnya dia akan mati karena kelhan. Hati Randika mi mengepal. Serangan Bn Kegpan datang dari seg arah dan terasa tidak pernah ada habisnya. Tidak peduli dia hajar sekalipun, mereka akan segera berdiri kembali. "Hmmm Obat penguat?" Js bahwa mereka sudah memiliki persiapan yang memadai untuk membunuh dirinya hari ini. Tujuan mereka adh membuatnya lh dan mengakhirinya pada saat itu. Satu-satunya cara adh membunuh mereka! Pada saat ini, Randika sudah membunuh 5 orang. Tetapi, serangan Bn Kegpan masih berasal dari seg arah dan tidak ada habisnya. Ini membuat Randika kecapekan karena tenaga dmnya sudah mi menipis. Apgi, dia juga harus menahan kekuatan misteriusnya itu. Tiba-tiba, dia mendapatkan serangan di punggungnya. Bn Kegpan melihat keraguan di wajah Randika dan berhasil mengenainya. Serangan itu sangat cepat jadi lengah 1 detik saja Randika bisa cka. Randika sudah berusaha sekuat tenaga membunuh siapapun yang mendekat, tetapi Bn Kegpan yangin akan segera menyerang titik butanya tanpa lh. Mereka r kehngan satu kloning ku itu bisa menyederai Randika! Whush! Sebuah pisau menyayat baju Randika tapi sayang serangannya kurang dm. Ketika Randika menghindarinya dengan melompat mundur, dari bkangnya sudah ada pukn myang yang mengarah ke bkang kepnya. Randika bereaksi dengan cepat dan menangkap tangan itu dan membanting orang tersebut. Randika mi kehabisan napas. Kekuatan misterius dm tubuhnya seakan-akan terus menggedor-gedor pintu kesadarannya, hendak menn dirinya secara utuh. Keringat dingin mi keluar dari dahinya dan Bn Kegpan di sekelilingnya mi tertawa. "Hahaha kau akan tamat sebentargi!" Para Bn Kegpan ini sudah merasa berhasil membuat Randika kelhan, jadi mereka menikmati momen berharga ini. "Math!" Saat itu juga, sh satu Bn Kegpan menerjang dan menendang ke arah Randika. Di saat orang itu myangkan kakinya, Randika hanya berdiri diam dan menjulurkan kepn tangannya ke arah sngkangannya. Dm sekejap Bn Kegpan itu tersungkur sambil memegangi t kminnya. Ternyata mereka masih senaif itu merasa bisa menghkannya dengan mudah. "Seperti kata pepatah ''Harimau mati karena bngnya'' [1], hari ini neraka akan menyambutmu!" Beberapa Bn Kegpanngsung menerjang kembali dan Randika bertahan dengan susah payah sambil menahan kekuatan misteriusnya. Dialu merasa kelima inderanya kehngan fungsinya dan serangan Bn Kegpan th mengenainya dari seluruh arah. Dia merasa bahwa dadanya th dipukul dan ketika dia terpental karena momentumnya, dia ditendang dari bkang. Di saat yang sama dari sebh kiri dan kanan, Bn Kegpan menyerang rusuknya dan semua itu ditutup dengan tendangan yang mengarah kepada wajahnya. Namun, serangan itu tidak berhenti. Serangan siku yang mengenai dagunya membuat Randika tersungkur di tanah. Rasa sakit dari luar dan dm tubuhnya membuat dirinya berada di ujung tanduk. Dia bahkan merasakan hawa kehadiran Dewa Kematian di dekatnya! Apakah ini akhir dari hidupnya? Apakah tidak ada jnin? "Hahaha bahkan seekor gajah akan kh sama kawanan semut! Kau benar-benar menyedihkan!" Suara tawa menyebalkan itu bergema di telinga Randika dan di dm benaknya dia th memutuskan sesuatu. Dia tidak boleh mati, dia tidak boleh mati di tangan sang pengkhianat! Namun, rasa sakit yang dirasakannya benar-benar melhkan jiwanya. Dia berusaha berdiri dengan susah payah. "Wah wah wah, belum menyerah juga bajingan tengik satu ini? Sini ku kau masih kuat, bukankah kau ingin membunuh kami semua?" Ketika Bn Kegpan melihat Randika yang berdiri saja sudah susah payah, dia benar-benar merasa di atas angin. Beberapa Bn Kegpan juga kembali menyerang. "Aku tidak boleh mati!" Randika yang kembali tersungkur di tanah itu terus menanamkan tekadnya. Dia terus menerus mengatakan hal itu untuk membuatnya tersadar, namun rasa sakitnya mi menghkan dirinya. Apakah ini akhir dari perjnannya? Di saat dia mi menerima kenyataan ini, sebuah ide muncul di benaknya. Bukannya kakeknya memberikan sebuah obat padanya? Yang hanya boleh diminumnya di saat-saat genting. Tanpa ragu-ragu Randika berusaha mengambil obat tersebut sambil terus bertahan dari serangan Bn Kegpan. Namun, serangan gabungan itu mempersulit Randika mengambil obat yang ada di sakuanya itu. Belumgi kekuatan misteriusnya itu menggerogoti dari dm. Aku tidak akan mati oleh para pengkhianat ini! Randika menggigit bibirnya, berusaha memikirkan cara untuk mencari ch bagi dirinya mengambil obatnya itu. Satu-satunya cara adh pura-pura terkena pukn dan tersungkur kembali, karena pada waktu itu Bn Kegpan sibuk menertawai dirinya. DUAK! Randika kembali menerima pukn di dadanya dan tersungkur kembali. Bn Kegpan yang melihatnya semakin tersenyum lebar. Di saat inh Randika mengambil obatnya dan mennnya dengan susah payah. Melihat bahwa Randika mengambil sesuatu darianya dan mennnya, Bn Kegpan tidak mempedulikannya dan tertawa. "Kenapa? Apakah Ares lupa meminum obat diarenya? Ah aku lupa ku kau sebenarnya sedang sakit. Tapi sebentargi kau tidak perlu menderitagi." Seth berkata demikian, para Bn Kegpan mengeluarkan pisau mereka. "Sudah saatnya kau mati!" Kemudian beberapa Bn Kegpan menerjang maju. Pada saat ini, Randika merasa ada tenaga luar biasa dahsyat yang memasuki tubuhnya. Tenaga itu bertemu dengan kekuatan misterius dan bertarung dengan intens. Berkat obat itu, kekuatan misterius Randika kembali tenang dan tubuhnya sudah tidak merasakan sakit sama sekali. Namun, bukan itu saja yang dirasakan Randika. Dia merasakan bahwa tenaga dmnya menjadi melimpah! Dm sekejap, Randika pulih seperti sedia k. Cedera tubuhnya mi menghng dan tubuhnya berlimpahkan tenaga dm. Di tengah keterkejutannya ini, beberapa pisau sudah myang menuju Randika. Randika dengan cepat menampar tanah dan berdiri kembali. Tubuhnya dengan cepat menjadi gumpn asap dan menerjang maju. Seluruh pisau yang myang itu dia tangkis dengan sigap. Kebangkitan Randika ini membuat Bn Kegpan terkejut. Saat ini, Randika sudah berada kembali di tengah-tengah mereka. "Saatnya kalian mati!" Randika mengatakannya dengan nada dingin dan aura membunuh yang luar biasa. Bn Kegpanngsung merinding, dia merasa bahwa Ares yang ada di hadapannya ini berbeda dengan yang tadi. Randika kembali menjadi asap, dia dengan cepat menerjang ke arah beberapa Bn Kegpan dengan pisau di tangannya. Yang terakhir dilihat oleh kelima Bn Kegpan hanyh ku pisau Randika, karena seth itu yang mereka lihat adh kep mereka yang menggelinding. Cepat dan bersih! Randikalu melempar pisau tersebut dan satu Bn Kegpangi yang tewas dengan pisau menancap di dada. Di saat pisau itu menancap, Randika sudah mematahkan leher sh satu Bn Kegpan. Para Bn Kegpan ini berusaha menghindar tapi semua itu percuma. Kecepatan dan kekuatan Randika yang sekarang sudah berbeda dengan yang tadi dan benar-benar mengerikan. Hanya dengan satungkah saja Randika sudah mencabut nyawa. Randika yang sekarang menjadi jelmaan Dewa Perang sesungguhnya, satu ayunan saja sudah cukup myangkan sebuah kep! Bn Kegpan yang sekarang benar-benar terdiam. Mana keberanianmu yang tadi? Dm sekejap, semua kloning Bn Kegpan mati di tangan Randika. Sekarang hanya Randika yang berdiri sendirian, wajah dan bajunya bersimbah darah. Ketika Ares sang Dewa Perang marah, seribu kematian tidak cukup memuaskan nafsunya! [1] Mendapatkan nasib buruk (kematian) karena memamerkan kehebatannya. Chapter 58: Malam yang Panas untuk Pasangan Suami-Istri Chapter 58: Mm yang Panas untuk Pasangan Suami-Istri Randika berdiri sendirian di tengah tumpukan mayat Bn Kegpan. Memperhatikan sekelilingnya, Randika bisa menebak bahwa yang bertarung dengannya semua adh kloning. Bn Kegpan yang asli tidak mungkin membahayakan nyawanya,gip Shadow juga tidak ada di sini. Dirinya sudahma mengira bahwa Shadow th mengkhianatinya. Dia juga tahu bahwa pertemuan mereka hari ini adh jebakan tetapi dia tetap datang. Dia merasa bahwa gabungan kekuatan mereka berdua tetap bukan sebuah mash bagi dirinya. Tanpa diduganya, cloning merupakan senjata rahasia Bn Kegpan. Randika mengerutkan dahinya. Shadow dan Bn Kegpan berhasil kabur, jadi ada kemungkinan mereka akan menyusun kembali rencana jahatinnya. Mereka berdua harus mati, pikir Randika. Dengan tangan kosong, Randika segera meninggalkan tempat ini. Pertarungan pertama mereka ini benar-benar berbahaya bagi Randika, dia benar-benar tidak menyangka akan ditawur seperti itu. Jika bukan karena obat yang diberikan kakeknya itu, mungkin sekarang dia sudah mati. Saat di perjnannya, dia memeriksa kondisi tubuhnya. Tidak ada keanehan di dm maupun di luar tubuhnya, seluruh cederanya sembuh dengan sempurna. Obat kakeknya benar-benar luar biasa. Pertanyaannya adh berapama efek ini akan bengsung? Dia berharap bahwa efeknya tahan beberapa hari. Ketika sampai di rumah, suarangkah kaki Randika terdengar oleh Inggrid. Dia sudah menyiapkan diri secara mental menghadapi tingkahku Randika yang akan datang. Anehnya, Randika hanya berjn melewatinya. Hmmmm? Inggrid penasaran dan bertanya pada Randika, "Kau sakit?" Randika, yang berniatngsung masuk kamarnya, merasa malu. Bisa-bisanya dia tidak menyadari bahwa Inggrid ada di bawah? "Gak!" Randikangsung memasang topengnya. "Suamimu ini tahan banting tahu hahaha." Namun, Inggrid tahu ada yang aneh dan menghampirinya. "Kau js-jsgi tidak sehat, sini kasih lihat mananya yang sakit." Memang darah di baju dan wajahnya sudah dia bersihkan tadi, tapi raut wajah Randika benar-benar pucat dananya terlihatpang-camping. Bahkan bibir sampingnya tampak berdarah. Randikalu merenung. Keadaannya ini benar-benar memalukan bagi dirinya. Dia memikirkan bagaimana bisa cecunguk seperti Bn Kegpan dan Shadow bisa melukainya segini parah. Dia sekarang juga mengerti kenapa dirinya tidak ingin mati hari ini, sh satu sannya adh wanita di hadapannya ini. Sayang sekali dia tidak bisa memeluk erat istrinya ini dengan leluasa. "Ikut aku." Tiba-tiba, Inggrid menggandeng Randika dan membawanya ke kamarnya. "Aduh pn sedikit dong, suamimu ini sedang kesakitan. Aku tahu kau ingin cepat-cepat melihat apa yang di balik bajuku ini, aku cuma minta tolong yang lembut aja ya nanti." Inggridngsung cemberut. Mau sakit mau sehat, kenapa pria ini tidak bisa berhenti membuatnya jengkel? Meskipun terlihat pucat, luka Randika hanyh luka goresan. Cedera internalnya sama sekali tidak serius, berbeda dengan Elva sebelumnya. Ketika sampai di kamar Inggrid, dia meminta Randika mengangkat bajunya sedikit dan mi merawat luka-lukanya. "Sakit kah?" Inggrid mengelus punggung Randika yang tersayat oleh pisau. Entah kenapa hatinya terasa sakit. "Ah! Tolong pn sedikit." Randikangsung merintih kesakitan. "Maaf, aku baru pertama kali mkukannya." Inggridngsung menarik tangannya. Pertama kali mkukannya? Entah kenapa itu terdengar ambigu di telinga Randika. Randika menatap Inggrid dm-dm. Inggrid yang masih sibuk itu akhirnya menyadari tatapan Randika, dialu bertanya. "Ada apa?" "Oh tidak apa-apa, aku hanya merasa kau semakin cantik saja." Randikangsung memalingkan wajahnya yang memerah. "Luka-lukamu cukup banyak dan cukup susah jika kau duduk, bisa kau lepaskan bajumu dan tiduran?" Kata Inggrid. "Oh? Baih." Randikangsung melepas bajunya dan tubuh kekarnyangsung memenuhi mata Inggrid. Inggrid mengmi gejk batin, di sisiin dia malu dan terpukau melihat tubuh kekar itu dan di sisiin hatinya merasa sakit ketika melihat tubuh Randika yang penuh luka itu. Luka-lukama Randika terlihat mengerikan, ada bekas peluru dan sayatan panjang. Inggrid akhirnya hanya terdiam dan berpikir dm hatinya, bagaimana bisa Randika memiliki begitu banyak luka? Tanpa sadar dia mengelus lukama Randika. Inggrid berpikir bagaimana bisa suaminya ini menderita begitu hebatnya dan masih terlihat sehat-sehat saja. "Hmmm? Kenapa kau bengong?" Kata Randika. Dialu menoleh dan melihat Inggrid yang meskan air mata. Seketika itu juga dia tahu apa yang dipikirkan istrinya itu dan memeluknya. "Hahaha tidak perlu khawatir, mau itu peluru atau pedang sma aku bisa melindungimu semuanya sepadan." Inggridngsung tersipu malu dan mendorong Randika. "Hah? Kenapa kau tiba-tiba mntur seperti itu? Sudah cepat tiduran dan biarkan aku membersihkan lukamu." Seth itu Inggrid membersihkan luka-luka Randika yang ada di punggung. Jika sakit kasih tahu." Kata Inggrid. Meskipun sederhana, kebaikan Inggrid ini menghangatkan hati Randika yang terbiasa sendirian ini. Meskipun istrinya ini tidak mengatakannya, dia tahu bahwa Inggrid peduli dengannya dan begitu p sebaliknya. Mungkin penyangkn itu adh bentuk pertahanan Inggrid yang terakhir. Randika tidak berbicara sama sekali dan menikmati kasih sayang Inggrid ini dengan mata tertutup. Tidakma kemudian, Inggrid th selesai mengobati lukanya dan menutupi dengan perban. Lalu Inggrid bertanya, "Masih sakitkah?" "Sudah enggak." Randika berkata dengan nada santai, dirinya benar-benar th pulih. "Aku tidak tahu apa yang kaukukan di luar sana, tapi coba sayangi tubuhmu sendiri." Ada sedikit kebingungan di nada Inggrid. Apa memangnya yang dkukan Randika sampai-sampai terluka seperti ini? Seth itu, Inggrid mengambilkan minum dan baju baru buat Randika. "Lain kali hati-hati ya." Saat dia menyerahkannya, dia menyadari bahwa Randika hanya terdiam dan menatap dirinya dm-dm. "Hmmm? Kenapa kau melototiku seperti itu?" Inggrid benar-benar tidak paham dengan Randika hari ini. Kenapa dia begitu diam dan nurut? Biasanya dia sudah melontarkan lelucon mesum. "Kau benar-benar menawan." Sebelum Randika mengatakan itu, dia sudah memeluk erat Inggrid dan membanting dirinya ke tempat tidur. Seth itu dia menciumnya dan tangannya segera bermain-main dengan tubuh seksi istrinya itu. Inggrid benar-benar lengah, karena Randika hari ini pendiam bukan berarti dia Randika yang berbeda! Namun, otaknya berhenti bekerja seth sensasi nikmat yang diberikan Randika mi naik ke otaknya. Lidah mereka terus berst tanpa henti, putingnya tidak ada habisnya dimainkan. Dengan napas yang terengah-engah, Inggrid berkata pada Randika. "Jangankukan ini." Namun, melihat istrinya itu setengah hati menknya membuat Randika makin sayang. Hari ini istrinya itu benar-benar menawan dan dia sudah kehngan kendali diri untuk tidak menyentuh istrinya itu! Tangan kanan Randika masih bermain-main di dada Inggrid sambil sesekali menyentil bahkan menjepit puting Inggrid yang mengeras. Ketika mereka berdua tidak berciuman, Randika bahkan menjti leher putih istrinya itu ataupun menggigit telinganya. "Ahhnn! Tidak! Tolong hentikan!" Desahan Inggrid itu justru membuat birahi Randika menjadi-jadi. Saat ini, Randika sedang berusaha melepaskan baju istrinya itu. Namun, entah dari mana, Inggrid memiliki kekuatan kembali dan kedua tangannya berusaha mendorong Randika kuat-kuat. Randika terkejut ketika Inggrid mendorong dirinya. Dialu memandangi wajah Inggrid yang masih merah tersebut. Js bahwa Randika masih dikuasai nafsu jadi napasnya masih menggebu-gebu. "Stop Randika! Kita tidak bisa mkukannya." Butuh tenaga yang banyak untuk membuat Inggrid mengatakan sepatah kata tersebut. Randikangsung kecewa dm hati, dialu berkata sambil tersenyum. "Aku hanya bisa menyhkan dirimu yang begitu menawan hari ini." Wupun muka marah Inggrid masih belum hng, dia tersipu malu dan terdiam. Dia hanya berdiri dan keluar dari kamar. Randika memasang wajah kecewa, kenapa kau masih menkku? Tetapi, tiba-tiba Inggrid kembali masuk. Dia memandang Randika dengan wajah merah. "Aku lupa ku ini kamarku." Randikangsung tertawa keras. "Baih, aku yang akan keluar." Ketika Randika sudah keluar, Inggrid hanya berjongkok di depan pintu. "Kenapa aku membiarkan dirinya mempermainkan diriku terus-menerus?" Chapter 59: Kegelapan yang Mengintai! Chapter 59: Kegpan yang Mengintai! Kembali ke kamarnya Randika dengan cepat menykan komputernya dan mengontak Yuna. Dia harus memberitahu informasi mengenai Shadow dan Bn Kegpan secepatnya. Dia juga harus memastikan bahwa tidak ada anak buah Shadow yang berada di markas barunya yang tersembunyi itu. Himbauan kakeknya benar. Kakek keempatnya mengatakan bahwa dia harus waspada dengan orang-orang di sekitarnya. Tanpa diduganya, ternyata Shadow mengkhianatinya. Untungnya dia menyadari hal tersebut sejakma dan obat buatan kakeknya th menymatkan dirinya. Sejak pertama kali Shadow mporkan bahwa dia hendak datang ke kota Cendrawasih, hal itu sudah membuat curiga Randika. Dari nada bicara, bahkan penggunaan kata Shadow berbeda dengan biasanya. Diangsung merasa ada yang aneh dengan Shadow dan sejak saat itu dia menaruh kecurigaannya pada Shadow. Takma kemudian, Yuna muncul diyar komputernya. "Lho Randika? Tumben sekali nelpon?" Dada Yuna masih sama besar dan pakaiannya membuat kedua putingnya itu sedikitgi terlihat. "Apakah kau ingin bertanya tentang markas baru kita? Seharusnya tidakmagi pembangunannya selesai kok." "Bukan itu yang kuingin bicarakan." Wajah Randika terlihat serius. Yuna yang awalnya bermuka santaingsung menjadi serius. "Ada apa?" "Kau tahu kan ku aku menyimpan kartu As." Kata Randika dengan tatapan kebencian. "Dia mengkhianatiku dan bergabung dengan Bn Kegpan. Hari ini mereka berdua berusaha membunuhku." "APA?" Yuna benar-benar kaget. "Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?" Apa itu kartu As? Itu adh faktor pembalik keadaan yang tersembunyi yang dimiliki seseorang. Dan Randika bukah seseorang minkan sh satu 12 Dewa Olimpus. Sekarang, kartu As tersebut mh berani berkhianat! Yuna sangat tahu betul betapa marah dan kecewa Randika sekarang. Kepercayaan bukah sesuatu yang mudah didapat, hal tersebut tumbuh seiring waktu dan tidak mudah terbentuk. Meskipun Randika sudah dari awal tahu bahwa Shadow memberontak, hal ini masih membuatnya kecewa. Bn Kegpan dan Shadow, kalian berdua harus mati! Kubunuh kalian dengan kedua tanganku! Yunalu bertanya dengan nada serius. "Ada yang bisa kubantu?" "Tolong periksa apakah ada orang mencurigakan di markas kita, kita tidak boleh kecolongangi. Dan tolong cari keberadaan Bn Kegpan, ketika kau menemukannya segera beritahu aku." Kata Randika. "Baih." "Ah kartu Asku bernama Shadow, dia itu hebat dm mengumpulkan informasi. Dia ahli dm menghapus jejaknya jadi lebih baik kau fokuskan perhatianmu ke Amerika dan Indonesia." "Baik!" Yuna mengangguk. "Satugi, Bn Kegpan berhasil menciptakan teknologi kloning manusia sempurna. Dia bisa mengkloning dirinya sendiri dan menghasilkan kekuatan serta kecepatan yang sama persis dengan dirinya." "APA?" Yuna terkejut kembali. Kloning? Memang benar ku kloning sudah mi berkembang di zaman ini dan mi diterapkan pada hewan. Yang menjadi permashannya adh kloning manusia tidak pernah mengmi kemajuan sama sekali, karena rumitnya menurunkan kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki individu tersebut. Kloning manusia yang dikatakan Randika ini mungkin sudah bisa dikatakan kemajuan teknologi yang luar biasa. Melihat ekspresi terkejut Yuna, Randika mengh napas. "Kloning yang dkukannya benar-benar rumit. Dia pasti memiliki markas untuk percobaannya, jadi coba kau juga cari di mana markas itu berada." "Baih." "Aku percayakan semua ini padamu." Seth selesai menelepon, Randika mengerutkan dahinya. Ekspresi Yuna seharusnya tidak dibuat-buat. Sebelumnya Bn Kegpan mengatakan bahwa dia memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan kloningnya. Mungkin yang dikatakannya itu bermaksud untuk memecah bh dirinya dengan Yuna. Randika menggaruk-garuk kepnya. Meskipun dia sangat mempercayai kesetiaan Yuna, dia masih was-was. Karena pengkhianatan Shadow ini, dia mi ragu dengan kesetiaan bawahannya. Seharusnya Shadow adh kartu Asnya yang tersembunyi namun dengan mudahnya dia beralih pihak. Ini membuat Randika makin was-was. Hal ini juga beku kepada seluruh bawahannya, apakah ada pion tersembunyi di markas barunya itu? Sebelum mengrifikasikan hal ini, Randika masih harus waspada meskipun itu Yuna sekalipun. "Aku tahu kalian berdua masih di kota ini!" Randika mengepalkan tangannya. "Aku menantikan rencanamu berikutnya karenain kita bertemu, kalian berdua akan mati!" -Di suatu rumah di daerah pinggir kota- Di ruangan yang hampir sama sekali tidak adampu, sesosok pria terlihat sedang meminum sesuatu. Prang! Pria itu membanting gsnya. "Bukannya kau bng dia sedang terluka?" Pria itu benar-benar marah dan mmpiaskannya ke gsnya itu. Bn Kegpan masih belum bisa mempercayai rencananya membunuh Randika masih saja gagal. Shadow yang berdiri di hadapannya terlihat tenang. "Dia memang sedang terluka, informasiku tidak mungkin sh." Bn Kegpan mendengus dingin. "Terus kenapa hari ini kita masih gagal membunuhnya? Kloningku seharusnya tidak kh hebatnya dengan diriku ini. Dan benar saja, 20 kloningku itu dengan menyedihkannya mati semua tanpa satu pun hidup!" Shadow terdiam beberapa saat, "Aku sudah membuntuti Randika sma beberapa waktu. Dia benar-benar sedang terluka. Waktu dia bertarung, dia sempat meminum sebuah obat, kurasa obat ith yang membuatnya berhasil bertahan hidup." "Cukup, aku tidak butuh analisismu itu. Aku hanya ingin Ares mati!" Bn Kegpan ini sudah naik pitam. Shadow hanya terdiam. Ketika dia mengingat kembali kemampuan Randika tadi, tubuhnya tanpa sadar merinding. Dih yang paling memahami kemampuan mantan tuannya itu jadi dia benar-benar tahu apa yang mampu dkukan Randika. Dan sekarang karena kedoknya th terbongkar, satu-satunya nasib yang menantinya adh kematian! Tapi Shadow tidak akan mati tanpa pewanan, kau yang mati atau aku yang mati! Tidak ada jnin. "Dia pasti sudah mengetahui bahwa sma ini aku berada di kota Cendrawasih ini." Bn Kegpan tiba-tiba berkata dengan nada dingin. "Dia bahkan tahu ku kau akan berkhianat." Shadow menggelengkan kepnya. "Aku rasa tidak begitu." Shadow percaya bahwa sebelumnya Randika hanya mencurigainya dan dia datang ke jebakannya untuk mengkonfirmasi kecurigaannya itu. "Sekarang karena semua kartu tersembunyi kita th terekspos, kita tidak perlu repot-repot menyusun rencana." Bn Kegpan mendengus. "Kita akan menyelesaikan ini secarangsung!" "Bahkan jika kau adh sh satu dari 12 Dewa Olimpus, aku percaya aku bisa membunuhmu!" Bn Kegpan menggebrak mejanya dan meja tersebutngsung terbh dua. Di rumahnya, Randika sedang bersemedi dan memfokuskan pikirannya. Hingga detik ini, tenaga dmnya masih berlimpah. Efek dari obat kakeknya itu belum hng, membuat Randika penasaran dengan kekuatannya yang baru ini. Apakah dia bisa memilikinya atau tidak? Ketika Randika masih kecil, kakeknya slu berpesan untuk betih setiap saat dan bersemedi untuk meningkatkan tenaga dmnya. Sejak saat itu, dia terus betih siang harinya dan mmnya dia akan bersemedi mtih tenaga dmnya. Berkat itu dia mendapatkan julukannya sebagai Ares sang Dewa Perang. Tanpa menungguma, pikiran Randika sudah memasuki m sadarnya. Chapter 60: Lihatlah Diriku Ini! Chapter 60: Lihah Diriku Ini! Sambil duduk bers, Randika dengan cepat memasuki m sadarnya. Tenaga dmnya yang bersirksi mengalir dengan tenang di seluruh tubuhnya. Dengan arahan Randika, seluruh tenaga dm itu segera mengalir ke luka-lukanya. Dia merasakan ketenangan luar biasa. Dia benar-benar merasa nyaman dan ingin mendesah nikmat. Seketika itu juga, Randika melupakan seg sesuatu. Namun, dia segera duduk tegak seth menyadari sesuatu. Menerobos batasan? Ide ini benar-benar muncul secara tidak sengaja. Sma ini dia betih untuk mengontrol kekuatan misterius di tubuhnya ini. Meskipun dia mengmi kemajuan di beberapa percobaan pertamanya, dia tidak bisa menjinakkannya sama sekali. Hingga hari ini, dia menyadari bahwa sebelumnya efek dari obat kakeknya ini bisa menenangkan kekuatan misterius ini. Saat ini Randika berkonsentrasi untuk menyalurkan tenaga dmnya ini ke kekuatan misterius tersebut. Tenaga dmnya bagaikan air sungai yang mengalir dengan tenang. Mata Randika semakin tertutup rapat, dia sekarang sedang berusaha mencampurkan tenaga dmnya dengan kekuatan misterius itu. Ini adh momen penentuan. Dengan bantuan obat kakeknya itu, dia mungkin bisa mmpaui batasan yang dimilikinya dan bertambah kuat. Dia sama sekali tidak boleh lengah dan harus fokus 100%. Tetapi, mimpi buruknya menjadi kenyataan. Dia lupa mengunci kamar tidurnya dan terdengar suara dari pintu! Hati Randika mengepal, meskipun matanya tertutup rapat namun inderanya yangin masih berfungsi dengan baik. Seseorang berjn masuk ke kamarnya tetapi dia tidak bisa membuyarkan konsentrasinya ini. Ku tidak, tenaga dmnya yang sudah tercampur itu mh kesedot oleh kekuatan misteriusnya itu dan seluruh tubuhnya akan mengmi luka internal dan bisa-bisa dia mati. "Kak, kau sedang ngapain?" Suara Hannah yang lembut terdengar. Hannah datang untuk menjahili kakak iparnya itu, tetapi saat dia membuka pintu kamarnya dia mh melihat Randika yang sedang bers di atas tempat tidurnya. Wajah kakaknya itu terlihat pucat dan terlebih seluruh tubuhnya mengeluarkan asap putih. Apakah kakaknya ini betih sp? Bisa-bisanya dia memancarkan asap putih seperti itu? Hannah semakin penasaran dan menghampiri Randika. "Hei kak! Oiiii!" Kata Hannah sambil tersenyum. Sin! Randika benar-benar tidak habis pikir, ngapain coba Hannah tiba-tiba datang ke sini? Keringat dingin mi membanjiri dahi Randika, situasi ini benar-benar berbahaya. Di saat ini, Hannah berada tepat di depan wajahnya tetapi dia tidak bisa menjawab maupun menggerakan tubuhnya sama sekali. Dia juga dapat merasakanmbaian tangan Hannah yang memeriksa dirinya ini. "Hmmm" Hannah merasa mungkin kakaknya ini ketiduran. Seth beberapa saat, tidak ada suara dan pergerakan sama sekali. Apakah adik iparnya itu th pergi? Randika segera mengh napas lega, jika tadi Hannah menyentuhnya dan menggeser posisinya maka hidupnya mungkin akan berakhir. Namun, Hannah tidak benar-benar pergi. DIa mh memutari Randika dan sekarang berada di bkangnya dan sedang memperhatikan asap putih yang keluar dari punggungnya itu. "Bagaimana bisa asap ini keluar dari tubuhmu?" Hannah mi bingung. "Kak apakah kau sedang bjar sp?" "Hei jawab aku! Jangan cuekin aku terus." Hannah menjadi kegirangan karena dia menemukan sesuatu yang menarik. Randika masih terdiam membeku, tidak bergerak tidak bersuara. ''Ya Tuhan, semoga dia tidak apa-apain aku.'' Pikir Randika. Randika kembali berdoa sama seperti dia berdoa saat adiknya ipar itu membawa dirinya dan mengebut dengan mobilnya. Dia merasa bahwa adik iparnya ini benar-benar muncul di saat yang tidak tepat. "Hei kenapa kok cuekin aku terus? Kau masih marah gara-gara aku ngporin kamu ke kakak?" Hannah mi jengkel dirinya dicuekin terus. Tolong hamba ya Tuhan, biarkan dia pergi! Hati Randika mengepal, dia benar-benar berharap bahwa adiknya itu tidak menggoyang-goyangkan tubuhnya seperti biasanya yang diakukan. Meskipun dm hati Randika terlihat panik, ekspresi mukanya masih datar. Hannah sudah memperhatikan kakak iparnya sejak beberapa hari yanglu. Dia hampir mengetahui seg ekspresi yang dimiliki pria ini. Seth mengamati beberapa saat, Hannah berdiri dan menyentil punggung Randika. Dm sekejap, Randika merasa seluruh tubuhnya terikat erat dan tenaga dmnya hampir buyar. Untungnya Randika masih sempat menymatkan dirinya dan mnjutkan prosesnya. Aku mohon menyerah dan keluar dari kamarku! Randika benar-benar ingin menangis, kenapa kok adik iparnya ini begitu usil. Hannah merasa kesetrum ketika menyentil Randika. Dia menarik tangannya dengan cepat. Namun, masih belum ada reaksi dari Randika dan itu membuatnya semakin jengkel. Hannah kemudian bergeser dan melihat Randika yang masih memejamkan matanya dan mencueki dirinya. Ini membuat dirinya marah. Bisa-bisanya kakak iparnya ini keras kep seperti ini? Memangnya sh apa dirinya hingga dicuekin seperti ini? Dengan senyuman nakal, Hannah memutuskan sesuatu. "Hei lihah diriku ini!" Kata Hannah sambil menggoyang-goyangkan bahu Randika dengan cepat! Randika yang masih mengalirkan tenaga dmnya itungsung merasakan aliran tenaga dmnya menjadi tidak terkendali dan berbalik menyerang dirinya. "Kau!" Seketika itu juga Randika membuka matanya sambil memuntahkan seteguk darah. "Ah!" Hannah ketakutan melihatnya. Kenapa dia muntah darah? Aku hanya ingin diperhatikan! Randikalu terjatuh di kasurnya dan mi kejang-kejang. Seluruh tubuhnya mi melompat-lompat tanpa henti. "Kak! Kenapa kamu!" Hannah benar-benar ketakutan. Seth memuntahkan darah sekarang kakak iparnya itu kejang-kejang tanpa henti. Ketika dia berbaring di kasurnya ini, dia sudah memuntahkan darah 4x dan seprainya menjadi merah. Dialu membuka matanya dan melihat Hannah yang sedang panik. Dialu berpikir dm hatinya, Lihat pembsanku nanti! "Kak jangan mati kak! Nanti aku dimarahi kak Inggrid kak, aku takut." Hannah benar-benar panik. Bagaimanapun juga, ini semua shnya. Sambil memuntahkan darah, Randika berusaha mengatur kembali tenaga dmnya itu. Namun, tenaga dmnya yang bercampur dengan kekuatan misteriusnya itu bagaikan kuda liar, susah untuk dijinakkan. Memakai seluruh tenaganya, dia berkata pada Hannah. "Aku belum mati!" "Oh!" Namun seth itu Randika memuntahkan darahgi untuk ke-6 kalinya. Hannah yang panik tidak tahu harus berbuat apa. "Kak maafkan aku! Aku tidak bermaksud apa-apa!" Hannah mi menangis histeris. Randika, sambil terbatuk-batuk, berkata padanya dengan suara pn. "Panggil. Ibu Ipah" "Ha? Apa barusan yang kau katakan?" Hannah tidak js mendengarnya karena suara Randika yang begitu pn dan tidak js. Ketika mendengar kata-kata adik iparnya ini, Randika benar-benar jengkel. Dia sedang bertarung dan berusaha bertahan hidup tapi adiknya ini mh tidak bisa diandalkan. Dialu memutuskan untuk fokus mengendalikan tenaga dmnya. Hannah dengan cepat berkata pada Randika. "Bertahah, aku akan memanggil kak Inggrid." Kemudian dengan secepat kt Hannah keluar dari ruangan. Muka Randika benar-benar pucat. Dia tidak menyangka bahwa keusn adik iparnya ini mh yang akan membunuhnya. Takma kemudian, Inggrid segera masuk sambil berwajah khawatir. Melihat kondisi Randika yang bersimbah darah, dia dengan cepat menghampirinya. "Hei Randika kau baik-baik saja?" "Ini shku kak!" Hannah masih menangis. "Aku menggoyangkan tubuhnya sedikitlu dia tiba-tiba kejang-kejang dan muntah darah." Inggrid benar-benar cemas, dia tidak punya waktu memarahi adiknya itu. Dialu berteriak. "Ibu Ipah! Cepat ke sini!" Hannahngsung berinisiatif turun dan memanggil Ibu Ipah. "Bertahah, aku akan membawamu ke rumah sakit secepat mungkin." Inggrid menggenggam erat tangan Randika. Sebelumnya dia sudah terluka sekarang dia benar-benar menjadi lemah seperti ini, kenapa kau terus membuatku khawatir? Inggrid cuma bisa berdoa dan berharap yang terbaik. Takma kemudian, Ibu Ipah datang dan terkejut ketika melihat banyaknya darah yang ada di tempat tidur. "Ada apa ini?" "Ibu! Cepat kita bawa Randika ke rumah sakit!" Dengan kerja sama ketiga orang ini, mereka berhasil memindahkan Randika ke dm mobil. Randika berbaring di bkang di bawah bantal paha Hannah. Inggridngsung memacu mobilnya itu dengan cepat, setiap detik sangat berharga untuk Randika. Ketika mobil itu pergi dari rumah, sepasang mata di kegpan bersinar terang. "Apa kau bng? Dia sekarang sedang sakit?" Ada keterkejutan di tatapan mata Bn Kegpan saat dirinya melihat Shadow. Shadow mengangguk. "Informasiku tidak mungkin sh, Ares sedang terluka parah dan sedang menuju rumah sakit." "Aneh sekali. Kenapa dia tiba-tiba terluka?" Bn Kegpan mengerutkan dahinya. Bukannya tadi dia baik-baik saja? Bagaimana bisa dia tiba-tiba terluka parah? "Menurutku ini luka internal." Shadow mi menyusun teka-teki ini. "Kekuatan Ares telu misterius, mungkin ini karena dia betih tenaga dmnya telu ekstrim." "Kita sampingkan dulu bagaimana dia bisa terluka, ini adh kesempatan terbaik kita untuk membunuhnya!" Tatapan mata Bn Kegpan terlihat bersemangat. Tidak butuh waktuma buat Inggrid tiba di rumah sakit. Dokter segera membawanya ke UGD, dia juga terkejut ketika melihat Randika. Bukankah dia yang tadi menymatkan Pak Ardi? Dari sang penymat menjadi pasien, roda kehidupan memang berputar secepat itu. Randika hanya bisa tertawa pahit ketika dirinya melihat sosok Inggrid dan Hannah. "Bagaimana keadaanmu? Apakah kau sudah merasa baik?" Melihat Randika yang masih berwajah pucat membuat Inggrid tidak bisa berhenti cemas. "Maafkan aku kak, aku tidak menyangka kau selemah itu Nanti ku sudah sembuh kau boleh merabaku sebagai gantinya." Kata Hannah sambil menggenggam erat tangan Randika. Randika benar-benar tidak habis pikir, hadiahnya begitu menggiurkan! Keadaan Randika mi membaik, berkat penanganan dokter dan infus yang dia dapat membuat tubuhnya menjadi stabil. Sekarang dia perlu menenangkan aliran tenaga dmnya itu. Melihat bahwa Randika mengangguk, Inggrid meskan air mata. "Syukuh" Tapi tidak ada yang tahu apakah Randika mengangguk untuk mengatakan dia baik-baik saja atau setuju terhadap penawaran Hannah. Chapter 61: Serangan Mendadak Chapter 61: Serangan Mendadak "Hannah,in kali jangan usilgi ya." Kata Randika dengan suara pn. Meskipun wajahnya masih pucat, kondisinya lebih baik dari tadi mm. "Aku kan sudah minta maaf." Hannah masih merasa bersh. Dia tidak menyangka hanya dengan menggoyangkan bahu kakak iparnya itu, dia akan menginap di rumah sakit. Randikalu membs sambil tersenyum pahit. "Kemarin aku benar-benar rapuh." "Memangnya kemarin kau sedang ngapain?" Hannah mi penasaran kembali. "Aku melihat ku kamu mengeluarkan asap putih dari punggungmu. Kau memiliki kinan atau sedang mtih sp?" "Mungkin itu telu rumit untuk menjskannya padamu." Randika tidak habis pikir, seth kejadian semm adiknya masih penasaran? "Nanti ku kau sudah besar akan kujskan lebihnjut." "Ah curang! Aku mengerti kok ku kau jskan." Hannah tidak akan pernah menyerah. Randika menatapnya, "Kau benar-benar ingin tahu?" "Tentu saja!" Hannah mengangguk cepat seperti ayam mencari makanan. "Ku gitu pijat dulu punggungku." Kata Randika dengan santai. "Aku hampir saja mati karenamu." Hannah sama sekali tidak menk seth ''diingatkan kembali'' oleh Randika. Dia duduk dan mi memijat Randika wu ogah-ogahan. "Hei yang kuat dong! Ya bagian itu enak sekali! Turun sedikit, yak di situ!" Randika benar-benar menikmatinya. Melihat kakak iparnya yang terlihat puas itu, Hannah menagih janjinya. "Hei katanya kau mau beritahu aku." "Ha? Beritahu apa?" Randika pura-pura bodoh. "Asap yang keluar dari punggungmu itu." "Aku cuma sedang betih." Bs Randika dengan santai. "Ayo tanganmu jangan berhenti, pijatanmu sangat enak lho." "Latihan? Latihan apa memangnya?" Hannah mh semakin penasaran. "Apa hubungannya dengan asap yang keluar dari punggung itu?" "Kau tidak perlu tahu itu." Randika memberi batasan js pada rasa penasaran Hannah. "Omong-omong, bukankah kemarin kau mengatakan aku boleh merabamu sebagai ganti kejadian kemarin?" Hannah tersipu malu dan menyangkalnya secepat mungkin, "Ha? Mana mungkin aku berkata begitu! Mungkin kakak kebanyakan dikasih obat sampai berhalusinasi seperti itu." Randika tidak bisa berkata apa-apa. Adik iparnya ini sama liciknya dengan Deviana. "Sampai kapan aku perlu memijatmu? Tanganku sudah pegal." Kata Hannah. "Aduh, kakakmu ini sedang sakit kok kamu manja begini? 5 menitgi deh." "Kak, tanganku benar-benar capek!" Hannah mi ms mdeni Randika. "Hannah, jangan lupa ku kau yang membuatku berada di sini, aku Cuma memintamu memijatku sebagai gantinya. Apakah kau ingin aku merabamu saja?" "Tapi.. tanganku sudah capek kak." Kata Hannah sambil tersenyum pahit. ........... Ketika mereka masih berdebat, Randika sudah tidak tega melihat adik iparnya itu dan menyuruhnya berhenti. Kali ini Hannah th mkukan yang terbaik, wu mulutnya tidak bisa berhenti bicara, jadi dia cukup puas dengannya. Yah mash kemarin sebagian juga shku tidak mengunci pintu jadi aku tidak akan mengungkit-ungkitnyagi, pikir Randika. Tapi mumpung rasa bersh masih menguasai Hannah, Randika memikirkan bagaimana cara untuk mengeksploitasi adik iparnya itu. Di tengah keheningan itu, terdengar suara dari arah pintu. "Aku tidak menyangka Dewa Perang dunia bawah tanah ternyata lemah begini." Randikangsung memasang muka serius, siapa yang baru datang itu? Hannah juga menoleh ke arah pintu dan menemukan ada sosok pria tidak dikenal. "Kak, orang itu menakutkan." Hannah segera memeluk tangan Randika. Ku pembunuh yang mengetuk pintumu sudah js itu menakutkan! Randika tidak bisa berkata apa-apa, wajahnya masih tanpa ekspresi. "Jadi Bn Kegpan mengirimmu ke sini? Aku tidak menyangka kabar tentang diriku yang sakit ini tersebar begitu cepat." "Hahaha tidak peduli siapa yang mengirimku, yang penting Ares sang Dewa Perang akan mati di tanganku!" Pembunuh ini berbicara dengan nada dingin. Di saat yang sama, dia mengeluarkan sebuah pisau dari balik bajunya. Seketika itu juga Hannah berteriak ketakutan, orang ini pembunuh? Randika masih tidak bergerak, tetapi tenaga dmnya yang masih tersisa sudah bersirksi. Sma pembunuh ini mendekat, dia bisa menghkannya meskipun dm kondisinya yang sekarang. "Sepertinya reputasiku sudah menyebar luas di dunia para pembunuh." Randika mendengus dingin. "Tentu saja." Dengan membunuh Randika, reputasi pembunuh ini pasti melesat jauh. Diangsung menerjang Randika. "Kak awas!" Hannah hanya bisa menutup matanya, sedangkan Randika dia sudah siap mncarkan serangan balik. Di saat pisau itu hampir mengenai dirinya, dia sudah myangkan pukn tepat ke arah wajah pembunuh itu. Seluruh badannya terpental dan pisaunya ikut terjatuh. Seketika itu juga, tenaga dm Randika habis tak tersisa. Sial aku masih butuh waktu untuk pulih, pikir Randika. Randika masih dm proses mengumpulkan tenaga dmnya kembali yang sebelumnya th tercampur di kekuatan misteriusnya itu. Sekarang dengan kedatangan pembunuh ini, tenaga dmnya yang awalnya sudah sedikit itu sudah benar-benar habis. "Memang kau tidak boleh diremehkan meskipun kondisimu seperti ini." Pembunuh itu meludahkan darah yang ada di mulutnya dan berdiri kembali. "Tetapi hari ini kau akan mati!" Pembunuh itu melesat kembali sambil mengeluarkan pisau keduanya yang mengarah ke tenggorokan Randika. Situasi dirinya benar-benar gawat. Randika sudah tidak memiliki carain untuk mengatasi serangan kedua ini. Tetapi, sebuah pukn datang dari samping dan mementalkan pembunuh itu. Pembunuh itu tidak bisa menghindar dan hanya bisa tersungkur kesakitan. Randika terkejut dan Hannah menangis bahagia, Ibu Ipah sudah datang! "Aku harap kau bisa mengimbangiku!" Ibu Ipah terlihat sangat bersemangat. Melihat kehadiran Ibu Ipah membuat Randika bernapas lega, diangsung memfokuskan dirinya mengumpulkan kembali tenaga dmnya. Dia harus berjaga-jaga karena dia tidak tahu berapa pembunuh yang dikirim untuk membunuhnya. "Ibu Ipah!" Meskipun terkejut, Hannah lega karena pembantunya berhasil mengatasi keadaan. "Jangan khawatir, tidak akan ada yang bisa melukai kalian." Pembunuh itulu berdiri dan menyadari yang memukulnya barusan adh seorang nenek-nenek. Dia sedikit malu karenanya. Seorang tua bangka sepertinya bisa memukulku? Kubunuh kau! "Sudah tua tapi masih begak muda, jangan shkan aku ku tng rapuhmu itu patah." Pembunuh itu tidak peduli siapawannya itu, jika dia menghnginya maka orang itu akan mati. "Rapuh?" Ibu Ipah menggelengkan kepnya. "Kita lihat siapa yang akan tertawa pada akhirnya." "Ku begitu math!" Pembunuh itu mengganti target dan menerjang Ibu Ipah. Namun, ketika pembunuh itu menerjang maju, Ibu Ipah mencengkram pergngan tangannya dan membanting pembunuh itu. Di saat tubuhnya di tengah udara, Ibu Ipah tidak lupa myangkan pukn ke arah dadanya. Dm sekejap pembunuh itu meringkuk kesakitan. "Ibu Ipah luar biasa!" Hannah menjadi bersemangat. "Hajar dia!" Hati si pembunuh mengepal, bagaimana bisa nenek-nenek menghkannya? Tanpa disadarinya, Ibu Ipah sudah menghentakan kakinya hendak menginjaknya hingga mati. Pembunuh itu nyaris tidak berhasil menghindarinya. Ketika dirinya berdiri susah payah sambil memegangi dadanya yang sakit, pembunuh itu menatap tajam ke arah Ibu Ipah. Kekuatan orang tua itu benar-benar di luar dugaan. Serangan pertamanya adh serangan mendadak jadi wajar saja dia lengah, tetapi di serangannya yang kedua dia sama sekali tidak berkutik. Bagaimana bisa itu terjadi? Ibu ini meskipun terlihat tua tetapi aura membunuhnya begitu pekat, apakah dia sedang memakai penyamaran? "Seperti kata pepatah, Air beriak tanda tak dm. [1]" Ejek Ibu Ipah. Ketika dirinya dihina, pembunuh itu menerjang kembali. Dia terlihat menerjang dengan kecepatan tinggi tetapi di detik terakhir dia mengambilngkah samping. Diangsung melemparkan beberapa pisau. Ketika Ibu Ipah menghindari serangan pisau itu, pembunuh itu mncarkan serangan aslinya yaitu tendangan yang mengarah ke wajah Ibu Ipah. Tetapi Ibu Ipah dengan sigap menangkap kakinya itu dan membanting dirinyagi. Dia terpental ke arah pintu. "Ibu Ipah benar-benar kuat!" Hannah ingin melompat kegirangan sedangkan Randika hanya tersenyum lega, untung dirinya tidak macam-macam dengan Ibu Ipah! Ketika pembunuh itu berusaha berdirigi, dia diinjak oleh Ibu Ipah. Dia serasa ditindih oleh mobil. Meskipun dia berusaha melepaskan diri, dia tidak bisa lepas. "Percuma memberontak, kau sudah tamat." Ibu Ipah benar-benar tidak memberi ampun. Dialu berlutut di dada pembunuh itu dan menghajarnya berkali-kali tepat di wajahnya. Yang terdengar hanyh suara kesakitan dan gigi jatuh. Nenek tua ini ternyata kejam! Pukn terakhir Ibu Ipah sukses membuat pembunuh ini pingsan sambil meskan air mata. Pipinya begitu bengkak dan bibirnya mengucurkan darah. "Ibu Ipah kau luar biasa! Aku tidak menyangka kau begitu hebat." Hannah segera memeluk Ibu Ipah. Pembunuh itu tidak berdaya di hadapan pembantunya yang perkasa ini. Namun, Randika mengerutkan dahinya dan ekspresi Ibu Ipah juga ikut berubah. Hannah yang menyadari situasi canggung itu bertanya, "Ada apa?" Seketika itu juga, pintu ruangannya terbuka dan dua pria masuk. Merekangsung mengeluarkan pisau mereka dan memancarkan aura membunuh yang pekat ke arah Randika. Kloning Bn Kegpan! Musuhnya kali ini ingin memanfaatkan kondisinya yang tidak sehat ini untuk membunuhnya. Benar-benar ciri khas seorang Bn Kegpan. "Mereka berdua. Kuat!" Ibu Ipah menn air liurnya. Jika satuwan satu mungkin dia memiliki kesempatan tetapi di hadapan serangan gabungan, dia akan kewhan. "Mati kau Ares!" Kedua kloning Bn Kegpan ini segera menerjang Randika! Tidak peduli kau sehat ataupun sakit, kau akan mati di tanganku! Randika mengerutkan dahinya. Tenaga dmnya masih belum pulih sama sekali, pemilihan waktu Bn Kegpan sangat tepat. Di saat yang sama, Ibu Ipah juga menerjang maju. Di udara sekarang ada 3 orang sedang beradu tinju. Ibu Ipah tidak repot-repot bertahan dan mncarkan pukn serta tendangannya tanpa mempedulikan dirinya. Ketiganya jatuh kentai danngsung berdiri kembali. "Tidak akan ada yang mati di bawah pengawasanku." Kata Ibu Ipah sambil mengambil ancang-ancang menyerang. "Kami hanya ingin membunuh pria itu. Ku kau hngi kami sekaligi, kau akan ikut mati bersamanya!" Bn Kegpan tidak bercanda. "Oh? Ku begitu mari kita berdansa!" "Mati!" Bn Kegpan segera menerjang ke arah Ibu Ipah, mereka mncarkan serangan gabungan untuk segera membunuh nenek peyot itu. Satu melompat di udara, satu bertarung dengan Ibu Ipah. Seth dia mendarat, dia segera menendang punggung Ibu Ipah. Ibu Ipah terpental ke depan, di mana pukn Bn Kegpan sudah menantinya. Dia menangkap tinju itu tapi dari bkangnya sudah ada serangan siku menantinya. Dia segera melepaskan tangannya dan melompat ke udara. Dia mendarat di meja dan menggunakannya sebagai pijakan untuk melesat maju. Dengan kecepatan tingginya itu, dia berhasil myangkan tendangan di wajah Bn Kegpan dan memakainya sebagai pijakan untuk melesat ke Bn Kegpan yang satunya. Bn Kegpan itu segera mengambilngkah mundur sambil melihat kondisi temannya. Mereka berdualu menatap tajam ke Ibu Ipah. "Boleh juga kau nenek peyot, tapi hari ini kau akan bergabung dengannya di neraka." Kedua Bn Kegpan ini menerjang kembali. Ibu Ipah mau tidak mau menjadi defensif karena serangan gabungan kedua orang itu sangat bagus. Jika tadi dia lengah sedikit saja, mungkin dih yang terkapar. Hannah hanya bisa menonton ini dari samping. Dia berdoa sepenuh hati bahwa Ibu Ipah berhasil menghkan kedua orang itu. Randika mi cemas dm hatinya. Sin, berani-beraninya kalian bermain licik seperti ini? Sma beberapa waktu, ketiga orang ini bertukar pukn. Pada awalnya, pertarungan ini seimbang tetapimbatun perbedaan stamina mi terlihat. Ibu Ipah harus bertahan dari dua serangan kombinasi sambil mencari ch untuk menyerang balik. Pada saat ini, sh satu Bn Kegpan berhasil mengunci kedua tangan Ibu Ipah. Bn Kegpan dengan cepat myangkan tendangan ke dada Ibu Ipah, yang membuat Ibu Ipah myang dan membentur tembok. Duak! Ibu Ipah yang tangannya terkunci itu tidak bisa menghindar sama sekali. Namun, dm sekejap dia berdiri kembali dan memasang kuda-kuda menyerang. Mulutnya mi mengucurkan darah. "Cepah mati nenek peyot." Kata Bn Kegpan. "Masih ada Ares yang menunggu kami!" Kedua kloning itu segera menerjang kembali dan kali ini aura membunuhnya memancar kuat. Ini serangan pamungkas mereka! Ibu Ipah mengerti bahwa ini momen krusial dari pertarungannya. Tetapi, dia tidak bisa menghindar karena Hannah dan Randika berada tepat di bkangnya! Randika saat ini merupakan suami dari nona mudanya, jadi dia adh sh satu keluarganya. Meskipun pria itu sering membuat marah majikannya, dia tahu bahwa nonanya benar-benar peduli dengannya. Lagip, dia merasa bahwa Randika adh pasangan yang cocok untuk nona mudanya itu. Demi masa depan nona mudanya itu, dia tidak akan menyerah dan r memberikan nyawanya. Ibu Ipah tidak tinggal diam dan menerjang ke arah Bn Kegpan! Inh momen penentuan! Randika mengh napas dm-dm. Sepertinya tenaga dmnya bereaksi terhadap dirinya dan mi mengalir deras kembali ke dirinya! Cepah! Randika butuh waktu sekitar 1 menitgi untuk mengembalikan tenaga dmnya, sekarang dia hanya bisa menonton Ibu Ipah dari samping dan berharap yang terbaik. Di tengah udara, Ibu Ipah terlihat sedikit kehngan keseimbangan ketika dadanya berdenyut kesakitan. Bn Kegpan melihat hal ini dan memanfaatkannya. Kedua pukn itu berhasil ditangkis oleh Ibu Ipah namun dia masih terpental oleh kekuatannya. "Cih, ternyata aku sudah tua." Ibu Ipah menghembuskan napas dingin, musuhnya mengerti bahwa dirinya sudah di ambang batas. Mereka benar-benar tidak memberi ampun pada dirinya, karena kedua orang itu sudah menerjang kembali! "Awas!" Teriak Hannah. Ibu Ipah dengan cepat berdiri tetapi dia segera diapit oleh Bn Kegpan. Kedua kloning ini memanfaatkan sudut mati ini untuk memberikan Ibu Ipah dua pilihan. Melompat dan mati di tengah udara atau menangkis satu serangannya dan mati oleh serangan satunya. Yang ada hanyh kematian! Bisa dikatakan bahwa Ibu Ipah sudah tamat riwayatnya. Sebelum mncarkan serangannya, Bn Kegpan masih sempat menoleh ke arah Randika dan menatapnya dengan tatapan mengejek. Apanya yang Dewa Perang? Kau membiarkan orangin mati hanya karena kau tidak r dirimu mati, sekarang saksikan temanmu ini mati! Seth nenek tua ini mati, giliran perempuan di sampingmu itu yang akan mati! Aku akan membunuh semua orang yang kau sayangi! Bn Kegpan benar-benar bahagia. Dia tahu bahwa nenek peyot di depannya ini sudah pasti mati. Hari ini, legenda Ares akan berakhir! Melihat tatapan mengejek Bn Kegpan membuat Randika meledak. Dia hanya seekor semut, bagaimana bisa dia dengan arogannya mengancam membunuhku? "Math!" Melihat dua serangan Bn Kegpan itu mengarah pada Ibu Ipah, sesosok bayangan segera melesat ke arah mereka bertiga. Ibu Ipah segera menangkis serangan dari kanannya dan sosok bayangan itu menangkis serangan dari kirinya. Bn Kegpan dengan cepat mengambilngkah mundur. Melihat bahwa Randika berdiri kembali, membuatnya harus menyusun kembali rencananya. "Hanya seorang Dewa yang bisa menentukan hidup dan mati seseorang, kau hanya seekor semut yang bisanya Cuma diinjak-injak." Tatapan mata Randika dipenuhi api amarah, dia tidak akan memberi ampun pada dua kloning itu. Dia menerjang Bn Kegpan dengan aura membunuhnya yang pekat. Sh satu Bn Kegpan dengan cepat melompat dan satunya berusaha menangkis serangannya. Kedua orang itu sangat kompak, satu bertahan dan satu menyerang dari bkang. Tetapi, di hadapan sang Ares semua itu percuma. Randika dengan cepat myangkan dua pukn, satu ke depannya dan satu ke atasnya. Membuat kedua Bn Kegpan itu terpental! Kedua Bn Kegpan itu terkejut, kekuatan pukn Randika benar-benar tidak masuk akal. Keduanya membentur tembok dan meringkuk kesakitan. Randika pehan menghampiri mereka. "Karena kau berani membunuhku, aku tidak akan segan-segan membunuhmu!" Seth berkata demikian, dengan satu tangannya Randika mengangkat tempat tidurnya. Mata Hannah terbuka lebar, kakak iparnya begitu kuat! Kedua Bn Kegpan ini terkejut, bukankah orang ini sedang terluka parah? Keduanya merasa nyawa mereka terancam dan berusaha mencari ch untuk kabur. "Tidak peduli berapa kloning yang kau buat, aku akan membunuh semuanya!" Tatapan mata Randika menjadi dingin sambil dirinya melempar tempat tidurnya itu. Sgi kedua Bn Kegpan itu menahan tempat tidur itu, Randika myangkan puknnya ke arah kedua paha Bn Kegpan Krak! Suara tng patah terdengar js di telinga Hannah dan Ibu Ipah. "Nak Randika memang kuat." Ibu Ipah bernapas lega melihat pria yang dianggap putranya itu sudah pulih. Hannah benar-benar terkejut, kakak iparnya ternyata lebih kuat dari Ibu Ipah! Dan entah kenapa dia terlihat gagah dan tampan! Bn Kegpan hampir tidak bisa berdiri dengan dua kaki. Satunya berusaha myangkan pukn tetapi tangannya mh tertangkap oleh Randika. Dm sekejap, bahunya th lepas dari sendinya. Kaki Randika dengan keras menendang Bn Kegpan yang satunya dan tng rusuknya segera patah. Apab Shadow melihat dirinya ini, dia pasti lebih ngerigi melihat Randika yang sekarang. Benar-benar kuat! "Semut tidak pantas berkoar." Randika melempar Bn Kegpan yang bahunya lepas itu. Randikalu menghampiri Bn Kegpan yang tng rusuknya patah itu. Kedua Bn Kegpan ini ingin mwan tetapi mereka sudah tidak bertenagagi. "Math!" Randika kembali menginjak dadanya dan tngnya yang patah itu th membunuhnya. Randika dengan cepat menghampiri Bn Kegpan yang bahunya lepas itu dan mematahkan lehernya. Karena tenaga dmnya itu mengalir dengan deras, dia jadi telu sedikit bersemangat. Akhirnya kedua Bn Kegpan th mati di tempat dan pembunuh yang masih pingsan itu dia ikat di kursi. Seth semuanya selesai, Hannah menghampiri Randika dan memeluknya. "Kakak begitu kuat!" Ibu Ipah yang duduk dintai sambil memegangi lukanya hanya bisa berkata pada dirinya sendiri bahwa dia sudah tua. [1] Sindiran terhadap orang yang banyak bicara tapi sedikit ilmunya. Chapter 62: Takdir Dari Seorang Pengkhianat adalah Kematian! Chapter 62: Takdir Dari Seorang Pengkhianat adh Kematian! "Kak, kau baik-baik saja?" Hannah yang masih memeluk Randika menoleh ke atas. Randika yang bisa melihat kedua gunung Hannah itu tersipu malu. Meskipun begitu, dirinya sedang berdiri di tengah mayat Bn Kegpan dan pembunuh yang terikat itu. "Aku baik-baik saja." Kata Randika sambil mengelus kep Hannah. Dialu memindahkan mayat itu ke pinggir dulu. Ketika Ibu Ipah melihat dua musuhnya yang mati dengan mudah itu, dia sekarang paham betul kekuatan Randika yang sebenarnya. "Hahaha kau memang bukan pria sembarangan. Aku yakin nona akan menemukan kebahagiaannya ku bersama dirimu." Pikirnya dm hati. Tapi tiba-tiba, Randika yang berdiri tegak itu memuntahkan seteguk darah dan seluruh tubuhnya jatuh kentai. "Kak!" Hannah dengan cepat memangku kep Randika di pahanya. "Kak, kau kenapa? Jangan buat aku takutgi." "Nak kau baik-baik saja?" Ibu Ipah juga menghampiri Randika. Wajah Randika semakin pucat daripada sebelumnya. Tenaga dmnya yang sebelumnya mengalir deras itu ternyata bukan karena dia berhasil menjinakkannya tetapi karena kekuatan tekadnya yang berhasil membuatnya berhasil. Sekarang, karena keadaan sudah kembali damai, kondisi tubuhnya kembali memburuk. Mungkin kondisinya yang sekarang hanya bisa disembuhkan oleh kakek ketiganya yang ahli dm pengobatan tradisional. Ku dia mengandalkan dirinya sendiri, mungkin akan butuh beberapa bn agar bisa sembuh total. "Uhuk!" Randika mengeluarkan seteguk darahgi. Kepnya terasa pusing. Hannah dan Ibu Ipah melihat dirinya dengan wajah khawatir. "Aku tidak apa-apa." Kata Randika sambil tersenyum. "Mukamu saja pucat seperti mayat, bagaimana mungkin kau baik-baik saja?" Ibu Ipah segera membantu Randika duduk. "Ku kau mati bagaimana aku akan menjskannya ke nona muda?" "Ah? Kak jangan mati!" Hannahngsung memeluknyagi. Randika masih kesusahan bernapas, sekarang badannya merupakan medan pertempuran. Kekuatan misteriusnya berusaha mengambil alih kesadarannya dan m sadarnya meminta dirinya untuk pingsan agar bisa menjinakkannya dengan lebih baik. Tapi Randika tidak boleh pingsan, Bn Kegpan masih mengintai dirinya dari balik kegpan. Bagaimana ku tiba-tiba kloningnya itu menyerang kembali? Bagaimana nasib Hannah dan Ibu Ipah ku itu benar-benar terjadi? Dia tidak boleh pingsan. Randika memaksakan dirinya untuk tetap sadar. Seluruh tubuhnya mengucurkan keringat dan darah kembali naik ke mulutnya. Tubuhnya benar-benar terluka. Dia menggertakan giginya tetapi darah masih merembes keluar dari ch giginya. "Kak Randika!" Tiba-tiba ada suara memanggilnya dari arah pintu. Safira! Safira melihat kondisi mengerikan Randika ini dan mi meskan air matanya. Dia segera memegang erat tangan kakaknya itu dan mengatakan, "Tenanh kak, tiduh dengan tenang. Aku membawa Arwah Garuda bersamaku." Arwah Garuda! Beban hati Randika sudah terpecahkan dan dirinyangsung menutup matanya dan pingsan. Melihat bahwa Randika sudah tidak sadarkan diri, Safira menghembuskan napas lega. Dialu berdiri dan berkata pada Hannah dan Ibu Ipah. "Luka kak Randika tidak bisa disembuhkan di tempat ini, aku akan membawanya pergi." ........ Randika merasa dirinya dikejar-kejar oleh bsan Bn Kegpan. Tidak peduli seberapa banyak yang dia bunuh, mereka terus mengejarnya tanpa henti. Tiba-tiba pergngan tangannya tertangkap dan dirinya ditahan oleh empat orang. Lalu dia dipukul bergantian oleh bsan Bn Kegpan. "Ah!" Randikangsung terbangun dari mimpi buruknya itu. Napasnya terengah-engah sambil berusaha mengingat apa yang th terjadi. Dia memperhatikan sekelilingnya dan menyadari bahwa dia ada di sebuah ruangan hangat yang tidak dia kenal tapi hal ini tidak membuatnya panik karena ingatan terakhirnya adh Safira yang menjemput dirinya. Tapi mimpinya benar-benar buruk sekali. Dia tidak bisa mengerti mengapa Bn Kegpan ini begitu menghantui dirinya? Apakah dia takut pada akhirnya terbunuh olehnya atau mungkin dia tidak bisa melindungi orang yang disayangnya dari musuh-musuhnya? "Hmmm? Kakak sudah bangun?" Randika menoleh dan melihat bahwa Safira berada di sampingnya sambil membaca buku. Lalu Safira pergi dari ruangan dan membawa kembali semangkuk bubur. "Makah ini dulu kak, perutmu harus terisi dan kita harus tetap membuat tubuhmu hangat." Safira duduk kembali di samping Randika dan menyuapkannya. Randika tersenyum dan mhapnya. "Hmmm enak sekali! Aku tidak menyangka ku kamu pintar masak seperti ini." "Tentu saja!" Safira tersenyum lebar. Melihat Randika yanghap memakan makanannya, membuat hatinya gembira. "Ini bubur yang diajarkan kakek ketiga." "Bubur ini enak karena mengandung cintamu kepadaku, aku bisa merasakan kehangatan di dmnya." Randika memegang erat tangan adiknya itu. "Terima kasih." Safirangsung tersipu malu sambil terus menyuapi Randika. Dm hatinya dia sangat senang bisa berguna untuk kakaknya. Randika menatap Safira dan mengatakan, "Saf, aku ingin kau menyuapiku setiap hari." "Baih ku itu maunya kakak, Safira senang kok bisa berduaan dengan kakak." Senyum Safira dipenuhi kehangatan. Namun, suasana romantis ini tidak bengsungma karena mangkok bubur itu akhirnya th habis. Safira mengp mulut Randika yang belepotan sambil mengatakan, "Kak, kau barusan mimpi buruk kah? Kau terlihat tidak nyaman saat tidur tadi." "Begith." Randika tidak perlu menutup-nutupinya dari Safira. "Bn Kegpan dan Shadow masih ada di luar sana dan mereka slu mengincarku setiap saat. Jika mereka belum kubereskan maka aku belum bisa bernapas lega." Mashnya Bn Kegpan dan Shadow benar-benar ahli dm menutupi jejak mereka. Hal ini membuat Randika tidak memiliki petunjuk di mana mereka berada. Dia merasa was-was dengan perasaan tidak berdaya ini. Terlebihgi, ketika Bn Kegpan dan Shadow melihat bahwa dirinya sedang terlukangsung memanfaatkannya dan menyerang dirinya. Oleh karena itu, mereka berdua harus mati! "Kakak tidak perlu khawatir, Arwah Garuda juga ikut menyelidiki keberadaan mereka." Kata Safira. "Kau meminta Arwah Garuda untuk membantuku?" Randika terkejut. "Benar." Safira mengangguk. "Kak Randika sudah menolong kami sebelumnya jadi anggap saja ini hadiahnya. Lagip, kakak kan orang warga negara sini jadi sudah menjadi tanggung jawab kami untuk melindungimu dari serangan." Randika menggaruk kepnya, dia tidak menyangka bahwa adiknya ini begitu dermawan. Ini benar-benar berita bagus. "Bagaimana cara kalian mcaknya?" "Sayangnya aku tidak bisa menjskannya secara detail." Kata Safira dengan nada menyesal. "Tapi yang perlu kakak tahu, kita th menemukan markas mereka berdua. Tetapi sayang, mereka berdua sudah kabur dan meninggalkan negara ini. Sepertinya keberadaan kami sudah diketahuinya sejakma." Kabur? Randika sedikit bingung dengan perasaannya. Di satu sisi dia merasa lega karena dia bisa fokus memulihkan diri tetapi di sisi yangin dia masih tidak terima bisa disudutkan hingga sedemikian rupa oleh mereka berdua. Tetapi, dia memutuskan untuk menyimpan dendamnya itu dan menikmati gencatan senjata ini. Sekarang dia tidak perlu khawatir akan serangan mendadak mereka. Terlebih, meskipun Bn Kegpan dan Shadow sembunyi di ujung dunia pun, mereka tidak akan bisa lepas dari takdir mereka. Takdir dari seorang pengkhianat adh kematian! Hal ini menyangkut harga diri Randika sebagai sh satu Dewa dari 12 Dewa Olimpus dan yang lebih pentinggi, mereka th mengkhianati kepercayaan yang diberikannya itu. "Jangan khawatir kak, mereka tidak akan berani menyentuhkan kakinyagi di negara ini." Safira menegaskan. "Arwah Garuda sudah mengirimkan beberapa orang untuk mengejar mereka dan menempatkan beberapa orang di titik-titik tertentu jadi ku mereka masuk kembali ke negara ini maka kau pasti akan pertama yang tahu." "Wow terima kasih!" Randika mencium kening adiknya itu. Dia benar-benar bangga adiknya menjadi bisa diandalkan seperti ini. "Ah kak Randika ingat kau masih menikah dengan orangin." Muka Safira segera memerah. "Benar." Randikalu menarik Safira ke kasurnya dan menahan dirinya. Dialu membi muka cantik Safira dan berbisik di telinganya. "Hari ini kau adh istriku, karena kita suami istri jadi tidak mash ku kita sedikit intim." "Kak!" Safira tersipu malu. "Kakek, kakek belum merestui hubungan kita." "Lupakan para penatua itu, mereka sudah pelupa." Kata Randika sambil tersenyum. "Saf, hari ini kau adh istriku, aku tidak mau mendengar kata tidak!" "Ah kompornya lupa aku matiin, tadi aku merebus air buat teh hangat." Safira segera mencari san dan berusaha mendorong Randika. Melihat muka panik sekaligus malu Safira membuat Randika semakin menyayanginya. Adiknya ini benar-benar seperti pengantin baru yang malu-malu. Sifatnya itu makin membuat Randika menyukainya. Randikalu melepasnya dan membiarkan Safira pergi ke dapur. "Saf, bagaimana keadaan tubuhku?" Safiralu berputar dan berkata dengan nada serius. "Kak, aku Cuma bisa menahannya sementara waktu. Kemarin, tenaga dmmu benar-benar kacau dan seluruh pembuluh darahmu membengkak. Aku rasa butuh 1 bn untukmu sembuh." "Bisakah tubuhku kembali ke keadaan sem?" "Sayangnya tidak ku aku yang merawatmu." Safira menggelengkan kepnya. "Kemampuanku belum memadai dan aku tidak bisa menjinakkan tenaga dmmu yang luar biasa kuat itu." "Tidak apa-apa, kakek ketiga pasti bisa mengatasinya." Randika memang harus kembali ke kampung hmannya. Tapi untuk sekarang, dia ingin bermanja-manja dengan istrinya hari ini. "Katanya kau ingin membuat teh hangat untukku?" "Ah iya sampai lupa aku. Tunggh di sini." Seth Safira kembali pun Randika masih menggoda adik kecilnya itu. Seth beberapa saat, Safira pamit sebentar untuk memasak. Randika sekarang duduk sendirian sambil memegangi gs teh hangatnya. Dialu mmun dan memikirkan knjutan kehidupannya ini. Untuk sekarang, kesembuhan badannya benar-benar krusial. Tubuhnya ini benar-benar berantakan, dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan kekuatannya 100%. Teknik akupuntur milik kakeknya itu hanya memberikan dirinya sekitar 80% tenaga dmnya kembali. Yang lebih parahnyagi, dia tidak bisa dengan cepat mengisi kembali tenaga dmnya itu. Oleh karena itu, dia hampir saja kh dengan 20 kloning Bn Kegpan. Hanya dengan menguasai tubuhnya 100% dia bisa bernapas lega dan tidak takut apa pun. Dia harus berjaga-jaga apab sh satu Dewa dari 12 Dewa Olimpus menyerangnya. Meskipun kecil kemungkinannya, kemungkinan itu masih ada. Randika memutuskan, saatnya dia png kampung dan memulihkan diri. Satu-satunya harapan baginya adh para kakeknya. "Hei jangan mmun begitu!" Pada saat ini, Safira masuk sambil membawa sup. "Coba makananku ini." "Tidak mau ku aku tidak kamu suap." "Ah kakak kok jadi manja begini sih?" Meskipun begitu, Safira tetap mendngnya. "Wah enak sekali, kau benar-benar cocok menjadi istri." Randika puas dengan makanan adiknya. "Syukuh ku kamu suka." Safira tersenyum dan mengatakan. "Seth ini selesai, aku akan merawat tubuhmu." "Hmm merawat?" Randika menatapnya. "Iya." Safira mengangguk. "Kakak masih memiliki luka di tubuhmu, aku harus memeriksanya." "Berarti aku akan tinggal di sini sma sebn?" Randika tersenyum pahit. "Bukan itu." Safira tertawa melihat kakaknya yang panik. "Cuma luka luarmu saja kok. Tetapi tenaga dmmu memang mash utamanya." "Tidak mash, aku sudah memutuskan cara untuk mengatasinya." Randika kemudian mengambil supnya itu dari Safira dan mhapnyangsung. "Aku akan kembali ke kakek seth keluar dari sini. Seharusnya kakek ke-3 punya solusi untuknya." "Kakek ke-3 memang memiliki kemampuan untuk itu. Jika kakek yang merawatmu, kemungkinanmu untuk sembuh sangat besar." Seth itu, Randikangsung menghabiskan supnya dan menatap Safira. "Masih adakah supnya? Aku masihpar." Karena belum makan sama sekali sejak kemarin, perutnya terasa kosong dan sup saja tidak cukup memenuhinya. "Kak, tadi itu sup obat bukan sarapanmu." Safira tertawa ketika mendengarnya. "Kita akan mencari sarapan ketika aku selesai merawatmu." "Untuk sekarang berbarinh." Safira mengeluarkan jarum akupunturnya. Randika berbari di tempat tidur dan Safira mengangkat bajunya itu. Saat jarumnya itu menusuk punggungnya, kehangatan segera menyebar ke seluruh tubuhnya. Nyaman, enak dan hangat bagaikan sinar matahari pagi. Di saat yang sama, Safira juga memijat punggung Randika. "Ahhh enak sekali, coba turun sedikit. Nah itu! Nikmatnya" Randika memejamkan matanya, menikmati sensasi nikmat ini. Berkat perawatan adiknya ini, untuk pertama kalinya dia bisa rileks seth kejadian-kejadian yang menimpanya. "Baih kak, untuk hari ini sudah cukup." Safira segera mencabuti jarum-jarumnya. "Lho sudah selesai?" Tanpa disadarinya, satu jam th belu. Safira tertawa kecil, "Kak, bukannya tadi kaupar? Ayo kita sarapan sekarang." "Makan? Yuk!" Randikangsung meloncat dan memakai bajunya. Perutnya benar-benar sudah tidak tahangi. Sekarang waktu sudah menunjukkan jam 12 siang, Randika baru terbangun dari tidurnya itu jam 10 pagi. Meskipun ini jam makan siang, untuk Randika ini masih waktunya sarapan. Seth mencari-cari tempat makan, mereka akhirnya tiba di restoran iga penyet. Randika segera memesan makanannya. "Ini, ini, itu dan ini." "Total 4 hidangan ya?" Pyannya memastikan kembali pesanannya. Randika terlihat bingung, "Ha? Kau sh dengar, maksudku semua yang ada di kolom ini sin 4 makanan tadi. Aku kurang begitu suka dengan tumisan sayur." "Hah?" Pyan itu terkejut. Ketika dia melihat menunya, ada lebih dari 10 makanan utama di kolom itu. Memangnya bisa 2 orang menghabiskan itu semua? Safira tertawa lepas melihatnya,lu dia menatap Randika dan berkedip-kedip. Randika mengh napas dan mengerti maksud adiknya. "Maaf yang tadi lupakan saja, aku hanya memesan 5 makanan ini saja." "Oya, nasinya 4 ya!" "Kak, kenapa kau begitu rakus?" Safira menjadi sedikit malu. "Akupar sekali." Randika menatap Safira dan mengerti apa yang dikhawatirkan adiknya itu. "Jangan khawatir, aku masih bisa memakanmu nanti kok!" Muka Safirangsung memerah, sejak kapan kakaknya ini menjadi begitu genit. Melihat wajah merah adiknya, Randika tertawa. "Hahaha aku belum makan sejak kemarin siang jadi maafkan kakakmu ini." Tentu saja karena pemakaian tenaga dmnya yang berlebihan itu membuat Randika harus mengisi ng tenaganya. Takma kemudian makanan mereka datang. Meja mereka penuh dengan piring dan nasi yang dimakan Randika benar-benar seperti gunung. Namun, Randika mhap makanannya seperti vacuum cleaner, habis tidak tersisa. Pemandangan ini menarik perhatian pnggan yangin. "Kak pn-pn makannya, kita dilihati orang tahu!" Safira berbisik. "Tidak usah mempedulikan mereka, kita kan bayar." Randikalu memegang tangan adiknya. "Ah Tanganmu begitu lembut." Randika tersenyum. "Kakak benar-benar ingin memakanmu." "Kak ini tempat umum!" Safira benar-benar malu mendengarnya. "Tidak apa-apa. Pada akhirnya kau akan menjadi wanitaku dan aku akan mengumumkannya ke dunia. Buat apa malu menunjukan cinta kita? Biarkan cinta kita membakar mereka yang iri." Randikalu menatap Safira dm-dm dan menciumnya! Oh! Safira menutup matanya dan membiarkan kakaknya itu menuntun dirinya. Tetapi kesenangannya harus berhenti, "Maaf ini pesanan Anda." Safirangsung mendorong Randika yang masih mengunci lidahnya itu. Namun, Randika tidak peduli dan masih ingin bermesraan. Merasa tidak dihiraukan, pyan itu terbatuk sebagai usaha terakhirnya. Randika menoleh dan menyadari bahwa pyan itu datang sambil membawa makanannya. Mau tidak mau Randika melepas ciumannya. Saat pyan itu pergi Randika memasang ekspresi kecewa. Kenapa orang itu tidak peka? Dia masih asyik bermesraan dan dia mh mengganggu dirinya. Safira, yang sudah terbebas, tidak memberikan kesempatan Randika untuk menciumnya kembali. Dialu berkata dengan nada sedikit marah, "Cepat habiskan kak." Seth mereka selesai makan, mereka segera keluar dan berpamitan. "Ku kakak membutuhkanku, telepon saja dan aku akan segera datang." "Baih." Randika mengangguk dan kemudian memeluknya. "Maafkan kakak yang sudah merepotimu, kakak akan segera bertambah kuat dan giliran kakak yang akan melindungimu!" Ketika mendengarnya, Safira semakin erat memeluk kakak sekaligus calon suaminya itu. Kemudian mereka berdua saling menatap dan berciuman. Kali ini mereka ada di gang di sisi gedung restoran tadi, tidak akan ada orang yang mengganggu mereka. Ciuman itu sangat panjang hingga Safira kehabisan napas, Randika benar-benar tidak ingin berpisah dengan bibir lembut itu. Seth selesai, Safira hanya bisa menunduk malu tidak berani menatap mata Randika. Randika hanya tertawa dan memanggil taksi. Seth ini, Randika harus png dulu ke rumah Inggrid dan berkemas untuk png ke gununggi. Tidak butuh waktuma untuk Randika tiba di rumahnya. Ketika dia masuk ke dm rumah, pemandangan di depannya membuat dia ngiler tidak karuan. Buset sexy sekali! Randikalu menutup pintu dengan pn sambil menn air liurnya itu. Chapter 63: Terpujilah Engkau ya Tuhan! Chapter 63: Terpujh Engkau ya Tuhan! Randika masih berdiri melongo melihat Inggrid, istrinya itu benar-benar membuat darahnya naik ke otak! Dada itu, pantat itu, pinggang yang ramping itu! Sempurna! Terpujh engkau ya Tuhan! Randika menatap linglung ke arah pantat bundar Inggrid yang menggoda itu. Inggrid masih tidak sadar ku Randika sudah kembali. Dia sedang mengikuti video gerakan senam aerobik di ruang tamu. Dia sekarang sedang memakai sport bra dengana yang super pendek. Dadanya yang besar itu naik turun seakan-akan bisa membh bumi. Belumgi yang membuatnya terpukau adh perutnya yang ramping serta pahanya yang putih mulus itu! Hmmm lezat! Rupanya istrinya menjaga tubuhnya tetap sexy untuk dirinya, bagaimana mungkin dia tidak terharu? Randika menn air liurnya, matanya benar-benar tidak bisa lepas dari tubuh sexy istrinya itu. Dialu menghampirinya. Suara gerakan senam itu menutupi suarangkah kaki Randika jadi Inggrid benar-benar tidak bisa mendengar Randika yang mengendap-ngendap. Melihat pantat yang terus bergoyang ke sana kemari, Randika memutuskan untuk meremasnya sekali. Empuk! Tangannyangsung dipenuhi oleh keempukan sebuah bakpau dan dia pun tersenyum lebar. Sedangkan Inggrid, yang pantatnya diremas, terkejut dan berteriak. Dia akhirnya menyadari bahwa orang yang menyerangnya adh Randika. "Ah! Kau sudah kembali?" Muka marah Inggrid segera berubah menjadi terkejut. Hngnya Randika kemarin membuatnya khawatir. Ketika Inggrid menghadap ke arahnya, Randika menyadari bahwa puting Inggrid mengeras dan memelototinya. Dia sangat ingin menyentilnya. "Hei, kau tidak apa-apa?" Melihat Randika yang bengong membuat Inggrid khawatir, jangan-jangan dia masih sakit. Lalu dia menyadari bahwa tatapan mata Randika tepat menuju dadanya, seketika itu juga diangsung menutupi dadanya. Pria ini benar-benar mesum! Inggrid merasa malu karena berpakaian minim seperti ini, dia benar-benar tidak menyangka Randika akan png hari ini. "Uhuk!" Randika segera memalingkan wajahnya. "Lukaku sudah dikatakan baik-baik saja, hei kau sedang aerobik kah?" Inggridngsung menatap curiga pada Randika, jangan-jangan ini siasat mesumnyagi. Randika menyadari tatapan waspada istrinya itu dan mengatakan, "Jangan ikuti gerakannya itu, mubazir! Hasilnya tidak akan sepadan." Kemudian Randika membuka bajunya dan berkata dengan nada semangat, "Ayo aku akan mengajarimu teknik yang benar agar kau bisa menjaga bentuk tubuhmu yang indah itu. Ikuti gerakanku, satu, dua, tiga, empat!" Melihat Randika yang mi menari itu membuat Inggrid tertawa lepas, gerakan Randika benar-benar berbeda dan unik. "Hei jangan tertawa saja, ikuti gerakanku!" Randika mi bergerak sesuai irama. Melihat Randika yang begitu antusias membuat Inggrid memutuskan untuk menurutinya. Bisa dikatakan Inggrid memang orang yang berbakat, dm sekejap dia bisa mengikuti pergerakan Randika denganncar. Tetapi, gerakan Randikamama mi berubah. Melihat Randika yang membungkuk dan menggoyangkan pantatnya secara liar, Inggrid merasa ada yang aneh dengannya. ''Gerakannya malu-maluin'' Pikirnya. "Hei, kenapa gerakanmu kaku begitu?" Pemilihan waktu Randika bisa dibng tepat sekali ketika Inggrid ragu-ragu mengikuti gerakannya. Randikalu mematikan videonya. "Sebentar, aku peragakangi ya." Randika tidak boleh membiarkan Inggrid berpikir ku tidak tujuannya tidak akan tercapai. "Coba sekarang kamu. Pn-pn dulu saja." Inggridlu membungkuk badannya hingga membentuk sudut 90 derajat. Tapi karena badannya yang kurang lentur, dia kesusahan. Randikalu menghampirinya dan berkata dengan nada santai. "Sini kubantu." Kemudian Randika berjn menuju bkang Inggrid dan tangannya menyentuh pinggangnya. Ahhhh nikmatnya! Randika menahan air liurnya tidak mes dan berusaha merasakan sensasi surgawi ini sediam mungkin. "AH? Randika kau." Inggrid terkejut Randika tiba-tiba menyentuhnya. Randika dengan cepat membs. "Istriku, aku hanya membantumu untuk mendapatkan tubuh idealmu. Seth kau paham gerakannya kita akan meminya dari awalgi. Nih, posisi yang benar. Sudah paham?" "Oke kita coba dari awal ya, seth membentuk sudut 90 derajat itu tekuh pahamu dan membentuk kuda-kuda myang." "Ah kau kurang membungkuk barusan, sedikitgi." Randika berada di bkang Inggrid, dia memperhatikan pantat bundar itu dengan seksama. "Turungi!" "Aku tidak bisa!" Inggrid benar-benar sudah di batasnya, karena saking fokusnya dia tidak menyadari bahwa Randika hanya ingin melihat pantatnya yang menonjok itu dari bkang. "Baih ku begitu, tahan posisimu itu dan untuk gerakan keduanya goyangkan pinggangmu itu." "Ah?" Inggrid terkejut. "Sayang, ini untuk mtih pinggangmu dan otot pahamu. Nanti kau akan merasakan manfaatnya jika sudah selesai." Kata Randika dengan nada meyakinkan. "Baih." Meskipun posisinya ini memalukan, demi tubuh ideal dia menahan rasa malu itu dan mkukannya sesuai arahan Randika. Randika menyaksikan bakpau itu bergetar hebat! "Ya betul! Hebat sekali!" Pujian Randika ini tidak js diarahkan pada usaha Inggrid atau pantat Inggrid yang bergoyang ria. Tapi yang js, Randika memberi ni 100 untuk pantat empuk itu. Seth beberapa saat, Inggrid mi lh dan berhenti. Randika segera memalingkan wajahnya. "Baih untuk berikutnya kitatih otot punggungmu, kita akan mencoba posisi kayang." Randika memanfaatkan kepercayaan Inggrid ini hingga ke batasnya. Sekarang dia ingin menikmati pemandangan gunung kembar itu berdiri tegak. Dengan posisi kayang ini, dia juga bisa menyentuh pinggang Inggridgi. Sayangnya, Inggrid bisa mkukan kayang dengan sendirinya jadi Randika harus puas dengan pemandangan dadanya saja. "Tahah posisi ini untuk beberapa detik." Randikalu mundur dan memperhatikan gunung Everest itu menjng tinggi. Gunung kembar itu memiliki puncak yang runcing, dia benar-benar ingin menjjahinya. Inggrid sama sekali tidak curiga dan berusaha sekuat tenaga menahan posisi kayang tersebut. Karena wajah Inggrid berada di bawah, dia bisa menatap Randika. Dia melihat bahwa bagian bawah Randika itu mengeras. Tiba-tiba dia menyadari siasat di balik semua ini. "Bagaimana? Indahkah pemandangannya?" Pancing Inggrid. "Sangat indah, ah. Maksudku kau hebat bisa bertahan sma ini! Aku kagum!" Randikangsung menutupi wajahnya yang terlihat mimisan itu. "Dasar pria mesum!" Inggridngsung pergi dari situ. Ternyata Randika sma ini membuat gerakan aneh untuk mengeksploitasi dirinya. "Sayangku jangan pergi!" Tiba-tiba, Randika terbatuk keras dan memuntahkan setetes darah. Inggridngsung menoleh dan melihat Randika tersungkur kesakitan. "Kenapa!?" Inggridngsung menjadi khawatirgi dan beri ke arah Randika. Randikalu berdiri sambil ditopang oleh Inggrid, "Uhuk, uhuk, aku tidak apa-apa kok sayang. Mungkin karena aku banyak bergerak, badanku jadi sedikit lh." "Aku akan membawamu ke rumah sakit." Inggrid benar-benar terlihat cemas. Randika yang hampir pingsan itu berkata dengan suara pn, "Tidak apa-apa, aku hanya perlu istirahat." Seth berkata seperti itu, Randika terjatuh tepat di tengah dada Inggrid. "Randika!" Inggrid panik. Besar, empuk dan nikmat. Randika menikmati sensasi dada empuk Inggrid dan berusaha mati-matian tetap tersadar. "Sayangku tidak perlu khawatir, aku hanya perlu istirahat sebentar." Kata Randika sebelum menutup matanyagi. Melihat kondisi Randika seperti ini membuat Inggrid tidak tahu harus berbuat apa. Randika hanya berpura-pura sakit saja biar bisa membenamkan wajahnya di dada istrinya itu. Dia benar-benar tidak ingin pisah dengan bantal empuk ini. "Hei Randika Ayo bangun!" Sudah 2 menit belu dan Randika masih belum terbangun, apakah kondisinya memburukgi? "Aku Tidak. Apa-apa." Kata Randika dengan pn. Bersandiwara seperti ini sangah mudah baginya. Inggrid merasa ada yang aneh. Meskipun suaranya yang pn dan tubuhnya yang panas, kenapa wajah Randika masih baik-baik saja? Mengingat dua hari yanglu dia memiliki wajah yang sangat pucat dan tidak berhenti batuk. Muka Randika terlihat sehat dan berwarna, apakah dia pura-pura sakit? Inggridlu mengintip tanpa menggerakkan kepnya ke arah wajah Randika. Dan benar saja, satu mata Randika terbuka dan sedang memperhatikan dadanya! "Ah!" Inggridngsung menjatuhkan tubuh Randika kentai. Karena masih begitu menikmatinya, Randika tidak siap dan terjatuh keras dintai. "Aw!" Kali ini dia benar-benar kesakitan. "Dasar pria tidak tahu diri, aku kira kau sekarat seperti kemarin! Sekarang kau mh memanfaatkan kebaikanku, dasar pria mesum!" Inggridngsung meninggalkan Randika sambil marah-marah. Randika tidak membs apa-apa, dia hanya tetap mengamati pantat indah yang naik turun itu ketika menaiki tangga. Rasa sakit yang dia mi hari ini sepadan dengan memori indah yang dia dapatkan. Benar-benar luar biasa! Chapter 64: Namaku Indra Chapter 64: Namaku Indra Randika menatap cahaya mentari yang begitu hangat. Ya hari ini benar-benar terlihat sempurna! Ketika dia turun dari bisnya, Randika memi perjnan kakinya dari Kota Kebon Raya menuju Desa Jagad. Keempat kakeknya merupakan pendiri dari desa tersebut jadi bisa dibng, desa itu adh milik kakeknya. Tidak butuh waktu yangma untuk Randika melihat pemandangan pedesaan. Banyak petani sedang bercocok tanam, anak-anak dari desa sebh yang sedang bermain dan yang paling mencolok di matanya adh seorang pesumo yang sedang duduk sambil makan nasi bungkus! Randika belum pernah melihat orang segemuk itu. Bukan hanya itu, dia juga tinggi mungkin sekitar 190 cm. Tinggi dan gendut, bobotnya mungkin mencapai 175 kg! Pria gemuk itu memakai jubah longgar seperti yang biasa dipakai kakeknya. Maklum, mungkin tidak ada baju yang bisa menutupi badan itu! Dialu melihat leher orang itu yang setebal kepn tangannya. Cuma ada satu ciri khas yang dimiliki orang segemuk dia, mau dilihat dari sisi manapun, hanya daging yang terlihat! Bisa dikatakan bahwa orang ini adh daging berjn. Randikalu berpikir ku dia ditindih orang ini mungkin dia akan mati dm sekejap. Lalu, dia melihat bahwa pria gemuk itu sedang duduk bersama seorang petani tua dan ada tumpukan kayu di sampingnya. Rasanya nasi bungkus itu merupakan hadiah karena sudah membantu kakek tua itu. Kemudian seth dia selesai makan, pria gemuk itu berdiri dan berjn menujudang. Dari caranya bernapas dan berjn sudah menunjukkan bahwa dia bukan orang gemuk sembarangan. Langkah kakinya mantap dan terlihat ringan, napasnya teratur dan tidak tergesa-gesa. Sepertinya orang itu th betih b diri. Karena penasaran, dia menghampiri orang tersebut. "Smat siang pak." Randika menyapa petani tua yang masih duduk. Petani itu membs sapaannya. "Siang juga nak." Orang gemuk itu juga menyadari Randika dan berjn kembali ke arahnya. Ketika Randika melihat wajahnya, diangsung teringat Krilin dari Dragon Ball. Bundar dan sipit, bedanya mungkin cuma ukuran kepnya saja. "Smat siang, namaku Indra." Pria gemuk itu menyapa Randika. Ketika berdekatan seperti ini, Randika baru benar-benar merasakan betapa tingginya orang ini. "Hahaha Indra jangan buat kaget orang luar. Dia ini pemuda kebanggaan kami, tubuhnya besar dan hatinya juga besar. Dia slu ada untuk menolong kami para petani tua ini." Petani tua itu terlihat senang. Indra hanya tersenyum diam mendengarnya. "Maafkan ku akuncang, berat badanmu berapa? Kenapa bisa kau begitu gemuk?" Randika tidak bisa menahan rasa penasarannya tersebut. Ku dilihat dari dekat, orang ini benar-benar sehat. Randika tidak bisa dikbui, kemampuan orang ini termasuk hebat. "Aku tidak tahu, akuhirhir sudah gemuk." Indra menjawabnya sambil tersenyum. "Dari kecil dia sudah besar dan gemuk seperti ini. Meskipun begitu, dia tidak pernah kelhan ataupun mengeluh sakit. Hebat bukan? Hahahaha." Petani tua itu seakan membanggakan anaknya sendiri. Yah Randika bisa menyimpulkan satu hal dari pertemuan singkatnya ini. Meskipun orang ini ramah tetapi dia bodoh. Wajahnya terlihat bloon ketika dia tersenyum. "Hmm? Kenapa kau terus menatapku?" Tanya Indra. Inderanya tajam! Dia hanya meliriknya dari sudut matanya dan Indra bisa mengetahuinya. Randika lumayan terkejut dan menjawab sambil tersenyum. "Hahaha aku hanya takjub saja, kau orang tergemuk yang pernah kulihat." Karena markasnya dulu berada di Jepang, Randika familiar dengan para pesumo. Mereka sangat gemuk dan ketika mereka berjn sedikit saja sudah berkeringat sekaligus tarikan napasnya menjadi singkat. Berbeda dengan Indra yang pernapasannya stabil dan terlebihgi inderanya yang tajam itu. "Kau benar. Banyak orang yang terkejut ketika melihatku." Kata Indra dengan polos. Karena matahari sudah mi turun, petani tua itu hendak kembali ke rumah. Indra membantunya membawa kayu bakar tadi dan menuntunnya png. Karena arah yang ditujunya sama, mereka bertiga berjn sambil berbincang-bincang. Ketika mereka sampai di rumah petani tua itu, Indra menaruh kayu bakarnya. "Kau benar-benar pemuda yang baik Indra." Petani tua itu merasa bersyukur. Sekarang Indra dan Randika berjn berdua meninggalkan rumah si petani. Randika mi bertanya untuk memecahkan keheningan, "Kau tinggal di mana?" Indra tampak bingung untuk menjawabnya dan akhirnya mengatakan, "Aku tidak bisa bng." "Hmm? Kenapa?" Randika penasaran. "Guruku bng jangan beritahu siapa-siapa tempat tinggalku." Randika terkejut, dugaannya tentang Indra seorang ahli b diri ternyata benar. "Oh? Siapa nama gurumu memangnya?" "Aku tidak bisa bng." Wajah simpel Indra terlihat semakin serius. "Gurumu mrangmu bicara tentang itu juga?" Randika mengerutkan dahinya. "Eh? Kenapa kau bisa tahu?" Mata Indra terlihat berbinar. "Kau pintar juga ya." Anak kecil pun juga tahu ku kau mengngi jawaban yang sama, pikir Randika. "Apakah tempat tinggalmu di Kota Kebon Raya?" Randika terus mengorek informasi. Indra berpikir keras sambil menyngkan tangannya. Karena gurunya menyuruhnya tidak mengatakan di mana dia tinggal, seharusnya tidak apa-apa jika dia menjawab iya atau tidak. "Aku bukan tinggal di sana." Eh? Bukan dari Kebon Raya? "Terus kenapa kamu berada di pinggiran desa begini?" "Itu" Indra berpikir kerasgi. "Aku tidak bisa bng." Randika heran dan bertanya kembali, "Kenapa kau tidak bisa bng?" "Sin darirangan guru, aku akan menjawabnya." Indra benar-benar naif dan polos. Ketika mereka berjn berdampingan begini, Randika benar-benar tertutup bayangan. Randikalu memalingkan wajahnya dan merasa ms untuk berbicaragi. "Kenapa menjadi diam?" Indra penasaran. "Sepertinya kau drang banyak hal oleh gurumu itu, jadi aku tidak tahu harus bertanya apa." "Oh!" Indra menggaruk-garuk kepnya. "Benar juga." Randika kehabisan kata-kata, kenapa orang ini begitu patuh? Merekalu berjn berdampingan tanpa mengatakan sepatah kata pun. Takma kemudian, Desa Jagad sudah terlihat di depan mata. Melihat pemandangan yang familiar ini membuat Randika menjadi rileks. Entah kenapa dia merasa bahagia ketika png ke rumahnya satu ini. Bagaimanapun juga, ini adh tempat dia tumbuh besar. Ketika mencapai di perbatasan Desa Jagad, Randika merasa ada yang aneh. "Kenapa kau mengikutiku ke desa ini?" Arah Randika tepat menuju Desa Jagad, seharusnya Indra sudahma berpisah dengannya. "Aku.... Aku tidak bisa bng." Randika menjadi jengkel dan mencuekinya. Melihat bahwa Indra terus mengikutinya, Randika memutuskan untuk beri sekuat tenaga. "Hei tunggu aku!" Indra masih bingung dengan tujuan Randika. Seth beri beberapa detik, Randika berhenti dan melihat kedua kakeknya sedang memanen tanaman obat. "Kakek!" Randika berteriak keras. Kedua kakek itu menoleh dan kakek keduangsung mengomel. "Bah bocah ingusan ini kembaligi." "Hahaha ini dia anak kebanggaan kakek." Kakek keempat segera menghampiri Randika. Senyuman di wajahnya sangat lebar. "Randika sudah balik?" Kakek ketiga yang ada di rumah segera keluar dan menyambut Randika. Dengan sedikit tersenyum dia mengatakan. "Hahaha ramnku memang tepat." "Kakek ketiga memang hebat." Kata Randika. "Omong-omong, bagaimana dengan ramnku sebelumnya tentangmu?" Tanya kakek ketiga. "Berkat bantuan kakek berikan sebelumnya, aku berhasil smat dari maut." Kata Randika. "Syukuh ku begitu." Kakek ketiga tersenyum lebar. "Aku juga meramal ng tentang nasibmu ketika kau pergi kapan hari. Hasilnya sudah jauh lebih bagus." "Oya kek, obat kakek benar-benar manjur lho." Kata Randika. "Tentu saja!" Janggut kakek ketiga bergetar, dengan muka bangganya dia mengatakan. "Itu obat yang kukembangkan bertahun-tahun, mana mungkin tidak manjur?" "Ku begitu aku mintagi kek, sudah kuminum kapan hari soalnya." "Apa?" Kakek ketiga terkejut. "Bajingan, kau kira gampang membuat obat seperti itu? Aku kerja susah payah tahu, bagaimana bisa aku membuatnya semudah itu?" Saking antusiasnya kakek ketiga mengomeli Randika, air ludahnya itu berterbangan. Kakek keempat terlihat senang melihat pemandangan penuh nostalgia ini, dialu mengatakan. "Oya, akhir-akhir ini kami menerima murid baru. Kemampuannya cukup hebat." "Murid?" Randika terkejut. Berarti kakeknya ini mengadopsi anakgi? "Butuh beberapa waktu untuk kita semua setuju mengangkatnya." Kakek kedua menghampirinya. Dialu berkata sambil tersenyum, "Dia adh pendekar hebat yanghir 100 tahun sekali." "100 tahun sekali?" Randika terpukau ketika mendengarnya. Sehebat apa orang itu? "Siapa dia?" Randika penasaran. Ku para kakeknya ini berani mengatakan seperti itu, maka orang tersebut sudah jenius sejakhir. "Sebentargi seharusnya dia png." Lalu kakek kedua menunjuk ke arah jn yang dlui Randika tadi. Yang dilihat Randika hanyh Indra! "Kek, jangan omong itu murid baru kakek?" Tanya Randika. "Benar orang gemuk itu." Kakek kedua lumayan bingung dengan pertanyaan Randika, masa bocahnya itu tidak bisa merasakan tenaga dm Indra yang melimpah? "Ah!" Mulut Randika terbuka lebar ketika mendengarnya. Ketika dia masih melongo, Indra sudah sampai di bkangnya. "Sm kepada ketiga guru!" Indra memberi hormat pada ketiga gurunya. APA? Randika masih tidak percaya mendengarnya. Tiga guru? Berarti Indra bjar tentang ilmu pengobatan dan b diri? Ini benar-benar masih tidak dapat Randika percaya. "Indra ini adh Randika. Dia adh kakak seperguruanmu." Kata kakek kedua sambil tersenyum. "Baik." Indralu berbalik ke arah Randika dan berkata sambil membungkuk hormat. "Sm kakak seperguruan, namaku adh Indra." Chapter 65: Memulihkan Diri Chapter 65: Memulihkan Diri Melihat Indra yang membungkuk pada dirinya, Randika tidak bisa menahan diri untuk menampar jidatnya. Kakek-kakeknya ini sedang bercanda? Yang dimaksud 100 tahun sekali itu bakat atau tubuh gemuknya itu? Memang benar Indra memiliki aura yang berbeda, tapi apakah penian kakeknya itu benar? Inikah jenius yanghir 100 tahun sekali? Melihat Randika yang tidak merespon, Indra berkata sambil tersenyum. "Aku tidak menyangka kau adh kakak seperguruan." "Yah aku juga tidak menyangka juga ku kau adh adik seperguruanku." Randika benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Bagaimana mungkin tubuh sebesar ini bisa b diri? Masuk akal ku kakek hanya mengajarinya ilmu pengobatan, tetapi b diri? Melihat keraguan di wajah Randika, kakek kedua mengatakan. "Jangan meni buku dari sampulnya nak." Kakek kedua memiliki ide, "Menurutmu, bagaimana kekuatan adik seperguruanmu itu? Jangan meni fisiknya saja." "Oh? Tenaga dmnya lumayan besar." Randika baru menyadarinya. "Menurutmu, seberapa kuat dia?" "Ku dini dari peringkat dunia, mungkin dia bisa dikatakan masuk ke peringkat Dewa. Mungkin dia berada di angka puluhan dengan kekuatan yang 1/50 milikku." "Ku begitu coba bertarunh dengan Indra." Kata kakek kedua sambil tersenyum. "Pakah kekuatan penuhmu." Karena kakeknya menyuruhnya, Randika pun menurutinya. Randika menatap Indra yang masih memasang ekspresi bodohnya itu,lu Randika tiba-tiba memukulnya! Puknnya tidak rumit maupun cepat, itu hanyh pukn sederhana dan pn yang mengandung seluruh kekuatan Randika. Meskipun dia dm kondisi puncak, dia sendiri tidak ingin terkena oleh pukn tersebut. Melihat pukn itu mengarah padanya, Indra membs pukn itu dengan puknnya sendiri! Kedua pukn itu beradu dan kedua kekuatan itu bertemu. Kekuatan yang dimiliki oleh Indra membuat Randika terkejut. Karena ledakan kekuatan ini membuat keduanya terpental ke bkang. Indra terpental sejauh 5ngkah sedangkan Randika tidak bisa berhenti, dia terpental sejauh 12ngkah! Bagaimana mungkin ini terjadi? Randika menatap Indra dengan mata terblak, kekuatannya luar biasa! Dia yakin kekuatan Indra lebih lemah daripadanya tetapi puknnya barusan mengandung kekuatan yang amat luar biasa. Randikalu tersadar, itu bukan pukn tenaga dm tetapi pukn murni kekuatannya! Jika Indra bisa menyalurkan tenaga dmnya seperti dirinya ini, mungkin apa yang dikatakan kakeknya itu benar. Indra adh pendekar jenius yanghir 100 tahun sekali! Melihat wajah terkejut Randika kakek kedua tersenyum lebar, "Jadi kamu menyadari bahwa tenaga dm Indra masih lemah, jujur kami baru mtih tenaga dmnya beberapa hari saja." "Apa?" Randika tidak habis pikir. Cuma beberapa hari mtih tenaga dmnya Indra sudah setara dengan orang yang di peringkat Dewa? Randika benar-benar tidak bisa berkata-kata, ini adh bakat dari seorang jenius darihir! Namun, adik seperguruannya ini nampak sedikit bodoh. Kakek kedua tersenyum, "Jadi kau paham kan mengapa aku menyebutnya bakat yanghir 100 tahun sekali?" Randika mengangguk cepat, dunia ini memang luas. "Ku begitu, Indra pergh ke kamarmu dankukan apa yang kuajarkan kemarin." Kata kakek kedua. "Baik guru." Indra membungkuk hormat dan pergi menuju kamarnya. "Ran, kedatanganmu pasti mengenai kekuatan misteriusmu itugi kan?" Kata kakek ketiga sambil mengelus-elus janggutnya. Randika menoleh sambil tersenyum, "Hehehe kakek memang pintar." "Hum." Kakek ketiga memasang wajah bangga, "Tentu saja, bocah sepertimu hanya png ketika ada mash." Randika mi berkeringat dingin ketika mendengarnya. "Sini mana tanganmu." Randika dengan cepat menjulurkan tangannya dan kakek ketiga segera mengecek denyut nadinya. Dengan cepat kakeknya itu mengetahui kondisi Randika. "Kau itu ya, sudah minum obatku kok ya bisa tenaga dmmu sampai tidak teratur seperti ini?" Kakek ketiga benar-benar tidak habis pikir. Randika sedikit malu, dialu menceritakan pengman hampir matinya itu dan kakeknya menggelengkan kepnya tanpa henti. "Bisakah kakek menyembuhkanku?" Randika menahan napasnya. "Bah! Ku bukan aku memangnya siapagi yang bisa menyembuhkanmu?" Lalu mereka berdua masuk ke dm rumah dan duduk di ruang tamu. "Tenaga dmmu itu bercampur dengan kekuatan misteriusmu itu dan kita harus memisahkannya dulu." Lalu kakek ketiga pergi ke kamar mandi dan mengambil handuk. "Mandh dulu dengan campuran obatku dulu, seth itu aku akan memberikan akupuntur." Randika mengangguk, di kamar mandi sudah ada ember air yang sudah dicampuri obat-obatan khusus kakeknya. Ketika air hangat itu menyentuh kulitnya, pori-porinya membuka dan obat-obat yang terkandung di dm air serasa masuk ke dm tubuhnya. Dia merasa sangat nyaman dan merasakan bahwa tenaga dmnya yang mengamuk itu mi menjadi jinak berkat obat-obat ini. Seth itu, kakek ketiga mi menusukkan jarum akupuntur miliknya ke punggung Randika. Randika menutup matanya dan merasakan putaran energi dm tubuhnya. Tenaga dmnya yang terlilit itu mi menjadi lurus kembali dan memisahkan diri dengan kekuatan misteriusnya. Seth setengah jam, Randika membuka matanya dan merasa tubuhnya sangat ringan. "Hei bocah bandel, aku masih belum bisa menyentuh kekuatan misteriusmu itu. Tetapi kakek sudah memikirkan bagaimana caranya untuk mengendalikannya." Kata kakek ketiga sambil memainkan janggutnya. Mendengar itu, Randikangsung memasang muka kagum pada kakeknya itu. "Berdirh dan pakai bajumu." Seperti anak kecil yang menurut, Randika dengan cepat berdiri. Tetapi seth itu Randika hanya berdiri diam, "Kek, jarumnya belum kakek lepaskan." "Lepaskan sendiri." "Ha? Jarumnya kan ada di punggungku, bagaimana caranya aku melepaskannya?" "Ah rewel kamu!" Kakek ketiga berjn keluar. Hmmm? Randika tidak bisa berkata-kata, rupanya kakeknya ini masih dendam karena dirinya dulu merusak tanaman obatnya pas masih kecil. Dengan bantuan kakek kedua, Randika sudah melepas semua jarumnya dan memakai bajunya. Dialu menyusul kakek ketiga yang duduk di teras. Takma kemudian, kakek ketiga memberi secarik kertas pada dirinya. "Seth meneliti buku-buku milikku, kakek menemukan cara ini. Kau harus mengikuti setiapngkah yang kutulis dan rebuh semua tanaman obat itu. Seth tiga tahun, kau pasti bisa mengendalikannya dengan sempurna." "Tiga tahun?" Randika terkejut mendengarnya. "Tidak ada yang namanya jn pintas." Kakek ketiga mengusap kep anaknya itu. "Ini satu-satunya cara yang kakek temukan tanpa perlu merusak tubuhmu, bersyukuh kamu bisa mengendalikannya dm 3 tahun." Ketika mendengar itu, hati Randika terasa hangat. Dialu membs kakeknya sambil tersenyum, "Iya terima kasih kek, kakek memang yang terhebat." "Ku begitu, kita akan ke Kebon Raya besok untuk mencari bahan yang tidak ada. Aku akan mengajarkanmu sekali untuk membuat sup obat itu." Ketika Randika hendak menjawab, kakeknya segera meny. "Jangan lupa untuk membersihkandang obat kita sama rumah kita agak kotor." Randika terdiam, kakeknya ini memang ms. ........... Hari berikutnya, Randika mencoba membuat sup obat didampingi kakek ketiga. "Pahit sekali!" Randika baru minum seteguk dan dia sudah tidak kuat. Ini adh obat yang paling pahit yang pernah dia minum. Saking pahitnya, Randika ingin muntah. Namun, kakek ketiga dengan cepat memarahinya. "Makin pahit makin bagus buat tubuh. Mau sembuh tidak?" "Iya kek." Randika tidak bisa membantah kakeknya itu. Seth sepagian membersihkandang dan rumah, Randika pamit untuk png ke Cendrawasih. Dia menyimpan baik-baik resep yang diberikan kakek ketiga di sakuanya. Luka internal tubuhnya sudah baik-baik saja jadi dia tidak perlu khawatir apab diserang dm waktu dekat. "Nak, tunggu sebentar." Tiba-tiba kakek kedua menyuruhnya jangan pergi dulu. Randika menoleh dan memasang muka bingung. "Indra!" Suara kakek kedua sangat keras, kamar Indra berada di balik rumah jadi diari sekuat tenaga ke hadapan gurunya. "Guru kedua, Indra sudah datang." Indra menyeka keringatnya. Kakek kedua mengangguk dan menunjuk ke arah Randika. "Mi hari ini, pergh bersama kakak seperguruanmu." "Ah?" "Ah?" Randika terkejut, Indra pun terkejut. Apa maksudnya? DUAK! Kedua lutut Indra dengan cepat terbenam di tanah. "Guru apa sh Indra sampai kau mengusirku?" "Kek, apa kakek tidak telu keras?" "Indra berdirh dulu, bukan itu maksud kami. Kita tidak bermaksud mengusirmu." Kakek kedualu menjskan. "Kami ingin kau mengikuti kakak seperguruanmu itu." "APA?" Randika sampai menjatuhkan tasnya. Randika tidak habis pikir, meskipun b diri Indra sangat hebat, kecerdasannya kurang jadi kurang cocok baginya untuk tinggal di perkotaan. "Baih guru, Indra akan bjar di bawah arahan kakak seperguruan." "Randika, kau akan bjar banyak pada akhirnya." Kata kakek keempat sambil tertawa. Randika cuma bisa mengangguk. Ketika Indra berkemas, Randika menatapngit dan cuma bisa mengh napas. Dia harus menuruti perkataan kakeknya ini dan membawa Indra bersamanya. Sma ini ramn kakek keempatnya tidak pernah sh, dia hanya harus percaya bahwa pada akhirnya semua akan menjadi indah. Chapter 66: Sang Jenius Bela Diri Beraksi! Chapter 66: Sang Jenius B Diri Beraksi! Bersama dengan Indra, Randika menaiki bis menuju kota Cendrawasih. Dm perjnan mereka, Indra tidak pernah berhenti bicara. "Kakak seperguruan apa itu?" Indra menunjuk pemandangan luar dan mi penasaran. "Kakak seperguruan, anjing itu mirip anjing di desa!" Indra menunjuk kedua anjing yang sedang beri dengan majikannya. "Oh? Kau punya anjing?" Randika bertanya. "Bukan, biasanya aku melihatnya di hutan saat aku mencari kayu. Mereka slu ngiler dan berteriak ''Aummm'' setiap kali melihatku." Bukankah itu serig? Randika merasa bahwa serig-serig itu sudahma menerkam Indra ku tidak merasakan tenaga dm Indra. "Kakak seperguruan lihat gedung itu tinggi sekali!" Indra benar-benar seperti anak kecil. "Hei, apakah kakak sudah pernah pergi ke sana?" "Sudah." Randika menjawab tanpa menoleh. Dia sudahma lh mdeni Indra. "Wahhh, kakak seperguruan memang hebat." Indra menatap kagum pada Randika. Percakapan mereka ini didengar oleh beberapa orang di bkang maupun depan mereka, mereka menganggap hal ini lucu. Randikalu menggaruk-garuk kepnya dan menoleh ke Indra, "Indra, nanti jangan panggil aku kakak seperguruanmu." "Baik kakak senior." Indra bingung. Randika benar-benar frustasi, dialu bingung harus berkata apa. Indra yang melihatnya ikut tambah bingung, "Ku begitu aku harus memanggilmu apa?" "Kak Randika." Randika mi menutup matanya. "Baih, nanti aku akan memanggilmu kak Randika, kakak seperguruan." Kata Indra sambil tersenyum. Sepanjang perjnan Indra slu mengoceh tidak js dan Randika harus mdeninya sampai mereka tiba di Cendrawasih. Seth turun dari bis, Indra mengatakan. "Kakak seperguruan, eh maksudku kak Randika aku haus." "Ikuti aku." Randika membawanya ke toko kelontong kecil yang ada di luar terminal dan membelikannya es teh manis. Saat mereka sedang asyik menikmatinya, Indra melihat sesuatu. "Kak Randika, ada orang berkhi." Saat Randika menoleh ke arah gang yang ditunjuk Indra, dia melihat beberapa orang sedang memegang golok dan tongkat logam. Belumgi ada sejuh orang yang sudah meringkuk kesakitan di tanah. Sepertinya itu pertarungan antar geng, Randika tentu tidak ingin campur dengan mash seperti itu. Mau mereka saling bunuh, itu bukan urusannya. Ketika dia hendak membawa Indra pergi, Indra berkata dengan nada bingung. "Kak Randika, apakah mereka sedang berkhi? Kata guru berkhi itu buruk." "Bukan, bukan, itu mereka cuma berdebat saja." Randika mencium bau-bau merepotkan dan berusaha menarik Indra pergi, namun semua itu percuma karena dia tidak bisa menariknya 1 cm pun. "Kenapa kau melototi mereka? Kau ingin berkhi juga seperti mereka?" Randika tahu percuma berbohong terus sama Indra, yang bisa dkukannya adh membuatnya kehngan rasa penasarannya. "Tidak" Indra menggelengkan kepnya, "Aku orang yang baik, guru mengatakan berkhi itu kegiatannya orang jahat." Randika tersenyum pahit, adik seperguruannya ini benar-benar polos. "Sudah kita pergi saja dan biarkan mereka berkhi semaunya." Kata Randika. "Kakak tidak peduli dengan mereka?" Indra mi ragu meninggalkan orang-orang tersebut. "Bukankah kata guru kau harus mengikutiku?" Randika menatap Indra, "Apakah kau akan membantah perintahnya sekarang?" Indra berpikir sesaat dan mengatakan, "Aku akan mendengarkan kakak seperguruan." Namun, keadaan di gang semakin memanas. Terlihat dua orang sedang beradu mulut. Sh satu mereka berteriak keras, "Ternyata cuma segitu kekuatan geng gagak?" "Hah? Teman-temanmu sudah terkapar begitu masih berani bacot?" "Kau kira kami takut sama kalian?" Pria ini segera membs, "Kalian saja yang tidak sadar ku pertarungan kita direkam sama kedua orang itu!" Pria yang sepertinya pemimpin geng ini sedang mencari cara untuk mengulur waktu agar b bantuannya datang. Pemimpin geng gagak itu juga dari tadi menyadari keberadaan Indra dan Randika. Dia tidak peduli dengan keduanya tetapi karena perkataan rivalnya itu, dia mi curiga bahwa perkataannya itu benar. Gengnya terkenal di inte bukah pertanda bagus. Randika baru saja berhasil membuat Indra mau pergi dari situ tetapi tiba-tiba mereka didatangi 2 orang. Kedua orang itu dengan cepat berteriak. "Kalian berdua, ikut kami!" Randikalu menoleh dan melihat kedua pemimpin geng yang melototi dirinya. Dia dengan santai mengatakan, "Aku hanya sedang lewat dan tak mau berurusan dengan kalian. Lanjutkan saja." Apa? Pemimpin geng gagak dan pemimpin satunya terkejut mendengarnya. Tidak mau berurusan? Bukankah kau sudah merekam tawuran ini? Hal ini sama seperti ketika sepasang kekasih ingin berhubungan badan dan tiba-tiba muncul seseorang dari balik pintu dan merekam kejadiannya. Apakah itu masih bisa dibng tidak ada urusannya dengan kita? Pemimpin geng gagak itu marah, ini sudah bukan perkara video rekamangi. Ini mash harga diri! Hei bocah, berani membantah kami?" Para preman bawahan geng gagak mi mengayun-ayunkan senjata mereka. Mereka tidak terima tidak dihormati seperti itu. Randika mengerutkan dahinya, secercah ku dingin melewati matanya. Dialu berkata pada Indra, "Indra, berh mereka pjaran." Indra segera menggelengkan kepnya. "Kak, guru mengatakan bahwa aku tidak boleh bertarung sembarangan." "Ku kau tidak mau memberi mereka pjaran, mereka akan menghajar kita." Muka Randika menjadi serius. "Kau juga dengar ku mereka sendiri yang nyari gara-gara sama kita. Kita hanya memb diri, tidak lebih. Lagip bukankah kau berkata akan mendengarkanku? Jangan meragukan penianku." Indra menganggukan kepnya dan maju ke arah gang, tempat geng itu berada. "Wow dia cukup nindih kita dan kita pasti mati." Sh seorang preman terpukau melihat betapa besar Indra. Semua orang yang melihat Indra juga terdiam, mereka baru pertama kali melihat menara daging sebesar ini. "Jangan kira mentang-mentang badanmu besar kita akan takut! Aku akan menghajarmu duluan!" Teriak pemimpin geng gagak. Para geng gagak segera menyerbu Indra. Namun, Indra tiba-tiba menoleh ke arah Randika. "Kak, mereka semua lemah. Guru mengatakan aku tidak boleh menindas yang lebih lemah." Randika yang mendengarnya benar-benar menjadi frustasi. "Indra, gurumu untuk sekarang adh aku. Mereka semua itu ingin membunuh kita dan kita hanya memb diri. Lihat mereka semua membawa senjata, bukankah niat mereka js? Justru mereka yang ingin menindas kita, kita hanya memb diri kita!" Indra mengangguk dan merasa semua perkataan Randika masuk akal. "Baih." Seth mereka selesai berdebat, 3 orang preman sudah berada di depan mereka. Indra hanya mengayunkan tangannya dan mereka bertiga sudah myang bagailat. Ketiga orang itungsung terkapar tak sadarkan diri. Para preman yangin melihat teman mereka sambil melongo. "Dasar bodoh! Ngapain ragu? Kepung dia dan serang bersamaan!" Teriak pemimpin geng gagak. "Mati kalian!" Para preman itu segera menyerang dari seg arah tetapi Indra dengan muka polosnya itu tidak peduli. Pukn dan ayunan tongkat logam para preman ini berhasil mendarat di tubuh Indra, tetapi tidak ada perubahan ekspresi ataupun suara kesakitan dari Indra. Semua serangan itu hanya mengenai dagingnya bahkan tidak mengenai tngnya. Para preman itu melongo, daging orang ini tebal sekali! Indralu mengangkat satu orang dan melemparnya ke kerumunan. Seketika itu juga beberapa orang terjatuh di tanah. Pada saat yang sama, seseorang menebas golok mereka. Tetapi, dm sekejap pergngan tangannya patah dan dia meringkik kesakitan. "Indra, kau harus lebih luwes dan tidak boleh membiarkan pukn mengenai dirimu." Randika memberi evaluasi. "Baik." Indra segera merubah gaya bertarungnya. Indra berubah dari pasif menjadi aktif menyerang. Ketika kaki gajahnya itu menginjak tanah, tanah pun ikut terguncang. Indra menahan serangan-serangan yang ada bahkan meremuk tongkat logam yang dia tangkap! Kepungan para preman ini terasa percuma. Ketika mereka berusaha menyerang dari bkang, Indrangsung berputar dengan cepat dan menjatuhkan siapapun yang mendekat. Setiap senjata yang ada menjadi debu di tangannya. Benar-benar pendekar jenius yanghir 100 tahun sekali! Para preman ini terheran-heran, mana ada orang gendut yang lincah seperti ini? Indra segera merusak formasi kepungan para preman itu dengan cepat. Seluruh senjata yang mereka bawa th hancur ataupun th terjatuh di tanah bersama tuan mereka. "Indra, kecepatanmu masih kurang." Randika yang berada di bkang nampak sedang mengupil. Indra benar-benar luar biasa, dia cuma masih kurang pengman saja. Meskipun dia memiliki reaksi yang cepat, seorang pendekar sebenarnya tidak akan membiarkan dirinya disentuh oleh seekor nyamuk. Mungkin ada enaknya dia membawa Indra bersamanya. Pada saat ini, Indra bagaikan dewa perang. Dia menghabisi seluruh preman yang berani menerjang. Ketika 6 orang hendak menyerangnya dari seg arah, dia melompat dan menghentakkan kakinya keras-keras. Ketika para preman itu kehngan keseimbangan, mereka sudah myang jauh berkat pukn Indra. "Kalian semua bodoh! Sama orang segendut itu bisa kh? Mana harga diri kalian sebagai geng terkuat wyah ini?" "Bos, orang gendut itu sangat kuat! Kita bukan tandingannya." Para preman ini mi merasa malu. Dari segi juh dan senjata mereka unggul jauh tetapi serangan mereka tidak mampu menembuspisan daging tebal itu. Bagaimana caranya mereka menang ku begitu? "Kepung dia!" Pemimpin genginnya tiba-tiba meny. "Kami akan membantu, kita akan kepung dia sampai dia tidak bisa bergerak!" Semua preman yang tidak ikut bertarung dari kedua kubungsung menerjang maju. Pertarungan ini harus segera diselesaikan untuk menymatkan muka mereka. Ketika Indra sibuk menghajar, 2 orang melompat ke punggungnya berusaha untuk menahannya dan menjatuhkannya. Beberapa orang juga ikut melompat. Beberapa oranginnya menyerang dan beberapa orang bergntungan di tubuhnya, pertarungan ini benar-benar sudah bagaikan godzi mwan manusia. Orang-orang yang bergntungan itu berusaha menutup mata Indra, menahan lengannya agar tidak bisa menyerang bahkan ada yang menggigitnya. Randika yang melihat taktik musuh yang baru ini masih tetap mengupil dengan santai. Dia masih penasaran teknik apa yang akan dipakai oleh Indra. Chapter 67: Ares Beraksi! Chapter 67: Ares Beraksi! Masih sambil mengupil, Randika memperhatikan Indra dengan seksama. Seth semua preman itu mengepung, entah itu memukul ataupun menindih Indra, tiba-tiba udara terhisap ke tubuh Indra dan meledak. Kerumunan orang itu terpental jauh sebanyak 10ngkah! Ternyata itu adh ledakan tenaga dm Indra. ''Menggunakan taktikutan manusia ke Indra mentang-mentang dia gemuk? Polos sekali mereka, tenaga dm Indra jauh lebih besar dariku tahu!'' Pikir Randika. "Bagus, bagus." Randika bertepuk tangan sambil memuji Indra. "Hehe." Indra malu-malu mendengarnya. Seth menyelesaikan mash ini, Randika sudah berniat pergi dari situ. Tetapi, dm sekejap ada teriakan muncul dari arah gang. "Kalian berdua jangan bergerak!" Menoleh ke bkang, pemimpin geng gagak menatap dirinya dengan tajam. Di tangannya sudah ada pistol membidik ke arahnya. "Indra, berlindunh di bkangku." Kata Randika dengan pn,lu Randika maju pehan. "Kenapa? Kau ingin dihajar juga?" "Bedebah!" Muka si pemimpin ini buruk sekali. Hari ini dia hanya sedang menghajar geng yang berani mngkahi wyahnya, tidak pernah terpikir dia akan bertemu dengan duo bocah seperti mereka itu. Meskipun mukanya terlihat bodoh, orang gemuk itu sungguh kuat. Dia bisa menghajar gabungan kekuatan antara dua geng dm sekejap! Mau ditaruh mana wajahnya ku dia membiarkan kedua orang itu pergi begitu saja? "Kalian semua cukup main-mainnya, berdiri dan bunuh bedebah satu itu." Teriaknya. Beberapa preman yang meringkuk kesakitan segera berdiri dan berjn kembali ke mobil dan mengambil senjata api mereka. Takma, 12 orang sudah membidik ke arah Randika. "Sebentar, sebentar, aku sudah ngomong ku kami cuma lewat." Randikalu tersenyum. "Kami hanya kebetn saja melihat ke arah kalian dan tiba-tiba kalian mendatangi kami. Tentu saja kami harus memb diri kami bukan?" "Seth melihat pistol ini kau menjadi takut?" Pemimpin geng gagak ini mi besar kep. Hari ini kau akan makan mm di neraka ku tidak menuruti kata-kata kami." Randika hanya mengh napas, kenapa nasibnya slu bertemu dengan orang-orang seperti ini? Randikalu menganalisa situasinya. Ke-12 orang ini jaraknya cukup berdekatan jadi cukup mudah baginya untuk menaklukan mereka. Tapi dia harus memikirkan Indra yang berdiri di bkangnya. Dia tidak punya kemampuan untuk bergerak cepat jadi apab musuh menembak maka mereka bisa cka. Terlebihgi, api kebencian mi membara di mata para preman ini, situasinya bisa lebih burukgi. "Ikat mereka berdua! Kita lihat pria gemuk itu bisa sok hebatgi tidak saat kita siksa dia." "Kak, aku ingin menghkan mereka." Indra tidak bisa menerima ejekan yang dilontarkan tersebut. "Jangan khawatir, serahkan ini padaku." Kata Randika dengan santai. Beberapa preman mendekati mereka berdua dan Randika hanya berkata sambil mengh napas, "Tidak ada jn damai kah?" "Mimpi! Berlutut dan menyerah!" "Ku begitu, nanti jangan meminta ampun padaku!" Tiba-tiba Randika sudah berubah jadi gumpn asap! Para preman tersebut terkejut target bidikan mereka tiba-tiba menghng. Dm sekejap, tenaga dmnya yang dia alirkan di tangannya sudah memutar pergngan tangan si pemimpin geng gagak dan pistolnya myang di udara. Dia sama sekali tidak bisa mwan saat dia dibanting oleh Randika. Para preman itu terkejut ketika pemimpin mereka tiba-tiba meringkuk kesakitan, mereka segera membidik Randika kembali. Tapi Randika sudah melompat tinggi bahkan sebelum mereka menoleh. Senjata yang ada di udara itu dia ambil dan tembakkan. Dor! Dor! Dor! Hanya dm satu detik sejak dia memegang pistolnya itu, Randika sudah menembak ke-11 oranginnya yang membawa pistol. "Ah!" Ke-11 orang itungsung memegang tangan mereka yang tertembak itu. "Apa yang terjadi?!" Para premaninnya hanya bisa melongo melihat teman-teman mereka tertembak. Mereka bingung harus berbuat apa. "Dasar bodoh! Ambil senjata dan tembak dia!" Teriak pemimpin mereka. "Mana orangnya?" Para preman itu masih tidak bisa melihat di mana sosok Randika. Di saat mereka masih kebingungan, Randika sudah berada tepat di depan mereka. Randika bagaikan asap yang menyelimuti mereka semua, setiap kali dia melewati seseorang maka orang itu akan berteriak kesakitan. Setiap teriakan akan membuat ketakutan para preman yangin, mereka tetap tidak bisa melihat sosok yang menyakiti kawan mereka. Dm sekejap, ke-12 pistol berhasil dia ambil ataupun hancurkan dan 20an orang th Randika taklukan dengan mudah. Para preman sisanya itu berdiri membeku, apakah musuh mereka ini masih bisa dibng manusia? Randikalu berjn menuju kedua pemimpin geng yang meringkuk ketakutan di bkang. Para preman tanpa sadar membukakan jn untuknya. "Hiiii apa yang kau mau!" Randika membidik kep mereka berdua, dm sekejap mereka berdua ketakutan dan berkeringat deras. "Ampuni aku!" Pemimpin geng ini sudah tidak memikirkan harga diri atau semacamnya, baginya nyawanya adh segnya. "Hmm? Bukankah kau ingin membunuhku tadi?" Tanya Randika dengan nada datar. "Ah! Kau sh dengar, aku tidak pernah berkata seperti itu." Pemimpin itungsung menunjuk si pemimpin geng gagak. "Dia yang berkoar ingin membunuhmu, bukan aku!" Pemimpin geng gagak iningsung berkeringat deras, dia tidak bisa membantah omongan rivalnya ini. "Oh benar juga." Randikalu cuma membidik si pemimpin geng gagak itu. Ketika para bawahannya melihat ini, beberapa dari mereka yang nekat hendak merebut senjata yang dibawa oleh Randika itu. Tetapi seth 3ngkah, Randika dengan akurat menembak sh satu kaki orang yang paling depan. Detik itu juga, orang-orang nekat itu tidak berani bertindak gegabahgi. Lawannya ini sudah bukan manusia! "Nah kita kembali ke urusan kitagi." Randikalu berkata dengan nada dingin. "Bukankah kau akan membunuhku?" "Geng gagak tidak akan pernah berhenti memburumu!" Pemimpin ini berusaha mengintimidasi Randika. Tetapi Randika dengan cepat menggelengkan kepnya. Dialu mempreteli ke-12 senjata yang ada dan mencengkram erat tangan si pemimpin gagak itu. Dm sekejap dia meringkik kesakitan. "Berani menunjukan mukamugi, aku akan membunuhmu!" Randikalu berjn pergi. Melihat punggung Randika, api kebencian berkobar di mata si pemimpin ini. Dialu mengambil pistol yang dia sembunyikan dianya dan menembak Randika. Dor! Ketika peluru itu melesat, dia tersenyum lebar. Tetapi detik berikutnya sosok Randika sudah menghng dari jalur peluru tersebut. Apa? Bagaimana bisa? Mata pemimpin geng gagak ini terblak dan suara Randika terdengar dari arah bkangnya. "Pistolmu telumbat." Ketika dia menoleh, dia sudah menerima pukn Randika yang membuatnya terpental jauh. Randikalu menghampirinya dan meremukkan kedua tng tangannya, dia memastikan bahwa orang ini akan cacat seumur hidupnya. Para premaninnya hanya bisa melihat semua ini terjadi. Mereka sudah tahu bahwa mereka bukan tandingan setan satu itu. "Kakak seperguruan memang hebat!" Muka Indra penuh dengan kekaguman. "Sudah kubng, panggil aku kak Randika." Randika menepuk jidatnya, bisa-bisanya Indra sudah lupa. "Baik kak Randika." Kata Indra sambil tersenyum. Chapter 68: Perusahaan Galaksi (1) Chapter 68: Perusahaan Gksi (1) "Hari ini kamu tinggal di sini." Kata Randika. "Baik kak Randika." Indra masih berwajah polos. Tidak mudah untuk Randika membawa Indra kembali ke rumahnya. Dia akhirnya menyewakan rumah untuk Indra tidak jauh dari rumahnya. Baru sethnya dia akan memikirkan sesuatu. "TIdak ada aku bukan berarti tidaktihan!" Randikalu memberikan sejuh uang kepada Indra untuk dia pakai kebutuhan sehari-hari. "Ini uang untuk makanmu sma 1 minggu, nanti pas kita ketemugi aku akan memberimu lebih." "Baik kak Randika." Indra tersenyum. Randikalu meninggalkan Indra dan kembali ke rumahnya. Ketika dia sampai di rumah, tidak ada orang dintai 1. Dialu pergi kentai 2 dan pergi menuju kamarnya Inggrid. Ketika dia membuka pintunya pn-pn, dia melihat Inggrid sedang duduk di meja kerjanya. "Istriku yang cantik, aku png!" Randika tersenyum lebar. Inggrid hanya menoleh, mengangguk dan memegangi kepnya. Hmmm? Randika tersenyum pahit, jarang sekali dia melihat Inggrid yang kesusahan seperti itu. Pasti ada mash besar di perusahaannya. "Kenapa kamu? Ada mash apa?" Dialu menghampiri dan mengelus kepnya. "Ku ada mash bng saja ke suamimu yang tampan ini, akan kuselesaikan semuanya." "Tidak ada mash." Inggrid hanya memalingkan wajahnya. "Jangan pura-pura tidak ada mash gitu, apa kau barusan dilecehkan oranggi? Sin aku saja belum merabamu hari ini! Kubunuh dia!" Wajah Inggrid memerah mendengarnya, dialu menoleh dan berkata dengan nada dingin. "Ini mash perusahaan, kau tidak ada hubungannya dan aku jskan juga pasti tidak mengerti." "Bagaimana caranya aku mengerti ku kamu tidak menjskan permashannya?" Randikalu duduk di sandaran kursi Inggrid dan memeluk kepnya ke dadanya. "Apakah si bajingan Andre itu berbuat hgi? Ku iya ngomong saja, kali ini tangannya yang kupatahkan!" Inggridngsung mendorong Randika sambil marah-marah, "Pantas saja dia begitu diam akhir-akhir ini, ternyata kamu yang membuat dia seperti itu!" "Sma dia tidak menyentuh wanitaku, aku tidak apa-apain dia kok. Siapapun yang berani mendekatimu, akan kubunuh semuanya!" "Kau!" Inggrid menggeleng-gelengkan kepnya. "Sayangnya Andre tiba-tiba mengajukan surat mengundurkan diri, aku takut efek yang ditimbulkannya akan buruk bagi perusahaan." "Jangan khawatir, ku dia sampai berani keluar akan kupatahkan tangannya." Randikalu tersenyum. "Dia smanya akan bekerja untukmu." "Sudah kita kembali ke topik utama." Melihat Inggrid hendak mengomentarinya, Randika dengan cepat mengalihkan perhatiannya. "Apa sebenarnya mashmu itu?" Mendengar itu, Inggrid kembali murung. "Kali ini perusahaanku menjadi target." "Maksudnya?" Randika bingung. "Perusahaan Gksi yang ada di kota ini mi menarget kita. Baru-baru ini perusahaan mereka melejit ke atas dan menjadi sh satu perusahaan besar seperti milikku, bahkan asset mereka lebih banyak." "Memangnya mereka menjual produk apa?" "Barang produksi mereka bukan kosmetik, jadi mereka tidak ada hubungannya dengan perusahaanku." Inggridlu mengerutkan dahinya. "Tetapi akhir-akhir ini mereka mengincar pasar milik perusahaanku." "Aku tidak tahu apakah mereka sengaja atau tidak ingin bersaing denganku, aku mendengar rumor bahwa mereka membangun departemen kosmetik di perusahaan mereka. Ini bisa dijadikan bukti bahwa mereka tengah melebarkan sayap mereka di pasarku." Kosmetik yang dimiliki oleh Perusahaan Cendrawasih terkenal di dm negeri, tidak mudah untuk mwan perusahaan milik Inggrid ini. PT Gksi dengan beraninya mi menantang Inggrid dan menyerangnya di saat perusahaannya sedang mengembangkan produk baru. Jika saat peluncuran produk baru Inggrid bersamaan dengan mereka, maka akan ada perang besar-besaran. Apab hal ini terjadi, akan sangat sulit bagi Inggrid untuk bersaing. Karena finansial PT Gksi itu lebih kuat darinya, akan sulit bagi Inggrid. "Aku takutnya mereka ingin menghancurkan nama perusahaanku di pasar internasional." Kata Inggrid dengan cemas. Karena ambisi Inggrid yang besar, dia ingin melebarkan sayapnya ke luar negeri. Produk baru yang akan diluncurkan, parfum yang dikembangkan dengan bantuan Randika, ditujukan untuk seluruh dunia. Jika mereka mendapatkan persaingan yang ketat dari PT Gksi, bisa-bisa Inggrid tidak bisa balik modal dan menyatakan bangkrut. Apab Perusahaan Cendrawasih bangkrut, ribuan orang akan menderita. "Jangan khawatir, ku dia berani macam-macam dengan perusahaanmu, suamimu ini akan membuatnya babak belur!" Randika mencium bau-bau konspirasi. Tentu saja karena ini persaingan bisnis istrinya, sebagai suaminya dia harus membantunya. Berani menghadapi istrinya? Orang itu nyari mati? .......... Hari berikutnya Inggrid dan Randika bersama-sama menuju kantor. Ketika mereka tiba di pintu masuk, semua petugas keamanan memberi hormat kepada mereka berdua. Seth beberapa kejadian, para petugas ini mengetahui bahwa Randika adh sh satu pimpinan mereka. Meskipun rumor mengatakan bahwa dia adh suami dari Nyonya Inggrid, tidak ada bukti nyata akan hal tersebut. Tepat ketika mereka berdua masuk ke gedung, ada seseorang yang menghampiri mereka. "Ibu Inggrid, kau tt." Inggrid, yang berada di samping Randika, saling bertatapan satu samain. Orang yang menghampiri mereka ini terlihat kelhan dengan kantong mata yang gp, js orang ini adh pekerja keras. Seks Inggrid menampilkan ekspresi suram di matanya tetapi mulutnya berkatain, "Maafkan aku Pak Bagus, aku tidak menyangkan akan kedatangan tamu dari Perusahaan Gksi hari ini." Bagus menatap Inggrid lekat-lekat dan tidak sungkan-sungkan menunjukkan tujuannya. "Saya hari ini datang untukmu dan panggil aku Bagus saja." Randika mengerutkan dahinya, berani-beraninya pria ini mengincar wanitanya? Pria ini benar-benar nyari mati! Inggrid tetap terlihat tenang, "Karena anak dari pemilik Perusahaan Gksi ingin bertemu denganku pasti ini mengenai urusan pekerjaan, mari kita bahas di kantorku." Selesai berbicara, Inggridngsung menuju lift. "Ah tunggu!" Bagus dengan cepat mencegat Inggrid dan mengatakan. "Untuk naik ke atas telu buang waktu dan aku tidak mau membuang waktu sedetik pun ketika bersamamu. Kita bicara di sini saja." Ketika para karyawan yang mendengar teriakan Bagus, mereka mi berdiskusi satu samain. "Wah, Ibu Inggrid dikejar-kejargi sama priain!" "Kali ini orangnya biasa aja gak sih? Lebih ganteng aku perasaan." "Bah! Hari ini sudah ngaca belum? Muka boleh ganteng, dompetmu bro yang kurang ganteng mashnya hahaha!" Di saat mereka bercanda, ada seseorang yang berbisik ke arah mereka. "Ssttt kau tidak tahu siapa orang itu?" "Kau memangnya tahu?" Dia mengangguk, "Aku dengar dia adh anak dari perusahaan Gksi. Dia terkenal suka berhura-hura setiap harinya. Dia benar-benar buaya darat. Dia bisa berbuat sesuka hatinya dengan dukungan finansial ayahnya!" Lalu orang itu menyuruh temannya mendekat. "Aku dengar kemarin dia memuaskan 4 perempuan Rusia sekaligus!" "Ha? Empat?" Orang yang mendengarnya benar-benar terkejut. "Bukankah wanita asing lebih susah dipuaskan daripada wanita lokal? Bisa-bisanya dia kuat memuaskan mereka sekaligus!" "Pantas saja kantong matanya gp sekali, dia pasti tidak tidur sama sekali kemarin. Tapi ku dilihat dari tubuhnya yang gemuk itu, dia pasti pakai obat kuat sehari-harinya!" Yangin pun tertawa mendengarnya dan semua sepakat satu hal. Orang itu akan diinjak-injak oleh pemimpin mereka. Lalu para karyawan yang senang bergosip ini segera kembali bekerja karena mereka merasa nasib pria itu sudah pasti apes. Inggrid yang mendengar teriakan Bagus itu sedikit marah tetapi karena pihakin merupakan anak dari perusahaan besar, dia tidak boleh menunjukkan ketidak sopanan. "Ku begitu, apa yang ingin Anda bicarakan?" Inggrid hanya menoleh dan tidak mendekat ke arah Bagus. Seketika itu juga, senyum nakal terpampang di wajah Bagus. Dia menatap lekat-lekat ke tubuh Inggrid yang bahenol itu. Inggrid memang terkenal sexy dan cantik, tapi dia tidak menyangka bahwa Inggrid jauh melebihi ekspektasinya. Bagus sudah tidak sabar mendengar rintihan kenikmatan Inggrid ketika dia menidurinya. "Ketika kita pertama kali bertemu, aku bersumpah dm hati akan membuatmu menjadi wanitaku." Baguslu tersenyum. "Hari ini kedatanganku adh untuk mengajak Anda bercengkrama denganku." Apa? Randika hanya menatap Bagus si pencuri nakal ini. Dia sedang berpikir bagaimana cara terbaik menghajar bajingan tengik ini. Apakah dengan tamparan sepatunya atau dia patahkan saja kakinya? Inggrid mengerti ekspresi Randika dan menyuruhnya untuk menahan diri. "Maafkan aku, hari ini aku sibuk dengan urusan kantor. Aku tidak mungkin bisa pergi bersamamu." Bagus mengerutkan dahinya, sh satu pengawalnya mengerti arti sinyal tersebut dan maju sambil mengatakan. "Ibu Inggrid, Anda lebih baik menuruti tuan muda atau Anda akan menyinggung perasaannya. Anda tidak akan ingin itu terjadi." "Bajingan, siapa menyuruhmu berkata seperti itu?" Bagus menampar pengawalnya itu tetapi dm hati dia merasa senang. Ketika dia kembali dia akan memberi bonus kepada pengawal pintarnya ini. Melihat sandiwara ini, Inggrid merasa mual dan jijik. "Maafkan aku, urusanku hari ini sangat penting dan membutuhkan kehadiranku. Apab Pak Bagus ingin bersenang-senang lebih baik Anda mencari orangin." Inggridlu menuju lift sekaligi dan sudah tidak peduli dengan Bagus. Tetapi, Inggrid kembali dicegat dan Bagus sudah berada di depannya dengan muka muram. Hatinya sudah terbakar oleh api. Tidak pernah ada orang yang pernah berani menknya. "Inggrid Elina, sepertinya kau tidak memahami situasimu." Baguslu berbisik padanya. "Perusahaanmu bagaikan semut, perusahaanku bisa menginjak-injakmu kapan saja." "Meskipun kami kecil di hadapanmu, perusahaan Cendrawasih tidak akan pernah tunduk pada siapapun!" Inggrid tidak bisa menerima ancaman tersembunyi dari Bagus. "Sekarang cepat keluar dari sini!" "Hahaha!" Bagus tertawa keras. "Belum pernah ada orang yang berani menkku, kau memang unik! Justru ini membuatku semakin ingin memilikimu. Turuti aku dan aku akan mengampuni kata-katamu barusan." Inggrid sudah naik pitam sampai tidak bisa berbicara. "Inggrid," Bagus berkata dengan nada mengancam. "Kau sebaiknya menurutiku atau besok perusahaanmu akan bangkrut." Ancamannya ini justru membuat Inggrid semakin membara. "Pikirkan jawabanmu baik-baik atau seluruh karyawanmu akan mati kparan." Bagus menunjukkan ekspresi tidak sabar mencicipi makanan lezat di depannya ini. Detik itu juga, Inggrid tertarik ke bkang oleh seseorang. Ternyata itu Randika yang akan memb dirinya, entah kenapa hal ini membuat hati Inggrid menjadi hangat. Randika mngkah maju dan berkata sambil tersenyum. "Memangnya siapa kamu sampai berani mengatakan perusahaan ini akan bangkrut besok?" Ketika Bagus melihat Randika yang maju, dia sama sekali tidak peduli. Dia hanya mendengus dingin, "Aku adh anak pertama dari Perusahaan Gksi!" "Ah! Berarti kau orang hebat ya!" Randika pura-pura terkejut, hal ini membuat Bagus semakin besar kep. Memangnya siapa yang tidak pernah mendengar kerajaan yang ayahnya bangun itu? "Aku hanya ada satu pertanyaan, maukah Anda menjawabnya?" "Hahaha lontarkan! Biarkan orang hebat ini menjawab pertanyaan orang awam sepertimu." Bagus berusaha terlihat dermawan di hadapan Inggrid. "Apa itu perusahaan Gksi?" Randika tampak bingung. Chapter 69: Perusahaan Galaksi (2) Chapter 69: Perusahaan Gksi (2) Ketika Bagus mendengar pertanyaan Randika itu, dia ikut bingung. Namun, ketika dia melihat wajah bodoh Randika dia semakin murka. Orang-orang yang melihat pertikaian mereka mi tertawa. Mereka yang sudah mengerti Randika seperti apa, seth insidennya dengan Andre, justru tertawa paling keras. Orang yang mengaku sebagai suami pemimpin mereka itu suka sekali membuat maluwannya terlebih dahulu sebelum menghajarnya, adegan ini semakin mi menarik! "Berani-beraninya kau menghinaku?" Bagus benar-benar malu. "Ku aku ingin, aku bahkan bisa membeli kota ini!" "Ah maksudku bukan begitu," Randika memasang muka kbakan. "Anda sh memahami pertanyaanku. Aku bertanya apa yang dkukan Perusahaan Gksi sehari-harinya karena aku ini hanya orang awam." Bagus kebingungan ketika melihat Randika, entah dia bodoh beneran atau dibuat-buat. Sandiwara Randika benar-benar sempurna, hal ini justru membuat Bagus semakin marah melihat muka bodohnya. "Kau tidak perlu tahu itu. Yang perlu kau tahu adh perusahaanku bisa dengan mudah menginjak-injak perusahaan Cendrawasih ini dm semm!" "Oh." Randika mengangguk, mukanya terlihat bingung sekaligi dan bertanya. "Ku begitu aku punya beberapa pertanyaangi." "Kenapa kau punya banyak pertanyaan?" Bagus sudah mi lh terhadap orang ini. Baguslu mengh napas, "Kau hanya perlu tahu bahwa Perusahaan Gksi suatu hari akan menjadi milikku." Randikalu mengatakan "Oh...." cukupma,lu dia menambahkan. "Tapi aku masih bingung, berarti perusahaan Gksi itu perusahaan besar yang dibesarkan oleh ayahmu bukan? Lalu kenapa kau yang menyombongkan diri?" Inggrid yang mendengarnya tertawa kecil dan sekarang Bagus mengerti bahwa pria di depannya itu hanya ingin mempermainkan dirinya. "Jika kau segitu inginnya mati, aku bisa pastikan mayatmu terapung di selokan besok." Butuh sekuat tenaga untuk Bagus tetap mempertahankan amarahnya tidak meledak. "Maksudmu kau ingin mengajakku berenang? Aku pandai berenang, mana mungkin aku bisa mati tenggm seperti itu?" "Cukup! Bunuh dia!" Bagus sudah tidak ingin terlibat lebihmagi dengan lelucon ini, dialu memerintahkan pengawalnya untuk menghajar Randika tanpa ampun. Kedua pengawal yang mengikuti Bagus berbadan besar dan kekar, namun hal ini tidak membuat takut Randika. Ketika mereka menerjang ke arahnya, dia hanya akan mdeninya dengan satu tangan. Hanya bermodalkan satu kaki yang menjulur, pengawal itu tersandung dan jatuh ke arah Randika. Lalu Randika mendorong wajahnya kentai hingga wajahnya terbenam. Pengawal kedua juga sama cepatnya khnya, bedanya Randika hanya menggunakan tinjunya untuk membuatnya tersungkur dintai. Hanya butuh 10 detik untuk membuat kedua pengawal berbadan besar tersebut untuk meringkuk kesakitan dintai. "Sepertinya pengawalmu itu tidak bisa membuatku menjadi mayat." Randika menatap tajam Bagus. Bagus hanya berdiri melongo. Para pengawalnya ini adh mantan pasukan khusus yang ditarik oleh ayahnya untuk melindunginya. Tetapi mereka berdua dengan mudah kh hanya dm hitungan detik? "Kau! Apa yang sudah kaukukan? Tidakkah kau tahu bahwa perbuatanmu ini th menyinggung perusahaan Gksi?" Meskipun terlihat mengancam, nyatanya Bagus terus mengambilngkah mundur. "Bukankah kau tadi mengatakan bahwa kau akan membunuhku?" Randika hanya tersenyum ke arah Bagus. "Aku benci jika diancam seperti itu, biasanya aku yang membunuh mereka duluan." Seth selesai berbicara, Randika melesat dengan cepat dan mencengkram erat tangan Bagus. "Ah!" Bagus merintih kesakitan. "Apa maksudmu ini? Aku adh pewaris perusahaan Gksi!" Bagus tidak punya pilihan sin menggertak dan berharap bahwa Randika akan mundur. "Hmmm? Mana ada pewaris perusahaan yang buruk rupa sepertimu?" Dm sekejap Randika menampar keras Bagus tepat di wajahnya. PLAK! "Kau!" Tamparan Randika sangat keras dan membuat pipinya bengkak. Takma kemudian, tamparan kedua terdengar. PLAK! Suara nyaring itu menyebar, para penonton terpana melihatnya. Pewaris perusahaan Gksi sedang dieksekusi di depan umum? PLAK! Randika benar-benar tidak peduli dengan tatapan orang-orang. Dia hanya menampar Bagus berkali-kali. Seth 5-7 kali tamparangi, Randika berhenti dan berbisik di telinga Bagus. "Aku hanya sedang memperbaiki wajahmu yang jelek itu." Randika benar-benar tidak menahan diri, muka Bagus sudah bagaikan balon. Randikalu menamparnyagi beberapa kali. Darah mi mengucur dari sudut mulut Bagus yang bengkak. "Tolong Hentikan" Bagus sudah tidak kuatgi. "Oh? Bukankah orang hebat biasanya th ditempa dari kecil? Bukankah pewaris suatu perusahaan besar seharusnya tidak terlihat menyedihkan?" PLAK! "Berani-beraninya kau menatap mesum Inggrid?" PLAK! "Berani-beraninya kau mengatakan bahwa akan menginjak-injak perusahaan yang dibangunnya!" PLAK! Seth tamparan penuh amarah itu, Bagus sudah nyaris pingsan. "Randika!" Inggridlu menarik Randika, dia tidak ingin Randika mkukan hal yang berlebihan. Bagaimanapun juga, orang itu tetap sh satu pentn dari Perusahaan Gksi. "Tolong Hentikan" Wajah balon Bagus sudah meskan air mata, dia belum pernah dipekukan seperti ini sma hidupnya. Melihat senyuman Randika, emosi Bagus sangah rumit. Campuran antara ketakutan dan kemarahan membuatnya melihat Randika sebagai jelmaan dari setan. "Baih ku begitu, demi menjalin hubungan baik denganmu aku akan memberimu sedikit wajah." Randikalu melepas Bagus. "Tetapi Aku masih punya beberapa pertanyaan, ku aku tidak puas dengannya maka aku tidak akan segan-segan melihatmu sebagai musuh." Ketika Bagus mendengarnya, dia sedikit menghembuskan napas lega. Paling-paling pertanyaan yang dilontarkan hanyh hal-hal remeh. "Tujuanmu bertemu dengan Inggrid hari ini apa?" Tanya Randika. Mendengar pertanyaan itu, Bagus sedikit ragu-ragu. Ketika dia melihat tatapan Randika, dia segera berkata dengan mantap. "Aku hanya ingin bercengkrama dengan Inggrid." PLAK! Randikalu bertanya kembali, "Jangan berani berbohong di depanku." Bagus sudah berurai air mata, dia benar-benar sudah tidak kuat. "Aku ingin meniduri Inggrid." PLAK! Wupun Randika sudah tahu tujuan orang ini dari awal, mendengarnyangsung masih membuatnya marah. Bagus hanya bisa menerima nasibnya. "Pertanyaan berikutnya, kenapa perusahaanmu menarget perusahaan ini?" Randika ingin membuat hati Inggrid menjadi lega. Apakah perusahaan Gksi benar-benar ingin bersaing ataukan membunuh perusahaan Cendrawasih? "Aku tidak tahu." Jawaban Bagus terlihat setengah-setengah jadi dua tamparan menghampirinyagi. Melihat ekspresi Randika yang menunjukan tidak akan berhenti sebelum dia menjawabnya dengan benar, Bagusngsung mengatakan. "Perusahaanku ingin menggulingkan perusahaan Cendrawasih." Randikalu mendengus dingin, "Terus apakah kau akan membiarkan itu terjadi?" "Tidak, tidak akan kubiarkan." Bagus sudah gemetar ketakutan. "Cukup Randika." Inggrid sudah mendapatkan jawabannya dan dia dengan cepat menghentikan Randika. "Kau dengar itu? Sana pergh sebelum kubunuh kau." Kata Randika dengan santai. Mendengar hal ini, Bagusngsungri menuju mobilnya tanpa mempedulikan kedua pengawalnya yang masih berbaring dintai. "Kau benar-benar tidak takut akan apa pun." Inggrid menggeleng-gelengkan kepnya. "Demi istriku tercinta,ngit pun akan kwan b perlu." Inggrid yang mendengarnya tersipu malu. Chapter 70: Serangan Balasan Chapter 70: Serangan Bsan Seth memberi pjaran pada Bagus, Randikangsung menuju ruangannya. Tentu saja, Randika tidak peduli efek apa yang akan timbul dari kejadian barusan. Baginya Bagus adh sebuah batu kerikil, buat apa dirinya mempedulikan hal kecil seperti itu? Kejadian dintai 1 tadi sudah menyebar di seluruh perusahaan. Semua orang takjub bahwa suami dari pemimpin mereka tidak menciut di hadapan perusahaan besar seperti perusahaan Gksi. Hal seperti inh yang membuat mereka semakin bersemangat bekerja. Namun pada siang hari, mereka semua terkejut dengan pemandangan di depan gedung mereka. Puluhan orang berjas hitam dengan kacamata hitam sedang berbaris rapi di depan gedung. Mereka seperti para FBI yang siap menangkap buronan internasional. "Hei ada apa ini!" Semua orang penasaran dengan kehadiran para orang berjas hitam tersebut. "Hush jangan lihat! Nanti kau terlibat mash!" Dengan cepat temannya mengajak pergi dari gedung dan makan di luar. Para petugas keamanan sudah bersiaga sejak tadi. Sma orang-orang tersebut bergerak, mereka akan menelepon polisi. Keamanan dari perusahaan Cendrawasih tidak telu bagus ditambahgi mereka tidak punya senjata jadi pilihan terbaik adh memanggil polisi untuk situasi berbahaya seperti ini. Bagus, yang berdiri di paling bkang, menatap gedung di hadapannya dengan tatapan penuh amarah. Mukanya masih bengkak parah. "Jika aku tidak bisa membuat orang itu mati, smanya penghinaan ini tidak akan pernah hng." Hanya dengan satu sapuan tangan dari Bagus, semua orang berbaju hitam itu segera bergerak menuju lobi gedung. Melihat barisan orang itu maju, para petugas keamanan segera mencegat. "Apa yang hendak kaliankukan! Berhenti atau kami akan memanggil polisi!" Para pengawal Bagus ini tidak mempedulikannya dan masuk begitu saja. Para petugas keamanan ini tidak bisa mencegah mereka, lebih tepatnya mereka semua ketakutan. Satu menit sebelum mereka masuk, seorang resepsionis mencegat seorang pria tinggi besar dan gemuk yang hendak menuju lift. "Maaf, Anda tidak bisa masuk." "Kenapa aku tidak boleh masuk?" Wajah Indra terlihat bingung. "Aku hanya ingin bertemu dengan kakak seperguruanku." "Siapa nama dari kakakmu itu?" Perempuan itu tidak bisa memahami perkataan pria gemuk ini. Ini adh gedung perusahaan Cendrawasih, bukan tempattihan ilmu b diri. "Oh!" Indra menggaruk-garuk kepnya. "Ku tidak sh, panggnnya adh kak Randika di kota ini." "Pak, kami tidak bisa mengijinkan bapak lewat ku san kehadiran bapak tidak js." Resepsionis perempuan itu masih menggeleng-geleng melihat wajah bodoh Indra. Namun di saat ini, Bagus dan para pengawalnya sedang berjn menuju dirinya. Aura membunuh yang pekat dan orang-orang yang terlihat sangar itu membuat si resepsionis ketakutan. Pada saat ini, kebetn Randika ingin keluar mencari rujak. Ketika dia sampai di lobi, dia melihat Bagus dan teman-temannya sedang berjn menuju lift dan seorang pria gemuk sedang berdiri di resepsionis. Kenapa ada Indra di sini? Randika berdiri terbeku di tempat, Bagus dengan cepat menyadari kehadiran Randika dan menunjuknya sambil berteriak, "Itu dia!" Dm sekejap, seluruh pengawal Bagus menerjang ke arah Randika. Tidak peduli siapa orang itu, bagi pewaris perusahaan Gksi tidak akan ada orang yang smat seth membuat dirinya malu! Bagus menggertakan giginya. Sekarang dia membawa begitu banyak orang, kita lihat seberapa besar keberaniannya. Di saat ini juga, Indra th melihat kehadiran Randika dan beri ke arahnya sambil tersenyum. "Kakak seperguruan!" Ketika dia beri, seluruh gedung seakan bergetar. Tidak peduli seberapambat Indra, dia masih lebih cepat daripada para pengawal Bagus. Dm sekejap dia sudah berada di hadapan Randika dan memeluknya. "Kakak seperguruan!" Randika yang myang tidak bisa berkata-kata. "Bukankah harusnya kau memanggilku kak Randika?" "Tapi aku merasa kakak seperguruan lebih enak didengar." Kata Indra sambil tersenyum dan meletakkan Randika. Pada saat ini para pengawal sudah hampir sampai dan semua pegawai yang ada di lobi sudah bersembunyi. "Minggir dulu sebentar, orang-orang itu mau menghajarku. Biarkan kakakmu ini menghajar mereka dulu." Melihat sh satu musuhnya sudah berada tepat di bkang Indra, Randika memancarkan aura membunuhnya. Dia sudah memberikan muka kepada Bagus dan dia mh menghampirinya, jangan shkan jika kau mati! "Ada orang yang berani menghajar kakak?" Indra segera membeku di tempat. "Kak, aku akan membantumu." "Baik! Itu ada satu di bkangmu." Randikangsung memasang kuda-kuda menyerang. Bagus, dari jauh, berteriak kencang. "Hei bocah gemuk! Minggir!" Ketika Indra menoleh, dia melihat seorang pengawal sudah mengayunkan tongkat logamnya. Dm sekejap, Indra menahan pergngan tangannya dan mengangkat seluruh tubuhnya. Orang tersebut terkejut, bisa-bisanya dia diangkat dengan mudah oleh orang gemuk itu? Lalu dm sekejap, badannya terlempar ke arah kerumunan. DUAK! Sekitar 5 orang tersungkur karena temannya itu. Namun, seorang pengawal berhasil memukul Indra tepat di perutnya. Yang mengejutkannya adh ketika puknnya mendarat, sebagian perut Indra terbenam dan dm sekejapngsung memantul kembali seperti sem. Orang tersebutngsung terpental kuat dan menabrak sh satu temannya. Puluhan pengawal melihat beberapa temannya sudah terkapar dan berhenti sejenak. Bagi mereka siapapun yang menghngi tujuannya merupakan musuh, oleh karena itu mereka juga menerjang ke arah Indra. Indra juga tidak tinggal diam, dia sekarang ikut menerjang ke arah para manusia berbaju hitam tersebut. Bagaikan banteng yang menyerbu, tidak ada orang yang bisa menahan terjangan Indra. Terlebihgi, daging Indra sangat tebal yang membuatnya tidak takut apa pun saat dia menerjang ke arah kerumunan tersebut. Para pegawai Cendrawasih takjub melihatnya. Mereka semua melihat bahwa orang-orang kekar tersebut myang dengan mudahnya, benar-benar sebuah pemandangan menakjubkan. Ketika Indra myangkan pukn, seorang pasti terbenam dintai ataupun myang jauh. Sedangkan taktikutan manusia musuh sangat tidak efektif. Setiap pukn mereka tidak berpengaruh sama sekali mh justru mereka terpental karena dorongan tenaga dm Indra. "Buset, orang gemuk itu ganas sekali!" Semua orang terkagum melihat Indra yang begitu kuat. Apakah dia manusia? Si resepsionis justru yang paling terkejut melihatnya, mulutnya yang menganga bisa muat sebuah semangka. Orang gemuk itu ternyata seorang ahli b diri? Dia benar-benar tidak menyangka. Bagus yang berdiri di paling bkang juga terlihat pucat. Siapa orang gemuk itu yang menghajar pengawalnya? Ketika orang terakhir berhasil dihajarnya, seluruh ruangan menjadi sunyi. Yang terdengar sekarang adh erangan kesakitan para pengawal yang tersungkur dintai. Semua menatap Indra dengan terkagum-kagum dan tidak menyangka orang segemuk itu bisa menghajar puluhan orang tanpa berkeringat! "Kenapa kalian semua menatapku?" Wajah Indra masih terlihat polos dan bodoh. Dia menoleh ke sekelilingnya dan merasa resah ketika semua memperhatikan dirinya. "Luar biasa!" Seseorang mi bertepuk tangan dan semuanya juga mengikutinya. Dm sekejap semua pegawai Cendrawasih bersorak dan bertepuk tangan sekaligus menghampiri Indra. Indra tersipu malu, dia hanya bisa menikmati momen ini sambil menggaruk kepnya. Dialu berkata sambil menahan malunya. "Kalian telu berlebihan memujiku, kakak seperguruanku jauh lebih kuat dariku." "Hahaha siapa memangnya kakak seperguruanmu itu?" Suasana sukacita masih memenuhi lobi gedung ini. Indra hanya menoleh dan menunjuk ke arah Randika sambil tersenyum. "Kakak seperguranku adh kak Randika." Dm sekejap, semua pegawai melihat ke arah Randika. Ha? Semua orang terkejut sekaligi. Orang gemuk ini saja sudah kuat seperti Dewa, suami Ibu Inggrid ini ternyata justru lebih kuatgi? Orang-orang yang sudah pernah melihat aksi Randika mi menganggukan kepnya. Mereka sudah tahu bahwa Randika memang bukan orang sembarangan tetapi mereka tidak tahu seberapa kuat aslinya Randika. Namun seth pria gemuk ini mengatakan bahwa Randika jauh lebih kuat darinya, seberapa mengerikannya suami pimpinan mereka itu? Namun, ekspresi para ahli parfum terlihat biasa saja. Sebelumnya mereka th melihat dengan mata kep mereka sendiri bahwa Randika th melompat darintai 5 dan masih bisa beri dengan cepat. Mereka sudah menganggap Randika bukan manusia biasa. Melihat tatapan kagum dan penasaran orang-orang, Randika sedikit tertawa puas di hatinya. Indra memang anak baik, dia tidak melupakan untuk mengagungkan kakak seperguruannya ketika dia sedang dipuji. Perhatian semacam ini tidak buruk, bohong ku Randika tidak menikmati perasaan ini. Randikalu berjn sambil bertepuk tangan, "Hei Indra, aku tidak ingin menjadi pusat perhatian. Seharusnya kau merahasiakan fakta itu." Oh?" Indra tidak mengerti mash rumit seperti itu dan hanya mengangguk. Bagus yang berdiri diam masih tidak dapat percaya dengan semua ini. Randikalu menatap Bagus yang tidak jauh darinya. Bagus juga mendengar perkataan Indra barusan, seberapa kuat memangnya pria yang menghajarnya sampai babak belur itu? Sekarang, ketika tatapan Randika jatuh di matanya, Bagus tidak bisa berhenti bergetar. Dia segera berputar dan ingin mrikan diri secepatnya. "Berhenti!" Randika tiba-tiba berteriak keras. Hal ini membuat Bagus yang sudah mngkahkan kakinya berhenti dan dia sudah menangis dm hati. Berjn melewati banyak orang yang meringkuk kesakitan dintai, Randika sampai di bkang Bagus dan berkata dengan nada datar. "Apakah aku menyuruhmu untuk pergi?" "Ti dak " Bagus sudah tidak bisa berhenti gemetar. Jika dia tahu bahwa pria yang sedang dihadapinya sekuat ini, dia lebih baik bermain-main dengan perempuan Rusia yang dia bayar kemarin. Para pengawal elitnya saja tidak bertahan 5 menit mwan pria gemuk itu, apab mereka mwan Randika apakah akan jauh lebih cepatgi? Kemungkinan tersebut terus memenuhi benak Bagus, apakah hari ini dia akan mati? "Hadap ke aku." Kata Randika dengan santai. "Semut sepertimu tidak pantas berdiri dan membkangiku." DUAK! Bagus dengan cepat berlutut dan berurai air mata. "Tolong jangan bunuh aku! Masih ada cewek cantikinnya yang sedang menungguku di luar sana, tolong ampuni aku!" Melihat Bagus yang menangis itu, semua orang terkejut. Dia berani menerobos masuk ke sini dengan membawa pasukan dan sekarang dia meminta ampun atas nyawanya. Sehat? Para perempuan yang mendengarnya ingin segera meludahinya, orang ini benar-benar mesum. Randika juga jijik ketika mendengarnya. Rasanya pewaris dari Perusahaan Gksi ini memiliki IQ yang rendah. "Berdiri." Randika mi lh mdeni orang ini. Bagus ragu-ragu awalnya namun ketika melihat tatapan tajam Randika diangsung berdiri. "Tolong jangan bunuh aku." Ketika mereka sudah berhadap-hadapan, Randikalu merogoh-rogoh sakunya sambil mengatakan. "Jangan khawatir, aku tidak akan membunuhmu. Aku hanya akan memberimu pjaran supaya tidak akan mengganggukugi." "Aku tidak berani!" Bagus dengan cepat membantahnya,wannya ini bagaikan setan jadi mana berani dia mendatanginyagi. "Itu perkataanmu tadi pagi tuan pewaris dari perusahaan Gksi." Selesai mengatakannya, dia menusukkan jarum akupunturnya ke daerah dada Bagus. Jarum tersebutngsung menyebarkan tenaga dm Randika yang ada di dmnya. "Kau! Apa yang kaukukan!" Bagus ketakutan, apakah ini momen terakhirnya? "Jangan khawatir, kau tidak akan mati." Randika berkata dengan santai. "Hanya saja dm sebn ini kau akan merasakan sensasi tersengat ini beberapa kali dm sehari." Ketika dua jarumgi tertusuk di dada Bagus, dm sekejap dia merasakan sensasi tergigit semut merah di seluruh tubuhnya. Dm sekejap dia berguling-guling kesakitan. "AHHH!!" Randikalu mengangkat tubuh Bagus dan berbisik di telinganya. "Situasi ini akan bengsung sma sebn, jika aku tahu ku kamu ataupun anak buahmu menggangguku, maka siksaan ini akan bengsung smanya." Bagus yang masih kesakitan mengangguk dengan cepat. Ketika dia dilepas oleh Randika, dia dengan cepat beri keluar dari gedung. Hari ini benar-benar mimpi buruk baginya. Dia merasa bahwa ketika dirinya bertemu Randika di masa depan nanti, lebih baik dia bersembunyi saja. "Kenapa kau bisa tahu tempat ini?" Randika menghampiri Indra dan membawanya keluar dari gedung. Dia tidak menyangka Indra bisa mcak keberadaannya. "Aku sendiri tidak mengerti. Aku hanya mcak tenaga dmmu saja kak. Ah aku ingat! Aku ingin bertanya sesuatu tentang perkembangan jurusku kak. Jadi aku memutuskan untuk mencarimu." Indra berusaha menjskannya sederhana mungkin. Tenaga dm? Randikalu menampar dahinya. Dia menggunakan teknik ini untuk mcak keberadaan Brian, berarti Indra juga bisa mcak dirinya dengan cara yang sama. Dengan begini, kedua murid seperguruan ini bisa mcak keberadaan satu samain. "Apakah cuma karena itu saja kau ingin menemuiku?" Randika masih tidak habis pikir. "Ah iya!" Indra teringat akan mash terbesarnya. "Akupar kak, aku sudah tidak punya uang." Mendengar hal itu Randikangsung menampar dahinyagi. Sepertinya Indra th dibohongi oleh seseorang dan menyerahkan semua uangnya ketika dia pergi makan untuk pertama kalinya. Kehidupan kota memang kejam! Chapter 71: Bersantai di Rumah Chapter 71: Bersantai di Rumah Seth mengantar kembali Indra ke rumah kontrakannya dan memberikannya sejuh uang, Randika kembali ke rumahnya. Di rumah, dia bertemu dengan Hannah yang sedang menonton TV. Ketika dia mendekat, Hannah tidak menyadari keberadaannya karena benar-benar terpaku dengan film yang dia tonton. Hari ini Hannah tidak berpakaian sexy seperti biasanya. Namun, Randika tetap melirik ke arahnya. Rambut yang tidak diikat, baju putih biasa yang menonjol, hot pants yang menonjolkan paha dan kakinya yang mulus tetap membuat Hannah terlihat sexy. Belumgi aroma sabun yang memancar darinya mengingatkannya pada Inggrid yang baru selesai mandi. Mungkinkah Inggrid saat masih kecil persis seperti adiknya? Randikalu duduk pehanhan di samping Hannah dan mengangetkannya. "Eh! Kak kurang ajar sekali kamu! Kaget tahu aku,in kali kasih sm gitu ku sudah png." Hannahngsung mengomel tanpa henti namun, diangsung terpaku kembali ke TV kembali. "Kau telu terobsesi sama drama Amerika itu." Randika mengh napas. "Aku sendiri kurang paham kenapa orang-orang suka melihat drama seperti itu." "Ha? Kakak kan belum pernah melihatnya, jangan menghakimi gitu dong." Hannahlu menyadari sesuatu dan menoleh. "Jangan-jangan kakak cemburu ya?" "Cemburu?" Randika kebingungan. "Buat apa aku cemburu?" Hannahngsung memasang wajah mengerti segnya. "Kau cemburu karena semua lki di drama Amerika lebih tampan darimu, lebih pintar darimu dan cewek-cewek mereka juga cantik-cantik. Aku mengerti perasaanmu kok kak, aku sangat mengerti!" Apakah kali ini kakak iparnya akan meledak karena kejahnnya? "Kamu sh paham." Randika berkata sambil tersenyum. "Lihat betapa putihnya mereka, js mereka kurangtihan sepertiku. Apakah mereka sekuat kakak iparmu ini? Jangan repot-repot bersandiwara, kau tahu bahwa perkataanku benar. Ku mwan mereka, aku bisa menghajar mereka 1000 orang sekaligus!" Randika tertawa dan Hannah hanya bisa mengangguk. Kejadian di rumah sakit sebelumnya benar-benar melekat di benak Hannah. "Apanya yang kuat, aku dorong sedikit saja sudahngsung muntah darah!" Hannah tidak mau tunduk. "Hei kau menggangguku saat aku butuh konsentrasi penuh, gara-gara kamu aku hampir mati!" Randikalu menjewer adiknya itu. "Ah iya, iya, ampun kak!" Hannah menyesali perbuatannya. Sial benar, kakak iparnya ini sudah menemukan jurus ampuh untuk mwan dirinya! "Sudah jangan membahas hal itugi," Randikalu berdeham. "Pertanyaanku snjutnya, memangnya aku tampak sebodoh itu daripada mereka?" Hannah tersenyum dan memeletkan lidahnya. "Iya kakak itu bodoh dan miskin." Randika mau marah tidak bisa karena memang itu kenyataannya, tapi semua itu berubah ketika Inggrid hadir di hidupnya. "Hahaha kau sh anak muda!" Randika menggelengkan kepnya. "Pertama, sikap rendah diri itu adh kunci jadi aku tidak akan mengumbar kepintaranku begitu saja. Dan kedua, aku sudah menikah dengan kakakmu, bagaimana mungkin aku miskin?" "Hush!" Hannah sedikit marah ketika mendengarnya. "Bisa-bisanya kakakku itu menikahimu, aku rasa dia butuh kacamata baru." "Ku bukan aku kakak iparmu, saat kita di gunung itu kau bisa-bisa tertembak gara-gara hobi liarmu itu. Syukuri saja." Randika memberi fakta yang tidak bisa terbantahkan. "Hmmm" Hannah tidak bisa membantah dan mengh napas. "Sin kakakku, pernahkah wanita cantikinnya mendekatimu?" Randikalu menatap Hannah dan berkata dengan nada kecewa. "Sejauh ini belum ada, karena yang didekatku sekarang wajahnya masih kekanak-kanakan dan tidak cantik." Hannahngsung tersinggung. Bajingan, dia mengatakan aku itu jelek? "Ketika aku bersamamu, aku slu mendapatkan mash." Randika mengh napas. "Ku aku terluka begitu banyak, js kakakmu hanyh satu-satunya yang akan mewarnai hidupku." "Hahaha kakak benar juga." Seth dipikir-pikir perkataan Randika ada benarnya juga. Setiap dirinya berduaan dengan Randika, slu ada mash yang berbahaya. "Lagip, para aktor itu semua bukan tandinganku sama sekali. Sedikit berjemur di matahari saja mungkin mereka sudah mengomel!" Hannahlu tertawa dan meliriknya. "Memangnya kakak sendiri sekuat apa?" Ketika mendengarnya, Randika tertawa nakal dan menemukan kesempatan menyerang balik adiknya. "Apakah kamu tidak pernah melihat kakakmu ketika bangun? Bukankah dia sering mengeluh kurang tidur dan pinggangnya capek? Kurasa 10 ronde semm membuatnya kecapekan meskipun tiap mm dia terlihat puas sekali seth kita selesai mkukannya." Ha? Apa hubungannya kakaknya dengan seberapa kuat Randika? Ketika Hannah mendengar ''10 ronde'' barh dia mengerti artinya. Dm sekejap dia tersipu malu. Dasar lki mesum! Bisa-bisanya dia mengumbar hubungan suami-istri kakaknya itu? Hannah ingin marah dan memukulnya tetapi mengingat betapa kuatnya Randika membuat dirinya mengurungkan niatnya. Seth menenangkan diri, Hannah hanya menatap Randika dan berkata dengan nada dingin. "Kak Kau benar-benar mesum" Randika justru tersenyum dan tersipu malu. "Ah bisa saja kamu. Ku aku tidak hebat seperti itu di ranjang, mana mungkin kakakmu mau sama aku?" Karena Inggrid tidak ada di sini, Randika bisa bebas menggoda adik iparnya ini. "Kak!" Hannah tidak tahan dengan lelucon mesum kakak iparnya itu. Hannahlu memalingkan wajahnya dan menonton kembali TV. "Setidaknya para aktor ini tidak semesum dirimu." "Ha? Kau ini bodoh apa polos?" Randika mengh napasnya. "Bukankah mereka juga makan dan minum seperti kita? Urusan seksual juga sama, itu kebutuhan dari seorang pria. Aku rasa mereka juga mesum dan tidur dengan banyak wanita. Kecuali ku mereka bukan pria, itu baruin cerita." Kali ini Hannah terdiam, kenapa pria ini slu tidak mau kh? "Apagi kekurangan mereka?" Hannahlu menoleh ke Randika dan mematikan TV, dia sudah kehngan minatnya untuk menonton. Randika tertawa ketika melihat reaksi adik iparnya ini. Apakah dirinya telu kelewatan ataukah adiknya ini memang setuju dengannya? Pada saat ini, tiba-tiba handphone Hannah berbunyi. Hannahlu melihat siapakah yang meneleponnya. "Halo Mon, ada apa?" Hannah melihat bahwa itu adh Monika teman kuliahnya, dia sangat senang temannya itu menymatkan dirinya. "Han! Tolong aku!" Suara Monika terdengar ketakutan. Randika, yang ada di samping Hannah, memakai pendengaran supernya dan bisa mendengar percakapan mereka dengan baik. "Eh? Kenapa kamu Mon?" Hannahngsung panik. "Tolong cepat datang ke Hotel Mawar kamar 779, aku mohon cepah!" Kata Monika sambil menangis. "Tunggu aku Mon! Aku akan datang secepatnya!" Hannah tidak bisa mendengar suara Monikagi. Hannahlu menahan air matanya dan segera pergi ke kamarnya untuk ganti pakaian. Dia akan pergi untuk menymatkan teman baiknya itu. Ketika Hannah sudah selesai berganti pakaian, Randika sudah menunggunya tepat di luar pintu kamarnya. "Mau apa kamu? Mau meniru pawan di komik?" Randika mengerutkan dahinya. Hannah tidak ingin mengomentarinya dan hanya berjn melewatinya, dia tidak punya waktu untuk berurusan dengan Randika. Randika sebagai kakak iparnya js merasa khawatir terhadap adik iparnya ini, tetapi dia bangga bahwa Hannah sangat peduli dan berani menymatkan temannya tanpa berpikir panjang. Chapter 72: Hotel Mawar (1) Chapter 72: Hotel Mawar (1) Hotel Mawar adh sh satu hotel bintang 5 yang terkenal sebagai hotel tempat mereka bermain dengan simpanan bagi orang kaya. Fasilitas dan kerahasiaan identitas yang diberikan hotel ini membuat para orang kaya tidak perlu khawatir akan terjadinya penggerebekan. Kamar 779 Seorang pria paruh baya menatap dingin ke arah toilet yang terkunci rapat itu. Suasana hatinya sedang tidak bagus. Perempuan itu benar-benar teluma di toilet, seharusnya dia tidak membiarkannya menggunakan toilet. Namun pada saat ini, terdengar suara air mengalir dan wajah pria itu kembali hidup. Ketika pintu itu terbuka, sesosok wanita cantik keluar dan terlihat ketakutan. Monika berharap Hannah segera menymatkannya. Melihat pria itu sudah setengah tnjang, Monika semakin takut. "Mon, apakah kau sakit perut?" Pria itu segera menghampiri Monika, senyumannya terlihat nakal. "Tidak, tidak." Monika menggelengkan kepnya dengan cepat. Di bar sebelumnya, pria ini memberinya minum alkohol sebanyak 2 botol. Ketika dia sudah mi sadar, ternyata dia sudah berada di hotel ini bersama pria ini. Menyadari situasinya, dia pura-pura mual danri ke dm toilet di mana dia menelepon Hannah dengan panik. Untungnya, ketika dia digotong ke hotel ini, dia melihat nomor kamarnya. Ku tidak, mungkin riwayatnya sudah tamat dan tubuhnya sudah ternoda. Hannah, aku mohon cepah datang... Satu-satunya harapan adh Hannah teman baiknya itu. "Ku begitu, ayo kita ke tempat tidur." Pria itu memeluk Monika sambil mengendus lehernya, berusaha membawanya ke ranjang. Monika sedikit mwan tetapi karena dirinya masih setengah mabuk, tenaganya tidak banyak. "Lepaskan aku!" Kata Monika sambil memberontak. "Hahaha Monika kau ini lucu sekali. Bukankah kau yang mengundangku kemari?" Pria itu semakin memeluk Monika semakin erat dan mi menjti mangsanya itu. Kelembutan dan aroma wanita muda di pelukannya ini membuat dirinya semakin terangsang. Perempuan muda memang menawan dan terlihat masih polos, pria ini suka dengan sifat memberontak yang dimiliki perempuan muda ini. "Mm ini, tubuhmu adh milikku." Pria itulu melempar Monika ke ranjang sambil melepaskan pakaiannya. Monika yang hanya memakai atasan itu berusaha melepaskan diri. Namun semua usahanya sia-sia, pria itu menahan kedua tangannya dan sudah menym di tubuh Monika yang masih belum matang ini. Tangannya meraba-raba dadanya sambil berusaha melepaskan semua pakaian Monika hingga tnjang. "Tidak! Aku tidak mau!" Monika hanya bisa berkata tidak sambil menangis, dia sama sekali tidak bisa mwan. "Mon, tidak usah khawatir. Aku akan mengajarkanmu arti dari kebahagiaan." Mata pria ini semakin membara. Monika sungguh cantik dan menawan, dia harus mencicipi tubuh ini! Monika merasa dirinya th tamat. Pakaian yang tersisa hanyh beha dana dmnya saja. Pria itu kemudian menatap dan mengagumi tubuh Monika terlebih dahululu menghirup leher putihnya itu. "Tidak ada yang bisa menghkan bau perempuan muda!" Pria itu benar-benar puas. "Sekarang kita lihat bagaimana pemandangan indah yang ada di balik beha itu." Kemudian tanpa menungguma, dia berusaha melepaskan pengait beha milik Monika. "Tidak! Kau bau!" Monika berusaha mwan. Pria itu terkejut ketika mendengarnya, kemudian dia tertawa. "Hahaha ku begitu aku akan mandi dulu. Mon, tunggh di sini dan menjadi anak yang baik." Kemudian pria itu memasuki kamar mandi dan mandi sambil bersiul. Dia sudahma tidak mencicipi tubuh seorang gadis muda jadi dia harus memastikan semuanya berjn dengan sempurna. Bagaimana mungkin orang mencicipi buah terbaik dengan kondisi terburuknya? Jika dia ingin mkukannya, dia harus berada dm kondisi terbaiknya! Melihat pria itu pergi, Monika berusaha memakai bajunya dan beri menuju pintu. Meskipun pemandangannya sedikit kabur dan kakinya gemetar tanpa henti, setidaknya dia bisa berjn sambil bersandar di tembok. Ketika dia berhasil keluar, Monika segera mencari jn keluar ataupun seseorang. Namun, pria tersebut mandi dengan cepat. Hanya butuh semenit untuk dirinya selesai. "Beruang kecilku aku datang!" Meskipun wajahnya masih berminyak, pria ini sudah merasa segar dan tersenyum lebar. Ketika dia siap mencicipi hidangannya, dia terkejut ketika melihat Monika tidak ada di kamar. Sin, ke mana perempuan itu pergi?! Pria itu segera beri keluar kamar dan mengetahui bahwa Monika baru saja berbelok ke kiri. Monika segera tersusul dan tertangkap. "Mauri ke mana kau?" Pria itu segera menjambak dan menyeret Monika kembali ke kamarnya. "Ah! Sakit, hentikan!" Monika kesakitan ketika rambutnya dan badannya diseret oleh pria itu. Untuk menghindari yang tidak-tidak, Monika segera dia gendong. "Lepaskan aku!" Monika mi menangis. "Lepaskan kamu?" Pria itu hanya tertawa. "Kau tidak akan lepas dariku, mm ini kau ada untuk myaniku." "Jadh wanitaku dan aku tidak akan menyebarkan foto bugilmu di sekhmu nanti." Kata pria itu dengan nada dingin. Monika benar-benar tidak berdaya. Bagaimana bisa ada orang tidak tahu diri seperti ini? Ketika sampai di kamar, Monikangsung dilempar ke kasur dan pria itungsung membuka jubah mandinya. Dia hanya memakaia dm saja dan segera memeluk Monika. "Tolong Lepaskan aku" Monika menangis kembali, dia tidak mau hidupnya berakhir hari ini. Pria tersebut hanya menatap Monika dan menamparnya, dialu tersenyum. "Sudah cukup menangisnya, kau ingin kubuat pingsan?" Pria tersebut kemudian menanggalkan baju Monika, tetapi karena Monika terus memberontak akhirnya dia merobek baju tersebut. Seth terobek dengan sempurna, sepasang gunung menyambut dirinya. Dia mengangguk puas dan menghirup di lembah gunung itu. "Hmmm harum sekali." Pria itu kemudian meraba-raba dadanya Monika sambil mengulurkan tangannya ke bawah. "Tidak Aku tidak mau" Monika kembali menangis, dia berharap tadi menuruti kata orang tuanya dan tinggal di rumah. Pria itu tidak peduli dan kembali memainkan bagian atas dan bawah Monika. Dia merasa tubuhnya sudah tidak kuatgi dan mi menurunkana dmnya. Pria itu menatap Monika dan melihat wajahnya yang penuh air mata. "Tolong lepaskan aku." Monika berusaha mwan dan pria itu kembali menamparnya. "Diam atau akan kurekam kamu! Aku akan pastikan video itu tersebar dan aku sendiri akan mengirimkannya ke orang tuamu agar mereka bisa melihat dirimu yang menyedihkan ini!" Hal ini membuat Monika ketakutan dan terdiam, dia masih menangis kecil. Melihat Monika yang sudah pasrah dan terdiam, dia kemudian ingin melepasa dm milik Monika dan memi permainan sesungguhnya. Namun, tiba-tiba pintu kamarnya digedor. "Siapa?" Pikirnya. Pria itu mengerutkan dahinya dan memakai jubahnya. Siapa yang berani mengganggunya menikmati makan mmnya ini? Dialu menghampiri pintu. Pintunya terus digedor tanpa henti, hal ini membuat dirinya semakin marah. Dia tidak sabar memaki siapapun yang ada di balik pintu tersebut. Chapter 73: Hotel Mawar (2) Chapter 73: Hotel Mawar (2) Tapi ketika pria itu membuka sedikit pintunya untuk mengintip, pintunya tiba-tiba terdorong dengan kuat! Seketika itu juga, pintu terbuka lebar dan pria ini terjepit di balik pintu gara-garanya. "Aku kan sudah bng lebih baik dobrak saja daripada menggedor begitu." Randika hanya tersenyum ke arah Hannah. Hannah yang panik segera menerjang masuk dan mencari sahabatnya. "Monika!" Hannah segera melihat Monika yang penuh air mata dengan pakaian dmnya saja di atas kasur. Dialu mengambil sebuah jubah dan menutupinya sambil memeluk erat sahabatnya itu. "Tenanh, aku sudah di sini." "Hannah!" Monika menangis semakin keras, dia merasa lega temannya berhasil menymatkannya. "Sudah, sudah." Hannah sedikit meskan air mata sambil mengelus kep Monika. Di sisiin, Randika sedang memeriksa sekelilingnya. Mana orang yang bertanggung jawab atas perbuatan hina ini? Seketika itu juga, dari balik pintu terdengar orang menangis. Randikalu menyadari ada kaki yang mencuat dari balik pintu dan ternyata ada orang di baliknya. "Siapa kalian?" Pria tersebut marah-marah pada Randika. "Berani-beraninya kalian menerjang masuk tanpa ijin! Akan kubuat kalian masuk penjara!" "Aku sadar akan perbuatanku ini." Randika hanya menggelengkan kepnya. "Baguh ku begitu, aku ingin kalian segera keluar!" Pria itu mengusir Randika dan Hannah, dialu mencengkram tangan Monika dan berkata dengan nada dingin. "Kau ikut denganku!" "Bajingan rendahan!" Hannahngsung menampar pria tersebut. Pria itu sudah hendak memukul Hannah karena sudah merusak mm indahnya ini. Tiba-tiba, suara kamera handphone terdengar dan ketika dia menoleh, dia tertampar sekaligi. "Kau!" Pria itu terkejut, bisa-bisanya pria itu masih berani mwannya juga? Namun, Randika menamparnya sekaligi. "Hei pak tua, sepertinya kau tidak sadar akan situasimu saat ini." Ketika pria tersebut hendak menjawab, Randika menamparnya sekaligi. Dialu berkata dengan dingin. "Apakah aku menyuruhmu untuk menjawab?" Beda dengan tamparan para perempuan itu, tamparan Randika sangat keras dan menyakitkan. Ketika dia berusaha menghindar, tamparan Randika masih tetap akurat mendarat di wajahnya. "Apakah anjing sepertimu pantas menatapku seperti itu?" Wajah Randika mi terlihat bengis. "Kau membuat mabuk perempuan yang masih muda dan membawanya ke hotel, kau adh sampah dari sampah." "Apakah kau punya bukti?" Pria tersebut sudah siap dengan pertanyaan seperti itu. "Apakah kau punya bukti bahwa aku memaksanya? Dia sudah 18 tahun dan kita sama-sama menginginkannya!" Tanpa berbicara, Randika menendangnya keras. Pria tersebut segera menatap tembok dan mengerang kesakitan dintai. "Aku tidak perlu bukti," Randikalu menghampirinya. "Lki macam kamu memang tidakyak untuk hidup." Seth mengatakan seperti itu, Randika menendangnyagi. Kali ini pria tersebut menahan dengan tangannya tetapi dia masih kesakitan. Jangan pura-pura mati." Kata Randika dengan nada mengancam. "Aku masih belum selesai denganmu." "Hajar dia sampai mati kak!" Hannah benar-benar marah, tega-teganya pria itu membuat temannya seperti ini? "Kau Apakah kau tidak tahu siapa aku?" Pria tersebut terbatuk berkali-kali dan darah mi mengucur dari sudut mulutnya. "Oh? Apakah kau orang terkenal? Ku begitu akan kudengar terlebih dahulu." Kata Randika dengan santai. "Hahaha!" Pria itu tertawa keras sambil menatap tajam Randika. "Jangan kabur ketakutan ku sudah mendengarnya, aku adh sh satu atasan dari Perusahaan Gksi." Perusahaan Gksi? Randika hanya terdiam membeku, dia menatap bingung ke arah pria tersebut. Bisa-bisanya dia berurusan dengan orang Perusahaan Gksi 3x sehari? Apakah mereka fansnya? Melihat ekspresi Randika yang tampak kebingungan itu, si pria ini semakin besar kepnya. "Kalian semua akan kukubur dm-dm! Dengan kekuatan perusahaanku, tidak aka nada masa depan bagi kalian semua!" Randika hanya tersenyum ketika mendengarnya. "Aku rasa semua orang dari Perusahaan Gksi ternyata busuk-busuk." "Kau masih tidak mengerti situasimu bocah?" Pria itu meludahi sepatu Randika. "Jika kau menyentuhku sekaligi, akan kupastikan keluargamu ikut terseret ke jurang bersamamu!" Namun, tiba-tiba, Randika menghampirinya dan menendangnya sekaligi. "Memangnya kenapa ku kau berasal dari Perusahaan Gksi?" "Kau! Kau masih berani menyakitiku?!" Pria itu benar-benar marah. "Mau kamu itu utusan negara atau presiden suatu perusahaan, aku tetap tidak peduli. Hari ini kau akan tetap kusiksa." Randikalu mengambil tali raffia yang dibawanya dan mengikatnya ke kursi. Seth dirinya terikat, pria ini benar-benar ketakutan. Ada apa dengan pria satu itu? Apakah dia tidak tahu kekuatan sebesar apa yang dimiliki Perusahaan Gksi? Apakah pria ini masih waras? Melihat Randika yang mengutak-atika panjangnya, pria tersebut segera marah kembali. "Apa yang kaukukan?" "Aku hanya ingin melihat namamu siapa sebelum membuatmu merasakan apa yang th kaukukan kepada perempuan itu tadi." Seth mengambil foto KTP pria tersebut, Randika mi memikirkan cara untuk menyiksa orang ini. Pertama-tama dia membuka jubah mandi orang tersebut. Badan penuh bulu yang menjijikkan dan bau ketiaknya sangat menyengat membuat Randika ingin muntah di tempat. Hannahngsung memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat tubuh menjijikkan pria itu. Apa yang akan dkukan kakak iparnya tidak sebanding dengan penderitaan yang th diterima oleh Monika. Hannah berharap pria itu mati saja. "Tunggu! Kita sepertinya sh paham dengan semua kejadian ini." Wajah pria itu menjadi pucat ketika melihat bahwa Randika kembali membawa pisau makan yang ada dici. "Aku bekerja di Perusahaan Gksi jadi ku ini mash uang, aku akan memberikan padamu berapapun!" Namun, di bawah tatapan minta ampun pria itu, Randika menggores pisaunya tepat di pipinya. Seth itu Randika kembali mengiris orang tersebut beberapa kalilu berbisik padanya. "Jangan khawatir, luka itu tidak dm. Semua ini hanyh hidangan pembuka, nanti akan kuberi obat agar lukamu itu cepat menutup. Lagip mati dengan 1000 sayatan membutuhkan lebih dari 1 hari." Mati dengan 1000 sayatan? "TIDAK! Lepaskan aku! Katakan berapa uang yang kau mau! Aku akan berikan seluruhnya padamu!" Pria itu segera meraung ketakutan seperti anjing menggonggong. "Percuma memohon ampun sekarang." Randikalu duduk dan menunjuk ke arah Monika. "Minta maaf padanya." Pria itu segera menoleh dan berkata sambil menangis. "Monika maafkan aku. Kau perempuan tercantik yang pernah kulihat dan aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri. Maafkan aku dan aku akan memberikanmu uang yang banyak." Monika hanya terdiam, dia sudah tidak sudi melihat wajah pria itu sedetik pun. Hannah tertawalu mengatakan. "Uang? Kau kira rasa malu ini bisa digantikan dengan uang?" "Malu? Aku bahkan belum mkukan apa pun terhadap tubuhnya. Lepaskan aku dan aku jamin uang yang kau terima bisa tahan 7 turunan." Monikalu mengumpulkan seluruh keberaniannya dan menatap ke arah pria yang hampir menodai tubuhnya itu. "Aku akan mporkan kejadian ini kepada polisi." "Baih, kita akan menurutimu." Hannahlu memeluk erat temannya itu. "Polisi?" Pria itu segera mengh napas lega. Dia memiliki teman kuat di dm kepolisian kota ini, dengan bantuannya dia akan lolos dari kejadian mengerikan ini. Tapi, Randika dengan cepat mengatakan, "Aku akan membawa orang ini ke kennku di satuan khusus kepolisian kota ini. Dengan bantuan polisi tersebut, aku jamin orang ini tidak akan pernah bisa lepas dari penjara." Ketika mendengarnya, orang tersebut segera panik dan meronta-ronta. Randikalu memukul bagian bkang kepnya dan membuatnya pingsan. Seth keadaan menjadi tenang, Hannah melepas jaketnya dan membantu Monika berdiri. Seth memanggil keamanan hotel dan menjskan situasinya, Hannah dan Randika membawa pria tersebut ke Deviana. "Masuh ke dm dan ceritakan segnya kepada temanku itu. Aku akan menunggu di luar untuk memberikan temanmu itu privasi." Kata Randika dengan santai. "Baik kak." Hannah tersenyum dan mengangguk. Kemudian dia menyuruh Randika menunduk dan mencium pipinya. "Terima kasih kak!" "Hahaha bisa saja kau!" Randikalu mengelus-elus kep adik iparnya itu sambil tersenyum. Hannah tersipu malu, entah kenapa dia terpikir untuk mencium kakak iparnya itu! Chapter 74: Geng Golok? Maksudmu Geng Goblok? Chapter 74: Geng Golok? Maksudmu Geng Goblok? "Apa?" Satria, ayah dari Bagus, marah ketika mendengar cerita anaknya itu. Wajah Bagus yang masih bengkak itu tampak tertunduk malu. Melihat ayahnya yang marah itu dia benar-benar tidak berani menatapnya. Memang kh berkhi itu memalukan, tetapi anaknya ini th dihajar di depan publik dan menjadi viral di media sosial. Ditambahgi, orang-orang tahu bahwa dia adh anak dari bos perusahaan Gksi. Hal ini membuat ayahnya pusing bukan main. Tetapi, yang membuat Satria benar-benar marah adh anaknya dihajar sampai wajahnya berubah drastis. Mana ada seorang ayah yang terima anaknya dihajar habis-habisan seperti ini? "Kau tidak mengatakan bahwa kau berasal dari perusahaan ayah?" Satria mengerutkan dahinya, seharusnya orang di kota ini ketika mendengar nama perusahaannyangsung bergetar tanpa henti. "Sudah ayah, tapi dia sama sekali tidak takut." "Ku begitu bisa jskan kenapa kau tetap bisa dihajar seperti ini wupun sudah membawa pengawal sebanyak itu?" Anaknya sudah membawa puluhan pengawal elit dan masih kh? Lelucon macam apa itu? Satria paham tempat seperti apa anaknya itu suka bermain ketika mm hari, oleh karena itu dia memberikan banyak pengawal elit untuk melindungi anaknya. "Itu." Bagus hanya bisa bergetar tanpa henti. "Apa yang mau kau katakan?" "Semua pengawal ayah itu tumbang dm 1 menit." Kata Bagus dengan suara yang kecil. "APA!?" Kali ini Satria benar-benar terkejut bukan main. Sambil menghirup napas dm-dm, dialu bertanya. "Tolong kau jskan lebih detail." Bagus kemudian menceritakan semua kejadian hari ini dari awal. Mi dari dia bertemu Inggrid sampai dia membawa puluhan pengawal untuk menghajar Randika kembali. Satria mendengarnya dengan wajah datar sampai dia mendengar ancaman Randika itu, ekspresi Satria berubah menjadi serius. "Bajingan itu benar-benar mengatakan hal itu?" "Benar ayah, dia mengatakan bahwa ku kita berani menghancurkan Perusahaan Cendrawasih maka dia akan membunuhku dan menggantung mayatku di tempat umum." Bagus sedikit menambah-nambahkan. "Menarik." Wajah Satria terlihat bengis. Pertama kalinya dia menemui orang yang berani berhadapan dengan perusahaannya, hal ini membuat darahnya mendidih. "Apakah kau tahu namanya?" Satria segera ingin melenyapkan orang ini, jika orang ini masih bernapas maka anaknya itu masih belum aman. Demi kerajaannya dan keluarganya, Satria r mkukan apa saja. "Randika." Jawab Bagus. Namun, pada saat ini teleponnya tiba-tiba bunyi. Suara panik sekretarisnya segera memenuhi telinganya. Mendengar kabar tersebut, wajah Satriangsung menjadi muram. "Bagaimana bisa dia tertangkap?" Satria benar-benar tidak habis pikir bahwa sh satu pimpinan di perusahaannya tertangkap atas tuduhan memperkosa. Lalu dia bertanya kembali kepada sekretarisnya. "Bagaimana dengan orang-orang kita di kepolisian? Apakah dia tidak bisa membantunya?" "Maafkan aku tuan, pemimpin kasus ini seorang wanita dari satuan khusus, kita tidak bisa apa-apa terhadapnya." "Siapa yang mporkannya?" "Aku th memintaporan tersebut dan ternyata itu adh Hannah, adik dari pemimpin Perusahaan Cendrawasih Inggrid Elina. Hannah dan temannya Monika mporkan bahwa orang kita th mencoba memperkosa Monika dengan cara memberinya alkohol sampai tidak sadarkan diri. Lalu orang kita tersebut dibuat mengaku oleh seseorang bernama Randika dan memberikan sebuah foto sebagai buktinya." PRANG! Tiba-tiba, asbak yang ada di atas meja sudah myang ke tembok. Pria itugi! Bagaimana bisa dm sehari perusahaannya diserang oleh pria itu terus-menerus?? "Tuan?" Sekretaris itu masih bingung dengan apa yang harus diakukan. "Baih, aku akan mengurus mash ini sendiri. Aku akan mengabarimu jika aku perlu apa-apa." Seth menutup teleponnya, Satrialu menelepon seseorang. "Halo David? Bantu aku untuk membunuh seseorang." ...... Pagi berikutnya, Randika kembali sarapan di luar. Hari ini dia berniat memakan nasi pecel di dekat rumahnya. Namun, dia sudah diikuti oleh beberapa orang sejak dia keluar dari kompleks perumahannya. Randika pura-pura cuek dan memesan makanannya. Dia tahu bahwa pihakin tidak akan membuat keributan di tempat umum. Seth selesai makan dan membungkus, Randika segera menuntun mereka ke gang sepi. Seth dia berjn beberapa menit, dia mencuri pandang ke bkang dan sudah ada puluhan orang mengikutinya. Sepertinya pemimpinnya berada di bkang sambil membawa golok itu. "Hoi berhenti!" Mendengar ini Randikalu menoleh dan melihat puluhan orang mi mengepungnya. Ekspresinya tetap sama dan dialu memasang ekspresi bingung. "Apakah kalian mencariku?" "Kau buta ya? Js-js di sini cuma ada kamu seorang." Sh satu preman itu muak dengan sikap pura-pura bodohnya Randika. "Kalian mau apa? Perasaan aku tidak punya hutang." Randika bertanya sambil memakan peyeknya. "Shmu adh menyinggung orang yang sh." David, si pemimpin dari geng golok ini, maju dan menghampiri Randika. "Ah? Apakah ini gara-gara aku ketahuan mengambil kerupuk 4 tapi aku ngakunya 1? Atau apakah karena kapan hari aku mengambil uang jatuh di jn? Atau jangan-jangan aku ketahuan mengintip kamar mandi perempuan di taman itu ya? Jadi kalian orang suruhan yang mana? Bisa dikatakan bahwa aku th menyinggung banyak orang." Kata Randika sambil tersenyum. Meskipun sedikit terhibur dengan ocehan Randika, David segera memberi sinyal kepada bawahannya untuk melemparkan golok ke arah Randika. Saat golok itu melesat, Randika sudah hng dari tempatnya berdiri. "Ah ku kau berniat membunuhku seperti itu, berarti satu-satunya orang yang kupikirkan adh orang-orang dari Perusahaan Gksi. Apakah sh satu dari mereka mengirim kalian?" Randika mi paham akan situasinya. Semua orang terkejut ketika mengetahui Randika sudah berada di bkang David. David segera mengambilngkah mundur, dia merasakan sensasi bahaya yang memancar dari targetnya ini. Meskipun dia sudah membawa banyak orang bersamanya hari ini, dia masih merasa ketakutan. "Karena kalian adh suruhan Perusahaan Gksi, aku tidak perlu menahan diri." Tatapan mata Randika menjadi dingin dan tanpa aba-aba, dia sudah menghng kembali. Para preman ini terkejut melihat sosok Randika yang sudah menghnggi. Yang mereka tahu adh teriakan ketakutan dan kesakitan yang berada di sisi kanan mereka. Satu per satu preman th dipukul hingga pingsan oleh Randika. "Tunggu apagi? Bunuh dia!" Semua orang yang masih bengongngsung tersadar dan menyerang. Namun, ketika mereka sampai di tempat Randika, sosok Randika sudah menghnggi. Hal ini membuat bingung para preman namun, teriakan kesakitan dari pihak mereka sama sekali tidak berkurang. "Berpencar!" Kata David dengan keras. Randika masih menggunakan taktik Hit and Run, Randika menggunakan kelincahannya untuk membuat mereka bingung. Ketika dia tiba di hadapan seseorang, Randika akan myangkan puknnya dengan keras ke wajah ataupun perut. Seth itu dia akan kembali menjadi gumpn asap, memukul orang di arahinnya. Di mana pun Randika terlihat, seseorang akan terjatuh di tanah. Lama kmaan sudah lebih dari 12 orang pingsan hanya dm waktu 1 menit. Para preman yang tersisa mi mengucurkan keringat dingin, mereka benar-benar tidak bisa melihat sosok Randika sama sekali. Tetapi, Randika tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka sambil menguap. "Pertarungan yang membosankan, aku sampai ngantuk begini. Sudah sini kalian semua maju saja bersamaan, akan kuhabisi kalian." David dan bawahannya tersinggunglu menerjang ke arah Randika. Ketika semua preman berian ke arahnya dari seg arah, Randika menginjak keras kaki mereka hingga gepeng. Hanya satu serangan dari Randika sudah mampu membuat 10 orang kesakitan dan terjatuh. Lapisan kedua sudah mendekati dirinya dan yang dkukan Randika di luar ekspetasinya mereka. Randika menyalurkan tenaga dmnya ke tinjunya dan menghantamkannya ke tanah! Dm sekejap tanah mereka berdiri runtuh dan mereka terjatuh ke dmnya. Seth itu Randika hanya perlu membereskan mereka satu per satu. David, yang tidak ikut menerjang, menn air ludahnya sambil terus memegang goloknya dengan erat. Saat dia menerima tugas ini dari Satria, kenapa dia tidak menyinggung bahwa orang ini sangat kuat? Jika targetnya ini bisa menghajar seluruh bawahanku sendirian, bahkan akuri ke ujung dunia pun rasanya aku tetap akan mati. Hati David dipenuhi dengan penyesn. Sekarang seth semua bawahannya sudah meringkuk di tanah, Randika mi berjn menghampirinya. "Hiii apa maumu?" "Apa mauku?" Randika terlihat bingung. "Memangnya tadi apa yang mau kaukukan ke aku?" "Kau sh paham!" David berharap polisi atau siapapun lewat dan menymatkan dirinya. "Kami hanya sedang lewat, kami hanya ingin sarapan." "Lewat? Bukankah itu aneh?" Randika berkata sambil tersenyum. "Sejak aku keluar dari rumah bukankah kalian sudah mengikutiku? Saat aku makan pun kalian mengawasiku dari dekat." David terkejut, orang ini sudah tahu bahwa dia th diikuti sejak awal? "Bukankah orang-orang dari Perusahaan Gksi menyuruhmu untuk membunuhku?" Kata Randika dengan nada dingin. David tidak bisa berhenti gemetar. "Benar, ini sh mereka!" David sudah tidak berani berbohong, orang di depannya ini sudah bagaikan setan di siang bolong! Randikalu bertanya kembali, "Siapa yang menyuruhmu?" "Satria, dia pemimpin dari Perusahaan Gksi." Kata David tanpa ragu. "Kau tahu tempat tinggalnya?" "Pondok Indah." "Nomor rumahnya?" "Pondok Indah N/23." David berharap dengan mengatakan segnya orang ini akan mengampuninya dan Satria akan mendapatkan pengman horror ini juga. Randika tidak berbicaragi dan berdiri diam menatap David. Randikalu berkata dengan dingin, "Golok itu buat apa?" Dm sekejap David membuangnya jauh-jauh. "Apa yang harus kkukan ketika aku bertemu denganmu suatu saat nanti?" Tanya Randika sambil tersenyum. "Kami akan menuruti apa kata kakak tertua, apab kakak menyuruh kami terjun ke jurang kami akan terjun!" Randika mengangguk puaslu bertanya, "Apakah kau masih ingin membunuhku?" "Kami tidak berani berpikiran seperti itu!" David segera sujud di hadapan Randika. Randika menganggukgi dan meninggalkan gang sepi tersebut. Melihat Randika yang berjn meninggalkan dirinya, David mengh napas lega. Namun, tiba-tiba Randika berhenti berjn dan bertanya. "Omong-omong." Davidngsung menjadi tegang kembali dan menahan napasnya. "Apa nama gengmu ini?" "Geng golok." Jawab David dengan cepat. "Nama yang buruk, cepat ganti." Randika berpikir keras sma beberapa detik. "Aku rasa geng goblok lebih cocok buat kalian." Kata Randika sambil mengangguk puas. "Baik, kami akan dikenal sebagai geng goblok mi dari sekarang." David hanya berharap Randika sudah puas dan pergi meninggalkan hidupnya. "Aku punya teman di dunia mm, jangan kira aku tidak tahu apa-apa. Jika aku dengar nama kalian tidak berubah, kalian tahu apa yang akan terjadi bukan?" "Kakak tidak perlu khawatir, kami adh geng goblok." Teriak David. Randika meninggalkan gang itu dengan perasaan puas. David dan bawahannya tertawa pahit dm hati. Mi sekarang mereka akan diejek terus-terusan karena nama baru mereka. Chapter 75: Pondok Indah Chapter 75: Pondok Indah Pondok Indah adh perumahan elitinnya yang dimiliki oleh kota Cendrawasih. Tempat ini bukan hanya rumah orang kaya, pejabat-pejabat korupsi dan pemilik bisnis illegal tinggal di tempat ini. Bisa dibng perumahan ini adh perumahan orang pendosa. Wajah Randika menunjukkan kejijikan ketika dia mengingat fakta tersebut. Tanpa butuh waktuma, tubuhnya sudah menjadi gumpn asap dan menuju rumah N/23. Jika kau berani menyuruh orang untuk membunuh, berarti kau sudah siap untuk dibunuh juga. Sebelum tiba di luar rumah Satria, Randika yang pejn kaki itu sangat mencolok. Para petugas keamanan menyadari kejanggn ini dan mporkannya mlui HT. "Lapor! Terlihat target mencurigakan di luar rumah!" "Laporan diterima!" Randika masih memperhatikan sekeliling rumah dan menyadari ada beberapa orang yang bersembunyi di balik kegpan. Randikalu mengh napas dan meloncat melewati pagar. Tiba-tiba, beberapa petugas dan orang-orang yang bersembunyi itu sudah membidik Randika dengan pistolnya! "Siapa kamu!" Sh satu petugas maju dan bertanya. "Aku mencari seseorang." Kata Randika dengan wajah datar. "Siapa?" "Satria, pemimpin dari Perusahaan Gksi." Para petugas ini mi ragu. Pemuda ini terlihat tenang dan jujur tetapi dia sudah meloncati pagar rumah tuan mereka. Apakah dia tamu atau musuh? "Siapa namamu? Aku akan mporkannya ke atas." Petugas itu meminta Randika tidak bergerak. "Seth mendapat bsan, kami akan mengabarimu." "Oh?" Randika sudah ms untuk berbasa-basi. "Namaku Randika, aku orang yang majikanmu cari sma ini. Lagip, aku bisa menerobos masuk dan mencarinya sendiri ku aku mau." "Kau!" Petugas itu hendak memborgol Randika tetapi dm sekejap Randika menendangnya dengan keras. Orang-orang yang berada di balik kegpanngsung menembakkan pistol mereka. DOR! Reaksi mereka cepat tetapi Randika lebih cepatgi! Sesaat seth peluru itu melesat, Randika sudah menghng dan peluru itu terbenam di tanah. Orang itu menghng! Ketika mereka semua mencari di mana keberadaan Randika, tiba-tiba matahari tertutup oleh bayangan dan ternyata itu Randika yang meloncat tinggi! Ketika mereka menoleh ke atas, Randika sudah melemparkan jarum akupunturnya ke arah mereka semua. Semua orang terkejut dan tidak bisa menghindar, jarum itu menancap di dahi mereka. Saat itu juga, sensasi terbakarngsung menyebar di seluruh tubuh mereka! "Ah!" Saat raungan kesakitan ini terdengar, para pengawal yang ada di dm rumah segera beri menuju mereka. Yang mereka lihat hanyh para petugas keamanan yang th pingsan dan seorang pemuda yang berdiri di tengah mereka. Tanpa ragu-ragu, para pengawal elit ini segera mencabut senjata mereka dan menembakkannya. DOR! DOR! DOR! Namun, mereka hanya menembak udara kosong. Apa yang sedang terjadi? Semua pengawal itu terkejut, mereka th mtih keahlian menembak mereka setiap saat bukankah harusnyawannya itu sudah terkapar di tanah? "Kalian mencariku?" Suara itu muncul di bkang mereka. Seketika itu juga mereka terkejut karena musuhnya sudah ada di bkang mereka! Saat mereka hendak menoleh, Randika sudah bergerak kembali. Dengan kedua tangannya itu, dia memukul kedua pengawal dengan sangat cepat dan keras. Keduanyangsung pingsan di tempat. Di satu sisi, ada seorang pengawal yang menghunuskan pisaunya. Randika segera mencengkram pergngan tangannya dan merebut pisaunyalu menancapkannya di perut orang tersebut. Di saat kedua pengawalinnya membidik Randika, mereka kehngan sosok Randikagi. Yang mereka ingat terakhir hanyh sebuah kaki yang menendang mereka tepat di wajahnya. Mereka terpental jauh sampai menatap tembok. Satu per satu pengawal itu tumbang dan pingsan. Randikalu berjn santai sambil bersiul ketika memasuki rumah. Saat Randika masuk mlui pintu, dia disambut oleh sebuah shbang, itu benar-benar trik murahan. Di saat itu juga, rentetan senapan serbu menembakinya. Seth menghabiskan satu magasin penuh, para pengawal itu baru menyadari bahwa target mereka sudah tidak ada. Randika, yang sudah bergerak secepat kt itu, sudah berada dintai 2. Dia ms berurusan dengan orang banyak dan sedang mencari bos terakhir. Tetapi, dintai 2 dia disambut oleh seorang pengawal asing yang tinggi dan kekar. "Cukup sampai di sini saja perjnanmu, aku akan membunuhmu!" Kata orang asing itu dengan Bahasa Indonesia yang fasih. Orang itu beri denganngkah kaki yang besar dan setiap hentakan kakinya menggetarkanntai. "Membunuhmu hanya butuh 1 detik." Kata Randika dengan santai. "Mimpi!" Orang itu myangkan sebuah pukn keras ke wajah Randika! Meskipun pukn itu bertenaga, di mata Randika pukn itu sangat pn. Orang asing itu benar-benar murka ketika melihat Randika hanya berdiri diam dan wajahnya terlihat menyebalkan. Berani meremehkanku kau akan mati bocah! Pikirnya. Namun, Randika hanya menggerakan satu kakinya dan orang asing itu berhenti dm sekejap. Satu cmgi puknnya akan mencapai wajah Randika namun Randika benar-benar menghancurkan bnya dengan tendangan yang keras. Wajahnya berubah menjadi pucat pasi. Orang asing itu segera berlutut kesakitan dan dipukul keras oleh Randika hingga pingsan. Seth membereskan orang itu, Randika masuk ke dm kamar Satria yang sudah tidak terjaga. Satria menatap Randika dengan tubuh yang gemetar tanpa henti. "Siapa kamu? Berani-beraninya kau menerobos masuk ke rumahku!" Satria tidak habis pikir. Belum sampai 5 menit petugas keamanan yang di luar mengatakan ada orang mencurigakan di luar dan sekarang orang tersebut sudah ada di hadapannya. Kekuatan orang itu benar-benar luar biasa! Perlu diketahui bahwa petugas keamanan dan pengawal yang dipekerjakannya adh mantan pasukan khusus dari militer. Setiap bnnya dia akan mengeluarkan 200 juta buat keamanan rumahnya dan hanya butuh 5 menit saja mereka semua tumbang. "Ah aku memang orang biasa yang tidak terkenal, wajar saja kau lupa dengan wajahku." Kata Randika sambil tersenyum. Dialu mengambil sebuah kursi dan duduk di depan Satria. Satria berpikir dm hati, siapa orang yang berani mwannya di kota ini. Dm sekejap punggungnya basah oleh keringat dan bertanya sambil menn air ludahnya. "Kau Randika?" "Ah aku tersanjung pemilik Perusahaan Gksi bisa mengingat diriku." Randika mengangguk puas. "Benar aku Randika yang kau cari." Kali ini Satria benar-benar skakmat. Kuwannya ini berada jauh darinya, dia bisa mengirim tim pembunuh ataupun wanita sexy untuk menjebak orang tersebut. Beda cerita kuwannya yang mendatanginya, dia sekarang sudah benar-benar tamat. Satria menggertakan giginya dan mengatakan, "Maafkan aku th menyinggungmu. Ini murni shku, seth ini aku ataupun anakku tidak akan pernah menyinggungmugi." "Perusahaanmu th merepotkanku berkali-kali, dan kau minta aku melupakan semuanya?" Secercah rasa jijik memenuhi wajah Randika. "Sepertinya kau masih belum mengerti situasimu saat ini?" "Apa yang kau mau? Aku akan berikan semuanya asalkan nyawaku smat." Satriangsung berusaha membeli nyawanya, karena yang paling penting baginya bukan kerajaannya ataupun keluarganya minkan nyawanya sendiri. "Wah tuan Satria sh paham. Bagaimana mungkin bos Perusahaan Gksi mati begitu saja? Bisa-bisa dunia gempar mendengarnya." Kata Randika sambil tersenyum. "Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin memberi pjaran padamu." Mendengar kata-kata Randika, Satria terkejut. Jika orang ini datang untuk membuatnya cacat seumur hidup, lebih baik dia mati. Randika berdiri dan Satria merangkak mundur sambil merinding. "Kau! Mau apa kau!" "Kau milih yang mana? Tangan kirimu atau tangan kananmu?" Randikalu membanting kursi yang didudukinya dan mengambil pecahan kayu yang runcing, Melihat kayu tersebut, Satria tidak bisa berhenti gemetar. Dia merasa bahwa hari ini dia akan kehngan sh satu tangannya. Chapter 76: Hadiah Pernikahan Dariku Chapter 76: Hadiah Pernikahan Dariku "Apakah tidak ada pilihanin?" Satria menn air ludahnya ketika Randika sudah berada di dekatnya. Matanya dipenuhi oleh perasaan ngeri. Sebagai orang yang juga bergumul di dunia kegpan, Satria tahu metode-metode penyiksaan seperti apa yang ada di dunia tersebut. "Tuan Satria memang seorang pebisnis yang handal, aku suka itu." Randika mengangguk puas. "Mari kita bahas kesepakatan kita." "Baih." Randika segera menjongkok dan menaruh bagian runcing kayu yang digenggamnya di dagu Satria. "Tolong jskan mengapa Perusahaan Gksi menginginkan Perusahaan Cendrawasih jatuh?" Satria terkejut dan segera menjawab, "Perusahaan Cendrawasih merupakan pelopor di dunia kosmetik dm negeri. Aku ingin memberi tekanan pada Inggrid agar perusahaanku bisa bersaing dengannya. Kudengar rumor juga bahwa keuangan mereka sedang tidak sehat jadi aku mengambil risiko untuk menekannya lebih kerasgi." "Tapi aku tidak perlu khawatir, aku tidak akan menyentuh perusahaan Inggridgi dan tidak akan pernah memasuki pasar kosmetik." Satria menambahkan. "Bahkan aku akan mengembalikan form milik Peter dan timnya kepada kalian. Apakah itu sudah cukup?" "Hahaha kau memang orang tua yang licik." Randika tersenyum, misteri Peter dan timnya yang memberontak akhirnya terkuak. "Tapi. Yang ingin kudengar bukan itu." "Apa? Apa yang kau minta! Sma aku bisa mengabulkannya, akan kuberikan!" Satria sudah menduga pemerasan ini. "Apa yang kuminta itu sederhana. Aku sudah bosan dan lh berurusan dengan orang-orangmu. Kau mengerti maksudku?" "Aku mengerti." Satria dengan cepat mengangguk. "Jangan khawatir, aku tidak akan mengganggumugi dan Perusahaan Cendrawasih." "Baih." Randikalu berdiri. "Namun, aku tetap akan memberimu pjaran hari ini." Satria terkejut mendengarnya tetapi Randika dengan cepat memukulnya hingga pingsan. Lalu dengan santainya Randika meloncat keluar dari jend. ... Satria itu adh seekor rubah yang licik. Ku Randika tidak memberi dia pjaran, maka dia tidak akan menganggap serius ancaman Randika. Seth memberinya pjaran seperti itu, seharusnya tidak ada mashgi yang menimpanya ataupun perusahaan milik istrinya. Seth urusan dengan Perusahaan Gksi ini th selesai, Randika kembali menuju perusahaan milik istrinya itu. Pada saat dia mengintip dari balik pintu, Inggrid nampak memegang kepnya sambil membaca beberapaporan sekaligus. Sepertinya dia sibuk sekali sampai-sampai tidak sadar akan kehadirannya. "Istriku, sedang apa kamu?" Randika menyelinap ke bkang Inggrid dan memeluk pinggang istrinya itu. "Mengurus beberapa mash perusahaan. Mau apa kamu sekarang?" Inggrid terkejut ketika dirinya dipeluk seperti itu. Namun seth melihat pintu ruangannya tertutup, dia merasa sedikit lega. "Memangnya sh jika aku kangen dengan istriku yang cantik?" Randikalu mencium tangan istrinya itu. Inggrid sudah kebal dengan tindakan genit Randika ini, setidaknya hal ini tidak dilihat oleh orang. Dia hanya menatap Randika tajam-tajam dan mengh napas. "Kenapa sih kau tidak pernah bekerja dengan serius?" "Hahaha aku akan kerja nanti." Randikalu menunduk dan berbisik di telinganya. "Aku di sini untuk bermesraan dengan istriku tercinta." Inggrid tersipu malu ketika mendengar perkataannya. "Randika!" Randika yang melihatnya tertawa dan memangku Inggrid, herannya Inggrid tidak mwan dan entah kenapa dia menyukai perasaan hangat ini. "Bagaimana dengan Perusahaan Gksi?" "Masih kurang js." Inggrid menggelengkan kepnya. "Semua bergantung padangkah mereka snjutnya." Tiba-tiba, pintu ruangannya diketuk dan Inggrid terkejut. Dia segera mengusir Randika dari tempat duduknya dan duduk dengan tegak. "Shkan masuk." Ketika sekretaris Inggrid itu masuk, dia melihat Randika yang sedang bersandar di tembok. Meskipun dia sedikit ragu, diangsung mporkanporannya. "Ibu Inggrid, mohon maaf mengganggu, ini berkas dari Perusahaan Gksi untuk Anda." Sekretarisnya itu dengan cepat memberikan dokumennya. Seth menelitinya dengan baik, Inggrid terkejut bukan main. "Bukankah ini form milik Peter yang dulu?" "Aku juga kurang paham bu." Sekretaris itu menggelengkan kepnya. "Hanya ada satu pesan yang terjepret di dokumen itu sebelumnya ''Aku harap Ibu Inggrid mau memaafkanku'' saat dokumen itu tiba di kantor." "Memaafkannya?" Inggrid bingung dengan surat itu. Dialu menoleh ke arah Randika yang hanya bersiul sambil menatap dinding. "Baih aku mengerti, tolong tutup pintunya saat kau keluar." Kata Inggrid. Ketika mereka sudah berdua, Inggrid menoleh ke Randika. "Apa yang th kaukukan?" "Hah? Apa memangnya yang th kkukan?" Randika pura-pura bingung. "Jangan bohong, aku tahu ini hmu." Inggrid memasang wajah serius. "Jangan kira aku tidak tahu kejadian di lobi kemarin, aku tahu pasti kamu ikut bagian dari semua ini." "Hahaha istriku memang cerdas." Randika mendekatinya sambil tersenyum. "Apa yang th kaukukan?" Inggrid masih penasaran. "Kau tidak perlu khawatir, aku tidak mkukan hal buruk apa pun kok. Aku hanya mengunjungi Satria si pemimpin dari Perusahaan Gksi. Dengan kemampuan negosiasi suamimu yang hebat ini, aku berhasil membuat Perusahaan Gksi percaya dengan visi misi kita dan memberi kita hadiah form Peter yang dulu itu." "Awalnya aku terkejut dengan kebaikan mereka dan di saat aku menawarkan pembagian profit, dia mengatakan tidak butuh sepeserpun! Bagaimana mungkin aku tidak menyukai teman yang dermawan seperti itu? Kitalu minum bersama-sama untuk beberapa jam." "Mana mungkin mereka mkukan iks seperti itu? Form ini berharga miliaran di luar sana. Meskipun kekayaan mereka melebihi kita, mereka seharusnya mengerti betapa berharganya form ini." Inggrid masih tidak percaya. Randikalu berpikir, Kenapa istrinya begitu naif? Randika hanya menatap Inggridlu menciumnya! Inggrid terkejut dan memukul bahu Randika agar dia segera berhenti. Seth 2 menit mereka berciuman, Randika mengatakan dengan nada puas. "Anggap ini hadiah pernikahanku untukmu." Randikalu mencium tangan istrinya itu. "Kau tidak perlu banyak tanya, yang terpenting adh Perusahaan Gksi tidak akan pernah mengusikmugi." Seth mengatakan itu Randika keluar dari ruangan Inggrid dengan muka bahagia. Melihat sosok Randika yang menghng, perasaan Inggrid masih tercampur aduk. Dia masih tidak habis pikir bagaimana caranya Randika berhasil memecahkan mash Perusahaan Gksi ini? Sma ini, Inggrid masih tidak bisa memahami Randika sama sekali. Setiap saat Randika akan bertindak mesum dan tidak tahu diri tetapi di saat terpenting dia akan menyelesaikan semua mash dengan sempurna. Apakah dia benar-benar seorang penjual mie ayam pinggir jn? Inggridlu tenggm dm pikirannya. Seth 3 bn kontrak kawinnya selesai, apakah dia r melepas Randika? Lalu dia melihat tangannya yang dikecup oleh Randika sebelumnya, dia menatapnya dan berpikir. Apakah dia sudah jatuh cinta dengan pria itu? Berbagai pertanyaan memenuhi benak Inggrid, tetapi dia memutuskan untuk melupakan semua itu terlebih dahulu dan fokus terhadap mash perusahaannya. Karena Perusahaan Gksi sudah tidak mengusiknyagi, perusahaan miliknya ini harus memikirkan strategi pemasaran yang baru. Chapter 77: Monster? Chapter 77: Monster? Saat kembali di ruangannya, Randika dan timnya kembali mengerjakan ramuan X. Meskipun pengobatan yang diberikan kakeknya itu mampu membuatnya mengontrol dengan sempurna kekuatan misteriusnya itu, itu masih membutuhkan waktu 3 tahun. Jadi tanpa ramuan X Randika masih belum bisa bernapas lega. Jika situasi di mana dia memakai tenaga dmnya hingga batasnya seperti mwan Bn Kegpan sebelumnya, bisa-bisa kesadarannya diambil alih oleh kekuatan misterius itu dan dia akan mati. Meskipun tim yang dibentuknya ini diambil dari para ahli parfum, pembuatan ramuan X tidak serumit itu. Dengan bantuan rekrutan baru yang mengerti farmasi, perkembangan ramuan X berjnncar. Tetapi kenapa dirinya masih gagal terus membuatnya? Di mananya yang sh? Randika menggaruk-garuk kepnya, seharusnya prosedur yang diakukan sama persis. Kenapa dia masih tidak bisa meramunya? Viona yang melihat Randika sedang kesusahan itu menjadi sedih di hatinya. Meskipun dia tidak tahu fungsi dari obat yang mereka buat ini, dia tahu bahwa obat ini adh sesuatu yang berharga bagi Randika. Vionalu memberikannya handuk hangat, Randika yang melihat kebaikan Viona ini tersenyum kembali. "Terima kasih Viona." "Karena kau sedang buntu, jangan telu keras memikirkannya sekarang." Vionalu tersenyum. "Pergh keluar dan hirup udara segar. Biasanya itu membantuku." Randika mengangguk,lu dia berteriak kepada para bawahannya. "Kalian semua, istirahah 30 menit. Carh udara segar." Tanpa menungguma, semua orang sudah keluar dari ruangan. Namun, di a luar benar-benar penuh dengan orang. Ternyata, untuk mendukung perkembangan produk internasional, Inggrid membeli banyak pertan baru dan bahan mentah yang banyak. Ekspansi ini sangat sempurna sebagai kamuseboratorium milik Randika jadi dia tidak telu khawatir para musuhnya yang mengintai dari balik kegpan. Semua orang tampak sibuk khususnya Kelvin. Dengan adanya form dari Peter, beban pekerjaan Randika menjadi berkurang jauh. Jadi ini adh saat yang tepat baginya mengembangkan ramuan X. Namun, di saat Kelvin melihat Randika diangsung menghampirinya. Dia berkata sambil tersenyum. "Pak Randika, tolong coba cium hasil percobaan kami. Ini adh sh satu parfum yang kami kembangkan dari form yang diberikan oleh Ibu Inggrid." Bisa dikatakan juga bahwa tugas Randika sekarang adh memfinalisasi apakah parfum ituyak atau tidak. "Wah aku kurang pandai mash begituan, mungkin kau bisa tanyangsung ke Inggrid?" Randika sedang tidak ingin diganggu. "Ah Bapak kok merendah gitu, keahlian Anda dm membuat parfum sudah melegenda jadi saya harap bapak bisa meni pekerjaan saya." Kata Kelvin sambil tersenyum. Randika tidak punya pilihanin. Seth menciumnya, hidungnya dm sekejap dipenuhi dengan aroma yang kuat. Namun, aroma kuat itu berubah menjadi aroma mti. "Sedikit telu kuat." Randikalu memberikan sampel itu kepada Viona yang ada di sampingnya. "Vi, bukankah kau bng ku kau mengoleksi parfum? Cobh hirup ini." Viona mengambilnya dan menghirupnya dengan seksama. Kemudian dia mi berkomentar panjang lebar dan dengan sangat cepat. Randika sampai tidak percaya Vionanya akan menjskannya seperti kerasukan setan seperti itu. Herannya, sepertinya Kelvin mengerti apa yang dimaksud oleh Viona. Padahal Randika sendiri hanya bisa mendengarnya bergumam dengan cepat. Seth selesai menjskan, Viona kembali menjadi sem. Kelvin mengangguk puas. "Timnya bapak ternyata hebat semua ya. Akan kupertimbangkan saran kalian berdua dan membuat yang baru." Seth Kelvin pergi, Vionangsung tersipu malu dan mengatakan. "Maafkan aku, aku ku sudah berbicara tentang parfum sudah mirip maniak." "Hahaha kau memang luar biasa Viona!" Randika tertawa keras. Ketika mereka berdua sedang bercanda, terdengar suara teriakan orang-orang di dekat mereka. "Ah! Monster!" Monster? Randika dan Viona terkejut bersama, memangnya ada monster di dunia nyata? Mereka berdua dengan cepat masuk ke dm ruangan teriakan itu berasal. Banyak orang yang berdiri membeku, beberapa terkejut, beberapa ketakutan dan semua mata mereka tertuju pada sebuah kotak yang setengah terbuka yang ada di tengah ruangan. Dari dm kotak itu, muncul sebuah lobak yang bergerak! Dia memiliki kaki dan tangan, dan dia sedang berusaha keluar dari kotaknya. Orang-orang yang melihatnya segera bersembunyi sambil berteriak histeris. Mereka semua menatap lobak itu dengan ngeri. "Lobak apa itu?" Pertanyaan semua orang tetah sama, kenapa lobak itu bisa bergerak? Ini pasti sh satu fenomena supernatural yang sering terjadi. Randika sendiri juga bingung tetapi, dia merasakan ketertarikan yang kuat dengan lobak itu. Instingnya mengatakan dia akan cocok untuk memperkuat tenaga dmnya. Di bawah tatapan mata orang, lobak itu jatuh dari kotaklu berdiri dengan santai. Lalu yang paling mengagetkan mereka adh, mata, hidung, mulut dan telinga tiba-tiba muncul begitu saja! Kemudian, lobak itu seakan-akan sedang meregangkan ototnya dengan mkukan gerakan senam. Meskipun sekarang dia terlihat seperti boneka, orang-orang js melihat bahwa itu adh sebuah lobak sebelumnya. Boneka itulu melihat sekelilingnya dan tampak malu-malu. Kemudian dia menjulurkan tangan kanannya seakan-akan memberi sm kepada para manusia. Semua orang semakin ketakutan dan berian keluar, "Monster!" Paniknya orang-orang ini membuat suasana menjadi kacau. Beberapa ada yang terdorong hingga terjatuh, beberapa tercakar temannya dll. "Lucunya!" Viona menatap boneka itu dan terpukau olehnya. Boneka itu kebingungan kenapa manusia-manusia itu pada berian dengan cepat. Karena takut terinjak, ia bersembunyi di balik kotaknyagi dan menanti suasana menjadi tenang kembali. Tiba-tiba, ada seseorang yang hendak menangkap dirinya. Tanpa diduga, boneka ini benar-benar lincah. Ketika orang itu hendak menangkapnya, ia sudah melompat tinggi. Kemudian ia mendarat di kep orang tersebut. Boneka itu hanya menggelengkan kepnya sambil meloncat-loncat di atas kep, menunjukan bahwa manusia itu telumbat. Ketika mengerti maksud dari boneka itu, Randika heran bahwa boneka itu punya kecerdasan dan kesadaran sendiri. Ketika dia berusaha menangkapnyagi, boneka itu sudah melompat ke meja. "Tangkap benda itu!" Teriak Randika dengan cepat. Randika harus mendapatkan boneka itu agar bisa mengerti apa sebenarnya yang sedang dihadapinya itu. Dia merasa bahwa pernah melihat boneka itu di suatu tempat. Randikalu menghampiri kotak tempat boneka itu berasal dan membaca isi pamfletnya. Itu bukan lobak, itu ginseng! Kotak ini penuh dengan ginseng. Sh satu bahan yang dibutuhkan perusahaan ini adh ginseng yang diimpor dari Cina. Yang mengejutkannya adh sh satu ginseng itu ada yang berumur ribuan tahun! Ginseng dikenal sebagai tanaman obat yang menyerap esensi bumi danngit. Apab ia bertumbuh hingga ratusan tahun, akan muncul kesadaran pada tanaman tersebut. Contohnya adh boneka yang hendak ditangkapnya tadi, umurnya pasti sudah ribuan tahun! m memang misterius, umat manusia belum bisa memecahkan seluruh misteri m seperti boneka ginseng ini. Boneka ginseng ini saja sudah bagaikan legenda, sangat jarang mendengar cerita keberadaannya. Namun, di cerita tersebut dikatakan bahwa boneka ginseng ini sangat berkhasiat untuk kesehatan pemakainya. Darah Randika mendidih, dialu menatap boneka ginseng itu yang masih lompat ke kanan dan ke kiri itu. Tidak shgi, boneka itu akan berguna bagi dirinya. Namun, boneka ginseng itu sangat lincah. Bahkan kepungan 3 orang pun dia lewati dengan mudah! Saat ini, boneka itu seakan-akan tertawa ketika melihat Randika dan menerjang ke arah 5 orang yang hendak menangkapnya. Sh satu dari mereka menerjang dan berusaha menangkapnya dengan kedua tangannya. Sayangnya boneka itu dengan santai menghindarinya dan melompat-lompat di tangan, lengan, bahu hingga sampai di telinganya. Ialu menjewer orang itu dengan kuat. "Ah!" Orang itungsung kesakitan dan boneka ginsengnya hanya tertawa melihatnya. Adegan ini memang lucu ku orang melihatnya, tetapi suasana masih tegang karena monster ini bisa menyakiti mereka ku ia mau. Melihat banyak orang berkumpul di satu tempat, si boneka ginseng dengan cepat melewati ch kaki mereka dan bergerak bagai r. "Di situ!" "Kepung dia!" "Eh tahan arahnya di kanan!" ...... Dm sekejap 5 orang sudah kehngan tenaganya, boneka itu benar-benar lincah! Boneka itu hanya tertawa melihat mereka dan melompat-lompat kegirangan di atas meja. Randika, yang dari tadi mengamati, mengetahui bahwa boneka itu sangat pintar. Dia menggunakan kelincahannya untuk menghindari seg sesuatu dan memanfaatkan titik buta untuk membuat mereka saling bertabrakan. "Sekarang giliranku." Randika mi unjuk gigi kembali. Boneka itu menoleh dan melihat adanya mangsa baru. Dia hanya tertawa dan segera beri menuju ch kaki Randika. Randika menghentakkan kaki kirinya, berusaha menginjaknya hingga gepeng. Namun, boneka itu dengan cepat menghindar dan menggoyangkan pantatnya ke arah Randika. Randika tidak mempedulikannya dan hendak menyepaknya. Namun, dm sekejap boneka itu sudah ada di udara berhasil menghindari sepakan Randika itu. Kena kau! Randika menunggu kesempatan ini dan segera menangkapnya di tengah udara. Wajah boneka itu menjadi serius, manusia ini ternyata berbeda dengan yang sebelumnya. Hebatnya, saat kedua tangan Randika hendak menangkapnya boneka itu menampar tangannya dan berusaha memanjat ke bahu Randika. Randika dengan cepat menggoyang-goyangkan lengannya, berusaha membuat boneka itu myang sekaligi. Tapi boneka itu melompat ke dadanya dan meluncur dari atas hingga kentai. Pintar sekali! Randika dengan cepat mengejarnya dan boneka itu akhirnya bersembunyi di bawah lemari. Ia tidak menyangka bahwa Randika akan segera melempar lemari tersebut. Boneka itu mi terlihat panik danngsungri kembali. Randika tidak berusaha menangkapnya, sebaliknya dia berusaha memojokkannya. Setiap boneka ituri ke arah yang tidak diinginkannya, dia akan berusaha menginjak boneka itu dan ia akan beri ke arah sebaliknya. Tak butuh waktuma untuk boneka ginseng itu terpojok dan sudah tidak bisari ke mana-mana. Randika tersenyum mengejek, seakan-akan ingin melihat trik macam apagi yang akan digunakan boneka tersebut. Wajah boneka itu terlihat panik dan cemas. Dialu menutup matanya dengan tangannya, membuat tanda dia menyerah. "Kena kau!" Randikangsung menerjang dengan kedua tangannya. Kali ini boneka itu sudah terpojok, tidak ada jnin untuknya bisa kabur. Namun, ketika Randika sudah mengatupkan tangannya, dia tidak merasakan apa-apa! Mana mungkin dia menangkap udara kosong? Mustahil boneka itu bisa kabur dari pandangannya, apakah dia punya teknik teleportasi? Orang-orang yang melihatnya terkejut dan segera berteriak ke Randika. "Pak, dia ada di balikamu!" Ternyata boneka itu menggunakanntai yang licin untuk meluncur cepat ke arah ch kaki Randika dan bergntungan di ujunga panjang Randika. Taktik menyerah itu adh tipuan! Randika kehabisan kata-kata, bisa-bisanya dia ditipu oleh sebuah tanaman? Bagaimana caranya dia mendapatkannya sekarang? Randikangsung berusaha menangkap kakinya dan tentu saja, boneka itu sudah meloncat sekaligi dan mendarat di kepnyagi. "Dia ada di kepmu!" Teriakan histeris mi bermu kembali, bahkan tombak terkuat mereka dijadikan mainan oleh monster itu. Karena sudah merasa bosan bermain, boneka itu meloncat turun dan mmbaikan tangannya. Dm sekejap dia sudah menghng! Melihat figur yang menghng itu, semua orang jadi ketakutan. Apakah yang mereka lihat itu sebenarnya jelmaan ilmu hitam? Namun Randika justru merasa tertantang. Pertama kalinya dia merasa darahnya mendidih seperti ini. Namun, Randika perlu merubah taktiknya. Satu-satunya cara adh bertanya kepada para kakeknya yang ada di gunung. Chapter 78: Boneka Ginseng Chapter 78: Boneka Ginseng Jika dugaan Randika benar soal hal itu, boneka ginseng tersebut bisa memperkuat dirinya untuk mwan kekuatan misterius dm tubuhnya. Seharusnya kakeknya mengerti suatu trik untuk menangkapnya. Randikalu menuju pojokan ruangan dan menelepon kakek ketiga. Takma kemudian teleponnya diangkat. "Kenapagi sekarang?" Suara kakeknya terdengar ms. Ketika Randika hendak berbicara, suara orang-orang bekerja kembali terdengar sangat keras. Randikalu berjn keluar agar bisa berbicara lebih nyaman dengan kakeknya. "Halo kek, suaraku kedengaran?" Randika dengan cepat keluar ruangan agar pembicaraannya dengan kakeknya itu bisa dkukannya dengan nyaman. Dia juga menyuruh Viona pergi duluan tanpa dirinya. "Mau apagi sekarang? Apa kamu butuh uang? Kakek cuma punya cukup uang untuk beli rokok!" Kakek ketiganya ini sedang asyik merokok tetapi tiba-tiba dia ditelepon oleh Randika. Randika masih kehabisan kata-kata, apakah kakeknya ini menyinggung dirinya tidak pernah memberikan uang? "Kek, aku menemukan sesuatu yang hanya ada seribu tahun sekali! Tapi sayang, kakek rasanya sedang tidak ingin diganggu. Ku begitu aku kerjagi ya kek." "Ah! Bisa-bisanya kau menggoda dan mencampakkan kakekmu ini?" Kakek ketiga segera tertawa. "Apakah ini mengenai keadaan tubuhmu?" "Bukan kek." Randikalu menjskan mengenai boneka ginseng yang berkeliaran di kantornya tadi. Tiba-tiba, Randika mendengar suara handphone yang jatuh dari balik teleponnya. "APA?" Kakek ketiga benar-benar tidak percaya dengan apa yang didengarnya sedangkan Randika merasa telinganya menjadi tuli gara-gara teriakan kakeknya itu. "Kek jangan lebay begitu!" Randika menggosok-gosok telinganya. "Nak, kau tidak mengerti betapa pentingnya penemuan itu?" Kakek ketiga sampai lupa menghisap rokoknya saking semangatnya, sudahma dia tidak merasa begitu semangat. "Ku aku mengerti aku tidak mungkin bertanya pada kakek." Randika menggelengkan kepnya. "Itu ginseng yang berumur ribuan tahun! Esensi bumi danngit memberikannya kesadaran, harusnya aku sudah mengajarkanmu ini?" Kakek ketiga mi mengomel. "Harganya itu sangat mahal, kita bahkan bisa memakai uangnya sampai 3 keturunan." Randikalu bertanya, "Khasiatnya memangnya apa?" "Ginseng itu bukan hanya akan memperkuat kesehatanmu saja, benda itu akan menyembuhkan luka-luka internalmu. Ku benda itu kamu minum, kekuatan misteriusmu itu juga akan menghng dan menyatu denganmu!" "APA?" Randika benar-benar terkejut. Dia hanya menduga bahwa boneka ginseng itu akan membuat dirinya menjadi kuat tetapi dia tidak menyangka bahwa kekuatan misteriusnya itu bahkan akan menyatu dengan dirinya! Meskipun sup obat yang kakeknya berikan itu berefek sama, namun semua itu membutuhkan 3 tahun penuh sebelum akhirnya dia dapat mengendalikan kekuatan misteriusnya itu. Dan sekarang dia mengetahui bahwa boneka ginseng itu bisa menyelesaikannya dm sekejap, js Randika menjadi bersemangat. "Benar-benar keajaiban! Menurut kakek, berapa persen itu akan berhasil?" "Sembn puluh persen ku kakek yang meramunya sendiri." Nada suara kakeknya itu terdengar penuh percaya diri. "Dulu kakek pernah menemukan boneka ginseng itu sekali. Saat kakek masih muda dan berguru pada guru kakek, kami mendapat kasus seorang penatua berumur 88 tahun yang sakit keras. Hidupnya sudah di ujung tanduk dan kami sudah menyerah tetapi keluarganya memberikan kita petunjuk letak dari ginseng yang berumur ribuan tahun." Kakek ketiga mi terjebak dengan nuansa nostalgia. "Gurulu membawaku ke lokasi tersebut dan mencari tanaman ginseng itu. Akhirnya kami menemukannya di ujung bukit. Ketika guru mencabutnya, ginseng itu berubah menjadi boneka ginseng dan bahkan sempat menangis waktu itu. Kakek yang masih muda itu ketakutan melihatnya." "Jika ginseng sudah berubah menjadi boneka ginseng, dia akan memiliki kesadaran sendiri dan sangat lincah. Hampir mustahil untuk menangkapnya ku sudah kabur." Kakeknya mengingatkan Randika. "Pasien kakek bagaimana?" "Guru kakek membuat boneka ginseng itu menjadi sup obat. Ketika diminumkannya kepada penatua itu, bukan hanya dia smat, dia hidup dengan sehat sampai umur 125 tahun!" "Cerita kakek seperti mengada-ngada begitu." Sulit membayangkan kakeknya yang ms ini menjadi dokter keliling begitu. "Kapan memangnya kakek pernah bohong? Ku kakek tidak berkna dengan guru kakek dulu, kau sudahma mati tahu!" Kakek ketiga mi marah-marah pada Randika. "Hahaha aku bercanda kek." Randika merasa puas sudah menggoda kakeknya itu. "Susah bayangin kakek bepergian seperti itu, habisnya kakek ku di rumah ms bener." "Huh dasar anak tidak tahu terima kasih!" Lalu kakek ketiga terdiam sesaat. "Randika ini waktu yang tepat untuk menyembuhkan luka di tubuhmu itu. Jika kau berhasil mendapatkan boneka ginseng itu, aku akan membuatkan obat untukmu." Randika tersenyum pahit mendengarnya. Mungkin kakeknya tidak tahu seberapa sulit menangkap boneka sin itu. Dia bahkan kehngan jejak boneka ginseng itu! "Apakah ada cara untuk menangkap boneka ginseng itu?" Tanya Randika. "Kakek tidak tahu." "Tidak tahu?" "Tentu saja kakek tidak tahu." Kakek ketiga mi marah-marahgi. "Guru kakekngsung mencabutnya dari tanah jadi boneka itu tidak bisari darinya." "Boneka ginseng itu sangat lincah, aku tidak bisa menangkapnya." Randika terdengar kecewa. "Bagaimana ku meminta kakek ke sini dan membantuku?" "Kau saja yang muda tidak bisa, apgi kakek yang tua ini!" Ketika mendengarnya, Randika hanya tertawa. "Kakek sebenarnya ingin membantumu dan melihat sendiri bagaimana boneka ginseng itu." Kakek ketiga mengh napas. "Aku sedang sibuk membuat obat sekarang. Jika kau tidak meneleponku, mungkin kakek sudahma selesai menyelesaikan kuota hari ini." "Bisakah kakek mkukannya besok-besok?" "Tentu saja tidak. Tanaman obat didang sedang bagus-bagusnya. Lagip kakek datang pun tidak bisa telu banyak membantumu. Boneka ginseng itu hanya kau yang bisa menangkapnya." Randika sedikit kecewa. "Baih ku begitu, nanti seth mendapatkannya aku akan menemuimu." Seth menutup teleponnya, pikiran Randika dipenuhi oleh boneka ginseng itu. Dia tidak menyangka bahwa itu adh kunci untuk menyembuhkan dirinya. Dia benar-benar harus mendapatkannya. Sekarang permashannya adh mcak keberadaan boneka ginseng itu. Seth ia kabur dari ruangan, susah untuk mcaknyagi. Apakah dirinya harus mencari hingga ke pelosok kota? Ms berpikir panjang, Randika akhirnya memutuskan untuk keluar dari gedung terlebih dahulu dan menghirup udara segar. Dia sekarang bergantung pada nasib baiknya saja. Seth mengetahui khasiat boneka ginseng ini, Randika jadi ms untuk membuat ramuan Xgi. Dm benaknya, cuma ada boneka ginseng. Tapi bergerak secara pasif seperti ini bukah seorang Ares. Tapi dirinya sendiri sudah tidak berdaya, boneka itu benar-benar licin dan menghng tanpa jejak. Mencari tanpa petunjuk hanyh membuang waktu. Seth berjn dengan penuh pemikiran sma 10 menit, dia melihat sosok wanita cantik yang sedang berteduh sambil mengawasi seseorang dengan tatapan tajamnya itu. Seth dia perhatikan baik-baik, perempuan cantik tersebut adh Deviana! Apakah dia sedang mengintai pencurigi? Chapter 79: Aku Tahu Cara Menjadi Romantis Chapter 79: Aku Tahu Cara Menjadi Romantis Randika mengikuti Deviana dari bkang. Deviana sama sekali tidak sadar akan kehadiran Randika, dia masih fokus pada targetnya. Targetnya kali ini adh seorang pria paruh baya yang memakai topi dan kacamata hitam. Orang itu berjn dengan santai sambil mengamati calon mangsanya yang melewati dirinya. Deviana juga sedang menunggu targetnya itu beraksi sebelum akhirnya menangkapnya. Lalu, mata pencuri itu jatuh pada seorang wanita muda dengan tas yang terlihat mewah. Perempuan itu sedang asyik dengan handphonenya sambil berjn pn. Pencuri itu menunggu sampai keadaan jn menjadi sepi sehingga jalur kaburnya tidak akan terhng. Ketika dia melihat sebuah gang di depan sana, dia memutuskan saat inh waktunya dia beraksi. Dengan cepat dia beri dan menjambret tas tersebut sambil mendorong jatuh perempuan itu. Dengan cepat dia menuju gang yang ada di depan, di sana dia bisa mengecoh arah mana dia pergi. "Tolong copet!" Perempuan itu terjatuh dan hanya bisa melihat pencopet itu beri kencang meninggalkan dirinya. Pada saat ini Deviana jugangsung beri mengikuti pencopet itu. "Berhenti!" Teriak Deviana. Tentu saja pencopet itu tidak berhenti. Jarak antara mereka sangah dekat, Deviana kemudian menggertakan giginya dan melompat. Dia berhasil menangkap pencopet tersebut dan membantingnya ke tanah. Namun, pencopet itu terus-menerus meronta dan membuat Deviana kesulitan menahannya. "Kau th tertangkap." Meskipun Deviana berhasil menginjak punggung pria itu dengan lututnya, karena dia terus meronta akhirnya dia berhasil lepas dan kabur kembali. "Hoi janganri kau!" Kali ini yang berteriak adh Randika. Deviana yang terjatuh, menatap Randika dan pencopet itu dengan penuh kebencian. "Ku aku barusan tidak melihatmu dan terkejut, orang itu sudah tertangkap!" Deviana segera mengejar kembali pencopet tersebut. Kemampuan fisik Deviana termasuk hebat di kngan polisi wanita. Tetapi, barusan dia lengah karena terkejut melihat sosok Randika yang melototinya. "Berhenti!" Pencopet itu js tidak berhenti, dia semakin memacurinya itu. Sma dia berhasil masuk ke gang itu, dia bisa mengecoh polisi itu. Deviana sudah terpacu adrenalinnya dan mengejar orang itu dengan cepat. Ketika pencopet itu berbelok, Deviana kehngan sosoknya. Ketika dirinya yang berbelok, tiba-tiba Deviana mendapatkan tendangan tepat di perutnya. Deviana pun tersungkur di tanah dan pencopet itu menatap tajam orang yang mengejarnya ini. Js ku dia kepingin kabur dengan sukses, dia harus melumpuhkan pengejarnya ini. Namun, tas yang th dia copet th berhasil direbut oleh Deviana. Pencopet itu menatap marah Deviana dan ingin membunuhnya. Devianalu berdiri dan memasang kuda-kuda bertarungnya. Pencopet itu meraung dan menerjang maju. Ketika Deviana ingin mencengkram pergngan tangan pria itu, dia diseruduk oleh pria itu. Bagaikan diseruduk sapi, Deviana segera terjatuh karena dorongan pria tersebut. Pria ini kuat! Deviana yang sikunya terluka itu segera berdiri dan sekarang dia yang menerjang maju. Dia meniru serangan pria itu dan menyeruduknya hingga jatuh bersamaan. Deviana segera mengunciwannya dan mencekik lehernya, berusaha membuatnya pingsan. Tetapi, kekuatan pria itu lebih kuat darinya. Orang tersebut terus meronta dan memberikan serangan sikut pada tng rusuk Deviana. Saat pria itu hendak menggigit tangan Deviana, sebuah batu mengenai kepnya. Ternyata itu adh Randika yang hanya mengamati mereka dari samping. "Hei Randika tolong aku, aku sudah mi tidak kuat!" Teriak Deviana. Namun, pria tersebut berhasil lepas seth myangkan sikutnya 3x dan kabur kembali sambil membawa jarahannya. "Ckckck kau polisi tapi membiarkan tersangka kabur bersama jarahannya." "Gara-gara kamu cuma melihat dari samping!" Deviana masih kesakitan seth bagian sampingnya disikut beberapa kali. Ku tadi Randika membantunya, orang itu sudah tertangkap dari tadi. "Bukankah dulu kau tidak mau kubantu?" Randika tersenyum dan membantu Deviana berdiri. "Ku begitu apakah kamu sekarang bisa membantuku?" "Buat apa aku membantumu menangkap orang? Aku bukan polisi tahu, aku hanya seorang warga yang taat hukum." Kata Randika dengan senyum nakal. Deviana mendengus, "Ku begitu ini permintaan seorang teman." "Ini bukan mash aku mau membantu atau tidak." Randikalu tersenyum nakal. "Terakhir kali aku membantumu, aku tidak mendapatkan apa yang kuinginkan." "Mimpi!" Inggrid segera menutup dadanya itu. "Ku begitu kita berharap saja orang itu akan kembali mencopet." Randikalu berbisik di telinganya. "Kau akan membiarkannya pergi begitu saja?" Deviana menggigit bibirnya, mendengar kata-kata Randika dia aslinya tidak r. "Baih." Wajah Deviana segera menjadi merah karena malu. Mendengar janji Deviana itu, Randika segera menghng menjadi asap dan mengejar pencopet itu. Sambil membawa tas rampasannya itu, pencopet itu beri dengan sangat cepat. Dia sama sekali tidak menoleh ke bkang, tetapi tiba-tiba seorangkiki berada di hadapannya. "Kau tidak bisa kaburgi." Kata Randika dengan santai. Bagaimana mungkin orang ini bisa tiba-tiba ada di depannya? Karena saking cepatnya, pencopet ini tidak bisa mengerem dan memutuskan untuk menabraknya. Namun, kenyataannya tidak sesuai ekspektasinya. Pria di hadapannya itu bergeser sedikit dan mencengkram tangannya dan membantingnya ke tanah. Pada saat itu juga, punggungnya th diinjak oleh kaki Randika. Randika dengan cepat melumpuhkan orang ini dan menggotongnya kembali ke tempat Deviana berada. Randikalu melempar pencopet yang sudah pingsan tersebut ke Deviana dan berkata dengan nada semangat. "Sekarang tepati janjimu itu." Deviana dengan cepat tersipu malu dan menatap Randika dengan dingin. Namun, jantungnya berdetak dengan cepat dan dia menutup matanya. "Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu. Buat apa kau setegang itu?" Randika tidak habis pikir, dia hanya ingin mengambil hadiahnya bukan membunuhnya. "Sudah cepah!" Deviana sebenarnya malu mkukan hal ini. Terlepas dari dia seorang polisi, dia hanya belum pernah merasakan sentuhan lki sebelumnya. "Kau yang meminta hal ini terjadi, jangan lupakan hal itu." Randikalu menghampirinya. Deviana semakin erat menutup matanya. Dia sudah bisa merasakan bahwa Randika sudah sangat dekat dan dia merasa bahwa tangannya sebentargi akan meraba dadanya. Namun, yang mengejutkannya adh Randika hanya memegang kedua tangannya dan mencium pipinya. "Baih, hutangmu sudah lunas untuk hari ini." Randika mngkah mundur dan tersenyum hangat. "Hah?" Muka Deviana terlihat bingung. Cuma itu yang dkukannya? Apa benar orang ini Randika? "Apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?" Randikalu tersenyum. "Pikiranku ini isinya bukan hanya hal mesum tahu, aku tahu cara menjadi romantis. Atau Apakah kau berharap sesuatu yang lebih? Aku bisa memberikannya padamu sekarang ku kau mau." Melihat Randika yang hendak menghampirinya, Deviana segera memalingkan wajahnya. "Bukankah kau tadi berkata ku hari ini sudah cukup!" "Tentu saja,kiki sejati tidak pernah mnggar kata-katanya." Randikalu mundur beberapangkah. Untuk mendapatkan hati Deviana, Randika harus mengubah citra mesumnya itu menjadi pria romantis. Tapi hal itu tidak membuatnya berhenti menggoda perempuan satu ini. "Ku kau nanti kesusahangi, aku tidak keberatan dimintai tolong olehmugi." Deviana yang mendengarnya menjadi marah dan berjanji padanya bahwa dia tidak akan meminta bantuannyagi! Chapter 80: Universitas Cendrawasih Chapter 80: Universitas Cendrawasih Seth meninggalkan Deviana dengan wajah yang puas, Randika kembali berpetung mencari boneka ginseng. Ketika dia dengan santai berjn, handphonenya tiba-tiba berdering nyaring. Ketika dia menerima telepon itu, Hannahngsung tawa pecah tepat di telinga Randika. "Kak! Coba tebak apa yang aku temukan." Hannah terdengar begitu antusias. Memangnya apa yang adik iparnya itu temukan? Mungkin dia sedang bosan dan iseng meneleponnya. "Kakak menyerah, apa memangnya yang kau temukan?" Randika sedang tidak ingin mdeninya, dia sudah ingin cepat-cepat menutup teleponnya. "Kakak tidak akan mungkin percaya ku aku bngi, aku sendiri juga masih tidak percaya!" Hannah masih telu bersemangat. "Han jangan telu girang seperti orang g, tidak elegan tahu. Sekarang cepat katakan apa yang barusan kau temukan." Karena th mengarungi dunia sma bertahun-tahun, sudah tidak ada yang bisa mengejutkan seorang Ares. "Baih." Hannah menghirup udara dm-dm. "Sebenarnya yang menemukannya adh temankulu dia membawaku untuk melihatnya. Ku dibng itu boneka sih bisa saja tapi dia jauh lebih mirip seperti bayi, nah di situ uniknya kami tahu bahwa itu bukan manusia! Ku aku posting di inte apakah aku menjadi viral ya kak?" Kata-kata Hannah itu segera menarik perhatian Randika, bukankah itu boneka ginseng yang dicarinya? "Aku tidak bisa menjskan bentuknya secara detail, yang perlu kakak tahu benda itu lucu sekali." Hannah kembali bersemangat. "Tahu tidak, dia bahkan mengikuti kita ke asrama dan menari bersama kita!" "Bisa kau jskan bentuknya?" "Aku benar-benar tidak tahu kak, tapi ku kubng itu mirip lobak yang putih sekali. Masa bodoh, aku akan memposting fotonya di media sosialku." Tidak shgi, seharusnya apa yang ada di asrama Hannah itu adh boneka ginseng! Randika tidak menyangka bahwa boneka itu akan menari di asrama perempuan. "Han, apakah benda itu masih ada di sana?" Randika menahan napasnya, dia tidak boleh melepaskan kesempatan inigi. "Iya." "Kamu ada di mana sekarang? Boneka itu sangat berarti bagiku, aku harus mendapatkannya kembali." Randika terdengar cemas, dan di saat yang sama, dia sudah beri menuju Universitas Cendrawasih. "Oh" Hannah hanya mengangguk dan berpikir kenapa bisa boneka lucu itu penting untuk kakak iparnya? Universitas Cendrawasih merupakan universitas favorit di kota ini. Berdasarkan sh satu voting, universitas ini masuk dm kategori universitas yang paling diminati oleh banyak. Mungkin dengan semakin berkembangnya kota Cendrawasih, membuat orang-orang mi tertarik untuk tinggal maupun bjar di sini. Universitas Cendrawasih berada di pusat kota, cukup jauh dari perusahaan milik Inggrid. Tetapi, Randika bukah manusia biasa dan dia beri secepat mungkin. Dia tidak perlu waktuma untuk dapat tiba di Universitas Cendrawasih. "Aku sudah di sekhmu, bagaimana caranya aku masuk ke asramamu?" Randika dengan cepat menelepon Hannah sekaligi. "Ha? Kakak sudah ada di sekhku?" Hannah terkejut. Belum lima menit dia menelepon dan kakak iparnya sudah ada di sini. Bukankah harusnya dia sedang bekerja ya? Bahkan jika dia mengebut dari tempat kakaknya bekerja itu tetap membutuhkan waktu 20-30 menit. Hannah masih terdiam di balik telepon sedangkan Randika tidak berhenti beri. "Hannah, di mana asramamu itu? Aku sudah ada di gedung Bahasa." "Kakak mau apa?" Hannahngsung tersadar niatan Randika itu. "Kakak mau menerobos masuk asrama perempuan?" Randika bingung, memangnya kenapa dengan hal itu? Dia yang sudah pernah masuk ke tempat pcuran harus takut ketika masuk ke asrama perempuan? "Han, apakah boneka itu masih ada di sana?" Randika berusaha mengembalikan topik pembicaraan. Sma boneka masih ada di asrama, kesempatannya untuk menangkapnya masih besar. "Barusan saja dia menghng." Hannahlu bertanya. "Kak, memangnya boneka itu segitu pentingnya?" Randikangsung kecewa ketika mendengarnya. Nasibnya benar-benar sedang sial. Entah kapan dia akan menemukan jejak keberadaan boneka itugi. "Halo kak, kau masih di situ? Apa kakak beneran sudah ada di gedung Bahasa?" Hannah masih penasaran. "Memangnya kapan kakakmu ini pernah bohong?" Randikalu menggaruk-garuk kepnya. "Ya sudah, karena boneka itu sudah tidak ada, kakak png dulu ya." "Eh jangan! Kakak kan sudah capek-capek datang ke sini, masa sudahngsung mau png?" Hannahlu berkata sambil tersenyum. "Tunggu di situ 5 menit, Hannah akan menghampirimu." Randikalu mengatakan. "Baih, aku ada di a depan ruangan dosen." "Baih, tunggu aku sebentar." Ketika dia duduk menunggu, Randika baru sadar bahwa punggungnya basah oleh keringat. Dia sudah beri sekuat tenaga tadi dan hari ini juga panas. Karena bosan, dia berkeliling di lorong dan memperhatikan perempuan-perempuan muda yang berjn. Bisa dikatakan bahwa Universitas Cendrawasih penuh dengan bunga-bunga yang cantik dan menawan. Randika sampai ngiler melihat tubuh-tubuh mereka yang bahenol dan sexy, semua perempuan ini akan menjadi gadis-gadis yang cantik beberapa tahungi. Saat dia mengagumi perempuan-perempuan itu, seseorang berdiri di hadapannya. Meskipun baju dananya terlihat formal, dada perempuan itu sungguh besar. Dia memberikan jempolnya terhadap kedua melon itu! "Kak... sudah cukup." Pemilik dari kedua melon yang indah itu menegurnya. Melihat kkuan mesum kakak iparnya ini benar-benar membuat malu Hannah. Randikalu menaikkan kembali pandangannya dan tertawa. "Hahaha akhirnya kau datang juga. Lalu kita mau ngapain sekarang?" "Karena kakak sudah capek-capek datang ke sini, aku akan membawamu keliling kampusku ini." Hannahlu menarik paksa tangan Randika. "Eh buat apa juga aku keliling gedung universitasmu? Hari ini mataharinya menyengat tahu, nanti kita berdua jadi hitam bagaimana?" Matahari benar-benar terlihat panas hari ini, bahkan orang bisa gosong ku berjemur sekarang! "Oh kakak benar juga." Hannahlu tersenyum dan menoleh ke arahnya. "Ku begitu, aku akan mengajak kakak untuk berenang." "Berenang?" Randika terkejut. "Iya kita akan berenang." Hannah tersenyum dan menarik kakaknya itu. "Banyak cewek cantik di sana kak, kau tidak akan menyesal." Dm benak Randika sudah berisikan gambaran perempuan-perempuan cantik memakai bikini, kumpn dada-dada besar, kaki dan paha yang mulus-mulus dan terlebihgi mereka semua masih muda! Ya tuhan apakah itu surga dunia? "Kak, kau barusan berpikiran mesum ya?" "Ha? Kau pikir kakak iparmu ini hidung bng?" Randika dengan cepat mengusap ilernya. "Aku hanya berpikir mungkin ada benarnya juga kamu mengajakku berenang, tapi aku tidak bisa berhenti memikirkan kakakmu Inggrid. Aku takut dia cemburu nanti ku cewek-cewek mendekatiku." "Ku kakak tidak mau, kita bisa nongkrong di cafe sana saja ku kakak mau." Kata Hannah sambil tersenyum nakal. "Ah! Kakak bercanda tadi hahaha. Kakak ingin berenang kok, ayo tunjukkan di mana km renangnya!" Randikalu berjng dengan penuh semangat. Chapter 81: Maju Sini Pak Tua Chapter 81: Maju Sini Pak Tua Universitas Cendrawasih memiliki fasilitas lengkap untuk para mahasiswanya mengembangkan bakat-bakatnya. Mi daripangan basket, sepak b, badminton, km renang, tenis dll. Karena tidak ada kegiatan apa-apa di kampus, km renang pun dibuka untuk umum. Sma pengunjung membayar dan mematuhi aturan, mereka bisa berenang dengan nyaman di tempat ini. Ketika Randika masuk di ruangan km renang tersebut, matanyangsung dipenuhi pemandangan indah. Ya tuhan banyak sekali cewek cantiknya! Mereka semua terlihat putih mulus dan cantik. Bikini yang mereka pakai dengan sempurna menonjolkan aset-aset mereka. Ketika dia berjn, dia melihat seorang cewek yang keluar dari km renang. Mata Randika tidak bisa lepas dari perempuan tersebut, dia pasti 36D! Kep Randika mi panas, di mana pun dia menoleh, dia pasti menemukan cewek cantikinnya. "Kak matamu itu lho, malu-maluin saja." Hannah tertawa ketika melihat Randika yang celingak-celinguk. "Jangan khawatir, kakak sudah biasa." Mata Randika masih tertuju pada kumpn mikat itu. "Setidaknya ganti baju dulu." Hannah kehabisan kata-kata. Mungkin dirinya sh mengajak Randika ke sini, Hannah merasa sedang menuntun serig ke kandang ayam. "Baih." Randika terpaksa menahan diri dan cepat-cepat ganti baju. Kemudian, Randika dengana renangnya keluargi menyambut pemandangan surga ini. Perutnya yang sixpack dan luka-luka yang dia dapat, memberi kesan dia seorang pria penuh dengan pengman hidup. Ketika dia mendekati km renang, Randika melihat sekumpn perempuan cantik yang sedang bermain. Randikalu masuk ke km dan menyapa mereka. "Siang." Para perempuan ini sedang asyik mengobrol dan bermain air dengan gembira dan tiba-tiba ada seorang lki yang menyapa mereka. "Pergi sana, kami tidak menerimaki mesum di sini." Sh satu dari merekangsung menk kehadiran Randika. Teman-temannya tertawa ketika mendengarnya dan berenang menjauhi Randika. Hmmm? Apakah pesonaku sudah hng? Bukan, bukan, ini pasti suatu keshan. Randika merasa targetnya barusan telu tinggi jadi dia berenang ke arah perempuan mudainnya. "Hai sendirian aja nih?" "Wow teknik berenangmu sungguh indah!" "Wah bikini yang kau pakai sangat cocok untuk dirimu yang menawan ini." ........ Seth beberapa kali berusaha, Randika keluar dari km dan duduk di pinggir km dengan wajah cemberut. Semua usahanya gagal dan dia sekarang dipaksa hanya melihat dari samping, sungguh sial nasibnya hari ini. "Kenapa kak? Apakah mereka semua mencuekimu?" Tiba-tiba dari bkang Hannah muncul sambil tersenyum. Randika menoleh dan melihat Hannah juga memakai bikininya. Memang adik iparnya ini juga seorang bidadari. Bisa dikatakan bahwa dia dan Inggrid benar-benar bagai pinang dibh dua. Dadanya yang besar itu serta kaki putih yang mulus itu berhasil membuat Randika terpukau. Bikini putihnya membuat dia bagaikan supermodel dan terlebih senyuman indahnya itu membuat Hannah menjadi wanita tercantik di km renang ini. Kecantikan adik iparnya ini dengan mudah mmpaui semua perempuan cantik yang ada di sini. "Han, kau sungguh cantik." Randika tersenyum hangat. "Tentu saja!" Hannah membusungkan dadanya dan meloncat ke dm km. Dia berenang beberapa meter tanpa menarik napas. Melihat cara berenang Hannah, Randika merasa dia bagaikan putri duyung. Sungguh menyenangkan melihat perempuan itu berenang, mungkinkah adik iparnya ikut klub berenang? Para lkiinnya juga terpaku pada sosok Hannah yang menawan, apgi lki sebaya dengan Hannah. "Hei Jim, bukankah itu cewek yang kau suka?" Teriak sh satu orang pada temannya. Jimmy, yang sudah menyukai Hannah sejak dia pertama kali bertemu, segera menoleh dan melihat pujaan hatinya itu. Dia dengan cepat menjadi malu. "Wah gadis itu sungguh sexy, aku tidak menyangka ada cewek secantik itu di kampus kita. Jurusan apa ya dia?" Tatapan mata Jimmy tidak pernah meninggalkan Hannah sedetik pun. "Aku tidak tahu. Aku hanya pernah melihatnya sekali waktu dia berenang di sini." "Wah cinta lokasi ya?" Temannya itu terkejut. "Bukan, cintaku hanya sepihak." Jimmylu memutuskan untuk berkenn dengan Hannah, dia harus mendapatkan hatinya. Bermodalkan sebagai kapten tim renang universitas ini, Jimmy yakin akan bisa mendapatkan hatinya. Seth mereka berenang sebentar bersama-sama, tidakmagi mereka berdua akan berenang-renang di ranjang. Namun, Hannah hanya berenang sebentar danngsung berenang kembali ke pinggir km tempat Randika duduk. "Hmm? Cepat sekali kau keluar?" Tanya Randika. Hannah hanya tersenyum nakal dan ketika dia keluar dari km, dia menym terlebih dahulu danngsung melompat keluar. Hal ini menyebabkan air bermuncratan ke arah Randika. "Hei! Aku jadi basahgi kan!" Randika menjadi muram kembali. "Hahaha aku tidak suka melihat kak Randika yang murung seperti itu." Hannahlu duduk di samping Randika. Hal ini membuat Jimmy terdiam, tatapan matanya menjadi tajam. "Aku tidak menyangka bahwa kau pintar berenang, aku sempat berpikir kamu seperti putri duyung tadi." Kata Randika sambil memberi handuk pada Hannah. Mendengar pujian itu, Hannah semakin menjadi-jadi. "Benarkah aku sehebat itu?" "Mana mungkin kakakmu ini bohong? Sudah cantik, kau juga pintar berenang jadi tidak sh jika aku mengiramu sebagai putri duyung." Kata Randika sambil mencuri pandang pada tubuh adik iparnya itu. Randika aslinya masih belum puas, dia masih merasa kecewa karena ditk banyak perempuan di sini. Hannah bisa memahami apa yang membuat kakak iparnya itu murung, dialu menatap Randika. "Kak, kenapa kau tidak mau berenang denganku? Sudah lupakan saja mereka,gip kau telu tua buat mereka." Kata-kata ini menyayat hati Randika. Sin, aku tidak setua itu tahu! Randika dengan cemberut menjawab. "Aku kan sudah tua jadi aku hanya akan melihatmu di pinggir saja." Namun, di saat ini Jimmy nimbrung di percakapan mereka berdua. "Ngomong saja kau tidak bisa berenang pak tua." Randika dan Hannah terkejut ketika mendengarnya. Siapa memangnya kamu? Ketika Hannah melihat lki yang merasa sok ganteng dan hebat itu tersenyum ke arahnya, dia merasa jijik dan memalingkan wajahnya. Namun, Jimmy tidak mudah menyerah. "Hei manis, kau ingin berenang bersama? Aku akan mengajarimu beberapa trik." Sejak jaman dulu, punya kecantikan yang menonjol pasti mendatangkan pria-pria mesum seperti ini. Hannah sudah kebal dengan teknik merayu murahan seperti itu. Ketika Randika memahami niat lki itu, dia tertawa dm hati. "Tidak butuh, kau tidak lihat aku sedang berbicara?" Hannah merasa orang ini tidak sopan sama sekali. "Jangan cemberut begitu, nanti cantikmu hng lho. Aku tadi sempat lihat teknik berenangmu yang cantik itu, aku akan mengajarimu beberapa trikinnya." Rayu Jimmy. Lalu Jimmy menatap Randika. "Orang tua sepertinya cuma bisa mengajarimu mengapung, percayh padaku." Randika terkejut, dia sudah diam dan hanya memperhatikan kenapa dia masih tetap kena? Bocah ini nyari gara-gara memangnya. "Orang tua seperti dia hanya datang ke tempat ini untuk melirik cewek-cewek dengan mata mesumnya, js dia aslinya tidak bisa berenang." Randika masih berusaha tenang dm hatinya. Dia tidak boleh meledak gara-gara omongan seorang bocah. Demi mempertahankan martabatnya sebagai yang lebih tua, Randika memilih untuk bersabar. Randika hanya memalingkan wajahnya, pura-pura tidak mendengar. Melihat Randika tidak bereaksi, Jimmy semakin menjadi-jadi. "Pinggangnya yang rapuh sudah tidak kuat berhraga keras seperti ini, sudah lupakan saja dia dan berenang bersamaku." Hannahngsung memasang wajah dingin. "Pergi sana, aku smanya tidak akan berenang bersamamu. Lagip kau sama sekali tidak sebanding dengannya." Randika tersenyum, adik iparnya ini pintar memb dirinya. Ekspresi Jimmy semakin jijik ketika mendengarnya. "Maksudmu aku yang merupakan ujung tombak klub renang sekh ini kh cepat dengan pak tua ini? Aku bahkan tidak perlu membuka mataku ketika mwannya." Randika menatap tajam bocah itu. Bocah inima kmaan semakin menjadi-jadi dan Randika sudah mi tidak suka dengan sikap sombongnya itu. Mata tertutup ketika adu renang dengannya? "Hei bocah, jangan sombong seperti itu atau nanti kau akan malu sendiri." Kata Randika dengan santai. Melihat Randika yang sudah terpancing, Jimmy dengan cepat membs. "Apa? Kau ingin adu cepat denganku? Buat janji dulu dengan dokter tngmu, kita bisa repot nanti menggotongmu ke rumah sakit." "Ha? Buat apa adu cepat ku aku sudah tahu hasilnya dari awal?" Randika tertawa, bocah ini sepertinya tidak mengerti siapawannya ini. "Omong saja takut!" Jimmyngsung keluar dari air dan menghampirinya. "Ayo kita bertanding pak tua, ku kau kh kau harus berteriak ''aku pria mesum'' tiga kali di sini." Kh? Randika masih terheran-heran, anak ini percaya diri sekali dengan kemampuannya. "Sudah sana pergi, jangan pernah sok hebat di depan cewekgi seperti itu. Malu-maluin tahu." Hannah yang mendengarnya mengangguk setuju, dia merasa bahwa Jimmy adh pria tidak sopan dan sok tampan. "Kau!" Jimmy dengan cepat menjadi marah dan menantangnya sekaligi. "Baih, kita ganti taruhannya. Siapapun yang menang akan tnjang dan menggonggong sebanyak 5x!" Jimmy sudah kehngan akal sehatnya, dia benar-benar ingin menginjak harga diri pria yang merebut pujaan hatinya itu. Randikalu menjawab dengan muka serius. "Nak, aku sudah memperingatkanmu lebih dari satu kali. Cepat pergi atau kau akan menyesalinya." "Ngomong saja kau takut, bagaimana pak tua? Berani atau tidak?" Anak ini benar-benar bajingan ya, Randika sudah hng kesabarannya. "Baih ku begitu, jika kau ingin memamerkan burungmu yang kecil itu akan kyani permintaanmu." Randikalu berdiri. "Bermimph terus pak tua!" Chapter 82: Pertandingan yang Mudah Chapter 82: Pertandingan yang Mudah Seth sepakat untuk bertanding, Jimmy memanggil teman-temannya dari klub berenang. Mereka memastikan jalur renang mereka dikosongkan untuk mereka berdua dan penonton dipaksa minggir dari km sebentar. Semua orang mi bersemangat ketika mendengar akan ada pertandingan. "Peraturannya sederhana, siapa duluan yang berhasil 15 kali bk balik maka dih pemenangnya. Di setiap ujungnya, akan ada orang yang menghitung waktu dan memastikan agar tidak terjadi kecurangan." "Tidak mash, jika aku tidak menyelesaikannya sebelum kau berhasil 5 putaran maka kau adh pemenangnya." Kata Randika dengan santai. Lima bs kali bk-balik, km renang ini memiliki panjang 50 meter jadi bisa dibng adu cepat ini berjarak 1500 meter. Jarak 1500 meter bagi orang awam sangat melhkan, kebanyakan orang tidak dapat menyelesaikannya. Justru inh yang diincar oleh Jimmy, sma dia bisa berhasil membuat Randika malu karena tidak bisa berhasil menyelesaikan pertandingan ini maka tujuannya sudah tercapai. Tapi, yang justru membuatnya lebih kesalgi adh kata-kata dari Randika yang penuh dengan kesombongan. Jika Randika belum selesai menyelesaikan 15x bk-balik (1500 meter) sebelum dirinya selesai 5x bk-balik (500 meter) maka dirinya adh pemenangnya! Benar-benar konyol, orang awam menghkan ujung tombak klub renang? Sehat bro? Ketika mendengar sesumbar Randika itu hanya tersenyum lebar. "Baih ku begitu." "Bersedia!" Di sisiin, beberapa teman Jimmy menjadi wasit di kedua ujung dan penonton antusias menonton mereka. "Berani sekali orang itu nantang Jimmy ya?" "Aku juga heran, orang itu benar-benar bodoh." "Sudah pasti Jimmy yang menang, dia kan jagoan sekh kita!" "Tentu saja! Jimmy adh kebanggaan sekh ini!" ............. Semua penonton menyoraki Jimmy sedangkan yang menyoraki Randika hanyh 1 orang. Hannah dengan bersemangat menyoraki Randika dari samping. "Randika! Berjuanh!" Mendengar sorakan adik iparnya itu, Randika mengacungkan jempol dan tersenyum ke arahnya. Namun, Jimmy mh semakin kesal ketika melihat mereka bermesraan seperti itu. "Mi!" Kedua perenang itu segera melompat masuk dan air muncrat ke mana-mana. Penonton mi bersorak kembali. Di saat dirinya masuk ke dm air, Jimmy sudah mengatur napas dan ritme gerakannya. Karena jarak 1500 meter juga merupakan tantangan baginya. Sma dia menjaga ritmenya dengan stabil, dia yakin bisa menang dengan mudah. Apgi sesumbar Randika membuat dirinya memiliki keunggn muk! Namun, pada saat ini, para penonton bersorak semakin keras! "G!" "Kok bisa pak tua itu berenang cepat sekali!" "Orang itu pasti curang!" ......... Semua yang melihat kecepatan Randika tidak bisa mempercayai apa yang mereka lihat. Bahkan Hannah pun terpukau melihatnya, siapa sebenarnya kakak iparnya ini? Ketika Randika dan Jimmy sama-sama memasuki air, posisi mereka masih seimbang tetapi detik berikutnya, Randika seperti memasang roket di kakinya dan melesat cepat. Dia dengan mudah meninggalkan Jimmy dengan jarak yang jauh. Ketika Randika sampai ujung, Jimmy baru sampai setengahnya. Yang lebih hebatnyagi, setengah jn yang dicapai Jimmy itu berkat bantuan pertama kali meloncat ke dm air, ku tidak menghitung itu maka Jimmy baru mencapai 1/4! Jimmy merasa aneh, sorakan itu rasanya bukan ditujukan pada dirinya. Pada saat ini, dia merasa bahwa dirinya th dilewati dan detik berikutnya dia sudah ada di sampingnyagi! Jimmy js terkejut. Bagaimana mungkin Randika bisa menyelesaikan 1 1/2 putaran bahkan dirinya belum menyelesaikan 1 putaran? "Wow kak Randika memang luar biasa!" Hannah semakin bersemangat dan melompat kegirangan. Tiba-tiba penonton bersorak kembali, mereka tidak menyangka gerakan Randika berikutnya itu! Yang semnya memakai gaya bebas itu tiba-tiba Randika memakai gaya punggung! Semua penonton terpukau dengannya, dan para perempuan itu menatap Randika dengan mata yang nakal. "Kuat sekali orang itu, siapa dia sebenarnya?" Bahkan dengan gaya punggungnya, kecepatan Randika sama sekali tidak mmbat. Ketika Jimmy berhasil menyelesaikan 1 putaran (50 meter), Randika sudah 2 putaran (100 meter). Dm sekejap Randika sudah berhasil unggul 1 putaran! Saat dirinya mengambil napas, Jimmy melihatwannya itu melesat bagai panah melewati dirinya. Matanya dipenuhi kengerian, bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana caranya orang bisa berenang secepat itu? Berdasarkan perhitungannya,wannya ini sudah unggul 1 putaran darinya. Dm sekejap, ritme dan pernapasan Jimmy menjadi kacau. Butuh beberapa waktu untuk dirinya tenang kembali, asalkan dia menyelesaikan 5x bk-balik maka dih pemenangnya. Sekarang Jimmy sudah membuang ambisinya menyelesaikan 1500 meter, yang dia butuhkan adh menang dari Randika. "Kak kau luar biasa! Ayo lebih cepatgi!" Hannah benar-benar bersemangat, Randika sudah berhasil menyelesaikan 5 putaran. Ketika Randika berputar, dia tiba-tiba mengganti gaya berenangnyagi. Gaya dada! Para penonton kembali bersorak, ini sudah ketiga kalinya Randika mengganti gaya berenangnya. Dari gaya bebas menjadi gaya punggung dan sekarang gaya dada! Di tengah sorakan ini, Randika masih memacu kecepatannya. Jimmy diin sisi masih terlihat pn dan terlihat cemas. Randika terus-menerus melewati dirinya, ini membuat Jimmy cemas di dm hatinya. "Sudah berapa meter dia?" Wasit yang mencatat ini masih linglung gara-gara melihat kecepatan Randika yang tidak manusiawi. "Jimmy baru 250 meter dan orang itu sudah 1000 meter." Temannya itu juga seperti orang bodoh. Bagaimana mungkin jagoan sekh mereka dibantai sedemikian rupa? Orang itu sudah bukan manusia pikirnya. Dan di saat ini, Randika mengubah gaya berenangnya menjadi gaya kupu-kupu. Para penontongigi bersorak, mereka penasaran apakah orang ini adh wakil negara untuk olimpiade? Namun, seth 2 putaran memakai gaya kupu-kupu, semua orang tertawa ketika melihat cara berenang Randika. Dia memakai gaya anjing! Hannah pun tertawa melihatnya, kakak iparnya ini memang suka malu-maluin dirinya! "Eh g, gaya anjing saja dia masih cepat!" Semua orang mi menyadari kecepatan Randika yang masih tetap sama wupun gaya berenangnya berubah-ubah. Sekarang tinggal 100 metergi Randika akan menyelesaikan pertandingannya. "Hei kurang berapa jauhgi?" Sh satu orang bertanya pada wasit. "Mereka berdua sama-sama kurang 100 meter!" Hannah benar-benar bingung, Jimmy yang memiliki keunggn 1000 meter sekarang mh sudah terkejar dan hampir kh. Kakak iparnya itu hanya butuh menyentuh dinding 2xgi agar bisa menang! Ketika Randika menyelesaikan 1 putaran dan tinggal 50 metergi, dia mengubah gaya berenangnyagi. Kali ini tangannya berada di bkang kepnya dan hanya kakinya saja yang mengayun cepat. Benar-benar meremehkan! "Wah pria itu keren!" "Sin, tahu gitu tadi aku tidak mencueki dirinya!" Jimmy sudah mkukan yang terbaik. Dia tahu bahwa dia kurang sedikitgi selesai, asalkan dia memegang tembok terakhir itu maka dih pemenangnya. Namun, pada saat ini, suara teriakan Hannah terdengar paling keras. "Randika berjuanh! Sedikitgi!" Randikalu dengan mudah melewati Jimmy dan menyentuh ujung tembok. Randika th menyelesaikan 1500 meter! Chapter 83: Kubantu Kau untuk Memilih Nomor 2 Chapter 83: Kubantu Kau untuk Memilih Nomor 2 Takma kemudian Jimmy menyentuh ujung tembok dan ketika dia menoleh ke atas, tangan Randika sudah menjulur dari atas untuk membantunya keluar dari km. Penonton masih heboh dan berteriak histeris. Mata para perempuan masih tertuju pada tubuh sixpack Randika. Di mata para perempuan ini, Randika yang sekarang benar-benar tampan. Pertandingan ini benar-benar mencolok, variasi gaya berenang ditunjukkan oleh Randika. Gaya bebas, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya santai dan yang paling lucu adh gaya anjing. Semua gaya itu dengan mudah dkukan oleh Randika! "Siapa sebenarnya orang itu!" Kata seorang perempuan yang sudah klepek-klepek oleh penampn Randika. "Aku akan meminta nomornya!" Teriak temannya di sampingnya. "Sial, bukannya dia yang tadi mengajak ngobrol kita terus kita usir?" Ketiga perempuan iningsung terdiam. Melihat Randika menang, Hannah melompat kegirangan. Kakak iparnya ini benar-benar luar biasa dm semua bidang, dia benar-benar bangga! "Ambh tanganku." Kata Randika dengan santai pada Jimmy. Mau tidak mau Jimmy meraih tangan Randika, tindakan tidak sportif akan semakin memalukan dirinya. Jimmy sekarang tidak berani mengangkat mukanya, dia benar-benar malu. Dia tidak menyangka akan kh memalukan seperti ini. "Hmmm? Kamu lupa taruhan kita?" Tanya Randika. Dm hatinya, dia benar-benar membenci pria ini, Jimmylu mengatakan. "Apa? Kau sudah membuatku malu di depan banyak orang dan masih belum puas?" Randika mengerutkan dahinya. "Jadi kau tidak mau membayar taruhanmu itu?" "Taruhan apa?" Jimmy tersenyum dan tertawa. Tidak ada orang yang mendengar taruhan mereka sebelumnya kecuali mereka berdua dan Hannah. Mau Randika ngomong apa pun, dia tidak akan mengakui ku sebelum pertandingan ada taruhan yang dipertaruhkan. Bagi Jimmy, kekhan tadi sudah cukup menghantuinya. Jika sh satu orang ada yang merekamnya dan mempostingnya di media sosial, namanya sebagai jagoan sekh ini akan tercoreng. Jadi, dia berusaha sekuat mungkin menk taruhan tersebut. Ku akhirnya Randika menggunakan kekerasan untuk memaksanya, seluruh teman-temannya ada di sini, dengan banyaknya orang ini membuat dirinya tidak takut sama sekali. Randikalu menatapnya dengan dingin, "Kau tahu apa? Aku dari awal benci muka sombongmu dan mental bancimu itu. Ku kau tidak mau mkukannya hari ini, aku akan membantumu!" Pada saat ini, teman-teman Jimmy melihat bahwa Jimmy dan orang tadi sedang berdebat. Dengan cepat mereka nimbrung. "Ada apa ini?" "Nih orang katanya mau menghajarku." Kata Jimmy sambil menunjuk Randika. "Kau sudah menang di pertandingan tadi, jangan bawa permusuhan ini keluar dari km. Kau juga bukan orang sekh ini, bisa-bisanya kau ingin menghajar teman kami?" Teman-teman Jimmy segera membnya. Jika Randika ingin menghajar temannya itu, mereka dengan senang hati memb Jimmy. Randika tidak peduli dengan orang-orang itu, dia hanya berkata pada Jimmy. "Sebelum kau mkukan hal bodoh, pikirkan baik-baik konsekuensinya sebelum tembat. Aku akan memberi peringatan terakhir untukmu agar kau segera membayar hutangmu itu." "Kau banyak omong pak tua." Jimmy dengan cepat menjadi marah. Teman-teman Jimmylu bertanya. "Apa taruhannya memangnya?" "Dia ini tiba-tiba nantangin kita dan bertaruh siapa yang kh akan tnjang dan menggonggong sebanyak 5x. Sekarang dia sudah kh mh berdalih." Hannah menghampiri Randika dan Jimmy, menjskan kronologinya. Ini membuat Jimmy benar-benar malu, tetapi dia mengatakan. "Aku cuma bercanda, ku pun aku menang aku tidak akan menyuruhnya seperti itu." "Apanya yang bercanda? Kamu js-js nantangin dengan muka sombong gitu." Hannah mi menggebu-gebu. "Sudah kh saja nyalimu ciut, potong saja sana t kminmu. Tidak pantas kau menyebut dirimukiki." Orang-orang yang mendengarnya merasa mash ini sedikit rumit, tetapi karena Jimmy adh temannya jadi mereka membnya. "Sudah lupakan saja, kayak anak kecil saja kalian. Sudah minta maaf saja Jim." Temannya Jimmy mi memberi saran tersembunyi. "Ha? Buat apa aku minta maaf?" Jimmy yang mendengarnya menjadi marah. "Memangnya apa yang akan dkukannya? Membunuhku?" "Orang sepertimu tidak pantas menyebut diri sebagaikiki, dasar tidak tahu malu!" Hannah meludah kentai, namun tiba-tiba dia ditarik dari bkang. "Biarkan aku yang mengurusnya." Randika berbisik ke Hannah. Dialu tersenyum. "Tidak mash jika kau tidak mau membayar hutangmu." Melihat Randika yang tersenyum, Jimmy merasakan firasat buruk. "Kau tahu apa? Aku aslinya suka berkhi karena cara itu paling ampuh dan paling cepat untuk membungkam mulut-mulut kayak kamu itu." Kata Randika sambil mencabut pegangan km yang terbuat dari besi. Lalu dia mematahkan pegangan itu dan mengarahkan bagian runcingnya ke Jimmy. "Kau! Apa yang kaukukan!" Jimmy ketakutan. Ketika melihat besi itu dipatahkan dengan mudah, nyalinya segera menciut. "Menurutmu?" Randikalu mengayun-ayunkan pegangan yang patah itu. Teman-teman Jimmy yang melihatnya mi mengambilngkah mundur dan membiarkan mereka berdua mengurusi mashnya sendiri. Randikalu berkata pada Jimmy dengan nada dingin. "Sekarang, pilihanmu ada dua. Pertama, kau melepasamu sekarang dan sesuai janji kita kau merangkak dan menggonggong sebanyak 5x. Yang kedua, seth kupatahkan kaki dan tanganmu itu aku akan mennjangimu dan membiarkanmu menggonggong sebanyak 5x sebelum orang-orang bisa membawamu ke rumah sakit. Cepat pilih sh satu." Bocah ini sudah menghina dan memprovokasi dirinya berkali-kali, tidak mungkin Randika membiarkannya pergi begitu saja. Sejujurnya, sma dia meminta maaf dan mengerti shnya di mana, dia akan memaafkannya. Tetapi melihat dia tidak akan pernah berubah, Randika memutuskan untuk memberinya pjaran. Jimmy menn air ludahnya. Ketika dia melihat tatapan tajam Randika, dia merasa bahwa kata-kata orang ini benar-benar serius. Dia merasa bahwa kaki dan tangannya benar-benar akan dipatahkan apab dia menk. "Mana mungkin aku bisa memilihnya!" "Aku beri kamu 5 detik untuk memutuskan, jika kau tidak membuat keputusan maka akan kubantu kau untuk memilih nomor 2." "Lima." Mendengar hitung mundur Randika, Jimmy semakin bingung. "Empat." Apa yang harus diakukan? "Tiga." Ketika Jimmy masih ragu-ragu, pegangan besi yang dipatahkan Randika itu dia lempar ke tembok. Dan di bawah tatapan orang-orang, tongkat itu menancap dm di tembok! Seth pertunjukan itu, Jimmy merasa lututnya lemas dan mi merangkak sambil melepasanya. Tetapi dia tidak mau melepasa dmnya. Seth itu dia menggonggong sebanyak 5x. "Hahaha!" Orang-orang mi tertawa melihatnya, wajah Jimmy benar-benar sudah merah karena malu. Dia benar-benar kehngan wajahnya, dia sudah tidak berani menatap orang-orang seth kejadian ini. "Jim!" Teman-teman Jimmy segera melindunginya seth dia selesai membayar hutangnya. "Kak, kau benar-benar hebat bisa membuatnya menurutimu!" Hannah menatap kagum Randika. "Tentu saja!" Randika tersenyum. "Bahkan Inggrid saja menurutiku setiap hari, bocah sepertinya bukan apa-apanya!" Hannah hanya terdiam, kakak iparnya memang bajingan! Chapter 84: Kau Butuh Operasi Pembesaran Dada Chapter 84: Kau Butuh Operasi Pembesaran Dada Seth kejadian di km renang itu, Randika tidak maumamagi di sana. Meskipun para perempuan penasaran dengan dirinya, Randika masih tidak bisa melupakan kekecewaan yang diterimanya sebelumnya. Jadi dia memutuskan untuk pergi dari sana dan berkelilinggi bersama Hannah. Karena cuaca sudah tidak sepanas tadi, mereka berdua sudah hampir selesai berkeliling seluruh universitas. Hannah benar-benar menjadi pemandu tur yang handal. Seth 1 jam mereka berkeliling, Hannah tiba-tiba ditelepon temannya dan ternyata dia diajak untuk pergi karaoke. Dialu pamit duluan dan memberi tahu cara Randika keluar dari kompleks universitasnya. Tega sekali adik iparnya ini menntarkan dirinya. Randika berjn keluar sambil berwajah murung. Saat dia mau berbelok keluar dari gedung, ada seorang dosen yang sedang berjn dengan kesusahan sambil membawa banyak buku. Karena tidak bisa melihat dengan baik, dosen ini tetap berjn dan menabrak Randika. Dm sekejap dia terjatuh dan bukunya jatuh berserakan. "Ah!" "Maaf, aku tidak menyangka akan menabrakmu." Randika segera meminta maaf dan membantunya untuk berdiri. "Ku jn hati-hati ya!" Dosen itu segera memarahi Randika. Ketika dia menggenggam tangannya, Randika terpukau dengan kecantikannya. Dosen ini, tidak, perempuan cantik ini benar-benar menawan. Umurnya mungkin sekitar 27, cukup muda bagi dosen. Dengan make upnya yang tipis, hidung mancung dan bibir mungilnya membuat ekspresi marahnya ini terlihat imut. Namun, yang sangat disayangkan adh dadanya yang kecil. Untuk kategori ini Randika harus sedikit bersabar menerimanya. "Maafkan aku, aku tadi mmun." Kata Randika sambil tersenyum, dialu membantu untuk mengumpulkan kembali buku-bukunya. "Anda dosen di sini?" Kata Randika. "Iya." Melihat tingkahku Randika yang sopan, dosen ini sedikit lebih tenang. Seth selesai memungut semua buku itu, 3/4 buku dibawa oleh Randika. "Sebagai permintaan maaf, biarkan aku membantu dirimu. Dosen ini awalnya sedikit ragu, tetapi mendengar bahwa niatan orang ini baik, akhirnya dia mengangguk. Randika tersenyum dan menjulurkan tangannya. "Namaku Randika." "Aku Christina." Lalu keduanya berjn bersama dan bertukar kabar. "Kamu mengajar bagian apa?" Tanya Randika. "Psikiologi." Jawab Christina. "Ku kamu? Kamu murid sini?" "Bukan," Kata Randika sambil tersenyum. "tapi aku anggap barusan sebagai pujian darimu." Keduanya berbincang-bincang dengan senang dan melihat saatnya sudah tepat, Randika mncarkan serangannya. Dia bertanya. "Kamu sudah menikah?" Christina yang mendengarnya terkejut. "Belum." Sesuai dugaannya, meskipun dia cantik ternyata dia masih jomblo. Ketika melihat wajah serius Randika, Christina bertanya. "Ada apa?" Randikalu mengangkat wajahnya dan berkata dengan serius. "Christina, aku menguasai beberapa ilmu pengobatan tradisional tetapi aku tidak tahu aku harus mengatakanmu secara terus terang atau tidak." "Katakan saja!" Christina penasaran. "Kau memiliki beberapa mash di bidang kewanitaan, kita harus mengobatinya secepat mungkin." "Ah?" Mendengar jawaban Randika, Christina dengan cepat tersipu malu. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu? Lalu tiba-tiba Christina tersadar, sudah banyakki yang mengejarnya sma ini dan memakai banyak cara untuk mendekatinya. Namun, yang ini benar-benar baru! "Masa?" Christina sudah mengecap Randika sebagai sh satu orang yang ingin mendekatinya, nada bicaranya menjadi dingin. Ku Randika mengerti isi kep Christina, mungkin dia sudah menggodanya hingga dia menjadi g. "Kau benar-benar memiliki mash kewanitaan." Kata Randika dengan serius. "Randika kau memakai cara seperti ini ketika mendekati cewek?" Randika terkejut, dia sudah dianggap mengejar dirinya. Baih, dirinya memang berusaha dekat dengan Christina tapi kenapa dia percaya diri sekali seperti itu? "Christ, aku tidak bercanda. Mashmu ini sudah serius." Randika kembali menegaskan. Melihat Randika yang serius itu, Christina ingin mendengar taktik apa yang dipakainya. "Ku begitu jskan padaku mashnya apa?" "Begini" Randika sedikit ragu. "Kenapa?" Christina mengerutkan dahinya, Dasar cowok, bisanya bermulut manis doang! "Bukannya aku bersikapncang, tetapi jangan terkejut ketika aku mengatakannya." Randika mi bersiap-siap dm hatinya. "Tidak apa-apa, katakan saja. Aku tidak akan marah kok." Kata Christina dengan santai. "Begini" Randika menghirup napas dm-dm dan berkata dengan nada serius. "Kau perlu operasi dada." "Apa? Coba ngi?" Apakah dirinya sh dengar? "Kau butuh operasi pembesaran dada!" Randika mengnginyagi dengan lebih pn. "Dasar mesum! Sini buku-bukuku." Christina marah, buat apa dirinya operasi pembesaran dada? Dasar pria, semuanya hanya tertarik sama wajah cantik atau dada besar. Memang dirinya tergolong kecil tetapi memangnya kenapa dengan itu? Dan orang ini dengan beraninya mengatakan aku harus membesarkan dadaku karena dadaku kecil? Apakah dia tidak mengerti ku aku sadar akan hal itu? "Sebentar, sebentar, aku hanya bercanda." Melihat Christina marah, Randika dengan cepat berusaha menghiburnya. "Kau hanyh pria mesum, aku tidak sudi bersamamu! Kembalikan bukuku atau aku akan teriak." Christina sudah menganggap Randika pria mesum dan tak tahu diri. "Christina tolong dengarkan aku." Sebenarnya itu isi hati Randika sebenarnya, menurutnya sayang sekali apab perempuan cantik memiliki dada kecil. Melihat Randika tidak mau mengembalikan buku-bukunya, Christina dengan cepat menginjak kaki Randika. Serangan mendadak ini membuat Randika mengerang kesakitan. Sepatu haknya itu benar-benar menyakitkan! Seth mengambil buku-bukunya, Christina berkata pada Randika. "Aku harap aku tidak akan bertemu denganmugi." Sin, kenapa sekarang dia jual mahal begitu? Lain kali ku kita bertemugi, aku akan memberimu pjaran. Randika menggertakan giginya, memangnya apa shnya dengan operasi pembesaran dada? Seth sosok Christina hng dari pandangannya, Randika memutuskan untuk png. Seth sampai di rumah, Randika melihat Inggrid sedang duduk di ruang tamu. "Ran, aku akan pergi sma seminggu untuk mkukan kunjungan." "Baih." Randikalu berjanji pada Inggrid. "Tepati janjimu itu ku tidak, suamimu ini akan mencarimu wu itu di ujung dunia." Inggrid segera tersipu malu, pria ini memang ahli dm menggoda. Randikalu pergi ke kamarnya hendak beristirahat, dia menghabiskan siang harinya bersama Hannah. Namun, pada saat ini dia menerima telepon dari Viona. "Kenapa Vi?" Tanya Randika. "Ran, di perumahanku pakaian-pakaian orang-orang menghng secara misterius." Suara Viona terdengar cemas di balik telepon. "Maling?" "Bukan." Viona dengan cepat menjskan. "Ini h boneka yang ada di perusahaan tadi pagi." "Apa?" Randikangsung berdiri dari tempat tidurnya. "Kau lihat sendiri?" "Iya, sekitar 30 menit yanglu rumah di samping-sampingku mporkan kehngan baju-baju mereka. Jarak antar rumah telu sempit untuk maling biasa jadi tidak mungkin manusia yang mkukannya. Mereka juga bng ada semacam boneka yang menginjak-injak kepnya." "Lalu aku sempat melihat boneka itu berjn di tengah jn sambil membawa pakaian orang-orang." Lanjut Viona. "Baih, aku akan segera ke sana." Kata Randika. Ketika Randika buru-buru turun dari tangga, Inggrid menjadi penasaran. Apakah ada sesuatu yang terjadi? "Mau ke mana?" "Keluar sebentar." Randikangsung pergi ke perumahan Viona berada. Chapter 85: Biarkan Aku Melihatnya Chapter 85: Biarkan Aku Melihatnya Boneka ginseng ini benar-benar sulit ditemui, karena Randika mendapat informasi keberadaannya tidak ada san bagi Randika untuk tidak segera mengejarnya. Ku tidak, bisa-bisa berikutnya bisa saja boneka ini ada di kotain. Dengan bermodalkan motivasi tubuhnya akan sembuh, Randika tidak akan pernah menyerah untuk menangkapnya. Viona tinggal di dekat Universitas Cendrawasih. Meskipun tempat perumahannya tidak seelit miliknya, perumahan Viona itu masih tergolong ks menengah ke atas. Seth sampai di Universitas Cendrawasih, dia menelepon kembali Viona dan sepakat bertemu di tamat dekat sana. Seth sampai di taman, Randika melihat Viona sedang duduk di kursi menunggunya. "Viona!" Randika segera menghampirinya. "Randika!" Viona masih terkejut, kenapa bisa Randika secepat itu datang ke sini. "Bonekanya?" Viona menggelengkan kepnya, "Dia menghng cukupma. Aku tidak tahu arah mana dia pergi, tetapi seharusnya masih ada di sekitar sini." Randika mengangguk. Karena boneka itu masih ada di sekitar sini, tinggal mash waktu sampai mereka bertemu dengannya. "Ran, sambil menunggu kenapa kita tidak beristirahat dulu saja di rumahku?" Kata Viona dengan sedikit malu. "Baih." Vionalu menuntun Randika ke rumahnya. Ketika mereka sampai, mereka segera duduk di ruang tamu. "Vi, memangnya apa yang diambil sama boneka itu?" Tanya Randika. Viona yang duduk di samping Randika itu berdiri dan mengambil minuman. "Aku tidak tahu, tapi yang sempat kudengar dia mencuri pakaian milik perempuan. Ah, kau ingin minum apa? Teh hangat, coca c atau bir?" "Yang tidak merepotkanmu saja." Randika melihat-lihat rumah Viona ini. Meskipun tergolong kecil, ku yang tinggal Viona saja maka rumah ini seharusnya cukup. "Vi, boleh aku melihat-lihat ruanganmu?" Randika menoleh dan bertanya. "Shkan." Viona dengan cepat menjawab. Lagip, tidak ada yang dia sembunyikan di rumah ini. Tetapi, dm sekejap mukanya menjadi pucat dan melihat Randika menuju kamar itu! Dengan cepat Viona beri dan berusaha menghentikan Randika memasuki ruangan itu. "Tidak! Jangan buka pintunya!" Tapi semua sudah tembat. Randika sudah membuka pintunya dan sedang berdiri terpana oleh pemandangan yang dilihatnya. Tempat ini bisa dibng lemari pakaian tipe walk in closet tetapi dekorasi dan isinya bukan pakaian. Viona sudahma tersipu malu. Rahasia tergpnya th dilihat oleh Randika. Tepat di tengah ruangan ada meja bundar kecil terdapat banyak sekalia dm. Cna dmnya bervariasi, ada thong berwarna hitam, G-String, Bikini Lingerie, Open Crotch, transparan dsb. Bisa dikatakana dm yang membuat pria terangsang ada di sini semua. Randika tidak bisa berkata-kata sma beberapa saat sedangkan Viona menutupi wajahnya sambil menunduk. Dia merasa wajahnya sedang terbakar dan tidak berani melihat Randika. Bagaimana ini? Randika melihat koleksiku! "Viona, kau memang tiada duanya." Randika memecah keheningan. Viona hanya berteriak teredam, dia benar-benar malu. Dm hatinya Randika semakin suka dengan Viona. Ternyata sma ini Viona memakai lingerine yang sexy dan menggoda tanpa diketahuinya, ini bahkan lebih menggairahkan daripada saat dia tidak memakai apa-apa di restoran waktu itu. Randika masuk dan mengambil sh satu G-String! Dia sangat menyukai warnanya dan membayangkan Viona yang memakainya, la! "Tidakkkk! Jangan pegang!" Viona segera beri dan berusaha mengambilnya kembali. Namun, Randika yang lebih tinggi mengangkatnya tinggi-tinggi agar Viona tidak bisa mengambilnya. Viona yang melompat-lompat dan menempelkan badannya di Randika itu membuat Randika semakin bersemangat. Dialu menahan kedua tangan Viona dan menyudutkannya hingga ke tembok. Dialu berbisik pn sambil tersenyum. "Vi, dman apa yang sedang kau pakai?" Wajah Viona kembali memerah ketika mendengarnya. Entah kenapa dia terpikir kejadian di restoran yanglu, di mana Randika melihat dirinya tidak memakaia dm. Dm sekejap, dia merasa seluruh tubuhnya menjadi panas. "Vi, biarkan aku melihatnya." Randika sudah memeluk erat Viona dan tangannya sudah berenang melintasi tubuhnya. "Aku." Ketika Viona hendak membs, bibirnya tiba-tiba dihngi oleh bibir Randika! Dengan kedua lidah mereka berenang mengarungi mulut mereka, Viona merasa kepnya myang. Semua mash dunia seakan menghng dan Cuma ada sensasi nikmat yang masuk ke dm otaknya. Keduanya berciuman cukupma dan ketika mereka sudah terpisah, Randika melihat Viona yang kehabisan napas itu sudah amat sangat terangsang. Erotisme yang ditunjukan oleh ekspresi Viona itu membuat Randika semakin bernafsu. Dengan cepat, dia menggendong Viona dan membawanya keluar menuju kamar tidurnya. Sekarang adh event utamanya! Viona merasa gugup namun di matanya hanya ada Randika sekarang dan di benaknya hanya ada kehangatan tubuh Randika yang mengalir ke dm dirinya tadi. "Vionaku yang cantik, biarkan aku melihat dman apa yang kau siapkan untuk diriku ini." Randika tersenyum dan memegang pinggang Viona dengan kedua tangannya dan berenang ke atas. "Tidak mau." Suara Viona seperti suara anak kucing, lemah dan imut. "Tenanh, aku tidak akan ngapa-ngapain kamu kok. Aku hanya ingin melihat dman seperti apa yang kau pakai sehari-hari." Randika sudah seperti buaya darat dan Viona adh sebuah kelinci putih yang polos, Viona tidak bisa lolos dari genggaman Randika. Pewanan Viona semakin kecil dan Randika mi membuka bajunya itu. Pehan namun pasti, pakaian dm yang dipakai Viona semakin nampak. Satu set pakaian dm berwarna hitam dengana dm bertali samping G-String, dewasa sekali pilihannya. Mata Randika semakin bersinar terang ketika melihatnya. Khususnya seth melihat kedua melon besar milik Viona itu, Randika sudah tidak sabar memainkannya. Sayangku, betapa menawannya dirimu itu!! Randika menn air ludahnya. Meskipun kedua melon itu masih terbungkus, beha yang dipakai sepertinya tidak bisa menahan lebihmagi. Viona sudah menutup matanya dan wajahnya sudah sangat merah. Randika sudah pehanhan memainkan dadanya. Ah! Tangannya mi masuk ke dm behanya, sedikitgi dia akan menemukan putingnya. Kiri sedikit, ah benar di situ! Ketika Randika baru menemukan harta karunnya, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari jauh. "Tolong!" Suara teriakan itu menembus dinding kamar, pintu yang tertutup rapat, dan masuk ke telinga mereka berdua. Viona yang mendengarnya segera tersadar kembali. "Ran, ada suara perempuan berteriak!" "Hmm? Mana? Aku tidak dengar apa-apa." Randika pura-pura bodoh, setiap kali keadaan mi memanas dan intim seperti ini kenapa tiba-tiba slu ada saja yang mengganggunya. "Hahaha mungkin kau sudah berhalusinasi, sudah lupakan saja dan kitanjutkan." Randika tertawa dan teriakan minta tolong kedua terdengar. Suara itu terdengar keras dan js. Ya ampun, kenapa aku tidak boleh menikmati momen-momen seperti ini? Randika sudah ingin menghantamkan tinjunya itu untuk mmpiaskan kekesnnya. "Ran, beneran ada suara orang teriak minta tolong." Vionangsung mendorong Randika. "Cepat tolong dia." "Baih." Muka Randika benar-benar muram seperti orang yang kh lotre. Viona tertawa dm hati ketika melihatnya. Chapter 86: Aku Ingin Membuktikan Sesuatu Chapter 86: Aku Ingin Membuktikan Sesuatu Berdiri sambil bermuka muram, Randika menyadari sesuatu dan bergumam pada dirinya sendiri. Kenapa dirinya seperti mengenal suara itu? Di mana ya dia pernah mendengarnya? Apa ini cuma halusinasinya saja? Di saat Randika masih tenggm dm pikirannya, teriakan itu berganti menjadi tangisan. Dm sekejap akhirnya Randika sadar, bukankah itu suara Christina? Dan ku didengar baik-baik, bukankah suara itu berasal dari samping rumah? Randika segera keluar dari rumah Viona dan menggedor rumah Christina, namun tidak ada respon. "Vi, munduh." Kata Randika dengan santai,lu dia mengangkat kakinya dan mendobrak pintunya! DUAK! Pintu itu segera copot dan menabrak tembok dengan mudah. Ketika Randika masuk, diangsung terkejut dengan apa yang dia lihat. Christina terlihat menangis sambil mempertahankana dmnya yang dia pakai itu agar tidak dipelorot oleh si boneka ginseng. Boneka ginseng itu terlihat tertawa seperti om-om genit yang penasaran dengan dman apa yang dipakai Christina ini. Randika benar-benar tidak habis pikir, boneka ginseng ini ternyata mesum? "Tolong aku singkirkan benda itu!" Christina tidak menyadari bahwa Randikah yang masuk ke rumahnya dan berusaha menolongnya, dia yang sekarang benar-benar ketakutan. "Vi, pnh ke rumahmu dulu dan kunci pintumu rapat-rapat." Mata Randika sudah mengunci boneka ginseng itu lekat-lekat. Kali ini dia tidak akan membiarkannya lolos. Boneka ginseng itu menoleh dan tertawa ke arah Randika. Dialu berlompat-lompat hingga naik di atas meja dan tersenyum ke arahnya. Sepertinya dia menantang Randika. "Kali ini kau tidak bisari!" Tatapan mata Randika menjadi serius dan menerjang maju. Di tangannya, dia memegang sepatu yang ada di pintu masuk dan melemparnya! Boneka ginseng ini sangat lincah jadi satu-satunya cara adh menangkapnya di udara. "Hei bukankah kau yang tadi pagi?" Saat Randika menerjang maju, Christina akhirnya sadar bahwa pria ini adh pria yang ditemuinya tadi siang. Randika tidak mempedulikannya, perhatiannya benar-benar terfokus pada boneka ginseng. Boneka ginseng itu melihat sepatu yang myang ke arahnya, dia hanya tersenyum. Ia kemudian menjulurkan tangannya dan menangkap sepatu tersebut, karena sepatu itu tidak memenuhi seleranya maka diangsung membuangnya. Pada saat ini, Randika sudah sangat dekat. Randika meloncat dan menangkap boneka ginseng itu dengan kedua tangannya. Sayangnya, boneka ginseng itu melompat dan memanjat lengan Randika sampai ke atas bahunya sambil tertawa. Randikangsung bereaksi dan berusaha menangkapnya tetapi si boneka ginseng mkukan salto di udara dan mendarat dengan indah dintai. Boneka ginseng ini benar-benar telu lincah. Randika tidak mau menyerah, sekarang permainan kejar-kejaran ini melibatkan seluruh pelosok rumah. Boneka ginseng ini tidak henti-hentinya tertawa ketika setiap usaha Randika itu gagal. Randika juga tidak bisa telu menggunakan kekerasan untuk menangkapnya, bagaimana ku boneka ginseng ini mati dan khasiatnya hng? Jadi dia hanya bisa menangkapnya dengan hati-hati. Sekarang, boneka ginseng itu meloncat-loncat di tempat tidur. Sepertinya dia menyukai kasur empuk itu. Saat itu juga Randika tahu inh kesempatan terbesarnya. Dia menunggu lompatan tertinggi danngsung meloncat maju. Sayangnya, usahanya benar-benar sia-sia. Kali ini boneka ginseng tersebut menggunakan tangan Randika sebagai pijakan dan mendarat di kepnya. Dia menginjak-injak kep Randika dengan girang sambil tertawa. Ku aku berhasil menangkapmu, aku akan benar-benar merebusmu! Randika berdiri dan boneka ginseng itu segera meloncat turun. Ialu menoleh ke bkang dan tertawa ke Randika. Randika sudah menyalurkan tenaga dmnya ke kakinya yang membuatnya bisa beri secepat angin. Tetapi, boneka ginseng ini jauh lebih cepat dan Randika sama sekali bukan saingannya. Apakah ini esensi sejati dari bumi danngit? Randika hanya bisa bersedih ketika sosok boneka ginseng itu menghng kembali tanpa jejak. Boneka itu benar-benar berengsek, ia menganggap dirinya ini hanya sebuah lelucon. Ares sang Dewa Perang ini benar-benar diremehkan. Seth boneka ginseng itu menghng, suasana rumah menjadi hening. Christina yang mengintip dari pintu menghampiri Randika, "Makhluk apa itu barusan?" "Bisa dikatakan dia makhluk supernatural." Randika mengh napas. Menangkapnya benar-benar sebuah ujian. "Makhluk supernatural?" Christina terkejut. Meskipun dia awalnya tidak percaya tetapi penjsan itu mungkin masuk akal baginya. "Jangan khawatir, makhluk itu tidak berbahaya. Tapi cuma sedikit jail saja." Randika duduk di kasur dan tersenyum. "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmugi secepat ini." Muka Christina segera menjadi jelek. "Jangan membual seperti ini semacam takdir atau apa, ingat caramu menggodaku tadi benar-benar buruk!" "Menggodamu?" Randika terlihat bingung. "Kapan aku menggodamu?" "Kau!" Christina menjadi marah. "Tadi siang kau mencari san untuk berbicara denganku bukan? Caramu menggoda juga benar-benar biadab!" "Maksudmu tentang operasi pembesaran dada?" Randika mengh napas. "Christina sepertinya kau sh memahaminya. Operasi pembesaran dada itu tidak ada hubungannya denganku menggodamu. Kau benar-benar membutuhkannya, itu pendapatku dari sudut pandang seorang dokter." "Terserah! Sekarang cepat kau keluar dari sini!" Ekspresi Christina masih marah-marah. "Bukankah barusan aku menolongmu? Sekarang kau marah-marah mengusirku, apakah itu caramu untuk berterima kasih?" Randika slu mkukan sesuatu dengan harapan imbn. "Ini rumahku dan aku punya hak untuk mengusirmu!" Katanya dengan nada dingin. "Sudah jangan marah-marah." Randikalu rebahan. "Biarkan aku istirahat dulu." Christina benar-benar tidak habis pikir dengan orang ini. "Ku aku bng keluar ya keluar!" Randika berdiri dan menghampiri Christina. "Kau apa yang kaukukan?" "Aku ingin membuktikan sesuatu." Randikalu berbisik padanya. "Aku ingin membuktikan bahwa kau juga seorang wanita!" Dm sekejap, Randika memeluk erat Christina dan menciumnya! Untuk perempuan keras kep semacam Christina, Randika mi ms berdebat dengannya. Christina bng bahwa dia menggodanya, jadi diangsung menunjukan bagaimana caranya dia mendapatkan hati wanita yang sebenarnya! Christina benar-benar terkejut. Tiga detik pertama dia terpana dengan kenikmatan yang dia rasakan tetapi, tiga detik sethnya dia baru sadar akan situasinya dan mwan mati-matian. "Hm, Hm, Hm!" Christina mi berteriak dan mwan mati-matian. Dia ingin mengatakan pada Randika untuk melepaskannya tetapi bibir Randika dengan sempurna menutupi suaranya. Christina terus memukul-mukul dada Randika, tetapi bagi Randika itu hanya bagaikan gigitan semut. Terlebih, Randika memegang erat leher Christina jadi dia tidak bisa ke mana-mana. Berada di bawah serangan gigih Randika, Christina mi khawatir. Sma ini dia menggertakan giginya, menahan serangan lidah Randika yang intens. Sepertinya pria ini ingin mempertemukan kedua lidah mereka. Dasar pria bajingan! Tatapan mata Christina benar-benar tajam. Tiba-tiba, Randika berteriak kesakitan dan melepas Christina dari pelukannya. Ternyata bibirnya th digigit olehnya. "Keluar dari sini!" Christina mi mengambil barang-barang di dekatnya dan melemparnya ke Randika. "Hei santai saja! Itu cuma ciuman biasa!" Kata Randika dengan santai. Namun, Randika melihat bahwa Christina meskan air mata. Ciuman pertama? Mustahil, untuk seumuran Christina dia baru pertama kali berciuman? Randika dengan cepat membuang pemikiran ini, karena mustahil bukan? "Cepat pergi!" Christina benar-benar sudah naik pitam. "Oke, oke, aku keluar. Jangan melemparikugi." Ketika Randika sudah pergi, tangisan Christina semakin menjadi-jadi. Kenapa pria itu mkukan semua itu padanya? Chapter 87: Momen Intim yang Dirusak Lagi Chapter 87: Momen Intim yang Dirusak Lagi Randika keluar dari rumah Christina dengan terbirit-birit, dia beri dengan cepat menuju kamar Viona. Randika menyadari bahwa pintu yang dia dobrak masih tergeletak begitu saja, dia harus pergi secepat mungkin untuk menghindari mash. Di kamar Viona, Randika disuguhkan es teh manis yang sudah dipersiapkan oleh Viona. "Ran, kamu pasti haus." Kata Viona sambil memberikan gsnya pada Randika. "Vi, aku bukan hanya haus tapi jugapar." Senyuman nakal milik Randika mi naik kembali. "Ah? Baih aku ambilkan cemn dulu." Vionalu berdiri hendak ke dapur untuk membuatkan cemn. "Maksudku akupar akan kasih sayangmu, biarkan aku menikmatimu sekaligi." Kata Randika sambil tersenyum sekaligus menahan tangan Viona agar dia tidak bisa kabur. "Ran." Wajah Viona sudah tersipu malu. Kata-kata Randika mengacu pada keterusan momen mesra mereka tadi. "Vi, tadi kita diganggu di tengah jn. Sekarang biarkan aku menyelesaikannya." Randika sudah memeluk Viona dari bkang dan menyebul leher putih Viona yang mulus itu. "Ran Jangan!" Viona kembali malu. Randika benar-benar menyayangkan kejadian tadi, ku bukan karena teriakan Christina itu maka dia sudah bersatu dengan Viona. "Tidak usah malu." Kata Randika dengan senyuman hangat. "Aku cuma ingin melihat dman yang kau pakai." Mendengar kata-kata itu, wajah Viona kembali memerah. Mungkin perempuanin sudah menampar Randika sekaran tetapi, Viona th berkali-kali dismatkan oleh Randika jadi sulit bagi dirinya untuk menk cinta pria ini. "Kau tidak perlu khawatir. Aku mencintaimu baik dirimu yang polos maupun yang nakal!" Randika sudah berhenti berbicara dan membiarkan tangannya bekerja. Dialu melorot sedikita Viona sambil mengatakan. "Khususnya dirimu yang memakai G-String." Viona sudah malu setengah mati, kata-kata terakhir Randika itu menyerang pertahanan terakhirnya. Dirinya memang memiliki sifat nakal tetapi sma ini dia tidak punya pasangan untuk mmpiaskannya jadi ini pertama kalinya dia merasa didominasi. "Vi, aku akan membuka bajumu dulu." Randikalu mengangkat baju Viona hingga terlepas. Pinggang ramping Viona benar-benar enak dipegang. Beha berwarna hitam itu segera menunjukan kedua gunung yang disembunyikan oleh Viona. Kulit Viona benar-benar mulus bagaikan sutera. Randika suka mengelus-elus Viona khususnya dadanya yang besar itu! Melihat Viona yang menjadi penurut, Randika tidak tergesa-gesa. "Vi, biarkan aku membukaamugi. Aku ingin melihat dmanmu sekaligi." Viona memakaia hot pants yang ketat. Paha dan kakinya yang panjang itu sudahma terpaku di mata Randika. Tetapi, untuk momen berikut ini Viona tidak membutuhkananya itu. Randikalu memangku Viona di sofa dan tangannya yang memegang pinggang Viona mi turun ke kancinganya. Dia pehan menurunkan risletinga Viona itu. Randikalu menggunakan kedua tangannya untuk melepasnya secara pehan melewati paha dan kaki Viona. Viona membantu Randika dengan mengawang sedikit untuk mempermudah Randika melepaskannya. "Kitanjutkan ini di kasur." Randika tersenyum lebar sambil menggendong Viona ke kasur. Sma proses ini, Viona menutupi wajahnya. Seth meletakkan Viona di kasur, Randika menatap puas pada tubuh Viona yang sungguh menawan ini. Randika sudah terbakar oleh api nafsu, tidak sabar dengan apa yang akan merekakukan. Mengintip dari ch tangannya, Viona memperhatikan tatapan buas Randika tersebut. Dialu menutup wajahnyagi. "Ran aku malu." Kata Viona dengan suara pn. "Tenanh Vi, aku ada di sini dan kita akanlui ini bersama." Kata Randika dengan lembut sambil mencium dahinya. Dialu berusaha melepas pengait behanya. Randika sudah berhasil menemukan pengait tersebut dan berusaha melepasnya. Hari ini adh hari di mana Viona menjadi wanitanya. Klik! Dok! Dok! Bersamaan dengan pengait itu lepas, terdengar suara pintu digedor keras dari luar. Mata Viona terbuka lebar dan mengatakan. "Ran, ada yang menggedor pintu rumah." Bajingan, bajingan, siapagi coba yang mengganggu dirinya? Randika benar-benar kehabisan kata-kata. Bajingan managi yang berani mengganggu dirinya? Setiap kali momen intim seperti ini ada aja hngannya. "Sudah biarkan saja orang itu. Mungkin itu cuma anak-anak yanggi iseng saja." Kata Randika sambil berusaha melepas beha Viona yang sudah tidak terikat itu, sedikitgi kedua pucuk itu akan terlihat. Namun, dengan cepat Viona berdiri dan menutupi dadanya. "Aku serius!" Penkan ini membuat hati Randika benar-benar hancur. "Baih ku begitu." Randika berdiri dan berjn menuju pintu dengan wajah kecewa. Ketika dia membuka pintu rumah, ternyata Christinah yanggigi mengganggu dirinya! "Hmmm? Kenapa kau mengganggu waktuku yang berharga?" Ketika melihat orang itu adh Christina, Randika menjadi marah. "Bukankah kau sudah muak denganku?" Christina mendengus dingin dan menunjuk pintu rumahnya. "Pintuku kau yang rusaki kan? Cepat perbaiki hari ini!" "HAH?? Kau memanggilku cuma karena itu?" Randikangsung menampar dahinya. "Kau kira aku tukang?" "Pokoknya itu tanggung jawabmu!" Kata Christina sambil meninggalkan rumah Viona. Randika benar-benar kehabisan kata-kata. Seth memperbaiki pintu Christina dengan ogah-ogahan, Randika kembali ke rumah Viona dan memintanya agar mereka meneruskan momen intim tadi. Tetapi, Viona menk mkukannya. Randika benar-benar kecewa mendengarnya. Hal ini membuat Randika memaki Christina tanpa henti di hatinya. Gara-gara wanita itu, momen sempurna membuat Viona menjadi wanitanya benar-benar th hng. Momen yang dia bangun sma ini th hancur berantakan. Dengan muka kecewa, Randika hanya bisa berjn png. Langit sudah gp dan kota Cendrawasih kembali dihiasimpumpu terang. Tin! Tin! Meskipun sudah gp, pusat kota ini masih dipenuhi oleh mobil. Serasa tidak mau kh, para pejn kaki juga memenuhi kedua sisi jn. Randika masih berjn dengan wajah kecewa ketika dia hendak memanggil taksi, tiba-tiba ada seorang perempuan muda melewati dirinya. Randika tidak bisa tidak memelototinya, perempuan ini benar-benar cantik! Perempuan ini berumur sekitar awal 20an dan berambut pirang. Dia memiliki wajah yang lonjong dan memakai make up tipis, lipstik merah yang cerah, hidung mancung dan alis yang dism. Dia memakai high heels dan rok pendek yang ketat. Sepertinya perempuan ini hendak berkencan. Mungkin ini adh semacam penghiburan dari atas jadi Randika tidak segan-segan menikmati pemandangan indah ini. Seth memelototinya beberapa detik, Randika memalingkan wajahnya dan kembali mencari taksi. Tiba-tiba, terdengar suara teriakan dari samping. Ketika dia menoleh, Randika melihat bahwa perempuan muda tadi th digiring oleh beberapa orang ke samping gang yang sepi. Sh satu dari mereka menutup mulut perempuan itu dengan mulutnya dan sisanya segera memperhatikan sekelilingnya. Penculikan? Meskipun pejn kakinya yang belu sedang tidak telu banyak, para penculik itu benar-benar berani beraksi di tengah keramaian. Randika hanya mengh napas dan memutuskan untuk membuntuti mereka. Chapter 89: Semua Hanyalah Masalah Waktu Chapter 89: Semua Hanyh Mash Waktu Ketika Randika naik kentai 2, dia bertemu dengan Inggrid yang hanya berbalutkan handuk. Sepertinya dia sedang mengambil hair dryer di kamar Hannah. Hanya sebuah handuk yang menghngi dirinya melihat tubuh bahenol dan sexy itu. Tetapi, justru pemandangan seperti ini memiliki sisi erotismenya tersendiri dan membuat Randika tersenyum lebar. Apgi Inggrid sangat wangi sekali, Randika makin suka. Karena dia dan Viona th diganggu 2x, mungkin Tuhan ingin menebusnya agar dia bisa bermain dengan Inggrid. "Istriku yang cantik baru selesai mandi ya." Randika memeluk Inggrid dari bkang. "Hei jangan pegang-pegang." Kata Inggrid dengan nada dingin, tetapi dia tidak semarah seperti dulu. Sepertinya dia sudah terbiasa dengan kegenitan Randika. "Hahaha shmu karena kau begitu menawan." Randika menghirup dm-dm di leher Inggrid dan Inggrid menatapnya tajam. Tangan Randika semakin tidak sabar. Meskipun terhngi handuk, Randika bisa merasakan kelembutan kulit Inggrid yang begitu luar biasa, dan dia benar-benar tahu bahwa istrinya ini tidak memakai apa-apa di balik handuk ini. Ketika mengingat pakaian dm Viona yang tadi, Randika makin tidak bisa menahan nafsunya. "Sayang, kau begitu cantik hari ini." Randikalu menghirup sekaligi di leher Inggrid dan bermaksud ingin menciumnya. Inggrid berpikir dm hati bahwa pria inigigi ingin mencabuli dirinya. Dia hanya bisa menggelengkan kepnya tetapi, dari badan Randika tercium bau parfum. Ketika Randika ingin menciumnya, Inggrid justru memeluknya erat. Randika mengira Inggrid malu-malu dan merasa bahwa reaksi hari ini Inggrid lebih imut daripada biasanya. Inggrid justru ingin memastikan bau apakah yang dia cium itu? Seth menghirupnya, js itu parfum wanita. Dm sekejap ekspresi Inggrid menjadi dingin. Dengan cepat dia mendorong Randika dan berkata dengan nada dingin, "Dari mana kau?" Randika terkejut dan berkata sambil tersenyum, "Aku hari ini banyak urusan, petunganku yang mana yang ingin kau dengar?" "Sesaat seth meninggalkan rumah dengan terburu-buru." Inggrid menajamkan tatapannya. "Ke mana kau pergi?" Randika merasa aneh, kenapa tiba-tiba Inggrid bertanya seperti itu? "Hahaha ternyata istriku mengkhawatirkanku ya?" Randika memeluk pinggang Inggrid. "Siapa yang peduli sama kamu?" Inggridngsung berjn ke kamarnya. "Terserah kamu mau mengatakannya atau tidak." "Ah! Maksudku bukan begitu." Melihat Inggrid yang segera meninggalkannya, Randikangsung menyusulnya. "Aku ada urusan dengan sh satu bawahanku Viona, kamu ingat kan sama dia?" Randika dengan cepat meraih tangan Inggrid, menahannya agar tidak pergi. "Urusan?" Inggrid penasaran, tetapi mengingat bau parfum yang menempel itu, entah kenapa hatinya terasa sedih. "Perempuan muda yang cantik kapan hari itu ya, ada urusan apa kamu sama dia?" "Aww Istriku ternyata cemburu ya." Randika tersenyum. "HAH? Buat apa aku cemburu?" Inggrid tersipu malu danngsungri ke kamarnya. Dia sudah tidak mau berurusan dengan Randika. Tetapi, ketika dia membanting pintu kamarnya, Randika sudah berhasil menyelinap masuk. "Sayang, aku benar-benar tidak ada maksud apa-apa." Randika segera menjskan. "Aku tidak tahu ku kamu sudah mendengar kejadian boneka ginseng di perusahaan kita atau belum." "Sekretarisku yang mengatakannya, aku tidak telu mempedulikannya." "Boneka ginseng itu benar-benar penting bagiku. Viona menemukannya di sekitar perumahannya, mangkanya aku buru-buru pergi menemuinya. Boneka itu benar-benar sulit ditangkap." Randika kembali memeluk Inggrid dengan mesra. "Baih aku percaya sama kamu. Sekarang keluah, aku mau pakai baju." Inggrid melihat keseriusan di mata Randika jadi dia mempercayainya. "Sayang, apakah kau lupa ku kita itu suami istri? Memangnya kenapa ku kau pakai baju di hadapanku? Aku tidak keberatan melihat tubuhmu yang indah itu." Kata Randika sambil tersenyum. "Kau juga barusan meragukan kesetiaan suamimu, aku harus menghukummu " Inggrid mi pasrah menghadapi orang ini dan ketika dia hendak mendorong Randika, Randika justru mengangkatnya dan membantingnya ke kasur. Randika dengan cepat menindih Inggrid dan berkata sambil tersenyum nakal. "Inh hukumanmu hari ini." Randika dengan cepat mencium Inggrid tetapi Inggrid berhasil menghindar. "Cepat keluar sana!" Teriak Inggrid. "Aku tidak akan ke mana-mana sebelum mendapatkan bibirmu yang cantik itu." Randika mi sedikit kasar. Ketika Inggrid ingin melepaskan diri, Randika memeluknya erat dan mereka berguling bersama. Sekarang posisi Inggrid berada di atas, di pelukannya Randika. "Hahaha ternyata kamu ingin di atas?" Randika tersenyum. "Baih hari ini suamimu akan menurutimu." Inggrid tersipu malu ketika mendengarnya. Ketika dia ingin memberontak, handuk di tubuhnya semakin melorot dan ini membuatnya tidak bisa bebas mwan. "Kau tidak bisa ke mana-mana." Randika juga menyadari handuk yang dipakai Inggrid hampir lepas. Senyumannya justru semakin lebar. "Sayang, karena kau tadi meragukanku maka aku harus memberimu kejsan bahwa kah satu-satunya untukku. Jadi jangan anggap hukuman ini sebagai hukuman, anggah ini sebuah pernyataan." Inggrid semakin terpojok dan mengeluarkan jurus andnnya. "Jika kau tidak melepaskanku, aku akan memanggil Ibu Ipah." "Tidak apa-apa, dia hanya akan mengira bahwa kita sedang bermesraan." Seth berkata demikian, Randika meremas pantat Inggrid. Serangan mendadak ini membuat Inggrid terkejut dan mengangkat badannya sedikit. Pada saat ini, handuk yang sudah hampir lepas itu akhirnya jatuh karena Inggrid mengangkat badannya. Inggridngsung menutup dadanya itu dengan memeluk Randika dengan erat, tidak ingin Randika melihatnya. Di mata Randika, pegunungan yang besar itu penyet di dadanya. Benar-benar empuk dan nikmat. Randika kemudian mengelus rambut Inggrid dan berkata dengan lembut. "Sayang, jangan khawatir. Aku hanya ingin menciummu." Mendengar suara yang lembut itu, entah kenapa hati Inggrid menjadi luluh dan menutup matanya. Hari ini Randika terlihat tampan di matanya. Randikalu mengangkat dagu Inggrid dan menciumnya. Dm sekejap, kelembutan bibir Inggrid segera menguasai dirinya. Hari ini Randika th berciuman dengan 3 perempuan berbeda. Harus dikatakan bahwa mereka semua memiliki teknik dan ciri khas masing-masing. Bibir Inggrid benar-benar lembut, berbeda dengan April yang sedikit lebih tebal dan cara berciumnya sedikit liar. Seth berciuman beberapa saat, Randika melepas pelukannya dan mengambil handuk yang jatuh itu dan menutupi tubuh mungil Inggrid. "Smat beristirahat cintaku." Kata Randika sambil berjn keluar dan memberi kiss bye. Inggrid hanya bisa menatap linglung ke arah Randika. Dia ingin marah pada pria itu tetapi perasaan hangat di hatinya membuat dia bingung dengan perasaannya. Inggrid berusaha tidak memikirkannya dan memakai bajunya. .......... Keesokan harinya, ketika Inggrid keluar dari kamar dia bertemu dengan Randika. "Smat pagi sayang." Melihat Inggrid yang masih memakai piyamanya, membuat Randika berpikir kapan dia akan sekamar dengan Inggrid. Sedangkan untuk hubungan badan, itu hanyh mash waktu. Yang terpenting adh mereka harus tidur sekamar dulu. Seth mereka berdua sarapan bersama, mereka berdua pergi ke perusahaan bersama-sama. Melihat kedua orang itu pergi bersama, Ibu Ipah bergumam pada dirinya sendiri. "Mungkin sebentargi aku harus memanggilnya tuan." Chapter 90: Aksi Ala Hollywood Chapter 90: Aksi Hollywood Randika dan Inggrid duduk di bkang, hari ini mereka memakai jasa si supir. "Omong-omong, bukankah kemarin kamu ngomong ku mau pergi sementara waktu?" Tanya Randika. "Iya." Inggrid mengangguk. "Aku harus memastikan sendiri kncaran kunjungan bisnis ini." "Kapan kamu berangkat?" "Besok." Kata Inggrid sambil memeriksa buku hariannya. Melihat jadwal kerja Inggrid yang tebal di buku tersebut membuat hati Randika sedikit sedihlu dia berkata sambil memegang tangan Inggrid. "Jangan telu keras bekerja, yang terpenting adh kesehatanmu." Melihat kekhawatiran di mata Randika, hati Inggrid terasa hangat dan dia pun mengangguk. Pada saat ini, mobil mereka tiba-tiba mengerem. "Kenapa?" Tanya Randika. "Maaf tuan, sepertinya ada keckaan di depan. Semua mobil berhenti dan beberapa ada yang turun." Inggrid mengerutkan dahinya ketika mendengarnya. Hari ini banyak urusan yang perlu dia kerjakan di kantor, kenapa hari ini justru ada musibah semacam ini? Mau tidak mau dia harus menunggu, karena menyhkan orangin juga tidak akan menghasilkan apa-apa. Randika juga tidak berdaya, setidaknya istrinya ada di sampingnya untuk menghngkan kebosanannya. Namun, berkat pendengaran super Randika, dari arah depan justru terdengar suara tembakan. Apa yang sedang terjadi? Randika terkejut dan seth mengamati keadaan dengan baik, orang-orang yang keluar dari mobil itu justru berian ke arah bkang. Dia mendapatkan firasat buruk. "Tunggu di sini dan jangan keluar dari mobil, aku akan melihat keadaan." Randika dengan cepat keluar dan beri ke arah suara tembakan itu. Sekitar 150 meter di depan, beberapa orang bertopeng memegang erat senapan serbu mereka. Di tengah jn terdapat mobil yang membawa uang sedang terguling. Kedua pintu depan tampak terbuka dan kedua pengawal yang menjaga mobil uang itu tampak terluka. Dan polisi yang mengawal mereka sudah tergeletak di tanah. Meskipun mereka tidak mati, jika keadaan terus seperti ini mereka akan kehabisan darah. Seluruh keadaan benar-benar kacau dan tembakan ada di mana-mana. Lalu para penjahat itu berhasil melumpuhkan kedua pengawal tersebut dan mi memindahkan uang tersebut ke sebuah mobil van. Apab diperhatikan dengan baik, terlihat 3 mobil menutupi jn mobil uang itu. Js ini adh perampokan terencana! Semua berawal dari ketiga mobil ini tiba-tiba menerobosmpu merah dan menghentikanju mobil uang itu. Para pengawal itu benar-benar kesal karena dia hampir menabrak gara-gara tindakan ceroboh ketiga mobil itu. Mereka ingin memaki dan ketika mereka keluar, para penjahat itu dengan cepat keluar dan menembaki mereka. Pa pa pa pa! Rentetan tembakan terdengar dan para pengawal mobil uang dan polisi yang mengawal mereka dihujani peluru. TIdak butuh waktuma bagi para penjahat ini untuk melumpuhkan mereka. Pengemudi-pengemudi yang mendengar suara tembakan itu segera keluar dari mobil dan mrikan diri. "Ah!" "Tolong ada perampokan!" Para penjahat ini js orang-orang tetih. Seth berhasil melumpuhkan semua penghng, mereka dengan cepat memindahkan uangnya ke mobil van mereka dan meninggalkan TKP secepat mungkin. Tapi, tidak jauh di bkang mereka terdengar suara sirine polisi. "Sin! Kenapa reaksi mereka begitu cepat?" Sh satu dari mereka dengan cepat menjadi serius. Menurut rencana mereka yang th mereka susun sejakma, respon para polisi tidak akan secepat ini. "Sepertinya itu mobil polisi yang patroli di dekat sini. Cepat habisi dia!" Penjahat itu dengan cepat mengeluarkan senjata serbunya dan membidik mobil polisi tersebut. "Tiarap!" Polisi yang melihat penjahat itu mengeluarkan senjatanyangsung membanting setir dan rekannyangsung menunduk. "Laporkan ini ke markas!" Bersamaan dengan raungan keras, rentetan peluru kembali terdengar dan menembaki mobil polisi tersebut. Mobil tersebut dengan cepat penuh dengan lubang dan menepi. Merasa bahwa mereka th berhasil, para penjahat itu tertawa lega. Tetapi, yang tidak mereka kira adh mobil patroliin yang menabrak mereka dari samping. Hal ini membuat mereka berguling sebanyak 3x. "Tersangka berhasil dilumpuhkan,porkan markas lokasi kita dan suruh mereka mengirim bantuan sekaligus ambns." Polisi itu dengan cepat mengevakuasi dan mengecek temannya yang tertembak sebelumnya. Di dm mobil, para penjahat ini cukup terluka. Meskipun begitu, mereka semua masih bisa berdiri dan siap bertarung hingga mati. "Bagaimana kita akan menghadapinya?" Beberapa penjahat ini mi tidak bisa melihat jn keluar. Para polisi sudah melumpuhkan mobil mereka dan terlihat 2 mobil polisi sudah mengepung mereka. Senjata para polisi itu sudah diarahkan pada pintu mobil van mereka. "Bawa uangnya." Pemimpin mereka yang bernama Handoko segera mengisi ng senjatanya dan ekspresinya menjadi serius. "Mi dari sini kita akanri." Mereka semua berenam dan tas yang ada 15, jadi satu orang akan membawa satu senapan serbu dan 2 tas yang mereka bawa. Ketika mereka keluar dari mobil, mereka harus segera menembak agar mendapatkan ruang untuk mrikan diri. Mereka akan menggunakan taktik hit and run, seth 4 orang berhasil mencapai jarak tertentu maka mereka akan bergantian menembak dengan 2 orang yang melindungi mereka sebelumnya. Karena mereka unggul dm hal senjata, para polisi ini tidak akan bisa menahan mereka. "Kak, bagaimana dengan 3 tas sisanya?" "Lupakan saja, cepat kita keluar!" Teriak Handoko. Kemudian 2 orang dengan cepat turun dan menembaki sedangkan 4 oranginnya beri dengan cepat. Meskipun tadi para polisi sudah mengevakuasi tempat tersebut, karena kurangnya orang dan mereka juga harus waspada dengan mobil tersangka, masih ada orang yang duduk di mobil mereka dan mobil masihlulang melewati mereka. Meskipun mereka melihat para polisi itu dan mobil van yang rusak parah, mereka hanya menganggap itu keckaan dan cuek dengannya. Seth rentetan tembakan pertama, barh mereka semua ketakutan danri semburat ke seg arah. Para penjahat ini menggunakan mereka sebagai samaran dan menggunakan mobil mereka yang tertinggal sebagai perlindungan. Para polisi yang sedang ditembaki, mengetahui pergerakan para penjahat itu dan maju pehan sambil terus menghubungi markas. Inggrid yang masih menunggu Randika di dm mobil tiba-tiba menjadi cemas. Dia melihat begitu banyak orang berian ketakutan dan mobil polisi yang banyak. Apa memangnya yang sedang terjadi? "Cepat!" Handoko dan teman-temannya mi menghemat peluru karena mereka sudah memiliki jarak dengan para polisi. Karena hal ini, para polisi semakin dekat dengan posisi mereka dan dia mi cemas. Jika mereka tidak bisa segera mengecoh mereka, maka mereka akan mengmi pengejaran sk besar. Cuma gara-gara mobil patroli itu, rencananya benar-benar menjadi berantakan. "Kenapa respon mereka cepat begini!" "Bagaimana ini kak?" Para penjahat ini dengan cepat menjadi gugup. "Tidak ada pilihanin, culik dan sandera orangin!" Handoko tahu bahwa ini adh satu-satunya cara agar mereka semua bisa smat. Sma dia memiliki sandera, para polisi tidak akan bertindak gegabah. Mendengar saran kakak tertuanya ini, mereka dengan cepat mencari dan menarik orang yang masih duduk di mobil mereka. Di sisiin, para polisi sepertinya mengetahui niatan mereka dan mempercepatju mereka sambil masih waspada. Sambil menyembunyikan senjatanya, sh satu penjahat itu mengetuk jend orang yang masih di dm mobil. Ketika jend mobilnya diketuk, pengemudi itu ingin membuka jendnya dan bertanya ada apa dengan keributan di luar ini. Tetapi ketika dia membuka sedikit jendnya, tiba-tiba penjahat itu mengeluarkan senjatanya dan menodongnya. Prang! Penjahat itu berusaha memecahkan kaca jendnya! Seth beberapa kali mencoba, akhirnya kaca tersebut pecah dan dia berkata sambil menodong. "Keluar dari mobil!" Pengemudi itu ketakutan dan menurutinya sambil gemetaran. Namun, pada saat ini, bahu si penjahat itu ditepuk dan dia pun menoleh. Ternyata itu adh sebuah tinju yang myang tepat ke arah wajahnya! Dm sekejap, hidungnya patah dan dia jatuh kesakitan. Ketika dia mi sadar dari kesakitannya itu, dia melihat bahwa penyerangnya berdiri di hadapannya. Dengan cepat, penjahat ini meraih senjatanya dan sebelum dia dapat menembakannya, pria itu myangkan sebuah pukngi ke wajahnya dan dia pun jatuh pingsan. Randikalu mempreteli senjata orang tersebut dan berkata pada pengemudi yang ketakutan itu. "Duduh dan tiarap sampai keadaan membaik." Dengan cepat dia masuk ke dm mobilnya dan Randika berjn menuju ke 5 penjahatinnya. Ketika Randika berusaha menghampiri sh satu dari mereka, orang tersebut menyadari Randika dan membidiknya. "Berhenti!" Namun, Randika dengan cepat menjadi gumpn asap. Ketika senjata itu diarahkan padanya, dia sudah bergerak dan melesat tepat di hadapannya dan mencengkram pergngan tangan orang itu! Randika dengan kuat meremasnya hingga remuk dan memukulnya hingga pingsan. Seth mempreteli senjatanya, Randika kembali menghampiri yangin. Menyadari teman yang di depannya menghng, sh satu penjahat dengan waspada mengawasi sekelilingnya. Ketika dia memperhatikan sekelilingnya dia tidak menemukan apa-apa, tetapi tiba-tiba terlihat bayangan dari bkangnya. Dia terkejut danngsung menoleh, namun tinju Randika sudah myang dan dia terpental hingga menabrak sebuah mobil. Randika dengan cepat menutup mulutnya itu agar teman-temannya yangin tidak menyadarinya. Seth membuatnya pingsan dan mempreteli senjatanya, Randika kembali menghampiri yangin. Dm sekejap Randika berhasil menumpas tiga orang. Dialu menatap ketiga orang sisanya yang berkumpul menjadi 1. "Sin, mana bocah-bocah itu pergi?" Handoko menunggu ketiga bawahannya itu membawa sandera sambil berlindung di balik mobil. "Kak, kita harus pergi dari sini!" Kata sh satu penjahat. "Kenapa kalian buru-buru?" Tiba-tiba di arah samping mobil mereka berlindung terdengar suara. Ketiga orang ini terkejut dan mengangkat senjata mereka. Mereka dengan cepat menembak ke Randika tetapi usaha mereka ini sia-sia. Randika benar-benar telu cepat. Dm sekejap dia sudah melompat dan berada di tengah-tengah mereka. Handoko tiba-tiba merasa punggungnya patah dan dia pun hanya bisa jatuh tersungkur. Dan ketika kedua bawahannya itu melihat Handoko terjatuh, hal yang mereka ingat hanyh sebuah kaki yang myang ke wajah mereka. Ketika sh satu dari mereka ingin mwan balik, Randika hanya menatap balik dan menghajarnya sekaligi. Dengan begini misinya th selesai. Seth membereskan keenam penjahat ini, Randika sudah ingin balik ke mobilnya. Namun, para polisi yang mengejar para penjahat ini berhasil mengejar dirinya dan terkejut melihat para penjahat ini sudah jatuh pingsan. Pengemudi yang tadi dismatkan oleh Randika sudah merekam semua kejadian ini. Dia ingin mengirimkannya ke media sosial, siapa tahu videonya akan viral dan cerita ini diangkat menjadi film Hollywood. Aksi orang itu benar-benar hebat! Ketika baru berjn beberapangkah, terdengar suara perempuan yang lembut memanggilnya. "Randika!" Chapter 91: Bukan Urusanmu Aku Dekat dengan Siapa Chapter 91: Bukan Urusanmu Aku Dekat dengan Siapa Ketika Randika menoleh kearah orang diseberangnya, ''bukankah itu Deviana?'' benaknya. "Wah kebetn sekali bertemu denganmu." Kata Randika sambil tersenyum pada wanita itu. Deviana dan petugas polisiinnyangsung mengamankan lokasi. Mereka semua menatap Randika dengan penuh hormat. Dm hati mereka, mereka sudah menganggap orang ini sekutu mereka. Para polisi yang sudah mengetahui kehebatan Randika di kejadian bpan liar di gunung kapan hari justru semakin hormat padanya. "Tanpa bantuanmu hari ini, aku tidak tahu mash buruk apa yang akan terjadi." Deviana menghampirinya sambil tersenyum. Pada saat ini, Deviana memakai seragam polisinya dan rok pendek. Meskipun begitu, semua ini tidak bisa menutup kemolekan tubuhnya itu. "Hahaha ini cuma mash kecil." Randikalu tersenyum. "Sma kau mengingat perjanjian kita." "Janji? Janji apa?" Deviana bingung. Randikalu berbisik padanya. "Bukankah kau sudah berjanji ku aku menolongmu sekali maka aku boleh merabamu sekali?" Ketika mendengarnya, Deviana tersipu malu. Tetapi dia tidak bisa marah ataupun berkomentar di depan teman-temannya. "Baih." Senyuman Deviana itu segera memenuhi mata Randika. Dia benar-benar terlihat cantik dengan baju apa pun. "Ku begitu." Randika tertawa kecil dan menjulurkan tangannya. Deviana yang melihatnya segera mengambilngkah mundur. "Tapi yang menjadi perjanjian kita adh ketika aku meminta pertolonganmu. Kali ini aku tidak minta pertolonganmu jadi bisa dikatakan yang barusan tidak dihitung." Randika tertawa pahit, dia dari awal sudah tahu trik semacam ini yang akan digunakan Deviana. Melihat wajah Randika yang kecewa itu, Deviana tertawa dm hatinya. "Lain kali ku ada kejadian seperti ini kau bisa bekerja kerasgi." Dengan adanya Randika menjaga kota ini, Deviana bisa bernapas sedikit lega karena ada orang yang bisa diandalkannya. Kedua orang ini terlihat sangat dekat di mata orang-orang. Semua orang yang hadir mencium bau-bau romantisme di antara mereka berdua. Hal ini cukup menciptakan gelombang tersendiri di kngan para polisi ini, khususnya bagi para polisi muda yang menganggap Deviana sebagai Dewi di antara mereka. Hal ini dianggap Kenny sebagai hinaan, kenapa pria itu bisa bermesra-mesraan dengan pujaan hatinya? Kenny menggertakan giginya dan berjn mendekati mereka berdua. "Dev, kita perlu menyelesaikan pekerjaan kita secepat mungkin." Kata Kenny pada Deviana. "Baih." Ketika Deviana pergi meninggalkan Randika, dm sekejap senyuman Kenny berubah menjadi wajah yang dingin. "Siapa kamu?" Tanya Kenny pada Randika dengan muka masam. Namun, Randika tidak mempedulikannya dan pergi meninggalkannya. Orang itu datang-datang sudah berwajah dingin dan arogan seperti itu, memangnya aku hutang uang sama kamu? "Hei berhenti!" Kennyngsung berteriak. Meskipun dia baru bergabung di kepolisian, atasannya memuji kinerjanya dan promosi hanyh mash waktu bagi dirinya. Semua polisi perempuan menyukai dirinya karena wajahnya yang tampan. Dengan kemampuannya yang luar biasa dan penampnnya yang tampan membuat Kenny yakin pada masa depannya. Namun, semua itu tidak terasa lengkap apab tidak ada pasangan hidup. Dia menyukai Deviana namun, Deviana slu dingin padanya dan menjaga jarak. Kenny tidak mau menyerah dan menganggap keuletan adh kunci meluluhkan hati Deviana. Tapi hari ini dia melihat pujaan hatinya tersenyum di depan priain, mana mungkin hal ini tidak membuatnya cemburu dan marah? Tangan kanan Kenny hendak meraih pundak Randika tetapi dengan cepat Randika meraihnya dan memutar tangan Kenny dengan kuat. Ketika Kenny ingin melepaskan diri, Randika semakin keras memutarnya dan Kenny hanya bisa meringis kesakitan. "Sebagai polisi, kesmatan warga adh yang terpenting." Sesaat seth Randika melepaskan tangannya, Kenny dengan cepat mengambilngkah mundur. Randikalu berkata padanya dengan nada dingin. "Jika polisi bertindak atas kepentingan pribadi, aku bisa mporkanmu!" "Kau!" Kenny benar-benar marah. "Mana mungkin kau bisa disebut warga biasa? Sebagai polisi aku berhak memeriksa identitasmu, sekarang ikut aku ke kantor!" "Apa shnya warga biasa mempunyai keahlian mempertahankan dirinya sendiri?" Randika menggelengkan kepnya. "Kalian punya senjata, jadi wajar kan ku aku bisa berkhi?" "Aku omongin ya, jangan shkan orangin jika kau tidak mampu mendapatkan perempuan yang kau mau. Mencuri hatinya itu tergantung pada sikap kita padanya." Randika segera pergi meninggalkannya. Mendengar ceramah Randika justru membuat Kenny semakin kesal dan marah. Dia menghentakan kakinya dengan keras. "Berhenti!" Teriakan dan hentakan kakinya itu mengundang perhatian semua orang termasuk Deviana. Kenny mengeluarkan borgol miliknya dan menghampiri Randika. Tetapi, yang Kenny tidak tahu adh sosok Randika sudah tidak ada di depannya. Ketika dia kebingungan mencari Randika, ternyata pergngan tangannya sudah dicengkeram erat oleh Randika. Kemudian Randika mengambil borgol tersebut dan memborgol kedua tangan Kenny di bkang punggungnya. "Bajingan!" Kenny benar-benar terkejut dan lengah, dia tidak menyangka orang ini sangat cepat. "Sepertinya kamu cocok menjadi polisi di bkang meja deh." Randika tersenyum. "Sayang jika wajah putihmu itu terkena debu dan terlebihgi kau tidak punya kemampuan fisik yang bagus. Bagaimana rasanya tidak menjadi nomor 1gi?" "Cepat lepaskan aku!" "Hah? Buat apa aku mkukannya?" Randika mengh napas. "Apakah kau merasa bahwa jika borgol itu terlepas kau bisa menghkanku? Di depan seekor singa, semut sepertimu bukah apa-apa." "HEI! Apa yang kalian berduakukan?" Deviana beri menghampiri mereka. Dialu menatap tajam Kenny. "Kau ingin mempermalukan pekerjaan kita?" Kenny hampir muntah darah mendengarnya. Js aku yang sedang dipermalukan dan bukannya mendukungku yang merupakan rekan seprofesi, kau justru memb orang luar ini? "Randika, kau baik-baik saja?" Tanya Deviana dengan cemas. Randika terkejut karena tangan Deviana sudah menyeka keringat di wajahnya. Ah perempuan ini rupanya sudah jatuh pada pesonaku! Randika tersenyum melihat Deviana yang penuh perhatian ini. Dialu melepas Kenny dan mengatakan. "Aku tidak apa-apa, cuma temanmu ini kurang sopan." "Kenny! Kenapa kau terus mencari gara-gara sama orangin?" Deviana menjadi marah melihat tingkahku Kenny yang kekanak-kanakan ini. Setiap kali dirinya berbicara dengan orang, Kenny slu saja nimbrung. "Ah! Maksudku. Maksudku bukan begitu." Kenny ingin menjskan tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Randikalu mengatakan. "Dia barusan mengancamku karena aku terlihat dekat denganmu. Bahkan dia mengancam akan membawaku ke kantor polisi." Kali ini hati Kenny benar-benar hancur. Penjsan macam apa yang bisa dia jskan? "Anu itu" Kenny benar-benar tidak bisa berkata-kata. Deviana menatapnya dengan dingin. "Bukan urusanmu aku dekat dengan siapa. Jangan pernah mengajakku ngomonggi!" Seth berkata seperti itu, Deviana sudah ms melihat wajah Kenny dan meninggalkannya. Hati Kenny benar-benar hancur sementara Randika hanya menggelengkan kepnya dan ikut pergi. Kenny yang masih terborgol itu hanya bisa jatuh berlutut dan menangis. Chapter 92: Suara Tawa yang Menyebalkan Chapter 92: Suara Tawa yang Menyebalkan Tak butuh waktuma untuk para polisi mengamankan dan menertibkan lokasi. Para penjahat sudah berhasil diamankan dan sedang menuju kantor polisi. Randika berjn dengan santai menuju ke mobilnya. Dia merasa hari ini adh hari yang cerah dan ''hraga'' tadi benar-benar th membuat tubuhnya menjadi bersemangat. Meskipun Inggrid terlihat bingung, dia tidak bertanya apa-apa pada Randika ketika dia masuk kembali ke mobil. Takma kemudian, mobil mereka th tiba di perusahaan Cendrawasih. Keduanya segera masuk dan pergi ke ruangan mereka masing-masing. Hari ini, Randika akan meninjau hasil parfum buatan Kelvin dan timnya. Ketika Randika baru masuk di ruangannya Kelvin, terdengar suara teriakan histeris dari tengah ruangan. "Imut sekali boneka ini!" "Hahaha sejak kapan teknologi sudah secanggih ini?" Ketika Randika berusaha melihat apa yang sedang terjadi, dia terkejut bukan main ketika dia melihat bahwa sumber keributan itu adh boneka ginseng yang dia cari! Dia benar-benar tidak menyangka bahwa boneka itu akan ada di sini untuk menari! Iya dia tidak sh lihat, boneka ini benar-benar menggoyangkan pantatnya! Sh satu bawahannya memutargu dan boneka ginseng itu menggoyangkan pantatnya di atas meja. Para ahli parfum ikut menari bersamanya. Mereka mengikuti iramagu Lady Gaga Bad Romance. "I want your love and I want your revenge. You and me could write bad romance." "Oh-oh-oh-oh." Mereka benar-benar menghayatigu ini. Seluruh ruangan benar-benar meriah. Para ahli parfum ini menikmati waktu senggang ini dengan menari sekuat tenaga dan seliar mungkin bersama dengan boneka ginseng. Boneka ginseng ini justru lebih ggi, dia menampilkan beberapa gaya freestyle dan pintar mengatur para kerumunan orang g ini. Suasana semakin mengg ketikagu mencapai Reff. Boneka itu menggoyangkan pantatnya dengan liar dan ditutup dengan headspin. Randika makin ragu dengan boneka tersebut, yakin dia bukan manusia? Boneka ginseng ini terlihat seperti orang mabuk. Dia terus-terusan terlihat tertawa. Seth headspinnya itu, dia seakan-akan beri mengelilingi meja dan sambil meminta tos. Semua orangngsung menjulurkan tangannya dan tos dengan boneka yang mereka anggap imut itu. Ketika Kelvin melihat Randika, diangsung menghampirinya sambil tertawa. "Sesekali berpesta bukah hal yang buruk bukan? Berkat boneka itu suasana ruangan menjadi meriah sejak pagi tadi. Orang-orang menyukainya." Pada saat ini, boneka ginseng itu menoleh ke arah Randika dan mengarahkan pantatnya pada Randika. Dialu menggoyang-goyangkannya sambil menepuk pantatnya. Benar-benar suatu provokasi yang memicu kemarahan. Ketika Ares diremehkan seperti itu, darahnya benar-benar menjadi mendidih. Hari ini dia akan merebusnya hidup-hidup! Randika berjn pehan ke boneka ginseng tersebut. Para ahli parfum yang melihat Randikangsung terdiam. Boneka ginseng itu juga berhenti dan menatap Randika. Tatapan matanya terlihat tertawa dan tangan kecilnya itu dia julurkan, dia ingin bersman dengan Randika. Boneka ini mengajaknya damai? Randika berusaha meraih tangan boneka ginseng tersebut. Tetapi, karena aura membunuhnya Randika tidak bisa dia tahan, boneka ginseng itu mh meloncat. Dia meloncat kentai dan berian ke sana kemari. Randikangsung menerjang dan boneka ginseng itu meloncat-loncat di kepnya. Ketika Randika berusaha menangkapnya, boneka itu sudah meluncur turun dari punggungnya dan menghng. Melihat boneka ginseng itu menghng, Randika makin marah. Kenapa boneka ginseng ini begitu lincah? "Lihat apa kalian? Cepat kerja!" Teriak Randika seth ditatap oleh begitu banyak orang. Beberapa jam kemudian merupakan waktu yang menyebalkan bagi Randika, pikirannya penuh dengan si boneka ginseng itu. Di tengah kemarahannya, tiba-tiba Randika ditelepon oleh Indra. Ketika bertemu dengan Indra terakhir kali, Randika memberinya handphone agar adik seperguruannya itu bisa menghubunginya dengan lebih mudah. "Kakak seperguruan." Suara Indra terdengar bersemangat. "Kenapa?" Seth tadi berurusan boneka ginseng, suasana hati Randika masih belum membaik. Ini pertama kalinya dia tidak bisa meraih apa yang ada di depan matanya. Perasaan semacam ini belum pernah diminya. "Kak, coba tebak apa yang barusan aku temukan?" Kata Indra. "Jika kau ingin bercerita, cepah. Aku banyak urusan hari ini." Mengingat sifat Indra yang seperti anak kecil, mungkin itu cuma seekor anjing ataupun kucing. "Hahaha jangan murung begitu dong kak. Aku menemukan bayi yang super lucu. Terlebih, dia mirip sebuah lobak!" Kata Indra. Lobak? Boneka ginseng! Randika terkejut bukan main, boneka itu mendatangi Indra? Jika dipikirkan baik-baik, boneka itu mendapatkan kesadarannya dari esensi bumi danngit jadi mungkin dia tertarik dengan tenaga dm Indra yang besar itu? "Indra, apakah lobak itu mirip sebuah boneka?" Tanya Randika dengan buru-buru. "Hmm Wah benar juga, kakak seperguruan memang hebat!" Indra tersenyum. "Cepah ke sini kak, dia sangat lucu." "Baih, tolong pastikan jangan sampai kau kehngan boneka itu. Aku segera ke sana." "Jangan khawatir kak, aku dan boneka ini tidak akan ke mana-mana. Kami sangat akrab." Seth menutup telepon, Randika bergegas ke tempat Indra. Akhir-akhir ini, pikirannya benar-benar dipenuhi oleh boneka ginseng tersebut. Karena perkataan kakek ketiga, dia harus mendapatkan boneka itu untuk menyembuhkan tubuhnya. Tidakma kemudian, Randika tiba di rumah Indra. Ketika dia masuk ke dm rumah, suara tawa boneka tersebutngsung menggema di telinga Randika. Randika tidak akan pernah melupakan suara tawa yang menyebalkan itu. Randika masuk ke kamar tidur Indra dan melihat boneka itu duduk bersama Indra, saling tersenyum pada satu samain. "Kak, kemarh dan lihah dia!" Indra yang menyadari kehadiran Randika menjadi bersemangat. Boneka ginseng itu menatap Randika lebar-lebar dan menirukan suara bayi sambil mengemut jempolnya. Ia kemudian memanjat ke pundak Indra dan mencubit pipinya. "Hahaha imut sekali kan dia kak?" Indra sangat menyayangi boneka itu. Boneka ginseng itu memanjat ke kep Indra dan menggunakannya sebagai kasur. Mengerti bahwa boneka itu ada di kepnya, Indra menjaga agar kepnya tetap stabil. "Kak, apakah menurutmu aku bisa memilikinya?" Melihat bahwa boneka ginseng tampak tertidur, Randika mi bergerak. Dia dengan sigap menangkapnya dengan tangan kanannya tetapi boneka itu dengan mudah menghindarinya. Di saat Randika menjulurkan tangannya, boneka itu sudah melompat ke kasur. "Kak! Apa yang kaukukan?" Indra mendadak menjadi cemas. "Sstt diah, biarkan aku berkonsentrasi." Randika mi serius, jika dia tidak bisa menangkapnya hari ini makamama dia bisa mengg. Melihat Randika yang begitu, boneka ginseng itu bersembunyi di bkang Indra dan menirukan suara minta tolong. Indra menatapnya dan melihat bahwa boneka itu menutup matanya dengan kedua tangannya, memperlihatkan bahwa ia terlihat ketakutan. "Kak, kau menakutinya!" Teriak Indra. Boneka itu bahkan menggunakan taktik licik seperti itu, benar-benar luar biasa! Chapter 93: Aku Akan Memeliharanya Chapter 93: Aku Akan Memeliharanya "Boneka itu adh boneka ginseng. Guru ketiga mengatakan bahwa boneka itu bisa menyembuhkan penyakitku." Kata Randika pada Indra dengan nada menenangkan. "Maksud kakak adh kau ingin memakannya?" Mata Indra terblak. "Tentu saja tidak." Ekspresi Randika benar-benar terlihat serius. "Aku hanya memberikannya pada guru ketiga." "Apa yang akan dkukan guru ketiga dengannya?" Indra memeluk boneka ginseng itu. Boneka itu tampak menikmati pelukan hangat Indra. Melihat adegan itu Randika menjadi tidak bisa berkata-kata. Kenapa bisa boneka itu begitu akrab dengan Indra? Seharusnya ia sangat waspada terhadap manusia. "Aku kurang tahu mengenai itu. Aku yakin guru ketiga akan menanganinya dengan baik." Kata Randika. "Kak. Kau bohong padaku. Guru ketiga js akan membuatnya menjadi obat-obatan." Kata Indra dengan nada serius. Bajingan, sejak kapan Indra menjadi bisa berpikir? Dia menjadi pintar di saat yang tidak tepat. "Indra, tubuhku benar-benar terluka. Boneka itu adh satu-satunya kesempatanku untuk sembuh." Kata Randika dengan tulus. "Dengan begitu barh aku bisa bertarung sekuat tenaga." "Kak, kenapa kau perlu bertarung sekuat tenaga? Kau sudah sangat kuat sekarang." Tanya Indra. "Karena slu ada orang yang ingin menyakitiku. Aku tidak bisa melindungi diriku setiap saat." Randikalu menatap Indra lekat-lekat. "Berikan boneka itu padaku." "Ku begitu aku akan melindungimu! Kau tidak perlu boneka ini." Indra kemudian meletakan boneka itu di pundaknya. Boneka ginseng itu terlihat tertawa dan duduk dengan santai di pundak Indra, ia sama sekali tidak takut terhadap Indra. Mendengar kata-kata Indra itu, Randika menjadi sedikit marah di dm hatinya. "Apa kau masih menganggapku kakak seperguruanmu?" Randika pura-pura menjadi marah. "Apa kau sudah lupa kata-kata guru sebelum kau meninggalkan gunung? Kau harus mendengarkanku sma kau mengikutiku. Dan sekarang kau berani mwan kakak seperguruanmu?" Indra menggelengkan kepnya. "Aku hanya mendengar kata-kata bijak kakak saja." Bajingan! Dia jadi pintar bermain dengan kata-kata. Randika sudah hampir g, dia serasa ingin menguliti Indra hidup-hidup. "Kak, kenapa mukamu menjadi seperti itu? Apakah kakak kebelet eek?" Tanya Indra. Ya tuhan, kenapa dia menjadi polos kembali? Randika dengan cepat berpikir keras jawaban apa yang cocok untuk Indra. Dia harus meyakinkan Indra untuk menangkap boneka itu. Karena Indra sangat akrab dengan boneka tersebut, dih satu-satunya harapan bagi Randika. "Kak, coba lihat boneka ini sekaligi." Indra mengambil dan menaruh boneka ginseng itu di tangannya. "Bukankah dia sangat lucu?" Lucu? Boneka mesum dan licik seperti ini lucu? Randika sudah hampir muntah darah. Baih, adik seperguruannya ini th menang. Randika mengh napas dm-dm. Tiba-tiba, boneka ginseng itu memanjat ke pundak Randika dan sambil tersenyum mencubit pipinya. Melihat tindakan boneka ini, Randika tahu bahwa boneka ini sedang mengejeknya. "Terus mau kau apakan boneka ini?" Tanya Randika. "Aku ingin memeliharanya dan menatap keimutannya setiap hari." Kata Indra sambil tersenyum. Memeliharanya? Randika terkejut, dialu menatap Indra dengan bingung. Adik seperguruannya ini ingin memelihara boneka ginseng seperti anjingnya? Tetapi seth dilihat-lihat, mereka berdua memang memiliki sifat yang sama. Boneka ginseng itu kembali memanjat pundak Indra dan meluncur dari punggung Indra ke kasur. Ia terlihat bahagia sekali. "Kak, aku rasa luka di tubuhmu bisa sembuh oleh waktu. Sedangkan boneka ini adh makhluk bernyawa, guru slu mengingatkanku untuk menghargai seluruh makhluk hidup." Indralu menatap Randika dengan serius. "Jadi kak, aku mohon kakak tidak akan menangkap boneka inigi." Kau ingin aku menyerah? Randika menampar dahinya keras-keras, dia tidak menyangka Indra akan mengajarkannya tentang moral. Dia benar-benar sudah bjar caranya memberontak. "Baih, aku tidak akan berusaha menangkapnyagi." Randikalu melirik boneka ginseng itu dari sudut matanya. Dia melihat boneka itu sedang asyik berlompatan di kasur, Randika benar-benar ingin menerjangnya dan menangkapnya di udara. "Kakak seperguruan memang pengertian! Aku benar-benar menghormatimu." Indra terlihat senang. "Sekarang akupar, aku akan membawanya mencari makan bersamaku." Ah? Randika berdiri membeku beberapa saat,lu dia hanya bisa tersenyum pahit. "Ku begitu aku akan ikut denganmu." Dialu menatap boneka ginseng tersebut. Dia harus memikirkan cara untuk menangkapnya tanpa diketahui oleh Indra. Mereka bertigalu pergi bersama-sama. Boneka ginseng itu duduk dengan manis di pundak Indra, kedua pasangan ini terlihat menggemaskan. Semua pejn kaki yang melihatnya tersenyum olehnya, bahkan beberapa perempuan berteriak histeris melihatnya. Mereka benar-benar menganggapnya menggemaskan. Boneka ginseng itu sepanjang jn terlihat tersenyum setiap saat, dia sepertinya menikmati dunia manusia yang menarik ini. "Kau mau makan apa?" Indra bertanya pada boneka ginseng. "Ah, aku lupa ku kau tidak bisa berbicara." "Ku begitu bagaimana ku nasi padang?" Indra memutuskan apa yang ingin dia makan. Randika hanya bisa mengikutinya dengan wajah sedih. Pada saat ini, tiba-tiba dari bkang mereka terdengar suara yang memanggil mereka. "Berhenti!" Mendengar suara itu, Randika dan Indra berhenti berjn dan menoleh ke bkang. Mereka terkejut karena seorang perempuan paruh baya yang berpakaian mewah ternyata yang memanggil mereka. Tante-tante ini terlihat gemuk dan jari-jarinya dipenuhi cincin. Belumgi pakaian yang dia pakai serasa bisa robek kapanpun karena perut yang gemuk itu. Yang paling membuat tante ini mencolok adh lipstik yang tebal, kalung berlian yang dikenakannya dan kedua pengawal yang ada di bkangnya. Para sobat miskin akan minder dan menangis di bawah aura orang kayanya ini. Mata Vero, si perempuan kaya gemuk itu, segera terkunci pada boneka ginseng yang ada di pundak Indra. "Apa itu yang ada di pundakmu? Akan kubeli dia!" Vero benar-benar mengatakannya dengan arogan. Dia tidak menganggap kedua oranginnya, dia hanya tertarik dengan boneka ginseng tersebut. "Benda itu sangat mencolok dari manapun kau lihat. Aku akan membawanya untuk menjadi koleksiku." Nada Vero terdengar menyebalkan. Tetapi, Randika dan Indra tidak mempedulikannya dan berjn pergi dari sana. Vero berdiri linglung, terkejut karena dirinya dicuekin. Dialu merasa malu dan marah. "Kak, kenapa kita meninggalkan orang itu?" Wajah Indra terlihat bingung. Barusan Randika menarik paksa Indra dan bergegas meninggalkan perempuan kaya itu. Hal ini membuatnya bingung. "Memangnya kau ingin menjual boneka yang ada di pundakmu itu?" Tanya Randika dengan santai. "Tentu saja tidak!" Indra dengan cepat menggelengkan kepnya. "Ku begitu percayh padaku, orang tadi berniat membeli boneka ginseng itu. Dan dari cara bicaranya saja dia sudah terlihat seperti orang sombong, apakah kau tidak kesal mendengarnya?" "Sedikit." Indra mi memahami apa yang dikatakan Randika. "Tapi guru mengajarkanku bahwa jangan sembarangan menghajar orang, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa." Sepertinya Indra kembali menjadi dirinya yang merupakan orang pedesaangi. "Hei! Kalian tidak mendengarku tadi? Aku ingin membelinya!" Suara Vero masih dapat terdengar dari bkang, dia beri menghampiri Randika dan Indra. Randika sudah ms untuk menoleh dan tetap berjn. Chapter 94: Uang Tidak Bisa Membeli Segalanya! Chapter 94: Uang Tidak Bisa Membeli Segnya! Ketika Vero melihat kedua orang itu tidak menoleh sama sekali, dia dengan cepat menjadi marah dan menyuruh kedua pengawalnya untuk menghentikan mereka. "Aku bng berhenti!" Suara Vero benar-benar keras, dia tertatih-tatih mengejar Randika dan Indra. Untungnya kedua pengawalnya berhasil mencegat mereka. Randika mengerutkan dahinya dan menoleh ke arah Vero. "Kau memanggil kami?" "Siapagi memangnya yang ada di sini? Apa kau tidak dengar aku berteriak dari tadi?" Omel Vero dengan napas terengah-engah. Keringatnya mengalir deras dan membuat bajunya menjadi basah. "Banyak pejn kaki yang berjn sama kita, bagaimana caranya aku tahu kau memanggilku? Aku punya nama dan js itu bukan ''hei'' ataupun ''berhenti''." "Kau!" Vero tidak menyangka Randika akan bersifat kurang ajar seperti itu. Dia sekaligi meledak. "Aku tidak punya urusan denganmu, pergi sana dasar pria miskin!" Vero dengan cepat menoleh ke arah Indra dan berkata dengan nada dingin. Aku ingin membeli benda itu, katakan hargamu." "Aku tidak berniat menjualnya." Indra menggelengkan kepnya. "Ha? Ini yang membuatku benci dengan orang macam kalian. Dikasih kesempatan menjadi kaya kalian mh menknya." Vero menggelengkan kepnya. "Lima juta!" Randika dengan santai mengatakan. "Lima juta? Apa kau tidak sekaya seperti dugaan kami? Js-js kau bisa membelinya dengan lima puluh juta." Vero menatap tajam ke arah Randika. "Siapa memangnya kamu? Tiba-tiba nimbruk tidak js." "Dia adh kakak seperguruanku, aku mendengarkan kata-katanya." Jawab Indra. Vero terkejut mendengarnya, dialu menatap Randika dan mengatakan. "Sepuluh juta!" Randika menatap jijik padanya. "Yakin kau itu orang kaya?" "Lima bs juta!" Jawab Vero. "Sudah, jika kau tidak punya uang jangan memaksa. Aku tidak peduli dengan penawaranmu yang rendah itu." Mata Randikalu menjadi dingin dan pergi meninggalkannya. "Kau harus menjualnya padaku hari ini! Apa pun yang terjadi, boneka itu akan png denganku!" Vero mi marah, tidak ada barang di dunia ini yang tidak bisa dia beli. "Dua puluh lima juta!" Vero terus menawar tanpa henti. Meskipun sudah tidak berjn, Randika tidak menoleh sama sekali. "Dua puluh lima itu sudah cocok buat kalian. Dengan uang sebanyak itu kalian tidak perlu khawatir membayar kos-kosan kaliangi, jangan telu serakah." Randika menoleh dan membentak Vero. "Mau berapa juta pun, aku tidak sudi menerima uang haram dari orang tidak tahu diri sepertimu!" Anggapan bahwa uang bisa membeli segnya membuat Randika jijik terhadap perempuan ini. Apgi dia menganggap dirinya ini orang miskin, ini yang benar-benar tidak bisa diterima oleh Randika. Uang tidak bisa membeli segnya! "Apa?" Vero menjadi marah dan menjulurkan telunjuknya ke hidung Randika. Sebelum dia bisa mengancamnya, Randika sudah mencengkeram erat jari itu dan meremasnya dengan kuat. Tiba-tiba Vero berteriak kesakitan. "Uang bukah segnya di dunia ini, jika kau meremehkan setiap orang yang kau lihat maka orang yang kau remehkan sekarang ini bisa membunuhmu!" Tatapan Randika menjadi serius. "Lain kali ku kau berani meremehkankugi, aku akan memotong jarimu ini." Namun, Vero berteriak keras. "Tolong aku! Ada pencuri" Mendengar hal itu, Randika mengh napas dingin. Dialu melepas jari Vero tetapi dia berhasil menekan beberapa titik akupuntur sebelum dia melepasnya. Vero dengan cepat berlindung di balik kedua pengawalnya. Tatapan matanya dipenuhi dengan kebencian pada Randika. Pada saat ini, orang-orang mi berkumpul karena teriakan minta tolong Vero. Boneka ginseng di pundak Indra merasa penasaran kenapa begitu banyak orang berkumpul. Ia menjadi cemas dan melompat tidak karuan di atas kep Indra. Randika tidak berbicara maupun bergerak. Namun, tiba-tiba para penonton ini berteriak histeris. Vero merasa bangga atas kepintarannya itu, dia tidak ingin membunuh Randika minkan membuatnya malu. Tetapi, dia merasa ada yang aneh. Para pejn kaki itu menunjuk ke arahnya. Ada apa memangnya? Tiba-tiba, Vero merasa ada yang mengalir keanya dan raut wajahnya segera berubah. Kenapa dia mengompol? Para pejn kaki yang melihatnya semua tertawa melihatnya. Air pipis yang kuning itu dengan cepat menjadi genangan air dan Vero tidak bisa menghentikannya meskipun sudah ngeden. "Hahaha!" Semua pejn kaki itu merasa terhibur. "Wah nenek lupa pakai popoknya!" "Percuma kaya ku tidak bisa menjaga tata krama, masa pipis saja di jn." "Ternyata orang kaya bisa ngompol juga." Mendengar ejekan ini, Vero merasa sudah tidak punya wajah. Dia menatap pria yang dia rasa bertanggung jawab terhadap semua kejadian memalukan ini. Dasar bajingan! "Aku akan membunuhmu bocah desa!" Kedua pengawalnya dengan cepat menerjang Randika. Namun, keduanya dibuat myang oleh Randika dengan satu tendangan dan menabrak Vero dengan keras. "Jangan sentuh aku, aku ini g kebersihan tahu!" Kata Randika dengan santai. Pada saat ini, Vero tertindih oleh sh satu pengawalnya. Genangan air pipisnya membuat bajunya semakin basah, hal ini membuatnya menjadi semakin malu. Para pejn kaki yang melihatnya semakin tertawa keras. "Apanya yang lucu!" Vero dengan cepat berdiri dan berteriak ke arah kerumunan. Randika sudah berniat untuk pergi meninggalkan tempat itu tetapi tiba-tiba Vero berteriak ke arahnya. "Hei bocah miskin, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" Vero dengan cepat menghampiri Randika dengan sebuah pisau yang dibawanya. Tetapi, tatapan dingin Randika membuatnya merinding ketakutan. Vero menghentikanngkahnya dan merasa panik di dm hatinya. Sma perempuan ini yang menyerangnya, Randika akan dianggap memb diri. Tetapi perempuan ini sekarang terdiam jadi dia tidak bisa menyerangnya. Justru keadaan buntu ini membuat Randika bisa berpikir jernih. Berapa persen kekuatan tendangan yang perlu dia berikan pada perempuan gemuk ini, dia khawatir akan membunuhnya apab telu kuat menendangnya. Melihat tatapan dingin dan tajam Randika, tanpa sadar membuat Vero mengambil satungkah mundur. Tetapi mendengar suara tawa para pejn kaki membuat dia membtkan tekadnya. "Mati kalian berdua!" Teriak Vero sekuat tenaga. Para penonton terkejut mendengar teriakan Vero itu. Kedua pengawal Vero tidak punya pilihan sin untuk ikut menerjang. "Jangan biarkan kedua bocah miskin iniri dari sini, aku ingin melihat mayat mereka dikubur hari ini juga!" Kemudian Vero menunjuk ke arah boneka ginseng. "Benda itu jangan kalian bunuh, benda itu milikku!" "Nyonya tidak perlu khawatir." Meskipun mereka terpental tadi, tatapan mata mereka tidak menunjukan rasa takut sedikitpun. "Sekarang kalian akan menyesal tidak menerima penawaranku yang tadi. Sekarang aku akan membuat kalian menderita!" Tatapan mata Vero sudah seperti orang g, dia merasa bahwa kedua orang ini akan tergeletak di rumah sakit sebentargi. Beberapa pejn kaki hanya bisa melihat mereka. Perempuan paruh baya itu benar-benar kejam. Dengan adanya senjata dan kedua pengawal itu, para pejn kaki itu sudah siap menelepon ambns buat Randika. "Kak, biarkan aku yang menghajar mereka." Kata Indra dengan ekspresi serius. Randikalu menghnginya sambil mengatakan. "Biarkan aku saja, kau tidak bisa mengatur kekuatanmu dengan baik." Kedua pengawal itu mencoba pendekatan yang berbeda, mereka akan mengepung kedua orang yang menyinggung perasaan majikannya itu. Mereka merasa tendangan Randika yang tadi hanyh kebetn karena mereka meremehkannya. Sekarang mereka akan bertarung sekuat tenaga. Keduanya segera menerjang Randika dan Vero sudah tertawa seperti orang g di samping. Para pejn kaki sudah berdoa untuk kesmatan Randika. Tetapi, sh satu dari pengawal itu mendarat tepat di kaki Vero. Tawa Vero tidakgi terdengar dan keprihatinan para pejn kaki menjadi kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi? Ketika mereka menatap Randika, dia ternyata sudah berhasil menangkap pergngan tangan si pengawal dan menaruhnya di bkang punggungnya. Lalu Randika menendangnya dan dia mendarat tepat di kaki Vero. "Kalian menganggap diri kalian seorang pengawal? Kalian hanya dua orang lemah!" Kata Vero pada kedua pengawalnya itu. "Kalian bahkan tidak bisa menghkan dua bocah miskin itu, ku kalian tidak segera membunuhnya kalian akan kupecat!" Kedua pengawal ini dengan cepat berdiri dan pehan menghampiri Randika. Randikalu mengejek mereka dengan meludah di tanah dan menyuruh mereka menyerangnya bersamaan. Kali ini, kedua pengawal ini menyerang dari kiri dan kanan. Randika dengan cepat menghampiri sh satu dari mereka dan mencengkeram erat pergngan tangannya. Randikalu memutar tangannya dan tubuh si pengawal tersebutngsung berlutut di tanah. Dia merasa tangannya mau patah. Saat ini, serangan pengawal satunya sudah hampir mengenai Randika. Hanya menggeser kepnya sedikit Randika berhasil menghindarinya. Lalu Randika mencengkeram erat pergngan tangannya dan sekarang kedua pengawal tersebut ditahan oleh Randika. Satu per satulu dibuat pingsan oleh Randika. Seth itu Randika menatap tajam pada Vero yang tidak jauh darinya. Melihat hal ini Vero sudah gemetar ketakutan. "Kalian Kalian mau apa!" Randika berjn menghampirinya dan berkata dengan nada dingin. "Jangan khawatir, aku tidak akan membunuhmu. Aku tidak mau mengotori tanganku yang bersih ini." Dengan cepat Vero beri menjauhi Randika namun dia tersandung. Bajunya yang sudah tidak muat itu menjadi robek oleh karenanya. Perut gemuknya dengan cepat menyembul keluar dan terekspos. "Ah!" Vero berteriak kesakitan dan para pejn kaki ini menikmati hiburan tidak biasa ini. "Indra, cepat ikat orang ini di sana!" Kata Randika pada Indra. "Oh" Indralu menuruti Randika dan mengangkat Vero yang masih tergeletak di tanah. Dialu mengikat Vero di tiang rambu yang ada di pinggir. Vero, dengan perutnya yang menyembul keluar, terikat kuat di tiang dan menjadi bahan tertawaan banyak orang. Randika dan Indralu meninggalkan perempuan tua itu dan mnjutkan rencana makan siang mereka. Sgi mereka berjn, boneka ginseng itu tiba-tiba mengeluarkan suara seakan-akan sedang meminta maaf pada Indra. Lalu, di bawah tatapan tajam Randika, boneka ginseng itu meluncur turun dari pundak Indra dan bri. "Kau tidak bisa kabur!" Randika dengan cepat berusaha menangkapnya tetapi usahanyagigi gagal. Boneka ginseng ini sekaligi menghng. Randika menampar tanah dengan keras sedangkan Indra hanya menggaruk-garuk kepnya. "Kak, aku tidak mengerti mengapa dia pergi." Randikalu berdiri. "Tidak apa-apa. Nanti ku dia datanggi, beritahu aku." "Baih." Indra menganggukan kepnya. Lagigi misi Randika untuk menyembuhkan dirinya itu tertundagi. Chapter 95: Tahan Imanmu Randika! Chapter 95: Tahan Imanmu Randika! Karena boneka ginseng ini sudah menghng tanpa jejak, Randika tidak memiliki pilihanin sin png ke rumah. Seth sesampainya di rumah, Inggrid ternyata belum png dan cuma ada Hannah dan Ibu Ipah. "Wah nak Randika sudah balik." Seperti biasa, Ibu Ipah menyapanya dengan senyuman yang hangat. "Hahaha aku png." Randika tersenyum lebar. Hannah sedang menonton TV bersama Ibu Ipah. Ketika dia melihat Randika sudah png, dia menoleh sambil tersenyum. "Kak" Hmmm? Suara Hannah terdengar aneh tidak seperti biasanya, Randika merasakan firasat buruk dihatinya. Biasanya suara adik iparnya itu terdengar semangat dan tegas, akan tetapi sekarang terdengar lembut dan mems. Randika mencium bau-bau mash yang merepotkan. Randikangsung bergegas menjawab. "Maaf aku perlu ke toilet, perutku sakit!" "Kak, jangan kabur!" Hannah dengan cepat meraih tangan Randika. Sin, gadis ini ternyata ada maunya! Aku harus segera kabur darinya. Di saat Randika beri menaiki tangga, Hannah berhasil menyusulnya. "Kak, kenapa kau berusaha menghindariku hari ini?" Tatapan mata Hannah terlihat seperti kucing yang mems. "Apakah kau sudah tidak senang bersamaku?" Randika dengan cepat menjawab. "Ha? Aku hanya sedang sakit perut! Aku ingin ke toilet dan beristirahat di kamarku." "Apa ada yang sedang kau sembunyikan?" Kata Hannah sambil tersenyum. "Sudah kita hentikan saja basa-basinya. Kau pasti minta sesuatu bukan? Sana pergi, aku tidak punya waktu luang." Tanya Randika. "Hehe kakak tahu saja." Hannahngsung tersenyum lebar. Dan dm sekejap dia merangkul kedua tangan Randika dan memasukkannya ke ch dadanya. "Kak dengarkan aku dulu! Ayh kak!" Hannah tahu bahwa mkukan hal ini akan membuat kakak iparnya luluh. Tahan imanmu Randika! Tahan! Kita harus bertahan dari kenikmatan duniawi ini! Sebagai kakak ipar kita harus menunjukan martabat kita! "Percuma kamu bersifat manja seperti itu, ku kakak berkata tidak ya tidak!" Randika berkata seperti itu meskipun dia menikmatinya. Hannah tersenyum dan mengatakan. "Kenapa kakak menkku terus? Apakah kakak membenciku?" "Dari dulu aku membencimu!" "Kau!" Hannah lepas kendali dan melepas tangan Randika. "Akan kubng pada kak Inggrid ku kau merabaku!" Sin, adik iparnya ini memang licik. "Baih, baih, aku akan mendengarkanmu." Kata Randika dengan wajah ms. "Kak, aku punya permintaan." Hannah tersenyum lebar. "Aku akan mendengarmu dulu baru memutuskan." Kata Randika. "Begini, kemarin kan kak Randika menunjukan kita kemampuan renang yang luar biasa. Sebentargi akan ada kompetisi antar sekh dan kita ingin agar kak Randika menjadi ptih kita. Bagaimana kak? Mau ya?" "Tidak mungkin." Dengan cepat Randika menk,gip kemampuannya ini mustahil untuk diajarkan. Masa dia akan mengajarkan tentang kultivasi dan tenaga dm pada para perenang yang masih muda ini? Lagip, waktu adh hal paling penting baginya, dia tidak akan membuangnya dengan mengajarkan beberapa bocah bagaimana caranya berenang cepat. "Kak, kenapa kakak tidak memikirkannya dulu?" Hannah terdengar sedih. "Sebagai informasi, biasanya banyak perempuan cantik yang ikut betih juga. Mereka semua memakai bikini mereka, apakah kakak tidak tertarik?" Hati dan jiwa Randika tercampur aduk. Apa yang dikatakan Hannah ada benarnya, banyak perempuan cantik di universitasnya itu. Tetapi itu saja tidak akan cukup membuatnya goyah. "Tidak akan." Randika menk sekaligi. "Aku ini kakak iparmu tahu, aku sudah punya Inggrid!" "Kak ayh." Hannah mi memohon, suaranya semakin terdengar manja. "Jangan cuma gara-gara Jimmy kakak menjadi ms mengajar mereka." "Han apakah mereka membs dendam padamu?" Randika mi cemas. Hannah tersenyum dan mengatakan. "Tidak terjadi apa-apa seth itu. Semua berjn seperti biasa kok." "Ku begitu kakak mau ya mengajari kami." Hannah masih berusaha terus. Randika menatapnya sambil menampar dahinya. "Tidak akan." Melihat Hannah yang masih rewel, Randika dengan cepat memberi penjsan. "Han, kemampuanku itu tidak bisa diajarkan sembarangan. Tidak mungkin bisa mengajari mereka kemampuanku itu." "Memangnya kemampuan apa itu?" Tanya Hannah penasaran. "Bisa dikatakan itu kemampuan mi milikku. Sudah percaya aku, mereka tidak akan mungkin bisa sepertiku." "Ayh kak, jangan pakai san payah seperti itu. Dengan bantuan kakak, aku yakin sekhku bisa menang mudah." Kata Hannah sambil tersenyum. "Percuma kau terus memohon, aku tidak akan mkukannya." Randika menggelengkan kepnya. "Ku begitu aku akan bng ke kak Inggrid ku kakak merabaku!" "Han dia tidak akan percaya." Randika mengh napas, dia tidak menyangka Hannah masih menggunakan taktik licik itu. "Kak ku kau membantu sekhku, aku akan..." Hannah tampak ragu dan menggigit bibirnya. "Apa?" Randika penasaran. "Aku akan membiarkanmu merabaku secara gratis!" Hannah mengeluarkan semua keberaniannya. "Kau masih muda dan belum berkembang sepenuhnya. Meskipun punyamu besar, aku tidak tertarik dengan tubuh anak ingusan." Kata Randika dengan tegas. Seth mendengarnya, Hannahngsung pergi dengan muka marah. Randika tidak peduli. Lagip sikap Hannah yang seperti itu akan mereda dengan sendirinya seth beberapa hari. Tidakma kemudian Inggrid png. Melihat ekspresi capek Inggrid, hati Randika terasa sakit. "Sayang, kemarh. Biarkan suamimu ini menghngkan rasa capekmu itu dengan pijatannya." Randika tersenyum dan membawa Inggrid ke kamarnya dan memijatnya sambil duduk sambil menyalurkan tenaga dmnya. Seth beberapa waktu, Inggrid merasa rasa lhnya mi hng. "Apakah hari ini banyak kerjaan di kantor?" Randika membuka perbincangan. Inggrid menjawab. "Akhir-akhir ini banyak yang terjadi di kantor. Ditambahgi aku besok sudah harus pergi." Sebelumnya, Inggrid mengatakan bahwa kunjungan bisnis ini cukup penting jadi dirinya sendiri harus memastikan semuanya aman dan terkendali. Randikalu berpikir bahwa besok dia tidak ada kerjaan jadi dia dengan santai mengatakan. "Sayang, aku besok tidak ada pekerjaan mendesak, biarkan aku ikut bersamamu." "Kau mau ikut?" Inggrid terkejut. "Hahaha kenapa kau meragukanku seperti itu? Banyak hal yang hanya bisa dkukan oleh suamimu ini lho." Randikalu pura-pura marah. "Aku juga tahu bahwa kau pasti sedih apab tidak melihat bokong suamimu ini sehari saja." Ketika mendengarnya Inggrid tersipu malu. Randika benar-benar tidak berubah. "Baih ku begitu." Inggrid mengangguk. "Tetapi bagaimana dengan Hannah?" "Biarkan aku memberitahunya bahwa aku juga akan ikut." Randika mengomel di hatinya, adik iparnya itu pasti masih cemberut dengannya. ........ Hari berikutnya Randika berangkat bersama Inggrid. Sebelum berangkat, Randika sudah berpenampn rapi dengan memakai jas berwarna hitam dan rambut yang tersisir rapi. Seth sepagian diomeli oleh Inggrid, sekarang Randika terlihat tampan. Tetapi tepat sebelum dia berangkat, tatapan Hannah pada Randika benar-benar tajam. Bahkan adik iparnya itu tidak berkata apa-apa pada dirinya! Mengingat sifat adik iparnya itu, sepertinya perempuan satu itu sudah memikirkan rencana bs dendam buat dirinya ketika dia png nanti. Chapter 96: Lika-liku Cinta Chapter 96: Lika-liku Cinta Di bandara, Randika dan Inggrid dengan cepat memasuki pesawat mereka. Mereka duduk bersama, Inggrid di bagian dm dan Randika di bagian luar. Inggrid kali ini tidak membawa siapa-siapa dari perusahaannya. Dia meminta sekretarisnya untuk mengurusi beberapa hal di kantor. Awalnya Inggrid ragu untuk membawa sekretarisnya itu atau tidak, tapi karena sudah ada Randika, perasaanya jauh lebih ringan. "Para penumpang yang terhormat, smat datang di penerbangan Cendrawasih bernomor LC1232 dengan tujuan penerbangan ke kota Merak yang akan kita tempuh dm waktu kurang lebih 1 jam dan 55 menit. Perlu kami sampaikan bahwa dm penerbangan ini ada beberapa hal yang drang antarain asap rokok, sebelum lepasndas....." Ketika suara pengumuman pesawat hendak lepasndas ini terdengar, Randika dan Inggrid dengan sigap mematuhinya. Para pramugari dengan cekatan memeriksa seluruh penumpang. "Kami mohon sabuk pengamannya dipakai dengan benar ya pak." Suara lembut itu terdengar dari samping. Ketika Randika menoleh dan ternyata itu adh pramugari yang super cantik. Randika tidak kuasa menahan dirinya untuk tidak menggodanya. "Aduh aku tidak bisa memasangnya." Kata Randika. "Akan saya bantu ya pak." Seth itu pramugari ini menjongkok dan membantu Randika memasangkan sabuk pengamannya. Randika dengan tidak berdaya menyerahkan tubuhnya. Pada saat ini, tentu saja, Randika tidak bisa tidak aji mumpung. Kedua b matanya tidak bisa lepas dari dada pramugari tersebut. Sin wajahnya yang cantik, dada perempuan ini cukup besar dan sifat ttennya membuat Randika makin suka. Belumgi pakaian kerjanya yang berwarna merah membuatnya semakin mencolok. "Ada yang bisa saya bantugi pak?" Pramugari ini sedikit malu tetapi tetap berbicara dengan sopan. "Oh, aku sedikit haus." Jawab Randika. "Mohon maaf pak, sebentargi kereta makannya akan tiba. Mohon ditunggu dulu ya." Kemudian pramugari itu pergi. Randika masih memperhatikan pantat pramugari itu dari bkang, dia masih ingin menggodanya. Namun, dari samping terdengar suara dingin yang membuatnya merinding. "Secantik itukah dia?" "Sangat cantik." Randika tanpa sadar menjawab dan terkejut ketika dia tersadar siapa yang sedang menanyainya itu. Ketika dia menoleh, tatapan tajam Inggrid sudah mampu membunuh seseorang. "Hahaha kau bisa cemburu juga ternyata." Randika tertawa pahit. "Ngapain aku cemburu?" Inggrid memalingkan wajahnya. "Bisa-bisanya kau menggoda perempuan semudah itu?" "Bisa-bisanya kau menganggapnya seperti itu? Sayang, dia hanya membantuku memasangkan sabuk saja. Dia memastikan kita semua dapat menikmati penerbangan ini semaksimal mungkin, sama seperti yang dikatakan oleh pilot tadi." Randikalu tersenyum. "Jadi semua itu sh paham saja." Pada saat ini, tangan Randika sudah berada di pinggang Inggrid dan pehan mi naik. Ketika tangannya berada tepat di ujung dadanya, Inggrid dengan cepat menampar tangan Randika. "Hei maksudmu apa!" Inggrid tersipu malu, mereka sekarang di atas pesawat bukan di rumah. Randika tertawa. "Sayang, aku hanya ingin membuktikan bahwa aku setia padamu." "Cepat lepaskan tanganmu itu, banyak orang yang melihat!" Wajah Inggrid sudah merah. Melihat Inggrid yang kbakan itu, Randika menjadi jail. "Ku begitu, kau tidak cemburu dengan pramugari tadi kan?" "Memangnya siapa yang cemburu?" Inggrid dengan cepat membantahnya. Randika berpikir istrinya ini bahkan tetap cantik meskipun sedang cemburu. Pada saat ini, pramugari tadi mendorong kereta makan dan menawarkan beberapa minuman. "Shkan dinikmati bapak minumannya." Pramugari itu berbicara dengan nada lembut. Randika mengambil jus jeruk tersebut dan meletakkannya di tatakan gs. "Apakah ada yang bisa saya bantugi pak?" Tanya pramugari tersebut sambil tersenyum. "Sebenarnya" Randika duduk semakin tegak dan wajahnya menjadi serius. "Pertanyaanku ini sedikit aneh tetapi aku tetap harus menanyakannya wu nyawa menjadi taruhannya." "Shkan bapak, saya akan menjawab semampu saya." Pramugari itu terus tersenyum sepenuh hati. "Baih." Randikalu memperhatikan dada di pramugari dan bertanya dengan santai. "Aku bingung, apakah dadamu itu beneran D?" Pramugari itu terbeku di tempat. Dm sekejap dia tersipu malu. Bisa-bisanya orang ini menanyakan pertanyaan semacam ini? Bukankah pasangannya ada di sampingnya? Inggrid malu bukan main, dia sudah pura-pura tidur. Dia tidak habis pikir kenapa Randika slu bertingkah genit ke perempuan cantik mana pun. "Pak Ini." Pramugari itu benar-benar dilemma. Randikalu berkata sambil tersenyum. "Kau hanya perlu mengangguk jika itu benar." Seth ragu-ragu sedikit, pramugari itu mengangguk pn. Randikalu mengangguk puas. "Sudah kuduga, mataku tidak bisa ditipu." Pramugari itu benar-benar malu. "Baih, cukup dariku." Randikalu melihat pramugari ituri dengan cepat. Randikalu meminum jus jeruknya dan melihat Inggrid hanya menghadap jend tanpa mau menoleh ke arahnya. "Sayang, apa bagusnya melihat awan-awan itu?" "Setidaknya ini lebih bagus daripada dada perempuan." Kata Inggrid dengan nada dingin. Inggrid sedang cemburu, sedangkan Randika terlihat puas. Inh lika-liku cinta. "Sayang, kau sh satu hal." Randikalu mendekatinya dan memeluk Inggrid dari bkang. "Dada perempuan itu memang sangat bagus, tetapi milikmu adh nomor satu di hatiku." Seth berkata demikian, Randika dengan cepat meremas dada Inggrid. "Hei!" Inggridngsung menampar tangan Randika. "Tenanh, aku harus membuktikan kata-kataku barusan." Randika tersenyum. "Kau ini ya!" Inggrid kembali menjadi marah, orang tak tahu diri ini tidak pernah berubah. "Hahaha jangan marah begitu dong." Randikalu berbisik di telinganya. "Perlukah aku menciummu untuk membuktikan bahwa aku mencintaimu?" Inggrid hanya bisa menggeleng-geleng ketika berhadapan dengan Randika. Randika tertawa dan mengambil minumannya. Pada saat ini, pesawatnya mengmi guncangan dan tanpa disengaja minumannya tumpah keanya. Kali ini Randika benar-benar ceroboh. "Kau pantas mendapatkannya." Lirik Inggrid. Tetapi, teriakan Randika pada pramugari itu membuat Inggrid ingin mengubur kepnya dm-dm. "Pramugari, tolongpkanaku ini!" .............. "Jangan marah terus dong sayang." "Tadi itu shku, jadi jangan cemberut terus ya." Ketika mereka turun dari pesawat, Inggrid mengabaikan Randika dan berjn tanpa henti. Randika berusaha menyenangkan hati istrinya itu dengan susah payah. "Aku tidak marah." Inggrid mengh napas. "Itu bukan urusanku jika kau ingin bermesraan dengan seorang pramugari." Kau tidak marah? Terus kenapa kau begitu dingin denganku? Randika tertawa pahit dm hatinya. Keduanya berjn keluar dari bandara dan memanggil taksi. Karena letak bandara kota Merak agak jauh dari pusat kota, akan membutuhkan waktu setengah jam ke hotel yang sudah dipesan Inggrid. Randika masih berusaha memenangkan hati Inggrid dengan membawakan kopernya. Ketika taksi itu tiba, Randika bahkan membukakan pintu buat Inggrid. "Shkan masuk sayang." Kata Randika dengan berkedip. Inggrid menatapnya tajam, siapa memangnya yang mengatakan mereka bisa naik taksi berdua? Inggrid hanya memalingkan wajahnya dan masuk. Randika dengan cepat meletakan kopernya di bagasi dan masuk. Chapter 97: Cukup Aku Seorang Untuk Menghajar Kalian Semua Chapter 97: Cukup Aku Seorang Untuk Menghajar Kalian Semua Sepanjang perjnan mereka, Randika hanya menatap Inggrid berwajah dingin itu. "Sudah sayang, sampai kapan kau akan membohongi dirimu seperti itu? Aku tahu hatimu itu milikku seorang." Kata Randika sambil tersenyum. Mendengar hal itu, si supir taksi mengatakan. "Suamimu benar-benar orang yang perhatian ya." Di saat Inggrid belum sempat berkata apa-apa, Randika dengan cepat mengatakan. "Hahaha kau benar. Kita mungkin terlihat tidak akur di luar tetapi di dm kamar kami sangat akur." Bajingan, siapa yang memangnya ingin akur sama kamu! Inggrid hanya menggigit bibir bawahnya dengan kuat, dia tahu tidak bisa menang dengan Randika ku adu mulut. Dia hanya mengabaikannya dan mengeluarkan buku kecil dari balik jasnya dan mi mempjari detail kontraknya. "Kalian bukan orang sini ya?" Si supir taksi mi membuka percakapan. "Benar pak, kau punya mata yang bagus." Jawab Randika. "Hahaha seth bertahun-tahun menyupir kau akan bertemu dengan seluruh macam orang. Kadang aku sampai bingung." Si supir mi menceritakan pengmannya. "Dan seharusnya kalian datang ke kota besar ini untuk berbisnis. Aku bisa melihatnya dari betapa seriusnya istrimu itu." "Hahaha dia memang sedikit g kerja." Randika menjawab sambil tertawa. Namun, tiba-tiba pahanya terasa sakit dan ternyata Inggrid sedang mencubitnya! Randika hampir berteriak kesakitan dan Inggrid mkukan penyiksaan ini tanpa memalingkan wajahnya. Randikalu berpikir, apakah istrinya ini akan secemburu dan menakutkan seperti ini ketika mereka beneran menikah? Randika sadar bahwa mereka hanya menikah sementara, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa Inggrid tidak ingin meninggalkan dirinya. "Jangan berisik." Kata Inggrid dengan pn sambil terus bjar. Memangnya g kerja itu sh? Randika tertawa pahit melihatnya. Si supir taksi tertawa ketika melihat keduanya bertengkar dari kaca. "Hahaha kadang menyenangkan hatinya adh kunci keberhasn rumah tangga. Kalian masih muda pasti bisa mengatasinya." Sudah sepuluh menit sejak taksi mereka berangkat dari bandara. Namun, belum ada pemandangan kota di jend mereka. Mh, sepertinya mereka justru pergi ke tempat terpencil. Hal ini membuat Randika merasa curiga dan bertanya. "Pak, seberapa jauhgi hotel kami?" "Hahaha kita masih cukup jauh." Kata si supir dengan nada menenangkan. "Maaf aku lupa memberitahu, kemarin jnngsung menuju kota dari bandara rusak berat dan sekarang sedang diperbaiki. Jadi aku harus mengambil rute alternatif untuk bisa ke pusat kota. Tenanh, aku akan membawa kalian ke hotel dengan smat." Mendengar penjsan itu, Randika tidak berkomentar apa-apa. "Ah pak, di kota Merak ini apakah ada tempat yang perlu dihindari?" Randika tiba-tiba bertanya. "Tentu saja ada, semua kota rasanya memiliki tempat semacam itu." "Oya? Bisa tolong kasih beritahu saya?" "Hahaha, pak tua ini tidak tahu detailnya tetapi aku bisa mengatakan padamu siapa yang paling berkuasa di kota ini. Bisa dikatakan dia seperti pemilik kota ini baik buruk ataupun bagusnya. Hampir semua orang akan memberinya wajah ketika bertemu dengannya." "Siapa orang itu?" Randika bertanya dengan nada santai tetapi posisi duduknya sedikit maju ke depan, dia perlu tahu ancaman seperti apa yang ada di kota asing ini. "Yosua atau lebih tepatnya Tuan Yosua." Mendengar nama tersebut, Inggrid menjadi terlihat bingung. Dari mana dia pernah mendengar nama itu? Randikalu bertanya dengan santai. "Pak, kenapa kau argonya tidak jn?" "Ah! Sin benar juga!" Si supir terlihat panik. "Maaf, taksi ini sudah tua dan sering rusak. Untuk biayanya nanti tidak akan kulebih-lebihkan, aku sudah sering mengantar orang ke hotel kalian jadi harganya nanti adh harga pasaran." "Baih." Randikalu bersandar kembali. Taksi mereka terus mju cepat, tetapi pemandangan sekitar tidak berubah sama sekali. Justru Randika merasa tempat mereka semakin terpencil, Randikalu bertanya. "Pak, nama gengmu apa?" Si supir terkejut bukan main, dialu menoleh sambil tersenyum. "Aku bukan anggota geng, aku hanya seorang supir. Aku akan membawa kalian ke orang-orang geng sebenarnya barh aku bisa mendapatkan uangku." Kata si supir sambil tersenyum. Dan pada saat ini, taksi mereka tiba di suatu bangunan tentar. "Smat menikmati." Si supir turun dan bersembunyi. Randika hanya bisa tertawa pahit, dugaannya benar bahwa taksi ini bekerja sama dengan para gangster. Ketika Inggrid tiba-tiba menyadari keanehan ini, dia terlihat panik. Randikalu menenangkan Inggrid dengan menggenggam tangannya. "Jangan khawatir, aku ada di sini." Saat ini, sudah banyak orang yang mengepung taksi mereka. Randika mengerutkan matanya dan berkata pada Inggrid. "Apa pun yang terjadi, tetah di mobil." Randikalu keluar dan menampilkan muka garangnya. Sesaat dia keluar, Randika melihat si supir berada di barisan paling bkang. "Kak, ini dia si sapi gemuk itu." Wajah si supir yang ramah tadi berubah menjadi bengis dan kejam. "Dan perempuan yang masih duduk di dm itu benar-benar cantik." Orang yang diajaknya berbicara adh Riko yang terlihat seperti pemimpin dari para gangster ini. Seth mendengar cerita si supir, dia menatap mangsanya yang lezat itu. "Ada perempuan di taksi itu? Bawa dia ke sini." Kata Riko ke sh satu bawahannya. Orang itu dengan cepat maju dan menghampiri taksi tersebut. Namun, dia dengan cepat dibuat terpental oleh tendangan Randika. Preman ini tidak menyangka Randika akan memiliki kekuatan semacam itu dan dia segera berdiri dengan cepat. Melihat bawahannya yang terkapar itu, Riko mi menatap Randika. "Karena kalian berani bertindak serendah seperti ini, jangan shkan aku jika bertindak kasar. Jangan pernah meremehkan seekor singa yang terpojok." "Hahaha jangan serius begitu." Si supir menatapnya sambil tertawa. "Hanya istrimu saja yang akan hidup myani kita." Sudah cukup bicaranya." Riko mengambil tongkat logam yang ada di sampingnya. "Apakah tidak ada cara yang lebih bersahabat?" Randika menggelengkan kepnya. "Tidak ada." Riko mendengus dingin. "Sayangnya, kalian semua akan mati." Kata Randika. "Hahaha." Semua orang tertawa,lu Riko mengatakan. "Kau benar-benar menarik. Kita lihat seberapa banyak kau masih bisa berbicara seth kugantung kau di tiang itu." Randikalu tersenyum padanya. "Kalian yakin ingn mwanku?" Riko dengan santainya menyuruh Randika melihat sekelilingnya. "Tidakkah kau lihat betapa banyaknya kita?" "Juh bukah segnya." Randika tersenyum. "Sudah, kita hentikan basa-basinya. Cepat maju semua ke sini dan kuhajar kalian." Mereka semua yang mendengar Randika benar-benar menganggap mangsanya kali ini sudah g. "Cukup aku seorang untuk menghajar kalian semua." Randika membuang senyumnya dan dm sekejap dia berubah menjadi gumpn asap! Dm sekejap, Randika sudah berada di tengah-tengah mereka dan berhasil menendang satu orang dengan keras. Orang tersebut terpental jauh dan menabrak teman-temannya. Pada saat yang sama, Randika sudah menghindari serangan para preman yang mendatanginya dan myangkan puknnya ke dada orang tersebut. Kemudian Randika mengambil tongkat logam yang jatuh dariwannya itu dan mi menghajar mereka satu per satu. Tidak ada yang bisa dkukan oleh para preman tersebut. Setiap ayunan Randika berhasil membuat pingsan satu orang. Hal terakhir yang mereka ingat adh wajah Randika yang terlihat kejam itu sama sekali tidak berkedip. Randikalu menggunakan tubuh sh satu dari para preman sebagai tameng sambil menyerang. Seth itu, dia mengangkat dan melempar tubuh tersebut ke arah kerumunan. "Ah!" Orang itu myang dengan cepat dan menabrak temannya. Riko, yang berada di bkang, menatap ngeri pada Randika. Saat ini dia sedang dilindungi 4 orang terbaiknya dan dirinya sudah tidak bisa menerima penghinaan ini. "Maju! Jangan biarkan dia berbuat semaunya." Riko benar-benar marah ketika melihat para bawahannya dengan cepat berjatuhan. Sambil membawa tongkat logamnya, dia mendekati Randika bersama-sama dengan bawahan terbaiknya. Saat melihat Riko sudah mendekat, Randika tersenyum lebar. Riko menerjang Randika dengan darah yang mendidih. Namun, ketika tongkatnya menebas turun, sosok Randika sudah menghng dari matanya. "Ah!" Mh bawahannya yang ada di sampingnya menghng dan ternyata sudah terkapar sejauh 5ngkah di bkang. Apa yang sedang terjadi? Riko mi ragu dengan keadaannya. Saat dia merasa ada tepukan di pundaknya, dia tidak berani menoleh sama sekali. Namun,gigi ada teriakan dari arah sampingnya! Riko tidak tahu harus menyerang ke arah mana, dia membenci perasaan tidak berdaya seperti ini. Di sekitarnya, suara teriakan kesakitan bawahannya itu tidak berhenti dan tidak butuh waktuma tinggal dia sendirian. "Jangan menoleh, aku ada di bkangmu." Kata Randika dengan suara pn. Ketika Riko menoleh, dia disambut dengan senyuman Randika yang menakutkan itu. "Bagaimana? Masih berani bng aku banyak omong?" Melihat semua bawahannya terkapar di tanah, Riko tidak bisa menahan ketakutannya. "Ku aku jadi kamu aku tidak akan bergerak ku kau masih sayang dengan nyawamu." Randika berteriak ke arah supir yang membawanya ke sini. Si supir berusaha kabur diam-diam, sekarang dia tidak berani mngkah satu kaki pun. "Apa yang kau inginkan?" Riko sudah tahu bahwa hidupnya sudah tamat. Memang benar perkataan Randika tadi, jangan pernah remehkan singa yang terpojok! "Simpel. Aku memberi kalian 2 pilihan." Kata Randika sambil tersenyum. "Pertama kalian akan memberikan uang kalian semua. Kedua aku akan mengambil uang kalian semua seth kubunuh kamu." "Kau!" Riko benar-benar marah, sekarang dih yang dirampok! "Seekor semut tidak punya hak berbicara di depan seekor singa." Di bawah kaki Randika tergeletak sebuah pisau. Pisau tersebut tiba-tiba myang dan terlempar ke arah kep Riko! Chapter 98: Bantuan dari Langit Chapter 98: Bantuan dari Langit Pisau itu dengan mudah menancap di dahi Riko. Si supir taksi itu menjadi panik melihat rekannya itu tergeletak mati di tanah. Satu detik kemudian, sebuah pisau juga myang ke arah dahinya. Lima menit kemudian, semua preman itu sudah ditnjangi Randika dan masih terkapar tidak sadarkan diri di tanah. Randika, diin sisi, membawa sejuh uang tunai yang banyak kembali ke mobil dan menaruhnya di bagian bkang. "Hahaha kita menjadi kaya mendadak." Randika tertawa puas. Inggrid hanya menatapnya tanpa berkata-kata. Kenapa orang ini merampok mereka? ......... Tidakma kemudian, mereka tiba di kota Merak dengan bantuan para polisi. Seth menceritakan segnya sejenak di kantor polisi, mereka diantar ke hotel tempat mereka akan menginap. Hotel Mti "Permisi, aku sudah memesan kamar sebelumnya." Kata Inggrid pada resepsionis. Seth memeriksa pemesanan dari sistem, muka resepsionis sedikit pucat dan mengatakan. "Maafkan aku ibu, tetapi kamar Anda sudah ditempati." "Apa?" Inggrid terkejut sementara waktu dan menjadi marah. Hotel ini bukannya hotel bintang 5? "Jadi seperti ini ibu, kami th memeriksa nomor pemesanan ibu tetapi sistem kami mengmi double booking. Kami benar-benar minta maaf atas ketidaknyamanan Anda." Si manajer membantu menjskan keadaan yang dimi Inggrid sambil meminta maaf. "Ku begitu siapkan dua kamar pengganti." Kata Inggrid dengan nada yang masih marah. Si manajer tidak bisa menyembunyikan wajah pucatnya. "Begini ibu, yang tersisa hanya 1 kamar untuk beberapa hari kedepan." Kali ini Inggrid tidak berbicara sama sekali, dia hanya menoleh ke Randika. Randika memalingkan wajahnya, pura-pura tidak menyadari tatapan Inggrid. Ah! Vas bunga itu indah sekali! "Ku begitu baih." Inggrid mengh napas dm-dm. Randika tersenyum puas di dm hati. Langit ingin mereka meresmikan hubungan suami-istri mereka. Jangan pernah meragukan rencana yang di atas! Mereka berdua dengan cepat pergi ke kamar mereka. Ketika pintu kamar mereka terbuka, pemandangan mewah menyambut mereka. Bisa dikatakan bahwa kamar hotel bintang 5 benar-benar tidak mengecewakan. Lantai yang bersih mengkp, mesin kopi yang canggih, kamar mandi yang luas dan pemandangan kota yang megah dari balik jend, semua sepadan dengan uang yang dikeluarkan. Ruangan mereka memiliki sebuah kasur yang besar dan sofa yang berada di bagian samping. "Wow! Kasurnya besar sekali!" Dm sekejap Randika sudah meloncat ke kasur dan karena keempukannya, Randika tidak bisa berhenti melompat-lompat. "Ayo sayang, sini rebahan di sampingku." Kata Randika sambil menepuk-nepuk kasurnya. Inggrid tersipu malu untuk sesaat. Ruangannya hanya memiliki satu kasur dan dia harus membaginya dengan pria mesum ini? Kita hanya pura-pura menikah, bagaimana mungkin dirinya akan tidur bersama orang ini? "Kita tidak akan tidur sekasur." Kata Inggrid pada Randika dengan wajah serius. "Ayh, kenapa kau malu-malu gitu coba?" Randikalu berdiri sambil tersenyum. "Kau dan aku adh suami istri, bagaimana mungkin kita akan tidur terpisah? Dan bukankah kasur ini sangat besar?" "Sayang, kau pasti akan kesepian di kasur sebesar ini. Lagip tidak akan terjadi apa-apa kok ku kita tidur satu kasur." Randika mengedipkan matanya. "Aku mau mandi." Inggrid memalingkan wajahnya, dia tidak mau berdebat dengan Randika. Randika tertawa melihatnya. Kau mungkin bisa kabur dari kejaran satpam saat kau masih bersekh, tapi kau tidak akan bisa lepas dariku! Seth kau mandi, kau kira aku akan melupakan mash ini? Sementara ini, aku akan membiarkanmu bersembunyi di kamar mandi. Sepuluh menit kemudian, Inggrid keluar dari kamar mandi. Ketika dia hendak mengambil sesuatu di kopernya, Randika sudah tiduran di kasur dengan pose miring dan satu tangannya menopang kepnya. Inggrid terkejut dan bertanya pada Randika. "Apa yang sedang kaukukan?" "Kemarh dan tidur bersamaku." Kata Randika sambil menepuk-nepuk kasur yang luas itu. "Mimpi!" Inggrid berpaling dan kembali menuju kamar mandi. "Aku tidak akan membiarkanmu kabur begitu saja!" Tiba-tiba dari bkang Randika menggendong Inggrid dan membawanya ke kasur. "Sayang, kamu mau teriak sekeras apa pun tidak akan ada yang mengganggu kita." Bisik Randika di telinganya. Pria ini memang bajingan, pikir Inggrid. Ketika dia berusaha melepaskan diri, dari kamar sampingnya terdengar suara wanita yang seperti berteriak. Apab didengarkan dengan baik, teriakan itu seperti desahan orang yang mkukan hubungan badan. Randika dan Inggrid terkejut dan terdiam. Mereka hanya saling menatap satu samain. Tembok hotel ini ternyata setipis itu? Lagip perempuan di kamar samping mereka mendesah dengan sangat keras, sepertinya dia sudahma tidak mkukannya. Mendengar suara itu, Inggrid hanya tersipu malu. Sesaat kemudian, Randika berkata sambil tersenyum. "Sayang, apa kau ingin mendesah nikmat seperti itu?" "Jangan sekali-kali kau memiliki pemikiran seperti itu!" Inggrid tersipu malu dan memalingkan wajahnya. "Sayang, kita tidak punya kegiatan untuk membunuh waktu. Lagip kita juga punya kasur besar ini." Randika berusaha membuka pertahanan Inggrid. "Apakah kau tidak ingin bermanja di pelukan suamimu? Atau kau lebih suka mendengar pasangan sebh yang sedang bermain itu?" "Siapa yang menyuruhmu untuk tidur di kasur hari ini?" Inggrid berkata dengan nada dingin. "Hari ini kau akan tidur di sofa. Tidak. Orang sepertimu cocok tidur dintai!" "Ah?" Randika terlihat bingung. Kenapa istrinya tiba-tiba menjadi gk seperti itu? "Jadi kau ingin turun dari kasur ini sendiri atau perlu aku menendangmu?" Inggrid berkata demikian dengan wajah yang datar. "Baih ku kau tidak mau mkukannya." Randika segera berdiri. Namun, tiba-tiba Randika terjatuh dan mengerang kesakitan. Inggrid yang melihatnya menjadi marah besar. "Kau memang lki kurang ajar!" Randika terkejut ketika mendengarnya, bukankah ini saatnya Inggrid berusaha menymatkannya? "Jangan pura-pura seperti itu." Inggrid berkata dengan nada dingin. "Terakhir kali kau pura-pura sakit, kau mh menyerangku sesaat kemudian. Aku tidak akan tertipu kali ini!" Randikalu berdiri dengan wajah kecewa, istrinya benar-benar menjadi pintar. "Ku begitu, kamu tidak mau makan?" Randika sudah memencet telepon dan siap memesan makan. "Makah duluan, aku masih punya banyak urusan." Inggrid membukaptopnya dan memeriksa kembali pekerjaannya. Seth beberapa saat, dia menyadari ada sebuah nama di dokumennya. Yosua "Ran, kau ingat nama yang disebut sama si supir taksi tadi?" Inggrid menoleh ke arah Randika. "Ha? Yang mana?" "Orang yang paling berkuasa di kota Merak, bukankah dia bng nama orang itu Yosua?" Randika terkejut, apakah istrinya tertarik sama orangin? "Kenapa kau tiba-tiba menanyakannya?" "Karena orang yang aku temui besok bernama Yosua." Inggrid mengerutkan dahinya. Inggrid mi menganalisa keanehan di dm kontrak kerja kali ini. Surat kontrak ini dibuat oleh perusahaan Yosua dan isinya lebih menguntungkan Inggrid. Pebisnis macam apa yang mkukan keshan seperti itu? Terlebihgi, kenapa dirinya yang harus menandatangani surat kontrak ini secarangsung? "Hahaha." Randika tertawa dan menghampiri Inggrid. Dialu memijat pundak istrinya dan mengatakan. "Sayang, kau tidak perlu takut sama orang macam itu. Ku dia macam-macam, suamimu ini akan menghajarnya." "Jangan khawatir, tidak akan ada yang bisa melukaimu." Randika berkata dengan nada tulus. Tidak disangka, Inggrid menatap Randika sambil tersenyum. Melihat senyuman manis Inggrid ini, Randika membeku dan kemudian bertanya sambil tersenyum. "Ku begitu, apakah kita akan segera tidur?" "Kau tidak akan tidur denganku." Inggrid dengan cepat memalingkan wajahnya. Cih, belum luluh juga ternyata! Randikalu dengan murung kembali ke kasur. "Padahal aku sudah menantikan mm yang menggairahkan denganmu." Detik berikutnya, Randika tertendang dari tempat tidur dan terjatuh. Chapter 99: Temanilah Aku Sehari Chapter 99: Temanh Aku Sehari Hari kedua. Inggrid membawa Randika ke tempat perjanjiannya dengan Yosua. Di dm taksi, Inggrid terlihat segar. Sepertinya kemarin dia tidur dengan nyenyak. Sedangkan Randika terlihat buruk dan menyedihkan, bahkan di bawah matanya ada kantong mata. Ith bukti nyata kekerasan istrinya semm. Melihat wajah Randika yang seperti itu, Inggrid tidak bisa menahan tawanya. "Bisa-bisanya kau tertawa." Randika berkata dengan dingin. "Ku wajah tampan suamimu ini rusak, nanti cinta kita tidak abadi lho." "Oh" Inggrid menoleh padanya. "Jika kau menuruti kata-kataku kemarin, kau tidak akan kesakitan seperti ini." "Terlebih, kau mampu menghajar beberapa orang sekaligus tetapi kau tidak bisa bertahan dariku. Bukankah itu lucu?" Inggrid tertawa kecil ketika mengingat kejadian di kamar kemarin. Randika mau marah tapi tidak bisa. Seorang jentelmen tidak akan pernah menyakiti seorang wanita, ith prinsip yang dia pegang. Taksi mereka mju dengan cepat, tidakma kemudian mereka berdua tiba di suatu perusahaan besar. Seth mereka mendatangi resepsionis, ada seseorang yang memandu mereka untuk naik ke dm lift. Seth itu mereka berdua dibawa ke ruangan rapat. "Mohon menunggu kedatangan Tuan Yosua di sini. Beliau sedang ada rapat." Kata pemandu tersebut. "Baih." Jawab Inggrid. Pemandu tersebut segera meninggalkan mereka berdua sendirian di ruangan tersebut. Inggrid sudah bersiap-siap dengan mengeluarkan fotocopy powerpoint, menyambungkanptopnya dengan proyektor dan betih menjskan kembali. Melihat serangkaian persiapan ini, bisa dilihat bahwa Inggrid sudah terbiasa rapat seperti ini. "Kau terbiasa menjskan sendiri tentang bisnismu?" Randika duduk sambil memandang istrinya itu. "Iya, sebagai direktur aku harus mengerti bisnis apa yang kujni dan kutawarkan. Jadi aku sering menyempatkan diri untuk mempresentasikan bisnis milikku ini." Randika tersenyum. "Ku begitu, sebuah kehormatan bagiku melihat kemampuan direktur Inggrid." Inggrid memandangnya dengan dingin. Waktu terus belu, sekarang sudah setengah jam sejak mereka masuk di ruangan ini. "Kenapa merekama sekali?" Randika mengerutkan dahinya. Bagaimana mungkin mereka membuat rekan bisnis menunggu mereka begituma? "Bersabah. Perusahaan ini sangat besar, jadi wajar jika mereka rapat begituma. Pasti banyak yang perlu mereka bahas jadi sabar saja, semuanya akan sepadan pada akhirnya." Melihat ekspresi Inggrid yang sabar itu membuat Randika tanpa sabar memegang tangan kecilnya itu. "Ku begitu aku akan mendengarkan nasihat istriku." Setengah jam kembali belu, mereka sudah menunggu satu jam. Randika sudah benar-benar bosan menunggu, dia hampir tertidur. Kemarin mm dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, sofa yang ditidurinya kurang panjang baginya. Namun, pintu ruangan rapat ini tiba-tiba terbuka dan suara keras yang menggelegar membuat kaget Randika. "Maafkan aku Inggrid, aku benar-benar sibuk tadi. Randika yang setengah sadar itu benar-benar terkejut, dia sudah hampir reflek menghajar orang tersebut tetapi dia sadar itu adh klien bisnis istrinya. "Aku juga baru menunggu sebentar, Pak Yosua benar-benar melebih-lebihkan." Inggridlu berdiri dan bersman dengan Yosua. "Jangan seperti itu." Yosua tersenyum padanya dan mencium tangan Inggrid. "Sudahma aku menantikan pertemuan kita ini. Terus apa ada yang bisa saya bantu?" Sekretaris Yosualu maju dan berbisik padanya. "Pertemuan ini akan membahas kontrak kerja sama kita dengan perusahaannya." "Baih, memang lebih baik hal seperti ini didiskusikan secarangsung." Yosua tertawa dan menatap Inggrid. "Kau pasti lh karena jauh-jauh datang kemari." "Tidak kok, saya bersemangat bisa bertemu dengan bapak." Inggrid juga membs senyumnya dan ingin menarik tangannya. Tetapi, tangannya itu masih ditahan oleh Yosua. "Oh" Yosua merasakan kelembutan yang tidak biasa dari tangan Inggrid. "Memang julukan bunga tercantik dari kota Cendrawasih bukah isapan jempol bka." Melepaskan tangan Inggrid, Yosua duduk di seberang Inggrid. Pada saat ini, matanya tertuju pada Randika. "Oh? Sekretarismu sepertinya sudah bangun dari tidurnya." Yosualu tertawa. Randika menatapnya dm-dm. Meskipun Yosua memakai jas berwarna hitam, perutnya itu menyembul keluar dan kalung emas menggantung di lehernya. Cincin emas yang dipakainya pun lebih dari 3, benar-benar bukan terlihat seperti pebisnis. Orang nomor 1 di kota ini justru terlihat seperti pemimpin gangster. "Ku begitu, mari kita mi." Melihat semua orang sudah duduk, Inggrid ingin memi presentasinya. Namun, sebuah tangan menutupi proyektor. "Ah, kenapa Anda buru-buru? Kita masih punya banyak waktu hari ini untuk membicarakan bisnis." Yosua mengibaskan tangannya. "Justru aku lebih tertarik mendengar tentang dirimu. Reputasi Inggrid Elina sebagai direktur sekaligus bunga kebanggan kota Cendrawasih sudah menyebar hingga ke pelosok negeri." "Anda telu berlebihan." Inggrid tersenyum wupun dm hatinya dia mengutuk orang ini. Tatapan mata Randika terlihat dingin, dm hatinya dia sudah siap menghajar orang ini. Berani-beraninya dia menggoda istrinya di depannya? Apakah orang ini segitunya ingin mati? "Ah, kau memiliki kecantikan yang patut dibanggakan." Yosua menambahkan. "Aku dengar banyak pria yang mengejar hatimu justru tenggm dari air matanya karena tidak kuat menahan rasa patah hati mereka." "Pak Yosua itu semua hanya rumor bka. Banyak perempuan muda yang lebih menawan dariku." Kata Inggrid sambil tersenyum. "Bagaimana ku kita membicarakan bisnis kita? Saya akan menjskan bagaimana strategi dan tujuan perusahaanku untuk 10 tahun ke depan." "Ah, Ibu Inggrid tidak usah telu antusias begitu." Yosua mencegat Inggrid sekaligi. "Aku tidak bisa memutuskan keputusan penting seperti ini dm sehari. Lagip, aku juga sudah mengerti reputasi perusahaan Cendrawasih di negeri ini sangah luar biasa." "Ku begitu, kita akan membahas mash kontrak kerja sama kita." Inggridngsung menembak. "Hahaha sudah kubng jangan telu antusias begitu." Perut Yosua bergetar karena tawanya itu. "Kita punya waktu seharian untuk membahas hal tersebut." Seth itu, Yosua melihat jam tangannya dan mengatakan. "Bagaimana ku kita makan siang dulu? Aku tahu bahwa kamu belum makan, biarkan aku mentraktirmu makan siang baru seth itu kita membahas bisnis." "Tetapi banyak hal yang harus kita bahas dm kontrak kerja sama ini. Aku harap kita dapat membahasnya secepat mungkin agar kita bisa menandatanganinya segera mungkin." Inggrid dengan sopan menk ajakan Yosua. "Pak Yosua, menurut saya lebih baik kita membahas bisnis kita lebih dulu. Seth kontrak kita tertanda tangani barh kita bisa membahas halin." "Hahaha." Yosua tertawa keras, Inggrid tidak tahu apa yang dia tertawakan. "Maaf, apakah ada yang sh dari omongan saya?" Inggrid terlihat bingung. "Baih, kita akan membahas kontrak kita." Yosua bersandar di kursinya, dia terlihat santai. "Ku begitu, karena Pak Yosua tidak meragukan kemampuan perusahaan milik saya, saya akan membahas bagaimana kita akan bekerja sama." Inggrid membuka powerpoint miliknya. "Berdasarkan isi kontrak yang diajukan perusahaan Anda, ini adh poin-poin yang perlu kita perhatikan. Yang pertama adh ...... " Randika mendengarkannya dengan seksama. Namun, dia sekaligus memperhatikan ekspresi Yosua dengan mata dingin. Mau dilihat bagaimanapun juga, kontrak ini lebih menguntungkan perusahaan Cendrawasih. Bagaimana mungkin perusahaan besar seperti ini akan bekerja sama dengan perusahaanin dengan keuntungan yang kecil seperti itu? Js bahwa keuntungan yang diinginkan oleh Yosua tidak tertulis di kontrak. "Demikian pembahasan yang perlu kusampaikan. Jika tidak ada mash dengannya, kita bisa menandatangani kontraknya sekarang." Kata Inggrid sambil tersenyum. "Seth kudengarkan baik-baik, menurutku ada yang kurang dari kontrak tersebut." Kata Yosua. Inggrid terkejut dan bertanya. "Apakah ini mengenai keuntungan yang diterima? Saya sudah membahasnya tadi." "Hahaha." Yosua tersenyumgi dan memberi isyarat untuk menampilkannyagi. Inggrid dengan cepat menujuptopnya dan ingin menampilkangi mengenai keuntungan yang didapat. Tetapi, tangan Yosua tiba-tiba meraih tangan Inggrid. Inggrid terkejut bukan main, tetapi, sebuah tangan tampak memegangi tangan Yosua dengan erat. Ketika Yosua menoleh, ternyata Randikah yang mencengkeram tangannya. "Inggrid, sepertinya dia bukan sekretarismu minkan pengawalmu?" Kata Yosua sambil menatap jijik Randika. "Saya khawatir tangan Tuan Yosua akan menyakiti tangan direktur saya." Kata Randika sambil tersenyum. Ketika Randika melepaskan genggamannya, Yosuangsung menarik tangannya. Inggrid yang melihat hal ini berdoa dm hati bahwa jangan sampai peluang bisnisnya hancur gara-gara Randika. "Ku begitu, apakah ada pertanyaanin? Bagian mana dari kontrak ini yang ingin Anda bahas?" Tanya Inggrid sekaligi. "Tidak ada." Kata Yosua sambil mendengus dingin. "Sma kau menambahkan satu syarat di kontrak kita maka semuanya akan baik-baik saja. Bagaimana ku isinya adh kau akan menemaniku makan mm setiap hari?" "Syarat itu" Inggrid kehabisan kata-kata untuk sesaat. Tetapi, pada saat ini Randika berkata dengan santai. "Tuan Yosua, Ibu Inggrid akhir-akhir ini sedang tidak enak badan. Beliau tidak bisa pergi menemani Anda, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini." "Siapa yang menyuruhmu berbicara?" Suara Yosua terdengar kasar dan tatapan matanya menjadi tajam. Orang itu hanya seorang pengawal, bagaimana mungkin dia punya hak untuk berbicara dengannya. "Maaf jangan telu dibawa hati Pak Yosua. Dia memang sedikit kasar." Inggrid dengan cepat menengahi. "Sin syarat tersebut, apakah ada halin yang perlu kita bahas dm kontrak kita?" "Tidak ada." Yosua mendengus dingin dan bersandar di kursinya. "Sejujurnya, aku hanya memiliki satu syarat yang harus dipenuhi. Bahwa kau harus menemaniku seharian ini dan aku akan menandatangani kontrak ini." Inggrid mengerutkan dahinya. "Pak Yosua, sebaiknya kita membedakan urusan pribadi dengan urusan bisnis." "Tentu saja ini adh syarat bisnis. Aku adh pebisnis sejak kecil, tentu saja bahwa aku paham sekali tentang bisnis." "Bagaimana?" Yosua menegakkan tubuhnya. "Sma kau menemaniku seharian ini, aku akan tanda tangan kontrak ini. Juh itu seharusnya cukup besar untuk perusahaanmu bukan?" Inggrid menjadi sedikit marah. Dia pikir dia siapa? "Ibu Inggrid, syarat yang diajukan Tuan Yosua sangat simpel. Sebaiknya Anda menyetujuinya." Kata Randika tiba-tiba. "??" Inggrid terkejut ketika mendengar perkataan Randika. Bajingan ini mh memperburuk situasinya. "Bukankah Anda akan menemaninya satu hari saja? Kita belum pernah berkeliling kota ini, jadi aku yakin kita akan melihat pemandangan yang bagus bersama Tuan Yosua." Kata Randika sambil tersenyum. Muka Inggrid menjadi pucat pasi. Chapter 100: Tanda Tangan atau Tidak? Chapter 100: Tanda Tangan atau Tidak? Ekspresi Yosua menjadi dingin. "Inggrid, aku tidak senang pembicaraan kita dipotong oleh orangin." "Ku begitu, tunggh aku selesai berbicara dengan direktur saya." Kata Randika dengan santai. Apa? Yosua sudah meledak-ledak di dm hatinya. Ketika dia masih menjadi pimpinan gangster, tidak ada orang yang berani berbicarancang di depannya. Sekarang dia menguasai kota ini baik bagian terang ataupun gpnya. "Baih ku begitu." Karenawan bicaranya ini pura-pura bodoh, Yosua sudah tidak sungkangi. "Inggrid, aku hanya ingin kau tidur bersamaku mm ini dan aku akan menandatangani kontrak ini. Apakah kau sudah mengerti maksudku?" Wajah Inggrid benar-benar menjadi buruk. Calon rekan bisnisnya ini ternyata mengincar tubuhnya. "Tidak Tidak akan!" Wajah Inggrid benar-benar dingin seperti es. "Hahaha jangan sok suci seperti itu." Yosua tertawa keras. "Ini adh satu syarat yang harus kau penuhi untuk mendapatkan tanda tanganku. Jika kau tidak mau, maka kerjasama kita akan batal!" "Dan jangan pura-pura kau tidak ingin menginginkan kontrak ini." Yosua melihat ambisi Inggrid dari matanya itu. "Tidak peduli sekuat apa perusahaanmu, kau tidak mungkin bisa menghkanku. Percayh, kau tidak ingin mwanku. Banyak cara untuk menjatuhkan perusahaan sepertimu." Perkataan Yosua benar-benar berani, sombong dan penuh percaya diri. Dengan katain dia berkata bahwa demi kngsungan perusahaan Cendrawasih, Inggrid harus menyetujui apa pun yang diinginkan oleh Yosua. "Aku tidak pernah takut dm hidupku." Kata Inggrid dengan dingin. "Jangan anggap remeh ancamanku ini." Mata Yosua penuh dengan ancaman. "Bagaimanapun caranya, pada akhirnya kau tetap akan myaniku di tempat tidur." Wajah Inggrid sudah benar-benar jijik melihat Yosua, dialu berdiri dan bersiap meninggalkan tempat terkutuk ini. Yosua dengan cepat mencegat Inggrid untuk pergi. "Bahkan di kotaku ini, seekor naga akan tunduk padaku." Nada bicara Yosua penuh dengan kesombongan. "Kau tidak akan pergi ke mana-mana." "Kebetn, ith yang ingin kusampaikan." Pada saat ini, Randika masih tersenyum lebar. Tetapi, matanya dipenuhi dengan api kemarahan. Ketika Yosua menoleh ke arah Randika, sebuah pukn sudah mendarat di wajahnya! "Ah!" Inggrid terkejut, dia tidak menyangka Randika akan berbuat seperti itu. Sekretaris Yosua juga terkejut bukan main, dia hanya bisa linglung melihatnya. Pukn Randika dengan mudah mematahkan hidung Yosua. "Kau sudah g? Berani-beraninya kau melukaiku!" Namun, Randika tidak berhenti di situ saja, dia menampar Yosua dengan keras. Dasar bajingan, berani-beraninya kau menindas istriku? Kau mengincar tubuh istriku? Kau akan mati hari ini! Tangan Randika yang besar itu dengan keras menampar Yosua hingga bekas tangannya mengecap. "Kau ingin Inggrid tidur myanimu? Mimpi apa kamu?" Randika terus menampar pipi kiri dan kanan Yosua bergantian. Lalu kaki Randika menendang Yosua dan dia terpental ke tembok! Randikalu mengangkatnya dan memukulinyagi. "Kau pikir akan lolos seth ini?" Duak! "Kau tidak tahu siapa aku ini?" Duak! "Aku adh penguasa sejati kota ini!" Duak! Setiap kata yang dilontarkan Yosua akan disambut dengan pukn ke perut oleh Randika. "Kau Kau benar-benar mencari mati!" Yosua memuntahkan seteguk darah, tetapi ini tidak menghentikan pukn Randika. "Sepertinya kau tidak mengerti posisimu sekarang ini." Randika tersenyum. "Aku akan mengajarimu sampai kau mengerti." Seth itu, Randika melepas Yosua dan menendangnya dintai. Yosua hanya bisa meringkuk kesakitan seperti udang. Seth beberapa saat, Yosua berdiri dan tatapan matanya penuh dengan kebencian. "Kau tidak tahu siapa aku?" "Aku tidak peduli kau siapa." Randika memukulnyagi tepat di hidung. "Mau kamu r ataupun tikus, kau harus tunduk di depanku." Yosua kembali terpental dan menabrak tembok. Randika belum puas menghajarnya dan ketika dia menghampiri Yosua, tangannya ditahan oleh Inggrid. "Jangan! Aku tidak ingin kau terlibat mashku." Kata Inggrid dengan penuh kekhawatiran. Kata-kata itu membuat hati Randika tersentuh. "Siapa suruh menggoda istriku di depan diriku!" Randika menatap Yosua. "Aku ingin membunuhnya." Seth berpikir baik-baik, Randika mengeluarkan surat kontrak yang dibawa Inggrid. "Mau apa kamu?" Tanya Inggrid. Randika tidak menjawab dan menghampiri Yosua yang masih meringkuk kesakitan. "Hari ini kau akan menandatangani kontrak ini." "Mimpi!" Yosua meludah ke wajah Randika. Dan Randika dengan santai menamparnya dengan keras. "Tanda tangan atau tidak?" Tanya Randika sambil menyeka wajahnya. "Jika kau tidak mau, aku akan menamparmu hingga kau mau." k! Melihat Yosua masih tidak mau, Randika myangkan tamparannyagi. k! Melihat pimpinannya ini dihajar habis-habisan, sekretarisnya hanya bisa terdiam melihatnya. Bosnya ini memerintah seluruh kota dan belum pernah menunduk ke siapapun. Dan sekarang keadaannya menyedihkan. Ketika Randika masih sibuk menampar Yosua, pintu ruangan rapat ini tiba-tiba terbuka dan sekumpn pengawal berbadan kekar masuk. "Mati kau bangsat!" Yosua tertawa sambil bersimbah darah. Ketika nanti dia berhasil menangkap orang ini, dia akan menyiksanya sampai mati! "Menurutmu aku takut?" Kata Randika dengan santai. Randikalu melempar surat kontrak itu ke udara dan sosoknya sudah menghng dari depan Yosua. Tiba-tiba, suara rintihan kesakitan para pengawal sudah terdengar. Randikangsung menerjang ke tengah-tengah para pengawal itu. Bagaikan serig yang masuk ke kandang ayam, Randika membantai mereka dengan cepat dan mudah. Para pengawal ini tidak bisa mengikuti pergerakan Randika sama sekali. Ketika para pengawal ini bertahan dari serangan samping, Randika akan menendangnya kuat di dada. Ketika mereka berjaga dari serangan depan, Randika akan memutari mereka dan memukul bagian bkang kep mereka. Dm sekejap, pecahan kaca jend dan pecahan tembok memenuhi ruangan ini. Ketika para pengawal itu membs menyerang, mereka justru dibuat myang oleh Randika. Di saat udara, Randika pun masih sempat memberikan 2 pukn tepat di dadanya. Sekarang, tinggal 3 orang yang masih berdiri dan ketiganya dengan cepat pingsan dintai. Ketika tubuh pengawal terakhir itu jatuh, surat kontrak yang dilempar Randika ke atas itu mendarat dengan tepat di tangannya. Wajah Inggrid dan sekretaris Yosua benar-benar dipenuhi rasa tidak percaya. Orang ini benar-benar manusia? Dm waktu 5 detik, Randika berhasil menghkan semua pengawal yang masuk ke dm ruangan ini. Betapa kuatnya orang ini! Yosua, yang melihat hal ini dari bawah, sudah mi gemetar ketakutan. Lawannya benar-benar kuat! Perbedaan kekuatan keduanya telu besar, tidak ada jnin sin pasrah. Bisa dikatakan bahwa satu jari Randika sudah cukup untuk membunuhnya. "Tanda tangan atau tidak?" Randika bertanya sekaligi. Melihat Yosua sama sekali tidak merespon, Randika menamparnyagi. "Baih, baih, aku akan menandatanganinya." Yosua sudah kapok. Tetapi, Randika kembali menamparnya. "Aku sudah bng aku akan menandatanganinya!" Mata Yosua sudah dipenuhi rasa ketakutan. Bukankah dia diampuni seth mengatakan bahwa dia setuju? "Maaf, aku tidak bisa menahannya." Randika tertawa. Yosua benar-benar marah atas rasa malu yang besar ini. Tangannya tidak bisa berhenti gemetar ketika dia menandatangani kontraknya. "Ku begitu, mohon kerja samanya Tuan Yosua." Randikalu mengambil kontrak itu dan tersenyum. "Aku harap pertemuan kita berikutnya tidak seberantakan seperti ini." Randikalu menghampiri Inggrid dan berkata dengan santai. "Nih surat kontrakmu." Chapter 101: Hukuman Keluarga Chapter 101: Hukuman Keluarga Randika dan Inggrid kemudian kembali ke hotel mereka. Randika berkata pada Inggrid sambil tersenyum. "Bagaimana tadi? Suamimu ini bisa diandalkan bukan?" Namun, Inggrid membsnya dengan nada dingin. "Kenapa kau begitu gegabah?" "Gegabah?" Randika nampak bingung untuk sesaat. "Dia menggodamu dan merendahkanmu, mana mungkin suamimu ini bisa tahan melihatnya?" "Memangnya kenapa dengan itu? Aku bisa menjaga diriku sendiri." Inggrid membanting tasnya ke atas kasur. "Kau itu istriku, mana mungkin aku tidak tersinggung mendengar dia berbicara seperti itu? Aku sebagai suami js akan merasa sangat marah." Kata Randika dengan santai. "Sudah untung dia tidak kubunuh, dia sudah berani menyuruhmu tidur dengannya padahal aku sendiri saja belum." "Apa?" Inggrid menoleh dengan wajah marah. "Tidak apa-apa. Maksudku dia menerima apa yang pantas diterimanya." Kata Randika. "Maksudku kau itu benar-benar bertindak tanpa berpikir." Mata Inggrid penuh dengan kekhawatiran. "Aku th melihat bisnis seperti apa yang dijnkan Yosua di kota ini. Dia benar-benar memiliki kota ini di tangannya. Belumgi finansialnya dia lebih kuat daripada aku. Jika dia memutuskan untuk menyerangku, perusahaanku akan mengmi kesulitan." "Sayang, kau tidak perlu khawatir dengan hal seperti itu. Jika dia berani berbuat macam-macam sama kamu, bukankah ada aku di sisimu?" "Apa kamu sudah lupa dengan perusahaan Gksi?" Randika duduk di kursinya. "Sma dia berani mengganggu perusahaan kita, dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak!" Randika menjskan semua ini dengan nada percaya diri dan tegas. Memangnya penguasa dunia bawah tanah akan tunduk dengan seekor r yang cuma menguasai satu kota kecil? Dia punya seribu cara untuk menjatuhkan r tersebut. "Jadi, istriku yang cantik tidak perlu khawatir dengan ancaman kecil seperti itu. Dengan adanya aku di sisimu, kau hanya perlu menjaga dirimu dengan baik." Kata Randika sambil tertawa. Namun, Inggrid masih mengerutkan dahinya. "Mudah untukmu mengatakannya. Surat kontrak ini ditandatangani dengan keuntungan yang sangat menguntungkan bagi perusahaanku. Bagaimana ku dia tidak mematuhinya? "Beritahu aku ku dia berbuat macam-macam." Kata Randika dengan santai. "Aku punya cara agar dia mematuhi kontrak itu." Randika akan mengenalkannya penyiksaan yang tiada akhir padanya apab dia berani membohongi istrinya. "Kamu ini ya." Inggrid menggelengkan kepnya. "Ku begitu sebaiknya kita segera pergi dari sini. Jangan sampai kita bertemugi dengannya." Kekhawatiran Inggrid sebenarnya simpel. Mereka baru saja menghajar seorang bos hingga babak belur, mana mungkin dia tidak bs dendam? Dan kali ini dia th menyinggung penguasa kota yang menguasai bagian gp maupun terang kota ini, bisa jadi sudah ada rencana jahat yang menantinya. "Sudah santai saja." Randikalu berdiri. "Percayakan semua padaku, suamimu ini akan melindungimu 24/7." Inggrid mengangguk tetapi sekaligus masih terlihat khawatir. "Hei kubng santai." Randika menghampirinya dan memeluknya. "Ini bukan seperti istri yang biasanya kucintai. Sejak kapan kau menjadi cemas seperti ini? Jika kau meragukan kemampuan suamimugi, aku akan menghukummu dengan hukum keluarga kita." Randika ingin kembali menghidupkan suasana. "Tapi Yosua itu bukan orang sembarangan. Dia punyatar bkang sebagai seorang gangster." Inggrid benar-benar khawatir, tetapi dm sekejap dia sudah didorong ke tembok oleh Randika. "Tadi sudah kubng bukan? Jika kau tidak mempercayaiku maka aku akan menghukummu dengan hukum keluarga kita." Kata Randika. "Hukum keluarga apa?" Inggrid memberontak tetapi Randika tidak memberinya kesempatan untuk kabur dan menahannya dengan kuat. "Tentu saja kau tahu apa yang kumaksud." Randika berkedip dan menggendong Inggrid ke kasur. Sekarang Randika berada di atas Inggrid. "Mau apa kau!" Terdengar nada kesal di nada suara Inggrid. "Tentu saja menghukummu dengan hukum keluarga kita." Randika membuka resletinga Inggrid dan menahan kedua tangannya agar tidak bisa memberontak. Sambil menahan nafsunya, dia memutar Inggrid dan sekarang posisi mereka bagaikan orang tua yang siap menghukum anaknya dengan cara memukul pantatnya. k! Suara nyaring itu terdengar, pantat empuk Inggrid itu benar-benar enak dipukul. "HEI!" Inggrid benar-benar malu, dia meronta-ronta tiada henti. "Sayang, maafkan aku tapi ini hukuman karena kau tidak mempercayaiku." Randika memukul pantat Inggrid sekaligi. Pantat Inggrid dengan cepat menjadi merah meskipun tamparan Randika tidak telu keras. "HENTIKAN!" Inggrid tidak habis pikir Randika akan mkukan hal memalukan seperti ini. Namun, entah kenapa, kedua tamparan di pantatnya itu tidak sesakit yang dia kira. Justru Inggrid merasa bahwa sedikit sengatan ini mengalir ke seluruh tubuhnya dan tubuhnya menjadi panas. "Tidak, aku harus menghukummu." Baru dua kali dia menepuk pantat empuk ini, mana mungkin dia puas? Randika menepuk pantatnya sekaligi. Dengan tenaga dm Randika, setiap tamparannya ini akan merangsang tubuh Inggrid dan membuatnya menjadi tidak bisa menk dirinya. Tentu saja, tamparannya yang ketiga ini membuat Inggrid mendesah erotis. Randika tidak bisa berhenti tertawa melihatnya. Bagi Randika, meresmikan hubungannya ini adh tujuan akhirnya. "Bagaimana? Masih tidak percaya dengan suamimu?" Randika berbisik tepat di telinga Inggrid. "Baih aku percaya padamu. Sekarang lepaskan aku." Muka Inggrid sudah benar-benar merah, dia sudah tidak tahan dengan kejadian memalukan ini. Namun, Randika justru berbisik di telinganya. "Sayang, mana mungkin aku akan melepasmu?" Randika dengan cepat mendudukkan Inggrid di pangkuannya dan mi menikmati leher indah dan mulus milik Inggrid itu. "Randika! Jangan!" Inggrid mi memberontakgi. k! Pada saat ini, Randika menepuk pantatnya sekaligi. Tiba-tiba, Inggrid tidak bisa mengumpulkan tenaganya dan mendesah keras yang sangat terdengar erotis! Inggrid tidak menyangka dirinya bisa mendesah seperti itu, dia benar-benar malu karenanya. Kenapa dia slu tidak berdaya ketika berhadapan dengan pria ini? Inggrid berusaha mendorong Randika sekuat tenaga, sekarang ada sedikit ch di antara mereka. "Sayang, kenapa kau begitu malu?" Ketika Randika berusaha memeluknyagi, tiba-tiba dari luar terdengar suara derapan kaki orang banyak. Randika berusaha mendengarnya dengan pendengaran supernya dan dia sadar bahwa orang-orang ini berjuh banyak dan hanya beberapangkahgi dia sudah sampai di luar pintu mereka. Apakah ini orang suruhan Yosua? Randika mengh napas dm-dm. Hanya Yosua yang mempunyai sumber daya mengerahkan orang sebanyak ini. Klik! Randika mendadak berubah menjadi serius. Kenapa begitu banyak suara senjata? Randika dengan cepat berbisik di telinga Inggrid. "Diah, ada seseorang di luar kamar kita." "Lepaskan aku!" Inggrid tidak akan tertipu dengan trik Randikagi. "Aku serius! Jangan bergerak." Randika dengan cepat menutup mulut Inggrid dengan tangannya. Namun, Inggrid dengan cepat menggigit tangannya. "Hei! Sakit tahu!" Randika berteriak kesakitan. Namun, suara dari luar sudah tidak terdengar. Hal ini membuat Randika semakin resah. Saatnya bertarung th tiba! Chapter 102: Kau Pikir Kau Lebih Cepat Daripada Peluru? Chapter 102: Kau Pikir Kau Lebih Cepat Daripada Peluru? DUAR! Tiba-tiba pintu kamar Randika dan Inggrid itu meledak dan hancur menjadi serpihan. Lalu dari arah pintu sana muncul bom asap yang dengan cepat memenuhi isi ruangan. Satuan khusus? Randika mi cemas terhadap kesmatan Inggrid. Dia dengan cepat membawa Inggrid berlindung di bawah kasur dan mengatakan. "Apa pun yang terjadi, jangan berisik dan jangan keluar dari sini." Inggrid yang ketakutan hanya menganggukan kepnya. Randika dengan cepat bergerak dan menendang bom asap itu ke arah pintu. Pada saat ini, seorang polisi dengan perlengkapan lengkap menerjang masuk dengan senapan serbu di tangannya. Begitu dia melihat Randika, dia segera mengangkat senjatanya. Namun, Randika jauh lebih cepat darinya. Ketika dia berusaha membidik Randika, Randika sudah menahan senjatanya dan dia tidak bisa bergerak. Polisi tersebut bereaksi dengan cepat, dia segera melepas senjatanya yang ditahan oleh Randika. Polisi tersebut dengan cepat memberikan serangan siku pada Randika. Namun, Randika menghindarinya dan menendangnya. Polisi tersebut terpental mundur beberapangkah. Polisi tersebut meraung kesakitan tetapi Randika sudah berada di depannya! DUAK! Polisi tersebut menatap tembok yang ada di luar ruangan. Satuan khusus yang ada di luar terkejut melihatnya. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Teman mereka yang merupakan sh satu yang terhebat di antara mereka hanya bertahan 10 detik di dm? Tetapi berkat ptihan khusus yang mereka terima, mereka sama sekali tidak gentar dan mencengkeram erat senjata mereka. Mereka dengan cepat memantau situasi tetapi tidak ada pergerakan di dm. Keheningan ini sangat mencekam. Dua polisi satuan khusus mi masuk bersamaan. Mereka berdua berbaris sambil memberi isyarat di punggung ataupun isyarat tangan. Namun, ketika mereka memeriksa kamar mandi, sesosok bayangan meloncat keluar. DUAK! Suara orang bertarung tangan kosong terdengar dari dm. Kali ini, kedua polisi tersebut tidak merespon sama sekali seth 20 detik masuk ke dm. Para polisi yang di luar mi menjadi cemas,wannya kali ini sangat kuat! "Kalian sudah terkepung, menyerah dan keluar dari ruanganmu!" Seorang polisi berteriak. "Masuh dan coba buat aku menyerah ku bisa!" Suara Randika terdengar penuh dengan percaya diri. "Aku akan melempar granat jika kalian tidak keluar." Bs polisi tersebut. Ini hanyh gertakan, sebuah granat bisa berdampak sangat buruk jika diledakan di hotel ini. "Baih Aku akan keluar, jangan tembak aku." Randika dengan santai keluar dengan tangan di bkang kepnya. Namun, tatapan matanya sama sekali tidak menunjukan ketakutan sama sekali. Melihat lebih dari 10 orang satuan khusus ini di koridor, Randika menyadari bahwa Yosua berada di barisan paling bkang. Dengan muka mengejek, Randika mengatakan. "Smat mm Tuan Yosua." Pada saat ini, Yosua sudah bagaikan mumi. Seluruh mukanya dibalut oleh perban kecuali daerah mata dan hidung. Tatapan matanya penuh dengan kebencian dan kemarahan. "Hari ini aku akan mengulitimu hidup-hidup!" "Jangan suka sesumbar, tidak baik untukmu." Randika menggelengkan kepnya. Lalu dengan santai dia berkata pada para polisi tersebut. "Jadi cuma segini harga nyawaku? Selusin orang saja? Kenapa tidak menyuruh 50 orang untuk memburuku?" Orang ini g! Semua polisi ini memakai ekspresi dingin dan Yosua sudah tidak sabar untuk menyiksa Randika. "Kau pikir kau lebih cepat daripada peluru?" Sambil tertawa keras Yosua mengatakan. "Sekarang lebih dari 10 senapan membidikmu, kau masih berharap bisa hidup?" "Kau pikir senjata itu membuatku takut?" Randika menatap mereka dengan tatapan mengejek, baginya satuan khusus ini hanyh sebuah debu. "Takut? Mari kita lihat apakah kau bisa bicara begitu besar ketika tubuhmu penuh dengan lubang." "Coba saja," Kata Randika sambil tersenyum. "percuma aku menjskan, lebih baik kutunjukan." "Ayo tembak aku!" Randika menghentakan kakinya ke arah para polisi itu. Para polisi ini bertukar pandang dan mengangguk bersamaan. Dm sekejap, mereka th menembakkan seluruh peluru mereka! Inggrid yang berada di bawah kasur semakin cemas ketika mendengar rentetan tembakan itu. "Tuhan smatkan Randika" Inggrid berdoa dm hatinya. Tembakan dari selusin polisi ini tidak menyisakan ruang untuk Randika menghindari ke samping. Di barisan paling bkang, Yosua sudah bertepuk tangan dan tersenyum lebar ketika melihat polisi yang dibayarnya itu mi menembak. Tetapi, dm sekejap muka bahagianya itu menjadi suram. Matanya terblak melihat adegan tidak masuk akal di depannya. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Menggosok-gosok matanya, Yosua tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Itu benar-benar tidak masuk akal! Seperti di film-film aksi dari barat, Randika berian di tembok dan menghindari seluruh peluru yang menuju dirinya! Bahkan gravitasi seakan-akan tidak ada bagi Randika. Ketika senapan itu mengarah kengitngit, Randika sudah berada di bagian kanan tembok. Ketika Randika dibidikgi, sosoknya sudah tidak ada kembali. Ratusan butir peluru dengan cepat melesat tetapi orang di hadapan mereka masih bisa bergerak bagaikan bayangan. Semua orang terkejut, bagaimana mungkin orang ini bisa disebut manusia? Di koridor hotel ini sekarang, sosok Randika bahkan terlihat bertambah. Saking cepatnya dia beri, dia meninggalkan sosok bayangannya. Sesaat dia ada di atasngitngit, di bkang vas, di samping tembok dan berada di tengah udara. Orang ini js-js monster! Semua polisi ini mi ragu dan bingung, mereka hanya bisa menembaki di mana sosok Randika berada. Yosua yang ada di barisan paling bkang mi berkeringat deras. Sin, orang itu bukan manusia! Seth 20 detik menembak tanpa henti, semua senapan polisi ini th kehabisan peluru. Randika dengan santai bertanya. "Sudah selesai?" Dan di bawah tatapan mata orang banyak, Randika berdiri diam di tempat awalnya! Dia bahkan terlihat tidak bergerak sama sekali. Seberapa cepat memangnya kecepatan orang ini? Lagip, senjata mereka sudah menghngi seluruh jalurri targetnya. Seth menerima seluruh magasin dari selusin polisi, koridor ini sudah tidak berbentuk dan banyak lubang peluru. Semua hiasan dinding maupun vas sudah hancur berantakan. Pemandangan ini benar-benar mirip dengan pemandangan pasca gempa. Sedangkan target mereka, nampak baik-baik saja. Siapa yang akan mempercayainya jika mereka tidak melihat hal ini dengan mata mereka sendiri? Semua polisi ini tidak tahu harus berbuat apa. Randikalu berteriak ke arah Yosua. "Sudah mengerti maksudku tadi?" Punggung Yosua sudah basah oleh keringat, saking takutnya dia tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali. Sma dia menjadi gangster, dia belum pernah melihat orang yang berada di peringkat Dewa. Dan sekarang, dia th menyaksikan sh satu dari 12 Dewa Olimpus! "Ku kalian sudah selesai, sekarang giliranku." Randika menatap para polisi itu dengan wajah tersenyum yang mengerikan. "Paling parah mungkin kalian tidak akan bisa berjngi." Pada saat ini, para polisi itu sudah gemetar ketakutan. Dan benar saja, detik berikutnya mimpi buruk mereka benar-benar terjadi. "Ah!" Di barisan paling depan, seseorang th dipelintir tangannya oleh Randika. Dengan mudah, Randika menendangnya hingga terbenam dintai. Detik berikutnya, Randika sudah mencekik sh satu polisi dan menghantamnya ke tembok. Seluruh tubuh polisi itu sampai masuk ke dm tembok. Sepuluh polisi sisanya itungsung mengepung Randika, satu per satu mi menyerangnya dengan tangan kosong. Jeritan tragis mereka mi menggema di telinga Yosua, para polisi ini tidak berdaya di hadapan Randika. Randika sendiri tidak segan-segan menahan kekuatannya. Karena mereka semua adh polisi korup sewaan Yosua, Randika harus menegaskan bahwa mereka tidak bisa macam-macam dengan dirinya. Di hadapan kekuatan absolut, mereka harus tunduk atau dipaksa tunduk. Melihat pembantaian yang dkukan Randika, Yosua dengan cepat mengambil handphonenya. Namun, handphone tersebut jatuh karena tangannya tidak bisa berhenti gemetar. Ketika Yosua berusaha mengambilnya dan meminta bantuan, kaki Randika sudah berada di samping handphonenya. Secepat itu!? Yosua menn ludahnya dan mengangkat wajahnya yang sudah pucat pasi itu. Pemandangan di depannya benar-benar mengenaskan. Seluruh polisi terkapar dintai dan muka senyum Randika sedang menatapnya. "Hm? Mau nelepon siapa?" Randika mengambil handphone milik Yosua itu dan melihat nama dari nomor yang mau dia panggil. "Kep polisi?" Randika terkejut kemudian mengh napas. "Kenn Tuan Yosua memang benar-benar luar biasa. Apakah dia harus tunduk padamu juga seperti orangin?" "Aku cuma sh pencet." Pada saat ini Yosua sudah hampir mati ketakutan. Randika memberikan handphonenya dan mengatakan. "Tidak apa-apa, telepon saja dia." "Ah?" Yosua terkejut mendengarnya. "Aku ingin kau meneleponnya, aku ingin tahu berapa banyak orang yang akan dikirimnyagi." Randikalu berkata dengan santai. "Ku kau tidak mau meneleponnya, kau akan mati sekarang." Mendengar ancaman Randika, Yosua tidak berani untuk membantah. Orang ini benar-benar dewa kematian, benar-benar menakutkan! Seth berhasil menelepon temannya itu, Yosua dengan gemetar mengatakan. "Tolong kirimkan oranggi." "Aku sudah mengirimkanmu 15 orang bersenjata lengkap, masa kurang?" Suara di balik telepon itu terdengar tidak puas. "Semuanya sudah kh." Yosua sudah ingin menangis ketika mengatakannya. Bahkan temannya ini mengirimkan 100 orang pun rasanya sudah percuma. "Mustahil!" "Hei, bawahanmu ini sudah terkapar dan sekarat di hadapanku." Kali ini Randika yang berbicara. "Aku tidak tahu siapa namamu tapi, jika kau tidak segera menymatkan mereka aku rasa sudah tembat untuk membawanya ke rumah sakit." Lalu Randika dengan cepat menutup teleponnya. Yosualu menangkap handphone miliknya yang dilempar oleh Randika. Dialu menn ludahnya dan dengan suara pn bertanya. "Bolehkah aku pergi sekarang?" "Pergi?" Randikalu tersenyum. "Mau pergi ke mana memangnya kau?" Randika menatap Yosua yang tersandung itu, dengan tatapan dingin Randika mengatakan. "Aku belum selesai denganmu, ngapain kamu buru-buru ingin pergi seperti ini?" Yosua menggigil ketakutan dan mengatakan. "Aku sudah menurutimu, sekarang biarkan aku pergi!" "Eh? Memangnya aku mengatakan kau boleh pergi seth menelepon?" Randikalu dengan keras menginjak kaki Yosua. KRAK! Suara tng patah terdengar dengan js, dm sekejap Yosua merasakan rasa sakit yang luar biasa pada kakinya. Kali ini Randika harus memberi kesan yang mendm pada Yosua. Kakinya yang patah itu benar-benar dia remukan, sudah sangat susah disembuhkan bahkan dengan bantuan dokter ahli sekalipun. "Hahaha, kau suka hadiah dariku ini?" Randika menjongkok dan tersenyum. "Mana mungkin aku menyukainya!" Wajah Yosua sudah penuh dengan keringat. "Ku begitu, mungkin kau akan suka dengan hadiahku untuk tangan kananmu?" Randika memegangi tangan kanan Yosua dengan erat. "Tolong ampuni aku." Mendengar ancaman Randika itu, Yosua benar-benar ketakutan. "Hahaha baih, karena aku orang yang murah hati maka aku tidak akan mkukannya." Kata Randika dengan santai. "Sekarang, aku ada urusanin di bawah. Jadi mari kita ke bawah bersama-sama." Randikalu menyeret Yosua yang kakinya patah itu ke dm lift. Chapter 103: Kekacauan di Depan Hotel Melati (1) Chapter 103: Kekacauan di Depan Hotel Mti (1) Tidakma kemudian dintai paling bawah dari Hotel Mti. Suara sirine polisi bisa terdengar sangat keras, bsan mobil polisi memadati hotel bintang 5 ini. Para pejn kaki dan para tamu terkejut, apakah ada penggerebekan teroris? Kali ini bantuan yang dikerahkan untuk menymatkan Yosua bukan main-main, hampir 20 mobil polisi yang mengepung jn masuk dan keluar Hotel Mti. Meskipun sudah mengetahui situasi yang terjadi dintai atas hotel mereka, si resepsionis hotel tidak menyangka bahwa polisi akan mengerahkan pasukan sebanyak ini. Seluruh orang mi turun dari mobil mereka, lengkap dengan baju pelindung dan senapan serbu mereka. Mereka th mengepung seluruh gedung ini dengan sempurna. Kenn Yosua yang merupakan kep polisi itu, Gunawan, turun dari mobil mewahnya. Dia memandangi hotel ini dengan muka dinginnya. Ketika dia ingin mengarahkan bawahannya untuk segera masuk, terlihat orang yang sedang menyeret kakinya keluar dari pintu depan. "Sudah kubng, tidak ada orang yang keluar ataupun yang masuk sebelum kita memeriksa seluruh orang yang ada di hotel itu!" Gunawan benar-benar dm keadaan murka. "Ini aku." Kata Yosua sambil tertatih-tatih. "Ah! Tuan Yosua, keadaan Anda terlihat sangat buruk!" Gunawan benar-benar terkejut ketika melihatnya. "Siapa yang mkukan ini? Bagaimana dengan anak buahku?" "Mereka semua ada di atas." Tatapan mata Yosua masih terlihat tanda-tanda ngeri ketika dia mengingat kejadian tadi. "Lalu siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini? Berapa orang mereka?" Tanya Gunawan dengan nada cemas. "Dia seorang diri." Yosua tersenyum pahit. "Anak buahmu hanya pingsan, tinggal bawa mereka ke rumah sakit dan mereka akan baik-baik saja." "Cuma satu?" Gunawan terkejut ketika mendengarnya. "Aku mengirimmu 15 orang bersenjata lengkap dan mereka semua dikhkan oleh satu orang?" "Kau pikir aku bercanda? Kau harus menyelesaikan mash ini dengan benar untukku!" Kata Yosua dengan nada serius. "Jangan khawatir, mau dia sehebat apa pun, dia tidak akan bisa menghkan orang sebanyak ini." Gunawanlu berteriak pada anak buahnya. "Semuanya bersiap!" KLIK! Semua senjata para polisi ini sudah siap dan beberapa membawa tameng yang cukup besar sampai-sampai menutupi seluruh badannya. Seluruh orang yang melihat kejadian ini sudah mengira ada teroris di hotel tersebut. Kejadian yang unik untuk kota yang biasanya damai ini. Namun, terdengar suara orang berteriak cukup keras dari pintu masuk hotel tersebut. "Kenapa kalianma sekali datangnya?" Gunawan dan para polisi terkejut. Mereka sudah menginstruksi para staff hotel untuk menyuruh para tamu tetap diam di kamarnya. Dan sekarang, ada seseorang yang dengan santainya keluar dan menyapa mereka? Yosua menatap orang tersebut dengan perasaan ngeri bercampur benci. "Apakah itu orangnya?" Gunawan dengan cepat bertanya. Yosua hanya mengangguk pn. Gunawanlu mengambil megafon dan mengatakan. Diam di tempat! Kau sudah terkepung dan bersh atas penyerangan terhadap petugas aparat hukum." "Hei itu bukan shku tahu!" Randika menggelengkan kepnya. "Kalian yang mendatangiku cuma karena disuap oleh orang di sampingmu itu." "Atas dasar apa kau berkata seperti itu?" Gunawan mengerutkan dahinya. "Fakta bahwa kau th menyerang polisi sudah tidak terbantahkan, kau tetap akan kami bawa." "Buat apa kalian membawaku?" Randika dengan cepat memeriksa keadaan. Dia melihat ada sekitar 20 mobil polisi dan setiap orangnya membawa senapan serbu. Mereka semua berlindung di balik mobil mereka dan semuanya membidik tepat ke arahnya. "Untuk mempertanggung jawabkan atas aksi biadabmu!" Kata Gunawan dengan dingin. Sma dia berhasil membawa Randika, maka dia bisa memanipsi informasi dengan mengatakan bahwa dia adh teroris. Randika juga tahu bahwa jika apab dia tertangkap, tuduhan-tuduhan palsu akan myang pada dirinya. Bisa-bisa dia tidak akan melihat mataharigi. "Maaf, aku alergi dengan kantor polisi." Kata Randika sambil tersenyum. "Lagip, kau tidak ingin kantormu yang busuk itu hancur karenaku kan? Ku begitu lebih baik kita bicara di sini." "Kau tidak bisa menk!" Bentak Gunawan. "Bukankah aku punya hak?" Randika tetap terlihat tenang. Dia pehanhan menghampiri Gunawan. "Apakah kau sendiri yang akan memaksaku pergi?" "Cukup! Jangan bergerakgi!" Gunawan sudah membanting megafonnya dan membidik pistolnya ke arah Randika. "Oh? Yosua belum menceritakan tentang diriku?" Randika lumayan terkejut. Tatapan matanya sekarang mengarah pada Yosua. "Cerita tentang apa?" Gunawan mengerutkan dahinya. Yosua dengan cepat mengatakan. "Kemampuan b diri orang itu sangat menakutkan, anak buahmu harus waspada!" "Cuma itu?" Gunawan menyeringai. "Aku sudah membunuh ratusan penjahat yang lebih kejam daripada bocah itu!" "Tangkap dia!" Gunawan segera memberi sinyal pada anak buahnya, nampaknya dia ingin menangkap Randika hidup-hidup. Randika sudah menguap karena bosan. "Bukannya aku sudah bng agar kita berbicara baik-baik saja? Belum tembat jika kau ingin mundur dari sini, aku sedang tidak ingin menghajar kalian." Melihat tatapan meremehkan Randika, Gunawan tertawa keras. Dia sudah tidak sabar ikut menyiksa bocah itu. Tetapi, dari bkang Randika terdengar suara perempuan. "Sedang apa kalian?" Suara itu terdengar dingin dan tegas, tapi bagi Randika suara itu sangat familiar baginya. "Turunkan senjata kalian!" Perempuan itu dengan cepat menyuruh mereka menurunkan senjatanya. Gunawan dan Yosua terkejut, memangnya siapa orang itu? Gunawan yang melihat perempuan muda itu hanya tertawa. "Memangnya siapa kamu sampai berani memerintahku? Aku adh kep polisi kota ini, apa kau pikir aku akan tunduk pada seorang wanita?" "Cukup satu telepon maka aku bisa menggulingkanmu dengan mudah." Kata perempuan tersebut dengan santai. Lalu, dia mengirim pesan pada handphone Gunawan yang berisikan data-data yang dapat menjatuhkan dirinya dari posisinya yang sekarang ini. Gunawan yang melihat hal tersebut terkejut bukan main dan merinding. Yosua yang juga ikut melihat menjadi linglung. Kenapa transaksi gpnya dengan Gunawan bisa terungkap begitu mudah? "Semuanya, turunkan senjata kalian!" Gunawan berteriak dengan sepenuh hati, dia tidak punya pilihan sin menuruti perempuan tersebut. Randika menoleh dan dugaannya benar, perempuan ini mungkin sudah terpesona dengan dirinya sampai-sampai bisa muncul di kota ini. "Kok bisa kamu buat mash sampai ke kotain?" Elva menggelengkan kepnya. Dia benar-benar tidak habis pikir, setiap kali dia bertemu dengan pria ini ada saja mashnya. "Aku hanya sedang lewat hehehe." Kata Randika sambil tersenyum. Elvalu berjn melewati Randika. "Eh! Mau ke mana kamu?" Randika dengan cepat mencegat Elva. "Kenapa buru-buru? Lebih baik kita pergi dari sini dan makan mm bersama." "Huh! Aku tidak mau satu ruangan denganmu." Elva ms berurusan dengan Randika. Setiap kali dia bertemu dengan pria ini, dirinya slu mendapatkan pengman buruk. Hal ini sudah sangat melekat di benak Elva, pria ini jelmaan dewa mesum! "Ckckck, padahal aku sudah menymatkanmu sebelumnya." Randika mengh napas. "Aku hanya meminta kita pergi makan bersama saja sebagai imbnnya." "Dengan campur tanganku ini, hutangku sudah lunas." "Tidak! Aku tidak minta bantuanmu." Randika dengan cepat protes. Elvalu mengabaikan Randika dan, di bawah tatapan para polisi, dia menghampiri Gunawanlu mengatakan. "Ikuti aku." Chapter 104: Kekacauan di Depan Hotel Melati (2) Chapter 104: Kekacauan di Depan Hotel Mti (2) Gunawan sudah berkeringat dingin, dia sama sekali tidak tahu identitas perempuan ini. Tapi dari ggatnya, orang ini bukan orang sembarangan. Yosua menatap perempuan itu dengan gugup, dia tidak tahu harus berbuat apa. Elvalu membawa Gunawan ke pojokan dan mengeluarkan sebuah token dari balik saku bajunya. Tiba-tiba, wajah Gunawan dengan cepat menjadi pucat dan tegang. "Maafkan aku, aku tidak tahu bahwa Anda berada di kota ini." Dengan cepat Gunawan menundukan kepnya. Perempuan ini adh sh satu anggota dari organisasi paling misterius di dm negeri, dia benar-benar tidak beruntung bisa bertemu dengannya. Sebagai sh satu pentn di dunia kepolisian, Gunawan mengetahui bahwa ada sebuah organisasi misterius yang berjn di negara ini. Semua anggotanya adh yang terbaik dari yang terbaik dan mereka bagaikan hantu. Tidak ada yang tahu tugas maupun keberadaan mereka. Tetapi yang dia tahu adh tiap anggota organisasi tersebut memiliki hak istimewa yang muk. Kata-kata yang keluar dari mereka sama beratnya dengan presiden. "Aku tidak peduli mashmu apa dengan orang itu tetapi aku ingin kau tidak menyentuh orang itu sama sekali." Elva mengambil kembali tokennya. "Jika kau menyentuh ujung baju orang itu, aku akan menguburmu dm-dm. Paham?" "Saya paham." Gunawan terus menundukan kepnya. "Jangan pikir kita tidak tahu transaksi gpmu sma ini, jika aku mau kau bisa mendekam di penjara detik ini juga." Mendengar hal ini, wajah Gunawan dengan cepat menjadi pucat. Ancaman perempuan ini benar-benar nyata. Dikatakan bahwa anggota Arwah Garuda sudah dtih untuk unggul dm semua kemampuan, bahkan ada desas-desus bahwa mereka bisa mengetahui apa yang kau cari di inte bertahun-tahun yanglu. Tetapi di dm hatinya Gunawan bernapas lega. Untuk sekarang belum ada aksi sama sekali yang memberatkan dirinya yang berarti masih ada ruang untuknya untuk berbenah diri. "Lagip," Elvalu menatap Randika dan menoleh kembali. "jika kalian terbunuh barusan, berita kalian terbunuh sama sekali tidak akan keluar. Kau paham maksudku?" "Iya." Berarti jika tadi semua bawahannya dan dirinya terbunuh, Randika tidak akan terkena konsekuensi hukum apa pun. Mhan dirinya bisa diberitakan kabur membawa seluruh uang kotornya sma ini. Inh keuntungan dari manipsi berita dan menjadi anggota Arwah Garuda. "Baih, kau seharusnya sudah mengerti apa yang harus kaukukan seth ini." Elvalu meninggal Gunawan yang masih menundukan kepnya itu. Dengan cepat, sosok Elva menghng dari lokasi. Wajah Gunawan sudah kembali memiliki warna. Mungkin, dia th smat dari kejadian yang bisa menghancurkan hidupnya. Ketika dia berjn kembali ke Yosua, Yosua bertanya. "Siapa perempuan itu?" "Jangan menanyakan hal yang tidak ingin kau ketahui." Gunawan menatap tajam Yosua kemudian menghampiri Randika sambil mencopot topinya. Melihat kep polisi itu mendekat, Randika dengan santai mengatakan. "Jadi masih perlu aku datang ke kantormu?" "Hahaha tadi aku bercanda." Gunawan tersenyum pahit. "Aku benar-benar minta maaf. Aku ini orang bodoh jadi sering mkukan keshan seperti ini." Randika tertawa puas di dm hatinya. Elva benar-benar membantunya hari ini. "Aduh jangan begitu,gip aku dengan kantor polisi di kota Merak punya gedung yang megah. Aku ingin melihatnya." Goda Randika. "Bangunan kami sempit dan kotor, orang hebat seperti Anda pasti merasa kotor di sana." Gunawan sudah ingin menangis, pertama kalinya dia menunduk serendah ini ke orang. Terlebihgi, perempuan tadi mengatakan bahwa jika dia menyentuh ujung baju orang ini maka transaksi gpnya sma ini akan terkuak pada publik. Jadi candaan Randika barusan ini benar-benar tidak lucu baginya. "Aduh bapak ini ngomong apa? Sudah js bawahan bapak di atas itu terluka gara-gara saya. Sudah tangkap saja aku sekarang, aku bertanggung jawab atas aksi cerobohku itu." Gunawan benar-benar lupa akan hal tersebut. Orang ini benar-benar tahu cara merendahkan orang! "Hahaha semua anak buahku itu terpeleset hingga pingsan, ini bukan sh siapa-siapa." Kata Gunawan sambil tersenyum. "Aku akan menegur mereka agar berhati-hatiin kali." "Bukannya tadi kau mengatakan bahwa itu shku? Semuanya pasti mendengarnya dengan js lewat megafonmu itu." Wajah Gunawan benar-benar putih ketika mendengarnya. "Sudah pak, aku mengaku bahwa semua itu adh shku. Tidak baik mnggar hukum itu, aku harus dibawa ke pengadn." Kata Randika sok bijak. Namun, semakin Randika berbicara semakin Gunawan ingin menangis. Dia berharap orang ini segera pergi, hati tuanya ini sudah tidak tahan. "Itu semua hanyh sh paham. Mana mungkin orang baik seperti Anda melukai polisi? Semua itu hanyh sh paham!" Gunawan sudah tidak tahu berapa ember keringatnya ini merembes keluar. Harapan satu-satunya adh orang ini segera melepaskan dirinya. Tangan Gunawan benar-benar terikat, dia tidak bisa menyentuh orang ini sama sekali. "Berarti bukan aku yang melukai mereka hingga pingsan? Apakah aku tidak sh dengar barusan?" Randika pura-pura bingung, tetapi dm hatinya dia tersenyum lebar. "Tidak, tidak, tidak. Aku bersumpah atas namaku." Gunawan dengan cepat menjawab. "Anda adh warga negara yang baik dan merupakan tugas kami untuk melindungimu." "Terus buat apa kau memanggil semua orang ke sini?" Randika menoleh ke arah polisi yang masih berwajah tegang itu. "Hahaha mereka semua terkejut ketika mendengar temannya itu terpeleset hingga pingsan, mereka buru-buru ke sini untuk menengok mereka." Kata Gunawan sambil tersenyum. "Kau memang punya wajah yang tebal, aku suka." Kata Randika sambil tertawa. Ketika Randika tertawa, Gunawan ikut tertawa. Sma pihakin senang, aku juga ikut senang. "Ku begitu, apakah aku boleh." Gunawan bertanya dengan hati-hati. "Iya, pergh. Aku sudah puas." Randika mengibaskan tangannya. Ketika Gunawan baru mngkah sekali, Randika berteriak padanya. "Tunggu!" Ya Tuhan, sh apa hambamu ini? Ketika menoleh, Gunawan sudah memasang topengnya. "Tidak usah tegang seperti itu. Aku hanya ingin mengingatkan, sma aku di kota ini, aku tidak ingin diganggu sama sekali." Kata Randika. "Jangan khawatir, siapapun yang berani mengganggumu maka dia adh musuh dari seluruh kepolisian kota ini!" Gunawan dengan cepat menunduk hormat. Gunawanlu berbalik dan meninggalkan Randika. Dia sudah tidak bisa membedakananya yang basah itu karena keringat atau dia sedikit mengompol. "Gun, apa-apaan tadi itu?" Yosua segera menghampiri temannya itu. Ketika dia melihat Gunawan menunduk pada Randika, dia merasakan firasat buruk. Apa Randika mempunyai teman di kepolisian yang lebih kuat? Oleh karena itu, Yosua harus memastikan apa yang sebenarnya terjadi. "Jangan pernah mengontakkugi." Gunawanlu mendorong Yosua, orang yang hampir menjatuhkan dirinya dari singgasananya. Dialu menambahkan. "Lain kali, jika kau ingin mati jangan bawa-bawa aku!" Gunawanlu meninggalkannya dan menyuruh anak buahnya membawa teman-temannya yang pingsan dintai 9 itu. Ketika mendengar respon tersebut, Yosua benar-benar terkejut. Bisa dikatakan bahwa sma ini dia bekerja sama dengan Gunawan untuk menguasai kota Merak ini baik luar maupun bagian dmnya. Terlebih, dari Gunawanh Yosua bisa mengetahui banyak hal. Bisa dipastikan bahwa perempuan sebelumnya itu th mengatakan sesuatu pada Gunawan. Karena sethnya, perku Gunawanngsung berubah drastis. Lawannya kali ini benar-benar menghkannya! Yosua tidak berani menoleh ke arah setan yang membuatnya menjadi seperti ini. Seluruh tubuhnya sudah lemas, dia benar-benar sama sekali tidak bisa berjn. Tetapi, suara Randika memecah keheningan. "Wah Tuan Yosua belum png?" Wajah Yosua itu sudah tidak berbentuk, wajahnya benar-benar buruk rupa. "Ku begitu, ada hal yang ingin kubicarakan dengan Tuan Yosua sebelum Anda pergi." Kata Randika sambil menghampirinya. "Apa itu?" Kata Yosua sambil pura-pura tenang. "Begini, hari ini kedua perusahaan kita baru saja menandatangani kontrak kerja sama." Sambil menyeringai Randika mengatakan. "Aku tidak tahu apakah kontrak itu sah atau tidak?" "Sah! Sah!" Kata Yosua dengan cepat. "Apakah masih ada syarat tambahannya?" Tanya Randika dengan nada dingin. "Tentu saja tidak!" Keringat dingin mi mengucur kembali. "Ku begitu, ku aku ingin menambahkan syarat tambahan bagaimana?" "Shkan tambahkan, aku akan menuruti seluruh isi kontrak itu." Yosua dengan cepat menjawab. "Hahaha, Anda memang pebisnis yang murah hati yang pernah kutemui." Kata Randika sambil tertawa,lu dia meraih pundak Yosua dan berbisik padanya. "Mohon bantuannya." "Sama-sama." Kata Yosua sambil gemetaran. "Ku begitu, sampai kita bertemugi." Randikalu menepuk punggung Yosua dan pergi. Yosua tersenyum pahit dm hatinya. Apanya yang bekerja sama? Ini js-js pemerasan! "Oh ya, omong-omong aku tidak punya cukup uang untuk mengganti kerusakan di hotel tadi." Randika menoleh kembali ke Yosua. "Jangan khawatir, aku yang akan membayarnya." Kata Yosua dengan cepat. Randika hanya mengangguk puas. Seth menyelesaikan ini semua, Randika naik lift dan kembali ke kamarnya. Dia melihat Inggrid sedang berlutut dan berdoa. "Sayang, sedang apa kamu?" Kata Randika dengan suara pn. "Randika!" Melihat Randika yang tidak terluka, Inggrid meskan air mata. "Hahaha apakah kau pikir aku akan meninggalkanmu?" Mungkin ini adh senyuman terhangat sma hidupnya. Inggridlu mengusap air matanya. "Habis, aku pikir kau terluka parah." "Sudah, ku kau ingin memelukku jangan sungkan. Aku tahu kau mencintaiku jadi jangan sungkan untuk bermanja-manja di depan suamimu ini." Dm sekejap, suasana haru ini menjadi rusak oleh candaan Randika itu. Inggrid dengan cepat memalingkan wajahnya yang cemberut. "Hahaha masih saja tidak mau jujur. Oh ya, kontrakmu sudah terjamin jadi kau tidak perlu khawatir. Bahkan kau bisa mengubahnya ku kau merasa kurang menguntungkan. Jadi bagaimana ku besok kita bermain dan menikmati kota ini bersama-sama?" Kata Randika sambil tersenyum. Mendengar kata-kata Randika itu, Inggrid senang bukan main dan mengiyakan saran Randika. Chapter 105: Perampokan Chapter 105: Perampokan Keesokan harinya Randika dan Inggrid pergi jn-jn bersama. Ketika kontrak kerja sama itu th selesai, Inggrid terlihat lebih santai dan senang. Randika tentu saja menikmati momen kebersamaan dengan istrinya itu. Mereka berbnja, makan makanan enak bahkan dia sempat menggandeng tangannya! Benar-benar suasana yang menyenangkan. "Sayang, coba kamu cicipi ini." "Wah kamu cantik sekali pakai baju itu." "Sini tanganmu, aku tidak ingin kau jauh dariku." ...... Kedua orang ini sudah bagaikan pasangan yang jatuh cinta, Inggrid tidak menk sama sekali dan merasa bahwa Randika yang perhatian seperti ini tidah buruk. Puncaknya adh mereka bergandengan tangan dan kata-kata Randika yang terdengar romantis itu, wajahnya benar-benar merah karena malu. Keduanya menikmati waktu yang seakan abadi itu, keduanya menyukai perasaan ini. Namun, tidak jauh di depan mereka terlihat sebuah kerumunan yang benar-benar ribut. Dari suara-suara yang terdengar, suara orang mengamuk paling keras terdengar. Tiba-tiba Randika merasa penasaran. Di antara kerumunan orang tersebut, Rangga, yang sebelumnya merupakan wakil dari Riko, sedang memegang sebuah pisau. "Kau tahu siapa yang menguasai kota ini dari balikyar?" Rangga benar-benar besar kep seth mengambil posisi Riko sebagai kep gangster. "Aku beritahu ya, orang itu adh aku! Semua preman di kota ini akan menunduk padaku jika melihat aku." "Maaf pak maaf." Pejn kaki yang dikerubungi oleh para preman ini sudah menciut tidak karuan. Dia terus-terusan menundukan kepnya, tidak berani memandang sama sekali. "Aku benar-benar tidak sengaja menabrakmu." "Siapa suruh kamu menjawab aku!" Rangga menempelkan pisaunya di leher orang tersebut. "Apakah aku menyuruhmu untuk berbicara?" Orang ini sudah hampir mengompol, dia hanyh pegawai toko dari toko kecil. "Hah? Lihat apa kalian? Mau kubunuh juga?" Kata sh satu bawahan Rangga pada para pejn kaki yang berhenti dan menatap mereka. Aura yang dipancarkan para gangster ini benar-benar mengintimidasi. Semua orang memalingkan wajah mereka dan berjn kembali. Meskipun mereka ingin menolong orang tersebut, itu tetap tidak sepadan dengan merkan nyawa mereka. Manusia memang makhluk egois. Melihat gertakan mereka berhasil, para gangster ini makin besar kep. Ranggalu menatap mangsanya sekaligi dan berkata dengan nada mengancam. "Jadi, bagaimana kau akan menebus keshanmu itu?" "..." Orang ini benar-benar tidak tahu harus berkata apa, untuk makan saja dia sudah kesusahan. "Sekarang kau mh jadi bisu?" Rangga meludahi sepatu orang tersebut. Perasaan kesal Rangga ini disebabkan oleh kematian sosok pemimpinnya yaitu Riko. Sekarang, seth membayar para polisi agar semua anggotanya bisa berjn bebasgi, Rangga dan kelompoknya benar-benar kehabisan uang. Ini sama saja harus mengng dari awal. Tetapi, sosok seperti setan yang membunuh Riko itu tetap melekat di benaknya. Dia bersyukur waktu itu pura-pura pingsan seth melihat anggotanya yangin itu dihajar babak belur. Mengingat sosok Randika tersebut, Rangga semakin kesal dan menendang mangsanya itu. Dengan cepat, orang tersebut merintih kesakitan. "Baih, baih, aku akan menuruti apa maumu." Orang ini sudah benar-benar takut. "Pilih aku menghajarmu sampai mati atau berikan seluruh uangmu dan aku mungkin akan melepaskanmu?" Rangga ingin mmpiaskan kekesnnya ini ke suatu tempat. Orang ini dengan cepat merogohanya. Lalu dengan wajah pucat, dia mengeluarkan uangnya satu-satunya yaitu 10 ribu. Orang ini menn ludahnya dan merasa bahwa ini adh akhir dari dirinya. Dia hanya menatap Rangga dan menyerahkan uangnya itu. "Tidak punya dompet?" "Aku tidak punya!" Orang ini sudah ingin menangis, daripada dompet dia lebih memilih beli beras. "Ku begitu, aku akan memotong tanganmu itu." Rangga dengan cepat mengeluarkan pisaunyagi dan mengangkat tinggi, berusaha menggertak. "Aku bersumpah aku tidak punya dompet!" Orang tersebut segera panik. "Geledah dia!" Kata Rangga pada bawahannya. Dengan cepat dua bawahannya itu menggeledah seluruh tubuh orang tersebut dan masih tidak dapat menemukan apa-apa. Sin, mangsanya kali ini miskin! Rangga benar-benar menjadi kesal, akhir-akhir ini nasibnya sial terus. Pada saat ini, seseorang mendekati mereka dan menyapa mereka. Sh satu premanngsung membentak orang itu dengan nada tinggi. "Mau apa kau bajing.." Seth mengamati satu samain, suara yang keras itu pehan menjadi pn dan tak terdengargi. Melihat sosok Randika, semua preman ini nyalinya menciut dan tanpa sadar mngkah mundur membuat jn bagi Randika dan meninggalkan Rangga pemimpin baru mereka. Tangan kokoh Randika dengan santai berada di pundak Rangga. "Sudah kubng, jangan pernah sentuh aku dari bkang!" Ranggangsung menipis tangan yang ada di pundaknya itu dan menoleh dengan muka sangarnya. Randika hanya berdiri di situ sambil menyeringai. SIALAN! Rangga sudah gemetar ketakutan, si setan ini muncul kembali? Apakah ini mimpi? Rangga menggosok matanya kuat-kuat, sosok setan yang menghancurkan kelompoknya ini tidak menghng dari hadapannya. "Hahaha aku pastigi di dunia mimpi." Ranggalu berbalik dan mengendap-endap pergi. "Ku begitu aku akan berian mencari cewek." Namun, suara Randika yang tenang itu membuatnya berhenti mngkah. "Siapa suruh kamu pergi?" Mendengar hal tersebut, Rangga tidak berani mngkahgi. Dialu menoleh dan berkata dengan kaki gemetar. "Wah kakak tertua sedang bnja?" "Siapa yang kakak tertuamu?" Randikalu berkata dengan santai. "Dan kalian semua, siapa yang menyuruh kalian memencar seperti itu? Berdiri semua di depanku sekarang. Dm sekejap, semua preman dan Rangga berbaris dengan rapi menghadap Randika. Mereka sudah bagaikan mengikuti upacara. Randikalu menatap Rangga yang menurutnya merupakan ketua yang baru. Senyuman Randika sudah mengatakan segnya. Melihat senyuman itu, Rangga hanya merinding dan mengerti maksudnya. Kemudian dia merogoh sakuanya dan cuma ada 500 ribu. "Kak, tolong lepaskan kami." Wajah Rangga sudah sangat jelek. "Kami berjanji kita tidak akan bertemugi." "Ha? Kalian tidak ingin bertemu denganku gitu maksudmu?" Kata Randika. "Padahal aku menyukai setoran uang kalian lho." Orang yang ditolong Randika itu kebingungan, para preman itu terlihat sedang dirampok oleh orang di depannya itu. Semua preman ini sudah ingin menangis ketika mendengarnya. Sekaranggigi mereka harus menyerahkan uangnya pada pria ini dan ku mereka bertemugi nantinya maka mereka harus membayargi. "Ayo cepat, aku tidak punya banyak waktu hari ini." Kata Randika. Muka Rangga penuh dengan ekspresi kesal, takut dan sedih. Sejak kapan kepercayaan dirinya menjadi serendah ini? Tetapi ketika melihat senyum Randika, seluruh tubuhnya gemetar dan nyalinya menjadi ciut. Dengan gemetaran, tangan kanannya meraih dompetnya. "Ini kak, semua uang kita ada di situ." Secercah ketakutan melintas di mata Rangga ketika menyerahkan dompetnya. Randia mengambilnya, mengeluarkan semua uangnya dan berteriak pada orang yang ditodong tadi. Orang tersebut menghampiri Randika dan menerima uang tersebut. Orang itu terkejut dan Randika hanya berkata padanya dengan santai. "Anggap itu kompensansimu." Rangga yang melihat ini terkejut. Dia th dirampok oleh Randika dan sekarang mangsanya tadi itu mh yang menerima uangnya? Orang tak bersh itu menjadi senang ketika mendapatkan uang itu. Ketika melihat punggung Randika itu, tubuhnya ikut gemetaran. Namun, gemetaran itu bukan karena takut minkan dia bersyukur mendapatkan uang itu karena bisa meringankan hidupnya beberapa hari ke depan. "Jangan khawatir, aku akan mematahkan kaki mereka satu per satu ku mereka masih mengganggumu. Sekarang pergh." Mendengar hal tersebut, orang itungsung beri dengan kantong penuh uang. Dm benak para preman ini, mereka th berpikir betapa kecilnya dunia ini karena mereka bisa bertemu dengan Randika. Mereka benar-benar tidak beruntung. "Ah kak" Rangga memecah keheningan. Randika mendengus dingin. "Apa? Kau tidak terima?" "Bukan, bukan." Rangga dengan cepat menjadi panik. Mau dia tidak menerima keputusan Randika pun, dia tidak bisa apa-apa. "Lho tidak apa-apa ku kamu tidak terima, kamu bisa memukulku 2 kali." Kata Randika dengan nada serius. "Tidak! Aku tidak akan pernah sncang itu! Kami semua tunduk pada kakak tertua, percayh pada kesetiaan kami." Rangga sudah ingin menangis, matanya sudah memerah. "Bagus, bagus, jadi kalian akan hidup dengan jujur seth ini?" Randika menepuk pundak Rangga. "Kami akan hidup jujur mi hari ini." Rangga sudah ingin meninggalkan tempat ini, tetapi tangan Randika mencegahnya untuk pergi. "Tetapi kata-kata saja tidak cukup menurutku. Bagaimana ku kalian mengumumkan niat baik kalian ini pada orang-orang? Aku akan membantu kalian untuk memperbaiki citra kalian yang buruk itu." "Ah?" Semua preman terkejut mendengarnya. Uang kami sudah kau rampok dan sekarang kau ingin kami mempermalukan diri? Semua orang saling bertatap-tatapan dengan muka bingung. Mereka semua ini adh preman, siapa yang mau menjni hidup jujur? Tetapi, Rangga merasakan tatapan tajam Randikalu dia berteriak pada para bawahannya. "Kalian semua, tiru kata-kataku!" Si bos sudah berkata dan para preman ini tidak punya pilihan. Mereka semua segera berteriak ''Mi hari ini kami akan hidup jujur dan tidak akan pernah berbuat jahatgi!'' Randika yang mendengarnya mengangguk puas dan berkata dengan santai. "Bagus, bagus, lebih sempurnagi ku kalian berteriak 5xgi." Semua preman ini sudah ingin menangis, bahkan beberapa sudah meskan air mata. "Semua, tiru aku 5xgi!" Rangga tidak punya pilihan sin menuruti Randika. Lalu, semua para preman ini sambil disaksikan orang banyak berteriakgi. ''Mi hari ini kami akan hidup jujur dan tidak akan pernah berbuat jahatgi!'' Suara mereka sangat keras dan menghentikanju para pejn kaki yang melewati mereka. Para gangster itu masih sehat? Inggrid yang ada di sebh Randika hanya bisa tertawa terus-menerus. Randika memang pintar membuat orangin malu. Seth 5x berteriak keras, Rangga menatap Randika dan berkata dengan suara pn. "Bagaimana kak? Apakah kita sudah boleh pergi?" "Suara kalian tidak terdengar tulus." Randika mengerutkan dahinya. Dm sekejap hati Randika menjadi panik, apakah mereka akan dihajargi? "Tapi yah boleh usaha kalian itu." Randika mengangguk puas. "Ku begitu apakah kami boleh pergi?" Rangga tersenyum lebar, dia berharap Randika mau melepaskan mereka. "Pergh." Randika mengibaskan tangannya dan mengatakan. "Aku akan tinggal di kota ini sebngi, mungkin nanti kita akan bertemugi diin kesempatan." Ketika Rangga mendengar hal ini, dia nyaris jatuh pingsan. Sebn hidup di bawah ketakutan? Dia tidak yakin bisa mluinya. Seth para gangster itu pamit png, Inggrid tidak bisa berhenti tertawa. "Aku kadang heran, kau itu orang baik atau jahat." "Mereka lebih jahat dariku tahu." Randikalu menghampiri Inggrid dan memeluknya di pinggangnya. Inggrid melototinya dan mengh napas. Karena Randika th membantunya menyelesaikan kontrak dengan Yosua, Inggrid membiarkannya. Chapter 106: Truth or Dare? Chapter 106: Truth or Dare? Seth bersantai-santai hingga mm, Randika dan Inggrid akhirnya kembali ke kota Cendrawasih dengan penerbangan terakhir. Bisa dikatakan bahwa kunjungan bisnis kali ini benar-benar sukses. Kontrak yang dijalin dengan Yosua itu tidak perlu dikhawatirkan akan dnggar. Dengan bantuan Randika, Yosua memenuhi semuanya yang tertera pada kontrak tersebut. Seth turun dari pesawat, waktu sudah menunjukan pukul 10 mm. Kemudian mereka segera menuju rumah dengan banyak barang bawaan. Saat mereka masuk ke ruang tamu, mereka tidak menyangka akan disambut seperti itu. Suara musik yang keras,mpu yang berkedip-kedip dan banyak orang sedang menari-nari. Ada apa ini? Randika dan Inggrid hanya bisa melihat semua ini dengan mata terblak. Lampu ruang tamu ini th diganti denganmpu berkedip-kedip, banyak perempuan yang menari diiringigu yang menggelegar. Bahkan di antara mereka terlihat membawa gs anggur bersama mereka. Suara orang tertawa, gerakan menari yang erotis, paha-paha yang mulus dan dada yang bergoyang-goyang membuat Randika menn air liurnya. Mereka semua bagaikan supermodel! Pada saat ini, dua perempuan yang berdiri di dekat pintu masuk tertawa ketika melihat Randika dan Inggrid. Kemudian mereka menarik tangan Randika dan membawanya kentai dansa. "Jangan tegang begitu, menarh bersamaku." Perempuan cantik ini terdengar mabuk, js dia sudah mabuk berat. Inggrid sudah tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa mengh napas. Adiknya Hannah itu pasti th memanfaatkan kepergiannya untuk mengadakan pesta. "HANNAH!" Teriakan Inggrid benar-benar percuma, teriakannya itu kh dengan suara musik. Inggridlu memutuskan untuk membawa barang-barangnya itu dan naik ke kamarnya. Dia akan memarahi Inggrid seth semua ini selesai. Namun, Randika justru dioper-oper oleh para perempuan untuk menari dengan mereka semua. Js mereka semua ini sudah mabuk. Melihat perempuan yang pertama kali mengajaknya menari, Randika terpaku pada dadanya yang bundar dan menawan itu. Meskipun tidak besar, bentuknya sangat indah. "Kakak dari jurusan apa kamu?" Perempuan itu sempat menanyakan di tengah dansa mereka. Kakak? Jadi dirinya disangka sebagai sh satu murid? "Dari jurusan Bahasa." Kata Randika sambil tersenyum. "Apa kakak punya pacar?" Wajah perempuan itu sudah merah, entah karena mabuk atau malu sudah bertanya. Randika menyukai orang mabuk seperti ini, inh saat-saat orang akan jujur pada diri mereka sendiri. Ketika Randika ingin menjawab, perempuan itu memeluknya dan mengelus dadanya. "Wah otot dada kakak keras sekali." Jari-jemari perempuan tersebut berenang-renang di dada Randika. Randikalu menatap mata perempuan tersebut, tatapan matanya seperti serig yang th menemukan makan mmnya hari ini. Apakah dirinya akan ''dimakan''? Namun, di saat Randika masih berkhayal, terdengar suara ngorok dari bawah. Ternyata perempuan itu tertidur! Randika yang mengh napas itulu membawa perempuan di pelukannya ini ke sofa. Pupus sudah harapannya untuk bersenang-senang hari ini. Randika bukan orang yang memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk mencari keuntungan, inh sifat jentelmen sejati! "Feli!" Kedua teman dari Feli itu terkejut ketika dia dibawa oleh seorang pria. Merekalu menidurkan Feli di sebuah sofa dan Randika menjskan semuanya. Lalu kedua temannya itu mengajak Randika meminum anggur yang ada untuk mengucapkan terima kasih. Mereka senang dengan sifat jentelmen Randika. Kegiatan pesta ini terus benjut, dintai dansa semuanya makin menari dengan liar. Meskipun mayoritas semuanya adh perempuan, masih adakiki di antara mereka wupun juhnya sedikit. Yang paling mencolok adh pakaian yang dipakai para perempuan ini. Semua menggulung pakaiannya hingga pusarnya terlihat dan hotpants mereka menonjolkan kaki mulus mereka yang panjang. Melihat para perempuan muda ini membuat mata Randika puas melihatnya. Di sampingnya, beberapa perempuan sedang main "truth or dare." Mereka memakai kartu dan siapapun yang mendapat kartu joker akan ditanya truth or dare oleh pesertain. "Hahaha Putri kau kh! Cepat kamu pilih truth or dare?" Beberapa perempuaninnya menjadi histeris. Perempuan bernama Putri itu terlihat ragu. "Aku pilih truth." "Baih" Temannya yang disampingnya itu menjadi bersemangat. Dialu menyuruh semuanya mendekat dan bertanya. "Put mm itu, apakah kamu dan pacarmu mkukannya?" "Kyaaaa!" Semuanya menjadi histeris mendengarnya. "Mm yang mana?" Putri sepertinya punya kulit yang tebal, dia tetap tenang menghadapi mereka. "Kamu mengerti maksudku, jangan mengk. Apakah kalian mkukannya?" Semua mata tertuju pada Putri. Di bawah tatapan tajam teman-temannya, wajah Putri menjadi merah dan dia mengangguk. Dm sekejap teriakan histeris dan kaget terdengar keras. "Hei, hei, apakah tidak sakit?" Beberapa temannya ingin tahu lebihnjut tetapi Putri dengan sigap menjawab. "Cuma satu pertanyaan." Dengan begitu mereka mi bermaingi. Randika masih duduk di tempatnya dan hanya tersenyum melihatnya. Ah Masa muda memang harus begini. Namun, dari bkangnya terdengar suara yang familiar. "Kak, mau minum anggur?" Randika menoleh dan melihat Hannah memakai kostum kelinci dewasa berwarna hitam dengan stoking j. Randika melongo melihat adik iparnya ini. Dadanya yang seakan mau tumpah itu dan kaki putihnya yang panjang itu kontras dengan stokingnya. Dan belumgi telinga kelinci yang dipakainya, membuat adik iparnya ini terlihat sexy! "Baih aku akan minum segs." Randikalu mengambil gs dan tersenyum. "Aku tidak menyangka kau akan memakai baju senakal itu." "Eh, bukannya ini imut?" Hannahlu berputar untuk memperlihatkan ekornya sambil tersenyum. "Imut sekali." Randika mengacungkan jempolnya. Duduk di sebh Randika, Hannah tersenyum. "Kenapa kakak cepat sekali kembalinya? Bukannya harusnya 3 harigi ya?" "Pekerjaan kita cepat selesai kali ini jadi kami tidak ingin bemama di sana." Randika bingung kenapa adiknya ini menanyakan hal ini di tengah pesta. "Kak Inggrid juga sudah png?" Mendengar hal ini Randika sudah bisa menebak sannya, adik iparnya ini takut! "Kakakmu ada di kamarnya." Ekspresi Hannah menjadi sedikit panik. "Apa kak Inggrid terlihat marah?" "Aku rasa sedikit." Randikalu tertawa melihat ekspresi Hannah yang panik itu. "Kak Randika." Tiba-tiba Hannah tersenyum dan memeluk tangan Randika. Dengan ekspresi mems dia berkata dengan nada lembut. "Kakak akan membantuku kan?" Sambil menikmati sensasi empuk itu, Randika mengelus kep adiknya. "Tentu saja, serahkan ini padaku." "Hehehe aku tahu kakak adh orang baik." Hannah tersenyum. Pada saat ini, ada seorang perempuan super cantik mendekati mereka berdua. Randika menoleh dan bertanya-tanya, ada mash apa sekarang? Namun, kedua tangan Randika itu ditahan dan tanpa aba-aba, perempuan cantik itu mencium Randika. Iya, mencium! Kali ini bukah Randika yang memaksa namun dia yang dipaksa! Dm sekejap, semua perempuan yang duduk di sekitar sofa tertawa dan bersemangat. Hannah pun juga ikut tertawa. Seth berciuman panas melibatkan lidah, perempuan itu mengatakan. "Maaf, aku memilih dare." Kemudian dengan santai perempuan itu kembali ke teman-temannya. Randika berusaha terlihat tenang dan keren, dm hatinya dia cuma berpikir. Tidak mash ku kau kh taruhan, tapi ku bisa jangan gigit bibirku itu! Randikalu memegangi bibir bawahnya itu dan terlihat ada sedikit darah. "Han, cepat ke sini dan ikut bermain." Teriak sh satu perempuan. "Sebentar, tunggu aku!" Hannah dengan cepat menyeret Randika untuk ikut. "Wah, sejak kapan kau punya pacar setampan ini?" Semua temannya mi bersemangat. Hannah cuma tertawa. "Sudah ayo cepat!" "Hahaha ada yang malu-malu nih cieee!" Seth menambahkan 2 kartu, permainan truth or dare dimi. Lalu seth semua orang memilih kartu, Randika mendapatkan kartu joker. Sin, kenapa dirinya begitu sial? "Truth or dare?" Tanya mereka semua. "Truth." Kata Randika tidak berdaya. "Oh, oh, aku punya pertanyaan bagus." Seorang perempuanlu bertanya sambil menyeringai. "Seberapa panjang punyamu itu?" "Dasar mesum!" Teman-temannya itu tertawa mendengar pertanyaan tersebut. Mungkin cuma Hannah yang terlihat malu, perempuan-perempuaninnya memang berani! Namun, dm hati Hannah juga penasaran. Seberapa besar punya kakak iparnya itu? Randika hanya menggelengkan kepnya, perempuan jaman sekarang pada sakit semua! Namun, Randika adh orang yang kaya pengman, dia tidak akan tunduk pada generasi muda. Di bawah tatapan para serig ini, Randika tersenyum dan berkata dengan santai. "Sebelum itu mengeras, kurasa 12 cm." "Hah! BOHONG!" Js semua yang mendengarnya tidak percaya. Hannah sendiri matanya sudah terblak ketika mendengarnya. "Percaya atau tidak terserah kalian, tapi ku kalian mau mengecek shkan saja." Randikalu tertawa. Cara menghadapi orang seperti ini adh menantang mereka maka mereka akan mundur dengan sendirinya. Sesuai dugaannya, seth berkata seperti itu, para perempuan serig ini segera menciut nyalinya dan hanya tertawa. Mereka tentu ingin mengecek tetapi tidak berani, semua sahabatnya ada di sini jadi mereka sungkan. Permainan kembali dimi, kartu sudah diacak dan sekarang waktunya mereka mengambil. Semua membuka kartunya dan yang mendapat kartu joker adh. Randika! Dengan cepat muka Randika menjadi muram, hari ini dia begitu sial. "Yeiii!" Semua perempuan itu bersemangat. "Truth or dare?" "Dare!" Randika sudah menggigit bibirnya sendiri dan mengatakan. "Kenapa aku begitu sial hari ini?" "Karena kamu memilih dare" Semua perempuan itu menatap satu samainlu menatap Hannah. "Han, karena dia pacarmu, saatnya kamu menghukum dia." Hannah menatap Randika dan Randika menatap Hannah. Tatapan mata Hannah penuh dengan kejahn dan akhirnya dia bisa menemukan momen bs dendamnya. Hannahlu tersenyum dan berkata. "Serahkan tubuhmu itu untuk kita raba sma 15 menit." APA? Semua serig itu berteriak histeris, Hannah th menjual pacarnya sendiri! Randika hanya bisa tersenyum pahit dan membiarkan tubuhnya dipegang-pegang. "Ah baju ini menghngi saja!" "Wah dadamu keras sekali!" "Pantatmu juga keras!" "Wah otot perutmu keras sekali!" "Wah..." ......... Para perempuan yang haus ini dengan cepat menjjahi seluruh tubuhnya, mereka benar-benar tidak memberi ampun pada Randika. Hannah hanya melihat semua ini, dia tidak berani bertindak aneh-aneh pada kakak iparnya. Seth 15 menit penuh pelecehan ini, Randika akhirnya bisa bernapas normal kembali. "Lagi!" Randika tidak terima dirinya yang kh terus. Permainan truth or dare dimi kembali. Seth kartu dibagikan, saatnya penentuan. Wajah Randika segera menjadi pucat, dia benar-benar harus mandi 7 kembang. "Hahaha! Truth or dare?" Randika sudah ingin menangis mendengarnya. Chapter 107: Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkan Dirimu Chapter 107: Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkan Dirimu Keesokan harinya. Randika terbangun dan menyadari bahwa dirinya tertidur di sofa. Semm benar-benar g, para perempuan itu mengajaknya bermain semman. Randika benar-benar mabuk dan pingsan. Di tengah ruangan, Hannah dan teman-temannya pada tidur dintai dengan seg macam suara ngorok dan gaya tidur. Beberapa bahkan memeluk satu samain, terlihat sangat erotis. Bahkan di dada Randika ada seseorang yang tidur. Semm memang benar-benar g, seth mereka bermain truth or dare, Randika dibawa kentai dansa dan menari sambil mabuk-mabukan. Yang terakhir mereka ingat hanyh suara musik yang keras dan canda tawa mereka. Randikalu memindahkan perempuan yang tidur di atasnya dan berdiri. Dialu melihatutan manusia yang memenuhintai itu. "G, berapa banyak orang yang diundang Hannah?" Randika tersenyum pahit. Randikalu menyadari bahwa Hannahh yang tidur di atasnya tadi. "Hei bangun, ayo cepat bangun." Di bawah serangan guncangan Randika, Hannah akhirnya terbangun. Seth menguap dan mengucek matanya, Hannah akhirnya tersadar. Pada saat ini, Ibu ipah berjn ke ruang tamu dengan sapu di tangannya. Melihat anak-anak muda ini masih pada tidur, dia hanya bisa mengh napas. "Anak muda jaman sekarang memang mengecewakan, mau jadi apa negara ini." "Nak Randika, sarapan sudah siap. Tolong bawa nona muda untuk makan juga." "Ah Bu Ipah, sebelum itu kita harus membawa anak-anak ini png dulu." Randikalu meminta Ibu Ipah menelepon bis sewaan dan membangunkan anak-anak ini. Satu per satu dari mereka mi sadar. Para perempuan yang kemarin berpesta dengan liar sudah berganti menjadi perempuan feminim kembali. Mereka tersipu malu karena th menunjukan diri mereka yang begitu liar kemarin mm. "Kak, tolong bantu aku antar mereka kembali dengan smat." Kata Hannah sambil tersenyum. "Kau hanya ingin cepat kabur dari kakakmu kan?" Kata Randika sambil menatapnya tajam. "Bukan begitu, aku takut ada kenapa-kenapa dengan mereka. Ku nanti kejadian di hotel Mawar itu ternggi bagaimana? Ku ada kak Randika aku jadi tenang deh." Dengan cepat Hannah memberikan penjsan. Seth berdebat sedikit, Randika akhirnya setuju membawa teman-temannya ini kembali ke asrama. Universitas Cendrawasih cukup jauh dari sini, jadi kekhawatiran Hannah memang ada dasarnya. Tidakma kemudian, dua bus sewaan th datang dan membawa mereka semua pergi. Hannah dan Randika berbagi tugas dan berpisah. Seth bus tersebut tiba dengan smat, Randikalu menghampiri Hannah. "Kak terima kasih ya." Hannah tersenyum manis dan mengatakan. "Aku masih ngantuk jadi aku duluan ya." Randikalu menatap adik iparnya itu sambil menggelengkan kepnya. Sudah dia yang harus membayar bus tersebut sekarang dia disuruh jn kaki ke rumah? "Hahaha jangan marah begitu dong kak. Tadi itu aku butuh bantuanmu, aku tidak mau temanku terlibat bahayagi seperti sebelumnya. Bagaimana ku kak Randika jn-jn saja di kampusku ini? Sapa tahu ada perempuan yang terpincut denganmu." Hannahlu melihat jam dan menjadi panik. "Sin, sudah jam 10! Aku ada ks yang tidak bisa kutinggal, sampai sini dulu ya kak!" Melihat sosok Hannah yangri meninggalkan dirinya, Randika hanya bisa menepuk dahinya. Seth membayar dua bus itu, Randika sudah tidak punya uang untuk membayar taksi. Jadi dia memutuskan untuk jn-jn dulu saja, menikmati hari yang cerah ini di bawah pemandangan indah para bibit muda. Namun, baru berjn sebentar Randika sudah bertemu dengan temannya. Di hadapannya, ada seorang dosen yang berjn menuju dirinya. Bukankah itu Christina? Christina tampaknya sedang memikirkan sesuatu dan tidak memperhatikan jn. Ketika dia berjn, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri diam di hadapannya. Dengan cepat dia bergerak ke samping tetapi orang tersebut juga ikut bergerak ke samping. Ketika Christina mengangkat kepnya, wajah itu terlihat familiar. "Smat pagi Christina, senang bertemu denganmu." Wajah yang familiar, senyum nakal yang familiar. Menatap Randika dengan tajam, wajah Christina segera menjadi buruk. "Rupanya itu kamu." Christinangsung memalingkan wajahnya. "Minggir, aku ada urusan." "Hei jangan terburu-buru begitu, aku hanya ingin bertukar kabar." Kata Randika sambil tersenyum. "Memangnya apa yang ingin kau bicarakan?" Christina mencopot kacamatanya dan matanya dipenuhi rasa jijik. "Apa kau ingin membicarakan operasi pembesaran dadagi?" "Ha? Operasi apa? Mana mungkin aku sevulgar itu!" Randikangsung terlihat panik. Christina mendengus dingin. Bagaimanapun juga, orang ini sudah menymatkan dirinya dari benda aneh itu sebelumnya. Mungkin dia hanya sedang khawatir pada dirinya ini. "Tapi topik hari ini tetap tentang dada kecilmu itu." Ketika mendengar hal tersebut, ekspektasi Christina benar-benar hancur dan dia sudah muak melihat wajah Randika. "Pergi sana!" Randika masih menghngi Christina untuk pergi. Wajah Christina yang marah namun tetap cantik itu membuat Randika tidak bisa meninggalkannya tanpa mencicipinya. "Christ, aku cuma bercanda barusan. Aku hanya ingin kita berbicara denganmu mengenai mash yang serius." Randika terus menghngi jalur kabur Christina. Wajah Christina masih sedingin sebelumnya. "Topikmu hanya topik yang menyinggung diriku." Randika mengerutkan dahinya. "Apakah akhir-akhir ini dadamu terasa sakit?" Christina yang awalnya ingin kabur itu tiba-tiba berhenti. Dialu melihat tatapan mata Randika terlihat serius ketika mengatakannya. Bagaimana mungkin orang ini tahu keadaan dirinya yang sakit ini? Memang awalnya dadanya hanya terasa sedikit sakit, tetapima kmaan, rasa sakit itu terus terasa dan makin kuat. Christina sudah pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya, tetapi kata dokter tidak ada mash apa pun. Christina juga memastikannya dengan pergi ke 3 rumah sakitinnya, tetapi rasa sakit itu masih terus terasa hingga sekarang. "Bagaimana kau bisa tahu?" Christina menatap Randika. Randikalu menjawab sambil tersenyum. "Tentu saja aku tahu, aku bisa melihatnya ketika aku menciummu waktu itu." "Kau!" Christina sudah muak melihat Randika dan dia sudah berjn menjauhinya. Tiba-tiba Randika menghnginyagi. "Tunggu! Aku hanya bercanda tadi." Kata Randika sambil tersenyum. "Sejujurnya, penyakitmu ini agak sedikit berbeda dan rumit, rumah sakit tidak mungkin bisa melihatnya. Apakah kamu sudah mencoba pergi ke sana sebelumnya?" Melihat Christina tidak membantahnya, Randika mnjutkan. "Penyakitmu masih tahap awal, sma kamu tidak menyembuhkannya maka rasa sakitmu itu akan bertambah sakit setiap harinya. Bisa-bisa nyawamu terancam." Mendengar penjsan Randika, Christina sedikit ketakutan. Apakah orang ini serius? "Jangan meremehkan penyakitmu." Randika sepertinya bisa menduga apa yang ada di pikiran Christina saat ini. "Jika kau tidak mengobatinya segera maka hidupmu bisa-bisa berakhir tidakmagi." "Bagaimana caranya untuk menyembuhkannya?" Tanya Christina. "Simpel." Randika menyeringai. "Tuhan th memberikan jawabannya di hadapanmu ini." "Maksudnya kamu?" Wajah Christinangsung dipenuhi dengan keraguan. Dia mencurigai bahwa ini mungkin saja taktik Randika untuk mendekati dirinya. "Hahaha kenapa wajahmu meragukanku begitu? Aku pernah bjar ilmu pengobatan tradisional. Meskipun aku tidak sampai menjadi ahli, aku masih bisa menyembuhkan beberapa penyakit." Melihat ekspresi Christina yang ragu itu, Randikangsung berusaha meyakinkannya. Christina mengerutkan dahinya. "Sungguhan?" "Hanya aku yang bisa menyembuhkan dirimu." Kata Randika dengan serius. "Masa?" Randika sedikit jengkel mendengarnya, apa perempuan ini tidak takut nyawanya akan myang? Christina masih berpikiran bahwa orang ini hanya berusaha mendekatinya. "Jadi cuma itu yang ingin kau sampaikan?" Tanya Christina. "Iya." "Ku begitu pergi sana, aku ada urusan." Kata Christina dengan nada serius. "Ah? Tunggu!" Randika tidak habis pikir, perempuan ini benar-benar bodoh atau apa? Christina sudah ms berurusan dengan Randika, jadi dia hanya melewatinya dengan muka dingin. Melihat sosok Christina yang pergi itu, Randika menggaruk-garuk kepnya. Padahal aku sudah menghindari topik pembesaran dada, kenapa dia masih mengamuk? Penyakit Christina itu masih sedikitma untuk mencapai tahap membahayakan, jadi Randika berusaha melupakannya dan menymatkannya di saat yang tepat. Seth berjn beberapa menit, handphone milik Randika bergetar. "Han, kenapa meneleponku? Bukannya kau ada ks?" Randika tidak tahu mash apagi yang menimpa adik iparnya ini. "Kak, cepat ke sini! Ada orang bajingan yang mbrakku." Di balik suara Hannah, terdengar nada jengkel dan marah. Dbrak? "Kamu di mana sekarang? Aku segera ke sana!" Randika menjadi cemas. Chapter 108: Cukup Satu Tangan Chapter 108: Cukup Satu Tangan "Aku berada di dekat km renang kemarin kak. Cepah ke sini!" Suara Hannah benar-benar seperti orang yang menangis sedih. "Tunggu aku!" Randikangsung menutup teleponnya danngsung beri menuju lokasi. Takma kemudian, Randika sudah berada di tempat pertemuan dan Hannah menunggu di depan pintu. "Han, kamu baik-baik saja? Siapa yang mbrakmu?" Randika bertanya sambil terengah-engah. Mana bajingan yang berani mengganggu keluarganya? Namun, aksi ini hanya agar dia terlihat keren dan peduli saja. Mungkin teman-teman perempuannya akan kepincut dengan kepedulian dirinya itu. Sudah, sudah, hentikan khaynmu Randika! "Kak!" Melihat Randika, muka Hannah bukannya terlihat menangis mh terlihat seperti orang kesal. "Jangan khawatir, aku sudah di sini! Sekarang kasih tahu aku kejadiannya." Randika sebenarnya sedikit cemas dengan adik iparnya ini. Bunga cantik seperti dirinya itu bisa jadi bahan penindasan oleh perempuanin ataupun jadi rebutan para lki. "Kak, aku tadi dipukul orang." Namun, muka Hannah sekarang terlihat ingin menangis. "Tenanh, kakakmu ini akan mengurus orang itu." Sambil mengelus kep adiknya, Randika bertanya. "Jadi, ceritakan apa yang terjadi sebenarnya." "Jadi begini." Hannah menenangkan dirinya dan menceritakan apa yang terjadi. "Jadi seth titip absen untuk ksku itu, aku pergi mengunjungi klub karateku. Namun, orang dari klub taekwondo mendatangi kita dan menantang kita. Tentu saja kita menerimanya! Tapi Kami kh dan kami diejek habis-habisan oleh mereka. Jadinya akungsung menelepon kak Randika." Hannahlu memperhatikan ekspresi Randika yang semakinma semakin terlihat ms tersebut. Adik iparnya ini memang licik, karena dia tidak bisa menang maka dia mencari seseorang yang bisa menjadi ujung tombaknya. Terlebih, Hannah mengatakan bahwa dia dbrak untuk memancing Randika untuk datang ke tempatnya. Adik iparnya ini bahkan pura-pura menangis agar Randika semakin percaya. Kemampuan akting Hannah benar-benar patut diacungi jempol. Randika sudah menebak arah pembicaraan ini ke mana. "Terus apa hubungannya kau dbrak?" "Tentu saja ada." Hannahngsung menjawab. "Meskipun aku ikut karate hanya untuk poin saja, tetapi seth ditantang begitu masa kita diam saja? Jadi kitawan mereka dan ternyata." "Dan ternyata kalian kh? Terus kamu menghubungiku untuk bs dendam pada mereka? Sejauh ini apakah aku sh?" Randika mengh napas dm-dm. "Benar! Ah! Maksudku bukan begitu, mana mungkin gadis secantik diriku ini menyimpan dendam? Aku hanya ingin mengenalkan mereka pada kakak. Nanti kak Randika tahu sendiri ku mereka itu menyebalkan." Kata Hannah sambil tersenyum lebar. "Tunggu sebentar!" Randika dengan cepat menghentikan Hannah. "Han, biar aku jskan padamu kenapa aku tidak bisa membantumu. Pertama, aku bukan klub karatemu. Kedua, aku bukan mahasiswa sekh ini. Terus buat aku membantumu?" "Kak Randika tunggu!" Hannah kembali menggunakan jurus mautnya. Dia dengan erat memegang tangan Randika dan meletakannya di antara bhan dadanya. Lalu suaranya menjadi sangat mems bagaikan suara kucing, dia juga menarik-narik tangan Randika itu. Sin rasa nikmat itu, Randika juga merasa tangannya mau copot. Randika dengan cepat lepas dari cengkraman adiknya itu dan mengatakan. "Maaf, aku tidak bisa membantumu kali ini. Sudah itu saja yang ingin kau bicarakan? Aku masih ngantuk dan ingin tidurgi." Melihat Randika yang mau pergi itu, dengan cepat Hannah menghnginya. Jika tidak bisa dengan sifat manja, saatnya menggunakan cara yang lebih keras! "Ayh kak, tolong bantu aku." Hannah menyeret Randika. "Aduh sudah." Randika tidak habis pikir dengan adik iparnya ini, dikira dirinya ini ada untuk menyelesaikan semua mashnya? "Ayh kak, kali ini saja aku minta tolong. Bagaimana ku nanti aku akan memujimu di depan kak Inggrid?" Hannah mengedipkan matanya dan mengatakan. "Aku juga berjanji tidak akan menjebakmu ataupun menjelek-jelekanmu di depan kak Inggridgi. Jadi tolonh kak, nanti klub karateku bubar gara-gara klub taekwondo bagaimana?" Randika menggeleng-gelengkan kepnya. "Pegang kata-katamu itu ya." Melihat Randika yang sudah luluh itu, Hannah senang bukan main. "Ku begitu, hajar mereka semua kak!" Dm hatinya Hannah sudah tertawa licik, dia th berhasil menipu kakak iparnya itu karena dia tidak mengatakan kapan dia akan menepati janjinya itu. Akhir kata, Hannah membawa Randika ke ruangan klub karate. Ketika Randika masuk ke ruangan yang luas ini, terlihat kerumunan orang yang terpisah menjadi dua. Sudah js bahwa satu adh anggota klub karate dan satunya adh si penantang yaitu anggota taekwondo. Pada saat ini, mereka terlihat sedang sparing dan semuanya dengan semangat menyoraki mereka. Hannahlu menyeret Randika ke tengah-tengah anggota klub karatenya. "Lihat kak, ketua klub kami sedang bertanding!" Randikalu melihat arena sparingnya. Pada saat ini, klub taekwondo berada di posisi unggul. Anggota klub karate itu sudah di ujung tanduk, kemampuannya kh jauh denganwannya. "Bahkan ketua Felix tidak bisa apa-apa?" "Ayo kak Felix! Kakak pasti bisa!" "Habisi cecunguk itu!" Kedua bh pihak saling menyemangati anggotanya. Ketua klub karate, Felix, bahkan turun tanganngsung sementara ketua klub taekwondo masih duduk dengan santai di pinggir. Lawannya Felix kali hanya merupakan anak semester 3, tetapi Felix tidak berdaya sama sekali. Tiba-tiba anggota klub taekwondo itu menggunakan taktik menerjang untuk mengbui Felix dan menendangnya tepat di dada. Dm sekejap, Felix terkapar sambil memegangi dadanya. "Makan itu!" "Cepat habisi!" Sorakan para anggota taekwondo semakin keras dan senyuman ketua klubnya semakin lebar. Baginya sparing ini bukah hanya menentukan siapa yang lebih kuat. Ku video di mana klub taekwondo menang dengan mudah tersebar, maka popritas klub miliknya akan meroket. Bisa dikatakan ini membunuh dua burung dengan satu batu. Melihat ketua mereka terkapar kesakitan, hati para anggota klub karate mengepal dan bisu seribu bahasa. Bahkan ketua mereka sama sekali tidak berdaya? "Ternyata mereka begitu kuat." Kata sh satu anggota klub karate. Mereka seharusnya tidak mwan klub taekwondo. "Kak, sekarang adh waktumu bersinar!" Kata Hannah di telinga Randika. Pada saat ini, semua anggota taekwondo sudah besar kep. "Ternyata klub karate cuma segitu saja kemampuannya, tidak ada apa-apanya dengan kita!" "...." Meskipun kesal, para anggota klub karate tidak bisa membantahnya. Lalu sh satu anggota klub taekwondo maju dan berteriak. "Jadi apakah kalian mengerti mengapa klub kami adh kebanggaan dari sekh ini?" Para anggota klub karate sudah membantu ketua mereka berdiri. Hannah yang melihatwannya itu begitu arogan sudah mendorong-dorong Randika ke depan. "Jangan sombong dulu!" Hannah berteriak dengan keras dan menjadi pusat perhatian. "Kak, sekarang kesempatanmu!" Hannah berbisik di telinga Randika. Didorong maju oleh Hannah, Randika hanya bisa mengh napas. Lawan Felix tadi melototi Randika dan bertanya dengan nada arogan. "Apa? Kau juga ingin menantangku?" Wah, nantang Ares si Dewa perang? "Sudah jangan banyak bacot, sini maju." Randika juga tidak kh arogan. "Baih." Pemuda itu menyengir. "Orang macam kau cuma butuh 1 menit!" "Maju!" "Kau pasti bisa!" Meskipun tidak tahu siapa yang mewakili mereka itu, anggota klub karate tetap menyoraki Randika. Tetapi, kata-kata Randika berikutnya mengejutkan semua orang yang ada di ruangan itu. "Bagaimana ku aku memberikan keringanan pada klub kalian? Aku hanya akan menggunakan satu tangan dan akan menghabisimu dan temanmu berikutnya dm 1 menit." Randikalu meletakan tangan kirinya di bkang punggungnya. Semua orang benar-benar dibuat linglung dengan Randika. Orang ini sombong sekali! Lawannya ini justru marah mendengarnya, dia yang sudah berhasil menghkan ketua klub karate dianggap sampah olehwannya kali ini? Chapter 109: Maju Sini Kalian Semua! Chapter 109: Maju Sini Kalian Semua! "Bacotnya seth kau menang saja, ku di awal begini kau nanti mh menjadi badut ku kh nanti." Tatapan matawannya Randika itu menjadi dingin. Randika hanya berdiri diam, menunggu pergerakanwannya. Hannah menatap Randika sambil berdoa, berharap yang terbaik untuknya. Meskipun dia kadang-kadang jahil dan sombong, tapi sosoknya itu slu gagah di matanya. Anggota klub taekwondo itu menerjang maju dan berhenti tepat di depan Randika, dialu myangkan tendangan keras tepat ke arah kep Randika! Pergerakan ini bisa dibng sangat cepat dan indah. Dm sekejap sorakan para anggota klub taekwondo itu makin keras dan sorakan para anggota klub karate menjadi semakin pn. Mereka menganggap riwayat orang asing itu sudah tamat. Sin cepat, tendangan itu sangat keras bahkan ketua merekangsung kh gara-gara tendangan tersebut. Namun, tendangan itu sama sekali tidak mengenai kep Randika. Jika diperhatikan baik-baik, tangan Randika dengan sempurna mencengkram kaki musuhnya itu. "Mustahil!" Kedua kubu sama-sama terkejut melihatnya. Tendangan yang mematikan itu berhasil ditahan oleh Randika hanya dengan satu tangan! Randika bisa merasakan bahwa tenagawannya ini ternyata lumayan juga buat usianya. Tetapi, dm bertarung rasa toleransi ini hanyh penghng. Dm sekejap Randika membanting pemuda itu. Dilempar begitu mudah membuat anggota klub taekwondo ini malu. Apgi seth mendengar ejekan dari para anggota klub karate, dia makin marah. Seth berdiri, dia menjadi serius. Melihat Randika yang masih menggunakan satu tangan, dia mendekatinya secara pehan. Dialu menghantamkan tinjunya ke bagian kiri Randika, yang merupakan titik lemah pertahanan Randika. Namun, Randika tidak panik dan buru-buru bertahan. Dia dengan cepat bergeser ke kiri, menghindari puknwannya itu dengan sempurna. Lalu dengan satu tangannya itu dia memegangi tanganwannya dan membantingnya dengan satu tangan! Semua berjn dengan cepat, semua penonton hanya melihat Randika sudah berhasil membantingwannya itu. Terkapar dintai,wannya Randika ini segera berdirigi. Tetapi,ngkahnya benar-benar terhuyung dan akhirnya jatuh dengan pantatnya duluan. "Hahaha!" Para anggota klub karate puas mmpiaskan kekesnnya yang tadi itu. Sekarang anggota klub taekwondoh yang terdiam seribu bahasa. Lawannya Randika itu benar-benar merasa malu sekaligus marah. Seth menenangkan diri, dia berdiri kembali dan menerjang kembali. Sekarang dia tidak memakai cara licikgi, dia akan berhadap-hadapanngsung dengan orang tersebut. Namun, seth dia mendekat, Randika menamparnya dengan keras sampai-sampai suara tamparannya itu menggema. Lawannya itu berputar-putar seperti seorang pebalet. "Hahaha! Sehat bro?" Para anggota klub karate sudah besar kep, sedangkan ketua klub taekwondo itu sedikit menjadi serius. Seth berputar-putar 3x, Randika menamparnyagi dan diangsung jatuh pingsan dintai. "Berikutnya!" Randikalu menatap para anggota klub taekwondo. Suaranya masih penuh dengan aura arogan dan kali ini para anggota klub taekwondo itu merasakan tekanan yang berat itu. "Kakakku memang hebat!" Hannah menjadi bersemangat melihat Randika yang gagah itu. Teman-temannya juga ikut bersemangat. Melihatwannya yang arogan tadi itu pingsan, hanya satu kata yang cocok bagi penymat mereka itu. Keren! Para anggota klub taekwondo segera menggendong temannya yang pingsan itu ke samping. Dennis, ketua klub taekwondo, berwajah masam. Sejak kapan klub karate punya orang sekuat itu? Dia belum pernah mendengar hal ini sebelumnya. Meskipunwannya ini terlihat kuat, Dennis tidak bisa membiarkan wajah klub taekwondo tercoreng. Saatnya dia beraksi th datang! Dennislu maju dan menatap Randika. Semua anggota klub karatengsung terdiam, dan para anggota klub taekwondo menn air ludahnya. Dennis terkenal sebagai orang terkuat di universitas ini jadi setiap kali Dennis yang maju untuk bertarung,wannya akan gemetar ketakutan. "Kak, kau pasti bisa!" Hannah tidak peduli dengan rumor seperti itu. Dia mempunyai kepercayaan muk pada kakak iparnya itu. "Kau th membuatku marah." Dennislu berhadap-hadapan dengan Randika. "Ah, kau pasti pemimpinnya?" Randikalu menguap. "Ayo cepat kita selesaikan, aku sudah ngantuk." Wajah Dennis makin terlihat marah, pertama kalinya dia melihatwannya itu tidak takut pada dirinya. Mhan,wannya ini meremehkan dirinya. Dia adh orang terkuat di universitas ini, kemampuan bertarungnya sudah menyebar hingga ke pelosok kampus. Dan sekarang orang ini sama sekali tidak menghormatinya? "Mampus kau, Dennis akah menghabisimu!" "Png saja daripada dihajar babak belur kau!" "Lumat dia!" Berbagai sorakan datang dari para anggota klub taekwondo. Tetapi, anggota klub karate juga tidak mau kh. Dm sekejap mereka bersorak menyemangati sang penymat mereka. "Kau masih bertarung dengan satu tangan? Dennis mengerutkan dahinya. "Satu saja sudah cukup." Kata Randika. "Bagus!" Dengan kecepatan tinggi, Dennis menerjang maju dan myangkan sebuah tendangan dengan kakinya yang panjang itu. Tendangan kali ini lebih cepat dan lebih kuat daripada orang sebelumnya. Para anggota klub taekwondo sudah bersorak keras. Tetapi, sorakan mereka itu menjadi suara keterkejutan pada detik berikutnya. Mereka melihat Dennis mundur dengan cepat dan hampir terjatuh sedangkan Randika terlihat sama sekali tidak bergerak. "....." Suasana menjadi hening. Tidak ada yang mempercayai hal ini, namun detik berikutnya para anggota klub karate berteriak keras. Mereka menyoraki wakil mereka itu dengan semangat tinggi. Dennisngsung mengambil sikap waspada. Lawannya ini benar-benar kuat. Seth menganalisa strategi di benaknya, Dennis kembali menyerang kembali. Kali ini Dennis myangkan sebuah pukn ke arah perut Randika yang masih tidak bergerak itu. Pada saat itu juga, pergngan tangan Dennis th digenggam erat oleh Randika. Inh saat-saat yang ditunggunya, dm sekejap Dennis mengangkat tinggi kakinya dan menendang keras dengan satu kaki. Namun, Randika sudah menendang tumpuan kaki Dennis dan sekarang Dennis kehngan keseimbangan. Dengan suara yang keras, Dennis terjatuh dan terkapar dintai. Sorakan anggota klub karate makin keras. Dennis yang terkapar itu benar-benar bingung. Dia menganggapwannya ini sudah bagaikan dewa bertarung, tidak ada ch sama sekali! Melihat Dennis yang berdiri kembali, Randika mengerutkan dahinya. Rasanya tidur siangnya ini akan tertundagi. Tiba-tiba, Randika menerjang maju! Hembusan angin dari kecepatanri Randika itu dirasakan oleh Dennis, dia dengan cepat masuk ke mode bertahan. Namun, Dennis hanya bisa melihat bahwawannya itu sudah melompat dan pipinya th tertampar keras. Saking kerasnya Dennis sampai terpental jauh. "Dennis!" Teman-temannya itungsung terkejut bukan main. Dennis yang dikatakan sebagai orang terkuat itu terpental dan tersungkur di dekat mereka hanya karena sebuah tamparan? Dennis terjatuh di antara teman-temannya itu tampak tidak mampu berdirigi. Sekarang, hanya Randika seorang diri di arena dan menatap para anggota klub taekwondo. "Lemah sekali." Randika menggelengkan kepnya dan berkata dengan nada santai. "Bagaimana ku kalian semua menyerangku?" Mendengar hal ini membuat seluruh anggota klub taekwondo menjadi marah. Bahkan jika kau memang kuat, tidak usah berkata sombong seperti itu! "Ku begitu kita hajar dia rame-rame, kita buktikan bacotnya itu sh." Kata sh satu dari mereka. Juh mereka mencapai 20 orang, ku mereka mengeroyoknya sekarang maka mereka bahkan bisa membunuhnya. Tidak banyak berpikir, ke-20 orang ini dengan cepat menerjang ke arah Randika. Kali ini, anggota klub karate menjadi khawatir. Bahkan Hannah terlihat cemas. Kenapa sparing ini menjadi tawuran? Randika memberi isyarat pada mereka untuk diam di tempat. Dengan tangan kirinya masih di bkang, Randika akan menghadapi mereka semua dengan satu tangan. Tangan kanan Randika itu sudah bagaikan cambuk. Dengan cepat dia menampar pukn-pukn orang-orang itu sekaligus menyerang mereka. Lalu tangan kanannya itu dia ambil tarik kembali dm-dm dan serangat sikutnya itu terlontar dengan kuat mengenai dada seseorang dan orang tersebut terpental jauh membawa beberapa temannya bersamanya. "Ah!" Teriakan kesakitan satu per satu mi terdengar. Para anggota klub karate hanya melongo melihat aksi Hollywood ini. Para anggota klub taekwondo itu satu per satu benar-benar myang ke udaralu jatuh kentai. "Ya ampun, tampan sekali orang itu!" Sh satu perempuan mengagumi Randika. Mereka mi bersorak dan bersemangat kembali. Sedangkan Hannah terlihat tenang, dia tahu bahwa orang-orang itu bukan tandingannya kakak iparnya itu. Dm waktu 30 detik, semua orang yang menerjang maju ke arah Randika sudah terkapar kesakitan dintai. Sekarang hanya tinggal Randika yang berdiri di tengah-tengah arena. Sosoknya yang bertarung dengan satu tangan itu benar-benar melekat di benak semua orang. Hanya satu tangan pun dia masih bisa menghajar 20 orang. "Kakak memang luar biasa!" Hannah sudah beri menuju Randika dan memeluknya. Diserang oleh adik iparnya itu, Randika memasang muka bangga. Dennis tertawa getir. Sepertinya rencananya ini th hancur berantakan gara-gara sosok misterius itu. "Kak! Terima kasih ya!" Kata Hannah sambil tersenyum manis. "Hahaha kau hanya perlu memegang kata-katamu tadi itu." Randika kembali mengingatkan perjanjian mereka itu. "Hmmm?" Hannah memiringkan wajahnya. "Memangnya aku bng akan menepatinya sekarang?" Eh? Hannah menatap Randika dengan muka tidak berdosa. Randika hanya bisa menampar dirinya dan muntah darah, dia ditipugi! Chapter 110: Tak Ada Akar, Rotan Pun Jadi! Chapter 110: Tak Ada Akar, Rotan Pun Jadi! Seth menyelesaikan mash klub karate, Randika dengan cepat beranjak keluar dari universitas itu dan memutuskan untuk menuju perusahaan Cendrawasih. Saat dia berada di lobi, dia berkedip pada resepsionis perempuan yang biasanya berjaga disitu. Perempuan itu terlihat malu dan Randika melewatinya sambil bersiul. Dengan cepat dia tiba di kantor Inggrid. Randika masuk ke ruangannya dengan pn dan mendapati biasa Inggrid duduk sambil membaca beberapa dokumen seperti biasanya. Tidak ingin mengejutkannya, Randika pura-pura mengetuk pintu yang sudah tertutup rapat itu dengan pn. Mendengar suara ketukan pintu yang pn itu, Inggrid menjawab tanpa menoleh. "Masuk." Randika tersenyum dan berjn mengendap-endap. Melihat sosok bayangan yang mendekatinya, Inggridngsung menoleh dan mendapati Randika sedang tersenyum pada dirinya. Dia tidak bisa tidak mengh napas. Kenapa bajingan ini slu memainkan dirinya? "Sedang ngeliatin apa kamu?" Randika berusaha mengintip. "Peduli apa kau memangnya?" Inggrid memberinya tatapan dinginlu dia mengatakan. "Bukannya kamu tadi pagi pergi bersama Hannah?" Randika terkejut, bagaimana mungkin istrinya yang pergi dari pagi itu tahu? Melihat wajah bingung Randika, Inggrid dengan santai menjawab. "Ibu Ipah yang memberitahuku." "Oh begitu." Randikalu menjskan. "Aku tadi khawatir terhadap teman-temannya yang masih setengah sadar itu mangkanya aku membantu Hannah memngkan mereka. Adikmu itu memang benar-benar bertanggung jawab." Tenang Hannah, kakak iparmu berusaha semampunya demi kamu! "Apanya yang bertanggung jawab." Inggrid mengh napas dm-dm. Adiknya itu memanfaatkan ketidak hadirannya untuk mengadakan pesta diam-diam. "Sayang, adikmu itu masih muda. Sudah tugas kita untuk menuntunnya." Kata Randika. Inggrid mengangguk. "Oh ya, bagaimana dengan produk parfum baru yang dikembangkan itu? Aku berniat memberi sampelnya pada perusahaan Yosua dan menyuruh mereka untuk mengetes pasar." "Kelvin seharusnya sebentargi selesai dengan produk itu. Tidakmagi harusnya dia membawakannya padamu." Kata Randika. "Bukannya kamu yang bertanggung jawab sama produk itu? Kenapa kamu terdengar tidak yakin seperti itu?" Inggrid mengerutkan dahinya. "Apa sma ini kamu tidak kerja sama sekali?" "Mana mungkin aku seperti itu!" Randika dengan cepat membantah. "Aku hanya bertanggung jawab mengajari mereka dan mengetes hasil akhir, merekh yang tetap harus menyelesaikannya. Memangnya kau pernah melihat ptih sepakb bermain bersama timnya?" "Jangan khawatir." Randikalu berjn ke bkang Inggrid dan berbisik di telinganya. "Apa pun yang diinginkan istriku pasti akan aku wujudkan, jika mereka tidak bekerja dengan benar maka aku akan memarahinya." Memarahinya? Jadi dia memang ms untuk bekerja begitu? Inggrid kehabisan kata-kata ketika mendengar Randika. Dan tentu saja, Randika tidak hanya berbisik di telinganya. "Hei! Sedang apa kau?" Wajah Inggrid sudah memerah, bajingan inigigi aji mumpung. "Tentu saja memanjakan istriku." Randika memijat pundak Inggrid sambil menggigit telinganya itu. Dm sekejap sensasi nikmat itungsung memenuhi benak Inggrid. Inggrid benar-benar menikmatinya, tetapi tiba-tiba pintunya diketuk. Randikangsung menjadi cemberut, kenapa momen intim seperti ini slu dirusak oleh orang? "Masuh." Inggridlu mendorong Randika, isyarat agar Randika tidak macam-macam. Ternyata sekretaris Inggridh yang mengetuk pintu. Ketika dia masuk, dia melihat wajah bosnya itu merah, dua kancing bajunya yang paling atas terbuka dan napasnya terengah-engah. Terlebih, dia melihat sosok Randika berdiri di samping Inggrid. Apakah mereka benar-benar th menikah? Namun sebagai seorang pegawai dan sekretaris pribadi, dia tidak boleh berpikiran yang aneh-aneh. Melihat dari tingkahku sekretarisnya itu, Inggrid bernapas lega. Untung sekali tindakan mereka tadi itu tidak ketahuan,in kali dia harus berhati-hati dengan Randika. Randika melihat bahwa yang dibahasnya itu terlihat penting, dia pehanhan keluar dengan sendirinya dan mengunjungiboratorium milik Kelvin. Dengan cepat Randika menemukan Kelvin sedang bereksperimen dengan produk terbaru mereka. "Ah! Pak Randika tumben ada di sini?" Kelvin terkejut. "Apakah produk parfum baru itu th selesai?" Tanya Randika. "Sudah ada beberapa contoh yang th jadi tetapi aku masih kurang puas dengan hasilnya. Seharusnya semua akan selesai 1 harigi." Kelvinlu mengambil sh satu produk dan membiarkan Randika menciumnya. Randika menciumnya dan mengatakan. "Hmm Kamu lebih baik mengganti proporsinya." Seth memberikan instruksi, Randika menyuruh Kelvin mengnggi. Pada saat ini, Randika menyadari sosok Viona di tengah ruangan. Karenaboratorium miliknya sedang tidak ada kerjaan, sebagian besar orang yang bekerja di bawah Randika dipindah untuk membantu Kelvin. Dan terlebih, Viona menyukai parfum dan mempunyai kemampuan sehingga dia dengan cepat beradaptasi. "Vi" Viona yang masih berkonsentrasi bekerja itu tiba-tiba terkejut karena ada suara yang memanggilnya, hasilnya dia menjatuhkan tabung gsnya. Tapi dengan cepat sebuah tangan mencegah tabung itu jatuh kentai. Viona dengan cepat berubah menjadi malu. "Randika" "Hahaha bekerjh seperti sebelumnya." Kata Randika sambil tersenyum. Karena istrinya itu sedang sibuk, tidak ada shnya dia bermesraan dengan Viona. "Sebentar, cara kerjamu bisa lebih sempurnagi. Sini aku ajari." Randika dengan lihai menemukan cara terselubung untuk bermesraan. Dialu memegang tangan lembut Viona itu. "Randika jangan" Viona merasa malu, mereka sedang berada di ruangan penuh orang. Randika hanya tertawa. "Hahaha aku hanya mengajarimu kok." Di tengah ajarannya ini tentu saja Randika menyempatkan diri mencuri-curi kesempatan. Hari belu dengan cepat. Sekarang, jam kerja sudah selesai dan semuanya sudah siap-siap png. Namun, tiba-tiba Randika mendengar Viona berteriak. Randika dengan cepat menghampiri Viona yang sedang duduk dintai itu. Wajahnya terlihat kesakitan. "Kenapa kamu?" Randika bertanya dengan nada cemas. Melihat high heels Viona yang patah itu, Randika bisa menyimpulkan. Randika dengan hati-hati melepaskan kedua high heels milik Viona dan mi memijat kakinya yang kesakitan itu. "Vi, kenapa kau begitu ceroboh?" Randika menggoda Viona, dia tahu bahwa Viona jarang memakai sepatu seperti itu. Wajah Viona terlihat memerah. Dengan bantuan pijat Randika itu, kakinya berangsur-angsur membaik. Seth beberapama, kakinya benar-benar sudah tidak sakitgi. "Vi, aku akan menemanimu png." Randika membantu Viona untuk berdiri dan menopangnya. "Ran" Viona ingin memberontak tapi tidak bisa, kakinya masih tidak kuat untuk menopang dirinya sendiri. "Hei jangan bergerak seperti itu,mama kugendong kamu." Kata Randika sambil tertawa. Wajah Viona justru makin merah, mereka masih berada di ruangan kerja dan orang-orang melihati mereka. Menuntun Viona ke mobil taksi, Randika ikut dengannya. Tangannya yang mengtowel-towel dada Viona itu benar-benar bahagia. Benar-benar hari yang menyenangkan baginya. Takma kemudian mereka th sampai di depan rumah Viona. Seth membayar taksi itu, Randikalu keluar dan membukakan pintu untuk Viona. Ketika Viona hendak berjn, Randika sudah berlutut di hadapannya. "Ayo cepat, aku akan menggendongmu ke kamarmu." Chapter 111: Cobaan Ilahi Chapter 111: Cobaan hi "Ah?" Viona yang masih ragu itu tiba-tiba sudah digendong oleh Randika. Dm sekejap wajahnya menjadi merah. Tetapi, perasaan aman dan nyaman ini benar-benar baru dia rasakan ketika bersama dengan Randika. Bersandar di dada Randika yang kekar itu, Viona bisa mendengar detak jantung Randika yang berdegup dengan tenang. Si supir taksi hanya bisa melihati mereka dengan tatapan iri. Sin anak muda ini, mereka mh bermesraan di depanku! "Tahan sebentar ya." Randika tersenyum pada Viona. "Baik." Viona menutup matanya. Randika menyukai aroma yang memancar dari Viona ini, baginya dia benar-benar harum. Langkah demingkah, Randika masuk ke rumah dan mengantarnya ke kamar tidurnya dintai 2. Viona yang digendong itu merasa waktu seakan berhenti, perasaan nyaman ini benar-benar menenangkan bagi dirinya. Bahkan sma dirinya digendong, wajahnya benar-benar dekat dengan Randika. "Sudah sampai." Randika tersenyum menatap Viona yang terlihat malu-malu itu. Ha? Cepat sekali!? Tatapan mata Viona sedikit mengandung rasa menyesal. Seth mendudukan Viona di atas kasurnya, Randika membantu menyimpankan tas yang dibawa Viona ke tempatnya sekaligus membawakan air untuknya. "Vi, kakimu akan kupijatgi ya biar enakan." Randikalu mencopot sepatu Viona dan menyuruhnya untuk menyender di ujung kasur. Dengan pn, Randika mi memijat kakinya itu. Wajah merah Viona itu dia sembunyikan di balik bantal. Meskipun tidak ada orang sin mereka berdua, Viona masih merasa malu ketika berduaan dengan Randika yang dicintainya itu. "Vi, kakimu ini mulus sekali." Randika memijat bagian tumit Viona dengan pn dan lembut. Setiap kali dia mengurutnya, tenaga dmnya akan mengalir ke dm tumit Viona dan meredakan rasa sakitnya. Sma dia memijatnya, tatapan matanya tidak bisa lepas dari kaki panjang dan mulus milik Viona. Kakinya itu benar-benar putih seperti kain sutera. Belumgi pahanya yang menggiurkan itu, dia harus menahan dirinya kuat-kuat agar tidak membenamkan kepnya di situ. Di balik bantalnya itu, Viona sudah mendesah erotis berkali-kali. Setiap pijatan Randika itu membuat dirinya tidak bisa menahan dirinya untuk mendesah nikmat. Seth beberapa saat, Randika bertanya. "Bagaimana? Apakah sudah membaik?" Vionalu meletakan bantalnya dan menggerak-gerakan kakinya beberapa saat. Dia benar-benar terkejut. "Wah sudah tidak sakit!" "Hahaha tentu saja." Randika tertawa namun masih belum melepaskan kaki Viona dari pelukan tangannya itu. "Vi Apakah kita sebaiknya mnjutkan apa yang tertunda kapan hari?" Randika mi menyerang, dia tidak akan melepaskan kesempatan ini. "Hmm? Yang mana?" Tatapan mata Viona terlihat bingung, js dia tidak mengerti apa yang Randika maksud. "Sini akan kuberitahu." Randikangsung memeluk pinggang Viona dengan tangan kanannya dan menariknya hingga ke pelukannya. Tangan kirinyalu mengelus rambut Viona. "Apakah kau masih tidak tahu maksudku?" Randika tersenyum. Sekarang wajah mereka berdua sudah sangat dekat. Wajah Viona menjadi merah dan sambil menundukan kepnya sambil mengatakan. "Ran ini masih pagi." "Memangnya kenapa?" Randikalu menempelkan dahinya ke dahi Viona. "Di rumah ini hanya ada kita berdua dan kita tidak perlu khawatir akan ada orang yang mengganggu kita." Jantung Viona sudah berdetak sangat cepat. "Aku masih belum siap." "Jangan khawatir, serahkan padaku." Randikalu menyebul telinga Viona. Dm sekejap yang ada hanyh suara desahan Viona. Hanya satu tarikan napas, Randika berhasil membuat tubuhnya kehngan kendali. Merasakan Viona mi lemas di pelukannya, Randika tertawa. Sepertinya dia memang ahli membuat perempuan terangsang. "Tenanh dan nikmati sensasinya, aku akan mkukannya selembut mungkin." Kata Randika di telinga Viona. Randikalu menggigit telinga Viona dengan lembut. Kedua tangan Randika sudah berenang-renang di seluruh tubuh Viona. Dengan rangsangan tangan Randika dan telinganya yang tergigit itu, Viona sudah seakan myang di awan. Randika tidak terburu-buru untuk masuk ke babak utama, kali ini tidak akan ada yang bisa mengganggu mereka. Dia sudah diganggu oleh Christina 2x dan tiap momennya hampir mencapai babak utama. Randika sudahma menantikan momen penyatuan ini. Sebagai dosen, Christina pasti masih ada di tempat kerjanya jadi sekarang adh momen sempurna. Tangan kiri Randika menahan kep Viona, bibirnya sedang sibuk menjjahi leher Viona yang mulus dan tangan kanannya sedang berusaha melepas baju Viona. Viona sudah tidak bisa berpikir apa-apa. Dia merasa seluruh tubuhnya menjadi panas. Detak jantungnya sudah berdetak tidak karuan dan tiap han napasnya terasa panas. Namun, perasaan ini sangat nikmat baginya. Setiap tubuhnya yang disentuh oleh Randika akan memberikan sensasi nikmat yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Dia ingin mnjutkannya tetapi masih ada sedikit rasa takut menggenang di hatinya. "Vi, tenanh." Melihat Viona yang sedikit bergetar itu, Randika berusaha menenangkannya dan mencium dahinya. "Aku tidak akan pernah menyakitimu." Sekarang baju Viona sudah berhasil dilepas oleh Randika, sekarang hanya beha berwarna unguh yang menutupi kedua gunung milik Viona. Randika tidak pernah bosan melihat dada Viona yang besar dan sempurna itu, meskipun belum terbuka semuanya, keempukan dan keindahan itu tidak bisa tertutupi oleh apa pun. Tidak mau buru-buru, Randikalu memfokuskan diri ke bagian atas Viona dulu. Mi dari menciumnya hingga hanya berpelukan, Randika berusaha meyakinkan Viona bahwa dia tidak perlu takut. Perasaan tenang ini membuat Viona semakin rileks dan terfokus pada bagian nikmatnya saja. Sedangkan untuk babak utamanya, Randika memutuskan semuanya bergantung pada Viona. "Vi, lepaskanamu." Ketika mereka berpelukan, Randika berbisik pada telinga Viona. Viona yang sudah rileks ini menuruti kata-kata Randika. Tidakma kemudian, Viona dengan sendirinya melepasanya. Melihat Viona yang hanya memakai pakaian dmnya membuat Randika semakin bersemangat. Senyuman wajahnya menunjukan bahwa inh saatnya mereka berdua bersatu. Asyik! Randika benar-benar bersemangat dari lubuk hatinya, masih tidak terdengar suara ketukan pintu ataupun teriakan orang. Saat tangan Randika sudah hendak mencopota dm itu, tiba-tiba suara bel pintu terdengar. Ya ampun,gi!? Viona yang terkejut itu mengatakan. "Ran, ada orang." Vionalu berdiri dan memakai bajunyalu keluar dari ruangan itu dan bersembunyi. Seluruh proses ini sangah cepat tidak sampai 20 detik. Randika hanya duduk melongo di tempat, sambil meskan air mata darah dia bergumam. "Ya Tuhan, kenapa kau memberi cobaan seperti ini? Slu di detik terakhir aku akan mkukannya slu saja ada mashnya." Muka Randika menjadi serius, bajingan mana yang mengganggunya kali ini. Ketika Randika turun untuk melihat siapa pengganggunya itu, mukanya tidak terkejut. Tentu saja tetangga Viona satu itu slu mengganggunya dan ini sudah ketiga kalinya! Randika menggertakan giginya kuat-kuat, dosa apa yang diperbuatnya pada perempuan itu sampai-sampai dia slu diganggu olehnya. Chapter 112: Menyelamatkan Christina Chapter 112: Menymatkan Christina Christinagigi yang menghnginya untuk berhubungan badan dengan Viona. Hal ini membuat Randika membencinya bukan main. Tetapi, ketika melihat wajah Christina yang pucat itu, dia mengerutkan dahinya. Pada saat ini wajah Christina sudah tidak berwarna dan pucat, benar-benar sudah seputih kertas. Dan pandangannya kini sudah tidak bisa melihat apa-apa seth berhasil mengebel rumah Viona. Seluruh badannya tidak bisa berhenti gemetar, dirinya seakan-akan bisa mati kapan saja. "Tolong Aku" Mulut Christina hanya bergerak sedikit, ku bukan karena pendengaran supernya maka Randika tidak akan bisa mendengarnya. Seth mengatakannya dengan suara pn, Christina sudah kehngan kekuatannya dan tubuhnya jatuh ke depan. Randika dengan cepat menahannya dan menggendong Christina. "Sudah kubng apa." Randika menggelengkan kepnya. Dia sudah memperingatkan Christina tentang penyakitnya ini tapi dia tidak mendengarkannya. Untungnya, dia masih sempat datang ke sini dan bertemu dengan dirinya. Dialu mengambil kunci yang dipegang oleh Christina dan masuk ke rumahnya. Seth meletakannya di kasurnya, Randika menulis pesan singkat pada Viona mlui handphonenya. Rupanya Christina ijin png cepat karena rasa sakit di dadanya itu makin sakit. Namun, di tengah perjnannya rasa sakit itu mereda jadi dia tidak jadi memeriksakannya. Ketika dia hendak membuka pintu rumahnya, rasa sakitnya itu muncul kembali dan jauh lebih kuat. Dengan sisa tenaganya, dia berjn pn ke tetangganya yaitu Viona. Randikalu membuka baju Christina dengan cepat. Sekarang, Christina hanya berbalutkan pakaian dm saja. Tetapi Randika tidak berhenti di situ, dia dengan cepat memutar badan Christina dan melepas pengait behanya itu. Sekarang, dada Christina dengan js mencuat keluar dan memenuhi mata Randika. Bundar dan besar serta putingnya yang pink itu benar-benar membuat Randika menn air liurnya. Hal ini membuatnya kaget dan seth memikirkannya, ternyata ukuran dada Christina yang sebenarnya adh D! Sin, ternyata sma ini dia sh dan tertipu. Melihat bagian atas Christina yang tnjang itu dan wajahnya yang tenang, perempuan ini benar-benar terlihat cantik. Oh! Mikir apa kau Randika? Smatkan dia dulu dan mungkin nanti dirinya akan mendapatkan yang lebih! Randika berhasil menenangkan dirinya dan mengeluarkan jarum akupunturnya. Stok jarum akupuntur Randika th berhasil kembali diisi ketika dia png ke gunung kapan hari oleh kakek ketiganya. Randika sudah berkonsentrasi penuh. Tenaga dmnya sudah mengalir deras pada jarumnya dan tangannya, dialu menusukannya ke dada Christina. Penyakit Christina berkonsentrasi pada dadanya yang disebabkan oleh depresi dm jangkama dan bawaan sejakhir. Penyembuhan ini memiliki dua tahap. Yang pertama adh menyalurkan tenaga dm Randika dan menghentikan penyebaran penyakit itu. Tenaga dmnya akan berfungsi sebagai pelindung sekaligus menekan penyakit tersebut. Baru seth tahap mudah ini berhasil maka sisanya adh momen penentuan hidup dan mati. Randika dengan cepat mengeluarkan jarum yang kedua dan menusukannya kembali. Dm sekejap 9 jarum sudah menancap di dada Christina. Puting milik Christina benar-benar menggoda di mata Randika, tetapi dia tidak boleh kehngan fokus saat mkukan penyembuhan ini. Randika slu kehngan fokus pada momen-momen krusial seperti ini, tidak jarang kakek ketiga akan memakinya keras-keras karena hal ini. Oleh karena itu, berbagai cara th dkukan oleh kakeknya itu untuk membuat Randika tetap terfokus. Seth merasa Randika sudah cukup mampu, kakeknya itu mengajarkannya pada tubuh manusia secarangsung. Ketika pengobatannya itu sudah tengah jn, kakek ketiganya berdiri dan mengatakan bahwa pasien tersebut akan mati ku dia kehngan fokus. Randika pada saat itu js gugup tetapi berkat arahan dan kepercayaan kakeknya itu, Randika bisa memahami betapa berharganya nyawa dan kebtan tekad. Oleh karena itu, wupun menggoda, Randika tetap fokus pada pengobatannya dan melupakan puting yang indah itu. Seth mendudukkan Christina, Randika meletakan tangannya di punggung Christina dan membiarkan tenaga dmnya mengalir. Tiba-tiba, tangan Randika sudah panas bagaikan oven. Christina merasakan tubuhnya menjadi hangat dan rasa sakitnya di dadanya mi menghng. Dengan aliran tenaga dmnya itu, wajah pucat Christina pehan mendapatkan warnanya kembali. Bibirnya kembali mendapatkan warnanya dan tubuhnya mi merespon dengan baik. Proses ini bengsung beberapa menit. Lalu mata Randika terbuka dengan cepat dan tamparan tangannya pada punggung Christina membuat seluruh tubuh perempuan ini berbalik. Dengan gerakan secepat kt, Randika melepas semua jarum di dada Christina. Kemudian tangan Randika menempel di tengah-tengah dada Christina. Inh tahap terakhir dan paling krusial. Ketika tangannya itu menyentuh Christina, tenaga dmnyangsung mengalir deras dari tangannya. Saking terkonsentrasinya, Randika lupa ku Christina ini adh perempuan. Sensasi empuk dari apitan dada Christina itu terasa nikmat. Tanpa sadar, tangan Randika satunya mh mencubit pucuk gunung milik Christina itu. Christina yang tak sadarkan diri itu merasakan cubitan itu dan sensasi hangat dari dadanya. Namun, karena tindakan nakalnya ini, tenaga dmnya Randika menjadi kacau dan wajah Christina menjadi pucat kembali. Randika lengah, dia dengan cepat berkonsentrasi kembali dan menyalurkan kembali tenaga dmnya. Namun, wajah Christina berangsur kembali normal dengan cepat. Randika menutup matanya kembali, inh saat-saat penentuan. Dia tidak boleh lengah ataupun telu rileks. Seth 10 menit bengsung, rona wajah Christina sudah kembali sedia k dan Randika sudah bernapas lega. Membuka matanya dan dia melihat Christina sudah bernapas dengan normal. Randika tersenyum lebar, perempuan ini berhutan budi padanya. Pada saat ini, Randika justru mengamati kecantikan Christina. Christina memang bukan sembarangan perempuan. Kecantikannya yang terpancarkan benar-benar natural. Wajahnya yang bt dan bibirnya yang kecil membuat Randika tidak tahan ingin menciumnya. Belumgi, puting milik Christina ini benar-benar indah sekali. Warna pinknya sangat cerah. Meskipun Christina sudah tergolong tidak muda di usianya sekarang, tubuhnya ini bisa membuat para supermodel menangis. Randika diam-diam memuji Christina yang benar-benar merawat dirinya ini. Melihat Christina yang masih menutup matanya itu, Randika teringat akan sensasi tangannya yang diapit oleh kedua gunung ini. Benar-benar empuk! Seharusnya memegangnyagi tidak mash bukan? Lagip dia masih belum bangun dan dia sudah menymatkan hidupnya. Yah anggap saja ini pajak. Semakin Randika memikirkannya, semakin dia tergoda mkukannya. Kemudian dia menjulurkan tangannya itu. Sekaligi, hati Randika menjadi gembira bukan main. Kedua tangannya itu berhasil menopang kedua gunung ini dan baginya ini adh sensasi empuk yang sudahma dia dambakan. Tanpa sadar, Randika menyebul sh satu pucuk yang menjng tinggi itu. Tiba-tiba, Christina mengeluarkan desahan. Randika yang terkejutngsung menarik tangannya. Seth beberapa detik, Christina tampak masih belum bangun. Randika terkejut bukan main barusan, benar-benar menakutkan. Kemudian, Randika memutuskangi untuk berpetung. Christina merasa dadanya itu seakan tertutup oleh sesuatu dan seperti ada yang meremas-remas dadanya itu. Sensasi aneh ini membuatnya mengangkat kelopak matanya tetapi rasa lh membuatnya tertidur sekaligi. Namun, sensasi aneh itu terasagi di dadanya. Kali ini sensasi itu terasa seperti sebuah tangan memegang dadanya dan mencubit putingnya. Terlebih, tangan itu tidak bisa berhenti bergerak. Lalu Christina yang masih setengah sadar itu terbangun dan menyadari sesosok orang muncul di hadapannya. Siapa dia? Kenapa dia di depanku? Dm hitungan detik sosok orang ini mi terlihat js di matanya. Meskipun masih buram, sosok orang ini js seorangkiki dan entah kenapa senyumannya itu familiar sekali. Saat dia menutup matanya kembali, dia merasakan sensasi aneh di dadanya itu masih bengsung. Tiba-tiba, Christina dengan cepat membuka matanya dan melihat ke bawah. Tangan lki itu ada di dadanya! Dan dia tidak memakai apa-apa sina dm! Randika yang masih fokus memainkan mainan barunya itu benar-benar tidak sadar bahwa Christina sudah terbangun. Dia terus meni manakah yang lebih empuk dan lebih bundar, milik istrinya atau Viona atau Christina? Christina sudah naik darah dan mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi. "Dasar mesum!" Mendengar suara ini, Randika mengangkat wajahnya dan mendapatkan souvenir yang menyenangkan. PLAK! Nyaring dan enak didengar, Randika yang tertampar itu tidak bisa berkata apa-apa. Kapan dia bangun? Ada sedikit kecanggungan di senyuman Randika. "Yah setidaknya kamu sehat kembali. Biarkan aku jskan semua ini. "Penjsan apa? Js-js kamu ingin memperkosaku!" Christina sudah menutupi dadanya dengan tangannya. "Wow, tunggu dulu, dengarkan penjskan dulu." Randika mi panik. "Tidak perlu berdalih, lki macam kamu slu mengincar perempuan rapuh sepertiku." Christina sudah ingin menangis tetapi dia menyadari Randika hanya memandanginya sambil terdiam. Dialu tersadar bahwa dia masih setengah tnjang, dialu berteriak keras. "Ahhh!" Chapter 113: Kutunjukan Betapa Bengisnya Diriku Chapter 113: Kutunjukan Betapa Bengisnya Diriku "Tidakkk!" Christina berteriak keras sampai-sampai telinga Randika terasa ingin pecah. Christina bertindak dengan cepat. Dia mengambil selimut yang ada di kasur untuk menutupi tubuh bagian atasnya yang tnjang itu. "Aku tidak menyangka kamu adh pria seperti itu, kau bahkan hendak memperkosaku!" Christina sudah di ambang menangis, pengman pertamanya hampir saja dipaksa ambil. "Dengarkan aku dulu sebelum kau mengambil kesimpn oke?" Randika mi kesal. Benar memang aku yang membuka pakaianmu itu. Benar aku mencuri-curi kesempatan merasakan buah melonmu itu. Tapi bukankah aku sudah menymatkanmu? Anggap itu sebagai imbnnya. Lagip, aku bermain-main dengan dadamu itu mh memberikan sensasi nikmat bukan? "Dasar pria mesum!" Christina sudah tidak peduli. Dia dengan cepat myangkan sebuah tamparangi pada Randika. Tapi kali ini tangannya dicengkram erat di tengah udara. Meskipun sudah meronta-ronta, Christina tidak bisa lepas dari genggaman Randika. "Tidak! Lepaskan aku!" Christina mi panik. "Ku kau ingin aku menjadi bengis, aku akan menunjukannya." Randika menyeringai, wajahnya terlihat marah. "Mau apa kau!" Christina menjadi takut. "Bukannya kamu bng aku orang mesum? Akan kutunjukan bagaimana orang mesum akan bertindak." Seth berkata seperti itu, Randika menindih Christina di atas kasurnya. Selimut yang menyelimuti bagian atasnya terjatuh dan dia kembali tnjang. Randika tidak memberinya kesempatan untuk melepaskan diri. "Bagaimana? Apakah ini disebut memperkosa? Sayangnya ini masih belum apa-apa." Seth itu Randika mencium paksa Christina, tidak membiarkan diari. Christina awalnya ingin mwan tetapi bibir Randika dengan sempurna menghngi bibirnya. Meskipun dia berusaha untuk berteriak, yang keluar hanya desahan dan air liur. Mata Christina terbuka lebar, tetapi dia berhasil menampar Randika dengan keras. Namun, bagi Randika tamparan itu bagaikan sengatan kecil saja. Saat mereka berciuman, Christina mati-matian menggertakan giginya untuk mencegah Randika masuk lebih jauh. Mengetahui hal ini Randika tersenyum, berani mwanku? Tangan Randika sudah berenang-renang di tubuh mulus Christina. Hal ini membuat Christina makin panik, di tengah kepanikannya itu dia berteriak keras untuk meminta tolong. Namun, hal ini dimanfaatkan Randika untuk mengincar lidahnya. Di saat mereka bertemu, Christina berusaha menggigitnya. Untung saja Randika berhasil menarik miliknya tepat waktu. "Hei!" Randika melepas bibir Christina sambil marah-marah. "Memangnya kau anjing?" Serangan Christina itu hampir saja memutus lidah Randika. "Dasar bajingan! Lepaskan aku!" Christina meronta-ronta. "Aku benar-benar akan memperkosamu ku kau tidak diam!" Randika pura-pura terlihat kejam. "Kugigit hingga putus ku kau berani!" Christina sudah tidak mau tundukgi. "Aku pria mesum, yang di otakku hanyh wanita dan sex." Canda Randika. "Aku sarankan kau jangan bergerak dan memamerkan tubuhmu itu. Jangan shkan aku ku aku tergiur mkukannya." Mendengar ancaman Randika itu Christina sedikit takut. Dia dengan cepat menutup dadanya dengan satu tangannya. "Dengarkan aku." Muka Randika menjadi serius. "Aku hanya akan menjskannya sekali." Christina memalingkan wajahnya, memangnya siapa yang mau mendengar penjsanmu? "Aku sudah memperingatimu untuk berhati-hati terhadap penyakit di dadamu itu. Ku aku tidak merawatmu tepat waktu tadi, kau benar-benar sudah mati sekarang." Kata Randika dengan nada serius. Dialu mengeluarkan jarum akupunturnya dan memperlihatkannya. "Ini t-t yang kugunakan padamu, dulu aku sudah bng bukan ku aku bisa teknik akupuntur." Christinalu meliriknya diam-diam. Seth dipikir-pikir memang dadanya sudah tidak sakitgi, berarti perkataan Randika ini memang benar! Tapi mana mungkin dia mengakui keshannya? Wanita tidak pernah sh! "Akupuntur perlu aksesngsung ke kulit agar titik-titik tertentu itu mendapatkan hasil maksimal. Penyakitmu ini terpusat di dadamu jadi wajar saja aku perlu kau bertnjang dada atau aku tidak bisa menymatkanmu." Muka Randikalu terlihat khawatir. "Pada saat itu mukamu benar-benar sudah putih pucat, aku kira kau akan mati. Jadi aku terpaksa membuat keputusan sepihak." Christina mendengus dingin. "Jadi dengan san itu kau meraba dadaku sesuka hatimu?" "Akupuntur adh tahap pertama dan tahap kedua adh mengeluarkan penyakit itu keluar dari tubuhmu. Aku harus menyalurkan tenaga dmku tepat di mana penyakit itu berada." "Apa kamu tidak merasakan sensasi hangat saat aku menyentuhnya tadi? Bukankah rasa sakit itu sudah hng?" Christina memikirkan kata-kata Randika ini, penyakitnya memang sudah tidak terasa sama sekali. "Dan saat kau membuka matamu itu, aku sudah hampir selesai menyembuhkanmu. Seth merasakannya sendiri, apakah kau masih berpikir aku berbohong?" Christina mengerutkan dahinya, ekspresi mesum Randika saat meraba dadanya itu tidak mungkin dia lupakan. Dirinya tidak akan sh meni orang! Seth beberapa saat, Christina mengatakan. "Baih Lepaskan aku dulu." "Minta maaf padaku dulu." Kata Randika dengan nada serius. "Kamu slu mengira aku mengejar hatimu sma ini dan bahkan menuduhku pemerkosa. Minta maaf atau aku tidak akan melepaskanmu." Randika pintar memanfaatkan keadaan untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun aksinya tadi benar-benar bendaskan nafsu, dia berhasil memutar balikan fakta menjadi dirinya yang benar. Bahkan dia berhasil membuat Christina terlihat bersh. Kemampuan ini cuma dimiliki dirinya seorang! Christina mendengus dingin, mana mungkin dia mkukannya. Karena Christina tidak mau mengatakannya, keduanya terdiam beberapa saat. "Hah, ya sudah. Aku sudah capek mdenimu." Randikalu melepaskan Christina. "Jangan lihat ke sini!" Kata Christina. "Hah? Memangnya kenapa?" Randika penasaran. "Apa kau ingin aku tidak memakai baju terus-terusan?" Kata Christina sambil marah-marah. Randika aslinya ingin mengatakan jangan tetapi takut. "Sudah jangan lihat ke sini!" Bentak Christina. Randikalu menuruti Christina. Sambil melototi Randika, Christina dengan cepat mengambil pakaiannya yang berserakan dan memakainya. "Hei tidak usah lirik-lirik!" Christina menyadari bahwa Randika menatapnya dari sudut matanya. Randika hendak bercanda tetapi dia mendengar ada suarangkah kaki orang. "Kau tinggal sendirian?" Randika mengerutkan dahinya. "Iya, kenapa?" Lalu tatapan mata Randikalu berubah menjadi serius. "Kenapa kok aku mendengar ada orang yang masuk dari pintu?" "Hah? Ngomong apa kamu?" Christina kelihatan bingung. Tetapi, pada saat ini terdengar suara pintu tertutup darintai bawah. Seth beberapa saat, pintu kamar Christina dibuka. Sebuah kep seperti sedang mencungul dari baliknya. Randika dan Christina terkejut tetapi yang paling terkejut adh pria di balik pintu. Seth beberapa saat hening, Christina terkejut dan mengatakan. "Jansen!?" Muka Jansen terlihat pucat pasi. Christina sedang bersama seorang pria dan yang lebih parahnya adh Christina yang hanya memakai beha itu sedang memakai bajunya. Sudah js bahwa mereka th selesai mkukannya. "Kalian habis ngapain hah!" Sebelum Christina bisa berbicara, Jansen sudah meledak-ledak. Dia sudah membuka lebar pintu dan membentak mereka dengan keras. Randika kebingungan dengan situasi ini dan memutuskan untuk diam. Pria ini js mengenal Christina, ku tidak maka pria ini tentu tidak mempunyai kunci rumahnya bukan? Jadi diam adh emas sekarang. "Aku tidak menyangka kau adh perempuan murahan seperti ini Christina." Ekspresi Jansen benar-benar terlihat sedih. Dialu menunjuk Randika. "Hari masih pagi tapi kenapa kau tega mkukannya dengan orang hina ini!" "Maksudmu apa hah!" Christina juga ikut marah. Jansen memang orang yang keras kep dan tak tahu diri, kejadian sekarang tidak ada hubungannya dengan dia. Apa yang sedang diakukan adh haknya. "Jangan pura-pura kau tidak tahu maksudku. Kau ini guru tahu, pembimbing bibit-bibit negara ini." Jansenlu menatap Randika dengan tajam. "Dan kau, aku akan memanggil polisi dan menyerahkanmu." Pura-pura takut, Randika tampak gemetaran. "Apa dia suamimu?" "Mana mungkin aku mau sama pria macam dia?" Christina mendengus dingin. "Aku sudah mengakhiri hubunganku dengan dia, dia sudah tidak punya hak untuk ikut campur dengan hidupku." Christinalu menatap Jansen. "Lagip kenapa kau bisa masuk ke rumahku? Apa yang sedang kkukan juga bukan urusanmu." Mantan pacar? Randika merasa ini semakin menarik. Chapter 114: Mantan yang Kurang Ajar Chapter 114: Mantan yang Kurang Ajar Ternyata orang yang masuk tanpa ijin ini adh mantan pacar Christina yaitu Jansen. Randika sedikit bingung, kenapa bisa dia punya kunci rumah ini ku sudah menjadi mantan? "Christ, kau itu cewekku! Mana mungkin aku tidak ada hubungannya denganmu?" Jansen masih dm keadaan marah. "Siapa yang cewekmu? Kita ini sudah tidak ada apa-apa! Sudah cepat pergi sana, aku sudah muak melihat mukamu." Christina mi mengg, pertama dia dihadapi Randika dan sekarang mantannya mh masuk tanpa ijin. Ketika Jansen mau membs perkataan Christina, dia merasa bahwa pundaknya ditahan. Saat dia menoleh ternyata itu adh Randika. "Jangan sentuh aku, orang hina sepertimu memang pantas membusuk di penjara. Kau bisa-bisanya memperdayai cewekku, kau pasti memaksanya berhubungan badan dengamu kan!" Kata Jansen dengan marah-marah. "Sudah cukup!" Christina yang sudah memakai bajunya dengan benar ini sudah ingin menampar mulut Jansen. "Kau juga sama saja, sejak kapan kamu punya kunci rumahku? Aku tidak pernah memberikannya padamu, aku bisa mporkanmu ke polisi juga." Muka Jansen terlihat sedikit tegang, dialu berkata dengan santai. "Tentu saja aku punya kunci, aku adh pacarmu jadi wajar saja bukan?" Christina sudah kehabisan kata-kata. Kenapa bisa dia dulu mau sama pria tidak tahu diri seperti ini? Sudah menduplikat kunci rumahnya tanpa ijin, sekarang dia berceramah tentang apa yang tidak boleh diakukan di rumahnya. Randika juga mengerti bahwa pria ini menduplikat kunci sembarangan dan ini membuat kesal Christina. Pria ini benar-benar mengekang Christina. "Dan kau, kau janganri. Aku akan mporkanmu pada teman polisiku." Jansen menahan tangan Randika. Namun, Randika bertanya sambil tersenyum. "Memangnya kau tahu apa yang kamikukan barusan?" Mendengar pertanyaan ini, Jansen sedikit menjadi marah. "Memangnya apa yang kaliankukan?" "Tentu saja.." Randika sengaja menghentikan kata-katanya dan membuat jengkel Jansen. "Tentu saja kami mkukan hu-bu-ngan ba-dan." Kata Randika dengan nada yang menjengkelkan. Tentu saja, ekspresi Jansen benar-benar menjadi marah. Meskipun mereka th putus, Jansen masih mencintai Christina. Meskipun mereka tidak bertemu sama sekali sejak putus, dia diam-diam mengamati Christina dari jauh. Dan seth mengetahui Christina masih belum mempunyai pacar baru, Jansen mengira bahwa Christina masih mencintai dirinya. Jadi, demi memperbaiki hubungan mereka, Jansen menduplikat kunci rumah Christina diam-diam. Tanpa diduganya, dia memergoki Christina yang tidak memakai baju sedang bersama seorang pria. Wajahnya benar-benar menjadi merah setiap detiknya. Namun, Randika menyiram api ini dengan minyak. "Tadi, Tina benar-benar liar. Kelembutan dadanya di mukaku benar-benar luar biasa dan bibirnya tidak pernah lepas dariku." Tina? Christina yang mendengarnya juga mi marah. Namun, wajah Jansen justru lebih muramgi seth mendengarnya. Randika justru menyiram minyaknyagi. "Tidak sampai di situ, Tina benar-benar dikuasai nafsu dan melepas semua bajunya sendiri. Oh ya, apa kau sudah tahua dm kesukaannya apa? Dia sukaa dm putih, benar-benar bagaikan mikat." Jansen sudah tidak bisa menahan dirigi. Christina justru tersipu malu ketika mendengarnya. Bajingan itu benar-benar tidak tahu diri! Sedangkan Randika sepertinya masih menghayati peran pendongeng. "Terus di tengah-tengah ciuman panas kami, pehan aku membuka pengait behanya itu." "Randika!" Christina dengan cepat memotong. Entah ini karena dirinya marah atau malu, yang penting dia tidak bisa mendengar ini lebih jauh. Jansen yang mendengar semua dongeng panas ini sudah hampir g. Christina yang memotong cerita pria tidak dikenal ini mh makin memperjs situasi. "Aku tidak menyangka bahwa kamu semesum itu. Bukankah dulu kau tidak ingin mkukannya sebelum menikah? Sekarang coba lihat dirimu itu? Bisa-bisanya seorang guru sepertimu berhubungan badan di siang hari! Dada Jansen sudah terasa sakit. Dialu menunjuk Randika. "Ambil perempuan murahan itu, aku tidak membutuhkan barang bekas." Seth mmpiaskan kekesnnya, Jansen sudah berniat untuk pergi dari tempat terkutuk ini. Namun, Randika dengan santai mengatakan. "Apakah aku menyuruhmu untuk pergi?" "Maksudmu?" Jansen mendengus dingin. "Kau datang ke sini hanya untuk menceramahikulu ingin pergi begitu saja?" Wajah Randika menjadi dingin. "Kau itu makhluk yang lebih hina dariku. Kau tanpa ijin masuk ke rumah orang dan sudah memata-matai orang. Aku juga punya teman di kepolisian yang akan senang berbincang-bincang denganmu." "Kau pikir aku takut?" Seth berkata seperti itu, Jansen merasa tubuhnya myang. Ternyata Randika sudah mengangkat dirinya. Seth membantingnya ke tembok, Randika berkata dengan nada serius. "Kau adh orang yang paling tidak tahu diri yang pernah kutemui. Kau benar-benar th mnggar privasi Christina, lki macam apa kau?" Christina hanya melihat ini sambil mengerutkan dahi. Bukannya Randika yang tidak tahu diri dengan menyentuh dirinya? Tetapi melihat Randika memb dirinya, dia sedikit bernapas lega. "Setidaknya aku lebih baik dari pencuri macam kamu! Sudah ambil saja pcur itu, aku tidak butuh barang bekas semacam dirinya!" Tiba-tiba, sebuah pukn myang ke arah mata Jansen. Sekarang, mata kiri Jansen benar-benar hitam dan tidak bisa dibuka. "Kau bisa menghinaku tapi jangan sekali-kali mengata-ngatai Christina!" Randikalu berbisik padanya. "Sepertinya kau belum paham apa maksudku, jadi biarkan aku menemanimu hari ini." "Kau mau aku bng apa? Js-js dia selingkuh dari aku!" Seth itu, mata kanan Jansen terkena pukn. Sekarang kedua matanya menjadi hitam. Serangan kedua ini lebih pn jadi Jansen masih bisa membuka mata kanannya. "Sepertinya kamu masih belum paham terhadap situasimu. Kau dan Christina itu sudah MANTAN. Kalian sudah tidak punya hubungan apa pun." Kata Randika. "Bah!" Jansen menatap Christina dengan jijik. "Perempuan itu menjanjikan segnya untukku, dan sekarang pcur itu sudah melupakan janjinya?" Tanpa aba-aba, Randika memukul perut Jansen dengan keras. Jansen hanya bisa merintih kesakitan. "Ah! Kenapa kau menyiksaku seperti ini? Lepaskan aku!" Cara bicara Jansen masih tidak berubah. "Kenapa aku harus menurutimu?" Randikalu menatap tajam Jansen. "Apa kau pikir aku bodoh?" "Kau harus memanggil perempuan dengan namanya, bukan dengan sebutan kasar seperti tadi." Randikalu menamparnya. "Dan dia itu sudah mantanmu bukan pacarmu." "Pcur tetap pcur!" Jansen tidak peduli, namun Randika menamparnyagi. "Coba ngigi?" Kata Randika. "Murahan!" Jansen menggertakan giginya. Randika sudah tidak tahangi. Tangan kanannya memelintir pinggang Jansen dengan keras. "Ah!" Jansen sudah merintih bagai babi berteriak. Namun, Randika menutup mulutnya membuat Jansen tidak bisa mmpiaskan rasa sakitnya itu. "Baih, kita ngigi." Kata Randika sambil tersenyum. "Christina Namanya adh Christina!" Jansen sudah ketakutan, dia menyadari bahwa pria di depannya ini benar-benar kejam. Jika dia tidak menurutinya mungkin saja dia akan dibunuhnya. "Nah begitu dong." Randika mengangguk puas. "Nah sekarang kau perlu tahu keshanmu apa saja sampai-sampai merepotkan Christina seperti ini. Sekarang aku akan bertanya dan kau akan menjawab." Jansen hanya merinding ketakutan ketika melihat senyuman Randika tersebut. "Menduplikat kunci rumah ini merupakan kejahatan, mengerti?" Jansen mengangguk. "Karena kalian sudah putus, apakah kau memiliki hak untuk mengatur apa yang diakukan pada waktu luangnya?" Jansen mengangguk. Tetapi seth melihat wajah Randika yang menjadi marah itu dia segera menggelengkan kepnya. Dia tidak menyangka akan ada permainan kata di tengah-tengah interogasi yang menakutkan ini. "Karena kau sudah mengerti, apakah berarti sma ini yang kaukukan itu sh?" Randika sudah seperti guru anak TK yang menghukum muridnya. Jansen mengangguk. "Karena kau sh, apa yang harusnya kamukukan?" Randikalu meletakan Jansen dan membantunya merapikan bajunya. "Meminta maaf." Kata Jansen sambil menundukan kepnya. "Bukan ke aku." Lalu Randika menunjuk ke arah Christina. Jansenlu menoleh dan mengatakan. "Maafkan aku, aku benar-benar tidak tahu diri sma ini. Aku tidak akan pernah menemuimugi." Jansen sudah ingin muntah darah seth mengatakannya. Lalu Christina mengerutkan dahinya. "Ku begitu pergh dari rumah ini." Ketika Jansen hendak pergi, Randika mencegahnya. "Mana kuncinya." Jansenlu mengambil kuncinya dari saku dan berjn keluar dari rumah dengan wajah suram. Ketika Jansen sudah benar-benar pergi, Randika berkata sambil tersenyum. "Tina, kenapa kau tidak pernah memberitahuku bahwa kamu pernah punya pacar?" "Hah? Kenapa kau sok akrab begitu?" Christina mengerutkan dahinya. "Sana kamu juga pergi." "Kenapa aku harus pergi?" Randika terlihat bingung. "Bukankah barusan aku membantumu mengusir mantanmu yang agresif itu? Harusnya aku mendapatkan hadiahku dari kamu." "Apakah kau ingin aku melepas bajukugi?" "Tentu saja!" Randika dengan cepat mengangguk tetapi sebuah bantal sudah myang ke wajahnya. "Mati sana dasar pria mesum!" Chapter 115: Salah Masuk Chapter 115: Sh Masuk Christina sudah di ambang batas kesabarannya menghadapi Randika. Bahkan seorang terpjar seperti dirinya memiliki kesabaran. Dan dia merasa bahwa pria ini justru lebih tidak tahu diri daripada Jansen. Seth keluar dari rumah Christina, Randika menghampiri Viona terlebih dahulu untuk memastikan bahwa dia tidak apa-apa. Sethnya dia kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, dia melihat Ibu Ipah sedang menonton TV di ruang tamu. "Wah nak Randika sudah png?" Kata Ibu Ipah sambil tersenyum. "Iya Bu, tadi habis main dengan teman dulu." Kata Randika sambil tertawa. Lalu Randika naik kentai 2 dan bertemu dengan Inggrid yang baru saja selesai mandi. "Wah istriku ternyata juga sudah png. Tumben sekali kamu png cepat?" Randika menyunggingkan senyuman lembut. Inggrid masih mengeringkan rambutnya. "Iya tapi masih ada kerjaan yang harus aku selesaikan. Dan jangan coba-coba kamu mngkah satungkah pun. Ibu Ipah ada di bawah." "Hahaha." Randika menarik kembali tangannya yang nakal itu. Bagaimana dirinya tidak tergoda? Bau yang harum sekaligus baju santainya itu seakan mengundangnya untuk mkukannya. "Tapi harus kuakui, kecantikanmu tiap hari slu bertambah. Sungguh beruntung aku memilikimu." Tiba-tiba Randika memuji Inggrid. Inggrid yang mendengarnya merasa hatinya menghangat, tetapi semua itu menjadi rusak ketika Randika mengatakan. "Kemarh dan peluk aku sayang." Apakah bajingan ini tidak bisa sesekali diam? "Pergi sana." Inggrid menampar tangan Randika yang hendak memeluknya, Inggridlu berjn ke kamarnya. Randika tentu saja mengikutinya tetapi Inggrid dengan serius mengatakan. "Aku masih ada pekerjaan mendesak, jangan ganggu aku." Menggaruk-garuk kepnya, Randika hanya bisa kembali ke kamarnya dan tidur. ........ Keesokan harinya Randika masih berms-msan di kasur sambil bermain handphonenya. Tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal. "Smat pagi, saya dari Bank Merah ingin menawarkan pinjaman kredit pada Anda. Bisa saya minta waktunya sebentar?" "Halo? Halooo?" ...... Karena tidak menjawab sama sekali akhirnya pihak penelepon menyerah dan mematikannya. Randika kembali melihat-lihat berita di handphonenya. Namun, tidak sampai 2 menit handphonenya kembali bergetar. Randika sudah tidak mau diganggugi dan mengangkatnya sambil berkata dengan nada kasar. "Tolong jangan ganggu aku dulu, aku sedang sibuk!" Saat Randika mau menutupnya, suara familiar terdengar olehnya. "Kak Randika, boneka ginseng ini datanggi di tempatku!" Apa? Boneka ginseng? Randika, yang masih tiduran,ngsung berdiri tegak. Matanya yang sayu itu menjadi terbuka lebar dan rasa msnya dm sekejap menghng. "Tunggu aku, aku akan segera ke sana." Randika dengan cepat menutup teleponnya danngsung mencuci mukanya sekaligus berganti baju. Bagaikan angin, dia beri menuju pintu keluar. "Eh nak, sarapannya lho." Ibu Ipah yang sedang menyiapkan sarapan terkejut ketika Randika pergi dengan buru-buru. Lalu Randika menghampiri meja makan dan hanya mengambil 2 pisang bersamanya. "Maaf bu, aku ada perlu." Randikangsungri ke rumah sewaan Indra. "Kenapa akhir-akhir ini aku merasa kesepian." Kata Ibu Ipah sambil berkaca-kaca. Dm sekejap, Randika sudah berada di rumah Indra sambil mengunyah pisangnya. Dan tentu saja, boneka ginseng itu sedang bermain bersama Indra. Melihat sosok kakak seperguruannya, Indra tersenyum. "Kak! Cepat sekali kau datang!" Ketika boneka ginseng itu melihat Randika, ia tertawa dan mmbaikan tangannya seakan-akan memberi sm. Kau tidak akan bisa kabur hari ini! Randika menyalurkan tenaga dmnya terlebih dahulu dan karena ini masih pagi, tenaganya masih berlimpah. Tetapi, bahkan Randika belum bergerak sama sekali, boneka ginseng itu berdiri dan melompat kentailu beri ke arah jend dan menghng. Randika benar-benar melongo beberapa menit. Kali ini boneka ginseng itu sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk dirinya berbuat apa-apa. Benar-benar kurang beruntung! "Yah dia hnggi kak." Indra terlihat sedih. "Aku tahu." Randika justru lebih sedihgi, dengan luni dia hendak pergi dari sini. "Kak, mau ke mana kamu?" Tanya Indra. "Tidurgi." Pada saat yang sama, Randika melempar sebuah pisang pada Indra. "Wah kakak baik sekali membawakanku makan." Kata Indra sambil tersenyum. Randika benar-benar sedang bersedih. Dia sudah repot-repot datang sekuat tenaga untuk menangkap boneka ginseng itu, eh boneka itu mh sama sekali tidak memberinya kesempatan. Bagaimana caranya menangkapnya! Randika benar-benar marah pada dirinya sendiri. Jika saja dia tahu trik untuk membuat boneka itu lengah pada dirinya. Dia sama sekali tidak punya cara untuk menangkapnya. Melihat jam pada handphonenya, sudah tembat baginya untuk tidurgi. Dialu mencari makan pagi di pinggir jn dan makan di tempat. Sethnya dia mencari taksi danngsung berangkat menuju kantornya. Seperti biasa, Randika segera kentai 9 dan menuju ruangannya. Tetapi, panggn m memanggilnya. Jadi Randika mampir dulu di toilet. Lalu dengan kecepatan dewanya, Randika membukaanya dan mengeluarkan isi perutnya. Ketika sudah selesai, dia segera keluar tetapi pintunya itu menatap wajahnya. Hendak memakinya, Randika terkejut ketika melihat siapa yang mendorong keras pintunya itu. "Viona?" Terlebihgi, Viona tidak memakai pakaian kerjanya sekarang minkan hot pants yang dipadu dengan tank top hitam. Kakinya yang putih dan bhan bajunya itu membuat dia terlihat sexy sekali. Dari tipisnya bajunya itu, Randika js melihat bahwa hari ini Viona memakai dman berwarna biru. Pada saat ini Viona terlihat memegang perutnya, sepertinya dia sudah benar-benar kebelet. "Randika?" Viona juga terkejut melihat Randika. Ngapain dia ada di toilet perempuan? "Hei kenapa kau bisa ada di toilet perempuan?" Viona hampir lupa bahwa dia kebelet pipis. Randika menampar dahinya, bisa-bisanya Viona mkukan keshan seperti ini. "Vi, ini toiletkiki. Kamu sh masuk." "Ah?" Viona tersipu malu. "Maaf aku buru-buru tadi, aku tidak melihat dengan js. Vionangsung bergegas keluar tetapi, terdengar suara tawa beberapa orang dari luar. Sepertinya sekumpn orang hendak memakai toilet ini. Gawat! Viona tidak bisari, jika dia keluar sekarang js mereka berpapasan. Melihat adanya Randika di toilet ini, bisa-bisa gosip tidak benar akan menyebar dengan cepat. Apa yang harus diakukan? Viona benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Pada saat ini, Randika sudah memeluk Viona, membuka pintu toiletnya dan masuk bersama. Seth mereka masuk dan mengunci pintunya, beberapa orang masuk sambil bercanda ria dan pipis di urinal. Tetapi, ada seseorang yang masuk ke toilet di samping Randika. "Hei, aku dengar sahammu jatuh ya kemarin?" Sh satu dari mereka bertanya. "Aduh jangan ingatkan akugi. Aku benar-benar ingin bunuh diri kemarin itu." Suara orang paruh baya terdengar sedih. "Hahaha, anggap saja itu pajak dari kapan hari. Kamu kan sudah dapat banyak yang waktu itu. Sabar saja, beberapa harigi harusnya saham membaik kok." "Aduh aku sudah tidak punya uang, aku rasanya baru investasigi tahun depan. Hei aku dengar ponakanmu masuk ke universitas ternama di kota ini kan?" "Hahaha tahu saja, dia memang pintar." Suara temannya ini terdengar bangga. Di dm bilik, Randika sedang memangku Viona. Mereka berdua mendengarkan pembicaraan bapak-bapak ini dengan tenang. Chapter 116: Aku Tidak Akan Mengintip Chapter 116: Aku Tidak Akan Mengintip Posisi Randika dan Viona ini sangat canggung. Meskipun ini adh perusahaan besar, satu bilik toilet didesain untuk menampung satu orang jadi keadaan mereka berdua bisa dikatakan sangat sempit. Pada saat ini, keduanya benar-benar berdekatan dan bisa mendengar suara napas masing-masing. Viona duduk menghadap pintu di pangkuan Randika sedangkan Randika merangkulnya di pinggangnya. Bau harum dan kelembutan kulit Viona benar-benar bagaikan ekstasi bagi Randika. Apgi sh satu tangannya itu sedang beristirahat di paha putih Viona. Benar-benar perasaan yang nyaman baginya. Mendengar napas Randika, Viona sedikit tersipu malu. Namun, dia merasakan bahwa napas Randika semakin keras dan tangan Randika pehan mi bergerak, benar-benar tidak bisa diam. "Ran" Viona berkata dengan suara pn. Randika tersenyum dan berbisik pada telinganya. "Tenanh, mereka tidak akan menemukan kita di sini." Pada saat ini, terdengar suara besi dari sabuk yang menatapntai. Orang di samping bilik ternyata buang air besar. Seth itu, tidak butuh waktuma untuk mencium aroma tidak sedap dan suara bom terjatuh. Mendengar suara air yang keras itu, Randika tidak tahu harus tertawa atau menangis. Wajah Viona semakin merah dan perasaan aneh mi muncul di dh hatinya. Tangan Randika tidak berhenti sama sekali dan meraba-raba tubuh Viona. Viona hanya bisa menggigit jarinya, takut suara desahannya itu terdengar. Dua orang yang di luar tidak selesai-selesai dan masih saja berbincang-bincang. Mereka terus menceritakan keseharian mereka yang penuh warna. "Hei, sabtu mm nanti kau mau ke bar untuk bersenang-senang?" "Hahaha, kau tahu ku aku tidak bisa bukan? Macan di rumahku bisa mengamuk dan aku bisa-bisa tidur di teras." Temannya itungsung tertawa lebar. Bersamaan dengan tawa itu, suara air diguyur terdengar. Seth itu mereka berjn keluar sambil terus tertawa. Akhirnya aku bebas! Viona mengh napas lega. Ketika dia hendak keluar, terdengar suara orang berjn masuk dan membuka pintu kamar mandi ini. "Kau tidak perlu khawatir." Randika berbisik di telinga Viona sambil menyuruhnya dudukgi. "Ran, aku sedang buru-buru." Wajah Viona sudah benar-benar merah, perasaannya benar-benar sudah bercampur aduk antara malu dan kebelet. "Tunggh sebentar, mereka seharusnya akan pergi sebentargi." Randika berusaha menenangkan. Namun, mereka terlupa dengan bilik samping mereka. Sekarang seth dia selesai, dia mengguyur dan keluar. Seth itu dia menyapa temannya yang sedang pipis di luar. Lagigi mereka harus menunggu kedua orang itu. Byur! Seth suara urinal itu terguyur terdengar, kedua orang itu meninggalkan kamar mandi sambil terus bercanda. "Nah, cepat keluar sekarang!" Randika berbisik pada Viona, seharusnya sekarang kamar mandi cowok ini sudah kosong. Viona dengan cepat berdiri dan hendak membuka pintu bilik toiletnya. Tetapi, suara pintu kamar mandi itu terbukagi dan beberapa orang terlihat memasuki kamar mandi ini. Viona sudah benar-benar ingin menangis. Mengapa pagi hari banyak orang yang ke kamar mandi? Biasanya yang pergi berbondong-bondong adh perempuan, dia sama sekali tidak tahu ternyatakiki juga sama dengan perempuan. Randika tidak berdaya, dia memangku Vionagi. "Ran, aku sudah tidak tahan." Viona berbisik padanya sambil merasa malu. "Ku begitu,kukah di sini." Kata Randika dengan nada serius. "Ah?" Viona tersipu malu. Mkukannya di sini? Di hadapan orang yang dia suka? G! Tidak akan! "Jangan khawatir, aku tidak akan mengintip." Ekspresi Randika terlihat tulus, meskipun dari luar saja dia terlihat tulus. "Perlu aku menutup mata atau aku menghadap pintu saja?" Kata Randika. Viona masih merasa ragu, kejadian ini benar-benar memalukan ku benar-benar terjadi. Tetapi, dia tidak bisa menahan pipisnya lebihmagi. Beberapa orang memasuki kamar mandi inigi, suara dan tawa mereka seakan tidak akan pernah berhenti. Bisa dikatakan bahwa dirinya terjebak di dm bilik sma beberapa menitgi. Viona sudah tidak tahan, seharusnya dia tidak minum sebanyak itu sebelum ke sini. "Tutup matamu dan berdirh menghadap pintu." Kata Viona. Ini benar-benar memalukan. Randika dengan cepat berdiri dan menutup matanya. "Jangan khawatir Vi, jika kamu belum selesai aku tidak akan bergerak sama sekali." Melihat Randika mematuhi kata-katanya dia sendiri, Viona dengan cepat membuka risleting dan mengangkat dudukan toiletnya. Sudah tembat untuk menyesal, Viona menutup matanya dan duduk di toilet. Randika yang menutup matanya justru membuat indera pendengarannya lebih tajam. Dia sebentargi akan mendengarkan air mancur itu keluar dan dia sudah bersiap-siap membayangkan posisi dan wajah Viona seperti apa sekarang. Namun, kenapa dia merasa bersh? Tetapi, Randika tidak mendengar suara air keluar sama sekali. Dengan nada bingung, Randika bertanya. "Vi, kau baik-baik saja?" "Aku aku tidak bisa mkukannya." Suara Viona seperti orang yang mau menangis. "Sudah tenang saja, jangan telu tegang seperti itu." Randika masih tidak menoleh. "Sudah lepaskan saja, aku tidak lihat apa-apa kok." Meskipun suara di luar semakin sedikit, orang-orang baru akan kembali meramaikan kamar mandi cowok ini. Viona yang berkonsentrasi itu semakin gugup mendengar orang-orang itu. Semakin dia memikirkannya, semakin dia tidak bisa mkukannya. Namun, tubuhnya tidak bisa menahan perasaan ingin buang air kecilnya ini. Randika tidak membuatnya buru-buru, dia hanya berdiri dengan tenang. Mash seperti ini perlu sebuah ketenangan. Mendengar tidak ada oranggi di luar, Viona bernapas lega. Suara air mancur itu akhirnya terdengar. Mendengar suara air mancur itu, otak Randikangsung membayangkan muka malu Viona yang terlihat imut itu. Seth beberapa detik, suara air mancur itu berhenti. Viona sudah membuka matanya dan mengintip sosok Randika yang berdiri di depannya. Sepertinya dia tidak menoleh sama sekali. Entah kenapa dia menyukai sifat jentelmen Randika ini. "Ran aku sudah selesai." Viona sudah kembali memakaianya. Randika menoleh dan melihat wajah merah Viona itu. Dialu mengingat gambaran Viona yang pipis tadi dan tidak bisa menahan dirinya. Dia segera mengangkat dagu Viona dan menciumnya. Hm!! Viona terkejut tetapi tidak mwan. Perasaan nyaman ini dirindukan olehnya. Tetapi, suara orang cuci tangan tiba-tiba terdengar dan mereka berduangsung tersadar. Viona sudah tidak bisa menatap wajah Randika saking malunya. Seth mendengar tidak ada orang, Randika keluar dari bilik toilet dan mengatakan dengan pn. "Aku akan keluar dulu, seth aku memastikan tidak ada orang barh keluar." Viona mengangguk. Tidakma kemudian, Randika memperhatikan sekelilingnya dan melihat sudah tidak ada orang di sana. Randikalu memanggil Viona agar segera keluar. Melihat Viona yangri terbirit-birit menjauhi dirinya membuat Randika tidak bisa berhenti tersenyum. Masih pagi tetapi dia sudah mengmi kejadian menyenangkan, apakah hari ini adh hari keberuntungannya? Chapter 117: Liburan Bersama Chapter 117: Liburan Bersama Saat mereka di ruangan kerja, Viona diam-diam melirik Randika. Dia tidak bisa menghngkan rasa malunya ini. "Pak Randika smat pagi." Kelvin masuk ke dm sambil tersenyum. "Bagaimana dengan sampel produk barunya?" Randika tidak mau berbasa-basi. "Sukses sekali berkat bantuan Anda!" Kelvin tertawa puas. "Sampel produk baru th disebarkan ke pasar untuk dites. Sekarang kami sedang mengembangkan produk baruinnya. Tetapi tentu saja, produk baru ini tetap butuh bantuan Anda dan kelompok Anda. Setidaknya, kau harus meminjamkan tenaga Viona untuk kelompokku sma beberapa hari." Randika menoleh ke arah Viona dan menyadari bahwa Viona sedang meliriknya. Sepertinya dia sedang curi-curi dengar. "Demi perkembangan kemampuannya, tolong ajari Viona dengan baik." Pada saat ini, sekretaris yang biasanya bersama Inggrid masuk ke ruangannya. "Pak Kelvin dan Pak Randika, Anda sudah ditunggu oleh Ibu Inggrid di ruang rapat. Mohon mengumpulkan kelompok Anda masing-masing." "Ibu Inggrid meminta kita semua hadir?" Kelvin bingung dan khawatir. "Benar, Ibu Inggrid menginginkan kehadiran semuanya." Sekretaris itu tersenyum. "Jangan khawatir, suasana hati Ibu Inggrid sedang bagus. Jadi seharusnya tidak ada mash." "Baih, kami akan berkumpul di ruang rapat segera mungkin." Kata Kelvin sambil tersenyum. Tidakma kemudian, seluruh kelompok Kelvin dan Randika sudah berkumpul di ruangan rapat. Inggrid sudah menunggu mereka dan duduk di kursi pemimpin. "Baih, shkan duduk." Kata Inggrid sambil tersenyum. Hampir 20 orang berkumpul di ruangan ini, tetapi karena ruangan rapat ini besar mereka berkumpul di satu sisi saja. "Baih, aku hanya ingin mengabarkan berita bagus buat kalian semua." Kata Inggrid sambil tersenyum. "Seperti yang sudah kalian ketahui, produk baru parfum kita th disebarkan di pasar kemarin lusa. Seth tim kita mempromosikan dan menjual beberapa sampel, bisa dikatakan bahwa kita sukses besar. Dari segi kualitas dan komentar orang-orang, ini semua benar-benar jauh melebihi ekspektasi perusahaan. Bisa dikatakan bahwa ini adhngkah besar pertama kita menuju kesuksesan." "Benarkah?" Kelvin dan para ahli parfumin masih belum bisa memproses informasi ini. Beberapa minggu ini mereka benar-benar bekerja keras dan bisa dikatakan bahwa produk baru itu adh darah dan keringat mereka. Dan seth mereka mengetahui bahwa produk baru mereka itu sukses di pasar, perasaan lega dan senang melebur menjadi satu. "Dengan tahap pertama yang sangat bagus ini, aku rasa penjun besar-besarannya akan sukses. Tahap berikutnya adh bagian promosi jadi kalian tidak perlu khawatir." Inggridlu berdiri. "Tanpa usaha kalian semua, perusahaan kita tidak akan bisa mngkah sejauh ini. Untuk itu aku ingin berterima kasih pada kalian secarangsung." Seth itu Inggrid membungkuk hormat pada orang-orang. "Bu Inggrid tidak perlu telu berlebihan." Kelvin dengan cepat meminta Inggrid menaikan kepnya. "Ini adh pekerjaan kami. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami untuk bisa myani dan maju bersama-sama dengan perusahaan ini." Kelvin dan para ahli parfumin tergerak dengan tindakan Inggrid barusan. Mereka semua setuju dengan kata-kata Kelvin. "Sebagai hadiah dari kerja keras kalian, aku memutuskan bahwa kalian semua berhak mendapatkan libur sma 3 hari!" Kali ini semua orang bersorak gembira. Empat hari libur benar-benar luar biasa! "Ditambahgi, perusahaan akan mengatur kegiatan liburan bersama secara cuma-cuma." Kata-kata Inggrid ini makin membuat mereka bersorak gembira. "Namun, sayangnya kalian harus memilih apakah kalian akan liburan sendiri sma 3 hari atau berpartisipasi liburan bersama yang diatur oleh perusahaan." Seth mendengar hal tersebut, semua orang saling memandang satu samain. Beberapa ingin pergi tetapi beberapa juga memikirkan ingin bersantai di rumah bersama keluarganya. Bagaimanapun juga, 3 hari libur ini benar-benar suatu berkah di tengah pekerjaan mereka yang melhkan. "Jangan khawatir, pikirkan baik-baik dulu. Kalian bebas menentukan pilihan, tidak ada paksaan." Kata Inggrid. Pada saat ini, Randika berdiri. "Bu Inggrid, kemanakah memangnya kita akan pergi?" Melihat Randika yang berdiri itu, Inggrid sedikit mengerutkan dahinya. Tapi dia tahu bahwa Randika hanya berusaha mencairkan suasana. "Kami th memesan hotel di pu kura-kura." Kata Inggrid sambil tersenyum kembali. "Wah ku begitu aku ikut!" Kata Randika sambil tertawa. "Aku juga!" "Aku juga mau!" Tiba-tiba satu per satu mi menyuarakan persetujuannya. Randikalu menoleh ke arah Viona dan berkata sambil tersenyum. "Vi, ayo kamu juga." "Oh? Baih." Viona mengangguk sambil tersenyum. Adegan ini tidak luput dari mata Inggrid. "Ku begitu, mari kita berlibur bersama!" Pantai, bikini, seafood aku datang! ........ Pu kura-kura menjadi sh satu alternatif tujuan wisata ketika para turis mengunjungi kota Cendrawasih. Perjnan memakai perahu akan memakan waktu 20 menit dari pbuhan. Tujuan wisata ini benar-benar populer karena banyaknya kura-kura dan hewanutinnya. "Hahaha!" Randika tertawa ketika melihat ombak. "Hei ngapain kamu tiba-tiba tertawa?" Inggrid yang duduk di sampingnya tertawa. "Barusan ada bikini yang hanyut." Semua orang ikut tertawa mendengarnya. "Baik semuanya, kita akan menginap di hotel Oceana untuk liburan kali ini. Untuk hari ini, kalian bebas mkukan aktivitas apa pun." Inggridlu tersenyum pada bawahannya itu. "Sayang, kalian sepertinya tidak ingin bersamaku." "Lho Bu, jangan begitu dong." Semua para lki tertawa, mata mereka sudahma tertuju pada cewek-cewek yang memakai bikini di pantai. Ahhh. Masa muda memang menyenangkan. Kelvin mengh napas dm-dm. Untuk liburan kali ini dia membawa istri dan anaknya yang masih kecil ke sini. Jadi dia tidak mencuci mata bersama rekan-rekannya itu. Kerumunan orang ini dengan cepat menghng, mereka semua sedang menuju ke pantai dan hendak menggr tikar dan menikmati suasana pantai. Sedangkan Randika, dari awal dia sudah menghng. Dia diam-diam sudah mendekati sepasang cewek yang sedang berjemur di kursi pantai. "Hai cantik, tidak baik lho berjemur terus-terusan." Kata Randika sambil tersenyum. Matanya Randika juga tampak sudah mennjangi mereka. Seth bertahun-tahun berkna, hanya dengan sekali lirik saja Randika bisa mengetahui tipe-tipe cewek nakal yang mana. Tentu saja, kedua perempuan yang sedang dia dekati ini adh tipe orang yang tidak mash dengan permainan tiga orang. "Bagaimana mau menjemur ku kau menghngi?" Perempuan cantik itu menatap tajam Randika yang menghngi matahari. Tetapi seth melihat tubuh kekar Randika, dia tersenyum manis. Perempuan yang di sebhnya juga ikut tersenyum pada Randika. "Ah maksudku bukan begitu, cuman sayang sekali jika tubuh kalian yang cantik itu akan kesakitan ku berjemur terus-terusan." Kata Randika sambil duduk di pucukan kursi. "Kami sudah memakai tabir surya." Perempuan yang di sebh kiri tersenyum. "Sayang sekali kamu tidak bisa mengoleskannya pada kita." "Hahaha." Randika sama sekali tidak malu. "Tapi ku dilihat-lihat, cara pemakaian kalian ini sh." "Oh? Benarkah? Ku begitu bagaimana cara yang benar?" Keduanya mi tertarik dengan Randika. Chapter 118: Cara Mengoleskan yang Benar Chapter 118: Cara Mengoleskan yang Benar Pada saat ini, Randika masih berusaha menggoda 2 perempuan cantik yang berjemur. Dengan kemampuannya berbicara, Randika berhasil membuat kedua perempuan ini tertarik padanya. "Pemakaian tabir surya itu aslinya memiliki kaitannya dengan ilmiah. Tetapi, sebelum aku memberitahu kalian, bagaimana cara pemakaian kalian sebelumnya?" "Bukannya kita tinggal memakainya di tempat yang kita inginkan?" "Sh." Randika sudah bagaikan sarjana. "Cara pemakaian tabir surya itu punya cara yang benar, jika sh memakainya maka hasilnya tidak maksimal dan usahamu terbuang sia-sia. Kalian harus memakainya dari atas ke bawah." Meskipun awalnya mereka hanya bertanya karena penasaran, Randika berhasil meyakinkan mereka dengan nada dan muka seriusnya. Sekarang mereka benar-benar tertarik pada Randika. "Kenapa harus dari atas ke bawah? Karena tabir surya itu hanya teroles di pori-pori dan tidak diserap kulit maka tugasnya hanya sebagai pelindung." Kedua perempuan ini mengangguk, penjsan Randika masuk akal. "Beda orang beda cara pemakaiannya, mi dari juh dan cara memakainya akan berbeda setiap orang. Tetapi, kita jangan ke situ dulu. Lebih baik kita membahas bagian tubuh mana yang paling penting." Kedua perempuan ini bahkan tidak berkedip, mereka fokus pada penjsan Randika. "Contohnya, ketika berjemur di bawah matahari seperti ini, bagian wajah adh bagian yang terpenting. Khususnya untuk perempuan cantik seperti kalian, aku tidak menyarankan menggunakan kacamata hitam sambil berjemur karena nantinya akan menghasilkan hasil yang tidak merata. Dan sebagai hasilnya, bukannya semakin cantik tetapi kalian akan terlihat aneh." "Ah! Benarkah?" Sh satu dari mereka bertanya. "Tentu saja." Randika terlihat serius. Meskipun omong kosong ini adh ciptaannya, kunci utama adh percaya diri maka orangin akan mempercayainya. "Ketika menyangkut wajah, kita harus memperhatikan beberapa titik penting. Seth mengolesnya dengan benar, barh kita akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kalian akan lebih cantik." Randika berhenti, dia melihat reaksi kedua perempuan ini dan meneruskan penjsannya. "Jadi, lebih baik kali ini kutunjukan bagaimana cara pemakaiannya yang benar di wajah kalian. Jadiin kali kalian ingin berjemur, kalian sudah tahu cara bagaimana memakainya." Umpan sudah ditebar, sekarang apakah mereka akan memakannya tergantung pada mereka. Penjsan Randika ini memang semuanya terdengar masuk akal tetapi mereka mencium sesuatu yang janggal. Pasti ini semua adh siasat pria ini! Randika menambahkan. "Ini demi kebaikan kalian, nanti kalian sendiri yang mendapatkan manfaatnya." Perempuan yang di sebh kiri mengatakan. "Ku begitu, siapa duluan?" "Bagaimana ku kamu?" Randika berkata sambil tersenyum. "Baih." Perempuan ini tersenyum manis dan temannya itu mencubit dirinya karena merasa temannya ini bertingkah genit pada orang asing. Randika mengambil tabir surya yang ada di kursi dan menaruhnya di tangannya. Dialu mengoleskannya di wajah perempuan tersebut. "Kunci yang pertama adh kita harus menaruhnya di tangan dulu bukan di bagian tubuh yang kita inginkan." Kedua perempuan itu mengangguk. "Seth meratakannya di tanganmu, baru kalian bisa mengoleskannya di bagian tubuh yang kalian inginkan." Randikalu mengoleskan sedikit demi sedikit di beberapa titik pada wajah perempuan tersebut. Untuk memberikannya perasaan berbeda, dia menambahkan sedikit tenaga dmnya. "Tutup matamu dan rasakan." Kata Randika sambil meratakan tabir surya itu pada pipinya. Ahhh empuk sekali! Seth di pipi, Randikalu mengoleskannya di leher. "Seharusnya kamu sudah bisa merasakan perbedaannya, meskipun aku mengoleskannya sedikit tetapi efek yang dihasilkannya berbeda. Bagaimana? Apakah kau merasakannya?" "Iya!" Perempuan itu mengangguk, "Terasa nyaman sekali." "Ah, benarkah!?" Temannya itu sedikit terkejut. "Ku begitu, kitanjutkan mengolesnya di badanmu." Randika tentu saja sudah ahli mengenai hal-hal seperti ini. Kuncinya adh jangan meminta ijin untuk ke tahap berikutnya tetapingsung mkukannya dan tidak memberikan kesempatanwan untuk menk. "Baih." Perempuan itu mengangguk. Kemudian Randika mengoleskan tabir suryagi di tangannya dan mi mengoleskannya di pundak perempuan itu. Perasaan lembut ini menyenangkan, meskipun dadanya tidak besar namun terlihat kencang. Yang menjadi pertanyaan adh apakah warnanya masih pink atau tidak. Randika merasakan kelembutan ini makin nyaman setiap detiknyalu hatinya menjadi gp. Dialu mengatakan. "Ku berbicara mengenai mengoleskannya pada badan itu sedikit rumit. Semua tergantung pada berapama kau ingin berjemur untuk bagian depan dan bkang. Jika kalian memutuskan untuk ingin berjemur sebentar untuk sh satu bagian, maka lebih baik tidak telu banyak mengoleskannya sehingga efeknya lebih maksimal." Kedua perempuan ini mengangguk, masuk akal juga pikirnya. Kemudian, dari pundak sekarang Randika berada di dada perempuan ini. Sengaja atau tidak, Randika menyelipkan jarinya untuk melihat pucuk dari gunung tersebut. Meskipun Randika diam-diam mkukannya, kedua perempuan ini hanya tertawa. Bikini yang sedang dipakai perempuan ini bisa dikatakan hanya terdiri dari kain yang minim. Jadi bisa dikatakan bahwa mereka memang sedang mencari lki untuk mengisi hari mereka. Lalu dengan penglihatan super Randika, dia menduga bahwa perempuan ini hanya berukuran B. Seth insiden menyenangkan itu, Randika mengoleskan pada perut ratanya itu. Meskipun perempuan ini terlihat tidak berotot, perutnya benar-benar rata tidak menunjukan adanya lemak berlebihan. Berbeda dengan Viona dan istrinya, pinggang yang kecil ini memberikan sensasi tersendiri bagi Randika. "Untuk bagian tubuh seperti perut ini, lebih baik kita memberikannya porsi lebih banyak. Tetapi untuk kaki, sebaiknya porsinya lebih sedikit karena kaki yang telu putih tidak telu bagus dipandang." Randika mi mengoleskannya di bagian sampinga perempuan ini. Jika hanya ada mereka bertiga, mungkin Randika sudah tidak sengaja menarik benanga itu hingga copot. Lalu tangan Randika sudah berada di kedua paha kencang dan mulus perempuan ini. Benar-benar sensasi ks atas. Randika yang biasanya hanya mengoleskannya sekali dari atas ke bawah, sekarang cara mengolesnya nampak berbeda. Dia mengurutnya berkali-kali seakan tidak ingin lepas darinya. Seth selesai mengoleskannya, Randika mengatakan. "Barusan ith cara pemakaian yang benar untuk bagian depan, untuk bagian bkang yaitu punggung memiliki cara yang beda. Bagaimana ku kita coba?" "Ah, karena bagian depanmu sudah teroles dengan baik jadi lebih baik kamu berjemur dulu bagian depanmu. Aku akan mempraktekkan bagian bkang ini dengan temanmu yang cantik ini." Randika menatap perempuan yang di sebh kanan itu sambil tersenyum. "Baih." Sma ini dia hanya memperhatikan dari samping. Dia th melihat ekspresi temannya yang seperti ketagihan itu. Seth bertahun-tahun bersama, dia tahu bahwa ekspresi temannya itu tidak pura-pura. Lagip, sekarang dia masih sendirian. Meskipun pria ini tidak telu tampan, orang yang penuh perhatian dan terlihat baik ini memikat hatinya. Mungkin saja dia akan membawanya ke kamar mm ini. "Ku begitu, bisakah kau berbalik?" Kata Randika. "Baih." Perempuan di kanan itu segera berbalik dan menunjukan punggungnya pada Randika. Randika sedikit bingung dm hatinya. Dia kehabisan akal untuk bagian punggung ini. Lalu dia berpikir keras-keras, tidak penting bagaimana caranya dia mengoleskannya, yang terpenting adh terdengar meyakinkan dan bagaimana caranya mendapatkan hati para perempuan ini. Seth mengoleskan tangannya dengan tabir surya, Randika dengan cepat mi mengoleskannya pada punggung perempuan ini. Tentu saja, ada sedikit tenaga dm yang dia berikan. Perempuan ini segera mendapatkan sensasi nyaman ketika Randika menyentuhnya. Benar-benar berbeda dan terasa hangat sekaligus nyaman. Cara Randika mengoleskannya sudah seperti tukang pijat profesional, perasaan hangat dari tenaga dmnya Randika ini hampir membuatnya mendesah nikmat. Dia semakin menyukai pria ini. Jika mm ini dia membawanya ke kamarnya, mungkin nanti saat lebaran dia tidak akan ditanya kapan menikahgi sama saudara-saudaranya. "Eh? Mukamu terlihat seperti orang candu begitu." Temannya itu tertawa ketika melihat wajah temannya terlihat seperti itu. "Jika kau suka sudah katakan saja. Lki tampan ini mau kok membawamu ke kamarnya." "Ngomong apa sih kamu!" Perempuan yang bernama Nadine ini pura-pura marah tetapi tidak menk ide tersebut. "Sebenarnya, aku tidak keberatan ku kamu mau bermain di kamarku mm ini. Akhir-akhir ini aku bjar cara memijat dari temanku jadi aku harap kamu bisa membantuku betih." "Hahaha!" Temannya itu tertawa sambil menutup mulutnya. "Nad, dengar tidak? Lki ini benar-benar serius, sudah kalian berdua cocok kok jadi pasangan." Nadine hanya menutupnya sambil tersipu malu, dia tidak tahu harus berbuat apa. Pada saat ini, Inggrid juga ingin berjemur di cuaca yang indah ini. Dia awalnya ingin pergi bersama Randika tetapi dia tidak bisa menemukannya. Saat dia hendak menyewa kursi pantai ternyata Randika sedang asyik bercanda dan tertawa bersama 2 perempuan. Bajingan, kenapa otak orang ini isinya hanya perempuan saja? Ada perasaan marah yang muncul dari dm hatinya. Ketika Inggrid memutuskan untuk mencuekannya, entah kenapa kakinya justru mengarah pada Randika berada. Randika terfokus pada punggung perempuan ini, jadi ketika Inggrid datang dia sama sekali tidak tahu. "Ah, kau sedang mengoleskan tabir surya?" "Iya." Randika menjawab dengan santai. Namun, ketika dia menoleh sudah ada Inggrid dengan muka dinginnya itu. Randika yang terkejutngsung menarik tangannya dan menyembunyikannya. "Hahaha." Randika sudah berkeringat dingin. "Yah kita hanya berdiskusi bagaimana caranya mengoleskannya dengan benar. Dua perempuan ini cuma minta bantuanku saja kok." "Oh? Jadi itu sanmu biar kamu bisa meraba-raba mereka tanpa perlu dicurigai?" Kata Inggrid dengan nada dingin. Chapter 119: Mau Memerasku? Chapter 119: Mau Memerasku? Ah! Kok istrinya ini bisa tahu modus yang dkukannya? "Benar, eh maksudku bukan! Bisa-bisanya kau berkata seperti itu? Aku hanya sedang menjskan saja bagaimana mengoleskan tabir surya yang benar pada kedua perempuan ini. Tidak ada maksudinnya! Bukankah kita perlu membagi ilmu pada sesama?" Kata Randika sambil terbata-bata dan muka yang panik. Inggrid mendengus dingin. Tanpa berkata apa-apa, dia pergi meninggalkan Randika begitu saja. Randika yang melihat hal itu menjadi panik. "Ah maaf, aku harus pergi. Lain kali kita bisa berbicara lebih leluasa." Seth pamit pada 2 perempuan cantik itu, Randika mengejar Inggrid. "Ah sayang sekali kamu Nadine, orang itu sudah punya pasangan. Kau benar-benar tembat." Perempuan yang di sebh kiri tertawa. "Siapa memangnya mau sama orang itu? Bukannya kamu sendiri yang mukanya mengharapkankiki itu?" Nadine tidak mau kh. Keduanyalu tertawa lebar. Randika berhasil mengejar Inggrid. "Sayang, jangan cemburu begitu dong. Cantiknya hng lho nanti." "HAH? Siapa yang cemburu?" Muka Inggrid benar-benar dingin. "Terserah kamu ingin berbicara dengan siapa, itu semua tidak ada hubungannya denganku!" "Aduh sayang jangan begitu dong. Mukamu sekarang menakutkan lho. Jujur tadi aku hanya mengajari mereka bagaimana caranya mengoleskan tabir surya, tidak lebih." Kata Randika sambil tersenyum. "Oh ya? Cuma menjskan saja?" Inggrid menatap tajam Randika. "Bukankah kau mengoleskannya pada mereka?" "Mereka sudah memakainya dari awal, ngapain coba aku mengoleskannyagi?" Randikangsung menunjukan muka seriusnya. Untung Inggrid melihat dirinya yang sudah selesai mengoleskannya, ku tidak bisa gawat! "Ku begitu, apakah kamu mau aku memakaikannya padamu? Aku jamin kau akan menikmatinya." Randika memeluk Inggrid dari bkang. "Huh siapa memangnya yang mau memakainya?" Inggrid dengan cepat melepaskan diri. "Aku tidak butuh barang begituan." "Sayang, jangan berbicara seperti itu." Randika menggenggam erat tangan istrinya itu. "Ku kulitmu yang cantik ini menjadi hitam, itu tidak baik untuk tubuhmu. Coba kau perhatikan matahari di atas, benar-benar menyengat! Ku kau tidak memakainya, bisa-bisa seth kamu berjemur anak buahmu tidak akan mengenalimu!" "Ayo sini, akan kubantu kamu memakainya." Randika menyeret Inggrid ke kursi pantai yang kosong. Inggrid sama sekali tidak bisa mwan, jadi dia hanya terdiam sambil digandeng Randika menuju kursi pantai. "Baih, sekarang kamu berbaring dengan tenang dan biarkan suamimu ini memanjakanmu dengan tekniknya." Randika menggosok-gosokan tangannya. Inggrid menatapnya dengan dingin. "Memangnya kamu bawa tabir suryanya?" Ah! Randika teringat bahwa dia sama sekali tidak membawa barang semacam itu. Kedua perempuan tadi yang meminjamkannya padanya. "Jangan khawatir, aku akan mencarinya." Randikangsung beri dengan cepat. Dia tidak boleh melewatkan kesempatan emas ini. Namun, ketika Randika kembali ke tempat Inggrid, istrinya itu sudah tidak ada di sana. "Padahal aku ingin bermesraan denganmu." Gumam Randika dengan muka muram. .......... Orang-orang bermain hingga sore di pantai ini. Tentu saja Randika juga menikmati momen-momen indah ini dengan berbicara dengan banyak perempuan cantik. Pada saat itu juga, dia sempat mengoleskan tabir surya pada tubuh sexy Viona. Inggrid sudah ms berhadapan dengan Randika. Dia mencari tempat yang sepi dan berjemur di sana sendirian. Kelvin dan teman-temannya menikmati liburan ini dengan maksimal. Waktu berjn dengan cepat, sekarang waktu sudah menunjukan pukul 4 sore dan semua orang sudah bersiap-siap kembali ke hotel. Inggrid sudah menyampaikan pada mereka semua bahwa mereka bisa png sendiri-sendiri. Karena ini bukan tur kelompok, mereka tidak perlu bersama-sama setiap waktu. "Vi, ayo kita png." Randika mengajak Viona kembali ke hotel. Diin sisi, Inggrid tiba-tiba mendekati Randika. Cepat masuk ke mobil, aku tunggu di sana." Kata Inggrid dengan wajah dingin. Hei, hei, ternyata kamu masih cinta denganku. Dasar malu-malu kucing! Sambil tersenyum, Randika segera menuju mobil Inggrid bersama dengan Viona. Mereka bertiga akhirnya berangkat menuju hotel mereka. Hotel Oceana lumayan jauh dari tempat mereka sekarang, butuh 10 dengan mobil. Karena ada sekretaris Inggrid bersama mereka, Randika dan Viona duduk di bkang bersama. Randika dan Viona sama-sama menikmati pemandangan tetapi mata Randika justru tertuju pada baju Viona yang basah dan menempel di dadanya itu. Viona dan Inggrid memang bukan sembarangan, mereka berdua memang perempuan ks atas. Baik dari wajah maupun tubuh, mereka mampu membuat pria manapun menn air ludahnya. Untuk sifatnya, sifat malu-malu tapi mau milik Viona itu membuatnya imut. Sedangkan sifat dewasa dan keras milik Inggrid terdapat hati lembut di baliknya. Mereka berdua memang unik dengan cara mereka sendiri. Ketika Randika menikmati pemandangan ''indah'' itu, tiba-tiba mobilnya mengerem mendadak. Randika dan Viona yang tidak siap, hampir saja menabrak kursi depannya. Untung saja, Randika dengan cepat melindungi kep Viona. "Ada apa?" Randika bertanya pada Inggrid dengan nada cemas. "Aku... Menabrak orang." Wajah Inggrid benar-benar menjadi buruk. Meskipun sambil membahas pekerjaan, matanya tidak pernah lepas dari jn. Namun, tiba-tiba ada orang beri menuju mobilnya dan terjatuh. Menabrak? Randika mengerutkan dahinya. Inggrid menyetir mobil ini pn-pn dan tidak ada suara tabrakan yang terdengar. Js bahwa ada hal yang aneh sedang terjadi. Mobil-mobil bkang mereka sudah mengkson tanpa henti dan orang yang mereka tabrak masih tergeletak di depan mobil mereka. "Tunggh di sini, aku akan turun sebentar." Inggrid tidak punya pilihan sin turun dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Randika meminta Viona dan sekretarisnya Inggrid untuk duduk dan jangan keluar dari mobil. Seth itu Randika menyusul Inggrid. Ketika dirinya turun, dia menemukan sudah banyak orang mengerumuni mobil mereka. Tepat di depan mobil mereka si korban masih tergeletak kesakitan. Namun, ketika Randika memperhatikan mobil bagian depannya dia tertawa. Karena orang ini tidak pandai menghitung jarak, dia maju pehan mendekati mobil mereka sambil pura-pura kesakitan. Benar-benar sandiwara yang murahan. Melihat si pengemudi turun dari mobilnya, si korban makin keras menyuarakan kesakitannya. "Ah! Sakit sekali! Tolong, aku akan mati!" Suara yang keras dan bertenaga itu membuat orang-orang kasihan padanya. Mereka tidak tahu siapa yang sh ataupun apa yang th terjadi, tetapi bagi mereka kejadian seperti ini cukup menarik ditonton khususnya menentukan siapa yang sh. "Kau yang menabrakku ya! Ku punya mata itu dipakai dong, jangan dibuat pajangan. Sekarang aku minta ganti rugi sebagai tanda permintaan maafmu." Si korban meraung minta ganti rugi. Inggrid yang panik tidak bisa berpikir apa-apa. "Serahkan padaku." Randika menarik tangan Inggrid dan mendatangi korban. Mau memerasku hah? Mari kita lihat siapa yang lebih pintar bersandiwara. "Aduh maaf ya, apa perlu kami membawamu ke rumah sakit?" Kata Randika sambil tersenyum. Chapter 120: Sandiwara yang Payah Chapter 120: Sandiwara yang Payah "Tidak butuh! Kau hanya perlu memberikanku uang dan aku akan pergi sendiri nanti." Ketika si korban mendengar penawaran Randika, dengan cepat dia menk. "Bagaimana mungkin aku membiarkanmu?" Randika mengerutkan dahinya. "Aku adh orang yang bertanggung jawab. Jika aku menabrak orang maka aku akan membawanya ke rumah sakit. Jangan khawatir, aku yang akan membayar biayanya." Seth itu Randika berusaha membantu mengangkat si korban tersebut. "Aduh, duh, duh, sakit! Jangan paksa aku berdiri, sakit tahu!" Si korbanngsung merintih kesakitan. "Kau menabrakku dengan keras, kakiku sampai tidak bisa dibuat jn. Sudah cepat beri aku uangnya dan aku akan pergi sendiri." Sambil tersenyum dingin Randika mengatakan. "Jadi kau tidak mau ke rumah sakit? Kebetn aku sempat bjar ilmu pengobatan jadi biarkan aku merawatmu." Seth itu Randika memeriksa denyut nadi si korban. "Ah! Apa yang akan kaukukan, jangan sentuh aku!" Teriak si korban. "Santai saja. Orang sakit harus dirawat jadi jangan bergerak." Tangan Randika sudah dipenuhi oleh tenaga dmnya. Tiba-tiba, si korban merasa tangan Randika ini benar-benar panas yang berusaha untuk memanggang dirinya. Setiap detiknya dia merasa seluruh tubuhnya terasa gatal sekali! Ekspresi si korban benar-benar buruk dan tangan Randika yang menyentuhnya semakin panas dan memberikan sensasi gatal terus menerus. "Waduh, kau benar-benar sakit!" Randika pura-pura terlihat terkejut. Tetapi dm hatinya, Randika hampir tidak bisa menahan tawanya itu. Si korban sudah tidak tahan dengan rasa gatal ini, dia berusaha melepaskan diri dari Randika. Randika sudah di ambang tertawa lepas, dia memutuskan untuk menggodanya lebihnjut. "Tng rusukmu sepertinya patah, jantungmu berada dm bahaya. Belumgi ginjal dan ulu hatimu bermash." Kata Randika dengan wajah serius, dia merasa seakan-akan th menjadi dokter. Tetapi ketika orang-orang yang melihat mendengar Randika mereka justru terlihat bingung. Apa orang ini kepnya ikut terbentur? Bagaimana mungkin memeriksa denyut nadi bisa tahu penyakit sebanyak itu. Tetapi pada saat itu, si korban tiba-tiba berteriak. "Ahhhh! Aku sudah tidak tahan!" Dm sekejap dia menggigit tangan Randika. "Ah! Memangnya kau anjing?" Randika kesakitan. Namun, si korban ini sudah tampak menggaruk-garuk seluruh badannya dengan kedua tangannya. Semakin keras dia menggaruknya, semakin nyaman dirinya. "Katanya tidak bisa jn sekarangriri kayak orang g hahaha!" Semua orang tertawa ketika melihat si korban berian tidak js. Randika terlihat bingung. "Lho? Kau ternyata bisa jn! Bukankah ini bagus? Ku begitu kau tidak perlu ke rumah sakit." Si korban yang sedang menggaruk-garuk ini terkejut mendengarnya, dia lupa dengan pengaturan sandiwaranya. Dengan pura-pura pucat, orang ini kembali berkata pada Randika. "Ah Aku merasa pusing." SI korban pura-pura terhuyung-huyunglu gemetaran dan terjatuh di tanahgi. Melihat adegan menyedihkan ini, para penonton tertawa keras. Pertama kalinya mereka melihat ada orang yang bersandiwara seburuk ini. Melihat orang itu pura-pura matigi, Randika hanya berkata dengan santai. "Bro, aktingmu itu payah sekali. Sudah menyerah saja dan kita akhiri sandiwara menyedihkan ini." Si korban masih pura-pura meringkuk kesakitan. Dia berpikir kenapa hari ini triknya tidak bekerja seperti biasanya, harusnya saat ini dia sudah menerima uang miliknya itu. Tidak! Aku tidak akan menyerah, jika aku tidak menerima uangku maka aku akan terus pura-pura sakit! Melihat kekeras kepan orang ini, Randika hanya berjongkok dan menyentuh sh satu titik akupunturnya. Orang tersebutngsung melompat kaget. Para penontonngsung tertawa ketika melihatnya, akting orang itu benar-benar payah. "Cukup berpura-puranya, kami sama sekali tidak menabrakmu." Kata Randika sambil mengh napas. "Kata siapa kau tidak menabrakku? Js-js kau menabrakku dan tubuh bagian dmku terluka. Jika kau tidak memberiku uang sekarang maka aku tidak akan pernah pergi dari sini." Jika tidak bisa mems, maka ancam dia! Randika hanya tersenyum. "Js-js kau bisa berian dengan mudah tadi, bagian mana yang sakit memangnya?" "Hahaha." Para penonton tertawa sekaligi. Si korban ini pura-pura marah. "Aku kasih tahu sesuatu ya, kennku adh orang terkuat di dunia bawah tanah dari pu ini. Jika kau menyinggungku, jangan shkan aku ku dia menyuruh orang untuk membunuhmu. Sudah cepat kasih uang atau aku akan memanggilnya." Randika hanya menyeringai. "Siapa kennmu itu? Aku sudah menjadi gangster bertahun-tahun tapi belum pernah mendengar adanya orang kuat di pu ini." Mendengar hal tersebut, si korban sedikit terkejut. Dia tidak menyangka bahwa orang ini adh gangster juga. Tapi, dia tidak boleh menyerah! Hari ini dia akan minum-minum sepuasnya dari hasil kerja kerasnya ini! "Halim!" Kata si korban itu dengan muka bangga. Dia adh penguasa di pu ini. Bahkan ketika pejabat datang, dia saja harus menunduk hormat padanya. Jadi beri aku uang dan kau akan smat." Halim? Randika mengerutkan dahinya, dia tidak pernah mendengar nama orang itu. "Panggil dia, aku sama sekali tidak pernah mendengarnya." Kata Randika dengan santai. Si korban itu tidak menyangka bahwa Randika akan meresponnya seperti itu. "Baih, karena kau tidak mau memberikan aku uang jangan menangis ku dia menghajarmu sampai babak belur." Randika menggelengkan kepnya. "Apakah kau r mati demi uang?" Para penonton mi tegang melihatnya. Randika nampak mi mwan balik ketika dia diancam seperti itu. "Jangan pikir kennmu itu bisa membantumu, aku bisa membunuhnya dengan mudah. Jadi lebih baik kau akhiri sandiwaramu itu dan pergi dari sini." Kata Randika sambil tersenyum. Melihat Randika yang hendak kembali ke mobilnya, si korban dengan cepat menerjang dan berusaha mencegatnya. Semua orang berteriak histeris, mereka menganggap orang itu mau memukul Randika dari bkang. Namun, Randika benar-benar cepat. Dm sekejap dia berbalik badan dan menyentil dahi si korban dengan keras. Orang tersebut jatuh ke tanah dengan keras. "Karena kau keras kep, aku akan membantumu untuk menyerah." Randikalu menekan titik akupuntur pada orang itu. Dm sekejap si korban merasa seluruh tubuhnya terasa aneh. "Hahaha! Hahaha!" Tiba-tiba, si korban ini tidak bisa berhenti tertawa sambil menari-nari meninggalkan mereka. Semua orang terkejut, kenapa orang-orang itu tiba-tiba menari tidak js? "Ran Apakah orang itu baik-baik saja?" Inggrid yang dari tadi melihat dari samping mi cemas. "Jangan khawatir, dia hanya akan seperti itu sma 10 jam." Randika tertawa. "Ayo kita kembali ke hotel." Seth menyelesaikan mash ini, mereka kembali menuju hotel mereka. Hotel Oceana adh hotel terbaik dan terbagus di pu kura-kura ini. Tiap-tiap orang memiliki kamarnya sendiri dengan fasilitas terbaik hotel. Namun, Randika terlihat tidak puas dengan pengaturan ini. Kenapa dia bisa pisah kamar dengan istrinya itu? Chapter 121: Kami Ini Pedagang Chapter 121: Kami Ini Pedagang Melihat kunci kamarnya, Randika entah kenapa merasa murung. Kenapa dirinya bisa pisah kamar dengan istrinya itu? Mengingat kejadian di kota Merak, Randika tersenyum lebar. Dia harus tidur dengan istrinya m mini! Berdiri di koridor, Randika memperhatikan sekelilingnya. Di serong kanannya adh kamar Viona dan kamar Inggrid berada di samping kanannya persis. Ketika Viona melihat tatapan Randika, dia tersenyum manis dan masuk ke kamarnya. Sedangkan Inggrid menatapnya tajamlu masuk ke kamarnya. Orang-orang dari perusahaannya juga sudah memasuki kamar mereka. Dm sekejap tinggal Randika saja yang ada di koridor. Seth beberapa saat, Randika berjn ke kamar Inggrid dan mengebelnya. "Siapa?" Suara Inggrid terdengar dari dm. "Sayang, aku ada perlu sama kamu." Kata Randika sambil tertawa. Ketika Inggrid membuka pintunya, Randikangsung menerjang masuk dan duduk di sofa. "Kenapa? Mash apa yang ingin kau bicarakan?" Inggrid terlihat waspada sekaligus penasaran. "Tidak ada apa-apa." Randikalu berdiri dan memeluk Inggrid. Dialu berbisik. "Apakah kamu sudah lupa dengan hari-hari indah kita di kota Merak?" "Jangan sekali-kali kau punya pemikiran seperti itu." Inggrid mendorong Randika. "Cepat kembali ke kamarmu. Aku tidak mau terlihat bersamamu di kamarku sama para bawahanku." "Sayang, tidak ada orang yang akan melihat kita." Randikalu duduk di sofa. "Lagip, kamarmu yang luas ini telu luas untuk satu orang. Aku khawatir kamu akan kesepian." Inggrid hanya menatap tajam Randika. "Kamu sudah masuk ke kamarmu? Semua kamar yang kupesan semuanya seluas ini." "Hahaha." Randika tertawa canggung. "Yah bagiku itu tidak sama. Aku hanya ingin menghabiskan hariku dengan istriku tercinta. Dan aku sudah memutuskan untuk tidur di kamar ini bersamamu." "Terserah kau mau ngomong apa, aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku." Kata Inggrid dengan muka dingin. "Lho, kamu mau ke mana?" Randika terlihat panik, dia berusaha mencegah Inggrid pergi. "Aku hanya ingin tidur di sampingmu, tidak ada niatanin." Inggrid sama sekali tidak menoleh. Pria ini memang bajingan dan tidak tahu diri, pikirnya. "Tidur sendiri sana, aku mau mandi." Inggridlu pergi ke kamar mandi dan menguci pintunya rapat-rapat. Dm sekejap Randika duduk sendirian di ruangan yang luas ini. Randikalu memperhatikan baju dananya. Dia baru saja kembali dari pantai dan banyak pasir menempel di pakaiannya. Perasaan gatal mi mnda tubuhnya. Dialu berpikir untuk mandi. "Ku begitu, aku juga mandi ah." Meninggalkan kamar Inggrid, Randika pergi menuju kamarnya. ............ Seth merasa segar seth mandi, bel pintu kamar Randika bunyi. Randikalu membukanya dan beberapa perempuan berdiri di depan pintunya. Rupanya orang-orang ini adh Inggrid, Viona dan beberapa perempuaninnya dari departemennya. "Kita mau pergi nyari makan, apakah kamu mau ikut?" Kata Viona sambil tersenyum. "Makan?" Randika tersenyum. "Tentu saja aku mau!" Seth berganti baju, Randika pergi dengan para perempuan ini. Awalnya Randika mengikuti mereka karena khawatir pada Inggrid. Dia takut status Inggrid sebagai bos akan membuat para perempuaninnya sungkan dan takut padanya. Namun, kekhawatirannya ini ternyata berlebihan. Mereka menganggap Inggrid sebagai temannya saat di luar pekerjaan. Meskipun Inggrid jarang berbicara, terlihat bahwa mereka semua berteman baik. Randika berjn di paling bkang sambil mendengar omongan mereka. Mi dari pembicaraan mengenai artis id mereka, makeup, kehidupan sehari-hari mereka bahkan hewan peliharaan mereka, akhirnya topik mengarah pada apa yang akan mereka makan. "Makanan di dekat pantai itu enak-enak. Kapan hari aku pernah makan seafood mereka dan itu benar-benar luar biasa enak! Jadi lebih baik kita ke sana sambil menikmati bir." Saran sh satu orang. "Aduh aku kurang suka seafood nih, ms kotor-kotornya aku. Bagaimana ku Chinese food saja?" Kata sh satuinnya. "Kita bisa makan tengah." "Ku begitu, Bu Inggrid mau makan apa?" Tanya sh satu dari mereka pada Inggrid. "Aku makan apa saja bisa kok." Kata Inggrid sambil tersenyum. Semuanya mi berdebat ingin makan apa. Semua yang mereka sarankan terdengar enak. "Ku begitu, mungkin Randika ada saran apa?" Viona melempar tanggung jawab ini pada Randika. Randika yang sedang mmun ini terkejut, dialu berkata dengan santai. "Bagaimana ku kita ke food truck? Aku tadi melihat ada sekumpn food truck parkir di dekat pantai." Food truck? Viona tersenyum dan sh satu temannya juga mendukung saran Randika. "Itu terdengar enak." Semuanya mengangguk dan terlihat setuju. Inggridlu berkata sambil tersenyum. "Baih, ku begitu kita akan makan di food truck yang ada di pinggir pantai." "Wah Bu Inggrid saja sampai setuju, ayo tunggu apgi! Aku sudahpar nih." Semuanya tertawa lepas dan tidak butuh waktuma untuk mereka sampai di tujuan. "Di sana kosong!" Seth mendapatkan 2 meja berjejer, merekalu mengambil menu dan pesan satu per satu. Randikalu memperhatikan kumpn food truck ini. Tempatnya tidak telu besar tetapi orang-orang memenuhi tempat ini. Bermodalkan pemandangan pantai dan konsep makanan yang berbeda, tempat ini berhasil menarik minat para pengunjung. Di meja, obrn para perempuan ini semakin menjadi-jadi. Bahkan Randika dipaksa ikut berdiskusi dengan mereka. Untungnya saja, makanan mereka akhirnya datang dan semuanyangsung fokus dengan makanan mereka. "Wah ternyata enak sekali makanannya." Beberapa orang mi berkomentar. Randika diin sisi hanya terdiam. Dia belum makan apa-apa dari siang tadi dan seth berbicara terus-menerus dengan para perempuan ini, dia sangatpar. Seth makan dan bercanda ria, akhirnya mereka memutuskan untuk png. Inggrid berinisiatif meminta tagihannya dan berniat untuk membayarnya. Namun, dia segera mengerutkan dahinya. "Apa? Semuanya ini 5 juta?" "Lima juta?" Semuanya terkejut. Lelucon macam apa ini? Cuma 7 orang yang makan dan habisnya 5 juta? "Sini aku lihat." Randika dengan cepat mengambil tagihan itu, dia melihat angka-angka ini tidak masuk akal. Sebagai contohnya dia melihat harga udang yang mencapai 200 ribu! Padahal mereka hanya mendapatkan udang berukuran sedang sebanyak 5 biji. Semua makanan harganya sama seperti udang itu, tidak masuk akal. "Permisi, apakah saya bisa mengambil tagihannya." Orang yang memberikan tagihan pada Inggrid kembali ke mejanya dan ingin mengambil uangnya. "Permisi, apakah ini tidak sh? Bagaimana mungkin totalnya sampai 5 juta?" Inggrid mengerutkan dahinya. "Permisi boleh saya lihat dulu tagihannya." Pyan itulu mengambil tagihan tersebut. "Tidak ada yang sh menurut saya, harga yang tempir dengan total seharusnya tidak ada mash." "Aku bukan mempermashkan itu. Yang aku permashkan adh harga di menu dan di tagihan benar-benar berbeda!" "Oh maksud Anda adh harga di menu." Pyan itu menyeringai. "Maaf, mungkin Anda tidak melihatnya dengan baik." Inggridlu mengambil menu yang ada di mejanya dan melihatnya kembali. Dialu menunjukan perbedaannya, tetapi si pyan itu hanya berkata dengan santai. "Tolong dilihat bagian bawahnya." "Harga makanan kami akan naik apab berada di musim liburan dan kami bisa menaikannya sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Apab ada keluhan, maka pnggan dianggaplai tidak memperhatikan peringatan yang sudah kami cantumkan di bawah ini." Inggrid membaca peringatan yang ukurannya sangat kecil ini. Tiba-tiba semua orang mi memaki-maki. "Kalian ini perampok?" Sh satu dari mereka mi marah. "Kok tidak sekalian saja kau rampok tas kami?" "Ibu, Anda telu berlebihan. Kami ini pedagang, kami mencari untung dengan melihat kondisi pasar. Kami sudah memberikan peringatan sebelumnya di menu kami. Jadi ku Anda merasa tertipu, itu bukan tanggung jawab kami." Pyan itu menyeringai pada tamu-tamunya itu. Chapter 122: Aku adalah Orang yang Rasional Chapter 122: Aku adh Orang yang Rasional "Kau pikir udang ini lobster? Mana ada udang kecil kayak punya kalian bisa semahal ini!" Beberapa dari mereka mi meraung. "Kita tidak akan membayar makanan ini." "Tidak membayar?" Pyan itu menyeringai. "Saat kalian masuk ke tempat kami dan memesan makanan, kenapa kalian tidak membaca menu kami sampai habis? Sekarang kalian mh menyhkan kami dan bahkan mengancam tidak membayar. Jangan sampai aku memanggil bosku, bisa-bisa kalian membayar lebih mahalgi." Seth berkata seperti itu, pyan itu menunjuk meja bosnya. Bosnya yang tinggi dan kekar itu menatap tajam pada meja Randika dkk. "Bagaimana ini?" Melihat tatapan tajam itu, sh satu dari mereka mi khawatir. "Aku juga tidak menyangka tempat ini adh tempat pemerasan." Memang di seluruh tempat di Indonesia terdapat tempat-tempat seperti ini. Kejadian seperti ini biasanya menarget para turis khususnya turis asing. "Bu Inggrid, kita tidak boleh menyerah begitu saja. Kita lebih baik memanggil polisi." Saran sh satu perempuan. Inggrid tidak membsnya sama sekali, dia hanya menoleh ke arah Randika. Dia sama sekali tidak menyadarinya, tetapi di saat terdesak seperti ini, dia mi bergantung pada Randika terhadap mash-mash penting seperti ini. Sepertinya sosok dan pendapat Randika dapat menenangkan hatinya. "Jangan khawatir." Randika tersenyum. "Lebih baik kita tunggu sebentar dan melihat keadaan, mungkin saja bosnya itu tidak segk penampnnya." "Ah? Pak Randika sudah g? Js ini tempat pemerasan, mana mungkin bosnya itu tidak gk? Menurutku memanggil polisi adhngkah yang benar." Kata sh satu dari mereka. "Sudah tenang saja." Kata Inggrid dengan tenang. Pada saat ini, terdengar suara teriakan dari meja samping. "Apa? Mana mungkin total semuanya 10 juta?" Mendengar hal itu, mata semuanya tertuju pada suara orang itu. Di meja itu, orang dengan setn jasnya itu sedang makan bersama istri dan anaknya yang masih kecil. Maaf shnya di mana ya? Totalnya sudah tertera dengan benar di tagihan bapak." Pyaninnya mkukan hal yang sama dengan pyan dari meja Randika, dia menunjukan tulisan kecil di bagian paling bawah menu. Seth pria itu membacanya, dia membentak si pyan. "Kalian ini sampah! Aku tidak akan membayar makanan-makanan sampah ini." "Bisa dingigi?" Pria berbadan kekar mendekati pria berjas ini. "Jika kau tidak mau membayar maka aku akan menghajarmu hingga babak belur. Lagip, apakah kau tidak khawatir dengan istrimu yang cantik itu kenapa-kenapa?" "Apa maksudmu itu?" Si pria berjas itu terlihat panik. "Percayh, kau tidak ingin itu semua terjadi." Pria kekar itu membanting mejanya. Istrinya sudah berwajah pucat dan menarik lengan suaminya. Anaknya yang masih kecil itu sudah ketakutan dan berlindung di balik pelukan ibunya. Melihat istri dan anaknya yang ketakutan itu, pria berjas itu menggigit bibirnya dan mengatakan. "Baih. Aku akan membayarnya." Seth itu, dia mengambil amplop yang ada di balik jasnya dan mengeluarkan segepok uang. Melemparnya ke meja, dialu pergi dengan istri dan anaknya itu. Tiba-tiba, seluruh tamu yang duduk termenung sementara waktu. Bahkan orang-orang yang makanannya baru datang ada yangngsung mengamuk. "Hei, aku tidak memesan makanan ini." "Bajingan, berarti harga makanan ini 300 ribu?" "Cepat kita pergi saja sebelum dipk." "Tidak secepat itu!" Melihat orang-orang mau pergi, beberapa pria kekar segera menghampiri meja itu. "Pesanan kalian sudah dibuat dengan susah payah. Kalian tidak bisa pergi begitu saja tanpa membayar." Kata pria kekar itu. "Ku begitu berapa maumu?" Tamu itu menn air ludahnya. "Tidak banyak, 250 ribu." Tanpa berkata banyak, orang itungsung membayar 250 ribu. Dia berpikir keadaannya masih baik daripada pria berjas tadi sebelumnya. Pnggan-pnggan yangin memandangi makanan mereka yang sudah termakan setengah itu. Mereka ragu apakah harus menghabiskannya atau tidak. Dm sekejap, tempat ini hanya tinggal Randika dan beberapa meja saja. Mereka yang masih belum pergi tidak berani pergi karena meja mereka penuh dengan piring makanan. "Hahaha meja itu totalnya juga 10 juta." Tawa sh satu pria kekar sambil memegang tagihan sh satu meja. "Hahaha bisnis seperti ini sangat mudah." Kata sh satu pyan. "Besok kita akan memk orang-orang bodoh inigi." "Benar, banyak orang bodoh yang datang ke pu kita setiap harinya." Pria kekar itu tertawa. Semakin banyak turis yang datang, semakin banyak uang yang dia dapat. Mendengar obrn menjijikan pria kekar yang merupakan dng di balik kejadian ini, seluruh orang di meja Randika benar-benar tidak habis pikir. Ini namanya sudah perampokan bukan bisnisgi. Pada saat ini, pyan sebelumnya mendatangi meja merekagi bersama bosnya yang kekar itu. Ketika Randika melihat pria kekar itu, dia melihat tato yang menutupi seluruh tubuhnya, telinga yang ditindik, gaya pakaian yang berantakan, bisa dikatakan bahwa orang ini adh preman yang sudah bergelut di dunia gangster bertahun-tahun. met, pria berbadan kekar itu, menghampiri meja Randika sambil mengemut sebuah tusuk gigi. Tatapan matanya benar-benar bengis, didukung oleh wajah sangarnya itu. Orang-orang yang melihatnya pasti segera ketakutan. "Aku dengar kalian menk untuk membayar?" met menatap dingin mangsanya sambil mengangkat kakinya ke meja. Para perempuan di meja ini segera panik. Randika hanya berdiri dan tersenyum. "Oh? Siapa memangnya kamu?" "Aku adh met, bos dari tempat ini." "Hahaha." Randikalu tertawa tanpa sebab. "Pyanku ini ngomong ku kalian keberatan dengan harga makanan kalian?" "Siapa yang memangnya mau membayar orang jahat semacam kalian? Ini js-js perampokan." Sh satu perempuan memberanikan diri memprotes. "Kalian memang pintar, aku dulu memang perampok." met tertawa. "Tagihanmu ini memang sh. Sebentar aku akan menghitungnyagi. Untuk makanan dan minuman kalian habis 5 juta, untuk membuang waktu dan tenagaku kalian kukenakan 5 jutagi. Karena kalian th menyinggung perasaan kami, maka totalnya mencapai 15 juta." Mendengar penjsan met ini, semua orang di meja terkejut. Pria ini dengan santainya menagih mereka 3x lipat dari sebelumnya. Bahkan sh satu dari mereka merasa ingin pingsan. "Kenapa? Harga ini sudah termasuk adil menurutku." metlu mengangkat kakinya ke meja. Tiba-tiba aura mengerikan terpancar dari dirinya. met merasa targetnya kali ini sangat mudah. Dia harus memerasnya sekeras mungkin. Para wanita ini, khususnya Inggrid, benar-benar terlihat kaya. Dia sangat yakin bahwa para wanita ini pada akhirnya akan membayarnya. "Lha kok murah sekali? Seharusnya tidak semurah itu." Randika memecah keheningan. Tawa Randika itu juga menarik perhatian met. "Oh? Kok bisa begitu?" met pertama kali melihat orang yang seperti ini. "Tentu saja ini masih kemurahan. Bagaimana mungkin 3x lipat sudah cukup? Aku juga th menghitung waktu dan tenaga yang kami perlukan untuk datang ke sini dan makan. Jadi menurutku kau perlu membayar kami 50 juta." "Ah?" Semua orang yang ada di meja terkejut bukan main. Mereka sudah menahan napas ketika mendengar kata 50 juta tetapi mereka justru lebih kagetgi ternyata Randika meminta pria jahat itu untuk membayar mereka 50 juta! Pemikiran seperti itu benar-benar g. "Apakah Randika sudah g?" Semua pertanyaan ini menggenang di hati mereka. met juga bingung mendengarnya. "Maksudmu apa?" "Kau tidak dengar? Aku minta kalian membayar kami 50 juta karena sudah menghabiskan waktu dan tenaga kami. Tentu saja jika kau merasa itu kemahn, aku akan memberi potongan. Bagaimana ku 45?" met benar-benar merasa bodoh. Orang yang diajaknya berbicara ini sehat atau tidak? "Hahaha pertama kalinya aku bertemu dengan orang sebodoh kamu ini." met tertawa lepas. Randikalu berkata dengan muka serius. "Aku orang yang rasional bukan bodoh. Sebaiknya kamu segera memberi uangku atau aku akan mengobrak-abrik tempatmu ini." metlu berhenti tertawa. "Orang dengan keberanian itu masih belumhir." Randika tersenyum mengejek. "Mau dicoba?" "Baih." Ekspresi met segera berubah menjadi dingin. "Kalian berdua, hajar dia!" Dm sekejap, dua pria kekar mendatangi meja Randika dengan wajah bengis mereka. Beberapa perempuan sudah ketakutan ketika melihat wajah kedua orang tersebut. Mengapa makan mm mereka yang menyenangkan menjadi menakutkan seperti ini? Tetapi, Randika tiba-tiba menghng bagaikan asap. Dia sudah tiba di depan kedua orang itu dan menghajarnya. Tanpa menahan kekuatannya, Randika memukul wajah kedua orang itu sampai terpental jauh dan menabrak meja. DUAK! Suara meja yang patah dan kursi yang berterbangan terdengar keras. "...." Kedua preman itu terlihat sama sekali tidak bergerak danngsung pingsan. Tindakan tiba-tiba Randika ini mengejutkan semua orang. Para pengunjung memanfaatkan keadaan ini untuk kabur dari tempat itu. Sedangkan bos dari para preman itu, met, hanya menatap bodoh ke arah Randika. Lawannya ini benar-benar terlihat seperti seorang dewa, dia dengan mudah menghajar kedua bawahannya itu. Sambil menggigit bibir bawahnya, met meraung keras. "Mati kau!" Mendengar raungan bosnya, pria kekarinnya menerjang maju ke Randika. Randika yang berdiri di tengah-tengah itu hanya terdiam. Inggrid, Viona dan perempuaninnya hanya melihat Randika yang sudah terkepung oleh preman-preman itu. Randika dengan cepat menjadi setitik cahaya dan mengayunkan tinjunya. Dm sekejap semua preman itu sudah myang jauh dan jatuh kesakitan. Yang paling parah adh ketika Randika mencekik sh satu preman dan melemparkannya pada sh satu food truck hingga mobilnya ikut terjatuh! Dm sekejap preman-preman berbadan kekar itu sudah meringkuk kesakitan. Namun, Randika hanya tersenyum ke arah met. "Hargaku naikgi seth berhraga seperti ini." met yang mulutnya ternganga lebar itu masih tidak dapat percaya dengan pemandangan di hadapannya ini. Kenapa yang jatuh mh para bawahannya? Teman-teman Randika juga tidak percaya dengan adegan ini. Randika memang luar biasa! Viona yang sudah tahu kekuatan asli Randika itu justru terlihat bangga ketika teman-temannya itu menyadari kehebatan Randika. Dia adh orang terkuat yang mereka kenal! Melihat Randika yang menghampirinya, met mi berkeringat dingin. Sekarang dia memandang mangsanya ini dengan kacamata yang berbeda. Dari lubuk hatinya muncul rasa kagum sekaligus takut. Hanya kekuatan sejati yang bisa memerintah dunia! Chapter 123: Randika adalah Orang yang Sabar Chapter 123: Randika adh Orang yang Sabar met menatap Randika, berusaha menekan rasa takutnya yang muncul dari dm hatinya. Namun, badannya terus bergetar tanpa henti dan keringatnya tidak bisa berhenti mengalir. "Kau boleh mengatakan ini adh nasib buruk ketika kau bertemu denganku." Randika tertawa. "Aku sangat ahli mengubur orang-orang sepertimu. Tetapi karena aku orang baik, jadi aku mengampunimu. Jadi kau mau ngasih uangku atau tidak?" Mendengar kata-kata Randika dengan nada mengancam itu, met seakan ingin pingsan. "50 juta?" met menn air ludahnya. "Benar, ku tidak kau mengerti apa yang akan terjadi kan?" Randika menepuk bahu met. "Sudah ayo cepat, bukankah kau tadi mengatakan kau mendapatkan puluhan juta tiap harinya?" Randika meremas bahu met. "kesabaranku mi menipis." "Lagip, ini bukan pertama kalinya kau mkukan pemerasan ini bukan?" met benar-benar sudah berkeringat deras. Kali ini, dih yang ada di ujung jurang. "Aku tidak punya sebanyak itu, aku hanya punya 40." Kata met dengan menggertakan giginya. Randika terkejut, pria ini kaya juga. "Uang tetah uang, kamu beruntung aku adh orang yang sabar." Randika mengh napas. "Jarang ada orang sesabar aku." Wajah milik met sudah benar-benar jelek. Ketika dia memberikan uangnya pada Randika, Randika hanya tersenyum. "Ku aku tidak punya uanggi, aku akan kembali ke tempat ini." Mendengar hal tersebut, met benar-benar ingin pingsan. Seth mendapatkan uangnya, Randika beserta yangin keluar dari tempat makan itu. Sedangkan met, dia hanya berdiri di tempat sambil melihat sosok Randika yang segera menghng. Di tengah-tengah tempatnya yang berantakan itu, dia mengh napas dm-dm. Hatinya benar-benar dipenuhi dengan rasa takut bercampur benci. Dialu membalik sebuah meja sambil memaki keras. Tatapan matanya benar-benar dikuasai oleh rasa marah dan benci. Akan kubuat kau merasakan akibatnya! ........... Randika dan para perempuan ini kembali berjn-jn. Meskipun hari sudah mm, tempat pariwisata ini dipenuhi dengan keramaian dan cahayampu yang terang. Para perempuan kembali mengobrol dengan riang. Sekarang, topik obrn mereka bukah tentang make up ataupun makanan minkan Randika. "Pak, kenapa kau begitu hebat tadi?" Kata sh satu perempuan dengan mata berbinar. "Pak, apakah kau dulu bjar st?" "Pak, apakah kau bisa mengajarkanku?" Beberapa perempuan berbicara bersamaan membuat Randika menjadi pusing. Namun, situasi ini membuat Randika merasa dirinya sangat keren. Inggrid menatap tajam Randika, yang wajahnya sudah nyengir tidak karuan. Bajingan ini akan dipuji-pujigi? "Itu semua rahasia, aku tidak bisa menceritakannya." Randika tertawa. "Lagip, meskipun para preman tadi itu kekar, mereka sama sekali tidak kuat." "Oh? Kenapa begitu?" Tanya para perempuan dengan rasa penasaran. "Dari cara mereka bergerak sudah kelihatan. Napas mereka juga terburu-buru, otot mereka juga tidak wajar berkembangnya jadi js itu pengaruh obat." .............. Kelompok ini terus berjn mengitari kota sambil mengobrol. Sekarang, topik mereka berubah menjadi lelucon. "Aku punya jokes lucu. Makanan apa yang pandai menyanyi? Telor Swift!" "Ah, punyamu kurang lucu. Aku punya cerita lucu yang kumi sendiri. Ketika aku naik pesawat kapan hari, ada bapak-bapak yang duduk di sampingku menyapaku dan menanyakan tujuanku. Seth aku ngomong mau ke Cendrawasih, dia dengan santainya mengangguk dan mengatakan ku tujuannya kita sama. Ya iya kita kan satu pesawat masa dia mau turun di tengah-tengah perjnan? Hahaha" "Masih kurang lucu, coba dengarkan punyaku! Jadi ada seekor katak menemui seorang peramal untuk mengetahui apakah dia akan beruntung dm urusan asmara atau tidak. Peramal itu kemudian membaca tpak tangan si katak dan mengatakan bahwa dia memiliki kabar buruk dan baik. Karena ingin mendengar kabar baik dulu, si peramal mengatakan bahwa si katak akan bertemu dengan seorang gadis cantik. Perempuan itu akan tertarik padanya dan ingin mengetahui seg sesuatu tentang dirinya. Dia ingin mendapatkan hati si katak. Mendengar hal tersebut, si katak benar-benar senang dan bertanya apa kabar buruknya. Si peramal hanya mengh napas dan berkata bahwa dia akan menemuinya di ks biologi." Randika mendengar semua ini dari samping. Entah kenapa baginya jokes-jokes seperti ini kurang lucu baginya. "Mungkin pak Randika punya sesuatu?" Randika tiba-tiba ditanya oleh sh satu perempuan. "Ah?" Randika yang mmun terkejut mendengarnya. "Ayo pak! Beri kami satu." Beberapainnya mi mengompori. Tatapan mata Inggrid dan Viona juga berharap Randika mau bercerita juga. "Baih ku begitu." Randika menn air ludahnya dan mi bercerita. "Suatu hari, ada seorang pria yang ingin menurunkan berat badannya. Tetapi karena ms berhraga dan membatasi makannya, dia mendatangi sebuah gym yang menawarkan program menurunkan badan dengan cepat." Randika berhenti berbicara sebentar dan melihat bahwa tatapan mata semua perempuan tertuju pada dirinya. "Saat dia mendatangi resepsionisnya, dia ditawari mau membakar berapa kalori. Ada yang 500, 1000 dan 1500. Seth memikirkan matang-matang, pria itu memilih yang 500 kalori. Saat dia masuk ke dm sebuah ruangan, sudah ada wanita cantik yang menunggu dirinya. Perempuan itu mengatakan bahwa jika dia bisa mengejar dirinya, maka dia akan memperlihatkan dadanya." Mendengar lelucon mesum ini, wajah para perempuan menjadi merah. Mereka tidak menyangka lelucon Randika akan menjadi mesum. "Dengan semangat menggebu-gebu, pria itu berhasil mengejar perempuan itu seth 30 menit. Mendapatkan hadiahnya dan sebuah ciuman, pria itu mengetahui bahwa dia berhasil turun 1 kg dm sehari. Merasa bahwa efek yang diberikan gym ini bagus, pria ini datanggi besoknya. Kali ini dia meminta yang 1000 kalori. Seth dia masuk ke ruangan, sudah ada wanita cantikinnya yang menunggunya. Kali ini perempuan itu mengatakan bahwa jika dia berhasil mengejar dirinya, dia akan berhubungan badan dengannya. Seth mengejarnya lebih dari 45 menit, pria itu berhasil mengejar dan berhubungan badan dengan wanita itu sma 1 jam." Inggrid sudah tidak berani menatap Randika. Bisa-bisanya dia bisa sevulgar itu? "Pria ini js merasa senang dan berat badannya terus turun dua hari ini. Untuk ketiga kalinya dia mendatangi gym itu dan memilih 1500. Seperti biasa, dia masuk ke sebuah ruangan." Tiba-tiba Randika berhenti bercerita. Para perempuan ini penasaran. "Kenapa? Ayonjutin." "Pria itu menemukan seekor orang utan sedang duduk." Randika tersenyum. "Perawat orang utan itu terus mengatakan bahwa jika orang utan ini berhasil mengejarnya maka dia akan berhubungan badan dengannya. Alhasil, orang itu beri dengan sekuat tenaga." Viona tertawa sembunyi-sembunyi, ending tak terduga Randika benar-benar lucu baginya. Seth selesai bercerita, Randika menyadari bahwa beberapa perempuan sudah tersipu malu. Sepertinya mereka jarang mendengar lelucon mesum. "Bisa-bisanya kau bercerita vulgar seperti itu?" Inggrid menggeleng-gelengkan kepnya. "Hahaha kita semua sudah dewasa, pengman kita juga sudah banyak." Kata Randika sambil tertawa. Inggridlu memalingkan wajahnya. Dialu berpikir, Aku belum pernah mkukannya! "Sekarang giliran bu Inggrid!" Kata sh satu perempuan. Tiba-tiba semuanya menyemangati Inggrid. "Ayo bu, ibu pasti punya kan!" Inggrid merasa tidak berdaya. "Aku tidak pandai beginian." "Santai aja bu, semua orang pasti punya lelucon lucu yang pernah dia dengar." Beberapa perempuan tidak menyerah. "Ku begitu baih. Jadi suatu hari .." Inggrid benar-benar payah dm bercerita. Namun, untuk menghormati atasan mereka ini, para perempuan ini tertawa kecil. Seth berkeliling kota sma 1 jam, mereka memutuskan untuk kembali ke hotel dan beristirahat. Chapter 124: Pembalasan Chapter 124: Pembsan Randika dan yangin segera berjn kembali menuju hotel mereka sambil tetap mengobrol dengan meriah. Namun, tiba-tiba beberapa petugas polisi mencegat mereka. "Itu mereka!" Ketika Randika mendengar dan melihat para petugas ini, dia menyadari bahwa met tidak jauh dari posisi mereka. met menatap mereka dengan dingin. "Kalian semua harap mengikuti kami ke kantor." Para polisi ini benar-benar tidak mengenal kata tidak. Tanpa menunggu jawaban dari Randika dkk, mereka segera menghampiri dengan borgol di tangan mereka. Randika hanya menatap dingin sma kejadian ini. Tangannyalu bergerak dengan cepat, tanpa bisa diikuti oleh pergerakan mata orang awam. Polisi yang hendak menangkap Randika tiba-tiba menyadari bahwa tangannya th terborgol! "Kau berani menyerang seorang polisi?!" Polisi ini menjadi murka. Ketiga polisiinnya meninggalkan para perempuan dan mengepung Randika dengan wajah marah. "Aku sarankan kalian untuk tidak berbuat macam-macam." Kata Randika dengan santai. "Kalian juga tidak berhak menangkap kami!" Beberapa perempuan juga mi marah. "Tidak peduli kalian polisi, maksudnya apa tiba-tiba menangkap dan mau membawa kami?" "Iya! Kami sama sekali tidak mnggar hukum apa pun, buat apa kalian tiba-tiba menangkap kami?" "Kalian hanya perlu diam dan ikut kami ke kantor." Para polisi ini tetap bersikukuh ingin membawa Randika dkk bersama mereka. Randikalu meminta teman-temannya itu untuk diam dan menyerahkan semua mash ini pada dirinya. Dialu berkata dengan santai. "Sayangnya, tangan kotor kalian tidak bisa menyentuhku." "Oh? Ku begitu tangan kotormu yang th mengobrak-abrik usaha orang justru lebih bersih dari kita begitu?" Kata sh satu polisi dengan nada dingin. "Oh? Jadi begitu?" Randikalu menatap dingin met, yang tidak jauh dari posisi mereka, dan tersenyum. Ketika met melihat senyuman itu, dia tidak bisa menahan tubuhnya untuk tidak merinding. "Ku begitu kenapa kalian tidak menanyakan padaku kenapa aku mengobrak-abrik tempat itu?" Kata Randika dengan santai. "Tidak ada penjsan yang cukup baik untuk menjskan kenapa penjahat sepertimu menghancurkan usaha orang." Sh satu polisi mendengus dingin. "Ceritakan semua dosamu itu di kantor!" "Eh? Bukankah kalian polisi? Bukankah kalian harusnya melihat semuanya dengan baik?" Seorang perempuan dari kelompok Randika ini tiba-tiba maju ke depan sambil marah-marah. "Tempat itu adh tempat pemerasan! Mereka memberikan kita harga yang tidak masuk akal dan mengancam membunuh kita ku tidak mau bayar. Sudah untung temanku ini mau bertindak agar orang-orang tidak bernasib sama seperti kita." Randikalu memotong perempuan itu dan berkata dengan nada dingin. "Para preman itu pantas mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika kau ingin menangkap kami, tangkap mereka dulu." Para polisi itu menatap satu samain beberapa saat. Akhirnya, sh satu dari mereka mengatakan. "Kita akan mengurus hal itu nanti. Sekarang, kalian semua perlu ikut kami ke kantor polisi. Tindakan kalian tadi th mnggar hukum." Randika menggelengkan kepnya. "Memangnya kalian dibayar berapa sampai bisa keras kep seperti ini?" "Coba ngi apa yang kau katakan barusan!" Sh satu polisi menjadi marah ketika mendengarnya. "Kenapa? Sekarang kau jadi tuli?" Randika merasa jijik dengan polisi korup seperti ini. "Sudah js bahwa kalian berempat dibayar oleh orang itu. Jadi aku akan bertanya pada kalian. Apakah kalian masih ingin menerima uang itu ataukah kalian ingin png dengan keadaan smat?" Para polisi yang sudah ketahuan iningsung membentak. "Omong kosong! Jika kalian tidak ikut dengan kami, status kalian akan menjadi buronan." "Ancaman seperti itu tidak berguna untukku." Kata Randika dengan wajah serius. "Aku tidak mash menjadi buronan. Tetapi, kalian berempat akan tergeletak tidak berdaya di rumah sakit sma beberapa bn dan mendekam di penjara sethnya." "Sudah cukup berbicaranya, tangkap dia!" Kata sh satu polisi sambil mengeluarkan borgolnya. Keempat polisi ini menerjang Randika. Sosok Randika hanya terlihat bergerak sedikit. Tiba-tiba, borgol keempat polisi ini sudah terlempar cukup jauh dari posisi mereka. Randikalu bertanya dengan santai pada mereka. "Segini aja kemampuan kalian?" Terdapat rasa takut di tatapan mata para polisi ini. Mereka benar-benar tidak bisa melihat kapan dan dengan cara apa borgol mereka diambil dan dilempar dengan mudah. met, yang tidak jauh, mengh napas dm-dm ketika melihat aksi Randika. Jauh di dm hatinya dia merasa bahwa dirinya th sh mengajak geger orang. "Hajar saja dia!" Beberapa perempuan mi menyoraki Randika. "Mereka para polisi korup yang tidakyak memakai seragam itu! Bisa-bisanya dia menerima uang suap dan tidak menangkap para preman tadi!" Inggrid mengerutkan dahinya, meskipun dia ingin sekali mengubur para polisi itu tetapi dia mengerti inti permashannya apa. Jika Randika benar-benar menghajar para polisi itu, tuduhan mereka akan berubah menjadi pemukn terhadap polisi. Hal ini benar-benar tidak bagus buat mereka. Randika masih berdiri diam di hadapan para polisi itu. Para polisi itu menatap Randika dengan tatapan waspada, bagaikan mereka menatap teroris. Orang ini sepertinya bukan orang biasa. "Aku akan memberikan kalian kesempatan." Kata Randika dengan muka serius. "Pergi sebelum aku marah." "Kau pikir kau ini siapa?" Sh satu polisi yang sudah menaklukan rasa takutnya itu menjadi marah. Mengeluarkan pistolnya, dia membidik Randika. Sesaat itu juga, hembusan angin kuat berhembus dari arah Randika. Dia sudah memancarkan tenaga dmnya yang kuat itu dan bergerak dengan cepat. "Sekarang kalian semua akan ikut dengan kami! Ku tidak, jangan shkan aku menembak kalian karena tidak menuruti kata-kata seorang penegak hukum!" Kata polisi itu dengan nada dingin. "Kamu yakin?" Randika kemudian mengangkat tangan kanannya. Polisi itu terkejut ketika melihatnya. Dia melihat apa yang ada di tangan Randika dan memeriksa pistolnya. Pistolnya tidak ada pelurunya! Dia menatap Randika dengan wajah terkejut, bagaimana caranya pria itu mkukannya? Randikalu melempar peluru yang ada di tangannya ke kaki para polisi itu sambil tersenyum. "Kesempatan terakhir, pergi dan jangan ganggu kita." Para polisi itu merinding ketika melihat senyuman Randika. Melihat tidak ada tanggapan, Randikalu bergerak dengan cepat. Yang dirasakan para polisi ini hanyh hembusan angin yang kuat. Sesaat seth itu, mereka hanya merasakan rasa sakit yang luar biasa di perut mereka. Mereka hanya merasakan kesadaran mereka pehanhan menghng dan jatuh di tanah secara serentak. "Mm ini kalian akan tidur di luar." Kata Randika yang sudah berdiri di bkang mereka. Sekarang, tatapan matanya jatuh pada met yang masih menatap takut pada Randika. Melihat tatapan mata Randika, met hanya bisa mngkah mundur sambil gemetaran. Melihat met yang terus menerus mundur, Randika membentaknya dan menyuruhnya berhenti. "Kita bertemugi, sungguh kebetn." Kata Randika dengan santai. "Jangan khawatir, seth ini kita tidak akan pernah bertemugi. Percayh padaku." met sudah bermandikan keringat dingin. "Tentu saja aku percaya pada temanku." Randika tersenyum lebar. Namun bagi met, kenapa senyum itu seperti mengandung sesuatu yang menakutkan? "Sebelumnya aku sudah ngomong bukan bahwa aku akan menemuimu jika butuh uang?" Randika menghampirinya sambil terus tersenyum. "Sekarang karena kita sudah bertemu, bagaimana kita berbicara tentang bisnis? Karena kau menyinggung perasaanku dan menghabiskan energiku menangani para suruhanmu itu, seth kuhitung-hitung mungkin totalnya 150 juta." "Ah! Aku tidak punya uang sebanyak itu." met menn air ludahnya. "Sayang sekali, seth semua hal ini terjadi aku sedang tidak ingin memberi diskon. Ku begitu, kau ingin tangan atau kakimu yang aku patahkan?" Kata Randika dengan santai. Mendengar hal ini, met benar-benar ketakutan setengah mati. Nasibnya benar-benar sial, dia tidak menyangka bahwa dia akan bertemu setan seperti orang ini. "Maksudku, aku akan mencarinya! Aku mohon kakak menunggu uangnya!" Kata met dengan cepat. Chapter 125: Berselancar Chapter 125: Bersncar Seth menelepon beberapa orang dan mentransfer uangnya ke rekening Randika sebanyak 150 juta, Randika pergi meninggalkan met seorang diri. Sekarang, met bisa mengh napas lega. Seth menghapus keringat dinginnya, dia bersumpah tidak akan mengganggu Randikagi. Perasaan ngeri ini baru pertama kali dia rasakan sma hidupnya dan dia tidak mau merasakannyagi. ....... Seth beristirahat sendiri di kamarnya, Randika mengajak Inggrid untuk bersncar keesokan paginya. "Benar-benar pemandangan indah!" Randika menatap sekumpn perempuan muda yang berian menuju ombak sambil membawa papan sncar mereka. Randika mengangguk puas. Bikini dan dada yang gondal-gandul itu membuat pagi harinya menjadi indah. Belumgi, dia menunggu momen di mana mereka membutuhkan bantuannya. "Sudah melihat perempuan cantikinnya?" Inggrid yang ada di samping Randika berkata dengan nada dingin. Melihat mata Randika yang ke mana-mana itu, Inggrid hanya bisa mengh napas. "Sebenarnya mataku slu tertuju padamu sayang. Tidak ada keindahan di dunia ini yang bisa menghkan kecantikan istriku yang tercinta." Tanpa menungguma, wajah Inggrid benar-benar menjadi merah. Ms mendengar kata-kata manis Randika, Inggrid meninggalkan Randika dan menuju pinggir pantai. Melihat bikini Inggrid yang super ketat itu, Randika mengh napas. Kenapa istrinya memakai yang seseksi itu? Bagaimana ku ada orang yang menggodanya? "Ran, ayo kita juga pergi!" Randika akhirnya tersadar dari linglungnya itu sath Viona menghampirinya. "Tentu saja, aku akan mengajarimu bagaimana caranya bersncar." Kata Randika sambil tertawa. Hari ini Viona memakai bikini warna kuning. Benar-benar memikat mata, khususnya betapa besar dadanya itu! Menyadari tatapan panas Randika, Viona dengan cepat tersipu malu. Namun, alih-alih kabur dan mrikan diri, Viona justru membusungkan dadanya. Hal ini membuat dadanya nampak lebih besargi. Mulut Randika sudah belepotan air liur. Ya ampun, kenapa dia merasa bahwa Viona tambah besar? Hari ini dada Viona benar-benar luar biasa! "Ayo cepat!" Para perempuaninnya juga menerjang maju ke arah ombak dengan gembira. Randikalu menyusul mereka bersama Viona, dia takut ku bemama berduaan dengan Viona maka instingkikinya akan membuat dirinya lepas kendali. Meskipun masih pagi ombak diut ini tergolong banyak, cocok untuk bersncar. Terlebih, ombak-ombak diut ini tergolong besar. Jadi jika orang awam yang bersncar maka mereka akan kesusahan. Pada saat ini, sudah banyak orang berkumpul diut ini. Beberapa dari mereka terlihat mempunyai keahlian, tetapi seth berdiri di papan seluncur mereka sma beberapa detik, pada akhirnya mereka juga terjatuh. "Wow, liat itu Ran! Orang itu jago ya." Viona memperhatikan seorangkiki yang sedang bersncar dengan indah. Orang itu berhasil mengatasi ombak besar yang ganas itu dengan mudah, js terlihat bahwa dia bukan orang awam. Hmm? Aku juga jago bersncar lho. Apa kamu mau melihatnya?" Tanya Randika. "Benarkah? Kamu juga bisa bersncar?" Viona terlihat kaget. "Hahaha tidak ada di dunia ini yang tidak bisa akukukan. Tunggh di sini, aku akan memperlihatkanmu keahlianku." Kata Randika dengan penuh percaya diri. Karena kebanyakan orang belum bisa bersncar, Viona dan teman-temannya betih di pinggir pantai. Meskipun begitu, suasananya tetap heboh. Randikalu berenang menjauh dan mendekati ombak. Ketika melihat ombak datang, Randika mi berdiri di atas papannya dan bergerak mengikuti ombak. "Wow! Randika memang hebat!" Viona, yang dari awal memperhatikan Randika, menjadi bersemangat ketika melihat Randika berdiri di atas papannya. Randika menyadari tatapan Viona dan tersenyum kecil. Cuma ombak kecil gini apa susahnya coba? Ketika ombak makin besar, Randika mi berenang mendekatinya. Sekarang, ada beberapa orang yang mengikuti dirinya. Posisi mereka yang berdampingan berdiri di tengah ombak ini menjadi tontonan orang-orang. Mereka mengira bahwa mereka yang bersncar itu sedang berlomba. Ketika ombak yang dinaikinya itu membesar, bagian bawah ombak mi mengancam para pesncar ini. Randika dengan sigap menyesuaikan tubuhnya dan berhasil berdiri dengan stabil. Dia mengikuti ombak bersama para saingannya itu. Namun, ombak ini tidak berhenti begitu saja. Di bkangnya, ada ombakgi yang berusaha menghantamnya dari bkang. "Kau pasti bisa!" Viona semakin bersemangat menyoraki Randika. Tatapan mata orang-orang juga semakin bersemangat melihat mereka. Melihat ombak yang menyusul itu, mereka merasa bahwa akan ada beberapa yang jatuh. Ketika ombak susn itu menghantam, Randika sudah siap dan bersiaga. Ombak itu berhasil menenggmkan mereka semua, para penonton berteriak histeris melihatnya. Namun, pada saat-saat terakhir, terlihat 3 sosok pesncar yang berhasil keluar dan berdiri di papan mereka. Awalnya ada 5 orang yang bersncar dan sekarang tersisa 3. Kedua pesncarinnya sudah tersapu ombak dan tersingkir dari perlombaan ini. Tatapan mata orang-orang sekarang jatuh pada Randika dan dua oranginnya. Pada saat yang sama, ombak mi naikgi. Kali ini, ombak benar-benar tinggi. Meskipun masih sedikit jauh, ombak itu sudah mencapai 2 meter tingginya. Namun, Randika dan kedua oranginnya berhasil berdiri di papan mereka di tengah-tengah ombak tersebut. Yang mengejutkan adh mereka tidak turun-turun, minkan ombak itu semakin tinggi. "Ah!" Semua yang menonton mereka mi berteriak histeris. Mereka melihat ombak yang dinaiki ketiga pesncar itu mencapai 3 meter dan masih belum terlihat akan turun. Pada saat ini, ketiga orang ini terlihat hebat menguasai ombak yang ganas itu. Namun, hanya menaiki ombak dan berdiri diam bukah gaya Randika. Dialu bermanuver dengan papannya. "Wow!" Viona benar-benar terpukau, Randika memang hebat! Pada saat yang sama, sh satu pesncar itu kehngan keseimbangan dan jatuh ke air. Meninggalkan Randika dan seorang pesncar sendirian. Randika masih merasa bahwa ombak ini masih belum ada tanda-tanda untuk turun jadi dia memutuskan untuk pergi ke puncak ombak. Dan akhirnya ombak itu akan jatuh! Ketika Randika sudah mencapai puncak, ombak itu mi turun dengan cepat. Para penonton mi menahan napas mereka, ombak yang turun itu bagaikan air bah yang siap menghantam siapapun yang ada di bawahjunya. Namun, pada saat-saat seperti inh kehebatan dan kemampuan pesncar diuji. Randikalu mencondongkan tubuhnya agar menurunkan titik pusat gravitasinya. Ketika ombak itu menghantam ke bawah,wan dari Randika nampak tidak bisa mempertahankan keseimbangannya. Dm sekejap, orang tersebut tercebur dan jatuh dari papannya. Bagaimana dengan Randika? Seluruh orang bertanya-tanya apakah Randika berhasil melewati ombak besar tersebut atau tidak. Kemudian, Randika terlihat baik-baik saja dan masih berdiri di atas papannya sgi ombak membawanya. Melihat hal ini, para penonton bersorak dan bersemangat melihat Randika. "Wow! Hebat sekali!" Para perempuan dari kantornya terlihat bertepuk tangan. Mereka tidak menyangka bahwa Randika memiliki keahlian bersncar yang luar biasa. Randika kemudian berenang bersama papannya hingga ke pinggir pantai. Di sana dia sudah dikerubungi oleh perempuan-perempuan cantik. "Hai tampan, mau ajari aku tidak?" Melihat kemu para perempuan ini, Randika menjadi besar kep. "Maaf, aku sudah punya pacar." Melihat Randika yang menk mereka secarangsung, para perempuan ini pergi dengan hati yang kecewa. Satu per satu perempuan yang mendekatinya dia tki dan akhirnya Randika berada di samping Viona. "Bagaimana? Aku keren bukan?" "Sangat keren!" Viona bertepuk tangan dengan gembira. "Ku begitu, aku akan mengajarimu secara cuma-cuma." Kata Randika sambil tertawa. Tentu saja Viona mengangguk dengan cepat. Kemudian Randika membawa Viona ke perairan yang lebih dm. Pertama-tama, kau perlu bjar cara berdiri di atas papanmu. Sekarang coba kau tiduran dulu di papanmu." Kata Randika. Viona menuruti setiap kata yang diucapkan Randika. Randika sendiri sedang berjuang menahan diri, pantat Viona benar-benar menggoda! "Uhuk! Ku begitu, coba kamu berenang di atas papanmu ini. Seth itu aku akan membetulkan posturmu." "Oke." Viona segera mkukannya. "Ah! Sh, seharusnya seperti ini." Randikalu memegang pinggang Viona yang ramping itu. "Tubuhmu harus tetap tegak sma kamu berenang." Wajah Viona sedikit merah, tangan Randika yang ada di pinggangnya ini benar-benar membuatnya mengingat masa-masa mereka di rumahnya. Terlebihgi, bagaimana bisa dia berenang jika Randika terus-menerus memegangi dirinya! Sedangkan Randika sendiri, dia sedang asyik menikmati situasi ini sampai-sampai lupa bahwa dia menahan Viona. "Vi, sekarang justru kakimu yang bermash. Kakimu tidak boleh bergerak sama sekali. Coba kamu berenanggi sgi aku menahan kakimu." Randika berpindah ke paha mulus Viona. Wajah Viona semakin merah, tapi dia sama sekali tidak mengatakan tidak pada Randika. Justru dia sendiri menikmati momen intim ini. "Oh? Vi, apa kamu gendutan?" Randika meremas-remas paha milik Viona. Dia merasa bahwa pahanya semakin besar. "Ah? Masa?" Viona terkejut. Dia percaya diri dengan tubuh yang dimilikinya. Bagaimana mungkin dia tambah gemuk? "Yah maksudku kamu lebih berisi daripada dulu. Tapi tidak apa-apa, justru seperti ini aku lebih suka." Kata Randika sambil tersenyum. Wajah Viona semakin merah, dialu mapkan tekad di dm hatinya. Seth liburan ini selesai, dia harus berdiet dan berhraga untuk menjaga bentuk tubuhnya. Dia tidak boleh membiarkan Randika membencinya gara-gara dia bertambah gemuk. Seth setengah jam, tidak ada kemajuan di pembjaran Viona. Sma ini Viona cuma bjar cara berenang dengan tiduran di papan sambil terus-terusan dipegang oleh Randika. Untungnya, para perempuaninnya datang untuk membantu Viona. Randika secara otomatis melepaskan tangannya dan bermain aman. Waktu memang cepat belu ku sedang senang, ith yang dirasakan Randika yang dikelilingi wanita-wanita cantik. Tanpa sadar, waktu sudah belu 2 jam sejak mereka datang di pantai ini. Semuanya mi capek danpar. "Hei, ayo kita keluar dan nyari makan." Saran sh satu orang. "Ayo!" Dengan cepat beberapa perempuan menyetujui saran tersebut. Chapter 126: Menangkap Ikan Chapter 126: Menangkap Ikan "Kita mau nyari makan apa?" Tanya sh satu perempuan. Ku berbicara pantai, tentu saja seafood! Seth berdiskusi sma beberapa waktu, sh satu perempuan berkata dengan santai. "Lebih baik kita memancing dan meminta restoran untuk memasakannya buat kita nanti." "Hahaha masuk akal juga, pasti nanti jatuhnya juga lebih murah. Kadang kau ini pintar juga." Para perempuan ini tertawa dan hendak pergi menyewa t pancing. "Kalian ingin memancing untuk dimakan? Aku rasa otak kalian agak rusak." Pada saat ini, seorang lki tiba-tiba nimbrung di tengah percakapan mereka. Sindiran itu segera menarik perhatian mereka. "Ha? Memangnya ada yang minta pendapatmu?" Sh satu perempuan bernama Be menjadi marah ketika mendengarnya. Lki itu benar-benar tidak tahu diri, sudah tiba-tiba nimbrung, dia juga mengejek secara terang-terangan. Justru otak orang itu yang jauh lebih rusak daripada mereka. Randika geleng-geleng ketika melihat hal ini. Dia paling ms bertemu dengan orang semacam itu, dia pasti merasa paling benar dan keras kep. Orang yang pantas untuk mati sendirian. Lki itu hanya menggelengkan kepnya. "Aku hanya berkata apa adanya. Kau kira memancing itu mudah? Mana ada ikan besar yang ada di pinggir pantai? Atau jangan-jangan kalian mau berenang dan menangkap mereka dengan tangan kosong?" Lki itu tertawa keras. "Itu bukan urusanmu!" Sh satu perempuan juga ikut marah melihat tingkahkukiki ini. "Ah, kau beneran mau berenang? Kalian orang kota memang aneh, mana mungkin bisa kalian menangkapnya dengan tangan kosong?" Lki itulu mengh napas. "Aku hanya berkata apa adanya." "Dari mana kau tahu ku kami tidak bisa mendapatkannya?" Be tidak mau mengh. "Benar! Siapa yang bng ku kita tidak bisa mendapatkannya?" Yangin mi memb. Lki itu tertawa sekaligi. "Hahaha sudah hentikan mimpi kalian yang fana itu. Cepat bangun dan hadapi kenyataan." Kata-kata itu benar-benar menusuk hati para perempuan ini. Orang ini benar-benar tidak tahu diri. "Siapa yang bng tidak bisa menangkap ikan dengan tangan kosong?" Suara itu berasal dari Randika yang daritadi cuma terdiam. Lki itu menoleh dan menatap Randika, tatapannya terlihat jijik terhadap Randika. "Logika saja, jika kau tidak bisa lebih cepat dari para ikan, bagaimana bisa kau menangkapnya?" Lki itu mengh napas. "Seperti kata peribahasa ''Bagai pungguk merindukan bn'' [1]" "Oh? Ku begitu kau berani bertaruh denganku?" "Siapa yang takut? Apa yang kita pertaruhkan?" Lki iningsung setuju dengan usul Randika. Baginya ini adh taruhan yang mudah, siapa memangnya yang bisa menangkap ikan diut lepas dengan tangan kosong? "Jika aku mendapatkan ikan dengan tangan kosong, kau harus berlutut dan meminta maaf pada perempuan ini." Kata Randika. "Ha? Cuma itu? Ku kau bisa dapat ikan apa pun, aku akan memakannya mentah-mentah di sini!" Lki ini benar-benar meremehkan Randika. "Baih, kau sendiri yang ngomong begitu. Jangan menyesal karena th mengatakannya." Kata Be. "Tentu saja." Lki itu menatap Randika dan mengatakan. "Aku percaya diri bahwa kau tidak mungkin bisa menangkap 1 ikan pun. Ah! Jangan sampai kau cuma menangkap ikan kecil ataupun udang. Itu sama saja dengan curang." "Jangan khawatir, aku seorang jentelmen. Aku tidak akan berbuat selicik itu." Kata Randika dengan santai. "Hahaha, aku suka orang sepertimu." Lki itu tertawa dan berbaliklu berteriak. "Semuanya dengar! Orang ini mau menangkap ikan dengan tangan kosong!" Tiba-tiba, sekumpn orang sudah mengerubungi mereka. "Menangkap ikan dengan tangan kosong? Mustahil lha!" "Apgi ini ikanut, dikira nangkap di km ikan apa?" Ketika suasana mi rame, lki itu dengan cepat berkata pada Randika. "Jangan kembali ku tidak membawa ikan 20 kg! Omong-omong, apakah kau butuh perlengkapan menym?" "Tidak butuh. Randika tidak peduli dengan sindiran orang tersebut. Di bawah tatapan orang-orang, Randika menceburkan diri keut dan menym. Dm sekejap sosoknya sudah tidak terlihat dan meninggalkan sekumpn orang ini berdiri terdiam. "Orang itu benar-benar sakit, kenapa kau tidak membawanya ke rumah sakit sebelumnya?" Lki itu berkata pada Viona dan yangin. "Kau yang sakit!" Vionangsung tidak terima ketika Randika diejek. "Hahaha js kaliah yang sakit. Semua orang ini sudah tahu bahwa menangkap ikanut dengan tangan merupakan hal yang mustahil. Tapi memang kata-kataku tadi mungkin kurang tepat, dia bukan sakit tapi js sudah g!" Lakiki itu tertawa keras, membuat para perempuan ini semakin marah. Namun, pada saat ini Inggrid datang. "Ada apa?" Melihat bawahannya yang berkumpul bersama banyak orang, Inggrid merasa penasaran. "Bu, orang ini bertaruh sama pak Randika. Sekarang pak Randika sedang berusaha menangkap ikan dengan tangan kosongnya." Sh satu dari mereka menjskan. "Oh? Ya sudah, kalian tunggu saja." Inggrid hanya mengangguk dan menatap keutan. Lki itu dan orang-orang merasa Inggrid adh wanita yang cantik, benar-benar cantik! Mereka berhenti berbicara satu samain dan menikmati pemandangan yang cantik tersebut. Pada saat ini, Randika masih sibuk mencari ikan di tengahut. Dia melihat ada ikan besar tetapi tidak yakin ku beratnya mencapai 20 kg. Dialu memutuskan untuk mencari yangin. Namun, dia tetap tidak bisa menemukan ikan yang memenuhi harapannya. Tanpa sadar sudah 2 menit dia menym tanpa mengambil udara Ah! Tatapan mata Randika terlihat berbinar-binar, dia menemukannya! Beratnya pasti lebih dari 20 kg. Di tepi pantai, lki itu tertawa sekaligi. "Sudah hampir 3 menit dan dia tidak keluar-keluar, jangan-jangan dia mati tenggm? Sudah kubng memancing dengan tangan kosong itu mustahil. Sekarang mh nyawanya yang hng." "Tidak ada yang tidak bisa dkukan oleh Randika, kau tunggu saja." Kata Viona dengan nada dingin. Dm lubuk hatinya dia sendiri mi sedikit merasa khawatir, kenapa Randika tidak muncul-muncul? "Kamu kira ada orang yang bisa menahan napas lebih dari 2 menit?" Lki itu menatap Viona sambil menggelengkan kepnya. "Sudah jangan berharap telu banyak, panggil polisi dan ambns. Kalian harus mengambil mayatnya dulu secepatnya sebelum dimakan oleh ikan." Para perempuan ini segera marah, tetapi Inggrid hanya menataputan dengan wajah yang tenang. Viona sendiri mi bimbang, tetapi seth dia memikirkan kejadian-kejadian sebelumnya, dia merasa lebih percaya diri terhadap Randika. "Tunggu saja, dia pasti akan keluar sebentargi." Kata Viona dengan wajah penuh percaya diri. "Aku punya waktu, sayangnya dia sudah tidak punya waktugi hahaha." Kata lki itu sambil tertawa. Pada saat yang sama, orang-orang juga mi tertawa. Bahkan ada yang ikut nimbrung. "Sudah telepon saja ambns, seharusnya mayatnya akan mengambang sebentargi." Pada saat ini, seseorang menyadari ada pergerakan diut dan menunjuknya. "Itu dia!" Tiba-tiba, semua orang menatap Randika dan pancingannya. Semua orang terkejut bukan main, bahkan ada yang sampai menampar dirinya sendiri. Bukankah itu lebih dari 80 kg? Tatapan mata lki itu benar-benar terblak, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Viona daninnya justru bersorak dan tertawa melihat sosok Randika. Sambil tersenyum, Randika menaruh kura-kura yang dia tangkap di depan kaki lki itu. "Bagaimana? Beratnya harusnya lebih dari 20 kg." Js seekor kura-kura berbobot lebih dari 20 kg! Inggrid tidak bisa berhenti tertawa. Kenapa Randika memutuskan untuk menangkap kura-kura? Para penonton mi berkomentar. "Orang ini kuat menyeret kura-kura?" "Aku baru pertama kali melihat hal seperti ini." Be justru yang paling besar kep. "Tuh kan, siapa bng tidak bisa memancing dengan tangan kosong? Mau bng apgi kau?" "Benar! Sekarang tepati janjimu makan tangkapan kita mentah-mentah. Meskipun agak sulit, dagingnya terkenal enak." Kata sh satu perempuan sambil menahan tawa. Para penonton mi tertawa, orang itu mau makan kura-kura di tempat ini? Giginya bisa-bisa patah hanya untuk mencoba memecahkan tempurungnya. "Aku tidak akan memakannya." Lki itu menggeleng dengan cepat. "Ah! Kau mau mengingkari kata-katamu sendiri?" Semua perempuan ini tidak habis pikir. Lki ini sendiri yang mengusik mereka, sekarang seth kh mh mau kabur. Lki macam apa dia coba? "Itu bukan ikan." Kata lki itu. "Kura-kura termasuk seafood!" "Maksudku adh kura-kura itumbat, sangat mudah menangkapnya. Perjanjian kita adh ikan, jadi bisa dianggap taruhan kita tidak terpenuhi." Kata lki itu. Be benar-benar marah ketika mendengarnya. "Kura-kura ini js merupakan hewanut yang bobotnya lebih dari 20 kg. Jangan kira kura-kura ini lebih bodoh darimu, diut dia bisa berenang lebih cepat dari manusia." "Hahaha." Tiba-tiba para penonton tertawa ketika mendengarnya. Kata-kata wanita itu ada benarnya juga. "." Wajah lki itu sudah merah karena marah. Namun, Randika berkata dengan santai. "Baih, aku akan menymgi dan menangkap ikan sesuai kriteria." "Tidak usah!" Beberapa perempuan ingin menghngi Randika. Randika hanya tersenyum pada mereka. "Santai saja, aku tidakma kok." Seth itu, Randika kembali menymgi. Kali ini, dia tidak memerlukan waktu sma tadi. Dan kali ini dia membawa ikan besar bersamanya. "Seharusnya ikan ini lebih dari 20 kg." Randika melempar ikan yang ditangkapnya. Ketika melihat ikan itu, semua orang ternganga melihatnya. Lki itu juga terkejut, wajahnya benar-benar sudah berantakan. Ini pasti mimpi bukan? Tetapi, ikan besar itu ada di bawah kakinya dan banyak orang yang menyaksikan aksi Randika ini. "Mau san apgi?" Be dengan cepat berdiri di depan lki itu. "Aku Aku menyerah." Kata lki itu dengan nada lesu. "Cepat makan! Katanya mau makan tangkapan kita mentah-mentah!" Seru yangin. "..." Wajah lki itu benar-benar buruk. Dia hanya mengatakan apa yang terlintas di pikirannya tanpa berpikir panjang. Dia tidak menyangka bahwa dia akan kh. "Sudah, orang itu sudah menerima pjarannya. Aku harap kau tidak akan berbuat seperti inigi." Inggrid berusaha menengahi. Melihat atasan mereka yang bijak itu, semuanya setuju untuk melepaskan lki itu. Namun, hanya satu orang yang tidak melepaskannya dengan mudah. "Berlutut dan minta maaf pada mereka." Kata Randika dengan wajah sangarnya. [1] Seseorang yang membayangkan atau mengkhayalkan sesuatu yang tidak mungkin. Chapter 127: Masih Berani Melawan? Chapter 127: Masih Berani Mwan? "Hahaha kalian tadi lihat wajahnya seperti apa?" Sma mereka berjn, para perempuan ini masih mengobrol dengan semangat. Mereka membahas ekspresi malu dan ketakutan lki yang meminta maaf pada mereka. "Pak Randika memang luar biasa! Omong-omong apakah kamu sudah memiliki pacar?" Tatapan mata Be penuh dengan makna. Dia seakan bertemu dengan pangeran berkudanya. Mendengar pertanyaan ini, perempuan yangin mi tertawa. Namun, Viona dan Inggrid memiliki ekspresi yang berbeda. Hati Viona mengepal sedangkan Inggrid terbatuk keras tanpa henti. "Ah! Bu Inggrid kau tidak apa-apa?" Be bertanya pada Inggrid. "Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Aku hanya tersedak saja." Kata Inggrid sambil tersenyum. Randika sendiri bingung harus berkata apa, pertanyaan ini benar-benar susah dijawab. "Hahaha." Randika hanya tertawalu menambahkan. "Rahasia." Entah kenapa Viona merasa kecewa dengan jawaban Randika. Sedangkan Inggrid hanya menatapnya dengan tajam. Hubungan mereka berdua sepertinya belum terekspos ke publik. Meskipun rumor sudah tersebar di perusahaan, hal tersebut masih belum ada kepastian. "Ah! Dari jawaban bapak yang ragu-ragu itu pasti ada ya!" Be terlihat kecewa. "Sayang sekali, aku padahal tertarik dengan bapak." "Aku juga mau!" Teriak sh satu dari mereka. "Aku juga ingin jadi pacar pak Randika." Para perempuan ini bagaikan serig mengelilingi ayam, Randika benar-benar dibuat terpojok. ...... Saat ini hari sudah berganti menjadi siang, mereka semua th makan dan berganti baju. Karena besok pagi mereka harus png, hari ini merupakan hari terakhir mereka berjn-jn. Tentu saja, mengingat hari ini adh hari terakhir mereka bebas, para perempuan tentu harus bnja! Mendengar kata bnja, hati Randika mengepal. Stamina perempuan saat berbnja sangah kuat sampai-sampai bisa dibng mengerikan. Bahkan seorang Ares pun sangat ms ketika menemani perempuan bnja. Randika mencari-cari san untuk kabur saat mereka masih makan siang. Tetapi dia tidak menyangka akan ditanya oleh bawahannya itu. "Pak Randika mau ikut?" Bahkan sebelum Randika menjawab, Inggrid berkata dengan santai. "Tentu saja dia ikut, dia tidak punya kegiatan apa-apa." Karena istriku sudah berkata demikian, mana mungkin dia kabur? Usut punya usut, akhirnya Randika menemani para perempuan berbnja. Jnan di pu kura-kura ini sangat bersih dan suasana meriah slu memenuhi jnan sma 24 jam. Karena pu ini terkenal akanutnya tentu saja aksesoris, baju,a dll bernuansaut. Dan juga, harga mereka jauh lebih murah daripada di kota Cendrawasih! Sambil melihat kanan-kiri, mereka menelusuri kota kecil ini. "Wah, toko ini barangnya bagus-bagus! Ayo masuk!" "Ayo, ayo!" Semua perempuan terlihat antusias ketika masuk ke toko souvenir itu. Randika, tentu saja, tidak tertarik dan menunggu di luar. Seth beberapa saat, para perempuan itu keluar dan berjn kembali ke tokoinnya. Sedangkan Randika? Dia mengekori mereka dan membawakan barang bnjaan mereka dengan wajah suntuk. Inh yang dia takutkan ketika menemani perempuan bnja, benar-benar neraka! "Bawain ini." Pada saat ini, Inggrid keluar dari toko, memberikan tas barang bnjaannya dan berjn kembali ke tokoinnya tanpa menoleh ke arah Randika. Randika hanya bisa melihat senyuman kecil di wajah Inggrid. Kesempatan bagus untuk memanfaatkan Randika tentu tidak akan disia-siakan oleh Inggrid! Karena biasanya dia th dipermainkan Randika, sekarang gilirannya untuk memainkan dirinya! Randika hanya bisa melongo dan mengekori para perempuan ini. Suasana bnja ini tetap meriah, para perempuan ini tidak ada capek-capeknya mengunjungi satu per satu toko. Ketika mereka hendak masuk, seorang lki menghentikan mereka. "Hei kakak-kakak cantik, aku punya sesuatu yang bagus nih. Coba dilihat dulu." Kata orang dengan nada manis. "Apa itu?" Beberapa orang mi penasaran. Lki itu mengeluarkan kotak kayu kecil dari balik bajunya. Dan ketika dia membukanya, itu adh sebuah kalung kecil. "Apa itu?" Be penasaran. "Kalian tahu ketika perahu VOC Bnda masih beyar, sh satu dari kapal mereka yang sedang membawa barang-barang berharga tenggm diut sekitar sini." Lalu lki itu menunjuk kalung tersebut. "Inh sh satu dari barang berharga tersebut!" "Aku sedang kesusahan dan membutuhkan uang dengan cepat jadi aku menawarkan harta karun ini pada kakak-kakak cantik ini. Dari penampn kalian, aku menduga bahwa kalian bisa membeli harta karun ini dengan mudah." Randika menyaksikan sandiwara lki itu dengan tatapan dingin. Benar-benar menyedihkan. Para penipu jaman sekarang benar-benar semakin ahli. Kalung itu benar-benar kecil, bahkan bagian perhiasannya terlihat sekali bahwa itu kaca. Seharusnya barang itu tidak lebih dari 20 ribu rupiah. "Aku rasa kita tidak mampu membeli barang semewah itu." Js Be dkk tidak akan tertipu dengan mudah. "Aku rasa kalian tidak mengerti arti dari kalung ini." Kata lki itu. "Dikatakan bahwa kapal yang karam itu membawa banyak barang berharga untuk dibawa kembali ke negara asalnya. Benda ini benar-benar memiliki ni sejarahnya." "Ku aku tidak butuh uang, aku tidak akan menjualnya. Jika kalian memberikan aku satu juta maka barang ini milik kalian." Lki itu terlihat pura-pura menyesal, dia berusaha membangun koneksi. Mendengar kata ''ni sejarah'', beberapa mi tertarik tetapi sekaligus ragu. "Satu juta benar-benar telu mahal." "Ku begitu, kalian ingin harga berapa? Aku sedang butuh uang cepat, ku kalian menawarnya telu jauh maka aku akan mencari orangin." Ketika Viona melihat kalung itu, dia juga ingin membelinya. Ayahnya yang menyukai benda-benda sejarah mungkin akan senang. "Tapi hargamu benar-benar telu mahal, aku harap kau bisa menurunkannya." Kata Viona. Lki itu melihat ketertarikan Viona terhadap kalungnya, dengan cepat dia mengatakan. "Ku begitu, bagaimana ku 900 ribu? Aku tidak bisa menurunkannya banyak-banyak." "Masih telu mahal." Viona menggelengkan kepnya. "Ku begitu 800." Lki itu memalingkan wajahnya, seakan tidak r menjualnya. "Maaf itu batasku." "Kau bercanda? 800 ribu buat barang rongsokan itu?" Pada saat ini Randika buka suara. "Kalung itu benar-benar cuma sampah yang kau pungut bukan?" "Tega-teganya kau berkata seperti itu? Ini adh kalung yang didapat dari kapal yang karam beratus-ratus tahun yanglu, mana mungkin benda ini tidak mahal?" Lki itu marah. "Jika itu adh benda peninggn sejarah, maka itu tidak apa-apa." Randika menggelengkan kepnya. "Maksudnya pak Randika barang ini palsu?" Para perempuan ini terkejut mendengarnya. "Tentu saja palsu, coba perhatikan. Karena kalung itu berada diut sma ratusan tahun, kenapa tidak ada tanda-tanda berkarat? Terus perhatikan bagian perhiasannya, js-js itu kaca. Berharga dari mana coba?" Mendengar kata-kata Randika itu, lki itu merasa nasibnya sial. "Ternyata kau mau menipu kami!" Para perempuan ini menjadi marah. "Hei maksudmu apa? Orang sedang nyari sesuap nasi mh kau permalukan?" Lki itu mendatangi Randika sambil marah-marah. Karena identitasnya terbongkar, dia sudah tidak peduli dengan para perempuan itu. "Lha aku cuma mengatakan apa adanya, memangnya sh?" Randika menatap penipu ini. "Oh? Sok bijak ternyata kamu?" Wajah lki itu menjadi hitam km. "Teman kami tidak sh, dia hanya memperingatkan kami untuk tidak membeli barang palsumu itu. Seharusnya kau yang kamiporkan pada polisi karena berusaha menipu kita." Seru sh satu perempuan. "Hahaha, memanggil polisi?" Lki itu tersenyum. "Aku rasa itu percuma, semua polisi di pu ini adh kawanku. Lagip, kalian tidak akan pergi ke mana-mana sebelum membeli kalung ini!" "Kau mengancam kami?" Semuanya menjadi marah. "Di pu ini, tidak ada bisnis yang tidak berada di bawah kendaliku." Tatapan orang itu menjadi bengis. "Aku bisa membuat kalian semua diusir dari toko-toko dan tidak akan ada tempat yang menyambut kalian dengan ramah." "Kau menjual barang palsu pada kami, memangnya siapa yang mau beli?" Be mengamuk. Randika juga berkata dengan nada serius. "Aku juga bisa memberikanmu pilihan, kau ingin kaki atau tanganmu patah atau kau sekarang pergi dan tidak mengganggu kami." "Kau berani mengancamku?" Lki itu tertawa dan menepuk tangannya 2x. Tiba-tiba, beberapa pria kekar dengan wajah bengis muncul dari samping dan berjn mendekati Randika. Mereka menatap tajam pada Randika. "Masih berani mwan?" Kata lki itu sambil tertawa. "Tentu saja, kumpulkan semua orang-orangmu dan majh bersamaan." Kata Randika sambil tersenyum. Randikalu menaruh barang bnjaannya, maju ke depan. Sambil menatap para pria kekar itu, dia mengacungkan jempolnya ke bawah. Arogan! Para preman ini js terprovokasi oleh Randika dan sudah tidak sabar melumatnya. Mereka akan menghajar Randika hingga tidak berbentuk dan menikmati jarahannya. Kelima pria kekar itu menerjang ke arah Randika bersamaan. Si penipu tadi sudah tertawa keras, menunggu bawahannya itu selesai bekerja. Tetapi, ekspresi penipu ini segera berubah hanya dm 10 detik. Randika masih berdiri dengan wajah datar dan mencekik sh satu preman itu. Randika sama sekali tidak bergerak, dia membiarkanwanwannya mendekatinya. Dua premaninnya terlihat sudah myangkan pukn ke arah wajahnya dan keduainnya berusaha mengitarinya dan menyerang dari bkang. Seth melempar orang yang dia cekik, Randika dengan cepat meninju kedua preman yang di depan hingga pingsan. Sedangkan kedua preman yang berada di bkangnya, mereka hanya sempat melihat teman mereka tergeletak sebelum akhirnya rasa sakit menghngkan kesadarannya. Sambil membersihkan debu di tangannya, Randika berjn pn menuju si penipu. Penipu ini menggosok-gosok matanya, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kelima bawahannya yang kuat itu meringkuk tidak sadarkan diri di tanah. Apa yang sudah terjadi? Melihat Randika yang semakin mendekatinya, penipu ini terus berjn mundur hingga menabrak dinding. DUAK! Randika menampar dinding sampingnya sambil tersenyum. "Hahaha, masih berani mwan kah kamu?" "Maafkan aku! Aku tidak akan berani menipu oranggi." "Oh? Semua sudah tembat." Dengan cepat Randika memukul penipu itu hingga pingsan. Untuk memberinya pjaran, Randika menusukan jarum akupunturnya secara diam-diam dan membuat sensasi digigit semut pada orang ini sma 1 bn. Untuk orang tidak tahu diri semacam ini, Randika benar-benar tidak memberi ampun. "Wah pak Randika memang tampan!" Beberapa perempuan menyoraki dan terpukau oleh Randika. Chapter 128: Elva Meminta Bantuan Chapter 128: Elva Meminta Bantuan Keesokan harinya, semuanya balik ke kota Cendrawasih dengan smat. Seth berpamitan, semuanya png ke rumah masing-masing. "Capeknya!" Ketika masuk ke dm rumah, Randika segera duduk di sofa seth menaruh barang-barang bnjaan Inggrid yang berjibun. Hari kedua dari ''liburan'' ini benar-benar neraka bagi Randika. Para perempuan itu benar-benar tidak memberi ampun padanya. Dia merasa seluruh toko di pu kura-kura itu sudah dia jjahi dan setiap para perempuan itu keluar, mereka pasti membawa keluar barang bnjaan! Bagaimana bisa para perempuan itu begitu kuat? Inggrid mencuekin Randika dan memeriksa barang bnjaannya. Pada dasarnya dia suka berbnja jadi liburan kemarin benar-benar menyenangkan baginya. Namun, tiba-tiba Randika memeluk Inggrid dari bkang dan berbisik di telinganya. "Sayang, kenapa kau beli begitu banyak barang?" "Karena ada kamu yang bisa membawakannya." Kata Inggrid dengan santai. Dialu kembali memeriksa bnjaannya itu. Randika bingung harus berekspresi seperti apa. Namun seth melihat ekspresi senang Inggrid, semua kelhan itu terasa hng dari dm dirinya. Meskipun dia th menderita, bukankah pada akhirnya tujuannya adh membahagiakan istrinya? Tiba-tiba, setan kecil di pundak Randika mi berh. Randika merasa bahwa sudahma dia tidak bermesraan dengan istri tercintanya itu. Dia juga mi mengerti titik-titik erotis milik Inggrid. Ku dia tidak memberi istrinya pjaran, bagaimana bisa dia bisa disebut suami? Randikalu memeluk Inggrid sekaligi. "Sayang, apa perlu kita kembaligi ke sana seth ini?" Inggrid hanya menatapnya dengan tajam. "Tidak mau!" "Ah?" Tiba-tiba, Randika menggandeng Inggrid dan menyeretnya ke sofa. Di sana, Randika mi memainkan tipu muslihatnya. "Sayang, aku perlu tahu perkembangan tubuhmu seth kamu berjemur seharian di sana. Jangan sampai kulit putihmu ini rusak." Kata Randika sambil tersenyum. Tangannya yang seperti capit itu sudah mengunci dada Inggrid. Pada saat ini, suara Ibu Ipah tiba-tiba terdengar dari bkang. "Smat datang nona, apakah Anda perlu bantuanku untuk menyimpan semua barang ini?" Terkejut, badan Randika menjadi kaku dan Inggrid segera mendorong Randika dengan wajah merah. Randika segera berdiri dan membalikan badannya. "Ibu Ipahma tak berjumpa." "Jangan khawatir, ibu tidak lihat apa-apa barusan." Kata Ibu Ipah dengan santai. "Aku hanya ingin membantu nona membereskan barang-barang ini." "Tidak apa-apa, aku bisa mkukannya sendiri." Inggrid merasa wajahnya masih panas karena rasa malunya itu. Ketika Ibu Ipah sudah pergi, Inggrid menatap Randika tajam-tajam. Randika sendiri justru tertawa ketika Ibu Ipah meninggalkan mereka. ......... Besoknya Inggrid dan Randika berangkat bersama-sama menuju kantor. Seth pergi beberapa hari, ada yang harus diurus oleh Inggrid. Ketika Randika masuk ke dm ruangannya, handphonenya tiba-tiba bunyi. Seth mengangkatnya, terdengar suara super dingin seorang wanita. "Aku di bawah." Lalu telepon itungsung ditutup. Randika sedikit kesal, perempuan itu kenapa tidak sopan sekali. Ketika dia di lobi, Randika celingak-celinguk dan menyadari bahwa Elva berada di luar gedung. Sambil berjn keluar, tatapan Randika sama sekali tidak lepas dari dada Elva. Yah bisa dikatakan perempuan ini mengikat dadanya hingga rata seperti papan. Benar-benar pemandangan menyedihkan baginya, kenapa gunung yang indah itu harus menderita? Melihat tatapan mesum Randika, Elva mendengus dingin dan memalingkan wajahnya. Kenapa pria ini begitu mesum? "Kali ini butuh apa dariku?" Kata Randika sambil tersenyum. "Ada pengkhianat di organisasiku yang perlu untuk dibereskan." Kata Elva. "Oh? Terus?" Terus? Elva terkejut mendengar tanggapan Randika. Apa maksudnya ini kurang js? Pria ini bodoh atau apa? "Dia telu hebat, aku tidak bisa apa-apa mwannya." Kata Elva. Randikalu memperhatikan Elva. Perempuan ini benar-benar perempuan tangguh dan harga dirinya tinggi jadi dia rasa Elva belum pernah meminta bantuan orangin. Karena Elva terlihat judes di mata Randika, dia memutuskan untuk mendorong hal ini lebihnjut. Randikalu tertawa dan mengatakan. "Terus?" "Kau bodoh atau apa?" Elva membentak Randika. "Aku kira kamu cuma ingin curhat, bagaimana mungkin aku tahu apa yang kau inginkan dariku ku kau tidak mengatakannya?" Randika menggelengkan kepnya. Bajingan! "Baih Jadi kau bisa membantuku menangani orang itu atau tidak?" Kata Elva sambil menenangkan dirinya. "Permintaanmu terdengar tidak tulus, aku mencium aroma amarah di kata-katamu." Randika memalingkan wajahnya. Elva ingin menangis darah sekarang juga. "Aku mohon pertolonganmu." Kata Elva sambil menggertakan giginya. "Masih terasa tidak tulus, mana magic wordnya?" Kata Randika sambil mengupil. Elva benar-benar ingin menangis darah. Pertama kali dm hidupnya dia meminta bantuan ke orangin dan kenapa orang itu harus bajingan di hadapannya ini. Apakah dia harus berlutut dan meminta tolong? "Tolong aku, aku benar-benar membutuhkan pertolonganmu." Kata Elva sambil tersenyum canggung. "Tidak mau." Jawaban Randika singkat, padat dan js. Tidak memberikan Elva kesempatan untuk menyanggahnya. "Kenapa kau tidak bisa membantuku?" Elva js terkejut bukan main mendengar jawaban Randika. Buat apa memangnya Randika membantunya secara cuma-cuma? "Jangan lupa ku aku sudah membantumu di kota Merak kapan hari." Elva merasa ingin berteriak di samping telinga pria itu. Mendengar hal ini, Randika hanya tersenyum. "Ku begitu, anggap bantuanku yang membawa ke rumah sakit sudah lunas." Bukan kau saja yang bisa memainkan kartu ini! Elva benar-benar tidak berkutik mwan satu orang ini. Setiap kata yang keluar dari mulut Randika berhasil memicu amarahnya. Perasaan seperti ini, baru pertama kali ini benar-benar dia rasakan sma hidupnya. Elva sudah memalingkan wajahnya dan tidak peduligi dengan Randika. Ketika dia mengintip, dia melihat Randika sudah berjn meninggalkan dirinya dan berjn menuju gedung. Elvalu berbalik dan berteriak. "Apakah kau benar-benar tidak bisa membantuku?" Elva benar-benar sedang terburu-buru dan tidak tahu harus ke managi. Randikalu berputar sambil tersenyum padanya. "Ku kau berjanji memperbaiki sikapmu padaku maka aku akan membantumu." Elva tidak berkutik, dia benar-benar butuh bantuan Randika jadi dia mengangguk. Seth itu, Randika berjn berdampingan dengan Elva. "Ceritakan padaku." Melihat Randika yang serius, Elva mi bercerita tentang permashannya. "Nama orang ini adh Leo, dia adh anggota elit dari Arwah Garuda. Dia th menjni misi penting dan mendapatkan banyak informasi penting. Dia sempat memiliki pemikiran untuk berkhianat seth mendapatkan informasi-informasi bersk internasional. Tidakma ini, dia mrikan diri bersama informasi tersebut. Untungnya, kita mengetahui mash ini dengan cepat dan berhasil memastikan keberadaan Leo. Dia seharusnya masih berada di kota Cendrawasih ini." "Maksudku bukan itu." Randika berhenti berjn dan menatap kosong pada Elva. Elva bingung dengan maksud Randika barusan. Bukankah dia ingin mengetahui targetnya kali ini? "Maksudku." Randikalu menatap dada Elva. "Kenapa kau begitu rata hari ini?" Ketika mendengar hal ini, Elvangsung mengamuk dan membentak Randika. "Dasar bajingan!" Chapter 129: Kau Bukan Tandinganku Chapter 129: Kau Bukan Tandinganku Elvalu menuntun Randika ke tempat Leo bersembunyi. Dm perjnan mereka, Elva tidak mau berbicara apa pun ke Randika. Dia benar-benar marah terhadap pelecehan yang dkukan Randika tadi. Namun, dia masih menjawab pertanyaan mengenai Leo. Seth berjn begitu jauh, mereka akhirnya tiba di perumahanma. Perumahanma ini bisa dikatakan merupakan pusat kota yang dulu. Karena kemajuan ekonomi dan kota ini mkukan ekspansi, perumahanma ini menjadi rumah-rumah orang menengah ke bawah. Oleh karena itu, banyak orang berkumpul di area perumahan ini. "Itu dia." Ekspresi Elva terlihat serius. Randikalu memperhatikan lingkungan yang sedikit ramai ini, orang-orang terlihat sedang menikmati hari mereka dengan santai. Dengan banyaknya kerumunan orang ini, tidak heran tempat ini menjadi tempat persembunyian. Targetnya kali ini terlihat cerdas. Dengan adanya orang-orang ini, akan memudahkan Leo untuk bersembunyi di antara mereka. Ketika Arwah Garuda mengintai tempat ini, mereka benar-benar tidak berdaya. Mereka tidak bisa telu melebarkan sayap mereka di antara kerumunan orang ini. Ku keadaan menjadi buruk, keberadaan Arwah Garuda akan terekspos dan korban akan berjatuhan. "Jangan bng kalian masih belum menemukan tempat dia bersembunyi?" Randika mi pusing dengan orang yanglulang melewatinya. Benar-benar padat penduduk. "Jangan melihatnya secarangsung, coba kau perhatikan gedung di arah serong kananmu itu. Dintai 3 dengan jend terbuka, di sanh Leo berada. Namun, Leo memiliki kemampuan anti mata-mata yang hebat dan dia sangat mengenal Arwah Garuda hingga ke intinya. Jadi orang kami sama sekali tidak bisa mendekatinya." "Sangat mudah mengetahui bedanya orang awam dan tidak." Randika tersenyum dan mendekati gedung Leo berada. "Hei, ngapain kamu? Sabah dan jangan gegabah. Kita harus membuat rencana terlebih dahulu." Elva benar-benar cemas dengan Randika. Leo bukan sembarangan orang, dia adh sh satu orang terbaik di Arwah Garuda. Randika belum pernah melihat kemampuan Leo, terus kenapa wajahnya nampak begitu tenang? Elva sudah pernah menjni misi bersama Leo sebelumnya. Bisa dikatakan bahwa dirinya th memahami kemampuan Leo. Misi tingkat tinggi yang berbahaya akan terlihat mudah apab Leo yang mengerjakannya. Yang paling menempel di ingatan Elva adh di mana Leo seorang diri menangani 5 ahli b diri dari daftar Dewa. Bisa dikatakan bahwa Leo adh petarung yang kuat. Tetapi, bajingan bernama Randika ini mencueki dirinya dan dengan santainya berjn menuju target mereka berada. Melihat sosok Randika yang semakin menjauh, Elva hanya bisa menggigit bibirnya dan menyusulnya. Pada saat ini Leo sedang duduk di jend kamarnya sambil memangkuptop. Sepertinya dia sedang mengirim file. Namun, pengirimannya ini benar-benarmbat. Baru 30% seth berusaha mengirimnya sma 15 menit. Di tengah-tengah hal ini, dia tetap menaruh perhatian ke arah kerumunan orang di bawah. Sambil ditutupi sebuah baju yang dia gantung, Leo slu memeriksa keadaan dari balik baju tersebut. Dia pada dasarnya th menghafal orang-orang yang daritadi berkeliaran di sekitar gedungnya. Jadi, jika ada orang yang tidak dia kenal tiba-tiba masuk ke gedungnya dia akan tahu detik itu juga. Terlebih, dia harus memastikan file ini terkirim sebelum benar-benar kabur. Informasi yang dia curi ini benar-benar penting dan dia tahu bahwa Arwah Garuda tidak akan membiarkannya kabur membawa informasi ini. Oleh karena itu, dia terpaksa bersembunyi dan mengirimkan file ini ke tempat aman terlebih dahulu. Pada saat ini, Leo menyadari bahwa ada seorangkiki sedang berjn menuju gedungnya. Dm sekejap dia merasa ada yang aneh. Meskipun dia tidak pernah melihat pria itu di Arwah Garuda,ngkah kakinya ataupun cara dia bernapas berbeda dengan orang biasa. Tidak mengambil risiko, Leo dengan cepat mencabut shdisknya dan menghancurkanptopnya. Dialu bergegasri ke arah pintu. Dia yakin bisa kabur sebelum pria itu masuk ke gedungnya. Seth ini dia akan bersembunyigi dan memastikan menutupi jejaknya sehingga Arwah Garuda tidak bisa menemukannyagi. Ketika dia membuka pintu kamarnya, Leo terkejut ketika melihat pria itu sudah ada di depan kamarnya. "Maaf, aku hanya ingin mengecek AC kamar aja." Randika tersenyum pada Leo. Leo justru terkejut melihat sosok Randika. Bagaimana bisa orang ini begitu cepat naik dan sudah berada di depan kamarnya? Namun, reaksi Leo juga tidak kh cepat. Dm sekejap, tinju kirinya sudah mengarah pada perut Randika dan tangan kanannya masuk ke sakuanya dan melemparkan pisau! Cepat dan terarah! Namun, serangan tinju Leo seakan menatap tembok dan pisaunya berhenti dan bersarang di kedua jari Randika. "Kenapa buru-buru?" Randika tersenyum. Lalu, kedua jarinya itu dengan mudah menghancurkan pisau tersebut hingga beberapa bagian. Leo juga tersenyum. "Aku ada kencan." Seth kata-kata itu terucap, hawa membunuh Leo segera memancar dengan kuat. Tatapan matanya seakan-akan ingin mencabik Randika hidup-hidup. Dm sekejap, Leo menjadi gumpn asap dan menghng. Dia meloncat tinggi dan menyerang Randika secara beruntun. Namun, pergerakannya ini sepertinya th diprediksi oleh Randika. Ketika Leo mncarkan sebuah tendangan, Randika menahan kaki itu dan memberinya serangan sikut pada dadanya yang membuatnya terpental. Lawannya kali ini benar-benar hebat! Tatapan mata Leo menjadi dingin,wannya kali ini bergerak dengan cepat dan bisa menahan seluruh serangannya. Keduanya saling bertatap-tatapan. Randika terlihat tersenyum sedangkan Leo memasang wajah sangarnya. Pada saat ini, Elva tiba di lokasi. Melihat sosok Leo yang masih ada di sana, Elva mengh napas lega. Targetnya tidak kabur dan menghng seperti bayangannya. "Leo, kau tidak bisarigi. Kembalh bersamaku, Arwah Garuda tidak akan membunuhmu." Kata Elva dengan tenang. "Hahaha, buat apa aku kembali?" Leo menatap Elva sambil tersenyum. "Karena aku th kabur bersama informasi penting, mustahil mereka membiarkan aku hidup. Kau pikir membawa orang ini bisa menghentikan aku?" Leolu menatap Randika dengan tatapan membunuhnya. Elva berusaha menenangkan situasi dan berkata padanya. "Aku akan memastikan markas tidak akan bertindak apa-apa padamu. Lagip kau adh anggota kami, mana mungkin kami akan meninggalkanmu?" "Aku sudah bukan bagian dari kaliangi. Lebih baik aku menjadi buronan daripada kembali ke tempat itugi." Leolu menatap Elva dengan serius. "Elva, kau yakin ingin menghentikanku?" Elva memasang kuda-kuda menyerang. "Aku setia pada organisasi, aku akan membawamu kembali!" "Sayang sekali, ku begitu mereka akan menemukan 2 mayat di tempat ini." Leo menggelengkan kepnya. Randikalu berkata sambil tersenyum. "Oh ya? Kenapa kau memiliki pemikiran seperti itu?" "Kau sedikit kuat dariwanwanku sebelumnya, tapi kau tetap bukan tandinganku." Leo meregangkan tangannya, menunjukan bahwa sma ini dia belum serius. "Yah kurang lebih sama sepertiku, aku juga menganggap kau bukan tandinganku." Setiap pertempuran, Ares js memandang rendahwannya. Leo mendengus dingin. "Lucu sekali, aku tidak menyangka kau begitu arogan." Randika tidak membsnya. Suasana lorong gedung ini menjadi dipenuhi niat membunuh yang pekat. Elva berdiri di tangga, menghngi jalur kabur. Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara anak kecil menangis. Pada saat itu juga, Leo bergerak! Leo, yang berkecepatan tinggi, mengeluarkan sejuh pisau dari balik bajunya dan melemparnya ke arah Randika! Dia sendiri memegang pisau di tangan kanannya, mengincar tenggorokan Randika. Chapter 130: Ada Orang yang Sedang Bergulat Chapter 130: Ada Orang yang Sedang Bergt Rentetan pisau yang terlempar itu benar-benar padat. Serangannya ini benar-benar tidak berc, apgi Leo juga ikut menerjang maju. Js bahwawannya harus menghentikanju pisau-pisau itu terlebih dahulu. Dan ketikawannya sibuk menghindari dan menangkis, Leo akan mencari titik buta untuk menyerangnya. Namun, Randika hanya berdiri diam sambil menjulurkan tangan kanannya. Lalu dia tampak sedang mengayunkan tangannya seakan-akan sedang memandu paduan suara. Seth itu, seluruh pisau tersebut tergeletak di tanah. Pada saat ini, tangan kanan Randika bergerak secepat kt dan berusaha menangkap pergngan tangan Leo. Meskipun terkejut, Leo berhasil menghindari tangkapan itu dengan melompat sedikit ke bkang. Namun, inh momen yang ditunggu Randika. Dengan cepat sebuah pukn myang ke dada Leo dan membuatnya terpental jauh ke tembok. Pertarungan ini berakhir dengan cepat, bahkan tidak sampai 5 detik sejak Leo bergerak duluan. "Sudah kubng, kau bukan tandinganku. Orang lemah sepertimu cukup aku tangani dengan satu tangan." Kata Randika sambil tertawa, dialu menoleh ke arah Elva dan mengatakan. "Sudah selesai!" "Awas!" Ekspresi Elva segera berubah, Leo sudah myangkan pisaunya sekaligi. Namun,gigi Randika menangkapnya dengan jari telunjuk dan tengahnya. "Serangan diam-diam seperti itu sama sekali tidak jantan." Randikalu melempar pisaunya itu pada Leo. Pisau berhasil menancap dengan kuat di lengan atas tangan kanannya. Leo mendengus dingin, dia merasa bahwa pisau itu menancap di tngnya. Rasa sakit dari lengannya itu membuatnya tidak bisa menggerakannya sama sekali. Melihat hal ini, Elva menjadi tenang. "Leo, kau benar-benar tidak bisarigi." Leo sama sekali tidak memperhatikan Elva. Mhan dia menatap Randika dm-dm. "Kamu benar-benar kuat!" "Kau saja yang telu lemah." Randika menggelengkan kepnya. Dialu berjn ke samping Leo dan mengeluarkan jarum akupunturnya. Seth dia menancapkan ke titik tertentu, Leo segera meraung kesakitan. "Jangan coba-cobari." Kata Randika sambil tertawa. Leo menggertakan giginya kuat-kuat. Tatapan matanya masih dipenuhi dengan tatapan kebencian pada Randika. Ku bukan karena pria ini, dia sudah berhasilri jauh dari tempat ini. Dengan tenaga terakhirnya, dia mengambil pisau terakhirnya dengan tangan kirinya. Namun, Randika segera menginjaknya, sama sekali tidak memberikan kesempatan untuknya berbuat macam-macam. "Ah!" Raungan kesakitan ketika tangannya diinjak benar-benar memekakan telinga. Randikalu memukul Leo hingga pingsan. "Baih ku begitu." Randikalu berdiri dan menoleh ke arah Elva. "Maaf aku membuatnya pingsan, dia tidak bisa diam daritadi." Elva sendiri masih terkejut dengan hal ini. Dia tahu bahwa Randika memang kuat, tapi dia tidak menyangka bahwa dia akan sekuat ini. Pertarungannya dengan Leo tidak memakan waktu lebih dari 5 detik. Elva merasa bodoh karena sempat ingin membahas rencana dengan orang ini. Sepertinya di hadapan kekuatan absolut, manusia tidak bisa apa-apa. "Hmm? Kenapa kau memandangiku terus?" Randika sedikit bingung dengan Elva yang berdiri diam. Melihat tatapan mata Elva, Randika tidak bisa tidak menggodanya. "Jangan-jangan kamu terpesona dengan kemampuan dan ketampananku? Apakah kau suka dengan otot-ototku ini? Aku tidak menyangka kamu mempunyai fetish seperti itu. Mungkin perjnanmu mencari pasangan th berakhir di sini. Kemarh dan rasakan ototku ini secarangsung!" Tatapan mata Elva berubah menjadi jijik. Kenapa bajingan ini tidak bisa serius satu menit saja? Elvalu menghampiri Leo dan memborgolnya dengan borgol khusus. Dialu menghubungi markas mengenai situasinya. Melihat Elva yang sedikit sibuk itu, Randika menghampirinya dan mengatakan. "Hei, kau ingat tidak mm di mana kita berdua berada di hotel?" Mendengar hal ini, Elva segera menutup teleponnya dan menoleh dengan wajah serius. "Jangan pernah menyinggung hal itugi. Kata Elva dengan nada serius. "itu adh momen memalukan dm hidupku, jangan pernah membahasnya!" "Baih." Randikalu menyeringai. "Tapi mm itu aku menymatkan nyawamu. Jadi bukankah aku harusnya mendapatkan hadiah?" Elva mengerutkan dahinya. "Aku kan sudah menolongmu di kota Merak!" "Hei, hei, js kurang lha. Aku th menymatkanmu 2x yaitu ketika aku membawamu ke rumah sakit dan mm itu di hotel. Jadi ku dihitung dengan hari ini, kau masih hutang budi denganku sebanyak 2x." Wajah Randika terlihat serius. Elva merasa pusing. Kenapa otak pria ini berputar ku menyangkut mash tidak penting? "Jadi apa maumu?" Elva menatap Randika. "Tentu saja bibirmu itu." Randika dengan cepat bergerak ke depan Elva, memeluk pinggangnya dan mencium bibirnya. Tindakan tiba-tiba ini membuat Elva tidak bisa bereaksi sama sekali. Ketika dia ingin menepis tangan Randika yang ada di pinggangnya, Randika sudah terlebih dahulu menciumnya. Randika benar-benar menghisap habis bibir lembut itu. Js bahwa Elva tidak ahli dm berciuman, hal ini membuat Randika tertawa dm hatinya. Di tengah ciumannya itu, tangannya mi menjjahi tubuh Elva. Merasakan tubuhnya dm bahaya, Elva bereaksi dengan cepat. Dia ingin mendorong Randika tetapi kedua tangannya ditahan oleh tangan kiri Randika. Bajingan! Elva benar-benar marah, dadanya sudah diraba-raba oleh Randika. Randika merasakan keempukan yang dipaksa bersembunyi di balik perban, dia merasa sayang bahwa Elva harus menyembunyikan kedua gunung ini. Tangan Randika juga berenang-renang di punggung Elva, dia merasakan kelembutan yang luar biasa. Di tengah momen panas ini, Elva akhirnya menemukan cara untuk lepas yaitu menendang kaki Randika! Ah! Tng keringnya yang ditendang itu membuatnya mengh napas dm-dm. Dia tidak menyangka bahwa Elva akan memakai cara licik seperti itu. Elva memanfaatkan momen ini untuk kabur dari pelukan Randika. Lalu tanpa berkata apa-apa, sh satu kakinya sudah myang tepat ke arah wajah Randika! Kaki putih itu bagaikan cambuk mengarah wajahnya. Namun, dengan mudah Randika menahannya dengan satu tangan. "Jangan begitu, hadiahku belum selesai kunikmati." Randika tersenyum nakal pada Elva. Elva, yang tidak peduli dengan kata-kata Randika, menggunakan kakinya yang tertangkap itu sebagai tumpuan untuk meloncat dan menghantam kep Randika dengan kaki kirinya. Randika yang terkejut segera melepas genggamannya dan bersembunyi di dm kamar. "Hei, apa kau ingin membunuhku?" Randika berteriak dari balik pintu, dia benar-benar lincah bagai monyet. "Aku heran kenapa kau masih malu-malu seperti itu? Bukankah kita sudah pernah mengmi yang lebih intim daripada ini?" Mendengar hal ini, Elva menggigit bibirnya dan mendobrak masuk. Tanpa berkata-kata, dialu myangkan tendangangi ke arah wajah Randika. Kali ini Randika tidak bersembunyigi. Mhan dia menangkap kaki Elva itu dan mendorongnya hingga ke dinding. Sekaligi Elva sama sekali tidak bisa bergerak. Posisi mereka benar-benar canggung, kaki Elva benar-benar myang tinggi. "Wah, wah, wah." Randika tiba-tiba tertawa nakal dengan tatapan mata penuh makna. Elva yang mendengarnya merinding, dia tahu bahwa Randika akan aneh-anehgi, Tetapi, suara benda jatuh dari luar pintu mengagetkan mereka berdua. Saat mereka melihatnya, mereka melihat ada anak kecil yang menatap mereka. Ternyata suara itu berasal dari mainannya yang jatuh. "Ma, ada orang yanggi gt seperti mama dan papa kemarin." Anak itu berteriak keras pada ibunya. Chapter 131: Hannah Ingin Berbisnis Chapter 131: Hannah Ingin Berbisnis Ketika mendengar anak itu berteriak pada ibunya, Randika dan Elvangsung merasa malu. Kata-kata anak itu benar-benar terdengar ambigu. Mereka berdua menatap mata satu samainlu memalingkan wajah mereka secara bersamaan. Posisi mereka benar-benar canggung. Randika menyadari bahwa mereka pada dasarnya th berpelukan. "Hahaha, anak kecil memang polos ya." Randika tersenyum kemudian melepas Elva dari genggamannya. Dialu berjn menuju pintu. "Kamu ini bisa saja,in kali ku orang tuamu bergt lebih baik kamu pura-pura tidur saja." Randika mencubit pipi anak itu dan pergi dari gedung tersebut. Melihat sosok Randika yang menghng, Elva mendengus dingin. Bisa-bisanya dia dipermainkangi sama Randika. Melihat Leo yang masih tidak sadarkan diri berbaring dengan tenang, Elva makin marah dan menendangnya beberapa kali. Jika bukan karena Leo, dia tidak akan dipekukan seperti itu oleh Randika. ............. Seth meninggalkan Elva, Randika tidak berniatan kembali ke kantor. Lagip, tidak ada pekerjaan yang penting untuk dikerjakannya. Jadi dia memutuskan untuk png dan bersantai. Ketika dia sampai di rumah, dia bertemu dengan Hannah. "Lho tumben kamu di sini?" Randika menyapanya dengan senyuman. "Kak!" Hannah senang melihat Randika yang png sendirian itu. Dia dengan cepat berdiri dan menyeret Randika untuk duduk di sofa. "Ayo duduk kak, sini duduk di sampingku." Hannah terlihat bersemangat. Randikangsung masuk mode waspada. Terakhir kali Hannah bertingkah seperti ini, dia pasti memiliki agenda tersendiri. Perempuan ini benar-benar licik, kadang bisa bertindak bagai mikat kadang bisa bagaikan iblis. "Sekarang ada mash apa? Klub karatemu ada mashgi?" Randika duduk dan menatap Hannah. "Kupun ada, aku sudah tidak peduligi." Randikangsung memberi jawaban yang js. Dia sudah tidak mau diseret Hannah untuk mengatasi mash yang sepelegi. "Kak." Hannah memeluk tangan Randika sambil mengelus-eluskan kepnya di tangannya itu. Benar-benar menggemaskan. "Han, jangan begitu. Aku hanya mencintai kakakmu di dunia ini." Kata Randika dengan wajah serius. "Kak, dengarkan mashku dulu." Randikalu mengh napas. "Memangnya ada mash apagi sekarang?" Wajah Randika terlihat bingung, terlibat mash apgi adik iparnya ini. "Kali ini tidak ada hubungannya dengan orangin, murni ide brilianku saja." Hannah menatap serius mata Randika sambil tersenyum. "Jadi begini kak, akhir-akhir ini banyak anak kuliahan yang membuka usaha jadi aku ingin buka usaha sendiri." "Itu saja?" Sindir Randika. "Ya itu saja." Hannah makin mengencangkan pelukannya. "Aku Cuma ingin menjadi gadis yang mandiri." Randika mengh napas dan bersandar di sofa. "Terus bisnis apa yang ingin kamu buka?" Hannahngsung menjawab. "Aku kapan hari menyadari peluang usaha ini ketika di kamar asramaku. Orang-orang di universitasku ku tiap sabtu dan minggu biasanya akan jn-jn dan membeli baju di mal. Bukankah aku akan untung besar ku aku membuka toko baju di sekhku itu?" Hannah makin bersemangat menjskan. "Menurutku ini adh ide brilian, para perempuan itu benar-benar suka bnja baju baru. Terlebih, sekhku mendorong para muridnya untuk membuka usaha jadi aku kepikiran untuk membuka toko baju." Randika mengangguk. "Bagus sekali! Aku setuju dengan pemikiranmu itu. Jadi, apa yang bisa kubantu?" "Kakak memang yang terbaik, aku tahu kakak akan mendukungku! Ah, tapi jangan beritahu kak Inggrid ya, dia slu tidak setuju ku aku ingin membuka usaha sebelumnya." Meskipun tidak tahu kenapa, Randika hanya mengangguk. "Han, kau sudah memikirkan mau buka di mana?" Randika mi menganalisa situasi. "Terus bagaimana dengan harga sewa, modal yang dibutuhkan, supplier bajumu dll? Apa kamu sudah memikirkannya?" Hannah tersipu malu sambil tersenyum. "Itu aku sama sekali belum memikirkannya. Randikangsung merasa pusing. Ku tidak memikirkan hal-hal mendasar seperti itu, bagaimana bisa orang membuka usaha? "Han, apa kamu serius ingin membuka usaha atau kamu ingin main-main saja?" Lirik Randika. "Kak, aku serius ingin membuka usahaku sendiri!" Tatapan Hannah menjadi serius. Melihat wajah Randika yang terlihat ms dan ragu, Hannah dengan cepat memeluknyagi. "Kak, kau tadi ngomong akan membantuku. Jangan tinggalkan aku sendirian!" "Iya, iya." Randika merasa tidak berdaya, dia tahu bahwa mash ini akan melhkan dirinya. "Aku sebelumnya sempat memikirkannya. Ku lokasi, ada ruangan kosong yang bisa disewa di dm sekh. Ruangan itu cukup luas dan bagiku itu cocok sebagai toko baju. Ku mash modal, ada tabunganku sma ini. Seharusnya 200 juta cukup bukan?" Hannah tersenyum. Dua ratus juta? Js cukup! "Ku mengenai supplier" Hannah terlihat bingung. "Aku tidak tahu harus mencari ke mana. Baih ku begitu, kita sekarang akan berkeliling dan mencarinya!" "Ayo kak, kita pergi sekarang saja." Hannah menyeret tangan Randika. "Hari ini kita harus menemukannya!" Randika, yang baru png, terlihat ms. "Han, kenapa kau buru-buru begitu? Bagaimana ku kita menyusun rencana dulu?" "Kak! Bukankah kamu bng akan membantuku? Ku tidak ada suppliernya, sama saja bisnisku tidak bisa berjn. Kita harus menemukannya sekarang juga!" Hannah berhasil menyeret Randika dari sofa dan membawanya keluar rumah. Seth itu Hannah membawa Randika ke mobil sportnya. Ketika mobil sudah meny, Hannah menoleh dan bertanya. "Kita mau ke mana ini kak?" Ya ampun! Randika benar-benar ingin menampar dirinya sendiri, adik iparnya ini benar-benar menguji kesabarannya. "Sebentar." Randikalu mengeluarkan handphonenya dan mencari lokasi dari Pasar Tunjungan. Seth mendapatkannya, dialu memberi arahan pada Hannah. "Ikuti arahanku." Kata Randika pada Hannah. "Baik!" Hannahngsung memacu mobilnya. Pasar Tunjungan merupakan mall sekaligus pasar tradisional yang menjual aneka barang. Dibandingkan dengan mallin, Pasar Tunjungan merupakan mall dengan harga termurah. Demi mencari untung yang lebih, Randika memutuskan untuk mencari di tempat ini dulu. Tidakma kemudian, kedua orang ini berhasil sampai di Pasar Tunjungan. Melihat mobil mewah itu, para pengunjung dan para penjual terkejut sekaligus penasaran. Ketika Randika dan Hannah turun dari mobilnya, mereka menjadi pusat perhatian orang-orang. Kenapa orang kaya itu datang ke tempat seperti ini? "Wah bajunya benar-benar banyak!" Hannah cukup terkejut. Di mana-mana terlihat baju dipajang mi dari baju anak-anak hingga dewasa. Melihat Hannah masuk ke sebuah toko, Randika menggandeng adik iparna itu. "Han Itu toko baju untuk anak-anak, toko yang ingin kita kunjungi ada di sana." Hannah merasa malu dan mengikuti kakak iparnya itu. "Smat datang, nonagi mencari baju?" Penjaga toko yang melihat Hannah dan Randika berjn melewati tokonyangsung tersenyum lebar. "Iya." Jawab Hannah sambil tersenyum. "Ku begitu coba lihat tokoku ini." Kata lki itu. "Tokoku punya banyak baju untuk seg usia. Harga dan kualitas kujamin bagus!" Chapter 132: Persiapan Chapter 132: Persiapan Lki itu benar-benar bersemangat seth berhasil menarik perhatian dua orang kaya itu. Dia tanpa henti menjskan dan bercerita tentang kelebihan tokonya. "Di tempatku ini, kualitas bajunya yang terbaik daripada toko-tokoinnya." Hannah menatap Randika sambil tersenyum dan melihat ekspresi Randika tetap datar. Hannah akhirnya tidak bisa terdiam terus dan bertanya. "Harga dari baju ini berapa?" "Hahaha tidak mahal. Satu buahnya 100 ribu." Mata lki itu mi berputar. "Murah sekali!" Hannah tersenyum lebar. Ketika dia ingin membelinya, Randika dengan cepat bertindak. "100 ribu? Itu sedikit mahal. Han, lebih baik kita melihat-lihat toko yangin dulu." Seth itu, Randika membawa pergi Hannah dari tempat itu. "Ah!" Penjaga toko itu menjadi panik. "Baih, untuk kalian hari ini harganya menjadi 90! Bukan 80 ribu!" Mendengar teriakan orang itu, Randika tetap berjn tanpa menoleh. Seth berjn cukup jauh, dia menyadari wajah Hannah yang terlihat bingung dan polos itu. Seth mengh napas, Randika mengatakan. "Han, aturan berbisnis yang paling sederhana yang perlu kau ingat adh membeli dengan harga semurah mungkin dan menjualnya semahal mungkin untuk mendapatkan keuntungan besar. Jika kau tadi membeli tanpa menawar, bagaimana mungkin kau bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi?" "Oh!" Hannah dengan cepat mengangguk. "Baih, aku sudah mengingatnya!" "Terlebih, ku kamu tidak mengerti harga pasar berapa, lebih baik kita memeriksa beberapa toko. Kita perlu membandingkan harga sekaligus kualitas yang diberikan, tapi ingat juga ku beberapa style baju memiliki harga yang berbeda." Hannah terus-terusan mengangguk seperti ayam yang sedang mematok tanah. Tatapan matanya terlihat kagum. "Kak Randika memang luar biasa!" "Tentu saja, kakak iparmu ini memang yang terbaik!" Randika menjadi besar kep. "Ku begitu apa yang harus kitakukan sekarang?" Tanya Hannah sambil tersenyum. Randika mengatakan. "Tentu saja kita harus memeriksa beberapa toko dan membandingkan harganya nanti. Seth menemukan tempat yang cocok, baru kita akan memborong dari mereka." "Baik!" Hannah dengan antusias menjawab. "Ku begitu, lebih baik kita berpencar." Randikalu menunjuk ke arah sebh kanan. "Kamu periksa arah sana dan aku akan ke situ. Seth 30 menit kita akan bertemu di tempat kita sekarang." Sungguh jarang Randika mau membantu orang tanpa pamrih, mungkin baginya ini adh pertama kali dia mkukannya. Bagaimanapun juga, Hannah adh adik dari istrinya jadi mungkin Hannah sudah dia anggap keluarganya. Diin sisi, Hannah menuruti saran Randika dan mi menjjahi toko-toko. Sambil memperhatikan style baju serta harga, Hannah mi mengerti harga pasarannya. Dia benar-benar merasa bodoh ketika dia senang mendengar kata 100 ribu saat pertama kali dia datang. Harga toko-tokoin benar-benar jauh di bawahnya, hampir mencapai angka 50-60 ribu. Dm hatinya dia semakin kagum pada kakak iparnya itu. Seth keluar masuk beberapa toko, akhirnya Hannah sudah memiliki pemikiran bagaimana mana nanti dia akan menjualnya. Namun, pada saat ini muncul lki gendut yang menghampirinya. "Hai cantik, sedang lihat-lihat baju?" Hannah menoleh dan menemukan bahwa pria gendut dengan wajah berkeringat itu sedang berusaha menggodanya. Tanpa menjawab, Hannah hanya mengangguk. "Ku begitu mau aku antar?" Pria gendut iningsung menjadi bersemangat. "Aku sudah bertahun-tahun bekerja di tempat ini, aku tahu sk beluk tempat ini dan aku punya selera baju yang bagus." "Tidak usah terima kasih." Hannah dengan sopan menk. Pria gendut itu tidak mau menyerah, melihat sosok Hannah yang menjauh dia segera menyusulnya. "Sudah santai saja, aku akan mengenalkanmu ke toko-toko yang bagus dan murah secara gratis! Jadi baju seperti apa yang kamu inginkan?" Hannah hanya mengerutkan dahinya, pria ini benar-benar menyebalkan. Namun, sekarang pria gendut itu mencegatju Hannah sambil tersenyum. "Sayang, ku kau tidak menjskan bagaimana bisa aku membantumu?" "Aku sudah bng ku aku tidak butuh bantuanmu." Kata Hannah dengan nada dingin. "Hahaha ternyata kau malu-malu kucing, aku suka itu." Pria gendut itu tertawa. Dia masih mengekori Hannah dari bkang. "Hari ini aku akan menemanimu bnja." Pria gendut itu tersenyum. "Kau benar-benar beruntung." Hannah sudah tidak peduli, dia hanya berjn sambil mencuekinya. Tetapi, pria gendut itu tetap mengekorinya. Dan ketika dia mau menyentuh pundak Hannah, Hannah dengan cepat menampar tangannya itu. "Kau sudah g apa?" Hannah menjadi marah, kok ada orang tidak tahu diri seperti ini? "Kenapa kau tiba-tiba marah sayang?" Pria gendut itu terlihat bingung sambil mengerutkan dahinya. "Jangan mengikutiku terus!" Kata Hannah dengan nada marah. Pria gendut itu justru tersenyum. "Aku mengikutimu merupakan anugerah bagimu." Bersamaan dengan itu, pria gendut ini berusaha menggandeng tangan Hannah. Untungnya Hannah bereaksi dengan cepat dan membuat jarak dengan pria itu. Ketika pria gendut itu berusaha menghampirinyagi, Hannah menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya benar-benar tutup mata terhadap situasinya. Seh-h mereka th menjadi orang buta. Ada peribahasa yang mengatakan ''Terpegang di abu dingin'' [1]. Jadi, orang-orang tidak ingin terlibat dengan mereka. Apgi mereka tahutar bkang dari pria gendut itu. "Jika kau berani mengikutikugi, jangan shkan aku ku bertindak kasar." Kata Hannah sambil memasang kuda-kuda bertarungnya yang dia pjari di klub karate. "Oh, ternyata sin cantik kau cukup liar juga." Wajah pria gendut itu terlihat semakin bengis. "Aku penasaran bagaimana liarnya kamu di tempat tidur. Aku akan membuatmu tidak akan pernah melupakan diriku." Pada saat ini, pria gendut itu merasa pundaknya dipegang seseorang. Seth dia menoleh, sebuah tinju sudah myang dan mendarat di wajahnya. DUAK! Tinju itu mendarat di mata pria gendut ini dengan sempurna. Dialu merasa pusing sambil berjn mundur beberapangkah. "Kakak!" Hannah tersenyum gembira ketika melihat sosok Randika. Dengan cepat dia bersembunyi di bkang punggung Randika. Randikalu menatap pria gendut itu dengan tatapan jijik. Berani menyentuh adik iparnya? Nyari mati apa? Aku sendiri saja belum pernah merasakannya secarangsung. Ah! Maksudku dia adh adik iparnya yang berharga! Terlebih, pria ini jelek dan gendut. Ku jelek saja mungkin masih tidak apa-apa orang ini sudah jelek, tidak tahu diri, bahkan menguntit orang. Akhirnya pria gendut ini sudah mi kembali sadar. Tetapi rasa sakit di matanya masih belum hng, sambil memegangi matanya itu dia menatap Randika. "Siapa kamu?" Randika tidak menjawab, pria gendut itulu melihat Hannah bersembunyi di bkangnya. "Ah, kau pacarnya?" "Berani-beraninya kau memukulku! Kau tahu siapa aku di tempat ini?" Bentak pria gendut itu. "Aku tidak tahu, coba kau bantu aku." Kata Randika dengan santai. "Aku dijuluki si Gajah Penghancur! Tidak ada orang yang berani menyinggungku di tempat ini, jika kau macam-macam maka aku pastikan tidak ada toko yang akan myanimu!" Kata pria gendut itu. Gajah? Randika dan Hannah tertawa bersama, julukannya itu benar-benar cocok melihat betapa gendutnya orang itu. "Tertawain apa kalian?" Melihat kedua orang itu tertawa, pria gendut itu semakin marah. "Bukan apa-apa, julukanmu itu bagus kok." Randika justru makin tertawa keras. Melihat pria gendut itu yang marah-marah sendiri tidak js, Randika bergerak dengan cepat dan menekan titik akupunturnya. Tiba-tiba pria gendut ini merasa suaranya tidak bisa keluar sama sekali. Apa yang sedang terjadi? Pria gendut ini menjadi panik dan menatap Randika dengan perasaan ngeri. "Jika kau macam-macam denganku, kakimu snjutnya yang tidak bisa bergerak." Kata Randika dengan santai sambil membawa Hannah pergi. Melihat sosok Randika yang pergi, pria gendut ini tidak tahu harus berbuat apa. Dialu memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. "Kak, untung kakak datang." Hannah tersenyum sambil memeluk tangan kakak iparnya itu. "Laki itu benar-benar menjijikan." "Aku tidak bisa menyhkannya, kecantikanmu itu memang tidak ada duanya. Aku sendiri harus menahan diri supaya tidak sama seperti dia." Kata Randika sambil tersenyum. Mendengar pujian kakaknya itu, entah kenapa Hannah merasa malu. "Jadi bagaimana? Sudah tahu apa yang akan kamu borong?" Randikalu kembali ke bisnis. Mereka berdualu berdiskusi dan menukar harga dan pendapat. "Baih." Seth selesai berdiskusi, Hannah dengan cepat mengambil keputusan. Dialu pergi ke toko tempat yang th mereka diskusikan. Randika terus mengikuti Hannah. Hari ini dia akan menjadi mentor dari Hannah, sedangkan mash mencari uang nantinya, itu bukan hal yang harus diperhatikan. Yang dia perlu ajarkan adh perencanaan serta eksekusi yang benar, seth itu uang akan datang dengan sendirinya. Tapi, kekhawatiran Randika mungkin sedikit berlebihan. Hannah merupakan orang yang ahli dm berbisnis dan tawar-menawar, hal ini sedikit mengejutkan Randika. Seth setengah jam berkeliling, Hannah sudah membeli puluhan baju yang populer di kngan anak muda dengan harga yang sangat murah. Ketika Hannah mencari-cari baju di tokoin, Randika mencegatnya. "Han, mungkin ini sudah cukup. Kita coba dulu seberapa dm airnya baru seth itu kita bisa memikirkan bagaimana ke depannya." Hannah mengangguk setuju, dialu mengatakan. "Ku begitu, kita ke sekhku!" Kemudian mereka dengan cepat masuk ke dm mobil. Randika tidak lupa membeli hanger dan rak untuk menggantung baju-baju ini. Seth selesai, merekangsung menuju Universitas Cendrawasih. "Han, apakah ruanganmu itu sudah siap?" Tanya Randika. "Ada kakak ksku yang masih menempati ruangan itu. Dia seharusnya keluar hari ini, sebentar akan kutelepon dia sekarang untuk memastikan." Takma kemudian, teleponnya itu diangkat. "Halo kak Amel? Ini aku Hannah, apa kakak sudah beres-beres tokonya kakak? Ku begitu.." Hannah mengeluarkan kemampuan negosiasinya. Takma kemudian Hannah menutup teleponnya dan mengangguk pada Randika. Sepuluh menit kemudian akhirnya mereka sampai di sekhnya. Hannah dengan cepat turun untuk bertemu dengan Amel terlebih dahulu untuk serah terima ruangan. "Oke kak, semua sudah beres." Ketika Hannah kembali ke mobil, napasnya sudah terengah-engah. Namun, tatapan matanya terlihat bersemangat. Dialu mengeluarkan baju-baju serta barang-baranginnya ke ruangan yang akan menjadi toko kecilnya itu. Ketika Randika membantunya menyiapkan toko ini, dia melihat sosok yang familiar. Dia melihat sosok Christina tidak jauh dari tokonya itu. Hari ini perempuan itu terlihat cantik dengan rok ketat merahnya itu. "Han, aku keluar sebentar ya." Kata Randika. "Baih." Hannah dengan cepat setuju. [1] Mencampuri sesuatu (urusan) yang menyusahkan atau menckakan diri sendiri. Chapter 133: Mengajari Christina Piano Chapter 133: Mengajari Christina Piano Ketika berjn dengan santai, Christina merasa pundaknya ditepuk. Seth menoleh, senyuman yang dia harap tidak pernah dilihatnyagi muncul di hadapannya. "Hmm." Melihat orang itu adh Randika, Christina dengan cepat memalingkan wajahnya. Meskipun ada sedikit rasa senang melihat Randika, dia tetap berusaha tenang. Melihat Christina yang cuek dan dingin itu, Randika tidak bisa berhenti tertawa. "Tina lihat sini dong." Mendengar nama itu, Christina hampir terpeleset. "Hei, jangan panggil aku itu!" Christina menoleh sambil marah-marah. Panggn itu membuat dirinya teringat ketika Randika melihatnya setengah tnjang. Terlebih, dia teringat akan Randika yang meraba-raba dirinya di tengah kesulitannya itu. Randikalu berkata sambil tersenyum. "Jika aku tidak memanggilmu seperti itu, kau tidak mau menoleh." Christina hanya memalingkan wajahnya. Kali ini wajahnya penuh dengan ekspresi dingin. "Tina" Kata Randikagi. "Jangan panggil aku itu!" Lagigi Christina marah dan membentaknya. Namun, kali ini ada dua murid yang lewat. "Smat siang Bu Christina." Mendengar suara itu, Christina dengan cepat menjadi seorang guru. Dia berbalik dan tersenyum manis. "Smat siang." Ketika kedua murid itu pergi, Christina menatap tajam Randika yang sedang tertawa. Randika mendengar ucapan tersembunyi para murid itu yang menyangka dirinya adh pacar dari gurunya. Seth kedua murid itu sudah cukup jauh, Randika bertanya pada Christina. "Apakah mantanmu berbuat mashgi?" "Aku sudah mengganti kunci rumahku." Kata Christina. "Oh?" Randika mengangguk. Ternyata perempuan ini cukup pintar tetapi dia sedikit khawatir bahwa karena kejadian itu, Christina akan membangun dinding di sekitarnya agar tidak ada lki yang bisa mendapatkan hatinyagi. "Sekarang apgi yang membuatmu datang ke tempat ini?" Kali ini Christina yang bertanya. "Aku hanya ingin bertemu denganmu." Kata Randika sambil tersenyum. "Lagip, anak-anak muda ini mengingatkanku masa-masa mudaku dulu." "Aku tidak bisa memahamimu." Kata Christina sambil mengh napas. Dia sempat senang mendengar kata pertama Randika tetapi kata-katanya berikutnya membuatnya tidak bisa memahami Randika sedang bercanda atau tidak. Melihat Christina yang sedikit kecewa itu, Randika menyadari betapa cantiknya orang ini meskipun terlihat sedih. "Apakah dadamu masih sakit?" Tanya Randika. "Sudah jauh lebih baik." Kata Christina. "Sama sekali tidak terasa sakit." Randika mengangguk puas. "Namun, jika kamu ingin itu sembuh total maka kamu perlu mendapatkan perawatan beberapa kaligi. Ku tidak, penyakit itu tidak akan pernah hng." "Oh ya?" Wajah Christina itu segera terlihat dingin. "Bukankah waktu itu kamu memberitahuku bahwa aku th sembuh total?" "Hahaha, apa aku berkata seperti itu dulu?" Randika terlihat malu dan memalingkan wajahnya. Melihat Randika yang sh tingkah itu, suasana hati Christina menjadi lebih baik. "Kamu sedang apa?" Randika melirik Christina yang tersenyum itu dan mengalihkan topik pembicaraan. "Aku sedang betih piano." Christinangsung menunjukan lembaran musik piano di tangannya. Randika mengambilnya dan memeriksanya. "Ada bagian yang aku tidak bisa mainkan dengan baik." Kata Christina. "Gampang sekali, aku akan mengajarkanmu." Mendengar hal ini, Christina menatap Randika tajam-tajam. Dialu mengambil lembarannya itu dari tangan Randika. "Kau bisa main piano?" Js pria ini berbohong! Randikalu berkata sambil tersenyum. "Tanganku ini serba bisa, piano hanyh mainan bagiku. Jangan khawatir, aku tidak pernah berbohong. Sini, aku akan mengajarkannya padamu." Christina benar-benar tidak percaya dengan kata-kata Randika. Tetapi seth berpikir tentang bagaimana pria ini menyembuhkan penyakitnya, dia merasa mungkin saja dia tidak berbohong. Apakah dia benar-benar bisa bermain atau tidak? Pertanyaan itu terus menerus muncul di pikirannya. Christinalu berkata pada Randika. "Ruangan praktik musik ada di sebh sana." Randika tersenyum dan berjn berdampingan dengan Christina. ........... Ruangan Praktik Musik Tidak peduli sekh manapun, ruangan musik merupakan tempat favorit para pria. Kenapa? Karena sarang para perempuan cantik dan elegan adh tempat ini! Bisa dikatakan bahwa orang-orang yang berada di jurusan musik biasanya adh orang-orang tampan dan cantik, khususnya para perempuannya. Diiringi dengan melodi yang enak didengar, kecantikan mereka mendapatkan ni tambahan di mata Randika. Apgi jurusan musik di universitas ini adh yang terbaik di kota Cendrawasih jadi para bunga-bunga ini berkumpul di satu tempat yang sama. Sin jurusan musik, jurusan perhotn juga dikenal sebagai tempat perempuan cantik berkumpul. Kecantikan mereka cukup diacungi jempol dan menjadi bahan pembicaraan para lki. Sma perjnan mereka ke ruangan praktik musik, mata Randika terpaku pada kaki-kaki para perempuan cantik ini. Dia memberikan mereka angka 8 untuk kemulusannya. Sedangkan perempuan yang sedang betih bi itu dia berikan ni 10! Ketika melihat Randika yang seperti anak kecil itu, Christina sedikit merasa jengkel. "Bisakah kau biasa saja melihat mereka?" Randikalu menarik tatapan matanya dan tertawa. "Tidak ada shnya kan? Aku cuma mengapresiasikan kecantikan mereka." Kata-kata Randika benar-benar terus terang, Christina sampai tidak bisa berkomentar. Christina membawa Randika ke sebuah ruangan dintai 2. Seth membuka pintu, ruangan itu penuh dengan orang. Ruangan ks ini kedap suara dengan berbagai instrumen musik yang terpasang. Di ruangan yang luas ini, terdapat 8 piano. Murid-murid jurusan musik ini sedang betih dan membaca lembaran musiknya. Di bagian pojok dekat jend, ada piano yang tidak terpakai. Christina membawa Randika ke piano itu. "Baih." Randikalu duduk sambil tersenyum. Dialu melemaskan jari-jarinya sambil menyesuaikan kursinya. Ketika dia hendak bermain, dia tiba-tiba berhenti. Di tengah kebingungan Christina, Randika dengan nada malu mengatakan. "Aku tidak hafalgunya." "Aku kira kamu sudah menguasaigu itu." Kata Christina sambil mendengus dingin. Dialu meletakan lembaran musik pianonya di depan Randika. Randikalu membk-balik hman tersebut dan menanyakan bagian mana yang Christina bingung. Christinalu menunjukan Piano Sonata No. 8 Beethoven bagian 3rd Movements dan Croatian Rhapsody oleh Maksim Mrvica. Baginya kedua musik ini sedikit sulit Seth membaca skor itu dengan baik, Randika menoleh ke arah Christina. "Apa kamu tidak bisa memainkan musik yang cocok dengan gayamu?" "Hmm? Kedua itu cocok dengan gaya bermainku." Kata Christina dengan wajah serius. Lagu yang mnkolis dan tragis seperti ini cocok buatmu? Randikalu menutup matanya dan menutup lembaran musiknya. Ketika dia membuka matanya, dia sudah siap. Tiba-tiba, alunan piano sudah dia mainkan. Nada halus dan kecil, bagaikan orang depresi sedang berbisik. Piano Sonata No. 8 Beethoven bagian 3rd Movements merupakan sh satu kesukaan Randika, jadi dia sangat menghayatigu ini. Randika bahkan bisa melihat sebuah ruangan gp di mana api dari tungku meny dengan kecil sambil ditemani air hujan. Seluruh ruangan itu terlihat kosong dan gp, hanya ada seorang pria duduk sendirian di depan piano dan memainkannya dengan pn. Melodi terus mengalir tanpa henti,lu pria di ruangan itu seakan-akan mengeluarkan rasa depresinya yang terdm dan tuts piano semakin cepat dimainkannya. Christina benar-benar terkejut ketika melihat Randika bermain piano dengan penuh penghayatan. Di depan piano, sosok Randika benar-benar berubah. Sosok yang biasanya bercanda dan tidak pernah serius itu benar-benar terlihat elegan. Christina sendiri merasa dirinyarut dm melodi dan hatinya benar-benar merasakan kisah tragis darigu ini. Bagaimana bisa? Christina yang menutup matanya itu bisa membayangkan bahwa dia sedang berada di ruangan gp bersama dengan Randika. Mereka sedang duduk berdampingan tetapi jarak Randika semakin jauh dari dirinya tiap detiknya. Suara dari piano ini semakin keras dan kencang, tiap tuts memberikan sensasi tragis. Tiba-tiba, suara yang cepat itu dengan cepat turun drastis dan menjadi tenang. Seakan-akan seluruh hatinya sudah dia luapkan semua dan sekarang dia sedang mencari orang untuk dia ajak bicara. Christina membuka matanya. Tanpa sadar dia ternyata duduk di samping Randika. Lalu seth menutup matanyagi, suara tuts piano itu tetap tenang dan memberikan sensasi unik yang membuat Christinarut di dmnya. Sambil mencuri-curi pandang, Christina menyukai wajah serius Randika. Randika yang diam dan terlihat dewasa ini terlihat tampan. Akhirnya, perasaan depresi keluar dengan deras. Seperti air terjun, perasaan depresi ini meluap keluar dari hati pria yang duduk sendirian di ruangan gp itu. Kesedihan, depresi, penyesn Beethoven benar-benar bisa dibawakan oleh Randika dengan baik. Para murid di ruangan ini juga terkejut. Mereka semua mengerti bagaimana sulitnya Sonata yang dikenal sebagai Sonata Pathetique itu. Namun, orang itu bisa memainkannya dengan sempurna. Tidak bisa dipungkiri, semua orang berhenti beraktivitas dan memperhatikan Randika. Para murid ini menutup mata mereka, mendengarkan alunan melodi dan membayangkan hal yang sama dengan Christina. Sekarang suara piano terdengar mmbatgi. Seth memainkan bagian terakhir dengan tangan kanannya, Randika membuka matanya. Sesaat seth membuka matanya, Randika benar-benar terkejut. Semua orang di ruangan itu menatapnya lekat-lekat. Mereka semua berhenti beraktivitas dan melihat dirinya bermain piano bahkan Christina yang duduk di sampingnya memasang wajah serius. Ada apa ini? Apakah ada makanan nyangkut di gigiku? Tidak, aku tadi pagi sudah gosok gigi. Randika yang tidak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba mendengar suara tepuk tangan yang keras. k, k, k, k! Semua orang bertepuk tangan dengan semangat, mereka kagum dengan permainan orang itu. Bahkan Christina tersenyum lebar melihat Randika, dia benar-benar membuatnya kagum. "Terima kasih, terima kasih." Randika tertawa sambil tersipu malu. Dia hanya bermain menuruti isi hatinya, entah kenapa dia mh dipuji orang-orang. Melihat sosok serius itu menjadi sosok pria yang genit dan tidak tahu dirigi, Christina sedikit bingung. Dia berharap Randika tetap menjadi sosok tampan seperti sebelumnya. "Lagi! Lagi!" Tiba-tiba semua murid itu bersorak meminta Randika bermain sekaligi. "Lagi! Lagi!" Suasana ruangan musik ini menjadi heboh dan antusias. Randika sambil tersipu malu mengatakan. "Baih, karena semuanya yang meminta maka aku akan bermain beberapagugi." Seth itu, Randika kembali duduk dan bermain sekaligi. Tiba-tiba, seluruh ruangan sudah dipenuhi oleh melodi meledak-ledak seakan-akan mereka berada di tengah medan tempur. Seiring berjnnyagu, pemandangan ini berubah menjadi pemandangan pasca perang. Di tengah tanah tandus itu, tumbuh sebuah bunga yang akhirnya mekar. Chapter 134: Jelmaan Iblis! Chapter 134: Jelmaan Iblis! Seth itu Randika terus bermainkan beberapagu. Seth suasana menjadi tenang, Randika mengajarkan Christina bagian mana yang menurutnya susah dimengerti. Sekarang Christinah yang bermain dan Randika berdiri di sampingnya. Jika ada keshan, Randikangsung meny dan membuat Christina memainkannya ng. Bukan namanya Randika ku tidak aji mumpung, sesekali dia akan menggenggam tangan halus milik Christina itu sambil menyenggolkan sikutnya di dadanya. Tujuan Randika adh memanfaatkan kesempatan kecil ini sebanyak mungkin oleh karena itu dia sama sekali tidak berbicara dan berwajah tegas ketika memperbaiki keshan Christina. Waktu-waktu indah belu dengan cepat, tidak sadar sudah setengah jam mereka th betih. Seth itu mereka berdua keluar dari ruangan musik tersebut. "Aku masih tidak percaya kamu bisa bermain piano." Permainan Randika benar-benar membekas di benak Christina, dia masih tidak percaya Randika bisa bermain seindah itu. Bisa dikatakan bahwa permainan Randika tidak jauh berbeda dengan para profesional. "Lki sejati tidak akan pernah berbohong." Kata Randika sambil tertawa. "Bukan hanya piano, aku bisa t musikinnya lho. Aku bisa bermain gitar, bi, selo dan t-t musikinnya. Apain kali kamu ingin mendengarnya?" Christina sangat tidak mempercayai kata-kata Randika barusan. Mustahil orang biasa dapat menguasai t musik sebanyak itu. Pada saat ini, Christina menyadari ada seorang bayi sedang berjn menghampirinya sambil tertawa. Ah? Sejak kapan bayi bisa berjn? Tetapi detik berikutnya Christina sadar bahwa itu adh monster yang menghampiri rumahnya! Monster yang mencuri pakaiannya sambil tertawa mesum! Memikirkan mm itu, Christina teringat dia hampir dibugili oleh sebuah boneka seperti ini. Dia benar-benar merasa malu. Namun, apab dia perhatikan boneka ginseng ini benar-benar lucu dan imut! Apgi mulutnya yang kecil dan caranya berjn sudah cukup membuat hati para perempuan luluh. Randika masih belum sadar karena dia berjn dengan menghadap lurus. Ketika dia melihat Christina yang terdiam, barh dia sadar bahwa ada boneka ginseng! Randika senang setengah mati melihat boneka ginseng ini masih berada di kota ini. Namun perasaan senang ini segera berubah menjadi kenangan pahit. Boneka satu ini benar-benar sulit untuk ditangkap. Kecuali boneka itu menyerahkan dirinya, hampir mustahil untuk menangkapnya. Randika sendiri sudah gagal berng kali hingga dia merasa frustasi. Sma boneka ginseng itu berada di tanah, sangat mustahil untuk menangkapnya. Dia harus menangkapnya di tengah udara, ith satu-satunya kesempatan yang dia punya. Namun, menangkapnya di tengah udara masih aja sulit jadi hingga sekarang ia masih berkeliaran dengan bebas. Namun hal ini tetap tidak membuat Randika patah semangat, justru darahnya mendidih setiap dia bertemu dengan boneka ginseng ini. Boneka ginseng ini menyadari keberadaan Randika dan, dengan mata btnya, ia menatap Randika. Aura yang keduanya pancarkan benar-benar luar biasa pekat. Christina terlihat bingung. Kenapa Randika tiba-tiba terlihat serius ketika melihat boneka yang imut ini? Christinalu melihat sesuatu yang mampu membuatnya tertawa terbahak-bahak seth sekianma. Ketika boneka itu beberapa detik menatap Randika, ia berbalik dan menunjukan pantatnya yang ia goyang-goyangkan. Tindakan seperti mengejek ini membuat Randika benar-benar murka. Hari ini dia pasti menangkapnya! Sambil berwajah serius dan tenaga dmnya yang mengalir deras, Randika menerjang! Terjangan Randika benar-benar cepat, diangsung berusaha menangkapnya dengan kedua tangannya. Namun, boneka ginseng itu lebih cepatgi. Di saat Randika bergerak, ia segera berubah menjadi gumpn asap dan menghng tanpa jejak. Saat Randika jatuh tersungkur di tanah, dia tidak bisa melihat jejak boneka ginseng itu sama sekali. Dia sudah ingin menangis darah. Ternyata boneka ginseng itu bersembunyi di sakua Randika! Di saat Randika masih kebingungan, boneka ginseng itu meluncur turun sambil melepaskan tali sepatu Randika yang terikat. Tatapan mata Randika masih terfokus pada sosok boneka ginseng yang muncul di kakinya secara tiba-tiba. Dia tidak akan membiarkannya kaburgi. Boneka ginseng itu sudahri cukup jauh dan menoleh ke bkang. Seth memastikan Randika menatap dirinya, sekaligi dia menggoyang-goyangkan pantatnya dengan liar. Hal ini semakin membuat Randika jengkel. Dia bersumpah akan mencincang, menggoreng, membakar, menggorengnyagi sampai sosok boneka itu hancur lebur! Mengalirkan tenaga dmnya ke kakinya, Randika menerjang kembali! Namun, Randika ternyata menginjak tali sepatunya dan dirinya terjatuh cukup keras. Christina yang melihat hal ini bingung harus tertawa atau tidak melihat Randika. Randika sendiri merasa malu sekaligus marah. Sempat-sempatnya boneka itu melepas ikatan sepatunya, sin lincah ternyata dia cukup pintar juga. Ketika dia berusaha berdiri kembali, Randika tidakngsung menerjang kembali. Dialu berlutut dan menali tali sepatunya. Seorang jentelmen harus tetap berpenampn rapi dm keadaan apa pun! Tiba-tiba, Christina merasa ada seseorang yang memegang pundaknya. Namun seth menoleh ke kiri dan ke kanan ternyata tidak ada orang. Ketika dia menoleh ke arah boneka ginseng itu berada, ternyata ia sudah tidak ada. Apakah boneka itu berhasilrigi? Christina terlihat bingung. Namun, tiba-tiba dia merasa ujunganya ditarik-tarik. Ketika dia menoleh ke bawah, ternyata boneka ginseng itu sedang menarik-narikanya. Tindakannya ini benar-benar imut! Christina tidak tahu harus berbuat apa, tetapi boneka ginseng itu sudah mendakianya hingga sampai ke pundaknya. Christina js merasa terkejut dan mau berteriak tetapi mulutnya dihentikan oleh boneka ginseng itu. Lalu boneka itu hanya duduk sambil tersenyum di pundaknya sambil mengayun-ayunkan kakinya. Benar-benar lucu! Tidak tahangi dengan kelucuan boneka ginseng ini, Christinalu berusaha merasakan pipinya. Ketika ia merasakan jari Christina di pipinya, boneka itu terlihat malu-malu sambil tertawa. Melihat boneka itu tertawa, Christina juga ikut tertawa. Ternyata monster ini lucu juga pikirnya. Randika yang berada di kejauhan hanya bisa melihat semua adegan ini dengan ekspresi bingung, taktik apgi yang harus dipakainya. Sambil bercanda dengan Christina, boneka ginseng itu menyadari bahwa Randika th selesai mengikat sepatunya. Seth menatapnya dan mmbaikan tangannya, boneka itu meloncat dan beri tanpa jejak. Lagigi boneka ginseng itu berhasil kabur. Randika benar-benar frustasi. Boneka itu seakan tidak memiliki kelemahan sama sekali. Baginya ini sudah bukan acara menangkapgi minkan ajang mengejek Randika. Sambil mengh napas dm-dm, Randika menatapngit. Dia sempat terpikir kenangan masalunya saat dia masih berkeliling dunia. Saat-saat di mana tidak ada rintangan ataupun musuh yang tidak bisa dia hadapi. Dan sekarang, boneka ginseng ini mempermainkan dirinya hingga sedemikian rupa. Ternyata di atasngit masih adangit. "Itu monster yang di rumahku itu bukan?" Christina sudah menghampiri Randika. "Benar, jangan tertipu sama penampnnya yang lucu." Kata Randika dengan wajah serius. "Monster itu jelmaan iblis!" "Pfft!" Melihat wajah serius Randika, entah kenapa Christina tertawa sekaligi. Sudahma dia tidak tertawa sebanyak ini dm sehari. "Aku pergi dulu ya, aku harus mengajar." Kata Christina sambil tersenyum. Melihat sosok Christina yang pehan menghng itu Randika masih dipenuhi rasa sedih di hatinya. Randikalu memutuskan untuk kembali ke ruangan Hannah dan melihat sudah seberapa jauh adik iparnya menyiapkan toko bajunya. Takma kemudian Randika tiba di toko baju milik Hannah. "Kak, cepat ke sini dan bantu aku." Melihat Randika datang, Hannah merasa senang. Siapa yang tidak suka dengan tenaga kerja gratis? Chapter 135: Kejar-kejaran Chapter 135: Kejar-kejaran "Ayo kak cepat! Keburu mm nanti!" Kata Hannah sambil menyeret Randika masuk. Randika merasa tidak berdaya dan mi membantu meletakan baju di etse dan mengurus barang-barang yangin. Karena adik iparnya yang butuh bantuannya, meskipun ogah-ogahan Randika tidak punya banyak pilihan. "Han, apa kamu terus yang akan menjaga toko ini?" Tanya Randika. Sebagai mahasiswa, Hannah js punya kewajiban sebagai pjar jadi mustahil dia akan menjaga toko ini setiap harinya. "Tidak, tapi aku kenal banyak orang di sekh ini. Aku akan meminta bantuan mereka untuk menyebarkan bahwa aku sedang mencari pekerja paruh waktu." Kata Hannah sambil tersenyum. Randika mengangguk puas. "Kau harus mempercayai para karyawanmu nanti. Ku sudah menyangkut mash uang, banyak mash yang bisa timbul." Hannahlu menjawab keraguan Randika dengan nada bangga. "Jangan khawatir, aku sudah memikirkan sistem di mana komunikasi berjn dua arah dan aku juga akan memasang kamera." Ketika mereka masih sibuk menyiapkan, terdengar suara orang dari pintu. "Permisi, siapa yang bertanggung jawab terhadap ruangan ini?" Randika dan Hannah menoleh. Ternyata orang itu adh mahasiswa yang berpakaian anak-anak nakal, dari kkuannya itu Randika menyimpulkan bahwa mahasiswa itu sudah di semester akhir. "Iya ada apa?" Hannah menghampirinya sambil tersenyum. "Aku dengar ruangan ini bisa disewa?" "Ah maaf, aku sudah menyewa tempat ini dari kak Amel." Kata Hannah sambil meminta maaf. Melihat dada Hannah yang besar itu, mahasiswa akhir ini benar-benar terpukau. Sesuai dugaannya, adik ksnya ini benar-benar menawan! "Baih ku begitu." Lki itu mengh napas. "Aku sebenarnya tertarik sama ruangan ini tetapi ku kamu sudah menyewanya apa boleh buat." "Terima kasih kak, sekaligi aku minta maaf." Kata Hannah sambil tersenyum. Dialu kembali ke ruangan tengah. "Ah, aku akan membantumu." Mahasiswa akhir iningsung dengan sigap membantu Hannah mengangkat kardus. "Dari jurusan mana kamu?" Randika geleng-geleng melihat hal ini. Dia merasa mahasiswa akhir ini hanya pura-pura tertarik sama ruangan ini untuk mendekati adik iparnya. Lebih parahnyagi dia mencueki dirinya? Jangan harap kau akan mendapatkan restunya! "Maaf, kami sedang tidak membutuhkan bantuanmu." Kata Randika sambil tersenyum. Mahasiswa akhir itu menoleh dan menatap Randika. Dengan nada dingin dia mengatakan. "Aku tidak peduli kau siapa, tetapi ku aku sedang berbicara dengan adik ksku ini tolong jangan ganggu aku." Arogan sekali? Randikalu menatap Hannah. "Han, karena kamu sedang bjar bagaimana lika-liku membangun usaha, tidak baik kamu menerima bantuan orang luar." Mendengar kata-kata Randika, Hannahlu menoleh ke kakak ksnya itu. "Maaf kak, aku sedang tidak butuh bantuan pada saat ini." Lki ini terlihat tersenyum tetapi kepn tangannya semakin erat tiap detiknya. "Oh tidak apa-apa, ku butuh apa-apa panggil aku saja." Lalu mahasiswa akhir itu berjn menghampiri Randika dan menabrak pundaknya. "Kau ingin mati?" Randika hanya tersenyum. "Tidak, tidak, tidak, di luar sana masih banyak perempuan cantik. Kenapa kau terlihat sedih hanya karena satu orang menkmu? Kau itu masih muda, hidupmu masihma. Sma kau memiliki hati yang baik dan perku dewasa, maka para perempuan akan datang dengan sendirinya. Jangan telu memikirkan penkan ini telu dm." Melihat Randika yang sok bijak, Hannah hanya bisa tertawa kecil. Kakak iparnya ini memang suka mempermalukan orang. Mendengar hal ini, mahasiswa akhir itu menjadi marah. "Biarkan aku memberitahumu, jika kau tidak segera menghng dari tempat ini maka akan kubuat wajahmu babak belur." Randikalu menjulurkan jari telunjuknya dan menggoyangkannya. "Kau sh teman. Pertama-tama, para perempuan yang aku kenal mencintaiku dengan sepenuh hati jadi meski wajahku tidak berbentuk mereka masih mencintaiku. Meskipun aku tahu kau tidak terima bahwa aku lebih tampan darimu dan lebih populer, cara kasar seperti itu tidak akan membuatmu populer di kngan wanita. Jadi pikirkan baik-baik sebelum kau malu sendiri. Kedua, tidak mungkin kau bisa membuatku babak belur." Randika mengatakan semua hal itu dengan cepat, mahasiswa akhir itu hanya membiarkannya masuk ke telinga kiri dan keluar di telinga kanan. Melihat Randika yang sudah diam, dia membunyikan tng tangannya. "Kuberitahu, aku betih tinju dan sudah memenangkan beberapa kejuaraan. Pikir baik-baik kata-katamu berikutnya." "Justru karena aku tidak betih b diri sepertimu, aku memakai otakku secara sempurna. Jadi meskipun aku kh kekar darimu, setidaknya aku lebih berkharisma dan cerdas." Melihat senyuman di wajah Randika, mahasiswa akhir ini sudah tidak bisa menahan amarahnya. "Aku benar-benar ingin lihat apakah temanmu itu akan tetap mau bersamamu seth wajahmu sudah tidak berbentuk." "Oh? Ku begitu kitakukan ini di luar saja." Randikalu berjn ke arah pintu. "Aku tidak ingin ruangan yang susah payah aku bereskan mh menjadi berantakan." Seth itu Randika keluar dari ruangan dan menunggu mahasiswa itu untuk keluar. Seth mereka berdua di luar, Randika mi memberikan bumbu agar musuhnya menyerang duluan. Randika mengacungkan jempolnya terbalik! Melihat provokasi itu, mahasiswa akhir ini benar-benar sudah tidak tahangi. "Kau sendiri yang memilih mati." Tatapan mata mahasiswa akhir ini sudah benar-benar dipenuhi api kebencian. Dialu menerjang dan myangkan puknnya. Tapi di menghantam udara kosong dan pundaknya seakan th dipegang oleh orang. Ketika dia menoleh, Randika sudah berdiri di bkangnya sambil tersenyum. Bukankah orang itu ada di depannya? Kenapa dia bisa muncul di bkangnya? Sedikit rasa ragu melintas di pikirannya, namun dia dengan cepat berusaha menangkap tangan Randika yang ada di pundaknya. Lagigi dia gagal dan Randika sudah berada di bkangnyagi! Sekarang tatapan mahasiswa akhir ini benar-benar bingung. Musuhnya ini bisa menghng dengan cepat dan berada di bkangnya dm sekejap. Gerakan apa itu? "Hei, hei, aku di sini. Coba tangkap aku." Kata Randika sambil tertawa. Melihat bocah itu masih menerjangnya, Randika berian tanpa henti. Randika sama sekali tidak mwan balik, dia terus mengajak mahasiswa itu berian ke sana kemari tanpa membuat dirinya tersentuh. Seth beberapa menit, dahi dan punggung mahasiswa itu sudah basah oleh keringat. Sma ini dia bahkan belum bisa menangkap ujung baju Randika. "Ternyata bukan hanya kamu tidak sering memakai otakmu, kemampuan fisikmu ternyata lemah juga. Gimana caranya perempuan mau sama kamu ku begitu?" Kata Randika sambil tertawa. Mendengar ejekan itu, mahasiswa ini meraung keras dan berusaha menangkap Randika. Kali ini, Randika tidakri minkan diam di tempatnya. Namun ketika mahasiswa itu berusaha menangkapnya, Randika hanya menghindarinya dengan gerakan sederhana. "Aduh nyaris saja, ayo sedikitgi." Melihat keduakiki ini sedang kejar-kejaran, Hannah hanya bisa mengh napas dan bekerja kembali tanpa banyak komentar. Sedangkan para murid yang berjn melewati mereka, hanya memandang mereka dengan tatapan bingung. Sudah gede tetapi masih main kejar-kejaran? Setiap kali Randika hampir membuat dirinya tertangkap, dia berhasil menghindar dan membuat jarak di antara mereka. Mahasiswa itu sudah kecapekan bukan main, dia merasa lututnya sudah lemas. "Kau. Sebutkan namamu!" Mahasiswa itu menatap Randika dengan tajam. "Lho sudah selesai?" Randikalu tersenyum. "Julukanku adh pendekar tampan, tidak ada orang yang tidak mengenalku di jurusan bahasa inggris." "Baih, lihat saja kau nanti!" Kata mahasiswa itu dengan nada dingin. Dialu pergi meninggalkan Randika. Melihatwannya kabur, Randika tertawa. Ketika dia menoleh, dia melihat Hannah sedang sibuk sendirian. "Han, aku ada urusan jadi aku png dulu ya." Randika tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk kabur! Sukses mempermainkankiki yang arogan dan berhasil kabur dari jeratan adik iparnya, hari ini benar-benar menyenangkan bagi Randika. Chapter 136: Nenek Viona Masuk Rumah Sakit Chapter 136: Nenek Viona Masuk Rumah Sakit Karena masih harus memasang kamera dan membuat poster bahwa dia membuka lowongan pekerjaan paruh waktu, Hannah benar-benar sibuk. Dia bahkan r membolos ks untuk mempersiapkan bisnis tokonya ini. Sambil menutup mata terhadap semua mash itu, Randika png sendirian. Saat dia mencapai rumah, Inggrid ternyata sudah sampai di rumah juga. "Sayangku ternyata sudah png." Kata Randika sambil tersenyum. Seth melepas sepatunya, dia menghampiri Inggrid. "Dari mana kamu?" Melihat Randika yang baru png, Inggridngsung bertanya. "Hmm" Randika awalnya ingin mengatakan bahwa dia sedang membantu adik iparnya tetapi Hannah memberitahunya jangan membicarakan mash bisnis toko ini pada Inggrid. Jadi Randika memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan. "Wah aku tidak menyangka bahwa kau sangat peduli dengan suamimu ini. Sebelum itu, mana ciuman smat datangku? Bukankah setiap istri akan menyambut kedatangan suaminya dengan ciuman hangat?" Melihat Randika yang benar-benar ingin menciumnya, Inggrid memalingkan wajahnya. "Pasti kamu sedang menggoda perempuan cantikinnya." "Ah! Bisa-bisanya kau meragukan cintaku ini? Mau aku memberikanmu hukuman keluarga kitagi?" Kata Randika sambil menyengir. Mendengar hal ini, Inggridngsung berteriak danri ke dm kamarnya. Tetapi siapa yang bisa kabur dari genggaman tangan Ares? Mereka berdua menghabiskan waktu di kamar sma 10 menit. Ketika Randika keluar, wajahnya sudah terlihat puas dan bahagia. Sedangkan Inggrid yang terbaring di kasurnya berwajah merah dan napas terengah-engah. Tentu saja, sin memberikan pukn pantat, Randika bermain dengan tubuh Inggrid dan terakhir ditutup oleh ciuman panas. Ketika melihat Randika keluar, Inggrid bingung harus berekspresi apa sin malu. ........... Hari berikutnya Randika datang ke kantor seorang diri. Kejadian semm membuat Inggrid tidak mau semobil dengannya. "Lho pak Randika tumben datang pagi sekali?" Seorang ahli parfum terlihat terkejut melihat Randika. Biasanya atasannya ini datang saat siang hari, jadi kedatangannya di pagi hari ini benar-benar tidak biasa. "Smat pagi pak Randika." Meskipun terkejut, semua karyawan ini menyambut atasan mereka dengan senyuman hangat. Sambil membs sapaan orang-orang, Randika menyapu seluruh ruangan ini dengan tatapan matanya. Dia merasa hari ini kekurangan satu orang. Di manakah Viona? Seharusnya Viona sudah berada di ruangan miliknya ini. Lalu dia kepikiran apakah dia sedang berada diboratorium milik Kelvin? Seth itu Randika mengambil handphonenya dan memanggil Kelvin. "Ah halo pak Randika, ada apa?" Tanya Kelvin dari teleponnya. "Apa Viona sedang kerja di tempatmu?" "Tidak, memangnya kenapa?" Jawab Kelvin. "Oke ku begitu, nanti aku akan memeriksa hasil kerjamu." Kata Randika sambil menutup teleponnya. Berarti Viona tembat masuk? Randika mengerutkan dahinya, kejadian seperti ini cukup tidak biasa. Merasa cemas, Randika segera keluar dari ruangannya dan menuju ke lift. Saat pintu lift itu terbuka, Viona keluar dari lift. Dm sekejap rasa cemas Randika itu segera menghng. "Pagi Vi." Kata Randika dengan senyuman hangat. "Randika." Melihat bahwa yang menyapanya adh Randika, dia segera menutup wajahnya. Apab diperhatikan, wajah Viona terlihat buruk dan matanya merah seakan-akan th menangis semman. Melihat hal ini hati Randika terasa sakit. Dia dengan cepat bertanya. "Kamu kenapa? Kenapa wajahmu seperti itu?" Ketika mendengar hal ini, air mata Viona mh mes kembali. "Ran aku, aku" Viona sedikit ragu-ragu mengatakan mashnya. Randika tanpa banyak tanyangsung memeluk Viona dan mengusap-usap rambutnya. "Apa pun yang th terjadi, kau tidak perlu khawatir. Aku akan membantumu mluinya." Kata Randika dengan nada menenangkan. Seth menenangkan diri beberapa saat, Viona sudah tenang dan melepas pelukan Randika. "Kemarin nenekku masuk rumah sakit. Dia kemarin di ruangan UGD semman karena pertolongan tiba agakma di rumahnya." "Tidak apa-apa, kau tidak usah khawatir. Hari ini seth bekerja aku akan menemanimu ke sana." Randika perlu tahu penyakit apa yang diderita neneknya sebelum bisa mengatakan bahwa dia akan membantu neneknya. "Baih." Viona mengangguk sambil mengusap air matanya. Waktu berjn dengan cepat dan hari sudah berganti menjadi sore. Ketika jam kerja mereka th selesai, Randika dan Viona berangkat bersama menuju rumah sakit umum Cendrawasih. Sma perjnan, Randika bertanya mengenai kejadian yang terjadi semm. Ternyata tengah mm kemarin, nenek Viona tiba-tiba pingsan dan ambns membutuhkan waktu yang cukupma untuk tiba di rumah neneknya. Meskipun kondisinya sudah stabil, neneknya masih tidak sadarkan diri. Bisa dikatakan bahwa kondisi neneknya masih tidak diketahui. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja." Kata Randika dengan nada menenangkan. Dia percaya diri bisa menymatkan nenek Viona. Seth membeli beberapa barang, mereka akhirnya tiba di rumah sakit. Tidakma kemudian, Randika akhirnya bertemu dengan nenek Viona yang masih terbaring di ranjangnya. "Nenek" Ketika melihat neneknya terbaring lemah di ranjangnya, air mata Viona tidak bisa berhenti keluar. "Vi, kamu tenang saja." Kata Randika sambil memegang tangan Viona. Pada saat ini, dokter dari nenek Viona masuk ke ruangan. Dengan cepat Viona bertanya padanya. "Dok, apa nenekku akan baik-baik saja?" Dokter itu menatap Viona dan menggelengkan kepnya. "Aku harap Anda bersiap dengan kemungkinan terburuk. Keadaan beliau tidak bagus." Ketika mendengar hal ini, Viona sudah nyaris pingsan. Untungnya Randika ada di sana bersamanya. "Saya minta maaf karena menyampaikan berita buruk ini secara terus terang. Saya pamit dulu." Kata dokter itu pada mereka berdua. Randikalu menoleh dan menatap nenek Viona itu. Saat ini dia terbaring tenang dan tertidur lp. Kemungkinan dia bangun mungkin sudah di angka 40-60. "Biarkan aku melihatnya dulu." Kata Randika pada Viona. Randikalu memeriksa denyut nadi dan merasakan otot-ototnya. Seth memeriksanya, kerutan di dahi Randika benar-benar besar. Situasinya benar-benar lebih buruk dari bayangannya. Bisa dikatakan bahwa nenek Viona tidak memiliki penyakit berbahaya. Sebaliknya, keadaan tubuhnya benar-benar sehat. Tetapi karena dia sudah telu tua, organ-organ di dm tubuhnya sudah kehngan fungsinya. Bisa dikatakan bahwa waktu nenek Viona th habis jadi sangat kecil kemungkinannya untuk menymatkannya. Meskipun menguasai beberapa teknik pengobatan tradisional, Randika masih tidak bisa menemukan cara yang tepat untuk menyembuhkannya. Seth berpikir keras dan mengingat-ingat ajaran kakeknya, Randika masih tidak dapat menemukan cara. Randika mengh napas. Bahkan jika kakek ketiganya berada di sini, mungkin situasinya tidak seberapa jauh berbeda. Meskipun kakeknya memiliki cara untuk memperpanjang umur nenek Viona, organ-organ internal neneknya ini tidak akan tahan terhadap stimnt seperti itu. Takutnya sebelum obatnya itu bekerja, organ-organ itu sudah berhenti berfungsi terlebih dahulu. Randikalu menoleh ke arah Viona dengan wajah murung sambil menggelengkan kepnya. Dm sekejap, seluruh tubuh Viona terlihat bergetar dan akhirnya dia jatuh dan memeluk neneknya dm keadaan menangis. "Vi jangan sedih seperti itu, aku akan memikirkan carain." Kata Randika dengan nada menenangkan. Seth menangis beberapa saat, Viona akhirnya berhenti menangis. Matanya sekarang semakin bengkak dan merah. Randika ingin mengubah suasana dengan mengajaknya makan tetapi Viona bersikeras ingin tetap tinggal bersama neneknya. Jadi Randika pergi sendirian ke kantin. Seth keluar dari ruangan, isi pikiran Randika benar-benar bercampur aduk. Dia belum pernah menangani kasus seperti ini. Seth berpikir keras, dia masih mengmi kebuntuan. Sambil mengh napas, Randika mengambil handphonenya dan menelepon kakek ketiga. "Mau apgi sekarang kamu? Ku ada mash baru ingat rumah, kakekmu ini bukan orang sakti tahu! Sudah cepat katakan mashmu." Randikalu menjskan situasi dari neneknya Viona dan seth itu kakek ketigangsung menjadi marah. "Kau ini ada-ada saja, mashmu sendiri saja belum selesai mh ngurusin mash orangin. Ku sudah buntu kamurinya ke kakek, pusing kakek melihatmu ini." Males mendengar ceramah kakeknya ini, Randika dengan cepat menanyakan. "Bagaimana kek, kakek bisa menymatkannya?" "Tidak." Chapter 137: Pentingnya Komunikasi Chapter 137: Pentingnya Komunikasi Mendengar jawaban kakeknya ini, Randika nyaris muntah darah. Dia tidak tahu harus berkata apa pada Viona. "Ku begitu aku pergi dulu ya kek." Kata Randika dengan nada kecewa. "Ah tunggu dulu! Aku kan cuma bng ku aku tidak bisa menymatkannya bukan aku tidak tahu caranya." Kakeknya ini sudah merasa marah pada Randika. Bisa-bisanya bocahnya itu meremehkan pengetahuannya? Randikalu kembali tersenyum. "Sudah kuduga kakek mau menggodaku, kakek memang tidak pernah mengecewakanku." "Hum." Randika bisa melihat dengan js meskipun mereka terpisah jauh bahwa kakeknya ini sekarang sedang mengelus-elus jenggotnya sambil berwajah bangga. "Jadi bagaimana caranya kek?" Tanya Randika. "Kadang kau ini bodoh bukan main ya." Kakek ketiga menggaruk-garuk kepnyalu berkata dengan sedikit membentak. "Boneka ginseng adh jawabannya. Sma nenek dari temanmu itu meminum darahnya boneka itu, dia harusnya bisa hidup beberapa tahungi." Teman? Sepertinya kakeknya ini sh mengira, js-js Viona adh ceweknya! Namun, mendengar nama boneka ginseng membuat Randika kembali kebingungan. Dia benar-benar tidak bisa menangkap boneka itu sma ini. Bahkan Randika tidak pernah bisa menyentuhnya sama sekali sma ini! Meskipun dia punya hubungan baik sama boneka ginseng itu, mana mungkin ia mau memberikan darahnya padanya? Bukankah itu sama saja dengan memotong sedikit bagian tubuhnya? Mana mungkin ia mau. "Kek, tapi aku sama sekali tidak bisa menangkapnya. Boneka itu benar-benar lincah." Kata Randika dengan nada mengomel. "Itu bukan urusanku." Kata kakek ketiga sambil tertawa. "Tapi aku yakin bahwa kamu sama boneka ginseng itu ditakdirkan bertemu." Ditakdirkan? Sejak kapan kakek ketiganya ini bjar meramal seperti kakek keempat? Randikalu menggaruk-garuk kepnya, bingung harus berbuat apa. Namun, tiba-tiba dari balik telepon terdengar suara ledakan yang keras. Seakan-akan atap rumah yang dijatuhi oleh bom. Suara keras itu segera membuat Randika menjadi cemas. Apa rumah kakeknya diserang? "Uhuk, uhuk, uhuk." Untuk beberapa saat, suara batuk terus terdengar dari handphonenya. Lalu tiba-tiba suara marah kakeknya terdengar sangat keras. "Jika kamu menelepon akugi saat aku membuat ramuan obat, aku akan membotakimu saat kamu png!" "Tutttttttt" Teleponnyangsung diputus oleh kakeknya. Randika tidak bisa berkata apa-apa sma beberapa saat, apa memang sh dirinya ku panci obat kakeknya itu meledak? Seth menyimpan handphonenya, Randikalu berpikir bagaimana caranya dia bisa menemukan boneka ginseng itu. Seharusnya ia masih ada di kota Cendrawasih. Seth berpikir keras, Randika menyadari bahwa tempat favorit boneka ginseng itu mungkin adh Universitas Cendrawasih, kantornya, dan tempatnya Indra. Seth dipikir-pikir, kemungkinan boneka ginseng itu berada di tempat Indra lebih besar karena tenaga dmnya Indra yang melimpah dan murni. Oleh karena itu, Randika segera menuju rumah kontrak yang Indra tinggali. Jika boneka itu tidak ada di sana, barh dia akan berpikirgi. Lari bagaikan petir, tidak butuh waktuma untuk Randika tiba di rumahnya Indra. Ketika dia masuk ke dm kamar Indra, Randika melihat Indra sedang duduk di kasurnya. Kemudian boneka ginseng itu terlihat sedang duduk di sampingnya sambil menunjukngitngit kamarnya. Lalu kedua makhluk ini terjatuh dan terbaring di kasur sambil tertawa. Ternyata tebakannya benar! Randika benar-benar gembira, setidaknya dia menemukan keberadaan boneka ini. "Ah kakak seperguruan, tumben kamu datang ke sini?" Kata Indra dengan muka polosnya. Ketika mendengar Indra berbicara dengan seseorang, boneka ginseng itu menatap tamunya dan ternyata itu adh Randika. Mulut kecilnya terlihat mengecap-ngecap, bagaikan sedang tertawa pada Randika. Kemudian boneka itu dengan cepat memanjat pundak Indra. Sepertinya ia memiliki hubungan persahabatan yang kuat dengan Indra. Randika merasa jengkel ketika melihat aksi boneka ginseng itu yang benar-benar arogan. Akan tiba waktunya tawa menyebalkan itu menjadi tangisan minta tolong tetapi waktu itu rasanya masihma. Hari ini dia harus memohon pada boneka ginseng itu agar memberikannya darahnya. Randikalu berjn menghampiri Indra dan boneka ginseng itu secara pehan. "Apakah kau mengerti apa yang kukatakan?" Melihat Randika yang membuka mulutnya, boneka ginseng ini juga menirunya; ia bagaikan bayi yang sedang bjar berbicara. Baih, boneka ini tidak mengerti bahasa manusia. Namun, hari ini Randika tidak boleh gagal. Nyawa nenek Viona adh taruhannya jadi dia tidak boleh membiarkan boneka ini kaburgi. "Bisa aku meminta darahmu?" Tanya Randika pada boneka ginseng. Randika merasa bodoh ketika dia bertanya. Mana mungkin boneka ini akan memberikannya secara cuma-cuma? Sma ini mereka adh musuh. Tidak mengerti apa yang dimaksud Randika, boneka ginseng ini cuma tertawa sambil meniru gerakan mulut Randika. "Kak, apa yang akan kamukukan dengan darah itu?" Tanya Indra dengan wajah yang kebingungan. "Aku memerlukannya untuk menymatkan nyawa orang." Randikalu duduk dengan wajah tidak berdaya di sisi Indra. Dia akhirnya sadar betapa pentingnya komunikasi. Seth memikirkannya, Randika mengubah caranya berbicara menjadi bahasa isyarat. "Tolong beri aku setetes darahmu." Randika menjulurkan jari telunjuknya dan berkat tenaga dmnya, setetes darah keluar dari telunjuknya. Melihat darah yang keluar dan ekspresi memohon Randika, ekspresi boneka ginseng tiba-tiba berubah. Lalu dia menggelengkan kepnya sekuat tenaga. Dia melompat dari pundak Indra dan mendarat dintai, seperti bersiap hendak kabur kapan saja. Reaksi dari boneka ginseng ini tidak mengherankan. Karena sma ini dia menyerap esensi bumi danngit sma beratus tahun, seluruh bagian tubuhnya merupakan harta karun khususnya darahnya yang memiliki semua esensi itu. Dan sekarang Randika terus terang mengincar dirinya karena menginginkan darahnya, siapa yang tidak takut karenanya? "Tunggu! Tolong cegah dia untuk pergi!" Kata Randika pada Indra. Indra dengan cepat berusaha membujuk boneka itu agar tidak pergi. Di bawah tatapan serius kakak seperguruannya, Indra berhasil membujuk sahabatnya itu untuk tetap berada di sini. Namun, tatapan mata boneka ginseng itu pada Randika terlihat penuh dengan kebencian. Boneka itu merasa bahwa Randika adh orang yang egois, manusia memang makhluk yang hanya memikirkan dirinya. Mulut dari boneka ginseng itu tidak berhenti bergerak, tampak seperti ibu-ibu yang mengoceh. Ia mengekspresikan unek-uneknya sma ini. "Aku benar-benar membutuhkan darahmu setetes saja. Ku tidak orang yang kusayang akan mati." Terlepas dari boneka itu mengerti apa yang dikatakan oleh Randika, dia berusaha menjskannya secara pehan mlui gerakan tangan dan isyaratinnya. "Orang itu akan mati, kau tahu mati bukan? Seperti ini." Lalu Randika memutar matanya hingga terlihat putih dan wajahnya menjadi pucat. Lalu dia terjatuh ke bkang sambil tidak bernapas. Melihat hal lucu ini, boneka ginseng itu tidak bisa berhenti tertawa. Randikalu berdiri dan melihat boneka itu tersenyum padanya. Dia sedikit merasa bodoh karena berusaha berkomunikasi dengan makhluk supernatural seperti dia. Namun, boneka ginseng itu justru tidak bisa tertawa ketika Randika berusaha menjskannya kembali dengan cara yang sama. Chapter 138: Menyelamatkan Chapter 138: Menymatkan Randika Cuma bisa menahan malunya, hari ini ditakdirkan menjadi hari penuh dengan kemaluan dan acara mems. "Kak, biarkan aku yang mencoba untuk berbicara dengannya." Kata Indra pada Randika. Kemudian Indra berpaling ke arah boneka ginseng itu dan mengeluarkan setetes darah dari telunjuknya. Dengan cepat dan sekuat tenaganya, boneka itu menggelengkan kepnya. Randikangsung mengh napas. "Kami hanya membutuhkan setetes darahmu saja." Kata Indra dengan wajah serius. "Dengan itu kakak seperguruanku ini bisa menymatkan nyawa orang." Boneka itu masih menggelengkan kepnya, tetapi ketika ia melihat wajah serius sahabatnya entah kenapa ia ekspresinya mi berubah. Randika, yang melihat dari samping, berdoa dm hati bahwa hal ini akan berhasil. Indra terus-menerus menatap boneka itu dengan wajah seriusnya dan ekspresi boneka itu berubah menjadi sedih. Seth ditatap oleh Indra sekianma, boneka itu berhenti menggelengkan kepnya dan mengangkat kepnya. Dialu ragu-ragu menjulurkan tangannya dan dengan ekspresi tidak r ia mengeluarkan darahnya dari tangannya itu. Tiba-tiba manik-manik berbentuk b keluar di tangannya dan ia memberikannya pada Indra. Randika melihat hal ini dengan ekspresi gembira, dialu menjulurkan jarinya untuk mengambilnya dari Indra. Dan secara ajaib, manik-manik berisikan darah itu bergulir sendiri ke jari Randika. Darah dari boneka ginseng ini memang unik, berwarna putih dan bertekstur lembut dan halus. Seth memberikan darahnya, boneka ginseng itu melompat dan mendarat di atas kep Indra. Dia menjambak rambut Indra dan berteriak ke dm kepnya, seakan-akan mengkomin Indra karena memaksanya berbuat seperti itu. Indra hanya tersenyum ketika melihat sahabatnya itu sedangkan Randika berterima kasih pada Indra. Kemudian Randika dengan cepat membeli tabung reaksi untuk menyimpan darah berharga itu danngsung berangkat menuju rumah sakit. Sin dari Viona yang duduk di samping ranjang neneknya, ada sepasang suami istri paruh baya yang duduk di sampingnya. Si istri tampak th menangis seharian dan matanya sudah bengkak bukan main. Sedangkan yangki berwajah serius namun tatapan matanya terlihat kosong. Tanpa perlu bertanya, kedua orang itu pasti orang tuanya Viona. Pada saat ini Viona masih menangis pn ketika melihat banyaknya dokter dan perawat mengerubungi neneknya yang masih koma. Pengunjung yangin dan pasieninnya yang melihat hal ini hanya bisa menyampaikan bsungkawanya dm hati. "Dok, apakah tidak ada carain untuk menymatkannya?" Tanya ayahnya Viona. "Kami th berusaha sebaik mungkin." Seorang dokter senior menatap ayahnya Viona. "Kondisi beliau terus menurun setiap detiknya. Sayangnya beliau sudah berada di tahap akhir kehidupannya, kami hanya bisa memperpanjang hidupnya sma mungkin tetapi itu tidak bisa lebih dari tiga hari." Mendengar hal ini, ibunya Viona mengusap air matanya dan berdiri. "Dok, tolong smatkan ibuku. Uang bukah mash, smatkan saja ibuku ini!" "Maaf, ini bukan perkara uang. Beliau memang sudah berumur dan tidak bisa dismatkan." Dokter itu mengh napas. "Saya harap pihak keluarga siap merkan kepergian beliau." Namun, pada saat ini Randika masuk ke dm ruangan. "Viona.." Mendengar suara familiar itu, Viona mengangkat kepnya dan melihat sosok Randika. "Randika" Viona masih meskan air matanya. "Sudah berhenth menangis, aku akan menymatkan nenekmu itu." Kata Randika sambil tersenyum. Namun ketika para dokter dan perawat mendengar hal ini, mereka semua menatap Randika dengan tajam. "Anak muda, jangan berkata yang tidak-tidak." Dokter senior itungsung mengerutkan dahinya. Dia sudah berpuluh tahun menjadi dokter dan ribuan kasus sudah dia tangani, dan sekarang ada anak muda yang berkatain? Bahkan dia sesumbar akan menymatkan pasiennya? Baginya tidak semua pasien bisa dismatkan, mereka ini dokter bukan penyihir! "Nak, aku tahu kamu ingin menghibur anak kami." Kata ayah Viona pada Randika. "Tetapi kita tidak bisa mwan kehendak Tuhan dan kami keluarganya sudah siap melepas beliau ke tempat yang lebih baik." Para pasien dan pengunjung di samping mereka mengh napasgi. Keluarganya begitu baik dan menyayangi si nenek, mereka tidak bisa membayangkan betapa kehngannya mereka seth nenek itu pergi meninggalkan keluarganya. Randika hanya tersenyum. "Om, aku tidak pernah berkata omong kosong. Aku yakin bisa menymatkannya!" Ayah Viona terdiam beberapa saat, dm sekejap tatapan matanya penuh dengan harapan. "Apakah itu benar?" "Hei kau, hentikan omong kosongmu itu." Sh satu dokter sudah muak dengan Randika. "Kami sudah berusaha sebaik mungkin merawat nenek ini. Sudah js bahwa diagnosa kami mengatakan bahwa nenek ini sudah tidak bisa bertahan karena gej usia yang sudah tua, organ-organnya sudah mi tidak berfungsi dengan baik. Hal seperti ini sudah tidak bisa dismatkan, mati karena usia adh hukum m!" Nada suara si dokter itu penuh dengan amarah dan para perawat di sampingnya tidak bisa berhenti mencemooh Randika. Mereka menganggap Randika benar-benar arogan. "Aku memahami dan merasakan ketulusanmu ingin menymatkannya." Ibu Viona berdiri sambil mengusap air matanya. "Tetapi nak, kita tidak bisa mwan yang namanya usia. Mungkin Tuhan sudah ingin bertemu dengan ibuku ini jadi yang bisa kitakukan hanyh menerimanya dan melepasnya dengan tulus." Mendengar kata-kata istrinya dan dokter, ayah Viona yang berwajah gembira itu segera menjadi murung kembali. "Apa yang mereka katakan benar, aku tidak menyangka kamu akan tega berkata seperti itu untuk menghibur anak kami." "Om, biarkan aku mencoba." Kata Randika dengan nada penuh percaya diri. "Aku yakin bisa menymatkannya." Melihat kekerasan kepnya Randika, tatapan mata Viona menjadi penuh harapan. Ketika Randika penuh dengan percaya diri, keajaiban slu terjadi. Hal ini menumbuhkan rasa percaya seiring berjnnya waktu. Jadi ku Randika mengatakan bisa maka dia pasti bisa! Dan sekarang, wajah Randika benar-benar penuh dengan percaya diri. Viona benar-benar senang di dm hatinya, dia yakin Randika bisa. Lalu dia menatap ayahnya dengan tatapan penuh makna. "Baih." Melihat tatapan mata anaknya itu, ayahnya Viona akhirnya setuju. Melihat keluarga pasien setuju, para dokter ini tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa menatap tajam Randika, orang ini benar-benar menc nama mereka! "Permisi, tolong minggir." Melihat seorang dokter menghngi jnnya, Randika memintanya untuk minggir. "Cih." Dokter itu mendengus dingin dan memberi jn untuk Randika. Para dokter ini tidak pergi namun ingin melihat bagaimana pemuda ini akan menymatkan pasien mereka. Dm lubuk hati mereka, mereka sama sekali tidak percaya bahwa Randika bisa menymatkan nenek itu. Js bahwa organ-organnya sudah kehngan fungsinya, kematian adh hal yang pasti jadi mana mungkin bisa menymatkannya. Terlebihgi, tubuh nenek itu sudah telu tua dan tidak bisa menerima obat yang telu keras jadi estimasi 3 hari hidup itu sudah sangat bagus. Melihat tatapan mata para dokter itu, Randika hanya bisa tersenyum dan menatap mereka. "Bisa minta tolong bantu aku mengangkat badannya?" Dokter senior yang sebelumnya terdiam mengangguk pada perawat di sampingnya. Lalu dua perawat menghampiri Randika dan membantunya mengangkat si nenek. "Tolong lepaskan pakaiannya." Randikalu mengeluarkan tabung reaksi yang berisikan darah dari boneka ginseng itu dan jarum akupunturnya. "Buat apa kamu membuka bajunya?" Seorang dokter mengerutkan dahinya. "Oh? Cara perawatan itu tidak biasa, aku menggunakan teknik akupuntur." Kata Randika sambil tersenyum. "Karena nenek ini sudah tua, kulitnya sudah kendur jadi aku kesusahan merasakan titik akupuntur dari balik baju. Jadi aku perlu melepas pakaiannya dan merasakannyangsung dari kulitnya." Chapter 139: Pengobatan Tradisional Chapter 139: Pengobatan Tradisional Penjsan Randika masuk akal, kedua perawat itu menuruti Randika dan melepas pakaian sang nenek. Lalu, di bawah tatapan mata semua orang, Randika mi menutup matanya dan menyalurkan tenaga dmnya. Ketika dia membuka matanya, dm sekejap ada aura menekan yang menyelimuti Randika. Dialu menusukan jarum akupuntur yang dpisi oleh tenaga dm itu. Jleb! Jleb! Tangan kanannya bergerak dengan cepat bagaikan petir, dm sekejap sudah ada 5 jarum yang sudah tertancap. Kelima jarum ini mmbangkan organ-organ sang nenek yang sudah mi berhenti bekerja, jantung, hati, limpa, paru-paru dan ginjal. Dm teknik akupuntur, kelima organ ini merupakan bagian terpenting dm tubuh manusia. Seth selesai menusukan kelima jarum itu, Randika membuka tabung reaksi yang dibawanya dan membuka paksa mulut sang nenek dengan tangan kirinya. Dialu membuatnya meminum manik-manik yang merupakan darah boneka ginseng tersebut. Randikalu meletakan tangannya di punggung si nenek dan menutup matanya. Semua mata tertuju pada Randika seorang, penasaran apa yang akan dkukannya. Seth melihat Randika menempelkan tangannya pada punggung si nenek, para dokter tertawa dm hati. Mereka berpikir bahwa orang ini sudah g. "Bocah itu sudah g." Dokter senior itu sudah menggeleng-gelengkan kepnya, dia sudah tidak tahan melihat hal ini. Tetapi ada sh satu dokter yang berwajah serius, dia pernah mendengar pengobatan tradisional yang melibatkan tenaga dm. Apakah ini adh sh satunya? Apakah pemuda ini sedang mengobati penyakit internal dengan tenaga dmnya? Randika tetap berkonsentrasi meskipun suasana sekelilingnya sedikit ramai. Dia menyalurkan tenaga dmnya ke dm tubuh si nenek. Dan dengan bantuan darah dari boneka ginseng itu, dia memperbaharui sel-sel tubuh. Berbeda dengan obat, tenaga dm Randika sangat lembut dan ringan jadi tidak akan menyakiti tubuh tua si nenek. Tiba-tiba, semua orang melihat tangan Randika yang berada di punggung itu mengeluarkan asap putih. Asap putih itu dengan cepat menghng dan semua masih bertanya-tanya fenomena apakah itu? Randika masih terus menutup matanya dan berkonsentrasi. Namun, pada saat ini kedua perawat yang membantu Randika terkejut ketika mengetahui bahwa wajah si nenek mi mendapatkan warnanya kembali. "Luar biasa!" Si perawat itu js terkejut, wajah pucat nenek itu tiba-tiba mendapatkan warna wajahnya kembali. Semua orang yang di sana ikut terkejut sethnya. Dia berhasil menyembuhkannya? Semua para dokter itu tenggm dm pikirannya masing-masing. Mana mungkin hal ini bisa terjadi? Ayah Viona senang bukan main, dia tidak menyangka bahwa teman Viona ini benar-benar berhasil membuat ibunya membaik. Ibu Viona sudah meskan air mata kebahagiaan. Di bawah tatapan semua orang, tangan si nenek mi bergerak meskipun sebentar. Pada saat yang sama, si nenek sudah bisa bernapas dengan normal. Di dm tubuh si nenek, darah dari boneka ginseng itu belum berhasil terserap secara sempurna. Tenaga dm Randika ini bertujuan untuk membantunya menyerap darah tersebut secara sempurna. Beberapa menit kemudian, rambut putih si nenek mi menghitam dan kulitnya yang mengendur itu terlihat mengencang. Seakan-akan pengobatan Randika ini berhasil membuat penatua ini menjadi lebih muda beberapa tahun. "Ya Tuhan, keajaiban macam apa ini?" Melihat kondisi fisik si nenek, semua orang tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya. Meskipun mereka tidak memahami apa yang sedang dkukan Randika, mereka tetap dapat melihat hasilnya yang mengagumkan. Benar-benar luar biasa! Para dokter masih linglung, tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat. Sh satu dokter yang mengetahui metode tenaga dm ini menatap Randika dengan tatapan kagum. Itu benar-benar tenaga dm! Hanya pengobatan memakai tenaga dm yang bisa memberikan efek seperti itu. Yang mungkin membuatnya kaget adh efek dari tenaga dm ini bukan hanya menyembuhkan, mh bisa membuat orang lebih muda beberapa tahun. Viona sudah dipenuhi dengan perasaan sukacita. Randika benar-benar tidak mengecewakan dirinya. Seth sekianma, Randika akhirnya melepaskan tangannya dan terbatuk seteguk darah hitam. Kemudian dia mencabut kelima jarum yang masih menancap di tubuh si nenek. Seth dia mencabutnya, si nenek tiba-tiba terbatuk! "Uhuk, uhuk, uhuk." Si nenek membuka matanya. Seth beberapa saat, dia terkejut melihat begitu banyak orang sedang menatapnya. Dia sepertinya juga tidak sadar ada di mana dia sekarang. Kenapa semua orang ini menatapku? Dan kenapa mereka sepertinya terkejut melihatku? Hal terakhir yang dia ingat adh cucunya, Viona, membawa dirinya ke rumah sakit tadi mm. "Bisa bantu dia untuk memakai bajunya dan memberinya air?" Kata Randika dengan santai. "Ah? Oh!" Kedua perawat yang membantu Randikalu tersadar dan membantu si nenek memakai bajunya. Seorang dokter yang berdiri di sana tiba-tiba mencubit temannya. "Hei! Ngapain kamu?" Tanya temannya itu sambil marah-marah. "Aku hanya ingin melihat apakah aku sedang bermimpi atau tidak." "Goblok, ku itu harusnya kamu cubit dirimu sendiri bukan aku!" Jawab dokter itu sambil marah-marah. Tetapi berkat cubitannya ini, dokter itu sadar akan sesuatu. "Cepat! Cepat periksa kondisinya!" Mendengar kata-kata ini, dokter senior sebelumnya dengan cepat memeriksa si nenek dan menyuruh Randika segera minggir. Viona, yang berhati lega, melihat neneknya dikerubungi para dokter dan perawat sekaligi. Randika, yang berdiri di sampingnya, menatapnya dengan wajah penuh senyum. Wajah si dokter senior benar-benar tidak bisa diungkapkan seth selesai memeriksa kondisi si nenek. "Ada apa?" Para dokter yangin menatapnya. "Bagaimana?" Dokter senior itu menganggukan kepnya, keterkejutan di wajahnya belum bisa hng. "Mashnya adh tidak ada mash di tubuh nenek ini!" "Ah, kau jangan ngomong seperti itu." Dokterinnya benar-benar tidak percaya. "Tubuhnya benar-benar sehat. Ketika dia dibawa kemari, kondisi tubuhnya tidak sesehat ini. Jantung dan paru-parunya sekarang justru dm keadaan sempurna. Seth aku periksa, dengan kondisi seperti ini maka nenek ini seharusnya bisa hidup sma 10 tahungi!" Dokter senior ini masih dipenuhi dengan keterkejutan dan hatinya masih tidak percaya dengan kejadian ini. Js-js dia sudah memastikan bahwa umur sang nenek tinggal 3 hari tetapi sekarang dia benar-benar seperti dhirkan kembali. Terlebih, keajaiban seperti ini terjadi di depan matanya sendiri! Ini pasti ilmu hitam, pikirnya. Wajah ayah Viona sudah penuh dengan senyuman. "Ini benar-benar sebuah keajaiban, anak ini tidak berbohong." Ibu Viona yang berdiri di samping ayahnya itu tiba-tiba menyeret Viona dan membawanya agak jauh dari kerumunan. Dialu berbisik pada anaknya. "Vi, apa itu pacarmu?" Viona js terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka ibunya akan bertanya seperti itu padanya. Dengan wajah tersipu malu dan ragu-ragu, Viona menganggukan kepnya dengan pn. Ibunyangsung tersenyum dan mengatakan. "Mama bangga kamu bisa menemukanki sehebat dia. Mama lihat dia adh lki yang tenang dan dapat diandalkan, dia adhkiki yang pantas untukmu. Vi, kamu harus mempertahankan hubunganmu dengannya jangan sampai dia lepas. Ah, dia kerja apa?" Ibunya Viona tidak akan melepaskan kesempatan anaknya menikahi lki luar biasa semacam Randika, dia akan mati-matian membuat Randika menjadi menantunya. Namun pada saat ini, tiba-tiba Randika menghampiri mereka berdua dan tersenyum. "Om, tante, terima kasih tadi th mempercayaiku. Aku sekarang harus pergi menemui orang jadi aku pamit dulu." Ketika Randika sudah pergi dari situ, ayah Viona mengangguk puas. "Sopan santunnya sangat bagus." Dia semakin menyukai pemuda itu, dia mengingatkan dirinya ketika masih muda. Chapter 140: Boneka Ginseng yang Sedang Mabuk Chapter 140: Boneka Ginseng yang Sedang Mabuk Ketika dirinya dipamiti oleh Randika, ibunya Viona ini juga makin menyukai calon menantunya itu. Tatapan Randika pada Viona juga terlihat tulus, js dia ingin Viona merayakan suasana sukacita ini dengan keluarganya jadi dia sebagai orang luar lebih baik pergi dari sana. Melihat niat baik Randika ini, Viona ingin menyusulnya namun dia merasa malu. Pada saat ini dia merasa dirinya didorong dari bkang. "Pergh, biar mama dan papa yang mengurus nenek." Kata ibunya. Seth dimotivasi oleh ibunya sendiri, Vionangsung tersipu malu dan mengangguk. Dengan cepat dia menyusul Randika. "Randika tunggu!" Viona yang membuka pintu ruangan itu segera beri namun melihat Randika ternyata sedang bersandar di tembok luar ruangannya. "Ran, aku sungguh berterima kasih padamu kali ini." Kata-kata Viona ini benar-benar tulus dari dm hatinya. Ku bukan karena Randika mungkin neneknya sudah tiada. "Sudah Vi, aku turut bahagia untuk keluargamu." Randika juga terlihat tulus mengatakannya. Ketika dia melihat Viona yang menangis sejadi-jadinya sebelumnya, entah kenapa dia tidak tega melihatnya. Oleh karena itu dia bersusah payah hingga mems pada boneka ginseng itu. Seth mereka berdua tersenyum satu samain, Randika tiba-tiba memeluk Viona. "Hei, apa sebenarnya hubungan kita ini? Kamu masih bersikap bahwa aku adh atasanmu. Apa menurutmu aku ini bukan calon suami yang baik?" Randika berkata seperti ini dengan senyuman nakalnya. Ketika Viona mendengar kata-kata ini, dia tidak bisa menahan rasa malunya dan menundukan kepnya. Sepertinya Randika mendengar pembicaraannya dengan ibunya sebelumnya. Lalu dengan tangan kanannya, Randika mengelus kep Viona dengan lembut dan memintanya untuk menatapnya. Ditatap oleh mata lki yang dicintainya, Viona mengambil inisiatif untuk menciumnya. Randika yang tiba-tiba dicium itu tidak bisa menghentikan dirinya untuk meminta lebih dari sekedar ciuman. Seth tangan Randika bermain di seluruh tubuhnya, Viona justru menyukai perasaan ini. Sambil terus memainkan lidahnya, Viona merasa seluruh tubuhnya menjadi panas. Randika dan Viona benar-benar tenggm dm dunia mereka sendiri hingga lupa di mana mereka berada. Seth beberapa detik berciuman panas, tiba-tiba ada suara membentak terdengar dari samping mereka. "Hei! Kalian tidak punya malu atau apa? Ini rumah sakit bukan hotel!" Bentakan keras ini membuat Viona tersadar dan terkejut. Randika sendiri merasa malu dengan sendirinya ketika dia dimarahi oleh seorang perawat yang menatapnya dengan tajam. Viona tidak tahu kerasukan apa hingga berani mkukannya di tempat umum seperti ini. Randika hanya terus meminta maaf pada perawat itu danngsung keluar dari rumah sakit. Melihat sosok kedua pasangan itu pergi, si perawat bergumam pada dirinya sendiri. "Mentang-mentanggi kasmaran pamer ke orangin. Aku sendiri juga kepengin pamer seperti itu tahu!" Ternyata perawat itu hanya iri pada mereka karena dirinya sudah menjomblo sejakhir. Seth keluar dari rumah sakit, Randika berencana png ke rumah. Sup obat jatah hari ini belum dia minum. Lagip kantornya sedang tidak ada pekerjaan hari ini jadi tidak ada san untuk dirinya tidak berms-msan hari ini. Saat tiba di rumah, ketika dia membuka pintu, hidungnya merasakan aroma yang pekat. Kenapa ada aroma wine yang pekat menyebar di dm rumahnya? Dengan wajah kebingungan, Randika mengendus dan mengikuti jejak-jejak bau itu hingga ke sumbernya. Lalu dia akhirnya sadar bahwa bau itu berasal dari basemen rumahnya. Basemen rumahnya merupakan tempat Inggrid menyimpan wine miliknya. Namun, Inggrid tidak sering meminumnya. Dia hanya mengeluarkannya ketika menjamu orang-orang penting jadi dia tidak sering membuka pintu basemen ini. Ketika dia semakin mendekati basemen, aroma wine ini semakin pekat dan bervariasi. Aroma yang memabukan ini membuat dirinya ingin minum juga. Ketikampu basemen dia nykan, Randikangsung menyapu seluruh ruangan dengan penglihatan supernya. Apa yang dia lihat benar-benar mengejutkan dirinya. Benar, seorang Ares terkejut. Seth berkeliling dunia bertahun-tahun, dia th melihat hampir seluruh kejadian yang belum pernah orang mi seperti kejamnya perang, dikejar oleh ratusan orang bersenjata. Tetapi kejadian di depan matanya ini baru pertama kali dia lihat seumur hidupnya. Dia tertawa dm hati dan suasana hatinya benar-benar senang. Ini benar-benar seperti mereka berdua ditakdirkan bertemu. Di basemen ini, seorang bayi dengan setinggi lutut itu tampak sedang berteriak keras tidak js. Suara itu terdengar js seperti rengekan seorang bayi yang dotnya diambil. Di tangan putihnya yang gemuk itu dia masih terlihat memegang erat botol wine yang dia sayang bagaikan harta karun. Dia tampak kesusahan membuka penutupnya. Di rak terlihat sudah ada 2 botol yang menghng dari sana dan ternyata 2 botol itu sudah terguling hingga menabrak tembok dm keadaan kosong. Boneka ginseng itu sedang mabuk! Harus dikatakan bahwa boneka ini benar-benar kuat minum, 2 botol wine sendirian benar-benar bisa membuat orang dewasa tergeletak tidak sadarkan diri. Melihat hal ini, Randika tidak segera menangkapnya. Hari ini suasana hatinya sedang baik dan berkat bantuan boneka ini nenek Viona juga smat dari maut. DIa memutuskan untuk membiarkannya dan melihat situasi terlebih dahulu. Dia ingin lihat bagaimana boneka itu akanri dm keadaan mabuk berat seperti itu. Randika pehan mendekatinya. "Ah!" Boneka ginseng ini js sedang mabuk berat, ia sama sekali tidak sadar ku Randika mendekat. Dan ketika Randika 2ngkah sebelum mencapai dirinya, barh ia berteriak terkejut dengan wajah merahnya. Boneka itu tetap memegang botol wine yang hendak diminumnya. Tubuh kecilnya itu terhuyung-huyung terus menerus, bahkan berdiri saja susah baginya. Bahkan hanya butuh hembusan angin untuk merobohkan tubuhnya. Namun, tiba-tiba boneka ginseng ini menghentakan kaki kanannya ke depan dan mulutnya berteriak "Ciat!". Tangannya memasang pose menyerang, ia merasa dirinya adh dewa mabuk. Melihat boneka ini, Randika merasa kejadian berikutnya akan menarik. Tentu saja, botol wine yang dipegangnya ia taruh dan dengan satu sapuan kakinya ia berhasil memecahkan ujung botol tersebut dan meminumnya. Seth selesai meminumnya, boneka itu kembali terhuyung-huyung. Kali ini dia bagaikan sedang menari dengan irama musik yang liar. Terkadang pantanya itu bergoyang-goyang ke arah Randika. Boneka ini merasa bumi ini terus berputar, ia tidak tahu di mana ia sekarang berada. Randikalu duduk bers di depan boneka ini. Sambil tersenyum, dia menjulurkan tangannya dan memintanya untuk naik ke atasnya. Namun, boneka ginseng itu justru menampar tangan Randika. Seh memintanya untuk pergi dari tempat ini. Dasar orang mabuk! Meskipun begitu, Randika masih tersenyum dan justru mengelus-elus pipi si boneka. Dengan kaki yang tidak bertenaga, jari Randika itu justru membuatnya tidak bisa berdiri dengan stabil. "Ah!" Boneka itu terus-menerus mencoba bertahan untuk berdiri di bawah serangan jari Randika, setiap detiknya ia akan berjn mundur. Akhirnya dia tidak bisa bertahangi dan akhirnya jatuh dan terduduk dintai. Melihat hal ini Randika tidak bisa menahan tawanya. Seth terjatuh, boneka ini merasa dirinya tersadar kembali. Seth menggeleng-gelengkan kepnya, ia menyadari ada sesosok manusia berdiri di hadapannya. Seth pandangannya mi kembali, entah kenapa dia merasa familiar dengan wajah itu. Kemudian wajah senyum Randika nampak js di mata si boneka ginseng ini. Dm sekejap iangsung panik. Ketika dia hendak kabur ke dm tanah, Randika sudah berhasil menangkapnya. "Kali ini kau tidak bisari." Kata Randika sambil tertawa. Tangan kanannya berhasil menggenggam erat boneka ginseng ini. Chapter 141: Randika di Hati Ibu Ipah Chapter 141: Randika di Hati Ibu Ipah Boneka ginseng ini berusaha melepaskan dirinya sma beberapa saat, tetapi semua itu percuma. Genggaman tangan Randika benar-benar luar biasa kuat. Seth sukses menangkap boneka ginseng ini seth sekianma, tanpa berpikir panjang Randikangsung menuju dapur dengan wajah penuh gembira. Sebelum boneka ini dih menjadi obat, lebih baik menggorengnya atau merebusnya? Boneka ginseng ini benar-benar terlihat enak. Tetapi apakah efeknya akan berbeda ku metode menghnya berbeda? Randikalu berpikir sejenak sambil memandang boneka ginseng yang ada di tangannya. Namun, dia melihat bahwa wajah boneka itu terlihat sangat mems dan kedua matanya membengkak seakan-akan th menangis seharian. Randika tidak peduli dan merasa bangga. Sekarang di mana sikap arogan milik si boneka ginseng ini? Seth mengambil tali rafia, Randika mengikat erat si boneka ginseng ini dan membuatnya myang di udara. Kali ini boneka itu tidak akan bisa lepas dari dirinya. Randika hanya tertawa melihat boneka itu bergntungan di udara. Namun, boneka itu terlihat sedang memohon pada Randika agar dia melepaskan dirinya sambil mengeluarkan suara orang sedang bersedih. Melihat boneka ini, Randika merasa hatinya sedikit tergerak. Mungkin merebus dan membuatnya menjadi obat bukah keputusan yang bagus. Tetapi pemikiran tentang luka di tubuhnya dan pengkhianatan Bn Kegpan dan yangin, membuat tekad Randika menjadi bt. Demi kebengsungan hidupnya dan menjaga teman-temannya, dia harus menyembuhkan dirinya. Seth merebus boneka ginseng ini, Randika berniat membawanya kembali ke gunung untuk diberikannya pada kakek ketiga. Baru seth itu kakeknya dapat membuat obat bagi dirinya. Terlebih dengan pengetahuan kakeknya mengenai teknik pengobatan tradisional, kakeknya itu bisa memaksimalkan potensi dari boneka ginseng ini. Bagaimanapun juga, seluruh tubuh boneka ginseng itu merupakan harta karun. Seth sempat ragu, Randika menykan kompor dan merebus air. Dialu mengambil sehi kain dan sudah siap untuk membungkus boneka ginseng itu. Namun, boneka itu tiba-tiba mengeluarkan suara tangisnya. Boneka ginseng, yang melihat dirinya akan mati, menangis sejadi-jadinya. Mendengar suara tangisan boneka ini, hati Randika kembali melunak. Dia hanya menatap bingung pada boneka ginseng tersebut. Boneka itu benar-benar merasa putus asa, dia menangis seperti bayi dengan tangannya terus menggosok matanya. Bahkan air matanya berwarna putih. Boneka ini ternyata menangis sungguhan? Randika terkejut, boneka ini benar-benar seperti makhluk hidup. Tiba-tiba Randikangsung merasa tidak tega. Bagaimanapun juga, boneka ginseng ini merupakan makhluk hidup yang berhasil hidup seth tertanam dan menyerap esensi bumi sma ratusan tahun. Namun, pikirannya masih dipenuhi oleh godaan untuk menyembuhkan tubuhnya yang terluka itu. Randika benar-benar terjebak di dua pilihan yang sulit. Di satu sisi dia merasa kasihan pada boneka ginseng ini, diin sisi dia kepikiran dengan kondisi tubuhnya. "Hei ayh, kenapa kau tiba-tiba menjadi cengeng?" Kata Randika. Tetapi boneka ginseng itu sepertinya tidak dapat mendengarnya karena masih ketakutan kehngan nyawanya. Justru ia makin keras menangisnya. "Aku sebenarnya tidak ingin membuatmu menjadi obat. Aku hanya ingin sebagian darimu untuk membantuku memulihkan diriku." Kata Randika sambil menggarukan kepnya. Boneka ginseng itu masih tidak memperhatikan dirinya, bahkan daun di atas kepnya ikutyu. Ia tampak menyedihkan. Randika mengerutkan dahinya, hatinya masih merasa ragu. Seth beberapa saat, Randika tersenyum pahit. "Lukaku ini sangat parah, aku harus bertahan hidup demi orang-orang sekitarku. Aku harap kamu mengerti." Lagigi dia masih dicueki dengan si boneka ginseng itu. Ia masih menangis sambil terkadang memohon pada Randika untuk melepaskannya. Dihadapi dengan keimutannya, Randika benar-benar sudah tidak tahan. Jika boneka ginseng ini hanya sebuah ginseng biasa, dia sudah merebusnya sejakma. Tetapi boneka ini berbeda. Bisa dikatakan ginseng ini merupakan makhluk hidup bukan tanaman. Kehidupan yang dibentuk oleh ratusan tahun. Randika mengh napas dm-dm,lu dia memotong tali rafianya dan melepaskan ikatan pada boneka ginseng. Randikalu berkata dengan wajah sedih. "Aku akan membiarkanmu pergi kali ini. Lain kali ku aku berhasil menangkapmu jangan harap ini ternggi. Pergh." Seth memotong tali tersebut, hati Randika masih menyimpan rasa tidak r. Sejak kapan dia melunak seperti ini? Benar-benar disayangkan. Memalingkan wajahnya, Randika kemudian merebus sup obat resep kakeknya itu. Suara tangis boneka ginseng itu pehan sudah tidak terdengar. Melihat sosok Randika yang mengabaikannya itu, boneka ini masih tidak dapat mempercayai apa yang th terjadi. Tatapan matanya menjskan semuanya, kamu akan melepaskanku? Mengangkat tangannya, boneka ini tersadar bahwa tali yang mengikatnya sudah tidak ada dan dia benar-benar bisa pergi dari sini. Randika terlihat memotong-motong dan sibuk merebus. Ketika dia tersadar bahwa boneka ginseng itu masih ada di sini, dia mengerutkan dahinya. "Kenapa kamu tidak pergi? Kamu mau ikut masuk ke dm panci ini?" Namun, boneka ginseng ini terlihat tersenyum danri ke arah kaki Randika. Ialu merangkak naik dan duduk di pundak Randika. Baru saja dia melepaskannya ternyata boneka ini sudah mau mengejeknyagi? Namun, ternyata boneka ginseng itu mh mencium pipi Randika! MUACH! Suaranya sangat keras dan sangat js. Hal ini membuat Randika menjadi bingung, boneka ginseng ini juga memiliki perasaan? Di dm hatinya Randika tidak tahu harus menangis atau bahagia. Dia adh orang yang memiliki prinsip. Sin darikiki, orang yang sudah tua, orang jelek, siapapun boleh mencium dirinya. Dia tidak menyangka bahwa makhluk supernatural seperti boneka ginseng ini akan menciumnya. Sepertinya prinsipnya ini harus diubah ke depannya, hanya manusia yang boleh menciumnya. Sekarang wajah Randika dipenuhi dengan senyuman pahit. Namun, boneka ginseng itu benar-benar sedang gembira. Dia masih duduk di pundak Randika dan merangkul lehernya. Kemudian dia mencium pipi Randika sekaligi. "Sudah terserah kamu saja deh." Randika hanya bisa pasrah dicium. Sejak kapan boneka ginseng ini punya perasaan padanya, bukannya semenit yanglu dia berusaha merebusnya? Kemudian boneka ginseng itu tetap duduk di pundak Randika dan melihat panci rebusan obat itu. Seth berpikir sesaat ia menjulurkan tangannya. Randika menatapnya dengan ekspresi penasaran, seth itu dia melihat bahwa ada manik-manik berwarna putih keluar dari tangan si boneka ginseng. Sesaat kemudian boneka ginseng itu menjulurkan tangannya pada Randika. Randika terkejut karena boneka ginseng ini mau memberikan darahnya yang berharga itu padanya. "Untukku?" Tanya Randika untuk memastikan. "Hmm." Boneka itu menganggukan kepnya sambil memberikannya pada Randika. Melihat manik-manik ini, Randika merasa senang. Dia sudah melihat sendiri keajaiban yang dibawa oleh setetes darah dari boneka ginseng. Dia dengan cepat mencari tabung reaksi dan menyimpannya. Lalu Randika berkata sambil tersenyum. "Ku begitu kita impas." Pada saat yang sama, pintu rumahnya terbuka. Randikalu menyadari bahwa Ibu Ipah th kembali dari pasar. "Smat datang." Kata Randika sambil tersenyum. "Lho nak Randika kok sudah png?" Wajah senyum Ibu Ipah itu segera berubah ketika dia melihat sosok boneka yang ada di pundak Randika. Apakah itu adh boneka sesuai dugaannya? Ibu Ipah mengerutkan dahinya dan menyipitkan matanya. Boneka itu benar-benar mirip dengan apa yang dilihatnya dm buku. "Ah iya, perkenalkan ini adh boneka ginseng. Ini semacam keajaiban m." Melihat Ibu Ipah yang terdiam, Randika segera menjskan. Dugaannya benar! Ibu Ipah benar-benar terkejut. Dan ketika Ibu Ipah berusaha memegangnya, boneka ginseng ini mengeluarkan suara "ah!" dan melompat turun dari pundak Randika. Boneka itu benar-benar hidup! Keterkejutan Ibu Ipah sudah mencapai puncaknya. Dia awalnya tidak mempercayai isi buku yang dibacanya tetapi seth melihat secarangsung dia hanya bisa tertegun. Keajaiban m, esensi bumi danngit yang menciptakan kehidupan. Namun pada saat ini boneka ginseng itu terlihat mmbaikan tangan pada Randika dan menghng tanpa jejak. "Ke mana dia pergi?" Ibu Ipah berusaha mencarinya. "Oh, dia mungkin pergigi. Lain kali pasti dia kembali ke rumah inigi." Kata Randika sambil tersenyum. Melihat senyuman dan ketenangan dm diri Randika, Ibu Ipah merasa harus meninjau ng Randika. Pada awalnya dia hanya mengira Randika hanyh orang biasa. Namun, seth beberapa serangan dm rumah dan di rumah sakit, dia merasa bahwa Randika bukan orang biasa. Tetapi dia tidak telu memikirkannya karena ilmu b diri yang dikuasai Randika itu mungkin berasal dari ajaran orang tuanya agar dia bisa mempertahankan dirinya. Jadi Ibu Ipah tidak telu memedulikannya. Dm hatinya sma ini, Ibu Ipah hanya meni bahwa Randika adh orang biasa yang bisa berkhi. Tetapi seth kejadian ini nampaknya dia harus mengubah peniannya. Bisa dikatakan bahwa boneka ginseng itu sangat tidak terni harganya. Bagaimana mungkin Randika terlihat akrab dengannya? Menurut buku yang dibacanya, boneka ginseng benar-benar sulit untuk ditemukan dan ditangkap. Js Randika memiliki teknik tersembunyi hingga boneka ginseng itu tidak menganggap Randika sebagai ancaman. Sekarang sosok Randika menjadi sosok mencurigakan dan perlu diawasi dm hati Ibu Ipah. "Sepertinya nona berurusan dengan orang tidak biasa." Ibu Ipah mengh napas di dm hatinya. Namun, dia merasa sedikit lega karena kabarnya ayahnya Inggrid mengirim orang untuk membantu dirinya. Dengan bantuan tambahan itu, jika Randika macam-macam dengan nona mudanya maka dia tidak perlu khawatirgi. "Oh iya, ibu hari ini mau masak kepiting lho. Nanti ibu akan memasaknya untuk makan mm." Randikangsung bergembira, masakan Ibu Ipah benar-benar enak. Mendengar kata kepiting mungkin dia bisa menghabiskan 10 kg kepiting ku dia mau. "Aku sudah tidak sabar!" Kata Randika sambil tersenyum. Seth meminum sup obatnya, Randika kembali ke kamarnya dan menghubungi Yuna tentang kemajuan pembangunan markasnya. Mereka berbincang-bincang cukupma dan tanpa sadar waktu menunjukan pukul 6 sore, istri tercintanya harusnya sudah png. Dengan cepat Randika mandi dan turun kentai 1. Melihat bahwa Inggrid belum png, Randika mengobrol dengan Ibu Ipah yang sedang memasak itu sambil menunggu. Kali ini Inggrid tidak telu sibuk jadi dia png tepat waktu. Sambil menunggu Inggrid ganti pakaian, Randika sedang mencicipi bumbu yang ada pada kepiting itu. Benar-benar enak seperti Inggrid. Eh! Maksudku bukan begitu, kenapa dirinya memiliki pemikiran seperti itu? Tapi pemikiran itu tidak sepenuhnya sh. Ketika dia melihat istrinya yang cantik itu, dia benar-benar ingin memakannya. Chapter 142: Viona yang Sexy Chapter 142: Viona yang Sexy Seth makanan sudah siap, akhirnya mereka berdua mi makan. "Sayang, kau harus coba makan kepiting yang ini. Daging di dmnya pasti banyak." Kata Randika sambil meletakan seekor kepiting di piring Inggrid. "Tahu dari mana ku isi daging kepiting yang ini banyak?" Inggrid penasaran. "Sayang, itu simpel." Randikalu menjskan sambil tersenyum. "Coba kamu perhatikan kepitingmu itu. Besar dan gendut apgi kedua b matanya itu. Meski sudah mati tatapan matanya terlihat kuat dan besar. Js bahwa sma dia masih hidup dulu dia makan dan bermain perempuanyaknya seorang raja. Ah, maksudku bukan begitu. Dulunya dia pasti raja dari para kepitinginnya jadi dagingnya pasti banyak dan enak." Mendengar ocehan Randika yang tidak masuk akal itu, Inggrid hanya memalingkan wajahnya dan terdiam. Dia ingin menikmati hidangannya ini dm keadaan hening. "Ibu Ipah, makanan yang kau masak ini luar biasa! Cobh." Ketika dicueki oleh Inggrid, Randika beralih ke Ibu Ipah. "Maaf nak Randika, aku nanti akan makan sendiri di bkang." Kata Ibu Ipah sambil tersenyum. "Sebagai suaminya, Anda lebih baik menikmati makan mm ini berdua dengan nona." Tapi aku dicueki bu! Randika sungguh ingin menangis sekarang. Ketika mendengar kata-kata Ibu Ipah, Inggrid menatapnya. Kenapa Ibu Ipah tiba-tiba seperti setuju ku pria ini adh suaminya? Meskipun perasaan curiga dan waspada masih tergenang di hatinya, Ibu Ipah tetap percaya bahwa Randika adh sosok yang tepat bagi nona mudanya itu. Bahkan Randika pasti bisa memberikan kebahagian pada majikannya yang sudah dia anggap anaknya itu. Sekarang adh bagaimana caranya Randika meyakinkan keluarga besar Inggrid. Mengingat mash itu, Ibu Ipah hanya bisa mengh napas dm hati. ... Keesokan harinya Randika dan Inggrid berangkat bersama menuju kantor. Seperti biasa mereka berpisah seth mencapai kantor. Randika segera pergi ke ruangannya dan seluruh bawahannya menyapanya sambil tersenyum. "Wah pak bos terlihat sehat hari ini. Bapak habis main wanita ya kemarin?" "Waduh pak, kenapa tidak bng-bng? Jangan-jangan kemarin yang kulihat itu bapak ya?" Karena Randika dari awal sudah merupakan sosok yang mudah diajak bergaul, para bawahannya ini senang bercanda dengannya apgi seth liburan mereka ke pu kura-kura. Ikatannya dengan para bawahannya ini sudah seperti seorang sahabat tetapi dm pekerjaan mereka tetap profesional. Namun terlepas dari pekerjaan, candaan ringan dan mesum kadang menjadi obrn hangat para lki di ruangan ini. Maklum seorangkiki akan bercanda seputar wanita. "Smat pagi pak Randika." Beberapa ahli parfum perempuaninnya juga menyapa Randika. Randika menyapa mereka semua satu per satu. Namun pada saat ini dia melihat sosok Viona di pojok ruangan. Ketika dia melihat Viona, dia tidak bisa menahan air liurnya. Kenapa Viona terlihat sexy hari ini? Viona hari ini sedang memakai setn blouse putih dengan pita di bawah lehernya. Yang membuatnya sexy adh betapa ketatnya baju itu dan warna hitam dari behanya benar-benar nampak. Belumgi rambutnya yang terurai itu apgi ditambah dengan senyuman manisnya. Siapapun akan meleleh ketika mendapatkan senyumannya itu. Namun kecantikannya tidak sampai di situ saja, di bagian bawahnya dia memakai rok pensil yang ketat. Rok tersebut berhasil menonjolkan kedua bakpau yang kenyal itu, Randika benar-benar ingin meremasnya. Mengingat koleksi pakaian dmnya, di balik rok itu pasti ada kejutan yang menyenangkan. Apgi hari ini Viona memakaince stocking yang setengah transparan. Perasaan ingin tidur di pangkuan pahanya itu benar-benar luar biasa menggoda. Penampn sexy Viona ini membuat darah Randika mendidih, dia harus menunduk sementara untuk menyembunyikan adiknya yang bangun itu. Ruangan ini penuh dengan orang, Randika tidak bisa bermain dengan Viona sembarangan. Dia benar-benar ingin merobek baju itu dan meremas kedua gunung itu dengan tangan kosongnya. Melihat bahwa Randika menatapnya, Vionangsung tersipu malu. Namun dia memberanikan diri untuk membs tatapan Randika dan tersenyum manis. Sin, dia mh tersenyum begitu manis padaku! "Pagi Viona." Randika menghampiri Viona sambil tersenyum. Dialu berbisik padanya. "Hari ini kau begitu cantik, maukah kamu pergi bersamaku ke toilet?" Mendengar pujian Randika itu Viona merasa senang. Namun, seth mendengar kata-kata toilet diangsung tersipu malu. Kejadian mereka berdua sebelumnya di toilet itu benar-benar memalukan baginya. Melihat Viona tidak membsnya sama sekali, Randikalu berkata padanya sambil tersenyum. "Vi, bisa minta tolong ikut aku sebentar? Ada barang yang perlu aku bawa darintai bawah." "Baih" Wajah Viona masih terlihat merah, apakah ini taktik Randika untuk membuatnya mereka berduaan? Tidak ingin membuat orang curiga, Randika perlu membawa Viona keluar dari ruangan dengan san yang js. Seth mereka berdua keluar, beberapa ahli parfum ini mi bergosip dan berdiskusi. Cara Randika membuat san benar-benar payah jadi mereka sudah mencium kecurigaan ini jauh-jauh hari. Di mata mereka, Randika telu sering meluangkan waktu dengan Viona yang pengmannya masih sedikit itu. Js bahwa dia tertarik pada wanita berumur 20an itu. Namun, sangat terlihat js bahwa Viona juga tertarik dengan Randika. Jadi tidak heran apab mereka berdua mi pacaran. "Sayang sekali perempuan tercantik di kantor kita ini jadi milik pak Randika." Kata sh satu orang. Lalu temannya hanya bisa tertawa mendengarnya. "Bro, jangan harap dia mau sama kamu!" Semuanya ikut tertawa. "Sudah jangan dipikirin, masih banyak bunga-bunga yang bermekaran. Bunga yangin pasti akan segera datang." "Ini sebabnya aku tidak mau ikut berdiskusi kali ini. Js-js aku tidak kh cantik tetapi kalian sama sekali tidak merebutkan diriku." Ahli parfum perempuan ini mengh napas. "Nampaknya aku ditakdirkan mati sendirian." Mendengar hal ini semua kembali tertawa dan sh satu menjawabnya. "Bisa jadi, bisa jadi." "Wah iya, ku dilihat-lihat kamu cantik juga ya." Kata pria yang patah hati tadi. "Sudah tembat, aku tidak akan tergoda sama kamu!" Suasana gembira ini bengsung sesaat seth muncul sebuah pertanyaan yang membuat mereka semua berpikir. "Bukankah pak Randika itu suaminya bu Inggrid ya?" "Nah itu mashnya, aku jadi bingung mana yang benar." "Aduh jaman sekarang punya istri dan kekasih gp bukannya wajar?" "Hush, ngomong apa kamu!" Pada saat ini, atasan mereka yangin, Kelvin, masuk dan melihat mereka semua tidak bekerja. Dengan nada marah Kelvin berteriak. "Apa yang kaliankukan? Cepat kembali bekerja!" Melihat atasannya yang marah itu, para ahli parfum ini kembali sibuk dan mengerjakan tugas mereka. Sedangkan Randika, dia membawa Viona ke ruangan kosong. Karenantai 9 merupakanntai khusus departemen perkembangan dan uji coba parfum, banyak ruangan kosong dintai ini. Seth menutup pintu, Randika dengan cepat memeluk pinggang Viona dan menciumnya. Viona menerima cinta Randika ini dengan senang hati. Dengan napas menggebu-gebu, mereka berciuman sambil meraba satu samain. Hari ini Randika tidak bisa menahan diri untuk tidak meremas pantat Viona. Mau bagaimanagi, hari ini Viona benar-benar sexy! Randika memuji penampn Viona hari ini tetapi Viona sendiri sepertinya sudah tidak bisa berpikir. Dengan wajah yang linglung, Viona hanya bisa merasa kecewa ketika bibir Randika lepas dari bibirnya. "Vi, apa kau hari ini berpakaian sexy seperti ini untuk menggodaku?" Tanya Randika. "Pikir saja sendiri." Viona terlihat memalingkan wajahnya, dia telu malu mengakuinya. Dia sendiri aslinya malu berpakaian seperti ini saat pergi ke kantor tadi pagi. Jika bukan untuk Randika, buat apa dia berpakaian seperti ini? Chapter 143: Pertemuan Randika dengan Deviana Chapter 143: Pertemuan Randika dengan Deviana Seorang perempuan akan berdandan habis-habisan ku demi pujaan hatinya, Randika merasa hal ini cukup benar. Sepertinya Viona sudah jatuh di dm pelukannya. Jadi meneruskan ini sampai ke babak utama harusnya tidak mash! Kemudian Randika kembali merangkul Viona. Sambil menggigit telinganya, kedua tangannya meremas-remas pantatnya yang kenyal itu. Asyik! Viona tidak bisa menahan desahan nikmatnya. Dia sendiri tidak percaya bahwa dia bisa mendesah erotis seperti itu. Randika memang benar-benar mengenal dirinya baik tubuhnya maupun hatinya. Viona sudah tidak bisa menahan perasaan sukanya ini. Sudahma dia membuka hati dan tubuhnya pada Randika. "Vi, jawab aku dengan jujur atau aku akan menghukummu." Randika berbisik di telinga Viona. Viona saat ini sudah tenggm dm kenikmatan dan napasnya sudah terengah-engah. Melihat Viona yang sudah mi lemas ini, Randika teringat sosok kucing yang tidak mau lepas dari majikannya. Sepertinya dia berhasil membuat Viona keluar? Randika sedikit terkejut sekaligus merasa senang. Sepertinya teknik miliknya ini tidak berkarat meskipun sudahma tidak bermain. Di masalu, dia berhasil membuat perempuan-perempuan Eropa yang liar itu keluar dm hitungan detik berkat tekniknya itu. Ah, kenapa aku mntur seperti itu? Yang membuat Randika khawatir adh mereka sekarang masih berada di perusahaan tempat mereka bekerja. Terlebih mereka sedang ada di ruangan kosong dan tidak ada kasur, apakah mereka akan mkukannya dengan berdiri? Meskipun Randika tidak mash dengan hal tersebut, bagaimanapun juga, ini adh pengman pertama Viona, tidak mungkin Randika mkukannya di tempat seperti ini. Belumgi nanti cara berjnnya Viona tidak karuan. Viona sendiri masih berdiri linglung melihat Randika, dia baru pertama kali merasakan sensasi keluar yang nikmat seperti ini. Memang dibuat keluar oleh orangin berbeda dengan mkukannya sendiri. Seth berpikir sejenak, Randika memutuskan tidak meneruskannya. Dia sendiri sudah merasa puas berciuman dan membuat Viona keluar. Ku mereka sampai mkukannya, dia khawatir rumor akan beredar dan itu tidak bagus untuk karier Viona. Seth menenangkan diri, Viona membetulkan roknya. Roknya menjadi saksi bisu kebrutn tangan Randika sebelumnya. Belumgia dmnya yang basah itu harus dia tutupi seharian ini. Seth mempersiapkan diri, keduanya keluar dari ruangan dengan santai. Randikalu tersenyum saat melihat sosok punggung Viona. Sepertinya dia harus mtih Viona beberapa kaligi sampai dia benar-benar tidak bisa lepas dari dirinya. Sifat masokis Viona mungkin juga akan makin kuat seiring berjnnya waktu. Viona hanya bisa berjn sambil menundukan kepnya. Ketika mereka berduaan Viona tidak bisa menahan rasa sukanya pada Randika tetapi, ketika mereka di depan publik Viona masih merasa malu untuk mengungkapkannya. Keduanyalu kembali bekerja. ... Saat makan siang, Randika awalnya ingin mengajak Viona untuk makan bersama. Tetapi, dia melihat bahwa Viona sudah diajak oleh ahli parfuminnya. Demi kerahasiaan mereka, Randika hanya bisa pasrah. Di perusahaan ini memang ada kantin tetapi kebanyakan orang senang makan di luar sambil menghirup udara segar ataupun memesan makanan. Bahkan Inggrid seringkali memesan makanan dari luar. Karena bosan dengan makanan kantin dan sedang tidak ada promo delivery, Randika memutuskan untuk makan di luar. Dia berjn keluar dari gedung danngsung disambut teriknya matahari. Randika cuma bisa mengh napas menghadapi panas matahari ini. Mau tidak mau, dia berjn menuju restoran di dekat perusahaannya. Melihat-lihat restoran yang ada, Randika menyadari ada sosok familiar yang juga sedang berjn. Bukankah itu Deviana? Sedang apa bunga indah dari kepolisian Cendrawasih ini? Melihat sosok Deviana yang tidak sendirian, Randika mengerutkan dahinya dan memutuskan untuk mengikutinya. Suasana hati Deviana sedang tidak bagus. Dia benar-benar memasang ekspresi jijik dan tegas di wajah cantiknya hari ini. Mungkinkah karena teman berjnnya itu? "Dev, makanan hotel itu enak-enak. Terakhir kali aku menginap, makanannya benar-benar mengena di perut." Teman berjn Deviana hari ini adh pria paruh baya bernama Yosef. Dengan senyuman di wajahnya, dia dengan santai menjulurkan tangannya dan berniat untuk merangkul pinggal Deviana. Namun reaksi Deviana jauh lebih cepat, dm sekejap dia sudah menghindar. Tetapi Yosef sendiri juga cepat dan berhasil memegang pinggang ramping Deviana itu. Deviana terkejut dengan kecepatan pria ini, tangannya dengan cepat menyingkirkan tangan Yosef itu dari pinggangnya sambil mengatakan. "Maaf, aku g kebersihan." "Ha ha ha." Yosef hanya bisa tertawa. "Kamu memang menarik. Tidak banyak orang yang berani mwanku. Sifat keras kepmu itu cukup menarik." "Baih cepat kita pergi!" Kali ini Yosef tidak merangkul maupun menggandeng Deviana, dia hanya berjn menuju hotelnya menginap. Tatapan mata Deviana benar-benar sedingin salju, tetapi dia hanya bisa mengikuti orang itu. Deviana benar-benar tidak ingin menemani pria berengsek itu, tetapi dia terpaksa. Lebih tepatnya dia bukan menemani pria itu tetapi dia sedang menjnkan tugas. Ketika dirinya pagi ini datang ke ruangan direktur karena panggn tugas, dia menemukan atasannya itu sedang berbicara dan bercanda dengan pria bernama Yosef itu. Lalu secara tiba-tiba Yosef ingin dirinya menemaninya hari ini. Tentu saja Deviana menknya tetapi direkturnya berkata padanya dengan nada dingin. "Orang ini adh tamu kehormatan dari kota besar. Kamu tidak bisa menk permintaannya. Tuan Yosef akan berada di kota ini sma beberapa hari dan kamu harus menemaninya sma dia ada di sini." Dengan katain, Deviana sedang dijual! Ketika Deviana ingin menknya, atasannya itu dengan cepat membentak dirinya. "Ini adh perintah!" Mau tidak mau, Deviana menemani Yosef pergi ke mana pun sma dia di kota Cendrawasih. Sepanjang jn Deviana hanya bisa memasang ekspresi cemberut dan dingin, sama sekali tidak mau berbicara. Namun, Yosef sama sekali tidak peduli. Dia hanya terus berbicara tanpa henti dan memuji pemandangan kota Cendrawasih yang berkembang ini. Sekarang dia th membeli sebotol wine dan akan menikmatinya di kamar hotelnya. Dia akan melihat bagaimana polisi cantik ini myani dirinya ketika sudah berada di kamarnya. "Jangan khawatir, seth beberapa hari bersamaku aku bisa menjamin posisimu hanya lebih rendah dari direktur. Bahkan ketika bajingan itu pensiun, kamu akan menggantikannya!" Lalu Yosef menatap Deviana dengan wajah tersenyum. "Tapi tentu saja, itu semua tergantung dengan pyananmu padaku sma beberapa hari ini. Aku harap kamu bisa memuaskan diriku." "Huh!" Deviana hanya memalingkan wajahnya. "Ha ha ha, kau memang perempuan yang menarik." Yosef tidak marah, justru dia tertawa. "Beberapa hari ini kau akan menemaniku siang dan mm. Ku tidak, siap-siah melepas seluruh atributmu itu dan mencari pekerjaan yangin." "Kau mengancamku?" Deviana mengerutkan dahinya dan tatapan matanya dipenuhi dengan api kemarahan. Sebuah ancaman adh hal yang paling dibencinya dm dunia ini. "Sepertinya kau sh memahami kata-kataku." Kata Yosef sambil tersenyum. "Aku tidak pernah mengancam orang, aku hanya memberikan orang pilihan." Melihat Deviana yang pasrah, Yosef berkata sekaligi. "Kamu ingin berhenti menjadi polisi?" Melihat senyuman menjijikan itu, Deviana benar-benar ingin memukulnya hingga mati. Dasar pria bajingan! Dm hatinya Deviana sudah memaki habis-habisan orang ini. Namun pada saat ini, tiba-tiba suara orang terdengar dari arah bkang. "Oh? Smat siang Bu Devi! Sedang mengintaigi?" Mendengar suara ini hati Deviana benar-benar merasa lega. Entah sejak kapan namun sejak ada Randika, dia merasa bahwa ada orang kuat yang bisa dia andalkan. Mungkin hari ini dia akan bersandar pada temannya itu. Yosef juga menoleh ke arah Randika dan mengerutkan dahinya. Namun sebelum dia berhasil mengomentari kedatangan Randika, kata-kata berikut yang keluar dari mulut Randika membuatnya murka. "Hmm? Pria itu adh penjahat yang kamu tangkap?" Chapter 144: Keluarga Alfred dari Jakarta? Siapa itu? Chapter 144: Keluarga Alfred dari Jakarta? Siapa itu? Seperti kata pepatah, "Di s bagai memengat." [1] Meskipun th berkata seperti itu, Randika menunjukan sikap tidak peduli siapa orang itu yang sebenarnya. Yang js siapapun yang berani macam-macam sama ceweknya, js dia akan menghajarnya. Ketika kata-kata Randika itu terdengar di telinganya, Yosef berdiri diam di tempatnya berdiri. Matamu aku mirip penjahat, apa dia tidak melihat kalung emas 24 karat ini? Apa dia tidak melihat jam tangan Rolex Daytona yang hanya ada empat di dunia ini? Js perawakannya adh seorang pengusaha kaya ataupun seorang bangsawan, bisa-bisanya orang itu mengatakan dirinya penjahat. Tatapan mata Yosef sudah dipenuhi dengan api kebencian, pertama kali dm hidupnya dia merasa terhina seperti ini. Siapapun yang berani menghinanya tidak akan melihat matahari keesokan harinya! Deviana merasa lega ketika dia melihat senyuman wajah Randika itu. Dialu membs sapaan Randika. "Benar-benar kebetn bertemu denganmu hari ini." "Iya kebetn aku sedang mencari makan siang. Terus aku melihat Bu Devi sedang mengawal penjahat ini. Tapi kenapa ibu tidak memborgolnya? Ku diari bagaimana? Bisa-bisa dia akan menyerang dan menyandera orang-orang!" Saat di tengah perkataannya itu, Randika menatap Yosef dengan wajah cemas dan khawatir. Akting Randika benar-benar patut diacungi jempol. Kerutan dahi Yosef sudah tidak bisa bertambahgi. Dm hatinya Deviana merasa senang, Randika memang jago membuat malu orang. "Orang ini bukan penjahat." Namun pada akhirnya Deviana harus menjskan sebenarnya. "Beliau adh tamu kehormatan atasanku, dan aku bertugas untuk mengawalnya beberapa hari ini." "Tamu kehormatan?" Wajah Randika tampak terkejut. Dialu tertawa canggung. "Ku begitu maaf atas kata-kataku yang kasar tadi. Habisnya wajahnya mirip seorang penja Ah maksudku bukan begitu, ini semua shku jadi aku minta maaf." Keshan? Kenapa dirinya merasa tindakan pemuda itu disengaja? Menahan rasa amarahnya, Yosef hanya mendengus dingin sambil mengatakan. "Aku memaafkanmu kali ini, tetapiin kali kamu menghinakugi maka nasibmu tidak akan sebaik ini." Randika hanya menatapnya sambil tersenyum. "Terima kasih pak. Anda benar-benar berhati besar, pasti Anda orang terkemuka yang murah hati. Tetapi kenapa wajah Anda terlihat bengis dan kejam seperti itu? Apa dulu Anda mantan preman?" Mendengar kata-kata Randika ini Deviana hampir tertawa lepas. Randika terus mengomentari wajah pria ini yang terlihat kejam, khususnya bagian terakhir dari kata-katanya. Mana mungkin seorang tamu kehormatan merupakan mantan preman? Ketika mendengar pujian di awal kata-kata Randika, Yosef sudah merasa di atas awan. Namun ketika mendengar kata-kata snjutnya membuat dia murka kembali dengan orang itu. "Hmm apakah mukaku semenakutkan itu?" Tanya Yosef sambil berusaha menenangkan diri. Randika justru terlihat menggeleng-gelengkan kepnya dan mengatakan. "Ah tapi orang tidak boleh meni buku dari sampulnya. Tetapi wajah Anda memang menakutkan, aku khawatir anak-anak akan menangis ku melihat wajahmu." Melihat Randika yang terus menerus berkomentar negatif tentang, akhirnya Yosef sudah tidak tahan dan seluruh amarahnya itu meluap-luap. Dia tidak peduli dengan anak-anak dari kota ini, dia datang ke kota kecil ini hanya untuk berbisnis dan bersenang-senang dengan beberapa perempuan. "Bu Devi ku sedang senggang mungkin bisa menemaniku makan? Aku ingin membahas mash yang kapan hari." Randika pura-pura melihat jamlu menatap Deviana. Deviana tahu Randika sedang memberinya jn keluar untuk pergi dari tempat ini, tetapi dirinya masih terjebak di pilihan yang sulit. Melihat bahwa dirinya dicuekin, Yoseflu berkata dengan nada dingin pada Deviana. "Jangan lupa masa depan kariermu ada di tanganku, ku kau masih ingin menjadi polisi maka kau harus menuruti kata-kataku." Mendengar kata-kata ini, wajah Deviana segera berubah menjadi cemberut dan jijik. Randika tiba-tiba menatap Yosef dan berkata dengan keras. "Aku tidak peduli kamu siapa tetapi ku aku sedang berbicara dengan orang, jangan pernah meny aku. Ku tidak aku akan menendangmu keluar dari kota ini." Simpel dan arogan, ancaman Randika terdengar nyata. Wajah Randika terlihat sangar pada saat ini, seakan-akan dia ingin menantang orang ini bertarung. Deviana terkejut ketika melihatnya, sayang sekali Randika tidak bekerja sebagai aktor. "Oh? Memangnya bisa?" Yosef mendengus dingin. "Aku rasa orang kasar sepertimu tidak mungkin bisa berbuat seperti itu. Aku bisa menghancurkanmu hanya dengan jentikan jari. Dengar ya bocah, aku ini Yosef, suruhan dari keluarga Alfred dari Jakarta." Bersamaan dengan ini, Yosef menutup matanya, hanya mengatakan asalnya biasanya cukup membuat orang kabur ketakutan. Keluarga Alfred benar-benar terkenal di Jakarta, kekuatan keluarga itu sudah mengakar di hati para masyarakat. Namun, kata-kata Randika berikut ini membuat Yosef ingin muntah darah. "Keluarga Alfred dari Jakarta? Siapa itu?" Randika tidak yakin keluarga Alfred sekuat itu karena dia sendiri tidak pernah mendengarnya. Jadi buat apa dia takut? Ku pun tahu ngapain dia takut? Yosef membuka matanya dan menatap Randika dengan wajah bingung. Dengan cepat ekspresinya berubah menjadi marah. Diangsung menceritakan sejarah keluarga Alfred yang melegenda pada Randika. Namun, jika kamu menyebut nama gajah pada semut maka si semut tidak akan takut karena dia tidak tahu apa itu gajah. Dengan katain, Randika belum mencapai level di mana dia mengenal seluruh keluarga aristokrat di Indonesia. Seth selesai menceritakan, Yosef yang sudah tertatih-tatih itu mengatakan. "Yang hanya kau perlu tahu adh keluarga Alfred bukahwan yang ingin kauwan. Hanya dengan satu perintah maka kota ini bisa hancur lebur dm 1 mm." Seth melihat ekspresi kagum Randika, Yosef merasa puas. Untuk seekor semut seperti bocah di hadapannya untuk mengenal betapa luasnya dunia ini membuatnya sedikit bangga atas asal-usulnya. Namun, Randika menatap Deviana sambil bertanya. "Apakah kamu pernah mendengar keluarga Alfred dari Jakarta?" "Tidak." Deviana menggelengkan kepnya, dia tidak pernah mendengar nama keluarga itu. Randikalu menatap Yosef dan mengatakan. "Tuh kan, bunmu ini tidak ada yang pernah mendengarnya. Aku juga berasal dari keluarga besar di kota ini, satu kata dariku bisa membuat kota ini gp gulita. Bahkan aku bisa meminta walikota Cendrawasih turun dari jabatannya! Jadi jangan terus membual, tidak baik menyebar hoax. Ku keluarga Alfred memang punya kekuatan seperti itu, kenapa kalian masih menapak di bumi? Lebih baik kalian berakar di atas sana saja." Kata-kata Randika ini sudah hampir membuat Yosef muntah darah. Nama besar yang th dibangun oleh keluarga Alfred ini bisa-bisanya direndahkan oleh preman muda seperti ini. Dia merasa malu th berdebat dengan seekor semut seperti dia. "Aku sudah muak berdebat denganmu, cepat pergi sana sebelum aku marah. Ku tidak, jangan shkan aku ku kakimu atau tanganmu patah." "Wah masih saja terus membual." Randika menggelengkan kepnya. "Sudah biar sama-sama enak bagaimana ku begini? Aku akan pergi bersama Deviana dan membicarakan mash kami dan kau jangan mengganggu kami." Mendengar kata-kata ini, Deviana menatap tajam Randika. Siapa memangnya yang mau pergi sama kamu? Tiba-tiba, pada saat ini suara tawa terdengar keras. "Terkadang ada orang yang tidak bisa menyadari seberapa besar bahaya yang dia terlibat." Yosef bergumam pada dirinya sendirilu menatap dingin Randika. "Kau pikir orang akan ketakutan melihat tatapan matamu itu?" Randika mendengus dingin. "Maju sini, perlihatkan padaku kekuatan keluarga Alfred seperti apa." Arogan! Mendengar kata-kata itu, Yosef sudah tidak tahangi. Seth beberapangkah berjn pn, seluruh tubuhnya melesat bagaikan panah. Memanfaatkan kecepatannya, dia mengincar dada Randika dan akan memberikan bocah kasar ini tinjunya yang mematikan. Yosef tidak menahan diri sama sekali. Serangannya ini bisa membunuh orang dengan sangat mudah. Meskipun enggan membuat keributan seperti membunuh orang, Yosef benar-benar sudah muak dengan sikap Randika. Dan apab kasus pembunuhan ini menjadi sorotan, dia akan menggunakan koneksinya untuk bisa lolos dari tuntutan tersebut. Yosef sudah sangat percaya diri bisa membungkamwannya ini, tetapi kadang ekspetasi tidak sesuai dengan kenyataan. Karena dia merupakan bawahan kepercayaan keluarga Alfred, dia th mempjari ilmu b diri kuno dari sejak dia muda. Sma ini tidak adawan yang pantas merasakan kekuatannya yang sebenarnya. Namun,wannya kali ini berhasil menangkis serangannya! Dan dilihat dari ekspresinya,wannya ini bahkan tidak memakai kekuatan sama sekali untuk menahan serangannya! Randika menangkap tinju Yosef hanya dengan tangan kirinya. Tidak peduli seberapa kuat Yosef memberontak, dia sama sekali tidak bisa menarik tangannya. Sambil menyengir Randika bertanya. "Cuma ini?" Yosef yang mendengar ejekan ini semakin marah. Tangan kirinya dengan cepat menyerang wajah Randika. Serangannya ini cepat dan bertenaga, tetapi Randika justru menghantam tinju Yosef dengan tinjunya sendiri! Kedua tinju orang ini beradu di udara dan suara tng retak dapat terdengar dengan js. Di bawah serangan tidak terduga ini, Yosef mengambilngkah mundur. Randika sudah melepas genggamannya. Yosef sepertinya tidak bisa berhenti mundur dan pada akhirnya dia terjatuh dan duduk di tanah. Dia merasakan rasa sakit yang luar biasa dari jari telunjuk dan jari tengahnya. Sudah js bahwa suara tng retak tadi adh tng jari Yosef. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Yosef menatap Randika dengan keterkejutan sekaligus marah. Bukannya bocah itu hanya preman pasar biasa? Tidak mungkin orang seperti itu menghkan dirinya? Apa dia memakai senjata tersembunyi? Melihat wajah tenang Randika, Yosef takut bahwa dia akan dihabisi. Randikalu menggelengkan kepnya. "Ternyata bunmu memang kamu hiperbkan, apanya keluarga besar dari Jakarta? Dengan kekuatan seperti itu, seharusnya keluarga Alfred hanyh keluarga sampah." "Tutup mulutmu itu!" Terprovokasi dengan kata-kata Randika, Yosef kembali menyerang. Tetapi kali ini, Deviana hanya bisa melihat sesuatu melesat di sampingnya. Dia melihat sosok Yosef yang myang dan menabrak tembok parkiran hotel. Petugas keamanan hotel sedikit terkejut ketika mereka melihat ada orang yang tergeletak secara tiba-tiba di area mereka. Randikalu menggelengkan kepnya. "Ku kamu bisa menjadi tamu kehormatan direktur polisi, bukankah aku bisa menjadi tamu kehormatan presiden?" Yosef terbatuk-batuk sejak dia menatap dinding, dia sudah muntah darah dari tadi. Serangan Randika benar-benar kuat! [1] Ku berkata pikih dahulu baik buruknya agar tak dic oleh orangin. Chapter 145: Es Campur Chapter 145: Es Campur Melihat darah yang dirinya muntahkan, Yosef memiliki ekspresi tidak percaya. Baru saja dia mengeluarkan serangan tercepatnya danwannya dengan mudah mementalkannya hanya dengan satu pukn. "Uhuk, uhuk!" Yosef masih terus terbatuk sambil menatap wajah tenang Randika. Randikalu berjn menghampirinya. "Jadi kita bisa menjadi orang suruhan keluarga Alfred dengan kemampuan sepertimu. Sayangnya aku ini jauh lebih kuat daripada ini. Ku orangin mungkin kau bisa menggertak mereka." Sambil tersenyum, Randika menggenggam tangan Yosef. "Yang aku paling tidak suka adh sikap semena-menamu itu jadi kau harus menerima sebuah pjaran. Ku di hukum dunia bawah, pilih tangan yang mana?" Yosef benar-benar ingin muntah darahgi ketika mendengarnya. "Aku adh orang suruhan keluarga Alfred" Bahkan sebelum Yosef selesai berbicara, Randika sudah menendang wajah Yosef hingga sh satu giginya copot. "Coba tebak aku siapa? Aku adh preman di kota ini, semua orang akan berputar ku melihat aku." Randika mendengus dingin dan menendangnyagi. Rasa dominasi ini sudahma tidak dia rasakan, masa-masa jayanya dia senang memukuli orang-orang arogan seperti Yosef ini. "Tolong hentikan." Yosef sudah diambang batasnya. Rasa sakit ini benar-benar sudah tidak tertahankan. Kenapa hari ini tidak berjn sebagaimana semestinya? Hari ini benar-benar mimpi buruk baginya, dia harusnya menikmati hari ini di pelukan polisi cantik justru sekarang dia dihajar oleh seorang bocah. "Randika hentikan, sudah cukup. Ku sampai ada yang mati maka mash akan menjadi rumit." Deviana dengan cepat menghentikan Randika dan menariknya. Bagaimanapun juga, pria itu adh tamu kehormatan direkturnya. Keadaan benar-benar akan menjadi rumit ku dia sampai mati. "Ku bu Devi yang mengatakannya, aku akan memberimu wajah." Randika tertawalu berjn berjongkok dan berkata pada Yosef yang masih meringkuk kesakitan di bawah. "Kenapa kau masih ada di sini? Cepat berdiri dan pergi dari sini." Yosef, dengan perasaan malu, berdiri dan mengatakan dengan nada benci. "Ingat-ingat saja kejadian hari ini! Aku akan" "Apa? Kau mau apa?" Randika dengan cepat meny dan tangan kanannya sudah terangkat. Sepertinya dia akan memukul Yosefgi. Melihat hal itu Yosef dengan cepat bergemetaran. Lawannya kali ini benar-benar kuat, dia sama sekali tidak berdaya. "Tunggu saja pembsanku!" Seth berkata seperti itu, Yosefri terbirit-birit tanpa melihat ke bkang. Kejadian berdarah ini membuat penasaran staff hotel dan orang-orang yang lewat, tetapi pada akhirnya mereka mencuekinya karena melihat ada seorang polisi di sana dan tidak ingin terlibat. Mungkin orang yangri dan terluka itu seorang penjahat? Deviana menutupi tawanya itu dengan kedua tangannya. "Kamu memang misterius." "Kamu hanya meni buku dari sampulnya saja, kamu masih belum mengenalku." Randika kemudian menghampiri Deviana dan menggandeng tangannya. "Karena hari sudah siang dan aku masih belum makan, ayo kitanjut mengobrol di tempat makan." "Baih APA?" Deviana terkejut mendengarnya. "Hmm? Bukankah tadi aku sudah mengatakannya? Aku ingin mengajakmu makan dan berbicara tentang mashku, mungkin kita bisa membahas yangin juga." Randikalu tersenyum. "Siapa memangnya yang mau menemanimu?" Suasana hati Deviana kembali memburuk. "Aku tidak berjanji apa-apa padamu dan aku sedang sibuk. Aku harus mporkan kejadian ini." Haloooo, bukannya aku barusan menymatkanmu? Sepertinya saraf cinta perempuan ini benar-benar tumpul. "Terkadang aku heran denganmu." Randika mengh napaslu membiarkan Deviana pergi. "Lupakan saja mash hari ini, aku sudah capek." Mendengar kata-kata tersebut, Deviana merasa sedikit tidak enak. Dialu berputar dan berkata pada Randika sambil tersenyum. "Terima kasih atas bantuanmu tadi." "Sama-sama, tetapi aku tidak akan mkukannyagi." Kata Randika sambil berusaha terlihat keren. "Ran, berhati-hath sama orang itu." Kata Deviana dengan wajah serius. "Meskipun aku tidak tahu asal-usulnya, dia memilikitar bkang yang kuat. Ku tidak direkturku tidak akan menghormatinya sebegitu besar." "Aku tidak peduli sama mereka. Bahkan jika seekor naga yang datang padaku, aku akan mengulitinya. Terlebihgi cecunguk tadi hanyh seorang suruhan. Jika dia berani datanggi maka aku jamin tubuhnya tidak akan meninggalkan kota ini utuh-utuh." Kata Randika. Deviana membsnya dengan wajah marah. "Maksudku berhati-hath sama keluarga Alfred." "Keluarga Alfred?" Randika memiringkan wajahnya. "Aku tidak pernah mendengar nama itu, memangnya kamu pernah?" "Aku tidak pernah mendengarnya tetapi tetap saja kamu harus hati-hati." Deviana merasa berbicara dengan orang bodoh. "Jangan khawatir, bukannya keluarga itu cuma keluarga kayainnya?" Randika mengibaskan tangannya. "Mereka tidak akan bisa menyentuhku ku aku tidak keluar dari kota ini." "..." Deviana sudah kehabisan kata-kata, kenapa bisa Randika bersikap begitu arogan? "Pokoknya ingah kata-kataku tadi, aku sekarang harus pergi." Kata Deviana. "Ah! Tunggu! Kenapa kamu terburu-buru begitu? Kita sudah tidakma berjumpa." Melihat Deviana yang hendak pergi, Randika dengan cepat mencegatnya sambil tersenyum. Deviana sedikit merasa aneh dan mundur sngkah, tetapi pada saat ini, Randika berhasil merangkul pinggangnya. Kali ini Deviana tidak bisa kabur. "Bukankah aku tadi menymatkanmu? Berdasarkan perjanjian kita, aku harus meminta imbn sebagai gantinya." Kata Randika sambil menatap bibir mungil milik Deviana. Meskipun Deviana tidak kh cantik dengan Inggrid maupun Viona, karena rasa keadnnya yang tinggi dan pekerjaannya yang penuh dengan aksi, menaklukan hatinya benar-benar lebih sulit daripada memanjatngit. Deviana awalnya memberontak dan berusaha melepaskan diri tetapi genggaman Randika ini benar-benar kokoh. Sambil tersenyum, Randika berkata padanya. "Sudah, ngapain kamu malu-malu begitu?" Pada saat ini, sepasang tamu keluar dari hotel melirik mereka terus membuang tatapan mereka. Sedangkan sepasang kakek-nenek yang sedang berjn menatap Randika dan Deviana hanya bisa bergumam. Dasar anak muda, slu mencari rangsangan baru. Sejak kapan ada orang yang suka roley dengan menjadi polisi dan penjahat? Dunia ini benar-benar sudah menjadi g! "Lepaskan aku!" Deviana terus-menerus mwan tetapi dia benar-benar bukanwan Randika. Di tengah pewanannya itu, bibir merahnya itu tiba-tiba dicium oleh Randika. Ah! Mata Deviana terbuka lebar dan untuk sejenak mereka berdua tenggm dm dunia mereka. Namun, seth beberapa detik Deviana tersadar dan dia dengan cepat menjadi marah. Bisa-bisanya Randika menciumnya! Randika, tentu saja, tidak berhenti menciumnya sebelum dirinya puas. Seth beberapa saat, dia mundur sambil menghindari tamparan Deviana dan berkata sambil tersenyum. "Dev, bibirmu terasa manis. Tadi kamu minum es campur?" Mendengar kata-kata itu Deviana semakin marah. Seth mengomeli Randika sma beberapa menit, dia dengan cepat meninggalkannya dengan wajah cemberut. Dia sudah tidak ingin berbicara dengan Randikagi, dia juga tidak peduli apab Yosef akan membs dendam padanya. Randika hanya menggelengkan kepnya, dialu pergi mencari makan. Seth makan, dia kembali ke kantornya. Saat dia kembali ke ruangannya, tidak ada pekerjaan sama sekali untuknya. Tugasnya hanya sebagai pengawas dan memberi arahan pada Kelvin, sekarang keadaan masih berjnncar jadi Randika tidak mempunyai pekerjaan. Chapter 146: Keluarga Alfred Chapter 146: Keluarga Alfred Randika penasaran sedang apa bhan jiwanya itu sekarang. Seth berpikir sesaat, Randika memutuskan untuk mendatangi ruangannya Inggrid. Toh dia juga sekarang sedang nganggur. Ketika dia mendorong pintu ruangan Inggrid, sekretaris Inggrid tiba-tiba keluar dan mereka bertabrakan. Seth meminta maaf, sekretaris itu dengan cepat pergi. Randika tidak telu memikirkannya dan masuk ke dm ruangannya. Dia melihat Inggrid sedang memegangi kepnya sambil membaca sebuah dokumen. "Sayang." Randika menghampiri Inggrid dan mi memijat pundaknya. "Kenapa?" Inggrid sama sekali tidak marah. Dia sudah terbiasa dengan hubungannya dengan Randika. Meskipun kesan Randika di dm dirinya sama sekali tidak berubah yaitu tidak tahu malu, penuh hawa nafsu dan tidak tahu diri. Tetapi, Randika punya suatu pesona yang tidak biasa. Inggrid tidak bisa mengatakannya secara js tetapi perasaan itu tumbuh seth mereka hidup bersama sma ini. Randikalu berbisik di telinganya Inggrid. Sudah makan belum? Kenapa kamu terlihat sibuk setiap saat?" "Kamu pikir semua orang bisa santai sepertimu?" Kata Inggrid sambil mengh napas. "Aku masih banyak urusan yang perlu penianku. Belumgi rapat dengan perusahaanin." "Tugasmu sebanyak itu dan kamu belum makan? Sayang, meskipun kamu sibuk kamu harus tetap makan. Cukup, sekarang kamu harus ikut aku dan kita akan makan bersama." Randika menggenggam tangan Inggrid, hendak mengajaknya pergi. "Aku tidak punya waktu untuk itu." Kata Inggrid sambil marah-marah, dia kurang suka dipaksa seperti itu. Kemudian dia menambahkan. "Sekretarisku sudah aku suruh membelikanku makan. Randika, sambil tersenyum, duduk di seberang Inggrid dan menatap istrinya yang sedang sibuk itu. Randikalu mengatakan. "Sayang, aku tadi berhasil menymatkan orang saat nyari makan siang tadi." "Hmm? Kok bisa?" Inggrid masih terus menulis sambil menyimak kata-kata Randika. "Hahaha." Randika kagum dengan dedikasi istrinya itu, dialu bersemangat bercerita. "Jadi tadi aku melihat ada seorang bapak-bapak sedang berjn dengan muka mesumnya. Kamu tahu dia sedang apa? Dia sedang menggoda cewek dan mau mengajaknya ke hotel. Semua orang hanya memalingkan wajahnya ketika melihat perempuan itu dilecehkan seperti itu. Tetapi kamu tahu kan sifat suamimu ini? Js sifat heroik dan titisan surga ini tidak bisa memalingkan wajahnya dari kejahatan seperti itu. Jadi aku dengan gagah berani memarahinya." Inggrid kemudian menatap Randika yang masih asyik menceritakan sepak terjangnya tadi siang itu. Sifat kekanakan itu terbng lucu bagi Inggrid. Randika masih tenggm dm fantasinya. "Tapi bapak-bapak itu masih saja tidak mau mundur, dan dia mh menantangku berkhi! Kemudian aku memberi dia pjaran agar tidak berbuat jahatgi. Aku memberikannya pukn seribu tangan hanya dm 1 detik, aku juga tidak lupa menendangnya di kemaluannya agar tidak ada oranggi semacam dia." Seth melihat ekspresi Inggrid yang biasa-biasa saja itu, Randika bertanya. "Sayang, bagaimana ceritaku tadi?" Inggrid mengangkat wajahnya. "Aku rasa tahun depan kamu akan menang pi Oscar." Yah bisa dibng sindiran istrinya ini cukup mengena di hatinya. Randikalu sambil tersenyum mengatakan. "Tapi yang aku tidak habis pikir itu ya, orang itu sangat arogan dan tidak tahu malu. Meskipun dia sudah meringkuk kesakitan, sifatnya itu tidak berubah!" "Oh ya? Memangnya ada orang yang tidak tahu malu melebihimu?" Kata Inggrid dengan nada dingin. "." Randika merasa malu beberapa saat sedangkan Inggrid tersenyum ketika melihat Randika yang memerah itu. Bagi Randika semua ini sepadan, siapa yang tidak leleh melihat senyuman manis itu? Sekarang dia perlu melihat senyuman itu ketika mereka di atas ranjang. "Dan kamu tahu apa ancaman yang dia berikan?" Randika berdiri dan berdiri di bkang Inggrid. "Apa?" Inggrid penasaran. "Dia dengan sombongnya mengatakan bahwa dia berasal dari keluarga Alfred dari Jakarta, jika aku menyinggungnya maka aku akan mendapat akhir yang jelek. Dia juga menambahkan bahwa keluarga Alfred bisa menghancurkan kota kita ini hanya dm semm." Randikalu mengh napas. "Bukankah orang seperti itu benar-benar sudah g? Aku tidak ragu memukulnya biar dia bisa segera sadar dari halusinasinya itu." Namun ketika Inggrid mendengar nama keluarga Alfred, badannya mi gemetaran. Nama itu ingin dia kubur dm-dm di tanah dan melupakannya. Apakah keluarga Alfred akan datang ke kota Cendrawasih? Beberapa saat Inggrid tidak bisa berhenti gemetaran, dia sama sekali tidak siap. "Hmm, kenapa sayang? Kamu kok terlihat takut begitu?" Randika menyadari tubuh Inggrid yang gemetaran itu. "Ran, apa kata-katamu itu benar?" Inggrid menggigit bibirnya dan menatap Randika. "Tentu saja benar, ngapain aku bohong? Jangan-jangan kamu kira aku sedang mendongeng tadi?" Randika sedikit terkejut. Seth bercerita dengan sepenuh hati, tega-teganya Inggrid mengira bahwa dia sedang membual? "Apakah kamu mendengar orang itu mengatakan keluarga Alfred dengan js?" Tanya Inggrid dengan wajah serius. "Dengan pendengaran super suamimu ini, suara nyamuk 1 km jauhnya saja bisa terdengar. Tentu saja aku mendengarnya dengan js. Nama orang itu ku tidak sh Yosef." Ternyata benar! Inggrid merasa tidak bisa mengontrol dirinya sma beberapa waktu. Bahkan dokumen yang dia pegang sudah remuk karena tangannya. Dia benar-benar kehngan fokusnya. Bisa dikatakan bahwa dia pergi ke kota Cendrawasih ini dan membentuk perusahaannya karena keluarga Alfred yang ada di Jakarta. Dan sekarang keluarga Alfred th mengirim orang. Bisa dikatakan bahwa kepentingan keluarganya lebih penting daripada kepentingan pribadi. Inggrid berdiri sambil terhuyung-huyung. Melihat tingkahku Inggrid ini, Randika mengerutkan dahinya. Sma ini dia belum pernah melihat Inggrid panik. Benar, seorang Inggrid Elina panik! Sepertinya ini berhubungan dengan keluarga Alfred dari Jakarta karena seth mendengar nama itu, ekspresi Inggrid menjadi berubah. Berjn menuju bkangnya Inggrid, Randika memeluk istrinya itu dengan kedua tangannya. Tiba-tiba, aroma harum segera menyebar dan memasuki hidung Randika. Sedangkan Inggrid merasakan tangan yang kuat yang bisa dia andalkan dan perasaan hangat yang membuat hatinya bimbang. "Sayang, ada apa?" Tanya Randika dengan lembut. "Aku tidak pernah melihatmu seperti ini." "Tidak apa-apa." Inggrid memutar kepnya dan berusaha tersenyum. Tetapi setitik air mata tidak bisa dia sembunyikan. "Apakah kamu tidak percaya denganku?" Randikalu berbisik di telinga Inggrid. "Ku kamu tidak mau percaya denganku, apa perlu aku menghukummu dengan hukuman keluarga kita?" Mendengar kata-kata itu, Inggrid hanya tersipu malu. "Apa ini berkaitan dengan keluarga Alfred dari Jakarta?" Tanya Randika. Inggrid mengangguk pn. "Kenapa dengan mereka?" Randika tidak tahu ku Inggrid punya koneksi dengan keluarga Alfred. Inggrid ingin menjskan tetapi tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Melihat keraguan Inggrid, Randika mengerutkan dahinya. Pasti ada rahasia di antara Inggrid dan keluarga Alfred. "Jangan khawatir, percayh padaku." Kata Randika dengan nada menenangkan di telinga Inggrid. Mendengar ketulusan Randika, hati Inggrid terasa hangat. Meskipun Randika punya banyak kekurangan, dia punya kekuatan untuk membuat orang merasa nyaman dan tenang, khususnya di tengah-tengah situasi berbahaya. Mungkinkah ini adh pesona Randika? Inggridlu berputar sambil terus memeluk Randika. Seth terdiam beberapa saat dia berbisik pada telinga Randika. "Apa kamu tidak takut?" "Takut?" Randika berwajah bingung untuk sementara waktu. Lalu sambil mengusap rambut istrinya itu, dia mengatakan. "Sayang, ingat tidak saat kita pertama kali bertemu? Kamu mengancamku bisa melenyapkanku dengan ratusan cara. Pada saat itu aku sama sekali tidak takut dan ternyata yang aku takutkan hanya satu yaitu kehngan dirimu." Mendengar kata-kata romantis Randika itu, Inggrid semakin erat memeluk Randika. "Kamu adh istriku, meskipunngit menculikmu, aku akan mendaki dan menymatkanmu meski nyawaku adh taruhannya." Randikalu mengangkat kep Inggrid. "Percayh padaku." "Mash ini telu besar." Inggrid terlihat masih ragu. "Aku takut kamu akan mati apab ikut terlibat." "Sayang, jika kamu meragukanku sekaligi aku akan memukul pantatmu." Kata Randika. "Jangan khawatir, serahkan semua mashmu pada suamimu ini." Mendengar kata-kata Randika itu, Inggrid menjskan. "Sebenarnya aku bukan berasal dari kota ini. Kota asalku adh Jakarta dan aku adh anggota keluarga Alfred." Randika mendengar semuanya dm keadaan diam. Dia tidak peduli dari mana asal Inggrid, yang terpenting sekarang dia adh istrinya. Sma dia masih istrinya, tidak akan ada kekuatan di bumi ini yang bisa mengubah hal tersebut. "Ketika aku masih kecil, entah dengan san apa, keluargaku menandatangani perjanjian dengan keluarga Alfred yang mengatakan bahwa aku akan menikahi sh satu dari keturunan mereka. Bagiku, perjanjian sepihak itu sangat mnggar hakku. Terlebih, aku tidak tahu siapa yang akan menikahiku." "Kamu tidak tahu?" Tanya Randika. "Benar, aku sama sekali tidak tahu. Dm perjanjian itu tidak disebutkan anak yang mana hanya keturunan saja. Lalu keluarga Alfred memutuskan untuk menikahkanku dengan anak ketiganya." Mendengar penjsan Inggrid ini, Randika kehabisan kata-kata. Hubungan seperti itu benar-benar tidak masuk akal, tega sekali keluarganya menjual Inggrid seperti itu? "Pernikahan seperti itu membuatku muak." Inggrid mengh napas. "Apgi aku sudah melihat sendiri tingkahku anak ketiga dari keluarga Alfred itu, benar-benar seorang yboy." Randika tidak heran dengan sifat dan perku dari anak-anak orang kaya. Dengan banyaknya uang dan dimanja oleh orang tua mereka, tentu saja mereka dengan bebas mencicipi perempuan manapun yang dia suka. Benar-benar kehidupan yang menyenangkan! Ah, maksudnya benar-benar didikan orang tua yang sh! Randika kemudian kembali mendengarkan penjsan Inggrid. "Lalu aku memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan datang ke kota ini dan mendirikan perusahaanku sendiri. Aku kira aku bisari dari mash itu tetapi ternyata aku menyeret keluargaku bersamaku. Aku juga tidak menyangka keluarga Alfred akan mengirim seseorang ke kota ini." Randika mi paham dengan seluruh situasinya, intinya istrinya ini kabur dari calon suaminya itu demi kebebasannya. "Jadi itu mashku." Inggridlu menatap Randika. "Sayangnya kamu tidak akan bisa menghentikan kekuatan keluarga Alfred. Bagi orang-orang keluarga Alfred adh puncak kekuatan, jika ada orang yang berani menyinggungnya maka mereka akan mati. Aku rasa lebih baik kamuri saja." Melihat ekspresi Inggrid, Randika tanpa sadar mengangkat tangannya dan menampar Inggrid. Chapter 147: Inggrid Elina adalah Istriku Chapter 147: Inggrid Elina adh Istriku PLAK! Randika menampar pipi Inggrid. Inggrid js terkejut. "Apa kamu tidak percaya padaku?" Randika pura-pura terlihat marah. "Kamu telu meremehkan suamimu ini. Jangan khawatir, itu hanya sebuah keluarga dari kota besar. Suamimu ini tidak akanri begitu saja." "Terlebih, kamu itu istriku. Aku tahu bahwa hubungan kita itu rumit tetapi sma kamu masih menjadi istriku, tindakan mereka itu sama saja dengan merampok. Orang yang berani berbuat seperti itu padaku masih belumhir." "Jadi aku hanya memohon padamu." Randikalu berlutut dan mencium tangan Inggrid. "Percayh padaku." Dm hidup Inggrid, dia slu berusaha menanggung semua bebannya seorang diri. Dan sekarang seth Randika muncul di hidupnya, pehan dia mi bersandar di pundak Randika. Dan sekarang, seth Randika menamparnya dan membuatnya dia sadar bahwa dia sudah tidak sendiriangi benar-benar membuat hati seorang Inggrid Elina menjadi hangat. Dan entah kenapa, dia merasa bahwa Randika merupakan pria yang tepat baginya. "Aku percaya padamu." Inggrid mengangguk pn. Tanpa sadar, Inggrid sendiri merasa bahwa Randika pasti memiliki cara. Sama seperti mash-mash sebelumnya, Randika slu memecahkan mashnya. Randikalu berdiri dan tersenyum. "Untukmu, aku r menyeret jatuh raja dari singgasananya. Keluarga Alfred hanyh sebuah keluarga bukan seorang penguasa. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Ketika keluarga Alfred berani merebutmu, aku akan menghajar mereka semua dan mempertahankanmu." Wajah Inggrid sudah benar-benar merah, Randika sudah benar-benar dekat dengan wajahnya. "Sayang, apa kamu barusan berpikir ku suamimu ini keren dan tampan? Apakah aku th mendapatkan hatimu? Sini beri aku ciuman yang panas." Yah meskipun tidak panas, ciuman itu hanya bengsung 5 detik. .......... Seth seharian sibuk, sekarang saatnya png ke rumah. Tiba-tiba banyak orang mi keluar secara bersamaan dari dm gedung. Perusahaan Cendrawasih memiliki karyawan 2000 orang lebih, oleh karena itu setiap jam png kerja fenomena gelombang tsunami berisikan orang-orang ini adh hal yang wajar. Bagi kebanyakan karyawan, tidak ada perasaan yang lebih menyenangkan daripada jam png kerja. Akhirnya mereka bebas dari pekerjaan mereka dan bisa bersantai di rumah maupun bersama teman-teman mereka. Tetapi bagi Randika, hal seperti itu merupakan hal yang biasa saja. Lagip dia jarang sibuk dan mkukan apa pun yang dia mau. Randika dan Inggrid keluar bersamaan dan hendak png bersama. Inggrid nampak tersenyum karena mendengar lelucon dari Randika. "Sayang, tahu tidak makanan para tentara di saat perang?" Awalnya Inggrid tidak tahu dan hanya menggelengkan kepnya. Lalu Inggrid coba menebak. "Makanan yang diberikan?" Aduh ini jokes receh bukan pertanyaan serius, pikir Randika. Inggridlu menyerah. Randikalu berkata sambil tersenyum. "Telur dadar." Hah? Apa hubungannya dengan dadar? Inggridlu menggelengkan kepnyagi. "Suara tembakan bunyinya seperti apa? Kan suaranya dor, dor, dor. Jadi makanan mereka sehari-hari adh telur dordor (dadar)." Mendengar lelucon ini, Inggrid tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Kenapa dia merasa lelucon itu tidak lucu? Pada saat ini, Yosef, yang sedang berada di luar gedung perusahaan Cendrawasih, sedang mencari orang. Menatap satu per satu orang yang keluar dari dm gedung, dia mengerutkan dahinya. Sepertinya targetnya belum keluar. Namun, seth beberapa saat mencari dan berkonsentrasi, akhirnya Yosef menemukan apa yang dia cari. Dia akhirnya menemukan nona Inggrid. Ketika Yosef ingin menghampirinya, dia melihat seorang pria sedang berjn berduaan dengannya. Yosefngsung mengerutkan dahinya. Bagaimana mungkin nona Inggrid bersama dengan orang pria? Bukankah diajang? Yosef memperhatikannya dengan lebih js. Tiba-tiba dia merasa marah. Bisa-bisanya nona yang akan menikahi majikannya itu berjn berdua bersama seorang preman? Apa wanita itu pantas untuk majikannya? Sambil mendengus dingin, Yosef menghampiri mereka. Randika dan Inggrid masih bercanda ria. Namun, yang berbicara hanyh Randika tetapi yang terpenting baginya adh membuat Inggrid tetap tersenyum. Pada saat ini, tiba-tiba ada suara yang nimbrung di percakapan mereka. "Nona Inggrid, bahkan jika kau jauh di stan, Anda harus tetap memperhatikan tata krama dan tindakanmu." Oh? Entah kenapa suara itu terdengar familiar? Bukankah dia mendengar suara ini siang tadi? Randika menoleh dan dugaannya benar, orang itu adh Yosef. "Bukannya aku menyuruhmu tidak mengganggukugi? Kenapa kau munculgi?" Randika menatap tajam Yosef. "Apa puknku tadi kurang keras? Kau ingin tngmu itu patah?" Mendengar ancaman dan tatapan tajam Randika itu, perasaan takut dan memori km di mana dia dikhkan dengan mudah membuat Yosef berjn mundur. Namun, ketika dia teringat dengan tugas dan identitas aslinya, Yosef berhenti dan berdiri dengan tegak. Buat apa dia takut sama seorang preman? Toh dm beberapa harigi dia pasti mati. Yosef mencueki Randika dan hanya menatap Inggrid yang ada di sampingnya. Dialu mengatakan. "Nona Inggrid, jangan lupa bahwa Anda mempunyai perjanjian untuk menikahi anak dari keluarga Alfred. Tolong penuhi perjanjian itu dan jangan bermain-main di kota kecil ini terus-terusan. Jangan shkan kami ku reputasi keluargamu tiba-tiba hancur." Wajah Inggridngsung menjadi buruk, dialu menatap Yosef dan mengatakan. "Perjanjian itu dibuat tanpa persetujuanku, semua itu tidak ada hubungannya denganku!" Pada saat ini, semua karyawan yang baru keluar melihat atasan mereka itu sedang berdebat dengan seorang pria. Meskipun ingin melihatnya, mereka tidak berani menatap dan menonton mereka. Bagaimana ku tiba-tiba Inggrid marah dan memecat mereka yang menonton mash ini? Ketika mendengar Yosef mengancam Inggrid, Randikangsung menjadi marah. "Kau memang tidak kenal kapok." Randika menghampirinya secara pehan. Melihat Randika yang mendekat, Yosef segera ketakutan. "Ini semua tidak ada hubungannya dengan orang kasar sepertimu. Ini adh mash antara Inggrid Elina dan keluarga Alfred. Jika kau ikut campur, kau akan mati dengan cara paling mengenaskan." "Apanya yang tidak ada hubungannya?" Randika tersenyum dingin. "Inggrid adh istriku, js ini adh urusanku." Istri? Yosef terkejut bukan main dan dia menatap Inggrid. Wajahnya benar-benar terkejut. "Kau. Kau menikah?" Wajah Yosef berubah menjadi jijik. "Bukan hanya kabur, kau bahkan mnggar perjanjian keluargamu itu? Nona Inggrid kau benar-benar menyedihkan." "Karena anak ketiga dari keluarga Alfred th menghng, ditetapkan bahwa anak kelima akan menjadi suamimu. Beliau akan datang ke Cendrawasih sebentargi. san apa yang akan Anda katakan padanya?" Yosef mendengus dingin, dia tidak menyangka bahwa mash ini akan menjadi sebesar ini. Dia kira datang ke Cendrawasih hanyh tugas yang gampang ternyata mash yang ada benar-benar sudah besar. "san? Kau butuh san?" Randika mengangkat tubuh Yosef dengan tangannya. "Suruh anak kelima itu datang ke aku, aku akan menghajarnya dan membuatnya png." "Jangan sok kuat." Yosef yang masih menggantung di udara ini tetap bersifat arogan. "Kau akan mati apab menyinggung tuan muda kami. Mayatmu akan mengapung dm hitungan hari!" "Benarkah begitu?" Randikalu memukul Yosef tepat di wajahnya. Yosef sudah siap dengan serangan seperti ini tetapi serangan Randika benar-benar telu cepat dan akurat. Wajahnya dengan cepat menjadi bonyok. Chapter 148: Aku Akan Melindungimu Chapter 148: Aku Akan Melindungimu Dm sekejap darah mengucur dari hidung Yosef, darah tidak bisa berhenti keluar. Yosef memegangi hidungnya dan menatap Randika yang berdiri di hadapannya. Dialu menunjuk Randika dengan badan yang masih bergemetaran. "Kau, berani-beraninya kau berbuat seperti ini!" Meskipun tidak semudawannya ini, ahli b diri Yosef tergolong kuat di tempat dia berasal. Tapi secara tidak terduga, dia bukah apa-apa dibandingkan preman dari kota kecil ini. Dia adh tamu kehormatan dari keluarga Alfred. Umumnya orang-orang akan menghormati dan takut padanya tetapi pria di hadapannya ini tidak peduli dengan reputasi seperti itu. Apakah dunia sudah berubah? "Aku tidak takut pada apa pun." Randika terlihat menyengir. Tatapan mata Yosef sudah ketakutan, dia merasa bahwa semakinma dia di sini maka semakin buruk kondisinya. "Tunggu saja pembsanku." Ini adh kedua kalinya Yosef berkata seperti itu. Dan di bawah tatapan Randika dan banyak orang, dia kembaliri sambil ketakutan. Melihat pria paruh baya yangri itu, semua orang tidak bisa menahan tawanya. Semua orang sudah mengenal kehebatan Randika mempermalukan dan menghajarwannya, jadi mereka sendiri heran kenapa masih ada orang yang mau mwan atasan mereka itu. Randika ms untuk mengejarwan yang kabur jadi dia membawa Inggrid pergi dari situ. Sepanjang jn, muka Inggrid terlihat tertekan. Meskipun ada Randika di sisinya, nama dan kekuatan dari keluarga Alfred masih membekas kuat di hatinya. Seth sampai di rumah, Inggrid terus terdiam dan tidak fokus. "Hmm? Sayang, kenapa kamu punya kerutan di wajah?" Tiba-tiba Randika memecah keheningan. "Kerutan?" Inggrid terkejut mendengarnya. "Di mana?" Seth itu Inggrid cepat-cepat ingin ke kamar mandi untuk melihatnya. Namun, Randika dengan cepat memeluk istrinya itu. "Ku kamu terus-terusan berwajah masam seperti itu, bukan hanya kerutan yang ada, kamu akan tampak lebih tua. Bukankah aku sudah mengatakannya tadi? Serahkan mash ini padaku, kamu tidak perlu khawatir." Mendengar kata-kata Randika itu, Inggrid merasa tertipu. Memang senjata utama untuk menipu wanita adh membahas tentang penampnnya, khususnya pada perempuan cantik seperti Inggrid. "Tapi Mash ini menyangkut aku dan sknya juga sudah besar." Bagaimanapun juga, hal ini menyangkut keluarganya juga jadi wajar bagi Inggrid merasa khawatir. Randikalu mencubit kedua pipi istrinya itu. "Kenapa kamu tidak percaya dengan suamimu ini? Kamu tidak perlu khawatir dengan mash seperti ini. Kamu hanya perlu bekerja seperti biasa, makan, tidur, dan menemaniku sambil tersenyum manis. Serahkan semua mashmu ini padaku. Memangnya siapa keluarga Alfred itu? Suamimu ini bisa membunuh mereka semua hanya dengan satu jari." Inggrid memegangi pipinya yang sedikit sakit itulu menundukan kepnya. Dia tahu bahwa Randika berusaha menghiburnya. "Kamu masih belum percaya?" Melihat ekspresi Inggrid, Randika menggaruk-garukan kepnya. Lalu tanpa sadar dia mengeluarkan sebuah batu. "Coba kamu perhatikan, batu ini adh keluarga Alfred dan tanganku ini adh aku." Tangan kanan Randika meremukan batu itu dengan kuat. Dan di bawah tatapan Inggrid, batu itu sudah tidak ada dan menjadi serpihan. Ketika Randika ingin menjskan bahwa serpihan batu ini adh keluarga Alfred, tiba-tiba Inggrid bertanya. "Kamu bisa sp?" Randika tampak bingung, kenapa istrinya begitu polos ku perkara seperti ini? "Intinya adh, aku akan slu melindungimu. Aku tidak akan membiarkan keluarga Alfred merebutmu dari aku. Kamu cukup tetap menjadi istriku yang tercinta." Kata Randika sambil tersenyum. Dengan perasaan hangat di hatinya, Inggrid tersenyum. "Sudah lebih baik?" Tanya Randika. Inggrid mengangguk. "Bagiku senyummu adh tujuan hidupku." Randikalu memegang pipi istrinya itu. "Ketika kamu tersenyum aku tahu bahwa dunia ini masih memiliki keindahan." Inggridlu memeluk tangan Randika itu dengan kedua tangannya. "Baih, aku akan tersenyum setiap saat." Melihat Inggrid yang sudah bangkit kembali, Randika menghembuskan napas lega. Ini pertama kalinya dia menghibur istrinya ini dan benar-benar sulit! Keduanyalu mengobrol sebentar di ruangan tamu. Ketika Randika ingin bermesraan, Inggrid menknya dan mengatakan ingin mandi. Lagip akhir-akhir ini matahari benar-benar terik jadi bagi Inggrid yang g kebersihan mandi adh hal utama. Randika yang melihat sosok Inggrid yang naik ke atas itu tersenyum. Seth masuk ke kamar mandi, Inggrid mandi sma setengah jam sebelum akhirnya keluar. Sambil memakai handuk, dia kembali ke kamarnya dan memakai piyamanya. Menurut kebiasaannya sehari-hari, seth mengeringkan rambutnya, Inggrid biasanya akanngsung tidur sebelum makan mm. Maklum, sma dia di kantor dia hampir tidak pernah istirahat. Ketika Inggrid mau tiduran, dia tiba-tiba terkejut. Kenapa ada sosok orang di balik selimutnya itu? Sambil ketakutan, Inggrid membuka selimut itu dan mendapati Randika sedang berpose miring dengan tangannya menopang kepnya. Sambil tersenyum lebar, Randika berkata sambil menepuk-nepuk kasur di sampingnya. "Kemarh sayang." Inggrid terkejut melihat Randika dan seth terdiam beberapa detik, dia berteriak keras! Teriakan ini menggema di ruangan, keluar dari ch pintu dan bahkan terdengar sampai dintai 1. Randika, yang tidak siap, sampai terjatuh ketika mendengar teriakannya itu. Apa istrinya ini mau membunuhnya dengan ultrasonik? Ibu Ipah, yang sedang memasak makan mm, mendengar teriakan Inggrid ini. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepnya. "Dasar anak muda yang sedang kasmaran. Ibu tahu kalian sedang mkukan hubungan badan tapi tidak perlu berteriak keras seperti itu. Saat ibu masih muda saja tidak pernah berteriak keras seperti itu. Dasar anak muda, inginnya pamer!" Seth memikirkannya, Ibu Ipah memutuskan untuk kembali memasak. "Kenapa kamu ada di kasurku?" Inggrid yang memegang bantalnya itu menatap Randika yang sedang menutupi telinganya. Ku Randika daritadi ada di sini, berarti dia melihat dirinya ganti baju tadi? Ku dipikir-pikir, pasti orang ini mengintipnya! Randikalu berkata sambil tersenyum. "Memangnya kenapa? Ini kasur kita bukan? Ayo cepat masuk, aku mi kedinginan dan ngantuk." Tidur bersama? Mendengar ajakan Randika ini, Inggrid menggeleng-gelengkan kepnya dengan cepat. "Siapa memangnya yang mau tidur sama kamu?" Meskipun piyama yang dipakai Inggrid cukup longgar, itu tetapi tidak bisa menutupi keindahan dada istrinya itu. Randika tidak bisa menahan dirinya untuk membandingkannya dengan semua perempuan yang dia kenal. Sepertinya tangannya sudah gatal ingin menaklukan kedua gunung itu. Mata Randika bergerak secara pehan. Randika sepertinya bisa melihat pucuk berwarna pink di balik piyama yang berwarna putih itu. GLEK! Randika menn air ludahnya. Inggrid menyadari bahwa Randika sedang melototi dadanya itu. Dan dia akhirnya berteriak sekaligi dan mengambil selimutnya itu dan menyekap Randika dengan itu. "Hei, kita kan suami istri jadi wajar kan kita tidur bersama. Sudah jangan malu-malu begitu." Kata Randika sambil mrikan diri. "Tidak, aku tidak akan membiarkanmu tidur bersamaku sebelum kamu menikahiku." Inggrid memukuli Randika dengan bantalnya, dia ingin pengman pertamanya itu dengan orang yang dicintainya. Tetapi Inggrid sepertinya tidak sadar bahwa kata-katanya itu sedikit canggung. Mendengar kata-kata itu, Randika tampak senang dan mengatakan. "Bukannya kita punya sertifikat yang mengatakan ku kita sudah menikah?" Inggrid terkejut, saat dia mau menjskan maksudnya, Randika sudah menarik tangannya dengan keras. Dm sekejap seluruh tubuhnya jatuh ke kasur. Ah! Inggrid berniat berteriak sekaligi. Tetapi, Randika berhasil menutup mulut Inggrid dengan tangannya. Posisi mereka sudah sangat dekat, bibir mereka hanya berjarak 2 cm. Inggrid ingin kabur dari situ, tetapi Randika menahan Inggrid dengan kuat dan tidak membiarkannya pergi. Randika tidak akan membiarkan istrinya kabur seth berkata seperti itu. Terlebih, Randika memiliki kecepatan yang sungguh luar biasa. Di saat dia membungkam teriakan Inggrid dengan tangan kirinya, tangan kanannya itu sudah melempar sesuatu dari sakuanya dan mematikanmpu. Sekarang kamar tidur Inggrid ini gp gulita dan mereka masih bergt di atas kasur. Memanfaatkan kegpan ini, Randika tentu saja ingin merasakan tubuh molek istrinya itu. Sedangkan Inggrid masih berusaha kabur. Randika hanya tertawa dan terus memeluk Inggrid. Dengan tangan kirinya memeluk pinggang istrinya itu, Inggrid sama sekali tidak punya kesempatan untuk kabur. Oleh karena itu, tangan kanan Randika bisa bebas berenang-renang di tubuh Inggrid. "Beruang kecilku, jangan malu-malu seperti itu. Aku akan melindungimu dari dekat." Kata Randika di telinga Inggrid. Dia juga tidak lupa menyebul sekaligus menggigit telinga lezat itu. Bahkan di tengah kegpan ini, Randika masih bisa melihat semuanya dengan js. Bahkan dia bisa melihat telinga Inggrid yang memerah itu. Dia memperkirakan bahwa wajah Inggrid pasti sudah merah karena malu. Tangan kanan Randika tidak pernah berhenti berenang. Dia sekarang mi menyerang kedua pucuk gunung milik Inggrid yang pink itu. Bisa dikatakan bahwa gunung ada untuk ditaklukan, jadi dia harus menaklukannya! Randika benar-benar membuat puting Inggrid menjadi keras, Inggrid hanya bisa menahan teriakannya itu dengan menggigit bibirnya. Karena tidak bisari, Inggrid hanya bisa pasrah terhadap tindakan Randika ini. "Hentikan!" Inggrid masih berusaha menahan desahannya itu sambil terus menutup matanya. Randika yang menjepit putingnya itu memberikan sensasi tersendiri baginya. "Aku akan melindungimu smanya." Kata Randika di telinga Inggrid. "Aku akan memanggil ibu Ipah." Inggrid merasa bahwa bisa-bisa mereka akan mkukannya mm ini jadi satu-satunya pilihan adh meminta bantuan. "Percuma kamu memanggil ibu Ipah. Melindungimu adh tugasku, Ibu Ipah juga tahu akan hal itu." Kata Randika sambil tersenyum. "Mm ini aku akan tidur bersamamu." "Tidak mau!" Inggrid tidak menyerah, dialu berteriak sekaligi. Ternyata teriakan itu bukah teriakan minta tolong minkan teriakan kenikmatan karena Randika membuatnya keluar hanya dengan memainkan dadanya. Chapter 149: Pesona Milik Randika Chapter 149: Pesona Milik Randika Pada akhirnya, Inggrid bukanwan bagi Randika. Perempuan ini mengmi ejaksi pertamanya. Mm itu, Inggrid dan Randika tidak makan mm dan meneruskan kegiatan mm pertama mereka. Namun, Inggrid dengan tegas tidak ingin Randika sampai mkukan prasi. Randika memahami hal ini, baginya buru-buru mkukannya sama sekali tidak baik untuk hubungan mereka. Semuanya perlu dkukan secara pehanhan. Dinasti kerajaan tidak dapat dihancurkan dm semm. Menaklukan hati perempuan juga sama, tidak bisa dkukan dm semm. Hari berikutnya, Randika membuka matanya dan menyadari bahwa kasurnya kosong. Sepertinya Inggrid sudah pergi duluan Melihat jam, ternyata sudah jam 9 pagi. Mungkin Inggrid sudah pergi ke kantor. Semm benar-benar merupakan hal yang paling menyenangkan bagi dirinya. Sambil mengingat kejadian semm, Randika tidak bisa berhenti tersenyum. Dia masih bisa mencium aroma badan Inggrid di bantalnya. Aroma itu benar-benar membuatnya terangsang kembali. Ketika dia keluar dari kasur, Randika meraup mukanya dan turun ke bawah. Karena dia bangun telu siang, dia memutuskan untuk datang ke kantor seth makan siang. Lagip tidak ada pekerjaan mendesak di kantor jadi dia ms datang pagi-pagi. Seth sampai di bawah, Ibu Ipah yang sedang menyapu melihat Randika dan mengomel. "Nak, aku tahu bahwa hubungan badan itu wajar. Tetapi tidak perlu sekeras itu kalian berteriak, ibu takut nanti kalian kenapa-kenapa ku bermain sekasar itu. Belumgi leher nona tadi banyak cupangnya, nanti mh jadi bahan gosip bagaimana?" Randika sedikit terkejut, dia tidak tahu harus berkata apa. Memang kemarin mereka sedikit liar, tetapi Inggrid masih tidak mengijinkan Randika untuk benar-benar berhubungan badan jadi forey mereka jadi sedikit liar. Melihat bahwa Randika malu-malu dan mengangguk, Ibu Ipah mengatakan. "Nona sudah berangkat kerja duluan. Tunggu sebentar ya, ibu akan siapkan sarapan untukmu." Seth sarapan kadarnya, Randika juga pergi dari rumah. Namun, dia tidak berniat pergi bekerja. Mh dia berniat untuk berbnja. Sangat membosankan nganggur di kantor jadi lebih baik dia berjn-jn, siapa tahu dia menemukan barang bagus yang bisa dia hadiahkan pada istrinya? Takma kemudian, Randika tiba di jn Kartini, jn paling terkenal di Cendrawasih. Bahkan bisa dikatakan bahwa jn Kartini adh pusat dari kota ini. Meskipun kota Cendrawasih ini masih kh jauh dari kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, kota Cendrawasih termasuk kota maju. Karena itu, banyak industri perbnjaan yang berakar di kota ini. Randika berjn dengan santai sambil memperhatikan sekelilingnya di jn yang ramai ini. Dari waktu ke waktu, dia melihat perempuan-perempuan cantik yang berdandan cantik dan berkaki mulus. Bisa dikatakan bahwa orang-orang itu kemungkinan adh orang-orang Eropa yang sedang berlibur. Figur mereka benar-benar ks dunia. Saat Randika memuji satu per satu perempuan cantik, satu perempuan cantik menangkap perhatiannya. Bukankah itu Christina? Ini mungkin takdir! Pada saat ini Christina terlihat sedang membawa tas bnja di kedua tangannya. Tetapi, tiba-tiba dia dihentikan oleh seorangkiki berbadan besar. Orang itu memakai kemeja putih dengan perutnya yang gendut itu hampir membuat kancing bajunya itu terlepas. Wajah orang itu juga berjanggut tidak karuan, tangannya dipenuhi dengan rambut dan semua orang pasti tidak bisa melepas pandangannya dari perutnya yang besar itu. Belumgi wajahnya yang jelek itu berkeringat deras. "Hai cantik, aku lihat kamu sendirian saja nih, mau aku temani?" Orang itu berdiri tepat di depan Christina, wajahnya yang berkeringat itu membawa kesan tidak higienis. "Maaf, aku sedang menunggu teman." Christina menknyangsung. Dia paling benci dengan orang yang tidak bisa menjaga penampnnya dan bau. Terlebihgi, orang di hadapannya ini benar-benar jelek bagi dirinya jadi Christina sama sekali tidak tertarik. Dengan katain, dia membenci orang seperti yang ada di hadapannya ini. Lki itu mendengus dingin. "Sudah, aku tahu kamu berbohong. Aku tidak ingin menjalin hubungan denganmu, aku hanya ingin bersamamu sekali saja di kamar. Seth itu aku akan memberimu uang yang banyak." Christinangsung berwajah dingin. "Kata-katamu itu sudah termasuk pelecehan wanita, aku tidak sudi bersama pria semacam kamu. Cepat pergi atau aku akan menelepon polisi." "Polisi?" Pria itu tertawa. "Kamu tidak tahu seberapa takutnya mereka padaku? Mau kamu teriak minta tolong ataupun menyeret mereka, mereka pasti akan mengabaikanmu!" Kata-kata orang ini benar-benar arogan, Christina benar-benar benci pria macam ini. Dan orang-orang di sekitarnya sepertinya mengabaikan mereka jadi meminta tolong merupakan hal yang sulit bagi Christina. "Kamu tidak memiliki banyak pilihan, temani aku satu mm saja maka aku tidak akan pernah mengganggumugi." Seth berkata seperti itu, pria ini tiba-tiba tersedak. Dialu meludah di tanah, lendirnya benar-benar kental. Christina dengan sigap mngkah mundur, orang ini benar-benar jorok. "Tidak akan." Christina menggelengkan kepnya. "Aku tidak akan pernah mau pergi bersamamu." "Aku ini orang berhati besar jadi aku tidak pernah memaksa orang. Tetapi penkanmu ini membuatku kehngan wajah." Pria bernama Hans ini mendengus dingin. "Mau tidak mau, kau harus menemaniku hari ini." Christina menggelengkan kepnya dengan kuat. "Aku tidak punya urusan denganmu, cepat pergi sana. Aku masih ada urusan." "Kamu sendiri yang memaksaku memakai kekerasan." Hans tiba-tiba mencengkram kuat tangan Christina dan menyeretnya bersamanya. "Hentikan! Apa yang kamukukan?" Christina sudah ketakutan. Hans sendiri sudah tidak peduli, hari ini pokoknya dia akan tidur dengan wanita ini. Tetapi pada saat ini, Hans merasajunya berhenti. Apa seorang perempuan bisa sekuat itu? Hanslu penasaran dan menatap ke bkangnya dan menemukan bahwa ada seorang pria yang menahan Christina sambil tersenyum. Hans yang terkejutngsung marah. "Apa yang kaukukan? Apa kau tidak lihat aku dan perempuan ini sedang menikmati hari?" Christina benar-benar lega melihat Randika, jika Randika tidak muncul entah apa yang akan terjadi pada dirinya. Randika hanya menatap Hans dengan wajah tersenyum. "Memaksa perempuan mkukan kehendakmu itu sangah sh. Kau harus menghormati seorang wanita. Jika dia tidak ingin pergi bersamamu, kamu tidak punya hak untuk memaksanya." "Kau ini memangnya siapa? Mau sok jadi pawan di hadapan perempuan ini?" Pria gemuk inilu mengh napas. "Percayh, kau tidak bisa menyentuhku sama sekali." "Oh ya?" Randika tersenyum nakal. Dia melepaskan genggaman tangan Hans dari tangan Christina dan mendorongnya. Hansngsung terpental beberapangkah ke bkang. Hans juga merupakan kekuatan dunia bawah tanah di kota ini dan dia sudah bertahun-tahun membantai orang-orang yang berani mwannya. Ditantang oleh Randika, dia justru makin bersemangat bukannya mundur dan pergi. "Ternyata pawan palsu ini juga mengincar perempuan cantik ini?" Hans mendengus dingin. "Ku begitu, mari kita lihat seberapa seriusnya kamu." "Kenapa tidak?" Randikalu tersenyum pada Christina. "Perempuan cantik ini memang lebih cocok dengan pria tampan sepertiku." "Jangan berkhayal." Perut besar Hans kembali bergoyang. "Motifmu itu tidak jauh berbeda denganku. Pada akhirnya kau juga ingin menidurinya bukan? Mana mungkin perempuan itu mau sama kamu." "Oh ya? Aku js berbeda denganmu." Kata Randika sambil tersenyum. Dialu berbalik dan menatap Christina. "Maukah kamu menghabiskan hari ini bersama denganku?" Mendengar percakapan mereka berdua dan ajakan Randika itu, Christina menjadi marah. Dia hanya memalingkan wajahnya dan tidak mau menjawab. Sin, setidaknya bekerja samh denganku untuk menymatkan mukaku! "Hahaha sudah kubng, perempuan benci bocah sok tampan sepertimu. Hans tertawa lepas. Randika kehabisan kata-kata. "Ku begitu baih. Karena perempuan ini tidak mau pergi bersamaku, aku akan pergi dan menonton film sendirian. Aku tidak peduli dia akan kamu perkosa atau bunuh, smat tinggal." Randika hanya membalikan badannya dan berjn menjauhi Hans dan Christina. Tindakan ini benar-benar mengejutkan Christina. "Hei, jangan pergi! Aku ikut!" Kata Christina dengan cepat. Randika yang baru mngkah beberapangkah itu tersenyum dan berputar. Dialu menatap Hans dan mengatakan. "Bagaimana? Pesonaku mampu membuat dia tidak r meninggalkanku bukan?" Hans tidak tahu harus berkata apa, dia sedikit bingung dengan situasinya saat ini. "Aku tidak peduli dia mau jn sama siapa, yang pasti dia hari ini akan myaniku." Hanslu mengangkat tangannya. "Pergi dari sini atau aku akan menghajarmu." "Oh? Kau mau berkhi?" Randika js menerima tantangan ini. "Sini majh, karena kau yang menantangku maka aku tidak akan menahan diri." Hans juga tidak menahan dirinya. Meskipun perutnya itu gondal-gandul tidak karuan sampai-sampai kancing bajunya ada yang lepas, dia tetap menerjang Randika dengan kecepatan penuh! Namun, pada saat ini sebuah pukn sudah mendarat di matanya! DUAK! Hansngsung meringkuk kesakitan di tanah. Randika dengan mudah meninju Hans hingga terjatuh di tanah. Suara keras yang timbul mungkin adh jnan aspal yang rusak karena pantatnya yang besar itu dengan kuat mendarat. Hans berdiri dengan satu mata tertutup. Dia sedikit terkejut mengetahuiwannya bisa berkhi. Namun, dia kembali menerjang Randika. Kali ini dia terjatuh lebih kerasgi. Seth terluka di mata dan di dadanya, rasa percaya diri Hans sudah setipis kertas. Dialu berdiri dengan susah payah dan mengatakan. "Lihat saja pembsanku!" Kemudian diari dari tempat itu. Ketika pria gemuk itu sudah tidak terlihat, Randika menatap Christina sambil tersenyum. "Hari yang indah bukan?" Christina hanya menjawab. "Terima kasih atas bantuanmu." "Jangan khawatir,gip kita sudah bukan orang asinggi bukan?" Randika mengibaskan tangannya. Mendengar hal itu entah kenapa Christina sedikit tersenyum, tetapi semuanya itu runtuh ketika Randika mengatakan. "Lagip kamu masih berhutang budi denganku sekali jadi ku hari ini dihitung maka hutang budimu sama aku menjadi 2." Christina benar-benar kehabisan kata-kata mendengarnya, wajahnya kembali menjadi cemberut. "Hei, hei, aku Cuma bercanda." Kata Randika sambil tertawa. "Sedang apa kamu di sini?" "Lagi bnja." Christinalu mengangkat kedua tas bnjanya. "Kebetn sekali, aku juga mau bnja." Randikalu menyerang. "Mau pergi bersama-sama?" "Maafin kali saja." Sin, Randika harus mengubah taktiknya. "Baih ku begitu, aku hanya ingin menemanimu agar kejadian tadi tidak ternggi. Tetapi ku kamu yang menk maka aku tidak bisa memaksamu." Seth berkata seperti itu, Randika pura-pura berjn sambil mmbaikan tangan. "..." "Tunggu!" Kena deh! ... "Kamu sudah beli apa saja?" Randika yang berjn berdampingan dengan Christina ini penasaran dengan isi tas tersebut. "Sin keperluan pribadi, sisanya obat-obatan." Jawab Christina. "Obat? Obat apa?" Randika terlihat bingung. Seharusnya penyakit dada Christina itu sudah sembuh berkat dirinya, kenapa dia membeli obat? "Obat untuk rematik." Jawab Christina. "Ibuku sudah terkena rematik sma bertahun-tahun. Baru-baru ini obatnya habis jadi aku membantu membelikannya." Rematik benar-benar penyakit yang merepotkan, khususnya untuk orang yang sudah tua. Orang yang terkena tidak bisa jauh-jauh dari obatnya. Ketika udara dingin, penyakit ini akan terasa menyakitkan. Namun bagi Randika, penyakit semacam rematik hanyh mash sepele. Chapter 150: Kapan Kalian Akan Menikah? Chapter 150: Kapan Kalian Akan Menikah? "Rematik? Penyakit simpel begitu tidak perlu obat, kamu sudah lupa siapa aku?" Kata Randika sambil tersenyum. Seth mendengar Randika berkata seperti itu, Christina teringat penyakit dadanya itu th disembuhkan oleh Randika. Belumgi Randika pernah mengatakan bahwa dia menguasai pengobatan tradisional padanya. "Uhuk." Randika berusaha memecahkan keheningan, suasana canggung ini tidak asyik baginya. Namun, mereka tetap berjn tanpa berkata apa pun. Christina masih tidak berkata apa-apa, Randika sedikit kecewa dengannya. Sudah js umpan yang dia tabur itu sangat menggoda, tapi kenapa Christina belum memakannya? "Kenapa? Kamu sedang sakit?" Christina yang tersadar dari pikirannya itu menatap cemas Randika. Randika hanya menggelengkan kepnya, dia hanya pura-pura batuk agar suasana tidak canggung saja. "Aku benar-benar lupa ku kamu ahli dm pengobatan tradisional. Ku bisa, apakah kamu bisa menengok ibuku itu?" Tanpa diduganya, Christina akhirnya mengambil umpannya. "Jangan khawatir, serahkan semua itu padaku. Aku akan memastikan bahwa penyakit ibumu itu hng tanpa bekas. Bahkan dia akan merasa lebih muda beberapa tahun." Randika nampak percaya diri. "Ku begitu, apakah kamu bisa melihatnya sekarang?" ......... Christinalu membawa Randika ke rumah ibunya. Randika sedikit terkejut, ibunya Christina ini tidak tinggal di rumahnya yang berseberangan dengan Viona. Justru rumahnya berada di perumahan menengah ke atas. "Ibumu tinggal sendirian?" Tanya Randika. "Karena aku mengajar, aku butuh tempat yang dekat dengan sekh agar aku tidak telu kecapekan. Rumah yang kamu lihat waktu itu hanya sewaan saja, rumah ibuku ini adh rumahku yang sebenarnya." Takma kemudian mereka tiba di rumah orang tuanya Christina. Christinalu mengambil kuncinya dan membuka pintunya. "Ma, aku png." Christina berteriak sekaligus meletakan barang bawaannya ke atas meja. Randika yang masukngsung menyapu seluruh ruangan itu dengan matanya. Ruangan tamunya ini cukup besar dan asri. Rumah bentai 2 ini kurang lebih cukup luas, belumgi ada piano yang besar dintai bawah ini. Randika dengan santaingsung duduk di sofa. Pada saat yang bersamaan, ibunya Christina, yang berumur sekitar 60 tahun, keluar dari dapur. "Kok cepat sekali kamu pngnya?" Ibunya Christina tampak lebih muda dari orang seusianya, meskipun kerutan di wajahnya itu dia tutupi dengan make up dan rambut putihnya dia cat, mungkin orang-orang akan mengiranya dia baru di usianya 50 awal. Saat dia keluar dari dapur, matanya tertuju pada anaknya. Namun, seth itu dia melihat sesosokkiki sedang duduk di sofa. Dm sekejap ibu iningsung tersenyum lebar. "Smat siang tante." Kata Randika sambil berdiri. Jangan-jangan dia.. Christinangsung ingin menjskan san kedatangannya Randika. "Ma, ini adh Randika. Dia ini" "Aduh ngapain coba kamu jskan? Mama sudah tahu siapa dia. Mama Cuma kaget saja kamu tidak bng-bng ku pacarmu akan mengantarmu png." Ibunya Christina ini tiba-tiba menjadi bersemangat. Sma ini putrinya ini slujang bertahun-tahun sampai membuat dirinya cemas. Dua tahungi anaknya ini akan berkep 3 dan masih belum punya calon suami. Tetapi sebagai ibu yang baik, dia tidak telu mencemaskannya. Dan hari ini tiba-tiba anaknya membawa seorangkiki ke rumah, bagaimana mungkin dirinya tidak bersemangat? Randika dan Christina terkejut ketika mendengarnya. Pacar? Keshpahaman ini benar-benar terjadi begitu cepat. Namun, Randika tidak bisa menahan tawanya sedangkan Christina terlihat malu karena ibunya ini. Melihat ibunya yang bersemangat itu, dia tidak tega mengatakan bahwa Randika bukah pacarnya. Ibunya Christina ini terus menerus meni Randika. Semakin dia memperhatikannya, semakin senang hatinya. Wajah Randika terlihat tegas, terlihat bahwa orang ini tidak takut sama apa pun. Terlebih postur tubuhnya yang tegap membuat dia terlihat kekar dan tampan. Mengingat sifat putrinya yang sedikit kasar, keduanya terlihat cocok. "Ayo ngapain kamu terus berdiri? Ayo duduk, duduk." Randikalu duduk kembali di sofa. Randika tidak mash dengan sifat antusias ini tetapi Christina sedikit bingung harus bereaksi seperti apa. Ibunya ini sepertinya sudah tidak sabar memiliki cucu. "Tintin, sudah sana ke dapur dan buat minuman. Ah, tante lupa. Orang semuda kalian tidak suka minum teh ya? Bagaimana ku bir?" Ibunya Christina itu terus mengoceh tanpa membiarkan Randika membsnya. Tanpa daya, Randika hanya bisa mengangguk. Melihat ekspresi Christina itu, Randika bermaksud membantunya dengan mengatakan. "Permisi tante, hari ini aku" "Sudah, sudah, tante tahu kok maksud kedatanganmu ini." Ibunya Christina ini tersenyum. "Omong-omong sudah berapama hubungan kalian ini? Bagaimana ceritanya kalian bisa jadian? Umurmu berapa? Kerja di mana kamu? Kamu sudah beli rumah sama mobil sendiri belum? Tentu saja tidak mash ku kamu belum mampu membeli rumah atau mobil sendiri. Yang penting kamu sudah punya pekerjaan yang stabil sebelum kamu menikah. Terus kapan rencananya kalian akan menikah?" Rentetan pertanyaan ini bagaikan senapan serbu, hal ini membuat Randika tidak mampu berkata apa-apa. Dia hanya bisa menatap tanpa daya pada Christina. Tatapan mata Randika seakan-akan meminta maaf karena tidak bisa mdeni ibunya itu. Sepertinya ibunya Christina ini sudah tidak sabar melihat anaknya menikah. Christina sendiri merasa sedikit bahagia, baru pertama kali ini dia melihat ekspresi Randika yang kewhan. Namun pada saat ini, ibunya Christina menyadari tas bnjaan yang banyak di atas meja. "Nak, aku senang dengan idemu membawa hadiah saat pertama kali bertemu dengan mertua. Tetapi yang aku ingin lihat adh kalian cepat menjalin hubungan ini secara resmi. Kapan kalian ingin mempunyai anak?" Tanyanya sambil tersenyum. Melihat ekspresi senang ibunya Christina ini, Randika hanya bisa berkeringat dingin. Bukankah barusan dia ditanya kapan menikah? Kenapa sekarang melenceng jadi punya anak? Semua itu butuh proses dan aku bahkan belum pernah meraba Christina! "Ma cukup" Christina yang mendengar hal ini menjadi tersipu malu. "Tintin, mama ini sudah takut kamu akan hidup sendirian dan sudah menunggu momen ini sejakma. Biarkan mama menikmati momen ini." "Ma, dia itu bukan pacarku." Kata Christina dengan wajah datar. Mendengar kata-kata itu, ibu berusia 60 tahun ini merasa rambutnya makin putih. Bukan pacarnya? Melihat ekspresi bingung ibu ini, Randika juga berkata sambil tersenyum pahit. "Tante, kami ini hanya teman. Untuk saat ini hubungan kami tidak lebih dari itu." "Oh.." Ibunya Christina ini sepertinya memahami maksud Randika. Dialu tersenyum sambil mengatakan. "Terus sampai kapan kalian ingin berteman? Anakku ini sedang tidak bersama siapa-siapa." Kenapa tiba-tiba ibunya sepertinya menjual dirinya seperti itu? Randika lumayan terkejut mendengarnya, ibu ini benar-benar gigih. Christina sudah tidak tahan dengan sandiwara ini, dialu berteriak keras. "Ma, cukup! Jangan bahas itugi, dia ke sini untuk melihat penyakit rematikmu." "Baih, baih, mama tidak akan membahasnyagi. Mama cuma khawatir sama usiamu saja, umur 28 sudah waktunya untuk seorang perempuan menikah." Katanya sambil mengh napas. "Namamu Randika ya? Penyakit rematikku ini sudah bertahun-tahun dan aku sudah memeriksakannya ke rumah sakit berkali-kali. Mereka hanya memberikan aku obat dan jujur saja tidak telu manjur. Tapi tante bingung, obat apa memangnya yang kamu punya?" "Tante jangan khawatir, aku akan menyembuhkan tante." Kata Randika sambil tersenyum. "Sma ini tante sudah berusaha mengobatinya dengan pergi keluar negeri dan bahkan ke orang-orang pintar. Penyakit itu memang hng tapimama penyakit ini akan balikgi. Jadi maafkan tante ku tidak percaya dengan omonganmu itu." "Lagip anakku ini sudah membelikan obatku jadi kamu tidak usah repot-repot menolongku, dengan obat itu biasanya rasa sakitnya tidak telu terasa kok." "Maaf aku tidak bisa mengindahkan anjuran tante itu. Aku sudah berjanji dengan temanku ini ku aku akan menyembuhkanmu." Kata Randika dengan wajah penuh percaya diri. "Jangan khawatir, sekali aku mengobatinya maka penyakit rematik ini tidak akan pernah kembali." "Sekali? Jangan bercanda seperti itu." Ibunya Christina ini menggelengkan kepnya. "Ma sudah, coba saja dulu. Kan tidak ada shnya mencoba." Kata Christina dari samping. "Baih ku begitu." Jawab ibunya. "Bagaimana kamu akan mengobatiku?" "Sebentar tante, aku akan memeriksa denyut nadimu dulu." Kata Randika sambil tersenyum. Seth memeriksanya, Randika berkata pada Christina. "Tolong ambilkan air hangat satu ember dan bawakan alkohol sama korek api." Christina dengan sigap mengambilkan semua barang yang dibutuhkan Randika. "Rematik itu bukan penyakit serius, tetapi rasa sakitnya itu luar biasa." Kata ibunya Christina ini. "Dan juga aku sudah tua." "Ah tante masih muda gini." Randikalu mengobrol sebentar sebelum akhirnya Christina membawakan semua barang yang dibutuhkan Randika. Kemudian Randika menuangkan alkohol itu ke dm air hangat dan mengambil korek apilu menykan api di ember yang berisi air dan alkohol. Dm sekejap, api meny dengan kuat dan permukaan air itu penuh dengan api. Randikalu mengeluarkan jarum akupunturnya dan berkata pada Christina. "Tolong kamu angkat baju mamamu itu." "Baik." Christinalu mengangkat baju ibunya. Randikalu mencelupkan tangan kanannya ke dm ember, dia sepertinya mengambil api yang berkobar. Api tampak meny kuat di tpak tangannyalu dia dengan cepat menempelkannya pada pinggang si ibu. Teknik ini mirip dengan bekam tetapi bedanya adh Randika menggunakan tpak tangannya. Dan pada saat yang bersamaan, dia menyalurkan tenaga dmnya itu ke dm tubuh si ibu. Hasilnya akan jauh lebih besar daripada metode bekam biasa. Ketika Randika menempelkan tangannya, ibunya Christina ini merasakan panas yang nyaman. Pada saat yang sama, dia merasakan sensasi ratusan semut yang menjr dari pinggangnya itu ke seluruh tubuhnya. Randikalu mengangkat tangannya dan menusukan beberapa jarum ke titik akupuntur tertentu. Seluruh jarum ini sudah mengandung tenaga dm Randika dan sekarang mengalir dengan lembut. Seth merasakan jarum itu menancap di tubuhnya, ibunya Christina ini merasakan rematiknya mi menghng dan dia mi bisa bergerak dengan bebas. Perasaan ini benar-benar menyenangkan, bagaikan melihat matahari seth musim salju. Randikalu mengngi proses ini, dia kembali mengambil api dan kali ini menempelkannya di punggung. Seth itu dia menusukannya dengan beberapa jarumgi. Waktu terus berjn dan tanpa sadar pengobatan tradisional ini sudah lebih dari 5 menit. Akhirnya, jarum yang berada di punggung ibunya Christina ini tampak berhenti bekerja dan api di dm ember juga ikut padam. Seth mendapatkan perawatan dari Randika ini, ibunya Christina merasa segar bugar. Dia merasa bisa jungkir balik sekarang. Melihat dari reaksinya, sepertinya penyakitnya ini benar-benar sudah hng. Christina merasa lega melihat ibunya yang sudah tua itu sembuh. Chapter 151: Singa yang Tertidur Chapter 151: Singa yang Tertidur Beberapa menit kemudian, Randika mencabut jarum yang masih menempel. "Bagaimana tante?" Randika tersenyum kecil. "Seharusnya penyakit tante itu sudah hng sepenuhnya. Aku jamin dia tidak akan kembali asalkan tante terus menjaga diri." Ibunya Christinalu mencoba untuk berdiri dan memutar-mutar bahunya, dia benar-benar merasa ringan. Seakan-akan beban yang ada di pundaknya itu sudah diangkat, benar-benar ringan! Rasa nyaman ini sudahma tidak dia rasakan, senyum lebar segera menghiasi wajahnya. "Apakah aku benar-benar sembuh?" Tanyanya sekaligi. Randika hanya mengangguk. Christina juga terlihat tersenyum manis, dia sangat senang melihat ibunya itu lepas dari penyakitnya. "Kamu memang lki yang luar biasa. Omong-omong kamu sudah makan belum? Tinggh di sini dan makan bersama kita." Kata ibunya Christina dengan antusias. Tinggal? Randika mi ragu, dia sudah tidak ingin mendengar rentetan pertanyaan itugi. Dia sudah tidak mau tertekan seperti itugi. "Maaf tante, aku harus pergi karena masih ada urusan." Randika dengan cepat berdiri. Saat dia melihat jam, sekarang masih jam 11 mana mungkin orang makan siang di jam segini? Pasti ibu ini ingin menjadi makng untuk anaknya itu. "Bisa-bisanya kamu menk kebaikan tante?" Ibunya Christina ini mengerutkan dahinya. "Sudah makan siang saja di sini. Aku akan memasakanmu masakan spesial tante, aku jamin kamu suka." "Tintin, kamu temani Randika dulu ya. Mama mau bnja sebentar." Seth menyukai sosok Randika ini, ibunya ini tidak akan melepasnya begitu saja. Dia dengan cepat memakai sepatunya dan hendak bnja. Randika benar-benar sudah tidak bisa lolos! "Aduh tante jadinya mh ngerepotin gini. Aku sebentargi ada urusan penting jadinya tidak bisamama. Lain kali saja, aku juga menantikan masakan tante kok." Apa pun yang terjadi, dia harus kabur. Melihat Randika yang berjn menuju pintu, ibunya itu berkata pada Christina. "Setidaknya biarkan anakku ini mengantarmu pergi." Ketika mendengar hal ini, Christina sedikit terkejut sedangkan Randika tersenyum. "Baih ku begitu, aku dengan senang hati menerimanya." Christina sedikit tersipu malu tetapi dengan cepat dia kembali normal. Buat apa dia malu? Dia hanya mengantar Randika png saja kan? Keduanya inilu berjn keluar dan meninggalkan ibu itu sendirian. "Aku tidak menyangka kamu punya nama panggn di rumah." Kata Randika sambil tertawa. "Tintin, benar-benar nama yang lucu." "Ah! Cukup jangan memanggilku seperti itu! Itu panggnku saat masih kecil." Christina terlihat malu ketika mendengarnya. "Baih aku tidak akan mengnginya." Randikalu berdiri di hadapan Christina. "Ku aku menikahimu apa aku boleh memanggilmu Tintin?" "Kau!" Christinangsung marah ketika mendengarnya. "Hahaha aku bercanda. Tapi serius, kamu setiap hari ditanya seperti itu sama mamamu?" Christina memasang ekspresi tidak berdaya. "Aku mengerti kekhawatirannya jadi aku hanya bisa terdiam." "Tenang saja, jawabannya gampang kok." Randikalu berkedip. "Kamu tinggal menjadikanku pacarmu bukan? Dengan itu mamamu jadi tidak khawatirgi dan aku bisa mencicipi makanannya." "Ku itu kamu yang mimpi." Christina memalingkan wajahnya. "Aku rasa mamamu tadi tidak ingin melepaskanku." Randikalu tertawa. "Aku merasa mamamu berusaha menjadikan aku menantunya dan dia juga sudah tidak sabar punya cucu." "Kenapa? Kamu tidak mau?" Ini cuma sarkasme dari Christina, dia bukannya ingin mendengar jawaban Randika! Kalian dengar? Ini cuma sarkasme! "Aku rasa itu tidak buruk." Kata Randika sambil berjn. "Hidup denganmu aku kira cukup menyenangkan, selesai kita bekerja kita setiap hari akan disambut masakan enak ibumu dan kita bisa mewujudkan impian ibumu untuk mempunyai cucu dengan cepat." "Apaan sih!" Christina berusaha menutupi muka malunya itu, dia tidak menyangka Randika akan berkata seperti itu. Lha kamu padahal yang nanya kenapa sekarang marah-marah? Aku cuma mengutarakan perasaanku saja, aku tahu kamu sama sekali tidak memikirkan diriku ini." Randika tertawa sambil terus berjn. Christina hanya terdiam sma beberapa waktu, dan seth berjn cukupma dia mengatakan. "Terima kasih sudah menyembuhkan ibuku itu, penyakitnya itu sudahma membuatnya kerepotan." "Sebentar, cara berterima kasihmu itu sh! Kamu harus menunjukannya dengan aksi bukan dengan kata." Kata Randika sambil tersenyum. "Aksi?" Wajah Christina dipenuhi dengan kebingungan. Sambil melihat tatapan bingung Christina, Randika menghampirinya dan memeluk pinggangnya. "Sini kuajari." Randikangsung merasakan kelembutan bibir milik Christina. Untuk sejenak Christina tidak bisa berpikir apa-apa. Seth 5 detik, Christina mendorong Randika. Melihat senyuman nakal Randika itu, Christina merasa marah hingga dadanya menggebu-gebu. Bisa-bisanya dia dipermainkan oleh Randikagi. Randika mengusap bibirnya, rasanya tidak buruk. Ku diberi ni mungkin Christina mendapatkan angka 9. "Ith yang namanya bs budi yang benar." Kata Randika sambil tersenyum. "Lain kali aku akan menagihnyagi, aku pergi dulu ya." Melihat Randika yang mrikan diri itu, Christina menggigit bibirnya. Rasa dari bibir Randika masih membekas di bibirnya. ...... Randika kembali menganggur, dia juga masih ms untuk pergi ke kantor. Jadi dia memutuskan untuk menghabiskan hari ini dengan berjn-jn. Seth bermain dan berjn sekianma, hari sudah menjadi sore. Randika bermaksud untuk png ke rumah, seharusnya sebentargi Inggrid juga dm perjnan png. Saat kembali ke rumah, Randika segera mengambil kuncinya dan membuka pintunya. Anehnya, pintu rumahnya ini secara otomatis terbuka sendiri. Randikangsung mengerutkan dahinya. Meskipun Ibu Ipah ada di rumah, pintu ini slu terkunci jadi kejadian ini benar-benar mencurigakan. Saat Randika masuk ke dm rumah, adegan di depannya benar-benar membuat dirinya terkejut bukan main. Di dm ruang tamu itu, lebih dari 12 orang yang berpakaian serba hitam sedang berdiri di sana. Terlebih, Yosef berada di antara mereka! Di bawah kaki Yosef ada Ibu Ipah yang berwajah pucat sedang terikat. Bersamaan dengan bunyi pintu, Yosef dan anak buahnya itungsung menatap ke arah pintu. "Wah wah wah, preman kecil kita sudah png?" Yosef tertawa keras sambil berwajah bengis. "Mana sifat aroganmu yang biasanya? Ups jangan macam-macam atau kubunuh orang ini." Randika tidak menjawab, wajahnya yang sekarang benar-benar memancarkan aura membunuh yang pekat. Randika berjn pehan ke arah Yosef, tetapi tatapannya jatuh pada Ibu Ipah. Ibu Ipah mengerti arti tatapan itu dan memohon pada Randika untuk tidak berbuat macam-macam. Lalu tiba-tiba Ibu Ipah ditendang oleh Yosef. "Kamu sendiri juga jangan macam-macam, aku tahu niatanmu dari tatapanmu itu. Orang-orang ini adh para elit yang dtih oleh keluarga Alfred ku kalian macam-macam nyawa kalian akan myang." Yoseflu mendengus dingin dan menatap Randika. "Aku sudah menyelidiki tentangmu. Kau itu cuma penjual mie ayam dengan katain orang rendahan. Aku tidak tahu kenapa nona Inggrid tiba-tiba menikahimu dan aku tidak peduli sannya. Namun hari ini riwayatmu akan tamat." Randika masih tidak berbicara, api kemarahannya hampir mencapai puncaknya. "Di mana Inggrid?" Randika tiba-tiba bertanya. "Masih peduli dengan orangin meskipun nyawamu terancam?" Yosef mengerutkan dahinya. "Nona Inggrid sudah dibawa ke hadapan tuan mudaku." Tatapan mata Randika menjadi tajam, kepn tangannya sudah mengepal keras. Aura membunuhnya terfokus pada Yosef yang sedang duduk di sofa. Jika seekor naga melihat Randika, maka naga itu akanri ketakutan! Merasakan aura membunuh Randika yang pekat itu, Yosef terkejut. Dia benar-benar merasa sedang melihat iblis pembunuh di hadapannya. Dia belum pernah melihat aura membunuh yang sebesar ini. Namun, ada 12 orang lebih bawahannya yang merupakan pendekar elit di sampingnya, Yosef js merasa tidak takut. "Kenapa? Kau ingin membunuhku? Mari kita lihat seberapa tangguhnya kamu hari ini." "Nak Larh" Ibu Ipah mengeluarkan sisa tenaganya untuk menyuruh Randikari, sepertinya dia sudah dipukuli cukup parah sebelum Randika datang. Randika menarik kembali api kemarahannya dan berjn kembali ke arah Ibu Ipah. "Kau tidak perlu khawatir, Ipah tidak akan mati tetapi kau akan mati." Yosef tertawa keras. Pada saat ini, para elit ini sudah waspada ketika Randika sudah berjn mendekati Ibu Ipah. Mereka mau tidak mau menyerang Randika. Randika sama sekali tidak bergerak, para pendekar itu sudah menerjang ke arahnya dari seg sisi. Yosef yang melihat ini sudah tertawa bagaikan penjahat yang sudah menang, hari ini dia akan membuang mayat Randika di sungai. Ketika para pendekar itu sudah dekat dan myangkan puknnya, Randika bergerak. Tangannya bergerak dengan cepat dan tidak ada orang yang bisa melihat sosoknya. Kemudian dia menghantam tenggorokan sh satu pendekar! DUAK! Di bawah tatapan orang-orang, pendekar itu myang jauh dan terbenam di dm tembok. Sudah dipastikan bahwa tinju Randikangsung menewaskannya. Dari dm tembok muncul genangan darah. Untuk sejenak semua orang terdiam dan menatap pendekar tersebut. Tawa liar Yosef itu berhenti dan menatap diam sh satu anak buahnya itu. Para pendekarinnya mi ketakutan terhadapwannya ini. Kekuatan dan aura yang dia tunjukan benar-benar sudah jauh di atas level mereka. Randika, seakan-akan tidak terjadi apa-apa, hanya mengambil kembali tangannya dan berjn kembali ke arah Ibu Ipah. Keheningan yang mencekam! Para pendekar elit ini herannya memberi jn pada Randika untuk lewat, mereka tahu bahwa mereka bukan tandingannya. Randikalu mengambil tangan Ibu Ipah dan memeriksa denyut nadinya. Dialu mengeluarkan jarum akupunturnya dan menusukannya. Setidaknya dia th memberikan pertolongan pertama. "Di mana Inggrid?" Tanya Randika. Namun, Ibu Ipah nampak menangis, sepertinya dia th gagal melindungi nona mudanya itu. Pertanyaannya itu aslinya membuat hati Randika merasakan rasa sakit yang bukan main. Inggrid dan dia awalnya hanya menjni kawin kontrak dan Randika mengikuti pengaturannya karena tergiur oleh imbnnya. Namun, hari demi hari hidup bersama, perempuan cantik, keras kep, independen, dan berhati lembut itu th mengisi kekosongan hatinya. Randika suka senyumannya, wajah marahnya, aroma tubuhnya, sikap cueknya, semuanya tentang Inggrid. Dih kryptonite nya! Yosef yang sudah menjauh dari Ibu Ipah itu tiba-tiba mengatakan. "Hari ini mayatmu akan mengapung di sungai, bersiap-siah menyambut ajalmu!" Randika tidak menjawab, dia hanya terus mengobati Ibu Ipah. Ibu Ipah sendiri sudah merasakan aura membunuh Randika dan dia benar-benar terkejut. Pada saat ini, Randika bagaikan singa yang tertidur. Setiap saat dia bisa mengeluarkan kekuatan serta seluruh kemampuannya dm sekejap. Hal ini bisa-bisa membuat bumi terguncang. "Nona sudah dibawah oleh tuan muda kelima dari keluarga Alfred bernama Henry." Kata Ibu Ipah sambil menenangkan diri. "Mereka baru saja pergi." Chapter 152: Kau Tidak Bisa Menyentuhku! Chapter 152: Kau Tidak Bisa Menyentuhku! Wajah Ibu Ipah benar-benar pucat. Dia tidak bisa mencegah orang-orang ini, para pendekar yang dibawa oleh Yosef telu banyak dan disamping Henry ada 2 orang yang jauh lebih kuat daripadanya. Bahkan menghadapi 2 orang itu Ibu Ipah tidak mampu, kemampuan mereka telu beda jauh. Dia hanya bisa melihat Inggrid dibawa oleh Henry. Henry adh anak kelima dari keluarga Alfred. Yosef menatap tajam Randika yang terdiam dan tertawa. "Bagaimana rasanya tidak berdaya? Kau pasti merasa seperti sampah bukan? Aku beritahu sekaligi padamu, di hadapan keluarga Alfred kau hanyh seekor semut! Tidak ada apa-apanya!" Randika mengangkat kepnya dan menatap Yosef. Tidak ada ekspresi di wajahnya. "Kenapa? Mau menghajarkugi? Kau pikir dengan menghajarku kau bisa menymatkan istrimu itu? Kau harus membiasakan diri ku di dunia ini ada kekuatan yang tidak bisa kauwan." Yosef tertawa keras. "Oh ya?" Randika masih menatap tajam Yosef. "Hari ini kau tidak akan berjngi." "Aku ingin sekali melihatmu berusaha." Yosef sudah merasa jijik dengan Randika, bocah itu sepertinya tidak sadar bahwa riwayatnya sudah tamat. "Hajar dia tetapi jangan sampai dia mati. Tangkap dan ikat dia, aku akan menyiksanya nanti!" Teriak Yosef. Dua bs pendekar elit ini sudah siap kembali bertarung. Karenawannya kali kuat, mereka tidak boleh bertindak gegabah. Kerja sama adh kunci untuk menaklukan musuhnya itu. Randika berjn pehan ke arah Yosef. Pada saat ini, seorang pendekar mengendap-endap dan menyerang Randika dari bkang. Ketika pendekar ini bergerak, seluruh situasi segera menjadi kacau. Secara bersamaan, 11 oranginnya sudah menerjang ke arah Randika sambil melindungi teman di sampingnya! Pada saat ini, kemarahan Randika sudah meledak! Saat darah seorang Ares mendidih, seribu mayat tidak akan mampu menghapus nafsu membunuhnya itu. Para pendekar elit ini merasakan aura membunuh Randika yang luar biasa kuat. Sebelum mereka mendekat, mereka memberikan serangan pisau yang bertujuan untuk menutup jalurri Randika. Tetapi pemimpin dari pendekar ini terkejut, Randika tiba-tiba menghng dari tempatnya berdiri! Kemudian aura membunuh itu terasa dari arah samping. Semua pendekar itu terkejut, seth betih bertahun-tahun dengan keras, serangan kombinasi mereka itu sempurna. Tetapi bagi Randika serangan itu sangatmbat. Kemudian Randika dengan cepat memukul dada dari pemimpin para pendekar itu. Tiba-tiba, sudah ada lubang sebesar lengan ada di dadanya. One hit kill! Pada saat yang sama dua pendekar kembali menerjang ke arah Randika. Satu melompat dan satu menyerang dari arah samping. Randika masih mempertahankan wajah tanpa ekspresinya. Dia dengan santai menangkap kaki dari orang yang melompat itu. Orang tersebut benar-benar terkejut, sejak kapan orang itu sudah ada di hadapannya? Tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Randika sudah meremukan tngnya. Seth itu Randika melemparnya ke pendekar yang menyerangnya dari arah samping. Keduanya bertabrakan dan meringkuk kesakitan dintai. Melihat aksi Randika ini, Yosef menjadi cemas sekaligus terkejut. Dialu membentak para bawahannya itu. "Serang dia bersama, aku ingin dia bertekuk lutut di hadapanku 1 menitgi!" Sisa dari para pendekar itungsung menerjang kembali ke arah Randika. Mereka sudah kehngan 2 teman mereka dan pemimpinnya hanya dm 1 serangan. Kekuatanwannya ini benar-benar lebih mengerikan daripada bayangan mereka. Randika mengangkat kepnya dan menatap mereka semua. Dia melihat para pendekar ini memakai taktik yang berbeda, mereka mengepung dirinya dari seg arah. Lalu serangan kombinasi dncarkan secara bersamaan. Namun, Randika jauh lebih cepat dari mereka. Dengan satu hentakan yang kuat, Randika sudah melompat tinggi dan berputar di udara dengan indah. Gerakannya ini bisa dikatakan sangat elegan dan menarik. Para pendekar yang melihat hal iningsung menoleh ke atas. Pada saat ini, sh satu dari pendekar itu melompat dan berusaha menyerang Randika. Memangnya siapa yang bisa mengk di tengah udara? Dan juga teman-temannya itu sudah siap menyerang ketika Randika mendarat. Tetapi ketika dia baru melompat, wajahnya itu disambut oleh sebuah kaki. Serangan kaki Randika ini benar-benar kuat dan membenamkan kep pendekar itu ke dmntai! Seth mendarat, Randika sudah disambut oleh beberapa orang yang menerjangnya. Randika mh mencuekinya dan menatap tajam Yosef. Yosef yang ditatapngsung merinding ketakutan. Kenapa seorang penjual mie ayam bisa bertarung sehebat itu? Kemampuannya sudah mirip dengan orang-orang di daftar Dewa. Sisa dari para pendekar ini kembali mengepung Randika, merekalu saling bertatap-tatapan. Memahami arti tatapan satu samain, mereka sudah bertekad untuk berjuang sampai mati dan menerjang kembali ke arah Randika. Tetapi semua usaha mereka sia-sia. Satu per satu dari mereka entah dipukul hingga pingsan ataupun sh satu tngnya dipatahkan oleh Randika dan tidak bisa bergerakgi. Hanya dm 5 menit, tersisa Randika yang berdiri di tengah tubuh para pendekar itu. Yosef tanpa sadar mengusap keringat dinginnya yang ada di dahinya. Dia tidak menyangka situasi akan berubah drastic seperti ini. Skenario yang sudah susah payah dia rancangngsung hancur berantakan. Pada saat ini, Randika menatap mata Yosef yang sudah ketakutan itu. Aura membunuh Randika masih belum padam! Kali ini Yosef sudah merasa ingin mengompol, keringat dingin sudah membasahi seluruh punggungnya. Ini pertama kalinya dia merasa tidak berdaya dan ketakutan seperti ini, semuanya karena pertemuannya dengan Randika. Dia merasa bahwa Randika bisa menghabisinya dengan satu jari. "Aku peringatkan kamu sekaligi, aku ini adh suruhan orang dari keluarga Alfred. Berani menyinggung aku maka kau akan menanggung akibatnya." Kata Yosef sambil merangkak mundur. Randika secara pehan menghampirinya sambil mengepalkan tangannya. Randika sendiri tidak menjawab, dia hanya berjn menghampirinya. "Kau tidak bisa menyentuhku! Statusku sangat tinggi di keluarga Alfred! Jika kau membunuhku, Inggrid juga akan menerima akibatnya!" Keringat dingin Yosef sudah menggenang dintai, aura membunuh Randika benar-benar menekan. Yosef sendiri masih bingung, dari mana Inggrid menemukan orang sekuat ini? Apakah orang ini adh senjata rahasianya Inggrid untuk mwan keluarga Alfred? Seharusnya Inggrid tahu bahwa semua ini lebih besar daripada hanya menikah, kngsungan hidup keluarganya juga tergantung pada sikapnya. Bukan fenomena yang aneh keluarga kaya menikahkan anaknya secara paksa untuk mempertahankan kekayaannya, hal ini sudah bengsung sejakma. Melihat Randika yang masih terdiam dan aura membunuhnya yang makin mengecam, Yosef sudah kesusahan untuk bernapas. "Jangan mendekat, pergi sana!" Yosef terus menerus mundur dan akhirnya dia menatap tembok dengan keras. Sambil memegangi kepnya yang kesakitan, ternyata dia melewatkan jalur kaburnya. Karena saking takutnya dengan Randika, Yosef gagal memperkirakan jaraknya berdiri dengan jend. Dia sekarang mh menatap tembok dan tidak bisari ke mana-mana. Ketika dia mengangkat kepnya, sebuah kaki sudah menghantam dadanya dan kekuatan tendangan ini membuatnya tersungkur kesakitan dintai. Rambut Yoseflu dijambak oleh Randika dan dia dihadapkan oleh mata dingin Randika. "Di mana Inggrid?" Chapter 153: Satu Melawan Dua Chapter 153: Satu Mwan Dua "Di mana Inggrid?" Pertanyaan yang simpel, tapi, berisikan seluruh amarah dan niat membunuh Randika. Yosef merasakan dilemma yang kuat. Meskipun dia dan tuan mudanya menerobos masuk ke rumah Inggrid, dirinya tidak tahu tuan mudanya itu pergi ke mana membawa Inggrid. Dan melihat tatapan mata Randika, Yosef tahu bahwa dia akan disiksa apab tidak bisa menjawab pertanyaannya. "Nona Inggrid dibawa oleh tuan muda." Yosef berharap jawabannya itu sudah cukup membuat Randika puas. Namun, tatapan mata Randika terlihat dingin dan dia terlihat mengangkat kakinya dan menginjak tangan kanan Yosef. KRAK! Suara tng yang patah terdengar nyaring, disusul oleh teriakan kesakitan Yosef. "Ah! Aku hanya tahu itu, aku tidak tahu tuan muda membawanya ke mana." Keringat mi membasahi punggung Yosef dan rasa sakit dari tngnya yang patah sangat menyakitkan. Terlebih, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Kaki iblis pembunuh ini masih menginjak tangannya dan melepaskan diri sama saja dengan mengangkat gunung. "Di mana Inggrid?" Mendengarnya untuk ketiga kalinya, Yosef mi takut nyawanya akan myang. Tng tangan kanannya itu mencuat keluar, jika tidak ditangani dengan cepat bisa-bisa tangannya terinfeksi dan harus diamputasi. Bisa dikatakan bahwa hidupnya seth ini benar-benar mengmi perubahan drastis. Otak Yosef berpikir dengan keras, sayangnya dia hanya mempunyai waktu 2 detik. Tatapan mata Randika kembali terlihat dingin dan tanpa berkata apa-apa, dia menginjak tangan kirinya Yosef. KRAK! "Hisss!" Mata Yosef seperti sudah ingin keluar dari tempatnya, wajahnya benar-benar menunjukan ekspresi kesakitan. Darah mi menggenang dari tempat tng tangannya itu mencuat. Kedua tangannya sekarang sudah patah. Yosef yang masih berusaha menahan rasa sakit ini mendengar pertanyaan yang sama untuk keempat kalinya. "Di mana Inggrid?" Aku tidak tahu! Yosef sudah ingin menangis, dia benar-benar tidak tahu apa-apa. Yang dia tahu adh jika tidak memberi jawaban yang memuaskan Randika, dia akan mati hari ini. Tetapi pada saat ini, sebuah ingatan melintas di benak Yosef. Dia samar-samar mengingat bahwa Henry pernah berkata padanya bahwa dia akan menikmati tubuh Inggrid di kamar termewah Hotel Mega. Dua detik kemudian, Randika kembali mengangkat kakinya dan kali ini mengarah pada sngkangan Yosef. Dengan ekspresi panik, Yosef segera mengatakan. "Kamar suite Hotel Mega, tuan mudaku ada di Hotel Mega!" Seth berkata seperti itu, Yosef sedikit merasa lega. Dengan ini mungkin dia th berhasil menymatkan nyawanya. Tetapi, Randika masih menginjaknya sekaligi! Kali ini kaki kanan Yosef yang menjadi korbannya. "Ah!" "Kenapa Kenapa kau masih menyiksaku!" Yosef memegangi kaki kanannya sambil meskan air mata. Randika menginjak tepat di engkel kakinya, membuat tngnya menjadi remuk dan mustahil untuk Yosef berjn dengan normalgi bahkan bisa dikatakan dia menjadi lumpuh. "Kapan aku janji tidak menyiksamu?" Kata Randika dengan santai. ".." Yosef tidak bisa berkata apa-apa, hatinya benar-benar hancur. Seth itu, Randika kembali menginjak kaki kirinya dan kali ini riwayat Yosef sudah benar-benar tamat. Seumur hidupnya dia akan perlu bantuan orangin. Suara tangisan Yosef mi menghng, rasa sakit yang luar biasa telu besar untuk ditanggungnya dan mi tidak sadarkan diri. Namun, Randika tidak akan membiarkannya pingsan begitu saja. Dia menusukan jarum ke titik akupunturnya jadi Yosef tidak bisa pingsan dan terus merasakan rasa sakitnya itu. "Aku akan ke Hotel Mega." Kata Randika pada Ibu Ipah. Bersama dengan ''mayat'' Yosef, Randika menghng dan menuju Hotel Mega. Ibu Ipah menatap Randika dengan tatapan penuh harap. Sore hari itu, para pejn kaki di kota Cendrawasih melihat penampakan yang tidak biasa. Mereka melihat seorangkiki sedang menyeret seseorang yang berlumuran darah sambil beri dengan kecepatan tidak biasa. ........ Hotel Mega,ntai paling atas. Seluruhntai paling atas ini merupakan kamar Suite termewah yang dimiliki Hotel Mega, harganya benar-benar fantastis. Di depan pintu kamar mewah ini, ada 2 orang paruh baya yang berjaga. Mereka menutup matanya bagaikan pendeta yang sedang bermeditasi. Mereka berdiri diam dengan pernapasan yang stabil, pikiran mereka menyatu dengan m. Mereka berdua adh pendekar ks atas yang masuk dm daftar Dewa di keluarga Alfred. Bisa dikatakan bahwa Henry tidak perlu khawatir apab membawa mereka berdua. Di dm ruangan, Inggrid duduk di kursi dengan tangannya terikat. Seorang lki berbaju putih sedang menatap Inggrid. Sambil meminum whiskey nya, dia berkata sambil tersenyum. "Aku tidak menyangka tunangannya kakak ketigaku itu masih cantik, aku tidak sabar mhapmu." Henrylu menjulurkan tangannya dan mengelus rambut Inggrid. Inggrid memalingkan wajahnya dan berkata dengan nada dingin. "Kau tidak takut menghancurkan hubungan antara keluarga kita?" Jika kkuan Henry ini sampai di telinga para tetua keluarganya, keluarganya pasti tidak akan tinggal diam. Itu akan mencemarkan nama baik keluarga Alfred dan menghancurkan hubungan keluarga Alfred dan keluarganya Inggrid. Jadi bisa dikatakan bahwa Henry sedang berjn di antara ranjau. "Kamu akan menjadi istriku sebentargi, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Henry tertawa. "Mereka tahu pun maka mereka akan menganggap kita sedang kasmaran dan mungkin kita bisa menikah lebih cepat. Jadi tidak ada shnya aku ingin bermain denganmu hari ini bukan?" ".." Inggrid hanya menatap Henry dengan tatapan penuh kebencian. Dia merasa jijik dengan lki seperti ini. "A, jangan menatapku seperti itu. Sebentargi kau akan kubuat merintih tanpa henti." Henry tertawa dan mi membuka pakaiannya. Melihat tubuh sexy Inggrid itu, Henry sudah tidak sabar dan mi terangsang. Reputasi Inggrid Elina sebagai wanita tercantik kota Cendrawasih benar-benar bukan isapan jempol bka. Menidurinya sekarang mungkin adh hal yang tepat. Inggrid memalingkan wajahnya, pria di depannya ini sudah tak tertolongkangi. Reputasi Henry benar-benar gp, sudah ratusan wanita th dia paksa tidur bersamanya. Namun, di hadapan uang siapa yang bisa menk dirinya? Uang dan kedudukan keluarganya merupakan kombinasi yang sangat kuat, hal ini membuatnya bisa mkukan apa pun yang dia mau. Inggrid benar-benar muak dengan pria hidung bng semacam Henry, dia mi memberontak dan berusaha melepaskan diri. Namun, Henry yang sudah tidak pakai baju menghampiri Inggrid. Inggrid hanya menutup matanya dan memalingkan wajahnya. Henrylu meremas kedua pipi Inggrid dengan satu tangan. "Kenapa? Takut melihat wajahku?" Inggrid hanya mendengus dingin dan tidak membs. Di luar ruangan, kedua pendekar itu tiba-tiba membuka matanya bersamaan dengan lift yang terbuka. Dm sekejap kedua orang iningsung bersiaga dan memasang kuda-kuda bertahan. Tugas utama mereka adh menjaga kesmatan tuan muda mereka yang kelima ini. Pintu lift terbuka dan pada saat itu juga, tampak seseorang dengan wajah bengis dan aura membunuh yang kuat. Namun di tangannya terlihat orang berlumuran darah yang tidak berdaya. Yosef! Tidak butuh waktuma untuk menyadari bahwa orang yang terluka itu adh Yosef. Tanpa ragu-ragu, kedua pendekar ini maju secara bersamaan. Mengambil pisau dari balik baju mereka, kedua pendekar ini menyerang Randika dari jarak jauh. Randika, dengan wajah tenangnya, mengangkat Yosef dan menggunakannya sebagai tameng. Dm sekejap seluruh pisau yang myang itu menancap di tubuh Yosef. Yosef, yang sudah sekarat, menerima semua serangan itu tanpa bisa menahannya satu pun. Teriakan kesakitan sama sekali tidak terdengar, suara napasnya pun sudah tidak terdengargi. Kedua pendekar ini berhenti bergerak dan mengerutkan dahinya. Lawannya ini benar-benar kejam. Ketika mereka merasakan aura membunuh Randika, kerutan di dahi mereka bertambah. Sma bertahun-tahun ini, mereka belum pernah melihat aura membunuh yang sebesar itu. Kedua pendekar itu menatap Randika yang pehan keluar dari lift dengan Yosef yang masih dipakainya sebagai tameng. Melempar Yosef ke samping, Randika dan kedua pendekar itu saling bertatapan. Kedua pihak tahu bahwa mereka sama-sama hebatnya. Suasana lorong ini sudah benar-benar mencekam, orang biasa sudah akan kesulitan bernapas. Lalu dm sekejap, kedua pendekar itu bergerak dan menerjang ke arah Randika. Mereka menyerang dari kedua sisi Randika, satu di kiri dan satu di kanan. Serangan kombinasi mereka ini sudah mereka asah mlui pengman hidup mati sma bertahun-tahun. Bahkan jikawan mereka itu lebih kuat, dengan serangan kombinasi ini tidak adawan yang berhasil bertahan hidup. Ekspresi wajah Randika masih tetap tidak berubah, tetapi ketika kedua pendekar itu bergerak dan sudah dekat dengannya, kaki kanannya menendang sesuatu! Bersamaan dengan kakinya itu, Yosef, yang sudah mati, melesat menuju kedua pendekar tersebut. Kedua pendekar ini terkejut dan melompat untuk menghindar,wannya benar-benar kejam. Serangan Randika ini berhasil mengacaukan serangan kombinasi mereka. Dan pada saat ini, Randika sudah sangat dengan mereka berdua. Buruk! Keduanya masih belum mendarat di tanah, apab Randika menyerang sekarang maka mereka tidak akan bisa menghindar. Jadi satu-satunya jn adh memblokir serangannya. Namun, perasaan ngeri mi muncul ketika mereka melihat tatapan mata Randika. Serangan Randika benar-benar luar biasa cepat. Tanpa disangka, Randika sudah myangkan lebih dari 20 pukn pada keduanya. Mereka bertiga bertukar pukn. Meskipun sempat memukul Randika, kedua pendekar ini lebih banyak bertahan. Serangan Randika yang bertubi-tubi itu benar-benar kuat dan cepat, sulit untuk menahannya. Di bawah serangan Randika, kedua orang ini mi terpojok. Dua tangan mwan empat tangan! Semakin mereka bertukar pukn, semakin terkejut mereka. Pada saat ini, di antara serangan-serangan Randika, tiba-tiba kepn tangan itu berubah menjadi tpak tangan yang mendarat di tubuh mereka. Dengan ledakan tenaga dmnya, kedua pendekar ini melesat jauh. Namun, kedua pendekar ini segera berdiri dan menatap Randika. Kali ini tatapan mereka berdua mengandung rasa takut. Masih muda tetapi sudah sekuat ini? Siapa dia sebenarnya? Sejak kapan tuan muda mereka menyinggung seseorang ahli b diri seperti ini? Kedua pendekar ini mengerutkan dahinya, pertama kalinya mereka berdua terpojok seperti ini. Pada saat ini, di dm ruangan, Henry sudah melepasanya. Sekarang dia hanya memakaia dmnya. Henry memperhatikan Inggrid yang masih menutup matanya dan tertawa. Dialu melempar Inggrid ke kasur. "Ah!" Inggrid terkejut. Ketika dia membuka matanya, dia melihat Henry sudah menindihnya dan hampir tnjang. "Henry, apa kau tidak memikirkan akibat dari tindakanmu ini?" Kata Inggrid sambil marah-marah. "Sudah" Kata Henry sambil menjti bibirnya. "Aku tidak peduli hubungan kedua keluarga kita menjadi rusak. Mereka hanya bisa pasrah ku aku bisa menanam benihku di perutmu itu, aku tidak peduli sma aku bisa menikmati tubuhmu ini." "Kurang ajar!" Inggridngsung meronta-ronta. Dia tidak menyangka bahwa Henry sudah serusak ini sampai-sampai berbuat di luar batas seperti ini. Henry yang menahan kedua tangan Inggrid itulu mengatakan. "Aku dengar kamu sudah menikah? Tidak apa-apa, aku sebenarnya suka perempuan yang lebih muda dariku." Chapter 154: Lahirnya Seorang Kasim Chapter 154: Lahirnya Seorang Kasim Inggrid kembali berusaha mwan, tetapi karena tangannya terikat dan ditindih oleh Henry, dia sama sekali tidak berdaya. "Semakin kau mwan, aku semakin senang." Kata Henry sambil tertawa. Menatap Henry dengan tatapan marah, Inggrid berteriak keras. "Bahkan seribu tahun pun, aku tidak akan tunduk dengan pria mesum sepertimu!" "Mesum? Aku suka dengan julukan itu." Kata Henry sambil tersenyum. Dialu mi merobek baju Inggrid, sudah tidak sabar melihat dada yang ada di balik baju tersebut. Apakah kesucianku akan diambil hari ini? Pemikiran seperti itungsung terlintas di benak Inggrid. Tetapi di tengah keputus asaannya itu, sosok Randika tiba-tiba muncul. Dia dapat dengan js melihat sosok suaminya itu tersenyum padanya, hatinyalu mengepal keras. Akankah kau datang untuk menymatkanku? Pada saat yang sama, di luar pintu ruangan, Randika masih bertarung dengan kedua pendekar andn keluarga Alfred. Detik demi detik, aura membunuh Randika semakin besar. Inggrid yang ada di balik pintu itu sudah pasti sedang menunggu dirinya. Aura membunuh yang kian besar itu membuat kedua pendekar ini ketakutan dan sulit bernapas. Mengepalkan tinjunya, tatapan mata Randika menjadi serius. Dengan kecepatan cahaya, dia melesat ke arah kedua pendekar itu. Tangan kanannya yang bagaikan peluru dan jari-jarinya yang sudah penuh dengan tenaga dmnya, melesat dan menusuk ke sh satu tenggorokan pendekar! Pendekar itu sudah tahu dan siap dengan serangan tersebut tetapi dia tetap tidak bisa menghindar. Kecepatan Randika benar-benar jauh lebih cepat darinya. Pendekar satunya benar-benar terkejut. Ketika dia ingin membantu temannya, Randika menghantamnya dengan tinjunya hingga dia terdorong mundur. Pukn Randika benar-benar kuat, dia sama sekali tidak bisa berhenti mundur. Tahu-tahu dia sudah menabrak keras tembok. Pendekar paruh baya ini ingin kembali berdiri tetapi rasa sakit yang menyakitkan mi menguasai tubuhnya. Dan di saat yang bersamaan, Randika sudah berdiri di hadapannya. Melihat tatapan mematikan Randika, pendekar ini ingin memohon ampun atas nyawanya. Tetapi Randika dengan keras menendang sngkangannya dan membuatnya pingsan. Sambil tangannya berlumuran darah, tatapan Randika jatuh pada pintu ruangan yang tidak terjaga. Pada saat ini, Henry sudah meskan air liurnya ketika melihat wajah tidak berdaya Inggrid. Dia sudah bersiap menurunkana dmnya dan menanamkan benihnya. Namun pada saat ini, dari arah pintunya terdengar suara ledakan yang keras. Pintu itu dengan mudah lepas dari engselnya dan menatap tembok. Henry terkejut bukan main, dialu menatap ke arah pintu. Inggrid juga membuka matanya, apakah itu benar-benar dia? Sosok Randika muncul di mata mereka berdua, Henryngsung mengerutkan dahinya. "Siapa kamu?" Inggrid sudah menatap Randika dengan perasaan bahagia dan setetes air mata. Dia benar-benar datang untuk dirinya! Randika menatap kedua orang itu di atas kasur, dia melihat istrinya hendak diperkosa oleh anak manja dari keluarga kaya itu. Rasa marahnya itu segera memuncak dan membuat udara bergetar. Dm sekejap dia sudah berada di depan Henry dan menendangnya. Dengan cepat Henry tergeletak dintai dan meringkuk kesakitan. "Maaf aku tembat." Tatapan mata Randikangsung melunak ketika berbicara dengan Inggrid, dialu melepas ikatan di tangannya. Seth lepas, Inggridngsung memeluk erat Randika. Hatinya merasa lega dan air matanya tidak bisa berhenti. Randika membs pelukannya itu dan mengelus-elus rambut istrinya. "Maafkan aku, kamu mengmi semua ini gara-gara aku." "Aku kira aku tidak akan pernah melihatmugi." Inggrid tidak bisa berhenti menangis. Apab dia benar-benar diperkosa oleh Henry, Inggrid tidak pernah akan berani bertemu dengan Randikagi. "Sudah, sudah, tidak akan ada orang yang bisa memisahkan kitagi." Randika kembali menenangkan Inggrid. Dan pada saat ini, Henry mi berdiri dan melihat mereka berdua sedang berpelukan. Henrylu mendengus sambil mengatakan. "Ternyata si suami yang datang." "Sayang, biarkan aku mengatasi orang itu dulu ya." Kata Randika sambil mengusap air mata Inggrid. Dialu datang menghampiri Henry. "Apa Apa maumu?" Henry benar-benar ketakutan,a dmnya terlihat mi basah. "Menurutmu apa yang akan kkukan?" Randika menatap anak kelima dari keluarga Alfred itu dengan tatapan jijik, nada suaranya penuh dengan ancaman. Henry sudah merasakan niat membunuh Randika yang meluap-luap. Dialu berteriak. "Berani menyentuhku maka kau akan mati, aku punya anak buah yang mampu membunuhmu hanya dengan satu jari!" "Maksudmu dua kakek tua di luar itu?" Kata Randika dengan santai. Mendengar nada Randika itu, Henry mi memiliki perasaan tidak enak. Dia menarik napas dan berteriak keras. "Oi tua bangka, ada musuh menerobos masuk!" Seth beberapa saat, tidak ada orang yang menjawabnya. "Orang mati tidak akan bisa mendengar suaramu." Tatapan Randika menjadi dingin, dialu menampar Henry dengan keras. Dm sekejap Henry merasa pusing dan sh satu giginya copot! Benar-benar kekuatan yang mengerikan. Henry benar-benar merasa bumi berguncang, dia sudah tidak mampu berdirigi dan jatuh di tanah. Seth beberapa saat, Henry sudah kembali normal. Melihat wajah mengerikan Randika itu, dia mi menjadi panik. "Kau tahu aku siapa? Aku adh keturunan dari keluarga Alfred, kau tidak bisa menyentuhku! Jika kau macam-macam, keluargaku tidak akan tinggal diam." Mendengar ancaman kosong Henry itu, Randika hanya menggelengkan kepnya. Semut tetah semut, di hadapan singa mereka bukah apa-apa. "Keluarga Alfred dari Jakarta?" Tanya Randika dengan wajah datar. Henry merinding ketika melihat ekspresi Randika. Dialu mengatakan. "Benar, aku adh anak kelima dari keluarga Alfred dari Jakarta. Sekarang, lepaskan aku atau kau akan menerima takdir yang lebih kejam daripada kematian." "Oh ya? Ku begitu aku akan membunuh mereka satu per satu." Tatapan Randika menjadi dingin dan tanpa berpikir panjang, dia menginjak keras sngkangan milik Henry! Dm sekejap, suara telur pecah terdengar dengan js. Wajah Henry benar-benar pucat pasi seperti kertas. Randika sudah menghancurkan garis keturunan milik Henry. "AGHH!" Suara kesakitan seperti rintihan babingsung terdengar, Henry merasakan rasa sakit yang bukan main. Dia memegangi buah zakarnya dan berputar-putar dintai. Randika memastikan Henry tidak bisagi berbuat seperti ini pada wanitain untuk smanya. Henry resmi menjadi kasim, mungkin ini adh waktu yang tepat baginya untuk bertobat. "Sin Kau Berani-beraninya kau!" Henry masih kesakitan, tetapi menggunakan sisa tenaganya dia menatap Randika dengan tatapan kebencian. Dia ingin menguliti Randika hidup-hidup. "Jika aku melihat kau masih ada di kota ini, aku akan membunuhmu." Kata Randika dengan muka serius. Seth mendengar hal tersebut, Henry sudah tidak berani menatap Randika. Randikalu berkata sekaligi. "Kali ini aku akan membiarkanmu pergi dari sini. Tetapi ku kau ingin membs dendam, datanh kapan saja dan aku akan mdenimu. Tetapi ku kau berani menyentuh Inggrid ataupun keluarganya, aku akan memburumu dan keluargamu. Mayat kalian akan kugantung di depan rumah kalian!" Chapter 155: Lampu Hijau Chapter 155: Lampu Hijau Randikalu membawa Inggrid kembali ke rumah. Melihat nona mudanya itu kembali, Ibu Ipah menangis bukan main. Mereka berduangsung berpelukan dan Ibu Ipah tidak berhenti meminta maaf. Para pendekar yang dibawa Yosef ke rumah ini sudah tidak ada, tetapi kekacauan yang ditimbulkannya masih tetap ada. Luka Ibu Ipah tidak memungkinkannya untuk membereskan ini semua. Namun, semua ini hanyh mash kecil. Yang paling penting adh Inggrid berhasil png dengan smat. "Apa nonapar? Ibu akan menyiapkan sesuatu." Kata Ibu Ipah dengan cepat. Inggrid mengangguk dan Ibu Ipah segera pergi ke dapur. Melihat wajah pucat Inggrid, Randika merasa hatinya menjadi sakit. Dialu menggendong bhan jiwanya itu ke sofa. Mereka berdua hanya duduk dengan diam sambil berpegangan tangan. Seth makan mm bersama-sama, Inggrid merasa dirinya benar-benar capek dan ingin kembali ke kamarnya untuk tidur. Sambil menggendong Inggrid, Randika ikut masuk ke kamarnya. "Beristirahah dengan tenang ya sayang, besok kamu tidak usah masuk ke kantor." Kata Randika dengan nada lembut. Randika kemudian mengecup dahi Inggrid sambil tersenyum tulus. "Iya." Inggrid hanya mengangguk pn. "Ku begitu smat beristirahat." Randikalu berdiri. Seth menutup tirai jend, Randika hendak pergi dari ruangannya. "Tunggu..." Inggrid tiba-tiba menangkap tangan Randika. "Kenapa sayang?" Randika tampak bingung. "Tunggu aku sampai tertidur." Kata Inggrid dengan suara yang sangat pn. Randikalu tersenyum dan duduk di samping Inggrid yang sedang tiduran. "Kamu tidak perlu khawatir, aku akan menunggumu sampai kamu tertidur. Beristirahah dengan tenang." Inggridngsung tersipu malu, hatinya terasa hangat. Seth memejam mata beberapa saat, Inggrid mengatakan. "Ran aku tidak bisa tidur." "Hahaha ku gitu ayo kita lihat TV." Inggrid masih khawatir dengan keluarga Alfred. Kekuatan dan pengaruh keluarga Alfred bukah main-main. Ith kenapa seorang suruhan seperti Yosef berani berjn dengan tubuh yang tegak. Itu semua karena reputasi keluarga Alfred yang benar-benar luas. Keluarga Alfred benar-benar mampu mengguncang bumi dan memutarngit hanya dengan satu mm. Hal ini membuat Inggrid tidak bisa tidur. Melihat wajah resah Inggrid, Randika memeluk pundaknya sambil terus menonton TV yang ada di dm kamar. "Sayang, kamu tidak usah khawatir. Suamimu ada di sini dan slu akan melindungimu. Keluarga Alfred itu tidak akan bisa menyentuhku ataupun menyurimugi seperti tadi. Mereka tidak punya kekuatan untuk mwanku." Namun Inggrid masih mengerutkan dahinya. Kata-kata Randika hanya terdengar seperti penghiburan sementara baginya. Yang membuatnya makin resah adh Randika membunuh kedua pendekar ks atas dan Yosef untuk menymatkan dirinya. Terlebihgi Randika melukai Henry, keluarga Alfred pasti tidak akan tinggal diam. Inggrid mengh napas di dm hatinya. Satu-satunya jn terbaik adh meminta maaf pada keluarga Alfred dan kembali ke Jakarta. Seth dia memutus hubungannya dengan Randika, seharusnya mereka tidak akan mengincar suaminya ini. Seth dia kembali ke Jakarta, dirinya akan memenuhi perjanjian keluarganya dan menikahi Henry. "Kenapa kamu masih terlihat khawatir seperti itu?" Randika pura-pura terlihat tidak senang. "Ku kamu terus seperti itu,mama aku akan menghukummu. Masih berani tidak percaya dengan suamimu ini? Inggrid hanya menatap diam Randika. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk mengingat-ingat pertemuan pertama mereka. Pria ini hanyh seorang penjual mie ayam yang kasar dan bau keringat, tetapi seth itu dia membantu dirinya mengembangkan parfum, mengusirkiki mesum yang mengejar dirinya. Belumgi dia menymatkan dirinya dari serangan seorang pembunuh, menemani dirinya ke kota Merak dan membantu dirinya secara diam-diam untuk mendapatkan kontrak kerja yang menguntungkan. Semua hal ini melintas secara bersamaan di pikiran Inggrid. Ketika Randika menggoda dirinya, meraba dirinya, bahkan kemarin dia semman bercumbu dengannya, semua itu membekas di dm dirinya. Pada saat ini, Inggrid akhirnya sadar seth hidup bersama-sama dengannya, dia th jatuh cinta pada Randika. "Hmm? Kenapa?" Randika menatap Inggrid yang terus terdiam itu, dialu tersenyum hangat. Dia sendiri bingung, kenapa istrinya diam saja? "Ran, kamu ingat ketika kita pertama kali bertemu?" Tanya Inggrid. "Tentu saja aku ingat. Pada saat itu kamu mengancamku bisa melenyapkanku dengan 100 cara dari kota ini." Kata Randika sambil tertawa. Pada saat itu dia tidak menyangka akan diajak menikah oleh seorang perempuan cantik seth dia tiba di Indonesia. Inggridlu berkata dengan wajah yang memerah. "Kamu sendiri yang memaksaku berkata seperti itu." Inggridlu mengenang masalu itu. Dia mengingat saat di mana perusahaannya membutuhkan uang dan seseorang misterius dari dunia bawah tanah menyuruh Inggrid menikahi Randika sebagai syarat peminjaman uang. Meskipun awalnya tidak mau, Inggrid terpaksa setuju demi ambisinya. Tapi Inggrid sendiri tidak menyangka, orang itu akan menjadi pangeran yang benar-benar mencuri hatinya. Jika Randika tahu hal tersebut, dia dapat dengan mudah menebak bahwa orang itu adh Bn Kegpan. Musuhnya itu berusaha membuat Inggrid menjadi kelemahan Randika. Jika rencana Bn Kegpan berjnncar, Randika akan jatuh cinta pada Inggrid dan Ares akan mudah dikendalikan. Bn Kegpan menyadari ini sejakma, kelemahan Ares sang dewa perang adh perempuan. Pada saat itu Bn Kegpan beranggapan bahwa itu adh kelemahan terbesar Randika. Beberapa kali Inggrid diracuni dan diserang, tetapi takdir berkatain. Randika berhasil menymatkan Inggrid dan keduanya makin dekat karenanya. Kedua pasangan ini mi bercerita mengenai pertemuan pertama mereka dan bagaimana Randika slu meraba dirinya. Dari waktu ke waktu, Inggrid slu tersenyum manis dan Randika akan mengusap kepnya. Merasa malu, Inggrid memukul pn Randika seperti anak kecil. Inikah kebahagiaan? Inggrid benar-benar merasa hangat, dia tidak menyangka jatuh cinta akan semenyenangkan ini. Waktu berjn dengan cepat, tanpa sadar 1 jam th belu. Randikalu berkata dengan nada lembut. "Sayang, hari sudah mm dan kamu perlu istirahat. Besok kita akan menjauhi pekerjaan dan menikmati hari berdua saja bagaimana?" Inggrid mengangguk pn. Tetapi ketika melihat Randika yang hendak berdiri, Inggrid menarik tangannya dan berkata dari balik selimut. "Kamu hari ini tidur di sini saja." Seth mengatakannya, jantung Inggrid berdetak dengan hebat dan wajahnya sudah merah sekali. Tidur bersama? Randika terkejut kemudian dia menatap Inggrid yang bersembunyi di balik selimut. Mungkinkah penantiannya akan berakhir? Randikangsung tersenyum, sepertinya mm ini akan menjadi mm yang panjang. "Baih." Randika tidak sungkan-sungkan. Dia segera masuk ke dm selimut sambil tersenyum. Semua proses ini tidak lebih dari 3 detik. Melihat tubuh Randika dari balik selimut, Inggrid menjadi panik. "Tolong matikanmpunya." Oh? Pengen dm keadaan gp? Tidak mash! Lebih cepat dari petir, Randika sudah mematikanmpu dan tiduran kembali di kasur. Kedua orang ini terdiam cukupma. Ruangannya sudah gp gulita dan hening. Oleh karena itu, suara detak jantung Inggrid benar-benar menggema di kedua telinga mereka. Tangan Randika secara pehan bersentuhan dengan tangan Inggrid. Ketika tangannya itu bersentuhan, dia merasa Inggrid tiba-tiba gemetaran. Namun, Inggrid tiba-tiba menggenggam tangannya. Lampu hijau! Randika menjadi senang bukan main. Dia dengan cepat masuk ke dm selimut dan menindih Inggrid. Inggrid hanya menutup matanya. Meskipun sedikit takut, hari ini dia memutuskan menerima cinta Randika. Tetapi seth menunggu cukupma, tidak terjadi apa-apa. Mau tidak mau, Inggrid membuka matanya sambil penasaran. Ternyata dia melihat Randika sedang menatap dirinya. "Kamu benar-benar cantik." Kata Randika sebelum mencium Inggrid! Chapter 156: Malam Pertama Chapter 156: Mm Pertama Ketika Randika menciumnya, rasa lembut itungsung mengisi dirinya. Bagi Inggrid tubuhnya justru terasa kaku beberapa saat, tetapi kemampuan Randika dm memimpin sangah bagus. Merasakan ketegangan yang dimiliki Inggrid, Randika tidakngsung bermain dengan lidahnya. Dia berusaha membuat Inggrid menikmatinya dan membuatnya tenang dulu, kelembutan ini membuat Inggrid makinma makin tenang dan mi menikmatinya. Sebelum mm ini, Inggrid slu mwan ketika dicium oleh Randika. Kali ini dia benar-benar menggunakan hati dan jiwanya bersatu dengan pria yang dicintainya. Dia benar-benar tenggm dm sensasi ini, tetapi sekarang dia meminta lebih. Awalnya Randikah yang mengatur tempo tetapi sekarang Inggridh yang semakin liar. Inggrid semakin erat memeluk Randika dan mi memainkan lidahnya. Pada saat yang sama, Randika makin membuatnya leleh dengan kemampuan menciumnya. Randika dengan ganas menjjah seluruh tubuh Inggrid, setiap inci tubuh ini, setiap tarikan napas, semua hal yang mengenai Inggrid adh miliknya. Tangannya tidak pernah berhenti menyerang dada Inggrid. Rasa empuk yang luar biasa itu mengisi penuh tangannya, meskipun masih dibalut oleh beha keempukan itu sama sekali tidak berkurang. Puting Inggrid sudahma mengeras berkat rangsangan Randika, seluruh tubuhnya seakan-akan menjadi ringan dan bertambah panas. Ciuman ini sudah bengsung 1 menit, Inggrid benar-benar kehabisan napasnya. Randika sudah berniat untuk mnjutkan hubungan ini lebihnjut. Inggrid membuka matanya dan melihat Randika sangat dekat dengan wajahnya. Randika tampak sedikit tertatih-tatih sambil tersenyum padanya. Namun, Inggrid sudah tidak bisa menahan desahannya ketika Randika kembali meremas dadanya. "Bagaimana sayang?" Kata Randika sambil tersenyum. "Apakah aku berhasil membuatmu keluar?" Inggrid tersipu malu, tentu saja dia sudah keluar lebih dari sekali. Ketika Inggrid ingin membsnya, mulutnya kembali ditutup oleh Randika. Bagaikan badai, kedua lidah itu bertempur sekaligi. Inggrid makin mengg dan makin antusias mkukannya. Mereka mi berguling sambil terus berciuman, kadang Inggrid di atas, kadang Randika yang di atas. Seth forey sma itu, Randika merasa bagian bawahnya sudah mi sakit dan ingin meledak. Dia mi membuka bajunya. Seth bajunya terbuka, dia segera membukaanya. Melihat Randika yang membuka bajunya di atasnya, Inggrid kembali menutup matanya. Tetapi rasa penasaran membuatnya membuka matanya, dia ingin melihat tubuh tnjang Randika. Dan tentu saja, dada bidang, perut sixpack dan otot-ototinnya terlihat sungguh menggoda. Mau tidak mau Inggrid sedikit merasa kagum, tetapi tiba-tiba Randika membukaa dmnya! "Tidak!" Inggrid memalingkan wajahnya, dia masih belum siap melihat pemandangan vulgar itu. "Sayang, jangan khawatir. Bukh matamu dan lihah." Kata Randika dengan nada yang lembut. "Tidak mau" Inggrid masih menutup matanya, dia masih merasa malu. Randika tidak terburu-buru meskipun hawa nafsunya sudah mencapai puncaknya. Dia kembali menindih Inggrid dan menciumnya kembali. Kali ini, dia bekerja dari atas dan mi turun ke bawah. Pada saat yang sama tangannya sudah melucuti pakaiannya Inggrid. Piyama itu mi terbuka dan sekarang hanya tinggal beha dana dm Inggrid yang menghngi Randika. Satu set beha dana dm berwarna biru itu benar-benar menggoda. Di balik semua itu, ada keindahan yang sudahma dinantikan oleh Randika. Randika kembali menatap Inggrid dm-dm. Pada saat ini Inggrid masih menutup matanya, dia benar-benar mempercayakan semuanya pada Randika. Randika mencium pundak dan leher Inggrid, kemudian dia mi turun ke bawah dan mencapai ke bagian dada. Bersamaan dengan desahan erotis dan keadaan yang makin memanas, mm ini ditakdirkan akan menjadi mm pertama bagi pasangan suami istri ini. ............. Hari berikutnya, Inggrid terbangun dan membuka matanya. Hal pertama yang dilihatnya adh Randika yang tersenyum sedang mengelus rambutnya. Sambil merasa malu, Inggrid bertanya. "Kenapa?" "Aku cuma tidak menyangka, kenapa istriku tercinta begitu cantik." Kata Randika sambil tertawa. Seth hubungan badan mereka yang pertama, sifat Inggrid benar-benar th berubah. Sebelum ini Inggrid bagaikan sosok orang dewasa yang keras, bagaikan bunga yang kehngan kecantikannya meskipun bunga itu terkenal cantik. Tetapi seth kejadian semm, bunga itu berhasil mekar dengan sempurna dan memancarkan keindahannya pada dunia. Istrinya jadi jauh lebih cantik. Randika yang merasa bahagia mencium kembali Inggrid, yang tentu saja disambut dengan baik. "Sayang, kamu mau mkukannyagi?" Randika berbisik di telinga Inggrid. "Tidak!" Inggrid tersipu malu dan menknya dengan cepat. Tubuh bagian bawahnya masih terasa sakit. Tubuhnya benar-benar merasa kebas, butuh beberapa saat bagi dirinya untuk menghngkan rasa sakitnya ini. Randika juga tidak terburu-buru, istrinya ini juga tidak akan pergi ke mana-mana. Keduanyalu tidurangi sambil menonton TV. Sambil berpelukan dan mengintip Inggrid yang masih bugil itu, nafsu Randika mi naik kembali. Dan ketika Inggrid memakai pakaiannya, Randika masih berusaha mengajak Inggrid untuk mkukannyagi. Meskipun kemarin mereka mkukannya lebih dari 4x, tubuh Inggrid benar-benar membuat Randika tidak bisa melupakannya. Seth berusaha dengan keras menk Randika, kedua orang ini berpakaian dan turun ke bawah untuk makan. Makanan sudah tertata rapi di atas meja, tetapi Ibu Ipah tidak terlihat. Sepertinya dia sedang pergi. "Ayo sayang makan yang banyak," Randikangsung menyodorkan banyak makanan di piring Inggrid. "kamu harus memulihkan staminamu itu agar nanti mm kita bisa mkukannyagi. Inggrid menundukan kepnya sedangkan Randika terlihat bingung. Mungkinkah dirinya telu memaksa? Tetapi, Inggrid Elina sudah berubah. Dia sudah tidak marah-marahgi terhadap kegenitan suaminya itu. "Bukankah telur lebih bagus buatmu? Aku dengar-dengar itu lebih baik untuk vitalitas pria." Kata Inggrid. "Tidak mash, suamimu ini punya tubuh yang kuat. Aku bisa mkukannya seharian ku aku mau." Kata Randika sambil berkedip pada Inggrid. Inggridngsung tersipu malu. Dia kembali mengingat mm pertama mereka dan Randika yang terus menerus menghantam pistonnya itu. Inggrid merasa dirinya myang kengit karena sensasi tersebut. "Lagip kamu pasti capek sekali kan kemarin? Aku sendiri tidak menyangka kamu akan seagresif itu. Nanti kita kembangkangi kemampuanmu itu." Kata Randika sambil tertawa. "Apaan sih." Inggridngsung memalingkan wajahnya, wajahnya sudah benar-benar merah. Kemarin mm ketika suasananya makin mengg, Inggrid menindih Randika dan mi bergerak sendiri. Dengan dirinya yang berada di atas benar-benar membuat Inggrid bisa menemukan titik nikmatnya sendiri dan mengatur iramanya. Tetapi kata-kata Randika barusan membuatnya dia tergeleng-geleng, kenapa bisa dia bertindak seperti itu? Melihat rona wajah merah di wajah Inggrid, Randika ingin menggodanyagi. Sarapan ini benar-benar paling menyenangkan yang pernah mereka berdua rasakan. Seth sarapan yang menyenangkan ini Inggrid menatap Randika dan berpikir ketika dirinya meninggalkan Randika demi kembali ke keluarganya, apakah dia tidak bisa melihat sosok pria yang dicintainya ini? Memikirkan hal ini membuat Inggrid tidak bisa menahan rasa sedihnya itu. Dia baru pertama kali merasakan rasa bahagia seperti ini dm hidupnya, dia tidak ingin hubungan ini berakhir. "Lagi mikirin apa?" Melihat Inggrid yang mengerutkan dahi, Randika penasaran. "Tidak apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan pekerjaan." Kata Inggrid sambil tersenyum. Inggridlu berdiri dan mengatakan. "Aku hari ini akan ke kantor." Namun, bukannya pergi kentai atas untuk berganti baju Inggrid justru menghampiri Randika. "Hmm? Kenapa sayang? Masih belum puas?" Randika kemudian mencubit hidung Inggrid dan tersenyum. Tiba-tiba, Inggrid mencium Randika! Ciuman mendadak ini membuat Randika terkejut tetapi dia secara otomatis meresponnya. Seth 1 menit, kedua orang ini berpisah. "Aku pergi dulu ya." Kata Inggrid. "Baih, hati-hati di jn. Nanti aku akan menyusulmu, ku aku datang dan melihatmu menyiksa dirigi, siap-siap menerima hukumannya." Kata Randika sambil tertawa. Dia tidak menyadari air mata yang mes di mata Inggrid. Hati Inggrid benar-benar terasa sakit. Sambil membkangi Randika, dia mengangguk. Perpisahan ini benar-benar membuat dirinya tidak bisa menahan air matanya. Seth mengantar kepergian Inggrid, Randika benar-benar merasa bahagia. Dia merasa segar dan bertenaga, suasana hatinya benar-benar bagus. Bahkan luka internalnya sudah tidak pernah kambuh dan sup obat kakeknya itu benar-benar membantu dirinya. Dia merasa dirinya th bertambah muda beberapa tahun. Dengan wajah gembira, Randika juga pergi dari rumah. Namun, dia tidakngsung pergi ke kantor, dia menuju rumah sewaannya Indra. Dia sudahma tidak menengok adik seperguruannya itu. Dia tidak tahu kegiatan apa yang dkukan oleh Indra akhir-akhir ini. Ketika dia sampai di rumahnya Indra, dia bisa mendengar suara tawa yang keras. Dan ketika dia membuka pintu kamarnya, dia melihat Indra dan boneka ginseng sedang tertawa bersama. Melihat Randika, Indrangsung tersenyum. "Kakak seperguruan!" Ketika boneka ginseng itu melihat Randika, ia juga bahagia. Dengan cepat ia memanjat ke pundaknya Randika kemudian menjulurkan tangannya yang gemuk dan putih itu. Dia mi mencolek-colek pipi Randika. "Geli tahu, hentikan!" Randika merasa tidak berdaya, boneka inimama makin nakal. "Hah!? Kak, sejak kapan boneka ginseng ini akrab sama kakak?" Indra terlihat bingung. Sma ini kakak seperguruannya itu terobsesi dengan sahabatnya itu dan mereka bisa dikatakan adh musuh. Kenapa mendadak mereka terlihat akrab? "Aku dan boneka ini sudah saling memahami satu samain." Randika tertawa dan duduk di samping Indra. Boneka ginseng itu lompat dan mendarat di kep Indra. Sepertinya ia paling menyukai kep Indra sebagai tempatnya untuk tidur. "Itu bagus sekali! Dulu kakak pernah ngomong mau memakannya, untung kakak sudah bersahabat dengannya." Kata Indra sambil tersenyum. Tetapi ketika mendengar kata ''memakannya'', boneka ginseng itu terlihat kaget dan melompat-lompat di kep Indra. Kedua tangan mungilnya menjambak rambut Indra. "Oh? Aku sh ngomong?" Tanya Indra. "Omong-omong bagaimana perkembangan b dirimu? Aku hari ini nganggur, aku bisa memberikanmu arahan." Kata Randika sambil tersenyum. Mata Indra tampak berbinar-binar, dia kemudian berdiri. "Kakak baik sekali! Tolong lihat teknikku ini dan katakan di mana shnya." Indra yang tiba-tiba berdiri itu membuat boneka ginseng di kepnyangsung jungkir balik dan terjatuh di kasur. Randika tidak bisa berhenti tertawa ketika melihat ekspresi sedih boneka ginseng tersebut. Sepertinya boneka itu pertama kalinya dicueki oleh Indra. .......... Seth mengajari Indra, Randika meninggalkan rumahnya Indra dan berjn menuju kantornya. Ketika dia sampai, Randikangsung menuju ruangannya seperti biasa. Saat dia sampai, Randikangsung disambut oleh para bawahannya. "Pak Randika tembatgi, hati-hati pak nanti bisa-bisa dipecat." "Bodoh kamu, atasan kok dipecat!" Semuanya tertawa mendengar lelucon ini. "Oh? Pak Randika hari ini terlihat senang, habis main cewek ya pak?" "Ceweknya pasti cantik ya pak, pantas rasanya dompet bapak terlihat tipis hari ini." Para lki mesum ini tidak pernah lepas dari guyonan mesum, Randika tidak mempermashkannya. Justru lelucon seperti ini membuatnya lebih dekat dengan bawahannya. "Sudah, pak Randika ini pantas mendapatkannya. Lagip uangnya juga banyak." Randika kemudian tersenyum dan bercanda dengan mereka. Namun, tiba-tiba ada suara membentak datang dari bkang mereka. "Kalian ini ya, dilepas sedikitngsung ms. Sana kembali kerja." Melihat Kelvin yang datang, semuanya kembali bekerja. Kelvin sangat keras pada mereka, semuanya takut padanya. Jika Kelvin mau, mereka benar-benar akan dipecat. Randika menyadari hari ini Viona tidak ada di tempat, rasanya dia masih cuti untuk merawat neneknya itu. Seth memberikan arahan pada Kelvin, Randika segera berjn menuju kantornya Inggrid. Chapter 157: Aku Tidak Akan Melepasmu Begitu Saja Chapter 157: Aku Tidak Akan Melepasmu Begitu Saja Ciuman pagi hari tadi benar-benar masih membekas di bibir Randika. Bibir istrinya itu benar-benar lembut dan rasanya luar biasa nikmat. Karena sudah tidak ada pekerjaan yang mendesak, tentu saja Randika ingin bermesraan dengan Inggrid. Membuka pintu ruangannya Inggrid, Randika tersenyum. Tetapi dia terkejut ketika melihat tidak ada orang di dmnya. Jarang sekali melihat Inggrid tidak ada di ruangannya jam segini. Apa dia sedang rapat? Randika kemudian duduk di kursi Inggrid dan memutuskan untuk menunggunya di sini. "Lama sekali rapatnya, akumama menjamur." Seth menunggu sma setengah jam, Randika sudah membaca semua dokumen yang ada di meja Inggrid dan Inggrid sama sekali belum datang. "Kucari saja deh." Randika tidak mempunyai pilihan untuk mencari di mana Inggrid sedang rapat. Tetapi ketika dia sampai di ruang rapat, dia menyadari bahwa sama sekali tidak ada orang di sana. Pada saat ini Randika sudah merasakan firasat buruk. Di manakah Inggrid? Ku dia tidak rapat kenapa dia tidak ada di ruangannya? Apa dia pergi ke perusahaanin? Randika mengerutkan dahinya dm-dm, namun pada saat ini sekretaris Inggrid keluar dari sh satu ruangan. "Kamu melihat Inggrid?" Tanya Randika. "Tidak, bukannya Bu Inggrid hari ini tidak masuk?" Sekretaris itu mengerutkan dahinya. "Saya sudah menelepon handphonenya tapi sama sekali tidak diangkat. Bahkan aku rasa handphonenya mati." Tidak masuk? Firasat buruk Randika makin besar. Ku Inggrid tidak masuk, kenapa dia mengatakan akan masuk ke kantor? Dm sekejap satu dugaan muncul di benak Randika, Inggrid meninggalkan dirinya! Memikirkan hal ini, Randikangsung beri menuju pintu keluar. "Pak, ada apa pak?" Sekretarisnya Inggrid itu benar-benar bingung melihat Randika yang tiba-tiba beri. Randika tidak memedulikannya dan cepat-cepat menuju lift. Hatinya sekarang dipenuhi dengan rasa cemas. Jika istrinya itu benar-benar meninggalkan dirinya, dia pasti akan mengambil barang-barangnya yang ada di rumah! Randika dengan cepat beri menuju rumahnya, kecepatannya benar-benar bagaikan cahaya. Orang-orang hanya bisa melihat sebuah bayangan hitam melewati mereka, tidak mengerti sosok apakah itu. Tanpa berhenti satu detik pun dan tidak peduli dengan tubuhnya, Randika berhasil mencapai rumahnya. Saat dia masuk ke ruangan tengah, sudah tidak ada apa-apa. Semuanya th kosong! Randikangsung beri kentai atas dan membuka kamar Inggrid, kamar tersebut juga th kosong. Randika yang panik tidak bisa berpikir jernih, dia tidak tahu istrinya itu pergi ke mana. Randikalu duduk di sofa dintai bawah. Pada saat ini, matanya tertuju pada sebuah kertas yang berada di atas meja. Apab diperhatikan, tulisan rapi itu ternyata adh tulisannya Inggrid. "Terima kasih untuk sma ini, aku mencintaimu." Randika terdiam ketika melihat tulisan itu. Randika bingung kenapa Inggrid tiba-tiba meninggalkan dirinya, dia benar-benar cemas. Menemukan keberadaannya benar-benar merupakan hal terpenting untuk sekarang. Ke mana kira-kira Inggrid akan pergi? Ah, Ibu Ipah! Randika tiba-tiba teringat dengan pembantu super satu itu, dia pasti tahu ke mana Inggrid pergi. Dengan cepat Randika beri ke kamar Ibu Ipah. Namun, ruangan tersebut juga kosong. Randika benar-benar merasa tidak berdaya. Mengingat-ingat pagi tadi, kkuan istrinya itu benar-benar tidak biasa. Kenapa dia tidak menyadarinya? Sambil merasakan darahnya mendidih, Randika mengepalkan tinjunya. Aku tidak akan melepasmu begitu saja. Wu ke ujung bumi, aku akan menemukanmu! Namun, Randika tidak bisa mkukan semua ini sendirian. Dia harus mencari bantuan. Dialu teringat pada Elva dan Deviana, meminta bantuan mereka pasti akan menghemat waktunya. Tidak tahu cara untuk menghubungi Elva, Randika memutuskan untuk menemui Deviana. Dia akan meminta bantuannya dan memeriksa kamera di bandara dan stasiun kereta api. Tanpa ragu-ragu, Randika beri menuju kantor polisi di mana Deviana berada. Di kantor polisi, dua polisi sedang asyik mengobrol. Randika tiba-tiba mendobrak pintu masuk. "Hei, kamu tidak bisa mendobrak masuk begitu saja." Kata seorang polisi yang marah terhadap Randika. "Aku mencari Deviana." Kata Randika dengan napas tertatih-tatih. "Dia memang ada di sini, kamu siapanya ya?" Mendengar basa basi ini, Randika tidak punya waktu danngsung menerobos masuk. "Hei, kamu tidak boleh masuk sembarangan." Kedua polisi ini segera mengejar Randika. Pada saat ini, Randika berhasil menemukan Deviana. "Randika?" Deviana terkejut ketika melihat sosok Randika, kenapa dia bisa ada di sini? Pada saat ini, kedua polisi tadi akhirnya berhasil mengejar. "Pria ini menyarimu dan tiba-tiba menerobos masuk tanpa ijin. Apa dia memang kennmu?" "Benar ini temanku." Kata Deviana sambil mengangguk. Mendengar respon Deviana, kedua polisi ini kembali ke posisinya sem. Namun pada saat ini, polisi muda yang ada di dekat Randika itu mengerutkan dahinya. Mau apa pria tidak dikenal ini sama pujaan hatinya? "Aku minta tolong carikan seseorang dari kamera CCTV." Kata Randika. Deviana menatap Randika, dia tahu bahwa Randika sedang terburu-buru dan terlihat cemas. Tanpa berpikir panjang Deviana mengangguk setuju. "Terima kasih!" Polisi muda yang memperhatikan mereka dari samping tiba-tiba merasakan firasat buruk. Dia sudahma mengejar dan berusaha merebut hati Deviana tetapi dia tidak pernah mendapatkan respon yang bagus. Kedatangan pria tidak dikenal ini membuat dirinya cemburu dan tidak r melepas Deviana begitu saja. Terlebih, kenapa tatapan pujaan hatinya itu terlihat lembut? Hati Ruhul benar-benar merasa cemas. "Dev, kamu tidak boleh memberi bantuan seperti itu pada orang asing." Ruhul tiba-tiba nimbrung. "Tidak apa-apa, orang ini temanku. Dia sudah membantu kita berkali-kali." Kata Deviana sambil mengoperasikan komputernya. "Mau dia temanmu atau bukan, kamu tetap mnggar peraturan." Kata Ruhul. Deviana menatap Ruhul dan berkata dengan nada dingin. "Aku akan bertanggung jawab ku ada mash." Mendengar kata-kata Deviana yang dingin, Ruhul sama sekali tidak bisa apa-apa. Sedangkan Randika, dia tidak punya waktu dan tenaga untuk mdeninya. Pikiran dan tenaganya sekarang benar-benar terfokus untuk mencari Inggrid. "Kamu ingin memeriksa kamera pada jam berapa?" Tanya Deviana. "Dari jam 8 pagi. Periksh kamera bandara terlebih dahulu." Jawab Randika. Deviana mengangguk. Seth menelepon beberapa kali dan menggunakan otoritasnya, video dari kamera bandara Cendrawasih berhasil didapatkannya. Randikangsung melototi video tersebut. "Percuma kamu ingin memeriksa itu dengan mata tnjang. Mana mungkin bisa kamu menemukannya di antarautan manusia itu?" Sindir Ruhul. Randika tidak menjawab, matanya terfokus pada video tersebut dan sama sekali tidak melewatkan satu wajah pun. Jika Inggrid benar-benar meninggalkan kota, dia hanya punya dua cara : bandara dan stasiun kereta api. Namun, bandara seharusnya memiliki persentase yang lebih besar. "Hush, siapa suruh kamu berkomentar?" Deviana mengangkat kepnya, tatapan matanya benar-benar dingin. Kenapa Ruhul masih ada di sini? "Aku hanya berkata apa adanya. Itu sama saja mencari jarum di tengah tumpukan jerami." Ruhul mengh napas. Randika sama sekali tidak berkomentar. Dia masih melototiyar komputer, kamera keamanan benar-benar banyak. Namun, Deviana menyarankan Randika untuk berfokus pada pintu masuk. Jika orang yang dicarinya itu benar-benar pergi lewat bandara maka dia pasti muncul di kamera pintu masuk. "Siapa yang kamu cari?" Tanya Deviana. "Inggrid Elina." Jawab Randika sambil terus melototiyar. Deviana terkejut, Randika mencari bos perusahaan Cendrawasih? Tetapi Ruhul yang di samping justru terlihat sedang tersenyum. "Bos perusahaan Cendrawasih menghng? Kamu ini sungguh lucu. Ku dia benar-benar menghng bukankah itu sudah menjadi berita menghebohkan dan kantor kita sudah penuh dengan wartawan." "Kenapa kamu masih ada di sini? Pergi sana." Deviana sudah muak, wajah cantiknya sudah hng. "Aku cuma mengatakan yang sebenarnya." Ruhul menggelengkan kepnya. Namun, melihat Randika yang tetap tidak menjawab, dia makin besar kep. "Kejujuran memang menyakitkan." Deviana mendengus dingin, tetapi melihat Randika yang tidak berkomentar dia hanya bisa pasrah. "Ah, tapi aku sendiri penasaran. Apa hubunganmu dengan wanita tercantik dan terkuat di kota ini?" Ruhul makin besar kep karena Randika sama sekali tidak mwannya. "Atau jangan-jangan kamu inikiki yang mengincarnya juga? Dan Inggrid berusaha lepas darimu jadi dia meninggalkan kota ini?" Api amarah mi berkobar di hati Randika, tetapi dia harus fokus mencari keberadaan Inggrid. Dia sama sekali tidak punya waktu mdeni cecunguk! "Hahaha atau jangan-jangan dia kekasih gpmu? Dan sekarang seth dia tidak puas denganmu dan kabur kamu berusaha mencarinya?" Ruhul tertawa keras dan pada saat ini, Randika yang sama sekali tidak berkomentar akhirnya berbicara. "Jika satu katagi keluar dari mulutmu, aku akan membunuhmu." Aura membunuh Randika mi bocor! Ancaman kosong itu membuat Ruhul sama sekali tidak takut, dia justru tertawa. "Aku akan dengan senang hati melihatmu mencoba membunuhku." Melihat Randika sama sekali tidak mwan, Ruhul makin menjadi-jadi. "Aku heran kenapa kau masih mengejarnya? Bahkan kau sampai datang ke tempat ini dan mencarinya dengan susah payah. Kau tahu kenapa kau tidak bisa menemukannya? Karena dia sudah membuangmu!" Ruhul tertawa sekaligi, tetapi, dia melihat Randika menatap dirinya dengan tatapan mata seekor serig. Suara tertawanya itu berhenti dengan cepat. Kenapa tatapan pria itu seperti hewan yang buas? Ruhul tiba-tiba merinding, dan pada saat ini, tiba-tiba Randika sudah berada di depannya! Dm sekejap, tangan kanan Randika sudah mencekik erat tenggorokan Ruhul. Kekuatan tangannya itu benar-benar membuat Ruhul tidak bisa bernapas. Dia merasa lehernya akan patah, tangan yang meremas lehernya itu sama sekali tidak melemah. KRAK! Sepertinya suara tng patah sebentargi akan terdengar keras. Ruhul sudah takut bukan main, dia menatap Randika dengan ekspresi panik. "Randika!" Deviana dengan cepat berteriak, dia sangat paham kekuatan Randika. Dia khawatir Randika akan mengggi seperti kapan hari. Hari di mana dia membuat atasannya memakan peluru hingga masuk rumah sakit. Namun saat ini berbeda, Randika mkukannya di markas polisi dan di hadapan para polisi. Polisi yang memakan peluru itu, Rohim, sudah keluar dari rumah sakit dan mengundurkan diri tanpa menjskan apa-apa. Dan sekarang Ruhul sedang dm bahaya. Randika sama sekali tidak berbicara, tangan kirinya tampak memukul perut Ruhul. Ruhul merasa nyawanya kian mendekati ujungnya dan rasa sakit di perutnya sudah hampir tidak terasa. Deviana bisa merasakan niatan Randika yang hendak membunuh Ruhul. Dia dengan cepat menahan Randika dan berbisik di telinganya. "Ran sudah, pikirkan Inggrid. Kamu masih ada tugas yang lebih penting." Randika tidak menjawab, dia hanya menatap Ruhul yang myang itu. Para polisi sudah siaga ketika melihat adegan ini. Bahkan beberapa polisi sudah mencabut pistol mereka dan membidik Randika. Melihat wajah Ruhul yang sudah pucat pasi, Randika melepas genggamannya. Tiba-tiba Ruhul jatuh dengan keras dintai. Tanpa berkata apa-apa, Randika kembali duduk dan melototiyar komputer. Deviana akhirnya bisa bernapas lega. Sedangkan untuk Ruhul, yang sedang duduk dintai, bernapas dengan terengah-engah. Dia melihat sosok Randika yang diselimuti aura mengerikan itu, dia merasa bahwa pria itu bisa membunuhnya kapan pun dia mau. Ketakutan menyelimuti mata Ruhul dan rasa sakit di lehernya masih terasa. Belumgi perut yang ditinju Randika tadi benar-benar menyakitkan. Dialu berdiri denan susah payah dan meninggalkan tempat itu. Randika benar-benar tidak peduli dengannya, matanya kembali fokus padayar. Pada saat ini, setengah jam sudah belu. Tiba-tiba Deviana berhasil menemukan sosok Inggrid. "Itu dia!" Randikangsung memperhatikannya. Seorang wanita cantik dengan topi jeraminya dan seorang wanita paruh baya mengikutinya dari bkang. Js mereka adh Inggrid dan Ibu Ipah! Hati Randikangsung bergembira, akhirnya dia menemukan Inggrid! "Bisa kamu periksa tujuan mereka ke mana?" Randika menatap Deviana. "Tunggu sebentar, aku akan memintanya." Randika menunggu dengan sabar, Deviana memerlukan beberapa kali telepon. Seth menjskan situasi dan menggunakan otoritasnya sebagai penegak hukum, Deviana berhasil mendapatkan informasinya. "Mereka berdua memesan tiket untuk ke Jakarta." Kata Deviana. Tentu saja, kenapa Randika sama sekali tidak menyadarinya. "Apa kamu akan mengejarnya?" Deviana menatap Randika. Dia samar-samar menduga bahwa Inggrid adh orang penting di hidup Randika. Sambil mengangguk pn, Randika mengatakan. "Terima kasih atas bantuanmu." "Kamu sudah berkali-kali menolongku dan aku belum pernah berterima kasih. Kenapa sekarang kamu berterima kasih?" Deviana mengerutkan dahinya. Randika sedikit terkejut, dialu tersenyum. "Ku begitu,in kali biarkan aku mentraktirmu makan." "Nah itu baru Randika yang kukenal." Kata Deviana sambil tersenyum. Melihat sosok Randika yang pergi, Deviana merasakan akan ada badai yang mnda kota ini. Seth pergi dari kantor polisi, Randika dengan cepat memesan tiket untuk ke Jakarta. Namun, tiba-tiba dia kepikiran soal Indra. Indra datang bersamanya ke kota ini karena arahan kakeknya. Dia tidak tahu akan berapama berada di Jakarta. Jadi lebih baik dia mengabari keadaannya pada Indra. Saat dia tiba di rumah Indra, dia melihat Indra sedang menyuapi boneka ginseng. Boneka itu sedang memakan bubur, boneka itu disuapi Indra dan memakannya dengan mulut kecilnya. Indra seperti ayah yang baru mempunyai anak. "Lho kakak! Kenapa kau datanggi?" Melihat Randika yang tiba-tiba datang, Indra sedikit bingung. "Aku ingin memberitahumu ku aku akan pergi ke Jakarta sementara waktu. Aku tidak tahu kapan akan png." Kata Randika. "Ngapain kakak mau ke Jakarta?" Indra tampak bingung, mau apa memangnya kakak seperguruannya itu pergi ke ibukota? Chapter 158: Menerobos Masuk Chapter 158: Menerobos Masuk Indra menatap Randika dengan rasa penasaran. Kenapa kakak seperguruannya ini tiba-tiba berkata akan pergi ke Jakarta? Dia hanya pernah mendengar Jakarta dari cerita-cerita gurunya. Dia tahu bahwa tempat itu adh ibukota negara dan tempat paling maju di Indonesia. "Aku akan menymatkan seseorang!" Kata Randika dengan santai. "Aku tidak tahu akan pergi berapama, jadi jaga dirimu sma aku pergi." "Kak, aku akan ikut bersamamu!" Kata Indra dengan wajah serius. "Meskipun aku masih tidak tahu kenapa kakak pergi ke Jakarta, tapi jika kakak ingin menymatkan orang berarti kita akan menghajar orang jahat bukan? Kakak harus membawaku ku ingin berhasil!" Randika menatap Indra, hatinya terasa hangat ketika dia mengetahui bahwa Indra khawatir pada dirinya. Tapi dia sendiri tahu bahwa Indra juga mi bosan dengan kehidupan kota yang monoton. "Bukankah guru juga mengatakan bahwa aku harus mengikutimu sma di kota? Jadi kau harus membawaku bersamamu kak." Indra memang licik, dia menggunakan nama kakeknya untuk membuat dirinya membawanya. "Baih, ku begitu bersiap-siah." Kata Randika sambil tersenyum. Pada saat ini, boneka ginseng di tempat tidur tiba-tiba melompat ke pundak Indra, menari dan tertawa. Randika menatap boneka ginseng itu, kenapa tiba-tiba ia bersemangat? Indra menatapnya dan bertanya. "Apa kamu juga mau ikut?" Boneka ginseng juga ingin ikut? Ketika boneka ginseng ini mendengar pertanyaan Indra, wajah mungilnya tersenyum lebar dan mulutnya seperti sedang berteriak ingin ikut. Ditambahgi kepnya tidak bisa berhenti mengangguk, sepertinya ia tidak ingin ditinggal sendirian. Tanpa menungguma, Randika segera membawa Indra dan boneka ginseng itu ke bandara. Pada saat di jn, Indra sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Dialu mengeluarkan handphonenya dan mi menulis pesan untuk gurunya. Namun, Indra rasanya tidak mengerti caranya mengirim pesan. Dia mh menulisnya di bagian sebuah kertas dan mengirimnya via foto. Randika masih cemas dengan Inggrid jadinya dia tidak telu memedulikan Indra. "Guru Indra pergi ke Jakarta bersama kakak seperguruan." ...... Takma kemudian, mereka sampai di bandara dengan smat dan naik pesawat yang paling cepat. Dua jam kemudian, Randika dan Indra tiba di Jakarta. Seth itu Randikangsung mencari taksi. "Mau ke mana pak?" Supir itu bertanya dengan aksen yang berbeda. "Rumah keluarga Laibahas." Kata Randika. Laibahas merupakan nama keluarga Inggrid, mungkin karena dia kabur ke Cendrawasih, Inggrid tidak menggunakan nama keluarganya itu. Randika memiliki dugaan kuat bahwa hngnya Inggrid berkaitan erat dengan mash keluarganya. Meskipun dia tidak tahu matnya, dia berharap supir taksi ini tahu. "Baih." Supir ini tidak banyak omong dan memacu mobilnya. Mendengar nama keluarga Laibahas membuatnya sedikit tegang. Nama Laibahas sudah melekat di hati para penduduk Jakarta. Meskipun keluarga itu tidak mencolok, reputasi keluarga itu sudah menyebar luas. Beberapa keluarga aristokrat seperti keluarga Laibahas ataupun Alfred sudah menempati Jakarta bahkan sebelum kemerdekaan. Tidakma kemudian, supir taksi ini membawa Randika dan Indra ke suatu perumahan yang benar-benar mewah dan berhenti di sh satu rumah paling besar di Jakarta. "Sudah sampai." Supir itu membantu membukakan pintu Randika dan berkata. "Totalnya 75 ribu." Randika mengeluarkan 100 ribu. "Tidak usah kembalian." Seth keluar dari taksi, Randika menatap bagian depan rumah yang super gede ini. Di bagian tembok sebh pagar, ada kat besar yang bertuliskan "Laibahas". Bahkan pagar rumahnya ini terkesan kuno bagaikan yang ada di film-film dengan kep singa sebagai genggamannya. Di setiap sisi pagar ada 2 patung singa yang menatap tajam siapapun yang berani datang ke rumah ini. Rumah keluarganya Inggrid ini benar-benar kuno, orang mungkin merasa th berjn mmpaui waktu apab pertama kali melihat rumah ini. Dari luar rumahnya saja orang bisa mengerti seberapa besar kekuatan keluarganya Inggrid ini. Harga tanah di Jakarta sudah benar-benar mahal dan mereka bisa mempunyaihan yang seluas itu. Sebagian besarhan tetap mempertahankan citra kunonya sedangkan gedungnya tampak th mendapatkan pembaharuan. Orang akan tersesat dengan mudah ku mereka tidak tahu jnnya ketika mereka masuk. Randika memperhatikan pagar ini dan mendorongnya. "Berhenti!" Kedua petugas keamanan segera menghentikan Randika ketika dia menerobos masuk. "Namaku Randika, aku ingin bertemu dengan kep rumah." Kata Randika. Randika? Mereka tidak pernah mendengar nama ini. Dm sekejap, mereka mengerti bahwa Randika bukah siapa-siapa. "Tunggu sebentar. Tuan sedang menerima tamu, tunggh di sini." Kata sh satu dari mereka. "Baih aku akan menunggu." Randika kemudian bersandar di tembok bersama dengan Indra. Ini adh rumah keluarga intinya Inggrid, Randika tidak boleh bertindak gegabah. Dia harus menunggu respon dari keluarganya. Bagaimanapun juga, Inggrid adh istrinya jadi dia harus sopan terhadap keluarga mertuanya itu. Ku tidak, bisa-bisa mereka meminta Inggrid membatalkan pernikahan mereka. Saat waktu kembali berjn, kedua petugas itu mengawasi Randika dan Indra sambil tertawa. Mereka tertawa karena orang ini begitu polos. Kalian kira kami akan membiarkan kalian masuk? Sepuluh menit, setengah jam, empat puluh lima menit th belu. Akhirnya kesabaran Randika sudah hng, dia sudah capek menunggu. "Aku harap kalian memberitahu kedatangan kami." Kata Randika. "Aku di sini ingin bertemu dengan Inggrid." "Bukankah kita mengatakan bahwa tuan sedang ada tamu?" Bs sh satu dari mereka. "Aku juga tidak senganggur itu untuk memenuhi permintaanmu." Randika sudah marah dm hatinya. Ketika dia mendengar nada bicara petugas keamanan yang meremehkan dirinya ini, mau tidak mau dia menjadi marah tetapi Randika berhasil menenangkan dirinya. Seth mengh napas, Randika berkata sekaligi. "Masuh dan beritahu kedatanganku." "Kau pikir kau siapa? Kau boleh masuk apab kami sudah mendapatkan ijin dari dm. Rumah ini bukan sembarangan tempat, tidak sembarang orang boleh masuk." Indralu membsnya dengan nada serius. "Kau cuma seorang satpam, ku kau mengancam kakakku sekaligi maka akan kuhajar kau sampai mati!" "Diam kau gendut! Pergi sana, perutmu menghngi pemandangan saja." Kedua petugas ini mi kehngan kesabarannya ketika mereka diancam seperti itu. "Sekaligi aku memperingatkan kalian." Tatapan mata Randika benar-benar dingin. "Masuk dan beritahu kedatanganku." "Tidak perlu dan tidak akan." Sh satu dari mereka mendengus dingin. "Aku sarankan kalian segera pergi dari sini dan kembali ke desa kalian. Bahkan seribu tahun pun aku tidak akan mporkan kehadiran kalian hahaha." Kedua petugas ini tertawa keras, sementara tatapan mata Randika semakin tajam. Tidak ada ekspresi di wajahnya, tetapi, tiba0tiba tangannya sudah berada di kedua leher petugas itu! "Apa maksudmu ini!" Kedua petugas itu benar-benar terkejut. Mereka tidak menyangka orang ini akan menyandera mereka di sh satu tempat paling keramat di Jakarta. Randika tidak berbicara, dia sudah ms mdeni cecunguk. Tidak membiarkan aku masuk? Baih akan aku terobos rumah ini. Tidak ada benteng yang dapat menghngi Ares mendapatkan apa yang dia mau! Kedua tangan Randika masih mencekik keras kedua petugas itu. Tiba-tiba Randika melepas genggamannya dan masuk menuju rumah sambil meninggalkan kedua orang yang pingsan tersebut. Indra dengan cepat menyusul. Namun, sh satu dari kedua petugas itu ternyata masih sadar dan mengambil HT miliknya. "Ada orang yang menerobos masuk!" Randika berjn pn di hman rumah. Tiba-tiba, puluhan orang segera mengepungnya. "Tangkap mereka!" Melihat kedua penyusup itu, pemimpin keamanan itu segera menyuruh anak buahnya menyerbu. Lebih dari 20 orang segera menerjang ke arah Randika dan Indra. Randika hanya berdiri diam, tidak ada sedikit pun jejak takut di wajahnya. Melihat para petugas keamanan ini bergerak, dia juga ikut bergerak. Sosok Randika sudah bagaikan ninja, kadang muncul di kiri kadang di kanan. Tanpa bisa mengikuti pergerakannya, para petugas keamanan ini sudah tumbang satu per satu! Waktu seakan berjn dengan cepat. Para petugas keamanan ini tiba-tiba menghng satu per satu. Yang ada hanyh sebuah tubuh melintas di antara mereka dan menabrak tanah dengan keras. Randika sedang sibuk menghabisiwanwannya ini. Di tengah kerumunan itu, dia tampak sedang menendang sh satu dada orang. Para petugas ini sama sekali tidak bisa melihat sosok Randika, yang hanya bisa mereka rasakan adh rasa sakit dan tubuh mereka yang terpental. Pergerakan Randika sudah mirip dengan angin, dia bergerak dengan cepat sambil terus menyapuwannya. Saat dia menyadari ada 5 orang sedang mengepungnya, Randika menggunakan sh satu dari mereka sebagai senjata dan menghantam keempat orang sisanya. Semuanya terjadi dengan cepat, dan seakan waktu sama sekali tidak berjn, Randika nampak berdiri di tempat dia berdiri awalnya dan ilusi dirinya menghng. Dua puluh orang petugas keamanan itu sudah tergeletak kesakitan di tanah. "Aghhh!" "Sakit!" Teriakan-teriakan kesakitan itu segera menggema, si pemimpin merasa ketakutan sekaligus marah. "Kalian semua sampah! Buat apa kalian dibayar begitu mahal ku segitu saja sudah kh?" Di saat dia th selesai memaki bawahannya, dia menyadari bahwa Randika sudah berada di hadapannya. Hatinya mengepal, dia tanpa sadar mengambilngkah mundur. Tetapi tangan Randika sudah myang ke arah dadanya dan hanya dengan satu pukn, si pemimpin itu sudah pingsan. Di hman rumah yang luas ini, seluruh petugas keamanan keluarga Laibahas th meringkuk kesakitan dan tidak ada yang mampu berdirigi. Randika tidak membunuh mereka, karena bagaimanapun juga mereka adh bawahan dari keluarganya. Randika kemudian terus bergerak menuju pintu rumah. Indra, yang daritadi hanya menonton, segera menyusul Randika. Boneka ginseng yang ada di pundaknya itu terlihat mengangguk puas, mantan rivalnya itu ternyata tidak buruk. "Cukup sampai di situ." Tiba-tiba ada suara yang terdengar. Randika berhenti berjn dan mencari siapa yang menghnginya kali ini. Indra terlihat bingung, dia sama sekali tidak bisa melihat siapa yang berbicara dengan mereka. Randika sama sekali tidak berbicara, dan tiba-tiba, dari bawah kakinya muncul sebuah pisau! Randika berhasil menghindari serangan mendadak yang berasal dari dm tanah ini, namun, dm sekejap dia sudah dikepung oleh beberapa pembunuh yang muncul dari balik bayangan! Chapter 159: Konfrontasi Chapter 159: Konfrontasi Di saat Randika menginjakan kakinya di hman rumah bagian tengah, beberapa pembunuh sudah menarget Randika dari berbagai sisi! Serangan mereka benar-benar tidak mempunyai ch. Cepat dan akurat! Aura membunuh mereka sudah menyebar ketika mereka menunjukan diri mereka. Jika aura ini memiliki wujud, mungkin aura itu sudah menyelimuti dan mencekik Randika. Terlebihgi, tim pembunuh dari keluarga Laibahas ini sudah menganggap membunuh adh cemn sehari-hari. Oleh karena itu, hari ini mereka akan makan di atas mayat para penyusup ini. Para pembunuh ini sudah menutup jalur kabur Randika, jika penyusup ini orang biasa maka mereka sudah mengompol di tempat. Tetapi, tiba-tiba tubuh Randika memancarkan aura membunuh yang jauh lebih kuat daripada gabungan para pembunuh tersebut. Bahkanngit bisa terguncang olehnya. Di bawah ancaman aura membunuh ini, para pembunuh itu berhenti menerjang Randika dan mengambilngkah mundur. Bersembunyi di kegpan, beberapa dari mereka merinding bahkan ada yang ingin kabur. Semua tatapan mata mereka tertuju pada Randika. Mereka harus mencari kesempatan emas untuk membunuhwannya kali ini. Tetapi, siapa penyusup ini sebenarnya? Penyusup itu masih muda, namun kenapa aura membunuhnya begitu kuat? Yang tidak mereka ketahui adh penyusup ini adh sh satu 12 Dewa Olimpus dengan kode nama Ares. Ares sang Dewa Perang! Dia pernah membunuh 1000 orang suruhan mafia Italia hanya dm satu mm dengan bermodalkan tinjunya saja! Randika kembali mngkah, sedangkan Indra terus mengikutinya. Ketika Randika mencapai tengah hman, dia berhenti dan mengatakan. "Keluah." Namun tidak ada respon sama sekali. "Keluah atau akan kupaksa kalian keluar satu per satu." Kata Randika dengan nad dingin. Kemudian dia menoleh ke arah bangunan yang ada di samping kirinya. Dilu menatap tajam pada orang yang sedang menyatu dengan genteng. Merasakan tatapan tajam Randika, orang itu sudah tidak tahan dan melompat keluar. Dia mendarat tepat beberapangkah di hadapan Randika. Indra menatap orang yang tiba-tiba mendarat itu, orang itu adh kakek-kakek jenggotan yang menatap Randika dan dirinya dengan tatapan tajam. Randika tidak menatapnya balik, justru tatapannya jatuh pada gudang di samping kanannya. Di balik barang-barang yang bergeletakan itu, seorangkiki terlihat sedang bersembunyi. Orang itu sudah merasa dirinya ketahuan,lu sambil mengambil pedangnya dan menyusul temannya yang sudah menampakan dirinya. Seth itu Randika menoleh ke arah taman yang memiliki batu besar di antaranya. Dari balik batu tersebut muncul seorang kakek dengan tongkat jnnya. Matanya dipenuhi dengan keterkejutan. "Satugi." Kata Randika dengan nada dingin. Randika sama sekali tidak bergerak. Tangan kanannya tiba-tiba membentuk sebuah pistol dan menembakan tenaga dmnya itu ke arah sebuah pintu rahasia yang tertutup oleh tanah di arah serong kanan bkangnya. Tenaga dmnya itu dengan mudah mengenai sosok pembunuh yang ada di dmnya. Takma kemudian pintu rahasia itu terbuka dan pembunuh tersebut berkumpul dengan temannya. Total ada empat pembunuh! Bisa dikatakan bahwa empat pembunuh ini adh pertahanan terakhir dan terkuat dari keluarga Laibahas. Meski terlihat tua, kekuatan mereka bukan main-main. Indra terlihat menggaruk-garuk kepnya ketika melihat 4 penatua ini. Dia merasa bahwa dirinya lebih lemah daripada 4 kakek tersebut. Keempat pembunuh ini menatap Randika yang berdiri diam, mereka sama-sama diam. Untuk sesaat, keenam orang ini hanya saling menatap. Akhirnya, orang yang membawa tongkat jn itu memecah keheningan. "Siapa kalian? Kenapa kalian menerobos tempat ini?" Randika menjawabnya dengan santai. "Kalian tidak perlu tahu siapa apa, aku hanya datang untuk Inggrid." Datang demi nona muda mereka? Keempat orang iningsung bertatap-tatapan. Hari ini nona muda mereka mendadak png. Sekarang dia sedang diceramahi oleh tuan mereka. Meni dari wajah nona muda mereka, seharusnya badai desar th mnda keluarga ini. Jadi mereka masih ragu, apakah orang ini datang untuk membantu atau berbuat jahat pada nona muda mereka. Untuk beberapa saat keempat orang ini hanya terdiam dan bertukar pandang. Akhirnya orang yang muncul dari dm tanah itu mengatakan. "Tidak, kau tidak kami ijinkan bertemu dengan nona muda. Pergh dan kembali ke tempatmu." "Tidak ada yang bisa mencegahku." Kata Randika dengan santai. "Kau bocah yang telu arogan." Pembunuh yang ada di sebh kiri marah ketika mendengar Randika. Pedang yang dipegangnya itu dia lemparkan menuju Randika! Ajaibnya pedang itu menjadi serangan pisau yang tak terhitung juhnya! Bersamaan dengan serangan pisau tersebut, ketiga pembunuhinnya juga bergerak. Sh satu dari mereka bergerak dengan posisi rendah, mengincar kaki Randika. Dia bermaksud membuat Randika melompat. Kedua pembunuhinnya bergerak ke arah samping Randika, mereka bertugas menghngi jalur kabur Randika. Pria yang melemparkan pedangnya itu juga ikut menerjang ke arah Randika. Pertarungan hidup dan mati dimi! Randika juga bergerak. Seluruh tubuhnya sudah dialiri oleh tenaga dmnya khususnya tangan kanannya. Dengan tangannya itu, dia berhasil mengambil sh satu pisau yang melesat menuju dirinya dan menangkis seluruh pisau yang menuju dirinya. Namun, tangkisannya ini th diaturnya agar melesat ke arah pembunuh yang mengincar kakinya! Pembunuh itu mengerutkan dahinya danngsung menghindar. Randika sudah menerjang maju dan bergerak ke arah pembunuh yang ada di kirinya. Kedua pembunuh yangin masih berusaha menerjang. Dengan tangan kirinya, Randika menangkis serangan tanganwannya dan tangan kanannya berhasil menangkap pergngan tanganwannya. Pembunuh itu terkejut, dia dengan cepat myangkan pukn sebelum dia diapa-apakan oleh Randika. Randika sendiri juga bereaksi dengan cepat, dia melepas genggamannya dan myangkan puknnya ke arah tinjuwannya. Kedua energi itu bertarung dengan ganas, tetapi pembunuh paruh baya ini tidak kuat menahan kekuatan Randika dan terpental. Tetapi Randika terlihat tidak ingin melepas orang itu, dia mengejarwannya yang terpental itu. Hal ini membuat pembunuh yang datang dari arah kanan bahagia, Randika mempunggungi dirinya. Dia dengan cepat mengangkat tangannya dan menghantam bkang kep Randika. Tetapi, pembunuh ini merasakan aura membunuh dari sudut mata Randika. Tatapannya yang super tajam itu memberikan rasa ngeri dan bahaya. Pembunuh ini menggertakan giginya dan tetap meneruskan serangannya. Tetapi, Randika dengan sigap melompat dan mendarat di bkangnya. Habis sudah! Pembunuh ini terkejut, firasatnya tadi benar bahwa ini adh jebakan. Pada saat ini, semua sudah tembat. Ketika pembunuh itu ingin bereaksi, tinju Randika sudah mendarat di dadanya dan kesadarannyangsung menghng. Dia myang jauh dengan mata yang terblak, muntahan darah dan suara tng yang patah. Sekarang tersisa satu pembunuh yang melempar pedangnya, dia sekarang sedang dihadang oleh Indra. "Minggir!" Teriak pembunuh itu. Dia sudah menimbun momentum kecepatan dan menaikkan tinjunya. Tinjunya mengandung daya kekuatan yang dahsyat! Muka Indra masih terlihat datar, dia sama sekali tidak berniat menghindarinya. Pembunuh itu melesat bagai panah dan menghantam perut Indra dengan kuat! Indra tidak tinggal diam ketika dirinya diserang. Tanpa perlu mengeluarkan teknik ataupun menggeser kakinya, dia hanya mengangkat tangan kanannya. Ternyata kedua tinju mereka saling berhadapan! Kedua pukn itu bertemu dan menghasilkan daya ledakan yang besar. Pembunuh itu sampai terpental beberapa meter dari tempatnya berdiri. Kekuatan mereka yang bertabrakan itu benar-benar dahsyat. Tetapi, tatapan matanya terlihat ngeri dan ketakutan. Ketika dia melihat Indra, dia hanya berpindah setengahngkah ke bkang! Orang gendut itu benar-benar kuat! Diin sisi, orang yang menghindar dari serangan pisau Randika sudah kembali menerjang Randika. Dia dibantu oleh temannya yang terluka pertama kali. Kedua ini terlihat bagaikan seekor serig yang menerjang, tetapi hal ini tetap tidak membuat takut Randika. Sh satu pembunuh itu mengeluarkan serangan tpaknya dan menghantamkannya ke dada Randika. Namun, yang tidak diketahui oleh Randika adh terdapat panah beracun dari balik lengan panjang bajunya itu. Untuk membuat Randika tidak melihatnya, pembunuhinnya melompat ke atas untuk mengalihkan perhatian Randika. Serangan kombinasi sangat berguna untuk membereskanwan yang sendirian. Randika hanya menatap dingin mereka berdua, dia mkukan split dengan sempurna dan berhasil menghindari serangan mereka berdua. Dm sekejap, Randika memutar tubuhnya di tanah dan berhasil berada di bkang mereka. Tangannya berubah menjadi cakar dan menggenggam erat sh satu dari mereka. Tanpa memberi kesempatan, Randikangsung mematahkan kedua kakiwannya itu. Teriakan kesakitan segera menggema di telinga semua orang. Tetapi, orang ini masih berusaha membidik Randika. Namun di hadapan Randika serangan licik ini tidak berguna, Randika hanya menghindarinya dan mematahkan lengannya juga. Meringkuk kesakitan di tanah, Randika menghabisinya dengan menendangnya hingga terpental. Semua itu terjadi dengan cepat, saat temannya itu sudah mendarat dan menoleh ke bkang, dia sudah melihat temannya terluka parah dan amarahnya menjadi memuncak. "Bajingan!" Amarahnya sudah benar-benar di ambang batasnya, dia ingin menguliti Randika hidup-hidup. Randika masih tetap berekspresi datar sambil mempertahankan postur menyerangnya. Tidak menungguma, akhirnya mereka berdua saling menerjang satu samain. Tetapi, tiba-tiba Randika merasa ms dan membiarkanwannya beri ke arahnya. Mereka berdua bertukar pukn dan Randika berhasil menangkis semunya. Di suatu titik, Randika melihat ch dan berhasil menghantam dadawannya. Pembunuh itu dengan cepat tersungkur di tanah. Randikalu menatap Indra. Adik seperguruannya itu ternyata berhasil mendominasi dengan mudah. Seth bertukar pukn sebanyak 3x,wannya itu sudah tidak kuatgi. Tetapi Indra masih merasa darahnya mendidih dan mengharapkan pertarungan yang lebih sengit. "Ayo berdiri!" Indra benar-benar haus darah. Dia beri dengan perut besarnya itu dan menghantam ke bawah. Pembunuh itu harus menghindarinya atau dia akan terbunuh olehnya. Merekalu kejar-kejaran beberapa waktu. "Kau ngakuki? Jangan menghindar dan hadapi aku." Teriak Indra sambil mengejar. Randika tidak peduli dan berjn menuju gedung rumah. Tetapi pada saat ini beberapa petugas keamanan th tiba. Mereka semua terkejut, keempat pembunuh andn keluarga Laibahas th tergeletak dan sh satu dari merekari ketakutan sambil dikejar seekor gajah. Kemudian mereka menatap Randika yang memasang ekspresi dingin. Bagaimana mungkin penyusup ini bisa menang? Melihat Randika yang mngkah maju, semua orang tanpa sadar mengambilngkah mundur. Tidak ada yang berani menghnginya! Chapter 160: Bersama Hingga Akhir Nanti Chapter 160: Bersama Hingga Akhir Nanti Pada saat ini, anggota keluarga inti Laibahas sedang duduk bersama. Di tengah-tengah mereka, ada Inggrid dan Ibu Ipah. Jack, sang kep keluarga, duduk di kursi terhormat bersama dengan petinggi keluargainnya. Ekspresi mereka semua terlihat serius sekaligus bingung khususnya Jack. "Kenapa kamu sampai kabur ke kota Cendrawasih? Kamu itu sudah mempermalukan nama keluarga kita, dan sekarang kamu mh membuat ribut sama keluargain." Jack menatap Inggrid yang terdiam. Inggrid menceritakan semua kejadian yang terjadi di kota Cendrawasih tetapi dengan sedikit perubahan cerita. Dia mengatakan bahwa orang suruhan Hans tiba-tiba datang dan mengajaknya kembali tetapi Ibu Ipah menghajar mereka atas permintaannya. Sedangkan insiden Randika menghajar Hans hingga babak belur, Inggrid menutupnya rapat-rapat. Bagi Jack, putrinya satu ini benar-benar merupakan mash yang menyakitkan kepnya. Ketika Jack dan Ivan, pemimpin keluarga Alfred yang sekarang, masih muda, mereka mengabdi bersama sebagai prajurit di angkatan darat. Mereka bertarung bersama, melewati bahaya bersama, bahkan pergi ke tempat pcuran bersama. Bisa dikatakan mereka adh sahabat yang saling melindungi punggung masing-masing. Kemudian, mereka mengambil alih keluarga inti mereka. Meskipun kadang terjadi konflik kepentingan yang menyangkut keluarga mereka, pertemanan mereka masih tetap erat. Kemudian, Jack dan Ivan bersepakat akan menyatukan keluarga mereka. Harapan mereka adh keluarga mereka akan bersatu berkat pernikahan anak mereka dan keduanya bisa menjadi keluarga aristokrat terbesar yang pernah ada. Rencana sempurna ini hancur gara-gara Inggrid. Jack adh orang yang sangat mementingkan wajah. Tindakan Inggrid ini benar-benar menghngkan wajahnya. Hal ini bisa membuat hubungan keluarga Laibahas dan Alfred mencapai titik paling tegang. "Pa, aku tidak mau menikahi orang itu." Kata Inggrid. "Papa tidak tahu bagaimana sifat anak bernama Hans itu. Dia menculikku dan hampir memperkosaku dengan tangan terikat di hotel. Ku Ibu Ipah tidak menymatku tepat waktu, aku benar-benar sudah diperkosa." "Semua itu hanya pengorbanan kecil demi tujuan yang lebih besar." Jack kemudian menyuruh Inggrid pergi. Inggrid menjadi marah, ayahnya ini benar-benar keras kep. Ambisi dan reputasi merupakan hal paling penting bagi ayahnya itu, dia sama sekali tidak memikirkan kebahagiaannya. Pada saat ini, tiba-tiba suara seseorang terdengar. "Nona Inggrid, semua pernikahan ini berkaitan dengan kepentingan keluarga kita. Menyatukan kedua keluarga dengan pernikahan akan mendatangkan keluarga kita banyak keuntungan." "Kenapa kebahagiaanku harus dikorbankan untuk kepentingan keluarga?" Inggrid tiba-tiba berdiri dengan wajah serius. Dia ingin memperjuangkan haknya untuk bahagia. Ibu Ipah hanya bisa menundukan kepnya sambil berharap yang terbaik untuk Inggrid. "Karena kamu adh darahku, kamu tidak akan lepas dari tanggung jawabmu sebagai anggota keluarga ini." Pada saat ini, terdengar keributan dari luar. "Ada apa ini?" Jack mengerutkan dahinya. "Maaf tuan, sepertinya ada penyusup yang memaksa masuk ke dm rumah." Lapor sh satu pengawal. "Kami sedang membereskannya." Jack hanya mengangguk dan tidak peduli. Bagaimanapun juga, keempat pembunuh andnnya semua ada di rumahnya hari ini. Musuh seperti apa pun tidak akan bisa berkutik. "Tangkap orang itu, aku ingin lihat siapa yang berani menyerang kita di siang buta begini." "Baik tuan." Pengawal itulu keluar dari ruangan. Jack kembali menatap putrinya dan berkata dengan nada dingin. "Aku tidak peduli dengan omong kosong yang kau katakan tadi. Sebentargi akan ada orang yang menyiapkanmu untuk menikah seth itu kita akan pergi ke rumah keluarga Alfred dan meresmikan pernikahanmu hari ini juga." Inggrid hanya menundukan kepnya, dia sama sekali tidak membs. Di dm benaknya hanya ada Randika dan senyumannya itu. Samar-samar dia masih bisa mendengar Randika memanggilnya dengan sebutan sayang sambil memeluk dirinya. Smat tinggal suamiku, aku benar-benar mencintaimu. Inggrid benar-benar patah hati. Sekarang dia akan menjni hidup sebagai t keluarganya dan menikah dengan anak dari keluarga Alfred. Ibu Ipah tidak memiliki kata-kata yang bisa menghibur nona mudanya yang sudah dia anggap anak itu. Semua kejadian ini terjadi begitu tiba-tiba. Meskipun nona mudanya sudah tahu hari ini akan datang, perasaan sedih dan penderitaan ini tetap membuat nonanya sengsara. Ketika rapat keluarga ini mau selesai, keributan di luar sama sekali tidak mereda. Justru, teriakan minta tolong dan orang kesakitan terus terdengar. "Kenapa mereka mengurus penyusup sajama." Jack mengerutkan dahinya. "Ros, cepat turun dan tangkap orang itu." "Baik." Rosidi, pengawal paling setia, segera turun dan memeriksa keributan. Bersama dengan bawahannya, Rosidi terkejut bukan main melihat pembunuh andn keluarga Laibahas tergeletak di tanah dan satu sedangri dari kejaran. Ketika dia menatap tatapan dingin Randika, mau tidak mau pengawal ini merinding. Melihat orang ini bagaikan berada di kutub utara! Melihat penyusup ini berjn mendekatinya, tanpa sadar Rosidi mengambilngkah mundur. Melihat atasannya mngkah mundur, para bawahannya juga tidak berani pasang badan. Orang terkuat mereka saja tidak berdaya mwan penyusup ini, apgi mereka? Meskipun gaji mereka besar, kehngan nyawa adh perkarain. Randika semakin mendekati gedung tempat Inggrid berada, tidak ada orang yang beranigi menghngi dirinya. Semua akan minggir ataupun berjn mundur. Keributan di luar sama sekali tidak mereda. Jack dan anggota keluargainnya mh merasa suara ribut itu mendatangi ruangan mereka. Semuanya saling bertatap-tatapan. Tiba-tiba, mereka menyadari bahwa Rosidi dan bawahannya justruri masuk ke dm gedung. Kenapa mereka mh kabur? Beberapa orang mi jadi panik, Jack dan anggota intiinnya sudah bersiapri. Namun, sosok Randika sudah nampak di hadapan mereka. "Siapa kamu?" Jack daninnya menjadi tegang. Ketika Ibu Ipah melihat Randika, dia terkejut bukan main. "Nona lihat! Pangeranmu th datang." Ibu Ipah berbisik di telinga Inggrid sambil tersenyum. Inggrid, yang sudah putus asa,ngsung mengangkat kepnya ketika mendengar itu. Kemudian dia melihat sosok Randika dikepung oleh beberapa orang. Inggrid hanya bisa melongo dan terdiam. Apakah dia sedepresi itu hingga berhalusinasi? Hati Inggrid mengepal, kenapa halusinasinya ini terlihat nyata? Ketika Randika berhasil menemukan Inggrid, ekspresi dinginnya segera berubah menjadi senyuman. Melihat senyuman Randika itu, Inggrid seperti melihat matahari. Hatinya yang gp itu segera bersinar kembali dan menjadi cerah. Randika datang menyelematkan dirinya! Tetapi kenapa dia bisa tahu ku dirinya ada di sini? Inggrid kemudian berdiri dan menghampirinya. "Kenapa kamu datang ke sini?" Tanya Inggrid dengan wajah serius. Inggrid yang tiba-tiba pasang badan begini membuat semua orang terkejut. Dia kenal sama penyusup ini? "Aku datang untuk membawamu kembali." Randika tersenyum dan berjn menghampiri Inggrid, dia tidak peduli tatapan semua orang. Di matanya sekarang, hanya sosok Inggrid yang terlihat. "Ipah!" Jack naik pitam, diangsung menoleh ke Ibu Ipah. Pasti pyannya ini tahu sesuatu. Semuanya menatap diam ke arah kedua orang tersebut. Namun ketika Inggrid mendengar kata-kata Randika, hatinya menjadi lembut dan wajahnya penuh dengan senyuman. Pangerannya th datang untuk menymatkan dirinya. Di dunia ini hanya Randika yang bersedia berdiri di sampingnya. Ketika orang r mengarungi 7utan dan memanjat gunung untukmu dan melewati semua bahaya demi dirimu, terlebih dia th mengisi hati dinginmu itu dengan kehangatan, siapa yang dapat menknya? Sejak pertama kali bertemu, pria ini terus memberi warna di hidupnya yang serba putih. Bersamanya Inggrid Elina bersedia menghabiskan hidupnya hingga akhir nanti. Chapter 161: Perang Chapter 161: Perang Inggrid mengangguk dengan keras. Air matanya sudah turun dengan deras sambil memberikan senyuman pada Randika. Sambil mengusap air matanya, Randika memeluk Inggrid. "Kamu sepertinya menderita sma ini, ayo kita kembali ke rumah dan serahkan semuanya padaku." Bersamaan dengan itu, Randika sudah menggandeng Inggrid dan berjn keluar. Semua anggota keluarga dan Jack hanya menatap linglung ke arah mereka. Keberadaan mereka sama sekali tidak dipedulikan oleh Randika. Bagaimanapun juga, Inggrid adh anggota inti keluarga Laibahas, bisa-bisanya dia kabur dari tanggung jawabnya? Jack menampar meja yang ada di depannya. "Jangan bercanda! Inggrid jangan kaburgi kamu!" Tetapi sama sekali tidak ada tanggapan. Randika sama sekali tidak mengijinkan Inggrid menoleh ataupun berhenti berjn, dia akan memberikan kebahagiaan yang pantas buat Inggrid. "Cepat hentikan mereka!" Jack mi meneriaki bawahannya. Mendengar perintah itu, semua orang mi bergerak. Tetapi ditatap tajam oleh Randika membuat mereka berhenti bergerak. Rasa takut dan ngeri membuat mereka tanpa sadar mengambilngkah mundur. Randika tidak peduligi dan keluar menuju hman rumah. "Tidak akan kubiarkan kamurigi!" Jack benar-benar marah, baru pertama kali ada yang berani menyusup ke rumahnya ini dan menculik anaknya. "Semuanya ikut aku atau akan kubunuh kalian dengan tanganku!" Semuanya dengan cepat mengikuti tuan rumah dan mengejar Randika. Tepat di depan pagar, Randika menatap Inggrid sambil tersenyum. Dialu mencium dahi Inggrid. "Apa pun yang terjadi, aku akan slu bersamamu." Kata Randika dengan nada lembut. Inggrid tersenyum dan mengangguk. Jack secara tidak sengaja melihat adegan mesra mereka dan semakin marah. "Siapapun tangkap mereka!" Jack membentak ke semua bawahannya. Kedatangan Randika itu benar-benar di luar dugaannya. Jika penyusup itu berhasil membawa Inggrid pergi, dia tidak akan bisa menjskannya pada keluarga Alfred. Bagaimana mungkin dia membiarkan ini terjadi? Melihat kakak seperguruannya datang sambil menggandeng seseorang, Indra menggaruk kepnya dan bertanya pada boneka ginseng yang ada di pundaknya. "Apa itu orang yang kakak ingin smatkan?" "Woo, woo, woo." Boneka ginseng itu terlihat mengomel pada Indra, maksud boneka itu js bahwa ia sendiri tidak tahu apa-apa. Tetapi pada saat ini, di luar pagar rumah keluarga Laibahas, puluhan orang datang dan membuka pagar rumah ini. Ketika Jack melihat kerumunan orang itu, dia terkejut setengah mati. Kenapa keluarga Alfred tiba-tiba datang? Bahkan Ivan sang kep keluarga juga datang, di sampingnya juga nampak ahli b diri miliknya. Daya tempur kekuatan keluarga Alfred melebihi kekuatan milik keluarganya jadi tentu saja ahli b diri atau bisa disebut tim pembunuhnya itu jauh lebih kuat daripada miliknya. Dm sekejap, pintu keluar sudah diblokir dan Randika sudah dikepung. Ivan berjn maju dan mendengus dingin, dia menatap Jack dengan tatapan dingin. "Jack, aku tahu bahwa kita dulu adh sahabat. Tetapi tindakan anakmu ini sudah keteluan!" Jack sudah tahu bahwa sikap Ivan akan seperti ini, dia mengh napas dm hati. Tetapi yang Jack tidak tahu adh Ivan datang ke sini bukan mempermashkan pernikahan anak mereka minkan tentang Hans yang dihajar babak belur hingga masuk rumah sakit. "Jangan khawatir. Aku akan mempersiapkan anakku Inggrid ini dan membawanya ke rumahmu sore nanti. Aku tidak menyangka akan ada penyusup yang berusaha membawa anakku kabur. Untung saja kalian semua datang, ku tidak anakku benar-benar akan kabur." Nada bicara Jack benar-benar terdengar tidak berdaya. Tatapan mata Ivan jatuh pada Inggrid. "Kamu adh Inggrid? Kamu benar-benarncang! Berani-beraninya kamu membuat anakku babak belur sampai masuk rumah sakit? Menurut penyelidikanku kamu juga sudah menikah, berani-beraninya kamu mnggar perjanjian keluargamu!" Ivan sudah benar-benar naik pitam, seluruh kebenciannya tertuju pada Inggrid. Jack hanya terdiam, dia kehabisan kata-kata. Anaknya sudah menikah? Mash ini rasanya semakin besar. Ivan menatap Randika dan mengacuhkannya, orang seks Ivan tidak peduli dengan orang luar. Namun pada saat ini, Randika berbicara. "Apa kamu ayah dari Hans? Tidak heran sifat anakmu bisa sebusuk itu, kamu sendiri saja bisa dengan mudah mempercayai apa yang dikatakan anakmu itu." Tatapan semua orang jatuh pada Randika. Ivan kembali menatap Randika, nada bicaranya penuh dengan nada merendahkan. "Kau siapa?" Randika membs dengan santai. "Aku adh suami Inggrid. Anakmu ingin menyentuh wanitaku dan sekarang dia tidak akan pernah bisa menyentuh wanitagi." "Ternyata kamu pkunya!" Tatapan mata Ivan menjadi penuh dengan amarah sekaligus kebencian. Ketika Hans dikabarkan masuk ke rumah sakit, Ivan mendapat kabar bahwa t kmin Hans sudah tidak bisa dismatkan. Dokter memang bisa menymatkan fungsi t kminnya sebagai t ekskresi urine tetapi fungsi seksualitasnya sudah tidak bisa dismatkan. Ivan benar-benar baru pertama kalinya mengmi kejadian memalukan seperti ini. Oleh karena itu, dm sekejap dia sudah berangkat menuju rumah sahabatnya itu untuk meminta penjsan. "Sudah untung dia kubiarkan hidup." Kata Randika dengan santai. "Hahahaha." Ivan hanya menepuk tangannya sambil tertawa, ekspresinya benar-benar dingin. "Hari ini aku akan mengulitimu hidup-hidup dan memotong semua jarimu. Tenang saja aku tidak akan membiarkanmu mati, setiap hari aku akan menyiksamu sampai kau berharap lebih baik mati!" "Kau tidak akan bisa." Kata Randika sambil mengh napas. Para bawahan Ivan sudah mengepung Randika dan tim pembunuhnya sudah mengeluarkan senjatanya. Kabur merupakan hal yang mustahil. Seth menyuruh Inggrid pergi ke tempat Indra, Randika menatap Ivan dan mengatakan. "Lebih baik kalian semua menyerang bersamaan." "Hari ini kita akan berpesta di atas tubuhmu!" Semua orang menjadi marah ketika mendengar ejekan Randika itu terutama tim pembunuh keluarga Alfred. Keahlian mereka sudah bisa dikatakan terbaik di Indonesia dan orang itu menyuruh mereka untuk menyerang bersamaan? Pada saat ini, Indra yang bersama dengan Inggrid mendadak meninggalkan Inggrid dan berdiri di samping kakak seperguruannya. Dia merasa situasi berkembang ke arah tidak menguntungkan, dia dapat merasakan bahwa beberapa orang bahkan lebih hebat daripada dirinya. "Tangkap dia!" Teriak Ivan. Sesaat seth perintah itu keluar, seluruh bawahan Ivan menerjang Randika! Randika justru tersenyum dan terlihat bersemangat, inh ketegangan perang yang sudahma tidak dia rasakan! Mengibaskan lengannya, Randika mi bergerak dan berhadapan dengan lebih dari 12 orang. Pada saat yang sama p, beberapa orang juga menerjang ke arah Indra. Indra juga memasang pose menyerangnya, dia menggunakan kaki dan tangannya dengan maksimal. Satu orang berhasil menyerang perut Indra tetapi perut itu memantulkan kembali serangan tersebut sekaligus orangnya. Kemudian kedua siku tangannya terbuka dan menyerang duawan yang berusaha menikamnya dari bkang. Indra dikatakan sebagai ahli b diri jenius yang ada 100 tahun sekali. Belumgi dia dtih oleh kakeknya jadi kekuatannya benar-benar mengerikan. Setiap pukn yang diayangkan pasti menghasilkan suara tng patah dariwannya. Dan belumgi ketika dia menghentakan kakinya, bumi ikut terguncang karenanya. Sedangkan seranganwannya, itu semua bagaikan sengatan semut baginya. Daging tebal Indra menjadi tameng tebal yang melindunginya. Randika diin sisi lebih luar biasagi. Nama Ares benar-benar cocok baginya, setiapngkahnya meninggalkan jejak mayat tak bernyawa! Pengman bertarungnya membuat dia tidak memiliki bs kasihan pada musuhnya. Setiap puknnya akan membuatwannya pingsan atau mati! Ivan mengerutkan dahinya melihat semua ini. Para bawahannya ini adh para elit yang sudahma melindunginya. Kekuatan mereka benar-benar ditakuti oleh semua orang. "Tuan, orang itu benar-benar kuat." Pengawal pribadi Ivan berbisik padanya. Ivan menganggukan kepnya. "Orang ini akan jadi penghng kita suatu hari nanti." Kemudian Ivan menatap pengawal pribadinya itu dan mengatakan. "Albert, bawa orangmu dan lenyapkan orang itu sama teman gendutnya itu." Tiba-tiba, para bawahan Ivan yang belum bertarung ikut ke dm medan tempur. Benteng terakhir dari Ivan ini menerjang ke arah Randika dan Indra. Randika masih sibuk menghabisi teri-teri yang mengepungnya. Tetapi tiba-tiba dia merasakan bahaya dari bkangnya danngsung mengangkat tangannya. Tangan kanan Randika berbenturan keras dengan tinjuwan barunya ini. Namun, bukah suara tng patah yang terdengar, suara seperti besi berbenturanh yang terdengar. Sepertinyawannya ini bukan orang sembarangan. Wajah pembunuh ini benar-benar dipenuhi dengan keterkejutan, tetapi dia tidak membiarkan rasa kagetnya itu menumpulkan reaksinya. Sesaat kemudian diangsung menendang ke arah Randika. Saat Randika ingin menyerang balik, dia merasakan rasa bahaya dari kiri dan kanannya. Dia dengan cepat mengambilngkah mundur dan berusaha meni situasi yang dihadapinya. Namun, yang membuatnya terkejut adh serangan dari arah bkangnya. Randika dengan cepat menghindarinya, dia benar-benar terkejut ketika menyadari ada 6 orang kuat yang menyerangnya secara bersamaan. Setiap dari orang tersebut lebih kuat daripada 4 pembunuh milik Jack. Serangan kombinasi keenam orang ini benar-benar mengerikan. Terlebihgi, luka di tubuh Randika mi memberontakgi. Dia tidak bisa menggunakan seluruh tenaganya untuk bertarung, hal ini membuat Randika mengerutkan dahinya. Para bawahan Ivan yang masih berdiri juga tidak berhenti menyerang dan menguras tenaganya. Pada saat yang sama, keenam pembunuh itu berbaur denganutan manusia dan berusaha mendekati Randika secara diam-diam. Diin sisi, Indra dikepung oleh Albert dan bawahannya. Mereka semua menggunakan pisau tajam untuk mengatasi pertahanan Indra. Sepuluh orang mengepung Indra secara bersamaan, Indra yang terpojok hanya bisa bertahan. Ketika Indra sibuk myangkan pukn, Albert melihat kesempatan dan berhasil menancapkan pisaunya ke kepn tangan Indra! Indra merasakan rasa sakit yang luar biasa, namun pada saat ini, dia merasakan tubuhnya tertindih. Ternyata sudah ada 3 orang yang memanfaatkan kelengahan Indra untuk meloncat dan berpengangan di punggungnya. Ketika Indra memberontak, ketiga orang ini menancapkan pisaunya. Tiba-tiba, mata Indra sudah memerah. Diin sisi,utan manusia masih mengepung dan menyerang Randika. Pada saat ini, Randika mendengar raungan Indra. Ketika dia menoleh, dia melihat Indra sudah bersimbah darah dan terlihat berlutut. "Indra!" Randika kehngan fokusnya, keenam pembunuh melihat ch ini dan menyerang! Pada saat bersamaan, keenam pembunuh ini keluar dari kerumunan dan mncarkan serangan pamungkas. "Kena kau!" Randika meraung keras dan seluruh tubuhnya tiba-tiba memancarkan tenaga dmnya dengan kuat, seluruh tubuhnya diselimuti dengan aura membunuh yang pekat! Keenam pembunuh itu terkejut dan bermaksud untuk membatalkan serangan mereka. Tetapi semua itu sudah tembat. Serangan Randika sudah bagaikan petir, dia dengan cepat mncarkan 100 serangan sekaligus! Keenam pembunuh ini sama sekali tidak punya kesempatan untuk bertahan dan pingsan di tempat. Mata Randika juga memerah, di hadapan seorang Dewa Perang, hanya ada kematian! Melihat Randika yang datang, Albert dan bawahannya tidak bertindak gegabah dan mundur beberapangkah. "Kau baik-baik saja?" Randika berhasil menghampiri Indra danngsung mengeluarkan jarum akupunturnya untuk menekan lukanya. "Tenang saja kak, aku tidak apa-apa." Indra tersenyum sambil menahan rasa sakitnya. Wajahnya sudah pucat pasi dan napasnya sudah tidak teratur, dia benar-benar terluka. "Berani-beraninya kau berbuat seperti ini!" Randika kembali meraung dan menerjang ke arah Ivan! Chapter 162: Kemunculan Kakek Kedua Chapter 162: Kemu Kakek Kedua Ivan benar-benar terkejut, dan pada saat ini, Randika semakin dekat dengan dirinya. Semua bawahannya segera melindungi tuannya dan bahkan keenam pembunuh yang baru sadar itu kembali memasang badannya. Namun, semua orang yang berani menghnginya dibuat myang oleh Randika! Keenam pembunuh terkuat itu kembali memuntahkan darah, mereka tidak menyangkawannya ini benar-benar kuat. "Tahan posisi kalian, dia tidak akan bertahanma." Albert yang berada di sisi Ivan memberikan arahan pada bawahannya. Semua orang segera mengubah taktik mereka, mereka tidak menyerang Randika minkan menyibukan Randika sampai dia kehabisan tenaga. Mereka segera mengepung Randika sambil terus saling melindungi. Randika, yang darahnya sudah mendidih, menerjang tanpa memedulikan apa pun. Dengan tangan kirinya yang menyerupai cakar, dia menggenggam kepwannya dan melemparkannya ke arah kerumunan. Kemudian tangan kanannya myangkan pukn ke dada seseorang. Lalu tpak tangannya yang mengandung tenaga dmnya dia pukulkan ke tanah dan membuat tanah berguncang! Dm sekejap semua orang kehngan keseimbangannya. Namun pada saat ini, kekuatan misterius Randika kembali memberontak! Tubuh Randika segera menjadi kaku. Keringat dingin mengalir deras di dahinya dan seteguk darah hitam menyembur keluar dari mulutnya. Inh saatnya! Keenam pembunuh yang terluka itu kembali menerjang Randika. Randika yang mengusap darah di mulutnya itu mengangkat tangan kanannya. Ledakan tenaga dm tiba-tiba menyerang keenam pembunuh itu dan membuat mereka terpental! Jangan kira dirinya adh mangsa yang mudah! Keenam pembunuh ini merasakan kengerian yang belum pernah ada. Jikawannya itu tidak cedera, ledakan tenaga dm sebelumnya itu akan membunuh mereka. Pada saat yang sama, Ivan menatap Randika yang sedang berlutut satu kaki. Ivan berpikir bahwa jika pria itu ada di sisinya, menguasai negeri ini bukah mimpi. Tanpa disadari, Ivan tertarik untuk merekrut Randika. "Kau sudah kh." Kata Ivan pada Randika. "Menyerah dan aku tidak akan membunuhmu asalkan kau mau bekerja untukku." "Hahaha." Randika hanya tertawa, ini membuat Ivan mengerutkan dahinya. Tidak jauh dari situ, Inggrid menatap cemas Randika. Dia merasa tidak berdaya melihat Randika yang sudah diambang kematian itu. Air matanya sudah tidak bisa terbendunggi. Jika kamu mati, aku tidak r hidup di dunia ini. Sambil berurai air mata, Inggrid terus menatap Randika yang di ujung tanduk. Meskipun tidak bisa apa-apa, dia akan terus menemani Randika hingga akhir. Ivan sudah menggelengkan kepnya. Randika sudah dikepung oleh 20 orang miliknya, kenapa bocah itu masih bisa sepercaya diri seperti ini? "Kau ingin aku menyerah? Ku kalian ingin hidup, aku sarankan kalian menyerangku bersamaan." Wajah Randika mengandung rasa percaya diri yang besar. "Baih ku itu maumu!" Ivan sudah tidak peduligi. Tiba-tiba, semua orang menerjang ke arah Randika! Randika menatap semua orang yang menerjang dirinya. Sambil menahan rasa sakitnya, Randika berdiri. Pada saat yang sama, dia mengumpulkan seluruh tenaga dmnya dm tubuhnya untuk menyiapkan satu serangan terakhir. Jika dirinya akan mati, dia tidak akan membiarkannya tanpa memberi pewanan. "Randika!" Inggrid tidak bisa menahan dirinyagi. Indra, yang berlutut di tanah, hanya bisa menatap Randika. Mulutnya nampak bergerak. "Maafkan aku kak, adikmu ini tidak berguna sama sekali." Melihat Randika yang berdiri dengan susah payah, rasa kagum sekaligus takut bercampur jadi satu. Meskipunwannya ini sudah kehabisan tenaga dan tampak terluka, dia masih mampu membunuh mereka. Jadi keenam orang ini tidak boleh bertindak gegabah. Melihat kerumunan orang yang semakin mendekat itu Randika tertawa. Tangan kanannya yang mengandung seluruh tenaga dmnya itu siap meledak. Tetapi, pada saat ini sebuah batu kerikil myang di udara dan mengenai pergngan tangan Randika. Serangannya ini terpaksa buyar karenanya. Randika sama sekali tidak berdaya. Batu itu mengenai titik akupunturnya dan memblokir saluran tenaga dmnya. Melihat Randika yang kebingungan, keenam pembunuh itu menyadari ada yang aneh. Tetapi kesempatan seperti ini tidak akan datanggi, jadi mereka tetap meneruskan serangan mereka. Namun, ketika mereka bergerak, satu per satu wajah mereka terkena oleh batu. Sudut serangan dan kekuatannya benar-benar luar biasa, itu membuat mereka berenam menghentikan serangannya. "Siapa?" Keenam pembunuh ini terkejut, masih ada orang kuatinnya yang masih bersembunyi? Serangan batu ini bukan serangan biasa, dari jarak yang jauh dan akurasi yang luar biasa, serangan batu itu mengenai titik akupuntur keenamnya dan memblokir tenaga dm mereka. Ivan juga menyadari keanehan ini dan memberi perintah mundur agar bawahannya berhenti menyerang. Ivan th mlui banyak medan perang sehingga dia menumbuhkan indera yang dapat merasakan bahaya. Sekarang adh sh satu contohnya. Jack juga menyadari ada yang aneh, dia nampak mengerutkan dahinya. Kenapa serangan batu itu terlihat familiar? Di bawah tatapan orang, seorang penatua dengan baju sederhana dan topi jerami keluar dan berjn ke arah mereka. Rambut putihnya tampak berantakan dan tongkat berjnnya memberi kesan tua. Melihat sosok penatua itu, entah kenapa Ivan merasa tidak asing dengan pemandangan ini. Lalu penatua itu membuka topinya. "Ya Tuhan." Dm sekejap Ivan menampar dahinya dan berkata dengan nada takut. "Kenapa orang itu bisa ada di sini?" Ingatan buruknya segera melintas di benaknya tetapi dia segera membuangnya jauh-jauh. Ingatan masalunya itu benar-benar mengerikan. Para bawahan Ivan terlihat bingung, kenapa tuannya tiba-tiba menjadi pucat? Dengan tubuh yang tidak bisa berhenti gemetar, lutut Ivan mi lemas. Kenapa, kenapa pak tua itu bisa datang ke sini? Pada saat yang sama, Jack juga melihat wajah penatua itu. Diangsung mengambilngkah mundur dan terjatuh. Tangan kanannyangsung mencengkeram jantungnya, seakan-akan dia terkena serangan jantung. "Kenapa Kenapa dia ada di sini." Pertanyaanya Jack sama dengan Ivan, mereka berdua tidak menyangka hantu masalunya akan mendatangi merekagi. "Siapa orang itu?" Sh satu keluarga inti Jack bertanya padanya. "Jangan tunjuk orang itu, kau jangan sampai berurusan dengannya." Jackngsung memalingkan wajahnya dan menampar tangan keluarganya itu. Wajahnya benar-benar sudah penuh dengan ekspresi ketakutan. Dia tidak menyangka hantu itu akan tiba-tiba muncul di rumahnya. Randika menatap orang yang sedang berjn ke arahnya itu, sambil terkejut dia mengatakan. "Kakek kedua!" Orang itu ternyata adh kakek keduanya. Kenapa dia bisa ada di sini? Bukankah kakeknya itu ada di desa? Kakek kedua itu tersenyum. Di bawah tatapan orang-orang, dia mengambil jarum akupunturnya dan menekan luka yang diderita Randika. "Sudah jangan khawatir sama detail kecilnya. Kau tidak perlu khawatirgi, kakek akan mengurus sisanya. Randika js tersenyum bahagia. Ketika dia berada di dekat kakeknya, dia benar-benar seperti anak kecil. Kakek kedua juga menghampiri Indra dan menekan luka-lukanya. Kemudian kakek kedua dengan pn mengatakan. "Kalian berdua cepat ke sini." Semua orang bertatap-tatapan. Dengan siapa kakek itu berbicara? Bahkan beberapa orang terlihat meremehkan sosok tua itu. Tetapi tanpa diduga semua orang, kedua kep keluarga yang berstatus tinggi tersebut berjn menghampiri kakek itu dengan wajah pucat pasi. Chapter 163: Perjuangan yang Sepadan Chapter 163: Perjuangan yang Sepadan Di bawah tatapan semua orang, kedua kep keluarga paling berpengaruh di Jakarta itu menghampiri si kakek. Seperti anak kecil yang patuh, mereka berdua menundukan kepnya dan menunggu instruksi lebihnjut. Jarak mereka sedikit jauh dari kerumunan jadi tidak ada yang dapat mendengar apa yang dikatakan si kakek. Mereka hanya bisa melihat si kakek seperti sedang memberi nasihat pada kedua kep keluarga itu. Jack dan Ivan mengangguk dengan semangat, takut ku mengangguk pn akan membuat si kakek tersinggung. Kemudian kakek kedua datang menghampiri Inggrid dan menatapnya dari atas ke bawah. Inggrid awalnya bingung harus berbuat apa, tetapi kakek kedua hanya tersenyum sambil mengangguk puas. "Kau adh gadis yang baik." "Jangan lupa bawa kedua orang itu ke rumah sakit." Kemudian kakek kedua memakai topinya dan pergi dari situ. Melihat kepergian si kakek, semua orang masih terdiam. Apa yang th terjadi? Seth kakek itu pergi, kedua wajah Ivan dan Jack segera cerah kembali. Ivan dengan cepat membawa orang-orangnya pergi dan Jack menutup rapat-rapat pintu rumahnya. Dm sekejap, hanya Inggrid, Randika dan Indra berada di hman rumah keluarga Laibahas. Boneka ginseng yang daritadi bersembunyi akhirnya keluar dan mendatangi Indra. Inggrid masih kebingungan, dialu tenggm dm pikirannya. Akhirnya dia bisa menyusun teka-teki ini, apakah kakek itu sedang memeriksa dirinya pantas untuk menjadi menantunya? Sambil menggelengkan kepnya, Inggrid dengan cepat membawa Randika dan Indra ke rumah sakit. ..... Di rumah sakit, Randika dan Indra tidak berada di kamar yang sama. sannya sederhana karena luka yang dimi oleh Randika jauh lebih buruk daripada Indra. Meskipun Indra bersimbah darah di seluruh tubuhnya, itu semua tidak berbahaya bahkan dengan sedikit perawatan luka-luka Indra itu dapat segera sembuh. Namun, kondisi Randika jauh lebih mengkhawatirkan. Luka-lukanya itu menjr sampai ke organ-organnya dan perlu perawatan ekstra. Randika sekarang sedang berbaring di ranjangnya sambil ditemani Inggrid yang duduk di sampingnya. Seluruh ruangan VVIP ini dikhususkan untuk Randika. Inggrid sedang mengupas apel dan Randika hanya menatap Inggrid sambil terdiam. "Dimakan ya." Kata Inggrid dengan lembut. Dia kemudian menyerahkan mangkok penuh apel pada Randika. Namun, Randika menggelengkan kepnya. "Kenapa?" Tanya Inggrid dengan wajah bingung. Randikalu berkata sambil tersenyum. "Tubuhku sakit semua dan tanganku tidak mau bergerak. Tentu saja aku berharap istriku yang cantik itu menyuapiku." Inggrid tersipu malu, tetapi dia tidak menknya. Dia mengambil sebuah apel dan menyerahkannya pada Randika. "Sayang, bukan begitu caranya menyuapi." Randika tertawa, senyuman nakalnya segera naik. "Terus bagaimana caranya yang benar?" Inggrid terlihat bingung. "Tentu saja dengan mulut." Kata Randika sambil tersenyum. Inggrid terlihat ragu-ragu. "Apa yang kamu takuti? Bukankah hal yang wajar seorang istri menyuapi suaminya? Sudah jangan takut, ku ada yang berani macam-macam kuhajar mereka." Kata Randika sambil memperhatikan bibir lembut Inggrid. Seth merasakan buah terang itu, dia semakin mendambakan bibir Inggridgi dangi. Dia tidak sabar mencicipinyagi. Wajah Inggrid sudah benar-benar merah. Seth ragu sedikit, dia menggigit sepotong apel dan menyuapkannya pada Randika dengan mulutnya. Randika, tentu saja, mengambil apel itu tanpa ragu sekaligus merasakan bibir istrinya. "Benar-benar enak." Randika mengangguk. Tetapi dia masih belum puas. "Sayang, aku masihpar." Kata Randika. Inggrid tidak menk,gip Randika adh suaminya. Inggrid kembali mengambil sepotong apel dan memberikannya mulut ke mulut. Kali ini, Randika tidak membiarkan bibir Inggrid kabur. Mereka berciuman kurang lebih 2 menit. Ketika merasa istrinya itu kehabisan napas, Randika melepasnya. Melihat wajah Inggrid yang tersipu malu, Randika merasa puas. Lagip dia tidak boleh mkukan hal yang berlebihan. Randika memang pria yang memikirkan perempuan sma 24 jam dm hidupnya tetapi dia adh orang yang berpengertian. Bisa dikatakan dia adh lki mesum yang jentelmen. Semua ada tempat dan waktunya, bahkan dia tidak ingin mkukannya di tempat umum. Suasana intim dan romantis adh kunci mendapatkan pengman menyenangkan. Randikalu menatap Inggrid sambil tersenyum. Semua perjuangannya itu benar-benar sepadan. Inggrid juga menatap Randika, dan ketika dia menatap senyumannya Randika itu, entah kenapa hatinya jadi terasa sakit. "Maafkan aku." Melihat Inggrid yang tiba-tiba menangis, Randika menjadi panik. Dia tidak tahu mengapa Inggrid menangis. Randika duduk dan mengangkat wajah Inggrid yang tertunduk. "Sayang, kenapa kamu? Jika kamu masih ada mash, katakan saja padaku." "Ini semua shku, aku seharusnya tidak meninggalkanmu seperti itu. Kamu pasti kecewa denganku." Kata Inggrid terbata-bata. Randika mengh napas, istrinya ini terkadang bodoh! "Memang kamu yang pergi mendadak itu sh, aku harus menghukummu. Kamu ingin dihukum sekarang atau nunggu aku png?" Kata Randika. Inggrid mengangkat wajahnya, ekspresinya terlihat bingung. Randika memeluk Inggrid dan mengusap rambutnya. Perasaan hangat ini membuat Inggrid serasa myang ke awan. Berbisik di telinga Inggrid, Randika dengan mudah membuat Inggrid tersipu malu. "Sepertinya aku harus menghukummu sesuai hukum keluarga kita." "Sekarang kamu tidak perlu menyhkan dirimu seperti itu. Apa yang perlu kamukukan sekarang adh menyuapiku apel." Kata Randika. Inggrid tersipu malu, namun hatinya sudah tidak dingingi. Seth beberapa suapan, Randika tiba-tiba mengatakan. "Sayang, sejak kapan kamu tumbuh begitu besar?" "Apanya?" Inggrid sedikit bingung, tetapi ketika melihat tatapan Randika berada di dadanya, diangsung mengerti arti kata-kata Randika. Randika kemudian mengulurkan tangan kanannya dan Inggrid segera menahannya. "Sayang, ini rumah sakit. Nanti ku di rumah aku akan membiarkanmu merabanya setiap saat." Mendengar kata-kata nakal Inggrid ini, Randika tersenyum. "Ku ciuman boleh kan?" Inggrid hanya mengangguk dan mencium Randikagi. Namun ciuman ringan tidak dapat memuaskan nafsu Randika. Kedua lidah mereka segera mksanakan tugasnya. Pada saat ini, sebuah suara seperti bayi tertawa membuat mereka berdua terkejut. Randika dengan cepat memeriksa seluruh ruangan dan menyadari bahwa boneka ginseng sedang duduk di ranjangnya. Ia melihat Randika dan Inggrid dengan wajah bingung dan penasaran sedang apa kedua manusia ini. Yang menjadi pertanyaan adh sejak kapan boneka itu duduk di situ? Bisa-bisanya boneka ini mengintip dirinya sedang bermesraan? Keduanya segera berpisah tetapi boneka ginseng itu seakan tidak terima. Ia terlihat seperti berkata "Teruskan, teruskan, aku masih ingin melihatnya!" Kenapa ginseng ini seperti anak puber yang baru pertama kali lihat video porno? "Apa kamu tahu bahwa mengintip itu adh tindakan kejahatan?" Randika menggelengkan kepnya. Boneka ginseng itu terlihat bersemangat, tidak tahu apa yang dikatakan oleh Randika. "Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Randika dengan rasa penasaran. Tiba-tiba wajah boneka ginseng itu terlihat kesakitan, tangan gemuknya itulu menyentuh tpak tangan Randika. Lalu di bawah tatapan mata Randika, setetes darah putih berupa manik-manik keluar dan jatuh di tangannya. Chapter 164: Hari yang Damai Chapter 164: Hari yang Damai Sambil menahan rasa sakitnya, boneka ginseng itu memberikan Randika setetes darahnya. Ini adh tetes darah ketiga yang diberikan oleh boneka ini. Pertama kali ia berikan untuk menymatkan nyawa neneknya Viona. Yang kedua Randika simpan di lemari rumahnya dan tetes ketiga ini berada di tpak tangannya. "Ini untukku?" Randika menatap boneka ginseng itu. Boneka ginseng itu mengangguk pn. Seth memberikan darahnya pada Randika, boneka itu kabur sekaligi. Rasanya ia berusaha mencari Indra. "Apa itu?" Inggrid sedikit tertegun melihat fenomena itu. "Hahaha itu keajaiban dunia." Randika tersenyum dan menn darah putih itu. ........ Keesokan harinya, mereka tiba di bandara kota Cendrawasih. Randika, Inggrid, Indra dan Ibu Ipah berhasil mendarat dengan smat. Petungan merebut Inggrid kembali dari Jakarta bisa dikatakan berakhir dengan sukses. Kedatangan kakek keduanya itu membawa gelombang tersendiri pada keluarga Alfred dan Laibahas. Kedua keluarga besar itu sudah tidak berniat mengungkit mash pernikahan Inggrid ataupun menyentuh Randika. Seth sampai di kota kesayangannya ini, Inggrid kepikiran dengan perusahaannya yang dia tinggalkan tanpa kabar itu. Jadi mau tidak mau dia harus masuk dan mengatur mash yang ada. Mengingat sifat pekerja keras istrinya itu, Randika melepaskannya. Tetapi sebelum mereka berpisah, keduanya berciuman panas dan Randika mengingatkan Inggrid jangan pernah pergi tanpa kabargi. Namun, Randika masih sedikit cemas. Dialu memohon pada Ibu Ipah untuk mengawasi Inggrid untuk hari ini saja karena dia sendiri harus mengantar Indra ke rumahnya. "Bagaimana luka-lukamu?" Randika kemudian membuka perbincangan dan mi bertanya tentang kondisi adik seperguruannya itu. "Aku tidak apa-apa." Kata Indra sambil tertawa. Seth diperhatikan, Indra memang pulih dengan cepat. Tenaga dmnya yang sepertiutan itu membantu proses penyembuhannya menjadi jauh lebih cepat dari dirinya. Sekarang, dia terlihat tidak pernah terluka sama sekali. Seth memastikan Indra png dengan smat, Randika kembali ke rumahnya. Membuka pintunya, Randika menyadari bahwa ada seseorang sedang sibuk memasukan bajunya ke koper. Ternyata itu adh Hannah. "Han, sedang apa kamu di sini?" Randika penasaran. Hannah terlihat panik dan sibuk memasukan bajunya ke dm kopernya. Ketika dia mendengar suara, dia menoleh dan menyadari bahwa itu adh kakak iparnya. "Kak! Kau datang tepat waktu. Bantu aku beres-beres." Kata Hannah sambil berkeringat. "Kamu mau pergi ke luar kota?" Randika terlihat bingung. "Bukan itu! Ibu Ipah ngirim pesan ke aku ku kak Inggrid kembali ke rumah kita di Jakarta. Aku sejak lusa kemarin itu tidak megang handphone karena ada ujian jadi aku baru sadar pesannya Ibu Ipah. Jadi cepat bantu aku beres-beres agar bisa cepat menyusul kak Inggrid. Aku dari dulu slu khawatir dengan nasib kak Inggrid." Kata Hannah sambil menahan air matanya, dia menyesal tidak bisa mendampingi kakaknya. "Kamu sudah tidak perlu khawatir." Kata Randika sambil tersenyum. "Aku baru saja balik dari Jakarta, dan tentu saja aku membawamu kakakmu itu bersamaku." "Benarkah?" Hannah segera menoleh ke arah Randika dengan wajah terkejut. "Mana mungkin aku berbohong?" Kata Randika sambil tertawa. "Jskan semuanya kak! Apa saja yang th terjadi?" Hannah dengan cepat menghampiri Randika, dia tidak ingin ketinggn cerita. "Anak kecil tidak perlu tahu. Yang terpenting semuanya baik-baik saja dan kamu cuma perlu fokus dengan bisnis bajumu itu." Kata Randika. "Ah ayh kak, jangan seperti itu." Hannah dengan cepat kembali menggunakan jurus andnnya. Dia menyelipkan tangan Randika ke lembah dadanya dan menggosok-gosokannya. "Baih, aku akan menceritakannya. Tapi aku capek berdiri." "Jangan khawatir, aku akan membawakanmu kursi." "Tapi aku tidak bisa bercerita dengan pundak yang sakit." "Jangan khawatir, aku akan memijatmu." "Tapi aku tidak bisa bercerita dengan tenggorokan kering begini." "Jangan khawatir, aku akan membawakan kakak air." Pada saat ini Hannah bagaikan pyan yang mematuhi semua permintaan Randika. Apa pun yang diminta kakak iparnya akan dkukannya dengan senang hati. Akhirnya di bawah omn Hannah, Randika sudah siap bercerita. Hannah dengan cepat duduk dengan manis, tetapi tatapan mata Randika jatuh di dadanya Hannah. Lalu keheningan yang mencekam itu pecah karena pertanyaan Randika yang di luar dugaan itu. "Dadamu makin besar ya? Kamu cup berapa?" "Apa?" Hannah terkejut bukan main, diangsung menutupi dadanya. "Kakak ipar memang pria mesum!" k! Suara nyaring itu tentu saja Randika yang tertampar. "Uhuk, maafkan aku. Jadi semuanya berawal dari Inggrid yang.." Randika segera menceritakan segnya pada Hannah yang sudah menenangkan diri. Cara bercerita Randika dibuat dramatis dan menonjolkan kekerenannya ketika menymatkan istrinya. Tetapi kejadian Inggrid hampir diperkosa tidak dia ceritakan demi menjaga nama baik semua pihak yang terkait. Hannah mendengarkan semua ini dengan berbagai macam ekspresi. Pada saat ini, tiba-tiba Inggrid dan Ibu Ipah sudah png. Melihat Inggrid yang datang, Randika berkedip padanya. Janji Inggrid di rumah sakit js akan ditagihnya. Mm itu, Randika dan Inggrid memainkan roley di kamarnya. Randika menjadi tuan dan Inggrid menjadi pyannya. Sedangkan apa yang terjadi di mm hari itu, lebih baik kita membayangkannya masing-masing di benak kita. ........... Keesokan harinya, Randika terbangun dan Inggrid masih tertidur ps di lengannya. Mereka bangun kesiangan karena tadi mm mereka mkukannya hinggarut mm dan Inggrid terus meminta lebih. Ketika Randika melihat istrinya yang tertidur ps itu, dia tidak bisa menahan senyumannya. Tangannya tidak sadar mengelus rambutnya dan dia mencium dahinya. Merasakan ciuman itu, Inggrid juga terbangun dan bertanya sambil masih setengah tertidur. "Jam berapa ini?" "Jam 8.40." Kata Randika. "Apa? Sudah hampir jam 9?" Inggrid menjadi panik. "Ya ampun, hari ini banyak rapat penting di kantor." Inggrid yang bugil dengan cepat bangun dan berpakaian. Randika sendiri masih menikmati momen indah ini dan terus memperhatikan istrinya yang imut itu. Turun dari kasur, Randika memeluk istrinya. "Sayang, ngapain buru-buru." "Ini juga shmu, kenapa kamu mkukannya sampairut mm begitu." Inggrid yang panik itu segera berhenti bergerak dan ikut memeluk Randika. Tetapi Randika justru tertawa. "Bukannya kamu sendiri yang telu semangat saat kau berada di atas? Apa kamu lupa betapa liarnya goyangan pinggangmu itu tadi mm?" Inggrid tersipu malu. "Pokoknya ini juga shmu." Inggridlu mencium Randika dan buru-buru turun. "Ah, sayang tunggu aku! Aku juga harus ke kantor." Teriak Randika. Ketika mereka sampai di kantor, semuanya berjn seperti biasa. Randika segera kembali ke ruangannya dan pagi itu berjn dengan cepat. Tidak terasa sekarang adh waktunya png kerja. Ketika Randika hendak png, dia menyadari bahwa Viona sedang berbicara dengan teman-temannya. Sambil merasa penasaran, Randika menghampirinya. "Vi, ayo kita nge-gym sama-sama." Ajak sh satu temannya. "Banyak cowok cakep lho di sana." Temannya yangin tertawa. "Gini nih nasib orang jomblo, bukannya hidup sehat mh matanya yang main. Viona sudah punya pacar tahu. Ku pak Randika tahu kamu ngajak Viona mencari cowokin, bisa-bisa kamu dipecat!" Semuanya tertawa sedangkan Viona hanya tersenyum. "Bagaimana Vi? Ayo kitatihan bersama-sama. Apa kamu tidak mau membuat pak Randika senang melihatmu makin kurus? Aku yakin pak Randika juga nge-gym sendiri." "Eh yang gemuk di sini cuma kamu tahu! Vionangsing begini kamu omong gemuk?" "Kalian sedang ngomongin apa?" Randika tiba-tiba nimbrung. "Randika!" Ketika melihat pria yang dicintainya datang, Viona tidak bisa berhenti tersenyum. Teman-temannya iningsung mengangguk bersamaan. "Pak, ayo kita nge-gym sama-sama." Chapter 165: Cara Termudah Mendapatkan Perhatian Wanita Chapter 165: Cara Termudah Mendapatkan Perhatian Wanita Oh? Mereka mengajak fitness? Randika tersenyum. "Baih, jangan kaget ku otot-ototku nanti membuat kalian terpana ya." "Ah pak Randika jangan gitu. Saya sudah suka bapak bahkan sebelum bapak berotot." "Lho lho, kenapa kamu jadi genit begini?" Semuanya tertawa dan berangkat menuju gym. Beberapa ahli parfum ini memang rutin pergi ke gym dan kali ini mereka mengajak Viona sekaligus atasannya Randika. Sesampainya di sana, mata Randika sudah menyapu seluruh ruangan. Gym ini benar-benar luas dan menjadi pusat fitness kngan menengah ke atas, oleh karena itu banyak perempuan cantik di sini. Perempuan-perempuan ini memakaia pendek ketat dan sport bra, keseksian mereka hampir membuat semuakiki mimisan. Sebenarnya, khususnya untuk perempuan cantik, berpakaian minim dan ketat seperti ini sangat nyaman untuk dipakai. Khususnya bagi mereka yang betih kardio dan berkeringat deras. Sedangkan untukki, melihat para perempuan ini membuat mereka sedikit bernafsu, dada dan paha yang menonjol itu benar-benar menggugah selera! Mau bagaimanagi, Randika terpaksa harus meni mereka satu per satu di benaknya. Operasi mencari cewek cantik dan sexy dimi! Karena gym ini diperuntukkan kngan atas, berbagai macam t tersedia di tempat ini. Treadmill, sepeda statis, climber dan t-t fitnessinnya membuat gym ini terkenal. "Bagaimana ku kita kardio dulu pak?" Beberapa perempuan mi tertarik mendengarnya, mereka segera mengerumuni Randika. "Iya pak kita pengen buang lemak berlebih nih." "Iya pak, kita pengenngsing seperti Viona." "Baih, baih." Randikalu melihat t-t kardio yang tersedia. Karena juh mereka 5 orang, treadmill kurang cocok karena keterbatasan t. Oleh karena itu, Randika memilih sepeda statis. Yang mungkin orang awam kurang tahu adh sepeda statis ini benar-benar bagus untuk memperkuat otot dan membakar kalori. Dm satu jam orang bisa membakar 600 kalori, tentu saja ini tergantung intensitas serta berat badan seseorang. Belumgi sepeda statis merupakan cara yang efisien dan efektif untuk memperkuat jantung, paru-paru, otot punggung dan otot bagian bawah. Di bagian area sepeda statis, sudah ada beberapa perempuan danki yang sedang betih. Seth memastikan semua mendapat tempat, Randika memberi instruksi. Yang pertama adh pemanasan sma 2 menit dan mengayuh sekuat tenaga sma 1 menit. Di saat Randika mengayuh sekuat tenaga, semua orang di tempat itu terpana melihat betapa cepatnya Randika. Para perempuan ini menatap Randika dengan mata terblak, atasannya ini benar masih manusia? Ku dibandingkan,ki di samping Randika terasambat. Meskipunki itu juga mengayuh sekuat tenaga, Randika jauh lebih cepat daripadanya. Melihat Randika yang gagah seperti itu membuat Viona tersenyum. Mata para perempuan yangin juga tidak bisa lepas dari Randika. Mereka belum pernah melihat keajaiban yang seperti itu. Yang mengejut mereka adh senyuman hangat Randika ketika dia menoleh ke arahnya. Tiba-tiba semua perempuan itu menatap Randika dengan tatapan nakal. Sepertinya pesona Randika masih bekerja dengan luar biasa. Randika tersenyum dm hati dan dia terus mengayuh secepat mungkin sma 5 menit. Sekarang waktunya berganti t. t kedua yang dicobanya adh butterfly machine yang berfungsi untuk mtih dan membentuk otot pada bagian dada khususnya pada bagian tengah. Cara menggunakannya pun terbng mudah, orang hanya perlu membuka sandaran tangan ke arah depan dan juga bkang sama seperti dengan gerakan kepakan sayap kupu-kupu. Di area t ini sudah berkumpul beberapa pria berbadan kekar. Mereka melihat Randika datang bersama bawahannya sekaligus para perempuan yang ada di sepeda statis tadi. Tanpa berkata apa-apa, Randikangsung mengatur beban menjadi paling berat! Para pria iningsung menatap jijik Randika, mereka menganggap Randika hanya sedang ingin pamer. Mana mungkin pria kuru situ bisa mkukannya? Randikalu duduk dengan santai. Di bawah tatapan mata para perempuan dan tatapan tajam beberapa pria, Randika menggerakan tangannya dengan kuat dan bertenaga. Tiba-tiba, butterfly machine ini berdenyit keras. Saat Randika melepaskannya, beban berat itungsung membentur bagian bawahnya. Randika membuka dan menutup tangannya dengan cepat, semua gerakannya ini disusul oleh suara besi (dari bebannya) yang terbentur dengan kerangkanya. Orang-orang melihat Randika dengan entengnya mkukan semua itu dengan beban paling berat. Beberapa pria yang menatap Randika dengan jijik tadi sudah terkejut bukan main. Kekuatan pria yang baru datang itu benar-benar luar biasa, mereka semua baru pertama kali melihat kejadian seperti ini. Apa orang ini masih manusia? Mereka sudah pernah melihat orang memakai beban maksimal seperti itu, yang belum pernah mereka lihat adh orang menggunakannya dengan enteng. Kecepatan Randika benar-benar sudah seperti kepakan sayap! Bahkan napas dan wajah Randika sama sekali tidak memperlihatkan adanya kesulitan. Bisa dikatakan bahwa ini adh cara tergampang mendapatkan perhatian wanita! "Wow! G bener, sudah kuduga pak Randika bukan pria biasa!" Para bawahannya itu segera mengomentari kehebatan Randika. "Aku sepertinya jatuh cinta dengannya!" "Hei, hei, jaga omongan kalian. Kalian tidak lihat pacar pak Randika ada di sini?" Sh satu dari mereka segera mengingatkan mereka. Viona yang mendengarnya hanya tersipu malu. Randika terus menggunakan butterfly machine dengan kecepatan tinggi sma 3 menit. Semua lki tampak melongo sedangkan para perempuan cantik mi bertanya-tanya. "Siapa pria itu?" "Kenapa memangnya? Bukannya kamu sudah punya pacar?" "Memangnya kenapa? Aku cuma penasaran apakah dia jago di ranjang atau tidak." Perempuan itu benar-benar tidak malu sama sekali. Mereka terus memuji Randika. "Lihat wajahnya, bukankah dia ganteng juga? Masa kalian tidak ingin tidur dengannya?" Mungkin ku Randika mendengar percakapan mereka dia sudah besar kep. Dia tahu bahwa dirinya tampan dan mempesona, sayangnya dia tidak suka dengan perhatian yang berlebihan. Sedangkan untuk urusan ranjang, tentu saja Randika jagoannya. Dia th mtih tekniknya bertahun-tahun dan berhasil menyempurnakannya. Tentu saja, Randika juga pilih-pilih siapa yang akan dipuaskannya. Randikalu memutuskan untuk berganti tgi. Kali ini bukan hanya para bawahan Randika dan perempuan yang di area sepeda statis saja, hampir semuaki dan perempuan yang ada di gym mengikuti dan penasaran dengan Randika. Mereka penasaran kejadian ajaib apa yang akan diperlihatkan Randika. Randika sama sekali tidak peduli. Randika memperhatikan t-t yang ada dan menemukan targetnya. Bench press! Jenis t fitness ini cukup terjamin keamanannya karena dilengkapi dengan safety hook yang berfungsi sebagai penahan yang bisa memberikan keamanan pada setiap penggunanya. Fungsi dari t ini adh untuk mtih dan membentuk otot dada bagian atas, tengah dan bawah. Tingkatan kesulitannya juga bervariasi tergantung beban yang digunakannya. Yang paling ringan adh 10 kg dengan beban 5 kg di setiap sisinya. Untuk di gym ini, yang paling berat adh beban dengan total 100 kg. Dengan 50 kg di setiap sisinya, jarang ada orang yang memakainya. Dan mata Randika benar-benar terkunci pada beban tersebut! Saking beratnya, untuk memasangkan t ini butuh tenaga beberapa orang karena saat paling berbahaya adh memasang beban itu pada tnya. Jika tidak hati-hati, beban itu bisa meremukan kaki orang dengan mudah! Melihat Randika yang menuju bench press, semua orang terkejut. Astaga! Randika dengan santai menyuruh orang untuk memasangkan beban 50 kg itu di setiap sisi sambil dirinya bersiap-siap. Dan di bawah tatapan orang-orang, Randika mi tiduran. Apakah orang itu benar-benar kuat? Semua orang mi menahan napas mereka. Pada saat ini, Randika berhasil mengangkatnya! Dia benar-benar mengangkatnya! Perempuan yang ingin tidur dengan Randika tidak bisa menahan air liurnya. "Orang itu pasti liar dan bertenaga di ranjang." Randika hanya tersenyum ketika mendengarnya. Jika kalian ingin tahu seberapa hebat dirinya di ranjang, kenapa mereka tidak menanyakannya pada Inggrid? Chapter 166: Salah Masuk Lagi! Chapter 166: Sh Masuk Lagi! Di bawah tatapan kagum orang-orang, Randika tersenyum dm hati. Tiangnya ini dia letakan persis di depan dadanya. Dengan berat tiang yang mencapai 20 kg dan beban 100 kg, Randika mi mengangkat dan menurunkannya. Pehan kecepatannya mi menjadi tinggi. Dm hitungan detik, Randika sudah mkukannya lebih dari 10x. Semua orang terkejut, apa pria ini masih bisa dibng manusia? Apa yang mereka tidak tahu adh beban ini masih ringan bagi Randika. Jika mereka bisa mengetahui isi pikiran Randika, pasti mereka sudah menganggap dirinya monster. Seluruh gym yang awalnya ramai itu menjadi terdiam, semua orang melihat Randika sedang mengangkat beban 100 kg dengan kecepatan yang luar biasa sma beberapa menit. Seth lima menit, Randika meletakan tiang itu di tempatnya dan akhirnya menyadari bahwa semua orang sedang menatap dirinya. Kenapa mereka terlihat terkejut seperti itu? Ah! Pasti karena pesonaku yang tak tertahankan ya? Memang tehir tampan itu kadang menyusahkan, namun hati ini mesti dijaga untuk orang yang pantas. "Pak Randika memang luar biasa!" "Pak, apa yakin bapak tidak mau simpanan? Saya siap pak!" Tiba-tiba, semua ahli parfum mi mengerubungi dirinya. Randika hanya tersenyum manis yang membuat hati para perempuan ini makin leleh. Senyuman ini juga tidak luput dari tatapan beberapa perempuanin, mereka makin penasaran dengan pria ganteng itu. Mayoritaskiki yang ada di sana mau tidak mau menjadi cemburu. Randika th mengambil alih seluruh panggung. Randika kemudian menggunakan beberapa t fitnessinnya, teriakan para perempuan tidak kunjung mereda. Viona, dan semua orang, mi betih juga. Waktu berjn dengan cepat dan semua orang juga menjninya dengan penuh kebahagiaan. Seth 1 jam belu, Randika sudah basah oleh keringat. Jadi dia ingin ganti baju dan menyudahi kegiatan hraga ini. Ketika dia berjn ke loker, Randika sudah berniat berganti baju di tempat tetapi dia melihat orang sedang ganti baju di dm ruang ganti. Randika menyadari bahwa orang itu adh Viona dan ternyata dia sedang berganti baju sekarang! Viona yang sekarang hanya berbalut beha dana dm, Randika tidak bisa menahan air liurnya. Randika mengendap-endap dan memeluk Viona dari bkang. Viona dengan cepat menjadi kaku dan takut, tapi dia pernah merasakan kehangatan dan tangan kekar ini sebelumnya. Seth menyadarinya, Viona kembali rileks. "Ran, sedang apa kau di sini?" Randika tampak bingung. "Kamu kok tahu ini aku?" Viona tersenyum dan mengatakan. "Tentu saja aku tahu, ku bukan kamu siapagi yang bisa membuatku berdebar-debar seperti ini?" Randika menatap wajah Viona. Viona benar-benar cantik, muda dan menawan. Ditambahgi, sekarang dia hanya memakai beha dana dm. Puting pinknya itu tampak mencungul dari balik behanya. Apgi tubuh Viona basah oleh keringat sehingga memberi kesan erotis. Randika tidak mampu menahan dirinyagi. Tatapan matanya sudah dipenuhi oleh hawa nafsu dan senyuman nakal mi menguasai dirinya. "Vi, bisa-bisanya kamu sh masuk ruangan gantikiki?" Ketika Viona ingin menjskan, Randika sudah mengangkat dagu Viona dan menciumnya! Tiba-tiba, kedua bibir itu bertemu dan serangan lidah Randika mi menginvasi. Viona tidak tunduk dan malu seperti dulu, dia balik menyerang. Ciuman mereka ini bagaikan badai, api di dm diri mereka sudah berkobar kencang. Randika merasa sejak dirinya berhubungan badan dengan Inggrid, kekuatan misteriusnya semakin susah dikontrol. Ketika dia lepas kendali, hawa nafsunya benar-benar menjadi sebuas hewan. Terlebihgi, Viona yang setengah tnjang ini benar-benar menggoda dan membuatnya lepas kendali. "Arghh! Hisss!" Berbagai macam desahan keluar dari kedua mulut orang ini, mereka sudah benar-benar lupa diri. Randika sendiri benar-benar melupakan prinsipnya sebagai jentelmen. Tangan kanan Randika sudah meluncur ke bawah, tempat dada Viona bersarang. Sambil merasakan puting Viona yang mengeras, tangannya kembali meluncur dan meremas pantat empuk milik Viona. Semenit kemudian Viona mendorong Randika, wajahnya benar-benar takluk oleh kenikmatan dan air liurnya sampai meses. Dia tidak akan melepaskan kenikmatan itu ku bukan karena tidak bisa bernapas. "Bagaimana? Kau ingin mnjutkannya?" Randika berbisik di telinga Viona, tidak lupa dia menggigit dan menjt leher putih Viona. "." Viona menutup matanya, Randika th menyerang titik erotisnya yaitu telinganya. Sensasi nikmat iningsung mengambil alih dan membuat dirinya sedikit mengmi orgasme. Dia ingin mengatakan pada Randika bahwa ini tempat umum, tetapi dia tidak sempat mengatakannya karena masih ingin menikmati momen ini. Jadi dia hanya menutup matanya dan menikmatinya. Randika kembali ke bibir Viona sambil memainkan kedua dada besar itu. Di tengah situasi memanas ini, Randika menggendong Viona dan membawanya ke kursi. Viona sekarang duduk di pangkuan Randika. Kemudian Randika mi membenamkan dirinya di dada Viona dan menggeser beha Viona dan menjti putingnya. Viona sendiri sudah benar-benar tidak tahu apa yang terjadi, dia benar-benar merasa dirinya sedang myang. Randika mi tidak sabar, dia ingin Viona menjadi perempuannya sekarang juga. Dirinya yang sekarang sudah tidak peduli tempat dan waktu, nafsunya sudah benar-benar mencapai batasnya. Namun pada saat ini, ruangan ganti ini tiba-tiba dibuka dan seorang perempuan masuk. Dia melihat dua orang sedang berciuman liar dan mau tidak mau dia terkejut. Randika dan Viona tidak sadar bahwa ada orangin yang masuk. Perempuan itulu berteriak. "Hei! Kalian ini tidak tahu malu!" Viona terkejut dan panik. Dia dengan cepat turun dari pangkuan Randika. Randika menatap bajingan yang merusak acaranya itu dan terkejut ketika melihat seorang perempuan ada di ruang gantikiki. "Ini ruang gantikiki, kenapa kau ada di sini?" "Ruang gantikiki?" Perempuan itu mendengus dingin. ""Ini ruang ganti perempuan tahu! Jangan kira kau bisa menerobos tempat ini dan bermesraan dengan perempuan mentang-mentang kamu ganteng. Setidaknya jangan mkukannya di tempat umum, perhatikan waktu dan tempat sebelum kamu mkukannya!" Viona sudah malu bukan main, wajahnya benar-benar merah. Dia dengan cepat ganti baju dan menyeret Randika keluar. Ketika kedua orang itu keluar, perempuan itu bergumam dm hati. "Dasar mentang-mentang ganteng pengennya pamer. Aku juga ingin dicium sepanas itu tahu! Hahhh Rasanya aku harus cari pacar tahun ini." Randika yang diseret keluar itu diomeli oleh Viona. Seth mendengar omn itu 5 menit penuh, Randika kemudian ganti baju di ruangan gantikiki. Seth berganti baju dan berkumpul dengan ahli parfuminnya, mereka semua makan mm bersama. Randika sedikit merasa lepas kendali saat bermesraan dengan Viona tadi. Prinsipnya adh mkukannya di tempat romantis sehingga kedua bh pihak mendapatkan pengman yang menyenangkan. Tindakannya tadi benar-benar mnggar prinsipnya. Citra seorang jentelmen harus dia pertahankan. Namun, kelembutan bibir sekaligus dada Viona itu benar-benar membekas dm dirinya. Di dm benaknya sekarang adh kapan dia bisa membuat Viona menjadi ceweknya. Untuk menjni hidup mewah dipenuhi cewek cantik, Randika harus membuat mereka tidak bisa lepas dari dirinya. Pehan namun pasti, kerajaan haremnya akan terbentuk suatu saat nanti! Chapter 167: Kakek Yakin Itu Bukan Obat Perangsang? Chapter 167: Kakek Yakin Itu Bukan Obat Perangsang? Namun, Randika memutuskan hari ini bukah hari yang tepat untuk menaklukan hati Viona. Seth makan mm bersama orang banyak, Randika mengantar Viona png ke rumahnya dan dia punngsung balik ke rumah. Namun, ketika dia membuka pintu rumahnya itu, Randika tiba-tiba merasakan badannya menjadi kaku, matanya terblak dan tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak. Dm sekejap keringat dingin membanjiri dirinya! Tubuh Randika, yang kekuatan misteriusnya th ditekan, tiba-tiba tanpa peringatan meledak dan memberontak! Pewanan kekuatan misterius ini benar-benar tiba telu mendadak. Dm sekejap, rasa sakit segera menumpulkan saraf Randika dan menguasai dirinya. Dia sama sekali tidak bisa menyebarkan tenaga dmnya. Punggungnya sudah basah oleh keringat, napasnya sudah terengah-engah. Randika hendak duduk dan bermeditasi agar dapat menyalurkan tenaga dmnya. Namun, rasa sakit yang tajam tiba-tiba menusuk jantungnya dan membuatnya tersungkur. Sambil menahan rasa sakitnya, kukunya menancap dm di kedua lengannya dan kerusan gigi Randika terdengar keras. Rasa sakit di dm tubuhnya terasa seperti organ dmnya terpelintir semua, seh-h mereka ingin melepaskan diri. Randika hampir tidak bisa bernapas, seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat hingga membentuk genangan air. Seth tiga menit menahan sakit, rasa sakitnya itu pehan menghng. Sama seperti hati gebetan kita, rasa sakit itu datang dan meninggalkan Randika dengan cepat. Randika mengangkat kepnya dan berusaha menenangkan dirinya. Jika serangan mendadak ini terjadi beberapa kali, sama saja Randika tidak bisa hidup dengan tenang. Terlebih, rasa sakit ini bukah rasa sakit yang seperti biasanya dia rasakan. Serangan internal ini benar-benar mendadak dan tidak ada peringatan apa-apa. Sambil mengerutkan dahinya, Randika mengambil handphonenya dan menelepon kakek ketiga. "Kamugi, sekarang terkena mash apgi kamu?" Suara kakek ketiga terdengar jengkel. "Kek, apa kakek sedang sibuk?" Randika memastikan kakeknya tidak sibuk. "Bah, kau kira obat-obat ini bisa ngurus dirinya sendiri? Jika kamu nelepon untuk tanya kabar, kakek sedang sibuk." Kakek ketiga hendak menutup teleponnya. "Tunggu! Jangan ditutup kek, ini tentang penyakitku." Randika segera panik. Kakeknya mengerutkan dahinya sambil bertanya. "Bukankah aku sudah memberikan resep sup obatku?" Randika tidak bisa menjskannya dengan baik. Penyakit ini benar-benar kompleks dan misterius, Randika sendiri tidak tahu kenapa dia bisa mengidapnya. "Baih ku begitu, cepat png ke sini dan aku akan memberimu obat yang baru." Seth itu kakeknyangsung menutup teleponnya. Mendengar suara "tut, tut, tut." Randika hanya tersenyum pahit. Kakek ketiganya ini memang tsundere! Seth berpikir sesaat, Randika menelepon Inggrid. "Halo sayang? Aku perlu pergi ke suatu tempat untuk beberapa hari, jadi kamu mungkin tidak mendengar kabarku sma itu. Tapi jangan khawatir, seth aku balik nanti aku akan menebus semuanya dengan memberimu mm yang tidak terlupakan!" Seth berpamitan dengan Inggrid, Randika segera membereskan bajunya dan cepat-cepat naik bus ke Kota Kebon Raya. .... Sesaatnya Randika tiba di Desa Jagad, pemandangan dan orang-orangnya sama sekali tidak berubah. "Kakek keempat!" Randika melihat kakeknya itu sedang bermandikan cahaya matahari pagi. Dia terlihat asyik memejamkan matanya sambil berbaring di kursi msnya. Di sampingnya terlihat ada teh dan cemn, kakeknya ini benar-benar sedang memanjakan dirinya. "Hohoho, kakek kemarin meramal bahwa kamu akan png hari ini dan ternyata kakek benar." Wajah kakek keempat terlihat bangga. Randika bergumam dm hati, bukankah kemarin aku menelepon rumah? "Randika kemarh." Pada saat ini, kakek ketiga keluar dari dm rumah dan mmbaikan tangannya pada Randika. Kakek keempatnya juga ikut mengikutinya dari bkang. "Pertama-tama mandh dengan air hangat yang sudah kucampur dengan obat ini." "Aku akan mengganti airnya setiap satu jam sekali sebanyak 5x." Lima kali? Berarti lima jam! Randika benar-benar terkejut, lima jam dia tidak ngapa-ngapain sin berendam? "Sudah nurut saja, kamu ingin penyakitmu itu sembuh atau tidak?" Tatapan mata kakek ketiga terlihat tajam. Dialu menjewer telinga Randika dan menyuruhnya berbaring di dm bak. Seth masuk ke dm bak, kakek ketiganya menuangkan beberapa ember air hangat berisi obat. Dm sekejap, Randika merasakan kenikmatan duniawi. Dia ingin mendesah nikmat dan menikmati momen ini sambil memejamkan matanya. Di setiap jamnya mengisi kembali bak itu dengan air hangat, kakek ketiga juga memeriksa titik akupuntur anaknya itu. Seth 5 jam, Randika keluar dari dm bak dan kakek ketiganyangsung menyodorkannya semangkok sup obat. "Minuh sgi hangat." Randikangsung meminumnya, dia sama sekali tidak menyisakannya. "Tinggh di sini sma seminggu." Kata kakek ketiga. "Lama sekali!" Bs Randika. Kakek ketiga menjadi marah. "Shkan dirimu yang lemah itu, kau kira membuat obat itu gampang?" Randikangsung tersenyum dan berusaha mengalihkan pembicaraan. "Omong-omong, mana kakek pertama dan kakek kedua?" "Kakek pertama masih mengurung dirinya." Kata kakek ketiga. "Kakek kedua sedang keluar." Randika masih tidak tahu kenapa kakek pertamanya itu mengurung dirinya. Sebelumnya kakek keempat pernah mengatakan bahwa kakek pertamanya itu sudah mengurung dirinya sma tujuh tahun dan enam bn! Randika penasaran apa yang sedang dkukan oleh kakeknya itu, apakah itu meditasi? Mendengar kakek keduanya sedang pergi tidak mengherankan bagi Randika. Sudah pasti kakeknya itu masih ada di Jakarta. Untuk 7 hari kedepan, Randika menjni masa pemulihan bersama kakek ketiga dan bermandikan cahaya matahari pagi bersama kakek keempat. Kehidupannya ini benar-benar bagaikan liburan. Sma 7 hari ini, Randika terus-menerus mandi air obat, dan pada saat yang bersamaan, kakek ketiganya meramu obat baru untuk dirinya. Hari ini sudah merupakan hari ketujuh. Randika berdiri bersama kakeknya yang sedang mengaduk panci besar di atas tungku di dapur. Kakek ketiga terlihat sibuk, dia terus-menerus menambahkan bahan ke dm panci. Dia juga bertugas untuk mengatur suhu tungku. "Cepat buka jend yang di kanan itu." Kakek ketiga terus memberikan arahan pada Randika sambil terus mengaduk. Tiba-tiba, sesaat seth jend itu terbuka, asap hitam mi keluar dan cairan di dm panci menjadi merah. "Cepat tutup jendnya!" Randika menutupnya saat itu juga. Kakek ketiga tetap terlihat fokus, dan pada saat ini, panci yang diaduknya itu tiba-tiba berguncang hebat. Panci itu sepertinya siap meledak kapan saja. "Kek, panci itu tidak akan meledak kan?" Tanya Randika sambil bersiap kabur. Kakek ketiganya menatap tajam Randika. "Kamu meragukan kakek? Apa kamu belum pernah melihat kakek meramu obat?" Namun tiba-tiba, panci itu tiba-tiba berdesis dan mengeluarkan asap merah! Hati Randika sudah mengepal dan dia sudah bersiap-siap. Apa kakeknya sudah lupa? Dulu dia sering menemani kakeknya ini membereskan sisa-sisa panci yang meledak, ku hari ini meledak juga maka ini akan menjadi kasus ke-50 miliknya! Namun, ekspresi bahagia nampak js di muka kakeknya. "Selesai!" Sudah selesai? Randika masih menahan napasnya, dia tidak akan lengah. Sedangkan kakeknya mengambil kapsul dan mengisinya dengan ramuan yang dia buat. Kemudian kakeknya memberikannya pada Randika dm wadah botol. "Nih bawa." Randika membuka botol yang diberikan kakeknya itu dan melihat lebih dari 20 butir kapsul berwarna merah di dmnya. Aroma obatnya sedikit aneh tetapi entah kenapa enak untuk dihirup. "Apa ini kek?" Randika mengambil satu kapsul dan melihatnya dengan seksama. "Itu obat untuk mengontrol penyakit di dm tubuhmu, tetapi bisa dikatakan obat itu sebagai sarana pembantu." Kata kakek ketiga. "Sarana pembantu bagaimana?" Tanya Randika. Kakek ketiga membi jenggotnya. "Jujur saja, penyakitmu ini sangat misterius. Sma ini kakek mengobatinya dengan banyak ekstrak bahan mi tetapi kali ini kakek memakai metode yang beda. Kakek memanfaatkan metode harmonisasi Yin dan Yang untuk menekanju penyakitmu itu." "Harmonisasi Yin dan Yang?" Semakin dia mendengar, semakin dirinya bingung. "Setiap 15 hari kamu wajib minum 1 butir. Seth meminumnya, kamu bisa berhubungan dengan perempuan lebih banyakgi. Obat ini akan menahan gejk penyakitmu ketika berhubungan badan." Jadi serangan mendadak itu ada hubungannya dia berhubungan badan dengan perempuan? Randika makin bingung. Kakek ketiga menambahkan. "Tapi obat ini memiliki efek samping, seth meminumnya nafsu birahimu meningkat dan kamu akan merasakan seluruh tubuhmu menjadi panas. Kamu tidak akan bisa mengontrol nafsumu itu." Randika mengangguk dan melihat kapsul obat itulu berkata dengan wajah serius. "Kek, apa kakek tidak sh buat obat untuk vitalitas pria?" "Bajingan, gitu caramu berterima kasih? Kamu kira kakek perlu barang begituan?" Kakek ketiga sudah menjewer telinga Randika saking marahnya. "Ah, ah, sabar kek aku cuma bercanda. Habis penjsan kakek tadi seperti memberiku obat perangsang." Randika tersenyum. "Jadi memang serangan mendadak kemarin itu berhubungan dengan perempuan ya?" Kakek ketiga mendengus dingin. "Memang obat ini mirip obat perangsang, tetapi efeknya sama sekali tidak bisa dibandingkan. Itu cuma menurut kakek saja, obat itu juga akan menyerap tenaga dm yang bersifat lembut pada dm diri perempuan. Untuk mendapatkannya kakek tidak perlu menjskannya kan? Semakin kau menabrak rahimnya semakin bagus." Randika terkejut, berarti semakin dm prasinya semakin bagus? Kakek ketiga memang terbaik! Tetapi Randika mengerti teori kakeknya ini. Semenjak dia berhubungan badan dengan Inggrid, dia semakin mudah terangsang dan badannya cepat menjadi panas ketika hanya forey. "Sudah itu saja dari kakek. Sudah sana cepat png, nanti balikgi ke sini ku obatmu sudah habis." Kata kakek ketiga. ...... Seth sampai di kota Cendrawasih, hari sudah mm. Randikangsung menuju rumah tanpa mampir-mampir. Ketika dia sampai di ruang tamu, Inggrid terlihat sedang duduk di sofa. Randika tidak bisa berhenti tertawa di dm hatinya. Dia ingin mencoba dan merasakan efek samping dari obat kakeknya itu. Seth meminumnya, Randikangsung merayap ke sofa. Dari bkang dia menutup mata Inggrid. "Tebak siapa aku?" Randika menyamarkan suaranya. Inggrid tersenyum dan menyingkirkan tangan Randika. "Siapagi ku bukan kamu?" Di balik semua ini, terlihat perubahan dm diri Inggrid. Tangan Randika yang disingkirkannya ternyata Inggrid taruh di atas dadanya! "Istriku memang mengerti aku, suamimu ini sudah rindu denganmu." Randika tersenyum dan mi meremas kedua dada Inggrid. APA!? Tambah besargi? Kekenyn dan ukuran ini benar-benar luar biasa, apakah istrinya mengmi masa pubergi? Randika tertawa. Namun pada saat ini wajah Inggrid sudah merah dan dia berdiri. "Jangan aneh-aneh dulu. Hannah sebentargi png." Chapter 168: Obatnya Bekerja dengan Baik Chapter 168: Obatnya Bekerja dengan Baik "Tidak apa-apa sayang, dia masihma kok pngnya." Kata Randika sambil tersenyum. Di saat yang sama, dia juga merasakan efek obat kakeknya itu mi bekerja. Sesuai kata-kata kakek ketiganya, tubuhnya mi panas dan nafsunya mi memuncak. Randika serasa ingin membuka bajunya. Randika memeluk Inggrid dari bkang dan menggigit kuping Inggrid. Dialu mengeluarkan satu tarikan napas hangat ke telinganya. Inggrid tidak berdaya, hal ini membuatnya sedikit tergoda juga. "Sayang jangan khawatir,gip sudah seminggu kita tidak mkukannya." Kata Randika sambil tangannya sudah berenang di tubuhnya Inggrid. Inggrid awalnya ragu-ragu, kemudian dia mencium Randika. Di saat kedua bibir itu bertemu, lidah merekangsung bermain. Namun, hari ini Randika begitu liar dan ini membuat Inggrid makin sesak napas. Randika, yang masih berdiri di bkangnya Inggrid, berusaha mengeluarkan semua nafsu birahinya yang menumpuk. Dia seperti mmpiaskan semua kerinduannya dm satu ciumannya ini. Inggrid sendiri sedikit kewhan, desahannya tidak bisa berhenti terdengar, wajahnya sudah sangat merah dan pikirannya sudah myang. Teknik Randika benar-benar luar biasa. Tidak butuh waktuma membuat Inggrid basah seperti air terjun. Tangan kanan Randika bergerak dengan cepat, dia segera melepas pengait beha Inggrid dan bertemu dengan gunung yang lebih indah daripada gunung yang ada di desanya. "Ahnn! Hmm!" Inggrid hanya bisa mengeluarkan desahan erotis dan menutup matanya. Randika tidak bisa berhenti meraba dan menjepit putingnya Inggrid. Tangan kirinya juga sudah menyelip ke dma dm Inggrid yang basah. Cuma butuh waktu 1 menit Randika berhasil membuat Inggrid orgasme. Bersamaan dengan ini, panas di tubuh Randika sudah tidak tertahankan. Dia sudah tidak tahangi. Diangsung menindih Inggrid di sofa dan melepas semua pakaiannya. Melihat Randika melepasa dmnya, Inggrid semakin tersipu malu. "Di sini?" Inggrid sedikit malu, tetapi Randika berkata sambil tertawa. "Sayang, bahkan dapur juga bisa menjadi sarang cinta kita." Inggrid benar-benar malu. Randika sudah melucuti semua pakaian Inggrid dan sekarang mereka berdua sudah tnjang. Inggrid menutup matanya sambil menutupi dadanya, posenya bagaikan domba yang siap dimakan. Melihat tubuh yang lezat itu, hewan buas dm diri Randika sudah meraung keras. Tangannya sudah mi mengangkat kaki Inggrid. "Sayang, ngapain malu?" Kata Randika. Inggrid sudah tidak bisa menatap Randika karena saking malunya. Mendengar kata-kata Randika, dia sedikit membuka matanya. Randika sudah tidak tahangi. Pengaruh obatnya itu benar-benar membuatnya g. Dia dengan cepat mengangkat kedua kaki Inggrid dan memegangnyalu mi memasukan pucuknya. "Aku mi!" Randika memberi peringatan pada Inggrid. Inggrid mendesah ketika Randika makin masuk ke dm dirinya, matanya terus tertutup. Prasi itu bengsung sma sepuluh menit dan seth itu Randika ingin berganti posisi, dia ingin Inggrid yang ada di atasnya. Sambil berpegangan di sofa, Inggrid mi menurunkan pinggulnya dan mi mengendarai Randika. Posisi ini memberikan kuasa pada Inggrid untuk mengatur tempo dan pergerakannya, gerakan pinggul Inggrid benar-benar luar biasa! Kedua tangannya berada di samping pinggang Inggrid sambil terkadang membantunya agar bisa masuk makin dm. "Bagaimana sayang? Enak?" Inggrid tidak punya waktu untuk menjawab. Dia sibuk mendesah dan mengendarai Randika, setiap tusukan membuatnya mengmi sedikit orgasme. Dari semua posisi, posisi ini benar-benar paling nikmat baginya. Randika yang melihat reaksi istrinya itu makin menyukainya. Kali ini Randika ingin menusuknya dari bkang. Pada saat yang bersamaan, obatnya ini mi bekerja. Randika tidak menyadarinya tetapi tenaga dm Inggrid yang diibaratkan Yin sudah mengalir ke dm tubuhnya. Kedua tenaga dm mereka bersiksi di dm tubuhnya, harmonisasi Yin dan Yang ini menyentuh bagian luka di dm tubuhnya. Jika diperhatikan lebih baik, luka di dm tubuhnya terlihat makin membaik. Inh metode harmonisasi Yin dan Yang yang dikatakan oleh kakeknya. Hubungan badan ini terus bengsung. Randika makin ganas menusuknya yang membuat Inggrid kehngan kesadarannya 3x. Kenikmatan itu membuat dirinya berkeringat deras di seluruh tubuhnya, hal ini mh membuat Randika semakin terangsang. Seth sekianma berganti posisi, menusukannya dm-dm, menggunakan jepitan dada, diemut dll, akhirnya Randika mengmi orgasme. Bersamaan dengan itu Randika melepas Inggrid dan keduanya sudah tertatih-tatih. Randikalu tiduran sambil memeluk Inggrid. "Bagaimana rasanya sayang?" Inggrid hanya bisa menatap Randika. Sepertinya dia sama sekali tidak punya tenaga untuk berbicara. Jadi dia hanya berbaring di atas dada Randika dengan tubuh tnjangnya. Pada saat ini, pintu rumah tiba-tiba terbuka dan orang tersebut segera masuk ke ruangan tamu. "Kak, aku png!" Suara Hannah terdengar keras, semenjak kakaknya ke Jakarta Hannah jadi manja dan slu kangen dengan kakaknya. Tetapi melihat tidak ada jawaban, Hannah menjadi bingung. Kakaknya belum png? Randika dan Inggrid sudah panik tidak karuan. Inggrid yang tidak punya tenaga itu segera mengambil pakaiannya dan memakainya dm keadaan panik. Randika sudah tidak bisa berkata apa-apa, 1 detikgi adiknya akan melihat kedua kakaknya ini tnjang. Pada saat ini, Hannah sudah melihat keduanya di atas sofa. Dm sekejap, dia bisa tahu apa yang sedang dkukan kedua orang dewasa itu. "Tidak!!" Suara teriakan itu menggema hingga ke pelosok rumah. Randika hanya menutupi bagian bawahnya dengan tangannya. Dan ketika Hannah berteriak, dia terdorong oleh Inggrid yang panik dan terjatuh dintai. Randika sudah ingin menangis darah, hnh wibawanya sebagai kakak ipar. Hannah dengan wajah merahnya segera membalikan badan. "Kak, kenapa kalian mkukan hal mesum di tempat seperti ini?" Inggrid sudah tersipu malu, dia merasa sudah tidak punya wajah untuk melihat adiknya. "Ini semua shmu." Inggrid memukul pn dada Randika. Jika Randika tidak memaksanya mkukan di sofa, mereka berdua pasti sudah mkukannya di kamar. "Sudah tenang saja, biar aku yang mengurusnya. Bawa bajumu dan naik ke atas duluan." Kata Randika sambil mencium dahi Inggrid. Inggridlu beri ke atas sambil masih tnjang. Randikalu menatap Hannah dan berkata sambil memakaianya. "Han, kamu bisa menoleh sekarang." Ketika Hannah berputar badan, wajahnya benar-benar merah dan ekspresinya masih terlihat terkejut. Adegan barusan benar-benar membuat dirinya bingung. Namun, Hannah menyadari Randika hanya memakaia saja dan tubuh bagian atasnya masih tidak memakai apa-apa. Mau tidak mau dia berteriakgi. "Kak! Kau memang mesum!" "Hah? Memangnya kenapa aku tidak pakai baju? Bukannya pas kita berenang kamu melihatku tnjang dada? Kenapa kamu mempermashkannya sekarang?" Randika tidak berdaya, dia dengan cepat memakai bajunya. Kata-katanya memang ada benarnya, Hannah sudah pernah melihat dirinya tnjang dada, terus kenapa perempuan ini tiba-tiba malu-malu gitu? Hannah masih tersipu malu, dia dengan cepat membentak kakak iparnya itu. "Kak, kenapa kalian mkukannya di sini?" Randika tertawa dan mengusap rambut Hannah. "Aku dan kakakmu itu suami istri. Memangnya ada hukum yang mrang untuk tidak mkukannya di rumah? Hubungan badan itu hal yang maklum, bahkan bisa dikatakan itu bukti cinta kita berdua. Suatu saat nanti kamu juga akan mkukannya, atau kamu sudah pernah?" "HAH! Bisa-bisanya kakak bertanya seperti itu!" Hannah sudah benar-benar marah. Kenapa orang semesum Randika ini bisa jadi kakak iparnya? "Maksudku adh kenapa kalian mkukannya di sofa di ruang tamu? Kenapa kok tidak di kamar kalian saja?" Kata Hannah dengan tatapan tajam. "Ngapain harus di kamar?" Randika mengedipkan matanya. "Justru mencoba di seluruh ruangan rumah lebih menarik dan menggairahkan." Hannah sudah tidak tahu harus berkata apa, dia merasa tidak berdaya. Sambil dipelototi Randika bersama senyumannya itu, Hannah makin geleng-geleng. "Ku begitu, pikirkan perasaanku juga dong." Hannah memberikan pewanan terakhir. "Tentu saja kami khawatir. Tetapi aku tidak menyangka kamu png cepat." Randika terlihat menyesal. "Lain kali aku akan berusaha menyelesaikannya lebih cepatgi." Hannah sudah pusing, pada akhirnya kakaknya ini tidak tahu malu. Sambil menggertakan giginya, Hannah menghentakan kakinya, dan dengan muka cemberut berjn menuju tangga. Saat dia berjn, Randika berkata padanya. "Han, kamu juga nanti akan mkukannya kok. Apa kamu mau aku kenalin beberapa orang biar bisa cepat merasakannya?" Hannah makin marah ketika mendengarnya, dia hanya menatap tajam Randika dan melet. Dialu bergegas kembali ke kamarnya. Randika hanya tertawa dan kembali ke kamar istrinya untuk mantap-mantap! Chapter 169: Christina Menghilang Chapter 169: Christina Menghng Keesokan harinya Randika dan Inggrid berangkat bersama menuju kantor. Hal pertama yang Randikakukan adh pergi ke ruangan khusus di perusahaan ini yang memproduksi ramuan X. Namun, Randika sedikit kecewa ketika sesampainya di sana. Ramuan X sama sekali tidak mengmi kemajuan dan masih membutuhkan waktu. Randika berharap apab ramuan X sudah jadi, dia akan menggabungkannya dengan obat merah yang diberikan kakeknya itu. Tetapi karena ramuan X tidak ada kemajuan sama sekali, dia harus melepaskan angan-angannya itu. Kemudian Randika segera menuju lift dan hendak pergi ke ruangannya. Sesampainya dia dintai 9, Viona hendak masuk. "Randika!" Melihat Randika di depannya, Viona tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Randikalu membs senyumannya dan keluar dari lift. "Vi, tunggu!" Melihat Viona yang mau turun itu, Randikangsung menahan pintu lift dengan kakinya. "Kenapa?" Viona terlihat bingung. Tatapan mata Randika terkunci di dada Viona, behanya sedikit longgar. Viona sama sekali tidak tahu dan hari ini dia memakai baju berwarna putih jadi orang-orang bisa melihat apa yang dibalik bajunya itu. "Vi, behamu sedikit longgar." Kata Randika, sekaligus pada saat ini, dia sudah mengulurkan tangannya dan membantu membetulkannya. Viona terkejut, bagaimana bisa dia tidak menyadarinya. Pada saat ini, kedua tangan Randika sudah berada di balik baju Viona. Viona sudah tersipu malu, tangan Randika yang besar itu sudah ada di balik bajunya. Seth Randika membenarkan posisi dadanya, dia mengencangkan behanya. "Vi, hanya aku yang boleh melihatnya. Jangan biarkan orangin melihatnya." Kata Randika dengan senyuman nakal. Seth itu dia meraba dada Viona, tangannya benar-benar penuh dengan kekenyn. Viona kembali menjadi malu, dia merasa Randika semakin berani meskipun ini adh tempat kerja mereka. Namun, Viona sama sekali tidak mwan. Dia berpikir karena tidak ada orang mungkin sedikit momen mesra ini cukup menyenangkan. "Baih ku begitu, kembalh bekerja biar tidak ada yang curiga." Kata Randika sambil keluar dari lift. "Berhati-hathin kali." Ketika Viona sudah pergi, Randika menatap kedua tangannya. Pertumbuhan Viona benar-benar bagus, tetapi ku dibandingkan dengan Inggrid, dia masih kh. Bagaimanapun juga, Inggrid th dtih sendiri olehnya sedangkan Viona masih belum. Mungkin nanti pertumbuhan badan Viona juga lebih bagus ku dtihnya? Wajah Randika benar-benar terlihat mesum, dia berpikir lebih cepat meniduri Viona maka lebih baik. Saat masuk ke ruangannya, Randika, seperti biasa, berbincang dan bercanda dengan para ahli parfuminnya. Seth itu dia memberikan arahan pada para ahli parfum. Waktu belu dengan cepat, tidak kerasa sekarang waktunya untuk png. Randika js bersemangat, waktunya mantap-mantap di rumah. Hari ini enaknya permainan apa yang dkukannya bersama istrinya? Borgol dan cambuk? Tidak, Inggrid pasti tidak mau mkukannya. Tuan dan pyan? Terakhir kali baju pyan Jepang yang dipakai Inggrid benar-benar membuatnya bergairah, mm itu benar-benar membekas di ingatannya. Apgi pada saat itu Inggrid yang memiliki harga diri tinggi memanggilnya tuan dan mkukan apa pun yang dimintanya, momen itu benar-benar menyenangkan. Namun, mengng hal yang sama kurang menarik baginya. Randika memikirkannya sesaatlu tertawa. Baih, hari ini kita akan bermain perawat dan pasien! Tetapi dia tidak memiliki baju perawat. Jadi dia memutuskan untuk pergi dan membeli perlengkapannya. Dia juga berpikir sekalian membeli lingerie sexy buat istrinya, mm ini akan menyenangkan. Tiba-tiba handphonenya bergetar, tetapi nomor yang menghubunginya tidak terdaftar. Meskipun sedikit ragu, Randika memutuskan mengangkatnya. "Halo, ini benar Randika?" Suara yang menghubunginya terdengar familiar, Randika berpikir sesaat dan menyadari bahwa yang meneleponnya adh ibunya Christina. "Iya tante ini Randika." Kata Randika, dia berharap tidak akan dijodohkangi. "Ran, apa anakku sama kamu?" Suaranya benar-benar terdengar cemas. "Wah enggak tuh tante, kami sudahma tidak ketemu." Randika merasakan firasat buruk. "Ah Bagaimana ini? Tante sudah tidak tahu harus ke managi." Suaranya terdengar sedih. "Memangnya ada apa ya?" Tanya Randika. "Tintin sejak kemarin tidak ada kabarnya." Randika terkejut, orang yang peduli dengan keluarganya seperti Christina tiba-tiba menghng? Christina sama sekali bukan tipe yang seperti itu. "Tante tunggu aku, aku akan segera ke rumah." Kata Randika sambil menutup teleponnya. Diangsung berangkat menuju rumah ibunya Christina. Takma kemudian, Randika tiba di tujuannya. "Tante tolong jskan detailnya!" Randika terlihat cemas. Wajah ibunya Christina ini makin terlihat tua. "Kemarin Tintin ngabarin ku dia mau ke rumah muridnya untuk pjaran tambahan. Awalnya aku tidak curiga apa-apa, tetapi hari ini seharusnya kita makan siang bersama di rumahku tetapi Tintin tidak datang. Lalu tante telepon handphonenya tetapi handphonenya mati. Tante menjadi cemas terus tante telepon sekhannya. Sekhannya ngomong ku Tintin hari ini tidak datang mengajar dan tetangganya juga ngomong tidak melihat anakku itu sejak kemarin mm. Aku pikir mungkin dia menginap di rumahmu jadi tante meneleponmu." "Tante tidak usah khawatir. Aku akan membawa Christina kembali." Randika berdiri. "Tante sekarangporkan hal ini pada polisi, aku akan mencarinya." "Maafkan tante ya, tante sudah merepotkanmu." Ibunya ini berusaha menahan air matanya, dia masih belum menyerah. "Tante tahu mat murid yang didatangi Christina?" Tanya Randika. "Seingat tante Tintin sudah beberapa kali ke rumah anak itu. Ku tidak sh namanya Vero." "matnya?" Ibunya berdiri dan menjawab. "Sebentar aku akan mencarinya." Kemudian ibunya mencari di kamar Christina dan seth beberapa saat dia kembali sambil membawa secarik kertas. Ibunya kemudian memberikannya pada Randika. "Aku sekarang akan pergi ke mat ini, tante tunggu kabar dariku." Seth itu, Randika beri sekuat tenaga ke mat Vero tanpa berhenti satu detik pun. Satu-satunya petunjuk adh murid ini. Takma kemudian, Randika tiba di mat tersebut dan tiba di sebuah rumah yang cukup besar. Saat dirinya mengetuk pintu, terdengar suara dari dm. "Iya sebentar." Kemudian seorang perempuan membukakan pintu, perempuan ini berjn menggunakan tongkat dan kakinya dibalut oleh perban. Ketika Vero melihat Randika, dia terlihat bingung. "Siapa ya?" "Apa kamu Vero?" Tanya Randika. Vero hanya mengangguk. "Aku ingin bertanya sebentar. Apa kemarin Christina datang ke rumahmu untuk memberikanmu pjaran tambahan?" Tanya Randika. "Benar." Vero mengangguk. "Kakiku retak jadi aku tidak bisa datang ke sekh, jadi bu Christina dengan baik hati memberikan pjaran tambahan." "Berapama pjarannya?" "Kira-kira 2 jam, seth itu bu Christinangsung pergi." Mendengar kata-kata Vero itu, Randika mengerutkan dahinya. "Kamu yakin Christina benar-benar pergi?" "Iya." Vero mengangguk. "Aku sendiri yang mengantar bu Christina keluar dari rumah, seth itu beliaungsung png." Vero menatap Randika. "Apakah ada mash dengan bu Christina?" "Tidak ada apa-apa. Aku permisi dulu ya." Seth pergi dari rumahnya Vero, Randika mengerutkan dahinya. Dia memperhatikan tatapan mata dan gerak-gerik Vero, perempuan itu tampaknya tidak berbohong. Jadi Christina mi menghng saat perjnannya png. Ini sedikit rumit, petunjuknya sangat kurang jadi dia tidak tahu harus mi dari mana. Sambil terus berpikir, tiba-tiba ada suara. "Randika!" Ketika Randika menoleh, yang memanggilnya ternyata Deviana. "Kebetn sekali!" Randika tersenyum. Chapter 170: Petunjuk Chapter 170: Petunjuk Deviana cukup terkejut melihat Randika, dia tidak menyangka temannya ini akan muncul di depannya. "Bukannya kamu di Jakarta?" Deviana masih mengingat beberapa hari yanglu Randika meminta bantuan darinya. Tanpa diduga ternyata dia sudah ada di sini. Karena mashnya menyangkut orang terpenting di kota ini, Inggrid Elina, Deviana berpikir bahwa mash yang dihadapi Randika akan memakan waktu berminggu-minggu. "Iya aku baru saja kembali." Kata Randika sambil tersenyum. "Jangan khawatir dengan mashku itu, semua sudah beres. Omong-omong kenapa kamu ada di sini? Menangkap pencurigi?" Mendengar mash Randika sudah selesai, Deviana ikut merasa lega. Mendengar sarkasme Randika mengenai menangkap pencuri, Deviana mengerutkan dahinya. "Maksudmu?" Randika menggelengkan kepnya. "Ku bukan nangkap penjahat, jangan-jangan kamu mau menangkap hatiku?" "Aku sedang mengerjakan tugas." Deviana mendengus dingin. "Tugasku bukan cuma menangkap penjahat asalkan kamu tahu. Hari ini aku menangani kasus orang hng, aku ke sini untuk mengumpulkan informasi." Orang hng? Randika mengedipkan matanya. "Apa orang hng itu bernama Christina?" "Kamu kok tahu?" Deviana mengerutkan dahinya sambil menatap Randika. Lalu dia bertanya dengan wajah serius. "Apa kamu penculiknya?" "Mana mungkin aku berbuat hal memalukan seperti itu." Kata Randika sambil mengh napas. "Orang hng itu adh temanku, ibunya juga meminta bantuanku. Jadi bisa dikatakan aku sedang membantumu." "Apakah kamu sudah mengetahui sesuatu?" Tanya Deviana. "Sama sekali belum." Randika mi kembali pusing. "Aku hanya bisa memastikan bahwa Christina mi menghng seth dia meninggalkan rumah muridnya. Mengenai di mana dia menghng atau siapa yang menculiknya aku benar-benar tidak tahu." Deviana kembali mengerutkan dahinya, kasus ini sepertinya akan memakan waktu banyak. "Misalnya ku kantormu punya akses untuk kamera di daerah ini, seharusnya kita bisa mendapatkan petunjuk." Kata Randika. Deviana menggelengkan kepnya. "Sayangnya kamera di daerah ini sedang rusak, apgi di daerah ini hanya ada kameralu lintas. Dan semua kamera itu masih dm tahap uji coba jadi kita tidak bisa berharap banyak." Mendengar kata-katanya Randika mengh napas, satu-satunya harapan th hng. Apakah tidak ada jejak Christina sama sekali? "Ku begitu aku akan kembali ke kantor dan menyelidiki ini bersama tim investigasi." Kata Deviana. Randika mengangguk, ith satu-satunya cara paling logis. Ketika mereka berdua hendak pergi, tiba-tiba ada suara ribut dari seberang jn. Deviana menoleh dan melihat beberapa orang sedang berdebat hebat. Dilihat dari situasinya, keadaan akan makin buruk. Beberapa orang sudah terlihat mengeluarkan botol kaca di tangannya, sepertinya tidakmagi mereka semua akan berkhi. Para pejn kaki sudah ketakutan dan menghindari mereka semua. "Berkhi di siang bolong?" Deviana mengerutkan dahinya dan menghampiri mereka. Randika mengikutinya. Dia aslinya tidak peduli dengan apa yang dkukan orang-orang ini, di benaknya sekarang hanyh kasus hngnya Christina. Tetapi, satu-satunya harapan baginya adh bantuan dari Deviana, jadi mau tidak mau dia harus mengikutinya dan memastikan dia baik-baik saja. "Sedang apa kalian semua!" Deviana segera berdiri di tengah-tengah keributan. Dia membentak, "Jika kalian berani berbuat bar-bar, aku akan membawa kalian semua ke kantor polisi." "Wah ada hidangan pembuka." Preman di sebh kiri menatap Deviana dengan mata jahatnya. "Kau mau membawaku? Shkan saja aku tidak takut sama sekali." Para preman di sebh kiringsung tertawa semua, bos para preman itu berkata pada premanwannya itu. "Kalian sungguh beruntung ada polisi yang membantu kalian,in kali nasib kalian tidak akan seberuntung ini!" Bos preman di sebh kanan merasa terhina. Dialu menatap polisi yang tiba itu dan berkata dengan nada dingin. "Kau lebih baik pergi dari sini, jangan mengganggu urusan kami." Deviana benar-benar marah, dialu berteriak dengan suara yang keras. "Tidak ada satupun yang akan berkhi hari ini! Satu pukn saja maka kalian semua akan menginap di penjara." Preman yang di sebh kiri sudah mi mengayunkan tongkat dan botol kaca di tangan mereka. Merekalu menatap tubuh sexy Deviana. "Kau bersemangat sekali bu polisi, aku yakin kamu juga cukup bersemangat di atas ranjang!" "Rio, kita selesaikan dulu mash kita. Seth itu, siapapun yang menang bisa membawa gadis itu sebagai pinya." Bos preman di sebh kanan, Wilson, berkata pada Rio dengan nada dingin. "Cecunguk diam saja, kau tidak berhak mengaturku." Mata Rio masih berusaha mennjangi Deviana, dia tidak sabar mencicipi tubuh itu. Pada saat ini Deviana masih berada di tengah-tengah kerumunan orang ini, dia dikepung lebih dari 20 orang. Namun, pada saat ini tatapan semua orang jatuh pada Randika yang berjn menghampiri mereka. "Oh? Datanggi satu orang?" Rio tertawa. Para preman yang darahnya sudah mendidih mi tidak sabar. "Sudah kita sarankan kalian berdua minggir atau jangan shkan ku kalian terlibat mash kita!" Para pejn kaki sedikit heran dengan Deviana yang berusaha melerai para preman itu. "Kenapa tidak biarkan mereka saling bantai? Toh mereka juga preman, sampah masyarakat." Kata sh satu orang pada temannya. "Jangan-jangan mereka berdua ngira ku mereka jadi polisi maka semua orang akan mendengar mereka." Kata temannya sambil tertawa. Keadaan Deviana dan Randika benar-benar buruk di mata orang-orang ini. Mereka cuma berdua sedangkan para preman itu berjuh 20an. "Kedua polisi itu akan mati." Sh seorang pejn kaki sudah siap menelepon ambns. Namun, situasi berjn di luar dugaan semua orang! Randika benar-benar sudah dibuat pusing dengan kasus Christina, suasana hatinya sedang tidak bagus. Pada saat ini, para preman ini sudah sok kuat dan sudah ingin tawuran. "Masih tidak mau pergi? Kuhajar kau!" Para preman sudah tidak sabargi, kubu Rio dan Wilson segera mengepung Randika dan Deviana. Deviana sudah bersiaga. Ketika dia ingin memperingati Randika agar berhati-hati, dia sudah melihat Randika menerjang maju bagaikan singa mengejar mangsanya. Randika yang sekarang benar-benar buas, kumpn para preman ini bagaikan karung pasir yang dibuat khusus untuknya. Ketika tinjunya mengenai sh satu orang, tinju satunya sudah myang dan mengenai dagu oranginnya. Dm sekejap 4 gigi sudah myang di udara! Pada saat yang sama, kubu Wilson sudah meraung keras dan menerjang maju. Para preman ini sudah tidak peduli, bagi mereka semuanya adh musuh. Ketika sh satu dari mereka sudah mendekat, dia dengan cepat mendapatkan tinju di wajahnya. Tinju Randika benar-benar bukan sembarangan, preman tersebutngsung myang jauh dan menabrak temannya. Tidakma kemudian, Randika sudah berhasil menghajar hampir seluruh preman dari kubu Wilson. Wilson sendiri sudah terheran-heran. Kenapa seorang polisi bisa seganas ini? Namun pada saat ini, Randika sudah tiba di depannya dan menendangnya tepat di dadanya. Dm sekejap suara rintihan kesakitan terdengar keras dari mulut Wilson. Randikalu menatap kubu Rio dengan tatapan tajam, tatapannya ini membuat semuanya merinding. Dan saat ini Randika sudah menerjang maju. "Siapapun hentikan orang itu!" Rio sudah ketakutan, para bawahannya satu per satu mi tumbang. Namun tidak butuh waktuma untuk Randika berdiri di depan Rio. "Tidak! Jangan wajahku, jangan wajahku!" Rio hampir mengompol. Randikalu memukul Rio tepat di hidung dan Rio tersungkur di tanah. Pada saat ini, Randika sama sekali tidak berhenti dan sudah beri untuk membereskan sisa-sisa preman yang masih berdiri. Di mana pun dia berada, seseorang akan tergeletak. Seluruh proses ini tidak lebih dari 2 menit. Apab diperhatikan, sepanjang jn sudah ada 20 orang lebih tergeletak di tanah sedang kesakitan. Semua pejn kaki sudah menatap dengan wajah bingung, orang itu ahli b diri? Melihat para preman yang merintih kesakitan, Randika mengibaskan tangannya. Ku saja tidak ada orang-orang ini, Deviana mungkin sudah berada di kantornya. Randikalu kembali memikirkan Christina sedangkan Deviana mengeluarkan borgolnya. "Kalian semua akan kubawa ke kantor polisi." Deviana mengerutkan dahinya, bagaimana caranya dia seorang diri membawa semua penjahat ini? "Maafkan kami, kami tahu ku kami sh. Kami tidak akan mengnginyagi, tolong lepaskan kami." Rio dengan cepat memohon ampun sambil berlumuran darah. Wajahnya benar-benar menyedihkan. Bahkan air matanya ikut turun sambil terus meminta ampun. Para premaninnya juga tidak kh menyedihkan, mereka semua berlutut dan meminta ampun. "Omong kosong, sekarang kalian semua cepat berdiri dan berbaris!" Deviana tidak akan luluh dengan aksi tobat para preman ini, dia tahu bahwa ini hanyh sandiwara. Randika yang masih sedang berpikir itu menatap para preman tersebut. Di sh satu orang, dia melihat sebuah kalung yang nampak familiar. Kenapa dia merasa pernah melihatnya? Sambil mengerutkan dahinya, Randika menghampiri Rio. Melihat Randika yang mendekat, wajahnya makin ketakutan. "Tolong jangan pukul akugi, aku akan menurutimu dan ikut ke kantor polisi." Namun, Randika memaksanya berdiri dan mengambil kalung di lehernya itu. Melihat aksi Randika yang kasar itu, Rio sama sekali tidak berani mwan. Seth memeriksa dengan seksama kalung tersebut, wajah Randika semakin muram. Js itu adh kalung milik Christina, dia sering melihatnya memakai kalung emas ini. "Kalian semua cepat pergi dari sini." Kata Randika dengan suara tegas. Para preman ini tidak ragu-ragu menerima pengampunan ini danri. Sedangkan Deviana sedikit terkejut mendengarnya dan hanya bisa menggelengkan kepnya. Dialu menghampiri Randika yang sedang menginjak Rio dengan kakinya. "Dari mana kau mendapatkan kalung ini?" Rio terkejut, dia tidak menyangka cuma dirinya yang tidak diperbolehkan pergi. Matanya sudah ketakutan ketika dirinya diinjak oleh Randika. Rasa sakit segera menyerang sarafnya. "Jika kau tidak berbicara jujur, mayatmu hari ini akan mengapung di sungai." Kata Randika dengan wajah serius. "Ampun, ampun. Aku akan memberitahumu segnya." Rio sudah diambang menangis. Dia sangat ingin hidup dan memberikan cucu pada orang tuanya. Chapter 171: Petunjuk (2) Chapter 171: Petunjuk (2) "Kenapa?" Deviana menatap Randika dengan wajah bingung. "Kalung ini punya Christina, aku pernah lihat dia memakainya." Kata Randika. "Dan tadi pria berengsek ini memakainya." Kali ini, tatapan tajam Deviana jatuh pada Rio. Di bawah tatapan tajam dua orang, Rio ingin menangis darah. Memangnya ada apa dengan kalung itu? "Di mana kau mendapatkan kalung itu?" Tanya Deviana dengan nada dingin. "Jangan coba-coba berbohong atau temanku ini akan menyakitimugi." Rio menjawab dengan senyuman pahit. "Kalung itu aku dapat dari bosku tadi mm." "Bosmu?" Tatapan mata Randika benar-benar dingin. "Bagaimana dia bisa mendapatkannya? Jskan padaku." Dengan tubuh gemetaran, Rio menjawab. "Kemarin mm aku dan teman-teman sedang jn-jn di sekitar sini. Terus kami lihat ada wanita cantik jn sendirian dan jnan terlihat sepi. Teman-temanku memutuskan untuk menculiknya." "Apa?" Deviana tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Kasus penculikan memang jarang terjadi di kota ini, tetapi dia tidak menyangka bahwa proses penculikan akan terjadi hanya karena ada kesempatan bukan dengan perencanaan detail. Randikalu bertanya. "Lalu?" Nada suara Randika benar-benar menyeramkan bagi Rio, dia menjadi ragu dan berhenti berbicara. Randika menjulurkan jari telunjuknya dan menaruhnya di atas dada Rio, Rio merasa tngnya akan patah. "Seth kita mengikatnya, kita ingin memperkosanya tetapi wanita itu memberontak terus. Terlebih dia melukai sh satu temanku jadi kita kirim wanita liar itu ke bos sebagai hadiah. Oleh karena itu bos memberikanku bsan berupa kalung emas ini." Dengan tubuh basah oleh keringat, Rio memperhatikan ekspresi Randika. Dia takut ceritanya tidak dapat memuaskan orang mengerikan itu. Tapi tanpa diduga, jari telunjuk Randika terangkat dan tpak tangannya berada di dadanya. Dengan dialiri sedikit tenaga dmnya, rasa sakit segera menyebar di seluruh tubuh Rio. "AH!!" Suara rintihan kesakitan ini tidak dapat terdengar, Randika dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan kirinya. "Bagaimana keadaan perempuan itu?" Tanya Deviana. "Aku tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu keadaannya semenjak kuberikan pada bos." Ekspresi Rio benar-benar kesakitan, dia sama sekali tidak bisa menggerakan tangan Randika yang ada di atas dadanya. "Tunjukan jnnya." Kata Randika sambil menendangnya. Rio berdiri sambil menahan rasa sakitnya, rasa benci mi memenuhi hatinya. Dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk kabur. Tetapi, dari bkang Randika berbisik padanya. "Jika aku tidak melihat wajah bosmu dm setengah jam, nyawamu akan myang dari dunia ini." Singkat, padat dan js, ancaman Randika benar-benar membuat Rio tidak berani berbuat macam-macam. Rio merasa bahwa ancaman itu nyata dan membawa kedua orang ini ke markas bosnya. Deviana mengabari kantornya dan menk bantuan yang akan dikirimkan. Kemungkinan besar dia akan menemukan markas perdagangan manusia, jadi dia tidak boleh membuat orang-orang tersebut waspada. Kejahatan seperti ini benar-benar tersembunyi dan biasanya memiliki mata di kepolisian. Setengah jam kemudian, Rio membawa Randika dan Deviana ke bangunan terpencil di bagian barat kota. Mereka dibawa ke distrik yang dikenal sebagai Sin City kota Cendrawasih. Tempat ini dipenuhi oleh prostitusi, tempat perjudian ilegal, sarang narkoba dll. Tingkat kejahatannya merupakan yang tertinggi daripada tempatin. Para aparat penegak hukum sudah menutup mereka terhadap tempat ini tetapi pku kejahatan yang bertindak telu lewat batas seperti membunuh atau merencanakan serangan teroris maka mereka tidak akan sungkan-sungkan menangkap dan memenjarakan. "Ini tempatnya" Rio menoleh dan mempershkan Randika untuk masuk. Namun, Randika mengangkat tangannya dan menamparnya dengan keras. Seluruh tubuh Rio berputar bagaikan sedang menari balet dan jatuh pingsan tanpa bisa berkata apa-apa. Seth itu Randika dan Deviana masuk bersama-sama. Berjn di gedung terbengki ini, kedua orang ini segera dihadang oleh 2 orang preman dengan tongkat bisbol di tangannya. "Siapa kalian?" Ketika dua preman ini melihat kedua orang asing ini, tatapan mereka justru jatuh pada tubuh sexy milik Deviana. Karena Deviana tidak ingin identitasnya sebagai polisi membuat kegaduhan di distrik ini, dia memakai baju santainya yang sederhana. Namun kemolekan tubuhnya masih tidak dapat dia sembunyikan. Kedua mata mesum itu terus menatap dada dan pantat Deviana. Sayangnya, kedua mata itu harus terpejam beberapa saat. DUAK! Keduanya mendapatkan pukn bertenaga dari Randika, dm sekejap mereka sudah pingsan tak sadarkan diri. Randika mengibaskan tangannya dan menggeledah kedua preman itu. Devianalu berjongkok dan hendak memborgol mereka. "Mereka ini cuma ikan teri, ikan kakapnya ada di dm. Lebih baik kamu menyimpannya buat orang yang lebihyak memakainya." Kata Randika sambil menggeledah. Deviana mengangkat kepnya dan menyadari bahwa Randika sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Dari mana Randika tahu apa yang akan dkukannya tanpa menoleh? Meskipun masih banyak pertanyaan tentang Randika yang menggenang di hatinya, Deviana menyusul Randika yang sudah berjn agak jauh darinya. Di dm gedung terbengki ini, terdapat beberapa preman di dmnya. "Giliranku, flush sekop!" Seorang preman mengeluarkan 5 kartu sambil merokok. "Bajingan, kartumu bagus-bagus daritadi!" Lawannya murka karena kartunya dari tadi jelek. "Kh ya kh, jangan banyak san." Preman itu mematikan rokoknya dan sudah tidak sabar mengambil uang teman-temannya itu. Sin dari empat orang yang sedang bermain kartu itu, beberapa oranginnya sedang asyik minum. Di tengah-tengah meja terdapat banyak jenis alkohol, makanan, cemn. Kelompokinnya terlihat hanya sedang mengobrol sambil merokok. Ketika Randika dan Deviana masuk, mereka sama sekali tidak memedulikannya. Randika hanya berdiri diam sambil memperhatikan mereka, para preman itu sama sekali tidak mencurigai dirinya. "Full tujuh!" "Tuh kan, kamu pasti curang. Dari tadi kamu dapat 5 kartu terus, kamu pasti curang." "Lha? Kamu sendiri yang mengocok kartunya bukan? Kok mh nuduh aku curang? Sudah sini mana uangmu!" Deviana mengerutkan dahinya, dia merasa bingung. Kenapa pemandangan ini mirip seperti kantornya? Tapi perbandingan ini sedikit tidak sopan, teman-temannya tidak akan berjudi dan mabuk-mabukan di tempat kerja. Randikalu menghampiri preman yang sedang asyik minum. "Aku mencari bosmu." "Bos ada dintai dua, naik sendiri saja sana." Preman itunjut meminum birnya. Deviana terkejut mendengarnya, dia tidak tahu harus tertawa atau merasa kasihan pada si bos. Diin sisi Randika sama sekali tidak peduli, dia berjn melewati kerumunan penjahat ini dan berjn kentai 2. Deviana mengekorinya sambil terheran-heran, mereka sama sekali tidak dicegat oleh orang-orang ini! Ketika mereka sudah menaiki tangga, preman yang memegangi botol birnya itu mendadak teringat sesuatu. "Siapa tadi ya? Aku tidak pernah melihat orang itu dan dia mencari si bos." "Aduh ikan teri seperti kamu itu tidak tahu apa-apa. Ku dia mencari bos, berarti dia sedang mencari narkoba jadi biarkan saja. Sudah minumgi sini, hari ini kita akan memecahkan rekor minum terbanyak kita sebelumnya!" Pada saat ini, Randika dan Deviana sudah dintai 2. Saat mereka masuk ke dm ruangan, mereka melihat seorang pria gemuk sedang menggulung kertas. Pria gemuk itu menunduk dan menghisap yang sepertinya heroin di atas meja. HISS Pria itu merasa dirinya sudah myang di atas awan. Dia sama sekali tidak menyadari Randika yang duduk di hadapannya. "Sin, barang ini slu nendang." Seth sekianma, pria itu akhirnya membuka matanya dan menyadari ada sosok aneh di hadapannya. Pandangannya yang masih kabur itu membuatnya berpikir dia masih berhalusinasi. Namun dm sekejap, seth dia dapat melihat dengan js, pria itu mengeluarkan pistolnya dan membidik ke arah Randika, Klik! Bos para preman ini menembakan pistolnya tetapi ternyata tidak ada pelurunya. Pada saat ini, Randika mengangkat tangannya dan peluru mi berjatuhan dari genggaman tangannya. "Apa kamu menculik seseorang kemarin?" Tanya Randika dengan wajah datar. "Siapa kamu?" Bos ini berwajah tenang, sma hidup di dunia kejahatan tidak ada yang dia takuti. Namun yang menjadi pertanyaannya adh kenapa bawahannya itu semua membiarkan penyusup ini masuk ke dm ruangannya? Apa mereka semua sudah dia khkan? Dan pada saat ini, suara dintai bawah makin gaduh dan semua preman yang mabuk itu mi bernyanyi bersama. Suasana benar-benar gaduh dan meriah sedangkan bos mereka dintai 2 hanya bisa menatap Randika dengan topeng tenangnya sambil menahan rasa takutnya. Deviana berdiri di depan pintu, dia bertugas untuk memastikan tidak ada pengganggu. "Ku kau berbohong atau jawabanmu tidak memuaskanku, aku akan mencabut nyawamu itu." Kata Randika dengan wajah dingin. "Kau mau membunuhku? Hahaha." Bos ini tiba-tiba tertawa dan suara tawanya itu menggema keras. "Sudah banyak orang yang mengancam membunuhku dan mereka semua tidak ada yang berhasil. Kau kira aku takut?" Randika menggelengkan kepnya. "Percuma kamu pura-pura sombong begitu tapi pada akhirnya memanggil anak buahmu." Bos itu terlihat terkejut,wannya ini tahu dia sudah memanggil bantuan? Dm sekejap, para preman yang sedang asyik mabuk-mabukan di bawah segera naik kentai 2 sambil membawa senjata mereka. "Bos! Ada apa?" "Bos! Kau baik-baik saja?" Para preman ini segera mendobrak masuk dan menyadari sosok Randika. "Dev, bersembunyh." Kata Randika pada Deviana. Deviana segera bersembunyi di pojok ruangan sedangkan Randika berdiri sambil terus menatap si bos. Si bos itulu berkata dengan nada arogan. "Aku suka nyalimu yang besar itu. Benar kemarin aku menculik seorang perempuan dan tubuhnya benar-benar sesuai dengan seleraku! Hahaha." Aura membunuh Randika segera menyebar ketika mendengar kata-kata itu. Bos para preman itu merasakan firasat buruk dan membentak bawahannya. "Ngapain diam? Cepat bunuh penyusup itu!" Tetapi sosok Randika yang ada di hadapannya itu menghng dan meninggalkan jejak teriakan kesakitan. "Ah!" "Arghh!" "Tidak!!" Teriakan itu tidakma, hanya butuh 5 detik dan keadaan kembali sunyi senyap. Dm sekejap p, Randika sudah berada di bkang bos tersebut. "Hari ini kita akan bersenang-senang." Kata Randika sambil tersenyum dan membenturkan kep pria gemuk itu ke atas meja. Bos preman ini berteriak kesakitan, dialu bersumpah akan membunuh Randika. Deviana, tahu apa yang akan terjadi berikutnya, segera menutup matanya. Randikalu menjambak rambut si bos dengan satu tangan dan memukulnya hingga hidungnya patah. "Di mana perempuan yang kau culik kemarin?" Tatapan Randika sudah bagaikan pembunuh berdarah dingin. "Jika kau tidak berbicara, aku akan membunuhmu sekarang juga!" Chapter 172: Kota Gunung Agung Chapter 172: Kota Gunung Agung Awalnya, bos preman ini masih bersikap sok tangguh meskipun hidungnya sudah patah. Dia menk untuk berbicara pada Randika. Tetapi seiring berjnnya waktu, siksaan Randika membuat dia akhirnya menyerah. "Aku lebih baik mati daripada memberitahumu!" Semenit kemudian. "Wanita itu sudah menerima bibitku dan mengandung anakku! Jangan harap dia masih perawan! Hahaha." Tiga menit kemudian. "Tidak! Hentikan, aku sudah tidak kuat." Lima menit kemudian. "Maafkan aku, aku sama sekali tidak bermaksud. Jangan! Tolong jangan pukul akugi!" Enam menit kemudian bos preman ini sudah sekarat dan Randika mendapatkan apa yang dia mau. Bos preman ini tidak menyentuh Christina sama sekali karena dia terus memberontak sampai-sampai menendang si bos ini di kemaluannya. Di tengah kemarahannya, si bos ini menghajarnya sampai pingsan dan menjualnya ke temannya yang mkukan bisnis perdagangan manusia. Sekarang temannya itu seharusnya sedang mencari pnggan yang mau membeli Christina. Seth mendengar tempat teman si bos preman itu berada, hati Randika sedikit mengepal. Desa Sukasari di Kota Gunung Agung! Ternyata Christina sampai dibawa ke desa terpencil di kota sebh, benar-benar tempat yang cocok untuk mkukan bisnis haram dan gp seperti perdagangan manusia. Yang membuatnya mengerutkan dahi adh tidak ada jn tol ataupun bandara di kota tersebut. Satu-satunya jn adh menaiki kereta ke kota Gunung Agunglu berjn kaki ke desa Sukasari. Seth mendapatkan informasi tersebut, Randika melihat jam dan menyadari bahwa kereta yang akan membawanya itu akan pergi sebentargi. Deviana ingin ikut tetapi dicegah oleh Randika. "Kamu lebih baik tinggal di sini dan menangkap orang-orang ini. Aku akan mengurus sisanya." Kata Randika. "Ku begitu berhati-hath." Deviana sendiri aslinya tidak tahu kenapa dirinya ingin bersama Randika, tetapi seth mendengar kata-kata Randika, dia sadar bahwa kata-katanya itu masuk akal. Ketika Randika sudah pergi, Deviana mengeluarkan HT-nya dan mpor sekaligus meminta bantuan markasnya untuk mengirim beberapa mobil agar ke-20an orang ini bisa segera mendekam di penjara untuk waktu yangma. ...... Di dm kereta, Randika duduk sendirian di dekat jend. Meskipun pandangan matanya melihat pemandangan, isi pikirannya benar-benar hanya ada Christina. Dia berharap bahwa dirinya masih dapat menymatkan tepat waktu. "Ah? Kenapa pong? Tumben sekali telepon aku?" Namun pada saat ini, seorang pria yang duduk tidak jauh dari Randika tiba-tiba mengangkat teleponnya. Suaranya benar-benar keras! Ketika pria itu membuka mulutnya, seluruh gerbong bisa mendengar apa yang dia katakan. Randika mengerutkan dahinya, pria itu sama sekali tidak mempunyai sopan santun. "Kau ingin mengajakku cangkruk? Pasti ada maunya nih bukan? Sudah cepat katakan saja tidak usah sungkan." Orang-orang yang ada di gerbong ini mi kesal tetapi mereka sama sekali tidak menegur orang itu. Mereka berharap telepon itu segera cepat selesai. "Mau mengambil uangmu? Pong, kamu sendiri tahu aku habis kena musibah apa." Pria itu benar-benar tidak peduli dengan orangin, suaranya yang keras itu benar-benar membuat orang jengkel. "Jangan gitu dong Pong, kita kan sudah bertemanma. Kamu tahu sendiri aku minjam uangmu untuk apa, pasti akan kubayar kok. Hanya saja uangku dari pekerjaanku itu belum cukup untuk membayarmu." Beberapa orang sudah mi mengeluarkan earphone mereka dan mengeraskan volumegu mereka. Mendengar jtan seorang yang sering berhutang bukah topik yang enak didengar. Sedangkan untuk seorang ibu yang baru saja menidurkan bayinya, dia harus kembali menenangkan bayinya yang tiba-tiba menangis. "Sudah percaya aku, bn depan aku balikan semua oke? Bn depan uangku akan cair jadi sabar saja." "Ku begitu bagaimana kamu ke rumahku bn depan? Kita akan makan sambil minum-minum dan bernostalgia tentang masalu!" Suara pria ini makinma makin keras, tetapi mendengar percakapannya ini orang-orang merasa sedikit lega. Akhirnya telepon pria itu akan selesai, pikir mereka. Tetapi nampaknya harapan mereka itu sia-sia. "Omong-omong kenapa kau tiba-tiba nagih? Apa kamu sedang dm mash?" Sepertinya percakapan mereka masihma. Seorang pria sudah tidak tahan dan menegurnya. "Suaranya bisa kecil sedikit tidak pas telepon?" Pria yang sedang telepon itu mengerutkan dahinya dan berkata pada pria itu. "Suka-sukaku kan untuk berbicara? Toh tidak adarangan menerima telepon dan sh sendiri dengerin teleponnya orang." Semua orang yang mendengar san tersebut menjadi kesal. Apa orang ini mkukannya dengan sengaja? "Suaramu itu benar-benar keras, lihat sampai bayi yang tertidur saja sampai bangun. Kau ini tidak punya sopan santun ya?" Pria yang menegur itu tidak mau mundur. "Oh? Ku begitu kenapa mereka tidak komin? Sopan santun? Aku kasih tahu ya, bertelepon adh hakku dan tidak ada yang bisa mrangku mkukannya. Aku tidak peduli kamu merasa terganggu, ku kau merasa terganggu tuntut saja aku." Pria yang sedang bertelepon itu mendengus dingin. Ibu yang membawa bayinya itu sudah tidak tahan. Dia berdiri dan pindah ke gerbongin. "Memang itu hakmu, tetapi suaramu itu sangat keras." Kali ini seorang perempuan juga ikut memarahinya. "Ku begitu jangan dengarkan toh, gampang bukan? Gitu aja kok susah." Pria itu menatap perempuan tersebut dan kembali berbicara dengan temannya. Sepertinya topik mereka berubah jadi tentang sepakb. "Suaramu kayak hentakan kaki gajah gitu, mana mungkin kita bisa pura-pura tidak mendengarnya?" "Ku begitu jangan shkan aku, shkan telingamu." Jawab pria itu. Perempuan itu hendak menampar pria tidak sopan itu, sepertinya kata-kata saja tidak cukup. Tetapi temannya di sampingnya menahannya. "Sudah cuekin saja, percuma berdebat dengan orang keras kep." Namun tiba-tiba pria tersebut menutup teleponnya. Dialu berdiri dan menatap orang-orang yang sepertinya membenci dirinya. "Kalian ini ya benar-benar tidak tahu diri. Apa shnya aku mengangkat telepon? Apa shnya berbicara dengan suara keras? Jika aku ingin berbicara keras maka itu adh hakku." Bersamaan dengan itu, pria tersebut mengeluarkan handphonenya dan hendak menelepongi. "Jika kau masih ribut, aku akan membenamkan kepmu di toilet." Suara tersebut berhasil membuat semua orang menjadi terdiam. Saat pria tersebut menoleh, ternyata Randika sedang menatapnya dengan tatapan dingin. "Kau kira aku takut?" Pria itu berdecak. "Kau tidak bisa memaksaku untuk diam." Kemudian teleponnya itu terangkat dan pria itu berkata dengan keras. "Halo? Ini ." Semua orang sudah muak dengan perku pria bajingan itu, tetapi pada saat ini, suara pria tersebut hanya sampai sm pembuka, tidak ada knjutannya. Ketika mereka menoleh ke arah pria tersebut, mereka semua melihat seorang pemuda sudah melempar handphone orang tersebut ke tengah-tengah gerbong. Orang tersebut terkejut sekaligus menjadi marah. "Kurang ajar!" Randikalu menahan pukn lemah itu dengan satu tangan. Randikalu memelintir tangan pria tersebut dan diangsung merintih kesakitan. Tapi orang itu masih tidak menyerah, tangan satunyangsung myangkan pukn. Namun usahanya benar-benar sia-sia, Randika berhasil menangkapnya dan melintir kedua tangannya. "Aku akan mporkanmu ku kau tidak melepaskanku." Pria itu masih tidak menyerah. Randika sudah ms berurusan dan melepaskannya. Ketika pria itu hendak berdiri, Randika menjambaknya dan menghantamkan kepnya ke kursi! Kursi dari kereta ini terbuat dari besi jadi bisa dikatakan kursi ini keras. Ditambahgi, suasana hati Randika sedang buruk karena khawatir dengan Christina jadi dia kurang bisa mengontrol tenaganya. Jadi gigi dan hidung orang tersebut menjadi berantakan. Semua orang terkejut, mereka tidak menyangka Randika akan berbuat sejauh itu. "Satu suaragi darimu dan kepmu akan tenggm di toilet kereta ini." Pria itu sudah ketakutan bukan main, hidungnya terus mengucurkan darah. Dia menatap Randika yang wajahnya dingin tersebut, rasa takut sekaligus benci menjadi satu. Dia membuka mulutnya dan hendak mengatakan sesuatu tetapi orang tersebutngsung menutup mulutnya. Dia hanya berdiri dan berjn menuju kursinya dm keadaan diam. Melihat orang itu sudah tidak berisikgi, Randika kembali sibuk memikirkan Christina. Dia berharap temannya itu tidak apa-apa. Seth 5 jam menunggu di kereta, akhirnya Randika tiba di kota Gunung Agung. Seth turun dari kereta, angin dinginngsung menerpa dirinya. Randikalu bertanya dengan orang lokal dan mengetahui bahwa perjnannya masih jauh. Desa Sukasari masih berada di pedman gunung, jika tidak ada transportasi maka Randika harus berjn sekitar 2 jam dari tempatnya ini. Randika mengerutkan dahinya, dia tidak punya waktu sma itu. Dia memperhatikan sekitarnya dan menyadari ada toko sepeda motor. Namun, toko ini sepertinya toko bobrok. Sebagian besar motor adh motor bekas dan tertutup debu. Orang yang seperti pemiliknya itu sedang memperbaiki sepeda motor di samping toko. "Ada motor bagus?" Tanya Randika. Pemilik toko itu mengangkat kepnya dan menjawab. "Shkan pilih bos, semuanya bagus-bagus kok." Melihat semua sepeda motor yang menyedihkan ini, Randika kehabisan kata-kata. "Apa tidak ada motor yang bagusan sedikit dan lebih cepat?" Kali ini pemilik toko mengajak Randika ke dm dan menunjukan sebuah motor. "Bagaimana ku ini? Motor ini baru selesai diperbaiki kemarin." Kata si pemilik toko. Randikalu memerhatikan sepeda motor itu. Meskipun ada beberapa bagian terlihat karatan, sepertinya motor ini paling oke daripada motor-motorinnya. "Tolong siapkan motor ini untukku." Kata Randika. Pemilik toko itu tersenyum. "Baih." Pada saat ini, di kota Gunung Agung sedang ada perlombaan lintas m untuk sepeda motor. Kota Gunung Agung memang terkenal dengan jnannya yang curam dan menanjak, cocok sebagai tempat untuk perlombaan ini. Kota ini bergantung pada event-event seperti ini. Chapter 173: Jangan Menilai Buku dari Sampulnya Chapter 173: Jangan Meni Buku dari Sampulnya Di kejauhan terlihat jn yang menuju ke pegunungan, tepat di ujung kota ini orang-orang berkumpul dan suasana benar-benar meriah. Orang-orang yang datang untuk melihat perlombaan lintas m ini semua berkumpul di tempat ini. Belumgi acara besar ini diikuti oleh para pembp sepeda motor profesional sehingga menarik sejuh media untuk meliputnya. Pada saat ini, lintasan lomba sedang dipersiapkan dan di sepanjang jn akan ada panitia yang bertanggung jawab untuk mpor dan mengawasi. "Smat siang saudara-saudara sekalian. Smat datang di perlombaan lintas m ke-13 di kota Gunung Agung yang indah ini. Saya Ronald mendapatkan kehormatan untuk menjadi komentator hari ini." Suara komentator mi terdengar, orang-orang mi melototincar tancap yang sudah terpasang. "Saya akan mporkan bagaimana perjnannya pertandingan dan rekan saya, Dio, akan mporkannya dari helikopter agar dapat memberikan informasi dari atas sana. Yak yang kita tunggu-tunggu th tiba. Seluruh peserta sudah bersiap-siap dan menempati posisinya. Perlombaan akan segera dimi." "Untuk perlombaan kali ini, jalur lintasan akan dibagi menjadi dua. Yang pertama adh lintasan yang berada di kota dan kedua adh jalur lintasan gunung. Karena total jarak yang ditempuh cukup jauh, maka perlombaan ini hanya butuh satu putaran agar sh satu peserta menjadi juara." Di garis awal, kedua bs sepeda motor sudah siap di posisi mereka masing-masing. Helm terpasang, suara motor terdengar keras, tangan sudah siap beraksi dan darah sudah mendidih! "Woo Hoo Hoo!" Di dekat mereka, ratusan orang sudah bersorak dan menjagokan jagoan mereka. "Kali ini juaranya pasti Pinpin!" "Bicara apa kamu? Js yang pasti menang adh Giant!" "Ahhh mimpi!" Suasana riuh ini membuat perlombaan ini semakin seru. Dan para pembp ini sudah melototiwanwannya, jiwa bertarung mereka sudah tersulut. Tidakma kemudian, gadis pembawa bendera sudah bersiap untuk mmbaikan benderanya. Dan dengan cepat, kedua bs motor tersebutngsung mju sekuat tenaga. Persaingan di garis awal sangat kacau dan mereka saling susul menyusul. "Dan pertandingan pun dimi, para peserta terlihat sengit merebut posisi pertama. Tikungan pertama segera datang dan semuanya melewatinya dengan sempurna tanpa perubahan posisi. Pinpin masih kokoh di posisi pertama." "Benar Ronald, untuk perlombaan kali ini adh Pinpin yang masih muda itu. Meskipun tergolong muda bukan berarti dia tidak mempunyai kemampuan, para kompetitor harus memerhatikan anak muda satu ini." "Dan juga jangan lupa, Pinpin berhasil menjuarai posisi kedua saat perlombaan yanglu meskipun dia mi dari posisi ke-8. Perkembangan Pinpin memangyak untuk dinantikan." Kedua komentator itu berhasil membumbui perlombaan ini dengan baik. Sementara mereka asyik berbincang, Dio tiba-tiba mengatakan. "Oh, sebentargi Pinpin akan memasuki tikungan kedua. Tikungan itu benar-benar tajam, belumgi seth itu ada tikungangi yang cukup tajam. Sepertinya keahlian Pinpin akan dicoba dm tikungan ini, apakah dia bisa mempertahankan posisi atau tidak? Mari kita lihat!" Pada saat ini, Pinpin melihat tikungan tajam itu. Dia makin memacu motornya sambil menggenggam erat pegangannya. Lalu pusat gravitasinya dia condongkan ke kiri. Motor dan badan bagian kiri Pinpin sama-sama hampir menyentuh tanah dengan kecepatan tinggi! Benar-benar teknik mengepot yang sempurna! "Ya ampun! Pinpin baru saja mengepot dengan sempurna untuk mengatasi tikungan kedua dan membuat jarak yang jauh dengan posisi kedua. Benar-benar luar biasa!" Dio yang melihatnya dari atas helikopter benar-benar terpukau. Kemampuan mengepot yang ditunjukan oleh Pinpin sangat jarang digunakan di jalur gunung yang curam dan terkadang rusak seperti ini. Namun, dm bpan profesional semua teknik bermotor sangat dibutuhkan untuk menciptakan sebuah keajaiban. Bisa dilihat bahwa dari satu tikungan tersebut, kemampuan Pinpin sudahyak diacungi jempol. "Hei Pin, kamu baru saja dipuji komentator." Pinpin masih fokus memacu motornya dan tiba-tiba ptihnya memujinya dari earphonenya. Pinpin tersenyum, dia membs ptihnya itu dengan nada bangga. "Wajar saja mereka memujiku seperti itu, mereka pasti tidak pernah melihat teknik seperti itu." "Sudah tetap fokus dan juarh baru kamu bisa berbangga diri. Seth kamu juara kita akan merayakannya dengan berpesta. Takma kemudian, kedua bs pembp ini sudah memasuki area jn pegunungan. "Semua peserta sudah meninggalkan kota." Ronald menjadi bersemangat, keadaan akan semakin menarik seth ini. Tetapi, di saluran HT para panitia tiba-tiba terdengar suara panik. "Lapor! Ada orang yang masuk ke jalur lintasan lomba!" Menerobos? Bukannya jalur lomba sudah mereka kosongkan dan sudah ada pembatasnya? "Kok bisa dia menerobos?" Tanya Ronald lewat HT, kejadian ini benar-benar di luar dugaan. Sebuah abnormal seperti ini bisa mengganggu jnnya pertandingan. "Orang itu benar-benar cepat, dia sudah di luar jangkauan kita." Ronaldngsung berdiri dan melihat garis awal. Di sana sudah ada sosok sepeda motor berkecepatan tinggi hendak melewati garis awal tersebut. "Sudah lupakan saja orang itu, aku rasa dia hanya sedang bercanda. Mana mungkin dia bisa mengejar para pembp kita." Jawab Ronald lewat HT, dia kemudian mnjutkan komentatornya. "Baih maaf atas sedikit gangguannya sebelumnya. Bagaimana keadaannya di atas Dio?" Pada saat yang sama, Randika sedikit bingung kenapa ada banyak orang berkumpul di ujung kota? Apa mereka datang untuk menyemangatinya? Tetapi karena Randika punya banyak pikiran, dia sama sekali tidak memedulikannya. Dia kemudian terus memacu motornya dengan kecepatan tinggi,gip jn menuju desa Sukasari hanya 1. Para penonton yang mendengar komentar Dio dan Ronald itu terus bersorak dan tenggm dm keseruan perlombaan. Namun, pada saat ini, mereka mendengar suara motor yang berisik bagaikan guntur lewat. "Broooommm!" Suara motor bobrok ini sangat nyaring, benar-benar motor yang sudah bobrok. Sepertinya motor itu bisa hancur berantakan ku dipacu seperti itu. Sejujurnya, motor itu memang motor kuno yang dijual pemiliknya. Meskipun performanya tidak buruk, motor itu sudah telu jadul dan berisik jadinya motor itu dijual. Randika yang melewati para penonton ini benar-benar fenomena yang cukup aneh. Suara speaker itu kh keras dengan suara motornya dan motornya sendiri terlihat seperti hendak hancur berserakan. Semua orang heran sekaligus terkejut dengan pemandangan ini. Saat sosok Randika sudah hng, barh orang-orang bertanya-tanya. "Orang itu juga pembp?" "Sepertinya." Mereka semua tidak yakin, kemu motor bobrok itu benar-benar di luar dugaan. Sedangkan Randika sendiri sudah tidak bisa berpikir banyak, pikirannya hanya penuh oleh sosok Christina. Kecepatannya sama sekali tidak menurun dan saat dia berada di tikungan, dia mengepot sama persis dengan Pinpin. Kejadian ini hanya diketahui oleh panitia yang menjaga di tikungan tersebut. Pada saat ini, di jalur gunung, kedua bs pembp itu masih terus bersaing. Pinpin masih memimpin di posisi pertama dengan jarak yang cukup jauh. Suara motor mereka yang nyaring bergema di seluruh gunung, membuat hewan-hewan menjadi waspada. Seg macam teknik mereka tunjukan, memang pembp profesional beda dengan pembp amatir. "Sekarang para peserta sudah melewati tikungan ketiga dan sesuai dugaan kami, Pinpin masih berada di posisi pertama dengan keunggn yang cukup jauh dan posisi kedua adh .. " Di saat Ronald sedang sibuk berkomentar, tiba-tiba, dari HT-nya terdengar kata-kata yang membuatnya terkejut. "Lapor, penyusup tadi sudah berada di jalur gunung!" Ronald yang mendengarnya sampai kehabisan kata-kata dan berhenti berkomentar. Dia lihat sendiri motor itu sudah bobrok tetapi kenapa dia mi menyusul para pembp profesional? Ronald benar-benar tidak percaya, tetapiporan demiporan dari para panitia yang ada di jalur gunung itu mporkan keajaiban ini mlui HT. Randika menyalurkan tenaga dmnya ke dm motornya, oleh karena itu motornya dapat bergerak dengan liar dan cepat. Yang paling mengejutkan adh dia mengepot dengan kecepatan 120 km/jam! Seth melewati tikungan kedua, dia kembali memacu motornya. Semua panitia yang melihatnya benar-benar terpukau, siapa orang itu? Bagaimana bisa dia mengepot dengan kecepatan setinggi itu? Tidak butuh waktuma untuk Randika menyusul kedua bs pembp itu. Dari kejauhan, Randika dapat melihat bahwa kedua bs pembp itu membentuk satu garis lurus. Lewat HT, Ronald sudah mengetahui bahwa motor bobrok itu sudah dekat dengan para pembp. Dia dan Dio menjadi ragu, apakah mereka harus mporkannya pada para penonton? Namun, Ronald memutuskan untuk mengabarkan situasi mengejutkan ini pada para penonton. "Saya mendapatkan info bahwa ada seorang pembp tanpa nama mengikuti perlombaan ini. Sekarang dia masih berada di posisi ke-12." Pembp yang dibp oleh Randika sangat terkejut. Bukannya pembpnya cuma ada 12? Kenapa dirinya tiba-tiba disalip dari bkang. Randika terus berkendara dengan kecepatan tinggi, motornya sudah bagaikan cheetah. Ia melesat melewati angin dan membp satu per satu. Dm sekejap dia sudah berada di posisi kedpan! Seth tiba di tikungan, para pembp ini menurunkan kecepatannya. Randika memanfaatkan hal ini dan mengepot dengan kecepatan penuh. Motor bobrok Randika mju kencang di tikungan itu danngsung membp ketiga pembp sekaligus! Dio yang mporkannya dari atas helikopter sudah kehabisan kata-kata, siapa pembp misterius itu? Randika benar-benar mengg, dia sudah berada di posisi kedua dan hendak menyalip Pinpin! "Pembp misterius itu sudah berada di posisi kedua dan posisinya dengan Pinpin sudah sangat dekat!" Suara Ronald sedikit serak, apakah ini momen seorang amatir menghkan pembp profesional? Pinpin sudah mengetahui berita menghebohkan ini lewat earphonenya. Melihat dari kaca sampingnya, dia melihat sosok Randika mengekorinya dengan kecepatan tinggi. Pinpin dapat melihat dengan js bahwa pegangan gasnya Randika dia putar hingga ke bawah. Benar-benar orang g! Namun, semangat bertarung Pinpin semakin tersulut, dia tidak peduli orang itu siapa tetapi dia tidak akan oleh siapapun! Chapter 174: Desa Sukasari Chapter 174: Desa Sukasari Suara motor yang saling beradu semakin nyaring, terlebih motor bobrok Randika suara mesinnya sudah bagaikan guntur. Ketiga bs pembp ini masih meneruskan perjuangan mereka. Pinpin masih ada di posisi pertama sedangkan Randika mengekorinya dengan ketat. "Bajingan, orang itu masih tidak melepas pegangan gasnya?" Pinpin terus memantau Randika dari kaca sampingnya. Tekanan yang dia rasakan semakin besar tiap detiknya dan rasa ragu mi muncul dari dm hatinya. Sebelum ini, ketika pertama kali Pinpin melihat sosok Randika di kacanya, mereka sudah melewati sebuah tikungan. Ketika dia sedikit menekan remnya, dia melihat sosok Randika yang terus memacu motornya tanpa mengerem sama sekali. Jarak di antara mereka berduangsung menipis drastis dan satu keshan akan membuat Pinpin terbp. Randika benar-benar memberikan tekanan batin bagi dirinya. "Bagaimana caranya dia mengimbangiku dengan motor seperti itu?" Pertanyaan itu terus menerus menggenang di hati Pinpin, dia menduga bahwa pria tersebut pasti mkukan suatu trik pada motornya sehingga bisa menyusul dirinya. Namun, beberapa ratus meter ke depan hanyh jn lurus jadi seharusnya motor miliknya bisa membuat jarak yang cukup jauh dengan pembp tersebut. Randika menatap motor di depannya itu makin menjauh dirinya, tetapi ekspresinya tetapi biasa-biasa saja. Dia berkendara secepat ini murni untuk menymatkan Christina. Pinpin mi melesat jauh, yang dia tidak tahu adh Randika sama sekali tidak menganggap dirinya rival. Namun, seth beberapa tikungan Randika berhasil menyusul Pinpingi. "Ya ampun, pembp misterius itugigi sudah mendekati Pinpin! Jarak mereka berdua benar-benar setipis kertas!" Ronald sudah kehabisan kata-kata. Siapa pembp misterius itu sebenarnya? Bagaimana dia bisa secepat itu? Pinpin tidak perlu mendengar informasi itu dari earphonenya, dia bisa lihat sendiri bahwa Randika benar-benar tepat di bkangnya. Medan yang akan merekalui berikutnya benar-benar rumit, sebentargi akan ada lubang besar di jn dan hanya bisa dlui dengan cara melompat. Seth itu mereka akan disambut dengan tingkungan tajam. Biasanya orang-orang akan menghindari tempat ini dan menggunakan jalur alternatif, tetapi karena ini perlombaan yang memacu adrenalin, panitia menggunakan lubang ini sebagai jalur lintasan. Tentu saja mereka sudah menyiapkan beberapa tindakan pencegahan agar tidak terjadi apa-apa. Pinpin menggertakan giginya dan memacu motornya. Motornya tiba-tiba meraung keras dan seluruh motor tersebut myang di udara. Namun, Pinpin merasa dirinya tertutupi oleh awan. Ketika dia menoleh ke atas, diangsung terbeku! Melihat ke atasnya, pembp misterius itu melompati dirinya dan melewati dirinya dengan mudah. Pinpin benar-benar seperti orang bodoh, bagaimana caranya orang itu bisa lompat setinggi itu? Pada saat ini, motor Randika yang masih myang itu menjatuhkan beberapa sekrup. Sepertinya motor tersebut sudah di ambang batasnya. Karena mereka dm kecepatan tinggi, sekrup yang mendarat di helm Pinpin menancap di kacanya. Pinpin sendiri melihat Randika berhasil mendarat dan mju kencang di depannya. Namun hal ini membuat dirinya mengmi kesin. Dia gagal menghitung kecepatannya dan terjatuh di dm lubang. DUAK! Sepeda motornya dan Pinpin sendiri terjatuh cukup keras di lubang tersebut. Dm sekejap diangsung pingsan sambil terus berpikir kenapawannya itu bisa loncat setinggi itu. "GILA! Pembp misterius itu berhasil menyalip Pinpin yang terjatuh di lubang!" Ronald benar-benar terkejut. "Pin, masuk pin! Hei, kau dengar suaraku?" Ptihnya Pinpin menjadi cemas, anaknya itu tidak menjawab sama sekali. Semua rencana mereka menjadi kacau, seharusnya para media sebentargi akan mewawancarai timnya dan Pinpin karena berhasil menjuarai perlombaan ini. Sekarang mungkin berita tajuk utamanya adh "pembp misterius datang dan membuat malu para profesional." Atau "Tidak berdaya, para profesional hanya bisa malu dikhkan oleh pembp misterius." ...... Desa Sukasari adh desa miskin yang ada di dm pegunungan. Karena akses jn yang sulit dan air bersih yang susah dicari, membuat desa ini miskin sekali. Belumgi mash keturunan yang membuat pusing desa ini. Bisa dikatakan bahwa para perempuan dari desa ini kebanyakan memilih untuk menikah dengan orang dari luar desa untuk mengubah nasib mereka. Sedangkan para lki, mereka tidak bisa meninggalkan desa mereka dan susah untuk mereka mencari pasangan. Hal utama penyebab semua ini adh uang. san kedua adh para perempuan desa ini tidak mau menikahi sesama penduduk desa. Mereka semua benar-benar telu miskin. Oleh karena itu, para penduduk di desa ini memutuskan untuk membeli perempuan. Para penduduk lki mencari uang di kota dan seth beberapa tahun, mereka akan membeli perempuan untuk mnjutkan keturunan mereka. Mlui bantuan para pemain di dunia perdagangan manusia, orang-orang desa ini membeli dan menjadikan perempuan itu untuk meneruskan keturunan mereka. -Rumah kep desa- Di dm rumah tanpampu ini, Christina terikat baik di kakinya dan tangannya. Mulutnya ditutupi oleh sebuahkban jadi sulit baginya untuk berteriak minta tolong. Christina menatap orang-orang yang ada di luar mlui jend. Dia terus berusaha melepaskan diri sambil berteriak. Namun, tiba-tiba pintu rumahnya terbuka dengan keras. "Diam atau akan kubunuh kau!" Pria itu marah dengan Christina yang berisik itu. Sosoknya yang bengis itu berhasil menciutkan nyali Christina. Pria itu kemudian keluar dan kembali berbincang dengan temannya. Melihat ke luar jend, Christina sekarang hanya bisa melihat wajah-wajah pria tidak dikenalnya. Tatapan matanya sekarang benar-benar penuh dengan keputusasaan. Mengingat kejadian semm, dia mi menangis. Dia tidak menyangka akan menjadi korban penculikan dan perdagangan manusia, hidup ini benar-benar kejam. Di saat depresi seperti ini, yang muncul di benaknya hanyh sosok Randika yang tersenyum padanya. Pada saat ini, di luar jend, ada tiga orang sedang berbincang. Sh satu dari mereka memakai baju biru lusuh dengan luka menyeramkan di pipinya. Satunyagi adh pria kejam yang tadi mendobrak masuk dan mengancamnya. Dan satugi adh pria paruh baya yang sedang merokok. Pria paruh baya ini adh kep desa dari desa Sukasari. Dia th mengmi pengman hidup yang pahit sma hidupnya, saat-saat menyenangkan adh ketika para penduduk desanya ini membawa png wanita cantik dari hasil transaksi mereka. Mereka sepertinya sedang berbicara mengenai Christina. "Pak kep desa, Anda tidak tahu betapa susahnya saya membawa perempuan secantik itu ke sini? Dan sekarang Anda ragu untuk membelinya?" Orang kejam yang mengancam Christina tadi rupanya adh pemain di dunia bisnis perdagangan manusia. "Pak saya sarankan jangan." Orang berbaju biru itu berkata pada kep desa. "Harganya telu mahal, kita tidak akan mampu membelinya." "Sepertinya kalian ini masih ragu-ragu." Penjual itulu tersenyum. "Coba kalian lihat dulu ke dm. Perempuan itu putih, sexy, cantik dan terlebih dia berasal dari kota jadi dia adh orang yang terpjar. Ni jualnya memang tinggi tetapi coba perhatikan kualitasnya sebagai seorang wanita, tidak heran dia itu mahal. Aku hanya akan melepasnya dengan harga 75 juta, tidak boleh kurang." "Aku sendiri harus membayar mahal untuk membawanya ke sini. Jika bukan karena parasnya yang cantik itu aku tidak mungkin menawarkannya padamu duluan. Dan sekarang kalian berpikir perempuan ini mahal? Ku kalian ragu-ragu seperti ini terus, jangan harap aku mau berbisnis dengan kaliangi." Penjual manusia ini benar-benar tidak mau mengh, Christina benar-benar mesin penjual uang ks atas baginya. "Sudah ayah, aku benar-benar ingin menikahi perempuan itu." Anak sang kep desa yang mendengar ini diam-diam dari jauh segera nimbrung. Apa ayahnya itu buta? Perempuan yang di dm rumahnya itu benar-benar perempuan tercantik yang pernah dilihatnya. Kulit putih mulusnya itu benar-benar berbeda dengan para perempuan di desa ini. Terlebihgi, tubuh sexy milik Christina itu benar-benar menggairahkan. Anak ini benar-benar ingin meniduri Christina, jika ayahnya tidak membelikannya maka dia akan bunuh diri bersama perempuan itu! Kep desa itu mengerutkan dahinya. "75 juta? Bisakah kau menguranginya sedikit?" "Maaf hargaku tidak bisa ditawar untuk barang kali ini." Penjual itu juga mencari untung. "Yah, aku sudah bekerja dan mengumpulkan uang 50 juta bukan? Biarkan aku meminjamnya dari pendudukin ketika mereka png." Seth memikirkannya sesaat, kep desa itu mengangguk. "Baih ku begitu, aku akan memberimu 50 juta dulu dan sisanya akan diberikan ketika kau datang ke sinigi sambil membawa perempuaninnya." "Waduh tidak bisa itu. Aku tidak bisa berbisnis dengan cara seperti itu, jika kau menginginkan perempuan itu maka kau harus membayar penuh. Jika aku melunak seperti itu, mau makan pakai apa aku?" Penjual itu menggelengkan kepnya. "Lagip banyak san yang bisa kalian gunakan untuk mengulur ataupun kabur bersama barangku. Jika seperti itu, pada siapa aku harus menagih?" Di dunia bisnis seperti ini, para pemain harus waspada dan tidak mempercayai siapapun. "Tapi hanya 50 juta saja yang kami punya." Kata sang kep desa. "Aku tidak peduli, ku kau tidak bisa membayar maka aku akan menjualnya kepada orangin." Penjual itungsung memalingkan wajahnya. Dia sepertinya hendak membawa Christina pergi dari desa ini. "Ah! Tunggu!" Anak sang kep desa itu segera mencegatnya. Dia kemudian berkata pada ayahnya. "Yah, aku benar-benar suka dengan perempuan itu. Bagaimana ku kita berhutang dulu sama penduduk di sini? Nanti kita balikan ku kita sudah ada uangnya." "Mau pinjam ke siapa?" Kep desa ini juga sudah pusing. "Kita harus melepas perempuan itu." Si anakngsung berlutut. "Jangan yah! Aku benar-benar ingin bersama perempuan itu." Penjual itu mendengus dingin. "Aku tidak peduli kau suka atau tidak. Ku kalian tidak menunjukan uangnya, aku akan pergi dari sini. Banyak klienin yang ingin membelinya." "Yah, bukannya ayah punya kalung giok dari peninggn kerajaan kuno?" Sang kep desangsung terkejut. "Itu adh peninggn nenek moyang kita, mau ditaruh mana muka ayah nanti?" "Yah mereka semua sudah mati,gip ini juga untuk aku. Aku bersumpah akan menggantinya ketika aku kembali ke kota nanti. Aku mohon yah." Si anak ini sudah berlutut di kaki ayahnya. Sambil mengh napas, sang kep desa mengangguk. "Ku begitu tunggu di sini sebentar, aku akan mengambil kalungnya." Ketika mendengar kata-kata kalung giok, si penjual itu merasa senang. Ku benar kalung itu berasal dari zaman kerajaan, harganya akan sangat tinggi! "Jika kamu menambahkan 5 juta bersamaan dengan kalung itu, maka perempuan itu bisa menjadi milikmu." Jawab si penjual. "Tapi kami harus memastikan dulu keaslian kalung itu sebelum terjadinya kesepakatan." Si anak itungsung menjawab. "Setuju." Pada saat ini, terdengar suara motor yang berisik di pintu masuk desa. Si pengendara motor itu adh Randika. "Smat sore, siapa si kep desa dari desa ini?" Randikangsung berteriak dan mencari orang yang bertanggung jawab. Kebetn rumah kep desa tidak jauh dari pintu masuk jadi teriakan Randika itungsung masuk di telinga sang kep desa. "Iya dengan saya sendiri." Kata sang kep desa. Randikalu berhenti dan memarkir motornya. Chapter 175: Bersatu Kembali Chapter 175: Bersatu Kembali "Ada apa ya?" Si kep desa sudah menghampiri Randika dan menatapnya. Di desa ini, sin dari pemain dari bisnis perdagangan manusia ini, orang luar yang datang ke desanya dm sebn nyaris mencapai 0. "Apa ada orang yang menjual perempuan datang ke desamu ini?" Randika bertanya dengan santai, di saat yang bersamaan, dia menatap sang kep desa lekat-lekat. Tubuh si kep desa ini sedikit gemetaran awalnya. Ketika dia hendak menjawab, Randika menambahkan. "Santai saja, aku bukan polisi. Aku ke sini untuk mencari seseorang." Kep desa itu mengh napas lega, tapi Randika bisa tahu dengan js dari reaksi si kep desa ini bahwa dia berada di jalur yang benar. "Nama penjualmu itu apakah bernama Santoso?" Tanya Randika. Si kep desa menganggukan kepnya. "Benar, dia membantu kita mencarikan perempuan untuk dijadikan istri bagi desa ini." "Aku ke sini hanya ingin bertemu dengan Santoso." Kata Randika sambil tersenyum. Ketika mendengar Randika ingin bertemu dengan Santoso, kep desa menganggap Randika adh teman dari Santoso. Christina masih terikat di dm ruangan gp di rumah kep desa. Dia mendengar ada suarangkah kaki yang mendekat, apakah ini akhir dari dirinya? Pada saat ini, anak si kep desa masuk ke dm ruangan dan melihat Christina menangis. "Kenapa nangis?" Si anak ini menjadi cemas. "Kamu tidak perlu takut." Tapi Christina sama sekali tidak memperhatikan pria itu, justru tangisannya semakin menjadi-jadi. Dia menundukan kepnya dan air mata mi mengucur deras. "Sudah berhenti menangis, aku kurang suka melihatmu menangis." Hati si anak ini mi luluh, dialu berusaha mendudukan Christina dengan benar. "Sebentargi kau akan menjadi keluarga desa ini, bersabah ya!" Si anak itu mengusap air mata Christina. Tetapi mendengar kata-katanya itu, Christina semakin menangis. Dia berpikir sudah tidak akan pernah bertemu dengan ibunyagi. Pada saat ini, Randika sudah berada di depan rumah kep desa. Dan Santoso penasaran dengan sosok orang yang datang ini. "Pak kep desa, siapa orang ini?" "Tenang saja, aku ke sini untuk bertemu denganmu." Kata Randika dengan santai. "Mana perempuan yang hari ini mau kau jual itu?" "Perempuan? Perempuan apa?" Santoso merasakan firasat buruk. Kenapa orang asing ini tahu bahwa dia menjual perempuan? Randika hendak menyiksa orang tersebut tetapi dia mendengar suara tangisan teredam dari dm rumah. Meskipun kecil, suara itu berhasil ditangkap oleh telinga Randika. Christina! Dm sekejap Randika sudah mendobrak masuk dan melihat seorang pria sedang memegang kedua tangan Christina sambil berusaha melepaskan bajunya. "Sudah tenang saja, tidak usah malu begitu dengan suamimu. Setiap hari kita akan berhubungan badan hingga punya anak." "Dasar priaknat!" Randika benar-benar murka. Bahkan si anak kep desa itu belum menoleh, Randika sudah myangkan puknnya dan membuat seluruh tubuh si anak tersebut myang dan membentur tembok dengan keras. Christina, yang menutup matanya dan sudah pasrah itu, terkejut ketika mendengar suara yang mirip dengan Randika. Ketika dia membuka matanya dan melihat sosok orang yang myang, dia berpikir bahwa semua ini nyata. Christina mengangkat kepnya dan melihat sosok Randika, hatinya segera mengepal. "Jangan khawatir, aku sudah ada di sini." Randika dengan cepat melepaskan ikatannya Christina dan memeluknya. Dia memeluk sosok perempuan yang hampir hng dari hidupnya itu. "Aku pikir aku sudah tidak bisa melihatmugi. Aku benar-benar takut kehnganmu." Christina sudah tenggm dm air matanya. Dia merasa pelukan Randika ini adh tempat terhangat dan ternyaman yang pernah ada. "Kau ini siapa? Berani-beraninya menyentuh barang daganganku!" Pada saat ini, Santoso sudah masuk ke dm dan melihat pemandangan mengejutkan ini. Namun, Randika nampaknya tidak mendengarnya dan masih terus memeluk sekaligus menenangkan Christina. "Sudah berhenth menangis, aku akan membawamu png. Atau kamu ingin di rumah ini smanya?" Kata Randika sambil mengusap air mata Christina. Christina mengangguk dan dirinya digendong oleh Randika, mereka berdualu berjn keluar dari rumah gp itu. Pada saat ini, Santoso sudah marah-marah. "Hei mau ke mana kalian? Itu barangku yang kau curi! Berani-beraninya kau berbuat seperti itu, aku akan .." Sebelum dirinya bisa mengancam Randika, dia sudah terpental jauh berkat tendangan Randika. Kata-katanya itu berubah menjadi ringkikan kesakitan. Seluruh tubuhnya menyebarkan rasa sakit dan membuatnya pingsan. Sambil terus menggendong Christina, Randika meludahi tubuh Santoso. Di satu sisi, si kep desa hanya melihat semua ini dari samping dengan wajah ketakutan. "Kamu mau jn sendiri?" Tanya Randika dengan nada lembut. Christina masih menangis pn, tetapi tawaran Randika itu segera dia terima. Namun karena belum makan sejak kemarin, kaki Christina masih lemas dan akhirnya dia memutuskan untuk duduk terlebih dahulu. Sedangkan Randika, dia mendatangi Santoso dan menendangnya hingga terbangun. "Kau! Apa maumu!" Wajah Santoso ini benar-benar sudah ketakutan. Randika hanya menatapnya dengan ekspresi datar, dia benar-benar marah. Mau itu Christina ataupun orangin, orang di hadapannya ini berani menjual sesamanya manusia hanya demi uang. Sifat busuk ini benar-benar memuakkan! Terlebihgi, dia berani menyentuh dan menjual perempuan milik Ares! Tanpa berkata apa-apa, Randika mengangkat Santoso dengan tangan kanannya. "Aku peringatkan, kau tidak ingin berurusan dengan orang-orang yang berdiri di bkangku. Mereka bisa membunuhmu dengan mudah!" Kata Santoso dengan nada dingin. Tangan kiri Randika menggenggam erat tangan kanan Santoso. Dengan santai, Randika menariknya hingga bahunya copot dari sendinya! "Kenalkan aku dengan mereka." Kata Randika dengan pn. Kemudian dia membawa Santoso ke dm rumah dan mengambil tali yang mengikat Christina sebelumnya. Dialu melilitkannya di leher Santoso. Randika mencekiknya hingga dia sekarat. "Katakan siapa bosmu itu atau kamu akan mati di sini." "Baih." Santoso tidak memiliki pilihan, dia hanya bisa memberitahu informasi yang Randika inginkan agar terus hidup. Seth lepas dari lilitan tali tersebut, Randika menendangnya dan menindihnya. Kali ini dia mengambil tangan kirinya yang masih utuh itu dan mematahkannya. Rasa sakit luar biasangsung membuat Santoso merasa ingin mati. Tetapi rasa bencinya terhadap Randika membuatnya terus tersadar. "Aku akan mengingat wajahmu itu, ketika bosku mendatangimu aku akan menari di atas mayatmu sambil memerkosa perempuanmu itu! Tidak ada orang yang bisa lolos dari kejaran kami!" "Berisik!" Randikalu menyumpal mulut Santoso dengan baju. Dm sekejap Santoso sudah tidak bisa berbicara dan hanya bisa menahan rasa sakitnya. Sedangkan untuk mash bosnya, itu adh mashin. Sma bosnya itu tidak ngapa-ngapain maka Randika tidak akan menyentuhnya. Randika menatap tajam Santoso dan berencana membuatnya kapok dengan dunia perdagangan manusia. Profesi ini benar-benar haram dan tidak manusiawi. Sebagai sesama makhluk hidup, bisa-bisanya mereka menjual sesama mereka demi uang? Sudah berapa banyak orang yang sudah dijual oleh orang ini? "Aku rasa kamu sudah tidak butuh kakimu itu." Kata Randika dengan pn. Kemudian dengan santainya dia mengangkat kakinya dan menginjak kedua tng kering Santoso. Tng-tngnya itu benar-benar menjadi serpihan. "Mmm! Hmmm!" Santoso hanya bisa berteriak kesakitan, Randika benar-benar tidak memberi ampun. Seth mematahkan tangannya dan mencopot bahunya dari sendinya, Randika memastikan bahwa orang ini tidak bisa berjngi. Tidak ada pengampunan yangyak untuk orang semacam ini! Chapter 176: Pulang Chapter 176: Png Santoso berteriak keras sebelum akhirnya pingsan, sedangkan si kep desa yang melihat ini dari samping masih bergemetaran tanpa henti. Randika menatap tajam si kep desa. Untuk para penduduk desa ini, Randika tidak bisa berbuat apa-apa. Meskipun aslinya merekh yang sh karena membeli dari Santoso, mereka tidak bisa dishkan karena ith cara mereka untuk meneruskan keturunan mereka. Sedangkan untuk Santoso, Randika sudah memastikan bahwa dia akan menggunakan kursi roda seumur hidupnya. Ith pjaran yang diberikan oleh Randika. Tindakan Randika masih terbng baik karena dunia sama sekali tidak memaafkan pku perdagangan manusia. Para pku tersebut akan dieksekusi apab tertangkap. "Semua sudah selesai." Randika menghampiri Christina dan membantunya berdiri. Sambil menggandeng tangannya, Randika mengatakan. "Aku akan membawamu png." Christina hanya mengangguk pn dan merasakan hatinya menghangat. Dia menyukai Randika yang penuh perhatian seperti ini. Ketika mereka sampai di sepeda motor bobroknya itu, Randika bertanya. "Kamu mau duduk di depan atau bkang?" Christina memperhatikan sepeda motor tersebut, dia mengerutkan dahinya. Sepeda motor itu terlihat akan hancur berserakan. Lampunya sudah tidak meny, debu dan lumpur sudah menyelimuti hampir semua bagian dan terlebih tidak ada sandaran kaki untuk penumpang di bkang. "Apa motormu ini masih aman?" Christina js terlihat khawatir. "Santai saja." Randika menykan motornya dan posturnya dibuat-buat seperti di drama TV. "Naih, akan kuberikan kamu pengman terbaik dm hidupmu." Kata Randika sambil tersenyum. ..... Keduanya iningsung menuju Kota Gunung Agung. Pemandangan gunung sedikit demi sedikit mi menghng. Christina duduk di bkang sambil memeluk Randika dengan kedua tangannya. Diam-diam, Christina menempelkan wajahnya di punggung Randika. Dia merasa punggung pria ini sangat lebar dan kekar, inh punggung pangeran berkuda putihnya. Mengingat pertemuan pertama mereka, Christina sh sangka dengan kebaikannya. Hal ini sebenarnya bukan sh dirinya, shnya Randika tiba-tiba mengatakan bahwa dirinya butuh operasi dada. Mengingat semua kebaikan Randika dan senyumannya membuat Christina tersipu malu. Dia membenamkan wajahnya di punggung Randika sambil tersenyum. "Ran, kenapa kamu tahu aku ada di sini?" Js pertanyaan ini terngiang-ngiang di benak Christina. "Pertanyaan bodoh!" Randika mengendarai motornya sambil tersenyum. "Tentu saja aku tahu, aku sudah memasang pcak universal di tubuhmu. Mau pergi ke mana pun kamu, aku slu bisa menemukanmu. Contohnya jika kamu pergi ke toko lingerie untuk membeli pakaian dm yang sexy atau kamu sedang mandi di rumah, aku bisa tahu semuanya." Mendengar perumpamaan Randika itu, Christina sedikit merasa malu. Randika memang tidak bisa diajak serius sedikitpun tetapi dirinya tidak marah karena dia tahu Randika berusaha memperingan suasana. "Jika aku tidak memasang pcak itu, bagaimana bisa aku tahu kamu di mana?" Randikalu menoleh dan mengatakan. "Mi dari hari ini, kamu tidak boleh memberikan pjaran tambahan saat mm hari. Apgi ku rumah muridmu itu dekat di bagian barat kota." "Baih." Christina setuju dengan saran Randika yang sangat memerhatikan dirinya itu. Pada saat ini, motornya sedikit myang karena terkena lubang. Dari awal, motornya ini sudah hampir tidak bisa mempertahankan bentuknya. Oleh karena itu, saat terkena lubang ini motornya ini tidak bisa berhenti bergetar. Randika dan Christina merasa pusing dan ingin muntah karenanya. Beberapa ratus meter ke depan penuh dengan lubang jadi keadaan berguncang ini akan bertahan beberapa waktu. Ketika motor ini naik turun, bahkan t nomor di bkang hampir copot. Sekrup yang menahannya tidak kuat dengan getaran yang kuat itu dan akhirnya t tersebut lepas dan terjatuh di tanah. Christina sudah was-was. Dari awal dia sudah ragu dengan motor yang menakutkan ini dan sekarang dia merasa bahwa motor ini akan hancur sebentargi. Terlebihgi, motornya yang tidak bisa berhenti naik turun ini membuatnya takut dan makin erat memeluk Randika. "Jangan khawatir, motor ini kuat kok." Randika berusaha meyakinkan Christina dan dirinya sendiri! Namun, motornya tiba-tiba mengenai batu yang cukup besar dan keduanya myang cukup tinggi. "Ah!" Christina sudah menutup matanya dan berteriak, kedua tangannya semakin erat memeluk dan kedua dadanya menempel di punggung Randika. Apa!? Randikangsung merasakan kekenyn seperti bakpau itu di punggungnya, sungguh perasaan yang menyenangkan. Meskipun terhng oleh baju, dia masih bisa merasakan kelembutan dan kekenyn dada Christina. Mungkin perjnan ini sepadan jika dia bisa merasakannyangsung dengan kedua tangannya. Jika dia bisa mendorong dan menindih Christina di tempat tidur dan melihat kedua gunung itu dengan matanya, mungkin mereka juga bisa mkukan roley guru dan murid seperti film-film Jepang. Stop Randika! Kamu masih menyetir, jangan kehngan fokus! Semua imajinasimu akan terbuang jika kalian jatuh ke dm jurang. Motor mereka masih bertemu dengan beberapa lubang dan motornya yang naik turun itu masih terus bengsung. Kedua dada Christina akan menempel ketika motornya itu bergetar, dia benar-benar takut motornya ini akan hancur. Mereka terus naik turun tanpa henti dan Randika terus merasakan kelembutan dada Christina di punggungnya. Randika dm hati merasa senang, bahkan di tempat terpencil seperti ini dia bisa merasakan kasih sayang sang Pencipta! "Ran, pn sedikit nyetirnya." Christina sudah tidak kuatgi, dia sudah ketakutan dan memeluk erat Randika seperti ko. "Tidak bisa, jika kita pn-pn bisa-bisa kita ketinggn kereta." Kata Randika. "Tapi tentu saja aku tidak keberatan bermm denganmu di hotel. Bagaimana?" Christina tersipu malu dan tidak menjawab pertanyaan Randika. Motor ini masih mju dengan cepat, mereka masih dihngi beberapa lubanggi sebelum akhirnya tiba di jn yang rata. Randika sendiri berharap lubang ini tidak pernah habis. Saking senangnya, Randika bahkan bernyanyi. "Nempel, nempel, puncak gunungnya nempel, kenyal-kenyal sekali!" "Hmm? Kamu nyanyi apa?" Christina samar-samar mendengar nyanyian Randika. "Ah! Bukan apa-apa, bukan apa-apa. Aku hanya sedikit kepikiran pekerjaan yang cocok untukmu sin menjadi guru." Kata Randika. "Apa memangnya?" "Terapis pijat." Jawab Randika sambil tersenyum. Christina bingung, maksud Randika ini apa? Dia benar-benar tidak mengerti maksudnya. Randikalu menoleh padanya dan tersenyum. "Aku yakin banyak orang yang akan mengantri karena cara memijatmu yang unik." Christina makin bingung dan bertanya. "Kok bisa?" "Orangin memijat menggunakan tangannya sedangkan kamu menggunakan kedua dadamu itu." Randika mengangguk. "Benar-benar nyaman." Christinangsung menyadari maksud Randika itu danngsung melepaskan pelukannya itu. Dia segera memalingkan wajahnya. "Kamu ini ya! Jangan berpikiran mesum seperti itu!" Kata Christina sambil marah-marah. Pada saat ini, mereka sudah tiba di jn aspal yang rata. Perjnan penuh lubang itu th selesai, Randika kembali menjadi lemas. Seth berkendara sma satu jam, akhirnya mereka tiba di Kota Gunung Agung. Sesaatnya mereka sampai di stasiun, motornya akhirnya sudah tidak tahangi. Seluruh motor hancur berserakan dan tidak bersisa! Motor itu sudah mmpaui kemampuannya dan kali ini dia ingin beristirahat dengan tenang. "Sudah jangan diperhatiingi, ayo cepat kita naik ke kereta." Randika menarik Christina yang masih melongo melihat kendaraan yang baru saja dia naiki hancur menjadi debu. Chapter 177: Diam Sedikit, Dia Masih Tertidur! Chapter 177: Diam Sedikit, Dia Masih Tertidur! Seth menunggu sebentar, akhirnya kereta mereka berangkat menuju kota Cendrawasih. Kursinya memang keras tetapi itu tidak mash, yang terpenting Christina sudah ada di sampingnya. Randika duduk di sisi luar dan Christina duduk dekat jend. Hampir tidak ada orang yang turun di stasiun ini, oleh karena itu banyak kursi yang masih ditempati orang. Randika mengamati mereka satu per satu, dia khawatir mash di kota ini akan ikut bersamanya. Ketika dia masih memperhatikan, dia melihat pria yang bertelepon dengan suara keras tadi pagi. "Halo ini aku." Randika menyapanya dengan senyuman. "Aku harap mulutmu tetap bisa diam sma perjnan." Pria itu menatap Randika dengan tatapan ketakutan dan tersenyum pahit. Tindakan kekerasan Randika tadi pagi masih membekas di pikirannya. Namun, pria ini berusaha melupakan kejadian itu dan berkata dengan nada dingin. "Santai saja, aku tidak akan berisik karena aku akan menari di atas mayatmu!" "Oh? Kita sudah tidak bertemu beberapa jam dan kau sudah berani sama aku? Tidak mash, aku harap tinjumu itu lebih besar dari mulutmu." Randika terus menatapnya sambil tersenyum, suasana hatinya sedang baik jadi dia tidak mash menemani pria ini. Tatapan mata pria itu terlihat dingin, dia terlihat ingin membs tetapi dia menahan diri. "Lihat saja nanti!" Kemudian orang itu pergi ke gerbongin. Tiba-tiba baju Randika ditarik dari samping. "Siapa orang itu?" "Sudah tenang saja, kamu istirahat saja ya? Nanti ku sudah sampai aku bangunin kamu." Randika mengulurkan tangannya dan memeluk pundak Christina. Dialu mencium dahi Christina dan membi rambutnya. Perasaan ini membuat Christina menjadi nyaman dan hangat. Seth mengangguk pn, dia kemudian menutup matanya dan tertidur di pundaknya Randika. Dasar, bisa-bisanya dia tidur dengan ps di pundaknya dengan wajah cantik itu! Randika tersenyum pahit, tetapi dia tetap menahan dirinya. Dia juga sedikit menurunkan posisi duduknya agar Christina dapat tidur lebih enak. Pada saat ini, ada seorang lki berbadan besar masuk ke dm gerbong. Di saat dia masuk, semua tatapan orang tertuju padanya. sannya mudah, orang itu benar-benar mencolok. Tingginya yang hampir mencapai 2 meter itu membuat orang-orang berpikir dia adh pemain NBA! Belumgi otot-ototnya yang kekar itu membuat orang semakin kagum. Untuk orang sebesar itu, rasanya tidak ada orang di dunia ini yang akan berani mwannya 1wan 1. Ketika para penumpang ini melihat pria kekar itu celingak-celinguk, mereka semua penasaran. Lalu mereka melihat pria kekar itu berhenti tepat di samping Randika. Kali ini semuanya bisa memahami apa yang akan terjadi, riwayat penumpang itu sudah pasti tamat. Bahkan beberapa penumpang sudah siap merekam kejadian berdarah ini sebagai barang bukti. Meskipun mereka tidak tahu sannya, pria kekar itu sudah js akan membunuh penumpang satu itu. Pria kekar itu berkata dengan nada dingin pada Randika. "Jadi kau yang berani mengganggu Evan?" Semua mata tertuju pada Randika, tetapi Randika sepertinya mencuekin pria kekar itu dan masih terlihat membetulkan rambut Christina yang berantakan. Kemudian Randika menoleh dan berkata pada pria itu. "Jadi kau adh tukang pukulnya?" Pria kekar itu mendengus dingin. "Kau tidak perlu tahu itu. Yang terpenting karena kau th menyinggung temanku itu maka kau akan menerima akibatnya." "Oh," Randika mengangguk. "berapa juh uang yang dia tawarkan?" Pria itu sudah mengangkat tangan kekarnya itu, benar-benar seperti pukn maut. "Jangan harap aku takut, puknmu itu sama sekali tidak mengandung tenaga." Kata Randika sambil mengh napas. Kata-kata Randika ini membuat pria kekar itu terheran-heran, baru pertama kali dia bertemu orang seperti ini. Sementara itu, para penumpang yangin sudah tertawa dm hati. Apa orang itu bodoh? Mana mungkin tinju sebesar itu tidak punya tenaga? Adanya dia akan mati dm satu pukn! Pria kekar itu tertawa dan mengatakan. "Ku begitu kau berani menerimanya?" Randika menggelengkan kepnya. Ketika pria itu hendak meninjunya, dia mendengar Randika mengatakan. "Buat apa aku menerima puknmu itu?" Pria kekar itu kembali menahan puknnya, dia mendengus dingin. "Ku kau takut bng saja. Jika kau meminta maaf pada Evan, aku tidak akan memukulmu." "Ku begitu suruh dia datang dan aku pastikan dia meminta maaf padaku karena sudah mengirim orang untuk mkukan pekerjaan kotornya." Kata Randika dengan santai. Semua penumpang terkejut, rupanya orang itu berani sekali menghadapi pria kekar seperti itu. Nyalinya benar-benar besar! Pria kekar itu sudah naik pitam, tetapi pada saat ini, Evan datang dari gerbong sebh sambil marah-marah. "Kenapa kamu tidak memukulnya?" "Dia bng kamu tidak memberinya cukup uang. Untuk orang seperti dirinya itu, upahmu telu kecil jadinya dia ragu untuk memukulku atau tidak." Jawab Randika. "Apa?" Mendengar hal ini, Evan hampir muntah darah. "Aku baru saja membayarmu 5 juta hanya untukmu menjadi pengawalku satu hari ini. Kamu masih berani ngomong itu kurang? Apa kau mau anak istrimu itu tidak makangi?" "Tunggu pak! Semua ini sh paham, apa yang dikatakannya itu semua bohong!" Jika sebelumnya pria kekar ini berwajah garang, di hadapan Evan mukanya sangat ms. Taktik adu domba ini benar-benar sempurna, Randika memang jago memanipsi orang. Tetapi, apa yang terjadi berikutnya membuat orang-orang menutup mata mereka. Pria kekar itu myangkan puknnya ke arah Randika! Tinju dari lengan sebesar gajah itu benar-benar serangan mematikan, semua orang berpikir nasib Randika sudah js. Perempuan yang duduk di serong kiri Randika sudah menutup matanya, takut dengan apa yang akan terjadi berikutnya. "Ah!" Suara teriakan kesakitan itu membuat perempuan itu menutup telinganya, sepertinya penumpang satu itu sudah dibuat berdarah-darah. Ketika dia membuka matanya, dia sangat terkejut dengan pemandangan di depannya. Pemuda yang duduk itu berhasil menahan tinju si pria kekar itu hanya dengan satu tangan! Suara teriakan kesakitan itu bukan berasal dari Randika minkan si pria kekar yang tangannya diremas oleh Randika! Randika masih menggenggam erat kepn tinju pria tersebut. Tetapi anehnya, wajah Randika terlihat tenang dan tangan kanannya yang menggenggam itu sama sekali tidak bergerak. Pada saat ini, pria kekar itu sudah menggertakan giginya, wajahnya merah dan terlihat kesakitan dan tangan kirinya yang ditahan Randika itu bergetar hebat! Awalnya tangan itu bergetar sedikit tetapima kmaan semakin bergetar hebat. Pada saat ini semua orang yang melihat mereka sudah terkejut, apa yang sebenarnya sedang terjadi? Randikalu tersenyum pada pria itu. "Tuh kan tidak ada tenaganya." Sesaat seth berkata seperti itu, Randika mengeluarkan tenaganya sedikit demi sedikit dan pria kekar itu makinma makin berlutut sambil terus kesakitan. Wajahnya sudah penuh dengan keringat, dia berusaha melepaskan diri tapi semuanya itu percuma. Ketika pria itu hendak berteriak minta ampun, Randika membungkamnya dengan memasukan tangan pria itu ke dm mulutnya! Pria kekar itu menatap Randika yang memberi isyarat tangan padanya untuk diam. "Sssttt! Dia masih tidur." Pria kekar itu menatap Christina yang masih tertidur ps di pundak Randika. Chapter 178: Gejolak Batin Chapter 178: Gejk Batin Lima jam kemudian, Randika membangunkan Christina dan membawanya turun dari kereta. Meskipun sudahrut mm, kembali di kota kesayangannya yaitu Cendrawasih membuat Christina sedikit tidak percaya. Dia hampir menangis mencium aroma kebebasan ini. Jika bukan karena Randika, dia sudah akan menjadi korban dari praktek perdagangan manusia. "Menangih ku kamu mau. Aku ada di sini." Kata Randika. "Jika ada yang mengejekmu maka aku akan membunuhnya di tempat!" "Huh, memangnya siapa yang mau menangis." Christina menghapus air matanya. "Aku itu seorang guru jadi aku harus memberikan contoh yang baik." "Guru atau tidak, kamu tetah seorang perempuan yang nyaris mengmi kejadian mengerikan. Menangis air mata bahagia bukah contoh yang buruk." Christinalu berjn ke arah pintu keluar dengan kep terangkat, dia tidak akan membiarkan kejadian mengerikan itu menghantui dirinya. Sambil tersenyum, Randika memanggil taksi dan masuk bersama Christina. "Kamu ingin png ke rumah ibumu atau ke rumahmu?" "Aku ingin bertemu mamaku." Christina sedikit ragu tetapi dia tahu bahwa ibunya itu pasti khawatir terhadap dirinya. Randika mengangguk dan memberi mat rumah ibunya itu ke supir taksi. Seth sampai di perumahannya, Christina tiba-tiba berkata pada supir taksi. "Pak tolong berhenti di taman itu." Randika sedikit bingung, kenapa Christina tiba-tiba minta turun di sini? Seth membayar taksi dan turun, Christina berkata pada Randika. "Temani aku sebentar." Mendengar kata-kata Christina itu Randikangsung mengerti. Dia baru saja mengmi kejadian yang seharusnya tidak pernah dimi seorang perempuan. Dia diculik, dijual, dan hampir diperkosa. Perasaannya pasti sedang campur aduk. Di bawah sinar rembn, mereka berdua berjn berdampingan menelusuri taman. Tatapan Christina terlihat kosong ketika melihat bn dingit. Semua perasaan takut, cemas, marah, malu, bahagia, lega, semuanya bercampur aduk di benaknya. Randika yang melihatnya terasa sedikit tidak berdaya, hatinya juga terasa sakit. Randika tahu penghiburan macam apa pun tidak akan membuat Christina melupakan pengman pahitnya ini. Apa yang harus dkukan Christina adh mengakui semua itu th terjadi dan hidup sambil menanggungnya. Bagaimanapun juga, yang terpenting adh dia smat. Randika menggandeng tangan Christina dengan lembut. Christina awalnya sedikit terkejut tetapi tidak menk digandeng, keduanyalu berjn bergandenganyaknya pasangan. Bagi Christina tidak ada pria lebih baik dari Randika di dunia ini. Memang terkadang dia mesum, tidak bisa diajak serius dan slu bercanda. Tetapi dia slu bisa diandalkan ketika dirinya membutuhkannya dan belumgi ketika Randika menymatkannya dari pku perdagangan manusia itu, Christina menyadari bibir kering Randika yang pecah-pecah itu. Randika pasti th bersusah payah untuk menymatkan dirinya. Mungkin baginya Randika adh pangeran berkuda putihnya yang dia tunggu-tunggu sma ini? Tidak, tidak, mana mungkin itu benar? Tetapi Siapa di dunia ini yang pergi menymatkannya sin Randika? Yang Christina tidak sadari adh pikirannya secara tidak sadar slu memikirkan sosok Randika bahkan di saat dia disekap sebelumnya. Dia tidak menyadari bahwa dia th jatuh cinta sejakma dengan Randika. Randika sendiri masih memikirkan betapa lembutnya dada Christina saat mereka berpelukan di motor. Dia bertanya-tanya kapan dia akan merasakan kedua gunung itu dengan tangannya. Mungkin kejadian ini akan membuat Christina sedikit trauma dengan lki, jadi mimpinya ini mungkin masih akanma terwujudnya. Mereka berdua berjn tanpa berbicara sama sekali, di mata orang-orang mereka bagaikan pasangan muda yang malu-malu. "Hei, hei, lihat mereka. Sudah gede tapi pacarannya seperti anak SMP." Kata seseorang pada temannya. "Ah cowoknya cupu, ku aku sama perempuan secantik itu pasti sudah betah di kamar." Jawab temannya. "Pantes kamu jomblo, otakmu mesum gitu." Sekumpn pemuda ini semuanya tertawa dan berjn meninggalkan Randika dan Christina. Randika sendiri dapat mendengar dengan js, dia hanya tersenyum pada bocah-bocah itu. Seorang jentelmen tidak akan memaksa perempuan untuk mkukannya, jika dia berhasil mendapatkan hatinya maka perempuan itu yang akan terus meminta pada dirinya! Christina menyadari tatapan orang-orang yang menganggap dirinya dan Randika berpacaran, mungkin perasaan ini tidah buruk. Tidakma kemudian, mereka berdua sampai di rumah ibunya Christina. Namun, Christina tidak mengebel pintu rumahnya itu. "Terima kasih untuk hari ini." Christina yang masih menggandeng Randika itu berputar dan menghadap Randika. "Tidak mash, asalkan kamu berjanji tidak akan mengnginyagi." Kata Randika sambil tersenyum. Christina tidak berbicara lebihnjut. Untuk sesaat keduanya hanya saling bertatap-tatapan. Di depan pagar rumah yang lumayan gp ini, keduanya hanya berdiri diam dan suasana yang ada terlihat romantis. Orang yang sedang jatuh cinta terkadang sulit mengungkapkan apa yang dia inginkan, mereka tidak ingin mempercepat dan menakuti pasangannya. Pada saat ini Christina benar-benar tenggm di tatapan Randika, dia ingin menyalurkan perasaannya mlui sebuah ciuman. Oleh karena itu, suasana romantis yang hening ini tercipta di depan rumah ibunya. Christina tidak berani mngkah lebihnjut, dia berharap Randika yang biasanya agresif akan memi duluan. Randika menatap Christina, sepertinya dia memahami arti tatapan perempuan satu ini. Ketika Randika mngkah maju, Christina sedikit malu dan menundukan kepnya. Namun, dm sekejap dia mengangkat kepnya sambil menutup matanya. Sepertinya dia sudah bertekad untuk memberanikan dirinya. Kemudian dia memeluk dan mencium Randika. "Terima kasih th menolongku." Suara Christina benar-benar kecil dan pn, wajahnya sudah merah seperti tomat. Saat Christina hendak memencet bel, tiba-tiba Randika memegang tangannya. "Ran? Ada apa?" Christina terkejut ketika tangannya digenggam erat oleh Randika. Hatinya yang masih berdebar kencang itu sepertinya makin kencang ketika Randika memeluknya. "Tintin, itu bukan caranya berciuman yang benar." Randikalu tersenyum. "Sini kuajari." "Ah? Hmm!" Christina tidak sempat berkomentar sebelum akhirnya bibirnya tertutup oleh bibir Randika. Christina cukup terkejut ketika lidah Randika memasuki mulutnya, untuk sesaat dia mwan tetapi pada akhirnya dia pasrah dan mi menikmatinya. Kedua tangan Christina sudah memeluk leher Randika dan kedua tangan Randika memeluk pinggang Christina. Mereka benar-benar menikmati ciuman panas ini. Mereka benar-benar lupa dengan waktu dan tempat hingga mereka tidak menyadari bahwa pintu rumahnya itu terbuka dan ibunya Christina keluar sambil berteriak. "Tintin!" Suara bahagia ibunya itu menggema di telinga mereka berdua. Tetapi ketika ibunya itu melihat Randika dan anaknya sedang asyik berciuman, ibunya ini merasa bersh. "Errr, mama cuma dengar ada suara dari luar jadi mama keluar untuk memeriksanya. Maaf th merusak momen kalian, sudahnjutin aja. Mama masuk dulu nanti ku sudah selesai bel saja ya." Ibunya Christina ini sendiri senang melihat anaknya bermesraan dengan Randika. Sepertinya cucunya tidakmagi akanhir. Kedua orang ini benar-benar malu, Christina dengan cepat melepaskan diri dari pelukan Randika. "Ma cukup!" Wajah Christina benar-benar merah. Memang awalnya dia ragu mencium Randika tetapi dia mengumpulkan keberanian untuk menyalurkan perasaannya itu. Tetapi dia tidak menyangka bahwa ibunya akan keluar dan melihat mereka berciuman! Js suasana romantis itu sudah buyar. Randika sendiri merasa malu. Meskipun kulitnya tebal, dia masih punya rasa malu bermesraan di depan orang tua. Bisa jadi ibunya Christina itu akan menjadi mertuanya suatu saat nanti. "Ah tante, aku pamit dulu ya. Lain kali aku akan datang berkunjung." Randika memaksakan diri untuk tersenyum danri dari rumah itu. Bahkan dirinya bisa tersipu malu. "Aduh maafkan tante ya. Tante benar-benar tidak tahu ku kalian sedang ciuman." Ibunya itulu menatap anaknya. "Lain kali bawa saja anakku ini ke hotel atau kalian ingin mkukannya di kamar kabari saja, nanti tante pura-pura pergi." "Ma! Ngomong apa mama itu? Sudah hentikan!" Christina benar-benar malu, wajahnya benar-benar merah. "Aduh Tin kamu ini bodoh atau apa? Jangan biarkan pria sebaik Randika itu lepas, nanti nyesel lho ku dia punya pacar." Ibunya itulu tersenyum dan merangkul anaknya. "Sudah masuk dulu, nanti mama ajarin cara merayu yang benar seperti mama dulu merayu papamu." ......... Randika sudah beri cukup jauh. Sebelum ini ibunya Christina menyuruh dirinya membawa anaknya itu ke hotel. Orang tua semacam itu membuat Randika tersenyum pahit, antusiasme seperti itu cukup mengerikan. Seth menyelesaikan mash Christina seharian, akhirnya Randika bisa png ke rumah. Total lebih dari 12 jam dia mencari dan mengejar Christina hingga ke desa Sukasari. Sekarang waktu sudah menunjukan jam 12 mm, benar-benar sudahrut mm. Sepertinya dia akanngsung tidur. Tetapi seharusnya istrinya itu sedang terlp di tempat tidur. Ketika dirinya memikirkan Inggrid yang tidur dengan piyamanya, darah Randika segera mendidih dan dia siap bertempur sekaligi. Randika tertawa di dm hati danngsung menuju ke kamar Inggrid dintai 2, dia siap berhubungan badangi dengan istrinya. Tetapi sesampainya di kamar Inggrid, suara canda dan tawa terdengar dari dm. Randika sedikit terkejut, dia mengintip dulu sebelum masuk. Ternyata suara itu adh Hannah dan Inggrid yang sedang berbincang di atas kasur. Kenapa adik iparnya ada di sini? Randika sedikit kecewa. Karena ada Hannah di sini maka dia sama sekali tidak bisa menyentuh istrinya itu. Sambil terus mengintip dari ch pintu, Randika memperhatikan keadaan. Tetapi matanya justru jatuh pada leher putih istrinya itu, dia tidak sabar menjtinya. Belumgi dada Inggrid yang tidak memakai beha itu, sepertinya istrinya juga tidak sabar tidur dengannya. Namun, meskipun Randika ingin mengintip lebihnjut, dia tidak bisa menjulurkan kepnya ke dm. "Kak, di mana kakak ipar?" Hannah penasaran kenapa Randika tidak terlihat hari ini. "Dia memang sedikit misterius. Terkadang aku sendiri tidak tahu dia ke mana, tetapi tenang saja, dia pasti png kok hari ini." Kata Inggrid sambil tersenyum. Hannah mi mengeluarkan tipu muslihatnya. "Kakak kok yakin begitu? Jangan-jangan kak Randika itu sedang menggoda dan selingkuh sama perempuanin. Kakak mana tahu apa yang diakukan bukan?" Mendengar hal ini, Randika mengerutkan dahinya. Sepertinya Hannahgigi berbicara buruk tentangnya, sepertinya dia perlu memberikan adik iparnya itu sebuah pjaran. Namun, kata-kata Inggrid membuat hati Randika sedikit lega. Istrinya itu benar-benar tidak mengecewakannya, sepertinya dia harus memberinya hadiah. "Han, aku tahu betul kok seperti apa Randika itu. Meskipun dia terlihat genit, dia benar-benar lki yang baik. Aku percaya dengannya dan meskipun dia suka menghng, aku yakin dia punya san yang baik." Kata Inggrid sambil tersenyum manis. Chapter 179: Hari Ini Kamu Tidur Sendiri Chapter 179: Hari Ini Kamu Tidur Sendiri "Kak, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi saat kakak di Jakarta?" Hannah tiba-tiba bertanya. "Aku penasaran." Wajah Hannah terlihat serius. Inggrid tersenyum dan pikirannya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak kembali mengingat masalu itu. "Sebenarnya hari itu aku benar-benar terkejut bagaimana Randika bisa menemukanku." Inggrid mi menjskan. "Sebelum keluarga Alfred memintaku kembali untuk menikahi anaknya yang bernama Hans. Tetapi diam-diam Hans datang ke Cendrawasih dan mau membawaku kembali dengan paksa. Waktu itu Randika menymatkanku darinya. Besoknya, aku diam-diam kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan pernikahan omong kosong itu." "Terus, terus?" Hannah semakin penasaran. "Aku dengar kejadian hari itu benar-benar kejadian memalukan bagi keluarga kita jadi aku tidak bisa telu banyak bertanya. Tapi sepertinya kedua keluarga Alfred dan keluarga kita sama-sama th mundur dari kesepakatannya kan?" Inggridlu tersenyum. "Benar, kabar aku berusaha menggagalkan pernikahanku itu pasti sudah terdengar di telinga kep keluarga Alfred. Apgi Randika menghajarnya sampai dirinya menjadi kasim, jadi mashnya semakin besar. Aku waktu itu takut mereka akan mendobrak masuk rumah kita dan menuntut keadn. Namun, waktu aku berdebat dengan ayah, Randika datang." Inggrid mengangkat sedikit kepnya. Randika, sosok yang dia cintai, tiba-tiba datang dan menymatkan dirinya. "Kakak iparmu itu mengatakan bahwa dia akan membawaku png. Di depan keluarga inti kita dan di depan ayah, dia benar-benar membawaku png bersamanya. Han, pada waktu itu ayah benar-benar mau menjualku ke keluarga Alfred." Pada kalimat terakhir Inggrid itu, nada suaranya benar-benar dingin tetapi akhirnya kembali melembut. "Jadi pada waktu itu, aku memilih untuk pergi bersama Randika karena aku tahu bersamanya aku bisa bahagia. Jika waktu itu aku menuruti ayah, mungkin aku akan terkurung dan tidak pernah bebasgi." Hannah memperhatikan ekspresi kakaknya itu, ekspresi kakaknya terlihat lembut dan seperti gadis jatuh cinta saat membicarakan Randika. "Kemudian orang-orang dari keluarga Alfred datang. Karena anaknya dihajar babak belur, Randika dan keluarga Alfred bertengkar hebat. Banyak dari bawahan mereka meninggal dan para elit mereka dikhkan. Bahkan bawahan ayah yang paling hebat pun tidak berdaya di hadapan Randika. Tetapi kita waktu itu benar-benar dikepung telu banyak orang, kakak iparmu benar-benar sudah di ujung tanduk. Aku merasa dia akan mati pada waktu itu dan aku hanya bisa menangis. Tetapi tiba-tiba...." Hannah mendengarnya dengan wajah serius. Wupun dia sudah mendengar cerita versi Randika, dia pikir kakak iparnya itu hanya mengada-ada. Ketika mendengar dari kakaknya ini, dia bisa membayangkan betapa gagah, berani, percaya diri Randika pada saat itu. Randika sendiri masih menguping dari luar, kepnya terlihat mengangguk puas. Sepertinya kejadian hari itu benar-benar melekat di hati Inggrid. Ketika Inggrid selesai menceritakan semua kejadian hari itu, Hannah bertepuk tangan. Sepertinya kakak iparnya itu memang orang yang luar biasa. "Kak, siapa orang tua itu?" Hannah penasaran. "Sepertinya ayah dan paman Ivan benar-benar takut sama dia." "Aku juga tidak tahu." Inggrid menggelengkan kepnya. "Tetapi ayah dan keluarga Alfred tidak berniat untuk mempermashkan pernikahanku inigi. Jadi menurutku ini adh hasil paling bagus." Merekalu berbincang-bincang mengenai masalu mereka. Lalu tiba-tiba Hannah bertanya mengenai topik yang sedikit sensitif. "Kak, bagaimana rasanya saat kakak mkukannya dengan kak Randika di sofa?" Dm sekejap wajah Inggrid menjadi merah, tetapi Hannah terus menatapnya dengan wajah penasaran sekaligus serius. "Hmmm yah begith." Inggrid merasa malu dan menyhkan Randika. Jika saja Randika tidak telu nafsu, maka mereka berdua tidak akan kepergok adiknya. Randika yang mendengar pertanyaan Hannah ini sudah menggelengkan kepnya. Apa pantas bertanya seperti itu pada kakaknya? "Aku rasa kakak pasti keenakan sampai lupa waktu dan tempat bukan? Aku sendiri tidak heran kak Randika sampai kayak gitu, punya kakak besar sih." Kata Hannah sambil tersenyum, dialu mengulurkan tangannya dan meraba dada kakaknya. "Punya kakak benar-benar besar!" "Han! Sudah ah, kamu kok ketran kakak iparmu sih!" Inggrid tersenyum dan membs Hannah. "Nih, punyamu juga besar." "Hahaha kakak ngomong apa sih, punya kakak js lebih besar!" Hannah melepaskan diri dan mi membenamkan kepnya di dada kakaknya. Dadanya yang digesek-gesek oleh kep Hannah itu membuat Inggrid merasa sedikit aneh. "Han, sudah jangan aneh-aneh." "Hmm? Kenapa memangnya kak? Bukannya dulu aku sering tertidur di dadanya kakak saat kecil? Kenapa sekarang tidak boleh?" Inggridlu tersenyum. "Ku begitu, gantian kakak yang tidur di atasmu! Sini kakak lihat seberapa jauh perkembanganmu." Seth itu Inggrid dan Hannah saling berguling-guling di kasur sambil terus tertawa. Mereka berdua saling meraba, memastikan siapa yang lebih besar. Pemandangan ini membuat siapapun yang mengintip akan sh sangka. Tes, tes, tes. Randika yang mimisan itu bersorak dm hatinya. "Terus! Pelorot terusanya! Ayo Hannah, sedikitgi aku bisa melihat puting kakakmu! Aduh minggir sedikit dong, tidak kelihatan nih!" Di dm kamar, kedua kakak adik itu terus meraba satu samain. Piyama mereka menjadi longgar dan dada Inggrid ataupun Hannah terkadang akan memperlihatkan putingnya. Hal ini membuat Randika sedikit bersemangat. "Aduh, Hannah itu ternyata tidak jauh berbeda dengan Inggrid." Randika melototi dada adik iparnya itu. Pada saat ini, Hannah yang sedang bertarung dengan kakaknya itu melihat pintu kamarnya sedikit terbuka. Pada saat yang sama, sebuah kep terlihat sedikit demi sedikit masuk. "Ah!" Dm sekejap Hannah berteriak ketakutan, diangsung menutup dirinya dengan selimut. Ketika Inggrid menoleh, dia melihat sosok Randika yang masuk ke dm kamar sambil mimisan. "Ah, jadi begini, aku baru saja png dan tidak enak mengganggu kalian jadi aku nunggu di luar. Tenang saja aku tidak lihat apa-apa kok." Inggrid menatapnya dengan tajam. "Mm ini kamu tidur di kamarmu sendiri! Aku mau tidur sama adikku." TIDAK!! Dm sekejap wajah Randika menjadi pucat dan menatap Inggrid dengan perasaan sedih. Teganya istrinya itu mengusir dirinya. Apa bedanya tidur di sofa ku Inggrid tidak tidur di sampingnya? Hannah hanya tertawa dan berkata dengan nada mengejek. "Dengar sendiri kata-kata kakakku, kak Randika tidur sendiri sana!" Hannah memang membenci dirinya, pikir Randika. Randika keluar dari kamar dengan kep menunduk dan Hannahngsung membentaknya. "Tutup pintunya rapat-rapat!" Bersabah Randika! ..... Keesokan harinya, Inggrid bangun danngsung menujuntai bawah. Dia benar-benar terkejut melihat sosok Randika. "Kamu kenapa?" Randika benar-benar seperti seorang gndangan, wajahnya ms dan rambutnya acak-acakan. "Aku tidak sempat menghisap energi feminimmu jadi tentu saja aku tidak sehat." "Maksudmu apa?" Kata Inggrid sambil membantu merapikan rambut Randika. Randikalu menoleh dan berbisik di telinganya. "Apa Hannah masih tidur?" "Iya, kenapa?" "Ku begitu ayo kitakukan sekali saja. hraga di pagi hari bisa membuatmu sehat dan bugar!" "Tidak mau." Inggrid memalingkan wajahnya, mengintip ekspresi sedih Randika, dia menambahkan. "Nanti mm aku akan memberikannya padamu." "Sungguhan?" Randikangsung mendapatkan rona wajahnyagi. Inggrid sudah tersipu malu dan mencium Randika. "Tolong sabar ya sayang." ... Seth sarapan, Randika berangkat menuju kantor bersama Inggrid. Seth tiba di perusahaan, Randikangsung memeriksa kemajuan ramuan X. Penelitian dan perkembangan ramuan X sudah berjn beberapa waktu dan menurut perhitungannya, seharusnya perkembangannya ini sudah menghasilkan beberapa kemajuan. Dan sebelumnya hasilnya itu hampir menyerupai ramuan X jadi Randika harus memeriksanya sendiri. Saat tiba diboratorium, Randika mi mengarahkan dan pembuatan ramuan X kembali dimi. Chapter 180: Ramuan X Chapter 180: Ramuan X Waktu untuk mkukan uji coba dan penelitian slu belu dengan cepat. "Vi, tolong ambilkan bahan yang kuminta tadi." "Vi, ambil dua bahan ini dan tolong campurkan." "Vi, tolong...." ...... Di bawah arahan Randika, Viona dan orang-orang benar-benar sibuk. Semua bahan yang mereka siapkan tidak luput dari mata Randika dan sekarang saatnya penentuan. Randika mengeluarkan tabung reaksi dan mencampur bahan-bahan tersebut untukngkah terakhirnya. Seth beberapa saat, sebuah cairan semi padat dan hitam muncul di tabung reaksi. Randika memperhatikan ramuan X itu di dm tabung reaksinya. Kerutan dahinya benar-benar dm, menurut ingatannya, kenapa warna ramuan ini benar-benar berbeda dengan sebelumnya? Ramuan X milik Yuna tidak sehitam ini, kenapa hasil miliknya ini hitam? Seth memikirkannya, Randika menuangkan setetes ramuan X versinya ke jarinya. Seth menjtnya, cairan hitam itu segera meluncur ke dm tenggorokannya. Ketika ramuan X ini memasuki tubuhnya, Randika menutup matanya dan berkonsentrasi pada ramuan X yang memasuki tubuhnya itu cukupma. Tetapi tidak ada efek sama sekali yang dia rasakan. Gagal! Randika tidak bisa berkata-kata dan tidak tahu harus berbuat apa. Di tengah depresinya ini, Randika merasakan perutnya sedikit bergejk dan muncul sejuh tenaga dm di dmmbungnyalu menyebar ke seluruh tubuhnya dan memberikan sensasi menyegarkan. Sambil menutup matanyagi, tenaga dm yang berbentuk gas itu membuat seluruh tubuh Randika merasa nyaman dan tiba-tiba, rasa sakit dari luka di dm tubuhnya itu sedikit mereda. Tut! Seth kentut, Randika merasa sedikit lega. Untungnya, kentutnya ini tidak berbunyi dan tidak berbau ku sampai tidak, terpaksa dia harus mengorbankan sh satu bawahannya sebagai kambing hitamnya. Randikalu menatap cairan hitam di tabung reaksinya itu, ternyata obat ini tidak gagal sepenuhnya. Masih ada efeknya tetapi sangat kecil, benar-benar kecil. Dengan rasa semangat ini, Randika bertekad untuk mengeluarkan kemampuannya dan membuat ramuan X versinya dengan sempurna. Jadi semua orang sibuk kembali. Waktu berjn dengan cepat dan Randika tidak ada henti-hentinya memberikan arahan. Sambil terus mengocok tabung reaksinya, Randika berusaha mengambil bahan dengan tidak menoleh. Tiba-tiba dia merasakan kekenyn luar biasa di tangannya. Tanpa sadar, Randika meremasnya. Hmmm, kenyal dan enak dipegang. Randikangsung penasaran dengan apa yang diremasnya ini. Ketika dia menoleh, dia melihat Viona, yang sudah tersipu malu, berdiri diam dan kaku sambil berusaha menahan desahannya. Ternyata tangannya itu sedang meremas pantat Viona! Viona benar-benar terkejut awalnya danngsung menutup mulutnya agar tidak ada suara aneh yang keluar. Randika, yang tangannya masih di pantat Viona, memperhatikan sekeliling dan menyadari bahwa orang-orang masih sibuk dan tidak menyadari kejadian ini. Mengambil tangannya kembali, Randika mengatakan. "Baih teman-teman, bagaimana ku kalian istirahat dulu." Ketika semua orang berbondong-bondong keluar, Randika mencegat Viona. Hari ini Viona memakai baju peneliti dengan rok berwarna biru. Meskipun begitu, dada besarnya itu tetap mencungul keluar dari balik jubahbnya. Ini adh pertama kalinya Viona tidak memakai baju telu sexy, tetapi semua itu tetap percuma. Tubuh sexy Viona tidak bisa disembunyikan dengan pakaian sederhana apa pun, benar-benar anugerah Tuhan yang luar biasa. "Viona" Randika tersenyum nakal dan memeluk Viona dari bkang. Tangannya yang sudah seperti capit itu sudah meremas bokong Viona yang montok. Viona merasakan sensasi itungsung menjr ke otaknya, wajahnya sudah merah. "Ran, kita masih ada diboratorium." Viona memalingkan wajahnya, napasnya sudah terengah-engah dan dia menggigit bibir bawahnya. Wajah nafsu Viona itu justru membuat Randika ingin menggodanya lebihnjut. "Sudah jangan khawatir, tidak ada orang sin kita." Randika berbisik di telinganya. Dialu menjt leher putih Viona sambil mengatakan. "Pantatmu benar-benar menggoda." Viona sudah malu, wajahnya benar-benar merah. Randika memang semakin berani mkukannya terlepas di mana mereka berada. "Vi, pakaian dm apa yang kamu pakai hari ini?" Randika masih meremas pantat Viona. Dari balik rok itu, dia bisa merasakan bahwa Viona sepertinya memakai G-string. Pakaian dm Viona slu yang siap bertempur. Viona menggigit bibirnya, dia memberanikan diri dan berbisik di telinga Randika. "Coba lihat sendiri saja." Randika terkejut, matanya sudah terblak. Viona menjadi berani! Randika makin suka dengannya. "Ku begitu kita ke kamar mandi." Randika tersenyum nakal. Viona hendak mengiyakan tetapi tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dm ruangan. Randikangsung melepaskan tangannya. "Pak Randika, sepertinya ada yang sh dengan 2 campuran bahan ini." "Oya? Sini aku lihatnya." Randika berkedip pada Viona dan mengisyaratkan ''kitanjutkan ini nanti.'' Namun, pada akhirnya, pertemuan rahasia mereka ini sama sekali tidak terwujud, Randika benar-benar sibuk. Meskipun Randika berhasil membuat ramuan X versi miliknya lebih baik dari sebelumnya, efek yang dihasilkan masih jauh dari kata berhasil. Randika benar-benar menghabiskan waktunya demi ramuan X. Saat sore hari, Viona ingin mengajak Randika untuk makan mm bersamanya tetapi beberapa temannya mengajak dirinya duluan. "Vi, kita sudahma tidak kumpul-kumpul. Sudah lupakan cowokmu itu." Beberapa perempuan itu tertawa dan menggandeng Viona dengan paksa. Mendengar kata ''cowokmu'' Viona tersipu malu, apakah orang-orang sudah mengakui dirinya adh pasangannya Randika? Randika sendiringsung keluar dariboratorium seth jam png. Sudah hampir tidak ada orang dintai ini, sebagian besar sudah png dan hanya sedikit orang yang lembur. Randika menghirup udara dm-dm, berusaha melepaskan penatnya. Tetapi, tiba-tiba dia melihat seseorang beri ke arahnya. "Kak Randika, kak Randika!" Mendengar suara ini, kenapa Hannah bisa ada di tempat kerjanya ini? Orang-orang yang berjn dan duduk-duduk mendengar teriakan Hannah ini, semuanya menoleh ke arahnya. Ketika para lki melihat bahwa orang yang beri itu seorang perempuan cantik, mata mereka tidak bisa berhenti melotot. Kaki panjang dan mulus, dada besar, pantat yang terlihat kenyal dan wajah yang cantik, lki mana yang bisa memalingkan pandangannya? Tiba-tiba, sejuhkiki yang awalnya hendak png ataupungi sibuk, semuanya memandangi dada Hannah yang mantul tidak karuan itu. Aku tidak tahu siapa orang itu tetapi aku ingin mendekatinya dan menidurinya! Semua lki itu memliki pikiran yang mesum terhadap Hannah. Semuanyalu terdiam, siapakah kenn perempuan itu? Mereka akan meminta kennnya itu untuk mengenalkan mereka pada perempuan sexy itu. Yang mengejutkan adh perempuan itu berhenti di depan Randika! Randikalu berkata pada Hannah yang kehabisan napas itu. "Kenapa kamu ada di sini?" "Memangnya aku tidak boleh datang ke perusahaan milikku sendiri? Kakak tahu tidak ku aku ini sh satu pemegang saham tertinggi di perusahaan ini?" Kata Hannah dengan wajah bangga. "Wow aku benar-benar tidak tahu itu!" Randikalu tersenyum. "Ternyata kamu ini pandai menghayal ya, awas jangan telu sering berkhayal nanti tidak ada yang mau lho sama kamu." Chapter 181: Rencana Kejam Hannah Chapter 181: Rencana Kejam Hannah Sepertinya Randika mi mengkhawatirkan adik iparnya ini, meskipun penampnnya tidak kh cantik dengan Inggrid, kepribadian dan cara berpikirnya benar-benar masih anak-anak. Hannah sedikit cemberut. "Terserah kakak mau percaya atau tidak, yang penting aku lebih kaya daripada kakak." Kata Hannah sambil menjulurkan lidahnya. Randika hanya geleng-geleng. "Sudah hentikan basa-basimu. Aku tidak tahu apa yang kamu mau dariku sekarang, tetapi aku tidak akan membantumu. Sma kamu tidak mendapatkan ijin dari kakakmu itu, jangan harap kamu mendapatkan bantuanku." Randika berbalik dan tertawa dm hati. Randika sendiri sudah cukup kapok membantu Hannah. Mi dari klub karate, lomba bp liar, lomba renang, semuanya berawal dari ajakan adik iparnya ini ke tempat-tempat aneh. Jadi Randika memakai kartu As-nya yaitu istrinya Inggrid. Memakai nama Inggrid mungkin akan membuat Hannah ketakutan dan tidak jadi meminta bantuannya. "Ah kak! Tunggu sebentar! Kali ini aku tidak butuh bantuanmu kok. Aku juga tidak ingin melihat bpan ataupun merepotkanmu." Hannah segera mengejar Randika yang berbalik badan itu. Dia dengan cepat menaruh tangan Randika di bhan dadanya. "Kak, aku cuma sedang ingin singa bersama kakak." Singa? Wajah Randika terlihat ogah. "Tidak tertarik, cari orangin sana." "Ah kak, jangan gitu dong. Singa ini berbeda dengan singainnya!" Hannah dengan cepat mems. "Apa bedanya? Kepnya dua? Kakinya dpan? Kan sudah kubng awal tadi jangan telu berkhayal." Kata Randika sambil tertawa. Dia sama sekali tidak tertarik dengan singa yang dikatakan sebagai raja para hewan itu, dia lebih tertarik dengan serig yang tidak pernah menundukan kepnya pada apa pun. "Percayh kak, singa ini benar-benar berbeda! Singa ini dari Afrika jadi pasti berbeda." Kata Hannah. "Singa dari Afrika?" Randika menemukan sofa untuk dirinya duduk dan Hannah pun ikut duduk. "Singa itu sudah menempuh jarak yang jauh dari Afrika jadi pasti singa itu sudah berubah jadi kucing. Apa bagusnya coba?" Kata Randika. "Kak ayh, temani aku pergi ke sana. Ya kak, ya?" Hannah kembali menggunakan taktik bhan dadanya. Dadanya yang ks 1 itu benar-benar lembut dan menggoda. Belumgi rengekan Hannah itu benar-benar membuat semua hati orang menjadi luluh, entah kenapa suaranya itu mengandung kemurnian yang tidak bisa dijskan. Melihat Hannah yang sudah seperti ini, Randika hanya mengh napas. P seperti ini sudah sering terjadi, jika dia tidak mengiyakan maka Hannah akan merencanakan sesuatu yang buruk padanya. Jika Randika setuju maka suatu mash akan terjadi pada waktu itu. Jadi pilihan terbaik adh diam dan menikmati sensasi bhan dada adik iparnya itu. Melihat Randika yang hanya terdiam, Hannah sudah tersenyum nakal dan memalingkan wajahnya. "Ku kakak tidak mau menemaniku melihatnya, jangan kaget sama konsekuensinya." "Memang konsekuensinya apaan?" Randika terlihat bingung. "Sudah Han, jangan mengancam seperti anak kecil terus. Kakak sudah tidak bisa ditipu seperti itugi." "Oho, benarkah seperti itu?" Senyuman Hannah makin lebar. "Akhir-akhir ini aku jarang bisa tidur dan saat aku tidur dengan kak Inggrid itu benar-benar nyaman bagiku. Dm sekejap aku bisa tidur dm pelukannya kak Inggrid jadi aku memutuskan untuk tidur dengannya sma sebn. Dan tentu saja kak Inggrid tidak mungkin menkku kan?" "Uhuk!" Randika yang sedang minum air itu menyemprotkan air dari dm mulutnya. Kejam sekali rencana adik iparnya ini! Saat Randika menoleh ke arah Hannah, senyuman adik iparnya ini benar-benar lebar dan penuh dengan ejekan. Randika ingin mengatakan bahwa dia tidak takut dengan ancamannya adik iparnya ini tetapi tidak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulutnya, tenggorokannya benar-benar kering. "Jadi bagaimana kak? Apa kakak masih tidak mau menemaniku?" Kata Hannah dengan nada mengejek. "Atau kakak ingin aku tinggal di rumah sma sebn?" Randika sambil mengh napas dan mengepalkan tangannya, dia mengatakan. "Besok siang jam berapa berangkatnya?" .......... Kebun Binatang Cendrawasih Hari ini kebun binatang kota ini benar-benar ramai. Banyak oranglulang ke tempat ini. Banyak keluarga membawa anak-anaknya untuk melihat-lihat keragaman flora dan fauna, banyak pasangan muda-mudi sekaligus pasangan man yang terlihat santai berjn menikmati hari. Randika menelusuri jn setapak dengan kedua tangannya di kantonganya, sedangkan Hannah sibuk menarik tangan Randika itu. "Hahaha, monyet itu mirip kak Randika! Eh, itu ada ko kak! Ayo cepat difoto mumpunggi makan!" Randika yang ditarik ke kanan ke kiri benar-benar pusing. "Han, jadi tujuanmu membawaku ke sini karena kamu merasa canggung di sini banyak pasangannya?" Sebagian besar orang yang datang ke kebun binatang ini adh pasangan jadi jika orang datang sendirian ke sini, akan terasa aneh dan timbul rasa iri. Hannah menjadi cemberut ketika mendengar Randika. "Aku cuma mengajakak kakak karena kak Randika nganggur." Hannah terus menerus menarik Randika ke berbagai tempat. Ketika mereka melihat area jajan, Randika menjadi bersemangat. "Wow, sosis bakar!" Sambil masih meskan air liurnya, Randika ditarik oleh Hannah. "Pak beli dua!" Hannah mengeluarkan uangnya sambil tersenyum. Randika mengangguk puas, ternyata adik iparnya ini tahu diri juga. Hannahlu mengambil kedua sosis itu yang masih panah, Randika sendiri sudah tidak sabar mencicipinya. Namun, apa yang dilihatnya membuat dia terkejut. Randika melihat Hannah membuka mulutnya dan mencicipi kedua sosis itu bersamaan. "Wah enak sekali, makanan di tempat ini ternyata enak juga." Hannah masih sibuk mengunyah sambil terus melihat-lihat jajananin. Ketika dia melihat Randika yang melongo sambil mengulurkan tangannya, Hannah merasa aneh dan akhirnya bertanya. "Ngapain kok melongo begitu kak?" Js menunggu jatahku tahu! Kenapa kamu makan semuanya coba!? Randika, yang sudah tidak bisa berkata apa-apa, mengambil kembali tangannya dan berjn dengan wajah sedikit merah. "Ayo cepat kita lihat singanya." Kata Hannah sambil mengunyah kembali sosisnya. Randika mengekorinya dengan wajah muram. Yang Randika tidak tahu adh hati adik iparnya yang sedang tertawa keras. Di dm hati Hannah, melihat kakak iparnya yang mudah dijahili ini membuatnya tertawa tanpa henti. Seth menghabiskan sosis bakarnya, Hannah kembali menyeret Randika agar jnnya lebih cepat. Akhirnya mereka tiba di kandang singa. Terlihat bahwa parit dan pagar pembatas di mana orang-orang melihat itu benar-benar jauh jadi singa jantan itu tidak akan bisa melukai pengunjung. Di dm kandang itu, para pengurus membuat kandangnya mirip dengan m yang ada di Afrika. Banyak orang yang ingin melihat si raja hutan ini. "Yah kak, kenapa singanya tertidur." Hannah menggoyang-goyangkan tangan Randika yang dia pegang. Hannah sendiri di Jakarta kurang mendapatkan kebebasan, jadi dia sangat antusias ketika pergi bersama Randika ke tempat-tempat yang diinginkannya. Di bawah tatapan orang-orang, seorang pengurus kebun binatang mengeluarkan sebongkah daging besar dan melemparkannya ke dm kandang. Dm sekejap singa jantan itu terbangun dan mi makan. "Wah kak lihat itu! Singanya bangun!" Kata Hannah sambil tersenyum. Chapter 182: Koloseum Chapter 182: Koloseum Semua orang mi bersorak ketika singa itu terbangun. Di dm kandang, singa Afrika itu terlihat gagah dengan surainya yang lebat. "Wow kak, bukankah singa itu terlihat keren?" Hannah tidak bisa berhenti tersenyum. "Iya keren." Randika menjawabnya dengan setengah hati. Dm hatinya dia mengingat-ingat kembali rasa daging singa yang tahu dia makan dulu. Saat dirinya masih berkeliling dunia, Randika pernah memakan daging singa beberapa kali. Yang paling membekas di ingatannya adh ketika dia berhasil smat dari terkaman seekor singa jantan saat dirinya bersembunyi dikejar musuhnya. Saat itu dia sedang dikejar oleh puluhan orang dan belum makan sma 2 hari jadi daging yang dibakar seadanya itu benar-benar lezat. Dangi ketika dia diundang makan oleh seorang pangeran,gigi Randika mencicipi han daging singa yang enak. Pikiran Randika masih terjebak nostalgia sedangkan para pengunjunginnya sibuk mengeluarkan handphone mereka dan memfoto singa tersebut. Sepertinya singa Afrika ini belum pernah melihat orang berkumpul sebanyak ini, ia terlihat sedikit cemas. Sepertinya si raja hutan ini mi berpatroli dan sedikit cemas ketika dirinya melihat ktan cahaya handphone ketika difoto. Singa itu mengeluarkan raungan teredam. Jika ini di m, suara ini merupakan suara mengamuk dan tanda siap-siap untuk menyerang. Tetapi kali ini, suara ini menandakan ketidak berdayaannya. Tiba-tiba, singa jantan itu membuka mulutnya dan mengaum keras! Raungan yang super keras itu membuat beberapa pengunjung terkejut dan sedikit takut. Melihat para makhluk yang di depannya itu ketakutan, singa jantan ini terlihat puas. Sepertinya aumannya berhasil menghentikan tindakan mereka. Ketika ia hendak kembali ke bawah pohon untuk tiduran, tiba-tiba para manusia di hadapannya itu bersorak. "Wow aumannya benar-benar dahsyat!" Kata sh satu orang. "Aku sampai sedikit mengompol!" "Ma, aku takut." Seorang anak terlihat menangis di pelukan ibunya. "Share suara aumannya di media sosial ah." Banyak orang yang berhasil merekam aumannya tadi. .... Melihat manusia-manusia itu bersorak dan kembali memfoto dirinya, singa jantan itu terlihat bingung. Kenapa makhluk-makhluk itu tidakri ketakutan? Randika sendiri merasa bosan. "Aku ke toilet bentar ya." Kata Randika pada Hannah. Hannah tidak mendengarnya, perhatiannya benar-benar terfokus pada singa tersebut. Singa jantan dari Afrika ini benar-benar tidak berdaya dengan perubahan m yang mendadak ini, ia sudah tidak sabargi. Ia membungkukan badannya dan menerjang ke depan. Semua pengunjung terkejut. Namun, jarak mereka benar-benar jauh karena adanya parit. Jadi mereka benar-benar aman. "Hahaha! Mangkanya bjar matematika sana!" "Singa Afrika benar-benar beda." Para pengunjung ini mi bersorak dan besar kep, mereka tahu bahwa singa itu tidak bisa menyentuh mereka. Singa yang tadinya hendak melompat itu kembali ke daerah pohonnya. "Ayogi!" Seorang pengunjung seperti menantang singa itu. Singa jantan ini cuma bisa menatap para makhluk di depannya itu. Situasinya sekarang benar-benar membingungkan. Pada saat ini, seorang pengurus tampak hendak memberikan singa itu makangi. Dia melemparkan ayam utuh ke daerah pohon di mana singa itu berada. Singa itu tampak tidak tertarik dan memaling wajahnya. Dia justru menjauhi makanannya itu dan masuk ke dm area pepohonan. "Lha sudah kenyang?" "Gak seru ah." Semua pengunjung itu sedikit kecewa singa itu menghng. Tetapi pada saat ini, seorang pengunjung terkejut dan menunjuk ke arah kandang. "Hei! Sepertinya singa itu pingsan!" "Pingsan?" Semua pengunjung menatap area pepohonan dan menemukan singa jantan itu hanya tergeletak tidak bergerak di sana. Sepertinya ia benar-benar pingsan. Si pengurus singa ini sendiri merasa ada yang aneh. Ketika mendengar orang-orang mengatakan singanya itu pingsan, si pengurus ini ragu harus berbuat apa. Si pengurus ini membuka pintu kandang, dia berniat untuk mengecek situasi. Si pengurus ini sendiri tidak berani telu dekat dengan singa liar ini. Dia membawa sebuah tongkat untuk memberinya jarak. Melihat singa itu tergeletak begitu saja, si pengurus ini berjn pehan mendekatinya. Ketika dia berjarak 10ngkah, singa Afrika ini tiba-tiba berdiri! Gawat! SI pengurus benar-benar terkejut, tetapi pada saat ini, singa yang didatangkan dari Afrika itu sudah menerjang dengan kecepatan penuh dan melompat di udara dan mendarat di depannya! Semua para pengunjung sudah berteriak ketakutan. Si pengurus itu sudah terjatuh dan tertindih, tetapi singa itu belum menerkam dirinya. Mhan, ia melihat para pengunjung dan beri menuju pintu kandang yang terbuka! Pada saat ini, para pengunjung kebun binatang ini menyadari pintu kandang yang tidak tertutup, merekangsung panik tidak karuan. Hannah sendiri masih bingung dengan apa yang th terjadi, terkadang memang orang masih tidak dapat percaya dengan apa yang dia lihat dan berdiri kaku di tempatnya. Singa jantan itu berhasil keluar dan mengaum ke arah para pengunjung. Semua orangngsungri berhamburan tanpa peduli apa pun. "Lari!!" "Hei jangan dorong-dorong!" Situasi benar-benar kacau, orang-orang berian tidak mempedulikan sesamanya. Hannah juga akhirnya terbangun dari linglungnya dan hendak beri. Namun pada saat ini, singa jantan itu sudah menatapnya lekat-lekat. Melihat orang-orang yang dirasa dagingnya keras, ia melihat kaki mulus Hannah yang terlihat empuk. Ditatap predator papan atas, Hannah merasa tidak bisa bernapas dan kakinya gemetaran. "Kak Randika!" Hannah tidak berani bergerak sama sekali, tetapi mulutnya sudah berteriak nama kakak iparnya. Namun, Randika masih tidak muncul juga. Ketika para pengunjung melihat singa itu mendekati Hannah secara pehan, sebagian merasa lega sebagian merasa khawatir. Manusia memang makhluk egois, di situasi seperti ini barh warna sejati tiap-tiap orang keluar semua. Mereka semua aslinya lega bukah mereka yang diincar oleh singa tersebut. Kantor pusat kebun binatang ini sudah mengetahui keadaannya dan mengirim seseorang. Tetapi kejadian ini telu mendadak dan orang-orang yang berian membuat bantuan susah mencapai tujuan. Hannah benar-benar dm situasi gawat. "Kak Randika!" Hannah sudah menangis sambil gemetaran. Dia merasa tidak berdaya ketika singa itu sudah semakin dekat dengannya. Namun pada saat ini, sebuah suara muncul dari arah bkangnya. "Sudah tidak usah berteriak seperti itu, aku sudah ada di bkangmu." Hannah terkejut dan merasa lega ketika Randika berjn ke depannya dan melindungi dirinya. "Kok bisa singa ini sampai lepas." Randika sedikit kesal dengan situasi yang memanas ini. Dia menatap singa itu dan berjn mendekatinya. Para pengunjung yang masih berkeliaran dekat situ merasa takjub dengan Randika. Orang itu benar-benar g! Apa orang itu sudah bosan hidup sampai mengorbankan nyawanya? Singa jantan itu menatap Randika, mulutnya sudah penuh air liur. Kemudian dia mengaum dan bersiap untuk menyerang. Randika masih berwajah tenang, dia mengeluarkan kedua tangannya dari sakuanya dan mengepalkan tinjunya. Tindakannya ini membuat para pengunjung yang melihatnya semakin menganggapnya g. Dikira ini di Roma dan di dm koloseum? Singa jantan itu tidak peduli dan mengeluarkan cakarnya dan menerjang ke arah Randika. Mulutnya terbuka lebar, siap menerkam mangsanya! "Tidak!" Para pengunjung sudah ketakutan dan menutup mata mereka. Sepertinya adegan berdarah tidak terhindarkangi. Tetapi para pengunjung yang membuka mata mereka tampak terkejut. Apa yang mereka lihat benar-benar keajaiban. Rupanya ketika singa itu melompat dan hendak menerkam Randika, dia sudah myangkan tinjunya dan mengenai dahi si singa. Tinjunya itu membuat singa tersebut terpental. DUAK! Singa jantan yang besar itu terjatuh dan terguling, namun pada saat itu juga, dia sudah berdiri kembali. Para pengunjung itu semakin bersemangat, apa orang ini masih manusia. "Thor!" Seseorang tidak bisa tidak membandingkannya dengan superhero kesukaannya. "Bodoh, js-js dia itu Thanos!" "Sejak kapan Thanos suka mwan singa? Thor kan pernah bertarung di koloseum jadi dia itu Thor!" Yang js semua orang terkagum-kagum oleh Randika. Jika ini jaman dahulu, jaman di mana peradaban belum maju maka mwan singa ataupun beruang dengan tangan kosong masih masuk akal. Tapi sekarang adh jaman modern, di mana hewan-hewan buas tidak bisa ditaklukan tanpa bantuan senjata api. Menantang hewan-hewan buas seperti itu benar-benar mencari mati. Tetapi, orang di depan mereka ini benar-benar menghantam seekor singa dengan tinjunya. Jika mereka tidak melihatnya dengan kedua mata kepnya sendiri, mereka semua mungkin tidak akan percaya. Singa jantan itu sendiri sedikit terkejut, tetapi rasa percaya diri dan keberaniannya tidak membuat raja hutan ini menjadi ciut. Ia kembali menerjang Randika dengan kecepatan penuh. Randikagigi dengan mudah meninjunya hingga singa itu terkapar kembali. Seth membuatnya terkapar, Randikangsung mendatanginya. Pukn demi pukn diayangkan pada wajah si singa. Pukn pertamanya membuat singa itu mengaum marah. Pukn keduanya membuat singa itu mengaum ketakutan. Pukn ketiganya membuat singa itu mengaum seperti meminta ampun. Hewan ini sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya. Pada saat ini, bantuan dari kantor kebun binatang sudah tiba. Mereka membawa senjataras panjang dengan peluru bius di tangan mereka. Ketika mereka tiba di lokasi, mata mereka terblak. Kenapa seorang manusia terlihat menindih si singa? Bukannya seharusnya si singa berada di atasnya? Mereka semua saling bertatap-tatapan, mereka hanya bisa melihat seorang pemuda berhasil membuat singa itu pingsan. Seseorang akhirnya membidik Randika sambil mengatakan. "Pak tolong hentikan, ku tidak berhenti Anda saya tembak." "Kalian datang ke sini bermaksud untuk membantuku atau si singa?" "Kedua nyawa kalian tidak kh penting." Para pengunjung sudah tidak bisa berhenti membicarakan hal menakjubkan ini. Randika hanya mengh napas dan berjn menjauhi si singa. "Aku sudah menjinakan singamu itu, dia tidak akan berani berhgi." Para petugas kebun binatang itu masih bingung dengan apa yang terjadi. Ketika mereka mendekati si singa, mereka melihat si singa itu berdarah dan tidak mau bergerak sama sekali. Ibu, aku ingin kembali ke padang rumput! Singa itu sudah berurai air mata, sang raja th dikhkan hingga menjadi kucing. Jika ada singa betina yang melihatnya, mereka akan menk untuk kawin dengannya. Randika berjn dengan santai dan tidak menoleh ke bkang. Beberapa orang sudah berian dan meminta foto dengannya, Randika benar-benar tampan! Seth beberapa menit, Randika menghampiri Hannah yang sedang jongkok. "Kenapa kamu?" Randika nampak bingung. Kenapa adiknya ini berjongkok? "Kak, kakiku lemas." Kata Hannah sambil tersenyum. Randika menampar dahinya. Sepertinya adik iparnya benar-benar ketakutan tadi. Yah wajar jika seorang perempuan ks atas seperti Hannah ketakutan seperti ini ketika berhadapan dengan situasi berbahaya seperti tadi. Chapter 183: Hannah Ingin Dimanja Chapter 183: Hannah Ingin Dimanja Randika mengulurkan tangannya pada Hannah. "Bisa berdiri?" Hannah mencoba merasakan kakinya dan menggeleng dengan sekuat tenaga. "Baih ku begitu, aku akan menggendongmu." Kata Randika sambil mengh napas. Kejadian aneh slu menghampirinya ketika dia pergi berdua dengan adik iparnya ini. Hannah juga tidak sungkan-sungkan, diangsung naik ke punggung Randika dan memeluk lehernya dengan erat. "Kenapa kamu kok berat?" Merasakan beban yang cukup berat di punggungnya, Randika keceplosan bertanya. Berat badannya memang membuat Hannah sedikit kepikiran. Tetapi pertanyaan Randika ini benar-benar tidak sopan untuk ditanyakan ke seorang perempuan. Pertanyaan seperti ini sama seperti, kapan menikah, berapa usiamu sekarang, berapa gajimu. Dan tentu saja, Hannah makin cemberut. "Berat apanya, kakak saja yang lemah." "Hahaha sepertinya aku menginjak ranjau." Randika membetulkan posisi tangannya yang ada di paha mulus adik iparnya itu. Sensasi dada yang menempel di punggungnya itu juga benar-benar enak, Hannah memang cuma kh sedikit dengan Inggrid. "Huh terserah." Hannah makin cemberut. "Ku begitu mau ke mana kita? Png saja?" Tanya Randika. "Sudah susah-susah datang ke sini dan kak Randika mh ingin png? Aku masih ingin melihat-lihat tahu." Kata Hannah sambil sedikit marah. "Ya, ya, ku begitu mau ke mana kita tuan puteri?" Randika mengh napasnya, adik iparnya ini sepertinya belum puas bermain. "Hmmm" Hannah berpikir sebentarlu tiba-tiba dia tersenyum. "Bagaimana ku ke taman bermain? Aku sudahma tidak pergi ke sana." Randikalu berjn menuju tempat mereka parkir sambil mengatakan. "Han, seharusnya kamu sudah tidak apa-apa, kamu mau turun dulu mungkin?" "Tidak, aku masih trauma." Hannah dengan cepat menggelengkan kepnya. Dia masih belum puas menyiksa kakak iparnya yang bertanya tentang berat badannya itu, setidaknya penyiksaan ini berakhir ketika dia masuk ke dm mobil. Han, kamu kan pakai rok hari ini, nanti dmanmu kelihatan lho. Lebih baik jn saja." "Tidak usah khawatir, aku memakaia pendek di balik rok khusus hari ini." Kata Hannah sambil tersenyum. ... Sepanjang siang hari ini, Randika menemani Hannah dengan seg macam kegannya. Di taman bermain, dia menemani adik iparnya itu naik roller coaster, gua hantu, kincir ria dll. Ketika mereka selesai mencoba semua wahana, waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Namun, Hannah tidak menunjukan tanda-tanda ingin png. Dia mengatakan dengan wajah yang antusias. "Kak, ayo kita pergi karaoke." Dm perjnan mereka ke karaoke, Hannah sudah menelepon dan mengajak teman-temannya. Mereka akhirnya menyanyi dan bersenang-senang seperti orang g sma 3 jam. Akhirnya, seth penyiksaan seharian ini, Hannah nampak kelhan dan berniat untuk png. Seth berpamitan dengan teman-temannya dan naik ke dm mobil, Hannah mengh napas lega. "Ah nikmatnya!" Randika hanya bisa geleng-geleng sambil mengemudi menuju rumah. "Kak, apa kakak bersenang-senang hari ini?" Hannah yang duduk di samping itu menatap wajah Randika. "Iya kakak senang." Randika mengangguk. Dm hatinya dia sudah kewhan, baginya tiduran di rumah bersama istrinya adh liburan yang paling dia inginkan. Kecepatan mengemudi Randika tidak cepat, dia nampak mengemudi sambil mengobrol. Seth 15 menit berkendara, mobilnya sudah hendak menaiki jembatan. Asalkan dia melewati jembatan itu, mereka akan tiba di mana perumahan mereka berada. Namun, saat ini kecepatan mobil Randika tiba-tiba semakin pn dan akhirnya berhenti total. "Kenapa kak?" Hannah terlihat bingung. "Bensinnya habis." Randika menampar dahinya. "Sepertinya kita harus mendorong mobil ini ke rumah." "Aku tidak mau keluar dari mobil ini." Hannah tersenyum dan memasang sabuk pengamannya. Randikalu keluar dari mobilnya. "Ku begitu aku jn kaki saja." "Ah kak! Terus gimana ini mobilnya?" Hannah terkejut dengan tanggapan Randika. Lalu senyuman nakal naik di bibir Hannah. "Kak, gendong aku ke rumah." Kata Hannah sambil tersenyum. "Tidak, kakak sudah capek hari ini." Dengan cepat Randika menk. "Ku begitu mm ini aku tidur sama kak Inggrid!" Kata Hannah sambil tersenyum nakal. Randika, yang sudah berjn beberapangkah, tiba-tiba berputar dan sambil memasang ekspresi ms mengatakan. "Cepat naih." "Kak Randika memang terbaik!" Hannah, bagaikan kelinci,ngsung melompat dengan riang ke punggung Randika. Randika akhirnya hanya bisa menerima nasibnya dan berjn menuju rumah mereka. Untuk mobilnya lebih baik Ibu Ipah yang mengurusnya. Mobil-mobil mewah melewati jembatan dan menatap seorang lki sedang menggendong pasangannya di tepi jembatan. Dasar anak muda, sukanya pamer kemesraan dengan cara aneh! "Sekarang aku cukup tahu kenapa kak Inggrid mau menikahi kak Randika." Hannah berkata sambil tersenyum. "Kegunaan kakak itu banyak!" "Yek sh, kakakmu menikahiku karena aku ganteng tahu." Jawab Randika. "Ganteng apaan!" Hannah tertawa keras. "Ku kakak ganteng, cewek-cewek di km renang itu sudah suka sama kakak dari awal." Sin benar juga, apa diriku ini kurang ganteng ya? Tetapi definisi ganteng orang-orang itu beda, jika para perempuan itu mencicipi teknikku di tempat tidur, aku yakin mereka akan terg-g padaku. Melihat Randika yang merenung, Hannah merasa canggung. "Kak kenapa diam saja?" "Aku sedang bingung mau melemparmu ke dm sungai atau tidak." "Jika kakak berani berbuat seperti itu, aku akan slu ada di sisi kak Inggrid sma 2 bn." Kata Hannah sambil mencubit punggung Randika. "Ku begitu aku akan memaksanya tidur di kamarku." "Hahaha kakak tahu sendiri kan kak Inggrid itu seperti apa." Hannah tertawa dan tiba-tiba terdiam. Dia memeluk erat punggung kakak iparnya itu. "Aku sedikit iri dengan kak Inggrid bisa menemukan suami sebaik kak Randika. Kak Randika bisa diandalkan dan gagah, benar-benar seorang pria sejati. Aku takut ku tidak bisa menemukan pasangan yang benar." "Di sekhmu bagaimana?" "Semuakiki di sana manja-manja dan mengincar tubuhku saja, tidak ada yang benar-benar mencintaiku. Mereka hanya mengandalkan uang orang tua mereka untuk mendapatkan apa yang mereka mau, aku benar-benar jijik dengan lki seperti itu." Randika akhirnya berhasil menyeberangi jembatan ramai itu dan berkata dengan nada lembut. "Terima kasih pujianmu itu." Bahkan sejujurnya, Hannah benar-benar mencintai kakak iparnya itu. Dia makinma makin menyukai keberadaan Randika di dm hidupnya. Oleh karena itu Hannah ingin dimanja oleh Randika, dia memaksanya untuk pergi dengannya ke kebun binatang, ke taman bermain dan menggendong dirinya tidakin karena ingin berduaan dengan kakak iparnya ini. Tanpa sadar Hannah tenggm dm dunianya sendiri. Randika sendiri tidak telu memikirkan Hannah sebagai perempuan. Bagaimanapun juga, Hannah adh adik iparnya. Meskipun dia tetap menikmati empuknya dada dan paha yang dia pegang itu, semua itu hanya dm batasan wajar. Keduanya berhasil png dengan smat. "Kita sudah sampai yang mulia." Kata Randika. Hannah tersenyum dan melompat turun dari punggung Randika. "Terima kasih ya kak." Hannahlu beri ke atas. Randika menggelengkan kepnya dan pergi menemui Ibu Ipah untuk mengurus mobil Hannah yang kehabisan bensin. Dia sendiri berniat untuk mandi, hari ini benar-benar hari yang memeras keringatnya jadi dia sudah tidak tahan. Dua puluh menit kemudian, Randika keluar dari kamar mandi dan Ibu Ipah sudah selesai mengurus mash mobil. "Bu, Inggrid belum png?" "Belum tuh nak." Ibu Ipah menggelengkan kepnya. "Ibu kira nona sedang bersamamu." Tiba-tiba Randika merasakan firasat buruk, jangan-jangan istrinya itu menghnggi. Waktu sudah menunjukan pukul 9 mm, sangat jarang Inggrid lembur sedemikian rupa. Chapter 184: Hilangnya Inggrid Chapter 184: Hngnya Inggrid Merasa resah, Randika menelepon sekretaris Inggrid. "Halo, apa Inggrid sedang lembur di kantor?" Suara Randika mengandung rasa cemas. "Benar, tapi sejam yanglu Bu Inggrid sudah png." Jawab si sekretaris. Hati Randika mi mengepal. Jika istrinya itu sudah png sejam yanglu, seharusnya dia sudahma berada di rumahnya. Hanya ada satu kesimpn, Inggrid tertimpa mashgi. Randika dengan cepat menghubungi handphone Inggrid. Meskipun berdering, tidak ada jawaban sama sekali. Randika mencobanyagi tapi hasilnya tetap sama. Inggrid terlibat mash apa? Randika mengerutkan dahinya, dia tidak dapat menemukan petunjuk apa pun. Seharusnya dia sama sekali tidak menyinggung siapapun akhir-akhir ini. Jadi siapa yang mencari gara-gara dengannya? Perusahaan Cendrawasih juga sedang tidak berada dm konflik dengan perusahaanin. Jadi Randika sama sekali tidak kepikiran siapa pkunya. Tidak, tidak, tidak, Randika harus berpikir apa yang aneh hari ini. Yang dia bisa tahu adh Inggrid hari ini berangkat sendirian memakai mobilnya karena supirnya tidak bisa datang. Berarti besar kemungkinan pku menyadari ini dan mengambil kesempatan. Randikangsung kepikiran dengan dua keluarga yang ada di Jakarta itu. Tetapi seth kedatangan kakek keduanya, bisa dikatakan bahwa mash dengan keluarga itu sudah selesai dan kedua keluarga itu sudah tidak mengusik Inggridgi. Seth berpikir begituma, Randika mengh napas dm-dm. Prioritas pertama adh menemukan Inggrid dulu bukan diam merenung. Pada saat ini, Hannah turun kentai bawah seth ganti baju dan melihat kakak iparnya itu sedang berdiri diam di depan meja makan. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya. "Ada apa kak?" "Kakakmu menghng." Hannah terkejut. "Maksudnya kakak apa barusan!?" Pada saat ini, Ibu Ipah juga ikut khawatir. "Apa nona terlibat mashgi?" Randika dengan berat hati mengangguk. "Kemungkinan besar iya, sekarang yang harus kitakukan adh menemukan lokasinya." "Kota ini telu besar, mustahil kita bisa menemukannya dm semm." Hannah sudah panik. "Itu lebih baik daripada diam saja." Randika sendiri mengerti dengan situasi ini. Jika tidak ada petunjuk, mencari Inggrid sama seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Sin, siapagi yang mencari gara-gara dengan dirinya. "Jangan khawatir nak, kita akan menemukannya." Ibu Ipah berusaha menghibur. "Benar, ayo kita cari kak Inggrid bersama-sama." Hannah dengan cepat ganti baju sekaligi. Randika benar-benar cemas dan pusing. Dia sudah kehngan istrinya itu sekali dan tidak ingin hal ini ternggi. B perlu kota ini dia hancurkan demi menemukan jejak istrinya itu. Ketiga orang ini dengan cepat naik mobil dan berkendara menuju kota. Tetapi mereka tidak tahu harus ke mana. Randika berpikir sebentar dan mengatakan. "Kita lebih baik menelusuri jalur png Inggrid dari kantor. Mungkin kita bisa menemukan sesuatu." Memarkirkan mobilnya, mereka bertiga mi berjn kaki menelusuri jn yang dipakai Inggrid untuk sampai ke rumah. B perlu, mereka akan berjn sampai perusahaan di mana Inggrid bekerja. Sma perjnan, Randika terus menerus menelepon handphone Inggrid meskipun tidak terjawab. Seth hampir 10 menit, ketiga orang ini sudah berada di dekat perusahaan Cendrawasih tetapi masih tidak menemukan jejak apa pun. Ibu Ipah dan Hannah sudah panik tidak karuan. Hati Randika sendiri sudah mengepal, tetapi dia tidak boleh menyerah. Pada saat ini, tiba-tiba teleponnya terangkat. Hati Randika kembali bersinar, harapan untuk menemukan istrinya th kembali. Dengan cepat dia menempelkan HPnya di telinganya. "Di mana kamu?" Namun, suara lki bersendawa terdengar dari balik telepon. Hati Randika kembali meredup. "Hiks, ini siapa ya?" Suara lki itu terdengar terbata-bata dan tidak js. "Ini Randika, kamu siapa? Di mana Inggrid!" Suara Randika semakin menaik. "Kenapa kamu bisa mengangkat telepon ini? Di mana Inggrid?" Hannah dan Ibu Ipah dengan cepat berdiri di depan Randika, namun pada saat ini, lki yang mengangkat teleponnya itu tiba-tiba menutup teleponnya. Tut, tut, tut. Randika dengan cepat merasa kecewa ketika mendengar suara telepon terputus itu. "Kak sudah tidak usah khawatir. Kita coba pergi ke kantornya dulu, mungkin kakak ada di sana." Hannah berusaha menipu dirinya, dari tatapan matanya dia sudah terlihat khawatir. Pada saat ini, sekumpn orang mabuk sedang berjn menghampiri mereka. Para pejn kaki, melihat orang yang sudah mabuk berat itu, dengan cepat menghindari mereka. Mereka takut dengan apa yang akan dkukan orang-orang yang sudah mabuk itu. "Hei, Roy, hik, ngapain kamu barusan? Hik." Orang mabuk itu tidak bisa berhenti cegukan. Kumpn orang mabuk ini terus berjn dengan terpincang-pincang sambil terus cegukan. "Tidak ngapa-ngapain, hik." Mereka melewati kelompoknya Randika sambil terus bercanda. Randika sama sekali tidak mempedulikan mereka sampai akhirnya seseorang berkata pada temannya yang mabuk. "Aku hanya, hik, mengambil HP jatuh dan, hik, ada orang yang menelepon HP itu. Suara orangnya marah-marah jadi kututupngsung." Temannya itu tertawa. "Bajingan, matamu masih bisa melihat HP yang kecil itu?" Roy merasa tersinggung dan membs. "Memangnya kau kira, hik, aku lemah sepertimu? Ngambil HP jatuh seperti itu aku masih bisa! Tahu tidak? Nama orang itu lucu sekali, ku tidak sh Randika seperti penyanyi Kangen Band itu!" Randika, dengan pendengaran supernya, tiba-tiba menoleh dan mengejar kumpn orang mabuk itu. "ngigi kata-katamu." Randika dengan cepat memeriksa Roy dari atas ke bawah, di tangannya itu terlihat HP dengan casing berwarna pink. HP itu benar-benar familier, Randika yakin itu adh HP milik Inggrid! "Hei! Apa maumu bocah?" Orang-orang mabuk ini menegak kembali bir yang ada di tangannya. Dia hendak melepaskan diri dari genggaman Randika namun tidak berhasil. Pada saat ini, teman-temannya sudah mendatangi Randika satu per satu. "Hei kau ingin mati bocah?" Meskipun pandangannya mereka sedikit kabur, mereka masih berhasil mengepung Randika di tengah-tengah mereka. Ketika para pejn kaki melihat mereka, semuanya segera merasa kasihan pada Randika. Tindakan orang mabuk benar-benar tidak terduga dan mudah main pukul. Randika benar-benar tidak peduli dengan situasinya, dia hanya peduli dengan keberadaan Inggrid. "Aku tanya kamu sekaligi, di mana kamu menemukan HP itu?" Namun, para pemabuk ini tertawa bersama-sama. "Hei bocah, hik, kau kira kami akan bng, hik, begitu saja?" "Fitnah tanpa bukti itu sama saja dengan kejahatan. Pergi sana sebelum, hik, kami menuntutmu." Seorang dari mereka menghabiskan birnya dan meletakan botol kosongnya di tanah. Di tatapan matanya itu, Randika seperti bergerak terus tanpa henti. Teman-temannya juga mi kesulitan berdiri. Tiba-tiba, dari arah bkang, seseorang sudah myangkan botol birnya pada bagian bkang kep Randika. "Mati kau." Semua pejn kaki sudah menutup mata mereka, pemuda itu sudah tamat riwayatnya. Mungkin apa yang mereka bisakukan adh menelepon ambns. Tetapi kejadian yang terjadi benar-benar di luar dugaan semua orang. Botol bir itu tidak mengenai kep Randika. Randika sendiri sudah menghng dan berdiri di samping orang yang menyerangnya. Dialu mencengkeram erat pergngan tangannya. Seluruh tubuh si pemabuk ini benar-benar terangkat dan terbanting keras di tanah. Kali ini, semua teman-temannya yang mabuk itu menjadi marah. Mereka semua mi myangkan botol mereka tepat ke arah Randika. "Dasar bocah!" Ketika pemabuk itu menerjang, dadanya sudah menerima sikutan Randika. Orang tersebut terhuyung-huyung yang pada akhirnya terjatuh dan kepnya membentur dengan keras, dm sekejap dia sudah tidak sadarkan diri. Pemabukinnya juga ikut menerjang dan sudah tak sadarkan diri sambil memeluk botolnya, rupanya dia tersandung botol temannya yang ditaruh di tanah sebelumnya. Diin sisi, Randika sudah bagaikan serig yang masuk ke dm kandang ayam. Dia dengan cepat mengendalikan situasi. Dm 2 menit, yang masih sadarkan diri hanyh pemabuk yang memungut HP Inggrid, teman-temannya sudah tidak sadarkan diri semua. Para pejn kaki yang melihat hal ini sudah kehabisan kata-kata. Pemuda itu benar-benar sakti! Wajah Randika terlihat datar, isi pikirannya masih kacau dan cemas terhadap Inggrid. Ku saja orang ini mau menjawab pertanyaannya, semua orang yang dia hajar itu masih bisa berdiri. Roy menatap Randika dengan ekspresi ketakutan, saking takutnya dia memuntahkan isi perutnya. "Apa maumu!" Roy sudah sadar bahwa riwayatnya sudah tamat. Tanpa berkata apa-apa, Randika mengangkatnya dan menghantamkannya ke bawah. Dm sekejap Roy sudah merintih kesakitan. "Di mana kamu memungut HP itu?" Randika bertanya dengan nada dingin. "Ak Aku" Roy tidak bisa menghentikan rasa takutnya. Randikalu mengangkat tangannya. "Masih mau kuhajar?" Para pejn kaki sudah menelepon ambns dan menjskan situasinya. Ketika mereka melihat Randika menyiksa sh satu dari pemabuk yang tersisa, mereka sama sekali tidak berani mencegahnya. "Jangan! Tolong ampuni aku!" Kata Roy. "Di mana kamu memungut HP itu?" Tanya Randika sekaligi. "Di gang sebh sana." Kata Roy sambil menunjuk gangnya. Randika mengambil HP Inggrid dari Roy danngsung berjn menuju gang tersebut. Ibu Ipah dan Hannah dengan cepat mengikutinya, mereka bertigangsung mencari petunjuk ketika sampai di gang tersebut. Jika HP Inggrid ditemukan di sana, kemungkinan besar Inggrid melewati gang ini. Mungkin saja ada petunjuk yang bisa menjskan keberadaannya. Seth setengah jam belu, wajah Randika terlihat lemas, mereka sama sekali tidak menemukan apa pun. Di saat mereka bertiga merasa lemas, tiba-tiba mereka mendengar suara orang tertawa dari bkang mereka. Randika menoleh dan melihat boneka ginseng muncul dari dm tanah. Jadi sma ini ia bersembunyi di dm tanah? Randika yang masih terkejut itu tiba-tiba melihat boneka ginseng memanjatanya dan duduk di pundaknya. Pada saat ini, Ibu Ipah dan Hannah melihat boneka imut itu duduk dengan santainya di pundak Randika. Randika menatap boneka ginseng yang nampaknya berusaha berbicara padanya. Tiba-tiba pertanyaan ini terlintas di benaknya. "Apa kamu tahu di mana Inggrid berada?" Chapter 185: Konflik Chapter 185: Konflik Boneka ginseng itu merasa lega karena Randika akhirnya mengerti apa yang ia maksud. Boneka itu mengangguk dengan semangat. "Sungguhan?" Randika bersemangat kembali, keberuntungan sepertinya tidak meninggalkan dirinya. "Bawa aku ke sana!" ......... Pinggiran kota, Hotel Atmosfer, kamar VVIP. Inggrid terikat di kursi, tangan dan kakinya terikat sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Akhirnya kain hitam yang menutupi wajahnya dibuka. Dm sekejap Inggridngsung memeriksa sekelilingnya. Dia menyadari ada seorang pria yang duduk di kursi rodanya sedang memunggunginya. Inggrid tidak bisa melihat wajah penculiknya itu. "Siapa kamu?" Tanya Inggrid. "Kenapa kamu menculikku? Aku sama sekali tidak pernah punya mash dengan orang sepertimu." "Tidak punya mash?" Pria itu tertawa keras mendengar kata-kata Inggrid. Inggrid berusaha melepaskan diri tetapi tali yang mengikatnya benar-benar telu ketat. "Kukira orang sepertimu itu pintar, tetapi nyatanya kamu sama bodohnya dengan pcur." Pria dengan kursi rodanya itu berputar dan menatap Inggrid. Wajah pria ini penuh dengan luka, sepertinya lukanya itu baru saja kering. Inggrid dengan cepat mengenali wajah pria tersebut. Dia adh Hans, anak kelima keluarga Alfred! "Kau!" Inggrid terkejut, dia sama sekali tidak menyangka Hans akan datang ke kotanyagi. "Kamu sepertinya terkejut melihatku." Wajah Hans terlihat dingin, memori km waktu itu kembali memasuki dirinya. "Hans, mash kita sudah diselesaikan oleh keluarga kita. Jangan berbuat gegabah dan seenaknya, keluarga kita bisa-bisa tidak akan mengampuninya." Kata Inggrid. "Ku begitu kenapa kamu kembali ke kota sampah ini? Kenapa kamu masih berkeliaran dan tidak menungguku sambil mengangkang di rumahku?" Hans mendengus dingin. "Jangan sebut omong kosong itu solusi terbaik keluarga kita. Pcur sepertimu dan anjingmu itu harus dihukum sepantasnya, kalian tidak akan kubiarkan lolos begitu saja." Inggrid merasakan kebencian yang mendm di setiap kata-kata milik Hans. "Apa maumu?" "Apa mauku?" Hans mendadak tertawa keras, sambil tersenyum, wajahnya terlihat dingin. "Apa mauku? Tentu saja, aku ingin kalian berdua mati!" Wajah Hans benar-benar terlihat bengis dan matanya penuh dengan api amarah. Dia meremas keras pegangan kursi rodanya. Dia menatap Inggrid, yang tidak bisa bergerak, seh-h dia melihat bongkahan daging yang siap disantap. Inggrid sudah ketakutan melihat wajah Hans yang terlihat bengis itu. "Kamu sebaiknya melepaskanku." "Melepasmu?" Wajah Hans kembali normal. "Kamu pikir aku jauh-jauh dari Jakarta ke kota kecil ini hanya untuk melepasmu?" "Terus apa maumu!" Inggrid menatap tajam Hans. Hans tersenyum jahat. "Kamu pikir seth membuatku menjadi kasim aku tidak bisa memperkosamu?" Mendengar hal ini, Inggrid menjadi ketakutan. Pada saat ini, Hans menepuk tangannya dan tiba-tiba muncul sekumpn pria kekar dari balik pintu yang hanya memakaia dm. Satu per satu, dengan total 15 orang, berbaris dan berdiri di bkang Hans. "Lihat orang-orang ini." Hans menoleh sambil mengatakan. "Aku th memilih orang-orang ini dengan hati-hati. Mereka akan memperkosamu hingga kamu mati! Hahaha." Melihat senyuman jahat Hans tersebut, Inggrid dengan marah membentaknya. "Kau benar-benar manusia biadab!" "Aku biadab? Karena kamu th menghancurkan hidupku, aku bersumpah akan membsnya!" Bentak Hans. Kemudian Hans kembali duduk dengan tenang dan berkata dengan nada dingin. "Hari ini aku hanya akan menyiksamu, seth itu akan menyiksa anjingmu yang kau sebut suami itu. Aku akan memaksanya melihat kamu diperkosa, dihamili, disiksa baru aku akan membunuhnya!" Inggrid sudah kehabisan kata-kata. Ketika manusia duduk di depan seekor hewan buas, hewan tersebut tidak akan memahami kata-katanya. Hans tersenyum dingin. "Untuk mencegahmu memberontak dan kabur, aku akan mengikatmu lebih eratgi." Hans menepuk tangannya dan tiba-tiba 2 orang kekar itu berjn ke arah Inggrid. "Hei! Apa yang kaukukan!" Inggrid ketakutan dan meronta-ronta. Tetapi kedua orang ini benar-benar telu kuat dan Inggrid sama sekali tidak bisa lepas. Inggrid dibuat tertidur terlentang di atas kasur. Setiap tangan dan kakinya diborgol di sudut kasur, membuatnya sama sekali tidak bisa bergerak. Di tengah-tengah proses tersebut, Inggrid berteriak. "Kau benar-benar sudah bukan manusia! Kau akan menyesali perbuatanmu ini!" "Aku tidak pernah menyesal dm hidupku." Hati Hans benar-benar sudah dikuasai oleh kebencian. Dialu berkata pada bawahannya. "Bungkam mulutnya!" Mendengar hal ini, kedua orang tadi menyumpal mulut Inggrid dengan kain. Suara Inggrid hanya bisa terdengar seperti suara nyamuk. Pada saat ini, Inggrid sudah terborgol di atas kasur dengan kaki mengangkang dan tangan yang terbuka lebar. "Jangan harap ada yang datang untuk menymatkanmu." Hans mendorong kursi rodanya ke samping kasur dan membi wajah Inggrid. Inggrid segera memalingkan wajahnya, membuat Hans mencengkeram wajahnya. "Benar-benar wajah yang cantik." Kata Hans di telinga Inggrid. "Sayang sekali wajah ini akan hancur sebentargi." Inggrid ingin menggigit orang ini hidup-hidup, tetapi Hans tiba-tiba melepas dirinya dan berkata pada para bawahannya. "Cepat mi." Mendengar perintah ini, para pria kekar ini menghampiri Inggrid dengan tatapan mesum. Inggrid sudah ketakutan ketika melihat para pria tersebut menghampiri dirinya, dia menggelengkan kepnya sambil berusaha melepaskan diri sekuat tenaga. "Jangan pikir kau bisa kabur. Percuma kamu meronta-ronta seperti itu." Hans mengambil gs berisi anggurnya dan meminumnya. Adegan berikut ini akan menjadi adegan paling menarik dm hidupnya. Bagaimanapun juga, jika dia tidak bisa memiliki Inggrid maka dia akan menghancurkan perempuan itu dengan tangannya sendiri! Hans memang besar dengan cara seperti ini, apa pun yang dia mau harus dia dapat dan apab tidak bisa maka tidak boleh ada orang yang bisa. Ketika para bawahannya itu sudah mengelilingi Inggrid, Hans meletakan gs anggurnya dan mengatakan. "Bugili dulu." Para pria itu dengan cepat berusaha melepas pakaiannya Inggrid. Melihat tangan para bawahannya itu di tubuhnya Inggrid, Hans merasa bahwa dirinyah yang berada di atas Inggrid. Namun, tiba-tiba dari arah pintu terdengar suara ledakan. DOR! Pintu yang terkunci itu benar-benar hancur menjadi 2 bagian. Hans benar-benar terkejut, para pria kekar itu jugangsung menoleh ke arah pintu. Mereka semua melihat sesosok pria muncul dari balik pintu. Randika! Inggrid sudah berurai air mata, pangeran berkudanya th datang menymatkan dirinya! Randika dengan cepat memeriksa seluruh isi ruangan. Tatapannya jatuh pada Inggrid yang terborgol dan dikepung oleh sejuh pria yang hanya bea dm. Dm sekejap amarahnya meluap dan seluruh sosoknya menghng. Dia sudah menghampiri pria yang hendak memperkosa istrinya itu satu per satu dan memukulnya hingga pingsan. Para pria kekar ini sama sekali tidak berdaya. Mereka semua terpental nyaris bersamaan sambil meraung kesakitan. Entah mereka menatap tembok ataupunntai, mereka sama sekali tidak bisa melihat sosok Randika. Dm sekejap tembok danntai sudah diisi oleh orang tak sadarkan diri! "Aku tidak menyangka kamu akan menemukanku secepat ini." Hans mendengus dingin. "Aku tidak menyangka kamu masih berani menyentuh Inggrid seth aku memberimu pjaran." Kata Randika dengan nada dingin. Tangan Hans yang ada di pegangan kursi rodanya itu meremas kuat. Tatapan matanya benar-benar dipenuhi api kebencian, dia ingin menguliti orang di hadapannya hidup-hidup. "Tetapi semua ini tidak mash, aku memang akan berniat membunuh kalian berdua sekaligus." "Aku dan Inggrid tidak akan mati, tetapi hari ini adh hari kematianmu!" Kata Randika dengan wajah dinginnya. Hans bukan hanya sekali tetapi dua kali berani menyentuh perempuan miliknya, Ares tidak akan membiarkan orang ini hidup! "Jangan telu berbangga diri." Para pria kekar itu sebagian banyak sudah berdiri kembali. "Kami akan membunuhmu terus memperkosa wanita itu." Randika menatap cecunguk-cecunguk tersebut dan berkata dengan nada dingin. "Jangan harap bantuanmu yang ada di luar pintu itu akan membantumu, aku sudah membunuhnya." Kali ini para pria kekar itu terdiam ketika mendengarnya, temannya sudah mati? Tetapi 10 pria yang sudah sadarkan diri ini tidak peduli dan menatap musuhnya kali ini. Musuhnya ini benar-benar terlihat seperti orang biasa, tidak ada istimewanya. Mungkin mereka tadi semua terpental hanya karena suatu trik liciknya saja, jika mereka serius pasti pria ini sama sekali bukanwan mereka. Hans tetap berwajah bengis meskipun Randika berdiri di hadapannya. Dia sudah bertekad akan membunuh pria yang merusak hidupnya itu. Lagip, dia memiliki Inggrid sebagai jaminan kesmatan dirinya! Randika menatap seluruh 10 orang yang hanya bea dm itu. Hans mengambil gs anggurnyagi sambil mengatakan. "Bunuh penyusup itu." Perintah itu singkat dan js, wajah para bawahannya menjadi serius. "Jangan dimasukkan hati, semua ini hanyh bisnis." Para pria kekar ini benar-benar tidak kenal takut, tapi Randika jauh lebih tidak takutgi. Dia memberikan jari tengahnya pada mereka. Para pria kekar itu menjadi marah. "Mati kau!" Tiba-tiba, kesepuluh orang ini sudah menerjang ke arah Randika. Randika tetap berwajah datar, seth beberapa saat dia juga menerjang ke arahwannya. Sosoknya benar-benar seperti bayangan. Randika sudah berada di hadapan sh satuwannya dan memukulnya tepat di wajahnya. Dipukul dengan kekuatan yang luar biasa, orang tersebut hanya bisa mengeluarkan seteguk darah. Namun, sebelum dia sempat berteriak kesakitan, seluruh tubuhnya sudah myang dilempar oleh Randika! Sebelum orang ini terangkat dan myang, masih ada jeda satu detik. Satu detik itu dimanfaatkan oleh Randika untuk menendang sh satu musuhnya, dia myang melewati Hans dan menabrak tembok. Randika membungkuk dan menghindar dari serangan kakiwannya yang ketiga. Kakinya yang berada di udara itu dicengkeram erat oleh Randika dan dirinya tiba-tiba terangkat. Randika memanfaatkanwannya ini untuk menghajarwannya yangin. Dm sekejap, Randika menghajar para pria yang tidak kenal takut itu dengan sangat kejam dan cepat. Seth menerima pukn ataupun tendangan Randika, seluruh bawahan Hans itu sudah tidak sadarkan diri kembali. Kesepuluh orang itu dikhkan Randika hanya dm 1 menit! Chapter 186: Konflik (2) Chapter 186: Konflik (2) Dm sekejap semua pria kekar itu sudah terkapar tidak sadarkan diri, Randika benar-benar tidak memberi mereka ampun. Hampir semua tng yang terkena pukn ataupun tendangannya itu patah, bisa dikatakan bahwa mereka tidak akan bisa segarang itugi seumur hidup mereka. Sekarang hanya Hans, Randika dan Inggrid yang masih memiliki kesadaran di ruangan ini. Randika sudah menatap tajam Hans yang duduk di kursi rodanya. Tetapi, yang membuat Randika terkejut adh sosok orang yang tiba-tiba muncul di sofa. Sosok tersebut terlihat menguap dan bosan. Randika mencuekinya dan berjn menghampiri Inggrid. "Kekuatan yang luar biasa." Pada saat yang sama, pria misterius itu mengangkat kepnya dan memperlihatkan wajahnya. Wajahnya memiliki luka yang tak terhitung juhnya dan matanya cuma ada satu! Benar-benar wajah seorang penjahat! Randika tidak menjawab, dia melepaskan borgol milik Inggrid dan memeluknya. Pria misterius itu tidak senang karena Randika mencuekinya, baru pertama kali ada orang yang searogan itu di dm hidupnya. "Aku adh Wang Da dari daftar para Dewa!" Orang misterius itu berdiri dan berkata dengan nada dingin. "Melihat kemampuanmu itu, kau juga pasti sh satu ahli b diri sama sepertiku. Aku cuma tidak tahu namamu ada di daftar mana." Randika berputar dan menatap Wang Da, dia berkata dengan nada tenang. "Kamu bertanya tentang asal-usulku? Kau cuma perlu cukup tahu saja bahwa aku th membunuh banyak orang sepertimu." Wajah Wang Da terlihat serius sekaligus dingin. "Oya? Aku tidak sabar membuktikan mulut besarmu itu." Di saat Wang Da selesai berbicara, sosoknya tiba-tiba menghng. Lampu di ruangan VVIP ini tiba-tiba mati dan dm sekejap kamar ini menjadi gp gulita. Randika masih berdiri di tempatnya dan sama sekali tidak bergerak. Satu menit belu, dua menit belu. Pada saat ini, Randika mendadak mengulurkan tangannya di depannya. Di depannya sudah ada pedang dengan ktan dingin yang hendak menusuknya tepat di dadanya! Tetapi dengan tangan Randika yang sudah siap, dia menjepit ujung pedang itu dengan jempol dan jari telunjuknya. Pedang itu sama sekali tidak bisa bergerak! Wang Da benar-benar terkejut, dia mengangkat kepnya dan menatap wajah Randika yang datar. Firasatnya benar-benar buruk. Randika melepaskan genggamannya dan Wang Da terpental beberapangkah ke bkang. Wang Da memanfaatkan kesempatan ini untuk menghnggi ke dm kegpan. Randika masih berdiri diam di tempatnya, dialu berkata dengan nada datar. "Bergerah lebih cepat, aku sudah bosan bermain dengan orang lemah sepertimu. Aku akan memberimu dua kesempatangi." Mendengar kata-kata Randika itu, wajah Wang Da mi terlihat marah. Pertama kali dm hidupnya dia dipandang rendah seperti itu! Ketika dia melihat aksi Randika sebelumnya, Wang Da hanya berpikir bahwawannya ini hanya jago berkhi. Dia sangat yakin bisa membunuhnya dengan satu tangan. Namun pada saat ini, serangan terbaiknya tidak bisa menyentuh Randika sama sekali, Wang Da merasakan tekanan yang belum pernah dia rasakan. Spesialisnya adh serangan diam-diam dari balik kegpan, tetapi mashnya adhwannya bisa mengetahui di mana dia berada dan arah serangannya dari awal! Wang Da menenangkan dirinya dan mengatur pernapasannya. Dia menghngkan hawa kehadirannya dan mencari titik lemah Randika dari balik kegpan. Pada saat yang sama, Randika tidak bergerak sama sekali mhan dia menutup matanya! Dia benar-benar meremehkanku! Amarahnya sudah meluap-luap, darahnya mendidih dan ototnya menegang. Wang Da sudah berubah menjadi anak panah yang melesat dengan cepat. Pedangnya dia genggam terbalik sehingga tidak akan memantulkan cahaya. Dengan ini Randika tidak bisa melihat arah datang serangannya, apgi matanya tertutup. Mati kau! Pada saat ini, Randika membuka matanya, berputar badan dan menatap mata Wang Da secarangsung. Kemudian dia mengangkat tangan kanannya dan menembakan tenaga dmnya yang membuat Wang Da terpental di udara. Wang Da berputar-putar di udara, karena serangan ini dia terbentur keras di tembok. Menatap Randika dengan kedua matanya, Wang Da benar-benar ketakutan. "Sekaligi." Kata Randika dengan nada datar. Melihat sosok Randika yang sekarang, Wang Da berpikir bahwa dia sama sekali tidak mempunyai kesempatan wupun diberi 100x kesempatan. Lawannya ini benar-benar kuat dan jauh melebihi dirinya! Sepertinya perkataan Randika yang sudah membunuh banyak orang seperti dirinya bukah omong kosong. Jika dia menginginkannya, mungkin dia sudah benar-benar mati daritadi. Tapi Wang Da tidak menyerah! Dia kembali bergerak dari balik kegpan. Satu menit, dua menit th belu dan dia sama sekali tidak bergerak. Cahaya bn dari arah jend tiba-tiba tertutup oleh awan, semakin menggpkan ruangan ini. Pada saat ini, Wang Da benar-benar menyatu dengan kegpan. Diangsung menerjang ke arah Randika dengan kecepatan penuh. Whush! Pertama Wang Da seh-h menyerang dari bkang. Namun pada saat yang sama, dia berputar di tengah udara sambil melempar pedangnya ke arah bkang kep Randika. Dia sendiri bersalto di udara dan berusaha menebas Randika dari bkang apab Randika berputar dan menghadang lemparan pedangnya itu. Tetapi Randika sudah mengerti trik kotor seperti ini. Bukannya menghindar, dia bergeser dan keluar dari jalur pedang tersebut. Pada saat yang sama, Randika mengangkat kepnya dan menatap mata Wang Da yang ada di udara. Wang Da menyadari tatapan tajam Randika itu. Lawannya ini bahkan tahu trik andnnya? Di tengah keterkejutannya, pergngan tangannya th dicengkeram erat oleh Randika dan tenaga dmnya sepertinya tidak bisa menyebar. Terbanting keras dintai, Randika berkata pada Wang Da. "Sudah kubng, orang sepertimu sudah kubunuh berkali-kali." Ketika Wang Da ingin mrikan diri, pergngan tangannya itu sudah diinjak oleh Randika dan hancur berkeping-keping! "Kau Siapa kau?" Wang Da menatapwannya dengan keringat dingin mengalir deras. "Kau ingin tahu daftar mana aku berada?" Randika menatap Wang Da dan berkata dengan nada dingin. "Aku berada di daftar 12 Dewa Olimpus." Dua bs Dewa Olimpus? Mata Wang Da terblak ketika mendengarnya. Bisa-bisanya dia bertemu dengan orang mengerikan seperti itu di Indonesia? Randika sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk berbicara. Dia hanya memukulnya dan membunuhnya. Kemudian, dengan jarinya yang membentuk pistol, dia menembakan secuil tenaga dmnya untuk menykanmpu. "Sekarang giliranmu." Randika menatap Hans. Hans, yang menyadari anak buah terkuatnya itu th mati, benar-benar berwajah pucat. Tatapan mata Randika benar-benar mengerikan dan penuh dengan amarah. Nyawanya sudah berakhir! "Keluargaku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja." Hans menatap Randika dengan dingin. "Aku tahu." Seth berkata seperti itu, Randika mengangkat tangannya. Tiba-tiba, tubuh Hans yang awalnya tegang merasa seluruh tenaganya mi menghng dari tubuhnya. Hans dari keluarga Alfred th mati! Randikalu membawa Inggrid dan pergi dari hotel ini. Ada lubang besar tepat di tenggorokan Hans yang duduk di kursi rodanya. Darah terus mengucur deras dan tangannya sudah menggantung di udara Saat Randika keluar dari gedung, cahaya bn benar-benar indah. Chapter 187: Aku Tidak Takut Chapter 187: Aku Tidak Takut Randikalu membawa Inggrid png ke rumah. Tentu saja, kejadian barusan benar-benar membuat Inggrid ketakutan dan tidak bisa lepas dari pelukannya Randika. "Sayang, kamu tidak usah khawatir. Biarkan mash ini yang aku urus." Kata Randika sambil mengelus rambut Inggrid. "Sayangnya ini beda Ran." Inggrid menatapnya dengan tatapan yang penuh ketakutan. "Kali ini kamu membunuhnya, keluarga Alfred tidak akan melepaskan kejadian ini." "Dia sudah menculikmu dan mau memperkosamu dua kali. Jika aku tidak membunuhnya, bisa-bisa dia akan mkukannyagi. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadigi." Randika memeluk erat Inggrid. "Jika aku tidak bisa melindungi istriku, suami macam apa aku?" Inggrid merasa tersentuh dengan kata-kata itu, dia hendak membs Randika tetapi Randika menempelkan jari telunjuknya di bibirnya. "Sudah kamu tidak usah khawatir tentang keluarga Alfredgi. Biarkan aku mengatasinya dengan caraku sendiri." Melihat Randika yang penuh percaya diri, Inggrid menganggukan kepnya. Sesampainya di rumah, Ibu Ipah dan Hannah benar-benar senang melihat Inggrid png dengan smat. Ibu Ipah dengan cepat memasak sedangkan Hannah tidak bisa berhenti menangis di pelukan kakaknya. Seth makan mm dan mandi, Inggrid masuk ke dm kamarnya. Dialu disusul oleh Randika. Seth mematikanmpunya, mereka berdua hanya tiduran di kasur. Randika meraih tangan kecil Inggrid dari balik selimut. Namun, dia menyadari bahwa Inggrid tidak bisa berhenti bergetar. "Sayang, kamu masih takut?" Tanya Randika dengan nada lembut. Inggrid mengangguk. Dia membuka mulutnya tetapi tidak mengatakan apa-apa. san karena Randika begitu percaya diri menentang keluarga Alfred karena dia sama sekali tidak tahu sebesar apa kekuatan keluarga aristokrat tersebut. Pengaruh yang dimiliki keluarga Alfred benar-benar telu mengerikan, orang biasa sama sekali tidak bisa mengerti hal ini. Meskipun keluarga Alfred sedang berdiam diri, meskipun Randika memiliki penatua yang menolongnya di Jakarta waktu itu, mash kali ini benar-benar telu serius. Membunuh sh satu keturunannya sama saja menyulut api peperangan. Jika keluarga Alfred memutuskan untuk membunuh Randika, mereka akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk memastikan Randika terbunuh. Inggrid masih tidak bisa sepenuhnya percaya bahwa mash ini akan selesai dengan damai. "Enakan?" Tanya Randika sambil memeluk Inggrid. Merasakan hawa hangat dari tubuh Randika, Inggrid merasa dirinya lebih baikan dan lebih tenang. Seth mengangguk pehan, Inggrid membs pelukan Randika itu. Mm hari ini, Inggrid tertidur di pelukan hangat Randika. ......... Besoknya. Mungkin karena kejadian kemarin telu menakutkan dan menguras energinya, Inggrid benar-benar tertidur lp. Randika terbangun terlebih dulu dan mencium Inggrid di dahinya. Sambil berhati-hati tidak membangunkannya, Randika keluar dari kamar dan turun kentai bawah. "Pagi nak Randika." Ibu Ipah yang melihat Randika turun menyambutnya dengan senyuman. Ibu Ipah sudah merestui hubungan nona mudanya dengan Randika. Sepertinya Randika mempunyai kekuatan yang tidak bisa dijskan dengan logika, oleh karena itu Randika benar-benar bisa diandalkan dm situasi apa pun. "Ibu Ipah masak apa pagi ini?" Tanya Randika sambil tersenyum. "Aku sangatpar pagi ini." "Tenang saja, ibu masak banyak kok hari ini." Kata Ibu Ipah sambil tersenyum. "Aku harap ayam bumbu rujak sama sayur bening yang ibu masak ini cukup untukmu." Mendengar menu sarapannya ini, Randika tidak bisa berhenti meskan air liurnya. Seth kejadian semm, energi fisik dan batinnya benar-benar terkuras. Duduk di meja makan, waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi. Sin Randika dan Ibu Ipah, Hannah dan Inggrid belum pada bangun. Hannah sepertinya sama terkurasnya dengan Randika sehingga tt bangun. Pada saat ini, pagar depan rumahnya tiba-tiba terbuka. Randika yang menyadarinyangsung menatap ke arah pagar. Ada sosok beberapa orang yang berpakaian sedikit unik dan terlihat persis seperti orang-orang yang th dihajarnya di Jakarta. Keluarga Alfred? Randika mengerutkan dahinya dan menyadari bahwa orang-orang ini hendak menerobos masuk. Ketika para bawahan keluarga Alfred ini hendak masuk, tiba-tiba secara bersamaan mereka mengambilngkah mundur. "Tidak ada satupun dari kalian yang bisa masuk ke rumah ini." Kata Randika dengan nada dingin, dialu mengambil satungkah maju. Langkah kakinya benar-benar mantap, membuatwannya itu mengambilngkah mundur. Situasi memasuki jn buntu, kedua bh pihak sama-sama tidak menunjukan tanda-tanda menyerang. Saat para suruhan itu menatap tembok, Randika berkata dengan nada dingin. "Kalian mencariku?" Wajah para suruhan ini menjadi muram, sh satu mereka menjawab. "Apa kau th membunuh tuan muda kemarin mm?" "Jadi kalian adh pengawal milik anakknat itu?" Kata Randika sambil menatap tajam mereka. "Kami adh bawahanngsung milik keluarga Alfred, jika kau membunuh sh satu anggota keluarga mereka maka mash ini lebih besar daripada yang kau duga." Orang tersebut menatap Randika. "Aku sarankan kau datang ke Jakarta dan mengakui perbuatanmu pada tuan besar, atau kau akan menerima konsekuensinya!" Randika sedikit tertawa, sejak kapan keluarga Alfred punya selera humor? "Apa yang akan terjadi ku aku ikut denganmu?" Tanya Randika. "Kau akan menerima hukuman dari tuan besar kami." "Aku rasa hukuman itu akan berat." Randika mendengus dingin. "Ku begitu, apa yang akan terjadi ku aku tidak ikut dengan kalian?" "Hanya ada kematian pada orang yang berani menyinggung keluarga Alfred!" "Ku begitu hasilnya sama-sama mati, jadi buat apa aku ikut dengan kalian? Kalian ini memang bodoh." Wajah Randika menjadi serius. "Kau rasanya butuh operasi otak, kebodohanmu itu sudah tidak tertolonggi. Belumgi kalian th membiarkan tuan muda kalian mati begitu saja. Ku aku jadi kau, aku sudah pasti mengundurkan diri dari pekerjaanmu itu." "Kau!" Beberapa orang sudah merasakan darah mereka mendidih. Sedangkan Randika hanya menguap, "Sudah katakan saja pada bosmu itu bahwa semua kejadian ini bukan shku tetapi sh anaknya yang bejat dan tidak bermoral itu. Lain kali jika kalian mencariku, bel pintu rumahku. Ku kalian menerobosgi seperti ini, aku akan memastikan kalian akan merangkak keluar dari sini." Mendengar kata-kata penghinaan Randika ini, semua suruhan keluarga Alfred ini sudah tidak bisa menahan diri. Beberapa dari mereka sudah maju dan berusaha menangkap Randika! Tetapi Randika tiba-tiba ikut menerjang dan mengulurkan kedua tangannya. Dia berhasil menangkap pergngan tangan dua orang. Sambil meremasnya, Randika mengayunkan kedua orang tersebut hingga mirip angin puting beliung dan melepas mereka hingga terbang dan terbentur di tanah dengan keras. "Serang dia." Pemimpin kelompok ini memerintahkan bawahannya untuk menyerang Randika. Randika kembali berhasil menangkap seseorang danngsung menghancurkan sh satu kakinya hingga tidak bisa berdiri seumur hidupnya. Seth melempar orang tersebut, Randika melompat dan mendarat tepat di tengah 3 orang. Dengan cepat dia menghantam dada mereka dan menendang mereka hingga terpental. Di saat yang sama, Randika menghindari serangan mendadak dari arah bkangnya. Serangan dari pemimpin kelompok ini memang berbeda dengan anak buahnya. Seth menghindar, Randika myangkan pukn yang pada akhirnya dihadang dengan kedua tangan si pemimpin kelompok itu. Lebih dari 10ngkah mundur, kekuatannya benar-benar tidak ada apa-apanya dengan Randika. Takma kemudian, semua orang sudah terkapar kesakitan di tanah dan hanya Randika dan si pemimpin kelompokh yang berdiri. "Aku tidak takut dengan keluarga Alfred." Randika menatap tajam si pemimpin. "Aku ingin kau kembali ke tempat asalmu dan memberi bosmu sebuah pesan : Mau berapa pun kalian mengirim orang, aku akan membunuh mereka semua!" Chapter 188: Rencana Balas Dendam Chapter 188: Rencana Bs Dendam Melihat suruhan keluarga Alfred itu png dengan terseok-seok, Randika kembali ke dm rumah. Pada saat ini Inggrid sedang berjn menujuntai bawah. "Ada apa?" Tanya Inggrid dengan nada serius. "Tidak ada apa-apa, aku hanya habis menghirup udara segar." Kata Randika dengan wajah tersenyum. "Ah Ibu Ipah, apa sarapannya sudah siap? Aku benar-benarpar." Melihat Randika yang mengubah topik, Inggrid masih sedikit penasaran tetapi dia membiarkannya. Seth sarapan, Inggrid dan Randika berangkat bersama menuju kantor. Setibanya di sana, Randikangsung berangkat menujuboratoriumnya dan meneruskan ramuan X. Seth dirinya sendirian, Randika mi merasa cemas di hatinya. Apa yang terjadi semm benar-benar di luar dugaannya. Dia tidak menyangka bahwa Hans akan tiba-tiba kembali ke kota ini dan menculik Inggridgi. Kematiannya benar-benar tidak bisa dihindari, bahkan jika dia harus menyinggung keluarga Alfred. Sudah dapat dipastikan bahwa keluarga Alfred tidak akan melepaskan mash ini begitu saja dan sekarang tujuan Randika adh menyembuhkan dirinya agar dapat bertarung kapan saja dan di mana saja. Jika bukan karena kekuatan misterius dm tubuhnya, Randika bisa mengeluarkan kekuatan penuhnya yang membuat dirinya dijuluki Ares sang Dewa Perang dari 12 Dewa Olimpus. Sayangnya, Randika akhir-akhir ini hanya bertarung dengan para semut. Jika dia bertemu dengan sesama 12 Dewa Olimpus atau dikepung ahli b diri dari daftar Dewa lebih dari 10 orang, mengacu terhadap pertarungannya dengan kloning Bn Kegpan, dengan kondisinya yang sekarang maka semua itu akan menjadi pertarungan yang menyulitkan. Sesampainya diboratorium, timnya dan Viona sudah bekerja. Viona memang masih seorang ahli parfum, tetapi ketika Randika memutuskan bahwa dia perlu mengerjakan ramuan X maka secara otomatis membuat Viona mengikuti dirinya. Hal ini juga sedikit melegakan hati Randika. Terlebihgi, figur tubuh Viona membuat dirinya dankikiin tidak bisa melepaskan mata mereka. Viona memakai rok ketat yang pendek dan sepatu hak sehingga menonjolkan pantatnya. Di tubuh bagian atas, Viona memakai baju kemeja putih yang membuat pakaian dmnya transparan, wajahnya memakai make up yang tidak telu tebal, lipstik merah cerah, dan semua itu ditutup dengan senyuman manis yang mampu membuat para lki ingin menindihnya. Belumgi kaki panjangnya yang mulus tertutupi oleh stocking j itu benar-benar menggoda, sepertinya permainan guru dan murid akan menjadi favorit bagikiki yang ada diboratorium. Vionalu memperhatikan Randika, dia menatap pria idamannya itu dengan tatapan manis dan hati yang hangat. Dia berpakaian sedikit berani seperti ini hanya untuk Randika jadi jika Randika tidak menyukainya maka usahanya ini sama saja dengan percuma. "Vi, tolong ambilkan aku kopi." Kata Randika. Ketika Viona memberikan kopinya, mata Randika sudah bekerja dan menyadari bahwa semua orang masih sibuk bekerja dan tidak ada yang menatapi mereka. Dengan cepat Randika meremas pantat Viona dan tangan satunya menerima kopi tersebut. Viona sedikit terkejut danngsung tersipu malu, Randikalu mengambil kembali tangannya dan menulis di atas kertas. Viona memperhatikannya dan Randika hanya menuliskan satu kata yaitu toilet! Memikirkan artinya, Viona merasa sudah tidak bisa menahan dirinyagi dan tidak sabar bertemu dengan Randika. Melihat Randika berkedip padanya seth dia pergi dari ruangan, Viona terlihat malu-malu. Setidaknya dia harus memberi sedikit jeda biar tidak ada orang yang curiga. Randika senang dengan kemajuan ramuan X serta kemajuan hubungannya dengan Viona. Sementara itu di Jakarta. "Apa?" Ivan, kep keluarga dari keluarga Alfred, mendengarkanporan dari anak buahnya dari balik telepon. Sepertinya seluruh tubuhnya benar-benar terkejut olehporan ini. "ngigi kata-katamu." Nada tidak percaya bisa terdengar dari suara Ivan. "Tuan, tuan muda th mati." Suara anak buahnya itu terdengar pn, dia aslinya segan memberi kabar buruk seperti ini. "Siapa pkunya?" Ivan memaksa dirinya untuk tetap tenang dan bertanya setenang mungkin. "Randika dari kota Cendrawasih." DUAK! Ivan benar-benar marah, dia sudah membanting HPnya dan membanting semua barang yang ada di atas meja. Bahkan sampai meja itu dia banting, rasa kesal di dm hatinya masih belum hng. Ivanlu menendang pot bunga yang ada di sampingnya. "Aku akan membunuhmu!" Semua orang yang ada di dm ruangan tidak berani berkomentar. Pertama kalinya mereka melihat tuan besar mereka marah sedemikian rupa. "Panggil keluarga inti yangin untuk rapat!" Ivan berkata pada anaknya yang ada di samping. Mendengar kata-kata ayahnya ini, diangsung membungkuk dan pergi. Takma kemudian, pertemuan mendadak keluarga Alfred akhirnya dimi. Pertemuan ini bukah yang pertama, ini adh pertemuan mendadak mereka yang kedua yang hanya berjarak beberapa hari. Yang pertama diadakan via telepon karena banyak anggota keluarga inti yang sedang tidak ada di rumah. Yang menjadi persamaannya adh topik mereka yaitu mash mengenai orang yang bernama Randika. "Hans th mati." Ivan menatap pada semua orang yang hadir. Orang-orang yang hadir adh para penatua dan petinggi dari keluarga Alfred. "Apa? Anakmu mati?" "Kenapa bisa? Apa dia dibunuh?" Kabar ini benar-benar membuat mereka semua geram. Hans adh keturunan dari sang kep keluarga, dengan katain dih kandidat penerus kep keluarga dari keluarga aristokrat ini. Jika benar bahwa Hans th dibunuh oleh orang, ini adh penghinaan terbesar yang pernah diterima oleh keluarga ini! Kejadian ini benar-benar menampar wajah keluarga Alfred apab sampai terdengar oleh orang luar, mereka harus memikirkan mash ini dengan serius. Untuk sesaat, darah semua orang mendidih dan ingin menguliti hidup-hidup orang yang th menyinggung keluarga mereka ini. "Orang yang membunuhnya adh Randika, pemuda yang menyerang Hans sebelumnya." Pada saat ini Ivan berbicara kembali seth terdiam sesaat. Dm sekejap, semua orang yang hadir terdiam. Seth kesunyian beberapa saat, seseorang akhirnya angkat bicara. "Orang yang ada di balik Randika itu benar-benar tidak bisa kita singgung." "Tetapi belum pernah ada orang yang berani mengusik keluarga kita sebelumnya." Seseorang membs. "Sejak kapan kita diam dan patuh dengan orangin?" Berbicara mengenai kekuatan yang mendukung Randika dari bkang itu, semua orang di keluarga Alfred benar-benar tidak berani berurusan dengannya. Sepertinya kejadian mereka sebelumnya dengan kakek Randika di rumah keluarga Laibahas itu membuat mereka merasakan teror yang th terlupakan. "Bagaimanapun juga, Randika harus mati untuk menebus dosanya!" Melihat debat keluarganya yang semakin keluar jalur, Ivan mengutarakan pendapatnya. Tatapan matanya benar-benar dipenuhi dengan api kebencian. "Si tua bangka itu memang kuat dan kita tidak bisa apa-apa terhadapnya. Tetapi bn depan akan ada event besar, si tua bangka itu pasti tidak akan punya waktu untuk mengawasi kita, jadi pada saat itu Randika akan mati di tangan kita!" Kata Ivan. Meskipun orang-orang ini tidak tahu event apa yang dimaksud oleh Ivan, mereka tidak berani membantah ataupun berkomentar seth melihat api kemarahan dari dm diri Ivan. Terlebih, jika keluarga Alfred menggunakan seluruh aset dan kekuatan mereka, bahkan dunia pun bisa mereka taklukan. ...... Randika tiba-tiba bersin, sepertinya ada yang sedang membicarakan dirinya? "Vi, tolong ambilkan sampel dintai atas ya." Kata Randika pada Viona. Sma beberapa menit menunggu di toilet, Viona tidak datang dan hal ini membuat Randika sedikit sedih. Sepertinya Viona tidak ingin hubungannya ini ketahuan jadi mungkin Viona berusaha menahan dirinya. Tetapi seth melihat pantat Viona yang melewati dirinya itu, Randika dengan hati-hati meremasnya sekaligi. Viona sedikit terkejut dan tersipu malu, dia sudah tidak bisa menghitung sudah berapa kali Randika menggoda dirinya. Randika makinma makin berani meskipun mereka masih ada di dm tempat kerja mereka dan banyak mata yang mengawasi. Tetapi, sepertinya ketegangan ini membuat Viona semakin terangsang. Pada saat yang sama, ramuan X mengmi kemajuan sedikit. Randika menatap cairan berwarna abu-abu itu di tabung reaksinya. Seth diperiksa, sepertinya ini sedikit lebih baik daripada sebelumnya. Perkembangan ramuan X ini sudah berada di jalur yang benar, ngkah baiknya apab dia masih mempunyai waktu beberapa bn tetapi situasi dirinya ini membuat dirinya tidak punya waktu yang cukup. Seharian ini Randika dan timnya benar-benar sibuk dan pada saat jam makan siang, Randika ingin mengajak Viona makan bersama tetapi dia menyaksikan dengan matanya Viona dibawa pergi oleh teman-temannya. "Vi, ada promo makan 5 gratis 1! Kitangsung cabut!" Temannya itu tidak menerima kata tidak. Lagigi hati Randika menjadi sedih ketika melihat Viona dibawa pergi. Di tengah keterpurukannya, Randika memutuskan untuk makan sendirian karena dia sedang ngidam makan iga penyet. Setibanya di depan restoran, ketika dia hendak membuka pintu, Randika tiba-tiba merasakan seluruh tubuhnya menjadi kaku. Dm sekejap, tenaga dm di dm dirinya bergejk bagaikan tsunami. Energi tersebut hendak mhapnya hidup-hidup dm sekali gerak. Keringat segera membanjiri dirinya dari atas ke bawah. Tubuhnya benar-benar berkeringat sedangkan tubuhnya sendiri kedinginan seperti sedang di kutub utara. Melihat bahwa dirinya hendak lepas kendali, Randika dengan cepat mengambil dan meminum obat yang didapatnya dari kakek ketiga. Sesudahnya obat itu masuk ke dm tubuhnya, iangsung bekerja dengan cepat. Pada saat ini, energinya yang bergejk itu bertemu dengan energi yang berasal dari obat, tsunami tersebutngsung menjadi surut. Whoa! Randika menghembuskan napas dm-dm. Untungnya saja dia berhasil mengendalikan tubuhnya, ku tidak bisa-bisa dia pingsan di tempat ini. Efek samping dari obat ini mi nendang, Randika tidak bisa menahan nafsunya yang mi menguasai dirinya. Setiap perempuan yang dilihat sudah bagaikan perempuan sexy yang mengundang dirinya untuk berhubungan badan. Sambil terhuyung-huyung, Randika berusaha mencari tempat yang teduh dan jauh dari orang-orang. Nafsu birahinya yang besar ini bisa-bisa membuatnya gp mata dan menyerang perempuan. Tanpa disengaja, Deviana sedang di dekat sana untuk mencari tempat makan siang. Melihat sosok yang dikenalnya, Deviana memutuskan untuk menyapa Randika. Tetapi cara berjn dan tangan yang mencengkeram erat dadanya itu, membuat Deviana penasaran apa yang sedang terjadi pada Randika. "Hei, kamu tidak apa-apa?" Deviana berhasil menghampiri Randika dan memegang pundaknya. Ketika Randika berputar, Deviana sedikit ketakutan melihatnya. Wajahnya Randika benar-benar merah dan lehernya sudah berwarna pink. Belumgi, tatapan matanya itu terlihat tajam sekali dan napasnya terlihat berat. "Ran kamu kenapa?" Deviana bingung apa yang harus diakukan. "Apakah kamu" Namun, sebelum dia dapat selesai bertanya, Randika memeluknya dengan kedua tangan. "Ah! Apa yang kamukukan!?" Ketika Deviana hendak melepaskan diri, Randika sudah mencium bibirnya! Dm sekejap Deviana terkejut dan bingung, dia tidak percaya dengan tindakan Randika ini. Meskipun Randika mesum dan pernah merabanya, sebelumnya Randika tidak pernah seperti ini. Kali ini Randika benar-benar memaksa dirinya untuk berciuman. Deviana yang berharga diri tinggi merasa dirinya dilecehkan, dengan cepat dia mendorong Randika. Seth menginjak kaki Randika beberapa kali, akhirnya Randika melepaskan bibirnya dan Deviana memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan dirinya. "Aku tidak menyangka kamu lki seperti ini." Kata Deviana dengan wajah jijik. Chapter 189: Randika Sudah Berubah! Chapter 189: Randika Sudah Berubah! Hati Deviana sudah benar-benar penuh dengan kebencian. Dia awalnya menganggap Randika adh pria mesum dan tidak bisa berhenti bercanda tetapi dia adh orang yang bisa dirinya andalkan kapan saja. Tetapi seth dia merebut ciumannya secara paksa, dia merasa harga dirinya sebagai perempuan th dilecehkan. Bukannya dia tidak mau berciuman dengan Randika, tetapi Randika benar-benar tidak memedulikan perasaannya! Deviana benar-benar marah, sejujurnya dia sendiri tidak tahu kenapa bisa marah seperti ini. Mungkin dia mengharapkan suasana romantis dulu sebelum berciuman? Randika masih bernapas dengan berat, nafsu dm dirinya sama sekali belum mereda. Obat dari kakek ketiganya ini memiliki efek samping yang telu kuat. Pertama kali dia merasakannya, dia bisa meredamnya dengan bantuan Inggrid. Tetapi kali ini, dia benar-benar hampir mkukan tindakan kriminal. "Ah Dev, ini semua sh sangka. Dengarkan penjskanku." Randika sedikit malu. Meskipun dia ini serig, dia adh serig yang elegan dan lembut. Mana mungkin dia berbuat tidak elok seperti tadi? Tetapi serig tetah serig, nafsu Randika sebagai lki memanh kuat dari dulu jadi tidak heran apab dia menjadi gp mata. Tetapi dia yang sekarang sudah berbeda! "Apa memangnya sanmu?" Kata Deviana sambil marah-marah. "Kamu sudah berbuatncang seperti itu dan masih mencari-cari san?" "Dev, kadang mata itu tidak bisa melihat kebenaran yang ada." Kata Randika dengan nada menenangkan. Mendengar hal ini, Deviana makin marah. Js yang diperbuat Randika barusan tidak dia lihat dengan mata minkan dia merasakan lewat bibirnya! Namun yang membuatnya makin marah adh Randika yang masih berusaha membenarkan dirinya, orang ini slu ingin berdebat. "Terserah kamu mau ngomong apa, jangan pernah dekati akugi." Deviana sudah tidak peduli dengan Randika, dia berputar dan berjn pergi. "Ah! Tunggu!" Hati Randika mengepal. Dia sudahma membangun hubungan dengan Deviana jadi Randika tidak ingin hubungannya berakhir begitu saja. Tetapi, tiba-tiba ada mobil yang mju ke arah sisi jn dengan kecepatan tinggi dan mobil itu mengarah ke Deviana! Randika dengan cepat menyadarinya dan hatinyangsung mengepal. "AWAS!" Randika sudah beri sambil berteriak pada Deviana, tetapi semuanya sudah tembat. Mobil itu benar-benar cepat dan sudah berada di dekat Deviana. Meskipun Randika memiliki julukan seorang Ares, dia tetap tidak akan sempat menymatkannya tepat waktu. DUAK! Deviana mendengar teriakan "awas" milik Randika dan menoleh ke arah mobil. Karena jaraknya benar-benar sudah dekat, Deviana sama sekali tidak bisa bereaksi. Dia hanya bisa pasrah dan terpental beberapa meter sepertiyangan. "Dev!" Randikangsung merasakan firasat buruk ketika dia menangkap Deviana yang terpental tersebut. Meletakannya di tanah, Deviana tampak tidak merespon dirinya. Pada saat yang sama, mobil itu berhenti dan orang yang sedang mabuk itu turun dari mobilnya. "Perasaan aku nabrak sesuatu deh." Pandangan orang itu sedikit kabur tetapi ketika dia melihat Randika yang memeluk Deviana, orang ini bergumam pada dirinya. "Sin,gigi harus keluar uang buat orangin." "Ah peduli setan, toh orang itu juga pasti mati. Lebih baik aku pergi sebelum dia menuntut ganti rugi." Pria itu menggelengkan kepnya dan hendak kabur. Ketika dia mau masuk ke dm mobilnya, tiba-tiba pintu mobilnya tertutup. Ketika menoleh, ternyata sudah ada orang di sampingnya. "Bajingan, kau ini nakut-nakuti saja!" Pria ini benar-benar terlihat terkejut. "Sudah pergi sana! Aku masih ada perlu." Namun, nafsu membunuh Randika sudah menyebar dari dm dirinya. Tanpa berkata apa-apa, Randika sudah mencekik orang mabuk ini dan membenturkannya pada mobilnya! DUAK! Hantaman pertamanya membuat darah berkucuran dari dahinya. "Kau berani melukaiku?" Pria tersebut awalnya terkejut ketika tiba-tiba dicekik, sekarang dia benar-benar marah. Tanpa menjawab apa pun, Randika sudah menghantamnya sekaligi. Kali ini, kep pria tersebut membentur kaca jend! DUAK! Meskipun suaranya keras, jend kaca mobil ini sepertinya tidak menunjukan tanda-tanda akan pecah. Para pejn kaki sudah melihati mereka sejak tadi. Ketika mereka melihat Deviana yang terkapar tidak sadarkan diri dan pria itu hendak kabur, perasaan mereka penuh dengan simpati terhadap Randika. Orang yang tidak tahu diri semacam itu memang pantas untuk mati! Orang-orang ini memang membenci orang yang tidak bertanggung jawab dan bertingkah seh hukum bisa dibeli, mereka semua sudah muak! Randika sama sekali tidak berhenti, kali ini kep pria tersebut menghantam pintu. "Aku pastikan kau akan mati oleh seribu jarum!" Meskipun terluka, pria tersebut sama sekali tidak takut dengan Randika. Randika tidak peduli, dia hanya sedikit demi sedikit menambah tenaganya dan menghantamnyagi. Seth hantamannya yang ketujuh, pria tersebut sudah tidak sadarkan diri. Randikalu melempar pria hina itu ke tanah. Kemudian dia segera kembali ke Deviana dan memeriksa denyut nadinya. Melihat adanya harapan, Randika segera menusuk titik akupunturnya untuk menghentikan pendarahan internalnya. Seth itu, dia menggendongnya dan beri ke rumah sakit terdekat! Para pejn kaki ini melihat Randika yang menggendong Deviana dan menawarkan bantuan. "Nak, kau ingin membawa pacarmu itu ke rumah sakit? Naih" Namun, sebelum dia selesai berbicara, Randika sudah beri sekuat tenaganya. Orang itu js terkejut, ternyata pemuda ituri bagaikan angin! Bagaimana bisa orangri secepat itu? Randika sama sekali tidak peduli dengan tatapan heran orang-orang. Dia hanya fokus pada Deviana dan semakinma dia membiarkannya, semakin buruk kondisinya. Dia tidak akan membiarkan perempuan manis dan berharga diri tinggi ini mati! Sepanjang jn, para pejn kaki terkejut ketika angin kencang melewati mereka dan sosok pria sedang beri sambil menggendong perempuan. Kecepatanrinya hampir sama dengan kecepatan mobil, benar-benar luar biasa! Randika benar-benar cemas, dia sama sekali tidak berhenti untuk menarik napas. Dia juga tidak peduli dengan rambulu lintas sambil menghindari mobil dan orang yang menghngi jalurrinya. Randika tidak cuma asal menggendong Deviana dengan kedua tangannya itu. Kedua tangannya secara stabil menyalurkan tenaga dmnya dan melindungi Deviana. Dia baru saja mengecek kembali denyut nadi milik Deviana dan hasilnya tidak bagus. Jika Deviana tidak segera mendapatkan pertolongan, kemungkinan besar dia akan mati! Seth beri sekuat tenaga sma satu menit lebih, akhirnya Randika berhasil tiba di rumah sakit. "Siapapun tolong!" Randika berteriak keras, membuat semua mata tertuju padanya. Para perawat menghampiri dan mengantar Randika ke UGD. Takma kemudian, beberapa dokter datang dan membawa Deviana ke ruang operasi. Randika hanya bisa menunggu di luar dengan hati yang cemas. Seth satu jam belu, seorang dokter menghampirinya. "Bagaimana keadaannya dok?" Randika bertanya dengan cemas. Dokter itu menganggukan kepnya. "Operasi berjn denganncar. Untungnya pasien tiba tepat waktu dan organ internalnya tidak mengmi pendarahan yang parah. Tetapi pasien perlu menginap beberapa hari agar kami bisa mengecek kondisinya lebihnjut." Mendengar bahwa Deviana akan baik-baik saja, Randika menjadi lega. Randikalu pergi menuju resepsionis untuk mengurus prosedur yang ada. Seth membayar biaya operasi dll, Randika segera menuju kamar Deviana berada. Chapter 190: Logika Tidak Masuk Akal Chapter 190: Logika Tidak Masuk Akal Sesampainya di kamar, Deviana nampak berbaring di kasur. Ketika dirinya melihat Randika masuk, Deviana mendengus dingin dan memalingkan wajahnya. Melihat temannya ini masih energik, Randika merasa lega dan berjn menuju sisi kasur. "Masih marah sama aku?" Tanya Randika sambil tersenyum. Deviana sama sekali tidak menjawab, dia masih tidak mau menatap Randika. "Aku akui bahwa aku sh karena menciumnya secara paksa. Aku sepertinya th melukai hatimu. Jadi biar impas bagaimana ku kamu bisa menciumku secara paksa?" Kata Randika. "Memangnya siapa yang mau berciuman denganmu?" Kata Deviana sambil marah-marah. "Oh yakin? Ini penawaran satu kali dm hidupmu lho." Randika tersenyum ketika akhirnya bisa melihat wajah temannya itu. "Kamu yakin tidak mengambil kesempatan ini? Jangan menyesal lho ku nanti aku sudah png." "Kamu ini ya" Deviana mengh napas. Dia sama sekali tidak berdaya apab berhadapan dengan Randika. Sejak awal kali mereka bertemu, dirinya slu dipermainkan oleh Randika. "Dev, aku tidak menyangka kamu berhati murni seperti itu. Bukankah aku pernah sampai merabamu?" Tanya Randika. Deviana kehabisan kata-kata, perkataan Randika itu benar jadi kenapa kok sekarang dia marah? "Itu berbeda." Kata Deviana dengan nada marah. "Apanya yang beda?" Randika nampak bingung. "Pokoknya beda!" Deviana memalingkan wajahnya. Randika mengangguk dan menggeser kursinya hingga bertatapan muka dengannya. "Aku sepertinya paham maksudmu. Maksudmu dulu itu aku memberi peringatan sebelum merabamu sehingga hatimu siap sedangkan hari ini hatimu sama sekali tidak siap begitu?" Kata-kata Randika ini tepat sasaran, Deviana hanya bisa tersipu malu dan tidak menjawabnya. "Aku sedikit tidak paham denganmu." Randika menggelengkan kepnya dan mengh napas. Dialu melihat buah-buahan yang ada di samping kasur. Tanpa berkata apa-apa, dia mengambilnyalu mengupas sebuah apel dengan pisau. "Karena aku tidak memberitahumu ku aku ingin menciummu jadinya kamu marah-marah, seth itu kamu mh tertabrak mobil. Ah." Randika mengh napas. "Semua itu tidak sepadan, aku hampir saja kehnganmu." Seth mengupas dan memotong apel itu menjadi beberapa bagian, Deviana masih tidak mau berbicara. Randikalu menyerahkan apel itu. "Sudah makan apel ini dulu biar enakan, seth itu kamu mau marahgi tidak apa-apa." Deviana memang merasapar, dia memang berniat makan siang ketika bertemu dengan Randika sebelumnya. Melihat apel itu sudah terkupas rapi, amarah Deviana sedikit mereda. Tetapi ketika Deviana hendak mengambil apel itu, Randika segera mengambilnya kembali. "Aku cukup sedih kamu tidak mau memakan apel yang sudah susah payah aku potongin ini." Randika mengambil satu dan memakannya. "Padahal rasanya enak." Mendengar kata-kata Randika itu, Deviana kembali marah dan mengeluarkan suara "Huh"lu memalingkan wajahnya. Randika tersenyum, tangannya kembali mengambil sepotong apel. "Sejujurnya mash ini juga bukan sepenuhnya shku. Memang aku sebelumnya itu gp mata tetapi kecantikanmu itu benar-benar membuatku tidak sadarkan diri. Untuk sesaat aku tenggm dm kecantikanmu itu." Randika memuji Deviana sambil mengakui keshannya, hal ini membuat amarah Deviana sedikit mereda. Semua orang senang apab dipuji, khususnya perempuan yang suka dipuji kecantikannya. "Aku bersyukur bahwa orang yang menepuk pundakku itu kamu, ku tidak bisa-bisa mash ini makin besar." Randika menggeser kursinyagi. Ketika mereka bertatapan, Deviana hendak memalingkan wajahnyagi. Tetapi, ketika dia melihat senyuman Randika itu, di tangannya sudah ada sepotong apel. "Jangan bng kamu tidak mau makan, air liurmu sudah mes." Kata Randika dengan senyuman hangat. Deviana sedikit ragu-ragu awalnyalu dia mendengus dingin. Dia mengambil apel itu dan memakannya. "Apel itu bukan diriku, buat apa kamu mengunyahnya keras-keras seperti itu?" Kata Randika sambil tertawa. "Apel ini adh kamu, aku ingin memakanmu hidup-hidup." Sambil marah-marah, Deviana terus memakan apelnya. "Hmmm kata-katamu itu boleh juga, bagaimana ku seth keluar dari rumah sakit kamu bisa menikmati diriku ini di hotel?" Mendengar kata-kata ini, Deviana sedikit bingung. Kenapa bawa-bawa hotel? Seth berpikir sejenak, kata-katanya tadi memang terdengar erotis! Sambil terbatuk-batuk, Deviana menggelengkan kepnya. "Akhirnya kamu sudah tidak marahgi." Randika tersenyum ketika Deviana memakan apel yang dipotongnya denganhap. "Hah? Siapa bng aku sudah tidak marah?" Deviana tetap mengunyah makanannya. Melihat sikap malu-malu Deviana ini, entah Randika harus tertawa atau menangis. Karakter Deviana memang dewasa tetapi ketika dirinya dipekukan dengan lembut, dia menjadi bingung dan bersikap sok kuat. "Jadi apa yang bisa dkukan pria hina ini untuk membuat perempuan secantik mikat ini menjadi dirinya yang dulu?" Randika duduk kembali di kursinya. "Aku ingin bertanya padamu." Kata Deviana. Bertanya? Wajah Randika terlihat bingung. Untuk sesaat, Randika sama sekali tidak berbicara. Deviana penasaran kenapa Randika sama sekali tidak bicara. Tetapi tiba-tiba, Randika menjentikan jarinya. "Oh! Aku mengerti." "Hah? Mengerti apa?" Tanya Deviana. Tetapi dia melihat Randika tiba-tiba berdiri dari kursinya dan menghampiri dirinya, kedua tangannya dipegang oleh Randika dan wajah mereka sudah berdekatan. "Hei! Apa yang mau kamukukan?" Deviana sedikit ketakutan. "Tentu saja menciummu." Seth berkata seperti itu, Randika menempelkan bibirnya di bibir kecil milik Deviana. Dm sekejap, otak Deviana sepertinya berhenti berfungsi. Seth beberapa detik, serangan lidah Randika benar-benar membangunkan dirinya. Ketika dirinya ingin melepaskan diri, kedua tangannya ditahan oleh Randika. Perawat yang ingin mengantar obat mengintip dari samping dan merasa iri dengan keduanya. Kapan dia akan punya pacar yang seberani itu? Pada saat ini, ciuman mereka sudah bengsung sma 1 menit dan akhirnya Randika melepaskan kuncian mautnya. "Bagaimana?" Tanya Randika sambil tersenyum. "Kali ini aku memberi tahumu sebelum aku menciummu jadi seharusnya kamu tidak marah seperti sebelumnya." "HAH!" Deviana benar-benar marah, logika macam apa itu? Randika duduk di kursinyagi dan mi memakan sepotong apel. "Jika kamu masih bingung, anggap saja ciumanku ini barusan hadiah dari menymatkan dirimu." Kata Randika sambil tertawa. Deviana mendengus dingin, tetapi Randika tiba-tiba berbisik di telinganya. "Aku tahu kamu barusan menikmatinya, jadi jika kamu ingin meneruskannya aku bersedia." "Memangnya siapa yang mau menciummu!" Deviana memalingkan wajahnya sambil membentak di telinga Randika. Randika hanya menggelengkan kepnya sambil berdiri dari kursinya. "Padahal aku tahu kamu menikmatinya." "Siapa yang bng!" Deviana kembali menggigit apelnya. Ketika dia melihat sosok Randika yang hendak pergi, entah kenapa hatinya terasa sakit. Dialu menjt bibirnya dan sensasi bibir Randika masih bisa dia rasakan. Sepertinya dia menyukai sensasi itu. Ah! Apa yang kamu pikirkan Deviana? Bukankah seharusnya kamu marah? Deviana dengan paksa membuang jauh-jauh pemikiran itu, tetapi dm hatinya dia tahu bahwa dia tidak bisa marah dengan Randika. Pokoknya, jika Randika berbuat seperti itugi tidak akan ada kata ampun! Chapter 191: Para Kakek yang Pergi Chapter 191: Para Kakek yang Pergi Seth selesai mengurusi beberapa dokumen mengenai rawat inap Deviana, waktu sudah menunjukan pukul 3 siang. Randika sudah merasa ms balik ke kantor jadinya diangsung png ke rumah. Sesampainya di rumah, Randika bertemu dengan Hannah yang sedang ms-msan menonton TV di ruang tamu. Dm sekejap, mata Randika terbuka lebar karena pakaian yang dipakai oleh Hannah. Bajunya dia gulung hingga di bawah behanya, memperlihatkan pusarnya. Belumgi behanya itu berwarna mencolok sehingga terlihat dengan js. Di saat yang sama,a yang dipakai super pendek hingga Randika tidak bisa membedakannya dengana dm. "Ah kak Randika! Sini kita lihat TV sama-sama." Hannah menoleh dan menyadari Randika yang berdiri melongo, dialu mengundang Randika untuk nonton TV bersama-sama. Bagi Randika melihat adik iparnya jauh lebih seru daripada TV yang isinya sron dan acara tidak jsinnya. Tetapi Randika tetap duduk di sofa dan Hannah masih berpenampn tidak senonoh itu. Bahkan dia mengambil remote TV dengan kakinya! "Han, percuma ku kamu berpakaian sexy gini tetapi tingkahkumu miripki gitu." Mata Randika kembali mennjangi Hannah meskipun dia sedikit jijik dengan tingkahku adiknya itu. Randika benar-benar terpaku pada pusar yang nampaknya sedap itu! "Kak tolong, sepertinya orang yang berpikiran mesum cuma kamu deh." Kata Hannah sambil tersenyum. "Ah? Masa aku di matamu seperti itu?" Randika segera tidak terima. "Memangnya di managi kamu bisa ketemukiki sejati semacam aku?" "Hahaha benar juga. Lakikiin lembeng semua." Hannah tersenyum dan menatap Randika. "Kak, apakah aku sexy?" Randika kembali memperhatikan Hannah dari atas ke bawah, orang bodoh pun mana yang akan berkata tidak? "Iya tetapi kakakmu jauh lebih sexy." Kata Randika, dia merasa bahwa pertanyaan adiknya itu adh jebakan. Hannah merasa marah ketika Randika membandingkan dirinya dengan kakaknya, diangsung cemberut. Randika memperhatikan kaki panjang dan mulus adik iparnya itu. "Han, sepertinya kakimu yang waktu masih sakit, mau aku pijat?" "Pijat?" Hannah menatap Randika dan tersenyum dm hatinya. Sepertinya kakak iparnya ini tidak bisari dari pesonanya. Hannah benar-benar mendambakan kasih sayang dari Randika. "Yahhh.. boleh deh, tapi yang enak mijatnya!" Hannah segera bergerak dan menempatkan kedua kakinya di atas paha Randika. "Tapi jangan minta yang aneh-aneh seth kamu memijatku, aku tahu kakak pasti punya pemikiran yang aneh." Kata Hannah sambil tersenyum. Randikalu memijat kaki mulus Hannah secara pehan. "Han, bagaimana toko bajumu?" Randika bertanya sambil terus memijat, kaki adik iparnya ini benar-benar enak dipegang! "Semuanya berjn dengan baik." Hannah merasa nyaman ketika kakinya dipijat. Tetapi kadang kakak iparnya ini jahil dengan menggelitik kakinya jadi dia sedikit menahan rasa tawanya. "Eh kak, hentikan! Geli tahu, aku ini mudah geli." Hannah merasa kakaknya ini terus menggodanya. "Geli?" senyuman nakal mi naik di mulut Randika. "Kok bisa kamu mudah geli seperti ini?" Seth berkata seperti itu, pijatan Randika jadi ajang menggelitik Hannah hingga meminta ampun. "Kak! Cukup! Hahaha, hentikan! Hahaha" Hannah tidak bisa berhenti tertawa. Randika memperhatikan Hannah yang tidak bisa berhenti tertawa dan memegang erat perutnya itu. Lama kmaan tangan Randika merayap ke paha Hannah. "Sudah kak! Hahaha, cukup! Aku sudah tidak tahan!" Hannah tidak pernah tertawa sebanyak ini sebelumnya. Randika merasa paha adiknya benar-benar enak dan mulus, benar-benar perasaan yang menyenangkan. "Sudah diah, kakak kan cuma memijatmu agar capekmu hng." Kata Randika sambil tersenyum. "Ini sudah bukan pijat, ini sudah penyiksaan!" Hannah tidak bisa berhenti tertawa. Namun tiba-tiba, Randika mi memijat paha adiknya itu. Hannah akhirnya berhenti tertawa, seth tertawa begitu lepas napasnya menjadi terengah-engah. Ketika kakaknya mi memijat pahanya, sensasi nikmat mi menguasai dirinya. Meskipun pahanya ini tergolong besar, semua ini karena dia rajin hraga dan mtih otot pahanya. Melihat Randika tidak berkomentar apa-apa tentang pahanya yang besar, hati Hannah terasa lega. Ejekan dari orang yang disukainya mungkin akan benar-benar melukai hatinya. Sambil mengambil apel dari meja, Hannah bertanya. "Kenapa kakak sudah png? Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Seth menggigit apelnya, Hannah mengunyah dan menunggu Randika menjawab. Tetapi anehnya, kakak iparnya itu hanya menatap dirinya. "Hmm? Kenapa kak? Ada sesuatu di mukaku?" Kata Hannah dengan wajah bingung. "Han, minta segigit ya." Kata Randika sambil menggigit apelnya. "Ah!" Hannah terkejut dan apel yang di tangannya sudah tergigit oleh Randika. Melihat hal ini, Hannah menjadi tersipu malu. Bukannya ini sama dengan ciuman tidakngsung? Randikalu tersenyum. "Han, buat apa mempermashkan hal kecil seperti itu?" Randika dapat menebak isi pikiran Hannah. "Bukankah kita sudah keluarga?" Hannah sendiri masih memproses semua hal ini di otaknya, seth berpikir sejenak, memang hal kecil seperti ini bukah hal aneh di antara keluarga. "Lagip aku sudah tidakpargi." Hannah masih sedikit malu. "Kamu menggigitnya sudah cukup membuatku tidak mau makangi." "Ku begitu apelnya aku makan ya?" Randika menghampiri tangan Randika sambil tersenyum lebar. Melihat wajah Randika yang berdekatan dengan dirinya, Hannah menjadi panik dan ingatannya tentang Randika dan Inggrid berhubungan badan terlintas di benaknya. Apakah kakak iparnya ini berusaha memangsa dirinya? "Ah kak! Jangan dekat-dekat!" Hannah mendorong Randika, dia takut bahwa dirinya akan dipaksa berhubungan badan. Randika bingung, kenapa adik iparnya ini tiba-tiba panik? Sambil memakan apelnya, Randika meneruskan pijatnya dan Hannah menikmatinya sambil menonton TV. Setengah jam kemudian, Randika merasa ngantuk dan naik kentai atas. Seth melihat sosok Randika yang naik, Hannah menghembuskan napas lega. Randika menutup pintu kamarnya dan mengambil HPnya. Ternyata ada panggn tidak terjawab dari kakek ketiga. "Ada apa kek?" Randika terdengar bingung, jarang sekali kakeknya ini menelepon dirinya duluan. "Ran, kakek cuma ingin menyampaikan saja biar kamu tidak bingung. Kakek dan para kakekinnya akan pergi sekitar 1 bn." Kata kakek ketiga. "Mau pergi ke mana kalian?" Randika makin bingung. Kakek ketiganya ini paling sayang dengan kebun obatnya jadi dia hampir tidak pernah pergi dari rumahnya. Belumgi semua kakeknya akan pergi bersama? "Kami mau mencari barang berharga di reruntuhan." Kata kakek ketiga. "Kami akan menginap di tempat itu sma sebn jadi kami tidak bisa dihubungi. Kamu jaga diri baik-baik ya." "Baik kek, kakek jangan khawatir." Jawab Randika. Randika tidak telu mempermashkan hal ini. Lagip, para kakeknya ini memang misterius. Meskipun Randika tahu kakek-kakeknya ini bukan orang sembarangan, dia tidak pernah melihat kakeknya ini memakai seluruh kekuatannya. Randika mengunci pintu kamarnya dan menykan komputernya. Diangsung menghubungi Yuna. Takma kemudian, sosok Yuna tampil di balikyar. Dadanya yang besar masih tetap sama dan kata-kata vulgarnya masih terdengar. "Ran, kenapa sih kamu tidak pernah menghubungiku?" Yuna terlihat sedih. "Hahaha maaf, bagaimana kabar markas kita?" Tanya Randika, dia tidak ingin berbasa-basi. Melihat wajah serius Randika, Yunangsung menjawab. "Markas kita th selesai." Chapter 192: Pergerakan di Balik Kegelapan Chapter 192: Pergerakan di Balik Kegpan Markasnya th selesai dibangun!? Randika merasa bahagia di dm hatinya, hal ini benar-benar kabar gembira. Bagaimanapun juga, pusat dari kekuatannya berasal dari markasnya yang ada di Jepang ini. Mengembangkan dan membuat ramuan X dengan kekuatannya sendiri benar-benar sesuatu yang sulit baginya. Randika mengangguk puas. "Aku sudah mencoba membuat ramuan X di tempatku. Aku akan memberikan detail informasi perkembangannya padamu. Kamu bisa mempjarinya sehingga perkembanganmu lebih cepatgi." "Siap." Yuna terlihat serius. "Bagaimana Bn Kegpan?" Tanya Randika. "Tidak ada kabar." Yuna mengerutkan dahinya. "Seth dia kabur dari Indonesia, dia menyembunyikan dirinya dengan baik. Bawahanku sama sekali tidak bisa menemukan jejaknya di mana pun." "Tetap waspada." Randika dan Yuna berbincang-bincang beberapa saat dan seth membicarakan beberapa strategi, mereka mengakhiri percakapan mereka. Mm harinya, Inggrid png. Randika membantu Inggrid meletakan barang-barangnya. "Hmm? Pasti ada maunya hingga kamu berbuat manis seperti ini." Inggrid senang dengan tindakan kecil Randika ini. Randikalu berbisik di telinga Inggrid. "Kamu akan tahu nanti mm." Wajah Inggridngsung tersipu malu, Hannah yang ada di sampingngsung menggelengkan kepnya. "Kak, tolonh jangan saling menggoda di depanku! Akupar nih, aku makan nanti makananmu." Randika hanya tertawa ketika mendengarnya. Mm itu, dari kamar dintai atas, terdengar suara rintihan perempuan bagaikan suara kucing kawin. Suaranya benar-benar terdengar erotis. Pada saat yang sama, samar-samar terdengar suara lki yang bersemangat. "Terus goyang pinggangmu sayang, sini kubantu sedikit. Ah Mantap sekali sayang, aku keluarin di dm ya!" Hannah samar-samar bisa mendengar rintihan kedua kakaknya itu. Malu dan marah, dia mengeraskan volume HPnya hingga maksimal. ............. Keesokan harinya, Randika membuka matanya dengan perasaan bahagia. Dia menatap Inggrid yang masih bugil tidur ps di sampingnya. Kemarin mm benar-benar luar biasa, teknik yang dia ajarkan sebelumnya th dikuasai Inggrid dengan sempurna. Hal ini membuatnya keluar lebih cepat dan Inggrid bisa menemukan gaya paling enak baginya. Sepertinya Inggrid berbakat di atas ranjang. Turun kentai bawah, Randika bertemu dengan Hannah yang berwajah murung. Wajahnya sepertinya menunjukan dia th begadang semman. Merasa penasaran, Randika pun bertanya. "Han, kamu habis main apa sampai mukamu ngantuk gitu?" "Kakak sendiri memangnya bisa tidur?" Kata Hannah dengan wajah cemberut. "Hah? Js bisa lha, bukannya kemarin mm anginnya enak dan dingin? Kakak tertidur ps sampai-sampai tidak kencing di tengah mm." Kata Randika. "Ya apa mau tidur, suara kalian berdua seperti kucing kawin gitu. Berisik tahu!" Hannah tersenyum pahit, sepertinya dia menginap di sarang cinta kakaknya ini benar-benar keshan. Randika terkejut ketika mendengarnya, dia tidak menyangka suara mereka berhubungan badan akan terdengar sampai luar. "Han, jangan khawatir. Aku jamin suara kita nanti tidak akan sekeras itugi." Kata Randika sambil menahan rasa malu. Hannah hanya mengh napas dan bersiul. "Aku bisa saja tidur bersama kak Inggrid biar bisa tidur ps sih." Melihat ancaman tersembunyi dari adik iparnya itu, Randika sama sekali tidak berdaya. Inggrid benar-benar mencintai adiknya jadi apab Hannah memintanya, bisa-bisa Inggrid tidak akan sekamar sma Hannah ada di sini. Mau bagaimanagi, hubungannya dengan Inggrid sedang panas-panasnya jadi bisa dikatakan sekarang adh masa bn madunya. Tidak ada shnya meluapkan cinta mereka mlui hubungan badan bukan? Seth sarapan, Randika dan Inggrid berangkat kerja bersama-sama. Randika tidak sabar tiba diboratoriumnya, dia perlu mengerjakan ramuan X ini. Dia merasa bahwa dia berada dingkah terakhir untuk menyempurnakan ramuan ini, tetapi dia masih belum menemukan faktor terpenting bagingkah terakhir itu. Jika markasnya yang terdahulu tidak dihancurkan oleh Bn Kegpan dan Harimau, mungkin data dan para peneliti yang sudah mengembangkan ramuan X sejakma itu bisa memecahkan mash yang dia hadapi sekarang. Memikirkan hal tersebut, Randika sedikit merasa sedih. Melihat ramuan X di tabung reaksinya ini, dia masih merasa tidak puas dengan hasilnya. Randika dan timnya sudah mengmi kegagn lebih dari 100x dan masih saja belum dapat menyempurnakannya. Meskipun dirinya dulu ikut dm mengembangkan ramuan X, pengetahuannya tergolong sedikit dan tidak mencakup seluruh form. Seth beberapa jam kerja, Randika masih tidak mengmi kemajuan dan kepnya sudah benar-benar pusing. Pada saat ini, HP Randika tiba-tiba bunyi. Ketika dia melihat nomornya, ternyata itu adh Yuna. "Ran, dari data yang kamu kirim kemarin ada kemajuan." Randikangsung ceria kembali, "Baguh ku begitu, percepatngkah kalian." "Baik, mungkin tidak butuh waktumagi untuk menyempurnakan ramuan X ini." Mendengar hal ini membuat Randika bernapas lega. Dengan adanya ramuan X, dia bisa mengeluarkan kekuatan penuhnya sma persediaan masih ada. Pada saat itu, tidak akan ada orang yang bisa mengancam dirinya! Pada saat yang sama di Jakarta, di kediaman keluarga Alfred. Ivan duduk di kursinya sambil merokok cerutunya dan seseorang berjas hitam berdiri di hadapannya. Orang tersebut terlihat santai dan sh satu tangannya berada di sakuanya. Dia menatap kep keluarga aristokrat ini dengan santai. "Jadi mana uang yang kau janjikan itu?" Tanya pria itu. "Asalkan kau membuktikan kemampuanmu dan menyelesaikan mashku, uang bukah mash." Jawab Ivan. "Serahkan mash itu padaku, tetapi aku butuh jaminan. Beri aku setengahnya sekarang dan setengahgi seth misi selesai." Ivan mengerutkan dahinya, pengawalnya yang ada di sampingnya ikut marah. "Persetujuan yang kita sepakati lewat telepon dulu sudah js, selesaikan misimu dulu baru." Namun, sebelum pengawal itu selesai berbicara, pria misterius itu sudah menghunuskan pisaunya tepat di leher si pengawal. "Sejak kapan semut berani berbicara di depan singa?" Seth berbicara seperti itu, si pengawal itu sudah dia banting dan terlempar hingga menatap tembok. Pengawal ini hanya bisa meraung kesakitan sambil menyesali karena ikut campur dengan urusan atasannya. Sejujurnya dia sendiri tidah selemah itu,wannya saja yang telu hebat. Dia sama sekali tidak bisa mengimbangi kecepatan bergeraknya, tahu-tahu dia sudah terlempar dan menatap tembok. Orang ini kuat! Ivan yang cemberut menjadi sedikit senang, dia dengan cepat mengatakan. "Baih, aku akan membayar setengah." Takma kemudian, pyannya berjn dan menghampiri Ivanlu memberikan HP pada pria misterius tersebut. "Password HPnya adh 5640." Kata Ivan. "Bawa HP itu terus dan ketika waktunya tiba, aku akan meneleponmu." "Dan juga." Ivan menatap tajam pria itu. "Aku tidak ingin kau menghng ataupun tidak mengangkat ketika HP itu bunyi. Seluruh kekuatan keluarga Alfred akan mengejarmu jika kau berkhianat!" "Jangan khawatir, aku tidak akan mnggar janjiku. Telepon saja aku ketika waktunya tiba." Pria itu kemudian pergi dari hadapan Ivan. Ketika orang tersebut pergi, Ivan berkata pada pyannya. "Terus sebarkan perekrutan ini dan carh pembunuh-pembunuh terbaikinnya." "Siap." Pyannya itungsung berjn keluar dari ruangan, meninggalkan Ivan sendirian. "Sebentargi. Sebentargi kau akan mati!" Tatapan mata Ivan benar-benar penuh dengan api kebencian. ........... Randika sama sekali tidak mengetahui gerak-gerik dari keluarga Alfred. Dia masih sibuk bereksperimen dan tidak diragukangi, dia mengmi kegagn. Karena suasana hati yang jelek dan kepnya yang pusing, Randika memutuskan keluar dari gedung dan mencari udara segar. Cahaya matahari benar-benar terasa enak, sambil berjn dia menghirup udara segar ini dm-dm. Membuang jauh-jauh mash ramuan X dan mash hidupinnya, Randika benar-benar menikmati momen sunyi ini sendirian. Tanpa sadar, dia sudah berjn cukup jauh dari perusahaan Cendrawasih. Chapter 193: Makan Siang Bersama Christina Chapter 193: Makan Siang Bersama Christina Randika menelusuri kota ini tanpa memikirkan apa-apa, dia menikmati kesendiriannya ini. Namun tiba-tiba, ada suara yang memanggilnya dari bkang. "Randika!" Ketika menoleh, Randika menyadari bahwa Christinah yang memanggil dirinya. Christina mmbai dengan senyuman manis di wajahnya. Sepertinya dia senang berjumpa dengan Randika. "Benar-benar kebetn." Randika menghampirinya dan membs senyumannya. "Tumben kamu di sini?" Christina bertanya dengan nada imut. "Aku kerja telu keras dan kepku benar-benar penuh, jadinya aku jn-jn untuk menyegarkan diri." Randika menggelengkan kepnya. Hari ini Christina tidak telu berdandan, dia memakai baju kadarnya. Tetapi sosoknya yang seperti ibu rumah tangga ini tidah buruk, Christina pasti akan menjadi istri yang baik kk. "Ku kamu?" Randika balik bertanya. "Aku sedang menemani ibuku bnja." Jawab Christina sambil tersenyum. "Apa? Mamamu juga ada di sini?" Randika terlihat sedikit panik. "Iya." Christina menganggukan kepnya dan melihat Randika yang tiba-tiba menjadi tegang itu. "Ku begitu aku cabut dulu ya, aku ada urusanin." Randika ingin cepat-cepat pergi, dia tidak tahan dengan seribu pertanyaan dan antusiasme ibunya Christina itu. Kekuatan makng seorang ibu benar-benar mengerikan! "Tintin, bantuin mama bawa barangnya. Eh, ada nak Randika!" Namun semuanya sudah tembat, suara ibunya Christina sudah terdengar dari bkangnya. Randika menoleh dan memaksakan dirinya tersenyum. "Ah tante smat siang, aku kebetn ada urusan pekerjaan di daerah ini dan sekarang sudah waktunya untuk kembali. Jadi aku pergi dulu ya." "Aduh ku mash pekerjaan tante tidak bisa berkata apa-apa." Ayu, ibunya Christina, tersenyum pada Randika. "Tapi bukannya kamu sudah janji untuk makan bersama kita? Bagaimana ku kita makan siang dulu, tante akan masak makanan terbaik yang akan pernah kamu makan." "Ah tante tidak usah repot-repot gitu." "Aduh ku demi menantu tante r kok." Melihat ggat Randika, Christina memberanikan dirinya. Dia menggenggam erat Randika sambil tersipu malu. Melihat tindakan Christina ini, Randika menatapnya. Sepertinya perempuan ini ingin dirinya menyetujui undangan ibunya. Randika merasa ragu dan bingung, namun pada saat ini, Ayu sudah memberikan tas bnjanya pada anaknya. Sehingga tangan kirinya Christina memegang tas bnja dan tangan kanannya memegang tangan Randika. "Sudah ngikut saja kamu, enak kok masakan tante ini." Dengan hati yang enggan, Randika menuruti dan berjn sambil berpengangan tangan dengan Christina. Randika mengintip Christina dari sudut matanya, perempuan itu terlihat senang ketika berjn bersama dengannya. Randika benar-benar tidak berdaya, sepertinya kabur bukah pilihan yang baik. Sesampainya di rumah, Ayungsung bersiap untuk memasak. "Tin, kamu duduk dan temani Randika saja. Serahkan urusan dapur pada mama." Melihat ibunya mi sibuk di dapur, Randika sedikit merasa tidak enak. "Apakah mamamu itu tidak butuh bantuan?" "Sudah biarin saja mamaku itu." Christina dengan cepat tertawa ketika melihat wajah sungkan Randika. "Omong-omong, nanti kamu harus membantuku." Seth menaruh barang-barangnya, Christina duduk di sebhnya Randika. "Aku tidak bisa membantumu telu banyak, semua tergantung dirimu sendiri." "Setidaknya tolong beritahu pertanyaan apa yang akan ditanyakannya." Randika tersenyum pahit. Ayu benar-benar memandang dirinya sebagai menantunya, apgi seth dirinya terpegok sedang berciuman dengan anaknya di luar rumahnya. "Seharusnya pertanyaannya tidak telu sulit jadi seharusnya tidak ada mash." Kata Christina sambil berusaha menenangkan Randika. Randika mengulurkan tangannya dan memegang kedua tangan Christina, dialu berkata dengan nada serius. "Kita hanya bisa mlui ini bersama." "Kami ini y banget ya, kita kayak mau pergi perang begini." Kata Christina sambil tertawa. Ayu kebetn mau mengambil piring dan menyadari anaknya sedang berpegangan tangan dengan Randika, hal ini membuat dirinya senang. Dia sangat menyukai calon menantunya ini, dia mengakui kemampuan anaknya mencari calon suami yang baik. "Tin, biarkan Dika makan cemn dulu." Kata Ayu sambil kembali ke dapur. Dika? Dm sekejap, Randika merinding bagaikan berada di kutub utara dan badannya tidak bisa berhenti gemetar beberapa waktu. Bahkan kakeknya tidak pernah memanggil dia seakrab itu. Melihat reaksi Randika, Christina justru tertawa. "Shmu sendiri memanggilku Tintin, jadi ku kamu punya panggn jangan shkan aku." Randika tidak berdaya. "Itu. Tidak sama." Apakah itu bisa disamakan? Bagaimanapun juga, Christina adh anaknya jadi wajar dia memberi nama panggn sedangkan dirinya? Hal ini membuat dirinya pusing. Takma kemudian, Ayu memanggil mereka berdua untuk makan siang. Ketika sesampainya di meja makan, Randika terkejut ketika melihat makanan yang begitu mewah. Hampir ada 10 macam makanan seperti bebek peking, ayam cabe kering, gurame asam manis, lumpia udang dll. Randika sama sekali tidak bisa menahan air liurnya, bau tiap makanan benar-benar sedap! "Ayo, ayo, duduk dan jangan sungkan. Tin, ambilkan Dika sendok garpunya." Ayu mempershkan Randika duduk. Randikalu duduk dan menerima sendok garpu dari Christina, dialu duduk di samping Randika. Randika hanya menatap makanan-makanan lezat ini, karena dia tamu, dia sungkan mengambil makanan duluan. "Tin, ambilkan nasi buat Dika." Kata Ayu sambil menendang kaki anaknya itu. Sambil menahan rasa sakit, Christina mengambilkan nasi danuk buat Randika. Randika sendiri was-was, dia hanya bisa nurut. "Ayo dimakan semuanya ya, tante buat makanan ini susah payah lho." Ayu tersenyum dan ikut menaruh makanan di piring Randika. Wow sebanyak ini? Wajah Randika berkedut, sepertinya ibu satu ini ingin memikat hatinya mlui makanan. Melihat Randika yang kewhan seperti ini, Christina hanya bisa tertawa. Ayulu menatap Randika sambil mengerutkan dahinya. "Kenapa kamu tidak makan? Apa kamu tidak suka dengan masakan tante?" "Ah? Tidak, tidak, masakan tante benar-benar enak." Randika dengan cepat mengambil sendok garpunya dan mi mhap. Dia menyadari bahwa Ayu menatapnya sambil tersenyum, senyuman itu benar-benar mengerikan. "Aduh tante jangan ngeliatin aku gitu terus dong, tante juga ikut makan ya." Kata Randika. Ayu hanya menggelengkan kepnya dan berkata sambil tersenyum. "Dika, bagaimana progresmu sama Tintin? Apa sudah ada kemajuan? Kalian sudah berhubungan badan belum?" Randika yang sedang mengunyah hampir memuntahkan makananannya. "Uhuk, uhuk!" Randika tersedak sedangkan wajah Christina di sampingnya benar-benar merah. Ibu yang satu ini benar-benar tidak tahu kata sungkan! Meskipun kulit Randika sangat tebal, ini masih kh tebal dengan ibu rumah tangga satu ini. Di hadapan wanita cantik, kata "malu" tidak ada di kamus Randika. Tetapi di depan ibunya Christina ini, dia sedikit malu karena pertanyaan yang diajukan slu membahas topik sensitif. Randika merasa kh dan tidak berdaya. "Maaf tante Kami belum sampai ke situ." Randika berusaha menata kata-katanya. Inh san dia ms untuk datang ke rumah ini, bukannya makan mh dia diinterogasi. "Pn sekali hubunganmu! Bukannya anak muda jaman sekarang berhubungan badan seth mereka bertemu?" Ayu mengh napasnya. "Ma" Christina sudah tidak tahangi, kenapa ibunya mh ingin anaknya berhubungan badan sebelum menikah? "Hahaha maaf, maaf, sudah ayo cepat dimakan." Ayu juga sadar bahwa dia tidak boleh menakut-nakuti Randika, ku tidak menantu idamannya ini akan pergi! Biah anaknya mengatur kecepatan hubungannya dengan sendirinya. Randika mengh napas lega di hatinya, akhirnya dia bisa makan dengan perasaan tenang. Ketiga orang ini menggerakan sendok garpu mereka, Ayu tetap sesekali bertanya, Randika terus-menerus menikmati makanan mewah ini dan Christina sendiri makan dengan wajah merahnya. Namun, tiap detiknya slu adauk dan nasi yang dituangkan oleh Ayu di piringnya jadi piringnya Randika slu penuh. "Tante makasih perhatiannya, nanti aku bisa nambah sendiri kok. Nantiuknya habis mh tante tidak dapat apa-apa." Namun, semua ini percuma karena piring Randika tetap penuh sepanjang waktu. Ayu hanya berkata sambil tersenyum. "Dika, kapan kamu akan menikah? Minggu ini atau minggu depan?" Minggu ini atau minggu depan? Alis Randika tidak bisa berhenti berkedut. Bahkan jika dia ingin menikah, waktu yang dibutuhkan tidak secepat itu. Orang normal saja akan menyiapkan acara penting ini dm hitungan bn dan ibu ini ingin dirinya menikah kurang dari 7 hari? Randika sudah kehabisan kata-kata sementara Ayu tidak bisa berhenti bertanya. "Aku harap sih kamu cepat memberikan tante cucu buat ditimang, kamu inginnya anakki atau perempuan? Keringat dingin di dahinya mi keluar. "Tante, aku sama sekali belum pernah membahas ini dengan Christina" "Tidak mash, tidak mash. Lebih baik dibahas secepat mungkin jadi kalian ada gambarannya. Apa kamu mau bantuan tante untuk mengatur pernikahan kalian?" Randika menatap Christina yang diam seribu bahasa di sampingnya. Randika diam-diam menendang kaki Christina, meminta bantuan. Melihat wajah dan tatapan mata minta tolong Randika, Christina tidak bisa berhenti tertawa. "Ma sudah, biarkan kita makan dulu. Nanti seth makan baru kita bicara." Kata Christina. Randika, yang merasa seperti tahanan diinterogasi ini, merasa bahwa Christina hanya mengulurkan waktunya saja, bisa-bisa seth makan dia akan dibombardir lebih dahsyatgi. Seth makan dirinya harus segera kabur! "Baih, baih," Ayu tersenyum dan menatap Randika. "kita makan dulu seth itu kitanjutkan pembicaraan kita tadi." Seth beberapa saat akhirnya acara makan siang ini th selesai. "Sudah kamu duduk saja, biarkan tante yang mencuci piringnya." Kata Ayu. Tetapi Randika dengan cepat mengatakan. "Tante maaf, aku ada urusan kerja jadi harus pergi sekarang." "Lha ngapain buru-buru?" Ayu tidak mau menyerah tetapi Christina mengerti maksud Randika dan berkata dengan nada serius. "Sudah ma, Randikagi sibuk. Dia juga sudah janji akan datanggi." "Iya tante nanti aku datanggi kok. Aku benar-benar perlu kembali bekerja sekarang." Randika menambahkan. "Ku begitu baih, janji lho ya." "Iya tante tidak usah khawatir." Bs Randika. Berjn keluar menuju pagar bersama Christina, Randika menghembuskan napas lega. "Bagaimana rasanya diomeli mamaku?" Tanya Christina. Randikalu berbisik padanya. "Sma kamu mengandung anakku, dia tidak akan pernah mengomelgi." Christinangsung tersipu malu. "Ran serius aku ini." "Hahaha, sudah ya aku benar-benar harus kembali kerja." "Baih, hati-hati di jn." Kata Christina, di dm hatinya dia sebenarnya sedih melihat Randika pergi. Namun, bukannya mmbaikan tangan tetapi Randika memberinya ciuman perpisahan. Christina sama sekali tidak menghindar ataupun menknya, seth mereka selesai berciuman Christina tersenyum manis. Seth selesai makan siang di tempat mengerikan itu, Randika sudah ms untuk kerjagi. Perkembangan ramuan X benar-benar membuatnya pusing jadi lebih baik dirinya mengandalkan Yuna untuk saat ini. Sesampainya di rumah, Randika masuk ke kamarnya dan mengontak Yuna. Tetapi seth menunggu lebih dari 2 jam, Yuna sama sekali tidak masuk ke dm chat video mereka. Randika merasakan firasat buruk. Pada saat ini, tiba-tiba ada seseorang masuk di chat video mereka dan berkata dengan nada yang datar. "Sudahma kita tidak bertemu tuanku." Chapter 194: Perjalanan ke Jepang Chapter 194: Perjnan ke Jepang Bersamaan dengan suara itu, muncul figur seseorang di video. Alis Randika berkedut, Shadow! Benar, orang yang berada di chat video ini adh Shadow. Hati Randikangsung mengepal, bagaimana bisa Shadow mengetahui posisi Yuna yang baru? Tatapan mata Randika mengandung niat membunuh, wajahnya sudah sedingin es. "Di mana Yuna?" "Oh? Bukannya ada pertanyaan yang lebih bagus? Misalnya kenapa bisa aku yang ada di chat ini?" Shadow tersenyum. Menyadari tatapan dingin Randika, Shadow mengatakan. "Ketika aku meninggalkan kota Cendrawasih, rasa sakit dikhkan olehmu itu sungguh amat menyakitkan. Oleh karena itu, aku mendedikasikan hidupku untuk mencari cara untuk bs dendam. Aku juga yakin pasti tuan akan mengirim orang untuk mencariku." Randika tidak membsnya, tatapannya makin tajam dan dia berkata dengan nada serius. "Kau memangyak disebut mata-mata terbaik." "Aku merasa tersanjung dipuji olehmu." Shadow membsnya sambil tersenyum meskipun ekspresinya itu terlihat seperti orang mati. "Biarkan aku melihat Yuna." Kata Randika. "Karena tuan berkata demikian." Shadowlu menggerakan kameranya dan sosok Yuna yang terikat muncul dari balikyar. Mlui video ini, wajah syok Yuna tidak bisa disembunyikan. Sepertinya dia sendiri heran kenapa musuhnya bisa mengetahui lokasi markas barunya ini. Seth beberapa saat, kameranya bergerak kembali. "Seth melihatnya apakah ada permintaan tuan yangin?" Tanya Shadow dengan wajah tanpa ekspresi. Randika sudah dipenuhi dengan aura membunuh. "Kau benar-benar hebat, tidak percuma aku mtihmu secarangsung." "Aku tidak membantahnya." Nada suara Shadow berubah menjadi dingin. "Anak bernama Aline ini apakah bawahan tuan juga?" "Apa kamu juga akan membunuhnya?" Randika bertanya dengan nada dingin. Aura membunuhnya bahkan bisa terlihat dari balikyar. "Tidak, mana mungkin aku membunuhnya." Shadow menggelengkan kepnya tetapi senyuman jahat mi muncul di wajahnya. "Karena dia adh adik Yuna jadi bisa dikatakan bahwa dia adh bawahanmu. Jadi aku akan menyiksanya, membuatnya sekarat dan memohon ampun atas nyawanya,lu aku akan membunuhnya!" "Sepertinya tubuh tuan terlukagi ya? Tuan sampai membuat markas baru untuk membuat ramuan obatmugi." Seth Shadow berkata demikian, tatapan Randika makin tajam. Jika markas barunya ini th ditemukan oleh Shadow, tidak diragukangi Bn Kegpan akan memerintahkannya untuk menghancurkan markasnyagi. Jika ramuan X ini tidak diproduksi, akan sangat sulit baginya untuk mengontrol kekuatan misterius dm tubuhnya. Shadow membungkuk. "Untuk menghormati kerja sama kita dulu, aku sendiri yang akan menghancurkan markas baru kita ini." Aura membunuh Randika sudah tidak bisa diredamnyagi, dengan nada marah dia mengatakan. "Ketika kita bertemu nanti, kau akan berharap bahwa kau tidak pernah dhirkan." "Aku menantikan pertemuan kitagi tuanku." Seth itu Shadow menjentikkan jarinya, dan tiba-tiba, suara jeritan tragis orang terdengar. Suara kaca yang pecah, suara benda jatuh, suara kobaran api bisa terdengar dari balikyar. Kemudian Shadow mengeluarkan pisaunya dan menebas kameranya. Tiba-tibayar komputer Randika menjadi hitam legam. DUAK! Randika tidak bisa menahan dirinya, dia meninju dan menghancurkan komputernya. BEDEBAH! Randika benar-benar membenci Shadow dan Bn Kegpan. Dia tidak sabar menari di atas mayat mereka. Belum pernah ada orang yang berani berkhianat sedemikian rupa pada dirinya. Kalian memang yang pertama tetapi aku akan pastikan kalianh yang terakhir! Seth beberapa saat, Randika berhasil menenangkan dirinya. Sekarang pertanyaan terbesarnya adh apa yang harus diakukan? Yuna dan Aline sudah disekap oleh Shadow, jadi kemungkinan besar mereka berdua berada di markasnya. Sedangkan markas barunya sendiri sudah dihancurkan dan ramuan X masih belum bisa diproduksi. Apakah dia harus menunggu ramuan X buatan tim di perusahaan Cendrawasih baru menymatkan Yuna dan Aline? Seth berpikir dengan serius, Randika memutuskan akan pergi ke Jepang sendirian untuk mencari Yuna dan adiknya sekaligus mencari sisa data ramuan X di markas barunya itu. Memang hal ini sedikit berisiko tetapi Randika tetap harus pergi. Lawannya th menghancurkan harapannya dan menyekap bawahannya, bagaimana mungkin dia bisa berdiam diri? Seth membtkan tekad, Randika dengan cepat memesan tiket pesawat danngsung berangkat ke bandara. Pada saat yang sama, Randika menelepon Inggrid. "Halo?" "Sayang, aku perlu pergi sementara waktu. Tidakma kok, mungkin setengah bn." Kata Randika. Inggrid sama sekali tidak menjawab, kemudian dengan nada lembut Inggrid menjawab. "Ku begitu berhati-hath, jangan lupa membawaku oleh-oleh!" Randika sedikit terharu, Inggrid tidak bertanya apa-apa tentang sannya pergi. Sedangkan perihal oleh-oleh itu, sepertinya istrinya itu ingin dirinya png dengan smat tapi malu-malu untuk mengatakannya secarangsung. "Baih." Sebelum menutup teleponnya, Randika menambahkan. "Aku akan merindukanmu. Aku sayang kamu." Di ruangannya, Inggrid tidak bisa berhenti tersenyum ketika mendengar kata-kata manis Randika ini. Hatinya tidak bisa lebih hangatgi daripada ini. Randika sendiri akhirnya th sampai di bandara dan akhirnya masuk ke dm pesawatnya. Tidakma kemudian akhirnya pesawatnya lepasndas. Randika duduk di samping jend, dia memperhatikan awan putih yang myangyang. Tetapi pikiran Randika masih tetap fokus pada mash Shadow. Shadow sekarang bekerja sama dengan Bn Kegpan dan sangat sulit berhadapan dengan keduanya, apgi mereka memiliki teknologi kloning. Saat dirinya masih berada di dunia bawah tanah, kekuatan Randika bisa tergolong terkuat di dunia. Bahkan dia sampai mendapatkan julukan Dewa Perang. Namun, seth hidup damai dan berhadapan dengan ikan teri sma ini, Randika sedikit takut berhadapan dengan orang yang berada di daftar Dewa ataupun 12 Dewa Olimpus. Lagip, dulu ada seorang wanita berambut pirang di sisinya setiap dia bertarung. Tetapi itu adhin cerita, sekarang dia harus fokus terhadap dirinya sendiri. Di tengah-tengah mmunnya, sepertinya penerbangannya kali ini juga tidak bisa damai. Seth terbang sma satu jam, pesawat sudah jauh berada di atas tanah. Pada saat ini, tiba-tiba beberapa orang berdiri dan berjn menuju bagian VIP. Randika duduk di ks ekonomi jadi dia sama sekali tidak peduli dengan mereka. Seorang pramugari hanya mengira orang-orang tersebut hanya ingin pergi ke toilet dan tidak menghentikan mereka. Namun, dua di antara mereka segera memisahkan diri dan menjaga pintu masuk bagian VIP. Kemudian kedua orang ini berteriak pada semua penumpang. "Pesawat ini sudah kami bajak, kalian semua akan menjadi sandera kami. Jangan bergerak dan jangan coba-coba bertingkahyaknya seorang pawan." Seth mendengar ancaman tersebut, beberapa penumpang menatap kedua orang tersebut. Mereka mencuekinya dan kembali mendengarkan musik. Mereka merasa kedua orang itu sedang mabuk. Si pramugari mengerutkan dahinya dan mengatakan. "Pak, jika Anda bercanda seperti itu terus, aku akan mporkan kejadian ini sebagai tindakan teroris." Kedua pria itu mendengus dingin dan sh satu dari mereka mengeluarkan pistol dari balika mereka dan menembakannya ke kursi yang kosong. DOR! DOR! Mendengar suara tembakan itu, semua penumpang menjadi panik. Pesawat mereka beneran dibajak! "Kalian semua jangan bergerak! Duduk diam dan dengarkan perintah kam!" Kata si pku dengan nada dingin. Pada saat yang sama, teman-temannya mengeluarkan senjata mereka yang disembunyikan di bagasi pesawatlu membidik ke arah penumpang. Chapter 195: Serangan Balik Chapter 195: Serangan Balik Semua orang menjadi panik, beberapa teriak histeris, beberapa berdoa agar dirinya smat, beberapa berusaha mrikan diri ke kabinin. Tetapi semua itu percuma, para pembajak itu sudah mengepung tiap pintu kabin jadi tidak ada jn keluar. "Semuanya tutup mulut kalian!" Teriak sh satu dari mereka. "Ku tidak kami akan mi menembaki kalian satu per satu hingga terdiam. Pada saat yang sama, beberapa anggota pembajak ini mendatangi kabin ks pertama. Tanpa berkata apa-apa, mereka mengeluarkan senjata mereka dan membidik ke arah penumpang. "Jangan ada yang bergerak! Pesawat ini sudah kami bajak!" Teriaknya. Semua penumpang di ks pertama ini terkejut. Sh satu teroris ini melihat seseorang ada yang beri menuju kokpit pilot untuk memberitahu situasinya dan dia berhasil menembaknya sebelum hal itu terjadi. Beberapa penumpang berusaha bertingkahyaknya pawan, pada saat ini, beberapa teroris yang sudah menyamar di tengah para penumpang ks pertama ini berdiri dan menghajar orang-orang yang nekat tersebut. Rencana pembajakan ini sudah mereka siapkan berbn-bn jadi pksanaannya benar-benar sempurna. Tidak butuh waktuma bagi para teroris ini mengontrol situasi kecuali kokpit pilot. Sh satu orang berjenggot menyandera para pramugari, sambil membidik mereka, dia meminta para pramugari tersebut duduk di bagian paling bkang pesawat. Seth mengamankan mereka, pria tersebut membawa sh satu yang paling senior untuk mengikuti dirinya. Mereka akan menuju kokpit pilot. Dm tugasnya di dm kokpit pesawat, pilot dibantu oleh seorang ko-pilot. Sma penerbangan bengsung semenjak pintu terakhir ditutup untuk lepasndas hingga pintu pertama dibuka seth mendarat, pilot dan ko-pilot akan mengikuti jalur-jalur penerbangan yang th didaftarkan dan terprogram mlui bantuan sistem navigasi pesawat serta mengikuti informasi yang diberikan oleh menara kontrollu-lintas di bandar udara maupun petugas pyananlu lintas penerbangan di sepanjang perjnan. Pramugari itu berhenti di depan pintu kokpit dan mengebel pintunya sambil mengatakan. "Apakah kalian ingin minum?" Di dm pesawat, hanya seorang pilot dan wakilnyah yang boleh berada di kokpit pilot. Tempat sakral ini merupakan pusat pengendali pesawat. Jika kapten pesawat itu tidak membukakan pintunya dari dm maka para pramugari ataupun orangin tidak bisa masuk. Oleh karena itu, para teroris ini membutuhkan bantuan pramugari ini untuk membuat si pilot membuka pintu mereka. Sesuai rencana mereka, para pilot itu tidak mencurigai apa pun dan membuka pintu mereka dari dm. Begitu pintu terbuka, tiga terorisngsung menyerbu masuk dan menodongkan senapan mereka. "Jangan bergerak!" Mereka membidik ke arah si kapten pesawat dan wakilnya. Orang yang berjenggot tadi masuk dan berkata pada kedua pilot tersebut. "Bawa pesawat ini ke tempat ini." Bersamaan dengan itu, pria tersebut mengeluarkan peta dan menunjuk ke sebuah pu. Tentu saja, kedua pilot itu menknya. Tetapi, pria berjenggot itu berkata dengan nada dingin. "Jika kalian menk, kami akan membunuh penumpang kalian satu per satu tiap 1 menit." Sh satu teroris mendorong si pramugari tadi masuk ke dm kokpit dan menodongkan senjatanya di kep si pramugari. Sang kapten merasa tidak berdaya. Seluruh proses pembajakan ini berjn dengan cepat, cuma butuh 15 menit bagi para teroris ini mengendalikan seluruh pesawat. Di kabin ekonomi, tempat Randika berada, para teroris ini mengawasi seluruh keadaan dengan tatapan waspada. Pada saat ini, mereka sudah mengetahui bahwa anggota mereka berhasil menguasai kokpit dan mereka ikut senang. Para penumpang pesawat ini sudah was-was dan merasa tidak berdaya. Mereka terus berdoa agar bisa kembali dengan smat, seorang ibu memeluk anaknya dengan erat dan seorang pebisnis terlihat berkeringat dingin di seluruh tubuhnya. Pada saat ini, Randika sudah berhenti mmun dan memiliki kesadarannya kembali. Tiba-tiba pesawatnya sudah dibajak! Sambil mengerutkan dahinya, Randika mengh napasnya. Dia aslinya tidak ingin berurusan dengan para teroris ini tetapi ku pesawatnya dibajak, berarti tujuan mereka akan berubah dan dia sama sekali tidak bisa membuang waktunya. "Benar-benar merepotkan." Randika berdiri, dan dm sekejap, seorang terorisngsung membidiknya. "Siapa suruh kau berdiri?" Teroris tersebut berwajah dingin. "Duduk atau kutembak." "Tunggu sebentar." Randika mengangkat kedua tangannya dan berkata dengan santai. "Bisakah aku mengambil obatku di tasku?" "Aku tidak peduli dengan penyakitmu, duduk atau kutembak!" Teroris tersebut sudah kehngan kesabaran, para penumpang juga melototi Randika dan ikut cemas. Randika hanya tersenyum. "Ku begitu" Sesudahnya tersenyum, sosok Randika menghng bagai ditn asap. Teroris yang berjaga di ks ekonomi iningsung terkejut dan bingung. Di tengah kepanikannya, mereka membidik para penumpang dan mengancam akan membunuh mereka apab Randika tidak menunjukan dirinya. Tetapi pada saat ini, Randika sudah berdiri di depan 2 teroris dan memberikan mereka pukn keras tepat di wajah. Pukn itu benar-benar cepat dan tidak dapat ditahan, kedua orang tersebut hanya bisa terpental dan tidak sadarkan diri dintai. Sh satu dari mereka sudah membidik Randika dan menembak ke arahnya, tetapi Randika lebih cepat satungkah darinya. Randika sudah membengkokan bagianrasnya dan peluru hanya bisa menembak ke bagian atas. "Bedebah!" Pada saat yang sama, dua terorisinnya menyadari kedua temannya sudah jatuh pingsan danngsung membidik senjata mereka ke Randika! Tetapi pada saat ini, Randika menggunakan badan teroris yang di depannya itu sebagai tameng dan semua peluru yang melesat ke arahnya masuk ke dm badan teroris tersebut. Pada saat yang sama, Randika mengambil senapan yang ada di tangan teroris tersebut. Melihat kedua teroris yang menembaknya itu kehabisan peluru, Randika melompat dan menembakkan dua peluru. Kedua peluru tersebut dengan akurat masuk ke dm dahi kedua teroris tersebut. Hanya dm sekejap, Randika berhasil membasmi 5 teroris yang berjaga di ks ekonomi pesawat ini. Para penumpang melihat aksi Randika dengan hati yang mengepal dan mata yang terblak. Bahkan penumpang yang duduk di samping Randika itu sudah tidak bisa menutup mulutnya yang menganga. Randika mengambil senapan serbu para teroris ini dan berjn menuju ks pertama. Mengintip dari balik tirai, ada dua orang yang berdiri di depan tirai ini. Mengandalkan serangan diam-diam, Randika menghantam bagian bkang kep mereka dengan senapannya dan mengakhiri hidup mereka dengan mudah! Di dm kabin ini, beberapa terorisngsung menjadi waspada ketika mendengar suara tubuh jatuh dan melihat sosok Randika yang berjn masuk. Namun, sebelum mereka bisa menembak, Randika sudah membidik mereka dan menembak mereka tanpa ampun! Setiap satu peluru akan bersarang di dahi mereka, benar-benar akurat! Hasil ini membuat Randika mengangguk puas. Sejujurnya, peluru dan senjata api bukan merupakan senjata utamanya tetapi bukan berarti dia tidak bisa menggunakannya. Dia hanya tidak ingin bergantung pada senjata seperti ini. Tetapi ketika dia menggunakannya, cukup satu peluru untuk membasmi satu orang. Semua penumpang ks ekonomi ini sudah melototi Randika dengan tatapan tidak percaya. Pemuda yang datang itu menghabisi para teroris ini hanya dm satu tarikan napas! Sambil mengambil senjata yang baru, yang pelurunya penuh, Randika berjn menuju bagian kabin ks pertama. Di saat dia berjn, para penumpang hanya terdiam. Sepertinya mereka masih tidak tahu apa yang sebenarnya th terjadi. Randika sama sekali tidak peduli, waktu adh segnya bagi dirinya yang sekarang. Chapter 196: Serangan Balik (2) Chapter 196: Serangan Balik (2) Seth mengumpulkan para pramugari di bagian bkang pesawat, para teroris ini membawa seluruh pramugari tersebut ke kabin ks pertama agar dapat mengawasi mereka lebih leluasa. Di kabin orang kaya ini, ada 8 teroris yang berjaga. "Berisik!" Sh satu teroris berteriak pada perempuan yang sedang menangis. Suara tangisnya itu cukup keras dan membuatnya jengkel. Perempuan tersebut terkejut dan mengusap air matanya. "Ku kau menangisgi, aku tidak akan segan-segan membunuhmu." Kata teroris tersebut sambil mengarahkan senapannya ke perempuan tersebut. Semua penumpang yangin sama sekali tidak berkomentar. Beberapa penumpang sudah memancarkan aura kemarahan mereka ketika melihat hal ini. Tetapi, ketika teroris itu menodongkan senjatanya, mereka sama sekali tidak berani untuk bergerak sembarangan. Ku pun mereka berhasil menjatuhkan satu orang ini, masih ada 7 terorisinnya dan itu sudah cukup membuat kabin ini menjadihan pembantaian. Merasakan kekuatan dan kekuasaan yang absolut ini, teroris tersebut berkeliling sambil memegang senjatanya dan mengerutkan dahinya ketika melihat seorang anak kecil. "Kalian berdua cepat berdiri!" Ibu dan anak, yang memeluk ibunya dengan erat, tersebut terkejut. Anak kecil tersebut ketakutan dan mi menangis. "HUA!" Tangisannya yang keras itungsung menggema ke seluruh kabin. Dm sekejap hati ibu tersebut mengepal dan takut akan nasibnya. "Sayang, cup-cup, sudah jangan nangis ya." Ibunya itu dengan cepat menenangkan anaknya yang masih berusia 2 tahun tersebut. Tetapi melihat anak dan ibunya itu sama sekali tidak berdiri, teroris tersebut mendengus dingin dan menarik paksa tangan si anak. "Tidak! Lepaskan anakku!" Sang ibungsung menarik tangan anaknya dan ingin merebutnya kembali. Teroris tersebut memukul sang ibu dengan senapannya hingga berdarah. Ibu yang terjatuh dintai itu berkata sambil menangis. "Ambil saja aku, kembalikan anakku!" Para penumpang yangin sama sekali tidak berdaya, mereka ingin membantu ibu itu tetapi mereka tidak punya keberanian untuk mkukannya. Mereka melihat teroris tersebut mengangkat anak kecil tersebut dan tersenyum jahat sambil menodongkan senjatanya tepat di samping kep anak kecil itu. Semuanya merasa bahwa mungkin ini adh akhir dari anak kecil tersebut. Para teroris yangin sempat geleng-geleng dengan temannya satu itu, mereka memutuskan untuk mencuekinya. Melihat anaknya ditodong senjata, tangis ibu tersebut makin keras dan memohon ampun untuk anaknya. Tetapi pada saat ini, tirai pintu antar kabin terbuka. Beberapa teroris menyadari hal ini dan membidik senjata mereka ke arah tersebut. "Halo!" Randika tersenyum dan menembakan senjatanya. Dor! Dor! Dor! Ketika pelurunya melesat, peluru tersebutngsung bersarang tepat di dahi mereka. Ketiga terorisinnya terkejut ketika mendengar tembakan ini dan berdiri. Yang mereka terakhir ingat adh rasa sakit di dahi mereka ketika tiba-tiba pandangan mereka menjadi gp. Dm sekejap, 7 teroris sudah mati terbunuh dan tinggal seoranggi yang menyekap seorang anak kecil. "Jangan bergerak!" Teroris tersebut menatap Randika dengan kaki yang bergetar. Senapannya sama sekali tidak beranjak dari kep si anak. "HUA!" Tangisan anak kecil itu semakin menjadi-jadi ketika teroris tersebut mencengkeramnya dengan erat. Randika hanya mengerutkan dahinya dan teroris itu berkata dengan nada dingin. "Buang senjatamu atau akan kubunuh anak kecil ini!" Kejadian seperti ini slu menyulitkan bahkan untuk tim kesatuan khusus polisi. Jika kita menuruti dan membuang senjata kita, maka penjahat akan mempunyai kendali atas nyawa semua orang. Tetapi jika kita tidak membuang senjata, sandera akan mati. Hati si ibungsung mengepal, Randika sendiri hanya tersenyum. "Ku aku tidak mau?" "Ku begitu darah anak kecil ini adh dosamu!" Teroris itu tersenyum jahat, tetapi tiba-tiba, dia merasakan hawa dingin dari arah bkangnya. Dia sama sekali tidak tahu kapan orang itu sudah menyelinap ke bkangnya. "Ku begitu aku akan membunuhmu duluan." Randika menggelengkan kepnya sambil mematahkan leher teroris tersebut. Meskipun dia masih belum bisa menggunakan seluruh kekuatannya, kecepatannya masih tidak tertandingi dan hanya beberapa orang di dunia yang bisa mengimbanginya. Lehernya yang patah itu hanya bisa melotot tidak percaya, sejak kapan orang ini sudah dibkangnya. Randika berhasil mendapatkan anak kecil tersebut sebelum teroris itu menibaninya. Tiba-tiba anak kecil itu berhenti menangis dan menatap Randika dengan kedua b matanya yang besar. Anak kecil itu sepertinya bisa memahami bahwa Randika adh orang yang baik dan seketika itu dia mi tertawa. Melihat senyuman anak kecil ini, suasana hati Randika yang muram itu membaik sedikit dan dia hendak tersenyum. Namun pada saat ini, tanpa peringatan apa-apa, anak kecil ini mi pipis! Bajingan! Randika terkejut merasakan air pipis yang hangat di sepatunya dan segera menjauhkannya dari dirinya. Semua air pipis itulu menggenang dintai. Untungnya saja Randika bisa merespon semua ini dengan cepat, sepatunya hanya basah sedikit. Randika mengh napas ketika anak kecil itu selesai mengeluarkan pipisnya. Adegan lucu ini membuat suasana tegang kabin ini menjadi sedikit lebih lepas dan orang-orang mi tertawa. Randika, sambil menggendong anak kecil itu, mengembalikannya pada ibunya. "Terima kasih, aku benar-benar berterima kasih padamu!" Ibu itu tidak bisa berhenti mengucapkan rasa terima kasihnya sambil memeluk anaknya. Semua orang bertepuk tangan pada Randika tetapi Randika sendiri hanya berjn menuju kokpit pilot. Randika berhasil mengamankan seluruh anggota teroris ini tanpa membiarkan mereka memberitahu keadaan mereka pada teman-temannya jadi informasi mengenai pesawat ini diambil alih kembali belum sampai di kokpit. Randika menekan tombol bel di pintunya dan suara bos dari para teroris itu terdengar. "Ada apa?" "Anak buahmu sudah mati semua." Kata Randika dengan santai. "Buka pintunya, ini semua sudah berakhir." Tidak ada jawaban sama sekali untuk beberapa saat,lu si bos itu berkata dengan nada datar. "Yang mati biah mati. Lagip mereka sudah menyerahkan nyawa mereka untuk kemakmuran organisasi kami. Nyawa mereka tetap hidup di hatiku!" Randika membsnya sambil mengh napas. "Buka atau kudobrak." "Hah? Jangan berkata omong kosong seperti itu, jika kau bisa mendobraknya kenapa kau memintaku untuk membukakannya?" Si bos teroris ini sepertinya tidak percaya dengan kekuatan Randika. "Aku akan membunuh kedua pilot ini jika pesawat ini sudah sampai ke tujuan, jadi aku harap omong kosongmu itu dapat menymatkan mereka." Randika menggelengkan kepnya dan meletakan tangannya di pintu. Pintu kokpit ini benar-benar anti peluru dan ledakan, hampir mustahil untuk mendobrak masuk. Di atas pintu, tangan Randika mi menyalurkan tenaga dmnya. Di bawah serangan tenaga dmnya, pintu tersebut seakan-akan sudah tidak kuat menahan kekuatannya dan mi bergetar. Sepertinya pintu itu akan meledak kapan saja. Si bos yang berada di dm terkejut ketika melihat pintu itu bergetar. Masa musuhnya itu bisa mendobrak masuk ke dm sini? Di tengah dia masih berpikir, pintu kokpit ini terjatuh ke bkang dan sosok Randikangsung masuk dengan santai. Melihat sosok musuhnya yang tenang itu, dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan bahkan rokok yang dia hisap terjatuh. Dia sudah pernah membunuh para prajurit terkuat tetapi dia belum pernah melihat musuh yang sekuat ini. Apa dia masih bisa dibng manusia? Chapter 197: Kebimbangan Hati Randika Chapter 197: Kebimbangan Hati Randika Kedua pilot itu sama-sama terkejutnya dengan teroris tersebut. Randika menatap si pemimpin dari para teroris ini dan mencengkeramnya erat di pergngan tangannya. Dia masih berusaha mwan tetapi Randika sama sekali tidak bergeming. Dengan tangan satunya, dia memukul orang itu tepat di wajahnya dan pingsan. Sambil membawanya keluar dari kokpit seperti hewan buruan yang mati, Randika menutup pintu kokpit itu tanpa berkata apa-apa. Kapten pesawat dan wakilnya itu saling bertatap-tatapan tanpa berbicara. Merekangsung mporkan kejadian ini kepada menara pusat dan mengembalikan jalur pesawat mereka menuju Jepang. Randika sendiri sebenarnya ingin melempar para teroris yang hidup itu keluar dari pesawatnya tetapi dia memutuskan untuk mengikatnya. Para pramugari menatap Randika dengan tatapan penuh makna dan kagum. Mereka yang tidak punya suami ataupun pacar merasa Randika adh pria tergagah yang pernah mereka lihat. Mereka bahkan r mkukannya di toilet pesawat ini. Namun, suasana hati Randika masih sama buruknya dengan tadi. Perjnannya ke Jepang ini benar-benar penuh dengan tanda tanya, dia sama sekali tidak tahu bahaya apa yang akan mengintai dirinya. Jadi bermain apgi berhubungan badan dengan para pramugari cantik ini tidak akan membuatnya sedikitpun lega. Duduk di tempatnya kembali, pada saat ini, seorang bule dengan rambut berwarna pirang menatap Randika dengan penuh tatapan penasaran. Rupanya penumpang yang duduk di sampingnya itu sedang pergi ke toilet dan bule iningsung duduk ketika dia tahu bahwa Randika duduk di situ. "Halo." Kata perempuan tersebut dengan Bahasa Inggris. Randika menatapnya balik dan mengangguk. "Halo." "Kamu baru saja menghajar mereka semua sendirian, apa kamu pest Indonesia seperti yang ada di TV?" Perempuan pirang ini terlihat bersemangat. Randika hanya mengangguk. "Wow, aku sangat suka dengan budaya Indonesia kalian ini. Boleh aku tanya-tanya sebentar? Omong-omong namaku adh Serena, sm kenal." "Namaku Randika." Pada saat yang sama, mata Randika sudah memeriksa Serena dari atas ke bawah. Serena tidak shgi merupakan perempuan bule yang cantik dengan dadanya yang cukup besar itu sebagai aset berharganya. Bahkan dia duduk pun, Randika bisa melihat betapa bagusnya figur Serena. Dengan mata birunya, bibir pinknya yang cerah, leher putih yang panjang, membuat perempuan ini semakin cantik. Sayang sekali suasana hatinya sedang tidak bagus jadi Randika tidak bersemangat sama sekali ketika berbicara dengannya. Isi pikirannya hanya penuh dengan Shadow, Yuna dan adiknya. Kali ini dia akan memastikan Shadow hng dari muka bumi ini. Jika dia tidak membunuhnya, Randika sama sekali tidak bisa merasa tenang! Jika Shadow sama sekali tidak bergerak dan terus bersembunyi, maka Randika tidak perlu repot-repot mengejarnya hingga ke Jepang. Kemampuan Shadow dm mengumpulkan informasi sangat membuatnya khawatir, apgi Shadow bisa menemukan markas barunya itu. Bisa dikatakan bahwa Shadow merupakan satu-satunyawan yang bisa mengancam produksi ramuan X miliknya. Serena menatap Randika yang loyo itu, semakin dia menatapnya semakin suka dirinya. Mungkin inh yang dikatakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia mungkin tidak setampan orang-orang dari negaranya tetapi pria ini benar-benar jago berkhi. Otot-ototnya itu benar-benar sesuai dengan idamannya. Serena memakai rok pendek yang menonjolkan paha dan kakinya yang panjang itu, kakinya benar-benar mulus! Namun ketika Randika sama sekali tidak memperhatikan dirinya, dia mi memberanikan diri dan mendekatkan kakinya ke kakinya Randika. Dm sekejap, sensasi aneh ini menjr dari kakinya ke otaknya. Randika menoleh dan melihat senyuman menawan Serena. "Apa kamu punya waktu seth turun dari pesawat ini?" Orang luar negeri memang lebih jujur dan terus terang, tidak seperti orang Indonesia. Ucapan Serena itu sama saja dengan mengajak Randika untuk berhubungan badan ketika mereka sampai di Jepang. Mungkin ini sama dengan pesan singkat para perempuan Indonesia yang mengatakan bahwa orang tua mereka tidak ada di rumah. Meskipun semua ini tidak bisa dijadikan patokan, tatapan dan gerak-gerik Serena js mengatakan bahwa dia sangat terangsang dengan Randika dan ingin meluapkan perasaannya ini dengannya nanti mm. "Maaf, seth turun aku ada urusan." Randika harus menk, namun jika dia bertemu Serena sebelum ini, mungkin toilet ataupun mobil bisa digunakan sebagai sarang cinta mereka berdua. Ketika mendengar penkan Randika, Serena tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak menganga. Dirinya yang sexy ini ditk? Apa dia buta? Serena tidak menyerah, sekarang kakinya mi digesek-gesekannya dan tubuhnya sudah menempel dengan Randika. "Tidak mash ku kamu tidak bisa mm ini, tinggalkan aku nomormu dan kita bisa mnjutkan hubungan kita ini kapan saja." Kata Serena sambil menggesek-gesek putingnya Randika. "Hahaha." Randika hanya bisa tertawa pahit sambil merasakan rangsangan Serena ini. Meskipun dia menyukainya, Randika benar-benar tidak bisa mengalihkan perhatiannya untuk hal yangin. "Hei, apa aku sejelek itu?" Serena melihat Randika dan kedua dadanya mi bergerak naik turun di lengannya Randika. Menatap Serena yang begitu bergairah, Randika mi luluh. "Kamu sungguh wanita yang cantik dan menawan, tetapi aku benar-benar sedang tidak kepingin mkukannya hari ini." Kata Randika sambil tersenyum pahit. Namun, tangan kanan Serena mi berenang di seluruh tubuh Randika. "Aku akan memberikanmu kenikmatan yang belum pernah kamu rasakan." Serena, bagaikan kucing yang tidak mau meninggalkan majikannya, berbisik di telinga Randika dan berharap membuatnya terangsang. "Mau itu S&M, 69, wax, apa pun yang kamu suka akan kitakukan mm ini. Untuk mm ini aku adh budakmu." Godaannya ini benar-benar berat, Serena benar-benar tidak tahangi! Mendengar semua ini, Randika mi bimbang. Kenapa perempuan ini begitu berani dan menggoda? Tangan kanan Serena berhenti di dada Randika. Merasakan otot kerasnya dari balik bajunya, Serena makin tidak sabar. "Ku kamu ingin aku menn ataupun keluar di dm aku tidak mash." WOW!! Randika sudah berteriak bahagia di dm hatinya, perempuan bule memang tidak kenal sungkan. Dia mi menimbangkan kemungkinan tidur dengan Serena. Serena tidak berhenti di situ saja, dia mi duduk di pangkuannya Randika. Sambil membuka kancing bajunya dan memperlihatkan dadanya, tangan kanannya mi bergerak menuju balika Randika. Randika sama sekali tidak berbicara ataupun menknya, dia hanya menikmatinya. Tetapi pada saat ini, penumpang yang duduk di sebhnya kembali dari toilet. "Hei, sedang apa kalian!" Perempuan paruh baya ini cukup terkejut ketika dia kembali ke tempat duduknya. Anak muda jaman sekarang benar-benar berani! Rasa kagumnya pada pemuda yang th menymatkan pesawat iningsung jatuh ke dasar. Sepertinya semua pria sama saja. "Maafkan kami." Kata Randika dengan cepat sambil menutup kancing baju Serena. Ketika Serena melihat orang itu datang kembali, mau tidak mau dia harus pergi. Berjn menuju tempat duduknya dengan wajah sedih, Randika dengan cepat menangkap tangannya. "Akan kuberi nomor HPku." Ketika mendengarnya, Serenangsung ceria kembali. "Ku begitu mm ini kita bertemu di hotel?" Randika hanya tersenyum. "Lain kali ya, aku benar-benar sibuk seth ini." Meskipun sedikit kecewa, Serena tetap bahagia. Bagaimanapun juga, dia berhasil mendapatkan nomornya dan bisa mengontak ketika dirinya terangsang. Dia tidak sabar hari di mana dia akan tidur dengan pria idamannya itu! Chapter 198: Sambutan Meriah Chapter 198: Sambutan Meriah Beberapa jam kemudian, akhirnya pesawat mereka berhasil mendarat di ibukota Jepang yaitu Tokyo. Sesudahnya mereka turun, Serena memberi ciuman panas pada Randika agar dia tidak melupakan dirinya. Seth itu mereka berdua berpisah sambil tersenyum. Randika berjn ke pintu keluar dan ketika dia melihat para polisi yang berbaris di pintu keluar, dia merasakan firasat buruk. Dia mengerutkan dahinya, dia merasa bahwa para polisi ini sedang berjaga dan menunggu dirinya. Perasaan ini benar-benar muncul tiba-tiba, ini semacam bentuk sinyal bahaya seth hidup bertahun-tahun di tengah bahaya. Sangat misterius tetapi nyata. Semacam firasat seperti ini th menymatkan dirinya berkali-kali. Namun, seth berpikir sejenak sepertinya firasatnya ini telu berlebihan. Randikalu meneruskan perjnannya menuju pintu keluar dengan wajah yang santai. Namun, tiba-tiba dua polisi menghampirinya. "Namamu Randika?" Polisi tersebut mengeluarkan kertas berisikan gambar dan nama dirinya. Beberapa polisi sudah mi mengepungnya dan mengeluarkan borgolnya. "Apa shku?" Randika bertanya dengan bahasa inggris yang fasih. "Markas th mapkan Anda sebagai buronan." Polisi itu tidak kh fasihnya dengan Randika meskipun Jepang terkenal memiliki Bahasa inggris yang cukup jelek. "Anda sebaiknya menuruti kami dan tidak memiliki pemikiran yang aneh." Randika mengh napasnya dan menatap para polisi yang mengepungnya. Sambil tersenyum dia mengatakan. "Bukannya atasanmu seharusnya sudah memperingati kalian supaya membawa orang lebih?" Sesudahnya Randika berkata demikian, tidak lebih dari 1 detik, Randika mengulurkan tangannya dan semua polisi tersebut terpental satu per satu. Polisi yang mencegatnya pertama kali sudah meringkuk kesakitan sambil memegangi poster buronannya. Seth membereskan mereka semua, Randika melompat bagaikan kelinci dan beri menuju pintu keluar! Sepertinya rencana dirinya untuk datang ke negara ini sudah sampai di telinga Shadow. Sesampainya dia mendarat, para polisi sudah mengepung seluruh bandara. Randika benar-benar meremehkan kekuatan yang dimiliki Shadow dan Bn Kegpan. Sepertinya mereka sudah menguasai seluruh Jepang. Ku tidak, mana mungkin mereka bisa mengerahkan polisi dan mengepung dirinya sesaat dia mendarat? Dm situasi seperti ini, biasanya akan berakhir dengan akhir yang buruk. Jika diperumpamakan sebagai permainan catur, Bn Kegpan sudah memegang kendali permainan ini sejak dia mendarat di Jepang. Sekarang tergantung Randika, jn dan cara apa yang akan dia tempuh akan menentukan akhir dari game mereka ini. "Tersangka kabur." Sh satu polisi yang terkapar mengeluarkan HT-nya sambil mengeluarkan pistolnya. Dia membidik dan menembak Randika yang sedang beri! Dor! Dor! Polisi tersebut mengeluarkan beberapa tembakan tetapi semua tembakannya sama sekali tidak menyentuh Randika. Suara tembakannya ini membuat semua orang menjadi panik, semuanya miri semburat. Para polisi yang baru tiba dan melihat Randika yang hendak kabur, semuanya mi mengeluarkan pistol mereka dan membidiknya. "Berhenti atau kami akan menembak." Namun, Randika sama sekali tidak memedulikannya. Tertangkap oleh mereka berarti sama saja dengan jatuh di tangan Bn Kegpan. Apab itu terjadi, nyawanya benar-benar akan habis. Jadi satu-satunya jn adh membuka jn yang penuh darah! Para polisi berusaha menahannya tetapi mereka ditendang Randika dengan begitu mudah. Sesudahnya membereskan beberapa polisi, masih banyakpisan pertahanan. Beberapa menembakan senjatanya dan Randika menghindarinya. Di saat yang sama, matanya menganalisa situasi yang dia hadapi. Sepertinya Bn Kegpan tidak main-main demi menangkap dirinya, orang itu mengerahkan seluruh polisi di Tokyo untuk menangkap dirinya. Berdasarkan penglihatan Randika, hampir semua tempat penuh dengan polisi. Mau itu di lobi, parkiran, tempat makan bahkan pintu keluar, semuanya penuh dengan polisi. Namun, Randika sama sekali tidak takut dan menerjangngsung ke arah kerumunan polisi. Dor! Dor! Dor! Suara senjata meletus beberapa kali, Randika bergerak bagaikan angin dan menghindari semua peluru yang menuju dirinya dan menerjangngsung ke arah mereka! Tangan kanannya mengepal dan menghantam wajah seorang polisi, dm sekejap dia terpental dan menabrak rekan-rekannya. Randika berputar dintai dan meloncat untuk menghindari terjangan polisi yang menyerangnya dari bkang. Saat dia mendarat, dia myangkan sebuah pukn yang membuat polisi itu pingsan. Di saat yang bersamaan, Randika berhasil mengambil senjatanya sesaat seth polisi itu hendak tumbang. Melihat aksi Randika yang bagaikan hantu tersebut, para polisi ini menggunakan taktikutan manusia untuk menangkap Randika. Randika beri, melompati mereka, menggunakan mereka sebagai pijakan dan sekarang pintu keluar sudah ada di depannya! Namun, tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Sudahma dia tidak merasakan perasaan seperti ini, situasi seperti ini, sama seperti sebelumnya, adh bentuk dari insting yang terasah seth hidup di tengah bahaya. Tanpa berpikir panjang, Randika berputar di udara dan jatuh tepat di tengah-tengah kerumunan polisi. Pada saat ini, suara tembakan yang membahana terdengar. DOR! DOR! DOR! ....... Lebih dari 20 tembakan th ditembakan dari jarak yang jauh dan tinggi, menembus udara, melewati kerumunan dan mengarah pada Randika! Bn Kegpan memang luar biasa, bukan hanya polisi tetapi dia juga menggunakan jasa penembak jitu! Terlebih, para penembak jitu ini berpencar dan memiliki jalur tembakan yang berbeda-beda jadi menghindarinya sedikit sulit. Untungnya, pada saat ini, Randika sudah mendarat dintai dan, bergerak bagaikan angin, dia beri berkelok-kelok untuk menghindari semua peluru yang menuju dirinya! Dia berhasil mengk dari semua peluru dan untuk peluru yang terakhir, karena dia tidak sempat menghindarinya, dia menembakan senjata yang dia bawa dan peluru mereka bertemu di udara. Randika menatap dingin seluruh penembak jitu yang tersebar itu. Bn Kegpan benar-benar menyiapkan sambutan yang luar biasa! Saat Randika mi beri kembali menuju pintu keluar, semua polisi itu berusaha mencegahnya. Pada saat yang sama, saat dia beri, pistol yang ada di tangannya mengarah ke atas. Peluru yang Randika tembakan mengarah tepat ke sh satu penembak jitu. Penembak jitu tersebut sedang sibuk mencari sudut untuk menembak mati targetnya. Namun, dia tiba-tiba melihat sebuah peluru menuju dirinya. Gawat! Namun reaksinya benar-benar tembat, peluru sudah bersarang di kepnya. Randika benar-benar cepat, tidak butuh waktuma untuknya menghabisi para polisi yang berusaha mencegatnya. Sesaatnya dia sampai di gerbang pintu keluar, Randika disambut oleh hujan peluru dari para penembak jitu dan polisi. Para polisi yang berlindung di balik mobilnya itu menembak secara membabi buta. Namun, seth menghabiskan seluruh pelurunya, mereka menyadari bahwa sosok targetnya th menghng! Apa yang terjadi? Semua orang terkejut, dan pada saat ini, suara jeritan terdengar. Para polisi itu menoleh satu per satu dan menemukan bahwa Randika sudah berada di bagian paling bkang dari mereka. Seth memukul pingsan si polisi, Randika masuk, mengambil mobil tersebut dan kabur dari situ. "Tangkap dia!" Para polisi itu segera masuk ke dm mobil mereka masing-masing sambil menembaki mobil yang dikendarai oleh Randika. Chapter 199: Azumi Bar Chapter 199: Azumi Bar Tetapi semua usaha para polisi itu benar-benar tembat. Randika memilih mobil di barisan paling bkang karena dia bisa kabur dengan cepat, sedangkan para polisi itu masih ada yang sibuk menembak ataupun menunggu perintah dari atasan mereka. Jadi Randika memiliki awal yang bagus dan mobilnya mju kencang, meninggalkan para polisi itu. Dia juga tidak segan-segan menabrak mobil yang berusaha mencegatnya. Para polisi akhirnya sudah masuk ke mobil mereka masing-masing, aksi kejar-kejaran th dimi! Mobil polisi di paling depan mju kencang dan meliuk-liuk sedangkan mobil polisiinnya berusaha mengejar ketertinggn mereka, hal ini cukup membuat masyarakat pada bingung. Randika mengendarai mobilnya dengan wajah serius dan tangannya memegang erat kemudinya. Bahkan mobil polisi pun bisa dia ubah menjadi mobil bp. Benar-benar cepat, lincah dan tidak kenal takut. "November 89 ke markas, November 89 ke markas, kami sedang mengejar tersangka. Kirim bantuan ke jn Ibara dan tutup jnnya." "Dimengerti November 89, bantuan segera datang." Pemimpin dari unit ini th mengontak markas untuk meminta bantuan sambil unitnya terus membuntuti Randika dari bkang. Meski merasa malu karena target berhasil kabur, fokus utama mereka adh menangkapnya jadi mengepungnya dari depan adhngkah paling tepat. Randika mengerutkan dahinya, prioritas utamanya adh lepas dari kejaran para polisi ku tidak maka dia tidak akan pernah bisa menyelidiki markas barunya itu. Ketika mobil Randika mju dengan cepat menuju perempatan, dari arah kiri dan kanannya sudah terlihat mobil polisi yang siap menabraknya dari samping. Randika menyadari ini lebih awal dan menyebarkan tenaga dmnya. Tiba-tiba, mobilnya menjadi mengg dan suara mesinnya jauh lebih keras. Pada saat mobil polisi itu hendak menabraknya dari samping, Randika berhasil mju di tengah-tengah mereka. Alhasil, kedua mobil polisi itu saling menabrak dan membuat jnan tertutup total. Pada saat ini jarak antara Randika dan mobil para polisi semakin jauh dan jauh. "BAJINGAN!" Pemimpin unit polisi ini merasa kesal dengan bawahannya yang tidak kompeten itu. Meskipun mereka mengejar sekarang, jarak mereka sudah telu jauh dan menyingkirkan dua mobil yang ringsek itu juga bukah hal yang mudah. Harapan satu-satunya adh bantuan yang dikirim markas atau target mereka akan kabur. Pada saat ini, HT miliknya tiba-tiba berbunyi. "Masuk November 89, target berhasil lolos dari pengepungan." Pemimpin unit itu membanting HT miliknya. Setengah jam kemudian, mereka semua berkumpul di samping sungai. Pemimpin unit itu mengerutkan dahinya ketika mendengarporan dari bawahannya. "Jadi maksudmu orang itu lepas kendali dan jatuh ke dm sungai?" Dia melihat mobil polisi yang mengapung di tengah sungai. Saat ini dia tidak punya pilihan sin menyuruh anak buahnya menyelidikinya dan kembali ke markas. Sedangkan Randika, dia sudah berada di sebuah rumah tak berpenghuni. "Bn Kegpan sepertinya sudah menguasai Jepang, jika aku tidak menyusun siasat bisa-bisa berikutnya aku tidak seberuntung ini." Randika berpikir sambil mengeluarkan jarum akupunturnya. Jarum tersebut dia tusukan di wajahnya! Ajaibnya,ma kmaan wajah Randika berubah sedikit demi sedikit. Seth beberapa saat, penampn Randika benar-benar berubah total. Kecuali rambutnya, wajahnya berubah seperti orang Eropa. Namun, keajaiban ini tidak bisa bengsungma jadi dirinya harus berhati-hati. Seth selesai berubah, dia mengambil kembali jarumnya dan berjn menuju pusat kota. ...... Mm hari di Tokyo benar-benar seperti karnaval,mpumpu di jn benar-benar terang. Banyak perempuan cantik yang berkeliaran di ibukota Jepang ini. Sejujurnya, baik di dm negeri maupun di luar, trik mendapatkan perempuan berawal dari keberanian. Tidak peduli kau kaya atau tidak, ganteng atau tidak, yang diperlukan pertama adh keberanian untuk mengawali pembicaraan. Bahkan, aslinya perempuan itu ingin dikejar. Azumi Bar. Bar ini terdapat di bagian stan kota Tokyo, bangunan ini sudah cukup tua. Terlebih, pemilik dari tempat bar ini adh perempuan. Perempuan yang memiliki bar bukah perempuan sembarangan. Di sini kita bisa mendapatkan narkoba ataupun jasa hubungan badan. Bahkan, jika kita tidak punya malu kita bahkan bisa bercumbu di bkang parkiran. Azumi Bar mempunyai bagian hitam dan putihnya. Bagi siapapun yang berani berh maka mereka akan dihajar dan dibuat cacat sehingga tidak bisa datang kembali. Bisa dikatakan bahwa polisi sama sekali tidak mengurus kejadian yang terjadi di bar ini dan bahkan mereka sudah dibayar agar tidak ikut campur. Oleh karena itu, Azumi Bar benar-benar tempat spesial di Tokyo. Tentu saja, jika kita tidak mengenal Tokyo maka kita tidak akan mengenal Azumi Bar. Berjn masuk ke dm bar, suara musik yang keras dapat terdengar hingga luar. Dintai dansa, semua orang berdansa dengan liar dan para perempuan berpakaian sexy dan longgar. Di sudut-sudut bar, terlihat ada beberapa pengawal berbadan kekar. Bartender di bar ini sibuk myani tamu-tamu yang mabuk ini dan akhirnya dia memiliki kesempatan untuk menarik napas ketika semua orang sibuk berdansa. Namun, seseorang tiba-tiba duduk di depannya. "Satu Frost bir." Kata pria tersebut. Bartender tersebut mengambilkan botol birnya dari kulkas dan menyerahkannya pada pria tersebut. Ketika dia hendak pergi, kata-kata pria tersebut membuatnya berhenti berjn. "Aku mencari nona Azumi." Kata pria itu dengan suara pn. Bartender itu menoleh dengan wajah terkejut. "Siapa kamu?" Terlihat bahwa bartender itu menjadi waspada. "Kau tidak perlu mengerti siapa aku, aku cuma ingin bertemu dengan Azumi." Pria tersebut memakai topi jadi si bartender tidak bisa melihat muka orang itu dengan js. "Nona Azumi tidak ada di sini, bahkan jika dia ada, aku ragu kau bisa menemuinya." Bartender itu mi menggosok gsnya dengan kain bersih. "Nona Azumi beda dengan kita, dia slu sibuk." "Jika kau memberitahu namaku, aku yakin dia sendiri yang akan datang untuk menemuiku." Apa? Secercah rasa tidak percaya melintas di tatapan mata si bartender. Memangnya siapa orang ini? Pada saat ini, dua pengawal berbadan besar menghampiri mereka. Si bartenderh yang memanggil mereka dan dia memberikan sinyal pada mereka. Kedua pengawal ini mengangguk dan berdiri di samping Randika. "Maaf aku tidak bisa mkukannya. Kau harus minta tolong pada mereka berdua." Kata si bartender. Si bartenderlu mengambil uang yang Randika taruh di atas mejanya dan pergi. Pada saat ini, sh satu pengawal tersebut berkata pada Randika. "Kau ingin bertemu dengan nona Azumi?" Orang berbadan kekar ini duduk di samping Randika dan menatapnya dengan seksama. Untungnya Randika sempat bjar Bahasa Jepang ketika dia masih bersama Yuna jadi dia mengerti apa yang dimaksud oleh orang ini. Tetapi, dia sama sekali menghiraukannya dan menegak birnya. Pengawal tersebut mengerutkan dahinya. "Apa maumu?" "Bawa dia kemari." Kata Randika dengan santai. Kedua pengawal ini saling menatap satu samain dan mendengus dingin. "Nona Azumi bukan perempuan murahan yang kau bayangkan." Pengawal tersebut tertawa. "Ku kau terus bercanda seperti ini, maka aku terpaksa mengusirmu keluar." Pengawal tersebut hendak mengambil botol birnya Randika dan ingin melemparnya untuk menakut-nakutinya, tetapi saat tangannya hendak meraih, tangannya th digenggam erat oleh Randika dan sama sekali tidak bisa bergerak. Orang ini terkejut dan hendak melepaskan diri tetapi tangannya sama sekali tidak bisa bergerak. Mau sekeras apa pun dia berusaha, dia sama sekali tidak bisa menggerakannya. "Jangan pernah menyentuh barang milik orangin sembarangan, tanganmu bisa hng." Kata Randika dengan suara pn. Kemudian dia melepaskan genggamannya dan pengawal itu mengambilngkah mundur beberapangkah. Pada saat ini, tatapan kedua pengawal itu berubah menjadi serius. Pengawal yang tangannya kesakitan itu berkata dengan nada serius. "Buat apa kau ingin bertemu dengan nona Azumi?" "Kalian tidak perlu tahu." Kata Randika dengan santai. "Kau sudah sinting, kau tidak tahu hukum apa yang beku di sini." Pengawal itu mendengus dingin. "Aku akan menghajarmu atas nama nona Azumi!" "Ikan teri macam kalian tidak bisa apa-apa." Kata Randika. Dari awal hingga akhir, Randika sama sekali tidak menggerakan kepnya dan memegangi botol birnya dengan santai. Pada saat ini, pengawal tersebut sudah mengepalkan tangannya dan myangkan tinjunya. Randika sama sekali tidak menoleh, dia hanya mengangkat tangan kanannya dan menghentikan puknwannya itu di tengah udara. Dia hanya mendorong orang itu hingga beberapangkah. Randika akhirnya meletakan botolnya dan menoleh ke arah si pengawal sambil berwajah sinis. Si pengawal itu makin marah ketika melihat wajah Randika yang seperti itu. Randika masih duduk di kursinya, dialu mengulurkan tangan kanannya dan memberi sinyal padawannya itu untuk menyerangnya. Kedua pengawal tersebut menerjang maju dari kedua sisinya. Mereka berdua sudah myangkan tinjunya. Namun, Randika yang sudah menyebarkan tenaga dmnya itu masih bersikap tenang. Duawan satu bukah hal yang merepotkan baginya. SI bartender sudah berdoa dm hati untuk pengunjungnya itu. Tetapi apa yang terjadi berikutnya benar-benar di luar dugaannya. Chapter 200: Informasi Chapter 200: Informasi Tangan kiri Randika berhasil menangkap pergngan tanganwannya yang di sebh kiri dan membantingnya. Sedangkan tangan kanannya berhasil menangkap tinjuwannyalu tangan kanannya sendiri berubah menjadi tinju dan menghantamnya persis di dadanya. Sambil menahan rasa sakitnya, kedua orang tersebut menatap Randika yang masih duduk dengan tenang seh-h tidak terjadi apa-apa. Namun, suara keras tersebut berhasil menarik perhatian semua orang termasuk pengawal yangin. Sekarang kurang lebih 12 orang mengepung Randika. Randika menghabiskan birnya, melepaskan topinya, berdiri dan menatap kedua bs pengawal yang berbadan kekar itu. Mereka ingin mempermalukan diri mereka? Si bartender sudah meringkuk di balik meja, dia memiliki firasat bahwa situasi akan berjn dengan buruk. Randika menatap mereka semua sambil menguap, sepertinya dia tidak ingin repot-repot mengejar semuawannya. Melihatwannya itu meremehkan mereka, semua pengawal ini marah dan menerjang ke arah Randika satu per satu. Tetapi, Randika nampaknya berhasil menemukan orang yang semestinya menjadi pimpinan mereka. Randika menghng dari hadapan mereka dan muncul di balik si pemimpin dan mencekiknya. Dialu melemparnya hingga kentai dansa dengan satu tangan. Dm sekejap, orang-orang yang menari berteriak histeris dan akhirnya semua yang ada dintai dansa menyadari bahwa terjadi perkhian di meja bar. Si bartender sesekali mengintip dari balik meja, matanya benar-benar terblak. Orang itu bukan manusia, dia pasti jelmaan iblis. Si bartender melihat Randika menghajar pengawal terkuat mereka satu per satu. Tiap orang yang menghampiri Randika akan terpental ataupunngsung terkapar kesakitan. Semua orang juga melihat hal yang sama, mereka melihat pria berbadan kekar menerjang ke arah satu pemuda dan mereka semua dihajar dengan mudah. Tidak butuh waktuma hingga hanya Randikah yang berdiri dan semua pengawal berbadan kekar itu sudah tidak mampu berdirigi. Semua perempuan mi tertarik dengan Randika. Bagaimanapun juga, semua perempuan menyukai seorang pawan. Seh tidak terjadi apa-apa, Randika duduk kembali di kursinya dan meminta sebotol bir yang baru. Bartender bernama Akira itu mengambilkannya dan menatap Randika dengan tatapan serius. Bukan hanya Akira saja, semua orang menatapnya dengan tatapan yang sama. Satu orang mwan 12 orang dan semuanya berbadan besar. Pria itu benar-benar kuat! "Ah aku ingin tidur dengannya, dia pasti ganas di ranjang." Semua perempuan di situ sudah menarget Randika sebagai pasangan mereka mm ini. Ketika Randika hendak meminum birnya, tiba-tiba suara tepuk tangan terdengar keras dari bkangnya. k, k, k! Ketika Randika menoleh, dia melihat seorang perempuan memakai mini dress berwarna merah datang menghampirinya sambil membawa gs wine di tangannya. Dibandingkan dengan Serena, perempuan semacam ini memiliki ks yang berbeda. Sin rambut bergelombangnya yang terlihat indah itu, dadanya yang terekspos setengah itu membuatkiki tidak bisa mengalihkan pandangannya. Belumgi bagian punggungnya terekspos cukup banyak sehingga orang bisa melihat lekukan badannya. Dress yang dia pakai benar-benar mini dan dibalut oleh stoking hitam serta sepatu hak merah. Hanya dressnya saja sudah mampu membuat si penggunanya terlihat sexy dan dewasa. Jika iman seseorang tidak kuat, mungkin dia sudah tunduk di bawah penampnnya yang sexy itu. Ketika Akira dan semua orang melihat perempuan itu, mereka menundukan kepnya dan rasa hormat muncul di tatapan mata mereka. Perempuan itu adh Azumi, pemilik dari bar ini. Randika menatap Azumi dari atas ke bawah, tidak ada ekspresi di wajah perempuan satu ini. Namun, sedikit rasa terkejut melintas di tatapan Azumi untuk sesaat. Sambil membawa gs winenya, dia menghampiri Randika. "Kau bukah orang yang pertama datang ke tempat ini dan mengobrak-abriknya." Azumi duduk dan meletakan gsnya, Akira dengan cepat menuangkan wine di gsnya. "Oya?" Kata Randika dengan santai. Azumi menatap Randika lekat-lekat, secercah rasa ragu muncul di hatinya tetapingsung memudar. Perempuan cantik inilu tersenyum. "Aku mendengar kau datang mencariku, orang kuat sepertimu biasanya membawa mash." "Aku sama sekali tidak menyangkal itu." Tangan Randika tanpa sadar sudah bersarang di pahanya Azumi. Tiba-tiba aura membunuh Azumi keluar dengan cepat yang membuat Randika dengan cepat menarik tangannya kembali. Sebenarnya, Azumi mengenal Randika. Di saat Randika menjadi Dewa Perang di dunia bawah tanah, Randika dan Azumi memiliki hubungan yang baik. Tetapi sekarang wajah Randika berubah berkat teknik akupunturnya, sepertinya Azumi tidak bisa mengenal dirinya. Randika tidak punya pilihan memberinya petunjuk agar Azumi bisa memecahkan identitasnya. Azumi hanya tersenyum, dia kemudian menoleh pada pengawalnya. "Pergi dantih kemampuan kaliangi. Jangan mempermalukan namakugi seperti hari ini." Ketika semua pengawal itu mendengarnya, tubuh mereka merinding dan satu per satu mereka keluar dari bar. Sekarang, Azumi berdiri dan tanpa disangka-sangka, dia duduk di pangkuannya Randika. Kali ini Randika benar-benar bingung harus berbuat apa. "Apa yang bisa kkukan untukmu tuan?" Azumi hampir memakan telinga Randika hidup-hidup, sungguh suara yang menggoda. "Aku menyarimu untuk mendapatkan informasi." Randika sendiri tidak sungkan-sungkan, tangan kanannya sudah berada di pantat milik Azumi itu. Azumi tiba-tiba berdiri dan wajahnya terlihat dingin. "Biasanya hanya akuh yang slu menggoda para pria, tidak ada pria yang berani merabaku tanpa seijinku. Jika kau berani menyentuhkugi, aku akan membunuhmu dan membuang mayatmu di jn." "Oya?" Randika tampak tersenyum. Dialu mengambil gs wine milik Azumi dan meminumnya! "Aku percaya kamu tidak akan mkukannya." Randika selesai menegak wine itu hingga habis. Dialu membi pipi Azumi sambil mengatakan. "Lagip kita ini sudahma mengenal satu samain." Mendengar kata-kata ini, Azumi benar-benar terkejut. Sudah mengenal satu samain? Kenapa dia tidak mengingat wajah ini sebelumnya? Azumi dengan cepat mengira-ngira siapa orang ini dm benaknya dan menyadari sesuatu. Seth membandingkan orang ini dengan Ares, memang perawakan kedua orang ini mirip. Kali ini Azumi hanya bisa menebak bahwa orang di depannya itu adh Ares tetapi dia tidak berani menyuarakan pendapatnya. Melihat keraguan Azumi itu, Randika menghampirinya dan berkata dengan nada sarkas. "Bukannya Azumi slu bekerja sama dengan orangin terlepas daritar bkang orang tersebut." Mendengar kata-kata ini, Azumi tersenyum dan mengatakan. "Memang benar, jadi apa yang ingin kamu cari?" Randika duduk kembali di kursinya dan berkata dengan nada yang santai. "Aku ingin tahu bagaimana keadaan istana dunia bawah tanah sekarang?" Mendengar pertanyaan ini, Azumi bisa mengkonfirmasi identitas orang ini. Tidak heran dia merasa familier dengan orang ini. Azumi tersenyum manis. "Aku tidak menyangka kamu akan kembali di waktu yang seperti ini, benar-benar menarik." Azumi kembali menyesap wine miliknya dan berkata secara pehan. "Istana dunia bawah tanah sekarang bisa dikatakan th jatuh. Mungkin beberapa minggu yanglu, Bn Kegpan dan anak buahnya menginvasi istana tersebut. Sekarang istananya th jatuh dan di bawah kekuasaan Bn Kegpan. Jadi menurutmu bagaimana keadaan istana itu sekarang?" Azumi tersenyum, berdiri dan menghampiri Randika, memeluknya dari bkang sambil memegang gs winenya. "Menurut informasiku, istana dunia bawah tanah itu sama sekali tidak mudah untuk diserang. Tetapi herannya, tempat itu hancur hanya dm sehari. Jadi menurutku ada pekerjaan orang dm yang membantu Bn Kegpan, apakah analisaku itu benar Ares?" Azumi benar-benar menempel dengan Randika dan suaranya benar-benar menggoda saat dia berbicara di telinganya. Randika menjawab. "Benar, orang itu bernama Shadow." Sedikit terkejut dengan kejujuran Randika, Azumi tersenyum. "Sekarang seth istana itu th jatuh, orang-orang th mati, para tikus mi menampakan dirinya, aku bingung siapakah yang masih loyal kepadamu? Apakah mereka bisa memaafkan kamu yang tidak bersama mereka saat istana itu direbut?" Mendengar kata-kata Azumi ini, Randika sama sekali tidak berekspresi. Tetapi di dm hatinya, dia sudah menjerit keras. Bn Kegpan benar-benar orang yang licik dan penuh perhitungan. Randika tidak menyangka bahwa dia akan berani untuk menyerang tempat tersebut. Mungkin karena ada Shadow di sisinya sehingga dia berani? Ku saja bukan karena pengkhianatan Shadow, mungkin istana dunia bawah tanah miliknya itu masih berdiri dengan kokoh? "Apa kamu tahu di mana Bn Kegpan?" Wajah Randika benar-benar dekat dengan Azumi. Tetapi Azumi hanya mencium pipinya sambil mengatakan. "Kamu tahu sendiri kan peraturanku seperti apa? Bukankah aku akan menyinggung perasaan Bn Kegpan ku aku membantumu? Bagaimana nasibku seth itu? Aku tidak bisa memberikan informasi yang membahayakan diriku." Di saat mereka berdua berbincang, sh satu pengawal datang dan membisikan sesuatu pada telinga Azumi. Azumi mengangguk dan melepaskan pelukannya. Kemudian dia berkata pada Randika. "Sepertinya Bn Kegpan tidak bisa diremehkan, dia sudah mengirim orang untuk menangkapmu." Untuk Bn Kegpan mengetahui di mana dia berada bukah hal yang mengejutkan, tetapi yang membuat Randika sedikit terkejut adh dia sudah mengirim anak buahnya ke sini secepat itu. "Baih ku begitu." Randika mengangguk dan berdiri. Chapter 201: Perang! Chapter 201: Perang! Ketika Randika baru saja berdiri, pada saat ini, terdengar suara ricuh dari luar, dan orang dm juh besar mi memasuki bar ini! Azumi mengerutkan dahinya. Dia menatap para anak buah Bn Kegpan itu dan berkata dengan nada dingin. "Kalian berani mnggar peraturan rumahku?" "Maafkan kami nona Azumi, tuan Bn Kegpan memberikan kami perintah yang tegas. Aku takut dia akan kabur sgi kami menunggu di luar. Kami juga tidak bisa membiarkan uang segitu banyak kabur dari tangan kita." Pemimpin orang-orang ini adh seorang pemuda berumur tidak lebih dari 18 tahun. Dia cukup pendek dan memiliki badan yang kekar. Dia adh orang Indonesia dan berada di daftar Dewa dengan peringkat ke-30. "Asalkan kalian tahu ya, kau tidak bisa membawa orang ke barku ini untuk berkhi atau membuat mash. Tidak pernah ada yang mnggar peraturanku ini." Wajah Azumi benar-benar dingin. Dia berada di pihakral dan tidak membantu pihak siapa-siapa, tetapi peraturan di barnya ini adh absolut. Ku dia tidak menunjukan taringnya sekarang, reputasinya bisa hancur. Ith yang membuat dirinya bisa bertahan di kejamnya dunia Tokyo. "Kami harap Anda memaafkan kami nona Azumi." Pemuda itu membungkuk. Azumi mendengus dingin dan mengatakan. "Masih mau mkukannya di barku?" "Kami harap Anda memaafkan kami nona Azumi." Pemuda itu masih belum mengangkat kepnya, dialu menoleh dan berkata pada anak buahnya. "Keluar dan amankan pintu keluarnya." Para anak buah itu berjaga di pintu keluar dan beberapa orang mi mengepung Randika di tengah-tengah. Sedangkan orang-orang di bar, sudah menghentikan aktivitasnya dan menatap Randika dan yanginnya. "G, bukannya itu Lupin si werewolf?" "Lihat di samping itu, dia Li Tang si pendekar pedang!" "Dan itu bukannya Auron si ksatria itu? Kenapa dia ada di Tokyo?" "Bruce si penjagal juga ada di sini?" "Bukankah itu pembunuh terkenal yang disebut-sebut sebagai keturunan Solomon? Kenapa bisa mereka semua ada di sini?" Semua orang terkejut bukan main, orang-orang awam yang mendengar nama ini juga sama terkejutnya. Reputasi mereka sebagai ahli b diri benar-benar menakutkan! Azumi menatap semua ini sambil mengerutkan dahinya. Bn Kegpan benar-benar luar biasa. Dia mampu mengumpulkan semua pendekar tingkat tinggi ini dm sekejap. Sepertinya Randika akan mati sebentargi. Melihat para pendekar yang terkenal itu, semua orang di bar menn air ludahnya. Kejadian ini benar-benar mengerikan, mereka semua takut untuk menatapnya secarangsung. Semua pendekar itu berada di daftar Dewa! Lupin si werewolf, sejujurnya dia bukan werewolf seperti di dongeng ataupun film, tetapi tingkahkunya mirip dengan werewolf. Setiap orang yang dia bunuh, wajahnya akan dia kuliti ataupun tercabik-cabik. Oleh karena itu, Lupin mendapatkan julukannya. Sedangkan Li Tang si pendekar pedang itu berasal dari Cina. Dia ahli dm menggunakan pedang Tang Dao dari Dinasti Tang. Menggunakan keahliannya itu, dia berhasil mengharumkan namanya hingga ke daftar Dewa. Auron merupakan ksatria yang th diasingkan dan dibuang oleh keluarga kerajaan Inggris. Bahkan kekuatannya itu mampu membuat dirinya berada di rangking kesepuluh dari daftar Dewa! Belum pernah ada yang sanggup bertahan dari teknik pedangnya. Namun, entah kenapa keluarga kerajaan Inggris membuang pria luar biasa ini. Rumor mengatakan bahwa Auron jatuh cinta dengan seorang putri. Bruce si penjagal juga terkenal akan kekejamannya dan sifat haus darahnya. Dia pernah membantai seluruh desa hanya karena bosan. Dia benar-benar jelmaan dari iblis dan menjadi buronan internasional sma hampir 10 tahun. Namun, dia terlihat sehat dan baik-baik saja. Sedangkan yang terakhir adh orang yang disebut sebagai keturunan Solomon bernama Adam. sannya dia disebut sebagai keturunan Solomon karena konon sumber kekuatannya itu diwariskan dari nenek moyangnya. Beberapa rumor juga mengatakan bahwa Adam th menemukan harta karun Solomon. Oleh karena itu, dia berhasil menjadi sh satu peringkat teratas di daftar Dewa. Kelima pendekar ini bisa dikatakan merupakan orang-orang hebat di abad ini, dan sekarang, mereka berlima berkumpul bersama di sini? Siapa yang tidak terkejut melihatnya. Li Tang berjn menghampiri Randika dan berkata dengan nada mengejek. "Sm Yang Mulia Ares." Ketika kata-katanya ini terdengar, semua orang di bar terkejut kembali. "Ares?" Randika sama sekali tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengambil satungkah ke depan. Pada saat yang sama, wajahnya yang berubah karena teknik akupunturnya itu kembali ke wajahnya yang sem. Tiba-tiba, seluruh orang terkejut dengan perubahan penampn itu. Melihat suasana yang semakin memanas ini, Azumi sudah naik darah. "Bagus, bertarung saja di sini, aku ingin lihat seberapa beraninya Bn Kegpan membayarku nanti." Bersamaan dengan itu, Azumi berjn meninggalkan tempat ini dan naik kentai atas. Orang-orang yang ada dintai dansa menyadari gerakan Azumi dan mi menjaga jarak dengan Randika dkk. Kelima pendekar dari daftar Dewa itu mengeluarkan senjata mereka masing-masing. Di tangan Li Tang, dia mengeluarkan pedang Tang miliknya. Lupin menggunakan keeling besinya, Auron mengeluarkan pedangnya yang beda dengan para ksatria Inggrisinnya. Bruce mengambil rantai besinya yang dia bawa dan Adam mengeluarkan pedang sabrenya. Total lima orang mengepung Randika dan suasana dm bar ini semakin tegang. Para pengunjung bar ini sama sekali tidak berani berbicara sama sekali, semuanya menahan napas mereka. Tidak diragukangi, pertarungan mereka ini akan menimbulkan kekacauan yang besar. Pada saat ini, Bruce mengambilngkah pertama, tatapan matanya sudah diisi oleh niat membunuh dan dia melemparkan rantainya. Bagaikan rudal, rantai tersebut melesat ke arah kep Randika. Keempat pendekarinnya mkukan hal yang sama. Li Tang memegang pedang Tang miliknya dengan kedua tangan dan tenaga dmnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Dia melesat bagaikan anak panah menuju Randika. Auron bergerak ke kanan dan ke kiri untuk mengumpulkan momentum kecepatan, seth mencapai kecepatan tertingginya, dia menyerang Randika dari arah bkang. Lupin sendiri sudah melompat tinggi, bagaikan serig asli, tangannya berubah menjadi cakar dan menerjang Randika dari atas. Adam, dengan senjatanya, menutup matanya sesaat. Saat dia membuka matanya, seluruh badannya bagaikan mendapatkan kekuatan yang luar biasa dan meledak ke arah Randika! Dm sekejap, kelima serangan gabungan ahli b diri dari daftar Dewa melesat ke arah Randika! Randika sendiri juga bergerak. Bukannya menghindar, dia menerjang maju ke arah rantai milik Bruce. Rantai itu sekarang berada di depan wajahnya persis, Randika berhasil menghindarinya dan menangkapnya dengan satu tangan. Di ujung rantai, Bruce sudah menarik rantainya dengan kuat dan membawa Randika bersamanya! Pada saat yang sama, Ling Tang berusaha menuntaskan misi ini. Tubuhnya membungkuk sangat dm jadi serangannya akan mengincar kaki Randika. Tetapi, serangannya gagal karena Randika terseret oleh rantai milik Bruce. Namun, Randika ternyata memanfaatkan kekuatan Bruce itu untuk mendapatkan kecepatan tanpa mengeluarkan energi. Di saat dirinya bertemu dengan ujung rantai, dia menendang keras Bruce dan membuatnya terpental. Randika yang berada di udara ini belum bebas dari bahaya. Serangan Lupin dan Auron mengintai dirinya yang berada di tengah udara. Randika mengerutkan dahinya. Di tengah udara, dia menggunakan sh satu kakinya untuk menendang serangan Lupin yang datang dari samping dan seth itu kaki satunya mendarat kaki pedang milik Auron. Namun tanpa diduganya, pedang milik Auron itu tiba-tiba melunak, dan menebas ke arah Randika. Untung saja satu detik yang dia gunakan untuk berpijak tersebut dapat menymatkan dirinya. Pada saat ini, Bruce yang sudah menerima tendangan dan terkapar itu makin mendidih darahnya. Baru pertama kali dia jatuh pada trik bocah seperti itu. Tangannya kembali mengambil rantainya dan melemparnya ke arah leher Randika! Randika sendiri menyadari serangan ini, dia sendiri dari awal ingin membunuh Bruce. Tetapi ketika dia berusaha menangkap rantai Bruce yang myang ke arahnya, sebuah pedang sabre myang menembus udara tanpa suara dan membuat Randika harus mengk. Tetapi, Adam menunggu kesempatan ini. Ketika Randika mengk, Adam tiba-tiba sudah berada di jalur pedang sabrenya itu dan dia berhasil menangkapnyalu menebas ke arah Randika! Pada saat ini, Li Tang dan Auron sudah menyerang kembali. Randika sendiri berada di situasi yang sulit. Dia tidak bisa menggunakan seluruh tenaga dmnya, dia harus menyisakannya untuk mengatasi kekuatan misterius yang ada di tubuhnya. Oleh karena itu, mwan orang-orang seperti ini merepotkan dirinya. Chapter 202: Penghabisan! Chapter 202: Penghabisan! Pertama, Randika harus menghentikan serangan milik Adam ini. Sambil mendengus dingin, dia mengambil rantai milik Bruce yang myang ke dirinya itu dan menggunakannya sebagai perisai. Bruce sendiri terkejut ketika dia berusaha menarik rantainya, dia sama sekali tidak bisa menggerakannya. Bahkan dengan satu tarikan dari Randika berhasil membuat dirinya myang ke ujung rantai satunya. Brucelu menabrak Adam yang sedang dm situasi buntu dengan Randika. Pada saat yang sama, Randika menyadari serangan berikutnya akan datang. Menoleh ke samping, serangan pedang Li Tang sudah mendekati dirinya. Li Tang ingin menyelesaikan misinya ini dengan cepat jadi dia berkoordinasi dengan Lupin dan Auron. Li Tang berusaha menebas Randika dari samping kanan, Lupin dengan serangan mematikannya itu datang dari arah kanan dan Auron akan bersiap untuk menyerang ketika Randika berusaha mengk ataupun melompat. Dm sekejap, Randika harus bertahan kembali dari serangan ketiga orang tersebut. Li Tang tampak tersenyum, semakin kuatwannya semakin mendidih darahnya. Oleh karena itu, kecepatannya bertambah drastic! Tetapi, tiba-tiba pedang Tang miliknya itu tiba-tiba tertendang dan terlepas dari tangannya. Li Tang benar-benar terkejut. Pada saat ini, Lupin sudah dekat dengan Randika dan Auron memberikan serangan bantuan dari atas. Li Tang yang tidak berpedang itu mau tidak mau mncarkan serangan pukn untuk membantu. Randika tanpa berpikir panjang menghantam dagu Li Tang dengan tinjunya, diangsung terpental jauh. Ketika dirinya berhadapan dengan Li Tang, Auron dari atas sudah menebas ke arah bawah dan mengarah pada kep Randika. Pada saat yang sama, Randika berhasil menangkap pedang tersebut dengan kedua tangannya. Namun, Auron menggoyangkan pedangnya dan ajaibnya pedang itungsung terlepas dari tangan Randika dan melesat menuju perutnya! Serangan mendadak seperti itu tidak bisa dihindari Randika sepenuhnya, perutnya tergores oleh pedang milik Auron. Pada saat yang sama, Lupin sudah tepat di bkang Randika. Karena tidak bisa menghindarinyagi, Randika hanya bisa membenturkan bkang kepnya pada dahi Lupin. Terkejut dan tidak menduga akan terserang seperti itu, Lupin sempat kehngan keseimbangan tubuhnya dan terjatuh. Seth itu, di balik bayangan terdapat aura membunuh yang bergerak menembus udara. Serangan sabre milik Adam sudah melesat kembali. Ketika dirinya berusaha mengatasinya, suara berisik datang dari arah sampingnya. Serangan rantai milik Bruce kembali berusaha membunuh Randika. Li Tang, yang baru saja berdiri, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil pedangnya dan menyerang kembali. Randika sendiri berhasil menghindari serangan sabre Adam dengan memukul pedang tersebut dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya berusaha menangkap rantai milik Bruce, tetapi, karena telu fokus dengan serangannya Adam, Randika tidak menyadari bahwa tiba-tiba rantai itu terlilit di kakinya! Gawat! Kaki Randika yang tertangkap itu disadari oleh keempat pendekarinnya. Dm sekejap, aura membunuh mereka meningkat pesat! Serangan mematikan dari empat arah segera datang menuju Randika. Pedang Tang milik Li Tang bergetar dan melesat ke arah Randika. Berisikan tenaga dm, pedang itu membuat bayangan pedang sehingga nampak 10 pedang yang sedang menuju tepat ke arah Randika. Serangan ilusi ini slu membuat musuhnya tidak bisa menebak pedang asli yang mana. Lupin meraung keras dan tenaga dmnya memancar dengan hebat. Bahkan tangan kanannya mengeluarkan sinar saking banyaknya tenaga dm yang terkumpul. Sambil meraung, dia menerjang ke arah Randika. Mata Adam juga tidak kh bersemangatnya, seth menyebarkan tenaga dmnya di kakinya, dia melesat dan menusukan pedangnya ke arah pinggang Randika! Sedangkan Auron memutuskan untuk membantu Bruce untuk menahan rantai yang mengikat Randika. Di bawah serangan beruntun ini, Randika berhasil menghindari serangan Adam dengan bergerak sedikit ke samping. Randikalu menggenggam erat rantai yang ada di kakinya itu dan pedang Tang yang terbang menuju dirinya membentur rantai dan mendarat di tangannya. Pada saat ini, Randika sudah menyalurkan tenaga dmnya ke pedang dan menebasnya pada pedang sabre milik Adam. Di bawah kekuatan yang besar itu, pedangnya Adam hancur menjadi berkeping-keping. Namun, bukannya terkejut, Adam segera membuang pedangnya dan myangkan tendangannya ke Randika. Dia ingin menyibukan Randika agar tidak menyadari serangan Lupin. Namun, pedang Tang yang ada di tangannya itu segera menusuk menuju dadanya, mau tidak mau Adam harus menghindar agar tidak mati. Di saat dia mengambilngkah mundur, tiba-tiba pedang Tang tersebut sudah nyaris menancap di kepnya. Sambil menggertakan giginya, dia menghindarinya namun pipinya terkena goresan yang cukup panjang. Randika menarik kembali rantai yang ada di kakinya. Bruce dan Auron berusaha dengan keras untuk membuat Randika kehngan keseimbangannya, tetapi semua itu percuma. Mereka berdua meremehkan kekuatan fisik Ares sang Dewa Perang! Menghentakan kakinya, Randika melesat ke udara sambil menghindari serangan Lupin. Di tengah udara, dia beradu tinju dengan Li Tang. Seth itu Li Tang hanya bisa memegangi dadanya yang kesakitan dintai. Di saat dia akan mendarat, tatapan Randika menjadi dingin. Suara angin terdengar beda dan serangan dari Lupin dan Auron sudah menunggu dirinya. Ketika dia mendarat, Randikangsung menghindari serangan pedang Auron. Rantai yang ada di kakinya itu sudah kehngan tenaganya ketika Auron memutuskan untuk menyerang. Menggunakan kesempatan ini, Lupin berusaha menyerang Randika dari bkang. Namungigi Randika berhasil menghindarinya dan meninju dirinya hingga terpental. Orang-orang di bar ini menyaksikan pertarungan hidup dan mati ini dengan mata yang sama sekali tidak berkedip. Randika yang mereka kenal sebagai Ares itu justru menjadi pusat perhatian mereka. Bagaimana tidak? Dia mwan 5 orang sekaligus dan masih bisa memberikan serangan bsan. Tetapi faktanya, Randika sama sekali tidak bisa menghkan mereka. Kelima musuhnya itu bekerja sama untuk menciptakan peluang yang dapat membunuhnya. Jadi Randika perlu memberikan perhatian ekstra dari serangan gabungan mereka. Meskipun sudah menendang ataupun memukul mereka, kelima musuh itu slu berdiri kembali, menyerangnya kembali dan berusaha membunuhnya. Lagip,wannya kali ini adh ahli b diri dari daftar Dewa jadi sedikit sulit untuk menghkan mereka. Terlebih, Randika sepertinya memakai tenaga dmnya telu banyak sehingga kekuatan misterius dm tubuhnya memberi sinyal akan menyerang dirinya dari dm. Situasi menjadi gawat! Li Tang, yang seth menghapus jejak darah di mulutnya, berkata dengan nada mengejek pada Randika. "Nama Ares memang bukan sembarangan, tidak heran kau bisa menguasai dunia bawah tanah seorang diri. Tetapi, hari ini aku akan menebas kepmu itu!" "Oya?" Randika berkata dengan nada dingin. Lalu tiba-tiba, tenaga dmnya menyebar dengan cepat. Li Tang mengerutkan dahinya, tatapan matanya penuh dengan terror. Dm sekejap, tubuh Randika sudah memancarkan aura yang mengerikan, benar-benar seperti Dewa Perang yang haus darah. Sepertinyawannya itu masih menyimpan kekuatannya. Perasaan mengerikan seperti ini bukan hanya dia yang dapat merasakannya, keempat pendekarinnya juga merasakannya. Keringat dingin mi bercucuran dari wajah mereka berlima. Inh kekuatan dari 12 Dewa Olimpus, Ares si Dewa Perang! Kekuatannya sedmutan dan seluasngit, benar-benar mengerikan. "Seranh bersama." Randika menatap kelima orang itu dengan tatapan dingin. Kelimanya saling menatap satu samain dan semuanya berjn pehan sambil menggenggam erat senjata mereka. Bruce meraung dan melempar rantainya menuju Randika. Keempat pendekarinnya segera menggabungkan serangan mereka. Namun tiba-tiba, kelima orang ini terkejut ketika melihat Randika yang sudah berada di depan Bruce. Benar-benar kecepatan yang luar biasa! Dm prosesnya, Randika menangkap ujung rantai milik Bruce dan melilitkannya pada kepn tinjunya! Ketika Bruce menyadari serangan rantainya gagal, hatinya mengepal dan dirinya menjadi panik. Baru pertama kali dia merasakan rasa bahaya yang luar biasa besar ini. Ketika dirinya masih memproses hal ini, Randika sudah myangkan tinjunya tepat di wajahnya! Tenaga dm yang murni itu meledak, di bawah serangan tinju tersebut, kep Bruce sudah tidak berada di tempatnya. Darah terus muncrat dari leher yang tidak berkep tersebut. Orang-orang yang di bar sudah teriak histeris ketika melihatnya tetapi semua masih belum berakhir. Li Tang, yang masih berusaha menyerang Randika, merasakan hembusan angin. Bahkan sebelum dirinya sempat bereaksi, angin itu makin berhembus kencang tepat di wajahnya. Di bawah serangan kaki berputar Randika, Li Tang benar-benar seperti anak panah dan melesat menuju bar. DUAK! Li Tang menabrak tempat penyimpanan wine dan menimbulkan suara pecahan botol dan gs yang tiada henti. Tidak suara gs pecah saja, suara tng punggung yang patah juga terdengar sama kerasnya. Oleh karena itu, Li Tang pingsan dengan begitu saja. Tatapan mata Randika terlihat dingin dan dia menoleh. Pada saat ini, Adam menebas pedangnya ke arah Randika dan Randika menghindarinya dengan bergerak ke samping. Randika mengulurkan tangannya dan menyentuh bh pedang sabre milik Adam. Tiba-tiba, pedang sabre milik Adam itu bagaikan ditindih gunung dan Adamngsung melepaskan pedangnya tersebut dan mundur beberapangkah. Randika mengambil pedang tersebut dan melemparnya. Tiba-tiba, pedang tersebut melesat bagaikan roket melewati kep Adam, menembus pintu bar dan menancap di tembok seth menembus 3 mobil. Pada saat ini, tiba-tiba Randika dikelilingi oleh kabut tipis. Dari balik kabut, cahaya bh pedang yang dingin mengintai untuk menghabisi Randika untuk smanya. Bh pedang ini bagaikan r yang licik, terus menerus bergerak mencari ch, membuat musuhnya tidak dapat mengantisipasi dari arah mana serangan yang asli berasal. Namun, tiba-tiba wajah Auron berubah warna. Randika mengangkat kedua jarinya dan menjepit ke arah serong kanannya, seakan-akan dia ingin menangkap pedang tersebut. Auron yang panik tersebut berhasil menghindar dari jepitan maut tersebut. Membtkan tekad, Auron menebas ke arah Randika dan tpak tangan Randika terlihat mendarat di dada Auron. Keduanya bertukar pukn tetapi gagang pedang milik Auron bergetar hebat. Auron yang kh cepat itu mau tidak mau mngkah mundur sebelum dirinya bisa mncarkan serangan. Chapter 203: Perang Internal Chapter 203: Perang Internal Auron, yang memegangi dadanya, merasakan terror yang belum pernah dia rasakan. Apakah ini kekuatan asli dari Ares? Sesaat seth itu, tubuhnya kesakitan dan tangannya yang memegang pedang kehngan kekuatannya. Melihat Randika yang berdiri tegak di hadapannya, Auron pehan jatuh sambil terus memegangi dadanya. Rasa sakitnya sudah mengambil alih tubuhnya dan dia sudah tidak sadarkan diri. Empat dari lima orang sudah kh, satu mati, dua pingsan, satu sudah tidak punya keberaniangi. Sekarang sisanya adh Lupin si werewolf. Lupin, dengan mata buasnya, tidak peduli dengan kondisi keempat temannya itu. Dia meraung keras dan menerjang ke arah Randika. Detik berikutnya, Lupin sudah melompat tinggi, tangannya sudah membentuk kepn tinju dan kakinya yang menendangngitngit itu membuat kecepatan jatuhnya berlipat ganda. Namun, di detik saat dia mendarat, nama Lupin si werewolf sudah tinggal kenangan. Adam yang bersembunyi di tengah-tengahutan manusia menatap Randika dengan tatapan penuh terror dan ketakutan. Orang itu adh Dewa, Dewa Perang yang tidak terkhkan! Dih Ares sang penguasa dunia bawah tanah! Randika menatapwanwannya itu dengan tatapan dingin. Pada saat yang sama, ekspresi wajahnya berubah dan tanpa ragu-ragu, diangsung beri menuju pintu keluar. Orang-orang hanya merasakan hembusan angin yang kuat dan pintu yang terbuka secara tiba-tiba. Sosok Randika yang berdiri itu juga tiba-tiba menghng. Sekarang di Azumi bar hanya ada sisa-sisa dari kekacauan. Dua orang mati, dua orang pingsan dan satu orang sudah tidak berani mempertaruhkan nyawanya untuk menghngi Randika. Musik masih terus diputar tetapi orang-orang masih belum pulih dari syok mereka. Ares benar-benar luar biasa. Semua orang yang hadir di bar ini akan mengingat-ingat kejadian ini untuk waktu yangma. Pada saat ini, kecepatan Randika sudah mencapai puncaknya dan tiba-tiba keringat dingin mi mengucur deras di dahinya. Seth mwan kelima pendekar elit tersebut, sekarang giliran kekuatan misteriusnya untuk menyerang. Kekuatan misteriusnya itu sudah siap menyerap kapan saja dan berniat untuk mengambil alih tubuh Randika. DUAR! Randika menggertakan giginya dan berjn dengan susah payah di jn. Semua pejn kaki di Tokyo ini penasaran dengan orang yang berjn dengan wajah pucat sambil memegangi perutnya itu. Randika sebenarnya tidak ingin menggunakan tenaga dmnya sebanyak itu di pertarungannya di Azumi bar, tetapi ku tidak mengatasi kelima pendekar itu dengan cepat, bisa-bisa nyawanya akan terancam. Namun, sekarang justru kekuatan misteriusnyah yang mengancam nyawanya. Pada saat ini, rasa sakit menyebar secara rata di seluruh tubuhnya. Sepertinya kekuatan misterius ini sedang mkukan uji coba. Jika Randika tidak merespon, ia akan mhap Randika hidup-hidup dan mengambil alih tubuhnya! Randika berusaha sekuat tenaga menahan kekuatan di dm tubuhnya. Tetapi dengan tenaga dm yang terbatas, dia tidak bisa mengontrol seluruhnya dengan baik. Hanya mash waktu sebelum akhirnya Randika akan kh. Dengan tangan yang bergetar hebat, dia mengambil botol berisikan obat yang diberikan kakek ketiga dan dengan cepat meminumnya. Sebenarnya, kakek ketiganya menyuruh dirinya meminum obatnya setiap 15 hari sekali, hal ini bisa memaksimalkan efeknya. Jika Randika meminumnya telu banyak dm waktu singkat, tubuhnya akan menumbuhkan imun dan efeknya akan berkurang drastis. Tetapi Randika tidak punya pilihanin. Jika dia tidak meminum obat ini, dia akan kehngan kendali. Seth meminum sebutir, Randika menghembuskan napas lega. Dia merasa bahwa tubuhnya lebih baikan, setidaknya dia bisa mengontrol tenaga dmnya. Namun, sepertinya dia tidak bisa menggunakan tenaga dmnya sebanyak di Azumi bar sebelumnya. Ku tidak, bisa-bisa dia akan tamat. Tiba-tiba, kekuatan misteriusnya itu bergejk kembali seperti tidak ingin menyerah begitu saja. Dm sekejap tubuh Randika sudah berkeringat deras. Mngkah dengan susah payah, Randika secara acak memilik rumah danngsung membuka pintunya. Seth masuk ke dm rumah, Randika sudah basah oleh keringat. Kekuatan misteriusnya sedang berperang dengan tenaga dmnya serta dirinya. Sepertinya kekuatan misteriusnya menemukan bahwa ini kesempatan terbaik untuk menyerang Randika. Tubuhnya tidak bisa berhenti bergetar. Pandangannya sudah lumayan kabur dan hampir tidak bisa melihat. Berpegangan erat di tangga, Randika naik kentai dua. Ketika dia menemukan kasur untuk berbaring, dia nyaris terjatuh dan pingsan dintai. Tidak akan kubiarkan! Dengan dahi yang penuh keringat, Randika duduk di pojokan sambil terus gemetaran. Sambil menutup matanya, Randika merasa tiap detik adh siksaan. Dia menggertakan giginya dan terus menutup matanya. Tetes demi tetes keringat terus keluar dari seluruh tubuhnya. Tidak butuh waktuma untuk keringatnya itu menjadi genangan air dintai. Seth beberapa waktu yang tidak dapat ditentukan, Randika merasa baikan tetapi benar-benar sedikit. Pada saat ini, pintu dintai satu terbuka. Seorang perempuan yang sepertinya masuk sambil menelepon itu menutup pintu dengan cukup keras. "Iya, iya, aku akan datang. Ini aku mampir ke rumah untuk ganti baju." Kata perempuan itu sambil menaiki tangga. Seth masuk ke kamar tidurnya, perempuan itu membuka tali sepatunya dan melempar sepatunya ke tembok. Seth menutup teleponnya, dia mi melepas bajunya. Tidak butuh waktuma untuk perempuan tersebut melepas semua bajunya. Tentu saja, perempuan tersebut masih memakai pakaian dmnya. Cna dmnya menutup surga dunia sementara behanya menyimpan indahnya pegunungan. Namun, perempuan tersebut ternyata mi melepas pakaian dmnya! Randika yang masih duduk tidak berdaya di pojokan ruangan itu melihat perempuan tersebut tnjang bt. Mungkin karena dirinya tertutup oleh kasur, sosoknya tidak dapat terlihat dengan mudah. Hanya kepnya saja yang terlihat mencungul. Sambil berkaca, perempuan tersebut memegangi kedua dadanya. Wajahnya terlihat tidak puas dengan besar payudaranya. Randika melihat perempuan ini melepas dan memakai bajunya dengan tatapan kosong. Meskipun dia ingin menikmati pemandangannya, Randika masih berusaha berperang dengan kondisi tubuhnya. Meskipun dia sudah baikan, dia masih belum bisa menggerakan tubuhnya. Seth mengh napas dan memakai pakaian dmnya yang baru, Kaori menyadari ada kep di sisi tempat tidurnya dari balik kaca. Ketika dia menoleh dan melihat sosok Randika, Kaori benar-benar terkejut. Kenapa ada orang di kamarnya? Berarti orang ini baru saja melihat dirinya tnjang? Kurang ajar! Kaori mkukan apa yang dkukan oleh setiap perempuan. Dia membuka mulutnya dan berusaha menakuti Randika dengan teriakan kerasnya sambil meminta tolong. Tetapi, sebelum mulutnya sempat mengeluarkan suara, mulutnya tertutup sempurna. Randika berhasil menutup mulut Kaori dengan rapat. "Jangan berteriak, aku sama sekali tidak bermaksud jahat." Kata Randika sambil tubuhnya terus bergetar. Mendengar kata-kata Randika ini, Kaori hanya bisa menjadi panik dan meronta-ronta. Pada saat ini, keduanya menempel dan Randika bisa merasakan dada Kaori yang menempel pada dirinya. Kaori yang terus meronta itu membuat Randika sedikit kewhan, dialu berkata dengan suara pn. "Aku hanya ingin beristirahat sebentar, aku tidak akan melukaimu. Jika kamu mengerti maksudku, mengangguh." Kaori mengangguk. "Aku akan keluar seth beristirahat sebentar, jadi jangan berteriak. Jika kamu mengerti maksudku, mengangguh." Seth berbicara, Randika merasa tenggorakannya menjadi serak dan kering. Kaori mengangguk kembali dan dia merasakan tangan yang menutupi mulutnya pehan lepas. Awalnya Kaori sudah siap beri, tetapi melihat Randika yangngsung berlutut dengan satu kakinya dan wajah yang pucat membuat Kaori menjadi cemas. Chapter 204: Serangan Kelereng Chapter 204: Serangan Kelereng Seperti orang normalinnya, Kaori tentu saja mengangguk pada Randika hanya untuk mendapatkan kesempatan kabur atau mencari pertolongan. Tetapi melihat Randika yang begitu pucat dan kesakitan, insting keibuannya mengambil alih. Mungkin orang ini bukah orang jahat, mungkin orang ini benar-benar butuh bantuan. "Apa kamu baik-baik saja?" Kaori membungkuk dan bertanya dengan nada cemas. Randika yang menutup matanya itu mengangguk. Dia sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya, obat kakek ketiganya ini sudah bekerja dengan baik. Efek samping dari obatnya juga berhasil ditahan oleh Randika. Kaori menatap Randika, yang terus menerus menutup matanya sambil berkeringat deras. Meskipun orang ini th menerobos masuk rumahnya, perempuan ini benar-benar cemas dengan kondisi Randika. Namun pada saat ini, terdengar teriakan dari bawah. "Kaori!" Kaori mengerutkan dahinya, sepertinya orang menyebalkan itu datanggi. Memakai bajunya, Kaoringsung beri menuju pintu. Sesaatnya membuka pintu, pria berambut pirang berdiri sambil mengunyah permen karet dan terlihat kasar. Sambil tersenyum pria ini menatap Kaori dengan tatapan mesum. Sementara Kaori, dia sendiri ingin menutup pintunya dan mengusir pria itu cepat-cepat. "Ah!" Kaki pria itu dengan cepat menahan pintulu berkata sambil tersenyum. "Hei, bukannya kamu sudah berjanji untuk pergi bersamaku mm ini?" "Hah? Memangnya siapa yang mau pergi sama kamu?" Kaori berusaha sekuat tenaga menutup pintunya tetapi semua itu sia-sia, bagaimanapun juga dia adh perempuan. "Sudah jangan malu-malu gitu, aku tahu kamu masih memiliki hati untukku. Bagaimana ku mm ini aku akan membuatmu myang bagai ke surga?" "Sudah kubng ku kita itu sudah putus! Jangan bawa-bawa aku ke halusinasimu itu, aku sudah membencimu. Aku tidak ingin melihat wajahmugi, jadi bawa sana narkobamu dan pergi ke bar sama cewekin sana. Aku bukan perempuan yang bisa kamu pertgi." Kaori benar-benar sudah tidak dapat menahan dirinyagi, suaranya benar-benar keras. Suaranya itu sampai terdengar sampai ke telinga Randika. Mantan pacar Kaori, Haru, mendorong pintu hingga dirinya bisa masuk, membanting pintunya dan menatap Kaori dengan ekspresi dingin. "Apa maumu? Kamu sendiri yang ingin pisah waktu itu." Kaori mendengus dingin. "Sekarang permintaanmu itu sudah terkabul, kau mh datang ke sini? Bawa otak bodohmu itu keluar dari rumahku!" "Aku hanya bercanda waktu itu." Haru menggelengkan kepnya. "Bukannya wajar pasangan bertengkar? Sudah jangan marah-marah terus." "Aku yang tidak sudi berpacaran dengan pecandu sepertimu." Wajah Kaori benar-benar dingin. "Bahkan aku sudah berniat meninggalkanmu sebelum kau yang memintanya. Sudah narkobaan, main cewek, memukulku, mengambil uangku, kau berharap aku masih memaafkanmu? Aku sudah muak dengan tingkahkumu itu, cepat keluar!!" Senyuman Haru berubah menjadi ekspresi datar. "Tidak pernah ada wanita yang berani berkata seperti itu padaku, aku akan membuatmu menyesal." "Aku tidak peduli, keluar!!" Kaori hendak membuka pintu dan memaksa Haru keluar tetapi tiba-tiba, Haru memukul pintu tersebut dan pintu tertutup kembali. Sekarang keduanya saling berhadap-hadapan. "Orang tuamu sedang tidak di rumah bukan?" Haru menatap tubuh Kaori lekat-lekat. "Memangnya apa pedulimu?" Kaori sendiri aslinya sedikit takut tetapi dia tidak boleh menunjukannya. "Jika kau berani macam-macam, aku akan menuntutmu masuk tanpa ijin." "Kau mengancamku?" Wajah Haru sudah benar-benar buruk rupa. "Kita lihat apa kau masih bisa bicara seperti ini seth aku memperkosamu!" Mendengar kata-kata itu, Kaori berniat untukri kentai atas tetapi tangannya dicegat oleh Haru. "Kembali sini pcur!" Darah Haru sudah mendidih, dia menjambak Kaori dan membenturkannya pada tembok. Tangan kanannya menahan kedua tangannya Kaori di atas tembok. Kaori yang diserang mendadak itu ketakutan, dia berusaha mrikan diri. Meskipun sudah meronta-ronta, tangannya ataupun kakinya sama sekali tidak bisa bergerak. Kekuatan fisik Haru benar-benar membuatnya tidak berdaya. Haru menatap Kaori dengan tatapan dingin,lu sambil tersenyum, dia mencekik leher Kaori dengan tangan kirinya. "Hari ini kau akan mengandung anakku!" Bersamaan dengan itu, tangan kirinya merobek baju milik Kaori. Dm sekejap, pakaian dm yang dikenakan Kaori, yang th dilihat Randika, terekspos kembali. "Buat siapa kau memakai pakaian dm bagus seperti ini?" Haru mengerutkan dahinya sedangkan Kaori masih terus berusaha mrikan diri. Mereka baru saja putus beberapa minggu dan perempuan ini sudah punya pasangan baru? Pemikiran ini membuat Haru benar-benar marah dan tidak sabargi membuat Kaori untuk menjadi miliknya smanya. Dengan tangan kanannya masih menahan kedua tangan Kaori, Haru berusaha melepasanya dengan tangan kirinya. Pada saat ini, Kaori mengumpulkan tenaga pada lututnya dan menendang t kmin Haru dengan keras. Dm sekejap, tangan Haru yang menahan kedua tangannya menjadi lemah dan Haru berlutut kesakitan dintai. Melihat Kaori yang hendak kabur, Haru, dengan wajah marah, menangkap kaki Kaori dan menyeretnya kembali. "Mauri ke mana?" "Tidak, tolong!!" Kaori yang kepnya terbentur dintai itu berteriak minta tolong. Sedangkan Haru sudah berada di atas Kaori sambil tersenyum. "Jangan kira kau bisari dariku." Mendengar permintaan tolong tersebut, Randika akhirnya bergerak. Seth menoleh ke sekelilingnya, dia menemukan kotak yang isinya kelereng. Haru sudah menatap dada yang sudahma dia tidak nikmati di bawahnya. Sambil melepasanya kembali, dia berusaha melepas beha milik Kaori. Hari ini dia akan menghamili Kaori dan membuatnya tidak bisa lepas dari dirinya untuk smanya! Namun pada saat ini, sejuh kelereng th ditembakan secara beruntun dan mendarat di wajah Haru! "Ah!" Mendapatkan 3 tembakan kelereng tersebut, rasa sakit tersebut membuat darah Haru makin mendidih. "Siapa itu?" Mata Haru tertuju padantai 2 tetapi dia tidak menemukan apa-apa, saat dia menatap Kaori kembali, sebuah kelereng kembali myang dan mengenai wajahnya. Haru makin marah. "Tunjukan dirimu atau aku akan Ah!" Bahkan sebelum dirinya selesai berbicara, kelereng tersebut kembali mendarat di wajahnya. Kali ini serangannya benar-benar mengerikan, kelereng tersebut mengenai giginya. Rasa sakitnya itu sungguh menyakitkan bahkan giginya serasa hampir copot. Bajingan! Sambil menutupi mulutnya yang sakit, Haru menatapntai 2 dengan tatapan dingin. Tetapi serangan kelereng itu tidak pernah berhenti menyerangnya. Dm sekejap, ekspresi wajah Haru berubah. Dia ingin bertahan dan mrikan diri dari serangan itu, tetapi semuanya sudah tembat. Satu per satu kelereng sudah mendarat di wajahnya dan membawa rasa sakit yang luar biasa. Haru hanya bisa mngkah mundur sambil menahan rasa sakitnya. Serangan kelereng itu serasa tidak ada habisnya. Pada saat dirinya mngkah mundur, Haru secara tidak sengaja tersandung dan terjatuh dintai. Ketika dirinya berusaha berdiri, wajah Haru sudah benar-benar merah. Tatapan matanya sudah penuh dengan rasa takut. Chapter 205: Halusinasi Chapter 205: Halusinasi Haru sama sekali tidak berani membuka mulutnya untuk myangkan protes ataupun suarainnya. Dia sangat takut bahwa suaranya itu mengundang serangan kelerenggi. Terlebih, seluruh kelereng yang myang sebelumnya mengenai dirinya tanpa meleset satu kali pun! Menatap ke bawah, wajah Kaori juga terlihat sama bingungnya dengan dirinya. Haru sudah benar-benar marah, melihat Kaori yang tergeletak tidak berdaya tersebut, dia ingin memukulnya. Tetapi seth mengingat serangan kelereng tersebut, Haru tidak berani bertingkah gegabah. Dia sekarang ragu harus berbuat apa. Seth memikirkan hal ini, Haru mengambil keputusan untuk mngkah maju. Tetapi sethnya dia mngkah, sebuah kelereng kembali melesat darintai 2. Haru dengan cepat menutup wajahnya dengan tangannya, tetapi kelereng tersebut berhasil melewati jari-jarinya dan menghantam wajahnya. Kali ini, Haru benar-benar menyerah untuk menghadapi serangan kasat mata tersebut. Sambil sumpah serapah, dia berjn keluar dari dm rumah. Kaori yang menutupi tubuhnya dengan tangannya, terkejut melihat Haru keluar dari rumahnya. Menatap kentai 2, Kaori melihat Randika yang berjn kembali ke kamarnya. Ternyata dia! Kaori berdiri, mengunci pintu rumahnya rapat-rapat, berjn kentai 2 dan masuk ke dm kamarnya. Di situ dia melihat Randika yang sedang duduk di kasurnya dengan kep menunduk. "Terima kasih." Kaori menutup pintu dan berjn menghampiri Randika. Tanpa bantuan Randika, sepertinya dirinya sudah diperkosa oleh si bajingan Haru itu. "Tidak mash." Dengan wajah yang sangat pucat, Randika memaksa dirinya untuk tersenyum. "Kamu sakit apa? Mau aku memanggil ambns ke sini?" Melihat wajah pucat tersebut, Kaori benar-benar cemas. Randika merasa dirinya ingin pingsan. Untuk menolong Kaori dari Haru, Randika menggunakan sejuh tenaga dmnya untuk menembak kelereng-kelereng tersebut meskipun tubuhnya belum membaik secara penuh. Kehngan secuil tenaga dmnya sudah mampu membuat dirinya kelhan dan kekuatan misteriusnya mi menunjukan tanda-tanda akan mwan kembali. "Bisa aku minta tolong?" Kata Randika dengan susah payah. Kaori mengangguk, tatapan matanya penuh dengan perasaan cemas. "Duduh di sampingku dan jangan bergerak." Kata Randika. Kaori dengan cepat duduk diam di samping Randika. Pada saat ini, Randika mengambil sebuah pil obat dan meminumnya. Bersamaan dengan masuknya obat tersebut, tenaga dmnya yang sepanas matahari itu bertemu dengan es dan salju, ia dengan cepat menyusut dan mendinginkan. Tetapi berdasarkan apa yang dia rasakan, kekuatan misteriusnya itu sepertinya mwan balik! Pada saat ini, dari sisi pandangan Kaori, terlihat seperti kabut tipis yang keluar dari tubuh Randikalu menghng begitu saja. Pada saat ini, kekuatan misterius dm tubuh Randika sudah tidak mwan dan tenang kembali. Ketika Kaori melihat Randika menn sesuatu dan menutup matanya, perempuan ini bingung harus berbuat apa. Apakah dia harus berdiam diri saja? Randika merasa bahwa tubuhnya semakin membaik tiap detiknya. Sejujurnya, kakek ketiganya ini sedikit sh tentang menjskan bahwa Randika harus menyerap energi dari perempuan. Memang berhubungan badan akan membuat efek samping obatnya hng dengan cepat, tetapi sebenarnya duduk bersebhan dengan perempuan sudah cukup untuk menyerap energi feminimnya. Asalkan ada kontak kulit maka energi tersebut bisa diserap. Mungkin kakeknya tidak dapat menyadarinya dan menikmati efeknya ketika mencoba meminumnya satu butir. Mungkin kakeknya itu merasa muda kembali. Meskipun ini adh obat yang dia minum kedua kalinya, efeknya ternyata lebih terasa daripada sebelumnya. Tidak butuh waktuma untuk dirinya mengambil alih tubuhnya kembali dan rasa sakitnya sudah menghng. Namun, semua rasa sakit itu hanya tidur kembali di tubuhnya, suatu saat nanti kekuatan misteriusnya itu akan menyerangnya kembali. Seth beberapa menit belu, Kaori menatap Randika yang masih menutup matanya dan bertanya. "Apa ada halin yang bisa kubantu?" Mendengar pertanyaan tersebut, Randika tiba-tiba membuka matanya. Hal ini membuat kaget Kaori sebab mata Randika benar-benar merah seluruhnya. Randika sudah meminum obat ini untuk kedua kalinya untuk hari ini, efek sampingnya benar-benar membuat nafsu Randika akan perempuan sangat tinggi. Awalnya Randika sudah berhasil menekan nafsu birahinya yang besar ini, tetapi mendengar suara lembut Kaori itu membuyarkan konsentrasinya. Sesudahnya dia melihat sosok perempuan di pandangannya, insting Randika mengambil alih. Kaori menatap Randika dengan tatapan penuh penasaran, tetapi Randika mendadak memeluknya dan menindihnya di atas kasur. Mulut mereka berduangsung beradu satu samain. Perubahan mendadak ini membuat Kaori tidak bisa bereaksi, tetapi diangsung memberontak ketika lidah Randika mi menguasai pertarungan. Karena Randika jauh lebih kuat dari Haru, Kaori sama sekali tidak punya kesempatan untuk kabur. Randika mencium Kaori dengan panas, tangannya sudah berenang-renang di tubuh Kaori. Dia merasa perempuan yang ada di bawahnya itu bagaikan gunung es yang dapat memadamkan api di dm tubuhnya. Sma beberapa menit, keadaan benjut seperti ini. Yang tidak Randika duga adh pewanan dari Kaori menjadi lemah dan dia mi membs ciuman ataupun rangsangan Randika. Kaori sendiri merasa bahwa pria ini sudah membantunya sekali jadi tidak ada shnya dia membs utang budinya itu. Seth mengmi perubahan hati, badan Kaori ikut menjadi panas dan tangannya memeluk erat Randika. Seth bertukar ciuman, Randika mi menjjahi leher dan dada Kaori. Kaori menyambut ini dengan hangat dan dia sendiri membantu Randika dengan membuka bajunya agar Randika bisa merangsang dirinya dengan lebih leluasa. Memang orang luar negeri itu luar biasa, mereka terbiasa tidur dengan orang asing dan bangun keesokan harinya seh tidak ada apa-apa. Jika mereka menyukai kemampuan orang tersebut di ranjang, maka mereka akan menjadi TTM. Kaori juga membantu Randika melepaskan bajunya, dm sekejap mereka berdua sudah tidak berpakaian. Melihat pakaian dm yang sexy itu, Randikangsung menerjang mangsanya. Dia dengan cepat mencopotnyalu meraba, menjt putingnya, dan menjepitkan t kminnya di dadanya. Seth keluar dan menyemprotnya di dadanya Kaori, sepertinya kesadaran Randika mi kembaligi. Melihat dada perempuan yang menolongnya itu berlumuran calon anak-anaknya, Randika tersenyum pahit. Sejak kapan dia menjadi ganas seperti ini dan bertindakyaknya orang mesum ketika dia pertama kali bertemu dengan perempuan? Meskipun Kaori sama sekali tidak mwan dan membantu dirinya untuk keluar, hal ini tetap tidak sopan dan kasar menurut Randika. Dan kenapa wajah pasangannya itu terlihat biasa-biasa saja? Randika hanya bisa merasa malu. Namun, sepertinya tombol Kaori sudah tertekan dan dia membukaanya sendiri. Lalu tiba-tiba Kaori merasa dahinya tengah dicium. Merasakan kelembutan ciuman tersebut, dia menyadari bahwa sosok Randika th menghng. Angin berhembus dari jend kamarnya dan dia berbaring sendirian di kasurnya. Ke mana orang itu? Kaori benar-benar terkejut. Dia berdiri dan melihat sekelilingnya, apakah barusan itu hanya halusinasi saja? Tetapi melihat sperma yang kental di dadanya itu, dia yakin bahwa tadi itu bukah halusinasi. Chapter 206: Harga Sebuah Informasi Chapter 206: Harga Sebuah Informasi Randika dengan cepat keluar dari kamar tidur Kaori mlui jend. Keadaannya sudah jauh lebih baik dan kekuatan misterius dm tubuhnya sudah berhasil ditekannya dengan sempurna. Rasa sakitnya itu benar-benar tidak terbayangkan, jika dia mengminyagi sekarang bisa-bisa dia memilih untuk mati saja. Ketika Randika kembali menuju Azumi bar, dia menyadari bahwa bar itu th tutup. Namun, terdapat beberapa lubang di dinding samping, js ini merupakan saksi bisu dari pertarungannya dengan 5 ahli b diri. Sambil meregangkan tubuhnya, Randika masuk dari lubang yang hanya ditutupi kain tersebut. Suara kakinya benar-benar menggema di ruangan yang sepi ini. Mendengar suarangkah kaki itu, seorang pengawal berbadan besar turun darintai atas untuk melihat. Awalnya dia sudah siap mengusir siapapun yang datang itu, tetapi ketika dia melihat sosok Randika, tenggorokannya menjadi kering dan nyalinya menciut bagaikan ikan teri. Siapa memangnya yang berani mwan Randika seth dia menghajar 5 ahli b diri dunia sekaligus? Bahkan aksi pembantaian tersebut dkukan di depan mata kepnya sendiri, bahkan jika dirinya ada seribu pun rasanya dia tetap kh. "Mana Azumi?" Tanya Randika dengan nada santai. "Nona Azumi ada di atas." Jawab pengawal tersebut dengan cepat. Randika berjn melewati bar danntai dansa, tempat ini benar-benar berantakan. Sepertinya pertarungannya sebelumnya itu membuat tempat ini menjadi hancur berantakan sehingga bar ini tidak bisa beroperasi dengan normal jadi mereka harus memperbaikinya terlebih dahulu. Bar yang tidak ada musiknya ini benar-benar membuat suasana menjadi sepi. Randikalu duduk di kursi bar dan berkata pada Akira si bartender, "Satu gs wine." Melihat bahwa Ares sang Dewa Perang meminta minum, Akira myaninya dengan sepenuh hati. Ketika Randika hendak meminum winenya, terdengar suara lemas dari bkangnya. "Jangan minum wine murahan itu, cobh minum punyaku ini. Umur wine ini sudah 80 tahun dan aku menyimpannya untuk momen terpurukku." Azumi menghampiri Randika dan menyerahkan gs winenya pada Randika, dia sendiri meminum wine yang disajikan Akira. Seth menegak habis, Azumi berkata pada para pengawalnya. "Kerja lebih cepat, jika barku ini tidak bisa beroperasi dengan benar besok, aku akan menendang kalian semua keluar." Randika menyesap wine yang diberikan Azumi danngsung menghabisinya seth mengetahui rasanya yang nikmat. "Kenapa kamu kembali ke sini?" Azumi mengeluarkan cerutu miliknya. Sambil dibantu Randika, dia menghisap dan mengeluarkan asap yang pekat. "Tidak perlu kusebut kamu juga pasti sudah tahu." Kata Randika dengan nada santai. Akira terlihat mengisi gs wine miliknya. "Bahkan jika aku tahu, aku tidak bisa memberitahukannya padamu. Itu bukan gayaku mkukan bisnis. Jika aku mi berpihak pada sh satu kekuatan, maka nyawaku dan hartaku akan terancam." Azumi menghembuskan asap cerutunya dan duduk di samping Randika. "Terlebih, kamu baru saja membuat barku ini hancur berantakan dan sama sekali tidak membayar kerugiannya. Apa kamu kira aku ingin bertukar informasi dengan orang tidak sopan seperti itu?" Ketika Akira menuangkan winenya, tangan Randika menyuruhnya untuk berhenti menuang. "Sejak kapan nona Azumi yang kukenal menjadi pengecut seperti ini?" "Lebih baik aku diam dan mengunci mulutku apab menghadapi orang-orang sepertimu." Sambil menghisap cerutunya, Azumi mengh napas. "Tapi memang Bn Kegpan menghancurkan barku dan tidak mengganti kerugianku. Jadi ku kamu memberiku uang yang cukup, aku tidak keberatan memberikan informasi yang kamu mau. Ku tidak ada uang maka jangan harap aku akan membantumu." Randika menatap Azumi dengan tatapan tidak berdaya. "Berapa hargamu?" "Hargaku adh" Azumi tiba-tiba berdiri dan menghembuskan asap cerutunya pada wajah Randika. "Hargaku adh kamu." Randika menoleh dan tersenyum. "Aku?" "Aku hanya ingin tidur bersamamu." Wajah Azumi sudah tersenyum nakal. Tidur dengan dirinya? Jika pria yang mengajak perempuan untuk berhubungan badan mungkin hal ini terlihat normal, tetapi perempuan yang mengajak pria? Hal ini jarang terjadi apgi Azumi benar-benar bukan perempuan sembarangan. Mengingat-ingat betapa jantan dan gagahnya Randika ketika bertarung dengan kelima ahli b diri itu, air liur Azumi nampak mes. Dialu mengatakan. "Aku belum pernah tidur dengan sh satu 12 Dewa Olimpus, aku yakin Ares sang Dewa Perang berbeda dengankiki yang pernah kutiduri bukan?" Di balik penampnnya, sepertinya Azumi merupakan perempuan yang cukup mesum dan suka berhubungan badan. Randika hanya tersenyum padanya. "Kamu ingin tidur denganku? Baih, aku sendiri penasaran apakah kamu akan pingsan di tengah hubungan kita atau tidak." Azumi menatap Randika dan Randika menatap Azumi. Keduanya sama sekali tidak berbicara untuk beberapa saat. Keduanya memiliki senyuman nakal di wajah mereka masing-masing. Akira hanya mengp gsnya dengan setenang mungkin, tidak berani menyuarakan pendapatnya. "Benar-benar menarik." Azumi kembali menghisap cerutunya dan menghembuskannya di wajah Randika. Randika sendiringsung mengulurkan tangannya dan meremas pantat milik Azumi. "Aku sudah tidak sabar, bagaimana ku kita mkukannya sekarang?" Randika sendiri sudah tergoda mkukannya ketika dia bertemu dengan Azumi seth sekianma, dia tidak keberatan dengan cinta satu mm ini. Namun pada saat ini, Azumi pehan melepaskan genggaman Randika dan berkata dengan nada serius. "Informasi apa yang kamu inginkan? Ku kamu ingin mengetahui di mana Bn Kegpan berada, aku bisa mencarikannya untukmu. Tetapi harganya jadi berbeda." Randikalu duduk kembali dan tersenyum. "Bukannya kamu tadi mengatakan lebih baik diam dan tidak memihak pihak manapun?" "Pada satu waktu, Bn Kegpan pasti akan berusaha menjatuhkan diriku. Kamu kira aku akan berdiam diri begitu saja?" Azumi tersenyum. Tetapi Randika tahu di balik kata-kata tersebut, Azumi tidak akan menjual informasi itu dengan murah. Dia pasti meminta harga yang setinggingit dan kabur dari negara ini. "Ku begitu di mana orang-orangku?" Randika menatap Azumi dengan tatapan serius. Langkah pertama yang dia perlukan untuk mwan Bn Kegpan adh bantuan anak buahnya. Sma anak buahnya yang berada di istana dunia bawah tanah itu masih smat, seharusnya menaklukan Bn Kegpan adh hal yang mudah. Istana dunia bawah tanah tidakin adh markas barunya. Pada awal sekali ketika Bn Kegpan dan Harimau berkhianat, markasnya disebut benteng tidak tertembus bahkan oleh serangan gabungan negara adidaya. Namun berkat pengkhianatan Bn Kegpan dan Harimau, Randika harus memindahkan markasnya demi membuat ramuan X. Terlebihgi, anak buahnya yang mengikutinya itu adh pilihannya jadi mereka tidak akan mati begitu mudah. Azumi tertawa. "Sepertinya aku harus menaikan hargaku." Randika hanya tersenyum dan tidak membs. Seth menghisap cerutunya sekaligi, Azumi menyesap wine miliknya dan berkata dengan nada santai. "Apa kamu tahu Penjara Shinra?" Penjara Shinra adh penjara rahasia yang biasanya berisikan mata-mata negara asing di Tokyo. Keamanannya benar-benar ketat, dapat dibandingkan dengan kakaknya yaitu penjara Fuchu yang sama-sama berada di Tokyo. Tetapi karena ingin mengorek informasi dari para mata-mata tersebut, keberadaan penjara Shinra benar-benar dijaga ketat danpisan pertahanannya benar-benaryak dikatakan sebagai nomor satu di dunia. Randika mengangguk. "Aku tahu tempat itu, sepertinya polisi sudah menjadi anjingnya." "Bukan hanya polisi, kekuasaan Bn Kegpan di negara ini sudah hampir muk." Azumi tersenyum. "Anak buahmu semuanya ada di penjara itu." "Tetapi untuk juhnya aku kurang tahu." Azumi kembali menghisap cerutunya. "Sejujurnya, banyak anak buahmu yang mrikan diri begitu tempatmu jatuh. Yang tidak bisa mrikan diri seharusnya sudah kebanyakan menjadi mayat." Randika tersenyum. "Aku tahu kekuatan anak buahku, mereka tidak akan mati begitu mudah." Menatap Randika, Azumi juga ikut tersenyum. "Sayangnya aku tidak bisa memastikan di mana sel mereka berada. Aku sedang sibuk dengan barku ini jadi kamu harus mencari mereka sendiri." Randika berdiri. "Baih ku begitu. Ah! Apa tidak apa-apa bagiku untuk meninggalkan pesan di tempatmu ini?" "Asalkan kamu tidak merusak tempatku." Kata Azumi sambil mengangguk. Randikalu mengulurkan kedua jarinya dan mi menggambar di dinding bar. Chapter 207: Kembalinya Ares sang Dewa Perang Chapter 207: Kembalinya Ares sang Dewa Perang Dengan jari yang dibalut oleh tenaga dm, tiba-tiba, di dinding bar terdapat suatu p yang tergambar. P tersebut seperti tangan berdarah yang sedang memegang pedang. Apab diperhatikan dengan lebih baik, itu ternyata adhmbang Ares sang Dewa Perang! Melihatmbang ini berarti sama saja dengan th mngkah ke wyah kekuasaan Ares. Randika mengangguk puas dan berkata dengan nada serius. "Jika ada orang yang mencariku, bng saja tunggu di sini." Bersamaan dengan itu, Randika berjn keluar dari bar. Azumi terus menghisap cerutunya sambil melihat sosok Randika yang semakin menghng. Dialu bergumam pada dirinya sendiri. "Sepertinya masa kekacauan th tiba." ...... Hari berikutnya di kota Tokyo. Di sebuah supermarket, seorang bos sedang mengomeli anak buahnya. "Kenapa kau mh ms-msan dari tadi?" Bos tersebut melilit koran di tangannya dan terlihat hendak menamparkannya. Sesungguhnya badan si bos ini jauh lebih kecil dari pegawainya itu. Sebelum ini, pria berbadan kekar ini datang dan memohon pekerjaan. Si bos ini melihat otot pria ini yang kekar dan ingin memanfaatkannya untuk pekerjaan berat miliknya. Pada saat diomeli ini pun, pria kekar ini sedang menggotong 50 kg beras di pundaknya. Namun pria kekar ini, yang lebih tinggi dari Indra dan jauh lebih kekar dari Randika, hanya terlihat sedang bengong. Dengan bajunya yang sederhana, wajahnya terlihat santai meskipun sedang menggotong beban seberat itu. Pria ini sama sekali tidak mendengarkan omn bosnya itu, dia sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Melihat pegawainya itu mencueki dirinya, si bos mengerutkan dahinya. "Jika kerjamu sama sekali tidak becus, aku akan memecatmu minggu depan." Si bos bermaksud kembali bekerja tetapi tiba-tiba ada seorang pria yang muncul di depan dirinya. Hal ini hampir membuatnya jantungan. "Siapa kamu?" Randika mencuekinya dan menatap pria kekar itu sambil tersenyum. "Dion, waktunya kita pergi." Melihat dirinya tidak dianggap, si bos makin marah. Dialu membentak pada Randika. "Aku tidak peduli apa maumu, tetapi aku minta kau cepat keluar dari sini!" Tetapi tiba-tiba, tatapan mata Dion menjadi berbinar-binar dan wajahnya penuh dengan senyuman. Dion yang sebelumnya seperti boneka mati, mendadak berubah menjadi manusia yang bersemangat. DUAK! Dion membuang karung beras yang ada di pundaknya. Si bosnya terkejut ketika mendengar suara tersebut, dia menoleh dan menatap tajam Dion. Sambil marah, dia membentaknya. "Apa yang kamukukan? Ah!" Si bos iningsung panik ketika Dion mengangkatnya dengan satu tanganlu melemparnya bagaikan melempar sampah. Kepnya membentur tembok dan tak sadarkan diri. Kemudian, Dion menghadap ke Randika dan berlutut dengan satu kakinya dan tangan kanannya bersemat di dadanya. "Jenderal ke-5 dari pasukan perang Ares, Dion si raksasa, memberi hormat pada Ares!" Keras,ntang dan mantap, suara Dion menggema di ruangan bkang supermarket ini. Mengangkat kepnya, dia melihat wajah senyum Randika dan tatapan kagum memenuhi wajahnya. Dion merupakan sh satu jenderal kepercayaannya saat dirinya berperang di dunia bawah tanah. Kekuatannya benar-benar luar biasa. Dia pernah memimpin para prajuritnya membantai musuh-musuhnya dan berperang bersama Randika untuk menguasai Jepang! Tetapi, Dion sama sekali tidak pernah melupakan jasa Randika ketika dia menjadi budak di negara asalnya yaitu Afrika. Pada saat itu kehidupannya benar-benar mengenaskan, karena tubuh tingginya itu dia sering dijadikan karung tinju majikannya. Seth Randika menymatkannya, dia sudah bersumpah untuk mengikuti dirinya hingga akhir hayatnya! Ketika markas mereka diserang oleh Bn Kegpan dan Shadow, sebagai sh satu jenderal, dia mempertahankan istananya hingga detik terakhir. Namun, mengingat sosok Randika yang pasti akan kembali jika mendengar markasnya itu hancur, dia memutuskan sesuatu yang tidak biasa. Seth mengikuti Randika bertahun-tahun, dia tahu bahwa majikannya itu tidak ingin anak buahnya mati demi dirinya. Hal inh yang membuat Randika sampai sembunyi di Indonesia agar markas sekaligus anak buahnya itu tidak disentuh olehwannya. Dan ketika dirinya mati demi mempertahankan tempat ini, siapa yang akan menemani Randika saat dirinya ingin merebut istananya itu kembali? Dengan berat hati, dia memerintahkan sebanyak mungkin orang untukri dan bersembunyi sementara waktu. Dia percaya bahwa keputusannya itu tepat dan percaya bahwa Randika akan kembali ke Jepang dan menjadi tombak yang akan membunuh setiap musuh yang berani mengusiknya! Randika yang tersenyum itu hanya mengatakan 2 kata. "Ikuti aku." Seth itu, Randika berjn keluar sambil disusul oleh Dion. Si bos yang pingsan itu hanya bisa menangisi kepergian Dion seth dia sadarkan diri. Awalnya dia merasa beruntung bisa memperkerjakan Dion yang kuat setara 5 karyawan itu, alhasil dia bisa menghemat gaji karyawan. Dia mungkin seharusnya mengikat Dion dengan cara menaikan gajinya hingga 2x! ........ Di suatu perumahan di kota Tokyo. Sinar matahari bersinar dengan terang dan memancarkan kehangatannya ke bumi. Tetapi cahaya tersebut sepertinya terobek oleh sebh pisau yang myang dengan cepat. Pisau itu myang sejauh 100 meter dan dm sekejap menembus beberapa pohon sebelum akhirnya berhenti dan menancap di pohon ke-5. Orang yang melempar pisau itu adh seorang perempuan cantik yang memakai baju serba hitam dana pendek yang ketat. Bentuk tubuhnya benar-benar indah, belumgi ''senjata'' yang ada di dadanya itu benar-benar mematikan! Setiap jengkal tubuhnya memberikan kesan sexy. Namun, orang-orang mungkin akan mundur ketika melihat apa yang ada di wajahnya. Di bagian kiri wajahnya, tepat di bawah kelopak matanya, sebuah luka membekas panjang hingga ke rahangnya. Benar-benar terlihat mengerikan! Dia adh sh satu jenderal dari pasukan perang Ares dan berasal dari keturunan ninja, Kyoko! Satu-satunya perempuan yang menyandang gr jenderal di pasukannya Randika ini bukan perempuan sembarangan. Mungkin bisa dikatakan, Kyoko adh yang terkuat dan terlincah daripada keempat jenderalinnya! Sin Randika, tidak ada orang yang bisa mengontrolnya. Di tangannya, Kyoko memegang senjata khusus miliknya yaitu kunai yang sudah dimodifikasi. Kunai miliknya itu benar-benar tajam dan trik rahasianya berada di benang tipis yang terikat di ujungnya. Dengan memanfaatkan benang ini, Kyoko bisa mengontrolju kunainya dm jarak 30-50 meter. Oleh karena itu, serangan Kyoko sudah bagaikan naga yang meliuk-liuk, membuatwannya tidak bisa memprediksi arah serangannya! Kyoko yang sedang berjemur sinar matahari di atap rumahnya itu tiba-tiba merasakan bahaya dan berdiri dengan kuda-kuda bertempur. Dia baru saja lepas dari kejaran Bn Kegpan beberapa hari yanglu, apakah lokasinya sudah ditemukan? Namun pada saat ini, tatapan mata Kyoko benar-benar dingin ketika dirinya menatap pintu yang menuju atap rumahnya itu. Ketika dia melihat sosok orang yang berjn keluar dari pintu, Kyokongsung melemparkan kunainya. Bh tajam kunainya itu menembus dan merobek udara dengan mudah. Pada saat yang sama, orang tersebut menyadari kunai yang dilempar Kyoko sudah berada di depannya. Dengan tenang, orang itu mengangkat kedua tangannya dan menahanju kunai tersebut. Bh kunai dan kedua tangan itu bertemu dan mengeluarkan suara benturan yang keras, bagaikan kedua baja yang saling membentur. Tng tangan Dion terbuat dari bahan logam spesial jadi dia sama sekali tidak takut oleh serangan kunai Kyoko. Tangan Kyoko terlihat bergerak dan kunai miliknya myang kembali padanya. Sambil menatap Dion, Kyoko berkata dengan nada dingin. "Kamu berani sekali memperlihatkan batang hidungmu di sini? Kamu kira kita bisa bertahan hidup cuma dengan bersembunyi seperti ini?" Dion mendengus dingin. "Bisa tolong kamu lihat siapa dulu yang datang sebelum menyerang?" "Aku tahu siapa yang bisa menahan seranganku dan yang tidak." Kunai yang dilemparnya sudah mendarat di tangannya dan disimpannya di balik bajunya. Dialu menghampiri Dion dan mengatakan. "Mau apa kamu datang ke tempat ini? Apa kamu ingin mempermalukan dirimugi seth kamu meminta semua orang untuk meninggalkan markas kita begitu saja?" "Terserah kamu ingin ngomong apa, tetapi keputusanku itu sudah tepat. Dan jangan kira karena kamu itu perempuan aku tidak berani memukulmu." Mendengar penghinaan Kyoko tersebut, Dion sedikit marah. Kyoko hanya memalingkan wajahnya. Pasukan yang dipimpin oleh Kyoko benar-benar spesial, oleh karena itu dia memiliki harga diri yang tinggi. Pasukannya terdiri dari para wanita yang memiliki tekad dan kekuatan yang sama dengannya. Tidak ada orang yang bisa memerintahkan pasukannya sin dia dan majikannya, Ares sang Dewa Perang. Bisa dikatakan bahwa pasukannya adh yang terkuat dari kelima jenderal! Dion tidak ingin berargumen ataupun mwan Kyoko, bagaimanapun juga, dia adh perempuan. "Tuan kita th kembali." Kata Dion. Mendengar hal ini, tubuh Kyoko merinding dan matanya tampak berbinar-binar. "Tuan Ares th kembali?" Kyoko memastikan. "Memangnya untuk apgi aku sampai repot-repot datang ke sini?" "Jadi waktunya untuk bs dendam th tiba?" Kyoko menoleh ke arah Dion. Darahnya mi mendidih kembali dan sudah tidak sabar menikam jantung musuh-musuhnya itu. ..... Seharian ini, Randika berusaha mengumpulkan bawahannya yang paling awal dan yang paling setia mlui bantuan Dion. Bisa dikatakan bahwa pertarungannya kali ini sama seperti petungannya menuju puncak. Pada saat ini, di Azumi bar, Akira sedang menuangkan racikan minumannya pada seorang tamu. Pada siang hari bar ini masih belum telu ramai. Namun, tiba-tiba seorang pria yang memakai baju sederhana dan topi yang menutupi wajahnya menghampiri dirinya. "Mau minum apa?" Akira tidak dapat melihat wajah pria itu dengan baik. "Siapa yang membuatmbang itu?" Pria itu mengangkat kepnya dan wajahnya dapat terlihat dengan js. Dia sepertinya lebih muda dari Randika, mungkin lebih muda 2-3 tahun. Namun orang ini memancarkan aura yang sama kuatnya dengan Randika. "Tadi mm ada tamu yang membuatnya." Akira menjskan apa adanya. "Dia juga menambahkan ku kau ingin menemuinya, maka tunggh di sini." Mendengar penjsan ini, pemuda itu tersenyum. "Akhirnya kamu kembali!" Frank, satu dari tiga kawan Randika yang dikenal sebagai crownless king, adh orang yang benar-benar kuat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa Frank itu tehir dengan penyakit misterius. Tetapi kedatangan Randika di hidupnya membuat dirinya tehir kembali dan berhasil lepas dari penyakitnya. Terkagum olehnya, Frank mengikuti Randika meskipun usianya tergolong muda. Dm perjnannya dia dtih sendiri oleh Randika jadi aura yang dipancarkannya mirip dengan Randika. Randika sendiri memiliki banyak pasukan yang berada di bawah kendalinya. Semua itu tidak lepas dari orang-orang kepercayaannya yang memimpin pasukannya. Apab dijabarkan, ada lima jenderal, dpan letnan, tiga crownless king, dan Shadow. Orang-orang ith yang merupakan pr kekuatannya! Sma pr-pr ini tidak mati, kecuali Shadow yang berkhianat, kekuatan Randika tidak akan pernah musnah! .... Chapter 208: Menerobos Masuk Chapter 208: Menerobos Masuk Beberapa hari berikutnya di Azumi bar. Azumi berdiri dengan wajah cemberut. "Asal kamu tahu, tidak pernah ada orang luar yang berani naik kentai 2 ini. Lain kali jangan harap kamu bisa naik ke sini secara gratis." "Baih." Randika tersenyum. Melihat ruangan pribadinya yang penuh dengan orang itu, mau tidak mau Azumi turun kentai 1. Sepertinya membuat bar ini menjadi markasnya kurang tepat. Randika berdiri di paling depan. Di depannya terdapat Dion, Kyoko dan bawahaninnya. Di bkangnya juga ada orang-oranginnya. Sedangkan di sampingnya, berdiri Frank dengan sikap sempurna. Berdiri di samping Frank, ada orang yang terlihat memakai baju yang berantakan. Orang tersebut terlihat membawa pedang yang usang di bkang punggungnya. Dia adh sh satu dari crownless king, Raihan si algojo. Raihan sama-sama berasal dari Indonesia, Randika bertemu dengannya sesaat seth dia turun dari gunung. Randika dan Raihan bertarung sma 3 hari 3 mm. Di akhir pertarungannya tersebut, mereka saling mengakui kehebatan masing-masing dan menjadi sahabat. Raihan akhirnya memutuskan untuk mengikuti Randika. Seth mendirikan kerajaan di dunia bawah tanah di Jepang, Raihan tidak pernah keluar dari istana tersebut. Raihan benar-benar orang yang ms, dia tidak peduli dengan yang namanya ketenaran ataupun yangin; dia hanya peduli tentang pedang dan membunuh. Randika masih berdiri diam di depan. Matanya menatap satu per satu bawahannya yang berhasil kabur. "Aku th kembali." Randika tersenyum. Bersamaan dengan pernyataan kembalinya, semua orang di ruangan ini menyerukan namanya sambil berlutut. "Hormat pada Yang Mulia Ares!" "Hormat pada Yang Mulia Ares!" "Hormat pada Yang Mulia Ares!" ..... Mereka semua sama sekali masih belum bisa menerima kenyataan ini, perasaan bahagia ini menguasai semuanya. Sma menghngnya Randika, mereka semua merasakan serangan tiada henti dan pengkhianatan dari saudara-saudara seperjuangan mereka. Tetapi sekarang, raja mereka th kembali! Bersama dengan Randika, bahkan dunia pun bisa mereka taklukan! Sma ada Ares di sisi mereka, mereka tidak terkhkan! Bahkan suara teriakan mereka itu terdengar sampai bawah meskipun suara musik yang dipasang sudah maksimal. Azumi, yang bisa mendengar samar-samar suara dari atas tersebut, mengerutkan dahinya dan meminum winenya hingga habis. Randikalu mengangkat tangannya untuk menyuruh mereka berhenti dan berdiri. Tiba-tiba, semua orang berdiri dan sama sekali tidak mengeluarkan satu suara pun. "Hanya kematian yangyak kita berikan pada orang yang berani menghngi kita." Randika berkata dengan nada serius. "Apa yang th mereka rebut, kita akan merebutnya kembali hari ini!" "BUNUH MEREKA!" Semua orang di sini sudah bisa merasakan darahnya mendidih. Sejak Bn Kegpan, Harimau dan Shadow berkhianat, mereka sudah tidak sabar membunuh siapa saja yang berani berkhianat. Dan serangan mereka terhadap markas mereka merupakan titik puncak kemarahannya. "Tuan, apa yang akan kitakukan seth ini?" Kyoko tiba-tiba bertanya. "Langkah berikutnya?" Randika hanya tersenyum dan hanya tiga kata terlontar dari mulutnya. "Kita bobol penjara." ........ Penjara Shinra. Sh satu penjara rahasia dan terketat di dunia ini benar-benar merupakan penjara yang sulit ditembus. Namun semua fakta tersebut akan kehngan kredibilitasnya, karena seth hari ini, penjara ini sudah hanya tinggal nama. Pinggiran kota Tokyo. Gedung yang memiliki dinding yang tinggi berdiri dengan kokoh di pinggiran kota Tokyo ini. Kawat berduri menghiasi dinding bagian atas, mencegah orang untuk memanjatnya. Tetapi apa yang membuat penjara ini tidak bisa dibobol adh menara jaga yang tinggi dan bersenjatakan lengkap. Belumgi tim patroli yang slu berkeliling dengan waktu yang berbeda-beda untuk mencegah terjadinya suatu p dan terlihat mesin tank yang slu berkeliling. Teror inh yang mengintai apab tahanan berusaha mrikan diri dari sel penjara mereka, apab mereka menunjukan batang hidungnya maka mereka akan dieksekusingsung di tempat. Terlebih, dari jarak 1 km dari seg arah, tidak ada tempat untuk bersembunyi. Di bagian tanah, terdapatpisan logam yang spesial jadi menutup kemungkinan tahanan membuat terowongan dari dm maupun luar. Di dm penjara juga terdapat beberapa helicopter yang siap terbang kapan pun. Belumgi ranjau yang tertanam di sekitar penjara, hal inh yang membuat siapapun ragu untuk menginjakan kakinya di tempat sembarangan. Jadi mrikan diri dari penjara rahasia ini benar-benar mustahil. Hingga sekarang, penjara Shinra berhasil mencatat rekor sempurna yaitu tidak ada yang pernah bisa mrikan diri. Apab ada orang yang masuk ke dm penjara ini maka mereka hanya mendapatkan 2 kemungkinan yaitu mati karena usia atau bunuh diri. Tetapi hari ini, semua legenda tentang penjara ini akan musnah. Di 1 km sebelum penjara ini, lebih dari 10 orang mengikuti Randika. Mereka menatap sebuah papan peringatan yang menyatakan bahwahan ini merupakanhan pemerintah dan tidak ada orang yang boleh masuk sembarangan. Raihan hanya menggelengkan kepnya sambil menghunuskan pedangnya. Dm sekejap papan tersebut terbh menjadi dua. Ketika seorang penjaga melihat kkuan Raihan ini, dia dengan cepat menjadi waspada. Dia ingin mporkan kejadian ini tetapi bahkan sebelum dia sempat berbalik badan, sebuah pisau sudah myang dan mendarat di tenggorokannya. Para penjaga, yang ada di bkangnya, tidak ragu-ragu untuk menembakan senjata mereka. Dor! Dor! Dor! Peluru yang tak terhitung ditembakan secara membabi buta, seakan-akan mereka mmpiaskan seluruh kemarahan mereka sma ini. Tetapi semua itu percuma, di bawah komando Randika, tidak ada satu pun peluru yang mengenai kelompoknya. Seth membunuh para penjaga di pintu masuk, Randika memberi sinyal maju. Kelompok paling berbahaya di dunia ini menerjang maju! Di dm penjara, dua penjaga sedang mengantar tahanan baru ke dm sel penjara mereka. "Cih kenapa di dunia ini ada penjahat macam kalian?" Kata si penjaga. Seorang penjahat itu tertawa dan meludah ke arah si penjaga tersebut. "Bajingan! Mau ngwan kamu ya!" Penjaga itu mengeluarkan tongkatnya dan memukul penjahat tersebut. Seth itu dia menatap orang tersebut dan berkata dengan nada jijik. "Kau kira bertindak tangguh seperti itu bisa menymatkanmu? Kalian mungkin bisa menerobos Gedung Putih milik Amerika tetapi jangan kira kalian bisa menerobos keluar dari penjara ini. Membusuh di neraka dunia ini!" "Tidak ada tempat yang tidak bisa dibobol." Kata penjahat tersebut. "Memangnya kau bisa Farah?" Ketika si penjaga menyebutkan namanya, ekspresi wajah Farah menjadi serius. Farah, bisa dikatakan adh orang yang sudah mrikan diri dari puluhan penjara paling ketat di dunia, jadi datangnya Farah di penjara ini membuat para penjaga mengawasinya dengan ketat. "Percuma kau memiliki pemikiran seperti itu." Si penjaga meneruskan. "Sudah beberapa orang yang memiliki ide sama sepertimu. Memang membuat rencana untuk kabur itu mudah, tetapi kabur dengan smat adh perkarain." "Tetapi ku kau ingin kabur, cepat panggil namaku dan aku akan membukakan pintu selmu." Kata penjaga yangin dengan nada sarkas. "Memangnya penjara ini seketat itu?" Penjahat yangin bertanya. Dia sendiri tidak percaya dengan perkataan para penjaga itu. Meskipun ada rumor tentang betapa mengerikan penjara Shinra ini, dia sendiri tidak merasakan apa-apa bahkan tidak ada bedanya dengan penjara yang biasa dia tempati. "Akan kuceritakan suatu kisah menyedihkan. Tahunlu, ada 6 orang yang mencoba mrikan diri dari penjara ini. Mereka memang berhasil memanjat tembok dan merasakan udara bebas tetapi mereka semua mati seth beberapa menit." Wajah si penjaga menjadi serius. "Tidak ada orang yang pernah berhasil keluar dari penjara ini hidup-hidup, nikmath neraka ini hingga akhir hayat." Mendengar kata-kata tersebut, beberapa penjahat itu merinding dan menjadi khawatir. Jika mereka tidak berusaha mrikan diri maka mereka akan mati membusuk di penjara ini, jika mereka mrikan diri maka mereka akan ditembak sampai mati. Penjara Shinra sudah bisa dikatakan bukangi penjara untuk mata-mata negara asing yang tertangkap, sepertinya penjara ini diperuntukan untuk penjahat ks kakap! Si penjaga membuka pintu sel dan menyuruh mereka menghadap ke tembok dan melepaskan borgol mereka. Sambil mengancam untuk mereka tidak bergerak, si penjaga keluar dari sel. Saat si penjaga hendak menutup pintu, sh satu dari tahanan itu bertanya. "Bagaimana ku orang berusaha membobol dari luar?" Kedua penjaga itu menatap satu samain dan tertawa. "Dari luar? Bahkan ku kau punya pasukan, itu semua percuma." Sesaatnya dia menutup pintu, terdengar suara gaduh dari luar. Suara itu benar-benar keras, apakah itu suara tank yang menembak? "Apa yang sedang terjadi?" Para tahanan itu bertanya-tanya apa yang sedang terjadi sedangkan kedua penjaga itu sudah panik. Tidakma kemudian, suara rm terdengar dan semua penjaga pada berian ke sana kemari. Penjara ini th diserang! Seth memastikan pintunya tertutup rapat, kedua penjaga itu segera beri menuju luar. Namun, ketika mereka berusaha membuka pintu, pintu tersebut meledak dan mereka berdua segera terpental. Dm sekejap mereka berdua bisa melihat betapa mengerikannya dunia luar yang mereka kenal itu. Kedua penjaga ini terkejut bukan main. Helikopter milik penjara mereka itu sudah menjadi puing-puing yang terbakar dan tank mereka yang perkasa itu sudah terbalik. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Melihat sekumpn orang yang menerjang ke arah mereka, kedua penjaga ini mengerti bahwa mereka akan menjadi sasaran para penyusup ini. "Aku menyerah!" Ketika si penjaga ini berusaha mengangkat tangannya untuk menyerah, seorang pria sudah berdiri di depannya dan menebas pedangnya dan membhnya menjadi dua. Melihat kelompok Randika yang tidak kenal ampun itu, penjaga satunya segera beri dan berusaha menutup pintu yang menuju ke sel penjara. Tetapi sebelum pintu itu dapat menutup, tatapan mata Raihan menjadi dingin dan dia mngkah bagai hantu. Pedangnya berhasil menahan pintu sebelum berhasil menutup, si penjaga tersebut sudah tidak berdaya. Seth membunuh penjaga tersebut, proses pengumpn informasi dimi. Merekangsung menuju kantor sipir untuk mencari di mana orang-orang mereka berada. Seth menghabisi para penghng yang menghngi mereka, tibh mereka di kantor sipir. Dan seth menemukan lokasi sel bawahannya, Randika membawa Raihan, Frank dan Kyoko bersamanya. Sepanjang jn, tiada hentinya penjaga bersenjatakan senapan serbu menghngi mereka. Sayangnya teriakan tragis mereka benar-benar sebentar, Raihan tidak memberikan ampun pada mereka dan memenggal kep mereka begitu saja. "Benar-benar membosankan." Raihan menggelengkan kepnya dan Kyoko tidak bisa berhenti mengh napas. Pria ini baru saja menebas helikopter yang terbang di udara dan masih merasa bosan? Tapi dia sendiri setuju, dia berharap ada tantangan lebih dm pembobn penjara ini. "Akhir-akhir ini kamu tidak punyawan yang pantas?" Randika tersenyum. "Kamu tiba-tiba menghng, siapa memangnya yang pantas jadiwan tandingku?" Jawab Raihan. "Terus waktu markas kita diambil alih, kenapa kamu tidak membunuh Bn Kegpan?" Tanya Randika. "Orang lemah seperti itu tidakyak kutebas, aku bisa membunuhnya dm 10 detik." Kata Raihan dengan wajah serius. Di sisiin, Frank yang lebih muda itu tiba-tiba terbatuk dan mengatakan. "Aku bisa dm 8 detik!" "Hah? Kau meremehkanku bocah?" Raihan mengerutkan dahinya, pedangnya siap beradu kapan saja. "Kita bertanding sma tiga jam kapan hari dan belum ada pemenang di antara kita." Jawab Frank dengan nada yangntang. "Aku juga tidak sabar menghkanmu pak tua!" Randika segera melerai mereka, dan pada saat ini, Kyoko mengatakan. "Bn Kegpan itu bukan apa-apa, tetapi Shadow yang menjadi mash." Mendengar nama tersebut, Randika menjadi terdiam dan tatapan matanya dipenuhi dengan kebencian. Ketiga orang ini merasakan aura membunuh Randika dan ikut terdiam, tetapi Raihan menambahkan. "Lagip hari itu Bn Kegpan membawa banyak ahli b diri." "Oh?" Randika kembali mendapatkan ketenangannya. Orang yangyak disebut ahli b diri oleh Raihan benar-benar sedikit, jika dia sampai menyinggung hal ini maka orang-orang tersebut sangah kuat. Raihan sendiri merupakan orang yang setara dengan Randika tetapi sejak memiliki kekuatan misterius di dm tubuhnya, Raihan sudah bukah apa-apa di matanya. Randika sendiri merasa bahwa Raihan berada di papan atas daftar Dewa, mungkin dih kandidat 12 Dewa Olimpus jika ada yang mati. Yang tidak berhasil Randika tangkap mungkin adh kenapa Bn Kegpan bisa menggerakan semua ahli b diri tingkat atas tersebut. Memang Bn Kegpan adh sh satu dari daftar Dewa tetapi menggerakan semua ahli b diri yang kuat dan setara dengan Raihan adh perkara yangin. Randika mungkin masih fokus untuk menymatkan bawahannya yang terkurung ini. Seth berhasil membantai untuk membuka jn, Randika dan ketiga bawahannya ini menuju ke kedman. Mereka th menerobos dengan mudahpisan pertama dari penjara ini yaitu gerbang masuk yang dikatakan memiliki tank, menara penjaga bersenjatakan lengkap dan tim patroli yang ketat. Lapisan kedua adh bagian dm dari penjara danpisan ketiga adh bagian terdm dari penjara ini. Dengan katain,pisan ketiga berada di bawah tanah dan dikel oleh tim khusus. Chapter 209: Ares Telah Tiba Chapter 209: Ares Th Tiba Di bagian bawah tanah dari penjara Shinra ini, para tahanan yang ditahan di tempat tersebut lebih mengerikan daripada yang ada di atas. Para bawahan Randika berada di bagian bawah tanah ini. Sekarang Randika bersama para bawahannya itu berjn di bagian sel penjara umum dan segera menuju pintu masuk bagian bawah tanah. Pada saat ini, para tahanan melihat rombongan Randika berjn dengan santai melewati mereka. Satu per satu dari mereka mi meminta tolong pada Randika. "Tolong lepaskan aku!" Teriak penatua yang ompong itu. "Hei bos, akan kubayar berapa pun yang kau mau! Cepat keluarkan aku!" Teriak tahanan yang tubuhnya dipenuhi tato. Semua tahanan berteriak pada Randika, memohon untuk dilepaskan. Dm sekejap penjara ini menjadi riuh dan berisik. "Serig, apa pasukan yang kamu miliki itu cukup?" Randika menatap seluruh tahanan yang menyerukan namanya itu. Serig, merupakan sh satu dari 5 jenderal dari pasukannya, merupakan orang yang pendiam. Karakter orang ini benar-benar mirip serig. Dia tidak pandai berkomunikasi dan pendiam, tetapi sifatnya akan berubah menjadi kejam dan barbar ketika sudah bertempur. Perintah Randika akan dkukannya tanpa banyak tanya. "Tidak cukup." Jawaban serig slu singkat dan js. Pertempuran perebutan istana bawah tanah yang terakhir benar-benar sengit. Serangan Bn Kegpan itu benar-benar mendadak dan menghasilkan korban yang begitu banyak di kedua bh pihak. Di antaranya, pasukan yang dipimpin serig menderita yang paling banyak. Oleh karena itu, pasukannya sudah hampir tidak memiliki oranggi. Randika mengerti karakter bawahannya ini jadi diah yang berinisiatif untuk bertanya. "Bagaimana ku para tahanan ini menjadi anak buahmu?" Randika tersenyum. "Siapa yang tidak kompeten bagimu bisa kau bunuh." Serig nampak terdiam dan menatap para tahananlu mengangguk. "Baih." Pasukan yang dipimpin oleh serig sama tenangnya dan sama kejamnya dengan pemimpinnya. Tidak peduli bagaimana liar ataupun tidak setianya para tahanan ini, serig memiliki metodenya sendiri untuk membuat mereka menjadi prajurit yang patuh dan siap mengorbankan nyawanya. Randika mengangguk dan berjn maju. Tidakma kemudian, mereka tiba di tangga yang menuju bagian bawah tanah. Yang menghngi mereka sekarang hanyh pintu yang tertutup. Pintu ini merupakan pintu besar yang besar dan kokoh, hampir mustahil untuk mendobraknya. Di dm pintu itu,mpumpu meny dengan terang, membuat bawah tanah ini sama terangnya dengan siang hari. Banyak tahanan yang ditahan di tempat ini, semuanya tampak terikat di bagian kakinya dan tangannya. Apab diperhatikan, sepertinya tempat bawah tanah ini adh ruang penyiksaan. Dan semua tahanan ini merupakan anggota dari pasukan Ares! Tidak diragukangi, ruang penyiksaan ini hanya berisikan para pasukan milik Randika. Semua orang di sini terluka dan bahkan beberapa dari mereka sedang mengucurkan darah dengan deras. Luka-luka mereka sama sekali tidak mendapatkan perawatan. Di bagian paling dm, terdapat seorang perempuan berkulit putih dan terlihat sangat rapuh. Dia sama sekali tidak terikat dan sendirian di sel penjaranya yang menyedihkan itu. Catherine adh sh satu dari crownless king dari pasukan Ares. Mungkin dm kasus ini dia adh crownless queen. Catherine sendiri bukah seorang ahli b diri seperti Raihan ataupun Frank. Sebaliknya dia hanyh orang biasa. Namun, sebagai sh satu crownless king, statusnya sama tingginya dengan Frank dan Raihan. Bisa dikatakan bahwa spesialisnya adh kecerdasannya! Di pertempuran-pertempuran sebelumnya, Catherine memberikan masukan dan saran pada strategi mereka, hal inh yang membantu pasukannya Randika ini menghkanwanwannya yang kuat. Di saat mereka sudah mencapai puncak dan mendirikan istana bawah tanah, Catherineh yang menjadi pemimpin sgi Randika tidak ada. Bisa dikatakan bahwa dia adh tangan kanan Randika, apa yang dia katakan adh titah dari sang Ares sendiri! Dari ketiga crownless king, Catherine memang yang paling Randika hargai. Raihan memang memiliki kekuatan yang luar biasa tetapi orang itu hanya peduli dengan pedangnya dan sangat ms. Frank memang mungkin orang yang dia didik dari 0, tetapi penyakit bawaannya itu benar-benar merepotkan dirinya dan membutuhkan waktu istirahat yang banyak. Meskipun penyakitnya itu sudah ditangani oleh Randika, hal itu tidak bisa hng sepenuhnya. Oleh karena itu, Catherine dipekukan khusus oleh Bn Kegpan. Bn Kegpan ingin Catherine menyerah dan menjadi miliknya. Dengan bantuan Catherine, menaklukan dunia bukah isapan jempol bka. Sma dirinya masih mengikuti Randika pun, Bn Kegpan sudah berusaha memikat hatinya. Namun, semua itu percuma. Catherine sama sekali tidak mau berbicara ataupun menerima tawaran Bn Kegelepan. Saking marahnya, Bn Kegpan membuang Catherine ke dm penjara tanpa cahaya matahari ini untuk memikirkan kembali tawarannya. Di tempat ini dia akan melihat para bawahannya disiksa sampai mati. Bn Kegpan juga berjanji akan melepaskan para bawahan Catherine tersebut apab dia mau menjadi miliknya. Namun, Catherine sama sekali tidak tertarik dan mengabaikan Bn Kegpan dari awal hingga akhir. Perempuan ini percaya bahwa Randika akan kembali untuk mereka. Bukan hanya Catherine saja yang memiliki pemikiran seperti ini, hampir semua bawahan yang tertahan ini memiliki pemikiran yang serupa. Dm hati mereka, Randika sudah benar-benar sang juru smat mereka. Mereka percaya bahwa Randika akan menymatkan mereka meskipun dunia adhwannya. Tetapi nasib mereka berbeda dengan Catherine, mereka harus bertahan hidup dari siksaan hingga bantuan tiba. "Hahaha jadi ini orang yang dikenal sebagai lima jenderal dari pasukan Ares yang tidak terkhkan itu? Dicambuk sedikit saja sudah diam kesakitan seperti itu!" Seorang pria kekar yang membawa cambuk itu meludah ke arah Polemos, sh satu dari lima jenderal. Polemos diikat pada sebuah pr dengan bertnjang dada, punggungnya sudah bersimbah darah karena cambuk. Polemos sama sekali tidak berbicara, cambuk yang mengenai punggungnya itu tidak mampu membuatnya mengeluarkan suara sekecil apa pun. Namun, cambuk itu memiliki duri jadi tiap cambukannya akan membawa secuil daging. Randika bertemu dengan Polemos ketika dirinya berkeliling dunia. Dia bertemu dengannya seth dia bertemu dengan Dion di Afrika. Hari itu Polemos sedang menyamar menjadi pedagang dan mengincar nyawa Randika. Seth gagal dan terluka parah, Randika merawatnya dan menerimanya. Meskipun grnya sebagai jenderal ditentang oleh banyak orang, kemampuan dan kesetiaan Polemos tidak pernah diragukan Randika sekali pun sejak pertemuan pertama mereka. Luka yang diderita Polemos benar-benar mengerikan, darah di tubuhnya tidak pernah berhenti mengalir. Tetapi, ekspresi Polemos benar-benar datar dan tidak menunjukan ekspresi kesakitan. Di sampingnya, ada dua orang yang juga terikat dan memaki si penjaga yang mencambuki atasan mereka itu. "Kau kira cambuk lemah seperti itu bisa melukai kami?" Ejek sh satu dari mereka. Penjaga yang kekar itu menjadi marah ketika mendengar ejekan tersebut, dia makin mencambuki mereka bertiga dengan keras. "Percuma punya otot sebesar itu tetapi mencambuk aja tidak becus. Sudah minta orangin saja menggantikanmu." "Sudah diah, pijatan orang ini termasuk enak. Tetapi ku bisa cambuk aku lebih kuatgi, punggungku tidak selemah itu." Jawab orang yang dipanggil singa oleh orang-orang. "Tolong buang rasa simpatimu itu dan cambuk kita lebih keras, ah! Benar seperti itu! Ayo lebih keras!" Si pria kekar itu geleng-geleng dengan tiga orang ini, dia baru pertama kali mendengar tahanan meminta mencambuknya lebih kuat. "Apa kalian semua sudah g?" Si pria kekar ini sudah tidak tahangi, dia sudah kehabisan napas. Meskipun dia ingin mnjutkannya, pria kekar ini akhirnya duduk di samping untuk mengumpulkan tenaganyagi. Ketiga tahanan ini mengh napas mereka. Sejujurnya, ketiga orang ini benar-benar g dan abnormal. Satu sangat pendiam dan menikmati rasa sakit ini dari dm hatinya. Yangin berteriak dan memaki si algojo untuk memberikannya rasa sakit yang lebih. Sedangkan yang terakhir, meskipun wajahnya biasa-biasa saja, cambukan itu sebenarnya mirip sebuah pijatan baginya. "Apa orang dari pasukan Ares sudah g semua?" Gumam si penjaga. "Hah? Otakmu rusak atau apa?" Orang yang bernama Jin itu mengerutkan dahinya dan berkata denganntang. "Kau saja yang lemah bodoh! Jangan pernah menghina pasukan tuan kami!" Si penjaga berbadan kekar ituntas tersenyum. "Kalian bisa apa memangnya? Kalian tidak lihat bahwa kalian terperangkap di sini? Smanya kalian menderita di tempat ini!" "Dia akan menymatkan kami." Singa menatap si penjaga dengan tatapan ganas. Dia percaya bahwa tuan mereka yaitu Randika akan datang. Mendengar kata-kata tersebut, Polemos mengangkat kepnya. Matanya tampak berbinar-binar dan Jin juga menjadi bersemangat. Denganntang Jin mengatakan. "Aku percaya tuan kami akan datang." "Hahaha!" si penjaga itu tertawa. "Tempat yang kau sebut markas itu sudah kami rebut dan orang yang kalian puja-puja itu bahkan belum pernah menunjukan dirinya sekalipun. Aku heran kalian masih saja berharap dia akan datang." "Kalian boleh menghina kami, kalian boleh menyiksa kami Tetapi jika kalian berani menghina nama tuanku, aku akan membunuh kalian." Polemos yang daritadi diam, tiba-tiba mengeluarkan aura membunuh yang pekat yang membuat ruang penyiksaan ini menjadi berat. san utama markas mereka th jatuh adh karena Shadow. Meskipun Bn Kegpan membawa puluhan ahli b diri bersamanya pada hari itu, mereka tetap tidak akan mampu menaklukan istana dunia bawah tanah tersebut. "Benar-benar menyedihkan." Pria kekar itu menggelengkan kepnya dan berkata dengan nada mengejek. "Kau akan mati sambil masih mempercayai bantuan akan datang. Jangan kira Ares yang kau puja-puja itu memiliki kemampuan untuk menerobos tempat ini. Belum pernah ada orang yang bisa membuka pintu tempat ini sekalipun." "Persetan denganmu!" Suara makian terdengar dari sel penjara yangin. Si penjaga itu menoleh ke arah bkang dan mendengus dingin. "Tidak peduli apa yang kalian katakan, kalian semua akan mati di sini tanpa pernah melihat cahaya mataharigi. Nikmath siksaan tiada habis sebelum napas kalian berhenti!" "Kau sebut ini siksaan? Aku kira kau cuma membantu menggarukan punggungku!" "Kau kira kami takut denganmu? Tamparan nenekku saja lebih kuat dari kalian!" Kedua orang kembar ini merupakan bagian dari 8 letnan, serangan gabungan mereka benar-benar mengerikan dan membawa mereka hingga menjadi letnan. "Hahaha, aku tidak sabar menguliti kalian hidup-hidup." Si penjaga itu sudah muak. "Aku akan menikmati menyiksa kalian hingga mati. Tangish tuan kalian yang tidak akan datang itu di neraka." Namun pada saat ini, suara ledakan terdengar dari arah pintu. Pintu yang tak tergoyahkan itu terpental dan terbuka lebar! Dm sekejap, tatapan mata semua orang tertuju pada pintu dan melihat sosok pemuda keluar dari balik asap. "Aku th tiba." Chapter 210: Saatnya Pembalasan! Chapter 210: Saatnya Pembsan! Penjaga yang membawa cambuk itu terkejut bukan main. Ketika para bawahan Randika ini melihat sosok Randika keluar dari balik asap, mereka semua terdiam. Seluruh penjara bawah tanah ini menjadi hening seketika. Polemos menatap tuannyalu tersenyum lebar, dia tahu bahwa Randika pasti akan datang untuk mereka! Semuanya kurang lebih tersenyum dan meskan air mata ketika sadar dari kelinglungan mereka. Spontan mereka semua berteriak satu nama. "Ares!" "Ares!" "Ares!" ........ Suara seruan ini membuat suasana penjara bawah tanah ini menjadi riuh, sedangkan para penjaga menjadi panik. Mereka tidak menyangka bahwa penjara bagian atas yang dikenal sangat ketat itu akan dibobol. "Hei, aku tidak menyangka kamu akan secengeng itu." Kata Singa pada Jin. "Sin! Siapa memangnya yang menangis? Mataku cuma kelilipan tahu!" Polemos hanya tertawa melihat kawannya itu. "DIAM!" Penjaga itu mencambukan cambuknya pada ketiga tahanan tersebut. Mereka bertiga sudah tidak peduli dengan rasa sakit ini, mereka sudah dipenuhi dengan rasa sukacita dan bahagia. Randika berjn maju ke depan, dia menuju ke sel penjara paling dm. Di bawah tatapan para pengikutnya, Randika berhenti di depan sel milik Catherine. Mereka berdua saling tersenyum pada satu samain. Serig, Kyoko, Raihan dll membantai para penjaga yang ada dan melepaskan para pasukannya. "HOI! Kyoko-ku yang manis, tolong lepaskan pangeranmu ini dulu. Aku sudahma terikat dan tubuhku sudah gatal ingin memelukmu. Tolong lepaskan aku." Teriak Jin. "Cih kau ini benar-benar menyedihkan, bisa-bisanya meminta tolong pada perempuan?" Kata Singa. Kyoko yang mendengar seruan minta tolong itu hanya menatap Jin dengan dingin dan berjn menuju selin. "Ah. Tatapan dingin itu benar-benar nikmat!" Nampaknya Jin adh seorang masokis. Satu per satu penjaga penjara bawah tanah ini dibunuh tanpa ampun. Mereka sama sekali tidak menyisakan satu orang pun untuk hidup. Seth melepaskan Catherine, Randika pergi menuju sel tempat Polemos, Singa dan Jin berada. Randika menatap kondisi para bawahan andnnya yang menyedihkan itulu tatapannya jatuh pada si penjaga yang membawa cambuk. Penjaga ini sedikit gemetaran di dm hatinya, dia sepertinya tahu bahwa hari ini adh hari terakhirnya hidup. Dia meraung keras dan menerjang ke arah Randika. Tetapi kecepatan Randika benar-benar cepat, tinjunya sudah myang dan penjaga itu hanya bisa merasakan rasa sakit menyelimuti dirinya dan kehngan kesadarannya. Randika tidak membunuhnya, aslinya dia ingin menangkap para bawahan Bn Kegelepan ini dan berurusan dengan mereka apab mash ini sudah selesai. Mereka ini th menyiksa orang-orangnya, Randika tidak ingin memberikan jn mudah berupa kematian bagi mereka. Melihat si penjaga yang sudah tidak sadarkan diri itu, Randika mengikatnya dengan cambuknya itu. Untuk memastikan dia tidak akanri, Randika mematahkan sh satu kakinya. "Tuan, Anda akhirnya datang juga." Jin sudah berurai air mata, wajahnya tersenyum lebar. "Hei kau ini cewek apa cowok sih?" Singa merinding melihat Jin yang ganas di medan tempur itu menjadi cewek polos di depan tuannya itu. Dia bersumpah akan menjauhi Jin seth keluar dari penjara ini. Randika mengepalkan tangannya dan menghantamkannya pada rantai yang mengikat mereka bertiga. Tanpa rantai itu, ketiganya sekarang bisa berjn dengan bebas. "Bagaimana keadaan kalian?" Randika bertanya. "Lumayan." Polemos mengangguk, meskipun tubuhnya penuh luka, kebanyakan luka itu hanya luka luar. "Berapa orang yang tersisa?" Tanya Randika. Mendengar pertanyaan ini, ketiganyangsung terdiam untuk beberapa saat. Lalu Polemos sebagai sh satu jenderal mengatakan. "Dari dpan letnan, hanya 5 yang tersisa. Pengkhianatan Harimau dan Bn Kegpan membuat sebagian pasukan kita mengikuti mereka. Yuna masih menghng dan Gilbert terbunuh." Randika hening sejenak. Meskipun dia tahu situasi pasukannya itu, mendengar hal ini masih membuatnya tidak nyaman. Dari 8 letnan yang ada, hanya tersisa 5 orang. Jin, Singa, Yuna dan si kembar (Matthew dan Martin). Gilbert th tewas dan yang paling menyedihkan adh Harimau dan Bn Kegpan yang berkhianat. "Di antara 5 jenderal, hanya Carlos yang tidak smat." Polemos kembali mnjutkan. Di antara 5 jenderal, hanya tersisa 4 yaitu dirinya, Dion, Kyoko dan Serig. Pada saat ini, Catherine datang menghampirinya dan berkata dengan nada yang lembut. "Jatuhnya istana kita adh keshanku, tolong tuan menghukumku. Aku th mempermalukan nama Anda." "Tidak ada gunanya menyesali apa yang th terjadi, hal yang paling kita perlukan adh rencana untuk merebut tempat kita kembali." Randika mengelus kep Catherine yang lembut itu. Memang hari ini dia th kh, namanya sebagai yang tidak terkhkan di dunia bawah tanah th tercoreng berkat Bn Kegpan dan Shadow. Tetapi mereka akan merebut kembali kehormatan mereka! Matthew dan Martin bagai pinang dibh dua, wajah mereka benar-benar mirip. Ketika Randika melihat wajah semangatnya, dia semakin yakin bahwa mengambil alih istananya bukah impian. ............ Randika keluar dari penjara terkutuk itu bersama dengan para bawahannya. Tidak butuh waktuma untuk media mengabarkan berita mengejutkan ini pada dunia. Tajuk utama setiap berita adh hancurnya penjara terketat di dunia oleh serangan teroris. Tidak ada saksi yang bisa menjskan apa yang th terjadi di penjara di pinggiran kota Tokyo tersebut. Total 200 penjaga th mati mengenaskan. Sesuai apa yang diramalkan oleh Randika, hari ini tidak akan adagi yang namanya penjara Shinra! Di sebuah rumah, yang cukup jauh dari lokasi penjara, Randika duduk di depan meja dan semua bawahannya berkumpul dan menghadap padanya. "Kita tidak punya informasi mengenai Bn Kegpan." Catherine mi diskusi kali ini. "Langkah pertama kita adh mengetahui di mana markas utamanya." "Untuk mendapatkan informasi tersebut, akan sangat sulit bagi kita mengingat Shadow membantu Bn Kegpan. Jadi menurutku kesempatan terbesar kita adh mencari keberadaan Yuna." Catherine menyampaikan pendapatnya. Frank mengangguk. "Apa yang dikatakannya itu benar. Aku melihat sendiri bahwa Bn Kegpan mengirim orangnya untuk menangkap Yuna. Jika kita berhasil menemukan Yuna, kita bisa mendapatkan lokasi Bn Kegpan." "Bagaimana menurutmu tuan?" Catherine menoleh ke arah Randika. Semua tatapan mata sekarang menuju Randika. "Kesmatan Yuna adh yang terpenting." Kata Randika dengan tegas. Semua orang membungkuk dan menerima perintah tersebut. Randikalu berkata kepada empat letnan. "Bawa orang-orangmu dan cari keberadaan Yuna. Kalian juga bisa menginterogasi sipir yang kita bawa sebelumnya." "Siap." Keempat letnan, Singa, Jin, Matthew dan Martin mngkah maju dan menerima perintahnya. "Kita juga perlu mengamati pergerakan musuh di istana kita." Randika menoleh ke arah Polemos. Polemos maju dan membungkuk, dia menerima misi ini denganpang dada. Meskipun Randika sudah tidak sabar merebut istananya kembali, dia tidak bisa bertindak gegabah. Dengan mengetahui detail-detail kecil akan sangat berpengaruh dengan hasil akhir. Perlu diingat bahwa kekuatan Bn Kegpan sudah merangkul Tokyo, hal ini benar-benar di luar dugaan Randika. Meskipun ada Raihan dan Frank di sisinya, mereka akan mwan sebuah pasukan jadi mereka harus benar-benar siap ketika menyerang. Terlebih, pasukannya yang berhasil mrikan diri itu tidak cukup untuk menyerang sebuah benteng. Semua jenderal dan letnan hampir kehngan 80% dari pasukannya, hanya Kyokoh yang cuma kehngan 30%. Oleh karena itu, Randika mengirim Polemos yang pandai menyamar untuk menemukan p penjagaan di istana bawah tanah itu. "Tuan, sepertinya kita perlu mengisi kekosongan pasukan kita ini." Catherine menambahkan. "Mash itu bisa diurus nanti." Kata Randika. "Jika kita berhasil membunuh Bn Kegpan, kekuatannya akan berpindah tangan pada kita. Aku sekarang ingin kalian fokus mencari informasi dan mengumpulkan senjata yang ada." Catherine mengangguk. Randikalu menatap ke arah awan yang ada di jend, seakan-akan dia bisa melihat wajah Bn Kegpan yang mengejek dirinya itu. Aku sendiri yang akan membunuhmu dengan kedua tanganku atas nama saudara-saudaraku yang th kau bunuh! Chapter 211: Terkepung Chapter 211: Terkepung Dm waktu yang singkat, para bawahan Randika ini bekerja dengan sangat cepat. Setiap orang mengejakan tugas mereka masing-masing dengan tekad yang bt. Catherine mi menyusun rencana dan mengambil alih seluruh tugas. Serig mtih para tahanan yang berpotensi, sedangkan para letnan berpencar dan mencari keberadaan Yuna. Pada saat yang sama, Randika mengirim orang untuk pergi ke departemen intelijensi miliknya. Shadow memanh yang memimpin departemen ini tetapi tidak semua orang di dm departemen itu yang ikut berkhianat sepertinya. Beberapa orang masih setia dengan Randika. Randika juga mengirim Polemos untuk mengintai pergerakan pasukan Bn Kegpan di istana miliknya itu. Mungkin dengan mengetahui perubahan shift atau p pergerakan, mereka akan menemukan ch untuk dimanfaatkan. Dm beberapa hari informasi terus mengalir tanpa henti, jejak-jejak Bn Kegpan di Tokyo mi terlihat semua. Tidak butuh waktuma untuk Randika dkk untuk mengetahui letak di mana Yuna disekap. Mengetahui informasi tersebut, Randikangsung menyiapkan rencana untuk menymatkannya. Namun pada saat ini, di luar markas sementaranya ini, tiba-tiba ada suara sirene yang keras. Sepertinya suara ini berasal dari selusin mobil polisi. Di luar rumah, para pejn kaki melihat mobil polisi itu menutup jn dan menyebar. Semua orang terkejut karena tidak ada yang tahu apa yang th terjadi. Apa ada sarang teroris? Di antara para pejn kaki tersebut, Kaori dan teman-temannya sedang berjn menuju mall. Tetapi melihat polisi yang begitu banyak, mereka berhenti dan bertanya-tanya apa yang th terjadi. "Masa di perumahan ini ada teroris?" Bisik sh satu perempuan. Para polisingsung keluar dari mobil mereka dan memasang blokade. Laras senapan mereka semua tertuju pada satu rumah. Semua polisi kesatuan khusus ini sudah siap menembak apa pun yang keluar dari dm rumah tersebut. "Kalian sudah terkepung." Sh satu dari mereka mengeluarkan t pengeras suara untuk memberi peringatan pada para tersangka yang ada di dm rumah. Sepertinya Bn Kegpan sudah mengetahui lokasi markas sementara Randika. "Menyerah dan keluar dari gedung dengan tangan di atas kep. Kami tidak akan menembak, tetapi jika kalian mwan maka kami akan membs tembakan kalian!" Kaori dan teman-temannya menjadi bersemangat, mereka belum pernah melihat adegan Hollywood ini secarangsung. Seth 1 jam belu, sama sekali tidak ada pergerakan dari dm rumah. "Aku akan memberi kalian 10 detik untuk keluar atau kami akan mi menembak." Kata polisi tersebut yang sudah muak menunggu. "Sepuluh!" Sesaatnya polisi tersebut menghitung mundur, di bawah tatapan mata para polisi dan pejn kaki, pintu dari rumah tersebut terbuka. Semua polisingsung menjadi waspada dan jari mereka sudah bersiaga di ptuk senjata mereka, siap untuk menembak kapan saja. Randika, beserta para bawahannya itu, berjn dengan pn menuju para polisi. Polisi yang membawa t pengeras suara tersebut mengangguk puas. "Kalian adh tersangka dari pembobn penjara Shinra yang menewaskan banyak korban jiwa dan atas nama kepolisian Tokyo, kalian semua kami tangkap. Serahkan diri kalian dengan baik maka kami tidak akan menembak kalian." Ha? Apa aku tidak sh lihat? Kaori melototi sosok Randika yang berjn di paling depan, pria itu adh orang yang masuk ke dm rumahnya! Tiba-tiba Kaori merasa sedih. Entah kenapa, dia tidak r melihat sosok yang th menymatkannya dari mantan pacarnya itu ditangkap. Dari interaksi mereka yang singkat itu, dia tahu bahwa Randika adh pria yang baik. Pemimpin para polisi itu mmbaikan tangannya dan dengan cepat beberapa polisi maju dan mengeluarkan borgol mereka. Pada saat ini, hati Kaori mengepal. Lari bodoh! Kenapa kamu tidakri dari sini? Kaori sudah berteriak dengan keras di dm hatinya, tetapi ekspresi Randika terlihat tetap tenang. Randika masih berjn secara pehan dan stabil, setiapngkah kakinya dia hentakan dengan mantap. Para bawahannya yang ada di bkangnya, ketika melihat beberapa polisi mengeluarkan borgol, menatap jijik pada mereka. Kalian pikir kalian bisa menangkap kami? Sebelum ini, ketika Randika belum menguasai dunia bawah tanah, seluruh polisi di Jepang slu menundukan kepnya pada mereka dan slu meminta bantuan Randika jika ada mash sk nasional. Dan sekarang mereka ingin menangkap mereka? Wajah Frank benar-benar tenang, tetapi tatapan membunuhnya berhasil dia sembunyikan dengan baik di balik topinya. Pada saat ini, tiba-tiba, terdengar suara tembakan! Dor! Dor! Empat tembakan itu sepertinya ditembakan dari satu senjata. Kemudian, empat polisi yang hendak memborgol Randika itu merasa ada cairan hangat yang keluar dari kep mereka dan terjatuh di tanah dengan menyedihkan. Ketika mendengar suara tembakan dan menyadari bahwa keempat polisi itu tertembak mati, para pejn kakingsungri tidak beraturan! Kaori yang berdiri linglung itu sudah ditarik oleh teman-temannya untuk segera pergi dari situ. Hampir semua polisingsung mengarahkan senjata mereka ke arah bkang. Kali ini pemimpin dari para polisi ini benar-benar marah. "Siapa yang menembak!?" Sesaatnya dia menoleh ke bkang, semua orang melihat mobil hitam muncul di bagian paling bkang blokade. Tidak hanya satu, terlihat 10 mobil hitam hendak mendatangi mereka. "Pak lihat sebh sana!" Seorang polisi dengan panik berteriak pada atasannya itu. Dengan cepat dia menoleh ke arah sisi jn dan melihat mobil-mobil hitam tersebut th mengapit mereka dari dua arah. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Polisi iningsung merasakan firasat buruk di dm hatinya. Siapa orang-orang ini? Para pejn kaki yang berian itu juga bertanya-tanya, siapa yang tiba-tiba datang ke pesta ini? Di bawah tatapan semua orang, puluhan mobil sudah mengepung tempat ini dan memblokade jalur kabur dari para polisi ini. Saking banyaknya mobil hitam tersebut, orang sudah tidak bisa memastikan berapa banyaknya. Kemudian, secara tiba-tiba, pria berbadan besar dan teman-temannya keluar dari mobilnya dan membidik para polisi dengan senapan serbu mereka. GAWAT! Hati semua para polisi iningsung mengepal ketika melihat senjatawan mereka. Senjata yang dibawa oleh keempat orang tersebut adh machine gun bertipe M240. Jika mereka beradu tembakan, js mereka akan kh dengan mudah. Para polisi ini berlindung di balik mobil mereka, tidak berani bertindak gegabah. Seorang polisi menanyakan situasi ini di HT. "Pak, bagaimana ini?" Apa yang harus dkukan? Bagaimana mungkin aku tahu apa yang harus kitakukan? Pada saat ini, orang berbadan besar itu berkata denganntang. "Aku akan memberikan kalian 10 detik sebelum kubombardir kalian semua dengan peluru!" Sederhana namun menakutkan, kata-katanya itu berhasil membuat nyali para polisi ini menciut. Di bawah ancaman senjata yang begitu kuat, nasib mereka sudah js. Namun pada saat ini, pemimpin dari para polisi ini tidak boleh ragu. Mungkin keputusannya ini memalukan tetapi mati di tempat ini benar-benar tidak sepadan. "Kalian semua turunkan senjata kalian." Katanya lewat HT. Sesudahnya perintah itu terdengar, semua polisi ini bernapas lega di dm hati mereka. Semua para pejn kaki itu melihat kejadian unik ini dari jarak jauh. Semuanya terkejut bukan main ketika melihat para polisi itu membuang senjata mereka. Teman-temannya Kaori juga tidak kh terkejut, mereka bertanya-tanya siapa orang-orang itu yang mampu membuat para polisi menyerah? Chapter 212: Berkunjung Chapter 212: Berkunjung Kaori terus menatap sosok Randika yang ada di paling depan, hatinya menjadi lega ketika melihat para polisi membuang senjata mereka. Namun, sosok Randika sama sekali tidak bisa lepas dari ingatannya. Randika berjn dengan santai menghampiri para bawahannya yang datang tersebut. Melihat sosok Randika yang berjn melewati mereka, para polisi ini tidak berani berbuat macam-macam. Randika tentu saja mencueki para polisi tersebut, dan ketika para bawahan yang baru datang itu melihat Randika, mereka memasang tatapan penuh kagum. Orang-orang inh pasukan yang mrikan diri atas perintah Dion sebelumnya, mereka bersembunyi dan menunggu sinyal untuk berkumpul. Mereka yakin suatu saat nanti, tuan mereka akan datang dan membskan saudara-saudara mereka yang th gugur. Dan tentu saja, ketika mereka dipanggil, mereka mengetahui bahwa rumah aman Randika sedang dikepung. Merekangsung menuju rumah tuan mereka berada. Melihat sosok kriminal yang tampaknya tidak peduli dengan dirinya, pemimpin para polisi ini merasa lega. Dia merasa lega bahwa penjahat ini tidak akan mengapa-apakan mereka. Namun, sepertinya dia sh sangka. Tiba-tiba Randika berhenti berjn dan menghadap ke arahnya. Ini membuat jantungnya tidak bisa berhenti berdebar. "Berikutnya kalian semua tidak akan seberuntung ini." Kata Randika dengan santailu berjn pergi. Para pria yang membawa M240 itu menatap dingin para polisilu masuk ke dm mobil mereka dan pergi. Ketika semua mobil hitam itu semuanya pergi, jantung para polisi ini masih berdebar-debar. Mereka merasa bahwa mereka baru saja berhasil menghindari sabitan dewa maut. ......... Ketika kelompok Randika ini tiba di rumah aman yang berikutnya, mereka segera berkumpul di ruang tamu. Dengan lokasinya yang sebelumnya sudah ketahuan, Bn Kegpan berarti sudah mengerti bahwa Randika sudah bergerak. Pada saat ini, sh satu dari bawahannya menyampaikan pesan yang dia terima pada Randika. Dengan hati-hati dia mengatakan. "Tuan, kami menemukan beberapa petunjuk." "Petunjuk tentang apa?" "Bn Kegpan." Tangan Randika terlihat mengepal dan tatapan matanya menjadi dingin. "Bn Kegpan memiliki anak buah yang bernama Jason. Menurut informasi kami, Jason mengetahui lokasi Bn Kegpan." Randika berpikir sebentar dan memiliki ide. Karena Bn Kegpan th menguasai Tokyo, seharusnya dia memiliki pengaruh di jajaran pemerintahan maka seharusnya gubernur Tokyo ini mengetahui sesuatu. Dia th memutuskan untuk mengunjungi Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo. Bersama dengannya adh Raihan, Frank dan Catherine sementara yangin akan terus mengumpulkan informasi dan pasukan yangin. Namun, Randika tetap membawa puluhan orang bersamanya untuk ikut bersamanya. Sepertinya kunjungannya ini akan disambut dengan baik oleh polisi. Pada saat ini di Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo. "BODOH!" Orang paruh baya yang memakai jas hitam itu melempar asbak yang ada di atas mejanya. Dia melototi Komisaris kepolisian Tokyo tersebut dengan tatapan tajam, dia tidak berhenti memarahinya. "Apa kalian tidak bisa bekerja dengan benar? Buat apa aku menggaji kalian sma ini hah? Nangkap satu orang saja kalian tidak bisa!" Komisaris ini juga sama kesalnya dengan sang Gubernur. Dari hari pertama Randika tiba di Tokyo, dia mendapatkan perintah untuk menangkapnya dan mengerahkan seluruh orang-orang terbaiknya untuk menangkapnya. Tanpa diduga, sampai detik ini buronan tersebut belum tertangkap dan penjara paling ketat mereka yaitu penjara Shinra th hancur. Bisa dikatakan bahwa nama besar kepolisian Tokyo sudah tercoreng. Namun, Komisaris ini aslinya tidak berdaya. Dia hanya memberikan perintah dari atasannya dan menyampaikannya pada bawahannya. Dia sendiri tidak mengerti mengapa anak buahnya itu tidak bisa menangkap satu orang. "Aku akan memberimu satu minggugi. Ku aku tidak melihat wajah orang itu di penjara, aku sendiri yang akan menjebloskanmu ke penjara!" Kata sang Gubernur. Komisaris ini mengangkat kepnya dan memberi hormat. "Baik!" "Maafkan anak buahku yang tidak becus." Sang Gubernur nampak berkeringat ketika dia membungkuk meminta maaf pada sosok yang duduk di kursinya itu. Pada saat ini, orang berjas putih yang sedang duduk di kursi sang Gubernur tiba-tiba mengambil gs winenya dan meminumnya. "Aku tidak peduli cara apa yang dipakai anak buahmu itu untuk menangkap targetku itu." Jason menatap si Gubernur. "Waktu yang tuanku berikan sudah hampir tiba. Jika kau tidak bisa menepati janjimu maka tuanku akan menarik kembali uangnya dan kau tidak akan punya uang sama sekali untuk mencalonkan diri kembali." Ketika mendengar kata-kata ini, si Gubernur makin berkeringat dan dengan cepat berjanji. "Tolong sampaikan pada tuan Bn Kegpan bahwa beliau tidak usah khawatir. Aku pasti menepati janjiku untuk menangkapnya. Aku hanya ingin beliau memberikanku sedikit waktu untuk menuntaskannya." Jason menggelengkan kepnya. "Aku tidak berani menyampaikan berita buruk ini pada tuanku. Aku hanya bisa memberimu saran untuk menyelesaikan tugasmu itu secepat mungkin." Komisaris polisi ini masih berdiri di tempatnya. Ketika mendengar percakapan kedua orang ini, dia hanya bisa terdiam. Seth menjt Jason beberapa kali, si Gubernur melihat si Komisaris masih berdiri diam di tempatnya. Sambil marah dia membentaknya. "Buat apa kau masih ada di sini? Kerja sana dan tangkap orang itu secepat mungkin!" Komisaris polisi ini tampak mengerutkan dahinya, kenapa kau terus-terusan memarahiku ketika kau marah? Pada saat ini, seorang polisi tiba-tiba mengetuk dan masuk ke dm ruangan. "Kenapa kauma sekali? Kau tidak digaji untuk ms-msan." Atasannya itungsung menampar polisi tersebut, dia merasa lega ketika bisa mmpiaskan kekesnnya ini. Seth menenangkan diri, Komisaris itu bertanya dengan nada yangntang. "Cepat katakan keperluanmu, apa kau tidak lihat bahwa kami sedang rapat?" Sambil tersenyum pahit, polisi itu berkata denganntang. "Berdasarkan informasipangan, lokasi target th ditemukan dan th dipastikan bahwa dia sedang menuju ke tempat ini." Mendatangi Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo? Meskipun awalnya terkejut, si Gubernur kemudian tertawa. "Itu berita bagus, kita tidak perlu repot-repot mencari keberadaannyagi." Si Gubernurlu menoleh ke arah Jason. "Tolong beritahu tuan Bn Kegpan bahwa aku sudah memenuhi janjiku dan aku akan memberikan orang tersebut." Jason hanya tersenyum. "Akan kuberitahu beliau apab kau sudah menangkapnya." Jason duduk dengan tenang. Dia bergabung dengan Bn Kegpan seth tuannya itu berkhianat dan meninggalkan Randika jadi Jason sama sekali tidak tahu kehebatan Randika. Meskipun dia pernah mendengar kehebatan dan reputasi Ares, dia ikut menyerang istana dunia bawah tanah dan mengusir orang-orang yang ada di sana. Mengingat betapa mudahnya dia merebut tempat tersebut, dia merasa bahwa nama Ares benar-benar telu ditinggi-tinggikan. Dan sekarang Ares sedang menuju tempat dirinya berada, sepertinya misi kali ini akan selesai dengan cepat. Komisaris polisi itungsung memerintahkan anak buahnya itu untuk segera turun dan mengumpulkan seluruh kekuatan kepolisian Tokyo. Sedikit ragu-ragu, polisi tersebut hanya bisa mengangguk. Melihat keraguan itu, atasannya itu bertanya pada dirinya. "Jika kau punya pendapat, katakan saja. Tidak ada shnya mendengarkan pendapat para bawahan." "Sebelum ini kekuatan target benar-benar tidak masuk akal dan sekarang dia membawa beberapa orang bersamanya." Kata polisi tersebut. "Hah? Aku punya seluruh polisi dan senjata di kota ini, kau kira ratusan orang tidak bisa menghadapi beberapa orang?" Polisi tersebut merasa tidak berdaya dan akhirnya memilih untuk tidak berdebatlu berjn keluar. Saat si Komisaris mengh napas, suara dingin si Gubernur terdengar dari arah bkangnya. "Kau juga ikut keluar." Dm sekejap dia terkejut tetapi ketika melihat tatapan dingin sang Gubernur, diangsung keluar dengan terburu-buru. "Aku mengharapkan kau akan mengatakan hal-hal yang bagus mengenaiku pada tuan Bn Kegpan. Aku ingin kerja sama kita ini bengsungma." Kata si Gubernur. "Tidak mash, kau tidak perlu khawatir." Jason juga tersenyum. Seth beberapa saat, Komisaris kepolisian Tokyo tersebut kembali ke dm ruangan dengan wajah panik. "Ada apa? Bukannya kau kusuruh pergi untuk menangkap orang itu?" Si Gubernur terlihat marah. "Ah Anu Orang itu berhasil masuk." Berhasil masuk? Melihat keringat dingin dan wajah panik bawahannya itu, si Gubernur merinding dan merasakan firasat buruk. Kali ini, Jason juga ikut bertanya-tanya. Musuh berhasil menerobos masuk tempat ini? Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo merupakan tempat terpenting di kota Tokyo, penjagaan dan pertahanan yang ia miliki seharusnya setara dengan Gedung Putih di Amerika. Dan sekarang musuh berhasil masuk ke gedung ini? "nggi kata-katamu itu." Si Gubernur masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Saking marahnya, dia membentak tepat di wajah bawahannya itu. "Dia yang mengatakannya." Si Komisaris sudah muak dibentak-bentak jadi dia mengarahkan kemarahan Gubernur ke anak buahnya. Gubernur berdiri di hadapan si polisi tersebut dan dengan cepat dia mengatakan. "Maafkan kami pak, tidak ada orang yang bisa menghentikan mereka." Kali ini si Gubernur benar-benar pusing. Bagaimana bisa musuhnya itu masuk ke gedung ini? Ini semua berbeda dengan apa yang dia bayangkan. "Cepat kita ke ruangan CCTV." Kata si Gubernur dengan cepat. Semua yang ada di ruangan itu, termasuk Jason, segera menuju ke ruangan CCTV untuk melihat apa yang th terjadi. Pada saat yang sama, orang-orang yang dibawa oleh Randika sepertinya mengamuk secara membabi buta. Semua kekuatan yang menghngi mereka akan dibunuh tanpa ampun. Orang-orang yang dtih oleh Serig ataupun Dion itu sama sekali tidak mengenal takut. Mereka menyerang polisi yang bersenjatakan lengkap itu dengan gagah berani. Seluruh staff pemerintah yang menglihat invasi ini sudah meringkuk ketakutan. Mereka menyaksikan para polisi terbunuh oleh para setan tersebut. "Siapa kalian!?" Seseorang memberanikan diri untuk menghngiju Randika dkk. "Ini adh gedung pemerintah, kalian th." Bahkan sebelum dirinya selesai berbicara, sebuah pedang sudah myang dan kep orang tersebut sudah berguling dintai. AH!!! Semua orang yang melihat adegan ini makin ketakutan danri tidak karuan. "Lantai mana Gubernur kalian itu berada?" "Lantai 10,ntai 10 Tolong lepaskan aku." Orang yang ditanyai oleh Raihan itu sudah ketakutan, pedang yang ada di samping lehernya itu membuatnya berkata sejujur-sejujurnya. Pada saat ini, terlihat banyak pasukan polisi dengan tameng anti ledakannya datang menghampiri Randika dkk. "Aku akhir-akhir ini menyempurnakan jurus baru, kamu mau melihatnya?" Kata Raihan pada Randika sambil menatap pasukan semut itu. "Boleh." Jawab Randika. Seth itu, pedang yang dibawa Raihan itu berdengung dan menghasilkan suara yang menggetarkan hati. Ketika Raihan mngkah, sosoknya bagaikan petir dan sudah menghng. Ketika dirinya muncul kembali, Raihan sudah berada di bagian paling bkang dari pasukan polisi tersebut. Pedangnya yang berdengung itu sudah bersimbah darah. Dm sekejap dia membh semua orang tersebut! Orang-orang yang ikut menyerang gedung ini menatap Raihan dengan tatapan kagum. Raihan, sang crownless king, sangat jarang menunjukan kemampuannya tetapi ketika dia mkukannya, kemampuannya slu membuat kagum orang-orang. Randika mengangguk ketika melihat jurus tersebut, sepertinya kemampuan berpedang Raihan meningkatgi. Benar-benar orang jenius! Untuk mencegah kaburnya si Gubernur, Randika membagi pasukannya menjadi beberapa kelompok. Mereka akan mengawasi lift, tangga dan pintu keluar. Melihat orang-orang itu mi naik dari CCTV, tubuh si Gubernur mi bergetar. Polisi yang ada di sampingnya sudah berkeringat deras. Mereka semua tidak menyangka bahwawannya itu benar-benar mengerikan. Seharusnya dia tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur. "Bapak tenang saja, aku sudah mengirim semua orang untuk menghentikan mereka." Komisaris polisi itu berkata dengan nada yang serak. Chapter 213: Rumah Bangsawan Hiroyuki Chapter 213: Rumah Bangsawan Hiroyuki Namun, semua orang yang ada di ruangan itu dapat melihat dari CCTV bahwa orang-orang yang datang itu bagaikan binatang buas. Mau berapa pun yang menghadang mereka, pasukan para polisi ini sama sekali tidak berdaya menghadapi mereka. Bahkan tidak butuh waktu lebih dari 1 menit untuk membereskan orang-orang yang berani menghngi mereka. Kecepatan membunuhwan benar-benar luar biasa. Satuntai penuh tidak membutuhkan waktu 5 menit untuk mengamankannya. Si Gubernur sudah tidak tahu harus berbuat apa, tubuhnya tidak bisa berhenti bergetar dan tenggorokannya benar-benar kering. "Apa kalian bisa menahannya?" Tanya si Gubernur. Komisaris polisi itu melihat anak buahnya dibantai dengan begitu mudah, mau tidak mau dia menjadi ragu. "Anda tidak perlu khawatir." Katanya sambil berkeringat deras, js dia juga berusaha meyakinkan dirinya juga. Jason yang seruangan dengan mereka mi gemetaran. Dia merinding ketika melihat kemampuan Raihan yang menghabisiwannya dm sekejap. Bawahannya saja sudah sekuat itu, apgi yang bernama Ares. Barh saat ini Jason menyadari bahwa nama Ares sama sekali bukan isapan jempol bka. "Apa kalian tidak punya pintu keluar yangin?" Tanya Jason dengan cepat. "Tidak" Kata si Gubernur dengan nada sedih. "Seluruh pintu keluar sudah mereka kuasai, jika kita ingin kabur tanpa bertemu dengan mereka mungkin lebih baik kita lompat dari jend." Lompat dari jend? Jason benar-benar muak ketika mendengar saran si Gubernur, lompat darintai 10? Bercanda ya? Randika bersama pasukannya terus membantai menuju kentai 10. Setiap orang yang berani menghnginya akan terbunuh, tiada ampun bagi mereka. Bahkan para polisi sudah mi kehngan keberanian mereka, satu per satu mi membuang senjata mereka dan mrikan diri. Tidak butuh waktu yangma bagi Randika tiba dintai 10. Sekeluarnya dari lift, Randika menatap para polisi yang bersiaga di depan pintu. Mereka sama sekali tidak berbicara dan memegang erat senjata mereka sambil berkeringat deras. Tatapan mata mereka penuh kengerian tetapi mereka tidak bisa meninggalkan tempat ini begitu saja. Di dm ruangan, si Gubernur dan yangin bisa melihat bahwa Randika dan pasukannya sudah berada tepat di luar ruangan mereka. Mereka menjadi panik tidak karuan. Menatap pintu sambil mengerutkan dahinya, Jason tidak bisa berhenti berkeringat. Satu-satunya yang menghngi Randika dan dirinya adh para polisi yang sudah disuapnya itu. Namun pada saat ini, suara tembakan senjata terus terdengar. Tiba-tiba, pintu ruangan itu terbuka dan terpental dari engselnya. Pintu itu menabrak para pengawal yang ada di dm ruangan. DUAK! Menabrak dengan keras, orang-orang itu hanya bisa meringkuk kesakitan. Randika yang berjn masuk melihat 3 orang yang masih berdiri, para bawahannya menunggu di luar ruangan. Ketika semua mata terfokus pada Randika, Raihan sudah bersiaga dengan pedangnya. Menatap Randika, si dewa maut itu, berjn menghampirinya, si Gubernur benar-benar ketakutan. "Apa maumu!" Randika sama sekali tidak memperhatikannya, tujuannya hari ini adh Jason. "Asalkan kau tahu, membunuhku berarti kau mengajak perang satu negara ini! Jangan harap kau bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup!" Kata si Gubernur dengan nada suara yang serak, dia berharap bisa menakut-nakuti Randika. Randika hanya mengerutkan dahinya. "Berisik!" Sesudahnya Randika berkata seperti itu, diangsung memberikan si Gubernur satu pukn tepat di wajahnya. Seakan-akanngitnya berputar, si Gubernurngsung terjatuh dintai. "Pak, kau baik-baik saja?" Dengan wajah cemas, si Komisaris polisi itu segera menghampiri atasannya itu. "Aku baik-baik saja." Si Gubernur berusaha berdiri dan bertatap-tatapan dengan Randika, dia sama sekali tidak berani berbicara. Merasakan tatapanwannya yang tajam, Jason berusaha menenangkan diri dan memberanikan diri untuk bertanya. "Apa maumu?" "Apa kau Jason?" Tanya Randika dengan santai. "Ku iya kenapa? Ku tidak bagaimana?" Jawab Jason dengan nada dingin. "Kau memang anak buahnya." Randika tersenyum dan menoleh ke arah pasukannya. "Pekukan dia sesuka hati kalian, tetapi ingat, aku perlu dia menjawab pertanyaanku." "Apa maksudmu itu?" Mendengar kata-kata itu, Jason merasakan firasat buruk. Terlebih ketika pasukan Randika itu tersenyum melihat dirinya. Menyiksa orang yang sudah membunuh saudara seperjuangannya merupakan sh satu kegiatan yang mereka suka. Kaki dan tangan tidak dibutuhkan ketika menjawab pertanyaan bukan? Jason melihat beberapa orang yang berlumuran darah itu mengepung dirinya. Tidak ingin terkepung, Jasonngsung menerjang maju dan myangkan puknnya. Yang paling membuatnya terkejut adh pukn kerasnya itu sama sekali tidak membuatwannya itu mundur! Jason benar-benar terkejut, tiba-tiba dia merasa bahwa baju bagian bkangnya ditarik dan dirinya terpental. Sesaatnya dia berusaha berdiri, tiba-tiba sudah ada orang yang berdiri di atasnya. "Kalian semua akan mati!" Jason yang diinjak itu menjadi marah, beberapa orang yang melihatnya yang begitu angkuh di depan tuannyangsung menghajarnya. Randika melihat hal ini dengan santai, dia berjn menuju kursi dan duduk sambil meminum wine. "Hidup kalian para politikus memang mewah." SI Gubernur sama sekali tidak menjawab. Ketika melihat Jason dipukuli habis-habisan, dia sama sekali tidak berani bertindak gegabah. Raihan memperhatikan Jason yang dipukuli itu dengan tatapan jijik, orang lemah itu tidak pantas mwan pedangnya. Jason memang angkuh awalnya tetapi seth menerima pukn demi pukn, nyalinya menjadi ciut. "Tolong ampuni aku, apa pun yang ingin kalian tahu akan kukatakan." Darah sudah mengucur dari seg badannya dan sh satu anak buah Randika menjti darah tersebut. "Orang lemah sepertimu tidak pantas berbicara pada tuanku, kau benar-benar sampah." "Iya, iya, aku memang sampah dan tidakyak berbicara. Aku mohon jangan bunuh aku." Jason sudah berurai air mata, memohon untuk tidak dibunuh. Lebih dari 10 orang menghajarnya bergantian, dia tidak tahu pukn mana yang akhirnya akan membunuhnya. Dan dia juga tahu, ini masih tahap awal dari penyiksaan mereka. Gubernur dan orang-orangnya hanya bisa melihat adegan ini dengan terdiam. Randikalu berkata dengan nada serius. "Aku hanya akan menanyakan satu pertanyaan." Jason menatap Randika lekat-lekat, menunggu pertanyaannya. "Kau pasti tahu lokasi Bn Kegpan bersembunyi kan?" Hati Jasonngsung mengepal. Tentu saja dia tahu, ternyata jn kesmatan semurah itu! "Jika aku mengatakannya, kau harus melepaskanku!" Jawab Jason. Tetapi, orang di sebhnya tiba-tiba menamparnya. "Cepat katakan atau kami akan membunuhmu!" "Rumah bangsawan Hiroyuki, Bn Kegpan akhir-akhir ini berada di sana." Kata Jason dengan cepat. Randikalu berdiri dan menghampiri Jason. "Aku sudah mengatakan apa maumu, cepat lepaskan aku!" Jason menatap tajam pada Randika. "Aku sama sekali tidak berjanji untuk melepaskanmu,gip bagaimana ku kau itu berbohong?" Randikalu berjn keluar sedangkan Jason diikat dan dibawa oleh pasukannya. "Tunjukan jnnya." Kata Randika dengan tegas. Dengan begitu, Randika berjn menuju lift dan meninggalkan gedung pemerintahan ini. Ketika melihat sosok Randika yang pergi, Gubernur dan Komisaris polisi mengh napas lega. Seakan-akan gunung yang menindih dada mereka itu th lepas. Nyawa memang harta yang paling berharga! Chapter 214: Perang Dalam Gedung Chapter 214: Perang Dm Gedung Seth mendapatkan informasi keberadaan Bn Kegpan ini, Randika segera menginfokannya pada pasukannya yang ada di rumah aman. Dengan begitu, para pasukannya itu bisa menyusul dirinya dan berkumpul di rumah bangsawan Hiroyuki. Randika juga membawa Jason bersamanya sebagai pemandu jn. Jadi ku dia berbohong, Randika bisa menyiksanya untuk memberikan lokasi yang benar. Rumah bangsawan tersebut berada di pinggiran kota Tokyo. Rumah ini mencakup wyah yang sangat luas, bahkan memilikipangan golf dan danau buatannya tersendiri. Gedung rumahnya juga sangat luas dan tinggi. Di setiap jengkal dari rumah ini terlihat para penjaga yang bersenapan dengan wajah yang serius, seakan-akan mereka mengetahui bahwa musuh sebentargi datang. Di dm rumah, Bn Kegpan dan Shadow sedang duduk dengan wajah yang cemas. Suasana ruangan itu benar-benar menyesakkan. "Kamu bng bahwa dia sedang menuju ke sini?" Tatapan mata Bn Kegpan terlihat panik. Dia tidak menyangka bahwa Randika akan datang secepat ini. Shadow mengangguk. "Jason tidak memberi kabar pada kita sejak 1 jam yanglu, js ada yang aneh. Mengingat sifat Ares, dia sepertinya berhasil mengetahui keberadaan Jason dan membuatnya mengatakan lokasi markas kita. Jadi kemungkinan besar dia sudah berada di dekat kita." "Ku begitu kenapa pasukan kita diam saja?" Bn Kegpan mengerutkan dahinya. "Jangan, kita perlu dia menghampiri kita." Tatapan mata Shadow penuh dengan percaya diri. "Maksudmu apa?" Bn Kegpan terlihat bingung. "Tidak peduli seberapa kuat Ares, dia tetah manusia. Untuk membunuh orang, kita tidak perlu menggunakan senjata ataupun pisau. Mencabut nyawa orang itu memiliki berbagai macam cara." Kata Shadow. "Di sinh ruangan rahasia yang kita bangun akan berguna." Mendengar saran Shadow yang cemeng itu, Bn Kegpan menjadi tenang kembali. Sambil tertawa jahat, Bn Kegpan merangkul Shadow di tangannya dan mengatakan. "Kamu memang benar, kali ini dia akan mati di tangan kita!" .......... Tidakma kemudian, Randika dan yangin sudah sampai di depan rumah bangsawan Hiroyuki ini. Dari kejauhan, rumah ini benar-benar seperti kastil yang berdiri di tengah padang rumput. "Kali ini biarkan aku yang memimpin pasukan kita! Aku tidak akan mengecewakan tuanku!" Kata Singa dengan penuh semangat. Meskipun kastil itu terlihat sepi dan mencurigakan, semangat Singa untuk bs dendam tidak bisa dipadamkan. "Biar aku saja." Kyoko maju ke depan dan membungkuk ke arah Randika, matanya sudah tidak sabar mencicipi darah musuhnya. "Hei jangan menyerobot!" Singa menjadi marah. "Jangan mentang-mentang kamu perempuan jadi seenaknya." "Kamu takut peranmu diambilgi?" Kata Jin sambil tertawa. Di saat bawahannya ini bercanda, Randika dan Catherine melihat rumah yang besar itu sambil mengerutkan dahi. Seth berpikir sejenak, Randika akhirnya memutuskan. "Kyoko, Singa, Serig dan Jin, bawh pasukanmu dan seranh dari depan." Keempatnyangsung terlihat gembira karena mendapatkan kehormatan untuk menyerang pertama. Kyoko, bersama pasukan perempuannya, mendekati rumah aneh itu dengan cepat sedangkan yangin mengekori mereka. Pada saat mereka berjn melewati hman rumah yang luas, tiba-tiba kematian muncul dari balik tanah! Di rerumputan yang terlihat biasa itu, tiba-tiba terbuka dan dari lubang itu muncul puluhan senapan mesin tipe PK milik Rusia. Pada saat yang sama, rumah yang terlihat sepi itu tiba-tiba muncul puluhan orang. Semua orang tersebut juga membawa senjata serbu dan mengarahkannya pada pasukannya Kyoko dkk. Randika yang melihat ini dari kejauhan mengerutkan dahinya. Tidak ada jnin bagi Kyoko, Singa dan Jin, yang ada hanyh baku hantam! Melihat senapan mesin tersebut, Kyokongsung bertindak dan melemparkan kunainya. Karena serangannya ini membutuhkan kecepatan, persenjataan pasukannya tidak telu kuat jadi mereka kh senjata. Di saat lubang-lubang di taman itu muncul, Kyoko sudah myangkan kunainya ke arah senapan mesin tersebut. Berselimutkan cahaya matahari, kunai dengan kecepatan tinggi itu mengenai senapan mesin dengan kuat. "Shua shua" Suara kunai membh senapan mesin terus terdengar, ketajaman kunai milik Kyoko benar-benar luar biasa. Dengan benang tipisnya itu, Kyoko dapat mengaturju kunai miliknya dan menyerang senapan mesin itu bertubi-tubi. Singa juga sama buasnya, dia mengandalkan kecepatannya dan menghancurkan senapan mesin yang ditemuinya. Ketika dirinya dihujani peluru, dia masuk ke dm lubang dan mencabut senapan mesin tersebut dan menembakannya dengan membabi buta. Melihat adegan pertempuran yang menyenangkan seperti ini, Raihan bergerak dari samping Randika dan memasuki medan pertempuran. Pedangnya berdengung seakan-akan sama bersemangatnya dengan tuannya. Dengan sekali tebas, tidak ada yang bisa bertahan darinya. Namun, pasukan Bn Kegpan juga bukan orang sembarangan. Mereka menembakan senjata mereka dan memojokan pasukannya Randika. Bermodalkan senjata yang lebih berat, mereka berhasil membalikan keadaan. Tetapi, pasukan yang dtih oleh Serig itu benar-benar tidak kenal takut. Mereka menggunakan badan mereka untuk menghngi peluru agar teman-temannya yangin bisa menghancurkan senapan-senapan mesin yang ada. Para prajurit Kyoko dan Singa terus menerus menghancurkan persenjataan Bn Kegpan. Jin juga tidak mau kh, dengan menggunakan senapan mesin musuh, dia menembaki orang-orang yang ada di rumah. Dm 2 menit, seluruh senapan mesin berhasil mereka atasi tetapi dengan kompensasi korban yang besar. Di sisi Bn Kegpan, korban mereka juga tidak kh besarnya. Melihat medan tempur tersebut, suasana hati Randika benar-benar tidak bagus. Dia menebak bahwa Bn Kegpan mendapatkan bantuan dari Vulcan, si mekanik, untuk menyusun perangkap-perangkap seperti ini. Vulcan merupakan sh satu bawahan Randika yang cerdas dan calon yang akan menggantikan sh satu dari 8 letnan apab posisinya kosong. Tetapi tanpa diduganya, Vulcan membelot dan mengikuti Bn Kegpan. Keahliannya dm membuat perangkap dan menangani persenjataan membuatnyayak mendapatkan perhatian. Pertarungan terus benjut, hujan peluru terus terjadi. Namun yang menggetarkan medan tempur ini adh Raihan dan pedangnya. Bahkan hujan peluru yang padat tidak bisa menghentikannya, pedangnya yang berlumuran darah itu terus menerus mencabut nyawawannya tanpa ampun. Kyoko dan Serig terus maju mengikuti Raihan. Kunai milik perempuan ini terus menerus myang dan mencabut nyawa. Di bawah pengawn dan kepimpinan kedua jenderal ini, pasukan Ares ini terus mngkah maju. Pada saat ini, mata Randika menyadari pergerakan di gedung rumah. Sebuah meriam kuno terlihat didorong maju. Hati Randikangsung mengepal, itu adh senjata ciptaan Vulcan. Meskipun meriam itu terlihat kuno, meriam tersebut bisa ditembakan secara terus menerus dengan kekuatan yang dahsyat. Raihan juga menyadari keberadaan meriam besar itu. Ketika dia beri dan mengumpulkan kecepatan untuk menghancurkan meriam itu, seorang pria dengana pendek merah tiba-tiba hendak menyerangnya. Orang itu datang dari arah atas dengan serangan satu kakinya. Serangan kaki tersebut menyimpan momentum yang dihasilkan gravitasi dan membuat Raihan harus menghindarinya. Namun, si algojo ini bukah orang pengecut. Memanfaatkan kecepatannya yang sudah tinggi, dia menghentakan kakinya dan myang ke arah musuhnya bersama dengan pedangnya! Tetapiwannya kali ini bukan sembarangan, serangan satu kaki itu berubah dan memanfaatkan ujung pedang Raihan sebagai pijakan dan melompat ke arah bkangnya. Ketika Raihan mendarat, dia mengerutkan dahinya ketika menatap orang tersebut. Raja Thai Boxing, Atid! Beberapa orang yang mengikuti Raihan juga dicegat oleh beberapa ahli b diriinnya. Di depan Kyoko, berdiri seorang perempuan dengan dress berwarna biru. Dengan berwajah dingin, perempuan cantik itu menembak 3x ke arah Kyoko tanpa ragu-ragu! Hal ini membuat Kyoko mengambil kembali kunainya dan memblokirnya. Seth berhasil bertahan dari tembakan tersebut, Kyoko menatap si pengkhianat itu dengan mata dinginnya. Perempuan ini dulunya adh anak buahnya, orang yang dia percaya dan dtih olehnya. Namun, tanpa diduga dia ikut berkhianat ketika Bn Kegpan menyerang. Di depan Serig, ada pria bertindik menghnginya. Ototnya sudah bagaikan gunung, benar-benar besar! Melihatwannya itu, Serig mau tidak mau menn air ludahnya. Beruang putih, ahli b diri yang termasuk peringkat 25 dm daftar Dewa! Dm sekejap dia sudah menerjang maju dan beradu pukul dengan Serig, pertarungan mereka sudah mirip seperti gt. Para pentn dari pasukan Ares ini dihadang oleh ahli b diri dan mau tidak mau mereka harus bertarung agar bisa terus maju. Sementara itu, meriam buatan Vulcan itu terus menembak. Para pasukan Kyoko dan Serig itu tidak dapat menghindar tepat waktu danngsung tewas di tempat. Wajah Singa sudah benar-benar buruk. Ternyata menginvasi rumah ini jauh lebih sulit dari dugaannya. Jika situasi ini berjn seperti ini terus, maka pasukan mereka akan hancur tak tersisa. Pada saat ini, Randika sudah tidak tahangi dan sama sekali tidak bisa diam. Dengan satu hentakan kaki, badannya myang bagaikan guntur! Sang Ares th tiba di medan tempur! Pasukannyangsung bersorak ketika melihat sosok pemimpinnya itu maju bersama mereka, semangat tempur mereka naik drastis. Randika benar-benar cepat, dia mengk hujan peluru ataupun tembakan meriam dan terus maju. Di sisi Bn Kegpan, mereka mengetahui bahwa Ares th masuk ke dm medan tempur. Seluruh senjata mereka sekarang membidik ke arah musuh terbesar mereka itu! Randika sama sekali tidak mmbat, mhan dia semakin cepat dan sudah berada dekat dengan gedung rumah tersebut. Melihat keberadaan Randika, para ahli b diri itu ingin mencegatnya. Tetapi, Raihan dkk tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. Pertempuran para ahli b diri ini justru semakin sengit! Para bawahan Bn Kegpan sudah membidikras senapan mereka ke arah Randika dan menembaknya secara membabi buta. Namun, ahli b diri yang seharusnya berada di samping Bn Kegpan tiba-tiba keluar dan menerjang ke arah Randika! Tatapan mata Randika menjadi dingin, tiba-tiba tenaga dmnya sudah menyebar dengan cepat dan kecepatannya makin meningkat. Saking cepatnya, tangannya seakan-akan bertambah menjadi 6! Dm sekejap, seluruh orang yang menghampirinya sudah dia pukul dengan kejam. Randika memasuki rumah dengan smat. Kemudian dengan tenaga dm mengalir deras di kakinya, dia menghentakan kakinya dan semua orang di sana kehngan keseimbangannya! Tpak tangannya juga mengarah ke deretan orang yang ada di dekat jend. Ledakan tenaga dmnya mengenai mereka dan membuat mereka terjatuh kentai. Dengan begitu, daya tempur rumah iningsung berkurang separuh dan membuat pasukannya di luar dapat maju dengan aman. Randikalu berputar dan menyerang dengan kakinya, seorang yang berniat menikamnya itu terpental. Pada saat yang sama, dia myang dan menuju ke bagian kanan. Seorang ahli b diri yang bersembunyi di kegpanngsung dia hajar tanpa ampun. Dengan kekuatan Randika yang meluap-luap, kaki si ahli b diri tersebut patah dan tidak bisa berjngi! Ares memperlihatkan kemampuan perangnya dengan maksimal. Seluruh rumah dia porak porandakan sendirian. Namun, di tengah aksinya itu, Randika bertemu dengan mantan anak buahnya yaitu Vulcan. Tiba-tiba, tatapan mata Randika menjadi dingin. Chapter 215: Jangan Coba-Coba Untuk Kabur! Chapter 215: Jangan Coba-Coba Untuk Kabur! Sesaatnya matanya menatap sosok Randika, Vulcan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak merinding dan berkata dengan nada ketakutan. "Tuan Aku tidak bermaksud untuk berkhia" Namun, bahkan sebelum Vulcan selesai berbicara, Randika sudah menghng bagaikan asap dan memberikannya pukn mematikan! Semua ahli b diri yang ada di gedungngsung menerjang ke arah Randika, tetapi kekuatan Randika sekarang benar-benar mmbangkan Ares sang Dewa Perang. Di sekelilingnya puluhan orang berusaha mengambil nyawanya, tetapi bahkan mereka sama sekali tidak bisa menahan dirinya. Karena pengaruh Randika, kondisi medan tempur menjadi berbalik. Singa dan Jinngsung memimpin pasukannya menuju lokasi Randika. Jin sudah bagaikan kelinci yang melompat-lompat. Sesaat dia di kiri dan sesaat dia di kanan, benar-benar lincah! Dia meraung dan mendarat di sh satu musuhnya dan mencabik telinganya hingga putus. Orang tersebutngsung tersungkur kesakitan dan Jin kembali melompat. Sambil membawa tubuhwannya itu, Jin melemparnya dengan keras ke musuhnya yangin. Singa, dengan senapan mesin di tangannya, menerjang maju dan menembak secara membabi buta. Pertahanan musuh menjadi kocar-kacir. Dion yang raksasa itu juga tidak mau kh, dia mengambil senapan mesinwan dan ikut menerjang maju. Di tangannya senapan mesinnya sudah bagaikan sabit dewa maut, nyawa demi nyawa dia panen bagai padi. Sementara itu, pihak Bn Kegpan juga tidak mau kh, mereka juga ikut menerjang maju. Meskipun barisan bkang mereka diserbu oleh Randika, mereka harus bertahan dari serangan depan musuh. Kedua bh pihak bertempur dengan sengit, situasi semakin memanas. Karena peluru senapan mesin teluma untuk diganti, sekarang kedua bh pihak mengeluarkan pedang ataupun pisau mereka. Sesaatnya bh pedang mereka bertemu, jeritan tragis slu terdengar. Perang seperti ini merupakan spesialis pasukan milik Kyoko. Seseorang dari pasukannya tersebut menebas putus tangan musuhnya meskipun dirinya tertikam di bagian perut. Mencabut pisau yang tertancap, perempuan itu tertawa dan kembali bertarung sambil bertaruh nyawa! Di tengah kekacauan ini, Raihan, Serig dan Kyoko masih disibukkan denganwannya sebelumnya. Bisa dikatakan sebagian besar orang dm daftar Dewa sudah bekerja sama dengan Bn Kegpan tetapi itu sama sekali tidak dapat menahan para jenderal pasukan Ares ini. Raihan memperhatikan gerakanwannya yang merupakan raja dari Thai Boxing ini. Lawannya ini benar-benar lincah, terlebih dia sangat berhati-hati dengan pedang milik Raihan. Namun, bergerak selincah itu untuk jangka waktu yangma akan membuat orang cepat lh, sekarang tugasnya adh mencari ch dan membunuhnya dm satu gerakan. Serig masih bertarung dengan Beruang Putih. Keduanya bertarung dengan tangan kosong tetapi puknnya sama-sama mematikan. Senjata mereka adh otot dan pukn mereka, keduanya terus menerus bertukar pukn. Kesimpnnya, mereka bertukar pukn hingga sh satu dari mereka pingsan. Benar-benar cara bertarung seorang pria sejati! Beruang Putih mi kewhan, tiap pukn Serig bagaikan baja menghantam wajahnya tetapi dia tidak berniat mati hari ini. Diin sisi, Kyoko dan mantan anak buahnya itu juga masih bertarung. Tembakan peluruwannya itu membuat Kyoko slu bertahan. Setiap tembakannya benar-benar akurat, hal ini membuat Kyoko kesusahan mendekatinya. "Ternyata kemampuan dari seorang jenderal yang dikatakan terkuat itu cuma segini." Perempuan itu mendengus dingin. "Seharusnya akh yang memimpin pasukanmu itu!" "Oya?" Kata Kyoko dengan nada dingin. Di balik bajunya, dia sudah mempersiapkan kunainya. Dari titik butanya, dia melemparkan kunainya yang tentu dia bisa manipsi arahnya dengan mudah. Ketikawannya itu terus menembakinya dengan dua pistolnya, dia sama sekali tidak menyadari keberadaan kunai tersembunyi tersebut. Ketika Kyoko terlihat sibuk menghindari hujan peluru itu, kunainya kian mendekatiwannya dari bkang. Saat dirinya sedang bersemangat berusaha membunuh mantan atasannya itu, mantan anak buah Kyoko ini tiba-tiba merinding. Suara pisau membh udara terdengar dari bkangnya, memaksanya untuk menghindar. Namun, kunai tersebut bukah kunai sembarangan. Ketika benangnya ditarik, kunai tersebut terlihat membh dan menjadi beberapa kunai! Ketika dirinya hendak memblokirnya dengan kedua senjatanya, semua sudah tembat. Kunai tersebut berhasil memotong leherwannya dengan mudah dan kep perempuan tersebut sudah myang tinggi! Di dm gedung, Randika masih memporak porandakan tempat itu seorang diri. Orang-orang yang menerjang dirinya sudah dia bunuh satu per satu. Tidak ada orang yang bisa menahan amarah Ares sang Dewa Perang! Tetapi Randika tidak bisa terus menerus bertarung seperti ini. Seth memeriksa sekelilingnya, dia menyadari bahwa pertarungan ini sudah dikuasai oleh pasukannya. Para pasukan Bn Kegpan itu sudah kewhan dan satu per satu mi mrikan diri. Para jenderal juga sudah hampir selesai menghadapiwannya. Ketika raja Thai Boxing, Atid, menendang, Raihan mengambil kesempatan. Awalnya, Atid memanfaatkan ch ketika Raihan kehngan keseimbangan dan menendangnya. Namun tanpa diduganya, Raihan memanfaatkan pedangnya sebagai pijakan dan menerjang ke arahnya! Atid sama sekali tidak menyangka serangan Raihan tersebut, dia sama sekali tidak bisa menghindarinya dan tertusuk oleh pedangnya. Pada saat ini, nasibnya sebagai ahli b diri sudah berakhir. Serig juga berada di posisi unggul, ketika dia masih beradu pukul dengan Beruang Putih, dia menghindarinya dan memukul tepat di matawannya. "AH!" Matanya benar-benar mendapatkan pukn tk dan tidak bisa terbukagi. Ketika dirinya kesakitan, Serig memanfaatkan kesempatan ini untuk menendang kakinya hingga membuatwannya terjatuh. Bisa dikatakan bahwa pertarungan di hman itu sudah hampir berakhir. Seluruh pasukannya sedang menuju tempat dirinya berada. Seth menatap medan tempur, Randika segera menuju kentai teratas gedung rumah ini. Bn Kegpan seharusnya sudah menyadari situasi pertempuran di luar. Menurut sifatwannya itu, jika dia sama sekali tidak keluar untuk bertarung maka hanya ada satu kemungkinan. Bn Kegpan berniat untuk kabur! Tetapi Randika tidak akan membiarkannya. Seth berkhianat, membunuh anak buahnya, menghancurkan markasnya, Randika tidak akan membiarkan Bn Kegpan kabur. Dia akan membunuhnya dengan kedua tangannya sendiri! Semua orang yang berniat untuk mencegahnya akan dia hajar tanpa ampun, setiap pukn ataupun tendangannya mengandung aura membunuh yang kuat! Sesampainya di atas, Randika memeriksa seluruh ruangan dengan penglihatan supernya. Kosong! Apakah dia sudah kabur? Randika mengerutkan dahinya, dan pada saat ini, Bn Kegpan dan Shadow sudah berada di depan jend. Mau melompat keluar? Dengan cepat Randika menyusul kedua pengkhianat tersebut dan mendarat dintai paling bawah. Di kepnya hanyh keinginannya untuk membunuh mereka berdua. Jika tidak, maka Randika sama sekali tidak bisa tenang. Ketika sesampainya mereka di bawah, Bn Kegpan dan Shadow beri dan menuju ke pintu yang mengarah ke bawah tanah. Randika tidak ragu-ragu mengikuti mereka dan masuk ke dm. Tidakma kemudian, ruangan bawah tanah yang gp ini akan menjadi tempat pertempuran terakhir dari perang ini. Chapter 216: Masuk ke Dalam Perangkap! Chapter 216: Masuk ke Dm Perangkap! Randika yang sudah dirasuki oleh rasa dendam itu masuk tanpa berpikir panjang. Tetapi, pintu yang ada di bkangnya itu tiba-tiba tertutup dan membuat Randika terjebak di ruangan yang gp ini. Tidak sampai di situ, pintu kayu tersebut sekarang dpisi oleh pintu baja yang tebal! Dm sekejap, Randika sudah terjebak di ruangan gp dan tertutup rapat. Randika memeriksa sekelilingnya, dia akhirnya sadar th masuk ke dm jebakan Bn Kegpan dan Shadow. Sosok mereka berdua bahkan sama sekali tidak terlihat di ruangan ini. Dengan tatapan dingin, Randika menyalurkan tenaga dmnya ke tangannya dan meletakkannya di atas pintu baja tersebut. Dengan satu hentakan kaki, tenaga dmnya meledak di pintu tersebut! Suara dari ledakan itu terdengar keras tetapi pintu baja tersebut hanya bergeming, sama sekali tidak terbuka. Meskipun di bawah serangan Randika yang dahsyat, pintu baja tersebut sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda rusak. Mau tidak mau, Randika mi cemas di hatinya. Randika, dengan adrenalin dan tenaga dm yang masih mengalir deras, menempelkan kedua tangannya dan sekaligi memukul pintu baja tersebut. Namun, pintu tersebut masih tidak menunjukan tanda-tanda terbuka. Randika bergerak ke tengah ruangan, dan pada saat ini, ruangan gp ini tiba-tiba dipenuhi dengan asap kuning dan hijau yang membuat Randika mengerutkan dahinya. Pada saat ini, di ruangan bawah tanah ini, tiba-tiba muncul proyeksi seorang manusia yaitu Shadow. Randika menatap ilusi dari Shadow dengan tatapan dingin. Shadow tersenyum dan mengatakan. "Lama tidak bertemu tuan." Randika tidak menjawab sama sekali. "Apa ini pertama kalinya tuan merasa tidak berdaya? Takut akan kematian?" Senyuman Shadow semakin menjadi. "Ini adh perangkap yang sudah kupersiapkan untukmu, aku tidak menyangka Ares yang diagung-agungkan itu akan tertipu dengan mudah." Randika masih terdiam. "Biarkan aku memperkenalkan tempat ini." Shadow berjn melewati Randika dan mengangkat kedua tangannya. "Seluruh ruangan ini terbuat dari campuran logam khusus. Pintu baja itu juga th diperkuat bahkan bom nuklir sekalipun tidak bisa membuatnya bergeming. Aku th menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk memastikan kau tidak bisa kabur dari tempat ini." "Melihat wajahmu yang tidak berdaya itu, semua uang yang kuhabiskan itu sepadan." Shadowlu tertawa. "Bagaimana rasanya berada di ambang kematian? JAWAB AKU!" Randika masih terdiam dan menatap Shadow dengan dingin. "Oh iya, jangan pikir asap itu cuma asap racun biasa, racun ini sudah dimodifikasi khusus untuk membunuhmu." Meskipun sempat kesal karena Randika terdiam, Shadow sudah tenang kembali. "Kau akan merasakan tubuhmu akan kehngan kekuatan dan setiap jengkal tubuhmu akan merasakan sakit. Rasa sakit itu tidak akan hng sebelum kau menggaruk kulit, tng, dan akhirnya kau akan mati oleh rasa sakit itu." Randika akhirnya membuka mulutnya dan bertanya. "Kenapa kamu mengkhianatiku?" Ya, inh san yang sampai sekarang tidak dimengerti oleh Randika. Dia tidak tahu kenapa Shadow memilih untuk berkhianat meskipun sma ini dia mempekukan perempuan ini dengan baik. "Kau benar-benar ingin tahu?" Shadow tersenyum arogan. "Karena kau adh Ares dan aku hanyh sebuah bayangan." Randika mengerutkan dahinya. Pada saat yang sama, racun semakin memenuhi ruangan tertutup ini. Randika dengan cepat menutup pori-porinya dengan tenaga dmnya, tetapi hal ini tidak bisa bengsungma. Shadow menatap dingin Randika, di tatapannya mengandung ambisi tersembunyi. "Kau adh raja dunia bawah tanah, kau adh harapan orang-orang. Kau bisa menentukan siapa yang mati siapa yang hidup. Tetapi aku hanya bisa berada di balik kegpan, semakin terang kau bersinar semakin gp keberadaanku. Tidak peduli bagaimana aku berusaha, aku tidak lebih dari sebuah bayangan. Bahkan aku tidak bisa menunjukan diriku yang sebenarnya pada orang-orang." Melihat ambisi besar yang ditunjukan Shadow, Randika mengerutkan dahinya. Dia dapat meni kekuatan ataupun kemampuan orang, luka yang diderita orang, tetapi Randika sama sekali tidak bisa melihat hati seseorang. Dia benar-benar meremehkan ambisi Shadow untuk berkuasa. "Oleh karena itu, aku hanya bisa membunuhmu dan menjadi Ares yang baru. Aku tidak ingin bernaung di bawah kegemngan seseoranggi. Aku hanya ingin. Menjadi diriku!" Tatapan Shadow sudah dipenuhi dengan kebencian. "Aku dulu menolongmu, mengajarimu, memberimu tujuan, semuanya sudah kuberikan untukmu." Nada suara Randika terdengar dingin, dia bersusah payah menahan rasa marahnya di dm hatinya. Begitu dia membiarkan aura membunuhnya keluar, asap beracun itu akan masuk ke dm tubuhnya. "Dan hutangku itu sudah lunas!" Shadow tiba-tiba berteriak, wajahnya kembali menunjukan ekspresi marah. "Aku th membantumu membangun jaringan intelijen di seluruh dunia, semua informasi penting sudah kuberikan wu nyawaku jadi taruhannya, aku membunuh orang demi namamu. Tanpa aku, kau bukah siapa-siapa!" Randika tidak membs sama sekali. Racun di ruangan ini mi masuk ke dm tubuhnya. Dia dapat merasakan asap racun itu menembus kulitnya, berenang di darahnya dan mi menggerogoti tubuhnya secara pehan. Pandangannya mi kabur. "Karena hutangku itu sudah lunas, sudah seharusnya aku mengambil apa yang pantas kudapatkan seth bertahun-tahun menjadi budakmu. Dan jangan khawatir, seth kau mati, aku akan membuat pasukanmu itu menjadi pasukan paling mematikan di seluruh dunia sama seperti ambisimu dulu." Randika menggelengkan kepnya. "Aku tidak peduli menjadi nomor satu di dunia atau tidak. Aku hanya bingung kenapa dulu aku berbaik hati menerimamu." "Oh jadi kau menyesalinya?" Shadow tersenyum kembali. "Aku tidak menyangka seorang Ares memiliki perasaan menyesal, ini pertama kalinya aku melihatnya." "Jika aku tahu kamu adh seekor r berbisa, aku rasa semua orang akan menyesalinya." Kata Randika dengan santai. Tubuh Shadow menjadi kaku tetapi dia berhasil menenangkan dirinya kembali. "Sebagai mantan anak buahmu, aku akan memberimu saran. Lima menitgi kau akan merasakan rasa sakit yang luar biasa dan mati secara pehan. Saranku math sebelum rasa sakit itu mnda." Seth berkata seperti itu, gambar Shadow menghng. Di ruangan bawah tanah ini, Randika berdiri sendirian dengan wajah yang berkeringat. Tiba-tiba dia terjatuh dan meringkuk kesakitan seperti udang. Randika bisa merasakan bahwa tubuhnya sudah dipenuhi oleh racun gas tersebut dan mengamuk di setiap bagian tubuhnya. Pada saat yang sama, kekuatan misterius dm tubuhnya juga memberontak. Randika kejang-kejang, dan pada saat yang sama, dia mengalirkan tenaga dmnya untuk menenangkan tubuhnya yang menderita itu. Dm sekejap, keringatnya sudah membentuk km di sekitarnya. Seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dan kulitnya menjadi kemerahan. Dm sekejap, kulitnya itu seperti hendak menjadi warna hijau. Gas beracun itu sepertinya sebentargi menguasai darahnya yang mengalir di pembuluh darahnya. Rasa sakit yang dia rasakan sangah luar biasa. Dia berniat mengambil obat dari kakek ketiganya tetapi tangannya sama sekali tidak bisa bergerak. Seluruh tubuhnya menjadi kaku. Meskipun dia masih memiliki kesadarannya, seluruh tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali. Dia sama sekali tidak berdaya ketika gas beracun dan kekuatan misterius di dm tubuhnya itu mengamuk di dm tubuhnya. Randika pehan merasa nyawanya semakin hng tiap detiknya dan matanya mi menutup. Gas beracun dan kekuatan misterius di dm tubuhnya menimbulkan efek gatal di seluruh tubuhnya. Perasaan ini benar-benar aneh, dia ingin menggaruknya tetapi tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak. Tubuh milik Randika ini benar-benar dm keadaan kacau. Tenaga dmnya tidak bisa mengalir, kekuatan misteriusnya memanfaatkan kesempatan ini untuk memberontak dan gas beracun itu sudah menyebar di seluruh tubuhnya dan mematikan fungsi tubuhnya secara pehan. Awalnya, di dm tubuhnya terdapat dua kekuatan yaitu tenaga dmnya dan kekuatan misterius. Sebelum ini, keduanya memiliki keharmonian yang menciptakan kestabn, tetapi sekarang kehadiran gas beracun khusus yang dibuat Shadow ini membuat tubuhnya seakan akan meledak. Ketiganya berperang di dm tubuh Randika dengan brutal. Perasaan seperti ini sama sekali tidak bisa digambarkan, hal ini sama seperti tiga singa sedang menggigit dirinya dan 1000 semut merah sedang merangkak di tubuhnya. Wajah Randika sudah berubah-ubah, asap putih mi keluar dari dm tubuhnya. Pada saat ini, proyeksi Shadow mi muncul kembali. "Tuan, apa kau sudah mati?" Shadow jongkok persis di samping Randika yang tersungkur dintai. Randika terus menerus menutup matanya. Dia merasakan ketiga kekuatan itu bertarung dengan liar di tubuhnya, rasa sakit itu justru mencegahnya mati. Tetapi tiba-tiba, kekuatan misterius dm tubuhnya itu untuk pertama kalinya berhasil mengambil alih tubuh inangnya. Ia sepertinya sudah capek tertidur dan akhirnya memilih untuk bangkit! Di proyeksi, hanya ada sosok Shadow dan Bn Kegpan sama sekali tidak terlihat. Saat Shadow melihat Randika yang meringkuk kesakitan seperti udang, wajahnya sama sekali tidak menunjukan rasa simpati. Inh yang ingin dia lihat. Randika harus mati, barh seth itu Shadow bisa menjadi Ares yang baru. Meskipun Randika yang merawatnya dan memberikan dirinya tempat bernaung, nafsu Shadow sudah tidak bisa dipuaskan dengan berada di balikyar. Dia menginginkan semuanya! Randika masih tidak berbicara dan menutup matanya, dia merasa tubuhnya sudah tidak bisa dia kendalikan dan mi kejang-kejang. Melihat kondisi Randika yang seperti ini, Shadow tertawa puas. Rencananya th berhasil! Tetapi sejujurnya, Randika sudahma kehngan kesadarannya. Gas beracun di dm ruangan bawah tanah ini semakin tebal. Tubuh Randika sudah diselimuti oleh asap tersebut. Randika yang tergeletak dintai itu sudah berhenti bergerak. Shadow yang melihat hal ini sudah tertawa puas. Ares sang Dewa Perang th mati di tangannya! Benar-benar perasaan yang memuaskan. Ketika dia hendak mematikan proyeksinya, Randika, yang tergeletak dintai, tiba-tiba berteriak. "UAHH!" Shadow yang mendengar hal iningsung mengerutkan dahinya, Ares belum mati? Pada saat ini, Randika merasa tubuhnya seperti ingin meledak. Kekuatan misterius dm tubuhnya keluar sekaligus. Saat ini, semua pori-pori di dm tubuhnya terbuka dan memuncratkan darah! Dari sisi penglihatan Shadow, dia melihat Randika yang tiba-tiba berteriak itu sudah bagaikan air mancur darah. Mau itu di wajah, perut, paha, kaki, semua bagian tubuhnya memuncratkan darah. Bahkan darah tersebut sampai menyelimuti kamera di dm ruangan hingga merah. Shadow mengambilngkah mundur dan wajahnya terlihat jelek. Sepertinya situasi mengmi perubahan dan firasatnya mengatakan bahwa hal ini sangah buruk. Chapter 217: Akhir Chapter 217: Akhir Seluruh bagian tubuh Randika memuncratkan darah. Tidak butuh waktuma untuk membuat Randika menjadi air mancur darah berjn! Wajah, tangan, perut, kaki, semuanya bersimbah darah kecuali kedua b matanya yang melotot ke arah Shadow! Di bawah tatapan mengerikan itu, Shadow tanpa sadar mngkah mundur. Tatapan mata itu benar-benar mengerikan dan menyimpan rasa dendam yang luar biasa pekat. Meskipun dia tahu bahwa Randika tidak mungkin bisa kabur dari ruangan ini, entah kenapa, Shadow tetap merasa takut. Seth beberapangkah ke bkang, Shadow menatap Randika. Saat ini, kekuatan misterius Randika mengalir dan keluar dari dm tubuhnya. Seperti air keran, kekuatan ini keluar dengan deras dan tubuhnya memiliki kekuatan yang amat besar. Jika dia tidak bisa menyalurkan tenaganya ini, tubuhnya terasa akan meledak kapan saja. "AHH!!" Randika meraung keras dan bangkit berdiri. Tangannya mengepal dan meninju pintu baja dengan keras! DUM! Tiba-tiba, pintu baja yang sudah diperkuat itu bergetar dengan hebat. Namun, sepertinya pintu tersebut masih bisa bertahan dari tinju Randika. Saat ini kondisi Randika melebihi kekuatan yang dimilikinya ketika kondisinya sedang prima. Dia js tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Satu pukn tersebut rupanya dapat didengar oleh Shadow dan pengawalnya yang ada di luar. Mereka mi was-was, seakan-akan Randika bisa mendobrak pintu itu hingga hancur. "Percuma kau berusaha kabur, hanya buang-buang waktu saja." Kata Shadow sekaligus berusaha meyakinkan dirinya. Tetapi Randika masih berdiri di tempatnya. DUM! Pintu kembali bergetar. Kali ini pintu tersebut mi menunjukan tanda-tanda bengkok. Randika mengumpulkan semua tenaganya ke tinjunya. Bagaikan senapan mesin, pukn demi pukn diayangkan dengan sekuat tenaga. DUM! DUM! DUM! Suara keras tersebut terus menerus terdengar, di bawah serangan tinju Randika, pintu tersebut mi goyah. Sepertinya hanya mash waktu sebelum pintu itu hancur. Shadow yang berada di luar itu mi ketakutan. Melihat ch pintu yang makin lebar tiap detiknya, mau tidak mau dia mengambilngkah mundur sedikit demi sedikit. Orang-orang di sebhnya justru memasang wajah waspada. Akhirnya, seth sekianma, pintu baja tersebut akhirnya terpental oleh tinju Randika! Pintu baja yang tebal itu, terlempar ke arah Shadow berada. Dengan berat lebih dari 50 kg, pintu itu myang dengan cepat. Ia mendarat persis di pengawal Shadow dan membunuhnya dm sekejap. Shadow sendiri berhasil menghindarinya berkat kecepatannya yang cepat. Tetapi angin yang dihasilkan dari momentum besi itu membuatnya terpental dan membentur tembok. Sekarang, di hadapan Shadow muncul seorang yang bersimbah darah dan dengan tatapan mata yang mengerikan! Perangkap yang dia susun beberapa bn itu tidak bisa membunuhnya? Randika, yang masih mengeluarkan darah, keluar dari dm ruangan beracun itu dan menatap Shadow. Tatapan matanya dipenuhi kebencian dan api amarah. Untuk sesaat, Shadow merasa udara di sekitarnya sangat sesak dan tidak bisa bernapas. Para bawahannya itu sama sekali tidak berani bergerak. Lawannya itu sepertinya orang yang brutal dan tak terkhkan. Pada saat ini, Randika berjn dengan pehan menuju Shadow. Banyak anak buah Shadow ini menggertakan giginya dan menerjang maju ke arah Randika. Randika sama sekali tidak peduli. Ketika dia melihat puluhan orang menerjang ke arah dirinya, dia sama sekali tidak gentar. Justru api di dm hatinya semakin berkobar. Randika menghajar semuanya dengan tinjunya, tidak memakai trik sama sekali. Dia hanya membuatwannya terpental ataupun terbunuh di tempat. Setiap tarikan napasnya akan menewaskan siapapun yang berani menghnginya! Kekuatan Randika meningkat drastis ketika kekuatan misterius ini mengambil alih tubuhnya. Dengan kekuatannya yang sekarang, pintu yang didesain khusus itu, yang katanya bisa menahan bom nuklir, bisa dihancurkannya dengan mudah, apgi ku cuma cecunguk-cecunguk seperti ini? Meskipun mereka mengepungnya, Randika sama sekali tidak repot-repot dan hanya meninju mereka. Serangan tinjunya itu, apab tidak ditahan, sudah cukup membuat lubang di bagian tubuh yang terkena. Bahkan tinju Randika barusan mementalkan jantung seseorang dan mendarat di sh satuwannya yangin. Melihat satu per satu anak buahnya dibunuh dengan mudah seperti ini, tubuh Shadow sudah tidak bisa berhenti gemetar. Bahkan hatinya sendiri sudah menjerit ketakutan dan tubuhnya sudah tidak bisa berhenti mngkah mundur. Meskipun dia ingin kabur dari sini, dengan kekuatan Randika yang sekarang, sepertinya bahkan ujung dunia pun tidak akan bisa menjadi tempat persembunyiannya. Tatapan mata Randika sama sekali tidak pernah lepas dari sosok Shadow. Orang-orang yang menerjang ke arah dirinya itu sudah bagaikan nyamuk di matanya. Sgi dia membunuh para nyamuk, Randika berkata pada Shadow yang terus menerus mngkah mundur itu. "Apa kau terkejut karena aku tidak mati?" Melihat sosok Randika yang bersimbah darah itu semakin dekat dengan dirinya, Shadow sudah tidak tahangi. Dia berbalik dan berusaha kabur dengan kecepatan tertingginya! Namun, bagaimana mungkin dia bisa menghkan Randika yang sekarang? Hampir secara bersamaan, Randika sudah berdiri di bkang Shadow dan menangkap pergngan tangannya. Shadow yang terkejut itu berusaha melepaskan dirinya, tetapi Randika meninjunya tepat di wajahnya yang membuatnya terpental. Shadow dengan cepat berdiri kembali, hidungnya sudah patah dan bibirnya mengeluarkan darah. Tatapan matanya penuh dengan perasaan teror dan takut. Dia tidak r perjnannya menuju puncak berakhir di sini, apa yang sh dengan rencana sempurnanya ini? Shadow berusaha menghng di tengah kegpan, tetapi mata Randika sudah terkunci rapat dengan sosoknya. "Jangan lupa bahwa akh yang mengajarimu." Randika berjn dengan pehan. "Hukuman yang akan kuberikan ini adh sh satu dari pjaranmu." Mendengar kata-kata Randika itu, Shadow menggertakan giginya. Sepertinya tidak ada jn keluarinnya, dia harus bertarung apab ingin smat. Mati terbunuh atau membunuh duluan! Melihat Shadow yang menerjang ke arah dirinya dari atas, Randika hanya menatapnya dengan dingin. Shadow memanfaatkan sekelilingnya dan mengumpulkan kecepatan, seth cukup cepat dia myangkan puknnya ke arah Randika. Tinjunya berisikan tekadnya untuk hidup! Randika hanya menghadapi serangan mematikan ini dengan satu tangan. Ketika dua tinju mereka bertemu, tubuh Shadow th dirasuki oleh tenaga dm Randika yang liar itu. Dm sekejap dia muntah seteguk darah segar! UHUK! Bersamaan dengan darah hitam yang keluar dari mulutnya itu, seluruh tubuh Shadow terpental dan terjatuh dengan keras di tanah. Jika orang itu bukan Shadow, mungkin yang terkena serangan tenaga dm itu sudah mati. Namun tetap saja, Shadow terluka parah dan hanya bisa terkapar di tanah. Dia hanya bisa melihat sosok Randika yang mendekatinyangkah demingkah, hatinya sudah mengepal dengan keras. Sepertinya dia sudah berada di ujung jnnya. "Takdir seorang pengkhianat hanyh kematian." Kata Randika dengan pn. Randika sudah beberapangkahgi sampai di tempat Shadow untuk mengakhiri tragedi berdarah ini. Namun, Shadow tidak berniat untuk mati dengan mudah, pisau yang dia sembunyikanngsung dia tusukan menuju Randika! Namun, Randika berhasil menangkap pergngan tangannya sebelum pisau itu bisa menembus dirinya. Sambil meraung kesakitan, Shadow merasa pergngan tangannya itu patah dan pisau yang digenggamnyangsung terjatuh. Melihat sosok Shadow di hadapannya, Randika sama sekali tidak bisa merasakan rasa simpati. Pada awal mereka kali bertemu, Shadow hanyh sesosok yang menyedihkan tetapi Randika melihat api di dm hati perempuan ini dan akhirnya memungutnya. Randika mengajarinya b diri dan mtihnya menjadi seorang Shadow. Dia th menjadi pr dari organisasi intelijennya, namun tanpa diduganya, Shadow mh mengkhianatinya. "Seth membunuhmu, aku akan membunuh Bn Kegpan." Kata Randika dengan nada dingin. "Jika aku boleh menebak, Bn Kegpan justru merupakan bidak milikmu. Seth kau membunuhku, kau akan membunuhnya bukan?" Shadow mengerutkan dahinya, sepertinya dia meremehkan tuannya ini baik segi kekuatan ataupun kecerdasannya. Rencana Shadow persis seperti yang dikatakan oleh Randika. Dia menggunakan Bn Kegpan sebagai t untuk menghkan Randika dan pada akhirnya dia sendiri yang akan membunuhnya seth dirinya menjadi Ares yang baru. Namun, tanpa diduga ternyata Randika bisa mengetahui semua hal ini. "Mau kalian berdua menyerang bersamaan atau sendiri-sendiri, semut tetah semut." Tatapan mata Randika terlihat dingin, tangan kirinya terangkat dan mengarah pada Shadow yang tergeletak di tanah. Tinju ini akan menghabisi nyawa Shadow untuk smanya. Melihat tangan yang terangkat itu, Shadow merasakan perasaan ngeri yang luar biasa, dia tahu bahwa dia tidak bisa menghindarinya. Namun pada saat ini, tinju Randika itu tiba-tiba berhenti di udara dan merasakan tenaga dmnya tiba-tiba menyusut kembali. Sepertinya kekuatan misteriusnya itu kehabisan tenaga dan dengan cepat menarik kembali dirinya ke dm tubuh Randika, hal ini membuat tubuh Randika kembali berguncang. Ketika Shadow melihat Randika yang seperti ini, diangsung memanfaatkannya dan berusaha kabur. Dia sama sekali tidak berani melihat ke arah bkang, dia terus beri tanpa henti. Nyawanya seharusnya sudah berakhir barusan, untung saja tiba-tiba ada hal yang aneh sedang terjadi dengan tubuh tuannya itu. Melihat sosok Shadow yang semakin menjauh, Randika hanya menggigit bibirnya. Dia ingin mengejar perempuan itu tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak. Kenapa hal seperti ini bisa terjadi? Dia hanya butuh satu detik untuk mendaratkan pukn mematikannya pada Shadow tadi! Namun, Randika hanya bisa duduk dan berusaha menenangkan dirinya. Seth beberapa saat, dia berhasil mengendalikan tubuhnya kembali. Namun pada saat ini, Shadow sudah kabur. Randika mengh napasnya, dia bersumpah akan membunuh pengkhianat itu ketika bertemu dengannyagi! Takdir seorang pengkhianat hanyh kematian! Seth menenangkan diri, Randika berjn kembali ke gedung rumah dan pertempuran sepertinya sudah berakhir. Raihan berhasil membunuh Atid si raja Thai Boxing, Serig berhasil membunuhwannya yaitu Beruang Putih dan Kyoko berhasil menumpas si pengkhianat yang menjadiwannya itu. Seluruh pasukan Ares berhasil menguasai setiap bagian dari rumah bangsawan ini. Masih ada beberapa orang yang masih mwan mereka, mereka menggunakan pojok ruangan sebagai tempat perlindungan mereka. Namun, ketika mereka melihat sosok Randika yang bersimbah darah dan aura membunuhnya yang pekat membuat semua orang terkejut. Dengan satu tangan, Randika menembakan tenaga dmnya dan semua orang yang masih berusaha mwan itu sudah tidak sadarkan diri. Melihat kesempatan ini, pasukan Ares menerjang maju dan menghabisi sisa-sisawannya yang masih sadarkan diri. Raihan menghampiri Randika dengan tatapan terkejut, sepertinya kawannya ini habis tercebur diutan darah? "Aku baik-baik saja." Kata Randika dengan nada tenang. "Jangan biarkan satu pun dari mereka hidup." "Pasukan kita berhasil menguasai tempat ini dan Polemos serta Catherine sedang menginterogasi dan menyelidiki tempat ini. Mereka berusaha menemukan petunjuk di mana Yuna disekap. Seth menemukan informasi itu, baru kita bisa membunuh semuanya jadi bersabah." Chapter 218: Kekuatan Misterius Chapter 218: Kekuatan Misterius Randika mengangguk dan para pentn pasukannya itu mi menghampiri dirinya. Singa memecah keheningan dengan bertanya. "Kenapa Anda bersimbah darah seperti itu tuan?" Jin sedikit marah dengan kncangan Singa. "Jaga sikapmu, ku tadi tuan kita tidak ikut turun tangan maka kita bisa-bisa kh. Kau juga tadi hampir dihabisiwanmu bukan?" "Hah? Maksudmu apa?" Singa tidak terima. "Mau coba adu kekuatan?" Jin memalingkan wajahnya dan tidak peduli dengan provokasi temannya itu. Randika berkata dengan nada datar pada mereka. "Ambil mayat-mayat saudara kita dan kubur mereka dengan penuh hormat, sisanya bakar saja." Semuanya mi sibuk membersihkan medan tempur yang kacau ini, pertempuran di rumah bangsawan ini th berakhir dengan kemenangan. ......... Seth kembali ke rumah amannya, Randika merasakan kekuatan misterius di dm tubuhnya mi menyerang dirinya kembali. Sesampainya di kamar tidurnya, tubuhnya bergetar tanpa henti. Randika dengan cepat membuka bajunya dan mengambil jarum akupunturnya. Seth menusukannya, dia mengambil obat dari kakek ketiganya dan meminumnya dua butir. Keberadaan kekuatan misterius di tubuhnya itu benar-benar aneh. Randika sma ini kesusahan mengontrol kekuatan misteriusnya itu dan membutuhkan ramuan X untuk mengontrolnya dengan sempurna. Tetapi ku bukan karena kekuatan misteriusnya itu, seharusnya dia sudah mati di ruang rahasia bawah tanah yang dipersiapkan Shadow. Dan sekarang, kekuatan misteriusnya itugigi berusaha mengambil alih tubuhnya. Seth memikirkan hal ini dengan baik, Randika merasa kekuatan misterius ini sendiri sangah aneh. Semua berawal dari pertarungannya dengan sh satu ahli b diri di kawah gunung berapi. Meskipun Randika berhasil membunuhnya,wannya itu berhasil melukainya cukup berat. Pada saat itu, kekuatan misterius itu muncul di dm tubuhnya. Randika mengira keberadaan kekuatan misterius itu muncul karena lukanya, tetapi seth dipikir baik-baik semuanya terlihat aneh. Sebuah luka tidak mungkin menyimpan kekuatan yang begitu besar dan membutuhkan waktu yang sangatma untuk sembuh. Pada saat itu, dia memang belum mencapai posisinya seperti sekarang tetapi bukan berarti dia lemah. Lawannya sendiri juga bukah ahli b diri yang terkenal. Jadi bisa disimpulkan bahwa kekuatan misterius itu tiba-tiba muncul di tubuhnya tanpa sebuah san yang js. Randika mengerutkan dahinya ketika menyadari hal ini. Kekuatan misterius macam apa yang bersemayam di dm dirinya? Kenapa dia tidak dapat mengontrolnya sesuka hatinya? Lagip saat dirinya berusaha menyerapnya, saat dia diganggu oleh Hannah, dia sama sekali tidak berdaya di hadapan kekuatan misterius ini. Dan berkat ledakan energi tadi, Randika bisa mengetahui bahwa kekuatan misterius di dm tubuhnya itu lebih kuat dari dugaannya. Dia slu meremehkannya maka dari itu dia tidak bisa mengontrolnya. Memiliki bom waktu di dm dirinya benar-benar membuat dirinya gelisah. Ledakan energi di ruang bawah tanah itu benar-benar luar biasa, sampai-sampai seluruh pori-porinya terbuka dan memuntahkan darah. Meskipun sebelumnya itu menymatkan nyawanya karena mengeluarkan darah kotor yang berisi racun, apab ini terjadigi bisa-bisa tubuhnya akan mati kehabisan darah. Kekuatan tidak terkendali seperti ini benar-benar berbahaya. Tetapi jika Randika berhasil mengendalikannya, dia akan bertambah kuat! Para kakeknya mengerti akan hal seperti ini tetapi mereka memutuskan untuk tidak memberitahunya. Merasakan kekuatan misterius dm tubuhnya makin mwan dengan gigih, oleh karena itu diangsung meminumnya dua butir sekaligus. Dengan bantuan obat dari kakeknya itu, tiba-tiba, kekuatan misterius yang mengamuk itu mi tenang kembali dan pehan menghng. Seth sekianma, Randika menghembuskan napas lega dan membuka matanya. Akhirnya kekuatan misterius dan tenaga dmnya mencapai harmonisasi. Seth merasa baikan, Randika berniat untuk mandi dan beristirahat. Di tengah mandinya, dia masih memikirkan kekuatan misterius dm tubuhnya itu. Jika bukan karenanya, dia sudah mati oleh racun yang dibuat khusus oleh Shadow. Tetapi karena kekuatannya itu jugh yang membuat Shadow berhasil lolos. Kekuatan ini benar-benar merupakan kutukan sekaligus berkat. Seth selesai mandi, rasa lh di dm tubuhnya th hng. Sekarang rasapar yang mnda dirinya. Tidak ingin merepotkan anak buahnya, Randika memutuskan untuk pergi secara diam-diam untuk mencari makan. Orang Jepang sangat terkenal dengan masyarakatnya yang suka berjn jadi kedua sisi jn benar-benar ramai. Seth merasakan kejamnya medan tempur dan berada di tengah canda tawa orang-orang, suasana hati Randika mi membaik. Namun, tatapan matanya sekarang terkunci pada satu sosok perempuan. Kaori? Benar-benar kebetn! Randika sedikit terkejut, namun pada saat ini, Kaori menyadari keberadaan Randika dan tersenyum pada pria misterius tersebut. Kaori mmbaikan tangannya dengan semangat. Dan ketika Kaori hendak mengawali percakapan, dia menyadari bahwa dia tidak tahu namanya Randika. "Benar-benar kebetn." Randika tersenyum. "Iya." Kaori menganggukan kepnya dengan cepat dan menatap Randika. "Aku tidak menyangka aku akan bertemu denganmu di sini. Mungkin kita berdua ditakdirkan bersama." Randika mengingat kembali mm mereka berdua di kamar, Randika hampir saja mkukan hubungan badan dengan Kaori. Namun seth memikirkannya, kenapa tidak? "Apa kamu mau minum kopi bersama?" Kaori mengundang Randika. Tentu saja Randika tidak punya san untuk menk, jadi mereka berdua berjn menuju sebuah kafe. Mereka duduk di pojokan dan seth memesan minumannya, Kaori berkata pada Randika. "Sepertinya kita belum saling memperkenalkan diri kita masing-masing." "Namamu Kaori bukan? Benar-benar nama yang bagus." Randika tersenyum. "Namaku adh Randika." "Apakah kamu sudah baik-baik saja?" Kaori tiba-tiba menjadi cemas. Randika tersenyum sambil menyesap minumannya. "Sudah jauh lebih baik. Kebaikanmu dm merawatku mm itu benar-benar membantuku. Jika kamu bisa membantukugi, aku rasa aku akan jauh lebih baikgi." Sethnya Randika selesai berbicara, Kaori tersenyum lebar. Kejadian mm itu masih membekas di dm ingatannya. Dia mengira mm itu akan menjadi mm yang panas seth forey yang sungguh intens dengan Randika. Namun, dia tidak menyangka seth dadanya berlumuran sperma dan keningnya dicium, sosok Randika tiba-tiba menghng dari dm ruangan. Ditinggal seperti itu benar-benar perasaan yang tidak enak. Apgi Kaori sudahma tidak terangsang seperti itu. Kaori tersenyum dan bertanya. "Kapan kamu ada waktu? Aku bebas sepanjang hari kok." Kaori dapat menyadari dengan js bahwa perkataan Randika mengacu pada hubungan mereka yang belum selesai itu, dan dia sendiri tidak sabar! Randika tersenyum dan menggenggam tangan Kaori sambil mendekatinya. "Bagaimana ku mm ini? Apakah kamu mau datang ke tempatku?" "Sungguhan?" Mata Kaori terlihat berbinar-binar. Dia sudahma tidak tidur dengankiki dan dia sudah tidak sabar mencicipi barang Randika yang besar itu. Mm ini akan benar-benar panjang! Randika mengedipkan matanya. "Tapi aku punya carain yang lebih efektif biar tubuhku ini bisa cepat sembuh." "Cara apa?" Tanya Kaori dengan penasaran. Randika duduk di samping Kaori dan berbisik di telinganya. Kaori tidak bisa menahan tawanya seth mendengarnya. Dia terlihat malu-malu dan akhirnya setuju. Randika memperhatikan tidak ada orang di sekitar mereka dan, dengan mata penuh hawa nafsu, dia meletakkan tangannya tepat di paha Kaori yang mulus. Tubuh Kaori tiba-tiba menjadi kaku, tetapi seth menatap Randika dia menjadi tidak takut. "Benar-benar mulus." Puji Randika. Dia dapat merasakan kulit yang halus dan mulus itu dm sekejap. Namun, Kaori sudah tidak sabargi. Perempuan ini bertindak duluan dan mencium Randika, bibirnya dengan sempurna menutup bibirnya Randika. Orang-orang di luar negeri lebih terbuka dengan hal-hal seperti ini, jadi Kaori tidak sungkan memainkan lidahnya dengan intens. Seth berciuman cukupma, Kaori melepaskan bibirnya dan menatap Randika dengan wajah merahnya. Dia tidak bisa berhenti tersipu malu. Petunjuknya ini benar-benar js, seharusnya Randika tahu apa yang akan terjadi berikutnya bukan? Randika mh tersenyum nakal dan berbisik di telinga Kaori. "Ada yang ingin kuberitahu padamu." Hati Kaori mengepal, apa yang akan dikatakannya? Tetapi mendadak, Randika merangkul dirinya dan memberikannya ciuman panas. Meskipun terkejut, Kaori menyambut ciuman ini. Lidah mereka sudah tidak bisa berhenti, para pengunjungin hanya bisa geleng-geleng dan pura-pura tidak melihat. Kenapa mereka tidak mencari ruangan coba? Buat apa pamer seperti itu? Namun pada saat ini, suara seorang perempuan terdengar. "Wow, kamu sudah punya pacar baru ya?" Ketika mendengar suara familier itu, Kaori dengan cepat melepaskan kuncian bibir Randika. Wajahnya sudah benar-benar merah. Randika menoleh dan melihat dua perempuan sedang berdiri di samping mejanya. Dia sama mudanya dengan Kaori dan terlihat bersemangat. Sepertinya dia teman seks Kaori di kuliah. Randika tersenyum dan menyapa mereka. "Smat siang." Kedua perempuan itu membs sm ramah Randika dan duduk di meja mereka. "Aku tidak menyangka kamu sudah move on seperti itu. Terlebih pacarmu kali ini cowok ganteng seperti ini." Mendengar pujian seperti ini, Randika sedikit besar kep. Kata-kata seperti ganteng atau tampan sangat enak untuk didengar. Dia sendiri sudah sadar bahwa dia ganteng tetapi ketika orangin yang mengatakannya, Randika tidak bisa berhenti tersenyum. "Sudah ah jangan gitu dong Naomi." Kata Kaori. "Cepat pesan minumanmu." "Aduh aku tinggal minta punyamu sedikit juga bisa bukan? Aku hanya ingin mendengar bagaimana kalian berdua bertemu." Naomi dan temannya terlihat bersemangat, bergosip slu menjadi acara paling menarik bagi perempuan. Randika mengambil cangkir kopinya dan meminumnya. Sepertinya tidak baik untuk dirinya yang menjskan. "Itu semua hanya kebetn." Kata Kaori sambil tersenyum. "Lain kali aku akan menceritakannya." "Aduh tidak asyik nih kamu. Kemarin ngomongnya kamu sudah bencikiki, sekarang mh kamu meninggalkan kita dan asyik dengan pacarmu!" Pada saat mereka bercanda seperti ini, pintu kafe terbuka dengan keras dan beberapa orang masuk ke dm toko. Randika memperhatikan orang yang masuk tersebut dan menyadari bahwa orang itu adh Haru, mantan Kaori yang kasar itu. Haru berpenampn seperti seorang berandn sambil merangkul seorang perempuan. Teman-temannya juga nampak seperti seorang berandn. Ketika Haru masuk, matanya menemukan Kaori sedang duduk di pojok ruangan. Dm sekejap suasana hati Haru menjadi buruk. Kaori sedang sibuk bercanda dengan kedua temannya sebelum akhirnya menyadari keberadaan Haru. "Sedang apa di sini?" Wajah Kaori menjadi dingin, dia sama sekali tidak ingin melihat wajah mantannya itu. "Terserah aku kan." Haru mendengus dingin. Teman-temannya segera mengepung meja Kaori. Naomi mengerutkan dahinya dan membentak. "Kaori sudah tidak punya hubungan apa-apa dengan sampah sepertimu. Sudah sana pergi." "Aku hanya ingin melihat kondisi wanita yang pernah kucintai ini." Kata Haru dengan wajah yang dingin dan masih merangkul perempuannya. Mendengar kata-kata Haru itu, Randika mengerutkan dahinya dan darah Naomi sudah mendidih. "Jaga kata-katamu itu." Naomi menjadi marah. "Jangan kira kami tidak tahu perbuatanmu, kau harusnya malu menganggap dirimu seorang pria!" Chapter 219: Pacar Kaori yang Misterius Chapter 219: Pacar Kaori yang Misterius Haru mendengus dingin. "Jika kau menghinaku sekaligi, siap-siap gigimu itu copot." "Aduh jangan gitu dong Haru, nanti dia tidak bisa menghisap barang milikku lho!" Canda teman-temannya yang ada di bkang dirinya. "Benar katanya, wajah cantik seperti kalian ini sayang sekali untuk dirusak." Kata Haru dengan nada mengejek. Kaori sudah muak, "Cepat pergi dari sini ku tidak urusanin." Haru mendengus dingin. "Jika mm itu tidak ada yang mengganggu, kamu sudah berbadan dua." "!!!" Mendengar hal itu membuat Kaori menjadi marah. Teman-temannya Haru sudah tertawa keras ketika mendengarnya. "Hahaha jadi ayah secepat itu? Mana mungkin kau bisa!" "Tapi punya istri seperti perempuan itu benar-benar tidak buruk." Mendengar hinaan seperti ini, Kaori merasa malu dan marah. Pada saat ini, Haru menyadari keberadaan Randika yang duduk di samping Kaori. "Sepertinya kau sudah menemukan budak baru yang suka dengan barang bekas, apa bagusnya coba dariki seperti ini?" Mendengar ejekan itu, teman-temannya tertawa kembali. "Aku cukup heran kenapa kau bisa melepas bidadari cantik seperti Kaori ini demi seekor orangutan?" Mendengar kata-kata ini, perempuan yang dirangkul oleh Haru menjadi marah. Haru sendiri merasa kata-kata itu tamparan bagi wajahnya. "Kau sepertinya nyari mati ya bocah." Haru melototi Randika, berusaha membuatwannya itu ketakutan dengan penampn sangarnya. "Ku iya?" Randika berkata sambil menyesap kopinya. Haru benar-benar tersinggung, sepertinya dia dianggap kerikil oleh pria itu. "Kau sudah bosan hidup?" Haru menerjang ke arah Randika, namun tangannya tertangkap dan dia tidak bisa menggerakannya. Randika masih memegangi cangkir kopinya dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menahan pukn Haru. Semua orang terkejut bahkan Kaori dan Naomi sekalipun. Haru makin marah, dia merasa bahwa dirinya th terhina di depan teman-temannya dan perempuannya. Sesaatnya Randika melepaskan tangannya, Haru mngkah mundur beberapangkah. Randika menaruh cangkir kopinya dan berkata dengan santai. "Sebaiknya kau pergi sebelum memalukan dirimu sendiri. Haru sama sekali tidak gentar, dia menerjang maju dengan amarah yang meledak-ledak. Pukn yang diayangkan dengan mudah ditahan oleh Randika dengan satu tangan. Randikalu memelintir tangannya, dm sekejap Haru sudah mengerang kesakitan. Seluruh tubuh Haru terlihat ikut terpelintir mengikuti tangannya. Semua orang menatap Randika dengan tatapan bingung dan kagum, orang seperti itu bisa menghkan Haru dengan mudah! Kaori sendiri makin cinta dengan Randika, apgi seth kejadian dengan para polisi itu, Kaori menebak bahwa Randika bukah orang sembarangan. Bagaimanapun juga, dia ingin meluapkan rasa cintanya itu di ranjang. Randika mengeluarkan sedikit tenaga dan teriakan Haru makin menjadi-jadi, dia merasa tangannya bisa patah sewaktu-waktu. "Jangan bergerak atau tanganmu akan patah." Kata Randika dengan santai, dia kembali mengambil kopinya dan menyesapnya sambil menatap Haru. Haru mengangkat kepnya dan menatap tajam Randika, dia benar-benar marah. Dia akan membunuh pria ini! "Sudahma aku tidak menghabisi orang sepertimu." Pikiran Randika kembali ke Indonesia, di mana dia sering bertemu dengan para preman. Dari luar memang mereka terlihat bengis dan tangguh, tetapi dipelintir sedikit mereka sudah merengek seperti bayi. Haru dan mereka sama sekali tidak ada bedanya. Randika kembali mengerahkan tenaganya sedikit dan tatapan Haru berubah menjadi ekspresi kesakitan. "Kau sepertinya makin ganteng ketika sedang kesakitan seperti ini. Bagaimana ku aku patahkan saja tanganmu ini? Siapa tahu perempuan makin suka denganmu." "Lepaskan tanganku dan bertarunh seperti seorang pria." Kata Haru dengan marah. "Oh? Baih." Randikangsung melepaskan genggamannya itu. Haru dengan cepat mngkah mundur dan menatap Randika yang duduk kembali. Seth memastikan tangannya baik-baik saja, dia bersiap-siap untuk menerjang kembali. Randika duduk dan menikmati kopinya sambil menunggu Haru yang sedang mkukan pemanasan itu. Ketika Haru menerjang dirinya, Randika hanya memukulnya hingga terpental. Semua teman-teman Haru terkejut ketika melihat Haru dikhkan dengan mudah. Ketika Haru menerjang maju, Randika sama sekali tidak bergerak. Barh ketika puknwannya itu mendekat, Randika mengibaskan tangannya dan berhasil menghindari puknnya. Namun, hanya dari kibasan tangan itu, Haru merasakan tubuhnya terdorong oleh kekuatan yang amat besar dan terpental. Melihat kawannya itu ada dintai, rasa pertemanan beberapa orang mi berkobar. Beberapa dari mereka mi menerjang maju ke arah Randika. "Hentikan!" Naomi melihat situasi semakin kacau. "Tidak apa-apa, serang saja aku bersamaan." Kata Randika sambil tersenyum. Menghadapi orang-orang seperti ini sangah mudah bagi Randika dibandingkan dengan perangnya tadi pagi. Terkadang menghabisi cecunguk seperti ini menimbulkan sensasi tersendiri. Beberapa orang menerjang maju bersamaan dan myangkan pukn. Randika hanya menggunakan kedua tangannya itu untuk memukul mundur mereka hingga terpental, sama seperti Haru. Baru seth ini, semua berandn yang menemani Haru itu maju bersamaan. Randika berdiri sambil memegangi cangkir kopinya, berniat untuk meminumnya, tetapi pada saat ini, orang-orang itu sudah berada dekat dengan dirinya. Tubuhnya bergerak dengan cepat, menghindari pukn demi pukn dengan mudah. Ketika dirinya bergerak ke samping, tangannya berhasil menggenggam erat tanganwannya dan melemparnya. Orang yang berbobot setidaknya 70 kg itu terpental dan membentur temannya. Lawannyain hendak menyerang dari bkang, Randika hanya berputar dan menamparnya dengan keras. Orang itu berputar-putar dan akhirnya pingsan. Sesaat sebelum pingsan, tendangan Randika membuat orang ini terbang dan membentur temannya yangin. Dm sekejap, satu per satu orang yang menerjang ke arah dirinya itu dihajarnya. Bahkan mereka berupaya menyandera Naomi agar dijadikan sebagai tameng. Namun, Randika hanya tersenyum ketika menyadarinya dan menggenggam erat tanganwannya itu. Sambil tersenyum, Randika melempar kopinya tepat di wajahwannya! Sensasi panas membuat matanya tidak bisa terbuka, Randika dengan santai menendangnya. Di bawah kekuatan Randika, para berandn ini sama sekali tidak berdaya. Semua karyawan dan pengunjung di kafe terkagum-kagum oleh pemandangan ini. Pria itu ternyata kuat sekali, terlebih berandn itu sering berh di kafe ini jadi para karyawan senang melihatnya. Haru dan teman-temannya mi panik. Melihat Randika yang berdiri dengan santai, mau tidak mau mereka harus mundur. "Tunggu saja pembsanku!" Kabur? Randika hanya tersenyum. "Lain kali bawa semua temanmu, aku juga sedang tidak buru-buru." Ketika mendengar hal ini, tubuh Haru menjadi kaku. Diseret oleh temannya, akhirnya mereka semua menghng dari kafe ini. Randika duduk kembali dan menyadari bahwa ketiga perempuan ini menatapnya lekat-lekat. "Ada apa ya?" Randika tersenyum. "Apa ada kotoran di wajahku?" Naomi terlihat serius. "Kamu bisa b diri?" Randika menutup mulutnya dan tidak menjawab sama sekali. "Wah beruntung sekali kamu ya Kaori! Kamu harus membiarkan pacarmu ini mengajariku beberapa trik." Naomi menjadi bersemangat. Kaori juga ikut tersenyum ketika menatap Randika. "Ku itu sih terserah pacarku." Randika merasa tidak berdaya dan mengangguk secara pehan. "Wow itu bagus!" Chapter 220: Ambilkan Aku Kopi yang Baru Chapter 220: Ambilkan Aku Kopi yang Baru Naomi terlihat bersemangat, dia sangat menyukai berbagai macam b diri. Randika dan ketiga perempuan ini mi mengobrol dengan santai. Topik awalnya merupakan cerita perjumpaan pertama Randika dengan Kaori dan topik-topikinnya. Seperti contohnya ketika mereka mkukan kencan buta berkelompok, Naomi waktu itu berhasil mendapatkan lki incarannya dan berhubungan badan dengannya sepanjang mm. Randika mendengarkan kehidupan sex ketiga perempuan ini sambil berkeringat dingin. Perempuan-perempuan ini tidak sungkan menceritakan pengman intim mereka. Meskipun perempuan di Indonesia juga sama terbukanya, mereka tidak akan membicarakannya di depan publik. Naomi juga membahas kemampuan mantan pacarnya yang sangat buruk di atas ranjang dan cepat loyo itu. Untungnya, topik ini tidak menyinggung nama Randika sama sekali dan Kaori juga tidak membahas pengman intim mereka berdua. Yang paling membuat Randika terkejut, ternyata Kaori sama sekali belum pernah mkukannya! Berarti ku tidak ada campur tangannya, Haru bisa membuat Kaori ini trauma dengan pengman seperti itu. Jadi ku mm itu Randika mkukannya hingga akhir, dia akan mendapatkan seorang perawan? Memikirkan betapa rapat dan ketat jepitan seorang perawan membuat Randika sedikit bersemangat. "Randika, hei Randika!" Mendengar suara orang memanggilnya, Randika kembali sadar. Ternyata Kaori memanggil dirinya. "Minggu depan sepertinya ada pesta, maukah kamu datang bersamaku?" Kaori menatap Randika dengan ekspresi penuh harap. Pesta? Seth memikirkannya, Randika berkata sambil tersenyum. "Ku aku ada waktu, aku akan pergi bersamamu." Kaori tersenyum ketika mendengarnya, janji seperti itu sudah cukup baginya. Randika sendiri tidak berani mengiyakan dengan mudah, urusannya dengan Shadow dan Bn Kegpan belum selesai. Jika mash ini belum selesai, maka Randika tidak bisa tidur dengan tenang. Di tengah pemikirannya ini, Randika juga harus mengabarkan Inggrid mengenai situasinya. Dia tidak ingin istrinya itu khawatir dengan dirinya. Randika tidak yakin kapan dirinya bisa png ke pelukan Inggrid. Pada saat ini, keempat orang ini terlihat mengobrol dengan gembira. Namun, pada saat ini pintu kafe ini terbuka kembali. Dan saat ini Randika menyadari bahwa Haru datang bersama dengan dua polisi. Kaori dan Naomi terkejut ketika melihat Haru membawa-bawa polisi ke dm mash mereka ini. Kedua polisi ini menggenggam erat senjata mereka, sepertinya jika Randika macam-macam maka mereka tidak akan sungkan untuk menembak. Situasi seperti ini membuat semua orang menjadi takut. "Itu dia penjahatnya, tangkap dia pak!" Haru menunjuk ke arah Randika, dia mporkan bahwa Randika adh seorang pencopet yang th menghajarnya demi uang di dompetnya. Ketika kedua polisi itu menghampirinya, Randika hanya menatap kedua polisi tersebut sambil tersenyum. Melihat senyuman itu, kedua polisi ini merasakan firasat buruk. Polisi yang di sebh kanan berbisik kepada temannya. "Hei, bukannya wajah orang itu tidak asing?" Seth diingatkan temannya, sambil berkeringat dingin, polisi itu menyadari siapa sosok Randika itu danngsung berbalik sambil menyeret temannya. Tanpa berkata apa-apa, kedua polisi itu berjn sambil menahan napasnya dan pergi dari kafe ini. Haru awalnya menatap Randika dengan tatapan dingin, tetapi ketika kedua polisi ituri dengan terbirit-birit, wajah Haru terlihat bingung. Bukannya para polisi itu akan menangkap penjahat itu? Kenapa mereka mhri? "Hei tunggu dulu, mau ke mana kalian! Dia itu penjahat!" Haru berusaha mencegah kedua polisi itu pergi. Semua orang di dm kafe mi bertanya-tanya pada diri mereka masing-masing, kenapa polisi itu mh kabur ketika melihat Randika? Saat kedua polisi itu tertahan di depan pintu kafe, sh satu dari mereka nampak bingung. Dia tidak tahu kenapa temannya itu menyeretnya pergi tanpa menjskan apa-apa. Meskipun dia familier dengan wajah penjahat itu, sepertinya dia tidak ingat di mana pernah melihat wajahnya. Bagaimanapun juga, dia sudah cukup tua. Dia hanya menyuarakan rasa penasarannya tersebut ke temannya tetapi reaksi temannya itu ternyata berlebihan. Temannya itu menjawab. "Takeshi, apa kamu berani menangkapnya? Apa kamu lupa dengan operasi penangkapan kapan hari di sebuah rumah aman?" Mendengar penjsan temannya itu, polisi bernama Takeshi itu wajahnya menjadi buruk. Kejadian hari itu benar-benar melekat di ingatannya. Pada hari itu, puluhan mobil hitam mengepung dirinya dan kesatuannya dengan senapan mesin yang besar. Pantas dia pernah melihat wajah itu, orang yang mereka hendak tangkap adh orang itu! Dia bersyukur temannya ini berusaha membawa dirinya cepat-cepat keluar dari tempat mengerikan ini sebelum mereka tertimpa nasib buruk. Pada saat mereka hendak pergi, terdengar suarantang yang memanggil mereka. "Tunggu!" Kedua polisi itungsung menjadi kaku ketika melihat sosok Randika yang memanggil mereka. Haru benar-benar bingung, kenapa para polisi ini kelihatan ketakutan seperti ini? Dan kenapa mereka menghampiri Randika dengan kep tertunduk? Semua pengunjung di kafe juga bertanya-tanya, kenapa kedua polisi itu seperti anak kecil di hadapan Randika? Naomi dan Kaori juga sedikit bingung ketika kedua polisi itu tiba di meja mereka. "Ada apa ya?" Sh satu dari polisi itu menguatkan hatinya. Mereka berdua sama sekali tidak berani menyinggung hati orang ini. "Kopiku sudah habis, ambilkan yang baru untukku." Randika menyodorkan cangkir kopinya yang sudah kosong sambil menatap tajam mereka. Keduanya menghembuskan napas lega dan berusaha mengambilkan kopi yang baru. Tetapi sayangnya cangkirnya hanya ada satu, sh satu dari mereka harus terjebak di meja ini. Haru yang melihat kejadian ini hanya bisa menganga, apa orang itu Yakuza? Yakuza merupakan sindikat terorganisir di Jepang, bisa dikatakan bahwa mereka adh mafia Jepang. Pengaruh mereka di bidang politik, ekonomi dll sangah besar dan tentu saja kepolisian tidak lepas dari pengaruh mereka. Melihat kemungkinan itu besar, Haru menjadi takut. Tidak ada sanin yang bisa membuat kedua polisi itu ketakutan dan menuruti Randika seperti anjing. Kejadian seperti ini hanya bisa disimpulkan bahwa Randika bukan orang sembarangan. Kedua polisi itu memutuskan pergi berdua untuk mengambilkan kopi yang baru buat Randika. Mereka menaruh cangkir tersebut dengan pn. "Apakah ada yang bisa saya bantugi?" Polisi itu bertanya dengan pn. "Tidak ada." Randika menyesap kopinya dan berkata dengan santai. "Omong-omong, orang yang menuduhku itu punya sejarah kejahatan yang panjang. Periksa saja riwayat hidupnya." Kedua polisi itu mengangguk dengan cepat dan, di bawah arahan Randika, menangkap Haru untuk diinterogasi. "Lepaskan aku! Kalian menangkap orang yang sh!" Haru meronta-ronta ketika hendak diborgol. Semua orang di kafe sudah tidak tahu harus berkata apa, mereka menatap Randika dengan perasaan kagum sekaligus takut. Siapa orang itu sebenarnya? Kedua teman Kaori ikut menjadi takut tetapi Kaori terlihat biasa-biasa saja. Dia sudah melihat adegan di rumah aman Randika jadi dia mengerti bahwa Randika bukah orang sembarangan. Seth beberapa saat, suasana meja yang awalnya meriah itu menjadi hening. Naomi menyeret Kaori dan berbisik di telinganya. "Hei, pacarmu itu siapa sebenarnya? Kenapa dia terlihat menakutkan seperti itu?" Kaori menggelengkan kepnya. "Aku sendiri tidak tahu." Naomi geleng-geleng dan tatapan matanya bertemu dengan Randika. Sepertinya dia makin penasaran dengan identitas asli pria ini. Randika mengambil cangkir kopinya yang penuh itu dan tersenyum. "Jika kamu menatapku seperti itu, bisa-bisa kopiku ikut dingin." Keempat orang ini kembali bercanda sebentar. Dan ketika kopinya sudah habis, Randika berniat untuk pergi. Naomi sambil tersenyum berkata pada Randika. "Bukankah seorang pria sejati seharusnya mengantar ceweknya png dengan smat?" Chapter 221: Pemandangan Indah Chapter 221: Pemandangan Indah Naomi berkedip ke arah Randika, sedangkan Kaori hanya bisa menunduk dengan wajah tersipu malu. Sesuai perkataan Naomi, mengantar png seorang perempuan hingga ke rumahnya merupakan ciri-ciri seorang pria yang jentelmen. Bisa dikatakan bahwa ketika perempuan mengajakmu minum kopi, dia ingin menjalin hubungan denganmu. Dengan meminum kopi, mereka bisa meni dirimu dan membangun sebuah hubungan. Dan tentu saja, seth acara minum kopi ini th selesai, mereka akan meni apakah mereka ingin bercumbu denganmu atau tidak. Dari bercumbu itu mungkin percik-percik cinta akan muncul atau ku tidak ingin menjalin hubungan yang terikat maka mereka bisa menjadi sex buddy atau isth gaulnya friend with benefit. Bahkan di Indonesia, hal seperti ini sudah wajar. Jika seorang perempuan tidak suka denganmu, maka mereka tidak akan mengijinkan kamu untuk menjemput atau mengantarnya png. Jika dia berniat membawamu png ketika orang tuanya tidak ada ataupun bersedia menginap di rumahmu, ini sudah merupakan sinyal yang js bahwa mereka ingin bercumbu denganmu. Melihat wajah malu Kaori, Randika berdiri sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Tentu saja." Naomi dan temannya tertawa dan mengucapkan smat pada Kaori. Dia mengingatkan Kaori untuk memakai pelindung di pengman pertamanya nanti. Kemudian mereka berempat keluar meninggalkan kafe dan berjn menuju rumah Kaori. Randika berjn berdampingan dengan Kaori sedangkan Naomi bersama dengan temannya. Dari bkang, Naomi meni Randika dari atas hingga bawah. Seth itu dia berbisik ke temannyalu menyeret Kaori ke samping mereka. Seth berbisik di telinganya, keduanya tertawa keras sedangkan Kaori hanya bisa tersenyum pahit. "Hmm? Apa ada yang lucu?" Randika bertanya sambil tersenyum pada Kaori. Wajah Kaori sudah merah padam, apa dia harus berkata jujur pada Randika? "Apa kamu benar-benar ingin tahu?" Kaori sedikit ragu-ragu. "Tidak apa-apa, santai saja." Kata Randika sambil tersenyum. "Jadi mereka hanya ingin tahu, seberapa panjang milikmu itu." Kata Kaori sambil tersipu malu. Mendengar hal ini, Randika juga ikut terkejut dan terbatuk. Dia merasa kedua temannya itu benar-benar bar-bar. Sepertinya perempuan danki tidak ada bedanya, isi kepnya penuh dengan makanan dan sex. Pria biasanya, ketika membahas perempuan, rata-rata bercerita bagaimana lekuk tubuh perempuan yang mereka lihat, seberapa besar dadanya, kakinya yang mulus atau betapa cantiknya perempuan itu. Sepertinya perempuan juga tidak jauh berbeda ketika membahas pria yang ditemuinya, seperti apakah dia tampan atau tidak, berotot atau tidak, gaya rambutnya bagaimana dan seberapa besar t kminnya. Pria dan wanita sama-sama dhirkan mesum! Ketika melihat kedua pasangan itu malu-malu, senyuman Naomi makin menjadi-jadi. Ketika sesampainya di rumah Kaori, Randika berdiri di luar pintu dan hendak pergi png. Tetapi,gigi dirinya dicegat oleh Naomi. "Sudah jauh-jauh ke sini janganngsung png dong. Masuh sebentar, Kaori sendiri sepertinya masih ingin menghabiskan waktunya bersamamu." Randika menatap Naomi dan berkata sambil tersenyum. "Aku dengan senang hati menerimanya, tetapi aku takut ku kalian keberatan dengan kehadiranku." "Ah santai saja, aku cuma ingin kamu nanti bersikap lembut pada temanku ini karena ini masih pengman pertamanya." Naomi tertawa. Kaori yang mendengar dirinya dijual itu hanya bisa tersipu malu, dia mengundang Randika untuk masuk ke dm rumahnya. Dengan begitu, keempat orang ini kembali berkumpul di dm rumah. Mau dirinya di mana pun, entah kenapa dirinya slu dikelilingi perempuan-perempuan cantik. Menjadi orang tampan benar-benar susah! Kedua teman Kaori ini juga merupakan perempuan cantik, tetapi Kaori sendiri tidak kh cantiknya. Dari bentuk tubuh, Naomi dan temannya itu bisa menggoda iman para lki dengan mudah. Mengandalkan paras cantik dan tubuh mereka yang bagus, pakaiannya yang dipadu dengan rok ketat membuat mereka makin menggoda. Namun, kecantikan Kaori itu benar-benar berada di level yang berbeda. Mungkin karena wajahnya yang kekanak-kanakan, Kaori memberikan kesan muda dan polos! Ketika masuk ke dm ruang tamu rumahnya Kaori, mereka segera duduk di bantn duduk. Melihat Randika yang sungkan, Naomi segera menyuruhnya duduk. "Sudah jangan kaku dan terlihat polos seperti itu." Naomi tersenyum. "Aku tidak akan memakanmu kok,gip kamu itu cowoknya Kaori." Mendengar itu, Kaori kembali tersipu malu. Dia tidak berdaya dengan sifat terus terang Naomi yang intens. Randika hanya tersenyum dan duduk. Dm sekejap, bau parfum dari ketiga perempuan ini menyerang dirinya secara bersamaan. Terlebihgi, Kaori yang duduk di sebhnya itu, entah sengaja atau tidak, mengambil tangan Randika dan meletakannya di pahanya. Randika mengingat ciuman panas mereka di kafe sebelumnya. Sepertinya dia beruntung bisa berada di tempat ini. Keempatnya mi mengobrol dan topik mereka bervariasi mi dari yang mesum hingga kehidupan sehari-hari. Dan akhirnya, mereka memutuskan untuk bermain kartu. Namun karena kartunya berada di kamar tidurnya Kaori, mereka berempat memutuskan untuk bermain di kamar saja. Akhirnya mereka berempat naik kentai 2 dan Randika berjn secara pehan, memberi waktu untuk Kaori apab ingin membersihkan kamarnya. Ketika sampai di atas, ketiga perempuan itu beri sambil tertawa dan cepat-cepatan siapa yang bisa masuk ke dm kamar duluan. Pada saat ini, sepertinya sh satu dari mereka terpeleset. Tiba-tiba, seluruh tubuhnya terdorong ke depan! Bergerak secara reflek, tangannya menjulur dan menangkap tangan Naomi. Hal ini membuat Naomi ikut terjatuh, dan dm proses itu, Naomi menyeret Kaori bersamanya. Randika yang masih berjn dengan santai di tangga, mendengar suara terjatuh yang keras itu danngsung beri. Di bawah tatapan mata Randika, ketiga perempuan yang terjatuh ini sepertinya merobek rok ketat mereka. "Aduh sakit!" Ketiganya mengeluh sakit, sedangkan Randika masih menikmati pemandangan indah ini dari bkang. Setiap pakaian dm mereka terekspos! Randika belum pernah melihat pemandangan seperti ini dm hidupnya. Teman Naomi itu memakaia dm berwarna ungu, pantatnya yang kenyal itu hanya terbungkus setengah dan sisa kainnya terselip di s-s pahanya. Randika sangat ingin menampar pantat itu! Naomi, yang paling bar-bar diantara mereka, ternyata memakai G-string berwarna merah! Ternyata Naomi siap bertempur kapan saja asalkan dia menemukan lki yang tampan. Kaori sendiri memakaia dm putih yang polos, benar-benar perempuan yang polos! Ketiganya itu masih kesakitan dintai, mereka sendiri sadar bahwa rok mereka itu sobek dan tidak telu memedulikannya. Mereka masih mengeluh sakit dan menyhkan satu samainnya. Namun ketika melihat sosok Randika, mereka semua menjadi malu. Dm sekejap mereka tahu bahwa Randika sudah mengintip mereka. "Pacarmu itu ternyata orang yang mesum!" Naomi tertawa ketika melihata Randika yang terlihat sesak itu. Untuk memberikan kenang-kenangan pada Randika, Naomi mengangkat rok milik Kaori agar Randika bisa melihatnya lebih js. Randika hanya bisa menyaksikannya sambil meminum air liurnya. Chapter 222: Kembali ke Azumi Bar Chapter 222: Kembali ke Azumi Bar Melihat Naomi yang mengangkat tinggi rok Kaori itu, barang milik Randika makin mengeras. Sepertinya Naomi benar-benar mengenal dirinya, teman seperti ini asyik juga. "Lihat itu, pacarmu sudah siap menusukmu. Besok sepertinya kamu tidak bisa berjn dengan benar, hahaha!" Naomi mi tertawa keras. Kaori hanya bisa tersipu malu dan menutupi bagian bawahnya. Seth bangkit berdiri, ketiganya bergantia dan mi bermain kartu bersama Randika. Namun, pikiran Randika masih ke mana-mana jadi dia sama sekali tidak fokus bermain. Seth beberapa saat, Randika memutuskan untuk kembali ke rumah amannya. Meskipun dirayu oleh Naomi dengan dijanjikan mm pertama yang menyenangkan, Randika harus fokus terlebih dahulu dengan Bn Kegpan dan Shadow. Dia juga keluar tanpa memberitahu anak buahnya itu, dia tidak ingin membuat mereka semua khawatir. Sesampainya di rumah amannya, Randika memanggil Catherine dan yangin untuk memeriksa keadaan mereka. Namun, sepertinya mereka tidak dapat menemukan apa-apa. Seth Shadow dan Bn Kegpan kabur dari rumah bangsawan Hiroyuki, mereka bersembunyi bagaikan tikus. Sangat susah menemukan keberadaan mereka. Karena tidak ada informasi, Randika mau tidak mau kembali ke Azumi bar. Seth beberapa hari renovasi, bar milik Azumi ini th kembali seperti sedia k. Seakan-akan tidak pernah ada pertarungan yang mematikan pernah terjadi di sini. Meskipun hari masih sore, sudah banyak orang berkumpul di bar ini. Musik tidak pernah berhenti bermain dan pengunjung bar ini tidak pernah berhenti menari sambil mabuk. Randika sama sekali tidak berniat untuk menari ataupun mencari perempuan cantik. Diangsung menuju tempat bartender berada. Ketika Akira melihat Randika, diangsung menuangkan wine simpanannya. Seth menuangkannya, dia meletakan gs wine itu dengan hati-hati di depan Randika. Randika menyesapnya dan menyukai pilihan wine ini. Pada saat yang bersamaan, nada suara yang dingin terdengar dari bkang. "Kamu tahu kan wine itu tidak gratis." Azumi dengan pakaian sexy dan ketatnya itu menghampiri Randika, perempuan ini benar-benar menawan! Akira dengan cepat menuangkan wine tersebut kembali dan memberikannya pada atasannya. Randika menggelengkan kepnya. "Akhir-akhir ini aku tidak punya uang, bukannya ada metodein sin membayar dengan uang?" "Baih." Azumi tiba-tiba tersenyum. "Sepertinya kamu tidak lupa bahwa kamu masih harus memuaskanku di ranjang." Randika tersenyum pahit dan mengulurkan tangannya ke pinggang Azumi. Tetapi, Azumi menampar tangan Randika dan tersenyum. "Kamu itu tidak lebih dari sekedar dildo bagiku, jangan bertindak keteluan." "Jadi maksudmu aku ini tidak lebih dari sekedar pemuas nafsumu?" "Tentu saja." Azumi duduk di sebh Randika dan tersenyum. "Hubungan kita tidak lebih dari bisnis, ku kamu tidak bisa membayarku dengan uang maka bayah dengan tubuhmu itu. Ku aku membutuhkan jasamu maka jangan coba-coba kamuri." Randika tidak bisa berkata apa-apa untuk sementara waktu, Azumi menganggap dirinya sama seperti anak buahnya? "Lupakan saja." Randika menggelengkan kepnya. "Aku tidak ingin membayar dengan cara seperti itu, aku akan memberikan cek padamu ketika kita bertemugi." Azumi menggigit bibirnya dan menatap Randika dengan perasaan bingung. Sangat disayangkan pria ini tidak mau menuruti dirinya. "Jangan menatapku seperti itu kecuali..." Randika menempelkan tangannya di paha Azumi. "Kecuali kamu benar-benar ingin tidur denganku." Azumi sudah merasa jijik, namun ekspresinya berubah menjadi sebuah senyuman. "Sayangnya aku sudah tidak tertarik denganmu." Azumilu berdiri dan meninggalkan meja bar sambil berkata pada Akira. "Tagihkan botol wine itu padanya dengan harga 10 juta yen." Akira js terkejut. Apa dia tidak sh dengar? Bukankah seharusnya nona Azumi memiliki hubungan yang baik dengan Ares? Namun, Akira sama sekali tidak berani membantah perintah nona Azumi. Mau bagaimanapun juga, dia adh anak buahnya. Randika hanya bisa menggelengkan kepnya. Sifat Azumi bisa berubah lebih cepat dari membalikan tpak tangan. Terlepas dari penampn sexynya itu, perempuan seperti dirinya sudah terbiasa membuat para pria menari di atas tangannya. Perempuan seperti Azumi bisa dikatakan sangat berbahaya. Setiap harinya dia harus bertahan hidup di dunia gp Tokyo yang berbahaya dan kacau, belumgi tempat barnya ini merupakan tempatral dan tempatnya menjual informasi pada penawar tertinggi. Jadi keberadaan Azumi di Tokyo benar-benar kuat, informasi yang dijualnya merupakan sh satu bukti betapa luas pengaruhnya di Tokyo. Oleh karena itu, berurusan dengan perempuan seperti ini Randika sama sekali tidak ingin diremehkan. Dia tidak akan pernah mau menari di tpak tangan seseorang! Karena dia sudah membayar mahal untuk botol wine ini, Randika terus meminumnya. Memang rasanya enak tetapi dia tidak boleh meminumnya banyak-banyak. Berdasarkan instruksi kakek ketiga, dia tidak diperbolehkan menegak alkohol ketika ingin meminum obat buatannya itu. Seth beberapa saat, datang seorang pria Amerika berbadan besar. Dia terlihat sangat kuat, lebih kuat dari siapapun yang ada di bar ini. Pria dari Amerika ini datang ke bar dan meminta bir dengan Bahasa Jepangnya yang fasih. Kemudian matanya terlihat berbinar-binar ketika melihat sosok Azumi yang menggoda! Mulutnya tersenyum dan matanya sudah ke mana-mana, perempuan satu itu benar-benar cantik. "Maukah kamu minum denganku?" Pria itu menghampiri Azumi dengan tatapan mesumnya. Dia suka perempuan dengan tubuh seperti ini, dia tidak sabar mencicipinya di ranjang. Azumi yang suasana hatinya sedang buruk itu berkata sambil tersenyum. "Boleh saja, tapi kau harus menghkan mereka dulu." Azumilu menepuk tangannya dan muncul 2 pengawalnya yang berbadan besar dari arah bkangnya. Pria itu tersenyum dan menyanggupi persyaratan Azumi. Bisa dibng dia ini adh atlit tinju dunia yang pernah menjadi juara dunia, buat apa dia takut sama pengawal dari bar? Pria Amerika ini js pertama kali pergi ke Tokyo karena dia sama sekali tidak mengetahui reputasi Azumi bar. Azumi masih meminum winenya dengan santai, namun dia berhenti minum ketika melihat anak buahnya itu dihajar dengan mudah. Dia awalnya mengira pria itu hanya besar di badannya dan tidak telu kuat, bisa dikatakan bahwa dia bukah tandingan pengawalnya yang sudah tetih. Tanpa diduganya, ternyata pria Amerika itu dapat menghajar anak buahnya dengan mudah. Situasi Azumi benar-benar canggung sekarang. Pria itulu menoleh ke arah Azumi sambil tersenyum! Meskipun dua pengawal itu kuat, mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya. Pria itu menghampiri Azumi, tersenyum, menuangkan wine ke gsnya dan memberikannya pada Azumi. "Minum." Pria itu menatap Azumi lekat-lekat. Azumi hanya tersenyum, mendorong gsnya itu dan mengatakan. "Kamu bukan orang sini ya?" "Asalku bukan hal yang penting." Kata pria itu. "Yang paling penting adh janjimu tadi." "Aku tidak mash meminum wine yang bagus." Kata Azumi dengan santai. "Tapi aku kurang senang meminumnya dengan orang yang tidak aku kenal." "Jadi kamu akan mengingkari janjimu tadi?" Pria itu mengerutkan dahinya. "Aku tidak mengira kamu adh pembohong." "Aku tidak pernah mnggar kata-kataku." Kata Azumi sambil tersenyum. Dialu mengambil gsnya dan meminumnya dm satu kali teguk. "Dengan ini janjiku sudah terpenuhi. Aku ada urusan jadi aku tidak bisa menemanimu lebihmagi." Azumingsung berdiri dan hendak pergi. Pada saat ini, pria itu juga berdiri dan menangkap tangan Azumi. "Wow, ngapain buru-buru?" Kata pria itu sambil tersenyum. "Aku saja belum minum sama sekali. Lagip, bukankah kita ini pasangan yang cocok?" "Oh? Benarkah? Aku tidak merasa seperti itu." Suara Azumi terdengar dingin, pria ini benar-benar tidak tahu diri. "Kita lihat saja nanti." Pria itu tertawa. "Aku tidak ingin berbasa-basi, aku menyukaimu dan mm ini kita akan bersenang-senang hingga pagi nanti, bagaimana?" Azumi membsnya dengan senyuman sinis. "Maaf, aku tidak tertarik dengan pria sepertimu." "Kata-katamu itu tidak cukup untuk mengusirku." Ketika Azumi hendak pergi,gigi pria ini menangkapnya. "Kamu belum mengenalku, ku kamu mengenalku mungkin kita bisa menjadi pasangan suami istri yang bahagia." Azumi menjadi marah. Kenapa pria ini begitu percaya diri? Apa dia tidak mengerti bahwa suasana hatinya sedang buruk? Lebih baik dia mati saja! Randika masih meminum winenya dengan santai. Dia sama sekali tidak menoleh ke bkang meskipun dia tahu situasi Azumi. Bukankah barusan Azumi mengatakan bahwa hubungan mereka tidak lebih dari sekedar bisnis? Oleh karena itu, buat apa dia mdeni urusan pribadi orangin? Chapter 223: Hangatkan Kasurku Chapter 223: Hangatkan Kasurku Ketika Randika ingin pergi dari tempat ini, pria yang berasal dari Amerika itu mencengkeram erat tangan Azumi. Azumi menjadi marah karena tingkahku pria ini yang telu memaksa. Azumi berusaha melepaskan diri sambil berkata dengan nada dingin. "Aku adh pemilik dari bar ini. Jika kau terus memaksa seperti ini, berarti kau mengajak perang seluruh bar ini." "Aku tidak peduli berapa ikan teri yang kamu punya, aku akan mengirim mereka ke liang kuburnya." Kata pria itu sambil tertawa. "Mm ini kamu akan merintih di tempat tidur bersamaku, mm ini kamu adh milikku!" Suara pria ini sangah keras hingga orang-orang dapat mendengar pembicaraan mereka. Semua orang yang di bar ini sudah mengetahui reputasi nona Azumi, baru pertama kali ini mereka melihat ada seorangkiki yang berani bertindak arogan seperti itu pada nona Azumi. "Siapa orang asing itu?" "Aku tidak tahu, tetapi sebentargi dia pasti mati." "Bodoh sekali dia, sepertinya dia tidak tahu ku sudah menginjak ranjau." "Terakhir kalikiki yang berani berbicara seperti itu pada nona Azumi drikan ke rumah sakit dengan luka yang parah. Aku dengar dia sudah tidak bisa berjn dengan benar." ....... Semua orang bergosip dengan suara yang pn, topik yang mereka bahas adh tindakan berani pria Amerika itu yang memaksa Azumi untuk tidur dengan dirinya. Ekspresi wajah Azumi benar-benar dingin, tetapi dia tiba-tiba tersenyum. Sepertinya senyumannya mengandung niat membunuh. "Ku begitu jangan menangis ketika orang-orangku menerjang ke arahmu." Kata Azumi. "Sudah kubng, mau berapa pun yang kamu kirim aku akan mengirim mereka ke liang kuburnya seperti mereka berdua." Kata pria itu sambil tertawa. Dua pengawal yang dihajarnya sebelumnya masih terkapar tidak sadarkan diri dintai. "Kita lihat apakah kau masih bisa searogan ini ketika semua orang menerjang ke arahmu." "Semua orang?" Pria itu mendengus dingin. "Baih tidak mash. Tetapi ketika orang-orangmu itu sudah kh semua, kamu harus tidur denganku. Cepat suruh mereka menyerang." Melihat sifat arogan pria ini, Azumi benar-benar sudah muak. Dengan satu tepukan tangannya, semua pengawalnya yang ada di dm bar ini berkumpul. Orang-orang yang berada dintai dansa berhenti menari dan memberikan ruang. Pria itu menatap semua pengawal itu. Seth mkukan pemanasan, dia tersenyum pada Azumi. "Ku begitu mari kita mi?" "Kapan pun kau siap." Wajah Azumi terlihat dingin. Dia tidak percaya satu orang bisa menghkan seluruh pengawalnya seorang diri. Meskipun teori ini tidak beku pada Randika, itu semua karena dia adh Ares sang Dewa Perang. Azumi percaya bahwa pria biasa seperti orang itu tidak mungkin bisa. Namun tanpa diduganya, pria Amerika itu menerjang maju dengan kedua tangannya melindungi kepnya. Pukn demi pukn diayangkan dengan begitu cepat. Pria ini memiliki tinju yang sangat kuat, pengawal yang berbadan besar itu tidak berdaya terkena puknnya. Belumgi, pria ini sangat lincah dan cepat. Meskipun para pengawal itu mengepungnya, dia bisa menghindari sekaligus memberikan serangan balik. Pukn demi pukn berhasil menumbangkanwannya satu per satu. Azumi yang melihat hal ini mau tidak mau mi berkeringat dingin. Satu per satu pengawalnya tumbang dan pria itu sama sekali tidak terluka. Hasil seperti ini benar-benar di luar dugaannya. Para pengawalnya ini adh mantan pasukan tetih jadi kekuatannya bisa dikatakan sangat kuat. Kecualiwannya seorang ahli b diri dunia seperti Ares, semua pengacau yang sma ini mengacau di bar ini th mereka hajar. Namun tanpa diduga, pria dari Amerika ini sangah kuat. Dia sama sekali belum menerima satu pukn meskipunwannya lebih dari 20 orang. Seth dikepung oleh 5 orang, akhirnya satu pukn mendarat di perutnya. Tetapi baginya, pukn itu seperti garukan di perutnya. Seth beberapa menit belu, pria itu masih berdiri dengan kokoh. "Wah orang itu ternyata kuat!" "Sepertinya nona Azumi tidak akan tidur mm ini." "Siapa yang ngira ternyatawannya itu sekuat itu? Nona Azumi juga pasti tidak menduganya." Seth melihat sendiri cara bertarung pria itu, sebagian besar orang mi mengasihani nona Azumi. Apgi ketika semua pengawal bar ini sudah terkapar tidak sadarkan diri. "Bagaimana?" Pria itu menghampiri Azumi sambil tersenyum. "Kamu sudah tidak punya sangi untuk menghindariku." Melihat pria itu menghampiri dirinya, Azumi mi cemas. Dia tidak menduga anak buahnya akan kh semua. Sepertinya tidak ada jnin sin menyerah. Tetapi tiba-tiba, Azumi menyadari keberadaan Randika yang masih duduk dengan santai sambil meminum winenya. Dm sekejap matanya tampak berbinar-binar. "Masih belum." Azumi tersenyum dan menggelengkan kepnya. "Maksudmu?" Pria itu mendengus dingin. "Kamu ingin mengingkari janjimu?" "Aku sama sekali tidak berkata seperti itu, maksudku adh kau belum menghkan semua bawahanku di bar ini." Kata Azumi. "Bukankah orang-orang yang tak sadarkan diri itu adh semua anak buahmu?" Pria itu menunjuk para pengawal yang pingsan dintai dansa. Azumi menggelenglu tersenyum. "Ku begitu keluarkan semua sisa orang-orangmu itu. Nasibmu untuk memuaskan nafsuku sama sekali tidak berubah." Kata pria itu dengan nada dingin, dia yakin mm ini akan menikmati tubuh Azumi itu. Azumi berjn dan menghampiri Randika. Seth duduk di sampingnya sambil tersenyum, Randikangsung berkata bahkan sebelum dirinya mampu berbicara. "Kenapa kamu mengganggu acara minumku?" "Bukankah lebih baik minum bersama temanmu? Apgi seth temanmu mengmi hari yang buruk." Dengan nada yang menyedihkan Azumi berusaha meminta tolong pada Randika. "Oh kasihan sekali kamu." Randika mengangguk tetapi dia sama sekali tidak berniat untuk membantu. Azumi mi menggigit bibirnya. "Apa kamu tidak bisa membantuku kali ini saja?" "Buat apa aku membantumu?" Randika menoleh dan tersenyum. "Bukankah kita hanya rekan bisnis? Berarti ada harga yang harus dibayar untuk jasaku." Mendengar kata-kata ini, Azumi menjadi marah dm hatinya. "Ku begitu, berapa harga yang harus kubayar?" Randika mengedipkan matanya dan tersenyum, "Hargaku sangat murah. Aku hanya ingin kamu menghangatkan kasurku." Mendengar kata-kata ini, Azumi mengerutkan dahinya. Menghangatkan kasur, dia pernah mendengar hal ini dari temannya. Bisa dikatakan di jaman dahulu di negeri tetangga, seorang pembantu pribadi perempuan diharuskan menghangatkan tempat tidur majikannya sebelum waktunya tidur. Tentu saja, para pembantu ini juga berusaha memikat hati tuannya. Dan semua tergantung pada majikannya, jika dia senang dengan pyanannya maka dia akan berhubungan badan dengannya. Apab berhasil hamil, para pembantu itu akan diangkat menjadi selir. Melihat ekspresi tersenyum Randika, Azumi benar-benar marah. Dia ingin menk mentah-mentah tawaran itu. Tetapi melihat kondisinya yang sekarang, dia tidak bisa menknya. "Ku tidak mau tidak apa-apa." Randika memalingkan wajahnya. "Sebenarnya aku sedang sibuk jadi aku sedang buru-buru. Omong-omong wine ini enak juga, namamu Akira bukan? Masukan tagihan botol itu ke tagihanku." Melihat Randika yang hendak pergi, Azumingsung berteriak. "Tunggu!" Randika menoleh sambil tersenyum. Dia percaya bahwa Azumi akan membutuhkan dirinya jadi dia terlihat santai. "Apa kamu menerima persyaratanku? Waktuku itu berharga, tiap detiknya seni 10 juta yen." Randika pura-pura jual mahal. "Ku tidak mampu membayarnya dengan uang maka bayah dengan tubuhmu itu." Chapter 224: Lembutnya Bibir Nona Azumi! Chapter 224: Lembutnya Bibir Nona Azumi! Melihat sosok Randika yang tersenyum itu membuat Azumi menggertakan giginya, dia tidak punya pilihanin. Jika dia tidak membuat pria dari Amerika itu babak belur, reputasi dirinya dan barnya akan mengmi keruntuhan. "Jangan melihatku seperti itu, semua itu tergantung dengan dirimu bukan?" Kata Randika sambil tersenyum. "Aku tidak akan memaksamu untuk menerima penawaranku ini, itu tentu tidak baik untuk hubungan bisnis kita bukan? Jadi kita harus adil dan terbuka, ku tidak maka kita tidak bisa menyebut diri kita pebisnis." Azumi kehabisan kata-kata. Dia mengh napasnya dan menatap Randika, sambil menggertakan giginya dia berkata dengan nada yang enggan. "Baih, aku akan menuruti kata-katamu. Aku akan menemanimu." "Kamu kira bisa menipuku?" Randika tersenyum sinis. "Semuanya harus diperjs di depan. Minum bersamaku bisa didefinisikan sebagai menemaniku dan tidur di sampingku juga termasuk menemaniku. Aku minta kejsan dari mulutmu itu sendiri agar tidak terjadi keshpahaman." Azumi dibuat g oleh Randika, sambil menggigit bibirnya dia mengatakan. "Aku akan berhubungan badan denganmu." Orang Amerika itu sudah muak menunggu dan menghampiri Azumi. Pada saat ini, dia mendengar janji Azumi untuk tidur dengan Randika. Dm sekejap, hati pria itu dibakar oleh api amarah. "Hei bocah, wanita ini milikku. Apa kamu tidak tahu pepatah siapa cepat dia dapat?" Pria itu mengepalkan tinjunya. Siapa cepat dia dapat? Azumi marah ketika mendengarnya, apa dia semacam barang? Azumi, yang masih marah, mendengus dingin dan berjn menghampiri Randika. Pada akhirnya, kata-katanya ini membuat semangat Randika membara. "Aku akan memberimu informasi secara gratis jika bisa menghajar pria ini." Melihat pria Amerika itu datang menghampiri Azumi dan seorang lkiinnya, semua orang dintai dansa itu menduga akan terjadi konflik yang baru. "Habis sudah bar ini, pria asing itu benar-benar kuat! Percuma nona Azumi minta bantuan ke orang kuru situ." Seseorang menggelengkan kepnya ketika berbicara mengenai nasib bar ini. "Belum tentu." Temannya itu menyadari sosok Randika yang sebenarnya. "Aku rasa pria asing itu akan terbunuh sebentargi." "Hah? G ya kamu? Mana mungkinki itu bisa menghkannya?" "Hahaha, lihat saja nanti." .......... Semua orang memiliki opininya masing-masing, tetapi pada saat ini, situasi mi memanas. Randika sama sekali tidak mendengar provokasi pria asing tersebut, dia masih meminum winenya dengan santai. "Hei kau dengar aku tidak? Wanita itu adh milikku!" Pria itu mengepalkan tinjunya. Ketika melihat Randika tidak peduli dengannya, amarahnya makin menjadi-jadi. "Apa kau pikir aku takut menghancurkan isi kepmu itu?" "Aku rasa kau tidak mampu mkukannya." Randika mengh napasnya. Kali ini pria itu sudah tidak sabargi. Dia ingin menghajar bocah itu hingga dia cacat dan tidak bisa berjngi. Tidak pernah ada orang yang berani bertindak arogan pada dirinya! Kepn tinjunya myang ke arah wajah Randika, seluruh amarah dan kekuatannya terkandung di dm satu pukn ini. Tetapi, puknnya itu dengan mudah menghantam udara kosong. Pria itu terkejut dan semua orang yang melihat pertarungan ini juga ikut terkejut, Randika hanya berdiri dan menghindari pukn itu dengan mudah. Mengingat bahwa mungkin pria asing itu hanya ingin menggertakwannya, semua orang berpikir bahwa semua itu hanya kebetn saja. Randika masih memegang gs winenya di tangan kirinya. Dia meminum kembali wine seni 10 juta yennya itu dengan santai. Melihatwannya meremehkannya, pria itu myangkan puknnya sekaligi. Namun,gigi puknnya tidak mengenai sasarannya. Randika hanya menggeser kepnya sedikit untuk menghindari pukn mematikanwannya. Pria Amerika ini terheran-heran dan matanya terblak. Bagaimana bisa kedua serangannya ini dihindari oleh pria yang terlihat biasa-biasa saja ini? Melihat sosok Randika yang santai meminum winenya, orang-orang yang tidak mengenal siapa Randika sebenarnya juga terheran-heran. Kenapa bisa pemuda itu belum terkena pukn orang asing itu? Seth beberapa saat, pria itu myangkan puknnyagi pada Randika. Kali ini, targetnya adh dada Randika. Dia ingin memotong jalur pernapasan Randika dan menghajarnya ketika dia kesakitan. Namun pada saat ini, Randika th menghabiskan winenya. Dia berjn menghampiri Akira untuk memintanya menuangkan kembali sambil menghindari puknwannya. Gagal tiga kali berturut-turut membuat semua orang menebak-nebak siapa Randika itu sebenarnya. Ku bukan kebetn berarti kekuatan orang itu jauh di atas pria asing itu! Sedangkan di tatapan mata orang Amerika ini sudah mengandung rasa takut dan ngeri. Tidak diragukangi,wannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Randika, yang gsnya sudah penuh kembali, pura-pura terlihat terkejut. "Eh! Sejak kapan kau ada di bkangku?" Melihat sandiwara ini, pria itu mengerutkan dahinya. Apa berarti sebelumnya itu semua hanya kebetn saja? Lagip mana mungkin ada orang yang lebih kuat darinya? "Aku siap, majh kapan saja." Kata Randika sambil tersenyum. Ketika orang-orang mendengar hal ini, mereka merasa kasihan pada Randika. Sepertinya keberuntungan orang ini th habis, tentu seharusnya sebentargi dia akan babak belur. Tetapi beberapa detik berikutnya, semua orang terkejut-kejut ketika melihat hasil pertarungannya. Hanya dengan satu pukn, pria asing dari Amerika itu terpental dan membentur tembok! Suasanangsung menjadi hening seketika. Semua orang yang tidak menyadari sosok Randika yang sebenarnya terkejut bukan main. Bahkan Akira yang sudah pernah melihat kehebatan Randika terkejutgi. Randika yang masih meminum winenya itu berkata dengan cukup keras agar bisa terdengar oleh semua orang. "Maaf sepertinya aku telu banyak memakai tenagaku, apa kau baik-baik saja?" Ini bagaikan menyiram minyak ke api. Pria itu makin mengamuk, diangsung berdiri dan menerjang ke arah Randika. Kali ini dia akan melumat kep Randika hingga isi kepnya itu keluar! Larinya makinma makin cepat, seth cukup dekat dia meraung keras dan myangkan puknnya. Berkat kecepatannya ini, kekuatan puknnya menjadi berlipat ganda. Tetapi berkat kecepatannya itu, Randika membuatnya myang lebih jauhgi. Pria itu berdiri kembali. Kali ini dia merasa pusing dan pandangannya mi kabur. Kemudian dia melihat Randika yang tersenyum ke arahnya, seakan-akan sedang mengejek dirinya. Untuk ketiga kalinya, pria itu berdiri dan menerjang kembali. Dan sesuai dugaan semua orang, pria asing itu kembali myang dan membentur tembok dengan keras. Kali ini dekorasi tembok juga ikut jatuh dan menimpanya. Kali ini pria itu tidakngsung berdiri kembali. Dia menatap Randika yang berdiri di hadapannya dengan tatapan ngeri. Lawannya ini js bukan sembarangan, ku tidak dia sudah menghajarnya dari tadi. Bahkan dirinya yang mantan petinju juara dunia itu sama sekali tidak berkutik di hadapan pria ini. Jagoan, pasti orang ini jagoan b diri! "Apa sudah selesai?" Tanya Randika sambil tersenyum. Pria itu tidak menjawab, dia berdiri dan berkata sambil beri menuju pintu keluar. "Wanita itu milikmu." Semua orangngsung berdiskusi seth melihat pria asing ituri terbirit-birit. "Wow pemuda itu ternyata kuat sekali!" "Aku tidak tahu cara apa yang dipakainya untuk bisa menang." "Orang itu adh ahli b diri yang ternama." Orang yang menglihat aksi Randika mm itu berkata dengan nada bangga. "Kejadian hari ini biasa-biasa saja bagiku, kalian belum melihat kejadian pada." Tiba-tiba suasana meriah ini menjadi hening ketika suara tepukan tangan Randika yang keras mengarah pada Azumi yang sedang merokok di pojok ruangan. Dengan suarantang dia berkata pada pemilik bar itu. "Aku sudah membereskan mashmu. Jadi kita tidur bersama mm ini atau besok?" Azumi mengeluarkan asap rokoknya dan terbatuk. Dengan berjn pehan, dia menghampiri Randika. "Terima kasih atas bantuanmu kali ini." Kata Azumi dengan tersenyum, dia berusaha terlihat secantik mungkin. Lalu sambil mengerutkan dahinya dia berkata pada Akira. "Keluarkan botol wine terbaik kita." "Sudah cukup." Randika menyeret Azumi untuk duduk di pangkuannya. "Aku tidak perlu mabuk untuk mencicipi tubuhmu ini. Jadi bagaimana? Kamu ingin mkukannya di kamarmu atau di kamarku?" Wajah Azumi berkedut, dia memalingkan wajahnya dan berkata dengan nada yang tenang. "Ares, aku yang sudah tua ini tidak pantas menjadi perempuanmu." "Itu semua tidak ada hubungannya dengan diriku atau tidak, semua ini adh hasil dari kata-katamu sendiri. Jangan bng seorang dengan reputasi tinggi sepertimu ingin mnggar kata-katanya sendiri?" Kata Randika sambil tersenyum. Azumi yang duduk di pangkuan Randika itu tersenyum pahit, dia menghisap rokoknya kembali. Untuk beberapa saat, Azumi benar-benar kehabisan ide. Jika ini orangin, maka dia akan mencari orang untuk membunuh orang tersebut. Tetapi siapakah pria di hadapannya ini? Dia adh Ares sang Dewa Perang yang ditakuti semua orang. Siapa memangnya yang bisa membunuhnya? Terlebihgi, Randika sama sekali tidak takut terhadap ancaman apa pun, dirinya sama sekali tidak berdaya. "Apakah aku bisa membayar jasamu itu dengan cara yangin?" Kata Azumi dengan nada yang enggan. "Baih ku begitu." Kata Randika. Azumi terlihat senang, sepertinya dia bisa lolos hari ini. "Ku begitu apa maumu?" Kata Azumi sambil tersenyum. "Pertama, aku ingin informasi yang kamu tawarkan gratis sebelumnya menjadi 3 kali kesempatan." "Meskipun aku tidak r, tetapi baih." "Yang kedua, sini aku bisiki." Senyuman nakal Randika mi menjng tinggi. Azumi mendekatinya dan tiba-tiba Randika memanfaatkan hal ini untuk menciumnya! Ya Tuhan betapa enaknya! Randika merasa bibir Azumi berbeda dengan perempuan-perempuan yang sudah dicicipinya. Ketika dia ingin menikmatinya ini lebihma, Azumi sudah mendorongnya dengan kuat. Randika yang sedikit puas itu berkata sambil tersenyum. "Baih kita impas." Meskipun marah, Azumi berusaha menenangkan dirinya. "Ku tidak urusan, cepat sana pergi." Melihat Azumi yang menjauhi dirinya, Randika merasakan sedikit kekhan. Kenapa? Karena dia tidak sempat meremas pantat indah itu. "Yang ketiga adh aku ingin satu botol wine ini secara gratis. Namamu Akira bukan? Cepat bungkuskan aku satu botol itu." Randika mengambil botol itu danngsung menuju pintu keluar. Sesaatnya dia keluar, HP Randika mendadak bunyi. "Tuan, kami menemukan petunjuk mengenai Yuna." Yuna memang merupakan sh satu dari 8 letnan dari pasukannya, tetapi Randika lebih membutuhkan kecerdasannya untuk membuat ramuan X dan membangunboratorium miliknya. Jadi keberadaan Yuna sangah krusial baginya. Yuna juga merupakan sh satu orang yang mengikuti dirinya palingma jadi hubungan mereka benar-benar dekat. Terlebih, dengan menymatkan Yuna mungkin akan membawanya sngkah lebih dekat dengan Bn Kegpan dan Shadow. Chapter 225: Pertempuran di Laut Chapter 225: Pertempuran di Laut Kembalinya di rumah amannya, Randika antusias mendengarporan mengenai Yuna. Informasi ini juga berkaitan dengan keberadaan Bn Kegpan dan Shadow. Dari tiga crownless king, hanya Raihan yang ada di rumah ini dan sisa duanya masih meneruskan mengumpulkan informasi. Dari kelima jenderal, hanya Serig yang masih mtih calon-calon prajurit yang baru bersama dengan Matthew dan Martin. Sin si kembar itu, para letnan yangin sudah berkumpul bersama Randika. Para pr pasukan Ares kembali berkumpul atas perintah tuan mereka. "Yuna disekap di sebuah pu." Kata Randika. "Informasi ini dapat dipercaya." "Ku begitu tunggu apgi tuan? Mari kita hajar mereka!" Singa yang paling sembrono itungsung bersemangat dan berdiri dari kursinya. Semuanya menggelengkan kepnya melihat sikap tidak sopannya itu. Randika mengangguk dan membagikan informasi ini. Seth beberapa persiapan, mereka semua berangkat menuju pu tersebut. Pertempuran kali ini berlokasi di sebuah pu terpencil yang jauh dari ibukota. Butuh waktu sekitar 4 jam dari Tokyo untuk sampai di pinggiran pantainya. Di sana, kapal dan pesawat pengintai sudah siap menunggu mereka di sana. Beberapa orang menaiki pesawat pengintai dan sisanya masuk ke dm kapal. Untuk pertempuran kali ini, sin para elite, kira-kira 100 orang siap bertempur hingga mati demi nama Ares. Pertempuran sebelumnya th menn korban yang begitu banyak dan Serig belum selesai mtih para prajurit baru. Oleh karena itu, untuk menutupi ch juh ini, Randika membawa para jenderal dan letnannya bersamanya. Ketika Bn Kegpan berhasil dikhkan, pasukannya ini akan terisi kembali pn-pn. Laut mi berkabut, Singa yang berada di buritan kapal mengerutkan dahinya. "Apa kalian tidak kepikiran kenapa kita bisa menemukan Bn Kegpan secepat ini? Apakah ini jebakan?" "Mulutmu harimaumu." Jin yang ada di sisinya tiba-tiba menegurnya. "Jangan berpikiran negatif seperti itu, bagaimana mungkin Bn Kegpan bisa tahu gerakan kita ini?" Mendengar kata-kata Singa tersebut, Randika mengerutkan dahinya. Memang dia mengirim orang untuk mencari keberadaan Bn Kegpan, yang jadi pertanyaan adh apakah Bn Kegpan mkukan hal yang sama? Jika iya maka Bn Kegpan akan mengerti setiap gerakannya, terlebihgi mereka sekarang terjebak diut dan apab Bn Kegpan sudah siap dengan kedatangannya maka hal ini akan buruk bagi pasukannya. Sin orang yang ada di pesawat, semuanya ada di kapal yang besar ini. Meskipun byar dengan cepat, kabut diut yang tebal ini menghngi jarak pandang mereka. Tidak seperti kapal induk, kapal ini tidak mempunyai persenjantaan yang berat seperti misil ataupun senapan mesin yang terpasang. Jadi jika musuh datang dari atas, maka mereka akan dibombardir tanpa bisa membs. "Lihat di depan!" Kyoko menyadari sesuatu di teropongnya. Ketika semua mendengar suara Kyoko, semua orang melihat ke arah yang ditunjuknya. Di depan mereka, terlihat kapal induk yang beyar ke arah mereka. Meriam-meriam mereka sudah membidik ke arah mereka. Dengan jarak mereka sekarang, misil-misil itu bisa mengenai mereka dengan mudah. "Seharusnya aku tidak berpikiran negatif tadi." Wajah Singa menjadi pucat pasi. Dia menggaruk rambutnya sambil mengatakan. "Sepertinya ada mata-mata Bn Kegpan di rumah aman kita." Raihan yang berada di pesawat pengintai mengerutkan dahinya. Tempat pertempurannya kali ini adhut, jarak yang jauh ini tidak memungkinkan teknik pedangnya untuk membs tembakan senjata apiwan. Situasi benar-benar buruk. Wajah Raihan sudah benar-benar pucat pasi. Jika dia menerjang turun ke kapalwan, persenjataan musuh akan membombardir dirinya. Jika dia tidak lincah dm menghindar, maka itu sama saja dengan misi bunuh diri. "Apa yang harus kitakukan?" Dion bertanya pada rekan-rekannya, hampir semua orang sudah tidak tahu harus berbuat apa. Pada saat ini, senapan mesin di kedua sisi kapal musuh juga mi bergerak. Semua senjata mengarah pada kapal Randika yang sangat empuk itu. DUAR! DUAR! DOR! DOR! Misil serta senapan mesin mi ditembakan dan semua mengarah pada kapal dan pesawat Randika. "MENGHINDAR!" Randika berteriak dan seluruh awak kapal menjadi panik. Pesawat-pesawat pengintai milik mereka juga menghindari hujan peluru yang padat. Dm sekejap pesawat-pesawat tersebut berpencar. Namun, sebagian pesawat terkena danngsung terjun bebas ke dmut. Di tengahut ini terdengar ledakan dan suara pesawat yang terjatuh, membuatut yang tenang menjadi kacau. Wajah Randika juga sama pucatnya. Meskipun tembakan putaran pertama ini belum dapat menenggmkan kapalnya, kapalnya ini tidak bisa bertahan apab ditembaki secara terus menerus. "Kuatkan tekad kalian, padamkan api dan bersiap untuk menaiki kapal musuh." Polemos menguatkan tekad anak buahnya. Satu-satunya jn adh menaiki sekoci dan bergerak ke kapal musuh. Di kapal induk musuh, kapten kapal yang bernama Aribano itu melihat kapal Randika yang masih mengapung. Dia memerintahkan anak buahnya untuk terus menembak. Terlebihgi, Bn Kegpan sudah menyiapkan senjata yang lengkap apabwan berhasil menaiki kapal mereka seperti senapan serbu, granat, peluncur roket dll. Namun, pasukan Ares ini kh persenjataan dan jarak mereka telu jauh. Para pesawat pengintai mereka pun tidak dilengkapi oleh senjata jadi mereka sama sekali tidak bisa menyerang. "Sin! Mereka benar-benar pengecut menyerang kita seperti ini!" Kata sh satu prajurit. Dia mengamuk karena tidak bisa membs dendam temannya yang meninggal barusan terkena peluru. Aribano yang melihat kepn asap hitam mi menjng tinggi di kapal Randika itu terlihat tersenyum. "Ternyata cuma segini kekuatan si Ares." Aribano hanya menggelengkan kepnya dan meminum kopinya. Dengan kekuatan seperti itu mereka berharap menghadapi tuannya? Mimpi! "Ambilkan senjataku." Kata Aribano pada bawahannya. Seseoranglu membawakan SSG 69 buatan Austria itu pada Aribano. Dialu membidik ke arah Randika yang berdiri diam di kejauhan. Randika, yang menyadari dirinya diincar itu, untuk sesaat mengerutkan dahinya. Melihat targetnya yang rapuh itu, Aribano tersenyum. Ares, kau akan mati olehku! DOOOR! Menekan ptuknya, peluru dari senjata sniper itu melesat kencang ke arah kep Randika. Namun sayangnya, Randika tiba-tiba melompat ke dm air. Seth menarik napas sekali, seluruh badannya menghng dari permukaan air. Aribano yang melihat ini dari lensa teropongnya itu terkejut. Mustahil pelurunya mengenainya secepat itu, berarti seorang Ares itu kabur menymatkan dirinya?" "Ternyata kau cuma seorang pengecut Cepat tenggmkan kapal musuh, aku ingin makan mm dengan santai hari ini." Kata Aribano sambil menyerahkan senapannya. Dia tidak menyangka Ares akan menymatkan dirinya seperti itu dan mengorbankan teman-temannya. Nafsu membunuhnyangsung hng karenawannya ini tidak pantas bagi dirinya. Lagip, hanya mash waktu sebelum pasukannya menenggmkan baik kapal ataupun pesawat musuh. Seth Randika menym ke dm air, dia mengumpulkan tenaga dmnya di kaki dan tangannya. Dengan kecepatan berenang yang luar biasa, dia bergerak menuju kapal induk musuh. Jika dia tidak segera melumpuhkannya, lebih dari nyawa 100 orang bawahannya itu akan mati seketika. Aribano sudah berniat masuk ke dm kabinnya ketika melihat situasi pertempuran yang membosankan ini. Dia sudah berniat mporkan kemenangannya ini pada Bn Kegpan. "Panggil aku ku kalian sudah selesai." Kata Aribano dengan santai. Situasi pertempuran ini sudah tidak membutuhkan komandonya jadi dia berniat bersantai di kabinnya. Namun ketika dia hendak pergi, tiba-tiba terdengar teriakan seseorang memanggilnya. "Kapten! Kapten!" Aribano menoleh dan mengerutkan dahinya. "Kenapa teriak-teriak?" "Anu Jadi begini" Orang itu kehabisan napas dan terlihat panik. Aribano merasakan firasat buruk ketika mendengarporannya. Dialu melihat ke arah air dan melihat sosok Randika, yang dikiranya kabur, berenang dengan kecepatan yang luar biasa menuju kapalnya! Bukan, itu tidak bisa dikatakan berenang. Itu seperti torpedo! Apa orang itu punya roket di kakinya? Aribano yang melihat hal ini menn air ludahnya, kecepatan berenang Ares benar-benar abnormal! "Tembak dia!" Dengan cepat Aribano memberikan perintah. Ketika awak kapal mendengarnya, semua senjata mengarah pada Randika seorang. Tiba-tiba, ombakut yang tenang mi bergejk di sekitar kapal induk ini. Namun, tidak ada satupun peluru ataupun misil yang mengenai Randika. "Semuanya berkumpul dan bawa senapan serbu kalian!" Suara Aribano sudah terdengar serak, tidak sebagus sebelumnya. Dia merasa bahwa ancaman yang dibawa Randika itu benar-benar buruk baginya, jadi dia harus membasminya sebelum dia mencapai kapalnya! Di bawah barisan senapan serbu yang berbaris dengan rapat, semua awak kapal menembak ke arah Randika. Namun, Randika menym makin dm untuk menghindari hujan peluru ini. Melihat tidak ada sosok yang berenang di permukaan seth beberapa saat, Aribano mencari-cari posisi Randika dengan teropong. Seth menembakkan seluruh magasin mereka, para awak kapal juga mencari-cari target mereka. Mereka bertanya-tanya apakah mereka berhasil membunuhnya? Namun, tidak butuh waktuma bagi mereka untuk menemukan sosok Randika yang mengambil napas dan berenang kembali. Tidak kena! Aribano yang baru saja merasakan rasa senang itu kembali tegang. "Tunggu apgi? Tembak!" Para awak kapal kembali menembakan senjata mereka, namun sosok Randika makin mendekati kapal mereka tiap detiknya. Seth satu putaran penuh magasin, para awak kapal ini mencari kembali sosok Randika yang menym ke dm air. Ketika Randika menym, para awak kapal ini merasakan firasat buruk. Permukaan airut benar-benar tenang. Ketika mereka sibuk mencari ke seg arah, sebuah sosok manusia myang tinggi di hadapan mereka dan menutup sinar matahari yang cerah itu. Semua awak kapalngsung membidikan senjata mereka kepada Randika yang baru saja mendarat di bkang mereka. Namun semuanya sudah tembat. Randika dengan cepat sudah menerjang ke arah mereka dan membunuh mereka satu per satu! "Tembak terus!" Aribano dengan cepat mengeluarkan pistolnya. Dia tidak menyangka bahwa Randika bisa menaiki kapalnya dengan cara seperti itu. Namun, Randika sudah berhasil memotong jarak di antara mereka dan bertarung dengan jarak dekat. Para awak kapal ini ragu untuk menembakan senjata mereka, bisa-bisa tembakannya mh mengenai temannya sendiri. Memanfaatkan hal ini, Randika menghajar mereka satu per satu. Chapter 226: Takdir dari Bulan Kegelapan Chapter 226: Takdir dari Bn Kegpan Para pilot pesawat dari pasukan Ares yang masih sibuk menghindar itu tiba-tiba terkejut ketika mengetahui tuan mereka berada di kapal induk musuh. Dan tembakan yang mengarah pada mereka secara pehan mi hng. Hal ini juga terjadi di kapal mereka. Melihat hal ini, darah semua orang mendidih dan air mata mereka turun dengan deras. Inh tuan mereka, raja dari dunia bawah tanah, Ares sang Dewa Perang! "Ares!" "Ares!" "Ares!" ...... Pasukan Ares ini menyerukan nama tuan mereka, berkatnya mereka semua smat! "Semuanya, mari kita susul tuan kita!" Teriak para jenderal dan para letnan. Di kapal indukwan, Randika masih sibuk membunuh para awak kapal yang berani menghadapi dirinya. Aribano sudah kehabisan anak buah untuk diperintah dan sekarang tinggal dirinya yang masih bertahan hidup. Melihat sosok Randika yang menghampiri dirinya, Aribano ketakutan dan hampir mengompol. "Tidak!! Hentikan!" Aribano terus menerus merangkak mundur sambil gemetaran. Tidakma kemudian, dia membentur sisi kapal dan sekarang bkangnya adh airut. Menoleh ke arah air, dia melihat anak buahnya yang sebelumnya terjun mrikan diri dari Randika itu tertn oleh ombak. Seth itu keberadaan mereka sama sekali tidak terlihat. Ketika dia melihat ke arah depan, dia melihat Randika sudah berdiri tepat di hadapannya. Ketika dirinya ingin berbicara, Randika sama sekali tidak memberikannya kesempatan. Randikangsung mengulurkan tangannya dan mencekik sekaligus mengangkatnya. Aribano myang di udara dengan kaki-kakinya menendang-nendang. Dengan wajah yang datar, Randika meremukan tng lehernya dan membuang mayatnya keut. Melihat musuh yang sudah dikhkan, para pasukan Ares yang naik ke kapal induk baru iningsung menyerukan suara kemenangan. "Ares! Ares! Ares!" Tidak butuh waktuma bagi mereka untuk mengambil alih dan beyar dengan kapal induk yang besar ini. "Aku tidak menyangka kita bisa mendapatkan kapal yang keren seperti ini, kapal kita sebelumnya memang telu kecil!" Singa masihrut dm suasana kemenangan ini. Kapal baru mereka segera beyar menuju pu tempat Yuna disekap. Seharusnya menurut rencana Bn Kegpan, perjnan Randika dkk seharusnya berakhir diutan ini. Dan untuk memastikannya, Bn Kegpan melengkapi kapal induk dengan berbagai macam senjata. Dia sama sekali tidak menyangka Randika akan berhasil mengambil alih kapal induknya itu Oleh karena itu, pasukan Randika mengmi peningkatan dm hal senjata. Di bagian penyimpanan kapal, terdapat senapan mesin, senapan serbu, granat dan bazoka. Semua orang terlihat bahagia sedangkan Randika menatap pu yang sudah masuk dm jarak pandangnya. Bisa dikatakan bahwa rencana yang disusun Bn Kegpan sangah bagus. Dia bahkan membuat markas di pu terpencil seperti ini, sepertinya pu itu bahkan terhapus di peta. Sambil mengerutkan dahinya, Randika membtkan tekadnya. Mau markasnya ada berapa, dia harus membunuh Bn Kegpan dan Shadow. Tidakma kemudian, kapal induk ini pehan dapat melihat pu itu. Sepertinya Bn Kegpan th membuat pu itu menjadi markas militer. Kawat berduri, barak prajurit, menara jaga dan pasukan patroli dapat dilihat jadi kejauhan. "Sepertinya waktunya kita mencoba kekuatan asli dari kapal induk ini." Kata Dion pada Randika. Para prajurit di pu ini menyambut teman mereka yang png itu dengan gembira dan mengirim sinyal rahasia. Namun, pihak kapal sama sekali tidak merespon mereka. Para prajurit tersebut merasakan firasat buruk. Ketika mereka ingin mengirimporan pada atasan mereka, terdengar suara ledakan yang memekakan telinga. Semua orang di pu itu menjadi panik ketika melihat misil dan hujan peluru yang ditembakan ke arah mereka. Pu ini dibombardir dengan sangat berat! DUAR! DUAR! Suara meriam ditembakan terus terdengar dan para pasukan Ares ini menembakan seg macam senjata dengan perasaan senang. Sekarang giliran mereka yang membantai! "Rasakan peluruku ini! HAHAHA!" Singa menembakan senapan mesinnya dengan membabi buta. Kemudian Jin membawa keluar bazoka miliknya dan menembakannya ke menara penjaga. Dm sekejap beberapa prajurit di dmnya sudah kehngan nyawanya dan menjadi bongkahan daging! Seluruh pasukan merasakan darah mereka mendidih. Semua seg jenis senjata mereka tembakan secara bersamaan dan membuat pihak pu terkejut dan tidak bisa bereaksi tepat waktu. Mereka hanya bisa bertahan dari serangan musuh tanpa bisa menyerang balik. Barisan pertahanan pu sudah porak poranda. Oleh karena itu, kapal induk Randika berhasil dengan smat mendarat di pantai dan meluncurkan serangan besar-besaran! Para prajurit di pu ini awalnya ingin membentuk garis pertahanan yang baru tetapi semuanya sudah tembat. Persenjataan pasukan Randika benar-benar telu berat. Lagip, Raihan dan Randika ikut bertempur dari awal. Kedua sejoli ini tidak bisa dihentikan sama sekali, mereka merobek setiap pertahanan yang baru saja terbentuk. Randika dan pasukannya terus maju, mereka akhirnya menemukan gedung yang menyerupai kastil di bagian tengah pu. Gedung itu dijaga ketat dan memiliki gerbang tersendiri. "Minggir! Biarkan temanku ini membantu kalian hahaha!" Jin tertawa keras sambil membidikan bazoka miliknya. DUAR! Bersamaan dengan suara ledakan itu, pintu gerbang yang melindungi kastil itu terbuka lebar dan pasukan Aresngsung menyerbu masuk. Meskipun ada sedikit pewanan, mereka semua bukah tandingan bagi mereka. Seth masuk ke dm gedung, pasukan Dion dan Kyokongsung berpencar untuk mengamankan semuantai. Sedangkan Randika, dia segera menujuntai paling atas yaituntai 3. Semua orang yang menghnginya akan dia bunuh tanpa ampun, mereka sama sekali tidak berdaya di hadapan seorang Ares. Tidakma kemudian, Randika tiba dintai teratas. Dia membuka sebuah pintu yang terkunci dan masuk ke dm a yang gp. Ketika dia masuk, Randika mengerutkan dahinya. Di hadapannya terlihat sebuah kurungan dan Yuna berada di dmnya. Randika, yang tanpa berpikir panjang,ngsung menerjang ke arahnya. Yuna, yang mulutnya diikat, berkali-kali meneriakan sesuatu sambil menggelengkan kepnya. Hati Randika mengepal ketika menyadarinya, dia berhenti tepat di depan Yuna. Pada saat dia berhenti, a yang gp itu tiba-tiba menjadi terang. Di bagian samping, tiba-tiba temboknya membuka dan gambar proyeksi seseorang dapat terlihat. Ternyata orang itu adh Bn Kegpan. "HAHAHA!" Bn Kegpan menatap Randika dan tidak bisa berhenti tertawa. Randika mengerutkan dahinya dan sama sekali tidak berbicara. "Ares, aku sudahma menanti momen ini!" Di a yang tertutup rapat ini, suara tawa Bn Kegpan benar-benar menggema. "Aku tidak menyangka kau akan termakan jebakanku ini. Kau kira bisa menemukan Yuna semudah itu? Asal kau tahu, dia juga termasuk perangkapku dasar otak udang! Hahaha! Seluruh gedung ini juga sudah terpasang bom yang luar biasa banyak yang akan membunuhmu dan pasukanmu itu!" Namun, ekspresi Randika sama sekali tidak berubah dan dia sama sekali tidak berbicara. Dia hanya melihat proyeksi Bn Kegpan dengan tatapan kosong. Bn Kegpan merasa jengkel, kenapa orang ini tidak panik? "Dan semua bom itu akan meledak jika aku menekan tombol di tanganku ini." Bn Kegpanlu menunjukan tombol yang ada di tangannya. "Sma aku belum menekannya, lebih baik kau berdoa dan mengakui dosa-dosamu." Namun, Randika masih tetap tidak bergerak ataupun terlihat panik. DUAK! Bn Kegpan memukul tembok di sampingnya dan napasnya terlihat menggebu-gebu. Meskipun dengan kondisi seperti ini, orang itu masih menatap rendah aku? "Baih ku itu maumu, hari ini nama Ares akan menghng dari dunia ini!" Tetapi pada saat ini, mendadak terdengar suara dari arah bkang Bn Kegpan. "Aku rasa tidak!" Menoleh ke arah suara tersebut, wajah Bn Kegpan penuh dengan ketakutan. Bagaimana bisa! Bukankah harusnya dia ada di ruangan atas? "Itu cuma gambar." Kata Randika dengan nada datar. Pada saat yang sama, dia menekan tombol di tangannya. Seth menekannya, Randika yang berada dintai 3 itu menghng dariyar. Yang dilihat oleh Bn Kegpan adh gambar dari t proyeksi yang dipasangnya di luar pintu. Ternyata dia sudah tertipu! Randika sudah tahu, Bn Kegpan tidak mungkin berada dintai teratas. Ku dia bisa menebak, dia akan berada di ruangan rahasianya dan kemungkinan berada dintai paling bawah. Bn Kegpan benar-benar marah. Ketika dirinya hendak menekan tombol peledaknya, tangannya sudah dicengkeram erat oleh Randika. Saking eratnya, Bn Kegpan merasa kesakitan dan melepas tombol di tangannya. Sesudah itu dia dilempar oleh Randika dan membentur tembok. Bn Kegpan segera berdiri sambil memegangi tangan kanannya yang kesakitan, sepertinya pergngan tangannya itu th remuk. Namun, dia harus melupakan rasa sakit itu untuk sementara waktu karena sekarang di hadapannya ada aura membunuh yang sangat pekat tertuju pada dirinya. Takdir seorang pengkhianat adh kematian! Wajah Bn Kegpan terlihat panik dan ketakutan, dan pada saat ini, Randika sudah menerjang ke arah dirinya. Bn Kegpan ingin mwan balik tetapi kekuatan tempur Randika benar-benar berada di atasnya. KRAK! Dm sekejap, suara tng tangan kiri Bn Kegpan yang patah dapat terdengar js. Terlebih, Randika menambahkan sebuah pukn tepat di dadanya. Bisa dikatakan bahwa riwayat Bn Kegpan sudah tamat. Meskipun terluka parah, Bn Kegpan berhasil mundur. Randika berkata dengan nada dingin. "Aku tidak menyangka kamu akan memakai pelindung besi di balik bajumu. Sepertinya itu th menymatkanmu." Bn Kegpan bersandar di tembok dan mi memuntahkan darah. Namun, tatapan dingin Randika masih dapat dia rasakan. "Kau kira kau bisa membunuhku?" Bn Kegpan tertawa. Randika mengerutkan dahinya dan myangkan sebuah pukn. Dm sekejap, tembok itu berlubang dan Bn Kegpan sudah berada di ruangan yangin. Randika berjn menghampirinya dengan pehan sambil berkata dengan nada dingin. "Tidak ada kata ampun untuk pengkhianat sepertimu." "Oh ya?" Bn Kegpan yang sudah terkapar dintai itu memasang wajah mengejek. Randika mengangkat kakinya dan menginjak Bn Kegpan. Dm sekejap, Bn Kegpan sudah tidak dapat menggerakan kakinya sama sekali. Seth itu, Randika mengangkat kakinya sekaligi dan mematahkan hidungnya. Bn Kegpan hanya menatap Randika sambil terus tertawa, tawanya sangat menggertakan hati. Bn Kegpan yang sekarang sudah tidak bisa apa-apagi, dia hanya menunggu ajalnya. Dan tidak perlu waktu yangma, Randika memberikan pukn mematikannya dan membunuh Bn Kegpan. Ketika dia memeriksa mayat Bn Kegpan tersebut, Randika menyadari bahwa Bn Kegpan di hadapannya ini hanyh sebuah kloning. Randikangsung merasakan rasa tidak berdaya di dm hatinya. Dia tidak tahu seberapa banyak kloning yang dibuat oleh Bn Kegpan. Ku seperti ini terus, dia tidak bisa membunuh Bn Kegpan yang asli. Chapter 227: Kau Kira Bisa Kabur Dariku? Chapter 227: Kau Kira Bisa Kabur Dariku? Melihat mayat Bn Kegpan yangrut menjadi cairan, Randika berjn keluar dari ruangan bawah tanah itu. Ketika dia kembali kentai paling atas, seluruh pertempuran th selesai dan Yuna sudah lepas dari kurungannya. san kenapa Yuna terlihat panik adh kurungannya memiliki beberapa senjata tersembunyi yang akan membunuh mereka berdua. "Aku pikir aku tidak akan pernah bertemu denganmugi!" Yuna yang melihat sosok Randika sudah menangis seperti bayi. Bajunya yangpang-camping itu membuat siapapun yang melihat Yuna merasa kasihan dan ingin memeluknya. Semua orang merasakan suasana hangat ini dengan gembira. Ketika Randika ingin menghiburnya, di sudut matanya, dia melihat ada sosok yang bergerak di balik kegpan. Dm sekejap, Randika menoleh dan melihat sosok tersebut beri di tengah kegpan dan berusaha kabur dari tempat ini. Itu Shadow! Dia berada di ruangan ini sepanjang waktu. Karena dia sama sekali tidak menemukan kesempatan untuk membunuhnya, sekarang Shadow berusaha untuk kabur. "Jaga Yuna baik-baik." Seth berkata seperti itu, Randikangsung mengejar Shadow. Dia harus mengacungi jempol pada Shadow, sepertinya perempuan itu menguasai teknik bersembunyi miliknya itu. Ku bukan karena Randika mengenal sosok Shadow dengan baik, keberadaannya tidak akan diketahui siapapun. Kali ini Randika tidak akan membiarkannya kabur! Tatapan mata Randika fokus pada sosok Shadow di depannya. Meskipun Shadow berusaha melepaskan diri sma 8x, Randika sama sekali tidak tertipu. Randika mengekori Shadow dengan ketat, jarak antara mereka berdua makin pendek. Shadow sendiri sadar bahwa yang mengejarnya ini adh Randika, sekarang dia sedikit merasa cemas. Shadow bergegas menuju balkon diikuti oleh Randika. Pada saat ini, ketika Shadow memecahkan jend, dia melempar granat ke arah Randika. DUAR! Randika tertahan dan terhempas oleh ledakan itu. Shadowngsung menggunakan kesempatan ini untuk menym ke dasarut. Beberapa prajurit Randika melihat sosok Shadow dan berusaha menahannya tetapi tidak ada yang bisa mengimbangi kecepatan Shadow. Randikangsung mengejar Shadow dan tiba di pinggiran pantai. Kecepatanri Shadow benar-benar cepat. Ketika dia tiba di pantai dan menym, diangsung berenang dengan cepat menuju sebuah gua tersembunyi dan menaiki perahu motorlu meninggalkan pu terpencil ini. Pada saat Randika tiba di pinggir pantai, Shadow sudah beyar menjauhi pu ini dengan cepat. Untuk kedua kalinya, Shadow berhasil kabur dari kejarannya. Ketika Shadow melihat sosok Randika yang terdiam di pinggir pantai, dia mengh napas lega. "Bersabah tuanku, kita akan bertemugi." Shadow tersenyum pada Randika. "Cepat ataumbat aku akan membunuhmu dan nama Ares akan menjadi milikku!" Randika yang dapat mendengar kata-kata Shadow itu terlihat celingak-celinguk. Sepertinya tidak ada t yangyak untuk mengejar Shadow. "Apa kau frustasi karena tidak bisa menangkapkugi?" Shadow tertawa dengan keras. "Jangan pernah lupakan kata-kataku ini Ares, aku tidak akan pernah berhenti mengincarmu! Aku akan menculik orang-orang yang kau sayangi dan menyiksa mereka sebelum membunuh mereka semua!" Wajah Shadow benar-benar bengis. Randika sama sekali tidak menjawab tetapi aura membunuhnya sudah memancar dengan kuat! "Aku akan mengawalinya dengan Inggrid Elina." Shadow mendengus dingin. "Awalnya aku memanfaatkan wanita itu untuk menyibukkanmu, tetapi aku tidak menyangka bahwa kau benar-benar akan jatuh cinta padanya. Hahaha benar-benar ironis." Pada saat ini, Randika menemukan sebuah papan sncar di tepi pantai. "Jangan mkukan hal yang sia-sia, kau kira bisa mengejarku dengan papan itu? Meski namamu adh Ares, kau tidak punya perahu untuk mengejarku. Mana mungkin kau bisa mengejarku!" "Aku tidak akan membiarkanmu lolos!" Kata Randika dengan nada dingin. Dialu mengambil papan seluncur itu dan mengejar Shadow dengan cepat! Shadow tertawa ketika melihatnya, apa tuannya itu sudah g? Mana bisa dia mengejar dirinya yang menggunakan mesin? Ya dia tahu bahwa Ares adh orang yang kuat. Dia sudah mengamati tuannya itu sejak hari pertama, hari demi hari kekuatan Randika itu makin kuat jadi bisa dikatakan tidak ada yang mengenal Randika sebaik dirinya. Tetapi medan kali ini adhut, sangat mustahil seorang manusia bisa mengejar sebuah perahu motor. "Kau ingin aku menunggumu?" Shadow tertawa, tidak ada shnya mengejek Randika dengan mematikan mesinnya untuk sementara waktu. Randika sama sekali tidak menjawabnya. Dia sudah berenang menuju Shadow dengan bantuan papan sncar itu. Ketika ombak besar mi membentuk dan berusaha turun, Randika menaiki ombak itu dan memanfaatkan momentum dari ombak. Dengan bantuan kecepatan ini, Randika tiduran di papan seluncurnya dan berenang dengan kedua tangannya menuju perahu Shadow dengan cepat. Dengan bantuan tenaga m ini, kecepatan Randika luar biasa cepat. Bahkan lebih cepat dari dirinya berenang ketika berusaha menyerang kapal induk milik Aribano! Shadow melihat Randika yang berdiri di atas ombak itu dan berpikir bahwa tuannya akan mati tertn ombak. Namun, dia tidak menyangka bahwa Randika akan memanfaatkan ombak tersebut dan mendekati perahunya dengan cepat. Shadow mengerutkan dahinya, kecepatan berenang Randika jauh mmpaui dugaannya! Dengan hati was-was, Shadow mi berkeringat dingin dan dengan cepat menykan mesin perahunya. Ombak diutan mi mengamuk, hal ini justru bagus buat Randika. Posisinya dengan perahu Shadow semakin dekat. Kali ini Shadow tidak berani menoleh ke bkang. Dia tidak menyangka bahwa Randika bisa mengejarnya hanya dengan sebuah papan seluncur. Tangan Randika bagaikan mesin, dia mengayuh dengan sangat cepat! Di tengah kepanikannya itu, Shadow mengeluarkan pistolnya dan menembakannya ke arah Randika. DOR! DOR! DOR! Beberapa tembakan myang tepat ke arah Randika. Namun pada saat ini, Randika sedang berdiri di atas papan seluncurnya. Dia bergerak ke kiri dan ke kanan sambil menghindari peluru-peluru tersebut. Dan untuk peluru yang terakhir, dia sampai salto di udara dengan papan seluncurnya. Aksinya ini benar-benar keren sampai-sampai dia sendiri memuji dirinya. Meskipun th menembakan pistolnya berkali-kali, Shadow terheran-heran kenapa bidikannya tidak bisa mengenai Randika sama sekali. Setiap pistolnya meletus, Randika slu menghindarinya bagaikan seorang akrobat. Pada saat ini, ombak besar muncul di bkangnya dan membawa Randika bersamanya. Di saat ombak itu mau jatuh, Randika memegang papan seluncurnya dengan satu tangan dan berputar di udara sebanyak 2x sebelum akhirnya mendarat dengan papan seluncurnya. Melihat aksi Randika itu, Shadow sedikit jengkel. Ketika dia berusaha menembakgi, ternyata peluru dm pistolnya th habis. Kesal, Shadow membuang pistol kosong itu keut dan mengemudikan perahu ini dengan kecepatan maksimum. Dengan bantuan tenaga dmnya, kecepatan berenang Randika makin meningkat dan posisinya sudah sangat dekat dengan perahu Shadow. Randika menatap Shadow dengan tatapan dinginnya. Kali ini dia tidak akan membiarkan Shadow kabur hidup-hidup! Ketika Shadow menoleh ke bkang, dia menyadari bahwa Randika berada tepat di bkang perahunya. Mau tidak mau dia merasakan rasa panik yang luar biasa. Dialu memutuskan untuk mengganti arahnya ke bkang dengan harapan bisa melindas Randika dengan baling-baling mesinnya. Namun, sebelum dia sempat mkukannya, Randika sudah melompat dan sudah berdiri di bkangnya! "Kau kira bisa kabur dariku?" Chapter 228: Digigit Mati oleh Hiu Chapter 228: Digigit Mati oleh Hiu Mendengar kata-kata itu, tubuh Shadow tidak bisa berhenti bergetar. Tetapi dia bukah tikus yang terpojok, dia dengan cepat berputar dan myangkan tendangan. Wajah Randika terlihat dingin. Kali ini Shadow tidak punya cara untuk kabur, mereka berada di tengahut jadi mustahil untuk kabur. Menghadapi tendangan mendadak Shadow ini, Randika memblokirnya dengan lengannya yang kekar. Memanfaatkan momentum ini, Shadow membuat jarak di antara mereka berdua. Shadow berdiri di ujung perahu sambil menatap dingin Randika. Meskipun ekspresinya seperti itu, seluruh tubuhnya tidak bisa berhenti bergetar. Karena dia paling mengenal Randika dengan baik, dia mengerti betapa mengerikannya seorang Ares. Oleh karena itu, dia tidak berani berhadapanngsung dengan Randika. Dia slu menggunakan taktik ataupun serangan diam-diam ketika mwan Randika. Karena dia tahu dari segi apa pun, dia bukah tandingannya. Bahkan jika dirinya mempunyai kloning sebanyak 100, dirinya tetap bukah tandingan seorang Ares. Terakhir kali dia nyaris berhasil membunuhnya ketika kloning Bn Kegpan menyerangnya di gedung kosong. Pada saat itu merupakan waktu paling sempurna membunuh Randika karena kondisi tubuhnya yang sakit. Namun, rencananya gagal dan semua kloning dibunuh oleh Randika! Oleh sebab itu, ketika sekarang dirinya berhadapan satuwan satu dengan Randika, hatinya benar-benar ketakutan. Kapal ini terus beyar menuju kejauhan, tidak ada yang mengemudikanyar kapal. Shadow masih berwaspada dengan Randika yang masih belum bergerak sama sekali. "Kau mengkhianatiku dan saudara-saudaramu demi ambisimu." Kata Randika. "Bersiah untuk mati hari ini." "Ambisi?" Shadow tertawa dan membs. "Bukankah kau juga memiliki ambisi untuk menjadi terkuat di dunia? Bukankah pasukanmu itu hanyh t bagimu? Sekarang katakan siapa yang lebih egois!" Randika menatap Shadow, sepertinya perempuan itu sudah tidak bisa dismatkan. Ambisinya th membutakan penglihatannya. "Aku bisa memberikanmu segnya dan aku bisa mengambilnya kapan saja." Kata Randika dengan nada dingin. "Hari ini aku akan mengambil segnya darimu!" Sesudahnya berbicara, Randika menerjang maju dan Shadow sudah siap. Kedua pisau muncul dari balik bajunya dan menebas ke arah Randika. Randika menyalurkan tenaga dmnya ke tangan kirinya dan menampar kedua pisau tersebut hingga terlepas dari genggaman Shadow. Pada saat ini, Shadow membenturkan dahinya pada dahi Randika! Namun sesaat seth itu, Shadow berputar dan mncarkan serangan tendangan dari atas! Randika dengan tenang menghindar dan memukul Shadow tepat di dadanya hingga terpental. Shadow berhasil menghentikanjunya sebelum dirinya terjatuh dari perahu. Pada saat ini, Shadow th kehngan tempat untuk kabur. Saat dirinya menghadap ke depan, dia hanya bisa melihat sosok Randika yang siap membunuhnya. Pertarungan mereka barusan sudah menentukan segnya. Randika sama sekali tidak terluka sedangkan dirinya sudah tertatih-tatih, mereka berdua memang berada di level yang berbeda. "Sudah kubng, aku bisa memberikanmu segnya di dunia ini tetapi aku juga bisa mengambilnya darimu kapan saja." Kata Randika dengan santai. Shadow menggigit bibirnya, dia tidak r hidupnya berakhir seperti ini. Kenapa dia tidak bisa membunuh Randika? Js-js rencananya sebelum ini hampir berhasil membunuhnya. Melihat Shadow yang ketakutan, Randika mendengus dingin. Randika mengangkat kakinya dan menghentakannya dengan keras, membuat perahu ini bergoyang. Shadow yang berdiri di ujung perahu itu hampir kehngan keseimbangannya dan terjatuh. Seth bisa berdiri dengan kedua kakinya, Shadow kembali menerjang ke arah Randika. Ketika mereka bertemu di udara, Randika memblokir semua serangan Shadow dan memberikan perempuan itu satu pukn tk di wajahnya. Shadow terjatuh dengan keras di kapal. DUAK! Shadow mendarat dengan keras, sepertinya dia berhasil menahan serangan Randika dengan tangannya. Namun, tangannya sekarang benar-benar mati rasa. Seakan-akan tangannya itu barusan dipalu oleh palu raksasa. Shadow terus mngkah mundur sambil menunggu tangannya pulih kembali. Randika hanya menatapnya dengan dingin. "Apakah kamu sudah siap?" Shadow sama sekali tidak menjawab, dia kembali menerjang ke arah Randika. Seth beberapa pukn, Shadow mendengus dingin dan dadanya menerima sebuah pukn. Seteguk darah segarngsung keluar dari dm mulutnya. Shadow tidak mau menyerah, dia kembali menyerang dan menerima dua serangan Randika. Satunya dia berhasil menahannya dengan sempurna tetapi serangan satunya mengenai dadanyagi. Seth menerima beberapa luka ini, Shadow sudah hampir kehabisan tenaga. Sepertinya ujung jnnya sudah terlihat. Sambil merasa pusing, dia menatap tajam Randika. Di penglihatannya yang kabur itu, dia melihat ratusan mayat berdiri di bkang Randika. Orang-orang itu adh musuh-musuhnya yang Randika bunuh, sepertinya mereka akan menyambut dirinya dengan tangan terbuka. Tidak! Ambisi Shadow tidak selemah itu! Shadow kembali myangkan sebuah pukn tetapi Randika dengan mudah menangkap tangannya itu dan memberikannya serangan balik. "Ah!" Jeritan kesakitan keluar dari mulut Shadow. Dengan tangan kirinya, dia myangkan kembali puknnya. Dan sekarang kedua tangannya th tertahan! Randika menahan kedua tangan Shadow dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menghajar tubuh Shadow berng kali. Darah segar terus menerus mengalir dari sudut mulut Shadow. Randika sama sekali tidak berhenti, pukn demi pukn diayangkan sambil menahan Shadow. Dm sekejap, Shadow sudah dipukul hingga sekarat dan tubuhnya sudah bersimbah darah. "Uhuk." Shadow memuntahkan darah segar sambil tertatih-tatih di atasntai. Level Randika jauh di atasnya. "Aku dulu th menymatkanmu dari kehidupanmu yang menyedihkan itu. Sekarang aku akan membunuhmu dengan kedua tanganku ini." Kata Randika dengan nada datar. Namun ketika mendengar kata-kata ini, Shadow seperti mendapatkan energi dan menerjang kembali ke arah Randika. Namun, usahanya itu percuma. Dia menerima beberapa pukngi dan akhirnya terjatuh dari atas perahu. Randika melihat sosok Shadow yang meminta tolong. Randikalu menghentikan perahu tersebut dan menatap Shadow tanpa rasa simpati. Mungkin baginya pengkhianatan Bn Kegpan itu tidak seberapa tetapi pengkhianatan Shadow ini benar-benar melukai hatinya. Bisa dikatakan bahwa Randika memberikan segnya pada Shadow dan Shadow dengan mudahnya mengkhianati kepercayaannya itu. Jika bukan karena h Shadow, istananya di dunia bawah tanah itu tidak akan hancur dan nyawa-nyawa pasukannya itu masih bisa tersmatkan. Bisa dikatakan bahwa hancurnya markasnya itu buah dari pengkhianatan Shadow. Pada saat itu, Randika bersembunyi di Indonesia dan hanya Shadow dan Yuna yang mengetahui keberadaannya. Shadow menjadi jembatan antara dirinya dengan markasnya itu. Jika Shadow tidak berkhianat dan hanya Harimau dan Bn Kegpan saja, maka Randika tidak perlu repot-repot kembali ke Jepang seperti ini. Tetapi semua itu hanyh perandaian. Randika melihat Shadow yang berusaha bertahan hidup itu. Pada saat ini, darah yang mengalir keluar dari tubuhnya mengundang perhatian para hiu. Shadow menyadari keberadaan para hiu itu, hatinya kembali merasakan ketakutan. "Tuan tolong smatkan aku!" Shadow yang panik itu memohon pada Randika yang menatapnya dengan dingin. "Aku tidak akan pernah berkhianatgi jadi tolong smatkan nyawaku!" Shadow terus menerus memohon. Tetapi Randika sudah menghidupkan mesin dan beyar menuju pu. Seth digigit oleh seekor r apakah dia masih akan memelihara r itu? Shadow hanyh seekor r, dia sama sekali tidakyak untuk dismatkan. "Tidak!!!" Di bkangnya terdengar jeritan tragis Shadow. Separuh badannya sudah digigit oleh hiu dan akhirnya seluruh tubuhnya diseret ke dm air. Blup, blup, blup. Airut yang berwarna merah itu menyisakan sebongkahan daging yang merupakan sisa dari Shadow. Akhirnya seth beberapa saat,ut ini mendapatkan ketenangannya kembali. Chapter 229: Reorganisasi Pasukan Ares Chapter 229: Reorganisasi Pasukan Ares Randika kembali beyar menuju pu terpencil itu seorang diri. Pasukannya berhasil menduduki markas militer ini hingga ke pelosoknya. Dan di waktu yang sama, mereka th menghancurkan markas Bn Kegpan ini hingga tidak berbentuk. Melihat pasukannya yang ada di hadapannya, Randika tidak bisa berhenti tersenyum. "Mari kita png!" "Baik!" Semuanya setuju dan menaiki kapal. .... Seth mendarat di pantai, mereka semua kembali ke Tokyo. Sesampainya di rumah amannya, Randika mi membagi-bagi tugas. "Bawa pasukanmu dan carh informasi mengenai Bn Kegpan." Kata Randika pada Dion. Dion dan pasukannya mengangguk. "Yangin beristirahah, perjnan kita masih panjang jadi aku harap kalian siap kapan saja untuk bertempur." Kata Randika pada para pentn pasukannya. Seth rapat ini selesai, Randika masuk ke dm kamar Yuna. Sesudahnya dia masuk, Yunangsung beri dan memeluk Randika. "Aku pikir aku tidak akan bisa bertemu denganmugi!" Yuna kembali menangis di dadanya. Hati Randika tersentuh. Dialu membi kep Yuna dan berusaha menenangkannya. "Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi secengeng ini?" Yuna yang sedikit jengkel memukul dada Randika dengan lembut. Seth menenangkan dirinya, dia diminta duduk oleh Randika. "Coba ceritakan kejadian hari itu. Kenapa lokasimu bisa ketahuan?" Tanya Randika. Perlu diketahui, Yuna bertanggung jawab terhadap divisi penelitian khususnya mengenai ramuan X. Jadi markasnya tidak terletak di istana bawah tanah karena san keamanan. "Aku sendiri tidak yakin." Yuna menggelengkan kepnya. "Seth membangun markas yang baru, aku sama sekali tidak mengontak Catherine dan yangin untuk menjaga kerahasiaan markasku." "Tetapi beberapa hari sebelum kejadian, aku mendapatkan pesan dari istana bawah tanah. Pesan itu isinya meminta bantuan karena markas kita th diserang dan posisinya terdesak. Jadi, aku mengirim beberapa orang ke sana. Tapi aku tidak menduga bahwa Shadow akan muncul tiba-tiba dan menyerang markas baruku itu." Randika mendengarkan penjsan Yuna ini dengan seksama. Ku dia boleh menebak, pasti ada mata-mata Shadow yang berada diboratoriumnya itu. Tetapi semua itu sudah belu, Shadow sekarang sudah mati dan orang-orang yang berkhianat sudah berkumpul bersama Bn Kegpan di markas utamanya. "Laboratoriumku itu dihancurkan hingga tidak tersisa dan orang-orangku juga dibunuh tanpa ampun. Shadow sengaja menangkapku dan menahanku di pu itu sebagai jebakan." "Sma ditahan, aku benar-benar berpikir bahwa aku tidak akan bisa bertemu denganmugi." Seth mendengar penjsan ini, Randika bisa memahami seluruh situasinya. Dialu berkata pada Yuna. "Kamu sekarang tenang saja, Shadow sudah mati kubunuh dan sekarang hanya Bn Kegpan yang menghngi kita." Seth meluapkan seluruh perasaannya, Yuna merasa lebih baikan dan dia akhirnya tersenyum pada Randika. "Di tengah penderitaanku itu, aku tahu bahwa kamu tidak akan meninggalkanku. Hanya kamh yang tidak akan meninggalkanku. Ketika ini selesai, apakah kamu ingin bertemu denganku di kamarku?" Yuna masih memakai bajupang-campingnya, dadanya yang besar itu bergntungan tepat di sebh tangan Randika. Kedua pucuk gunung itu terlihat dan warna pinknya sangat menawan. Boleh dikatakan bahwa dada Yuna adh yang terbesar di antara Inggrid dan yangin. Benar-benar menggoda! Randika kembali sadar dan menggelengkan kepnya. Dia bersyukur Yuna sudah kembali ke dirinya yang dulu. "Sekarang lebih baik kamu istirahat dulu. Kamu pasti capek karena th disekap begituma." Kata Randika. "Tidak mau! Aku ingin tidur bersamamu. Aku yakin adikku juga ingin tidur bersamamu atau kamu ingin kita berdua sekaligus?" Yuna masih tidak ingin menyerah. Sejujurnya cinta pertama Yuna adh Randika. Ketika dirinya dismatkan oleh Randika, detik itu juga dia jatuh cinta pada sosok penymatnya. Untuk mendapatkan perhatiannya, baju longgar serta guyonan mesum dia pakai. Tetapi sayang, semua itu masih belum cukup untuk mendapatkan hati pujaannya. Bagaimanapun juga, Yuna bekerja untuk Randika. Seth menk tawaran Yuna dengan susah payah, Randika kembali ke kamarnya dan beristirahat. Sambil berbaring dia memikirkan situasi pasukannya ini. Bisa dikatakan bahwa pasukannya ini mengmi keruntuhan yang sangat luar biasa. Pengkhianatan Shadow, Harimau dan Bn Kegpan membuat pasukannya kocar-kacir. Prioritas utamanya adh membangun kembali pasukannya ini. Dia juga harus menyaring anak buahnya untuk mencegah adanya mata-mata yang masih ditanam oleh para pengkhianat. Dan yang paling penting, mereka harus menemukan keberadaan Bn Kegpan yang asli. Tidakma kemudian, Catherine dan Frank kembali ke rumah aman ini. Seth duduk bersama, Randika meminta mereka untuk menjskanporan mereka. "Aku sudah mengontak divisi perang kita yang bersembunyi." Kata Frank. "Kebanyakan dari mereka ingin kembali ke pangkuan kita. Namun, ada juga yang sebagian tidak ingin kembali karena kekuatan kita yang sudah melemah. Aku sudah mencoret nama-nama orang itu." Randika mengangguk, Catherine meneruskanporannya. "Beberapa organisasi di dunia bawah tanah ada yang tertarik bergabung dengan kita tetapi aku tidak telu berharap banyak dengan bantuan orang luar." Matthew meneruskan. "Martin dan aku juga mi merekrut orang-orang dan mtih mereka, tetapi juhnya masih telu sedikit. Ku dihitung bersama pasukanku sekarang, pasukanku masih terisi 1/3." Dion dan Polemos juga mengangguk. Prajurit di bawah perintah mereka juga tidak telu banyak. Sin Serig, yang mendapatkan prajurit dari tahanan penjara, dan Kyoko, semua jenderal dan letnan th kehngan pasukan mereka secara drastis. Dan juga, Randika kehngan sosok Gilbert dan Carlos pada pertempuran sebelumnya. Randika mengerutkan dahinya. Dia tidak menyangka situasi pasukannya ternyata semenyedihkan ini. Terlebih, dengan berkhianatnya Shadow, dia tidak memiliki jaringan intelijensi. Memang awalnya orang di divisi itu tidak telu banyak, tetapi kehngan satu saja sudah cukup membuatnya pusing! Randika berpikir sebentar dan akhirnya berkata pada semuanya. "Untuk mash jaringan intelijensi, aku menyerahkan tanggung jawab ini pada Yuna. Mi dari detik ini, dia akan bertanggung jawab untuk mengh semua informasi untuk pasukan kita." Yuna mengangguk. Intelijensi sangah penting di sebuah organisasi. Bisa dikatakan bahwa divisi itu adh telinga, mata dan mulut dari sebuah organisasi. Jika pasukannya ini mengetahui bahwa Bn Kegpan hendak menyerang istana bawah tanah mereka, maka hasil pertempurannya tidak akan sama dengan yang sekarang. Terlebihgi, Yuna merupakan orang kepercayaan Randika dan loyalitasnya sama sekali tidak dia ragukan. Tidak mash baginya memberikan tugas berat seperti ini. Randika mnjutkan. "Untuk Catherine, aku mempercayakanmu untuk merebut kembali istana kita itu. Dan untuk para jenderalinnya teruh mencari informasi dan merekrut orang sebanyak mungkin. Seth kalian mendapatkan orang, kirim mereka ke Serig dan dia akan mtihnya dengan bantuan Martin dan Matthew." Para jenderal menganggukan kepnya. "Sedangkan untuk para letnan." Randika berpikir sebentar. "Bagh pasukan kalian menjadi 4. Tiap pasukan akan dipimpin oleh dua letnan. Tetapi untuk sekarang kalian harus memimpin pasukan kalian seorang diri. Kalian akan menjadi pusat kekuatan kita di masa depan jadi aku mengharapkan totalitas dari kalian semua." Semua letnan menganggukan kepnya. Karena pertempuran panjang ini, mereka th kehngan 4 letnan khususnya seth Yuna ditarik oleh Randika ke divisi intelinjensi. "Dan juga, buah divisi keamanan yang bertanggung jawab atas ketertiban dan hukum yang beku di pasukan kita. Posisi ini untuk sementara waktu akan diisi oleh pasukan milik Dion." "Frank, kamu bertanggung jawab untuk membangun cabang dari markas kita. Posisi kita di dunia bawah tanah benar-benar hancur dan kita harus menyerang kembali dengan kuat. Bekerja samh dengan Yuna dan banguh jaringan informasi di markas baru kita. Aku ingin seth perang ini selesai, sk operasi kita menjadi global. Ambh beberapa orang yang kamu percaya dan rekrut sisanya nanti." Frank mengangguk. Ketika Randika menoleh ke arah Raihan, dia melihat Raihan sibuk mmun sambil memegang pedangnya. Sambil mengh napas, Randika berkata padanya. "Sebaiknya kamu terus mtih ilmu pedangmu." Seth membagi tugas, mata Randika terlihat mencekam. "Satu tambahangi, jangan lupa untuk menemukan keberadaan Bn Kegpan yang asli." Chapter 230: Sultan itu Bebas Chapter 230: Sultan itu Bebas Seth rapat selesai, Catherine dan yangin mi mengerjakan tugas mereka. Seluruh pasukan mi sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Pada saat yang sama, seth Yuna mengambil alih divisi intelijensi, Randika mentransfer kembali orang-orang divisi intelijensi yang setia padanya ke Yuna. Dengan bantuan mereka, Yuna bisa merakit kembali jaringan intelijensi sebelumnya sekaligus mencari keberadaan Bn Kegpan. Di saat yang sama p, Catherine mi menyusun rencana untuk mengambil alih kembali istana bawah tanah mereka. Dia bekerja sama dengan Polemos dan Kyoko untuk merebut kembali tempat tinggalnya ini. Bahkan seth beberapa hari bengsung, keberadaan Bn Kegpan sama sekali tidak terdeteksi. Randika sudah berada di Tokyo beberapa waktu. Namun, dia tidak bisa kembali ke Indonesia sebelum membunuh Bn Kegpan. Dia sama sekali tidak bisa tidur dengan tenang sgi Bn Kegpan berkeliaran dengan bebas. Bom waktu seperti itu harus dituntaskan sebelum memberikan dampak yang buruk. Terlebihgi, jika Bn Kegpan membawa seluruh negara untuk mwannya, hal ini akan menjadi rumit. ...... Keesokan harinya, Randika berjn dengan santai mencari makanan. Hari ini begitu membosankan baginya, keadaan masih tetap buntu. Jadi dia ingin jn-jn sambil mencari makan untuk ganti suasana. Pada saat ini,gigi Randika bertemu dengan Kaori. Ketika dirinya menyapanya, Kaoringsung tersenyum lebar. "Kita bertemugi ya, benar-benar kebetn." "Kamu juga sama cantiknya saat pertama kali kita bertemu." Kata Randika sambil tersenyum. "Terima kasih." Pujian Randika ini membuat hari Kaori menjadi indah. Dia sangat senang bisa bertemu dengan Randika. "Apa kamu sedang bnja?" Tanya Randika. Kaori mengangguk. "Iya, aku sedang mencari beberapa pakaian baru." "Bolehkah aku menemanimu?" Randika tersenyum kecil dan menangkap tangan Kaori. Kaori tersipu malu tetapi dia menyukai perasaan ini. Kemudian keduanya berjn bergandengan tangan menelusuri jn. Mereka sudah bagaikan pasangan yang sedang kasmaran, orang-orang mi terlihat iri dengan mereka. Tidakma kemudian, mereka tiba di suatu toko pakaian. Dengan cepat si pemilik toko menyambut mereka. Kaorilu melihat-lihat sedangkan Randika menunggu di samping. "Kakak mencari pakaian yang seperti apa ya?" Tanya si pemilik toko. "Aku sedang mencari rok." Kaori melihat-lihat toko ini seks dan mengatakan. "Toko ini pakaiannya bagus-bagus ya." Si pemilik toko ini masih sibuk memperkenalkan rok yang cocok untuk Kaori. Tetapi pada saat ini, matanya tertuju pada rok berwarna krem. Ternyata itu bukan rok, itu adh one piece dress. Di sampingnya juga terdapat beberapa dress yang tidak kh bagusnya. Dm sekejap Kaori tertarik untuk membelinya. "Dress ini sangat cocok untukmu. Pakaian ini akan membuatmu lebih cantikgi dan pacarmu itu pasti semakin mencintaimu." Si pemilik toko ini tersenyum. Sh satu trik membuat pnggan wanita membeli dagangannya adh memuji kecantikannya di depan pacarnya. Mendengar kata-kata manis ini, Kaori tersipu malu. Randika yang ada di sampingnya berkata padanya. "Cobh dulu." Kaori mengangguk tetapi dia tidak sengaja melihat harga dari one piece dress tersebut yaitu 22.999 yen! Dm sekejap hati Kaori mengepal. "Hmm? Kenapa?" Tanya si pemilik toko. "Harganya telu mahal, aku tidak mampu untuk membelinya." Kaori meletakan kembali dressnya. "Aku lebih baik mencari yangin." Ketika mendengar kata-kata ini, mau tidak mau si pemilik toko kecewa di dm hatinya. Sepertinya pnggannya ini orang miskin. "Semua pakaian di sini harganya hampir sama, jadi ku tidak mau ya shkan keluar saja." Sikap dari si pemilik toko iningsung berubah drastis. Wajahnya yang tersenyum itu terlihat ogah-ogahan. Randika yang melihat hal iningsung mengerutkan dahinya, kurang ajar sekali sikap orang itu. Sepertinya mau di negara mana pun, hanya uang yang membuat para pemilik toko ini bersikap sopan. Bukan hanya pemilik toko ini, karyawan toko yangin juga menatap dirinya dan Kaori dengan tatapan jijik. "Bocah desa berani bnja di kota besar, bukannya baju yang mahal tapi kalian aja yang miskin!" "Dari bajunya saja sudah kelihatan ku tidak mampu bayar." Kedua karyawan itu bergosip dengan suara pn tetapi pendengaran super Randika masih bisa menangkapnya. Tidak bisa dipungkiri, hal ini membuat Randika sedikit marah. Kaori yang mendengar kata-kata itu menjadi kecewa dan akhirnya mengajak pergi Randika. "Lebih baik kita pergi saja dari tempat ini, uangku tidak cukup." Ketika Kaori hendak berjn pergi, tangannya ditangkap oleh Randika. "Menurutku dress itu bagus untukmu. Cobh dulu saja." Kata Randika sambil tersenyum. Kaori ragu-ragu. "Tapi dress itu telu mahal, uangku tidak cukup untuk membelinya." "Sudah coba saja dulu, tenang saja." Kata Randika. "Baih, baih." Karena dipaksa Randika terus menerus, Kaori akhirnya mencoba dress itu. Ketika melihat Randika, si pemilik toko terlihat berbinar-binar. Mungkin pacarnya itu orang kaya? Dm sekejap, sikap si pemilik toko itu berubahgi menjadi ramah. Sambil tersenyum lebar, dia membawa Kaori ke ruang ganti baju. Melihat wajah tersenyum si pemilik toko, Randika tertawa dm hatinya. Tidakma seth itu, Kaori keluar memakai one piece dress berwarna krem itu. Dia terlihat sangat cantik, js pria mana pun akan jatuh cinta padanya ketika melihatnya. "Benar-benar cantik." Randika memujinya. Si pemilik toko itu menambahkan. "Jarang sekali ada orang yang secocok ini dengan baju di tokoku ini. Anda benar-benar cantik!" Namun, mata si pemilik toko ini terfokus pada Randika. Sma Randika mengangguk puas, maka bajunya ini akan terbelu. Namun, tanpa diduganya, Randika tiba-tiba mengerutkan dahinya. "Tapi ku dilihat-lihat bukannya baju itu sedikit cacat?" Mendengar hal ini, si pemilik toko menjadi berwajah dingin kembali. "Jadi apa kalian ingin membeli baju ini?" "Sepertinya tidak,gip baju itu tidak telu bagus." Mendengar kata-kata ini, Kaori sedikit kecewa. Apa dirinya sejelek itu? Si pemilik toko menjadi marah ketika mendengar kata-kata Randika. Jadi dia hanya pura-pura kaya di depan ceweknya? Benar-benar membuang waktuku. "Ku begitu cepat lepaskan baju itu." Kata si pemilik toko dengan nada dingin. Sedangkan karyawannya menatap sinis ke arah Kaori. Namun, pada saat ini, Randika berkata dengan santai. "Sin dress yang satu itu, aku akan membelinya semuanya." Tiba-tiba wajah si pemilik toko itu menjadi tegang, sepertinya dia sh dengar. "Maaf tolong dingi?" "Aku tidak mau dress yang dia pakai itu." Randika menunjuk ke arah baju yang dipakai oleh Kaori. Dia kemudian menunjuk seluruh dress yang ada di dm toko. "Aku ingin semua produkmu ini!" Apa? Si pemilik toko terkejut dan melongo di tempat. Dua karyawannya yang bergosip itu juga tidak harus berkata apa. Pemilik toko ini belum pernah mendengar kata-kata indah itu, dia pun ragu dan bertanya kembali. "Anda maksud semua baju di tempat ini?" "Benar! Bungkuskan semua baju kecuali satu itu." Kata Randika dengan santai. Di bawah tatapan mata semua orang, Randika mengeluarkan sebuah kartu. Ketika semua orang melihat kartu tersebut, mata mereka berbinar. Visa Infinite Card! Tidak sembarangan orang yang bisa memiliki kartu ini. Untuk mendapatkan kartu ini, orang tersebut harus memakai 1,2 miliar rupiah setiap bnnya atau akan terkena pinalti sesuai kebijakan bank. Hanya orang super kaya yang memiliki kartu itu! Pemilik toko itu mengusap-usap matanya, dia baru pertama kali melihat kartu super seperti ini. Seth Randika dan pasukannya merampas harta Bn Kegpan di markas militernya, pundi-pundi harta Randika mi melimpah. Sebelum kejadian itu, kondisi keuangan mereka sangat memprihatinkan. Kartu ini, yang diberikan Catherine padanya, bisa dipakai oleh Randika di seluruh dunia. Bahkan sekali tarik di mesin ATM, Randika bisa menarik 180 juta rupiah! Melihat kartu ATM itu benar-benar membuat si pemilik toko menn air ludahnya. Namun, dia dengan cepat kembali sadar dan mengambil kartu itu dan memerintahkan karyawannya untuk membungkus semua pakaian yang ada di toko ini. Para karyawan, yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi, dengan cepat membungkuskan semua pakaian. Sikap dan perku ketiga orang itu dengan cepat menjadi ramah kepada Randika. Randikalu menyuruh Kaori mengambil apa yang dia suka tetapi sepertinya perempuan satu ini masih belum memproses seluruh kejadian ini dengan baik. Dia masih melongo. "Hei, ambh apa yang kamu mau. Ini adh hadiah dariku karena sudah baik padaku." Kata Randika sambil tersenyum. Kaori sangat senang, dia mengambil beberapa dress yang dia suka. Sebenarnya dia masih tidak percaya bahwa Randika akan membeli semua pakaian yang ada di toko ini. Seth membungkus barangnya, Kaori memberikan kecupan manis di bibir Randika. "Terima kasih." Kaori sungguh senang. "Jika kamu ingin berterima kasih padaku, bagaimana nanti mm kita bertemugi?" Kata Randika di telinga Kaori. Kata-katanya penuh dengan teka-teki. Bertemu di mm hari? Kaori mengerti maksud Randika dan tersipu malu. "Lepas bajumu yang sekarang dan ganth yang lebih bagus, ambil saja dari tumpukan baju itu. Dan ambil beberapa buat kedua temanmu juga." Kata Randika yang sudah bagaikan sultan. Ketiga orang itu melongo dan iri dengan Kaori, seandainya saja pasangan mereka sekaya Randika. Siapa yang memangnya tidak suka pasangan yang kaya dan tampan? Kaorilu mengambil sh satu one piece dress yangin dan memakainya. Seth keluar dari ruang ganti, dia terlihat lebih cantikgi. Randika mmbai dan menyuruhnya kemari. Seth Kaori datang, Randikangsung memeluk pinggangnya dan menciumnya. Kaori sama sekali tidak menyangka Randika akan menciumnya, tetapi dia memejamkan matanya dan mi menikmatinya. Pemilik toko dan dua karyawannya tambah lebih iri ketika melihatnya. Hampir semenit Randika dan Kaori berciuman dan akhirnya mereka keluar dari toko itu. Sedangkan untuk pakaiannya, Randika memintanya untuk dikirim ke rumah amannya. "Ya Tuhan, seandainya saja dia itu suamiku." Sh satu karyawan bergumam pada dirinya sendiri. Randika mengajak Kaori untuk bnjagi di tempatin. Pada saat ini suasana hati Kaori sangat bagus, dia tidak pernah sebahagia ini. Bukan karena dia bisa bnja banyak tetapi dia bisa menikmati hari ini dengan pria yang dicintainya. Terlebih, bergandengan tangan menelusuri kota merupakan momen indah baginya. Ketika mereka berdua berjn bersama, mereka mendengar suara teriakan seseorang. Randika terkejut karena teriakan itu berbahasa Indonesia. "Tolong!" Randikangsung berjn menuju gang yang sepi, tempat di mana suara minta tolong itu terdengar. Ketika sesampainya di sana, Randika menemukan bahwa seorang pria sedang diinjak dan dipukul oleh beberapa orang. Chapter 231: Dia Pacarku Chapter 231: Dia Pacarku Orang yang dipukuli itu sudah pasti orang Indonesia, sepertinya dia turis yang sedang berkunjung ke Tokyo. Pada saat ini, dia meringkuk di tanah sambil melindungi kepnya. Dia dikelilingi beberapa orang yang terus memukuli ataupun menendangnya. Dia terus-menerus dihajar dan orang yang memukulinya itu berkata dengan Bahasa Inggris. "Mati kau Gaijin! Png sana ke negaramu!" Katanya sambil marah-marah. Jepang menjadi negara yang didambakan banyak orang untuk ditinggali ataupun hanya sekedar dikunjungi. Banyak yang menganggap hidup di Jepang tidak ada bedanya dengan negara asalnya, bahkan orang Jepang terkenal ramah dengan orang asing dan pikirannya lebih terbuka. Namun, tidak semua penduduknya memiliki pemikiran modern seperti itu. Tindakan-tindakan diskriminasi juga tidak lepas dari negeri sakura ini. Sebagai contohnya adh isth Gaijin yang artinya adh orang asing atau orang non-Jepang. Beberapa orang menganggap isth itu memiliki konotasi negatif. Kejadian penindasan atau dikucilkan sudah sangat sering dirasakan oleh beberapa orang asing yang tinggal di Jepang. Dan apa yang dilihat oleh Randika sekarang adh sh satu contohnya. "Hentikan!" Teriak Randika pada orang yang menindas itu, wajahnya benar-benar terlihat dingin. Orang-orang seperti inh yang paling tidak disukai oleh Randika, karena baginya orang rasis slu menganggap dirinya superior daripada yangin. "Hah? Siapa kamu?" Sh satu dari mereka menoleh ke arah Randika. Teman-temannya melihat Randika yang berteriak pada mereka dan berhenti memukul. "Ingin jadi sok pawan?" Kata sh satu dari mereka. "Pergi sana bocah atau kuhajar juga kau!" "Jangan coba-coba menolong Gaijin ini atau kau akan bernasib sama!" ........ Mereka semua mencueki Randika dan meneruskan pemuknnya pada orang Indonesia itu. Randika mengerut dahinya dan menghampiri mereka lebih dekatgi. Ketika mereka melihat Randika yang mendekat, mereka berhenti memukul. "Sudah kubng jangan ikut campur bukan?" "Hei coba lihat, perempuan yang bersamanya boleh juga wajahnya." Para berandn itu mengangguk dan mi mengepung Randika satu per satu, sedangkan orang Indonesia itu terus meringkuk kesakitan di tanah. Randika sudah terkepung dan semua berandn itu sudah mengusap-ngusap tangannya ketika melihat Randika. "Sudah tembat untuk kabur." Ryu, ketua dari berandn ini, berkata sambil mendengus dingin. "Siapa yang bng aku akan kabur?" Kata Randika dengan nada dingin. "Cukup aku seorang untuk menghabisi sampah seperti kalian." Ryu menatap tajam Randika dan myangkan puknnya. Namun, Randika sama sekali tidak bergerak. Dia hanya menangkap tinju Ryu tersebut dan menariknya dengan kuat. Dm sekejap Ryu terjatuh dan mengenai temannya. Teman-temannya itu mi tertawa. "Eh ternyata cuma segini toh kemampuanmu Ryu,wan Gaijin saja tidak bisa." "Jangan harap kamu bisa tidur sama cewek itu, sini biar aku saja." Ketika teman-temannya menertawai dirinya, wajah Ryu sudah merah. Sepertinya orang di depannya itu bukan mangsa yang lemah seperti sebelumnya. Ketika Randika mendengar perkataan teman-temannya Ryu itu, dia makin marah. Dia ingin memberi pjaran pada semua berandn ini! Ryungsung berdiri dan menerjang kembali tetapi dia dengan cepat dihajar kembali oleh Randika. Terakhir, Randika meremas kuat tinju Ryu itu hingga dia meringis kesakitan. Tangan Ryu menjng tinggi tetapi tubuhnya meringkuk seperti udang, rasa sakit yang dirasakannya luar biasa. Teman-temannya mi mengerutkan dahinya. Melihat temannya itu tidak berkutik, mereka semua mi menyerang Randika. Randika masih memegang erat tangan Ryu, dia bergeser sedikit untuk menghindari seranganwan. Kakinya dengan mantap menendang siapapun yang mendekat. Berandn itu sama sekali tidak berkutik, satu per satu menerima tendangan Randika dengan tk. Namun, serangan dari bkang membuat Randika tidak sempat menghindarinya. Dia mengangkat tubuh Ryu dengan satu tangannya dan membuatnya menjadi tameng. Pukn itu membuat Ryu terjatuh dan menangis seperti bayi. Ketika seseorang kembali ingin menyerang Randika dari bkang, Randika sudah siap dan memukulnya hingga terpental. Lawannya mi menyerangnya dari arah kanan dan kiri. Dm sekejap, semua orang yang menerjang ke arah Randika sudah dihajar hingga babak belur oleh Randika. Kurang dari 10 detik, semuanya sudah terkapar kesakitan di tanah. Semua berandn itu menatap Randika dengan tatapan tidak percaya. Kenapa orang itu kuat sekali? Apa semua Gaijin ternyata sekuat ini? Ku benar, mereka tidak berani berbuat macam-macam! Kaori yang melihat kejadian ini dari awal sudah bersorak dan bertepuk tangan. Orang Indonesia yang dismatkan Randika juga terpukau, orang itu kuat sekali! Para berandn itu dengan cepat berdiri dan kabur dari tempat ini. Ketika sudah tidak ada orang, Randika berjn menghampiri orang Indonesia yang masih berbaring di tanah. "Ingah, penindas akan slu menang jika kau tidak pernah mwan balik." Kata Randika dengan wajah serius. Dialu menghampiri Kaori dan pergi dari tempat itu. Melihat punggung Randika yang menjauh, orang Indonesia itu melongo. Dia berusaha mencerna kata-kata Randikalu tatapan matanya berubah menjadi tatapan kagum. Apa yang Randika tidak tahu adh kejadian hari ini merupakan awal m kebangkitan geng orang Indonesia yang menakutkan di Tokyo. Tetapi, itu merupakan cerita yang masih jauh di masa depan. Randika mnjutkan kencannya bersama Kaori, sekarang mereka berdua sedang menuju ke taman. "Ran, kamu tadi sungguh hebat." Kaori benar-benar terpukau, kepnya sudah beristirahat di pundak Randika. Kaori bangga melihat rasa keadn dari pacarnya ini. Dan ketika mereka berdua berjn dengan bahagia di taman, sesosok pria menyadari kehadiran Kaori. Awalnya dia bersemangat ketika melihatnya tetapingsung mengerutkan dahinya ketika melihat dia bergandengan tangan dengan seorang pria. Pria tersebutngsung mendatanginya. "Kaori." Kaori menoleh dan ekspresi wajahnyangsung berubah. Pria itu adh orang yang terus mengejar dirinya yang bernama Shou. Bisa dikatakan sifat Shou dengan Haru itu sama jadi Kaori tidak telu suka dengan Shou sejak awal. Namun, ketika bertemu dengan orangnya secarangsung, Kaori tetap bersikap sopan. "Halo Shou, sudahma tidak bertemu." Kaori tersenyum. Mata Shoungsung tertuju pada Randika. "Temanmu?" Shou menatap Randika dari atas ke bawah. "Dia pacarku." Kata Kaori. Kata-kata Kaori ini tidak sh, hubungannya dengan Randika sudah seperti pasangan yang bahagia. Meskipun Randika tidak mengrifikasikan hubungan mereka, Kaori sudah menganggap Randika seperti pacarnya sendiri. Dan hal ini juga bisa membuat Shou berhenti mengejar dirinya. Ketika Shou mendengar ini, ekspresi wajahnyangsung menunjukan ekspresi tidak percaya. Diangsung berkata dengan nada dingin. "Jika kamu ingin aku berhenti mengejarmu, kamu tidak harus bersandiwara sejauh ini. Lagip, bukannya kamu barusan saja putus dengan Haru? Bagaimana mungkin kamu sudah menemukan pacar secepat ini?" "Apa yang dikatakannya benar." Randika tersenyum. "Kamu tidak percaya?" Shou menggelengkan kepnya. Namun, Randika tersenyum lebarlu, di bawah tatapan mata Shou, dia memeluk pinggang Kaori dan menciumnya. Terlebih, tangan kanannya mi berenang-renang di dadanya Kaori. Pemandangan di depan matanya ini merupakan pukn tk bagi Shou. Terlebih, tangan Randika yang meraba dada Kaori itu semakin membuat Shou marah. Kaori tersipu malu seth bibir Randika terlepas dari bibirnya. Dengan begini, fakta bahwa Randika adh pacarnya sudah tidak terbantahkan. Chapter 232: Akhirnya Aku Menemukanmu! Chapter 232: Akhirnya Aku Menemukanmu! Darah Shou sudah mendidih, dia ingin menguliti Randika hidup-hidup. Randika tersenyum, dan pada saat ini, dua teman dari Shou kebetn lewat. Ketika melihat temannya melotot ke Kaori dan pria di sampingnya, mereka berdua bisa menebak apa yang terjadi. Shou yang mengejar-ngejar Kaori sudah merupakan rahasia umum, semua orang mengetahui hal ini. Kaori yang berdampingan dengan priain merupakan tanda bahwa dia sudah menemukan pacar baru. Shou terus melototi Randika. Ciuman dan aksi meraba Randika itu benar-benar merupakan sebuah provokasi bagi dirinya. Lagip, siapa yang dapat tahan melihat pujaan hatinya dicium dan tubuhnya diraba-raba di depan mata? Randika mengh napas. "Masih belum percaya? Apa kamu mau aku lebih beranigi?" Mendengar kata-kata Randika barusan, Shou tambah lebih marah. Dia hampir myangkan sebuah pukn. Kedua temannya berhasil mencegah Shou bertindak gegabah, merekalu menoleh ke arah Randika dan memarahinya. "Kau ini buta atau bagaimana? Kaori itu ceweknya Shou, bocah ingusan sepertimu tidak pantas berada di sampingnya. Cepat pergi sebelum wajahmu babak belur." Semua pejn kaki melihat kejadian panas ini dan mi berkumpul. Cinta anak muda memang terkadang penuh drama. Randika menggelengkan kepnya dan menatap mereka bertiga. "Ku aku tidak mau bagaimana?" Melihat sikap arogan Randika, kesabaran Shou sudah habis. Ketika dirinya baru mngkah 2ngkah, suara berdengung dapat terdengar dengan js dan makin mendekat. Ketika Shou dan 2 temannya menoleh ke atas, drone berukuran besar myang jatuh menuju tempat mereka dan kecepatannya benar-benar luar biasa cepat! Melihat drone yang myang jatuh tidak terkendali itu, mereka bertiga mengeluarkan keringat dingin. Namun,ju drone itu tiba-tiba berubah dan sekarang myang menuju tempat Randika berada! Semua yang menonton adegan drama percintaan ini sadar akan bahaya yang mendekat itu danngsung berteriak pada Randika. Melihat drone itu hampir mengenai kep Randika, beberapa orang sudah menutup mata mereka karena tidak berani melihat adegan berdarah yang terjadi. Kaori yang di samping Randika sudah menutup matanya dan meremas tangan Randika. Drone itu lepas kendali dan dm sekejap akan menabrak kep Randika. Ketika drone itu hampir mengenai kepnya, Randika memberikannya sebuah pukn. Pukn itu tepat mengenai badan drone dan, dengan satu pukn, drone itu pecah hingga berkeping-keping. Semua orang yang membuka mata mereka sudah terkejut bukan main ketika melihat Randika dengan mudahnya menghancurkan drone itu dengan satu pukn. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bukankah drone itu myang jatuh dengan sangat cepat? Bukan hanya para penonton, Shou dan temannya juga terkejut. Drone itu berukuran besar, terbuat dari besi dan myang jatuh dengan kecepatan tinggi, mana mungkin orang bisa memukulnya dengan akurat? Dan terlebihgi, drone itu hancur berkeping-keping seakan-akan terbuat dari kertas! Fenomena ini memang luar biasa. Shou menatap Randika seh-h sedang melihat monster. Randika menepuk-nepuk tangannya dan menatap Shou seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. "Apa kalian ingin berkhi?" Berkhi? Tubuh Shou sudah bergetar, senyumannya benar-benar canggung. Berkhi dengan seorang monster? Dia tidak pernah melihat orang semengerikan ini. Satu-satunya jn untuk menghadapi orang seperti ini adh kabur! "Bukan, bukan, aku sama sekali tidak berniatan seperti itu." Shou dengan cepat menggelengkan kepnya, keringat dinginnya tidak pernah berhenti mengucur. Dia ingin cepat-cepat kabur dari tempat ini. "Terus kenapa kalian masih ada di sini?" Randika mengerutkan dahinya. Mendengar kata-kata ini, Shou dan kedua temannya mengerti petunjuk yang disampaikan Randika dan berjn pergi. Tanpa berkata apa-apa, kecepatan jn Shou dan temannya sudah hampir mirip dengan beri. Sepertinya mereka benar-benar takut dengan Randika. Para pejn kaki masih terpana. Ketika mereka melihat ketiga orang ituri terbirit-birit, mereka semua merenung. Sepertinya mereka tidak bisagi melihat betapa mengerikannya kekuatan orang itu. Kaori masih linglung. Meskipun dia th menyaksikan kekuatan Randika sebelumnya, sepertinya dia slu kagum setiap kali dia melihatnya. Seth beberapa saat, Randika mengantar kembali Kaori ke rumahnya. Tepat di depan pagar rumahnya, Kaori terdiam. Dengan wajah yang tersenyum, dia berkata pada Randika. "Terima kasih untuk hari ini, aku benar-benar senang." Randika membs senyumannya. "Yang seharusnya berterima kasih itu aku, aku sangat menikmati momen kita berdua." Kaori terus terdiam dan mereka berdua berdiri di depan pagar. Sambil menatap Randika, Kaori memberanikan dirinya dan mengatakan. "Apa kamu ingin masuk dan minum teh? Aku kebetn pagi tadi baru saja memanggang kue." Pertanda yang sangat js! Randika tersenyum dan membs, "Baih." Kaori bahagia bukan main. Ketika mereka berdua hendak membuka pintu, terdengar suara dari dm. "Kaori, apa kamu sudah png?" Randika dan Kaori sama-sama terkejut. Namun rasa terkejut itu berubah menjadi panik, kenapa ibunya tiba-tiba datang hari ini?" "Ibu hari ini datang sama ayahmu karena sudahma kita tidak melihat wajahmu. Bagaimana ku nanti kita pergi makan mm bersama?" Mendengar kata-kata tersebut, Kaori menjadi murung dan Randika berkata padanya sambil tersenyum. "Tidak apa-apa,in kali aku akan datanggi." Melihat sosok Randika yang menjauh, Kaori mengejarnya dan menangkap tangannya. Sambil meskan setitik air mata, dia memberinya sebuah ciuman. Ciuman itu terasa spesial danma, entah kenapa Kaori tidak ingin berpisah dengannya hari ini. Ketika ciuman itu berakhir, Kaori memeluk Randika sebelum akhirnya masuk ke dm rumah. "Bu, kenapa tidak telepon dulu ku mau ke sini?" "Eh ibu barusan lihat kalian berciuman di luar. Apa itu pacarmu? Kenapa kamu tidak membawanya masuk? Ibu kan ingin tahu calon menantuku seperti apa." Ketika dirinya berjn sambil tersenyum, Randika merasa bibirnya masih terasa hangat. Baginya Kaori merupakan pengman indah di Tokyo. Tentu saja, apakah dia bisa bertemugi dengannya merupakan sebuah tanda tanya. Tetapi sma dia masih ada di Tokyo, mereka pasti akan bertemugi suatu saat nanti. .... Dua hari kemudian, pasukan Ares yang terus bekerja itu mengmi progress yang baik. Catherine sebagai otak dari pasukan Ares ini mi membersihkan Tokyo dari pengaruh-pengaruh Bn Kegpan. Dengan bekerja sama dengan para jenderal, kekuatan dari pasukan Bn Kegpan bukah mash bagi mereka. Sin dari pertempuran, Catherine juga sibuk menjalin hubungan dengan para politikus, pebisnis dan orang-orang berpengaruh di Tokyo. Membangun hubungan yang baik akan membuat pasukannya ini bisa bergerak bebas. Semuanya berjn dengan sesuai rencana, dan pada saat ini menerima informasi berharga dari Yuna. Markas dari Bn Kegpan th ditemukan! Melihatporan tersebut, tatapan mata Randika berbinar. Akhirnya dia menemukannya! Tanpa pikir panjang, dia meminta Yuna menghubungi semua jenderal dan letnan untuk segera berkumpul. Kali ini Randika ingin menghancurkan Bn Kegpan untuk smamanya! Kematian untuk si pengkhianat! Chapter 233: Markas Bulan Kegelapan Chapter 233: Markas Bn Kegpan Tidakma kemudian, seluruh pasukan Ares berkumpul. Dipimpin oleh Randika dan dengan semangat yang membara, mereka semua pergi menuju lokasi Bn Kegepn! Kota Kamakura. Kamakura adh sebuah kota kecil yang tidak jauh dari Tokyo. Hanya butuh waktu satu jam saja untuk mencapai kota ini dari Tokyo menggunakan kereta. Tempat ini menjadi tujuan wisata populer para turis karena sejarah yang disimpannya. Namun, di bagian barat dari kota ini, sebuahhan yang luas th dibeli secara besar-besaran dan sebuah gedung mewah dibangun di atasnya. Inh markas dari Bn Kegpan. "Bajingan!" Bn Kegpan membanting kursi yang didudukinya, kemarahannya sudah tidak tertahankan. Baru saja dia mendapatkanporan dari bawahannya. Isiporannya slu sama dm beberapa hari terakhir, pasukan Ares th menghancurkan markas cabangnya dengan mudah. Ini sudah ke-21 kalinya dia menerimaporan ini. Bisa dikatakan bahwa kekuatannya di Tokyo terus dikeruk dan semakin kecil tiap harinya. Jika ini terus terjadi, bisa-bisa Ares akan menghkannya cepat ataumbat! "Apa kalian tidak bisa bekerja dengan becus!?" Bn Kegpan mmpiaskan kemarahannya pada anak buahnya yang berlutut satu kaki di hadapannya. Bawahannya itu sama sekali tidak berani mwan, dia hanya mengatakan. "Tuan, kekuatan dari pasukan Ares benar-benar mengerikan. Mereka bergerak secara efektif dan efisien, terlebih para pemimpin mereka semuanya monster. Pasukan kita sama sekali tidak berdaya." Bn Kegpan terdiam beberapa saat. Dia paham betul kekuatan dari pasukan Ares. Sebagai sh satu dari 8 letnan, kekuatannya yang paling lemah dari yangin. Belumgi kekuatan dari 5 jenderal dan 3 crownless king, mereka sudah bukangi manusia. Ku bukan karena serangan mendadak, Bn Kegpan tidak yakin bisa menghkan mereka dengan adil. "Aku tidak butuh keluhanmu itu, cepat pergi dari sini." Bn Kegpan mengibaskan tangannya. Ketika bawahannya itu pergi meninggalkan ruangan, Bn Kegpan mengerutkan dahinya. Dia benar-benar terdesak. Jika saja jebakan yang dibuat oleh Shadow di pu pribadinya itu bekerja dengan baik, dia tidak perlu cemas seperti sekarang ini. Meskipun awalnya Shadow yang mengajaknya untuk berkhianat, ambisi Bn Kegpan untuk meraih segnya juga tidak kecil. Apgi Randika waktu itu tidak ada di Tokyo, jadi dia dari awal sudah berniat untuk memberontak dan mengambil alih kekuatannya. Meskipun dia th menyusun serangan terencana berkali-kali di Indonesia dan jebakan yang dibuatnya bersama Shadow di pu pribadinya, semua itu tetap tidak bisa membunuh Ares! Bajingan tengik! Kenapa membunuh sh satu dari 12 Dewa Olimpus bisa sesusah ini? Bn Kegpan mi resah. Dia tidak menyangka 2 sekutunya itu tidak membantu menyerang Ares, jika saja iya maka dia sudahma mati! Bn Kegpan mengerutkan dahinya sambil berpikir keras. Dia memikirkan bagaimana merespon penyerangan pasukan Ares ini. Untuk sesaat, dia merasa bahwa Randika akan membunuhnya dm waktu dekat ini. Di saat dia menutup mata ini, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang keras. Di depan gedung, misil dari bazoka membombardir tempat ini. Dm sekejap, tembok-tembok mi lubang dan semua orang di dm gedung mewah ini merasakan getarannya. Semua orang yang berada di gedungngsung berian keluar sedangkan Bn Kegpan merasakan firasat buruknya menjadi kenyataan. "Hahaha, apa tembakanmu membuat kalian terpukau?" Jin yang menggotong bazoka miliknya tertawa keras. Di sampingnya ada Singa, Kyoko, si kembar, Dion, Polemos dkk. Raihan membawa pedang besarnya di punggungnya sedangkan Frank memakai baju serba hitam. Mereka berdua menatap para pasukan yang keluar dari dm gedung. Tidak butuh perintah dari Randika untuk para pasukan yang haus darah ini untuk membunuh siapapun yang berani menunjukan batang hidungnya. Semua anak buah Bn Kegpan ini menjerit ketakutan ketika pedang ataupun hujan peluru yang mengarah kepada mereka. Tetapi para pasukan Ares berwajah tenang terutama pasukan yang dtihngsung oleh Serig. Mereka sama sekali tidak mempunyai ekspresi di wajah ataupun mata mereka. Setiap musuh mereka bantai satu per satu demi membskan dendam saudara-saudara seperjuangan mereka yang th mati. Tidak ada yang bisa menghngi mereka! Dm sekejap, pasukan Ares ini menerjang masuk menuju gedung mewah tersebut. Raihan dan Frank, yang berada di sisi Randika, menatap kedua pasukan bertarung dengan sengit. Pertempuran berdarah th dimi. "Ayo kita bergabung." Kata Randika dengan nada serius. Dengan cepat, mereka bertiga memasuki medan tempur. Sepanjang jn, pertarungan terus terjadi. Jin yang seperti kerasukan itu sudah mirip orang g. Dia menebas sh satu tanganwannya dan menggunakannya sebagai tongkat pemukul! Prajurit yang dimiliki Dion juga tidak kh bengisnya. Tidak ada musuh yang bisa membunuh mereka. Sedangkan pasukan milik Serig, mereka menggunakan tubuh mereka untuk melindungi teman-teman mereka dari hujan peluru. Si kembar, Matthew dan Martin, menggunakan serangan gabungan ketika mereka beradu tangan kosong. Karena mereka kembar, serangan gabungan mereka benar-benar sempurna. Saat ini, angin kemenangan bertiup ke arah pasukan Ares. Pasukan Bn Kegpan terus dipukul mundur terus-menerus. Randika menendang pintu gedung dan menyadari bahwa masih banyak orang menerjang maju ke arahnya. Pedang besar Raihan menebas ke bawah dan membukakan jn. Dengan satu hentakan kaki yang kuat, Raihan melompat tinggi dan pedangnya menjadi bercahaya. Pedang yang penuh dengan tenaga dm ini, menebas ke arah 20 orang dan membh mereka menjadi 2! Seth membersihkan darah di pedangnya, Raihan menatap ke arah Randika. Frank mengangguk dan berkata padanya. "Lumayan, sepertinya ilmu pedangmu bertambah." Raihan mengerutkan dahinya dan membsnya. "Tentu saja, kau kira aku cuma tidur seharian?" Frank tersenyum pahit, bukannya dia hanya tidur dan bermain pedang sgi yangin sibuk bekerja? Semakin mereka masuk ke dm gedung, beberapa puluh orang mendadak mengepung mereka bertiga. Menatap sh satu pemimpinnya, alis mata Raihan berkedut. "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini Indy." Wajah Raihan tiba-tiba menjadi serius dan darahnya mendidih. Indy adh rivalmanya yang juga berada di dm daftar Dewa. Sebelumnya mereka sering bertarung dan skor sekarang seri di angka 12. Tetapi sekarang kemampuannya th berkembang, dia tidak tahu siapa yang akan menang di antara mereka. Di hadapan mereka, pria paruh baya dengan jenggot berwarna putih menatap Raihan lekat-lekat. Indylu tersenyum karena dia sudahma tidak mwan rivalnya satu ini. Sedangkan di bkang Indy tepat, terlihat sosok yang sama kuatnya. Frank mengenali orang tersebut dan mengerutkan dahinya. "Father Daniel dari Vatikan?" Wajah Frank benar-benar mengerut. Father Daniel juga bukan orang sembarangan. Dia berasal dari Vatikan dan kemampuannya membuatnya dikenal sebagai agen penghakiman dari Tuhan. "Apakah Vatikan sudah jatuh ke tangan kegpan?" Wajah Frank berkedut. "Aku sebenarnya tidak menginginkan ini terjadi." Kata Father Daniel yang memakai baju serba putih. "Apa kau ingin menyelesaikan pertarungan kita?" Raihan menatap Indy. "Maju sini." Jawab Indy dengan dingin. "Kita akan menahannya." Kata Raihan dan Frank. Randika mengangguk. Raihan dan Frankngsung bertarung dengan dua ahli b diri tersebut. Sedangkan Randika sendiri maju sendirian. Siapapun yang berani menghnginya akan dibunuhnya tanpa ampun. Tidak butuh waktu yangma bagi Randika untuk menemukan sebuah pintu kayu yang besar. Ketika dia membukanya, dia melihat Bn Kegpan sedang duduk di kursinya. Chapter 234: Pertarungan antar Dewa Chapter 234: Pertarungan antar Dewa "Bn Kegpan." "Ares." Randika dan Bn Kegpan saling menatap satu samain. Aura membunuh yang pekat mi merembes keluar dari keduanya. "Kau tidak bisa kaburgi." Kata Randika dengan nada dingin. "Tidak perlu, karena kau akan mati hari ini." Mendengar hal ini, Randika mengerutkan dahinya. Suara itu bukan berasal dari Bn Kegpan minkan dari bkangnya. Dari arah bkang juga muncul sensasi bahaya yang menyuruhnya untuk menghindar. Melihat reaksi Randika, Bn Kegpan menyengir. "Tidak ada shnya berjaga-jaga jika mwanmu bukan? Lagip aku bukan tandinganmu 1wan 1." Saat itu juga, Randika menoleh dan menaruh kedua tangannya di depan dadanya. Dari arah bkang, muncul 2 tpak tangan yang hendak menghantam dadanya. Kedua bh pihak bertemu dan hasil energinya membuat keduanya mngkah mundur. Ketika melihatwan barunya ini, Randika cukup terkejut. Wajahnya benar-benar terlihat buruk. "Apollo dan Brahman!" Randika berhadap-hadapan dengan seorang pria paruh baya berambut pirang yang panjang. Dengan senyuman mengerikan di wajahnya, tubuhnya mengeluarkan aura membunuh yang luar biasa! Apollo, Dewa Matahari, sh satu dari 12 Dewa Olimpus. Daya tempurnya benar-benar luar biasa. Dari keempat daftar ahli b diri, 12 Dewa Olimpus merupakan unggn di antara 4 daftar tersebut. Terlebih gr itu hanya 12 sedangkan popsi dunia mencapai 7 miliar orang, benar-benar kuota yang sangat sedikit. Bisa dibayangkan bagaimana kuatnya mereka untuk bisa berdiri di puncak. Dari keempat daftar itu, Dewa, Manusia Peranakan dan Manusia perbedaan ketiganya tidak telu jauh. Sebagai contoh, orang yang berada di puncak daftar Manusia memiliki kemampuan dan daya tempur yang tidak telu jauh dengan daftar Manusia Peranakan dan begitu p dengan Manusia Peranakan dan Dewa. Tetapi keberadaan 12 Dewa Olimpus benar-benar berbeda. Bahkan jika nomor 1 dari daftar Dewa mwan yang terlemah dari 12 Dewa Olimpus, dia sama sekali tidak bisa mwan. Sangat jarang terjadi perubahan dari daftar 12 Dewa Olimpus. Sangat susah untuk menggeser nama-nama dari daftar ini. Perubahan terbesar hanya terjadi pada saat Randika membantai 1000 orang suruhan Sirius dari mafia Italia tanpa terluka sedikitpun, reputasi itu membuatnya menjadi Ares sang Dewa Perang! Dengan kemu Randika ini, dia mendorong keluar sh satu nama dari 12 Dewa Olimpus sebelumnya. Oleh karena itu, orang tersebut masuk ke dm Dewa yang berada di bawah 12 Dewa Olimpus. Sebenarnya, sangat mudah bagi orang apab ingin masuk ke dm daftar 12 Dewa Olimpus. Hal pertama yang bisa merekakukan adh mencari sh satu penghuninya dan bertarung dengannya. Jika orang itu bisa menghkannya, orang itu akan mengambil alih posisinya. Tentu saja, pilihan ini hanya mencari mati. Cara kedua adh mkukan hal menakjubkan seperti Randika. Dia membantai seharian tanpa terluka sedikitpun. Kemampuan bertempur seperti itu bukah kemampuan sembarangan, oleh karena itu Randika pantas mendapatkan grnya sebagai Ares. Kedua syarat itu terdengar mudah, tetapi sangat susah untuk dipraktekkan. Jadi bisa disimpulkan bahwa orang-orang yang berada di 12 Dewa Olimpus adh 12 orang terkuat di dunia! Apollo, sang Dewa Matahari, adh sh satu penghuni tema dari 12 Dewa Olimpus. Meskipun reputasinya tidak setenar Randika, kekuatannya benar-benar mengerikan. Sampingnya adh orang India yang memiliki kekuatan yang tak kh mengerikan. Orang-orang memanggilnya Brahman. Brahman dm kepercayaan orang India adh penguasa tertinggi dm konsep ketuhanan di agama Hindu, dih sang Pencipta! Bisa dikatakan orang yang menyebut dirinya Brahman ini adh ahli b diri nomor 1 dari India. Menatap kedua musuhnya itu, wajah Randika benar-benar buruk. Sebelum ini Bn Kegpan mengerahkan orang-orang dari daftar Dewa untuk membunuhnya dan Randika masih dapat lolos. Tetapi dia tidak menyangka bahwa dia bisa memanfaatkan orang dari daftar 12 Dewa Olimpus! Bn Kegpan berada di daftar Dewa, jadi bagaimana caranya dia bisa memerintah kedua orang itu? Bn Kegpan berdiri di paling bkang mendadak berkata dengan nada serius. "Hari ini nama Ares akan hng dari bumi!" Wajah Bn Kegpan berkedut, suaranya sudah seperti ringkikan perang. Apakah kali ini akan menjadi akhir dari Randika? Satu orang dari 12 Dewa Olimpus saja sudah merepotkan, sekarang dia harus mwan 3 ahli b diri sekaligus? Apollo menatap Randika dan tersenyum mengejek. "Ares, sebuah kejutan yang menarik." "Hei, jika aku membunuhnya apakah aku bisa masuk ke dm daftar Dewa sepertimu?" Brahman terlihat bersemangat, dia tidak sabar mengharumkan namanya. Kedua ahli b diri ini tidak sabar bertukar pukn dengan Randika. "Meskipun sayang sekali membunuh sesamaku, tetapi yang lemah slu akan mati dan yang kuat akan bertahan hidup." Apollo tersenyum tetapi, saat itu juga, tubuhnya sudah berubah menjadi gumpn asap. Dengan kecepatan luar biasa, dia menerjang ke arah Randika. Di sisiin, Brahman juga bergerak dan melompat-lompat di dinding untuk menciptakan momentum yang cepat. Pertarungan antar Dewa th dimi! Reaksi Randika juga tidak kh cepat. Di bawah serangan mematikan mereka berdua, tenaga dm Randika sudah mengalir dengan deras. Kedua tpak tangannya bersatu dan penuh dengan tenaga dm. Yang kanan mengarah pada dada Apollo dan yang kiri mengarah pada wajah Brahman! DUAK! DUAK! Kedua bh pihak berhasil myangkan serangannya. Apollo beradu tinju dengan Randika sedangkan Brahman tidak peduli terpukul asalkan dia berhasil myangkan puknnya. Ledakan energi ini membuat mereka bertiga mngkah mundur. Meskipun terlihat seimbang, Randika masih berada di posisi kh. Pernapasannya tidak teratur seh-h dia thri sma 1 jam. Kekuatan misterius di dm tubuhnya juga mi memberikan tanda-tanda memberontak. Jika Randika bisa mengerahkan seluruh kekuatannya, kemungkinan besar dia bisa memenangkan pertarungan antar Dewa ini. Tetapi dm pertempuran ini, dia tidak bisa mengeluarkan kekuatan maksimalnya. Sedangkan Apollo dan Brahman tertawa ketika melihat sosok Randika yang tertatih-tatih itu. "Aku kira orang yang disebut Dewa Perang itu kuat." Brahman meludah kentai. "Ternyata masuk ke dm daftar Dewa Olimpus tidak sesulit yang kubayangkan." Randika tidak membs, wajahnya terlihat muram. Apollo juga menyengir sambil membetulkan rambut pirangnya. "Seth hari ini tidak adagi yang namanya Ares." Sesudahnya itu, ketiganya kembali bertarung. Bn Kegpan berada di samping dan tidak bisa berhenti menyengir. Kali ini Ares akan mati! Randika masih terus didesak dengan serangan gabungan Apollo dan Brahman. Situasi terlihat seimbang tetapi tiap detiknya tenaga dm Randika terkuras. Pertarungan antar Dewa seperti ini slu menimbulkan kekacauan yang besar, kekuatan mereka sudah tidak bisa dijskan oleh logika manusia. DUAK! Tembok demi tembok bolong oleh serangan yang dncarkan dari mereka bertiga. Ketiganya melompati tembok,ngitngit danntai sambil terus menyerang. Apollo myangkan sebuah tendangan sedangkan Brahman mengincar kaki Randika. Randika beri mundur sambil terus bertahan, serangan gabunganwannya terus mendesaknya. Akhirnya, seth Randika menahan pukn Brahman, Apollo melihat kesempatan dan memukul Randika tepat di dadanya. Kali ini dia tidak menahan kekuatannya sama sekali, hal ini membuat Randika terpental. Melihat Randika yang membentur tembok dengan keras, Apollo tertawa keras. "Jadi Cuma segini kekuatanmu HAH!?" "Tahu gitu aku tidak perlu repot-repot mencari cara untuk menjadi yang terkuat, aku tinggal membunuhmu yang lemah ini." Brahman mengh napas. Chapter 235: Inilah Kekuatan Penuhku Chapter 235: Inh Kekuatan Penuhku Melihat Randika yang berlutut dengan satu kaki, Apollo dan Brahman sama-sama tertawa. Apa hanya segini kekuatan Ares sang Dewa Perang? Siapa itu 12 Dewa Olimpus? Mereka adh individu terkuat di dunia, kemampuan masing-masing individu benar-benar luar biasa. Tetapi sebagai sh satu yang terkuat dari 12 Dewa Olimpus, yang disebut-sebut Dewa Perang itu, berlutut? Bagaimana mungkin diayak disebut Ares? Randika berlutut dengan satu kakinya, mulutnya meskan darah segar tetapi semua ini tidak mash baginya. Permashannya adh seth menerima serangan Apollo, tenaga dmnya yang ada di tubuhnya mi kewhan mwan kekuatan misterius di dm tubuhnya. Sekarang di dm tubuhnya kedua kekuatan itu sedang berperang. Tenaga dmnya mwan kekuatan misteriusnya. Melihat Randika yang menundukan kepnya, tatapan mata Brahman terlihat jijik. "Ternyata seorang Ares tidak pantas untuk waktuku." Brahman menggelengkan kepnya. Yang dia inginkan hanya membunuh orang yang kuat dan semuanya yang pernah dibunuh bukah orang yang lemah. Dengan terus mkukan hal seperti itu, dia bisa membangun namanya! "Apa kau sudah menyerah?" Wajah Apollo masih tersenyum ramah bagaikan seorang pangeran. Tetapi tangannya sudah mengandung tenaga yang mengerikan. "Jika kau menyerah sekarang, kita tidak akan menyerangmugi." Kata Apollo. "Jadi bagaimana keputusanmu?" Apollo bertanya sambil meludah ke arahnya. Mereka berdua berdiri 3ngkah di depan Randika yang terengah-engah. Dari ekspresi wajahnya terlihat bahwa dia sedang kesakitan. Sebenarnya kekuatan misterius di dm tubuhnya sudah meledak-ledak ingin keluar. Apollo dan Brahman menatap satu samainlu berkata pada Randika. "Cepat putuskan nasibmu. Sma kau memberikan grmu dan tidak mengusik Bn Kegpangi, maka kami akan membiarkanmu hidup." Namun pada saat ini, Randika yang sedang berlutut itu berkata dengan susah payah. "Lari" Tiba-tiba, Randika mengangkat kepnya dan meraung dengan keras. Tenaga dm di tubuhnya sudah kh dan digantikan dengan kekuatan misterius yang mengalir deras bagaiutan. Seluruh energi itu keluar dari semua pori-pori kulit Randika! "UAHH!" Randika masih meraung keras sambil menghantamkan tinjunya ke dadanya. Dm sekejap, seteguk darah merah keluar dari mulutnya diikuti dengan ledakan energi yang besar! Ekspresi Apollo dan Brahman berubah. Ketika mereka merasakan energi itu, mereka tidak bisa menahannya. Mereka harus mundur! Benar-benar ledakan energi yang mengerikan. Apollo dan Brahman mengerutkan dahinya, kenapawannya ini tiba-tiba seperti itu? Ini bisa dikatakan aneh bagi mereka, karena untuk orang biasa ataupun seorang ahli b diri, energi mereka tidak akan meledak dan menjadi lebih kuat seperti itu. Hal ini berbeda dengan kekuatan yang disembunyikan. Kasus Randika lebih mirip kerasukan energi yang besar dan tertn olehnya. Benar-benar fenomena yang luar biasa. Mereka berdua bisa merasakan bahwa Ares yang sekarang bukah Ares yang mereka hajar tadi. Namun, Apollo dan Brahman tersenyum. Sepertinya pertarungan mereka akan menjadi menarik, memang pertarungan hidup dan mati harus penuh kejutan seperti ini. Dan Randika pada saat ini sedang mengangkat tangannya pehan. Wajahnya benar-benar merah dan mulutnya terus mengucurkan darah. B mata Randika juga merah, dia benar-benar mirip iblis yang baru merangkak dari dmnya neraka. Kedua wajah Apollo dan Brahman menjadi serius, pertarungan akan dimi. Melihat dua musuhnya berdiri di depannya, Randika berjn pehan mendekati mereka. Setiapngkahnya terasa berat, seakan-akan kakinya terbelenggu oleh beban. Apollo dan Brahman tidak bisa terus-terusan diam, mereka menyerang. Kecepatan mereka berdua sangah cepat, dm sekejap mereka sudah berada di dekat Randika. Tinju milik Apollo mengenai wajah Randika dengan tk sedangkan serangan tpak tangan Brahman mengenai dadanya Randika. Untuk mengatasi serangan ini, Randika hanya mengepalkan tinjunya dan meraung. Tiba-tiba ledakan tenaga dm keluar dari dm tubuhnya. DUAR! Udara seperti terhisap dan meledak bersamaan yang menghempaskan Apollo dan Brahman. Di saat mereka berdiri kembali, Apollo mengerutkan dahinya. Dia belum pernah merasakan ledakan tenaga dm yang begitu kuat sampai bisa menghempaskan dirinya. Serangan tinjunya yang mengenai wajah Randika dengan tk itu mampu menumbangkan beruang dm satu pukn, namun sepertinya tinjunya itu bukan apa-apa. Tangan Randika terlihat bergetar, tenaga dmnya yang terus merembes keluar itu seperti ingin meledakgi. Apollo dan Brahman sepakat untuk menyerang dengan taktik berbeda. Mereka menghentakan kakinya dan mendarat dingitngit gedung, seth itu mereka mendorong dengan kuat dan menerjang turun pada Randika! Tetapi sebelumnya mereka mendorong kaki mereka, aura membunuh dariwannya semakin kuat dan tenaga dmnya makin besar. Dan firasat buruk mereka benar-benar terjadi! Randika melihat keduawannya itu melompat tinggi dengan cepat. Dengan wajah tidak berekspresi, dia melompat dan menyusul mereka dengan kecepatan yang luar biasa. Hampir dm sekejap, Randika berdiri di hadapan mereka berdua. Apollo dan Brahmanngsung bereaksi dan mereka bertukar pukn di udara. Namun sekarang, hanya butuh satu pukn untuk memutuskan siapa pemenangnya. Randika dengan cepat myangkan puknnya ke dagu Apollo sedangkan tangan kirinya beradu dengan tpak tangan Brahman. Di bawah serangan tenaga dm ini, Brahman terpental dan membentur tembok. Di sisiin, Apollo tidak tumbang begitu saja. Dia myangkan serangan balik namun dapat dihindari Randika dengan mudah. Seth 2-3 pukn, Randika mengincar lengan Apollo. Tetapi reaksi Apollo tidak kh cepat, dia dengan lihai menghindar dan menyerang balik. Tetapi serangan Randika tiba-tiba berubah menjadi tendangan yang membuat Apollo terkena tk. Dengan satu serangan ini, Apollo semakin yakin dengan dugaannya. Orang ini sudah bukangi Ares yang dia kenal, tidak mungkin seseorang bisa mengganti gaya serangan dengan mudah dan memiliki tenaga dm yang berbeda. Ekspresi mata Brahman terlihat tajam, dia mengangguk ke arah Apollo dan keduanya dengan cepat menerjang ke arah Randika. Di dm gedung ini, ketiganya sudah bagaikan bayangan. Kecepatan mereka sudah tidak bisa diimbangi oleh mata manusia. Yang terdengar hanyh suara gesekan udara dan terkadang terdengar suara rintihan kesakitan dari Apollo dan Brahman. Di bawah pertarungan yang sengit ini, satu per satu dekorasi ruangan mi berjatuhan. Lukisan-lukisan di dinding sudah bolong bersama temboknya. Kursi yang ada di dekat mereka sudah jatuh dan vas-vas bunga sudah pecah dintai. Bahkan jend kaca itu sudahma berpisah dengan kacanya. Bn Kegpan menatap mereka bertiga dengan hati yang ketakutan. Dia sama sekali tidak bisa melihat pergerakan mereka bertiga, bahkan dia sudah tidak tahu di mana mereka berada. Inikah pertarungan antar Dewa Olimpus? Bn Kegpan justru lebih takut terhadap Randika. Memangnya seberapa kuat seorang Ares itu? Di bawah serangan gabungan dari Apollo dan Brahman, dia masih bisa bertarung secara seimbang dengan mereka. Sepuluh detik kemudian, mereka bertiga berpisah dan mendarat dintai. Baju Randika sudahpang-camping dan terdapat luka goresan yang cukup banyak. Sedangkan Apollo dan Brahman, mereka berdua mengmi luka yang lebih serius! Rambut pirang Apollo sudah berantakan, rambut yang dulunya lurus dan halus itu sudah acak-acakan. Darah terlihat mengucur dari sudut mulutnya dan bajunya sudah bisa dikatakan hancur. Kondisi Brahman tidak jauh berbeda dengan Apollo. Mereka berdua terengah-engah sambil menatap Randika. Randika menatap mereka berdua. Semakinma dia bertarung, semakin deras tenaga dmnya mengalir dan membantunya melupakan rasa sakitnya. Yang ada di pikirannya adh membunuh, membunuh dan membunuh! Apollo dan Brahman merinding ketika melihat wajah tanpa ekspresinya Randika. Sebelumnya Ares kesusahan mengatasi serangan mereka berdua, tetapi sejak ledakan energi yang aneh itu, daya tempur dan gaya bertempurnya menjadi berubah. Apa-apaan itu? B mata Randika yang merah mengeluarkan sebuah cahaya aneh. Sesudah itu, tubuhnya berubah menjadi gumpn asap dan menerjang maju. Apollo dan Brahman memasang kuda-kuda bertahan dan menyambut serangan Ares. Ketiganya bertarung dengan sengit dan sekarang serangan Randika berhasil mendesak mereka. Seth rangkaian serangan, kedua tangan Brahman membentuk simbol. Tiba-tiba, energi berwarna keemasan melesat ke arah Randika. Sedangkan Apollo, tinjunya sudah dpisi oleh kekuatan penuhnya hingga bercahaya. Randika mengangkat kedua tangannya dan melebarkan tpak tangannya. Ketiga tenaga dm itu bertemu sekaligi. DUAR! Bagaikan bom meledak, Apollo dan Brahman sama-sama terpental sambil mengeluarkan darah. Kali ini keduanya sudah ketakutan, benar-benar tenaga dm yang mengerikan. Sedangkan Randika hanya berdiri diam di tempatnya dan merasakan darahnya mendidih. Sepertinya kekuatan misterius di dm tubuhnya terus mengalir dari pori-pori seluruh tubuhnya. Darah, darah, darah, aku ingin darah! Randika berlutut dengan satu kaki dan melesat bagai anak panah, dm sekejap dia sudah menyusul Apollo dan Brahman yang terpental. Brahman berhasil menghindar dan tinju Randika menancap di tembok. Tiba-tiba, tembok itu retak dan retakannya menjulur ke semua arah dan akhirnya runtuh bagaikan pasir. Apollo memperhatikan Brahma yang dikejar Randika itu untuk mencari ch. Tetapi, tiba-tiba Randika berputar dan menendang Apollo dengan kecepatan cahaya! Meskipun Apollo menggunakan lengannya sebagai tameng, seluruh tubuhnya myang! Serangan itu benar-benar mengerikan. Bn Kegpan yang berada di samping juga terkejut. Apakah ini kekuatan dari seorang Ares? Lawannya itu bukan macam-macam, mereka adh sh satu dari 12 Dewa Olimpus dan kandidat kuat yang disebut-sebut sebagai Dewa Olimpus ke-13. Meskipun sudah digempur, kekuatan seorang Ares bisa menghkan mereka! Benar-benar tidak masuk akal. Bn Kegpan, yang sudah ketakutan, tiba-tiba merasa bahwa udara di sekitarnya robek. Lalu takma kemudian sesosok orang jatuh tepat di hadapannya. Brahman yang sudah muntah darah itu terkapar kesakitan sedangkan napas Apollo sudah pendek dan seluruh tubuhnya sudah terluka. Mereka berdua menatap Randika yang masih bisa berdiri dengan kokoh. Rasa ngeri dan takut melintas di mata mereka berdua. Dia sudah bukan manusia! Memang terdengar dilebih-lebihkan, tetapi ith kenyataannya. Sedangkan Bn Kegpan hanya bisa bergetar ketika mendengar kata-kata Randika. "Inh kekuatan penuhku." Chapter 236: Operasi Pembersihan Chapter 236: Operasi Pembersihan Randika berdiri di tempat yang sama, Bn Kegpan cuma bisa terpana sedangkan Apollo dan Brahman mengmi luka-luka. Meskipun Randika seorang diri, pertarungan ini th berhasil dia kendalikan. Kekuatan Randika masih terus mengalir dengan kuat, bahkan lebih kuat dari ruangan rahasia sebelumnya. Namun, Randika masih terus mengingat betapa berbahayanya menggunakan energi ini. Jika tidak hati-hati, dia akan mati. Oleh karena itu, Randika harus segera menyelesaikannya! Apollo dan Brahman berdiri kembali, dan pada saat ini, Randika kembali menyerang. Menerima serangan Randika yang cepat dan berat, mereka berdua tidak akan bertahanma. "UHUK!" Dada Brahman terpukul dengan keras dan tembakan tenaga dm Randikangsung mengacaukan tenaga dmnya, sekarang tubuhnya menjadi tidak terkendali dan memuntahkan darah segar. Apollo juga tidak jauh berbeda, dia terpental karena serangannya Randika. Tetapi Randika tidak melepaskannya begitu saja, diangsung mengejarnya di udara dan menghajarnya seperti karung tinju. Tidak bisa bertahan sama sekali, Apollo menerima tiap pukn itu dengan tk. Apollo benar-benar sudah tidak berdaya, lukanya sudah telu serius. Dua orang yang dikenal hebat dan kuat itu bukan apa-apa bagi seorang Ares! Brahman terbatuk dan berkata dengan nada dingin. "Sepertinya kau memang pantas menyandang nama Ares, tetapi kau kira aku tidak bisa menghkanmu?" Randika menatap Brahman yang matanya masih membara dengan semangat bertarung. Tidak disangka-sangka, Brahman mengeluarkan sebuah botol kaca kecil dan melemparnya ke arah Randika. Kemudian dengan jari telunjuknya, dia menembakan energi tenaga dmnya. Botol itu pecah dan ratusan serangga kecil beracunngsung menyebar. "Trik murahan!" Randika mengibaskan tangannya, tenaga dmnya yang besar itu membunuh serangga-serangga itu hanya dm sekali serang. Ketika Randika menatap Brahman, dia menyadari bahwa sosok orang nomor 1 di India itu sudahri menuju jend! Benar, Brahmanri menuju jend dan melompat keluar dari gedung ini. Randika terkejut bukan main, seth sadar dari linglungnya, Brahman sudah menghng dari tempat ini. Terdiam sesaat, Randika menatap Apollo. Apollo yang sama-sama merupakan Dewa dari 12 Dewa Olimpus juga terlihat melongo. Lalu tanpa berkata apa-apa, dia berbalik danri menuju jend yang sama! Kedua orang itu mrikan diri! Jika orang-orang mendengar cerita ini, mereka akan mertawakan Apollo dan Brahman dengan sangat keras. Namun karena kondisi tubuhnya yang tidak js, Randika tidak bisa mengejarnya. Dan bagaimanapun juga,wannya yang sebenarnya adh Bn Kegpan bukan Apollo dan Brahman. Sekarang, fokus Randika jatuh pada Bn Kegpan yang sama sekali tidak bergerak. Bn Kegpan masih belum sadar bahwa Randika sudah bergerak menuju dirinya, dia masih terkejut dengan reaksi 2 bawahannya itu. Ketika dia sadar dari linglungnya, Randika sudah dekat dengannya. Bn Kegpan terus mngkah mundur hingga tersandung oleh sebuah kursi. Seth melihat sendiri betapa mengerikan kekuatannya Ares, dia tahu bahwa dia tidak memiliki kesempatan menang. Sejak awal dia memberontak, dia mengira th mengenal sosok tuannya itu baik kekuatan maupun sifatnya. Berbagai perangkap dan tipuan th dia buat namun sepertinya semua itu sia-sia. "Saat kau masih menjadi bawahanku, kau meraih banyak prestasi untukku." Kata Randika dengan suara pn. "Sekarang beristirahah di neraka." "Hahaha." Bn Kegpan tertawa keras. "Kau kira kau bisa membunuhku? Aku hanyh sh satu dari kloning." Mendengar hal ini Randika mengerutkan dahinya. Dia bukan yang asli? Bn Kegpan memang seperti tikus, dia tidak pernah menunjukan dirinya yang asli. "Ares, kau tidak akan bisa membunuhku!" Bn Kegpan tertawa. Jengkel mendengar tawa yang menyebalkan itu, Randika myangkan sebuah pukn ke dada Bn Kegpan. Sekarang suara tawa itu berubah menjadi suara batuk berdarah. "Bahkan jika aku tidak bisa membunuhmu, aku akan menghancurkan semua markasmu! Cepat ataumbat, aku akan menemukanmu yang asli!" Kata Randika. Bn Kegpan terlihat menyengir tetapi akhirnya nyawanya ikut myang bersamaan dengan darahnya yang mengucur deras. Randika membunuh kloning Bn Kegpan dengan satu pukn. Menatap Bn Kegpan yang meleleh itu, Randika mengerutkan dahinya. Kapan permainan kucing dan tikus ini akan berakhir? Takma kemudian, energi yang sebelumnya mengalir dengan deras itu tiba-tiba surut dan rasa sakit mi mengambil alih. Keringat dingin mi mengalir deras dari punggungnya. Sekitar 1 menit kemudian, tubuh Randika sudah membentuk km keringat dan rasa sakit itu semakin menjadi-jadi. Dia dengan cepat mengambil pil obat dari kakeknya dan mennnya. Dialu menutup matanya dan mengontrol tenaga dmnya di tubuhnya. Butuh waktu yangma untuknya meredakan gej ini. "Huaaa!" Randika mengh napas lega yang panjang. Kekuatan misterius dm tubuhnya itu bagaikan kuda liar yang ganas. Untungnya saja dia berhasil mengendalikannya atau konsekuensinya tidak terbayangkan. Pada saat yang sama, pasukannya th menghabisi seluruh pasukan Bn Kegpan dan mi mengamankan gedung. Di sisiin, pertarungan antara Frank dan Father Daniel sudah berakhir. Father Daniel tersenyum lebar ketika melihat Brahman yang mrikan diri. Seth melihat ch, Father Daniel menyusul Brahman. Indy melihat rekannya itu mrikan dirilu memutuskan untuk menyusulnya. Raihan awalnya ingin mengejarnya tetapi dia ditahan oleh Frank. Kemudian mereka berdua menyusul Randika. Randika dengan bajupang-campingnya menghampiri mereka berdua dan berkata padanya. "Hubungi Catherine dan Yuna, minta mereka untuk mcak sisa-sisa kekuatan Bn Kegpan di Tokyo." Kemudian Randika meminta pasukannya untuk memeriksa seluruh gedung ini dengan harapan menemukan sesuatu yang bisa menuntun mereka ke markas asli Bn Kegpan. .......... Meskipun pertempuran besar ini tidak menewaskan Bn Kegpan yang asli, kekhan Bn Kegpan itu benar-benar menyakiti fondasi kekuatannya di Tokyo. Bisa dikatakan bahwa markasnya yang hancur kali ini merupakan fasilitas penting karena dijaga oleh Apollo, Brahman, Father Daniel dan Indy. Seth menyelidiki seluruh gedung dengan seksama, Randika menemukan beberapa informasi penting seperti orang-orang politik dan pebisnis yang berhubungan dengan Bn Kegpan sebelumnya dan peta berisikan markas-markas cabanginnya. Dengan peta ini, pasukan Ares bisa menghabisi kekuatan Bn Kegpan secara efektif dan cepat! Seluruh jenderal dan letnan dibagi dan mereka mncarkan serangan bersamaan, Tokyo ditakdirkan menjadiutan berdarah. Tragedi ini dimi dengan jeritan tragis para pasukan Bn Kegpan,lu menyebar ke jajaran politik dan pebisnis. Mereka semua dibunuh dengan diam-diam, kebanyakan dari mereka memiliki sejarah penyuapan dan kepemilikan barang ilegal. Orang awam tidak merasakan tragedi berdarah ini sama sekali, tetapi bagi yang terseret dm arus ini kejadian hari ini benar-benar mengerikan. Bahkan jika yang menjadi korban adh pasangannya sendiri, mereka hanya memalingkan wajahnya dan pura-pura tidak melihat. Orang-orang ini tahu bahwa kejadian ini merupakan bentuk bs dendam dari pasukan Ares. Siapapun yang berani menentang akan berurusan dengan pasukan mengerikan itu dan mati mengenaskan. Pada saat yang sama, nama pasukan Ares sebagai raja dunia bawah tanah mi harum kembali. Operasi penyapuan markas Bn Kegpan terus berjn. Berkat peta yang mereka temukan, Bn Kegpan sama sekali tidak mempunyai kesempatan. Kali ini kekuatan Bn Kegpan benar-benar menyusut dengan cepat. Terlebih dengan semakin pulihnya pasukan milik Randika, Bn Kegpan sudah tidak bisa bertindak terang-terangan seperti sebelumnya. Bisa dikatakan bahwa pengaruh yang dimiliki Bn Kegpan di Tokyo sudah menipis dan dia sudah bukangi ancaman bagi pasukannya. Chapter 237: Perpisahan Chapter 237: Perpisahan Namun Randika tidak bisa menyepelekan kasus ini. Sebelum Bn Kegpan benar-benar mati, ancaman bahaya ini slu mengintai dirinya. Dia tidak bisa membiarkan kanker ini terus berkembang hingga besar. Seth beberapa hari pasca kejadian di kota Kamakura, masih belum ada kabar mengenai markas utama Bn Kegpan. Bahkan pasukan Bn Kegpan yang diinterogasi tidak mengatakan apa-apa. Hanya dm 2 hari, seluruh markas Bn Kegpan yang mereka tahu th hancur. Dan terlebih mereka berhasil merebut istana mereka kembali! Dengan perencanaan yang teliti oleh Catherine dan juga tidak adanya b bantuan membuat mereka bisa merebutnya kembali dengan mudah. Pada saat ini, nama pasukan Ares sudah menggema di telinga orang-orang. Memanfaatkan kesempatan ini, Catherine dan Randika memutuskan untuk merekrut lebih banyak orang dan menstabilkan fondasi mereka. Sebelumnya pasukan mereka ini telu sederhana, tetapi kali ini Catherine ingin memperdm fondasi mereka. Dia ingin merekrut lebih banyak peneliti, mekanik dan ahli komputer. Proses perekrutan ini akan diawasingsung olehnya dan Yuna agar tidak kemasukan mata-mata. Beberapa hari sethnya Yuna dan Catherine mengantar Randika ke bandara. Mereka berangkat secara diam-diam dan tidak memberitahu para jenderal dan letnaninnya. Ku tidak, mengingat sifat mereka semua, Randika bisa-bisa tidak bisa kembali ke Indonesia. "Ku begitu sampai di sini ya. Aku serahkan sisanya pada kalian berdua." Kata Randika sambil tersenyum. Yuna yang cemberut itu tiba-tiba sudah berurai air mata. Kedua dada supernya itu menempel erat dengan Randika. "Aku mohon jangan pergi, aku masih ingin bersamamu. Lagip kamu juga belum bertemu dengan adikku." Yuna menangis di dadanya Randika. "Yuna, aku tahu kamu kesepian tetapi bukankah Kyoko, Catherine dan yangin ada bersamamu? Aku yakin kamu bisa mengatasi semua mash dengan baik tetapi jika kamu membutuhkanku, kamu tinggal menghubungiku." Catherine yang ada di samping ikut tersenyum. "Tuan, bagaimana ku kamu membawa Yuna bersamamu? Aku akan mencari orang yang tepat untuk menggantikan posisinya di divisi intelijen." "Benarkah? Aku bisa pergi bersamamu?" Wajah Yuna terlihat berbinar-binar. Randika menggelengkan kepnya. "Maaf untuk divisi intelijen aku tidak bisa percaya dengan siapapun sin kamu Yuna. Lagip bagaimana perasaan adikmu ku kamu mendadak pergi?" "Tapi." "Sudah kamu tenang saja, aku akan menghubungimu lebih sering mi dari sekarang." "Janji?" Randika menganggukan kepnya dan mengusap kep Yuna, dialu menoleh ke arah Catherine. "Aku mempercayakan pasukan kita padamu, jaga baik-baik rumah kita." Catherine mengangguk. "Tuan jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan pasukan kita mengmi kejadian memalukan seperti itugi." Randika mengangguk dan tersenyum, mereka berdua memanh orang kepercayaannya. "Oya, nanti ku kalian merekrut orang, dahulukan kesetiaan daripada keahlian." Dengan adanya reorganisasi pasukan, proses perekrutan menjadi kunci kestabn dan kekuatan mereka. Ku proses perekrutan ini tidak diawasi dengan baik, bisa-bisa akan terjadi kasus Shadow kembali. Catherine mengangguk. "Tuan, aku akan membuka markas cabang di Indonesia ketika mash kita di Jepang ini th selesai. Lagip Indonesia merupakan kampung hman tuan kita." Cabang di Indonesia? Randika terkejut, ide yang sangat brilian! Namun, dia berpikir sebentar dan menggelengkan kepnya. "Hal seperti ini mungkin akan sulit, Arwah Garuda tidak akan membiarkannya." Seth berbincang sebentar, Randika masuk untuk mkukan check in. Ketika dia hendak masuk, terdengar suara mesin yang menggelegar dari bkang. Suara iningsung membuat semua orang penasaran. Randika menoleh ke bkang dan tidak bisa menahan dirinya untuk menggelengkan kepnya sambil tertawa. Beberapa motor besar berbaris dengan rapi tepat di luar pintu masuk bandara. Motor yang dikendarai itu benar-benar besar. Jika ada orang yang mengerti mengenai sepeda motor, mereka tentu akan terkejut. Motor-motor itu adh Harley Davidson Street Glide. Mesin motor mereka mengerikan dan kecepatannya tidak kh dengan mobil! Motor-motor itu berbaris rapi dan di bkangnya terlihat beberapa mobil sportinnya seperti Rolls Royce, Ferrari dan Lamborghini. Satu per satu mobil itu berhenti dan parkir dengan rapi, sepertinya sedang terjadi parade mobil mewah. Semua orang terkejut bukan main, motor dan mobil mewah ini kenapa tiba-tiba berkumpul di tempat ini? Sebuah mobil yang parkir di samping Lamborghini itu tidak bisa tidak merasa minder. Dengan menggosok matanya dengan keras, dia bermimpi suatu saat nanti akan memiliki mobil seperti itu. Satu per satu orang mi merekam kejadian unik ini dengan HP mereka. Seth beberapa saat, semua orang yang di dm mobil keluar dan berjn menghampiri pintu masuk bandara. Randika menggelengkan kepnya dan tertawa pahit. Dialu menatap Yuna dan mengh napas. Sepertinya Yuna memberitahukan kepergiannya pada semua orang. Tidakma kemudian, semua pasukannya yang memakai jas hitam itu berdiri di hadapannya Randika. Dion, Polemos, Serig, Jin, Singa dan yangin tampak seperti mafia. Sedangkan Kyoko memakai dress China yang memperlihatkan kaki panjang dan mulusnya, benar-benar menggoda. Jika saja bukan karena luka di mukanya, Kyoko sudah menjadi perempuan tercantik yang pernah dilihatnya. Semua pasukannya itu, dipimpin oleh 5 jenderal, bersamaan membungkuk ke arah Randika. "Smat jn tuan!" Suara yang keras itu dapat terdengar di seluruh pelosok bandara, semua orang terkejut bukan main ketika mendengarnya. Pemuda itu bos dari semua orang itu? Benar-benar tidak masuk akal. Randika mengh napaslu tertawa dengan keras. "Siapa yang akan menemaniku betih pedang coba?" Raihan mengh napas sambil membawa pedang besarnya di punggungnya. Franklu memarahinya. "Sudah jangan menambah beban tuan kitagi. Tolong maafkan dia, berangkah dengan hati yang tenang dan serahkan yang di sini padaku." "Benar bos, aku akan menjaga rumah kita ini!" Singa merobek jasnya sambil mengeluh. "Sin, baju seperti ini memang tidak cocok untukku." Melihat tingkahku Singa yang memalukan, Jin sudah geleng-geleng. Dia sangat membenci sikap Singa yang seenaknya. Matthew dan Martin tersenyum. "Tuan, Anda harus kembali!" "Jangan khawatir." Randika tersenyum. Kali ini Dion dan Polemos maju dan menyampaikan sm perpisahan mereka. "Karena aku tidak ada di sini, jagh baik-baik saudara-saudara kita." "Jangan khawatir, kita semua akan bertaruh nyawa untuk menjaga warisanmu ini tuan." Randika memeluk para jenderal dan letnannya. "Serig, ketika pasukan kita sudah kuat dan banyak, aku berpikir untuk membuat cabang di Eropa. Bersiah untuk kemungkinan itu." "Kyoko, semakin hari aku melihatmu kecantikanmu itu memang abadi. Jaga dirimu baik-baik." ........ Dengan begini Randika sudah berpamitan dengan semuanya, dia sekarang sudah siap png ke Indonesia. Para pengunjung yangin masih tertegun namun perasaan merekangsung berubah menjadi ketakutan. "Hoi, jangan menghngi jn tuanku! Kubunuh kau!" Semua orangngsung menyingkir dan memberikan jn pada Randika. Randika hanya bisa tersenyum pahit, dia menduga hasil yang seperti ini jika memberitahukan kepergiannya pada semua orang. Chapter 238: Atraksi Sulap Chapter 238: Atraksi Sp Randika masuk dan mkukan check in, dan para pasukannya itu meninggalkan bandara. Meskipun dengan perasaan sedih, Yuna dan yangin harus merkan kepergian Randika dan fokus pada pekerjaan mereka. Meskipun Bn Kegpan bukah ancamangi, mereka tidak boleh lengah dan harus menumpas si pengkhianat itu untuk smanya. Karena berbagai kejadian di Tokyo ini melhkan jiwa dan raganya, Randika ingin tidur dengan tenang di pesawat jadi dia memilih duduk di dekat jend. Ketika dia hendak memasukan barangnya ke bagasi atas, suara perempuan terkejut terdengar di depannya. Randika menoleh dan melihat senyuman lebar tertuju padanya. "Benar-benar sebuah kebetn." Perempuan itu adh Serena yang sebelumnya menggoda dirinya di pesawat menuju ke Jepang. Benar-benar sebuah kebetn bisa bertemu dengannyagi dan terlebih mereka duduk bersampingan! Sejujurnya, Randika sendiri sudah lupa dengan sosok bule satu ini. Wajah Serena tersenyum lebar, dia tidak menyangka akan bertemu dengan pria tampan dan gagah ini kembali. Sehari sebelumnya dia masih mengomel karena perusahaannya menyuruhnya kembali ke Indonesia dengan membawa pekerjaan yang sangat banyak. "Apa kamu sudah lupa janji kita sebelum ini?" Mendadak, baju Serena terlihat longgar dan dia menggigit kedua bibir pinknya, membuatnya terlihat makin menggoda. Melihat sosok yang menggoda ini, nafsu Randika makin menguasai dirinya. Seth berkali-kali meminum obat dari kakeknya itu, dia hanya mengeluarkan nafsunya itu sekali dengan Kaori. Dan sekarang, ada perempuan cantik dan montok menggoda dirinya, siapa yang bisa tahan! Keduanya duduk dengan sangat dekat, kaki Serena mi menggosok kaki Randika. Hari ini Serena memakaia pendek dengan stoking j, ini mengingatkan Randika dengan bunny girl di bar saat dirinya di Jepang. "Kenapa kamu tidak menghubungiku?" Jari Serena mi berenang di puting Randika, berusaha membuatnya bergairah. Randika menerima undangan Serena ini dan menaruh tangannya di paha perempuan satu itu. Keempukan dan sensasi ini sudahma tidak dia rasakan. Mendadak, suara desahan kecil keluar dari mulut Serena. Seorang pria paruh baya yang duduk di depan mereka tiba-tiba menoleh ke bkang. Melihat posisi kedua pasangan muda itu, pria itu tersenyum dan kembali membaca korannya. Inh ikatan persaudaraan antar pria! Tidak bisa dipungkiri, nafsu adh dosa terbesar para lki. Pria paruh baya itu aslinya juga kagum pada Randika, berani sekali mereka mkukannya di tempat duduk? Bukannya ada toilet? Randika sendiri sepertinya gugup dan takut. Nafsunya benar-benar sudah di ambang batas. Dia hanya menyentuh paha Serena dan adiknya sudah berdiri dengan kokoh. Jika dia benar-benar mkukannya dengan Serena, apakah perempuan ini bisa menerima seluruh nafsunya? Serena menatap Randika dan ketika melihat senyuman Randika, hatinya meleleh dan memeluk lengan Randika sambil mengistirahatkan kepnya di pundak Randika. Pada saat ini, seorang pramugari melewati tempat duduknya. Ketika dia melihat sosok Randika, dia tidak bisa menahan rasa bersemangatnya. Dia menyadari bahwa pria itu adh pawan yang th menymatkan satu pesawat. Tetapi ketika melihat tangan Randika yang berenang-renang di paha Serena, hatinyangsung meredup. Dia dengan cepat mengingatkan mereka untuk memasang sabuk pengaman dan pergi dari situ dengan hati yang kecewa. Randika sendiri merasa nikmat ketika meraba-raba paha Serena, tetapi karena ingin sensasi yang lebih, Serena mengarahkan tangan Randika ke s-s pahanya. Randikangsung dapat merasakana dm Serena yang basah itu. Seorang pria yang baru saja mau duduk, melihat Serena yang seperti myang ke awan itu dan memberikan jempol pada Randika. Untuk mendapatkan perempuan secantik itu bukangi hanya bermodalkan uang namun bermodalkan kemampuan dan kecakapan. Apgi si perempuan berani forey seperti itu di tempat umum, benar-benar g. Apa pemuda itu mau mengajariku? Namun, Randika tidak berani berbuat lebih. Bagaimanapun juga, dia berada di tempat umum. Tidakma kemudian akhirnya pesawat mereka lepasndas. Serena sudah tidak telu bernafsugi, dia sudah memutuskan bahwa ketika mendarat dia akan menyeret Randika ke hotel. Karena perubahan tekanan udara yang secara tiba-tiba, seorang bayi terbangun dan mi menangis. Awalnya pesawat ini tenang dan beberapa orang mi tidur. Tetapi ketika suara tangis itu terdengar, ketenangan itungsung hancur. Suara tangisnya benar-benar menggema. Sang ibungsung berusaha menenangkan bayinya, tetapi semua usahanya percuma. Bayinya terus menangis dengan keras. Merasa jengkel, seseorang berdiri dan menoleh ke arah ibu dan anak itu. "Bisa cepat buat anakmu itu berhenti menangis tidak?" Kata orang itu sambil mengerutkan dahinya. "Maaf, maaf." Ibu itu dengan cepat menundukan kepnya, dia semakin cemas. Mendengar suara bentakan itu, nangis si bayi makin menjadi-jadi. Melihat situasi tidak terkendali, Randika berjn menghampiri si ibu. "Bu, ijinkan aku menenangkan bayimu." Kata Randika sambil tersenyum. Lalu Randika meminjam uang kertas dari si ibu dan memperlihatkannya di depan si bayi. Orang-orang juga memperhatikan aksi Randika, tidak tahu apa yang akan dkukan pemuda itu. "Coba kamu perhatikan kertas ini." Randika tersenyum lebar. Meskipun masih menangis, bayi itu memperhatikan jari Randika yang memegang uang kertas. "Dm hitungan ketiga kertas ini akan hng. Satu Dua Tiga!" Randika mendorong masuk uang kertas itu ke dm genggaman tangannya dan membukanya secara pehan, uang itu sudah tidak ada di sana. "Tuh hng kan." Randika memperlihatkan tangannya pada si bayi dan kelima jarinya bergerak-gerak tanpa henti. Adegan sp ini sepertinya membuat si bayi tertarik, tangisannya mi reda. Kedua b matanya yang besar itu mi memperhatikan Randika. Orang-orang yang melihat Randika juga terkejut, orang itu bisa sp? Randika sekarang menjadi fokus semua orang. Kemudian Randika pura-pura mfalkan mantera dan dia menggenggam erat tangan kirinya. Secara pehan dia membukanya dan uang kertas yang sebelumnya menghng muncul kembali. Adegan ini benar-benar memukau semua orang, bahkan si bayi sudah berhenti menangis. Randika tersenyum sambil terus menggerakan tangannya. Uang itu menghnggi dan berpindah ke tangan satunya, terus menerus seperti itu. Melihat adegan sp ini, orang-orang mi terkagum-kagum. Randika memperhatikan bayi yang mi tertawa ini. Kemudian di bawah penglihatan semua orang, dia memakan uang kertas itu secara utuh. "Eh!" Orang-orang terkejut ketika melihat Randika mengunyah. Ketika melihat hal ini, si bayi menjadi bersemangat dan meronta-ronta seperti tidak sabar melihat momen ajaibnya. Randika tersenyum, dan di depan semua penglihatan orang-orang, dia mengulurkan tangannya dan meraba sakua si bayi dan mengambil kembali uang kertas sebelumnya. "Luar biasa!" Orang-orang kembali kagum dengan atraksi Randika,lu seseorang mi bertepuk tangan. Semuanya mi bertepuk tangan dan bersorak pada Randika. Bayi itu juga tersenyum dan tertawa sambil memeluk jari Randika. Dia sepertinya ingin merebut uang itu dari dirinya. Chapter 239: Hadiah Istimewa Chapter 239: Hadiah Istimewa Ketika tepuk tangan itugi meriah-meriahnya, seseorang mi berteriak. "Lagi,gi!" "Lagi,gi!" "Lagi,gi!" ... Semua orang suka dengan atraksi sp, apgi ku dkukan di depan mata mereka. Serena sudah makin jatuh cinta dengan Randika apgi kemampuannya menjadi ayah sangat baik. Randika yang tersipu itu mi besar kep dan mkukan atraksi spinnya. Dengan atraksi yang menyenangkan ini, perjnan yangma ini sama sekali tidak terasa karena trik yang dimiliki Randika sangah banyak. Dengan satu trik dia bisa menggunakannya berkali-kali, yang susah adh membangun cerita dan suasana yang mendukung. Untuk pertama kalinya, semua orang merasakan perjnan pesawat mereka dipenuhi dengan suasana menyenangkan. Di bagian bkang, para pramugari tersenyum dan ikut menonton pertunjukan Randika. Seth sekianma, akhirnya pesawat mereka mendarat di kota Cendrawasih. Ketika dia turun, Serena menghampiri dirinyagi. Tetapi Randika menk ajakan Serena untuk bermm dengannya di hotel. Melihat ekspresi sedih Serena, Randika hanya bisa tersenyum pahit. Dia adh pria yang sudah menikah, dia yang sekarang tidak akan berhubungan badan dengan perempuanin dengan mudah. Terlebihgi, Serena sepertinya hanya ingin mencicipi badannya. Perempuan seperti itu sangat dihindari Randika, dia tidak suka dengan maniak sex! Seth berbincang sebentar, Randika berpisah dengan Serena. Seth keluar dari pintu keluar, Randika menghirup napas dm-dm. Pemandangan yang familier, udara segar yang familier bahkanngitnya terlihat familier! "Hoi minggir! Hngi jn saja." Tetapi pada saat ini, suara orang marah terdengar dari bkang. Randikangsung minggir dengan wajah tersipu malu. Sepertinya dia menghngi orang-orang yang hendak keluar. Lalu dia mengh napas dan berpikir bahwa orang-orang di negara asalnya ini masih tetap sama. Perjnannya ke Tokyo ini benar-benar melhkan jiwa dan raganya tetapi semuanya itu tetah sepadan. Dengan terbunuhnya Shadow, kekuatan Bn Kegpan benar-benar turun dengan drastis. Dm waktu dekat ini, Bn Kegpan bukah ancaman yang berarti bagi pasukan Ares. Bisa dikatakan bahwa perjnannya kali ini melegakan kedua kekhawatirannya yang terbesar. Namun, perjnannya ini memakan waktu 1 bn. Dia sudah 30 hari tidak kembali ke rumahnya itu, dia sama sekali tidak tahu bagaimana kabarnya istri tercintanya. Ketika mengingat tubuh molek Inggrid, suaranya, wajah bergairahnya ketika berhubungan badan dengannya, Randika mi bernafsu kembali. Sambil tersenyum dm hati, Randika berniat berangkat menuju Perusahaan Cendrawasih. Namun, sepertinya dia lupa membawa oleh-oleh yang dijanjikannya untuk Inggrid! Randika merasa malu ketika menyadari kebodohannya ini. Janji seperti ini sangat spesial baginya, bisa-bisanya dia lupa dengan janji sepenting itu! Sebelum dia menikah, dia slu memberi hadiah pada perempuan-perempuannya sebagai sh satu cara mengungkapkan perasaannya tetapi seth dia menikah justru dia lupa membawakan istrinya? Bodoh sekali! Karena baginya setiap hari adh sebuah berkah, Randika menganggap hari kasih sayang seperti Valentine itu adh konspirasi. san pertama : Dia tidak butuh satu hari untuk mengingatkan dirinya bahwa dia mencintai istrinya, dia bukan idiot! san kedua : Kenapa di hari Valentine kita harus memberikan cokt kepada pasangan sebagai rasa kasih sayang? Sex saja sudah cukup! san ketiga : Jika kau mencintai istrimu atau pasanganmu, kita akan mencintainya setiap harinya dan tidak butuh 1 tanggal yang mmbangkannya. Meskipun hobinya memberikan hadiah untuk ceweknya, Randika paling anti dengan hari Valentine. Tetapi sekarang kondisinya benar-benar gawat, Inggrid bisa-bisa tidak mau tidur dengannya mm ini ku dia sama sekali tidak membawa oleh-oleh. Tetapi apa yang harus dibelinya? Randika mengerutkan dahinya dan berpikir keras. Dialu memikirkan hobi seperti apa yang dimiliki istrinya itu, tetapi dia sama sekali tidak menemukannya. Sepertinya Inggrid tidak punya hobi yang telu khusus. Namun pada saat ini, saat taksinya melintas, dia menemukan toko lingerie ks atas. Di benaknyangsung terbesit suatu ide nakal dan dia pun tersenyum. Sepertinya mm ini akan menjadi mm yang panjang. Sudah diputuskan, hadiah Inggrid adh pakaian dm yang sexy! .... Takma kemudian, Randika menaiki taksinya kembali bersama dengan kantong bnja yang cukup banyak dan berangkat menuju perusahaan Cendrawasih. Seth memasuki gedung, si resepsionis dengan cepat memberi sm pada Randika. Meskipun dm hatinya banyak pertanyaan, dia berusaha tersenyum. Dia awalnya mengira pria itu sudah dipecat karena tidak terlihat sma sebn ini. Randika tiba dintai kantor Inggrid berada dan membuka pintunya secara pehan. Dari ch pintu, dia bisa sosok Inggrid yang terlihat bingung sambil membaca sebuahporan. Meskipun Inggrid menundukan kepnya, hati Randika sudah menghangat. Istrinya benar-benar cantik! Rambut indah dan lurus itu, wajah putih yang cantik, bibir yang kecil dan mungil itu terlihat sedang stress dan bingung. Melihat istrinya yang pusing dengan kerjaan itu membuat hatinya sedikit sakit. Randika berjn mengendap-endap menuju bkangnya Inggrid. "Istriku yang cantik apakah sedang memikirkan suaminya yang tampan?" Tiba-tiba Randika merangkulnya dari bkang, hal ini membuat Inggrid terkejut. Seth itu, wajah Inggrid dipenuhi dengan senyuman. "Kapan kamu kemba" Sebelum Inggrid bisa menyelesaikan pertanyaannya, bibirnya sudah terkunci oleh bibirnya Randika. Keduanya menutup mata mereka dan menikmati sensasi intim ini seth sekianma. Inggrid sama sekali bukah gadis polosgi, dia sudah tidak malu mencium Randika. Seperti kata pepatah, rasa kangen bisa menjadi bumbu dm pernikahan orang. Hal ini masuk akal. Ketika seth sebn tidak bertemu, Inggridngsung tersenyum dan bahagia ketika melihat Randika. Dia berharap ciuman hangat ini bengsung smanya. "Permisi bu Inggrid,poran ini." Tiba-tiba pintu kantornya itu terbuka dan sekretaris Inggrid masuk. Perempuan itu terkejut ketika melihat adegan ciuman itu. "Ah! Maaf karena tidak mengetuk terlebih dulu, saya akan kembali nanti." Si sekretaris dengan cepat keluar. Wajah Inggrid sudah tersipu malu, sepertinya dia masih malu ketika dilihat oleh orangin ketika bermesraan dengan Randika. "Buat apa kamu terlihat takut seperti itu, wajar kan suami istri menunjukan cinta mereka?" Randika tertawa dan terus memeluk Inggrid. Perasaan bahagia memenuhi hati kedua pasutri ini. Seth merasakan rasa kesepian yangma itu, Inggrid tidak ingin merasakannyagi. Oleh karena itu, dia tidak ragu-ragu mencium Randika kembali. "Oh?!" Keduanya berciuman sekaligi, seth sekianma mereka akhirnya berhenti. "Sudah cukup." Inggrid tersipu malu. "Kitanjutkan nantigi." Eh? Kamu suruh aku berhenti seth ciuman panas ini?" "Sayang, bukankah lebih menegangkan jika kita mkukannya di sini?" Bisik Randika di telinganya. "Jangan ngawur, ini tempat kerja kita tahu!" Jawab Inggrid. Tentu saja Randika bercanda, dia harus menjaga citra istrinya itu sebaik mungkin. Seth duduk dan bertukar kabar, Randika mengelus pipi istrinya itu dengan nada sedih. "Sayang, sepertinya kamu akhir-akhir ini kesepian ya? Maafkan aku." "Hah? Aku tidak kesepian kok! Kenapa kamu berpikir seperti itu?" Inggrid menjadi kbakan, tetapi sejujurnya kata-kata Randika barusan membuat hatinya berbunga-bunga. "Hahaha masih malu-malu kucing seperti biasanya." Randika tertawalu berbisik di telinganya. "Sayang, aku bawa oleh-oleh khusus untukmu." "Oleh-oleh apa?" Tiba-tiba ekspresi wajah Inggrid berubah menjadi penasaran. Chapter 240: Hadiah Istimewa (2) Chapter 240: Hadiah Istimewa (2) "Coba kamu tebak dulu." Wajah Randika sudah dipenuhi dengan senyuman nakal. "Bunga?" Randika menggelengkan kepnya. "Perhiasan?" Randika pura-pura berpikir sebentar tetapi akhirnya menggelengkan kepnya. "Makanan?" Randika menggelengkan kepnyagi. "Aku menyerah." Melihat wajah Inggrid yang penasaran dan tidak berdaya, Randika tertawalu memberikan tas bnja. "Sayang, ini hadiah untukmu. Aku membelinya khusus untuk kamu pakai saat mm hari." Randika berkata sambil menahan tawanya. Mendengar penjsan Randika, Inggrid terlihat bingung. Namun ketika dia melihat isi dari tas tersebut, wajahnya sudah merah padam! Benar-benar hadiah yang. Unik! Apa ini pantas disebut sebuah hadiah? Wajah Inggrid sudah tersipu malu. Sekaligi dia melihat isi tas itu untuk memastikan tidak sh melihat, tetapi sayangnya ini kenyataan. "Tenanh, kamu tidak perlu malu. Kamu hanya boleh memakainya saat berdua denganku saja." Kata Randika sambil tersenyum. Dia sudah mi membayangkan Inggrid memakai hadiahnya itu, benar-benar sexy. Inggrid sudah mengh napas berkali-kali karena Randika memaksanya untuk melihat semua hadiahnya satu per satu. Ditambah dengan sedikit rasa penasaran, Inggrid mi mengeluarkan isi tas bnja tersebut. Dia mengambil sehi kain sutera yang lembut dan tembus pandang, seth dipikirnya baik-baik, wajahnyangsung merah padam. Apa yang dipegangnya ini gaun transparan yang benar-benar tipis! Ketika membayangkan dirinya memakai ini, wajahnya kembali menjadi merah padam. Inggrid tidak bisa membayangkan lebih jauhgi, tetapi Randika sambil tersenyum berkata padanya. "Sayang, kamu pasti cantik sekali ketika memakainya nanti." Tujuan Randika membeli gaun itu tidakin karena dia merasa Inggrid akan terlihat cantik dan sexy ketika memakainya. Siapa yang tidak bahagia melihat pasangannya memakai lingerie sexy? Terlebih, sanin Randika memilih hadiah seperti ini adh untuk membuka pikiran Inggrid yang telu sempit. Baginya hubungan badan hanyh prasi dan ejaksi, padahal forey termasuk bagian yang paling menggairahkan! Wajah Inggrid sudah panas, dia membayangkan bagaimana Randika akan memujinya habis-habisan ketika mm nanti memakai gaun transparan ini. Dia juga bisa memadukannya dengan beha dana dm berwarna hitam untuk menambah kesan sexy. Randikalu berkata padanya. "Sayang, coba lihat yangin." Inggrid menaruh gaun tersebut dan mengambil beberapa stocking yang Randika beli. Banyak jenis stocking yang dibeli Randika, mi dari stocking j, garter belt, hold up stocking dll. Semua ini demi menonjolkan keseksian paha Inggrid. Berikutnya ada berbagai macam bra dana dm. Hal yang paling mengejutkannya adh crotchless underwear, bisa-bisanya adaa dm sevulgar itu! Ketika melihata dm itu di toko, Randika sendiri benar-benar terkejut. Bisa-bisanyaa dm seperti itu diperjual belikan? Namun, dia memberikan jempol pada jenius yang menciptakan lingerie super sexy itu. Terakhir, Inggrid mengambil sebuah setn baju. Melihat maid dress Jepang itu, wajah Inggrid terlihat merah. Randika ingin dia memakai baju seperti ini? Randika berkata sambil tersenyum. "Aku yakin kamu sangat cocok memakainya, bagaimana mm ini kita bermain tuan dan pyan?" Diangsung membayangkan Inggrid memakai dress itu dan berkata padanya dengan nada yang lembut. "Tuan aku akan menggosok badanmu jadi cepah buka bajumu." Sepertinya dia perlu membeli kasur angin untuk di kamar mandi. Inggrid dengan cepat menaruh kembali semua hadiah itu sambil terus terdiam. Melihat perang batin yang dimi oleh istrinya, Randika terus berusaha meyakinkan Inggrid. "Sayang, percayh padaku, kecantikanmu akan bertambah jika memakai hadiahku ini." "Sayang ayh, aku sudah susah payah memilihkannya untukmu. Aku ingin kamu memakainya hanya untukku." "Sayang tatap mataku dm-dm, berjanjh kamu akan memakainya oke?" Akhirnya seth didesak oleh Randika berkali-kali, Inggrid mengangguk sambil malu-malu. "Asyik!" Randika dm hati sangat senang, mulutnya tidak bisa berhenti tersenyum. Sesuai dengan kata pepatah, jika ada yang pertama maka akan ada yang kedua; jika ada yang kedua maka akan ada yang ketiga. Langkah pertama adh mkukannya untuk pertama kali, sesudahnya hanya tinggal mash waktu agar Inggrid terbiasa memakai lingerie sexy itu ketika berdua dengannya. Yang pasti mm ini akan menjadi mm yang menggairahkan! Suasana hati Randika benar-benar bagus sedangkan Inggrid masih tersipu malu. "Sudah duduk dulu. Nanti ku ada yang masukgi bisa-bisa ada sh pahamgi." Randika dengan cepat duduk manis dan bertanya. "Omong-omong, pas aku tidak ada apakah ada mash?" Inggrid berpikir sebentarlu menggelengkan kepnya. "Apa ada kabar dari keluarga Alfred di Jakarta?" Tanya Randika. "Tidak ada." Inggrid sendiri juga sedikit heran tetapi dia memutuskan untuk tidak memedulikannya. Meskipun Randika membunuh sh satu keturunannya, seharusnya tidak ada mash asalkan ada ikut campur tangan kakek keduanya. "Bagaimana kabarnya Hannah?" Randika meminum minumannya Inggrid. Melihat tindakan Randika itu, Inggrid tidak mempermashkannya. "Hannah terus terusan bertanya padaku ke mana kamu pergi, tetapi akhir-akhir ini wajahnya tumbuh jerawat. Aku tidak tahu dia sh makan apa tetapi jerawat di wajahnya makin banyak tiap hari." Mendengar hal ini, Randika mengerutkan dahinya. "Apa sudah dibawa ke rumah sakit?" "Sudah, tetapi tidak telu efektif. Wajahnya masih bentol-bentol dan jerawatnya itu makin banyak. Sampai-sampai dia tidak berani keluar sama sekali." Nada suara Inggrid terdengar cemas. Dia tidak tahu harus berbuat apa untuk menyembuhkan adiknya yang tersayang itu. Randika mengangguk. "Baih ku begitu, aku akan pergi dan memeriksanya." Seth mengobrol beberapa saat dengan Inggrid, Randika berdiri dan hendak pergi. Tentu saja, mereka berdua berciuman dulu sebelum berpisah. Seth keluar dari kantornya Inggrid, Randika berniat untuk menengok Hannah. Saat berjn, suasana hati Randika benar-benar bagus. Dia terus membayangkan apa yang akan terjadi mm hari nanti dan sudah tidak sabar menunggu datangnya sinar rembn. Namun pada saat ini, di sisi jn ini terlihat kerumunan orang banyak. Di Indonesia, jika terlihat ada kerumunan orang banyak, kebanyakan kejadian yang sedang terjadi tidah bagus. Orang-orang suka melihat adegan yang jarang mereka lihat seperti keckaan atau perkhian. Randika tidak berniat untuk melihatnya jadi dia berjn melewati mereka semua. Tetapi dia tidak sengaja mendengar kata-kata orang di sampingnya. "Sial kenapama sekali? Ku mau lompat ya lompat saja, buat apa sampai ragu seperti itu?" Melompat? Maksudmu ada orang yang berniat bunuh diri? Bagaimana mungkin Randika membiarkan itu terjadi? "Permisi, maaf mengganggu." Randika dengan cepat bercampur dengan kerumunan dan menatap ke atas. Di bagian paling atas gedung yang bentai 10 itu, seorang perempuan terlihat duduk sambil menatap ke bawah seh-h siap untuk melompat kapan saja." "Kenapa perempuan itu mau melompat?" Tanya Randika pada orang di sampingnya. "Oh? Kau baru datang?" Pria paruh baya itu menjawab rasa penasaran Randika. "Aku dengar dia sedang putus cinta karena pacarnya selingkuh dan membuangnya. Hatinya benar-benar hancur dan dia sudah tidak ingin hidupgi. Dasar anak muda, bisa-bisanya ingin mati hanya karena hal sepele seperti itu." Pria itu mengh napasnya. Chapter 241: Lompat Saja Kalau Kamu Tidak Peduli Chapter 241: Lompat Saja Ku Kamu Tidak Peduli Seorang pemuda ikut nimbrung dm percakapan Randika. "Jika saja perempuan itu kenal dengan aku, dia pasti tidak punya keinginan untuk melompat seperti itu." Randika mencuekinya, cara berbicaranya itu sudah bisa dipastikan dia adh orang jomblo akut. "Sudah berapama dia ada di atas?" Randika menatap perempuan tersebut. "Aku sudah ada di sini sejak satu jam yanglu, polisi sudah menangani kejadian ini sejak tadi." "Dia benar, semoga para polisi itu bisa meyakinkannya untuk tidak melompat." "Menurutku sangat susah, soalnya ini mash cinta." Orang di sebhnya mi ikut berdiskusi. Dm sekejap kerumunan orang ini menyuarakan pendapat mereka masing-masing. Para petugas pemadam kebakaran sudah menyiapkan t pencegahan berupa kasur angin berukuran raksasa. Jadi jika perempuan itu tiba-tiba melompat, maka kasur tersebut akan menymatkannya. Beberapa mobil polisi sudah terlihat parkir di sisi jn dan garis kuning pembatas sudah dibentangkan agar tidak ada orang yang bisa masuk ke dm gedung. Kerumunan orang ini hanya ingin melihat hasil akhirnya, jadi kemungkinan mereka menerobos masuk sangah kecil. Randika menatap ke atas dengan penglihatan supernya dan menyadari situasi sekarang masih dm keadaan buntu. Karena hati nuraninya, Randika tidak bisa tinggal diam dan bersiap untuk naik ke atas. "Hei, apa yang kamukukan! Kau tidak bisa masuk." Kata polisi yang berjaga di depan gedung. "Tenang saja, aku sh satu dari kalian. Aku hanya sedang tidak bertugas." Kata Randika, tangannya dengan cepat mengeluarkan dompetnya dan menunjukan sebuah kartu. Polisi itu tidak dapat melihat js kartu tanda pengenal polisi itu, sedangkan Randika sudah menerobos masuk dan beri menujuntai teratas. Larinya benar-benar sangat cepat! Polisi yang berjaga itu berpikir, kenapa orang itu mencurigakan sekali. Seth beberapa saat, dia merasa sakuanya kosong! Apa itu tadi dompetnya? Polisi itu dengan cepat mencari dompetnya dan ternyata ada di dm sakua bkangnya. Kali ini dia benar-benar bingung, berarti kecurigaannya ini sh? Pada saat ini, Randika sudah berhasil sampai dintai teratas. Ketika dia berjn menuju a, dia melihat beberapa polisi sedang bersiaga termasuk Deviana. "Siapa kamu? Tempat ini bukan untuk orang awam, cepat pergi sebelum kutangkap karena menghngi." Seorang polisi menyadari kehadiran Randika dan mencegatnya. Randika tidak memedulikannya dan menatap seluruh lokasi. Sepertinya seorang polisi sedang berusaha membujuknya tetapi suasana hati ataupun mentalnya itubil. Sedangkan polisi yangin bersiaga di bkang, sh satu cara untuk menymatkan perempuan itu adh membangun komunikasi dan tidak bergerak secara sembarangan. Apab perempuan itu melihat gerombn polisi, bisa-bisa dia mkukan hal yang nekat. Ini bukah misi penymatan sandera, kejadian seperti ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran. "Dia sekutu kita, biarkan dia masuk." Pada saat ini, Deviana angkat bicara. Randika tersenyum padanya dan menghampirinya. "Bagaimana situasinya?" Randika menatap perempuan yang hendak loncat itu dari jauh dan bertanya pada Deviana. Deviana mengerutkan dahinya. "Perempuan itu benar-benarbil, kita sudah berusaha membujuknya hampir satu jam. Namun kurasa usaha kita sama sekali tidak berhasil." "Mash emosional memang seperti itu." Randika mengh napas. "Kamu terdengar seperti pernah mluinya." Deviana menatapnya dengan tajam, kemudian dia memalingkan wajahnya. "Ku dibiarkan seperti ini situasi akan bertambah gawat, kita sudah tidak berdaya sama sekali." "Serahkan padaku." Kata Randika sambil tersenyum. Deviana terkejut, tetapi seth memikirkan bagaimana aksi Randika sebelumnya, dia mengangguk. "Baih ku begitu. Tetapi jangan telu buru-buru memaksanya,kukan dengan pehan saja." "Sudah kamu tenang saja." Randika memasuki ruangan dan menghampiri perempuan mng tersebut. "Apakah kamu masih bimbang ingin melompat atau tidak? Lagip mati dengan cara seperti ini tidak telu sakit." Sesudahnya kata-kata itu terlontarkan, si negosiator terkejut. Kenapa orang ini tiba-tiba muncul? Dan kenapa dia mh menyarankan perempuan ini untuk melompat? Perempuan itu terkejut dan menoleh ke arah Randika. "Ketika aku masih muda sepertimu, aku juga mkukan hal yang sama sepertimu." Randika tersenyum dan terus bercerita. "Aku juga sama sepertimu, mengmi kejadian yang pahit yang benar-benar menyayat hati. Bedanya mungkin gedungku jauh lebih tinggi darimu." "Apa kamu dulu melompatinya?" Perempuan itu terus menatap Randika. "Benar, aku melompat." Randika tersenyum dan kembali ke masalunya. Pada hari itu, dia berdiri di atas puncak gedung bentai 25, dan gerombn pembunuh mengejarnya dengan senapan serbu dan bazoka. Randika mau tidak mau harus melompat. Namun, Randika tidak bisa benar-benar melompat gedung setinggi itu. Bahkan jika dia adh sh satu dari 12 Dewa Olimpus, dia tidak bisa menahan dampak dari melompat setinggi itu. Mungkin jika angkanya satuan, Randika tidak akan ragu-ragu melompat turun. Pada saat itu, Randika melompat dan, dengan bantuan tali, turun 3ntai sambil mendobrak kacanya hingga pecah. Tentu saja situasinya sangat jauh berbeda dengan perempuan satu ini, tetapi dia harus membangun kedekatan agar berhasil membujuknya turun. "Kamu melompat tapi masih hidup?" Perempuan itu terlihat bingung. Melompat dari ketinggian yang jauh lebih dari ini dan bisa smat? "Yah sebenarnya itu tidak telu sakit. Bagaimana ku kamu mencobanya sendiri?" Randika mengedipkan matanya. "Paling-paling rasa sakit itu hanya sedetik dan berikutnya kamu tidak akan merasakan apa-apa." Polisi yang mendengar kata-kata Randika ini sudah berniat menghajar Randika, sepertinya orang itu nyari gara-gara. Randika menambahkan. "Sejujurnya kamu juga tidak perlu memikirkan apa-apa. Jika kamu melompat sekarang, kamu tidak perlu melompatgi seumur hidupmu." "." Perempuan itu menganggap Randika mengejek kebtan tekadnya untuk melompat. Dia yang awalnya duduk tiba-tiba berdiri. "Eh tunggu sebentar!" Randika dengan cepat mencegatnya. "Sebenarnya ketika aku melompat itu, aku tidak bisa berjn 2 hari sethnya. Rasa sakit itu benar-benar membuatku terbaring di rumah sakit. Seth mendengarnya apa kamu masih berniat untuk melompat? Ku cuma patah hati bukankah kamu lebih baik membuka lembaran baru? Masih ada banyak pria yang baik di dunia ini." "Apanya yang baik, semua lki itu pembohong!" Perempuan itu tiba-tiba membentak. "Yah itu bukankah kamu sendiri yang mudah dibohongi?" Randika terlihat bingung. Perempuan itu terkejut dan para polisi sudah geleng-geleng. Orang ini sudah g, pikir mereka. "..." Perempuan itu tidak bisa menjawab. "Sudah percaya aku, percuma kamu mkukan hal seperti ini." Wajah Randika berubah menjadi serius. "Siapa memangnya yang tidak pernah mengmi hal buruk di dm hidupnya? Ku kamu tenggm di kegagnmu, kamu tinggal berubah dan membuka lembaran baru. Lagip bagaimana dengan orang tuamu? Apa kamu mau mereka melihat berita tentang anaknya yang bunuh diri di koran? Apa kamu ingin menghancurkan hati orang tuamu?" Mendengar penghiburan semacam ini, para polisi mengh napas lega. Sepertinya orang itu masih bisa berpikir dengan jernih. Perempuan itu menjadi ragu untuk melompat seth mendengar kata-kata barusan. Sejujurnya dia tidak berniat untuk melompat. Bagaimanapun juga, kabar pacarnya selingkuh itu membuatnya tidak bisa berpikir jernih dan sekarang kepnya sudah mi kembali normal. Melihat perempuan itu mi luluh, Randika justru mengatakan. "Tentu saja, ku kamu tidak peduli dengan semua maka lebih baik kusarankan melompat. Toh orang tuamu tinggal membuat yang baru." APA? Deviana sudah tidak tahan mendengar semua ini, kenapa Randika terus memaksanya untuk melompat? Perempuan itu menjadi marah. Dia kira dirinya ini takut untuk melompat? Kau kira aku mendengar bunmu sejak tadi hanya untuk mencari perhatian? Memangnya siapa yang takut untuk melompat! Perempuan itu menghadap ke jend dan menghentakan kakinyalu melompat. Habis sudah! Semua orang yang ada di bawah sudah berteriak histeris. Perempuan itu benar-benar melompat! Petugas pemadam kebakaran sudah bersiap-siap di kasur raksasa mereka, ambns juga sudah siaga mengantar korban ke rumah sakit. Di bawah semua tatapan mata orang, perempuan itu myang turun dengan bebas menuju tanah. Semua polisi yang ada di bawah tidak punya kesempatan untuk melongo, mereka juga bersiap-siap menangkap perempuan itu apab keluar jalur dari kasur raksasa yang sudah disiapkan. Tetapi pada saat ini, sebuah sosok melesat bagaikan angin lewat. Tangannya berhasil menangkap kaki perempuan itu! Semua orang melihat seseorang bergntungan di jend dan berhasil menangkap kaki perempuan yang loncat itu di detik-detik terakhirnya. Semua orang bersorak gembira, mereka seperti sedang melihat adegan film action. Di sisiin, kamera TV sudah merekam kejadian ini. Tajuk mm ini akan berisikan ''Aksi heroik seorang polisi berhasil menymatkan nyawa seorang perempuan''. Randika sama sekali tidak peduli, dia membiarkan para polisi untuk menerima pujian tersebut. Para polisi yang bersiaga di bkang Randika awalnya terkejut, tetapi merekangsung membantu Randika untuk menarik perempuan itu kembali. "Kenapa kamu mkukannya seperti itu?" Deviana mengh napas lega. "Aku benar-benar takut tahu!" Randika tersenyum. "Bukankah yang penting anak itu smat?" Melihat perempuan itu dibawa keluar, Randika berkata pada Deviana. "Berh anak itu bantuan agar bisa berdiri kembali." "Kamu terdengar seperti orang bijaksana." Deviana tertawa. "Kamu persis bapak-bapak yang banyak pengman hidup." "Omong-omong, dari mana saja kamu akhir-akhir ini? Kenapa aku tidak melihatmu sma sebn ini?" Tanya Deviana. "Kenapa memangnya? Kamu rindu aku?" Randika tersenyum dan mengusap pipi Deviana. "Siapa memangnya yang rindu!" Mendengar kata-kata Randika, Deviana dengan cepat menjadi malu di hatinya. Namun dia berhasil mempertahankan mukanya agar tidak menjadi merah. Randika menggelengkan kepnya. "Ku begitu aku diam saja. Karena kamu tidak peduli denganku terus buat apa aku memberitahumu?" "Kamu ini ya!" Deviana menjadi marah. Chapter 242: Hati yang Perlahan Pulih Kembali Hancur Karena Randika Chapter 242: Hati yang Pehan Pulih Kembali Hancur Karena Randika "Huh, aku juga tidak mau tahu kok dari awal!" Deviana memalingkan wajahnya. "Kamu terlihat imut ketika marah." Randika tertawa. "Aku akhir-akhir ini ada pekerjaan di luar negeri dan baru saja png. Sma perjnanku, aku bertemu dengan banyak perempuan cantik dan sexy. Kaki dan paha mereka mulus-mulus dan dada mereka semua besar-besar, jauh lebih besar darimu! Dan juga mereka jujur dengan perasaan mereka." Ketika mendengar kata-kata tidak sopan ini, Deviana makin marah. "Ku begitu kenapa kamu kembali? Bukannya kamu senang bersama mereka?" Pada saat ini, seorang polisi menghampiri dirinya dan menanyakan apa yang perlu dikerjakan. "Gitu saja tidak tahu! Kalian semua tidak becus!" Deviana membentak bawahannya itu. Polisi itu terkejut, ada apa ini? Kenapa Deviana yang sosoknya seperti dewi itu tiba-tiba menjadi iblis? Randika diam-diam tertawa dm hatinya. Melihat Deviana yang sibuk, Randika hendak pergi. "Dev, ku kamu ada waktu, kita pergi makan bersama ya." Memangnya siapa yang mau makan sama kamu? Deviana benar-benar muak dan meninggalkan Randika tanpa membsnya. Dia tidak ingin berhadapan dengan Randikagi untuk hari ini. Seth beberapa saat, para kerumunan orang mi bubar. Bagaimanapun juga, kejadian ini th selesai dan para petugas sudah mi berberes. Namun, si reporter TV tidak pergi begitu saja karena dia ingin mewawancarai pawan yang th menymatkan korban. Randika berjn kentai paling bawah dan melihat si reporter tersebut. "Apakah kamu polisi yang th menymatkan perempuan tadi?" Randika terkejut tetapi dia tidak ingin menarik perhatian yang tidak perlu, dia dengan mudah berbohong. "Orang itu masih ada di atas, sepertinya masihma turunnya jadi bersabah." Seth itu Randika dengan cepat kabur, dia tidak ingin hidupnya yang damai di Indonesia ini menjadi heboh. .... Sesampainya di rumah, Randika membuka pintu dan melihat Hannah sedang duduk di sofa. Sepertinya dia memakai sebuah kain untuk menutupi wajahnya. "Aku png." Kata Randika dengan keras. Ketika mendengar suara itu, wajah Hannah terlihat panik danngsung melilitkan wajahnya dengan kain selendangnya itu. "Kak Randika akhirnya kamu png." Randika menatap Hannah yang memakai selendang itu seperti kerudung pengantin, mau tidak mau dia tertawa dm hatinya. "Han, sejak kapan kamu mau menikah?" Hannah bingung harus membs apa. Randika menghampirinya dan mengusap kepnya. "Atau kamu sedang betih menjadi pengantin? Atau jangan-jangan pipimu jadi gemuk karena telu banyak makan?" "Apaan sih kak kok penasaran begitu." Hannah benar-benar risau dengan wajahnya yang sekarang. Beberapa hari yanglu, muncul jerawat di wajahnya. Terus tiba-tiba jerawat mi tumbuh dm sk banyak dan dia merasa gatal di seluruh wajahnya, mirip dengan gej cacar air. Terlebih, jerawat-jerawat ini tidak bisa hng. Semakinma ia tumbuh, semakin banyak juhnya. Sekarang, rasa gatal itu mi menjulur ke rambut dan matanya. Tentu saja, Randika sudah tahu penyakit apa yang dimi oleh adik iparnya itu tetapi dia masih ingin mempermainkannya. "Memangnya mana ada orang memakai selendang di rumah? Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu?" Randika duduk di sampingnya. "Sudah lepas saja selendang itu, aku juga sudahma tidak melihat wajahmu." "Tidak, tidak, aku hanya sedang memakai masker kecantikan saja dan ini tidak boleh dilepas sma seminggu! Jadi jangan paksa aku untuk membukanya!" Hannah dengan cepat menk. Beberapa hari ini dia sudah menderita karena rasa gatalnya itu. Dan juga karena jerawat yang begitu banyak, dia tidak berani keluar rumah. Dia takut dengan ejekan semua orang, jadi dia tidak akan menunjukan wajahnya yang buruk rupa ini pada siapapun! "Han, kenapa kamu bersikap dingin seperti ini? Bukankah kita keluarga?" Kata Randika sambil tersenyum, dia juga melihat berbagai macam salep yang menempel di kain. "Tuh maskermu sampai menempel seperti itu lho, bagaimana ku kamu sesak napas?" Randika memegang ujung selendang, namun dengan cepat direbut kembali oleh Hannah. "Kak Randika seharusnya capek bekerja bukan? Sudah cepat istirahat sana di kamar, nanti sakit lho." Hannah ingin mendorong Randika dari sofa tetapi tidak bisa. "Han, kamu benar-benar tidak ingin membuka selendang itu?" "Tidak mau!" "Ku begitu sayang sekali. Ku cuma jerawat, aku bisa menyembuhkannya dengan mudah. Ku begitu baih, aku akan istirahat di kamarku." Randika pura-pura kecewa tetapi dm hatinya dia sudah tertawa keras. "Kak tunggu! Barusan kamu bng apa?" Ketika mendengar kata-kata Randika, Hannah terkejut. Kakak iparnya ini bisa menyembuhkan penyakit menyebalkan seperti ini? "Hmm? Aku bng aku ingin istirahat di kamar. Kamu benar, aku benar-benar capek seth bekerja seharian." Randika tersenyum nakal. Dia ingin adik iparnya itu menyerah dan membuka kain selendang itu sebelum menyembuhkannya. "Bukan itu kak Barusan kak Randika bng bisa menyembuhkan jerawat?" Hannah terlihat kesal. "Hah? Kapan aku bng seperti itu? Sepertinya aku keceplosan saja." Randika membalikan badannya. "Untung saja kamu tidak punya jerawat di wajah jadinya aku bisa istirahat dengan tenang." "Tidak, tidak, kamu bisa istirahat di sini kok kak. Cepat duduk kembali di sini." Melihat tingkahku adik iparnya yang berubah 180 derajat itu, Randika tertawa dan duduk kembali. "Kak, apa kamu benar-benar bisa menyembuhkan jerawat di wajah?" Hannah menatap tajam pada Randika. "Kenapa? Apa kamu punya jerawat di wajah?" Randika pura-pura tidak tahu. "Kak aku akan membuka selendang ini, tetapi janji ya jangan ketawa." Seth konflik batin, akhirnya Hannah membtkan tekadnya. "Jangan khawatir, mana mungkin aku menertawakanmu? Kamu kira aku sekejam itu? Jika aku tertawa maka aku akan ketabrak truk." Kata Randika sambil menepuk dadanya. "Kupegang janjimu, jangan tertawa ya kak." Hannah yang ragu-ragu mi membuka selendangnya sedikit demi sedikit. Akhirnya, wajah Hannah terbuka seluruhnya di depan mata Randika. Seth melihat dengan kedua matanya sendiri, Randika masih terkejut bukan main! Sebelum ini Inggrid menjskan bahwa Hannah tidak mau keluar karena banyaknya jerawat di wajahnya dan menurut Randika itu sedikit dilebih-lebihkan. Tetapi seth melihatnya sendiri, Randika tidak heran kenapa Hannah sampai merasa seperti itu. Dari pipi hingga ke dahi, semuanya dipenuhi dengan jerawat. Jerawat-jerawat itu benar-benar bundar dan padat dengan pucuk berwarna keputihan dan kulit di sekitarnya kemerahan, sepertinya jerawatnya itu ada nanahnya. Bisa dikatakan bahwa seluruh wajah Hannah dipenuhi dengan bentn-bentn seperti itu, benar-benar mengerikan. Tetapi mungkin karena frustasi, Hannah makan telu banyak sehingga pipinya menjadi gemuk. Ditambah dengan jerawat seperti itu, dia sudah mirip dengan kodok. Meskipun terdengar kejam tapi dia benar-benar lucu. "Hmm.. Han ini Uhuk! Ini agak" Randika berusaha dengan keras menahan tawanya, dia mencubit pahanya dengan keras. Hannah merasa lega karena kakak iparnya ini tidak menertawai dirinya. Sebelum ini, semua orang tertawa ketika melihat wajahnya dan yang paling menusuk hatinya adh kakaknya sendiri juga ikut tertawa. Tetapi semakin dia melihatnya, Randika tidak bisa menahan dirinya. "Han, kamu mirip kodok! Hahaha, aku sudah tidak tahan menahannya. Wajahmu benar-benar lucu hahaha." Randika tertawa terbahak-bahak, wajahnya sampai meskan air mata. Hannah sudah mirip dengan kodok, benar-benar lucu. Hannah terdiam seperti batu ketika Randika tertawa sepuas hati. Hatinya yang secara pehan pulih itu tiba-tiba hancur kembali ketika melihat wajah yang tertawa itu. Randika menatap wajah Hannah yang depresi dan juga menatap balik dirinya dengan tatapan tajam. Sepertinya matanya ingin menyampaikan bahwa dia sudah percaya dengan dirinya, jadi kenapa dia masih saja menghancurkan kepercayaannya dengan tertawa? "Maaf, maaf. Aku sebenarnya tidak ingin ketawa. Tapi mukamu benar-benar lucu." Randika berhenti tertawalu terdiam. Namun, dia tertawagi! "Biarkan aku tertawa dengan puas dulu, hahaha!" Melihat ketawa Randika yang berlebihan itu, Hannahngsung berdiri. "Kak! Kamu benar-benar keteluan!" Hannahngsung berjn menuju kamarnya. "Ah! Tunggu Han, kakak cuma bercanda. Sudah jangan marah, aku akan menyembuhkan jerawatmu itu." Randika dengan cepat menangkap tangan Hannah. Seth berusaha membujuknya beberapa saat, akhirnya Hannah duduk kembali di sofa. "Pokoknya kak Randika tidak boleh tertawagi." Kata Hannah dengan wajah cemberut. "Jangan khawatir, aku tidak akan tertawagi." Randika menatap Hannah dan Hannah menatap Randika, mereka berdua hanya duduk bertatap-tatapan. Namun, tiba-tiba Randika tertawagi. ..... Akhirnya Randika sudah tidak tertawagi karena Hannah sudah memukulinya. Dia tidak menyangka tinju adik iparnya itu kuat juga, hidungnya masih terasa sakit. Seth menyuruh Hannah untuk menunggu dirinya, Randika pergi ke apotek dan membeli obat tradisional Cina. Jerawat-jerawat di wajah Hannah ini bukah suatu fenomena yang muncul secara mendadak, namun itu adh hasil dari penumpukan. Hannah itu pemakan segnya, seg jenis makanan akan dia makan. Meskipun dia berasal dari Jakarta, namun kehidupannya di sana lebih diatur daripada dia di sini. Di kota Cendrawasih, seg jenis makanan dia coba satu per satu. Dan pada saat yang sama, sepertinya dia tidak sadar bahwa makanan yang dia makan itu mengandung lemak berlebih. Tentu saja ada berbagai macam faktorinnya. Penyakit seperti ini tidak sulit untuk disembuhkan. san karena rumah sakit kurang efektif menyembuhkannya karena mereka tidak tahu akar permashannya. Seth sesampainya di rumah, Randika dengan cepat mengambil cobek dan menggiling obat tradisional itu dengan cara tradisional. Hannah memperhatikan usaha Randika yang dianggapnya percuma ini. Dia sudah mengunjungi 3 rumah sakit mahal sebelum ini dan masih saja belum sembuh. Meskipun dia mengerti kakak iparnya ini jago berkhi, tetapi menyembuhkan penyakit adh hal yang berbeda. Randika masih sibuk menggiling dan merebus, proses ini cukupma. Seiringnya berjnnya waktu, akhirnya airnya mendidih. Pada saat yang sama, obat yang sudah digiling itu dimasukan dan dicampur hingga rata dengan air mendidih. Seth diaduk beberapa saat, sup obat itu mi mengental dan warnanya benar-benar hitam. Sup obat milik Randika ini benar-benar sudah mirip dengan lumpur di got. Dan di bawah tatapan matanya, kakak iparnya itu mengambil sebuah mangkuk dan menuangkannyalu bersiap untuk mengoleskannya di muka adik iparnya. Chapter 243: Kecelakaan Chapter 243: Keckaan "Kak, apa itu?" Hannah menatap jijik pada cairan hitam yang ada di mangkuk. Ketika mencium baunya yang aneh, dia serasa ingin muntah. Apa obat itu benar-benar bisa menyembuhkannya? Randika tertawa. "Han, jangan lihat obat ini dari bentuknya. Semakin kental obatnya, semakin baik khasiatnya." Randika menghampirinya dengan mangkuk obat itu di tangannya. Ketika dirinya semakin dekat dengan mangkuk itu, Hannah merasa isi dari mangkuk itu bergerak dan bentuknya benar-benar mirip dengan lumpur yang ada di got rumahnya. Hannah sudah nyaris muntah. "Kak, aku tidak mau memakainya." "Lho kenapa? Kamu mau sembuh atau tidak?" Randika mengerutkan dahinya. Dialu duduk di sofa dan menyuruh Hannah duduk di sampingnya. "Cepat duduk di sampingku." "Kak, cairan hitam yang kamu sebut obat itu benar-benar bau! Aku hampir muntah tahu!" Hannah merasa takut melihat obat aneh itu. Tidak mungkin perempuan yang seumur hidupnya dimanja dan makan makanan enak setiap harinya mau obat aneh dioleskan di wajahnya bukan? "Aku tidak peduli rengekanmu itu. Aku sudah susah payah membuatkan obat ini untukmu mh kamu merengek seperti ini. Lain kali aku tidak mau membantumu ku kamu terus seperti ini." Kata Randika. "Obat ini sangat manjur ketika masih hangat, ku sudah dingin efeknya mh kebalikan." "Aku jamin jerawatmu itu akan hng smanya jadi tahah sebentar dengan baunya. Kamu memangnya mau smanya seperti itu?" Mendengar kata-kata kakak iparnya itu, Hannah menjadi bimbang dan akhirnya membtkan tekadnya. "Baih, apa yang harus kkukan?" "Sudah berbaring saja dan serahkan padaku." Hannah dengan patuh tiduran di sofa. Lalu Randika mi menaruh tangannya di dm mangkuk dan mengoleskan cairan hitam yang kental itu di wajah Hannah. "Kak, obatnya sangat bau!" "Sudah diam dulu." Tidakma kemudian, wajah Hannah sudah teroles dengan sempurna oleh racikan obat Randika. Hannah terus menggigit bibirnya sambil menutup matanya. Dia tentu saja ingin menutup lubang hidungnya, tetapi dia masih harus bernapas. Obat ini benar-benar bau, jauh lebih bau dari gabungan kaus kaki bapak-bapak yang basah yang tidak dicuci berminggu-minggu dan bau ketiak. Jika bukan dipaksa oleh kakak iparnya ini, Hannah tentu tidak ingin dekat-dekat dengan obat ini. "Han, racun di tubuhmu itu menumpuk telu banyak jadi mereka mencari jn keluar. Untung saja keluarnya di wajah, ku di punggung bisa-bisa kamu tidak bisa tidur karena rasa sakitnya." "Sekarang aku minta kamu jangan bergerak sedikit pun sebelum kusuruh." Kemudian Randika mengeluarkan jarum akupunturnya dan menusukannya di berbagai titik di wajah Hannah. Dengan bantuan jarum ini, obat kental itu mi bekerja. Jerawat yang terendam oleh cairan hitam ini sebenarnya adh nanah. Akhirnya, nanah tersebut keluar dari dm jerawat dan mengalir tanpa henti, benar-benar menjijikan. Hannah merasa terjadi sesuatu di wajahnya dan rasa gatal mi terasa di seluruh wajahnya. Dia merasa ingin menggaruk seluruh mukanya. "Jangan bergerak atau usaha kita sma ini sia-sia. Kamu tidak ingin jerawatmu tambah lebih parahgi kan?" Kata Randika dengan cepat, hal ini membuat Hannah ketakutan. Melihat Hannah yang bersikeras mwan rasa gatalnya itu, Randika tidak bisa berhenti tertawa. Seth obatnya menyingkirkan nanah di dm jerawat, Randika tinggal menunggu waktu. Sekarang tinggal menunggu obatnya itu meresap ke dm pori-pori wajah Hannah dan menendang keluar racun berlebihan di wajahnya. Seiring berjnnya waktu, jerawat di wajah Hannah hampir hng semuanya. Pada saat yang sama p, racun-racun berbentuk cairan itu ikut keluar. Racun itu bercampur dengan obat yang kental dan mengalir turun bersama-sama. "Kak, apa masihma?" Hannah sudah merasa bosan berbaring terus, rasa gatalnya itu sudah mereda. "Tunggu sebentargi, biarkan racunnya hng sepenuhnya." Seth beberapa menit kemudian, ketika hampir selesai, Randika mencabut jarum akupuntur miliknya. "Baih Han, kerja yang bagus. Sekarang kamu bisa mencuci mukamu." Mendengar kata-kata Randika tersebut, Hannahngsung membuka matanya lebar-lebar. Dia dengan cepat menuju kamar mandi dan membasuh mukanya. Randika juga menyusul untuk mencuci tangannya. Bagaimanapun juga, bau dari obat lumpurnya itu benar-benar parah. Hannah memakai sabun cuci muka yang sangat banyak untuk menghngkan baunya. Ketika sesudah dibs, dia terkejut ketika melihat wajahnya yang sudah bersih dari jerawat-jerawat. Terlebih, bagian yang tumbuh jerawat sebelumnya itu lebih putih dan mulus daripada bagian yangin. "Wah luar biasa!" Hannah benar-benar senang. Sepertinya obat yang dioleskan Randika memiliki efek memutihkan wajah, kulitnya juga menjadi lebih mulus. "Kak Randika memang hebat!" Saking senangnya Hannah, diangsung melompat dan mencengkeram erat Randika bagaikan ko. "Terima kasih kak, terima kasih!" Hannah benar-benar senang karena bisa terlepas dari penderitaan ini. Dia tidak menyangka kakak iparnya bisa menyembuhkannya secara total. Randika dapat merasakan kedua dada besar milik Hannah itu di tubuhnya, belumgi kaki panjang nan mulus milik adik iparnya itu mengunci pinggangnya. Menikmati kenikmatan ini Randika tidak berkata apa-apa, dia hanya berdiri diam. "Kak? Kenapa kok diam saja, apa ada yang sh?" Hannah bertanya pada Randika yang menutup matanya. "Tidak apa-apa." Randika hanya tersenyum kecil. "Hanya saja Kamu sedikit berat." "Bisa-bisanya kak Randika berbicara seperti itu!" Senyuman Hannah dengan cepat menghng. "Aku gemuk di mananya coba?" Hannah yang tidak terima itu meronta-ronta, tubuhnya makin erat memeluk Randika. Namun pada saat ini, sepertinya dia meronta telu keras sehingga bhan dadanya secara tidak sengaja mengenai wajah Randika. Bisa dikatakan bahwa kep Randika terkubur di bhan dada adik iparnya. Dm sekejap wajah Hannah menjadi merah, dia merasa malu. Randika awalnya terkejut, tetapi dia tidak menk hadiah seperti ini. Karena kepnya terkubur cukup dm, dia menghirup napas dm-dm dan membiarkan aroma tubuh adik iparnya itu terpaku di benaknya. Wajah Hannah sudah merah padam, dia dengan cepat turun dan melepaskan pelukannya. Dengan canggung dia berkata pada Randika. "Kak, karena hari ini kamu th membantuku jadi aku tidak akan menyeritakan kejadian ini ke kak Inggrid." "Ku begitu, apa boleh aku menikmatinyagi sekarang? Baumu benar-benar wangi." Kata Randika dengan senyuman nakal. "Jangan harap kak Randika bisa merasakannyagi!" Namun, rasa kesalnya ini tidak bisa menghkan rasa bahagianya karena jerawat di wajahnya th hng. Dengan ini, dia bisa pergi keluar rumahgi. "Omong-omong kak, apa kakak tidak bisa membuat obat yang sama tetapi tidak bau seperti itu? Wajahku benar-benar menjadi putih berkat kak Randika." Kata Hannah sambil tersenyum. "Oh? Berani bayar apa kamu?" Kata Randika dengan senyuman nakal. Menatap senyuman itu, Hannah hanya berkata dengan senyuman yang tak kh nakal. "Sebaiknya kakak pikir baik-baik mash ini, ku tidak tiap mm aku akan tidur sama kak Inggrid." Mendengar kata-kata itu, wajah Randika menjadi panik. Dia sudah sebn tidak bertemu dengan Inggrid, dia sudah mengatur rencana di benaknya untuk meluapkan semua kerinduan itu bersama istrinya nanti mm. Chapter 244: Rekor Ada untuk Dilampaui Chapter 244: Rekor Ada untuk Dmpaui Seth momen bahagia itu menjadi momen pemerasan, tiba-tiba pintu rumah mereka bunyi. "Ah itu harusnya temanku." Hannah dengan cepat menuju pintu rumah. Sesuai dugaan, ternyata seorang perempuan muda yang mengebel pintu rumahnya tadi. Di depan pintu, Ste berdiri linglung ketika melihat Hannah. Wajah temannya ini segera tersenyum ketika sadar kembali. "Han, wajahmu sudah kembali!" "Iya!" Hannah benar-benar bahagia, dia dengan cepat menarik masuk teman baiknya itu. "Aku juga bawa obat tradisional yang kata kakekku bagus buat jerawat, sepertinya kita sudah tidak perlu membutuhkannya." Ste memperlihatkan suatu obat yang aneh. Bisa dikatakan bahwa Ste merupakan sh satu teman baiknya Hannah. Ku tidak, dia tidak akan membagi rahasia mengenai jerawat di wajahnya itu dan membawakannya obat. "Han, ini teman ksmu?" Tanya Randika sambil tersenyum. "Iya, ini teman kamarku di asrama." Hannah tersenyum lebar. "Perkenalkan, ini adh kakak iparku namanya kak Randika. Berkat dia jerawat di wajahku ini hng semua." "Ah?" Ste terkejut, dia tidak menyangka bahwa kakak iparnya itu yang menyembuhkan Hannah. Perlu diketahui, Steh yang sebelumnya menemani Hannah ke rumah sakit. Sudah berkali-kali mereka berdua berganti rumah sakit dan tidak ada hasil yang memuaskan. Mereka berdua hampir pasrah dengan keadaan Hannah. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa hari ini ternyata jerawat-jerawat itu th hng karena sehari sebelumnya wajah Hannah masih penuh dengan jerawat. "Berapama kak Randika mengobatinya? Hasilnya benar-benar luar biasa, wajahmu juga jadi mulus." Tatapan mata Ste penuh dengan rasa penasaran. "Hahaha, kakak iparku ini bukan orang sembarangan. Seluruh prosesnya tidak lebih dari 1 jam." Wajah Hannah sudah terlihat bangga. "Dia merebus bahan-bahan sampai jadi seperti lumpur dan mengoleskannya di wajahku." Randika hanya tersenyum di samping, kenapa yang bangga mh adik iparnya? "Berarti kakak iparmu ini dokter super." Kata Ste dengan tatapan mata kagum. "Hahaha tidak sampai segitunya kok. Aku cuma mengerti beberapa hal mengenai pengobatan tradisional dan kebetn penyakitnya Hannah tidak telu yang rumit." Kata Randika sambil tertawa. "Kalian berdua santai-santai dulu saja, aku akan membereskan sisa-sisa tadi." Randikalu berjn ke dapur dan membereskan semua pertannya yang tadi. Hannah dan Ste duduk di sofa dan berbincang-bincang. "Stel, terima kasih yang sudah mau menemaniku beberapa hari ini. Ku tidak ada kamu, aku tidak tahu harus berbuat apa." "Sudah tidak usah sungkan begitu." Ste tersenyum. "Bukankah kita ini saudara dan aku ini kakakmu yang tersayang? Bisa apa adik imut sepertimu ini tanpa kakaknya?" Hannah tersenyum. "Ku begitu kak, adikmu ini sudah kebelet ingin liburan." "Ku begitu hari ini kita akan bersenang-senang! Kamu pasti bosan tidak keluar rumah beberapa hari ini kan?" Stelu berpikir sebentar dan membsnya. "Bagaimana ku ke mall Pondok Indah? Bukankah kita pernah membahas ingin ke tempat game center-nya?" "Ide bagus!" Kata Hannah dengan wajah bahagia. "Kak, kita mau ke game center di mall Pondok Indah nih. Apa kakak mau ikut?" Hannah dengan cepat pergi menuju dapur. "Kalian saja yang pergi, aku di rumah saja." Kata Randika sambil tersenyum. Pergi ke mall bersama perempuan? Pengman terakhirnya dia pergi bersama Inggrid diakhiri dengan trauma berat karena dijadikan pembawa tas bnjaan. Dan Randika yakin adik iparnya ini tidak jauh berbeda dengan kakaknya. Lagip dia sudah tidak sabar menunggu datangnya mm, lebih baik dia beristirahat dan menunggu Inggrid png. "Eh!! Kok tidak asyik gitu sih kak?" Hannah melompat dan menyeret Randika. "Ayh kak temani kita, aku janji kita akan bersenang-senang bersama." "Iya, iya, iya, biarkan aku ganti baju dulu ku begitu." Randika merasa tidak berdaya. .......... Dengan terpaksa, Randika menyetir menuju mall bersama dengan Hannah dan Ste. Mall Pondok Indah terkenal dengan game center-nya yang besar dan banyak mainannya. Banyak orang muda yang berkumpul di sini. Karena game center ini memakai sistem power card, Hannah dan Stengsung mengisi kartu mereka hingga 300 ribu. Mereka tidak sabar mencoba semua permainan yang ada. "Eh, eh, kita coba main itu!" Tatapan mata Ste berbinar-binar ketika melihat permainan tembak-tembakan yang kosong. "Ayo!" Hannah sejujurnya tertarik pada semua genre mainan. Dan ketika mereka mencapai game permainan b basket, Randika ikut memainkannya. Permainan ini cukup sederhana. Kita diberi waktu oleh mesin sebanyak 30 detik, waktu akan bertambah 1 detik dan skor akan bertambah 2 ketika sebuah b masuk di keranjangnya. Jadi secara teori, jika kamu cukup jago, kamu bisa memainkan permainan ini sma mungkin. Tentu saja, itu semua tergantung dari keahlianmu melempar. "Aku duluan." Hannah dengan cepat menggesek kartunya. B dengan cepat turun dan Hannah mi melemparnya satu per satu. Sayangnya, semua usaha Hannah itu hanya mengenai pinggiran keranjang tanpa satu b pun masuk. Namun karena Hannah memiliki jiwa kompetitif, dia tidak menyerah dan melempar b basket itu dengan semangat. Randika menatap adik iparnya ini sambil tertawa, sepertinya b basket milik adik iparnya itu juga hampir lepas. Namun karena semua lemparan Hannah tidak mengenai sasaran, waktu bermainnya makin menyusut dan akhirnya mencapai angka 0. Orang-orang yang lewat tertawa dm hati mereka, tetapi karena yang bermain adh perempuan jadi mereka semua memakluminya. Hannah memegang b terakhir di tangannya dan melemparnya dengan sepenuh hati. Namun, b tersebut mh air ball. "Hahaha, skormu 0!" Ste tertawa. "Cupu sekali kamu." Sekarang gilirannya Ste untuk beraksi. Dia mi melempar b basketnya satu per satu. DUAK! Lemparan pertamanya gagal. SYUT Lemparan keduanya bahkan tidak mengenai keranjangnya. PROK! Akhirnya lemparan ketiganya masuk! Namun, Ste hanya berhasil memasukan 1 b saja sma bermain. Semua yang lewat sudah tertawa, sepertinya mengamati b basket kedua cewek itu lebih asyik daripada melihat mereka bermain. Hannah dan Ste merasakan tatapan-tatapan mengejek ini dan menjadi jengkel. Mereka bertambah jengkel ketika Randika menertawai mereka. "Hahaha, kalian berdua memang payah. Permainan ini juga menuntut kemampuan melempar jadi tidak cukup bermodalkan semangat." "Ku begitu kenapa kak Randika tidak mencobanya?" Hannah mendorong Randika ke depan mesin. "Baih." Randika meminjam kartu Hannah dan mi memainkannya. PROK! B pertama masuk dengan mulus, suara jaringnya benar-benar melegakan hati. Randikalu mengambil b kedua dan berhasil memasukannya kembali. Semua lemparannya masuk dengan mulus dan suara mesin permainan ini mi heboh dan skor yang tertera sudah 100. Orang-orang yang awalnya tertawa itu mi terlihat serius. Hannah dan Ste sendiri sudah berdiri dengan linglung, ternyata ada yang bisa melempar segitu banyak? Randika sendiri masih terus melempar b, dia dengan santai mengambil b dan melemparnya dengan sempurna. Suara b masuk terus menerus terdengar, Randika sudah mirip dengan pemain NBA. Suara mesin mi kembali heboh, skor Randika sekarang mencapai 300. Pada saat ini, keranjang basket itu mi bergerak ke kanan dan ke kiri dengan kecepatan yang pn. Saat mencapai skor tertentu, keranjang basket itu akan bergerak. Awalnya akan pn tetapi seiring berjnnya skor, keranjang itu akan bergerak makin cepat. Semakin banyak orang yang berhenti dan melihat Randika. Mereka tidak bisa menyembunyikan rasa kagum mereka, orang itu benar-benar jago. Skor tertinggi di mesin itu adh 1120 poin, jadi bisa dikatakan bahwa itu batas tertinggi orang-orang sma ini. Apakah orang ini bisa mematahkan rekor poin tersebut? Pergerakan Randika terlihat santai dan stabil. Setiap kali dia melempar, lemparannya slu masuk dengan mulus. Mengenai waktu, karena Randika berhasil memasukannya terus menerus, waktunya th menjadi 120 detik. Dia sudah mendapat waktu 90 detik tambahan. PROK! Randika sekarang berhasil mencapai skor 500, mesin kembali mengeluarkan suara dan keranjangnya mi bergerak lebih cepat. Orang-orang yang berkumpul sudah hampir menutup jn, mereka menatap Randika dengan tatapan kagum. "G, orang itu belum pernah meleset sekali pun." "Apa dia pemain basket profesional?" "Sepertinya dia akan memecahkan rekornya." Orang-orang mi berdiskusi satu samain, Randika dengan santai terus melempar bnya. Skornya pehan mencapai angka 800. Keranjang basketnya sudah bergerak dengan sangat cepat, tetapi tiap tembakan Randika tidak pernah meleset. Mengenai waktu, dia sudah mencapai 400 detik lebih. Orang-orang mi menahan napas mereka, sepertinya skor tertinggi itu akan terpecahkan. Semua orang menunggu-nunggu momen ini. PROK! Kali ini Randika berhasil mencapai skor 1000, keranjang basketnya juga mi bergerak lebih cepatgi. Dengan kecepatan seperti itu, sangat sulit bagi siapapun untuk mencetak angka. Namun dengan keahlian Randika, kecepatan seperti itu bukah apa-apa. Persentase b masuknya masih sempurna. Tidak butuh waktuma untuk Randika mencapai angka 1120, satu bgi maka skor tertinggi itu akan tempaui. Semua orang sudah menepuk tangan mereka, orang ini benar-benar luar biasa! Hannah dan Ste sudah geleng-geleng, terutama Hannah. Sepertinya kakak iparnya ini ahli dm mkukan apa pun. Randika masih melempar bnya dan orang-orang masih menonton dirinya. Sekarang dia sudah mencapai angka 3000. Keranjang basketnya sudah bergerak seperti kesetanan, orang-orang sudah tidak bisa melihat keranjang itu dengan normal. Namun, bagi Randika kecepatan itu masih bukah apa-apa dibandingkan peluru. Tembakan demi tembakan mengenai sasarannya dengan cepat, tidak ada satupun yang meleset. Semua orang sudah bertanya-tanya pada diri mereka, apa dia masih manusia? Randika masih melempar, sekarang skornya mencapai 7000 dan belum ada satu b yang meleset. Chapter 245: Berani Menggangguku? Bersiap-Siaplah Melawan Kakak Iparku! Chapter 245: Berani Menggangguku? Bersiap-Siah Mwan Kakak Iparku! Pada akhirnya, Randika berhasil mencatat rekor baru yaitu 9500. Ku saja bukan karena campur tangan seorang staff, rekor itu pasti jauh lebih tinggigi. Jika rekor poin ini telu tinggi, maka orang-orang tidak akan tertarik untuk memainkan permainan ini. Skor yang dikiranya mampu dijangkau oleh orang-orang juga merupakan strategi pemasaran. Dan pada saat yang sama, para staff setuju untuk memberikan kompensasi pada Randika berupa poin power card berni 500 ribu. Hadiah seperti ini tidak disangka-sangka oleh Randika. Tetapi karena sudah kelhan gara-gara dari tadi terus melempar, dia tidak berniat menghabiskan uang digital itu hari ini. Seth mendapatkan hadiahnya, Randika menghampiri Hannah dan Ste sambil tersenyum. "Mungkin kak Randika jago bermain basket, jadi kemenangan itu tidak dihitung! Kita selesaikan pertarungan kita di permainan yangin!" Hannahngsung menyeret Randika ke permainan yangin. Mesin di game center milik mall ini benar-benar banyak dan bervariatif, kali ini mata kedua perempuan itu terpaku di sebuah dance machine. Permainan ini sebenarnya cukup sederhana. Permainan ini memadukan musik, gerakan, arah dan penglihatan. Pada dasarnya, permainan ini terdiri dari pemain, s dansa (dance pad) dan sebuahyar. Di atas s dansa, ada 8 tombol yang diinjak oleh kaki si pemain. Pemain diminta untuk menginjak tombol yang sesuai dengan panah-panah yang muncul diyar. Panah-panah ini muncul dari bawahyar dan bergulir ke atas menuju panah pemandu yang biasa disebut step zone arrow. Terlebih, jika kita memilihgu dengan tingkatan sulit, panah-panah itu akan bergerak jauh lebih cepat dan lebih banyak. Jadi ketepatan waktu dan kelincahan pemain sangat penting dm permainan ini. Mesin ini juga bisa dimainkan oleh 2 orang, oleh karena itu Hannah dan Ste dengan semangat memilihgu yang mereka suka. Randika hanya duduk sambil memperhatikan. Bisa dikatakan bahwa Hannah dan Ste merupakan perempuan yang bersemangat dan cukupngsing, jadi mereka bisa mengikuti iramagu dengan baik. Apab dibandingkan dengan permainan basket tadi, mereka jauh lebih baik di dance machine ini. Dengan semakin banyaknya panah yang muncul, keduanya mi serius menginjak s dansa mereka. Hannah dan Ste sepertinya mempunyai bakat menari, kelincahan mereka juga sangat membantu mereka dm permainan ini. Keduanyarut dm permainan ini hingga tidak memperhatikan sekelilingnya, orang-orang sudah berkumpul karena tertarik dengan kemolekan tubuh mereka berdua. Kedua perempuan cantik menari dengan semangat, dan sh satunya berdada besar, benar-benar menggoda! Hannah dan Ste terus menari dengan intens, orang-orang yang berkumpul juga makin banyak. Kebanyakan dari mereka adhkiki. Beberapa dari mereka sudah berniat untuk mengajak ngobrol kedua perempuan cantik itu ketika mereka sudah selesai. Pada saat ini, sekelompok berandn dengan tato memenuhi tubuh mereka berjn dengan arogan. Mereka sengaja menabrak dan membentak siapapun yang berani mwan. Mereka adh Anonim, penguasa dari game center ini. Pada saat ini, seseorang dari mereka melihat Hannah dan matanyangsung terpaku. "Kak, coba kakak lihat perempuan itu." Beberapa orangngsung menoleh dan melihat ke arah dance machine. Semua mata merekangsung berbinar-binar. "Karena mereka suka berdansa, aku rasa mereka juga pasti suka menggoyangkan pinggang mereka di kasur. Sepertinya mm ini kita akan bersenang-senang." Mata dari pemimpin mereka yaitu Wilson sudah terkunci pada sosok Hannah dan Ste. Tidakma kemudian Hannah dan Ste th menyelesaikan permainan mereka dan turun dari mesin. Para berandn itu segera berjn menghampiri mereka sambil mendorong para kerumunan. "Oi, minggir!" Orang-orang ingin mwan tetapi seth mereka tahu itu adh Anonim, mereka tidak berani mwan dan memberikan jn. "Hei, bagaimana ku kita bermain bersama seth ini?" Wilsonngsung menghampiri Hannah dan Ste yang sedang duduk sambil mengatur kembali napas mereka. Hannah menatap para berandn itu dan mengerutkan dahinya. "Siapa memangnya yang mau sama kalian? Pergi sana dan jangan ganggu kita." "Wah, wah, ternyata kamu berani juga. Aku suka itu." Wilson dan beberapa temannya tertawa. "Kalian berdua tidak akan pergi sebelum bisa memuaskan kami semua." Pada saat ini, tangan Wilson sudah menangkap dagu Hannah. Namun, sebuah tangan nampaknya berhasil menangkap tangan Wilson. Wilson ingin mengambil kembali tangannya tetapi dia sadar bahwa dia tidak bisa mwan sama sekali. Ketika dia menoleh, dia melihat wajah Randika yang terlihat kesal. "Apa? Kau ingin mati di sini?" Wilson memasang wajah bengisnya, teman-temannya dengan cepat mengepung Randika. Tidak ada orang yang pernah lolos ketika berurusan dengan Anonim. Hannah dan Ste segera berdiri di bkang Randika. Lagip, Hannah sudah memahami kekuatan Randika. Berandn muda seperti ini js bukanwan kakak iparnya. Ketika melihat pria itu melindungi kedua mangsanya, semua berandn itu tertawa. "Hahaha, kalian kira pria macam ini bisa menghentikan kami?" "Sepertinya orang ini tidak tahu siapa kita." "Sebenarnya aku tidak mau bertindak kasar di depan perempuan, tetapi hari ini aku membuat pengecualian." Sh satu berandn mengh napasnya, dia tahu bahwa tindakan kekerasan ini membuat perempuan membenci dirinya. Randikalu membs bacotan mereka semua dengan santai. "Pergh sebelum aku marah." "Oh? Kau kira bisa memukul kami? Apa kau mau mencobanya?" Wilson mendekatkan pipinya ke Randika, teman-temannya sudah pada tertawa. Mereka th berkuasa di tempat ini lebih dari setahun, tidak adawan yang bisa menggoyahkan posisi mereka. Namun, tiba-tiba Wilson menerima sebuah pukn tepat di hidungnya. Karena masih sibuk tertawa, Wilson tidak bisa menghindar dan hidungnya meskan darah. Wilson merasa pusing sambil terus memegangi hidungnya, darah terus mengucur tanpa henti. Wilson yang belum pernah terluka sma berkhi itu menjadi marah, teman-temannya juga ikut marah. "Mati kau bocah!" Wilson segera mengeluarkan pisau yang dia sembunyikan di sepatunya. Namun sebelum dia bisa mengayunkannya, Randika memukul kembali hidungnya. Hal ini membuat Wilson mngkah mundur dengan terhuyung-huyung. Randika masih berwajah tenang. Ketika bertarung dengan senjata tajam, ketenangan adh sh satu kunci. Randika menguap dan meregangkan tangannya ketika teman-teman Wilson menerjang ke arahnnya. Randika memberi mereka masing-masing sebuah pukn. Takma kemudian, keenam orang itu terkapar kesakitan dintai. Ketika orang terakhir yang hendak menerjang Randika itu melihat teman-temannya terkapar, dia berhenti dan tidak tahu harus berbuat apa. Melihat Randika yang menghampirinya, orang itu ketakutan dan meminta ampunlu beri meninggalkan kelompoknya. Randikalu berbalik dan menghampiri Wilson. Randika mengh napas dan mengangkat Wilson dengan satu tangan dan menamparnya. "Kalian kira bisa bertindak seenaknya sendiri?" Randika menggelengkan kepnyalu menamparnyagi. Orang-orang seperti ini merasa dirinya di atas dan perlu diberi pjaran sehingga tidak menindas yang lemah. Ste sudah menatap Randika dengan tatapan kagum, sedangkan Hannah terlihat bangga. Jika kau berani menggangguku, bersiap-siah mwan kakak iparku! "Sudah sana pergi dan bawa teman-temanmu itu." Kata Randika sambil melempar Wilson. "Tunggu!" Hannah dengan cepat meny. "Aku minta kalian namatin permainan ini dengan ni sempurna atau kakakku akan menghajar kalian hingga kaki kalian patah!" Hannah tidak ingin melepas mereka begitu saja. Chapter 246: Boneka Ginseng yang Dicuri Chapter 246: Boneka Ginseng yang Dicuri Hannah tidak ingin melepas mereka begitu saja sedangkan Randika mengerti maksud Hannah dan mengh napasnya. "Masih mau mwan?" Hannah mengerutkan dahinya, bagaikan singa yang masih kecil. Wilson dan teman-temannya lebih takut dengan singa yang berdiri di bkangnya itu. Mereka tidak punya pilihan, mereka hanya bisa menuruti permintaan Hannah. Ketika mereka mi menari, semua orang pada tertawa. Karena seumur hidup tidak pernah menari, mereka berenam menari dengan sangat canggung dan mendapatkan ni yang buruk. Gerakan mereka benar-benar aneh. Semua orang tertawa dengan leluasa, sangat jarang melihat Anonim dipermalukan seperti ini. Wilson dan teman-temannya sudah ingin mati, hari ini adh awal keruntuhan dari wibawa kelompoknya. Hannah membentak mereka dan mengingatkan perjanjian awal mereka, ku tidak bisa mendapatkan ni sempurna maka mereka tidak akan bisa png dengan kaki yang utuh. Melihat para berandn itu ditertawakan oleh semua orang, Hannah merasa hukuman ini sudah cukup dan dia sendiri sudah bosan. Jadi Hannah mempershkan mereka pergi dan mengancam mereka agar tidak mengganggu dirinyagi. Kemudian Hannah, Ste dan Randika kembali bermain sebentarlu memutuskan untuk png. Ketiganya menaiki lift menuju parkiran, lift ini bergerak dengan sangat pn. Hari ini merupakan hari terbahagia yang pernah dia rasakan, Hannah tidak bisa berhenti tersenyum dan tertawa. Sedangkan Ste mencuri pandang pada sosok Randika. Pria ini benar-benar tampan, jika saja dia bukan kakak iparnya Hannah, dia pasti sudah mengejarnya. "Hmm? Stel, kenapa kamu menatap kak Randika seperti itu?" Hannah menyadari tingkahku Ste yang aneh. "Apa kamu suka sama kakak iparku ini?" "Tidak!" Ste dengan cepat memukul pundak Hannah, wajahnya benar-benar merah. Kenapa temannya ini tiba-tiba membahas ini? "Santai saja, kakak iparku ini yboy dan nafsuan. Mungkin jika kamu mau, kamu bisa mendapatkan hatinya." Kata Hannah sambil tersenyum. Wajah Ste makin merah, sedangkan Randika terlihat sedih. "Han, jadi aku di matamu seperti itu?" "Memangnya aku sh? Jangan lupa kamu pernah melihatku dengan tatapan mesum sebelumnya." Randika benar-benar malu, apa yang dikatakan adik iparnya ini tidak telu sh. Lagip, bukannya kamu sendiri yang melompat ke aku dan menanamkan kepku di dadamu? Ste melihat wajah Randika yang terlihat sedihlu tertawa. Namun pada saat ini, lift yang mereka naiki ini tiba-tiba mati dan berhenti bergerak. Pada saat ini, Hannah dan Ste takut setengah mati dan berteriak histeris. "Hei, tidak usah berlebihan begitu." Randika menutup telinganya. "Bukankah ini hanya mati listrik biasa? Tidak perlu berteriak keras seperti itu." "Aku takut gp." Kata Hannah sambil gemetaran, san ini membuat Randika tertawa terbahak-bahak. Namun, Hannah dengan cepat memeluk erat tangan Randika. Ste sendiri ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk ikut memeluk tangan Randika, tetapi dia mengurungkan niatnya karena hal itu kurang pantas menurutnya. "Kak, apa lift ini akan jatuh dan kita akan mati?" Hannah bertanya sambil menutup matanya. Mendengar pertanyaan itu, Ste jadi ikut takut. Dan pada saat ini, lift yang mereka naiki itu tiba-tiba bergoyang, seakan-akan akan terjun bebas. Ste yang awalnya sungkan segera memeluk tangan Randika. Randika mengh napas dm-dm, kedua tangannya sudah tidak bisa bergerak dengan bebasgi. "Bahkan lift ini jatuh sekalipun, kalian tidak usah khawatir." "Kak, bisa-bisa kakak berkata seperti itu? Kak Randika ingin kita mati?" Hannah mencubit tangan Randika karena membuatnya lebih ketakutangi. Randika merasa tidak berdaya, dia hanya berbasa-basi saja. Namun, seth merasakan kedua perempuan memeluk erat kedua tangannya, Randika mi merasa nyaman. Senyuman yang mmbangkan sifat nakalnya itu mewakili kepribadiannya, kata-kata Hannah sebelumnya tidak sh sama sekali. Namun, tidak butuh waktuma untuk lift ini bekerja kembali secara normal. Ketika tangannya bisa bergerak dengan bebas, sedikit rasa penyesn tumbuh di hati Randika. Seth sampai di parkiran, Ste ingin kembali ke asrama. Hannah juga sedang tidak ingin menginap di rumah Inggrid jadi dia menemani Ste kembali ke asrama mereka. Seth menurunkan mereka di asrama, Randika segera png. Sesaatnya sampai, HP Randika tiba-tiba bunyi. Ternyata yang meneleponnya adh Indra. "Kenapa? Apa kamu baik-baik saja?" Suara Randika terdengar cemas. "Kak, boneka ginsengku th dicuri orang." Suara Indra terdengar lemas dan sedih. Dicuri? Randika terkejut. Apa dia tidak sh dengar? Bagaimana caranya boneka ginseng yang super lincah itu dicuri? Dia sendiri saja kesusahan menangkapnya, kenapa bisa boneka satu itu dicuri? Ditambahgi, boneka itu slu bareng sama Indra dan Indra juga jarang keluar rumah kecuali mencari makan. Jadi bisa dikatakan bahwa keberadaan boneka itu cukup tersembunyi. "Kamu tunggu aku, aku segera ke sana." Dm perjnan, Randika terus berpikir dm hati. Dia merasa ada yang aneh dengan kejadian kali ini. Boneka ginseng adh makhluk hidup yang luar biasa, tidak mungkin ia bisa tertangkap semudah itu. Dia merasa bahwa siapapun yang menculiknya, mempunyai cara rahasia agar bisa menangkapnya. Ku tidak, si penculik tidak akan bisa menangkapnya mengingat betapa lincah dan cepat si boneka ginseng. Semua keanehan ini membuat Randika merasakan firasat buruk. Dia dengan cepat menuju rumah kontrakan Indra danngsung membuka pintunya. Namun, dia menemukan Indra tergeletak lemas di atas kasur. Matanya setengah terbuka dan terlihat akan pingsan kapan saja. Di sampingnya HP miliknya sudah hancur berantakan. "Indra! Kamu baik-baik saja?" Randika dengan cepat menghampirinya dan memeriksa denyu nadinya. Dia tidak menemukan sesuatu yang aneh dan bernapas lega. Randika memeriksa apa yang sh ternyata Indra th ditembak oleh peluru bius. Mencabut peluru tersebut, kerutan dahi Randika semakin mengerut. Sepertinya sesuai dengan dugaannya bahwa pihak penculik sudah siap dengan seg kemungkinan termasuk cara menghkan Indra. "Kakak seperguruan, maafkan aku yang lemah ini." Kata Indra dengan perasaan sedih. "Sudah tidak apa-apa, serahkan sisanya padaku." Indralu tertidur dengan ps. Seth berpikir sebentar, akhirnya Randika memutuskan untuk menelepon Deviana. Tidak ada petunjuk yang mengarah pada identitas pku, jadi mencari tanpa petunjuk hanya buang waktu saja. Jadi pilihannya adh satu yaitu meminta bantuan dari Deviana. Dia akan meminta polisi satu itu untuk memeriksa kamera jn ataupun kamera pengawas yang ada di sekitar rumah Indra. Mungkin dengan itu dia bisa menemukan siapa pkunya. "Mau apa kamu?" Kata-kata Deviana terdengar dingin. Dia masih tidak melupakan rayuan gombal Randika sebelumnya. "Aku butuh bantuan, aku ingin kamu memeriksa kamera yang ada di dekat mat Kalimas no 89. Aku benar-benar butuh informasi itu secepatnya." Telepon itu hening sejenak, kemudian terdengar suara pn. "Tunggu sebentar." Deviana merupakan pribadi yang tegas dan menjunjung tinggi kebenaran. Tetapi pada saat-saat penting, dia tidak akan ragu menolong Randika. Bisa dikatakan bahwa hubungannya dengan Randika itu sedikit spesial. Mereka memang teman, tetapi dia r membantunya asalkan tidak telu mnggar hukum. Chapter 247: Perempuan Misterius Chapter 247: Perempuan Misterius Randika tidak menutup teleponnya, dia menunggu Deviana dengan sabar. Takma kemudian, Deviana menemukan sesuatu. "Dari yang kuperiksa, ada segerombn orang yang mendobrak masuk mat yang kamu sebut itu. Tetapi mereka semua memakai topeng dan tidak memperlihatkan wajah mereka." Kata Deviana. Mendengar hal ini membuat Randika sedikit gembira, setidaknya dia memiliki sesuatu sekarang. "Apa kamu bisa mengecek rute pergi mereka?" Kemudian telepon kembali sunyi, namun seth beberapa saat suara dingin Deviana dapat terdengar kembali. "Bisa." "Seth kamu keluar dari rumah beloh ke kiri, berjh 200 meterlu belok ke kanan. Seth itu telusuri jn itu dan nanti . " Dengan arahan yang diberikan Deviana, Randika beri dengan terus menggenggam erat HPnya. Di sisiin, di sebuah hotel, beberapa orang kekar masuk ke dm kamar dan melepas topeng mereka satu per satu. "Aku tidak menyangka akan semudah ini." Seseorang mengikat boneka ginseng dengan tali, yang terlihat pusing di sebuah pr. Sepertinya boneka ginseng itu tidak sadarkan diri. Dia terkadang hanya mengeluarkan suara seperti sedang mengomel, sepertinya dia tidak bisa membedakan mana yang mimpi dan mana yang nyata. Seseorang tertawa. "Misi ini benar-benar gampang dan imbnnya benar-benar besar." Kemudian dia melempar senjata apinya kentai. Teman-temannya ikut tertawa. Jika mereka bisa menyelesaikan misi ini, mereka akan makan kenyang sma beberapa bn ke depan. Sh satu dari merekalu meletakan sebuah tempat bakar dupa di depan boneka ginseng. Di dmnya terdapat seperti serbuk kayu yang terbakar, serbuk itu memberikan wangi asap yang kuat. Hidung dari boneka ginseng itu berkedut dan menghirup semua asap tersebut, hal ini membuatnya makin pusing. Serbuk kayu itu adh rempah-rempahan dari Thand yang diracik khusus untuk menangkap boneka ginseng. Para penjahat ini bercanda ria beberapa waktulu tiba-tiba mata mereka terpaku pada boneka itu. "Aku tidak menyangka ada makhluk aneh seperti itu di dunia ini." Kata seseorang dari mereka. Sebelum ini dia tidak menyangka ada kehidupan intelektual seperti boneka ginseng ini. "Menurut kalian, apa benar jika kita memakan boneka ini kita bisa memperpanjang umur kita? Seharusnya klien kita tidak keberatan jika makhluk itu kehngan satu kakinya." Penjahatinnya menn air ludahnya. Sejujurnya, dia tidak pernah makan makanan ks atas sebelumnya jadi dia penasaran dengan rasa makanan orang kaya. Seharusnya rasanya lebih enak daripada ayam ataupun steak daging. Untungnya boneka ginseng ini sedang tidak sadarkan diri, ku tidak ia akan kabur terbirit-birit jika mendengar dirinya akan dimakan. "Benar juga. Bagaimana ku kamu mencobanya terlebih dahulu?" Sh satu temannya setuju. Makhluk supernatural seperti itu bukah hewan ataupun tanaman, bisa dikatakan bahwa ia itu spesial. Tidak ada satu pun dari mereka yang tidak terkejut ketika melihat keberadaan boneka ginseng itu. Ku saja tidak ada bantuan asap dupa mereka, menangkap makhluk aneh itu mungkin mustahil bagi mereka. Seth menatap boneka itu, Reno, sh satu dari mereka, berpikir sebentar dan menggelengkan kepnya. "Aku takut nanti klien kita akan sangat marah." "Hahaha sejak kapan nyalimu jadi ciut seperti itu." Sh satu temannya tertawa. "Klien kita tidak memberikan detail sama sekali bahwa benda itu hidup, kita bisa beritahu bahwa kita memotong kakinya agar tidak bisa kaburgi. Lagip coba perhatikan, benda itu masih bayi jadi lebih baik kita potong kakinya sama rata dan tidak ada yang tahu sin kita. Seth kita menyerahkannya dan menerima uang kita, baru kita merayakannya dengan memakannya." Reno mengerutkan dahinya dan berpikir keras. Kemarin mm, seorang perempuan berbaju hitam yang wajahnya ditutupi oleh kain menghampirinya dan memberinya sebuah misi dengan harga 5x lebih mahal daripada biasanya. Dm sekejap Reno menyanggupinya dan menerima dupa yang dia berikan. Tugasnya benar-benar mudah dan sekarang boneka ginseng itu terikat di ruangannya. Seth dipikir-pikir, dia merasa misi kali ini aneh dan telu mudah. Baginya yang paling aneh adh ketika dia bertemu dengan kliennya, dia sama sekali tidak bisa mengukur kemampuan kliennya itu. "Ren, aku tahu apa yang kamu pikirkan." Teman di sampingnya ikut angkat bicara. "Klien itu cuma seorang perempuan. Meskipun dia berusaha menutupinya dengan kain dan suara yang diberat-beratkan, buat apa kita takut sama seorang perempuan?" Temannya menambahkan. "Apa yang dikatakan Fahar itu benar. Aku punya ide yang lebih baik, bagaimana ku seth kita mendapatkan uangnya, kita bunuh dia. Seth itu kita bisa menjual makhluk aneh itu dengan harga yang lebih mahalgi." Bisa dikatakan bahwa saran sh satu temannya ini benar-benar menggiurkan, keserakahan mereka dapat terlihat js di mata mereka. Makhluk supernatural ini seharusnya berni ratusan juta bukan? Banyak orang kaya yang r membayar mahal jika mereka tahu apa yang akan mereka dapat. Otak Reno sudah berputar dengan sangat cepat, dia sama sekali tidak berkata apa-apa. Yang menjadi pertanyaannya adh seberapa kuat kekuatan si kliennya itu. Jika kliennya itu memilikitar bkang yang kuat, kematian hanyh jn keluar bagi mereka. Mengerti siapa yang dihadapi merupakan kunci dari pekerjaan seperti ini. "Reno, apa yang kamu khawatirkan? Sudah jangan berpikir telu jauh, kita tinggal kabur saja dari negara ini ku memang keadaan menjadi buruk. Dunia ini luas dan kita bisa pergi ke mana saja jika kita punya uang. Bukannya kamu ingin pergi ke Rusia? Aku dengar perempuan-perempuan di sana cantik-cantik." Ketika teman-temannya mendengar ini, semuanya tertawa. Kata-kata Fahar itu masuk akal, wajah Renongsung tersenyum menandakan bahwa dia setuju untuk mkukan rencana Fahar. "Ku begitu, bagaimana kita akan memakannya? Rebus? Atau tumis?" Reno menatap boneka ginseng yang tertidur ps itu. "Serahkan itu pada Fahar, dia pintar memasak." Fahar menatap temannya yang menyuruhnya masak itu. Baginya membunuh itu gampang, tetapi memasak? Apa dia ingin dirinya meracuni mereka? "Hei, aku khawatir ku kita memasaknya maka efek memperpanjang umurnya itu hng." Sh satu dari mereka menyuarakan pendapatnya. "Bagaimana ku kita memakannya mentah-mentah?" Mentah? Semuanya terlihat bingung, tetapi san itu cukup masuk akal. Mereka segera mengeluarkan pisau mereka dan mengeluarkan penggaris, agar mereka bisa memotongnya dengan rata. Boneka ginseng sama sekali tidak sadar bahwa nyawanya terancam, namun tiba-tiba ia bersin dan ketakutan ketika melihat pisau yang tertuju padanya. "Karena kamu yang menerima pekerjaan ini, shkan kamu duluan yang mencicip." Temannya memberikan Reno sebuah pisau. "Ingat jangan potong telu banyak, kita masih perlu menipu klien kita itu dulu." Fahar di samping Reno terlihat tidak sabar, makanan ks atas seperti ini merupakan kesempatan sekali seumur hidup. Namun, ketika Reno hendak memotong kaki si boneka ginseng, tiba-tiba terdengar suara pintu yang didobrak. DUAK! Pintu ruangan hotel ini terpental begitu saja, ketika mereka semua menoleh, terlihat sesosok pria berjn masuk. "Nyari mati ya kau bocah?" Beberapa dari merekangsung mengepung Randika, baru pertama kali ada yang berani mwan mereka. Randika yang terkepung itu menatap boneka ginseng yang terikat, sekarang dia benar-benar marah. Nyari mati? Kalianh yang akan mati! Melihat ekspresi Randika yang mengerikan itu, mereka semua merinding. Mereka semua tahu bahwa Randika datang untuk merebut makhluk yang mereka ikat itu. Tanpa perlu aba-aba, Reno dan teman-temannya sudah mengeluarkan pistol mereka dan membidik Randika. Dengan senjata api di tangan, buat apa kau takut? Dm sekejap rasa takut mereka hng. "Riwayatmu sudah . " Ketika sh satu dari mereka mi berbicara dengan arogan, Randika sudah bergerak bagai angin dan menghajar orang itu hingga membentur tembok. Temannya yanginngsung menyesuaikan bidikan mereka tetapi mereka tidak bisa menemukan sosok Randika. Tiba-tiba, sh satu dari mereka wajahnya terkena oleh serangan siku Randika. Gigi orang tersebutngsung rontok 3. Randika tidak diam saja, diangsung melompat dan myangkan sebuah tendangan pada musuhnya yangin. Dm sekejap, teman-temannya sudah terkapar tidak sadarkan dan ini membuat Fahar dan Reno ketakutan. Ketika teman mereka terakhir dipukul hingga pingsan oleh Randika, keduanya ini sudah berkeringat dingin dan tangan mereka yang memegang pistol itu tidak tahu harus membidik ke mana. Randika berjn pn menuju Fahar, dm sekejap suara tembakan dapat terdengar. DOR! Namun, justru Faharh yang tergeletak karena pukn di wajahnya dan pelurunya sama sekali tidak menyerempet baju Randika sedikit pun. Reno mi merenungkan kejadian ini di dm benaknya. Perempuan itu memang mengatakan pekerjaan ini gampang tetapi sekarang dia th menyesal menerima pekerjaan ini. Memang uangnya sangat banyak tetapi ku dia mati maka semua uang itu akan sia-sia. Sin, dia benar-benar dibutakan oleh uang. Seharusnya dia tidak asal menerima pekerjaan ini dan menyeledikinya terlebih dahulu. "Ambil apa pun yang kamu mau, tetapi jangan bunuh aku. Aku janji kita tidak akan mengganggumugi." Reno sudah berkeringat deras. Pengman hidup Reno mengatakan bahwa orang di hadapannya ini bukan orang sembarangan, jika dia menyinggungnya sekecil apa pun maka hidupnya akan myang. "Siapa yang mengirimmu?" Tanya Randika. "Seorang perempuan berbaju serba hitam. Dia menghampiriku kemarin mm dan memberiku imbn besar untuk menculik benda aneh itu." Kata Reno tanpa menyembunyikan apa pun. "Ciri-ciri orang itu?" Randika terus bertanya. "Kita bertemu di gang yang sangat gp, aku tidak bisa melihat wajahnya. Aku hanya tahu bahwa dia itu seorang perempuan dan aku tidak peduli sisanya asalkan dia mampu membayar jasaku." Perempuan? Mendengar hal ini membuat Randika berpikir sedikit. Dia merasa bahwa dia belum pernah menyinggung seorang perempuan akhir-akhir ini. Terlebih, perempuan itu tahu cara menangkap boneka ginseng yang bahkan kakeknya tidak tahu. Randika tenggm dm pikirannya tetapi tiba-tiba, boneka ginseng yang terikat di pr itu mendadak berteriak. Ketika dirinya menoleh, Randika melihat sesosok orang yang menggenggam erat boneka ginseng di tangannya meloncat turun dari jend. Tidak! Hati Randika mengepal, diangsung ikut melompat turun tanpa memedulikan Reno dkkgi. Dm sekejap ruangan hotel ini menjadi hening. Ku saja bukan karena tubuh teman-temannya yang terkapar itu, Reno mungkin sudah berpikir bahwa hari ini adh mimpi. Terlebihgi, mereka berada dintai 8. Kedua orang yang dilihatnya itu meloncat turun tanpa ragu-ragu sama sekali. Seth mendapatkan kesadarannya kembali, Reno menyadari bahwa dia th mengompol. Orang-orang seperti itu benar-benar berada di level yang berbeda. Sepertinya dia harus pensiun dan mkukan kerja yang hl. Diin sisi, Randika dan sosok penculik itu mendarat danngsung kejar-kejaran. Para pejn kaki di bawah terkejut bersamaan ketika melihat ada yang jatuh di depan mereka. Chapter 248: Masakan Istri Tercinta Chapter 248: Masakan Istri Tercinta Si penculik berbaju hitam itu mendarat dengan keras di bawah tatapan para pejn kakilu beri menjauhi mereka. Apa yang sedang terjadi? Apa orang itu barusan melompat dari gedung? Para pejn kaki itu kehabisan kata-kata, tetapi sedetik kemudian ada orang yang kembali jatuh dari atas. DUAK! Tanahngsung terasa bergetar, kemudian sosok orang itu dengan cepat menyusul orang berbaju hitam sebelumnya. Mereka semua bertanya-tanya dm hatinya, apa sekarang sedang musimnya parkour? Seorang nenek-nenek melepas kacamatanya dan menggosoknya dengan kuat, tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Seorang pemuda juga ikut menggelengkan kepnya, sepertinya dia kurang tidur kemarin mm sampai-sampai berhalusinasi seperti ini di siang bolong. Mimpi, ya ini semua pasti mimpi. Diin sisi, Randika mengejar si penculik itu dengan ketat. Namun, daerah ini adh daerah pertokoan jadi banyak gedung dan suasananya rame sekali. Seth berbelok sebanyak 7x, Randika kehngan jejak. Berdiri di tengah jn, Randika memperhatikan semua orang yang lewat sambil mengerutkan dahinya. Dia tahu bahwa dia th kehngan jejak dari si penculik. Penculik itu sudah merencanakan semuanya dengan baik, sepertinya dia sudah merencanakan jalur priannya sejakma. Dia memanfaatkan keramaian ini dan membaur dengan baik. Randika sama sekali tidak merasakan energi tenaga dm yang menonjol, mustahil untuk dirinya menemukannya. Tidak ada jngi, Randika hanya bisa menyerah untuk kali ini. Tetapi, ada satu cara yangyak untuk dicoba. Randika mengambil HP dan menelepon Safira. Takma kemudian, suara lembut Safira dapat terdengar. "Kak Randika!" Suara Safira terdengar bahagia namun mengandung sedikit rasa marah, dia tidak pernah dihubungi oleh Randika sma ini. "Saf, apa kamu sedang sibuk? Jika tidak, tolong bantu aku cari seseorang." Jarang mendengar kakak tirinya ini minta tolong, Safirangsung mengiyakan. "Baih kak, tolong ceritakan mashnya." Randikalu menceritakan semua yang th terjadi. Seth paham mashnya, Safirangsung mengatakan. "Baih kak, aku akan meminta Arwah Garuda untuk menyelidikinya. Seth mendapatkan hasil, aku akan mengabari." Dm hati Randika merasa lega, Safira benar-benar bisa diandalkan. Keduanya berbincang-bincang sebentarlu mengakhiri telepon mereka. Safira meninggalkan pekerjaannya saat ini dan menghubungi Elva. Randika ingin memeriksa keadaan Indra, seharusnya efek obat biusnya sudah hng saat ini. Ketika dia membuka pintu kamarnya, dia menemukan Indra duduk dengan ekspresi sedih. Randika menghiburnya dan berjanji akan membawa kembali boneka ginseng itu dm beberapa hari. Seth menghibur Indra beberapa saat, Randikalu png dan menuju rumahnya. Di rumah, Randika duduk di sofa seorang diri dan berusaha memahami kejadian ini. Sesampainya dia kembali dari Jepang, seseorang tiba-tiba menyerang dan menculik boneka ginseng. Sudah pasti kejadian ini th direncanakan jauh-jauh hari, tetapi mashnya siapa yang mkukannya? Kerutan di dahi Randika makin mengerut, dia sama sekali tidak kepikiran siapa pkunya. Jikawannya semacam mafia atau preman biasa, maka boneka ginseng itu tidak mungkin tertangkap. Mashnyawannya kali ini tahu cara rahasia untuk menangkap boneka ginseng itu yang bahkan kakeknya tidak tahu. Seth berpikir keras beberapa saat, Randika menggeleng-gelengkan kepnya. Buang-buang energi berpikir keras seperti ini. Dia hanya bisa berharap pada Arwah Garuda yang merupakan organisasi rahasia milik Indonesia yang kemampuan intelijensinya setara dengan miliknya. Seharusnya tidak ada mash tetapi yang paling penting adh kapan informasinya datang. Pada saat ini, tiba-tiba pintu rumahnya terbuka. Randika menoleh dan melihat Inggrid th png. Membuang jauh-jauh pikirannya yang menjemukan itu, dia berdiri dan menyambut istrinya dengan senyuman. "Akhirnya kamu png sayang." Inggrid datang membawa banyak tas bnja, ketika dia melihat Randika, dia membs senyumannya. "Aku hari ini bawa banyak bahan masakan, aku akan masak untukmu nanti." "Wah, aku belum pernah dimasakan oleh istri tercintaku sma ini." Randika tersenyum dan memeluknya dari bkang. "Sayang, hari ini Hannah tidur di asramanya." Sesudahnya mendengar hal ini, wajah Inggrid menjadi merah. Ingatannya mengenai hadiah unik dari Randika itu kembali menghantui dirinya, benar-benar hadiah yang memalukan. "Apa kamu sudah tidak sabar?" Randika tertawa sambil memainkan tangannya di dada Inggrid. "Kamu saja yang tidak sabar!" Inggrid dengan lembut keluar dari pelukan Randika dan memeleti lidahnya sambil berjn ke dapur. Randika, sambil tersenyum, mengikuti Inggrid ke dapur. "Jangan dekat-dekat! Aku tidak ingin makan mm kita hancur." Inggrid mengayun-ayunkan spat miliknya sambil mencemberutkan wajahnya. Randika tersenyum ketika melihat tingkahku lucu istrinya itu, kenapa istrinya terlihat imut ketika pura-pura marah begini? "Aku tidak mash ku tidak makan." Randika mengedipkan matanya. "Bukankah kamu adh hidangan utamaku?" Randika tersenyum sedangkan wajah Inggrid sudah merah padam. Kenapa suaminya ini slu genit? Inggrid memutuskan untuk mencueki Randika dan mi mempersiapkan bahan makanannya. "Di mana Ibu Ipah?" Randika bertanya. "Apa dia sedang pergi?" "Ibu Ipah ijin tidak masuk hari ini." Kata Inggrid sambil memotong bawang putih. "Berarti hari ini kita cuma berdua?" Mendengar hal ini, Randika dengan cepat menghampiri Inggrid. Namun, sebelum Randika dapat memeluknya, Inggrid sudah membalikan badan dan memberinya sekeranjang sayuran. "Tolong cuciin." Karena tidak bisa meraba dada istrinya, sebaiknya dia pemanasan dengan meraba-raba sayuran itu. Suasana hati Randika sedang bagus. Ketika dia bersama dengan Inggrid, dia merasa beban hidupnya terangkat dan dia benar-benar menikmati momen berdua mereka. Seth memotong sayuran yang dicuci Randika, Inggrid mi memasak. Namun, Inggrid menoleh dan berkata dengan nada sedikit tinggi. "Bisakah kamu keluar sebentar dan tunggu di sofa?" Randika terlihat bingung, memangnya dia tidak boleh melihat istrinya masak? "Sudah keluar dulu sana." Inggrid mi main fisik, dia mendorong Randika keluar dari dapur. Baih, aku akan menunggumu di luar! Randika duduk dan menonton TV sambil memperhatikan Inggrid memasak. Akhirnya seth 1 jam penuh, Inggrid keluar sambil membawa makanannya keluar. "Tolong ambilkan piring sama gsnya ya." Kata Inggrid pada Randika sambil membawa masakannya ke meja makan. "Coba cicipi." Inggrid menatap Randika sambil tersenyum. Randika menatap makanan yang ada di hadapannya, dia benar-benar merasa pusing. Benda hitam apa itu? Bukankah sayuran yang dia cuci tadi berwarna cerah? Dan daging iga itu, kenapa bentuknya sudah seperti arang? Randika mi ragu-ragu mengambil makanannya, dia tiba-tiba mengutuk Ibu Ipah dm hatinya. Namun, melihat tatapan mata Inggrid yang berbinar-binar itu, Randika mengambil piring, mengambilnya dan memakannya. Dm sekejap, rasa manis yang luar biasangsung menyerang dari dm mulutnya. Hal ini membuat Randika menggigit bibir bagian dmnya. Manis sekali! Rasa manis ini hampir membuatnya muntah. Ketika Randika ingin membuang makanan yang dia sudah kunyah, Inggrid tiba-tiba berkata dengan nada gugup. "Bagaimana? Apakah enak?" Enak? Randika mencubit pahanya dengan keras dan berusaha tersenyum meskipun bibirnya berdarah. "Enak, enak sekali! Memang masakan istri itu benar-benar spesial." Mendengar pujian ini, hati Inggrid menjadi gembira. "Syukuh, aku kira kamu tidak suka masakanku. Meskipun baru pertama kali memasak, sepertinya aku memang punya bakat memasak." Kata Inggrid sambil tersipu malu. Apa? Memasak untuk yang pertama kalinya? .... Randika benar-benar kehabisan kata-kata. Dia syok ketika mendengar ini adh pertama kalinya Inggrid memasak. Dia sepertinya menggunakan momen Ibu Ipah tidak ada untuk memasak demi dirinya. Akhirnya misteri kenapa dia tidak boleh di dapur th terpecahkan, sepertinya Inggrid takut dikritik. Seth Randika memasak menn tumisan sayur yang super manis itu, dia merasa mulutnya sudah mati rasa jadi dia ingin meminum segs air. Melihat sup yang ada di depannya itu cukup bening, dia meminumnya seteguk. Seth terminum seteguk, Randika hampir muntah di tempat. Kenapa sup ini masih ada rasa daging mentahnya? Apa Inggrid tidak merebus sup ini hingga mendidih? "Kenapa? Tidak enak?" Inggrid benar-benar gugup, bagaimanapun juga, dia ingin masakannya dipuji oleh orang yang dicintainya. "Enak, enak, cuma agak panas saja." Randika dengan cepat menunjukan senyumannya. Melihat wajah Inggrid yang tersenyum, hati Randika benar-benar mengepal. Siksaan ini lebih berat daripada siksaan pasukannya di Jepang. Seth meletakan mangkuk supnya, Randika memperhatikan makananin yang ada di meja makan. Hatinya sudah bergetar tanpa henti. Masakan gosong seperti ini sudah seperti racun yang siap membunuhnya. Tetapi, ini adh masakan istrinya yang dibuatnya dengan sepenuh hati, mana mungkin dia menyia-nyiakannya? Hati Randika benar-benar bimbang dan dia sudah diambang ingin menangis. Melihat Randika yang terdiam, dia mengambil iga arangnya itu dan meletaknnya di piring Randika. "Ayo makah sebelum dingin." Randika melihat bongkahan arang yang di piringnya itu. Ketika dia menatap Inggrid yang tersenyum, Randika hanya bisa menn air ludahnya. Kemudian dengan gagah berani dia mengangkat daging itu dan menggigitnya. Dengan mata yang tertutup, Randika mengunyah daging yang alot itu sekuat tenaga. Seth beberapa detik, dia menn daging tersebut. "Wah enak sekali." Kata Randika sambil tersenyum pahit. "Tapi aku tidak tega membiarkan kamu yang sudah capek bekerja itu memasak untukku. Lain kali biar aku saja yang memasak untukmu." Seluruh tubuh Randika sudah mengeluarkan keringat dingin, setiap kunyahannya serasa seperti sabetan dewa kematian. Hasil seperti ini tentu tidak mengejutkan, karena Inggrid berasal dari keluarga kaya jadi seumur hidupnya dia tidak pernah memasak. Ketika dia pindah ke kota Cendrawasih pun, dia lebih berfokus ke perusahannya dangip ada Ibu Ipah yang mengurus dirinya. Meskipun Randika sama-sama tidak bisa memasak, setidaknya rasa masakannya masih di antara hambar atau keasinan. Sedangkan masakan Inggrid ini benar-benar acak dan mengerikan. Melihat Randika yang memakan masakannya, hati Inggrid benar-benar senang. Impiannya memasak untuk suaminya akhirnya th terwujud. Akhirnya semua makanan th habis, Randika akhirnya bisa bernapas lega. Untungnya dia memiliki tenaga dmnya, ku tidak dia sudahma muntah di meja makan. Untungnya saja, Inggrid tidak ikut makan jadi Randika bisa menjaga senyuman istrinya itu hingga detik terakhir. Chapter 249: Malam yang Menggairahkan Chapter 249: Mm yang Menggairahkan Akhirnya momen yang ditunggu-tunggu th tiba. "Sayang, memang sekarang belum telu mm, tetapi bagaimana ku kita tidur lebih awal?" Mata Randika sudah berbinar-binar. Arti dari kata-katanya ini seharusnya dipahami oleh Inggrid. Inggrid merasa tatapan mata Randika sudah mencabuli dirinya, dia merasa malu. Inggrid tidak berani menatap mata Randikamama, dia hanya menganggukan kepnya dengan pn. "Aku cuci piringnya dulu." Kata Inggrid dengan nada pn. "Sayang, kamu tidak perlu khawatir. Aku akan mencucinya besok pagi jadi jangan coba menunda-nundagi." Kata Randika. Inggrid sendiri sebenarnya ingin menggunakan momen mencuci piring ini untuk menguatkan hatinya tetapi rencananya gagal. Dia digendong Randika dan dibawa paksa ke kamar tidur mereka berdua. Ketika sesampainya di kamar, Randika meletakan Inggrid dengan lembut dan menciumnya. Inggrid terkejut tetapi dia menutup matanya dan tenggm dm sensasi nikmat ini. Seth berciuman sesaat, Randika melepas Inggrid dan tersenyum nakal. "Sayang, bagaimana ku kamu mencoba memakai hadiah dariku?" "Kamu serius?" Wajah Inggrid benar-benar merah. Dia mengingat betapa tipisnya gaun mm yang Randika beli untuknya itu, gaun itu benar-benar tidak menutupi apa-apa. "Jangan khawatir, kamu pakai saja gaun mm itu dan nanti untuk luarnya pakai baju maid." Kata Randika di telinga Inggrid. Seth itu, dia menggigit telinganya sambil memainkan dadanya. Dm sekejap, Inggrid merasa tubuhnya tersengat listrik dan tubuhnya menjadi lemas. Sepertinya rangsangan yang sudahma dia tidak terima itu membuatnya muncrat lebih cepat. "Kamu tidak apa-apa?" Randika masih menjti leher putih Inggrid ketika dia menyadari tubuh Inggrid yang mencengkeram erat dirinya. Randika sepertinya menyadari istrinya yang muncrat itu dan menjadi senang, tetapi Inggrid tiba-tiba berbisik di telinganya. "Biarkan aku membersihkan diri dulu." "Baih ku begitu, aku akan menunggumu di sini." Kata Randika sambil mencium dahinya Inggrid. Kemudian Inggrid menuju kamar mandi sambil membawa hadiah yang diberikan Randika pagi tadi. Mendengar suara pancuran air, Randika mi tidak sabar. Suara detak jantung Randika benar-benar keras, tidak sabar dengan apa yang akan muncul. Dia merasa waktu berjn denganmbat. Dia merasa sudah menunggu sma 10 menit meskipun baru 1 menit belu. Randika dengan cermat mendengarkan suara yang muncul dari dm kamar mandi. Sepertinya suara pancuran air sudah mati dan hatinya mi mekar. Tetapi pada saat ini, suara pancuran air dapat terdengar kembali. Hatinyangsung menjadi redup, Randika berharap bisa melihat sosok sexy Inggrid secepat mungkin. Akhirnya, suara air berhenti mengalir dan pikiran Randika sudah ke mana-mana. Takma kemudian, dia dapat mendengar suara Inggrid yang memakai bajunya. Namun, dm sekejap dia tidak mendengar suara apa-apa dari dm kamar mandi. Seharusnya Inggrid berusaha memantapkan hatinya. Mendengar suarangkah kaki Inggrid yang terdengar mondar-mandir, seharusnya sebentargi istrinya akan keluar. Seth beberapa saat, suasana kembali hening dan Inggrid belum keluar. Randika sudah tidak sabargi dan bertanya. "Sayang, kamu tidak apa-apa?" "Ran, aku tidak mau keluar." Suara Inggrid terdengar malu. "Sayang, tenang saja. Di rumah ini cuma ada kita berdua, bahkan Ibu Ipah saja tidak ada. Bukankah kubng ku baju itu khusus saat kita berduaan saja?" Kata Randika. Malu? Buat apa malu? Yang tepat adh menggairahkan! "Ku begitu, aku keluar sekarang." Kata Inggrid sambil memantapkan hati. "Keluah." Randika menatap lekat-lekat pintu kamar mandi. Takma kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan hanya kep Inggrid saja yang keluar. "Kemarh sayang, tidak usah malu begitu." Kata Randika sambil berusaha membujuk Inggrid. Di bawah bujukan Randika berkali-kali, akhirnya Inggrid keluar. Dm sekejap, sosok maid jepang berdiri di hadapan Randika. Cantik! Tatapan mata Randika terlihat senang. Sosok Inggrid yang sekarang benar-benar menggoda. Dress yang dipadukan oleh celemek, rok, aksesoris rambut berupa telinga kelinci itu membuat sosok dewasa Inggrid terlihat cantik. Dadanya yang besar itu mencuat dengan hebat. Di bagian bawahnya, Inggrid memakai stoking j hitam yang membuatnya makin sexy. Setiap hari jas yang dipakai oleh Inggrid membuatnya terlihat dewasa dan perempuan yang mandiri, sekarang dia hanyh seorang maid yang cantik. Randika merasa puas th berhasil membujuk istrinya itu memakai baju seperti itu. Inggrid berdiri kaku di depan Randika, tangannya meraih telinga Randika dan dia berbisik pn. "Bagaimana menurutmu?" "Sayang, kamu sempurna." Randika merasa hatinya dibakar oleh api cinta. "Sini kemarh." "Ah!" Tangan Inggridngsung disambar oleh Randika dan sekarang dia duduk di pangkuannya. Duduk di pangkuan orang yang dicintainya, Inggrid hanya bisa menundukan kepnya sambil tersipu malu. Tidak kuat melihat keimutan istrinya, dm sekejap Randika memberinya french kiss. "Sayang" Randika melepas bibirnya dan mencupang leher Inggrid sambil mengatakan. "Kamu harus memanggilku tuan untuk mm ini." Tuan? Inggrid kehabisan kata-kata untuk sesaat, wajahnya kembali memerah. Kenapa Randika ingin mempermalukan dirinya terus seperti ini? Apa dia tidak tahu bahwa hal itu memalukan bagi dirinya? "Jika kamu tidak mau memanggilku seperti itu, aku akan menghukummu." Kata Randika sambil meremas dadanya. "Sayang, panggil aku tuan." Randika ingin merubah kebiasaan sex yang dimiliki Inggrid. Dia tidak ingin hanya mkukan prasi, terkadang roley atau forey seperti posisi saling menghisap bisa membuat kehidupan sex mereka makin berwarna. Oleh karena itu, panggn tuan untuk hari ini sangah penting. Sma Inggrid mkukannya,ngkah pertama Randika untuk kehidupan sex yang menggairahkan dengan Inggrid sngkah lebih maju. Inggrid terlihat membuka mulutnya tetapi tidak ada suara yang keluar. "Ran, aku tidak bisa." Kata Inggrid dengan suara pn. Karena Inggrid dipangku oleh Randika, akhirnya Randika memutuskan untuk menggodanya sampai Inggrid mau memanggilnya tuan. "Sayang, jika kamu tidak memanggilku tuan, aku akan terus menghukummu." Kata Randika sambil tangannya bermain-main. Di bawah serangan tangan Randika, Inggrid terus menerima rangsangan yang intens. Inggrid terus bertahan dari serangan Randika,lu Randika berbisik di telinganya. "Sayang, panggil aku tuanmu." Inggrid terlihat membuka mulutnya tetapigigi tidak ada suara yang keluar. Tiba-tiba gerakan Randika berhenti total pada saat ini. Inggrid merasa bahwa dia th kehngan sesuatu yang berharga dan hatinya menjadi kosong. "Sayang, berusahh!" Randika mengelus rambut Inggrid, dia sendiri sebenarnya sudah tidak tahan ingin mengacak-acak tubuh Inggrid. Namun, dia harus menahan diri. Ku tidak, impiannya tidak akan terwujud. Tubuh Inggrid seperti sedang terbakar, dia ingin memanggil Randika tuan tetapi suaranya sama sekali tidak bisa keluar. Seakan-akan ada sesuatu yang mencegahnya. "Sayang, jangan khawatir. Tidak akan ada yang tahu." Randika terus membujuk. "Tuan." Akhirnya, seth perang batin sekianma, Inggrid berhasil mengatakannya meskipun dengan suara pn. Seth kata-kata itu keluar, hatinya terasa lega seakan-akan beban dm hatinya sudah terangkat. "Karena aku tuanmu, kamu harus mendengar kata-kataku." Bibir Randika sudah menempel di telinga Inggrid. Inggrid mengangguk pn, hatinya sudah terasa lega. Tubuhnya sendiri sudah terasa panas dan sudah tidak sabargi. Apa pun yang diinginkan Randika akan diakukan. Sekarang Inggrid benar-benar tersihir oleh Randika. "Sekarang, tuanmu ini ingin melihat pakaian dm apa yang kamu pakai hari ini." Randika menjti bibirnya. "Lepah bajumu satu per satu." Membantu Inggrid untuk berdiri, Randikalu berkata. "Lepah bajumu itu di depanku." Hati Inggrid kembali mengepal. Meskipun tubuh tnjangnya sudah pernah dilihat oleh Randika, dia slu membuka bajunya dm keadaan gp. Dan sekarang Randika ingin dia membugili dirinya di hadapannya? Terlebih, dia sekarang memakai pakaian dm yang diberikan Randika pagi tadi. Di bawah bujukan Randika, Inggrid pehan membuka roknya dengan kedua tangannya. Randika sudah tidak sabar, dia ingin mendorong Inggrid ke tempat tidur. Namun kali ini, dia harus menghancurkan kebiasaan Inggrid yang jadul ini. Inggrid melucuti dirinya dengan kecepatan yang sangat pn. Seth beberapa menit, akhirnya dress maid itu th terlepas semuanya. Dm sekejap, pakaian dm hitam yang dibalut dengan gaun mm berwarna ungu transparan itu nampak indah di mata Randika. Randika tidak bisa melepaskan matanya sedetik pun dari Inggrid. Inggrid yang merasa malungsung menutupi dadanya dengan kedua tangannya. "Biarkan aku melihatnya sayang!" Napas Randika sudah mi berat, penisnya juga sudah keras dan terasa sakit. Dengan wajah merah, Inggrid membuka tangannya. Sekaligi pakaian dm yang sexy itu memenuhi mata Randika. "Sayang kemarh." Kata Randika. Inggrid yang malu itu datang ke pelukan Randika dan mereka berdua memi mm yang panjang ini dengan sebuah forey yang intens. Seth muncrat sekali di dada Inggrid, Randika sudah tidak tahangi. Tidakma kemudian mereka berdua saling menikmati mm yang menggairahkan ini. Mm itu, teriakan desahan Inggrid benar-benar keras. Burung-burung yang bersarang di rumahnya merasa malu ketika mendengarnya. Inggrid sendiri merasa bahwa hubungan badan mereka hari ini adh yang terbaik dari yang pernah merekakukan. Benturan pinggang itu bengsung sma 4 jam tanpa henti. ... Mm ini benar-benar menggairahkan bagi Randika, dia sudahma memendam nafsu birahi ini sejak di Jepang. Sedangkan Inggrid yang kelhan tertidur ps di lengan Randika. Saat matahari pagi bersinar, kedua orang ini masih tertidur ps seperti suami istri yang harmonis. Chapter 250: Salah Tangkap Chapter 250: Sh Tangkap Randika membuka matanya dan menatap Inggrid yang tidur dengan nyenyak di lengannya. Randika tersenyum dan mencium dahi Inggrid. Namun, Inggrid benar-benar kelhan karena serangan Randika yang intens dan tanpa henti itu jadi dia masih tertidur dengan lp. Ketika Randika memikirkan kejadian tadi mm, semuanya berjn dengan sempurna. Terlebih, Inggrid memanggilnya tuan dan mau memakai dress maid yang dia belikan. Tentu saja, roley kemarin bukah satu-satunya kejadian menarik. Randika mencoba beberapa posisi yang tidak biasa dan hasilnya benar-benar bagus. Apgi ketika desahan Inggrid lebih keras daripada sebelumnya, Randika mengangguk puas. Inggrid masih tertidur dengan lp, Randika memindahkan kep Inggrid secara pehan. Namun, tubuh tnjang Inggrid tiba-tiba dapat terlihat. Sambil menn air liurnya, tangan Randika mi meraba-raba. Meskipun sedikit linglung, Inggrid merasakan rangsangan ini dan terbangun. "Smat " Bahkan sebelum dia selesai berbicara, Randika sudah menciumnya. Inggrid menyambut ciuman pagi ini dengan baik, memang rutinitas suami istri sesudah bangun adh ciuman. Benar-benar situasi yang menghangatkan hati. Seth melepaskan bibirnya, Randika berbisik di telinga Inggrid. "Sayang, apa kamu suka posisi kemarin?" Wajah Inggrid menjadi merah ketika dia memikirkan sex mereka yang tidak biasa itu, tetapi dia harus mengakui bahwa kemarin mm benar-benar luar biasa. "Biasa saja tuh." Inggrid memalingkan wajahnya, dia malu untuk mengakuinya. Mengetahui sifat istrinya yang malu-malu itu, Randika tersenyum. Tanpa ragu-ragu, dia mencium Inggrid kembali. Pada saat ini, tangannya ikut berenang-renang di tubuh indah Inggrid. Takma kemudian, tangannya sudah menuju ke arah paha Inggrid. "Kamu mau mkukannyagi?" Inggrid terkejut. "Kita harus hraga pagi sebelum memi hari biar segar." Randika tertawa dan memberikan stimulus agar Inggrid menjadi basah. Seth itu mereka kembali berhubungan badan. ..... Akhirnya perang mereka berdua th selesai. Randika dan Inggrid segera menujuntai bawah untuk sarapan; Ibu Ipah sudah kembali pagi tadi dan sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Melihat makanan yangyak makan itu, Randika mengh napas lega. Untungnya saja dia tidak perlu memakan masakan buatan istrinyagi. Di meja makan, Ibu Ipah menatap wajah Inggrid lekat-lekat. Dialu berkata sambil tersenyum. "Nona, Anda terlihat cantik hari ini." "Benarkah?" Inggridngsung memegang wajahnya. Kemudian dia menatap Randika dan dia menyadari bahwa Randika berkedip ke arahnya. Sepertinya protein yang disuruh tn oleh Randika membuat wajahnya makin kencang? Tidak, tidak, tidak mungkin! Wajah Inggrid terlihat merah dan dia makan sarapannya sambil menundukan kepnya. Seth sarapan, Inggridngsung bergegas menuju kantor karena ada rapat pagi-pagi. Seth memberi Randika sebuah ciuman, Inggridngsung pergi. Randika sendiri tidak terburu-buru dan mandi terlebih dahulu. Seth keluar, Randika berniat untuk jn-jn. Suasana hatinya sedang baik karena kejadian semm dan juga dia belum beristirahat sejak kembali dari Jepang. Ketika dia berjn di area mall, Randika memperhatikan perempuan-perempuan cantik yang melewatinya. Pada saat ini, seorang lki muda melewati dirinya dan menutupi pemandangannya. Sambil memaki dm hatinya, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di sisi jn. Sesudahnya pintu mobil terbuka, pria berbadan besar memakai topeng kain berjn keluar dan menghampiri dirinya. Ekspresi Randika sama sekali tidak berubah, matanya masih tertuju pada kaki-kaki perempuan yang berjn itu. Sedangkan pemuda yang melewati dirinya itu sudah ketakutan setengah mati, apa mereka datang untuk menculikku? Kecepatan jn para pria berbadan besar itu cepat, tidak perlu waktuma bagi mereka untuk mengepung target mereka. Anehnya, mereka mengeluarkan kain hitam dan membungkusnya ke kep Randika. "Akhirnya aku bisa menangkapmu Richard! Kamu kira bisa kabur seperti sebelumnya?" Pria berbadan besar itu berteriak di samping telinga Randika, dia dengan cepat mengikat tangan Randika dengan tali rafia. Tidak tahu apa-apa, tiba-tiba kepnya sudah tertutup oleh kain hitam dan tangannya diikat, Randika benar-benar bingung. Namaku Randika bukan Richard! Tetapi Randika sendiri tidak bisa berhenti tertawa, dia baru pertama kali melihat penculik yang sh tangkap orang. Mana mungkin dirinya tidak tertawa? Randika sama sekali tidak mwan, dia dengan cepat diseret oleh penculiknya ke mobil. Proses penculikan ini bengsung beberapa detik dan tidak mengundang telu banyak perhatian. Seth mengikat dan menutup kep korbannya, mereka segera pergi dari tempat itu. Pemuda yang sebelumnya berjn melewati Randika itu berdiri kaku di tempat dengan wajah yang bingung. Seth dipikir-pikir, kejadian ini benar-benar terjadi telu cepat dan hal ini membuat hatinya justru gelisah. Kenapa begitu? Dia adh anak dari orang terpenting di kota ini dan tidak ada orang yang tidak mengenal keluarganya. Tetapi dia th dididik dengan baik dan slu mengutamakan kerendahan hati. Oleh karena itu, orang-orang banyak menyukai sifat tuan muda satu ini. Dan sekarang penculik itu sh menangkap orang? Dia sama sekali tidak ingin orang tidak bersh terlibat dm mash hidupnya. Richardngsung mengeluarkan HP miliknya dan menelepon. "Halo ayah? Bisa minta tolong? Aku barusan melihat orangin diculik dan sekarang aku butuh..." Diin sisi, mobil para penculik itu mju kencang. Randika yang duduk di tengah-tengah oleh pria berbadan besar ini masih tertawa dm hatinya. Sedangkan para penculik itu terus memperhatikan keadaan. Seth beberapa saat, mereka mengh napas lega karena tidak ada yang mengejar mereka. "Hahaha! Kita kaya!" Sh satu penculik tertawa dan teman-temannya ikut tertawa. Sma bocah bernama Richard ini diserahkan pada klien mereka, mereka akan menjadi kaya raya. "Aku tidak menyangka bocah kaya sepertimu ternyata penurut seperti ini. Hahaha, ini juga shmu berjn sendirian di siang bolong seperti ini. Kau kira rumahmu itu tidak ada yang mengawasi?" Kata sh satu penculik. Namun, Randika sama sekali tidak menjawab. Pria paruh baya yang duduk di samping kursi pengemudi itu menykan rokoknya. "Sudah kau diam saja, kita tidak dibayar untuk mengoceh." "Maaf." Kata penculik itu. Sma perjnan, suasana benar-benar hening. Seth beberapa saat, seorang di antara mereka itu merasa ada yang sh. Kenapa bocah bernama Richard ini terlihat tenang? Apa karena dia ketakutan sampai-sampai tidak punya suaragi? Atau jangan-jangan dia tidak bisa bernapas? Ku bocah ini sampai mati, bukan hanya saja uang komisi mereka lenyap, kejadian ini akan menarik perhatian media. "Hei, cepat lepaskan topengnya! Jangan sampai dia mati karena tidak bisa bernapas." Mendengar kata-kata ini, mereka semua menahan napas mereka. Mereka tidak boleh membiarkan target mereka ini mati. Ketika kain hitam itu terlepas dari kep Randika, wajah Randika dapat terlihat dengan js. Eh? Seorang penculik yang duduk di samping Randika terkejut. Kenapa wajahnya beda dengan yang ada di foto? Penculikinnya juga nampak bingung ketika melihat foto yang th dibagikan sebelumnya. Randika menatap para penculik yang sedang linglung itu dan tidak bisa berhenti tertawa. "Kerja yang bagus." Tiba-tiba, wajah para penculik itu menjadi merah karena malu dan berkata pada bos mereka yang sedang merokok. "Bos, sepertinya kita sh menculik orang." CKIT! Mobil yang mju kencang iningsung mengerem mendadak dan membuat orang di dmnya terkejut. Chapter 251: Para Penculik yang Lucu Chapter 251: Para Penculik yang Lucu Para pejn kaki terkejut ketika melihat sebuah mobil yang mengerem mendadak dan hampir membuat keckaan beruntun itu. Mereka bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Di dm mobil tersebut, suasananya hening mencekam. Para penculik itu menatap wajah Randika dan tidak tahu harus berkata apa. Kenapa yang terikat di dm mobil ini bukannya tuan muda Richard mh seorang pemuda yang identitasnya tidak diketahui ini? Si bos yang sedang merokok itu akhirnya menatap wajah Randika untuk pertama kali, badannya menjadi kaku. Mulutnya terbuka dan rokok yang dia hisap itu terjatuh ke bawah. Randika terlihat santai dan tersenyum sepanjang waktu. Sambil menguap, Randika berkata pada mereka. "Hmm Aku punya istri di rumah, jadi ku bisa lepaskan aku di sini saja. Aku bisa png sendiri kok." Si bos yang akhirnya sadar itu membalikan badannya dan menampar anak buahnya satu per satu. "Kalian semua tidak becus! Bisa-bisanya kalian sh tangkap orang hah! Bukankah aku sudah memberikan foto target kita dari kemarin?" Sambil memarahi anak buahnya, tangan si bos masih terus menampar anak buahnya itu. Darahnya benar-benar mendidih dan satu-satunya cara untuk menghngkannya adh menampar anak buahnya yang tidak becus ini. "Kita itu sudah mengintai target kita sma seminggu dan hari ini adh kesempatan terbaik untuk menculiknya tanpa ada saksi mata. Kalian mh sh tangkap orang, kalian kira akan ada kesempatan seperti inigi?" Mereka hanya bisa menerima amukan bos mereka ini denganpang dada,gip ini adh keshan mereka. Para penculik ini menundukan kepnya dan tidak bersuara, bos mereka terus memarahi mereka tanpa ampun. Mereka juga takut untuk mwan karena bisa-bisa mereka akan dibunuh di tempat. "Dasar otak udang." Dia benar-benar tidak habis pikir, jangankan uang, yang ada hanya rasa malu. Bertahun-tahun berprofesi di kehidupan km ini, dia tidak pernah menyangka mendapatkan anak buah yang super bodoh seperti ini. Si bos itu menatap anak buahnya yang terdiam itu dan membentaknya sekaligi. "Siapa suruh kalian diam seperti mayat? Cepat ikut mikir bagaimana caranya memperbaiki mash ini." Kemudian tatapan bos mereka itu jatuh pada Randika. Randika menatap para penculiknya dan hampir tertawa lepas. Dia tidak pernah melihat kekonyn seperti ini sebelumnya. Bahkan dia r diculik agar dapat melihat lelucon ini hingga akhir. "Bos, menurutku lebih baik kita kembali ke tempat tadi. Mungkin kita masih bisa menangkap target kita di sana." Kata sh satu penculik dengan nada pn. Tanpa ragu-ragu, si bos menamparnya tepat di pipinya. "Jika kamu menembakan senjatamu ke arah sekelompok kelinci, suaranya akan membuat kelinci-kelinci yanginri dan waspada. Bocah bernama Richard itu js sudahri meskipun dia tolol sekalipun. Ku kita kembali yang ada hanya angin." "Ku begitu bagaimana ku kitari? Aku khawatir keluarga besar mereka sudah mengetahui aksi kita dan sedang berusaha mengejar kita." Mendengar saran ini, si bos mengh napas dm-dm. "Kita sudah tidak bisari dari mash ini. Sekarang yang penting adh bagaimana memperbaiki mash ini bukan kabur ke mana. Nyawa kita sudah menjadi taruhannya ketika kita menerima pekerjaan ini." Katanya sambil tertatih-tatih. "Bos, menurutku kita lebih baik menunggu kesempatan baikinnya." Kata sh satu penculik. "Karena kita sh menangkap target, keluarga dari Richard itu pasti menjadi waspada. Mustahil untuk menemukan momen sempurna seperti hari ini." Bsnya. "Ku begitu bagaimana dengan klien kita?" Mereka tidak menyangka akan sh tangkap orang dan mengacaukan pekerjaan yang mudah ini. "Ini" Sh satu dari mereka mengerutkan dahi mereka. "Klien kita seharusnya tidak berdaya sma kita bersembunyi terlebih dahulu. Lagip kita bisa membocorkan identitas mereka jika kita tertangkap oleh keluarga target sebagai ganti nyawa kita." Pada saat ini, si bos mengangguk puas. Sepertinya anak buahnya masih ada yang punya otak. "Ku begitu apa yang kita akankukan padanya?" Penculik itu menatap Randika. "Kita melepaskannya?" Penculik itu menerima tamparan keras di wajahnya. "Melepasnya? Kamu nyari mati apa? Jika orang iningsung pergi ke kantor polisi dan cerita tentang kita, bisa-bisa seluruh kepolisian juga mengincar kita." "Benar kata bos, pikir dulu sebelum ngomong." Si penculik itu senang karena bukan dia yang tertampar. Bos para penculik ini menatap Randika yang dari awal terlihat tenang. Tatapan matanya terlihat dingin namun segera berubah menjadi kerutan di dahi. Dia awalnya ingin membunuh Randika, tetapi hal itu akan meninggalkan jejak dan polisi akan menyelidikinya. Jika dia tidak membunuhnya, identitas mereka terekspos dan mereka perlu bersembunyi sementara waktu hingga situasi mereda. Apa pun yang dia pilih, semua itu tidak lepas dari polisi yang akan mengekori mereka. Si bos ini menggelengkan kepnyalu menampar semuanya sekaligi. Benar-benar bodoh, jika saja mereka tidak sh tangkap maka kepnya tidak akan sepusing ini. "Bos, bagaimana ku kita menahannya di tempat kita dulu? Nanti seth pekerjaan kita selesai dan kita sudah keluar dari kota ini, baru kita melepasnya." Kata penculik yang pintar tadi. Benar, ith satu-satunya cara. Namun, temannya tiba-tiba menyanggah sarannya itu. "Tetapi jangan simpan dia di kos rumahku, kosku itu kecil dan nanti jadi sempit gara-gara ketambahan satu orang." PLAK! Si bos menamparnya sekaligi dan membentaknya. "Seth kebodohanmu itu, kau masih memikirkan hal sepele seperti itu?" Randika sudah tidak bisa berhenti tertawa dm hatinya, gerombn penculik ini benar-benar lucu. "Sudah kalian tidak usah khawatir." Kali ini Randika yang angkat bicara. "Turunkan aku di sini dan aku tidak akan menceritakan kejadian ini ke siapa-siapa." Sesaatnya Randika berkata seperti itu, ikatan di tangannya th lepas dan berniat untuk membuka pintu. Dm sekejap para penculik ini terkejut secara bersamaan. Ketika si bos melihat hal ini, dia kembali marah. Anak buahnya bahkan tidak becus mengikat. Mereka benar-benar bodoh. "Kalian mengikat saja tidak bisa, dasar manusia tidak berguna!" Kata si bos sambil marah-marah. Para penculik itu yang sadar dari linglungnya itu,ngsung berusaha menangkap tangan Randika. Tetapi bagaimana mungkin para penculik iniyak dikatakan sebagaiwannya? Karena mereka duduk bersampingan, Randika hanya perlu menyerang t kmin mereka dengan keras untuk membuat mereka kesakitan. Hanya dm sekejap, kedua penculik yang duduk di sampingnya itu sudah pingsan. Sedangkan kedua penculikinnya harus menerima pukn tepat di wajahnya. Sekarang yang tersisa adh si bos dari para penculik ini. Randika menatap orang itu sambil berkata dengan tersenyum. "Sepertinya kau harus menyekhkan mereka terlebih dahulu sebelum berbuat jahat." Seth itu Randika myangkan pukn tepat di wajahnya. Si bos yang sudah memegang pistolnya itu hanya bisa pingsan sebelum bisa menembakannya. Randika merapikan bajunya dan berjn keluar dari dm mobil. Meskipun acara komedi ini makin lucu tiap detiknya, dia masih perlu masuk kerja. Ketika Randika keluar dari mobil, tiba-tiba, ada mobil mewah yang berhenti tepat di depan mobil penculik. Kemudian seorang lki muda turun dengan seorang pria paruh baya yang mengenakan jas serba putih. Ketika Richard melihat Randika berdiri dengan santai, dia terkejut bukan main. Bagaimana bisa orang itu lepas? Sedangkan Randika terkejut karena pemuda yang menghngi pemandangan indahnya tadi itu ternyata Richard yang disebut-sebut oleh para penculiknya tadi. Tetapi yang jadi pertanyaannya adh kenapa dia bisa ada di sini? "Apa kamu tidak apa-apa?" Richard menghampiri Randika. "Kamu bisa lihat sendiri." Kata Randika sambil tersenyum. Ternyata orang bernama Richard ini cukup perhatian dengan kesmatan orangin, sifat yang jarang ada di keluarga orang kaya. Richard sendiri terkejut ketika melihat sosok Randika yang sehat dan bugar ini. Kenapa bisa orang itu baik-baik saja? Orang itu tertangkap secara tidak sengaja oleh gerombn penjahat, bagaimana bisa dia lolos tanpa terluka sedikit pun? "Para penjahat itu tak sadarkan diri di dm mobil. Lihah sendiri ku tidak percaya." Kata Randika dengan santai. Richard dan pengawalnya mengintip ke dm mobil. Tentu saja, para penjahat itu sedang tidak sadarkan diri semua. Kali ini tatapan Richard benar-benar beda, sedangkan naluri pengawal pribadinya mengatakan bahwa bahaya yang asli ada di hadapan mereka. Meskipun mereka tidak tahu siapa sebenarnya orang ini, tetapi mereka bisa menyadari bahwa orang itu bukah orang biasa karena bisa menghabisi para penjahat itu seorang diri. Richard tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya. "Apa kamu menghajar mereka semua sendirian?" Randika hanya putar balik sambil mengatakan. "Siapa yang tahu? Kuserahkan sisanya padamu." Sebelum Richard bisa membs kata-kata Randika, pengawal pribadinya berkata dengan nada dingin. "Maaf kamu tidak bisa pergi. Kau harus ikut dengan kami." Randika berhenti berjn dan mengerutkan dahinya, sedangkan Richard berusaha menghentikan pengawalnya itu. "Biarkan dia pergi, dia bukan penjahatnya. Ku bukan karena dia, sudah pasti akuh yang diculik tadi." "Tuan muda, Anda masih telu muda. Ku orang ini benar-benar kuat, para penculik itu dari awal tidak bisa menangkapnya. Mungkin saja ini adh perangkap." Tatapan mata pengawalnya ini sudah waspada penuh terhadap Randika. Jika kejadian ini dipersiapkan untuk membangun kepercayaan tuan mudanya maka orang ini bisa menyusup dengan mudah ke dm keluarga besarnya. Randika sendiri merasa heran, kenapa dia masih dianggap ancaman? Sambil menguap, Randika kembali berjn dan mengatakan. "Terserah kalian ingin beranggapan apa, aku sudah ms berada di sinimama. Kalian tanya saja sendiri pada para penculik itu." "Tunggu!" Pengawal pribadi Richard itu menerjang ke arah Randika. Dan ketika tangan kanannya hendak meraih pundak Randika, dia merasa tangannya menjadi kaku. Dari dm Randika, tenaga dm dan aura membunuhnya sudah mengalir dengan deras dan ini membuat bulu kuduknya merinding. Pada saat yang sama, angin keras membuat si pengawal ini mngkah mundur. Pengawal itu tidak bisa berhenti mngkah mundur, sepertinya kekuatanwannya ini benar-benar mengerikan. Randikalu berkata dengan nada serius. "Sekaligi kalian berusaha mencegahku, kubunuh kalian satu per satu." Richard sendiri merasa bingung, orang itu lebih kuat daripada pengawal pribadinya? Tatapan mata pengawal pribadi bernama Stefan itu menjadi dingin,lu dengan nada serius dia mengatakan. "Tidak peduli siapa kau yang sebenarnya, demi tuan mudaku, kau akan ikut denganku hari ini!" Chapter 252: Ketakutan yang Dimiliki oleh Viona Chapter 252: Ketakutan yang Dimiliki oleh Viona Ikut denganmu? Ngwak bro? Tatapan mata Randika terlihat jijik. Jika bukan karena sikap Richard yang baginya jarang nampak di sebuah keluarga yang kaya, Randika sudah pasti mdeni pengawalnya yang tidak tahu diri itu. Richard sendiri sudah marah-marah. "Stefan cukup!" Harus dikatakan bahwa majikan seperti Richard ini jarang membentak dirinya. "Tetapi tuan muda, orang ini " Stefan menatap Randika dan hendak mengatakan sesuatu. "Sudah cukup, apa kamu tidak percaya dengan kata-kataku?" Kata Richard. Melihat wajah serius tuan mudanya, Stefan mi mengh. Randika menarik kembali tenaga dmnya serta aura membunuhnya, dia berjn kembali tetapi Richard berusaha menyusulnya. "Tunggu!" Sebenarnya Richard masih merasa bersh karena dirinya ini, orang ini th diculik. "Setidaknya biarkan aku mengantarmu sebagai permintaan maaf." Randika dapat merasakan ketulusan dari permintaan maaf Richard. Pemuda di depannya ini benar-benar bagus, jadi dia setuju. Melihat Randika yang setuju, Richard mengambil mobil mewahnya dan Randika duduk di samping kursi pengemudi. "Stefan, pnh jn kaki sambil memikirkan apa yang th kau perbuat." Kata-kata tuan mudanya ini membuat Stefan berhenti membuka pintu bkang mobil. Melihat mobil mewah itu pehan menghng, Stefan merasa tidak berdaya. Dialu berbicara di headset miliknya. "Tim 2 awasi tuan muda dengan baik tetapi jangan sampai keberadaan kalian diketahui." Tidakma kemudian, sebuah mobil menjemput Stefan yang wajahnya sudah benar-benar buruk. Di mobil, Richard terlihat bersemangat ketika menyetir. "Omong-omong, aku belum mengenalkan diriku. Namaku adh " "Richard, namamu adh Richard." Kata Randika dengan nada datar. "Oh? Kenapa kamu bisa tahu?" Richard cukup terkejut. Namun seth dipikir-pikir, seharusnya para penculiknyah yang memberi tahu namanya. "Namaku Randika." Richard terlihat bersemangat ketika dia mengatakan. "Kamu sangat luar biasa ketika berhasil menghkan pengawalku yang kuat tadi." Randika sama sekali tidak menoleh. Menghadapi ikan teri seperti Stefan bukah hal mengagumkan baginya, sudah ribuan Stefan yang sudah dia bunuh. Ith kehebatan Ares sang Dewa Perang, semakin banyak mayat yang menumpuk semakin hebat namanya. Oleh karena itu, Randika ms membs pujian Richard itu. Richard sama sekali tidak berhenti mengoceh meskipun Randika mencueki dirinya. Dialu bercerita. "Pengawalku Stefan itu aslinya jago b diri, tetapi aku tidak menyangka masih ada orang yang lebih kuat darinya. Aku slu kagum dengan orang-orang kuat, jadi aku harap kita bisa berteman." Berteman? Randika kehabisan kata-kata, dialu menggelengkan kepnya. "Tidak perlu." Randika tidak tertarik berteman dengan orang kaya ataupun keluarga yang berpengaruh. Tangannya sendiri sudah penuh dan berteman dengan orang seperti mereka pasti ada udang di balik batu. Tentu saja, tangannya penuh karena setiap hari tangannya harus meraba istrinya atau Viona atau Christina atau mikat-mikatinnya! Perjnan hidupnya untuk membuat dunia haremnya masih panjang. Mendengar penkan Randika, Richard cukup terkejut. "Ah, kamu mungkin orang yang tidak telu suka bersosialisasi ya? Ku begitu, aku akan menganggapmu kakakku." Randika mengh napasnya. Dialu menoleh ke arah Richard dan berkata dengan nada serius. "Aku tidak butuh adik." ".." Richard merasa malu beberapa saat, kenapa dia mengusulkan hal yang bodoh? Sejujurnya, Richard hanya ingin berteman dengan Randika. Dia tidak bodoh, dia dapat melihat dengan js bahwa Randika adh orang yang kuat. Seth mengetahui hal tersebut, mana mungkin dia melepaskan ''payung'' seperti itu? Namun, Randika sama sekali tidak tertarik pada dirinya. Sepanjang jn, Richard tidak berhenti berbicara. Tetapi omongannya itu sama sekali tidak didengar oleh Randika. Akhirnya, mobil mewah itu berhenti di depan perusahaan Cendrawasih. Ketika Randika membuka pintu, Richard berkata pada dirinya. "Tinggalkan aku nomor teleponmu." Namun, Randika hanya membanting pintu mobil dan berjn masuk ke dm gedung. Richard menggelengkan kepnya sambil mengh napas. "Ah Seandainya saja aku ini perempuan maka aku pasti bisa membujuknya. Sayang sekali kekuatan sebesar itu lepas dari tanganku." ... Tanpa basa-basi, Randikangsung menuju ruangannya. Pada saat ini, tubuhnya masih dm keadaan stabil; kekuatan misterius di dm tubuhnya juga stabil. Mungkin karena energi feminimnya Inggrid yang dia terima dari Inggrid karena hubungan badannya, kekuatan misteriusnya itu sama sekali tidak memberontak. Namun, pandangan Randika mengenai kekuatan misteriusnya itu sudah berubah. Awalnya dia mengira bahwa kekuatan misterius ini adh beban yang menggerogoti tubuhnya pehan. Namun, karena perjnannya ke Jepang itu, dia mengetahui betapa luar biasanya kekuatan misterius miliknya ini. Bisa dikatakan bahwa jika dia berhasil mengontrolnya maka dia tidak akan terkhkan. Pertama kali dia mencicipi buah terang ini ketika berada di ruang bawah tanah milik Shadow. Dengan bantuan energi misterius itu, dia berhasil mengeluarkan racun dm tubuhnya dan membuka pintu tahan nuklir itu. Berikutnya ketika dia bertarung mwan Apollo dan Brahman. Awalnya dia sangat kewhan menghadapi dua orang kuat itu. Tetapi dengan bantuan kekuatan misteriusnya itu, dia merasakan energi yang melimpah terus mengalir deras dari dm tubuhnya. Sejak kembalinya ke Indonesia, Randika terus berpikir bagaimana menghadapi kekuatan misterius dm tubuhnya ini. Jika dia bisa mengendalikannya dengan benar, menjadi nomor 1 di dunia bukah impian semata. Meskipun dia memiliki obat dari kakek ketiganya, itu hanya bisa mengendalikannya ketika energinya memberontak bukan menjinakannya. Sedangkan ramuan X yang dibuatnya itu efeknya benar-benar kecil, bisa dikatakan belum ada terobosan besar. Jika dia benar-benar bisa mengendalikan kekuatan misteriusnya ini 100%, mungkin dia bisa memiliki jurus pamungkas. Namun, dia tidak punya cara untuk mewujudkannya. Ramuan X yang dimilikinya sekarang tidak bisa membantunya untuk saat ini. Namun, ramuan X itu adh terobosan yang dihasilkan oleh Yuna dan timnya seth mkukan eksperimen ribuan kali. Mungkin dengan sedikit arahan dan meneruskan perkembangan ramuan X ini, ramuan itu bisa membantunya menjinakkan kekuatan misteriusnya ini? Ide seperti ini terus terngiang-ngiang di benak Randika. Godaan menyerap kekuatan sebesar itu benar-benar sungguh menggoda. Randika masih berpikir keras sambil menundukan kepnya, namun tiba-tiba Viona menghampiri dirinya. "Ran" Viona terlihat malu-malu dan memanggilnya dengan pn. Sebn ini, Viona tidak pernah berhenti mencari Randika sepanjang hari. Namun, usahanya slu berakhir dengan kegagn; dia terkena penyakit rindu. Sma momen kesepian ini, Viona kehngan nafsu makan dan berdoa tidak terjadi apa-apa pada Randika. Dia sangat khawatir bahwa Randika yang menghng tiba-tiba ini adh karena dia th dipecat, jadi Viona pergi ke HRD untuk memastikan. Mendengar bahwa HRD sendiri tidak tahu apa-apa mengenai Randika, hatinya makin cemas. Melihat sosok Randika yang tiba di kantor ini membuat beban hati Viona terlepas semua. "Ada apa?" Randika mengangkat kepnya dan menatap Viona sambil tersenyum. Hari ini pakaian Viona tidak telu terbuka seperti biasanya. Mhan baju yang dipakainya memiliki kesan segar, cukup enak dilihat. Namun, dengan penglihatan super miliknya, dia masih dapat melihat pakaian dm Viona yang mencolok itu. "Ran dari mana saja kamu sma ini?" Viona berkata dengan nada pn dan terdengar sedih. Randika tiba-tiba menyadari apa yang th dia perbuat dan menjadi panik. "Maafkan aku tidak memberimu kabar apa pun Vi. Sebn ini aku ada pekerjaan yang harus kkukan di luar jadi aku tidak sempat mengabarimu." Randikangsung meminta maaf. Dialu meraih tangan Viona. "Biarkan aku mengganti waktu kita yang hng itu." Yang dia maksud dengan mengganti waktu mereka yang hng itu adh tentu saja bertukar ciuman atau lebih! Merasakan tangan Randika yang memegang pantatnya, Viona tersipu malu. "Ku begitu kamu bisa mengajakku makan mm hari ini." Kata Viona dengan wajah merah. Viona memberanikan dirinya untuk mengambilngkah. Dia benar-benar mencintai Randika tetapi mereka tidak pernah berbuat lebih dari sekedar ciuman saja. Dia takut bahwa hubungan mereka ini akan berakhir begitu saja tanpa pernah mekar. Dia sangat takut bahwa Randika akan meninggalkan dirinya. Randika tersenyum. "Baih ku begitu, hari ini kita akan makan mm bersama." Mendengar janji Randika, wajah Viona kembali cerah dan tersenyum. Seth berbincang sebentar, akhirnya Viona kembali bekerja. Melihat Viona yang ceria kembali itu meninggalkan dirinya, Randika menghirup napas dm-dm. Dia masih dapat merasakan parfum milik Viona yang harum itu. Meskipun Viona adh perempuan yang pemalu, rupanya dia juga tidak pantang menyerah. Sekalinya dia jatuh cinta, dia akan mengejar pria yang dicintainya itu meski ke ujung bumi. Ith yang dirasakan oleh Randika. Oleh karena itu, bagaimana mungkin dia meninggalkan perempuan cantik dan setia seperti itu? Tentu saja, ku mash hubungan badan itu hanyh mash waktu. Dia akan membuat tubuh Viona tidak bisa melupakan dirinya. Waktu berjn dengan cepat. Randika bekerja dengan keras seharian ini tetapi ramuan X masih tidak ada kemajuan. Saking jengkelnya, dia ingin membubarkanboratoriumnya ini. Bagaimanapun juga, dengan level dan pertan yang dimiliki perusahaan ini tidak memadai. Mash ramuan X memang seharusnya dia serahkan Yuna dari awal. Namun, seth memikirkannya dengan baik, Randika memutuskan untuk mempertahankanboratorium miliknya ini. Lagip, jika dia tidak sedang mengembangkan ramuan X, orang-orang ini bisa dia salurkan menuju departemen parfum. Sekarang waktunya png jam kerja. Ketika Randika berjn keluar dari ruangan, Viona sudah menunggu dirinya. "Ayo!" Wajah Viona terlihat senang dan senyumannya benar-benar lebar. ..... "Vi, kita mau ke mana?" Randika dan Viona berjn bersama di jn. Seth cukup jauh dari perusahaan mereka, Viona memeluk lengan Randika kuat-kuat dan kepnya bersandar di pundak Randika. "Bagaimana ku kita pergi minum? Aku belum pernah ke bar sebelumnya." Kata Viona. "Baih." Randikalu berbisik di telinganya. "Vi, nanti seth kita dari bar, apakah kamu mau" Sebelum Randika bisa menyelesaikan, Viona sudah sadar senyuman nakal milik Randika itu. Momen yang dia tunggu th tiba, dia dengan tersipu malu menganggukkan kepnya dan mencengkeram erat lengan Randika. Chapter 253: Dunia Serasa Milik Berdua Chapter 253: Dunia Serasa Milik Berdua Apa? Randika berhenti berjn sejenak, sepertinya dia sh lihat. Barusan apakah Viona setuju untuk mkukannya? Melihat wajah merah Viona, Randika merasa bahwa sosok cantiknya ini makin cantik dan spesial. Sepertinya lebih baik dia sekarang membawanya ke hotel daripada ke bar. Tidak, tidak, tidak! Ingat Randika, quality needs time! Bangun dulu suasananya baru nikmati momen intim tersebut dengan tangan terbuka. Randika, yang tersenyum lebar, mengelus pipi Viona dengan tangannya. Mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum bahagia. Mereka tidak menyangka bahwa bahagia itu sederhana, melihat orang yang dicintai senang maka kita akan ikut senang! Randika sendiri merasa bahwa dia sudah sngkah maju menuju tujuan akhirnya. Apa tujuan akhirnya? Tentu saja, kerajaan harem! Dia ingin ketika dia membuka matanya di pagi hari, ada perempuan cantik di kedua lengannya dan 3nyagi menyiapkan sarapannya sgi dia ''berhraga'' sambil menunggu makanannya. Hehehe, kita sngkah lebih maju kawan! Randika dan Viona tidakngsung pergi ke bar, mereka makan mm terlebih dahulu. Keduanya menikmati makan mm ini bagaikan suami istri. Randika tidak pernah melepas tangan Viona sin saat makan. Viona sendiri menikmati momen bahagia ini dengan puas, dia benar-benar beruntung bisa bertemu dengan pria semacam Randika. Seth makan mm, waktu sudah menunjukan pukul 7 mm jadi Randikangsung mengajak Viona ke bar. Sethnya mereka membuka pintu masuk, suara musik yang meledak-ledakngsung memekakan telinga mereka. Sesampainya dia di bar, Viona menggenggam erat tangan Randika sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia benar-benar penasaran. Ketika dia melihat begitu banyak orang menari dintai dansa, tatapan matanya berbinar. "Ran, ayo kita nari." Kata Viona sambil menyeret Randika. Semua orang menggerakan tubuh mereka. Viona yang berdada besar itu terlihat mencolok ketika dadanya itu bergerak ke sana kemari. Untungnya saja, Randika berhasil mengusir para pria mesum yang memberanikan diri untuk mendekati Viona. Randika juga menari dengan leluasa dengan Viona, perempuan ini benar-benar menikmati waktunya. Baginya, Viona benar-benar cantik seperti elf [1]. Dia masih bisa mengingat betapa dirinya ingin membenamkan wajahnya di paha putih yang mulus itu. Randika sudah tidak sabargi mencicipi buah terang ini. Terlebihgi, seharusnya ini adh pengman pertama Viona berhubungan badan, kehormatan ini benar-benarngka di jaman seperti sekarang ini. "Sayang kemarh." Randika meletakan tangannya di pinggang Viona. Tangannya Randika pehan mi melorot dan merasakan sensasi kenyal. Sebentargi dia bisa meremas pantat Viona dengan baik. Wajah Viona sedikit merah, tetapi perempuan ini tidak menknya. Dia justru ingin rangsangan ini lebih intens. "Sayang, beginh seharusnya kamu menari." Randika menghembuskan napas hangat di telinga Viona dan kedua tangannya memeluk pinggang Viona. Tubuh kedua orang ini benar-benar menempel dengan erat. "Vi, kamu benar-benar cantik." Randika sudah tersihir oleh wajah cantik Viona, tanpa ragu dia mi menciumnya. Pada saat yang sama, tangannya yang memeluk pinggang Viona itu mi berenang ke mana-mana. Karena saking rame dan berisiknyantai dansa ini, orang-orang tidak menyadari perbuatan kedua orang ini. Lagip, mereka semua ada di sini untuk bersenang-senang dan mencari pasangan untuk tidur mm ini. Jadi tidak heran apab ada yang mkukannya di toilet ataupun di parkiran bkang. Terlebih, Randika hanya berciuman dengan sedikit meraba. Dia tentu tidak ingin tubuh perempuannya dilihat oleh orangin. Dan terlebih, dia bukah orang yang suka memamerkan hubungannya. Seth menikmati lidah Viona yang berenang di mulutnya beberapa saat, Randika melepas bibirnya. Kemudian mereka berdua hanya berpelukan dan merasa dunia ini milik mereka berdua. Lalu Randika berbisik di telinga Viona. "Vi, kenapa hari ini kamu tidak memakai baju yang sexy?" Viona membuka matanya dan wajahnya tersipu malu. Wajahnya masih menempel di dada Randika. san karena dia tidak memakai baju yang telu terbukagi karena dia tidak tahu kapan Randika akan kembali, dia merasa percuma menunjukan tubuhnya jika bukan untuk Randika. "Apa kamu tidak suka aku memakai baju seperti ini?" Viona mi sedikit ragu mengenai apakah Randika mencintai dirinya atau tubuhnya? "Bukan begitu maksudku, aku justru lebih suka kamu berpakaian seperti ini. Aku tidak ingin orangin melihat kecantikan orang yang kucintai." Randika mengelus pipi Viona. "Baih ku begitu." Viona tersipu malu ketika mendengarnya. "Ah! Tapi nanti ku kita berdua saja, pakah pakaian yang sexy!" Randika menghembuskan napas hangat di telinga Viona. Randika sudah memahami titik erotis milik Viona dengan baik. Seperti Inggrid, Viona memiliki telinga yang sensitif tetapi telinga Viona jauh lebih sensitif. Vionangsung merasa tubuhnya menjadi lemas, tubuhnyangsung ditopang oleh Randika. "Vi, ketika kita balik nanti, pakaian dm seperti apa yang akan kamu pakai untukku?" Randika berbisik di telinga Viona. "Aku akan memakai apa pun yang kamu mau." Viona makin berani, tubuhnya sudah panas dan api di dm hatinya sudah membara. Dia sendiri juga bisa menggoda Randika jika dia mau! "Ku begitu, aku ingin kamu memakai garter belt dan stocking putih,lu aku ingin kamu memakai koleksi pakaian dmmu yang sexy itu." Randika tertawa di telinga Viona. Suara musik bar makin menjadi-jadi tetapi untuk kedua orang ini, dunia ini serasa milik sendiri. Orang-orang tidak memedulikannya dan terus menari tanpa henti. Mendengar kata-kata Randika ini, Viona menjadi malu. Dia bisa membayangkan dirinya memakai satu set lingerie yang sexy dan Randika yang tersenyum ketika melihat dirinya. Randika sendiri merasa nafsunya mi menumpuk. Meskipun dia sudah tidak sabar berhubungan badan, mereka baru saja datang ke bar ini dan terburu-buru mkukannya bukah sesuatu yang baik bagi hubungan mereka. Namun, tiba-tiba musik berhenti berputar. Orang-orang mi bubar dan memesan minuman. Randika yang hatinya sedikit senang itu mengajak Viona untuk duduk di sofa. Seth memanggil pyan, Randika memesan bir dan beberapa cocktails. "Vi, kamu bisa minum kan?" Tanya Randika. Viona mengangguk dan berkata dengan bangga. "Tentu saja aku bisa. Atau jangan-jangan kamu yang tidak bisa minum banyak ya?" "Oh? Kamu mau bertanding?" Merasakan paha Viona yang menempel, Randika berbisik di telinganya. "Bagaimana ku begini, ku kamu bisa membuatku mabuk hari ini, kamu bisa membawaku ke tempat tidur." Mendengar hal ini, wajah Viona menjadi merah. Takma kemudian, minuman pesanan Randika sudah datang. "Vi, cobh ini. Minuman ini benar-benar enak." Kata Randika. Keduanyalu bersng dan minum minuman mereka. Tidak jauh dari mereka, terlihat bapak-bapak mabuk sedang berkumpul. Dilihat dari jas yang mereka pakai, orang-orang ini terlihat seperti orang sukses. Belumgi cerutu yang mereka hisap buatan luar negeri. "Hei, coba lihat ke arah sana. Bukankah perempuan itu cantik?" Seorang bapak menunjuk ke arah Randika dan Viona. Tatapan mata semua bapak-bapak ini menjadi berbinar-binar. [1] Elf diceritakan sebagai ras yang lebih dulu ada daripada manusia dan lebih unggul dari manusia. Lebih dikenal sebagai peri hutan, elf memiliki ciri-ciri telinga yang runcing dan ahli dm ilmu sihir. Chapter 254: Tipe Orang yang Paling Dibenci oleh Randika Chapter 254: Tipe Orang yang Paling Dibenci oleh Randika Para bapak pebisnis kaya ini melototi Viona dengan tatapan mesum mereka, terutama ketika mereka melihat betapa besar dada miliknya itu. "Pak Aldo memang hebat ku mash beginian ya." Yanginnya ikut tertawa. "Bukannya bapak sedang berhubungan dengan sekretarismu yang sexy itu?" Aldongsung tersenyum pahit. "Ah tidak kok." "Aduh pak Aldo ini pura-pura bodoh. Anda harus dihukum mentraktir kita minum mm ini." Yanginnya ikut tertawa dan kembali minum. Di level seperti ini, cerita perselingkuhan adh hal yang wajar. Di negara mana pun, kejadian-kejadian seperti ini memang dianggap lumrah. Khususnya para sekretaris dari para bos ini biasanya menjadi bahan pmpiasan nafsu mereka. Tetapi tentu saja, uang ataupun barang mahal yang bermerek menjadi kompensasi atas kerja keras mereka. Yang lebih kejamgi adh biasanya mereka membuat mabuk perempuan yang mereka incar dan memperkosanya ketika dia tidak sadarkan diri. Dengan bermodalkan HP, mereka akan merekam kejadian itu dan membuatnya menjadi bahan pemerasan sehingga perempuan itu akan terus myani mereka secara sukar. "Kalian ini memang bajingan semua. Oi pyan, tambahkan satu botolgi." Aldo mmbaikan tangannya dan meminta sebotol Jack Daniel. Temannya yang bernama Billy terus menatap Viona tanpa henti. Matanya sama sekali tidak bergerak. "Pak Billy sepertinya naksir sama perempuan itu ya? Matanya sampai tidak bergerak hahaha." Aldo tertawa. "Sudah cekoki perempuan itu alkohol, nanti ku mabuk tinggal dibungkus png." "Dia memang cantik." Sosok Viona sama sekali tidak bisa lepas dari tatapan mata Billy. Pria kaya ini hanya bisa mengutuk Randika dm hatinya. "Tetapi sepertinya perempuan itu sudah punya cowok, kurasa tidur dengannya sudah mustahil." Kata sh satu dari temannya. "Aduh kalian ini kurang paham dengan mash-mash seperti ini." Aldo menegak minumannyalu mnjutkan. "Anak-anak muda jaman sekarang itu bisa dibeli dengan uang, tinggal sebut nominal mereka r membuka kaki mereka lebar-lebar." Aldo tertawa dan menoleh ke arah Billy. "Bagaimana pak? Mau tidak sama perempuan itu? Ku tidak perempuan itu buatku lho." "Siapa bng aku tidak mau?" Billy tertawa. "Sepertinya aku juga butuh simpanan yang baru." Aldolu tersenyum. "Ku begitu, kontrak bisnis yang kita bicarakan kemarin tolong segera ditanda tangan ya pak." "Hahaha bisa saja pak Aldo ini, sudah kuduga ada udang di balik batu." Para bapak ini tertawa keras sedangkan para pengawal mereka berdiri tegak di samping meja. Billy menggelengkan kepnya sambil tersenyum pahit. "Baih, baih, tetapi aku ingin perempuan itu tidur denganku mm ini." "Cepat suruh perempuan itu datang kemari. Ingat, jangan pakai kekerasan." Kata Aldo pada pengawalnya. "Baik." Pengawal itu menyanggupi dan berjn menghampiri Viona. Pada saat ini, Viona dan Randika masih bermesra-mesraan. Viona bersandar di pundak Randika sambil meminum minumannya. "Enak juga ya yang kamu pesan." Wajah Viona mi merah karena alkohol. Randika ingin mnjutkan momen mesra mereka, tetapi tiba-tiba dia mengerutkan dahinya. Dari jauh, ada seorang berbadan besar yang berjn menghampiri mejanya. "Smat mm, bosku mengundang Anda untuk minum bersama." Kata pengawal itu pada Viona. Viona terkejut ketika mendengarnya, dia tidak tahu harus berbuat apa. "Randika, ini." "Tenang saja, aku ada di sini." Randika tersenyum dan menggenggam tangan Viona. Dialu menoleh ke arah pengawal itu dan mengatakan. "Kita tidak butuh minuman gratis, katakan bosmu ku kami menknya." Orang yang paling dibenci oleh Randika adh orang-orang seperti ini. Hanya karena mereka memiliki uang yang lebih, mereka mengira bisa membeli apa pun yang ada di dunia ini termasuk perempuan. Namun, mereka tidak akan menyentuh ataupun menyinggung orang yang lebih kuat daripada mereka. Jadinya mereka mengincar orang-orang kecil, kejadian seperti ini sangat sering terjadi di bhan dunia mana pun. Sedangkan untuk Randika, meskipun memiliki kekayaan dan kekuatan yang melimpah saat dirinya membangun pasukannya, dia sama sekali tidak mengganggu orang yang lebih lemah ataupun takut pada orang yang lebih kuat dari padanya. Dan hal ini juga beku pada pasukannya, mereka tidak pernah menyerang orang-orang yang tidak bersh. Namun sekarang, Randika mau tidak mau menjadi marah seth diremehkan seperti ini. Pengawal itu menatap tajam para Randika. Dengan ekspresi dinginnya, pengawal itu mengatakan. "Kau tidakyak menjawab untuk nona ini. Bosku memberi undangan ini untuk nona ini bukan untuk kalian berdua. Kusarankan kau untuk pergi." "Kau tahu apa yang paling kubenci di dunia ini?" Kata Randika dengan nada serius. "Aku benci orang yang berani menyuruhku meskipun sebenarnya dia itu lemah. Orang-orang bodoh seperti itu biasanya sudah menjadi mayat keesokan harinya." Pengawal itu menjadi marah. "Kau benar-benar orang miskin yangncang, sampah sepertimu tidakyak untuk hidup. Pergh dari sini sebelum kusikat habis." Diin sisi, para pebisnis kaya itu menatap pengawal Aldo dan Randika sambil tertawa. "Wah sepertinya pacarnya itu punya nyali untuk mwan." Kata Billy sambil tertawa. Aldo juga tersenyum. "Tidak mash, pengawal itu adh pengawal pribadiku. Jika dia tidak becus mkukan pekerjaan semudah ini, akan kutendang keluar dia besok." Namun seth kata-katanya itu selesai, suara teriakan tragis terdengar dari arah meja Randika. Ketika mereka menoleh, mereka melihat pengawal pribadi milik Aldo itu berlutut satu kaki sambil mengerang kesakitan. "Apa yang sedang terjadi?" Para pebisnis kaya ini terlihat bingung. Randika menatap dingin pengawal milik Aldo tersebut. Dia memelintir dengan erat tangan si pengawal itu hingga dia sampai berlutut. Dengan mudah, Randika mematahkan lengannya itu dan membuatnya kesakitan. Viona yang berdiri di bkang Randika itu terlihat ketakutan. Randikalu menenangkan Viona sebentarlu menatap Aldo dan teman-temannya. Pada saat ini, para pebisnis ini menyadari tatapan mata Randika. Mereka semua merasa darahnya mendidih. "Anak muda itu benar-benar kurang ajar." Billy menjadi marah. "Pak Billy tidak usah khawatir, serahkan mash ini padaku. Biarkan aku yang mendidik generasi muda itu." Kata Aldo sambil tertawa. Kedua pengawalnya yangin segera menghampiri Randika. Karena rasa solidaritas, para pebisnis yangin juga mengirim pengawal mereka untuk membantu. Dm sekejap, 8 orang pengawal sudah berjn menghampiri Randika. Orang-orang di dm bar ini sudah mi ketakutan, kecuali yang sedang menari dintai dansa. Tatapan mata semua orang sekarang sedang tertuju pada Randika. "Orang itu bodoh apa tolol? Bisa-bisanya dia menyinggung orang berkuasa seperti itu." "Tapi jarang-jarang lho kita lihat orang dihajar seperti ini, mungkin nanti kita bisa rekam kejadian ini dan menjadi terkenal!" "Aku rasa videomu nanti mh dijadikan bukti kasus pembunuhan." Para pengunjung ini sudah memberikan rasa bsungkawa dm hati mereka untuk Randika. Seorang diri menghadapi 8 orang berbadan besar seperti itu, yang ada hanyh kematian! Randika menendang pengawal yang masih mengerang kesakitan itu. Namun karena suasana hati Randika sedang buruk, pengawal itu sudah tidak sadarkan diri hanya dengan satu tendangan itu. "Vi, duduk dan jangan bergerak." Kata Randika sambil tersenyum. "Baih." Viona mengangguk. Melihat Randika yang hendak maju ke medan perang, Viona tiba-tiba menariknya. "Hati-hati." Randika tersenyum dan berkata padanya. "Jangan khawatir." Randika berjn maju dan menghampiri 8 pengawal itu. Ketika mereka berhadap-hadapan, para pengawal ini tidak banyak omong danngsung myangkan puknnya. Dpan tinju yang terlihat besar dan berat itu mengarah pada Randika. Dm benak para pengawal ini, mereka tahu bahwawannya kali ini adh bukan orang sembarangan karena sebelum ini dia berhasil menghkan temannya. Dikenal sebagai pengawal terbaik Aldo, mereka belum pernah melihat pengawal satu itu babak belur seperti itu. Jadi hanya ada satu kesimpn,wan mereka kali ini bukah orang lemah. Tebakan mereka bisa dikatakan tidak sepenuhnya sh, kekuatan Randika bukah kuat minkan sudah berada di level mengerikan. Randika sama sekali tidak menghindari 2 pukn pertama yang myang ke arahnya, mhan kedua tinjunya mengarah ke tinjuwannya itu. Kemudian ekspresi 2 pengawal itu berubah menjadi kesakitan, seh-h tangannya th membentur baja. KRAK! Tng jari kedua pengawal itungsung remuk tanpa sisa, mereka hanya bisa mengerang kesakitan dintai. Tinjuwannya itu benar-benar mengerikan! Para pengunjung bar sudah terkejut bukan main. Bagaimana bisa pemuda itu kuat seperti itu? Lawannya bukah orang sembarangan minkan pengawal pribadi seorang bos! Namun, kejutan ini masih belum selesai. Dua pengawalinnya hendak menyerang Randika dari samping, tetapi Randika dengan mudah mematahkan tng rusuk mereka dengan sebuah tendangan. Kedua pengawal itu hanya bisa terpental dan membentur tembok. Menatap empatwannya yang tersisa, Randika sudah seperti serig yang menerjang ke arah gerombn domba. Mereka berempat hanya bisa merasakan hembusan angin kencang yang melewati mereka sebelum rasa sakit menyelimuti mereka dan mengambil alih kesadaran mereka. Hampi secara bersamaan, keempat orang itu pingsan tak sadarkan diri. Dm sekejap, Randika berhasil menghkan 8 pengawal berbadan besar itu. Para pengunjung di bar sudah kehabisan kata-kata untuk berkomentar, hanya suara musik saja yang masih dapat terus terdengar. Apa mereka tidak sh lihat? Satu mwan dpan, apa dikira ini film action Hollywood yang karakter utamanya slu menang itu? "Luar biasa!" Teriak sh satu orang. "Sudah diam saja, jangan menoleh ke sana. Nanti kita mh terseret." Temannya mengingatkan agar tidak terlibat mash rumit seperti ini. Namun, tatapan mata mereka tidak bisa lepas dari Randika. Terlebih, sekarang Randika berjn menghampiri para pebisnis kaya itu. Orang-orang ini mi ketakutan ketika melihat Randika, keringat dingin di dahi mereka sudah mengucur deras. Mereka tidak menyangka akan bertemu orang semengerikan ini, Aldo dengan cepat angkat bicara. "Berani-beraninya kau berbuat jahat seperti itu pada pengawal kami dan masih menunjukan batang hidungmu itu?" Namun, Randika sama sekali tidak menjawab. Dia terlihat mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan myangkan sebuah pukn tepat di wajah Aldo dan membuatnya terpental hingga terjatuh dintai dengan keras. Awalnya teman-temannya ini juga ingin mmpiaskan kemarahannya pada Randika, tetapi melihat Aldo yang dipukul tanpa ampun, nyali mereka menjadi ciut. Sepertinya orang yang mereka usik ini bukan orang sembarangan. Chapter 255: Sebuah Lagu untuk Perempuan Paling Cantik Chapter 255: Sebuah Lagu untuk Perempuan Paling Cantik "Tenangkan dirimu dulu, sepertinya kamu sh paham." Sh satu dari pebisnis berdiri dan tersenyum ke arah Randika. "Benar katanya, jangan telu membuat keributan di tempat umum seperti ini. Semua bisa diselesaikan dengan baik bukan? Katakan berapa juh uang kau butuhkan untuk melupakan ini." Pada saat ini, manajer dari bar ini datang bersama beberapa orang. Mereka semua terkejut melihat Randika berdiri di hadapan para pebisnis ini, terlebihgi pnggan setianya yang bernama Aldo itu tergeletak tak sadarkan diri. "Ada apa ya ini? Mengapa kalian membuat ribut di tempat ini?" Kata si manajer sambil terlihat cemas. Awalnya Randika tidak menjawab, tetapi dia samar-samar berkata pada para pebisnis itu. "Siapa yang ngide untuk mengajak pacarku untuk minum sebelumnya?" Billylu tersenyum dan mengatakan. "Bagaimana ku kita mencari cara damai dan melupakan semua ini? Kau akan kuberi 25 juta dan kita akan kembali minum di meja masing-masing, bagaimana menurutmu? "Aku tanya siapa yang berani mengajak pacarku tadi?" Tatapan mata Randika terlihat dingin dan aura membunuh yang sebelumnya dia tahan th merembes keluar. Dm sekejap, orang-orang ini merasakan udara menjadi berat dan mereka tidak bisa bernapas. "Sudah, sudah, tenangkan dirimu dulu." Seseorang mi menengahi. "Pak Billy yang awalnya ingin mengajak pacarmu untuk minum, tetapi kita hanya ingin berteman dengannya tidak lebih. Betul begitu kan pak Billy?" Billyngsung mengangguk dengan keras. "Benar, tidak ada maksudin. Aku hanya ingin berkenn dan minum bersama pacarmu yang cantik itu." "Jadi kamu yang bernama Billy?" Mata Randika terkunci pada sosok Billy. Billy merasa punggungnya sudah basah oleh keringat, dia tidak menyangka pemuda ini akan semengerikan ini. Dia belum pernah menghadapi orang dengan aura mengerikan seperti ini. Dia sudahma menjadi pebisnis dan bisa membaca sifat orang dari hawa keberadaannya. Dan hawa keberadaan pemuda di depannya ini benar-benar mengerikan, itu cukup menunjukan bahwa pemuda di depannya ini bukah orang lemah. "Sebagai permintaan maaf bagaimana ku aku gandakan uangnya menjadi 50? Seharusnya itu cukup sebagai kompensasi." Kata Billy sambil tersenyum. Tetapi, wajah Randika masih terlihat dingin. Dia sama sekali tidak tertarik dengan uang yang ditawarkan oleh Billy. Randika justru berdiri di hadapan Billy persis dan memegangi kursinya dengan satu tangan. Sebelum siapapun bisa bereaksi, Randika menjambak rambut Billy dan menghantamkannya ke meja. DUAK! Wajahnya membentur gs hingga pecah dan sekarang wajah Billy sudah dipenuhi darah dan pecahan kaca. Kejadian ini membuat orang-orang di meja itu ketakutan. Manajer dari bar ini terkejut bukan main. Dia tidak menyangka Randika akan berani berbuat seperti itu di tempatnya, keringat dingin mi mengalir di dahinya. "Wow, orang itu benar-benar punya nyali." "Sudah gitu dia juga sangat kuat!" Para pengunjung yang memperhatikan secara diam-diam sudah terkagum-kagum. Jika mereka yang diusik oleh para pebisnis itu, mereka mungkin tidak punya nyali untuk berbuat seperti yang dkukan oleh Randika. Para pebisnis yangin mi marah, Billy adh tamu kehormatan mereka untuk hari ini dan sekarang dia mh terluka. "Kau benar-benar g bocah! Kita bisa menyewa pembunuh untuk membunuhmu tahu!" Kata sh satu dari mereka dengan wajah bengis. "Riwayatmu benar-benar tamat. Aku kasih tahu, kota ini sudah ada di tanganku dan percayh bahwa tidak ada tempat untukmu bersembunyi." "Itu semua tergantung," Randika menatap mereka semua dengan tajam. "Itu tergantung apakah kalian bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup." Ketika mendengar hal ini, wajah si manajer menjadi pucat pasi. Kau ingin membunuh di barku? Bagaimana mungkin dia bisa menjskan hal ini pada bosnya? "Cukup, cukup, tolong lupakan saja mash ini." Kata si manajer pada Randika. "Terima saja uang yang mereka tawarkan dan kita semua bisa pergi secara damai. "Buat apa aku menerima uang mereka?" Wajah Randika terlihat bengis. "Aku akan mengambil uang mereka ketika mereka sudah menjadi mayat." "Menyewa pembunuh untuk membunuhku? Jika kalian tidak punya 1 triliun dor Amerika, jangan banyak bacot. Satu-satunya cara kalian untuk membunuhku adh menyewa seluruh prajurit PBB untuk memburuku." Mungkin kata-kata Randika ini terdengar sarkas, tetapi mengingat daya tempurnya dan pasukan yang dia miliki, hal ini tidah berlebihan. Triliun dor Amerika? Semua pebisnis itu tertawa keras, sudahma mereka tidak mendengar lelucon lucu seperti ini. Melihat para pebisnis yang tertawa itu, Randika juga ikut tersenyum. Dialu berjn kentai dansa dan mematikan musiklu berkata dengan keras di mikrofon. "Berapapun kerugian bar hari ini, semua akan kubayar!" Si manajer bar menghembuskan napas lega ketika mendengarnya, setidaknya kerugian barnya akan diganti apab situasi menjadi buruk. "Dan semua minuman hari ini gratis!" Kata Randika sambil tersenyum. Ketika kata-kata ini masuk ke telinga mereka, semua orang berteriak dengan semangat. Beberapa perempuan mi mengg, mereka jatuh cinta dengan sultan satu ini. "Dan semua orang yang hadir hari ini akan png dengan uang 10 juta!" Lanjut Randika. Kali ini bukan hanya teriakan yang terdengar, seluruhntai ikut bergetar. Sultan satu ini benar-benar murah hati! "Nikahi aku sultan!" "Tidak, nikahi aku saja!" Para pebisnis itu bingung harus berkomentar apa ketika mendengar kata-kata Randika. Mereka mi penasaran dengan identitas Randika. Ku semua orang yang datang di sini diberi 10 juta, totalnya seharusnya 1 miliar lebih. Mereka bertanya-tanya, apa orang itu mampu membayarnya? Randika kembali menghampiri mereka di bawah tatapan kagum orang-orang bar ini. "Kau berani ngomong tetapi apakah kau mampu memenuhinya?" Kata sh satu pebisnis dengan nada mengejek. "Siapa yang bng aku akan membayar mereka?" Randika tersenyum. Bahkan jika aku punya uang, aku tidak akan sebodoh itu jika menghambur-hamburkan uangku. Tentu saja, uang kalianh yang akan membayar mereka." Uang kita? Para pebisnis ini sekaligi tertawa keras. Randika juga ikut tersenyum. "Jika kalian tidak membayar, kalian tidak akan pernah bisa keluar dari bar ini." "Kau kira aku takut dengan ." Bahkan sebelum dia selesai berbicara, Randika myangkan sebuah pukn tepat ke tembok. Tinjunya itu berhasil membuat lubang yang cukup besar dan seluruh tembok mi retak. Randikalu duduk di sofa dan berkata dengan santai. "Kalian kira aku bercanda? Kuberi kalian 2 pilihan, bayar atau seumur hidup kalian akan berbaring di rumah sakit. Pilih dengan baik." Melihat lubang di tembok itu, ekspresi wajah para pebisnis ini menjadi buruk rupa. "Aku tidak punya waktu menunggu kalian." Randika mengh napas. "Akan kuberi kalian satu menit untuk memutuskan, jika tidak ada keputusan maka akan kupatahkan kaki kalian satu per satu. Dan jika sudah lebih dari 2 menit, kusarankan untuk ucapkan smat tinggal pada dunia ini." Orang-orang ini mengerti bahwa kata-kata Randika bukah omong kosong. Ketika para pebisnis ini ragu-ragu, suara Billy, yang wajahnya masih penuh dengan kaca itu, berkata pada Randika. "Baih, kami akan membayarnya." "Pak Billy ini" Yangin terlihat tidak r. Tetapi pak Billy menatap tajam merekalu mengeluarkan HP miliknya dan menelepon sekretarisnya untuk mengirimkannya sejuh uang. Seth beberapa saat, datang seseorang dengan 2 koper besar. Seth dibuka, koper tersebut penuh dengan uang. "Kita akan bertemugi." Kata Billy sambil mendengus dingin, dialu menyuruh anak buahnya membawa yang terluka ke rumah sakit dan pergi dari bar. Si manajer terpukau ketika melihat tumpukan uang di dm koper. Dari jauh, Viona bisa melihat seluruh aksi Randika. Dia sudah terkagum-kagum oleh Randika, dia makin yakin bahwa Randika adh pangeran berkuda putihnya. Pada saat yang sama, suasana bar ini makin riuh dan semua orang bersorak-sorak ketika Randika berjn naik ke atas panggung. Dm sekejap, suasana menjadi hening dan semua tatapan mata tertuju pada Randika. Randikalu tersenyum. "Hari ini aku ingin menyanyikan sebuahgu untuk perempuan paling cantik yang pernah aku temui. Semoga dengangu ini, perasaanku tersampaikan." Viona menatap Randika dan Randika menatap Viona. Mereka merasa bahwa dunia ini sekarang adh milik mereka. Hati Viona benar-benar bahagia dan hangat ketika mendengar kata-kata Randika berikutnya. "Lagu ini untukmu Viona, aku mencintaimu." Dm sekejap, semua orang berteriak histeris dan bersorak untuk Randika. Pengakuan cinta seperti ini biasanya hanya ada di TV. Beberapa perempuan justru terlihat lemas, kenapa sultan yang romantis seperti itu sudah punya pacar? Wajah Viona benar-benar merah, dan Randika sudah mi menyanyikangu "Endless Love". Semua orang mi mmbaikan tangan mereka secara pehan, suara Randika terdengar benar-benar tulus. Mereka bisa merasakan cinta yang sungguh dm dari tiap lirik yang dinyanyikan oleh Randika. Mereka semua berpikir dm hati mereka masing-masing, pacarnya itu sungguh beruntung mendapatkanki seromantis ini. Pada bagian reff, semua ikut bernyanyi. "And your eyes, your eyes, your eyes; They tell me how much you care; Ooh, yes; You will always be. My endless love." ... Semua orang mi ikut bernyanyi bersama Randika danrut dm suasana romantis ini. Si manajer sedikit terkejut ketika melihatnya, sejak kapan bar ini menjadi tempat karaoke? Viona sudah tidak bisa menahan air mata bahagianya, hatinya benar-benar tersentuh. Ini baru pertama kalinya ada orang yang menyatakan cinta pada dirinya di depan umum. Terkadang, san mengapa perempuan secantik Viona ataupun Inggrid tetap mjang seumur hidup mereka adh karena tidak ada yang berani mencoba merebut hati mereka. Sma kita berani mencoba, kita bisa mencuri hati mikat-mikat ini dan memiliki kehidupan yang baik. Yang paling penting adh keberanian. Sethgu itu selesai, banyak orang yang meskan air mata mereka. Suara Randika benar-benar tulus dan menyentuh hati mereka. Di bawah tatapan mata orang-orang, Randika berjn pehan turun dari panggung. Dialu menghampiri Viona dan menariknyalu menciumnya. Kali ini semua orang bertepuk tangan bersamaan. Mereka mengucapkan smat pada Randika dan Viona. Awalnya Viona merasa malu, tetapi dia takluk oleh rasa cintanya pada Randika. Seth beberapa saat, akhirnya Randika melepaskan bibirnya dan berbisik pada telinga Viona. "Kamu ingin mkukannya di rumahmu atau mnjutkannya di hotel?" Vionangsung tersipu malu, dialu berbisik pada Randika. "Aku hanya ingin bersamamu mm ini." "Ku begitu kita pergi ke rumahmu." Randika menggenggam tangan Viona dan berjn keluar dari bar. Seth keluar dari bar, Vionangsung memeluk lengan Randika dengan erat. Pada saat ini Randika sudah tahu bahwa mm ini Viona akan menjadi miliknya, tinggal satungkahgi maka haremnya akan bertambah. Namun pada saat ini, terdengar suara dari samping. "Kenapa perempuan secantik kamu jn sendirian di mm hari? Bagaimana ku kamu menemani kita bermain?" Ketika mereka berdua menoleh, segerombn preman sedang mengepung seorang perempuan yang masih remaja. Chapter 256: Aku Tidak Butuh Bantuanmu! Chapter 256: Aku Tidak Butuh Bantuanmu! Melihat kejadian ini Randika benar-benar marah, para preman itu benar-benar tidak tahu diri. Jika yang diincarnya itu perempuan biasa mungkin masih oke, tetapi perempuan itu masih kecil. Menurut perkiraannya, perempuan itu tidak lebih dari umur 15 tahun. Bagaimana dirinya bisa tahu? Coba lihat dadanya. Papan cuci saja tidak sedater itu! Sangat js bahwa dia masih belum mengmi masa puber. Randika tidak r melepaskan mash ini, para preman itu benar-benar tidak tahu diri. Yah hraga sedikit sebelum berhubungan badan seharusnya tidak mash bukan? Akhirnya Randika dan Viona berjn menghampiri perempuan remaja itu. Di sisiin, para preman itu menatap perempuan tersebut dengan tatapan mesum. Namun, perempuan itu sama sekali tidak panik dan terlihat tenang sepanjang waktu. Pakaian yang dipakainya juga cukup terbuka dengan rambut sepundak dan poni rambut yang diturunkan. Wajahnya yang terlihat dingin dan mata hitamnya yang besar itu sangat mencolok bagaikan sebuah boneka. "Kenapa kamu jn sendirian di mm hari seperti ini? Apa mamamu tidak pernah memperingati kamu betapa bahayanya jn sendirian?" Seorang dari antara mereka tertawa. Namun, mangsa seperti ini benar-benar jarang mereka temui. Meskipun ekspresinya dingin, tidak ada yang bisa menghkan tubuh seorang perempuan muda. "Sini dik jangan khawatir, kita akan memberikanmu pengman indah yang tidak terlupakan." Para preman itu tertawa semua. Bahkan sh satu dari mereka memegang pinggang perempuan itu tetapi diangsung menampleknya. "Aduh ngapain malu?" "Kamu tidak usah khawatir, kakak-kakak ini tidak ada yang jahat kok." Para preman ini masih berusaha membujuknya untuk ikut bersama mereka. Lagip, mereka sudah mengepung perempuan ini. Akhirnya remaja perempuan ini angkat bicara. "Cepat enyah dari hadapanku." "Wow, santai dik. Sepertinya kamu tidak mengerti situasimu ini." Para preman ini tertawa kembali. "Aku beri 5 detik untuk pergi dari sini atau aku akan menghajar kalian semua." Kata perempuan itu. "Hahaha, adik kecil ini ternyata bisa bercanda." Para preman ini hanya bisa tertawa ketika mendengar ancaman tersebut. Perempuan yang tidak lebih dari 15 tahun ini akan menghajar mereka semua? Ini bagaikan seekor semut menantang gerombn gajah, hasil pertarungannya sudah js bahkan sebelum dimi. Pada saat ini, Randika dan Viona sudah dekat. "Berhenti!" Randika menghampiri mereka secara pehan. Para preman itu menoleh ke bkang dan melihat Randika, mereka sama sekali tidak peduli. "Hei, bukankah perempuan di sampingnya itu cantik?" "Kak, bagaimana ku mm ini kita pesta dengan 2 perempuan ini?" "Masuk akal!" "Hei cewek, bagaimana ku kamu tinggal saja pacar jelekmu itu? Aku jamin kita bisa memberikanmu waktu yang menyenangkan setiap hari." Semua preman itu tertawa, sedangkan Randika sudah naik pitam. Mereka berani menggoda ceweknya? Nyari mati ya? Remaja perempuan itu menatap tajam pada Randika, sama seperti tatapannya pada para preman itu tetapi bedanya cuma lebih sedikit tidak tajam. "Oh begitu?" Randika mengendus dingin dan mengepalkan kedua tangannya. "Aku tidak keberatan mdeni kalian semua sekaligus." Bersamaan dengan itu, Randika menerjang maju sambil bersiap menyerang. Dm satu detik, tinjunya berhasil mengenai wajah seseorang. Suara hidung retak dapat terdengar dengan js dan hal ini menandakan awal diminya pembantaian. Tanpa susah payah, Randika menghajar mereka satu per satu bagaikan samsak tinju. DUAK! Satu tinjunya berhasil mendarat kembali diwannya. Satu per satu dari preman itu myang dan membentur tanah dengan keras. Dm sekejap, semua preman itu sudah terkapar tidak sadarkan diri. Randika merasa sedikit puas ketika menghajar para preman ini. Namun pada saat ini, remaja perempuan itu menghampiri Randika dan berkata padanya. "Jangan ikut campur urusanku." Apa? Randika terkejut, apa dia sh dengar? Dia barusan saja menymatkan perempuan itu tetapi dia menyuruh dirinya untuk tidak ikut campur dengan urusannya? Randika menatap perempuan itu sambil mengerutkan dahinya. "Coba ngigi." "Jangan ikut campur urusanku." Wajah perempuan itu terlihat serius. "Aku tidak butuh bantuanmu." Nyelekit! Ini pertama kalinya Randika bertemu dengan orang seperti ini. Dia sudah baik hati menolong orangin tetapi dia justru dimarahi karena ikut campur. Ketika Randika ingin memakinya, dia teringat kembali bahwawan bicaranya ini adh remaja, seorang bocah! Randika menggertakan giginya dan berusaha menenangkan dirinya. "Minggir!" Perempuan itu berusaha berjn melewati Randika sambil mengerutkan dahinya, sepertinya dia tidak senang dengan Randika. ".." Randika benar-benar berusaha menahan amarahnya. "Apa kau tuli? Minggir!" Kata perempuan itu sekaligi. Randika sudah mengangkat tinjunya tetapi dia menurunkannya kembali ketika melihat wajah remaja satu ini. Memukul perempuan sebenarnya bukah gayanya. "Dengar tidak? Aku bng minggir!" Bentak perempuan itu dengan wajah dinginnya. "!!!" Randika sudah memaki-makinya di dm hati. Akhirnya, Randika minggir dan membuka jn. Dialu menggandeng Viona dan pergi dari sana, dia sudah muak dengan perempuan kecil itu. Melihat sosok Randika yang menghng, remaja perempuan itu juga pergi dari tempat itu. "Ran, sudah tidak usah emosi begitu. Dia cuma anak kecil." Viona berusaha menghibur Randika yang sedikit meremas tangannya itu. Tetapi, dia sendiri ingin tertawa ketika Randika kewhan menghadapi perempuan tadi. Dia tidak menyangka Randika yang kuat dan gagah itu tidak berdaya di hadapan perempuan remaja. Randika menatap Viona tanpa berkata apa pun, sepertinya Viona menganggap kejadian yang tadi lucu. "Ah!" Viona tiba-tiba teriak ketika pantatnya diremas oleh Randika. "Vi, aku benar-benar marah sekarang. Kamu harus membantuku untuk memadamkan api di dm hatiku ini." Kata Randika sambil tersenyum dan mencium Viona. Wajah Viona kembali merah karena serangan mendadak ini. Melihat Viona yang tersipu malu, Randika tertawa. "Vi, hari sudah telu mm, bagaimana ku kita kembali ke rumahmungsung." Kata Randika di telinga Viona. Viona hanya mengangguk dan hatinya sudah siap untuk apa pun yang akan terjadi. Mereka memanggil taksi dan segera menuju ke rumahnya Viona. Di dm taksi, tangan kedua orang ini tidak terpisahkan yang membuat iri si supir taksi ini. Seth membayar taksi, mereka segera masuk danngsung menuju kamar tidur Viona. Si supir taksi hanya bisa memandang keduanya dengan iri dari dm taksinya dan berharap bisa menemukan perempuan secantik itu di hidupnya yang menyedihkan ini. Mereka sengaja tidak menykan semuampu untuk menghindari orang-orang merusak momen mereka seperti sebelumnya. Terakhir kali, Christina menggedor-gedor pintu rumah Viona dan merusak momen sempurna itu. Dengan keadaan remang-remang seperti ini, suasana di rumah Viona terasa misterius. Randika, yang berjn di bkang Viona ketika menaiki tangga, makin tidak tahan seth melihat pantat Viona yang berada di depannya. Sesampainya di atas, Randikangsung mendorong Viona ke tembok dan menciumnya. Chapter 257: Malu Seribu Tahun Chapter 257: Malu Seribu Tahun Ciuman ini mengandung semua bara nafsu kedua pasangan panas ini! Mereka berguling-guling di tembok dan bergantian berada di depan. Saking tidak bisa menahan nafsunya, Randika mengangkat Viona dan menggendong tubuh wanita itu sambil terus berciuman. Mereka berdua berusaha melepaskan pakaian mereka sambil terus berciuman, mereka tidak ingin berpisah satu detik pun. Pada saat yang sama, Randika meraba-raba dada Viona yang besar itu. Tangan Randika yang satunya bersandar di leher Viona dan berusaha membantunya melepas bajunya. Dm sekejap, tubuh bagian atas Viona hanya tinggal beha. Randikalu mendorong Viona ke tembok dan memandangi kedua gunung yang indah itu. "Randika tunggu" Viona kehabisan napas, tetapi bibirnya kembali ditutup oleh Randika. Randika meraih tangan kanan Viona dan mengarahkannya padaa miliknya. Merasakan suatu benda yang besar dan panas itu, wajah Viona makin merah. Randika juga menyelipkan tangannya ke dma dm Viona. Di koridor yang menuju kamar tidur Viona yang minim cahaya ini, keduanya tenggm dm nafsu mereka. Tubuh bagian atas Viona sudah terekspos dan hanya memakai beha, sedangkan Randika mi melepaskana panjangnya. "Ran, tunggu!" Viona berhasil lepas dari ciuman maut itu dan napasnya tidak beraturan. "Ran, tolong jangan di sini." Kedua bibir mereka kembali bertemu dan kali ini kedua tangan Randika juga ingin ikut bermain. Tangan kanannya meraba-raba dada Viona tanpa henti dan tangan kirinya berusaha mencari kunci kamar Viona yang ada di sakuanya. Memang tidak mudah menemukan kunci ku kita sedang sibuk berciuman, namun seth beberapa saat Randika berhasil menemukannya. Randika yang sibuk memainkan lidah dan tangan kanannya, berusaha mencari lubang kunci tetapi tidak bisa-bisa. "Ran,njutin di dm saja." Viona berhasil melepaskan diri untuk sesaat. Wajahnya yang kehabisan napas itu berusaha mengambil kunci dari tangan Randika. Randika tidak bisa dishkan, sudah berng kali dia ingin memakan Viona tetapi gagal terus. Dan hari ini merupakan puncak frustasinya jadi dia tidak ingin mm sempurna seperti ini habis hanya untuk mencari lubang kunci. Karena sudah tidak sibuk, mereka berdua berhasil membuka pintu kamar dan masuk ke dm. Viona sudah terbakar api cinta, sethnya mereka masuk, mereka kembali meneruskan ciuman panas mereka sambil bersandar di pintu. Sesudahnya masuk kamar, Viona sudah tidak malu-malugi. Justru sekarang yang kehabisan napas adh Randika. "Ah!" Tangan Randika yang masuk ke dma dmnya membuatnya mendesah nikmat,a panjang yang dia pakai sudah terlepas. Di bawah serangan jari Randika yang intens, akhirnya yang ditunggu-tunggu th tiba. Semprotan air mancur itu membuat tubuh Viona tergeletak lemas. Sebelum Viona jatuh, Randika berhasil menangkapnya. Ini pertama kalinya Viona merasakan klimaks yang begitu kuat. Tetapi, Viona yang lemas itu menyadari sesuatu. Kenapampu kamarnya meny? Randika sudah berdiri kaku ketika menyadari apa yang ada di hadapan mereka sekarang. Viona yang tidak tahu apa-apa itu juga akhirnya melihat apa yang dilihat Randika. Di tengah ruangan, sepasang pria dan wanita paruh baya menatap keduanya lekat-lekat. Pria paruh baya itu terlihat sedang merokok dan abu di rokoknya sangat panjang, js orang itu sama sekali tidak bergerak. Sedangkan yang perempuan hanya bisa melihat adegan panas di depan mereka dengan mulut menganga. Benar-benar memalukan! Randika sudah tidak punya wajah untuk menatap kedua orang yang dia kenal baik itu. Dia berusaha memakai kembalianya dan membantu Viona memakai pakaiannya. Benar, wajah kedua orang itu tidah asing, Randika pernah melihat mereka di rumah sakit sebelumnya dan sekarang wajah keduanya itu benar-benar kaku. Hmmm ayah dan ibu mertua, apa kabar? "Ibu" Keheningan sma sepuluh detik yang terasa seperti sepuluh tahun itu akhirnya pecah oleh suara Viona. Dm sekejap, kedua orang tua Vionangsung memalingkan wajah mereka. Randikangsung membantu Viona kembali berpakaian. Ayah Viona sudah mematikan rokoknya dan berjn keluar dari kamar. Sedangkan ibunya Viona, dia hanya bisa berdiri dengan wajah malu. "Vi, ibu sama ayah cuma ingin menengok keadaanmu hari ini dan ibu tidak menyangka ku ternyata kamu." Ibunya Viona tidak berani mnjutkan kata-katanya. Kejadian ini benar-benar telu memalukan. Dia dan suaminya th merusak momen intim anaknya. Terlebih, mereka berdua th melihat forey mereka yang begitu intens! Seumur hidupnya dia tidak pernah klimaks sekuat anaknya itu. Ku saja suaminya tadi tidak merokok ataupun bergerak, mungkin anaknya sudah berhubungan badan tepat di mata mereka. Meskipun Randika sudah menjni ratusan pertempuran dan kulit wajahnya benar-benar tebal, dia tidak bisa menahan rasa malunya jika dm situasi seperti ini. Dia juga yakin tidak akan ada orang yang tidak malu apab mengmi kejadian ini. Dia membuat anaknya itu klimaks di depan mata mereka sampai-sampai mengotorintai. "Ah Tante, aku ada urusan jadi aku pergi duluan." Randika memakai kembali pakaiannya dengan secepat kt dan berpamitan dengan ibunya Viona. Seth itu diari secepat mungkin keluar dari rumah tanpa berpamitan dengan si ayah. Kejadian hari ini benar-benar memalukan, Randika sudah tidak punya wajah di hadapan orang tuanya Viona. Diin sisi, ibunya Viona berkata pada anaknya. "Sudah tidak apa-apa Vi. Nanti kita sekeluarga akan membicarakannya dengan baik." Sejujurnya, kedua orang tua Viona ini tidak marah karena pria yang hendak meniduri anaknya adh pria yang th menolong mereka sebelumnya di rumah sakit. Dan terlebih, mereka bisa melihat di tatapan mata anaknya bahwa dia mencintai pria itu dan mungkin mm ini mereka berniat untuk memperdm hubungan mereka sebelum akhirnya kepergok. Malu? Memang kejadian ini memalukan tetapi beda dengan rasa marah. Randika yang beri di jn masih memikirkan kejadian tadi. Sangat disayangkan bahwa diagigi gagal berhubungan badan dengan Viona gara-gara kehadiran orang tuanya. Terkadang memang hidup tidak sesuai dengan rencana, tetapi kenapa itu slu terjadi ketika dirinya ingin tidur bersama Viona? SIALAN!! Di tengah-tengah makiannya ini, HP Randika tiba-tiba bunyi. "Kak Randika, aku punya petunjuk." Ternyata yang meneleponnya adh Safira. Mendengar kata-kata Safira itu, Randika segera membuang emosi yang tidak diperlukan. "Di mana?" "Inferno bar, yang ada di jn Merpati." Kata Safira dengan cepat. "Orang yang kakak cari menggunakan bar itu sebagai markas dan dia sering terlihat keluar masuk dari bar itu." "Baih, aku akan segera ke sana." "Baih kak, aku dan Elva akan menunggumu di depan pintu masuk." Tidak banyak bicara, Randika segera beri sekuat tenaga menuju bar yang dimaksud oleh Safira. Tidakma kemudian, Randika tiba di depan pintu masuk dan melihat sosok Safira sedang mmbaimbai ke arahnya. Chapter 258: Inferno Bar Chapter 258: Inferno Bar Randika dengan cepat menghampiri Safira dan Elva yang berdiri di depan gedung. "Sudahma tidak bertemu kak!" Melihat Randika yang berjn menghampirinya, wajah Safira sudah terlihat sangat bahagia. Sedangkan Elva tetap terlihat dingin dan acuh tak acuh. Tanpa menarik perhatian, Randika mencuri pandang pada sosok Elva yang berpakaian kasual itu. Kali ini, dia tidak mengikat dadanya sedemikian rupa sehingga terlihat besar, benar-benar menggoda! "Cih." Elva menyadari tatapan tajam Randika yang diam-diam itu dan berdecak, dia sebenarnya ms bertemu dengan pria mesum ini. Randikalu berkata pada Elva sambil tersenyum. "Aku sudahma tidak melihatmu, ternyata sma ini kamu mkukan operasi pembesaran dada toh." Elva mau tidak mau menatap tajam Randika sambil memakinya di hatinya, sedangkan Safira sudah menahan tawanya sejak tadi. "Sudah, sudah, cukup bercandanya kak, lebih baik kita segera masuk." Randika mengangguk dan masuk bersama Safira dan Elva di sarangwan barunya ini. Di dm bar, Richard sedang minum-minum dan bercanda ria dengan teman-temannya. Berbagai botol alkohol mahal seperti Konyak, vodka, dan berbagai macam cocktails sedangkan di tangan mereka terlihat sedang memegangi kartu. "Aku naikkan taruhannya menjadi 200 ratus ribu." "Sial, buka 3 kartu saja mahal sekali! Aku keluar." "Aku juga keluar." "Aku all in!" Kata Richard. "Aku ikut, tunjukan kartumu." "Makan nih, As dan King wajik!" Kata Richard sambil tersenyum. "Eits tunggu dulu." Temannyalu memperlihatkan kedua kartunya. "Sin! Bisa-bisanya kamu pocket As!" "Hahaha, Richard khgi." Semuanya tertawa sgi Richard membanting kartunya yang sudah tidak ada harapan. Sambil menggelengkan kepnya, Richard mengambil gsnya dan menegaknya dm satu tegukan. Di samping para pemuda kaya ini, terlihat beberapa perempuan cantik dengan baju yang sedikit terbuka. Perempuan yang duduk di samping Richard memeluknya dan mengelus kepnya, berusaha menghiburnya yang barusan saja kh Poker. "Sudah ayonjut, siapa yang ngocok kartunya sekarang?" Mereka kembali bermain dan meninggalkan Richard. Seth kartu dibagikan, berbagai macam trik seperti pura-pura gelisah atau wajah tanpa ekspresi terlihat semuanya. Sepertinya mereka bermain dm sk kecil meskipun kekayaan mereka bisa membeli bar ini dengan mudah. Di sekitar mereka, terdapat pengawal berbadan besar yang berdiri dengan sangar. Di bar ini, bukan hanya Richard dan teman-temannya yang duduk dengan minuman mewah seperti ini, tetapi seluruh Inferno bar ini merupakan tempat perkumpn orang kaya. Banyak orang berkuasa yang bersenang-senang di bar ini. Oleh karena itu, penjagaan dan keamanan di tempat ini sangah kuat. Ada lebih dari 10 orang petugas keamanan di setiap pintu masuk ataupun keluar. Terlebihgi, petugas yang berada di dm ruangan juga tidak kh banyak. Pada saat yang sama, pemilik bar ini juga membayar preman-preman dan polisi yang ada di sekitarnya sehingga tempat ini bisa dikatakan sangat aman. Oleh karena itu, tempat ini bisa dikatakan memiliki servis dan pyanan yang jarang ada di bar-bar pada umumnya. Mi dari narkoba, perempuan, tempat berjudi dll. Richard dan temannya terus bermain kartu sambil minum, tetapi terdengar suara ribut di pintu masuk. Terdengar orang yang berteriakan dan suara orang berkhi. "Apa ada penggerebekan?" Temannya menatap ke arah pintu dengan penasaran, tetapi dia sama sekali tidak bisa melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. "Aduh santai saja, tidak mungkin bar ini membiarkan ada polisi yang menggerebeknya." Temannya tertawa dan diikuti para perempuan yang mereka rangkul. Bisa dikatakan bahwa hal seperti itu tidak akan mungkin terjadi mengingat betapa mahalnya si pemilik bar membayar para polisi. Melihat teman-temannya menertawai dirinya, pemuda ini mengangguk tetapi dm hatinya dia masih merasa gelisah. Ketika dia berusaha mendengar lebih js suara keributan tadi, sudah tidak ada suara dari arah pintu masuk. "Sudah jangan khawatir, atau kamu cari san biar tidak main? Aku tidak akan membiarkanmu png ku belum dm keadaan mabuk." "Oya Richard, kenapa kamu tidak membawa adik perempuanmu hari ini? Aku sudahma tidak melihat wajahnya." Kata sh satu teman Richard. Wajah Richard terlihat buruk. "Ku kau mau mengajaknya tidak mash asalkan ku kamu punya keberanian mengajaknya." Mendengar hal ini, temannya itu menciut dan tidak membahasnyagi. Richard memang punya adik perempuan. Dia memang terlihat seperti anak kecil tetapi dia memiliki dada yang besar, benar-benar impian semua lki. Namun, otak adik perempuannya ini sedikit bermash. Meskipun penampnnya membuat semua orang terg-g, teman-temannya ini tidak ada yang pernah berhasil mendapatkan hatinya. Mhan, teman-temannya Richard ini digunakan sebagai bahan jail adiknya itu. Temannya yang barusan bertanya itu pernah diikat di bagian depan mobil dan adiknya membawa mobil itu hingga ke kota sebh. Kemudian karena trauma, temannya itu tidak mau keluar rumah sma sebn penuh. Sejak hari itu, dia sedikit merinding ketika mendengar nama adik perempuan Richard. Tetapi mengingat dada dan wajah cantiknya, temannya itu masih belum menyerah untuk mendapatkan hatinya. Richard menggelengkan kepnya, kepnya pusing jika berurusan dengan satu-satunya saudara yang dia punya itu. Bagaimana bisa orang masih menyukainya jika perkunya buruk seperti itu? Adiknya adh mikat berhati iblis! Mereka terus bermain poker dengan gembira, tetapi tiba-tiba, ada suara teriakan yang keras. Kali ini, semua orang dapat mendengar teriakan ini dengan js dan tatapan semua orang tertuju pada pintu masuk. Richard dan teman-temannya mi menahan napas mereka, apakah polisi benar-benar menggerebek tempat ini? Tidak butuh waktuma untuk semua orang dapat melihat seorang petugas keamanan bar ini myang dan mendarat dintai dengan keras. Kemudian dari arah pintu masuk terlihat 3 orang berjn masuk. Mata Richard terblak, rupanya dia bertemugi dengan Randika! Benar, tadi pagi dia bertemu dengan orang yang lebih tangguh dari pengawal pribadinya itu tetapi dia tidak akan menyangka akan bertemu dengannya mm hari ini. Terlebihgi, Randika berdiri bersama dengan 2 perempuan super cantik. Keduanya berbeda dengan perempuan-perempuan yang pernah dilihatnya sma ini. Keduanya terlihat perempuan yang mandiri dan kuat, tidak seperti perempuan yang manja dan mengincar hartanya sma ini. Teman-temannya itu juga menatap Safira dan Elva dengan mata kagum. Siapa pria itu sampai-sampai bisa didampingi 2 mikat secantik itu? Kecantikan mereka hampir menyamai adik perempuannya Richard. Pada saat yang sama, banyak petugas keamanan yang menerjang maju ke arah Randika. "Siapa kamu!" Tanya sh satu dari petugas itu. "Buang-buang waktu saja." Randika menggelengkan kepnya. Sesudahnya dia selesai berbicara, dia menerjang maju. Semua orang terkejut karena sosok Randika tiba-tiba menghng dari pandangan mereka. Tiba-tiba sosok Randika sudah berdiri di bkang para petugas itu dan satu per satu dari mereka mi terkapar dintai. Richard dan teman-temannya terpukau melihat adegan ini, mereka sama sekali tidak tahu apa yang dkukan pria itu barusan. Pada saat ini, tatapan mata Richard berbinar-binar. Dugaannya benar, pria ini bukah pria sembarangan. Apa pun yang terjadi, dia harus menjadikan pria itu payungnya! Terlebihgi, Randika bisa mengenalkan 2 perempuan cantik itu padanya! Ketika Randika ingin mengatakan bahwa keadaan sudah aman, dari arah bkangnya terdengar hentakan kaki yang kuat. Beberapa orang bertato datang menghampirinya, mereka adh jagoan b diri yang dipekerjakan oleh pemilik bar ini. Chapter 259: Wajah yang Familiar Chapter 259: Wajah yang Familiar Para jagoan b diri itu menatap Randikalu tertawa sambil menggelengkan kep mereka. "Kau datang ke tempat yang sh bocah." Semua orang termasuk teman-teman Richard sudah menggelengkan kepnya ketika melihat Randika yang terkepung itu. "Sayang sekali dua perempuan cantik itu harus babak belur. Mereka tidak tahu bahwa tempat ini dijaga oleh Jay si anjing g." "Siapa itu?" Orang di sampingnya bertanya padanya. Orang itulu berkata pada temannya yang penasaran. "Saat Jay si anjing g itu sedang menganggur, dia pernah memutsi 20 orang ahli b diri dm sehari hanya untuk bersenang-senang." "Hiss!" Mendengar kata-kata temannya itu, dia menghembuskan napas dingin. Membunuh 20 orang ahli b diri hanya untuk menghabiskan waktu luangnya? Benar-benar g! Namun, seth melihat orang yang berwajah bengis yang sepertinya pemimpin dari para jagoan itu, semua orang merinding. Wajah Jay si anjing g sudah benar-benar menakutkan, seakan-akan memandang wajahnya sudah berurusan dengan si mikat pencabut nyawa itu sendiri. Tidak heran kenapa Inferno bar ini slu aman dari mash, siapa yang memangnya berani berurusan dengan orang sebengis itu? Menatap Randika dan kedua perempuan cantik itu, semua orang sudah mengucapkan bsungkawa mereka. Richard menatap Randika, dia juga sudah mendengar reputasi Jay. Namun, kemampuan Randika juga tidak kh hebatnya, kejadian pagi tadi masih melekat di benaknya dengan js. Elva mendengus dingin dan berkata pada Randika. "Serahkan orang-orang ini padaku." Kemudian Elva berjn maju secara pehan. "Oh? Aku tidak menyangka kamu akan menumbalkan temanmu yang cantik ini." Jay tersenyum mengejek ke arah Randika, tatapan matanya sudah mennjangi Elva khususnya dadanya yang besar itu. Elva yang berwajah dingin itu tiba-tiba tersenyum. Sejak awal, Elva memang terkenal sebagai orang yang dingin dan sekarang dia tersenyum tulus yang membuat kecantikannya berlipat ganda. Bahkan seorang Jay sekalipun luluh dengan senyuman itu. Namun, senyuman itu tiba-tiba menghng. Tatapan mata Elva kembali dingin dan sudah mncarkan sebuah tendangan. Melihat tendangan itu tepat di bawah matanya, ekspresi Jay segera berubah. "Ah!" Jay berteriak kesakitan ketika dia berguling dintai sambil memegangi wajahnya. Para bawahannya menn air ludahnya dan keringat dingin mi membasahi punggung mereka. Melihat bos mereka berguling kesakitan dintai, mereka merasa bahwawan kali ini tidak bisa diremehkan. Randika menatap kejadian ini sambil mengangguk-angguk. Kaki putih dan mulus itu ternyata bisa menjadi senjata yang mengerikan juga, pikirnya. Melihat Jay yang dikenal sebagai anjing g berguling dintai, Elva mendengus dingin dan menyuruhnya untuk cepat berdiri. Pertarungan yang seperti ini belum cukup meredakan darahnya yang mendidih. Pada saat yang sama, para bawahan Jay juga menerjang ke arah Elva. Dm sekejap, mereka th mengepung Elva dari seg arah. Tetapi, Elva tidak dapat dikhkan begitu saja. Dengan mengandalkan kecepatan, dia bergerak ke arah musuhnya dan masuk di tengah-tengahnya. Kecepatannya benar-benar sulit diikuti oleh mata tnjang, setiap kali Elva bergerak maka akan ada orang yang tergeletak kesakitan. Para bawahan Jay tumbang satu per satu dan Elva tidak menunjukan emosi apa pun. Tidak butuh waktuma baginya untuk melumpuhkan semua ancaman yang ada. Seth membenarkan bajunya, Elva menatap para pria yang terkapar dan mendengus dingin. Hal ini membuat semua jagoan ini merinding. "Wow, perempuan itu kuat!" Richard terkejut. Dan pada saat yang sama, Randika dan Safira berjn menghampiri Elva. Tujuan mereka hari ini adh menemukan dng dari penculikan boneka ginseng. Informasi yang didapatkan oleh Arwah Garuda mengatakan bahwa Inferno bar merupakan markas dari si dng, reputasinya sebagai organisasi intelijen nomor 1 Indonesia bukah omong kosong. Organisasi yang berisikan orang-orang elit ini menjadi kartu As tersembunyi milik pemerintah, tidak ada yang mengetahui siapa saja yang menjadi anggota organisasi misterius ini. Namun pada saat ini, Randika mengerutkan dahinya. Dari arah meja bar, satu per satu senapan serbu mi membidik ke arahnya. Dan tanpa peringatan sama sekali, senapan-senapan itu mengeluarkan pelurunya tanpa henti. DOR! DOR! DOR! Rentetan tembakan itu memekakan telinga semua pengunjung yang ada di bar, semuanya segera berlindung di bawah meja. "Ah!" Namun, kebanyakan dari mereka menjadi panik dan berusaha menymatkan nyawa mereka. Richard berhasil menemukan tempat sembunyi yang cukup bagus dan dia masih bisa melihat aksi Randika dengan js. Wajahnya sama sekali tidak menunjukan rasa takut, dia sudahma mendambakan adegan berdarah seperti ini. Dia tidak menyangka bahwa hari ini impiannya akan tercapai. Randika, pada detik dia melihat senapan-senapan tersebut, dengan cepat dia mendorong Elva dan Safira ke tempat yang aman, sedangkan dirinyangsung menerjang ke arah peluru-peluru tersebut. Apa dia sudah g? Apa dia tidak melihat banyaknya senjata yang ditembakkan? Richard benar-benar terkejut, tetapi seth itu, dia benar-benar seperti orang bodoh. Apa Randika masih seorang manusia? Dia melihat Randika dengan mudah menghindari rentetan peluru yang padat itu dan semakin dekat dengan para penembaknya. Tidak ada satupun peluru yang menggores Randika sama sekali! Richard menggosok matanya dengan kuat, apakah ini adh mimpi? Meskipun dia tahu Randika itu bukan sembarangan orang, dia tidak menyangka bahwa dia adh seorang Superman? Sejujurnya, apa yang dilihat Richard dan para penembak itu hanyh ilusi dari bayangan Randika. Sudahma Randika berada di bkang para musuhnya tanpa ada yang mengetahuinya. Ketika bayangan itu menghng, Randika mi menghajar musuhnya satu per satu. Para penjaga yang masih membidik ke arah bayangan itu, tidak menyangka akan mendapatkan serangan mendadak seperti ini. Meskipun dm situasi hidup dan mati seperti ini, Randika masih dapat berpikir dengan jernih dan dia menyadari sesuatu yang membuat suasana hatinya menjadi buruk. Senjata-senjata ini, orang-orang ini, mereka bukan orang lokal! Mhan, wajah-wajah ini dia pernah melihatnya ketika dia menyerang markas Bn Kegpan di Tokyo! Tidak butuh waktuma untuk Randika melumpuhkan semua orang ini. Tanpa ragu-ragu, Randika dengan cepat menujuntai 2. Sementara Elva dan Safira menyusulnya seth memastikan tidak ada ancaman tambahan. Kejadian ini membuat para pengunjung bar ini bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. "Siapa mereka sebenarnya?" Semua pengunjung di tempat ini adh orang kaya ataupun orang berpengaruh dari kota ini tetapi mereka tidak pernah melihat ataupun mengmi kejadian yang mengejutkan jiwa seperti ini. Apgi senapan-senapan itu, mereka tidak pernah melihatnya. Senjata api di Indonesia sangah drang dan tidak sembarangan orang boleh memiliki senjata, kupun boleh itu hanya sebatas pistol bukan senapan serbu. Richard, yang baru sadar dari keterkejutannya, terkejut ketika melihat Randika sudah tidak ada. Dia th membtkan tekadnya! Dia harus membuat Randika menjadi sekutunya. Dia tidak menyangka akan ada orang seperti ini di kota Cendrawasih, bayangkan apa yang akan bisa dicapainya jika memiliki sekutu sekuat itu! Di sisiin, dintai 2 merupakan kantor dan gudang dari bar jadi pengunjung tidak diperkenankan naik ke atas. Boneka ginseng itu diikat di udara dan dupa yang dibakar diletakkan tepat di bawahnya. Di hadapannya, terlihat sosok perempuan berbaju serba hitam sedang memegang pisau. Kemudian perempuan tersebut menggores tangan si boneka ginseng dan menn darahnya yang keluar. "Sensasi ini, kekuatan ini, hahaha, dengan darah ini aku pasti akan membskan dendamku! Sma aku bisa pulih dari lukaku, aku akan membskan dendamku! Kita lihat seperti apa wajahmu ketika orang-orang yang kau sayangi itu mati menderita di tanganmu." Tatapan mata perempuan tersebut benar-benar dingin, sedangkan wajah boneka ginseng itu makin pucat. Sepertinya darahnya dihisap pehan oleh penculiknya itu. Seth menn darah boneka ginseng beberapa hari ini, keadaan tubuh perempuan ini jauh lebih baik. "Sma aku mempunyaimu, aku akan sembuh total dan kekuatanku akan bertambah. Sma aku memilikimu, aku tidak terkhkan!" Perempuan itu tertawa, suara tawanya tiap detik makin keras dan menggema di seluruh ruangan. Namun tiba-tiba, pintu ruangannya didobrak dan seseorang berjn melewatinya. Sosok orang itu terlihat gagah dan kokoh, serta memancarkan aura yang mengerikan. Melihat musuh yang masuk ke ruangannya, perempuan itu sudah bersiap untukri bersama boneka ginseng. Randika dengan cepat menganalisa ruangan yang dia masuki, dia harus memastikan rute kabur yang mungkin akan dipakai oleh musuhnya ini. Dia tidak akan membiarkannyarigi seperti sebelumnya. Tanpa berpikir panjang, perempuan itu memegang erat boneka ginseng di tangannya dan beri menuju jend ruangan, siap untuk melompat turun. Namun, tiba-tiba, kakinya digenggam erat dan dirinya diseret kembali ke dm ruangan. Rupanya Randika berhasil menangkap kakiwannya dan melemparkannya ke tembok. "Kau tidak bisa kabur." Wajah Randika terlihat serius ketika menatap perempuan tersebut. Lawannya itu tidak berkata apa-apa, dia hanya mengangkat tangannya yang memegang boneka ginseng. Boneka ginseng yang sepertinya sudah sadar itu segera meronta-ronta dan berusaha kabur. Randika mengerutkan dahinya. Kekuatanwannya itu jauh di bawah dirinya tetapi menymatkan boneka ginseng di tanganwannya itu merupakan perkara yang tidak mudah. "Kenapa? Takut kau kehngan barang berharga ini?" Perempuan itu tertawa. "Aku tidak heran kenapa kau begitu takut kehngannya, aku sudah mencicipi darahnya beberapa hari ini dan tubuhku benar-benar mengmi peningkatan." "Siapa kamu?" Nada suara Randika terdengar dingin. "Kau masih belum sadar siapa aku? Kau kejam sekali tuanku tersayang." Nada suara perempuan tersebut terdengar sedih. Randika mengerutkan dahinya, tidak mungkin. Pada saat ini, perempuan tersebut kembali menerjang ke arah jend ketika melihat keraguan di wajah Randika. Randika sendiri berhasil bereaksi tepat waktu dan mencegahnya. Mereka bertukar beberapa pukn,wannya kali ini menggunakan trik kotor seperti panah beracun ataupun pisau yang disembunyikannya di balik baju. Seth beberapa saat, Randika myangkan pukn tepat di wajahwannya dan menghancurkan topeng yang dia kenakan. Dm sekejap wajah yang familiar itu segera memenuhi mata Randika. Shadow! Ternyata dugaannya benar! "Terkejut? Kau kira aku sudah mati bukan?" Shadow tertawa. "Aku tidak akan melupakan apa yang th kaukukan padaku hari itu, aku akan membuatmu membayarnya!" "Mau berapa kali pun, aku tetap akan membunuhmu! Dan jangan harap kau bisa keluar dari sini hidup-hidup." Kata Randika dengan nada dingin. Kali ini, Randika harus memastikan Shadow tidak mengganggunyagi di dunia ini. "Aku akan membuat hiu-hiu itu memakan mayatmu." Kata Shadow dengan tatapan benci. "Sebelum itu aku akan menyiksamu dan membunuhmu!" Pada saat ini, suara orang beri dapat terdengar dari arah bkang. Sebentargi Safira dan Elva akan tiba. Melihat b bantuan musuh yang datang, Shadow tidak ragu-ragu kembali mencoba untuk kabur. "Kau kira bisa kabur?" Wajah Randika terlihat serius, dia menerjang maju ke arah Shadow. Namun, Shadow tiba-tiba melempar boneka ginseng itu ke udara dan menembakan beberapa panah beracun ke arahnya! Chapter 260: Tidak Siap Dipanggil Ayah! Chapter 260: Tidak Siap Dipanggil Ayah! Licik! Trik yang digunakan Shadow benar-benar licik. Jika Randika memutuskan untuk mengejarnya dan membunuhnya maka boneka ginseng itu akan mati. Sekarang karena luka yang diderita Shadow karena gigitan hiu itu sudah hampir sembuh, dia tidak telu membutuhkan boneka ginseng tersebut. Terlebih, karena sekarang identitasnya th ketahuan, dia tidak bisa membawa telu banyak beban. Seth benaknya berpikir dengan keras dm waktu singkat, Randika memutuskan untuk menymatkan boneka ginseng. Hal ini dimanfaatkan Shadow dengan baik. PRANG! Jend kaca itu hancur berantakan dan Shadowngsung melompat turun. "Ares, nantikan pembsanku! Aku akan membunuh orang-orang yang kau sayangi satu per satu! Hahaha!" Tawa jahat Shadow menggema di ruangan kecil itu, sedangkan Randika berhasil menymatkan boneka ginseng. Sendirian di ruang kosong ini, Randika mengerutkan dahinya. Boneka ginseng yang ada di tangannya masih dm keadaan setengah sadar, tetapi pehan dia mi mendapatkan kesadarannya kembali. Terlebihgi, pelukan Randika benar-benar hangat yang membuatnya nyaman dan menyadari bahwa Randika ada di pihaknya. Pada saat yang sama, Elva dan Safira tiba di ruangan kosong ini. "Dia berhasil mrikan diri." Randika menoleh ke arah mereka dan mnjutkan. "Orang itu adh Shadow." "Elva, apa kamu bisa menyuruh anak buahmu untuk mcak markas Shadow?" Randika menatap Elva. Elvangsung mengangguk. "Jangan khawatir, tidak akan ada tempat yang aman baginya di kota ini." Safira menghampiri Randika dan berusaha menghiburnya. "Kak, kamu tidak usah telu khawatir. Jika dia berani macam-macam denganmu, dia akan menjadi musuh Arwah Garuda." Randika tersenyum, tetapi kerutan di dahinya masih belum menghng. Jika Shadow mengejarnya maka dia tidak perlu khawatir seperti ini. Dengan kekuatannya, dia bisa membunuh Shadow tanpa perlu bersusah payah. Tetapi ku dia mengincar orang-orang di sekitarnya, itu baru sebuah mash. Banyak orang yang Randika sayangi dan dia sama sekali tidak tahu mana yang akan diincar oleh Shadow. Bisa saja Yuna yang ada di Jepang, bisa saja Hannah yang ada di asramanya. Kejadian yang membuatnya bersembunyi di Indonesia kembali terng, dia benar-benar membenci perasaan tidak berdaya seperti ini. Karena tidak ada petunjuk, Randika hanya bisa bersiap dan menghadapi ancaman ini dengan penuh waspada. "Eh lucu sekali, benda apa yang ada di tanganmu itu kak?" Safira menyadari sosok boneka ginseng yang beristirahat dengan tenang di tangan Randika. Boneka ginseng itu membuka matanya danngsung terkejut ketika melihat sekelilingnya, sepertinya dia tidak tahu apa yang th terjadi pada dirinya. Namun, ia kembali tertidurgi. "Ini adh boneka ginseng, coba kamu pegang." Randika menyerahkan boneka itu pada Safira. Melihat boneka itu beristirahat dengan tenang di pelukannya, Safira benar-benar menyukainya. Perempuan pada dasarnya menyukai benda-benda lucu seperti ini, terlepas bahwa boneka ginseng ini merupakan makhluk supernatural. Karena Safira mendmi ilmu pengobatan, dia sedikit memiliki pemahaman mengenai boneka ini. Randikalu menjskan pada Elva apa yang dia ketahui mengenai Shadow, sedangkan Safira masih menimang boneka ginseng itu. Sepertinya Safira berandai-andai menjadi seorang ibu dan ini membuat Elva mengerutkan dahinya. "Ku begitu misi hari ini th selesai, aku akan mengabarimu jika aku memiliki informasi." Elva menatap dingin Randika. Randika mengangguk dan tersenyum pada Elva. "Terima kasih atas bantuanmu." Tubuh Elva menjadi kaku. Mendengar terima kasih dari Randika itu membuatnya senang dm hati. Sejujurnya, Elva tidah sedingin dan secuek itu. Hatinya masih sama dengan gadis-gadis polos biasanya. Dia akan menangis apab sedih, dia akan marah apab digoda, dia akan menyendiri jika merasa bersh, bagaimanapun juga, dia adh seorang perempuan. Pada saat ini, boneka ginseng itu terbangun dan membuka kedua matanya yang besar. Hal pertama yang ia lihat adh Randika dan Safira, ia terus mengedipkan matanya. "Kak, dia bangun!" Kata Safira sambil terkejut. "Ma, ma" Pada saat ini, boneka ginseng ini mengeluarkan suara seperti memanggil seorang ibu ketika dirinya menatap Safira. Wajahnya tersenyum pada perempuan yang memeluknya dengan lembut itu. Mama? Elva benar-benar tercengang pada makhluk ajaib satu ini, benar-benar luar biasa. Boneka ginseng ini sama sekali tidak takut pada Safira, seth sadar iangsung memanjat hingga ke pundak Safira dan duduk dengan tenang di sana. Sambil mengng kata-kata ''mama'', dia memeluk pipi Safira. "Kak, dia benar-benar lucu!" Safira mau tidak mau merasa bahagia. Randika mengh napas dan menatap Safira. "Saf, aku rasa ini mash yang cukup besar." "Kok bisa?" Safira terlihat bingung dan menatap Randika. Wajah Randika menjadi seriuslu berkata padanya. "Jika boneka itu memanggilmu ibu, maka aku juga akan dipanggilnya ayah!" Ketika mendengar gombn receh ini, Elva menggelengkan kepnya sambil mengh napas. Dia berpikir bahwa gombn Randika benar-benar payah, sedangkan Safira sudah tersipu malu. "Kak, kamu belum pernah memberi hormat pada bumi danngit. Ketika kamu sudah mkukannya, baru kamu bisa menjadi ayahnya." Kata Safira dengan wajah merah, sedangkan Elva sudah kehabisan kata-kata. Kenapa Safira ini slu luluh sama Randika? "Saf, kita sebaiknya segera pergi." Kata Elva yang berdiri di samping. "Tunggu sebentar, aku masih tidak ingin png." Kata Safira dengan wajah memsnya. Randikalu menoleh ke arah Elva dan tertawa, "Kamu jangan cemburu seperti itu, aku bisa membagi cintamu untukmu kok. Apa kamu juga ingin menggendong bayi kita secepatnya?" "Apa katamu?" Elva mengerutkan dahinya, nada suaranya sudah seperti orang yang mengajak ribut. Benar-benar tidak tahu diri, bisa-bisanya pria ini berkata seperti itu? Randika terlihat sedih, seakan-akan bertanya dengan matanya : Apa kamu lupa momen intim kita yang panas sma ini? "Omong-omong, kakek mtih seorang murid bernama Indra dan tempat tinggalnya cukup dekat dari rumahku. Boneka ginseng ini tinggal bersama Indra, jadi jika kamu kangen kamu bisa menengoknya kapan saja." Kata Randika. Safira tersenyum. "Kak, aku sudah tahu mengenai Indra sejakma. Kakek ketiga mengabariku ketika aku meneleponnya." Randika menggaruk-garuk kepnya. Dasar kakek sin, mereka tidak pernah meneleponku! Pada akhirnya, Elva membawa Safira kembali dan boneka ginseng pergi mengikutinya. Lagip, memaksa boneka ginseng itu kembali bersamanya sama saja dengan mustahil jadi Randika hanya bisa melihat boneka ginseng itu pergi bersama Safira. Cuma tinggal mash waktu saja hingga boneka itu kembali ke Indra. Randika juga segera kembali ke rumahnya. Karena hari sudah mm, dia membuka pintu dengan pn. Ketika dirinya masuk, dia melihat Hannah yang sedang duduk di sofa. "Lho kak, tumben kamu baru png?" Hannah sedang menggigit apel. Penampnnya sekarang membawa kesegaran, kaos putih yang dipakainya sedikit terbuka dan rambutnya terkuncir di bkang. Untuk bagian bawahnya, dia memakaia hraga pendek yang hampir tidak menutupi pahanya sama sekali. Sepertinya adik iparnya itu baru selesai mandi. Randika menatap lekat-lekat paha Hannah yang begitu putih dan mulus. Hannah dari awal memang perempuan cantik, setara dengan kakaknya Inggrid dan Viona. Namun, ku mash kaki, sepertinya Hannah menghkan mereka karena kakinya lebih putih. "Kak, apa kakak bisa memijat kakiku?" Kata Hannah sambil menggoyang-goyangkan kakinya di udara. Chapter 261: Selamat Pagi Kakak Tertua! Chapter 261: Smat Pagi Kakak Tertua! Melihat Hannah yang menggoyang-goyangkan kakinya di udara, Randika menn air liurnya. Benar, dia menn air liurnya! Randika melihat kaki panjang adiknya yang mulus itu terbuka lebar hingga ke pahanya,a yang dipakai adik iparnya ini juga benar-benar pendek. Sin pendek,a yang dia pakai juga terlihat tipis. Dengan penglihatan supernya, Randika bisa melihat jejak-jejak garis yang menyerupai sebuaha dm. Hannah belum menyadari bahwa Randika memperhatikan dirinya dengan tatapan mesum. Karena kakak iparnya itu sama sekali tidak bersuara, dia menoleh dan berkata padanya. "Kak, kenapa kok diam saja?" Tetapi seth melihat Randika yang memperhatikan dirinya lekat-lekat, Hannah merasakan ada yang sh. Seth 2 detik, Hannah menyadari bahwa kakinya telu terbuka lebar. Dm sekejap dia berteriak histeris. Randika menutup telinganya danngsung beri menujuntai atas. Teriakan adiknya itu tidak kh kuat dengan kakaknya Inggrid, benar-benar saudara! Hannah yang kesal segera mengambil bantal yang ada di sofa. Awalnya dia ingin menghajar kakak iparnya dengan bantal, tetapi targetnya itu sudah mrikan diri. "Huh" Wajah Hannah menjadi cemberut. "Aku akan membunuhmu jika kita bertemugi." Randika yang beri dengan cepat itu merasa lega ketika masuk ke dm kamarnya. Sepertinya dia berhasil lolos dari terkaman singa. Seth berganti baju, Randika berjn menuju komputer dan menghubungi Yuna. Takma kemudian, wajah cantik Yuna muncul dari balikyar. "Ran? Apa kamu sudah kangen denganku meskipun kita baru berpisah beberapa hari?" Pakaian yang dipakai Yuna benar-benar longgar dan sexy. Bajunya itu hampir tidak menutupi dadanya yang besar itu, jika Yuna berdiri sedikit saja maka putingnya dapat terlihat dengan js. Bisa dikatakan bahwa sin berparas cantik, dada Yuna menjadi senjata andnnya untuk meraih hati Randika. Siapa yang bisa menk keindahan yang tiada tara seperti itu? Wajah cantik, dada besar, pinggang kecil, kaki yang panjang dan mulus merupakan idaman semua pria! Tidak jarang banyak perempuan menggunakan tubuhnya untuk mendapatkan apa yang dia mau,kiki memang mudah tergoda dengan perempuan cantik. Tetapi Randika bukah orang seperti itu, tekadnya benar-benar kuat. Seth menatap dada indah itu sma 5 detik, akhirnya dia tersadar. "Yuna, aku mencarimu karena aku butuh sesuatu." "Apa yang bisa kubantu? Ah! Apa kamu ingin foto adikku ketika mandi bersamaku?" Yuna tertawa, hal ini membuat dadanya bergoyang dengan hebat. Karena tekadnya untuk menghargai karya seninya yang kuat, Randika memperhatikan kedua gunung itu dengan seksama. Ketika Yuna menyadari tatapan mata Randika, dia justru menopang dadanya dengan kedua tangannya yang membuatnya makin besar. "Kamu bisa memilikinya jika kamu ingin." "Uhuk!" Randika terbatuk dan wajahnya kembali serius. "Aku ingin kamu membangunboratorium kita kembali. Kali ini, jangan memberitahu lokasinya ke siapapun bahkan pada Catherine. Ku bisa, pisahkan pengeluaran dan sistem datanya dengan markas utama." Yuna mengangguk. "Baih,gip istana bawah tanah kita sedang dm proses rekonstruksi jadi aku bisa meminta dana pada Catherine dengan san untuk membangun jaringan informasiku." "Satu halgi yang ingin kusampaikan. Aku ingin kamu meneruskan perkembangan ramuan X tetapi dengan sedikit perubahan." "Perubahan?" Yuna merasa penasaran. "Kamu bisa mendiskusikannya dengan para penelitiinnya, aku ingin ramuan X bukan menekan kekuatan misteriusku tetapi menyerapnya agar bisa kukendalikan." Yuna mengangguk. "Baih akan kucoba, seharusnya pembangunanboratorium kali ini akan jauh lebih cepat." "Tetapi jangan sampai kamu melupakan tanggung jawabmu sebagai ketua divisi intelinjensi. Bn Kegpan masih hidup dan masih banyak bahaya yang mengintai, jadi jangan lengah." Seth berbincang-bincang sedikit, Randika mematikan video call mereka dan memikirkan kata-kata Shadow tadi. Randika mau tidak mau menjadi khawatir, dia hanya bisa berharap Arwah Garuda bisa menemukan keberadaannya dengan cepat. ....... Matahari terbit dan burung-burung berkicau, Randika membuka matanya dan terbangun dari tidurnya. Dm sekejap dia menyadari bahwa dia sendirian di atas tempat tidur. Inggrid rupanya bangun lebih pagi dan meninggalkan dirinya. Sepertinya dia harus memberikannya hukuman keluarga karena sudah meninggalkan dirinya diam-diam. Randika tertawa dan memutuskan untuk bangun. Namun, udara yang wangi masuk ke dm hidungnya. Sepertinya aroma tubuh Inggrid melekat di bajunya. Sejujurnya, Inggrid adh tipe orang yang tidur lebih cepat dan bangun lebih pagi. Inggrid adh orang yang menaruh perhatian yang besar pada kesehatan tubuhnya, jadi dia sangat memperhatikan jam tidurnya. Bagaimanapun juga, tidur membuat seorang perempuan lebih cantik. Jadi jika boleh dikatakan, lebih baik berhubungan badan pada pagi hari daripada mm hari. Namun, Randika jarang sekali mkukannya di pagi hari. Kebanyakan Inggrid slu bangun lebih dulu daripada dirinya jadi sangat disayangkan. Seth turun dari tempat tidur, Randika hendak cuci muka. Dialu menyadari ada handuk dan pertan sikat gigi di atas meja. Tindakan kecil Inggrid ini membuat Randika terasa hangat di hatinya, istrinya benar-benar perhatian padanya. Sambil bersiul dan menggoyangkan pantatnya, Randika menggosok gigi dan mencuci mukanya dengan gembira. Seth selesai, dia turun kentai bawah dan bersiap untuk sarapan. "Wah nak Randika pagi-pagi sudah bahagia, ada kejadian bagus apa?" Ibu Ipah tersenyum dan membawakan sarapan ke meja makan. "Tidak ada kejadian khusus kok bu." Kata Randika sambil tersenyum. "Menurut ibu apakah aku tambah ganteng?" "Tentu saja, nak Randika tiap hari tambah ganteng. Nak Randika dan nona adh pasangan sempurna yang ditakdirkan untuk bersama." Kata Ibu Ipah sambil tersenyum. "Aku senang mendengarnya." Kata Randika sambil tertawa, dia tidak menyangka bahwa Ibu Ipah bisa menjt seperti itu. Seth sarapan, Randika keluar dari rumah. Karena tidak ada uang, Randika tidak punya pilihanin sin menuju kantor. Tetapi dia menikmati jn paginya ini dengan berjn secara pehan dan menikmati waktu santainya ini. Sesampainya di depan gedung, dia mengecek jam dan sekarang baru 08.55 pagi, masih ada waktu 5 menit untuknya. Randika mengh napas, dia aslinya ms untuk datang pagi-pagi seperti ini. Randikalu berjn menuju lift sambil berwajah ogah-ogahan sementara karyawan yangin berian menuju ruangan mereka karena takut tembat. Ketika Randika sampai di lobi depan, dia menyadari ada kerumunan orang berjas hitam di depan pintu masuk. Ku dihitung-hitung, terlihat ada 20 orang yang menunggu dengan diam di pintu masuk lobi. Para karyawan yang baru datang tidak bisa tidak penasaran dengan mereka, ngapain mereka ada di sini? Randika memperhatikan kerumunan orang itu dari jauh dan mengerutkan dahinya, orang-orang itu pasti mengincar dirinya. Kenapa Randika yakin? Karena pengmannya sebelumnya dengan perusahaan Gksi ataupun dengan Yosua, membuatnya sadar bahwa jika ada gerombn seperti ini, hampir 90% mereka mencari dirinya. Namun, buat apa Randika takut sama ikan teri seperti itu? Ketika Randika melewati mereka, tiba-tiba seseorang dari orang berjas hitam itu menepuk tangannya. Kemudian 20 orang berjas hitam itu membagi diri mereka jadi 2 dan memberikan jn bagi Randika sekaligus berteriak bersamaan. "Smat pagi kakak tertua." Semuanyalu membungkuk bersamaan! Wajah Randika benar-benar terlihat bingung. Chapter 262: Teman Baru Chapter 262: Teman Baru Kakak tertua? Apa yang mereka bicarakan? Randika sama sekali tidak mengingat bahwa dia menerima orang sebanyak ini seth dia kembali ke Indonesia. Terlebihgi, mereka benar-benar lemah, mana mungkin dia mengangkat mereka menjadi komplotannya? Randika terdiam beberapa saat, tidak tahu harus berbuat apa. Semua karyawan yang ada di lobi depan juga sama terkejutnya, mereka menatap bingung ke arah Randika. Mereka sudah tahu tentang legenda Randika di kantor ini, tetapi dia tidak menyangka bahwa Randika sampai memiliki anak buah seperti ini. Lalu dari arah pria berjas hitam itu terdengar suara. "Sapaan kalian sama sekali tidak menyentuh hati kakak tertua kita, ngi sekaligi! Kali ini suara kalian harus lebihntang, lebih kompak dan lebih tulusgi!" "Sm kakak tertua!" Kali ini 20 orang tersebut membungkuk dan menyapa Randika dengan suara yang lebih keras daripada sebelumnya. Pada saat ini, semua orang menjadi penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi. "Kalian bercanda ya? Suara kalian sama sekali tidak tulus dan loyo! ngi sekaligi dan kali ini gunakan seluruh hati kalian untuk menyapa kakak tertua!" "Smat pagi kakak tertua!" Mereka terus mengnginya beberapa kaligi, dan akhirnya Randika sadar siapa pemimpin dari pria berjas ini. Ternyata itu adh Richard, pemuda yang dia tolong dari para penculik. "Berhenti!" Randika sudah tidak tahangi dengan teriakan tidak masuk akal ini dan menghampiri Richard. Richard sendiringsung berwajah bangga dan berkata pada Randika. "Kak, apa kakak senang mendengar sambutanku?" "Kamu ini mabuk atau apa?" Randika menatap Richard dengan perasaan bingung, kejadian ini benar-benar tidak masuk akal baginya. Jika bocah ini tidak mabuk, Randika tidak punya penjsanin. "Sudah tugas sebagai adikmu untuk menyapa kakaknya." Kata Richard denganntang. "Jadi adikmu hari ini datang untuk memberi hormat padamu." "Sejak kapan aku menjadi kakakmu?" Randika mengerutkan dahinya. "Kapan aku setuju untuk menjadi kakakmu?" "Kak, jangan berkata seperti itu. Sejak hari pertama kita bertemu, aku merasakan ikatan takdir yang begitu kuat. Sejak hari itu aku sadar bahwa kita ditakdirkan untuk bersama! Kakak tidak usah khawatir, mi hari ini aku akan mengikutimu ke manapun meskipun kita melewati gunung dan neraka sekali pun." Richard menepuk-nepuk dadanya. Randika mengh napasnya dm-dm. Ku perasaannya ini dijskan dengan kata-kata, maka hanya ada satu kata bagi Richard yaitu g. Randika sama sekali tidak ingin terlibat dengan delusi milik Richard ini dan berjn melewatinya. Namun, Richard dengan sigap mengikuti Randika dari bkang. "Kak, aku benar-benar ingin kakak mengakuiku sebagai adik. Aku benar-benar serius!" Randika mengabaikannya. Richard, dengan cepat, memberi isyarat tangan pada bawahannya. Kemudian 20 orang berjas itu berjn mengikuti Randika sambil berteriak. "Beri jn untuk kakak tertua." Semua orang yang menghngi Randika akan menerima tatapan tajam dari kedua puluh pria menakutkan ini. Dm sekejap, semua orang takut pada Randika yang dari awal memang sudah misterius di dm benak mereka. Ketika melihat kejadian ini, mereka semakin yakin bahwa Randika adh seorang gangster. Randika tiba-tiba berhenti berjn. Richard, yang berjn di bkangnya, tidak berhenti. Dia berjn ke depan dan ikut membukakan jn untuk Randika. "Suruh orang-orangmu keluar dari gedung dulu." Kata Randika sambil mengh napas. "Hei kalian dengar tidak? Kakak tertua ingin kalian keluar dari sini!" Kata Richard pada anak buahnya. Kedua puluh orang itu segera beri keluar dari gedung. "Apa kakak butuh sesuatugi?" Tanya Richard dengan tatapan menjt. Melihat wajah Richard, Randika tidak bisa menahan amarahnya. "Katakan sanmu kenapa aku harus mengakuimu sebagai adik?" Tanya Randika dengan wajah serius. "Aku tidak bisa mengakui seseorang yang bahkan aku tidak kenal sama sekali." Richard tertawa dan menggaruk kepnya. "Sejujurnya, sejak pertama kali kita bertemu aku tidak bisa melepaskan sosok kakak dari kepku." Ketika kata-kata itu selesai terlontarkan, Randika sudah berada 3 meter dari dirinya. Dia berkata pada Richard dengan tatapan mata waspada. "Kamu homo?" Homo? Richard mengerutkan dahinya, kenapa dia dianggap homo? Aku ini orang normal dan menyukai perempuan cantik! Seth beberapa kali meyakinkan Randika, akhirnya keshpahaman ini terselesaikan. Terlebihgi, seth mendengar penjsan Richard lebihnjut, Randika sudah mengerti mengapa dia mengejar dirinya sedemikian rupa. Hal ini membuat Randika menggelengkan kepnya. Meskipun Richard ini adh anak orang kaya dan berhati baik, dia tidak bisa lepas dari politik dan musuh dari ayahnya jadi dia mencari tempat berteduh yang bisa melindungi nyawanya. "Terus apgi sanmu?" Tanya Randika. "Sejujurnya." Wajah Richard sudah terlihat merah karena malu. "Hidupku itu biasa-biasa saja, sekh, les, bertemu dengan orang penting dan kegiatan membosankaninnya. Aku ingin sesuatu yang beda, sesuatu yang membuat darah mendidih. Kemarin aku melihat pertarungan kakak di Inferno bar dan aku benar-benar terpukau, detik itu aku membtkan tekad untuk mengikutimu ke mana saja." Seth selesai berbicara, suasana menjadi hening. Melihat ekspresi tulus Richard, Randika hanya tersenyum dan mengatakan. "Baih ku begitu, status kita sekarang adh berteman dan jangan pernah panggil aku kakak tertuagi." "Benarkah? Terima kasih kak!" Richard benar-benar senang bukan main, tetapi dia menyadari dia th sh memanggil dan menepuk dahinya. "Ku begitu aku akan memanggilmu Randika." Kata Richard sambil membenarkan bajunya. "Ku kak Randika tidak ada kerjaan, bagaimana ku aku menunjukan tempat yang bagus untuk menghormati pertemanan kita ini?" "Di mana?" Randika tertarik dengan penawaran ini. "Sudah ikut saja, aku jamin tempatnya menyenangkan." Kata Richard sambil tertawa. Randika berpikir sebentar, dia sendiri aslinya tidak ada kerjaan mendesak di kantornya dan Richard sendiri tidak begitu mencurigakan baginya. Melihat Randika yang menganggukan kepnya, Richard menjadi senang bukan main. Kemudian mereka berangkat memakai mobil mewah Richard dan segera menuju jn Merpati. Takma kemudian mobil mewah ini berhenti di sebuah gudang yang terbengki. "Tunggu sebentar di mobil." Richardlu keluar dari mobilnya dan berbicara dengan penjaganya. Seth pintu gudang itu terbuka, Randika ikut turun dari mobil dan berjn bersama ke dm. Di bawah arahan penjaganya, mereka tiba di suatu lift. Dan seth lift itu turun, pemandangannya benar-benar membuat mata Randika berbinar-binar. Dekorasi mewah dan air mancur yang ada benar-benar bertk bkang dengan kondisi gedung yang mereka masuki tadi, bahkan karpet yang dipakai terlihat mahal. Di sepanjang matanya, beberapa meja judi bisa terlihat! Ya, Richard th membawanya ke kasino bawah tanah! Di dm kasino ini, sudah ada ratusan orang yang bermain dan bersenang-senang. Tidak jarang juga Randika melihat perempuan-perempuan cantik memakai kostum cosy sexy lingerie kelinci dengan stocking j berkeliling mengantarkan minum. "Yang kamu menyenangkan adh berjudi?" Randika menatap Richard. "Ah! Hari ini bukan hanya sekedar berjudi saja." Richardlu menarik Randika dan berbisik. "Hari ini akan ada kejuaraan yang melibatkan pemain profesional." Lalu Richard menambahkan. "Kompetisi hari ini melibatkan banyak pihak, jadi hari ini aku jamin akan ada kejadian menarik." Chapter 263: Salah Pilih Lawan Chapter 263: Sh Pilih Lawan "Kenapa kamu seyakin itu?" Randika tidak tahu apa serunya melihat orang berjudi. "Kak, ini bukan hanya sekedar mash uang." Richard memnkan suaranya. "Kompetisi kali ini menyangkut wajah dari beberapa keluarga aristokrat." Mendengar hal ini, Randika juga ikut menjadi penasaran. Keluarga aristokrat di negara ini jarang muncul di depan publik, biasanya mereka bekerja di balikyar. "Sejujurnya, keluarga yang berasal dari utara sepertinya memiliki mash dengan yang di stan dan sudah beberapa kasus perselisihan dari mereka. Tetapi jika mereka berperang secara terang-terangan, mereka akan menyeret sekutu-sekutu mereka dan negara bisa kacau. Jadi mereka setuju untuk menyelesaikan ini di meja judi ini. Mereka th bermain sebelumnya dan sekarang seharusnya adh yang terakhir. Akhir dari pertarungan mereka ditentukan oleh hasil hari ini." Mata Randika sudah berbinar-binar, apa yang dikatakan Richard benar-benar menarik. Jika sudah melibatkan keluarga aristokrat maka kejadiannya pasti sangah menarik untuk dilihat. "Bagaimana bisa kamu tahu semua hal ini?" Randika bertanya pada Richard. Richard membsnya sambil tersenyum. "Aku mendengarnya ketika ayahku membahasnya bersama kliennya. Dan kebetn juga, aku pernah datang ke kasino bawah tanah ini jadi aku bisa membawamu ke sini." "Kak, kompetisi mereka masihma, bagaimana ku kita bermain dulu?" Richard mengeluarkan chip taruhan dan memberikannya pada Randika. Randika tidak tahu harus berbuat apa beberapa saat, dia merasa diajak berdosa oleh Richard. "Baih." Akhirnya Randika mengangguk. Kebetn chip taruhannya juga gratis jadi dia tidak perlu sungkan apab habis. "Kamu tidak perlu ikut aku." Kata Randika. Richard mengangguk. "Jika butuh uang lebih, kabari saja." Kemudian Randika berjn-jn sambil mengagumi kasino bawah tanah yang luas ini. Banyak meja permainan di tempat ini, mau itu kartu, roulette, slot machine dll. Randika pernah pergi ke kasino di Amerika, tempat itu membawa kenangan yang menyenangkan baginya. Dan baginya roulette adh mesin uang sebenarnya. Cara kerjanya sangat sederhana, petugas akan memutar papan yang berisikan angka 0-36 yang memiliki warna berbeda, biasanya ganjil akan berwarna merah, genap berwarna hitam dan angka 0 berwarna putih. Roulette memiliki berbagai macam taruhan, pemain bisa bertaruh angka berapa b akan jatuh, warna, ganjil atau genap dll. Jadi bisa dikatakan bahwa permainan ini sangat menguntungkan para pemain karena memiliki persentase hampir 50% untuk menang. Banyak orang yang bermain di meja ini, Randika memutuskan untuk memperhatikannya terlebih dahulu. Para pemain yang sudah bertaruh sudah menahan napas mereka ketika b kecil itu berputar. "Ayo hitam!" Teriak sh satu orang. Matanya sudah hampir copot ketika melihat b yang bergulir itu makin mmbat, sepertinya dia bertaruh besar untuk hitam. "Bodoh, kenapa kamu bertaruh di warna? Js daritadi itu sudah 3x genap, bnya sudah pasti ganjil sekarang!" Teriak temannya, tangannya juga sudah berkeringat. Akhirnya, b itu mi mmbat dan berhenti di angka 0. Kejadian ini membuat semua pemain di meja benar-benar sedih dan mengh napas mereka dm-dm. Perlu diketahui, angka 0 tidak termasuk berwarna hitam ataupun merah dan juga bukan genap. Dan juga, persentase b berhenti di angka 0 benar-benar kecil jadi orang tidak pernah bertaruh untuk angka 0 meskipun imbnnya sangah besar. Randika dm hati tertawa, penjudi yang baik itu mengerti batasan diri dan tidakngsung mempertaruhkan seluruh uangnya dm satu permainan. Ketika Richard sedang asyik bermain ckjack, dia mendengar suara dari bkang yang memanggilnya. "Wah, wah, bocah yang slu nurut sama ayahnya ini ternyata nakal juga sampai berjudi di tempat ini." Ketika mendengar suara itu, badan Richard menjadi kaku. Ketika dia menoleh ke bkang, dia melihat beberapa orang sedang tertawa. Yang mengejek dirinya adh Anthony, musuh bebuyutannya. Keluarganya Anthony juga merupakan keluarga penting di kota Cendrawasih, oleh karena itu kedua keluarga ini sering berselisih. Dm aspek bisnis, keduanya saling bersaing terus menerus. Dari generasi kakeknya hingga ayahnya mereka sekarang, mereka terus bertarung secara terbuka dan secara diam-diam. Namun, Anthony memandang rendah Richard. Dm hal pengman dan berbagai bidang, Anthony menghkan Richard. Richard menatapnya dengan dingin. "Bukan urusanmu jika aku ingin berada di tempat ini untuk bersenang-senang. Lagip ngapain kamu ada di sini?" "Tentu saja aku datang untuk berjudi, ku tidak ngapain aku ke kasino?" Anthony tertawa dengan pertanyaan bodoh Richard. "Bukannya bocah penurut sepertimu tidak cocok berada di tempat seperti ini? Bagaimana ku kamu segera keluar dari sini? Aku sedikit kasihan dengan uang ayahmu yang terbuang percuma seperti ini." Anthonylu tertawa bersama teman-temannya. "Benar kata Anthony, bagaimana ku kamu pergi dan minum saja di bar dekat sini? Aku dengar mereka baru saja mendatangkan perempuan dari Thand. Kamu pasti menyukai perempuan berbatang seperti itu bukan?" Dengan ini Anthony dan teman-temannya tertawa sekaligi. "!!" Wajah Richard benar-benar dingin, amarahnya sudah meluap-luap. Dia ingin menghajar Anthony dan teman-temannya dengan keras. Tetapi dia tidak berani mkukannya karena hari ini dia hanya datang berdua dengan Randika, para pengawalnya tidak dia bawa sama sekali jadi dia ragu bisa menang dari Anthony. Para pengunjung di kasino ini tidak tertarik dengan pertunjukan para bocah. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang berani mnggar peraturan di kasino bawah tanah ini. Jika ada yang berani mkukannya, maka orang tersebut harus bersiap-siap babak belur. "Kenapa? Tidak terima?" Anthony mendengus dingin. "Apa kamu ingin membunuhku? Aku tahu bahwa kamu sendiri juga sudah sadar bahwa kamu sama sekali tidak bisa menyentuhku. Melihatmu yang seperti anjing ketakutan ini benar-benar sedap dilihat." Anthony kembali tertawa bersama teman-temannya. "Ku tidak terima, bagaimana ku kita menyelesaikannya di atas meja? Kebetn juga kita sudah berada di tempat yang tepat. Jadi bagaimana? Berani mwanku?" Richard yang sudah panas itu tidakngsung menerima tantangan ini, dia memikirkan pro dan kontra dari tantangan Anthony ini. Tetapi Anthony menambahkan minyak pada api. "Tapi tentu saja, aku tahu kamu tidak akan berani menantangku. Bocah ingusan sepertimu tidak punya keberanian dan kemampuan untuk mwanku. Hahaha." "Siapa bng aku tidak berani mwanmu?" Richard terpancing oleh hinaan Anthony yang kali ini. "Aku cuma bng apa adanya." Anthony tersenyum. "Bukankah aku sering menghkanmu di berbagai kesempatan? Aku hanya takut bahwa nyalimu sudah sekecil semut sekarang. Bagaimana ku begini, kita jangan mempertaruhkan uang minkan perjanjian kontrak bisnis atau tanah keluarga kita, bukankah itu lebih seru?" Richard kembali ragu-ragu. Anthony kembali menambahkan minyak. "Ku kamu takut tidak mash, jangan ragu-ragu untuk mengakuinya. Seperti kura-kura, sebaiknya kamu memasukan kepmu itu ke lubang kecilmu." "Siapa bng aku takut?" Richard kembali terpancing, kali ini Anthonyngsung menyambar kesempatan ini. "Baguh ku begitu!" "Cepat kita pilih meja yang kosong." Anthony berjn duluan. Kemudian keduanya berjn menuju meja kosong,lu Anthony berkata pada Richard. "Kita main yang gampang saja, kita bergantian mengocok kartunya dan seth itu masing-masing dari kita mengambil 4 kartu secara bergantian. Seth mendapatkan kartunya, kita hanya boleh menukar 1 kartu dengan kartu baru. Seth itu kita menjuhkan kartunya dan siapapun yang lebih besar adh pemenangnya. As adh 1 dan King adh 13." "Baih." Richard sudah tidak bisa mundurgi. Meskipun sebelumnya dia pernah ke kasino, dia tidak telu suka bermain. Dia hanya suka menonton orang bermain dan mencari sensasi kesenangan saja. Namun, demi menjaga wajah sekaligus namanya, dia harus menerima tantangan Anthony. Anthony tersenyum kemudian mengocok kartunya dan memberikannya pada Richard. Seth selesai dikocok, kartu tersebut ditaruh di tengah dan mereka mengambilnya satu per satu secara bergantian. "Apa yang kita pertaruhkan." Kata Anthony sambil mengambil kartu dengan santai. Sebagai catatan, mereka boleh mengambil kartu secara acak jadi tidak harus mengambil yang paling atas. Mendengar hal ini, keringat dingin mi membanjiri dahi Richard. Dia bukan bertaruh dengan uang miliknya sendiri minkan uang keluarganya. "Sebelum kita membuka kartunya, sebaiknya kita memutuskan apa yang dipertaruhkan terlebih dahulu. Oh ya, aku juga mengusulkan best of 5 jadi siapapun yang menang 3x, dih pemenangnya. Aku akan mempertaruhkan tanah keluargaku yang ada di dekat distrik pembangunan kota baru. Bagaimana ku kamu mempertaruhkan tanahmu yang ada di distrik perbnjaan di tengah kota?" Sepertinya taruhan ini cukup oke, tetapi arah pertaruhan ini sebenarnya disetir oleh Anthony. Kota Cendrawasih sudah merupakan mega kota di Indonesia. Perkembangannya sangat pesat dan sebentargi akan menyamai Jakarta dan Indonesia. Bisa dibayangkan betapa mahalnya tanah di tengah kota saat hal itu terjadi? Terlebihgi, tanah yang dipertaruhkan oleh Richard merupakan tempat berkumpulnya toko emas dan perhiasan. Setiap hari ratusan juta berputar di tempat tersebut. Pada awalnya, keluarga Richard membangun kekuatannya dari distrik perbnjaan itu. Anthony menyadari ini dan berusaha merebutnya. Richard menggigit lidahnya. Tentu saja dia tahu apa yang dipertaruhkan hari ini sangat krusial, tetapi dia tidak bisa mundur. "DEAL!" "Baih, buka kartumu." Anthony mendengus dingin sambil membuka kartunya. Seth membuang satu kartu, keempat kartunya adh 10 wajik, jack sekop, 6 hati dan queen hati dengan total 39 poin. Sedangkan kartu Richard hanyh angka dengan perolehan tidak sampai 25 poin. "Ku begitu untuk pertarungan pertama kita, akh pemenangnya." Anthony tersenyum, sepertinya hari ini keluarganya akan berpesta. Keringat dingin mi membanjiri punggung Richard, kemudian mereka kembali mengocok kartu dan mengambil 4 kartu secara acak. Kemudian seth membuka kembali kartu mereka, Richard th kh kembali. Skor sekarang 2 untuk Anthony dan 0 untuk Richard. Pada saat ini, Randika yang berjn-jn melihat Richard dan berjn menghampirinya. Dia terkejut ketika sadar bahwa Richard sepertinya sedang bermain mwan orang. "Kenapa? Takut kh?" Anthony sudah tertawa keras. "Ku takut cepat kembali ke pelukan ayahmu itu, tidak usah datang ke sinigi." "Siapa bng dia takut?" Tiba-tiba, seseorang datang menghampiri meja mereka dan berdiri di samping Richard. "Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusanku, pergi sana!" Anthony tidak senang diganggu di tengah-tengah kemenangannya. Richard yang berwajah pucat itu bahagia ketika melihat Randika, seakan-akan dia th melihat sang juru smat. Randika mencueki Anthony dan bertanya pada Richard apa yang sebenarnya terjadi. Sebelum Richard menjawab, dia sudah berdiri dan menyuruh Randika duduk menggantikannya. Melihat Richard yang berdiri dan memberikan kursinya, Anthony sedikit terkejut. Kemudian dia menatap tajam pada Richard. "Kamu yakin digantikan sama orang ini? Aku ingatkan, skor tetap tidak berubah." "Aku yakin." Melihat wajah Randika yang terlihat bodoh dan tenang itu, Anthony kemudian menjskan permainannya kembali. "Berarti King adh yang tertinggi?" Tanya Randika. "Benar." Randika mengangguk dan mi mengocok. Anthonylu berkata dengan nada sarkas. "Aku akan memberikanmu kesempatan untuk memilih 4 kartu duluan." Randika tidak sungkan-sungkan, dia dengan cepat mengambil 4 kartu dari tumpukan. Dan tanpa menunggu Anthony mengambil kartunya, dia sudah membuka keempat kartunya. "Empat King?" Teman-temannya Anthony tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Anthony sendiri sudah terkejut ketika melihat kartu yang dimiliki Randika, wajahnya menjadi muram. Sepertinyawannya ini bukan sembarangan. "Sekaligi." Anthony berusaha menenangkan dirinya, kali ini dia mengocok dengan sungguh-sungguh. Sejujurnya, dia menang mwan Richard menggunakan trik-trik seperti Second Deal [1] dan peeking [2]. Seth kartu th dikocok dengan benar, mereka bergantian mengambil kartu. Tapi Anthony sh mwan orang, orang yang dihadapannya ini adh Ares sang Dewa Perang, permainan kartu ini semudah dirinya membunuh 100 orang. Ketika Anthony berusaha mengambil kartu, tangan Randika bergerak dengan cepat dan mengambil satu kartu. Anthony yang terkejut menoleh ke arah Randika, tetapi momen ini digunakan Randika untuk mengambil 3 kartu sisanya. Cepat sekali! Ketika dia berusaha mengambil kartu pertamanya, Randika sudah membuka kartunya dan semua orang menjadi terkejut kembali. "Mustahil, empat Kinggi?" Semua orang terkejut dan Richard yang berdiri di samping Randika sudah tersenyum lebar. [1] Pemain atau dealer terlihat seperti mengambil kartu seperti biasa, tetapi kenyataannya dia mengambil kartu di bawahnya. [2] Pemain atau dealer mengintip kartu yang akan dibagikannya dengan bantuan t seperti cincin sgi mengalihkan perhatian orang agar tidak ketahuan. Chapter 264: Masih Mau Lanjut? Chapter 264: Masih Mau Lanjut? Melihat empat King tersebut, semua orang yang memperhatikan pertandingan ini benar-benar terkejut. "Mustahil, orang itu mengambil 4 King dengan begitu mudah!" "Curang, dia pasti curang!" "Jangan-jangan dia card mechanic [1] yang dikatakan orang-orang?" "Bodoh! Itu tidak mungkin, Anthony juga ikut mengocok kartunya bukan?" Tatapan mata orang-orang masih dipenuhi dengan tanda tanya. Bisa dikatakan ketika Randika membuka kartunya, Anthony sudah kh bahkan sebelum dia mengambil keempat kartunya. Wajah Anthony sudah muram secara ekstrim! Orang ini benar-benar ahli! Richard, yang berdiri di bkang Randika, sangat bahagia di dm hatinya. Sekarang dia benar-benar percaya dengan Randika. Awalnya, dia datang ke tempat ini bersama Randika agar dapat menjalin pertemanan yang lebih baik, tetapi sekarang dia justru menjadi juru smatnya. Jika Anthony memenangkan pertandingan ini, keluarganya akan menuntut hasil taruhannya ini untuk memperlemah keluarganya. Dan tentu saja, ayahnya tidak akan menurutinya dan perang antar kedua keluarga ini akan pecah. "Masih maunjut?" Kata Randika dengan santai. "Kamu pasti curang! Lebih baik kitaporkan orang ini karena berani curang." Kata sh satu teman Anthony. Wajah Anthony sudah benar-benar dingin, dia berkata pada pengawalnya. "Panggilkan Hao untukku." Pengawalnya yang berdiri di sampingnya mengangguk dan segera pergi, sementara Anthony menatap tajam ke arah Randika. Semua yang memperhatikan pertandingan ini sudah menahan napas mereka, suasana meja ini benar-benar tegang dan menekan. Namun pada saat ini, suara yang cukup memalukan dapat terdengar. Tutttttt. Suara yang panjang dan keras, di suasana yang hening ini, dapat terdengar js. Dm sekejap, wajah Randika yang tenang itu berubah menjadi ekspresi jijik. "Aku tidak mash jika kamu melototiku seperti itu, tetapi kamu tidak perlu sampai kentut seperti itu bukan?" Ah? Anthony sama sekali tidak menjawab, sedangkan orang-orang di sekitarnya sudah mngkah mundur meninggalkannya. Orang-orang ini tidak habis pikir dengan Anthony, kenapa dia berusaha membunuh mereka? "Itu bukan aku!" Wajah Anthony terlihat merah dan marah. Richard yang melihat hal ini sudah tertawa puas dm hati. Untuk pertama kalinya, dia bisa melihat musuh bebuyutannya ini kbakan seperti itu. Tidak sh dia membuat Randika ini menjadi sekutunya, dengan ini tidak adagi yang bisa menghnginya menuju puncak! Dm hati dan perut, Randika merasa lega. Benar yang kentut adh dia! Sebelum orang-orang bisa berkata sesuatu, dia sudahngsung menuduh Anthony sebagai pkunya sehingga dia tidak akan menjadi tersangka. Anthony benar-benar marah, tatapan matanya terlihat dingin. Tidakma kemudian, seorang pria yang terlihat ngantuk dan ms datang ke meja mereka. "Hei, ngapain kamu memanggilku?" Wajah Hao benar-benar terlihat ngantuk, sepertinya dia sudah berhari-hari tidak tidur. Mulutnya menghisap rokok dan rambut hitamnya yang panjang itu terlihat acak-acakan. "Hao aku butuh bantuanmu." Anthony dengan cepat berdiri dan menceritakan segnya pada Hao. Bagi orang-orang yang mengetahui siapa Hao itu, semuanya terkejut. "Wow, dia kenal Hao?" Setiap kasino memiliki orang terhebatnya untuk menghkan orang-orang yang "beruntung" mm itu. Dan Hao adh orang yang dipekerjakan oleh kasino bawah tanah ini untuk merampok kembali uang mereka yang hng. Seth mendapatkan detailnya dari Anthony, Hao mengangguk. "Baih ku begitu, aku akan membantumu." Anthony merasa lega ketika Hao bersedia membantunya, dialu menatap Randika dengan tatapan mengejek. Hao dengan santai duduk dan mengeluarkan sebuah dek kartu dari sakuanya. Seth menggr seluruh kartu di meja untuk menunjukan tidak ada yang sh dengan kartu-kartu itu, dia berkata pada Randika. "Mari kita bermain." Seth itu, dia menampar meja dan ke-52 kartu itu mendadak terlempar ke udaralu seluruh kartu tersebut myang di udara. Suara tamparan meja yang keras itu menarik perhatian semua orang yang ada di kasino ini, orang-orang yang bermain di ruangan VIP juga menyadari bahwa ada hal menarik yang sedang terjadi. Di sh satu ruang VIP, ada seorang perempuan berusia 15 tahun yang secantik boneka dan memakai baju sedikit terbuka menyadari kejadian ini. Matanya terpaku pada Randika yang duduk dengan tenang dan melihat kartu itu terkocok. Diagi? Di meja-mejain, keluarga dari sekutu Richard dan Anthony juga menyadari kejadian ini dan berkumpul di sekitar meja Randika. Dm sekejap, seluruh fokus kasino ini tertuju pada satu meja. Randika duduk dengan tenang meskipun ada sedikit rasa terkejut di dm hatinya. Sepertinyawannya kali ini bukah sembarangan orang. Mengingat peringatan dari Richard sebelumnya, sepertinya Hao adh orang andn kasino ini. Sepertinya kartu yang dilempar di udara itu merupakan sh satu triknya. Baginya ini lumayan menarik, tetapi apakah dia mengira trik seperti itu bisa menghkannya? Ketika kartu-kartu itu masih berada di udara, Randika tersenyum dan berdiri. Tangan kanannya tiba-tiba menjulur dan mengambil sh satu kartu di udara! Hao, yang terkejut dengan tindakan Randika ini, mi berkeringat dingin. Kartu yang diambil oleh Randika adh King sekop. Detik itu juga, Hao segera mencari 3 King sisanya dari kartu-kartu yang masih terbang di udara itu sebelum mereka jatuh di tanganwannya. Orang-orang melihat kedua orang itu bertarung memperebutkan kartu yang masih ada di udara, mereka baru tahu ada pertarungan yang seperti ini di sebuah permainan judi. Kejadian ini benar-benar cepat, karena kartu-kartu itu hanya myang sma beberapa detik. Hao segera mengunci sasarannya, matanya sudah berbinar-binar dan tangannya sudah menjulur. Tetapi, Randika jauh lebih cepat dan mengambil kartu yang menjadi sasaran Hao. Ketika seluruh kartu itu terjatuh di meja, keduanya hanya berdiri diam. Semua orang, menahan napas mereka sambil menatap keduanya, menunggu hasil akhir dari pertarungan ini. "Apa menurutmu orang itu mendapatkan empat Kinggi?" Tanya sh satu orang. "Mustahil! Kamu kira siapawannya itu? Mustahil dia bisa mendapatkan empat Kinggi." Randika menatap Hao, Hao menatap Randika. Berbeda dengan wajah tenang Randika, Hao sudah mengerutkan dahinya sejak tadi. Dia th kh. Randika secara pehan membuka keempat kartunya yang th dia dapatkan di atas meja dan hal ini membuat seluruh penonton bersorak. "GILA! Empat Kinggi?" "Luar biasa!" "Benar-benar tidak terkhkan." Semua orang kembali terkejut, bisa-bisanya orang itu mendapatkan empat Kinggi? Hao juga membuka kartunya, empat Queen tersebut juga ikut bersedih melihat kekhan Hao yang tk. Di ruangan VIP, Elizabeth, perempuan muda tadi, menatap Randika dan berkata pada pengawalnya. "Nancy, bagaimana menurutmu kemampuan orang itu?" Di samping Elizabeth, Nancy berdiri dengan wajah seriusnya. Matanya daritadi tertuju pada Randika. Seth beberapa saat, dia berkata dengan pn. "Aku tidak bisa melihatnya, orang itu benar-benar hebat." "Oh? Benarkah?" Elizabethlu tersenyum. "Di atasngit memang adangit." Richard sudah senang bukan main, tatapan pada Randika sudah dipenuhi dengan kekaguman. Kakak tertuanya ini, meskipun Randika mengatakan bahwa mereka hanya teman, benar-benar kuat! Di sisiin, Anthony sudah berkeringat deras. Tetapi, semua orang tidak peduli dengannya. "Kau benar-benar hebat, aku belum pernah mwan orang sehebat dirimu." Hao mi angkat bicara. Seth berguru pada sh satu ahli judi terhebat di dunia, dia sama sekali belum menemukan orang yang pantas menjadiwannya. Oleh karena itu, dia sudahma mendambakan momen seperti ini. Tatapan mata Hao menjadi berbinar-binar, kekhannya ini membuatnya darahnya mendidih. "Aku masih ingin bertarung denganmu!" [1] keahlian dm gerakan tangan yang digunakan untuk memanipsi dek kartu. Pesp menggunakan cara yang sama untuk mcak sh satu kartu atau terkadang bahkan seluruh dek secara lengkap. Dm kasus di kasino, orang akan berusaha mengetahui informasi yang sama sehingga mendapatkan rasio kemenangan yang tinggi. Chapter 265: Randika vs Hao Chapter 265: Randika vs Hao Hao menatap kagum pada Randika, dia sudahma mendambakan rival sekuat ini. Oleh karena itu, satu pertarungan tidak cukup memuaskan api di dm dirinya! Terakhir kali Hao merasa darahnya mendidih seperti ini ketika dia mwan dewa judi dari Australia, itu pun sudah 3 tahun yanglu. Dm 3 tahun ini, dia sama sekali tidak bisa menemukanwan yang pantas. Dia tidak menyangka bahwa seth map di Indonesia dan bekerja di kasino bawah tanah ini, api di dm hatinya itu ternyata bisa membara sekaligi. Namun, Randika menatap Hao dan menggelengkan kepnya dengan cepat. "Aku tidak mau berjudigi!" Orang-orang yang mendengar hal iningsung kecewa dm hati mereka. Namun, yang paling kecewa adh Hao. Randika dm hati merasa tenang dan senang, dia memberi umpannya pada Hao. Jika kau ingin berjudi denganku, pertaruhkan uangmu! "Ayh, apa syaratmu agar mau bermain denganku?" Hao masih tidak mau menyerah. "Aku masih tidak terima kh denganmu, jadi katakan saja apa maumu." Seth berhasil menymatkan harta keluarganya, Richard sudah memandang tinggi Randika. Dan sekarang, Randika bahkan membuat Hao menari-nari di atas tangannya. Mendengar hal itu, Randika, yang hendak pergi meninggalkan kasino ini, tiba-tiba berhenti berjn dan berkata sambil tersenyum. "Baih ku begitu, berapa uang yang kamu berani bayar untukku jika aku menang?" "Apa satu miliar cukup?" Kata Hao dengan santai. Sma hidupnya, kasino-kasino yang dia kunjungi sudah membuat kekayaan Hao lebih dari 2 triliun, dia mengambil pekerjaan di kasino ini sebagai orang andn mereka hanya untuk menghabiskan waktunya saja. Orang-orang terkejut ketika mendengar penawaran Hao, dia dengan mudahnya membayar 1 miliar untuk seseorang agar berjudi dengannya? Mendengar hal ini Randika mengangguk puas. "Baih, kau ingin kita bermain apa?" Mendengar persetujuan Randika, semua orang menjadi gembira. Siapa memangnya tidak ingin melihat pertarungan antar dewa judi? "Tentu saja poker!" Hao terlihat percaya diri, belum pernah ada orang yang berhasil menghkannya dm poker. Dengan begitu, kedua orang ini duduk dan seorang dealer datang sebagai pihakral untuk membagikan kartu mereka. Poker merupakan sh satu permainan yang cukup populer di kasino. Permainan ini tidak hanya mengandalkan keberuntungan, ketenangan, kemampuan menganalisa tetapi juga mengandalkan keberanian seseorang. Menentukan siapa yang menang sangah sederhana yaitu siapa yang memiliki kombinasi 5 kartu paling besar. Dan cara bermainnya juga sangah gampang. Pertama, dealer akan memberikan pada tiap yer 2 kartu. Kedua, secara bergantian mereka akan mempertaruhkan sejuh chip ke dm pot hadiah. Seth bertaruh, pemaininnya bisa call [1], fold [2] raise [3] atau all in [4]. Seth itu, barh dealer membuka tiga kartu terlebih dahululu pemain pertama akan menentukan apakah dia akan raise atau check [5]. Seth 5 kartu dealer terbuka atau yer sudah all in, kedua yer akan membandingkan siapa kartu mereka yang memiliki kombinas paling besar. Kombinasi yang paling besar dimi dari royal straight flush, straight flush, four of a kind, full house, flush, straight, three of a kind, two pairs, one pair, high hand. Permainan ini meminta para yer mengandalkan gertakan dan tipu daya mereka agarwanwannya dapat jatuh di perangkapnya. "Kita lihat seberapa besar keberuntungan kita." Kata Randika sambil tersenyum. Ketika dealer membagikan 2 kartu pada Randika dan Hao, Randikangsung berkata pada Hao. "All in." Bersamaan dengan itu, Randika mendorong seluruh chip yang dia punya. Kali ini, semua orang tampak bingung. Jika dia bermain seperti itu, tentu pertandingan ini tidak akan seru bukan? Hao juga sedikit terkejut, tetapi wajahnyangsung tersenyum. Menarik, orang ini benar-benar menarik. "Call." Bersamaan dengan itu, Hao mendorong seluruh chip yang dia miliki ke depan. Kemudian dealer membagikan 3 kartu terlebih dahulu ke meja dm keadaan tertutup. Seluruh orang sudah menahan napas mereka sgi menunggu siapa pemenangnya. Kartu yang dimiliki Randika adh 10 dan Jack sekop, sedangkan Hao adh King hati dan Queen wajik. Seth kedua yer menunjukan kartunya, dealer membalik ketiga kartu tersebut. Momen penentuan akhirnya tiba, suasana menjadi semakin lebih tegang. Tiga kartu pertama adh King sekop, Queen sekop dan 2 wajik. Seks mungkin Randika terlihat kh tetapi kemungkinan dia menang masih cukup tinggi. Dia hanya butuh 1 sekop ataupun As untuk menghkan Hao. Kedua kartu sisanya masih belum dibagikan, hal ini membuat semua orang makin deg-degan. Randika menatap Hao, Hao juga menatap Randika. Keduanya tersenyum. Pada saat ini, sepertinya semua bergantung pada keberuntungan. Aslinya, permainan poker ini bisa bengsung berjam-jam. yer bisa membuang kartu mereka jika merasa kh dari awal, hal inh yang membuat permainan menjadima. Oleh karena itu, kartu bagus bukan menjadi jaminan untuk menjadi pemenang minkan bagaimana membuatwanmu termakan jebakanmu agar dia berani bertaruh lebih banyak atau membuang kartunya. Saat kartu keempat itu dibagikan dan terbuka, Hao sudah tersenyum bukan main. Kartu tersebut adh sebuah King wajik dan ini membuat Hao mendapatkan full house. Satu-satunya harapan untuk Randika menang hanyh As sekop yang membuatnya royal straight flush. "Sepertinya dewi kemenangan berpihak padaku." Kata Hao. "Hahaha, jangan takabur dulu." Kata Randika sambil tersenyum. Hao masih memasang wajahnya yang tersenyum, tetapi dm hati dia sudah benar-benar senang bukan main. Mendapatkan royal straight flush dm pertandingan hanya memiliki persentase tidak lebih dari 1%, jadi bisa dibayangkan kemenangan ini sudah dikunci total olehnya. Meskipun terlihat tenang, yang orang-orang tidak tahu adh tenaga dm Randika sudah menyebar di tangannya. Dari awal dia dapat melihat bahwa dealer ini tidakral, sepertinya dia adh kaki tangan Hao. Tetapi untuk memberikan semacam hiburan pada penonton, dibuah drama seperti ini agar terlihat tegang. Sebelum dealer membagikan kartunya, Randika sudah menembakan energi tenaga dmnya ke arah dek kartu. Tanpa diketahui semua orang, termasuk si dealer, terjadi perubahan posisi dm dek kartu. Seth dealer mengambil 1 kartu paling atas tersebut, semua orang menahan napas mereka. Dealer itu terkejut ketika melihat kartu yang terbuka itu tidak sesuai dengan ekspektasinya. As sekop! "Sepertinya kau kh." Sesudahnya kata-kata Randika itu keluar, semua penonton menjadi heboh dengan sendirinya. Seorang amatir seperti Randika bisa mendapatkan royal straight flush mwan dewa judi Hao! Melihat kelima kartu yang ada di meja itu, Hao tampak terdiam. Bagaimana mungkin rencana yang dimilikinya ini bisa gagal? Sepertinyawannya ini punya triknya sendiri. "Aku kh." Hao yang terdiam beberapama itu akhirnya mengakui kekhannya. "Kau benar-benar unik." "Aku cuma cukup beruntung." Kata Randika sambil tersenyum. "Tetapi keahlianku bukan hanya pada poker, bagaimana ku kitanjut?" Kata Hao. Wajah Randika terlihat ms. "Aduh, bagaimana ya" Haongsung mengh napas ketika melihat Randika yang seperti itu, sepertinyawannya ini menginginkan uang kemenangannya terlebih dahulu. "Jangan khawatir tentang uangmu, beritahu rekeningmu dan aku akan mengirimnya sekarang." "Kau baik sekali." Kata Randika sambil tertawa. Randika berhasil mendapatkan 1 miliar hanya dm waktu 2 menit, wu ini tak seberapa, dia bisa jajan banyak hal. Kemudian kedua orang ini kembali berkompetisi dm berbagai permainan yang ada di kasino. Namun, setiap permainan hasilnya tetap sama sesuai dugaan orang-orang. Mahjong, Randika yang menang. Capsa susun, Randika yang menang. Barat, Randika yang menang. [1] Sebutan untuk ikut memasang taruhan ketikawan menaikkan juh taruhannya. [2] Sebutan untuk menyerah dengan cara membuang kartunya pada dealer. [3] Sebutan untuk menaikkan juh taruhan. [4] Sebutan untuk ketika yer mempertaruhkan seluruh chip yang dia punya. [5] Sebutan untuk di mana yer hanya ikut taruhan di awal permainan dan tidak ingin menambah juh taruhan. Chapter 266: Randika vs Ella Chapter 266: Randika vs E Pertarungan Randika mwan Hao sudah mencapai tahap akhir. Seth bermain 10 jenis permainan dengan Randika, keringat dingin mi membanjiri punggung Hao. Tatapan mata orang-orang sudah menganggap Randika bukan manusia. Benar, Randika tidak terkhkan dm permainan apa pun! Bahkan permainan seperti melempar darts, Randika mendapatkan ni sempurna dengan melemparnya persis ke tengah. Pada saat ini, tiba-tiba ada suara tepuk tangan yang datang dari arah bkang. Orang-orang melihat seorang perempuan cantik datang menghampiri Randika. "Kau memang luar biasa, kemampuanmu dm berjudi juga nomor 1. Maukah kamu bertanding mwanku?" Melihat perempuan cantik itu, orang-orang sudah menarik napas mereka kuat-kuat. Bukankah dia adh E, sh satu rival Hao di kasino ini? Hao menatap E dan mngkah mundur. Karena status E berasal dari kngan atas, Hao harus menghormatinya dan mundur dari pertarungan ini. Randika memperhatikan E dengan baik, wajahnya sama sekali tidak berubah ketika matanya memperhatikan perempuan satu itu dari atas ke bawah. E memakai gaun pesta berpayet dengan jaket bulu putih di pundak kanannya, persis dengan Marilyn Monroe. Punggung dan dadanya yang terlihat itu benar-benar menggoda. Belumgi pantatnya yang terbungkus dengan ketat itu terlihat sungguh sexy. Perempuan ini benar-benar cantik, dia akan memberikannya ni 89. "Aku paling suka berjudi dengan perempuan cantik." Kata Randika sambil tersenyum. "Aku tidak akan menuntut apa-apa darimu." Mendengar hal ini, semua orang sudah tertawa dm hati mereka. Hao sudah menghabiskan 10 miliar hanya untuk kh dengan Randika. E tersenyum. "Tetapi bukan hanya aku saja yang kamuwan, ikuh denganku." Semua orang terkejut, kemudian tatapan mereka tertuju pada meja yang berada di tengah kasino dengan 2 kursi yang masih kosong. Randika dengan santai membs E dengan senyuman dan berjn bersamanya. Randikalu duduk dan memperhatikan kedua pemaininnya. Sh satu dari mereka adh pria paruh baya dan perempuan yang tidak kh cantik dengan E. "Kali ini kita akan bermain ck jack." Kata perempuan itu. Permainan ini sangah sederhana. Sebelum kartu dibagi, yer diharuskan untuk bertaruh terlebih dahulu. Karena mereka tidak memakai orangin sebagai dealer, maka sh satu dari mereka akan menjadi dealer. Juh taruhan yang diperkenankan tidak bisa melebihi dari juh yang dimiliki dealer. Seth itu, dealer akan membagikan setiap yer 2 kartu dm keadaan terbuka. Seth masing-masing yer mendapatkan kartunya, dealer akan membagi 2 kartu untuk dirinya sendiri dengan kartu pertamanya terbuka dan kartu keduanya tertutup. yer memiliki 2 opsi yaitu stand [1] or hit [2]. Double down [3], split [4], ckjack [5] bisa menggandakan kemenangan yang dipertaruhkan oleh yer. yer yang tidak mendapatkan ckjack boleh terus hit, apab total kartu mereka melebihi 21 maka kartu tersebut dianggap bust. Seth para yer menentukanngkah mereka, barh dealer membuka kartu keduanya. Dealer harus hit ketika total kartunya adh 16 atau di bawahnya dan harus stand ketika dia 17 atau di atasnya. Kartu dianggap bust ketika total kartu di atas 21. Jika yer bust terlebih dahulu sebelum dealer bermain, maka yer dianggap kh. Jika yer menang biasa, dia akan mendapatkan juh taruhan yang mereka pasang sebelumnya. Jika yer dan dealer sama-sama mendapatkan ckjack, maka yer dianggap menang biasa. Ketika dealer th memakai habis satu dek kartu, maka yer berikutnya yang akan menjadi dealer. Permainan ini akan terus berjn sampai hanya tersisa satu orang. Randika mendengarkan penjsan permainan ini sambil tersenyum. "Baih ku begitu, ayo kita mi." Kemudian keempat orang itu menentukan siapa yang akan menjadi dealer untuk ronde pertama dan membagi chip dengan sama rata yaitu 100 keping. Semua tatapan mata tertuju pada meja ini, kali ini Randikah yang menjadi dealer duluan. "Apa kamu tahu, persentase bust seorang dealer mencapai angka 30%?" Kata E pada Randika. Ketiga yer mi mempertaruhkan chip mereka dan Randika bersiap untuk mengocok kartunya terlebih dahulu sebelum membagi kartunya hingga habis. Banyak trik curang yang bisa digunakan dm permainan ini. Contohnya adh card counting yang digunakan oleh E. Di ck jack, kesempatan dealer untuk bust sangat tinggi ketika banyak kartu di atas 9 dan ini menjadi kesempatan yer untuk bertaruh banyak. Jika di dek terdapat kartu di bawah 2-8, maka dealerh yang diuntungkan. Tetapi hal ini baru bisa dkukan saat permainan sudah berada di tengah-tengah. Contohinnya yang digunakan oleh pria paruh baya itu adh menandai kartunya. Hal ini memerlukan waktu karena kartu-kartu tertentuh yangyak untuk ditandai seperti As dan kartu di atas 10. Pemain akan memberikan sedikit lekukan di ujung kartu dengan kuku ibu jarinya, hal terpenting adh mkukannya selembut mungkin agar tidak ada orang yang bisa menyadarinya. Untuk mata yang tetih, tanda tersebut bisa dilihat dengan mudah. Tetapi dealer sendiri juga memiliki caranya sendiri seperti menyembunyikan kartu, second deal, peeking dll. Di ronde pertama ini tidak telu menghasilkan kejadian yang menarik, sepertinya E dkk berusaha melihat kemampuan Randika dengan bertaruh secara kecil. Akhirnya ronde pertama th selesai, Randika masih memiliki chip sebanyak 80 sedangkan E berada di depan dengan memiliki chip sebanyak 110 keping. Seth memastikannya di ronde pertama, E mi serius. Taruhan yang dipertaruhkan dm game ini tidah murah, per orang memberikan 2 miliar ke dm pot. Jadi pemenangnya akan mendapatkan 8 miliar. Ronde kedua dimi dan E mi meraja r. Dia berhasil membuat bust si perempuan cantik itu dm satu kali taruhan. Dengan card countingnya, dia mendapatkan ckjack saat dirinya bertaruh banyak. Sekarang posisinya adh E dengan 170 chip, Randika 120 chip dan si pria paruh baya 110. Ronde ketiga dimi dan yang menjadi dealer adh si pria paruh baya itu. Keadaannya cukup mengkhawatirkan, cukup sh satu dari Randika atau E mkukan all in maka pria tersebut akan bust. Sma ronde ketiga ini, Randika masih berwajah tenang dan, tanpa disadari orang-orang, tangannya sudah dipenuhi oleh tenaga dmnya sejakma. Seth beberapa kali putaran, akhirnya pria paruh baya itu juga bust dan sekarang sisa Randika dan E dengan chip yang hampir setara yaitu 180 dan 220. "Aku penasaran, kenapa kamu masih bisa berwajah tenang seperti itu sma permainan kita?" Tanya E. "Apa tidak sekalian saja kamu menuduhku menghitung kartu sepertimu?" Bs Randika sambil tersenyum. E hanya terdiam dan sekarang dih yang menjadi dealer. Para penonton sudah menahan napas mereka, pertarungan puncak sudah tiba! E masih tidak tahu trik apa yang digunakan oleh Randika sma permainan ini. Yang pasti taruhan yang dkukan oleh Randika benar-benar sempurna, saat kartunya jelek secara kebetn dia memasang taruhan yang rendah dan saat kartunya bagus secara kebetngi taruhannya 3-4x dari sebelumnya. Tetapi semua ini tidak mash, apa pun yang terjadi, dih yang memegang dek kartu dan mengontrol permainan. Pengmannya sebagai pesp membuat dia menguasai cara mengocok kartu dengan sempurna dan bisa mengingat semua kartu dm sekali lihat. Belumgi trik second deal miliknya tidak pernah ketahuan saking cepatnya. "Tenangkan dirimu dan bermaih seperti biasa." Pikir E dm benaknya. Seth beberapa putaran, trik yang digunakan E berjn denganncar dan sekarang chip yang dimiliki Randika tinggal 80. Namun, wajah Randika masih terlihat tenang, hal ini membuat E semakin cemas. Apakah orang ini masih memiliki trik? Justru inh yang diinginkan oleh Randika. [1] Tidak mengambil kartu tambahan. [2] Mengambil kartuin. [3] Melipatgandakan taruhan dengan mengambil hanya satu kartu tambahan, opsi ini hanya beku pada yer. [4] yer memisahkan dua kartu pertamanya menjadi dua pegangan yang berbeda, hal ini akan menggandakan juh taruhannya. Kedua kartu yang dipisahkan ini hanya boleh dkukan ketika dua kartu itu memiliki ni yang sama. [5] Juh total kartu berni 21 di mana sh satu kartu harus merupakan As. Biasanya kasino akan memberikan bonus setengah dari taruhan yang yer pertaruhkan. Chapter 267: Saran Untukmu Chapter 267: Saran Untukmu Randika dari awal sudah mengerti trik-trik seperti apa yang digunakan E. Perempuan itu benar-benar lihai memanfaatkan ch, js bahwa dia sudahma bergelut di dunia perjudian sejakma. Hal-hal seperti inh yang membuat Randika benci berjudi. Dia sangat membenci bagaimana orang-orang yakin dengan kemampuan menipu mereka hingga akhirnya kehngan segnya. Jadi tidak ada shnya kan untuk ikut curang ketika dicurangi? Melihat kegugupan E semakin membesar, Randika yakin inh saat yang tepat untuk memainkan triknya. Sma 3 ronde awal, Randika sudah menandai kartu dengan tenaga dmnya. Hal ini hanya bisa dilihat oleh dirinya, orang-orang awam tidak akan pernah menyadarinya. Sejujurnya, dia bisa menang sejak awal ronde ketiga tetapi dia memutuskan untuk tidak mkukannya. Kenapa? Js agar dia bisa memandangi dada E tanpa perlu mengalihkan perhatiannya! Tetapi sekarang dia merasapar dan sekarang baginya adh waktu yang tepat untuk menyelesaikannya. Ketika E berusaha membagi kartunya dengan trik second deal, tiba-tiba kartu yang diambilnya tersangkut! Di bawah tatapan semua orang, kartu yang diambil dari bawah itu terlihat dengan js. Tenaga dm Randika yang ada di dm kartu bekerja sebagai lem, oleh karena itu kartu yang diambil oleh E tersangkut dan memperlihatkan trik yang digunakan oleh E. "Curang! Perempuan itu curang!" Teriak beberapa orang. "Benar-benar ceroboh, sekarang reputasinya pasti hancur." Randika hanya tersenyum ketika melihat wajah E yang memucat. "Sepertinya akh pemenangnya." Hao, yang berada di samping meja, benar-benar linglung. Bagaimana E bisa mkukan hal ceroboh seperti itu? Ini pasti h Randika, pikirnya. Dialu menatap Randika lekat-lekat dan tersenyum pahit sambil mengh napasnya. Sepertinya perlu beberapa tahun agar dia bisa setara dengan pria itu. Aku pasti akan menghkanmu! Randika menatap orang-orang yang ribut sendirilu berdiri sambil mengatakan. "Transfer uangku sekarang, aku ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini." Randika sudah bosan menghadapi orang-orang seperti ini, lebih baik dia png dan bermain-main dengan istrinya. "Tunggu dulu!" E berteriak dengan nada dingin. "Bertarunh denganku sekaligi." Randika menguap. "Baih, satu kaligi." E menggigit bibirnya hingga berdarah, orang ini benar-benar meremehkan dirinya. "Kita hanya bermain dadu." E mengeluarkan 2 buah dadu dan sebuah gs hitam. "Siapa yang bisa mendapatkan juh yang paling kecil dih pemenangnya." Sesudahnya menjskan, E segera memasukan kedua dadu itu ke dm gs dan mengocoknya. Randika memperhatikan perempuan satu ini sambil mengh napas. Sepertinya penjudi seperti E tidak bisa lepas dari trik-trik kotor, perempuan satu ini sudah busuk hingga ke intinya. Sesuai dugaannya, di bawah tatapan orang-orang, E mengangkat gsnya dan menunjukan isi dadunya yaitu 2! E tersenyum. "Sekarang giliranmu. Sebagai tambahan, jika kita seri maka kamh pemenangnya." Randika mengh napasnya, dia mengambil gs hitam itu dan mengocok dadunya. Tenaga dm di tangannya sudah bekerja dengan cepat. Berbeda dengan E, dia mengocok gs itu secara pehan. Orang-orang sudah mengira bahwa Randika sudah tidak punya kesempatan menang, mendapatkan angka 2 benar-benar mustahil. Pada saat ini, Randika berhenti mengocok dan belum membuka isinya. Ketika semua orang penasaran dengan isi gs Randika, Randika sudah berdiri dan berkata sambil tersenyum. "Aku harap dengan ini kamu tidak mengejarkugi." Kemudian, tidak peduli dengan reaksi orang-orang, Randika berjn menjauhi meja. Orang-orang yang melihat hal ini terlihat bingung, E mengerutkan dahinya dan mengambil gs yang masih tertutup itu. Matanya terblak ketika dia melihat kedua dadu itu hancur menjadi debu! Dadu yang hancur menjadi debu, bisa dikatakan, tidak ada angkanya berarti Randika mendapatkan ni total 0. Lagigi Randika menang! E sudah tidak tahu harus berkata apa, semua orang juga terkejut ketika melihat dadu yang hancur itu. Hari ini benar-benar penuh dengan kejutan. "Dewa judi Orang itu adh dewa judi!" Kata beberapa orang. Mi dari hari ini, legenda dewa judi yang baru thhir di kasino ini. "Menarik Nancy, bawa orang itu kemari." Elizabeth, yang memperhatikan Randika sejak awal, tersenyum. "Baik." Nancy menyanggupi permintaan nonanya dan berjn keluar dari ruangan VIP. Randika berjn menuju pintu keluar, tiba-tiba, ada perempuan cantik berwajah dingin mendatanginya. Perempuan ini mengingatkan dirinya terhadap Elva. Nancy mencegat Randika dan berkata padanya. "Ikut denganku, majikanku mau ketemu." Randika berhenti berjn dan menatapnya dengan tajam. "Apa aku berhutang pada majikanmu itu?" Nancy terlihat bingung, dengan nada dingin dia menjawab. "Tidak." "Terus kenapa kamu berbicara seperti itu ke aku?" Jawab Randika dengan santai. Nancy menatap Randika yang penampnnya tidak berks itu. Sambil menahan amarahnya, dia berkata kembali pada Randika. "Tuan, majikanku ingin bertemu dengan Anda, maukah Anda ikut denganku?" "Tidak mau, aku tidak kenal siapa majikanmu itu. Terlebih, kamu menghngiku berjn." Randika mencuekinya dan berjn melewatinya. Tetapi, Nancy kembali mencegatnya. "Sayangnya aku tidak menerima kata tidak, Anda harus bertemu dengan majikanku." Kata Nancy dengan wajah serius. "Kamu kira siapa aku?" Randika juga menjadi marah. Dia berkata padanya dengan nada sedikit tinggi. "Anjing mati sepertimu tidak bisa menghngi jn seorang singa." Randika paling benci dengan orang kaya yang bertindak semena-mena mentang-mentang memiliki uang, ku dia memang butuh sesuatu darinya maka datanh sendiri bukan menyuruh anjing-anjingnya. "Apa katamu?" Nancy sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dia tidak pernah mengmi kejadian seperti ini. Awalnya rakyat jta ini ingin mendapatkan rasa hormatnya sama seperti majikannya dan sekarang dia mh mengejeknya sebagai anjing? "Ternyata kamu bukan hanya tidak punya otak, sepertinya kamu juga tuli." Randika menggelengkan kepnya. "Sia-sia berwajah cantik tetapi bodoh." Nancy sudah tidak bisa menahan dirigi, darahnya sudah mendidih. Dia myangkan sebuah tamparan ke arah wajah Randika. Namun tanpa disangka-sangka, pergngan tangannya berhasil ditangkap oleh Randika. Terkejut, Nancy segera mengambilngkah mundur. Randikalu berkata padanya. "Meskipun seekor singa biasanya tidak peduli dengan gonggongan anjing, hari ini aku akan membuat pengecualian. Aku akan mengajari anjing sepertimu agar tidak macam-macam pada seorang raja." Mendengar kata-kata Randika yang angkuh, darah Nancy sudah tidak bisa lebih mendidihgi. Namun, sebelum dia bisa mengambil ancang-ancang menyerang, Randika sudah menerjang ke arahnya. Menurut insting Nancy, dia harus menghindar dari serangan ini. Namun, gerakan Randika berubah-ubah sgi dia beri, Randika berhasil berdiri di depan Nancy dan meninjunya di dadanya. "Belum selesai!" Teriak Randika sambil beri ke arah bkang Nancy. Nancy yang merasakan rasa sakit yang luar biasa itu, mendadak merasakan punggungnya th ditendang. "Bersiah!" Seth menerima beberapa pukngi, Nancy sudah benar-benar tumbang oleh serangan Randika. Namun, pukn Randika tidak sekeras biasanya. Randika masih memiliki hati ketika mwan seorang perempuan,gip dia hanya ingin memberikan pjaran pada pengawal angkuh ini. "Lain kali, kenali duluwanmu sebelum menggonggong." Kata Randika dengan santai, kemudian dia berjn menuju pintu keluar. Namun pada saat ini, suara dingin terdengar dari arah bkang. "Kamu memang orang yang merepotkan." Randika menoleh dan terkejut, bukankah dia perempuan yang dia smatkan dari para preman itu? "Adik kecil, aku tidak menyangka perempuan itu bawahanmu." Mengingat sifat remaja perempuan satu itu, Randika menggertakan giginya. Tatapan mata Elizabeth terlihat dingin, adik kecil? Elizabeth menghembuskan napasnya dan berkata pada Randika dengan nada dingin. "Aku hanya ingin memberikanmu sebuah saran. Tetapi itu, terserah padamu ingin mendengarkannya atau tidak." Melihat wajah serius adik kecil itu, Randika berhenti berjn. "Apa saranmu?" "Berhati-hath beberapa hari ini." Elizabeth membantu Nancy untuk berdiri dan melewati Randika. "Aku harap kamu bisa bertahan hidup." Apa? Randika benar-benar tidak tahu apa artinya itu. Melihat sosok Elizabeth yang menghng sambil membawa Nancy, Randika sudah tidak peduligi. Sedangkan untuk sarannya itu, Randika tidak tahu apa artinya. Hidupnya sekarang masih baik-baik saja, memangnya siapa yang berani mengancam nyawanya? Sedangkan untuk kalimat keduanya, "Aku harap kamu bisa bertahan hidup", benar-benar membuat Randika sedikit jengkel. Memangnya siapa di dunia ini yang bisa membunuhnya? Chapter 268: Itu Adikmu? Chapter 268: Itu Adikmu? Selesainya keluar dari kasino bawah tanah ini, Randika menggelengkan kepnya. Dia berpikir berjudi memang buang-buang waktu, lebih baik waktunya digunakan untuk menggoda perempuan cantik. Tidak ada yang menghkan sensasi bercium atau sensasi tangannya meremas dada yang empuk. Seth sadar dari delusinya, dia memutuskan untuk pergi ke kantor dan mencari Viona. Seth diingat-ingat, peristiwa memalukan yang diminya di rumahnya masih melekat di benaknya. Ku saja tidak ada orang tua Viona pada waktu itu, dia dan Viona sudah. Ini sudah ketiga kalinya hubungannya dengan Viona diganggu, Randika slu sngkahgi untuk meresmikan hubungan mereka. Kejadian pertama dan kedua masih dapat dimaklumi, tetapi yang ketiga itu benar-benar memalukan, dia sudah tidak punya wajah untuk bertemu dengan orang tuanya Vionagi. Mungkin sebaiknya mm ini dia membuka kamar bersama Viona. Randika berpikir keras dan merencanakan semuanya dengan detail. Pada saat ini, Richard berhasil menyusul dirinya. "Kak Randika, kak Randika." Richard terengah-engah ketika beri menyusul Randika. "Kakak memang hebat!" Randika terlihat biasa-biasa saja, pikirannya masih memikirkan bagaimana dirinya berhubungan badan dengan Viona. "Aku cuma sedang beruntung saja." Melihat Randika yang rendah hati ini, Richard makin kagum. Dialu bercerita tentang bagaimana kerennya aksi Randika tadi. Namun pada saat ini, HP milik Richard bunyi. Richard ingin mencuekinya, apa orang yang meneleponnya ini tidak tahu bahwa dia sedang sibuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan Randika? Namun ketika melihat nomor yang meneleponnya adh adiknya, wajah Richard segera berubah dan memasang aura anak baik. Suaranya dibuat-buat seakan-akan dia seorang mikat. "Apa ada yang bisa aku bantu?" Randika terkejut ketika melihat Richard berubah menjadi sedemikian rupa sampai-sampai suaranya saja ikut berubah. Namun, Randika tidak tahu bahwa Richard sering menjadi korban penindasan adik perempuannya itu. Bisa dikatakan bahwa adik perempuannya itu jelmaan dari iblis. Ini semua sh keluarganya karena telu memanjakannya, Richard sama sekali tidak berdaya ku sudah berurusan dengan adiknya. Kehidupan seperti ini sudah dialui sma masa hidup adik perempuannya. Namun, sekarang sudah lebih mendingan. Karena semakin bertambahnya usia, makin banyakki yang mengejar adiknya jadi bukan Richardh yang menderitagi. Dia sudah tidak sabar melihat adik jahatnya itu menikah dan keluar dari rumah. "Apa katamu! Katakan apa maumu, jangan sakiti adikku!" Richard mendengarkan penjsan orang asing di balik telepon ini. Wajah baiknya itu segera memburuk. "Baih, aku akan segera ke sana." "Kak, adik perempuanku th diculik. Penculiknya meminta aku untuk datang ke mat ini secepat mungkin tanpa memberitahu siapapun atau dia akan membunuh adikku." Richard menatap Randika sambil hampir menangis. "Bisakah kak Randika membantuku?" Js jika Richard datang sendirian maka dia dan adiknya pasti akan terbunuh. Tetapi jika Randika pergi bersamanya, dia yakin pasti akhir cerita ini akan berakhir dengan bahagia. Melihat ekspresi Richard, Randika menyimpulkan bahwa dia berkata jujur. Randikalu mengangguk. "Tunjukan jnnya." Lagip, dia tidak bisa berdiam diri ketika tahu ada orang yang dm bahaya. Randika dan Richard segera naik ke mobil sport milik Richard dan berkendara menuju pinggiran kota. Tujuan mereka tidak telu jauh dengan posisi mereka sekarang danju mobil mereka benar-benar kencang, hanya butuh waktu beberapa menit bagi mereka untuk sampai di tujuan. Melihat gedung terbengki yang tertutup itu, hati Richard cukup berdebar-debar. Namun, Randika memberinya keberanian dengan berkata padanya. "Tabrak pagar itu!" Mendengar kata-kata Randika, Richard sama sekali tidak menjawab. Dia hanya menginjak pedal gas dengan sekuat tenaga. Dm sekejap keempat roda mobil mju dengan kencang dan seluruh badan mobil menerobos masuk ke dm gedung! BOOM! Pagar itu terbuka dengan lebar dan mobil mewah Richard berhenti di sebuah hman. Tiba-tiba, dari balik kegpan, terdengar suara tepuk tangan. "Luar biasa, aku tidak menyangka anak baik-baik yang menjadi kesayangan ayahnya ini punya keberanian untuk menerobos masuk seperti itu." Randika menoleh ke arah suara itu dan menyadari bahwa banyak orang th mengepung mobil mereka. Sepertinya pemimpin dari para penjahat ini berada di barisan paling bkang. "Bunuh! Bunuh!" Kumpn para penjahat ini bersorak-sorak, bahkan ada yang sedang mabuk. Seluruh hman gedung ini menjadi berisik dan liar. Pada saat yang sama, pagar yang hancur tadi sudah dihngi oleh beberapa mobil dan dijaga oleh beberapa orang yang memegang tongkat besi. Melihat orang-orang berwajah bengis itu, Richard sedikit merasa takut. Tetapi dia memberanikan diri untuk berteriak dengan keras. "Di mana adikku!" Mendengar teriakan itu, si pemimpin para penjahat itu menjetikan jarinya. Tiba-tiba, pintu di bkangnya itu terbuka dan sebuah kurungan besi terlihat menggantung di udara. Di dmnya terlihat seorang perempuan muda yang ketakutan, sepertinya dia masih trauma karena penculikannya ini. Hati Richard merasa sedikit lega, sepertinya adiknya itu terlihat baik-baik saja. Namun, dengan penglihatan supernya, Randika terkejut ketika melihat perempuan cantik itu. Bajingan, kenapa kakak adik bisa jauh begini bedanya? "Itu adikmu?" Randika menoleh ke arah Richard. Richard mengangguk. Randika benar-benar tidak menyangka, perbedaan keduanya benar-benar bagaikan bumi denganngit. "Kita akan kaya!" Segerombn orang keluar dari gedung dan ikut mengepung mobil milik Richard. Mereka semua memegang tongkat besi di tangan mereka. "Kalian yang ada di dm mobil, jangan bergerak." Randika terdiam sebentarlu keluar dari dm mobil secara pehan. "Apa kamu yang bernama Richard?" Tanya penjahat di dekatnya Randika itu. Para bawahan ini tidak tahu wajah mangsanya seperti apa, jadi mereka hanya bisa menebak. "Ku bukan, buat apa aku keluar dari mobilku?" Kata Randika. "Katakan apa maumu? Bisa-bisanya kalian menculik adikku." "Menculik? Adik bajinganmu itu menabrak mobil pemimpin kami dan mau kabur." Kata penjahat itu dengan nada dingin. "Bohong! Kalian menculikku untuk meminta memeras dan meminta tebusan dari keluargaku! Kak, jangan percaya sama mereka. Mereka pasti orang suruhan keluarganya Anthony, aku yakin ini sebuah jebakan." Teriak adik perempuannya Richard. Namun, seth dia perhatikangi, sejak kapan kakaknya terlihat gagah seperti itu? Randika menatap si pemimpin dari para penjahat ini dan berkata padanya. "Terus apa maumu?" Pemimpin itu membs sambil mendengus dingin. "50 miliar atau adikmu tidak akan keluar dari tempat ini hidup-hidup." Bersamaan dengan itu, bawahannya di sebhnya memberikannya sebuah tombol, dialu berdiri dan mengangkat tinggi tangannya untuk memperlihatkan detonator di tangannya. "Sma aku menekan tombol ini, bom di kurungan adikmu akan meledak. Sekarang pilih pilihanmu dengan baik atau kamu tidak akan pernah melihat adikmugi." Randika menggaruk kepnya, seakan-akan terlihat bimbang, kemudian dia berkata dengan santai. "Tekan saja." Adik perempuan Richard benar-benar terkejut ketika mendengarnya, semua orang juga sama terkejutnya. Richard yang di dm mobil sudah membuka mulutnya dengan lebar. "ngigi kata-katamu." Bahkan penjahat di dekat Randika merasa mereka th sh mendengar. Orang ini tuli apa? Bisa-bisanya dia berkata seperti itu pada adiknya sendiri. Randika menggelengkan kepnya dan berteriak sekaligi. "Tips buat kalian, jangan ragu membunuh sebelum kalian terbunuh." Seth berkata seperti itu, kaki Randika yang penuh dengan tenaga dm itu melesat. Di bawah tatapan mata orang-orang, Randika menghnglu kembali di tempatnya berdiri sambil memegang bom yang tertempel di kurungan dan melemparnya ke tanah. Sepertinya mainan ini tidakyak dibng bom,gip mana ada orang bodoh memasang bom tepat berada di bkangnya? "Hajar dia!" Si pemimpin itu marah. Gertakannya th gagal dan dia tidak punya pilihan menggunakan kekerasan untuk mendapatkan uangnya. Lagip bawahannya ini mencapai 30 orang, jadi dia tidak perlu khawatir menghadapi seorang bocah. Richard yang ada di dm mobil sudah menatap kagum pada Randika, begitu p adiknya yang ada di dm kurungan. "Gagah sekali." Melihat aksi Randika yang menghajar para penjahat itu, dia benar-benar terpukau dan memutuskan untuk membuatnya menjadi pangeran berkuda putihnya. Di sisiin, Randika menghadapi para penjahat ini dari seg arah. Bahkan tadi ada yang menggunakan mobil untuk berusaha melindasnya. Kemudian, tanpa disangka-sangka oleh kedua saudara itu, Randika sama sekali tidak menghindar! Randika berhadapan dengan puluhan orang yang bersenjatakan tongkat besi itu dengan tangan kosongnya seperti seorang ahli b diri. Dia menangkis dan menyerang balik tanpa berpindah posisi. Semua seranganwannya tidak ada yang mengenainya. Setiap orang yang berani mngkah ke jangkauan serang Randika akan menerima sebuah pukn keras yang tidak terlupakan. Satu orang jatuh, dua orang jatuh, bahkan orang ketiga sudah tidak mampu berjn dengan kedua kakinyagi. Ini sudah bagaikan seorang pawan di dm game yang membasmi monster-monster lemah. Satu per satu para penjahat ini tumbang dan mi kehabisan orang, sedangkan yang terkapar kesakitan bertambah tiap detiknya. Pemimpin mereka sudah merasakan keringat dinginnya mengenai matanya, apawannya ini masih manusia? Kecepatan Randika benar-benar luar biasa, kurang dari 3 menit dia th berhasil menghkan 30 penjahat yang bersenjatakan tongkat tersebut. Sekarang sisa si pemimpin dan 1 pengawalnya, tubuhnya sudah tidak bisa berhenti bergetar ketakutan. "Sudah kubng bukan, jangan ragu membunuh sebelum pada akhirnya kamuh yang terbunuh." Randika tersenyum dan menerjang maju. Kedua orang sisa ini berusaha semampu mereka, tetapi cecunguk seperti mereka bukah tandingannya Randika. Namun, yang Randika tidak tahu adh mereka memiliki sebuah tombol darurat. Seth si pemimpin itu menekan tombol tersebut,ntai dari kurungan yang bergantung di udara itu terbuka dan adik Richardngsung terjun bebas! Randikangsung tersadar akan situasinya dan mengerutkan dahinya. Dialu menggunakan si penjahat ini sebagai pijakan dan melesat ke arah kurungan besi tersebut. Randika berhasil menangkap adiknya Richard sebelum dirinya mendarat dengan keras dintai. Bau parfum mahal segera masuk ke hidung Randika ketika perempuan cantik ini memeluk dirinya dengan erat, keempukan dadanya ini tidak kh dengan Inggrid. Benar, Randika mengenal loli berdada besar ini. Dia hampir melupakan wajahnya tetapi dia tidak pernah lupa dengan dadanya yang begitu besar wupun masih muda. Dia tidak akan menyangka akan bertemu dengannyagi di saat-saat seperti ini. Adiknya Richard, yang bernama Silvia, memeluk erat Randika sang pawannya. Dia merasa bahwa pertemuan ini bagaikan benang merah yang mempertemukan dirinya dengan suaminya. Seth sesampainya di bawah, Richard sudah beri menghampiri mereka dan melihat adik perempuannya yang jahat itu masih memeluk erat Randika. "Kamu tidak perlu takutgi, para penjahat itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa padamugi." Kata Randika sambil mengelus rambut Silvia. Chapter 269: Ciuman Pertama Chapter 269: Ciuman Pertama Silvia yang terbuai dengan usapan lembut di rambutnya itu terpesona ketika menatap wajah tampan Randika. "Hmm Bisakah aku menurunkanmu?" Tanya Randika. "Ah? Oh! Baih." Silvia turun dari pelukan Randika dengan berwajah merah. Richard yang memandang adiknya ini sebagai penyihir jahat, merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan sikap adiknya terhadap Randika. Sepertinya kejadian penculikan ini membuat adiknya jatuh cinta pada kakak barunya ini. Richard merasa bahwa situasi menjadi lebih baik bagi dirinya. Tidak disangka-sangka, sepertinya pernikahan adiknya ini tidakmagi. Seth adiknya itu mempunyai pasangan, kehidupan nerakanya bisa berakhir danhih masa-masa indah. Melihat loli berdada besar ini, Randika tidak bisa untuk tidak mengingat kembali ketika dia baru png kembali ke kota Cendrawasih ini dan sh menaiki mobil yang dikiranya taksi. Waktu itu yang menjadi supirnya adh perempuan muda berdada besar dengan wajah kekanak-kanakannya. Kemudian perempuan itu membawanya ke perjnan paling mendebarkan dan paling bahaya di dm hidupnya, waktu itu Randika sempat mengira dia akan mati. Benar, adik Richard ini adh loli berdada besar waktu itu. "Sil, apa kamu baik-baik saja?" Richard berusaha bersikap syaknya seorang kakak. Silvia sama sekali tidak memperhatikan kakaknya itu, dia menatap tajam ke arah pangerannya itu. Kenapa dia merasa pernah bertemu dengannya? Silvia memperhatikan Randika dari atas ke bawah, dia semakin yakin pernah bertemu dengan pria satu ini. Tiba-tiba, sebuah ingatan melintas di ingatan Silvia dan dia tidak bisa menahan rasa terkejutnya. "Kamu, kamu, jangan-jangan yang waktu itu" Randika tersenyum. "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmugi, dunia memang sempit." Wajah Silvia sudah merah padam, dia sangat gugup melihat wajah Randika. Pada saat itu, Randika sudah memberi kesan yang mendm di dm dirinya ketika dia menghkan pemilik mobil Ferrari. Keahlian mengemudi Randika membuat dirinya tidak bisa melupakan dirinya. Richard memperhatikan suasana yang aneh di antara adiknya dan Randika. Mereka sudah mengenal sejakma? Mustahil! Randika mencuri kesempatan untuk memandang Silvia sekaligi, dia benar-benar perempuan muda yang cantik. Wajahnya yang mirip boneka itu sama sekali berbeda dengan bentuk tubuhnya yang dewasa itu, menggoda sekali! "Aku belum tahu namamu." Kata Silvia sambil bermuka merah. Richard melihat adiknya yang tersipu malu itu, dia tidak pernah melihat adiknya berekspresi seperti ini sebelumnya. ..... Seth mobil keluarga Richard dan Silvia datang, Randika berniat untuk pergi dari tempat ini. Namun, Silvia meminta kontak pribadi Randika, dia ingin bertemu dengannyagi jika waktunya tepat. Terlebih, Silvia sangat percaya diri dengan kecantikannya dan tubuhnya dapat membuat Randika tidak bisa lepas darinya. Tujuan utamanya sekarang adh membuat pria gagah ini menjadi pacarnya! "Kak Randika benar-benar hebat. Aku tidak pernah melihat adik perempuanku terg-g samaki seperti itu sebelumnya." Richard benar-benar mengagumi Randika seratus persen. Tidak hanya judi, keahlian b diri, sepertinya kakaknya ini jago mendapatkan hati wanita! Luar biasa, Richard sendiri tidak pernah bisa seperti itu. Ah! Ngomong apa kamu Richard? Kamu sendiri ini tampan dan kaya, mana ada perempuan yang tidak mau sama kamu? Tapi. Memang Randika itu berada di level yang berbeda. "Aku tidak menyangka dia itu adik perempuanmu." Randika tertawa. "Kak, jika kamu mau mengejar adikku, aku akan membantumu. Beritahu saja apa yang kamu perlukan untuk menaklukan hatinya." Kata Richard dengan penuh percaya diri. Dengan ini dia merasa dirinya dan Randika benar-benar teman dekat. Mobil Richard sedang menuju perusahaan Cendrawasih, namun ketika di jn, Randika melihat Hannah sedang berjn di tepi jn. Dia merasa penasaran. "Berhenti." Kata Randika. Dialu keluar tanpa berpamitan pada Richard danngsung mengejar Hannah. Melihat Randika yang pergi begitu saja, Richard mengh napas sambil tersenyum pahit. Apa pun yang terjadi, dia harus membuat Randika sekutunya. Hannah sedang berjn sambil bermain HP miliknya, namun tiba-tiba pundak kanannya ada yang mengtowel pundak kanannya. Hannahlu menoleh ke kanan bkang tetapi tidak menemukan siapa-siapa, dia merasa bingung. Kemudian tiba-tiba pundak kirinya ditowel oleh seseorang. Ketika dia menoleh, tidak ada siapa-siapa. Hannahlu berputar-putar sambil mencari tahu siapa pkunyalu dia menemukan Randika sedang bersembunyi dengan wajah tersenyum. "Kak!" Hannah marah karena kakak iparnya ini terus-terusan menggodanya. "Sedang apa kamu di sini?" Randika tertawa dan marahnya Hannah justru memberinya perasaan menang. Dia sangat suka menggoda adik iparnya satu ini. "Tentu saja bnja. Ah! Kebetn kakak ada di sini jadi temani aku bnja ya, aku masih ingin bnja beberapa bajugi." Hannahngsung menangkap tangan Randika dan menyeretnya. Randika sudah gemetar ketika mendengar kata bnja. Apa yang paling ditakuti olehkiki di dunia ini? Tentu saja menemani perempuan berbnja. Kebanyakan perempuan di dunia memiliki sifat shopaholic [1], ku sudah berbnja mereka tidak akan mengenal waktu dan bisa-bisa mereka berbnja 6 jam tanpa istirahat sama sekali. Tentu saja, Hannah adh sh satu dari mereka. "Aduh aku lupa ku ada urusan penting di kantor, aku harus segera balik ke kantor." Randika dengan cepat membuat san untuk kabur. "Ayh kak, kita tidak akan mungkin bertemu di sini ku kak Randika benar-benar sibuk. Lagip aku cuma meminta kakak membawakan barangku tidak lebih! Aku tidak peduli, kakak harus menemaniku bnja atau aku akan tidur di kamar bersama kak Inggrid sma sebn." Kata Hannah sambil tersenyum. Dia tidak menyangka akan menemukan kakak iparnya di sini, memang lki ada untuk membawakan barang-barangnya. Randika tidak punya pilihan sin menemaninya. Di sepanjang jn banyak toko baju dan Hannah berniat untuk mengunjunginya satu per satu. Penyiksaan ini bengsung begituma dan prosedur yang dkukan di tiap toko slu sama. Pertama, Hannah akan masuk ke sebuah toko dan memilih baju sedangkan Randika duduk dengan manis menunggu Hannah selesai memilih. Kedua, Hannah mencoba semua baju yang dikiranya bagus dan memperlihatkannya pada Randikalu meminta pendapatnya. Di sini jawaban yang diberikan Randika menghasilkan nasib yang sama. Ketika dia mengangguk dan mengatakan bahwa baju itu bagus, Hannah merasa tidak puas dan merasa masih ada baju yang lebih bagus jadi dia menaruhnya kembali dan mencari bajugi. Ketika Randika menggelengkan kepnya, Hannah juga merasa baju yang dipakainya itu tidak cocoklu dia mencari bajuinnya. Berpuluh-puluh pakaian th dicoba oleh Hannah dan Randika dapat menyimpulkan satu hal, Hannah bukannya shopaholic, dia hanya senang berjn-jn dan mencoba baju-baju baru dengan gratis. Hal ini justru memakan waktu yang lebihma. Ketika mereka mengunjungi toko kelima, Randika sudah kelhan. Hannah sama sekali tidak menunjukan akan berhenti mencoba baju, Randika hanya bisa pasrah. "Halo mbak, bisa bantu aku? Resleting bajunya nyangkut nih." Tiba-tiba dari ruang ganti terdengar suara Hannah yang sedang kesusahan memakai bajunya. Pada saat ini, penjaga-penjaga toko tidak ada yang berjaga di area ruang ganti karena tokonya yang ramai. Randika yang mendengar teriakan tolong Hannah itu menggelengkan kepnya, dia tidak punya pilihan sin membantunya. Ketika sesampainya di ruang ganti, Randikangsung membuka pintu tempat Hannah berada. Dia melihat Hannah memunggunginya dan resleting bajunya di bkang tidak bisa dinaikkan. Punggung mulus berwarna putih itu memenuhi matanya sekaligus beha berwarna biru muda, Randika mau tidak mau menn air liurnya. Jika dia melepas pengait behanya itu, apa yang akan terjadi pada dirinya? Hannah sudah menyadari ada orang yang masuk ke dm ruangan gantinya, dia mengira itu adh pyan toko. Dialu mengatakan. "Tolong bantu aku, aku tidak bisa menariknya ke atas." "Han, bajumu itu kek." Kata Randika sambil menghampiri Randika. Hannah yang mendengar suara lki itu menoleh danngsung terkejut. Diangsung menutupi kedua dadanya dengan tangan. "Kak! Sedang apa kamu di sini?" Hannah menatap tajam pada Randika. Bukannya kamu butuh bantuan untuk memakai bajumu itu? Namun kemarahan Hannah ini memang masuk akal, bagian bkang bajunya memang terbuka sekali dan memperlihatkan punggungnya itu. Randikalu membsnya sambil tersenyum. "Han, aku hanya berusaha membantumu memakai bajumu itu. Sini, keburu nanti ada orang yang mikir tidak-tidak." Randika menghampiri Hannah dan Hannah berhasil mengk. Tetapi pada saat ini, kakinya Randika terpeleset karena menginjak baju Hannah yang ada dintai. Tubuh Randika melesat ke arah Hannah. Hannah hanya bisa terdiam ketika kakak iparnya itu jatuh ke arahnya. Sekarang, kedua wajah mereka sangat dekat dan mereka saling bertukar tatapan mata. Namun, kedua bibir mereka sudah saling mengunci dan sh satu tangan Randika mendarat di dada Hannah. Keduanya berdiri kaku di tempat. Ini pertama kalinya Randika merasakan bibir adik iparnya ini, Randika sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Namun, bagaimanapun juga, instingnya sebagai lki membuatnya meremas tangannya itu. Empuk Benar-benar empuk. Hannah tersadar dari kelinglungannya itu ketika merasakan tangan Randika yang meremas dadanya itu, dia dengan cepat mendorong Randika. Namun, Hannah sama sekali tidak marah. Mhan wajahnya menjadi merah padam dan hatinya berdebar-debar. "Kak, jika kakak macam-macamgi sama aku, aku akan menceritakan semuanya pada kak Inggrid." Hannah pura-pura terlihat marah, tetapi wajah malunya itu tidak bisa dia sembunyikan. "Han, ini gara-gara bajumu yang kamu taruh dintai." Randika juga sedikit malu. Ketika dia berjn keluar dari ruang ganti, Hannah sudah berjongkok sambil tersipu malu di dm ruangan. Hannah memegang bibirnya itu dan merasakan hatinya yang berdebar-debar itu, ciuman pertamanya th diambil. Dia sama sekali tidak membenci perasaan ini justru dia ingin lebih. Tetapi, akal sehatnya membuatnya sadar bahwa pria yang disukainya itu adh kakak iparnya. Randika kemudian menunggu di luar sambil duduk. Kejadian ini murni keckaan, tidak ada yang bisa dishkan. Namun, ketika mengingat kelembutan dada Hannah di tangannya, Randika dm hati berpikir bahwa sesekali merasakan dada adik iparnya itu bukah sebuah mash. Dan terlebih Hannah sepertinya tidak mempermashkannya. Memikirkan rencana haremnya, Randika bisa melihat masa depan di mana Hannah dan Inggrid tersenyum bersama di pelukannya. Memikirkan hal itu, entah kenapa Randika merasa bersemangat! Tidakma kemudian, Hannah keluar dari ruang ganti dan terlihat tenang. "Kak, aku mau ke kamar mandi. Tunggh di sini, aku tidakma." Kata Hannah sambil berjn menuju toilet. Randika kembali duduk sambil menunggu Hannah. Tetapi, tiba-tiba terdengar teriakan minta tolong dari arah kamar mandi. "Kak Randika tolong aku!" [1] Suatu kondisi di mana seseorang tidakgi mampu mengontrol dirinya untuk menahan keinginan berbnja meskipun sebenarnya barang-barang yang dibeli tersebut tidak telu dibutuhkan. Chapter 270: Shadow Mendatangi Inggrid Chapter 270: Shadow Mendatangi Inggrid Ketika suara itu masuk ke telinganya, Randikangsung menjadi waspada. Tidak shgi, suara itu milik Hannah! Tanpa ragu-ragu, Randika beri sekuat tenaga menuju kamar mandi. Tidak butuh waktuma untuknya tiba di depan kamar mandi wanita. Perempuan yang berian keluar dari dm kamar mandi terkejut ketika melihat sosokkiki masuk ke dm. Di dm kamar mandi, Randika terkejut ketika melihat Hannah berusaha mwan mati-matian ketika ditarik oleh sesosok manusia berbaju serba hitam. "Tidak! Lepaskan aku!" Hannah mengayun-ayunkan tas tangan miliknya ke arah sosok misterius itu. Ketika sosok misterius itu hendak memukul Hannah hingga pingsan, dia merasakan bahaya dari arah bkangnya. Dia dapat merasakan hawa membunuh Randika yang besar, dialu memutuskan untukri dari tempat itu dari jend. Tetapi sebelum dia mrikan diri, dia menyempatkan diri untuk memukul Hannah sekali. Randika bergerak dengan cepat, dia berhasil mencengkeram erat pergngan kaki sosok misterius itu dan melemparnya ke tembok. Kemudian Randika menerjang ke arahnya dan bersiap untuk membunuhnya! Sosok misterius ini tidak sempat menarik napas, seth dia menatap tembok dengan keras, dia mendapatkan sebuah pukn tepat di perutnya. "Shadow!" Tatapan Randika menjadi bengis, ternyata sosok misterius itu adh Shadow! Mulut perempuan itu terlihat mengeluarkan seteguk darah segar. Sambil tersenyum ke arah Randika, Shadow kembali berusaha kabur lewat jend kamar mandi. "Tidak akan kubiarkan!" Randika sudah mengalirkan tenaga dmnya ke kakinya dan berusaha mengejarnya. Tetapi di sampingnya, Hannah mengerang kesakitan dan itu membuat raut wajah Randika menjadi buruk. Prioritas utamanya adh memberikan bantuan pada Hannah atau nyawa adik iparnya ini bisa-bisa berakhir di tempat ini. "Han, kamu baik-baik saja?" Randika dengan cepat menghampiri Hannah dan memeriksa denyut nadinya. Dia menyadari bahwa pernapasannya adik iparnya itu pendek dan tidak teratur. Tanpa ragu-ragu, Randika mengeluarkan jarum akupunturnya dan mengalirkan tenaga dmnya ke dmnyalu menusukannya pada titik-titik vital Hannah. Dialu menggendongnya dan beri menuju rumah sakit. Bagi petugas dan orang-orang yang menunggu dengan cemas di luar kamar mandi, mereka terkejut ketika melihat sosok Randika beri keluar sambil menggendong Hannah. Randika menggenggam erat Hannah di pelukannya, hatinya benar-benar cemas. Ini berbeda saat dia membawa Elva ke rumah sakit. Hannah terkena puknnya Shadow dengan tk, meskipun Shadow masih belum pulih sepenuhnya, kekuatan perempuan satu itu masih sangat mengerikan bagi orang biasa. Dan bagaimanapun juga, Hannah hanyh perempuan remaja biasa. Jika dia tidak mengmi luka apa pun, Randika benar-benar akan terkejut. SHADOW! B mata Randika benar-benar merah, dia benar-benar membencinya. Kali ini aku akan membunuhmu! Tunggu saja! Di perjnan, Randika mengalirkan tenaga dmnya ke Hannah dan ini membuat wajah Hannah tidak telu pucat. Tidakma kemudian, mereka berdua tiba di rumah sakit. Hannahngsung dibawa ke UGD dan dokterngsung memeriksanya, sedangkan Randika hanya bisa menunggu di luar. Han Kamu harus smat! Randika benar-benar khawatir dan rasa bencinya ke Shadow makin besar. Dia benar-benar seekor r, r yang gigih dan sangat berbisa. Randika melihat dengan mata kepnya sendiri dia th dimakan oleh hiu, dia sama sekali tidak menyangka Shadow masih hidup. Jika dia tidak membunuh Shadow, maka Randika tidak bisa tenang dan orang-orang di sekitarnya akan berada dm bahaya. Pada saat yang sama di kantor perusahaan Cendrawasih. Seorang perempuan berbaju hitam dan menyembunyikan wajahnya itu naik ke dm lift. Para karyawan tidak bisa tidak merasa penasaran siapa orang itu, yang mereka tahu bahwa aura orang itu membuat mereka merinding. Sesudahnya keluar dari lift, perut Shadow berdenyut sakit seth menerima serangan Randika. Wajahnya menjadi muram. Ares, kau akan menerima akibatnya! Di dm ruangan, Inggrid mengh napas sambil menatap dokumen-dokumen di atas mejanya. Pada saat ini, dia dapat mendengar suara ruangannya yang terkunci. Ketika dia mengangkat kepnya, Inggrid terkejut ketika melihat sosok perempuan di depannya. "Siapa kamu? Kenapa kamu bisa ada di sini?" Inggridngsung dapat merasakan firasat buruk di dm hatinya. Tatapan mata perempuan itu membuatnya merinding. "Siapa aku?" Shadow tersenyum dan berkata pada Inggrid. "Aku dulu dikenal sebagai penguasa kegpan, sekarang aku adh iblis yang th merangkak keluar dari jurang neraka." Hati Inggrid makin mengepal ketika mendengarnya, dia berusaha terlihat tenang di permukaan. "Apa maumu?" "Siapagi ku bukan kamu?" Shadow tertawa keras, kebengisan hatinya sama sekali tidak bisa dia sembunyikan. "Siapa kamu sebenarnya?" Inggrid duduk di kursinya dengan perasaan cemas ketika dia melihat Shadow yang berjn menghampirinya secara pehan. Shadow berhenti tepat di meja Inggrid dan berkata padanya. "Aku dulu adh kegpan yang bekerja untuk Ares, tetapi sekarang, aku ingin membunuhnya dengan kedua tanganku ini." "Ares?" Inggrid bingung. "Aku tidak menyangka bahwa rencana konyol yang kusiapkan untuk membunuhnya mh menjadi kenyataan. Berkat kamu, aku bisa membuatnya menari di atas tanganku ini hahaha." Shadow tertawa, sedangkan Inggrid berpikir keras untuk mengh informasi-informasi tersebut. Tiba-tiba, Inggrid mengingat ketika perusahaannya terancam bangkrut, dia berusaha meminjam uang kepada seseorang di dunia bawah tanah. Lalu seseorang tiba-tiba mendekati dirinya dan mengatakan bisa membantu dirinya. Seth dipikir-pikir, suara perempuan di hadapannya ini persis dengan orang itu. "Kamu jangan-jangan yang waktu itu?" Ekspresi Inggrid terlihat terkejut. "Sepertinya kamu punya ingatan yang bagus." Ekspresi Shadow kembali menjadi bengis. "Kamu th menjadi kelemahannya dan aku akan membunuhmu di depan matanya. Pertama aku akan mencabuti semua kukumu sebelum dia bahkan bisa menemukanmu,lu di hadapan matanya aku akan menggores urat nadimu itu di depan matanya. Aku sangat menantikan tatapannya yang tidak berdaya ketika dia melihatmu yang mati secara pehan itu. Ah Aku benar-benar tidak sabargi!" Suara tawa Shadow yang menggelegar itu tidak membuat takut Inggrid. Meskipun dia sedikit khawatir dengan apa yang akan terjadi, pengmannya bertahun-tahun ini membuatnya tetap tenang. "Aku tidak mengenal orang yang kamu maksud itu." Inggrid menggelengkan kepnya. "Sepertinya dia tidak memberitahumu apa-apa." Shadow berjn pehan ke kursi Inggrid. Sambil tersenyum, dia membi pipi Inggrid. Tangannya yang dingin itu membuat hati Inggrid bergetar. Inggrid sama sekali tidak berani untuk bergerak. Dia merasa bahwa perempuan ini benar-benar kabar buruk, dia tidak ingin berbuat macam-macam yang bisa membunuhnya. Suasana di dm ruangan menjadi hening. Namun pada saat ini, pintu ruangannya tiba-tiba diketuk oleh sekretarisnya Inggrid. "Bu, ini ada beberapa dokumen yang harus ditanda tangan." Inggrid ingin meminta tolong pada sekretarisnya itu, tetapi Shadow yang berada di bkangnya itu tiba-tiba mengambil sesuatu dari balik bajunya. Mendadak, pisau yang tajam itu sudah mendarat di lehernya. "Aku sedang sibuk, kembalh nanti." Kata Inggrid. Mendengar hal itu, si sekretaris memutuskan untuk pergi. "Apa maumu?" Tanya Inggrid pada Shadow. Shadow sama sekali tidak menjawab, tangannya masih memegang pisau yang bersandar di leher Inggrid. Kemudian, dia memukul bkang kep Inggrid hingga pingsan. Chapter 271: Permainan yang Disiapkan oleh Shadow Chapter 271: Permainan yang Disiapkan oleh Shadow Sedangkan di rumah sakit, Randika berjn mondar-mandir dengan perasaan cemas. Dia sudah menunggu berjam-jam hasil perawatan dokter di UGD dan masih tidak ada kabar. Seth hari mi siang, seorang dokter keluar dari UGD dan Randika segera beri ke arahnya. Dokter itu berkata pada Randika. "Anda sudah tidak perlu khawatir, luka di tubuh pasien sudah teratasi. Memang tidak ada mash serius, tetapi pasien disarankan untuk menginap di rumah sakit beberapa minggu ini. Sma dia di rumah sakit, dia tidak diperbolehkan untuk bergerak telu banyak agar tngnya yang retak itu bisa segera sembuh." Mendengar nyawa Hannah yang tidak terancam, Randika mengh napas lega. "Bolehkah aku masuk dan melihatnya?" Seth mendapatkan persetujuan dari dokter, Randika segera masuk dan mencari Hannah. Sesampainya di kasurnya, Hannah terbaring dengan wajah yang sangat pucat. Randika merasa hatinya sakit. Memegang tangan kecil Hannah, dia mi membuka matanya. "Kak, apa aku akan mati?" Kata Hannah dengan suara yang kecil. "Bodoh, sma ada kakakmu ini, aku tidak akan membiarkan kamu mati." Kata Randika sambil tersenyum. Dialu membi pipi Hannah sambil meskan air mata. "Maafkan aku Han, aku gagal melindungimu." Merasakan tetesan air mata itu, Hannah tersenyum. "Kakak ini bicara apa sih. Sudah jangan cengeng gitu,gip aku juga bisa bolos sekh berkat hal ini." "Kamu ini ya." Randika memaksakan diri untuk tersenyum. "Han, aku tadi dijskan oleh dokter bahwa kamu harus menginap beberapa minggu di rumah sakit. Sma itu kamu tidak boleh telu banyak bergerak." Ketika membandingkan Hannah yang slu ceria dan bersemangat dengan Hannah yang terbaring lemah di kasur ini membuat hati Randika benar-benar sakit. "Kak aku rasa hidupku akan berakhir." Kata Hannah sambil tersenyum. "Jangan berbicara seperti itu, aku tidak akan membiarkanmu kenapa-kenapa." "Kak, apa kakak bisa menciumku? Aku takut jika aku mati hari ini, aku tidak bisa merasakannyagi." Hannah menatap ms ke arah Randika. Randika tidak tega melihat kondisi Hannah yang seperti ini, dialu maju dan memberikan ciuman lembut pada Hannah. Pada saat ini, Hannah menikmati momen ini dengan menutup matanya. Dia slu menyukai kakak iparnya ini tetapi dia tidak bisa mengutarakan perasaannya karena kakaknya Inggrid th menikah dengan pria di hadapannya ini. Tetapi, sekarang pria ini adh miliknya. Seth sekianma, Randika melepas bibirnya dari bibir Hannah. "Istirahah dengan tenang. Aku akan mengabari kakakmu dan Ibu Ipah. Semoga saja dm beberapa hari ke depan kamu boleh png ke rumah." Hannah cuma tersenyum dan mengangguk. Pada saat ini, HP milik Randika bunyi. Ternyata yang meneleponnya adh Inggrid. Randika mengangkatnya, dan ketika dia hendak berbicara, terdengar suara dari balik telepon. Ekspresi wajah Randikangsung berubah. "Lama tidak berjumpa tuanku." Yang terdengar adh suara Shadow yang dingin. Hati Randikangsung mengepal. Sudah tidak diragukangi, Inggrid sudah pasti diculik oleh Shadow. "Sayang sekali seranganku pagi tadi tidak berhasil membunuhnya." Kata Shadow dengan suara kecewa, dia sepertinya menyesal tidak bisa membunuh Hannah. "Tetapi tidak mash, karena aku berhasil menangkap orang yang lebih berharga. Seharusnya kamu tahu mash apa yang sedang kamu hadapi tuanku." Tangan kanan Randika mengepal dengan keras, urat nadinya seakan-akan ingin meledak. Tenaga dmnya sudah merembes keluar tanpa dia sadari, aura membunuhnya juga sama besarnya. Dapat merasakan kekuatannya yang mi tidak beraturan, Randika berusaha menahan amarahnya dan menarik napas dm-dm. Dialu berkata pada Shadow. "Lokasi?" "Tuanku memang mengenal diriku." Shadow tersenyum di balik telepon. "Aku akan memberikan lokasinya nanti mm. Jangan khawatir, aku tidak akan membunuh Inggrid sebelum dia berpamitan denganmu. Bukankah menyayat urat nadinya dan melihatnya pehan mati di depan matamu lebih menarik daripadangsung membunuhnya?" Randika tidak menjawab, dia sekarang sedang berfokus menahan amarahnya. Jika Shadow sekarang ada di hadapannya, kepnya sudah myang jauh kengit. "Jangan membuatmu terselimuti oleh emosi, ku tidak emosimu itu akan membunuhmu mm ini." Shadow tertawa keras. Dia dapat membayangkan wajah Randika yang sedang menahan amarahnya. Semakin menderitanya Ares, semakin bahagia Shadow. Jika aku tidak bisa berkuasa di dunia bawah tanah maka aku akan membunuh orang yang kau cintai, terdengar adil bukan? "Hari ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir." Kata-kata Shadow terdengar dingin. Seth itu Shadow menutup teleponnya. Hannah menatap Randika yang tubuhnya gemetar itulu bertanya. "Kak, apa orang yang meneleponmu itu orang yang melukaiku?" Menoleh ke arah Hannah, Randika memaksa dirinya untuk tersenyum. "Hahaha bukan, sudah kamu istirahat dengan tenang saja. Aku akan menelepon Ibu Ipah untuk menemanimu di sini. Nanti jangan rewel sama makanan rumah sakit ya, ku tidak kamu tidak sembuh-sembuh." Hannah tersenyum. "Kak, kakak tidak perlu khawatir. Ketika aku sudah sembuh, kamu harus menemaniku bnja sekaligi. Dan mungkin kamu bisa membantuku memakai pakaianku." Memikirkan kata-kata Hannah tersebut, Randika tidak bisa untuk tidak tersenyum. Kemudian Randika keluar dari ruangan UGD danngsung menelepon Ibu Ipah. Seth mendengar kabarnya, Ibu Ipahngsung bergegas ke rumah sakit. Ibu Ipah sudah menganggap Hannah dan Inggrid seperti anak sendiri, sekarang ketika mendengar Hannah terbaring di rumah sakit, insting ibunyangsung membara. Ketika Ibu Ipah tiba di rumah sakit dan melihat Hannah yang terbaring lemah di kasur, hati Ibu Ipah terasa sakit. Dengan sigap dia mengatur segnya agar Hannah bisa tidur dengan tenang. Seth semuanya selesai, Ibu Ipah berbisik pada Randika. "Nak, Ibu mm ini akan menginap di rumah sakit. Jadi tolong awasi rumah dengan nona muda ya." Randika tersenyum dan mengangguk. Dia sama sekali tidak memberitahu mash Inggrid pada Ibu Ipah. Ku tidak, bisa-bisa Ibu Ipah kbakan. Namun, apa pun caranya, Randika harus membawa Inggrid png ke rumah dengan smat! Benar, hari ini adh mm penentuannya dengan Shadow. Entah Shadow yang mati atau dirinya yang mati! Keluar dari rumah sakit, Randika melihat jam. Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, sepertinya masih ada beberapa jamgi hingga Shadow meneleponnya kembali. Saat-saat seperti ini bagaikan penyiksaan untuk Randika. Seiring berjnnya waktu, waktu sudah menunjukan jam 9 mm, Randika masih melototi HP miliknya. Dan tiba-tiba, HPnya berbunyi. "Tuan, bagaimana perasaanmu menunggu begituma?" Suara Shadow bisa terdengar js dari balik telepon. Shadow sangat senang membuat Randika marah, semakin marah maka semakin besar perasaan senangnya. Randika menjawabnya. "Di mana lokasinya?" "Jangan terburu-buru, kita punya waktu seharian." Kata Shadow sambil tertawa. Randika mengerutkan dahinya, dia tidak tahu siasat apa yang akan dipakai oleh Shadow. Sudah bukan rahasiagi Shadow ingin membunuhnya, tetapi cara apa yang dipakainya itu merupakan suatu mash. "Cepat katakan di mana." Mendengar kata-kata itu, Shadow tersenyum. "Sepertinya kita sudahma tidak bermain game bersama-sama. Reuni kita kali ini merupakan waktu yang tepat untuk bermain dan menebus waktu kita yang th hng. Oh, jangan lupa, ku kamu gagal maka aku akan membunuhmu dan aku juga akan membunuh Inggrid." Randika tidak membs sama sekali, apa pun trik yang akan dipakai oleh Shadow, Randika tidak punya pilihan sin menurutinya. "Baih." Kata Randika. Shadow membs. "Permainan kita cukup sederhana. Tetapi pertama-tama, kamu harus menemukan keberadaanku dulu. Waktumu hanya sepuluh menit. Jika kamu tt satu detik saja, maka aku akan memotong anggota tubuh Inggrid dan kamu akan mendengarnya menjerit kesakitan. Bagaimana menurutmu? Permainan kita seru bukan? Hahaha." Chapter 272: Stage Satu Chapter 272: Stage Satu "Tapi kau tenang saja, aku tidak akan membiarkan dia mati begitu saja. Aku masih ingin melihat raut mukamu ketika dia mati di depan matamu hahaha. Apakah kau akan pingsan? Atau kau akan menangis seperti anak kecil? Aku benar-benar menantikannya." Shadow tertawa keras, sedangkan hati Randika mengepal. Shadow benar-benar sudah g. "Bagaimana mungkin kamu bisa membunuhku jika kamu sudah tidak punya jaminan?" Randika berusaha mengulur waktu, di waktu yang sama, dia sudah menelepon Safira. "Ares, di dunia ini tidak ada yang mengenalmu sebaik diriku ini." Suara Shadow penuh dengan sarkasme. "Nafsumu tidak terpuaskan apab hanya satu perempuan saja, seth aku membunuh Inggrid, aku masih punya daftar namainnya. Apa kau sudah mengerti situasimu sekarang?" Pada saat yang sama, Safira sudah terhubung dengan HP Randika dan Randika menahan panggn dari Shadow. "Saf, tolongcak lokasi dari nomor yang menghubungiku ini! Aku butuh lokasinya dm 1 menit!" Safira terkejut, dia tidak pernah mendengar Randika yang tergesa-gesa seperti ini. "Baik kak tunggh sebentar, aku akan mengaturnya." Randika berusaha menahan rasa marahnya itu ketika panggnnya kembali ke Shadow. Shadow tidak menutup teleponnya, dialu mengejek Randika. "Kau memang mudah ditebak, menurut dataku kamu pasti meminta bantuan dari temanmu dari Arwah Garuda. Tapi jangan lupa, kau sendiri yang th mtihku." Randika mengerutkan dahinya, keahlian Shadow dm intelijensi dan menutupi jejaknya benar-benar luar biasa, tetapi Randika tidak menyangka bahwa organisasi Arwah Garuda sudah masuk dm radar Shadow. "Jangan khawatir, tahap pertama kita ini cuma awal. Tahap snjutnya adh permainan yang sesungguhnya. Aku akan menunggumu di sini Ares, aku harap kamu tepat waktu. Bagaimanapun juga, jika suasana hatiku jelek, aku mungkin tidak sengaja melukai wajah cantik istrimu ini hahaha." Kemudian Shadow menutup teleponnya, Safira mengambil alih panggn HPnya. "Kak, aku mendapatkan lokasinya. Lokasi nomor itu tidak jauh darimu, hanya berjarak 1 km dari tempatmu berada. Dia ada di gedung yang masih dibangun di jn Mawar." Seth mendapatkan lokasinya, Randika tidak ragu-ragu untuk beri menuju lokasi. Tidak butuh waktuma untuk Randika tiba di tempat ini, suasananya benar-benar sunyi. Sepertinya mm ini tidak ada pekerjaan konstruksi sama sekali. Gedung ini baru setengah jadi dan banyak t-t yang digeletakan begitu saja. Randika berjn masuk ke dm gedung yang gp dan sunyi tersebut. Dia sama sekali tidak tahu di mana sarmpu berada. Jadi Randika hanya bisa mengandalkan cahaya bn danmpu jn. Namun, kegpan masih mendominasi seluruh gedung ini. Sedangkan untuk Shadow, kegpan ini merupakan zona nyamannya. Dulu di pasukan Ares, Shadow bertanggung jawab dm divisi intelijensi jadi dia sering menyatu dengan kegpan agar bisa mendapatkan informasi yang lebih. Dengan ini, gedung gp ini sangat cocok menjadi panggung kecemengan Shadow. Namun bagi Randika, mau ini di kutub utara ataupun di gurun sahara, semua itu bukan mash. Terlebih, Shadow tetah Shadow, perempuan itu bukan tandingannya. Di hadapan kekuatan yang absolut, semua ikan teri sama sekali tidak berdaya! Randika mngkahi t-t yang berserakan itu. Sepertinya pembangunan gedung ini tertinggal dari deadlinenya. Besi-besi yang bertumpuk juga memantulkan cahaya bn. Sepertinyantai pertama dari gedung ini tidak ada orangnya. Randikalu berjn menuju tangga yang mengarah kentai dua sambil terus berwaspada. Sesaatnyangkah kakinya menginjak anak tangga, hampir bersamaan, raut wajah Randika berubah dan tubuhnya sudah myang mundur dengan kecepatan yang luar biasa. Ketika kakinya mngkah ke anak tangga, sepertinya itu memicu sebuah bom untuk meledak darintai atas. Ledakannya cukup dahsyat dan besi-besi yang menumpuk di ujung tangga itu berhamburan ke mana-mana. Di bagian tembokntai pertama, senjata tajam, yang tiba-tiba muncul dari balik tembok, mi melesat dan mengarah pada Randika. Jika tadi Randika tidak sempat mundur dengan cepat, mungkin nyawanya sudah myang. Pada saat dia mendarat, terasa pergerakan udara dari seg arah. Randika mengerutkan dahinya ketika melihat begitu banyak orang berbaju hitam menerjang dirinya sambil menggenggam erat senjata tajam dan siap untuk mengambil nyawanya kapan pun. Orang-orang itu berdatangan dari seg arah, dan ketika Randika mengangkat kepnya, dia terkejut ketika melihat begitu banyak orang mengintip dirinya darintai atas. Setengah dari merekalu terjun ke bawah dan sisanya sepertinya sedang menunggu kesempatan ketika Randika meloncat di udara dan menghujaninya denganutan manusia. Ini adh siasat yang dipersiapkan oleh Shadow untuknya. Ketika Randika mngkahkan kakinya kentai 2, aksi pembunuhan itu dimi. Namun, semua kejadian ini tidak membuat Randika kehngan ketenangannya dan akal sehatnya. Orang yang bisa membunuhnya belumhir di dunia ini! Menghentakan kakinya, dia meluncur dengan cepat untuk menghindari serangan pisau yang tersisa. Dengan tubuh yang diselimuti oleh tenaga dmnya, dia melesat ke arah 2 musuhnya. Karenawannya ini merupakan bawahan Shadow, dia tidak sama sekali tidak menahan tenaganya. Dengan satu tendangan, musuhnya itu myang ke arah tembok dan menancap di batang baja di pr. Melihat juh musuhnya yang banyak, Randika merasakan firasat buruk yang seperti menandakan bahwa nyawanya sedang terancam. Memangwanwannya ini bukan orang sembarangan, tetapi di mana Shadow? Tidak mungkin dia hanya mempersiapkan jebakan bau kencur seperti ini untuk membunuhnya. Pada saat ini, Randika mendengar suara detikan jam dari seg arah, hal ini membuat bulu kuduknya merinding. Dia sangat mengenal suara tali terbakar ini dengan baik. Bisa disimpulkan bahwa setiap musuhnya yang menerjang ke arahnya ini semuanya memiliki bom waktu di tubuh mereka. Mereka sudah mempersiapkan diri mereka untuk mati, dan mereka ingin membawa Randika bersama dengan mereka menuju neraka! Tanpa ragu-ragu, Randika segera membunuh mereka sambil membuka jalur kabur. Tetapi,utan manusia ini seakan tidak ada akhirnya. DUAR! Orang yang barusan dia tendang itu tiba-tiba meledak dan dia hancur menjadi gumpn daging. Ledakan yang dihasilkannya cukup membuat besi-besi yang tergeletak itu berhamburan. Besi itu melesat ke arah Randika dan para bawahan Shadow berada. Beberapa besi melesat dengan cepat dan menuju tepat ke arah Randika. Namun, Randika bergerak ke samping untuk menghindari serangan mendadak ini. Dia sama sekali tidak bisa memblokirnya soalnya besi-besi itu melesat telu cepat. Berbeda dengan Randika, beberapawannya tidak bisa menghindar dan harus mati sebelum bisa meledakan dirinya pada Randika. Pada saat yang sama, Randika terus menghindar dari pelukan maut musuhnya ini DUAR! DUAR!! DUAR!!! Beberapa orang sudah mi meledakan diri sebelum sempat mendekatkan dirinya pada Randika. Beberapa ledakan ini untungnya tidak merobohkan pr-pr penyangga gedung ini jadi asalkan Randika menghindar sekaligus membuat mereka menjauh dari pr-pr tersebut, maka dia akan aman. Seth tidak ada oranggi yang berdiri sin dirinya, Randika th berhasil menyelesaikan stage 1 dari permainan ini. Chapter 273: Bayangan yang Ingin Berubah Menjadi Iblis Chapter 273: Bayangan yang Ingin Berubah Menjadi Iblis Randikalu berjn menujuntai 2 yangntainya sudah bolong tersebut. Keadaan kembali menjadi sunyi senyap. Mayat-mayat yang tersisa dari bom bunuh diri itu berceceran dintai, benar-benar pemandangan yang mengerikan. Randika tidak memedulikan merekalu berjn naik kembali. Gedung ini bentai 20, benar-benar tinggi. Ketika Randika berjn menaiki tangga, HP miliknya tiba-tiba bunyi. "Kau memangyak menyandang nama Ares." Suara dingin Shadow dapat terdengar dengan js. "Tetapi jangan kira permainan kita cuma segitu saja, permainan ini masih jauh dari kata selesai." Randika tidak membs sama sekali, dia dengan cepat menutup teleponnya. Dia sudah bertekad memburu Shadow di mana pun dia berada, tidak perlu baginya untuk mendengarkan suaranya yang menjengkelkan itu. Dintai paling atas, Shadow menatap HPnya yang panggnnya terputus itu. Tatapan matanya mengandung kebencian yang amat sangat dm. "Tuanku sepertinya masih marah." Shadow tertawa dan menoleh ke arah Inggrid, yang terikat di sebuah kursi. Pada saat ini, Inggrid terikat mi dari pinggang, kaki, dada dan kedua tangannya. Kursi yang diduduki Inggrid itu merupakan kursi listrik yang biasanya digunakan untuk pidana yang divonis mati, jadi mustahil untuk Inggrid bisa bebas dengan sendirinya. Inggrid, yang sudahma tersadarkan kembali, menatap sosok Shadow yang sedang tertawa. Wajahnya benar-benar mengerikan, penuh dengan luka. Orang yang menculiknya itu benar-benar g, dia memasang bom pada bawahannya dan sama sekali tidak takut bom-bom tersebut akan menghancurkan pondasi gedung ini. Dan semua itu diakukan hanya untuk membunuh Randika! "Aku heran, kenapa dia r membuang nyawanya demi menymatkanmu? Apa itu yang namanya cinta?" Shadow tersenyum mengejek. Ketika dia melihat wajah Inggrid, hatinya menjadi senang. Semakin menderitawannya, semakin senang hatinya. Inggrid berusaha melepaskan diri tetapi dia menyadari bahwa dirinya sama sekali tidak bisa bergerak. Percuma kamu mencoba untuk kabur." Di tangan Shadow tiba-tiba muncul sebuah pisau. "Lihat aku." Inggrid kemudian mengangkat kepnya dan melihat senyuman jahat milik Shadow. "Sesampainya Ares dintai ini, aku akan menggorok lehermu dengan pisau ini dan kamu akan mati di hadapannya." Hati Inggrid mengepal, dia sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Yang dia ketahui adh dirinya digunakan sebagai umpan untuk membuat Randika datang ke gedung ini. "Bukannya kamu seharusnya membunuh Ares duluan?" Tanya Inggrid. Shadow melototi Inggrid kemudian dia berbalik badan dan menatap kengit. Angin mm yang dingin menerpa wajahnya dan kain yang ada di lehernya. Namun tiba-tiba, kain itu terangkat dan menunjukan leher yang tidak ada dagingnya! Pada hari itu, di saat dirinya tenggm diut, Shadow melewati cengkeraman maut itu dengan susah payah. Dia tidak punya carain untukri dari genggaman Randika di kapal dan memilih pilihan yang paling berisiko yaitu pura-pura mati digigit oleh hiu. Namun, semua itu bukah akting dan Shadow harus membayarnya dengan mahal. Dia tergigit oleh beberapa hiu dan kehngan beberapa daging tubuhnya, organ di dm tubuhnya juga terluka parah. Untungnya saja, di saat-saat hidupnya hampir myang, dia berhasil menyusul ke Indonesia dan meminum darah boneka ginseng. Hal itu membuat tubuhnya mi sembuh secara pehan. "Tidak, aku ingin membuatnya g terlebih dahulu. Aku ingin melihat dia hanya bisa memeluk perempuan yang dicintainya mati di pelukannya. Aku ingin melihat dia menderita!" Nada suara Shadow pehan menjadi tinggi dan penuh dengan kebencian. Inggrid tahu bahwa Randika sudah tiba di gedung ini. Dia harus mengulur waktu agar Randika bisa datang ke tempatnya ini. "Bukankah membunuhku hanya membuatnya makin marah? Membunuhku membuatmu kehngan kartu As." Shadow berbalik dan menatap Inggrid sambil tersenyum. "Kamu benar-benar pintar, tetapi apa kamu mengira aku hanya punya satu kartu As? Kamu benar-benar naif." Tentu saja, Shadow memiliki banyak kartu andn di tangannya. Penyelidikannya terhadap Randika beberapa hari ini membuatnya mengerti bagaimana kehidupan Randika di kota Cendrawasih ini. Tentu saja, perempuan-perempuan seperti Viona, Christina dan Deviana sama-sama berharganya dengan Inggrid. Seth dirinya membunuh Inggrid, berikutnya adh Viona. Dia akan menghabisi satu per satu wanita yang dicintai oleh Randika itu! Memikirkan bagaimana marahnya, sengsaranya, dan rasa tidak berdayanya Randika, Shadow tidak bisa berhenti tertawa. Tawanya ini menggema ke seluruh ruangan, benar-benar keras. Inggrid sama sekali tidak tahu kartu apa yang dimiliki Shadow, dia hanya mengira bahwa Shadow mungkin akan mengincar keluarga Randika. Seth beberapa waktu terdiam, Inggrid bertanya. "Apakah Ares itu adh Randika yang kukenal?" Wajah Shadow menjadi serius, hatinya merasa kejadian ini akan menarik. "Kamu benar-benar ingin tahu?" Inggrid mengangguk. Dari awal dia memang mengerti bahwa Randika itu bukan orang biasa, apgi dia pernah mengobati tubuh Randika yang penuh luka itu. Meskipun dia tidak bertanya tentang masalu Randika, Inggrid masih merasa penasaran. Setidaknya, dia ingin mengetahui siapa identitas asli Randika. Meskipun awal kali mereka bertemu Randika sedang berjun mie ayam, Inggrid tahu bahwa itu semua hanyh tipuan bka. Dia sama sekali tidak tahu siapa Randika yang sebenarnya. Seth memikirkannya baik-baik, Randika yang berhasil menymatkan dirinya dari keluarga Alfred itu juga merupakan kejadian yang sangat luar biasa. Tidak ada orang biasa yang mempunyai kemampuan menentang keluarga aristokrat. "Baih ku itu maumu, aku akan menceritakan siapa Ares sang Dewa Perang itu." Shadow mi berjn menghampiri Inggrid dan berhenti tepat di depannya. "Legenda ini berawal dari Ares yang membangun kerajaannya di dunia bawah tanah di Jepang, di situ dia menjadi raja dunia bawah tanah. Ada cerita yang mengatakan bahwa jika Ares mengamuk, seribu mayat tidak akan mampu menghapus hasrat haus darahnya. Ith Ares sang Dewa Perang." Inggrid terkejut ketika mendengarnya, dia terdiam. "Setahuku, Ares berkeliling dunia sebagai pedagang sekaligus mencariwan untuk mengasah kemampuannya. Tetapi seth berpetung, dia menyadari sesuatu. Mencari uang bukah hal yang dia sukai, dia lebih menyukai melihat cipratan darah mengenai wajahnya ketika dia membunuhwannya. Seth itu, dia meneruskan perjnannya sambil meninggalkan mayat ratusan orang sebagai jejaknya. Dialu membangun kerajaannya di Jepang dan membangun pasukannya di sana." "Dia mendapatkan nama Ares sang Dewa Perang seth membunuh seribu orang dm semm!" "Dia pernah menghancurkan pangkn militer tentara Amerika hanya bermodalkan pedang dan panah." "Orang yang th menjadi korbannya sudah tidak terhitunggi." Shadow berjn ke bkang Inggrid dan memeluknya dari bkang. "Apakah sma ini kamu tidak tahu bahwa setiap hari kamu tidur di samping Dewa Kematian? Apakah kamu tidak pernah mencium bau darah yang menempel di tubuhnya? Atau kamu pernah mendengar jeritan tragis korbannya ketika tidur di sampingnya? Apakah kamu tidak pernah menyadari bahwa kamu sma ini th berhubungan badan dengan iblis?" Mendengar semua hal ini, Inggid sudah gemetar tanpa henti. Matanya terblak, seakan-akan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Bahkan jika dia pernah membunuh orang banyak sebelumnya, aku tidak percaya bahwa dia itu iblis." Inggrid tidak percaya dengan omongan Shadow yang menuduh Randika itu iblis. Senyumannya yang hangat, meskipun terkadang terlihat seperti om-om mesum, hatinya yang peduli dengan orang susah, orang yang slu mengingatkan dirinya untuk makan itu tidak mungkin seorang iblis. "Bodoh!" Shadow mendengus dingin. "Ketika dia datang ke sini, kamu akan melihatnya dengan kedua matamu itu." "Ku dia iblis, kamu itu apa?" Tanya Inggrid. "Aku?" Shadow memainkan pisau yang ada di tangannya. Tiba-tiba, pisau itu myang dan menancap dengan kuat di tembok. Shadow kembali mengeluarkan sebuah pisau dan berkata pada Inggrid. "Aku hanyh sebuah bayangan yang bekerja di bawah seorang iblis. Sekarang aku ingin menjadi iblis dan merebut takhtanya sebagai yang terkuat." Senyuman Shadow yang sekarang dapat membuat siapapun yang melihatnya merinding. Pada saat yang sama, dari arah bawah terdengar suara jeritan tragis. Shadowlu bergumam pada dirinya sendiri. "Sebentargi." Inggrid terdiam, dia melototi tangga. Jika Randika benar-benar naik ke tempat ini, apa yang akan terjadi? Apakah dia akan mati sesuai dengan kata Shadow? Atau dia akan melihat Randika mati di depannya? Chapter 274: Aku Akan Selalu Menjadi Istrimu Chapter 274: Aku Akan Slu Menjadi Istrimu Inggrid terdiam, apakah ini akan menjadi akhir dari kisah cintanya? Tidakma kemudian, suara jeritan dari arah bawah sudah tidak dapat didengar. Shadow berjn menuju bkangnya Inggrid sambil menatap tajam ke arah tangga dan memegang pisaunya di leher Inggrid. "Apa kamu pikir dia datang untuk menyelematkanmu? Sayang sekali, dia datang untuk melihatmu mati." Shadow menatap tajam ke arah tangga. Sesampainya Randika dintai ini, dia akan menggorok leher Inggrid. Bahkanwannya seorang Ares sekalipun, dia tidak mungkin bisa mencegahnya. Inggrid menatap ke depan dan menutup matanya secara pehan, mungkin kisah cintanya ini memang sudah berada di tahap akhir. Namun, wajah dingin Shadow itu mengerut. Sudah semenit belu sejak suara dari bawah itu berhenti, tetapi kenapa tidak ada pergerakan sama sekali? Menurut analisanya, Ares yang dipenuhi oleh api kebencian dan kemarahan itu sudah pasti beri menujuntai atas demi menymatkan perempuannya. Tetapi, kenapa tidak ada pergerakan sama sekali? Suasana ruangan menjadi aneh, meskipun Shadow masih di posisi yang diunggulkan, rasa seperti ini membuatnya tidak nyaman. Rasa tidak nyaman ini berasal dari perjnannya bersama Randika bertahun-tahun sebelumnya, dia sangat memahami betapa mengerikannya kekuatan Randika. Pada saat ini, Shadow masih menatap ke depan sambil berkeringat dingin, namun tiba-tiba ada suara yang datang dari arah bkangnya. "Maaf membuatmu menunggu teluma." Ketika mendengar suara itu berasal dari bkang, Inggrid, yang sudah membuka matanya itu, terlihat senang. Sedangkan punggung Shadow sudah basah oleh keringat. Mustahil, bagaimana bisa Randika berada di bkangnya? Tanpa banyak berpikir, Shadow merespon dengan cepat. Pisau di tangannya sudah mengarah pada Randika. Serangan mendadak Randika ini membuat Shadow panik dan melenceng dari rencana awalnya, dia sudah melupakan Inggrid yang ada di depannya. Lagip, buat apa dia berhasil membunuh Inggrid tetapi nyawanya sudah myang juga? Serangan pisau Shadow memanh cepat, tetapi semua itu sudah tembat. Di hadapan Ares sang Dewa Perang, tidak ada serangan yang bisa membunuhnya! Seth mengk dari serangan Shadow, Randika memukulnya, dengan tangan yang sudah dipenuhi oleh tenaga dmnya, dan mengenai dada Shadow. Pukn keras itu membuat Shadow muntah darah dan myang menuju tembok. Tetapi, serangan Randika tidak berhenti begitu saja. Ketika Shadow menatap tembok, Randika sudah berada di hadapannya dan menangkap pergngan tangannya. Dengan cepat, Randika memelintir tangan Shadow. Jeritan tragis terdengar dari mulut Shadow, rasa sakit dari tangannya itu membuatnya tidak bisa berhenti menjerit; dia merasa seakan-akan tngnya sudah remuk. "ARGH!" Ketika Shadow masih menjerit, dia menerima sebuah pukngi. Pukn keras itu membuat Shadow terbenam dintai dan membuat retakan yang besar. Darah sudah tidak bisa berhenti mengucur dari mulutnya, sepertinya organ dmnya yang pehan pulih itu kembali terluka. "Kamu bisari sekali, tetapi tidak ada kesempatan berikutnya." Randika berdiri di hadapan Shadow dengan wajah yang dingin, kengerian yang dimiliki Shadow sudahma memenuhi wajahnya. Bagaimana bisa Randika menyerangnya dari bkang? Ketika Shadow mengangkat kepnya, dia melihat sebuah lubang di tembok yang belum selesai dibangun. Dari situ, Ares pasti datang dari situ! Melihat wajah Shadow yang masih menunjukan pewanan, Randika mengangkat kakinya untuk mematahkan kedua kaki Shadow. Tetapi, dia merasakan tatapan mata Inggrid. Ketika Randika mengangkat kakinya, hati Inggrid sudah mengepal. Tubuhnya gemetar dan keringat dingin tidak bisa berhenti mengalir, kata-kata Shadow tentang Randika th mempengaruhi dirinya. Siapapun yang mendengar cerita Shadow mengenai Randika pasti merasakan rasa tidak percaya dan menganggapnya berlebihan. Namun, seth melihat dengan mata kepnya sendiri, Inggrid mi ragu. Apakah Randika benar-benar seorang iblis? Meskipun Inggrid tidak mau mempercayainya, dia tidak bisa melepaskan pertanyaan itu dari kepnya. Shadow terbatuk dan mengeluarkan seteguk darah segar, wajahnya masih sempat tersenyum. "Sepertinya aku sh perhitungan, aku benar-benar meremehkanmu." Randika membs. "Dari awal kamu tidak punya kesempatan untuk menang." Kemudian, Randika mengepalkan tinjunya dan memukul Shadow dengan tinju yang berisikan tenaga dm! Tenaga dm Randika mengalir deras ke Shadow mlui tinjunya itu. Ku diumpamakan, sekarang sedang terjadi ledakan nuklir di tubuh Shadow. Seluruh organ, sel tubuh, otot Shadow terkena oleh tenaga dm Randika. Darah sudah mengalir dari seluruh pori-pori kulitnya dan organ dmnya mi gagal berfungsi. Meskipun puknnya ini tidakngsung membunuhnya, nasib Shadow sudah pasti tamat. Waktunya hanya satu jam sebelum hidupnya berakhir! Shadow yang kejang-kejang itu akhirnya tenang kembali, wajahnya yang berlumuran darah itu tersenyum. "Kamu tidak membunuhku hanya karena ada perempuanmu di depanmu? Ares, kamu sudah berubah." Randika hanya menatap dingin pada mayat berjn bernama Shadow itu. Tidak membs kata-kata Shadow, Randika berjn dan menghampiri Inggrid. Kali ini Shadow sudah tidak akan bisa mengganggunyagi. Mi hari ini, nama Shadow akan tertera di daftar korban Ares sang Dewa Perang. Takdir seorang pengkhianat adh kematian! Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada ditusuk dari bkang oleh orang kepercayaan. Menatap sosok Randika yang berjn menjauh darinya, sebuah tombol tiba-tiba muncul di tangan Shadow. "Ares, kamu kira aku tidak bisa membunuh perempuanmu itu?" Shadow tertawa keras, kemudian dia menekan tombol di tangannya itu. Ketika mendengar kata-kata Shadow itu, Randika sudah merasakan firasat buruk. Dan benar saja, seth tombol itu ditekan, kursi yang mengikat Inggrid itu tiba-tiba bunyi dan melesat dengan cepat menuju sebuah lubang besar di tembok. "AH!!" Sepertinya kursi itu didesain khusus untuk meluncur dengan cepat apab tombol aktivasinya ditekan. Karena tombol itu sudah aktif, kursi itu mju dengan cepat menuju bagian bawah gedung! "Inggrid!" Randika mengalirkan tenaga dmnya menuju kakinya, namun kursi itu mju telu cepat. Tidak ada pilihanin, satu-satunya cara adh menymatkannya di udara. Tanpa ragu, Randika menyusul Inggrid yang sudah terjun bebas itu. Melihat kedua orang itu sudah meninggalkan dirinya, Shadow tertawa. "Ares, apakah nanti pagi kita akan makan bersama di neraka?" Sesudahnya berkata demikian, Shadow tidak bisa berhenti terbatuk dan darah terus keluar dari mulutnya. Shadow berusaha menarik napasnya tetapi tidak bisa, sepertinya nyawanya akan berakhir. Lalu dia menekan tombol yang ada di tangannya untuk kedua kalinya. DUAR! Tiba-tiba, suara ledakan bisa terdengar darintai tempat Shadow berada. Dengan ini juga, Shadow th mengaktifkan seluruh bom yang berada di tiapntai. Tidak hanya satu, tetapi berpuluh-puluh ledakan di tiapntai sudah siap meledak. Dari atas hingga bawah gedung, semua pr pondasi th dipasangi oleh bom. Gedung ini hanya butuh satu menit menjadi reruntuhan batu. Ketika Randika terjun bebas menyusul Inggrid, dia dapat merasakan ledakan dintai Shadow. Tetapi fokusnya kali ini adh menymatkan Inggrid, dia sudah tidak peduli dengan Shadow. Untungnya saja, Randika jatuh lebih cepat dan dia berhasil menyusul Inggrid yang terikat di kursi. Sepertinya besi-besi yang digunakan Shadow untuk mengikat Inggrid terbuat dari logam khusus, sangat sulit untuk membukanya! "Ran, aku rasa semuanya sudah tembat. Kita akan mati." Inggrid sudah pasrah. "Bodoh! Jangan ngomong yang tidak-tidak, percayh padaku!" Randika masih sibuk berusaha membuka pengait itu dengan paksa. Dengan kecepatan dan ketinggian mereka ini, sudah tidak ada harapan hidup apab mereka mendarat. Bahkan jika Randika adh sh satu dari 12 Dewa Olimpus, dia sama sekali tidak kemampuan untuk smat dari kejadian ini. Dia bukah makhluk abadi seperti yang ada di novel-novel. Melihat Randika yang masih sibuk berusaha melepaskan dirinya, Inggrid tidak bisa berhenti menangis. Inggrid awalnya tidak percaya ada orang yang bisa mengisi hatinya yang dingin itu penuh dengan kehangatan. Dia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Randika di dm hidupnya ini. Menggenggam tangan Randika, Inggrid berkata padanya. "Tidak peduli berapa kali aku tehir kembali, aku akan slu menjadi istrimu." Randika mendengar kata-kata Inggrid ini sambil meskan air matanya, dia benar-benar mencintai Inggrid. Sin, kenapa susah sekali membuka kunci ini! Pengait yang mengikat Inggrid tinggal satu yaitu yang berada di pinggang. "Sepertinya sma pernikahan ini aku belum pernah memanggilmu suami, di saat-saat terakhir kita bersama ini, biarkan aku menciummu sekaligi suamiku." Selesainya itu, Inggridngsung mencium Randika! Seth bersusah payah, Randika berhasil melepaskan semua pengait yang menahan Inggrid. Hatinya benar-benar lega, namun pada saat ini, Inggrid menerjang dirinya dan menciumnya! Hmm? Keduanya berciuman disinari oleh sinar rembn, air mata Inggrid tampak meninggalkan jejak di udara. Randika sendiri menikmati ciuman ini, tangannya juga mi bergerak secara otomatis ke dada Inggrid. Eh tapi mereka belum smat! Semua kejadian ini bengsung dengan cepat, keduanya sudah berada dintai 4 dan masih terjun dengan cepat. Jika Randika gagal mempembat kecepatan mereka, bisa dipastikan bahwa mereka akan menyusul Shadow ke m baka. Randika melepaskan bibir Inggrid dan berkata padanya. "Pegangan!" Randikalu mencopot sabukanya dan mengikatnya pada pegangan kursi yang th dia patahkan. Dengan tenaga penuh, dia melemparnya ke arah gedung di seberang. Keduanyalu melesat dengan cepat menuju gedung yang diseberang dan pegangan kursi itu menancap di tembok. Dengan tenaga dmnya yang mengalir di kakinya, Randika berhasil mencegah dirinya menatap tembok dengan keras. Keduanya yang sebelumnya jatuh dengan cepat itu sekarang bergntungan di udara. Kejadian kali ini benar-benar nyaris membunuhnya, jika tidak ada kursi itu, maka mereka sudah pasti tamat. Inggrid yang memeluk erat leher Randika sambil menutup matanya itu berkata padanya. "Sayang, apa kita smat?" "Hahaha ternyata istriku bisa bodoh juga kadang-kadang ya, tentu saja kita smat, ku tidak mana mungkin kamu bisa melihat wajahku yang tampan ini bukan?" Jika tangan Randika tidak sibuk, mungkin dia sudah menyentil dahi Inggrid. Inggrid membuka matanya dan sadar bahwa mereka bergntungan di sebuah besi yang menancap di tembok. Kita masih hidup? Air mata Inggrid tidak bisa berhenti mengalir, hatinya merasa lega masih bisa hidup di kehidupan ini. Randika yang merasakan air mata itu tertawa. "Boleh aku merasakan ciuman tadi itu sekaligi?" Ketika mendengarnya, Inggrid tersipu malu dan berbisik padanya. "Akan kuberikan segnya ketika kita png nanti." Namun pada saat ini, ledakan dari tiapntai mi terdengar. Meskipun mereka berada di gedung seberang, gedung bentai 20 yang mi roboh itu benar-benar mengandung bahaya yang besar. Barang-barang seperti besi, pecahan tembok, t-t konstruksiinnya berhamburan ke mana-mana. Randika dan Inggrid masih belum aman dari bahaya. Chapter 275: Ingin Kutarik Kata-kataku Barusan Chapter 275: Ingin Kutarik Kata-kataku Barusan Pecahan tembok, t-t konstruksi dll itu mengarah pada Randika dan Inggrid yang menggantung di udara. Bahkan sudah ada pecahan tembok yang siap menghancurkan kep mereka berdua. Gawat! Randika mengerutkan dahinya. Pada saat yang sama, sabuk yang terikat pada pegangan kursi itu mi lepas karena getaran dari ledakannya. Mendadak, kedua orang ini meluncur turun kembali. "Ah tidak!" Pada saat ini, Inggrid kembali menutup matanya dan memeluk erat Randika. Sin, kenapa momen romantisnya ini slu terganggu? Beda dengan Inggrid, Randika masih berwajah tenang. Bagaimanapun juga, mereka hanya menggntung 3ntai dari bawah. Bagi Randika, ketinggian seperti ini bukah sebuah mash. Siapa dirinya? Dia adh Ares sh satu dari 12 Dewa Olimpus! Melompat darintai 10 bukah mash, namun melompat darintai 20 sambil menymatkan orang, itu baru sebuah mash besar. "Sayang, berhenth berteriak." Kata Randika dengan santai. "Ah?" Inggrid membuka matanya secara pehan dan menyadari bahwa mereka sudah mendarat dan Randika sedang beri sambil menggendongnya. Meskipun sudah mendarat dengan aman, mereka masih dm radius pasca ledakan jadi Randika tidak ragu-ragu untukri dari lokasi ini. Dengan kecepatannya, Randika berhasil menghindari bahaya. BOOM! Pada saat ini, sebuah mayat gosong dari ketinggian jatuh ke tanah dengan keras. Mayat itu adh Shadow, akhirnya perempuan itu mati di tangan Randika dan terkubur oleh jebakan yang dia buat sendiri. .... Sambil menggendong Inggrid di perjnan, akhirnya mereka berdua sampai di rumah. Sekarang seth Shadow th mati, Randika bisa bernapas lega. Sudah tidak ada ancaman seperti inigi untuk sementara waktu. "Sudah sampai." Randika menatap Inggrid yang berada di pelukan tangannya. Inggrid mengangguk pn, digendong oleh Randika memberinya rasa aman dan dia sudah tenjur nyaman jadi dia sedikit kecewa ketika turun. "Sayang, mandi dulu sana biar segar." Kata Randika sambil mengelus kep Inggrid. Seth itu, Randika mi memasak untuk mereka berdua. Dari siang hinggarut mm ini, Randika sama sekali tidak makan. Dia benar-benar cemas pada Inggrid sampai-sampai dia tidak bisa makan ataupun minum. san kedua dia memasak adh masakan istrinya yang lebih beracun dari racun milik Shadow. Randika lebih memilih untuk memasak daripada mengngi penderitaannya yang dulu. Seth makanan th jadi, Randika juga mandi. Ketika Randika selesai, kebetn Inggrid juga th selesai. "Sudah enakan sayang? Kamu tidak perlu khawatir dengan kejadian tadigi." Kata Randika sambil tersenyum dan memeluk Inggrid dari bkang. Inggrid mengangguk, sebenarnya dia masih takut ketika memikirkan apa yang th dia mi barusan. Randika mhap makanannya denganhap, sedangkan Inggrid tidak telu nafsu untuk makan. Sepertinya dia masih kepikiran dengan kata-kata Shadow tadi. Randika dapat melihat hal ini dengan js. Ketika dia ingin bercanda untuk meringankan suasana, Inggrid tiba-tiba berkata padanya. "Ran, perempuan yang menculikku itu tadi menceritakan ke aku bahwa kamu adh Ares, benarkah itu?" Tubuh Randikangsung menjadi kaku. Randika tidak ingin Inggrid tahu siapa dirinya yang sebenarnya, jadi ini bukah situasi yang bagus. Hal ini sama seperti Inggrid tidak mau menceritakan mash pertunangannya dengan keluarga Alfred, Inggrid khawatir bahwa Randika akan terseret mash keluarganya itu. Oleh karena itu, Randika tidak ingin Inggrid mengetahui siapa dirinya sebenarnya karena san itu. Jangan pikir bahwa kehidupan di Indonesianya ini jauh dari kata bahaya. Istananya di Jepang itu saja penuh dengan mata-mata dan pemberontakan Bn Kegpan hanyh sh satu contoh bahaya yang dia hadapi sma ini. Pasukannya slu mengmi pertempuran tanpa henti, dunia bawah tanah slu penuh dengan bahaya yang mengintai. Seth terdiam beberapa saat, Randika membs. "Jadi semuanya berawal dari aku berkeliling dunia" Ketika Randika memutuskan untuk jujur pada Inggrid, bibirnya th dihngi oleh tangan Inggrid. "Tidak, aku tidak ingin mendengar seluruhnya. Aku hanya ingin tahu siapa suamiku itu sebenarnya, masalumu bukah mash bagiku." Mendengar kata-kata itu, mata Randika menjadi merah. Namun, Inggrid hanya tersenyum tulus pada dirinya. "Aku hanya penasaran. Bagaimanapun juga, dilihat dari sisi manapun juga, kamu itu bukan penjual mie ayam. Aku hanya ingin tahu siapakah dirimu yang sekarang ini. Aku ingin memastikan bahwa kamu tetah orang yang sama dengan orang yang kucintai." Kata Inggrid. Mendengar kata-kata ini, hati Randika terasa hangat. Randika mengenal Shadow, pasti cerita yang dia sampaikan pada Inggrid penuh dengan tragedi. Tetapi, Inggrid masih mempercayai dirinya dan sangat mencintai dirinya meskipun sudah mendengar sepak terjangnya. Randika menggenggam tangan Inggrid dan memeluk Inggrid dari bkang. "Sayang, aku sudah tidak sabargi." Randika mencium leher Inggrid dan meraba dadanya. "Sayang, makanannya bagaimana?" Inggrid benar-benar lengah, titik erotisnya th diserang oleh Randika. "Aku hanya ingin memakanmu sekarang juga." "Hei, ini di meja makan tahu." Inggrid memberikan pewanan terakhirnya. "Tidak ada orang di rumah ini sin kita." Randika sudah tidak sabar dan mi memainkan tangannya. Sambil berciuman, dia dengan cepat membuka bajunya Inggrid! Inggrid sudah menutup matanya dan pasrah dengan keadaannya. Tidak butuh waktu yangma, keduanya mi meluapkan cinta mereka di atas meja. Di rumah kosong ini, hanya suara benturan pinggang dan desahan yang dapat terdengar. "Ran, tunggu! Aku mau keluar!" "Sudah maugi? Biarkan aku istirahat sebentar! Ah!!" .... Keesokan harinya, Randika membuka matanya dan menemukan Inggrid tertidur di lengannya. Melihat istrinya yang tidur dengan tenang, Randika tidak bisa untuk tidak membandingkannya dengan seekor kucing. Tidak kuat dengan keimutannya, Randika membi rambut Inggrid dan mencium dahinya. Inggrid tidak terbangun, dia hanya mengulet. Kemudian dia memeluk tubuh Randika dengan erat, bau tubuh Randika membuatnya merasa nyaman dan aman. Randika tersenyum pahit, sekarang dia tidak bisa bergerak. Yang hanya bisa diakukan sekarang adh membs pelukannya itu dengan sebuah pelukan. Sepertinya dia terjebak di tempat tidur. Namun, suasana ini sama sekali tidak buruk. Tentu saja, momen ini lebih sempurna jika tangan kirinya juga memeluk perempuaninnya. Inggrid masih tertidur ps di pelukannya Randika, Randika sendiri tidak ingin membangunkannya. Bagaimanapun juga, istrinya ini th mengmi hal yang buruk kemarin mm jadi yang bisa dkukannya adh membiarkannya istirahat. Oleh karena itu, beberapa hari ke depan dia akan memaksa Inggrid untuk libur dari pekerjaannya dan bersenang-senang bersama dengan dirinya. Randika dengan pn membi pipi istrinya itu, hatinya penuh dengan kehangatan. Lain kali, tidak, dia akan memastikan tidak akan pernah ada kejadian seperti ini ternggi. Seth 45 menit belu, Inggrid pehan membuka matanya. Ketika dia membuka matanya, dia melihat Randika yang sedang menatap dirinya sambil tersenyum. "Lho kok sudah bangun?" Randika memberi ciuman smat pagi. "Hmm? Jam berapa sekarang?" Inggrid mengucek matanya. "Sayang, jangan khawatir dengan pekerjaan. Aku sudah mengabari bahwa kamu hari ini tidak akan masuk kerja, hari ini dan beberapa hari ke depan kamu akan istirahat di rumah. Tentu saja, aku akan slu ada bersamamu. Percayakan kantormu itu pada orang-orangmu, mereka bukah orang-orang lemah." Kata Randika. Inggrid hanya mengangguk dan kembali ke pelukannya Randika. Randikalu berbisik ke telinga Inggrid sambil tertawa. "Sayang, karena pagi ini kita tidak ada pekerjaan, bagaimana ku kita" Tidak perlu diteruskangi, Inggrid sudah mengerti maksud Randika itu. Wajah Inggrid dengan cepat menjadi merah, dialu bertanya pada Randika. "Sayang, apa kamu masih kuat?" "Berani-beraninya kamu meremehkan suamimu ini! Aku harus menghukummu!" "Tidak! Ah!" Tidakma kemudian, suara ranjang bergoyang terus terdengar beberapa saat disusul oleh desahan erotis dari Inggrid. Seth 3 ronde, Inggrid turun dan menyiapkan sarapan sedangkan Randika berjn menuju kamarnya. Randika segera menykan komputernya dan takma kemudian Yuna segera muncul diyar. "Ran, tumben sekali kamu menghubungiku pagi-pagi?" Yuna masih memakai piyamanya yang longgar itu, kedua dadanya bergntungan dengan bebas. Namun, Randika baru saja menyantap Inggrid jadi konsentrasinya sangat tinggi. "Aku th membereskan Shadow." Kata Randika. "Membereskan?" Yuna terlihat bingung. "Bukankah Shadow sudah mati sebelumnya?" "Dia berhasil bertahan hidup." Kata Randika. "Kamu sekarang dapat berkonsentrasi penuh pada Bn Kegpan. Kikis kekuatannya pehan dan tangkap segera si pengkhianat itu. Meskipun dia bukah sebuah ancaman berarti buat kita, kita harus membereskan mash ini untuk smanya. Kamu mengerti maksudku?" Randika masih trauma dengan Shadow, perempuan itu tidak mengincar dirinya minkan orang-orang yang di sekitarnya. Randika harus memastikan hal ini tidak terng kembali, jadi satu-satunya jn adh membunuh Bn Kegpan. Terlebih, dari mana Shadow bisa ada di Indonesia dan mengerti bagaimana caranya menangkap boneka ginseng? Tentu saja, itu pasti memakai kekuatan dan sumber daya milik Bn Kegpan. "Jangan khawatir, pasukan kita sudah bekerja dengan keras. Kita sudah mengeliminasi seluruh kekuatan Bn Kegpan di Jepang. Menurut informasi yang kudapatkan, dia thri ke Amerika. Seth situasi di Jepang ini sudah stabil, kita akan mengejarnya." Randika mengangguk. "Bekerja samh dengan Frank dan Catherine untuk misi pengejarannya. Jika ada apa-apa, hubungi aku." "Baik." Seth mematikan komputer, Randika berjn menujuntai 1. Pada saat ini, Inggrid yang memakai celemek itu menoleh sambil tersenyum. "Aku sudah memasak untuk suamiku tercinta, cepat duduk dan siapkan piringnya." Randika yang baru saja datang itu melihat senyuman manis Inggrid, dia tidak tahu harus berbuat apa. Rasa takut yang didapatnya ketika memakan makanan Inggrid kapan hari benar-benar melekat di benaknya. Namun, sarapan ini dibumbui oleh sesuatu yang paling berharga di dunia ini. Benar, itu adh cinta! Tidak ada bumbu yang lebih enak daripada cinta! Ketika Randika duduk dan mengunyah makannya, hatinya sudah menangis. Dia ingin mengambil kembali kata-katanya barusan. Sepertinya lebih baik dia makan di luar bersama istrinya ini. Namun, melihat senyuman Inggrid yang begitu lebar, Randika hanya bisa pasrah. Chapter 276: Belanja Chapter 276: Bnja Randika kemudian mengambil kembaliuk berwarna hitam yang seharusnya telur dadar itu. Ketika dia menggigitnya, rasa asin yang begitu luar biasangsung menggelegar, terlebih masih ada garam yang tidakrut dm telur. ASIN! Benar-benar asin! Apa Inggrid memakai 1 kg garam? Randika hampir saja muntah, namun ketika dia mengangkat kepnya, dia melihat wajah Inggrid yang sedang tersenyum dan bahagia. GLEK! Dengan susah Randika mennnya, seth itu diangsung meminum susu satu gs dm satu kali teguk. Syukuh susu yang diminumnya itu tidak diapa-apakan oleh Inggrid, ku tidak dia sudah pasti mati sekarang. Melihat Randika memakan makanannya, Inggrid tersenyum. "Makannya jangan cepat-cepat begitu, tersedak kan jadinya? Ku kamu masihpar, aku akan buatkangi kok." Mendengar kata-kata ini, keringat dingin mi membanjiri punggung Randika. Dialu tersenyum pahit. "Sayang, nanti mm kita makan apa?" Inggrid berpikir sebentarlu dia tersenyum. "Kamu mau apa? Tetapi kita harus bnja dulu ya, aku akan masak beberapa makanan buat kamu. Akhir-akhir ini aku semakin menyukai memasak, aku merasa tiap hari kemampuanku itu bertambah." Seth berkata demikian, Inggrid menatap Randika yang mulutnya menganga. Apakah ada yang sh dengan kata-katanya barusan? "Sayang, kamu kenapa?" Wajah cantik Inggrid terlihat bingung. Randikangsung menjawab. "Sayang, aku tidak mau membuat capek gara-gara memasak untukku. Bagaimana ku kita jn-jn dan menonton film? Kita juga bisa ke mall dan berbnja, aku juga dengar kebun binatang kota kita ini baru kedatangan singa dari Afrika yang gagah. Nanti mm kita juga bisa makan di restoran mewah yang romantis." Randika dengan cepat mengalihkan topik pembicaraan, apa pun yang terjadi dia tidak ingin memakan makanan seperti inigi. "Kamu tidak usah khawatir, aku suka memasak untuk orang spesial di hatiku." Inggrid tersenyum. Inggrid dan Hannah benar-benar berbeda. Hannah suka bermain sedangkan Inggrid lebih suka di rumah dan menyibukkan diri. "Ku begitu, aku akan menemanimu bnja nanti. Mungkin di tengah-tengah itu kita juga bisa beberapa cemn." Randika sudah tidak bisa mengkgi, apgi hatinya itu luluh ketika mendengar Inggrid senang memasak untuk orang yang dicintainya. Seth menganggukan kepnya, Inggrid hendak mengambil sarapan untuknya. Namun, dia menyadari bahwa sudah tidak ada makanan tersisa di meja makan. Dia menatap tajam Randika yang sedang mhap seluruhuk yang dibuatnya. Mulut suaminya itu mengunyah dengan cepat, terlihat rakus sekali. "Sayang, jika kamu masihpar aku akan memasakkannya untukmugi. Lain kali jangan sampai makan bagianku ya." Kata Inggrid sambil cemberut, tetapi hatinya sendiri masih senang melihat Randika menyukai masakannya. Randika mengangkat kepnyalu memaksakan diri untuk tersenyum. Namun, sudut matanya sudah meskan air mata dan pahanya sudah merah karena dicubit olehnya. Dia harus menanggung semua penderitaan ini demi Inggrid. Jika Inggrid sampai mencicipi makanannya, bukankah itu akan menghancurkan hatinya? Oleh karena itu, untuk membuat Inggrid percaya bahwa masakannya enak, Randika hanya bisa menahan penderitaan ini seorang diri. Tentu saja, seg macam minuman yang ada di meja th ludes terminum. "Sayang, bagaimana ku kita nyari makan buatmu ketika kita pergi nanti?" Kata Randika. Inggrid mengangguk dan berjn ke atas untuk berganti baju. Randika sendiri seth duduk sebentar, dia juga ganti baju dan menunggu Inggrid di bawah. Ketika istrinya itu turun, dia benar-benar terpukau. Inggrid yang terkenal akan kesan dewasanya itu, sekarang memakai dress one piece berwarna putih dengan topi pantai dan sepatu sandal. Kesannya yang dewasa itu berubah menjadi terlihat segar, benar-benar berbeda dengan image yang dia miliki sehari-hari. Baju memang menonjolkan kecantikan seseorang, tetapi untuk perempuan-perempuan cantik teori ini sama sekali tidak beku. Mau baju seperti apa pun yang mereka pakai, mereka tetap terlihat cantik. "Benar-benar cantik." Randika menatap Inggrid yang menuruni tangga. Tanpa berkata apa-apa, Randika memeluknya dan memberinya ciuman yang sangat panjang. Kemudian seth keduanya selesai berciuman, mereka bergandengan tangan dan keluar dari rumah. Aksi ini seakan-akan menunjukan dunia bahwa perempuan tercantik di kota Cendrawasih ini th menjadi miliknya. Sepanjang jn, keduanya tertawa dan terlihat bahagia. Ketika mereka melihat orang mengemis, Randika bahkan memberikannya 200 ratus ribu tanpa pikir panjang. Tidakma kemudian, mereka tiba di suatu pasar modern. Di pasar ini, bagian sayur, daging, ikan mempunyai areanya sendiri-sendiri. Tidak hanya itu, kebersihan tiap area juga sangat dijaga. Banyak orang yang berbnja untuk menyiapkan makan siang dan makan mm mereka. Bisa dikatakan bahwa sh satu momen yang berharga dari sebuah keluarga adh makan bersama. Khususnya makan mm, momen di mana seluruh keluarga berkumpul seth seharian bekerja ataupun bersekh. Tidak ada yang bisa menghkan makanan enak dan senyuman keluarga saat menyantapnya bersama. Randika memperhatikan sekelilingnya, sepertinya kebanyakan orang yang ada adh ibu rumah tangga dan mereka sudah cukup berumur semua. Sepertinya tidak ada perempuan cantik yang bisa menjadi mangsanya. Inggrid pertama-tama pergi menuju area sayur. Melihat-lihat sayuran yang ada, Inggrid ragu untuk membeli apa. Melihat keraguan itu, penjual sayur yang sudah berpuluh-puluh tahun berjun ini mi memasarkan barangnya. "Bagaimana ku tauge ini? Kamu bisa menumisnya atau kamu bisa memasaknya dengan daging sapi. Ibu yakin pasangan muda kalian ingin segera mempunyai anak, jadi tauge ini sangat cocok untuk kalian." Inggrid tersenyum lebar. "Baih, aku ambil tauge ini." "Untuk istri secantik kamu, kamu juga harus menjaga kulitmu itu jadi ibu sarankan untuk memakan brokoli yang bagus untuk kulit ini." Wajah Inggrid tersipu malu, dia menganggukan kepnya. "Ku begitu aku ambil juga brokolinya." "Terusbu ini, kamu juga harus menjaga tngmu itu sejak dini sehingga tua nanti kamu tidak membungkuk kayak ibu." Inggrid mengangguk. "Baih aku juga ambilbunya." "Terus untuk suamimu itu, ibu sarankan kamu untuk membeli .. " Randika sudah geleng-geleng dengan Inggrid, dia benar-benar tidak habis pikir kenapa Inggrid mudah percaya begitu. Di sisiin, dia juga mengagumi kehebatan ibu-ibu penjual sayur itu. Dia mampu berkata manis dan menekankan bahwa semua junnya adh demi knggengan hubungannya. Tapi Inggrid tidak bisa sepenuhnya dishkan, kemampuan ibu itu benar-benar luar biasa! Di bawah serangan ibu-ibu itu, Randika sekarang harus membawa dua kresek berat berisikan sayur-sayuran. Ibu penjual sayur itu senang ketika melihat kedua pasangan ini, dialu tersenyum pada Inggrid. "Terima kasih th bnja di sini, aku berharap kita bisa bertemugi." Keduanyalu pergi dan menuju tempat ikan. "Dipilih, dipilih, ikan-ikan masih pada segar bos." "Ah! Kakak cantik yang di situ, apa ada yang bisa saya bantu? Coba lihat salmonnya ini dulu, benar-benar segar!" "Sepertinya salmonnya ini terlihat enak, aku ambil potongan ini." Kata Inggrid. Randika terlihat bingung, dialu bertanya. "Kenapa beli ikan yang mahal? Kenapa tidak beli ikan tongkol saja? Lebih murah." "Tapi itu kan untuk kamu" Inggrid menatap Randika dengan tatapan penuh makna. Ketika dia ingin menjskannya, Inggrid tidak bisa menahan malunya. Randika memang tidak peka dengan hal-hal seperti ini. Bukankah mereka sudah main telu banyak kemarin dan hari ini? Apa vitalitasnya itu tidak bermash? Seth dipikir-pikir, akhirnya Randika mengerti kenapa Inggrid berusaha membeli salmon. Namun seth melihat perbandingan harganya, Randika berkata pada Inggrid. "Tetapi kamu tidak pernah memasak ikan salmon sebelumnya." "Tidak mash, aku akan mencarinya di inte nanti." Kata Inggrid sambil tersenyum. Mendengar ini, Randika kembali berpikir. Sepertinya dia dijadikan tikus percobaangi oleh istrinya. Mengingat rasa telur dadar tadi pagi, dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya ikan yang akan dimakannya nanti itu. Tidak, dia tidak mau merasakannyagi! Kep Randika berputar dengan cepat, seth beberapa saat matanya terlihat berbinar-binar. Karena dia tidak bisa menghngkan rasa antusias Inggrid untuk memasak, bukankah solusinya adh membantunya secara diam-diam dan mengawasi rasa masakannya itu dari jarak dekat? Dengan begitu dia bisa makan dengan tenang dan tidak membuat Inggrid curiga. Randika merasa dirinya jenius, tetapi dia sepertinya lupa bahwa dia juga tidak bisa memasak. Tetapi, setidaknya dia tahu dari sebuah rasa dan masakan itu masih mentah atau tidak. Seth mengambil potongan ikan salmon itu, keduanya menuju area daging. Di sana mereka membeli beberapa ayam, daging iga dll. Sekarang yang tersisa adh bahan-bahan dapur, Inggrid mi mencari-cari. Sedangkan Randika, kedua tangannya sudah penuh oleh bahan makanan. Seth membeli bahan-bahan dapur seperti kecap, garam dll, mereka akhirnya png ke rumah naik taksi karena barang bawaannya telu berat. Sekarang waktu menunjukan pukul 12 siang, wajah Inggrid sudah semangat. "Sayang, aku masak dulu ya." "Ah! Biarkan aku membantumu, kamu tidak mungkin bisa memasak semua ini sendirian." Randika dengan cepat menawarkan bantuannya, dia tidak bisa membiarkan Inggrid memasak sendiriangi. Ku tidak, makan apa dia untuk siang ini? Demi perutnya dan hati istrinya, Randika harus ikut memasak. Inggrid mengangguk dan menaruh bahan-bahan di dapur. Ketika mereka bersiap untuk memasak, Inggrid tiba-tiba berkata pada Randika. "Tunggu sebentar." Inggrid kemudian naik ke kamarnya dan turun membawa sebuahptop. Wajah Randika terlihat bingung. "Sayang, kenapa kamu bawaptop?" Wajah Inggrid terlihat malu. "Aku ingin melihat caranya memotong ayam seperti apa." ".." Randika mengh napas di dm hatinya. Bahkan memotong ayam saja istrinya ini belum pernah, sepertinya pertempuran ini akan berjn denganma. Chapter 277: Memasak Bersama Istri Chapter 277: Memasak Bersama Istri Seth video itu selesai, mereka mi bersiap-siap. Untuk masakan sayurannya, Inggrid berniat membuat sapida hitam ditambah oleh tauge. Sedangkan untuk brokolinya, dia ingin membuat capcay goreng. Sedangkan untuk ikan salmonnya, dia berniat membuatnya menjadi spaghetti salmon aglio olio. Untuk daging, Inggrid berniat membuat ayam panggang dan rawon denganbu siam. Tentu saja, semua masakan itu terdengar enak dan rasanya memang enak tetapi semua itu bergantung pada cara menghnya. Pertama, Randika dan Inggrid harus mencuci setiap bahan terlebih dahulu dan memisahkan tiap bahan berdasarkan tiap masakan. Kelebihan dari tiap bahan akan mereka simpan untuk kemudian hari. Sayur-sayur th selesai dicuci dan Inggrid memakai celemeknya, dia terlihat seperti seorang chef. "Sayang, panaskan pancinya hingga mendidih." Inggrid kemudian mengambil satu ekor ayam dan berniat memotongnya. Ini merupakan pertama kalinya dia memotong seekor ayam yang utuh. Oleh karena itu, dia membekali dirinya dengan menonton video tutorial cara memotong ayam dengan benar sebelumnya. Inggrid memang orang yang seperti ini, sebelum dia mkukan sesuatu, dia pasti akan mkukan persiapan terlebih dahulu. Tetapi, ini adh ketiga kalinya dia memasak dm hidupnya. Ketika dia memegang pisau, dia seakan-akan hendak menusuk orang. Dia memegang pisau dengan meletakkan jari telunjuknya di atas pisau. Padahal hal ini mh bikin pisau menjadi tidak stabil dan membuat potongannya meleset ke mana-mana. Kerugianinnya adh membikin pergngan tangan menjadi pegal karena tekanan pada otot dan persendian. Tapi hal yang membuat Randika ketakutan adh posisi tangan Inggrid yang terbuka lebar. "Tunggu!" Teriak Randika. "Hmm?" Inggrid terlihat bingung. "Sayang, jangan memotong dengan jari terbuka lebar begitu, nanti kamu tersayat bagaimana? Sini aku tunjukan bagaimana yang benar." Untuk menghindari hal berbahaya ketika memotong, pada tangan yang memegang sayuran atau daging, kita harus menekuk jari kita dan membuat sebuah cakar. Dengan begini, dinding pisau akan menabrak buku-buku jari sehingga ujung jari tidak akan terpotong. Tetapi, Randika menyadari sesuatu ketika dia memegang pisaunya. "Sayang, bukankah pisau ini telu kecil?" t yang tepat dm proses memasak akan membuat proses memasak jauh lebih mudah. Pisau yang tajam dan jenis pisau yang tepat akan membuat proses memotong menjadi lebih cepat. Pisau yang digunakan Inggrid sekarang benar-benar kecil, kurang cocok untuk memotong ayam utuh. Bisa-bisa ayam yang dipotongnya itu akan berantakan dan Inggrid akan memakai waktu yang cukupma. "Sayang, bagaimana ku serahkan pemotongan ayam ini ke aku? Air yang kamu minta itu sudah mendidih dan bagaimana ku kamu mempersiapkan rawonnya itu?" Memasak rawon seharusnya tidak sesusah itu karena tinggal mengikuti resep yang ada jadi seharusnya tidak ada mash yang berarti bagi istrinya itu. Inggrid mengangguk. Meskipun dia suka memasak, dia tidak telu suka memakai pisau karena jarinya suka tersayat. Mengikuti resepnya, Inggrid mi menyiapkan bahan-bahan yang akan diblender hingga halus. Namun ketika dia hendak memblendernya, Randikagigi mencegahnya. "Tunggu! Kenapa bawang putihnya tidak kamu kupas dulu!" "Hmm? Di resep tertulis 3 butir, apa aku sh?" "Bukan sh sayang." Randika memaksakan dirinya tersenyum. "Seharusnya kamu mengupasnya terlebih dahulu." Inggrid mengangguk dan mi mengupas bawang putih dan bawang merahnya. Seth itu proses memasak berjnncar hingga waktunya Inggrid hendak memasukan garam tanpa menggunakan sendok. "Sayang, kamu mau masukan seberapa banyak garamnya?" "Biasanya aku kira-kira saja sih, kenapa memangnya?" "Tidak apa-apa, hanya saja aku tidak telu asin. Lagip, ku makanannya telu asin kata orang itu tanda bahwa yang memasak kebelet kawin, jadi apa kamu sebenarnya sudah tidak sabar menunggu mm?" Mendengar hal ini Inggrid menjadi tersipu malu, dia menggelengkan kepnya dengan cepat. Hal sh yang paling sering dkukan oleh orang dm memasak adh tidak mengikuti resep. Dari resep itu sudah ada takaran yang tepat sehingga rasa yang dihasilkan sesuai dengan resep. Dan yang paling krusial adh mencicipi sambil memasak. Sma ini seharusnya Inggrid belum pernah mencicipi masakannya sma memasak jadinya dia tidak pernah tahu apakah masakannya gagal atau tidak. Seth memasukan daging rawon danbu siamnya ke kuahnya, Inggrid mnjutkan masakannya yangin. Sekarang adh memasak spaghettinya. Inggrid mengambil panci dan memanaskan airnya. Ketika air mi panas, diangsung membuka kemasan stik spaghettinya dan hendak memasukannya. "Tunggu!" Randika yang sedang asyik menumis menyadari keshan yang dkukan oleh Inggrid. "Hmm?" "Sayang, airnya itu baru saja mendidih jadi janganngsung memasukkannya. Tunggu 1 menit sebelum kamu memasukkannya, terus apakah kamu sudah memberi garam pada airnya?" "Belum, memangnya kenapa?" "Kita perlu memberinya garam 1 sendok teh tiap 1000 ml air yang digunakan untuk merebus agar tidak hambar. Dan juga beri sedikit minyak ke dmnya biar tidak saling menempel ketika ditiriskan nanti." "Oh" Pengetahuan baru slu membuat Inggrid antusias. Seth spaghettinya mencapai kematangan al dente, Inggrid berniat membuang airnya. Untuk sekian kalinya, Randika menyuruhnya untuk berhenti. "Sayang, jangan buang semua airnya. Sisakan sedikit untuk mencampurkannya dm proses menumisnya nanti. Dan kamu tidak perlu membsnya." Inggrid mengangguk dan mi menumis spaghettinya, untuk isinya dia memakai salmon yang th dimarinasi dengan perasan air lemon. Ketika sudah selesai, Inggrid memutuskan untuk mencicipi sedikit spaghetti buatannya. Seketika itu juga, Inggrid merasa senang dan melompat-lompat dengan gembira. "Sayang, lihat, lihat masakan yang kubuat! Enak sekali lho." Inggrid yang dewasa itu terlihat persis seperti anak kecil. Randika memeluknya dari bkang dan mencium pipinya. "Tentu saja, semua masakan istriku itu tidak ada yang tidak enak. Kamu tahu tidak kenapa bisa begitu?" "Kenapa memangnya." Inggrid yang dipeluk itu masih tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. "Karena kamu memasaknya dengan penuh cinta untukku." Randika kembali mencium istrinya itu. "Eh, apaan sih kamu." Inggrid tersipu malu, tapi dia sangat senang dengan suasana yang hangat dan menyenangkan ini. Apakah ini yang namanya bahagia? Inggridlu kembali mengurusi rawon yang dia masak itu sambil tersenyum lebar. Melihat sosok Inggrid yang sibuk itu sambil tersenyum, Randika tidak menyangka istrinya bisa berubah begitu drastis. Di hadapannya ini bukah Inggrid Elina yang dikenal sebagai perempuan dingin dan dewasa, di hadapannya sekarang adh anak kecil yang sedang asyik memasak. Memang cinta bisa merubah siapapun. Hati Randika kembali menghangat, dia merasa beruntung bisa mempunyai istri seperti Inggrid. Meskipun proses pernikahan mereka tidak sama seperti orang pada umumnya, yang terpenting adh momen mereka sekarang. Sekarang mereka bisa dikatakan sebagai suami dan istri yang sebenarnya. Randika memeluknya kembali, tetapi Inggrid masih sibuk mengaduk rawonnya. Namun, tiba-tiba mereka berdua mencium bau gosong. "Ah!" Randika segera pergi menuju panci daging sapida hitamnya. Saking senangnya dia melihat Inggrid yang bertingkah seperti anak kecil, dia sampai lupa ku sedang menumis sapida hitamnya. Tetapi dia sudah tembat. "Sial, ini sudah bukan daging sapida hitamgi, ini sih sudah daging sapi hitam." "Pfffttt." Inggrid yang mendengar lelucon itu tertawa keras. Sedangkan Randika sedikit malu ketika mendengar suara tawa Inggrid. "Sayang, berhenti tertawa atau aku akan membuatmu tidak tidur nanti mm." "Maaf, maaf, sh sendiri kamu lucu seperti itu. Kita masih punya ayam untuk dipanggang bukan? Bagaimana ku kita membuatnya bersama-sama?" "Baih." Setidaknya Randika sudah bisa mengalihkan topik masakannya yang gagal itu. "Tapi coba kamu ke sini dulu." Inggrid mmbaikan tangannya. "Coba kamu hirup rawonnya, wangi sekali bukan?" Randika menciumnya dan terkejut. "Kamu benar! Istriku memang hebat." Mendengar hal ini, rasa bangga di hati Inggrid mi membesar. Dia sangat senang dengan perasaan seperti ini. Melihat istrinya yang terlihat bangga itu, Randika mencubit hidungnya. Keduanyalu memasak ayam panggang berdua sambil terus bercanda. Seth 2 jam belu, akhirnya semua makanan dibawa ke meja makan. Melihat semua makanan yang ada di atas meja, air liur Randika tidak bisa berhenti mes. Istrinya memiliki bakat memasak, sepertinya memang dia perlu diberitahu dasar-dasar memasak terlebih dahulu. Terlebihgi, melihat masakan ini membuat Randika tidak perlu khawatirgi dengan masakan neraka Inggrid yang sebelumnya. Keduanyalu mengambil nasi dan mengambil satu per satuuk. Ketika hendak makan, Inggrid menampar tangan Randika. "Kamu belum cuci tangan kan? Cepat cuci dulu!" Dengan enggan Randika berjn dan cuci tanganlu keduanya menyantap makanan ini dengan gembira. ..... Beberapa hari ini Randika terus bersama Inggrid di rumah. Kabar mengenai terlukanya Hannah sama sekali tidak mencapai telinganya Inggrid,gip kondisi Hannah sudah sangat membaik dan sebentargi dia bisa png. Inggrid juga sama sekali tidak mencurigai apa-apa tentang Hannah karena memang adiknya itu tinggal di asramanya. Ibu Ipah juga beberapa kali kembali ke rumah, Randika menjskan kepada Inggrid bahwa dia menyuruh Ibu Ipah mengurus Indra yang sakit. Ketika Ibu Ipah sampai di rumah, dia sangat senang melihat Randika dan Inggrid begitu bahagia. Akhirnya putrinya itu bisa menemukan kebahagiaannya, Ibu Ipah tidak bisa meminta lebih daripada hal ini. Seth 5 hari tidak masuk kerja, Randika akhirnya memperbolehkan Inggrid untuk kembali bekerja. Seth 5 hari bersama dan dipenuhi kenangan hangat, seharusnya Inggrid sudah bisa melupakan kenangan buruk yang diminya karena Shadow. Chapter 278: Hari yang Damai Chapter 278: Hari yang Damai Pagi hari ini, Randika dan Inggrid sarapan bersamalu berangkat ke kantor. Di mobil, Randika memperhatikan Inggrid yang memakai jas dan riasan yang ringan itu. Sosok istri yang penyayang dan kekanak-kanakan itu th berubah menjadi sosok dewasa dan tegas kembali. Tetapi apa pun penampn istrinya itu, Inggrid tetah perempuan sempurna dan cantik di matanya. Sma perjnan, kedua tangan mereka tidak pernah lepas. Sesampainya di kantor, Inggridngsung meninggalkan Randika seth memberinya ciuman perpisahan. Pekerjaan yang menumpuk sudah menunggu dirinya di ruangannya. Meskipun sekretarisnya th mengerjakan bagian tugasnya sma Inggrid absen, masih banyak kasus yang perlu persetujuan Inggrid secarangsung. Randika di sisiin, dia berjn menuju departemen Kelvin. Di departemen parfum ini, semua orang terlihat sedang sibuk dan Kelvin memberikan arahan pada setiap orang. Orang-orang Randika yang membantunya untuk membuat ramuan X juga juga berada tempat ini. Namun, Viona dipekukan berbeda di tempat ini dan Kelvin sendiri mengetahui bakat besar di dm diri Viona. Bisa dikatakan bahwa Viona menjadi anak emas di departemen ini. Ketika Randika masuk ke dm ruangan, beberapa orangngsung menyadari kehadirannya. "Wah pak Randika akhirnya muncul!" "Kukira bapak kabur sama simpanan bapak hahaha." "Pagi pak Randika." Para bawahan Randika dengan cepat menyapa dirinya, tetapi mereka tidak berani teluma berbincang karena ada setan bernama Kelvin mengawasi mereka. Jika mereka berlebihan meninggalkan pekerjaan mereka, bisa-bisa mereka dipecat. "Pak Randika smat pagi." Kelvin tersenyum ketika melihat Randika. Kelvin sangat menghormati Randika kerena pengetahuannya terhadap parfum, jadi dia slu sopan di hadapan Randika. Ketika Viona melihat sosok Randika, dia terlihat terkejut. Hampir seminggu dia tidak melihat Randika, benar-benar hari yang sepi tanpa dirinya. "Pak, aku punya beberapa form yang butuh pendapat bapak." Kelvin tersenyum dan menjskan. "Kami baru saja membuat contohnya beberapa hari yanglu, kami butuh penian bapak." "Tidak mash." Randika menganggukkan kepnya. Bagaimanapun juga, satu-satunya pekerjaannya adh meni parfum yang dibuat oleh Kelvin. Ketika Kelvin pergi untuk mengambil contoh parfum, Randika menggunakan kesempatan ini untuk mencuri pandang ke arah Viona. Ketika kedua mata mereka bertatapan, wajah Vionangsung merah dan hatinya menjadi gugup. Namun, momen reuni mereka dirusak oleh Kelvin yang membawa beberapa tabung reaksi. Randikalu mendengarkan penjsan Kelvin terlebih dahulu sebelum memeriksanya. Seth mendapatkan penian Randika, Kelvin tersenyum. "Bapak benar-benar hebat, hanya dm waktu setengah jam bapak bisa mengetahui kelemahan dan kekurangan dari parfum kita." "Jangan begitu, semua usahamu dan timmu sangat luar biasa. Kamu harus bangga dengan kinerjamu sma ini." Randika menepuk pundak Kelvin, kemudian dia berjn keluar dari ruangan. Tidak lupa, dia meminta Viona untuk ikut dengan dirinya. Sekarang mereka berdua sedang berada diboratorium ramuan X yang sepi. Karena terakhir kali mereka bertemu Randika meminta Viona memakai baju yang sexy untuknya, Viona yang sekarang memakai baju yang cukup ketat. Meskipun baju yang dikenakannya hampir sama dengan perempuan-perempuaninnya, Viona memancarkan aura sexy berkat tubuhnya yang molek itu. "Ran, dari mana saja kamu? Aku sudahma tidak bertemu denganmu." Meskipun terlihat cemberut dan sedih, hati Viona benar-benar bahagia ketika bertemu dengan orang yang dicintainya seth sekianma. "VI, aku ada perlu beberapa hari yanglu. Ku kamu cemberut gini terus lebih baik kita akhiri hubungan kita ini." Viona dengan cepat menggelengkan wajahnya. "Tidak, tidak, aku tidak marah kok." "Hahaha sepertinya gertakanku berhasil,gip mana mungkin aku ingin mengakhiri hubungan kita?" Randikalu memeluk pinggang Viona dan berbisik di telinganya. "Vi, kamu tidak usah khawatir, kamu itu adh perempuanku. Kamu tidak bisa kabur dariku, kabari aku jika orang tuamu sudah tidak ada di rumahmu." Ketika mendengar kata-kata Randika, wajah Viona menjadi merah. Kejadian yang memalukan itu kembali mengisi benaknya. Ketika mengingat dirinya muncrat di hadapan orang tuanya, Viona benar-benar malu. Randika tersenyum. "Untuk sekarang ini, pjari dan perhatikan Kelvin dengan benar. Aku yakin kariermu akan melesat jika kamu mengikuti Kelvin." "Baih." Viona mengangguk, sedangkan Randika menggunakan kesempatan ini untuk meremas pantat kesayangannya. Rasa empuk dan kenyal itu benar-benar membuat Randika ketagihan. Seth bermesraan sedikit, Randika dan VIona berpisah. Sekarang Randika tidak punya pekerjaan untuk dkukan. Ramuan X juga sudah ditangani oleh Yuna jadi sekarang Randika tidak ada pekerjaan sama sekali. Awalnya dia ingin mengunjungi ruangan istrinya untuk bermesraan, tetapi ketika sesampainya di sana dia melihat Inggrid yang begitu sibuk dengan pekerjaan yang menggunung di mejanya. Sebagai suami yang baik, dia hanya bisa membiarkan istrinya itu bekerja. Jadi Randika benar-benar bingung harus berbuat apa sekarang. Menurut kebiasaan Randika, karena dia tidak ada kerjaan di kantor ini, dia ms untuk bemama di tempat ini. Jadi dia memutuskan untuk pergi jn-jn dan mungkin bertemu dengan perempuan cantikinnya. Keluar dari gedung, Randika berjn dengan santai menelusuri jn. Matahari bersinar dengan terang, waktu masih menunjukan pukul 10 pagi. Tidak banyak orang berada di jn, wajar saja karena ini masih jam bekerja. Namun, Randika menemukan ada kerumunan orang di tepi jn. Seharusnya ada sesuatu yang sedang terjadi, mungkin ada kejadian menarik yang bisa dilihatnya. Sosok tubuhnya dengan cepat melewati banyak orang dan pehan dia berdiri di depan. Ketika dia bisa melihat kejadian yang menarik massa ini, Randika sangat terkejut. Lagigi yang terlibat mash adh sh satu kennnya, namun dia tidak menyangka ibu-ibu tua inh yang menjadi perhatian. Benar, dia adh Ayu ibu dari Christina! Di sekitar Ayu, terdapat beberapa orang yang memakai seragam Grand Majestic Salon. "Aduh lebih baik ibu itu membayar daripada menghadapi bahaya seperti itu." Orang yang di sebh Randika sudah geleng-geleng, dia tidak berani melihatgi. Randika benar-benar bingung, ada yang sebenarnya sedang terjadi? Tidak berdaya, akhirnya Randika bertanya pada orang di sekitarnya. "Jadi gini, salon itu memang terkenal nakal dan suka memeras orang. Ketika kita masuk, harga yang ditampilkan sangat murah dan menarik tetapi ketika kita hendak membayarnya, harganya bisa naik 10x dari perjanjian awal." Kata pria yang berdiri di samping Randika. "Benar, toko itu sudah meresahkan lingkungan ini sejakma. Sudah banyak orang yang terjebak oleh siasat busuk mereka itu. Tetapi karena diancam, sma ini tidak ada yang berani untuk berbuat sesuatu. Terlebihgi, toko itu juga sudah dporkan ke pihak berwenang berkali-kali tetapi tetap saja tidak ditutup. Sepertinya toko itu punya orang dm yang kuat jadi kita tidak bisa apa-apa." Kata ibu-ibu yang sedang merekam kejadian ini. Randika akhirnya mengerti permashannya, dia tidak bisa untuk tidak mendengus dingin. Di negara manapun, sepertinya bajingan-bajingan seperti ini slu ada. Dan sialnya, warga tidak bersh yang slu menjadi korban. Chapter 279: Menantuku Telah Datang! Chapter 279: Menantuku Th Datang! Pada saat ini, Ayu menatap tajam pada pria berbadan tinggi itu sambil terus marah-marah. "Kalianncang sekali memeras orang-orang." Ayu benar-benar marah. Ketika dirinya pertama kali masuk ke dm salon, dia memilih paket berni 350 ribu. Ketika dia hendak membayar, tagihannya sudah lebih dari 3,5 juta. Bagaimana mungkin dia tidak marah? "Ibu ini bawel ya, cepat bayar atau nanti mm ibu tidak akan bisa berkumpul dengan keluargamugi." Pria itu mendengus dingin dan mengepalkan tangannya. Belum pernah ada pnggan yang lolos dari cengkeramannya. Bahkan jika dia harus menghajar ibu tua satu ini, mm ini dia akan berfoya-foya dengan uang yang diperasnya ini. Pria besar itu menatap bengis Ayu dan berkata dengan wajah serius. "Aku heran kenapa tua bangka sepertimu tidak mau membayar, bukankah aku membuatmu terlihat cantik dan muda? Ku cuma 350 ribu memangnya bisa membuatmu seperti itu?" Ketika mendengar kata-kata kasar itu, Ayu semakin marah. Tetapi kata-kata pria itu benar, dia sudah tenjur menerima jasanya dan salon ini juga bisa memakai san bahwa dirinya itu tidak memperhatikan harga atau meminta jasa lebih ketika di dm. Orang-orang yang melihat ini sudah jijik dengan kata-kata pria itu tadi, bisa-bisanya dia menghlkan cara seperti itu untuk mencari uang. Tetapi mereka semua tidak berani mwan, bisa-bisa mereka terseret ke dm mash ini. Belumgi ku pihak salon memanggil jasa tukang pukul mereka, siapa memangnya yang berani memb orang tidak dikenal? Oleh karena itu, mereka hanya bisa menonton dan berdoa yang terbaik untuk Ayu. "Jika saja orang tuamu itu masih ada, mereka pasti sudah malu mempunyai anak sepertimu." Kata-kata itu berasal dari barisan paling depan, semua orang terkejut termasuk pria dari salon tersebut. Kata-kata itu menusuk hati namun tepat, tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan kejadian ini. Ayu sangat terkejut ketika melihat Randika yang berdiri di paling depan itu, dia merasa senang. Nak Dika! Sekarang kamu dm mash karena menantuku th datang." Randika berjn menghampiri Ayu dengan berjn sok keren dan ekspresi yang serius, tetapi mendengar kata ''menantu'' Randika hampir terjatuh. Sin, sejak kapan dia menjadi menantunya? Sepertinya apa pun yang terjadi, Ayu sudah menganggap Randika sebagai menantunya. Pria dari Grand Majestic Salon itu mendengus dingin ketika melihat Randika. Darahnya mendidih ketika dia berkata pada Randika. "Bocah, kau ingin mati hari ini? Apa kau tidak lihat bahwa mertuamu itu tidak mau membayar jasaku?" "Membayar jasamu? Js-js kau itu memerasnya, orang tuamu pasti sangat malu ketika melihat anaknya memeras penatua." Kata Randika dengan wajah serius. Orang-orang di bkangnya sudah mengangguk kagum pada Randika, akhirnya ada orang yang berani mwan salon tersebut. "Kak Bambang, serahkan orang itu pada kita." Di sampingnya kedua bawahannya itu ikut marah ketika bosnya diejek seperti itu. Siapa yang bisa tetap sabar melihat bos yang menjadi panutannya diejek seperti itu? Bambang mengangguk, tatapan matanya masih terlihat tajam. Kedua bawahannya itu mengepalkan tangan mereka, tersenyum dan menghampiri Randika. Akhirnya seth sekianma mereka bisa menghajar oranggi. Keduanya meraung dan menerjang ke arah Randika, orang-orang yang melihat ini sudah menutup mata mereka. Apa pemuda berani itu akan baik-baik saja? "ARGH!" Mendadak, suara orang kesakitan dapat terdengar dengan js. Serangan tinju keduanya itu dapat dengan mudah ditangkap oleh Randika. Randikalu memelintir tangan mereka berdua hingga meringkuk kesakitan sambil berlutut. Keduanya berteriak kesakitan, tangan mereka serasa akan patah kapan saja. Randikalu membanting mereka di tanah. "Teruskan!" "Hebat!" Orang-orang di bkangnya sudah bersorak untuk Randika, sedangkan Ayu makin puas dengan menantunya ini. Memang anaknya itu tidak sh milih, menantunya ini sudah pintar, baik, sabar, kuat p! Dia sekarang bisa tenang menyerahkan anaknya pada pria semacam Randika. Bambang mengangguk ketika melihat kedua bawahannya itu terkapar. "Sudahma aku tidak menemukanwan sepertimu." Namun sebelum kata-kata itu selesai, sosok Randika tiba-tiba menghng. Randika sudah berada di bkangnya dan menendangnya dengan keras. Serangannya benar-benar sederhana tetapi mengandung kekuatan yang besar, Bambang yang besar itu akhirnya tumbang dan terkapar di tanah. Randikalu mngkahi tubuhnya itu dan menghampiri Ayu. Para penonton itu sudah terkagum-kagum melihat Bambang yang tinggi besar itu tumbang dm sekali serang. Randikalu menggandeng tangan Ayu dan mengajaknya pergi dari situ. "Luar biasa!" Orang-orang sudah bersorak karena keadn sudah diberikan pada pria busuk itu. Mereka menatap kagum pada sosok Randika yang mi menghng dari pandangan mereka. Orang itu pasti utusan Surga! Di sisiin, Randika menemani ''ibu mertuanya'' ini berjn dengan hati yang terasa gelisah. Kenapa? Karena Ayu menatapnya dari atas ke bawah dan mengangguk terus-menerus. "Tante, apa tante baik-baik saja?" Tanya Randika. "Ku tidak apa-apa, aku ada urusan." Randika benar-benar tidak berdaya terhadap perempuan tua satu ini. Terutama dengan rentetan pertanyaan yang sama banyaknya dengan bintang dingit, dia harus kabur sebelum hal itu terjadi! "Aduh Dika, tante harus berterima kasih sama kamu karena pertolonganmu. Tetapi kenapa kamu buru-buru pergi seperti itu, tante harus memberimu hadiah terlebih dahulu." Ayu ingin mengenal menantunya ini lebih jauh. "Aduh tante maaf, aku sebenarnya ada kerjaan." Ayungsung menangkap tangan Randika dan berkata padanya. "Biarkan tante berterima kasih sama kamu. Kamu juga sudah janji makan mm di rumah tante kan? Hari ini tante menagih janjimu dan kebetn Tintin hari ini makan di rumah." "Tante, mm ini aku sudah ada janji." Randika tidak berdaya ketika diseret oleh Ayu. Terakhir kali dia makan di rumah keluarga Christina, pertanyaan-pertanyaan menjerumus ke pernikahan tidak bisa berhenti ditanyakan oleh ibu satu ini. Bahkan Randika tidak sempat makan hanya untuk membs pertanyaan. "Oh benarkah? Sudah batalkan saja, mm ini kamu akan makan di rumahnya tante." Ayu tersenyum dan kembali menyeret Randika ke rumahnya. "." Sepertinya Randika ditakdirkan untuk makan mm bersama Christina dan ibunya. Melihat Randika yang setuju, Ayu semakin bersemangat. "Kali ini bicarakan masa depanmu dengan Tintin dengan baik ya." Randika hanya bisa tersenyum pahit dan menganggukan kepnya. Kata-katanya itu sangat mudah dipahami, ibu ini ingin dirinya segera menikah. Ah. Kenapa ibu ini sangat ingin menjadikan dirinya menantunya? Tidakma kemudian, Randika dan Ayu akhirnya sampai di depan rumah. "Ma, kokma sekali?" Sesudahnya pintu rumah dibuka, suara Christina dari dm bisa terdengar. Kali ini, Christina yang memakai tank top putih dana pendek keluar menyambut ibunya yang baru datang. Melihat anaknya yang berpakaian minim seperti itu, Ayu geleng-geleng. Sedangkan Randika tidak bisa berhenti melototinya. Tubuh Christina benar-benar ks atas, karena tidak pakai beha, dadanya itu seakan-akan mau tumpah dari sisi baju. Terlebihgi,a pendek yang dipakainya sudah hampir sama dengana dm. Kakinya yang panjang dan mulus itu benar-benar memenuhi b mata Randika. Christina terkejut ketika melihat Randika datang bersama ibunya, dia segera beri ke kamarnya sambil menutupi tubuhnya. Memalukan, benar-benar memalukan! Karena hari ini dia libur, Christina baru bangun tidur jadi dia tidak memakai riasan dan rambutnya masih berantakan. Terlebihgi, dia memakai baju minim seperti ini di hadapan Randika! Wajah Christina benar-benar merah. Chapter 280: Apakah Kamu Merindukanku? Chapter 280: Apakah Kamu Merindukanku? Melihat kulit mulus, kaki panjang, dada yang hampir menyembul keluar dari balik bajunya, Randika benar-benar terpukau olehnya. Pemandangan cantik seperti itu, Randika tidak akan pernah bosan untuk melihatnya! Meskipun Randika pernah melihat tubuh Christina sebelumnya, dia belum pernah merabanya dengan sepenuh hati. Hanya tinggal menunggu waktu sebelum hal itu akan terwujud. Sangat disayangkan tubuh seindah itu tidak digunakan dengan baik, seandainya saja Christina menjadi model, Randika yakin fotonya akan memenuhi seluruh majh. Tetapi ada keuntungan tersendiri baginya, Randika bisa menikmati tubuh indah itu untuk dirinya sendiri! Bisa dikatakan bahwa jika tubuh perempuan itu sebuah karya seni, maka tubuh Christina itu sudah setara dengan lukisan Mona Lisa! Randika merasa kejadian ini sangat disayangkan sekali, ku saja tidak ada Ayu di sini, Randika mungkin sudah menerjang ke arah Christina. Terlebih, dia sudahma tidak berjumpa dengan Christina. Mungkin ajakannya dulu untuk membuat anak untuk ibunya itu sudah dipikirkan oleh Christina. Sejujurnya, Randika sudah banyak berhubungan badan dengan perempuan sebelumnya tetapi dia baru meresmikan hubungannya hanya dengan Inggrid. Rencana haremnya membutuhkan sebuah ikatan yang tidak bisa terputuskan, jika tidak mereka tidak lebih dari sekedar FWB. Seth bertahun-tahun keliling dunia, banyak perempuan yang sudah takluk oleh tekniknya. Dengan keperkasaannya, dia pernah mampu menaklukan 7 perempuan sekaligus dm 1 kali main ketika dia ada di Eropa. Namun, bukan sex yang dicari Randika minkan ikatan resmi yang menghubungkan dirinya dengan perempuannya. Jadi untuk meresmikan hubungan mereka, Randika ingin membuat anak dengan Christina! Kejadian memalukan ini tidak bengsungma. Seth Christinari terbirit-birit seperti kelinci, Ayu dan Randika masuk ke dm rumah. "Tante ini kadang heran sama anak tante itu, di luar terlihat dewasa dan sopan tetapi sesampainya di rumahngsung ms dan teledor." Ayu geleng-geleng mengingat anaknya satu itu. "Tante tidak usah khawatir, aku sendiri sudah tahu sejakma." Randika tahu bahwa kata-katanya ini sedikit ambigu, dia seperti mengatakan bahwa dia sering melihat Christina berpakaian seperti itu di rumahnya. Mendengar kata-kata itu, Ayu tersenyum dan berkata pada Randika. "Baguh ku begitu, sudah ayo masuk. Kamu duduk manis sebentar ya, tante mau masak dulu. Sebentargi Tintin juga harusnya turun jadi kalian berdua santai-santai saja dulu sambil menunggu tante. Kamu juga sudahma tidak ke rumah ini jadi banyak yang harus kalian kejar." Randika kembali diseret menuju pintu kamar Christina oleh Ayu. "Sudah kalian santai saja ya, tante mau masak dulu dan tante janji tidak akan mengganggu kaliangi." Seth itu Ayu berjn ke dapur dengan wajah tersenyum. Dia sudah menganggap Randika menantunya sendiri. Entah kenapa, dia sangat menyukai Randika apgi berkat kejadian hari ini. Menantunya sudah pintar ilmu pengobatan tradisional, kuat, perhatian dan bisa diandalkan, di managi dia bisa menemukan menantu idaman seperti itu? Randika menatap pintu kamar yang tertutup sambil mengh napas, dialu mengetuk pintu tersebut. "Sebentar." Dengan pendengaran Randika, dia dapat mendengar Christina yang mondar-mandir. Sepertinya Christina sedang sibuk mencari baju yang cocok untuk bertemu dengan pujaan hatinya. Takma kemudian, Christina membuka pintu dan melihat sosok Randika yang tersenyum padanya. Meskipun penampnnya yang tadi memalukan, dia berusaha melupakannya. Christina sudah menganggap Randika adh pacarnya sendiri,ma kmaan tubuhnya pada akhirnya akan dilihat oleh Randika jadi tidak ada shnya menggodanya agar mempercepat kejadian itu. Namun, Christina masih belum mempersiapkan hatinya. "Mamamu minta aku untuk menemanimu." Kata Randika sambil tersenyum. Christina hanya mengangguk dan mempershkan Randika masuk ke dm kamarnya. Pintu kayu tersebutngsung tertutup rapat. Ayu dapat mendengar pintu itu tertutup dan tidak bisa menahan rasa senangnya. Akhirnya dia bisa menciptakan kesempatan untuk anak perempuannya menjadi dewasa, seharusnya 2 jam cukup buat mereka bukan? Jika Randika bisa mendengar isi pikiran Ayu, entah dia akan menangis atau terharu. Bisa-bisanya seorang ibu menyuruh dirinya untuk berhubungan badan sgi orang tuanya di rumah? Di sisiin, di dm ruangan, Randika memperhatikan kamar Christina dan menarik napas dm-dm. "Harum sekali!" Christina terlihat bingung, dia juga ikut menghirup udara dm-dm. Tapi anehnya, dia tidak telu mengerti bau apa yang dimaksud oleh Randika. "Kamu mencium harum apa?" Christina mi gugup, apakah ini sindiran? Randika mengedipkan matanya, dia menghampiri Christina dan berkata padanya. "Tentu saja ini" Sebelum menyelesaikan kata-katanya, Randika memeluk pinggang Christina dan berkata padanya sambil tersenyum. "Tentu saja ini adh bau badanmu." "Sangat harum!" Randika menarik napas di leher Christina dan merasa myang. "Hentikan!" Christina memalingkan wajahnya dan mendorong pn Randika. "Biarkan aku menciumnya." Randika masih memaksa. Dengan wajah merah, Christina berbisik di telinga Randika. "Mamaku ada di bawah." Randikalu tersenyum padanya. "Mamamu menyuruh aku masuk ke kamarmu, ku dilihat dari sifatnya itu, dia menyuruhku untuk memberinya cucu sebelum masakannya jadi." Wajah Randika benar-benar serius sedangkan wajah Christina sudah merah padam. Mengingat sifat ibunya terhadap Randika, Christina tidak bisa membantahnya sama sekali. Kehabisan ide, Christina hanya bisa mengubah topik. "Kenapa kamu tiba-tiba datang ke rumah keluargaku?" "Kebetn saja." Randikalu bercerita tentang pertemuannya dengan Ayu. Ekspresi Christina benar-benar buruk ketika mendengar cerita ini. "Dia memanggil ibuku tua bangka? Kurang ajar sekali! Kita harus mporkan kejadian ini ke polisi." Randika melihat Christina yang sudah memegang HP miliknya dan berniat untuk memanggil polisi. "Aku sudah menghubungi kennku di kepolisian, seharusnya orang itu sudah tertangkap." "Omong-omong." Randika memeluk Christina dari bkang. "Apakah kamu merindukanku akhir-akhir ini?" "Rahasia." Sebagai perempuan, Christina tidak mau mengakuinya. Sejujurnya dia sangat merindukan Randika dan sekarang seth dipeluk oleh Randika, dia tidak ingin berpisah dengannya. "Rahasia?" Randika membi pipi Christina. "Ku kamu bagaimana? Apa kamu merindukanku?" Kata Christina dengan wajah serius. Sejujurnya, Randika sibuk dengan mash Shadow dan Bn Kegpan sehingga dia lupa dengan Christina. "Tentu saja, tidak ada satu detik pun aku melupakan dirimu." Kata Randika sambil mencium Christina dan meraba dadanya. Randika memiliki keberanian untuk bertindak sedangkan Christina ragu-ragu karena ibunya ada di dapur. "Ran jangan, mama ada di bawah." Meskipun Christina menk, bibirnya seakan tidak mau melepas dari bibir Randika. Dia juga tidak mrang Randika untuk menjjahi dadanya, justru rangsangan yang diberikan Randika membuatnya terg-g. Mendengar hal ini, Randika tertawa dan juga tidak berani memaksa. Meskipun dia disuruh masuk oleh ibunya untuk memberinya cucu, keputusan akhir tetap ada di tangan Christina. Randika tidak ingin berhubungan badan apab pihakin mkukannya dengan setengah hati. "Ku begitu, ceritakan hari-harimu." Kata Randika sambil menggandeng tangan Christina. Randika kemudian memangku Christina di kursi. Di saat Christina bercerita, Randika dapat merasakan pantat Christina yang menempel di pahanya itu dengan sangat js. Dia harus mengerahkan seluruh energinya untuk mrang tangannya untuk meremasnya. "Kamu dari mana saja akhir-akhir ini, aku tidak pernah bisa menemukanmu." Christina menikmati tangan Randika yang membi rambutnya dari bkang, perasaan hangat ini hanya bisa diberikan oleh Randika. "Aku ada pekerjaan di luar kota sma sebn, waktu itu aku buru-buru jadi aku tidak sempat mengabarimu." Dari membi rambut, Randika mi menurunkan tangannya dan menuju pantatnya. Merasakan tangan Randika, Christina sama sekali tidak mwan. Justru dia terlihat menikmatinya! Karena Christina adh seorang guru, dia harus mempertahankan citranya di luar rumah. Sedangkan di rumah, dia bebas berekspresi apa pun. Terlebih seth Randika menymatkan dirinya, sifat Christina pada Randika berubah drastis! Seth kejadian itu, Christina benar-benar seperti seorang gadis ketika mereka berdua. Bahkan ketika mereka berdua awal kali bertemu, Christina akan membentaknya apab Randika jika membuat lelucon mesum. Sekarang, tangan Randika sudah berenang-renang di tubuh Christina dan dia sama sekali tidak mwan! Christina berbeda dengan Inggrid, Inggrid memerlukan waktu yang sangatma sebelum akhirnya hatinya yang dingin itu terbuka untuk dirinya. Christinalu menceritakan kehidupan sekhnya, sedangkan Randika sibuk merasakan keempukan pantatnya itu jadi dia hanya pura-pura mendengar. Untuk sesaat, tiba-tiba suasana kamar ini menjadi hening. Tetapi tangan Randika sama sekali tidak berhenti bekerja, tangannya berusaha masuk ke dma milik Christina. "Jangan!" Christina kembali mencegah Randika untuk berbuat lebih, dia benar-benar khawatir dengan keberadaan ibunya. "Jangan khawatir, aku akan pn-pn." Kata Randika dengan suara pn, dia ingin meremas pantat itu secarangsung. Dan tentu saja, sensasinya benar-benar beda! Namun, nafsu Randika tidak cukup terpuaskan. Pehan, tangannya itu mi memegang paha Christina. "Kenapa kamu memakaia panjang di rumah?" Cna yang dipakai Christina ini menutup kelembutan paha yang dimilikinya. Ketika Randika ingin membukaa Christina, tiba-tiba ada HP bunyi. Dm sekejap, Christina berdiri dan mengambil HP miliknya. Ketika Christina sibuk dengan teleponnya, Randika memperhatikan sekelilingnya. Namun, dia tidak dapat menemukan sesuatu yang menarik sampai matanya tertuju pada suatu lemari. Sepertinya ada sesuatu yang mencungul dari dm. "Baih, aku akan ke sana." Christina masih sibuk dengan teleponnya. "Baih, aku akan bawa berkas-berkasnya juga." Seth beberapa saat, Christina menutup panggnnya dan menoleh ke arah Randika. Dia melihat Randika yang sedang memegang sebuah pakaian dm. Dm sekejap, wajah Christina menjadi merah seperti tomat. Pakaian dm yang dibawa Randika itu adh pakaian dm yang barusan dia pakai. Randika menerawanga dm tersebut dan merasa terpukau. Terlebih, hidungnya merasakan sesuatu yang harum menempel di bagian tengah-tengah. Chapter 281: Ketiga Kalinya Chapter 281: Ketiga Kalinya Randika tentu saja ingin menciuma dm ini, dia sudah hampir menaruha dm tersebut di hidungnya. Wajah Christina sudah merah padam, diangsung menangkapa dmnya itu. "Tidak!" Christina berhasil mengambilnya sebelum Randika berbuat macam-macam, diangsung memasukannya ke dm sebuah bak. Kemudian dia menoleh ke arah Randika dan melihat bahwa pria itu sedang memegangi beha yang dipakainya tadi. Christina tidak habis pikir, diangsung menerjang ke arah Randika. Namun, tiba-tiba dia ditarik dan jatuh di pelukannya Randika. Christina yang lebih kecil itu berusaha mengambil dari tangan Randika yang diangkatnya tinggi-tinggi. "Ah! Kembalikan!" Christina berteriak keras, dia benar-benar marah sekarang. Seth sebelumnya melihat Christina yang berpakaian longgar, nafsu Randika mi terbentuk. Seth dia menyentuh pakaian dm yang dikenakannya tadi, mendadak dia tidak bisa menahan nafsunya itu. Randika tidak tahu kenapa dia bisa bernafsu seperti ini, apakah dia th berubah? Sejak dia bersama dengan Inggrid, Randika jadi lebih mudah jatuh cinta dan nafsu birahinya itu makin tinggi. Melempar beha yang ada di tangannya, Randika dengan cepat memeluk erat Christina. Randika yang mencium paksa Christina itu mi kehngan pikirannya, sedangkan Christina mi sedikit takut ketika Randika bertindak agresif seperti ini. Namun, tiba-tiba dirinya digotong Randika ke tempat tidur. Tidak butuh waktuma untuk Randika menindih Christina. Kekhawatiran Christina adh ibunya yang ada di dapur, berarti solusinya adh mengunci mulut Christina agar tidak menimbulkan suara yang keras. Dengan cepat, Randika mengunci bibir Christina dengan bibirnya. Christina yang awalnya ragu dan takut itu akhirnya pehanrut dm sensasi ini dan lebih terbuka dengan Randika. Kedua bibir mereka tidak bisa berhenti bergerak. Di saat keadaan mi memanas, Randika sudah membuka bajunya begitu p dengan Christina. Randika sudah memperhitungkan waktu memasak Ayu, seharusnya masih ada setengah jam untuknya mkukan hubungan intim ini. Namun, ketika keduanya masih sibuk berciuman, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. "Tintin, ada apa ribut-ribut?" Ayu membuka pintu secara tiba-tiba, dia mendengar suara teriakan anaknya dari dapur dan merasa khawatir. Ibu ini sangat terkejut ketika melihat anaknya hanya berbalut pakaian dm dan sedang sibuk berciuman. Hmm Ayu benar-benar kehabisan kata, dia tidak tahu harus berbuat apagi. Christina sendiri sudah merinding dan mendorong-dorong Randika ketika pintu itu terbuka dan sekarang ibunya melihat dirinya sedang berciuman dengan Randika LAGI. Kedua pasangan ini membeku sambil melihat Ayu, benar-benar memalukan! Ini sudah ketiga kalinya Randika mengmi kejadian super memalukan seperti ini, dia merasa nasibnya benar-benar sial. Pertama adh ketika dirinya baru saja menymatkan Christina, waktu itu Randika sedang menerima ciuman terima kasih dan tiba-tiba Ayu keluar dan merusak suasananya. Kedua adh ketika dia dan Viona bercumbu dan meluapkan nafsu mereka pada satu samain. Bahkan dia membuat Viona muncrat di depan kedua orang tuanya! Dan sekarang,gigi suasana menyenangkan ini menjadi canggung dan memalukan. Lagip, bukankah Ayu berkata padanya bahwa dia tidak akan mengganggu dirinya? Wajah Christina benar-benar merah, dia tidak berani melihat wajah ibunya. Ayu sendiri melototi kedua pemuda ini, dia masih tidak tahu harus berkata apa. Sebagai ibu yang baik, dia tidak boleh merusak suasana intim anaknya dengan calon menantunya. Dengan cepat, Ayu berkata pada mereka berdua. "Tin, mama tadi dengar kamu berteriak jadi mama khawatir ku kalian ada apa-apa. Sudah jangan khawatir,njutkangi saja. Dika, mama harap 1 jam cukup untukmu ya, nanti makanannya tenjur dingin." Kemudian dengan wajah tersenyum, Ayu menutup pintunya. Sgi berjn menuju dapur, Ayu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Sepertinya momen dia menggendong cucunya akan segera tiba! Di sisiin, Randika dan Christina sama-sama terdiam. Mereka berdua sudah tidak berniat mkukannya seth diganggu seperti itu. ..... Di meja makan yang besar itu, berbagai macam makanan sudah tersedia. Kali ini Ayu tidak mengajukan pertanyaan, mhan dia sangat akrab dengan Randika. "Dika, coba masakan ikan ini." "Ku ayam bumbu rujak ini spesialisnya mama lho, ayo dicoba." "Ku bebek kamu suka atau tidak? Sudah dicoba dulu aja ya, mama yakin kamu suka." .... Randika tidak tahu harus menangis atau bahagia, dia sama sekali tidak berdaya. Melihat piring Randika yang sangat penuh itu, Christina yang duduk di samping Randika merasa sedikit malu. "Ma sudah cukup!" "Tintin, kamu tenang saja. Dika ini butuh makan banyak karena dia ituki. Sudah cepat ambil makanmu sana." Ayu tidak bisa berhenti tersenyum. "Nanti ku kamu sudah menikah sama Dika, kalian harus membawa cucunya mama itu main ke rumah lho ya." Randika terbatuk tanpa henti, ibunya Christina ini tidak bisa berhenti menyerang. Berarti tujuannya memberikan dirinya makan begitu banyak adh untuk memberinya tenaga agar dapat berhubungan dengan anaknya. Mendengar kata-kata menikah, Christina hanya bisa tersipu malu dan mengambil makanannya dm keadaan diam. Dia sama sekali belum kepikiran untuk mempunyai anak, apgi menikah. "Makannya pn-pn, nanti kamu tersedak bagaimana?" Ayu memperhatikan Randika yang sedang makan. "Tunggu sebentar, mama bawain kamu supnya." Randika kehabisan kata-kata, sejak kapan Ayu menyebut dirinya mamanya? Dan apakah dia tidak melihat piringnya masih penuh seperti gunung? Melihat Randika yang tidak berdaya itu, Christina tertawa dm hati. Dengan adanya Randika, Christina bisa sedikit lega ketika bersama ibunya itu. Biasanya saat makan bersama Christina akan menjadi objek omn ibunya itu. Karena sekarang ada Randika, dia terlepas dari omn ibunya. Dari sini Christina mengerti betapa pentingnya memiliki pasangan. Tetapi tentu saja Christina tidak ingin sembarangan orang untuk menjadi pasangannya. Hanya orang seperti Randikah yang memenuhi kriteria sebagai pasangan idealnya. .... Seth makan, Christina berniat untuk pergi ke universitas karena ada urusan mendadak. "Tintin, kamu hati-hati ya di jn." Kata Ayu. "Iya, kan juga ada Randika menemaniku." Kata Christina sambil berpamitan dengan ibunya, dialu pergi bersama dengan Randika. Di jn, Randika menghembuskan napas lega berkali-kali. Christina yang melihatnya itu tertawa dm hati. "Bagaimana masakannya mamaku?" "Kamu ini ya, kenapa kamu tidak membantuku sama sekali. Perutku seakan ingin meledak!" "Itu kan mamaku sendiri yang naruhuknya di piringmu, shmu juga asal makan saja." Kata Christina sambil tersenyum. Sejak bersama Randika, dia merasa dirinya th berubah dan lebih sering tertawa. Randika memperhatikan sekelilingnya dan menyadari tidak ada orang di sekitar mereka. Randikalu dengan cepat merangkul Christina di pelukannya. "Ah!" Wajah Christina dengan cepat menjadi merah. Dia khawatir ada orang yang akan melihat mereka. "Berani-beraninya kamu menertawai pacarmu." Kata Randika sambil memegang dagunya. Christina hanya bisa tersipu malu ketika dirinya dicium oleh Randika. Dia sekarang hanya bisa berharap tidak ada orang yang dikenalnya melihat dirinya mencium pacarnya ini. Seth mereka berciuman, Randika mencari taksi dan naik bersama Christina. "Bukannya kamu libur hari ini?" Randika tampak bingung. "Iya ada mash di sekh dan aku diminta tolong untuk membantu." Kata Christina sambil menyandarkan kepnya di pundak Randika, dia sangat suka dengan perasaan nyaman ini. Chapter 282: Kecelakaan Mobil Chapter 282: Keckaan Mobil Tidakma kemudian, taksi mereka th sampai di universitas Cendrawasih. "Hubungi aku nanti." Kata Randika sambil mencium kep Christina. Hati Christina terasa hangat, sambil mengangguk, dia harus pergi dari pundak nyaman satu ini untuk bekerja. Ketika dia hendak menutup pintu, tangannya ditangkap oleh Randika. "Kamu lupa sesuatu." Christina terlihat bingung ketika Randika tiba-tiba ikut turun dan merangkul dirinya, tiba-tiba bibirnya itu sudah tercium oleh Randika! Entah berapa kali dia menerima ciuman ini dm satu hari ini tetapi yang js setiap ciuman yang dia rasakan memberikan sensasi nikmat. Beberapa murid yang melewati mereka terkejut, bahkan si supir taksi itu ikut melototi mereka berdua. "Wow berani sekali berciuman di tempat umum!" Kata pemuda yang belum pernah pacaran. "Kamu sih belum tahu rasanya punya pacar, mangkanya jangan tidur terus di asrama bergaul sana! Kamu juga bahkan tidak berani mengejar orang yang kamu suka." Teman dekatnya itungsung menghujaninya dengan kata-kata pedas. Hati pemuda itu terasa sakit, apa kata temannya itu memang benar. Dengan hati yang bt, dia th memutuskan untuk berubah. "Baih, hari ini aku akan menyatakan perasaanku." "Oi santai dulu!" Pemuda itu sudah meninggalkan temannya. "Dia bahkan tidak tahu namamu!" Kedua bocah itu akhirnya beri menuju sekh, sedangkan orang-orang yang baru datang masih dapat melihat Randika dan Christina asyik berciuman. Mereka sendiri juga tidak bisa untuk tidak merasa iri. "Bajingan, pamer pacar kok di tempat umum!" "Iri bng bro, kan mereka juga tidak mengganggu siapa-siapa. Sudah cepat jn nanti kita tembat." "Sayang sekali perempuan secantik itu ada yang punya." Jika Randika dapat mendengar keirian para lki ini, mungkin dia sudah merasa berada di atas awan. Tidak ada perasaan yang lebih menyenangkan daripada ini! Di beberapa orang yang lewat, beberapa perempuan juga ikut mengomentari adegan panas ini. "Mesra sekali!" Randika aslinya menyadari tatapan semua orang, dia menjadi sedikit tidak nyaman. Tetapi, dia tidak ingin melepas bibir Christina yang mengunci bibirnya ini. Namun, suara para murid semakin keras. "Hei, hei, bukankah orang itu tidak asing?" "Iya, ya, seth kamu ngomong begitu aku jadi kepikiran di mana aku melihat wajah perempuan itu." Kata sh satu murid. Seth dirinya melihat dengan baik, tiba-tiba ada yang berseru. "Ya ampun, bukankah itu dosen cantik dari jurusan Psikologi?" Sesudahnya mendengar kata ''dosen cantik'' para lkingsung tersadar dan ikut terkejut. "Wah itu benar ibu Christina! Apa itu pacar barunya? Aku dengar dia jomblo sma ini, sin seandainya saja aku lulus lebih cepat aku bisa menembaknya!" Semua muridngsung membicarakan hal ini, beberapa bahkan berniat mengambil foto. Pada saat ini, supir taksi Randika sudah sedikit jengkel dan mengkson. Tin! Tin! "Halo pak, ku mau turun di sini bisa bayar dulu? Aku masih perlu kejar setoran nih soalnya." Supir taksi itu terlihat jengkel. "Aku juga sudah capek melihat kalian mesra-mesraan, setidaknya bayar dulu biar aku bisa bekerjagi." Randikangsung melepas Christina, mereka berdua sedikit malu ketika ditegur seperti ini. Randikalu membayar taksi tersebut. Christina menyadari bahwa banyak orang melihati dirinya dan Randika, sepertinya ciuman mereka th menjadi topik paling panas untuk dibicarakan. "Sudah jangan khawatir." Randika tersenyum. "Aku juga ingin mereka tahu bahwa kamu adh milikku, aku tidak ingin ada orang yang berani berpikiran macam-macam tentangmu." Wajah Christina menjadi merah, sepertinya pertunjukan mereka ini sudah tidak bisa lepas dari obrn muridnya. "G, g, bukankah ibu Christina itu sangat dingin samakiki? Pacarnya itu dengan gampang membuatnya tersipu malu dong, benar-benar legenda!" "Sial, seandainya saja aku punya kemampuan seperti pria itu" Randikalu mengantar Christina ke dm sambil mencueki mata orang-orang. Seth mengantarnya ke dm, Randika berniat untuk pergi dari sini. Tetapi dia lupa bahwa dia sudah membayar taksinya dan sekarang dia harus menunggu taksi yangin. Di saat dia menunggu, HP milik Randika tiba-tiba bunyi. "Halo kakek kedua? Ada apa?" "Bagaimana kabarmu anakku?" Suara kakek kedua terdengar senang. "Berkat bantuan kakek, hidupku jadi damai." Randika tertawa. Dia mengingat kejadian di Jakarta yang melibatkan keluarga Alfred dan Laibahas. Ku bukan karena kakeknya, dia mungkin sudah mati di tempat. "Kamu jangan pernah mengandalkan bantuan orangin, kakek lihat kamu juga kurangtihan jadinya kamu bisa kewhan seperti itu." Kakek kedua mengh napasnya. "Sebentar, sebentar, bukan itu yang ingin kakek omongkan." "Hmm? Memangnya apa yang ingin kakek sampaikan?" "Jadi gini, seharusnya bnlu kakek ketiga sudah menceritakan padamu mengenai kami pergi sma sebn itu kan? Kami menemukan reruntuhaninnya jadi kami ingin segera pergi untuk menyelidiki tempat itu." Randika aslinya sudah lupa dengan mash ini, perginya kakeknya itu bertepatan dengan dirinya ke Jepang jadi dia tidak telu memperhatikannya. Mendengar kabar dari kakek keduanya ini, Randika baru teringat dengan penyelidikan para kakeknya itu di sebuah reruntuhan. Pasti ada sesuatu yang berharga di reruntuhan itu, ku tidak mana mungkin penatua-penatua itu mau meninggalkan rumah? "Oke kek aku mengerti. Kakek juga jangan khawatir sama aku, di sini baik-baik saja kok." Kata Randika sambil tersenyum. "Justru kakek yang harus hati-hati, kalian sudah tidak muda." "Hahaha kamu bisa saja nak. Kita memang tua, tetapi siapa yang bisa menk barang berharga? Hahaha!" Suasana hati kakek kedua sedang senang, penyelidikannya di reruntuhan pertama sudah memberikan dirinya banyak barang berharga jadi dia tidak sabar untuk pergi ke tempat berikutnya. Lalu kakek ini bertukar kabar sebentar dengan Randikalu menutup teleponnya. Randika yang menunggu taksi itu tidak sadar bahwa dia sudah berjn menjauhi universitas Cendrawasih. Ketika dia menutup teleponnya, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang sangat keras. "Minggir!" Teriakan itu benar-benar keras, namun teriakan itu disusul oleh suara kson mobil yang tidak pernah berhenti. "G, mobil polisi itu cepat sekali!" Orang-orang yang berada di sisi jnngsung menyingkir satu per satu. Mobil polisi itu sepertinya kehngan kendali dan tidak bisa mengurangi kecepatannya. Untuk menghindari tabrakan beruntun dengan mobil, sepertinya polisi itu memutuskan untuk naik ke sisi jn. "AWAS!" Mobil polisi itu hendak menabrak kerumunan orang yang tembat untuk menyingkir. Dm sekejap, mobil polisi itu belok dengan tajam dan menabrak tiangmpu jn. Orang-orang yang awalnya hendak tertabrak itungsung merasa kakinya lemas ketika menyadari mereka masih hidup. Orang-orang jugangsung mendatangi mobil polisi tersebut, berusaha menymatkan dan melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Namun, tanpa didugampu jn itu pehan mi mengeluarkan suara berdenyit. Tiangmpu itu hendak roboh! Dm sekejap,mpu tersebut roboh ke arah jn dan menutup jn dengan sempurna. Suara keras itu membuat siapapun yang ada di sekitarnya menjadi ketakutan. Chapter 283: Pahlawan Chapter 283: Pawan Randika juga sama terkejutnya dengan kejadian ini. Apa yang sedang dkukan oleh polisi itu? Apa dia tidak lulus ujian SIM? Mobil polisi itu, di bawah tatapan mata orang-orang, tiba-tiba kembali memacu mobilnya! Orang-orangngsung menyingkir dengan cepat, mereka takut menjadi korban dari polisi g itu. Deviana yang ada di dm mobil itu sudah mengucurkan darah sekaligus keringat dingin. Entah kenapa mobilnya itu tiba-tiba lepas kendali dan rem kaki maupun tangan sama sekali tidak berfungsi. Untung saja tadi dia tidak menabrak siapa-siapa, tetapi sekarang mobilnya itu tiba-tiba kembali bergerak. "Kenapa dengan mobilku ini!" Deviana benar-benar tidak tahu apa-apa, awalnya mobilnya itu baik-baik saja tetapi mendadak dia tidak bisa mengendalikan mobilnya. Sepertinya mobilnya ini mematuhi perintah orangin dan Deviana tidak bisa berbuat apa-apagi. Melihat mobilnya itu kembali mju di sisi jn, Deviana hanya bisa menutup matanya. Orang-orang menjadi panik danri ke seg arah. Deviana berusaha menginjak rem kakinya dengan sekuat tenaga tetapi tidak ada perubahan. Pada saat ini, mobilnya mju kencang di sisi jn. Randika memperhatikan mobil polisi itu dengan penglihatan supernya, dia menyadari bahwa supir yang mengendarai mobil itu adh Deviana. Melihat wajah Deviana, Randika sepertinya paham apa yang th terjadi. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada mobilnya. Tidak mungkin Deviana yang memiliki rasa keadn yang tinggi itu menjadi g seperti itu. Pada saat ini, mobil Deviana sudah mju di sisi jn dengan kecepatan mencapai 50 km/jam. Pada saat ini, ada anak kecil yang tidak tahu apa-apa sedang bermain tanpa mengetahui ada mobil yang menuju arahnya. "Awas!" Ketika ibunya itu menyadari keributan yang sedang terjadi, otomatis dia segera beri ke arah anaknya. Orang-orang di sekitarnyangsung terkejut ketika menyadari apa yang th terjadi. Bukannya menolong, mereka segera beri menymatkan diri mereka masing-masing. Deviana sudah ketakutan, keringat dingin sudah membanjiri punggungnya. Dia berusaha mengubah jalur mobil tetapi semua itu percuma, mobilnya akan menabrak anak kecil itu! Deviana sudah pasrah. Kariernya sebagai seorang polisi sudah pasti berakhir jika dia menabrak dan membunuh anak kecil itu. Bukan hanya itu, dia juga akan dipenjara seumur hidup karena kejadian ini. "Lari!" "Oi nak,ri!" Akhirnya orang-orang yangri itu menyadari keberadaan anak kecil itu. Tetapi semuanya sudah tembat, posisi mereka sudah telu jauh danju ibu dari anak kecil itu terhambat oleh orang-orang yang berian. Mendengar peringatan dan melihat orang yang pada berian, anak tersebut dengan polosnya menoleh ke arah mobil yang sudah sangat dekat dengan dirinya. Bukannya beri, anak kecil itu menangis dan duduk di tanah! "Anakku!" Sang ibu sudah hampir pingsan di tengah kerumunan orang. Jarak antara anak kecil itu dengan mobil sudah tidak lebih dari 1 meter. Bisa dikatakan bahwa hidup anak kecil itu hanya tinggal hitungan detik. Deviana masih berusaha menginjak rem ataupun merubah jalur mobilnya, tetapi semua itu percuma. Melihat anak kecil itu duduk menangis, Deviana hanya bisa pasrah. Selesai sudah! Semuanya th selesai! Deviana sudah menutup matanya dan orang-orang sudah bersiap dengan hal terburuk. Namun pada saat ini, tiba-tiba ada seseorang berdiri di depan anak kecil itu! Randika berdiri dengan tegak di depan anak kecil yang menangis ini, dialu mengulurkan kedua tangannya ke depan. Apa yang orang itukukan? Orang-orang sudah kehabisan akal, percuma kamu mkukan itu karena kalian berdua akan terlindas! Deviana terkejut ketika menyadari sosok Randika muncul di hadapannya, tetapi semua itu sudah tembat. Mobil miliknya ini sudah bagaikan banteng yang siap menyeruduk apa pun yang menghnginya! "Tidak!!" Sang ibu sudah pingsan ketika melihat mobil itu sudah hendak menabrak Randika, orang-orang mi membantu si ibu dan sudah mengheningkan cipta atas jatuhnya sang anak. Semua orang sudah menganggap riwayat Randika sudah berakhir, tetapi sama sekali tidak ada suara apa pun. Eh? Apa yang terjadi? Semua orang menoleh ke arah Randika dan mata mereka terblak ketika melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Mustahil! Sepertinya tamparan di wajah masih tidak dapat menyadarkan mereka dari kelinglungannya. Karena mereka th melihat Randika yang berhasil menghentikanju mobil polisi itu dengan kedua tangannya! Benar, mereka tidak sh melihat. Roda mobil milik Deviana itu masih bergerak dan suara mesinnya makin keras. Randika sudah bagaikan gunung yang tidak dapat bergerak, dia berhasil menahan mobil polisi tersebut! Dan akhirnya seth diangkat sedikit oleh Randika, roda itu berhenti berputar dan mesinnya sedikit demi sedikit mi tenang. Semua orang menatap bingung ke arah Randika, apakah dia adh superhero? Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan sebuah truk, yang dihentikan oleh Randika tetah sebuah mobil. Mungkin jika mobil mogok masih masuk akal bisa mendorongnya tetapi menahannya ketika dm kecepatan tinggi? Apa orang itu masih manusia? Beberapa orang melihat Randika bagaikan hantu, atau jangan-jangan mereka sedang melihat syuting film? Memangnya sejak kapan ada mobil polisi berkendara seliar itu? Benar, ini pasti hanyh akting! Ibu yang pingsan tadi sudah sadar dan menangis ketika melihat anaknya baik-baik saja. Diangsung beri menuju anaknya dan melihat sosok Randika di depannya yang mengangkat mobil polisi itu dengan kedua tangannya. "Aku pasti sedang bermimpi." Ibu itu kembali pingsangi. Deviana yang ada di dm mobil sudah kehabisan kata-kata, dia sangat terkejut dengan keberadaan Randika. Sekarang, kedua mata mereka saling bertatapan. "Mungkin kamu ingin mematikan mobilnya." Kata Randika. Deviana yang sadar dari linglungnya itu segera mencabut kuncinya. Akhirnya kejadian ini berakhir tanpa menimbulkan korban jiwa. Orang-orang yang ada di sekitarnya sudah mi bertepuk tangan. "Orang itu kuat sekali!" "Pawan, orang itu pawan!" Beberapa perempuan menatap kagum Randika. "Apa kamu pikir dia adh superhero?" "Hahaha tenang saja, aku sudah merekam kejadian ini. Biarkan paraizen yang menentukannya." Semua orang menatap kagum pada Randika. Pada saat ini, ibu dari anak itu akhirnya tersadar kembali. Dialu menatap Randika dan mengatakan terima kasih. Randika hanya mmbaikan tangannya sambil tersenyum. Devianalu turun dari mobilnya, bajunya sudah basah oleh keringat. "Untung saja kamu datang, ku tidak bisa-bisa nyawa anak itu myang." Ibu itungsung memaki Deviana karena cara menyetirnya yang berbahaya. "Tenang ibu, tenang, ini bukan shnya. Semua hanya keckaan, jadi tolong ibu lupakan saja kejadian ini ya." Kata Randika. "Baih ku begitu, aku mkukan ini karena aku berhutang budi padamu. Tetapi aku ingatkan kamu sekaligi, polisi ada untuk menjaga dan mengamankan rakyat bukan mh membunuhnya." Lalu ibu itu menoleh ke arah Randika sambil tersenyum. "Bisa minta nomor teleponmu? Aku akan mengirimkan hadiah karena th menymatkan anakku." Seth berpamitan, akhirnya ibu itu membawa anaknya png ke rumah. Deviana tidak peduli dengan kata-kata ibu itu, dia masih penasaran dengan kejadian kali ini. Dia berusaha mengingat-ingat apa ada yang mencurigakan. "Aku kehngan kendali dan tidak bisa menginjak rem sama sekali." "Sebentar, aku pindahkan mobilmu ini dulu agar tidak menghngi jn." Lalu di bawah tatapan mata orang-orang, Randika dengan santainya menyeret mobil milik Deviana itu ke tempat parkiran mobil. Kejadian ini benar-benar menarik perhatian orang-orang! Js dia bukan manusia. "Pertama-tama, kamu harus menghubungi markasmu mengenai kejadian ini. Belumgi kita sudah membuat kemacetan gara-gara tiangmpu yang roboh itu." Kata Randika sambil menyeret mobil. Deviana mengangguk, dia sendiri hampir lupa dengan tiangmpu yang roboh di jn itu karena kejadian hampir menabrak anak kecil itu. Seth meletakan mobilnya, Randika kembali menghampiri Deviana. "Bagaimana?" Wajah Deviana terlihat serius sekali. "Aku sudah menghubungi markas dan mereka segera mengaturnya." Devianalu menatap mobilnya yang rusak itu. "Sepertinya mobil itu sudah tidakyak pakai, kenapa bisa mobil itu bisa lolos dari inspeksi?" Randika tidak mau terlibat mash internal seperti itu, dia segera merubah topik pembicaraan. "Terus kenapa kamu datang ke daerah sini? Jangan-jangan kamu mendaftar jadi murid di sini?" "Kamu kira aku bebas sepertimu? Aku datang ke sini karena ada kasus di universitas ini." Kata Deviana. Kasus? Randika penasaran, dan pada saat ini Deviana meneruskan ceritanya. "Toko emas di daerah sini tadi pagi th dirampok. Seth menyelidiki dan memeriksa kamera pengawas, kami menemukan bahwa sh satu tersangka adh murid di universitas Cendrawasih. Aku diutus dan menyamar ke tempat ini untuk menyelidikinya terlebih dahulu." Randika mengangguk. "Baih, aku akan menemanimu." Mereka berdualu berjn menuju gedung universitas. Pada saat ini, tiba-tiba Deviana berhenti berjn dan berlutut sambil memeriksa kakinya. "Kenapa?" Randika yang berjn di depanngsung berhenti dan menoleh ke arah Deviana, sepertinya kakinya keseleo. "Apa kakimu baik-baik saja?" "Jangan khawatir, aku baik-baik saja." Deviana berusaha menahan rasa sakitnya itu. Kakinya tadi terus-terusan menginjak rem sekuat tenaga, sepertinya adrenalin membuatnya tidak merasakannya waktu itu. "Tenang saja, aku akan menggendongmu." Randika tidak ragu-ragungsung menggendong Deviana dengan kedua tangannya. Deviana ingin melepaskan diri tetapi Randika tidak membiarkannya. "Sudah diam dan pasrah saja, ku tidak aku akan melemparmu." Kata Randika sambil tertawa. Deviana tidak memiliki kulit tebal seperti Randika, digendong seperti tuan puteri ini membuat dirinya malu apgi orang-orang memperhatikan mereka. Semua perempuan melihat Randika dan Deviana dengan tatapan penuh arti. Idaman para perempuan adh digendong seperti itu oleh pangeran berkuda putih merekalu mereka akan bertarung di atas ranjang! Ah. Mereka pasti sedang menuju kamar untuk berhubungan badan! Sma tidak ada pihak universitas yang tahu, para perempuan akan membawaki mereka ke kamar mereka dengan bebas. Mereka tidak perlu khawatir akan ada yang membeberkan mash ini, itu sudah seperti semacam peraturan tidak tertulis. Sedangkan untuk parakiki, mereka terpukau ketika melihat Deviana yang memakai baju casual itu. Benar-benar wanita cantik, kecantikannya setara dengan dosen cantik mereka! Tidak bisa untuk dipungkiri, beberapa orang menatap iri Randika yang menggendong mikat itu. Sepertinya mereka sedang menuju kamar mereka untuk mkukan hubungan badan. "Aku sudah menelepon beberapa siswa sekh ini. Sepertinya tersangka kita bernama Timmy dari fakultas ekonomi." Kata Deviana. Randika sendiri tidak mendengarnya dengan baik, dia sibuk menikmati paha Deviana yang dipegangnya dan dadanya yang menempel di perutnya. Mungkin hari ini dia akan memberi polisi cantik satu ini skor 80. Chapter 284: Polisi adalah Penegak Keadilan Chapter 284: Polisi adh Penegak Keadn Deviana sama sekali tidak tahu apa yang dipikirkan Randika, jika dia tahu mungkin dia sudah menamparnya. "Tunggu, bagaimana ku kita pergi ke tata usaha fakultas ekonomi dulu? Mungkin Timmy sedang ada ks dan kita bisa menangkapnya dengan cepat." Kata Deviana dengan wajah serius. Seth Deviana berhenti berbicara, dia menyadari bahwa Randika tersenyum sambil melihat ke samping. Penasaran, Deviana menoleh ke samping dan menyadari bahwa Randika sedang tersenyum pada seorang siswi muda, bahkan dia memberikan sebuah kiss bye! "Huh! Semuaki sama saja, kepnya hanya berisikan wanita." Kata Deviana sambil cemberut. Randikalu membs sambil tersenyum. "Tidak semuaki itu sama. Ambil contoh saja aku, mana ada di dunia ini sebaik dan setampan aku yang bahkan menolong teman polisinya dm sebuah kasus aktif? Atau kamu ini cemburu karena aku menggoda perempuanin?" "Kenapa kamu suka memutar balik kata-kataku!?" Deviana mi kbakan. "Hahahawan kita itu cuma bocah jahil, apa susahnya menangkapnya?" Kata Randika sambil tertawa. Deviana benar-benar marah, ketika dia hendak membuka mulutnya, tiba-tiba dia menutupnya kembali. "Dev, karena aku sudah janji untuk membantumu, aku akan menemanimu sampai kasus ini selesai. Tetapi kan tidak adarangan untuk aku menggoda perempuan sgi bersamamu kan?" Sma perjnan, Deviana kembali mengomeli Randika. Untungnya saja, mereka th tiba di tata usaha fakultas ekonomi. Seth mendapatkan informasi, mereka berdua akhirnya pergi menuju gedung milik fakultas ekonomi. Tidakma kemudian, keduanya th tiba di gedung. Deviana tidak bisa menahan malunya ketika para murid memperhatikan dirinya yang masih digendong Randika itu. Tentu mereka tidak tahu bahwa dia adh polisi, tetapi perhatian seperti ini membuat dirinya makin malu. Para mahasiswa ini geleng-geleng ketika melihat Randika dan Deviana, mereka pikir gedung sekh ini hotel apa? Sampai detik ini, Deviana belum pernah merasakan namanya pacaran. Meskipun dia dan Randika sudah melewati masa sulit bersama, mereka hanyh seorang teman. Sekarang seth digendong dan merasakan rasa aman yang tidak pernah dia rasakan, hatinya menjadi campur aduk. Ditambahgi tatapan para mahasiswa ini membuat Deviana makin malu, dia berkata dengan pn pada Randika. "Ran, tolong turunin aku." "Tidak bisa Dev, aku tidak ingin kamu terluka. Jika kakimu itu makin parah, bagaimana bisa kita berjn menuju pminan bersama?" Randika sengaja mengeraskan suaranya karena dia tahu bahwa Deviana malu dengan tatapan orang-orang. "Wah berani sekali pasangan itu!" Sukses besar! Orang-orang makin memperhatikan mereka berdua! Randika tidak bisa berhenti tertawa, dialu berbisik pada Deviana yang sudah tersipu malu. "Jangan khawatir, aku akan memastikan tersangkamu ini tertangkap. Jadi istirahah dan percayakan mash ini padaku." Tentu saja Randika bercanda, dia hanya ingin merasakan kelembutan paha Deviana ini lebihmagi! Tetapi, tatapan semua orang menjadi lebih intens sejak Randika dengan sengaja bercanda akan membawanya ke pminan. Hal ini membuat Deviana makin membtkan tekad. "Ran, turunkan aku!" "Tidak, ini adh tugasku untuk melindungimu." Randika sama sekali tidak ingin lepas dari paha empuk ini. "Aku hitung sampai tiga." Wajah Deviana benar-benar serius. "Percuma, aku tidak akan menurunkanmu." Wajah Randika juga tidak kh serius. Ketika hitungannya itu mencapai tiga, telinga Randika tiba-tiba digigit oleh Deviana! Itu bukan gigitan yang pn minkan dengan seluruh tenaga! Bajingan! Tentu saja, makian itu hanya diteriakan Randika di dm hatinya. Dia tidak akan pernah memaki seorang perempuan, dia adh jentelmen! Orang-orang yang melihat hal ini justru makin iri, mereka mengira Deviana sudah tidak sabar berhubungan badan dan mi menyerang telinga Randika. Ah. Cinta itu memang tidak kenal tempat. "Iya, iya, aku turunin kamu! Tolong hentikan!" Randika makin merasa telinganya itu hampir copot, dia dengan cepat menurunkan Deviana. Tetapi ketika kakinya itu menapak, Deviana tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya itu. "Tuh kan kubng apa, sini kugendonggi." Randika menggelengkan kepnya. Akhirnya keduanya sepakat bahwa Deviana akan berjn sambil bersandar di pundak Randika. Akhirnya kedua orang ini sampai di ruangan ks Timmy. "Serahkan penangkapan ini padaku, kamu sebaiknya duduk di sini." Kata Randika. "Maksudmu bagaimana? Hanya polisi yang memiliki hak untuk menangkap seseorang, kamu bukah sh satu dari kita." Randikalu menjawab. "Ku begitu, bagaimana ku hari ini mewakilkan dirimu? Atau kamu ingin aku membawa orang itu ke sini dan kamu tinggal menangkapnya?" Deviana berpikir sebentar, sejujurnya dia ingin menangkap Timmy dengan kedua tangannya. Namun ketika dia berusaha berdiri kembali, kaki kanannya itu terasa sakit. "Sudah jangan memaksakan diri begitu." Kata Randika. Deviana akhirnya menyerah dan mengh napasnya. "Ku begitu aku serahkan orang itu padamu, tetapi jangan buat dia babak belur dan menambah mashku." "Hahaha sejak kapan memangnya aku membuat mash untukmu?" Randika kemudian mengambil borgol milik Deviana dan berjn masuk ke dm ruangan sambil tersenyum, akhirnya dia bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi polisi. Melihat sosok Randika yang masuk ke dm ruangan, Deviana mengerutkan dahinya. Dia berdoa agar Randika tidak mengacaukan penangkapan ini. Seth memperhatikan sekelilingnya, Randika menyadari bahwa Timmy duduk di barisan paling bkang dan sedang memainkan HP miliknya. "Tim, mm ini mau minum-minum?" Teman di sampingnya Timmy mengajaknya berbicara. "Aku dengar nanti banyak perempuan cantiknya lho." Timmylu mengangkat kepnya dan memperlihatkan wajahnya. Wajahnya benar-benar bengis dan jahat, sepertinya dia adh preman sekh ini. Semua orang tahu akan hal ini tetapi mereka memilih menjauhinya karena mereka takut berurusan dengan Timmy. "Aku ada urusan mm nanti, pergh tanpa aku." Kata Timmy sambil memainkan kalungnya. Pagi tadi dia mengambil kalung emas itu dan belum menjualnya. Ini bukah aksi pertamanya, hanya saja ini pertama kalinya dia mkukannya di dekat sekhnya. Pada saat ini, seorang pria tampak celingak-celinguk di pintu ruangan. Semua orang terkejut ketika Randika berdiri di atas meja dosen. Ks belum dimi dan murid-murid ini semuanya masih ribut dan bermain HP, tetapi mereka segera menghentikan kerjaan mereka ketika melihat Randika yang mendadak naik ke atas meja itu. Randikalu berteriak dengan keras. "Apa ada yang bernama Timmy di ks ini? Aku mencari orang yang bernama Timmy." Semua orangngsung menatap satu samain, mereka sangat bingung dengan tindakan Randika ini. "Siapa orang itu?" "Orang g mungkin." "Aku dengar geng miliknya Timmy tawuran dengan beberapa preman minggulu, apa orang itu datang untuk bs dendam?" "Kenapa berandn seperti itu satu ks sama kita? Kita jadi kena imbasnya." Semua orang mi berdiskusi, hanya beberapa orang yang berani menatap Timmy yang duduk di barisan bkang. Akhirnya Randika menemukan Timmy, dia kemudian berjn menghampirinya. "Ada apa ya?" Namun, tiba-tiba, ada perempuan berkacamata tebal yang berdiri mencegat Randika. Seth memperhatikan satu samain, Randika merasa bahwa perempuan ini adh ketua ks dari ks ini. Randika tersenyum, sepertinya dia perlu menjskan kenapa dia datang ke ks ini. "Aku berasal dari kepolisian kota Cendrawasih, kalian bisa memanggilku pak Randika." Randikalu mengeluarkan borgolnya dan tersenyum. Kali ini, semua orang terkejut kembali. Polisi? Semua mata sekarang tertuju pada Timmy, apakah dia mkukan kejahatan? Hati Timmy mengepal, dia tidak menyangka polisi akan datang ke sini secepat ini. Dia awalnya ingin menjual kalung yang dipakainya itu untuk membayar utang, sepertinya rencananya tidak berjn semulus itu. Kali ini dia benar-benar tamat. Randika menghampiri Timmy dan berdiri di hadapannya, Timmy berusaha terlihat cuek. Dia masih sibuk memainkan HPnya. "Ikuh denganku, ada yang ingin kutanyakan." Randika menatap tajam Timmy, dia tahu bahwa bocah ini pura-pura tidak melihat dirinya. "Apa kegiatanmu tadi pagi?" Tanya Randika. "Tidur." Jawab Timmy dengan dingin. "Kamu tidak pergi merampok toko emas?" Tanya Randika sekaligi. "Hah? Buat apa aku mkukan hal itu?" Timmy tetap berusaha terlihat tenang. "Jadi kalung emas yang ada di lehermu itu bukan hasil merampok?" "Bicara apa kau pak tua?" Timmy tiba-tiba berdiri dan membanting mejanya. Sosok tinggi besar segera membayangi Randika. Tinggi Randika hanya 170 cm, sedangkan Timmy lebih dari 180 cm! Tetapi tinggi bukah faktor yang menentukan hasil pertarungan. "G, Timmy mau memukulnya?" "Mana mungkin, orang itu polisi tahu!" Orang-orang mi khawatir, meskipun orang itu polisi, dia hanya sendirian dan dia terlihat lemah. Timmy dapat menghajarnya dengan mudah ku dia mau. Randika mengh napas di hatinya, dia sendiri tidak ingin menarik perhatian banyak orang. Timmy menatap tajam Randika dan berkata dengan nada dingin. "Aku tidak peduli kamu polisi atau siapa, jangan ikut campur dengan urusanku." "Jadi apakah kamu pagi tadi merampok toko emas itu?" Tanya Randika dengan santai. "Bukan urusanmu!" Timmy sudah muak dan hendak pergi meninggalkan ks, tetapi dia dicegat oleh Randika. "Minggir!" Bentak Timmy. "Aku tidak mau berurusan dengan polisi yang asal menuduh tanpa bukti, kalian hanya butuh kambing hitam untuk dishkan." Sepertinya menonton film seri Amerika membantu Timmy sedikit, dia tahu bahwa dia tidak dapat disentuh kecuali ada bukti yang kuat. Randika berusaha menenangkan dirinya, jika bukan karena janjinya pada Deviana, dia mungkin sudah menampar bocah tidak tahu diri ini. "Kami mempunyai bukti." Kata Randika sambil memaksakan diri untuk tersenyum. "Kami th memeriksa kamera keamanan dari toko dan berhasil menemukan kecocokan wajah. Oleh karena itu kami ingin meminta keterangan darimu." Kamera? Wajah Timmyngsung menjadi pucat pasi, hal iningsung menarik perhatian Randika. Sepertinya gertakannya berhasil, pkunya adh Timmy! "Aku tidak peduli dengan penjsanmu, pagi tadi aku masih tidur di kamarku. Sekarang cepat minggir atau kupatahkan kakimu." Kata Timmy dengan nada serius, sementara murid-murid yangin sudah menahan napas mereka. Reputasi Timmy sebagai berandn sudah melegenda di universitas ini. Dia benar-benar jago berkhi, terlebihgiwannya kali ini terlihat lemah. "Maaf tapi kamu tidak bisa mwan, kamu harus ikut aku ke kantor polisi." Randika menggelengkan kepnya. Timmy sudah muak, dia berteriak. "Mati kau!" Pada saat yang sama, tinju Timmy sudah myang ke wajah Randika. Tetapi, Randika dengan mudahnya menangkap kepn tinju berandn satu ini. Timmy benar-benar terkejut, dia berusaha melepaskan diri tetapi tangannya sama sekali tidak bisa bergerak. "Bukankah kalian diajari sejak kecil bahwa polisi adh penegak keadn?" Kata Randika sambil tersenyum, detik berikutnya dia mengangkat Timmy hanya dengan satu tangan. Kemudian di bawah tatapan semua orang, Randika melemparnya. Semua orangngsung terkejut bukan main! Chapter 285: Menagih Janji Chapter 285: Menagih Janji Timmy membenturntai dengan keras, sedangkan mata mahasiswa-mahasiswainnya sudah terblak melihat berandn sekh mereka terlempar begitu mudah. Polisi kerempeng itu ternyata sekuat itu? Memangnya orang bisa mengangkat dan melempar orang dengan satu tangan? Di saat yangin masih terkejut, Randika mengh napas. Sepertinya dia sedikit keteluan melempar bocah itu. Tetapi shnya dia tidak mau bekerja sama dengan dirinya, jadi jangan shkan dirinya ketika dia memakai sedikit kekerasan. Sedangkan janjinya pada Deviana sebelumnya, sepertinya dia harus membuat suatu san yang cukup bagus. Lagip, Deviana tidak ada di tempat ini jadi Deviana hanya bisa percaya dengan apa yang diceritakannya. Melihat Randika yang berjn menghampiri Timmy, si ketua ks mendadak berdiri dan berkata pada Randika. "Jika kau benar-benar polisi, kau tidak bisa menyakiti orang tanpa san yang js." Randika tidak menjawab, mahasiswa yangin mi mendukung si ketua ks. "Benar! Jangan mentang-mentang punya kuasa kau bisa bertindak seenaknya." Randika mengh napasnya dan tetap berjn menuju Timmy. Timmy berusaha berdiri dan kabur tetapi dia berhasil ditangkap sebelum bisa mkukannya. "Lepaskan aku!" Kata Timmy dengan wajah dingin. "Melepasmu?" Randika tertawa, di tangan kanannya sudah terdapat kalung emas. "Ini barang yang kau curi tadi pagi? Sekarang aku sudah mempunyai buktinya, kau tidak bisa mengkgi." Kata Randika. Ketika orang-orang masih sibuk berkomentar, mereka semua melihat kalung emas yang dipegang oleh Randika. Sekarang mereka percaya bahwa Timmy adh seorang pencuri. "G, Timmy sekarang berani mencuri?" "Sepertinya takdir berandn memang menjadi penjahat." "Sssttt jangan sampai kedengaran, bisa-bisa kita terlibat nanti." Sedangkan Timmy masih berusaha melepaskan diri dan meronta-ronta. "Kalung? Buktimu hanya kalung itu? Kau tidak bisa membuktikan bahwa aku mencuri kalung itu, jangan menjebak orang yang tidak bersh!" "Ku kau tidak sh berarti kau tidak perlu takut." Randika menggelengkan kepnya. Sepertinya sma dia masih bernapas, bocah ini akan terus mwan. Melihat fokus Randika teralihkan, Timmy segera melepaskan diri dan beri keluar dari ruangan ks. Namun, kakinya yang beri itu tiba-tiba tertangkap dan dia terlempargi. Benturan yang keras membuatnya kesakitan. "Kamu memiliki hak untuk tetap diam dan apa pun yang kau katakan dapat digunakan di pengadn. Kau memiliki hak untuk berbicara dengan pengacara untuk meminta nasihat sebelum kami mengajukan pertanyaan apa pun kepadamu. Kau memiliki hak untuk didampingi pengacara sma interogasi. Jika tidak mampu menyewa pengacara, seseorang akan ditunjuk untukmu sebelum kau ditanyai jika mau." Kata Randika sambil memborgol Timmy. Akhirnya kata-kata yang dia hafalkan dari film bisa dia pakai, ternyata menjadi polisi asyik juga! Semuanya sudah berdiskusi satu samain ketika Randika dan Timmy berjn keluar dari ruangan. Tiba-tiba, Randika menoleh ke bkang dan berkata sambil tersenyum. "Tolong jangan berbuat kejahatan, kalian pasti tidak ingin bernasib sama dengan temanmu ini." Ketika Randika menutup pintu, seisi ruangan menjadi heboh. Semua murid meluapkan pendapat mereka masing-masing. Kejadian ini benar-benar telu mendadak, mereka tidak menyangka bahwa sh satu dari mereka adh penjahat. Kejadian iningsung merekaporkan pada pihak sekh. Dengan tangan diborgol di bkang, Timmy berjn di bawah pengawn Randika. Timmy benar-benar linglung, kenapa dia yang lebih besar dan berotot bisa kh dengan orang yang kelihatan lemah ini. Dm hatinya, Deviana senang ketika melihat sosok Randika. "Seperti yang kujanjikan padamu, ini tersangkanya dan ini barang buktinya." Randika menunjukkan kalung emasnya. Deviana mengangguk dan berdiri. "Bagaimana kakimu?" Tanya Randika. "Yah setidaknya sekarang aku bisa berjngi." Devianalu berusaha menghampiri Timmy tetapi kakinya masih tidak mampu menahan berat badannya dan dia pun terjatuh. Tetapi, dia jatuh di pelukan hangat seseorang. "Kenapa kamu memaksakan diri?" Randika benar-benar tidak habis pikir. "Kamu harus menyayangi dirimu sendiri, sudah biarkan aku membawa orang ini ke kantormu." Tangan kiri Randika masih menahan Timmy sedangkan yang kanan menopang Deviana, Timmy melihat hal ini sebagai kesempatan untuk kabur. Lalu dia memutuskan bahwa sekarang adh waktu yang tepat untuk kabur. Ketika dia hendakri, kakinya itu tersandung dan dia membenturntai dengan keras. "Jangan kira kau bisa kabur, sma aku masih bernapas, kau tidak akan bisa kabur." Kata Randika dengan wajah serius. Lalu sambil membantu Deviana berjn, ketiga orang ini berjn menuju pintu keluar. Di luar gedung universitas, mobil Deviana sudah tidakyak pakai. Namun, Deviana sudah mengabari markas dan meminta bantuan untuk membantunya membawa tahanan ke kantor polisi. Tetapi, bantuan itu belum tiba dan Randika sudah tidak sabar. Randikalu memanggil taksi dan berangkat menuju kantor polisi. Sesampainya di sana, Timmy diproses oleh bawahan Deviana. Meskipun sudah lepas dari cengkeraman maut Randika, Timmy sudah tidak berusaha kaburgi. Sekarang dia dikawal oleh 2 polisi dan dimasukan ke sel penjara sementara. Di sisiin, Deviana mengh napas lega ketika melihat Timmy sudah berada di balik jeruji. Dengan ini kasus pencurian ini berakhir dengan sempurna. Randika tidak tinggalma di kantor polisi. Menurut aturan, dia harus membuat keterangan dan dia sama sekali tidak ingin terlibat mash ini lebih jauhgi. Lagip, dia hanya berniat membantu Deviana. "Aku akan mengantarmu keluar." Kata Deviana sambil menuntun Randika keluar. "Terima kasih untuk bantuanmu kali ini." Kata Deviana sambil tersenyum. Randika benar-benar penolongnya, banyak kasus th terselesaikan berkat bantuan Randika. Terakhir kali adh kasus perempuan yang ingin loncat dari gedung tinggi. Jika bukan karena bantuan Randika, mash itu akan semakin rumit. Hari ini, jika Randika tidak menghentikan mobilnya, sudah dipastikan bahwa dirinya th membunuh seorang anak kecil. Sepertinya Randika adh bintang keberuntungannya. "Dev, apa kamu sudah lupa dengan perjanjian kita?" Kata Randika sambil tersenyum. Wajah Deviana sudah merah ketika mendengar kata-kata tersebut. Perjanjian mereka mengenai hadiah yang didapatkan Randika sudah mereka bahas sebelumnya, sma ini Deviana sudah berkali-kali mengakalinya. "Hmm memangnya aku tadi meminta bantuanmu?" Deviana memalingkan wajahnya. "Bukannya kamu meminta tolong padaku?" Randika tersenyum. Perempuan ini benar-benar licik, dia sudah membantunya berkali-kali dan dia masih berusaha mengk? "Ku begitu mana buktinya?" Deviana tersenyum dan berjn meninggalkan Randika. "Lain kali aku akan membs kebaikanmu tadi, sekarang aku ada urusan jadi aku masuk dulu." Randika tidak sabar menunggu hadiahnya itu, tiba-tiba dia punya sebuah ide brilian. "Hei, bukankah orang itu sedang dirampok." Katanya sambil melihat ke arah kejauhan. Perampokan? Devianangsung menoleh dan dia tidak dapat menemukan apa-apa. Ketika dia ingin bertanya pada Randika, Randika sudah mengunci bibirnya dengan bibirnya. Deviana sama sekali tidak mempunyai waktu untuk bereaksi. Seth 3 detik, Devianangsung mendorong Randika. ".." Deviana kehabisan kata-kata. Tetapi ketika dirinya melihat senyuman Randika, dia hanya bisa tersipu malu. Sepertinya dia sudah terbiasa dengan tindakan Randika yang satu ini. Chapter 286: Ramalan Kakek Keempat Chapter 286: Ramn Kakek Keempat Tetapi meskipun sudah terbiasa, tindakan paksa seperti ini tetah tidak baik. Devianangsung mengomeli Randika sembari memukulnya pn. Randika tertawa, dia tidak menyangka bahwa Deviana akan tertipu begitu mudah. Deviana sudah tidak peduligi, dia berniat untuk masuk ke kantornya. Tetapi dia melihat Randika menjti bibirnya sendiri, seakan-akan sedang menikmati sensasi yang dia rasakan tadi. Wajah Deviana segera menjadi merah. Menghentakan kakinya, dia berjn masuk ke dm gedung kantornya. Hasil akhir ini sudah diperkirakan oleh Randika, tetapi dia merasa ada sesuatu yang sh. Mengingat sifat Deviana, bukankah seharusnya dia sudah ditampar atau dicaci maki? Ketika Randika hendak pergi, dia menemukan sosok kaki cantik tidak jauh darinya. Ketika dia masih mengagumi kaki tersebut, tiba-tiba ada suara. "Kak Randika." Randika mengangkat kepnya dan ternyata pemilik kaki itu adh Safira! "Saf, benar-benar kebetn!" Randikalu menghampiri adiknya itu. "Kenapa kamu ada di sini?" "Aku ada urusan sama kantor polisi ini, tetapi aku tidak menyangka bisa bertemu dengan kak Randika di sini." Safira benar-benar senang, dia tidak menyangka akan bertemu dengan kakak tersayangnya. Melihat senyuman manis itu, Randika tidak bisa menahan dirinya untuk tidak membi pipinya. "Omong-omong kak, kapan hari aku png ke gunung dan kakek ketiga memberikanku ini untukmu." Safira mengeluarkan sebuah kotak. Randika membukanya dan ternyata itu adh sebuah pil obat berwarna putih. "Awalnya kakek ingin memberikanmu sebelum mereka berangkat tetapi tidak sempatlu dia meminta tolong padaku." Randika menatap obat itu, benar-benar tidak ada spesialnya. Tetapi dia tahu bahwa obat racikan kakeknya itu tidak bisa dini dari sampulnya saja. "Kata kakek ketiga obat ini adh obat terbarunya khusus untukmu." Kata Safira. Randikalu mengambil satu dan meminumnya. Ketika obat itu masuk ke dm tubuhnya, sebuah energi halus mi menyebar ke dm tubuh Randika. Di sepanjang jn, energi itu melewati saraf, otot dan pembuluh darahnyalu beristirahat di setiap organ dmnya. "Obat apa ini?" Randika mi khawatir kenapa kakeknya itu tiba-tiba memberikannya obat baru padanya. Obatnya sebelumnya masih belum habis dan dia sama sekali tidak mendapatkan kabar mengenai obat ini. Pasti ada gambaran besar yang tidak bisa dilihatnya. "Aku sendiri juga tidak tahu." Safira terlihat bingung. "Aku sendiri juga kaget ketika kakek ingin aku png waktu itu. Seth meracik obat itu, merekangsung pergi ke reruntuhan dan mempercayakan aku obat ini untuk memberikannya pada kak Randika." "Mungkin ini ada kaitannya dengan kakek keempat. Kata kakek, dia sempat meramalkan masa depan kak Randika dan hasilnya mengatakan bahwa akan ada bahaya besar yang mengintai. Sepertinya obat ini adh senjata buat kak Randika untuk menghadapi bahaya itu." Ketika mendengar kata-kata Safira, hati Randika mengepal. Ramn kakek keempat membuatnya sedikit ketakutan, memangnya bahaya yang seperti apa yang akan menimpa dirinya? Kemampuan ramn kakek keempatnya patut diacungi jempol, dia belum pernah mendengar bahwa ada ramn kakeknya yang pernah meleset. Dan sekarang seth mendengar ramn kakeknya itu, Randika harus siap terhadap bahaya apa pun. Namun pertanyaan terbesarnya adh bahaya apa itu? Mash ini sampai membawa kakek ketiganya yang terkenal dingin itu membuatkan dirinya obat baru untuk menghadapi bahaya tersebut. Kerutan di dahi Randika makin besar, dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan mash ini dari benaknya. Seharusnya tidak ada ancaman besar yang bisa mengancam dirinya. Shadow sudah mati, Bn Kegpan sudah kabur ke Amerika dan tidak mempunyai kekuatan untuk mwannya. Randika sama sekali tidak kepikiran pihak mana yang bisa mengancamnya. Yang paling membuatnya khawatir adh para kakeknya itu tidak bisa menolongnya, mereka sedang bekerja. "Kak Randika tidak perlu khawatir. Kakek keempat juga menyampaikan bahwa mash ini tidak sebesar yang kakak kira." Safira memahami apa yang ada di benaknya Randika. Hati Randikangsung terasa lega, ku kakeknya berkata seperti itu berarti artinya benar. "Omong-omong urusan apa yang membuatmu sampai ke sini?" Randikangsung membuang kekhawatirannya itu dan mengalihkan topik pembicaraan. "Arwah Garuda baru saja menangkap teroris jadi kami sedang membicarakan prosedur penyerahan tersangka." Kata Safira sambil tersenyum, tetapi wajahnya tiba-tiba terlihat sedih. "Kak, akhir-akhir ini aku sangat sibuk dan aku sangat merindukanmu." "Saf, jangan sedih begitu. Ku kamu rindu tinggal telepon aku, aku akan datang ke tempatmu." Kata Randika sambil tertawa. "Benarkah?" Wajah Safirangsung bersinar. "Tentu saja, ngapain aku bohong?" Randikalu membi pipi Safira. "Ketika waktunya kita menikah nanti, kita akan bersama smanya." Wajah Safira benar-benar merah, tatapan matanya penuh dengan ekspetasi. Dia dan Randika sudah berjanji menikah sejak kecil dan para kakeknya itu sudah merestui hubungan mereka. "Ku begitu apa boleh buat, aku akan menjadi istri kak Randika nanti." Kata Safira sambil menundukan kepnya. Randikalu mengangkat kep Safira dan berbisik di telinganya. "Saf, sebelum kita menikah sepertinya kamu harus memakan buah pepaya lebih banyak." Wajah Safira terlihat bingung. "Kak, apa hubungannya dengan makan buah pepaya dan menikah?" "Karena." Randika kembali berbisik di telinga Safira. "Aku ingin tubuhmu itu lebih montokgi." Kali ini wajah Safira benar-benar lebih merah, diangsung menoleh ke arah dadanya. Sepertinya aset miliknya itu telu kecil. "Hahaha aku bercanda." Randikalu membi rambut Safira. "Aku tidak peduli dengan gumpn lemak di dada, yang aku inginkan hanyh kamu." Apakah kata-kata Randika itu benar? Tentu saja tidak! Mimpi seorang lki adh dada! Kriteria pertama seorang pria ketika dirinya memilih pasangan adh dada yang besar! Kriteria kedua adh dada yang besar! Kriteria ketiga adh dada yang besar! Ini menunjukan bahwa dada besar adh impian para lki. Tetapi tentu saja, jika wajahmu jelek dan tidak punya uang maka jangan harap bisa mendapatkan perempuan cantik berdada besar. Namun, dada Safira itu tidak kecil tetapi juga tidak telu besar. Bisa dikatakan bahwa dadanya itu normal. Medium is premium! Ketika rambutnya dibi, wajah Safira menunjukan dirinya seh-h sedang myang. Sma di Arwah Garuda dia slu bersikap dingin dan tegas, tetapi di hadapan Randika dia seperti menjadi seorang gadis yang tidak tahan apab dipekukan lembut. "Ku begitu kembalh bekerja, maaf aku sudah mengganggu waktumu. Nanti ku kamu tidak sibuk, bagaimana ku kita pergi berkencan?" Safira mengangguk. "Ku begitu aku pergi dulu ya kak. Kak Randika sendiri harus hati-hati." "Hahaha, sejak kapan ada orang yang berani mwan kakakmu ini?" Randikalu mencubit pipi Safira. Ketika Safira kembali masuk ke dm gedung, Randika berjn menuju rumah. Hari ini penuh dengan kejutan, pertama dia dipaksa ke rumah Christina oleh ibunya dan dia juga membantu Deviana menangkap penjahat. Waktu memang tidak kenal ampun, ketika dia melihat jam, waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Ketika Randika berjn menuju rumah, dia tiba-tiba menyadari ada sesosok perempuan yang dia kenal hendak masuk ke kantor polisi. Randika benar-benar terkejut, bukankah itu perempuan muda yang menyuruhnya waspada di kasino? Dia juga sempat berkhi dengan pengawal perempuannya itu. Pengawalnya Elizabeth yang bernama Nancy itu sama dinginnya dengan majikannya, keduanya bisa membuat merinding siapapun yang menoleh ke arahnya. Elizabeth sendiri terkejut ketika melihat sosok Randika, dialu berkata dengan nada dingin. "Kamu belum mati?" Chapter 287: Keajaiban pada Hannah Chapter 287: Keajaiban pada Hannah "Kamu belum mati?" Mendengar kata-kata tersebut, Randika hampir muntah darah. Mereka hampir tidak mengenal satu samain dan kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adh menanyakan dirinya belum mati? Apa orang tuanya tidak pernah mengajarinya sopan santun? Tentu saja aku belum mati, ku aku mati pasti dunia ini sudah ikut mati bersamaku. Randika benar-benar jengkel dengan kata-kata perempuan satu itu, ku saja dia bukan anak kecil mungkin dia sudah menghajarnya. Elizabeth menatap tajam Randika. "Sepertinya mereka belum bergerak, tetapi sepertinya nyawamu sebentargi akan hng." Hmm? Apanya yang belum bergerak? Randika mengerutkan dahinya dan Elizabeth sudah tidak ingin berbicaragi. Seth itu Elizabeth berjn masuk ke dm gedung kantor kepolisian Cendrawasih. "Tunggu!" Randika beri menuju Elizabeth. "Apa maksud kata-katamu tadi?" Elizabeth berhenti berjn dan membsnya dengan dingin. "Semuanya hanyh mash waktu, kau akan segera mengerti kata-kataku tadi." Kenapa dia sok misterius? "Jangan pura-pura misterius seperti itu." Wajah Randika menjadi serius. "Siapa yang belum bergerak?" Elizabeth tidak menjawab, dialu menggelengkan kepnya secara pehan. "Kamu benar-benar tidak tahu apa-apa? Kamu hanya membuang waktuku, enyah dan jangan mengganggukugi." Seth berkata seperti itu, Elizabeth berjn melewati Randika. Randikangsung menjadi marah. "Jskan padaku atau aku akan membunuhmu!" "Saranku tetap sama, berhati-hath dan cobh untuk bertahan hidup." Kata Elizabeth dengan wajah dingin. Bersama dengan Nancy dialu masuk ke dm gedung. Ketika melihat sosok Elizabeth yang pergi, Randika sedikit merinding. Hari ini dia menerima sesuatu yang tidak biasa mi dari peringatan dari Elizabeth, obat dari kakeknya, ramn kakeknya, otak Randika berputar keras mengenai bahaya apa yang mengintai dirinya. Bukan sebuah kebetn dirinya bertemu dengan Elizabeth, mungkin ini adh peringatan terakhir buat dirinya. Tetapi pertanyaannya masih tetap sama, bahaya apa yang mengancam dirinya? Sambil mengerutkan dahinya, Randika terus berpikir sambil terus berjn. Sekarang tujuan pertamanya adh rumah sakit di mana Hannah berada. Hannah masih belum diperbolehkan keluar dari rumah sakit, dia sendiri belum pernah mengunjunginya. Terlebih, Inggrid tidak mengetahui hal ini dan jika Randika tidak mengunjunginya, bisa-bisa dia menerima serangan bs dendam dari Hannah saat dia keluar dari rumah sakit nanti. Randikalu berjn menuju kantin terlebih dahulu untuk membeli cemn. Ketika Randika berada di kantin, terdengar suara heboh di dm ruangan Hannah. "Ibu Ipah, aku ingin png! Cepat urusin berkas-berkasnya biar aku bisa png." "Nak, kata dokter kan kamu belum sembuh. Nanti bagaimana ku kamu ada apa-apa?" Kata Ibu Ipah yang duduk di samping tempat tidur. "Aku sudah sehat, coba ibu panggil dokternya. Aku sudah bosan tiduran terus." Hannah benar-benar ingin png. Pada saat ini, pasien yang ada di samping Hannah tiba-tiba berkata padanya. "Maaf ku aku sempat menguping, tetapi kata ibu ini benar. Ku kamu buru-buru ingin keluarlu penyakitmu tambah parah bagaimana?" "Suamiku benar, coba kamu tahan dulu ya. Mungkin memang membosankan di tempat ini tetapi coba pikirkan perasaan orang-orang yang kamu sayang, mereka juga ingin kamu cepat keluar dm keadaan sehat." Istri si pasien itu menambahkan. Ibu Ipah tidak ikut menambahkan, dia hanya mengh napas. Dia sudah mengerti kondisi Hannah dari dokter sebelumnya. Hannah memang dari luar terlihat baik-baik saja, tetapi luka internalnya masih belum sembuh. Jika Hannah ingin keluar dan mengmi pendarahan, maka nyawanya bisa terancam. Mendengar nasihat kedua pasangan itu, jiwa pemberontak Hannah bergejk. "Siapa bng aku masih sakit?" "Bagaimana ku kamu bertanyagi saja doktermu?" Sebagai orang dewasa, pasangan di sebhnya itu berusaha tidak marah dengan sifat Hannah. "Bersabah, semua orang juga ingin cepat sembuh sepertimu." Melihat semua orang berusaha mencegahnya, Hannah semakin jengkel dan berkata pada Ibu Ipah. "Ibu, aku hari ini pokoknya harus keluar. Panggilkan dokternya untuk memeriksaku." Ibu Ipah hanya bisa berdiri tanpa daya. Bagaimanapun juga, Hannah adh majikannya dan dia harus menurutinya. Pada saat ini, Randika masuk ke dm ruangan sambil tersenyum dan menaruh cemn yang dia beli di kantin. "Han, bagaimana kondisimu?" Mendengar suara familier itu, Ibu Ipahngsung menyapa. "Nak Randika!" Hannah melihat Randika dan mendengus dingin. Sambil memalingkan wajahnya, dia berkata padanya. "Huh,ma sekali untuk kakak datang ke sini. Pasti kak Randika sudah lupa sama aku kan." Randika menggaruk kepnya dan terlihat malu. Dia akhir-akhir ini sibuk dan tidak punya waktu untuk mengunjungi Hannah. "Han, yang penting kan aku sudah ada di sini." Seth Randika mengantar Hannah ke rumah sakit, diangsung berusaha mencari Shadow. Kemudian dia menghabiskan beberapa hari berdua bersama Inggrid untuk menghngkan kenangan buruk yang dimiliki istrinya itu. Dia benar-benar melupakan keberadaan Hannah. Hannah tersenyum dan masih pura-pura marah. "Kak, hari ini aku akan keluar dari rumah sakit. Aku bisa g ku harus menghabiskan satu harigi di kamar ini." "Nak, luka di tubuh Hannah masih belum sembuh total. Dokter mengatakan padaku ku nona perlu menginap 10 sampai 20 harigi untuk sembuh total." Ibu Ipah berbisik pada Randika. Mendengarkan penjsan Ibu Ipah, Randika sedikit menghembuskan napas lega. Setidaknya nyawa Hannah tidak terancam sama sekali, tetapi luka internal memang tidak bisa dihindari. Tetapi penyakit seperti ini memang membutuhkan waktu, mungkin bagi orang bersemangat seperti Hannah, hal ini benar-benar membosankan. Pada saat ini, pasien yang menasihati Hannah tadi berkata pada Randika. "Anak ini benar-benar tidak mau diomongi, nanti ku tambah parah bagaimana?" Hannah merasa tersinggung. "ngigi kata-katamu." "Suamiku berkata seperti itu karena dia peduli denganmu, jangan membuat kami marah." Istri si pasien angkat bicara. Merasa terpojok, Hannah meskan air mata dan berkata pada Randika. "Kak, aku tidak mau tinggal di tempat ini lebihmagi. Aku ingin png!" "Sudah, sudah, aku akan membawamu keluar hari ini." Hati Randika terasa sakit ketika melihat air mata itu. Lagip, Hannah sampai terbaring di tempat ini karena dirinya dan dia sekarang menderita sampai menangis seperti itu. Bagaimana mungkin hati Randika sanggup melihatnya? "Nak, dokter mrang Hannah untuk beraktivitas berat atau nanti luka internalnya itu akan semakin parah." Kata Ibu Ipah. "Apa yang dikatakannya benar, memang terlihat kejam tetapi ini juga demi kebaikannya." Kata pasien di sampingnya Hannah itu. Randika mengerutkan dahinya, kenapa semua orang suka berkomentar? "Kalian memangnya dokter? Kenapa kalian daritadi menghakimi adikku ini?" Wajah Randika terlihat jengkel, dialu menoleh ke arah pasien tersebut. "Sebaiknya kamu urus dirimu sendiri baru mengkhawatirkan orangin." Mendengar hal ini, pasangan itu sudah tidak peduligi dengan Hannah dan Randika. Mereka dengan keras menutup tirai. "Nak Randika" Ibu Ipah menatap Randika dengan wajah cemas. san dirinya tidak membiarkan Hannah keluar adh nona mudanya ini pastingsung ingin bermain dan beraktivitas banyak hal ketika keluar nanti, hal ini benar-benar drang keras oleh dokter. "Ibu tidak usah khawatir." Kata Randika sambil tersenyum dan mengeluarkan tabung reaksi berisikan darah boneka ginseng dari balik bajunya. Tetesan darah ini diberikan oleh boneka ginseng ketika dirinya menangkapnya di rumah, sma ini Randika belum pernah menggunakannya. Kali ini dia berniat untuk memberikannya pada Hannah. Darah boneka ginseng bisa membuat nenek dari Viona sembuh kembali dan menjadi lebih muda beberapa tahun. Seharusnya darah ini bisa menyembuhkan luka internal yang dimi oleh Hannah. "Han, minuh ini." Randika memberikan darah boneka ginseng yang berupa manik-manik itu pada Hannah. Wajah Hannah terlihat bingung dan ragu-ragu. "Percayh padaku, seth kamu meminumnya kamu bisa keluar dari tempat ini." Kata Randika. Mendengar kata ''keluar'' mata Hannahngsung bersinar. Dia sudah berhari-hari tinggal di tempat membosankan ini jadi dia tidak ragu meminumnya. Ketika masuk ke dm tubuhnya, energi yang terkandung di darah boneka ginseng itungsung menyatu dengan darah dan memasuki organ dm Hannah. Tanpa merasakan rasa sakit, energi itu bekerja dengan cepat dan efektif. Rona wajah Hannah semakin membaik dan tubuh lemasnya itu segera bertenaga kembali. Bisa dikatakan bahwa ketika darah boneka ginseng itu masuk ke dm tubuhnya, Hannahngsung merasakan manfaatnya. "Kak, apa dengan ini aku boleh png?" Hannah benar-benar merasa tubuhnya ringan. Randika tersenyum, dialu memeriksa denyut nadi Hannah. Menurut pengamatannya, luka internal Hannah sudah sembuh total dan tidak akan membawa bahaya ke depannya. "Tentu saja." Randika mengusap-usap kep Hannah. "Yei! Kakak memang terbaik." Hannah tertawa dan tersenyum lebar, sementara pasangan di samping mereka itu geleng-geleng. Bocah tetah bocah, mereka sangat meremehkan yang namanya penyakit. "Nak Randika." Wajah Ibu Ipah masih terlihat khawatir. Namun, Randika tersenyum padanya dan mengatakan. "Ibu sudah tidak perlu khawatir, tolong ibu panggilkan dokternya." Ibu Ipah mengangguk dan berjn keluar untuk mencari dokter. Pasangan di samping tempat tidur Hannah itu tidak sabar menertawai kebodohan Randika. Mereka tidak sabar melihat dokter tersebut memarahi pemuda tidak sabar dan tidak tahu diri itu. "Memang ini bukan urusanku, tetapi belum tembat ku kalian ingin menymatkan muka kalian." Si pasien itu tiba-tiba membuka tirai pembatas. Ku bukan karena rasa hormatnya pada yang lebih tua, mungkin Randika sudah menghajarnya. Tidakma kemudian, dokter paruh baya datang ke ruangan dan menatap Hannah. Dokter itu mengh napas. "Ini sudah berapa kalinya dm sehari kalian memanggilku." "Dokter Wang, tolong periksa akugi." Kata Hannah sambil menjulurkan lidahnya. Sepertinya hubungannya dengan si dokter cukup bagus. "Mau berapa kali pun kuperiksa tetap sama, bukankah tadi pagi aku sudah memeriksamu? Mungkin ku seminggu sekali gitu aku bisa memberikanmu kabar baik." Dokter Wang tersenyum pahit. Setiap hari dia akan dipaksa oleh Hannah untuk memeriksanya dan menandatangani surat kepergiannya. "Dokter tidak perlu khawatir, aku yakin aku sudah sembuh sekarang." Di bawah tatapan Ibu Ipah dan kedua orang di samping, dokter Wang mi memeriksa Hannah. Ketika dirinya memeriksa pernapasannya, dokter tersebut terkejut bukan main. Sepertinya keadaan internal Hannah jauh lebih baik dari tadi pagi. Dokter Wang terlihat bingung dan memeriksa sekaligi. Sial, rupanya dia memang tidak sh lihat. Luka itu js ada tadi pagi, terus kenapa sekarang dia tidak dapat merasakannyagi? Dilihat-lihat tubuh lemas Hannah itu terlihat bertenaga. Sebagai orang berpendidikan, dia tidak telu percaya dengan namanya keajaiban jadi dokter Wang memeriksanya berkali-kali. Kemudian dengan tersenyum pahit dia berkata pada Hannah. "Menurut analisaku, kamu bisa keluar dari rumah sakit seth ini. Keajaiban macam apa ini? Padahal hasil pemeriksaanmu tadi pagi tidak seperti ini." "Asyik!" Hannah benar-benar tersenyum lebar. Dialu berdiri dan memberikan pelukan hangat pada dokter Wang dan Randika. Kedua orang yang ada di samping itu benar-benar terkejut bukan main, bukannya luka pemuda itu parah sekali? Bagaimana bisa dia keluar hari ini? "Dok, apa kamu memeriksa dengan benar? Apa benar dia bisa keluar?" "Kamu kira aku berbohong? Aku sudah memeriksanya empat kali dan semuanya menunjukan hasil yang sama. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa bisa seperti ini, benar-benar ajaib." Kata dokter Wang. "Ku begitu Anda harus memeriksaku juga, siapa tahu aku bisa keluar juga." Kata si pasien. Seth memeriksanya, dokter Wang berkata padanya. "Maaf, tapi kamu masih butuh 3 bn di rumah sakit ini." Saking senangnya, Hannah sudah berganti baju di toilet dan sudah tidak memedulikan pasien di sebhnya. Dengan senyum lebar, dia menyeret Randika keluar dari ruangan. Chapter 288: Mendaki Gunung Chapter 288: Mendaki Gunung "Ibu Ipah, hari ini tolong masakin makanan yang enak!" "Baik, ibu hari ini akan masak soto ayam kesukaanmu." Kata Ibu Ipah dengan senyuman lebar, dia lega "putrinya" satu ini sudah sembuh. "Kak, hari ini aku akan tidur sama kak Inggrid." Kata Hannah pada Randika. Randika yang berjn santai itu hendak mengangguk sebelum akhirnya dia selesai memproses apa yang th dia dengar itu. Maksudmu aku disuruh tidur sendirian gitu? Tidak, aku tidak mau! Melihat Randika yang menggelengkan kepnya, Hannah menjadi cemberut. Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukan pukul 7 mm. Inggrid juga baru saja png. Melihat kakaknya itu, Hannahngsung beri dan memeluknya. "Kak Inggrid!" Menoleh, Inggrid tiba-tiba dipeluk oleh adiknya itu. Wajahnya penuh dengan keterkejutan. "Han, tumben sekali kamu datang? Kamu juga sudahma tidak ke sini." Melihat kakak adik itu bertukar kabar, Randika berniat mandi terlebih dahulu sedangkan Ibu Ipah mempersiapkan makan mm. Ketika Randika selesai mandi, dia memperhatikan kakak adik itu masih berbincang di ruang tamu. "Kak, bagaimana hubunganmu dengan kak Randika?" Tanya Hannah sambil tersenyum. Wajah Inggrid menjadi merah. "Maksudmu apa?" "Kak, tolong jangan pura-pura polos seperti itu. Kakak mengerti apa maksudku bukan." Senyuman Hannah benar-benar terlihat jahat. "Ayh kak cerita, kak Randika juga sedang mandi jadi cuma ada kita berdua di sini." Wajah Inggrid sudah merah padam, adiknya ini ingin mendengar kehidupan sexnya? "Sudah kak tidak usah malu begitu. Lagip pada akhirnya aku juga akan mkukannya. Aku cuma ingin tahu bagaimana rasanya dan apakah sakit?" Hannah masih berusaha meyakinkan kakaknya. Inggrid sudah geleng-geleng, dengan tersipu malu dia berkata pada Hannah. "Apa kamu benar-benar ingin mendengarnya?" "Tentu saja." Hannah segera duduk dengan tegak. "Awalnya memang sakit tetapi Randika memastikan bahwa pengman pertama kakak itu tidak menyakitkan. Lamama enak kok rasanya, tapi kakak tidak bisa menjskannya secara detail." Kata Inggrid. "Apa kakak sudah hamil?" Wajah Hannah terlihat serius. "Belum." Inggrid membenamkan kepnya di bantal sofa. "Kita belum membicarakan hal itu." Pada saat ini, Randika sudah berjn mengendap-endap ke ruang tamu. Hannah dan Inggrid tidak bisa mendengar suarangkah Randika. Hannahlu menundukan kepnya. "Tapi nanti ku kakak sudah punya anak, apakah aku masih boleh datang ke rumah ini untuk bermain?" "Tentu saja boleh." Inggridlu memeluk Hannah. "Apa pun yang terjadi, kamu adh adikku yang manis dan kamu slu disambut di rumahku. Kakak juga berharap kamu tidak akan pernah bosan bermain bersama kakak." "Hmmm ku begitu apa boleh buat, aku akan menjadi adik dan tante terbaik di dunia!" Kata Hannah sambil membs pelukan Inggrid dengan erat. Kedua kakak adik ini tertawa, namun pada saat ini tiba-tiba ada sebuah kep muncul dari bkang mereka. "Jangan lupakan aku, aku juga ingin bermain." Inggrid dan Hannah benar-benar terkejut. Ketika mereka menoleh, rupanya kep itu adh kepnya Randika. "Kak, bisa berhenti membuatku kaget seperti itu? Lamama aku kena serangan jantung lho." Hannah menjadi marah. Randikalu berjn menghampiri mereka dan duduk di antara Hannah dan Inggrid. "Hei kak, ngapain kakak duduk di tengah?" Hannah makin marah. "Aku ingin bicara hal penting dengan kak Inggrid, jadi kakak tunggu saja di kamar." "Sudah, aku itu kakak iparmu. Memangnya mash apa yang ingin kamu bicarakan sampai-sampai mengusirku begini?" Randika tertawa. Di tangan kanannya ada sosok dewasa dan sexy bernama Inggrid dan di kirinya ada Hannah yang masih muda dan bersemangat. "Ini mash perempuan, mana mungkin kita membicarakannya sma masih ada kak Randika." Kata Hannah. "Hahaha kamu kok marah mulu sih? Apa kamugi menstruasi?" Randikalu menoleh ke Inggrid dan membi rambutnya. "Ku kamu merasa sakit katakan saja pada suamimu ini, aku akan membuatmu tidak merasakannyagi." Hannah tampak terkejut, dialu berkata pada Randika. "Kak, bisa-bisanya kakak bicara vulgar seperti itu." "Ah maksudku bukan hal mesum!" Randika menyadari bahwa kata-katanya itu memang ambigu. "Maksudku aku bisa meredakan gej sakitnya dengan akupunturku." Hannah tertawa puas melihat Randika yang kbakan sedangkan Inggrid tertarik dengan kata-kata Randika. "Bagaimana caranya?" "Sini aku bantu." Randikalu membuka baju Inggrid dan memeriksa pinggangnya. Dm sekejap, pembuluh darah Inggrid terlihat js. Melihat wajah serius Randika, Hannah tidak bisa menahan diri untuk bertanya. "Kak, apa kakak benar-benar bisa menyembuhkan menstruasi?" "Bukannya menyembuhkan karena menstruasi itu hal yang wajar, yang bisa kkukan adh meredakan rasa sakitnya." "Lagip, apa kamu lupa siapa yang menyembuhkan jerawatmu itu?" Randika tersenyum. Meskipun dirinya tidak teluma bjar ilmu pengobatan dari kakek ketiga, untuk mash sepele seperti ini tentu hal yang gampang bagi dirinya. Hannah dengan cepat mengeluarkan aura anak baiknya. "Kak, ku begitu seth kak Inggrid apa kak Randika bisa membantuku juga? Aku benar-benar kesakitan gara-gara menstruasiku ini." "Bukannya barusan kamu ingin mengusirku? Buat apa aku membantumu?" "Kak." Hannahngsung merangkul Randika dari bkang, dia berusaha mems. "Ayh kak, bukankah kakak ingin adiknya sehat slu?" "Sudah Ran mengh saja." Kata Inggrid sambil terus memegangi bajunya. Dia sebenarnya sedikit iri melihat keduanya begitu akrab. "Iya, iya, sekarang buka bajumu juga." Sekarang tangan kanannya Randika berada di pinggangnya Inggrid sedangkan yang kiri di pinggangnya Hannah. Seth beberapama, Randika berkata pada Inggrid. "Sayang, kamu seharusnya sudah tidak ada apa-apa." Kemudian Randika menoleh ke arah Hannah dengan wajah serius, dialu menggelengkan kepnya. "Han, tubuhmu ini dm mash serius." "HAH!" Hannah benar-benar terkejut ketika mendengarnya, Inggrid yang mendengarnya juga ikut gugup. "Tapi tenang saja, kamu akan baik-baik saja ku" "Ku apa kak?" Hannahngsung menarik-narik Randika. "Kak, apa aku akan mati." "Kamu akan baik-baik saja ku kamu sering memberikan kakakmu ini pijatan pundak." Kata Randika sambil tersenyum. Inggrid yang gugup itungsung tertawa, Randika juga ikut tertawa bersamanya. Hannah benar-benar marah dan mengambil bantal yang ada di sofalu memukulkannya pada Randika. "Kak Randika mesti lho, aku sudah khawatir barusan!" "Iya, iya, aku yang sh. Aku hanya ingin menggodamu, sudah nanti aku buatkan ramuan obat dan kamu harus meminumnya." Seth pertengkaran kecil ini selesai, Hannah kembali berbicara. "Kak Inggrid, ku kakak besok libur, bagaimana ku kita naik gunung?" Naik gunung? Inggrid memikirkannya sebentar dan tersenyum padanya. "Boleh, kita juga sudahma tidak naik gunung." Hannahngsung bersemangat. "Akhir-akhir ini banyak orang yang mendaki Gunung Batu Jaya, bagaimana ku kita ke sana?" Inggrid mengangguk, sedangkan Randika menatap tajam pada Hannah. "Kamu benar-benar ingin naik gunung?" "Ah aku tidak mengajak kak Randika lho." Hannah memalingkan wajahnya. "Cuma kak Inggrid saja yang kuajak." "Kok bisa begitu?" Randikangsung panik. "Aku hanya ingin melindungimu dan kakakmu, bagaimana ku ada orang jahat yang menggoda kalian?" "Kita akan teriak minta tolong,gip tujuan kita juga ramai pengunjung jadi tidak mash." Hannah tersenyum pada Randika, sepertinya dia masih menyimpan dendam pada Randika karena tidak pernah mengunjunginya di rumah sakit. "Sudah tidak usah ribut begitu, kamu juga bisa ikut kok." Kata Inggrid. Ketiganyalu mengobrol sma satu jam, topik mereka sangat bervariasi. Seth makan mm, sekarang waktunya untuk tidur. Awalnya, Hannah berencana untuk tidur dengan kakaknya tetapi seth melihat wajah serius Randika, Hannah tidak berani mkukannya. Akhirnya Hannah berdiri dengan wajah cemberut dan berkata pada kedua kakaknya. "Baih aku akan tidur sendiri, pastikan jangan rame." "Maksudnya?" Wajah Inggrid terlihat bingung. "Tentu saja apa yang akan dkukan kak Inggrid dan kak Randika sebentargi, terakhir kali teriakan kalian benar-benar keras sampai aku tidak bisa tidur. Kali ini pastikan kakak jangan teriak telu keras." Wajah Hannah benar-benar terlihat jengkel. Mendengar penjsan Hannah, wajah Inggrid berubah menjadi merah. Randika, yang sedang minum air, hampir memuntahkan minumannya. Sejak kapan Hannah menjadi terus terang seperti itu? Wajah Inggrid benar-benar merah padam, dia hanya bisa mengangguk pn. Melihat wajah kakaknya yang malu itu, Hannah tersenyum. "Sudah kak tidak usah malu. Mendesah nikmat itu wajar kok tetapi usahakan jangan telu keras nanti takutnya aku tidak bisa tidur." Ketika Hannah masuk ke dm kamarnya, Inggrid berbisik di telinga Randika. "Apa benar aku telu keras?" Ketika berbisik, Inggrid memikirkan ketika dirinya berada di posisi kesukaannya yaitu saat dirinya di atas. Dia berpikir mungkin memang dirinya itu telu keras. "Hahaha tidak usah khawatir, dia itu cuma jahil. Mana mungkin desahanmu itu sekeras itu." Randikalu mencium Inggrid dan berkata di telinganya. "Dia itu hanya cemburu padamu." "Lagip, aku ingin mencoba gaya baru hari ini. Aku harap kamu siap tidak tidur." Kata Randika. Inggrid tersipu malu, kemudian mereka berdua masuk ke sarang cinta mereka. Mm ini memang ditakdirkan sebagai mm tanpa tidur. ......... Keesokan harinya, tiba-tiba gorden kamarnya itu terbuka dan cahaya matahari yang terang menusuk mata. Randika membuka matanya dan melihat ada Hannah di kamarnya. "Kak jangan tidurgi! Ayo cepat bangun, kita mau naik gunung kan hari ini." Meskipun Hannah berkata seperti itu, Randika kembali membenamkan kepnya ke bantal. Hannah benar-benar marah, diangsung mengguncang tubuh Randika tanpa henti. Namun, semua usahanya percuma, kakaknya itu tetap tidur. Tidak ada pilihanin, Hannah kemudian menghirup napas dm-dm dan berteriak di telinganya Randika. "BANGUN!" Bajingan! Ini sudah bukan level membangunkan oranggi, ini sudah seperti upaya pembunuhan! Sakit tahu! Randika sampai meloncat jatuh dari kasurnya sambil menutupi telinganya. Hannahlu berkata padanya. "Sh sendiri kakak tidak mau bangun-bangun. Sudah cepat siap-siap ku tidak aku tinggal lho ya." Tanpa daya, Randika hanya bisa berdiri sambil terus menutupi telinganya yang berdengung. "Jam berapa sekarang?" "Sekarang jam 6 pagi, kak Inggrid sudah siap-siap dari tadi. Ini tinggal kak Randika saja yang belum siap." Mendengar jam 6 pagi, Randika kehabisan kata-kata. "Ini baru jam 6 pagi, biarkan aku tidurgi." "Jangan tidurgi kak!" Wajah Hannah yang sekarang sudah mirip setan, Randika tidak berani mwannyagi. "Iya, iya, kakak cuma bercanda. Ini sebentargi aku siap-siap." Randika yang garuk-garuk kep itu segera bersiap untuk mencuci muka. Seth sarapan pagi, mereka bertiga bersiap menuju gunung Batu Jaya. Gunung Batu Jaya Di dekat kota Cendrawasih, terdapat beberapa gunung. Meskipun gunung-gunungnya tidak tinggi-tinggi, tiap gunung memiliki daya tarik sendiri. Sebagai contohnya adh gunung Kelok tempat Randika menjadi raja drift sebelumnya, tempat itu memang terkenal dijadikan sebagai tempat bpan. Dari semua gunung, yang sekaranggi populer adh gunung Batu Jaya. Gunung ini tidak telu tinggi dan curam sehingga cocok untuk pendaki pem. Ketika berada di puncak, kita juga disuguhkan oleh pemandangan yang indah. Oleh sebab itu, gunung ini sangat popr di kngan masyarakat yang ingin mendaki dengan santai. "Hahaha kak Inggrid benar-benarmbat." Hannah yang bersemangat itu berian penuh tenaga. Ketiga orang ini sudah sampai di kaki gunung dengan menggunakan bis. Karena hari ini merupakan akhir pekan, banyak orang yang datang untuk mendaki. Seth memastikan barang bawaan, mereka sudah siap untuk mendaki gunung yang indah ini. Chapter 289: Panjat Tebing Chapter 289: Panjat Tebing Ketika mereka melihat gunung itu dari bawah, mereka bertiga mengh napas kagum. Tidak heran gunung ini menjadi tempat destinasi populer. Dengan ketinggian 1400 mdpl, gunung ini cukup mudah ditaklukan oleh pendaki pem. Namun, ada beberapa titik bahaya di gunung ini jadi pendaki tidak boleh terlena dan harus menghindari area yang memiliki tanda bahaya. Pada saat ini, di dekat mereka sedang ada lomba panjat tebing. Lomba panjat tebing dikenal sebagai cabang hraga ekstrim karena benar-benar berbahaya. Meskipun sudah adangkahngkah keamanan, itu tetap tidak menjamin kesmatan peserta 100%. Jika tali yang dipakai mereka putus atau mereka jatuh di tengah kompetisi, bisa-bisa nyawa mereka myang karena benturan. Di kaki gunung ini, banyak orang sedang menikmati pertunjukan kompetisi cabang hraga ini. Bahkan beberapa orang bersorak-sorak untuk id mereka. Kompetisi sudah berjn setengah, para peserta sebentargi mencapai garis akhir. Tebing yang mereka gunakan cukup tinggi yaitu 40 meter. Terlebih, ini merupakan tebing asli jadi sulit bagi mereka untuk menemukan pijakan yang aman. "Wah kak, sepertinya itu seru sekali! Kita lihat sebentar yuk." Hannah menjadi bersemangat, dia mengeluarkan HPnya untuk memfoto kegiatan ini. Di sekeliling mereka, orang-orang juga ikut mengambil foto dengan HP mereka masing-masing. "Wahki yang di tengah itu benar-benar hebat, dia memimpin jauh." "Tapi lihat juga perempuan di bkangnya, dia juga hebat. Lengannya benar-benar kuat dan dia juga cantik." Orang-orang terbagi menjadi 2, satu memperhatikan dan menikmati pertandingan ini dan yanginnya sibuk merekam dan mempostingnya di akun sosial mereka. Randika dan Inggrid termasuk yang menonton dan menikmati pertunjukan tersebut. Di tempat turis seperti ini, banyak atraksi yang menarik minat orang-orang. Panjat tebing ini merupakan sh satunya, tiap minggu akan slu ada kompetisi. Para turis juga bisa ikut bertanding apab membayar sejuh uang. Tentu saja, sudah terdapat berbagai macam keamanan yang disediakan. Sin panjat tebing, masih banyak kegiatan di kaki gunung ini seperti terjun lenting, flying fox dll. Semua atraksi ini diperuntukan bagi turis yang tidak ingin mendaki, biasanya keluarga yang membawa anak akan bermain di kaki gunung ini. Jalur naik gunung ini sudah diberi pengaman dan beberapangkah keamanan juga sudah dipertimbangkan jadi pendaki hanya perlu mengikuti jn yang tersedia. "Han, ayo kita segera memanjat. Ku telu siang panas lho." Kata Randika dari samping,gip apa serunya melihat orang memanjat tebing? Ku cuma tebing seperti itu, Randika bisa menyelesaikannya hanya dm 1 menit. "Sebentar kak, sebentargi selesai kok. Aku ingin lihat siapa pemenangnya." Hannah kembali bersorak bersama orang-oranginnya. Inggrid tersenyum pada Randika. "Sudah tidak apa-apa, biarkan dia bersenang-senang dulu." Karena istrinya berkata seperti itu, Randika tentu saja menurutinya. Pada saat ini, kompetisi itu nyaris berakhir. Perempuan cantik yang menjadi bahasan orang-orang itu mi tertinggal jauh dari pesainginnya. Bagaimanapun juga,wannya adh profesional dankiki, tentu saja perempuan ini akan menemukan beberapa kesusahan. Pada saat ini, perempuan tersebut berada di posisi paling bkang dan kecepatannya makinma makin turun. Tangan kanannya berusaha menggenggam batu di atasnya tetapi tiba-tiba batu itu terlepas dan tangan kanan perempuan itu ikut terjatuh. Seth bergntung sma 5 detik dengan tangan kirinya, genggaman tangannya itu terlepas dan dia pun terjun bebas. "Awas!" Semua orang berteriak ketakutan ketika melihat kejadian itu. Untungnya saja, perempuan tersebut bereaksi dengan cepat dan berhasil berdiri di sh satu pijakan dengan stabil. "Hei, apa kau baik-baik saja? Berpeganh." Kata sh satu orang dari bawah. Perempuan ini js ketakutan, dia baru saja mengira bahwa nyawanya sudah myang. Ku saja bukan karena tali yang ada di tubuhnya itu, mungkin dia benar-benar sudah mati. Namun, ketika para staf berteriak dari bawah padanya, perempuan itu menyadari sesuatu yang menakutkan. Sepertinya tali yang melilit dirinya itu bergesekan dengan batu yang tajam dan sudah nyaris putus! Untungnya saja tangannya tadi berhasil meraih sebuah batu dan sekarang dia berdiri di tengah pijakannya ini sambil gemetar ketakutan. Dia tidak tahu harus berbuat apagi. "Kenapa sama dia? Kok gemetar seperti itu." "Sepertinya ada yang sh dengan pertannya." "Ku dia jatuh dari ketinggian seperti itu tanpa talinya, seharusnya diangsung mati di tempat." Semua orang mengeluarkan pendapatnya, Hannah juga mi cemas. "Bagaimana ini Bertahah! Bantuan akan segera datang!" Perempuan itu mi berkeringat dingin, dia tidak memiliki banyak pengman dm memanjat tebing khususnya tebing asli. Ini merupakan pertama kalinya dia ikut kompetisi seperti ini, dia dari awal sudah gugup. Ketika melihat ke bawah, kepnya menjadi pusing. Pijakannya yang stabil itu tiba-tiba mi goyah dan batu-batu mi berjatuhan. Melihat hal tersebut, semua orang mi ketakutan. Para peserta yang berada di atasnya juga menyadari kejadian ini, semuanya menatap perempuan tersebut. Para staf juga menjadi panik, tali perempuan yang terikat di tubuhnya itu akhirnya putus. Sekarang nyawa perempuan itu hanya bergantung pada kekuatan genggamannya. "Tahan dan ambil napas dm-dm, jangan melihat ke bawah." Peserta yang ada di atasnya sangat khawatir ketika melihat tali yang menjaga perempuan itu putus. Ku perempuan itu ketakutan dan kehngan kekuatan genggamannya, dia akan terjun bebas! Mendengar kata-kata itu, perempuan tersebut berusaha tenang. Hati para penonton di bawah sudah mengepal keras, mereka takut bahwa akan ada yang mati hari ini. "Lihat itu! Talinya sudah putus!" "Apa? Tamat sudah riwayat perempuan itu." "Aku tidak tega melihatnya." "hraga ini memang telu berbahaya." Para staf yang berada di atas tebing itu berusaha memberikannya sebuah tali padanya, namun karena kejadian ini belum pernah terjadi, mereka tidak mempunyai tali sepanjang itu. "Sepertinya nyawa perempuan itu sudah tidak tertolong." Pikir sh satu staf. Perempuan itu masih berusaha tenang, namun pada saat ini, ketika sh satu peserta ingin datang menymatkan dirinya, sebuah batu kembali berjatuhan. Batu-batu itu mengenai perempuan tersebut dan dia pun menjadi panik. Pada saat ini, pijakan kakinya itu runtuh dan sekarang dia hanya bergntungan dengan kedua tangan. Dm sekejap semua orang berteriak ketakutan. "Hoi panitian, cepatkukan sesuatu! Perempuan itu bisa mati!" "Aku akan memanggil ambns dan polisi." Seorang panitialu mengambil sebuah HT dan berkata pada temannya yang berada di atas. "Cepat mana talinya! Dia sudah tidak akan bertahan lebihmagi." Para staf di atas itu masih berusaha mengikatkan beberapa tali menjadi satu, ku ikatannya ini tidak kuat berarti sama saja membunuh perempuan tersebut." "Tahan, tahan, bantuan akan segera datang." Seorang panitia berteriak mlui t pengeras suara pada perempuan tersebut. Perempuan tersebut berusaha dengan sekuat tenaga menggenggam batu di kedua tangannya, tetapi tanpa pijakan kaki, dia tidak akan bertahanma. Randika menatap perempuan mng itu dan mengerutkan dahinya. Jika situasi ini terus seperti ini, perempuan itu akan mati. Pada saat yang sama, seorang panitia bersiap-siap untuk memanjat dan menymatkannya. Namun, untuk memakai t-t yang diperlukan memerlukan waktu sekitar 3 menit, mereka tidak yakin bahwa perempuan tersebut akan bertahan sma itu. Pada saat ini, perempuan itu menyadari ada tali yang menjulur dari atas. Namun, karena tidak ada pijakan sama sekali, dia harus melompat dan melepaskan kedua genggamannya untuk meraih tali itu. Taruhan ini benar-benar telu berisiko. "Sial, sepertinya kakinya itu tidak ada pijakannya. Satu-satunya cara untuknya adh melompat!" Panitia yang membawa pengeras suara itulu berkata pada si perempuan. "Jangan melompat, tetap bertahah! Akan ada orang yang menymatkanmu sebentargi." "Aduh bagaimana ini" Hannah ikut ketakutan, namun pada saat ini, dia menyadari bahwa Randika sudah tidak ada di sampingnya. Ketika orang-orang fokus melihat ke atas, tiba-tiba ada seorang pria yang mendatangi tebing dan bersiap untuk memanjat tanpa pertan. "Siapa orang itu!" "Hoi keamanan, sepertinya ada orang yang berusaha menjadi pawan." Para petugas keamananngsung berteriak pada Randika. "Cepat pergi dari sini, di sini bahaya!" Namun, Randika sama sekali tidak mendengarnya dan melompat tinggi bagaikan kangguru. Seth itu, dia memanjat tebing dengan sangat cepat. Para panitia yang hendak menangkap Randika itu terkejut melihat betapa tingginya Randika meloncat, para penonton juga tidak kh terkejutnya ketika melihat Randika yang memanjat begitu mudah. "Wow, orang itu cepat sekali!" "Bukan hanya cepat, gerakannya terlihat elegan." "Apa orang itu pertapa gunung?" Meskipun tanpa pertan, Randika dengan cepat memanjat naik menuju perempuan yang sedang dm bahaya tersebut. Semuanya yang melihat betapa mudahnya Randika memanjat sudah terheran-heran, apa orang itu dewa memanjat? Tetapi yang orang-orang ini tidak tahu adh idenditas asli Randika. Siapa dia? Dia adh Ares sang Dewa Perang! Chapter 290: Orang Lokal juga Bisa! Chapter 290: Orang Lokal juga Bisa! Aksi Randika yang luar biasa ini membuat semua orang kagum. Dia sudah seperti seakan-akan berjn melewati tebing yang datar, benar-benar luar biasa. Beberapa orangngsung mengeluarkan HP mereka untuk merekam kejadian ini. "Apanya yang spiderman, orang lokal juga bisa!" "Benar-benar luar biasa." Pada saat penonton-penonton ini sibuk mengabadikan kejadian ini lewat HP mereka, Randika sudah bergntungan di samping perempuan tersebut. Pada saat ini, perempuan tersebut sudah menutup matanya dan sudah di ambang tenaganya. Wajah dan punggungnya sudah basah oleh keringat dingin dan dia sudah bersiap menyambut ajalnya. Dia sama sekali tidak sadar bahwa Randika sudah berada di sampingnya. "Jangan takut, bukh matamu itu." Pada saat ini, tiba-tiba perempuan tersebut mendengar suara lembut. Ketika dia membuka matanya, dia melihat wajah senyum Randika. Apakah dia berhalusinasi? Perempuan itu terkejut, dan pada saat ini, tangannya itu sudah tidak kuatgi dan melepaskan genggamannya. Dm sekejap seluruh tubuhnya terjun bebas menuju bawah! Semua orang berteriak ketakutan. Selesai sudah, perempuan itu sudah pasti mati! Namun pada saat krusial, Randika ikut melompat menuju perempuan tersebut. Tangan kirinya berhasil menangkap erat tangan perempuan tersebut sedangkan tangan kanannya berhasil menangkap tali baru yang diulurkan dari atas tebing. Semuanya bengsung hanya dm 1 detik, Randika berhasil menymatkan perempuan tersebut dan dirinya sendiri dengan menangkap tali tersebut. Semua orang yang tidak tega melihat perempuan itu matingsung terkejut ketika Randika berhasil menymatkannya. "WOW, kak Randika memang luar biasa!" Hannah sudah bertepuk tangan gembira, kakak iparnya itu benar-benar hebat! Inggrid juga tersenyum lega, sepertinya istrinya itu sudah terbiasa dengan aksi nekat Randika. Seth linglung mereka hng, para penonton mi bersorak untuk Randika. "Pawan! Orang itu pawan kita!" "Lihat ototnya itu, aku yakin perutnya juga sexy seperti itu." "Ya Tuhan, semoga saja dia masih jomblo." Kata beberapa perempuan yang terpukau oleh aksi Randika. "Ibu, aku nanti ku sudah besar bisa sehebat orang itu tidak?" Tanya seorang anak kecil. Si ibu menggendongnyalu berkata pada anaknya. "Pasti nak, yang penting kamu makan makanan sehat." Sambil dilihat oleh banyak orang, Randika pehan turun sambil terus memegang perempuan tersebut dengan satu tangan. Benar-benar kekuatan fisik yang luar biasa. Seth mendarat di bawah, Randika berjn menghampiri para panitia sambil menggendong perempuan tersebut dengan kedua tangannya. Namun, tiba-tiba Randika berhenti berjn dan memasang wajah penuh senyuman yang lebar sekaligus hangat. Dia ingin menikmati sorakan hangat para penonton ini lebihma. Di pelukannya Randika, perempuan itu menatap senyumannya Randika dan wajahnya menjadi merah. Sh satu tangan Randika itu tepat berada di dadanya dan sedikit demi sedikit mi meremas dadanya, dia tidak tahu apakah sang penymatnya ini sengaja atau tidak sengaja mkukannya. Namun, perempuan ini sama sekali tidak marah justru dia sangat menikmatinya. Sosok Randika benar-benar sudah melekat di hatinya. Seorang pawan yang datang di keadaan terdesak memang slu mudah mendapatkan hati perempuan. Randika yang berdiri diam sambil tersenyum itu sangat menikmati pujian-pujian yang dilontarkan oleh orang-orang. Pada saat yang sama, dia merasakan sensasi empuk di tangan kanannya. Secara tidak sadar, tangan Randika itu makin kuat menggenggamnya. Tetapi menurut pengmannya, seharusnya yang dia pegang ini adh .. Dm sekejap, dia menoleh ke arah perempuan yang dismatkannya itu dan menyadari wajahnya sudah merah padam. "Maaf, aku tidak sengaja." Kata Randika sambil tersenyum. Perempuan itu mengangguk dan tidak marah, mhan dia memberanikan diri untuk bertanya. "Terima kasih th menolongku, boleh aku tahu siapa namamu?" "Namaku adh Randika." Pada saat ini, semua orang sudah mengerumuni Randika. "Mm ini kamu nganggur tidak? Hatiku kesepian nih butuh seseorang untuk mengisi." "Hei, aku berminat untuk menjadi manajermu ketika sudah terkenal nanti. Bersama kita akan menjadi artis kaya!" "Minta tanda tangannya!" Suara yang serentak itu membuat Randika pusing. ..... Namun seth Randika menurunkan perempuan yang dia tolong itu, tiba-tiba sosoknya menghng dari tengah kerumunan. "Lho? Bukannya dia barusan di depanku?" "Hng ke mana dia?" Pada saat ini, Randika sudah berada di samping Hannah dan Inggrid sambil menyembunyikan wajahnya. "Kak, kamu benar-benar luar biasa! Kamu harus mengajariku kapan-kapan." "Sudah lupakan itu dulu, ayo cepat kita pergi dari sini dan daki gunungnya." Kata Randika. "Tidak mau, kakak harus berjanji dulu." Kata Hannah sambil cemberut. "Han, apa kamu pikir betih seperti itu tidak berbahaya? Apa kamu mau memiliki luka seperti punyaku ini?" Ketika diperlihatkan luka di punggung Randika, Hannah menjadi takut. "Masa sampai segitunya kak? Tidak jadi deh, aku masih ingin menikah." "Tentu saja betih sampai di tahapku ini sangat berbahaya. Jika kamu ingin betih ilmu b diri, kamu harus siap menerima seribu luka. Luka-luka ini lebih parah daripada jerawatmu kapan hari. Kedua, fisik dan mentalmu memang lebih kuat tetapi kamu harus r merkan hal-hal duniawi seperti berbnja, menonton TV dll untuk sampai ke tahapku. Ketiga ." "Stop kak, stop! Baih aku tidak akan meminta kak Randika untuk mengajariku." Ketika mendengar tidak bisa berbnja ataupun bermain-main, hal itu sudah cukup membuat Hannah menyerah untuk bjar dari Randika. Inggrid mencubit pinggang Randika. "Kamu ini ya, kok sukanya nakut-nakutin adik sendiri." Randika tertawa, Hannah yang marahngsung memarahinya. "Kak, kenapa kakak slu jahil sih!" Dia sudah melepas sepatunya dan sudah siap melemparnya. "Ampun Han, ampun." Kata Randika sambil beri dan berlindung di bkang Inggrid. Ketiganyalu mendaki gunung dengan gembira, mereka tidak lupa menikmati pemandangan m yang luar biasa. Di perjnan mereka, tentu saja mereka juga bercanda dan sambil bermain-main. Hannah, yang baru saja keluar dari rumah sakit, sangat bersemangat dan terus-menerus berbicara mengenai banyak hal. Banyak orang yang ikut mendaki gunung ini bersama mereka, bagaimanapun juga hari ini adh akhir pekan. Banyak orang yang datang ke gunung ini untuk bersantai dan menikmati pemandangan m. Seth satu setengah jam berjn, mereka akhirnya mencapai puncak. "Wah, udaranya benar-benar bersih." Hannah menghirup udara dm-dm sedangkan Inggrid menatapngit yang seakan berada di genggamannya. Di hadapan mereka, mereka bisa melihat kota Cendrawasih yang sibuk beraktivitas dan pemandangan hutan yang sungguh menakjubkan. "Kak Randika, coba lihat patung batu ini." Hannah terlihat masih memiliki energi yang banyak. Randikalu memperhatikan patung manusia yang sudah cukup rusak itu, sepertinya batu ini berumur ratusan tahun. Randikalu berjn menuju tepi, ketika dia menatap ke bawah dia tidak bisa melihat kaki gunung karena banyaknya pohon itu. Sepertinya dia masih berharap bisa bertemu dengan perempuan yang dismatkannya tadi itu dan ingin merasakan dadanya sekaligi. Chapter 291: Tempat Ini Akan Menjadi Kuburanmu Chapter 291: Tempat Ini Akan Menjadi Kuburanmu Ketiga orang inilu menikmati suasana tenang di puncak ini dengan berfoto. "Kak, sini-sini." Hannah menyeret Randika dan Inggrid untuk berpose dengan m yang menjaditar bkang mereka. Kemudian Hannah meminta tolong seseorang untuk memotret mereka bertiga. Seth berfoto, mereka bertiga duduk di sebuah panggung yang disediakan. Menikmati angin gunung yang sepoi-sepoi, mereka duduk dengan nyaman. Randika duduk di tengah dan diapit oleh dua bidadari cantik itu. Pehan, kep Inggrid bersandar di pundak Randika dan begitu p dengan Hannah. Awalnya Randika ingin merangkul Inggrid tetapi apa daya pundaknya menjadi sandarannya Hannah. Dia juga tidak pernah kepikiran bahwa pundaknya itu th menjadi sarang bagi dua kep bidadari cantik. Memang kebahagiaan tiap orang itu berbeda-beda, tetapi yang paling sederhana adh menikmati momen hidup ini bersama dengan orang tercinta. Randika sendiri merasa dirinya sudah berubah jauh. Ketika dia berkeliling dunia, dia tidak pernah setenang dan selembut ini. Dulu baginya kekuatan adh segnya, sekarang baginya yang terpenting adh menemukan diri kita di hati orang yang tercinta. Di saat orang-orang menikmati pemandangan dan berfoto, tiba-tiba, ada segerombn orang berbaju serba hitam muncul. Seluruh tubuh mereka tertutup oleh kain, mereka mirip seperti ninja pembunuh yang ada di TV. Hal ini tentu membuat semua orang terkejut, js bahwa mereka bukan datang ke sini untuk menikmati pemandangan. "Apa yang akan merekakukan?" Semua orang bertanya-tanya tentang kehadiran orang-orang misterius tersebut. Pada saat yang sama, beberapa orang melihat senjata tajam yang bersembunyi di balik baju mereka. Aura yang mereka pancarkan js membuat siapapun akan merinding, sepertinya menyinggung orang-orang itu akan menjadi akhir bagi nyawa mereka. Randika masih menikmati momen indah ini bersama dengan Inggrid dan Hannah,lu tiba-tiba, dia merasa ada yang aneh. Dia menoleh dan menyadari orang-orang berbaju serba hitam itu. Dm sekejap hati Randika mengepal. "Kalian berdua cepat berdiri." Kata Randika pada Inggrid dan Hannah yang setengah tertidur. Ketika mendengar suara kakak iparnya yang keras itu, Hannah sedikit jengkel. Tetapi ketika Hannah melihat wajah serius Randika, Hannah merasakan sesuatu yang sh. Inggrid sudah menggenggam erat tangan Randika, hatinya kembali mengingat dirinya diculik oleh Shadow. Randika dapat merasakan daya tempurwannya kali ini kuat, hampir sama kuatnya dengan yang ada di Azumi bar. Tetapi, juhnya 3x lebih banyak daripada di Azumi bar. Bisa dikatakan bahwa mereka th merencanakan serangan ini ketika dia sendirian bersama Inggrid dan Hannah. Pada saat ini, kedua kubu sudah memancarkan aura membunuh yang kuat. Orang-orang di sekitar mereka sudah merasakan suasana berat dan mengecam. Apakah mereka akan saling bunuh? Juh orang berbaju hitam itu makin bertambah tiap detiknya, sekarang sudah lebih dari 50 orang. Setiap dari mereka merupakan ahli b diri dan aura membunuh mereka benar-benar pekat. Setiap orang memiliki senjata ciri khas mereka masing-masing, untungnya saja semuanya senjata tajam. Randika hanya menatap tajam kepada mereka, dan pada saat ini, di barisan paling bkang terlihat beberapa orang yang memakai baju yang mencolok. Sh satu dari mereka menggunakan kaos kutang dan mengunyah permen karet sambil mengupil. Meskipun tampangnya seperti orang bodoh, dia terlihat sangat kuat. Menurut analisa Randika, mereka semua ini adh para ahli b diri elit dari daftar Dewa dan Manusia Peranakan. Tetapi sepertinya ada beberapa orang yang belum masuk ke dm daftar rangking para ahli b diri dunia ini. Hal seperti ini sangah wajar, mereka memang memiliki kekuatan tetapi mereka belum menunjukan diri mereka jadi mereka belum memiliki sejarah bertarung. Jadi sin keempat rangking yang ada, masih terdapat banyak orang kuat yang belum memiliki sepak terjang di dunia b diri. Sebagai contohnya adh Father Daniel dari Vatikan. Karena beliau adh senjata rahasia Vatikan, dia tidak termasuk dm daftar manapun. Tetapi, bahkan Randika tidak berani berhadapan satuwan satu dengan Father Daniel. Sejujurnya, Father Daniel masih menahan dirinya ketika mwan Frank. Bagaimanapun juga, dunia ini benar-benar luas dan besar jadi banyak kejutan di bhan bumi ini. Sin dari daftar para ahli b diri ini, terdapat suatu daftar yang sedikit lebih ekstrim yaitu daftar pembunuh bayaran. Daftar ini benar-benar dini dari kemampuan si pembunuh mi dari cara membunuh, cara menghngkan jejak, menjebak seseorang dll. Sedangkan pria bertampang bodoh itu adh sh satu tingkatan teratas dm dunia pembunuh bayaran, code namenya adh Dark Knife. Dark Knife berada di rangking 10 pembunuh bayaran tingkat dunia, dia mengambil pekerjaan untuk membunuh Randika tidakin karena bayarannya yang tinggi. Bukan hanya Dark Knife saja, di sampingnya terlihat seorang pria berumur 60an dengan janggut putihnya yang panjang. Tarikan napasnya seperti menghirup dan menyerap esensi bumi sehingga badannya menjadi jauh lebih muda dan kuat. Orang ketiga yang memiliki aura yang sama adh seorang wanita. Dia berpakaian syaknya seorang bajakut dan bahkan memiliki burung beo di pundaknya. Js ketiga orang ini memiliki aura dan energi yang berbeda dengan orang-orang berbaju hitam itu. Namun, Randika dapat merasakan adanya 5 orang yang memiliki aura yang sama dengan ketiga orang itu berbaur di antara orang-orang berbaju hitam ini. Semua tatapan matawannya itu menatap dirinya yang duduk bersama dengan Inggrid dan Hannah. "Kak, apa mereka datang untuk menckai kita?" Hannah benar-benar ketakutan, dia belum pernah berada di situasi seperti ini. "Bukan, mereka datang untuk mengambil nyawaku." Randika menggelengkan kepnya, dialu berdiri. "Han, kamu dan kakakmu harus cepat pergi dari sini dan bersembunyh." "Tidak mau! Aku ingin bersama kakak." Hannah dengan cepat menangkap tangan Randika. Inggrid sendiri merasa bahwa situasi ini sama seperti sebelumnya, dia meskan setetes air mata. Randikalu menoleh ke Inggrid dan berkata padanya. "Sayang percayh padaku, bawa Hannah pergi dari sini. Aku akan mengatasi mereka sendirian dan bertemu dengan kalian nanti." Seth berkata seperti itu, Randika berjn menghampiri kerumunan orang itu. Para pendaki yangin sudah menatap bingung dengan kejadian ini. Apakah ini syuting film? Kenapa tidak ada pemberitahuan sebelumnya? "Kamu yang bernama Randika?" Dark Knife masih mengunyah permen karetnya. "Benar." Jawab Randika dengan santai. "Aku tidak tahu siapa kalian, tetapi jika kalian macam-macam bersiah untuk mati." "Jangan ambil hati atas kejadian ini." Dark Knifelu meludah ke arah Randika. "Kita hanya sedang bekerja untuk klien kami." Randikalu menatap semua orang yang memiliki aura membunuh ini, dialu menyadari sosok yang berpakaian mewah di barisan paling bkang. Melihat sosok itu, Randika mengerutkan dahinya. "Jadi pkunya adh kamu?" Seharusnya Randika bisa menebaknya, tetapi dia mengirawannya ini sudah tidak akan mengganggunyagi. Memang dia sudah membunuh anaknya, seharusnya Randika tahu bahwa orang itu tidak akan beristirahat sebelum membskan dendam anaknya. Dng di balik semua kejadian ini adh Ivan, kep keluarga dari keluarga Alfred dari Jakarta. "Apa kau pikir kau bisa terus-terusan berlindung di balik tua bangka itu terus menerus?" Kata Ivan dengan nada dingin. "Aku sudah menunggu momen ini sejakma untuk menghabisimu." Inggrid yang hendakri bersama Hannah itu terkejut ketika melihat sosok Ivan. "Paman, apa yang kaukukan? Bukankah keluarga kita itu berteman?" Mata dingin Ivan menatap Inggridlu dia tertawa. "Teman? Berani sekali kalian masih menganggap kita teman seth kalian membunuh anakku? Ku kita teman mengapa kalian membunuhnya?" Inggrid angkat badan. "Paman, ini semua shku jadi jangan libatkan Randika di mash keluarga kita. Biarkan dia pergi." "Jangan khawatir, tidak ada satupun dari kalian yang akan pergi hidup-hidup." Kata Ivan dengan nada dingin. Randika mengerutkan dahinya. "Kau ingin membunuh istriku?" "Membunuhnya? Tidak, sepertinya kamu sh paham. Aku hanya ingin membunuhmu, sedangkan dia." Ivan mendengus dingin. "Aku akan membuat semua anak buahku ini memperkosanya dan membuatnya tidak lebih dari seonggok daging yang bahkan seekor anjing tidak mau." Semua pendaki sudah ketakutan dan mi meninggalkan tempat ini, suasana puncak gunung ini menjadi berat dan tidak nyaman. Belumgi ku dari pedang dan pisau membuat mereka semakin yakin akan ada pertumpahan darah. Kedua bh pihak terdiam,lu Randika memecah keheningan. "Apa kamu kira orang-orangmu ini cukup untuk membunuhku? Kamu boleh mencobanya." Ketika Randika berkata seperti itu, semua orang berbaju hitam dan para pembunuhinnya mengerutkan dahi mereka. Dark Knife kembali mengunyah sebuah permen karet sambil tersenyum ke arah Randika. Perempuan bajakut itu menghunuskan pedangnya dan pria tua berjanggut putih itu melemaskan otot tubuhnya dan sudah siap menyerang. Wajah Ivan sudah tersenyum lebar. "Aku ingin melihat apakah nanti mayatmu masih bisa tersenyum seperti itu atau tidak. Dan jangan harap si tua bangka itu akan membantumugi." Randika mengerutkan dahinya, dia tahu yang dimaksud oleh Ivan. Melihat reaksi Randika, Ivan merasa bahagia. Dia ingin membunuh Randika sejakma, sekarang adh kesempatan terbaiknya. "Kamu tahu kenapa aku bisa tahu bahwa kakekmu itu tidak bisa membantumu kali ini?" Tatapan mata Ivan benar-benar dingin. "Karena akh yang membocorkan lokasi reruntuhan itu pada mereka." Pada saat ini, Randika akhirnya bisa menyusun puzzle yang sma ini menghantui dirinya. "Tidak ada yang bisa menymatkanmu hari ini." Aura membunuh Ivan sudah menyebar, dia ingin anaknya yang sudah mati itu bisa mati dengan tenang. Pada saat ini, petugas yang bertugas mengamankan lokasi wisata ini tiba di puncak gunung. Tanpa ragu diangsung mendatangi Ivan. "Ini adh tempat umum, apa yang sedang kaliankukan di sini." Para pendaki yang panik itu menghembuskan napas lega, akhirnya petugas keamanan sudah tiba. Seharusnya mash ini bisa selesai dengan damai. Namun, detik berikutnya, semua orang berteriak ketakutan. Sebelum petugas itu bisa mendekati Ivan, Dark Knife berhenti mengunyah dan menerjang ke arah si petugas. Hanya dengan satu kaki, dia menendang petugas itu hingga terjatuh dari tebing. Mengingat mereka sedang berada di puncak gunung, jatuh sudah sama seperti hukuman mati. Panik dan kacau, kedua kata itu sangat cocok untuk mendeskripsikan situasi di puncak gunung ini. Semua orang berian berusaha menymatkan diri dan kabur dari tempat ini. "Cepat!" Semuanyangsung berbondong-bondong berian kembali ke bawah. Randika menatap tajam pada Dark Knife yang baru saja membunuh orang dengan mudah. Sepertinya mash ini tidak akan berakhir sebelum dirinya atau Ivan terbunuh. Hanya ada satu pilihan yaitu antara Ares terbunuh atau kep keluarga aristokrat dari Jakarta ini terbunuh. Suasana puncak ini semakin memanas, angin dingin yang menerpa wajah tidak mampu meredakan darah yang sudah mendidih. Ivanlu berkata pada Randika. "Tempat ini akan menjadi kuburanmu." Chapter 292: Cuma Segini? Chapter 292: Cuma Segini? Hampir bersamaan dengan vonis hukuman mati Ivan, para orang berbaju hitam itu menerjang ke arah Randika. Randika sendiri sudah menerjang ke arah mereka dan membunuh siapapun yang berani menantangnya. Melihat kedua bh kubu yang bertarung, para pendaki yang memutuskan untuk melihat kejadian ini hingga akhir sudah berdoa untuk Randika. Bagaimana bisa satu orang mwan orang segitu banyak? "Kasihan dia." Semua orang sudah mengucapkan bngsukawa mereka. Belumgiwan Randika itu membawa senjata, sudah pasti nyawa Randika myang sebentargi. Tetapi kejadian berikutnya membuat orang-orang ini menganga. Randika seorang diri menerjang ke tengah-tengah musuhnya. Orang-orang berbaju hitam itu sudah mengepung Randika dan senjata mereka sudah mengarah pada Randika. Dengan cepat mereka ingin menebas Randika hingga jadi dua, tetapi benarkah Ares ini terkepung? Tenaga dmnya mi mengalir ke seluruh tubuh dan energinyangsung menyelimuti seluruh tubuh Randika. Randika sudah bagaikan bayangan, berian ke sana kemari menghindari serangan dengan elegan bagaikan sedang menari. Tidak hanya menghindar, Randika juga memberi serangan balik. Orang-orang ini berniat membunuhnya terus buat apa dia sungkan-sungkan menyimpan tenaganya? Jika dia hanya bertahan saja makama kmaan dia akan kehabisan tenaga dan terpojok. Pedang dan pisau yang digunakan para orang berbaju hitam itu slu menebas udara kosong, yang mereka terakhir kali lihat adh kepn tinju Randika yang mematahkan leher mereka dm sekejap. Pada saat yang sama, Randika menendang ke arah kanan padawannya yang berusaha mengapitnya. Pedang yang tertinggal itungsung diambil oleh Randika dan dia pun membuka jn penuh darah. Di mana pun Randika menebas, slu ada satu nyawa yang myang. Bahkan 1000 mayat pun tidak bisa meredakan nafsu membunuh Ares! Meskipun sudah membunuh banyak, Randika masih terkepung. Tidak ada pilihanin, Randika menerjang maju dan membunuh mereka satu per satu. "Kak Randika memang hebat!" Hannah yang bersembunyi dengan Inggrid itu sangat senang melihat kakak iparnya itu menghajar penjahat itu satu per satu. Semua pendaki yang ikut bersembunyi itu sudah terheran-heran, apa dia masih manusia? Secara logika saja 1wan 50 tentu saja yang menang 50 orang. Mungkin 3-5 orang berhasil dikhkan itu sudah bisa dianggap luar biasa, tetapi kenapa sepertinya 1 orang ini yang akan menang? Jika hal ini terus bengsung, bisa-bisa hal itu benar-benar terwujud. Apa dia keturunan dari Dewa Perang? Orang-orang berusaha merekam kejadian ini tetapi mereka tidak bisa menemukan sosok Randika sama sekali. Mata orang-orang sudah terblak, cepat sekali orang itu! Ivan menatap Randika dengan tajam, sepertinya Randika th jauh berkembang sejak terakhir kali mereka bertemu. Namun, Ivan sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai Randika. Seth perjnannya ke Jepang, Randika semakin memahami situasi tubuhnya. Terlebih kekuatan misterius di dm tubuhnya itu bahkan lebih kuat daripada tenaga dmnya yang asli. Berkat kekuatan misterius itu, dia bisa menghkan Apollo dan Brahman sekaligus. Melihat anak buahnya satu per satu mati ataupun pingsan, muka Ivan sudah mi muram. Dari 50 orang sekarang tinggal 20 orang saja, kekuatan tempur Randika memang luar biasa. Tentu saja, mereka hanyh keroco-keroco saja. Untuk membunuh Randika, Ivan sudah mengundang dan mengontrak para ahli b diri elit dan mendatangkan tim pembunuhnya. Dari awal memang tugas para keroco itu adh membuat lh Randika dan barh seth itu para elit akan bergerak apab melihat ch. Dan sekarang adh waktu yang tepat untuk ikut bertarung. Sesaat seth para pembunuh dan petarung elit itu ikut bertarung, wajah Ivan kembali tenang. Pada saat ini Randika masih mengayunkan pedangnya, pedangnya menancap di dada musuhnya yang berusaha menyerangnya dari depan. Pedang itu sampai mencuat keluar dan menusuk orang yang berdiri di bkangnya. Pada saat yang sama, Randika melepas genggamannya dan menendangnyalu menahan serangan yang datang dari bkang. Inh keuntungan dari juh, Randika terus menerima serangan koordinasi tanpa henti dari seg arah. Lengah sedikit saja maka dia bisa terluka parah. Ketika Randika menahan serangan dari bkangnya itu, 4 orang kembali berusaha membunuhnya. Randika menoleh untuk meni situasi dan mengulurkan tangan kanannya. Randika terlihat hanya memiliki 1 tangan untuk menghadapi 4 orang, tetapi dm waktu singkat, dia mncarkan 4 tinju super keras pada keempat orang tersebut. Orang-orang yang melihat Randika sudah terpukau dengan pertarungan yang seharusnya berat sebh ini. Mereka kagum sekaligus bersemangat karena th bertemu dengan ahli b diri yang sangat kuat. Adegan hebat seperti ini hanya bisa mereka lihat dari TV, mereka tidak mengira bisa melihatnya dengan kedua mata kep mereka sendiri. Jika mereka memposting video ini di inte, pasti mereka akan menghasilkan banyak uang! Hannah sangat bersemangat melihat Randika, dia ikut meninju-ninju udara sambil bersorak untuk Randika. "Rasakan! Terus kak, hajar mereka! Eh awas kananmu! Tidak kirimu juga, awas bkangmu!" Mata Inggrid juga terpaku pada Randika, tetapi dia juga berusaha mencari ch untuk pergi. Sebelumnya dia sudah berusaha kabur bersama Hannah tetapi usaha mereka itu digagalkan oleh para orang berbaju hitam itu dan akhirnya berkat bantuan Randika mereka bersembunyi di balik batu. Inggrid juga sadar bahwa sma mereka ada di sini, mereka akan menjadi beban bagi Randika. Pertarungan hidup dan mati terus benjut, Randika mengulurkan kedua tpak tangannya dan ledakan energi yang kuatngsung menghempaskanwannya. Lawannya yang menerjang itu tersapu oleh angin yang kuat dan terpental jauh. Hebat sekali! Hannah kembali bersorak dengan semangat, sementara orang-orang bingung apa yang th terjadi. Kenapa orang-orang itu tiba-tiba terpental? Wajah Ivan kembali muram, dia tidak menyangka Randika akan sekuat ini. Sekarang orang berbaju hitam dan para pembunuh itu sisa 10 orang, mereka tidak berani maju. Randika yang bajunyapang-camping dan bersimbah darah itu menatap Ivan sambil tersenyum. "Orang-orang yang kamu bawa ternyata cuma segini?" Dengan katain, kamu tidak bisa membunuhku dengan orang seperti ini. Siapa dirinya? Dia adh sh satu Dewa dari 12 Dewa Olimpus, bisa dikatakan bahwa di dunia ini hanya ada 11 orang yang bisa membunuhnya! Awalnya Ivan tidak ingin menggunakan Dark Knife dkk, tetapi sepertinya dia harus menggunakan jasa mereka untuk membunuh orang satu ini. Biaya yang diminta oleh Dark Knife sudah tidak masuk akal, oleh karena itu Ivan mengira tim pembunuhnya dan orang-orang dari daftar Dewa itu cukup menghadapi Randika. Hasilnya benar-benar bertk bkang dengan harapannya. Melihat sosok Randika yang berdiri diam itu, aura membunuhnya membuat siapapun yang melihatnya merinding. Para pendaki yang merekam Randika ini juga ikut merasakan darah mereka mendidih, sepertinya mereka akan melihat sosok legenda ahli b diri Indonesia yang baru. Bagaimanapun juga, tanpa bantuan Dark Knife dkk, Ivan tidak akan punya kesempatan untuk membunuh Randika. Chapter 293: Kebulatan Tekad Ivan Chapter 293: Kebtan Tekad Ivan Mata Ivan tertuju pada Dark Knife dan timnya, mau tidak mau akhirnya dia menggunakan jasa mereka. Pada saat ini, Dark Knife dan timnya turun ke medan tempur. Wajah mereka penuh dengan waspada. Seth melihat daya tempur Randika, mereka mengerti betapa luar biasawan mereka kali ini. Dm pertarungan 1wan 1, tentu mereka bukah tandingannya. Dark Knife dan timnya mi mengepung Randika, sedangkan Ivan hanya dikawal oleh 3 orang saja. Seth memikirkan juh uang yang dia sudah keluarkan, Ivan memutuskan untuk melihat kinerja Dark Knife dan timnya sebelum mengeluarkan kartu Asnya yang terakhir. Menatap diam Dark Knife dkk, Randika sama sekali tidak bergerak. Bajakut perempuan itu menatap tajam Randika, tiba-tiba dia menghunuskan pedangnya dan mencopot topinya. Dialu membungkuk dan berkata pada Randika. "Ratu bajakut Jessica memberi hormat pada Ares." Pada saat Jessica membungkuk, beberapa panah hitam beracun melesat ke arah Randika. Dia menggunakan serangan ini sebagai sinyal memi serangan untuk kawan-kawannya. Menurut rencana mereka, panah itu akan membuat Randika bergerak. Seth itu Dark Knife dan pak tua bernama Fan itu akan membunuh Randika yang tidak punya pijakan. Namun, bahkan panah itu sudah nyaris mengenainya, Randika masih berdiri diam. Wajah Dark Knife sudah terlihat senang, sepertinya pekerjaan mereka selesai lebih cepat. Namun detik berikutnya, senyuman itungsung menghng! Panah-panah hitam beracun itu dengan mudahnya ditangkap oleh Randika menggunakan sepatunya! "Kalian kira trik murahan seperti ini bisa membunuhku?" Randika mengh napas, dia kemudian pehan menggoyangkan jari telunjuknya. Kemudian tanpa disangka-sangka, Randika mencabut dan melemparkan panah tersebut dengan kecepatan yang lebih cepat dari sebelumnya. Wajah Dark Knife dan pak tua Fanngsung berubah ketika melihatju anak panah itu. Seth menghindar dengan susah payah, wajah bodoh Dark Knife sudah menjadi serius. Lawannya kali ini benar-benar kuat! Dark Knife juga sudah membuang permen karetnya, dia harus mengerahkan seluruh tenaganya kali ini atau dih yang akan mati. Jessica dan pak tua Fan juga merasakan hal yang sama dengan Dark Knife. Kedua bh kubu belum bergerakgi. Hannah sudah khawatir, suasana puncak gunung ini tiba-tiba menjadi berat dan hening. Pada saat ini, tiba-tiba ada botol air yang jatuh ke tanah. Bersamaan dengan itu, orang-orang yang bertarung itu mi bergerak. Dark Knife dan pak tua Fan menerjang ke arah Randika dengan pedang dan pisau di tangan mereka. Beberapa petarung yang pingsan juga ikut kembali bertarung seth sadarkan diri. Pada saat ini, perang sesungguhnya mi berjn. Dark Knife ahli dm menggunakan pisau, dia menganggap pisau lebih ringan dan lebih mudah dikendalikan daripada sebuah pedang. Sedangkan Jessica, dia suka menggunakan serangan jarak jauh seperti pistol ataupun panah. Ku pak tua Fan jago bertarung dengan tangan kosong. Randika sendiri masih berdiri diam, dia menungguwannya untuk menyerang dirinya. Ketika 3 pentn Ivan ini sudah dekat, Randika tidak menahan kekuatannya sama sekali. Dengan satu tangan mengulur kengit, Randikalu menembakan energi tenaga dmnya itu ke arah pak tua Fan yang hendak menebas Randika. Namun, reaksi dari pak tua Fan juga tidak kh cepat. Bukannya bertahan ataupun mundur, dia menggunakan tubuhnya sebagai pijakan Dark Knife. Dengan 10 pisau di tiap s jarinya, Dark Knife mncarkan serangan pisaunya tepat ke arah tubuh Randika. Sedangkan Jessica memberikan serangan panah beracun di titik-titik vital di mana yang akan menjadijur kabur Randika. Ketiga ahli b diri ini mkukan semuanya tanpa berkomunikasi, gerakan mereka benar-benar cepat. Orang awam sama sekali tidak bisa mengikuti pergerakan mereka. Mereka hanya bisa melihat tiba-tiba Randika sudah terpojok dan nyawanya terancam. Semua pendaki ini sudah khawatir terhadap Randika, sepertinyawannya kali ini jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Randika, di sisiin, memberi jawaban pada mereka mlui aksinya. Tidak disangka-sangka, Randika menghantam tanah dan membuat lubang di bawah kakinya. Serangan semua orang melewati dirinya dan tidak ada satupun yang mengenai dirinya. Sesaat seth itu, sosok Randika sudah tidak terlihat di dm lubang. Mendadak, Randika sudah berdiri di hadapan pak tua Fan dan mncarkan tinju menuju perut si kakek ini. Dark Knife dan Jessicangsung menyadari posisi Randika seth pak tua Fan itu terpental tinggi kengit. Tetapi bagi Jessica semua itu sudah tembat, Randika sudah tiba di hadapannya dan mncarkan sebuah tendangan. Serangan Randika ini benar-benar telu mendadak, Jessica sama sekali tidak bisa bereaksi. OHOK! Jessica yang menerima tendangan tepat di perutnya itu memuntahkan seteguk darah ketika dia terkapar di tanah. Yang berdiri sekarang hanyh Dark Knife, tatapan matanya penuh dengan kewaspadaan. Dia tidak mengira Randika bisa menghkan dua temannya itu hanyal dm waktu singkat. Dark Knife merasakan hawa udara di bkangnya berubah, diangsung bersiaga dan menoleh ke bkang. Kemudian pisau tersembunyi di sepatunya itu keluar dan menendang ke arah Randika. Namun tiba-tiba, Dark Knife merasakan dadanya remuk dan dia pun terpental jauh ke bkang. Dark Knife th kh! Ketika berhadapan dengan Ares, bahkan pembunuh ks atas dunia seperti Dark Knife bukah tandingannya! Semua orang termasuk Ivan dan bawahannya itu terpukau dengan hasil akhir ini, kekuatan Randika memang luar biasa. Randikalu menatap Ivan dan berkata dengan nada dingin. "Masih adagi?" Dengan katain, cuma segini kemampuanmu? Melihat wajah tenang Randika, Ivan sudah benar-benar marah. Sepertinya dia harus memainkan kartu terakhirnya. Ivan mengangguk pada pengawal di sampingnya. Kemudian 3 pengawal itu memberikan orang-orang yang masih sadarkan diri itu sebuah pil dan mennnya. Melihat hal ini, Randika mengerutkan dahinya. Pada saat ini, orang-orang yang menn pil obat itu berjn menghampiri Randika dengan mata yang semerah darah. Efek dari obat sepertinya mi bekerja. Randika terkejut ketika melihat pergerakan orang-orang ini yang mirip zombie, namun pada saat ini Ivan sudah berteriak pada anak buahnya. "Bunuh dia!" Ivan tidak peduligi, dia hanya ingin Randika mati hari ini. Mendengar teriakan Ivan ini, semua orang yang masih bisa bertarung berdiri kembali dan menerjang ke arah Randika. Tentu saja orang-orang yang meminum pil obat tadi itu juga mi beri ke arah Randika. Randika memiliki sebuah dugaan dari obat yang th mereka minum itu, tetapi dia tidak berani memikirkannya. Oleh karena itu, dia ingin membuktikan teorinya itu dan menyerang mereka terlebih dahulu. Tanpa ragu, Randika menancapkan pedang yang dia dapat dari tanah pada pundak seorang musuhnya. Namun, orang yang tertusuk itu sama sekali tidak tumbang meskipun darah sudah mengucur deras. Bahkan wajahnya tersenyum lebar pada Randika sambil dia mencabut pedang yang menancap di pundaknya. Semua orang yang melihatnya terkejut. "Hah, orang itu g apa? Apa dia tidak bisa merasakan sakit?" Kata Hannah. Hati Randikangsung mengepal, tetapi dm sekejap dia sudah terkepung. Dark Knife dkk sudah kembali ikut bertarung meskipun terluka. Serangan tangan kanan Randika berhasil mematahkan kaki musuhnya tetapi dengan santai orang tersebut menyerang Randika tanpa memedulikan rasa sakitnya. Randikalu menyeranggi dan berhasil mematahkan lengan musuhnya. Namun hal itu tidak membuat orang itu berhenti menyerang Randika, bahkan sepertinya lengannya yang patah itu tidak terasa sama sekali bagi dirinya. Obat zombie? Seth beberapa kali menyerang, dugaan Randika terbukti benar. Orang-orang itu th meminum pil yang sama dengan para pembunuh dari mafia Italia utusan Naoki Moretti. Bahkan efek dari pil obat itu jauh lebih ggi daripada yang dulu. Ivan menatap Randika, wajahnya sudah dipenuhi dengan aura kebencian. Kali ini apakah dia bisa membunuh pasukan yang th membuang sisi manusiawinya? Orang-orang yang th memakan pil itu sama sekali tidak takut oleh Randika, mereka tidak segan-segan untuk menukar sh satu tubuh mereka apab mereka berhasil melukai Randika. Ditambah dengan serangan Dark Knife, Jessica dan pak tua Fan, Randika mi terpojok. Randika mi kewhan, serangan tanpa henti Dark Knife dkk dan para ahli b diriin datang dari seg arah. Belumgi zombie-zombie yang terus berdiri meskipun kaki mereka patah. "Kak Inggrid bagaimana ini? Bisa-bisa kak Randika mati ku terus-terusan seperti ini." Hannah dan Inggrid menatap Randika sambil berdoa dm hati mereka. Meskipun terpojok, Randika baru menerima luka pertamanya seth bertarung sma 2 menit penuh. Orang yang meminum pil zombie itu berhasil menangkap tangan Randika meskipun dia sudah tidak akan pernah bisa berjngi. Kesempatan ini digunakan oleh Dark Knife untuk membunuh Randika. Meskipun serangan pisau Dark Knife meleset, Randika masih mendapatkan pukn tk dari pak tua Fan. Randika tidak sempat menarik napas karena serangan berikutnya sudah datang. Sepertinya Randika benar-benar terpojok kali ini! Ivan mendengus dingin dan tersenyum lebar, kali ini Randika pasti mati. Randika mi menangkis serangan itu satu per satu, tetapi pada saat ini kekuatan misterius dm tubuhnya mi bergejk. "Tidak, jangan sekarang!" Dm sekejap, Randika yang terlihat tenang itu meraung keras menghadap kengit. Seth itu dia menerjang ke depan bagaikan serig dan membunuh siapapun yang berani menghadangnya. Dark Knife, pak tua Fan dan Jessicangsung mengambil jarak, mereka tahu bahwa ada perubahan di dm diri Randika. Namun, semua itu sudah tembat bagi Jessica. Di tengahngkah mundurnya itu, Randika berhasil menangkap kakinya dan membantingnya dengan keras. Untung saja Jessica mendarat di sh satu badan orang yang sedang pingsan, ku tidak dia pasti sudah mati. Perempuan bajakut itungsung tak sadarkan diri. Randika benar-benar seperti berubah menjadi binatang buas, tidak ada orang yang bisa mengimbangi dirinya. Satu per satu orang dibunuh oleh Randika tanpa ampun, tidak ada yang bisa menghentikannya! Ketika Ivan melihat perubahan medan tempur ini, ekspresi wajahnya berubah menjadi muram. Jika terus seperti ini maka semua bawahannya itu pasti mati tanpa tersisa. Ketika dia bimbang, dia menyadari sosok Inggrid dan Hannah yang sedang bersembunyi. Dm sekejap dia memiliki ide brilian. Randika, yang sedang membunuh, tiba-tiba mendengar suara Ivan yang keras. "Berhenti atau aku akan membunuh mereka." Ketika Randika menoleh, dia menemukan bahwa Ivan dan pengawalnya sedang menyandera Inggrid dan Hannah. Leher kedua perempuan itu sudah terancam oleh bh pisau yang tajam. Api amarah Randika justru semakin meluap-luap. "Bedebah! Berani-beraninya kau menyentuh perempuanku!" Tidak takut dengan gertakan Randika, Ivanlu menyayat pinggang Hannah tanpa ragu. Teriakan sakit bercampur ketakutan Hannah memenuhi medan tempur yang mengenaskan ini. Chapter 294: Hasil yang Tidak Terduga Chapter 294: Hasil yang Tidak Terduga Fokus Randika benar-benar terletak pada Hannah dan Inggrid yang tertangkap, dia tidak menyadari serangan yang datang dari bkang! Dm sekejap, dia menerima 2 pukn tepat di bkang kepnya. Seluruh tubuh Randika tersungkur ke tanah. Seth berusaha berdiri, Randika menyadari Ivan yang sedang menatapnya sambil tersenyum lebar. "Menyerah dan math atau aku akan membunuh mereka berdua." Ivan tidak main-main. "Kak,rh dan tidak usah pedulikan kami." Hannah tidak r melihat kakak iparnya itu tersakiti. Ini juga merupakan shnya dan kakaknya karena tidak segera kabur meskipun juh yang mengawasi mereka sudah sedikit. Randika sudah mi g, kekuatan misteriusnya itu tiap detiknya ingin mengambil alih kesadarannya. Sambil menampar tanah, Randika berdiri dan menatap tajam ke arah Ivan sambil terus mempertahankan kesadarannya. "Bukankah kau ingin membunuhku? Kenapa kau sampai mkukan tindakan pengecut seperti itu? Apa kau takut mati di tanganku?" Teriak Randika. "Karena aku tahu bahwa mereka berdua ini adh kelemahanmu." Kata Ivan dengan nada dingin. Kedua pengawalnya itu makin erat menggenggam pisau mereka di leher Inggrid dan Hannah. Batas kesabaran Randika hampir meledak ketika dia melihat darah yang mengalir di leher istrinya itu. Pada saat ini, sebuah serangan pisau dari Dark Knife mengarah pada pundaknya dan Randika sama sekali tidak bergerak. Pisau itu menancap dengan kokoh dan mengucurkan darah segar dari balik baju. Seth itu, tiba-tiba pak tua Fan menendang wajah Randika dengan keras. Melihat kesempatan emas ini, Dark Knife dan pak tua Fan tidak segan-segan memanfaatkannya. Dm sekejap mereka menghajar Randika hingga babak belur. Randika, yang hanya bisa menerima serangan musuhnya ini, sudah hampir di ambang batasnya. Seth bertarung sekali dengan Randika, Ivan tahu bahwa ledakan tenaga Randika ini hanya bengsung sebentar. Sesudahnya ledakan energi itu, Randika sudah bukah apa-apa. Karena Inggrid dan Hannah berada di tangan Ivan, Randika sama sekali tidak berdaya. Ketika dia ingin bs menyerang, Ivan slu mengancam akan membunuh Inggrid dan Hannah. Tangan Randika benar-benar terikat. Melihat pemukn ini, hati Inggrid semakin sakit dan air mata hanya bisa mes. Dia sama sekali tidak berdaya ketika suaminya dihajar hingga babak belur. Seiring berjnnya waktu, tenaga dm Randika mi habis dan dia sudah nyaris pingsan. Tindakan Ivan ini benar-benar pengecut. Tidak tahan dengan kejadian ini, Hannah menoleh ke arah Ivan dan berkata padanya. "Paman, aku dulu menaruh hormat padamu tetapi aku tidak menyangka bahwa paman hanya seorang bajingan." "Aku bajingan?" Ivan tertawa. "Aku punya uang dan semua hal di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Aku hanya memakai uangku ini untuk membunuh bajingan keparat satu itu yang th membunuh anakku." Inggrid juga ikut berusaha meyakinkan Ivan agar menghentikan serangannya. "Paman, meskipun aku ikut bersedih atas kematian Hans, kita tidak bisa memutar balikkan waktugi. Kenapa kita tidak berusaha memperbaikinya? Keluarga kita masih berteman baik dan kami juga siap memberikan kompensasi sebagai permintaan maaf." "Kompensasi? Apa gunanya hal itu? Apa itu bisa membuat anakku kembali hidup?" Ivan menjadi marah. "Jika bukan karena kamu Inggrid, anakku itu pasti masih hidup! Hari ini aku akan membuat pria yang kau sebut suami itu mati di depan matamu." Melihat usahanya sia-sia, Inggrid sudah menyerah untuk membujuk kep keluarga Alfred ini. Namun, permashannya tetah dirinya dan Hannah yang tertangkap ini. Jika mereka berdua masih tertangkap, makama kmaan Randika akan mati. Memikirkan kemungkinan itu, air mata Inggrid makin deras. Benar, dia th menjadi kelemahan dari Randika. Jika bukan karena dirinya, bagaimana mungkin Randika berada di kondisi yang sekarang? Tetapi, Randikagigi meraung keras. Meskipun menerima serangan bertubi-tubi, kembali terjadi ledakan tenaga pada Randika. Matanya yang merah sudah bagaikan dewa pembunuh yang mencari mangsa. Ledakan tenaga ini membuat musuhnya kembali waspada. Ketika melihat hal ini, Ivan hanya mendengus dingin dan menyuruh kedua pengawalnya itu mengikat Inggrid dan Hannah menjadi satu. "Lepaskan aku!" Hannah berusaha melepaskan diri tetapi semua itu tetap percuma. Dia dan Inggrid tidak bisa mwan sama sekali. Seth tali itu berhasil mengikat mereka, para pengawal itu tinggal mendorong kedua kakak adik ini dan mereka akan terjun bebas ke bawah gunung. "Randika!" Ivan berteriak pada Randika yang sedang bertarung. Di tengah pembantaiannya, Randika menoleh dan melihat situasi yang dimi oleh Inggrid dan Hannah. Dm sekejap Dewa Perang ini berhenti bergerak. "Inggrid, Hannah!" Randika kehngan fokusnya dan Dark Knife dan pak tua Fan memanfaatkan kesempatan ini untuk melukai Randikagi. Para pendaki yang merekam kejadian ini hanya bisa kasihan pada Randika. Mereka ingin menolongnya tetapi pertarungan seperti ini bukah panggung milik mereka, adanya mereka akan terbunuh dengan mudah. Cara para penjahat itu memang sangat licik. Hannah berusaha mrikan diri tetapi ikatan talinya itu benar-benar erat. Inggrid hanya bisa menangis melihat suaminya itu dipukul habis-habisan. Jika saja dia tidak menjadi beban, Randika tidak akan menjadi seperti itu. Ivan sangat puas ketika melihat Randika memuntahkan seteguk darah segar, sekarang dih yang mengontrol pertarungan ini. Jika Randika berani macam-macam, maka dia harus mengucapkan smat tinggal pada istri dan adik iparnya itu. Tubuh Randika sudah dipenuhi luka dan memar, dia sama sekali tidak bisa mwan. Sma kondisi Randika masih mengamuk, Ivan akan slu mengingatkan bahwa nyawa Inggrid dan Hannah berada di tangannya. Inggrid sudah tidak tahan melihat kejadian ini, dia akhirnya membtkan tekadnya. Dialu berkata pada Hannah. "Han, seth ini kamu harusri sekuat tenagamu ya. Kakak harap kamu bisa menemukan kebahagian di hidup ini." Hannah merasakan firasat buruk ketika mendengarnya. "Kak, jangan berpikiran bodoh." Dan tentu saja, Inggrid berhasil melepaskan diri dari ikatannya dan menggigit tangan pengawal yang menjaga mereka dan mendorongnya hingga terjatuh di tanah. Kemudian seth memastikan Hannah th bebas, Inggrid meloncat dari atas tebing! "KAK!" Hannah dengan cepat berusaha menangkap tangan Inggrid. Namun, Hannah justru ikut jatuh bersama Inggrid dan keduanya terjun bebas menuju kaki gunung! "Ahhhhh!!" Inggrid dan Hannah hanya bisa berteriak. "Inggrid, Hannah!" Randika yang sibuk bertahan itu menyadari tindakan nekat Inggrid, tetapi semua sudah tembat. Tatapan mata Randika terpaku pada ujung tebing. Randika tanpa ragu-ragu menyalurkan tenaga dmnya ke kakinya dan beri menuju Inggrid dan Hannah. Namun, Dark Knife dan pak tua Fan tidak membiarkan Randika kabur. Tetapi, aura membunuh Randika yang sangat pekat itu membuat mereka berhenti bergerak sejenak. Mereka belum pernah merasakan aura membunuh yang sepekat ini. Seth sadar dari linglungnya itu, mereka berdua tembat setengahngkah oleh Randika. Dark Knifengsung melemparkan pisaunya sedangkan pak tua Fan melemparkan pedang yang dia pungut dari tanah. Dengan tenaga dm yang sudah mengalir di kedua tangannya, Randika mementalkan semua serangan itu dengan ledakan energi. Kemudian tanpa ragu-ragu, Randika meloncat ke arah Inggrid dan Hannah. Semua ini terjadi begitu cepat, orang awam sama sekali tidak bisa memproses kejadian ini dengan cepat. Melihat sosok Randika yang terjun itu, wajah Ivan menjadi muram. Sedangkan para pendaki yang sibuk merekam itu sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Dia melompat turun demi kedua perempuan itu? Apa dia berniat mati bersama-sama? Seth Randika meloncat turun, puncak gunung ini sudah dipenuhi oleh mayat bertebaran. Suasana berat dan mencekam itu kembali menjadi tenang. Dark Knife dan pak tua Fan menggotong Jessica yang pingsan dan pergi dari situ. Jika pertarungan tadi tidak ada campur tangan dari Ivan, mungkin mereka bertiga ini sudah mati. Orang-orang yang tersisa dari pertempuran ini menghampiri tuan mereka Ivan. Hasil dari pertarungan ini benar-benar di luar dugaan Ivan. Randika, Inggrid dan adiknya Hannah sama-sama mati karena jatuh dari puncak gunung. Wajah Ivan terlihat tidak puas, dia menatap ke bawah dari atas tetapi tidak dapat menemukan apa-apa. Asal tahu saja, ketinggian gunung ini mencapai 1500 mdpl. Jika dia mengerahkan seluruh kekuatan keluarganya, kesempatan dirinya menemukan ketiga mayat itu masih tetap kecil. Terlebihgi, jika orang berani meloncat dari puncak gunung ini, sudah hampir 99,99999% mereka akan mati. "Tuan, apangkah berikutnya?" Para bawahannya itu menunggu perintah. Tetapi Ivan sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Sejujurnya, hasil seperti ini bukah hasil yang dia inginkan. Dia hanya ingin membunuh Randika, sedangkan untuk Inggrid dan Hannah dia bisa memanfaatkannya untuk mengeksploitasi kekayaan keluarga Laibahas. Tetapi di luar dugaannya, Inggrid Elina melompat dari atas tebing agar tidak menjadi beban bagi Randika! Kejadian ini pasti sampai di telinga keluarga Laibahas dan tentu Ivan akan menjadi pku utamanya. Jika sampai itu terjadi, kedua keluarga aristokrat ini akan perang habis-habisan sampai sh satu dari mereka hancur! "Kirim beberapa orang untuk menemukan mayat mereka." Kata Ivan. Seth para bawahannya itu pergi dan mencari mayat ketiga korban itu, Ivan sama sekali tidak berharap banyak. Gunung yang luas dan hutan yang rindang ini benar-benar telu luas untuk diperiksa seluruhnya. Tidak sampai 15 menit, seseorang beri menuju Ivan sambil tergesa-gesa. "Tuan, kami menemukan nona Inggrid! Beliau masih hidup!" Mendengar hal ini, Ivan dengan cepat beri menuju lokasi. Apa yang dilihatnya benar-benar keajaiban, dia melihat Inggrid yang pingsan sedang tersangkut di pohon tanpa terluka sama sekali. "Turunkan dia!" Di puncak gunung, para pendaki itu akhirnya bisa bernapas lega seth melihat Ivan dan bawahannya itu meninggalkan tempat ini. Apa yang th terjadi di puncak gunung ini benar-benar momen yang tidak terlupakan. Mereka tidak menyangka bahwa di Indonesia terdapat kekuatan tersembunyi seperti itu. Seth menurunkan Inggrid, para bawahan Ivan itu kembali mencari Randika dan Hannah sma beberapa saat. Tetapi mereka tidak menemukan petunjuk sama sekali. Bisa dikatakan bahwa Randika dan Hannah terjatuh ke kaki gunung sedangkan Inggrid benar-benar beruntung tersangkut di pohon tidak jauh dari tempat dia meloncat tadi. "Tuan, kami sudah memeriksa sekeliling sebanyak 3x dan tidak menemukan apa-apa." "Aku yakin orang itu sudah pasti mati di kaki gunung." Ivan sama sekali tidak menjawab. Meskipun dia ingin memastikan Randika th mati, mencari mayatnya di gunung ini bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami. Pada akhirnya, Ivan hanya bisa percaya bahwa Randika th mati. Tidak ada manusia yang bisa smat jika jatuh dari ketinggian ini. "Bersiah untuk turun." Kata Ivan. Orang-orang mungkin tidak menyangka bahwa orang yang th berhasil membunuh Ares sang Dewa Perang bukah sh satu dari 12 Dewa Olimpus minkan seorang ayah yang ingin membskan dendam anaknya. Chapter 295: Berjanjilah Kamu akan Tetap Hidup Untukku! Chapter 295: Berjanjh Kamu akan Tetap Hidup Untukku! "Inggrid, Hannah!" Randika berteriak dengan keras di tengah udara, wajahnya benar-benar terlihat cemas ketika melihat kedua orang yang disayanginya itu jatuh dengan cepat. Kekuatan misterius di dm tubuhnya tiba-tiba menyatu dengan dirinya dan menyebar ke seluruh tubuh. Dengan bantuan kekuatan misterius ini, kecepatan jatuh Randika jauh lebih cepatgi dan berhasil memotong jarak dengan Inggrid dan Hannah dengan cepat. Di bawah mereka, terlihat pohon-pohon besar dengan dahan pohon yang banyak. Namun, mereka tidak bisa melihat kejutan apa yang dimiliki seth mereka menembus pohon-pohon itu. "Kak Randika!" Hannah terkejut melihat sosok Randika yang memegang tangannya, Inggrid juga tidak menyangka bahwa Randika juga ikut meloncat. Kedua mata pasangan ini bertemu. Randika menatap mata Inggrid yang berlinang air mata, dm sekejap Randika tahu apa maksud dari tindakan nekat Inggrid ini. "Bukankah kita sudah berjanji akan hidup bersama hingga tua?" Dm sekejap, Randika memeluk Inggrid dengan satu tangan. "Randika aku" Inggrid ingin meminta maaf atas kebodohannya, tetapi mereka bertiga sudah nyaris menabrak kumpn pohon ini! "Berjanjh kamu akan tetap hidup untukku!" Kata Randika sambil tersenyum pada Inggrid, nada suaranya benar-benar menenangkan. Tetapi, tiba-tiba, dengan bantuan kekuatan misteriusnya, Randika melempar Inggrid! Dm sekejap, tubuh Inggrid itu melesat menuju pohon besar yang memiliki daun yang banyak dan akhirnya mendarat di sebuah dahan pohon yang besar. Kekuatan dan akurasi tembakan energi Randika benar-benar tepat, dia berhasil meminimalisir bahaya yang bisa menimpa Inggrid dan mendaratkannya dengan sempurna. Namun, Inggrid masih tetap pingsan karena kepnya membentur dahan. Randika sendiri tanpa sadar menatap keras sebuah dahan pohon yang besar. DUAK! Randika menerima benturan keras itu tepat di bkang kepnya, hal ini membuatnya hampir kehngan kesadaran. Bahkan dahan pohon yang besar itu juga ikut patah dan terjun bersama Randika! Pada saat yang sama, Hannah masih berada di udara, mulutnya tidak bisa berhenti meminta tolong pada Randika. "Kak Randika tolong aku!" Hannah takut setengah mati sedangkan Randika masih berusaha tetap tersadar dan kembali melesat menuju Hannah. Ketika mereka berdua berhasil melewati pepohonan yang rindang itu, pandangan mereka menjadi js. Tetapi ini bukah kabar baik, karena apa yang menunggu mereka adh bebatuan tajam! Hannah sudah mengompol, dia mmbaimbaikan tangannya berusaha untuk meraih sesuatu. Namun usahanya itu gagal dan dia makin jatuh dengan cepat. "Han, jangan panik!" Randika berteriak sekuat tenaga kepada Hannah yang terus terjatuh itu. Pada saat yang sama, dia berusaha mencari sesuatu yang bisa mengurangi kecepatan jatuh mereka. Kedua orang ini sudah bagaikan titik hitam yang myang jatuh dari atas tebing menuju kaki gunung. Orang-orang di bawah sama sekali tidak bisa melihat mereka karena saking cepat dan kecilnya mereka. Terlebihgi, kecepatan mereka ini membuat mereka tidak bisa ditolong. Hannah terus berteriak histeris sma di udara. Apa aku akan mati? Rasa pasrah dan tidak berdaya sudah memenuhi hati gadis ini. "Han, pegang tanganku!" Randika berteriak sekuat tenaga. Ketika melihat ke atas, Hannah menemukan Randika yang semakin dekat dirinya. Wajah Randika yang terlihat gagah itu mengulurkan tangannya dan berusaha menangkap dirinya. "Kak Randika!" Hannah sudah menangis bahagia, namun pada saat ini, mata Randika makin mengecil. Tidak jauh dari Hannah, sebuah batu runcing siap menyambut mereka berdua. Jika mereka jatuh dengan kecepatan ini, sudah pasti batu itu akan menembus kedua tubuh mereka. Di saat paling krusial, Randika berhasil menangkap tangan Hannah dan mendorongnya ke samping. Namun, Randika gagal menymatkan dirinya dan batu itu menggores perut sampingnya dengan hebat. CRAT!! Baju pada bagian samping perutnya itu menjadi penuh dengan darah, untung saja usus Randika tidak sampai keluar dari tubuhnya. Namun, Randika masih belum bebas dari bahaya. Kekuatan misterius di dm tubuhnya kembali bergejk dan berusaha mengambil alih inangnya yang melemah itu. UHUK! Randika memuntahkan seteguk darah segar. Sementara luka di perutnya itu makin berdenyut dan ternyata daging perutnya itu sudah terkoyak dan hng di udara. Di tengah kesakitan ini, Randika menggenggam erat tangan Hannah. "Kak bertahah!" Hannah benar-benar ketakutan dan sudah berlinang air mata. Randika merasakan rasa sakit luar biasa dari perutnya dan darah tidak bisa berhenti keluar. Terlebihgi, tenaga dmnya sedang bertempur dengan kekuatan misterius di dm tubuhnya. Menahan rasa sakitnya itu, Randika berkata pada Hannah. "Berpegangah yang erat padaku." Hannah dengan cepat merangkul Randika erat-erat. Di tengah udara, Randika membetulkan posisinya sehingga Hannah bisa merangkul dirinya di punggungnya. Mereka masih terjatuh, Randika berusaha mencari tempat yang tepat untuk mendarat. Tetapi, yang ada hanyh batu-batuan tajam yang akan menyambut mereka. Randika berusaha mengulurkan tangannya dan bergntungan di tebing, dia berharap bisa menurunkan kecepatan jatuhnya. Tetapi semua itu percuma, ketika tangannya berhasil meraih sebuah batu, batu itu akan ikut terlepas karena momentum Randika yang telu cepat. Pada saat ini, Randika menyadari ada sebuah pohon yang cukup besar. Hal ini membuat dirinya senang tidak karuan. "Han, pegangan yang erat." Dm sekejap Hannahngsung memeluk leher Randika dengan erat. Kedua dada Hannah yang besar itu segera penyet di punggung Randika, tetapi Randika tidak punya waktu untuk menikmati sensasi empuk itu. Nyawanya masih terancam, jika dia menuruti nafsu birahinya itu maka mereka berdua akan mati hari ini. Jatuh dari tebing ini merupakan kejadian paling berbahaya yang pernah dirasakan oleh Randika. Melihat sosok pohon itu makin dekat, mata Randika menatapnya dengan tajam. Dm sekejap dia berusaha menangkap dahan pohon tersebut! Kecepatan tinggi itu tiba-tiba menjadi 0, ku ini bukan Randika maka tangan orang itu sudah pasti patah dan lepas dari sendi bahunya. Pada saat yang bersamaan, pohon ini menerima seluruh energi yang diberikan oleh Randika dan terus menerus bergetar. Namun, dahan yang dipegangnya itu mi menunjukan tanda-tanda patah. Randika belum menyadari suara retakan dahan tersebut, dia masih menikmati udara yang dia hirup itu. Sedangkan Hannah menutup matanya sambil terus memeluk leher Randika. Seth menenangkan diri, Randika menoleh ke atas dan menyadari hal buruk tersebut. Dia sampai kehabisan kata dengan nasib sialnya ini. Bahkan jika dia berhasil smat berkat pohon ini, kembali jatuh ke bawah sama saja dengan mati. Sepertinya petungannya jatuh ini masih jauh dari kata selesai. "Kak apa kita sudah smat?" Hannah mi membuka matanya sedikit demi sedikit. Melihat dahannya yang akan patah itu, dia menjadi panik. Bajunya juga sudahpang camping, untungnya dia tidak terluka dan hanya memiliki memar yang sedikit. "Kakak tidak akan membiarkanmu mati, percayh padaku." Randika tersenyum pada Hannah. Namun, senyuman itu juga mengandung kepahitan dan kebencian. Dia pasti akan membskan dendamnya ini pada Ivan dan keluarganya itu. Chapter 296: Gua Misterius (1) Chapter 296: Gua Misterius (1) Pada saat Randika bersumpah akan membs dendamnya di hatinya, tiba-tiba suara retakan di dahan itu makin keras. Sepertinya dahan yang sudah retak itu sudah tidak kuat menahan bobot dua manusia ini dan sudah mi menunjukan tanda-tanda patah. Pehan demi pehan, Randika dan Hannah kembali merosot dan mendadak dahan itu patah dan keduanya kembali jatuh! Ketika dirinya merosot, Hannah sudah menutup matanya dengan erat dan memeluk leher Randika. "AH!!!" Randika tidak tahu harus berbuat apa, jika mereka jatuh dengan kecepatan seperti tadi maka tamah riwayat mereka. Seth menoleh ke bawah, hati Randika justru makin mengepal. Bebatuan yang tajam itu mencuat dan tidak sabar menanti kedatangan mereka. Tidak ada pilihanin, Randika menyalurkan seluruh tenaga dm di tubuhnya ke tangannya. Dan seperti sebuah cakar, Randika menancapkan tangannya di tebing. SRAAAKKKKK! Kesepuluh jari Randika itu berusaha menahan bobot keduanya sambil terus meluncur ke bawah. Bahkan kuku di jari Randika sudah mi retak dan patah. Untungnya saja, tindakan cerdas Randika ini sangat efektif. Kecepatan turun mereka sudah jauh berkurang dan akhirnya mereka bergntungan di tebing. Randika mengh napas lega, setidaknya sekarang dirinya bergantung pada tenaga dmnya sendiri. Hannah masih menutup matanya dan tidak berani membukanya. Randika melihat ke bawah dan menemukan tidak ada tempat yang cocok untuk mendarat dengan smat. Namun, tiba-tiba dia menemukan sebuah batu yang cukup besar yang cocok dijadikan sebagai pijakan kaki. Dengan hati yang bergembira, Randika mencopot satu genggamannya dan mi memanjat turun ke arah batu tersebut. Randika sudah seperti spiderman, meskipun dia lebihmbat tetapi kecepatan turunnya stabil. Ku tidak begitu, dia bisa terjatuh dan sudah tidak ada caragi untuk menymatkan dirinya. Namun, tiba-tiba tenaga dmnya itu mi kehabisan tenaganya. Pada saat ini Randika merasa seluruh tubuhnya menjadi dingin, darah di perutnya yang terkoyak itu masih mengucur. Dia sendiri merasakan kedua tangannya itu mi lemas. Ini gawat! Jika bukan karena kekuatan misterius yang membantunya, mungkin dia sudah jatuh ke bawah sekarang. "Kak, kenapa kamu berhenti?" Hannah menn air ludahnya, dia merasakan firasat burukgi. "Tidak apa-apa, aku hanya ingin istirahat sebentar." Kata Randika dengan nada menenangkan. Tetapi wajahnya yang semakin pucat itu tidak bisa disembunyikan. Sembari turun pehan menuju batu besar itu, Randika harus menahan rasa sakitnya dengan menggigit bibirnya. Seth beberapa saat, akhirnya Randika berhasil membawa dirinya dan Hannah ke batu tersebut dengan smat. Sambil mengatur napasnya, Randika terkejut ketika menyadari ada sebuah gua yang di bkangnya. Gua? Gua! Randika benar-benar senang, dialu kembali berjn dan membawa Hannah masuk ke dmnya. Ketika mereka sudah di dm, Randika menurunkan Hannah dan dm sekejap adik iparnya itungsung pingsan. Kejadian ini pasti telu menakutkan untuknya jadi Randika memakluminya. Tidak seharusnya seorang perempuan mengmi kejadian menakutkan seperti ini. Tetapi Randika sendiri juga butuh istirahat sejenak dan menghentikan pendarahannya. Seth menghentikan pendarahannya dengan jarum akupunturnya, Randika merasa dirinya sangat beruntung bisa smat dari kejadian ini. Dia juga tidak menyangka bahwa Ivan akan memakai taktik pengecut seperti itu. Seth istirahat sejenak dan pendarahannya sudah berhenti, Randika kembali menggendong Hannah dengan kedua tangannya dan berjn lebih dmgi ke gua tersebut. Seth beberapa saat tidak bisa melihat apa-apa, Randika melihat sebuah cahaya oranye di depan. Melihat pemandangan di depannya, Randika terkejut bukan main. Gua ini sepertinya gua sakral. Di tengah gua ini, terdapat sebuah km berdiameter 10 meter. Km tersebut diselimuti oleh asap putih, dan sepertinya air tersebut jauh lebih dingin daripada air pada umumnya. Seth meletakan Hannah, Randika bermaksud memeriksa km air tersebut. Namun tiba-tiba, tatapan matanya menjadi kosong. Seluruh tubuhnya menjadi lemas dan dia pun terjatuh. Bahkan dia tidak bisa merasakan satu pun bagian tubuhnya. Apa yang sedang terjadi? Randika merasa bahwa tubuhnya sekarang itu tidak jauh berbeda dengan sebuah cangkang kosong, benar-benar tidak ada tenaganya sama sekali. Kekuatan misteriusnya yang merembes keluar seperti air terjun itu tiba-tiba surut dan menghng tanpa jejak. Yang tersisa dari tubuh Randika sekarang hanyh m bawah sadarnya saja. Kesadarannya ini sendiri tampak tidak stabil, seakan-akan ada pihakin yang ingin merebut kesadarannya itu. Randika benar-benar lemas. Untuk menymatkan Hannah dan Inggrid, bisa dikatakan bahwa dia memakai seluruh tenaga dmnya hingga titik terakhir dan mengandalkan kekuatan misterius di dm tubuhnya. Dengan kondisi Randika yang sekarang, dia belum bisa mengontrol kekuatan ini secara sempurna. Hari ini dia sudah memakainya 2x ketika bertarung dan 1x saat dirinya melompat turun dan menymatkan Inggrid dan Hannah. Pemakaian seperti ini benar-benar berbahaya baginya. Pada saat yang sama, perut sampingnya yang terkoyak itu membuatnya kehngan sejuh darah. Hal ini lebih diperparah dengan rasa sakit yang dirasakan di setiap sendi, tng, saraf dan ototnya. Seakan-akan dia th digigit oleh 10000 ribu semut merah di tubuhnya. Rasa sakitnya ini membuatnya berkeringat deras. Ketika dia ingin berteriak untuk mmpiaskan rasa sakitnya, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Rasa sakit yang nyelekit itu membuat Randika merasa ingin mati saja, dia tidak kuat dengan penyiksaan seperti ini. Pada saat yang sama, sosok hitam yang tiba-tiba muncul di gua ini makin hitam tiap detiknya. Sekarang Randika bukan hanya bisa merasakan kekosongan di dm tubuhnya, dia bisa merasakan hal yang sama di sekelilingnya. Sosok hitam itu tiba-tiba berubah menjadi sosok Ivan,lu dengan mulut yang terbuka lebar dan gigi yang tajam, yang bisa menn Randika secara utuh, menerjang ke arah Randika! Randika ingin menghindar, tetapi tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak. Dia hanya bisa pasrah sosok hitam misterius itu mhap dirinya, tetapi sosok itu hanya menembus badannya! Sekarang, di sekitarnya itu sudah banyak sosok hitam misterius seperti hantu mengerumuni dirinya. Di sisiin, ketika Ivan sudah sampai di tengah-tengah gunung, dia menyuruh anak buahnya menghentikan pencarian mayat Randika dan Hannah. Di dm hatinya, dia sudah menganggap pembunuh anaknya itu sudah mati. Mi dari hari ini, nama Randika sudah tidak adagi di dunia ini. Dan dengan ini p, anaknya itu bisa beristirahat dengan tenang. Melompat turun dari ketinggian seperti itu sama saja jatuh ke pelukan dewa kematian. Baginya, Inggrid sendiri sungguh sangat beruntung bisa menyangkut di pohon dan tidak terluka sama sekali. Sebelum Ivan dan bawahannya itu berjn menuruni gunung, mereka th mengumpulkan mayat-mayat rekan mereka yang mati dan melemparkannya ke dasar gunung persis di tempat Randika melompat tadi. Chapter 297: Gua Misterius (2) Chapter 297: Gua Misterius (2) Di Gunung Batu Jaya, tebing yang ada sangah curam dan berbatu. Jadi di ch-ch tebing-tebing ini sering ada pohon yang tumbuh sedangkan bagian dasar gunung hanyh bebatuan saja. Sejujurnya ini tidah normal, ketika berada di atas gunung, kita bisa melihat hutan yang rindang dan luas. Di tengah-tengah tebing itu, terdapat dua batu besar yang menonjol keluar. Di bkang batu tersebut terdapat gua yang misterius. Dari kejauhan, orang tidak akan bisa melihatnya karena batu itu seakan-akan menutupi gua tersebut. Ketika orang masuk ke dm gua, yang mereka lihat hanyh kegpan. Bahkan kita tidak bisa melihat jari tangan kita sendiri saking gpnya. Tetapi seth berjn masuk sekitar 100 meter, tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menerangi kita. Cahaya itu bukah matahari minkan sebuah cahaya berwarna oranye. Jika diperhatikan dengan baik, cahaya itu berasal dari ch-ch dinding gua. Di bagian tengah area ini, terdapat sebuah km yang berdiameter 10 meter. Air di km itu sangat jernih dan tenang, sama sekali tidak ada riak. Namun, kita tidak bisa melihat dasar dari km tersebut meskipun airnya jernih. Pada saat yang sama, permukaan air itu mengeluarkan asap putih yang bisa dilihat oleh mata. Di dm gua inh Randika sedang terkapar tidak berdaya dengan baju yangpang camping dan perut yang terkoyak. Belumgi luka dan memar yang dia terima sebelumnya ketika dia bertarung. Sedangkan luka-luka goresan di tubuhnya, diterimanya ketika menembus pepohonan. Bibirnya yang kering itu sudah mengeluarkan tetesan darah, sedangkan jari tangannya itu bisa dikatakan sangat buruk rupa. Kuku yang retak dan patah menghiasi tangan Randika. Pada saat yang sama, tidak jauh dari tubuh Randika, Hannah sedang tidur dengan tenang. ....... Seth sekianma waktu belu, akhirnya Hannah terbangun dari tidurnya. Hannah memperhatikan sekelilingnya dan dia tidak tahu dia berada di mana dan jam berapa sekarang. Tiba-tiba dia menyadari kakak iparnya yang sedang terkapar di depannya. "Kak Randika!" Dengan cepat Hannah menghampirinya dan memeriksa keadaan Randika. Mata Randika benar-benar merah dan darah di mulutnya terus mengalir. "Kak, bertahah! Aku sudah ada di sini." Hannahlu menyandarkan tubuh Randika di pahanya. Di tengah kesadarannya itu, Randika merasa bahwa dunia ini seperti sedang berputar-putar. Ketika dia melihat wajah cemas Hannah, entah kenapa dia bisa melihat dirinya sendiri juga. Aneh, kenapa dia bisa melihat tubuhnya sendiri? Randika mi khawatir, dia hendak mengatakan bahwa dia baik-baik saja pada Hannah tetapi tubuhnya itu sama sekali tidak merespon. Apakah dia sudah mati? Hannah yang melihat Randika tidak bergerak itu menangis sejadi-jadinya. Semua kejadian menakutkan ini benar-benar tidak bisa diproses olehnya. Randika slu menjadi andnnya dan sekarang Randika tergeletak tidak berdaya di pangkuannya. "Kak, bukh matamu! Kak, aku takut sendirian di sini Kak, aku janji tidak akan menjahilimugi jadi ayo cepat bangun. Hiks, hiks." Hannah mi kembali meskan air matanya. Usahanya itu percuma, Randika masih tidak sadarkan diri. Randika sendiri hanya bisa melihat wajahnya itu penuh dengan tetesan air mata Hannah, dia sama sekali tidak bisa membuat tubuhnya itu bergerak. Di gua yang sunyi ini, hanya suara menangis Hannah yang bisa terdengar. Ketika suara tangisan itu makin keras, suara Hannah itu bergema! Hiks, hiks, hiks. Hannah yang berlinang air mata itungsung ketakutan. Dia memperhatikan sekelilingnya dan tidak menemukan apa-apa. Dengan berani dia berkata denganntang. "Siapa di sana?" Siapa di sana. Siapa di sana. Namun, bukah sebuah jawaban minkan kata-kata yang sama dengan pertanyaannyah yang terdengar. Dm sekejap Hannah mengerti bahwa suara menakutkan itu tadi adh suaranya dia sendiri. Melihat Randika yang masih tergeletak lemas di pahanya, Hannah memeluknya. "Kak, apa yang harus Hannahkukan?" Melihat masih tidak ada respon, Hannah memutuskan untuk membiarkan kakak iparnya itu beristirahat. Seth menidurkannya kembali, Hannah memperhatikan sekelilingnya. Meskipun ada cahaya yang keluar dari ch-ch dinding, sebagian besar dari gua ini sangah gp. Hannah sedikit takut tetapi dia harus menghadapi situasi ini denganpang dada. Seth waktu yangma, akhirnya Hannah bisa tenang kembali. Pada saat ini, dia merasa haus. Hari ini dia dan kedua kakaknya itu mendaki gunung bersama. Sesampainya di puncak, Hannah tidak sempat minum karena sibuk mengambil foto pemandangan. Seth itu dia menyaksikan pertarungan kakak iparnya itu dan terjatuh dari tebing. Dia tidak tahu sudah berapama dia tidak meminum air, tenggorokannya sekarang benar-benar kering. Pada saat yang sama, Hannah merasa perutnya mipar. Karena saking semangatnya ingin naik gunung, Hannah bangun lebih pagi dan hanya makan sebuah roti sebelum berangkat. Dan sekarang roti itu th lenyap dan perutnya meminta makanan lebih. Memperhatikan sekelilingnya, Hannah tidak bisa menemukan apa-apa sin km yang ada di tengah-tengah gua ini. Ketika dirinya mendekati km itu, Hannah menyadari ada sekumpn ikan putih kecil yang berenang-renang di permukaan air. Ikan ini sangat kecil, mungkin hanya sebesar ibu jarinya. Hannah baru pertama kalinya melihat ikan seperti itu, dia menjadi penasaran. Dia mengulurkan tangannya dan berusaha menangkap ikan tersebut. Namun ketika tangannya menyentuh air, Hannahngsung menariknya kembali. "DINGIN!" Seth dilihat-lihat, ternyata ada asap putih yang keluar dari permukaan air. Kenapa bisa air di dm km ini begitu dingin? Memang cuaca di gunung itu bisa berubah-ubah, tetapi seharusnya ini musim kemarau dan pagi tadi benar-benar cerah dan hangat. Bahkan gua ini berada di tengah-tengah gunung, seharusnya tempat ini tidak sedingin ini. Tetapi air sedingin ini tidak berpengaruh pada ikan-ikan putih itu, mereka berenang-renang dengan bahagia. Pada saat yang sama, beberapa ikan melompat ke udara dan kembali berenang. Hannah menn air ludahnya, dialu tersadar bahwa dia sedang kehausan. Tanpa ragu, dia kembali mencelupkan kedua tangannya dan mengambil sejuh air di tangannya. Dialu meminumnya sekaligus. Meskipun tangannya itu seakan-akan ingin membeku, dia tidak punya pilihanin karena dia tidak mungkin memasukan kepnya ke km dingin itu. Gluk, gluk. Air dingin itu segera membasahi tenggorokan yang kering itu. Dm sekejap tubuh Hannah merinding terus menerus, air yang masuk itu benar-benar telu dingin. Hannah merasa bahwa hari ini merupakan hari terburuk sma dia hidup. Sebagai anak dari keluarga Laibahas, seumur hidupnya dia hidup serba berkecukupan. Dia tidak pernah merasa sengsara seperti ini. Seth menenangkan diri, dia mengusap kembali air matanya yang entah kenapa jatuh itu. Dia sekarang tidak boleh bertindak lemah kayak seorang gadis. Hannahlu mengambil kembali air dingin itu dengan tangannya dan menghampiri Randika. "Kak, minuh air ini." Chapter 298: Perjuangan Hannah untuk Randika Chapter 298: Perjuangan Hannah untuk Randika Sambil menahan rasa dingin yang menyakitkan itu, Hannah menuangkan air tersebut ke mulut Randika. Tetapi Randika yang sekarang th kehngan kesadarannya, meskipun arwahnya itu bisa melihat dirinya disuapi oleh Hannah, dia sama sekali tidak bisa membuka bibirnya. Hannah yang menuangkan air itu melihat Randika sama sekali tidak membuka bibirnya, air yang susah-susah dia bawa itu terbuang sia-sia. Hannah tidak menyangka bahwa kakak iparnya ini akan selemas itu sampai-sampai tidak bisa menggerakan bibirnya. Dialu memindahkan tubuh Randika sedikit agar tidak mengenai genangan air yang ada di tanah. Melihat kakak iparnya yang sama sekali tidak bergerak itu, Hannah kembali meskan air matanya. Tidak, aku tidak bisa terus-menerus seperti ini! Seth menarik napas dm-dm, Hannah berusaha menenangkan dirinya kembali. Kemudian dia berdiri dan berjn menuju km itugi. "Dasar kak Randika, bisa apa kakak ku tidak ada aku." Hannahlu mengambil air dengan kedua tangannya itu dan meminumnya. Lalu dia berjn menghampiri Randika dan memberinya air mlui mulutnya itu. Pada saat ini, Randika yang sedang berpisah dengan tubuhnya itu sedang bertarung dengan para hantu sebelumnya. Tiap hantu tersebut memiliki wajah yang tidak asing baginya. Ada Shadow yang th mati oleh tangannya, ada musuh-musuhnya ketika dia keliling dunia dan bahkan ada beruang yang th dia bunuh untuk makanan daruratnya. Semua hantu itu berusaha mhap sosok arwah Randika itu. Namun, tiba-tiba Randika merasa arwahnya itu tersedot ke tubuhnya dan bisa merasakan kehangatan dari tubuhnya. Di tengah kehangatan itu, ada sebuah aliran air dingin yang melewati tenggorokannya. Namun dia masih belum bisa membuka matanya sama sekali, sepertinya dia belum sepenuhnya sadar. Sama seperti Hannah, Randika tidak minum air sama sekali ketika berada di puncak gunung. Air dingin yang masuk ke dm tubuhnya ini membuat m sadarnya ikut terbangun. Tetapi, sensasi lembut apa ini yang ada di bibirnya? Apakah ini adh bibirnya Hannah? Secara insting, bibir Randika yang kering itu ingin merasakan air dingin itu kembali dan kelembutan bibir Hannah. Tetapi karena masih belum sepenuhnya sadar, Randika tidak bisa bergerak sama sekali. Lalu tiba-tiba bibir lembut itu berpisah dengannya. Hannah menyadari bibir Randika bergerak sedikit seth memberinya air. Sepertinya memberinya air adh keputusan yang tepat, hati Hannah menjadi senang. Namun seth menunggu sekitar 10 menit, Randika masih tidak bergerak sama sekali. Hati Hannah kembali sedih melihatnya. Berdiri sekaligi, Hannah kembali memberikan air pada Randika mlui mulutnya. Kali ini, Randika memberikan reaksi yang lebih dari sebelumnya. Ketika bibir Hannah hendak pergi, bibir Randika itu menggigit bibir Hannah secara pn. Bibir itu seakan-akan tidak ingin berpisah dan meminta ciuman yang lebih panas daripada itu! Randika mi menggerakan jarinya yang buruk rupa itu, sepertinya instingkinya mengatakan bahwa ciuman itu kurang lengkap ku tidak meraba dada yang empuk. Melihat jari yang bergerak itu, Hannah terkejut bukan main. Dialu berkata pada Randika. "Kak, apa kamu sudah bangun?" Pada saat ini, Hannah menampar-nampar wajah Randika tanpa henti untuk memastikan kakaknya itu tidak pura-pura tertidur. Jika kakak iparnya ini bangun, dia pasti bisa membawanya pergi dari tempat ini. Tetapi seth 10 menit tidak ada tanda-tanda kakaknya itu terbangun, sepertinya dia mh kembali tertidurgi. Hannah yang awalnya senang itu kembali menjadi sedih. "Kak, kamu tidak usah khawatir. Sma ini kakak slu menjagaku, sekarang giliranku untuk menjagamu." Kata Hannah sambil mengelus kep Randika dengan lembut. Entah kenapa, membi kep Randika membuatnya merasa tenang dan aman. Hannah kembali mendatangi km air tersebut dan merobek lengan bajunya. Karena udara di gua ini dingin, dia hanya bisa merobek lengan bajunya agar dirinya itu tidak kedinginan. Seth kain baju itu basah, Hannahlu meremasnya dan berjn menghampiri Randika. Hannah kemudian mengp bagian tubuh Randika yang bersimbah darah itu. Tanah yang menempel di wajah, kerikil-kerikil yang menancap di kuku, debu-debu yang ada di pipi dan darah kering yang ada di perut sampingnya itu dibasuh oleh Hannah dengan lembut. "Kak, aku harap kondisi kak Randika semakin membaik seth aku bersihkan luka-lukamu ini." Kata Hannah pada Randika yang masih tidak sadarkan diri itu. Wajah Hannah tersenyum hangat pada kakak iparnya yang sma ini membantunya itu. Randika dapat mendengar kata-kata tulus Hannah ini tetapi tubuhnya masih belum bisa bergerak. Hannah kemudian mnjutkan membasuh luka randika. "Kak, apa kakak ingat ketika kita pertama kali bertemu?" Hannah kemudian mengingat kembali pertemuan pertama mereka, wajah Hannah tersenyum hangat. Kedatangan Randika di hidupnya itu sudah memberinya banyak kenangan berharga, apgi ketika dia mengancam akan tidur dengan kakaknya, wajah Randika yang kh itu benar-benar berharga. Memikirkan kenangan berharga ini, Hannah hanya bisa tersenyum lebar. Melihat wajah kakak iparnya sekarang, Hannah tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa sosok Randikagi. Seth membasuh luka Randika, Hannah kembali berjn menuju km air itugi. Meskipun perutnya sudah bunyi dari tadi, Hannah tidak tahu harus memakan apa. Di gua ini sumber makanannya hanyh ikan sebesar ibu jari ini. Melihat ke dm km, ikan-ikan itu berenang-renang dengan santai. Terkadang mereka akan melompat dan tercebur kembali ke dm km. Km dingin ini berdiameter 10 meter, cukup besar untuk sebuah km. Hannah mencoba mencari tahu seberapa dm km itu tetapi dia tidak bisa melihat apa-apa. Hannah memutuskan untuk menangkap ikan-ikan itu, tetapi dia tidak bisa masuk ke dm km jadi dia harus menunggu ikan-ikan itu datang ke tepi km dan menunggu kesempatan untuk menangkapnya. Terlebih, dia hanya bisa mengandalkan tangannya saja karena dia tidak punya t untuk memancingnya. Hannah menunggu dengan sabar. Karena km ini besar, seharusnya ikan-ikan itu ada banyak jadi tinggal menunggu waktu saja untuk ikan-ikan itu berenang ke arahnya. Tidakma kemudian, seekor ikan berenang menuju ke tepian. Hannahngsung menjadi senang, kedua tangannya masuk secara pehan ke dm air. Namun sesaatnya tangannya itu masuk ke dm air, ikan itu menjadi takut karena air di sekelilingnya tiba-tiba tersedot. Ikan itungsungri menuju tengah km. Melihat kejadian ini, Hannah menyadari bahwa dia harus cepat untuk menangkap ikan ini. Dengan berbekal pengman sebelumnya, Hannah sekarang mencelupkan tangannya ke dm air. Tugasnya sekarang adh menunggu ikan-ikan itu datang ke dm jangkauannya. Seiring berjnnya waktu, rasa dingin mi menyelimuti tangan Hannah. Rasa dingin itu bagaikan menusuk tng-tng yang ada. Pada saat yang sama, beberapa ikan berenang ke tepian. Hannah berkonsentrasi penuh dan dm sekejap dia menutup kedua tpak tangannya. Tetapi kecepatan berenang ikan itu benar-benar cepat, seth Hannah mengeluarkan tangannya dari air, dia menyadari bahwa tidak ada ikan satupun yang berhasil dia tangkap. Sin! Usahanya yang ketiga juga gagal. Keempat? Gagalgi. Hannah sudah tidak tahu berapa kali dia berusaha menangkap ikan-ikan kecil ini. Terlebih, dia semakin frustasi dan tubuhnya semakin kedinginan. Rasa frustasi bercampurpar membuat dirinya kehngan kesabaran, air mata mi mes kembali. "Demi kak Randika, aku tidak boleh menyerah!" Hannah dengan paksa menghentikan air matanya. Benar, kakak iparnya itu slu membantunya sma ini dan dia belum pernah membs kebaikannya. Sekarang adh waktu yang tepat untuk membs budi. Bagaimanapun juga, dia tidak boleh menyerah. Jika dia menyerah, kakak iparnya itu akan mati. Hannah membuang emosi-emosi yang tidak perlu dan kembali fokus menangkap ikan. Tangan Hannah yang berada di dm air itu mi sakit, bahkan dia hampir tidak bisa merasakan tangannya itu. Namun, tiba-tiba ada sekumpn ikan yang berenang ke tangannya. Hannah menatap tajam ikan-ikan ini, dia benar-benar gugup. Tangannya pehan naik ke atas dan ketika ikan-ikan itu tidak mencurigai apa pun, tangannya tiba-tiba menutup dan menyambar ikan-ikan itu! Kena kau! Ketika tangannya keluar dari dm air, Hannah dapat melihat ada seekor ikan dari ch-ch tangannya itu. "Hore aku dapat!" Hannah benar-benar senang, akhirnya dia berhasil menangkapnya. Dengan cepat, dia beri ke arah Randika. Meskipun dia kparan, kakak iparnya ini pasti lebih membutuhkannya daripada dirinya. Lagip, kakak iparnya ini adh pria yang dicintainya, mana mungkin Hannah membiarkannya menderita? Ikan ini harus dimakan oleh Randika terlebih dahulu. "Kak, aku berhasil memancing ikan buatmu." Ketika dia tiba di tubuh Randika, Hannah membuka tangannya dan memegang ikan sebesar ibu jari itu dengan tangannya. Ikan itu berusaha kabur tetapi usahanya percuma. Sekarang mashnya adh bagaimana memakannya pada Randika. Melihat ikan kecil di tangannya itu, Hannah membtkan tekadnya. Dengan mata yang tertutup, Hannah memasukan ikan itu dan mengunyahnya. Satu-satunya cara adh mengunyahnya terlebih dahululu memberikannya pada Randika, ku tidak Randika tidak akan bisa memakannya. Hannah tidak pernah memakan makanan mentah sebelumnya, dia tidak pernah makan makanan Jepang dan tidak telu suka dengan yang mentah-mentah. Bisa dikatakan bahwa dia berusaha keras demi Randika. Ketika ikan itu tergigit, bau amis mi memenuhi mulut dan hidungnya. Bau tersebut hampir membuat Hannah memuntahkan ikan tersebut. Namun, dia berhasil menahannya. Untuk menymatkan Randika, dia harus mengunyah ikan ini hidup-hidup. Dengan mata tertutup, Hannah mengunyahnya pehan. Rasa ingin muntah itu slu ada di setiap gigitannya, tetapi dia berhasil menahannya hingga akhir. Chapter 299: Kekuatan Misterius yang Terhisap Chapter 299: Kekuatan Misterius yang Terhisap Seth mengunyah ikan itu beberapa saat, tekstur ikan itu sudah mirip bubur. Kemudian Hannah membuka mulut Randika dengan kedua tangannya dan pehan menyuapinya dengan mulutnya! Ketika bibir Hannah bertemu dengan bibirnyagi, kesadaran Randika seperti kembali sedia k. Ketika dia disuapi air oleh Hannah sebelumnya, bibirnya itu belum bisa bergerak. Hampir secara bersamaan ketika Hannah menyuapinya bubur ikan ini, bibir Randika dapat merasakan lembutnya bibir Hannah. Enak sekali! Kesadaran Randika yang seperti keluar masuk itu bisa merasakan kehangatan hati Hannah, dia tahu apa yang sedang dkukan adik iparnya itu sekarang. Benar-benar adik yang merepotkan. Hati Randika terasa hangat, tetapi secara tidak sadar, lidah Randika mi mengunci lidah Hannah. Bibir lembut Hannah ini membuat Randika tidak ingin terlepas darinya. Meskipun bibirnya tidak jauh berbeda dengan Inggrid, bibir Hannah lebih fleksibel. Hannah terkejut ketika lidahnya bertemu dengan lidah Randika, seharusnya kakak iparnya ini masih tidak sadarkan diri! Ketika seluruh ikan itu sudah selesai diberikan, Hannah melepas bibirnya dan wajahnya sudah merah padam. "Kak, apa kakak tahu itu ciuman kedua dm hidupku? Berani sekali kakak mengajakku French Kiss, aku akan mengadukannya pada kak Inggrid!" Hannah menatap tajam Randika, tetapi wajah kakak iparnya itu sama sekali tidak berubah. Namun, dia merasa bahwa kakaknya itu lebih responsif daripada sebelumnya meskipun dia belum sadar sepenuhnya. Ku kakak iparnya ini benar-benar sadar, dia pasti sudah kbakan dan bersumpah tidak sengaja mkukannya. Melihat Randika yang tidak bergerak, hati Hannah yang sempat berharap itu kembali meredup. "Kak, jika kamu bangun sekarang aku akan memberikanmu yang lebih. Ayo cepat bangun." Ketika mendengar ini, hati Randikangsung seperti tersengat. Dasar perempuan bodoh, siapa yang tidak terpincut jika kamu berkata seperti itu? Tetapi Randika masih tidak bisa menggerakan badannya dan kesadarannya slu keluar masuk. Namun ketika mendengar kata-kata Hannah barusan, sepertinya kesadarannya itu ingin berteriak keras dan menagih janji Hannah. Namun, pada saat ini, ketika bubur ikan itu masuk ke dm tenggorokan Randika, tanpa diduganya ada sesuatu yang masuk ke dm tubuhnya. Seakan-akan udara dingin itu menyebar ke seluruh organ Randika dan memberikan suntikan energi pada tubuhnya. Hal ini terasa sedikit aneh, sepertinya ikan-ikan di km itu memiliki energi misterius yang sangat membantu Randika. Berkat suntikan energi dari ikan yang dimakannya itu, tiba-tiba Randika merasakan energi yang begitu hangat mi menguasai tubuhnya. Energi itu sudah ada sejak dulu dan sepertinya menunggu waktu yang tepat untuk keluar. Energi itu berasal dari pil obat kakek ketiga yang diberikan oleh Safira kapan hari. Pada waktu itu Randikangsung meminumnya, dia tidak menyangka efeknya baru terasa sekarang. Energi dingin dari ikan itu menstimsi energi hangat dari pil obat kakeknya itu. Energi hangat itu segera berkborasi dengan energi dingin itu dan mencapai harmonisasi yin dan yang. Di dm tubuh Randika, kedua energi itu mi bekerja. Keduanya mi menyebar ke seluruh tubuh Randika dan menyembuhkan seg macam luka. Pemakaian kekuatan misterius yang masih belum dia kendalikan itu membuat tubuh Randika terluka secara internal. Terdapat retakan di beberapa tng dan belumgi pendarahan yang ada di setiap bagian tubuh. Sepertinya Randika memang di ambang kematian. Berkat energi misterius dari ikan dan obat dari kakek ketiga ini, tubuhnya pehan pulih dan nyawanya sudah tidak terancamgi. Satu-satunya mash sekarang adh dia sangat kparan. Bagaimanapun juga, Randika adh seorang manusia bukan seorang dewa. Pada saat kedua energi itu berusaha menyembuhkan tubuh Randika, tiba-tiba kekuatan misterius di dm tubuhnya itu mi memberontak kembali. Kekuatan misterius itu seakan-akan tidak terima kedatangan pendatang baru. Oleh karena itu, ia menyerang kedua energi itu tanpa ampun dan ingin membinasakannya. Pada saat ini, Randika sudah hampir sepenuhnya sadar. Dia dapat merasakan tubuhnya mi membaik dan dia merasa sangat gembira. Tetapi ketika kekuatan misteriusnya yang agresif itu menyerang energi yang sedang memulihkannya, hatinya kembali mengepal. Kenapa kekuatan misteriusnya bertindak seperti itu? Merasakan pertarungan yang ada di dm tubuhnya, Randika hanya bisa pasrah. Kekuatan misteriusnya itu memang seperti pedang bermata dua, sikapnya yang angkuh itu tidak mau bekerja sama dengan energiin. Jika bukan karena dia th dtih oleh kakek-kakeknya sejak kecil, mungkin Randika sudah kehngan tubuhnya sejakma. Tetapi tenaga dmnya saja itu tidak cukup untuk menahan kekuatan misteriusnya, oleh karena itu dia mengembangkan ramuan X untuk membantu dirinya. Meskipun kekuatan misteriusnya ini sangat krusial di waktu-waktu mendesak, ketika dia terperangkap di ruang bawah tanah Shadow dan pertarungannya dengan Apollo dan Brahman, sifat energinya sangat membebani tubuh dan slu ingin mengambil alih. Randika benar-benar khawatir, dengan kondisinya yang sekarang dia sudah tidak bisa apa-apa. Tetapi tiba-tiba dia menyadari sesuatu yang mengejutkan. Ada yang sh! Benar, menurut pemahamannya, kekuatan misteriusnya ini sangat kuat dan mendominasi. Energi asing akan dengan mudah dia khkan dan akan dipaksanya keluar dari tubuh inangnya. Tetapi kali ini beda, energi yin dan yang itu menghisap kekuatan misterius itu! Benar, kekuatan itu terhisap! Gabungan energi dan pil obat kakeknya itu dengan ajaibnya menghisap kekuatan misterius dm tubuhnya, apakah dengan ini dia bisa menyerap kekuatan misteriusnya itu? Randika yang masih koma itu benar-benar senang luar biasa. Dia sudah dibuat menderita sma ini dengan kekuatan misterius itu. Jika dia bisa menyerap dan menggunakannya, kekuatannya pasti meningkat ke level yang mengerikan. Jika dia benar-benar berhasil, dia yakin bisa menyerang Gedung Putih sendirian dan menghancurkan Area 51. Tidak akan ada kekuatan di bumi ini yang bisa menghentikan dirinya! Tapi mungkin dia telu berlebihan, fokus utamanya sekarang adh hidup terlebih dahulu. Tetapi penderitaannya ini sungguh-sungguh membawa berkah, jika dia berhasil bertahan hidup maka sudah dipastikan bahwa dia akan tehir kembali dengan kekuatan yang luar biasa. Pada saat ini, energi gabungan itu masih terus menyerap kekuatan misterinya secara pehan. Tetapi kekuatan misteriusnya itu masih berusaha mwan dan memaksa energi gabungan itu keluar dari tubuh Randika. Tetapi semua itu percuma, energi gabungan tersebut masih menyerapnya meskipun sangatmbat. Seth itu dia akan menyalurkan energinya pada tubuh Randika dan menyembuhkan lukanya. Seth beberapa saat, dia merasa bahwa tubuhnya itu mi mendapatkan kesadarannya kembali. Tetapi sayang sekali, meskipun ikan ajaib itu memiliki khasiat yang hebat buat tubuhnya, itu semua tetap terbatas. Randika dapat merasakan bahwa energi gabungan itu pehan mi berhenti menyerap kekuatan misteriusnya, sungguh sayang sekali. Namun tiba-tiba, Randika merasakan sesuatu yang lembut di bibirnya. Hampir bersamaan, mulut Randika dibuka dengan paksa dan bubur ikan itu kembali masuk ke dm mulut Randika. Sepertinya Hannah khawatir bahwa ikan sekecil itu cukup buat Randika, jadi dia kembali mengunyah dan memberikannya pada Randika. Dm sekejap, energi baru itu bersatu dengan energi gabungan yang sudah ada dan Randika dapat merasakan bahwa daya hisapnya sedikit lebih besar daripada yang tadi. Hati Randika kembali senang. Hannah benar-benar pawan bagi Randika, jika dia sudah terbangun nanti dia harus berterima kasih sebesar-besarnya pada perempuan satu itu. Tetapi sekarang mulut Randika sedang sibuk, lidahnya bertempur dengan lidahnya Hannah. Hannah dapat merasakan lidah Randika yang bergerak itu dan berpikir bahwa kakak iparnya itu sudah terbangun. Namun ketika melihat Randika belum sadar, dia kembali menjadi sedih. "Kak bertahah, aku akan menangkapnyagi." Kata Hannah dengan suara yang pn. Tangannya yang kecil itu sudah berubah warna saking dinginnya. Tetapi dia tahu bahwa 2 ikan kecil tidak akan bisa mengenyangkan perut kakak iparnya itu jadi dia harus mengambil beberapa ikangi. Berkat bantuan Hannah ini, kekuatan daya hisap energi gabungannya itu jadi lebih cepat. Melihat Randika yang masih tidak bergerak seth memberinya makan 3x, Hannah memutuskan untuk menangkap beberapa ikan buat dirinya sendiri. Meskipun setiap gigitannya itu hampir membuatnya muntah, dia benar-benarpar dan tidak punya tenaga sama sekali. Jadi sambil menutup matanya dan mencubit pahanya, Hannah menn kunyahan ikan itu. Chapter 300: Randika Tersadar Kembali Chapter 300: Randika Tersadar Kembali Seth memakan beberapa ikan, Hannah sudah tidak kuatgi mencelupkan tangannya. Meskipun perutnya masihpar, dia sendiri juga sudah tidak kuat dengan rasa dan bau dari ikan-ikan itu. Hannahlu menatap Randika dengan tatapan kosong. Dialu membi pipi Randika dan berkata dengan nada yang lembut. "Kak, kamu harus bangun." Seth berkata seperti itu, Hannah sendiri merasa capek. Dia kemudian tiduran di samping Randika sambil memeluknya dan tertidur. Randika sendiri merasa kesadarannya menjadi buramgi. Namun, tubuhnya ini mengmi progress yang sangat bagus. Menghadapi energi gabungan dari ikan dan pil obat kakeknya, kekuatan misterius itu terus tertekan. Ia tidak punya pilihan sin terhisap dan menyatu dengan energi tersebutlu menyebar ke tubuh Randika. Pehan tubuh Randika kembali pulih dan luka-luka internalnya secara ajaib juga pulih. Terlebih, karena Hannah memberinya beberapa ikangi, energi gabungan itu cukup untuk bertahan sma sehari. Kesadaran Randika mi menghng, sepertinya dia akan kembali ke m mimpi. Bagaimanapun juga, dia baru saja bertarung dan jatuh dari tebing jadi dia perlu mengembalikan staminanya. Sma dia tidur, energi gabungannya tidak pernah berhenti bekerja. ....... Waktu berjn dengan cepat, dm sekejap hari sudah berganti. Hannah sendiri akhirnya terbangun seth mendengar suara ikan yang meloncat-loncat. Dia kemudian menggosok matanya dan memperhatikan sekelilingnya. Hatinya mengepal, dia berharap bisa terbangun dari mimpi buruknya itu tetapi sayangnya ini adh kenyataannya. Melihat Randika yang masih belum sadarkan diri, Hannah berkata denganntang. "Kak Randika tidak usah khawatir, hari ini aku akan menjagamugi dan aku akan membuatmu terbangun." Pada saat ini, Randika hampir tersadar dan energi gabungan di dm dirinya sudah berhenti menyerap. Bagaimanapun juga, energi yang berasal dari ikan-ikan itu sangah terbatas. Namun, luka-luka di tubuhnya itu sudah sangat membaik. Hannah sama sekali tidak sadar dengan hal ini. Kemarin ketika dia membasuh tubuh Randika, dia tidak tega melihat kondisi perut Randika yang terkoyak itu dan luka-luka goresan yang ada di punggungnya. Namun hari ini, semua luka itu sudah kering. Berkat bantuan energi gabungan ikan dan pil obat kakeknya, kondisi tubuh Randika sudah berhasil melewati masa kritis dan tenaga dmnya itu terasa lebih melimpah daripada sebelumnya. Ketika Hannah berjn menuju km air itugi, dia melihat bayangan dirinya sejenaklu melompat ke dm. Baju yang dikenakannya itu benar-benar sudah penuh lubang, terutama seth dia menyobek bagian lengannya sebagai kain untuk membasuh Randika, jadi banyak kotoran yang menempel di tubuhnya. Untuk perempuan yang slu menjaga penampnnya, Hannah merasa tubuhnya itu kotor dan ingin mandi. Awalnya Hannah hanya mencuci wajahnya sebelum dia menceburkan diri, tetapima kmaan dia membuka baju dananyalu melompat ke dm km karena dia merasa seluruh tubuhnya itu kotor. Sekarang, Hannah benar-benar bugil di km air dingin ini. Harus diakui sebagai perempuan cantik dan sehat, tubuh Hannah benar-benar ks dunia. Meskipun tubuhnya dipenuhi dengan tanah, pasir, kerikil, semua itu tidak bisa menutupi kemolekan tubuhnya. Tubuhnya seputih angsa dan pinggangnya ramping, benar-benar tidak ada lemak berlebih di tubuhnya. Terlebihgi punggung putihnya dan panjang itu membuat semua pria di dunia ini akan terpana ketika melihatnya. Sosoknya yang sedang mandi itu bagaikan mikat yang turun dari surga. Tetapi yang paling mencolok dari Hannah bukah semua hal yang ada di atas, tentu saja para pria di dunia ini akan berfokus pada dua gunung yang dimiliki Hannah. Puting yang pink dan besar dada yang tidak kh dengan Inggrid dan Viona sungguh enak dipandang. Ketika membasuh dirinya, Hannah sadar bahwa ada pasir di bawah dadanya. Dm sekejap dia mengangkat kedua dadanya itu dengan tangannya dan membasuh bagian bawahnya. Mungkin jika para pria melihat kejadian ini, mereka akan mimisan saking semangat melihatnya. Hannah sudah mi kedinginan, dia tidak berpikir telu panjang untuk menceburkan dirinya ke dm km ini sebelumnya. Tetapi bagi perempuan yang menjaga penampn dan kebersihannya, Hannah tidak kuasa untuk menahan dirinya untuk tidak mandi. Di bkang Hannah yang bugil itu, Randika pehan membuka matanya. Karena memakai kekuatan misteriusnya telu banyak dm sehari, Randika hampir saja mati dan dia lumpuh total seharian penuh. Seth tenaga dmnya pulih karena energi gabungan dari ikan dan pil obat kakeknya, kondisi tubuhnya yang sekarang ini benar-benar bertk bkang dengan kemarin. Terlebihgi, jika dia tidak bangun hari ini maka kondisi fisiknya itu akan memburuk. Randika membuka matanya dan duduk, hampir semua kejadian kemarin kembali memenuhi benaknya. Ketika dia memperhatikan sekelilingnya, dia tidak menemukan Hannah. Tetapi ketika matanya tertuju pada pinggir km, matanya hampir copot. Karena Hannah, sedang duduk di pinggiran km dan tidak memakai baju ataua satu pun, sedang membasuh kakinya! Hannah, yang awalnya menceburkan dirinya ke dm km, merasa kedinginan itu segera naik dan duduk di pinggiran km. Dialu memutuskan untuk membasuh tubuhnya pehan di pinggir km. Ketika Randika memperhatikan kejadian ini, tubuh putih dan mulus Hannah itu membuat dirinya hampir kehngan kendali. Untung saja kondisinya ini tidak memungkinkan dirinya bertindak aneh-aneh, ku tidak bisa-bisa dia gp mata dan bermesraan dengan adik iparnya sendiri. Tidak, tidak, dia itu adik iparmu! Bahkan ketika sehat pun dia tidak akan menyentuhnya! Dm sekejap, Randika membuang seg pikiran kotor itu jauh-jauh. Dia bukah orang mesum, kenapa dia bisa memiliki ide seperti itu? Tetapi kejadian seperti ini tidak akan ternggi, oleh karena itu Randika harus menikmati pemandangan indah ini dan merekam kejadian ini di benaknya. Tetapi seth dipikir-pikir kembali, tempat ini tidak ada orang dan adik iparnya itu bugil. Bukankah ini sebuah undangan tersembunyi? Terlebihgi, jika dia berhasil membuat Hannah sebagai anggota haremnya, dia bisa bermain bertiga bersama Inggrid dan Hannah. Ketika memikirkan hal ini, Randika mau tidak mau menjadi semangat. Benar-benar kenikmatan duniawi! Pertanyaannya adh apakah dia akan mkukannya atau tidak? Randika masih berpikir, tetapi matanya masih berfokus menatap tubuh Hannah. Pada saat ini, posisi Hannah sedikit berubah dan Randika hanya bisa melihat punggungnya. Napas Randika semakin berat dan dia sangat menyukai bagian punggung Hannah. Justru karena dia tidak bisa melihat seluruh tubuh Hannahgi, Randika tidak bisa menahan dirinyagi. Dia sudah membtkan tekadnya. Hajar! Jika dia tidak mengambil kesempatan ini, dia akan smanya menyesal. Karena tidak ada orang dan hanya ada mereka berdua di tempat ini, dia harus berani dan membuat Hannah menjadi anggota haremnya. Keberuntungan slu berpihak pada orang yang berani mngkah! Chapter 301: Kekuatan Yin dan Yang Chapter 301: Kekuatan Yin dan Yang Sekarang adh waktu yang tepat untuk membuat Hannah menjadi sh satu perempuan yang tidak bisa lepas dari dirinya, sisanya dia tinggal meyakinkan Inggrid saja. Memikirkan hal ini, Randika tidak bisa menahan air liurnya untuk mes. Dialu berjn menuju Hannah yang masih sibuk membasuh tubuhnya itu. Gua ini benar-benar sunyi, suarangkah kaki dapat terdengar dengan js. Ketika Hannah mendengar suarangkah kaki itu, dia menoleh dan mendapati bahwa Randika sudah sadar dan berjn menghampirinya. Sin, aku ketahuan! Randika sedikit malu karena hal ini, kenapa Hannah tiba-tiba menoleh ke dirinya? Jika dia tidak menoleh, dia akan menyerangnya dari bkang. Randika awalnya ingin memberi sebuah san, tetapi tiba-tiba, kedua mata Hannah dibanjiri dengan air mata. Kesedihan dan kesepian yang menghantui dirinya sma iningsung keluar bersama air matanya, dialu beri menuju Randika dan hendak memeluknya. "Kak Randika? Kak Randika!" Hannah tidak bisa berhenti menangis, Randika sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Karena ketika Hannah beri menuju dirinya, kedua dadanya yang besar itu naik turun tiada henti. Dada yang kenyal itu pertanda bahwa Hannah tumbuh dengan sehat. Kenapa perempuan diciptakan dengan tubuh menggoda iman para lki seperti ini? Terutama perempuan cantik seperti Hannah begini kenapa dipersenjatai dengan figur tubuh yang ks dunia juga? Mana ada lki yang dapat menahan diri mereka ketika dipeluk seperti ini? Oleh karena itu, perempuan cantik seperti Hannah ini merupakan sebuah karya seni yang tidak terni. Meskipun Hannah dua hari ini terlihat tegar, dia sebenarnya ketakutan. Dia belum pernah mengmi kejadian seperti ini dan dia benar-benar takut Randika akan mati di hadapannya. Jadi ketika melihat Randika sudah berdiri dengan kedua kakinya, Hannah tidak bisa menahan dirinya untuk tidak beri ke arahnya. Dia bahkan tidak sadar ku dia masih tnjang bt ketika dia menerjang ke arah Randika. "Syukuh kak, Hannah benar-benar kesepian." Pada saat ini, Randika menn air ludahnya kembali. Hannah yang emosional itu memeluk dirinya dengan erat. Randika dapat merasakan kedua puting Hannah yang mengeras itu menempel di dadanya. Randika semakin tidak bisa menahan dirinyagi. Randika tidak kuasa menahan dirinyagi, kedua tangannya itu secara tidak sadar berusaha meremas dada dan pantat Hannah. Tetapi air mata Hannah yang menempel di dirinya itu menggagalkan niatnya. Jika saja Hannah bersikap lebih dewasa dan lebih memperhatikan pakaiannya, levelnya sebagai perempuan cantik sudah berada di level kakaknya. Randika yakin orang yang mengejar Hannah akan sama banyaknya dengan yang mengejar Inggrid. "Sudah tidak usah menangis seperti itu, aku sudah baik-baik saja." Randika menahan niat jahatnya itu. Melihat Hannah yang menangis tersedu-sedu, hati kecil Randika juga ikut melunak. Dia teringat dengan usaha Hannah yang begitu luar biasa bagi dirinya. Terlebihgi, ku bukan karena usaha Hannah dm menangkap ikan-ikan itu, dia sudah pasti mati. Randika memeluk punggung tnjang Hannah, sensasi itu sama nikmatnya dengan yang di depan. "Kak, ini bukan mimpi kan? Kamu benar-benar sudah sadar?" Seth menangis beberapa saat, Hannah mengangkat kepnya dan menatap Randika. "Iya ini sungguhan aku." Randikalu mencubit pipi Hannah dan tersenyum padanya. "Terima kasih th menjagaku sma ini, aku sekarang sudah jauh lebih baik." Hannah tersipu ketika melihat senyuman Randika, dia hanya mengangguk kecil. Seth meluapkan seluruh perasaannya dengan menangis, Hannah jauh merasa lebih baik. "Bagaimana luka-lukamu?" Tanya Hannah dengan cemas. "Berkat bantuanmu, luka di tubuhku itu sudah pehan sembuh seperti dulu." Randika tersenyum lebar dan membi rambut Hannah. Jika bukan karena usaha Hannah kemarin, dia benar-benar akan mati di tempat. "Bantuanku?" Wajah Hannah terlihat bingung. Memangnya hubungannya apa dengan luka di tubuh Randika dengan bantuannya? "Ku bukan karena makanan yang kamu berikan itu, aku tidak akan pernah bangungi. Saking enaknya aku sampai mencari-cari makanan itu dengan lidahku." Wajah Randika tersenyum lebar, sedangkan Hannah tersipu malu karena mendengar perkataan Randika itu. Baginya kemarin ciuman French Kiss itu pertama baginya, sekarang seth Randika membahasnya dia tidak berani melihat wajahnya. "Han, ikan-ikan itu benar-benar bermanfaat bagi tubuhku. Bagaimana ku nanti kamu menyuapikugi seperti kemarin?" Tanya Randika. Wajah Hannah semakin merah, memang sejak kemarin dia mencium Randika terus-menerus tetapi dia mkukannya karena Randika membutuhkan pertolongannya. Sedangkan sekarang Randika sudah sadar dan seharusnya bisa makan sendiri bukan? Ketika Hannah malu-malu ingin mengangguk setuju, dia tiba-tiba sadar bahwa kakak iparnya itu hanya bermaksud menggodanya. "Kak, bisa-bisanya kakak bercanda di saat seperti ini." Kata Hannah dengan mulut cemberut. Ketika Hannah yang bermata merah itu menatap dirinya, Randika tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencium Hannah. Pada saat ini, Hannah masih memeluk erat Randika. Di saat mereka hendak berciuman, Randika dapat merasakan kedua dada Hannah yang empuk itu makin menggoda bagi dirinya. Tetapi karena kondisinya masih tidak memungkinkan untuk berbuat lebih, dia memutuskan untuk mencium kening Hannah. Sambil memisahkan diri, Randika berkata pada Hannah sambil tersenyum. "Han, jangan telu banyak bergerak. Kamu sedang tidak memakai baju, jika kamu bergerakgi nanti tombolku akan ny dan aku tidak berhenti sama sekali." Mendengar hal ini, Hannah benar-benar terkejut bukan main. Karena saking senangnya Randika sudah tersadar dari tidurnya, dia benar-benar lupa bahwa dia sedang tidak memakai apa-apa. "Ah! Jangan lihat kak! Tutup matamu, tidak, balik badan sana dan jangan mengintip." Hannahngsung melepaskan pelukannya dan menutupi badannya dengan kedua tangannya. Randika hanya berdiri diam dan memperhatikan Hannah, bukankah dada itu sudah menyentuh dirinya? Kenapa Hannah masih malu memperlihatkan tubuhnya itu? Namun Randika tidak bisa sepenuhnya menyhkan Hannah. Hannah sendiri tidak menyangka Randika akan tiba-tiba bangun dan berjn menghampirinya. Pada waktu Hannah melihat dirinya, tanpa berpikir panjang adik iparnya itungsung beri ke arahnya karena saking leganya dan menangis di pelukannya Randika, dia sama sekali tidak sadar bahwa dia sedang tnjang. "Kak! Sudah jangan ngintip terus, balik badan sekarang!" Melihat Randika yang masih menatap dirinya, Hannah menjadi marah. "Aku pakai baju dulu dan jangan berani-berani mengintip!" Kata Hannah sambil terus menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya. "Jangan khawatir,gip kita keluarga bukan? Buat apa malu-malu begitu, sudah sana cepat pakai bajumu." Hannah dengan cepat beri menuju pinggiran km dan mengambil pakaiannya. Sesekali dia akan mengintip Randika dan menyadari bahwa kakak iparnya itu sama sekali tidak berusaha mengintipnya, ini membuat Hannah merasa lega. Randika sendiri tidak perlu mengintipnyagi karena dia sudah merekam tubuh tnjang Hannah di benaknya ketika dia membasuh badannya tadi. Ingatan itu tidak akan pernah hng dari pikirannya untuk smanya. Takma kemudian, Hannah berkata pada Randika. "Sudah kak, kak Randika boleh menoleh." Randika menoleh dan melihat Hannahlu mengatakan. "Kamu benar-benar cantik." "Sudah jangan bercanda kak." Mendengar pujian itu, hati Hannah sedikit merasa senang. Melihat kakak iparnya ini tidak berubah, Hannah benar-benar senang. Dia segera menghampirinya dan berbincang-bincang. Ketika keduanya berbincang, mata Randika memeriksa gua ini sekaligi. Kemarin dia hanya sempat seks memerika gua ini sebelum dirinya pingsan, sekarang dia berusaha memahami lingkungannya ini. "Kak, ikan yang kakak makan itu berasal dari km itu." Kata Hannah sambil menunjuk km berdiameter 10 meter itu. Mata Randika tertuju pada km tersebut. Seketika itu juga, ada beberapa ikan yang meloncat dari air dengan semangat. Keduanyalu berjn menghampiri km itu, Randikalu mencelupkan tangannya ke dmnya. Tangan Randika sudah seperti jaring, dm sekejap dia sudah berhasil menangkap seekor ikan. Hannah yang terpukau itungsung bertepuk tangan, dia sendiri tahu betapa susahnya menangkap ikan itu. "Kak Randika memang luar biasa." Hannah sendiri harus bersabar ketika menangkap ikan-ikan itu kemarin, tetapi sekarang kakak iparnya bisa menangkapnya dengan satu tangan dan dm waktu yang singkat. Randikalu menatap ikan itu lekat-lekat, inikah ikan yang dimakan dirinya kemarin? Seth dilihat-lihat, ikan ini berbeda dengan ikan yang pernah dilihatnya. Sepertinya habitat ikan ini hanya di km dingin ini saja. Seth memegangnya beberapa saat, Randika memasukan ikan itu hidup-hidup ke mulutnya dan mi mengunyahnya. Setiap gigitan yang dkukannya, sebuah energi mi masuk ke dm tubuhnya. Ketika dia mennnya, energi yang sebelumnya berhenti menyerap kekuatan misterius di dm tubuhnya, mi bergerak kembali. Mata Randika berbinar-binar. Ketika dia melihat km dingin itu, hatinya benar-benar senang. Kekuatan misterius di dm tubuhnya itu benar-benar merepotkan dirinya sma ini dan sekarang ia sedang terpojok berkat energi yang berasal dari ikan-ikan ini dan pil obat kakeknya. Randika tidak menyangka bahwa ikan-ikan ini mempunyai kekuatan untuk menyerap kekuatannya itu. Inikah kekuatan m? Yin dan Yang adh konsep dm filosofi Cina yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berhubungan dan bewanan di dunia ini dan bagaimana mereka saling membangun satu samain. Kekuatan misterius yang ada di dm tubuhnya itu kuat, kasar dan mendominasi ini bisa dikatakan Yang. Sedangkan energi yang terkandung pada ikan ini lebih bersifat lembut seperti Yin. Keduanyalu menciptakan harmonisasi dan bersatu. Sepertinya ith penjsan yang paling masuk akal bagi Randika. "Hmm? Ada apa kak?" Hannah cemas ketika Randika tiba-tiba terdiam seth memakan ikan yang ditangkapnya. "Tidak apa-apa, tetapi rasanya aku perlu masuk ke dm km dan mandi." Kata Randika sambil tertawa. Lalu di bawah tatapan mata Hannah, Randika benar-benar membuka baju dananya. "Kak!" Hannah terkejut ketika melihatnya, bukankah ini pelecehan seksual? Ketika Randika sudah tnjang, dia meletakkan pakaiannya agak jauh dari km sebelum menceburkan dirinya ke dm km. Sedangkan Hannah yang menutupi wajahnya dengan tangannya, berusaha mengintip Randika dari s-s jarinya. Dia penasaran seberapa besar barang kakak iparnya itu. Kemudian di bawah tatapan mata Hannah yang sembunyi-sembunyi itu, Randika sudah melompat dan menceburkan diri ke dm km dingin tersebut. Chapter 302: Terobosan Baru Chapter 302: Terobosan Baru Karena ikan-ikan ini memiliki efek yang baik untuk dirinya mengendalikan kekuatan misterius di dm tubuhnya, Randika tidak bisa melepaskan kesempatan ini. Km yang berada di tengah-tengah gua terpencil ini benar-benar fenomena yang aneh, Randika menganggap bahwa km ini merupakan km sakral yang sudah ada sejak dulu. Terlebihgi ada makhluk hidup yang tinggal di km ini sungguh patut dipertanyakan. Menurut analisa Randika, karena ikan-ikan itu sma ini berada di km sakral ini, mereka th menyerap energi yang terkandung di dmnya. Oleh karena itu, inh kesempatan terbaik Randika untuk mengontrol kekuatan misterius di dm tubuhnya. Asalkan dia memakan banyak ikan dari tempat ini, seharusnya dia dapat mengontrolnya dengan sempurna. Mengingat betapa kuat kekuatan misteriusnya itu, Randika js tergoda untuk menggunakannya. Jadi dengan tubuh tnjangnya, diangsung menceburkan diri ke dm km. Pada saat ini, air terciprat ke seg arah dan, pada saat yang bersamaan, Randikangsung menggigil kedinginan. Air km ini benar-benar dingin, adik besarnya itu sampai ikut mengkerut dan menjadi kecil. Namun, Randika tidak telu memedulikannya. Sma dia bisa mengendalikan kekuatan misterius di dm tubuhnya, pengorbanan seperti ini sangah setimpal. Apab dibandingkan dengan pengman hidupnya sma ini, air dingin ini bukah apa-apa baginya. Ketika permukaan air yang tenang itu tiba-tiba penuh dengan riak, ikan-ikan itu terkejut dan berian ke mana-mana. Sayangnya ada seekor ikan yang terjebak di pusaran air danngsung tertangkap oleh Randika. Tanpa sungkan-sungkan, Randikangsung mhapnya. Seth ikan itu tertn, energi dingin itungsung menyatu dengan energi gabungan sebelumnya. Pada saat ini, Randika sudah berenang menuju dasar km. Seth beberapa saat, dia membuka matanya untuk memeriksa keadaannya. Dia benar-benar terkejut ketika melihatnya. Kedman km ini benar-benar mengejutkan, menurut perkiraannya kedmannya itu lebih dari 15 meter. Terlebihgi, km ini jauh lebih besar daripada ketika dia melihatnya dari atas. Melihat km yang menakjubkan ini, Randika semakin kagum dengan m. Di saat Randika menym, dia menemukan segerombn ikan yang berenang bersama-sama dengan gembira. Randika senang bukan main, di matanya ikan-ikan itu sudah sama seperti harta karun. Tanpa pikir panjang, Randikangsung melesat menuju ikan-ikan tersebut dan berhasil menangkap 4 ikan dengan kedua tangannya. Hannah yang menutup matanya itu menunggu Randika yang menym di pinggir km. Pada saat ini, tiba-tiba Randika muncul dari dm air dan membawa empat ikan di tangannya. Seth memberikannya pada Hannah, Randika kembali menym tnjang bt ke dm km. Seth beberapa saat, dia kembali muncul dari dm air dan airngsung membasahi ke seg arah. "Kak, hati-hati dong." Hannah yang terkejut itungsung menutupi matanya dengan tangannya. Tanpa berbicara apa-apa, Randika mhap 4 ikan yang dijaga Hannah itu dan beberapa ikan yang barusan dia tangkap. Dengan beberapa ikan sekaligus, energi yang masuk ke dm tubuhnya itungsung menyatu dan membentuk b yang cukup besar. B energi itungsung bekerja dan menyerap kekuatan misterius Randika. Pada saat dia menym kembali, Randika merasa heran. Sepertinya ada aura dingin yang menyelimuti dirinya sma dm air. Aura dingin ini sepertinya membantu menekan kekuatan misterius di dm tubuhnya, jadi menurut analisanya km inh yang menjadi sumber energi para ikan tersebut. Tidak ada penjsanin yang bisa Randika pikirkangi, sepertinya dia th menemukan km sakral yang sudah berusia ratusan tahun. Seth muncul kembali di atas, Randika kembali mengunyah ikan-ikan itu. Dia tidak keberatan dengan ikan yang meronta-ronta di mulutnya,gip ini juga demi kesmatan dirinya jadi dia tidak akan sungkan menghabisi ikan-ikan tersebut. "Han, apa kamupar?" Randika tersenyum dan memberikan beberapa ikan kepada Hannah. Dengan mata tertutup, Hannah dengan cepat menggelengkan kepnya. Bau amis dan sensasi ikan yang dia kunyah tadi mm masih menghantui pikirannya. Ku bukan karena Randika yang sedang kritis, dia tidak akan mungkin mengunyahnya. Melihat Hannah menk, Randika tidak sungkan-sungkan. Dia kembali memakan ikan itu dan kembali menym. Juh ikan-ikan sebesar ibu jari ini sangat banyak di dm km ini, tetapi Randika tidak bisa menemukan spesiesin sin ikan-ikan ini. Randika tidak peduli, dia hanya peduli dengan ikan-ikan ini. Sambil berenang mengincar target, Randika berhasil menangkap beberapa ikan dengan kedua tangannya. Hannah sudah lh menutup matanya dan duduk di kejauhan,gip kakak iparnya itu hanya muncul ke permukaan untuk mengunyah dan kembali menceburkan diri ke dm km. Di dm hatinya Hannah itu terheran-heran, Randika pastipar sekali sampai-sampai berani berbuat seperti itu. Randika sendiri sangat puas dengan hasilnya, gabungan energi ikan dan pil obatnya itu berhasil menyerap kekuatan misterius di dm tubuhnya jauh lebih cepat daripada kemarin. Sma dia berhasil menyerap dan menggunakan kekuatan misterius itu, siapa yang berani mwan dirinya di dunia ini? Bahkan berikutnya dia mwan 2 atau 3 Dewa dari 12 Dewa Olimpus, dia yakin bisa menghajar mereka dengan 1 tangan! Randika kembali menym dan muncul permukaan hanya untuk mengunyah hasil tangkapannya. Jika dia bisa makan di dm air, mungkin dia sama sekali tidak akan keluar. Ikan-ikan di dm km itu kebingungan, mereka merasa bahwa teman-temannya itu menghng satu per satu. Ketika Randika berenang menuju kawanan mereka, ikan-ikan ini tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah ketika tertangkap. Randika sudah tidak tahu berapa puluh ikan yang dia makan. Ketika dia hendak kembali menym, dia merasa perutnya itu sudah penuh. Randika geleng-geleng dan tersenyum pahit. Dia hampir lupa bahwa perutnya memiliki kapasitas terbatas, ku tidak bisa-bisa dia memakan semua ikan yang ada di dm km. Namun karena perutnya itu sudah penuh dan energi di dm tubuhnya sedang bekerja, Randika memutuskan untuk melihat-lihat apa yang ada di dm km air dingin ini. Melihat ke sekelilingnya, tidak ada sesuatu yang mencolok. Sin tumbuh-tumbuhan air di sisi km, tidak ada sosok hewan sin ikan-ikan kecil itu. Randika mi menym lebih jauhgi. Ketika dia makin ke bawah, suhu air semakin dingin. Ajaibnya, dia merasa bahwa aura dingin yang menyelimutinya tadi justru makin membantu penyerapan kekuatan misterius di dm tubuhnya. Randika terkejut bukan main, berarti semakin dia menym ke bawah semakin cepat proses penyerapannya? Bukankah ini hal bagus? Tanpa ragu-ragu, Randika menym semakin dm. Sekarang dia sudah berada di tengah-tengah km. Namun, Randika tiba-tiba mengerutkan dahinya. Suhu di sekitarnya itu sudah mencapai 3 derajat. Jika dia semakin menym ke bawah, suhunya bisa-bisa mencapai 0 bahkan lebih dari itu. Terlebihgi, titik beku air adh 0 derajat, jadi seharusnya air di bawahnya itu akan membeku. Terlebihgi, orang bisa-bisa mati beku karena tubuh tnjang manusia tidak bisa bertahan di suhu seekstrim itu. Tetapi Randika bukah orang sembarangan, dengan bantuan tenaga dmnya dia bisa menghangatkan dirinya. Randika kembali menym dan suhu air pehan ikut turun. Tidakma kemudian, suhu air di sekitarnya sudah mencapai 0 derajat. Tetapi ajaibnya air di kedman ini sama sekali tidak membeku. Randika terlihat bingung, dan akhirnya dia menyadari bahwa km ini memang berbeda dengan yangin. Sepertinya air di dm km ini telu banyak dan sedikit mengandung garam jadi bagian bawah k mini tidak membeku. Seth menym beberapama, Randika merasa bahwa penyerapan kekuatan di dm tubuhnya itu jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Sekarang Randika sudah tidak berani menym lebih jauhgi, karena suhu air yang terus menurun. Terlebihgi, dia khawatir tubuhnya itu akan mengmi gangguan sirksi udara meskipun tenaga dmnya itu melindungi dirinya. Jadi Randika hanya mengapung sementara waktu. Seth beberapa saat, dia mengaktifkan kekuatan misterius di dm tubuhnya. Kekuatan misteriusnya itungsung memberontak dan berusaha mengambil alih kesadaran Randika. Tetapi usahanya itu sia-sia, energi gabungan sebelumnya dan dibantu dengan aura dingin km, kekuatan misterius itu melebur jadi satu dengan tenaga dm Randika. Merasakan kekuatan yang melimpah, Randika merasa lebih bertenaga daripada sebelumnya. Dia sma ini belum mengmi terobosan sama sekali terhadap kekuatan misteriusnya itu, dan berkat datang ke gua ini sekarang dia berhasil mmpauinya. Terakhir kali dia mencoba adh ketika dia bersemedi di kamar dan tiba-tiba Hannah datang mengganggu dirinya. Dm sekejap tubuhnya itu tidak kuat menahan kekuatannya dan dia pun harus berbaring di rumah sakit. Randika sekarang menutup matanya sambil terus mengapung. Ikan-ikan itu penasaran dengan sosok misterius yang tiba-tiba datang di km mereka. Ikan-ikan itu menghampirinya dan berenang-renang di sekelilingnya. Ikan-ikan ini sama dengan ikan-ikan sebesar ibu jari di permukaan, tetapi warnanya hanya sedikit lebih hitam dari sebelumnya. Randika tidak peduli dengan ikan-ikan ini, dia merasakan bahwa tenaga dmnya itu bersiksi lebih cepat dan dia merasa jauh lebih bertenaga daripada sebelumnya. Kekuatan misteriusnya itu terus-menerus terhisap dengan cepat dan pada akhirnya melebur jadi satu! Tenaga dmnya yang melimpah itu mi mengalir deras ke titik-titik vital di tubuhnya. Akhirnya, titik-titik tersebut tidak kuat menahan aliran deras tenaga dmnya ini dan meledak menjadi serpihan! Ketika titik-titik tersebut terbuka, tenaga dm Randika yang seperti pusaran angin itu melesat dan membuat Randika penuh dengan tenaga. Randikalu membuka matanya dan merasakan bahwa pori-pori di tubuhnya itu terbuka dan bahkan air di sekitar pori-porinya itu seakan-akan terhempas. Randika dapat merasakan bahwa kekuatan, reaksi, inderanya jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Daya tempurnya sudah menjadi 2x lipat daripada sebelumnya! Dari awal Randika itu sudah sangat kuat. Jika kekuatannya itu menjadi 2x lipat lebih kuat, siapa yang bisa menghkannya? Randika ingin tertawa, tetapi ketika mulutnya terbuka, air kmngsung memasuki mulutnya. Dia lupa ku dia masih berada di air. Tanpa pikir panjang, Randika berenang menuju permukaan km. Hannah yang duduk lumayan jauh dari km itu sedang khawatir. Kenapa kakak iparnya itu tidak muncul-muncul? Apa dia bertemu dengan buaya di km itu? Chapter 303: Terjebak Dalam Suasana Misterius Chapter 303: Terjebak Dm Suasana Misterius Hannah mendatangi km itu sekaligi. Ketika dia berusaha melihat permukaan km itu, tiba-tiba air muncrat ke mana-mana. Kemudian Randika tiba-tiba muncul ke permukaan air. Hannah sama sekali tidak menyangka Randika akan keluar, air itungsung membasahi seluruh tubuh dan pakaiannya. Hannah sendiri sudah memakai baju yang tipis danpang-camping, sekarang karena air itu bajunya menempel pada bentuk tubuhnya. "KAK! Pakai bajumu!" Hannah benar-benar marah sedangkan Randikangsung memakai bajunya sambil terus memperhatikan tubuh sexy Hannah khususnya kedua dadanya yang besar itu, dia sangat ingin merabanya. Hannah memperhatikan bahwa tatapan mata kakak iparnya ini tertuju pada dirinya. Ketika Hannah menyadarinya, diangsung menutupi tubuhnya dengan tangannya. "Kak, kenapa kamu begitu mesum!" "Han, kan tidak ada shnya melihat? Lagip aku juga sudah melihat yang jauh lebih vulgar dari ini bukan?" Kata Randika sambil tersenyum. Karena tubuhnya masih basah, Randika melepas bajunya dan hanya memakaianya. Tubuh sixpacknya itungsung memenuhi kedua mata Hannah. "Kak, lihat apa yang kamu perbuat, aku tidak punya baju sin yang ini." Kata Hannah sambil tersipu malu. "Jangan khawatir, aku akan membuat api unggun untukmu." Membuat api unggun? Hannah terlihat bingung, bagaimana caranya membuat api? Tidak ada bahan yang bisa dijadikan sumber api di gua ini. Randika tidak menjskan apa-apa dan hanya berjn keluar dari gua. Seth memeriksa sekelilingnya, dia menemukan sebuah pohon yang ikut jatuh bersama dirinya sebelumnya. Tanpa ragu-ragu, diangsung membawa pohon itu ke dm gua. Namun yang tidak diketahui Randika adh seseorang tidak sengaja memfoto dirinya menyeret pohon tersebut. Meskipun hasil fotonya tidak telu js, hal ini cukup menggemparkan. Gori di gunung ini? Penemuan luar biasa yang sangat mengejutkan! Foto ini kk akan menggemparkan para ilmuwan di Indonesia, apgi perkunya yang menyeret pohon itu sangat dipertanyakan. Randika berjn pehan menuju tengah gua dengan hanya bea panjang saja. Meskipun sebenarnya dia bisa mengeringkan bajunya dengan tenaga dmnya, dia tidak bisa mkukannya di depan Hannah. Ku tidak, bisa-bisa perempuan itu memintanya memakai semua pakaiannya dan mengeringkannya. Terlebihgi, Hannah tidak bisa memakan ikan-ikan itu secara mentah jadi dia memang perlu membuat api unggun. "Han, tunggh sebentar dan aku akan membuatkan makanan enak buatmu." Kata Randika sambil tersenyum. Lalu dia menym kembali ke dm km. Kali ini Randika berhasil menangkap beberapa ikan sekaligus dan menaruhnya di pinggir km. Seth 3x menym, dia berhasil menangkap sekitar 15 ikan. Seth mengeringkan diri, Randika mematahkan dahan-dahan yang ada di pohon dan menusukan ikannya pada ranting pohon. Seth menykan api unggun, dia memanggang ikan-ikan tersebut. Melihat kejadian ini, Hannah bertepuk tangan dengan gembira. "Kak Randika memang luar biasa!" Pada saat ini, Randika di mata Hannah benar-benar tampan. Dia tidak menyangka kakak iparnya itu bisa memasak di tempat seperti ini. "Ku begitu lepas bajumu." Kata Randika dengan santai. "Tapi jangan berani-berani untuk mengintip atau aku akan mporkannya pada kak Inggrid." Kata Hannah sambil tersenyum nakal. Kemudian dia melepas bajunya dan kedua dadanya yang berbalut beha itu kembali nampak. Randika menn air ludahnya, adik iparnya ini memang sungguh luar biasa. Ketika menaruh baju dana Hannah di dekat api, kata-kata Hannah itu terngiang-ngiang di benak Randika. Dia sadar bahwa dia tidak boleh berada di tempat ini teluma. Dia tidak tahu apakah Inggrid berhasil mrikan diri atau tertangkap. Hannah duduk di dekat api sambil menutupi tubuhnya, karena air tadi tubuhnya sedikit kedinginan. Mengingat sifat Randika, jika dia tidak memanfaatkan kesempatan ini maka dia bukah lki. Tetapi Hannah menghngi tubuhnya itu dengan sempurna, Randika tidak bisa melihat apa-apa. Sedangkan Hannah masih fokus pada ikan-ikan yang dipanggang itu, dia sudah tidak sabar memakannya. Randika sendiri sedikit tertawa melihat wajah senang Hannah yang seperti anak kecil itu. Takma kemudian, ikan-ikan itu akhirnya matang. Meskipun tidak dibumbui, Hannah sudah benar-benarpar. Cacing di perutnya sudah tidak sabar menyantapnya. Diangsung mengambil 2 tusuk dan memakannya dengan rakus. Namun, cara makannya yang sembrono itu membuat mulutnya kepanasan. "Ah!" Randika menatap senyum Hannah yang kparan itu, dialu ingat kemarin Hannah bersusah payah menangkap ikan dan mengunyahnya untuk dirinya. Randikalu berkata dengan lembut. "Han makah dengan pn. Tidak perlu khawatir, sekarang adh giliranku untuk menjagamu." Hannah melihat kelembutan di tatapan mata Randika, hatinya benar-benar tergerak. Dia hanya mengangguk pn dan mi meniup dulu makanannya. Kedua orang ini sama sekali tidak berbicara, yang satunyagi makan dan yang satunyagi menikmati pemandangan gunung yang indah. Gua ini akhirnya mendapatkan keheningannya kembali. Karena Hannah memakan ikan itu dengan kedua tangannya, Randika dapat menikmati pemandangan indah itu dengan diam. Pehan ikan-ikan itu habis dan menjadi asupan energi buat Hannah. Randika sendiri sudah sangat kenyang jadi seluruh tangkapannya itu dimakan oleh Hannah. Seth selesai makan, pakaian yang dikeringkannya itu juga sudah kering. Hannahlu memakai pakaiannya dan berdiri. "Kak, aku ingin keluar dan melihat-lihat." Kata Hannah sambil tersenyum. Randikalu mengangguk dan berdiri. Hannah berjn keluar dari gua dan menyambut sinar matahari yang bersinar dengan terang, tetapi hatinya mengepal ketika dia melihat sekelilingnya. Meskipun dia merasa beruntung bisa hidup, tetapi rasa tidak berdaya seperti ini membuatnya mengh napas. Bagaimana caranya mereka bisa keluar dari tempat ini? Jika tidak bisa keluar maka mereka harus tinggal di tempat ini dan menunggu bantuan yang tidak tahu kapan akan datang. Tetapi sumber makanan mereka sangah terbatas dan apakah bantuan itu akan datang? Hannah terdiam, dia sepertinya berpikir dengan sangat keras. "Han, ada apa denganmu?" Suara Randika membuat Hannah kembali dari linglungnya. "Kak, apakah kita bisa keluar dari tempat ini?" Hannah menoleh ke arah Randika. Kedua matanya itu menatap Randika lekat-lekat. Jika mereka ingin keluar, semuanya bergantung pada Randika. Meskipun Hannah tahu kemungkinannya kecil, dia masih menaruh harapan besar pada Randika. Asalkan Randika mengangguk, dia akan percaya! Randika tersenyum dan dengan wajah serius dia mengatakan. "Apa pun yang terjadi, aku akan membawamu keluar!" Meskipun dia harus memanjat atau meloncatgi, istrinya itu masih menunggunya. Jadi Randika harus keluar dari tempat ini. Jika ini Randika yang dulu mungkin dia tidak akan percaya bisa mkukannya. Tetapi seth menyerap kekuatan misteriusnya, dia yakin 100% bisa mkukannya. Yang membuat hal ini sedikit sulit adh medan dari tebingnya. Karena tidak ada pijakan kaki, Randika harus menancapkan tangannya itu ke dm tebing agar memiliki pegangan. Jika dia bergerak sendiri maka dia mungkin bisa naik ke puncak sendirian. Mashnya adh dia harus membawa Hannah bersamanya. Ini bukan hanya mash adu stamina saja tetapi juga mash mental. Jika orang itu tengah-tengah merasa capek dan tidak kuatgi maka dia akan terjatuh. Belumgi Randika harus menggendong Hannah, ini sudah merupakan tes fisik dan mental. Jadi bisa dibayangkan betapa sulitnya memanjat gunung ini. Tetapi, jika Randika mampu menyerap seluruh kekuatan misteriusnya itu, dia yakin 100% bisa mkukannya. Randika sangat mengerti betapa mengerikannya kekuatan misteriusnya itu. Jika dia bisa menyerapnya 100% maka dia yakin bisa menaklukan gunung ini sambil menggendong Hannah. Hannah menatap ekspresi serius Randika, dialu tersenyum. "Aku percaya denganmu." Hannah berjn menuju Randika dengan wajah sedikit merah dan Randika sendiri menatapnya. Pada saat ini, sepertinya mereka terjebak dengan suasana misterius. Wajah Hannah mendekati wajah Randika secara pehan, bibirnya yang lembut itu sudah mengunci targetnya. Randika juga tidak mau kh, dia sudah memeluk pinggangnya Hannah. Tidak diragukangi, satu ciuman ini akan membuat hubungannya itu lebih rumit daripada sekedar adik dan kakak ipar. Tetapi ketika bibir mereka hampir bersentuhan, kesadaran Hannah seperti tersambar sesuatu dan dia tiba-tiba berhenti. Wajahnya masih terlihat merah dan matanya itu berbinar-binar. "Maafkan aku." Hannahlu beri menuju gua sendirian. Melihat sosok Hannah menghng, Randika merasakan bibirnyalu tersenyum. Sepertinya mimpinya membuat Hannah menjadi anggota haremnya bisa terwujud. Randikalu menatap pemandangan gunung yang luar biasa megah itu. Dia juga menikmati sinar matahari yang hangat, tubuhnya terasa segar bugar. Jika dia bisa bernyanyi maka dia sudah pasti bernyanyi dengan keras. Ketika Randika sedang asyik melihat pemandangan, tiba-tiba ada suara teriakan dari dm. "Kak Randika tolong!" Hannah? Hati Randika mengepal, diangsung beri menuju gua dan tempat teriakan itu berasal. "Han, di mana kamu?" Suara Randika menggema dengan keras di gua tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Untungnya saja, Hannah beri menuju arahnya dan bertemu dengan Randika di tengah-tengah gua. "Kak, ada tengkorak manusia di dm." Kata Hannah dengan wajah yang pucat. Hannah sudah takut setengah mati, dia memeluk erat Randika dan sudah hampir menangis. Randikalu berusaha menenangkan Hannah sambil melihat ke arah yang ditunjuk oleh adik iparnya itu. Sebelumnya Randika tidak sempat memperhatikan gua ini dengan seksama karena gp dan telu fokus ke km air dingin itu. Dia tidak menyangka gua ini ada penghuninya. Dengan penglihatan supernya, dia bisa melihat tengkorak itu tergeletak begitu saja di tanah. Chapter 304: Setelah Dia Tidak Ada, Buat Apa Aku Masih Hidup? Chapter 304: Seth Dia Tidak Ada, Buat Apa Aku Masih Hidup? Sambil mengerutkan dahinya, Randika pehan mendekati tengkorak itu. Tengkorak itu bersandar di dinding gua dan sudah tertutup oleh debu. Menurut pengamatannya, Randika memperkirakan tengkorak itu setidaknya berada di tempat ini puluhan tahun. Di samping tengkorak, terdapat sebuah pedang yang rusak. Randika menghampiri dan mengambil pedang tersebut. Namun yang mengejutkannya adh benda-benda yang ada di balik tengkorak. Ketika melihat benda tersebut, Randika terkejut bukan main karena dia menemukan bahwa benda yang merupakan bebatuan tersebut mirip dengan berlian! Belumgi berlian-berlian itu memancarkan cahaya dan bersinar terang. Besar kemungkinan ini adh sumber cahaya yang dia lihat di dekat km itu? Melihat tengkorak dan pedang yang rusak itu, Randika menyimpulkan bahwa orang ini sepertinya mengetahui rahasia dari gua ini dan bermaksud untuk mengambilnya seorang diri. Dengan bermodalkan pedangnya, dia berusaha mengambil berlian itu sebanyak-banyaknya. Tetapi karena dia ingin memonopoli semua berlian itu untuk dirinya sendiri, dia terjebak dan tidak bisa keluar dari gua ini ketika tali yang dia pasang di puncak itu terputus. "Bagaimana kak? Apa ada sesuatu yang aneh?" Hannah yang tidak jauh dari Randika itu masih ketakutan untuk melihatnya. "Tidak ada apa-apa, ini hanya tengkorak manusia biasa." Kata Randika berusaha menenangkan. Seth itu, Randika menemukan sebuah pisau pendek di tanah. Membersihkannya dari debu, Randika menyentilnya dengan pn. Pisau itulu berdenting dengan keras, menunjukan bahwa pisau ini masih kuat dan tidak tertn oleh waktu. Dengan bantuan pisau ini, Randika yakin bisa memanfaatkannya ketika berusaha keluar dari gua ini. Randikalu mengh napasnya ketika mengambil sebuah kalung yang tergeletak di sebh tengkorak. Sangat menyedihkan melihat seseorang mati hanya karena mengejar harta seperti ini, ketika dia berhasil keluar nanti dia akan mengubur kalung itu untuk menghormati jasad manusia ini. Seth menenangkan Hannah sekaligi, Randikalu kembali menuju km untuk berkultivasi sekaligi. Dia menghabiskan beberapa hari di gua ini demi menyerap kekuatan misteriusnya itu sekaligus mempererat hubungannya dengan Hannah. Di dm km air dingin itu, Randika kembali menym menuju dasar km. Berkat semakin kuat dirinya, Randika berhasil menym lebih dm daripada sebelumnya. Sebelumnya suhu dingin membuatnya ragu untuk meneruskan perjnannya. Jika dilihat dari pnya, suhu air km ini akan makin dingin ketika dia menym makin dm. Tetapi air km ini sama sekali tidak membeku. Semakin dm dia menym, semakin cepat penyerapan energi di dm tubuhnya. Sepertinya aura dingin yang terkandung di dm km ini dapat menekan kekuatan misterius di dm tubuhnya. Seth 10 hari tinggal di gua ini, Randika terus menerus menyerap energi dari kekuatan misteriusnya. Sekarang dia th berhasil menyerap 1/10 dari keseluruhannya. Namun, tidak peduli berapa ikan yang dia makan dan tidak peduli seberapa dm dia menym, penyerapan energi ini berhenti di 1/10. Randika hanya bisa menyerah untuk menyerap seluruh kekuatan tersebut. Tetapi berkat 1/10 ini, kekuatan Randika sudah tidak bisa dibandingkan dengan yang dulu. Terlebih, jika dia kedepannya nanti berhasil menyerap seluruh kekuatan misterius tersebut maka dia js akan menjadi nomor 1 di dunia. "Han, sudah waktunya. Bersiah untuk pergi dari tempat ini." Kata Randika sambil tersenyum. Mendengar kata-kata Randika, mata Hannah terlihat berbinar. Akhirnya dia bisa pergi dari tempat ini. ..... Pada saat yang sama di Jakarta, di kediaman keluarga Alfred. Wajah Jack terlihat sedih. Menatap pintu yang ada di depannya, dia seakan tidak berani mendorong pintu tersebut. Pada saat ini, hatinya bukan dipenuhi keraguan minkan rasa tidak berdaya yang menyedihkan. "Ayah, masuh jika kamu mau." Pada saat ini, terdengar suara dari dm pintu. Meskipun suara itu terdengar tenang, suara tersebut terkandung nada dingin. Jack membuka pintu dan menatap Inggrid yang duduk diam. Di meja, terdapat baju pengantin yang sangat mewah. Jack terdiam beberapa saat. Meskipun dia ingin anaknya satu ini untuk menikah dengan keluarga Alfred, bukan cara seperti ini yang dia inginkan. Namun, meskipun cara ini mencoreng namanya, hal ini cukup untuk meredakan kemarahan keluarga Alfred. Mau tidak mau dia harus menerima keputusan ini, dengan katain dia tidak punya ruang untuk menk. Beberapa hari yanglu, keluarga Alfred membawa kembali Inggrid ke Jakarta. Inggridlu ditahan di rumah keluarga Alfred agar tidak bisa kabur kembali. Jack tentu saja tahu mengenai kejadian ini, tetapi yang membuatnya pucat pasi adh kata-kata dari Ivan. Keluarga Alfred mengirim pesan bahwa meskipun Hans th meninggal, Inggrid tetap akan menikahinya. Ini berarti Inggrid akan mkukan Ghost Marriage [1]! Kabar pernikahan ini menyebar ke seluruh penjuru negara, keluarga Alfred benar-benar tidak memberi toleransi sama sekali pada Inggrid. Namun, keluarga Laibahas benar-benar tidak mempunyai pilihanin. Awalnya Jack datang ke kediaman Ivan untuk membahas hal ini tetapi Ivan membsnya dengan pernyataan perang. "Jika keluargamu berani menghindar sekaligi maka jangan harap keluarga kita berdua bisa hidup secara damai!" Dm sekejap keringat dingin Jack mengalir deras, dia hanya bisa terdiam. Jika perang benar-benar terjadi di antara dua keluarga mereka, maka keluarga Laibahas sudah ditakdirkan untuk jatuh. Sekarang, Jack berdiri di hadapan Inggrid dan tidak tahu harus berkata apa pada putrinya ini. Meskipun pada akhirnya dia akan memaksa Inggrid untuk memenuhi janji pernikahan mereka, Jack tidak menyangka keluarga Alfred sampai mkukan Ghost Marriage. Hal ini juga membuat hubungan kedua keluarga setingkat lebih rendah. Seth terdiam beberapa saat, Jack berkata pada Inggrid. "Beristirahah dengan tenang, besok adh hari pernikahanmu. Jangan sampai mengacaukannya." "Aku mengerti." Inggrid masih sedingin tadi dan ekspresinya sama sekali tidak berubah. Namun, tatapan matanya itu kosong dan mati. Jack mengh napasnya dan menutup pintunya. Tidakma kemudian, Ivan masuk dan menatap Inggrid yang ''mati'' itu dan mendengus dingin. "Besok kamu akan menikahi anakku yang th kamu bunuh itu, dengan ini kamu akan slu menjadi barang milik keluarga Alfred." Inggrid tidak membs sama sekali. Ivan menatap Inggrid dan berkata dengan nada dingin. "Jika bukan karena kamu,ki itu pasti masih hidup. Mata dibs dengan mata dan nyawa dibs dengan nyawa, orang itu sudah ditakdirkan mati seth berani mwan keluargaku." Mendengar kata-kata itu, tubuh Inggrid bergetar tidak karuan. Tetapi hal itu tetap tidak membuatnya berbicara. Melihat Inggrid yang sama sekali tidak mau berbicara, Ivan meludah kentai dan pergi dari ruangan. Pernikahan ini mencoreng nama keluarga Laibahas dan mengikat Inggrid ke keluarga Alfred, bahkan jika dia memutuskan untuk membuang nama keluarganya itu, Inggrid tidak bisa membuang fakta bahwa dia adh sh satu keturunan dari keluarga Laibahas. Sangat disayangkan Jack tidak berani mwan lebih keras, dia membiarkan dirinya diinjak-injak seperti itu. Ketika Ivan berjn keluar, dua penjaga yang bertugas mengawasi Inggrid mi berbincang. "Rasakan penderitaanmu itu, shnya sendiri berani mwan keluarga kita!" "Tetapi sayang banget tidak sih? Perempuan itu benar-benar cantik." Kata penjaga itu sambil menjt bibirnya. "Jangan sekali-kali kamu berpikiran aneh. Kamu berani mwan perintah tuan kita? Dia akan mengulitimu hidup-hidup! Bersabah, nanti kita akan pergi pcuran bersama-sama seth selesai kerja ini." "Benarkah?" Penjaga mesum satu itu sudah tidak sabar mmpiaskan nafsu birahinya yang sudah menumpuk. Seth tidak ada orang sin dirinya, Inggrid berdiri dan menatap kaca. Di kaca tersebut, terlihat wajah perempuan cantik yang pernah membuat seluruh pria di Indonesia r pergi ke kota Cendrawasih untuk memikat hatinya. Tetapi sekarang wajah cantik itu terlihat murung, tidak berdaya, hampir sama dengan orang mati. Melihat wajahnya yang pucat itu, Inggrid meskan air mata. Air matanya itu mmbangkan rasa frustasi dan penyesn yang dia pendam sma ini. "Randika. Hannah" Tangisan Inggrid semakin menjadi-jadi. "Kenapa kalian tidak membiarkanku mati pada waktu itu?" Ketika memikirkan kedua orang itu, hati Inggrid benar-benar sakit. Randika adh satu-satunya orang yang dia cintai di dunia ini dan Hannah adh adiknya yang paling berharga buatnya. Keduanya sudah bagaikan keluarganya sendiri, keluarga yang bahkan lebih dekat daripada keluarga yang membesarkannya dulu. Air matanya itu membasahi bajunya dan merusak riasan wajahnya. Di benak Inggrid, slu terbayang Randika yang akan segera menymatkannya dari balik pintu ini. Tetapi sayangnya kali ini harapannya itu tidak akan terwujud. "Tidak peduli berapa kali aku tehir kembali, aku akan slu menjadi istrimu." Inggrid bergumam tentang kata-katanya ketika dia smatkan dari Shadow oleh Randika. Dari sejak saat dia dismatkan oleh Randika dari genggaman keluarga Alfred, dia sudah membtkan tekadnya. Benar, sejak saat itu Inggrid berjanji akan melewati segnya bersama Randika. Tidak peduli jika Randika membawanya ke ujung bumi ataupun neraka, cintanya tidak akan pernah padam. Tetapi sekarang Randika sudah tidak ada, apa gunanya dia masih bernapas? Masa depan tanpa Randika sama saja seperti berjn di bn seorang diri. Inggrid menangis sejadi-jadinya tetapi kemarahan di hatinya itu tidak bisa dia sembunyikan. Sebelum dia mati, dia bersumpah akan membunuh Ivan demi membskan dendam Randika dan Hannah. Berdasarkan rencana Inggrid, dia berniat untuk membunuh Ivan sebelum akhirnya bunuh diri. Inggrid menatap pisau yang dia sembunyikan itu. Besok dia akan membunuh Ivan dengan kedua tangannya ini. Inggridlu tersenyum dan berkata pada hatinya. "Randika kamu tidak usah khawatir, besok kita akan bersamagi." Inggridlu menyembunyikan kembali pisaunya itu dan mengusap air matanya. Di sisiin, di dm gua, Randika dan Hannah sudah selesai mempersiapkan seg hal yang diperlukan. "Kak, apa kamu yakin? Aku tidak akan jatuh kan?" Kata Hannah dengan nada cemas. "Sudah jangan khawatir, tutup matamu dan kita akan keluar dari tempat ini dm sekejap." Kata Randika sambil tersenyum. Ketika Randika berniat mengambil sebiji berlian, dia terkejut ketika melihat sebuah tali usang di samping tengkorak di dm gua. Meskipun sudah usang, tali itu cukup kuat. Seth persiapan mereka selesai, Randika menyuruh Hannah berdiri di depannya dan mengikat kedua pinggang mereka dengan tali. [1] Perkawinan yang sh satu atau kedua mempinya adh arwah orang yang sudah meninggal. Asal usul dari perkawinan ini tidak dapat ditelusuri tetapi konon sudah ada sejak 3000 tahun yanglu. Negara yang sering mengadakannya adh negara Cina. Sh satu san mengadakan pernikahan ini adh memastikan garis keluarga benjut. Dm hal ini yang meninggal sebelum menikah adh anakkiki, arwahnya kemudian dinikahkan dengan perempuan yang masih hidup. Dengan demikian orang tua si anakkiki itu dapat mengadopsi cucu. Chapter 305: Orang Gila Chapter 305: Orang G Merasakan otot-otot di hadapannya itu, Hannah tersipu malu. Karena terikat dengan erat, keduanya ini bisa dikatakan berpelukan dengan erat dan dadanya sendiri itu menempel pada kakak iparnya. Namun, Hannah tidak mempermashkan ini karena ini adh situasi khusus. Keduanya berdiri di pintu masuk gua, di atas mereka ada tebing gunung yang harus mereka taklukan. Sekarang seth mendapatkan kekuatan lebih dari hasiltihannya, Randika siap untuk membawa Hannah keluar dari gunung ini. Randika menghirup napas dm-dm, menatap Hannah dan berkata dengan wajah tersenyum. "Apa kamu siap?" "Siap!" Hannahlu memeluk pinggang Randika dengan kedua tangannya. Pada saat ini tenaga dm Randika sudah bekerja dan menyebar ke seluruh tubuhnya. Tetapi tenaga dmnya berpusat pada kedua tangannya. Di tangan kanannya, pisau yang dia dapat sebelumnya itu juga terdapat aliran tenaga dmnya. Dengan satu hentakan, pisau itu menancap dengan sempurna ke dm tebing. Seth memastikan pegangannya itu kuat, Randika mi memanjat. Kakinya mi meninggalkan tanah dan tangan kirinya, yang membentuk seperti sebuah cakar, juga mi menancap di tebing. Dengan cara seperti ini, Randika kembali menaiki gunung ini tetapi dengan cara yang berbeda yaitu memanjat dari tebing. Namun, yang membuatnya lebih menantang adh Hannah yang bergntungan di depannya sambil menutup matanya. Perempuan ini benar-benar takut meskipun sudah terikat erat dengan Randika, dia hanya harus bisa bertahan sampai Randika meraih puncak. Tangan kanannya yang menggunakan pisau dan tangan kirinya yang membentuk cakar itu dijadikan Randika sebagai t untuk membuat pegangan di tebing. Berkat tenaga dmnya yang melimpah, tebing batu ini sama sekali tidak bisa menghentikannya. Pehan, Randika dan Hannah mi mendaki tebing ini. Dilihat dari posisinya sekarang, dia masih belum bisa melihat puncak. Hannah terus memeluk erat Randika. Kepnya beristirahat di dada Randika dan dia dapat mendengar detak jantungnya. Dm hatinya dia sendiri bersorak semangat untuk kakak iparnya ini tetapi dia tidak berani membuat suara sekecil apa pun. Jika Randika itu kehngan fokus sekali saja, bisa-bisa mm ini dia akan bertemu dengannya di surga. Di tengah tebing ini angin berhembus dengan kuat dan pemandangan bawah seperti jurang maut itu siap menyambut kedatangan mereka. Awan putih yang menyemangati mereka seakan-akan bisa mereka genggam. Kecepatan memanjat Randika awalnya stabil tapima kmaan menjadi lebih cepat. Pada saat yang sama, di sh satu titik gunung tempat di mana para pendaki beristirahat dan menikmati pemandangan, beberapa pendaki sedang beristirahat. Sh satu di antara mereka ada pria paruh baya yang sedang menatap puncak gunung yang masih lumayan jauh. "Aku tidak pernah bosan melihatnya." Sebn sekali dia akan memanjat gunung ini dan menikmati pemandangan m sambil melupakan kesusahan dm hidupnya. Dia slu terkagum-kagum dengan pemandangan gunung yang megah ini bahkan sudah berkali-kali memanjatnya. Bersama dengan teman-temannya, mereka memanfaatkan hari libur mereka ini untuk memanjat bersama-sama. "Hahaha kata-katamu itu sudah seperti kakek-kakek." Temannya menertawainya. "Atau mungkin kamu sudah capek? Kan sudah berkali-kali kuingatkan jangan minum-minum sehari sebelum memanjat." Meskipun ini adh gunung yang cocok untuk pendaki pem, di beberapa titik masih terdapat beberapa medan yang terjal dan sulit. Mungkin orang yang sudah tua akan sedikit kesulitan mluinya. Pada saat ini, seorang perempuan ikut nimbrung dm percakapan mereka. "Jangan shkan dia, dia hanya seorang karyawan jadi maklumi saja ku dia mudah capek." Mendengar lelucon ini, semuanya ikut tertawa. Tetapi tiba-tiba seseorang di antara mereka terpeleset dan hampir terjatuh ke tebing. "Awas!" Teman-temannya itungsung sigap dan berusaha menangkapnya. "Pegangan yang kuat!" Seth beberapa orang memegang tangannya, mereka berhasil mengangkat temannya itu. "Dasar kamu ini, kaget-kageti saja!" "Maaf, tiba-tiba kakiku terpeleset begitu saja. Untung saja ada kalian, ku tidak aku pasti sudah mati." "Ya pasti mati, kamu tidak lihat kita sudah begitu tinggi apa?" Ketika mereka sibuk memarahi temannya yang hampir jatuh itu tadi, seseorang menyadari ada hal aneh di tebing seberang. Eh? Apa orang itu sedang memanjat tebing? Orang itu js terkejut, bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Tebing itu sangat curam, bukankah itu sama saja dengan mencari mati? Seakan-akan melihat hantu, orang itu menunjuk ke arah keajaiban itu. "Lihat!" "Oi ngapain teriak-teriak gitu? Apa kamu tidak lihat aku sedang asyik memarahi teman kita satu ini?" "Ada orang yang memanjat tebing!" Ketika dia menunjuk ke arah Randika, wajahnya menjadi pucat pasi. Dia sudah tidak mungkin sh lihatgi, kejadian ini benar-benar nyata. Pegunungan ini memang bagus untuk mendaki bagi semua kngan tetapi untuk memanjat tebingnya, hal ini terkesan mustahil. Tebing yang curam menjadi kend paling besar bagi para penikmat hraga ekstrim itu. Ketika teman-temannya mendengar ini, semuanya tertawa dan mengejeknya. "Apa kamu sebelum memanjat minum minuman keras? Mana ada orang bodoh yang berani memanjat tebing gunung ini?" Temannya juga menambahkan. "Sepertinya kamu sendiri harus menuruti kata-katamu itu, bukankah kamu mrang kita untuk minum sebelum memanjat?" Melihat teman-temannya itu tidak percaya dengannya, orang tersebut menunjuk ke arah Randika berada. "Jika tidak percaya, coba lihat ke arah situ. Orang itu benar-benar sedang memanjat tebing gunung ini." "Sudah jangan marah seperti itu. Atau jangan-jangan kamu berhalusinasi gara-gara obat ya?" Teman-temannyalu tertawa sekaligi. Sepertinya hubungan mereka itu sangat baik karena bisa bercanda lepas seperti itu. Ketika dia hendak marah, tiba-tiba sh satu temannya itu menoleh ke arah yang ditunjuknya. Pada saat itu, matanyangsung membeku seh-h menemukan sesuatu yang luar biasa. Di seberang mereka, ada sosok hitam kecil yang sedang bergerak ke atas. Sosok itu mirip manusia dan kecepatan memanjatnya benar-benar cepat! Dengan cepat dia mengambil teropongnya dan melihat apa yang sedang dilihatnya itu. Matanya terblak ketika melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Di teropong itu, dia bisa melihat Randika yang memanjat sambil memeluk Hannah. Hebatnyagi, orang itu sepertinya memanjat tanpa menggunakan t bantuan sama sekali. Namun, kecepatan memanjatnya itu benar-benar cepat. Teropong itu terjatuh ketika dia terheran-heran dengan apa yang dilihatnya. "Hmm? Kenapa?" Orang itulu menunjuk ke arah Randika dan berkata dengan nada serius. "Ada orang yang memanjat tebing." "Kamu juga ikutan g? Mana ada orang yang berani memanjat tebing curam ini?" Teman-temannya yangin ini masih tidak percaya sama sekali. Sh satu dari mereka geleng-geleng dan mengambil teropong tersebutlu melihatnya. Ketika dia melihatnya, dia benar-benar ikut terkejut bukan main. Apa? Dia juga ikut terkejut dan berteriak. "Oi, oi, apa yang mereka berdua katakan benar!" "Hah? Mana teropongnya, palingan yang kalian lihat itu burung." Pada saat yang sama, temannya itu menyerahkan teropongnya sambil menunjuk ke arah Randika. Satu per satu dari mereka dapat melihat Randika memanjat bersama Hannah dengan cepat. "Wow orang itu cepat sekali!" "Apa aku sh lihat? Bukankah orang itu memanjat tanpa pertan sama sekali sambil menggendong temannya?" "Ah? Beneran! G sekali orang itu." Mata mereka sekarang penuh dengan kekaguman. Chapter 306: Pembalasan Chapter 306: Pembsan Di saat para pendaki itu berebut melihat Randika dari teropong mereka, Randika di sisiin terus memanjat dengan cepat. Seth berhasil menyerap 1/10 dari kekuatan misteriusnya, dia berhasil mendapatkan kekuatan yang sungguh luar biasa kuat. Dia sangat percaya diri bisa memanjat tebing ini hingga ke puncak. Saking cepatnya dia memanjat, tidak butuh waktuma untuk dia tiba di pohon yang dahannya dia patahkan sebelumnya. Melihat pohon ini, bisa dikatakan bahwa sebentargi puncak gunung itu akan terlihat. Apa yang th terjadi di puncak gunung pada saat itu tidak telu membuat mash besar. Kekuatan dari keluarga Alfred sudah menutupi kejadian itu dengan sempurna. Awalnya para pendaki yang merekam kejadian itu sudah memposting videonya di inte. Video itu berhasil viral dan membuat heboh semua orang. Tetapi tanpa san yang diketahui, video itu menghng tanpa jejak. Di puncak gunung yang penuh dengan orang terlihat ada orang yang sedang bermain catur. "Ah! Sin, aku tidak menyangka kamu akan memakan kudaku. Aku tidak lihat ratumu ada di situ." "Kamu harus teliti meskipun kondisimu itu terjebak." Kata seorang pria umur 50an. "Hahaha aku memang tidak bisa menghkan mantan juara catur." Jawab anak muda yang menjadiwannya itu. "Ku begitu lebih aku menyerah saja pak." Pemuda itu mengangkat kedua tangannya. "Jangan begitu, ku kamu jn yang benar kamu masih punya kesempatan untuk mwan balik." Akhirnya seth dibujuk oleh pria tua itu, pemuda itu kembali duduk. "Baih ku begitu, biarkan aku berpikir sebentar." Pemuda itu menatap papan caturnya dengan sangat serius,ngkah mana yang benar? Jika dia memaksa bentengnya untuk bergerak, rajanya akan terpojok dm 3ngkah. Dia masih ingin berjuang untuk lepas dari keadaan terdesak ini. Kemampuan keduanya dari awal memang jauh berbeda, pemuda itu hanya suka bermain catur dan bermain dengan nalurinya sedangkanwannya ini mantan juara catur di kampungnya dan sudah menghafal seg macam taktik. "Jangan menyerah, pikirkan saja dengan kep dingin." Ketika pak tua itu merokok, tiba-tiba dari tepi tebing muncul sebuah tangan. Randikalu membeli tiket pesawat yang keberangkatannya paling cepat. Seth itu Randikangsung masuk ke dm pesawat. Tidakma kemudian, pesawat yang dia naiki itu lepasndas. Seth tanda sabuk pengaman sudah hng, Randikangsung berdiri dan berjn menuju kokpit pesawat. "Pak, bisa tolong duduk dengan tenang? Apab bapak perlu sesuatu, bapak tinggal bng saja." Kata seorang pramugari pada Randika. Tetapi Randika mencuekinya dan terus berjn ke depan. Penumpang yangin tidak memperhatikan Randika sama sekali, mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. "Pak? Pak!" Pramugari itu mi khawatir melihat Randika sama sekali tidak menjawab. Dia hanya bisa mengh napasnya. Sesampainya Randika di bagian depan pesawat, polisi udara yang sedang menyamar itu sedang berbincang satu samain. Orang-orang mungkin tidak sadar bahwa setiap pesawat yang mereka naiki ada beberapa penegak hukum yang menyamar di pesawat mereka. Tugas mereka adh memastikan tidak ada kejahatan yang terjadi di dm pesawat. Tetapi bagi Randika, orang-orang ini tidak lebih dari seekor serangga. Tanpa memedulikan mereka, Randika terus bergerak menuju kokpit pesawat. Namun, para polisi itu menyadari pergerakan Randika. "Permisi pak mau ke mana ya? Area depan sana drang untuk penumpang jadi lebih baik bapak kembali duduk." Kata seorang polisi sambil memperlihatkan identitasnya. Ketiga polisi itu sebenarnya sudah memegang pistol yang ada di pinggang mereka. Akhir-akhir ini marak terjadi pembajakan pesawat, jadi mau tidak mau mereka harus waspada dengan setiap ancaman. Para penumpang yangin juga menyadari kejadian ini dan menjadi penasaran. Randika tidak peduli, dia tetap berjn menuju kokpit. Pada saat ini, sh satu dari ketiga polisi itu menodongkan pistolnya dan berteriak ke arah Randika. "Jangan bergerak atau akan kutembak kau!" Kali ini para penumpang sudah panik tidak karuan, mereka menatap takut pada Randika. Randika tidak menoleh sama sekali, dia tidak punya waktu untuk mdeni anjing-anjing ini. Sekarang di pikirannya hanya ada Inggrid. Sma dia berhasil tiba di Jakarta tepat waktu, dia akan menymatkannya. Namun, entah karena gugup atau emosi yangin, sh satu dari polisi ini menembakkan pistolnya. Suara tembakan yang menggema itu membuat semua orang panik. Semuanyangsung merunduk di tempat duduk mereka. Seth suara tembakan itu menghng, para polisi ini terkejut melihat Randika yang ada di hadapan mereka ini sehat wfiat. Tidak mungkin! Aku tidak mungkin meleset! Ketiga polisi itu saling memandang satu samainlu akhirnya menerjang ke arah Randika. Di bawah tatapan semua orang, para polisi itu sangat cepat dan terkoordinasi. Mereka menerjang ke arah Randika untuk menangkap teroris satu ini. Namun pada saat ini, Randika hanya berbalik badan sebentarlu berjn kembali menuju kokpit. Para polisi yang hendak menerjang itu tiba-tiba terhenti dan tediam di tempat. Seth satu detik, ketiga polisi itu terjatuh dan pingsan! Dm satu detik, ketiga polisi yang mumpuni ini dapat dikhkan oleh Randika dengan mudah. Para penumpang itu semuanya terkejut, orang itu sangat kuat! Tetapi satu pertanyaaninngsung menggenang di hati mereka, apa yang hendak orang itukukan? Apakah dia mau membajak pesawat ini? Dm sekejap pertanyaan itu memenuhi semua penumpang yang melihat aksi Randika sebelumnya. "Berhenti!" Seorang bule berdiri dan menatap tajam ke arah Randika. Sama seperti para polisi tadi, Randika mengabaikannya dan tetap berjn menuju kokpit. Dm satu tarikan, Randika berhasil membuka pintu khusus tersebut. ".." Semua penumpang yang melihatnya sudah pasrah dm hati, sepertinya mereka th sh memilih pesawat. Pintu kokpit pesawat didesain khusus oleh pihak penerbangan agar pesawat tidak mudah dibajak oleh orang-orang yang berniat buruk. Apab pintu sudah dikunci dari dm, sudah 100% mustahil untuk membukanya dari luar. Namun, Randika dengan mudahnya membuka pintu itu hanya dengan satu tangannya. Melihat aksi Randika satu ini, bule tadingsung duduk sambil bersembunyi. Dia merasa sangat lega tidak beri dan mencegah Randika, jika itu benar terjadi, dia tidak tahu kematian seperti apa yang menimpanya. "Ya Tuhan, terima kasih th menymatkan nyawaku!" Randika sama sekali tidak peduli dengan para penumpang karena pikirannya sekarang tertuju pada para pilot pesawat! Para pramugari sudah pada ketakutan di bkang, mereka tidak mungkin bisa menghentikan teroris itu. Satu-satunya penymat mereka yaitu ketiga polisi tadi itu masih pingsan tidak sadarkan diri. Randika berjn dengan santai menuju dm kokpit di mana kedua pilot itu sedang mengendalikan pesawat. Kapten pesawat dan wakilnya itu sudah menatap Randika dengan tajam sejak pintu mereka itu terbuka. Mereka hanya bisa tertegun sekaligus menekan rasa takut mereka. Randikalu berkata dengan nada seriusnya. "Bawa pesawat ini ke Jakarta." "Siapa kamu? Kenapa kamu bisa masuk ke tempat ini? Apa kamu." Sebelum wakil kapten itu selesai berbicara, Randika sudah memukulnya hingga pingsan. Hati si kapten pesawat itungsung mengepal, dia tidak tahu harus berbuat apa. Lalu Randika memecah keheningan dengan mengatakan. "Pindahkan jalur pesawat menuju Jakarta dan jangan buat aku mengngi kata-kataku ini sekaligi. Ku kamu tetap tidak mematuhi kata-kataku, aku akan menjatuhkan pesawat ini." Di bawah ancaman Randika, sang kapten tidak mempunyai pilihan sin mengganti jalur pesawat. Dia memang terlihat tenang tetapi dia sudah memberikan sinyal bahaya tersembunyi ke pusat Menara. Pada saat yang sama, pusat menara bandara Cendrawasih. Seth mendapatkan sinyal bahaya tersebut, pusat informasilu lintas udara iningsung heboh. "Apa? Pesawat kita ada yang dibajakgi?" Seorang pria paruh baya itu terlihat seakan-akan mau muntah darah. Pesawatnya yang menuju Jepang kapan hari baru saja dibajak dan sekarang sudah ada kasus inigi? Bisa-bisa dia dipecat karena membiarkan teroris itu masuk ke dm bandaranya. Dm sejarah dia bekerja, dia tidak pernah melihat kejadian yang tenggat waktunya berdekatan seperti ini. "Bagaimana keadaannya sekarang?" Pria paruh baya itu menghampiri bawahannya. Keadaan sekarang kacau bu, semua orang menjadi panik dan gugup. "Kita th mengunci lokasi pesawat dan masih memantaunya." Kata sh satu bawahannya. "Apa ada cara untuk berkomunikasi dengan pilot pesawat?" Tanya si pria paruh baya. "Tidak bisa, sepertinya pilot sedang disandera. Hmm? Jalur ini Pesawat mengubah arahnya menuju Jakarta!" Seth mendengar kata-kata ini, semua orang terkejut. Jakarta? Semua personel penting berada di ruangan ini. Mendengar kata Jakarta hati mereka sudah mengepal bukan main. Apakah kejadian World Trade Center akan terng di Indonesia? Apakah target mereka adh istana kepresidenan? "Segera hubungi pihak kepolisian Jakarta." Pria paruh baya itu segera membuang pikiran buruknya itu dan menenangkan dirinya. Pada saat yang sama, dia juga memerintahkan agar istana kepresidenan diberi kabar tentang pembajakan pesawat ini. Untuk menangani mash seperti ini, apgi jika mengancam kesmatan sang presiden, pria paruh baya ini memilih untuk main aman. Di dm pesawat, para penumpang masih duduk dengan tegang. Mereka hanya tahu bahwa kokpit pesawat mereka sudah bukan dikendalikan oleh pilot pesawat mereka. Sedangkan Randika sejak awal tidak berniat membahayakan para penumpang ini, fokusnya adh keluarga Alfred di Jakarta itu. Sesampainya di Jakarta, dia akan membunuh seluruh manusia-manusia busuk itu! Chapter 307: Pesawat yang Dibajak (II) Chapter 307: Pesawat yang Dibajak (II) Melihat sosok Randika yang menghng itu, hati Viona menjadi sedih. Dari reaksi dan tindakan Randika itu, dia bisa melihat bahwa Inggrid adh sosok spesial di hati orang yang dicintainya itu. Hal ini tidak bisa dishkan, hubungannya dengan Randika ini sungguh rumit. Bisa dikatakan mereka lebih dari teman tetapi kurang dari pasangan, melihat Randika peduli dengan perempuanin js membuat Viona merasa resah. Ketika Viona sibuk dengan pikirannya sendiri, Randika tiba-tiba masuk kembali ke dm ruangan. Dialu menghampiri Viona dan mencium keningnya. Dialu berkata pada Viona. "Tunggh aku, aku akan kembali." "Baih." Wajah Viona sudah tersipu malu. Kali ini ketika melihat punggung Randika yang pehan pergi, hatinya sudah hangat. Seth mengetahui situasi yang dihadapi Inggrid, Randikangsung bergegas menuju bandara. Menikah? Istrinya itu direbut dan dipaksa menikahi orangin? Bahkan jika dia sudah mati pun, dia akan membunuh siapapun yang berani menyentuh Inggrid. Pikiran Randika untuk membunuh setiap anggota keluarga Alfred itu sudah sangat besar, hari ini dia akan melenyapkan keluarga aristokrat satu itu. Randika beri menuju bandara dengan beri. Kakinya yang dialiri oleh tenaga dm itu mngkah dengan cepat, kecepatannya sudah bisa mengimbangi mobil bp. Tidak butuh waktuma untuknya tiba di bandara. "Tiket untuk ke Jakarta." Randika mendorong orang yang di depannya dan berbicara pada resepsionisnya. Orang yang didorongnya itu marah dan menggulung lengan bajunya. "Apa kau nyari mati hah?" Randika tidak menjawab, dia hanya menatap tajam pada orang itu. Orang itu sudah mengangkat tangannya dan hendak memukul tetapi tiba-tiba tatapan mata Randika seperti seekor hewan buas. Orang itungsung merinding ketakutan. Di bawah tatapan mata Randika itu, dia sepertinya kesulitan bernapas. Seakan-akan Randika berkata padanya bahwa dia bisa membunuh dirinya dm 1 detik ku dia mau! Perasaan bahaya seperti ini benar-benar nyata! Ketika Randika memalingkan wajahnya, orang itu bisa bernapas lega dan mngkah mundur dengan punggung yang basah. "Maaf pak, pesawat ke Jakarta sudah lepasndas. Pesawat berikutnya yang menuju Jakarta baru ada jam 4 sore nanti." Kata resepsionis. Randika mengerutkan dahinya. Dia berhasil turun dari gunung dan tiba di kota Cendrawasih jam 11 pagi. Jika dia harus menunggu hingga jam 4 sore dan tiba baru mm hari, Inggrid sudah pasti dipaksa menikah oleh keluarga Alfred. Dengan katain dia tidak bisa menunggu jadwal pesawat berikutnya. Tetapi pesawatnya itu sudah lepasndas, apa yang bisa diakukan? Wajah Randika terlihat serius, otaknya berputar dengan cepat. Tiba-tiba, dia mempunyai sebuah ide yang bagus. Siapa bng pesawat itu satu-satunya yang terbang ke Jakarta? Bukankah dia tinggal mencuri sh satu pesawat dan menerbangkannya sendiri? Sederhana bukan? Randikalu membeli tiket pesawat yang keberangkatannya paling cepat. Seth itu Randikangsung masuk ke dm pesawat. Tidakma kemudian, pesawat yang dia naiki itu lepasndas. Seth tanda sabuk pengaman sudah hng, Randikangsung berdiri dan berjn menuju kokpit pesawat. "Pak, bisa tolong duduk dengan tenang? Apab bapak perlu sesuatu, bapak tinggal bng saja." Kata seorang pramugari pada Randika. Tetapi Randika mencuekinya dan terus berjn ke depan. Penumpang yangin tidak memperhatikan Randika sama sekali, mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. "Pak? Pak!" Pramugari itu mi khawatir melihat Randika sama sekali tidak menjawab. Dia hanya bisa mengh napasnya. Sesampainya Randika di bagian depan pesawat, polisi udara yang sedang menyamar itu sedang berbincang satu samain. Orang-orang mungkin tidak sadar bahwa setiap pesawat yang mereka naiki ada beberapa penegak hukum yang menyamar di pesawat mereka. Tugas mereka adh memastikan tidak ada kejahatan yang terjadi di dm pesawat. Tetapi bagi Randika, orang-orang ini tidak lebih dari seekor serangga. Tanpa memedulikan mereka, Randika terus bergerak menuju kokpit pesawat. Namun, para polisi itu menyadari pergerakan Randika. "Permisi pak mau ke mana ya? Area depan sana drang untuk penumpang jadi lebih baik bapak kembali duduk." Kata seorang polisi sambil memperlihatkan identitasnya. Ketiga polisi itu sebenarnya sudah memegang pistol yang ada di pinggang mereka. Akhir-akhir ini marak terjadi pembajakan pesawat, jadi mau tidak mau mereka harus waspada dengan setiap ancaman. Para penumpang yangin juga menyadari kejadian ini dan menjadi penasaran. Randika tidak peduli, dia tetap berjn menuju kokpit. Pada saat ini, sh satu dari ketiga polisi itu menodongkan pistolnya dan berteriak ke arah Randika. "Jangan bergerak atau akan kutembak kau!" Kali ini para penumpang sudah panik tidak karuan, mereka menatap takut pada Randika. Randika tidak menoleh sama sekali, dia tidak punya waktu untuk mdeni anjing-anjing ini. Sekarang di pikirannya hanya ada Inggrid. Sma dia berhasil tiba di Jakarta tepat waktu, dia akan menymatkannya. Namun, entah karena gugup atau emosi yangin, sh satu dari polisi ini menembakkan pistolnya. Suara tembakan yang menggema itu membuat semua orang panik. Semuanyangsung merunduk di tempat duduk mereka. Seth suara tembakan itu menghng, para polisi ini terkejut melihat Randika yang ada di hadapan mereka ini sehat wfiat. Tidak mungkin! Aku tidak mungkin meleset! Ketiga polisi itu saling memandang satu samainlu akhirnya menerjang ke arah Randika. Di bawah tatapan semua orang, para polisi itu sangat cepat dan terkoordinasi. Mereka menerjang ke arah Randika untuk menangkap teroris satu ini. Namun pada saat ini, Randika hanya berbalik badan sebentarlu berjn kembali menuju kokpit. Para polisi yang hendak menerjang itu tiba-tiba terhenti dan tediam di tempat. Seth satu detik, ketiga polisi itu terjatuh dan pingsan! Dm satu detik, ketiga polisi yang mumpuni ini dapat dikhkan oleh Randika dengan mudah. Para penumpang itu semuanya terkejut, orang itu sangat kuat! Tetapi satu pertanyaaninngsung menggenang di hati mereka, apa yang hendak orang itukukan? Apakah dia mau membajak pesawat ini? Dm sekejap pertanyaan itu memenuhi semua penumpang yang melihat aksi Randika sebelumnya. "Berhenti!" Seorang bule berdiri dan menatap tajam ke arah Randika. Sama seperti para polisi tadi, Randika mengabaikannya dan tetap berjn menuju kokpit. Dm satu tarikan, Randika berhasil membuka pintu khusus tersebut. ".." Semua penumpang yang melihatnya sudah pasrah dm hati, sepertinya mereka th sh memilih pesawat. Pintu kokpit pesawat didesain khusus oleh pihak penerbangan agar pesawat tidak mudah dibajak oleh orang-orang yang berniat buruk. Apab pintu sudah dikunci dari dm, sudah 100% mustahil untuk membukanya dari luar. Namun, Randika dengan mudahnya membuka pintu itu hanya dengan satu tangannya. Melihat aksi Randika satu ini, bule tadingsung duduk sambil bersembunyi. Dia merasa sangat lega tidak beri dan mencegah Randika, jika itu benar terjadi, dia tidak tahu kematian seperti apa yang menimpanya. "Ya Tuhan, terima kasih th menymatkan nyawaku!" Randika sama sekali tidak peduli dengan para penumpang karena pikirannya sekarang tertuju pada para pilot pesawat! Para pramugari sudah pada ketakutan di bkang, mereka tidak mungkin bisa menghentikan teroris itu. Satu-satunya penymat mereka yaitu ketiga polisi tadi itu masih pingsan tidak sadarkan diri. Randika berjn dengan santai menuju dm kokpit di mana kedua pilot itu sedang mengendalikan pesawat. Kapten pesawat dan wakilnya itu sudah menatap Randika dengan tajam sejak pintu mereka itu terbuka. Mereka hanya bisa tertegun sekaligus menekan rasa takut mereka. Randikalu berkata dengan nada seriusnya. "Bawa pesawat ini ke Jakarta." "Siapa kamu? Kenapa kamu bisa masuk ke tempat ini? Apa kamu." Sebelum wakil kapten itu selesai berbicara, Randika sudah memukulnya hingga pingsan. Hati si kapten pesawat itungsung mengepal, dia tidak tahu harus berbuat apa. Lalu Randika memecah keheningan dengan mengatakan. "Pindahkan jalur pesawat menuju Jakarta dan jangan buat aku mengngi kata-kataku ini sekaligi. Ku kamu tetap tidak mematuhi kata-kataku, aku akan menjatuhkan pesawat ini." Di bawah ancaman Randika, sang kapten tidak mempunyai pilihan sin mengganti jalur pesawat. Dia memang terlihat tenang tetapi dia sudah memberikan sinyal bahaya tersembunyi ke pusat Menara. Pada saat yang sama, pusat menara bandara Cendrawasih. Seth mendapatkan sinyal bahaya tersebut, pusat informasilu lintas udara iningsung heboh. "Apa? Pesawat kita ada yang dibajakgi?" Seorang pria paruh baya itu terlihat seakan-akan mau muntah darah. Pesawatnya yang menuju Jepang kapan hari baru saja dibajak dan sekarang sudah ada kasus inigi? Bisa-bisa dia dipecat karena membiarkan teroris itu masuk ke dm bandaranya. Dm sejarah dia bekerja, dia tidak pernah melihat kejadian yang tenggat waktunya berdekatan seperti ini. "Bagaimana keadaannya sekarang?" Pria paruh baya itu menghampiri bawahannya. Keadaan sekarang kacau bu, semua orang menjadi panik dan gugup. "Kita th mengunci lokasi pesawat dan masih memantaunya." Kata sh satu bawahannya. "Apa ada cara untuk berkomunikasi dengan pilot pesawat?" Tanya si pria paruh baya. "Tidak bisa, sepertinya pilot sedang disandera. Hmm? Jalur ini Pesawat mengubah arahnya menuju Jakarta!" Seth mendengar kata-kata ini, semua orang terkejut. Jakarta? Semua personel penting berada di ruangan ini. Mendengar kata Jakarta hati mereka sudah mengepal bukan main. Apakah kejadian World Trade Center akan terng di Indonesia? Apakah target mereka adh istana kepresidenan? "Segera hubungi pihak kepolisian Jakarta." Pria paruh baya itu segera membuang pikiran buruknya itu dan menenangkan dirinya. Pada saat yang sama, dia juga memerintahkan agar istana kepresidenan diberi kabar tentang pembajakan pesawat ini. Untuk menangani mash seperti ini, apgi jika mengancam kesmatan sang presiden, pria paruh baya ini memilih untuk main aman. Di dm pesawat, para penumpang masih duduk dengan tegang. Mereka hanya tahu bahwa kokpit pesawat mereka sudah bukan dikendalikan oleh pilot yang seharusnya. Sedangkan Randika sejak awal tidak berniat membahayakan para penumpang ini, fokusnya adh keluarga Alfred di Jakarta itu. Sesampainya di Jakarta, dia akan membunuh seluruh manusia-manusia busuk itu! Chapter 308: Terburu Waktu Chapter 308: Terburu Waktu Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta Polisi yang mendapatkan info mengenai kedatangan pesawat iningsung mengevakuasi seluruh bandara. Ratusan polisi sudah memadati bandara ini lengkap dengan senapan serbu mereka. Mereka mendapatkan konfirmasi bahwa pesawat yang dibajak itu akan mendarat di bandara ini. Mendengar hal ini kebanyakan orang menjadi lega karena target para teroris itu bukah istana kepresidenan. Jadi dengan cepat bandara ini sudah dikepung oleh polisi dan sh satuan khusus Indonesia yaitu Densus 88. Para karyawan bandara juga ikut tegang ketika mendengar kabar mengejutkan ini. Bukankah ini sudah seperti filmyar lebar? "Hei, memangnya ada apa sih ini kok ribut-ribut?" Tanya seorang karyawan yang baru keluar dari toilet. Di sebhnya sudah ada temannya yang th mendengar berita pembajakan itu. "Kamu dari mana saja memangnya? Tadi diumumkan ada pesawat yang dibajak dan sebentargi mereka akan mendarat di bandara ini." "Serius?" Karyawan yang lupa menutup resletinganya itu sudah menganga, dia baru pertama kali mengmi kejadian seperti ini. Namun melihat banyaknya satuan hukum yang berjaga di tempatnya bekerja ini, sepertinya ini bukah mimpi. Di luar pintu bandara, para penumpang yang hendak berangkat itu sama sekali tidak berdaya. Tanpa penjsan apa-apa, puluhan mobil polisi tiba-tiba datang dan para polisi itungsung mengevakuasi mereka semua. Pada saat yang sama, semua keberangkatan ataupun kedatangan pesawat ditunda. "Apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Seorang penumpang terlihat kebingungan. Evakuasi total seperti ini sangah jarang terjadi. Melihat banyaknya polisi yang berjaga di bandara ini, semua orang merasa penasaran. Terlebihgi para media berita sudah mi bermu satu per satu. Tetapi ketika para reporter itu berniat mencari tahu apa yang terjadi, mereka segera diusir oleh para polisi yang berjaga di pintu masuk. Pada saat yang sama, sh satu pimpinan para polisi itu mrang adanya kamera yang merekam kejadian ini. Tidak peduli teori atau tebakan apa yang dikembangkan para media itu, para polisi tidak peduli. Keadaan di dm bandara masih tegang dan para pimpinan polisi ini tidak tahu keinginan para teroris tersebut. Di tengah keadaan genting seperti ini, ada sh satu orang yang menguap karena bosan. "Cih, markas mengirimku ke tempat ini dan tidak ada media yang akan merekam aksiku nanti?" Orang yang berbadan tegap dan kekar ini dilengkapi oleh pertan dan persenjataan polisi yang lengkap, Wajahnya yang tertutup oleh sebuah kain hitam itu hanya memperlihatkan matanya saja. Namun, semua itu tidak bisa menutup aura membunuhnya yang sangat pekat. Orang di sampingnyangsung menegurnya. "Pak Bruno jangan begitu, markas juga ditekan oleh banyak pihak. Lagip yang terpenting adh nyawa 100 orang yang ada di pesawat, sampai saat ini kita juga tidak tahu kondisi mereka bagaimana. Kita dikirim hari ini untuk menumpaskan semua teroris yang berani menginjakan kakinya di ibu kota ini, tetapi kami harap bapak bisa menangkapnya agar kami bisa menginterogasinya." "Iya, iya kamu tidak perlu mengomel seperti itu." Bruno merupakan sh satu ujung tombak dari Arwah Garuda. Sejak dia bergabung, belum pernah ada teroris yang bisa lepas dari genggamannya. Sin Densus 88, presiden memerintahkan Arwah Garuda untuk ikut dm misi kali ini. Bruno berani bersikap sombong seperti itu karena dia memang mempunyai kemampuan. Sma ini dia berperang dengan teroris internasional dan sudah memupuk pengman yang tidak terhitung juhnya. Seth sekianma di luar negeri, minggu kemarin dia baru saja kembali ke Indonesia dan sudah diberikan tugas sepenting ini. Tentu saja dia tidak kenal siapa Randika. Orang Arwah Garuda yang mengerti Randika hanyh Safira, Elva dan bawahan mereka saja, terlebih pengaruh mereka tidak sampai ke Jakarta. Bagaimanapun juga, Indonesia memang telu luas dan Arwah Garuda tidak hanya memantau aktivitas Randika saja. Oleh karena itu, Arwah Garuda terbagi-bagi di seluruh wyah Nusantara. Pada saat yang sama, menara bandara memberi sinyal dan semua personel menatap kengit. Di bawah tatapan mata mereka, sebuah pesawat dapat terlihat dan bersiap untuk mendarat. Semua orang menjadi tegang, para personelngsung menempati posisi mereka masing-masing dan para penembak jitu sudah membidik pesawat. Pesawat tersebut mengeluarkan roda mereka dan mi mendarat dindasan. Pendaratan mereka mulus dan akhirnya berhenti dengan sempurna. Melihat kejadian ini, semuanya menahan napas mereka. Mereka menantikan tindakan para teroris itu berikutnya. Yang paling sulit adh ketika teroris tersebut berbaur di antara para penumpang, bisa-bisa korban yang tidak diinginkan akan mi berjatuhan. Seluruh senjata sekarang mengarah pada pesawat dan semuanya menatap dengan penuh waspada. "Untuk semuanya yang ada di dm pesawat, kami th mengepung kalian. Sma kalian tidak melukai para penumpang, permintaan kalian akan kami dengar." Sh satu polisi mengambil t pengeras suara. Pada saat yang sama, para penumpang di pesawat bisa mendengar kata-kata tersebut. Bruno menatap tajam ke arah pesawat, tidak ada satu ekorlat pun yang bisa lolos dari tatapan matanya itu. Pada saat ini, tiba-tiba ada seorang pria yang muncul di pintu pesawat yang terbuka. "Target terlihat, seorang pria muda berumur sekitar 24 tahun memakai baju berwarna biru dan berambut pendek." Seorang penembak jitu menginfokan target mereka. Tetapi semua personel ini menahan napas mereka, mereka tidak tahu apakah Randika ini adh teroris atau penumpang pesawat. Para petugas polisi meminta pada seorang staf bandara untuk mempersiapkan tangga agar orang tersebut bisa turun. Ketika staf tersebut mengambil tangganya, semua orang melihat Randika melompat turun! Dari pintu ke tanah ada sekitar 2-3 meter dari tanah dan Randika dengan santainya melompat turun. Bruno terkejut ketika melihat kejadian ini. "Dia sudah pasti pkunya!" Dm sekejap insting Bruno mengatakan bahwawannya ini bukan orang sembarangan dan para polisi yangin juga sudah siaga terhadap Randika. "Berhenti atau kami akan menembak!" Polisi yang membawa pengeras suara itu kembali berteriak paa Randika. Tetapi Randika terlihat cuek dan berjn ke samping! Polisi tersebut tidak ragu-ragu, diangsung memerintahkan anak buahnya untuk menembak. Dm sekejap, semua personel termasuk penembak jitu melepaskan tembakan mereka ke arah Randika! Randika mengangkat kepnya dan melihat hujan peluru yang padat itu. Pemandangan ini tidak semengerikan ketika dia mwan 1000 orang suruhan mafia Italia, saat itu dia harus menghadapi rudal, peluru, bom ranjau dll. Terlebihgi, seth dia menyerap kekuatan misterius di dm tubuhnya, apakah mereka mengira peluru-peluru ini akan mengenainya? Bisa dikatakan bahwa senjata paling tidak berguna ketika membunuh seorang Dewa dari 12 Dewa Olimpus adh peluru. Kenapa? Karenaju peluru mudah ditebak dan mereka hanya tinggal mengalirkan tenaga dm mereka dan mencegah peluru itu menembus ke dm kulit mereka. Memang terdengar tidak masuk akal, tetapi para ahli b diri itu memang memiliki kecepatan dan kekuatan yang tidak bisa dibayangi oleh orang awam. Bahkan para elit dari daftar Dewa saja sudah mustahil untuk dibunuh dengan peluru. Oleh karena itu, ketika para ahli b diri tingkat tinggi bertarung, mereka tidak pernah menggunakan senjata api. Karena kekuatan mereka adh tubuh mereka sendiri! Menghadapi hujan peluru ini, ekspresi Randika tetap terlihat tenang. Tetapi tiba-tiba, sosok Randika itu terlihat menjadi 2lu menjadi 4 dst dm sekejap. Randika memang terlihat membh diri ketika hujan peluru itu mengarah pada dirinya. Tetapi ajaibnya, tidak ada satu peluru pun yang bisa mengenai dirinya. Tatapan mata Bruno sudah berubah menjadi serius, tidak heran markas besarnya itu sampai mengutusnya pergi,wannya kali ini benar-benar kuat! Jika orang ini menapakan kakinya di ibu kota ini, maka negara ini bisa hancur dm 1 minggu! Bruno sudah membtkan tekadnya, dia akan membunuh penjahat tersebut. Sedangkan para polisi yang menembak itu sudah terheran-heran, kenapa penjahat itu masih bisa berdiri? Mereka tidak pernah melihat orang bisa bergerak seperti ninja dan membh diri seperti itu. Polisi yang memegang t pengeras suara itu terkejut bukan main, dia menk untuk percaya terhadap kejadian di depan matanya ini. Dialu berkata pada dirinya sendiri. "Banyak senjata seperti ini tetapi tidak ada satu pun yang kena? Orang itu sudah pasti setan!" Bayangan Randika itu sudah mencapai 10 orang. Ketika peluru itu mengenai bayangannya, peluru hanya akan menembus. Pada saat ini tiba-tiba suara tembakan itu berhenti total, ternyata semua senjata th kehabisan pelurunya. Semua yang memegang senjata itu sudah terkejut bukan main, seth dihujani peluru sebanyak itu tetapi orang itu masih bisa berdiri dengan tegak? Pada saat yang sama, 10 bayangan itu tiba-tiba menghng dan sebuah bayangan hitam menerjang ke arah mereka. Bayangan hitam itu adh Randika yang asli. "Cepat bunuh dia!" Kapten mereka itu segera menyadarkan para bawahannya dari linglungnya. Tetapi bagaimana mungkin para polisi ini bisa menghentikan Randika yang th mengmi terobosan? Seth menyerap 1/10 dari kekuatan misterius di dm tubuhnya, Randika bukah sosok yang kita kenalgi. Mereka yang sibuk mengganti magasin tiba-tiba terkejut ketika menyadari bahwa sosok Randika th menghng. Namun, beberapa dari antara mereka justru berteriak kesakitan. Mereka hanya sempat merasakan sebuah tinju yang mengenai wajah ataupun dada mereka sebelum akhirnya terjatuh dan terkapar di tanah. Randika tidak berniat untuk membunuh mereka, bagaimanapun juga mereka adh sebangsa dan setanah air. Randika tidak berhenti beri, dia berusaha mencari ch agar bisa kabur dari tempat ini. Sebentargi pernikahan Inggrid akan dngsungkan, dia harus menymatkan istri tersayangnya itu! Tetapi di tengah Randika sibuk membuka jn, Bruno muncul di medan pertempuran. "Bruno dari Arwah Garuda akan menjadiwanmu, bersiah untuk mati!" Bruno berdiri di hadapan Randika dan segera menerjang ke arahnya. Di Arwah Garuda Bruno memiliki kemampuan setara dengan Elva, terlebihgi dia baru saja menjni misi di luar negeri sma beberapa tahun jadi kemampuannya itu sudah pasti menjadi lebih kuat. Oleh karena itu dia yakin bisa menghadapi Randika seorang diri! Randika mengerutkan dahinya ketika dia dicegat oleh Bruno. Dialu berkata padawan barunya itu. "Kamu kira bisa menghentikanku? Jangan menyesal jika kamu sampai terbunuh." Bruno tidak mengindahkan kata-kata Randika dan menerjang ke arahnya. Tetapi Randika yang sekarang tidak mempunyai waktu untuk mdeninya. Ketika Bruno sudah hampir menyerangnya, Randika melompat dan menjadikan Bruno sebagai pijakannya. "Sayang sekali aku tidak punya waktu untuk mdenimu." Kata Randika, dia sudah berhasil mencapai lobi bandara. Bruno yang punggungnya dijadikan pijakan oleh Randika itu terjatuh tetapi tidak mengmi luka apa pun. Mendengar kata-kata Randika tadi itu, dia menjadi marah dan mengejar Randika. Apa pun yang terjadi hari ini dia akan membawa kep penjahat itu kembali bersamanya. Para polisi itu juga ikut mengejar Randika, mereka tidak mengira bahwa Randika akan berhasil melewati garis pertahanan mereka. "Tersangka berhasil mrikan diri, personelin harap bersiap-siap." Sh satu pimpinan polisingsung menyiarkan berita mengejutkan ini mlui HT mereka. Para polisi yang bertugas menjaga pintu keluar dan titik-titik pentinginnya sudah bersiaga penuh. Chapter 309: Jakarta Menjadi Heboh Chapter 309: Jakarta Menjadi Heboh Randika dengan cepat membuka jn dengan paksa menujuhan parkir. Dia sekarang butuh kendaraan untuk kabur dari tempat ini. Sebelum para polisi itu bisa menyusul dirinya, Randika sudah berhasil mencuri mobil polisi yang berada di pintu keluar bandara. Polisi yang mobilnya dicuri itu hanya bisa menjerit kesakitan ketika dirinya dipaksa keluar dari jend kacanya yang pecah itu. Seth itu Randika menunjukan kemampuan menyetirnya dan melesat dengan cepat! Para polisi ini sudah tembat ketika menyadari Randika yang sudah kabur itu. "Cepat masuk ke dm mobil, kejar dia!" Semua orang terlihat panik, para polisi segera masuk ke dm mobil mereka dan mengejar Randika. Para anggota Densus 88 sudah tetih menghadapi situasi yang tidak terkendali seperti ini. Anggota mereka sama sekali tidak panik dan masuk ke dm mobil mereka dengan cepat. Tidak butuh waktuma untuk mereka sebelum akhirnya dapat melihat mobil yang dikendarai oleh Randika. Sh satu dari mereka mi membidik ke arah mobil Randika, sma mobil meledak maka pku akan ikut mati bersamanya. Bruno sendiri juga berhasil mengejar Randika, sma anggota Densus 88 itu berusaha membidik mobil Randika di atas mobil yang berjn, Bruno yang sambil menyetir itu tidak sungkan-sungkan menembakan pistolnya. Baginya menembak sambil menyetir semudah membalikkan tpak tangannya! Namun ketika peluru itu hampir mengenai mobilnya, bagian bkang mobil Randika itu tiba-tiba berbelok dan mengepot. Terlebihgi, Randika mengepot dengan kecepatan penuh. Semua peluru yang ditembakan oleh Bruno dan anggota Densus 88 gagal mengenai dirinya. Bahkan peluru itu sama sekali tidak menggores mobilnya. Melihat kejadian ini, semua orang yang mengejarnya itu terkejut. Para pejn kaki yang melihat keributan itu sama terkejutnya dengan mereka. Ketika mobil-mobil itu melewati mereka, para pejn kaki ini sibuk mengomentari apa yang th mereka lihat. Sepertinya mobil yang paling depan itu seorang pembp apab dilihat dari kemampuan menyetirnya. Orang itu juga berhasil mengecoh para polisi dengan mudah! "Sayang sekali kemampuan orang itu digunakan untuk kejahatan. Padahal dia bisa mengharumkan nama bangsa ini jika dia menjadi seorang pembp." Seorang pria paruh baya menggelengkan kepnya. Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia ini slu adem ayem, tetapi hari ini kota ini menjadi kacau oleh h satu orang. "Target berada di jn Hayam Wuruk, aku ngi, target berada di jn Hayam Wuruk." Sh satu anggota Densus 88ngsung menginfokan status pengejaran mereka sambil terus membuntuti Randika. "Kirimkan orang ke sana dan cegat dia!" Teriak sh satu polisi. "Markas sudah memasang perangkap, semua personel harap bersiap-siap menangkap target." ..... Para polisi ini terus berkomunikasi lewat HT mereka sambil terus mengejar Randika. Sedangkan para penumpang yang diusir dari bandara sebelumnya terlihat bingung ketika bandaranya itu sudah kosong melompong. Mereka melihat bahwa seseorang dengan beraninya mencuri mobil polisi dan kabur. Tidakma seth itu seluruh mobil polisi yang ada di bandara iningsung mengejarnya. Bukankah ini sudah seperti film action Hollywood? Mungkin jika kita bicara di Amerika atau negara baratinnya hal mengejutkan seperti ini bisa saja terjadi. Tetapi ini adh Jakarta, ibu kota dari Indonesia. Keamanan dari kota ini sangat ketat mengingat bahwa jajaran politik negara ini berada di kota ini. Bahkan tidak jarang polisi bersenjata lengkap berpatroli untuk mencegah kejahatan. "Siapa orang itu?" "Berarti semua polisi yang datang itu cuma berusaha menangkap satu orang?" Para penumpang yang tertahan di luar ini masih bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Namun penumpang yang masih muda itu memposting kejadian ini di media sosialnya. Di sisiin, Randika masih menyetir dengan kecepatan penuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan rambulu lintas. Mendengar suara sirene polisinya, sebagian besar mobil tidak berani menyetir di depannya dan sudah memberikan jn baginya. Apgi ketika Randika mengambil trotoar sebagai jalurnya, bahkan jika itu bukan mobil polisi yang menggunakan sirene, semua orangngsung menyingkir. Mereka semua juga hendak memaki mobil itu tetapi karena itu mobil polisi, mereka hanya bisa memendam frustasi mereka. Pada saat ini, dari kaca sampingnya itu terlihat puluhan mobil polisi mengejar dirinya. Kecepatan mereka juga tidak kh cepat, dan mereka juga tidak peduli dengan rambulu lintas. Semua orangngsung mengomentari hari yang aneh ini, kenapa para polisi ini terlihat buru-buru seperti itu? Apakah mereka lupa membawa bekal mereka? "Cih, mentang-mentang punya sirene kita disuruh minggir." Kata sh satu pengendara di dm hatinya. Para pejn kaki tidak bisa untuk tidak penasaran ketika melihat puluhan mobil polisi mju dengan kecepatan tinggi. Namun pada saat ini, tiba-tiba ada orang yang menyeberang sembarangan yang berada di jalur mobil polisi tersebut! Gawat! Semua orang sudah menutup mata mereka dan ketakutan, orang itu sudah pasti mati. Namun satu detik kemudian semua mata mereka terblak. Di saat hampir mengenai orang tersebut, keempat ban mobil Randika berubah arah dan mengepot melewati penyeberang itu dengan sempurna. Penyeberang itu sudah gemetar ketakutan sambil mengompol ketika mobil Randika melewati dirinya. Kakinya yang lemas itu membuatnya tidak berani mngkahgi. Kejadian ini, bersama dengan video di bandara, sudah diposting ke media sosial oleh puluhan orang. Dm sekejap, Jakarta menjadi viral karena kejadian hari ini. "Wah g, ternyata mobil bisa mengepot seperti itu ya!" "Hei, hei, bukankah mobil itu sama dengan mobil yang dicuri di bandara tadi? Berarti yang mengepot di video itu penjahat yang dikejar-kejar polisi itu bukan?" Benar, penjahat itu adh Randika. "Wah berarti penjahat itu orang hebat, mana ada yang bisa lolos dari kejaran polisi sebanyak itu?" Komentar-komentarizen Indonesia mi menumpuk di media sosial, diskusi mereka bermacam-macam. "Harus kita akui, orang itu jago mengemudi." "Video ini untuk para jomblo yang mengejar gebetannya, nyerah aja!" "#PrayforJakarta." Berbagai macam komentar mi memenuhi kedua video Randika. Mereka paling kagum dengan video Randika yang berhasil menghindari penyeberang dengan cara mengepot. Di sisiin, mobil-mobil yang mengejar Randika itu tidak bisa mendekati Randika sama sekali. Mereka ingin menembak ke arah Randika tetapi Randika slu bersembunyi di antara mobil. Melihat kemampuan mengemudiwannya, Bruno mengerutkan dahinya. Lawannya kali ini benar-benar jago menyetir, jika dia lengah sedikit saja maka dia pasti kehngan jejaknya. Tetapi jika hal ini terus terjadi, pada akhirnya mereka akan kehngan jejaknya danwannya ini bisa kabur. Terlebihgi penjahat tersebut sangah berbahaya, ketika jnnya itu sudah diblokade, Randika tidak segan-segan menabraknya danngsung mju kembali dengan cepat. Melihat situasi semakin tidak menguntungkan, Bruno mengontak markas Arwah Garuda. Di pusat kepolisian Jakarta, direktur kepolisian menatap mobil Randika yang mju kencang itu mlui kamera yang terpasang di sh satu mobil polisi. Amarahnya itu sudah menyelimuti seluruh ruangannya. "Kerahkan semua personel yang masih ada untuk mengejar penjahat satu itu! Dan juga panggil semua yang libur dan cepat suruh mereka menyusul rekan-rekan mereka!" Direktur kepolisian ini benar-benar marah, dia sudah memecahkan 2 gsnya saking jengkelnya. Dia ingin segera menangkap Randika. Dm sekejap, perintahnya iningsung disebarkan dan semua pasukan kepolisian di Jakarta segera pergi untuk menangkap Randika. Tetapi mau 100 ataupun 1000 orang yang diutus, Randika sama sekali tidak peduli. Dia hari ini datang demi istrinya dan tujuannya sudah js kediaman keluarga Alfred! Untuk acara pernikahan keluarga Alfred itu, Randika sudah memastikan lokasinya seth menghubungi sekretarisnya Inggrid. Menurut informasi yang didapatnya, pernikahannya itu akan dngsungkan di hman rumah kediaman keluarga Alfred. Jadi mobil Randika daritadi sudah mju kencang menuju kediaman keluarga Alfred! Tetapi bagaimanapun juga, Jakarta merupakan kota besar di Indonesia. Butuh waktu 40 menit untuk Randika dapat sampai ke kediaman tersebut. Terlebihgi, di bkangnya slu ada sirene polisi yang berbunyi tanpa henti. Meskipun Randika berhasil mengecoh mereka, slu ada mobilinnya yang mengekorinya. Sepertinya dia sudah membuat seluruh polisi di Jakarta menjadi musuhnya. Semua pejn kaki yang melihat kota mereka ini penuh dengan suara sirena mi ketakutan. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Mereka bisa melihat bahwa 1 mobil polisi yang mju bagaikan pembp sedang dikejar oleh puluhan mobil polisiinnya. Di media sosial, berita mengenai mobil polisi yang g itu sudah viral. Sebagian besar orang sudah mengetahui situasi yang terjadi di Jakarta ini dan mengirimkan video mereka ketika mobil Randika melewati mereka. Dm sekejap, topik mengenai para polisi di Jakarta memburu seorang penjahat menjadi viral di seluruh negeri. Diskusi paraizen tidak pernah berhenti, komentar mereka sudah mencapai ratusan ribu. Bahkan 5 menit saja komentar di video itu sudah bertambah 500 ratus ribu! Bruno berhasil mengejar mobil Randika seth dia mengontak markasnya. Dia berusaha membidik ban milik Randika. Tetapi mobil yang dikendarai Randika itu seperti r, mengelok-kelok tanpa henti. Terlebihgi, kecepatan Randika itu sama sekali tidak menurun ketika dia mengepot ataupun berbelok. Bruno tidak bisa mengimbangi kecepatan mobil Randika, jadi dia hanya bisa menginformasikan arah Randika mju. Ketika Randika berbelok, tiba-tiba ada 2 mobil polisi yang mju menuju arahnya. Namun pada saat ini, tiba-tiba suara riuh datang daringit. Semua orang yang menengok ke atasngsung terkejut. Para polisi juga menggunakan helikopter! Semua orangngsung bertepuk tangan untuk penjahat yanggi buron itu, dia berhasil membuat para polisi ini menggunakan helikopter untuk menangkapnya. Namun yang semua orang ini tidak tahu adh helikopter ini bukan ditugaskan untuk mengawasi ke mana arah Randika pergi, helikopter ini dikerahkan untuk melumpuhkan penjahat nomor 1 ini. Di pintu helikopter, duduk seorang polisi yang mengarahkan senapan mesinnya ke arah Randika. Randika tidak ragu-ragu, diangsung menancapkan kakinya pada pedal gas dm-dm. Sekarang mobilnya itu mju di trotoar, hal ini membuat kaget seluruh pejn kaki. Ketika Randika berhasil kabur dari serangan helikopter, semua pejn kaki itu sudah bermandikan keringat dingin, untung saja kejadian ini tidak menjatuhkan korban sama sekali. Kejar-kejaran antara polisi dan Randika kembali dimi, para polisi ini berada di pihak yang kurang beruntung. Isi dari topik HT mereka sekarang adh Randika yang mju ke arah daerah Menteng, tempat di mana perumahan mewah Jakarta berada. "Cepat potong jalur tersangka!" Kata sh satu dari polisi di HT. Namun di pusat kepolisian Jakarta, direktur kepolisian itu masih dm keadaan sangat marah. Dia sudah mengerahkan seluruh personel yang ada dan mereka masih kesusahan menangkap satu orang? "Kerahkan 10 helikoptergi, apa pun yang terjadi aku ingin orang itu tertangkap!" Direktur tersebut melempar topinya itu untuk menunjukan rasa frustasinya. Chapter 310: Kau Masih Hidup? Chapter 310: Kau Masih Hidup? Randika yang kabur dari kejaran para polisi ini sudah menjadi viral di media sosial. Seluruh kota Jakarta menjadi heboh karena aksinya ini. Randika menatap peta yang dipegangnya, sebentargi dia akan tiba di kediaman keluarga Alfred. Namun pada saat ini, dia melihat 2 helikopter muncul di atasnya. Randikangsung berusaha mengecohnya, dia tidak bisa membiarkan mobilnya itu dibombardir oleh senapan mesin mereka. Dan ketika dia berhasil kabur, dia menyadari bahwa masih ada beberapa helikopter yang menanti dirinya. Kepolisian Jakarta th mengerahkan seluruh sumber daya mereka, tetapi ada satu pertanyaan yang pantas dipertanyakan. Apakah semua itu cukup untuk menangkap Ares sang Dewa Perang? Jawabannya adh tidak! Ketika Randika kembali memacu mobilnya, mobil-mobil polisi di bkangnya terus mengekori dirinya. Saat dia melihat dari kaca sampingnya, dia menyadari bahwa makin banyak mobil yang mengejar dirinya. Pada akhirnya bisa dikatakan bahwa sudah ada ratusan mobil yang mengejar dirinya dan puluhan helikopter mengintai dari atas! Kejadian ini difoto oleh beberapa orang dan diposting di media sosial,izen Indonesiangsung berkoar. "Perasaan seorang murid yang membawa permen karet di ks." "Semoga cepat ketangkap #PrayforJakarta." "Cuma gara-gara mencuri ayam tetangga sebh dia dikejar seperti itu? Hebat sekali!" "G, ini sudah seperti bintang 5 di serial GTA!" "Bro, aku main GTA saja tidak sebanyak itu polisi yang mengejarku hahaha. Ini sih sudah mmpaui GTA!" Banyak yang bercanda dan banyak p yang berdoa Jakarta cepat menjadi damai seperti sedia k. Di sisiin, di kediaman keluarga Alfred. Hari ini merupakan hari penuh kebahagian bagi keluarga Alfred, tetapi tidak ada senyum sama sekali yang menghiasi acara pernikahan ini. Hampir sama, pihak keluarga Laibahas juga sama cemberutnya. Ghost Marriage ini benar-benar th melukai hubungan antara 2 keluarga ini. Di acara pernikahan ini, keluarga Alfred mengundang keluarga aristokrat yang ada di Jakarta. Semakin banyak yang datang semakin bagus hasilnya. Inh hukuman bagi keluarga Laibahas! Di tengah-tengah hman rumah, Inggrid berdiri diam sambil memakai baju pengantin berwarna merah dan memakai sapu tangan merah yang diikatkan di dahinya. Seluruh anggota keluarga Alfred menatap dingin Inggrid. "Bahkan jika Hans sudah mati, apa kau pikir bisari dari takdirmu?" "Sungguh keluarga tidak tahu diri, semoga dengan Ghost Marriage ini keluarga Laibahas bisa merenungkan sikapnya yang kurang ajar itu." Cemooh-cemooh mi dyangkan oleh keluarga Alfred, kematian Hans masih membekas di benak mereka. Tetapi Inggrid tidak memedulikannya, dia sudah kebal dengan cemoohan yang datang menyerangnya sma hidupnya. Lagip, hatinya itu sudah mati jadi buat apa dia peduli dengan mereka? Mengingat-ingat sifat pengecut ayahnya dan keluarganya yang sama sekali tidak membnya, hati Inggrid menjadi dingin. Satu-satunya penghangat hatinya itu sudah mati. Ketika dirinya mengingat-ingat kejadian Randika dan Hannah jatuh dari tebing, kedua tangan Inggrid tiba-tiba mengepal. Kukunya menancap dengan kuat dan tangannya mi berdarah. Dia menggigit bibirnya agar amarahnya itu tidak meluap-luap. Ketika dia mengingat kejadian itu, Inggrid slu ingin menangis. Tetapi khusus hari ini, dia tidak akan menangis sama sekali. Dia harus membunuh Ivan demi membskan dendam kekasihnya itu, barh saat itu dia akan menangis bahagia karena bisa menyusul orang yang dicintainya. Di lengan bajunya, pisau yang disembunyikannya itu mengandung rasa benci miliknya. Inggrid hanya berdiri diam dan menunggu acara pernikahan ini dimi. Jack duduk di bangku paling depan sambil mengh napasnya. Meskipun hubungan mereka tidak telu baik, bagaimanapun juga Inggrid adh anaknya. Dia tidak ingin hal ini terjadi tetapi dia tidak punya kuasa untuk menentangnya. Ibu Ipah berdiri di barisan paling bkang dan menatap sedih Inggrid. Ibu Ipah sudah menganggap Inggrid sebagai anaknya sendiri sejak dia masih kecil, dia tidak menyangka bahwa anaknya itu akan terlihat begitu mati di hari pernikahannya. Dengan wajah yang dingin, Ivan berkata pada bawahannya. "Suruh mereka mi." Mendengarkan perintah ini, seorang pyan yang membawa sebuah boneka kertas itu keluar. Boneka kertas itu adh perwakn dari Hans dan terdapat sapu tangan merah yang diikatkan pada dahinya. Melihat pyan itu keluar, semua orang berdiri dan acara pernikahan ini dimi. Pyan itulu berjn menghampiri Inggrid dan akhirnya berdiri sejajar dengannya. Pertama adh upacara pemanggn arwah. Pendeta upacara pernikahan ini akan berdoa dan memanggil arwah mempi pria agar dapat menghadiri upacara ini. Kedua adh upacara penghormatan dari orang tua. Ini dia! Inggrid menggenggam erat pisau yang disembunyikannya. Ini adh kesempatan emasnya, sma Ivan berjn menghampirinya, dia akan membunuh kep keluarga dari keluarga Alfred itu! Namun pada saat ini, Ivan tiba-tiba berkata dengan nada serius. "Tidak butuh penghormatan seperti itu, aku tidak mau menerima menantu biadab seperti dia. Dia hanya akan menjadi teman anakku di kuburannya." Jackngsung berkeringat dingin ketika mendengarnya sedangkan tubuh Inggrid bergetar tanpa henti. Wajah Ibu Ipah makin sedih melihat Inggrid. "Langsung ke upacara sumpah setia." Kata Ivan. Pendeta upacara itu tidak berani mwan perintah dari Ivan. Dialu mnjutkan upacara pernikahan ini. "Sekarang upacara pertukaran cincin dan sumpah setia." Seth itu pyan yang membawa boneka kertas itu berdiri di hadapan Inggrid. Hans sudah mati jadi dia tidak perlu menyematkan cincin di jari Inggrid dan mengucapkan sumpah setianya. Yang perlu mkukannya adh Inggrid. Namun, Inggrid sama sekali tidak bergerak. "Shkan mempi wanita mkukan upacara pertukaran cincin dan sumpah setianya." Pendeta itu sekaligi mengingatkan apa yang harus dkukan oleh Inggrid. Ivan menampar sandaran kursinya dan berkata dengan nada dingin. "Jika kau berani kabur, aku akan menghancurkan seluruh keluargamu!" Ancaman ini benar-benar nyata, keluarga Alfred memiliki kemampuan ini. "Inggrid, kamu pasti bisa." Jack memberi semangat pada Inggrid yang sudah berkaca-kaca. Inggrid merasa bahwa hidupnya sma ini th diatur, dia tidak pernah memiliki kebebasan. Inggridlu tersenyum sambil menggenggam pisaunya. ''Randika, Hannah, aku akan segera menyusul kalian.'' Ketika hendak bunuh diri, tiba-tiba terdengar suara sirene polisi yang menggelegar. "Hmm?" Semua orang terkejut, suara sirene itu benar-benar keras. Bukan hanya 1-2 saja, tetapi rasanya ada ratusan sirene yang bunyi bersamaan. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Semua orang yang hadir di upacara pernikahan ini menjadi cemas, apakah ada penggerebekan? Kecemasan mereka ini tentu saja bersan, karena tidak ada kediaman sin kediaman keluarga Alfred yang bisa mengundang sirene sebanyak itu. Tetapi kenapa para polisi itu berani menantang keluarga Alfred? Inggrid yang berniat mengeluarkan pisaunya itu terdiam. Tidak ada yang namanya kebetn, berarti jangan-jangan ini adh. Di dm benak Inggrid, wajah Randika kembali muncul. Tidak shgi, ini pasti h Randika. Tetapi bagaimana mungkin? Hari itu dia melihat Randika jatuh ke bawah tebing. Ivan yang mi ikut cemas itu berkata pada Jack. "Ini hmu?" Jackngsung kbakan. "Tidak, tidak mungkin! Mana berani aku memanggil polisi!" Seluruh orang yang hadir sudah berniat untuk kabur, mereka tidak mau berurusan dengan polisi. Ibu Ipah mengh napas, karena pada saat ini, suara helikopter mengudara itu mi terdengar. Semua orangngsung terkejut bukan main, kenapa sampai ada helikopter seg? Memangnya apa yang th terjadi? Semua orang yang hadir di upacara pernikahan ini sama sekali tidak tahu. Suara sirene polisi makin js terdengar dan suara helikopter itu juga makin mendekat. Namun tiba-tiba ada suara ledakan di pintu pagar kediaman. Semua orang menoleh tetapi pecahan batu terbang ke mana-mana dan membuat semuanya merunduk. Di bawah tatapan mata mereka terlihat sebuah mobil polisi yang setengah hancur itu muncul di hadapan mereka. "Siapa itu?" Orang-orang mi penasaran sekaligus ketakutan. Melihat mobil polisi itu, wajah Ivan sudah buruk rupa. Jika polisi sudah berani menyinggung keluarganya maka ini namanya perang. Inggrid dengan cepat meninggalkan altar dan menatap penuh harap pada mobil polisi itu. Entah kenapa hatinya itu berharap banyak meskipun itu terlihat mustahil. Apakah itu Randika? Dm hatinya, dia percaya bahwa orang yang datang menymatkannya ini adh pria yang dicintainya itu. Pada saat ini, pintu mobil itu tiba-tiba terlempar dan sesosok pria keluar dari dmnya. Melihat sosok yang familier itu, tangisan air mata Inggrid tidak bisa berhenti mengalir. Itu benar-benar Randika, dia beneran Randika! Melihat sosok pria itu, semua anggota keluarga Alfred itu menjadi marah. "Bocah, kau berani sekali menerobos ke tempat ini." Tetapi ketika Ivan menyadari sosok pria itu, matanya terblak dan hatinyangsung mengerut menjadi kecil. "Kau masih hidup!?" Chapter 311: Tanggung Jawab Seorang Kepala Keluarga Chapter 311: Tanggung Jawab Seorang Kep Keluarga Randika berdiri tegak di tengah hman keluarga Alfred ini dan menatap tajam ke semua orang yang ada. Aura membunuhnya yang sangat pekat itu membuat suasana menjadi berat dan orang-orang mi kesulitan bernapas. Dia sebelumnya th dikejar oleh ratusan mobil polisi, puluhan helikopter dan sekarang dikepung oleh orang-orang yang berada di kediaman keluarga Alfred. Suasana riuh tadi tiba-tiba menjadi tenang. Benar-benar suasana yang canggung. Wajah Ivan sudah berkeringat dingin ketika melihat sosok Randika. Bukannya bocah itu sudah jatuh dari atas tebing? Kenapa dia masih bisa hidup? Tetapi karena dia masih berani datang seth kejadian di gunung itu, Ivan tidak bisa membiarkannya pergi hidup-hidup. Apa dia kira dia bisa datang ke rumahnya dan keluar seth menerobos masuk seperti itu? Di tatapan mata Ivan sudah terkandung kebencian yang sangat mendm. Niat membunuhnya sudah tidak bisa disembunyikangi. Orang yang th membunuh anaknya ini tidak bisa dibiarkan hidup, orang itu harus mati! Pada saat yang sama, pengawal-pengawal keluarga Alfred sudah mencabut senjata mereka dan mengepung Randika. Bahkan pembunuh yang dulu bertarung mwan Randika juga ikut mengepung. Karena hari ini adh upacara pernikahan keluarga intinya, meskipun ini cuma Ghost Marriage, hampir semua anggota keluarga inti hadir di acara ini. Di luar anggota keluarga yang berada di luar negeri, hampir semua anggota inti dari keluarga Alfred berada di tempat ini. Belumgi keluarga aristokrat yang diundang oleh Ivan, semua orang penting di Jakarta th berkumpul di tempat ini! Oleh karena itu, ketika sosok Randika keluar dari dm mobil, banyak orang yang berdiri dari tengah-tengah tamu. Mereka yang berdiri itu memiliki aura seorang ahli b diri. Karena kesmatan diri mereka juga terancam, mereka dengan senang hati meminjamkan kekuatan mereka pada Ivan. Lagip membuat Ivan berhutang budi pada mereka adh suatu hal yang bagus Dikepung oleh orang-orang ini, wajah Randika sama sekali tidak berubah. Kenapa? Karena pertarungan seperti ini sangah mudah baginya. Pada saat dia berkeliling dunia dulu, ketika dia bertemu dengan Dion, dia pernah terjebak di sebuah kota. Ratusan orang mengincar dirinya dan mereka semua th binasa oleh tangannya! Ketika dulu dia berada di Jepang, seluruh orang baik itu polisi, politikus, ahli b diriinnya tidak berani berjn di depannya. Ketika dia melihat Randika, semua orang akan berputar danri dari hadapannya! Ketika dia berada di Eropa, semua orang takluk oleh kemampuannya. Belumgi para perempuannya, mereka semua takluk oleh kemampuan Randika! Tentu saja kemampuan yang dimaksud adh hraga di atas ranjang. Jika dibandingkan dengan semua itu, kejadian hari ini bukah apa-apa baginya. Kemampuan orang-orang ini kurang lebih sama dengan para ahli b diri yang berada di daftar Dewa, sedangkan Randika belum pernah kh oleh rendahan seperti mereka. Hal ini terbukti ketika dia bertarung dengan 5 orang sekaligus di Nazumi Bar. Apgi sekarang kekuatan Randika sudah bukan seperti dulugi. "Orang yang berani menapakan kakinya sembarangan di rumah ini tidak pernah keluar hidup-hidup." Seorang pengawal menggelengkan kepnya dan menatap jijik pada Randika. Keluarga Alfred sudah menancapkan akarnya di Jakarta sejak dulu, belum pernah ada orang yang seberani Randika menerobos seorang diri ke kediaman keluarga aristokrat ini. "Apa pun sanmu datang ke sini, hanya kematian yang ada untukmu." Melihat kedatangan tamu tak diundang ini, para tamu juga ikut berdiskusi dengan sesama mereka. "Sepertinya orang itu mempunyai dukungan yang kuat, tetapi mashnya keluarga mana yang berani menantang keluarga Alfred terang-terangan seperti ini?" "Sepertinya ini juga campur tangan elit global, mana ada orang yang berani menantang Ivan?" Semua kekuatan keluarga Alfred turun tangan menghadapi Randika. Ditambah dengan para pengawal dari tamu mereka, sudah ratusan orang yang mengepung Randika. Ini juga termasuk tim pembunuh elit dari keluarga Alfred. Meskipun begitu ekspresi Randika tetap tenang. Matanya menatap Ivan yang wajahnya buruk, Jack yang terlihat terkejut, wajah bahagia Ibu Ipah, para tamu yang jijik melihatnya dan pada akhirnya matanya jatuh pada Inggrid yang berbajukan pengantin itu. Pada saat ini Inggrid sudah berurai air mata. Randika masih hidup, suaminya itu masih hidup! Dunia Inggrid yang hitam putih itu kembali berwarna, hatinya yang sudah mati kembali mekar ketika melihat Randika. Dia mengira sudah tidak akan bisa melihat pangeran berkuda putihnya itugi di kehidupan ini. Pada saat ini, Inggrid ingin meloncat ke pelukannya Randika tetapi Randika yang tersenyum padanya itu tiba-tiba berkata pada dirinya. "Dasar perempuan bodoh, kenapa kamu menangis seperti itu? Bukankah aku pernah bng ku kamu itu terlihat cantik ketika tersenyum?" Ketika para tamu mendengar kata-kata Randika, semuanya memiliki dugaan tersendiri. "Menarik, sepertinya bocah itu punya hubungan dengan Inggrid. Keluarga Laibahas memang sudah sepantasnya jatuh." "Hahaha ini shnya memaksa Inggrid untuk menikahi anaknya yang sudah mati, sekarang cowoknya itu datang untuk bs dendam." "Tapi bocah itu sudah pasti g, mana mungkin dia bisa keluar dari sini hidup-hidup?" Para tamu itu hanya bisa mengh napas mereka. "Sepertinya dunia ini sudah menjadi g." Ketika orang-orang itu menatap Randika, tatapan mata mereka sudah dipenuhi oleh rasa bngsukawa. Bagaimanapun juga, musuh keluarga Alfred adh musuh mereka. Namun, Randika sama sekali tidak peduli dengan orang-orang ini. Tatapan matanya hanya tertuju pada Inggrid. Ketika Inggrid mendengar kata-kata Randika, tangisannya makin menjadi-jadi dan dia tidak bisa berhenti menangis. "Suamiku" Kata Inggrid dengan nada lembut. Sambil tersenyum hangat, Randika membsnya. "Serahkan mash ini pada suamimu, nanti mm kita akan kembali ke rumah bersama-sama." Ivan berdiri dan menatap Randika lekat-lekat, hatinya sudah tidak tahangi. Dia berpikir bahwancang sekali bocah itu menganggap dirinya bisa kabur bersama Inggrid, dia pasti akan membunuh pembunuh anaknya itu. Sebagai kep keluarga, Ivan harus melenyapkan musuh-musuh yang berpotensi menjadi penyakit bagi keluarganya. Sekarang Randika adh musuh nomor satunya dan dia harus segera melenyapkannya. Ivan menendang kursinya dan kursinya itu menabrak meja. "Karena kau berani menunjukan batang hidungmu ke tempat ini, bersiah untuk mati!" Teriak Ivan. Mendengar kata-kata ini, semua orang yang mengepung Randika itu bersiap untuk menyerang. Bagaimanapun juga musuh mereka itu cuma satu orang, seharusnya juh mereka cukup untuk membunuh Randika. Tetapi orang-orang yang pernah merasakan kemurkaan Randika sebelumnya menunjukan jejak-jejak ketakutan di mata mereka. Kekuatan Randika pada hari itu melekat di benak mereka dengan sempurna. Jika mereka menyerang dengan gegabah maka mereka sudah pasti akan mati dm sekejap. Ketika semua orang sudah mengharapkan darah mi berjatuhan, tiba-tiba suara sirene polisi kembali terdengar. Ketika para tamu ini menoleh, mereka semua terkejut bukan main. Kenapa polisinya begitu banyak? Di pintu pagar rumah, para polisi sudah memblokade dengan mobil mereka. Ratusan orang sudah membidik ke arah Randika, dan di saat yang sama, lebih dari 15 helikopter sudah mengudara dan mengarahkan senapan mesin mereka pada Randika. Tidak jauh dari sana, puluhan penembak jitu sudah mengambil posisi dan siap menembak. Situasi macam apa ini? Para tamu ini sudah ketakutan, mereka belum pernah melihat polisi sebanyak dan selengkap ini. Apakah mereka juga akan ikut hancur bersama keluarga Alfred? Tetapi, merekangsung bernapas lega ketika mereka mengetahui bahwa para polisi ini datang untuk Randika. Ratusan titik merah tersemat di seluruh tubuh Randika. Melihat hal ini, semua orangngsung menyingkir dan bersembunyi. Inggrid pun juga bersembunyi atas perintah Randika. Para polisi itu sudah siap menembak kapan saja, pada saat ini sh satu dari mereka mengambil pengeras suara dan berkata pada Randika. "Anda sudah terkepung, menyerah atau kami akan menembak." Namun, Randika tidak peduli dengan mereka sama sekali. Tatapan matanya masih tertuju pada Ivan. Aura membunuhnya yang pekat itu semua tertuju pada Ivan, hal ini membuat nyali Ivan mengerut. Sudah js bahwa Randika datang untuk mencabut nyawanya. Polisi itu mengerutkan dahinya dan berkata kembali. "Tenang kami tidak akan menembakmu sma kamu tidak mwan. Angkat kedua tanganmu dan berlutut di atas tanah." Ivan tiba-tiba mendapatkan ide, kenapa dia tidak menggunakan para polisi ini untuk membunuh Randika? "Kamu ditangkap atas tuntutan mnggar hukum karena membajak sebuah pesawat, melukai puluhan aparat penegak hukum, mencuri mobil milik polisi dan membuat kekacauan di dm kota. Dan sekarang kamu th menerobos ke dm rumah orang, lebih baik kamu menyerah sekarang sebelum kejadian ini menuai korban yang lebih banyak." Polisi itu kemudian mendengus dingin. "Jangan pikir kamu bisa kaburgi." "Barkah, apakah benar orang ini th mkukan kejahatan sebanyak itu?" Ivan tiba-tiba berteriak. Polisi yang bernama Barkah ini menatap Ivan danngsung terkejut. Kemudian ekspresi wajahnya itungsung berubah. "Aku tidak menyangka bahwa penjahat ini bersembunyi di rumah Anda." Barkah dengan cepat menghampiri Ivan, dia sepertinya memiliki hubungan yang akrab. Ivan mengangguk, Barkah merupakan sh satu sekutu keluarga Alfred di kepolisian. "Penjahat seperti itu tidakyak masuk ke penjara, lebih baik bunuh dia di tempat ini." Kata Ivan dengan santai. Barkah ragu-ragu,lu akhirnya dia mengangguk dan tersenyum. "Sepertinya Anda benar." Pada saat ini Barkah tahu bahwa jika dia berhasil membunuh orang ini, maka keluarga Alfred akan berhutang budi padanya. Terlebihgi, kejahatan Randika memang sudah telu banyak jadi tidak mash membunuhnya sekarang juga. Bruno, yang sudah mengejar Randika sejak dari bandara, sudah mengerutkan dahinya. Dia tahu bahwa Randika bukah seorang teroris. Karena dia tahu bahwa Randika bukah orang berbahaya, Bruno jadi ms turun tangan. Tugasnya itu melindungi negaranya bukan sebuah keluarga orang kaya. Ivan menatap Randika sambil tersenyum. Namun, tiba-tiba Randika berkata pada Barkah yang berada di samping Ivan. "Mash ini adh mashku dengan keluarga Alfred, jangan ikut campur atau jangan shkan aku jika aku memakai kekerasan." Ketika mendengar kata-kata Randika, Barkahngsung marah. Dia tidak menyangka orang ini masih berani berkatancang seperti itu. Dengan tangannya yang terangkat, semua polisi sudah siap menembak dan senapan mesin helikopter sudah mengarah pada Randika. "Menyerah atau kami akan mi menembak!" Barkah sekaligi memperingatkan Randika. "Baih ku itu maumu, math bersama anjing-anjing tidak berguna itu." Dm sekejap tubuh Randika sudah dialiri oleh tenaga dmnya. Chapter 312: Pernyataan Perang oleh Randika Chapter 312: Pernyataan Perang oleh Randika Seth tenaga dmnya itu mengalir deras, Randika meraung keras sampai-sampai suaranya itu menutupi suara baling-baling helikopter. TIdak sampai di situ, raungan Randika masih menggema ke seluruh tempat. Teriakannya yangntang itungsung membuat semua orang menutup telinga mereka karena saking kerasnya. Teriakannya itu berhasil membuat para polisi melepaskan jari mereka dari ptuk dan menutupi telinga mereka. Randika yang daritadi berdiri diam itu sudah menunjukan kekuatannya. Seluruh tubuhnya sudah diselimuti oleh tenaga dmnya dan aura membunuhnya sudah memancar dengan hebat. Nama Ares bukah dicapai mlui prestasi minkan ribuan orang yang th dibunuhnya tanpa pandang bulu. Awalnya Randika enggan membunuh para polisi ini karena mereka adh saudara sebangsa dan setanah air. Tetapi jika mereka menghngi dirinya, itu sudahin cerita. Sekarang Barkah sudah mengerti mengapa Ivan sampai memintanya untuk membunuh orang ini, jika dia berhasil membunuhnya maka hadiah besar pasti akan jatuh ke tangannya. Melihat polisi korup satu itu, keraguan Randika sudah hng dan dia tidak akan sungkan-sungkan untuk membunuh para polisi yang berani menghnginya. Ketika suara teriakan Randika itu sudah tidak terdengargi, semua orang, termasuk para ahli b diri, sudah terkejut bukan main. "Teknik macam apa itu? Sejak kapan ada orang seperti itu di Indonesia?" "Bodoh, apa kamu tidak sadar dari raungannya yang membahana itu? Itu sudah pasti teknik auman singa dari Cina!" "Sebenarnya siapa orang itu?" .... Orang-orang mi berspeksi mengenai Randika, sedangkan Ivan sendiri sudah pucat pasi ketika raungan Randika memasuki telinganya. Dia merasa bahwa kekuatan Randika yang sekarang lebih mengerikan daripada sebelumnya. Untungnya saja raungannya itu tidak sampai membuat semua orang terpental, para polisi juga sudah kembali bersiaga. Barkah benar-benar sudah marah dan berkata dengan nada dingin. "Ini peringatan terakhir, menyerah atau kami akan membunuhmu!" Barkah memang sedikit terkejut dengan raungan Randika tetapi dia sama sekali tidak takut dengannya. Bagaimanapun juga,wannya ini cuma satu orang dan dia memiliki persenjataan yang lengkap dan banyak seperti ini. Buat apa dia takut? Justru dia akan melumatkan bocah satu itu! Terlebihgi, di antara bawahan yang dia bawa hari ini, dia mendapatkan bantuan dari Densus 88 dan Arwah Garuda. Kekuatan yang ada di tangannya ini benar-benar sudah mengerikan, tidak mungkin dia bisa kh. Menatap pemuda di depannya itu, Barkah mendengus dingin dan memberikan perintahnya untuk menyerang. Beberapa orang dari Densus 88 maju dan bersiap untuk menangkap Randika hidup-hidup. Ketika orang-orang itu maju, Randika tahu bahwa mereka bukah polisi biasa. Namun, apakah ada bedanya? Dia sudah pernah merasakan kehebatannya pasukan Amerika yang terkenal paling hebat di dunia, setiap prajuritnya setara dengan 100 prajurit biasa. Keahlian mereka memang terhebat dan kemampuan berpikir mereka juga ks dunia, tetapi di hadapan Randika mereka bukah apa-apa. Apgi pasukan yang sekarang bergerak untuk menangkap ini. Dengan pisau militer di tangannya, seseorang menerjang maju ke arah Randika sedangkan 4 temannyainnya menyerang dari sisi kanan dan kiri Randika. Mereka juga berkoordinasi dengan para senapan jitu untuk menghngi jalurri Randika. Randika tiba-tiba bergerak. Di saat pisau militer itu tertuju pada kakinya, Randika hanya memberikannya sebuah tinju di wajahnya. Dia memang terlihat tidak bergerak, tetapi itu karena puknnya sangat cepat. Insting bahaya yang sudah diasah olehtihan keras bertahun-tahun membuat prajurit ini mengangkat tangannya tetapi semua sudah tembat. Tinju Randika sudah bersarang di wajahnya dengan keras. Di bawah tatapan mata orang-orang, prajurit tersebut myang ke tengah-tengah mobil polisi parkir danngsung tidak sadarkan diri. Hanya satu pukn, Randika dapat menghkan satuan khusus anti teror Indonesia itu! Barkah benar-benar terkejut, namun sekarang beberapa orang menerjang Randika bersamaan. Mereka memanfaatkan momen hening tadi itu untuk menangkap Randika. Ketika mereka myangkan pukn mereka, mereka sudah disambut oleh sebuah kaki yang tertuju pada perut mereka. Tidak ada yang bisa melihat kapan Randika myangkan serangannya ini. Prajurit yang mendapatkan serangan tersebutngsung terpental. Begitu p 2 prajurit yang menyerang Randika dari samping, keduanyangsung tak sadarkan diri begitu menerima serangan yang sama. Hal yang sama juga terjadi pada prajurit-prajurit yang menerjang ke arahnya. Hanya dm 1 menit, semua satuan khusus tersebut sudah tidak punya kekuatan untuk mwan balik. Semua yang melihat kejadian ini menahan napas mereka. Para tamu undangan Ivan terkejut, begitu p dengan Barkah dan Ivan. Para keluarga aristokrat itu benar-benar tidak percaya bahwa ada orang yang sekuat Randika. Randika yang masih berdiri dengan tegap itu menatap Barkah dengan dingin. "Segitu saja kemampuan orangmu?" Barkah menjadi marah, begitu p para bawahannya. Tetapi mereka tidak punya pilihan, bahkan satuan khusus Densus 88 tidak berdaya apgi mereka. "Aku akan memberimu kesempatan sekaligi untuk menyingkir. Hari ini keluarga Alfred akan hancur, tidak ada yang bisa mencegahku untuk mkukannya." Kata Randika dengan wajah serius. Mendengar kata-kata ini, semua orang terkejut. Pemuda ini datang untuk menghancurkan keluarga Alfred? G. Dia sudah g! "Jika ada yang berani menghngiku, aku akan membunuhnya!" Kata Randika sambil menekankan kata-katanya. Wajah anggota keluarga Alfred menjadi pucat pasi, apakah ini akan menjadi awal dari kehancuran keluarga mereka? Wajah Ivan benar-benar dingin,lu dia berkata pada Randika. "Bermimph 1000 tahun sebelum kamu bermimpi menghancurkan keluargaku." Darah Barkah juga menjadi mendidih. "Bisa-bisanya kamu mengancam keluarga Alfred seperti itu? Apa kamu tidak peduli dengan hukum?" Bersamaan dengan ini, Barkah memberi isyarat untuk bersiap menembak kepada bawahannya. Ratusan senapan sekarang tertuju pada Randika dan siap menembak kapan saja! Tidak peduli seberapa hebatwannya ini, dia tidak mungkin bisa menghindari senjata sebanyk ini. "Masih tidak mau menyingkir?" Randika mendengus dingin. Ketika semua orang berfokus pada dirinya, dia tiba-tiba berubah menjadi asap. Randika benar-benar hng dan tidak ada yang bisa menemukan dirinya. Tiba-tiba dia sudah berdiri di tengah para tamu dan mencekik sh satu anggota keluarga Alfred. KRAK! Suara leher yang patah terdengar renyah. Kejadian ini benar-benar cepat. Barkah belum sempat memberi perintahnya, Ivan dan ratusan moncong senjata masih menatap tempat Randika sebelumnya berada. Randikalu membuang mayat di tangannya itu ke hadapan Ivan. "Kau berani mencoba membunuhku saat di puncak gunung, apa kau kira aku tidak berani berbuat hal yang sama pada keluargamu?" Barkah benar-benar marah, dialu berteriak keras pada bawahannya. "Tembak!" Dm sekejap, seluruh tamu itu berian ke mana-mana sedangkan para polisi itu tidak ragu menembakan senjata mereka. DOR! DOR! DOR! DOR! Rentetan senjata mi ditembakan bersamaan. Dibantu oleh senapan mesin helikopter dan senapan jarak jauh, semua peluru sekarang melesat cepat menuju Randika. Chapter 313: Serang Aku Bersama-sama Chapter 313: Serang Aku Bersama-sama Semua polisi itu sudah ketakutan bukan main ketika ribuan peluru mereka hanya menembus penjahat nomor 1 Jakarta saat ini. Penjahat tersebut masih berdiri tegak seth dihujani peluru begitu banyak sma 1 menit. Para anggota keluarga Alfred sudah mi mengompol dia mereka. Menatap sh satu anggota yang dibunuh Randika tadi, mereka makin ketakutan. Para tamu undangan sudah gemetar dan tidak tahu harus berbuat apa, mereka benar-benar tertegun. Mereka harus mengingat dan menyebarkan ke seluruh anggota keluarga mereka bahwa mereka sama sekali tidak boleh menyinggung orang tersebut! Terlebihgi, mereka yakin bahwa keluarga Alfred akan hancur hari ini! Memikirkan hal ini, mereka juga sedikit ketakutan. Jika anggota-anggota keluarga Alfred meninggal semua maka kekuasaan keluarga Alfred akan runtuh. Kejadian mengerikan seperti ini akan membuatnya keluar dari keluarga berpengaruh di Indonesia. Randika masih berdiri di tempat yang sama, dia menatap Ivan dengan tatapan membunuhnya! "Berkali-kali kau berusaha membunuhku dan orang-orang di sekitarku." Tatapan mata Randika benar-benar tajam. "Sekarang giliranku untuk membunuh kalian semua." Ivan mendengus dingin. "Kamu memang kuat tetapi kamu tidak punya kekuatan untuk menghancurkan keluarga Alfred!" Ivan tidak menyangka akan bertemu denganwan sekuat Randika di dm hidupnya. Dia melihat sendiri Randika melompat turun ke bawah tebing tetapi masih bisa smat. Sekarang mungkin adh pertempuran terakhir mereka, antara dia yang mati atau dirinya yang mati. Dia akan menari di atas mayat Randika mm ini! "Kekuatan?" Randikalu berkata dengan nada dingin. "Tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa menghentikanku untuk menghancurkan keluargamu itu!" "Math bersama dengan anjing-anjingmu itu." Bersamaan dengan itu, Randika mngkah maju dengan aura membunuh yang mengerikan! Para anggota keluarga Alfred yang bersembunyi di bkang Ivan sudah gemetar ketakutan. Di mata mereka Randika sudah bukangi manusia. Mata yang merah dan aura yang mencekam, Randika sudah benar-benar mirip seorang iblis. Ketika para tamu undangan melihat tatapan mata Randika, mereka tidak bisa berhenti merinding. Benar-benar pemuda yang mengerikan, hanya auranya saja sudah mampu membunuh! Ketika Randika mengambilngkah maju, wajah Ivan menjadi pucat pasi. Di hadapan aura membunuh yang luar biasa besar itu, dia hanya bisa mengambilngkah mundur. Pada saat Randika mengambilngkahnya kembali, Ivan pun mengambilngkah mundurgi! Langkah mundur yang diambil Ivan itu makin membuat para anggota keluarganya ketakutan. Tatapan benci Ivan tidak sebanding dengan tatapan membunuh Randika, Ivan seakan-akan melihat jurang maut yang dipenuhi oleh iblis. Detik demi detik, iblis itu bermaksud untuk menariknya ke dm! Bruno juga menatap Randika. Dia merasa bahwa orang ini sungguh berbahaya dan harus dimasukkan ke dm daftar hitam organisasinya. Jika organisasinya ini tidak berhati-hati, bisa-bisa negara ini hancur dm semm! Di Arwah Garuda, terdapat 3 daftar yaitu putih, merah dan hitam. Daftar putih adh daftar orang-orang yang menjadi sekutu dari mereka. Merah adh daftar orang-orang yang sedang diburu oleh Arwah Garuda. Sedangkan yang hitam adh daftarwan yang harus diperhatikan oleh mereka. Di daftar hitam ini, tidak ada individu di dmnya karena di dm daftar ini berisikan organisasi-organisasi berbahaya di dunia seperti mafia Italia, pasukan Ares di Jepang, Triad dll. Sekarang di daftar teratas dari daftar hitam mereka akan berisikan sebuah nama yaitu Randika! Tentu saja, Bruno tidak tahu siapa identitas asli Randika. Namun menurut pendapatnya, Randika seorang diri bisa menghancurkan fondasi negaranya ini dm semm! Randika pehan menghampiri Ivan, setiapngkahnya memperdm kebenciannya terhadap keluarga Alfred. Awalnya Ivan berdiri tegak menghadapi tatapan mata Randika, tetapi semakin Randika mendekat semakin pekat aura membunuhnya. Hal ini membuat Ivan sesak napas dan secara otomatis mngkah mundur. Ketika Randika kembali mendekat, tiba-tiba Ivan memuntahkan seteguk darah! Ivan yang sudah paruh baya itu tidak kuat menahan aura negatif yang sekuat itu. Dm sekejap, Ivan segera menyadarinya bahwa jika dia tidak segerari dari Randika, dia benar-benar akan mati! Melihat Ivan yang muntah darah, para anggota keluarganya sudah menatapnya dengan mata terblak. "Tuan Ivan muntah darah hanya karena saling menatap?" Ketika mendengarkan kesimpn ini, semuanyangsung menn air ludah mereka. "Aku sudah pernah merasakan aura membunuh dari tim pembunuh keluarga kita, tetapi aura tersebut tidak ada apa-apanya dengan yang ini. Sudah berapa orang yang pernah dia bunuh?" Orang dengan aura membunuh sebesar Randika sudah pasti membunuh ribuan orang! Wajah Randika terlihat dingin, inh akhir dari keluarga Alfred. "Kau memang kuat." Ivan membasuh mulutnya dari darahnya. Dialu mengeluarkan seluruh kebenciannya dengan berkata pada Randika. "Tapi jangan harap kau bisa membunuhku!!" Sesudahnya dia berkata seperti itu, beberapa orang menerjang maju ke arah Randika. Semuanya adh pembunuh dan pengawal yang berada di puncak gunung waktu itu. Dark Knife, Jessica, pak tua Fan, tim pembunuh keluarga Alfred dan beberapa ahli b diriinnya siap menghadang Randika. Jika ditotal, 30 orang ahli b diri siap bertarung dengan Randika. Melihat para ahli b diri tersebut, para tamu undangan terkejut. Ada sebanyak itu di antara kita sma ini? Menurut pemahaman mereka, orang-orang tersebut adh orang-orang terkuat yang bisa mereka temui. Dan sekarang mereka semua sekaligus didatangkan oleh keluarga Alfred? Berapa banyak uang yang dihabiskan oleh mereka? Ivan mendengus dingin. Dia sudah menghabiskan puluhan miliar untuk mendatangkan ahli b diri terbaik untuk mengamankan pernikahan hari ini, mustahil Randika bisa menghkan mereka. Namun, dia masih belum mengeluarkan pil zombie miliknya. Banyak keluarga aristokrat yang hadir di tempat ini, dia tidak ingin menunjukan kartu As miliknya ini. Melihat para ahli b diri tersebut, para tamu undangan dan anggota keluarga Alfred bernapas lega. Dengan adanya mereka, Randika tidak mungkin bisa mwan balik. Seth beberapa hari pemulihan, luka yang dimi Dark Knife, Jessica dan pak tua Fan sudah sembuh. Ketiganya memiliki kebencian luar biasa pada Randika. Bti hitam milik Dark Knife sudah memantulkan aura membunuh pemiliknya yang besar itu. Karena dia gagal membunuh targetnya ini di puncak gunung kapan hari, hari ini dia akan memastikan untuk membunuhnya! Dan juga, hari ini dia mendapatkan bantuan sebanyak ini bagaimana mungkin mereka bisa kh? Wajah Randika sama sekali tidak berubah, dia menatap dingin pada Ivan. "Kau kira beberapa ekor anjing bisa membunuhku?" Anjing? Wajah para ahli b diri itu menjadi serius semua, bisa-bisanyawannya ini masih bisa bersikap arogan seperti itu? Randika tidak peduli dengan aura membunuh mereka, dia berkata pada mereka semua. "Majh bersama-sama." Seth mendengar kata-kata itu, semuanya menerjang ke arah Randika. Aura membunuh dari 30 orang lebih tertuju pada Randika. Para polisi tidak berani bertindak untuk saat ini, keadaan sekarang sudah tidak terkendali. Melihat orang-orang menerjang, Randika masih terlihat tenang. Bagaikan petir menyambar, dia beri menujuwannya. "Hari ini kau akan mati." Suara Randika tiba-tiba terdengar di bkang Dark Knife. Dark Knifengsung merinding dan merasakan badannya menjadi kaku. Dengan hati yang ketakutan, dia berusaha menyerang balik Randika yang berada di bkangnya. Namun, Randika sudah berhasil menangkap pergngan tangan kanannya dan meremuknya hingga menjadi bubur. "ARGH!" Bti hitam milik Dark Knife hanya bisa menatap pemiliknya yang kesakitan, ia sudah tidak bisa membskan dendam pemiliknya itugi. Lalu di hadapan semua para ahli b diri, tangan Randika menembus dada Dark Knife. Mereka tidak menyangka bahwa Randika akan mengincar yang terkuat di antara mereka terlebih dahulu, kekuatannya itu benar-benar tidak terukur dan mengerikan. "Kalian masih berani mwanku?" Tatapan mata Randika tertuju pada pak tua Fan, Jessica, dan para ahli b diriinnya. Hati para ahli b diri terkuat ini mengmi gejk batin. Di saat mereka tidak tahu harus berbuat apa, kep dari pak tua Fan tiba-tiba myang ke arah tembok. CRAT! Di tengah-tengah mereka sekarang ada badan tanpa kep yang menyemburkan darahnya ke mana-mana. Bahkan mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sebelum terkena cipratan darah tersebut. Orang kedua th mati dan Randika sudah menunjukan sikapnya yang tak ragu-ragu membunuh mereka tanpa pandang bulu. Menghngiku berarti sama dengan mencari mati! Jessica yang tersisa sudah merasa lemas, kedua kakinya itu sudah tidak bisa berdirigi seth melihat kedua temannya itu mati begitu saja. Sekarang di hati para ahli b diri ini terlintas sebuah pertanyaan, apakah Randika yang terpojok ataukan merekah yang terpojok? "Bersama, kita serang dia bersama! Dia hanya seorang diri, kita pasti bisa." Tidak tahu siapa yang berteriak, tetapi sepertinya dia menyadarkan teman-temannya itu dari keraguan mereka. Seth menyerap kekuatan misterius di dm tubuhnya, menghadapi orang-orang ini bukah hal serius bagi Randika. Baginya mereka tidak lebih dari seekor anjing kecil yang hanya bisa menggonggong. Ketika orang itu selesai berbicara, kep dari ahli b diri itu sudah lepas dari kepnya! Gerakan Randika itu sangat sederhana, dia hanya beri dan memenggal kepnya dengan tinjunya yang keras dan dahsyat itu. Bersamaan dengan itu, seluruh ahli b diri yang tersisa menyerang bersama-sama. Para tamu undangan dan yangin tidak bisa melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi, mereka hanya bisa melihat satu per satu kep myang ke arah mereka. Kep itu ada yang mendarat di tengah tamu, di mobil para polisi dan bahkan di hadapan Ivan. Ketika melihat kep di bawah kakinya, Ivan benar-benar menjadi pucat. Ketika dia masih menatapnya, beberapa kep juga mendarat di hadapannya. Kali ini kep itu merupakan tim pembunuh terhebatnya. Dm sekejap kurang dari 10 orang yang masih berdiri. Di hadapan tinju Randika yang keras, mereka bukah tandingannya. Tidakma kemudian akhirnya orang terakhir th mati dan sekarang hanya Randika seorang diri yang berdiri di tengah hman dengan tubuh yang bersimbah darah. "Sudah kubng, serang aku bersama-sama." Kata Randika sambil menatap tajam pada Ivan. "Anjing tidak dapat dibandingkan dengan singa." Chapter 314: Pembantaian Keluarga Alfred Chapter 314: Pembantaian Keluarga Alfred Para polisi yang melihat kejadian ini hanya bisa merinding, para tamu undangan sudah kehabisan napas dan bersembunyi dengan hati yang ketakutan. Ketika semua orang berusaha bernapas, bau amis darahngsung memenuhi hidung mereka. Ivan menatap para ahli b diri yang dibayarnya puluhan miliar itu sudah tidak memiliki kep semua. Tatapan matanya sekarang terlihat bingung. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Mereka adh para ahli b diri terkuat di dunia, kenapa mereka kh oleh satu orang? Ivan masih tidak bisa mempercayai apa yang th terjadi. Kakinya bergetar tanpa henti, pada saat ini dia sudah ketakutan setengah mati. Karena kehabisan orang untuk mwan Randika, sekarang gilirannya berhadapan dengan iblis itu! Di bawah tatapan mata semua orang, Randika berjn menghadapi Ivan secara pehan. "Aku adh kep keluarga Alfred dari Jakarta, pengaruhku di negara ini sangat besar." Ivan menyadari niat membunuh Randika sekarang tertuju padanya. Tatapan mata Ivan benar-benar menunjukan kebenciannya pada Randika. "Jika kau berani membunuhku, kau harus siap menerima pembsan dendam dari seluruh penjuru negara ini!" Namun, Randika tidak menjawab dan ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali. Wajah Ivan sudah pucat pasi, kakinya makin gemetar dengan hebat. Ketika Randika mngkah maju, Ivan tidak bisa berhenti untuk mundur ke bkang. Ivan benar-benar menyadari apa yang akan terjadi berikutnya, dia akan mati di tangan Randika. Para tamu undangan sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka sendiri tidak menyangka acara pernikahan hari ini akan menjadi awal mnya kehancuran dari keluarga Alfred. Ketika melihat Randika tidak bergeming sama sekali, suara serak Ivan kembali terdengar. "Jika kau berani membunuhku, keluargaku yang smat akan membunuh Inggrid! Aku tidak akan membiarkan perempuan biadab itu hidup dengan tenang!" Pada saat ini, Ivan sudah kehabisan jn untuk mundur. Randika, yang daritadi terdiam, akhirnya sampai di hadapan Ivan. Aura membunuhnya yang seluasutan itu akhirnya akan tersalurkan. "Ku begitu aku akan membunuh siapapun yang berani membskan dendammu!" Mendengar ancaman yang tertuju pada Inggrid, darah Randika yang sudah mendidih makin mendidih. Ketika Ivan ingin menjawab, dadanya sudah tertinju dengan keras. Randika sama sekali tidak menahan tenaganya. Bahkan pintu khusus yang dibuat oleh Shadow ketika mengurungnya itu sudah pasti akan hancur oleh puknnya sekarang, apgi Ivan yang hanya terbuat dari tng dan daging? Tinju Randika bersarang tepat di tengah dadanya dan membentuk lubang yang besar. Kekuatan yang terkandung pada tinjunya itu membuat Ivan menembus ke dm dinding. Semua tamu dan polisi sudah terkejut bukan main. Di bawah tatapan para anggota keluarganya, mereka menyaksikan momen terakhir kep keluarga mereka. DUAK! Leher Ivan ikut patah ketika dia menembus dinding, dia yang sekarang sudah tidak dapat bernapasgi untuk smanya. Randika kemudian mengangkat mayat Ivan dan membuangnya ke hadapan para anggota keluarga Alfred yang masih hidup. "Tuan Ivan!" Suara tangisan tragis bercampur marah dapat terdengar dari seluruh anggota keluarga Alfred. Melihat mayat yang dilempar oleh Randika itu, semua tamu benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Ivan sudah mati? Semua menatap takut pada Randika, bisa-bisanya orang itu membunuh orang nomor 1 dari keluarga Alfred. Bruno sendiri juga ikut terkejut, kejadian hari ini benar-benar membuat kepngannya ke Indonesia ini semakin sepadan. Dia tidak menyangka akan menemukan orang sekuat dan seberbahaya ini. Jika barusan saja dia berusaha mencegahnya, bisa-bisa dada yang berlubang adh dadanya. Pada saat ini, seluruh anggota keluarga Alfred seperti sudah kehngan akalnya. Tidak tahu siapa yang berkata, tetapi kata-katanya tersebut membakar api kebencian mereka. "Bskan dendam Ivan, bskan dendam Ivan!" "Bskan dendam Ivan, bskan dendam Ivan!" "Bskan dendam Ivan, bskan dendam Ivan!" Mereka sudah benar-benar kehngan akal, mereka mi menerjang satu per satu ke arah Randika. Dm sekejap kejadian menjadi kacau! Tatapan mata Randika masih tetap dingin. Keluarga Alfred benar-benar merupakan penyakit yang harus dihngkan, oleh karena itu dia harus menghancurkan keluarga ini hingga ke akarnya! Karena para anggota keluarga itu menerjang dirinya, hal ini sangat memangkas waktu dan membunuh kanker tersembunyi tersebut. Randika tidak sungkan-sungkan untuk membunuh, cecunguk-cecunguk seperti mereka bukah tandingan bagi dirinya. Mereka hanya mempercepat kematian mereka. Sebelumnya km darah mi mengalir di hman kediaman keluarga Alfred, sekarang km tersebut sudah semakin menggenang. Mayat demi mayat mi menumpuk. Hman rumah ini sudah penuh oleh mayat dan Randika terus membantai di tengah-tengah mereka! Dengan satu serangan, tenaga dm Randika yang mengalir deras itu sudah cukup mampu membuat lubang ataupun memutuskan kep siapapun yang berani menentangnya. Pada saat yang sama, para anggota keluarga Alfred yang masih hidup semakin sedikit sedangkan mayat saudara-saudara mereka semakin menumpuk tidak karuan. Para tamu undangan, yang bersembunyi sambil melihat adegan berdarah ini, menatap Randika dengan tatapan bingung. Dia tidak menyangka keluarga Alfred yang berpengaruh seperti ini akan dibantai oleh satu orang! Jika dilihat dari kejadian ini, sudah pasti keluarga Alfred akan kehngan pijakannya dan hancur tanpa bersisa! "Sepertinya ibukota akan kacau beberapa hari ke depan." "Kita harus membicarakannya di pertemuan keluarga kita. Pemuda itu pasti bukan manusiagi. Kita juga harus memperingatkan semua anggota keluarga kita untuk tidak menyinggungnya sama sekali." "Kita hanya bisa berdoa untuk arwah keluarga Alfred." Para tamu itungsung menganalisa apa yang harus dkukan keluarga mereka, kejadian ini js akan mengguncang ibukota. Tentu saja reaksi mereka ini tidak berlebihan karena di tempat Randika berdiri, mayat-mayat para anggota keluarga Alfred itu tergeletak tidak berdaya. Mi dari kep keluarga, anggota inti, anggota cabang, semua mayat mereka ada di sana. Namun, di antara para tamu ini, ada seorang perempuan yang menatap benci Randika. Hatinya sudah dipenuhi oleh kemarahan dan niat membunuh yang besar. Kuku tangannya sudah menancap di kedua tpak tangannya dan darah tidak bisa berhenti mengalir. Dia adh Anna, anak keempat dari keluarga Alfred. Orang-orang yang dibunuh oleh Randika adh anggota keluarganya, tetapi dia sama sekali tidak berdaya. Tubuhnya bergetar tanpa henti tetapi matanya tetap tertuju pada Randika, matanya itu seakan-akan ingin menguliti Randika hidup-hidup. Bersamaan dengan Randika yang terus membantai, Anna berdiri dan berusaha kabur dari rumahnya itu. Sebelum dia pergi, dia berbalik dan menatap Randika. Aku bersumpah akan membskan dendam keluargaku! Lalu Anna mrikan diri dari tempat itu bersama beberapa orang. Randika sendiri aslinya tidak tahu siapa saja anggota keluarga Alfred jadi tidak heran ada satu atau dua orang yang lepas dari genggaman mautnya. Yang js, dia th membunuh seluruh anggota inti keluarga Alfred. Randika berdiri diam seth darah sudah hampir menutupi seluruh tubuhnya, pemandangan ini membuat semua orang ketakutan. Jika Randika berjn menghampiri mereka mungkin mereka sudah pasti memohon ampun demi nyawa mereka. Chapter 315: Pembantaian di Malam Hari Chapter 315: Pembantaian di Mm Hari Randika terdiam di tempatnya berdiri, matanya memperhatikan sekelilingnya dengan seksama. Melihat wajah dingin Randika, semua orang makin ketakutan; hal ini termasuk para polisi yang bersenjatakan lengkap itu. Mereka melihat dengan mata kep mereka sendiri bagaimana Randika membantai para anggota keluarga Alfred tanpa pandang bulu. Kejadian mengerikan ini akan slu terekam di benak mereka. Para tamu undangan itu berusaha tidak bergerak ataupun mengatakan apa-apa, meskipun mereka memiliki hubungan dengan keluarga Alfred mereka hanyh rekan bisnis. Di hadapan pilihan hidup atau mati, sifat busuk manusia akan keluar. Mereka yang awalnya mendukung dan memberikan bantuan pada Ivan, sekarang nyali mereka sudah menciut dan tidak berani menunjukan batang hidungnya. Apa pun yang terjadi, mereka tidak boleh menyinggung Randika sama sekali. Inggrid yang bersembunyi sepanjang waktu menatap wajah dingin Randika, wajah suaminya itu sedingin kutub utara. Sambil tersenyum, Randika menghampiri Inggrid dan memegang tangannya. Meskipun Randika bersimbah darah di seluruh tubuhnya, Inggrid tetap terlihat tenang. "Ayo kita pergi dari sini." Kata Randika dengan nada yang lembut. Wajahnya itu tersenyum lembut meskipun ada darah musuhnya yang mengering. Inggrid mengangguk pn sambil meskan air mata. Keduanyalu berjn berdua sambil berpegangan tangan. Inggrid merasa ini semua adh shnya. Darah yang tertumpah hari ini semuanya berawal dari penkannya menikahi Hans. Seiring berjnnya waktu konflik itu berujung hingga hari ini. Namun ada satu hal yang pasti. Di seg cobaannya ini, Randika slu mendukungnya bahkan r membunuh Ivan agar keluarga Alfred tidak mengganggu merekagi. Hal ini membuat Inggrid bersumpah akan mengikuti Randika hingga akhir hayatnya. Jika Randika berani mwan seluruh dunia untuknya, js Inggrid akan menemaninya untuk smanya bahkan di dunia berikutnya. Inggrid tidak peduli dengan keluarga Alfred, dia tidak peduli dengan identitas asli Randika. Yang hanya ingin dia mau adh sosok Randika di sisinya, itu sudah cukup baginya. Tidak peduli cobaan apa yang akan datang, Inggrid tidak akan pernah meninggalkan Randika. Ini adh sumpah yang dia buat di dmnya, hidupnya ini adh milik suaminya. Sambil berpegangan tangan, keduanya saling bertatap-tatapan. Keduanya tersenyum dan berjn menuju pintu keluar dari tempat ini. Para polisi dan tamu undangan tidak ada yang berani mencegah mereka berdua. Mereka hanya berdiri dan melihat keduanya pergi sambil menahan napas mereka. Mereka tidak berani menghngingkah dewa maut tersebut. Bahkan Bruno dan anggota Arwah Garudainnya juga terdiam. Menghentikan Randika berarti mencari mati! Seth memastikan sosok iblis tersebut menghng, sekarang di hman keluarga Alfred dnda oleh kesunyian. Kemudian satu per satu tamu undangan png menuju kediaman mereka. Apa yang th terjadi hari ini harus disampaikan pada seluruh anggota keluarga mereka. Pada saat yang sama, sirene polisi masih berbunyi, suara baling-baling helikopter masih memenuhingit tetapi para polisi itu hanya bisa tersenyum pahit dengan kejadian ini. Mereka sama sekali tidak berdaya. Bruno juga menyampaikan informasi ini pada markasnya. Ketika dia ingin menyusul dan mengintai Randika dari jauh, dia mendapatkan pesan dari markasnya. "Kembalh ke markas secepat mungkin, mash ini akan ditinjau oleh para pimpinan." Melihat pesan ini, Bruno benar-benar tertegun. Js markasnya ini tidak mau berurusan dengan Randika untuk sekarang, sepertinya markasnya itu sudah tahu betul siapawan mereka kali ini. Brunolu menatapngit dan berpikir, siapakah orang itu sebenarnya. ..... Di sisiin, Randika yang bersimbah darah itu membawa Inggrid ke sebuah hotel untuk beristirahat. Meskipun ada sedikit kend di lobi karena penampn Randika, mereka akhirnya mendapatkan sebuah kamar. Randikalu mandi dan membuang bajunya sedangkan Inggrid bersiap untuk tidur. "Jangan khawatir, beristirahah dengan tenang. Serahkan sisanya padaku." Randika membi rambut Inggrid dengan lembut. "Iya." Jawab Inggrid sambil tersenyum. Dia sama sekali tidak khawatir karena dia mempercayai Randika! Ini bukan pertama kalinya Randika menymatkan hidupnya, dia sudah berkali-kali mkukannya. Yang paling diingatnya adh hari di mana Randika menymatkan dirinya dari perjanjian nikah keluarganya. Dengan gagah berani Randika mwan kedua keluarga aristokrat Jakarta demi dirinya. Kedua adh ketika dia diculik oleh Shadow, di tengah-tengah proses itu Randika menymatkannya ketika dia dilempar dari atas gedung. Dan terakhir adh ketika Randika r melompat dari atas tebing untuk menymatkan dirinya! Sudah berkali-kali suaminya ini menymatkan dirinya dan memb dirinya, sebagai istri Inggrid tidak bisa meminta lebih dari ini. Kep Inggrid berada di dada Randika, suara detak jantungnya itu membuat Inggrid merasa aman. Ketika Inggrid memejamkan matanya, Randika tidak berhenti mengelus rambutnya. Randika sama sekali tidak berbicara, dia menunggu Inggrid tertidur dengan tenang. Seth beberapa saat, Inggrid tertidur dengan wajah yang tersenyum. Dia sepertinya senang tidur di pelukannya Randika, dia benar-benar merasa nyaman. Bahkan ketika dia tertidur sekalipun, perasaan nyaman itu sama sekali tidak hng. Seth emindahkan kep Inggrid ke atas bantal, Randika mencium keningnyalu keluar dari kamar! Mashnya dengan keluarga Alfred masih jauh dari kata selesai. Karena sudah berpuluh-puluh tahun mengakar di ibukota ini, kekuatan keluarga Alfred tersebar di seluruh Jakarta. Kekuatan ini tidak bisa dia abaikan begitu saja. Meskipun mereka sekarang seperti ayam tanpa kep, bisa gawat nanti jika ada keluarga Alfred yang tiba-tiba mengambil alih kekuatan ini dan menciptakan mash baru bagi dirinya. Oleh karena itu, Randika harus segera memotong kaki-kaki ini agar keluarga Alfred tidak bisa berdiri kembali. Seth keluar dari gedung, sosok Randika menyatu dengan kegpan dan menghng. Jn Kalibata, Jakarta Stan, di sebuah gang. Gang ini merupakan markas dari geng ck Dragon. Geng yang berisikan para penjahat ini sangat terkenal di Jakarta bahkan mereka berani bertindak di siang bolong. Kenapa mereka begitu berani? Karena orang-orang tidak tahu bahwa di bkang mereka berdiri keluarga Alfred. Bahkan sh satu keturunan keluarga Alfred merupakan sh satu pemimpin dari geng ini! Seorang pria dengan tato naga di wajahnya terlihat suram. Di hadapannya sekarang ada perempuan cantik berdiri di depannya. Perempuan ini adh Anna, anak keempat dari Ivan. "Orang itu membunuh seluruh anggota keluargaku seorang diri dan bahkan membunuh ayahku. Lebih dari 100 orang th meninggal hari ini gara-gara hnya itu." Ketika memikirkan kejadian tadi sore, wajah Anna dipenuhi dengan kebencian dan kemarahan. "Berani sekali bocah itu!" Darah dari pemimpin dari ck Dragon ini ikut mendidih. "Jika ada yang berani menyerang keluarga Alfred, mereka juga musuh dari ck Dragon!" "Perintahkan anak buah kita untuk mencari pria bernama Randika itu, aku mau semuanya berhenti mabuk-mabukan dan mencari lki biadab itu. Siapa yang berhasil menemukannya akan diberi hadiah 50 juta dan bagi siapapun yang berhasil membunuhnya akan kuberi 1 miliar!" Pemimpin ck Dragon iningsung menyampaikan pesan Anna pada anak buahnya. "Nona Anna tolong bersabar dan beristirahah dulu. Apab ada kabar nanti akan kusampaikan sendiri secarangsung." Pemimpin ck Dragon yang bernama Reimon ini menatap Anna denan lembut. Kesempatan ini sangat bagus untuk gengnya. Jika dia berhasil memasukan gengnya ke fondasi keluarga Alfred, gengnya ini akan makit kuat. Karena petinggi-petinggi keluarga Alfred sudah mati semua, bisa dikatakan bahwa hanya Annah yang memiliki kekuasaan di keluarga Alfred. Jika dia berhasil memikat hatinya, impiannya akan tercapai. Pikiran Reimon sudah ke mana-mana, tetapi pada saat ini, terdengar suara jeritan para bawahannya dari luar. Ada apa? Reimon dan anak buahnya di dm ruangan itungsung bergegas keluar dan bermaksud melihat keadaan. Anna masih duduk sambil meminum minumannya. Ketika dia melihat ke arah pintu, tatapan matanya itungsung dipenuhi dengan perasaan ketakutan sekaligus kebencian. Meskipun seks, dengan mata kepnya sendiri dia melihat, di markas ck Dragon ini, Randika sedang menggenggam erat sebuah pedang yang bersimbah darah. Di bkangnya sudah ada puluhan anggota ck Dragon yang mati mengenaskan. Ketika Reimon melihat kejadian ini, hatinyangsung mengepal. Tatapan membunuh Randika benar-benar mengerikan, Reimon sampai tidak bisa bernapas. Randikalu berkata pada Reimon dkk. "Hanya segini kekuatan geng terkenal di Jakarta?" Ketika Randika selesai berbicara, dia sudah menerjang maju. Pedang merahnya itu kembali mandi darah ketika membh dua sh satu anak buah Reimon dengan sempurna. Ini adh penghujung akhir dari geng ini. ck Dragon adh kekuatan ketiga bs yang sudah Randika bantai mm hari ini. Keluarga Alfred memiliki 22 kekuatan yang tersebar di seluruh Jakarta. Seth beberapa saat, seluruh markas ck Dragon ini hanya berisikan mayat manusia. Seth membunuh Reimon, Randika bermaksud untuk pergi dan mengunjungi pasukan keluarga Alfredinnya. Di dm ruangan, Anna yang bersembunyi sambil menahan napasnya itu sudah gemetar tanpa henti. Namun, hatinya yang dipenuhi dengan rasa benci itu kian menguat tiap detiknya. Randika Aku akan membunuhmu suatu saat nanti! Aku akan membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri! Chapter 316: Hancurnya Fondasi Keluarga Alfred Chapter 316: Hancurnya Fondasi Keluarga Alfred Di mm hari ini, tanpa sepengetahuan orang-orang, teriakan tragis dapat terdengar di seluruh Jakarta sepanjang mm. Seluruh kekuatan keluarga Alfred dicabut hingga akarnya oleh Randika! Tidak ada satupun dari mereka yang smat, metode yang digunakan Randika benar-benar mengerikan. Mereka sama sekali tidak menyangka akan ada serangan di mm hari. Dengan ini, keluarga Alfred sama sekali tidak punya kekuatan untuk mengganggunyagi. Bahkan Randika sendiri ragu, apakah seth ini keluarga Alfred masih bisa berdiri tanpa para anggota intinya atau tidak. Mm ini ditakdirkan mengguncang fondasi ibukota. Ketika orang-orang bangun dari tidur mereka, mereka hanya bisa membereskan mayat-mayat tersebut. Kejadian berdarah ini sangat mengguncang Jakarta. Awalnya kepolisian ingin menutupi kejadian ini dengan rapat, tetapi para media massa sudah mencium bau-bau berita hangat ini dan pada akhirnya menjadi berita besar yang menggemparkan Indonesia. Namun ketika Inggrid membuka kedua matanya, dia melihat sosok Randika tersenyum lembut pada dirinya. "Sudah bangun?" Melihat wajah tersenyum Randika, Inggrid membsnya dengan senyuman. "Apa kamupar? Bagaimana ku kita sarapan sebentargi?" Kata Randika sambil mengelus rambutnya. Inggrid tidak tahu apa yang th dkukan Randika kemarin mm. Yang dia tahu adh Randika tertidur bersamanya di ruangan ini. Randika tidak perlu memberitahu aksinya kemarin mm, dia hanya perlu melindungi senyuman wajah ini. Ketika Inggrid bangun, dia hendak memakai baju yang dia beli ketika Randika mandi. Kemarin dia datang ke hotel dengan baju pengantinnya, untungnya saja hotel yang ditempatinya ini menjual baju. Dulu ketika awal hubungan mereka, Inggrid akan memakai bajunya di kamar mandi. Seth bercumbu dan mkukan hubungan badan, rasa malunya itu sudah hng dan diangsung melepas bajunya di hadapan Randika. Karena dari awal Inggrid sudah cantik dan sexy, apa pun yang dia pakai akan terlihat bagus. Meskipun dia hanya memakaia jeans dan baju sederhana, kecantikannya itu sama sekali tidak berubah. Ketika dia sibuk melepas baju tidurnya, Inggrid menyadari bahwa Randika memperhatikan dirinya. "Kenapa?" Nada suara Inggrid terdengar tinggi, tetapi dia mkukannya untuk menutupi rasa malunya. Randika memperhatikana dm Inggrid sekaligus pantatnya itu. Paha yang mulus dan putih itu benar-benar menggoda. Dm sekejap, Randika menghampiri Inggrid dan berbisik di telinganya. "Sayang, karena tidak ada siapa-siapa di sini sin kita, sebaiknya kita." Randika tidak sempat menyelesaikan omongannya tetapi Inggrid sudah tahu apa yang dimaksud oleh Randika. Keduanyalu berciuman dan berhraga pagi terlebih dahulu sebelum sarapan. Kasur mereka menjadi saksi betapa panas cinta mereka itu. Seth satu jam, mereka berdua akhirnya sarapan dan pergi meninggalkan hotel mereka. Pada saat ini, wajah Inggrid sangat bahagia seperti anak kecil. Kedua tangannya merangkul lengan Randika dan kepnya beristirahat di pundak Randika. Melihat hal ini Randika benar-benar makin sayang dengan Inggrid. Ini pertama kalinya Randika merasa hatinya sungguh puas melihat Inggrid yang begitu bahagia, memang sepasang suami istri harus saling membahagiakan seperti ini. Tetapi sebelum mereka memesan tiket pesawat kembali ke kota Cendrawasih, Randika bertanya pada Inggrid. "Apakah kamu mau kembali dulu ke rumahmu?" Inggrid terlihat ragu-ragulu menggelengkan kepnya. "Tidak perlu." Inggrid sudah tidak menganggap keluarga Laibahas sebagai keluarganyagi. Terutama seth kejadian ini di mana ayahnya sendiri mengorbankan dirinya untuk menjaga hubungan keluarganya dengan keluarga Alfred. Baginya keluarga ayahnya itu sudah mati di hatinya." "Baih." Randika mengangguk. "Bagaimana dengan Ibu Ipah?" "Aku akan meneleponnya nanti, seharusnya Ibu Ipah akan kembali ke rumah." Kata Inggrid sambil tersenyum. "Tidak ada orang yang bisa menghentikan Ibu Ipah ku dia sudah serius." Mendengar hal ini Randika menghembuskan napas lega, dia sendiri ku harus masak bersama Inggridgimama dia bisa menjadi g. Keduanyalu memanggil taksi dan segera menuju bandara. Ketika mereka duduk di dm taksi, supir taksi itu menyapa mereka dengan hangat. "Oh? Pasangan muda ya?" "Hahaha bapak ini bisa saja." Randika tertawa. Keduanya sma perjnan tidak melepaskan genggaman tangan mereka. "Ku sudah menyetir sma puluhan tahun, tentu saja bapak bisa membedakan mana yang pasangan atau tidak. Lagip wajah istrimu terus tersenyum ketika menggandeng tanganmu lho hahaha." Supir taksi ini sangat ramah, dia sendiri senang melihat pasangan muda yang romantic itu. Merekalu berbicara mengenai betapa macetnya Jakarta, makanan-makanan yang ada dan berbagai macam topikinnya. Namun, pada akhirnya, mereka membahas apa yang th terjadi di Jakarta kemarin. "Aku kasih tahu kalian sesuatu yang penting, aku rasa kalian belum tahu." Kata si supir taksi. "Bapak dengar antek-antek keluarga Alfred di Jakarta pada mati semua kemarin karena dibunuh. Mayat-mayat mereka ada di mana-mana, benar-benar kacau tadi pagi." Ketika mendengar hal ini, tangan Inggrid meremas tangan Randika dan menatapnya. Dugaan Inggrid memang benar, semua antek keluarga Alfred di Jakarta th dibasmi oleh Randika seorang diri tadi mm. Kenapa Randika mkukannya? Karena pembantaian di kediaman keluarga Alfred hanyh kepnya saja, justru ayam tanpa kep seperti inh yang lebih berbahaya menurut Randika. Bagaimanapun juga, kekuatan keluarga Alfred masih tersebar luas di Jakarta. Terlebihgi, tidak semua anggota keluarga Alfred datang di acara pernikahan kemarin. Jika Randika tidak menghabisi kekuatan-kekuatan keluarga Alfred di Jakarta, sh satu dari anggota yang masih hidup bisa memanfaatkan kekuatan yang ada untuk membskan dendam keluarganya. Memiliki kekuatan tersembunyi seperti geng ataupun menyuap polisi tidah heran di kngan atas. Semakin kuat keluarganya maka semakin banyak dan kuat kekuatan yang berdiri di bkangnya. Randika menatap Inggrid yang terlihat serius itu, dia pura-pura terlihat tidak bersh. Dialu mencium tangan istrinya itu dan tersenyum. "Sayang, kenapa kamu menatapku serius begitu? Apa kamu rindu pelukanku seth acara kita tadi pagi? Tenang saja, nanti ku kita png ke rumah kita bisa mkukannyagi." Ketika mendengar kata-kata ini, Inggrid tersipu malu. Dia tidak menyangka kulit Randika bisa setebal itu, apa dia tidak malu si supir taksi itu mendengar kata-katanya itu? "Hahaha tidak banyak pasangan yang seperti kalian ini." Si supir taksi itu melihat Inggrid yang tersipu malu dari kaca tengahnya. "Pak, apa memangnya yang terjadi dengan keluarga Alfred kemarin?" Tanya Randika sambil tersenyum. "Nah itu, bapak tidak tahu ini benar atau tidak ya soalnya kematian orang-orang itu bersamaan dengan pembantaian keluarga Alfred di kediaman mereka. Jadi pagi ini itu adaporan pembunuhan dari berbagai tempat. Ku tidak sh mendengar ada 22 tempat yang dporkan." Wajah si supir taksi itu terlihat serius. "Orang-orang yang mati itu ada yang politikus, polisi bahkan preman-preman yang sudahma merajal di Jakarta." Lalu si supir taksi ini mnjutkan. "Tetapi sekaligi ini cuma prediksi orang-orang saja, sepertinya kasus pembantaian keluarga Alfred dan 22 tempat itu diduga melibatkan teroris yang buron kemarin itu." Teroris yang buron? Randika mendengus dingin, sejak kapan dirinya itu dicap sebagai teroris? Dia kan hanya meminjam sebuah pesawat demi menymatkan Inggrid. Chapter 317: Memanfaatkan Randika Chapter 317: Memanfaatkan Randika Supir taksi itulu mnjutkan. "Dari kata orang-orang, tidak ada anggota keluarga Alfred yang smat kemarin. Jadi bisa dikatakan bahwa keluarga itu sudah hng dari ibukota ini." Entah kenapa Randika merasakan suara supir taksi itu terdengar sedih sekaligus rindu. "Aku tidak tahu siapa yang tega mkukan semua hal ini pada keluarga besar itu. Aku sendiri sudah mengenalma keluarga itu, sejak aku kecil nama keluarga Alfred sudah menggema di kota ini!" Mungkin keluarga Alfred di hati orang-orang awam adh keluarga besar yang terhormat tetapi yang mereka tidak ketahui adh betapa busuknya keluarga aristokrat tersebut. Randika hanya bisa tertawa. "Wah bapak sepertinya sayang sekali sama keluarga Alfred, apa bapak jangan-jangan dulu pernah bekerja di sana?" "Hahaha." Supir taksi itu hanya tertawalu terdiam. "Yah terlepas dari sayang atau tidak, kejadian kemarin benar-benar membuat kota ini kacau. Lagip, mash ini juga sebenarnya tidak telu berpengaruh untuk rakyat kecil sepertiku. Jadi ada atau tidaknya keluarga Alfred di Jakarta, kita para rakyat kecil ini tetap meneruskan hidup mereka." "Masuk akal." Randikalu tersenyum, sepertinya kata-kata bapak ini benar. Namun pada saat ini, tiba-tiba supir taksi itu menambahkan. "Tetapi menurutku teroris itu sudah tidak bisa kaburgi, bahkan dia harusnya dieksekusi mati ketika tertangkap." Hmm? Kenapa tiba-tiba dia berkata seperti itu? Sesuai dugaannya, ketika Inggrid mendengar hal ini, dia menggenggam erat tangan Randika. Dia sudah bertekad dm hatinya, bahkan jika Randika dieksekusi mati, dia akan mati bersama dengan dirinya. Inggrid tidak ingin Randika kenapa-kenapa, tetapi kejadian ini telu luas pengaruhnya. Bagaimanapun juga, orang-orang th mati dan pada akhirnya pihak kepolisian perlu seseorang untuk mempertanggung jawabkan hal ini. Melihat wajah khawatir istrinya itu, Randika berkata padanya sambil tersenyum. "Bodoh, apa kamu pikir aku akan meninggalkanmugi?" Inggrid terdiam dan membenamkan kepnya di pundak Randika. Di sisiin, di sebuah markas militer tersembunyi di sebuah ruangan rapat. "Hum." Seorang pria mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya. "Orang ini berani sekali mengacak-ngacak ibukota negara, buat apa kita membahasnyagi? Tangkap dan bunuh dia!" Pemuda ini memang memakai baju sederhana tetapi semangatnya yang meluap-luap itu sungguh luar biasa! Namanya adh John, rasa keadnnya tidak kh tinggi dari Deviana. Sin John, beberapa penatua duduk bersama dengannya di ruangan rapat ini. Mereka terlihat seperti umur 50-60, jabatan mereka di kepolisian sudah sangat tinggi. Di antara mereka, terdapat seorangkiki muda yang mengenakan jas. Meskipun Dani ini adh sekretaris, dia mewakili atasannya yang sangat berpengaruh. Beberapa orang ini terlihat muram dan tidak mengeluarkan suara sama sekali. Mereka hanya menghisap rokok mereka dengan diam ataupun meminum minuman mereka. Di hadapan mereka berbagai berkas tentang aksi Randika membantai keluarga Alfred tergeletak begitu saja. Begitu John selesai berbicara, semua orang di ruangan ini terdiam bahkan beberapa dari mereka terlihat muram. Kejadian memalukan ini terjadi di wyah kekuasaan mereka, bisa dikatakan bahwa mash ini merupakan tamparan keras di wajah mereka. "Bagaimana kondisi tersangka hari ini?" Seseorang bertanya. "Menurut pengintaian kami, Randika sekarang sedang dm perjnan menuju bandara. Sedangkan untuk media, kami sudah memberikan rifikasi bahwa mash ini sudah ditangani dengan baik tetapi kami belum mengumumkan siapa pkunya." Jawab seseorang. "Kemampuan orang ini benar-benar luar biasa, kita bahkan tidak tahu siapa dia sebenarnya. Jika kita mengumumkan bahwa Randika adh pkunya, siapa tahu bahaya apa yang datang menyusulunya." "Menurut pendapatku, bagaimana ku kita meminta Arwah Garuda untuk menangkapnya?" Semua orang terdiam, mereka berpikir dengan keras. Namun pada saat ini, tiba-tiba ada perempuan muda yang masuk ke dm ruangan mereka. Di tangannya terlihat sebuah berkas. Di bawah tatapan semua orang, perempuan itu membagikan berkas itu ke semua orang dan duduk. Dengan wajah serius dia berkata pada semuanya. "Berkas yang kalian semua pegang adh informasi mengenai Randika, shkan dibaca terlebih dahulu." Perempuan muda ini adh sh satu pemimpin dari Arwah Garuda! Ketika mereka mi membaca berkas tersebut, mata mereka terblak dan hampir copot dari wajahnya. Untuk mendapatkan informasi mengenai Randika adh pekerjaan mudah bagi Arwah Garuda. Lagip Indonesia adh wyah kekuasaan mereka, tidak ada orang yang bisa lolos dari mata mereka. "Kakek-kakek itu orang tuanya?" Sh satu dari mereka sudah gemetaran tanpa henti, melihat informasi mengenai keluarga Randika, dia menyadari nama-nama yang sangat familier baginya. Nama-nama itu benar-benar kabar buruk baginya! Di zamannya masih muda, kakek-kakek itu sudah sangat menyusahkan dirinya dan sekarang dia berhadapan dengan anaknya? Siksaan macam apa ini? Membaca informasi di tangan mereka, semua orang menjadi terdiam. Mereka tidak bisa mempercayai apa yang th mereka baca ini. Pertama-tama adh kenyataan Randika memobilisasi seluruh polisi Jakarta untuk mengejarnya. Meskipun sudah mengerahkan seluruh kemampuan mereka, mereka sama sekali tidak berdaya di hadapan Randika. Belumgi Randika menghancurkan keluarga Alfred bersama dengan para anteknya itu. Informasi berikutnya adh keempat kakek yang menjadi orang tua Randika itu. Bahkan para eselon negara ini akan tunduk ketika bertemu dengan keempat kakek tersebut. Jika mereka sampai menyinggung mereka, mereka harus siap-siap bunuh diri sebagai permintaan maaf. Pada saat ini, Dani tiba-tiba berkata pada semuanya. "Kita bisa memanfaatkan orang ini." Ketika kata-kata itu keluar, semua orang menjadi serius. Memanfaatkan orang itu? G apa kamu? "Menurut pendapatku, jika kita tidak bisa membunuh orang ini maka jebloskan saja dia ke dm penjara. Bagaimanapun juga, dia th mnggar hukum dan memenjarakannya bukah suatu hal yang aneh." Kata seseorang, dia mengabaikan saran g Dani tersebut. "Sedangkan untuk keempat kakek itu, sma kita tidak membunuh anaknya itu maka mereka tidak punya san untuk mengamuk. Lagip kita juga bergerak menurut hukum." Seth orang itu selesai menjskan, semua orang kembali berpikir. Pemimpin dari Arwah Garuda juga angkat bicara. "Kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Randika merupakan pemimpin dari dunia bawah tanah di Jepang. Pasukannya itu terdiri dari ratusan orang yang tetih. Jika kita bergerak dan menangkap Randika, ini sama saja dengan menyatakan perang dengan mereka. Justru hal ini akan mendatangkan perang ke dm negara kita." Ketika mendengar kata-katanya ini, John dan yanginngsung terdiam. Meskipun mereka sangat ingin menangkap Randika, membahayakan kesmatan negara mereka sangat tidak sepadan. Pada saat ini, Dani berdiri dan tersenyum. "Bapak dan Ibu sekalian, ijinkan aku untuk berbicara. Kita bisa memanfaatkan Randika untuk kepentingan kita. Apgi dia memiliki keluarga yang mengerikan dan juga pasukan yang kuat!" "Kita juga harus akui bahwa kita tidak bisa menyentuh Randika sama sekali. Oleh karena itu, kenapa kita tidak membiarkan Randika menjadi sekutu kita? Hal ini juga sangat bermanfaat bagi kita dan menguatkan negara kita." "Hal yang paling penting kita lewatkan dari kejadian ini adh san terjadinya pembantaian kemarin. Aku bisa pastikan bahwa tidak ada unsur politik di balik tindakan Randika kemarin. Randika membantai mereka karena pertikaian mereka yang melibatkan perjanjianma keluarga Alfred dan keluarga Laibahas yaitu pernikahan Inggrid Elina dengan Hans. Jadi tindakan Randika kemarin itu sama sekali tidak merugikan negara, meskipun dia memang mnggar hukum dengan membunuh. Tetapi." Sekretaris Danilu menatap semua orang. "Bukankah hancurnya keluarga Alfred ini menjadi sebuah kesempatan? Jika kita berhasil menghancurkan para keluarga aristokrat itu dari akarnya, bukankah pertarungan kuasa di negara ini akan dimenangkan oleh pemerintah?" Seth mendengarkan kata-kata Dani, sh satu dari merekangsung berkomentar. "Ini pendapatmu atau pendapat atasanmu?" Danilu tersenyum. "Aku th membahas mash ini dengan atasanku sebelumnya dan aku hanya menyampaikan kata-kata beliau." Lalu pemimpin Arwah Garuda itu menambahkan. "Arwah Garuda sudah membuat perkiraan. Jika kita ingin Randika mati maka organisasi kami harus siap kehngan 30 orang terbaik kami, ratusan orang anggota elit dan 5000 anggota biasa." "Jika kita ingin menangkap Randika, kita harus siap membayar 15 orang terbaik kami, ratusan anggota elit dan 3000 anggota biasa." "Jadi kata-katanya itu cukup masuk akal, cara terbaik menghadapi Randika bukah membunuhnya ataupun menangkapnya." Seseorang dari mereka menynya. "Apakah dia sekuat itu?" Seorang pria paruh paruh baya yang daritadi terdiam mengatakan. "Jika Arwah Garuda berkata seperti itu maka kenyataannya adh seperti itu. Jangan pernah memakai akal sehat ketika menghadapi orang seperti Randika ini. Kejadian kemarin saja sudah tidak masuk akal. Menurutku kata-kata sekretaris Dani ini masuk akal. Kita bisa memanfaatkan Randika untuk meruntuhkan keluarga aristokrat, dengan ini kita bisa mendapatkan manfaat darinya." Pada saat ini semua orang dapat memahami san tersebut. Tetapi ada seseorang yang masih terlihat bingung. "Terus bagaimana dengan masyarakat?" "Mash ini bisa kita atur, yang terpenting adh kita menggiring opini rakyat bahwa mash ini sudah selesai. Kita juga bisa mengatakan bahwa kita sudah menembak mati tersangkanya dan menguburkannya secara diam-diam." Orang tersebut mengangguk, di dm hatinya dia sedikit lega. Sma mash ini cepat selesai, dia bisa tidur dengan tenang. "Ku begitu pantau terus Randika dengan ketat. Dia memang lolos dari mash ini tetapi jangan biarkan dia bertindak semena-mena." "Kita juga harus menenangkan keresahan orang-orang terhadap mash ini." Seth membahas hal-hal yang perlu merekakukan seth ini, akhirnya rapat ini ditutup. Chapter 318: Bersama untuk Selamanya! Chapter 318: Bersama untuk Smanya! Beberapa jam kemudian, akhirnya pesawat Randika dan Inggrid tiba di kota Cendrawasih. "Tidak ada yang lebih nyaman daripada rumah sendiri." Kata Inggrid sambil menghirup napas dm-dm. Randikalu memeluk Inggrid dan berbisik di telinganya. "Kita akan smanya berada di kota ini dan anak-anak kita juga akan tumbuh besar di sini." Wajah Inggrid menjadi merah padam, dialu berkata dengan nada sedikit cemberut. "Aku cuma ingin punya anak 2." "Hahaha semakin banyak semakin banyak rejekinya." "Tidak mau! Telu banyak juga tidak bagus." Meskipun terlihat marah, dia senang ketika memikirkan dirinya menggandeng anaknya. "Baih, baih, terserah kamu mau punya anak berapa." Randikalu berbisik di telinganya. "Tapi nafsu suamimu ini besar, jangan shkan aku jika aku menginginkan tubuhmu setiap hari." "...." Inggrid sudah tidak bisa melihat wajah Randikagi saking malunya. "Kamu inginki atau perempuan?" Randikalu membs. "Dua-duanya sama saja. Kuki nanti dia akan tumbuh tampan sepertiku dan ku perempuan akan secantik ibunya." Mendengar kata-kata Randika itu, Inggrid makin berharap semakin cepat mempunyai anak. Randika menyadari ini danngsung mencuri kesempatan. "Sayang, bagaimana ku kita segera membuatnya seth kita sampai rumah? Untuk memastikan kita mendapatkan bayi yang sehat, kita akan mkukannya siang dan mm sampai berhasil." Bagaimanapun juga, Inggrid bukah tandingannya Randika. Meskipun sifatnya yang kuno dan pemalu itu, di bawah serangan Randika, dia sekarang menjadi perempuan yang siap mkukannya kapan saja dan dengan cara apa saja. "Oh iya, bukannya perusahaanmu itu mau tutup? Bukankah lebih baik kamu memanggil semua karyawanmu kembali sebelum mereka mencari pekerjaan baru?" "Tidak mash, sesampainya di rumah aku akan menelepon sekretarisku dan memintanya untuk mengatur panggn kerja kembali. Lagip ini baru beberapa hari jadi seharusnya sebagian besar dari mereka akan kembali." Ketika mereka sampai di rumah, Hannah sangat senang bertemu dengan kakaknya. Akhirnya keluarga bahagia ini kembali bersatu. "Kakak!" Hannah memeluk Inggrid dengan erat. Wajahnya sudah penuh oleh air mata. "Aku pikir aku tidak akan pernah bertemu denganmugi." "Han, aku senang bisa bertemu denganmugi." Inggrid juga ikut menangis bersama Hannah. Hubungan kakak beradik ini sangat dekat. Ketika Inggrid pergi meninggalkan Jakarta, Hannah memutuskan untuk bersekh di universitas Cendrawasih untuk menyusul kakaknya itu. Dengan ninya, dia bisa pergi ke sekh yang jauh lebih bagus. Dari hal ini saja sudah cukup untuk membuktikan betapa dekatnya mereka. "Aku tidak ingin kakak pergi meninggalkankugi seperti itu." Kata Hannah sambil tersedu-sedu. "Iya, iya, kakak tidak akan ke mana-mana kok." Inggridlu tersenyum. "Sudah berhenth menangis, wajahmu yang cantik itu jadi jelek lho." Hannah yang menghapus air matanya itu menatap Randika. Randika sendiri berkedip padanya dan membuka kedua tangannya. "Ngapain kak?" Hannah terlihat bingung. Randikalu berkata dengan santai. "Bukankah aku membawa png kakakmu itu? Seharusnya aku mendapatkan pelukan juga bukan?" "Hah? Logika macam apa itu?" Hannah memalingkan wajahnya, sifatnya berubah kembali menjadi nakal. "Atau kak Randika ingin merabakugi ya!" Randika menjadi muram, sejak kapan Hannah tahu rencananya? Yah ini cuma sebuah pelukan, seharusnya tidak perlu waspada seperti itu. "Hahaha ada-ada saja kamu ini. Bukankah aku sudah punya istriku yang cantik? Buat apa aku merabamu?" Kata Randika sambil tertawa. Lalu tatapan mata Hannah dipenuhi oleh kelicikan, diangsung menarik lengan kakaknya itu. "Kak, kita sudahma tidak tidur bersama-samagi. Hari ini aku ingin tidur bersama kakak." Mendengar kata-kata ini, Randika ingin muntah darah. Kakinya itu sedikit gemetar dan tangannya mengusap kep Hannah. "Bisa saja kamu ini, sudah sana cepat bjar atau main sana." "Ran, aku juga sudahma tidak bertemu dengan Hannah jadi hari ini aku akan tidur di kamarnya. Kamu sesekali tidur sendiri tidak mash kan?" Kata Inggrid. Randika benar-benar terkejut, dia yang sekarang sama sekali tidak berdaya. Hari ini dia tidak bisa tidur dengan istrinya? "Kamu ini ya." Inggrid mengh napas. Melihat wajah kecewa Randika, dia berjn menghampirinya dan mencium pipinya. "Besok saja ya." "Kenapa harus besok?" Randika pura-pura marah. "Karena besok" Inggrid menggigit bibirnya. "Kamu boleh mkukan apa saja pada tubuhku ini." "Benarkah?" Tatapan mata Randika berbinar-binar. Hannah yang cemburu menghentakan kakinya danngsung menarik Inggrid. "Kak, sudah lupakan kak Randika!" Bersamaan dengan itu, Hannah menyeret Inggrid ke kamarnya. Randika sendiri tidak peduli karena besok akan menjadi hari yang sangat menyenangkan. Ketika hari mi menjng mm, mereka bertiga berkumpul di ruang tamu dan menonton TV. Ketika waktu makan mm hampir tiba, mereka berencana memasak. Sebelumnya, siang hari tadi Hannah sudah memesan makanan tetapi karena Inggrid sedang hobi memasak dia berniat untuk menambah beberapauk. Randika terkejut ketika melihat Inggrid berjn menuju dapur. Meskipun terakhir kali masakan Inggrid tidak gagal, itu pun aslinya berkat bantuan dirinya. Jika bukan karena Randika tentu makanan yang dibuat Inggrid akan seburuk makanan di neraka. Randika tidak punya pilihanin, dia harus menymatkan dirinya sendiri dengan ikut memasak. Ketika melihat Randika dan Inggrid berjn menuju dapur, Hannah juga menyusul. "Han, kenapa kamu ikut? Sudah duduk saja daripada nanti tambah kacau dapurnya." Kata Randika. "Kenapa kakak meremehkanku begitu? Aku tahu caranya memasak!" Kata Hannah dengan wajah cemberut. Seth memakai celemek dan mengikat rambutnya, dia sudah siap menolong kedua kakaknya ini. Namun, dia bingung harus berbuat apa. "Kak Randika, aku sekarang harus ngapain." Randika sendiri tidak tahu harus menangis atau tertawa. "Bagaimana ku kamu mencuci sayurannya dulu? Ingat tidak perlu pakai sabun cucinya." Ketigalu mi memasak sambil bahu membahu, tetapi semua acara memasak ini masih dipimpin oleh Randika. Ku tidak, hasil masakannya bisa-bisa membuat mereka mati keracunan. Namun seiring berjnnya waktu, Randika menyadari sesuatu. "Han, minyaknya kebanyakan." "Han, taburin garamnya pakai sendok jangan dituang dari wadahnya begitu." "Apinya jangan besar-besar! Tuh kan gosong." "Sudah kamu duduk saja dan nonton TV." Randika tidak punya pilihan sin mengusir Hannah dari dapur. Bukannya membantu, proses memasaknya itu mh makin kacau. Akhirnya Randika mengerti bahwa bakat tidak bisa memasak itu ternyata faktor keturunan. Kemungkinan besar ibu dari Inggrid dan Hannah juga sama-sama tidak bisa memasak, Randika yakin akan hal itu! Pada akhirnya, seth memasak dengan susah payah bersama Inggrid akhirnya masakan mereka th selesai. Ketiganyalu duduk di meja makan dan Inggrid berniat mengambil botol wine yang dia simpan. Seth menuangkannya ke tiga gs, Inggrid tersenyum. "Han, sebelum kamu makan bagaimana ku kita bersng untuk merayakan bersatunya keluarga kitagi!" Perayaan ini js mengacu pada pengman hidup dan mati mereka sebelumnya. Pada saat itu ketiganya terjatuh dari atas tebing dan ajaibnya mereka semua smat dari kejadian mengerikan itu. Dan juga, jika Randika tt datang ke Jakarta, Inggrid mungkin sudah mati bunuh diri. "Ku begitu bersng!" Hannah mengangkat gsnya tinggi-tinggi. "Bersng!" Ketiganyalu meminum wine mereka masing-masing. Hannah baru pertama kali meminum wine, ketika dia mengingat pengmannya di dm gua sebelumnya, diangsung berkata dengan nada bahagia. "Nikmatnya hidup ini." Ketika di dm gua, Hannah berpikir bahwa dia tidak akan pernah keluar dari situ dan mati seth beberapa hari. "Han, apa yang terjadi seth kalian berdua jatuh dari tebing?" Inggrid js penasaran. Dia melihat sendiri Randika dan Hannah terjun bebas ke bawah. Dia waktu itu berpikir tidak akan bisa bertemu dengan kedua orang inigi. "Itu semua berkat kak Randika." Hannah tersenyum dan menatap Randika, ternyata kakak iparnya itu sedang sibuk makan dan tidak menghiraukannya. Hannah yang kesal itu menendang kaki Randika. "Ah! Apaan sih?" Randika js terkejut. Bukannya kalian ingin menikmati momen kakak adik? Jadi wajar kan aku makan sgi kalian bicara? "Sudah Han, biarkan kakakmu itu makan. Dia siang tadi belum makan." Kata Inggrid. "Huh." Hannah memalingkan wajahnya. "Kak Inggrid telu memanjakannya." Seth mengambil nasi danuk, Hannahlu bercerita tentang kejadian di dm gua. Inggrid mendengarkan dengan seksama ketika Hannah menceritakan dia terjebak di dm gua kurang lebih sma 2 minggu. Ketika Hannah bercerita tentang km air yang sakral itu, Inggrid merasa semakin bersemangat. Ketika Hannah menceritakan tengkorak yang dia temukan, Inggrid merasa sedikit mual. Ketika piringnya sudah tidak ada yang tersisa, Randika berniat untuk mengambil nasi danukgi. Namun tatapan dingin kedua perempuan itu mengejutkan dirinya. "Kenapa kalian menatapku seperti itu." Randika terlihat gugup, dialu berkata pada Hannah. "Han, jangan-jangan kamu suka sama aku?" Hannah sendiri aslinya ingin bercerita bagaimana dia menyuapi Randika sma di gua, tetapi mendengar kata-katanya itu dia mengurungkan niatnya. "Huh, siapa yang suka sama lki rakus." Hannah kemudian kembali menatap Inggrid. "Sudah kak jangan pedulikan kak Randikagi. Ceritakan bagaimana keseharian kakak seth turun dari gunung." Inggrid mengangguk dan menceritakan bagaimana dia dibawa kembali ke Jakarta oleh Ivan. Dialu menceritakan rencana bs dendamnya dan bagaimana Randika datang menymatkannya. Mendengarkan bagaimana Randika dengan gagah berani menymatkan kakaknya, Hannah menjadi kagum. Tetapi ketika melihat kakak iparnya itu makan dengan rakus, dia hanya bisa mengh napasnya. Seth mendengarkan cerita kakaknya itu, Hannahlu membsnya. "Kak, bagaimana ku kita bersnggi? Sekarang kita bersng agar kita bisa bersama-sama smanya." "Baih." Inggrid mengangkat gsnya sekaligus menyenggol Randika yang masih makan. "Ayo angkat gsmu." "Bersng!" Randika menn makanannya dan mengangkat gsnya. "Bersama smanya!" "Bersama smanya!" "Bersama smanya!" Ketiganyalu meminum wine mereka masing-masing. Chapter 319: Undangan Makan Malam Chapter 319: Undangan Makan Mm Keesokan harinya, ketika sinar matahari mi bersinar, Randika berguling-guling di kasur dan masih dm keadaan tidur. Namun, dia tiba-tiba merasa kedinginan. Dia membuka matanya pehan dan menyadari selimutnya itu sudah tidak ada. "Han, kenapa kamu di sini?" Randika kehabisan kata-kata. Kenapa adik iparnya itu pagi-pagi masuk ke kamarnya dan mengambil selimutnya. "Kak, kamu kira ini sudah jam berapa? Kenapa kakak masih tidur?" Hannah terlihat seperti ibu-ibu mengomel. Sin, jika bukan karena kamu merebut istriku itu, tentu aku tidak akan kesusahan tidur seperti ini! Randika sedikit marah karena dia rupanya kesepian di dm kamarnya dan tidak bisa tidur. Oleh karena itu, suasana hatinya sedikit lebih panas ketika tidurnya itu diganggu. Lagip, bukankah ini sh adik iparnya karena th merebut istrinya? "Sudah cepat bangun, aku mau berangkat ke sekh." Hannahlu berjn keluar sambil mengambil tasnya yang dia taruh di dekat pintu. Tidakma kemudian, Randika dapat mendengar suara mesin mobil sport yang menggelegar. Bagi Hannah, yang memiliki mobil sport, pergi ke sekh hanya membutuhkan 10 menit. Randikalu dengan ogah berdiri dan meninggalkan tempat tidurnya. Ketika dia berjn turun ke bawah, dia menyadari istrinya itu sedang duduk di sofa. "Akhirnya bangun juga." Ketika Inggrid melihat Randika, diangsung tersenyum. Namun tatapan mata Randika berbinar-binar ketika melihat istrinya itu. Hari ini Inggrid memakai jas kerjanya, rok hitam pendek dan lipstik merah yang cerah. Istrinya terlihat dewasa dan menawan, bagaikan bunga mawar. Ketika dia melihat istrinya itu, dia merasakan api mi membakar hatinya. Sin, istrinya ini benar-benar menawan. Tiap hari yang merekalui bersama Randika merasa bahwa kecantikannya itu terus bertambah. Meskipun awal kali mereka bertemu dia sudah terlihat dewasa, namun aura yang dipancarkannya terasa dingin. Sekarang auranya jauh lebih hangat dan wajahnya juga jauh lebih sering tersenyum. Randika sedikit sedih sekaligus lega dm hatinya. Benar, Inggrid Elina adh istrinya. Meskipun dia enggan memperlihatkan kecantikan istrinya itu pada lki mesum di luar sana, cuma dih yang bisa melihat apa yang ada di balik baju itu. Istri yang manja, perhatian, baik dan pemalu, tidak ada orang sin dirinya yang mengetahui hal itu. Ketika Inggrid berjn menghampirinya, Randika sudah memeluknya dan mencium bibirnya. Seth beberapa saat, wajah Inggrid menjadi merah dan dia pun mengatakan. "Ran jangan, aku harus kerja hari ini." "Aku akan pergi bersamamu." Kata Randika sambil meremas pantatnya. Seth puas merasakan keempukannya, Randika mengambil roti di meja makan dan berangkat bersama Inggrid seth berganti baju. Keduanyalu berkendara menuju kantor. Ketika mereka berdua memasuki gedung, semua karyawan menyambut kedatangan Inggrid. "Smat pagi Ibu Inggrid." "Ibu Inggrid senang Anda th kembali." Inggrid membs sapaan mereka dengan senyuman hangat. Randika memperhatikan sekelilingnya, sepertinya juh karyawannya sama sekali tidak berubah. Awalnya Inggrid mengumumkan bahwa perusahaannya ini akan tutup smanya. Namun, Inggrid kemudian memanggil kembali mereka semua dan ternyata tidak ada satupun yang menk. Mungkin ini berkat karisma dan bakat memimpin Inggrid yang luar biasa. Bagaimanapun juga, tidak mudah seorang perempuan menjadi pemimpin perusahaan. Terlebihgi, Inggrid tidak memotong gaji mereka sama sekali ketika perusahaan ini tutup. Hal ini juga menjadi sh satu faktor yang membuat karyawan di tempat ini kembali semuanya. Meskipun ada beberapa yang tidak kembali, itu cuma ada di posisi yang tidak penting. Seth berpisah dengan Inggrid, Randika segera menuju departemen parfum. Di sana dia bertemu dengan Kelvin dan timnya. "Wah ada pak Randika! Sudahma sekali saya tidak bertemu dengan Anda." "Pak Randika smat pagi." "Pak, bagaimana mm nanti kita hura-hura?" Semuanya senang ketika melihat panutan mereka ini masuk kerja. "Pak, kenapa bapak terlihat bahagia? Semm habis ngapain hayooo." Semuanya senang bercanda dengan Randika, pemimpin mereka ini asyik untuk diajak bercanda. "Pak, pas bapak absen tahu tidak perusahaan kita ini mau tutup? Tetapi untung saja kemarin kita dipanggil untuk masuk kerjagi, bapak tahu apa yang th terjadi?" Mode gosip para karyawan menjadi aktif. Mereka tahu bahwa posisi Randika cukup tinggi di perusahaan ini jadi dia seharusnya tahu sesuatu. Kenapa mereka beranggapan seperti itu? Karena tentu saja juh masuknya Randika bisa dihitung jari dm seminggu, jika dia bukan berada di posisi tinggi maka dia sudah pasti dipecat. Dan juga ada rumor mengatakan bahwa Randika sangat dekat dengan boss perusahaan ini yaitu Inggrid Elina. Semuanya menatap antusias pada Randika, mereka mengharapkan cerita yang menarik. Tetapi harapan mereka pupus ketika Randika berkata sambil tersenyum. "Mana mungkin aku tahu hal seperti itu, aku saja baru dengar perusahaan ini mau tutup kemarin lusa." Orang-orang ini baru saja mau menginterogasi Randika lebihnjut, tetapi pada saat ini, Kelvin datang menghampiri mereka. Saat para karyawan ini melihat sosok Kelvin, mereka seperti melihat setan dengan cambuknya. Wajah santai mereka berubah menjadi wajah serius. Mereka berubah dari santai menjadi serius hanya dm waktu 0,01 detik, hal ini tentu membuat Randika terkejut. Dia sendiri saja tidak bisa berubah secepat itu! Kelvin menyapa Randika terlebih dahulu sebelum melototi karyawan-karyawannya. Dialu berkata pada mereka. "Jangan ms-msan, mau aku pecat kalian?" Melihat mode mengamuk Kelvin sudah meny, semuanya mi berpencar dan kembali ke posisi mereka. Randika duduk dengan santai di tempat duduk, dan pada saat ini, seorang perempuan cantik masuk ke dm ruangan. Randika menoleh dan menyapa Viona yang baru saja masuk. Viona sudah bagaikan karya seni dunia, benar-benar cantik! Stocking putih yang menempel ketat di kakinya serta rok hitamnya itu memperindah pemandangan. Tetapi yang membuat semua pria menn air ludahnya adh kemeja putihnya tersebut. Dada besar Viona memang menjadi senjata andnnya, tidak ada yang bisa menghkan dada besar. Dan apa yang paling menarik dari kemeja putih? Tentu saja beha yang menerawang! Beha berwarna biru itu dapat terlihat dengan js dari balik baju, setiap pria di ruangan ini berusaha mencuri pandang sepanjang waktu. Tidak perlu diragukangi, Viona memang bunga terindah di ruangan ini! Ketika Viona melihat Randika, hatinya berdebar-debar dan wajahnya tidak bisa berhenti tersenyum. Ketika dia berjn menuju tempat kerjanya, Randika sudah duduk di sampingnya. "Bagaimana kabarmu Vi?" Kata Randika sambil menaruh tangannya di pahanya Viona. Viona sendiri menjadi tersipu malu ketika Randika begitu berani seperti ini. "Ran." Viona ingin mengingatkan bahwa ini adh tempat kerja mereka. Pada awalnya mereka bermesraan di ruangan kosong di gedung ini,mama Randika berani mkukannya di ruangan penuh rekan kerja mereka. Wajah Viona sudah merah padam, hatinya itu siap meledak kapan saja. "Vi, jangan malu seperti itu. Hari ini kita punya waktu yang banyak untuk berduaan." Kata Randika dengan suara yang pn. Ketika Viona mengangkat wajahnya, dia melihat senyuman nakal Randika dan tertunduk kembali. "Perhatian, perhatian." Tiba-tiba Kelvin menepuk tangannya dengan keras. "Terima kasih karena th kembali ke perusahaan ini. Jadi untuk hari ini kita kembali mengerjakan form yang kita kerjakan sebelum kita libur kemarin. Jika kita tidak mengerjakannya dengan cepat, bisa-bisa ide parfum kita diambil oleh perusahaanin." Semuanyalu mengerjakan tugas mereka masing-masing dan Kelvin menatap Viona yang duduk di samping Randika. Kelvinlu menghampiri mereka. "Pak, bisakah aku pinjam Viona sebentar? Aku harap tidak merusak momen mesra kalian." Awalnya Viona ingin berdiri, tetapi dm sekejap dia merasa malu ketika mendengar kata-kata terakhir Kelvin. Apakah artinya dia tahu hubungannya dengan Randika? Sepertinya seluruh orang diboratorium ini sudah mengetahuinya. Dengan wajah merah padam, Viona berdiri dan membungkuk ke arah Kelvin. Ketika dia hendak pergi, suara Randika dapat terdengar. "Oke tetapi cepat kembalikan dia padaku, aku kesepian ku tidak ada Viona di sampingku." Telinga para karyawan ini sudah berfokus ketika Kelvin menghampiri Randika. Mendengar kata-kata Randika barusan, akhirnya pertanyaan terbesar mereka th terjawab! Sudahma mereka menduga adanya asmara antara Randika dan Viona. Sebelumnya mereka ragu karena Randika digosipkan dekat dengan Inggrid Elina jadi mereka penasaran siapakah yang dekat dengan Randika. Dengan kata-kata barusan, mereka bisa memastikan bahwa Vionah pacar dari Randika. Kelvin tersenyum pahit dan mengatakan. "Tetapi saya juga butuh bantuan pak Randika. Bapak tahu sendiri kan perusahaan kita tutup sementara waktu jadi produksi parfum kita tembat. Jika kita tidak bekerja dengan cepat, jadwal produksi kita juga bisa kacau jadi saya butuh bantuan bapak juga." "Tidak mash, aku juga nganggur kok." Kata Randika sambil tertawa. Dengan begitu, Randika mi bekerja bersama dengan Kelvin. Waktu cepat belu, meskipun sudah jam makan siang, Randika masih terlihat sibuk dan berkonsentrasi kerja. Namun, tiba-tiba HP miliknya itu berbunyi. Randikalu melihat nomor yang memanggilnya danngsung terkejut. Dialu berjn keluar untuk menerima telepon tersebut. "Kenapa? Apakah kamu ada mashgi?" Suaranya terdengar jahil. "Ah kamu ini ada-ada saja." Christina terdengar cemberut di balik telepon. "Aku sudah berusaha meneleponmu 2 minggu ini tetapi nomormu itu tidak aktif sama sekali." Randika terkejut mendengarnyalu tersenyum pahit. Ketika dia memanjat gunung kapan hari, dia lupa membawa HPnya. Js sma dia terjebak di gua, HPnya kehabisan baterai dan mati begitu saja. Jadi tidak heran apab nomornya itu tidak aktif ketika ditelepon oleh Christina. "Maaf, maaf, aku sedang tidak ada di kota sma 2 minggu ini. Bagaimana caranya aku bisa menebus keshanku ini calon istriku?" Randika berusaha membuat Christina luluh. Meskipun masih sedikit marah, mendengar kata calon istri membuat Christina tersipu malu. "Ku begitu ada satu hal yang bisa kamukukan." "Katakan saja." "Kamu harus siap mental." "Iya aku siap kok." "Jadi begini." Awalnya Christina ragu-ragu untuk sementara waktu dan nada suaranya itu terdengar serak. Randika sendiri merasa penasaran, Christinalu mnjutkan. "Mamaku ingin kamu datang untuk makan mm bersama-sama." Ah? Mulut Randika terbuka lebar, makan bersama? Tidak tahu kenapa, dia merasa rahangnya itu terlepas dan dia pun menn air ludahnya. "Mamamu ingin aku datang ke rumahnya?" Randika tidak mash dengan acaranya tetapi mengingat betapa antusiasnya Ayu pada dirinya itu, mau tidak mau Randika menjadi sedikit ragu-ragu. Dia terus menerus menawarkan anaknya itu pada dirinya dan memaksanya untuk segera menikahi anaknya. Chapter 320: Jadi Kapan Kalian Menikah? Chapter 320: Jadi Kapan Kalian Menikah? Dari balik telepon, Christina dapat mengetahui keguan Randika. Dengan nada sedikit marah dia berkata padanya. "Kenapa kamu terdengar ms begitu? Ini cuma makan mm bukan interview menikah!" "Tapi mamamu itu agak unik." "Sudah, kamu mau datang atau tidak?" Nada Christina mi tinggi. "Jika kamu tidak mau jangan harap kita bertemugi." Christina sebenarnya merindukan Randika, tetapi dia tidak ingin terlihat terang-terangan seperti itu jadi dia menggunakan nama ibunya untuk menutupinya. "Aku bercanda kok, tentu saja aku mau. Siapa memangnya yang tidak mau bertemu dengan mikat cantik bernama Christina dan ibunya itu?" Randikangsung tidak ragu-ragugi ketika mendengar ancaman Christina. Mendengar kata-kata ini, mulut cemberut Christina kembali tersenyum. "Ku begitu aku tunggu di rumah mamaku ya, jangan makan banyak-banyak siang ini! Sampai ketemu nanti!" Randika tidak sempat membs satu kata pun, dia tidak menyangka bahwa acaranya itu akan bengsung mm hari ini. Randikalu mengh napasnya, kenapa bisa ada ibu yang semangat sekali seperti itu di dunia ini? Dia benar-benar tidak berdaya di hadapan Ayu. Namun, nasi th menjadi bubur. Seth jam png kantor, Randikangsung berangkat menuju rumah Ayu. Tidakma kemudian, dia th sampai dan terdiam di depan pagar. Sambil menghirup napas dm-dm, dia akhirnya menekan bel pintu rumahnya. TING TONG! Bel pintu rumah yang nyaringngsung berbunyi. Seth beberapa waktu, Ayu keluar sambil tersenyum. "Aduh menantuku sudah datang, ayo masuk, masuk." Ayungsung menangkap tangan Randika dan menyeretnya masuk. Randika tidak tahu harus menangis atau tertawa. Terakhir kali mereka bertemu dia dipanggil Dika dan sekarang menantu? Cepat sekali berubahnya. Namun, Randika sama sekali tidak berani komin. Dia hanya pasrah diseret masuk oleh Ayu. "Kamu duduk dulu sama calon istrimu itu dulu ya, makanannya bentargi siap kok." Kata Ayu dengan semangat. Randikalu memperhatikan Christina yang memeluk bantalnya sedang duduk di sofa. Randikalu duduk di samping Christina yang ternyata juga sedang membaca buku. "Tin, apakah kamu merindukanku sma ini?" Randika tersenyum dan menaruh lengannya di sandaran sofa tepat di bkang kep Christina. Seth bersama dengan Inggrid dan Viona, Randika mengerti tindakan kecil seperti ini berarti ketika dirinya berduaan. Christinangsung menyingkirkan tangan Randika sambil cemberut. Bibirnya yang kecil itu terlihat imut ketika cemberut. Belumgi kulitnya yang putih, bulu mata yang lentik dan kacamatanya itu membuat sosok Christina terlihat intelektual. Pada saat ini, Randika tidak tahan memikirkan dirinya bermain roley guru dan murid bersama Christina. Kecantikannya Christina berbeda dengan Inggrid dan Viona. Sebagai guru di universitas, sosok tegas yang dia tampilkan itu berbanding terbalik dengan sifat imut yang dia perlihatkan sma mereka berduaan. Yang membuat Randika tidak tahan adh kacamata yang dia kenakan itu, sudahma dia ingin mencoba mengeluarkan muncratannya itu di atas kacamata. Christinalu melepas kacamatanya dan menaruh buku yang dia baca. Matanya tertuju pada Randika. "Kamu kenapa slu tidak mengabariku ku mau pergi?" Setitik air mata terjatuh dari mata Christina. Randika tersenyum, dialu membi pipi Christina dan mengusap air matanya. Dialu menempelkan dahinya di dahi Christina. "Maafkan aku, tetapi urusanku itu benar-benar mendadak." Seth mencium pipinya, dia berbisik di telinganya. "Biarkan aku melihat wajahmu yang cantik itu tersenyum." Ketika Christina mengangkat wajahnya, matanya bertemu dengan tatapan mata Randika yang terlihat lembut. "Sungguh menawan." Tangan Randika membi pipi Christina. Dialu merangkul pinggang Christina dan hendak mengajaknya berciuman. Wajah Christina sudah tersipu malu. "Ran jangan, mamaku ada di dapur." Randikalu menoleh ke arah dapur dan memperhatikan keadaannya. Dialu tersenyum dan berkata dengan suara yang pn. "Tidak apa-apa, mamamu tidak tahu ku kamu menahan suaramu." Tangan Randika sudah memeluk leher Christina dan kedua bibir mereka bertemu seth sekianma berpisah. Bibir yang lembut itu membuat Randika nyaman dan tidak ingin berpisahgi. Ketika dia ingin berbuat lebih, Christina memperingatinya sambil terengah-engah. "Jangan Ran, nanti saja." Sambil tersenyum, Randika kembali menikmati bibir lembut dosen cantik ini. Seth sekianma, kedua bibir mereka berpisah dan Randika berkata padanya. "Kamu sedang baca buku apa?" "A dream of Red Mansions." Jawab Christina sambil mengatur napasnya kembali. "Ah aku pernah menonton film itu, aku memang sedikit bingung dengan ceritanya. Tetapi aku tidak menyangka kamu suka buku erotis semacam itu." "Ngawur saja, sekhku sedang mengaji literatur Cina sik jadi aku membacanya agar bisa membahasnya lebih detailgi." "Hahaha tapi apakah kamu suka dengan ceritanya? Aku bisa membantumu mempraktekkan beberapa kejadian di dm buku itu ku kamu mau." "Kejadian apa?" Christina terlihat bingung. "Tentang bagaimana Jia Baoyu membuat keturunan." "Kamu ini ya!" Wajah Christina menjadi merah dan memukulkan bukunya ke Randika. "Hahaha aku bercanda kok, ampun, ampun." Kata Randika sambil melindungi dirinya. Namun pada saat ini, Randika berhasil menangkap tangan Christina. Dialu menarik Christina ke dm pelukannya dan menciumnya sekaligi. "Apakah kita perlu mempercepat keinginan mamamu itu untuk punya cucu?" Kata Randika di telinga Christina sambil meraba-raba dadanya. Christina awalnya ingin mendorong dan melepaskan diri, tetapi di bawah serangan Randika yang intens, Christina merasa tidak punya kekuatan untuk menk. Pada saat ini, Ayu yang sudah mengintip mereka daritadi, akhirnya memanggil mereka untuk makan karena khawatir makanannya itu akan dingin. Mendengar panggn ibunya itu, Christina mengumpulkan kekuatannya dan mendorong Randika. Seth menenangkan dirinya, dia berjn menuju meja makan. Randika juga berdiri sambil tersenyum puas dan duduk di samping Christina. "Ayo, ayo, cepat dimakan. Dika, ini masakan tante yang paling baru." Kata Ayu dengan semangat, dia mengambilkan beberapauk sekaligus untuk Randika. "Aduh tante tidak usah repot-repot, aku bisa ambil sendiri kok. Mana mungkin aku merepotkan mertuaku terus-terusan." Randikangsung mengatakan kata-kata manis yang sudahma dia persiapkan. Ketika mendengar ini, mata Ayu terlihat berbinar-binarlu dia pun tersenyum. "Benar juga ya, Dika memang menantu yang perhatian. Ku begitu ambil makanan yang kamu suka." Ketika Christina mendengar ini, dia menatap tajam pada Randika. Namun, Randika hanya tertawa padanya dan mencubit pipinya. Christina mendengus dingin dan mengangkat kakinyalu menginjak kaki Randika. "...." Randika hanya bisa menahan rasa sakitnya itu, dia hanya ingin sekali-kali mengikuti alur dan mencoba jadi menantu dari Ayu. "Tin coba makanan ini." Randika mengambilkan makanan untuk Christina. Adegan ini membuat Ayu makin bahagia. Suaminya sendiri tidak pernah perhatian seperti itu, anaknya ini sungguh beruntung mendapatkan lki perhatian seperti Randika. Christina yang awalnya cemberut itu hanya mengangguk dan tidak menk. Akhirnya ketiganya mi makan bersama-sama. Tentu saja, pembicaraan mereka bertiga tidak terlepas dari kata pernikahan dan kapan punya anak. "Dika, kapan kamu menikahi anak tante ini?" Chapter 321: Berjalan di Taman Chapter 321: Berjn di Taman Mendengar kata-kata itu, Randikangsung tersedak. Seth menenangkan dirinya, dia berkata sambil tersenyum. "Hahaha bentargi kok tante, kami juga tidak buru-buru." Benar, ngapain buru-buru menikah? "Baih ku itu mau kalian, tante cuma ingin kalian segera meresmikan saja." Ketika kembali mengunyah makanannya, Ayu tiba-tiba teringat sesuatu. "Oh ya Dika, anak kennnya tante ini ada yang kena penyakit jantung, apa kamu bisa menyembuhkannya?" Penyakit jantung? Christina yang mendengarnya itu sudah mengh napasnya. Bahkan dengan teknologi jaman ini, penyakit jantung masih tidak dapat disembuhkan secara total. Yang bisa dkukan oleh para dokter adh mengendalikannya. Ini jauh berbeda dengan penyakit rematik yang disembuhkan oleh Randika kapan hari. Namun, Ayu sendiri tidak telu berharap banyak karena dia sendiri mengerti penyakit ini seperti apa. Randika berpikir sebentarlu berkata dengan santai. "Bisa sih aslinya meskipun agak rumit." Randika berani berkata seperti itu karena dia memiliki darah boneka ginseng bersamanya, asalkan bukan penyakit kanker atau tumor, seharusnya bisa disembuhkan. Dengan bantuan tenaga dm dan metode pengobatan tradisional kakeknya, Randika seharusnya bisa menyembuhkannya. Wajah Ayungsung berbinar-binar. "Ini kabar yang luar biasa bagus! Apa kamu besok bisa ke tempatnya?" "Aku ikut saja sama mertuaku." Randika diam-diam memanggil Ayu mertuanyagi. "Baih ku begitu, besok aku akan membawa mereka ke rumahku." Seth makan mm mereka selesai, Ayu menyuruh anaknya itu untuk mengantar Randika jn-jn berdua di taman dekat sini. "Kamu memang benar-benar pintar ya." Kata Christina. "Tentu saja, ku tidak mana mungkin aku bisa jadi calon suamimu?" Kata Randika sambil tertawa. Meskipun terdengar sombong, Christina harus mengakui bahwa kata-kata Randika itu ada benarnya. Mereka berdua bergandengan tangan dan bercanda ria sambil menikmati angin mm. Ketika mereka sedang menikmati momen ini, terlihat sebuah kerumunan. "Hahaha." "Monyet itu lucu sekali!" "Lagi,gi,gi." Kerumunan orang itu terlihat antusias melihat pertunjukan topeng monyet. Karena sudahma tidak pernah melihatnya, Randika juga ikut bersemangat dan menarik Christina. "Ayo kita lihat sebentar." "Permisi, permisi." Dengan kekuatan yang dimiliki Randika, berjn menuju depan kerumunan adh hal yang mudah. Pada saat ini, dia melihat monyet itu sedang mengendarai sepeda super mini. Ketika sedang mengayuh, monyet itu tiba-tiba berhenti dan mengangkat sepedanya. Lalu di hadapan orang-orang, ia berpura-pura mengangkat beban seperti di gym menggunakan sepedanya. "Wah pintar sekali!" Para penonton semakin bersemangat. Monyet itu kemudian menaiki sh satu orang dan duduk di pundaknya. Ialu meloncat dan naik kembali ke orang berikutnya. Tidak lupa dia mencium orang yang dinaikinya, hebatnya hanya perempuan-perempuan cantik yang ia panjat sma ini. Randika juga bertepuk tangan sambil memeriahkan suasana. Pada saat ini, monyet tersebut mengambil sebuah topi dari pawangnya dan berjn menuju orang-orang. Cara berjnnya itu sangat lucu dan orang-orang yang terhiburngsung memasukan uang mereka ke dm topi. Seth semua uang terkumpul, monyet tersebut kembali ke pawangnya. Pawangnyalu mengeluarkan sebuah cambuk dan mengayunkannya ke tanah. "Berlutut!" Kata si pawang. Ketika monyet itu mendengar kata-katanya, iangsung berlutut dengan kedua kakinya. Para penontonngsung terpukau dengannya. "Wah monyet itu juga bisa berlutut?" "Sejak kapan ada monyet sepintar itu?" "Hahaha sepertinya dia lebih pintar darimu." "Sin kau!" Orang-orang menikmati suasana meriah ini, namun pada saat ini, monyet tersebut sepertinya ingin berinteraksi kembali dengan para penonton jadi iangsung berdiri dan berjn menghampiri. Melihat hal ini, si pawang mengerutkan dahinya dan mencambuk monyet tersebut. "!!!" Monyet tersebutngsung berteriak kesakitan sambil berguling-guling di tanah, punggungnya terkena tk. Namun herannya, sebagian besar penonton menganggap hal ini lumrah dan tertawa ketika melihat monyet itu kesakitan. Randika dan Christina tidak tega melihat adegan ini. Meskipun mereka tidak mempunyai peliharaan, melihat binatang yang tidak bersh ini disiksa seperti itu, siapa yang tega melihatnya? Apa lucunya melihat hewan disiksa sedemikian rupa? "Cepat berlututgi!" Kata si pawang dengan wajah serius. Dialu kembali mencambuk si monyet tepat di kakinya. Kali ini teriakan si monyet jauh lebih terdengar tragis. Takut dicambukgi, monyet itu segera berlutut dan terdiam sambil menahan rasa sakitnya. Melihat monyet itu patuhgi, para penonton kembali bertepuk tangan. "Dasar monyet, dikerasi baru nurut. Kayak anak SD saja hahaha." "Tapi menurutmu berapama si pawang itu mengajari si monyet?" "Seharusnya tidakma? Kan monyet saudara jauh kita." "Tapi ku lihat wajahmu bukankah mirip dengan monyet itu? Jangan-jangan mh saudara kandung kalian!" Mendengar hal ini teman-temannya ikut tertawa bersama-sama. Di tengah tawa itu, si pawang masih menatap tajam pada si monyet. "Sekarang tepuk tangan! Cepat!" Melihat cambuk di sampingnya, monyet itungsung bertepuk tangan meskipun pn. Hal ini justru membuat si pawang semakin marah. "Kau mau makan tidak? Cepat kumpulkan uang buatkugi atau aku kurung kaugi tanpa makanan!" Kata si pawang sambil menjewer si monyet. Seth selesai menjewer, si pawang tersebut mencambuknya sekaligi! Karena sudah tidak mau menurutinyagi, monyet itu menghindar. Ia sudah muak dipekukan seperti ini setiap harinya. Sedangkan si pawang memiliki anggapan bahwa ku dia sendiri tidak keras seperti ini maka si monyet tidak akan menuruti dirinya dan ia tidak akan menghasilkan uang baginya. Dengan suara yang keras, si pawang itu berteriak denganntang. "Berlutut atau kubunuh kau!" Pada saat ini, cambuk yang dibawanya itu dipukulkan berkali-kali ke tanah. Si monyet itu tidak punya pilihan sin menurutinya atau ia akan benar-benar mati. Gnyagi, para penonton justru bertepuk tangan menyoraki si pawang. "Sekarang pura-pura tidur!" Teriak si pawang sambil mencambukan cambuknya. Si monyet itu semakinma semakin jengkel tetapi melihat pemiliknya itu menggunakan cambuk, ia benar-benar tidak berdaya. Apa pun hewannya dan tidak peduli sannya, manusia seharusnya tidak boleh menindas hewan seperti itu. Sebagai manusia, kita jauh lebih beradab daripada hewan dan harus menghargai mereka. Monyet itu sudah marah, ketika ia melihat orang-orang di sekitarnya itu menertewai dirinya, monyet itu makin marah. "Hahaha lihat wajah bodoh monyet itu." Ketika monyet itu memperhatikan kerumunan, cambukan pawangnya itu mengenai dirinyagi! Bersamaan dengan cambuk ini, darahnya sudah mendidih dan insting hewan liarnya mi bergejk. "Diam atau kubunuh!" Si pawang itu sekaligi mencambuk si monyet. Monyet itu akhirnya sudah tidak tahangi, dia meraung keras. Dia melompat-lompat berusaha untuk menyerang si pawang. Cambuk yang panjang itu tt melindunginya dan si monyet pun mendarat di wajah si pawang. "Kik, kik, kik!" Monyet itu menggigit telinga si pawang dan mencakar wajahnya. Tidak sampai di situ, dia juga menggigit lengan sekaligus mencakar badan si pawang. Dm sekejap darahngsung mengucur ke bawah. Dengan tenaga yang tersisa, si pawang akhirnya berhasil menangkap si monyet dan melemparnya ke tanah. Sekarang, monyet yang th dikuasai insting liarnya itu menatap arah kerumunan yang menertawai dirinya. Wajahnya terlihat sangat bengis! Chapter 322: Membeli Kebebasan si Monyet Chapter 322: Membeli Kebebasan si Monyet Pada saat ini para penonton sudah ketakutan setengah mati, monyet itu tidak berniat menckai mereka bukan? Melihat wajah dan badan si pawang yang penuh luka di hadapanmu js jika monyet itu menangkapmu maka mereka akan bernasib sama. Memikirkan kemungkinan seperti itu, para penonton ini sudah berian ke mana-mana. Si monyet yang sudah jengkel dengan penonton yang tidak menolong dan menertawai dirinya daritadi, mi meraung dan menerjang ke arah para penonton! "Awas!" "Minggir!" "Ah!" Keadaan menjadi kacau dengan cepat. Semua orangri berhamburan dan tidak memedulikan sesama mereka. Monyet tersebut berhasil mendarat di sh satu kep seorang pria. Pria itu menjadi panik dan berusaha melempar monyet itu dengan keras. "Jangan lempar monyet itu ke aku!" Temannya yang di sampingnya menyuruhnya untuk melemparnya ke arah yangin. "Awas! Monyet itu menyeranggi." Seseorang menjadi panik ketika melihat monyet itu beri menuju dirinya. Mulut dengan gigi yang tajam dan kuku tangannya yang tajam itu mengarah padanya. Monyet itu kembali berteriak dan orang-orang saling mendorong. Di tengah kekacauan ini, beberapa orang terluka karena terjatuh dan juga ada yang menjadi korban kemarahan si monyet. Tidakma kemudian, orang-orang yang menonton aksi pawang monyet ini sudah berhasil kabur semua. Mereka berdiri di atas kursi ataupun masuk ke dm mobil mereka sambil melihat monyet itu mengamuk dari jauh. "Sin monyet itu, aku sudah bayar mahal-mahal mh harus sembunyi seperti ini." "Memangnya kamu masih mau lihat monyet itu? Shkan mati sendiri saja, aku tidak mau menemanimu." Kata temannya. Mungkin kemarahan orang ini cukup dimaklumi karena dia sh menaruh uang 100 ribu yang dikiranya 10 ribu itu. Pada saat ini, seorang anak kecil yang sedang beri dengan ibunya itu terjatuh karena didorong dari bkang oleh orang. Karena tidak bisa menemukan ibunya, dia mi menangis. Si monyet melihat anak kecil ini dan meraung seakan-akan bersiap untuk perang. Dengan keempat cakarnya yang tajam, dia beri menuju anak kecil tersebut. Melihat monyet itu beri ke arahnya, tangisan anak kecil itu semakin menjadi-jadi. Orang-orang yang berian itu awalnya ingin membantu si anak kecil itu. Tetapi melihat sosok bengis si monyet, kaki mereka tidak bisa bergerak. Tamat sudah si riwayat anak kecil itu. "Bodoh, kenapa mereka meninggalkan anak kecil itu!" Ucap sh satu orang yang sudah bersembunyi di dm mobilnya. Namun pada saat ini, sesosok pria berdiri di hadapan anak kecil tersebut. Tapi sayang sekali, sosok itu terlihat lemah dan kurus. "Wow dia mengorbankan diri untuk anak kecil itu!" "Sepertinya orang itu akan terluka parah sama dengan si pawang, aku harap ambns segera datang." "Hei, mau taruhan berapama orang itu bisa berdiri? Aku bertaruh 2 menit!" Orang-orang tidak optimis Randika dapat mengatasi monyet bengis itu. Si monyet sendiri tidak peduli siapa yang dihadapinya, dengan kukunya dan giginya yang tajam dia melompat ke arah Randika. Randika tidak bergerak dan ekspresinya tetap tenang, orang-orang yang melihat kejadian ini sudah menahan napas mereka. Mati sudah pria itu! Namun, pada saat monyet itu dekat, Randika dengan santai mengulurkan tangan kanannya. Monyetnya yang awalnya berteriak tanpa henti dan mengayunkan cakarnya tiba-tiba sudah tidak bersuara. Orang-orang terpana ketika melihat Randika dengan santai memegang si monyet yang sudah tidak sadarkan diri di tangannya. Kenapa monyet itu tiba-tiba tidak sadarkan diri? Mustahil! Semua orang terkejut dan tidak tahu harus berkata apa, sepertinya pria itu benar-benar kuat! Mereka bahkan tidak tahu apa yang dkukannya untuk membuat si monyet itu pingsan. Tahu-tahu monyet itu sudah bergntungan tidak sadarkan diri di tangan Randika. Randikalu meletakan monyet itu di tanahlu menggendong anak kecil yang masih menangis itu. Dengan wajah yang tersenyum Randika berkata padanya. "Jangan menangisgi, tuh coba kamu lihat monyetnya yang tidur itu. Lucu bukan?" Seth berkata seperti itu, anak kecil itu melihat si monyet yang tertidur lp dan tersenyum. Namun tiba-tiba monyet itu kembali sadar dan terlihat bingung, sepertinya ia tidak tahu apa yang th terjadi. Ketika monyet itu melihat Randika, insting hewannya mengatakan bahwa orang itu bukanwannya dan menjadi patuh olehnya. Meskipun hanya merasakan sekali kekuatan Randika, monyet itu sudah sangat paham betapa berbahayanya Randika. Ketika melihat monyet itu tiba-tiba bangun, anak kecil itu sedikit ketakutan dan bersembunyi di bkangnya Randika. "Cepat minta maaf ke anak ini!" Randika mengerutkan dahinya dan monyet itu ketakutan. Ialu mengulurkan tangannya dan membungkuk ke arah anak kecil itu. Ketika anak kecil tersebut melihat monyet ini berusaha meminta maaf, diangsung tertawa. Orang-orang di sekitar mereka sudah terkagum-kagum melihat hal ini. Pria itu justru lebih hebat daripada si pawang. Hanya satu kata dan monyet itu patuh? Orang-orang di sekitar Randika mi bertepuk tangan, berkat Randika anak kecil itu bisa smat. "Hebat!" "Hei, kenapa kamu tidak memeliharanya saja? Kamu bisa punya banyak uang nanti!" Teriak sh satu orang. Tanpa monyet ini aku juga sudah kaya bro, pikir Randika. Suasana kacau tadi dengan cepat menjadi tenang, monyet yang bengis tadi itu sekarang duduk di pundak Randika dengan tenang. Ketika orang-orang mi menolong mereka yang terluka, perut si monyet berbunyi. Sepertinya ia belum makan seharian ini. Pada saat ini, si pawang monyet menghampiri Randika dengan keadaanpang-camping. "Kembalikan monyetku, binatang itu milikku." Ketika melihat si pawang, monyet itu memperlihatkan taringnya dan mendesislu bersembunyi di bkang Randika. Js Randika tidak akan membiarkan pawang ini mengambil monyet inigi. Pawang ini benar-benar biadab dan kejam, monyet ini akan mati apab dia kembali ke tangan pemiliknya itu. Monyet itu terus menerus mendesis, seakan-akan sedang memprotes bahwa dirinya sudah keluar dari bisnis pawang monyet. Randika memperhatikan monyet yang berdiri di bkangnya dan berkata pada si pawang. "Jika kamu menyiksa monyet ini berlebihan, ia tidak akan ikutgi denganmu. Percuma kamu berharap dia patuh." "Itu bukan urusanmu. Binatang itu milikku dan terserah aku bagaimana caraku mendidiknya." Wajah si pawang dengan cepat menjadi marah. "Kembalikan atau kporkan ke polisi jika kau mencurinya." Randika dengan santai menjawab. "Aku tidak pernah mencuri, aku berniat untuk membeli monyet ini darimu." Si pawang itu makin marah. "Monyet itu tidak untuk dijual!" Bersamaan dengan ini, si pawang berniat menyeret monyetnya dan pergi dari tempat ini. Namun, tiba-tibangkah si pawang terhenti ketika dia melihat tatapan tajam Randika. Randika yang sekarang benar-benar terlihat menakutkan, js dia bukan orang awam. Randika terlihat meraba-raba sakuanya, dialu tersenyum pahit ketika menyadari dia tidak membawa uang. Dialu berkata pada Christina yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. "Kamu bawa uang?" Orang-orang tidak tahu apa yang sedang dibicarakan si pawang yang masih terluka itu dengan Randika. Mereka mengira bahwa pria itu berniat membs dendam karena kekacauan yang ditimbulkan oleh si pawang tetapi mereka tidak akan mengira bahwa Randika sebenarnya ingin membeli kebebasan si monyet. Chapter 323: Artikel Internet yang Menipu Chapter 323: Artikel Inte yang Menipu Ketika mendengar kata-kata itu, Christina mengh napasnya dan menghampiri Randika. Ketika orang-orang melihat Christina, mereka semua menjadi bersemangat. Benar-benar perempuan yang cantik, pikir mereka. Sangat disayangkan perempuan secantik itu dimiliki oleh orang yang berwajah biasa. Jika Randika tahu bahwa orang-orang itu mengejek dirinya, mungkin dia sudah menghajar mereka semua. Berwajah biasa? Apa mereka tidak tahu orang sejentelmen seperti dia ini sangat tampan? Bahkan bunga tercantik di kota ini sudah menjadi istrinya, mana mungkin dia berwajah biasa? Dengan p pikir seperti itu, tentu orang-orang itu akan jomblo seumur hidup. Menerima uang dari tangan Christina, Randika menyodorkan uangnya tersebut ke dm genggaman si pawang. "Ambil uang itu, jangan berani-berani meminta lebih. Mi hari ini monyet itu adh milikku." "Kau!" Si pawang itu mi marah, tetapi merasakan aura yang dimiliki oleh Randika, si pawang ini tidak berdaya. Seth beberapa saat menatap tajam Randika, dia berbalik badan dan pergi dari tempat itu. Si monyet itu terlihat senang ketika melihat pawangnya itu pergi meninggalkan dirinya. Kemudian Randika mengambil HPnya dan menelepon Deviana. Ketika mendengarkan permintaan Randika, Deviana terdengar dingin. Namun, dia tidak bisa menk permintaan Randika tersebut. Sambil menunggu kedatangan Deviana, Randika bermain dengan si monyet bersama dengan Christina. Tidakma kemudian, sebuah mobil polisi parkir tidak jauh dari taman dan polisi tersebut menghampiri Randika. "Permisi, apakah Anda pak Randika?" Kata si polisi muda itu sambil tersenyum. "Benar, kamu siapa ya?" Randika terlihat bingung. "Aku diutus oleh ibu Deviana untuk menggantikannya. Beliau sedang tidak bisa keluar dari kantor." Jawab si polisi. Dialu melihat monyet yang duduk di pundak Randika dan berkata padanya. "Apakah ini hewan yang perlu diserahkan pada kebun binatang?" Randikalu memberikan monyet itu pada si polisi. "Benar, tolong bantuannya." "Tidak mash." Polisi itu kembali tersenyum. "Aku dengar dari Ibu Deviana ku Anda sudah sering membantu kami jadi permintaan seperti ini js tidak sebanding dengan jasa Anda." Melihat polisi itu pergi bersama si monyet, Randika menggaruk-garuk kepnya. Apa namanya itu sudah menyebar di kepolisian kota ini? Randika dan Christina kembali menikmati keindahan taman ini berdua. Seth berjn beberapa menit, Christina berkata pada Randika. "Ku begitu aku png dulu ya." "Eh? Secepat itu?" Wajah Randika terlihat pahit. "Kita sudahma tidak bersama-sama, apa kita tidak berjn lebihmagi?" Mendengar kata-kata ini, Christina menatap tajam Randika. "Kamu pikir aku baru mengenalmu sehari saja?" Randika tidak bisa terlihat malu ketika mendengar jawaban Christina ini. Sin, sejak kapan rencananya bermesraan itu terkuak? Atau jangan-jangan ini cuma gertakan? Seiring berjnnya waktu, sifat Christina sudah berubah jauh dari sebelumnya. Awalnya dia adh perempuan dingin yang tidak ingin dekat dengan pria manapun. Tetapi seth bersama dengan Randika, perempuan cantik berintelektual ini menjadi gadis kecil yang baru pertama kali merasakannya bagaimana jatuh cinta. Namun, dia masih belum terbiasa bermesraan dengan Randika. "Ku begitu sayang sekali, aku padahal sudah mempersiapkan hadiah untukmu." Kata Randika sambil mengh napas. "Hadiah apa?" Christina mi penasaran. "Ku begitu ikuti aku." Randika kembali menggandeng tangan Christina dan mereka berdua tiba di sebuah dinding yang sepi. Christina bersandar di tembok dan menatap Randika yang menaruh tangan kanannya di atas tembok persis di samping wajahnya. Keduanya saling menatap satu samain. Satu detik, dua detik, tiga detik th belu. "Terus? Apa ini hadiah yang kamu maksud?" Akhirnya Christina tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, wajahnya benar-benar terlihat bingung. "Hmm? Kamu tidak merasakan apa-apa?" Randika sendiri terlihat bingung, bagaimana caranya mkukan kabe don [1]? "Hah? Kamu ngomong apaan sih?" Christina benar-benar bingung. Dia sendiri heran kenapa Randika tiba-tiba menyuruhnya bersandar di tembok seperti ini. Memangnya apa yang seharusnya dia rasakan? Randika benar-benar terkejut, artikel yang dia baca di inte js mengatakan kabe don ini akan membuat suasana menjadi romantis. Sepertinya posisinya yang sh, dia harus menggantinya. "Sebentar, biarkan aku mencobanyagi." Kata Randika. Dia mengambil kembali tangan kanannyalu menamparkannya ke dinding. Untuk memperdm suasananya, tubuhnya itu sudah condong ke depan. Keduanyalu bertatap-tatapan sekaligi. Satu detik, dua detik, tiga detik th belu. "Sudah cuma itu saja?" "Kamu beneran tidak merasakan apa-apa?" Tanya Randika. "Jujur aku tidak tahu apa yang sedang kamukukan ini." Christina terlihat bingung. "Aku sendiri tidak merasakan apa-apa." Randika kehabisan kata-kata, inte th menipunya! Katanya dengan mkukan kabe don ini suasana akan menjadi romantis dan perempuan yang awalnya malu-malu akan pasrah dan mengatakan perasaannya yang sesungguhnya ketika terpojok seperti ini. Ternyata semua itu hanyh tipuan! Pasti ini tipuan, tidak mungkin Randika yang tampan dan gagah ini gagal untuk kedua kalinya! "Bukannya kamu mengatakan ada hadiah untukku?" Kata Christina. Randika menghirup napas dm-dm, meskipun cara inte ini gagal, masih ada caranya sendiri. "Hadiahku adh" Wajah Randika yang memang awalnya sudah dekat dengan Christina itu tiba-tiba mencium bibir Christina! Christina yang awalnya menk itu mi tertn oleh nikmatnya ciuman mereka ini. Keduanyalu saling memeluk satu samain dan tenggm dm atmosfer cinta mereka. Tiba-tiba ada pria tua yang sedang mengajak anjingnya jn-jn berjn melewati mereka. Ketika anjingnya menggonggong ke arah Randika, pak tua itu memarahinya. "Dasar anjing bodoh! Sudah jangan ganggu mereka, ku kamu tetap nakal tidak ada makan buatmu hari ini!" Anjing itungsung takut ketika melihat pemiliknya yang ramah itu tiba-tiba marah. Pak tua itu berjn sambil menggeleng-gelengkan kepnya. Dasar anak muda, moral bangsa semakin hancur ku terus seperti ini. Tetapi Randika dan Christina tidak sadar akan kehadiran pak tua tersebut, mereka masih tenggm dm dunia mereka sendiri. Butuh waktuma untuk mereka akhirnya berpisah, Christina sudah terengah-engah dan ekspresi wajahnya sudah seperti kecanduan. Melihat ekspresi dan wajah Christina, Randika tertawa. Sepertinya dia tidak perlu mengikuti arahan inte yang penuh tipuan itu, caranya sendiri sudah membuat perempuan-perempuan klepek-klepek dengan dirinya. Tetapi sebenarnya, kabe don itu tergantung orangnya. Christina sudah berumur 28 tahun dan dia merupakan perempuan terpjar. Dia sendiri jarang tertarik dengan adegan romantic. "Bagaimana hadiahku? Apa kamu menyukainya?" Kata Randika sambil tersenyum. "Biasa saja, sudah aku mau png sekarang." Wajah Christina sudah merah padam, ciuman Randika slu membuatnya myangyang. "Ingah untuk datang lebih pagi besok." Seth melepaskan diri dari pelukan Randika, Christina berjn pergi. Melihat sosok Christina yang menghng, Randika tertawa. Seth pergi dari taman, Randika tidakngsung png. Mhan dia pergi jn-jn,gip dia sudah mengabari ku png agak tembat. Seth sekianma tidak berjn-jn mengelilingi kota, Randika mi menikmati kebebasannya ini. Pada pukul 8 mm, akhirnya Randika sampai di rumah. Ketika dia png, dia menemukan hanya ada Inggrid sendirian di rumah. "Suamiku sudah png." Inggrid senang ketika melihat sosok Randika, sekarang dia terlihat sedang memegang panci. Melihat adegan ini, hati Randika mengepal. Dia dengan cepat berkata pada Inggrid. "Biarkan aku membantumu." "Sudah kamu duduk saja, sudah mau selesai kok." Kata Inggrid sambil tersenyum Hati Randika merinding ketika mendengarnya, sepertinya makan mm kedua versi neraka sebentargi akan tiba. Inggrid kembali memasak. Dan kali ini dia tidak membiarkan Randika mendekati dapur karena dia ingin memasak sendirian. Randika tidak punya pilihan sin menurutinya, dia tidak ingin istrinya itu marah. Tidakma kemudian, Inggrid th selesai memasak. "Sayang, waktunya makan." Kata Inggrid dengan bahagia. Randika melihat isi panci itu dan berkata padanya. "Baih, aku akan ganti pakaian dulu." "Nanti saja sekalian kamu pas mandi." Kata Inggrid. "Aduh, kepku tiba-tiba pusing." Kata Randika sambil memegangi kepnya. "Ku begitu pas, sup sehat yang kubikin ini cocok mengobati penyakit kep." Inggrid dengan cepat menyeret Randika. Dialu duduk di seberang suaminya yang tercinta itu. Dengan ini Randika sudah kehngan san untuk menk. Randika sudah tersenyum pahit, dia tidak berani menk istrinya ini. Akhirnya seth diambilkan semangkuk penuh oleh Inggrid, dia mengambil sepotong daging di dm sup dengan garpunya dan memakannya. Eh? Wajah Randika benar-benar terkejut, Inggridlu bertanya dengan perasaan gugup. "Kenapa? Apa tidak enak?" "Tidak, justru masakanmu ini benar-benar enak!" Kata Randika, diangsung memakan supnya denganhap. Awalnya dia mengira makanan yang dimasak oleh Inggrid ini akan seburuk sebelumnya, tetapi dia tidak menyangka istrinya itu akan berkembang sejauh ini dm waktu yang singkat. Meskipun aslinya tidak seberapa enak, bagi Randika ini sudahyak dimakan dan jauh lebih enak daripada masakan pertama Inggrid. Ketika memikirkan betapa hitam dan pahit daging yang dia makan dulu, sup ini jadi semakin enak. "Apa Ibu Ipah belum kembali?" Tanya Randika sambil makan. Inggrid yang senang melihat Randika makan denganhap itu menjawab. "Belum, Ibu Ipah ngomong ku dia masih butuh beberapa harigi sebelum kembali. Makannya pn-pn, jangan terburu-buru seperti itu." Bagi Inggrid ada tiga hal yang membuatnya bahagia di dunia ini. Pertama adh bergandengan tangan dengan Randika dan menikmati waktu mereka bersama-sama seakan-akan dunia ini milik mereka bertiga. Kedua adh melihat Randika makan denganhap masakan yang dia buat. Dan ketiga ketika Randika membi rambutnya dan mengatakan dia adh perempuan tercantik di dunia. Ahhh membayangkannya saja membuat Inggrid tersipu malu. "Hannah di mana?" Tanya Randika. "Hannah terpaksa mengerjakan banyak tugas karena dia absen hampir 2 minggu. Untungnya saja dosennya itu masih baik hati memberinya tugas." Kata Inggrid sambil tersenyum. Mata Randika berbinar-binar, berarti mm hari ini mereka akan berdua saja di rumah ini? Benar-benar kesempatan yang bagus! Hati Randikangsung membara. "Sayang bagaimana ku mm ini kita." Tatapan panas Randika sudah dapat dirasakan oleh Inggrid, dia hanya mengangguk pn sambil tersipu malu. "Aku sudah mempersiapkan gaya baru buat kita dan beberapa cara agar lebih menggairahkan." Randika mi bersemangat. Melihat ekspresi malu Inggrid, Randika semakin tidak sabar mempraktekannya. "Habisin makananmu dulu." Inggrid berusaha menutupi wajahnya yang tersipu malu. Tetapi, dia tidak menk ajakan Randika. "Baik!" Randika mi memakan semua makanan yang ada di atas meja. Lima menit kemudian, seluruh makanan itu tidak tersisa sama sekali dan Randika menatap Inggrid dengan penuh makna. "Selesai!" Secepat itu? Inggrid terkejut, dialu digendong Randika dan keduanyangsung menuju kamar mereka. Mm hari ini, desahan nikmat dan teriakan yang memekan telinga itu terus terdengar. Benar-benar mm yang menyenangkan bagi keduanya. [1] Secara kasar artinya adh membentur dinding. Tetapi jika kalian sering membaca manga maupun melihat anime Jepang (khususnya bergenre romantis), terkadang ada adegan beberapa karakter yang menyudutkan orang yang disukainya sambil menempatkan tangan mereka ke tembok. Dm berbagai cerita, kabe don ini biasanya dkukan oleh karakter pria yang ingin mengatakan sesuatu ataupun ''mencuri'' sesuatu dari karakter perempuannya. Posisi tangan yang diletakkan di tembok itu bertujuan agarwan bicara tidak kabur. Chapter 324: Randika yang Diremehkan Chapter 324: Randika yang Diremehkan Keesokan harinya Randika terbangun dengan perasaan yang puas. Ketika dia terbangun, yang ada hanyh bau Inggrid yang membekas di tubuhnya. Sedangkan Inggrid sendiri sudah tidak ada di atas kasur. Inggrid slu menjaga dirinya dengan menjaga p hidupnya dan jam tidurnya. Dia juga terbiasa bangun pagi-pagi untuk menghirup udara segar, hal inh yang cukup membuatnya segar bugar sepanjang hari. Seth terbangun, Randikangsung mencuci mukanya dan berganti pakaian. Ketika dia turun, dia melihat Inggrid sedang menyiapkan sarapan. Seth mencicipi makan mm yang dibuat oleh Inggrid kemarin mm, Randika sudah yakin dengan kemampuan masak istrinya itu. Akhirnya penderitaan terbesar di dm hidupnya itu sudah berakhir. Randikalu berjn pehan menuju punggung istrinya yang sedang memasak tersebut. Inggrid sama sekali tidak menyadarinya karena dia sedang fokus. Melihat senyuman wajah Inggrid, Randika bisa melihat bahwa suasana hati istrinya itu sedang bagus. Meskipun memakai baju rumah, kecantikan Inggrid tetap tidak berubah. Apgi sekarang Inggrid memakaia super pendek, bokongnya yang mirip buah persik itu sungguh menggoda. Randika semakin mendekat dan sosok istrinya itu sungguh menggoda. Sambil mengangkat tangan kanannya, Randikangsung menyambar pantat istrinya itu. Tiba-tiba sensasi seperti tersengat listrik memenuhi tubuh Inggrid. Ketika dia menoleh, dia melihat Randika sedang meremas pantatnya. "Hei, aku sedang memasak!" "Sayang, kenapa kamu slu meninggalkanku? Aku kesepian tahu." Keempukan pantat Inggrid itu memenuhi tangan Randika, cintanya itu makin kuat. Inggrid tersipu malu. "Sudah ah jangan genit seperti itu, aku hari ini perlu masuk pagi. Sh sendiri kamu tidak bangun-bangun, ku iya kita kan bisa mkukannya sebelum pergi." Randika tertawa, kata-kata Inggrid ini ada benarnya juga. Tidakma kemudian, sarapan yang dimasak Inggrid sudah selesai dan keduanya makan bersama di meja makan. "Kenapa kamu perlu masuk pagi-pagi? Ada mash kah?" Tanya Randika. "Tidak ada mash, perusahaanku baik-baik saja kok." Jawab Inggrid. Randika mengangguk dan memakan makanannya. Seth berganti pakaian, mereka berdua berangkat bersama menuju kantor. Sesampainya di kantor, Inggridngsung menuju ruangannya sedangkan Randika menujuboratorium Kelvin. Namun pada saat ini, HP miliknya tiba-tiba berbunyi. Melihat nomor HP yang meneleponnya, Randikangsung mengangkatnya. "Iya tante ada apa?" "Dika, apa kamu hari ini bisa datang?" Tanya Ayu. "Bisa kok, apa ini mengenai penyakit jantung kennnya tante?" "Iya, mereka sudah tidak sabar bertemu denganmu." "Baih ku begitu, tolong suruh mereka tunggu sekitar 1 jam dulu ya." Seth menutup teleponnya, diangsung bertemu dengan Kelvin dan memberikan arahan. Sethnya diangsung menuju rumah Ayu. Ketika melihat sosok Randika yang pergi, sh satu karyawan itu merasa iri. Enak sekali menjadi seorang bos, dia bisa pergi kapanpun dia mau dan tetap dapat gaji besar. Sedangkan dia? Sudah harus bekerja keras dan lembur terus menerus, gaji yang didapatnya tetap tidak sepadan. Hahhhhh kapan dia yang menjadi seorang bos? Pada saat yang sama, Randika sudah berada di depan gedung perusahaan Cendrawasih dan memanggil taksi untuk segera berangkat menuju rumah Ayu. Ketika Randika masuk ke dm taksi, sesosok misterius yang mengekorinya sejak awal melepas topinya. Sambil menatap tajam taksi yang semakin menjauh itu, kebenciannya yang dia pendam itu meluap-luap. Sosok misterius ini th mengikuti Randika sampai ke kota Cendrawasih. Seth beberapa hari mencari, akhirnya dia berhasil mcak keberadaan Randika. "Aku tidak akan bisa tidur dengan tenang sebelum dendam keluargaku itu terbskan! Sekarang kau akan menerima hukuman yang jauh lebih kejam daripada kematian!" Sosok misterius itu membawa tas ransel di punggungnya dan berjn masuk ke dm perusahaan Cendrawasih. Petugas keamanan tidak menaruh kecurigaan padanya karena memang dia tidak mencurigakan sama sekali. Ketika dia sudah naik kentai 2, dia mencari ruangan kosong dan masuk ke dmnya. Hal ini diakukan berkali-kali dintai yang berbeda. Karena gerak-geriknya itu tidak mencurigakan sama sekali, tidak ada yang menyadari tindakan orang ini. .... Seth sampai, Randikangsung menekan bel pintu rumah. Seth beberapa saat, Ayu keluar sambil tersenyum dan mempershkan Randika masuk. "Tunggu tante bentar ya, tante ganti baju dulu." Seth Ayu mengganti bajunya, mereka masuk ke dm taksi dan berangkat bersama menuju daerah utara kota. "Semoga kamu bisa menyembuhkan anaknya kenn tante ini ya." Ayu cuma bisa berharap. "Tenang saja tante, aku akan berusaha semaksimal mungkin." Kata Randika sambil tersenyum. "Tante percaya kok sama kamu." Ayu pun ikut tersenyum. "Memangnya kennnya tante ini orang penting ya?" Tanya Randika. Ayu mengangguk dan wajahnya terlihat bernostalgia. "Dulu dia mengejarku bertahun-tahun." Randika terkejut, dia tidak menyangka perkembangan cerita seperti ini. Seth beberapa saat, mereka tiba di suatu apartemen kecil. Merekalu naik kentai 5 dan mengetuk pintu kamar nomor 520. Tidakma kemudian, pria berumur 50an membuka pintu. "Ayu?" Jeffry terkejut bukan main melihat sosok Ayu. "Kenapa? Apa kamu tidak senang melihatku datang berkunjung?" Ayu pura-pura terlihat judes. "Hahaha mana mungkin aku seperti itu bukan? Ayo, ayo, shkan masuk." Jeffrylu mengundang mereka berdua masuk. Mata Jeffry jatuh pada sosok Randika, dialu bertanya pada Ayu. "Hmm? Apa dia anakmu?" Ketika Randika berusaha mengenalkan diri, Ayu sudah memotong dirinya. "Aku perkenalkan padamu, dia adh calon menantuku. Namanya adh Randika, nanti ku dia menikah dengan anakku kamu harus memberinya banyak hadiah." Mendengar hal ini Randika mengh napasnya, kenapa Ayu seperti tante-tante sombong seperti itu? "Aku tidak menyangka akhirnya Christina akan menikah, benar-benar kabar yang luar biasa bagus!" Jeffry terlihat senang. "Kabari saja ku kalian akan menikah, aku pasti datang memberikan ucapan smat pada kalian." Ketika mereka masuk ke dm dan duduk di sofa, Jeffry bertanya. "Tetapi Ayu, apa kamu datang ke sini cuma untuk menyampaikan kamu sudah punya menantu?" "Tentu saja tidak, aku datang ke sini karena penyakit anakmu itu." Kata Ayu dengan nada jengkel. "Bukankah terakhir kali kamu bercerita tentang penyakitnya yang mi parah itu? Hari ini aku membawa Dika bersamaku untuk menyembuhkannya." Wajah Jeffryngsung terkejut. Pada saat ini, tiba-tiba muncul perempuan cantik yang masih berumur sekitar 21-22 dari dm kamar. Seth menguping perkataan Ayu, tatapan matanya berbinar-binar dan dia punngsung keluar dari kamarnya. "Apa benar aku bisa sembuh?" "Ayu, terima kasih banyak atas bantuanmu!" Jeffry sudah berurai air mata. Mereka sudahma berjuang menghadapi penyakit anaknya ini. Karena penyakit jantung ini tidak bisa disembuhkan, mereka harus mkukan rawat jn yang menghabiskan kantong mereka. Karena sejak kecil dia memiliki penyakit ini, Felicia tidak berani mkukan kegiatan yang telu berat. Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah merasakannya yang namanya beri ataupun berenang. Karena dia pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, ayah dan ibunya itu benar-benar waspada dengan kesehatannya. Tetapi ketika mendengar kenn ayahnya ini bisa menyembuhkan dirinya, Felicia benar-benar senang. "Terus di mana dokter itu? Kapan kita bisa menemuinya?" Jeffry sudah bersemangat untuk bertemu sang dokter. Ketika mendengar pertanyaan itu, Ayu mengerutkan dahinya sedangkan Randika sudah menggaruk-garuk kepnya. Apa dia terlihat tidak bisa diandalkan? "Apa dokter itu sedang dm perjnan ke sini? Tidak mash, aku akan menunggunya sampai kapan pun." Jeffry berserta Felicia pergi ke dapur dan mengambilkan Randika dan Ayu secangkir teh. "Aku sudahma khawatir tentang penyakit yang diderita anakku ini, aku cuma ingin dia tumbuh dengan sehat. Aku sendiri heran kenapa dia bisa mendapatkan penyakit ini." Jeffry mengh napasnya. "Aku benar-benar senang ketika mendengar kamu kenal orang yang bisa menyembuhkan penyakitnya itu. Aku harap biaya dokter ini tidak telu mahal." Ayulu menatap Randika dan menggelengkan kepnya. Dialu berkata pada Jeffry. "Hei, orangnya itu sudah di sini tahu." "Oh dia sudah di depan?" Jeffrylu berdiri dan membuka pintunya, tetapi dia tidak menemukan siapa-siapa. Dialu kembali ke ruang tamu dan bertanya dengan wajah bingung. "Tidak ada orang tuh." Randikalu menggaruk-garuk kepnyagi, orang ini tidak peka atau bagaimana? Ayu sudah tidak tahan dengan adegan bodoh ini, dialu mengatakan. "Jeff, kamu ini bodoh atau apa? Orang yang kumaksud adh menantuku ini." Jeffry dan Felicia yang sudah senang itungsung menjadi murung. "Kamu pasti bercanda bukan?" Jeffry mengh napasnya ketika melihat wajah Randika. Masih muda begini sudah menjadi dokter? Apgi dia bisa menyembuhkan penyakit jantung? Js aku tidak akan mempercayainya! Ayu js menjadi marah melihat tatapan tidak percaya Jeffry. "Kamu ini tidak sopan! Aku kasih tahu ya, menantuku ini ahli dm pengobatan tradisional. Penyakit anakmu itu hanya perkara kecil baginya!" "Sudah jangan bohong seperti itu." Jeffry menggelengkan kepnya sambil tersenyum pahit. "Aku tidak tahu di mana kamu bjar ilmu pengobatanmu itu tetapi aku sudah berkeliling kota Cendrawasih, Surabaya dan Jakarta, semua dokter mengatakan hal yang sama bahwa penyakitnya Felicia itu tidak dapat disembuhkan." Ketika tatapan matanya bertemu dengan Randika, Felicia hanya bisa memaksa dirinya untuk tersenyum. Felicia sendiri setuju dengan penian ayahnya. Dia sudah berkeliling ke kota besar dan tidak ada dokter yang percaya diri mengatakan bahwa dia bisa sembuh. Penyakit jantungnya ini hanya bisa dikontrol bukan disembuhkan. "Kamu kira aku pembohong?" Darah Ayu mi mendidih. "Apa aku terlihat seperti pembohong? Ku aku ngomong menantuku ini bisa menyembuhkan ya pasti bisa!" Jeffry hanya mengh napasnya. "Ayu sudah, aku tahu kamu perhatian dengan anakku tetapi memang beberapa penyakit itu tidak bisa disembuhkan." Melihat Jeffry yang menyerah itu, Ayu benar-benar marah. Dia sma ini sudah khawatir dengan keadaan Felicia dan sekarang seth menemukan solusinya dia mh dicap sebagai pembohong? "Jeff, kamu tahu kan aku punya rematik? Apa kamu tahu bahwa menantuku inh yang menyembuhkanku?" Ayulu menekan kata-katanya. "Aku yakin menantuku ini bisa menyembuhkan anakmu." Jeffry sudah tidak tahu harus tertawa atau menangis. Penyakit jantung disamakan dengan rematik yang mudah untuk dirawat. Jeffry benar-benar tidak percaya Randika bisa mkukannya. "Sudah jangan khawatir, aku akan mencari carain untuk menyembuhkan Felicia." Kata Jeffry. Randika yang daritadi diam itu akhirnya mi jengkel, kenapa pak tua ini meremehkanku sedemikian rupa? Menatap Jeffry dan Felicia, Randika berkata dengan nada santai. "Bagaimana ku aku memeriksanya dulu? Tidak ada ruginya bukan?" Chapter 325: Felicia yang Sudah Sembuh Chapter 325: Felicia yang Sudah Sembuh Ketika mendengar saran Randika tersebut, Jeffry terlihat ragu-ragu. Melihat wajah serius Randika, Jeffrylu bertanya padanya. "Apa kamu benar-benar bisa menyembuhkannya?" Tatapan mata Felicia benar-benar penuh harap ketika menunggu jawaban Randika. Harapan seperti ini tidak akan pernah bisa dimengerti oleh orang yang tidak mengidap penyakit yang sama dengannya. Randika masih berwajah serius. "Tenang saja, aku akan mencoba semaksimal mungkin. Menurutku tingkat keberhasnnya lebih dari 90% kok." Wajah Jeffry terlihat tidak percaya, 90%? Tinggi sekali! Jeffry kembali meni Randika sekaligi, wajah maupun auranya itu benar-benar tidak mirip dengan seorang dokter. "Sudah Jeff, biarkan menantuku ini memeriksanya dulu. Lagip kita juga tidak memungut uangmu sama sekali kok nanti, jadi tidak ada ruginya kan?" Ayu sendiri sudah muak dengan sikap Jeffry yang tidak percaya dengan Randika. Mendengar kata-kata itu, Jeffry mengangguk. Sejujurnya uangnya sudah mi habis oleh penyakit anaknya ini. Mendengar dia tidak perlu membayar, tidak ada shnya kan mencoba? "Ku begitu, apa yang kamu perlukan?" Tanya Jeffry. "Alkohol, lilin, seember air panas dan tempat yang sunyi." Kata Randika. Seth mencatat barang yang diperlukan, Jeffry segera pergi untuk menyiapkan. Sedangkan untuk tempat yang sunyi, Randika bisa menggunakan kamar anaknya. Randikalu dibawa masuk ke dm kamar oleh Felicia. Perempuan satu ini terlihat tegang ketika berjn menuntun Randika. "Sudah tidak usah tegang seperti itu, aku datang untuk menyembuhkanmu bukan membunuhmu." Kata Randika dengan wajah tersenyum. Mendengar kata-kata ini, Felicia jadi sedikit lega. Bagaimanapun juga, usia mereka hampir sama jadi mungkin Felicia menganggap Randika jauh lebih tua darinya jadinya dia berusaha bersikap lebih sopan. Tidakma kemudian, Jeffry masuk ke dm kamar dan meletakkan semua barang yang dibutuhkan Randika. Ketika Randika mi mempersiapkan diri, dia menatap Jeffry yang terlihat serius. "Paman, bisa tolong keluar? Aku perlu berkonsentrasi penuh soalnya." "Ah! Baik, baik. Ku ada apa-apa panggil saja ya." Jeffry dengan cepat berjn keluar dan menutup pintunya rapat-rapat. Sekarang, hanya mereka berdua saja di dm kamar. "Buka bajumu." Kata Randika sambil memasukan alkohol ke dm air panas. Seth menykan pemantiknya, air panas tersebut terbakar. Seth mencelupkan jarum akupunturnya ke dm air, Randika sudah siap menjnkan prosedurnya. Namun, Felicia justru terlihat panik dan memegang kedua dadanya dengan tangannya. Sin, kenapa dia menganggapku mesum seperti itu? Randika geleng-geleng, dialu berkata seth mengh napasnya. "Ayo cepat buka bajumu." "Kenapa kamu menyuruhku seperti itu?" Wajah Felicia dengan cepat menjadi merah, sma ini dia belum pernah bertemu dengan dokter yang menyuruhnya untuk membuka baju. "Terus kamu mau aku bagaimana? Aku tidak bisa menyembuhkanmu sebelum kamu membuka bajumu." Randikalu memperlihatkan jarum akupunturnya. "Jika kamu tidak membuka bajumu, bagaimana mungkin jarum ini bisa menancap di punggungmu?" Melihat jarum-jarum itu, hati Felicia sedikit menjadi lega tetapi masih ada keraguan di dm hatinya. Bagaimanapun juga, dia belum pernah pacaran dan jarang bergaul dengan pria seumurannya. Dan sekarang dia harus membuka bajunya di hadapan pria yang tidak dikenalnya? Randika menggaruk-garuk kepnya, dialu berkata padanya. "Sudah jangan takut, ku aku macam-macam tinggal teriak minta tolong ke ayahmu bukan? Dia kan ada di luar." Mendengar kata-kata itu, keraguan Felicia belum hng. "Tapi" Randikalu melihat api yang ada di dm ember, dialu mengatakan. "Api ini cuma bertahan 3-4 menit, jika sudah mati maka semua sudah tembat." Mendengar kata-kata Randika, Felicia menggigit bibirnya dan mi melepas bajunya. Dengan tangan yang gemetar, dia membuka bajunya. Dm sekejap, punggung tnjang Felicia dapat terlihat. Jika dilihat dari depan dadanya juga cukup bagus dan kencang, tetapi ku dibandingkan Inggrid dan Viona, dia bukah tandingan mereka. Ketika dirinya hanya mengenakan beha, wajahnya itu sudah merah padam. Dengan ragu-ragu dia mi membuka pengait behanya. "Hmm? Kenapa kamu membuka beha milikmu?" Kata Randika. Felicia terlihat bingung, Randikalu menambahkan. "Kamu tidak perlu melepasnya, jika kamu melepasnya nanti ayahmu bisa membunuhku. Lagip aku cuma memintamu melepas bajumu bukan?" Wajah Felicia kembali memerah, dia benar-benar sh paham. Di saat Felicia membuka bajunya, Randika sudah meni perempuan itu secara menyeluruh. Meskipun Felicia berparas cantik, dia masih sangat jauh apab dibandingkan dengan Inggrid, Viona dan Christina. "Duduh." Kata Randika. Felicialu mengambil sebuah kursi dan duduk dengan tenang. Randikalu mengambil tangannya dan memeriksa denyut nadinya. Seth beberapa saat, wajahnya menjadi serius. Dia sudah mengerti letak permashannya di mana. Penyakit Felicia bukah penyakit bawaan ataupun yang telu serius. Sepertinya waktu dia masih kecil, ada sebagian jantungnya yang tidak berkembang dengan sempurna. Jika dia memberi rangsangan dengan tenaga dmnya, seharusnya mash ini akan terselesaikan. Bisa dikatakan bahwa penyakit Felicia hanyh seperti sebuah pilek di hadapan Randika. Ketika melihat wajah serius Randika, Felicia benar-benar gugup. Randikalu mengambil 3 buah jarum dan memasukannya ke dm ember. Ketiga jarum itu dengan cepat menjadi steril. "Jangan bergerak." Kata Randika dengan nada serius. Ketika mendengar kata-kata tersebut, Felicia tidak berani bergerak sekecil apa pun. Randika duduk di hadapan Felicia dan menutup matanya. Seth beberapa detik terdiam, Felicia mi menjadi cemas. Tiba-tiba Randika membuka matanya dan tangan kanannya mi bergerak. Dengan cepat 3 jarum tersebut menancap di area sekitar jantung Felicia! Ketiga jarum ini sudah berisikan tenaga dm Randika dan segera menyebar ke dm jantungnya. Dm sekejap, tenaga dmnya itu berkumpul di jantung Felicia dan mi menstimsi jantungnya. Namun, sepertinya tenaga dmnya itu telu sedikit karena jantung Felicia seperti tidak terjadi apa-apa meskipun berisikan tenaga dm miliknya. Seth memeriksa kembali denyut nadinya, Randika dapat memastikan bahwa memang tenaga dmnya yang tersalurkan itu telu sedikit. Ketika Felicia merasakan jantungnya itu gatal, dia juga merasakan ada hawa hangat di dm dadanya. Hawa hangat ini sangat nyaman baginya. Apakah ini tanda bahwa dirinya mi sembuh? Felicia mi bersemangat. Randika sendiri menutup matanya dan mengambil kembali beberapa jarum. Dm sekejap, Randika sudah menusukan beberapa jarum di sekitar dada Felicia. Titik-titik baru ini dimaksudkan untuk membantu kinerja tenaga dm yang berkumpul di jantung Felicia sebelumnya. Namun, sh satu titik akupuntur di dada Felicia berada di bagian bawah dadanya. Jadi mau tidak mau tangan Randika masuk ke dm behanya, dia dapat merasakan keempukan dada perempuan satu ini. Wajah Felicia benar-benar merah, tetapi ketika dia melihat wajah serius Randika, dia tahu bahwa ini demi pengobatannya. Tetapi Randika sendiri sudah mengangguk puas di dm hatinya, benar-benar empuk. Randika kemudian mengambil beberapa jarumgi dan mensterilkannya di dm ember. Kemudian dia berdiri dan menusukan jarumnya itu di punggung Felicia. Dengan jarum-jarum yang baru ini, ini akan sangat membantu prosesnya. "Aku mi kesulitan bernapas." Kata Felicia. "Tahan!" Seth selesai menusukan jarumnya, Randika meletakan tangannya di tengah-tengah punggung Felicia. Tiba-tiba, dari tangan Randika, muncul aliran tenaga dmnya yang besar itu dan mi masuk ke dm tubuh Felicia! Tenaga dm itungsung berkumpul di area sekitar jantung Felicia. Tenaga dmnya itu semua berkumpul mlui arahan Randika dan menyerang jantung Felicia! Proses ini memang tidak bisa dilihat tetapi efeknya benar-benar nyata. Di bawah serangan tenaga dm ini, Felicia mi kesulitan bernapas. Tetapi dengan tenaga dm ini, bagian jantung yang kurang berkembang itu mi menunjukan tanda-tanda positif. Berkat tenaga dm Randika ini, detak jantung Felicia berdetak jauh lebih kuat daripada sebelumnya! Felicia membuka matanya yang tertutup itu dan merasakan bahwa beban seperti gunung itu terlepas dari dadanya dan dia mi bisa kembali bernapas dengan normal. Randika juga membuka matanya, seth beberapa saat, tangannya juga dia ambil kembali dan mencabut jarum yang ada di punggung. "Kamu sudah sembuh, seharusnya kamu sudah tidak apa-apa sekarang." Randika mi mencabuti jarum yang ada di depan dan membereskan barang-barang. Felicia kemudian meletakan tangannya di atas jantungnya, dia merasa memang ada sesuatu yang berbeda. Dia dengan cepat berdiri dan melompat-lompat. Seth beberapa kali meloncat, dia merasa baik-baik saja. Jeffry dan Ayu menunggu di luar ruangan. Bahkan Jeffry sma ini tidak bisa duduk dengan tenang dan terus mondar-mandir di ruang tamu. Ayu benar-benar kehabisan kata-kata melihat tingkahku Jeffry. "Jeff, bisa berhenti mondar-mandir? Risih tahu lihatnya, sudah duduk dan cobh untuk menenangkan diri." "Aku benar-benar khawatir." Jeffry tersenyum pahit. Namun pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar anaknya itu terbuka dan Felicia keluar dengan wajah tersenyum. "Aku sudah sembuh!" "Sungguhan?" Jeffry benar-benar terkejut, wajahnya menunjukan bahwa dia tidak mempercayai apa yang th dia dengar. "Sungguhan, aku sudah sembuh!" Felicialu melompat-lompat untuk menunjukan bahwa dia baik-baik saja. "Tuh kan, apa kubng." Ayu terlihat bangga. Sh sendiri Jeffry tidak mau percaya dengan menantunya, tidak ada yang bisa menghkan menantunya dm hal pengobatan! Jeffry masih berdiri dengan mulut ternganga, dan pada saat ini Randika keluar dan berkata pada dirinya. "Anakmu sudah sembuh." Jeffry benar-benar masih tidak percaya, anaknya benar-benar sembuh! Proses ini bahkan tidak lebih dari 15 menit, di rumah sakit sendiri pun dia harus menunggu berjam-jam untuk sekedar memeriksanya. "Feli, sini papa ingin lihat kamu dari dekat." Kata Jeffry. "Bagaimana? Apa kamu masih meragukan kemampuan menantuku?" Ayu masih terlihat bangga. "Nanti ku anakku sudah menikah awas saja ku amplopmu itu tipis, setidaknya isinya harus setara dengan rumah!" "Ayu, ku anakku ini benar-benar sembuh, kamu mau 10 rumah pun aku r mengeluarkannya." Kata Jeffry sambil berurai air mata. Baginya tidak ada yang lebih membahagiakan hidupnya sin melihat anaknya itu sehat. Ayu mendengus dingin. "Huh, aku benci sifat cengengmu itu." Randika di sisiin mh tersenyum. "Paman, kamu tidak perlu khawatirgi dengan anakmu. Kamu boleh membawanya ke rumah sakit untuk memeriksa ku tidak percaya." "Ini nomor teleponku, kabari saja ku ada apa-apa." Kata Randika. "Hahaha kamu memang seperti pawan." Kata Jeffry sambil tertawa. Jeffrylu membawa Felicia untuk diperiksa kembali di rumah sakit. Seth mash ini th selesai, Randika mengantarkan Ayu ke dm taksi dan dia sendiri kembali ke kantornya. Chapter 326: Awal dari Bencana Chapter 326: Awal dari Bencana Ketika sosok Randika muncul di hadapannya, resepsionis itu tersenyum dan menyapa Randika. Randika sendiri membs sapaan tersebut dengan senyuman. Resepsionis itu ingat ketika dirinya bertemu dengan Randika pertama kalinya, pada saat itu dia tidak percaya bahwa Randika mengatakan bahwa dia adh suami dari Inggrid Elina. Namun, pada saat ini, dia tidak menyangka bahwa sepertinya Randika memanh suami dari bosnya itu. Ketika dia berjn menuju lift, Randika terlihat tersenyum terus. Sepertinya sejak saat dia png ke Indonesia dia merasa bahwa hidupnya itu makin terberkati. Jika dia tahu bahwa bisa hidup bahagia bersama Inggrid, dia mungkin tidak akan berpetung ke seluruh dunia. Tetapi jika dia tidak berkeliling dunia, maka kemampuannya tidak akan sehebat seperti sekarang. Diboratorium milik departemen parfum, orang-orang sedang sibuk bekerja. Para ahli parfum ini sedang berusaha mengejar target mereka yang tembat itu. Namun, mereka harus tetap berhati-hati ketika meramu parfum-parfum ini. Karena beberapa form sangat sensitif dengan juh bahan yang dipakai, beda sedikit saja maka akan menghasilkan hasil yang berbeda. Pekerjaan yang menuntut ketelitian ini sama dengan para ahli teknisi komputer ketika mengurus coding. Ketika Randika masuk ke dm ruangan, suara teriakan orang-orang dapat terdengar. "Ambilkan bahan yang ada dintai bawah." "Jangan campur bahan itu dengan parfum tadi!" "Siapa yang mengerjakan sampel nomor 5 ini? Sudah kubng kan bau yang aku inginkan itu bukanvender." Di tengah-tengah situasi yang memanas ini, Randika dengan santai berjn menuju tempat duduknya. Melihat orang-orang ini bekerja keras, Randika merasa tidak enak. Namun, dia segera membuang rasa bersh tersebut! Bukankah posisinya di perusahaan ini sudah sama dengan Inggrid? Karena perusahaan ini milik istrinya berarti perusahaan ini miliknya bukan? Kenapa dia harus merasa bersh? Bukankah perusahaan ini membayar besar jasa mereka? Randikalu bermain HP dengan santai. Ketika beberapa bawahannya itu melihat Randika yang santai, mereka semua tersenyum pahit. Rasa iri hati slu tumbuh ketika melihat rumput tetangga yang lebih hijau. Pada saat ini, Viona yang habis mengambil bahan darintaiin masuk ke dm ruangan dan melihat sosok Randika. Sambil terkejut, dia menghampiri Randika. "Randika?" "Hahaha, apa kamu terkejut melihatku?" Randikangsung mengantongi HP miliknya. Viona tersenyum dan duduk di samping Randika. "Bukan begitu, aku pikir kamu tidak masuk hari ini. Jadwal masukmu itu sungguh aneh tahu!" Katanya sambil menjulurkan lidahnya. Vionalu kembali bekerja, sedangkan Randika mi meni penampn Viona hari ini. Hmm hari ini dia memakai stocking berwarna hitam, benar-benar menggoda. Yah apa pun yang dipakai Viona menurutnya akan cocok,gip Viona memanh perempuan yang cantik. Pikiran Randika mi ke mana-mana. Melihat Viona yang polos itu bekerja, Randika sudah berandai-andai bahwa dirinya menindih perempuan ini di atas meja. Belumgi Randika mengingat-ingat pakaian dm yang dimiliki Viona, selera Viona memang bagus. Apakah sekarang dia sedang memakai Thong? Ah memikirkannya saja sudah membuat adiknya menjadi keras. Akhirnya Randika membtkan tekadnya, dia harus berhubungan badan dengan Viona secepat mungkin. Bagaimanapun juga, Viona adh calon anggota haremnya. "Vi, apa kamu bisa membantuku mengambil barang di bawah?" Tanya Randika sambil tersenyum. Mendengar hal ini wajah Viona menjadi merah, tentu dia mengerti arti ajakan Randika ini. Tetapi ketika melihat rekan-rekannya itu sibuk semua, Viona menguatkan diri untuk menk ajakan Randika. Randika yang melihat penkan ini hanya bisa tersenyum pahit. Randika kembali bermain HP dan, pada saat ini, tiba-tiba ada panggn tidak dikenal di HPnya. Dialu berjn keluar dari ruangan dan ternyata yang meneleponnya adh Jeffry. "Randika ya? Terima kasih banyak atas bantuanmu, anakku sudah sehat!" Suara Jeffry terdengar bahagia dan bersemangat, dia tidak menyangka anaknya itu akan benar-benar sembuh. Awalnya dia sama sekali tidak percaya dengan Randika, tetapi seth memeriksanya di rumah sakit, dokter mengatakan tidak ada penyakitgi di tubuh Felicia. Jadi bisa dikatakan bahwa anaknya itu sudah terlepas dari belenggu yang menahannya sejak dia masih kecil. Randika sendiri tersenyum di balik telepon. "Sama-sama." "Aku tidak tahu harus berbuat apa ku tidak bertemu denganmu." Jeffry masih merasa rasa terima kasihnya itu tidak cukup. "Om juga minta maaf dengan kata-kataku yang kurang ajar sebelumnya. Maaf ku aku tidak telu mempercayaimu sebelumnya." "Aduh sudah jangan khawatir." Randika tertawa. "Aku sendiri sudah lupa kok om mengatakan apa." "Hahaha." Jeffry juga tertawa. "Ayu pasti bangga mempunyai menantu sepertimu. Oh ya, apa kamu sedang bekerja sekarang? Kapan kamu libur? Om ingin mentraktirmu makan mm." "Aduh om tidak usah repot-repot. Aku sendiri tidak berbuat banyak kok." "Justru tidak mentraktirmu apa-apa itu om merasa bersh." Jeffry mengerutkan dahinya. "Kamu benar-benar penymat hidupnya anakku. Sudah jangan khawatir, nanti ku kamu menikah amplopnya om itu pasti yang paling tebal kok. Kamu pasti bisa beli mobil atau mencicil rumah dengan uang itu nanti. Ku kamu merasa kurang, kamu tinggal telepon om saja kok. Tetapi om sendiri merasa sayang kamu sudah punya calon istri. Ku tidak anaknya om ini sudah siap jadi istri yang baik lho." Kata-kata Jeffry awalnya membuat Randika tidak enak hati, tetapi kalimat terakhir membuatnya tersenyum pahit. Lagigi urusan menikah, kenapa orang tua jaman sekarang mudah sekali menawarkan anaknya? Randika tahu bahwa dirinya itu memang tampan dan gagah, tetapi dia tidak menyangka para orang tua yang ditemuinya itu semuanya mi menawarkan anaknya padanya. Randika mau membs, tetapi tiba-tiba, gedungnya itu mi berguncang. Guncangan ini benar-benar telu mendadak, seakan-akan fondasi yang menopang seluruh gedung itu goyang. Semua orang yang di dm gedung iningsung bersembunyi di bawah meja, mereka sendiri mi ketakutan. Guncangan ini tiap detiknya makin besar. Tetapi sama seperti kedatangannya, guncangan itu tiba-tiba berhenti begitu saja. Semuanya mi keluar dari bawah meja satu per satu, mereka mengira bahwa gempa ini akhirnya th selesai. Untungnya saja tidak ada yang terluka. Randika sendiri merasakan guncangan ini, ketika dia hendak memeriksa apa yang tengah terjadi, guncangan itu akhirnya berhenti. "Aku rasa ini cuma gempa kecil, sudah semuanya kembali bekerja!" Teriak Kelvin. "Aduh kejam sekali pak Kelvin ya." Keluh seseorang dengan suara yang pn. "Sin, kenapa kantor ini tidak ambruk saja biar kita libur sebn!" Orang-orang dengan cepat kembali bekerja, tentu saja gempa sekecil tadi tidak mungkin bisa merobohkan gedung tinggi ini. Randika yang berdiri di a koridor sudah mengerutkan dahinya dengan hebat. Ada yang tidak beres! Guncangan ini bukan mirip gempa, dia sering merasakan guncangan seperti ini ketika dia berkeliling dunia. Pada saat itu, untuk memancing dirinya keluar, musuhnya itu meledakan seluruh bangunan. Guncangan ini persis dengan yang dirasakannya sebelumnya. Insting Randika mengatakan bahwa gedung ini dm bahaya. Pada saat ini tiba-tiba ada suara ledakan dari ruangan yang tidak jauh darinya. DUAR! Ledakan itu memecahkan semua kaca jend dan disusul oleh ledakan berikutnya. DUAR! Suara ledakan ini tidak terdengar dari satuntai saja, sepertinya ledakan ini terjadi dintai yang berbeda. Orang-orang mi berian dengan panik. "Apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Gumam Randika. Chapter 327: Pembalasan Dendam Anna Chapter 327: Pembsan Dendam Anna "Lapor, ledakan terjadi dintai 2, 3 dan 5!" Teriak sh satu petugas keamanan mlui HTnya. "Gawat, cepat nykan rm!" Semua orang sudah berian ke mana-mana. Mereka awalnya meremehkan guncangan tadi karena menganggap itu cuma sebuah gempa yang kecil. Namun, mereka tidak menyangka bahwa guncangan tadi itu sebenarnya adh bom yang th meledak. Hiasanmpu, foto di dinding dan dekorasi ruangan sudah jatuh berserakan. Jika diperhatikan dengan baik, dinding tiapntai mi retak semuanya. Orang-orang yang panik ini beranggapan bahwa setiap saat gedung ini bisa runtuh kapan saja. Dokumen-dokumen dan komputer sudah terjatuh karena guncangan yang dihasilkan oleh ledakan beruntun tadi. Kertas-kertas tersebut sudah terinjak-injak dan kertas yang awalnya putih tersebut sudah penuh dengan jejak kaki. Semua orang tidak tahu harusri ke mana ketika mereka keluar dari ruangan mereka. Pada saat ini, kaca jend di a koridorntai mereka tiba-tiba ikut pecah. Orang-orang yang berada di dekat kaca terkena pecahan kaca ini dan terluka parah. Hal ini justru memperkeruh suasana yang memang sudah kacau itu. Kaca-kaca itu menancap dengan kuat dan terus mengalirkan darah tanpa henti. Para pejn kaki yang melewati gedung perusahaan Cendrawasih itu terkejut ketika mendengar suara ledakan dan merasakan guncangan yang menggetarkan kaki mereka. Pada saat ini, mereka dapat melihat api yang mi keluar dan kaca-kaca gedung yang berhamburan ke mana-mana. Mereka juga dapat mendengar suara teriakan tanpa henti dari dm gedung. "Ada apa?" "Apa gedung itu dibom?" "Ya ampun, apa gedung itu akan roboh?" Semua pejn kaki itu mi ketakutan, apgi kaca-kaca dari gedung mi berjatuhan ke jn. Pada saat ini, tiba-tiba mereka dapat mendengar dengan js suara ledakan dari dm gedung. Dintai 3, tiba-tiba api dapat terlihat berkobar dengan hebat. Terlebihgi, mereka bisa mendengar suara teriakan tragis seseorang. Pria itu sedang terbakar dan seluruh mukanya penuh dengan kaca. Sepertinya dia sudah berada di penghujung nyawanya. Karena tidak bisa melihat ke mana diari, dia melompat turun darintai 3 dan mendarat dengan kep duluan. Ketika dia mendarat di bawah, orang itu sudah berhenti bergerak sedangkan api masih mhap dirinya. Melihat kejadian ini, orang-orang menjadi panik dan segera menelepon polisi dan pemadam kebakaran. Tidakma kemudian, polisi, ambns, mobil pemadam kebakaran bahkan mobil media TV sudah memenuhi sisi jn perusahaan Cendrawasih. Di bawah tatapan mata mereka, terdengar satu ledakangi yang dahsyat yang membuat seluruh gedung itu goyang. Kali ini gedung perusahaan nomor 1 di kota ini mi goyah dan mengeluarkan suara yang keras, sepertinya gedung akan roboh! Randika yang masih ada di a koridor itu mengerutkan dahinya. Dia yang sekarang sudah membuang pikirannya untuk mencari siapa pkunya. Tugasnya dia sekarang adh menymatkan orang-orang yang ada di dm gedung karena ada ribuan orang yang bekerja untuk perusahaan ini. "AH!!!" Pada saat ini, terdengar suara teriakan dari dmboratorium. Teriakan ini membuat hati Randika mengepal. "Viona!" Randikangsung beri sekuat tenaga. Pada saat ini,boratorium parfum tersebut sudah kacau. Berbagai macam bahan dan t sudah berserakan dintai. Tabung-tabung reaksi juga pecah dan pecahannya memenuhintai. Parfum-parfum yang masih dm bentuk cairan itu mengalir ke mana-mana dan menggenang menjadi satu. Komputer dan dokumen-dokumen sudahma diinjak-injak oleh orang. Bahkan atap ruangan juga ikut runtuh dan memperlihatkan kabel-kabel yang ada. Lampumpu ruangan sudah pada pecah, hanya tersisa 1 ataupun 2. Reruntuhan atap itu juga menindih beberapa orang. Situasi di dm ruangan benar-benar kacau, beberapa orang mi panik. "Cepat bantu angkat batu-batu ini!" "Padamkan api yang meny!" Namun pada saat ini, tiba-tiba ada orang yang berteriak. "Viona awas!" Di bawah tatapan mata orang-orang, Viona yang sedang berusaha membantu mengangkat batu yang menindih temannya itu, atap yang berada di atas Viona itu mi runtuh dan terjun bebas menuju Viona! Viona hanya bisa pasrah karena dia tembat menyadarinya, namun pada saat ini, Randika sudah berada di dm ruangan danngsung memeluk erat Viona. Sambil menunduk dan mengangkat tangan kanannya, Randika menahan reruntuhan atap tersebut dengan satu tangannya. DUAK! Ketika Viona berpikir bahwa dia sudah mati, dia merasa bahwa dia dibungkus oleh sepasang tangan yang kuat dan badan yang hangat. Dia tidak perlu memikirkan siapa yang th menymatkannya, sudah pasti pria yang dicintainya th menymatkan dirinya. "Vi, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Randika dengan khawatir. "Aku tidak apa-apa." Viona menggelengkan kepnya, hatinya sudah menghangat. Asalkan ada Randika di sampingnya, dia tidak mungkin terluka. Orang-orang menghembuskan napas lega. "Untung saja pak Randika datang tepat waktu." Kelvin sendiri sebenarnya masih tidak tahu apa yang th terjadi, dia masih sibuk menymatkan anak buahnya yang tertindih itu sambil terus berusaha tenang dan tidak mkukan hal gegabah. Pada saat ini, tiba-tiba ledakan kembali terjadi. Ledakan kali ini adh yang paling kuat dan paling menghasilkan guncangan. Wajah Randika terlihat dingin, namun di dm pikirannya dia samar-samar sudah memperkirakan letak ledakan itu terjadi. Seth memperkirakan 5 ledakan yang th terjadi, Randika sudah dapat menebak taktik yang digunakan oleh musuhnya itu. Bom ini tidak mengancam fondasi gedung ini, bom ini js diatur untuk membuat dirinya keluar! Dengan katain tujuan dari kelima bom ini adh membuat kekacauan agar orang-orang menjadi panik dan berian ke mana-mana. Di saat Randika lengah, si pengebom tersebut sepertinya akan myangkan rencananya yang sebenarnya. Pada saat ini, di gedung seberang perusahaan Cendrawasih, berdiri sesosok misterius mengenakan topi. Dengan wajah tersenyum lebar, dia memperhatikan perusahaan nomor 1 di kota ini hancur berantakan menjadi puing. Dia menggunakan teropong untuk melihat momen bs dendam keluarganya ini. Mlui teropongnya itu, dia menunggu pertunjukan terakhir yang akan terjadi di ruangan pemimpin perusahaan yaitu ruangan milik Inggrid Elina! "Belum juga datang?" Tatapan orang itu sungguh dingin, hatinya sudah dikuasai oleh dendam dan kebencian. Jika kamu membunuh seluruh keluargaku, aku akan membskan dendam mereka! Anna memegang tombol detonasinya di tangannya dengan erat. Karena Randika tidak datang-datang ke ruangan Inggrid Elina, dia tidak ragu-ragu menekannyagi! Dm sekejap, ruangan di 2ntai bawah kantor pemimpin perusahaan Cendrawasih itu meledak dan menjadi porak poranda. Api dengan hebat menn seluruh ruangan. Jika dilihat dari teropong, Anna dapat melihat orang-orang yang berian ketakutan. Hal ini membuatnya bahagia bukan main! Perasaan ini, iya perasaan ini! Inh indahnya bs dendam. Anna sudah menjadi g, dia sudahma bermimpi membunuh pembunuh keluarganya itu! Tetapi tatapan matanya itu kembali tenang, sekarang dia sudah seperti singa yang menunggu mangsanya untuk datang. Karena dia sudah repot-repot menyiapkan rencana ini, dia ingin membunuh Randika dan Inggrid sekaligus dengan satu ledakan. Di dm gedung, Randika terus menerus dapat mendengar suara orang beri sambil berteriak ketakutan. Ledakan besar tadi membuat semuanya menjadi lebih panik. Chapter 328: Pertunjukan Utama Telah Dimulai Chapter 328: Pertunjukan Utama Th Dimi Mendengar teriakan orang-orang yang berian ketakutan, hati Randika mi terbakar oleh amarah. Dia sangat membenci orang yang menarget orang tidak bersh seperti ini. Memang dia menyandang nama Ares karena th membunuh orang yang begitu banyak tetapi sama sekali tidak ada setetes darah orang tidak bersh yang menodai tangannya. Oleh karena itu, aura membunuh Randika keluar dengan hebat. Dia akan membunuh orang yang biadab ini! Pada saat ini, gedung ini masih bergoyang-goyang danmpumpu yang memberikan mereka penerangan itu satu per satu mi jatuh dan pecah. Keadaan gp ini semakin membuat orang ketakutan dan mereka segera berbondong-bondong ingin segera keluar dari gedung ini. Namun pada saat ini, Randika memikirkan Inggrid yang berada dintai paling atas. Hatinya itu segera mengepal. "Jika musuh mengincarku, sudah pasti dia mengincar Inggrid juga. Sin, Inggrid berarti dm bahaya!" Dm sekejap, hati Randika itu menjadi khawatir. "Vi, kamu dan yangin harus tetap di dm ruangan. Jangan khawatir, gedung ini tidak akan roboh. Kalian harus tetap di dm ruangan ku tidak kalian bisa terkena pecahan kaca." Kata Randika dengan cepat. "Sembunyh di bawah meja." Seth berkata seperti itu, Randika beri keluar dengan sekuat tenaga. "Randika!" Viona dengan cepat meneriaki nama Randika. Tetapi sosok pria yang dicintainya itu sudah menghng dan meninggalkan dirinya, hatinyangsung dingin. Dia tidak tahu ke mana perginya Randika. "Pak Randika mau ke mana?" Tanya teman Viona yang berwajah pucat itu. Dia js belum pernah mengmi kejadian ini jadi dia sudah ketakutan dari sejak awal gempa. "Kata-kata pak Randika tadi benar. Kita lebih baik bersembunyi di bawah meja dan tidak keluar dari ruangan. Ledakan yang terjadi tadi seharusnya sudah dilihat oleh banyak orang dan bantuan akan segera datang. Lebih baik kita menunggu di sini sampai bantuan tiba untuk menymatkan kita." Kata Kelvin dengan nada yang menenangkan. Orang-orang dm ruangan ini setuju dengan penian Kelvin. Pada saat yang sama, Randika beri menuju ruangannya Inggrid dengan cepat. Di saat dia berusaha mencapai tangga darurat, ratusan orang berusahari ke bawah untuk dapat keluar dari gedung secepat mungkin. Karena san keamanan, lift th berhenti beroperasi maka satu-satunya jn keluar adh tangga darurat. Oleh karena itu, tangga darurat ini menjadi penuh oleh orang. "Larh ke bagian stan, di sana aman!" Randika berteriak ke arah kerumunan orang yang menghnginya itu. Tetapi para massa yang panik ini js tidak mendengarnya karena mereka sibuk menymatkan diri mereka sendiri. Lagip buat apa mereka tetap tinggal di gedung ini? Ku roboh bagaimana? Kata-kata Randika ini masuk akal. Bagian stan gedung tidak banyak terbuat dari kaca jadi titik yang paling aman adh bagian stan gedung. Lagip pengeboman ini sama sekali tidak mengincar fondasi gedung jadi tidak mungkin gedung ini akan roboh meskipun gedung bergoyang. Pada saat ini, keadaan masih kacau bu tanpa arahan yang js. Randika sendiri masih berusaha melewatiutan manusia itu menuju kentai atas. Di dm lift sendiri terdapat orang-orang yang terjebak di dmnya; mereka menaiki lift ini sebelum bom pertama kali meledak. Ketika bom pertama meledak, lift ini berhenti bergerak dan mereka terjebak di dmnya. Mereka gemetaran di dm ruangan kecil itu dan berdoa lift yang mereka naiki itu tidak akan terjun bebas menewaskan mereka. Belumgi mereka terus mendengar suara ledakan tanpa henti, nasib mereka sepertinya sudah js! Randika masih berusaha beri kentai ruangan Inggrid berada. Seth menaiki 2ntai, keadaan menjadi lebih baik karena orang-orang dintai atas sudah berbondong-bondong keluar daritadi. Randika sama sekali tidak ragu, apa pun yang terjadi dia akan menymatkan Inggrid. Karena dia sedang terburu-buru, dia tidak menyadari adanya sosok tas kecil berwarna hitam di a koridornya. Dari gedung seberang, Anna dengan teropongnya itu melihat sosok Randika yang beri. Wajahnyangsung tersenyum lebar. "Akhirnya kamu datang juga? Aku kira kamu sudahri meninggalkan perempuan itu." Anna tidak ragu-ragu menekan tombol detonasi yang ada di tangannya. Mendadak, a koridor yang dilewati Randika tadi meledak dengan hebat. Apingsung menn koridor dan tangga sehingga menutupi jalur kabur Randika! Ditambahgi, atap dari a koridor itu runtuh dan menghngi jn. Tidak peduli dengan hal tersebut, Randika masih beri menuju ruangan Inggrid berada. Sesampainya di sana, dia menendang keras pintunya dan menemukan Inggrid sedang duduk di kursinya. Pada saat ini, Inggrid sendiri sebenarnya ketakutan tetapi karena dia sudah mengmi situasi hidup dan mati bersama Randika, perempuan itu tetap terlihat tenang meskipun wajahnya pucat pasi. Melihat Inggrid yang masih hidup, Randika menghembuskan napas lega. Pada saat ini, tatapan mata Anna terlihat berbinar-binar. Sekaligi dia menekan tombol detonasi di tangannya. Dm sekejap, sisa-sisa bom yang belum meledakngsung meledak sekaligus! Bom kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Bom ini lebih kuat dan bertujuan untuk meluluhntahkan seluruhntai! Di dm ruangan Inggrid,ntaintainya itu sudah mi retak dan atap ruangannya juga siap menimpa siapapun yang ada di bawahnya. "AWAS!" Randikangsung berteriak sambil beri ke arah Inggrid. Kapan saja ruangan ini bisa roboh dan mereka akan terjun bebas ke bawah. Karena ledakan bom barusan, gedung ini akhirnya mi roboh darintai paling atas menuju ke bawah. Ini sudah seperti bermain balok susun, satu per satu bagian mi runtuh ke bawah. Untungnya saja, gedung yang roboh ini hanya pada satu sisi saja. Jika seluruh gedung itu roboh maka dipastikan bahwa korban akan mencapai ribuan. Bagaimanapun juga, bom yang digunakan Anna ini sudah cukup banyak untuk meruntuhkan gedung ini sepenuhnya jadi kemungkinan gedung ini runtuh sepenuhnya masih tinggi. Di sisiin, para penonton kejadian ini sudah terkejut bukan main. Gedung besar itu mi roboh dan barang-barang mi berjatuhan dari atas. Di antara barang-barang itu tidak jarang mereka melihat orang-orang yang ikut terjun bersama barang-barang tersebut. Teriakan tragis mereka dapat terdengar, ketika mereka sudah sampai di bawah barh teriakan tersebut terhenti. Kejadian ini benar-benar mengerikan! Semua orang melihat dengan mata kep mereka sendiri danngsung mengerti betapa kecilnya nyawa manusia di hadapan bencana seperti ini. Tidakma kemudian, gedung yang roboh itu akhirnya berhenti bergerak dan sepertinya gedung perusahaan Cendrawasih masih smat! Meskipun yang roboh hanya sisi utara, ratusan nyawa th myang karena kejadian ini. Belumgi mereka yang terjebak di antara reruntuhan, mereka masih menunggu dengan penuh harap bahwa bantuan akan segera datang sambil terus berteriak minta tolong. Dm sekejap, gedung nomor 1 di kota Cendrawasih ini sudah setengah roboh. Chapter 329: Kemarahan Randika yang Meluap-luap Chapter 329: Kemarahan Randika yang Meluap-luap Ketika ledakan beruntun itu hampir selesai,ntai ruangan Inggrid sudah runtuh ke bawah. Tanpa pikir panjang, Randika melompat ke arah Inggrid. "Inggrid!" Randika dengan cepat melompat dan menangkap Inggrid. "Pegangan yang kuat!" Seketika itu juga Inggrid memeluk erat Randika. Di atas mereka, atap ruangan serta atap bangunan itu ikut terjun bersama mereka. Ketika nanti mereka berhasil mendarat, mereka harus menghadapi bahaya yang datang dari atas tersebut. Karena mereka berada dintai 10, mereka terjun ke bawah cukupma karena 3ntai di bawah mereka itu juga sudah hancur sepenuhnya. Anna mendengus dingin melihat Randika dan Inggrid itu masih hidup dari teropongnya. Tetapi seharusnya 2 orang itu akan mati apab melihat gedung yang runtuh itu akan menimpa mereka. Di saat Randika melihatntai yang masih setengah hancur tidak jauh darinya, dia mengerutkan dahinya. Jika dia dan Inggrid berhenti dintai tersebut, js mereka akan tertindih dari atas. Randika sendiri tidak mempunyai pilihan karena dia sama sekali tidak bisa menghindari reruntuhan dari atas tersebut, terlebihgi tangannya yang satu memegang Inggrid. Ketika dirinya melihat ke atas, dia dapat melihat berbagai macam barang dan reruntuhan siap membunuhnya kapan saja. Kejadian hari ini justru lebih mengerikan daripada saat menghadapi gedung yang diledakkan oleh Shadow. Ketika Randika sibuk berpikir, tiba-tiba pr dintai tempat dia akan mendarat itu runtuh. Seluruh tubuh Randika sudah dpisi oleh tenaga dmnya. Dialu menghancurkan pr tersebut karena khawatirntai yang sudah setengah hancur itu akan runtuh apab berat pr itu ditambahi berat reruntuhan dari atap. Ketika dia sudah mendarat, reruntuhan dari atas sudah sangat dekat dengannya dan sudah tidak mungkin dia bisa menghindarinya. "Tutup matamu!" Kata Randika. Inggrid tidak ragu-ragu menuruti Randika dan menutup matanya dengan cepat. Sambil memeluk Inggrid, Randikangsung membkangi reruntuhan itu dan berusaha menahan apa saja yang akan menimpanya. BOOM! Sebuah batu besar menabrak punggung Randika dengan keras, hebatnya batu itungsung hancur. Namun, reruntuhanin segera menyusul dan sekarang Randika dan Inggrid tertindih olehnya. Bersamaan dengan ini, keadaan mi menjadi tenang meskipun debu masih berkeliaran di mana-mana. Pada saat ini, bagian sisi utara gedung perusahaan Cendrawasih sudah hancur lebur! Para penonton di bawah itu sudah terpana melihat kejadian ini. Para polisi dan pemadam kebakaran tidak berani masuk dengan gegabah ke dm gedung tidak stabil seperti itu. Melihat gedung yang sudah setengah hancur itu, pertan yang dibawa mereka sangah tidak memadai. "Kapten, kita tidak bisa masuk ku begini!" "Bersabah, markas akan segera membawakan t-t yang dibutuhkan. Untuk sementara ini smatkan yang ada!" Mungkin sebagian orang akan menganggap para polisi dan pemadam kebakaran yang tidak segera bergerak itu tidak berani menymatkan orang-orang yang di dm gedung. Namun, di hadapan gedung yang tidak tahu kapan bisa roboh itu dan reruntuhan yang menghngi jn masuk, mereka memang tidak berdaya. Bagaimanapun juga, mereka tetah manusia bukan Tuhan. Justru masuk dengan terburu-buru dan tanpa rencana adh tindakan bodoh. Deviana juga datang ke lokasi kejadian. Karena jabatannya mi naik, dia memiliki lebih banyak anak buah sekarang. Ketika mendengar bahwa perusahaan Cendrawasih dibom, hati Deviana benar-benar cemas. Dia tahu bahwa Randika bekerja di perusahaan ini, dia tidak tahu bagaimana keadaan temannya itu. Sekarang yang bisa dkukan para pemadam kebakaran dan polisi ini adh membuat rencana penymatan yang mendetail sekaligus menentukan di mana titik-titik yang rawan bahaya. Baru seth itu mereka bisa merencanakan evakuasi yang benar. Garis polisi sudah terbentang dengan luas dan menghngi para orang awam untuk masuk ke dm lokasi kejadian. Pada saat ini, suara sirene tidak kunjung berhenti terdengar. Dari jauh, mobil dari satuan khusus dapat terlihat sedang mju ke arah lokasi kejadian. Bisa dibng karena ini adh kejadian paling menghebohkan dm sejarah kota dan targetnya merupakan perusahaan nomor 1 di kota ini, para politikus dan petinggi negara yang berdiam di kota Cendrawasih ini mengerahkan seluruh kekuatan mereka. Tentu saja, hal ini dkukan untuk menaikkan citra mereka. Oleh karena itu, beberapa satuan gabungan th berdiskusi mengenai rencana evakuasi sekaligus penymatan. Tujuan utama mereka adh menymatkan sebanyak mungkin sebelum gedung ini roboh seluruhnya. Mereka juga mengerahkan anjing-anjing polisi yang tetih untuk mcak keberadaan orang yang mungkin saja tertimbun oleh reruntuhan. "Mari kita mi." Seth rencana ditetapkan, para penymat ini mi bekerja. Dengan menggunakan kamera digital yang bisa mcak suhu tubuh manusia dan anjing polisi, mereka bergegas masuk ke dm gedung. Orang-orang dari media TV maupun koran juga meliput kejadian ini. Bahkan para media TV mkukan siaranngsung untuk memberikan berita terbaru setiap saat. Kejadian ini benar-benar menjadi sorotan publik. Terlebihgi kota Cendrawasih merupakan kota yang cukup besar dan digandang-gandang sebagai pesaing dari Jakarta ataupun Surabaya. Namun, tiba-tiba ujung tombak kota ini th dibom. Tentu kejadian ini sangat menarik dikaji oleh media. Pada saat yang sama, para karyawan yang terperangkap di bagian gedung yang masih berdiri itu bertemu dengan tim penymat. "Hei, ada orang di sini!" Seorang polisi yang membawa anjingnya itu menemukan tanda-tanda kehidupan. Dm sekejap, timnyangsung bergegas untuk memindahkan reruntuhan. Tidakma kemudian, beberapa orang yang bersimbah darah dan tertindih bebatuan dapat terlihat. Dengan sigap, sh satu dari tim penymat mengeluarkan tandu dan membawa mereka ke ambns. Sekarang musuh mereka adh waktu. Misi penymatan dkukan kembali dengan cepat dan efisien. Orang demi orang mereka temukan dan nyawa demi nyawa terus mereka smatkan. Pada saat ini, sh satu dari mereka menemukan seorang pria yang tertindih oleh banyak batu besar dan rupanya dia masih bernapas. Ini benar-benar sebuah keajaiban ku melihat betapa besar beban yang menindih dirinya. Namun, apab dilihat baik-baik, mereka menemukan bahwa orang tersebut memeluk seorang perempuan! Pada saat mereka hampir selesai memindahkan reruntuhannya, pria itu tiba-tiba bergerak. "Masih sadar?" Tentu saja para tim penymat ini benar-benar terkejut, mereka tidak menyangka bahwa orang tersebut masih bisa bergerak. Karena takut beban yang dia tahan dengan punggungnya itu runtuh mengenai Inggrid, Randika akhirnya memutuskan untuk menunggu bantuan. Seth 90% reruntuhan itu terangkat, akhirnya Randika bisa bergerak dengan bebas sekaligi. Tubuhnya itu penuh debu dan punggungnya penuh luka sekaligus memar, darah terus mengucur dari mulutnya tetapi kedua matanya itu terlihat bersinar. Meskipun dia sudah mengalirkan tenaga dmnya untuk melindungi dirinya, reruntuhan sebesar itu tetap melukai tubuhnya. Untungnya saja, Inggrid tidak terluka sama sekali berkat dirinya. Ketika orang-orang menghampiri Randika, dia hanya menggelengkan kepnya dan berkata pada mereka. "Aku tidak apa-apa." Seth itu, Randika menggendong Inggrid keluar dari reruntuhan. Para penymat itu menawarkan bantuan untuk membawa Inggrid ke rumah sakit tetapi niat baik mereka th ditk oleh Randika. Pada saat ini, Inggrid membuka matanya dan menatap Randika. Hatinya terasa sedih melihat Randika yang terluka. "Kamu tidak apa-apa?" Katanya sambil meskan air mata. "Tentu saja, apa kamu pikir aku akan mati meninggalkanmu?" Kata Randika sambil tersenyum. Dm perjnannya menuju pintu keluar, ratusan pertolongan dari tim penymat th ditk oleh Randika. Dia hanya ingin membawa Inggrid ke tempat yang aman. Di dm hati Randika, kemarahannya sudah memuncak. Tidak peduli siapa, tidak peduli di mana dia bersembunyi, dia akan memburu siapa pun yang berani menyerangnya! Seluruh kemarahannya ini tertuju pada satu nama yaitu Bn Kegpan. Chapter 330: Awal Serangan Balik Chapter 330: Awal Serangan Balik Sesampainya Randika di rumah, dia meminta Inggrid untuk beristirahat dan menyerahkan mash ini padanya. Namun Inggrid menknya karena masih khawatir dengan perusahaannya. Mengerti bagaimana perasaan istrinya itu, akhirnya Randika mengh dan membiarkannya bekerja. Randika sendiri berjn menuju kamarnya dan menykan komputernya, dia segera menghubungi Yuna. Begitu Yuna muncul diyar, dia sangat terkejut melihat penampn Randika yangpang-camping. "Ran, kenapa kamu?" "Kirim pasukan kita ke Indonesia, aku ingin membersihkan kota Cendrawasih." Kata-kata Randika terdengar simpel tetapi mengandung kemarahan yang besar! Randika tidak punya pilihanin. Apab benarwannya kali adh Bn Kegpan, berarti dia perlu membawa pasukannya. Terlebihgi, bom sebanyak itu pasti dibeli di dunia bawah tanah Cendrawasih. Jadi bisa dikatakan bahwa Bn Kegpan diam-diam menyelinap masuk ke Cendrawasihgi dan menyerang perusahaan milik istrinya itu. Jika Randika bisa mcak di mana bom itu dibeli, dia bisa mcak keberadaannya! Yuna terkejut ketika mendengar permintaan Randika. Terakhir kali bertemu Randika mengatakan bahwa dia tidak ingin menguasai Indonesia, apakah dia akhirnya berubah pikiran? "Baih, aku akan mengabari yangin." Kata Yuna. "Kirim sebanyak mungkin tetapi jangan biarkan markas kita di Jepang itu kosong. Aku harap kalian semua sudah datang mm hari ini." Kata Randika. "Baik tuan!" Yuna membungkuk hormat. Seth percakapan mereka selesai, Randikangsung mematikan komputernya. Wajahnya terlihat tenang meskipun hatinya dibakar oleh api amarah. Jangan harap kamu bisa bersembunyi di negara ini, aku akan menemukanmu! Tiba-tiba, pintu kamarnya itu diketuk oleh seseorang. "Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Inggrid dengan khawatir. "Aku baik-baik saja kok." Kata Randika sambil tersenyum. Inggridlu mengh napasnya. "Ran, aku memang tidak tahu siapa dan mengapa mereka mkukannya, tetapi tolong jangan sampai kamu bertindak gegabah. Aku tahu bahwa aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu, aku hanya bisa berdoa bahwa kamu baik-baik saja. Lakukan apa yang perlu kamukukan." Randika terkejut. Mendengar kata-kata Inggrid itu, dia tahu bahwa Inggrid dapat menyimpulkan bahwa pengeboman ini ditujukan pada Randika bukan dirinya, benar-benar pemikiran yang hebat! Inggrid tidak pernah mengatakannya, tetapi dia benar-benar sedih. Perusahaan yang dia bangun dari nol itu benar-benar th menghabiskan seluruh usahanya. Dan sekarang karena semua usahanya itu hancur, akan terjadi beberapa mash. Yang pertama adh investigasi polisi, serangan besar-besaran dari perusahaan saingannya, biaya renovasi, biaya kompensasi karyawan yang meninggal dll. Bisa dikatakan bahwa perusahaan Cendrawasih akan mengmi kemunduran! Inggrid sangat memahami rintangan yang akan dia hadapi tetapi dia tetap tenang! Randika juga tahu bahwa ambisi istrinya ini adh membuat perusahaan ks dunia yang mampu bersaing secara global. Namun karena serangan bom ini, ambisinya itu mungkin th pupus. "Ran, lihat kamu kotor sekali. Ayo kita mandi dulu setidaknya." Inggridlu membawa Randika ke kamar mandi dan membantunya melepas pakaiannya. Seth itu dia membawanya masuk ke dm kamar mandi dan menggosok punggungnya. Melihat punggung yang memar dan berdarah, mata Inggrid tiba-tiba basah dengan sendirinya. Dia masih menggosok punggung Randika dengan lembut. Ketika dia membasuh luka yang berdarah itu, jejak luka yang panjang dapat terlihat dengan js. Keduanya tidak berbicara sama sekali, pada saat ini hati keduanya berada di tempatin. Inggrid dengan tekun membasuh semua luka Randika. Sejujurnya, Randika sama sekali tidak merasakan luka-luka itu meskipun luka tersebut terlihat mengerikan. Di saat dia berkeliling dunia, luka-luka seperti ini sudah seperti sarapan baginya jadi dia sudah kebal. Baginya luka yang paling fatal baginya itu ada 3. Pertama ketika dia berada di hutan tropis di Afrika. Pada waktu itu dia berhadapan dengan 2 tim pembunuh terbaik Afrika dan karena dia tidak mengenal medannya dengan benar, dia terus menerus diserang mendadak dan sempat keracunan. Namun, Randika berhasil membunuh mereka semua dan memaksa racun itu keluar dari tubuhnya. Kedua adh saat dia berada di Rusia. Ketika dia sedang menjnkan misi, Randika sempat lengah dan masuk ke dm perangkapwannya. Dia pada waktu itu terluka para dan pada saat yang sama dia masuk ke dm lubang yang dm. Sebagai hasilnya, dia harus bertahan hidup di iklim dingin Rusia sma 4 hari sendirian sebelum akhirnya bantuan datang. Ketiga adh ketika dia berada di gurun Sahara. Dia menghabiskan waktu sebn bertarung dengan para ahli b diri dunia. Di hari terakhir mereka bertarung, Randika tertembak di bahunya meskipun dia berhasil keluar sebagai pemenang. Namun, yang memperparah adh dia sudah tidak punya makanan dan minuman sama sekali. Dia juga kehngan arah dan tidak tahu di mana dia berada. Dengan darah yang terus mes, dia berjn kaki melewati gurun sma 2 hari. Bisa dikatakan bahwa ketiga kejadian itu jauh lebih membahayakan daripada luka-lukanya yang sekarang. Baginya luka hari ini itu bagaikan luka goresan. Namun bagi Inggrid, luka-luka ini disebabkan karena Randika sibuk melindunginya. "Aku akan mengambil obat." Kata Inggrid dengan nada suara yang pn. Ketika dia hendak berdiri, dia ditarik oleh Randika. Randika tersenyum kecil padanya. "Aku tidak butuh obat, aku butuh kamu di sampingku." Inggrid awalnya ragu-ragu dan akhirnya dia memutuskan untuk duduk kembali. Randikalu membi rambut istrinya itu sambil berkata padanya. "Kamu juga ikut mandi." Inggridlu melepas pakaiannya dan masuk kembali dm keadaan bugil. Seth membasuh punggung Randika sekaligi, sekarang adh bagian depan Randika. Karena sudah berkali-kali berhubungan badan, Inggrid sudah tidak malugi melihat tubuh bugil Randika. Inggrid dengan pehan membasuh tubuh Randika dan mi membersihkan luka-luka yang ada. Melihat wajah Inggrid yang begitu serius namun lembut, Randika sendiri sedikit heran. Apakah ini namanya perhatian istri? Sepertinya perhatian semacam ini tidak bisa didapatkan sin dari pasangan hidup kita. Menikah dan berpacaran itu bisa dibng sedikit berbeda. Berpacaran itu seperti api, terkadang kita tidak bisa membedakannya dengan nafsu dan cinta. Namun, pernikahan seperti air. Ketika kedua air itu bertemu, mereka akan bersatu dan menjadi satu kesatuan untuk smanya. Perasaan hangat ini benar-benar baru pertama kali dirasakan oleh Randika. Randika memperhatikan wajah Inggrid yang penuh dengan perasaan lembut itu. Ketika Inggrid masih sibuk membersihkan luka Randika, tiba-tiba tangannya ditarik oleh kekuatan yang kuat. "Aku ingin mkukannya." Kata Randika dengan pn. Inggrid ragu-ragu, dialu mengatakan. "Kamu sedang terluka jadi jangan telu banyak bergerak. Biarkan aku saja yang bergerak. Hati Randika sudah tidak tahangi, dia ingin meluapkan perasaan cinta yang menggelora di tubuhnya ini. Di dm kamar mandi ini, Inggrid dan Randika kembali meluapkan cinta mereka. ........ Pada mm hari, Inggrid sudah tertidur sedangkan Randika masih terbangun. Pehan keluar dari kasur, dia mengganti pakaiannya dan berjn keluar dari rumah. Ketika dia berdiri di hman rumahnya, dia memperhatikan sekelilingnya. Dengan nada yang tegas Randika mengatakan. "Keluah." Hman rumah yang kosong itu tiba-tiba penuh dengan suara gemerisik, cahaya bn punngsung tertutup ketika sosok misterius itu meloncat ke hadapan Randika. Sekarang ada 4 orang berlutut satu kaki di hadapan Randika dan orang yang berlutut di paling kanan adh Serig. Keempatnya ini mengeluarkan aura yang membuat udara mm ini menjadi sedingin di kutub utara. Terutama tatapan mata mereka yang mengandung tekad yang kuat untuk myani seluruh permintaan tuan mereka. Chapter 331: Membersihkan Kota Cendrawasih Chapter 331: Membersihkan Kota Cendrawasih Serig menatap hormat tuannya. Di sampingnya adh Singa. Dia masih terlihat tampan seperti seorang ksatria dari jaman dahulu. Memang dia adh dulu adh seorang bangsawan jadi etika dan perkunya adh yang paling sopan dari antara semuanya. Singa memberikan hormatnya yang paling terdm untuk Randika. Tetapi jangan tertipu dengan sikap sopannya itu, ketika bertarung Singa sudah bertarung syaknya seekor binatang buas sungguhan. Dengan keberaniannya yang luar biasa, dia menebar teror pada semuawan yang berani menghadangnya! Orang ketiga terlihat tersenyum terus menerus ketika menatap Randika, sikapnya ini kurang pantas. Ketika Randika menatapnya, Jin berusaha mengomel tentang perjnan mereka yang mendadak ini. "Bajingan, kau berani sekali ya mengomel seperti itu! Apa kamu tidak tahu tugas kita adh myani tuan kita!" Kata Singa kepada Jin. Jinlu bergumam pada dirinya sendiri. "Cih, untung saja ada tuan kita di sini. Ku tidak sudah kuhajar kau!" Terakhir adh orang berbadan besar yang terlihat mengerikan, dia adh Dion! Randika menatap keempatnya dan bertanya sambil tersenyum. "Sudah berapama kalian menunggu?" "Kami th menunggu 2 jam." Jawab Serig. Randika mengangguk dan berkata pada mereka. "Tujuanku memanggil kalian adh karena aku butuh bantuan kalian." "Katakan apa yang perlu kamikukan tuan." Singa yang terlihat tenang merasa darahnya mi mendidih. "Apakah ini mengenai Bn Kegpan? Setahu kami dia sedang berada di Amerika dan bersembunyi dari kejaran pasukan kita." "Benar, aku curiga dia mengirim beberapa orang ke sini untuk menyerangku. Tetapi belum tentu juga hal ini berkaitan dengan Bn Kegpan." Jawab Randika. "Ku begitu siapawan kita tuan?" tanya Jin. "Bodoh! Ku tuan kita sudah tahu, js dia sudah membunuhnya dengan tangannya sendiri!" Singa marah terhadap Jin yang tidak peka. "Sudah jangan bertengkar terus, luapkan semangat kalian ini pada misi kalian." Kata Randika sambil tersenyum, tetapi senyumannya ini penuh makna. "Aku ingin kalian membersihkan kota ini dari bahaya tersembunyi. Apa cukup satu hari?" Membersihkan kota Cendrawasih dm satu hari? Jika orangin yang mendengarkan permintaan Randika ini mungkin mereka akan memaki Randika. Apa Randika tidak tahu betapa luas dan dmnya lumpur di kota Cendrawasih? Sebagai kota besar berikutnya yang dikatakan akan menghkan kebesaran ibukota, Cendrawasih merupakan tempat dimana air dan minyak bersatu. Konflik kepentingan terjadi setiap harinya tanpa disadari oleh orang awam. Seg macam cara digunakan untuk menguasai kota ini baik dari dm maupun luarnya. Bisa dikatakan bahwa orang-orang menggunakan trik-trik kotor di dunia bawah tanah kota Cendrawasih. Namun, tantangan seperti ini justru membuat keempatnya ini bersemangat. "Tuan, apa tuan meremehkan kita? Satu hari? Jangan khawatir, ketika tuan bangun besok pagi kita semua sudah membereskan kota ini! Anak buahmu ini siap mati melindungimu." Dion juga mengatakan. "Aku rasa subuh ini selesai kok." "Ku begitu, aku serahkan tugas ini pada kalian berempat. Atur sendiri strategi apa yang kalian perlukan dan jangan telu menarik perhatian publik. Seth misi selesai bersembunyh dan tunggu kabarku. Ah Dion, sebelum kamu pergi aku ingin berbicara berdua denganmu. Sedangkan kalian bertiga boleh pergi sekarang." Kata Randika sambil tersenyum. "Baik." Jin, Singa dan Seriglu pergi sedangkan Dion tetap tinggal di tempat. "Bagaimana perkembangan Bn Kegpan di Amerika?" Tanya Randika. "Dia masih dm jangkauan kita." Randikalu menyuruh Dion berdiri dan duduk bersamanya di kursi taman hman rumahnya. "Bn Kegpan tidak berani menunjukan dirinya dan kekuatannya di Jepang maupun di Amerika terus terkikis oleh pasukan kita. Ku boleh aku mengatakan, Jepang sudah menjadi milik kitagi dan para politikus sudah tidak berani menawarkan bantuannya pada Bn Kegpan. "Jadi apakah menurutmu Bn Kegpan mengirim pasukannya diam-diam ke Indonesia untuk menyerangku secara diam-diam?" Tanya Randika dengan wajah serius. "Bisa jadi Tetapi menurut pemahamanku kemungkinan ini kecil tetapi tetap ada. Lagip kita juga tidak tahu seberapa besar kekuatannya yang asli." Mau tidak mau, Randika sendiri menganggap bahwa serangan bom tadi itu bukah Bn Kegpan. Seharusnya dia tahu bahwa serangan seperti itu tidak akan membunuhnya. Tetapi, dia tidak bisa menutup kemungkinan bahwa dng sebenarnya adh Bn Kegpan. Oleh karena itu, untuk jaga-jaga dia meminta Yuna untuk mengirim pasukan ke Indonesia untuk membereskan mash ini untuknya. "Untuk program reorganisasi pasukan kita, posisi yang kosong sebagian besar sudah terisi. Apab tuan melihat orang-orang yang kita rekrut itu, tuan pasti terkejut." Randika mengangguk. "Kalian sudah bekerja dengan baik." Dionlu melihatngit. "Indonesia memang negara yang mengagumkan." "Yah lumayan." Kata Randika sambil tersenyum. Keduanyalu berbincang-bincang sebentar sebelum akhirnya berpisah. Ketika Randika masuk ke dm rumah, hatinya merasa tenang. Sekarang dia tidak perlu khawatirgi karena pasukannya th tiba. Mm hari ini, dunia bawah tanah di kota Cendrawasih penuh oleh teriakan tragis dan muncratan darah. Dm sekejap, kekuatan kegpan di kota ini th hancur. .... Bagian barat kota di sebuah gedung besar. Ini adh markas geng terbesar kota Cendrawasih untuk saat ini yaitu geng Pedang Badai. Mereka terkenal bengis dan slu meresahkan masyarakat. Mereka menapak menjadi yang terkuat berkat bantuan para politisi yang mereka dukung. Dua pengawas geng Pedang Badai ini berjaga di depan pintu masuk. Tiba-tiba mereka bertemu dengan sosok misterius yang menutupi wajahnya. "Berhenti atau kubunuh kau! Apa kamu tidak tahu ini adh markas Pedang Badai?" "Justru aku ke sini untuk membunuh kalian." Suara Jin yang bersemangat itu mengejutkan mereka berdua. Tanpa ragu-ragu, Jin menerjang ke arah mereka. Sebelum mereka bisa mengeluarkan senjata mereka, Jin sudah mematahkan leher mereka. "Cih, kenapa kalian lemah sekali." Kata Jin sambil menggelengkan wajahnya. Pada saat ini, orang-orang di dm gedung sudah mendengar kegaduhan yang terjadi di luar. Merekangsung mengambil senjata api mereka dan menerjang ke luar. Melihat Jin dan anak buahnya, merekangsung membidikwan mereka itu tanpa ragu-ragu. Namun, mereka tidak sempat menembakkan senjata mereka sama sekali. Justru dahi mereka sudah bersarang sebuah peluru. "Hmm lumayan, lumayan. Tidak sh aku memilih kalian jadi anak buahku." Jin mengangguk puas pada anak buahnya. Dialu membawa anak buahnya ke dm gedung tersebut. Ketika mereka masuk ke dm gedung, para gangster itu sudah ditakdirkan mati. Ketika Jin menerjang masuk, teriakan tragisngsung terdengar bersamaan dengan suara tembakan tanpa henti. Jin mengangguk puas ketika melihat kinerja anak buahnya yang bagus itu, tidak percuma dia mtih mereka begituma. Pada saat ini, pria berbaju jas berusahari dari pintu bkang; dari penampnnya bisa dikatakan bahwa dih pemimpin geng ini. Ketika dia beri, sebuah sosok misterius muncul di hadapannya. Ketika bos tersebut mengacungkan senjatanya, Jin hanya berkata dengan nada mengancam padanya. "Menyerah atau mati, pilihanmu." "Aku menyerah." Kata si bos tersebut sambil menggertakan giginya. Jin mengangguk dan mmbaikan tangannya. Dm sekejap, anak buah Jin berhenti membantai. Namun semua itu sudah tembat, hampir seluruh gangster itu sudah mati. Bos itu melihat Jin memalingkan wajahnya, tatapan matanyangsung bersinar. Ketika tangannya berusaha meraih pistol yang ada di balik bajunya, di hadapan matanya sudah ada ku pisau yang dingin. Dm sekejap Jin sudah membenamkan pisau itu pada dahinya. "Aku paling benci orang bodoh sepertimu." Kata Jin. Dm waktu 5 menit, geng Pedang Badai sudah hancur seluruhnya. Pada saat yang sama, di sebuah gang tidak jauh dari sana. Serig dan pasukannya menari di atas puluhan mayat gangster yang th mereka bunuh. "Tinggal berapagi?" Tanya Serig. "Kurang 5gi tuan." Kata anak buahnya dengan hormat. Chapter 332: Pembersihan Chapter 332: Pembersihan Serig mengangguk. "Baih, cepat kita selesaikan pekerjaan kita." Diin sisi, Singa sedang mengacungkan pistolnya kepada seorang gangster tepat di dahinya. Seth membunuh seluruh teman-temannya dan bosnya, Singa menyisakan seorang ini untuk menyebarkan cerita pembantaian ini. Bagaimanapun juga, dia harus menyebarkan nama agung tuannya. Melihat Singa dan anak buahnya pergi, gangster itu mengh napas lega sebanyak-banyaknya. Wajahnya sudah benar-benar pucat dan punggungnya sudah basah oleh keringat. "Kota ini akan bermandikan darah mm ini." ....... Arena tinju bawah tanah Cendrawasih, Phoenix Gym Phoenix gym merupakan sarang dari geng nomor satu di kota Cendrawasih yaitu geng ck Blood. Tentu saja, sarang ini bukah sarang utama dari ck Blood. Phoenix gym dijadikan tempat ck Blood menaruh pasukannya, hal ini sudah cukup membuat mereka menjadi geng nomor 1 di Cendrawasih. Cabang dari ck Blood ini sudah bertahun-tahun berada di Cendrawasih dan sudah mengakar dengan kuat. Arena tinju illegal ini dibuat oleh mereka dan merupakan tempat yang cukup bagus untuk menghasilkan uang. Pertarungan sampai mati itu bisa mendatangkan kekayaan bagi si pemenang dan kematian bagi yang kh. Sekarang ini, dua orang sedang bertarung mempertaruhkan nyawa mereka. Namun petinju dari Eropa itu memberikan pukn keras padawannya hingga dia terjatuh. Tapi pertandingan belum selesai. Pemuda dari Bandung itu berdiri dengan kaki yang gemetar dan mengp darah di mulutnya. Dengan sekuat tenaga, dia kembali bertarung denganwannya. Darah yang mengalir dan kekerasan yang tidak bisa dilihat dari hraga tinju biasa membuat darah para penonton menjadi mendidih, khususnya yang bertaruh. "Bunuh dia, bunuh!" "Orang Eropa itu tidak kh-kh sejak seminggu yanglu, percuma anak itu tetap berdiri." "Sin, aku kira 2 ronde sudah cukup untuk menghabisi bocah itu." "Tahu gini aku masang bocah itu dapat bertahan sampai ronde akhir!" Di sebuah ruangan VVIP di barisan paling atas dari arena ini, duduk seorang pria paruh baya. Matanya menyapu semua penonton yang bersorak, dia mengangguk puas dengan volume penonton ini. Dia adh pemimpin dari ck Blood cabang Cendrawasih yang dijuluki sebagai Robert si anjing g. "Pak Robert, ini hasilnya mm ini. Tolong diperiksa." Seorang bawahannya memberikannya sekoper uang beserta catatan juh uangnya. Robert hanya mengibaskan tangannya. "Coba kamu lihat ke bawah, apa yang kamu lihat? Aku hanya melihat orang-orang heboh dengan sendirinya dan memasang uang mereka. Tidak peduli berapa uang yang kita hasilkan, itu semua masih kecil apab kita menambahkan narkoba di menu kita. Bagaimana proses supplier kita?" Dengan cepat bawahannya itu memberitahu proses perkembangannya. Robert mengangguk pn dan kembali menatap arena. Namun, tiba-tiba dia mengerutkan dahinya. Petinju Eropa itu berhasil mematahkan leher petinju dari Bandung dan sekarang dia sedang berselebrasi. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang menaiki arena. Para penonton ini semuanya bingung, ada apa ini? Kemudian mereka tertawa, apa orang itu mau membskan dendam temannya yang mati itu? Bodoh sekali dia menantang orang Eropa. "Hei, hei, cepat aku bertaruh 10 juta buat orang Eropa itu." "Bunuh dia!" Merasa bahwa ada petarung baru yang akan bertanding, para penonton ini makin mengg. Seorang staf menghampiri Dion dan berusaha membujuk Dion untuk keluar dari tempat ini karena sekarang bukah gilirannya untuk tampil. Dion hanya terdiam, dialu menampar staf tersebut dengan keras. Gigi yang copot sekaligus diikuti dengan darahngsung menghujani para penonton. Sedangkan staf tersebut sudah terkapar tidak sadarkan diri. Melihat adegan ini, para penonton terkejut dan bawahan Robertngsung bertanya pada bosnya. "Tuan, apa kau ingin aku mencegahnya?" Robert terdiam sementara waktu, dialu berkata seth beberapa saat. "Usir dia keluar." Bawahannya tersebutlu membawa beberapa orang bersamanya dan berjn keluar menuju arena. Para penonton yang sudah tenjur memasang taruhannya itu mi ketakutan sedangkan yang belumngsung berbondong-bondong memasang buat Dion. "100 juta untuk pendatang baru!" "50 buat pria hitam itu." Taruhan demi taruhan dipasang untuk mempertarungkan Dion dengan petinju Eropa tersebut. Melihat penghinaan ini, petinju Eropa itu mi marah dan sudah mengeluarkan aura membunuhnya. "Jika kau berani mngkah, jangan shkan aku jika mencabut nyawamu." Dion dengan santai meremehkan petinju Eropa tersebut. Mendengar kata-kata ini, js dia merasa tersinggung danngsung menerjang ke arah Dion. Sebuah tinju yang keras myang ke arah wajah Dion tetapi Dion terlihat tenang dan tidak bergerak. Ketika sorakan para penonton itu makin keras, situasi pertarungan mengarah pada situasi yang benar-benar tidak terduga. Tinju Dion bertemu dengan tinju orang Eropa tersebut. Namun, wajah orang Eropa itu benar-benar terlihat pucat pasi. Tinju Dion sudah bagaikan baja yang menghantam keras tangannya, js bahwa tng jari-jarinya itu sudah hancur. Petinju Eropa itu mundur beberapangkah dan menatap takut pada Dion. Dionlu berjn maju dan myangkan sebuah pukn tepat di wajahnya. Ketika para penonton melihat bahwa petinju Eropa itu mundur, mereka sudah mengerti apa yang akan terjadi berikutnya maka dari itu mereka memberinya semangat. "Jangan menyerah! Habisi dia! Kami bertaruh banyak untukmu!" Petinju Eropa itu mengangkat kedua tangannya di depan wajahnya untuk mencoba menghu serangan Dion. Tetapi semua sudah tembat, tinju Dion sudah mendarat tepat di wajahnya. Sorakan para penonton yang riuh itungsung terdiam ketika melihat darah bermuncratan dan gigi yang terlempar. Dm sekejap suasana arena tinju illegal ini sunyi senyap. Dion yang berhasil menjadi pemenang itu menatap ruangan VVIP yang ada di atas. Pada saat mata Dion mengarah padanya, tubuh Robert sudah gemetar tidak karuan. Dia merasa bahwa tatapan itu bisa membunuhnya kapan saja. Keringat dingin mi memenuhi dahi Robert, wajahnya terlihat tegang. Dia baru pertama kali merasakan perasaan tertekan seperti ini. Pada saat yang sama, bawahan Robert yang membawa beberapa temannya itu sudah mengepung Dion. Namun, pasukan Dion yang membaur dengan para penonton itu berdiri semua dan mengeluarkan senapan serbu mereka. DOR! DOR! DOR! Suara senapan yang ditembakkan itu mengejutkan semua orang. Suasana sunyi senyap itu berubah menjadi kacau dm sekejap. Dion sendiri berjn menghampiri ruangan VVIP dengan santai. ...... Tidak ada yang tahu apa yang th terjadi di ruangan VVIP. Keesokan harinya Dark Blood, geng nomor 1 di Cendrawasih, th resmi mengeluarkan diri mereka dari kota Cendrawasih! Semua dunia bawah tanah di Cendrawasih mengmi hal yang sama, mereka th diserang oleh pasukan yang datang entah dari mana. Semm merupakan neraka bagi mereka semua. Seluruh geng berkekuatan besar ataupun sedang th dihancurkan tanpa san yang js, serangan itu benar-benar telu mendadak. Mereka hanya punya 2 pilihan yaitu menyerah atau mati. Dm sehari kekuatan kegpan dari kota Cendrawasih th hancur lebur. Keesokan paginya, sudah tidak ada geng yang berkuasa di Cendrawasih. Dm sehari, bn yang bersinar indah itu diwarnai oleh merah darah. Pada saat yang sama, Randika memberikan perintahnya pagi hari itu juga. Dm sekejap, semua orang yang tersisa di dunia bawah tanah itu mencari seorang penjual yang menjual bahan peledak. Karena mereka sudah menyerah pada pasukan Ares, semua gangster yang smat itu bekerja dengan tekun demi mencarikan informasi bagi Randika. Ketika Randika sedang sarapan, HP Randika bunyi. Ketika dia membuka pesannya, foto dan informasi mengenai Anna terpampang js. Di dm pesan itu juga ada bahan peledak apa yang dia beli dan hotel mana dia menginap. Chapter 333: Pikiran Randika yang Jenuh Chapter 333: Pikiran Randika yang Jenuh Melihatporan mengenai riwayat hidup Anna, Randika mengerutkan dahinya. Lagigi keluarga Alfred "Kenapa?" Tanya Inggrid dengan penasaran. "Tidak apa-apa." Randika meletakkan HPnya dan berkata sambil tersenyum. "Aku akan pergi sebentar, kamu sebaiknya tetap di rumah sma aku tidak ada." Inggrid mengangguk pn dan menjawab. "Berhati-hath." Meskipun dia tidak tahu apa yang akan dkukan oleh Randika, Inggrid mempunyai dugaannya sendiri tetapi tidak berani membicarakannya. Seth sarapan, Randika keluar dari rumahnya danngsung menuju lokasi Anna berada. Pada saat yang sama, Jin, Singa, Serig dan Dion sudah menunggu di sebuah gedung di seberang gedung perusahaan Cendrawasih. Gedung ini merupakan terakhir kalinya Anna terlihat. Seth pengeboman yang dkukannya 3 hari yanglu, Anna menghng dari hotelnya dan tidak terlihatgi sejak saat itu. Oleh karena itu, Randika dkk berusaha mencari petunjuk di gedung tersebut. Tidak jauh dari tempat mereka, terdapat beberapa apartemen berdiri. Di sh satu apartemen, Deviana beserta anak buahnya yang bersenjatakan lengkap mengepung sh satu gedung apartemen tersebut. "Kenapa kita belum menerobos masuk?" Deviana mengerutkan dahinya. Timnya th mengepung apartemen ini sejak subuh tadi. Sebelumnya, Deviana berada di lokasi ketika perusahaan Cendrawasih dibom. Sejak saat itu dia menyelidiki kasus ini dengan sekuat tenaga dan masih belum mendapatkan petunjuk. Namun tiba-tiba, kasus sebelumnya mengmi kemajuan yang membuatnya mengepung apartemen ini. Kasus ini merupakan kasus yang cukup besar karena berkaitan dengan pengedaran narkoba lintas kota. Para penjahat ini juga membunuh orang yang berpotensi menjadi penghambat bagi mereka. Pembunuhan, pengedaran narkoba, pengedaran senjata api illegal dan bahkan prostitusi th merekakukan cukupma di kota ini. Hukuman bagi mereka adh hukuman seumur hidup bahkan hukuman mati! Namun, para penjahat ini merupakan pemainma di dunia gp seperti ini. Meskipun Deviana sudah semman mengepung gedung mereka, para polisi itu masih belum bisa masuk untuk menangkap mereka. Di sisiin, justru para pengintai dari polisi th mengmi luka tembakan. "Bu, kita tidak bisa masuk sembarangan karena gedung apartemennya telu besar. Kita juga tidak tahu seberapa banyak tersangka yang ada dan kita tidak punya perlengkapan yang tepat untuk menyerbu masuk." Seorang bawahan menjawab Deviana dengan cepat. Karena para penjahat itu sudah menguasai gedung apartemen sejak mereka tahu bahwa mereka th dikepung, para pengintai yang menyamar itungsung ketahuan dan ditembak oleh mereka. Para penjahat ini sudah berpengman dan jika Deviana memaksa masuk tanpa pertan yang tepat, maka mereka akan dibantai tanpa ampun oleh mereka. "Hubungi markas dan minta mereka untuk mengirim satuan khusus." Jawab Deviana dengan nada yang dingin. Pada saat yang sama, Randika dan anak buahnya kebetn menelusuri jn ini. Dengan santai mereka berjn melewati para polisi ini dan menuju gedung apartemen yangin. Para polisi yang berjaga sedikit ragu dengan mereka karena penampn mereka itu mirip dengan preman. Deviana juga menyadari kehadiran Randika dkk, dia benar-benar terkejut ketika melihatnya. Ketika dia ingin menghampiri Randika, dia menyadari bahwa Randika sedang buru-buru. Deviana menjadi ragu-ragu untuk menyapanya, bawahannya di sampingnya berbisik padanya. "Bu, apa mereka bagian dari para penjahat itu? Apa ibu ingin kita menangkap mereka?" "Mereka tidak ada hubungannya dengan para penjahat itu. Sudah fokus pada misi kita, ku mereka sampai lolos maka kalian semua akan kupecat!" Jawab Deviana. Randika dan yanginnya masuk dan berjn naik kentai atas sebuah apartemen. Randika tidak perlu memberikan perintah karena Jin dan Singangsung bertindak dan mengamankan lokasi. Menurut informasi yang mereka dapat, Anna berpura-pura menginap di sebuah hotel dan menginap di sh satu properti yang dimiliki oleh keluarganya di kota ini. Ketika mereka masuk ke dm kamar, mereka tidak menemukan apa-apa di dm kamar tersebut. "Tuan, di sini sudah tidak ada apa-apa." Kata Jin sambil menggaruk kepnya. Serig berusaha mencari petunjuk dengan penglihatannya yang tajam, dialu berkata pada Randika sambil meminta maaf. "Aku sudah mengecek daerah sini dan tidak menemukan apa-apa, aku tidak menyangka perempuan itu akan lolos dari mataku. Hamba minta maaf." Ketika Serig menatap wajah Randika, wajah tuannya itu terlihat buruk dan muram. Randika sendiri tidak menyhkan bawahannya ini karena, bagaimanapun juga, mereka tidak mempunyai jaringan informasi sekuat di Jepang. Kemarahannya ini tertuju pada Anna dan keluarga Alfred yang sudah berkali-kali memberinya mash. Bahaya seperti ini benar-benar tidak bagus untuknya, oleh karena itu dia harus menuntaskan mash ini untuk smanya. "Bisakah kalian periksa sudah berapama dia meninggalkan tempat ini?" Tanya Randika. Seriglu berdiri dan memeriksa semua ruangan bersama dengan yangin. Lalu mereka menemukan mesin kopi dan menyimpulkan bahwa Anna sudah cukupma meninggalkan tempat ini. "Kirim orang ke stasiun kereta, bandara, perbatasan kota, jangan biarkan dia kabur. Jika dia masih berada di dm kota, mau dia bersembunyi di bawah tanah atau dingit, aku ingin kalian menemukannya!" Kata Randika dengan nada dingin. "Baik." Semua orangngsung menyanggupi permintaan Randika. Randika harus melenyapkan bahaya tersembunyi ini segera mungkin sebelum Anna kembali menyerang dirinya. Untungnya saja, Anna tidak memiliki kemampuan seperti Shadow. Lolosnya dia dari jangkauan anak buahnya mungkin karena dia benar-benar berusaha tidak mencolok seth mengebom perusahaannya. Sekarang anak buahnya akan memburunya hingga ke ujungngit, nasib perempuan itu sudah js! Seth berjn keluar dari gedung apartemen, Randika berpapasangi dengan tim yang dipimpin oleh Deviana. Kali ini Randika menyadari temannya satu itu sedang berwajah marah, sepertinya kasus temannya ini cukup rumit. Randika menghampiri Deviana dan menatap apartemen yang dikepung itu dan berkata padanya. "Apa ada yang bisa kubantu?" Ketika Deviana ingin membsnya, Randikangsung memotongnya dan berkata dengan nada dingin. "Tapi aku tahu bahwa kamu itu orang yang tidak suka ditolong." Randikalu memberi sinyal pada Serig! Serig dan kelima orang yang dibawanyangsung menerjang masuk ke arah apartemen tersebut. Para polisi yang berjaga di depan gedung terkejut, diangsung memaki Randika. "Hentikan orangmu! Apa kalian sudah g?" "Bu hentikan dia!" Semua polisi menjadi tegang dan ketakutan karenawan mereka kali ini adh para penjahat yang sudah siap menghadapi apa pun. Mereka sendiri tidak tahu ada berapa banyak orang di dm sana, terlebihgi mereka th bersembunyi di seluruh gedung jadi taktik gerilya sangah efektif bagi mereka. "Ran, Apa yang kamukukan? Panggil kembali orang-orangmu, di dm sangat berbahaya!" Deviana juga terlihat cemas. "Ku mereka mati itu semua shmu!" Randika tetap terlihat tenang, dia sama sekali tidak peduli. Dialu bertanya pada para polisi yang berjaga. "Ada yang punya rokok?" Seseoranglu membawakan sebatang rokok dan menykannya untuk Randika. Randika sendiri aslinya jarang merokok tetapi pikirannya itu telu jenuh oleh mash keluarga Alfred dan dia perlu tenang sedikit. "Hei, kamu dengar kata-kataku tidak!" Deviana menjadi marah. Dialu membuang rokok yang dihisap oleh Randika. Di bkangnya Randika, Singa sudah menatap tajam Deviana dan tertawa di dm hatinya. Dia harus mengakui keberanian perempuan satu ini, tidak heran dia th memikat hati tuannya. Perlu diketahui, Ares tidak akan membantu orang-orang yang tidak penting bagi dirinya. Chapter 334: Apa Kamu Pikir Aku Tidak Bisa Membunuhmu? Chapter 334: Apa Kamu Pikir Aku Tidak Bisa Membunuhmu? Randika menggelengkan kepnya. "Jangan khawatir. Jika mereka mati, mereka tidak pantas bekerja di bawah perintahku." Sesudahnya Randika berkata seperti itu, tiba-tiba, satu per satu ruangan terdengar jeritan tragis. Dapat terdengar bahwa teriakan itu terbatas pada meminta tolong ataupun memohon ampun atas nyawa mereka. "Ran, suara apa itu!" Deviana yang cemas itu segera menggenggam baju Randika dan menarik-nariknya. Dia akhirnya sudah tidak tahangi dan menyuruh anak buahnya untuk bersiap menerobos masuk. "Bersiap untuk masuk!" "Sudah santai saja, tunggu 5 menitgi." Randika menghentikan Deviana. "Kamu boleh memukulku jika aku berbohong." "Ran, ini bukan mash kecil." Deviana merasa jengkel dengan Randika yang terus terlihat tenang itu. Bagaimanapun juga, kasus ini sendiri cukup besar dan bisa mempengaruhi kariernya. "Sudah tidak usah khawatir, orang-orang yang masuk itu orang-orangku." Randika tersenyum kecil. Suasana hatinya yang jenuh itu kembali membaik sedikit. Para polisi ini tidak sependapat dengan Randika. Mendengar jeritan-jeritan tragis dan suara tembakan, keenam orang itu pasti sudah disiksa habis oleh para kriminal. Mereka berpikir bahwa orang ini sungguh bodoh. Pada saat ini, dari apartemen terdengar suara teriakan panik. "Ah tidak!! Jangan ke sini!" Seth teriakan itu, suasana hening kembali. Ketika mendengar teriakan itu tadi, para polisi dan Deviana sudah terkejut bukan main. Mereka merasa bahwa pernah mendengar suara orang itu, bukankah itu suara target mereka? Ku begitu, teriakan-teriakan tragis tadi berasal dari para penjahat? Memikirkan hal ini, ekspresi para polisi berubah semua. Ketika mereka melihat sosok Randika, wajah mereka tampak bingung. Beberapa saat berikutnya, Serig dan anak buahnya keluar dari dm gedung. Ekspresi anak buah Serig sudah bagaikan zombie, benar-benar terlihat kosong. Melihat orang-orang bersimbah darah ini, semua polisi merinding bersamaan. Wajah Serig masih tetap terlihat tenang meskipun darah th memenuhi wajahnya, dia terlihat bagaikan binatang buas yang baru saja memakan mangsanya. Ketika Serig datang ke hadapan Randika, dia sedikit merasa malu. "Tuan, kami di dm lepas kendali untuk sesaat. Kami tidak sengaja membunuh mereka semua, apakah kita seharusnya menangkap mereka hidup-hidup?" Semua th dibunuh? Deviana dan bawahannya js terkejut ketika mendengarnya. Mereka th di sini semman mengepung dan bertempur susah payah dengan mereka. Dan sekarang Randika dan orangnya masuk cuma 10 menit dan mereka th membunuh mereka semua? Mereka dengan gampangnya mengatakan bahwa 6 orang ini berhasil membunuh sebuah organisasi penyelundup? Sulit untuk dipercaya! Di saat semuanya masih bingung, Randika mengangguk dan menoleh ke arah Deviana. "Targetmu th mati semua, apakah tidak apa-apa?" Deviana mengangguk sambil tidak tahu harus berkata apa. Dia dengan cepat memberi sinyal pada bawahannya dan menyuruh mereka masuk ke dm gedung untuk memeriksa keadaan lebihnjut. Seth masuk, para polisi ini menemukan bahwa para pengedar narkoba ini sudah tergeletak di mana-mana dan berlumuran darah. Terlebihgi, wajah mereka terlihat ketakutan dan senjata mereka sudah kosong tidak berpeluru. "Mereka benar-benar th mati." Semuanya saling memandang satu samain, kejadian ini benar-benar tidak masuk akal. Para polisi ini segera menyebar ke seluruhntai. Pada saat ini, seorang polisi menyadari bahwa korban yang ada di hadapannya ini mati seperti orang yang lehernya th dipatahkan. Yanginnya menemukan bahwa para penjahat ini ada yang dihajar sampai babak belur hingga mati dan ada yang sampai tangan dan kakinya remuk semua! Jika dilihat baik-baik, semua penjahat ini mati oleh tangan kosong. Memikirkan hal ini, para polisi ini menghirup udara dm-dm. Monster seperti apa mereka sebenarnya? Keahlian b diri pasukan Ares benar-benar mengerikan. Pada saat ini, Randika sudah kembali menuju markas sementara pasukannya. Berkat perintahnya, seluruh dunia bawah tanah Cendrawasih kembali bekerja. Di bawah ancaman pasukan Ares, para gangster yang masih bertahan th mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk mencari Anna. Di bandara, stasiun kereta api, pangkn bemo, pangkn bis, semua orang terlihat memegang foto Anna di tangan mereka. Bisa dikatakan bahwa hampir semua titik transportasi di Cendrawasih th dikepung oleh pasukan Ares. Ketika Randika png ke rumah, Inggrid menghampirinya. "Ran, ini tadi pagi ada paket untukmu. Aku taruh di meja makan." Paket? Randika belum pernah mendapatkan paket seperti ini sebelumnya, hati Randikangsung menjadi waspada. Dia mengangguk ke arah Inggrid dan berjn menuju paket tersebut. Paket itu terbungkus dengan rapi dan duduk manis di atas meja. Menurut penglihatannya, itu tidak mungkin sebuah bom. Ketika dia membukanya, tidak disangka-sangka ternyata itu adh sebuah kaset CD; Randika terlihat bingung. Kemudian dia memutar kaset tersebut di DVD yer yang ada di ruang tamu. Tidakma kemudian, sosok Anna muncul di balikyar! Dm sekejap aura membunuh Randika keluar dengan hebat. Js ini merupakan rekaman yang dibuat oleh Anna sendiri. Pada saat ini, wajah Anna terlihat sedang mengejek dan puas. "Bagaimana hadiah yang kupersiapkan untukmu Randika? Apakah itu menyenangkan?" Wajah Anna benar-benar bengis, nada suaranya mengandung kebencian yang sangat mendm. Seth itu ekspresinya berubah menjadi sedih. "Tetapi sayang sekali, aku tidak bisa membunuh pcur yang kamu sebut istri itu. Lain kali aku akan memastikan bahwa Inggrid akan menemani adikku di liang kuburnya." Suara TV yang diputar ini lumayan keras sehingga Inggrid yang ada di dapur penasaran dengan apa yang sedang dilihat oleh Randika. Meskipun wajah suaminya itu terlihat tenang, tubuhnya benar-benar kaku. Ketika matanya tertuju pada TV, Inggrid terkejut bukan main. "Anna?" Anna merupakan kakak dari Hans dan merupakan anak keempat dari Ivan. Sebelumnya Inggrid pernah bertemu dengannya karena keluarga Alfred dan keluarga Laibahas adh temanma. Randika tidak berbicara sama sekali, Anna yang terlihat sedih itu kembali tersenyum. "Tapi itu tidak mash, aku masih punya banyak waktu untuk bermain dengan kalian semua. Aku hanya penasaran saja, apa sebaiknya aku bunuh Inggrid pakai bomgi atau perlu aku menyewa orang untuk memperkosanya baru membunuhnya?" Annalu tertawa dengan liar, ekspresinya sudah mirip orang g. B diperhatikan baik-baik, kegannya ini sudah mirip Shadow. Inggrid hanya berdiri dengan tubuh yang gemetar, dm sekejap diangsung memeluk Randika. Melihat istrinya yang ketakutan itu, Randika dengan lembut mengelus kepnya dan berkata dengan nada yang menenangkan. "Jangan khawatir, aku ada di sini." "Baih." Inggrid mengangguk dan memejamkan matanya, dia tidak berani menatap sosok perempuan yang ada di TV itugi. Wajah Randika benar-benar terlihat dingin. Seekor semut berani menantang sang raja hutan? Dia bodoh atau g? Aku sudah membunuh hampir semua anggota keluargamu, apa kamu pikir aku tidak bisa membunuhmu? Chapter 335: Dalam Tiga Hari Perusahaanmu Itu Akan Kembali Seperti Sedia Kala! Chapter 335: Dm Tiga Hari Perusahaanmu Itu Akan Kembali Seperti Sedia K! Di saat Randikarut dengan pikirannya, Anna kembali berkata padanya dari balikyar. "Ketika kau membunuh 180 anggota keluargaku dan melucuti kekuatan keluargaku, aku tidak menyangka bahwa aku juga bisa mkukan hal yang sama." Tiba-tiba ekspresi Anna kembali menjadi bengis. Melihat ke arah kamera, dia merasa bahwa dia sedang menatap Randika secarangsung. "Kebencian ini, dendam ini, semuanya akan dibayar oleh darahmu! Tidak Sebelum itu, aku akan menyiksa dan membunuh orang-orang yang ada di sekitarmu, baru aku akan membunuhmu!" Anna sama sekali tidak menyembunyikan kejahatan yang th menyelimuti dirinya. "Randika, jangan harap kamu bisa kabur dari takdirmu ini. Bahkan iblis pun tidak akan sanggup menyeretku ke neraka sebelum aku berhasil membunuhmu." "Ini baru awal dari permainan kita, nantikan kejutanku berikutnya." Annalu mendengus dingin, tatapan tajamnya seh-h bisa menembusyar dan menusuk tng punggung Randika. Seth itu video tersebut mati dan rumah ini kembali menjadi hening. Inggrid mengangkat kepnya dan menatap Randika. Dengan lembut, dia membi wajah Randika. "Kenapa sayang?" Randika menangkap dan mencium tangan Inggrid. Inggridlu membenamkan kepnya di pelukannya Randika, Randikalu berkata padanya. "Apa kamu khawatir sama suamimu ini?" Inggrid mengangguk. "Anna terlihat benar-benar membencimu, aku khawatir dia akan melukaimu." "Hahaha." Randikalu mencubit hidung Inggrid. "Dasar bodoh, mana mungkin dia bisa melukai suamimu yang kuat ini?" "Jangan khawatir, mash ini akan kubereskan secepatnya." Kata Randika sambil tersenyum. Inggrid mengangguk dan kembali membenamkan kepnya di dada Randika. Randika terdiam dan dengan lembut mengelus kep Inggrid. Namun pada saat ini, Inggrid dapat mencium aroma rokok di tubuh Randika. "Kamu habis merokok?" Randika js terkejut, istrinya ini anjing? Hidungnya benar-benar peka! "Pikiranku tadi sedang penuh, jadinya aku hisap satu batang." Kata Randika. "Mi sekarang tidak ada rokokgi, rokok itu tidak sehat!" Kata Inggrid. "Baih, apa pun untuk istriku yang tercinta." Kata Randika sambil tersenyum. Pada saat yang sama, tangannya sudah berenang-renang di tubuh Inggrid. "Hentikan!" Inggrid melepaskan diri dan terlihat marah, dia juga menampar tangan Randika yang jahil. "Aku tidak suka bau rokok, sudah mandi sana dulu." "Ayh, sekali saja." Randika mencium leher Inggrid. "Tidak mau!" Inggrid bersikukuh menk. "Mandi dulu!" Melihat pewanan Inggrid, Randika hanya bisa menyerah. "Baih." Dia tidak menyangka bahwa istrinya akan membenci rokok segitu hebatnya. Ku saja dia tahu, Randika tidak akan merokok tadi. Melihat ekspresi sedih dan tidak berdaya Randika, Inggrid tertawa kecil. "Omong-omong, hari ini Ibu Ipah png." Randika mengangguk, dia dengan cepat ke kamar mandi. Ketika Randika baru saja masuk, pada saat yang sama, pintu rumah mereka terbuka dengan keras. "Kak, kak, apa kakak baik-baik saja!" Hannah tiba-tiba masuk sambil berteriak. "Hannah?" Inggrid terlihat bingung. Hannahlu melihat kakaknya itu sedang duduk di sofa, diangsung mengh napas lega. Dengan cepat dia menghampiri dan memeluk Inggrid. "Kak, aku baru tahu bahwa kantor kak Inggrid itu dibom! Maafkan aku yang baru datang!" Melihat ekspresi khawatir adiknya, Inggrid merasa tersentuh. "Sudah berhenti menangis dulu, yang terpenting kakak smat bukan?" "Siapa pkunya? Apa kakak sudah tahu siapa pkunya?" Inggrid terdiam untuk beberapa saat, dialu berkata pada Hannah. "Pkunya Anna dari keluarga Alfred." "Oh ya?" Hannah benar-benar terkejut, dialu berkata dengan nada marah. "Kenapa dia tega mkukan semua itu? Banyak orang tidak berdosa di dm gedung." "Sudah, biarkan mash ini ditangani oleh polisi." Kata Inggrid. "Aku harap kejadian kemarin itu tidak telu banyak menn korban." "Kak, bagaimana dengan perusahaan kakak?" Meskipun ragu, Hannah berusaha memberanikan diri untuk bertanya. Bisa dikatakan bahwa perusahaan kakaknya ini hancur lebur dan tidak bisa beroperasi. "Gedung perusahaan kakak masih dm investigasi jadi proses renovasi masih belum bisa dkukan, jadi kita harus bersabar." Kata Inggrid sambil mengh napasnya. Hannah terdiam untuk beberapa saat, dialu bertanya. "Di mana kak Randika?" "Di atas." Hannah dengan cepat beri ke atas. "Kak Randika!" Ketika namanya dipanggil, Randika keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya saja. Ketika Hannah melihat penampn Randika, hatinya mengepal dan disusul oleh teriakan terkejut. "AH!" Ketika Inggrid mendengar teriakan ini, dia terkejut beberapa saat. Namun dia teringat bahwa suaminya itu seharusnya baru selesai mandi. Jika digabungkan dengan teriakan adiknya itu, Inggrid bisa menebak apa yang tengah terjadi. Dia hanya bisa menyesal tidak mengatakannya pada adiknya terlebih dahulu. Randika hanya bisa menutup kupingnya ketika dirinya disambut oleh teriakan luar biasa keras itu. Sin, bukankah aku pakai handuk? Buat apa teriak begitu keras? "Kenapa kamu teriak begitu keras?" Randika mengh napasnya. "Bukankah kamu pernah melihatku tnjang?" Hannah kehabisan kata-kata, bukan berarti dia pernah melihat terus kakak iparnya ini bisa berkeliling rumah hanya memakai handuk! "Kak, kenapa kakak begitu mesum!" Hannah yang memalingkan wajahnya itu tidak kuasa menahan diri untuk tidak mengingat betapa kekar tubuh Randika. "Lha kamu sendiri yang memanggilku tadi bukan?" Randika tertawa. "Aku kira kamu ingin melihat apa yang ada di balik handuk ini jadi aku buru-buru keluar menyambutmu." Hannah semakin cemberut. "Memangnya siapa yang mau melihat kak Randika bugil, apa bagusnya coba?" Randika menatap Hannah dan tertawa. "Han, jangan-jangan kamu masih malu ya? Sudah besar kok malu hahaha!" "Hah? Siapa yang malu!" Hannah makin marah. "Memangnya kak Randika berani lepas handuknya?" Wah, dia nantang? "Kamu kira aku takut untuk melepas handukku?" Randika bersiap untuk membuka. "Tapi ku aku melepas handukku, jangan coba-coba untukri." Hannah melihat bahwa kakak iparnya itu sudah siap-siap melepas handuknya, diangsung tersipu malu. Tetapi karena sudah sejauh ini, tidak ada kata mundur! Mundur bukah gaya seorang Hannah! "Ayo jangan ngomong saja, lepas!" Hannah menatap Randika dengan tajam. Dia berharap kakak iparnya ini mengh dan menjauh. "Ku itu maumu baih!" Randika tertawa dan melepas handuknya. Tetapi tidak disangka-sangka ternyata Randika memakai boxer. Ketika melihat Hannah yang mau berteriak, Randika tertawa keras. "Hahaha kamu ngarep ya!" Kata Randika. "Sudah kuduga kakak tidak berani!" Hannah terlihat seakan-akan dirinya th menang. Lalu di bawah tatapan mata Hannah, Randika pehan melorotkan boxernya tersebut. Apa kakak iparnya ini sungguhan akan melepasnya? Di saat Randika pehan berusaha melepas boxernya, Hannah sudah terkesima dengan tubuh kekarnya Randika. Hati Hannah makin berdebar-debar ketika tangan Randika berada di boxernya. Lalu yang ditunggu-tunggu th tiba, Randika membuka boxernya dan tnjang! "AH!" Hannahngsung menutup mukanya dengan kedua tangannya dan berteriak. "Kak Randika benar-benar mesum!" Randika berkata padanya. "Hahaha kamu kira aku menunjukan tubuhku begitu saja?" Hmm? Apa maksudnya? Hannahlu melihat dari s-s jarinya dan melihat Randika sudah handukangi. "Han, kamu benar-benar telu berharap." Kata Randika sambil tertawa. Sebenarnya dia memakai kecepatan supernya untuk memakai kembali handuknya. Hannah menjadi marah dan berusaha menginjak kaki Randika, tetapi Randika yang sekarang sudah siap dengan serangan adiknya itu. Melihat Hannah yang pergi dengan wajah marah, Randika berkata padanya. "Han, apa kamu benar-benar ingin melihat?" Hannah dengan marah menjawab. "Lepas sana di depan kak Inggrid, aku tidak sudi melihat muka kak Randikagi!" Randika menggaruk kepnya. Tentu saja dia ingin menunjukkannya pada Inggrid, tetapi karena adik iparnya ini ada di rumah jadi mereka harus menunda acara suami istri ini. Randika memakai pakaiannya dan berjn kentai bawah. Pada saat ini, Hannah dan Inggrid sedang mengobrol. Ketika Randika menghampiri mereka, Hannah berbisik ke Inggrid. Inggrid hanya bisa menggelengkan kepnya. "Han, kakakmu itu cuma usil saja." "Benar, aku cuma suka menjahilimu saja." Kata Randika sambil tersenyumlu duduk di sofa. "Huh!" Melihat Randika yang duduk, Hannah memalingkan wajahnya dan mencuekinya. Kekerasan kep inh yang membuat jiwa usil Randika membara. "Kak, apa kakak sudah ada pandangan ke depan mengenai perusahaanmu?" Tanya Hannah. Inggrid menggelengkan kepnya. "Kita yang sekarang hanya bisa menunggu waktu saja sampai investigasi polisi selesai. Lagip renovasi gedung juga pasti memakan waktu yangma." Dengan katain, kembali berbisnis dm waktu dekat merupakan hal yang sangat mustahil bagi perusahaan nomor 1 kota Cendrawasih ini. Randikalu tersenyum dan memeluk Inggrid. "Sayang, serahkan mash ini padaku. Dm tiga hari perusahaanmu itu sudah kembali seperti sedia k!" Chapter 336: Gedung Baru! Chapter 336: Gedung Baru! Inggrid menatap bingung pada Randika. Tiga hari? Terdengar mustahil! Meskipun dia tahu bahwa kemampuan suaminya satu ini itu luar biasa, tetapi 3 hari memang terdengar sangat mustahil. "Kak, kenapa kamu suka menyombongkan diri sih?" Hannah memecah keheningan. Randika menatap Hannah. "Ku begitu bagaimana ku kita bertaruh? Ku aku berhasil kamu yang harus membuka handukku nanti." "Hush, tidak boleh taruhan!" Inggrid memukul paha Randika dengan pn. Hannah sendiri aslinya tidak mau menerima tawaran Randika, dia tahu pasti kakak iparnya memiliki trik hingga dia bisa terlihat percaya diri seperti itu. "Hmm ku begitu serahkan mash ini padaku." Kata Randika pada Inggrid. Inggrid hanya mengangguk. Kemudian Randika berjn keluar menuju hman rumah. Sesampainya dia di hman, HP miliknya berbunyi. Ternyata itu adh pesan dari Serig. Mereka th mendapatkan informasi mengenai Anna, tetapi informasi ini membuat Randika mengerutkan dahinya. Anna th kabur dari kota Cendrawasih! Seth berpikir sesaat, Randika membs pesan Serig yang isinya menyuruh mereka mengejar Anna. Jika Anna masih ada di Indonesia, dia tidak akan bisari dari genggaman pasukannya. Pada saat yang sama, Randika sendiri pergi menuju perusahaan yang dikendalikan oleh ck Blood. Perusahaan ini baru berdiri beberapa tahun, tetapi karena ck Blood menggunakannya sebagai tempat pencucian uang, perusahaan ini dengan cepat menjadi jajaran atas di bidang ekonomi kota ini. Mungkin apab dirangking, perusahaan yang bergerak di bidang sabun ini berada di peringkat 10 teratas. Randika dengan santai berjn menuju resepsionis dan berkata padanya. "Panggil bosmu kemari." Bos yang dimaksud Randika adh pemimpin perusahaan yang merupakan anak buah dari ck Blood. "Apakah tuan sudah ada janji sebelumnya?" Meskipun tamunya ini terdengar kasar, si resepsionis tetap berusaha sopan. Dia menjunjung tinggi kesopanan. Janji? Memangnya Randika perlu mkukan hal sepele seperti itu? Randika tersenyum. "Aku tidak perlu membuat janji untuk bertemu dengannya, cepat kasih tahu bahwa aku datang ke sini untuk menemuinya." "Maaf tapi itu tidak bisa." Resepsionis itu menk. "Menurut aturan perusahaan kami, seorang tamu harus membuat janji terlebih dahulu sebelum bisa bertemu dengan pimpinan kami." Pada saat yang sama, dari arah lift, pemimpin perusahaan bernama Marvin ini keluar bersama jajaran pimpinan yangin. Resepsionis itu tanpa sadar membungkuk ke arah pimpinan perusahaannya, tatapan matanya terlihat kagum. Kemudian dia kembali menoleh ke arah Randika dan berkata padanya. "Maaf tuan tapi aku harus memaksamu untuk keluar." Namun, sosok Randika sudah meninggalkannya dan sudah berjn menuju Marvin dkk. Randikalu menghadang mereka dengan berdiri di hadapan mereka. "Siapa kamu?" Marvin mengerutkan dahinya. "Tuan Marvin, orang ini datang untuk menemui Anda." Si resepsionis buru-buru mengejar Randika dan menjskan situasinya. "Aku sama sekali tidak mengenal orang ini." Wajah Marvin terlihat marah. "Singkirkan anjing ini, aku tidak punya waktu menghadapinya." "Baik, maafkan aku." Si resepsionis sudah berkeringat dingin, sekarang kariernya di perusahaan sedang diuji. Randika menampar tangan si resepsionis yang berusaha menyeretnya pergi. "Kamu tuli? Cepat pergi dari sini!" Temannya Marvin mi ikut marah dengan sikap Randika. "Pergi atau kami akan panggil keamanan." Tambah mereka. Randika masih berdiri dengan kokoh, dialu tertawa dan mengatakan. "Aku suka dengan gedung ini. Mi hari ini, gedung ini adh milikku." Semua orang yang mendengarnya terkejut dan tertawa, orang ini sudah pasti orang g. "Ternyata orang g yang datang." "Sudah, cepat pergi atau kami akan memaksamu pergi." Randika mencueki mereka dan mengeluarkan HP miliknya, dia terlihat sedang menelepon seseorang. "Aduh HPnya saja murahan, gitu mimpi punya gedung ini." Sh satu teman Marvin menatap jijik HP yang digunakan Randika. Tidak butuh waktuma sebelum akhirnya telepon Randika itu tersambung. Melihat Randika yang sedang sibuk bertelepon, seseorang sudah tidak tahan dengan kejadian ini. "Sudah apa maumu itu? Kau itu sudah g atau ingin mengejek pemimpin kami?" "Sudah kita tinggal saja orang ini, percuma berbicara dengan orang g." Seseorang berjn pergi dan diikuti beberapa yangin. Marvin mengingatkan Randika sekaligi. "Pergi atau orang-orangku akan paksa kau pergi." Tetapi Randika sama sekali tidak gentar, hal ini membuat semuanya makin geram. Tidak pikir panjang, mereka akhirnya memanggil keamanan dan menunggu untuk melihat Randika yang akan diseret pergi. Ketika para petugas keamanan itu datang, Randika sudah mematikan teleponnya. Semua orang menatap dingin ke arah Randika. Jika saja Randika mau menuruti mereka untuk pergi daritadi, dia tidak akan berurusan dengan para petugas keamanan ini. Para petugas keamanan ini sudah mengepung Randika. Lalu tanpa menjskan apa pun, sh satu dari mereka berusaha menangkap tangan Randika. "Ini bukan tempat umum untuk orang sepertimu, cepat keluar dari sini." Katanya dengan nada dingin. Randika masih tidak menjawab. Para petugas keamanan ini sama sekali tidak bergerak, akhirnya sh satu teman Marvin berkata pada mereka. "Tunggu apagi? Cepat tangkap dan usir dia!" Mereka th bekerjama di perusahaan ini, ini pertama kalinya mereka berurusan dengan hal seperti ini jadi mereka agak bingung harus berbuat apa. "Tangkap dia!" Semua petugas keamanan tersebut menerjang dan berusaha menangkap Randika, tetapi pada saat ini, suara keras yang menggetarkan hati dapat terdengar dari bkang. "Berhenti!" Semuanya berhenti bergerak dan menoleh ke bkang, mereka dapat melihat seseorang berjn masuk ke dm gedung. Semua bawahan dan teman Marvin mengerutkan dahi mereka ketika melihat pria itu. "Siapa kamu? Apa kamu orang ginnya yang mau merebut gedung ini?" Namun, Marvin berwajah pucat pasi ketika melihat sosok pria tersebut. Kenapa orang itu ada di sini? Marvin sudah gemetar tanpa henti. Baru-baru ini, Robert th menghubungi seluruh sekutunya yang berada di Cendrawasih. Robert menghubungi mereka untuk mengatakan bahwa kekuasaan ck Blood th diserahkan kepada Dion. Jadi bisa dikatakan bahwa, Dion th menjadi penguasa dari ck Blood! Pada saat itu, beberapa orang menentang keputusan ini. Tetapi Dionngsung membunuh mereka yang berani menentang dirinya. Hanya dengan satu tangan, Dion mematahkan semua leher yang berani berkata tidak. Pada saat itu, orang-orang yang melihat Dion dengan mudahnya membunuh ingin membs tetapi mereka sudah dibunuh duluan oleh pasukannya Dion! Meskipun orang-orang yang masih hidup tidak tahu apa yang th terjadi di internal ck Blood, mereka tahu dengan pasti bahwa ketua baru dari gangster ini tidak boleh disinggung. Marvin melihat Dion berjn menghampiri dirinya. Ketika teman-temannya itu mau memaki Dion, Marvin sudah menampar mereka satu per satu. "Diam atau kubunuh kalian!" Dengan cepat, dia membungkuk ke arah Dion dan meminta maaf atas kkuan teman-temannya. Dion tidak memedulikannya, dia berjn melewati mereka dan membungkuk hormat pada Randika. "Ini gedung yang bagus." Randika terlihat puas. "Untungnya saja gedung ini gratis." Dion juga mengangguk puas, dialu membawa Randika masuk ke dm. Melihat bahwa dia tidak terlibat dm mash ini, Marvin benar-benar lega. Namun tiba-tiba, Randika berhenti berjn dan tersenyum ke arah Marvin dkk. Dion memberi sinyal dengan tangannya pada pasukannya, orang-orang tersebutngsung tersenyum sambil melihat ke arah Marvin dkk. Dm sekejap Marvin sudah tahu apa yang akan menantinya. "Hukuh kami tetapi tolong ampuni nyawa kami." Dion dan Randika naik lift menujuntai atas sedangkan Marvin dan teman-temannya menerima sambutan yang ramah dari pasukan milik Dion di bkang parkiran. Chapter 337: Perusahaan Cendrawasih yang Bangkit Kembali Chapter 337: Perusahaan Cendrawasih yang Bangkit Kembali Randika berbicara dengan Dion mengenai mash yang dimi oleh perusahaan Cendrawasih. Kemudian Dion, sebagai pemimpin ck Blood, memanggil para politikus yang berada di bawah naungan ck Blood. Tidakma kemudian, Randika mendapatkan surat dari pemerintahan kota yang mengatakan bahwa mereka mendukung 100% kepada pemulihan perusahaan Cendrawasih. Seth mendapatkan surat ini, Randika kembali ke rumah dan meminta Inggrid untuk memindahkan perusahaannya ke gedung baru tersebut. "Gedung yang ada di pusat kota itu?" Inggrid terkejut. Dia tahu mengenai gedung tersebut dan harga dari gedung itu js lebih mahal daripada gedungnya sendiri. "Bukankah sudah ada yang menempati gedung itu? Ku tidak sh orang bernama Marvin yang mengel perusahaan sabun dll." Kata Inggrid. "Mi besok, tidak akan ada yang menempatinya." Bisa dikatakan bahwa perusahaan itu adh kedok pencucian uang dari ck Blood. Terlebihgi, Randika juga memastikan bahwa tidak ada sisa-sisa jejak dari ck Blood di gedung tersebut. Ku tidak, sewaktu-waktu perusahaan istrinya itu bisa terkena mash yang seharusnya bisa ditangani sejak awal. Melihat Inggrid yang kehabisan kata-kata, Randika berkata padanya. "Sayang, sudah kamu tidak perlu ambil pusing. Bukankah impianmu adh memimpin pasar global? Jangan khawatir, suamimu ini akan mendukungmu 100%! Aku akan memastikan bahwa impianmu itu akan tercapai." Inggrid mengangguk. "Baih, aku akan mengabari sekretarisku dan petinggi yangin." Seth itu, Inggrid memberikan kabar bahwa para karyawan yang smat diharapkan untuk berkumpul di gedung baru mereka besok. Sedangkan untuk para karyawan yang ada di rumah sakit, mereka akan mendapatkan panggn mereka seth mereka keluar dari rumah sakit. Meskipun kejadian pengeboman perusahaannya itu besar, korban yang meninggal tidak sebanyak yang dibayangkan orang-orang. Inggrid juga dengan cekatan memberikan kompensasi pada keluarga yang ditinggalkan. Melihat istrinya yang bekerja begitu keras, tentu Randika tidak akan duduk diam dan melihat saja. ..... Keesokan harinya, Randika dan Inggrid tiba di gedung baru perusahaan Cendrawasih. Di sini, sekarang sudah berdiri lebih dari 1000 orang di a lobi danntai 2. Struktur bangunan baru ini berbeda dengan sebelumnya. Interiornya masih sama besarnya, yang berbeda adhntai yang ada. Meskipun tidak setinggi yang dulu, luas gedungnya hampir jauh berbeda dengan dulu. Bisa dikatakan bahwa menampung 3000 orang masih cukup buat mereka. Ketika semua orang melihat Inggrid datang, semua mata tertuju pada wanita tercantik di kota ini. Inggrid berjn ke panggung sederhana dan memegang microphone. Sebelum berbicara, matanya tertuju pada orang-orang. "Mengenai kejadian mengerikan yang th terjadi sebelumnya, tidak peduli siapa yang mkukannya, saya harus meminta maaf pada kalian semua. Bagaimanapun juga, kejadian itu terjadi di bawah pengawasan saya jadi saya juga ikut bertanggung jawab dengan apa yang th terjadi." Bersamaan dengan itu, Inggrid membungkuk sedm-dmnya. "Bu Inggrid jangan begitu! Ini bukan sh Anda, ini adh sh pkunya!" Sh satu orangngsung memb Inggrid, hal iningsung diikuti oleh banyak orang. Orang-orang ini th bekerja di perusahaan Cendrawasih sejakma, loyalitas mereka benar-benar sudah terjamin. Tentu saja, masih ada sebagian orang yang tidak mengatakan apa-apa. Mereka berpikiran untuk pindah pekerjaan karena bagaimanapun juga, pekerjaan kantoran yang mengancam nyawa seperti ini mana ada yang mau? Inggrid menggelengkan kepnya. "Kejadian ini th memberikan luka yang mendm di hati setiap orang yang terlibat, tetapi aku bisa menjamin bahwa tidak akan adagi kejadian seperti inigi. Untuk keamanan, saya sku pemimpin perusahaan akan menindanjuti hal ini lebih mendm." Randika tidak berbicara, dia sendiri akan berusaha semaksimal mungkin agar kejadian ini tidak ternggi. Apgi, sebagian besar gangster di Cendrawasih sudah berada di genggamannya, dia akan meminta mereka untuk melindungi gedung ini secara sembunyi-sembunyi. "Hari ini aku meminta kalian semua berkumpul untuk mengajak kalian semua kembali mengejar impian kita menjadi perusahaan nomor 1 di dunia." Suara Inggrid terdengarntang. "Tetapi aku tidak memaksa kalian untuk menempuh hal yang sama denganku karena kejadian ini benar-benar membekas di hati kita masing-masing. Bagi siapapun yang memilih untuk pergi, aku akan memberikan kalian kompensasi sebanyak 4 bn gaji pada kalian sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasih atas kerja keras kalian sma ini." Mendengar hal ini, banyak orang mi ragu. Empat bn gaji? Banyak sekali! Inggrid kembali meneruskan. "Tetapi jika kalian memilih untuk tinggal, aku akan membagikan keuntungan perusahaan 5% pada kalian semua. Sekaligi aku mohon kepada kalian semua untuk mengijinkan aku menuntun kalian menuju puncak, aku tidak akan mengecewakan kalian semua." Seth itu, Inggrid kembali membungkuk dm-dm. Lalu sebuah suara dapat terdengar. "Bu Inggrid, kami tidak akan pergi!" "Benar! Kami th mengikuti Anda sejakma, bagaimana mungkin kami meninggalkan perusahaan ini!" "Terima kasih banyak." Setetes air mata keluar dari mata Inggrid. Kelvin dari departemen parfum, Maria sekretarisnya, Tjandra dari departemen keuangan dll th menyuarakan dukungan mereka pada Inggrid. "Terima kasih." Kata Inggrid dengan nada yang tulus. "Aku percaya bahwa apa pun rintangan yang Tuhan berikan pada kita, kita semua bisa atasi ini bersama-sama. Semoga dengan kejadian ini, tekad kita th diperbarui dan masa depan yang cerah menanti kita." Seth itu, Inggrid memberikan gambaran mengenai gedung mereka yang baru. Sama seperti yang dulu, tiapntai memiliki fungsi masing-masing. Meskipun pertan kantor sudah tersedia di tiap ruangan, pertan dan perlengkapan pembuatan parfum dan kosmetik tidak ada di gedung ini dan data dari setiap form juga th hng. Hal ini membuat perusahaan Cendrawasih mengmi kemunduran dari segi produksi. Namun, berkat pidato dari Inggrid semua karyawan bekerja kembali dengan tekad yang baru. Semua orang di setiap departemen th bekerja kembali. Mereka th memesan hal-hal yang dibutuhkan untuk proses produksi sekaligus komputer-komputer yang diperlukan. Seiring berjnnya waktu, perusahaan Cendrawasih berjn di arah yang benar. Hannah sendiri harus mempersiapkan diri untuk ujian akhir semester. Sedangkan untuk Ibu Ipah, dia th kembali dari Jakarta. Hal ini membuat Randika bernapas lega karena ada orang yang menjaga rumahnya. Pada saat yang sama, Serig dkk th memberikan Randika info terbaru mengenai Anna. Rupanya Anna th meninggalkan Indonesia dengan buru-buru danri ke timur tengah. Informasi baru ini membuat Randika mengerutkan dahinya, tetapi buat Anna meskipun diari sekarang, tidak ada hal di muka bumi ini yang akan mencegah dirinya untuk membskan dendam keluarganya. Randika meminta Serig dkk untuk kembali ke Jepang dan mengontak sekutu mereka yang ada di timur tengah. Randika tidak bisa menghabiskan sumber dayanya untuk mengejar satu orang saja, lebih baik dia menggunakan bantuan temannya. Beberapa hari ini Randika terus-menerus diseret oleh Kelvin ke dmboratorium barunya. Hal ini sangat wajar mengingat data form yang mereka gunakan dulu th hng. Untungnya saja, para karyawan dari departemen parfum ini tidak telu banyak berubah dan Viona tidak mengmi luka sedikit pun. Kehidupan Randika sma 2 minggu ini benar-benar simpel. Dia bekerja dari jam 9 pagi hingga 6 mm, dialu png dan makan mm bersama istrinya. Dan sebelum tidur, tentu saja dia meluapkan cintanya pada tubuh Inggrid dengan ganas. Dua minggu kemudian seth bekerja keras, perusahaan Cendrawasih sudah berada di jalur yang tepat. Dengan bantuan Randika, departemen parfum th menghasilkan parfum-parfum terbaru mereka. Karena merasa th bekerja keras, Randika bersantai-santai di rumah sma beberapa hari. Namun, hari-hari damainya seketika runtuh ketika Hannah tersenyum lebar sambil menatap dirinya. "Kak, ujianku baru saja selesai, temani aku main!" Chapter 338: Menemani Hannah Chapter 338: Menemani Hannah "Tidak mau." Randika bahkan tidak menoleh ke arah Hannah. "Maksudmu apa kak!" Hannah menjadi marah. Kakak iparnya ini bahkan tidak mau menoleh ke arahnya. Ibu Ipah yang sedang sibuk memasak secara tidak sengaja melihat muka cemberut Hannah, dia tertawa melihat mereka berdua. Rupanya nona mudanya itu punya hubungan yang baik dengan nak Randika, pikirnya. "Artinya aku tidak mau pergi,gip kenapa aku harus menemanimu pergi?" Randika akhirnya menoleh. "Jangan gitu dong kak, aku barusan saja selesai ujian lho. Kakak harus menemaniku pergi!" Hannah menghampiri Randika dan duduk di sampingnya. "Kenapa kamu tidak pergi sama teman-temanmu?" Randika kehabisan kata-kata. "Bukankah mereka juga senang pergi-pergi sepertimu?" "Mereka tidak punya waktu, mereka beda denganmu kak! Kakak kan setiap harinya terlihat santai dan nganggur." Kata Hannah sambil tersenyum. "Karena aku tidak tega melihat kak Randika bosan seperti itu, aku memutuskan untuk mengajak kak Randika pergi deh! Hehehe adik iparmu ini baik sekali bukan?" Santai dan nganggur? Randika menatap tajam ke mata Hannah, dialu mengh napasnya. "Kak, kenapa kamu melototiku seperti itu?" Hannah terlihat bingung. "Han, sudah jujur saja sama aku. Kamu cuma ingin bnja dan ingin aku membawakan barang-barangmu bukan? Kamu kira kamu bisa menipuku?" "Kak, tega-teganya kakak berbicara seperti itu." Hannah kembali cemberut. "Ku aku memang ingin kakak membawakan barang-barangku, aku akan jujur dan tidak mungkin menyiapkan siasat seperti itu." Randika menggaruk kepnya, adik iparnya ini memang tidak pintar berbohong. "Han, kamu memang tidak pandai berbohong." "Hehehe sepertinya percuma berusaha membohongi raja pembohong." Hannah dengan cepat menjadi ceria. Dialu menangkap tangan Randika dan menyeretnya. "Ayo kak, ayo! Apa enaknya ms-msan di rumah? Ayo pergi dan temani aku main." Randika benar-benar tidak berdaya. "Iya, iya, aku akan menemanimu. Sudah jangan tarik tanganku terus." Mendengar janji Randika, Hannah benar-benar senang. Dia kemudian mengajak Randika ke mall. Sama seperti kota besarinnya, terdapat beberapa mall di kota Cendrawasih. Hannah memilih mall Pondok Indah, mall yang dulu dikunjunginya bersama Ste. Karena baru saja selesai dengan ujiannya, Hannah sudah seperti anak kecil yang sangat bersemangat. Dia berian tanpa henti sambil menarik Randika. "Kak, sepertinya makanan itu enak!" Hannah menunjuk ke sh satu kedai makanan. "Kak, aku ingin foto sama maskot itu!" Hannah benar-benar senang, sedangkan Randika tidak berdaya sama sekali dan hanya bisa menuruti kemauan adik iparnya. Dia benar-benar tidak mengerti bagaimana seorang perempuan bisa memiliki energi yang banyak ketika waktunya mereka bnja, benar-benar sebuah misteri. Merekalu mengunjungi beberapa toko baju sma 1 jam, mereka akhirnya mencapaintai tempat jual makanan. Karena ini jam makan siang,ntai ini benar-benar penuh dan sedang ada pertunjukan-pertunjukan hiburan. Namun, pertunjukan yang mengundang orang adh suatu kios yang berada di pinggiran gedung. Kios tersebut sedang mengadakan undian bagi para pengunjung, bagi yang beruntung akan mendapatkan hadiah yang sangat menarik. "Wah lihat kak, mereka sedang membagi-bagikan hadiah! Ayo coba kita lihat!" Hannah merasa bahwa keberuntungannya sedang tinggi, diangsung menarik Randika tanpa menunggu jawabannya. Mereka harus menerjangutan orang yang berkumpul di tempat itu. Adik iparnya ini benar-benar luar biasa, Randika bingung dia mendapatkan tenaga dari mana. "Berapa satu tiketnya?" Tanya Hannah sambil tersenyum. "Untuk satu tiket cuma 10 ribu rupiah." Kata si penjaga kios. "Di undian kali ini ada beberapa hadiah yang ditujukan untuk beberapa orang pemenang. Hadiah pertama adh uang sebanyak 20 juta rupiah! Dan tentu saja, hadiah-hadiahinnya juga tidak kh menarik." "Bagaimana? Apa nona muda tertarik untuk membelinya? Kamu bisa menggunakan uang hadiah itu untuk berkencan dengan pacarmu itu atau mungkin kamu ingin boneka beruang besar itu? Tunggu apgi, harganya juga murah kok!" Orang-orang mi tertarik ketika mendengar hadiah pertama sejuh 200 juta rupiah. Dan si penjaga kios ini juga pandai merangkai kata-katanya hingga orang-orang menjadi tertarik. Hannah mi bersemangat sedangkan Randika mengh napasnya. Sistem undiannya adh memasukan tangan ke dm kotak yang sudah dipersiapkan dan mengambil sebuah kertas yang ada di dmnya. Hal seperti ini sudah seperti mencari jarum di tumpukan jerami, benar-benar butuh sebuah keberuntungan untuk mendapatkannya. Hannah dengan cepat membayar 10 ribu rupiah dan memasukan tangannya ke dm kotak. Wajahnya menjadi sedih ketika dia membuka kertasnya yang berisi "terima kasih th mencoba". "Lagi!" Hannah kembali mengeluarkan uang dan memasukan tangannyagi. Randika yang ada di sisinya sudah bosan, dia melihat Hannah berng kali mencoba keberuntungannya namun tetap gagal. Dia cuma berharap bahwa adik iparnya ini segera bosan agar dia bisa segera png. Namun, sudah 10x Hannah mencoba dan tidak ada tanda-tanda untuk berhenti. "Han, sudah. Permainan seperti ini membutuhkan keberuntungan, jangan buang uangmu untuk hal tidak pasti seperti ini." Kata Randika. "Kak, aku tidak mau menyerah!" Hannah merasa depresi, dia sudah 10x mendapatkan kertas yang berisikan "terima kasih th mencoba". Orang-orang di bkang Hannah akhirnya mendapatkan gilirannya. Beda dengan Hannah, mereka hanya r mkukannya 2-3x saja. Melihat Hannah yang membawa 10 kertas itu, beberapa orang mi menertawainya. "Hahaha kamu ngeluarin 100 ribu cuma untuk 10 kertas itu?" "Sudah dengarkan saja pacarmu itu, tabung saja uangmu." Meskipun sudah diperingati orang-orang dan Randika, Hannah masih tidak mau menyerah. Hannah kembali berbaris dan membeli tiket baru. Kali ini Randika diseret untuk ikut mengambilnya. Namun, dia tiba-tiba terkejut ketika mendapatkan kertas berwarna emas. Mustahil! Bukankah ini. Ya tidak shgi! Di tangan Randika, kertas berwarna emas itu bertuliskan "smat Anda mendapatkan hadiah nomor 1"! Randika tidak percaya, dia mengusap matanya berkali-kali dan benar ini bukan mimpi! Bisa dikatakan bahwa dia memasukan tangannya dengan ogah-ogahan dan mengambil sh satu kertas. Tidak disangka-sangka ternyata dia justru mendapatkan hadiah pertama! Hidup memang misteri, bahkan dia memakai uang 10 ribu terakhir yang ada di dompetnya. Sejujurnya dia sedang bangkrut karena th membiayai Serig dkk. Randika sedikit bangga terhadap apa yang baru dia capai ini, sedangkan Hannah masih bertarung dengan kotak undian. Namun, setiap kali dia mengambil slu kertas yang berisikan hal yang sama. "Sudah Han kamu tidak perlu mengambil undiannyagi. Nih hadiah pertamanya untukmu." Kata Randika sambil pura-pura batuk. Hannah menoleh dan melihat kertas emas yang dipegang Randika, dia memalingkan wajahnya. "Kak, jangan bohong hanya untuk menghiburku. Aku tahu kak Randika pasti mewarnainya sendiri kan!" Bagaimanapun juga, mendapatkan hadiah pertama dengan sekali coba? Keberuntungan macam apa itu? "Han, kan sudah kubng undian seperti ini tergantung keberuntunganmu. Bukankah keberuntungan kakakmu ini sangat besar sejak dulu?" Kata Randika sambil tertawa. "Sudah kak, cukup berbohongnya." Hannah masih tidak percaya. "Bagaimana ku kita bertaruh? Ku kertas yang kupegang ini hadiah pertama maka kamu nanti mm harus menghangatkan kasurku." Kata Randika. "Boleh." Kata Hannah dengan santai. "Lagip mana mungkin kak Randika berhasil cuma satu kali coba." Seth mengatakan hal itu, Hannah mengambil kertas yang dibawa Randika dan membaca isinya. Matanyangsung terblak ketika membacanya! Orang yang baris di bkangnya Hannah juga mendengar kata-kata Randika sebelumnya dan tidak percaya sama sekali. Ketika dia mengintip kertas yang dibuka Hannah, dia sendiri juga terkejut bukan main. Namun, Hannah yang terdiam itu membuat orang di bkangnya itu bingung. Apakah itu kertas undian atau kertas bohongan? Hannah menatap lekat-lekat kertas yang dipegangnya itu. Kata-katanya yang ada di dmnya Tidak shgi! Hannah benar-benar tidak percaya. Dm sekejap, diangsung memeluk Randika secara erat. "WOW! Beneran hadiah pertama! Kak Randika memang luar biasa!" Hannah melompat-lompat kegirangan, dialu mmbaimbaikan tiket emasnya itu dan berteriak dengan keras. "Aku menang!" Randika sendiri senang ketika merasakan tangannya masuk di bhan dada adik iparnya itu. Sudahma dia tidak merasakan kelembutannya! Orang-orang di sekitar Hannah terkejut bukan main, melihat tiket emas itu mau tidak mau mereka menjadi percaya. Hannah terus-terusan mmbaimbaikan tiket emasnya itu. Randika sendiri hanya berdiri diam ketika melihat Hannah menerima semua tepuk tangan orang-orang. Seth merasa puas dengan perhatian orang-orang, Hannah menarik Randika dan mencium pipinya. "Kak Randika memang orang yang mengagumkan!" Hannah benar-benar bahagia sedangkan orang-orang yang bertepuk tangan itu benar-benar iri. Hanya 10 ribu rupiah bisa mendapatkan 200 juta? Keberuntungan macam apa itu! Si penjaga kios itu juga lumayan terkejut. Sudah tiga hari acara ini bengsung dan dia sendiri tidak percaya bahwa akan ada yang berhasil mengambil hadiah utamanya. Ah. Si penjaga itu mengh napasnya, dia berharap bisa seberuntung itu. Randika yang menatap Hannah itu berkata padanya. "Han, jangan lupa tentang taruhan kita tadi." "Ah? Memangnya aku janji apa? Perasaan aku tidak pernah janji apa-apa tuh." Kata Hannah sambil pura-pura polos. Randika hampir muntah darah, dia lupa bahwa adik iparnya ini memang selicik itu. Memang tidak ada bukti hitam di atas putih jadi Randika tidak bisa membuktikan bahwa Hannah th berjanji padanya. Chapter 339: Semua Orang Bersiap untuk Bertempur Chapter 339: Semua Orang Bersiap untuk Bertempur Penjaga kios itu berjnlu berkata pada Hannah. "Tolong Anda naik ke atas panggung untuk menerima hadiah Anda." Hannah begitu semangat ketika dia berjn menuju ke atas panggung untuk mengambil hadiahnya. Namun pada saat ini, entah karena itu doa orang-orang yang iri atau angin yang tiba-tiba berhembus dengan kuat atau Hannah yang saking semangatnya itu menjadi teledor, tiket emas itu terlepas dari tangan Hannah dan terbang ke atas. Pada saat ini, tiba-tiba ada hembusan angin kuat entah dari mana asalnya yang membuat tiket itu myang makin tinggi. Semua orang berteriak histeris, suara teriakan Hannah juga tidak kh histerisnya. "Tiketku!" Semua orang melihat tiket emas itu myangyang, mereka juga tahu bahwa pada akhirnya tiket itu akan jatuh kentai. Semua orang sudah bersiap bertempur,gip ini adh 200 juta rupiah gratis bagi mereka. Jika mereka mendapatkannya, bukankah ini definisi dari rejeki nomplok? Meskipun mereka tahu bahwa tiket emas itu punya nona muda yang berjn ke atas panggung, tidak ada batas waktu penukaran yang pasti dari pihak penyelenggara. Mereka tinggal menunggu waktu yang tepat dan mereka bisa menukarkan hadiah tersebut untuk diri mereka sendiri. Orang-orang sudah mi bergerak mengikuti pergerakan tiket emas tersebut, bisa dikatakan bahwa semua orang menjadi fokus pada satu tiket tersebut. "Kak, bagaimana ini! Tiketku bisa-bisa hng." Hannah dengan cepat menjadi panik ketika menghampiri Randika, dia sudah menyerah menerobos masuk ke dmutan manusia serakah itu. "Sudah jangan khawatir, serahkan mash ini pada kakakmu." Kata Randika dengan nada menenangkan. Pada saat yang sama, tiket emas itu sudah mencapai titik tertingginya dan mi turun. Hal iningsung membuat semua orang menahan napas mereka. Tiket itu masih myang dengan santai di udara, ia tidak peduli denganutan manusia yang mendambakan kehadirannya. Dia myanglu turun, myanggilu turungi. Seluruhntai tempat makanan ini menjadi heboh karena kejadian ini. Namun, pada akhirnya tiket itu kehngan momentumnya dan sudah hampir berada di jarak jangkauan orang-orang. Ini dia! Orang-orang yang berada di jalur jatuh tiket itu merasa senang, tetapi tiba-tiba, tiket itu myang kembali karena hembusan udara seseorang. Hal ini membuat orang-orang kembali menjadi sedih. Berkat hembusan napasnya yang kuat, Randikangsung memanfaatkan keadaan ini untuk melompat dan mengambil kembali tiket emasnya. Dia menggunakan sh satu bahu orang sebagai pijakannya untuk melompat. Orang-orang yang tidak tahu apa yang terjadi terkejut ketika melihat sosok Randika. Bukankah gerakan Randika sudah seperti yang ada di film-film? "Apa orang itu sedang rekaman film?" Sh satu orang yang menonton kerumunan orang itu terheran-heran ketika Randika melompati bahu orang satu per satu dengan cepat, dia sudah mirip seekor kelinci. "Sejak kapan ada rekaman film di kota kita?" "Efek film memang luar biasa! Lihat kita bahkan tidak melihat adanya tali yang mengikat orang itu." Hannah melihat Randika melompat-lompat demi dirinya, hatinyangsung menjadi bersemangat kembali. "Ayo kak, kamu pasti bisa!" Mereka yang sedang menunggu tiket emas itu jatuh merasa bahu mereka tertekan secara tiba-tiba, mereka merasa bahwa seperti sedang diinjak. Dan tentu saja, ketika mereka menoleh ke atas, mereka melihat Randika yang melompati mereka. Kejadian ini membuat mereka terheran-heran sekaligus terpukau, mereka bahkan kehabisan kata-kata dengan apa yang th terjadi. Si penjaga kios sendiri juga terkejut-kejut ketika melihat Randika, dia bersumpah bahwa dia tidak pernah melihat kejadian mengejutkan seperti ini dm hidupnya. "Tiket itu akan jatuh!" Orang-orang kembali bersemangat, inh saat-saat penentuannya. Sekarang tinggal keberuntungan saja, siapa cepat dia dapat! "Punyaku! Punyaku!" "Minggir! Tiket itu milikku!" Banyak orang mi melompat-lompat sambil menjulurkan tangan mereka ke atas, mereka berusaha meraih tiket emas tersebut. "Siapa cepat dia dapat!" "Hidup santai aku datang!" Semua orang sudah mengg, pada saat yang sama, orang-orang yangin juga mi bergabung dengan mereka. "Minggir, minggir!" "Bajingan! Jangan dorong-dorong oi!" Semua orang sudah buta dengan sekelilingnya ketika tiket itu hampir mencapai jangkauan tangan mereka. Tetapi pada saat ini, tiba-tiba ada sosok misterius yang menyabet tiket emas itu di udara dan mendarat di tempat yang sepi dengan tiket tersebut tergenggam erat di tangannya. Semua ini terjadi begitu cepat, tidak ada yang tahu apa yang th terjadi. Mereka seks hanya bisa melihat bayangan hitam yang menyambar tiket emas itu. Mereka semua masih tidak apa yang th terjadi, sedangkan orang-orang yang melihat aksi Randika sudah terpukau habis. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan mereka ketika melihat Randika salto sebanyak 3x di udara. Kejadian ini sudah tidak masuk akal, ku ini bukan proses rekaman film, ini pasti mimpi! "Kak Randika memang luar biasa!" Hannah sudah meloncat kegirangan. Randikalu berjn dengan santai menghampirinya dan berkata padanya. "Nih, jangan hnggi. Sudah sana cepat ambil hadiahnya terus png." "Ayo kak, kita ambil hadiahnya sama-sama!" Orang-orang mi mengh napas mereka, mereka menatap iri pada Randika dan Hannah sekaligi. "Ku saja 200 juta itu milikku, pasti aku bisa mendapatkan cewek secantik itu." "Hah? Kamu kira 200 juta cukup? Ku habis ya kamu ditinggal bro! Hahaha!" Kata temannya. "Omong-omong, pacarki itu benar-benar cantik dan sexy!" "Ku gitu intinya apa? Orang itu sudah kaya bahkan sebelum menang undian itu!" Semua orang masih berusaha menenangkan diri seth kejadian yang menguras tenaga mereka itu. Si penjaga kios mempershkan Hannah dan Randika untuk naik ke atas panggung. "Mari kita sambut pasangan yang th memenangkan undian kita kali ini!" Kata si penjaga kios. Randika terkejut ketika mendengarnya, begitu p orang-orang yang berbaris di bkang Hannah tadi. Mereka dengan js mendengar bahwa Hannah memanggil Randika kakaknya, kenapa sekarang mereka diperkenalkan sebagai pasangan? Ketika mendengar kata-kata tersebut, wajah Hannah tersipu malu. Namun tidak bisa dipungkiri, hati Hannah menjadi bahagia ketika mendengarnya. Kedua orang inilu berjn menuju atas panggung, orang-orang makin cemburu pada Randika. "Sin, sudah menang hadiah utama ternyata pacarnya juga cantik!" "Benar-benar orang yang sungguh beruntung, aku harap istriku nanti akan secantik pasangannya itu." "Sin, ku dia jomblo sudah pasti aku dekati!" Kata sh satu perempuan yang terlihat iri. Di atas panggung, si penjaga kios mi mewawancarai Randika dan Hannah. "Pertama-tama, kamu ucapkan smat pada kalian berdua karena th memenangkan hadiah utama dari acara kamu. Uang sebesar 200 juta ini kami berikan pada kalian." Katanya sambil tersenyum. "Terima kasih." Bs Hannah sambil tersenyum, dia benar-benar bahagia sekarang! Chapter 340: Liburan ke Makau Chapter 340: Liburan ke Makau "Apa rencana kalian berdua seth mendapatkan hadiah ini?" Si penjaga kios itu menyerahkan microphone kepada Hannah. Hannahngsung berkata tanpa pikir panjang. "Tentu saja kami akan menghabiskannya untuk bnja dan bermain. Kami akan menghabiskannya hari ini juga!" Hari ini juga? Semua orang js terkejut ketika mendengarnya, semuakiki sudah memberikan tatapan simpati pada Randika. Ternyataki itu mendapatkan cewek matre sebagai pasangannya, kasihan sekali! Seandainya saja mereka tahu berapa kekayaan yang dimiliki Randika dan Hannah, mungkin mereka sudah muntah darah ketika mendengarnya. Hannah begitu bersemangat karena ini pertama kalinya dia memenangkan hadiah yang merupakan hadiah utama. Dua ratus juta bukah apa-apa baginya. Terlebihgi, perusahaan Cendrawasih milik Inggrid sudah melewati masa krisis dan keuntungan yang didapatnya sudah mencapai miliaran. Jika tidak ada mash, hanya mash waktu saja baginya untuk mendapatkan keuntungan di angka triliun. Randika, tentu saja, sebenarnya tidak kesusahan sama sekali. Memang dia sekarang tidak memegang uang tetapi penghasn illegal dari gangster yang sudah dikuasainya terus mengalir tanpa henti. Belumgi kartu yang th diberikan Catherine padanya. "Benar-benar perempuan yang menarik." Si penjaga kios itu bertepuk tangan, hal ini membuat Hannah tersipu malu. "Apa sudah ada rencana mau bermain ke mana Anda?" "Ku dipikir-pikir, aku sangat ingin pergi ke Makau!" Si penjaga kios tadi tersenyum. "Ku begitu saya ucapkan smat bersenang-senang untuk kalian berdua. Pertanyaan terakhir untuk sang pacar, apa ada trik rahasia untuk mendapatkan hadiah utama ini atau semua hanya karena keberuntungan saja?" Randika mengedipkan matanya. "Aku rasa mandi di pagi hari tadi membuatku cukup beruntung." Para penonton tertawa, si penjaga kios itu kembali menambahkan. "Ku begitu terima kasih karena th berpartisipasi di acara ini, kami ucapkan smat sekaligi pada pasangan pemenang ini!" Di sampingnya, sudah ada perempuan yang membawa papan cek besar yang bertuliskan 200 juta rupiah. Mereka memberikan papan ini sekaligus sebuah kartu ATM pada Randika,lu perempuan yang membawakannya tersenyum ke arah Randika dan berbisik di telinganya. "Passwordnya adh 983412." Ketika melihat papan itu, Hannah kembali melompat kegirangan. Ketika mereka turun dari atas panggung, tatapan iringsung memenuhi suasana. Tetapi mau bagaimanagi? Namanya saja undian, js yang beruntunh yang pada akhirnya tertawa! Hannah masih terpacu adrenalinnya. "Aku harus memberikan kabar baik ini pada kak Inggrid!" "Ayo kak, cepat kita pergi dari sini!" Seth berkata seperti itu, Hannah menyeret Randika ke parkiran mobil dan membawanya ke perusahaan kakaknya itu. Namun, karena Hannah belum pernah ke gedung yang baru itu, terpaksa yang menyetir adh Randika. Sesampainya di gedung perusahaan, Hannah beri menuju lift disusul oleh Randika. Di dm lift, wajah girang Hannah sama sekali tidak bisa disembunyikan. "Kak, menurutmu kak Inggrid terkejut atau tidak ya? Aku sudahma ingin pergi ke Makau! Kita harus pergi bersama-sama dan mencoba kasino di sana, sudahma aku ingin mencoba peruntunganku!" Randika menggaruk kepnya. "Han, bagaimana ujianmu?" "Tidak mash, aku baru ujiangi bn depan kok. Masih banyak waktu." Jawabnya sambil tersenyum. Ketika lift itu mencapaintai 6, Randika mengingat bahwa dia sudahma tidak mengunjungi departemen yang ditanganinya itu jadi dia ingin mengunjunginya terlebih dahulu. "Han, kamu bisa mencari kakakmu sendirian kan? Aku mau memeriksa tempat kerjaku bentar." Seth berkata seperti itu, Randika turun dintai 6 dan Hannahngsung menuju kantor kakaknya berada. "Kak, kak, coba tebak apa yang baru saja aku mi!" Hannah begitu bersemangat ketika membuka pintu ruangan kakaknya itu. Duduk di kursinya, Inggrid tersenyum ke arah adiknya yang tersayang itu. "Ada apa?" "Kak Inggrid pasti kaget hihihi." Kata Hannah sambil tertawa. "Jadi tadi aku ke mall sama kak Randika dan menang undian berhadiah!" Bersamaan dengan itu, Hannah membusungkan dadanya. Inggrid tertawa kecil ketika melihat tingkahku adiknya yang masih kekanak-kanakan itu. "Kamu menang hadiah apa? Boneka atau setrika?" "Kak tolonh! Kenapa kakak sarkas seperti itu?" Hannah menjadi cemberut, wajahnyalu berubah menjadi sombong. "Aku baru saja memenangkan hadiah utama yang hadiahnya 200 juta rupiah!" Mendengar hal ini, Inggrid menjadi terkejut. Dia tidak menyangka adiknya akan memenangkan uang segitu banyak. "Jadi ceritanya gini kak. Pada saat itu, kak Randika melompat dan mengambil tiket itu di udaralu .. " Hannah mi bercerita dari awal hingga akhir, Inggrid mendengarkannya ini sambil tersenyum. Seth selesai mendengarkan cerita Hannah, Inggrid mengedipkan matanya. "Han, kamu ingin pergi ke Makau?" "Iya kak! Aku rasa kita butuh liburan sekaligus merayakan ujianku yang th selesai." Kata Hannah sambil tersenyum. "Maaf Han tapi pekerjaan kakak tidak sesantai kamu. Kakak masih berusaha membangun kembali perusahaan ini jadi banyak mash yang harus kakak tangani." Kata Inggrid sambil mengh napasnya. "Belumgi penyelidikan polisi mengenai pengeboman itu dan biaya-biaya baru yang bermu. Belumgi kakak harus memenuhi kuota produksi yang terhambat itu jadi maaf kakak tidak bisa pergi bersamamu." Hannah terlihat kecewa. "Ku kakak tidak pergi, percuma dong." "Bagaimana ku kamu pergi sama Randika saja? Aku yakin dia tidak keberatan menemanimu." Kata Inggrid sambil tersenyum. Randika sendiri sedang mengobrol dengan Viona di a koridor. Rupanya pekerjaan di departemen parfum th berjn dengan baik dan mereka tidak sesibuk departemenin. Untungnya saja, Kelvin yang cekatan itu menyimpan beberapa form secara digital jadi mereka tidak telu tertinggal dm proses produksi. Tetapi untuk amannya, Randika membantu mereka di awal pembuatan parfum mereka. Seth bisa berjn sendiri, Randika melepas mereka. "Ran, kenapa kamu tidak datang akhir-akhir ini?" Viona merindukan sosok Randika di hidupnya. "Aku ada pekerjaan sendiri yang harus kutangani. Oh ya, kapan kamu punya waktu luang? Bagaimana ku mm ini kita makan mm berdua?" Randikangsung mengalihkan pembicaraan. Sejujurnya, dia sendiri merasa waktu berduaan dengan Viona memang menjadi sedikit. Terakhir kali mereka pergi bersama, mereka makan mmlu pergi ke bar. Seth menyanyikan sebuahgu untuk Viona, mereka buru-buru mmpiaskan cinta mereka di rumah Viona. Namun, orang tua Viona tiba-tiba sudah berada di rumah dan memergoki mereka. Jika mengingat momen itu, air mata slu mengalir di mata Randika. Oleh karena itu, kali ini Randika harus memilih tempat yang tepat dan menjadikan Viona anggota haremnya. "Benarkah?" Wajah Viona terlihat bahagia. "Sejak kapan aku pernah berbohong padamu?" Randika membusungkan dadanya. "Kebetn aku mendapatkan libur karena tidak pernah mengambil cuti. Bagaimana ku kita pergi liburan berdua?" Tanya Viona. Pada saat ini, Hannah yang sedih itu tidak sengaja bertemu dengan mereka berdua. "Hannah?" Randika menoleh ke arah Hannah. "Kak Inggrid tidak bisa ikut, dia telu sibuk." Hannahlu menatap Viona. Hannah dan Viona merupakan teman baik karena dulu Hannah pernah bertemu dengan Viona saat bnja dengan Inggrid. Sejak saat itu, Hannah terkadang bnja bersama Viona di hari liburnya. "Kak, apa kak Viona libur besok? Bagaimana ku kita ke Makau bersama-sama?" Tanya Hannah sambil tersenyum. "Makau?" Viona terkejut ketika mendengarnya, dia menatap Randika yang sedang menggelengkan kepnya. "Ah! Jangan khawatir, liburan ini gratis kok jadi kak Viona tidak usah keluar uang sama sekali." Kata Hannah sambil tersenyum. Randika merasa ada siasat di balik senyuman adik iparnya itu. "Kak Randika akan membayar liburan kita ini jadi kita berdua bisa bersenang-senang sma di sana!" Mengerti bahwa Randika akan ikut, Viona mengiyakan ajakan Hannah ini. Seth memesan tiket pesawat untuk tiga orang dan menunggu visa mereka sma 3 hari, merekangsung bersiap untuk berangkat menuju Makau! Chapter 341: Bagaimana Kalau Kamu Menjadi Istriku Saja? Chapter 341: Bagaimana Ku Kamu Menjadi Istriku Saja? Bandara Cendrawasih, pukul 8 pagi. Berkat koneksi yang dimiliki Inggrid, ketiga orang ini berhasil mendapatkan visa dm waktu yang rtif cepat. Seth mkukan check-in, mereka menunggu kedatangan pesawat mereka sma 30 menit. Hari ini Hannah dan Viona terlihat sangat cantik. Hannah memakai sweater setengah badan yang menonjolkan bagian perut dan pusarnya, untuk bagian bawahnya dia memakai jeans pendek. Penampnnya sangat fresh dan siap mengarungi negara tetangga! Sedangkan untuk Viona, meskipun penampnnya tidak seterbuka seperti Hannah, dia memberikan kesan yang unik. Dia memakai set dress mini berwarna hitam yang menonjolkan lekuk-lekuk badannya yang dipadukan dengan jaket crop top jeans! Mereka bertiga berjn bersama dengan Randika berada di tengah. Ketiga orang ini menarik perhatian semua orang yang melewati mereka, tetapi mata mereka lebih tertuju pada kedua perempuan tersebut. Mereka tidak habis pikir kenapa bisa ada 2 perempuan secantik itu di dunia ini? Semua lki yang melihat mereka akan terdiam dan tertegun. Mata mereka tidak bisa berhenti mennjangi Hannah dan Viona. Seth 2 sosok mikat itu menghng dari hadapan mereka, barh mereka semua sadar dari delusi mereka. "G, dua perempuan itu benar-benar cantik!" "Benar, sepertinya mereka itu supermodel." "Aduh tapi ngapain tukang angkut barangnya itu jn di tengah-tengah mereka? Merusak pemandangan saja." "Tapi sadar tidak? Kecantikan mereka menutupi kejelekan si lki itu!" "Sin, seandainya saja pacarku seperti itu aku rasa anakku sudah 10!" Semua lki yang ada di bandara itu mengomentari sosok Hannah dan Viona. Dengan pendengaran super yang dimilikinya, Randika benar-benar puas. Orang-orang iri memang hanya bisa iri dan bermimpi! Ketika mereka duduk untuk menunggu kedatangan pesawat mereka, tiba-tiba perut Randika bergejk. "Aku ke toilet sebentar ya, titip barang-barangku." "Iya kak, janganmama lho ya!" Hannah mengibaskan tangannya dan kembali mengobrol dengan Viona. Keduanya benar-benar sudah seperti kakak adik. Randika segera mencopot tas yang dibawanya dan beri ke arah toilet. Ketika dia sampai di toilet, dia segera masuk ke bilik toilet. Dari dm bilik, dia bisa mendengar ada beberapa orang keluar masuk. Karena lupa membawa HP miliknya, Randika hanya bisa menoleh ke kanan dan ke kiri sampai urusan perutnya ini selesai. Dia sampai membaca berng kali peringatan tentang bagaimana cara buang air besar yang benar di dinding. Apab dia perhatikan baik-baik, dia juga melihat coretan di dinding yang berbunyi. "Jangan coret-coret di dinding apgi sampai nulis nomor HP untuk open BO!" dan di kanan bawahnya juga ada coretan serta anak panah yang mengarah pada coretan sebelumnya "Drang coret-coret ko****!" Melihat hal ini, Randika tertawa sendiri. Ada-ada saja kkuan orang Indonesia, memangizen tidak mengecewakan! Seth selesai buang air besar, Randika kembali berjn menuju tempat duduk mereka sebelumnya. Tetapi ketika dia berjn, dia melihat seorang polisi berseragam sedang berdiri diam dan mengintai orang. Polisi tersebut adh Deviana! Melihat wajah serius Deviana, Randika tidak ingin mengganggunya. Namun ketika Deviana hendak pergi, ada seorangkiki berjn menghampiri Deviana dari bkang. Di tangan kanannya, terlihat bh pisau yang sangat tajam. Gawat! Randika mengerutkan dahinya dan beri menuju Deviana sekuat tenaga. Rudi menatap dendam pada Deviana, tatapan matanya sudah benar-benar dingin. Polisi di depannya itu th membunuh saudara-saudaranya, hari ini dendam saudara-saudaranya itu akan terbskan! Rupanya orang ini merupakan sh satu dari komplotan penjahat yang berhasil kabur dari insiden ketika Deviana mengepung apartemen berisikan para penyelundup narkoba. Pada saat itu, Rudi tidak berada di apartemen tersebut. Hari demi hari Rudi menunggu kesempatan untuk bs dendam, dia harus membskan dendam saudara-saudaranya itu! Deviana sama sekali tidak sadar th diikuti, dia sedang memperhatikan orang-orang yang berjn di bandara ini. Hari ini dia mendapatkan misi untuk menangkap para penjahat yang hendak kabur dari kota Cendrawasih, dia th mengerahkan anak buahnya untuk mengamankan semua gerbang. Tetapi secara tidak terduga, kasusmanya justru sedang mengincar dirinya dari bkang! Rudi sudah menggenggam erat pisaunya yang ada di balik jaketnya, pada saat yang sama,ngkah kakinya makin cepat dan jarak mereka berdua sudah sangat dekat. Deviana merasa ada sesuatu yang aneh. Ketika dia menoleh, dia melihat seorang pria hendak menghampirinya dengan pisau tajam di tangan kanannya. Deviana bergerak dengan cepat, diangsung meraih pistolnya. Tetapi karena jarak mereka sudah dekat, ayunan pisau Rudi lebih cepat dari reaksi Deviana. MATI KAU! Tatapan Rudi sudah terbakar oleh api dendam sedangkan Deviana sudah menutup matanya karena dia sudah tahu bahwa reaksinya itu sudah tembat. Namun mereka kedua terkejut dengan kejadian saat ini. Keduanya merasa bahwa pisau itu gagal bersarang di tubuh Deviana. Ketika mereka perhatikan baik-baik, pergngan tangan Rudi ditangkap oleh tangan seseorang dan pisau tersebut masih berjarak 2 cm dari perut Deviana. Randika tersenyum,lu dia meremas tangannya yang menggenggam tangan Rudi. Secara tiba-tiba, Rudi merasa bahwa tangannya itu remuk dan segera melepaskan dirinya. Sedangkan untuk pisaunya, Randika sudah menginjaknya dan membuatnya menjadi kepingan salju. Melihat sosok Randika, Deviana benar-benar lega. Sekarang Randika menatap tajam ke arah Rudi. Melihat bahwa aksi bs dendamnya ini berantakan, Rudi benar-benar marah. Dia menerjang maju ke arah Randika tanpa pikir panjang, dia akan membunuh siapa pun yang berani menghngi rencananya. Deviana segera kembali meraih pistolnya, tetapi tangan Randika menyuruhnya untuk tetap diam. Ketika Rudi sudah berada di jangkauannya, kepn tinju Randika sudah bersarang di wajahnya dan dia pun terpental. Para bawahan Deviana sudah beri menuju lokasi dan menangkap Rudi yang terkapar kesakitan dintai. "Tangkap dia!" Teriak Deviana. Semua orang yang ada di bandarangsung berhenti beraktivitas dan melihat adegan ini. "Kamu berhutang budigi padaku." Kata Randika sambil tersenyum. "Lamama hutangmu ini jadi bukit lho." Deviana mengh napasnya. "Kenapa kamu bisa ada di bandara?" "Aku berniat untuk pergi liburan." Randika kembali tersenyum. "Akhir-akhir ini aku sibuk jadi aku ingin bersantai-santai." "Enak sekali hidupmu, aku jarang liburan." Kata Deviana. "Ku kamu sudah capek dengan pekerjaanmu, bagaimana ku aku memberi tahumu pekerjaan yang menyenangkan?" Randika tertawa dan berbisik padanya. "Bagaimana ku kamu menjadi istriku saja?" "Apa maksudmu!" Mata Deviana hampir copot dari kantongnya. "Bukankah menjadi istriku akan menjadi pekerjaan yang menyenangkan? Kita bisa pergi ke mana pun yang kita mau." Randika mengelus dadanya. "Apgi ku anak kita nanti sudahhir, kita bisa pergi liburan bersama-sama." "Siapa siapa yang mau jadi istrimu!" Wajah Deviana sudah benar-benar merah, suaranya sendiri sudah seperti orang gagap. "Tentu saja kamu, bukannya aku sudah melindungimu berkali-kali syaknya seorang suami?" Kata Randika sambil tersenyum. "Ku kamu menikah denganku, aku anggap hutang budimu itu lunas semua." "Aku tidak berhutang padamu." "Kamu memang tidak pandai berbohong. Barusan saja aku menymatkanmu, bisa-bisanya kamu masih membantahnya?" Randika mengh napasnya. "Apa susahnya mengakui kebaikan orang? Jangan-jangan kamu malu mengakuinya karena kamu menyukaiku?" Mendengar kata-kata ini, wajah Deviana kembali memerah. Namun dia tahu, semakin banyak berdebat dengan Randika, semakin g dirinya. Tanpa berkata apa-apa, dia pergi meninggalkan Randika. Melihat tubuh Deviana yang semakin menghng, Randika mengh napasnya. Meskipun tubuhnya itu tertutup oleh baju polisi, kemolekannya tidak dapat ditutupi. Sayang sekali dia masih belum bisa merasakannya secarangsung. Randika hanya bisa berharap bahwa momen itu akan tiba suatu saat nanti. Seth menyelesaikan kasus Deviana, akhirnya Randika kembali ke tempat duduk Hannah dan Viona. "Kak, kenapa kakakma sekali?" Hannah kehabisan kata-kata. "Ku kakak sakit perut, sudah tidak usah ikut pergi." "Sudah Han, yang penting Randika sudah ada di sini." Viona berusaha menenangkan. "Sebentargi pesawat kita datang." Seth menunggu beberapa saat, akhirnya mereka mi masuk ke dm pesawat mereka. Chapter 342: Sosok yang Familier Chapter 342: Sosok yang Familier Kursi di dm pesawat hanya disediakan berdua-berdua, jadi ketika ketiganya masuk ke dm pesawat, urutan tempat duduk menjadi perdebatan mereka bertiga. Menurut tiket mereka, Randika seharusnya duduk di sebh Viona sedangkan Hannah duduk sendirian. Tetapi bagaimana mungkin seorang Hannah tunduk pada sebuah tiket pesawat? Tentu saja, tanpa sungkan-sungkan Randika diusir dan disuruh duduk sendirian. Melihat tidak persetujuan Randika, Hannah hanya melontarkan kata-kata pedas. "Memangnya apa shnya dua perempuan duduk bersama-sama? Kenapa kak Randika ngotot pengen duduk sama kak Viona? Jangan-jangan kakak mau curi-curi kesempatan ya? Aku tidak akan membiarkan kak Randika menodai kak Viona!" Randika yang sedih duduk sendirian itu menoleh ke bkang dan melihat Hannah dan Viona mengobrol dengan gembira. Randika hanya bisa menggertakan giginya dan berusaha untuk tidur. Dia harus melupakan rasa amarahnya ini ku tidak bisa-bisa rencana liburannya yang sempurna itu bisa hancur berantakan. Sedangkan untuk Hannah, dia pasti bs dendam ketika mereka png nanti. Randika, yang berhasil menenangkan dirinya, duduk dan mmun. Meskipun masih ada jarak di antara dirinya dengan Hannah dan Viona, Randika akan berusaha keras untuk mewujudkan rencana haremnya. Mungkin liburan ke Makau ini akan menjadi kesempatan yang sangat bagus. Dm sekejap, Randika sudah memantapkan hati dan menoleh ke bkang. Sepertinya Hannah dan Viona tertawa terus menerus tanpa henti. Namun, mereka hanya tertawa ketika melihat wajahnya. Apakah mereka sedang menertawaiku? Randika menggertakan giginya, dia hanya bisa duduk kembali dengan tenang. Ketika Randika berusaha mencuri dengar, suara yang dipakai oleh Hannah benar-benar kecil jadi dia tidak bisa mendengarnya sama sekali. Seth 10 menit belu, Randika hanya bisa menyerah untuk mencuri dengar. Dia sekarang duduk dengan tenang dan menunggu pesawat lepasndas. Orang-orang mi memenuhi isi pesawat ini. Tiba-tiba, suara orang yang familiar terdengar dari depan. "Randika?" Suara orang itu benar-benar canggung seperti orang asing yang sudahma tinggal di Indonesia. Bersamaan dengan suara ini, Randika dapat mencium bau parfum yang wangi memenuhi hidungnya. Mencium bau ini, ingatan masalu mi memenuhi dirinya. Dia sepertinya pernah mencium bau ini, namun ketika dia menciumnya waktu itu, itu berasal dari dada seseorang. Ketika Randika mengangkat kepnya, wajah Serena terlihat senang melihat dirinya. "Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmugi." "Iya." Serena mengedipkan matanya pada Randika, dialu duduk di samping Randika. Serena adh perempuan cantik yang menggoda Randika ketika dia berangkat dan png ke Indonesia ketika Randika ada urusan di Jepang! Randika memperhatikan orang asing ini, sepertinya dia semakin cantik dan menggoda. Kali ini iman Randika mi tergoda oleh Serena. Terlebihgi, sepertinya Serena jauh lebih aktif dm menggoda dirinya. Karena begitu dia berusaha masuk ke tempat duduknya, Serena menggesekan pantatnya di paha Randika! "Kenapa kamu tidak menghubungiku sama sekali?" Dagu Serena bersandar di tangannya sambil melototi Randika dari samping, bau parfum perempuan ini sudah berenang-renang di hidung Randika. Sama seperti subus, Serena berusaha menaikkan nafsu Randika. Mata Randika sudah mengamati Serena lekat-lekat. Kali ini, Serena memakai baju yang cukup terbuka. Dia memakai baju putih setengah badan dan memakai jeans panjang yang robek-robek. Di robekan jeans tersebut, bisa dilihat stocking j yang memberikan kesan sexy! Untuk urusan fashion, Randika memberikan ni 9 pada Serena. Serena yang menatap tajam ke arahnya itu benar-benar sebuah sinyal yang sangat js padanya, dia ingin Randika berhubungan badan dengannya! Randika sangat ingin mkukannya, tetapi sayangnya dia tidak bisa mkukannya. Randika berusaha membuang nafsu birahinya itu jauh-jauh dan tersenyum ke arah Serena. "Aku benar-benar sibuk dengan pekerjaanku, maafkan aku ku belum sempat menghubungimu." "Bukankah kamu merasa bahwa ini adh takdir? Kita sudah tiga kali bertemu di dm pesawat dan sekarang aku duduk di sampingmu." Kata Serena sambil tersenyum. Tangan Randika dia pegang dan dia genggam erat-erat. Randika mengh napasnya. Dia aslinya tidak duduk di kursinya ini, hanya saja Hannah memaksanya untuk duduk di kursinya yang seakrang. Tetapi mungkin itu adh hal yang bagus karena dia bisa duduk dengan perempuan cantik sma perjnan yang panjang ini. Ku boleh dikatakan, keberuntungannya benar-benar besar! "Apa kamu pergi ke Makau karena urusan kantormugi?" Randika berusaha mengganti topik. "Iya, perusahaanku menangani klien dari berbagai negara. Jadinya aku sering harus pergi ke luar negeri." Kata Serena sambil tersenyum. Dialu berkedip ke arah Randika. "Tapi aku butuh hiburan di Makau sebelum aku bekerja, bagaimana ku kita menghabiskan waktu bersama-sama sebelum waktunya tiba?" Ini dia! Ketika iman Randika sudah benar-benar goyah dan hendak mengiyakan, Hannah yang duduk di bkangnya itu mencungul dan berkata dengan nada yang sangat dingin. "Dia tidak punya waktu untuk pergi bersamamu!" Randika benar-benar terkejut, Serena pun ikut terkejut. Lalu sambil tersenyum, Serena hanya berkata "Oh" dan menatap Randika. "Dia siapa? Kennmu?" "Kurang ajar, dia itu." Hannah awalnya ingin mengatakan bahwa Randika adh kakak iparnya, tetapi dia berhenti berbicara dan cemberut. "Aku tidak perlu menjskan hubungan kami berdua, situ siapa kok kepo sekali." Tanpa disadari, Hannah merasa tertekan dengan penampn Serena. Baginya Serena merupakan perempuan cantik yang mampu menaklukan semua pria yang diinginkannya. Apab perempuan itu tahu bahwa Randika sedang liburan tanpa membawa pasangannya, bisa-bisa Serena menggoda sekaligus memaksa kakak iparnya itu untuk berselingkuh dengan sihirnya. Ku sudah begitu, san apa yang bisa dia katakan kepada kakaknya? Jika dia membawa Randika pergi, sudah tanggung jawabnya untuk menjaga perkawinan kakaknya itu. Jadi mau tidak mau, Hannah harus menyingkirkan perempuan itu. Pada saat ini, kep Viona juga terlihat. "Randika" Randika menoleh dan tersenyum padanya. "Vi, sudah tenang saja. Orang ini adh temanku." Orang-orang di sekitar juga mi menyadari adegan panas ini. Para perempuan mengh napasnya ketika melihat Randika, mereka semua berpikir bahwa semuaki itu sama saja. Pada saat yang sama, para lki di dm pesawat ini iri dengan Randika yang bisa duduk dengan perempuan cantik dan menggoda. Namun, tiba-tiba kaki mereka diinjak oleh pasangan mereka masing-masing karena th berani curi pandang pada Serena. Hannah hanya mendengus dingin. Teman? Aku rasa mereka lebih daripada teman! Serenalu menatap Randika sambil tersenyum. "Jadi perjnanmu ke Makau ini bukan untuk bisnis sama sepertiku. Aku tidak menyangka kamu akan ditemani oleh dua wanita cantik ini, tidak heran kamu tidak luluh dengan penampnku." Serena mi menggigit bibirnya, kata-katanya itu mengandung kebencian terhadap Hannah dan Viona yang menghngi dirinya untuk berhubungan badan dengan Randika. Randika yang duduk ini sudah merasa dikelilingi oleh serigpar, ketiga perempuan ini berusaha mendapatkan Randika. Kemudian Serena menoleh ke bkang ke arah Hannah dan Viona. "Kalian tenang saja, aku tidak akan membawanya pergi. Lagip dengan adanya kalian, Randika sama sekali tidak akan melirik aku." Chapter 343: Kisah Sepak Terjang Randika Chapter 343: Kisah Sepak Terjang Randika Seth berkata seperti itu, Serena tertawa sekaligi dan duduk dengan tenang. Sedangkan wajah Randika terlihat murung, dia benar-benar sudah tidak tahangi. Awalnya imannya itu benar-benar kuat ketika menk Serena tetapima kmaan imannya mi goyah. Ku saja tidak ada Viona dan Hannah, dia mungkin sudah mengajak Serena mkukannya di dm toilet. Mendengar perkataan Serena itu, Hannah merasa sedikit lega namun masih waspada. Dialu mengajak Viona untuk duduk kembali dengan benar. Sebelum dia duduk, Hannah memberikan tatapan tajam penuh makna kepada Randika seakan-akan berkata bahwa jangan berbuat aneh-aneh atau dia akan mporkannya pada Inggrid. Randika hanya bisa tersenyum pahit, peringatan adik iparnya ini benar-benar membuat nyalinya menjadi ciut. Tidakma kemudian, akhirnya pesawat mereka lepasndas. Para pramugari mi berkeliling dan menawarkan produk-produk mereka. Pada saat ini, dua penumpang terlihat sedang mengobrol dengan asyik. "Tumben baca koran? Memangnya ada kejadian apa di koran?" "Kamu ini ya, aku tahu kamu tidak suka membaca tetapi setidaknya kamu harus tahu apa yang sedang terjadi di dm negeri!" "Oh? Memangnya ada apa dengan negara tercinta kita ini?" "Kamu tahu serangan teroris di Jakarta kapan hari tidak?" Temannya itu menggelengkan kepnya dengan semangat, tatapan matanya seh-h meminta temannya ini untuk menceritakan apa yang th terjadi di Jakarta. "Jadi kapan hari itu ibu kota kita itu benar-benar kacau karena satu orang. Wah dia benar-benar g karena semua polisi di Jakarta mengejar orang ini sampai-sampai mereka mengerahkan 10 helikopter untuk membantai orang tersebut. Kejar-kejaran mereka itu sampai mengganggu kediaman keluarga Alfred dan dia th membunuh semua anggota keluarga itu tanpa ampun!" "Bohong! Mana mungkin satu orang bisa mkukan semua itu?" Temannya ini js tidak percaya. "Terserah mau percaya atau tidak, tetapi apa yang kukatakan itu semua benar. Tetapi akhir-akhir ini media berita mencoba mengalihkan isu ini. Dari yang sma ini kubaca dan kudengar, teroris itu katanya membajak pesawat dari kota kita Cendrawasih terlebih dahulu sebelum ke Jakarta." Mendengar kata-kata ini, temannya makin tidak percaya. Sambil tersenyum, akhirnya dia menanyakan mash ini pada pramugari yang lewat. "Permisi aku mau tanya, apa ada kejadian pembajakan pesawat akhir-akhir ini? Aku dengar ada pesawat dari Cendrawasih yang dibajak." Pramugari itu awalnya ragu-ragu untuk menjawab, dia pada akhirnya mengangguk. "Benar." Percakapan kedua orang itu js th menggugah rasa penasaran orang-orang. Sudah banyak orang yang mi tertarik dengan diskusi kedua orang ini. Lagip, kejadian di Jakarta itu benar-benar menggemparkan seluruh negeri. Sh satu orang tiba-tiba angkat bicara. "Aku dengar dari temanku yang pramugari di Cendrawasih, ada pesawat yang menuju ke Jepang yang dibajak oleh kelompok teroris sebelumnya." Kali ini semua orang terkejut, kejadian ini tidak pernah keluar di media berita. "Bagaimana ceritanya?" Semua orang sudah penasaran. Orang tersebut seperti hendak mengatakan sesuatu tetapi menn kembali kata-katanya Di suasana tegang seperti ini, Serena menatap Randika dan tersenyum kepadanya. Dengan nada suara yangntang, perempuan itu berkata pada semua orang. "Aku tahu kejadian itu." Dia tahu? Dm sekejap semua tatapan mata tertuju pada Serena, para pramugari juga ikut menatapnya. "Bagaimana kejadian yang sebenarnya?" Tanya sh satu penumpang dengan wajah serius. "Pada saat itu, ada sekelompok teroris yang hendak menculik semua orang di dm pesawat dan menjadikan kami sandera." Serena mi menceritakan awal m kejadian menegangkan tersebut, semua orang sudah menahan napas mereka. Dari cerita Serena, teroris tersebut membawa berbagai macam senjata, bagaimana mungkin mereka bisa smat? Tidak dapat dipungkiri, semua orang merasa penasaran dan menyimak Serena dengan serius. "Saat itu aku kira kita semua sudah tamat." Tambah Serena. "Waktu itu siapapun yang berani mwan akan dibunuh tanpa pandang bulu." Semua orang mi tidak sabar, mereka menantikan bagaimana cara para penumpang tersebut berhasil menghkan para teroris yang bersenjata itu. "Aku dengar dari temanku ada seorang penumpang yang gagah berani mwan mereka semua sendirian." Akhirnya sh satu pramugari angkat bicara. "Sendirian? Tidak mungkin." Kata sh satu penumpang sambil menggelengkan kepnya. Mana mungkin satu orang bisa melumpuhkan sekelompok teroris yang bersenjatakan senjata api? Rasanya pramugari itu telu banyak membaca komik. Mendengar diskusi ini, Randika terbatuk dan menoleh ke arah Serena. Perempuan itu menatapnya lekat-lekat, sudah js dia ingin membocorkan identitas Randika. Randika hanya bisa tersenyum pahit, dia sama sekali tidak berdaya untuk menghentikan Serena. Meskipun dia th memiliki kekuatan dan kekayaan, Randika berusaha untuk low profile. Tetapi sepertinya impiannya ini akan hancur berantakan sebentargi. Hannah dari awal sudah mengikuti pembicaraan ini, dia benar-benar penasaran dengan cerita seperti ini. Sekarang semua mata masih tertuju pada Serena yang terlihat tersenyum, dialu berkata dengan wajah serius. "Apa yang dikatakan pramugari itu benar, kami semua dismatkan oleh satu orang. Orang ini benar-benar kuat dan jago b diri, dia menghajar semua teroris itu dengan tangan kosong." "Ah? Bohong!" Js semua orang tidak percaya, sedangkan si pramugari itu terlihat lega karena cerita yang didengarnya itu ternyata benar bukan sebuah hoax. "Percaya atau tidak percaya, aku melihat aksinya dengan mata kepku sendiri. Situasi kita waktu itu benar-benar gawat tetapi orang itu berhasil menaklukan semua teroris itu sendirian. Bahkan para teroris itu tidak bisa berbuat apa-apa." Banyak orang merasa terkagum-kagum mendengar cerita Serena tetapi beberapa masih tidak percaya. "Ceritamu telu mengada-ngada." "Eh bukannya itu masuk akal? Apa kalian lupa dengan insiden Jakarta? Bukankah pkunya satu orang? Jangan-jangan pkunya sama." "Benar juga!" Semuanya mi heboh dengan pendapat mereka masing-masing, sh satu dari mereka akhirnya bertanya pada Serena. "Apa kamu tahu siapa orangnya?" Mendengar pertanyaan ini, hati Randika mengepal. "Tentu saja aku tahu." Serena mengedipkan matanya. "Waktu itu orang itu duduk di sampingku." Mendengar hal ini, semua orang menjadi penasaran. "Seperti apa orangnya?" "Kamu pasti mengenalnya bukan?" Bahkan para pramugari juga ikut penasaran dengan sosok Randika. Sebelum ini, kejadian pembajakan pesawat itu ditutup rapat-rapat oleh pihak penerbangan jadi tidak ada informasi js mengenai mash ini. Mereka tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan sh satu penumpang dari kejadian tersebut. Randika terbatuk-batuk tetapi tidak ada yang menyadari sosoknya. Semua mata tertuju pada Serena, menunggu jawaban dari perempuan cantik ini. Mata Serena sempat melirik ke arah Randika untuk sesaat, hal ini membuat Hannah makin geregetan dengan Serena. Apa yang direncanakan wanita satu itu? "Sebenarnya aku benar-benar beruntung hari ini karena aku bisa duduk dengannyagi hari ini." Kata Serena sambil tersenyum. Secara serentak, semua orang benar-benar terkejut. Dm sekejap, semua mata tertuju pada Randika yang duduk di samping Serena. Puluhan mata menatap Randika, semua mata tersebut terblak ketika melihat sosok Randika. Mustahil! Orang itu adh pawan yang th menymatkan puluhan nyawa dari teroris? Untuk sesaat suasana benar-benar sunyi. Hannah dan Viona juga sama terkejutnya dengan yangin. Hannah benar-benar bingung, kapan kakak iparnya itu mkukan hal heroik seperti itu? Sedangkan Viona sudah terkagum-kagum, Randika memang lki yang gagah dan pemberani! Para pramugari juga tidak kh terkejut dengan yangin, mereka menatap Randika lekat-lekat. Eh? Bukankah dia terlihat tampan? Meskipun begitu, tatapan kebanyakan orang tidak percaya dengan kata-kata Serena. "Apa kamu tidak sh orang?" Tanya sh satu penumpang. Serenalu berkata sambil tersenyum. "Tidak, orang ini adh pawanku waktu itu. Berkat dia kami semua bisa smat dari kejadian mengerikan itu." Melihat wajah serius Serena, semua orang akhirnya mempercayai kata-katanya. Randika terlihat gelisah karena tatapan mata orang-orang. "Jangan begitu, waktu itu keadaan terdesak jadi aku terpaksa turun tangan." "Apa benar kamu menghajar semua orang itu sendirian?" Tanya seseorang. "Sepertinya." Randika tersenyum. "Apa kamu jago b diri?" Lanjutnya. "Hmm mungkin?" Randika terlihat seperti orang bodoh. "Bukankah para teroris itu punya senjata? Bagaimana caramu menghkan mereka?" Satu per satu pertanyaan mi dilontarkan orang-orang, tetapi orang-orang masih ragu dengan sosok Randika. Bagaimanapun juga, sosok Randika sama sekali tidak mmbangkan sesosok pawan. Tidak dapat dihindari, beberapa dari penumpang ingin melihat Randika beraksi. "Tunjukan otot-ototmu!" "Benar, coba angkat apa gitu." Dm sekejap semua orang menjadi antusias. Randika mengh napasnya. "Apa kalian ingin melihatnya?" "IYA!" Semua orang satu suara. "Baih." Randika mengangguk. Ketika suara Randika itu terdengar, semua mata sudah menatap Randika lekat-lekat. Namun, Randika sama sekali tidak bergerak. Randika hanya memegang topinya dengan tangannyalu memakainya. Semuanya menatap Randika, berharap melihat sesuatu yang menakjubkan. Tetapi Randika hanya tersenyum dan berkata pada mereka. "Sudah!" Sudah? Semua orang terlihat bingung, apanya yang sudah? Namun, pada saat ini, beberapa orang menyadari apa yang dimaksud oleh Randika. "Bukannya tadi dia tidak memegang topi?" Mendengar hal ini, semuanya terkejut. Benar! Randika tidak memegang topi daritadi. "Dari mana topi itu?" "Benar, dia daritadi tidak membawa topi apa pun di tangannya!" "Eh, apa kita tidak sh lihat saja? Mana mungkin tiba-tiba dia punya topi?" Semua orang terbagi menjadi 2. Pada saat yang sama, seseorang melihat topi yang dikenakan Randikalungsung memegangi kepnya. Dengan nada yang terkejut, dia berkata denganntang. "Mana topiku!?" Pada saat ini, Randika tersenyum dan berjn menghampirinya. "Maafkan aku, aku hanya ingin memperlihatkan sedikit kemampuanku." Dm sekejap semua orang terkejut bukan main. Orang itu bisa mengambil topi orangin tanpa diketahui orang-orang? Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi! Tanpa diragukangi, hal ini membuat semua orang terkagum-kagum; semua orang mi bertepuk tangan. "Pawan asli!" "Hebat, hebat!" Beberapa orang mi meminta tanda tangan dan foto, bahkan para perempuan berebutan menarik perhatian Randika dan meminta nomor teleponnya. "Bisa minta tanda tanganmu?" "Hmm? Di mana aku harus tanda tangan?" Randika mengambil sebuah bolpen dan tersenyum. "Di sini." Perempuan itu menunjuk dadanya. Randika hanya bisa melihat lembah dada yang begitu besar dan menn air liurnya. Chapter 344: Serena Masih Memiliki Kesempatan! Chapter 344: Serena Masih Memiliki Kesempatan! Tanpa diduga, perjnan menuju Makau ini ternyata adh ajang foto-foto dan tanda tangan bagi Randika. Memang masyarakat suka dengan pawan! Randika benar-benar senang, tetapi Hannah terlihat cemberut. Hati Hannah benar-benar resah dan marah, entah kenapa dia merasa begitu resah terhadap kakak iparnya itu. Melihat hal ini, Viona tersenyum pada Hannah. "Han, wajar kok Randika disukai banyak orang." "Apa kak Viona termasuk juga?" Hannah menatap Viona. Mendengar pertanyaan ini, wajah Viona menjadi merah. Namun, Hannah tidak mnjutkan pertanyaannya ini. Dia hanya menatap Randika yang kesenangan karena dikerubungi oleh beberapa perempuan. Dia memutuskan untuk tidak memedulikan kakak iparnya itugi. Para pramugari juga menatap kagum pada Randika, mereka juga ingin mengenal sang sosok pawan kota Cendrawasih ini. Seth beberapa saat mdeni orang-orang, Randika kebelet pipis. Seth berusaha mati-matian keluar dariutan manusia itu, akhirnya Randika bisa melepaskan diri. Ketika dia hendak masuk ke dm toilet, Randika didatangi oleh seorang pramugari. Randika menatap si pramugari, boleh dikatakan bahwa kecantikannya tidak kh dengan Viona. Alis matanya bergetar dan wajahnya benar-benar merah. Tatapan matanya yang tidak bisa melihat dirinya dan suaranya yang gagap itu lumayan imut bagi Randika. Randika tersenyum padanya. "Ada yang bisa aku bantu?" Melihat senyuman Randika, si pramugari memberanikan diri untuk bertanya padanya. "Bisa minta nomor teleponmu?" "Oh? Kenapa?" Senyuman Randika ini membuat hati si pramugari menjadi leleh. "Karena" Si pramugari itu mengambil satungkah maju dan berdiri tepat di hadapan Randika. Dm sekejap, wangi parfumngsung memasuki hidung Randika. Dada si pramugari yang kenyal itu juga menempel di tubuh Randika. Wajah cantik si pramugari itu sudah sangat merah dan tatapan matanya menatap mata Randika. "Apa kamu ingin mkukannya denganku di sini?" "Hmm? Kita mau mkukan apa memangnya? Menghadapi godaan ini, Randika menundukan kepnya dan berbisik di telinga si pramugari. Merasakan napas hangat Randika, tubuh si pramugari ini makin terangsang. Randika merasa kenapa pramugari ini begitu sensitive? "Aku ingin kita berhubungan badan." Tangan si pramugari mi berenang di dada Randika, sedangkan sngkannya sudah menggesek-gesek paha Randika. Meskipun si pramugari masih memakai pakaiannya, Randika masih bisa merasakan kelembutan darinya. "Sekarang?" Menghadapi godaan si pramugari ini, Randika pura-pura terlihat polos. Seth Randika bertanya seperti itu, si pramugaringsung membuka pintu kamar mandi dan menarik masuk Randika. Di dm bilik toilet, Randikangsung memeluk erat si pramugari dan menyenderkannya di tembok. Dengan tangannya bersarang di pinggangnya yang ramping, Randika menerkam bibir merah si pramugari tersebut. Dm sekejap isi kep si pramugaringsung kosong, dia memeluk erat leher Randika dan sangat bersemangat menerima ciuman dari Randika. Tangan kanan Randika sudah mi tidak tahan, dia mi merogoh rok si pramugari! Tetapi dia tidak berani mkukan hubungan badan di tempat ini. Pertama-tama ada Hannah dan Viona di luar. Tetapi san paling utama adh mereka ada di dm pesawat. Akan sangat mencurigakan apab mereka berdua menghng dm jangka waktu yangma. Meskipun sangat ingin mkukannya, hal ini sangat tidak bagus untuk hubungannya dengan Hannah dan Viona. Randika masih menikmati tubuh dan ciuman dari si pramugari. Seth meremas pantatnya berkali-kali, sekarang Randika berfokus pada dadanya. Si pramugari itu kehabisan napas karena ciuman panas mereka berdua, dia merasa bahwa Randika tiba-tiba membuka kancing bajunya. Wajahnyangsung menjadi merah, meskipun dia sendiri yang meminta "kasih sayang" Randika, dia masih merasa malu karena ini masih di dm pesawat. Tetapi melihat sosok pawan ini membugili dirinya, dia merasa tidak berdaya. Di dm pikirannya sekarang adh dia ingin menanam benih lki ini dan mhirkan pawan generasi berikutnya. Bagaimanapun juga, semua perempuan akan terkagum-kagum dengan pria gagah dan pemberani seperti Randika. Randika mi melihat sosok kedua gunung itu di matanya, sedangkan si pramugari terlihat ragu-ragu ketika nanti tiba-tiba Randika ingin mkukannya hingga akhir. Namun ketika baju itu akhirnya terlepas, tiba-tiba pintu toilet mereka digedor oleh orang dari luar. Dm sekejap wajah si pramugari menjadi gugup dan bingung. Dengan cepat, Randika menykan keran air untuk memberi sinyal bahwa ada orang di dm. Dialu melihat wajah malu si pramugari dan berkata padanya. "Sudah jangan khawatir." Pramugari itu tidak membs sama sekali, sedangkan tangan Randika sudah berenang kembali di dadanya. Tetapi tiba-tiba, pintu toiletnya itugigi digedor yang membuat si pramugari tersebut menjadi ketakutan. Tentu saja, inh resiko mkukannya di dm toilet. Lagip, Randika sudah beberapa menit di dm toilet ini jadi wajar jika ada orang yang akan mendatangi mereka. Randika meminta si pramugari itu tetap diam. Jika dia membuka pintu itu sekarang juga, bisa-bisa karier si pramugari itu akan hancur dan Randika sendiri tidak punya wajah untuk bertatap muka dengan Hannah dan Viona. Meskipun begitu, adrenalin membuat kejadian ini benar-benar menegangkan! "Sebentar!" Teriak Randika. Bersamaan dengan itu, Randika dapat mendengar suarangkah kaki yang menjauh. Randikalu membuka pintu toilet itu pn-pn dan meminta si pramugari untuk pergi terlebih dahulu. Si pramugari tersebut sudah membetulkan pakaiannya tetapi wajahnya masih tersipu malu karena kejadian barusan. Dialu memberikan kartu namanya kepada Randika dan berkata padanya. "Ini nomor teleponku, rumahku ada di Cendrawasih jadi kita bisa bertemu kapan-kapan." Seth menyerahkan kartu namanya, pramugari itu pura-pura mengambil barang dan kembali ke tempat duduknya. Randika menyimpan kartu nama si pramugari ke dm saku bajunya, yang masih menyimpan bau dan kehangatan si pramugari tadi. Kembali ke tempat duduknya, Hannah dan Viona tidak curiga sama sekali karena memang sebelumnya di bandara Randika buang air besar. Tetapi Serena yang duduk di sampingnya dapat mencium bau parfum yang melekat di Randika. "Ini... bau parfum pramugari tadi!" Serena tersenyum. "Sepertinya aku punya kesempatan, apa kamu ingin mkukannya denganku?" Randika hanya bisa tersenyum pahit, kenapa indera penciuman Serena mirip dengan seekor anjing pcak? Melihat keraguan di wajah Randika, Serena memalingkan wajahnya. "Dasar pria, kalian semua itu sama saja." Serenalu mengh napasnya. "Aku sudah memberikan nomor teleponku bukan? Nanti ku kamu sudah bisa mengbui kedua perempuan itu, telepoh aku dan aku akan datang ke hotel mana pun yang kamu mau." Randika hanya bisa tersenyum dan mengangguk. "Baih ku begitu, nanti ku sempat aku akan meneleponmu." Hannah menyadari bahwa kakak iparnya itu menatap Serena dengan tatapan mesum, Hannah semakin cemberut. Dia sangat heran kenapa kakak iparnya ini masih mau menggoda wanitain padahal dia sudah membawa 2 mikat bersama dirinya! Chapter 345: Ada Penyusup! Chapter 345: Ada Penyusup! Seth turun dari pesawat, Randika, Viona dan Hannah berniatan untuk menaruh barang terlebih dahulu di hotel. Saat mereka hendak berpisah, Serena memeluk Randika dan berbisik di telinganya. "Jangan lupa menghubungiku, aku akan mendatangimu wu itu di ujung dunia sekali pun." Seth itu dia mencium pipi Randika dan menghng. Melihat sosok Serena yang menghng, Hannah yang marah berkata pada Viona. "Kak Viona, ayo kita pergi dari sini." Seth berkata seperti itu, Hannah menyeret Viona dan pergi meninggalkan Randika. Ketika Viona ragu-ragu, tangannya sudah ditangkap oleh Hannah dan diseret bersamanya. Sedangkan untuk koper-koper mereka, sudah js bahwa Randika yang akan membawanya. Randika hanya bisa tersenyum pahit, dia sekarang harus membawa 3 koper dan menyusul Hannah yang semakin menjauh. Tidakma kemudian, akhirnya Randika berhasil menyusul. "Han, itu semua bukan shku jadi tolong bantu aku bawa barang-barang ini." Kata Randika sambil terus menyeret 3 koper dan 1 tas ransel miliknya. "Oh? Jadi seorang pawan tidak bisa membawa beberapa koper?" Hannah memalingkan wajahnya. Sedangkan Viona sudah tidak tega dan menawarkan bantuan. "Ran, sini aku bantu bawain." "Kak! Sudah jangan hiraukan pria hidung bng itu. Ku kak Randika bisa menghabisi teroris dengan tangan kosong, bukankah barang-barang kita itu hanya hal sepele baginya?" Randika hanya bisa tersenyum pahit, sejak kapan adik iparnya itu menjadi pintar? "Han, jangan begitu dong. Nanti ku barang-barangmu ini dicuri bagaimana? Aku tidak bisa menangkap sekaligus menjaga semua barang ini bukan?" Kata Randika. "Oh jadi kakak tidak mau membawakan barang-barang kita?" Wajah Hannah terlihat jahat. "Ku begitu, mungkin nanti png aku akan menceritakan perempuan yang duduk di sampingmu tadi ke..." "Hahaha aku bercanda kok, apa tidak ada baranggi yang bisa kubawakan?" Kata Randika sambil pura-pura tertawa. Melihat hal ini, Viona hanya bisa tertawa sedangkan Hannah mendengus dingin. Sepertinya nama Inggrid Elina sudah menjadi senjata untuk menaklukan kakak iparnya. Randika hanya bisa menggigit bibirnya, ku saja tidak ada Viona mungkin dia sudah akan mwan Hannah. Kemudian mereka bertiga naik ke dm taksi dan berangkat menuju hotel mereka. Seth beberapa saat, mereka tiba di hotel mereka. Kamar mereka ada dintai 7. Untuk acara kali ini, Hannah memesan dua kamar. Satu untuk Randika dan satu untuk dirinya dan Viona. Ketika mereka berada di pintu kamar mereka, Randika hanya bisa menatap Hannah yang bersiul dan terlihat gembira. Viona hanya bisa tersenyum pada Randika, dia berharap senyumannya itu cukup sebagai penghiburan bagi Randika. Ketika Viona hendak berbicara, dia sudah diseret ke dm oleh Hannah. Randika hanya bisa pasrah ketika melihat pintu kamar itu tertutup. Meskipun sedih, dia akhirnya tertawa. Apa adik iparnya itu pikir bahwa sebuah pintu bisa menghngi rencana haremnya? Kamar hotel ini menggunakan sebuah kartu untuk membuka pintu kamar, tetapi hal ini percuma apab di hadapan seorang Ares. Randika hanya perlu menembakkan tenaga dmnya ke arah kunci dan membukanya secara pehan. Karena kamar mereka bersebhan, seth menaruh barang-barangnya, Randika menempelkan telinganya pada dinding kamar. Dengan pendengaran supernya, dia dapat mendengar kedua perempuan sedang mengobrol. Hmm Bukankah seharusnya mereka sedang melepas baju mereka sekarang? Berkat tenaga dmnya juga, dia dapat mendengarkan apa yang terjadi di balik dinding dengan js. Kemudian hati Randika mengepal, js itu suara baju yang dibuka! Di balik dinding ini kedua perempuan cantik sedang membuka baju mereka, ku dia tidak membuka pintu itu js dia bukah seorang pria! Dm sekejap Randika mi bersemangat, ku dia menjnkannya dengan baik maka Hannah dan Viona akan jatuh ke dm pelukannya. Karena kamar mereka terhubung dengan connecting door, Randika membukanya secara pehan dan menahan napasnya. Namun, tidak ada orang di dm kamar! Randika benar-benar bingung, dialu berjn ke tengah ruangan. Pada saat ini, terlihat dua bayangan di dm kamar mandi. Asyik! Kedua b mata Randika sudah siap merekam kejadian ini baik-baik, telinganya dapat mendengar suara kedua perempuan itu mengobrol. Sudah dapat dipastikan bahwa kedua sosok perempuan cantik itu sedang mandi bersama-sama! Memikirkan adegan di dm kamar mandi itu, Randika hampir mimisan. Hati Randika benar-benar sudah terbakar api semangat, kakinya sudah mengendap-endap ke arah kamar mandi. Pintu kamar mandinya tidak tertutup secara rapat, sepertinya Hannah benar-benar ceroboh karena berpikir bahwa dirinya aman oleh sebuah pintu. Berkat hal ini, Randika bisa memanfaatkan hal ini! Di dm kamar mandi, Hannah dan Viona sama sekali tidak sadar dengan keberadaan Randika. "Kak, kakak benar-benar punya tubuh yang luar biasa!" Hannah terpukau dengan dada Viona, dialu meremasnya dengan kedua tangannya. Darah di hidung Randika sudah hampir keluar. Kedua perempuan ini masuk ke dm bathtub yang memiliki banyak gelembung. Tetapi berkat tindakan Hannah ini, keduanya terekspos dan memperlihatkan tubuh tnjang mereka. YA TUHAN! Randika menn air liurnya. Adik iparnya sendiri itu sepertinya sudah mengmi perubahan sejak smat dari dm gua, sepertinya ukuran dadanya bertambahgi! Sedangkan untuk Viona, ini pertama kalinya Randika melihat kedua dadanya itu dengan js. Benar-benar dada nomor 1 di dunia! "Han, kamu sendiri juga tidak kh kok." Viona membs Hannah. Melihat sosok keduanya itu saling menyentuh dan meraba satu samain tadi benar-benar sudah terekam di ingatan Randika. Kedua tangan Viona dan Hannah saling meremas dada mereka masing-masing. Keduanya memuji satu samain dan mengatakan bahwa mereka sama-sama cantiknya. Keduanyalu tertawa dan mengobrol di dm bathtub yang penuh gelembung itu. Mata Randika benar-benar terpaku dengan kejadian ini, sudah berkali-kali dia menn air liurnya. Sayangnya, pintu kamar mandi hanya terbuka kecil jadi dia tidak bisa melihat semuanya dengan js. "Sedikitgi, sedikitgi!" Randika terus bergumam, matanya tidak pernah melepas sosok kedua perempuan di dm. Ketika Hannah dan Viona membanding-bandingkan tubuh mereka, tiba-tiba mereka berdiri dan saling menyemprotkan air. Ini dia! Tetapi sayangnya, sosok punggung merekah yang memenuhi mata Randika. "Ayo putar, putar badanmu untuk ayah!" Randika meremas pintu kamar mandi itu dengan kuat, dia sangat berharap melihat sosok tnjang mereka sekaligi. Bisa dikatakan bahwa dia itu berada di faksi dada wupun faksi pantat tidak kh bagusnya. Randika terus menerus bergumam pada dirinya, dia sangat berharap melihat dada-dada ks dunia itugi. Namun, Randika tidak dapat melihatnyagi karena Hannah dan Viona akhirnya berdiri dan memakai handuk. Melihat kedua perempuan di dm hendak keluar, Randikangsung tersadar dan berniat untuk pergi. Namun, Hannah secara tidak sengaja dapat melihat sosok bayangan dari ch pintu. Dm sekejap, Hannahngsung menutup dadanya yang sudah berbalut handuk itu dan berteriak dengan keras. "Siapa itu!" Mendengar hal itu, Viona juga ketakutan. Apa ada penyusup di dm kamar mereka? Kedua perempuan itu berjn pehan ke arah pintu sedangkan Randika yang berada di balik pintu itu sudah ketakutan. Dia harus kabur! Ketika dia hendakri, Hannah sudah membuka pintu dan menemukan sosok Randika. Hannah benar-benar terkejut, rasa terkejut itu berubah menjadi marah. Kakak iparnya mengintip mereka berdua mandi? Ketika melihat sosok Randika, wajah Viona menjadi merah. Dia tidak menyangka Randika akan mkukan tindakan hina seperti ini. Bagaimanapun juga, mengintip itu merupakan perbuatan hina. Randika hanya bisa berdiri diam di tengah ruangan, dia merasa malu. Ketika dia menoleh ke arah Hannah dan Viona, dia hanya bisa tersenyum pahit dengan hati yang sudah siap diomeli. Tidak ada san yang terpikirkan olehnya sama sekali. "Jadi bisa dijskan kenapa kak Randika ada di kamar kita? Apa kakak barusan mengintip kita mandi?" Nada Hannah benar-benar terdengar mengerikan. "Han, bisa-bisanya kamu berpikir seperti itu! Aku bukan orang yang seperti itu!" Tanpa diduga, Randika terlihat tenang. Mendengar jawaban ini, Hannah makin marah. "Bukan orang yang seperti itu?" "Han biarkan aku menjskannya. Aku dengar kamu teriak jadi aku memastikan bahwa kalian baik-baik saja." Kata Randika dengan nada yang meyakinkan. Bahkan Viona dapat mengerti bahwa san Randika ini benar-benar payah. "Aku rasa kamh si penyusupnya." Hannah sudah mengepalkan tinjunya. "Beneran, aku dengar kamu teriak ''siapa itu!'' jadi aku bergegas ke sini sapa tahu ada penyusup." Kata Randika dengan nada yang tenang. "Aku juga sempat mendengarngkah kaki seseorang, jadi aku bergegas masuk ke kamarmu tanpa pikir panjang." Melihat wajah serius Randika, Hannah makin ragu. Wajah kakak iparnya ini terlihat bukan dibuat-buat, apgi dia mengingat kejadian Shadow kapan hari jadi bisa jadi apa yang dikatakan kakak iparnya ini benar. "Ketika aku hendak menghajarnya ternyata di dm ruanganmu itu tidak ada siapa-siapa, baru saat itu kalian keluar dari kamar mandi dan melihatku." Kata Randika. Mendengar kata-kata itu, Viona sedikit ketakutan; dia berpikir bahwa mungkin penyusupnya masih bersembunyi di sini. Sedangkan Hannah, dia tidak tahu harus berkata apa. "Jadi aku sarankan kalian memakai baju dulu di kamar mandi dan aku akan mengamankan kamar kalian dulu." Seth berkata seperti itu, Randika mi memeriksa seluruh sudut ruangan. Karena ruangan mereka terhubung, Randika juga pura-pura memeriksa kamarnya. Melihat wajah serius Randika, keraguan Hannah makin besar dan dia mi percaya dengan Randika. "Sin, dia sudah kabur!" Tiba-tiba suara Randika terdengar dari kamarnya dan Hannah serta Viona segera ke sana. Dia melihat jend kamar yang terbuka lebar. Randika menghirup udara dm-dm. "Kurang ajar, dia benar-benar th menipuku dengan bersembunyi di kamarku. Untung saja dia tidak berbuat macam-macam pada kita." Viona yang mendengar kata-kata Randika itu menjadi panik. "Ran, bagaimana ini?" "Sudah kalian berdua tenang saja, mi hari ini aku akan berjaga-jaga agar hal ini tidak ternggi. Serahkan mash ini padaku." "Jadi bagaimana ku kalian berdua memakai baju terlebih dahulu? Seth itu bagaimana ku kita mencari makan?" Randikalu menuntun mereka berdua kembali ke kamarnya dan mengatakan bahwa dia akan mandi terlebih dahulu sebelum pergi. Hannah semakin curiga ketika melihat Randika yang buru-buru ingin pergi ini. Tiba-tiba matanya berbinar-binar. Bukankah ini aneh? Bukankah mereka ada dintai 7? Jadi jika penyusup itu melompat turun, bukankah itu sama saja dengan bunuh diri? Dm sekejap, Hannah berhenti berjn. "Tunggu!" Ketika Randika hendak menutup connecting doornya, dia merasakan firasat buruk. Sin, apakah dia sudah ketahuan? Chapter 346: Mencoba Kasino di Makau Chapter 346: Mencoba Kasino di Makau Pada akhirnya, Randika dimarahi habis-habisan oleh Hannah. Dia tidak habis pikir kenapa kakak iparnya ini begitu mesum. Seth 30 menit menerima omn itu, Randika masuk ke dm kamarnya dan mandi. Seth beberapa saat, Hannah dan Viona masuk ke dm kamarnya. "Ran, ayo kita makan!" Viona terlihat bersemangat begitu p dengan Hannah. Barusan saja, keduanya itu membahas makanan enak yang ada di Makau. Saking banyaknya pilihan, tujuan hari ini adh mencoba makanan sebanyak mungkin! Seth 8 jam di pesawat dan menerima omn Hannah, Randika js tidak sabar untuk mencicipi makanan. Karena Macau merupakan destinasi wisata terkenal, beberapa jn dikhususkan sebagai tempat kuliner. Sh satunya adh Qingping straight street dan satunyagi adh Fulong new street. Karena hari sudah sore, mereka memilih Qingping straight street yang rupanya cukup dekat dengan hotel mereka. Hannah dan Viona benar-benar semangat, mereka sesumbar bisa makan seg macam makanan yang dijual di sana. Randika mengikuti mereka dan menikmati berbagai macam makanan, karena bagaimanapun juga, makanan di Macau sangah beragam. Sore hari mereka th dihabiskan dengan makan dan bnja bersama-sama, hal ini cukup menyenangkan bagi Randika sekali pun. Di tengah-tengah jn-jn mereka, Hannah kadang-kadang mengambil foto mereka bertiga yang sedang asyik makan. Dia ingin mengabadikan momen ini agar kakaknya di rumah bisa melihat kegiatan mereka bertiga. "Hei, hei, nanti mm kita mau ke mana?" Tanya Hannah. Viona berpikir, matanya nampak bersemangat. "Bagaimana ku kita ke kasino? Aku sudahma ingin mencoba bermain di sana." Kasino? Mendengar hal ini Hannah makin bersemangat. "Benar! Aku juga sudahma ingin mencoba ke tempat seperti itu." Di Makau, bukah makanan ataupun tempat pcurannya yang terkenal minkan kasino! Banyak film Cina yang bertema judi disyuting di tempat ini dan memang kenyataannya orang-orang datang ke sini untuk berjudi. Bisa dikatakan bahwa Makau merupakan surga bagi para penjudi. Ini bisa dibuktikan dengan juh kasino yang ada di Makau. Ada ratusan kasino yang berdiri di kota ini, sepertinya perjudian menjadi sh satu pr industri bagi kota Makau. Yang paling penting adh kegiatan berjudi merupakan hal yang legal di Makau. Jadi tidak akan ada polisi yang tiba-tiba menggerebek dan menangkap kalian ketika bermain, hal ini membuat orang-orang berbondong-bondong untuk berjudi karena rasa aman yang ada. Karena Viona dan Hannah tidak sabar pergi menuju kasino, Randika hanya bisa pasrah dan ikut bersama dengan mereka. Sejujurnya dia tidak telu suka berjudi. Meskipun di kasino bawah tanah di kota Cendrawasih dia dijuluki dewa judi, itupun karena dia harus membantu Richard sampai dia harus bermain. Seth beristirahat sebentar di hotel dan menaruh tas bnja, mereka bertiga pergi menuju kasino terdekat. Untuk menyesuaikan dengan suasana kasino, Hannah dan Viona memakai gaun pesta mm mereka. Tentu saja, baju ini baru saja mereka beli tadi dan penampn mereka benar-benar menawan. Dua perempuan dengan kecantikan bagaikan mikat ini th menarik perhatian para lki yang ada. Sedangkan Randika dengan baju biasanya berjn di tengah-tengah mereka berdua, dia nampak seperti seorang pemulung apab dibandingkan dengan Hannah dan Viona. Semua orang yang melihat kejadian ini mengh napas mereka, benar-benar sangat disayangkan kedua mikat cantik itu harus berjn dengan lki jelek. Namun, tujuan mereka bukah menggoda dan mencari perhatian Hannah dan Viona karena tujuan mereka datang ke kasino adh berjudi. Hannah dan Viona menatap sekeliling mereka dengan semangat, kata-kata Hannah berikutnya membuat Randika tersadar bahwa mm hari ini akan menjadi mm yang melhkan baginya. "Jadi kita mau main apa dulu?" Randika mengh napasnya, dialu membs Hannah. "Pertama-tama, kita tukar uang kita dulu." Seth mendapatkan chip mereka, mereka bertiga mi mencari permainan. Di kasino ini, juh permainannya lebih banyak daripada kasino bawah tanah di Cendrawasih. Sebelum memilih permainan, Randika memberikan penjsan pada Hannah dan Viona. "Ini namanya permainan rolet jadi kita di sini kita bisa bertaruh banyak seperti b akan berhenti di nomor berapa atau berhenti di warna apa. Bisa juga kamu memilih dia akan berhenti di angka 1-10 dll." "Aku pilih angka keberuntunganku yaitu 21!" Teriak Hannah. Viona juga ikut menaruh chipnya tetapi b putih itu sama sekali tidak mendekati nomor pilihan mereka. "Ah tidak seru! Ganti, ganti!" Randikalu membawa mereka ke meja permainan yangin. "Ku yang ini adh Dragon and Tiger, kalian hanya perlu memilih mana yang akan mendapatkan angka yang lebih besar." "Ku begitu aku pilih Dragon!" "Ah kok tidak seru ya? Tidak ada rasa tegangnya begitu menurutku, ayo cepat kita ganti!" Randika tidak berdaya, dia membawa mereka berdua ke tempatin. "Ini mesin slot." "Ku yang ini permainan dadu." "Ku ini ck jack." Randika terus menerus memperkenalkan permainan-permainan yang ada. Sedangkan Hannah dan Viona mencobanya tanpa pikir panjang. "Ah kita khgi, ganti tempat baru kak! Siapa tahu di meja berikutnya kita lebih beruntung." "Yah permainannya tidak seru, ayo kita cari yangin." "Hmm kok mainnya gini-gini aja ya? Tidak ada mainan yangin?" "Yah khgi" Satu per satu mainan th mereka coba. Untungnya saja, Hannah dan Viona hanya ingin mencoba semua permainan yang ada jadi tiap taruhan yang mereka pasang hanyh dm juh yang kecil. Tetapi bagaimanapun juga, tingkat kemenangan mereka 0%. Mau permainan apa yang mereka coba, sepertinya hanya 2 hal yang pasti untuk Hannah dan Viona yaitu khlu ganti permainan yangin. "Sin, aku rasanya ditipu!" Hannah makin frustasi, Viona di sampingnya mi menghiburnya. "Aku kira keberuntunganku itu tinggi, kenapa aku kh terus?" Hannah terlihat sedih. Pada saat yang sama, ada seorang pria berdiri tidak jauh dari mereka. Pria itu menatap Hannah yang terlihat sedih. Dari awal Hannah dan Viona memasuki kasino, matanya sudah tertuju pada mereka berdua. Dari awal hingga akhir, kedua matanya itu tidak bisa lepas dari 2 sosok mikat ini. Kecantikan mereka berdua benar-benar ks dunia, terlebihgi tubuh keduanya membuat siapapun tidak bisa menahan nafsu mereka. Sedangkan untuk sosok Randika, dia sama sekali tidak peduli dan menganggapnya seekor semut. Seth sekianma mengikuti, akhirnya dia melihat kesempatan untuk mendekati kedua perempuan itu. Pria bernama Yuan Ping ini merapikan bajunya dan berjn menghampiri. Randika yang berdiri di samping Viona dan Hannah hanya berkata sambil tersenyum. "Han, judi itu memang seperti itu. Apa kamu kira mereka datang ke sini hanya untuk main-main sepertimu? Mereka semua datang ke sini untuk mencari uang jadi untuk menang itu perlu kesabaran dan strategi." Hannah makin cemberut. "Tapi aku kan cuma ingin menang wupun cuma sekali." Randika mengangguk, memang dari 20 permainan yang th mereka coba, semuanya berakhir dengan kekhan. Bisa dikatakan bahwa penghargaan pemain paling buruk ini cuma bisa diraih oleh Hannah. Bagaimanapun juga, tidak mungkin orang bisa kh segitu banyak secara beruntun. Sedangkan Viona hanya ikut-ikutan jadi sekarang chipnya sama mengenaskannya dengan Hannah. Keduanya hampir kehabisan chip taruhan. Viona tersenyum. "Han, sudah tidak apa-apa. Berikutnya kita pasti menang!" Pada saat ini, Yuan Ping yang memakai jas itu tersenyum ke arah mereka. "Maaf mengganggu kalian berdua, aku baru saja melihat kalian kh di beberapa meja tadi." Kata Yuan Ping dengan Bahasa Inggrisnya yang fasih. Hannah mendengus dingin dan menjawab pria itu dengan dingin. "Terus memangnya kenapa?" Randika mengerutkan dahinya dan memperhatikan Yuan Ping tanpa mengeluarkan suara. "Maaf nona, sepertinya Anda sh menangkap maksudku. Aku hanya tidak tega melihat kalian kh seperti itu." Kata Yuan Ping dengan senyumannya yang paling tulus, dialu menatap Viona. "Aku bersedia membantu dua nona cantik ini untuk memenangkan kembali uang kalian, aku jamin uang awal kalian akan menjadi 2x." Hannah terlihat tergoda dengan penawaran itu, dia benar-benar ingin menang. Tetapi dirinya sangat tahu bahwa manusia itu busuk, pasti ada udang di balik batu. Melihat keraguan Hannah, Yuan Ping terus tersenyum dan berkata padanya. "Kalian tidak perlu membayarku sama sekali, kalian hanya perlu memberikan chip kalian yang sekarang dan aku akan mengembalikannya ke juh awal kalian." Ini adh trik Yuan Ping ketika menggaet perempuan di kasino. Ketika nanti uang mereka sudah kembali maka dinding yang menghnginya untuk meniduri mereka akan menipis. Sejauh yang dia tahu, tidak akan ada yang bisa menk bantuan gratis apgi melihat sifat dirinya yang jentelmen ini. "Bagaimana? Apa kalian berdua bersedia mempercayakan chip kalian padaku?" Yuan Ping terus tersenyum pada Viona dan Hannah. Sma dia bisa memenangkan kembali uang mereka, memenangkan hati mereka hanyh mash waktu. Namun, tanpa diduganya, Viona dan Hannah menoleh ke arah Randika. Hal ini membuat Yuan Ping mengerutkan dahinya. Entah kenapa Yuan Ping merasakan firasat buruk ketika melihat pria kumuh itu. Kenapa kedua mikat cantik ini sepertinya meminta persetujuan dari pria itu? Sejujurnya, Hannah dan Viona sudah sangat bergantung pada Randika. Apgi kejadian ini terjadi secara tiba-tiba dan kebetn di lokasi paling maksiat di dunia. Suasana hati Randika sudah buruk sma beberapa saat. Pria tersebut js menganggap dirinya itu butiran debu, untungnya saja Viona dan Hannah tidak takluk dengan gaya bicara Yuan Ping yang memikat itu. Sekarang waktunya pembsan! "Kami tidak perlu bantuanmu, kami hanya sedang ingin bermain-main saja." Kata Randika. Mendengar tidak persetujuan Randika, Yuan Ping tidak mau menyerah. Dialu berkata pada Hannah. "Tidak mash ku kalian ingin bersenang-senang saja. Tetapi bukankah lebih menyenangkangi ku kita mendapatkan uang? Biarkan aku membantu kalian." "Kamu tuli? Aku bng kita tidak butuh bantuanmu." Randika mendengus dingin. "Apa kamu ingin merebut kedua pasanganku ini? Berani sekali kamu!" Pasangan? Hannah dan Viona menatap bingung pada Randika, sejak kapan mereka berdua menjadi pasangannya Randika? Tetapi Hannah sendiri merasa bingung ketika mendengar kata-kata Randika itu. Di satu sisi dia senang mendengar hal itu sedangkan satu sisi dia marah karena sejak kapan kakak iparnya itu ngaku-ngaku jadi pacarnya? Bukan berarti dia itu ingin menjadi pacarnya! Dm beberapa saat, wajah Hannah terlihat merah. "Bukan, bukan, aku hanya ingin menyampaikan bahwa kemampuanku itu nomor 1 di kasino ini." Jawab Yuan Ping sambil tersenyum. "Ku dibandingkan dengan kemampuanmu, js aku akan membuat mereka senang sekaligus mendapatkan uang." Oh? Jadi dia nantang? Randika tersenyum dm hati, tetapi wajahnya tetap terlihat dingin. "Sepertinya kamu percaya diri sekali dengan kemampuan berjudimu?" "Bisa dikatakan seperti itu." Yuan Ping tersenyum. Tatapan matanya mengandung ejekan pada Randika. "Mau mencoba mwanku?" Kata Randika dengan santai. Hannah dan Viona js terkejut ketika mendengar derasi perang ini. Chapter 347: Uang Gratis Chapter 347: Uang Gratis Apa Randika bisa berjudi? Pertanyaan ini terlintas di benak Hannah dan Viona. Sedangkan untuk Yuan Ping, js dia tertawa dm hati. "Kamu kira amatiran sepertimu bisa menghkanku?" Wajah Viona terlihat khawatir terhadap Randika sedangkan ekspresi wajah Hannah terlihat bingung. Mereka sama sekali tidak tahu apakah Randika bisa berjudi atau tidak. Yuan Ping yang pura-pura terkejut itu kembali tersenyum. Dia sangat suka menginjak-injak kepercayaan diri para amatiran yang merasa dunia judi itu mudah. Sejujurnya, kemampuan berjudi Yuan Ping tergolong lumayan di kasino ini. Tetapi dia sangat percaya diri bisa menghkan Randika karena dia sudah membuntuti mereka sejak permainan mereka yang pertama. Sangat js bahwa pria itu sama sekali tidak bisa bermain. "Baih ku begitu." Yuan Ping segera menyetujui ajakan Randika. "Permainannya terserah kamu." Randikalu mengambil chip Hannah dan Viona yang tersisa. "Aku hanya akan menggunakan chip ini untuk merebut semua chip yang kamu punya." Kata-kata Randika memang terdengar santai tetapi hal ini menyulut api di dm hati Yuan Ping. "Baih!" Jadi pertarungan mereka segera dimi, Yuan Ping memilih permainan dadu sebagai pemanasan. "Menebak besar atau kecil?" Viona yang berdiri di bkang Randika itu nampak khawatir. "Hahaha kamu sh nona cantik." Yuan Ping tersenyum. "Kita akan menebak angka pada dadu." Ekspresi Yuan Ping terlihat acuh tak acuh, bukannya menebak besar atau kecil, dia memilih menebak angka yang ada pada dadu! Hal ini justru membuat permainan sederhana ini menjadi jauh lebih sulit. Ekspresi wajah Randika sama sekali tidak berubah, dia hanya melemparkan semua chip yang dia punya. Yuan Pinglu mengambil sebuah wadah berupa gs hitam dan memasukan 3 dadu ke dmnya. Sh satu dari mereka akan mengocok sedangkan yang satu akan menebak angka pada 3 dadu tersebut. Seth memasukan dadu, Yuan Ping mi mengocok gs tersebut. Randika terlihat tenang, sedangkan para penjudi yangin mi mengerubungi meja mereka. Sepertinya mereka menyadari bahwa ada pertarungan antara pemain di meja tersebut. Melihat Yuan Ping yang mengocok gs tersebut, mereka mi berdiskusi satu samain. "Apa mereka sedang main menebak besar atau kecil?" "Seharusnya, tetapi bodoh sekali orang itu menantang Yuan Ping bermain." "Tapi seharusnya ku permainan dadu ini bergantung pada keberuntungan saja, toh peluangnya juga 50%." Beberapa penjudi mi membahas permainan ini sedangkan Viona sudah sibuk dengan perasaan cemasnya itu. Meskipun dia sangat percaya dengan Randika, dia masih tidak bisa menahan rasa cemasnya ini. DUAK! Yuan Ping selesai mengocok dan menaruh gs tersebut di atas meja. Randikalu berkata dengan santai. "3, 5 dan 6." Mendengar kata-kata ini, para penjudi yang mengitari meja itu terkejut. Mereka rupanya main menebak angka? Kali ini semua heboh sendiri karena permainan ini sudah tidak masuk akal. Memangnya ada manusia yang bisa menebak 3 dadu dengan benar? Js butuh indera keenam untuk menebaknya dengan tepat! Js bagi orang biasa sudah hampir mustahil bisa menebak ketiga angka itu dengan benar, apgi jika dia tidak memiliki kemampuan melihat tembus pandang. Mungkin satu-satunya cara adh dengan indera pendengaran. Tetapi hal ini benar-benar mustahil bagi para penjudi ks atas sekalipun. Randika dengan santai melontarkan tebakannya, hal ini membuat Yuan Ping semakin merasa di atas awan. Yuan Ping sudah tersenyum lebar, dialu mengangkat gsnya tersebut. Melihat angka yang ada, Yuan Ping benar-benar terkejut. Ketiga dadu itu menunjukan angka 3, 5, 6! "Ya ampun!" "Orang itu esper atau apa?" "Apa dia titisan dewa judi?" "G, kok bisa benar tebakannya?" Semua orang yang melihat kejadian ini benar-benar terkejut bukan main. Bahkan b mata Yuan Ping terlihat mau copot dari kantungnya. Dia menatap kagum pada Randika. Dewa Benar-benar dewa! Seth Yuan Ping menaruh gsnya, sekarang gilirannya Randika yang mengocok. Berbeda dengan Yuan Ping yang mengocoknya dengan cara mencolok, Randika hanya mengocoknya di atas meja sma beberapa saat. Kali ini Yuan Pingh yang menebak berapa angka yang ada pada dadu. Wajah Yuan Ping terlihat bingung dan tertekan, dialu berkata pada Randika. "1, 2, 5." Randika pehan membuka gsnya, semua orang sudah menahan napas mereka. Tanpa diduga semua orang, ternyata ketiga dadu itu menumpuk menjadi satu! Dadu pertama menunjukan angka 1! Kali ini semua orang benar-benar terbakar semangatnya. "Sudah kuduga Yuan Ping bukan orang sembarangan." "Hahaha sepertinya mereka akan imbang." Namun, ketika Randika memperlihatkan dadu kedua, semua orang terdiam. Dadu kedua menunjukan angka 1! Sekarang pertanyaannya adh apakah dadu ketiga akan menunjukan angka 1 juga? Semua orang mi penasaran, ketika dadu ketiga itu mi memperlihatkan wujudnya, semua orang terdiam sekaligi. Dadu ketiga juga menunjukan angka 1! Tiga angka 1! Randika hanya mengocok gs tersebut pn dan di atas meja, menghasilkan dadu yang tertumpuk dan sama-sama menunjukan angka 1 benar-benar membutuhkan kemampuan yang sempurna. Wajah Yuan Ping terlihat muram, dia tidak menyangka kemampuan berjudiwannya ini berada di level mengerikan. "Ran, kamu memang luar biasa!" Viona yang berdiri di bkang Randika sudah bertepuk tangan sambil terkagum-kagum. Hannah juga sama gembiranya, dia tidak menyangka kakak iparnya ternyata hebat dm berjudi. "Kita coba permainan yangin." Yuan Ping berdiri dan mengajak Randika pergi. Randika hanya mengangguk dengan biasa dan ikut berdiri. Di bawah tatapan mata orang-orang, Randika dan Yuan Ping mi bertarung sma 1 jam. Pertarungan mereka melibatkan beberapa permainan di dm kasino, dan tentu saja, semua pertarungan mereka th dimenangkan oleh Randika. "G, apa dia dewa judi?" "Hahaha tamat sudah Yuan Ping!" "Sudah menyerah saja, jangan mau dibodohi terus!" Dm satu jam, chip yang dimiliki Randika mi menggunung. Namun, chip yang dimiliki oleh Yuan Ping semakin sedikit tiap menitnya dan wajah Yuan Ping sudah mi pucat pasi. Lawannya kali ini benar-benar luar biasa, khususnya ketika bermain poker tadi. Bluff dan raise yang dkukannya benar-benar sempurna! Randika bahkan mendapatkan royal straight flush! Benar-benar keberuntungan yang luar biasa. Namun kekagumannya ini sangah sia-sia karena tiap menitnya chip yang dimilikinya it uterus berkurang. Seth bermain sma satu jam, hasil kekhannya apab dirupiahkan sudah mendekati angka 100 juta. Semua orang sudah terheran-heran ketika melihat Yuan Ping kh begitu tk. Akhirnya seth merasakan kekhan beruntun, Yuan Ping mmbaikan tangannya. "Aku menyerah." Para penjudi ikut terdiam melihat kejadian ini, mereka menatap Randika seakan-akan melihat hantu. Kemampuan berjudi orang ini benar-benar tidak masuk akal! Setiap permainan yang diakukan slu menang tk! Sebagai contohnya ketika mereka bermain ck jack tadi. Randika sampai mkukan split sebanyak 7x dan tidak ada satupun kartu yang kh! Mungkin orang-orang akan melihat hal ini sebagai tindakan curang tetapi kartu yang dibagi masih fresh dan tidak mungkin Randika sudah bisa mkukan card counting dari awal. Bisa dikatakan bahwa semua permainan di kasino ini merupakanhan uang bagi Randika. Wajah Yuan Ping benar-benar pucat, seth dia mengaku kh, dia sudah tidak punya wajah untukmama berada di kasino. "Ran, kamu menang banyak!" Viona benar-benar senang. Hannah juga senang ketika melihat chip yang menyerupai gunung itu. "Tahu gitu dari awal kak Randika yang main." Randika tersenyum pahit, dia kurang senang berjudi karena uang bukah mash baginya. "Ku begitu, kita segera tukar chipnya dan berpesta!" Kata Hannah. "Han, bawa Viona bersamamu dan tukar chipnya, aku mau ke toilet sebentar." Kedua perempuan itu benar-benar senang, dengan chip yang sebanyak ini js mereka bisa foya-foya sma di Makau. Pada saat yang sama, Yuan Ping melihat seorang pria memasuki kasino. Dengan wajah tersenyum, dia menghampiri sosok pria tersebut. Chapter 348: Aku Memberimu Tiga Detik Untuk Lari Chapter 348: Aku Memberimu Tiga Detik Untuk Lari Liu Changhai merupakan generasi kedua yang tumbuh di ibu kota negara Cina, dia sering mengunjungi Makau. Karena kekuatan keluarganya yang kuat, nama Liu Changhai sangat dikenal oleh orang-orang. Yuan Ping merupakan teman dari ayah Liu Changhai. Generasi kedua yang dimaksud adh keturunan dari keluarga aristokrat yang kemungkinan besar akan meneruskan kekuasaan keluarga mereka, bisa dikatakan bahwa Liu Changhai sama persis dengan Anthony dan Richard. Karena th hidup dari kekayaan keluarga mereka, generasi kedua ini memiliki sifat sombong dan semena-mena. Apa yang diinginkan oleh mereka akan mereka dapatkan dengan kekuatan uang. Yuan Ping benar-benar bahagia ketika melihat Liu Changhai, dm sekejap dia sudah siap mengadu domba Randika dan Liu Changhai. "Xiao [1] Liu." Yuan Ping menghampiri Liu Changhai. Liu Changhai mengangkat kepnya dan membungkuk ke arah Yuan Ping. "Apa kamu datang ke sini untuk bermaingi?" Kata Yuan Ping sambil tersenyum. "Benar, aku akhir-akhir ini sibuk jadi butuh hiburan." Liu Changhailu menykan cerutu yang dia bawa, cerutu yang dia hisap itu cerutu buatan Kuba yang terkenal sangat mahal. "Berarti kebetn sekali kamu datang Xiao Liu." Yuan Ping tersenyum. "Aku barusan saja mwan orang hebat." "Oh?" Liu Changhai menjadi sedikit tertarik. Dia sangat menyukai 2 hal di dunia ini yaitu yang pertama adh berjudi sedangkan kedua adh perempuan. "Aku baru saja mwan orang hebat di 30 permainan di kasino ini, dan tidak ada satu pun permainan yang bisa aku menangkan." Meskipun hatinya terasa kesal, Yuan Ping berhasil menutupinya dan terus tersenyum. Apa pun yang terjadi, dia tidak r uangnya diambil oleh si pemulung tadi itu! Meskipun bukan dia yang menghkan Randika, setidaknya uangnya itu akan dinikmati oleh sh satu kennnya. "Benarkah?" Mendengar hal itu, ekspektasi Liu Changhai meningkat. Teman ayahnya ini cukup terkenal di kasino, jadiwan yang membuatnya kh th itu cukup menarik minatnya. Karena pergannya ini, Liu Changhai th berteman dengan para penjudi sejak kecil. Jadi bisa dikatakan bahwa kemampuan berjudinya tidak kh dengan Phil Ivey atau para penjudi ks duniainnya. "Mana orangnya?" Tanya Liu Changhai. Dia tidak akan mungkin melewatkan kesempatan bertarung seperti ini. "Di sana." Yuan Ping benar-benar senang, diangsung menunjuk ke arah Randika berdiri tadi. Tetapi ketika dia menoleh, dia hanya melihat sosok Hannah dan Viona yang berdiri di sana. "Jangan bng kamu kh sama 2 perempuan cantik itu?" Wajah Liu Changhai benar-benar bahagia, suasana hatinya benar-benar bagus. Ku mwan dua perempuan cantik seperti itu, dia tidak keberatan pertandingan mereka berakhir di atas ranjang. Ketika dia menghembuskan asap cerutunya, dia memutuskan bahwa hari ini dia akan tidur dengan kedua perempuan cantik itu. "Bukan, dua perempuan itu milik orang yang menghkanku tadi. Dia benar-benar bukan pria sembarangan." Yuan Pingngsung memakai bahasa sopan agar Liu Changhai tidak tersinggung. "Berarti maksudmu orang itu hebat? Aku kasih tahu ya, belum pernah ada orang yang bisa menghkanku." Seth berkata seperti itu, Liu Changhai menghembuskan asap cerutunyagi. Dialu menyerahkan cerutu yang baru ny itu pada pengawalnya dan berjn menghampiri Hannah dan Viona. Karena saking bahagianya dengan juh chip yang dimilikinya, Hannah dan Viona sudah berandai-andai akan bnja baju apa nanti. Seth sekianma menunggu, akhirnya uang mereka sudah siap. Meskipun waktu sudah berjn cukupma, Randika masih belum kembali dari toilet. "Kenapa kak Randika begituma? Bukankahki itu pipisnya cepat?" Kata Hannah. Vionalu menepuk pundak Hannah. "Han, tidak sopan ah kamu bicara seperti itu. Sudah sabar saja." Pada saat ini, Liu Changhai sudah berada di hadapannya Hannah. Hannah terkejut melihat sosok Liu Changhai yang tiba-tiba berhenti di depannya, siapa orang ini? "Halo, namaku adh Liu Changhai." Liu Changhai memperkenalkan dirinya syaknya jentelmen. "Bolehkah aku tahu namamu nona cantik?" Bagi generasi kedua seperti Liu Changhai, etika dasar th diajarkan oleh keluarga mereka untuk dipergunakan ketika bertemu dengan pihak penting. Namun, Hannah sama sekali tidak memberikan wajah bagi Liu Changhai. Bukannya memperkenalkan dirinya, dia mengambilngkah mundur dan memeluk erat koper isi uangnya. Viona juga sama, dia berdiri di samping Hannah dan bertanya-tanya siapa pria yang mendekati mereka ini. Mungkin apab Randika ada di sini, suasana hatinya akan benar-benar buruk. Ini sudah kedua kalinya ada orang yang berani menggoda ceweknya, apa mereka ini masih sayang nyawa mereka? Liu Changhai terkejut, dia masih mempertahankan senyumannya. "Kalian tidak perlu takut, aku bukah seorang monster. Kenapa kalian terlihat begitu takut padaku?" "Kami tidak tertarik berbicara denganmu." Hannah menggelengkan kepnya, dia paling benci orang-orang kaya seperti Liu Changhai. Baginya mereka hanyh anak cengeng yang sangat mengandalkan kekuatan orang tua mereka. "Nona, beri aku waktu 10 menit dan aku akan memperkenalkan surga dunia pada kalian berdua." Bagi Liu Changhai, tidak ada perempuan yang bisa menk dirinya yang super kaya ini. "Bahkan 1 detik pun tidak akan kuberikan, pergi dan jangan ganggu kitagi." Hannah sudah tidak sabar. "Ah, apakah nona sh paham mengenai maksud baikku ini?" Liu Changhai tidak mau menyerah, mm ini dia harus tidur dengan kedua perempuan cantik itu. Vionalu berkata pada Liu Changhai. "Jangan ganggu kami, kami sedang menunggu orang." Wajah Liu Changhai tidak berubah, dia tidak peduli dengan orang ketiga tersebut. "Wah berarti semakin ramai semakin meriah dong? Aku yakin temanmu itu akan senang berkenn denganku." Kata Liu Changhai. "Apa kamu ini bodoh? Kak Viona sudah sopan memintamu untuk pergi tetapi kamu sepertinya tidak sadar ya?" Hannah sudah menjadi sedikit marah. "Kamu itu sudah sama sepertilat, sama-sama menyebalkan!" Wajah Liu Changhai sedikit menjadi muram, tatapan matanya berubah menjadi dingin. Namun, semua itu berubah menjadi senyuman. "Hahaha sepertinya aku sh dengar, tidak mungkin perempuan cantik sepertimu berkata kasar seperti itu." "Oh kamu ingin aku mengatakannyagi?" Hannah tidak pernah takut ketika berhadapan orang seperti ini. "Sudah sana cepat pergi sebelum nanti kak Randika memberimu pjaran." "Mau itu Randika ataupun presiden Amerika pun, mereka akan tunduk padaku." Kata Liu Changhai sambil tersenyum, dialu menambahkan. "Mm hari ini, kalian akan menemaniku makan mm." "MIMPI!" Viona jadi ikut marah karena kata-kata Liu Changhai barusan. "Mana mungkin Randika tunduk pada orang sepertimu? Bahkan kamu tidak dapat menyaingi ketampanannya sedikit pun!" "Tampan atau tidak itu rtif, tetapi aku yakin dia tidak memiliki apa yang kumiliki." Kata Liu Changhai sambil tersenyum. Tentu saja yang dia maksud adh kekayaan yang berlimpah-limpah, sudah puluhan perempuan takluk ketika dia memberi mereka hadiah mewah. Namun, pada saat ini, terdengar suara dari bkang Liu Changhai. "Oh ya? Coba kamu katakan apa yang tidak kumiliki itu?" Ketika Liu Changhai menoleh, dia melihat Randika yang sudah berdiri di bkangnya. Dengan santai Randika melewatinya dan merangkul Hannah dan Viona dengan kedua tangannya. Wajah Viona sudah tersipu malu tetapi dia menikmatinya sedangkan Hannah berusaha melepaskan diri dari terkaman kakak iparnya itu. Lalu Randika berkata dengan santai. "Aku tidak peduli siapa kamu, tetapi jangan coba-coba untuk menggoda perempuanku. Aku akan memberimu waktu 3 detik untukri dan enyah dari sini." [1] Sebutan untuk kecil. Chapter 349: Jangan Pernah Ganggu Cewekku Lagi! Chapter 349: Jangan Pernah Ganggu Cewekku Lagi! Beberapa orang mi menyadari kejadian ini. Bagaimanapun juga, mata mereka sudahma tertuju pada Hannah dan Viona. Dan sekarang karena Randika sedang bersitegang dengan Liu Changhai, mereka mi mengalihkan fokus mereka ke pertengkaran mereka berdua ini. "Siapa orang yang berani mwan tuan Liu Changhai itu?" "Hei, memangnya siapa pemuda itu? Kenapa kamu sampai menyebutnya tuan?" Tanya temannya. "Bodoh! Apa kamu tidak tahu Liu Changhai? Dia itu anak dari keluarga aristokrat di ibu kota negara kita, Liu Changhai sering mampir ke Makau untuk berjudi dan liburan. Dengar-dengar, keluarganya itu bekerja sama dengan geng di Makau dan th memerintah Makau dari balikyar!" Temannya itungsung menghirup napas dm-dm. "Ternyata pemuda itu sudah semengerikan itu? Bukankah berarti riwayat pria itu sama saja dengan tamat?" "Benar, aku takutnya tuan Liu Changhai membunuhnya ketika masih banyak tamu di kasino. Bisa-bisa berita kematian ini jadi heboh." "Seg-gnya orang, masa dia akan membunuhnya di tempat ramai seperti ini?" "Bodoh, coba lihat para pengawalnya yang berbaju hitam itu. Apa kamu tidak lihat mereka semua membawa senjata? Mereka tinggal membayar dan menutupi berita kematian orang itu sebagai tindakan pemban diri. Aku dengar orang terakhir yang berani mwan Liu Changhai itu menghng tanpa jejak." Keduanyalu terdiam, dunia atas benar-benar mengerikan. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan keluarga aristokrat yang begitu bebas. Tidak jauh dari lokasi kejadian, Yuan Ping menatap kejadian ini dengan wajah gembira. Randika benar-benar sudah tamat, meskipun dia th kehngan uangnya, setidaknya dia akan melihat Randika berubah menjadi mayat. Dan mungkin, meskipun kemungkinannya sangat kecil, dia akan meminta jatah pada Liu Changhai untuk sh satu perempuan itu nanti. Sma kamu dapat memuaskan hati seorang Liu Changhai, kamu pasti akan mendapatkan imbnnya. Hati Yuan Ping benar-benar terbakar oleh api kebencian dan kemarahan, dia sudah menatap Randika syaknya melihat jenasah. Tetapi sepertinya kebanyakan orang di kasino masih belum memperhatikan kejadian ini, sedangkan para staf kasino seperti tutup mata terhadap kejadian ini. Menurut aturan kasino, siapapun tidak diperkenankan membuat keributan di dm gedung. Tetapi siapakah Liu Changhai itu? Js para staf kasino tidak berani bertindak sama sekali jika sudah melihat sosok pemuda tersebut. Para petugas keamanan kasino justru terlihat santai-santai saja, bahkan mereka tidak berani melihat ke arah Liu Changhai. "Hahaha baru pertama kali aku melihat orang seg kamu." Liu Changhai tertawa ketika mendengar ancaman Randika itu, dia sama sekali tidak takut. "Satu" Randika tidak peduli, dia mi menghitung. "Siapapun yang berani mwanku akan mati mengenaskan." Liu Changhai memberikan sebuah fakta pada Randika dengan nada dingin. "Jadi sebelum aku marah, sebaiknya kamu segera pergi dari sini dan tinggalkan kedua perempuan itu padaku." "Dua" Randika sama sekali tidak mengindahkan kata-kata Liu Changhai. "Sepertinya kamu punya nyali, aku akui itu." Kata Liu Changhai sambil tersenyum. Seth berkata seperti itu, sepertinya Liu Changhai memberi sinyal pada para pengawalnya. "Tiga!" Seth hitungan ketiga itu terucapkan, Randika menerjang ke arah Liu Changhai dan memukulnya tepat di wajahnya. Bisa dikatakan bahwa semua orang yang memperhatikan kejadian ini sama sekali tidak menyangka bahwa Randika akan berani memukul Liu Changhai. Terlebihgi, kecepatannya benar-benar cepat! Dm sekejap, puknnya itu sudah bersarang di wajah Liu Changhai. DUAK! Sepertinya tinju Randika itu berhasil mematahkan hidung Liu Changhai sekaligus membuat pemuda tersebut myang beberapa meter ke bkang. Ketika dirinya myang, mata Liu Changhai hampir copot dari kantongnya karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Orang-orang di sekeliling merekangsung menjadi heboh. "G, orang itu beneran cari gara-gara sama tuan Liu Changhai?" "Apa dia tidak tahu siapawannya itu?" "Perang Ini sudah menjadi perang!" Js fokus orang-orang sekarang berada di Randika. Ketika para pengawal Liu Changhai melihat kejadian ini, mereka segera menghampiri tuan muda mereka. Liu Changhai memegangi hidungnya, darah tidak bisa berhenti mengalir dari hidungnya. "Kamu!!!" Kata Liu Changhai menunjuk ke arah Randika, sepertinya dia tidak percaya bahwa Randika berani memukulnya. Namun tanpa disangka semua orang, sosok Randika tiba-tiba sudah berada di atas Liu Changhai dan menamparnya sekaligi! PLAK! Suara tamparan itu benar-benar nyaring, sebuah tpak tanganngsung membekas di pipi Liu Changhai. Yuan Ping melihat kejadian ini dengan tubuh gemetar, dia tidak menyangka Randika akan seberani itu. Sma ini, orang-orang yang berani mwan Liu Changhai itu juhnya sangat sedikit karena itu sama saja dengan mencari mati! Bisa dipastikan bahwa Randika sudah tamat riwayatnya! Orang-orang di sekeliling mereka mi meninggalkan aktivitas judi mereka dan mi berdiskusi satu samain. Wajah Liu Changhai sudah berlumuran darah dan hidungnya tidak berhenti mengeluarkan darah. Para pengawal Liu Changhai itu mi marah, mereka segera mencabut pistol mereka dan membidik Randika. "Berhenti!" Tetapi Randika lebih cepat dari mereka, Randikalu mengangkat dan menggunakan Liu Changhai sebagai tameng. Tangannya Randika dengan erat memegang leher Liu Changhai, sepertinya dia bisa mengakhiri nyawa pemuda ini kapan saja dia mau. Bergntungan di udara, Liu Changhai sudah benar-benar panik. Untuk pertama kali di dm hidupnya, dia baru pertama kali mengmi kejadian seperti ini. Dia merasa bahwa Randika akan benar-benar membunuhnya! Ketika dia melihat tatapan mata Randika, ketakutannya itu makin besar. "G, apa dia beneran mau membunuh Liu Changhai?" "Ya Tuhan, apa dia sudah g?" "Cepat hubungi manajer kasino! Kerahkan semua orang untuk menghentikannya sebelum semuanya tembat." "Jatuhkan senjata kalian, aku tidak suka dibidik seperti itu." Randika menatap tajam pada para pengawal Liu Changhai. "Buang atau kubunuh dia." Keempat pengawal itu tidak bergerak sama sekali, tetapi detik berikutnya wajah mereka segera berubah karena Randika meremas leher Liu Changhai dengan kuat! "ARGH!!!" Teriakan tragis dapat terdengar dari mulut Liu Changhai, keempat pengawalnya itu mau tidak mau menjadi ragu ketika melihatnya. "Aku tidak akan mengngigi kata-kataku." Kata Randika dengan wajah serius. Keempatnya saling memandang satu samain, kemudian mereka membuang pistol mereka. Seperti membuang sampah, Randika melempar Liu Changhai begitu saja. Kemudian dia menepuk-nepuk bajunya dan merapikannya, dialu menatap ke sekelilingnya. Semua orang yang merasakan tatapan Randikangsung mngkah mundur tanpa sadar. Mereka sudah menganggap Randika sebagai orang g. Orang yang berani mwan keluarga aristokrat seperti Liu Changhai sudah sama seperti setan. Tatapan mata Randika akhirnya jatuh pada Yuan Ping. Diangsung bergetar tanpa henti dan merasa lututnya lemas sekali. Sepertinya dia sudah meremehkanwannya ini! Randikalu membawa Hannah dan Viona ke pintu keluar. Ketika Randika hendak pergi, keempat pengawalnya itu hendak mengambil pistol mereka dan menghngi Randika. Namun tatapan mata Randika membuat mereka sadar akan posisi mereka. Aura membunuh Randika membuat nyali mereka menjadi ciut. "Jika kau berani mengganggu cewekkugi, kubunuh kau!" Kata-kata Randika itu menggema ke seluruh kasino, sepertinya peringatan itu ditujukan pada semua orang di dm gedung tersebut. Para pengawal Liu Changhai segera menghampiri tuan mereka. Seth memeriksa keadaan tuan mereka, mereka mengh napas lega. Liu Changhai tidak mengmi luka yang fatal, hanya saja hidungnya itu patah. "Cepat bawa aku ke rumah sakit!" Teriak Liu Changhai dengan marah. Para pengawalnya itu bertindak dengan cepat, mereka sudah tidak mau membuat tuan mereka ini marahgi. Ketika sosok mereka menghng, semua orang di kasino ini masih belum bisa sadar dari keterkejutan mereka. Liu Changhai yang merupakan penguasa kota Makau ini th dihajar hingga babak belur? Terlebihgi, pengawalnya itu memiliki senjata tetapi tidak bisa berbuat apa-apa? Mereka semua tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Yuan Ping merasa dadanya menjadi lega ketika melihat sosok Randika yang menghng, dia sudah benar-benar basah oleh keringat. Mi dari sekarang, sepertinya menyinggung Randika merupakan pilihan yang buruk. Sedangkan untuk Liu Changhai, sepertinya dia tidak perlu berbuat apa-apa. Bagaimanapun juga, kejadian mengerikan itu hanya terjadi di antara Liu Changhai dan Randika. Ketika di dm perjnan ke rumah sakit, wajah Liu Changhai yang berlumuran darah itu sudah dipenuhi dengan api kebencian. "Lihat saja pembsanku nanti!" Chapter 350: Awal Pembalasan Dendam Liu Changhai Chapter 350: Awal Pembsan Dendam Liu Changhai "Ran, kamu benar-benar luar biasa!" Viona semakin kagum dengan Randika. Hannah juga tidak kh kagum. "Kak Randika memang hebat, aku paling benci orang seperti itu. Dia pikir dia bisa membeli segnya dengan uang. Randika masih merangkul keduanya dengan tangannya, bau parfum mereka segera memenuhi hidungnya. Randika sendiri juga merasa dirinya keren tadi, dialu berkata dengan santai. "Siapapun yang berani merebut Viona dan Hannahku yang cantik, aku akan menghajar mereka tidak peduli dia seorang presiden sekalipun!" Seth berkata seperti itu, dia melirik ke arah keduanya dan terbatuk sekali. "Seharusnya sekarang kalian bertepuk tangan." "Benar!" Vionangsung bertepuk tangan, Hannahlu ikut bertepuk tangan. "Yah bantuan kak Randika kali ini benar-benar hebat, nanti aku akan menceritakan kisah heroik kak Randika ke kak Inggrid!" Kata Hannah sambil tersenyum. Randikalu menarik mereka ke tengah dan berbisik pada mereka. "Sepertinya mm ini kita perlu tidur satu kamar, ini untuk jaga-jaga saja." Tentu saja, rencana impian Randika ditk mentah-mentah. "Tidak mau!" Hannah dengan cepat melepaskan diri dari rangkn Randika dan menk usn Randika. "Aku sama kak Viona itu wanita lemah lembut, serig seperti kak Randika tentu saja akan memangsa kita ketika kita tidur!" Lemah lembut? Sepertinya kata-kata itu tidak cocok untukmu bukan? Mengingat-ingat kkuan Hannah yang dulu-dulu, bukankah nona muda ini sering mencari gara-gara ke orangin dengan perkataan kasarnya? Dari mana coba dia itu lemah lembut? Randika yang awalnya semangat tadi menjadi loyo bagaikan balon yang kempes, Viona yang masih dia rangkul itu tersenyum dan berkata padanya. "Sudah tidak apa-apa, bagaimana ku kita sekarang makan dulu?" "Makan? Ayo, ayo! Mau makan apa kita?" Hannah menjadi bersemangat kembali. Seth berjn sebentar, mereka menemukan sebuah restoran. "Kak Viona, kakak pesan saja apa yang kakak mau. Uang kita banyak!" Ketika mereka duduk, Hannahngsung mmbaikan tangannya memanggil pyan. Randika sendiri tidak sungkan-sungkan memesan, makanan yang dia pesan sudah sama seperti porsi seorang sumo. "Ran makannya pn-pn dong." Viona yang duduk di sampingnya itu membersihkan mulut Randika yang cemot dengan makanan. Hannah sendiri juga mengunyah makanannya dengan cepat. Kedua orang itu makan denganhap,lu di atas meja tinggal setusuk sate daging sapi yang tebal. Hening suasana meja makan ini menjadi hening! Mata Hannah dan Randika saling melotot satu samain, akhirnya Hannah memecah keheningan dengan berkata pada kakak iparnya. "Jika kakak berani mengambil makananku, aku akan menceritakan ini ke kak Inggrid." "Han, makan banyak akan membuatmu gemuk." Bs Randika. "Aku tidak gemuk kok." Jawab Hannah sambil tersenyum. Ketika Randika hendak membs perkataannya, dia merasa ada seseorang yang menepuk pundaknya. Ketika Hannah menoleh, ternyata tidak ada apa-apa. Namun ketika dia melihat ke arah piring, sate daging sapinya sudah masuk ke dm mulut Randika. "Ah, ah, ah kak Randika curang!" Hannah dengan cepat berusaha merebut sate tersebut. "Sudah toh Han, nanti kamu tambah gemuk!" Suasana makan mm mereka ini benar-benar mirip sebuah keluarga yang bahagia. Di saat yang sama, Liu Changhai mendapatkan informasi tempat hotel Randika menginap. Tetapi Liu Changhai tidak membuat amarahnya ini mengaburkan peniannya. Karena dia gagal sendirian menghadapi Randika, sekarang dia akan meminta bantuan temannya. Jadi Liu Changhai menelepon Li Zhen. Li Zhen merupakan teman baik Liu Changhai, kedua keluarga mereka sama-sama memerintah Makau dari balikyar. Berbeda dengan Liu Changhai, Li Zhen berdomisili di Makau jadi jaringannya jauh lebih besar daripada yang dimilikinya. Terlebihgi, ayah Li Zhen adh dewa judi Makau. Karena kekuasaan keluarganya yang absolut, Li Zhen sering berbuat onar di Makau. Ketika Liu Changhai berkunjung ke Makau, mereka berdua sering berjn bersama-sama. "Kenapa kamu telepon aku mm-mm? Aku sedang ngesex bodoh!" Di balik telepon terdengar suara perempuan mendesah. "Maaf, aku tidak tahu ku kamu sedang sibuk. Bagaimana ku aku menebus keshanku ini? Aku menemukan 2 perempuan cantik untuk kita berdua." Kata Liu Changhai. "Serius?" Nada suara Li Zhen terdengar ragu-ragu. "Serius, mereka lebih cantik dari simpananmu biasanya. Bagaimana, apa kamu tertarik?" "Sin, cepat kasih tahu matnya." Dari balik telepon terdengar orang memakai baju. "Tapi kamu harus bawa pengawalmu lebih banyak daripada sebelumnya, aku khawatir mereka akan menk kita dengan keras." Kata Liu Changhai. Li Zhen tertawa. "Jangan khawatir, Makau adh milikku. Siapa memangnya yang berani mwanku?" Lalu Liu Changhai dan para pengawalnya menunggu di depan hotel untuk waktu yangma. Dan akhirnya Li Zhen datang dan masuk ke dm mobil Liu Changhai. "Hei, kamu tidak bohong kan? Li Zhen duduk di samping Liu Changhai dan memperhatikan sekelilingnya. Tetapi tiba-tiba Li Zhen terkejut ketika melihat penampn temannya itu. "Bajingan, kenapa kamu penuh perban gitu?" Pada saat ini, hidung Liu Changhai dibalut oleh perban. Liu Changhai menggelengkan kepnya. "Sudah, penampnku ini tidak penting." "Terus mana perempuan cantik yang kamu maksud?" Li Zhen menghargai dan mengganti topik. Dari awal pertemanan mereka, mereka berdua sering meniduri perempuan cantik tetapi baru kali ini Liu Changhai memuji kecantikannya jadi js Li Zhen penasaran. "Kamu akan tahu ketika nanti kamu melihatnya." Seth berkata seperti itu, tatapan mata Liu Changhai menjadi berbinar-binar. "Sini, lihat ke sana!" Li Zhenngsung menoleh dan melihat tiga orang sedang berjn menuju ke dm hotel. Di bawah sinar rembn itu, kecantikan Hannah dan Viona tersorot dengan sangat js. "Hahaha tidak heran kamu menyebut mereka cantik!" Ekspresi wajah Li Zhen sudah bagaikan serig siap menerkam mangsanya. Matanya tertuju pada Viona. Pada saat ini, Viona menoleh ke arahnya sambil tersenyum. Momen iningsung terabadikan di hati Li Zhen. Cantik Benar-benar cantik! "Aku akan mengambil perempuan itu." Li Zhen menunjuk ke arah Viona. Liu Changhai tidak peduli, tatapan matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Randika. Dengan nada suara yang dingin, dia berkata pada Li Zhen. "Jangan senang dulu, pria itu tidak selemah yang kamu kira. Lebih baik pengawal kita menghajar dia duluan sebelum akhirnya kita meniduri perempuannya itu." "Baih ku itu maumu, ku gitu tunggu apgi? Cepat kita turun, aku sudah tidak sabar." Li Zhenngsung membuka pintu mobilnya. Kemudian Li Zhen dan Liu Changhai berjn menghampiri Randika. "Kak Viona, besok kita mau ke managi?" Tanya Hannah sambil tersenyum. "Bagaimana ku kita ke pantai?" Viona tersenyum manis. "Aku dengar pantai di Makau benar-benar indah." Randika baru saja mau berbicara tetapi ekspresi wajahnya berubah menjadi serius ketika dia melihat ke arah depan. Di hadapannya sekarang, ada sosok Liu Changhai dan pemudainnya yang menghngi jn mereka bertiga. Chapter 351: Akhir Dari Pembalasan Dendam Liu Changhai Chapter 351: Akhir Dari Pembsan Dendam Liu Changhai Wajah Randikangsung berubah menjadi muram, orang-orang seperti ini slu mengundang mash. "Sekarang kita lihat, seberapa tangguhnya dirimu sekarang!" Wajah Liu Changhai sudah dibakar oleh api kebencian. Li Zhen di sisinya tertawa. "Sepertinya aku tahu kenapa hidungmu sampai terluka begitu hahaha! Tetapi tenang saja, kali ini aku akan memberikan keadn untukmu." Viona dan Hannah js mengetahui sosok Liu Changhai, Hannahngsung angkat bicara. "Kamu tuli atau apa? Bukankah sudah kita bng jangan ganggu kamigi?" "Hmm perempuan yang berani." Li Zhen menganggukkan kepnya. "Seleramu ternyata bagus juga temanku." Seth itu Li Zhen menepuk kedua tangannya. Tiba-tiba, sekumpn pengawal berdiri di bkangnya. Jika dihitung, Li Zhen membawa kurang lebih 20 orang pengawal berbadan kekar. Orang-orang ini sebelumnya menunggu di dm mobil, mereka menunggu sinyal dari tuan mereka sebelum mereka keluar. "Jadi kalian belum kapok juga?" Kata Randika sambil mengh napas. Viona dan Hannah sudah sembunyi di bkang Randika, sedangkan Randika sendiri sudah mngkah maju dan menatap tajam ke arah 2 pemuda kaya tersebut. "Aku akan memberikan kalian kesempatan untukri." Mendengar hal ini, Liu Changhai menjadi marah. "Kau pikir kau itu siapa? Hari ini aku akan membuatmu menyaksikanku memperkosa wanitamu itu!" Li Zhen juga ikut tersulut amarahnya. "Sin, rakyat jta sepertimu berani-beraninya mwan? Apa kau tidak tahu kau sedang berhadapan dengan siapa? Justru aku yang memberimu waktu untukri atau aku akan membunuhmu di tempat ini." "Hah? Jangan bertindak syaknya kalian yang punya kota ini! Cepat pergi atau kita akan menghajar kalian sampai mati!" Teriak Hannah di bkang Randika. "Hahaha aku tidak sabar mendengar rintihanmu. Kita lihat saja nanti apakah kamu masih bisa bersifat sok tangguh seperti itu atau tidak." Kata Li Zhen sambil menyengir. Dialu menatap Randika. "Bunuh pria itu, janganmama." Mendengar hal itu, para pengawalnya itu menerjang ke arah Randika. Hentakan kaki yang menyerupai sangkak perang itu menggetarkanngit. Para pengawal Li Zhen ini merupakan pengawal elit, tidak ada san untuk mereka bisa kh dengan orang biasa. Tetapi apa yang dilihatnya membuat Li Zhen terkejut bukan main, dia merasa matanya itu hampir copot dari kantong matanya. Apa-apaan itu? Mustahil! Ketika pengawalnya dan Randika bertukar pukn, pengawal yang menerima pukn Randika itu terpental sejauh 10 meter! Sedangkan Randika masih berdiri dengan tegak, seh-h serangan yang diterimanya itu tidak berarti sama sekali. Kejadian berikutnya justru membuat dua pemuda terkuat di Makau ini makin tidak percaya dengan apa yang th terjadi. Karena para pengawal mereka ini sama sekali tidak berdaya di hadapan Randika. Satu per satu dari mereka dihajar oleh Randika, teriakan demi teriakan terus terdengar. Yang lebih mengenaskannyagi, para pengawal elit ini tidak dapat myangkan puknnya sama sekali! Sedangkan Randika, dia sedang sibuk menghajar satu per satu orang yang berani berdiri di hadapannya. Pukn maupun tendangannya berhasil membuat siapapun yang menerimanya terpental hingga menabrak mobil ataupun sisi jn. Bahkan sh satu pengawal itu menerima pukn secara tk danngsung tewas karena tubuhnya tidak dapat menerima dampaknya! Ketika satu per satu pengawal itu mi terkapar di tanah, Randika masih berdiri dengan wajah tenang. Erangan kesakitan mi memenuhi lokasi pertempuran ini. Li Zhen dan Liu Changhai hanya bisa menatap bingung para pengawal mereka yang dikenal ''elit'' itu terpental dan terkapar di tanah. Keadaan sudah berbalik! Keringat dingin mi membanjiri Li Zhen, dia baru pertama kali mengmi kejadian seperti ini. Tidakma kemudian, kurang dari 1 menit, akhirnya pengawal terakhir th terkapar di tanah. Randikalu menepuk-nepuk bajunya sekaligus merapikannya, tatapan matanya sekarang tertuju pada Li Zhen dan Liu Changhai. Ekspresi wajah Liu Changhai sudah panik, dia dapat mengingat betul betapa mengerikannya kekuatan Randika sebelumnya. Li Zhen yang ketakutan itu memberanikan diri untuk berkata pada Randika. "Kau pikir menang dari para pengawalku itu cukup menghkanku? Keluargaku menguasai seluruh kasino di kota ini, kau masih berani untuk mwanku?" Kesombongan Li Zhen ini memang dapat dimaklumi karena keluarganya itu memang memiliki hampir semua kasino di Makau. Kekuatan yang berdiri di bkang keluarganya itu benar-benar mengerikan, mwan dirinya berarti mwan seluruh Makau! Seth mendengar ini apakah pria di hadapannya itu masih berani? Wajah Li Zhen benar-benar arogan, dia menatap tajam pada Randika. Melihat Randika yang terdiam, Li Zhen benar-benar senang. Sepertinya gertakannya itu berhasil membuat pria tersebut berpikir 1000x sebelum membuat dirinya menjadiwan. Tetapi detik berikutnya membuat Li Zhen terheran-heran. Randika yang terdiam itu tiba-tiba menghng dan dm sekejap sudah berdiri di hadapan Li Zhen. Dengan satu tangan, Randika menangkap pergngan tangan Li Zhen dan meremukannya. Dm sekejap rasa sakit yang luar biasangsung merasuki Li Zhen. ARGH!! Dm sekejap Li Zhen mengerang kesakitan, keringat dinginngsung memenuhi tubuhnya. Namun, penderitaannya itu tidak berakhir sampai situ saja. Randika dengan mudah menghancurkan tng tangannya! Tangan Randika sudah dipenuhi oleh tenaga dmnya, bisa dikatakan bahwa satu genggaman bertenaga ini th meremukan seluruh lengan Li Zhen. Bahkan dengan bantuan teknologi zaman sekarang, akan membutuhkan waktu setidaknya 3 tahun agar dapat digunakangi. Para pejn kaki sudah tidak berani mendekati Randika ketika melihat puluhan orang yang tergeletak di tanah. Meskipun mereka dapat mendengar teriakan Li Zhen, mereka terus berjn tanpa menoleh. Wajah Li Zhen sudah pucat pasi, keringat terus mengalir dari tubuhnya. Bahkan pandangannya yang sekarang mi terasa kabur. Sedangkan Liu Changhai yang berada di sampingnya sudah gemetaran tanpa henti. Dia sudah berniat untuk kabur meskipun kakinya terasa lemas, tetapi dia menyadari tatapan tajam Randika. Tatapan matanya benar-benar mengerikan! Liu Changhai merasa jantungnya th berhenti berdetak ketika melihat kedua b mata Randika. Liu Changhai benar-benar kapok, dia tidak menyangka Randika akan sekuat ini. Bahkan dia sudah menggabungkan kekuatannya dengan Li Zhen, mereka tetap bukan tandingannya! "Sesuai kata-kataku tadi, aku akan membunuhmu jika kau berani mengganggukugi." Kata Randika sambil tersenyum. Sebelum Liu Changhai dapat membs, tangan kanannya th tertangkap oleh Randika. Dengan satu remasan, tenaga dm Randikangsung meremukan seluruh lengan kanannya itu. Dm sekejap, rasa sakitngsung menjr di tubuh Liu Changhai. ARGH!! Sama seperti Li Zhen, Liu Changhai mengerang kesakitan karena seluruh tng lengan kanannya th patah. Dengan wajah bengis, Randika menatap kedua pemuda itu. "Ini peringatanku yang terakhir, jika aku bertemu dengan kaliangi maka aku tidak akan segan-segan membunuh kalian." Seth berkata seperti itu, Randika membawa Hannah dan Viona masuk ke dm hotel. Di luar hotel mereka, tergeletak kurang lebih 20 orang. Seth bertarung dengan rasa sakitnya, Li Zhen dan Liu Changhai akhirnya mampu berdiri kembali meskipun mereka sekarang tidak bisa menggerakan lengan kanan mereka. Seth masuk ke dm kamar, Randika mengambil HPnya dan menelepon. Randika sangat paham kekuatan dari Li Zhen dan Liu Changhai. Meskipun dirinya tidak takut sama mereka, kedua bocah itu bisa menjadi duri di jnnya yang akan datang. Oleh karena itu, Randika menelepon Yuna untuk mengirim beberapa orang ke Makau. Karena seharusnya, Li Zhen dan Liu Changhai akan memanfaatkan kekuatan dunia bawah tanah mereka untuk menghabisi Randika. Namun, kedua pemuda itu baru bisa mengirim orang besok pagi jadi ini memberikan Randika waktu untuk bersiap-siap. Seth meminta tolong pada Yuna, Randika segera menutup teleponnya dan masuk ke dm kamar Viona dan Hannah. Chapter 352: Ini Demi Kesehatanmu! Chapter 352: Ini Demi Kesehatanmu! Ketika Randika masuk ke dm kamar para perempuan, dia sama sekali tidak menemukan sosok mereka. Namun, dia mendengar suara dari arah kamar mandi. "Han, jangan pegang-pegang terus ah!" Kata Viona. "Kak, aku benar-benar iri sama ukuran dadamu." Kata Hannah sambil tersenyum. Mendengar suara tersebut, Randika js kegirangan dan adrenalinnya sudah terpacu. Ketika dia mengendap-endap ke kamar mandi, dia mengetahui bahwa pintunya terkunci dengan rapat. Suasana hati Randikangsung berubah menjadi murung. Ketika Randika hendak kembali ke kamarnya, dia menyadari bahwa ada 2 koper terbuka terbaring di atas tempat tidur. Koper yang terbuka ini milik Hannah dan Viona, dapat terlihat baju dan barang-barang sehari-hari. Karena mereka berdua perempuan, barang bawaan mereka jauh lebih banyak daripada dirinya. Namun, yang membuat Randika tertarik bukah barang bawaan mereka minkan pakaian dm yang mereka bawa! Hati Randika yang murung itu kembali hidup, dia tidak mungkin melewatkan kesempatan ini! Sebelum itu, Randika memastikan bahwa pintu kamar mandi itu tertutup rapat. Dia memperkirakan bahwa kedua perempuan itu tidak akan keluar dm waktu dekat. Seharusnya waktunya cukup. Randika dengan cepat menghampiri kedua koper itu. Dan tentu saja, berbagai macam pakaian dm dapat terlihat. Pakaian dm wanita sudah seperti karya seni, barang-barang ini dapat menaikkan tingkat kecantikan seseorang apab digunakan dengan benar. Jadi sebagai lki, Randika sangat mengapresiasi pakaian tempur para perempuan ini. Tangannya masuk ke dm koper yang di sebh kanan dan begitu p dengan tangan kirinya. Sekarang dia memeganga dm berwarna merah dan putih, js merah adh punya Viona dan putih adh Hannah. Randika mi merasakan kelembutan yang dimilikia dm ini. Meskipun lki lebih suka melihat perempuan tnjang, justru pakaian dm sexy seperti ini akan meningkatkan gairah mereka terlebih dahulu. Sedangkan Randika, dia sedikit memiliki fetish stocking. Dia sangat suka melihat kaki perempuan yang putih dan mulus itu terbungkus dengan stocking hitam maupun j. Ketika Randika berusaha melihat-lihat pakaian dm yangin, tiba-tiba, pintu kamar mandi itu terbuka. Hal ini sangat mengejutkan bagi Randika, tetapi semuanya sudah tembat. Ketika Randika menoleh, dia sudah melihat Hannah dan Viona menatap dirinya. "Randika!?" Viona benar-benar terkejut karena di hadapannya sekarang ini, Randika sedang memeganga dm miliknya dan Hannah di kedua tangannya. Hal ini sudah sama seperti seorang pencuri pakaian dm yang sedang memilih-milih barang jarahannya. "KAK RANDIKA!" Hannah benar-benar marah. Bagi perempuan, pakaian dm merupakan hal paling privat, bisa-bisanya kakak iparnya itu menggeledah kopernya? Suasana kamarngsung menjadi canggung, namun tiba-tiba wajah Randika berubah menjadi serius. "Han, aku cuma mengecek apakah pakaian dm yang kamu punya ini higienis atau tidak." Higienis atau tidak? Js Hannah tidak percaya. "Kakak sebelumnya bng ada penyusup, dan sekarang kak Randika tiba-tiba peduli dengan kebersihan gitu?" "Kamu ini bicara apa? Pakaian dm perempuan khususnyaa dm sangat penting untuk kesehatan kalian!" Randika masih mempertahankan wajah seriusnya. "Aku kebetn melihat koper kalian terbuka jadinya sekalian aku mengecek apakah tidak ada mash dengan pakaian dmmu." Viona sudah mengh napasnya, Randika benar-benar tidak pandai berbohong. Kenapa dia tidak mengaku saja? "Jadi menurut kak Randika apakah pakaian dmku itu baik-baik saja?" "Tentu saja!" Randika memeganga dm berwarna putih itu dengan kedua tangannya. "Coba lihata dmmu ini. Kainnya sangat lembut jadi sangat bagus untuk sirksi darah karena tidak menekan pinggangmu. Dan juga seharusnya kain ini bisa mempertahankan posisi pantatmu agar tidak kendor. Tetapi seharusnya kamu meniru punya Viona karena punyamu itu kurang menggoda bagiku." Mendengar kata-kata ini wajah Viona sudah tersipu malu. Karena liburan ini ada Randika, dia membawa pakaian dm yang bagus-bagus untuk jaga-jaga. "Oh? Apa hubungannya dengan kesehatan?" Kata Hannah dengan nada meragukan. "Ku kamu pakaia dmmu yang polos inimama, bisa-bisa jiwa mudamu itu menjadi jiwa ibu-ibu!" Hannah benar-benar kehabisan kata-kata, apa hubungannya dengan kesehatan? "Baih ku begitu, kita lihat yang berikutnya." Randika mengambil secara acak tanpa menoleh dan mengambil sebuaha dm berwarna kuning dengan gambar Pikachu. "Hahahaa dm ini benar-benar lucu dan lembut, pantatmu akan terlindungi dengan baik. Tetapi menurutku ini kurang baik untukmu karena bagian karetnya agak kendor. Lagip ku kamumama memakaia dm seperti ini, bisa-bisa kamu ditertawakan ku terlihat oleh teman-temanmu!" Hannah dan Viona menatap kosong pada Randika, meskipun dia gagah dan perkasa sepertinya dia tidak tahu kapan harus berhenti. "Baih ku begitu, kita lihat yang berikutnya." Randika dengan santai menaruha dm kuning itu dan mengambil kembali dari koper. "TIDAK!" Dm sekejap, Viona berteriak dengan kencang. Wajahnya sudah benar-benar merah karena Randika barusan saja mengambila dm miliknya. "Ah? Apakah ini punyamu Vi? Tenang aja, ini demi kesehatanmu!" Randika tersenyum dan melihat apa yang ada di tangannya, dia benar-benar terkejut. Di tangannya sekarang bisa dikatakan bahwaa dm itu benar-benar tipis dan hampir tembus pandang. Jika tidak sh mengingat, ini seharusnyaa dm tipe Tanga! "Nah ini barua dm yang sehat! Coba kalian lihat, tali tipis ini tidak akan meninggalkan jejak di kulit kalian dan juga bagian depannya cukup ramping dan pas menutupi area privat. Sedangkan bagian bkangnya juga dapat mempertahankan kepadatan pantat!" Randika mengagumia dm hitam Viona ini. Dia sudah jatuh cinta dengan pakaian dm ini! "Ran! Cepat taruh! Wajah Viona benar-benar merah, nada suaranya saja sudah sangat tinggi. Dia sangat malu karena ada Hannah di sampingnya. "Benar-benar cerdas, ku semua perempuan memakaia dm ini js semua orang akan sehat! Luar biasa!" "Ran.." Viona sudah membenamkan kepnya di kedua tangannya. Melihat Viona yang sudah seperti itu, Randika menaruha dm tersebut di atas kasur. Kemudian dia mengambil kembali ke dm koper milik Hannah. Kali ini dia mengambil satu set bikini berwarna biru yang cukup tipis baginya. "Jadi untuk yang ini." Ketika Randika ingin menjskan, Hannah sudah tidak tahangi. "Sudah cukup!" Hannah benar-benar marah. Jika ini diteruskan, bisa-bisa seluruh koper akan dikomentari oleh Randika. "Han, kamu kenapa?" Randika dm hati sudah tertawa terbahak-bahak. "Kak, ayo kita hajar kak Randika bersama-sama!" Kata Hannah pada Viona, Hannah sudah mengambil sebuah bantal sebagai senjatanya. "Iya!" Viona juga mengepalkan kedua tangannya. Randika merasa sudah kelewatan. "Sudah, sudah jangan cari ribut. Ini sudah mm!" "Kak Viona serang kakinya ya!" Hannah js tidak mengindahkan peringatan Randika. "!!" Randikangsung berusahari, tetapi Hannah berhasil menangkapnya dan Viona juga berhasil merangkulnya. "Tidak!" Randika masih berusaha melepaskan diri, tetapi Hannah tetap menariknya sekuat tenaga. "Bawa kak Randika ke kasur kak!" Randika sukses dilempar ke kasur. "Mau apa kalian?" Tanya Randika dengan wajah ketakutan. Hannah dan Viona hanya tersenyum ke arahnya. Tidak!!! Chapter 353: Pasukan Ares Telah Tiba! Chapter 353: Pasukan Ares Th Tiba! Tentu saja ketakutan Randika ini dibuat-buat. Seth menerima pukn bantal berkali-kali dari Hannah dan Viona, Randika diusir dari kamar mereka berdua. Namun sejujurnya, Randikah yang keluar sebagai pemenang hari ini. Di saat pemukn itu terjadi, dia berhasil mengambil kesempatan dm kesempitan. Dia berng kali meraba dan meremas kedua dada perempuan itu! Ketika dia berjn menuju kamarnya, wajahnya tidak bisa berhenti tersenyum. Ah. Aku ingin menyentuhnyagi! ... Keesokan harinya, ketiganyangsung jn-jngi. Menurut rencana mereka kemarin, Hannah dan Viona ingin pergi ke pantai hari ini. Randika, tentu saja, menerima usn ini karena pantai sama saja dengan bikini. Di mana ada bikini, di situ ada perempuan cantik. Js Randika sangat menantikan momen ini! Ketiganya berangkat menuju pantai dengan semangat yang membara, sayangnya pantai yang mereka datangi sangah ramai. "Keren!" Karena dari awal tujuan mereka adh pantai, Hannah dan Viona sudah memakai bikini mereka sejak dari hotel. Sekarang mereka tinggal melepaskan baju dana mereka saja. Randika duduk dan menjaga barang-barang mereka sembari memperhatikan dua mikat cantik ini. Tidak diragukangi, Hannah dan Viona benar-benar perempuan super cantik. Kaki putih mereka yang panjang dan halus itu benar-benar ks dunia. Belumgi pinggang mereka yang ramping dan dada mereka yang besar. Randika menn air liurnya berkali-kali, kedua perempuan tersebut sangat menggoda! Namun dari segi sifat, Viona lebih ke arah pendiam sedangkan Hannah ke arah liar dan bersemangat. Dan apab diperhatikan baik-baik, sepertinya Viona menang di kategori dada namun perbedaannya tidah jauh. Sepertinya dia perlu meraba mereka berdua agar Randika dapat tahu secara detail. Memikirkan hal tersebut, Randika menjadi sedikit murung. Seharusnya sekarang hubungannya dengan Viona sudah masuk tahap hubungan badan! Tetapi sampai sekarang dia masih belum melewati tahap forey. "Ran ayo cepat masuk!" Kata Viona sambil menggandeng Randika. Ketika mereka masuk ke dm air, Hannah sudah menyambut mereka dengan semprotan air. Melihat Randika yang terkena tk, Hannah dan Viona tertawa terbahak-bahak. Rupanya Viona bertugas untuk menahan Randika agar Hannah dapat menyemprotnya secara akurat. "Kalian ini ya!" Randika mi mncarkan serangan balik dan Viona miri sambil menggandeng Hannah. Ketiganya saling menyemprotkan air, benar-benar hari yang menggembirakan. Untuk liburan yang menggembirakan seperti ini sejujurnya tergantung siapa yang kita ajak, hal seperti ini bukan tergantung tempatnya. Ditemani perempuan cantik seperti Viona dan Hannah tentu saja membuat Randika bahagia. Namun ketika Randika menikmati momen ini, tiba-tiba kedua perempuan tersebut menyatukan kekuatan dan menyerang Randika! "Hahaha sh sendiri kakak mmun!" "Maafkan aku Ran, tapi rasakan itu!" "Lihat pembsanku!" Randika tidak mau kh begitu saja, tangannya dengan cepat mengambil air sebanyak-banyaknya dan menyemprotkannya pada Hannah dan Viona. "Ah!" Randika dengan akurat mengenai keduanya, tetapi tidakma kemudian, Hannah sudah mengaku kh karena dia sudah tidak bisa menerima serangan air Randika. Seth itu, mereka bertiga mi berenang. Karena tidak mau telu dm, Hannah dan Viona hanya berenang-renang di sekitar. Bagaimanapun juga, mereka berada diut. Bahkan meskipun mereka berada di pinggir pantai, mereka harus tetap berhati-hati. "Han, mau kubantu berenang?" Tanya Randika sambil tersenyum. "Tidak mau, kak Randika pasti aneh-anehgi." Kata Hannah dengan wajah cemberut. "Ya sudah ku begitu." Randikalu mencari Viona. Berenang ke samping Viona, Randika berkata padanya. "Vi, mau kubantu berenang?" Mendengar hal ini Viona tersipu malu dan mengangguk. "Ku begitu bagaimana ku kita pemanasan dulu?" Randikalu berkedip. "Aku akan menahanmu dari bawah." Seth berkata seperti itu, Randika masuk ke dm air. Viona terlihat bingung tetapi tiba-tiba dia merasa bahwa pantatnya tiba-tiba dipegang. Wajah Viona dengan cepat menjadi merah, js Randika memanfaatkan momen ini untuk meraba dirinya. Dengan bantuan Randika, Viona mi berenang. Hannah juga berenang ke arah Viona. Melihat kakak iparnya itu menghng, dia mendadak menjadi curiga. Tetapi tiba-tiba, dia merasa kakinya disentuh dari bawah air dan sosok misterius tersebut tiba-tiba keluar di depannya. Ketika Hannah pulih dari keterkejutannya, ternyata Randikah yang mengagetkan dirinya. "Tuh kan kak Randika mesumgi!" Kata Hannah dengan wajah marah. "Hah? Apa yang kamu maksud?" Randika bersikukuh bahwa dia tidak sengaja menyentuh kaki Hannah. Ketika mereka berdua berdebat, tiba-tiba, ada suara teriakan. "Tolong, tolong! Anakku hanyut!" Randika menoleh ke arah tengahut dan melihat seorang bocah yang sedang memakai pmpungnya itu hampir hanyut oleh ombak. Sepertinya bocah itu memanfaatkan kelengahan orang tuanya dan berenang makin jauh menuju tempat yang sepi. Karena memakai pmpung, dia merasa aman-aman saja tetapi yang tidak dia ketahui adh ombak di tengahut jauh lebih besar daripada yang ada di pinggir. Dan sekarang bocah tersebut terus menerus dihajar oleh ombak! Semua orang menjadi panik ketika mendengar seruan minta tolong ibu tersebut. "Orang tuanya bodoh sekali!" "Cepat panggil penjaga pantai!" "Sin, sepertinya semuanya tembat." Beberapa orang tentu saja memiliki pemikiran untuk berenang ke arahnya untuk menymatkannya tetapi kecepatan berenang mereka telumbat. Bisa dipastikan bahwa anak tersebut hanyut makin jauh ataupun tenggm sebelum bantuan datang. Randika menyadari bahaya ini kemudian diangsung berenang dengan kecepatan penuh menuju anak kecil itu. Sang ibu sudah hampir pingsan karena menangis sedangkan si ayah masih berusaha berenang ke arah anaknya. Karena ombak yang terus menghantamnya, dia akhirnya kelhan dan akhirnya menyerah. "Habis sudah." "Panggil ambns!" "Ini juga sh orang tuanya, bisa-bisanya mereka teledor seperti itu." Para turis yangin sudah menyerah, tetapi tiba-tiba sh satu dari mereka menyadari sesuatu. "Anak itu akan tenggm!" Ombak besar ternyata menghantam anak kecil itu dan mennnya hidup-hidup. Ibu dari anak itungsung pingsan melihat kejadian ini, tetapi secara ajaib anak itu berhasil muncul ke permukaan tetapi tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia masih hidup. Sepertinya anak kecil itu menggunakan tenaga terakhirnya untuk muncul ke permukaan. Tetapi jika ada ombakgi yang menghantamnya, dia pasti tidak bisa bertahangi. Jika anak kecil itu tidak mendapatkan bantuan, js dia akan mati di tempat ini. Beberapa penjaga pantai sudah berenang ke arahnya tetapi kecepatan mereka telu pn dan jarak mereka cukup jauh. Pada saat ini, anak kecil tersebut memuntahkan sejuh air dari dm tubuhnya. Di tengah-tengah perjuangannya itu, dia sudah merasa bahwa dia akan mati. Semua orang sudah menyerah dm hati mereka ketika melihat sebuah ombak kembali menn anak kecil tersebut. "Anakku! Tidakkkk! Maafkan ibu!" Si ibu yang kembali sadar itungsung menangis dengan keras. Para penjaga pantai yang berenang ke arah anak kecil tersebut sudah berhenti berenang dan mengh napas mereka. Si ayah meskipun terengah-engah masih tidak menyerah dan terus berenang meskipun pn. Apa pun yang terjadi, dia harus membawa anaknya meskipun dm keadaan mati. Detik demi detik terus belu, tidak ada tanda-tanda anak kecil itu kembali muncul ke permukaan. Sepertinya harapan sudah sirna. Semua sudah memberikan bngsungkawa kepada sang ibu yang masih menangis. Namun, tiba-tiba muncul keajaiban, anak kecil itu muncul ke atas permukaan! Kejadian ini membuat semua orang di pinggir pantai terkejut. "Apa yang terjadi?" "Lihat! Ada tangan yang menggendong anak kecil itu!" Kata orang yang melihat menggunakan teropong. Semua orangngsung menjadi heboh, kemudian Randika juga muncul ke permukaan. Hal ini membuat semua orang bersorak-sorak. "Dia menymatkan anak kecil itu!" "Luar biasa!" Ketika si ibu mendengar bahwa anaknya berhasil dismatkanngsung memanjatkan syukur tanpa henti. Semua orang berbondong-bondong menggunakan teropong ataupun kamera HP untuk melihat Randika yang berenang dengan satu tangan menuju pinggir pantai. Di tengah-tengah perjnannya, Randika sudah dibantu oleh sang ayah dan para penjaga pantai. "Anakku!" Akhirnya si ibu berhasil memeluk anaknya kembali, tetapi kesadaran anaknya itu masih hng. "Cepat beri napas buatan!" Para penjaga pantaingsung mengambil sang anak dan memberikan pertolongan pertama. Perjuangan sang anak akhirnya terbayarkan, seth 30 detik akhirnya dia menyemburkan air yang dia tn sebelumnya. "Mana ambns? Bawa dia ke rumah sakit!" Meskipun dia sudah tidak apa-apa, lebih baik membawanya ke rumah sakit untuk jaga-jaga. Ketika orang-orang masih sibuk melihat anak kecil tersebut, sosok pawan yang menymatkannya sudah menghng dari antara mereka. "Mana orang yang th menymatkan anakku?" Orang tua si anak ingin menyampaikan terima kasihnya tetapi pada saat ini Randika sudah kembali bersama dengan Viona dan Hannah. Hanya si ayah dan para penjaga pantai yang melihat wajahnya jadi Randika bisa menghng dengan cepat dan tidak menarik perhatian sama sekali. "Ran, kamugigi menymatkan orang." Kata Viona dengan wajah yang terkagum-kagum. Randika hanya bisa tersenyum. "Sudah kewajiban untuk membantu sesama kita." Hannah yang bersemangat itu juga kagum dengan kakak iparnya. Setiap Randika berbuat sesuatu, entah kenapa Hannah juga ikut bersemangat. "Kak Randika memang luar biasa! Bagaimana caranya kakak bisa berenang secepat itu?" Hannah terkagum-kagum karena Randika tiba-tiba sudah berada di sisi anak kecil tersebut. "Kamu mau tahu?" Kata Randika sambil tersenyum. "Tentu saja!" Hannah pun ikut tersenyum. "Sini aku ajari." Kata Randika sambil tertawa. Hannah mendekat dan Randika membisikinya. "Rahasia." Hannah terdiam beberapa saat dan menjadi marah ketika dia sudah sadar kembali. "Kak Randika mesti kayak gini!" Hannah sudah siap menenggmkan Randika. "Vi, tolong aku!" Ketika mereka sudah berhenti berkhi, mereka bertiga kembali ke pinggir pantai. Pada saat ini, Randika menerima pesan di HP miliknya. Pasukannya th tiba di Makau! Chapter 354: Namaku Bukan Randika Chapter 354: Namaku Bukan Randika "Ran, ayo kita makan." Viona dan Hannah mi memakai pakaian mereka. "Ayo kita makan seafood!" Kata Hannah dengan semangat. "Bukannya kamu benci ikan?" Kata Randika dengan nada sinis. "Aku cuma benci ikan mentah." Kata Hannah sambil tersenyum. Mereka bertiga kemudian pergi menuju restoran seafood. Pada saat yang sama, di hotel yang diinapi Randika, mendadak didatangi oleh banyak orang. "Minggir, minggir! Hngi jn saja." Para pria berbadan besar ini menendang siapapun yang berani menghngi jn mereka, mereka benar-benar kasar. Para staf hotel mi ketakutan, si resepsionis menghampiri mereka. "Pak, apakah ada yang bisa di." Namun, sebelum dia selesai berbicara, dia th ditendang oleh satu orang. "Diam! Pergi dan jangan ganggu kita." Kata sh satu pria berbadan besar sambil mendengus dingin. Wajahnya benar-benar terlihat bengis. Wajah resepsionis itu menjadi pucat pasi, para staf yangin juga ikut takut. Pada saat yang sama, ada seorang pria paruh baya yang berjn keluar dari barisan orang berbadan besar itu. Melihat wajah tenang dan percaya diri pria tersebut, orang-orang yang akrab dengan dunia kasinongsung berubah menjadi pucat pasi. Orang itu? Kenapa dia ada di sini! "Sebelum kau pergi, carikan orang yang bernama Randika!" Katanya pada si resepsionis. "Dia sedang keluar!" Bsnya dengan cepat. Pria paruh baya itulu menjawab. "Tidak mash, kita akan menunggunya." Mendengar hal ini, para pria berbadan besar itungsung mengambilkan sebuah kursi untuknya. Pada saat yang sama, pria paruh baya itungsung dijaga ketat oleh mereka. Dm sekejap, lobi hotel ini menjadi tempat yang paling menakutkan. Diin sisi, Randika dan kedua mikatnya itu sedang bersenang-senang. Seth makan, mereka awalnya inginnjut jn-jn tetapi Viona menyarankan untuk png sebentar agar bisa menyegarkan diri terlebih dahulu. Karena mereka baru saja berenang di airut, jadi lebih baik mereka mandi terlebih dahulu. Hal iningsung disetujui oleh Hannah. Mereka bertiga berjn menuju hotel sambil bercanda ria. Tetapi ketika mereka bertiga berjn menuju lobi hotel, tiba-tiba, ekspresi ketiganyangsung berubah. Bisa dikatakan bahwa suasana lobi hotel ini benar-benar mencekam. Di tengah-tengah lobi, banyak pria berbadan besar berdiri dengan tatapan mata yang tajam. Dan pada saat yang sama, di tengah-tengah mereka duduk seorang pria paruh baya. Pria itu hanya duduk dengan wajah yang tenang dan penuh percaya diri, js bahwa dia adh pemimpinnya. Rasa tenang sebelum badai ini menunjukan bahwa dia adh orang yang berpengman dm bidang seperti ini. Orang-orang biasa yang melihat sosok pria tersebut akan merasakan ketakutan yang luar biasa tetapi Randika berbeda, wajahnya tetap tenang. Di lobi hotel ini juga banyak berkumpulnya orang, mereka sendiri penasaran dengan apa yang akan terjadi. Awalnya mereka semua mengira bahwa orang-orang ini datang untuk merampok hotel ini tetapi ternyata mereka datang untuk menemui seseorang. Dan orang yang mereka tunggu akhirnya th datang. Di sepanjang lobi ini suasana benar-benar hening, tidak ada orang yang berbicara. Sekarang semua tatapan mata tertuju pada tiga orang yang baru datang ini. Viona sudah berlindung di bkang Randika sedangkan Hannah dengan wajah garangnya berkata denganntang. "Apa lihat-lihat? Apa kalian tidak pernah melihat perempuan cantik sebelumnya?" Teriaknya dengan Bahasa Inggris yang mantap. Kata-katanya ini membuat beberapa orang tertawa dm hati, sepertinya nona cantik ini tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Terlebihgi, berkata seperti itu di depanwannya cukup sembrono. Pria paruh baya yang duduk di tengah-tengah lobi itu akhirnya berdirilu meletakkan kedua tangannya di bkang punggungnya. "Apa kamu yang bernama Randika?" Kata pria paruh baya tersebut, aura pria tersebut membuat suasana makin berat. "Ku aku tidak sh menebak, kamu pasti penguasa di balik kota ini bukan? Ku tidak sh namamu adh Li Weilong." Randika masih berwajah tenang. "Karena kamu orang yang pintar, berarti aku tidak perlu repot-repot menjskan kenapa aku datang ke sini." Tatapan mata Li Weilong benar-benar dingin. Barusan saja kemarin, anaknya Li Zhen datang kepadanya dengan lengan kanannya yang patah. Diangsung membawa anaknya ke rumah sakit dan mendapati bahwa luka anaknya ini akan memakan waktu 3 tahun sebelum pulih seperti sem. Jadi untuk sekarang, Li Zhen harus hidup dengan satu tangan. Meskipun memang anaknya itu terkadang bertindak bodoh dan semena-mena, bagaimanapun juga, dia tetap anaknya dan tidak pernah ada orang yang berani mwan keluarganya sebelumnya. Terlebihgi, Li Zhen merupakan anak tertua dari Li Weilong, jadi menghina anaknya berarti mengajak perang seluruh keluarganya! Oleh karena itu, Li Weilong benar-benar murka. Diangsung mcak keberadaan Randika dan membawa orang-orangnya ke hotel. "Aku tidak tahu apa maumu. Mungkin penguasa kota ini ingin meminta maaf karena anaknya bersikap kurang sopan padaku? Tetapi tenang saja, aku sudah mendisiplinkan anakmu untukmu." Kata Randika dengan santai, dialu berjn melewati mereka dengan wajah santai. "Hum." Li Weilong mendengus dingin, dia sudah ms bersikap sopangi. Dialu berkata dengan nada dingin. "Aku, Li Weilong, adh orang nomor 1 di kota ini dan siapapun yang melihat aku akan membungkuk hormat. Dan kau dengan beraninya menyakiti anakku, jangan harap kau bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup." Saat mendengar kata-kata ini, semua orang yang melihat kejadian ini terkejut. Ternyata pemuda itu berani melukai anak dari penguasa kota ini? Benar-benar g! Randika yang berjn itulu berhenti. "Tidak bisa keluar?" Randika menatap jijik pada pria berbadan besar yang dibawa Li Weilong tersebut. Orang-orang ini masih menatap tajam pada Randika, di dm hatinya mereka juga sudah tertawa. Orang ini berani menyinggung bosnya? Js dia mencari mati! Orang-orang sudah angkat tangan dan mengucapkan bngsukawa pada Randika. Mencari gara-gara dengan Li Weilong? Benar-benar tindakan yang tidak bijaksana. Di Makau, Li Weilong sudah seperti pemimpin bayangan yang mengatur kota ini dari balik kegpaan. Bahkan para politikus negerinya sangat menghormati Li Weilong. "Ku aku tidak bisa keluar, ya aku tinggal tiduran di kamarku saja." Di tengah-tengah suasana mencengkam ini, Randika melontarkan sebuah lelucon tidak masuk akal. Sekarang pendapat orang-orang pada Randika sudah berubah, dia bukan hanya bodoh tetapi pemberani! Li Weilong sudah muak dengan omong kosong ini. "Tenang saja aku tidak akan membunuhmu. Karena kau th mematahkan lengan anakku, aku akan mematahkan lengan dan kakimu. Lalu kedua perempuanmu itu akan kubawa dan kupaksa myaniku." Mendengar hal ini, semua orang menjadi heboh. Bukannya menghajar tetapi mematahkan lengan anaknya Li Weilong? Kelewatan Tindakan orang itu sudah kelewatan! "Entah dia bodoh atau tolol, tetapi bisa-bisanya dia mematahkan lengan anak dari Li Weilong?" "Tidak heran Li Weilong sampai mengejarnya ke tempat ini, tamat sudah riwayatnya." "Li Weilong itu orang kejam, tidak mungkin dia puas dengan hanya mematahkan lengan dan kakinya saja?" Orang-orang sudah siap memanggil ambns, nasib Randika sudah pasti! Bagi mereka, tidak mungkin Randika bisa mwan orang sebanyak itu sendirian. Kabur? Bagaimana mungkin Randika bisa kabur di kota yang dimiliki oleh Li Weilong ini? Kabur dari hotel ini saja mereka tidak yakin Randika bisa. Menyerah? Jika Randika menyerah js lengan dan kakinya akan patah sesuai dengan pernyataan Li Weilong. Tentu saja tidak bisa bergerak seperti itu akan sangat membebani hidup. Bisa dikatakan bahwa nasib Randika tidak ada yang bagus. Randika menatap Li Weilong dengan tajam, dia berkata dengan nada serius. "Maaf aku tidak mendengarnya, bisa tolong dingigi?" "Tidak ada yang perlu diomongkangi, aku akan membskan dendam anakku." "Bukan itu permashannya." Wajah Randika terlihat sangat serius. "Di awal bukankah kamu bertanya apakah namaku Randika?" Semua orang termasuk Li Weilong js terkejut, mereka tidak tahu apa yang dimaksud. Tetapi kata-kata Randika berikutnya membuat mereka semua tertawa. "Aku bukan Randika, aku itu Radinka. Kita ini anak kembar, aku rasa kamu mencari kakakku itu bukan? Seharusnya dia masih ada di pantai. Maaf ku aku sudah membuang waktumu." Kata Randika dengan nada serius. "Cepat cegat kakakku itu sebelum dia kaburgi." Kata-kata Randika yang di luar dugaan ini membuat semua orang hampir tertawa. Mereka tidak menduga bahwa Randika bisa mwak di suasana tegang seperti ini. Sedangkan Viona sendiri terlihat kebingungan, apakah orang di hadapannya ini bukan Randika? Sedangkan Hannah sudah menampar dahinya, dia tidak menyangka kakak iparnya ini benar-benar bodoh. "Aku tidak peduli kamu siapa, hari ini aku akan mematahkan semua tngmu!" Wajah Li Weilong sudah dipenuhi kebencian. Pemuda ini benar-benar tidak menghormati dirinya, yang ada hanyh kematian untuknya! Dengan satu sapuan tangan, tiba-tiba, seluruh pria berbadan kekar itu berjn menghampiri Randika. Otot-otot mereka yang besar itu bisa menghajar orang bagaikan tng ayam. "Jangan mendekat! Kalian mau apa?" Kata Randika yang pura-pura ketakutan itu. Orang-orang yang melihatnya js tertipu dengan sandiwara Randika. Mereka mengira bahwa ini adh hukumannya karena th berani mwan Li Weilong. Semua orang mengira bahwa Randika akan dihajar habis-habisan tetapi mereka menyadari ada yang sh. Ketika ada sesosok orang yang jatuh, kenapa justru yang terkapar itu pria berbadan besar bukan Randika? Ada apa? Orang-orang semakin bingung ketika para pengawal Li Weilong itu mi jatuh satu per satu bahkan myang dan menabrak tembok. Seth menghabisi semua orang yang berani mendekati dirinya, Randika berkata pada Li Weilong. "Hanya segini kekuatan penguasa Makau? Kuperingatkan kau sekali saja, mwanku berarti cari mati." "Hah? Kenapa semua orang itu kh?" Semua orang sudah terheran-heran, semua pria berbadan besar itu takluk di bawah tinju Randika hanya dm waktu 2 menit. Chapter 355: Kau Sudah Mati Begitu Muncul di Hadapanku Chapter 355: Kau Sudah Mati Begitu Muncul di Hadapanku "Ran, kamu memang luar biasa!" Kata Viona dengan semangatnya, dia menggenggam erat tangan Randika dari bkang. Hannah juga mkukan hal yang sama, dari waktu ke waktu, kakak iparnya ini membuat dirinya makin jatuh cinta meskipun perkunya kadang-kadang mesum. Li Weilong yang awalnya arogan itu berubah menjadi pucat pasi. Orang-orang yang dibawanya hari ini berasal dari mantan satuan khusus tentara Cina dan beberapa bahkan dikenal sebagai prajurit terbaik. Bahkan sebelum bergabung dengan dirinya, mereka semua bekerja menjadi pembunuh bayaran. Jadi bisa dikatakan bahwa kemampuan bertarung mereka sudah melebihi prajurit biasa. Tetapi di bawah tinju Randika, mereka semua bukah apa-apa. Tidak ada satu pun orang yang dibawanya itu bisa myangkan puknnya Randika! Hal ini js membuat Li Weilong menjadi pucat pasi. Dm pertama kali dm hidupnya, Li Weilong merasakan rasa bahaya seperti ini. Wajahnya yang sem tenang dan penuh percaya diri itu berubah menjadi muram. "Maafkan aku, sepertinya aku tidak pandai mengatur tenagaku ketika menghajar anak buahmu ini." Kata Randika tanpa jejak-jejak meminta maaf. "Kau kira kau bisari karena th menghkan mereka?" Kata Li Weilong dengan nada dingin. Meskipun Randika berhasil menghkan orang-orang yang dibawanya, apakah dia bisa bertahan dari seluruh anak buahnya? Terlebih dia masih belum menggunakan senjata-senjatanya. Di era canggih seperti ini, bukan b dirih yang terkuat minkan peluru! Sebuah peluru bisa dengan mudah membunuh ahli b diri mana pun, sedangkan senapan mesin bisa membunuh puluhan pendekar dan sebuah bom bisa menggetarkan dunia! "Siapa bng aku akanri?" Kata Randika sambil tersenyum. "Aku menginap di sini, buat apa akuri?" Mendengar hal ini, hati Li Weilongngsung mengepal. Sepertinyawannya kali ini benar-benar tidak mengenal rasa takut. Pertama kali di dm hidupnya, Li Weilong tidak bisa membaca jn pikirwannya. Lh untuk berdebat dengan Randika, Li Weilong berteriak dengan keras. "Cepat kalian keluar!" Keluar? Orang-orang heran dengan apa yang dikatakan oleh Li Weilong, dia berbicara pada siapa? Namun detik berikutnya semua wajah merekangsung berubah. Ternyata Li Weilong masih punya anak buah! Terlebihgi, anak buahnya ini lebih mengerikan daripada sebelumnya karena membawa senapan serbu! "Dia bahkan membawa senjata dengan begitu gampangnya?" "Dengan senjata sebanyak itu, ini sudah bisa dinamakan perang!" "Cepat berlindung! Jangan sampai kita kena peluru nyasar." Meskipun semua orang heboh danri berhamburan, mereka masih berusaha menyaksikan akhir dari kisah ini. Benar, akhir! Karena lebih dari 15 orang th mengepung Randika dan membidikan senjata mereka padanya. Ini sudah sama seperti eksekusi mati para tahanan! Semua orang ketakutan tetapi Randika masih tetap tenang dan tidak bergerak sama sekali. Dengan banyaknya orang yang mi mencari tempat berlindung, lobi hotel ini mi menjadi sesak meskipun tempat ini cukup besar. Li Weilong menatap Randika yang berdiri diam tersebut, wajahnya sudah dipenuhi oleh kebencian. Tidak peduli seberapa hebat kemampuan b dirimu, bagaimana mungkin kamu bisa menghindari peluru segitu banyak ini! "Cuma segini? Sedikit sekali." Tanpa diduga, seth menatap sekelilingnya, Randika berkata seperti itu sambil mengh napas. Semua orang yang mendengar kata-kata Randika itu terkejut bukan main. Sedikit? Ada 15 senjata tahu! Peluru-peluru mereka sudah cukup menghujani dan mengenai seluruh tubuhnya. Tetapi Li Weilong justru tertawa ketika mendengar ini, sepertinyawannya itu sudah ngelindur. Ketika dia menatap wajah Randika sekaligi, wajah Li Weilong benar-benar muram. Ini pertama kalinya dia melihat orang yang tidak ketakutan dibidik oleh banyak senjata. "Aku tidak akan membunuhmu hari ini, tetapi lengan dan kakimu adh milikku!" Kata Li Weilong dengan nada dingin. Randika membsnya dengan nada yang santai. "Tubuh ini adh tubuhku, jangan harap aku akan memberikannya." Orang-orang yang memperhatikan ini dari awal sudah terheran-heran dengan jn pikir Randika, kenapa dia masih tetap tenang di bawah banyak moncong senjata? Tetapi tiba-tiba, Randika yang terkepung itu menjentikkan jarinya. Suaranya benar-benar keras dan menggema ke seluruh lobi menuju luar hotel. Semua masih bingung dengan tindakan Randika ini, namun tiba-tiba, dari luar hotel masuk segerombn orang. Kecepatan orang yang datang ini benar-benar cepat, mereka dm sekejap sudah mengepung Li Weilong dan anak buahnya. Terlebihgi, mereka membawa senapan serbu yang jauh lebih besar daripada mereka. Orang-orang ini memakai baju serba hitam yang membawa sensasi mencengkam, moncong-moncong senjata mereka tertuju pada orang-orang yang mengancam Randika. Tiap detiknya membuat suasana lobi hotel ini makin suram. Keadaan yang berbalik ini membuat orang-orang kebingungan dengan apa yang th terjadi, siapakah mereka? Kenapa mereka tiba-tiba mengepung Li Weilong? Terlebihgi, dari mana senjata mereka itu berasal? Di saat mereka terheran-heran, para anak buah Li Weilong yang mengepung Randika sudah mi resah. Mereka dapat merasakan moncong senjata musuh yang begitu dingin dan ganas, seh-h siap menumpahkan darah. Sh satu dari anak buah Li Weilong mencoba menganalisa daya tempurwan mereka yang baru ini. Semakin dia memperhatikan semakin deras keringat dinginnya. Aura tempur semacam itu hanya bisa dimiliki seth menempa diri dm ratusan medan tempur, benar-benar abnormal! Pada saat ini, punggungnya sudah basah oleh keringat. Wajah Randika masih tetap tenang, sedangkan Hannah dan Viona juga sama bingungnya dengan orang-orang. Mulut mereka berdua sampai menganga karena saking terkejutnya. Kenapa tiba-tiba Randika mendapatkan b bantuan? Memangnya kapan Randika meminta b bantuan? Js kedua perempuan ini penasaran tetapi mereka menatap kagum pada Randika. Li Weilong yang awalnya berwajah bengis sudah menjadi berwajah suramgi. Musuh memiliki b bantuan? Kenapa dia tidak menyadarinya tadi? "Lucuti mereka." Kata Randika dengan ps. Ketika mendengar perintah ini, pasukan Ares segera melucuti anak buah Li Weilong dan mengamankan senjata mereka. Para anak buah Li Weilong tidak berani mwan, mereka th kh senjata dan kh juh. Randika menatap Li Weilong, di bawah tatapan orang-orang, dia berjn menghampiri pria paruh baya ini. Semua orang sudah menahan napas mereka ketika melihat Randika berjn menghampiri penguasa Makau tersebut. Mata mereka semua terblak ketika menyaksikan apa yang dkukan oleh Randika. Ketika Randika sudah berdiri di hadapannya, tiba-tiba dia myangkan sebuah tamparan keras tepat di wajah! Semua orang js terkejut, mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Penguasa kota Makau dari balikyar, orang paling berpengaruh di kota ini th ditampar oleh orang tidak js asal-usulnya? Ketika orang-orang belum sadar dari keterkejutan mereka, Randika sudah myangkan sebuah tamparan kembali. PLAK! Dengan kemampuan Randika, Li Weilong sama sekali tidak punya kesempatan untuk menghindar. Wajahnya benar-benar merah! "Sin!" Li Weilong menggertakan giginya. Berani-beraninya ada orang yang menampar dirinya! "Kau akan ku." Sebelum dia sempat berbicara, Randika kembali menampar Li Weilong. Tentu saja tamparan berturut-turut ini mi membuat Li Weilong pusing. "Aku itu orang yang cinta damai, kau sendiri yang cari gara-gara sama aku. Berani sekali kau mengacaukan liburanku yang berharga ini." Kata Randika. Kemudian dia memberikan sebuah tamparan hangat pada Li Weilong. Semua orang sudah bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Mereka menyaksikan sendiri Li Weilong ditampar hingga berdarah-darah. Randikalu mnjutkan. "Mau membunuhku? Percaya atau tidak, kau sudah mati begitu muncul di hadapanku." Randika memberikan sebuah tamparan yang kerasgi. Kali ini Li Weilong tidak tahangi, dia sudah tergeletak dintai. Darah terus mengalir dari sudut mulutnya. Sosok berwibawa milik Li Weilong benar-benar th hng, sekarang kondisinya benar-benar menyedihkan. Tetapi meskipun begitu, aura kebencian dan kemarahan masih ada di tatapan matanya. "Aku adh penguasa dari" Sebelum dia dapat menyelesaikan kalimatnya, Randika memberinya sebuah tendangan. "Penguasa? Terus memangnya kenapa kau menguasai Makau? Aku bahkan pernah menghancurkan sebuah ibu kota, buat apa aku takut dengan kota kecil seperti milikmu ini?" Randika kembali memberikannya sebuah tendangan. Semua orang sudah mi kasihan dengan Li Weilong. Mereka sendiri juga bertanya-tanya, apakah benar di hadapan mereka ini adh Li Weilong? Sosok menakutkan yang memerintah Makau dari bkang ini sekarang meringkuk kesakitan dintai seperti udang? Benar-benar lelucon. Di bawah tatapan orang-orang, Randika masih terus menendang Li Weilong. Tidakma kemudian, sepertinya Li Weilong sudah di ambang batas kesadarannya. Randikalu berhenti menendang dan merapikan pakaiannya. Dialu berkata padanya. "Jangan kira aku th memakai seluruh kekuatanku, ini cuma baru 5% saja." Li Weilong yang mendengar ini sudah merinding ketakutan. Randikalu berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya, suasana lobi hotel ini kembali menjadi sunyi. Semua tatapan orang tertuju pada Randika. Para staf hotel yang sudah angkat tangan itu menatap takut pada Randika. Begitu p dengan anak buah Li Weilong yang diikat dintai, mereka sudah ketakutan sejak awal. Di dm pikiran mereka, bos mereka saja tidak berdaya apgi mereka. Di Makau, apab menyinggung Li Weilong berarti sama saja dengan mencari mati! Tidak dapat dipungkiri, semua orang bertanya-tanya tentang identitas Randika yang berani mwan Li Weilong dan mendatangkan anak buahnya serta senjata yang begitu kuat. Meskipun mereka memiliki beberapa tebakan, mereka tetap tidak bisa menebaktar bkang Randika. Namun pada saat ini, dari luar hotel, tiba-tiba terdengar suara sirene. Suara sirene ini keras dan terdengar banyak. Polisi akhirnya tiba! Chapter 356: Apa Kau Ingin Keluargamu Aku Musnahkan? Chapter 356: Apa Kau Ingin Keluargamu Aku Musnahkan? Bersamaan dengan bunyi sirene ini, di luar hotel, mobil polisi dm juh besar mi mengepung hotel. Di antara mobil-mobil tersebut, sekumpn orang bersenjatakan lengkap turun dari mobil mereka. Dari sh satu mobil polisi tersebut, Liu Changhai dan Li Zhen juga ikut turun. Sejak awal kedua pemuda ini sudah berteman dekat dan kejadian mereka dengan Randika makin mempererat tali persaudaraan mereka. Di bkang mereka sudah ada kekuatan gabungan dari keluarga mereka. Liu Changhai dan Li Zhen menatap Randika yang ada di lobi hotel. Jejak kemarahan dan kebencian terlihat js di tatapan mata mereka. Bagaimanapun caranya, Randika akan mati hari ini! Kemudian mereka berdua memberi sinyal dengan tangan mereka dan masuk ke dm lobi bersama dengan para polisi. Ketika mereka melihat kejadian yang ada di dm hotel, mereka sendiri terlihat bingung. Mereka melihat Randika berdiri di tengah-tengah banyak orang yang tidak sadarkan diri dintai. Apa yang sebenarnya th terjadi? Di tengah-tengah kecanggungan ini, Liu Changhai berkata denganntang. "Hari ini kau akan masuk penjara!" "Penjara?" Randika tertawa terbahak-bahak, dia seperti baru saja mendengar lelucon yang super lucu. Li Zhenlu menambahkan. "Menyerah atau kami akan menembak!" Randika mendengus dingin. "Menyerah sama bocah ingusan seperti kalian? Apa kalian masih bermimpi?" "Jangan begak sok kuat!" Liu Changhai mendengus dingin. "Mereka ini pasukan khusus milik kota ini, apa kamu pikir kamu masih punya kesempatan untuk mwan?" "Satuan khusus kota Makau?" Randika tersenyum. Lalu tiba-tiba senyumannya itu berubah menjadi tatapan tajam dan wajahnya berubah menjadi dingin. "Aku hanya butuh 1 menit untuk menghabisi mereka!" Js yang mendengar kata-kata Randika menjadi terkejut. Sebelum mereka bisa sadar dari keterkejutan mereka, beberapa orang pasukan Ares menerjang maju ke arah satuan khusus bagaikan angin. Kecepatan mereka benar-benar cepat dan meninggalkan hembusan angin yang kuat. Ketika para satuan khusus ini menerobos masuk, mereka menyadari sosok pasukan Randika ini. Mereka semua seperti diselimuti oleh aura gp. Ketika mereka menerjang maju, para anggota satuan khusus ini terkejut dan bersiap menembak mereka. Tetapi bahkan sebelum senjata mereka bisa ditembakkan, pasukan Ares ini sudah berada tepat di hadapan mereka. Dengan mudah, mereka melucuti ''pasukan terkuat'' kota Makau ini. Bahkan ada yang sampai memotong kedua tangan para polisi ini! Ketika senjata-senjata mereka th dilucuti, semuanyangsung beradu pukn. Tetapi mereka bukah apa-apa di hadapan pasukan Ares. Di mata para pasukan ini, anggota satuan khusus ini sudah bagaikan ayam dan bebek, benar-benar bukan tandingan mereka. Satu per satu dari pasukannya Randika ini menghajar dan melucuti semua anggota satuan khusus ini. Dan satu per satu para polisi ini terkapar tidak sadarkan diri. Semua orang yang melihat kejadian ini sudah tidak tahu harus berkata apa. Lawan mereka ini bukah orang sembarangan, mereka adh pasukan khusus kota ini. Berbeda dengan polisi biasa, kemampuan dan keahlian mereka jauh di atas para polisi. Mereka adh ujung tombak kota Makau. Namun tanpa diduga, mereka bagaikan orang-orangan sawah di hadapan pasukan Ares. Tidak ada satupun dari mereka yang bisa mwan balik. Kejadian ini bengsung dengan cepat. Liu Changhai dan Li Zhen yang awalnya percaya diri dan penuh dengan semangat bs dendam itu menjadi terdiam ketika melihat para polisi ini terkapar dintai. Bagaimana ini bisa terjadi? Wajah Liu Changhai dan Li Zhen seakan-akan tidak ingin mempercayai apa yang th terjadi. Di hadapan mereka sekarang ini, seluruh anggota polisi yang mereka bawa masuk itu th terkapar tidak sadarkan diri. Sebelum ini para pengawal Li Weilong bukah apa-apa dan sekarang anggota pasukan khusus Makau juga bukah rintangan berat bagi mereka, siapa orang-orang ini sebenarnya? Dan siapa pemimpin mereka itu? Mata orang-orang tertuju pada Randika, rasa kagum sekaligus bercampur takut mi tumbuh di hati orang-orang. Liu Changhai dan Li Zhen js tidak menduga bahwa situasi akan berjn seperti ini. Untuk membskan dendam mereka ke Randika, mereka berdua sampai mengerahkan satuan khusus kota ini. Namun tanpa diduga mereka, semua orangnya th kh! Liu Changhai menatap mata Randika. Ketika dia melihat senyuman Randika, tubuhnya tidak bisa berhenti merinding. Dia kembali mengingat mm hari itu, hari di mana lengannya dipatahkan dengan mudah. Kedua pemuda itungsung ketakutan setengah mati ketika Randika menatap dan tersenyum ke arah mereka. "Aku rasa kalian berdua masih ingat dengan kata-kataku sebelumnya." Randika berjn menghampiri mereka berdua. Wajah Liu Changhai dan Li Zhen benar-benar pucat seperti kertas. Tentu saja mereka ingat kata-kata terakhir Randika pada mereka. Jika mereka mengganggu Randikagi, dia akan membunuh mereka! Melihat kejadian di depan mata mereka sekarang, sepertinya kata-kata Randika tersebut bukah sebuah lelucon. Di hadapan mereka sekarang bukah Randika minkan mikat pencabut nyawa yang siap membawa mereka ke m baka. "Aku ingatkan kau sekaligi agar tahu posisimu. Ayahku adh penguasa kota ini. Jika kau membunuhku, ayahku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" Li Zhen memberanikan diri untuk mwan. Tentu saja, ayah yang dimaksud adh Li Weilong. Apa pun mashnya, ayahnya itu slu membantu dirinya. Sepertinya bocah ini tidak tahu bahwa orang-orang yang terkapar sebelumnya adh ayahnya dan anak buahnya. Randika mendengus dingin. "Yang kau sebut ayah itu tua bangka yang itu?" Seth berkata seperti itu, Randika menunjuk ke arah Li Weilong berada. Li Zhen dapat melihat bahwa ayahnya yang berlumuran darah itu berusaha untuk berdiri. Tatapan matanyangsung berubah. "Ayah!" "Apa yang kamukukan pada ayahku!" Li Zhen menjadi marah. Tetapi tiba-tiba anak buah Randika mengarahkan moncong senjatanya pada Li Zhen jadi dia tidak bisa bergerak seenaknya. "Benar-benar ayah dan anak." Randika mengh napasnya. "Jangan khawatir, aku akan memastikan kalian berbaring di tempat tidur untuk 3 tahun ke depan." Mendengar kata-kata ini, Li Zhenngsung teringat bahwa di depannya ini sudah bukan manusiagi minkan mikat pencabut nyawa. Dan di bawah tatapan mata Randika, Li Zhen tiba-tiba pingsan. Pingsan? Randika js terkejut, anak buahnyangsung menghampirinya dan menendangnya. Ternyata Li Zhen benar-benar pingsan saking takutnya. Hal ini membuat Randika geleng-geleng dan mengh napasnya. Sekarang tatapan mata Randika tertuju pada Liu Changhai, dia tersenyum lebar pada pemuda itu. "Jangan pingsan seperti teman baikmu itu." Wajah Liu Changhai benar-benar pucat pasi, seluruh tubuhnya tidak bisa berhenti gemetar. "Jika kau berani mwanku. Keluargaku tidak akan tinggal diam!" "Ya ampun." Randika menggaruk-garuk kepnya. Bocah-bocah seperti ini apa tidak capek mengandalkan keluarga mereka? "Jadi kamu mau bng ku keluargamu itu benar-benar kuat?" Randika mengh napasnya. Memang anak-anak manja seperti Liu Changhai seperti ini slu mengandalkan kekuatan keluarganya apab sedang kesulitan. Hal seperti ini membuat muak Randika. Mental-mental seperti inh yang membuat sebuah warisan keluarga yang sudah susah payah dibangun akan runtuh dengan mudah. Ku dia memang lki sejati, hadapi dan bertanggung jawah terhadap semua tindakanmu. "Tunggu saja pembsanku!" Meskipun tubuhnya gemetar, Liu Changhai berhasil mengeluarkan HPnya dan menelepon ke sebuah nomor. Randika tidak berusaha mencegahnya, dia sendiri penasaran seberapa kuat kekuatan keluarga milik Liu Changhai. Tidakma kemudian teleponnya tersambung, di balik telepon terdengar suara orang tua. Wajah Liu Changhaingsung berubah menjadi gembira. "Kakek!" "Wah ternyata Xiao Liu, kenapa kamu tiba-tiba telepon?" Suara kakek Liu Changhai terdengar tenang dan lembut. "Kek, aku ada mash di Makau. Liu Changhai dengan cepat merengek. Karena dia merupakan anak tunggal, dia benar-benar dimanja. Hal ini juga beku dengan kakek yang sangat memanjakan cucunya. Seth mendengar cerita milik cucunya itu, kakeknya menjadi murka. "Tunggu saja, kakek segera mengirim orang ke tempatmu!" Hati Liu Changhai benar-benar hangat, tetapi tiba-tiba, HP miliknya itu direbut oleh Randika! Liu Changhai hanya bisa melihat dan tidak berani mwan. Seth merebut HP tersebut, Randika sama sekali tidak berbicara. Ketika si kakek tidak mendengar respon cucunya itu, diangsung berkata di balik telepon. "Kenapa Xiao Liu?" Randikalu berkata dengan nada santai. "Ini bukan Xiao Liu." "Siapa kamu?" Suara si kakek berubah menjadi dingin. Randika menatap Liu Changhai dan menyengir. "Aku hanya ingin berkata 2 hal padamu. Yang pertama adh namaku Randika." Wajah si kakek terlihat bingung, entah kenapa dia merasa pernah mendengar nama itu. Tetapi dia berusaha membuang pemikiran tersebut. "Yang kedua." Tatapan mata Randikangsung berubah. "Apa kau ingin keluargamu aku musnahkan?" Musnah? Liu Changhai menatap bingung Randika, pria ini benar-benar g! Orang yang diajaknya bicara adh kakeknya, kep keluarga aristokrat yang masih aktif dan sekarang Randika berani berkata seperti itu tepat di telinganya? Pria ini sudah g! Keluarga besarnya bisa menjadi keluarga aristokrat karena usaha kakeknya, mi dari sektor pemerintahan, ekonomi, pembangunan, kakeknya memiliki pengaruh di seluruh Cina! Mencari gara-gara dengan kakeknya berarti siap mwan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Memikirkan hal ini, wajah Liu Changhai benar-benar gembira. Di balik telepon, si kakek masih penasaran dengan identitas Randika tetapi ketika dia mendengar kata-kata Randika yang berikutnya, dia terdiam. Lalu tubuh tuanya itu bergetar tanpa henti karena diselimuti oleh amarah. Memusnahkan keluarganya? Berarti kau berniat membunuhku? Ketika si kakek baru saja mau meluapkan amarahnya, tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu. Nama Randikangsung terdengar familier dan semua amarahnya itu segera menghng. Wajahnya penuh keraguan dan ketidak percayaan. Tidak mungkin. Apa dia tidak sh dengar? Randika dan memusnahkan keluarga, jika kedua kata-kata ini digabung diangsung terpikirkan satu insiden. Si kakek mengingatnya dengan js karena dia mendapatkan undangan dari keluarga Alfred pada waktu itu. Meskipun beda negara, hubungan keluarganya dengan keluarga Alfred benar-benar erat. Tetapi karena acaranya telu mendadak, si kakek hanya bisa mengucapkan smat dan memberikan hadiah. Awalnya dia tidak percaya tetapi keesokan harinya dia mendapatkan kabar bahwa keluarga Alfred dari Jakarta th dimusnahkan oleh satu orang. Dariporan para keluarga aristokrat yang hadir, mereka mengatakan bahwa jangan pernah menyinggung seseorang yang bernama Randika dari Cendrawasih. Nama Randika bisa dikatakan bahwa sudah menjadi nama sensitif di para keluarga aristokrat. Orang ini benar-benar jelmaan iblis, jadi semua orang dihimbau jangan pernah menyinggungnya. Keluarga Alfred yang berani menyinggungnya sekarang th hancur tak bersisa. Keluarga besar yang sudah mengakar di Indonesia itu menghng tanpa jejak, rasa teror seperti ini sangat membekas di hati para keluarga aristokrat yangin. Chapter 357: Masalah yang Terselesaikan Chapter 357: Mash yang Terselesaikan Sin para perwakn keluarga yang datang di pernikahan Hans dan Inggrid itu, sisa dari para keluarga aristokrat mengerti berita mengejutkan ini dari media berita di hari berikutnya. Tetapi mereka semua sudah mengetahui apa yang th terjadi sebenarnya daripada masyarakat awam. Semakin mereka memahaminya, semakin mereka takut pada Randika. Bahkan para keluarga aristokrat di Indonesia memberi perhatian lebih pada Randika. Jika mereka benar-benar tidak sengaja menyinggung Randika, bisa-bisa keluarga mereka bernasib sama dengan keluarga Alfred. Oleh karena itu, sejak kejadian keluarga Alfred, para keluarga aristokrat mapkan sebuah aturan yaitu hindari orang yang bernama Randika dan jangan pernah menyinggungnya. Tentu saja, keluarga Liu Changhai juga mkukan hal yang sama. Meskipun mereka berada di negara yang berbeda, keluarga Liu Changhai sudah mapkan beberapa nama orang di dunia yang tidak boleh disinggung. Tetapi sayangnya, Liu Changhai ternyata mnggar hal ini. Kali ini kakek Liu Changhai benar-benar bingung. Kekuatan milik keluarganya ini bisa dikatakan sama seperti keluarga Alfred. Randika bisa menghancurkan keluarga Alfred seorang diri, tentu saja dia bisa mengnginyagi. Di lobi hotel, semua orang masih menatap diam ke arah Randika. Semua orang yang mendengar kata-kata Randika kepada kakek Liu Changhai itu terdiam. Bagaimana mungkin ancaman kosong Randika seperti itu dapat membuang seorang keluarga aristokrat ketakutan? Meskipun orang yang di hadapan mereka ini kuat, bagaimanapun juga,wannya adh sebuah keluarga besar yang memiliki pengaruh kuat di Cina. Mendengar kata-kata Randika yang arogan itu, Liu Changhai sudah mendengus dingin. Dia tidak sabar melihat kemarahan kakeknya karena th dihina sedemikian rupa oleh Randika. Pada saat ini, suara si kakek terdengar seperti orang gagap. Randikangsung mengaktifkan mode loudspeaker. "Ah ini Randika dari Indonesia ya? Hahaha sepertinya ada sh paham, iya ini pasti sh paham. Tolong maklumi kkuan cucuku, dia masih muda." Mendengar suara kakeknya yang ketakutan itu, wajah Liu Changhai benar-benar menjadi kaku. Bagaimana mungkin suara kakeknya yang berwibawa berubah drastis seperti itu? Bahkan dia merasa kakeknya itu merendahkan derajatnya di hadapan Randika. Ekspresi wajah Liu Changhai benar-benar bingung. Apa dia tidak sh menelepon? Apa benar ini masih kakeknya? "Jadi maksudmu apa?" Kata Randika dengan nada santai. Semua orang js terkejut ketika mendengar jawaban dari kakek Liu Changhai ini. Orang yang berdiri di hadapan mereka ini siapa dia sebenarnya? Kenapa dia bisa membuat kakek Liu Changhai ketakutan seperti itu? Semua orang sudah kehngan jejak berapa kali mereka terkejut hari ini, keadaan berubah telu cepat dan benar-benar tidak terduga. "Hahaha cucuku itu benar-benar nakal dan tidak tahu diri, maafkan aku karena kurang pintar mengajarinya. Kita pasti akan menghukumnya ketika dia png nanti." Kata si kakek. "Tetapi ku kkuan cucuku ini memang sudah keteluan, aku bersedia menemuimu dan meminta maaf secarangsung." Mendengar kata-kata ini, js membuat Liu Changhai terkejut bukan main. Dugaannya benar, kakeknya rupanya takut dengan Randika! Menyadari hal ini, tubuh Liu Changhai tidak bisa berhenti gemetar karena sedikit orang di dunia ini yang bisa membuat kakeknya ketakutan. Randika hanya mengh napasnya dan melempar HP tersebut ke Liu Changhai. Liu Changhaingsung berbicara dengan kakeknya. "Kek, siapa orang ini sebenarnya?" Wajah Liu Changhai benar-benar muram. Dia tidak menyangka kakeknya yang perkasa itu menjadi seperti anjing. "Siapa dia? Dasar cucu bodoh! Ini sebabnya kakek slu ngomong kau itu perlu sekh biar sedikit pintar. Tiap hari isinya keluyuran terus." Kakeknya yang ramah itungsung marah-marah di balik telepon. Untungnya saja, masih ada ruang untuk bernegosiasi. Ku tidak, iblis bernama Randika itu sudahma mencabut nyawa cucunya dan menggedor pintu rumahnya. Jadi mau tidak mau, si kakek harus memaki cucunya untuk menunjukan rasa penyesnnya pada Randika. Liu Changhai js terkejut, tubuhnya gemetar tanpa henti ketika mendengar knjutan kakeknya. "Bukankah kalian semua itu sudah kuberi daftar nama-nama hitam? Aku tidak menyangka kau begitu bodoh sampai-sampai tidak membacanya. Mi hari ini kau tidak boleh png sma satu tahun, ku kakek melihatmu sedetik saja, kakek akan mematahkan kakimu!" Mendengar kata daftar nama hitam, ekspresi Liu Changhai segera berubah. Tubuhnya itu seh-h tersambar petir dan pandangannya segera menjadi kabur. Tidak heran dia pernah mendengar nama Randika itu dari mana, sifat arogannya th mengaburkan akal sehatnya. Ternyata orang yang menjadiwannya ini adh orang yang menghancurkan keluarga Alfred seorang diri! Tetapi bukankah seharusnya dia ada di Indonesia? Kenapa dia ada di Makau? Liu Changhai benar-benar ingin menangis. Jika dia tahu siapa orang di hadapannya ini sebelumnya, dia pasti tidak berani menyinggungnya. "Sekarang cepat minta maaf pada Randika. Jika dia tidak memaafkanmu, kakek bersedia membuangmu dan jangan pernah tunjukan wajahmugi. Sekarang cepat bersujud meminta maaf!" Si kakek mmpiaskan amarahnya pada cucunya yang bodoh itu. Orang-orang tidak dapat mendengar omn si kakek, mereka cuma bisa melihat wajah Liu Changhai yang semakin pucat pasi. Ketika Liu Changhai menatap Randika, kakinya semakin bergetar dan keringat dingin terus mengalir. Randika sendiri berdiri dengan santai, dia terlihat sedang menunggu. Ketika mendengar kebtan tekad si kakek untuk membuangnya, wajah Liu Changhai sudah benar-benar ingin menangis. Dialu bersujud dintai. Demi kngsungan hidupnya, Liu Changhai benar-benar bersujud dengan sepenuh hati. Dia yang sekarang r menjt sepatu Randika. Randika menatap diam Liu Changhai, kemudian Liu Changhai berkata pada Randika. "Maafkan hamba, ini semua adh sh saya. Saya mohon tolong jangan libatkan keluarga saya. Jika Anda ingin menghukum, hamba bersedia menerima apa pun." Liu Changhai juga mengerti kebtan tekad kakeknya itu. Jika Randika benar-benar mengincar keluarganya, bisa dikatakan bahwa seluruh anggota keluarganya akan mati. Bisa dikatakan bahwa Liu Changhai th membawa bencana pada keluarga besarnya, oleh karena itu dia memohon agar Randika tidak melibatkan keluarganya. Randika hanya terdiam ketika mendengar kata-kata Liu Changhai. "Tenang aku bukan orang yang sekejam itu." Kata Randika dengan nada santai. "Karena kau th mengakui keshanmu, aku tidak akan mengungkit mash inigi." Hati Liu Changhai benar-benar lega, dialu mengatakan. "Saya berjanji tidak akan mengganggu Andagi, saya juga berjanji ini adh terakhir kalinya Anda melihat wajah saya." Seth berkata demikian, Liu Changhai berdiri dan berjn keluar dari lobi hotel tanpa berani menoleh ke bkang. Dialu meminta anak buahnya untuk memesan tiket png ke rumahnya secepat mungkin. Seth Liu Changhai pergi, sekarang yang tersisa adh Li Zhen dan ayahnya Li Weilong. Melihat targetnya berubah menjadi dirinya, Li Weilong menggertakan giginya. Dia juga akhirnya menyadari siapa Randika sebenarnya ketika Liu Changhai berbicara dengan kakeknya. Jika mash ini tidak segera diselesaikan, keluarga Li akan habis hari ini. Keluarga Li Weilong tidak jauh berbeda dengan keluarga Liu Changhai. Di hadapan Randika, Li Weilong bukah apa-apa. Pada saat ini, Li Zhen menopang ayahnya agar dia dapat berdiri. Wajah sang anak ini benar-benar panik, dia tidak menyangka akan ada orang yang ayahnya tidak bisa hadapi. Randika mengerutkan dahinya. Ketika dia hendak berbicara, Li Weilong mengatakan. "Kami keluarga Li juga ingin mengucapkan maaf karena th menyinggung Anda. Sebagai permintaan maaf, saya harap pengorbanan ini cukup untuk memuaskan Anda." Seth berkata seperti itu, di hadapan semua orang, Li Weilong memanggil anak buahnya dan menyuruhnya untuk menghantam sebuah kursi ke kakinya. KRAK! Js kedua kakinya itu patah. Semua orang yang masih berada di lobi hotel itu sudah geleng-geleng ketika melihatnya. Li Weilong penguasa kota Makau ini sampai mematahkan kakinya untuk meminta maaf? Li Zhen benar-benar terkejut, sedangkan wajah ayahnya itu tetap terlihat tenang meskipun keringat dingin terus mengalir. Li Zhen hanya bisa menangis dm hati ketika menyadari pengorbanan ayahnya. Randika menatap Li Weilong dan berkata padanya. "Ku begitu mash ini th selesai. Tetapi aku tidak ingin melihat orang-orangmugi." "Baik." Jawab Li Weilong. Dibantu oleh anak buahnya, Li Weilong dan Li Zhen berjn keluar dari hotel. Ketika dia berjn keluar, Li Weilong tidak tahangi dan akhirnya pingsan. "Bawa ayah ke rumah sakit!" Kata Li Zhen. Li Zhenngsung membawa ayahnya ke rumah sakit dengan terburu-buru. Para pengunjung dan staf hotel dibuat ternganga di lobi hotel. "Ini. Aku sudah tidak tahu apa yang sebenarnya th terjadi." "G, siapa orang itu sebenarnya?" Semua orang sudah bingung hingga kep mereka sakit. Dari awal hingga akhir, mereka terus menerus dibuat terkejut oleh Randika. Dan hasil seperti ini benar-benar di luar dugaan mereka. Luar biasa, benar-benar luar biasa! "Sepertinya nama keluarga Li di Makau sudah benar-benar hancur karena pria ini." Kata sh satu orang sambil geleng-geleng. "Orang itu pasti keluarga aristokrat yang jauh lebih besar daripada Li Weilong. Ku tidak mana mungkin seorang Li Weilong sampai mengorbankan kakinya sebagai tanda penyesnnya? Apgi satuan khusus kota kita ini benar-benar bukan tandingannya." "Benar juga. Tetapi aku tidak menyangka pergi ke Makau kali ini aku akan mendapatkan pertunjukan yang menarik." "Hahaha bisa-bisanya kamu bergembira di atas penderitaan orangin?" "Hahaha bukankah kita sendiri sudah sering disusahkan oleh Liu Changhai dan Li Zhen? Jadi anggap ini sebuah karma bagi mereka." Tebakan orang-orang ini sh, karena Randika bukah bagian dari keluarga aristokrat. Namun, kejadian hari ini th menyebar ke seluruh Makau dan ke telinga para keluarga aristokrat. Ketika mendengar informasi ini, para kep keluarga dari keluarga aristokrat tersenyum pahit. Mereka harus menegaskan ng pada anggota keluarga mereka agar kejadian Liu Changhai dan Li Zhen tidak ternggi. Untungnya saja kedua pemuda itu dimaafkan, ku tidak bisa-bisa hari ini dua keluarga besar di Cina th hng dari peradaban. Dm sekejap, mereka semua menegaskan kembali pada seluruh anggota keluarga mereka agar tidak mengganggu Randika dari Indonesia. Orang mengerikan tersebut benar-benar ancaman nyata yang bisa membinasakan keluarga mereka untuk smamanya, Para polisi dan para satuan khusus kota Makau juga mi meninggalkan tempat. Karena mereka adh satuan hukum, Randika tidak ingin membunuh mereka. Seth mash ini selesai, para pasukan Ares juga membubarkan diri dan bersembunyi di balik kegpan. Sma Randika menghendaki mereka, mereka akan muncul dm sekejap. Para staf hotel masih ternganga dengan kejadian ini, kejadian hari ini benar-benar di luar akal sehat mereka. Hingga sekarang, bahkan General Manager hotel tidak tahu harus berbuat apa. Mereka semua hanya melihat Randika berserta Hannah dan Viona naik menggunakan lift. Chapter 358: Selera Fashion Randika Chapter 358: Selera Fashion Randika Ketika mereka masuk ke dm kamar mereka, js kedua perempuan itu bersemangat dan adrenalin mereka sedang berpacu. Mereka ingin merayakan kemenangan mereka. "Kak Randika memang luar biasa." Hannahngsung memeluk Randika dan mencium pipi Randika. Ketika Randika ingin berbuat lebih, Hannah sudah lepas dari pelukannya. "Aku harus cerita ini ke kak Inggrid." Kata Hannah dengan semangat. "Ran, dari mana teman-temanmu itu? Kenapa mereka muncul tiba-tiba?" Viona yang terkagum-kagum Randika itungsung bertanya mengenai pasukan Ares yang tiba-tiba muncul tadi. "Mereka itu anak buahnya temanku." Kata Randika. Dia masih berusaha menyembunyikan identitas aslinya. Di permukaan, dia adh orang biasa. Identitas aslinya akan membahayakan siapapun yang mengetahuinya jadi sebisa mungkin Randika mendekam rahasia ini seorang diri. .... Sma dua hari berikutnya, ketiga orang ini masih liburan di Makau dengan gembira. Bagaimanapun juga, mereka memiliki uang yang banyak dan waktu yang panjang. Sejak menang banyak di kasino, Viona dan Hannah tidak sungkan-sungkan memakai uang mereka itu. Dm dua hari ini, mereka slu bnja dan makan makanan mewah di restoran. Setiap toko baju yang dilewati mereka pasti akan mereka beli, mereka yang sekarang jijik dengan baju murah! Awalnya Hannah yang mi g-gan dm berbnja, Viona masih terlihat ragu-ragu. Namun, berkat dorongan dan kata-kata dari Hannah, Viona mi kecanduan bnja dan mereka berdua menjadi monster. Mereka tidak pernah memikirkan tentang uang, apa yang mereka lihat akan mereka beli detik itu juga. Mereka tidak telu memedulikan pakaian itu cocok atau tidak, bagi mereka yang sekarang adh beli, beli dan beli. Seth mereka png nanti, baru mereka akan memilih busana yang cocok untuk mereka. Bagaimanapun juga, untuk menggaet hati cowok perempuan perlu berpakaian cantik. Jika sebuah bunga penampnnya tidak bagus, bagaimana mungkin ia bisa menarik perhatian kupu-kupu? Sma dua hari ini, Randika terus dijadikan kuli oleh mereka berdua. Kedua tangannya slu penuh dengan tas bnjaan. Meskipun begitu, Hannah tidak pernah puas. Dia slu menyeret Viona ke toko pakaianinnya. Randika hanya bisa tersenyum pahit. Untungnya saja, liburan ini akan segera berakhir dan nerakanya ini akan berakhir sebentargi. Di hari ketiga, seth bnjagi, ketiganya kembali ke hotel. Sesampainya di hotel, kedua perempuan g ini akhirnya tidak sabar untuk mencoba hasil tangkapan mereka. "Ih, ini kurang bagus deh buatku." Hannah melihat dirinya di depan cermin. Dia sedang memakai baju berwarna pink, warna yang kurang cocok baginya. Sedangkan Viona memakai baju sederhana dan sebuah rok pendek. Meskipun penampnnya sederhana, entah kenapa dia membawa sensasi segar bersamanya. Tinggal ditambahkan sebuah topi dan kacamata hitam, dia sudah seperti orang yang siap liburan ke mana pun. Sejujurnya, pakaian yang dipakai Viona slu cocok untuknya. Mau itu mengesankan rasa segar ataupun sexy, perempuan cantik ini slu berhasil mkukannya. Randika tentu saja sangat paham dengan Viona. Diangsung teringat dengan lemari pakaian dm Viona yang penuh dengan keindahan dunia itu. Bagaimanapun juga, dia lebih memilih melihat Viona berpakaian dm. Terlebihgi, Randika tiba-tiba teringat momen makan mm mereka yang pertama. Pada waktu itu, Viona lupa memakaia dm dan Randika dapat melihat semuanya dengan sangat js. Tidak dapat menahan diri, bagiana Randika mi terasa sesak. "Aku coba ganti yangin." Hannah yang cemberut itungsung mengobrak-abrik tas bnjaan miliknya. Dialu melihat sebuah gaun yang dia rasa cukup bagus dan memakainya. Melihat kedua perempuan yang sedang asyik mencoba-coba baju ini, Randika tersenyum. "Han, boleh aku membantumu untuk memilih?" Kata Randika. "Memangnya kak Randika bisa?" Wajah Hannah penuh dengan keraguan. "Apa kamu tidak percaya denganku?" Randika mengerutkan dahinya, memangnya apa di dunia ini yang tidak bisa diakukan? Dia yang sudah pernah menaklukan hati perempuan tercantik di kota Cendrawasih dan menaklukan Jepang itu kesusahan dm memilihkan baju untuk perempuan? Kalian pasti bercanda. "Tentu saja tidak!" Kata Hannah sambil menjulurkan lidahnya. "Apa kamu merasa malu?" Bs Randika. "Buat apa aku malu!?" Berkat usaha Randika, sekarang dia bertugas memilih baju untuk Hannah. Viona juga penasaran dengan selera fashion Randika, mungkin dia bisa bjar beberapa hal seth ini. Seth beberapa saat, Randika th selesai memilih dan memberikannya pada Hannah. "Coba pakah." Hannah mengambil baju tersebut dan masuk ke kamar mandi untuk mencobanya. Viona benar-benar penasaran. "Ran, baju seperti apa yang kamu berikan ke Hannah?" "Hahaha tenang saja, sebentargi kamu akan melihatnya." Karena Hannah tidak ada, Randika mi nakal. Tangan kanannya mendarat di pantat Viona. Ketika merasakan tangan Randika, wajah Viona berubah menjadi merah. "Jangan Ran, ada Hannah di dm." Memangnya kenapa ku ada Hannah? Bukankah ini lebih menegangkan? Randikalu tersenyum nakal, dia berbisik di telinga Viona. "Apa kamu cemburu aku memilihkan baju buat Hannah saja?" "Siapa memangnya yang cemburu." Meskipun cemberut rupanya tebakannya Randika itu benar. "Hahaha jangan khawatir." Randika membi pipinya. "Seth kita kembali nanti, aku akan membantumu memilih pakaian terbaik untukmu. Aku sangat ingin melihatmu memakai berbagai macam pakaian dm terbaikmu. Jadi nantikan saja ketika kita kembali nanti." Wajah Viona sudah merah, apa Randika ingin dirinya mkukan fashion show pakaian dm? Tidakma kemudian, Hannah keluar bersama dengan baju barunya. Sebenarnya Hannah itu perempuan cantik yang kecantikannya tidak kh dengan Inggrid maupun Viona, tetapi sifat tomboinya itu membuat Hannah menjadi pribadi yang energik dan liar. Oleh karena itu, Randika ingin menunjukan bahwa ada sisi perempuan di dm Hannah. Dia memadukan one piece dress berwarna krem muda dengan sandal jepit imut. Hannah yang awalnya tomboi itu berubah menjadi pribadi yang elegan dengan rambut hitam panjangnya itu terurai. Viona benar-benar terkejut ketika melihatnya. Dia tidak menyangka bahwa perubahan pada Hannah benar-benar bisa sedrastis seperti ini. Hannah sendiri juga sama terkejutnya, dia tidak menyangka baju sederhana seperti ini bisa mengeluarkan daya tarik yang sma ini berbeda dengan apa yang dia pikirkan. "Bagaimana? Apakah aku cantik?" Tanya Hannah dengan senyuman menawan. "Ya ampun Hannah, kamu benar-benar cantik! Siapapun pasti jatuh cinta ketika melihatmu." Viona menjadi bersemangat. "Han, nanti jangan jauh-jauh dari kita, bisa-bisa kamu diculik!" Kata Randika. Mendengar pujian dari kedua orang ini, Hannah menjadi sedikit malu tetapi hatinya benar-benar bahagia. Vionalu mengajaknya untuk berkaca sekaligi. Melihat dirinya di dm kaca, Hannah benar-benar puas. Mungkin dia harus mtih sifat lemah lembutnyagi? Randika memperhatikan Hannah yang terus tersenyum itu, adik iparnya itulu menoleh ke arahnya. "Aku tidak menyangka selera fashion kak Randika benar-benar bagus." Randikalu tertawa, sudah js! Dia juga sudahtihan bersama Inggrid di mm hari, mana mungkin seleranya itu jelek? "Ran, bagaimana ku kali ini kamu membantuku?" Kata Viona dengan tatapan penuh harap. Viona sendiri tidak memiliki mash dm selera fashion tetapi baju yang dipilihkan sendiri oleh Randika js itu mashin. "Baih ku begitu." Randika dm hati benar-benar bahagia. Untuk Viona, semakin tipis berarti semakin bagus. Chapter 359: Pulang Menuju Kota Cendrawasih Chapter 359: Png Menuju Kota Cendrawasih Hannah dan Viona benar-benar sudah tersihir oleh Randika, apab Randika bng baju ini bagus maka mereka akan memakainya tanpa berpikir panjang. Bagi Randika, fashion show pribadi ini benar-benar memanjakan matanya. Randika memaksa mereka menggunakan baju sexy pilihannya itu untuk keesokan harinya. ..... Hari ini merupakan hari terakhir mereka di Makau, sebelum menuju bandara, mereka memutuskan untuk jn-jn untuk terakhir kalinya. Tetapi hari ini, Randika merasa bahwa tatapan mata orang-orang tertuju pada mereka bertiga. Untuk perempuan secantik Hannah dan Viona, mereka dari awal sudah menarik perhatian dengan kecantikan mereka. Tetapi sekarang seth memakai baju sexy dan menggoda, js tatapan para pria hidung bng tidak bisa berhenti menatap. Untuk hari ini, Randika memilihkan mereka berdua baju yang cukup terbuka dan ketat. Lekuk tubuh mereka sangat js terlihat. Di sepanjang perjnan mereka, bukan hanya pria saja yang melirik ke arah mereka tetapi para perempuan juga tidak kh banyak. "Ran, banyak orang melirik kita." Kata Viona yang memiliki kulit tipis itu. "Sudah tidak apa-apa, mereka hanya sedang mengagumi padamu." Kata Randika sambil tertawa. Tetapi sejujurnya, ketika para pria melihat Viona, mereka semua terpukau. Ketika mereka melihat Hannah, mereka semua ternganga. Dan ketika mereka melihat sosok Randika berdiri di tengah-tengah mereka, mereka semua mengg. Diapit oleh dua perempuan cantik dan sexy, bukankah itu idaman para pria? Semua pria memiliki rasa benci dan iri pada Randika sedangkan Randika sendiri mengangkat kepnya tinggi-tinggi, dia sangat bangga dengan keadaannya yang sekarang ini. Dia mempershkan semua orang melihat tetapi ku mereka berani menyentuh maka mereka akan berurusan dengan tinju miliknya. Di perjnan mereka, ada seseorang yang baru saja membeli pot bunga dari toko bunga. Kemudian dia tidak sengaja melihat Hannah dan Viona. PRANG! Dm sekejap pot bunga itu terjatuh menjadi berkeping-keping. Di restoran, ketika si pyan membawa nampan berisi makanan, dia tidak sengaja melihat ke arah jend di mana waktu itu Hannah dan Viona kebetn lewat. Tiba-tiba, nampan itu terjatuh dan mengenai sh satu pengunjung. "Bajingan! Panggil manajermu!" Pengunjung itu marah besar. Di sisi jn, sebuah mobil mewah bermerek Maserati sedang lewat. Pada saat ini, si pengemudi menatap Hannah dan Viona lekat-lekat dan matanya itu tidak bisa lepas dari kedua mikat cantik itu. Kemudian, suara tabrakan yang lumayan keras dapat terdengar. Rupanya Maserati tersebut menabrak mobil di depannya! "Tidak! Mobilku!" Si pengemudi Maserati itu benar-benar menyesal. Bisa dikatakan bahwa ketiga orang ini th menggertakan kota Makau hanya karena penampn mereka hari ini. Semua orang yang melihat mereka benar-benar terpukau. Bagi Randika ini adh pujian tertinggi yang bisa didapatkan oleh seorang pria. Dia dapat merasakan tatapan kebencian dan iri orang-orang, perasaan seperti ini sangat menyenangkan. Ingin sepertiku? MIMPI! Seth mereka cukupma berjn-jn, akhirnya mereka memanggil taksi dan berangkat menuju bandara. Di bandara, tatapan mata orang-orang tidak sebanyak ketika mereka jn-jn sebelumnya. Tetapi Randika masih dapat merasakan tatapan iri orang-orang yang melihat dirinya. Seth masuk ke dm pesawat, akhirnya mereka png menuju kota Cendrawasih. Sedangkan untuk pasukan Ares yang ada di Makau, Randika berkata pada mereka bahwa misi th selesai dan mereka bisa png ke markas mereka di Jepang. Seth 9 jam di dm pesawat, mereka akhirnya mencapai kota Cendrawasih di mm hari. Sesampainya mereka di bandara Cendrawasih, mereka bertiga memanggil taksi. Pertama-tama mereka mengantarkan Viona terlebih dahulu sebelum akhirnya png ke rumah. Tidakma kemudian, Randika dan Hannah th sampai di rumah. "Kak, aku png!" Teriak Hannah denganntang. Diangsung beri menuju ke dm rumah dan meninggalkan Randika bersama koper dan tas bnjaannya. "Wah nona muda sudah balik." Ibu Ipah menyambut Hannah dengan senyuman tulus. Inggrid yang melihat Hannah beri ke arahnya itu juga ikut tersenyum. Di tangannya terlihat sebuah dokumen, sepertinya Inggrid membawa png pekerjaannya. "Bagaimana liburanmu?" "Sangat menyenangkan! Aku benar-benar puas! Banyak kejadian menarik di Makau!" Hannahngsung duduk di samping Inggrid. Berbaring di paha kakaknya, dia mi menceritakan apa yang terjadi sma di Makau. Pada saat ini, Randika akhirnya masuk sambil membawakan koper-koper miliknya dan Hannah. Ketika dia baru saja masuk, diangsung disambut oleh kata-kata Hannah yang menusuk hati. "Tolong masukkan koperku ke dm kamar ya kak." Sin, kenapa adik iparnya itu menganggap dirinya seorang pyan? Bukankah aku ini kakak iparmu. Randika benar-benar kehabisan kata-kata, tetapi dia sendiri juga berjn menujuntai 2 meskipun dengan wajah yang ogah-ogahan. "Jadi gini kak, waktu itu kak Randika cuma mengatakan 2 hal dan orang yang diteleponnya itungsung ketakutan!" Kata Hannah dengan semangat. Melihat Hannah yang bersemangat seperti anak kecil ini, Inggrid tidak bisa berhenti tersenyum. Dia sangat paham kemampuan suaminya itu, tetapi meski begitu, Inggrid slu terkagum dengan Randika. Sepertinya semua mash yang dihadapi Randika itu slu teratasi dengan mudah. Sejak Randika menymatkan dirinya dari pernikahannya dengan keluarga Alfred, reputasi Randika sudah tersebar luas. "Pertama, namaku adh Randika. Kedua, apakah kau ingin keluargamu aku musnahkan?" Hannah mencoba menirukan Randika pada saat itu. Tiba-tiba, kepnya itu dijitak dari bkang oleh Randika. "Mesti cerita yang tidak perlu." Kata Randika sambil duduk di sebh Inggrid. "Kak, kenapa kakak memukulku?" Hannah menjadi cemberut. "Aku belum selesai bercerita!" "Cerita seperti itu biar aku sendiri yang cerita ke kakakmu. Sudah sana mandi dan istirahat, biar aku menemani kakakmu." Kata Randika dengan tatapan tajam. "Hohoho jadi kak Randika berani mwanku? Aku ceritakan bagaimana kak Randika bermesraan dengan perempuanin saat di Makau." Kata Hannah di telinga Randika. Randika hampir muntah darah. "Maksudmu apa! Aku tidak pernah mkukannya!" "Jangan berdalih! Aku melihatmu saat di kasino sedang bermesraan dengan perempuanin." Kata Hannah sambil tersenyum nakal. Randika hanya bisa tersenyum pahit. Meskipun ini cuma sebuah gertakan, tetapi ketika seorang istri mendengar gosip seperti ini tentu saja ini akan menimbulkan keretakan. Inggrid hanya tersenyum ketika melihat kedua orang ini bertengkar. "Han, sebelum ini ada orang yang datang ke rumah. Dia mencarimu karena ingin membicarakan bisnis toko bajumu itu." Hannahngsung tersadar ketika diingatkan oleh Inggrid. Hannahngsung beri ke kamarnya untuk menghubungi rekan kerjanya. Seth beberapa waktu toko bajunya itu buka, Hannah kehngan hasratnya dm berbisnis. Kemudian dia menyerahkan bisnis toko bajunya itu ke temannya. Keuntungan yang didapat oleh toko akan dibagi sesuai dengan kesepakatan mereka berdua. Bagaimanapun juga, melihat sifat Hannah, dia bukan tipe orang yang bisa diam dan menunggu. Randika duduk kembali dan menggenggam tangan Inggrid. Tangan lembut istrinya ini membuat dirinya tidak ingin melepasnya untuk smanya. "Sayang, apa kamu rindu aku?" Tanya Randika sambil mencium tangan Inggrid. Meskipun mereka sudah cukupma menjadi suami istri, Inggrid masih bisa tersipu malu ketika Randika bertindak romantis padanya. Namun, dia masih malu untuk mengakuinya. "Hmm kamu siapa ya?" "Hahaha jangan gitu, aku benar-benar merindukanmu." Tangan Randika sudah berada di punggung Inggrid. Hari-harinya di Makau penuh dengan godaan dan dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasinya. Dia sama sekali tidak bisa menyentuh Viona maupun Hannah jadi nafsunya itu benar-benar sudah di ambang batas. Awalnya Randika mengira liburan ke Makau ini bisa menambahkan Viona dan Hannah ke dm rencana haremnya tetapi tidak ada kesempatan sama sekali untuknya. Viona dan Hannah slu bersama-sama, tidak ada kesempatan baginya untuk mncarkan serangannya. Tetapi untungnya saja, dia memiliki seorang istri yang perhatian padanya. Randika sudah tidak tahangi, tangannya sudah mi berenang ke mana-mana. Inggrid yang dapat merasakan nafsu suaminya yang tidak terbendung itu berbisik di telinganya. "Masih ada Ibu Ipah, tolong pn-pn." "Baih." Tetapi Randika yang sudah nafsu ini mana bisa mkukannya pn-pn? "Hei, apakah ada acara bagus mm ini di kamar?" Bisik Randika. "Tentu saja tidak!" Kata Inggrid. Tetapi mata Randika yang penuh harap itu seakan-akan menyihir hati Inggrid untuk luluh. Tetapi mkukan hal-hal aneh seth sekianma tidak bertemu? Tentu saja Inggrid menk! Tetapi bagaimanapun juga, sepertinya dia tidak bisa kabur dari terkaman Randika hari ini. Jadi dia meminta Randika untuk sabar dan menunggu ketika mereka sudah berdua di dm kamar. Randika hanya tersenyum dan Inggrid mi bertanya mengenai Makau. "Apa yang sebenarnya terjadi di Makau? Dari cerita Hannah, kamu berseteru dengan penguasa kota Makau ya?" "Hahaha cuma mash kecil kok itu." Randika mengibaskan tangannya. "Hanya bocah-bocah tidak tahu diri yang aku temui saat di kasino. Aku sudah memberi pjaran pada mereka." Pada saat ini, Ibu Ipah membawakan makanan kepada mereka. "Makan mm sudah siap." Kata Ibu Ipah sambil tersenyum. "Aku akan memanggil nona Hannah." Randika mengangguk, karena makanan pesawat yang buruk, dia tidak sabar makan makanan Ibu Ipah. Chapter 360: Lomba Makan Hot Dog Chapter 360: Lomba Makan Hot Dog Keesokan harinya, Randika berencana untuk jn-jn. Ketika dia sedang asyik jn-jn di daerah pertokoan, Randika melihat bahwa sedang ada kerumunan orang. Di depan mereka, terlihat sebuah meja panjang. Di atas meja, terlihat hot dog yang menggunung. Orang-orang bersorak untuk memberi semangat pada para peserta, js ini merupakan kontes makan yang diadakan oleh daerah pertokoan ini. Di ujung meja terlihat sebuah timer yang menghitung waktu yang tersisa. Sedangkan spanduk yang terpampang js itu berisikan "Kontes makan hot dog tahun ketiga!". Rupanya untuk menarik pengunjung datang, daerah pertokoan ini menggr kontes makan tahunan. Randika sama sekali tidak tertarik dengan acara seperti ini. Tetapi ketika dia melihat ke arah para peserta, dia melihat sosok yang dikenalnya. Dia adh Indra! Randika sampai terdiam beberapa saat, diangsung menampar dahinya. Saking sibuknya, dia sampai lupa dengan keberadaan Indra. Adik seperguruannya ini benar-benar lenyap di pikirannya. Tetapi Randika tidak bisa dishkan. Dari pergi menuju markasnya di Jepang, menyelesaikan mashnya dengan Shadow hingga pembsan dendam keluarga Alfred, Randika sama sekali tidak punya waktu untuk memikirkan Indra. Namun, melihat Indra yang baik-baik saja membuat hati Randika sedikit lega. Bagaimanapun juga, Indra adh adik seperguruannya jadi sosoknya di hati Randika sedikit spesial. Pada saat yang sama, sepertinya pertandingan memakan hot dog ini sedang seru-serunya. Sorakan para penonton menggema di telinga para orang yang berjn melewatinya. Bahkan ada seseorang yang mengunyah 2 hot dog sekaligus. Js orang tersebut memenangkan ronde pertama ini. Seth pemenangnya sudah ditentukan, seseorang yang membawa microphone mengambil alih. "Baih, pemenang ronde pertama th ditentukan. Dan sambuh para peserta yang akan mengikuti ronde kedua." Dm sekejap, suara tepuk tangan segera memeriah suasana. Indra berdiri dan duduk di kursinya disertai dengan beberapa oranginnya. Ketika para penonton melihat Indra, js mereka semakin bersemangat. "G, baru tahu ada orang segemuk itu!" "Hahaha sepertinya juara tahun ini sudah ditetapkan." "Eits tunggu dulu, meskipun dia gemuk belum tentu dia bisa makan banyak." "Bodoh, ku begitu jskan kenapa dia bisa segemuk itu!" Tiba-tiba temannya ini kehabisan kata-kata. Sepertinya memiliki bobot seperti Indra tidak bisa terlepas dari kata rakus dan makan banyak. Ku tidak, mana mungkin dia bisa sebesar itu! "Tapi coba lihat, orang itu lucu." Orang-orang mi memperhatikan Indra. Penampn Indra yang seperti orang bodoh itu makin lucu karena ada sosok bayi di pundaknya. Orang-orang tidak tahu binatang apa itu tetapi yang js binatang itu berukuran kecil seperti bayi. Tentu saja, bayi itu adh boneka ginseng. Namun, sosok boneka ginseng ini bukah boneka ginseng yang biasanya. Ia terlihat memakai ikat kep putih dan baju bergambarkan wajah Indra. Rupanya yang paling semangat mendukung Indra adh teman kecilnya yang ada di pundaknya itu. "Lucu sekali binatang yang ada di pundak orang itu." "Tapi binatang apa itu? Masa itu tupai?" Meskipun mereka bingung, tetapi mereka tetap tersenyum melihat sosok Indra yang lucu itu. Sekarang semua penonton menatap Indra karena badannya yang besar dan teman kecilnya yang duduk dengan tenang di pundaknya. Namun, tatapan mata orang-orang dan sorakan mereka tidak dapat membuyarkan konsentrasi Indra. Yang ada di pikirannya sekarang adh hot dog yang ada di depannya. Akhir-akhir ini dia tidak makan banyak karena uangnya th habis jadi bukan shnya jika dia yang sekarang benar-benarpar. "Para peserta yang sudah duduk diharapkan siap-siap karena sebentargi acara akan dimi." Kata MC yang membawakan acara ini. Bersamaan dengan adanya suara peluit, acara ini pun akhirnya dimi kembali. Para pesertangsung mhap hot dog di depan mereka itu denganhap. "Semangat!" Para penontonngsung membagikan semangat mereka pada para peserta. Tetapi ketika mereka melihat Indra, suara sorakan mereka itu berubah menjadi hembusan napas mereka. Apa mereka tidak sh lihat? Orang-orang mi fokus pada Indra, semuanyangsung terheran-heran ketika melihatnya. "Ke mana hot dog itu?" Akhirnya pertanyaan itu terlontarkan dari sh satu mulut penonton. Karena tidak dapat dipungkiri, hot dog yang dipegang Indra itu seakan-akan masuk ke dm lubang hitam. Indra sama sekali tidak peduli dengan tatapan orang-orang. Sejak suara peluit berbunyi, dia sudah menggenggam erat makanannya itu dan mennnya. Bahkan ketika hot dog baru terkunyah sma 1 detik, Indra sudah mennnya utuh-utuh. Kemudian dia segera mengambil kembali hot dog yangin. Kecepatan makan ini benar-benar mengerikan. Ketika para peserta masih berjuang memakan hot dog mereka yang kesepuluh, Indra hanya tinggal 3 bijigi. "G, aku sekarang tahu kenapa dia bisa gendut seperti itu." Kata sh satu penonton. "Apa perutnya itu tidak rusak menn makanan itu secara utuh?" MC acara ini sendiri juga sama terkejutnya dengan para penonton. Dia tahu bahwa orang gemuk itu kuat makan tetapi dia tidak tahu bahwa Indra akan semengerikan ini. Apa dia berniat memakan hot dog peserta yangin juga? Seth menn hot dog terakhirnya, Indra baru menyadari bahwa semua orang menatapnya seperti sedang melihat seorang monster. Dialu menggaruk-garuk kepnya, dia tidak tahu apa yang sh dari dirinya. Dialu berkata dengan santai pada MC. "Bisa tambah?" Tambah? Semua orang js tertawa ketika mendengarnya. Si MC juga kelihatan kebingungan. "Tambah?" "Iya tambah, aku masihpar." Kata Indra sambil tersenyum tulus. Si MC hanya bisa tersenyum pahit, tidak heran orang itu bisa segemuk ini pikirnya. Namun karena sorakan penonton, akhirnya ada seseorang membawakan piring besar berisikan hot dog. Ketika melihat hal ini, mata Indra menjadi berbinar. Boneka ginseng di pundaknya itu juga merasa bersemangat, dia berusaha memberi semangat pada Indra agar menaklukan gunung hot dog itu. Pada saat ini, para peserta yang bersaing dengan Indra sudah menghabisi setengah jatah mereka. Dan kecepatan makan mereka mi berkurang karena mereka mi kenyang. Tetapi ketika Indra mi memakan piring besar yang baru saja datang, dia sudah menghabiskan separuh piring. Melihat kemampuan Indra yang seperti monster itu, satu per satu peserta sudah angkat tangan dan menyerah. Mereka tidak mungkin bisa bersaing dengan Indra. Bahkan hot dog mereka yang tidak habis itu diminta oleh Indra. Sekarang orang-orang mi penasaran, seberapa banyak makanan yang bisa dihabiskan oleh Indra. "Semangat gendut, kamu pasti bisa!" Orang-orang mi bersorak untuk Indra. Tidak butuh waktuma bagi Indra untuk menghabiskan piring keduanya. Hal iningsung menghebohkan para penonton. Untuk menghargai dukungan para penonton, penyelenggara acara menawarkan Indra sepiring besar hot doggi. Js Indra menerima penawaran ini dengan senang hati. Tujuan awal acara ini adh menarik pengunjung sebanyak mungkin jadi para penyelenggara makin senang dengan antusias para penonton. Karena jarang-jarang ada monster seperti Indra, acara ini bisa dikatakan sukses! "Ayo kamu pasti bisa!" "Hei cobh 5 piring!" "Hei, ku ngomong itu aturan ya! Mana mungkin dia bisa menghabisi 5 piring?" "Tapi dia sudah piring ketiga, nambah 2 piringgi masa tidak bisa? Cobh pecahkan rekor makan terbanyak!" Rekor terbanyak dari lomba-lomba sebelumnya adh 4 setengah piring. Ketika peserta itu coba menghabiskan piring kelimanya, dia sudah muntah dan dibawa ke rumah sakit. Seth piring ketiga habis, Indrangsung meminta piring keempat. Bisa dikatakan bahwa lomba makan ini sudah berubah menjadi acara tunggal milik Indra. Dan para peserta yang mengikuti lomba ini tidak keberatan karena mereka sudah tahu bahwa tidak mungkin bisa menghkan Indra dari awal. Ketika piring keempat itu datang, kecepatan makan Indra sama sekali tidak berkurang. "Semangat, kamu pasti bisa!" Orang-orang memberikan semangat mereka pada Indra, mereka ingin melihat rekor baru. Sedangkan Indra sama sekali tidak peduli asalkan bisa mendapatkan hot dog. Tujuan Indra sangat sederhana yaitu makan sebanyak mungkin. Akhir-akhir ini dia tidak bisa makan sepuasnya karena uangnya sudah mi habis jadi dia terpaksa makan seadanya saja. Dan acara ini benar-benar kesempatan bagus untuk memperbaiki gizi! Ketika piring keempat dan kelima itu habis, Indra menatap si MC. Matanya itu seakan-akan bertanya apakah masih adagi? Si MC js terkejut, Indra th meminta piring keenam pada dirinya! Si MCngsung berkata di microphonenya. "Bawakan piring keenam!" Seth piring keenam ini datang, Indra merasa dirinya sudah kenyang. Pada saat ini, akhirnya dia menyadari bahwa para penonton sangat antusias pada dirinya. "Kamu hebat!" "Luar biasa!" Orang-orang js bersemangat karena Indra th memecahkan rekor dengan memakan 6 piring besar! Benar-benar luar biasa, para peserta yangin hanya bisa tersenyum pahit karena mereka sangat tidak beruntung bertemu dengan Indra. Randika akhirnya memutuskan untuk memberi smat pada Indra yang keluar sebagai pemenang ini, mata Indrangsung berbinar-binar ketika melihat Randika. "Kakak seperguruan." "Hahaha bagaimana kabarmu?" Kata Randika sambil tersenyum. Hatinya benar-benar merasa bersh karena dia th melupakan Indra. Melihat kakak iparnya ini, entah kenapa Indra merasa kangen rumah. "Kak, aku ingin png." Pada saat yang sama, boneka ginseng itu bersemangat ketika melihat Randika. Ia dengan cepat meloncat dan mendarat persis di pundaknya Randika. Randikalu menyapa teman kecilnya itu. Sejak dia menymatkannya dari Shadow, hubungannya dengan boneka ginseng ini benar-benar baik. Sepertinya boneka ginseng ini tinggal beberapama dengan Safira tetapi pada akhirnya ia kembali ke Indra. Sepertinya ia memang menyukai aliran tenaga dm Indra. "Bukankah enak tinggal di kota?" Tanya Randika. Indralu membs. "Kak, aku benar-benar bosan di sini. Aku tidak tahu harus ngapain setiap hari." "Bagaimanatihan b dirimu?" Tanya Randika. "Terakhir kali aku betih, aku tidak sengaja menghantam dinding kamar. Seth dimarahi sama pemilik rumah, aku tidak berani betihgi." Kata Indra sambil menggaruk kepnya. Randika benar-benar kehabisan kata-kata, ngapain saja dia sampai hancurin tembok? "Dan juga aku tidak bisa makan sepuasku karena semuanya butuh uang." Kata Indra. "Ku di gunung aku bisa menangkap sendiri makananku." Ternyata dugaan Randika benar, semua memang tentang makanan. "Kenapa kamu tidak bisa makan? Bukankah aku memberikanmu uang yang banyak?" "Sudah habis kak." Jawab Indra dengan polos. Randika hanya bisa menampar dahinya. Bagaimana mungkin adik seperguruannya ini menghabiskan 100 juta dm waktu sebn? Sepertinya diagigi ditipu orang. Randikalu berpikir sma beberapa waktu. Memang kehidupan kota tidah cocok bagi Indra tetapi yang paling menarik perhatiannya adh boneka ginseng yang mengikuti Indra. Boneka ginseng ini th berjasa banyak untuk Randika, js dia ingin menahannya di sisinya. Tetapi sepertinya boneka ginseng ini sangat melekat dengan sosok Indra. Seth berpikir cukupma, akhirnya Randika menganggukan kepnya. "Baih ku begitu, besok aku akan membawamu png." Wajah Indrangsung menjadi gembira tetapi ekspresinya segera berubah menjadi serius. "Tetapi aku punya satu permintaan kak." "Apa?" Tanya Randika. "Aku." Seth membtkan tekad, Indra berkata dengan nada pn. "Aku masihpar." "Kamu masih belum kenyang?" Randika js terkejut ketika mendengarnya. Bukankah kamu habis makan hot dog 6 piring? Kenapa dia masih belum kenyang. Randika hanya bisa tersenyum pahit. "Baih, aku akan membawamu ke restoran." Chapter 361: Kecelakaan di Perjalanan Menuju Rumah (1) Chapter 361: Keckaan di Perjnan Menuju Rumah (1) Keesokan harinya, Randika membawa Indra naik bus menuju kota Kebon Raya. Perjnan kali ini akan memakan waktu yang cukupma karena bus akan berhenti di beberapa titik sebelum mencapai kota Kebon Raya. Tetapi hal ini tidak memadamkan antusias milik Indra. Seth tinggal di kota cukupma, dia merasa kebebasannya di kota cukup terkengkang. Terlebihgi, orang-orang di kota benar-benar aneh dan tidak sepengertian seperti orang-orang di desa. Oleh karena itu, Indra lebih memilih hidup di gunung daripada di kota. Randika dan Indra duduk di kursi bagian bkang. Karena tubuh Indra yang besar, tidak ada pilihan sin duduk di paling bkang jadi mau tidak mau Randika membeli 4 tiket agar tidak ditendang oleh supir bus. Boneka ginseng masih duduk di pundak Indra, dia tampak bersemangat ketika melihat pemandangan di jend. Sepertinya ini pertama kalinya ia keluar dari kota Cendrawasih. Bus akhirnya th keluar dari kota Cendrawasih danngsung menancapkan gasnya. Bus mju dengan kecepatan kencang sambil menyalip beberapa mobil. Pada saat ini, supir bus terkejut bukan main karena dari arah bewanan ada mobil truk besar yang cara menyetirnya ugal-ugn. Supir bus ini bingung karena cara menyetir mobil truk itu ke kanan dan ke kiri secara terus menerus. Karena sudah mengemudikan bus sma beberapa tahun, supir bus ini mengerti akan bahaya tersebut dan mi menginjak rem. Bahkan dia memutar busnya itu ke sisi bahu jn agar terhindar dari mobil truk tersebut. Namun pada saat ini, tiba-tiba truk tersebut menghantam sisi jn dan kehngan kendalinya. Para penumpang bus dapat mendengar suara ban yang berdecit dengan keras itu, di bawah tatapan mata mereka, mereka dapat melihat dengan js bahwa truk tersebut akan terguling. Karena bus mereka sudah berhenti di bahu jn, mereka sudah terlepas dari ancaman bahaya ini. Namun, mobil yang menyalip mereka dari bkang justru disambut oleh bahaya maut tersebut. "Mobil itu akan tergencet!" Teriak sh satu penumpang. Semua orangngsung melihat ke arah jend dan melihat mobil tersebut berusaha mengerem dengan sekuat tenaga, tetapi semuanya itu sudah tembat. Melihat kecepatan truk yang terguling itu, mobil itu sudah pasti akan kena. "AWAS!" Orang-orang mi heboh sendiri. Di bawah tatapan mata mereka, tubuh truk itu dengan sempurna menindih mobil itu hingga gepeng. CKIT! BRUAK! Suara truk menindih mobil itu dapat terdengar dengan js, untungnya saja mobil tersebut tidak hancur sepenuhnya. Meskipun begitu, kaca pada mobil sudah hancur berkeping-keping di jn. Semua orang dapat melihat dengan js, mobil itu sudah tertekan hingga setengah dan setiap menitnya mobil itu makin gepeng. Para penumpang bus yang melihat kejadian iningsung panik dan heboh sendiri. Beberapa perempuan bahkan tidak berani melihat kejadian inigi danngsung menutup kedua mata mereka. Keckaan ini terjadi telu mendadak, truk tersebut tergelincir dan menindih mobil yang tidak sempat menghindar tersebut. Untungnya saja, truk tidak melindas mobilin dan sekarang truk tersebut berhenti total. Keckaan ini membuat semua mobil berhenti dan menatap truk tersebut. Mereka ikut khawatir dengan kejadian ini, tetapi mereka sangat lega karena truk tersebut tidak menimbulkan ledakan. Ku tidak, maka keckaan ini mungkin akan jauh lebih parah mengingat banyak mobil yang ada. "Hei lihat! Orangnya masih hidup!" Kata seseorang ketika melihat mobil yang tergencet oleh truk tersebut. Ketika orang-orang mendengar kata-kata orang tersebut, mereka dapat melihat bahwa orang yang di dm mobil itu memang masih hidup wupun berlumuran darah. Mereka dapat melihat dengan js sh satu tangan pengemudi itu mmbaimbai meskipun pn. "Cepat bantu dia!" Orang-orangngsung berusaha menolong orang tersebut. Seth menganalisa, mereka semua sepakat bahwa untuk menolong orang di dm mobil itu, mereka harus mengangkat truk yang menindih mobilnya terlebih dahulu. Supir yang mengendarai truk itu sudah diamankan, dia tidak mengmi luka sama sekali. Meskipun begitu, wajahnya benar-benar pucat pasi karena keckaan ini terjadi karena keshan dirinya. "Yangki cepat bantu angkat truk ini! Seth terangkat, siapapun bantu orang yang terluka itu keluar dari mobilnya." Seseorang mi mengarahkan. Orang-orang terlihat ragu. "Bagaimana mungkin kita bisa mengangkat truk yang begitu berat?" "Jangan ragu-ragu atau orang itu akan mati!" Tidak peduli seberapa meyakinkan dirinya, pada akhirnya hanya 4 orang yang bersedia membantu. "Satu, dua, tiga!" Kelima orang ini bekerja sama membantu mengangkat truk tersebut tetapi semua itu percuma karena truk tersebut sama sekali tidak bergerak. "Sin, truk ini telu berat." Katanya dengan wajah yang penuh frustasi. Jika dilihat dengan barang muatannya, mungkin total berat truk ini lebih dari 1 ton. Semua orang sudah mengh napas mereka. Jika ini tabrakan antar mobil, mungkin mereka bisa menymatkan orang tersebut. Namun, yang di depan mereka adh sebuah truk barang yang penuh dengan muatan. Js hal ini sangat mustahil untuk diangkat oleh orang apgi hanya 5 orang yang bersedia membantu. "Aku sudah menghubungi polisi, sekarang kita hanya bisa berharap bantuan dapat datang tepat waktu." Kata seseorang dengan wajah sedih. Kejadian seperti ini memang membutuhkan mesin derek bangunan. Tetapi permashannya adh orang yang di dm mobil itu terluka parah dan masih mengalirkan darah. Jika dia tidak dibantu segera mungkin, dia bisa-bisa mati sebelum bantuan datang. Pada saat seperti ini, semua orang sudah kehngan harapan mereka. "Permisi, biarkan aku lewat." Sebuah suara mengejutkan mereka. Ternyata suara itu berasal dari Indra. Ketika orang-orang melihat tubuh gemuk Indra, semua menjadi senang. Jika punya tubuh sebesar itu, sudah pasti punya kekuatan yang besar! Dm sekejap harapan mi tumbuhgi di hati orang-orang. "Cepat kita harus mengangkatnya sebelum tembat." Kata seseorang. "Aku sendirian bisa kok." Kata Indra dengan santai. Semua orang yang mendengarnya js terkejut, sendirian? Dia bercanda atau apa? Yang diangkatnya itu truk apgi penuh dengan muatan. Dan dia mau mengangkatnya sendirian? "Jangan bercanda, cepat ambil sisi sana dan kita angkat sama-sama." Indra menggelengkan kepnya. "Aku bisa mengangkat truk ini seorang diri, munduh sana." Meskipun semua orang tidak mempercayainya, mereka tetap mundur. Semua orang tahu bahwa dia gemuk dan besar tetapi mengangkat truk itu seorang diri merupakan hal yang mustahil. Namun, mereka tidak punya pilihanin. Seth orang-orang mundur, Indra menghampiri truk tersebut dan berkata pada orang-orang. "Seth aku mengangkatnya, cepat bantu orang itu keluar." Semuanya mengangguk, tetapi mereka sendiri tidak yakin dengan Indra. Lalu Indra meletakan kedua tangannya di bagian bawah truk dan dia pun berjongkok. Semua mata tertuju pada Indra. Meskipun mereka tahu bahwa mengangkat truk seorang diri itu mustahil, mereka cuma bisa percaya. Harapan terbaik untuk pengemudi itu hanyh Indra. Indra mi mengalirkan tenaga dmnya. Pembuluh darahnya mi mencuat dan tenaga dmnya yang sepertiutan itu menyebar ke seluruh tubuh. Dengan kekuatan fisik Indra, truk tersebut mi terangkat sedikit demi sedikit. Orang-orang terkejut ketika melihatnya, sepertinya mereka sedang bermimpi. Truk itu benar-benar terangkat! Orang-orang js terkejut bukan main, bahkan ada orang yang ternganga. Js ini sudah di luar akal sehat manusia. Sin, apakah superhero benar-benar ada di dunia ini? Apa dia keturunan Superman? Di tengah-tengah keterkejutan mereka, akhirnya seseorang tersadar danngsung berteriak. "Cepat tarik dia!" Orang-orangngsung tersadar dan berusaha menarik keluar pengemudi yang terjebak itu. Tetapi sayangnya pintu mobil itu tidak bisa dibuka, mereka harus menggunakan kekerasan untuk membukanya. "Tarik!!" Wajah mereka benar-benar merah tetapi pintu tersebut sama sekali tidak bergerak. Orang-orang mi kebingungan,lu ada seseorang yang menyarankan untuk menarik seluruh mobil sekaligus. Tetapi menarik sebuah mobil bukah perkara mudah apgi mereka hanya mengandalkan tangan mereka. Waktu terus berjn, mereka juga menyadari bahwa Indra tidak bisa smanya mengangkat truk ini untuk mereka. Indra sendiri wajahnya sudah benar-benar merah, dia merasa dirinya mi kelhan dan ingin melepaskan genggamannya ini. "ARGHH!!" Indra tiba-tiba meraung keras. Tiba-tiba, kekuatan besar mi menyelimuti tubuhnya. Tangannya mengangkat ke atas dengan tegak dan truk yang diangkatnya itu terlihat ringan. Benar, truk tersebut diangkat sepenuhnya oleh Indra! Roda-roda truk mi melepaskan diri dari tempatnya dan terjatuh ke tanah dengan suara yang keras. Indralu menurunkan truk tersebut di tempat yang aman. Semua orang sudah membuka mulut mereka lebar-lebar, mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mengangkat masih mungkin tetapi memindahkannya seorang diri? Apa orang itu monster? Benar-benar mustahil! Semua orang masih terkejut sampai-sampai lupa dengan orang yang terjebak di dm mobil. Ketika mereka sadar dan berusaha mengeluarkan orang tersebut, mikat maut sepertinya merasa tidak puas karena dirinya merasa dicurangi. Dari arah sebaliknya, tiba-tiba ada sebuah truk gandeng besar yang mju kencang menuju mereka. "Lari!!" Semua orangngsung menjadi panik. Sepertinya truk gandeng tersebut mengmi mash dm remnya. Karena mobil-mobil berhenti di bahu jn, jnan utama benar-benar kosong dan dia mju dengan cepat. Sayangnya, jalur truknya ini mengarah pada kerumunan orang yang berusaha menymatkan orang yang terjebak di dm mobilnya itu. Chapter 362: Kecelakaan di Perjalanan Menuju Rumah (2) Chapter 362: Keckaan di Perjnan Menuju Rumah (2) Jika truk gandeng ini tidak dihentikan, banyak orang akan tewas dan bisa menabrak mobil-mobil yang berhenti sehingga menimbulkan keckaan yang jauh lebih parah. Semua orang berusaha menymatkan diri mereka, js bahwa mereka tidak ingin hari ini menjadi hari terakhir mereka di bumi. Pengemudi truk gandeng tersebut sudah sangat ketakutan. Dia tidak tahu mengapa hal ini bisa terjadi. Ketika dia berusaha mengerem dan berhenti di bahu jn, ternyata rem truknya tidak berfungsi sama sekali. Meskipun truk miliknya ini sudah diperiksa sebelum dia berangkat, dia tidak tahu apa penyebab terjadinya rem blong ini. Semua orang melihat truk baru ini bagaikan banteng yang siap membunuh siapapun yang berani berdiri di hadapannya. Tetapi orang-orang ini sepertinya hanya bisa menerima nasib mereka karena tidak ada jn untukri! Pada saat ini, seseorang berdiri di barisan paling depan dan berdiri menghadap truk tersebut. "Hei kamu g atau apa? Cepatri dan berlindung!" Orang di sekitarnya sudah berteriak ke arah orang tersebut tetapi dia hanya berdiri diam dan tidak mendengar peringatan orang-orang. Dia berdiri dengan ekspresi tenang, seh-h dia sedang menunggu truk tersebut menghampiri dirinya. Pengemudi truk itu ketakutan setengah mati ketika melihat sosok Randika. Apa orang itu bodoh? Cepat minggir! Pengemudi truk itu sudah mengucapkan doa permintaan maafnya. Sepertinya ada satu nyawa yang akan myang karena dosanya ini, dia sudah siap masuk ke penjara karena kejadian ini. Smat tinggal saudara! Pengemudi truk itu sudah menutup matanya tetapi tiba-tiba Randika menjulurkan kedua tangannya dengan pehan. Menghadapi banteng besar ini, Randika hanya menjulurkan kedua tangannya. Orang-orang sudah tidak berani melihatgi. Pemuda itu sudah pasti mati dan terpental jauh, mungkin mereka bisa mengambil kembali jenasahnya nanti. Truk itu sudah sangat dekat, kecepatannya sama sekali tidak menurun. Sebentargi adh penentuannya! Semua orang sudah bisa melihat bayangan mayat Randika yang tercecer karena sudah sangat mustahil untuk menghentikan truk tersebut. Benar, mustahil! Apa kalian tidak bisa melihat betapa cepat rodanya berputar? Apakah kalian tidak melihat tinggi truk itu sudah bagaikan gunung? Tidak peduli seberapa banyak orang yang menghadang, truk itu akan melindas siapapun yang berani menghnginya. Tetapi sekarang di depan truk tersebut, seorang anak muda menjulurkan kedua tangannya dan nampak berusaha untuk menghentikannya. Semua orang sudah menutup mata mereka, mereka sudah tidak berani melihatgi. Ketika mereka melihat Indra yang mengangkat truk berbobot 1 ton itu mereka sudah terheran-heran. Tetapi apa yang mereka lihat sekarang jauh lebih mengherankangi. Randika berhasil menghentikanju truk gandeng tersebut! Apa ini mimpi? Bahkan monster pun mereka tidak yakin bisa menghentikanju truk yang cepat itu. Mereka benar-benar dm keadaan syok. Dm jangka waktu yang dekat, mereka melihat 2 keajaiban dunia. Tidak ada kata yang cocok untuk mengekspresikan keterkejutan mereka. Mungkin mereka yang sekarang melihat ada orang terbang dengana dm merahnya di luar, mereka akan percaya 100% tanpa bertanya. Ku mereka tidak percaya dengan keberadaan Superman, terus 2 makhluk di depan mereka ini apa? Sudah pasti mereka superhero kan? Orang yang mengemudikan truk itu juga terkejut. Dia mengira sudah membunuh Randika tetapi dia tidak mengira bahwa truknya akan tertahan. Meskipun begitu, si supir segera berusaha mengerem sekuat tenaga tetapi hasilnya percuma. Randika menyadari hal ini, diangsung menggelengkan kepnya. Lalu di bawah tatapan mata semua orang, dia mengangkat dan menggulingkan truk tersebut hingga jungkir balik. Seth terjatuh, ban mobil itu terus berputar di udara. Hal ini dkukan oleh Randika agar mencegah insidenin. Seth menyelesaikan mash ini, Randika berniat naik kembali ke bus. Tetapi dia menyadari bahwa mulut orang-orang menganga ketika melihat dirinya, apakah mereka hendak memakan dirinya? Namun, wajah Indra tetap terlihat biasa. Dia memiliki kepercayaan penuh terhadap kemampuan dan kekuatan kakak seperguruannya itu. Kekuatan fisik Randika jauh lebih kuat darinya jadi Indra tidak heran dengan hasil seperti ini. Randikalu menghampiri Indra dan berjn masuk ke dm bus mereka. Orang-orangngsung berdiskusi apa yang baru saja mereka lihat itu. "Ya ampun, siapa kedua orang itu?" "Apa mungkin mereka titisan Dewa?" Kata seseorang. Melihat truk yang terbalik dan truk yang dipindah oleh Indra, mungkin saja teori ini benar. "Benar-benar luar biasa, sepertinya mereka benar-benar titisan dewa." Orang-orang terus berdiskusi tentang Randika dan Indra, sejujurnya Randika pernah mengmi hal ini sebelumnya. Pada waktu itu, dia menymatkan Deviana dari mobil polisinya yang lepas kendali itu. Jadi orang-orang menggosipi dirinya ini sudah merupakan pemandangan yang wajar bagi Randika. Bagi Randika, meskipun dia bukan Superman, dia masih seorang manusia. Karena tenaga dmnya itu, dia bisa mkukan hal yang di luar akal sehat manusia. Orang-orang di luar masih berdiskusi sedangkan orang-orang di dm bus mereka hanya berani menatap diam ke arah Randika dan Indra. Mereka penasaran apakah keduanya ini adh saudara atau tidak. Ku bukan saudara, kenapa mereka bisa memiliki kekuatan yang begitu besar? Tidak ada san bagi Randika ataupun Indra untuk menjskan pada mereka. Mereka membiarkan imajinasi orang-orang ini terus berkembang. Akhirnya para polisi dan ambns sudah datang. Ketika orang-orang ditanya apa yang th terjadi, tentu saja para polisi ini tidak percaya. "ngigi kata-katamu itu." Wajah polisi itu terlihat marah, dia mengira bahwa orang yang diwawancarainya ini sedang bercanda. "Pak, aku berkata jujur. Aku lihat seorang pria gemuk memindahkan truk itu dari atas mobil yang tertindih itu. Truk yang terbalik itu juga h teman dari pria gemuk itu." Para polisi yang mendatangi lokasi kejadian ini mengmi dilemma. Mereka tidak mengerti harus mporkan apa. Randika dan Indra tentu saja ikut ditanyai oleh para polisi, tetapi Randika memakai nama Deviana sebagai tameng dan berhasil lolos dari sesi wawancara. Seth 2 jam tertunda, akhirnya bus mereka mju sekaligi. Karena Randika dan Indra mkukan sesuatu yang mencolok, para penumpang bus ini tidak bisa melepaskan tatapan mereka. Beberapa perempuan melihat Randika dengan tatapan penuh makna. Setiap detik mereka melihat Randika, semakin tersihir hati mereka. Orang ini benar-benar gagah dan tampan! Akhirnya sh satu perempuan membtkan tekad dan duduk di sisi Randika. "Halo, apakah aku boleh duduk di sampingmu?" Katanya sambil tersenyum. "Oh shkan." Randikalu bergeser. Perempuan ini berusia sekitar 30 tahun. Meskipun sudah sedikit tua, wajahnya tergolong cantik. Tetapi Randika sama sekali tidak tertarik padanya. Randika memang tidak pilih-pilih tetapi baginya perempuan ini telu tua baginya meskipun wajahnya cantik. "Kamu barusan benar-benar luar biasa." Kata perempuan itu. Tetapi Indra justru terlihat bingung ketika mendengarnya. Bukankah hal ini biasa bagi kakak seperguruannya? Kenapa perempuan itu melebih-lebihkan? Melihat Randika yang tidak menjawab, perempuan itu merasa bahwa Randika jual mahal dan dia harus menaikkan level permainannya. Dia mi menaruh tangannya di paha Randika dan membinya secara lembut. Kali ini hati Randika mi luluh. Sin, dia bermain curang! Bahkan dia sendiri tidak akan bertindak seperti ini ketika menggoda perempuan. "Hei," Perempuan itu tersenyum lebar. "Bagaimana kita membahas apa yang barusan kamukukan nanti seth kita turun?" Maknanya sangat js. Randika hanya bisa tertawa. "Maaf aku tidak punya banyak waktu, tetapi adik seperguruanku ini punya banyak waktu. Apa kamu ingin pergi bersamanya?" Mendengar kata-kata Randika itu, si perempuan terkejut. "Dia adikmu?" "Adik seperguruan lebih tepatnya." Kali ini Indra nimbrung karena namanya disinggung. Melihat sosok Indra dm jarak dekat, si perempuan itu hanya bisa mendengus dingin. Orang-orang yang mendengar percakapan mereka ini sudah tertawa. Mereka membayangkan tubuh Indra yang menggencet perempuan itu, benar-benar seperti sandwich! Merasa ditk secara halus oleh Randika, perempuan itu akhirnya menyerah dan duduk kemabli di tempatnya sem. Chapter 363: Situasi Krisis Chapter 363: Situasi Krisis Sepanjang perjnan, Randika dan Indra terdiam. Seth beberapa kali berhenti, akhirnya Randika dan Indra tiba di kota pinggiran yang sangat mereka kenal yaitu kota Kebon Raya. Lalu karena mereka membawa barang-barang milik Indra, mereka menyewa jasa gerobak sapi untuk membawa mereka ke Desa Jagad. Boneka ginseng masih mengikuti Indra, dia merasa hidup di pegunungan ini sangat baik bagi dirinya. Tidakma kemudian, mereka akhirnya tiba di Desa Jagad. "Guru!" Teriak Indra dengan semangat, tetapi dia sama sekali tidak melihat siapapun di dm rumah. Melihat hal ini, Indra benar-benar khawatir. "Guru di mana kalian? Ini Indra, saya th kembali!" Indra membuka semua ruangan. Randikalu menghentikannya. "Kakek sedang pergi, mereka tidak ada di rumah." Seth mendapatkan penjsan dari Randika, Indra merasa lega tidak ada mash yang menimpa guru-gurunya itu. Namun, Randika sendiri tidak menyangka para kakeknya itu belum png kembali. Hal ini membuat dirinya mengerutkan dahinya. Ketika dia bertarung mwan Ivan di gunung pada waktu itu, Ivan mengatakan rencana busuknya. Sepertinya kakeknya itu dijebak. Seharusnya, para kakeknya itu sudah kembali ke Desa Jagad. Namun seth berpikir baik-baik, Randika berusaha melupakannya. Kekuatan ketiga kakeknya itu melebihi dirinya. Bahkan kekuatan Randika yang sekarang masih bukan apa-apa di hadapan para kakeknya itu. Belumgi kakek keduanya, dia benar-benar ahli dm ilmu b diri. Bahkan Randika sendiri tidak bisa menyentuh ujung baju kakeknya ketika kakeknya itu serius. Oleh karena itu, Randika merasa tenang-tenang saja. "Apa kamu tidak keberatan tinggal sendirian dulu?" Tanya Randika. "Tidak mash, aku sudah terbiasa tinggal sendirian." Indra tertawa. "Aku bisa berburu binatang di gunung dekat sini kupar. Lagip aku tidak sendirian kok, kan ada Jumbo di sisiku." Jumbo? Randika js terlihat bingung. Indralu menoleh ke arah pundaknya di mana boneka ginseng itu duduk dengan manis. Hal ini membuat Randika tertawa, rupanya boneka ginseng itu sudah memiliki nama. Randika mengangguk, keduanyalu pergi ke gunung dekat rumah mereka. Ketika mereka mencapai puncak gunung, mereka memandangi pemandangan gunung yang benar-benar indah. Tetapi Randika menyadari ada sebuah gua di bkang tempat mereka beristirahat. Dia tidak pernah melihat tempat ini begituma hingga dia sampai lupa dengan tempat ini. Gua itu ditutup oleh sebuah batu yang besar dan tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan lebat. Ini adh tempat peristirahatan terakhir kakek buyutnya. Saat dia kecil, para kakeknya kadang-kadang membawanya ke sini untuk menghormati dan berdoa pada kakek buyutnya. Kakek buyutnya ini benar-benar orang yang luar biasa. Dari cerita kakeknya itu, dikatakan bahwa kakek buyut Randika ini adh yang terkuat di muka bumi. Bahkan 12 Dewa Olimpus yang sekarang harus bersatu untuk mwannya agar memiliki kesempatan untuk menang. Seth turun dari gunung, Randika memutuskan untuk menginap sma sehari di Desa Jagad ini. Di perjnan mereka turun, mereka sempat berburu dan mendapatkan beberapa hewan untuk dimakan. Seth mengetahui Indra dapat berburu dengan baik, Randika tidak akan khawatir untuk meninggalkannya. Seth berpamitan dengan Indra, Randika kembali menuju kota Cendrawasih. Seth menaiki bus yang sama, Randika akhirnya tiba di kota Cendrawasih pada sore hari. Ketika dia sampai di rumahnya, Randika mendapati bahwa tidak ada orang di rumah. Seluruh gedung bentai dua ini benar-benar kosong. Hal ini sangat mengejutkan bagi Randika. Seharusnya di rumah ini setidaknya ada Ibu Ipah, kenapa sekarang kosong melompong? Randika yang khawatir itu segera naik kentai dua menuju kamar Inggrid. Ketika dia membukanya secara pehan, sosok Inggrid yang sedang berganti baju menyambutnya. Hati Randika sudah mengepal dengan kuat. Dia tidak menyangka akan disambut pemandangan indah seperti ini, istrinya ini benar-benar cantik. Sambil tersenyum, Randika mengendap-endap menuju Inggrid berdiri. Melihat bentuk tubuh istrinya itu, Randika tidak bisa berhenti menn air liurnya. Pada saat ini, Inggrid sedang memakai pakaian dmnya yang berwarna hitam dan sedang memunggungi Randika. Lalu tiba-tiba Inggrid mengangkat kaki kanannya dan membungkuk sedikit untuk mengoleskan krim ke kakinya. Pantatnya yang bundar dan kenyal itu memenuhi kedua b mata Randika. Dia sudah tidak sabar merasakan kelembutan kulit istrinya ini. Pada saat ini, Inggrid ingin mengganti pakaian dmnya jadi dia berusaha melepas pengait behanya. Asyik! Randika menn kembali air liurnya, matanya benar-benar terpaku pada punggung putih istrinya. Pemandangan ini benar-benar surgawi. Randika bahkan sudah melepas bajunya, dia sudah tidak sabar berhubungan badan dengan istrinya. Randika terus mengendap-endap hingga tepat berada di bkangnya. Pada saat ini, Inggrid sudah melepas behanya dan berusaha mengambil behanya yang ada di atas meja. Ketika dia hendak meraihnya, tiba-tiba ada suara orang di bkangnya. "Sayangku aku png!!" Kemudian kedua tangan Randika yang besar itungsung meremas kedua dada Inggrid dari bkang. Sebelum ini Viona sama sekali tidak menyangka akan ada orangin di rumah ini sin dirinya, jadi dia mengira bahwa orang yang meremas dadanya ini adh penyusup. Dm sekejap Vionangsung berusaha melepaskan diri sekaligus berteriak. "Tidak!!" Viona berteriak dengan keras, dan pada saat yang sama, Randikangsung menyadari sesuatu yang ganjil hari ini. Kenapa dada istrinya terasa berbeda. Randika dan Inggrid sudah menjadi suami istri beberapa waktu jadi Randika sangat memahami lekuk tubuh Inggrid dari ujung kep hingga ujung kaki. Tetapi hari ini dia merasa dada istrinya itu berbeda. Tetapi kenapa dia merasa pernah meremas dada ini? Randika berpikir sesaat sedangkan Viona terus meronta dan berteriak, dia masih tidak bisa melepaskan dirinya. Tetapi dia tiba-tiba merasakan sesuatu, kenapa suara dan tangan ini sangat familier bagi dirinya. Kedua orang ini terdiam beberapa saat. Randika kemudian menoleh dan melihat wajah istrinya yang rupanya adh Viona! Ketika kedua mata mereka bertemu, mereka tidak bisa menyembunyikan rasa kaget mereka. "Viona? Kenapa kamu ada di sini?" "Randika? Kenapa kamu ada di sini?" Keduanya melontarkan pertanyaan yang sama. "Kenapa kamu ada di sini?" Keduanya bertanya hal yang sama sekaligi. Kemudian, kamar ini dipenuhi dengan kesunyian untuk beberapa waktu. Sepertinya mereka berdua berusaha memproses kejadian ini di benak mereka. "Ran, biarkan aku memakai bajuku dulu." Kata Viona. "Oh, baih." Randika melepaskan Viona dari pelukannyalu berkata padanya. "Aku akan menunggu di luar." Seth keluar dari kamar, hati Randika benar-benar kacau. Hal yang paling dikhawatirkannya rupanya benar-benar terjadi. Awalnya dia ingin menjnkan rencananya itu secara pehan, dia tidak menyangka rencananya akan berantakan sedemikian rupa. Randika mengerutkan dahinya dm-dm. Awalnya, menurut rencana awal, Randika ingin membuat Viona jatuh cinta dan berhubungan badan dengannya terlebih dahulu. Lalu secara pehan dia akan memberitahu posisi Viona yang sebenarnya. Rencana ini benar-benar harus dijnkan dengan sempurna, ku tidak semuanya akan hancur berantakan. Namun secara tidak terduga, Viona justru muncul di kamarnya Inggrid dan sekarang sedang ganti baju. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Apakah Viona sudah tahu hubungan dirinya dengan Inggrid? Atau jangan-jangan Inggrid mengetahui hubungannya dengan Viona? Memikirkan hal ini, Randika harus fokus dengan apa yang ada di depannya. Asalkan tidak muncul suatu mash yang besar, dia masih bisa mewujudkan rencana haremnya ini. Tetapi kehadiran Viona hari ini benar-benar membuatnya kbakan. Kejadian ini benar-benar membuat Randika merasa dirinya dm situasi kritis. Sudah sangatma dia merasakan perasaan seperti ini. Jika dia tidak mengatasi kejadian ini dengan benar, dia bisa kehngan Inggrid atau Viona. Tetapi Randika tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Dia sangat menyukai kedua perempuan ini. Bagaimanapun caranya, dia tidak akan membiarkan siapapun lepas darinya. Tetapi bagaimana caranya? Randika memikirkan beberapa macam hal, apakah dia harus berbohong? Tidak, kedua perempuan itu benar-benar pintar dan dirinya ketahuan memasuki rumah Inggrid dan merabanya sekaligus memanggilnya sayang. Jika dia berbohong dan ketahuan, js situasinya akan jauh lebih buruk untuknya. Apakah dia harus kabur sementara waktu? Tidak, itu bukan solusi yang bagus. Bahkan jika dia menunda mash ini sementara waktu, dia tetap harus menghadapinya suatu saat nanti. Terlebihgi, kabur bukah gaya Randika. Mau tidak mau, dia harus menghadapi mash ini. Sekarang pertanyaannya adh bagaimana caranya yang paling tepat? Randika benar-benar dibuat g oleh mash ini. Dia tidak bisa memikirkan san yang bagus, ayo otak bekerjh! Di balik pintu, Viona sendiri sedang bertarung dengan hatinya sendiri. Meskipun enggan mengakuinya, dia memiliki beberapa tebakan mengenai Randika. Gosip yang beredar di perusahaan, kedekatannya dengan Hannah dan kehadiran Randika di rumah Inggrid memberinya sebuah tebakan tentang hubungan Randika dan Inggrid yang sebenarnya. Tetapi dia tidak mau mengakui hal ini karena jika iya maka dirinya bisa kehngan Randika untuk smamanya. Namun, ketika dia menyadari sendiri kemungkinan ini, hati Viona benar-benar kacau. Apa yang harus dkukannya? Viona sendiri tidak tahu harus berbuat apa, hatinya benar-benar dm situasi kacau. Dia awalnya tidak ingin mkukan hal ini tetapi dia harus mengetahui situasi yang sebenarnya. Dan dia tidak menyangka bahwa Randika akan benar-benar datang ke rumah ini. Seth beberapa saat, Viona memakai bajunya dan keluar untuk menemui Randika. "Hannah yang memintaku untuk datang ke sini." Kata Viona sambil menunduk ke bawah. Bahasa tubuhnya mengatakan bahwa dia tidak nyaman dengan situasi mereka ini. Randika hanya bisa tersenyum pahit, sepertinya Viona juga mengmi gejk batin. "Viona." Panggil Randika dengan lembut. Vionalu mengangkat kepnya dan menatap mata Randika. Kedua b mata itu benar-benar tulus. "Vi, aku benar-benar menyukaimu." Kata Randika dengan nada yang lembut. Viona tidak menyangka bahwa Randika akan berkata seperti itu dengan perasaan yang tulus, wajah Viona tidak bisa menahan rasa malunya. "Tapi Ran kamu" Sebelum Viona selesai berbicara, dia dihentikan oleh Randika. Randika memegang kedua tangannya dan berkata sambil tersenyum. "Apa pun yang terjadi, aku tidak akan pernah melepaskan dirimu." Apa maksudnya itu? Hati Viona menjadi jauh lebih kacau. Ketika Randika melihat Viona menundukan kepnya, hatinya benar-benar terasa sakit. Dia mengangkat kep Vionalu menciumnya. Chapter 364: Kalian Bertiga adalah Istriku Chapter 364: Kalian Bertiga adh Istriku Ciuman yang lembut ini segera mengisi hati Viona dengan kehangatan. Seth setengah menit mereka berciuman, wajah Viona sudah benar-benar merah. Menatap perempuan yang dicintainya di hadapannya ini, Randika membtkan tekadnya. Apa pun yang terjadi, dia tidak akan melepaskan Viona meskipun nyawa adh taruhannya. Pada saat ini, pintu ruang tamu terbuka. Dm sekejap Vionangsung menjadi panik. "Ran" "Sudah tenang saja, serahkan mash ini padaku." Randikalu menggandeng Viona turun tetapi sesampainya mereka di tangga, Randika melepaskan tangannya. "Ran, aku png." Inggrid masuk ke ruang tamu dan terkejut ketika melihat sosok Viona. "Sore bu Inggrid." Viona benar-benar tidak tahu harus berekspresi seperti apa khususnya seth dia mengetahui hubungan Inggrid dengan Randika. Wajah merah dan napas yang terengah-engah, Inggrid sebagai perempuan yang berpengman tentu tahu kenapa Viona bisa berpenampn seperti itu. Tidak dapat menahan dirinya, Inggrid menatap tajam pada Randika. "Viona datang karena dipanggil oleh Hannah." Kata Randika sambil memaksakan dirinya untuk tersenyum. Namun hati Randika saat ini terasa sangat kosong. Inggrid hanya mengangguk dan tidak banyak berbicara. Instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara Randika dan Viona. Melihat reaksi Inggrid yang seperti ini, hati Randika benar-benar mengepal. Istri tercintanya ini tentu tidak akan marah besar kan? Ketika Randika sudah berkeringat dingin, dari arah pintu rumah terdengar sebuah suara yang ceria. "Aku png." Ketika Hannah masuk ke ruang tamu dan melihat ketiga orang ini berdiri terdiam, Hannah benar-benar bingung. Apa yang sedang terjadi? Melihat Hannah yang tiba-tiba png ini, Randika benar-benar merasa lega. Ku tidak, suasana ini akan bengsung canggung untuk sementara waktu. "Ada apa ini? Kenapa semuanya terlihat tegang?" Kata Hannah dengan wajah bingung. "Tidak apa-apa." Randika tertawa, tetapi Hannah benar-benar tidak mempercayainya. Pada saat ini, Inggrid juga berkata pada mereka. "Kenapa kamu tidak mengatakan bahwa akan ada tamu hari ini? Ibu Ipah sedang pergi jadi kita tidak punya makanan sama sekali hari ini. Ku begitu lebih baik kita makan di luar saja." Untuk ajakan Inggrid ini, ketiganya tentu saja tidak punya san untuk menk. Inggrid memilih restoran barat yang cukup mewah. Restoran yang mereka datangi ini memiliki interior yang bagus dan alunan musik piano semakin memperindah suasana makan mereka. Ditambahgi, sekarang sedang bn purnama jadi mm cukup terang. Keempatnya memilih meja di dekat jend dan tidakma kemudian mereka segera memesan makanan mereka. Tentu saja semua suasana bagus ini tidak dapat menutup kegugupan Randika. Benar seorang Ares yang dikenal sebagai 12 Dewa Olimpus itu baru pertama kali merasakan rasa gugup yang luar biasa. Hal ini terjadi karena suasana di meja makan ini benar-benar canggung. Inggrid sama sekali tidak berbicara dan Viona terus menerus menundukan kepnya. Hannah mencurigai sesuatu tetapi dia tidak tahu apa permashannya yang sebenarnya. Randika berpikir bahwa hal ini akan buruk apab terus dibiarkan tetapi dia sama sekali tidak kepikiran cara untuk memecah suasana canggung ini. Randika benar-benar pusing. Jika mash ini bisa terselesaikan dengan tinjunya maka dia tidak perlu merasa sepusing ini. Hal ini benar-benar rumit. "Aku rasa kita harus bersng terlebih dahulu untuk merayakan mm hari yang indah ini." Randika mengangkat gsnya sambil tersenyum. "Kak Randika benar-benar kakak ipar yang payah." Kata Hannah sambil mendengus dingin. Hannah memang memiliki beberapa tebakan tersendiri mengenai hubungan Randika dan Viona apgi seth mereka bertiga berlibur ke Makau, Hannah menyadari bagaimana Viona menatap Randika. Tentu saja sangat mudah menyadari hubungan mereka berdua mengingat sifat mesum kakak iparnya itu. Ketika Viona mendengar kata-kata kakak ipar, hatinya makin mengepal dan terasa sakit. "Hari ini aku ingin mabuk." Randika memaksakan diri untuk tersenyum, diangsung menegak wine yang dimilikinya. Randikangsung mengisi kembali gsnya. Untungnya saja, para pyan datang membawakan makanan mereka berempat jadi suasana canggung ini bisa tertunda beberapa waktu. "Makan dulu." Kata Inggrid dengan nada dingin. Keempat orang ini mi mengambil garpu dan pisau mereka, tetapi rasa makanan yang mereka makan ini terasa hambar. Randika sendiri terus menerus menegak gs wine miliknya. Dia berharap alkohol ini dapat meringankan kepnya untuk sejenak. Ketika mereka berempat makan, Hannah mi duluan untuk angkat bicara. "Kak Randika, kakak itu telu banyak main-main." Hannah memberanikan diri untuk mengawali topik, Randikalu membs. "Aku hanya menghargai bunga yang ada, apakah itu sh?" Mendengar jawaban Randika itu, Hannah kehabisan kata-kata. Dibantu oleh kekuatan alkohol, Randika mi berbicara. "Apa kalian semua tahu impian terbesarku di hidup ini?" Meskipun Viona dm suasana hati yang buruk, dia masih mendengarkan. "Aku berharap bahwa kita bisa bjar dari kehidupan para kaisar di jaman dahulu di mana dia bisa menikahi banyak orang." Kata Randika sambil tersenyum dan terceguk. Randikalu menegak kembali winenya. "Bukankah itu adh impian para lki? Memiliki banyak perempuan di istananya?" Hannahngsung membsnya dengan nada marah. "Bisa-bisanya kak Randika mabuk di kondisi seperti ini!" Inggrid menatap tajam Randika, dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang dipikirkan suaminya itu. Sepertinya suaminya itu sedang bertarung di dm hatinya. Randikalu menghirup udara dm-dm dan menegak kembali winenya, wajahnyangsung berubah menjadi serius. Sukses atau tidaknya rencana haremnya ini akan ditentukan oleh hasil hari ini. "Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu." Randika menatap Inggrid. "Apakah kamu ingat bagaimana pertama kali kita bertemu? Kamu mendatangiku dan mengajakku untuk kawin kontrak?" Ketika Inggrid memikirkan hal ini, dia terlihat bingung. Kenapa kamu tiba-tiba menyinggung hal itu? Apa Randika akan membatalkan pernikahan mereka? "Sejujurnya pada waktu itu, aku merasa bahwa suatu hari nanti kamu akan menjadi istriku yang paling kucinta." Kata Randika sambil tersenyum. "Kamu benar-benar wanita idamanku. Kamu cantik, baik, menawan dan dewasa apgi kamu juga seorang pemimpin perusahaan besar. Tetapi seth hidup bersamamu untuk beberapama, aku sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Bahkan jika kamu tidak punya apa-apa, aku akan tetap mencintaimu apa adanya." Mendengar kata-kata terakhir itu, ekspresi Inggrid yang serius menjadi tersipu malu. "Inggrid, aku mencintaimu. Aku benar-benar bersyukur th menjadikanmu istriku." Seth itu Randika menegak kembali winenya. Ketika mendengar kata-kata Randika ini, wajah Viona sudah berlinang air mata. Sedangkan Hannah yang seharusnya senang ketika mendengar ini entah kenapa merasa sedikit cemburu dan sedih. Ketika Hannah hendak berkomentar, tiba-tiba Randika berbicaragi. Dan kali ini tatapan matanya tertuju pada Hannah. "Han, meskipun kamu itu kadang menjengkelkan, egois, dan manja, tetapi kebaikan hatimu, keberanianmu dm bertindak dan kejujuranmu itu benar-benar membekas di hatiku." Kata Randika. Inggrid yang tersipu malu itu terkejut, diangsung menatap tajam ke arah Randika. Viona yang tertunduk juga melihat ke arah Randika, matanya mengandung perasaan bingung. Saking terkejutnya, Hannah sampai ternganga dan menjatuhkan gsnya. "Jika semua sifatmu itu hng, maka kamu bukah Hannah yang kukenal. Aku benar-benar menyukai Hannah yang sma ini kukenal, aku benar-benar mencintaimu." Ketika Randika selesai berbicara, dia menegak kembali gs winenya yang sudah terisi. Ketiga perempuan ini benar-benar sudah tidak tahu harus berkata apa. Randika kembali mengisi gsnya dan menatap ke arah Viona. "VI, aku tahu bahwa kamu adh perempuan yang pemalu dan pendiam tetapi aku bisa merasakan kelembutan dan rasa cinta yang besar di dm dirimu. Ketika kita pertama kali bertemu, aku sangat bodoh karena tidak meminta nomormu tetapi Tuhan berkatain karena dia mendatangkanmu kembali kepadaku." Randika tersenyum tulus pada Viona. Viona kali ini tertundukgi, namun yang kali ini karena rasa malu. "Aku menyukaimu yang pemalu dan pendiam itu. Aku menyukai sisi baikmu maupun sisi burukmu. Viona, aku mencintaimu." Ketiga perempuan ini benar-benar terdiam seth Randika menyatakan perasaannya pada mereka bertiga. "Jadi" Randika yang mabuk ini menatap ketiganya dengan wajah serius. "Mi sekarang kalian semua adh istriku. Inggrid adh istri pertama sedangkan Viona yang kedua dan Hannah yang ketiga." Ketika Randika berkata seperti itu, suasana meja makan ini benar-benar menjadi hening. Chapter 365: Mencium Ketiga Istri Chapter 365: Mencium Ketiga Istri Inggrid menatap tajam Randika, begitu p dengan Hannah dan Viona. Ketiganya itu benar-benar terkejut dengan ide Randika satu ini. Tetapi ketiganyangsung mendengus dingin. Apa kamu pikir ini romantis mmar tiga perempuan sekaligus? Apakah kamu tidak bertanya dulu apakah kita bertiga itu setuju atau tidak? Hati Inggrid benar-benar campur aduk, dia tidak menyangka situasi akan berjn seperti ini. Jika dia menerima ide Randika ini, dia harus menerima kenyataan bahwa akan ada perempuanin yang tidur bersama dengan Randika. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan kehidupan yang seperti itu. Hannah sendiri benar-benar dibuat terkejut, tetapi entah kenapa dia merasa tertekan. Meskipun dia tidak tahu kenapa merasa tertekan, mungkin ini karena dia th mendengar ide g Randika, tetapi membayangkan dirinya dan kakaknya Inggrid menjadi suami Randika? Intinya ketiga perempuan iningsung memiliki pemikiran mereka masing-masing. Tetapi satu hal yang mereka sangat pahami, Randika yang sekarang sedang mabuk! Wajah merah, bicara mntur, tubuh yang tidak seimbang ini semua merupakan tanda-tanda orang mabuk. Tetapi apakah Randika benar-benar mabuk? Sebelum Randika menjni hidupnya di kota Cendrawasih, dia slu meminum alkohol sma hidupnya apgi ketika dia berkeliling dunia. Berbagai macam alkohol sudah diminumnya, apgi baginya yang paling keras adh vodka. Dan sekarang di hadapannya sekarang cuma sebotol wine, tentu saja dia bisa menegaknya seorang diri dan masih bisa bertarung dengan kekuatan penuh. Ketiga perempuan ini sama sekali tidak berbicara sama sekali, sepertinya mereka sedang memikirkan kata-kata Randika barusan. Jadi suasana meja makan ini kembali menjadi sunyi dan canggung. Randika memperhatikan keadaan ini dengan seksama, dia tidak bisa membiarkan keadaan canggung ini terus bengsung. Sepertinya mereka bertiga ini butuh dorongan sekaligi. Lalu di bawah tatapan ketiga perempuan ini, tiba-tiba Randika berdiri. Hannah menatap Randika dengan curiga,lu mereka semua melihat Randika berjn ke arah Inggrid. Melihat Randika yang datang padanya, Inggrid merasakan firasat buruk. Hannah dan Viona terlihat bingung, Randika mau apa? "Ran" Inggrid membuka mulutnya seakan-akan ingin mencegahnya. Tetapi detik berikutnya, matanya itu terblak dan bibirnya th terhng. Sensasi lembut ini sangat dia kenal. Randika menciumnya! "Ah!" Hannahngsung tersipu malu. Kenapa kakak iparnya mkukan hal itu? Kenapa dia mencium kakaknya di depan matanya? Bukankah itu telu berani? Viona juga terkejut. Melihat Randika mencium mesra Inggrid, rasa syok membuat Viona tidak bergerak sama sekali. Hatinya benar-benar merasakan rasa sakit, seh-h dirinya th ditn oleh ombak. Rasa sakit hati ini benar-benar tidak nyaman. Hannah dan Viona dipaksa melihat Randika mencium Inggrid, tetapi Inggrid sama sekali tidak berusaha mwan. Meskipun dia mwan, semua itu percuma karena Randika menggenggam erat pundaknya dan tidak memberikan dirinya kesempatan untuk mwan. Namun, ciuman mereka ini tidak bengsungma, palingma hanya 10 detik. Randikalu melepas Inggrid dari pelukannya. Inggrid terengah-engah berusaha mencari napas dan tatapan matanya terlihat sayu. Seth menenangkan diri sebentar, dia merasa tubuhnya mi bertenaga kembali. Wajahnya benar-benar merah meskipun sudah berkali-kali berciuman dengan Randika. Dia merasa ciuman kali ini adh yang paling merangsang karena dkukan di depan adiknya dan perempuanin! Tatapan mata Randika sekarang tertuju pada Hannah. Dm sekejap, Hannah merasakan tanda bahaya sekaligus tanda berharap bahwa dia juga akan mendapatkannya; hatinya benar-benar dilemma. "Kak, jangan macam-macam sama aku!" Hannah menatap Randika yang berjn menghampiri dirinya. Ketika Hannah mau kabur, tangannya th tertangkap dan dia sudah tidak bisa kaburgi. Dengan satu tarikan, Randika menarik dan memeluk Hannah. Sebelum Hannah dapat mengomelinya, Randika menutup bibir Hannah dengan bibirnya! Oh! Kedua b mata Hannah hampir copot dari kantongnya, pikirannya yang sekarang benar-benar kosong. Dia sudah pernah berciuman dengan Randika sebelumnya yaitu di rumah sakit seth dia menerima serangan Shadow dan ketika dia menyuapi Randika di dm gua. Dm hidupnya dia tidak pernah membayangkan akan mencium kakak iparnya dm situasi seperti ini. Karena sekarang dia berciuman di depan kakaknya sendiri dan teman baiknya! Keadaan seperti ini justru membuat Hannah bersemangat dan menyambut Randika dengan hangat. Randika sendiri dengan rakus berusaha menikmati bibir lembut ini seakan-akan ingin mhapnya hidup-hidup! Kejadian ini membuat Inggrid syok bukan main. Dia ingin menyuarakan isi hatinya tetapi suara tidak bisa keluar dari mulutnya. Suaminya sendiri mencium adiknya di depannya? Viona sendiri tidak kh syok, syoknya ini melebihi ketika Randika mencium Inggrid. Seth beberapa detik, Randika melepaskan pelukannya. "Kak Randika!" Hannah yang sudah tersadar kembali itu memiliki wajah yang lebih merah daripada tomat. Ketika dia ingin marah, dia merasa bahwa bukan amarah yang ada di hatinya. Sekarang dia sedang mengmi gejk batin di dm hatinya. Viona sudah tidak tahu harus bereaksi seperti apa, tetapi tiba-tiba kedua mata Randika tertuju pada dirinya. Ketika Randika berjn menghampiri dirinya, hati Viona menjadi panik. Apa yang harus diakukan? Apakah dia harus pasrah menerima ciuman Randika seperti kedua orang sebelumnya? Hati Viona benar-benar sedang berantakan, dia tidak tahu harus mkukan apa. Jika Randika menciumnya sekarang, wajah seperti apa yang harus dia tunjukan kepada Inggrid dan Hannah? "Aku Aku akan png." Viona memutuskan untuk png, tetapi Randika tidak akan membiarkan mangsanya ini kabur. Viona menoleh dan melihat wajah senyum Randika, dm sekejap kedua bibir mereka sudah bertemu. Rasa wine yang pekat dan otot-otot yang familier baginya membuat Viona tenggm dm dunianya sendiri. Sejak detik pertama bibir mereka bertemu, Viona merasa badannya menjadi lemas. Dia merasa ciuman Randika ini bagaikan sihir yang th menyedot seluruh tenaganya. Untungnya saja, bkang Viona adh jend, ku tidak dia pasti sudah terjatuh. Viona dan Randika sudah pernah berciuman sebelumnya, sin mm ketika mereka berdua terpergok oleh orang tua Viona di rumah, ciuman kali ini benar-benar yang paling mengesankan. Di sisiin, Hannah melihat ciuman mereka berdua ini dengan rasa terkejut yang tinggi. Saking terkejutnya, dia sampai tidak bisa mengeluarkan suara. Inggrid yang duduk di kursinya, dengan tatapan bingung, tidak tahu harus berkata apagi. Awalnya seth memakan makanannya, Viona akan segera pergi dan meminta maaf pada Inggrid. Namun tiba-tiba Randika mnturkan rencana haremnya dan Viona kehngan kesempatannya untuk pergi. Seth beberapa detik berciuman, Viona yang tersipu malu itu mendorong Randika. Seth berhasil lepas, diangsung berkata pada mereka bertiga. "Aku pergi duluan." Seth itu, Vionari meninggalkan mereka. Viona tidak ingin tinggal di meja makan ini satu detik saja karena dia tidak tahu harus berwajah seperti apa di hadapan bosnya dan Randika. Karena sifatnya yang pemalu, kabur mungkin adhngkah terbaik buat Viona. Melihat Viona yang kabur, Randika menyentuh bibirnya seh-h dia sedang mengagumi ketiga bibir perempuan cantik yang baru saja dia cium. Randika menoleh ke bkang dan melihat Hannah dan Inggrid sedang menatap dirinya, keduanya benar-benar terdiam. "Sayang, ayo kita bersng. Ayo Hannah kamu juga." Randika mengangkat gsnya, dia pura-pura kebingungan ketika mengambil gs winenya. "Kita bersng untuk hari pernikahan kita!" Kemudian di bawah tatapan mata Hannah dan Inggrid, Randika menegak satu gs penuh wine. Seth itu Randika kembali mengisi penuh gsnya. Hannah hanya bisa mendengus dingin melihat kakak iparnya itu. Inggridlu berkata pada Randika. "Ran cukup, jangan minumgi." Namun sebelum Inggrid selesai mengomelinya, kep Randika tiba-tiba terjatuh di atas meja. Dengan pehan, Randika memeluk botol winenya dan tertidur ps. Kedua b mata Hannah kembali terblak, saking mabuknya kakak iparnya ini pingsan? Inggrid menatap suaminya yang tertidur itu, dia hanya bisa tersenyum pahit. Chapter 366: Pasca Kejadian Chapter 366: Pasca Kejadian Inggrid dan Hannah menatap diam ke arah Randika. "Kak, apa kak Randika benar-benar mabuk?" Tanya Hannah dengan penuh keraguan. "Sepertinya." Inggrid hanya bisa tersenyum pahit. "Sebaiknya kita membawanya png." Hannah mendengus dingin, dia menatap tanpa ekspresi kepada Randika, matanya penuh dengan ketidak percayaan. Apa benar kakak iparnya ini mabuk? Jadi omongannya tadi cuma karena dia sedang mabuk? Inggrid kemudian berjn menghampiri Randika dan mengangkatnya secara pehan. Meskipun hatinya masih penuh keraguan, Hannah membantu Inggrid menggotong Randika. Keduanyalu membawanya ke dm mobil. Namun, meskipun dirinya terlihat tertidur, Randika benar-benar merasa puas di dm hatinya. Dia merasa bahwa dirinya adh Einstein jaman sekarang. Berkat pura-pura mabuk ini, dia bisa mengutarakan rencana haremnya dan membuat ketiga perempuan cantik itu memikirkan proposal miliknya itu. Seth itu dia bisa kabur dari situasi canggung ini dengan pura-pura pingsan! Benar-benar cerdas! ........ Keesokan harinya, Randika terbangun dan berjn menujuntai bawah. Sepertinya, Hannah dan Inggrid baru saja selesai sarapan. Hannah, yang sedang duduk di sofa, menatap ke arah tangga dan melihat kakak iparnya datang. Randika tersenyum dan mmbaikan tangannya. Ketika dia menyapa Hannah, adik iparnya itu hanya memalingkan wajahnya dan menundukan wajahnya. Sin, jadi dia memilih untuk mengabaikanku? Randika mengh napasnya, apakah ini karena dia masih bingung dengan perasaannya atau kesal dengan dirinya? "Pagi." Randika berjn melewati Hannah sambil tersenyum. "Hum." Hannah dengan cepat memalingkan wajahnyagi dan berpura-pura tidak melihat Randika sama sekali. "Hahaha setiap hari kamu makin cantik saja, kok bisa ya kayak begitu?" Kata Randika. Ketika mendengar hal ini, wajah Hannah kembali menjadi ceria. Tetapi mengingat kejadian kemarin, suasana hatinya kembali menjadi gu. Randika dapat merasakan bahwa kata-katanya yang manis barusan th berhasil, dia harus menyerang mumpung masih bisa. "Bagaimana ku hari ini kita pergi main, kebetn aku ada waktu luang! Kamu mau pergi ke mana, kakak akan menemanimu ke mana pun!" "Siapa memangnya yang mau pergi?" Kata Hannah sambil cemberut. Randika hanya bisa tersenyum pahit. Ah Malu-malu kucing? Dasar anak muda, kenapa kamu tidak mau jujur dengan perasaanmu! "Yakin kamu tidak mau pergi? Aku dengar ada toko kue baru di mall dekat sini lho, katanya kuenya itu nomor 1 di kota!" "Tidak mau." Hannah menatap Randika dan berkata dengan nada dingin. "Apa kakak berusaha menyuapku?" "Menyuapmu?" Randika terlihat bingung. "Buat apa aku menyuapmu? Kamu sudah besar bukan?" Hannah menatap Randika dengan tatapan bingung. Di dm hatinya sekarang banyak pertanyaan buat kakak iparnya ini, akhirnya dia pun bertanya. "Kak, apa kakak lupa kejadian kemarin mm?" "Kemarin mm?" Dengan aktingnya yang bisa meraih pi Oscar, Randika memasang wajah kebingungan. "Memangnya ada apa kemarin mm?" Tanya Randika. "Apa kakak benar-benar lupa atau sedang berpura-pura?" Hannah menatap tajam pada kedua b mata Randika, seh-h berusaha melihat apakah Randika berpura-pura atau tidak. "Aku benar-benar tidak ingat." Kata Randika dengan tatapan mata tidak bersh. "Jujur aja ingatanku sedikit kabur karena kebanyakan minum kemarin mm jadi aku tidak tahu mana yang benar." Hannah menatapnya curiga, dia tidak tahu apakah Randika pura-pura atau tidak. Karena mereka berdua sudah kenal begituma, Hannah sangat paham dengan sifat kakak iparnya ini. Sma ini Hannah menganggap Randika adh serig berbulu domba, benar-benar orang yang licik! Randika masih memasang wajah polosnya. "Ku begitu tolong ceritakan apa yang sebenarnya terjadi tadi mm." Kamu ingin aku yang bercerita? Kedua mata Hannah terblak. Yang benar saja! Apa kakak iparnya ini ingin dirinya bercerita bahwa dia mmar dirinya, kakaknya dan Viona? Terlebihgi, dia th mencium kami semua dengan paksa! Ketika memikirkan hal ini, Hannah menjadi panik dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Pada saat ini, Inggrid tiba-tiba keluar dari arah dapur. Dengan nada dingin, dia berkata pada Randika. "Cepat makan." Randikalu menatap istrinya yang cantik itu duduk di meja makan, entah kenapa dia merasa ada yang aneh hari ini. Kenapa istrinya terlihat dingin begitu? Akting Randika kemarin mm itu benar-benar sempurna dan tanpa c, tetapi Inggrid merasa ada sesuatu yang ganjil dengan tindakan Randika kemarin. "Wah makanannya terlihat lezat semua! Istriku makin pandai memasak, aku benar-benar bangga sama kamu!" Randika dengan cepat duduk dan mengambil sayur bening. "Wih istriku ternyata sekarang bisa masak pepes ikan! Benar-benar hebat! Bumbu-bumbunya pas dan lezat, bisa-bisa aku habis 10 kg nasi!" Randika terus memuji masakan Inggrid. Kali ini Hannah menatap tajam ke arah Randika. Randika menyadari tatapan adik iparnya ini dan mengerutkan dahinya. Apa ada yang sh? Randikalu melirik ke arah Inggrid yang mukanya benar-benar cemberut. "Pepes ikan itu aku beli di pasar." Uhuk, uhuk, uhuk! Randika hampir saja tersedak. "Pfft!!" Hannah berusaha menahan ketawanya itu dengan menutup mulutnya. Ketika dia menyadari tatapan Randika, Hannahngsung memasang wajah serius. "Sudah cepat makan, main lirik terus." "Kenapa kok hari ini kamu begitu marah sama aku Han?" Randika pura-pura terlihat sedih. "Apa aku berbuat sh padamu?" "Kamu ini bodoh atau apa? Sudah js kita semua marah sama kamu gara-gara kemarin!" Kata Inggrid. "Sayang, aku benar-benar lupa dengan kejadian kemarin. Memangnya aku berbuat apa sampai kalian berdua marah sama aku?" Randika menatap Inggrid. Hannah yang mendengar ini ingin muntah darah, kulit kakak iparnya ini benar-benar tebal. Namun, wajah Inggrid tidak ada perubahan. Dia hanya berkata dengan nada dingin. "Cepat makan." Mendengar respon yang seperti itu, Randika hanya bisa menurutinya. Sin, apa aktingnya itu terbongkar? Tidak, tidak, tidak mungkin! Sejak Randika dan Inggrid berhubungan badan syaknya suami istri, karakter istrinya ini berubah menjadi pribadi yang lembut. Namun hari ini sifat istrinya itu benar-benar dingin. Seh-h Inggrid Elina di hadapannya saat ini sama dengan ketika mereka berdua bertemu. Tujuan utamanya adh membuat Inggrid kembali seperti sedia k, ini semua demi kehidupan ranjang mereka berdua! Namun ketika Randika ingin berbicara, Inggrid berkata duluan. "Aku ada beberapa sampel parfum yang harus departemen parfum kembangkan, hari ini aku butuh bantuanmu agar proses produksinya bisa berjn dengan cepat." "Tidak mash." Kata Randika sambil membusungkan dadanya. "Kak Randika ini benar-benar genit, inginnya menyenangkan hati semua perempuan." Kata Hannah sambil menggerutu. "Maksudmu apa?" Randika merasa tersinggung. Melihat Hannah dan Randika mi bertengkargi, Inggrid hanya berkata dengan nada dingin. "Apa kalian tahu bahwa di meja makan itu tidak boleh bertengkar? Memangnya umur berapa kalian sampai-sampai bertingkah kayak anak kecil begini." "Kak, aku memang masih kecil kan?" Kata Hannah sambil tersenyum. "Sayang, aku juga masih kecil!" Kata Randika dengan wajah mems. "Bicara apa kamu ini? Rambut penuh uban itu sok kayak anak kecil." Kata Inggrid dengan nada marah. "Aku kan memang masih kecil, aku juga haus kasih sayang dari istriku." Kata Randika. Hannah menatap jijik pada kakak iparnya. Inggrid benar-benar kehabisan kata-kata, dia terdiam dan mnjutkan sarapannya. Seth sarapan, Randika dan Inggridngsung masuk ke mobil mereka. "Lho mana pak supir?" Tanya Randika ketika melihat Inggrid hendak duduk di kursi pengemudi. "Dia sedang cuti." Kata Inggrid sambil membanting pintu mobilnya. Seth membuka dan menutup gerbang rumahnya, Randika duduk di samping Inggrid. Pada saat ini, istrinya itu memakai jas dan rok berwarna hitam dengan kalung berwarna ungu. Penampnnya begitu menawan karena ditambah dengan stocking hitam yang menutupi seluruh kakinya. Dengan rambut yang terurai, wajah istrinya ini benar-benar cantik meskipun dilihat dari samping. Lipstik merahnya itu menggoyahkan imannya. Randika makin cinta ketika sinar matahari yang hangat itu menyinari wajah istrinya, seh-hngit th memberikan mikatnya pada dirinya. Randika sudah tidak sabargi. Randika mi menaruh tangannya di atas paha Inggrid dan berusaha melepaskan stockingnya. Seth merasakan kelembutan paha istrinya, dia tidak ingin melepaskannya. "Jangan aneh-aneh, aku sedang menyetir." Inggridngsung menampar tangan Randika. "Hahaha cuma sedikit saja kok." Randika kemudian kembali menaruh tangannya. Sedangkan Inggrid hanya bisa mengh napasnya dan menyetir dengan wajah cemberut. "Sayang, kamu benar-benar cantik." Puji Randika. "Aku yakin kamu mengatakannya itu pada semua perempuan." Kata Inggrid. Mendengar kata-kata ini, Randika merasa ada yang aneh. Apakah benar aktingnya ini ketahuan oleh Inggrid? "Sayang, kemarin mm itu" Randika terlihat ragu-ragu. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Kamu benar-benar tidak tahu?" Kata Inggrid dengan nada dingin. "Aku minum telu banyak, aku benar-benar tidak ingat apa pun." Randika menggaruk-garuk kepnya, menunjukan bahwa dia terlihat bingung. Inggridlu membs seth terdiam cukupma. "Tidak terjadi apa-apa." Tidak terjadi apa-apa? Mendengar respon istrinya yang seperti itu, Randika tidak tahu harus membs apa. Mungkin cara paling sederhana adh cara yang paling tepat. Randika kembali bermain dengan tangannya, tangannya mi menyusup ke dm stocking Inggrid. Awalnya paha Inggrid itu terbungkus oleh stocking tetapi berkat Randika, paha putihnya itu kembali terungkap. Dan tangannya mi masuk ke gua milik Inggrid. "Jangan aneh-aneh." Kata Inggrid dengan wajah yang sedikit memerah. Randika menatap wajah istrinya, dia masih ingin meneruskannya. Dan ketika adampu merah, mobil mereka berhenti total. Memanfaatkan kesempatan ini, Randikangsung memeluk leher Inggrid dan menciumnya. Kelembutan bibir Inggrid membuat Randika terpana dan tidak ingin berpisah. Pada saat yang sama, tangannya berenang-renang di dada Inggrid. Dm sekejap, Inggrid merasa tubuhnya itu kehngan tenaganya. "Jangan." Wajah Inggrid terlihat malu. "Kita masih di dm mobil." "Ku begitu mm nanti?" Bisik Randika di telinga Inggrid. Inggridlu menatap Randika dan memalingkan wajahnya. "Memangnya aku punya pilihanin?" Mendengar jawaban itu, Randika hanya tertawa. Tetapi di dm hatinya, Randika benar-benar lega. Sepertinya Inggrid tidak mengetahui aktingnya ini, ku dia benar-benar tahu bisa-bisa situasinya bertambah buruk! Chapter 367: Siswa Asing Chapter 367: Siswa Asing Seth sampai di perusahaan, Randikangsung masuk keboratorium. Melihat kehadiran Randika, semua karyawan segera menyambutnya. "Pak Randika smat pagi." "Tumben masuk pagi pak?" Semua orang menyapa sambil tersenyum, Randika juga membs sapaan mereka satu per satu. Namun seth memeriksa seluruh ruangan, Randika tidak dapat menemukan sosok Viona. Seth bekerja untuk beberapa saat, Viona tetap tidak terlihat sama sekali. "Semuanya hentikan pekerjaan kalian dan tolong perhatikan saya." Kata Kelvin dengan suara keras. "Kita mendapatkan sampel baru dari bu Inggrid untuk kita kembangkan. Kesuksesan kita kali ini tergantung apakah kita bisa memenuhi kuota dengan waktu yang sudah ditentukan oleh bu Inggrid." Kelvin menatap semua bawahannya. "Seperti biasa, seth kuota ini tercapai, akan ada bonus dan liburan. Jadi apakah kalian semua bisa menghadapi rintangan ini?" "Bisa!" Semua orangngsung satu suara. Mendengar kata bonus, semuanya menjadi bersemangat karena bonus yang dimaksud berni 3-4x dari gaji mereka. "Baih ku begitu, mari kita mi. Aku akan membagi kalian dm beberapa tim dan mengirimkan form via email." Kata Kelvin. Dialu menoleh ke arah Randika sambil tersenyum. "Syukuh pak Randika hari ini datang, kami sangat terbantu." "Di mana Viona?" Tanya Randika dengan santai. "Viona ijin sakit untuk beberapa hari. Ku pak Randika khawatir, saya tidak mrang bapak untuk mengunjunginya kok." Kata Kelvin sambil tersenyum. Randika tidak peduli dengan sarkas Kelvin, dia hanya peduli dengan Viona. Sepertinya kejadian semm itu berdampak besar baginya. Kemungkinan besar Viona sedang memikirkan bagaimana dia harus menghadapi kenyataan ini. Dasar perempuan bodoh. Randika hanya bisa mengh napasnya dm-dm. Sma seharian penuh, Randika dan para ahli parfum ini bekerja dengan giat untuk mengembangkan produk baru mereka. Dengan bantuan Randika, proses mereka berjn dengan cepat. Dm sekejap, waktu sudah memasuki siang hari. Tidakma kemudian, HP milik Randika bergetar. Randika mengintip HPnya dan ternyata yang meneleponnya adh Hannah. "Kenapa?" "Antarkan aku ke sekh." Kata Hannah dari balik telepon. "Bukankah kamu biasanya berangkat sendiri? Kenapa tiba-tiba aku harus mengantarmu?" Randika js bingung dengan permintaan adik iparnya ini. "Terserah aku kan! Sudah, kak Randika mau antar atau tidak?" Suasana hati Hannah hari ini benar-benar buruk. Randika hanya bisa tersenyum pahit. "Baih, baih, tunggu aku sebentar." Adik iparnya hari ini benar-benar gk pada dirinya. Seth berbicara dengan Kelvin, Randika meninggalkan perusahaan. Di perjnannya menuju rumah, Randika berpikir mengenai Hannah. Apakah kejadian semm th membuat sifat Hannah berubah drastis? Tetapi ku dilihat dari sikapnya tadi pagi, apakah akhirnya Hannah th membtkan tekadnya? Berarti apakah ini waktunya mencicipi buah terang? Memikirkan hal ini, Randika benar-benar bersemangat. Tidakma kemudian, Randika akhirnya tiba dan masuk ke ruang tamu sambil tersenyum. Dialu menemukan Hannah sedang duduk di sofa sambil memakan es krim dan menonton TV. Hannah menatap Randika yang baru saja png, dialu berkata padanya. "Kak, apa kakak ke sini naik mobilnya kak Inggrid?" Randika terkejut. "Buat apa aku meminjam mobil kakakmu itu?" "Terus kak Randika mau mengantar aku naik apa?" "Bukankah kamu ada mobil?" "Mobilku rusak dan dibawa pergi sama tukang bengkelnya." Kata Hannah sambil memakan es krimnya. "Kenapa kamu tidak mengatakannya dengan js di telepon tadi?" Randika geleng-geleng. "Hah? Bukankah maksudku itu sudah js? Aku kan cuma ingin diantarkan ke sekh jadi js aku butuh nunutan bukan? Ku tidak butuh bantuan js aku sudah naik mobilku sendiri ke sekh seperti biasa. Masa kak Randika tidak bisa mengetahui hal yang js seperti ini?" Kata Hannah dengan nada santai. Randika merasa ingin pingsan. ...... Akhirnya, Randika memanggil taksi dan mengantarkan Hannah ke kuliahannya. Tentu saja, Randika bertanya pada Hannah kenapa dia tidak naik taksi saja tadi. Menanggapi pertanyaan ini, Hannah hanya mengatakan bahwa dia tadi tidak kepikiran. Jawaban ini membuat Randika ingin muntah darah. Seth berduaan di taksi sma beberapa waktu, akhirnya mereka tiba di Universitas Cendrawasih. "Kak, antarkan aku sampai asrama." Kata Hannah sambil tersenyum. "Yah mumpung aku di sini, baih." Randikalu mengantarkan Hannah ke asrama miliknya. Ketika mereka berdua berjn dengan santai, Hannah menatap Randika. "Kak, apa kak Randika benar-benar tidak tahu apa yang th terjadi tadi mm?" "Hmm? Iya aku tidak ingat apa-apa, sepertinya aku telu banyak minum." Kata Randika. Hannah memperhatikan ekspresi Randika, tetapi dia tidak tahu apakah kakak iparnya ini berbohong atau tidak seth melihat ekspresinya. Seth berjn dari gerbang sekh, Randika dan Hannah melewati sebuahpangan sepak b sebelum mencapai asramanya Hannah. Ketika mereka berdua melewatipangan sepak b tersebut, banyak orang sedang melihat pertandingan yang sedang berjn. "Maju terus! Kamu pasti bisa!" Teriak beberapa perempuan. "Goal!! Hebat sekali orang itu." "Siapakiki itu? Sudah jago, gantenggi orangnya." Para perempuan tidak bisa menutupi semangat mereka ketika melihat lki keren yang barusan mencetak gol itu. "Hei, hei, mainnya biasa saja. Lihat itu fans-fansmu mengg di pinggir." Sh satu teman dari pencetak goal itu menggoda temannya sambil geleng-geleng. Di k teriakan para perempuan itu terus terdengar, orang-orang masih penasaran siapakah lki tersebut. "Hei, siapaki itu? Aku belum pernah melihatnya di sekh ini sebelumnya." "Iya, iya, aku sendiri tidak pernah melihatnya di sekh ini." Kata temannya. "Kalian ini lki bodoh, masa kalian tidak kenal lki keren seperti itu?" Kata sh satu perempuan yang merupakan fansnya itu. Semua orang mi menatap perempuan tersebut. "Dia Roberto, dia barusan saja masuk ke sekh kita 2 hari yanglu untuk program pertukaran pjar luar negeri." Kata perempuan tersebut. "Tetapi wajahnya kayak orang lokal gitu." Orang-orang yang mendengarnya mi penasaran. Perempuan itu tidak marah, dialu membs. "Dia itu anak dari politikus di kota kita jadi dia itu berdarah campuran. Wajahnya yang lokal itu tentu saja dari ayahnya." Mendengar hal ini, orang-orang menganggukan kepnya. Tidak heran wajahnya kayak bule-bule biasanya. "Keluarga Roberto itu kaya raya, dia sendiri tampan dan baik hati. Dia itu seperti pangeran berkuda putih yang ada di film Disney." Perempuan itu menatap Roberto yang ada dipangan dengan tatapan penuh asmara. Semua orang hanya bisa tertawa ketika mendengar kata-kata itu, mana mungkin dia mau dengan perempuan sepertimu! Dipangan sepak b, Roberto mengontrol b dengan lihai. Tidak heran para perempuan mengaguminya. Dengan tinggi 180 cm, baju seragamnya itu terlihat sesak karena otot-ototnya yang begitu besar. Terlebihgi, ketika dia beri, postur tubuhnya sudah seperti seekor macan tutul yang beri. Dia melewati dua orang dengan sangat mudah, hal ini membuat orang-orang bersorak untuknya. Pada saat yang sama, Hannah dan Randika baru saja melewatipangan b ini. Roberto, yang sedang beri mengecohwannya, tiba-tiba berhenti beri. Dia kemudian menendang b yang dia bawa itu ke atas hingga tinggi sekali. "Salto?" "Ayo Roberto, kamu pasti bisa!" "Wah sudah seperti kapten Tsubasa aja pakai salto." Orang-orang bersorak melihat aksi Roberto. Tetapi Roberto baru saja melihat Randika dan Hannah yang lewat. Ketika b itu sudah mencapai titiknya, Roberto mengayunkan kakinya. Tiba-tiba b itu mendapatkan energi yang luar biasa dan melesat ke depan! Namun, b itu bukan mengarah pada gawangwan, b itu mengarah pada Randika dan Hannah! Chapter 368: Keresahan dalam Hati Chapter 368: Keresahan dm Hati Melihat hal ini, semua penonton menjadi heboh. "Tendangan Roberto melenceng!" "Hei awas!" Teriak sh satu penonton ke arah Randika dan Hannah. "Habis sudah orang itu, mana tendangannya kerasgi. Bisa-bisa gegar otak!" Para penonton ini sudah tidak bisa apa-apa sin berteriak ke arah Randika. Mereka tahu dengan pasti tendangan Roberto kali ini benar-benar keras dan apab mengenai kep orang maka bisa-bisa dia gegar otak. Apgi jarak Randika dan Hannah denganpangan sepak b ini tidak telu jauh. Pada saat ini, Randika sedang mengobrol dengan Hannah. Tiba-tiba, Randika merasa udara di sekitarnya robek dari arah sisi mereka! "Kak awas!" Hannah yang menyadari b itu akan mengenai Randika segera berteriak. Randika menoleh dan menyadari bahwa benda asing tersebut ternyata sebuah b sepak. Menghadapi bahaya ini, wajah Randika terlihat biasa-biasa saja. Para penonton itungsung mencaci maki Randika. "Bodoh! Cepatri!" "Tidak, ini sudah tembat. B itu sudah telu dekat dan pria itu rupanya sudah pasrah." Mereka menutup mata mereka semua karena tidak tega melihat kejadian ini tetapi apa yang terjadi membuat mereka ternganga lebar. Menghadapi b sepak yang menuju dirinya ini, Randika hanya mengulurkan satu tangannya. Tangan kanannya itu terbuka lebar ketika b sudah berada di jangkauan tangannya dan Randika berhasil menangkap dan menggenggam erat b tersebut! Hebat! B tersebut berputar dengan cepat karena tendangan Roberto yang begitu dahsyat tetapi sekarang b itu berhenti berputar dan beristirahat dengan tenang di tangan Randika. Para penonton yang sudah merasa kasihan terhadap Randikangsung terkejut bukan main. "Apa aku sh lihat?" Sh seorangngsung menggosok-gosokkan matanya dengan kuat. "Ini pasti mimpi." Kata teman di sampingnya. Jika itu b tenis atau b pingpong mungkin orang bisa menghentikannya, tetapi ini adh b sepak! Mustahil bisa menghentikannya tanpa terluka! Terlebihgi, Randika menangkapnya dengan tangan kosong yang di mana seharusnya b itu terpental ataupun mendorong Randika ke bkang. Tetapi Randika tetap berdiri tegak dan menggenggam erat b dengan satu tangan. Semua orang yang melihat ini terpukau, akhirnya mereka baru mengomentari kejadian ini seth beberapa saat. "Apa dia kiper rahasia sekh kita seperti Roberto?" "Aku tidak tahu tetapi dia sangat hebat!" "Sin, orang asing ternyata kuat-kuat!" "Hei, bukankah kejadian ini mirip dengan Shaolin Ser?" Di saat orang-orang berdiskusi, Roberto beri menuju Randika dan Hannah berada. "Kak, orang itu sepertinya sengaja." Hannah terlihat marah. Untung saja yang menjadi korban itu kakak iparnya, ku orangin maka bisa-bisa dia harus drikan ke rumah sakit. Randika hanya menatap Roberto yang datang dan tidak berbicara sama sekali. "Maaf bro." Kata Roberto sambil berwajah cemas. "Aku tidak sengaja menendangnya keluarpangan, apa kalian baik-baik saja?" Hannahngsung menunjukan taringnya, tetapi Hannah terpana ketika melihat Roberto. Seumur hidupnya dia tidak pernah melihat lki setampan ini. Ketampanannya sebanding dengan lukisan-lukisan agung dan kedua b matanya penuh dengan semangat dan tekad yang kuat. Belumgi bajunya yang menonjolkan kedua lengan yang besar dan berotot itu. Ganteng sekali! Hannah yang awalnya mirip seperti setan itu berubah menjadi gadis perawan yang malu-malu ketika melihat wajah tampan Roberto. Dia tidak pernah mengira ada lki setampan itu di dunia ini. Randika juga menatap wajah Roberto, hatinya sedikit mengepal. Entah kenapa Randika merasa ada sesuatu yang aneh, hal ini membuatnya resah. "Maaf aku sama sekali tidak berniat melukai kalian, aku tidak menyangka tendanganku akan melenceng sejauh itu." Roberto kembali meminta maaf, kali ini dia meminta maaf sambil membungkuk. "Tidak apa-apa, kami juga tidak terluka kok." Kata Hannah sambil tersenyum. Robertongsung tersenyum. "Baih ku begitu, aku hanya khawatir kalian terluka gara-gara aku. Ah, bisa minta bnya? Kita mau mnjutkan pertandingannya." Randika hendak berbicara ketika Hannah tiba-tiba memotongnya. "Tentu saja!" "Terima kasih." Kata Roberto sambil tersenyum. "Untuk menunjukan rasa terima kasihku, bagaimana ku kita kapan-kapan nonton bioskop bareng? Anggap ini sebagai permintaan maaf dariku." "Kamu baik sekali." Hannah makinma makin sopan gaya bicaranya. "Ah, maaf aku sudah dipanggil. Mengenai penawaranku, mungkin nanti kita bisa bicarakangi. Aku sementara ini tinggal di asrama lki dintai 3 jadi mampir saja ku kamu mau." Melihat Roberto yang beri kembali kepangan, Hannah menatapnya lekat-lekat. "Kak, menurutmu dia ganteng atau tidak?" Kata Hannah sambil terus melihati punggung Roberto. Wajah Randika terlihat aneh, adik iparnya ini tertarik samakiki itu? Randika tidak dapat mempercayai hal ini, diangsung menarik tangan Hannah. Hannah lumayan terkejut karena dipaksa berjn kembali. "Kenapa buru-buru kak?" "Tidak apa-apa." Suasana hati Randika menjadi buruk. "Lebih baik kita cepat pergi ke asramamu." Kata Randika. Hannah menoleh ke bkang sambil mengh napas. "Sayang sekali hanya ada beberapa orang seperti lki itu tadi. Wajahnya begitu tampan dan sifatnya sudah seperti seorang pangeran. Benar-benar suami idaman." "Hah? Kamu yakin tidak sh lihat?" Wajah Randika terlihat marah. "Ada pepatah yang mengatakan, hidup itu penuh dengan lki tampan tetapi hatinya belum tentu seperti penampnnya." Hannah hanya tertawa. "Jika dunia ini penuh denganki tampan, kenapa aku tiap hari tidak melihatnya?" "Tidak melihatnya?" Randika menoleh ke arah Hannah. "Bukankah kamu setiap hari melihatnya? Bukankah kamu sudah mengenal lki tampan yang elegan, pintar dan tangguh?" Wajah Hannah terlihat bingung. Melihat kakak iparnya itu yang membusungkan dadanya, Hannah hanya bisa berkata dengan nada sinis. "Kak, jangan-jangan yang kakak maksud itu kak Randika?" "Hahaha tepat sekali! Benar, kakak iparmu ini saking gantengnya, matahari tiap pagi itu menyinari wajahku dan bn yang indah itu iri dengan wajahku! Kurang ganteng apa coba?" Kata Randika dengan bangga. Hannah hanya menganggukkan kepnya ketika Randika menyombongkan diri seperti itu, dia hanya bisa tertawa dm hati. "Iya, iya, kak Randika memang tampan. Omong-omong apa kakak pernah berkaca akhir-akhir ini? Mungkin mata kak Randika sudah rusak." Randika terkejut ketika mendengarnya, berarti maksud adik iparnya ini ketampanannya ini cuma sebuah ilusi? Sin, bisa-bisanya dia meremehkanku! Hannah yang suasana hatinya sedang baik ini menambahkan. "Sudah kak, kenapa kak Randika bandingin diri sama karya agung Tuhan? Ku diumpamakan ya,kiki tadi itu sebuah mawar dan kak Randika itu cuma bunga biasa jadi mana bisa dibandingkan?" "Oh ya? Bukankah aku menikahi kakakmu yang disebut-sebut perempuan tercantik di kota ini?" Kata Randika sambil melirik. Hannah hanya berkata sambil cemberut. "Itu karena selera kakakku aneh!" Keduanya terus berdebat di perjnan mereka menuju asrama perempuan. "Han, apa menurutmuki bernama Roberto itu familier?" Randika terus kepikiran dengan wajah Roberto. Entah kenapa dirinya merasa resah ketika melihat sosok Roberto. Insting seperti ini tidak pernah mengecewakan Randika, banyak kejadian dirinya smat karena mempercayai instingnya. Oleh karena itu, Randika terus menerus mengerutkan dahinya. "Kak, sepertinya kak Randika itu Cuma iri karena dia lebih ganteng dari kak Randika." Hannah mengerutkan dahinya. "Bagaimana mungkin kakak pernah melihat wajahnya? Bukankah dia siswa baru dari program pertukaran pjar dari luar negeri?" Benarkah? Hati Randika masih penuh dengan rasa curiga, apa instingnya itu sh? Mereka akhirnya sampai di asrama perempuan. Seth berpamitan, Randika mi berjn keluar menuju gerbang. Sma perjnan, Randika terus menerus memikirkan Roberto. Dia memiliki beberapa kecurigaan. B yang ditendang Roberto js ditujukan menuju dirinya dan tidak ada mahasiswa yang bisa memiliki tendangan sekencang itu. Tetapi Randika tidak memiliki bukti kuat untuk mendukung teorinya ini. Mengingat bagaimana senyuman Roberto yang begitu hangat, Randika merasa tidak nyaman melihatnya. Dia slu merasa di balik senyuman yang hangat, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh orang. Seh-h Randika merasa bahwa senyuman Roberto itu adh sebuah topeng. Di balik topeng itu barh sifat asli Roberto berada. Roberto orang ini mencurigakan! Entah kenapa Randika tidak bisa melepaskan Roberto dari benaknya, jadi dia memutuskan untuk menyelidiki siswa baru itu. Mengambil HP miliknya, Randika menekan sebuah nomor. "Halo, ini Ares." "Apa yang bisa saya bantu tuan?" Suara dari balik telepon ini benar-benar tenang dan tegas. Saat Dion dkk datang ke Indonesia atas permintaannya, Yuna juga mengirim beberapa anggota ke Indonesia. Jadi bisa dikatakan bahwa beberapa elit dari pasukan Ares bersembunyi di Cendrawasih dan kota-kota pentinginnya. Tentu saja, setiap individu memiliki tugas masing-masing dan sekarang yang ditelepon oleh Randika merupakan anggota intelijensi. "Pergi dan selidiki orang bernama Roberto, dia merupakan murid internasional dari universitas Cendrawasih." Kata Randika. "Siap tuan." Jawabnya. Seth menutup teleponnya, Randika berniat mencari Christina tetapi dia tidak tahu di mana gedung dia mengajar. Jadi mau tidak mau dia membuang ide ini. Seth itu, Randika berjn menuju gerbang kampus dan berniat untuk png. Ketika sesampainya Randika di sana, Roberto berdiri di kejauhan dan menatap Randika tanpa ekspresi. Wajah Roberto yang tanpa ekspresi itu tiba-tiba berubah menjadi wajah penuh amarah. KRAK! Bolpen yang dipegangnya itu tiba-tiba hancur menjadi dua. Cepat ataumbat aku akan membunuhmu! Apa yang th kamukukan padaku, aku akan membuatmu menerimanya 1000x! Randika, kamu akan mati di tanganku! Chapter 369: Lomba Renang Kota Cendrawasih Chapter 369: Lomba Renang Kota Cendrawasih Seth mengantar Hannah dengan smat, Randika sudah berjn kembali menuju perusahaannya. Tidak butuh waktuma bagi Randika untuk mencapai kembali ke gedung perusahaannya. Saat hampir sampai, Randika tiba-tiba melihat sosok yang familier. Randikangsung tersenyum lebar ketika melihat perempuan tersebut. Meskipun hari ini dia tidak memakai stocking hitamnya yang ketat itu, hari ini dia memakai jeans yang super pendek. Tubuh indahnya itu dapat terlihat js dipadu dengan rambut panjangnya yang terurai. Sudah js bahwa Elva tetap cantik seperti biasanya. Yang Randika heran adh kenapa dia slu mengikat dadanya hingga tampak kecil seperti itu. Randika merasa bahwa hal ini sangat disayangkan. Elva memiliki dada yang besar dengan tubuh yang indah, kenapa dia harus menyembunyikannya? Kenapa menutupi keindahan dunia sampai sedemikian rupa? Bukankah kecantikan seharusnya dikagumi? Untuk memperbaiki p pikirnya, Randika merasa harus membantunya. Jadi Randika memutuskan untuk duduk di seberang Elva berada. Namun, ketika jarak pandang Elva tertutup oleh Randika, diangsung menggeser tempat duduknya. Sin, dia jual mahal? Melihat Elva yang menggeser kursinya, Randika juga ikut menggeser. Hal ini membuat Elva mengerutkan dahinya, diangsung menggeser kursinya ke arah bewanan. Tetapi, Randika kembali mengikutinya. Pada saat ini, darah Elva sudah mendidih. Kenapa pria ini tiba-tiba datang mengganggu dirinya? Ketika dia menatap wajah Randika, dia hanya bisa melihat pria ini tersenyum pada dirinya. Dm sekejap, Elva merasa ingin meninju wajah tersebut. "Jadi di mana targetnya?" Kata Randika sambil menahan dagunya dengan tangannya. Randika melihat gs yang di depan Elva, dialu meminum minuman yang dipesan oleh Elva. "Buat apa aku memberitahumu." Kata Elva dengan nada dingin, dia benar-benar kehabisan kata-kata dengan sifat Randika yang tidak tahu malu itu. Randika menoleh ke bkang. Dia mi memeriksa sekelilingnya, akhirnya dia menyadari siapa yang Elva buntuti. Orang itu masih muda dan memakai topi serta kacamata hitam, yang membuatnya mencolok adh dia dikelilingi oleh orang asing. Meja mereka cukup jauh dari tempat Randika dan Elva berada. "Oh ya, apa kamu akhir-akhir ini melihat Safira?" Tanya Randika. "Dia sibuk dengan pekerjaannya, apa kamu pikir kita sebebas kamu?" Kata Elva, tetapi tatapan matanya itu tidak tertuju pada Randika minkan pada targetnya. Randika berniat untuk bertanya beberapa halgi tetapi tiba-tiba Elva menyadari bahwa targetnya kali ini hendak pergi. Dm sekejap dia berdiri dan berjn mengikuti targetnya. Randika hanya bisa mengh napas melihat Elva yang pergi begitu saja, tetapi suasana hatinya masih dm keadaan baik. Dia kembali mengambil gs minuman Elva dan meminumnya dari sedotan bekas Elva. Inikah yang dinamakan ciuman secara tidakngsung? Sma ini merupakan bekas dari perempuan cantik, Randika sama sekali tidak mempermashkannya. Ketika dia selesai menghabiskannya, pada saat yang bersamaan, seorang pyan datang dan berkata sambil tersenyum. "Siang pak, ini tagihannya. Totalnya 50 ribu." Randika benar-benar terkejut, dia menatap gs yang dipegangnya itu dan bertanya dengan wajah bingung. "Minuman ini belum dibayar?" "Belum pak, tadi ibunya yang baru saja pergi itu bng bahwa bapak yang membayar." Kata pyan itu sambil tersenyum ramah. Menghadapi kenyataan seperti ini membuat Randika sedih setengah mati. Seth meninggalkan cafe, Randika kembali menuju gedung perusahaannya. Gedung perusahaanmanya itu masih dm renovasi dan progressnya sangat cepat. Jika semuanya berjnncar, perusahaan istrinya itu bisa kembali ke gedungmanya dm beberapa bngi. Ketika Randika sampai di depan pintuboratoriumnya, dia berhenti dan tidak masuk ke dm. Dia dapat mendengar bahwa para bawahannya itu sedang bergosip. "Hei, kamu ikut atau tidak?" Lki muda bernama Adrian bertanya dengan semangatnya. "Aku aslinya ingin ikut tetapi coba kamu lihat lengan dan kakiku yang kurus ini. Lagip aku kan orang kantoran, mana mungkin aku mampu mengikuti kompetisi itu?" Jawab temannya sambil tersenyum pahit. "Sayang sekali, padahal hadiahnya 50 juta lho." Jawab temannya yangin. "Jika departemen kita mau ikut kompetisi ini atas nama perusahaan kita dan juara 1, setidaknya kita bisa bagi-bagi hadiahnya itu." "Tetapi setahuku, bahkan jika kita ingin ikut lombanya, kita harus minta ijin ke atasan lho. Mana mungkin setan itu mengijinkan kita." Jawabkiki bernama Axel. Pada saat ini, Kelvin tiba-tiba masuk ke dmboratorium dan berkata dengan santai. "Aku tidak mash mengijinkan kalian, asalkan kalian menang dan mengharumkan nama perusahaan kita. Uangnya ambil saja dan bagi-bagi untuk kalian." Kerumunan orang ini terdiam ketika menyadari bos mereka itu tiba-tiba datang. Namun seth Kelvin pergi, mereka semua menghembuskan napas lega. "Aduh untung saja pak Kelvin tidak marah kita ms-msan gini. Kamu juga bodoh sekali menyebut nama pak Kelvin." Semuanya tertawa pada Axel. Ketika Kelvin tiba-tiba muncul, Axel sudah seperti anak SD yang ketakutan. Axel menatap teman-temannya itu dengan tatapan tajam, bisa-bisanya mereka tertawa di saat dirinya ketakutan seperti itu. Dia benar-benar kehabisan kata-kata, bukankah biasanya kalian menyebut Kelvin sebagai setan juga? Pada saat ini Randika masuk danngsung duduk di kursinya. "Oh? Pak Randika sudah kembali?" Semua orangngsung tersenyum. "Pak, simpanan bapak yang managi yang kangen dengan pak Randika? Kok tumben tidak sampai mm keluarnya?" "Sudah sana kerjagi." Randika mengibaskan tangannya dan mengusir mereka. Tetapi pikirannya itu masih terpaku dengan obrn mereka tadi. "Jadi yang kalian sebut setan itu termasuk aku?" "Hahaha tentu saja tidak pak, yang kami maksud adh satunya saja kok!" Kata Adrian sambil tertawa. "Benar, mana mungkin kita membenci pak Randika?" Axel juga ikut menambahkan. Kedua orang ini merupakan orang yang paling aktif di departemen ini. "Benar pak, kita tidak mungkin mengatai pak Randika seperti itu. Kami semua menyukai bapak kok." Kata sh satu perempuan. Randika kehabisan kata-kata, mereka semua ini telu jujur dengan perasaan mereka. "Sudah jangan memujiku terus, tadi aku dengar tentang 50 juta itu apaan?" Tanya Randika. "Jadi baru-baru ini, kota kita menyebarkan berita bahwa akan lomba renang antara perusahaan. Dan juara 1 akan mendapatkan 50 juta rupiah sebagai imbnnya." Jawab Adrian. Randika mengangguk, ternyata mereka sedang berdiskusi mau ikut atau tidak. "Seth mendapatkan ijin dari pak Kelvin, kita boleh ikut dan uangnya boleh kita ambil sendiri lho pak! Demi kejayaan perusahaan kita, kita harus menang!" Kata Adrian dengan semangat. "Bagus, bagus." Randika ikut senang. "Ku begitu departemen kita harus ikut, nanti uangnya kita bagi-bagi sama-sama." Orang-orang menjadi bersemangat. "Tentu saja! Sebagai karyawan dari sebuah perusahaan, mendengar kata bonus merupakan simfoni bagi mereka. Per bn mereka akan mendapatkan gaji UMR yaitu sekitar 4-5 juta. Mendengar mereka akan mendapatkan 50 juta, siapa memangnya yang tidak akan bersemangat? "Pak, hari ini ada seleksi internal di perusahaan kita untuk menentukan siapa yang akan mewakili perusahaan. Ayo cepat kita berangkat ke sana." Kata Axel. "Baih." Randikangsung berdiri. Jadi beberapa orangngsung mengikuti Randika dan berangkat menuju km renang! Di era modern seperti ini, aktivitas orang-orang semuanya diadakan di dm gedung. Sin sarana gym, kantin, ruang istirahat, gedung perusahaan Cendrawasih yang baru ini memiliki km renang dintai teratas mereka. "Wah penuh sekali! Ternyata banyak yang tertarik untuk ikut ya." Kata Randika ketika melihat puluhan orang yang memenuhi pinggir km renang ini. "Tapi kebanyakan pasti cuma ingin bolos kerja pak, aku rasa pesertanya cuma sekitar 20 orang kok pak." Kata Adrian. "Hahaha sepertinya mewakili perusahaan kita sepertinya tidak akan berjn dengan mudah." Bukan hanya departemen parfum saja yang tertarik untuk mencoba, seluruh departemen bersemangat ketika mendengar perlombaan ini. Terlebihgi, banyak perempuan yang ikut! Perempuan-perempuan ini memakai bikini! Mata Randikangsung berbinar-binar dm sekejap. Kenapa dia tidak menyadari banyak bunga cantik di perusahaannya sebelumnya? Sepertinya dia belum menjjahi perusahaan miliknya ini dengan benar. Dan sekarang sepertinya merupakan waktu yang tepat untuk berkenn dengan mereka! Chapter 370: Seleksi Internal Chapter 370: Seleksi Internal Seth memeriksa sekelilingnya dengan baik, Randika mengangguk puas. Tidak buruk, para perempuan ini tidak buruk. Terutama perempuan yang memakai bikini merah di kanan sana. Meskipun pantatnya sedikit kecil, pantatnya itu terlihat kencang. Terlebihgi, pinggangnya benar-benar ramping. Dia juga menjaga penampnnya dengan baik. Sedangkan perempuan yang memakai bikini berwarna biru di sebh kiri, meskipun dadanya kecil, dia membawa kesan segar dan muda. Bikininya yang simpel dan praktis itu membawa kesan tersendiri. Wah ada yang tidak pakai beha! Eh sebentar, sebentar! Sin, ternyata itu Adrian yang sudah pakaia renangnya! Randika menampar dahinya ketika melihat Adrian mmbaikan tangannya ke arahnya. Randika sudah ingin menonjok wajah bodohnya itu. "Kamu ini ngerusak pemandangan saja." Adrian hanya tertawa dan berbisik pada Randika. "Pak, cewek mana yang bapak suka? Aku akan mengenalkanmu." Randikangsung terkejut dan menatap Adrian lekat-lekat. "Sayangnya aku tidak mengenal mereka semua pak, teman-temanku itu semuanyakiki." Adrian tertawa, dialu mnjutkan. "Tetapi aku lumayan tahu nama-nama mereka kok. Apa bapak suka cewek yang bernama Cindy itu? Ku tidak sh dia dari departemen marketing. Coba pak Randika lihat bentuk tubuhnya, dia benar-benar cantik dan menggoda! Terlebihgi, dia itu jomblo!" Gaya bicara Adrian sudah sama seperti seorang mucikari. Randika hanya menatap ragu pada Adrian. "Apa kamu sedang berusaha menjebakku?" "Tentu saja tidak! Pak Randika itu panutanku, mana mungkin aku menjebak bapak?" Adrianngsung menambahkan. "Tetapi aku sebenarnya ingin tahu siasat bapak mendekati perempuan." Randika menatap tajam Adrian. "Jadi kamu jomblo dan tidak bisa mengajak bicara perempuan?" Wajah Adrianngsung tersipu malu. "Baih ku begitu, perhatikan aku." Kata Randika sambil tersenyum. Seth itu, Randika berjn dan menghampiri tempat Cindy dan teman-temannya berada. Ketika Adrian melihat Randika berjn menghampiri Cindy, dia segera berkata pada teman-temannya. "Dibuka, dibuka, siapa yang berani bertaruh apakah pak Randika berhasil merayu Cindy atau tidak?" "50 ribu pak Randika akan ditampar." "100 ribu pak Randika akan ditk mentah-mentah." "10 ribu pak Randika akan ditendang bnya!" Dm sekejap para karyawan departemen parfumngsung memasang taruhan mereka. Jika Randika dapat melihat hal ini mungkin dia sudah muntah darah. Rupanya Adrian menjebaknya agar bisa membuka taruhan. Jika saja Randika tahu, mungkin Adrian sudah dilempar ke dm km renang. Lalu mereka semua dapat melihat Randika akhirnya mendekati Cindy dkk. Meskipun mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan, sepertinya Randika berhasil menarik perhatian mereka. Kejadian ini membuat Adrian dan yangin terkejut bukan main. "Apa aku tidak sh lihat? Bukankah Cindy bencikiki yang tiba-tiba mendatanginya?" "Hebat sekali pak Randika, bagaimana bisa dia mengobrol dengan santai seperti itu? Benar-benar penakluk wanita!" Kata Axel sambil tertawa. "Seandainya saja aku memiliki kemampuan seperti pak Randika." Kata sh satu dari mereka sambil mengh napas. "Hahaha pergi ke Korea dulu sana, perbaiki dulu wajahmu." Canda temannya. Tetapi, semua taruhan mereka th kh karena Randika menikmati waktunya dengan mengobrol bersama para perempuan cantik itu. Adrian sudah senyum-senyum sendiri karena dia bisa membeli kaset PS4 yang diidam-idamkannya sma ini. Pada saat ini, Inggrid tiba di km renang. Karena perlombaan ini akan membawa nama perusahaannya, dia perlu mengawasi seleksi internal ini secarangsung. Namun, ketika Inggrid berjn di pinggir km, dia melihat suaminya sedang mengobrol dengan ceria bersama dengan beberapa perempuan. Melihat Randika mengobrol dengan asyik dengan beberapa perempuan, wajah Inggrid terlihat tenang. Tetapi hatinya sudah dibakar oleh api cemburu. "Perhatian semuanya!" Tiba-tiba Inggrid berteriak dengan keras. Semua orangngsung menghentikan aktivitas mereka dan menatap kaget pada Inggrid. Randika yang terkejut itu juga menoleh ke arah Inggrid. Ketika dia menoleh, dia akhirnya baru menyadari bahwa yang berteriak dengan keras tadi adh istrinya. Sin, kenapa istrinya itu tiba-tiba ada di sini? Hati Randika benar-benar mengepal. Seth kejadian kemarin mm, sekarang Inggrid melihat dirinya merayu beberapa perempuan sekaligus. Istrinya yang cantik ini tentu makin marah pada dirinya. Ketika berurusan dengan perempuan, kamu harus memikirkan dengan baik seg tindakanmu. Jika pasanganmu itu melihat dirimu merayu perempuanin ataupun mempekukan dirinya dengan buruk, tidak heran bahwa mereka akan menjadi mudah marah dan mmpiaskannya padamu. Oleh karena itu, Randikangsung menjauhi Cindy dan teman-temannya dengan kecepatan kt. "Hari ini kita semua berkumpul di tempat ini untuk menentukan siapa yang akan mewakili perusahaan kita di perlombaan renang yang diadakan oleh kota kita." Sebagai pemimpin perusahaan, Inggrid sudahma mempjari bagaimana mkukan public speaking. Ketika berbicara di depan karyawannya, Inggrid memancarkan aura pemimpin yang sangat kuat. Semua orang memperhatikan bos mereka dengan tatapan hormat. "Menurut saya acara seperti ini sangat bagus jadi sekarang saya ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian semua." Inggrid berhenti sejenak. "Bagi siapapun yang memenangkan perlombaan ini atas nama perusahaan kita, maka uang hadiahnya akan menjadi milik orang tersebut." Ketika mendengar kata-kata ini, semua orang terkejut bukan main. Apakah mereka tidak sh dengar? "Untuk memotivasi kalian, saya dan petinggi yangin th sepakat untuk melipat gandakan juh kemenangan yang didapat." Kata Inggrid sambil tersenyum. Kali ini semua orang benar-benar bersemangat. Seratus juta! Untuk karyawan seperti mereka, tentu saja nominal ini sangat besar untuk mereka. Bahkan untuk manager sekalipun, nominal ini cukup besar. Bu Inggrid benar-benar murah hati! Sepertinya aku bisa liburan ke luar negeri kali ini." Kata sh satu karyawan. "Hahaha jangan merasa menang duluan dong Dit. Nanti malu lho ku seleksi perusahaan kamu ternyata tidak lolos." Kata temannya. "Lihat saja kemampuan renangku." Kata Adit dengan mata yang bersemangat. "Seratus juta itu akan menjadi milikku!" Semua orang menjadi bersemangat. Tentu saja uang adh bensin bagi para karyawan ini untuk mkukan yang terbaik. Tindakan Inggrid ini berhasil membuat mereka semua termotivasi. Dan ketika Inggrid mengatakan akan menggandakan uang hadiahnya, semua darah para karyawan ini mendidih. "Bu Inggrid tidak usah khawatir, gr itu milik kita!" "Omong doang, sini kita tentukan siapa yang lebih cepat!" "Aduh kamu berenang saja hampir tidak bisa kok nantang-nantang? Kamu kira kita renangnya di km renang anak kecil?" Bisa dikatakan bahwa para karyawan ini berbondong-bondong ingin menjadi perwakn perusahaan ini, darah mereka yang mendidih ini membuat mereka menjadi kasar. "Tenang, tenang, hari ini kita akan mengadakan seleksi dan menentukan siapa yang akan menjadi wakil perusahaan kita. Jadi semuanya harap mendaftar dengan tertib." Kata Inggrid sambil tersenyum. "Baih, semakin cepat semakin baik!" Semua orang menjadi bersemangat dan satu per satu peserta mi didata. Total 16 orang th mengikuti seleksi internal ini. Chapter 371: Menantang Orang yang Salah Chapter 371: Menantang Orang yang Sh Karena km renang perusahaan ini cuma mempunyai 8 jalur, jadi mereka akan dibagi dm 2 kelompok. Seth mendapatkan kelompok, 8 orang ini akan berkompetisi dan menghasilkan 2 pemenang. Kelompok kedua akan mkukan hal yang sama dan menghasilkan 2 pemenang. Lalu para peserta yang kh akan dikumpulkan dan dipertandingkan kembali. Namun, kali ini mereka hanya mencari 1 pemenang saja. Total ada 5 orang yang akan menjadi perwakn dari perusahaan Cendrawasih nanti. Untuk peraturannya, satu orang perlu mencapai ujung sebanyak 4x jadi bisa dikatakan bahwa kompetisi ini hanya perlu 2x bk balik. Mendengar peraturan seleksi ini, para peserta tidak keberatan. Yang ada di dm kep mereka sekarang adh keluar menjadi pemenang. Karena sebelum ini mereka harus meminta ijin kepada kep departemen mereka, mereka dijanjikan bonus apab berhasil mengharumkan nama departemen mereka. Jadi bisa dikatakan bahwa hadiah mereka akan berjuh 3x, js ini merupakan uang yang melebihi 1 tahun gaji mereka! Randika sendiri ikut terbakar oleh api semangat. Karena dia menyadari Inggrid tidak memarahi dirinya, dia beri menuju Cindy dan teman-temannyagi. Cindy dan teman-temannya ini juga ingin ikut mencoba, tetapi seth melihat para peserta yang dominankiki itu, mereka mengurungkan niat mereka. Inggrid hanya melirik ke arah Randika secara diam-diam. Sekaligi dia melihat suaminya itu dengan beberapa perempuangi, dia benar-benar tidak tahu apa yang sedang dipikirkan suaminya itu. Pada saat ini, perwakn dari departemen parfum yaitu Axel dan Adrian sebentargi akan bertanding. "Sudah siap?" Tanya sh satu dari teman mereka. Mereka berdua cukup gugup, tetapi ketika mereka melihat ke sekeliling mereka, semua peserta yangin tersenyum ke arah mereka berdua. Sepertinya mereka menganggap remeh dirinya dan Axel, seakan-akan mereka berdua datang untuk membodohi diri mereka sendiri. "Siap-siap png untuk menangis ke ibumu!" Teriak Adit. "Adrian, Axel, kalian berdua pasti bisa." Teriak para temannya dari departemen parfum. Sesudah peluit berbunyi, Adrian dan Axel benar-benar tertinggal. Ketika semua orang sudah menyelesaikan putaran mereka, Axel dan Adrian tertinggal 1 putaran. Seth mereka berdua selesai dan naik ke permukaan, semua orang menertawai mereka berdua. "Hahaha orang-orang dari departemen parfum ternyata cupu! Sudah ikut lomba panjat pohon manga saja sana!" Semuanya tertawa. "Hei, maksudmu apa?" Orang-orang dari departemen parfum tidak terima dihina seperti itu. "Aku cuma mengatakan yang sebenarnya, sh sendiri tidak bisa berenang." Yanginnya ikut tertawa kembali. Axel dan Adrianngsung membs mereka. "Kami masih punya perwakn." "Oh ya?" Orang-orang itu menyengir. "Supaya lebih seriu bagaimana ku kita bertaruh? Ku satu saja dari departemen parfum menjadi wakil perusahaan, kami akan membayar kalian 1 juta. Ku kalian yang kh, kalian cukup mengatakan bahwa departemen kalian adh yang terlemah di perusahaan kita." Sin, ini penghinaan namanya! Adrian dan Axel kembali danngsung bertanya pada orang-orang departemen parfum. "Siapa berikutnya?" Mereka semuangsung tersenyum pahit. "Sejujurnya kalianh yang paling hebat di antara kita semua. Ingat kita semua itu orang kantoran yang tiap harinya cuma duduk sepanjang hari. Stamina kami js jauh di bawah kalian berdua." Mendengar hal ini, semuanya menjadi murung. Orang-orang yang mengejek merekangsung tertawa. "Hahaha sepertinya tidak ada yang berani mwan kita, sudah cepat minta maaf dan mengakui kekhan kalian." "Bajingan, apa kalian terima dihina seperti itu?" Orang-orang departemen parfum ini mi tersinggung. Mereka mengikuti seleksi ini karena tergiur oleh uang tetapi sekarang ini mengenai wajah departemen mereka! "Hei, bukankah kita masih punya pak Randika?" Pada saat ini seorang perempuan angkat bicara. Tatapan mata semua orangngsung penuh dengan keraguan. "Pak Randika bisa berenang?" Tanya orang di sampingnya. "Seharusnya bisa lha, apa yang pak Randika tidak bisakukan?" Orang iningsung mengingat ketika Randika melompat turun dari jend dan masih baik-baik saja. Sejak hari itu, semua orang di departemen parfum meni bahwa Randika bukah orang biasa. Semuanya mi mencari keberadaan Randika. Namun, mereka tidak menyadari bahwa Randika sedang asyik sendiri. Dia masih mengobrol dengan Cindy dan teman-temannya. Mereka tampak tertawa dan tersenyum, hal ini membuat Axel dan Adrian geleng-geleng. Wajah departemen kita sedang dipertaruhkan dan bos kami mh merayu cewek!? Meskipun Randika bukah pemimpin mereka secara nama, mereka semua tahu posisi yang dimiliki oleh Randika. Bahkan Kelvin sangat menghormati Randika. Terlebihgi, Randika memiliki kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu, semua orang di departemen parfum menganggap bahwa Randikah pemimpin mereka yang sebenarnya, terutama orang-orang yang dipilih oleh Randika untuk mengembangkan ramuan X sebelumnya. "Kamu tahu tidak waktu itu aku berdoa pada Tuhan dan memintanya untuk mengirimkan mikatnya, sma ini aku heran kenapa kok tidak segera dikabulkan permohonanku. Hebatnya, ternyata Dia mempertemukan kita di sini." Randika terus menerus mengeluarkan kata-kata manisnya. Pada saat ini, pundak Randika ditepuk dari bkang. Randika hanya menggerakan pundaknya ke bkang, yang berarti bahwa jangan mengganggu dia. Tetapi pundaknya sekaligi ditepuk dari bkang. Lagigi Randika menknya. "Pak" Akhirnya Adrian berbicara sekaligus menepuk pundak Randika. "Kenapa? Apa kamu tidak lihat aku sedang sibuk?" Randika kehabisan kata-kata terhadap bawahannya yang tidak peka ini. "Pak, kita butuh bantuanmu." Kata Adrian. Axellu menambahkan. "Orang-orang dari departemenin berkata buruk pada kita, kita butuh bantuan pak Randika untuk menymatkan wajah departemen kita." "Kenapa harus aku?" Randika mengh napasnya. "Bukankah solusinya gampang? Kenapa kalian tidak berusaha menang sendiri?" Adrian dan Axel hanya bisa menunduk malu. Ku kita bisa menang, kami tidak akan ke tempat bapak! "Sudah pergi sana, aku sedang sibuk." Awalnya mereka mengira bahwa Randika akan setuju membantu mereka, tetapi mereka tidak mengira akan ditk mentah-mentah seperti ini. Orang-orang yang mengejek itu mendatangi tempat Randika berada. "Hahaha sepertinya departemen parfum sudah kehabisan orang sampai-sampai meminta bantuan orangin." Mereka semua tidak tahu identitas Randika, mereka mengira Randika berasal dari departemenin. Randika sama sekali tidak peduli dengan mereka. Namun, orang-orang ini terus menerus mengganggu dirinya dan menantangnya untuk berpartisipasi. "Ayo bantu saja mereka, apa kamu takut?" "Yah dasar banci! Sama air aja takut!" "Sudah, sudah, ngapain nantang banci seperti dia." Adrian dan Axel menatap bos mereka, berharap dia mengerti perasaan departemen mereka seperti apa. Tentu saja, Randika terpancing. "Oh? Apa kalian berani mwanku? Aku tidak segan-segan memakai kekuatan penuhku untuk mwan kalian." "Hahaha kekuatan penuh apaan? Jangan-jangan maksudmu kamu mau pakai papan pmpung?" Semuanya tertawa. Pada saat ini, Cindy berkata pada Randika. "Bagaimana ku kamu ikut saja? Ku menang nanti aku akan menciummu sebagai hadiahnya." Chapter 372: Ciuman di Depan Publik Chapter 372: Ciuman di Depan Publik Apa? Ciuman sebagai hadiah? Dm sekejap Randikangsung terbeku di tempat, dia menatap Cindy dan teman-temannya itu. "Sungguhan?" Randika menatap tajam. "Tentu saja." Kata semua perempuan itu. "Buat apa kita berkata bohong? Kita mau kok memberimu hadiah." Cindy menatap teman-temannya itu. Temannya yang pertama tersenyum dan mengangguk, teman keduanya mkukan hal yang sama dan begitu p yang ketiga. Dan tentu saja, Cindy yang merupakan yang tercantik itu juga mengangguk kepnya. Adrian dan Axel hanya bisa terheran-heran dengan bos mereka ini. Mereka tidak tahu cara apa yang digunakan Randika sampai-sampai semua perempuan itu mau mencium Randika. Randika yang sudah bagaikan berada di atas awan itu segera menjadi bersemangat. "Baih ku begitu, lihah kemenanganku dari sini!" Orang-orang yang mengejek departemen parfum itu menatap Randika yang berjn dengan gagah berani menuju km renang. Wajah Randika yang tersenyum itu membuat mereka jengkel. Tetapi Randika tidak memedulikannya, dia membusungkan dadanya untuk memamerkan otot-ototnya pada Cindy dkk. Namun, tiba-tiba dia terpeleset dan hampir saja tercebur ke dm. Hal lucu seperti ini membuat semua orang tertawa dan meremehkan kembali departemen parfum. "Hahaha kapok!" "Yakin orang ini jadi wakil kalian? Apa dia bisa berenang?" "Kenapa kalian repot-repot membantah ku kalian itu lemah? Sudah ngaku saja sekarang sebelum malu." Inggrid diin sisi sudah menggelengkan kepnya kuat-kuat. Randika terbatuk dan berusaha tetap terlihat tenang, dia membuka bajunya seh-h tidak terjadi apa-apa. Pada saat yang sama, batch kedua mi berkumpul di pinggir km dan bersiap-siap. Ketika peluit juri itu berbunyi, semuanyangsung menceburkan diri ke dm km. Tetapi, ada satu sosok yang mengejutkan semua orang! Orang ini benar-benar cepat, cara berenangnya sudah mirip seekor ikan. Ketika semua peserta menceburkan diri ke dm air, seth beberapa saat mereka akan keluar dan menghirup udara di permukaan. Satu per satu mi keluar tetapi sosok Randika sama sekali tidak terlihat. "Ini apa orang itu manusia?" "Dia bisa tahan napas sampai ke tengah km?" Semua mata hampir copot dari kantongnya! "G, aku baru tahu ada orang yang bisa menahan napasnya sma itu." Semua orang yang melihat ini sudah terheran-heran, tetapi kejutannya belum sampai situ saja. Karena Randika yang sekarang berenang bagaikan kapal sm dan melesat dengan cepat! Kecepatan itu benar-benar luar biasa, bahkan mereka merasa kapal sm kh cepat! Apa ini masih bisa disebut hraga renang? Yakin kaki Randika tidak dipasangi sebuah mesin? Semuanya terkejut, karena ketujuh pesertainnya baru mencapai tengah km, tetapi Randika sudah menyentuh ujung dan mi berenang ke ujung satunya. "Curang, dia pasti curang!" Kata sh satu orang. "Sepertinya kakinya itu dipasangi mesin! Atau jangan-jangan dia itu robot!" "Benar, mana mungkin manusia bisa berenang secepat itu. Seharusnya dia sudah mewakili Indonesia di Olimpiade ku memang dia benar-benar manusia." "Bahkan menurutku dia bisa mendapatkan emas bahkan sebelum pesertainnya berenang!" "Hahaha perumpamaan apa itu? y sekali kamu!" Di saat semuanya bertanya apakah Randika curang atau tidak, ada satu hal yang mereka sepakati dm hati mereka yaitu kecepatan renang Randika sangat luar biasa! Bagi mereka ini sudah bukan kompetisigi. Di bawah teror kecepatan Randika yang mengerikan, bisa dikatakan bahwa dia sudah keluar sebagai pemenang. Tetapi bagaimana mungkin seekor monster dibandingkan dengan manusia? Ketujuh peserta ini baru mencapai ujung, sedangkan Randika sudah berenang kembali menuju mereka. Beri kami napas! "Pak Randika luar biasa! Aku benar-benar mencintaimu!" Teriak seorang perempuan. Adrian dan Axel hanya bisa melongo melihatnya, benar-benar keren! Mereka berdua makin kagum dengan bos mereka satu ini. Dan orang-orang yang mengejek departemen parfum itu sudah syok setengah mati melihat kejadian ini. Apa benar dia masih manusia? Di saat semuanya terheran-heran dan terkejut, sebuah senyuman dapat terlihat di wajah Inggrid. Tidakma kemudian, Randika th menyelesaikan bagiannya dan keluar dari km renang. Semua orang menatap dirinya dengan diam yang hanya memakaia pendek itu. Randika sendiri bingung kenapa mereka semua menatapnya dengan tajam seperti itu. Para perempuan, melihat otot-otot Randika yang sempurna itungsung klepek-klepek dan menn air liur mereka. Belumgi ketika mereka melihat Randika menyisir rambutnya dengan tangannya, lengan kekarnya itu membuat hati mereka meleleh. "Luar biasa!" Seth terdiam beberapa saat, akhirnya semua mi bertepuk tangan. Dengan kecepatan renang seperti itu, gr juara dari lomba renang kota Cendrawasih ini tentu akan menjadi milik perusahaan mereka! Seth mengambil handuk yang th disediakan, Randika berjn menuju tempat Cindy dkk berada. "Hahaha bagaimana penampnku? Sesuai perjanjian kita, sini kalian semua." Kata Randika sambil menunjuk bibirnya. Melihat Randika yang begitu keren tadi, para perempuan ini sudah tidak ragu-ragugi dan memberikan Randika ciuman yang hangat. Bahkan Cindy yang mengusulkan saran ini pertama kali, benar-benar sudah jatuh cinta dan mencium Randika dengan semangat. Kedua lidah mereka bertemu dan bertarung dengan hebatnya. Oh! Seth merasakan lembutnya bibir Cindy, Randika mengangguk puas. Adrian dan Axel hanya bisa menatap iri pada bos mereka itu. Sebelum ini, Adrian dan Axel naksir dengan Cindy yang merupakan perempuan tercantik di departemen marketing. Mereka tidak menyangka mereka akan kh dengan bos mereka. Sepertinya mereka harus mencari perempuanin untuk dikejar. Seth berciuman, Cindy berjn mundur sambil tersenyum. Sekarang perempuan kedua datang untuk menepati janjinya tetapi dia hanya memberikan ciumannya di pipi Randika. Seth itu, perempuan ketiga dan keempat mkukan hal yang sama. Menatap keempat perempuan cantik ini mencium Randika satu per satu, membuat semuakiki di tempat ini meraung. Mereka sangat iri dengan Randika! Pertunjukan Randika ini memberi pukn tk bagi para jomblo ini. "Sin, aku benar-benar iri!" "Kurang ajar, bisa-bisanya dia pamer di depan publik? Cari kamar sana!" Inggrid sendiri melihat kejadian ini dengan kedua b matanya. Dia benar-benar sudah tidak tahu harus bereaksi seperti apagi. Merasa sudah muak, dia pergi menuju ruangannya dan meninggalkan mash seleksi ini ke sekretarisnya. Randika sendiri merasa puas mendapatkan 4 ciuman dari perempuan cantik. Ketika matanya melirik ke bkang, dia menyadari Inggrid pergi meninggalkan km renang. Sin, dia lupa ku istrinya itu masih ada di sini. Sepertinya istrinya itu cemburu dan marah. Randika dengan cepat mengambil bajunya dan mengganti pakaiannya di ruang ganti. Seth berpenampn rapi, dia segera berangkat menuju kantor ruangan Inggrid berada. Sesampainya di sana, Randika pehan membuka pintu ruangan tersebut dan melihat sosok istrinya menatap jend dm keadaan diam. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu secara mendm. Chapter 373: Inggrid Cemburu Chapter 373: Inggrid Cemburu "Sayang kamu kenapa?" Inggrid memandangi jend sambil berpikir, tiba-tiba ada suara dari bkang yang mengejutkannya. Kemudian kedua tangan orang tersebutngsung merangkulnya dengan cepat, tujuannya adh kedua dada miliknya itu. Inggrid menampar dan mendorong tangan Randika sambil mengatakan. "Jangan aneh-aneh, ini di kantor." Randika tidak meneruskan, dia hanya berkata sambil tersenyum. "Apa kamu malu jika ketahuan orang-orang?" Inggrid menatapnya tajam. Randikalu menaruh tangannya di punggung Inggrid dan membinya. Dia dapat merasakan punggung indah istrinya itu dari balik pakaiannya. Tentu saja, jika dia berhasil melepas pakaiannya js lebih nikmatgi. "Sayang, apa kamu cemburu?" Randika berbisik di telinganya. Inggrid benar-benar mencintai suaminya ini. Meskipun hubungan mereka berawal dari sebuah kebohongan, hubungan mereka sekarang sudah js dan menerima satu samain. Setiap hari dluinya bersama Randika, semakin cinta dirinya padanya. Sedangkan bagi Randika, istrinya satu ini tiap mari makin cantik. Seh-h istrinya ini menyihir dirinya agar makin menyayangi sampai maut memisahkan. "Cemburu? Kenapa aku harus cemburu sama karyawanku?" Senyuman Inggrid ini mengandung rasa cemburu dan sedihnya. Dia melepaskan pelukan Randika karena dia masih bisa mencium parfum perempuanin itu. "Aku hanya khawatir kamu telu banyak mempermainkan bawahanku, tolong jangan telu kelewatan." Inggridlu merapikan baju Randika yang berantakan itu. Kejadian kecil ini mungkin terlihat biasa-biasa saja, tetapi hal ini membuat Randika terasa hangat. Istrinya ini benar-benar perhatian padanya. "Ku kamu ingin mkukannya, bawa mereka ke tempat sepi. Di dekat sini ada hotel bukan?" Tambah Inggrid dengan nada yang lembut. Ketika mendengar hal ini, Randika benar-benar gembira. Sepertinya p pikir istrinya ini sudah terbuka. Sepertinya istri pertamanya ini th setuju dengan rencana haremnya! Tetapi sebelum Randika meluapkan kegembiraannya, Inggrid menambahkan. "Tetapi jika kamu benar-benar mkukannya, aku akan membantumu membereskannya." Membantuku? Randika terlihat bingung. "Sayang, maksudmu apa?" Tanya Randika. "Tentu saja aku akan membereskan burungmu itu agar tidak bisa bermain-maingi. Memangnya ada carain biar kamu tidak selingkuh?" Inggrid hanya tersenyum lebar. Dm sekejap, Randika merinding seluruh badan. Ternyata impiannya itu masih sangat jauh. Suasana hati Randika menjadi muram, tetapi entah kenapa dia merasa terangsang melihat sisi sadis istrinya ini. "Ku begitu, biarkan burungku ini memuaskan dirimu dulu." "Hush!" Wajah Inggridngsung menjadi merah, sebelum dia bisa mengusir Randika, bibirnya itu sudah diblokir oleh Randika. Mereka berdua suami istri jadi sebuah ciuman tidak ada shnya bukan? Seth membuat istrinya yang memberontak ini terangsang, di ruangan tertutup ini, Randika mendorongnya ke jend. Dengan satu sapuan, Randika berhasil membuka gembok milik istrinya itu dan memasukan kunci miliknya. ..... Seth berhubungan badan dengan istrinya, Randika merasa segar dan bersemangat. Ketika dia masuk kembali keboratoriumnya, wajahnya tersenyum lebar. Mkukannya di ruangan istrinya itu menambah sensasi mendebarkan yang cukup menyenangkan, apgi sifat istrinya di kantor itu berbeda dengan di rumah. Diin sisi, seleksi internal untuk lomba renang kota itu akhirnya th selesai. Mengenai hal ini, Randika sama sekali tidak peduli. Apab dirinya terpilih, dia tinggal menggunakan kewenangannya untuk mengundurkan diri. Hadiah kecil semacam itu tidak membuatnya bersemangat sama sekali. Seth bekerja seharian penuh, akhirnya Randika dan Inggrid png bersama-sama ketika jam png kerja. Di dm mobil, tangan Randika sama sekali tidak bisa berhenti bergerak. Tangannya terus menerus meraba Inggrid. Seth sekianma, Inggrid sudah terbiasa dan terus mengemudikan mobilnya. Sesampainya di rumah, sifat dingin Inggrid itungsung berubah menjadi istri yang penyayang. "Smat datang kembali nona dan nak Randika." Ibu Ipah menatap keduanya sambil tersenyum. Dia sekarang sedang sibuk memasak di dapur. "Hmm harum sekali masakannya, hari ini masak apa bu?" Randika dengan ceria membs sapaan Ibu Ipah. "Hahaha ini masakan spesialis punya ibu. Nanti nak Randika pasti menyukainya." Bs Ibu Ipah. Ketika Inggrid mendengar ini, dia juga tersenyum. "Bu, biarkan aku membantumu." "Sudah nona duduk saja, serahkan makan mm ini pada ibu." Kata Ibu Ipah. "Tidak apa-apa kok bu." Inggrid sudah memakai celemek memasaknya dan bergabung di dapur. Dia yang sekarang sudah terg-g dengan memasak. Ketika dia melihat Ibu Ipah memasak, baginya ini adh kesempatan untuk bjar. Kemampuan memasak Inggrid sudah sangat membaik. Ku diumpamakan dengan hraga basket, dia yang awalnya baru saja bjar dribel b itu sudah berhasil mkukan dunk dengan sangat hebat. Randika sendiri duduk dengan santai di sofa sambil menonton TV. Tidak lupa dia mengambil coca c di lemari es dan bersandar di sofa. Kehidupan santai seperti ini merupakan kehidupan idamannya. Randika benar-benar merasakan kedamaian karena hari ini tidak ada Hannah. Jika adik iparnya itu ada di sini, kehidupannya benar-benar mirip dengan neraka. Ketika dia barusan saja berpikir seperti itu, pintu rumahnya itu tiba-tiba terbuka dan muncul sosok Hannah yang bersemangat. "Kak Randika, kak Randika!" Hannah memanggil Randika dengan semangat, dialu menghampiri Randika yang duduk di sofa. Sin, tidakkah kamu membiarkanku menikmati mm yang indah ini dengan damai? Randika hanya bisa tersenyum pahit melihat Hannah duduk di sampingnya. "Han, apa kamu barusan menang loteregi?" "Bukan, bukan, tadi aku bertemu dengan Roberto." Kata Hannah dengan semangat. Mendengar nama Roberto, hati Randika mengepal dan dia mengerutkan dahinya. "Oh? Kenapa dia?" Tanya Randika sambil tersenyum, dm hati dia sudah menahan amarahnya. Di sisiin, Inggrid tertawa kecil ketika melihat sosok adiknya yang bersemangat itu. "Jadi, jadi, tadi kan ada pertunjukan drama dari siswa internasional, kita semua tidak menyangka Roberto yang atletis itu ikut. Ya ampun kak, seharusnya kakak lihat betapa kerennya dia tadi!" Hannah terlihat terkagum-kagum saat menceritakan Roberto. "Terus?" Randika masih mendengarkan dengan seksama. "Dia terlihat tampan saat memakai kostumnya, bahkan dia juga terlihat gagah ketika berdiri saja!" Hannah benar-benar tersihir oleh sosok Roberto. "Jadi dia keren cuma karena terlihat tampan gitu doang?" Randika menguap dan bersandar kembali di sofanya. Hannah menyadari itu dan mendengus dingin. "Yang paling mengejutkan adh ketika dia menyanyi, suaranya itu seperti." Hannah terlihat kesusahan memikirkan kata-kata yang tepat, kosakatanya memang kurang. "Kambing?" Kata Randika sambil tertawa. "KAK! Mana mungkin suaranya dia seperti kambing! Pokoknya suaranya bagus!" Hannah memukul Randika. Randika hanya menggelengkan kepnya secara diam-diam. Apa enaknya mendengarkan orang nyanyi? Lebih enak duduk dan merangkul cewek bukan? Bahkan jika Roberto mau adu nyanyi dengannya, suara merdu Randika pasti menang! "Seth menyanyi, Roberto juga menari. Tidak ada yang menyangka dia akan selincah itu jadi semua orang menjadi heboh tadi." Di kedua b mata Hannah bisa terlihat dua bintang yang sedang berpijar. Sepertinya dia masih terpukau oleh pertunjukkan Roberto tadi. Tetapi tiba-tiba, suara kakak iparnya ini menyadarkan dirinya. "Han, sepertinya kamu itu terg-g sama orang yang sh. Seharusnya kamu terg-g denganku kan?" Hannah menatap tajam pada Randika. "Kak, Roberto itu tampan dan berbakat, mana bisa dibandingin dengan kak Randika yang ms!" "Dia bisa menari, menyanyi, atletis, dan tahu tidak, dia juga bisa bermain piano!" Hannah bersemangatgi. "Aku benar-benar kaget dia sampai bisa main piano, benar-benar lki yang luar biasa." Hannah terlihat dilemma dan mnkolis, wajahnya benar-benar menunjukan bahwa dia sedang jatuh cinta. "Ah dia benar-benar sempurna. Apakah dia pangeran hidupku?" Inggrid yang ada di dm dapur lumayan terkejut, dia belum pernah melihat adiknya membicarakan seorangkiki sejauh itu. Apakah orang bernama Roberto benar-benar luar biasa? "Memangnya tampan doang bisa buat perutmu kenyang?" Sindir Randika. "Kak!" Hannah menatap marah pada Randika. "Jangan menghina terus, Roberto itu orang yang baik hati. Terlebihgi, dia pernah menymatkanku ketika pegangan tangga kantin sekhku yang sedang kugenggam itu rusak. Ku bukan karena dia, aku sudah ada di rumah sakit!" Mendengar ini, Randika tiba-tiba memiliki firasat. "Han, coba ceritakan kejadian itu secara detail." "Waktu itu aku baru saja selesai makan dengan teman-temanku. Dan ketika kita mau turun dan masuk ke ks, tiba-tiba pegangan tangga itu rusak dan aku kehngan keseimbangan. Akungsung terjun ke bawah. Ku saja tidak ada Roberto, pasti aku sudah terbaring di rumah sakit." Kata Hannah sambil tersenyum. Pegangan tangganya tiba-tiba rusak? Randika memikirkannyagi, bagaimana mungkin itu bisa rusak secara tiba-tiba? Pada saat ini, Inggrid keluar dari dapur sambil membawa sepanci sup. "Benarkah itu?" Dm sekejap, Hannah beri dan memeluk kakak perempuannya itu. "Kak, kakak percaya sama aku kan? Kakak tidak kejam seperti kak Randika kan?" "Hanya saja aku tidak percaya orang bisa menangkap orang yang jatuh dari tangga begitu mudah." Inggrid tersenyum. "Tetapi fakta bahwa dia th menymatkanmu itu tidak berubah." "Benar kak! Refleknya dia benar-benar hebat! Banyak perempuan di kampusku yang naksir sama dia." Bs Hannah. "Han, kamu jangan manja sama istriku gini dong." Randika datang menghampiri dan memeluk pinggang Inggrid. "Lagip, aku heran kamu masih menganggap orang itu sempurna. Bukankah di depanmu ini ada orang yang lebih hebat dan lebih sempurna daripada dia?" Chapter 374: Laporan Intelijen Chapter 374: Laporan Intelijen Hannah memegang mulutnya dengan kedua tangannya, dia berusaha menahan diri untuk tidak muntah! Reaksi Hannah benar-benar lugas. Kakak iparnya pria sempurna? Hannah ingin mengatakan bahwa hanya orang buta yang menganggap Randika seperti itu, tetapi dia menahan diri karena ada Inggrid di sampingnya. Randika terlihat biasa-biasa saja, sebaliknya dia mengusap kep Hannah. "Sudah tidak apa-apa, aku tahu isi hatimu. Kamu tidak perlu mengatakannya, aku paham kok." Inggrid melihat keakraban keduanya ini dan tersenyum, dialu berkata pada Randika. "Sudah ayo makan, nanti keburu dingin." Randika hanya mengh napasnya. "Sayang, aku hanya ingin memakanmu mm hari ini." "Kak!" Hannahngsung menginjak kaki Randika. DIa masih ada di sini, bisa-bisanya dia berkata mesum seperti itu dengan kakak kandungnya! Randika mengerutkan dahinya, Inggrid hanya bisa tertawa dan Ibu Ipah dengan wajah senang menaruh sisa makanan ke atas meja. "Nona, nak Randika, ayo dimakan mumpung masih panas." Mendengar ini, Hannah segera menghampiri meja makan dan mencueki Randika. "Wah Ibu Ipah, makanannya kelihatan enak semua!" kata Hannah dengan tersenyum. Randika juga menghampiri meja makan dan mi ngiler. Dia belum makan sejak siang tadi, dia benar-benarpar. Seth makan mm bersama dengan Hannah dan Inggrid, Randika mencuri waktu untuk masuk ke dm kamarnya. Ketika di dm kamar, wajah Randika yang setenang air itu mengambil HPnya dan menelepon ke sebuah nomor. "Ini Ares sang Dewa Perang!" Wajah Randika berubah menjadi serius. "Bagaimana penyelidikanmu? Apakah ada perkembangan?" "Saya sudah memeriksatar bkang dari Roberto sesuai perintah Anda. Saya menemukan bahwa Roberto adh anak dari Carlos, pengusaha sukses di Indonesia. Tetapi mereka berbasis di Eropa, jadi saya tidak mendapatkan informasi apa pun mengenai ayahnya." Randikalu berpikir untuk sejenak, suara dari balik telepon tidak berhenti berbicara. "Roberto datang ke Indonesia sekitar sebn yanglu, dia datang untuk mengikuti program pertukaran siswa asing di Universitas Cendrawasih." Sebn yanglu? "Apakah kamu yakin dengan waktu kedatangannya?" Tanya Randika. "Iya saya yakin." Bawahan Randika ini berkata dengan nada serius dan dm. "Saya juga menemukan bahwa Roberto sendiri yang mengisi formulir pendaftaran program pertukaran siswa asing itu." Mendaftar sendiri? Di dm kep Randika sekarang, senyuman licik Roberto tiba-tiba muncul. Dia tidak tahu kenapa, tetapi ketika dia memikirkan senyumannya itu, Randika merasa tidak nyaman. Hatinya tahu bahwa ada yang sh darinya. Ini murni kata instingnya, Randika tidak pernah ragu dengan insting tajamnya. "Tuan, apakah saya harus mengawasinya lebihmagi?" Kata bawahannya itu. "Jika Anda ingin saya mengawasinya, saya juga akan memakai koneksi di Eropa dan menyelidikinya lebihnjut." "Lanjutkan." Kata Randika dengan samar. Apa pun yang terjadi, dia harus mengetahuitar bkang Roberto. Jika dia tidak dapat mengetahui niat asli pihakin, Randika tidak akan bisa tidur dengan tenang! Dia merasa bahwa Roberto bukah orang biasa. "Hari ini, Roberto menymatkan Hannah di kantin kampusnya. Keckaan ini berawal dari pegangan tangga yang rusak. Cepat pergi dan periksa pegangan tangga itu." Kata Randika. "Baik." Seth menutup telepon, Randika masih memikirkan mash ini. Tetapi, dari luar dia dapat mendengar Hannah yang berteriak memanggil namanya. Randikalu berjn keluar dari kamar dan menaruh kembali HPnya di sakuanya. ... Pagi-pagi sekali, Randika sudah terbangun. Kali ini, dia terbangun sendirian di kamar. Kemarin mm, Hannah menymatkan kakaknya itu dari terkaman Randika dan tidur bersama. Jadi Randika terpaksa tidur sendirian tanpa bisa berbuat apa-apa. Padahal dia sudahma ingin mencoba hal-hal baru dengan Inggrid. Beberapa hari yanglu, Randika membeli beberapa barang seperti baju dan t-t seperti borgol, vibrator dll. Ketika Inggrid melihat barang-barang ini, wajahnya menjadi merah. Sayang sekali Randika masih belum sempat mencobanya. Seth mencuci mukanya, Randika mengambil HPnya dan berjn turun ke bawah. Di HPnya, ada sebuah pesan singkat. Ketika dia membukanya, rupanya itu dari bawahannya dari divisi intelijen. Isi pesan itu singkat, padat, dan js. Randika meminta mereka untuk mengecek pegangan tangga yang menyebabkan Hannah terjatuh itu. Dia mengatakan bahwa tidak ada kejanggn apa pun. Pegangan tangganya memang sudah tua, ditambah dengan kekuatan pegangan dari Hannah, hal iningsung mematahkan pegangan tangga tersebut. Seth membaca ini, Randika mengerutkan dahinya. Tidak ada yang janggal? Apakah ini murni keckaan? Semakin dia memikirkannya, semakin ragu Randika. Namun, dia sama sekali tidak meragukan informasi yang didapatnya ini. Para bawahannya dari divisi intelijen itu adh orang-orang yang teliti dan cerdas, tidak mungkin mereka sh menganalisa kejadian ini. Seth turun ke bawah, Hannah dan Inggrid sudah duduk di meja makan. Mereka sedang mengobrol dan tertawa bersama-sama, hubungan kakak adik mereka ini benar-benar erat. Ketika Hannah melihat sosok Randika berjn ke bawah, dia mendengus dingin. Randika sendiri menatap tajam ke arah Hannah sambil menggertakkan giginya. Maling yang th mencuri tempat tidurnya serta barang berharganya ini tidak akan bisa berbuat hal yang sama mm hari ini! Diselimuti oleh rasa benci ini, Randika duduk diam tanpa menyapa Hannah. Dialu mengambil sepiring nasi dan telur dadar yang ada di atas meja. "Kak, hari ini aku nganggur, apakah kakak bisa menemaniku bermain?" Kata Hannah pada Inggrid. "Maaf, kakak harus pergi kerja hari ini. Perusahaan kakak sedang sibuk." Kata Inggrid. Hannahlu melirik ke Randika, yang pura-pura tidak melihat dirinya dan berkomitmen untuk menghabisi nasi dan telur dadarnya itu. "Bagaimana dengan kak Randika, apa kakak mau menemaniku bermain? Tanya Hannah sambil tersenyum manis. Randika mengambil suapan besar dan mendengus dingin. Dia memalingkan wajahnya dari Hannah. Sifat kekanak-kanakannya ini membuat Inggrid geleng-geleng. "Ku keselek bagaimana? Kamu mau mati hanya karena keselek nasi?" Randika hanya tersenyum, dia masih tetap tidak mau membs kata-kata Hannah. Seth sarapan, Hannahngsung keluar dari rumah dan Randika mengikuti Inggrid pergi ke kantor. Hari ini banyak kegiatan di kantor, khususnya mengingat sebentargi merupakan deadline dari produksi mereka. Departemen parfum bekerja pagi hingga mm hanya untuk memenuhi kuota mereka. Dengan adanya Randika, beban departemen parfum akan sangat berkurang. Menurut Kelvin, Randika setara dengan 20 orang sekaligus. Bukan, bukan, bahkan seluruh orang di departemen parfum! Jika Randika benar-benar mau, dia bisa mengambil alih departemen parfum dan memecat mereka semua. Bukan hanya saja membuat parfum jenis baru, Randika tidak perlu menggunakan sebuah form untuk membuat ng parfum yang dibutuhkan. Dia hanya membutuhkan hidungnya dan instingnya untuk membuat hal yang sama. Peran Randika memang luar biasa di departemen parfum. Oleh karena itu, Kelvin sudah memohon pada Randika untuk setidaknya berada diboratorium sma setengah hari untuk membantu mereka. Randika sendiri juga mengiyakan permohonan Kelvin ini. Sesampainya di perusahaan, Randika tidakngsung masuk ke dmboratorium. Dia melihat sosok yang sangat dikenalnya di koridor perusahaan, dia adh Viona! Chapter 375: Pembunuh di Kota Cendrawasih Chapter 375: Pembunuh di Kota Cendrawasih Sejak makan mm di restoran itu, hati Viona masih dipenuhi dengan kebingungan. Karena wanita adh individu yang rapuh dan mudah terbawa perasaan, perasaan yang dirasakan Viona sekarang ini benar-benar membunuh dirinya. Bahkan Viona kemarin tidak masuk dan berusaha menghindari dirinya, js ini merupakan suatu mash besar. Sosok Viona terlihat pendiam, lembut, dan pemalu tetapi sebenarnya dia adh perempuan yang antusias dan unik. Randika mengetahui hal ini karena hatinya sudah terkoneksi dengan Viona sejakma, dia merasa bahwa Viona merupakan pasangan yang ideal untuk dimasukkan ke dm anggota haremnya. Yang dibutuhkan dirinya hanyh berhubungan seks dengan Viona, seth itu perasaannya pada dirinya pasti berubah. Memikirkan hal ini, Randika tersenyum dan berjn menghampiri Viona. Viona sendiri sangat gugup hari ini, kejadian di restoran kapan hari masih membekas di dm dirinya. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa ketika bertemu dengan Randika nanti. Seth kabur dan tidak masuk kerja kemarin, dia merasa bahwa kabur seperti ini bukah jawabannya. Dia merasa bahwa dia harus mengundurkan diri dan keluar dari perusahaan ini. Tetapi apakahngkah ini benar-benar merupakan isi hatinya yang sebenarnya? Kemarin mm ketika dia mau tidur, Viona berusaha menutup matanya untuk melupakan semua ini. Tetapi yang muncul di benaknya adh senyuman hangat Randika. "Viona" TIba-tiba, di bkangnya ada suara yang memanggil dirinya. Ketika dia menyadari bahwa suara itu adh milik Randika, tubuh Viona menegang. "Ran" Wajah Viona sudah tersipu malu. "Vi, kamu kenapa?" Randika tertawa ketika melihat wajah Viona yang merah itu. Ketika dia ingin meraih dagu Viona, Randika menyadari bahwa hal tersebut tidak telu pantas mengingat banyaknya orang yang bekerja di tempat ini. Randika sendiri tidak mash dilihat oleh orangin, tetapi Viona merupakan individu yang pemalu jadi Randika menghormati ini. "Tidak apa-apa, aku tidak apa-apa! Jawab Viona. "Terus kenapa kamu kemarin tidak masuk kantor?" Randika berdiri di depan Viona. Viona yang sekarang sama seperti anak kecil yang sedang diinterogasi oleh gurunya. Ketika Randika meremas lengannya, Viona tidak merasakan sakit minkan kelembutan yang hangat. "Aku tidak enak badan jadi aku minta ijin sakit kemarin." Kata Viona. Wajahnya masih terlihat sangat merah. "Benarkah?" Randika hanya menyeringai. "Sungguhan." Viona menganggukan kepnya. Dm sekejap, Randika menyadari bahwa tidak ada orang di koridor ini sekarang. Tangan kanannya bergerak secara pehan ke bkang dan menampar pantat Viona dengan keras. Tiba-tiba, tangan Randika memantul kembali, seh-h dia tangannya itu menampar sebuah b stis. Tindakan Randika yang tiba-tiba ini membuat Viona ketakutan setengah mati, dia dengan cepat melirik ke Randika dan bertemu dengan senyuman nakalnya. Randika sepertinya th melihat keresahannya. Ketika berpikir demikian, Viona tersipu malu. "VI, kenapa kamu terus menghindariku? Apa kamu membenciku?" Ketika mendengar hal ini, Vionangsung menjadi kbakan. "Tidak! Aku tidak membencimu!" Randika menatap lekat-lekat Viona, sudut mulutnya mi menaik dan membentuk sebuah senyuman yang nakal. Sekaligi, dia menampar pantat kenyal milik Viona itu. Viona memakaia dm yang minim kain, jadi tamparan Randika ini benar-benar mengenai kulitnya. Yang hanya menghnginya adh rok tipisnya yang membalut pantatnya dengan sempurna. Namun, entah kenapa dia menikmati sensasi ini. "Ini hukuman karena kamu berani untuk menghindariku. Apakah kamu berani mkukannyagi?" Sifat sadis Randika mi terpacu, dia memandang Viona dengan tatapan tajamnya. Viona tersihir oleh bau lki yang dipancarkan oleh tubuh Randika, pantatnya sendiri membara karena tamparan keras Randika. Dia merasakan rasa malu di dm hatinya, tetapi bukan hanya rasa malu saja yang ada di dm hatinya minkan kehangatan dan kenikmatan. Dengan pehan, dia menganggukan kepnya. "Ran kejadian di restoran itu.." Viona terlihat ragu-ragu. Dialu mengangkat kepnya tinggi-tinggi, dia berharap Randika dapat menjskan apa yang terjadi di mm hari itu. "Hmm? Kenapa memangnya." Randika memasang wajah bingung. "Vi, aku tidak ingat apa yang terjadi mm hari itu, aku telu mabuk hari itu." "Ah!" Kedua mata Viona terbuka lebar, dia tidak menyangka akan mendengar jawaban ini dari Randika. "Vi, apa kamu mau ngasih tahu apa yang sebenarnya terjadi mm hari itu? Aku sudah menanyakannya pada yangin tetapi tidak ada yang mau memberitahuku." Kata Randika. Bagaimana mungkin Viona mengatakannya? Dibandingkan dengan Hannah dan Inggrid, wajahnya benar-benar tipis. Di bawah serangan Randika, dia th terjebak oleh sifat licik Randika ini. "Aku aku juga tidak mengingatnya." Viona menggelengkan kepnya berng kali, dialu tertawa. Senyumannya itu benar-benar mekar dan membawakan sensasi segar. "Ran, kadang aku mikir kamu itu telu" Viona berhenti berbicara, dia sepertinya tidak dapat menemukan kata yang tepat. "Telu tampan?" Randika membi pipinya. "Aku sudah tahu itu dari awal." Melihat Randika mengalihkan topiknyagi, Viona benar-benar merasa tidak berdaya. Namun, dia tidak semalu dan setegang tadi. Jawaban Randika atas kejadian di restoran kapan hari th membuat hatinya terasa lega. "Ayo cepat kita masuk, semuanya sudah menunggu." Kata Randika sambil tersenyum. Mereka berdualu berjn berdampingan menujuboratorium. Sebelum mereka masuk, para staf sedang mengobrol satu samain. Jika tidak ada Kelvin, semua orang suka mengobrol dan meninggalkan pekerjaan mereka. Bagaimanapun juga, mereka sudah bekerja seharian dan merasa suntuk. Ketika Randika datang, mereka mh mengajak Randika untuk bergosip bersama-sama. "Hei, hei, apa kalian dengar apa yang terjadi di kota kita beberapa hari ini?" Seorangkiki mi membuat suaranya seperti sedang menceritakan cerita horor. "Beberapa orang th meninggal secara misterius, ketika ditemukan jantung mereka sudah tidak ada!" Para staf perempuanngsung menegang ketika mendengar cerita ini. "Tidak mungkin." Js mereka semua tidak percaya. "Pembunuh macam apa yang tega mkukan hal itu?" "Iya, tidak mungkin pembunuhnya mkukan hal itu. Ngapain juga dia mkukannya!" Bs mereka. "Ini sungguhan, aku tidak berbohong." Rupanya yang berbicara adh Adrian. "Aku baru saja membacanya di koran tadi pagi. Rupanya sebn ini, banyak orang di kota kita ini th menghng secara misterius. Ketika akhirnya mereka ditemukan, mereka sudah mati dan jantung mereka sudah tidak ada!" "Berita itu juga menyampaikan bahwa kebanyakan korban adh wanita cantik." Lanjut Axel yang ada di sampingnya. "Ya ampun, bagaimana ini?" Beberapa staf perempuan mi ketakutan, mereka merasa pembunuh seperti itu benar-benar menakutkan. "Nanti ku kalian png, bach berita itu di koran kalian. Menurut investigasi para polisi, pembunuhnya slu mkukan hal yang sama. Dm satu bn ini sudah ada 8 mayat yang ditemukan oleh mereka, tetapi sejauh ini para polisi masih belum bisa menemukan tersangkanya." "Aduh bagaimana ini, aku jadi takut keluar sendirian. Bagaimana ku tiba-tiba aku bertemu dengan pembunuh itu?" Wajah perempuan ini mi memucat. "Sudah jangan telu khawatir sama hal begitu, dia hanya mengincar wanita super cantik kok." Axel mi menggoda perempuan itu supaya meringankan suasana tegang ini. "Maksudmu apa?" Perempuan itu mi marah. "Maksudmu aku tidak cantik?" Semuanyangsung tertawa ketika melihat Axel ketakutan. "Ampun, ampun, aku cuma bercanda." Axel mmbaikan tangannya. Perempuan yang mau memukulnya ini terkenal sebagai perempuan tomboy, dia sering menghajarkiki yang berani menantangnya. "Tapi aku sarankan kalian jangan keluar telu mm beberapa hari ini. Sepertinya pembunuh itu beraksi di mm hari jadi jangan pernah keluar sendirian, sebaiknya kita waspada dan menghindari kejadian ini." Adrian menambahkan. Semua orang mengangguk. Lebih baik mencegah daripada mengundang mash untuk datang, terlebihgi ini menyangkut nyawa mereka. Ketika Randika melihat kumpn karyawan ini tidak selesai-selesai bergosip, dia menirukan suara Kelvin dan berteriak. "Siapa suruh kalian santai-santai seperti ini, cepat kerja!" Randika memakai sedikit tenaga dmnya ketika menirukan suara Kelvin, suaranya benar-benar mirip dengan Kelvin. Tentu saja, semua orangngsung kbakan ketika mendengar itu dan segera kembali ke tempat duduk mereka. Kecepatan mereka benar-benar membuat Randika terkejut. Mereka baru saja berleha-leha di depannya, detik berikutnya mereka semua sudah kembali duduk di tempat mereka masing-masing. Wajah mereka yang santai dan bahagia itu berubah menjadi serius dm sekejap. Dengan ini Randika bisa mengetahui betapa menakutkan sosok Kelvin di mata para karyawannya. Viona hanya bisa tertawa lepas, adegan ini benar-benar lucu. Para staf ini akhirnya menyadari bahwa yang berteriak tadi rupanya adh Randika, hati mereka segera menjadi rileks. "Pak Randika jahil sekali, kenapa bapak suka membuat kami jantungan seperti ini?" Axel mengelus dadanya. "Pak, tolong jangan dingigi. Kami benar-benar takut barusan!" Beberapa perempuan juga mi mengeluhkan hal yang sama. Randika hanya bisa tertawa. "Kalian saja yang penakut, masa cuma satu bentakan saja kalianngsung kbakan." "Siapa yang takut?!" Semuanya mi bersemangat. "Kami tidak takut!" "Benar, siapa yang takut?" Adrianngsung membesarkan otot dadanya. "Aku tidak takut sama pak Kelvin!" Namun tiba-tiba, suara pintu terbuka dapat terdengar. Semua orangngsung membeku dan Adrianngsung berkeringat dingin. Sosok Kelvin dapat terlihat muncul dari balik pintu. Kali ini, semua orangngsung duduk dengan tenang di tempat duduk mereka. Satu per satu dari mereka mi fokus kembali bekerja. Chapter 376: Bukan Sulap Bukan Sihir! Chapter 376: Bukan Sp Bukan Sihir! Dm sekejap, para staf departemen parfum ini bekerja dengan giat. Suasana santai dan muka bercanda mereka sudah lenyap tanpa jejak. Ketika Randika menatap pintu masuk, dia benar-benar terkejut. Sin, posisinya sebagai atasan benar-benar diremehkan. Namun, Adrian membeku di tempat karena saking takutnya. Dia menatap Kelvin yang ada di depan pintulu menatap semua orang. Dia menyadari bahwa teman-temannya itu sudah masuk mode kerja mereka, keseriusan mereka membuat Adrian menangis di dm hati. Sin, kalian akan meninggalkanku begitu saja? Bajingan, wajah kalian bisa cepat berubah seperti itu! Bukankah tadi kalian main solitaire? Adrian hanya bisa pasrah dan berdiri di tempatnya. Teman-temannya yang berwajah serius itu hanya bisa mengucapkan kata bsungkawa di dm hati mereka masing-masing. Kelvin berjn masuk dan menatap semua orang. "Kalian semua tetap bekerja, Adrian, kau ikut aku." Mendengar hal ini, wajah Adrian berubah menjadi pucat. Teman-temannya semuanya berusaha menahan tawa ketika mendengar kata-kata Kelvin ini, bahkan ada yang mencubit pahanya hingga merah. "Kapok!" Kata temannya dengan suara kecil. Randika sendiri hanya tertawa ketika melihat hal ini, memang karyawannya ini benar-benar bodoh. Namun, dia merasa tidak mash karena suasana seperti ini lebih bagus daripada tegang ataupun diam seperti zombie. Tidakma seth itu, semuanya bekerja dengan giat. Randika akhirnya menyelesaikan bagiannya, dia sekarang tinggal mendelegasikan sisa-sisanya. Ketika dia melihat jam, rupanya waktu sudah belu satu jam. Seth berjn-jn sebentar di ruangan, Randika benar-benar tidak ada kerjaan. Pada saat ini, dia merasa haus. Jadi dia memutuskan untuk turun dan membeli minuman di mini market. Ketika di luar gedung, dia akhirnya memutuskan untuk membeli juice. Ketika dia mau memesan juice jeruk + lychee, dia melihat sosok Deviana duduk di kursi. Namun, Deviana sedang tidak memakai seragam kerjanya, dia memakai pakaian biasa. Sepertinya dia sedang libur hari ini. Hari ini dia datang bersama dengan temannya, mereka berdua terlihat mengobrol dengan asyik. "Smat siang Dev." Randika menghampiri dan tersenyum. Deviana dan kedua temannya menoleh dan melihat sosok Randika. Randika, tidak menunggu mereka menjawab,ngsung duduk di kursi yang kosong. "Siapa yang suruh kamu duduk di sini?" Kata Deviana. "Oh? Kamu tidak mau hubungan kita dilihat temanmu?" Jawab Randika. Mendengar ini, temannya itungsung membuka mulutnya lebar-lebar. Dia menatap Randika dan Deviana dengan wajah terkejut. Deviana hanya menatap tajam ke arah Randika. Hingga sekarang, dia sendiri masih bingung dengan hubungan mereka berdua. "Jangan omong aneh-aneh, aku bisa menahanmu di sini." Kata Deviana sambil mendengus dingin. Randika menatap polisi satu ini. Hari ini Deviana mengikat rambutnya dengan kunciran kuda, bajunya terlihat biasa dananya juga biasa. Namun, dia membawa sensasi segar dan kuat. Karena dia merupakan polisi, sepertinya dia membawa kesan sebagai perempuan atletis jika tidak memakai seragamnya. Melihat Randika dan Deviana mengobrol dengan diam-diam, temannya ini tidak dapat menahan diri untuk berkata. "Dev, dia pacarmu? Apakah kamu tidak mau mengenalkannya padaku?" Pacar? Deviana membeku, temannya yang bernama Vivi iningsung menjadi bersemangat. "Pantas saja kamu slu mencibir dan bertingkah dingin samakikiin. Ternyata kamu sedang menjaga hatimu untuk seseorang toh! Wah ini benar-benar berita mengejutkan! Kenapa kamu menyembunyikan fakta ini? Sudah cepat kenalkan aku dulu." Randika benar-benar senang, Vivi memang orang yang hebat. Deviana terlihat kbakan. "Dia Dia itu Maksudku, dia itu" Sebelum dia dapat berkata dengan benar, Vivi meny sekaligi. "Dev, kamu masih berusaha untuk menyembunyikannya? Sudah tidak apa-apa, sekarang cepat kenalkan aku dengan pacar pertamamu ini! Aku tidak mau mencurinya kok, aku hanya penasaran denganki yang bisa mencuri perempuan terdingin dan tercantik yang pernah aku kenal!" Devianangsung terpicu. "Vivi, sudah hentikan omonganmu itu. Dia bukan pacarku." Vivi hanya mengedipkan matanya berng kali. "Dev, apa kamu masih berpura-puragi? Aku benar-benar tidak percaya, aku js melihat percikan cinta di antara kalian!" Deviana hanya bisa kehabisan kata-kata. "." Randikalu menatap Vivi sambil tersenyum. "Sayangnya, aku dan dia masih berteman." Mendengar ini, Vivi menjadi lesu. Tetapi, harapannya kembali naik ketika dia mendengar Randika mengatakan. "Tetapi dia adh calon pacarku." Kedua b mata Deviana hampir copot dari kantongnya, Randika hanya menatapnya sambil tersenyum. "Ada apa? Apakah kamu ingin menjadi pacarku sekarang?" "HAH?! Siapa memangnya yang mau jadi pacarmu?" Deviana benar-benar kehabisan kata-kata. Vivi dengan semangat berkatagi. "Hahaha aku hanya minta tolong agar kamu bisa menjaga teman baikku ini di masa depan." Di hadapan tingkahku Randika yang bar-bar, Deviana hanya bisa pasrah. Tetapi Randika adh orang dengan pikiran terbuka, dia dengan santai mengambil minuman yang diminum oleh Deviana dan meminumnya. "Kenapa tidak ada esnya?" Randika terkejut. "Memang tidak ada es." Vivi segera menjskan. "Orangnya kehabisan es jadi orang-orang hanya bisa menunggu hingga esnya tiba. Karena kita tadi haus, jadi juice kita diblender tanpa menggunakan es." Randikalu berpikir sejenak, dia kemudian bertanya. "Apakah kalian ingin minum yang dingin?" Deviana sama sekali tidak menggubrisnya, tetapi pada akhirnya dia menjawab. "Memangnya kamu mau beli di mana?" Beli? Randika hanya tersenyum. "Buat apa beli? Aku bisa memberikanmu satu." Deviana dan VIvi terkejut, bagaimana caranya dia punya es batu? Randika berdiri dan berjn menuju si penjual juice. Seth beberapa saat, dia kembali membawa juice jeruk+lychee tanpa es. "Sudah jangan begak sok keren di depan temanku." Kata Deviana. "Apa yang akan kamukukan jika aku bisa membuatnya dingin?" Tanya Randika. Ketika Deviana hendak menjawab, dia terlihat ragu-ragu. Pengmannya bertaruh dengan Randika membawa kenangan buruk untuknya. "Aku akan bertepuk tangan." Jawab Deviana dengan cuek, dia tidak akan tertipu kali ini. Vivi di sisiinngsung menjawab. "Jika kamu berhasil membuatnya dingin, temanku ini akan menciummu." "Hei! Aku tidak pernah berkata seperti itu!" Devianangsung meny. "Sudah tenang saja, mana mungkin dia bisa mkukannya." Jawab Vivi. Randika js membeku di tempat, kesempatan seperti ini tidak datang dua kali! Namun, Deviana menatap tajam pada Randika dan Vivi. "Pokoknya aku tidak mau!" "Atau kamu takut berciuman di depan wajahku ya?" Vivi tertawa. "Bagaimana calon pacar? Apakah kalian sudah mkukannya?" Randika hanya terbeku, ketika dia melihat Deviana, perempuan satu itu sudah tersipu malu. Wajahnya benar-benar merah dan menunjukan ekspresi malu. "Lihat apa kamu?!" Deviana membentak ke arah Randika. Lalu Randika hanya menjawabnya sambil bercanda. "Aku hanya sedang melihat perempuan tercantik di dunia ini, mataku benar-benar terpesona." Randikalu mengambil gsnya tersebut dan mengocoknya. "Perhatikan, tidak ada es batu di dm gs." Kemudian di bawah tatapan Deviana dan Vivi, gs itu ditaruh di bkang punggung Randika. Tatapan mata Deviana benar-benar tajam, dia sendiri penasaran bagaimana Randika akan mkukannya. Seth gs itu ditaruh di bkang, baru bersng 10 detik, terlihat asap putih muncul dari bkang. Ketika Randika meletakkan gsnya itu di atas meja, kedua perempuan ini benar-benar terkejut ketika melihat gs itu membeku! Gs itu bagaikan baru saja keluar dari freezer, benar-benar berasap dan dingin. Seakan-akan, dia sudah masuk ke dm freezer berjam-jam! Chapter 377: Pembunuh Abnormal Chapter 377: Pembunuh Abnormal Mata Deviana tidak bisa berhenti berkedip, dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Vivi sendiri juga bereaksi sama. Ketika dia memberanikan diri untuk menyentuhnya, diangsung tersentak. "Wow dingin sekali!" Ketika dia melihat tangannya, gs itu benar-benar membeku! "Sudah shkan menikmati." Randikalu memberikan gs itu kepada Vivi. Dengan senang hati dia menerima tawaran Randika. Pada saat yang bersamaan, Randika mengambil gs Deviana sebelumnya dan menypnya menjadi minuman dingin. "Ku ini buatmu sayang, panas-panas begini enak minum yang dingin." Kata Randika sambil mengedipkan matanya. Deviana hampir muntah darah. Sayang? Sejak kapan dia memanggilnya seperti itu? Tetapi, ketika dia melihat minumannya yang dingin itu, tenggorokannya tergoda. Tanpa ragu-ragu, dia mengambil gsnya dan meminumnya. Untuk trik ini, Randika menggunakan tenaga dmnya untuk menyerap suhu minumannya. Kemudian dia mengubah suhunya menjadi dingin. "Omong-omong, apakah kalian tahu tentang kasus pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini?" Tanya Randika. Deviana mengangguk. "Seluruh kepolisian sudah dikerahkan, tetapi sampai saat ini kami masih belum menemukan petunjuk. Perkembangan kasus ini benar-benarmbat." Vivi juga menjawab. "Pembunuhnya ini sangat abnormal, kita sudah mengecek jenazah korban dan semuanya mengmi kekerasan seksual." Kekerasan seksual? Randika menatap mereka dengan serius. Deviana berkata dengan wajah jijik. "Bagiku itu bukan kekerasan, bagiku dia benar-benar menjijikkan dan tidakyak untuk hidup. Bisa-bisanya dia berhubungan badan dengan korban seth dia membunuhnya." Berhubungan seks dengan jenazah? Randika benar-benar kehabisan kata-kata, kerutan di dahinya tidak bisa lebih kerasgi. Benar-benar abnormal dan menjijikkan. Memperkosa perempuan masih terbng normal, tetapi memperkosanya seth membunuhnya? Sepertinya pembunuhnya ini benar-benar memiliki kinan yang serius. Wajah Vivi menjadi khawatir. "Awal dari kasus ini sekitar sebn yanglu. Kita mendapatkanporan bahwa ada seorang gadis SMA yang tidak png-png. Beberapa hari kemudian kita menemukan jenasahnya di tempat sampah." "Pas ditemukan jantungnya sudah tidak ada." Deviana terdiam beberapa saat. "Menurut ahli forensik kita, pemotongannya benar-benar rapi." Mendengar ini, Randika tidak bisa berhenti mengerutkan dahinya. Pembunuh ini tidak saja abnormal, tetapi memiliki kemampuan medis juga? Atau jangan-jangan dia sudah ahli dm memotong organ? "Teknik pembunuhan yang dkukannya ini benar-benar membingungkan. Kita sudah menelitinya sejakma tetapi kami tidak dapat menemukan apa-apa. Terlebihgi, dia sepertinya menarget perempuan yang masih muda." Tambah Vivi. Randika mengangguk, dia tidak menyangka pembunuh ini adh pembunuh berantai yang abnormal dan pintar. "Jika aku tahu sesuatu, aku akan memberitahumu." Kata Randika. Deviana hanya mengangguk pn. Pada saat ini, HP Randika tiba-tiba bunyi. Ketika dia melihatnya, ternyata Hannah yang menelepon. Kenapa adik iparnya ini tiba-tiba menelepon? Randika aslinya ms untuk mengangkatnya, mungkin adik iparnya ini ingin mengundangnya main. Tetapi pura-pura tidak mengangkatnya benar-benar kejam jadi dia mengangkat teleponnya. "Kak, kakak di mana? Ku nganggur bagaimana ku kakak nyusul aku di mall? Aku benar-benar kesepian nih." Di balik telepon, Hannah benar-benar bersemangat. Suara berisik mall dapat terdengar di balik telepon. "Sudah main saja sendiri, aku sedang sibuk." Jawab Randika. "Jangan gitu dong kak, aku benar-benar kesepian tidak ada kak Randika. Aneh saja sendirian di tempat ramai seperti ini." Randika kehabisan kata-kata. Dia aslinya sibuk, dia sebentargi berusaha mencari kakak-kakak cantik dan menggoda mereka. "Sudah cepat ke sini kak! Jika kakak datang, nanti aku kenalin teman-temanku yang cantik. Jangan khawatir, kak Inggrid tidak akan tahu." Kata Hannah. Kenalin teman-temannya yang cantik? Randika js tersenyum di dm hatinya. Adik iparnya ini benar-benar memahami dirinya. Tetapi mengingat sifat dan sikap Hannah sma ini, pasti ada konspirasi di balik semua janji manisnya ini. Tetapi jika dia menk, adik iparnya ini akan tidur bersama dengan Inggridgi sebagai bentuk bs dendamnya. "Han, aku benar-benar tidak bisa pergi." Jawab Randika dengan nada mems. "Aku benar-benar sibuk dengan pekerjaanku, aku tidak bisa meninggalkan kantor seenak itu." "Lho kak. Jadi gitu kak Randika ya." Hannah terdengar sedih sekali. Tetapi, tiba-tiba dia berteriak. "Oh!" "Kenapa?" Randika terkejut, jangan-jangan ada yang terjadi dengannya. "Aku sepertinya demam, aku sepertinya perlu tidur dengan kak Inggridgi biar sembuh." Suara Hannah terdengar mengancam. "Kamu ini ya, ya sudah tunggu aku." Akhirnya Randika mengh. "Yeii, kak Randika memang yang terbaik. Aku nunggu di depan pintu masuk ya." Nada Hannah kembali menjadi ceria, diangsung menutup teleponnya. Mendengarkan nada teleponnya, Randika tahu bahwa dia sudah termakan oleh jebakan Hannah. Sepertinya dia memang tidak bisa lepas dari genggaman adik iparnya itu. Namun, Randika hanya bisa pasrah. "Adikku." Randika menoleh ke arah Vivi dan Deviana. "Dia membutuhkan bantuanku, aku harus pergi sekarang." Kedua perempuan itu mengangguk. Ketika Randika pergi, Vivi berbisik kepada Deviana. "Dev, kamu harus menjaganya dengan baik, jangan biarkan dia direbut oleh orangin." "Maksudmu apa?" Deviana menatapnya dengan tajam. "Percayh padaku, kamu akan menyesal ku melepaskan dia." Vivilu tersenyum. "Aku tahu bahwa kamu menyukainya dan jangan coba-coba untuk berkata tidak padaku, aku bisa melihat dari cara kamu memandangnya." Kedua perempuan ini membahas permashan cinta dan Randika berjn menuju mall tempat Hannah berada. Di sisiin, Hannah menutup teleponnya dan tersenyum pada teman-temannya. "Sudah selesai." "Han, kamu membohongi kakak iparmugi?" Tanya Ste. Hannah hanya tersenyum, mukanya terlihat bangga. "Karena dia sedang nganggur, bukankah kewajibannya menyenangkan hati adik iparnya yang imut?" Beberapa temannyalu tertawa, mereka mi jn-jn dan mengobrol. Ste juga menceritakan bagaimana kerennya Randika dm bermain b basket dan menymatkan dirinya dan Hannah ketika didatangi oleh beberapa anak nakal. Karena cerita Ste inh, teman-temannya ingin melihat bagaimana rupanya Randika. Ketika mereka mengobrol, sh satu dari mereka melihat sosok familiar. "Itu Roberto!" Nama Roberto th mengakar dm di hati para mahasiswi di Universitas Cendrawasih. Dia adh pria idaman semua perempuan. Ketika videonya dia bermain drama itu tersebar, semua perempuan terg-g dan hampir menyatakan perasaan mereka pada mahasiswa asing tersebut. Oleh karena itu, sosok Roberto sudah sangat spesial di hati semua perempuan. Sekarang, Roberto dan teman-temannya nampak sedang jn-jn santai. "Wow, itu benar-benar dia!" Teriak mereka. Hannah terlihat lebih dewasa dari mereka, meskipun begitu hatinya sudah berteriak tanpa henti. Lki sempurna pasti menginginkan perempuan sempurna yang dewasa, maka dari itu Hannah berusaha bersikap syaknya wanita dewasa. Sebagai perempuan, kita harus membuatkiki mengejar kita, bukan sebaliknya! Ketika Roberto berjn menghampiri mereka, dia hanya tersenyum sekaligus berkata. "Wah kebetn sekali bisa bertemu dengan kalian." Hannah pura-pura bersikap dingin. "Iya, kebetn sekali." "Aku dan anak-anak mau main ke atas." Roberto menunjuk teman-temannya yang ada di bkangnya. "Apakah kalian ingin bergabung?" Chapter 378: Bermain Bersama Chapter 378: Bermain Bersama Dm sekejap semua perempuan ini setuju. Tetapi, mereka semua menyadari bahwa tatapan Roberto jatuh pada sosok Hannah. "Baih ku begitu." Hannah juga menyetujui ajakan Roberto. Akhirnya grup perempuan dankiki ini berjn bersama-sama dan mengobrol bareng. "Aku minta maaf sebelumnya." Roberto tersenyum, wajahnya terlihat tampan. "B yang aku tendang waktu itu hampir mengenaimu." "Sudah tidak apa-apa." Hannah tersenyum. "Jika bukan karena insiden itu, kita tidak mungkin berkenn." "Benar juga." Roberto tersenyum kembali. "Tetapi waktu itu benar-benar berbahaya." Seth beberapa saat, suasana grup ini menjadi lebih rileks dan menyenangkan. "Aku haus!" Pada saat ini, sh satu perempuan berseru. Seth beberapa detik, Roberto berkata pada semua orang. "Sebentar, aku akan membelikanmu air." Roberto beri menuju kios makanan, seth itu dia kembali dan membawa beberapa botol air. "Wow, Roberto baik sekali membelikan kita!" "Benar-benar jentelmen." Beberapa perempuan memuji Roberto. Lki itu hanya tersenyum dan memberikan mereka air satu per satu. "Ini punyamu." Roberto memberikan sebotol air pada Hannah. "Terima kasih." Hannah segera mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Dia segera membukanya dan meminumnya. Melihat Hannah meminum airnya, Roberto berdiri di sisinya dan tersenyum hangat. Tetapi matanya memancarkan niat buruk yang pekat, khususnya ketika Hannah meminum airnya. Namun, tatapan matanya itu hanya terjadi dm sekejap, tidak ada yang menyadarinya. Seth berhenti sejenak, mereka semua mi berjn kembali menujuntai atas. "Hei, ayo kita main ke rumah hantu dulu." Kata sh satu perempuan dengan antusias, dia penggemar film horor dan tertarik dengan hantu. Ajakan iningsung disetujui oleh semua orang, hanya Hannah yang terlihat ragu-ragu. Dia th berjanji pada Randika untuk menunggunya di depan pintu masuk mall. Ku dia pergi sekarang, apakah kakak iparnya itu akan menyusulnya? "Kalian pergi duluan saja, aku akan menyusul." Kata Hannah sambil meminta maaf. Kata-kata Hannah ini membuat suasana menjadi canggung, tetapi senyuman Roberto memecah keheningan ini. "Aku akan menemaninya, kalian duluan saja." Melihat kebaikan Roberto ini, semuanya akhirnya setuju untuk menemani Hannah sampai urusannya selesai. Namun pada saat ini, ada suara yang berseru. "Han, bukankah itu kakak iparmu?" Kata Ste. Ketika Hannah menoleh, dia melihat sosok Randika yang baru saja datang. Randika menatap Hannah dan teman-temannyalu mengh napas, dia kira dia akan berduaan dengan Hannah. Namun, han napasnya itu berubah menjadi ekspresi terkejut ketika melihat Roberto. Kamu juga di sini? Hati Randika mengepal, tetapi dia tidak menunjukannya di wajahnya. "Kak, kakak cepat sekali!" Hannah dengan cepat menarik Randika dan mengenalkannya kepada semua orang. "Ini kakak iparku namanya Randika. Tidak apa-apa kan dia ikut?" "Tenang saja, makin ramai makin asyik." Sh satu lki berkata demikian. "Lama tidak jumpa." Roberto mengulurkan tangannya sambil tersenyum. "Perkenalkan sekaligi, namaku Roberto. Maafkan keshanku beberapa waktu yanglu." Randika menanggapi sm Roberto dengan hangat. "Tidak apa-apa." Seth perkenn singkat ini, mereka semua pergi menuju rumah hantu yang berada dintai atas. Rumah hantu ini memakai sistem kereta rel jadi para pengunjung akan duduk di kereta berjn sma di dm. Sistem ini tidak kh menakutkan dengan rumah hantu yang memakai sistem berjn. Teriakan ketakutan dan suara orang menangis membuat sekumpn mahasiswa ini makin bersemangat. Randika dan Hannah duduk bersama di bagian bkang sedangkan Roberto duduk di bagian depan bersama dengan temannya. Sma perjnan, Randika memperhatikan Roberto dengan seksama. Namun, dia tidak menemukan keanehan pada bocah satu itu. Namun, Randika slu gelisah dan tidak bisa tenang ketika melihat wajah Roberto. Samar-samar dia dapat merasakan firasat bahaya dari lki itu. Dia slu merasa bahwa Roberto menyembunyikan sesuatu dari semua orang. Randika mempercayai instingnya, terlebihgi dia sangat familiar dengan wajah Roberto. Tetapi dia lupa pernah melihatnya di mana. Atau ada seseorang yang mirip dengannya? Pikiran Randika terus bekerja tanpa henti. Seth keluar dari rumah hantu, Hannah mengajak semuanya untuk bermain game b basket dan semuanya setuju. Lagip, di mall mewah seperti ini, setiapntainya slu dipenuhi oleh wanita-wanita cantik jadi Randika tidak keberatan. Semuanya sekarang berjn menuju game center sambil mengobrol dengan santai. Sesampainya di sana, Roberto mengisi saldo kartu dan menawarkan untuk bermain komidi putar yang ada di dm. Para lki menggunakan kesempatan ini untuk bermesraan dengan para perempuan. Terlebihgi, kebetn juh lki dan perempuan sama banyaknya. Jadi setiap orang akan mendapatkan pasangan mereka masing-masing. "Kak, ayo kita naik kuda yang itu." Hannah dengan cepat menarik Randika. Naik kuda bersama? Randika mengedipkan matanya, dialu menatap komidi putar tersebut. Rupanya teman-teman Hannah ini pada berpikiran terbuka semua, mereka mi duduk bersama dengan para lki dan menaiki satu kuda tersebut bersama-sama. Sepertinya para lki ini memiliki kesempatan dengan pasangan mereka masing-masing. Main komidi putar di usia mereka bukah untuk bersenang-senang, kuncinya adh bermain bersama denganwan jenismu. Semuanya terlihat gembira, bahkan Ste terlihat asyik mengobrol sambil duduk berdempetan dengan lkiin. Randika terbatuk dan menatap Hannah, dia berkata padanya. "Han, ini tidak bagus." "Hah? Kenapa memangnya?" Hannah menoleh dan menatap Randika. "Kak, kenapa kakak slu berpikiran mesum? Kita cuma ingin bermain dan bersenang-senang saja." "Kamu kok tahu pikiranku?" Sambil mengh napas, dia berkata padanya. "Ya sudah, cepat duduk sini." Randikangsung duduk di sh satu kuda. Dia menunjukan sisi atletisnya dengan meloncat secara indah dan duduk dengan gagah. Hannah terlihat cemberut, karena dia ingin duduk di depan! Tiba-tiba, komidi putar ini mi bergerak dan Hannah mi kehngan keseimbangannya. Dm sekejap, dia ditarik oleh tenaga yang kuat dan duduk di atas kuda bersama Randika. Ketika dia duduk, wajahnya menjadi merah. Dia hanya duduk bersama dengan kakak iparnya, kenapa hatinya berdegup kencang? Sekarang, kuda-kuda tersebut mi bergerak naik turun. Randika dan Hannah benar-benar duduk sangat dekat, hampir menempel. "Kak, munduran sedikit!" Karena saking dekatnya, Hannah merasa malu jika dilihat oleh teman-temannya. Namun, sebenarnya hatinya tidak tahan berdekatan dengan Randika. "Sudah tenang saja, tidak ada yang curiga sama sekali kok." Randika berkata sambil tersenyum. "Kan lebih enak duduk berdekatan." "Tidak mau, kak Randika telu dekat." Hannah mi mendengus dingin. Randika merasa tidak berdaya, kenapa adik iparnya ini tidak terpesona oleh dirinya? Namun, karena kegigihan Hannah, Randika akhirnya mengh dan memberi jarak di antara mereka. Duduk seperti ini mh membuat Randika lebih memperhatikan leher putih milik Hannah. Pada saat yang sama, hati Randika mengepal karena dia bisa melihat dada besar Hannah yang gondal-gandul karena gerakan kuda yang naik turun. Akhirnya secara pehan dan menggunakan momentum dari kudanya, Randika berhasil melihat pakaian dm yang dikenakan oleh Hannah. Melihat buah terang ini, Randika hampir kehngan kendalinya dan ingin menerjang ke arah Hannah pada saat ini juga. Chapter 379: Insiden Tidak Terduga Chapter 379: Insiden Tidak Terduga Sambil menahan air liurnya, Randika pehan menaruh tangannya di tubuh Hannah secara pehan dan mi. "Hahaha menyenangkan bukan?" Saking senangnya, Hannah tidak sadar bahwa Randika sudah merabanya cukup banyak, mereka sendiri menempel dengan mi. Pada saat ini, bau dari Hannah sudah mengisi hidung Randika secara menyeluruh. Benar-benar menggoda! Randika mengerang di dm hatinya, dia ingin menerjang dan menindih Hannah, tetapi mereka berada di tempat umum. Namun, Randika kepikiran sesuatu yang bagus. Diangsung berbisik di telinga Hannah. "Han, apa kamu mau meniru adegan dari film Titanic?" "Kelihatannya seru!" Mendengar tawaran ini, Hannahngsung setuju. Kemudian Randika memegang kedua pinggang Hannah dengan erat. Lalu Hannah melebarkan kedua tangannya dan tertawa terus menerus. Sekarang tubuhnya benar-benar ditopang oleh Randika. Pikiran Randika berkecamuk, ketika dia melihat ke bawah, dia bisa melihat betapa putih dan mulus leher Hannah. GLEK! Seth kembali menn air liurnya, Randika mengalihkan pandangannya. Darahnya sudah mendidih dan kekuatannya hampir memberontak. Randika bukah seorang biksu, dia adh lki sehat seperti pada umumnya. Dihadapkan dengan wanita cantik seperti Hannah benar-benar mustahil untuk tidak bereaksi. Terlebihgi, pinggang ramping Hannah mewakili apa yang kita sebut kehidupan yang masih mudah. Bahkan ketika dia sedikit meregangkan jari-jarinya, dia dapat merasakan sesuatu yang kenyal di atas pinggang. Sin! Meskipun masih dihngi oleh pakaian, sensasi empuk ini membuat hati Randika berkecamukgi. Dia juga dapat merasakan tenaga dmnya makin membara, sepertinya ia cemburu dan ingin merasakannya juga! Jangan, ini tempat umum! Randika pehan berusaha menenangkan dirinya dan tenaga dmnya. Namun pada saat yang sama, Hannah nampaknya membuat jarak di antara mereka. Hal ini membuat Randika menghembuskan napas lega, tetapi ini masih belum berakhir. Karena kuda mereka mi bergerak kembali, pantat Hannah mi menyentuh suatu tempat. Diserang secara tiba-tiba, Randika tidak bisa menghentikan adiknya yang sudah mengeras tersebut. Tetapi di dma, Randika merasa kesakitan. Dia berusaha setengah mati untuk menahannya agar tidak membesar dengan cara menjepitnya. Hannah pada saat ini merasakan ada sesuatu yang keras di pantatnya. "Kak, kakak sedang ngapain?" Hannah tidak menoleh, dia masih fokus untuk bersenang-senang dan bercanda dengan temannya. Shmu sendiri yang menyerangku! Aku benar-benar kesusahan tahu, pikir Randika. Meskipun ingin mengutuk Hannah, kuda mereka kembali bergerak dan Hannah kembali menyerang adik Randika. Randika tidak mengeluarkan suara sama sekali, dia hanya memegang pinggang Hannah. Hannah merasa aneh pada saat ini, dia tiba-tiba menyadari benda keras apa yang ada di bkang pantatnya. Menyadari hal ini, wajah Hannah benar-benar merah seperti tomat. Kak apa-apaan ini! Semua orang masih terlihat bergembira dan tertawa, sedangkan Hannah dan Randika terjebak dengan rasa malu. Hati Hannah mi berdetak tidak karuan. Dia dapat merasakan setiap kudanya bergerak, benda keras dan panjang itu menyerang pantatnya tanpa ampun. Sejak dia mengerti benda apa itu, Hannah mi bernapas terengah-engah dan badannya mi panas. Akhirnya, Randika memecah keheningan. "Han, tolong jangan bergerak. Jika kamu terus menggeseknya, aku akan" Randika terbatuk. Randika tidak tahu harus mnjutkan kata-kata yang memalukan itugi atau tidak. Lagip, ini tempat umum dan dia tidak bisa berdiri begitu saja ketika penisnya mengeras dan membesar seperti ini. Hannah tidak bisa berkata apa-apa, ini semua sh kuda mereka. Ketika kuda itu bergerak kembali, Randika merasa bahwa dia sudah berada di ujung tanduk. Meskipun dia ingin mengeluarkannya, dia tidak ingin kembali dengana dm yang basah. Sambil mengh napas, dia memeluk Hannah dengan erat dengan kedua tangannya. Randikalu berbisik. "Han, tolong jangan bergerak sampai kita berhenti." Ketika mereka berpelukkan, Hannah semakin dapat merasakan benda keras tersebut. Meskipun dia malu setengah mati, dia tidak berani bergerak sama sekali. Kedua orang ini bisa mendengar detak jantung mereka, keduanya benar-benar gugup. Di telinganya, Hannah dapat merasakan hembusan napas hangat dan buru-buru Randika. Dia dapat merasakan tangan besar Randika memeluknya dengan kuat, perasaan seperti ini membuat Hannah merasa nyaman sekaligus pasrah. Sedangkan Randika sendiri, dia berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan dirinya. "Kak, apa kamu sudah baikan?" Akhirnya Hannah bertanya meskipun malu. Randika sudah hampir berhasil membuang pikiran kotornya. Karena Hannah tidak berani bergerak, stimulus yang diberikannya benar-benar berkurang drastis. "Sebentargi." Randika masih memeluk erat Hannah. Hannah sepertinya menggumamkan sesuatu dengan suara yang kecil, tetapi semua itu bisa didengar oleh Randika berkat pendengaran supernya. Pada saat ini, Hannah yang tomboy menjadi lunak di pelukannya Randika. Pada saat ini, komidi putar akhirnya pehan mi berhenti. Satu per satu orang mi turun, Randika menunggu sebentar agar tidak ada orang yang melihat kondisinya yang sekarang. "Han, turuh." Kata Randika dengan lembut. Seth turun, Randika segera menjernihkan pikirannya dan kondisinya kembali normal dengan cepat. Akhirnya kedua orang ini turun dan menyusul yangin. Teman-temannya tidak ada yang menyadari keanehan ini, tetapi Roberto menatap mereka dengan tatapan tajam. Seth turun dari komidi putar, hebatnya Hannah tidak mengomeli atau berkomentar apa-apa. Ketika Randika merasa dirinya aman, dia dapat mendengar Hannah berkata dengan wajah yang merah. "Kak, apa yang terjadi barusan, jangan pernah menggunakannya untuk berpikiran yang aneh-aneh." Eh? Seharusnya momen ini adik iparnya berkata bahwa dia akan membeberkan ini pada Inggrid bukan? Kenapa reaksinya berbeda hari ini? Melihat wajah malunya itu, Randika hanya tersenyum. "Han, kamu tenang saja. Aku tidak akan menggunakannya untuk yang aneh-aneh tetapi aku akan menyimpan kenangan ini di hatiku." "." Hannah mengangkat kepnya dengan marah. Tetapi, pada akhirnya dia tidak menyerang sama sekali. Pada saat ini, Roberto berkata sambil tersenyum. "Berikutnya bagaimana ku kita bermain itu?" Roberto menunjuk ke bianla mini. Sekaligi, para lki berusaha memenangkan hati pasangan mereka. Di ruangan privat seperti itu, banyak kejadian yang bisa terjadi. Pada saat ini, tiba-tiba ada suara teriakan seseorang. "Ah! Lihat, anak itu akan jatuh!" Semua orangngsung menoleh ke atas, mereka dapat melihat anak itu bergntungan di pintu dan akhirnya jatuh! "Ahhhhh!" "Awas!" Semua orang terkejut, tetapi mereka tahu bahwa anak itu akan mati begitu mendarat dintai. Mata Randika berkedip, posisinya yang sekarang berada sangat dekat dengan anak kecil itu. Ketika Randika mau bergerak, dia melihat sebuah bayangan melintasi dirinya. Kecepatannya tidak begitu cepat, tetapi reaksinya benar-benar cepat. Dm sekejap dia sudah berada di posisi mendarat anak kecil itu. Dia adh Roberto! Hannah dan teman-temannya sudah berteriak histeris ketika melihat anak kecil itu terjun bebas. Roberto sudah mengulurkan kedua tangannya ke atas dan bersiap menangkap anak kecil itu. Di bawah tatapan mata orang-orang, Roberto berhasil menangkapnya dengan kedua tangannya! Namun, suara benturan keras tidak dapat dihindari. Roberto terjatuh karena kuatnya gaya gravitasi anak kecil itu ketika dia menangkapnya. Chapter 380: Air Putih Biasa? Chapter 380: Air Putih Biasa? Randika memperhatikan dengan baik Roberto, seharusnya kedua tangan bocah itu patah karena kuatnya tekanan yang dia terima. Kejadian ini benar-benar telu cepat, tahu-tahu semuanya dapat melihat bahwa anak kecil yang terjatuh itu smat dan dipeluk erat oleh Roberto. "G, Roberto benar-benar seorang pawan." Para pengunjung yangin segera menghampiri Roberto. Meskipun anak kecil itu smat, rasa takut dan panik masih membekas di wajahnya. Anak ini masih berumur 3 atau 4 tahun, masih terlihat imut. Dintai, Roberto terlihat kesakitan. "Kalian berdua baik-baik saja?" Tanya seseorang dengan wajah yang khawatir. Semua teman-teman Roberto juga berusaha membantunya untuk berdiri. Pada saat ini, bianla sudah berhenti berjn dan semua orang mengerumuni Roberto. Dengan bantuan temannya, Roberto sudah berdiri dengan wajah yang pucat. Semua orang dapat melihat bahwa tangan Roberto terki lemas. "Aku tidak apa-apa." Roberto terlihat menahan sakitnya dan tersenyum. Hati para perempuan iningsung mengepal dengan kuat. "Bagaimana mungkin kamu baik-baik saja? Ayo cepat kita ke rumah sakit!" "Benar, ayo cepat ke rumah sakit." Bahkan beberapa orang terlihat ingin mengantarkan Roberto karena kagum dengan tindakan heroiknya. "Aku bisa menyembuhkannya." Pada saat ini, Randika bersuara dan membuat semua orang menoleh. Roberto sendiri menoleh dan melihat Randika berkata padanya. "Aku pernah membenarkan tng yang dislokasi, tngmu hanya copot dari sendinya jadi cukup dikembalikan seperti biasa." "Ngomong apa kamu? Lebih baik kita ke rumah sakit untuk jaga-jaga." Pengunjung di sebh Roberto tetap menyarankannya untuk tetap ke rumah sakit. Hannah terlihat tidak terima dengan kata-katanya. "Kakakku ini benar-benar ahli dm ilmu pengobatan. Ku cuma mengembalikan tng ke tempatnya, itu cuma perkara mudah bagi dirinya." Roberto hanya tersenyum. "Ku tidak keberatan, tolong sembuhkan aku." Randika mengangguk, kemudian dia meraih tangan kanan Roberto dan berkata. "Ini mungkin sakit sedikit, jadi tahah sebentar." Roberto tersenyum. "Tidak mash." Seth itu, Randika menarik tangannya dengan keras. Kekuatan besar ini seh-h ingin mencabik lengan Robert, wajahnyangsung berubah menjadi putih. Rasa sakit yang luar biasangsung merembes ke otaknya, giginya dia gertakkan dengan keras. Tidak ada reaksi apa-apa? Randika cukup terkejut. Menurutnya Roberto ini seharusnya memiliki kemampuan b diri, orang-orang yang memiliki kemampuan b diri biasanya secara tidak sadar akan bereaksi dengan menarik tangannya ataupun memasang kuda-kuda. Sepertinya dugaannya sh? "Apakah dia baik-baik saja?" Beberapa orang bertanya pada Randika, wajah mereka terlihat khawatir. "Ah, aku barusan sh menariknya. Aku perlu mkukannya sekaligi, apa kamu siap?" Kata Randika dengan nada sedikit malu. Dengan wajah pucatnya, Roberto memaksakan dirinya untuk tersenyum dan mengangguk. Pada saat yang sama, Randika kembali menarik dengan keras dan kasar. Masih tidak ada reaksinya? Seth mencoba 2x, Randika mi ragu-ragu dengan identitas Roberto. Orang-orang di sekitarnya mi terlihat marah ketika melihat Randika. "Hei, kamu beneran bisa menyembuhkannya atau tidak? Jika kamu terus begini, dia bisa mati!" "Sudah, cepat bawa dia ke rumah sakit!" Randika berkata dengan wajah malunya. "Sebentar, sekaligi pasti berhasil." Seth berkata seperti itu, Randika menarik tangannya sekaligi dan terdengar suara klik. Rasa sakit Roberto secara bertahap menghng dan tangan kanannya mi pulih kembali. Randika juga menarik tangan kirinya dan membetulkannya. "Seharusnya kamu sudah baik-baik saja." Randika berdiri dan tersenyum, Hannah sendiri juga terlihat bangga. "Mana mungkin hal seperti ini menyusahkan kakak iparku." "Hahaha terima kasih, terima kasih. Ku begitu, bagaimana ku kita kembali jn-jn?" Kata Roberto sambil tersenyum. Meskipun begitu, wajahnya masih terlihat pucat karena 2 serangan Randika tersebut. "Kak, terima kasih sudah menyembuhkanku. Aku sendiri juga ms ku harus menginap di rumah sakit." Kata Roberto pada Randika. "Hahaha sama-sama." Randika membs senyumannya. "Ini pekerjaan yang mudah." Apakah dia benar-benar baik-baik saja? Hati Randika masih dm keadaan ragu. "Ayo kita maingi, masih banyak mainan yang menunggu." Kata Roberto. "Apa tanganmu baik-baik saja?" Tanya teman perempuannya dengan wajah khawatir. "Tidak mash, bukankah aku terlihat baik-baik saja?" Kata Roberto. Kemudian sekumpn mahasiswa ini kembali bermaingi. Tidakma kemudian, waktu untuk berpisah th datang. "Kita pergi dulu ya, nanti ku sempat kita jn-jn bersamagi." Kata Roberto sambil tersenyum. "Hati-hati." Semuanya mi png masing-masing. Hannah juga berpamitan dengan teman-temannya, dia berniat untuk png bersama dengan Randika. "Kak, Roberto memang orang yang menawan ya. Hatinya benar-benar hangat." Ketika tidak ada orang, Hannahngsung memuji Roberto. "Iya, iya." Randika hanya menguap. "Ketika kita haus, dia tidak ragu-ragu membelikan kita semua air." Hannah tersenyum. Air? Tatapan mata Randikangsung berubah menjadi tajam. "Han, cepat berikan botol airnya." Hannah terlihat bingung, apakah kakak iparnya ini haus? Kemudian dia mengeluarkan botol airnya dari dm tas dan memberikannya pada Randika. "Tadi Roberto membelikan kita sekresek air putih dan semuanya dapat satu per satu." Kata Hannah. Randika menatap botol air tersebut. Jika dugaannya benar, seharusnya air di dm ini ada sesuatunya. "Kak, apakah ada yang sh dengan airnya?" Tanya Hannah. Randika menggelengkan kepnya. "Kita tidak akan tahu sebelum kita memeriksanya." "Kak, apa kak Randika mencurigai Roberto?" Pada saat ini, Hannah bisa merasakannya. Akhirnya dia menyadari bahwa tingkahku Randika memang aneh apab mengenai Roberto. Randika menggenggam erat botol airnya. "Han, ketika kita bertemu dengan Roberto pertama kali, aku dapat merasakan bahwa lki itu berbahaya." "Merasakan?" Hannahlu menjadi marah. "Kak, tidak baik berprasangka buruk sama orangin." "Jadi kamu tidak berprasangka buruk saat kita naik komidi putar?" Randikangsung mengalihkan topik. Wajah Hannah berubah menjadi merah, dialu mendengus dingin. "Aku tidak mau berbicara denganmugi." Tidakma kemudian, mereka th sampai di perusahaan Cendrawasih. Sesampainya di sana, Hannah segera beri ke kantor Inggrid dan Randika kembali keboratoriumnya. "Oh pak Randika sudah kembali? Ada yang ketinggn?" Sindiran Adrian bisangsung terdengar. "Sepertinya pak Randika kepanasan jadinya dia mengungsi ke sini." Tambah orang di sampingnya. "Tidak mungkin, pasti dia habis ditk sama cewek." Kata Axel sambil tertawa. Randika mengabaikannya dan menaruh botol air yang dipegangnya di meja. "Cepat, periksa kandungan air di botol ini." Adrian mengambil botol tersebut dan bertanya. "Apakah pak Randika mau jun air putih versi baru?" "Sudah cepat kerjakan, ku hasilnya keluar cepat beritahu aku." Randika kembali duduk di kursinya. "Baih." Adrian dengan cepat memeriksanya. Tidakma kemudian, Adrian membawa hasil penelitiannya pada Randika. "Pak, air di dm botol ini normal." "Maksudmu normal?" Tanya Randika. Wajah Adrian terlihat bingung. "Ini cuma air putih biasa pak, tidak ada yang aneh sama sekali." Air putih biasa? Chapter 381: Serangan Andalan Hannah! Chapter 381: Serangan Andn Hannah! Randika terdiam beberapa saat, apakah instingnya itu sh? Tidak mungkin! "Pak, ini benar-benar cuma air putih biasa." Kata Adrian sambil menyerahkan kembali botol air tersebut ke Randika. Randika meraihnya dan memperhatikannya. Matanya penuh dengan keraguan. Apakah Roberto benar-benar bukan sebuah ancaman? ..... Waktu berjn dengan cepat, sekarang sudah waktunya untuk png. Hari sudah mi mm ketika Randika dan kedua kakak adik itu berkendara menuju rumah. "Han, bagaimana dengan mobilmu?" Tanya Randika. "Butuh waktu beberapama sampai benar-benar betul." Bsnya. Randika duduk di bagian bkang, dia menatap kedua perempuan cantik ini sambil tersenyum nakal. Dia benar-benar sudah di ujung tanduk, nafsunya semakin membesar tiap detiknya. Ketika sampai di rumah, Hannah mengomel betapa capeknya dirinya. Diangsung naik ke atas dan masuk ke dm kamarnya. Randika mengambil bir yang ada di dm kulkas dan duduk di sofa sambil menonton TV. Kebetn dia sedang menonton acara berita, dan kebetn juga beritanya mengenai pembunuh berantai yang abnormal. "Menurut keterangan polisi, sebuah mayat perempuan kembali ditemukan di sungai tengah kota. Korban berusia 22 tahun dan masih menempuh pendidikan akhirnya. Korban ditemukan dengan dadanya yang terbuka dan jantungnya sudah tidak ada. Pada saat ini, pihak kepolisian sedang mengh TKP. Sebelum ini, sudah ada 8 korbaninnya yang ditemukan dengan kondisi yang sama. Polisi mengatakan bahwa ini adh h seorang pembunuh yang pertama kali mkukan aksinya sebn yanglu. Pku diidentifikasikan sebagai seorang yang abnormal yang menarget perempuan usia 20 tahun. Polisi juga menyampaikan kepada para penduduk agar tidak keluar sendiri pada mm hari, khususnya perempuan. Kita juga dihimbau agar tidak pergi ke tempat yang sepi ... " Dm sekejap, Randika sudah memindahkan saluran TVnya. Seth mendengarkan informasi tersebut, Randika hanya menggelengkan kepnya. Js mencari pkunya sangat susah apab mereka tidak tahu titik awal untuk mencarinya. Randika mengambil sekaleng birgi sekaligus ke toilet. Karena berniat untuk ganti baju sekalian, Randika pergi ke kamar mandi dintai 2. Ketika masuk, Randikangsung membuka risletinganya dan membidik. Suara air mengalir dapat terdengar, Randika menikmati momen nikmat ini sma 10 detik. Seth mengguyurnya, Randika mi menutup risletinganya dan berniat untuk keluar. Tetapi, tiba-tiba dia menyadari ada sebuah sosok di pinggir kamar mandi. Hannah menatap Randika dengan tatapan kosong. Hannah? Randika benar-benar bingung, tangannya yang sekarang masih menggoyang-goyangkan penisnya untuk membuang sisa-sisa air kencing yang ada. Hannah sendiri hanya menatap Randika yang sedang asyik sendiri dengan kedua tangannya menutupi dadanya yang terbuka. Satu detik, dua detik, tiga detik. Seth momen hening, akhirnya Hannah dapat memproses kejadian ini dengan benar. Di bawah tatapan Randika, dia memejamkan mata, membuka mulutnya dan menarik napas yang dm. Detik berikutnya, suara teriakan yang luar biasa keras membuat kuping Randika menjadi tuli. Randika benar-benar kewhan, diangsung menerjang maju untuk membungkam mulut adik iparnya ini. Tetapi ketika dia beri, tiba-tiba dia terpeleset oleh air. Sin, kenapantainya licin! Randika meluncur tidak terkendali menuju Hannah, tangannya mmbaimbai ketika hendak terjatuh. Tiba-tiba, tangan Hannah yang melindungi kedua dadanya itu menahan tubuh Randika. Randika yang tidak bisa berhenti, akhirnya secara tidak sengaja mendarat dan meremas dada Hannah. Hati Randika benar-benar ketakutan, kejadian ini benar-benar tidak sengaja. Melihat Hannah yang hanya bisa tercengang, Randika dengan cepat mengambil kembali tangannya. Tetapi pijakannya itu tidak stabil dan kembali terpeleset, kali ini dia terjatuh hingga kentai. Sin, sakit sekali! Randika yang menutup matanya ketika jatuh itu hanya bisa mengutuk kesinnya. Ketika dia membuka matanya, dia membeku. Randika benar-benar membeku dan membuka mulutnya lebar-lebar. Di hadapannya sekarang, ada dua kaki putih dan mulus milik Hannah. Ketika dia jatuh tadi, Randika menimpa dan menjatuhkan Hannah bersamanya. Dan sekarang, kep Randika berada tepat di kedua paha adik iparnya itu. Melihat buah terang berwarna pink itu, Randika benar-benar terpukau. Indah sekali, benar-benar indah sekali. Ketika Hannah ingin berteriak, dia menyadari sosok Randika yang menghng. Pada saat yang sama, dia meraih handuk yang terjatuh dintai dan menutupi dadanya. Ketika sosok Randika menghng, Hannah merasa bingung sekaligus lega. Tetapi ketika dia hendak berdiri, dia menyadari bahwa kep Randika berada di kakinya dan terdiam. Hannah benar-benar malu. Dia baru saja selesai mandi dan hendak tidur, dia benar-benar tidak menyangka akan diintip sedemikian rupa oleh Randika. Tubuh bagian atasnya sudah dibalut oleh handuk tetapi bagian bawahnya benar-benar terekspos. Untuk perempuan, mana yang lebih penting? Atas atau bawah? Pertanyaan yang sama untuk para lki, atas atau bawah? Tentu saja bawah! Oleh karena itu, Hannah berteriak bagaikan singa mengaum. Dm sekejap dia menendang Randika dan melepaskan diri. "Kak, kau benar-benar orang biadab!" DUAK! Kaki Hannah berhasil mengenai wajah Randika dan meninggalkan jejak di sana. Randika hanya bisa menerima serangan ini dan mengerang kesakitan, tetapi benaknya masih berusaha mengabadikan momenngka ini. Sepadan Semua ini sepadan! Ketika Randika berdiri, Hannah sudah memakai bajunya. Bagian atasnya dia memakai baju rumah yang tipis dan dia hanya memakaia dm berwarna putih saja. Kakinya yang panjang dan mulus itu tampil menggoda di depan matanya. "Han, aku benar-benar tidak tahu kamu ada di dm." Kata Randika. Melihat reaksi Hannah yang tidak bagus, dia menambahkan. "Aku berani bersumpah bahwa ini semua hanya keckaan. Jangan khawatir, aku tidak melihat apa-apa." Kata-kata ini benar-benar tidak dapat meyakinkan Hannah, dia terlihat menggertakan giginya dan mengepalkan tinjunya. "Apa kakak tidak capek berbohong terus seperti itu?" Hannah benar-benar malu dilihat tnjang seperti ini. Ketika memikirkannya kembali, wajahnya memerah seperti tomat. "Sungguhan aku tidak lihat apa-apa." Randika menggelengkan kepnya dengan cepat, dia harus meyakinkan dan memenangkan hati Hannah sebelum dia menyerang dirinya dengan senjata andnnya. "Sungguhan?" Wajah Hannah terlihat jahat. "Sungguhan!" "Kakak yakin?" Hannah masih terlihat ragu-ragu. "100%." Wajah Randika terlihat serius. Hannah hanya bersiul dan menggumam. "Terserah apa kata kak Randika, pokoknya hari ini aku akan tidur sama kak Inggrid." Tuh kan!!! Randika menggelengkan kepnya untuk sementara waktu, apakah ini juga karena insiden di mall tadi siang? Kenapa adik iparnya ini begitu kejam? Randika merasa harus menenangkan hati Hannah, ku tidak bisa-bisa dia tidak akan berhubungan seksgi dengan istrinya! Mengingat betapa menggairahkannya siang hari tadi, tentu saja adik kecil Randika itu sudah tidak tahangi. Ketika dia hendak menyusul Hannah yang keluar dari kamar mandi, HP Randika bergetar. Siapa yang menelepon dirinya di situasi kritis seperti ini? Randika terkejut ketika melihat ID penelepon. Rupanya itu Christina! Chapter 382: Christina dalam Bahaya! Chapter 382: Christina dm Bahaya! Ketika teleponnya itu tersambung, suara Christina terdengar sedikit panik di balik teleponnya. "Ran, kamu di mana?" "Kenapa memangnya?" Dia mengerti ada yang aneh dari suaranya Christina, Randikangsung bertanya. "Aku barusan keluar dari rumahnya muridku, aku merasa ada yang membuntutiku daritadi. Aku berusahari tetapi kakiku terkilir, sekarang aku terjebak di jn yang sepi dan tidak ada orang sama sekali. Ran, tolong aku aku takut!!" Suara Christina bergetar, dia tentu mengerti berita mengenai pembunuh berantai yang masih buron. Randika terkejut, diangsung bertanya. "Kamu di mana? Aku segera ke sana!" Seth mendapatkan matnya dari Christina, tiba-tiba dia berteriak. "Tidak! Orangnya masih mengikutiku!" Randika js khawatir, diangsung berteriak. "Bertahah, aku akan segera datang!" Hannah yang santai duduk di sofa, tiba-tiba merasakan hembusan angin yang kuat dan sosok Randika di sampingnya sudah menghng. .... Di kejauhan, Christina dapat melihat sosok seseorang yang berjn mengikutinya. Hal ini membuatnya ketakutan setengah mati. Yang menerangi mm harinya yang gp ini hanyhmpu jn yang terus berkedip dari tadi. Seluruh toko tertutup dan tidak ada orang di jn, tempat ini benar-benar sepi. Awalnya, orang tersebut mengikutinya dari jauh. Tetapima kmaan, jarak di antara mereka semakin menyempit. Ketika Christina menoleh ke bkang, dia hanya bisa melihat sosok gp yang memakai sebuah topeng setan Jepang yang mengerikan. Ketika Christina mempercepatngkahnya,ngkah orang tersebut juga semakin cepat. Namun, dia masih menjaga jaraknya dengan Christina, mereka terlihat sedang main kucing-kucingan. Christina sudah melihat mengenai berita pembunuhan di kota Cendrawasih sebelumnya, samar-samar dia merasa bahwa orang di bkangnya ini adh pembunuh yang sedang diburu polisi tersebut. Randika, kamu harus cepat datang! Christina benar-benar cemas di dm hatinya. Dia awalnya ingin meminta tolong pada orang-orang yang di dm toko, tetapi tidak ada tanggapan sama sekali ketika dia menggedor-gedor pintunya. Sosok mengerikan itu masih mengikutinya, kehadirannya membuat Christina semakin berdebar-debar. Awalnya Christina dapat menekan kekhawatirannya ini, tetapi seiring berjnnya waktu, dia semakin takut dan gpnya mm justru makin memperparah kondisi mentalnya. "Siapa kamu? Apa yang kamu mau dariku!" Christina berhenti berjn dan menoleh ke sosok misterius di bkangnya. Sosok misterius itu hanya berdiri diam, namun wajah di balik topengnya sudah tersenyum mengejek. Jika Christina dapat melihatnya, tatapan matanya itu sudah dipenuhi oleh nafsu dan kejahatan. Dia memang sosok pribadi yang aneh dan abnormal. Sejak awal kali membunuh, nafsu di tubuhnya tidak pernah puas. Setiap tetes darah membuatnya terangsang dan jeritan wanita membuatnya mencapai klimaks. Setiap kali dia melihat wanita cantik, hal pertama yang dia pikirkan adh bagaimana suaranya nanti ketika dia berteriak dan memohon ampun atas nyawanya. Memikirkan hal ini, tubuhnya bergemetar gembira dan dia sudah tidak sabar mencabut jantung korbannya sebagai koleksi pinya! Seth itu, dia mi mennjangi korbannya dan mkukan prasi berng kali. Meskipun korbannya sudahma mati, pembunuh ini masih bisa terangsang karena masih hangatnya darah yang mengalir. Ketika dia menutup matanya sedikit, napasnya mi tidak teratur dan tubuhnya kembali gemetar. Luar biasa, benar-benar luar biasa! Darah itu, teriakan itu, piku itu, semuanya akan menjadi milikku! Tatapan matanya yang tajamlu jatuh pada sosok Christina. Sosok misterius ini tidak menjawab pertanyaannya, dia hanya berjn pehan menuju dirinya. Di tengah jn yang sepi ini, Christina benar-benar gugup. Dialu berteriak kembali. "Apa kau pembunuh yang ada di berita itu?" Pihakin tetap tidak menjawab, dia hanya berjn pehan menuju Christina. Setiapngkah yang dia ambil membawa secercah ketakutan untuk dirinya. Ketakutan itu pehan menjadi besar. Christina benar-benar sudah ketakutan, meskipun kakinya terkilir, dia mi menyeretnya dan beri. Namun, kecepatannya itu benar-benar pn. Karena saking takutnya dan ditn oleh rasa gugup, dia tersandung. Sepatu haknya copot sebh, dia tidak repot-repot mengambilnya dan terus beri. Ketika dia melihat ke bkang, dia melihat jarak mereka sudah dekat dan sosok pembunuh ini juga ikut beri. Pada saat ini, dia melihat sekumpn orang berjn tidak jauh dari sana. Kedua matanyangsung bersinar dengan terang dan harapannya kembali muncul di matanya. Ketika dia ingin berteriak meminta tolong, tiba-tiba sebuah tangan menutupi mulutnya dan tidak ada suara yang bisa keluar dari mulutnya. Dm sekejap, Christina bersatu dengan kegpan mm. ..... Kecepatan Randika benar-benar cepat, dia hampir memakai seluruh tenaga dmnya sekaligus. Dm beberapa menit, dia berhasil mencapai jn yang dimaksud oleh Christina. Ketika dia sampai, jnan sudah sepi. Hati Randika sudah mengepal, dia mi mencari jejak yang ada. Tiba-tiba, dia menemukan sebuah sepatu hak di jn. Kali ini, hati Randika ditn oleh kekhawatiran. Dia kembali berjn dan berusaha menemukan jejakinnya. Pada saat yang sama, di sebuah gang yang sepi, orang bertopeng itu menyeret Christina ke sudut gang. Melihat wajah Christina yang ketakutan, dia makin terangsang. Benar-benar wajah yang cantik! Dia tidak sabar merasakan hangatnya darah perempuan ini. "Tidak!! Lepaskan aku!" Christina berhasil lepas dari genggamannya, diangsung bersiap menyerang dengan tasnya. "Sudah tidak usah takut, wajahmu yang cantik itu akan kupajang di lemari piku." Lki ini mi berbicara, nada suaranya dipenuhi dengan kejahatan. "Ketika aku mencabut jantungmu, kamu tidak akan merasakan rasa sakitgi di hidupmu." Christina melihat pria itu mendekatinya secara pehan, hatinya sudah ketakutan dan tangannya yang memegang tas tangannya itu sudah gemetar tanpa henti. "Jangan bergerakgi, aku sudah memanggil pacarku dan dia akan datang sebentargi! Dia akan menghajarmu sampai habis!" "Pacar?" Nada suaranya tidak berubah sama sekali. "Tidak mash, aku akan membunuhmu di depan matanya. Kecantikanmu ini sangat disayangkan apab dimiliki oleh satu orang saja." Christina sudah mi kehngan harapannya, sepertinya Randika tidak sempat menymatkan dirinya. Namun, Christina tidak ingin menyerah. Dia masih ingin melihat senyuman hangat pria itugi. "Tolong! Siapapun tolong aku!" "Hahaha kamu pikir akan ada yang menymatkanmu?" Di balik topengnya, dia sudah tertawa lepas bagai orang g. "Tidak akan ada yang menymatkanmu!" Ketika dia selesai berbicara seperti itu, dia memegang tangan Christina. Dia sudah tidak sabar ingin mencabut jantung perempuan cantik ini dengan kedua tangannya! Dia ingin merasakan semburan darah dan cahaya kehidupan yang pehan memudar dari diri perempuan cantik ini. Dia ingin merasakan detak jantung perempuan ini berdetak di tangannya, itu benar-benar perasaan yang sangat menyenangkan! Christina sudah menutup kedua matanya dan menyerangnya dengan tas tangannya. Tetapi serangannya itu benar-benar lemah. Tamat sudah riwayatnya! Namun pada saat ini, ada suara orang berdehem dari bkangnya. Suara ini bagaikan petir yang menyambar dirinya, benar-benar membahana! Terlebihgi, pembunuh abnormal ini dapat merasakan sebuah sosok yang mengerikan di bkangnya. Dia merasa bahwa dirinya ditindih oleh ratusan gunung, benar-benar menyesakkan. Orang itu ahli b diri! Chapter 383: Satu Peraturan Chapter 383: Satu Peraturan Sosok misterius yang muncul di bkangnya membuat pembunuh ini melepas genggamannya pada Christina dan menerjang ke arah orang tersebut. Diangsung myangkan sebuah pukn keras, tetapi serangan Randikangsung mengenainya tanpa kesusahan. Kedua tinju mereka bertemu dan tenaga dm Randikangsung mengalir dan mengamuk di tubuh si pembunuh tersebut. Ketika berpisah dan melihat wjah Randika, nada suaranya berubah menjadi tinggi bagaikan dia melihat seorang hantu. "Kamu jangan-jangan" Randika hanya mengerutkan dahinya. Tangannya kembali mengepal dan kembali menyerang. Ketika mereka bertukar pukn, otak Randika juga berputar. Kata-kata dari pembunuh ini sudah js bahwa dia mengenal dirinya! Berarti dengan katain, dia seharusnya mengenal pembunuh ini. Siapa orang ini? Hati Randika masih dipenuhi dengan pertanyaan. Karena pikirannya penuh ini, serangannya menjadi tidak seberapa fatal dan pembunuh tersebut berhasil menghindari setiap pukn Randika. Namun, tatapan mata Randika berubah menjadi serius dan mncarkan serangan terkuatnya. Tangan pembunuh itu naik dan melindungi dadanya, tetapi serangan Randika berubah di detik terakhirnya. Dm sekejap, Randika sudah meloncat tinggi dan berada di atasnya. Ketika pembunuh itu menoleh, Randika sudah menerjangnya dari atas dengan kecepatan penuh. Namun, reaksi pembunuh ini juga tidak kh cepat. Ketika Randika hendak meraih tangannya, dia sudah menghindar dan mundur beberapangkah. Namun rupanya, serangan Randika ini memang dari awal tidak ditujukan olehnya. Randika yang sekarang berhasil bertukar posisi dengan si pembunuh dan Christina berada di bkang punggungnya. Berlindung di balik punggung Randika, Christina sudah meringkuk ketakutan di punggungnya. Dia sangat bersyukur bisa melihat sosok pria idamannya ini sekaligi. "Bedebah, bisa-bisanya kamu mengganggu waktu senangku!" Meskipun wajahnya tertutup oleh topeng, Randika dapat melihat bahwa ekspresi wajahnya pasti muram dan penuh dendam. "Apakah kamu yang mkukan pembunuhan akhir-akhir ini?" Tanya Randika dengan nada dingin. Pembunuh itu mencibir. "Aku tidak menyangka pacarmu adh orang ini. Tahu gitu aku seharusnya membunuhmu lebih cepat." Ketika dia berbicara, sepertinya dia mengubah nada suaranya dengan paksa agar tidak dapat dikenali. Hal ini rupanya berhasil karena Randika sama sekali tidak dapat mengenali suara tersebut. Randikalu berkata dengan nada dingin. "Jadi sepertinya kamu dan aku mempunyai masalu." "Diam! Jangan sok akrab denganku!" Bentak si pembunuh. "Kau itu sama dengan semut, aku bisa menginjak-injakmu dengan mudah kapan pun aku mau!" "Tidak perlu menggertak seperti itu." Mata Randika bersinar tajam. "Kamuh yang akan berbaring di kamar mayat mm hari nanti." "Aku tahu kekuatanmu itu mengerikan, tetapi kamu tidak ada apa-apanya di mataku!" Seth berkata seperti itu, dia kembali menerjang ke arah Randika. Pada saat ini, seluruh kebencian dan kekuatannya tertuju pada Randika. Siapapun yang berani mengganggunya akan mati di tangannya! Tinjunya dengan cepat mengincar wajah Randika, dengan kecepatan yang dia miliki, tinjunya ini akan sekeras besi ketika menghantam wajahwannya Menghadapi serangan ini, Randika meresponnya dengan cara yang simpel. Dia bergerak ke samping sedikit untuk menghindar dan menangkap tinjunya itu. Seth itu, dia menariknya dengan seluruh kekuatannya. Suara tng keluar dari sendinya dapat terdengar renyah dan nyaring. Pembunuh itu benar-benar terkejut, dia hanya bisa pasrah ketika lengannya itu mengmi dislokasi. Rasa sakitnya mi menyerang tubuhnya, tetapi tenaga dmnya merembes keluar dan mengarah pada Randika. Ketika dia hendak menyerang dengan kakinya, sebuah tinju sudah mendarat di wajahnya. DUAK! Tinju Randika mendarat tepat di topengnya, hal ini membuatnya terpental. "Kamu telu lemah." Kata Randika dengan nada yang dingin. Ketika pembunuh itu berdiri kembali, dia menatapnya dengan tajam tanpa berkata apa-apa. Kekuatannya itu tidak lemah, setidaknya dia berpikiran seperti itu. Beberapa tahun ini, dia berguru di beberapa ahli b diri. Kemajuannya dm ilmu b diri sangat cepat, dia yang sekarang berada di jajaran atas peringkat Dewa! Tetapi dia tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan sh satu dari 12 Dewa Olimpus. Dia benar-benar tidak berdaya sama sekali di hadapan Ares. Bahkan sepertinya,wannya ini belum mengerahkan 50% dari kekuatan aslinya. Dia merasa bahwa asalkanwannya ini mau, dia bisa menghabisi dirinya kapan saja! "Sekarang, aku ingin melihat seperti apa wajah di balik topengmu itu." Kata Randika dengan santai. "Bahkan jika kamu kuat, kamu tidak akan bisa menangkapku." Si pembunuh itu menyeringai dan di detik berikutnya dia sudah beri sekuat tenaga. Mau kabur? Apakah menurutmu itu keputusan yang bijak? Randika mendengus dingin, dia dapat dengan mudah menyusul pembunuh itu. Tetapi, tiba-tiba arahri si pembunuh tersebut berubah dan menuju Christina. Dia lengah! Randika benar-benar marah, diangsung berputar balik dan menerjang maju. Tangannya yang sudah menyerupai cakar itu menggenggam erat si pembunuh. Pada saat ini, percikan darah dari sobekan daging dapat terlihat memadati udara. Pembunuh itu mengerang kesakitan di balik topengnya. Diangsung memegangi tangannya yang terkoyak karena serangan Randika yang brutal tersebut. Ada satu peraturan yang sangat dijunjung tinggi bagi Randika yaitu jika seseorang berani menyentuh wanitanya, maka dia pasti membunuhnya! Di bawah keagungan Ares sang Dewa Perang, pembunuh ini sama sekali tidak berdaya. Sekarang, Randika berdiri di atasnya dan mencengkeram erat topengnya. Dia ingin melihat, siapa yang berada di balik topeng ini. Tetapi tiba-tiba, ketika topeng itu hendak terlepas, ada sebuah ktan tajam yang muncul dari balik tangan si pembunuh. Randika awalnya berpikir bahwa dia akan menyerang dirinya, dia segera memberi jarak di antara mereka. Namun tanpa diduga, ktan tajam itu terlempar dan mengarah pada Christina. Terkejut, Randikangsung menerjang dan berusaha mengejar pisau tersebut. Ketika dia berhasil menangkapnya, rupanya masih ada beberapa pisaugi yang dilempar oleh si pembunuh. Tenaga dm dirinyangsung menyelimuti dirinya dm sekejap. Kecepatannya meningkat dan pada akhirnya Randika berhasil memblokir semua serangan. Namun pada saat ini, si pembunuh memanfaatkan momen ini untuk kabur dengan cepat. Ktan dingin muncul di tatapan mata Randika. Awalnya dia ingin mengejar dan memburunya, tetapi melihat sosok Christina yang ketakutan, dia mengurungkan niatnya tersebut. "Apakah kamu baik-baik saja?" Randika menghampiri Christina, dia menyadari bahwa perempuan cantik ini ketakutan setengah mati dan kondisinya benar-benar buruk. Tatapan matanya terlihat masih panik dan tubuhnya tidak bisa berhenti gemetar. Kakinya juga lecet-lecet dan tangannya penuh dengan tanah ketika dia terjatuh tadi. Bahkan stokingnya sudah robek dan rambutnya sudah berantakan. Benar-benar penampn yang menyedihkan. Tiba-tiba, Christina melompat dan memeluk erat Randika. "Aku takut kamu tidak datang." Randika dengan lembut memeluk Christina dan membi punggungnya. Seth beberapa saat, Randika berkata dengan nada suara yang lembut. "Aku akan membawamu png." Chapter 384: Salah Mengartikan Undangan Chapter 384: Sh Mengartikan Undangan Christina terus menerus beristirahat di pelukan Randika, baginya ini sangat hangat dan nyaman. Ketakutannya pehan menghng. Dia merasa bahwa pelukannya ini membuat dirinya dapat melupakan seg keburukan di dunia ini. Melihat wanita cantik di pelukannya ini, Randika tersenyum dan bertanya dengan suara yang lembut. "Sudah baikan?" Christina hanya mengangguk pn, kemudian tiba-tiba Randika memeluk pinggangnya dengan kuat dan menggendongnya. "Ah!" Christina mendesah pn ketika Randika tiba-tiba menggendongnya, wajahnya berubah menjadi merah ketika melihat sosok pria ini dari dekat. "Aku masih bisa jn!" Kata Christina sambil tersipu malu. "Kamu tidak usah sok kuat begitu, sekali-kali andalkan aku sepenuhnya." Kata Randika sambil tersenyum. Wajah Christina benar-benar malu, dia tidak menjawab sama sekali. Randikalu berjn sambil menggendong menuju rumah Christina. "Aku besok ada ks, lebih baik kamu menurunkanku di sekh saja." Kata Christina. "Baih." Randika mengangguk. Dialu membawa Christina ke jn yang ramai dan memanggil taksi. Ketika supir taksi itu melihat Randika, dia terdiam seribu bahasa. Dia belum pernah melihat pnggan yang pamer seperti ini. Dasar anak muda, mau jadi apa dunia ini! Christina memiliki kamar di asrama sekh. Kamar ini merupakan fasilitas gratis yang diberikan oleh tempat kerjanya itu. Jika dia tidak memiliki ks di pagi hari, dia akan png ke rumahnya. Jika ada ks pagi, dia akan menginap di kamarnya tersebut. Hal ini sangat memudahkan dirinya. Di dm taksi, Christina tidak pernah berhenti memeluk lengan Randika. Hanya dengan cara inh dia merasa aman. Ini adh ketiga kalinya dia dismatkan oleh Randika. Pertama adh ketika mereka pertama kali bertemu, Randika th menymatkannya dari penyakit dadanya. Kedua adh ketika dia diculik oleh pku penyelundupan manusia. Pada saat itu, Christina merasa bahwa hidupnya th berakhir. Namun tanpa diduganya, Randika datang menymatkan dirinya. Dan yang ketiga kalinya adh hari ini. Jika saja Randika tt 1 menit saja, mungkin pembunuh itu sudah mencabut jantungnya dari tubuhnya. Memikirkan hal ini, Christina kembali ketakutan dan tidak berani mengingat-ingatnyagi. Seth keluar dari dm taksi, Randika kembali menuntun Christina. Secara pehan, Randika membawa Christina ke asrama. Ketika Randika membukakan pintu kamarnya, hati Christina benar-benar merasa lega. "Apa kamu mau ganti baju dulu?" Tanya Randika. Christina mengangguk pn. Ketika dia melihat pakaian yang dikenakannya, stoking yang dia pakai th robek-robek dan bajunya penuh dengan tanah. Tetapi dia merasa sangat beruntung karena bsia lepas dari genggaman si pembunuh berantai tersebut. Ketika Christina selesai ganti baju, penampnnya jauh lebih baik tetapi sayangnya masih ada rasa panik di matanya. "Ku begitu, aku pergi dulu ya." Kata Randika sambil tersenyum. "Beristirahah dengan baik." "Tidak Tiba-tiba Christina meraih bajunya. "Jangan pergi" Jangan pergi? Randika memikirkan kata-kata tersebut dengan sangat baik. Apakah Christina sudah benar-benar jatuh cinta dengan dirinya sampai-sampai tidak mau berpisah dengannya? Pada saat ini, Randika teringat ketika Inggrid diculik oleh Shadow. Kejadian mereka berdua ini mungkin sedikit mirip, kedua kejadian itu pasti meninggalkan trauma yang hebat bagi mereka berdua. Jadi kesimpnnya adh Christina pasti masih merasa takut. Bagaimanapun juga, hati seorang perempuan mudah ketakutan jadi tidak heran dia butuh seseorang untuk menenangkan hatinya. Randika mengedipkan matanya, hatinya menjadi panas. Terlebihgi, Christina sudah mengganti bajunya dengan baju santai yang menonjolkan kedua dadanya itu. Kedua lengan putihnya yang menggantung di udara, dua kaki panjang yang mulus membuat Christina terlihat sexy. "Baih aku tidak akan pergi." Kata Randika. "Bagaimana ku kamu mandi dulu?" Ini semacam pertanyaan jebakan, jika dia setuju maka Randika pasti akan menginap mm hari ini. "Aku tidak mau mandi, aku hanya ingin bersamamu." Wajah Christina masih menunjukkan tanda-tanda panik, sosok pembunuh itu masih terpampang js di benaknya. Oh, tidak perlu mandi? Kamu inginngsung? Randika mengedipkan matanya. Yah, nanti kita juga akan berkeringat jadi tidak apa-aph, pikirnya. "Baih." Randika dengan cepat mengangguk dan membuka jaket yang dia pakai. Dialu pehan membuka bajunya dan memperlihatkan otot-ototnya yang kekar itu. Sepertinya, Randika sh mengerti arti dari kata-kata Christina. "Ran, kamu" Christina benar-benar kehabisan kata-kata. Namun pada saat ini, Randika mi mencopotanya. "Mau apa kamu melepasamu?" Wajah Christina benar-benar terlihat bingung. "Lha ku tidak tnjang gimana caranya mkukannya coba?" Kecepatan Randika benar-benar luar biasa, hanya perlu 3 detik untuk dirinya bea dm saja. Hah? Mkukan apa? Christina masih bingung. Namun, Randika yang hanya bea dm itu mi berjn menghampiri Christina, dia menggendongnya dengan paksa dan membawanya ke kasur. "Hei, mau apa kamu!" Christina benar-benar bingung. "Tentu saja mkukannya di kasur, kamu memangnya mau dintai?" Randika tertawa dan menindih Christina dari atas. Tempat tidur itu mi mengempes karena berat kedua orang ini. Randika meminya dari bagian dada, Christinangsung ingin memarahinya. Tetapi, dia merasa bahwa ini memang shnya karena berkata yang sangat ambigu bagi Randika. "Ran, maksudku bukan ini." Christina menangkap kedua tangan Randika yang baru saja mi memainkan dadanya. Apanya yang bukan? Kedua tangannya itu baru 2 detik merasakan kedua gunung itu ketika dia mendengar kata-kata Christina barusan. "Aku masih ketakutan, aku ingin kamu menemaniku sampai aku tidur." Kata Christina. "Jadi kamu tidak ingin tidur denganku?" Randika benar-benar depresi. Jadi dia sh memahami undangan Christina ini? Randika yang tnjang dada itu ingin berdiri, tetapi lehernya dipeluk oleh Christina dengan erat. Randika js kebingungan, tetapi detik berikutnya Christina berbisik di telinganya. "Peluk aku dengan erat. Tentu saja, Randika yang penuh nafsu ini mkukannya bagai anjing yang baik. Dia memeluk tubuh sexy dan empuk ini, kedua dadanya yang besar penyet di dadanya. Namun seth mereka berdua berpelukkan, tidak ada knjutannya sama sekali. Randika masih menunggungkah berikutnya tetapi itu tidak kunjung datang. Dia berusaha melirik Christina tetapi perempuan itu rupanya menutup kedua matanya. Hmm? Kenapa tidaknjut? Randika terus berpikir di dm benaknya, dia mi menggerakkan kedua tangannya. Ketika tangannya itu mi berusaha melepaskan baju Christina, tiba-tiba Christina memeluknya lebih erat. "Jangan." Suara Christina terdengar sedih. "Aku hanya ingin berpelukkan denganmu." Randika berhenti dan melupakan seg hal nakal di benaknya. Sepertinya kejadian hari ini benar-benar membuat Christina ketakutan. Ini bukah waktu yang tepat untuk mkukannya. Randika mi tenang, untuk sesaat kamar asrama ini penuh dengan keheningan. Keduanya tidak bergerak sama sekali, mereka hanya berpelukkan dm keadaan diam di atas kasur. Sinar rembn menerangi kedua pasangan ini dengan hangat. Seth 10 menit, Randika dengan lembut memanggil namanya. Tetapi, tidak ada respon. Randika melirik dan menyadari bahwa Christina sepertinya sudah tertidur. Dengan sangat pehan, Randika melepas pelukannya dan menyelimuti Christina. Seth mencium keningnya, Randika pergi dan menutup pintu kamarnya dengan rapat. Chapter 385: Pagi Hari yang Berisik Chapter 385: Pagi Hari yang Berisik Saat Randika kembali ke rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 12 mm. Randika naik kentai atas tanpa menykanmpu, diangsung mengendap-endap masuk ke kamarnya Inggrid. Seth diperhatikan baik-baik, Inggrid terlihat tidur sendirian, tidak ada tanda-tanda Hannah di sana. Rupanya adik iparnya itu tidur di kamarnya sendiri. Randika dengan pehan mengganti bajunya dan masuk ke dm kasur. Karena Inggrid sudah tidur, dia tidak ingin membangunkannya hanya untuk berhubungan badan. "Sudah png?" Namun tiba-tiba, suara Inggrid dapat terdengar dan dia sudah menatap Randika lekat-lekat. Randika terkejut, tetapi senyumannyangsung menjng tinggi. "Sayang, kenapa kamu belum tidur?" Pada saat ini, Inggrid hanya menatapnya tajam tanpa berkata apa-apa. "Jangan begitu, aku ada urusan." Randika merasakan rasa benci di tatapan mata istrinya itu. "Jadi urusanmu lebih penting daripada aku?" Inggrid pura-pura terlihat marah dan cemburu. Ekspresi dan suaranya membuat hati Randika sakit. "Sayang, bukan itu maksudku. Urusanku tadi benar-benar penting." Wajah Randika terlihat panik. "Tidak mungkin aku meninggalkan istriku yang cantik, aku berharap aku bisa berada di sisimu smanya." Tangan Randika membi rambut Inggrid, tetapi Inggridngsung menghindar dan membuat jarak di antara mereka. "Gombal." Randika kembali memeluk Inggrid dari bkang. Ketika tangannya mi meraba, tangannya ditangkap oleh Inggrid. "Harus bagaimana untuk meyakinkanmu?" Randika berbisik di telinga Inggrid. Dia mi memberi rangsangan kepada Inggrid. Perempuan ini mi takluk oleh teknik forey Randika, tubuhnya mi panas. "Hannah tidak ada di sini?" Tanya Randika dengan suara pn. "Dia tidur di kamarnya." Jawab Inggrid. "Ku begitu, jangan telu keras berteriaknya." Kata Randika. Diangsung berputar dan menindih Inggrid dari atas, dia menangkap kedua tangan Inggrid dengan erat. Mereka berdua berpelukkan dan berciuman dengan panas. Seh-h tersihir oleh Randika, Inggrid merasa dirinya myang di awan. Di tengah ciuman mereka, tangan Randika tidak pernah berhenti meraba dan menyiapkan Inggrid untuk babak utama. Seth beberapa menit pemanasan, Randika mi mencopot baju dana Inggrid. Sebelum meminya, Randika menatap Inggrid. "Sungguh cantik sekali" ... Keesokan harinya, seth burung berkicau, Randika dan Inggrid turun bersama-sama kentai bawah untuk sarapan. Ketika Hannah melihat Randika dan Inggrid berjn bersama-sama, dia tidak bisa mendengus dingin terutama seth melihat ekspresi puas Randika. Kemarin mm mereka berdua pasti mkukannya. "Kak, kenapa tadi pagi kamu tidak ada di kamarmu?" Kata Hannah sambil tersenyum. Randika duduk di seberangnya Hannah. "Tentu saja aku tidur di kamar kakakmu, kita kan suami istri pasti tidurnya sekamar." Hannah hanya tersenyum dan membs. "Terus kalian ngapain saja tadi mm?" Ketika Randika mau membsnya dengan cerita mesum, Ibu Ipah datang dan membawakan sarapan mereka. "Nak Randika, nona, tolong jangan telu banyak bicara di meja makan. Cepat dimakan sarapannya mumpung masih hangat." Hannah mendengus dingin dan menatap tajam Randika. Kemudian dia mengambil piring dan mengambil nasi, Randika juga mkukan hal yang sama. Seth mengambil nasi, mereka berdua mau mengambiluk pagi hari ini yaitu dadar jagung dan sayur bening. Ketika Randika mau mengambil dadar jagung tersebut, dia menyadari sendok Hannah juga berusaha mengambil dadar jagung yang sama dengannya. "Kak, kenapa kamu slu mau mencuri makananku?" Hannah mengangkat kepnya. Sin, dia main nuduh saja! "Ya sudah, ambil saja dadar jagung ini." Randika mengambil kembali sendok kosongnya sambil tersenyum, kali ini dia berusaha mengh. "Oh, tiba-tiba aku tidak moodgi makan dadar jagungnya." Hannah juga mengambil kembali sendoknya. Mereka berdua hanya saling menatap. Inggrid mengabaikan mereka dan mengambiluknya. Pada saat yang sama, Randika dan Hannah kembali meraih dadar jagung yang samagi. "Punyaku, dadar jagung ini punyaku!" Randika dan Hannah secara bersamaan berkata hal yang sama. "Mana mungkin itu punyamu, bukannya kamu sudah makan 1 tadi di dapur?" Kali ini Randika tidak mau mengh. "Kak" Kali ini Hannah menatap Inggrid dengan wajah mems. Inggrid hanya menggelengkan kepnya sambil tersenyum pahit. Dia kemudian menampar tangan Randika. "Sesekali bertindah syaknya orang dewasa, kasihan Hannah, dia masihpar." Karena istrinya yang berkata seperti itu, Randika hanya bisa menyerah. Moodnya berubah menjadi kesal. Wajah Hannah benar-benar terlihat bangga. Inggrid hanya bisa mengh napasnya dan memberikanuk yang dia ambil tadi dan menaruhnya di piring Randika. "Cepat makah, kita perlu masuk lebih pagi hari ini." Melihat perhatian istrinya, Randika bersemangat kembali. Hannah hanya memalingkan wajahnya dengan cemberut. Seth sarapan, Randika dan Inggrid berangkat bersama menuju kantor. Karena Hannah baru saja selesai ujian, jadwal kuliahnya jauh lebih santai untuk sementara waktu. Ketika Randika sampai di perusahaan, tiba-tiba dia teringat akan mengabari Deviana ketika dia mendapatkan info mengenai pembunuh abnormal itu. "Dev, kemarin aku bertemu dengan pembunuhmu itu." Deviana terkejut di balik telepon, dialu bertanya. "Apakah kamu menangkapnya?" "Tidak, dia kabur." Jawab Randika. "Apa kamu melihat mukanya?" Deviana mi menanyai Randika, dia juga merekam percakapan mereka ini. "Dia memakai topeng waktu itu, aku tidak bisa melihat wajahnya." Ketika berkata seperti ini, entah kenapa wajah Roberto muncul di benaknya. Dia menduga bahwa pembunuh bertopeng itu adh Roberto. Meskipun tidak ada bukti, instingnya mengatakan bahwa Roberto adh tersangka nomor 1. "Apa ada ciri-ciri yangin?" Tanya Deviana. "Tingginya kira-kira 180 cm, dia tidak gemuk juga tidak kurus. Terlebihgi, aku berhasil melukai tangannya kemarin." Seth mendengar itu, Deviana mengerutkan dahinya. "Ciri-ciri yang kamu sebutkan itu telu umum, bahkan jika ada luka di tangannya, itu mudah disembunyikan dan mustahil menyebarkan informasi tidak spesifik seperti itu." "Tidak apa-apa, nanti ku aku tahu lebih banyakgi, aku akan menghubungimugi." Bs Randika. "Baih ku begitu, aku akan menyampaikan informasimu ini ke rekan-rekanku." Seth Deviana menutup teleponnya, Randika berjn kembali menujuboratoriumnya. Masih ada cukup banyak pekerjaan yang menunggu dirinya. Viona hari ini datang lebih pagi, begitu p dengan Adrian dan Axel. Semua orang segera menyapa dirinya kemudian kembali bekerja. Ketika mereka sibuk bekerja, waktu belu dengan cepat. Tanpa mereka sadari, hari sudah siang. Para staf departemen parfum ini mi bersiap makan siang dan berdiri sambil meregangkan tubuh mereka. "Ayo cari makan." "Sepertinya depot di ujung jn itugi sepi, ayo makan di situ saja." "Traktir ya, aku lupa bawa dompet!" "Sin, ngutang terus kerjaanmu!" Beberapa orang mi berkerumun pergi, hanya Viona yang berjn menuju Randika. "Ran, ayo makan siang bareng." Randika menatapnya dan tersenyum. Ketika dia mau menjawab, beberapa perempuan menggoda Viona. "Wah Viona mau kencan sama pak Randika?" Teman-temannya ini tertawa sedangkan Viona tersipu malu. "Nanti mm saja kalian makan bareng, siang ini bagaimana ku sama-sama kita? Kita janji tidak akan mengganggu nanti." Seth berkata seperti itu, Viona ditarik pergi oleh mereka. Randika hanya bisa tersenyum pahit, dia sama sekali tidak berdaya di bawah serangan seperti itu. Dia akhirnya berniat keluar dan berniat untuk makan siang sendirian. Pada saat ini, tiba-tiba muncul sosok Hannah dari balik pintu. Chapter 386: Kebetulan? Chapter 386: Kebetn? "Kak Randika." Hannah masuk ke dm ruanganboratorium Randika, untungnya saja, tidak ada orang sin Randika karena semuanya sudah keluar untuk makan siang. Jika mereka mendengar kata-kata Hannah barusan, gosipnya menikahi Inggrid Elina bisa tersebar luas. "Hei." Randika mmbaikan tangannya. "Kenapa kamu di sini?" "Aku bosan, jadinya aku datang ke perusahaan." Hannah mengambil kursi dan duduk di samping Randika. Diangsung melirik ke komputer Randika yangyarnya ternyata game mine sweeper. "Kak, kakak begitu bebasnya sampai main game saat bekerja." Mulut Hannah sudah melengkung bagaikan pngi. "Han, bukan berarti aku punya waktu luang, aku harus menemanimu setiap harinya. Apa kamu tidak ada ks?"Tanya Randika. "Tidak ada ks beberapa hari ke depan, aku tinggal menunggu hasil ujian keluar." Kata Hannah sambil tersenyum. Tiba-tiba dia merasa haus, dia kemudian mengeluarkan sebotol air putih dari tasnya. "Apa air itu juga pemberian dari Roberto?" Tanya Randika dengan nada santai. Hannah terlihat kaget. "Tahu dari mana kakak?" Diagi! Wajah Randika berubah menjadi serius. "Han, apa pun yang dibelikan oleh Roberto untukmu, mau itu makanan atau minuman, kamu jangan sampai memakannya ya!" "Hah? Kenapa harus sampai segitu?" Wajah Hannah berubah menjadi cemberut. Namun ketika melihat wajah serius kakak iparnya, dia mengangguk pn. "Baih, aku tidak akan menyentuhnya sama sekali." "Coba aku lihat airmu." Kata Randika. Hannah memberikan botol airnya itu pada Randika. Randikangsung menerawangnya denganmpu ruangan, mencoba memeriksa apakah ada suatu kejanggn. "Kak, ku kamu ambil airku, aku minum apa?" "Nanti beli sendiri saja di luar." Bs Randika dengan santai. Hannah menjadi marah, namun dari balik meja, tiba-tiba Randika mengeluarkan sekotak teh dan meletakannya di depan Hannah. "Sudah tidak perlu ngambek, minum punyaku ini saja." Kata Randika dengan santai. "Kok bisa kamu ketemu Roberto hari ini?" "Kak Randika memang yang terbaik!" Hannah dengan cepat mengambil teh tersebut dan menyesapnya. "Aku bertemu dengannya secara kebetn. Aku pergi bnja baju sama teman-temanku sebelum ke sini, rupanya Roberto dkk juga sedang bnja. Kita semua bnja rame-rame dan di tengah jn Roberto membelikan kita air." Kebetngi? "Terus yang kemarin di mall itu, apakah itu juga kebetn?" Tanya Randika. "Iya, mereka juga kebetn sedang jn-jn di mall yang sama." Randika mengerutkan dahinya. Kebetn? Dia tidak percaya kebetn bisa terjadi 2x. Sudah js bahwa Roberto sedang membuntuti Hannah. "Kak, aku mau ke tempat kak Inggrid ya. Terima kasih minumannya." Hannahngsung keluar dariboratoriumnya. Randika juga ingin makan siang, ketika dia hendak pergi, tiba-tiba Viona kembali ke ruangan. "Lho, bukannya kamu pergi makan sama teman-temanmu?" Randika cukup terkejut. Viona dengan wajah malunya berkata dengan nada yang pn. "Aku pikir kamu belum makan siang jadi aku membelikanmu nasi goreng dan bergegas kembali." Randika benar-benar tersentuh. Dilihat-lihat, Viona yang terengah-engah itu membawa kresek berwarna hitam. Sepertinya dia sangat memikirkan dirinya. Randika dengan senang hati menerima makanan tersebut dan duduk. Viona juga duduk di sampingnya. Ketika dia membukanya,uknya tidak kh banyak dengan nasinya. Randika cukup terkejut karena bisa dibng nasi gorengnya ini cukup lengkap dengan adanya ayam goreng, telor ceplok, dan kerupuk. "Apakah kamu tidak suka sama makanannya?" Tanya Viona. "Tentu saja aku sangat suka, apa pun yang kamu berikan pasti enak! Tapi lebih enakgi sih ku kamu suapin aku" Randika melirik Viona dengan tatapan manja. "Ran, jangan gitu, kita masih di kantor. Sudah ayo cepat dimakan, nanti keburu selesai jam istirahatnya." Viona terlihat malu namun hatinya benar-benar bahagia. Randika mi mengambil sendok stiknya dan mencicipinya. Seth mengunyah nasinya, dia terdiam. Ketika dia mengambil ayam gorengnya, dia juga terdiam. Viona menatap Randika dengan cemas. "Apakah enak?" Randika menutup matanya dan membuat suara ''hmmm'' yang lumayan panjang. "Benar-benar enak! Kamu pintar juga nyari makanan seperti ini." Seth mendengar pujian Randika, hati Viona menjadi senang. "Ku begitu habiskan ya!" "Vi, aku tahu kamu tadi pagi datang lebih awal kan? Kamu pasti tidak sempat sarapan, ayo sini kusuapin." Kata Randika. "Hentikan" Viona terlihat sedikit marah, tetapi wajahnya menunjukkan beberapa ekspresi yang berbeda. Namun hatinya masih mengingatkan dirinya bahwa ini masih tempat kerjanya. "Hmm, kenapa? Sudah tenang saja, mereka semua masih makan siang. Sudah ayo buka mulutnya, ahhh" Randika mengambil sesendok penuh nasi gorengnya, Viona pada akhirnya juga membuka mulutnya dan menerima suapan pertamanya itu. "Enak bukan?" Kata Randika sambil tersenyum. "Iya enak." Viona menganggukan kepnya. "Ayo satu suapgi." Kali ini Randika mengambilkan sepotong ayam gorengnya. Seth itu, dia berkata pada Viona. "Ayo gantian, sekarang giliranmu menyuapiku." Wajah Viona sudah merah, tetapi dia tetap mengambil sendoknya dan mengambilkan sesendok penuh nasi gorengnya. Pehan, dia menyuapi Randika meski dengan tangan yang gemetar. Randika mengunyah dan mennnya, seth itu dia berkata dengan santai. "Seandainya saja ada dua sendok, kita bisa gantian menyuapi satu samain." "Ran" Wajah Viona masih tetap merah. "Bagaimana ku tiba-tiba ada yang datang?" "Tidak perlu khawatir, mereka seharusnya baru balikgi setengah jamgi. Mana mungkin monyet-monyet itu kembali dengan cepat?" Ketika baru saja Randika selesai berbicara seperti itu, dari luar muncul sebuah suara. "Pak, bisa-bisanya Anda mengatai kita monyet?" Randika terkejut, Viona juga terkejut, merekangsung menjauhi satu samain. Tetapi semua sudah tembat. Ketika Adrian masuk, dia sudah melihat bungkusan nasi dan sendok di atas meja. Terlebihgi, Viona duduk persis di samping Randika meskipun tempat ini sangat sepi. Dm sekali lirik, Adrian bisa menyimpulkan apa yang th terjadi. "Pak Randika enak rek, beruntung sekali hidupmu." Tatapan mata Adrian terlihat iri. "Kapan aku bisa disuapin sama pacar, seandainya saja hidupku sebagus pak Randika." "Ngomong omong kosong apa kamu?" Randika menatapnya dengan tajam. "Sudah berhenti ngomong yang tidak-tidak, ini aku ada botol air yang perlu diperiksa." "Pak, aku tidak omong kosong." Adrianlu bertanya. "Memangnya mana sendok pak Randika?" Sendok? Bukannya ada di atas meja? Randika menurunkan kepnya dan melihat bahwa sendok itu tidak ada di sana. Pada saat ini, dia baru menyadari bahwa dia tadi meminta Viona untuk menyuapi dirinya. Mati aku! Hati Randika benar-benar panik, Viona yang duduk di sampingnya terlihat menggenggam erat sendoknya dan wajahnya sudah merah seperti tomat. Randika terbatuk dua kali dan berkata dengan nada yang serius. "Adrian, sepertinya aku perlu memberiporan pada Kelvin bagaimana kinerjamu sma ini." "Ampun pak, ampun, aku akan tutup mulut." Seketika itu juga, Randika melemparkan botol airnya kepada Adrian. Dengan cepat pegawai satu ini mengecek kandungan yang ada di dm air. Chapter 387: Tamasya Chapter 387: Tamasya Tidakma kemudian, Adrian datang membawakan hasilnya. "Pak, airnya baik-baik saja." Kata Adrian. "Seperti yang sebelumnya, air ini jugayak minum." Masih tidak ada mash? Randika merasa bahwa Roberto pasti memiliki trikin, dia pun bertanya. "Apakah ada kandungan yang tidak bisa dideteksi dengan tmu?" "Tidak mungkin." Adrian menggelengkan kepnya dan duduk di depan Randika. "Pak, mesin kita itu adh keluaran terbaru dan yang paling canggih. Tidak ada kandungan aneh di dm air, tetapi proporsi beberapa elemen sedikit lebih tinggi daripada biasanya." "Dan apa yang akan terjadi ku kita mengkonsumsinya?" Randika menegang. "Tidak apa-apa, namanya air tetap air pak, tidak mungkin itu membunuh kita." Mendengar kata-kata Adrian ini, hati Randika semakin ragu. Seth itu, orang-orang mi berdatangan kembali dan ruangan ini pun kembali sibuk. Seth beberapa saat, akhirnya waktu jam png kantor th tiba. Randika kembali ke rumah bersama Inggrid. Hannah awalnya berada di kantornya Inggrid, tetapi anak itu pergi beberapa waktu yanglu. Karena dia tidak ada ks sama sekali, dia keluyuran tanpa henti. "Apakah kamu capek hari ini?" Randika yang duduk di samping kursi pengemudi itu melirik Inggrid. "Tidak telu." Inggrid tersenyum. "Akhir-akhir ini aku tidak perlu mkukan kunjungan bisnis, para klien yang sering datang ke tempat kita." "Baguh ku begitu, ku kamu capek nanti aku pijat." "Memangnya kamu bisa memijat?" Inggrid terlihat kaget. "Kenapa? Apa kamu mau mencobanya?" "Boleh saja." Inggrid mengangguk. Sesampainya mereka di rumah, Randika membuka pintu dan melihat sosok Hannah yang duduk di sofa dengan santai. Lagigi perempuan satu ini memakai pakaian yang minum dan pendek. "Kak Randika, kak Inggrid, akhirnya kalian kembali!" Hannah tersenyum, suaranya tidak begitu js karena dia sedang sibuk makan es krim. Randika mengh napasnya, adik iparnya ini hidupnya santai sekali. Inggridlu berkata. "Han, dudukmu itu kayakkiki lho, coba kamu lebih hati-hatigi." "Tapi ini postur duduk kak Randika sma ini." Bsnya. Randika membeku di tempat, dia hampir muntah seteguk darah segar. Kenapa ujung-ujungnya dia yang sh? Inggrid melirik Randika dan memarahinya. "Kamu juga, yang sopan ku duduk." "Iya" Randika dengan cepat menganggukkan kepnya. Seth itu, Inggrid naik ke atas dan bersiap untuk mandi. Karena akhir-akhir ini cuacanya panas, Inggrid sering berkeringat dan tubuhnya lengket oleh keringat. Jadi biasanya seth png dari kerja, dia slu mandi. Randika duduk di samping Hannah dan mengambil es krim yang masih terbungkus di atas meja. "Kak, mau apa kamu?" "Aku juga kepengin es krim, memangnya kenapa?" Randika terlihat bingung. "Jangan makan punyaku, ambil sendiri di kulkas." Bs Hannah sambil tersenyum. "Jangan pelit-pelit begitu." Randika membuka bungkusnya dan menggigitnya sekali, sensasi dingin ini memang menyegarkan. "Tapi itu satu-satunya yang rasa strawberry." Kata Hannah dengan wajah yang depresi. Randika menggaruk-garuk kepnya. "Ya sudah ini, ambh." "Tidak mau, kan sudah kak Randika gigit." Hannah dengan cepat menk. "Ya sudah, aku makan ku begitu." Randika kembali menggigit es krim batangnya. "Kak Randika memang jahat." Hannah mi kehngan kesabarannya. Randika mens es krimnya itu, nada suaranya sedikit bangga. "Terkadang hidup itu penuh dengan cobaan dan tidak berjn seperti yang kita mau." "san saja!" Hannah memalingkan wajahnya dan kembali menonton TV. Keduanyalu melihat TV, terkadang mereka bercerita tentang keseharian mereka. "Omong-omong kak, kami besok mau tamasya, apakah kakak mau ikut?" Tanya Hannah sambil tersenyum. Undangan Hannah seperti ini slu ada udang di balik batu, sepertinya dia diajak untuk menjadi tukang angkutgi. Awalnya dia ingin menk tetapi Randika tiba-tiba kepikiran sesuatu. "Han, sepertinya pemilihan waktu untuk tamasya ini kurang tepat. Kenapa tidak menunggu beberapa harigi dan menunggu cuacanya menjadi bagus?" Tanya Randika. "Teman-temanku yang mengusulkan. Toh kita kan punya banyak waktu luang, jadi mereka semua ingin bermain." Jawab Hannah. "Apakah Roberto ikut?" Tanya Randika. "Tentu saja, sepertinya dia yang mengusulkan ide tamasya ini. Dia juga mengundang muridinnya dari jurusan yangin. Jadi sebagai pemimpin, dia pasti ikut!" Hannah menjadi sedikit bersemangat. "Dan rencananya kali ini, kita akan mengunjungi kuil bersejarah! Aku belum pernah melihat tempat bersejarah sebelumnya." Roberto yang mengatur tamasya ini? "Jadi bagaimana kak, apakah kak Randika tertarik? Lagip besok kan sabtu, kakak pasti nganggur di kantor bukan? Jadi lebih baik ikut aku saja." Kata Hannah dengan semangat. "Tentu saja, aku besok ikut." Randika tersenyum. Mendengar persetujuan Randika, Hannah terkejut untuk sesaat tetapi diangsung menjadi bersemangat. "Serius kak? Kak Randika tidak bohong kan?" "Memangnya kapan aku pernah bohong?" Randika kembali memakan es krimnya. Kali ini dia berusaha mengikuti Hannah untuk melindunginya dari bahaya yang tidak perlu. Terlebihgi, dia merasa bahwa Roberto memiliki suatu rencana di kegiatan kali ini. Mungkin ini adh waktu yang tepat untuk mengungkapkan segnya. ... Keesokan harinya, Randika dan Hannah berangkat bersama-sama. Untuk perjnan kali ini, para peserta akan berkumpul terlebih dahulu di depan sekh mereka. Baru seth itu, mereka naik bis dan berangkat ke daerah Gunung Batu Jaya karena kuil yang mereka kunjungi dekat dengan gunung tersebut. Ketika mereka berdua sampai di depan sekh, rupanya hampir semua orang sudah berkumpul. "Han!" Ste mmbai ketika melihat sosok Hannah yang datang. Keduanyalu bergandengan tangan seh-h mereka adh sahabat terbaik di dunia. Pada saat ini, Roberto datang menghampiri dan tersenyum pada Randika. "Apa kakak juga ikut?" Randika mengangguk sambil tersenyum. "Aku dipaksa adikku itu, aku tidak punya pilihan." "Tidak apa-apa, semakin ramai semakin meriah." Robertolu berpamitan dan pergi. Randika mengerutkan dahinya ketika dia memperhatikan gerak gerik Roberto. Seth beberapa saat, Randika menyimpulkan bahwa dia bukah pembunuh yang bertarung dengannya. Tujuannya hari ini ikut adh menentukan apakah Roberto adh pria bertopeng yang th mkukan berbagai pembunuhan di kota ini atau tidak. Seth beberapa saat, akhirnya semua orang th berkumpul. Orang terakhir yang datang th berian sekuat tenaganya, untungnya saja dia tepat waktu dan semua orang tidak memarahinya. "Karena semua orang sudah ada di sini, sebaiknya kita cepat berangkat." Kata Roberto sambil tersenyum, dialu menuntun semua orang ke bis yang sudah menunggu mereka. "Saatnya berangkat!" Semuanya antusias dengan perjnan mereka, semuanya berjn ke bis dengan wajah yang gembira. Pada saat mereka berjn, terlihat sebuah truk bermuatan yang mju ke arah mereka. Truk tersebut membawa pipa-pipa besi dan mju dengan kecepatan biasa. Randika melihat ke atas dan menyadari bahwa pipa-pipa itu terikat dengan erat. Dia sama sekali tidak peduli dan terus berjn. Tetapi tiba-tiba, ada suara seperti tali yang terputus datang dari arah truk. Pipa-pipa tersebut mi berjatuhan ke samping! Dan sialnya, Randika dkk berada di jalur pipa-pipa jatuh tersebut! Chapter 388: Bukti yang Kuat Chapter 388: Bukti yang Kuat Teman-temannya Hannah ini tidak menyadari perubahan yang th terjadi pada truk tersebut. Mereka mengobrol dengan santai ketika sebuah pipa mi jatuh. Namun, seseorang menyadari hal tersebut dan menunjuk ke arah pipa yang tidak jauh dari mereka itu, tetapi tidak ada suara yang keluar karena saking takutnya. Pipa-pipa besar ini bisa membunuh mereka dengan mudah apab mengenai mereka. Ketika para pejn kaki di seberang melihat hal ini, mereka js terkejut. Apa yang th terjadi? "Awas!" Roberto adh orang yang pertama berteriak dan bereaksi. Semuanya segera mengangkat kep mereka dan menyadari bahwa pipa-pipa tersebut mi bergelinding ke arah mereka. "Lari!" "Han, cepatri!" Ste menarik Hannah dan berusaha bersembunyi di balik pohon, sementara beberapa temannya hanya berdiri karena saking takutnya. Orang-orang yang melihat mereka juga ketakutan, mash ini menyangkut hidup dan mati seseorang. Dengan banyaknya pipa yang bergelinding, mana mungkin mereka bisa bersembunyi? Roberto tidak berdaya sama sekali, teriakannya itu telu tembat. Jarak mereka dengan pipa-pipa tersebut hanyh 50 meter, mustahil mereka bisa bereaksi tepat waktu. "Habis sudah mereka!" Orang-orang sudah menutup mata mereka, sebentargi para pemuda itu pasti mati semua! Menghadapi puluhan pipa besar ini, sesosok orang berdiri di paling depan. Semua orang bertanya-tanya, mengapa Randika bukannya bersembunyi tetapi mh maju ke depan? Dia justru terlihat menantang pipa-pipa itu! Para pejn kaki ini kebingungan, apa pria itu sudah g? Tetapi detik berikutnya, mata mereka terblak hingga hampir copot. Mereka melihat tragedi yang seharusnya terjadi justru berubah menjadi keajaiban dunia. Seperti di film-film, pipa-pipa besar itu dihentikan oleh satu kaki Randika sehingga kehngan momentum kecepatannya. Pipa-pipa tersebut dipaksa berhenti oleh tenaga dm Randika yang seluasutan tersebut. Adegan ini membuat semua orang terkejut! Apa orang ini masih manusia? Di saat orang-orang ini terpukau, pipa-pipa tersebut mi berhenti satu demi satu. Randika sendiri tidak tampak kesusahan, wajahnya benar-benar terlihat santai. Melihat pertunjukan Randika, Roberto dkk hanya bisa melongo. Mereka tidak pernah tahu manusia bisa mkukan hal menakjubkan seperti itu. Sekarang dari terpukau, orang-orang mi ketakutan. Kekuatannya ini js menandakan dia bukan manusia bukan? Orang-orang mi melihat pipa yang beristirahat dengan tenang, padahal sebelumnya mereka berguling cukup cepat. Teman-teman Hannah juga mi bertanya-tanya, apakah kakak iparnya temannya ini masih manusia? Atau jangan-jangan dia superhero? Tatapan mata Ste berbinar-binar, dia mengingat-ingat kejadian di mall kapan hari. Bukankah Randika juga sama bersinarnya dengan sekarang? Wajah tersenyum Hannah sudah diisi dengan kebanggaan yang tak terhingga, hal seperti ini cukup mudah bagi kakak iparnya. Apa itu pipa? Bukankah itu semacam sedotan raksasa? Akhirnya Randika berhasil menghentikan semua pipa yang terjatuh tersebut. Seth memastikan semua aman, Randika dengan santai berjn kembali ke kelompoknya sambil membersihkan bajunya. Mereka semua masih terheran-heran, tidak ada satupun yang bereaksi. Namun, sh satu dari mereka mi bertepuk tangan dan sorakan demi sorakan mi terdengar. Yang bersorak adh orang-orang di jn, teman-teman Hannah dan para mahasiswa yang baru saja keluar dari gedung sekh. Jika bukan karena Randika, kejadian ini pasti memakan korban jiwa. Dapat dikatakan bahwa Randika adh penymat mereka. Pada saat yang sama, supir truk itu beri ke arah mereka dengan wajah super panik. Dia benar-benar merasa lega karena tidak ada orang yang terluka karena keckaan ini. Seseorang mi mengamankan supir ini, tetapi pada akhirnya ini bukah sebuah bentuk dari kecerobohan minkan keckaan. Dan tentu saja, hal ini tidak berkaitan dengan Randika dan dia pun cuek terhadap supir itu. Randika yang baru saja kembali ditatap dengan tatapan berbinar. "Wow, kakak benar-benar hebat! Jika bukan karenamu, kita semua sudah pasti mati!" Roberto yang pertama kali mengucapkan terima kasih. Herannya, Randika merasakan tidak ada jejak-jejak ketakutan di wajahnya. "Sudah, ini cuma mash kecil." Kata Randika dengan santai. "Jangan begitu kak, tanpamu kita sudah pasti mati." Bs Roberto. Roberto memberikannya sebuah botol air. "Kakak pasti lh karena kejadian barusan, ini ambh airnya dan minuh." Randika memperhatikan botol air tersebut. Tanpa berkata apa-apa, Randika mengambilnya. Tetapi tiba-tiba, Randika mencengkeram erat tangan Roberto. Kemudian Randika mengangkatnya tinggi-tinggi. Roberto js terkejut, kenapa orang ini tiba-tiba menarik tangannya ke atas? Ternyata tidak ada bekas luka di tangannya. Tidak ada luka yang seharusnya dimiliki oleh pembunuh abnormal itu! Kemarin mm, Randika berhasil mencabik sebagian daging di tangan pembunuh abnormal itu. Jika Roberto adh pembunuhnya, seharusnya tangannya ini memiliki bekas yang tidak bisa disembunyikan dan ini bisa membuktikan bahwa Roberto adh si pembunuh tersebut. Tetapi tidak disangka-sangka, rupanya tangannya baik-baik saja! Hal iningsung menghngkan kecurigaan Randika, js Roberto bukah pembunuh yang diawan kemarin mm. "Ada apa?" Roberto menatap bingung pada Randika. "Tidak apa-apa." Randika tersenyum kecil. "Aku merasa tanganmu lembut sekali." "Hahaha sungguhan? Aku memang menjaga tubuhku dengan baik." Roberto tersenyum ramah. Randika membuka botol airnya dan meminumnya. Roberto sendiri kembali ke teman-temannya dan berdiskusi. Seth kejadian seperti ini, dia takut bahwa teman-temannya ini jadi ms untuk mnjutkannya. Seth menanyai semua orang satu per satu, mereka semua setuju untuk meneruskan tamasya mereka ini. Lagip, mereka sudah menyewa bis dengan cukup mahal. Hannah berjn menghampiri dan menggandeng lengan Randika, tetapi kakak iparnya ini berkata padanya. "Han, aku tidak jadi ikut." Hannah terkejut. "Lho, bukannya kemarin katanya mau ikut?" Randika menatap Robertolu tersenyum. "Aku hari ini ikut hanya untuk memastikan sesuatu. Karena aku sudah mendapatkan jawabanku, sekarang aku bisa tidur dengan tenang." Hannah terlihat cemberut dan Randika mengusap kepnya. "Han, pergh dan bersenang-senanh. Nanti kirimin fotonya ya, aku ingin kamu menceritakanku bagaimana indahnya tempatnya." Melihat Randika bersikeras tidak ikut, ditambah dengan Ste dan teman-temannya memanggil dirinya, Hannah hanya bisa menyerah. "Ku begitu, ketemu nanti mm ya." "Baih, aku akan menunggu di rumah." Randika tersenyum. Melihat bus Hannah dkk pergi, Randika sendiri berjn kembali ke rumah. Sebelum ini, Randika slu mencurigai Roberto. Instingnya yang tetih bertahun-tahun ini mengatakan bahwa Roberto bukah orang awam. Terlebihgi, sejak kemarin mm dia bertemu dengan pembunuh abnormal tersebut, satu-satunya wajah yang terpikirkan oleh Randika adh wajah Roberto! Pembunuh itu mengenali dirinya, dia memancarkan aura kebencian dan kemarahan padanya. Seth dia merasakannya seks, Randika merasa bahwa hal ini sama dengan aura yang dipancarkan oleh Roberto padanya. Namun, seth melihat kondisi tangan Roberto hari ini, teori dan instingnya iningsung runtuh dm sekejap. Kondisinya yang sehat itu adh bukti yang kuat bahwa dia bukah pembunuh itu. "Sepertinya aku akhir-akhir ini telu paranoid." Randika bergumam pada dirinya sendiri. Setidaknya seth hari ini, Randika tidak perlu khawatirgi tentang kesmatan Hannah. Terlebihgi, karena Hannah sedang pergi, sekarang dia memiliki waktu untuk berduaan dengan istrinya! Memikirkan hal ini, Randika menjadi bersemangat. Istriku, tunggh aku! Chapter 389: Anak dari Keluarga Alfred Chapter 389: Anak dari Keluarga Alfred Ketika Randika sampai di rumah, Hannah dkk mi meninggalkan daerah kota Cendrawasih. Sekarang mereka menuju kaki Gunung Batu Hata. Pada jaman dahulu, pusat agama Buddha di daerah kota Cendrawasih berpusat di kaki gunung tersebut. Tetapi seiring berkembangnya kota Cendrawasih, kuil tersebut mi ditinggalkan karena telu jauh sehingga kurang nyaman untuk ditempati. Sin para turis yang mendatangi tempat tersebut pada hari sabtu dan minggu, pada dasarnya tidak ada orang sama sekali ketika hari senin-jumat. "Kita sampai!" Roberto keluar dari bis pertama kali, teman-temannya mengikutinya dari bkang. "Wah, udaranya segar sekali!" Seseorang menghirup udara dm-dm. "Hahaha tentu saja, kita kan dekat dengan gunung!" Temannya tertawa. "Tempat kita istirahat dekat dengan kuilnya, ayo kita jn." Kata Roberto. "Baih!" Semua orang mi bersemangat, Roberto memimpin mereka semua dengan berjn di paling depan. Namun, orang-orang tidak bisa melihat senyuman tajam yang sedang dia buat ketika membawa mereka ke kedman hutan. ........ "Sayangku!" Karena hari ini adh hari sabtu, Inggrid sedang santai-santai duduk di sofa. Randika dengan cepat menghampirinya dan memeluknya dari bkang. Ketika Inggrid mengangkat kepnya, dia cukup terkejut ketika melihat sosok Randika. "Bukannya kamu hari ini pergi sama Hannah?" Randika dengan cepat duduk di samping Inggrid, diangsung merangkul pinggang ramping milik istrinya itu. Keempukan dari dadanya mi memanggil-manggil Randika secara tersembunyi. "Aku tidak jadi ikut, aku hari ini cuma ingin memastikan kesmatan Hannah saja." Randika bisa merasakan empuknya dada Inggrid yang mengenai tangannya. "Karena aku sudah memastikan dia baik-baik saja, aku tidak perlu menemaninyagi." Inggrid tidak peduli dengan tangan nakal Randika ini. Justru dia terlihat bingung danngsung bertanya. "Memangnya ada apa dengan Hannah?" "Sudah tidak apa-apa." Randika tersenyum lebar. "Aku hanya telu paranoid saja, semuanya sudah terkendali. Omong-omong, di mana Ibu Ipah?" "Ibu Ipahgi pergi bnja." Inggrid mengerutkan dahinya. "Kenapa kamu tiba-tiba mencarinya?" "Masa kamu tidak tahu?" Randika tersenyum nakal. Dengan sedikit kekuatan, dia menindih Inggrid di atas sofa. "Kamu ini ya." Meskipun terlihat enggan, desahan erotis tetap keluar dari mulut Inggrid ketika Randika mi bermain dengan tubuhnya. Pehan namun pasti, keduanya mi melepas baju mereka. Kebetn tidak ada orang di sini, Randika ingin bermain di ruang tamu! Randika dengan cepat membuka baju Inggrid. Sekarang, hanya pakaian dm Inggrid yang menghngi pemandangan cantik dan indah. Samar-samar, dia bisa melihat warna pink yang hampir menyembul keluar dari dm beha. Randika menn air liurnya, ketika dia hendak membuka 2 keajaiban dunia itu, HPnya tiba-tiba bunyi. Sin! Randika terbeku dm sekejap, siapa yang tiba-tiba meneleponnya di saat-saat menggairahkan seperti ini? Awalnya Randika ingin cuek dan tidak mengangkatnya, tetapi Inggrid memarahinya. Tidak ada pilihan, Randika akhirnya memutuskan untuk menerima teleponnya. Tiba-tiba, suara dari bawahannya terdengar cukupntang. "Tuan, kami menemukan beberapa informasi." Ketika mendengar suara ini, wajah Randika berubah menjadi serius dan berdiri tegak. "Apa yang kamu temukan?" "Ada dua informasi yang penting. Pertama, Roberto datang ke Indonesia untuk program pertukaran pjar. Sebelum pendaftaran itu dibuka, dia sudah berada di Indonesia sebn sebelumnya dan dia sendiri yang mengisi formulir pendaftaran pertukaran mahasiswa itu tanpa seijin kampusnya." Pada saat ini, kerutan dahi Randika mi mengeras. Lalu bawahannya itu kembali berkata. "Yang kedua, kami mendapatkan informasi mengenai identitas asli Roberto. Rupanya dia bukah anak kandung dari Carlos, sepertinya dia adh anak angkat. Tetapi anehnya, kami sama sekali tidak dapat menemukan informasi mengenai Roberto di atas 5 tahun yanglu. Seakan-akan nama Roberto ituhir 5 tahun yanglu. Mengikuti petunjuk ini, kami menyelidiki lebih dmgi mengenai identitasnya. Sepertinya sebelum berganti nama menjadi Roberto, dia adh Tom yanghir di Indonesia. Diahir di Jakarta di sebuah keluarga bernama Alfred." Keluarga Alfred dari Jakarta? "Apa kamu yakin dengan informasi ini?!" pupil mata Randika mengecil dm sekejap. "Tuan, informasi ini benar-benar dapat dipercaya, kami juga memastikannya 3x. Kami juga mendapatkan foto dari Tom sebelum berganti nama menjadi Roberto. Saya akan kirim via email." Randika benar-benar terkejut dengan informasi ini, dia tidak menyangka bahwa Roberto adh anak dari keluarga Alfred! Dm sekejap otak Randika berputar dengan cepat. Jika Roberto adh Tom dari keluarga Alfred, maka tamasya kali ini adh jebakan dan Hannah benar-benar dm bahaya! Sin! Tidak ada waktugi untuk menjskan, Randika segera memakai bajunya danri keluar dari rumah. Tempat tamasya mereka cukup jauh, seharusnya dia bisa datang tepat waktu. Pada saat yang sama, Randika memerika emailnya. Ketika dia melihat informasi tersebut, wajahnya berubah menjadi buruk. Isi email ini sangat js. Di sana dia bisa membaca profil Tom, menghngnya dia dari Indonesia, dan tidak ada kabargi mengenai dirinya sejak itu. "Tom, penyamaranmu benar-benar luar biasa!" Randika merasakan hatinya bertambah dingin. Dia merasa kesal karena dia lengah di detik-detik terakhir. Pada akhirnya, Roberto hanyh sebuah samaran yang dia buat. Randika kembali menatap emailnya, sekarang dia sedang melihat foto Tom yang dulu. Foto tersebut memperlihatkan sosok Tom yang sangat dingin. Tatapan matanya yang mati menunjukkan bahwa dia mirip seperti seorang psikopat. Ketika Randika melihat foto ini, hatinya makin tenggm! Dia sekarang tahu kenapa dia merasa familier dengan wajah Roberto. Karena memang wajahnya ini dia pernah melihatnya. Wajahnya itu benar-benar mirip dengan Hans yang th dia bunuh sebelumnya. Meskipun tidak sama, tatapan mata mereka masih membuktikkan bahwa mereka bersaudara. Dengan katain, pembunuh abnormal yang ditemui kemarin sudah js adh dia. Tidak heran kenapa pembunuh kemarin itu bisa mengenal dirinya dan memancarkan aura kebencian yang begitu mendm. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adh kenapa tangannya itu tidak apa-apa? Bukankah dia berhasil melukainya kemarin? Seth dipikir-pikir, ketika dia memegang tangan Tom, tangannya itu benar-benar lembut. Apakah dia memakai sebuah sarung tangan sintetis untuk menyembunyikan lukanya? Penjsan ini cukup masuk akal. Seth menyusun semua puzzle ini, Randika akhirnya menyadari kenapa Tom bisa muncul di Cendrawasih sebn lebih cepat. Karena bnlu, tragedi keluarga Alfred th terjadi di Jakarta dan Randika menghabisi para tetua dan anggota keluarga Alfred tanpa ampun! Ketika berita ini mencapai telinga Tom, dia segera kembali ke Indonesia dan mi menyusun rencana untuk bs dendam! Dan tentu saja, membuat Randika menderita adh tujuan utamanya. Hannah menjadi target terbaik baginya untuk mengawali kisah bs dendamnya. Memikirkan hal ini, Randika benar-benar merasa ngeri. Dibandingkan dengan Hans, sepertinya orang ini jauh lebih berbahaya dan lebih g. Sin, seharusnya dia tidak meninggalkan Hannah! Randika benar-benar marah pada dirinya sendiri, hatinya sudah mengepal dengan kuat. Menekan perasaan frustasi ini, Randika dengan cepat menghubungi pasukannya yang ada di Cendrawasih. Dia menyuruh mereka untuk datang ke lokasi segera mungkin. Seth itu, Randika menatap sebuah mobil yang terparkir diam. Dengan cepat dia memecahkan jendnya dan duduk di dm. Mobil itu dengan cepat meny, dan tanpa berkata apa-apa, Randika dengan cepat mju menuju tempat Hannah berada. Chapter 390: Pertarungan di Kuil Chapter 390: Pertarungan di Kuil Sma perjnan, mobil Randika sama sekali tidak peduli denganlu lintas. Orang-orang hanya dapat melihat bahwa sebuah mobil mju sangat kencang seperti sedang kesurupan, benar-benar menakutkan. Randika sama sekali tidak menginjam rem. Bahkan jika dia dikenal sebagai drift king, dia masih tidak bisa menghindari keckaan jika mju kencang seperti ini. Tetapi mau tidak mau dia harus mengambil resiko ini karena terbatasnya waktu. Di sisiin, Dion sudah mengutus pasukannya untuk menyusul Randika menuju kaki Gunung Batu Jaya. Batch pertama th berangkat, kemudian para pentninnya seperti Singa, Serig, Jin segera menyusul. Kecepatan mobil Randika benar-benar cepat, dia sekarang sudah berada di pintu keluar kota. Dm sekejap, dia sudah memangkas banyak waktu dengan menerobosmpu merah dan menyalip mobil-mobil. ....... Kaki Gunung Batu Jaya. Sebuah mobil yang mju dengan cepat segera berhenti di tempat ini. Mobil itu mengerem sekuat tenaga sampai mengeluarkan suara berdecit yang keras. Randika dengan cepat keluar dari dm mobil, dia menyadari bahwa bis yang dinaiki oleh Hannah dkk terparkir di dekatnya. Tetapi, semua orang tidak ada di dmnya. Sepertinya Tom membawa mereka ke sebuah jebakan di dm hutan, benar-benar rencana yang sempurna! Randika berharap bahwa dia dapat datang tepat waktu. Dengan baju kadarnya, Randika mi menjjahi hutan dan menuju ke tempat Hannah berada. Tidakma kemudian, Randika menemukan tempat wisata di tengah-tengah hutan. Kuil berdiri dengan gagah meskipun th ditn oleh waktu, pemandangan di sekitarnya juga terlihat indah dan nyaman. Ini merupakan lokasi wisata yang biasanya dituju oleh orang-orang, tetapi Randika tidak dapat menemukan siapa-siapa di sini. Seth menyisir tempat ini seks, Randika terkejut bahwa dia menemukan banyak tas yang ditinggal. Tas-tas tersebut berisikan makanan, minuman dan HP. Melihat hal ini, hati Randika makin menggp. Sepertinya Tom sudah mengawali kisah bs dendamnya dan menyandera semua orang. Tanpa ragu-ragu, Randika masuk ke dm kuil. Pada saat ini, Tom duduk sendirian di tengah-tengah kuil. Dia duduk dengan mata tertutup, sepertinya dia sedang bermeditasi. Di depannya, sebuah dupa meny dan menyebarkan bau dupa yang khas. Tetapi, asap yang dikeluarkannya bukah warna putih, anehnya warnanya adh cot kehitam-hitaman. Tom terlihat sendirian, tidak ada jejak Hannah dan teman-temannya sama sekali di ruangan ini. "Karena kita sudah ada di sini, kenapa kamu masih malu-malu dan bersembunyi seperti itu?" Tiba-tiba, Tom berkata dengan nada suara yang datar. Dia melihat ke arah pintu yang terbuka sedikit itu sambil tersenyum hangat. Randika berjn pehan keluar dari persembunyiannya dan menatap Tom. Wajahnya yang tersenyum itu memiliki kedinginan yang tersembunyi. "Jangan melihatku seperti itu." Kata Tom sambil tersenyum. "Mereka semua belum mati." "Anak ketiga dari keluarga Alfred, Tom." Randika berkata secara pehan, tatapan matanya setajam bh pedang. "Oh?" Tom mengangkat alisnya, dialu berkata sambil tersenyum. "Tidak heran kamu bisa menemukan identitasku yang asli. Jika kamu tidak bisa menemukannya, bukankah itu mencoreng nama Ares?" Mereka tidak berbicaragi. Suara angin di hutan menyisir seluruh kuil ini dan berhembus ke arah mereka. Sin baju mereka yang tertiup, asap dupa juga tertiup dan terbakar lebih hebat daripada sebelumnya. "Apa kamu menungguku?" Tanya Randika. "Tentu saja." Tom masih tersenyum, senyumannya sehangat matahari. "Aku akan membuatmu melihat kematian mereka." "Apakah kamu yang bertarung denganku tadi mm?" "Nyaris saja kamu berhasil menangkapku." Tom sedikit tertawa. "Aku berhasil melukaimu, tetapi" Tatapan mata Randika semakin tajam. "Tentu saja kamu mkukannya, coba lihah." Tom pehan mengangkat tangan kanannya dan pehan melepas sarung tangan sintesisnya. Hati Randikangsung mengepal, itu luka yang dia berikan kemarin pada si pembunuh abnormal. Ini benar-benar klaian dari Randika. Sebagai orang yang atletis, tidak mungkin seorang pria bisa memiliki tangan yang selembut itu. Tom masih mempertahankan senyumannya, tetapi senyumannya yang sekarang mengandung kedinginan sedingin salju. "Aku pernah mengatakan bahwa aku akan menginjakmu seperti semut." Kata Tom dengan santai. "Ith yang dikatakan ayahmu sebelum dia meninggal." Randika mendengus. Pehan senyuman Tom itu menghng, samar-samar wajahnya memancarkan aura kebencian dan kemarahan. "Sebelum ayahmu, adikmu bernama Hans sama bgunya dengan kamu. Pertama kali aku bertemu dengannya, aku menghancurkan testisnya. Pertemuan kedua aku mencabut nyawanya karena masih berani mwanku." Randika menceritakan semua ini seakan-akan hendak memprovokasi. Dan provokasinya berhasil karena senyuman Tom menghng sepenuhnya. Dari arahnya, aura membunuh mi menyelimuti dirinya dan kesuraman seperti di dm foto mi tampak dengan js. "Tetapi ayahmu adh yang paling bodoh di antara kalian. Berkali-kali dia berhadapan denganku, dia masih saja tidak mengerti tempatnya. Aku terpaksa membunuhnya dan membunuh 70 anggota keluargamu yangin. Kuakui, aku sedikit bersemangat ketika mematahkan leher mereka." Wajah Randika benar-benar datar, seh-h pembunuhan ini adh hal yang wajar. Ekspresi Tom kembali menghitam, dia hampir di ambang batasnya! Namun, tiba-tiba dia tertawa dengan liar, dia mengeluarkan sebuah topeng dari balik punggungnya. Topeng tersebut adh topeng setan yang dia pakai kemarin mm. "Meskipun itu adh rumah yang sudahma kutinggalkan, pada akhirnya ith rumahku yang sebenarnya." Kata Tom sambil melihat topengnya. "Karena kamu menghancurkan keluargaku, aku akan menghancurkanmu." "Aku akan membunuhmu dan mencincang semua organum!" Tom memakai topengnya itugi. Dm sekejap, napas dingin keluar dari balik topeng, lebih dingin daripada salju. Randika mendengus dingin, dia sudah menyebarkan tenaga dmnya ke seluruh tubuhnya dan beri menuju Tom. Kemarin mm dia berusaha menyembunyikan identitasnya, sekarang kenapa dia masih bersikeras memakai topengnya? Tidak mash, aku akan tetap membunuhmu! Tom beri dan Randika mengikutinya, sekarang mereka berdua berada di luar kuil, di hman kuil yang sunyi dan tenang. Namun pada saat ini, Randika dapat merasakan bahwa tenaga dm di dm tubuhnya itu menegang. Seh-h mereka menahan aliran darahnya dan mencegah ototnya untuk berkontraksi. Tubuhnya pehan menjadi lemas. Apa yang terjadi? Hati Randika mengepal, kenapa di saat-saat penting seperti ini justru tubuhnya bermash? Namun dia tidak bisa memikirkan hal inimama, Tom saat ini sudah menerjang maju. Sebelumnya, serangan Tom sangat mudah untuk dihindari oleh Randika. Tetapi karena sekarang tenaga dmnya terkuras dan tubuhnya menjadi kaku, menghindar bukah sebuah pilihan. Pukn demi pukn datang bertubi-tubi pada Randika. Tangan kiri Randika bahkan nyaris tidak bisa berdiri, di bawah serangan Tom, tubuhnya makinma makin lemas. Ekspresi Tom di bawah topeng makin menyengir. "Kenapa? Cuma segini kekuatanmu?" Randika mengulurkan tangan kanannya dengan sekuat tenaga, tpak tangannya dan tinju Tom bertemu di udara. Ketika dia berusaha menangkap dan mencengkeram erat tinju Tom tersebut, Randika benar-benar tidak punya kekuatan dan kecepatannya benar-benarmbat. "Jadi ini Ares sang Dewa Perang?" Tom tertawa keras. Dia mrikan diri dari cengkeraman Randika dan memberi Randika sebuah tendangan tepat di dadanya. Chapter 391: Berserk Chapter 391: Berserk Kekuatan tendangan Tom ini luar biasa keras karena dia berputar terlebih dahulu untuk menciptakan momentum. Kedua tangan Randika sudah terangkat dan tendangan itu mengenai tangannya. Meskipun dia berhasil menahannya, karena tubuhnya lemas dan tidak memiliki kekuatan, Randika dibuat terpental oleh serangan ini. Randika tidak bisa berhenti berguling, seth 10 meter berguling barh dia bisa berhenti. Randika menatap Tom dengan matanya yang dingin. "Apakah kamu merasakan tenagamu menghng dari tubuhmu?" Tom berdiri tenang sambil menatap Randika, dia kemudian berjn pehan sambil menggunakan ekspresi jijik. "Aku sudah bng kan ku aku akan menginjakmu seperti semut." Tom merasa dirinya sudah menang, nada suaranya mengandung arogansi yang luar biasa besar. "Apa aku keracunan?" Tanya Randika sambil terbatuk sekali. Dia memikirkan banyak kemungkinan di benaknya, dan dia mengambil satu kesimpn yaitu dia sudah diracuni. Ku tidak, tidak mungkin tenaga dmnya itu tidak bisa bergerak sama sekali di dm tubuhnya. "Kamu benar-benar pintar." Tom menyengir. "Benar, kamu keracunan. Ini adh racun yang kukembangkan sendiri, cukup mengesankan bukan? Sekarang kamu tidak lebih dari sapi yang siap dipotong." "Apa itu karena air yang kuminum?" Randika berdiri dengan susah payah. "Mana mungkin air putih bisa beracun." Tom sepertinya sedang tertawa, Randika sama sekali tidak bisa melihat ekspresi apa yang dia kenakan di balik topeng itu. "Tapi tentu saja air yang kuberikan padamu itu memang berpengaruh. Jika kamu tidak meminumnya, aku tidak bisa mkukan apa-apa padamu." Jawab Tom. "Sebuah cairan khusus sudah kutambahkan pada botol air itu. Jadi jika kamu tidak meminumnya, trikku itu tidak akan berhasil." "Aku menggunakan kandungan yang ada di dm air itu untuk menghasilkan efek kimiawi dengan menambahkan satu elemen tambahan. Dan elemen tambahan itu adh" Tom menunjuk ke arah dm kuil, dia menunjuk pada dupa yang mengeluarkan asap kecotan itu. Randika menatap asap itu, hatinya menjadi dingin. Tidak heran dia tidak menyadari bahwa dia keracunan. Tanpa diduga, asap yang dia hirup tadi itu bertemu dengan air yang diminumnya tadi dan menimbulkan reaksi kimia di dm tubuhnya. Mustahil baginya untuk menghindarinya. "Kau pasti bertanya-tanya, bahan apa yang kupakai untuk membuat dupa itu." Tom mendengus dingin. Randika tidak berbicara sama sekali. Menatap topeng hantu tersebut, mendadak dia terkejut. "Benar, dupa itu terbuat dari koleksi-koleksiku!" Nada Tom sudah bagaikan orang g. "Dupa itu terbuat dari jantung para korbanku!" Randika membs dengan nada yang dingin. "Tidak heran kamu adh keturunan keluarga Alfred, semua anggotanya pada g dan abnormal semua." "Meskipun mereka semua lemah dan dimabuk oleh uang, mereka tetah keluargaku." Nada suara Tom kembali tenang. "Hari ini, aku akan mempersembahkan nyawamu untuk mereka." "Aku akan mencabut jantungmu dan mempersembahkannya ke depan kuburan keluargaku. Aku akan meremukkan tng-tngmu dan dagingmu akan menjadi makanan anjing." Ekspresi Randika tidak berubah. Dia segera menutupi lubang hidungnya dengan tenaga dmnya dan berusaha untuk tidak menghirup asap itugi. "Jika kamu mau membunuhku, sayangnya kamu tidak punya cukup kekuatan untuk mkukannya." Randika menggelengkan kepnya sambil mengangkat tangan kanannya. Seth tangan itu terjatuh, banyak orang yang keluar dari balik kuil. Orang-orang ini adh pasukan yang dikirim oleh Dion sebelumnya. Orang-orang ini segera mengepung dan membentukpisan pertahanan, mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Randika menatap tenang Tom yang masih memakai topengnya itu. Namun, tiba-tiba Tom tertawa keras. "Aku tidak menyangka kamu akan naif seperti ini. Aku bahkan tahu identitasmu sebagai Ares, apa kamu pikir aku datang tanpa persiapan sama sekali?" Mendengar hal ini, Randika mengerutkan dahinya. Tom berdiri tanpa bergerak, di bawah topengnya senyumannya sungguh lebar. Dia sudah mengetahui bahwa Randika memiliki pasukan di kota Cendrawasih sma ini, jadi jauh-jauh hari, dia sudah memberikan air yang beracun itu pada mereka tanpa sepengetahuan mereka. Pada saat ini, angin kembali bertiup dengan kencang. Angin tersebut membawa asap dupa itu ke tempat mereka sekarang. Randika berdiri dengan hati yang cemas dan para bawahannya itu menatap tajam pada Tom. Namun tiba-tiba, satu dari mereka merasa dirinya menjadi lemas, seh-h tenaganya dihisap sampai habis. Kemudian, orang itu terjatuh dan pingsan. Dia merasa bahwa dia sama sekali tidak memiliki kekuatan meskipun sudah betih keras di bawah komando Serig. Bahkan satu per satu temannya juga ikut pingsan bersamanya. Satu per satu bawahan Randika ini tumbang. Dari 12 orang yang hadir, sekarang hanya Randika saja yang masih bisa berdiri. "Hahahaha!" Tom tertawa liar. "Bagaimana Ares? Pasukanmu itu tidak lebih daripada sampah." Ekspresi Randika berubah menjadi muram! Tom kembali tertawagi. "Pertarungan hari ini hanyh mengenai dirimu dan aku, tidak ada yang bisa menghngi kita! Aku akan mencabik-cabik jantungmu dan menginjak-injak mayatmu!" Seluruh kebencian Tom yang menumpuk tertuju pada Randika. Dm sekejap, dia sudah menerjang ke arah Randika! Dengan tidak adanya kekuatan, membunuh Randika pasti perkara yang mudah. Bunuh dan bskan dendam keluarganya! Hari ini Randika harus mati! Saat menerjang, Tom meraung keras dan terjangannya menjadi makin ganas. Randika menatap serangan mematikan Tom ini dan berkata dengan nada yang pn. "Kamu pikir ini cukup untuk menghkanku?" "Kamu sendiri telu meremehkanku!" Pada saat kata-kata ini jatuh, kekuatan misterius Randika sudah mengalir ke dm seluruh tubuhnya. Kekuatan itu menendang semua tenaga dm Randika dan menguasai seluruh tubuh Randika. Randika menyebut mode ini "Berserk". Ketika mwan preman-preman kecil, tenaga dmnya sendiri sudah cukup. Namun ketika mwan yang kuat seperti orang di dm daftar Dewa atau bahkan 11 Dewa Olimpusinnya, dia bisa memanfaatkan kekuatan misterius di dm tubuhnya ini. Ini sama seperti Randika melepaskan sebuah segel di dm tubuhnya! Meskipun resikonya juga besar, tetapi Randika tidak punya pilihanin. Tom, yang menerjang maju, terkejut bukan main di dm hati. Dia melihat bahwa Randika yang lemas itu memancarkan energi yang luar biasa dan kepribadiannya berubah menjadi bengis. Hal ini membuat hatinya bergetar. Apa yang sedang terjadi? Tom sendiri tidak tahu apa yang terjadi karena racunnya ini seharusnya membuat orang pingsan dan lemas sma 5 hari. Seharusnya Randika tidak punya kekuatan sama sekali! Tetapi kenapa Randika yang daritadi memiliki ciri-ciri keracunan ini tiba-tiba memiliki kekuatan? Tom benar-benar menjadi risau karena perubahan mendadak ini. Tetapi, dia harus segera membuang kekhawatirannya ini karena serangannya itu menjadi kurang efektif karena pikirannya yang kacau ini. Jika dia lengah, bisa-bisa Randika memanfaatkan keadaan ini untuk menghajarnya. Jadi dia akan membuang pikirannya ini jauh-jauh dan fokus terhadap serangannya. Seth memantapkan hatinya, kecepatannya kembali menjadi cepat dan dia sudah siap myangkan serangannya. Dia melompat tinggi dan menerjang ke bawah, kakinya sudah siap membh tubuh Randika menjadi dua. Pada saat ini, mata Randika sudah menjadi merah darah, kekuatan mi mengalir ke seluruh tubuhnya. Chapter 392: Hati yang Tersakiti Chapter 392: Hati yang Tersakiti "Mati!" Tom meraung keras, tetapi tatapan mata Randika acuh tak acuh. Tangan kanannya mengulur ke atas dan menangkap Tom yang berada di udara? APA!? Tom yang tercekik itu terkejut setengah mati ketika melihat sosok Randika. Hatinya tidak bisa berhenti gemetar ketakutan. Apa dia masih manusia? Mata merah seperti darah, nafsu membunuh bagaikan binatang buas, dia merasa bahwa Randika yang sekarang adh orang yang baru saja keluar dariutan darah. "Kamu Mati!" Tangan kanan Randika dengan keras melempar Tom kembali ke udara. Dm sekejap, Tom sudah bagaikan b yang terlempar jauh. Tubuhnya tidak bisa berhenti berputar dan myang menuju pintu kuil. Hati Tom sudah dikuasai oleh ketakutan, kenapa rencananya ini menjadi berantakan? Kenapa Randika tidak terpengaruh oleh racunnya? Mustahil, barusan saja Randika menjadi lemah. Kenapa dia mendadak menjadi seperti ini? Pada saat ini, ketika Tom masih berputar di udara, hanya dengan satu hentakan kaki, Randika tiba-tiba sudah berada di bawah Tom! Tom merasa bahwa hidupnya dm bahaya, tetapi dia sama sekali tidak berdaya karena dia sendiri masih berputar di udara. Randika myangkan sebuah pukn ke atas. Tom hendak menahannya tetapi kekuatan yang besar terus berusaha menembus dirinya. DI bawah serangan ini, tng Tom merasa bahwa dirinya hendak patah. Tom benar-benar terkejut. Tangannya sudah kehngan kekuatannya, dia sudah tidak bisa merasakan apa-apa. Ya Tuhan, kekuatan apa ini?! Tom tidak punya waktu untuk memikirkannya, seth serangan pertama Randika, dia menggenggam erat tangan Tom dan melemparkannya ke arah tembok. Sama seperti ketapel, Tom melesat cepat dan menembus ke dm tembok. Kep Tom sudah bersimbah darah dan seluruh tubuhnya sudah penuh dengan debu. Topengnya sudahma copot dan memperlihatkan wajahnya yang kesakitan. Tetapi sebelum dia bisa bereaksi, Randika sudah menangkapnya dan berdiri di atasnya. Sama seperti b pingpong, Randika membanting-banting Tom berkali-kali. Ini sangat gawat! Hati Tom sudah dikuasai oleh ketakutan dan perasaan ngeri. Kekuatan Randika benar-benar mengerikan, jika ini terus terjadi, dia sudah pasti akan mati! Tom terlempar sekaligi, Randika terlihat berhenti dan sedang menungguwannya ini untuk berdiri. Ketika Tom berusaha berdiri, Randika sudah melesat dan mncarkan sebuah tendangan mematikan. Dia berputar-putar seperti tornado, kakinya seh-h siap menyedot nyawawannya dengan sekali sapuan. Tom ingin menghindar, tetapi semua sudar tembat. KRAK! Suara tng yang patah dapat terdengar keras, serangan Randika th mengenai kaki kanan Tom. Dm sekejap, Tom yang berusaha berdiri itungsung terkapar dintai. Dia merasa bahwa tng kakinya sudah patah menjadi 2. Rasa sakitnya mi menyebar ke seluruh tubuh, bahkan sebelum dia bisa mengerang kesakitan, dia sudah menerima pukn Randika yang berikutnya. DUAK! Suara ledakan teredam dapat terdengar, Tom dipukul dengan keras saat dia meringkuk dintai. Randika berdiri di atas tubuh Tom dengan wajah yang datar. Tom tidak bisa berhenti terbatuk, topengnya benar-benar sudah hancur lebur. Wajah tampannya sudah dipenuhi oleh darah dan air mata ketakutan mi mengalir dari kedua sisi matanya. Dia dapat merasakan bahwa serangan barusan th mematahkan tng rusuknya. Dengan kaki kanan yang patah, bajupang-camping, dia terkapar tidak berdaya dintai. Kenapa? KENAPA!!! Hati Tom benar-benar tidak r menerima kekhan ini. Dia sudah menyusun rencana ini dengan sempurna bahkan mkukan pendekatan yang penuh dengan kesabaran. Kenapa dia masih bisa terkapar dintai? "Sudah kubng, kamu telu lemah." Kata Randika dengan santai. Kedua mata Tom masih mengandung rasa terkejut. "Mustahil, kenapa kamu bisa tidak terpengaruh oleh racunku?" "Tidak ada yang bisa membunuhku." Tatapan mata Randika terlihat dingin. "Yang akan mati hari ini adh kamu." "Hahaha! Argh" Tom mendengus dingin. "Bahkan jika aku kh, apakah kamu yakin kamu bisa membunuhku?" Randika mengerutkan dahinya, namun pada saat ini, ada suara yang berteriak ke arahnya. "Kak! Kakak!!" Hannah? Dm sekejap, Randika menoleh dan melihat ke arah pintu. Hannahri menghampirinya sambil menangis. Dia terlihat berantakan tetapi setidaknya dia terlihat baik-baik saja. "Hannah!" Randika benar-benar merasa lega, diangsung beri ke arahnya. "Han, kamu baik-baik saja?" Wajah Randika penuh dengan kekhawatiran. "Ah! Siapa kamu? Jangan dekat-dekat! Pergi sana!" Hannah berteriak dengan panik, dia berusaha menghindari Randika. Randika panik. "Han, aku kakak iparmu Randika. Apa kamu lupa?" Meskipun Randika tidak tahu apa yang th terjadi pada adik iparnya ini, sepertinya dia memahami bahwa mental Hannah sedang tidak stabil. Dia terlihat seperti anak kecil yang ketakutan. Randika benar-benar merasa sakit hati, ini semua adh shnya. "Kakak kamu di mana?" Hannah mi menangis di tanah. Ketika Randika berusaha memeluknya, sekaligi Hannah berteriak dengan keras. "Jangan sentuh aku! Aku tidak kenal kamu!" Hannah mengambilngkah mundur, Randika benar-benar sakit hati. "Han, ini aku. Aku itu kakak iparmu. Sudah kamu tenang dulu, semuanya sudah terkendali." Randika berhasil menangkapnya dan menenangkannya. Seth dipeluk oleh Randika, sepertinya Hannah mi berhenti memberontak dan menjadi tenang. Wupun begitu, tubuhnya masih gemetar. "Sudah, sudah, semuanya sudah berakhir." Randika mengelus rambutnya. "Kakak Kakak" Hannah masih terus bergumam. Ketika mereka berdua masih berpelukan, pada saat ini, tiba-tiba sebuah pisau muncul di tangan Hannah. Tanpa disadari, pisau itu menancap di area jantung Randika. Wajah Hannah memperlihatkan ekspresi dingin dan bengis, dia menusukkan pisau itu tepat di jantungnya. Randika sama sekali tidak bisa bereaksi, rasa sakit mi menguasai dirinya. Hannah berusaha membunuh dirinya? Randika membuka matanya lebar-lebar, dia tidak percaya Hannah akan mkukan hal seperti ini. ... Di depan kuil ini, suasananya benar-benar sepi. Angin berhembus dengan bebas dan membawa sensasi musim semi. Pada saat ini, Randika masih memeluk Hannah dan pisau itu menancap di daerah jantungnya. Namun, sepertinya pisau itu tidak bisa menancap lebih dmgi meskipun Hannah sudah memakai bobot tubuhnya untuk mendorongnya. Untungnya saja, mode Berserk Randika masih aktif. Perlu diketahui bahwa kekuatan misteriusnya itu jauh lebih kuat daripada tenaga dmnya. Jadi saat dm mode Berserk, kekuatan misteriusnya ini melindungi inangnya dari serangan fisik maupun dari dm tubuh. Pisau itu masih menancap di dada Randika. Meskipun darah terus mengalir, sepertinya mode Berserknya masih melindungi dirinya. "Han, kamu kenapa?" Ada jejak-jejak kesedihan di mata Randika. Namun wajah Hannah seakan-akan menunjukan bahwa dia sudah menjadi g. "HAHAHAHA!" Tawa yang keras dan liar dapat terdengar dari bkang. Tom berdiri dan terlihat sangat puas. "Aku tidak menyangka bahwa kamu masih belum mati karena serangan itu." "Apa yang kamukukan padanya?" Nada suara Randika benar-benar dingin. "Racun." Tom mengeluarkan sebuah pil dan mennnya. Dengan cepat luka-luka di tubuhnya mi membaik. "Tetapi berbeda dengan racunmu, aku berhasil menguasai otaknya. Otaknya sudah tidak tahu mengenal dirinya itu, akuh yang mengendalikan dirinya sepenuhnya!" "Tetapi aku memang tidak berharap banyak dengan perempuan bodoh itu. Ku kamu memang bisa dibunuh semudah itu, aku tidak perlu repot-repot." Chapter 393: Macan yang Terluka Chapter 393: Macan yang Terluka Seth memukul bkang leher Hannah dan membuatnya pingsan, Randika menaruhnya di tanah. Seth itu Randika berbalik dan menatap Tom yang berwajah bangga itu. "Apa kamu merasa masih bisa menang?" Tanya Randika dengan nada dingin. "Yang akan keluar hidup-hidup dari tempat ini hanyh aku." Tom tersenyum dingin. Meskipun kaki kanannya patah, dia berdiri hanya dengan satu kaki. Namun pada saat ini, Randika merasa ada lubang hitam di dm tubuhnya. Kekuatan misterius di dm tubuhnya dan tenaga dmnya bagaikan terhisap keluar dari tubuhnya dan dia merasa lemas sekali. Pisau yang menancap di jantungnya itu mi menguras tenaganya. "Sepertinya akh yang menang." Tom kembali tertawa. Randika merasa bahwa seluruh dunia ini berbuah menjadi hitam, tetapi amarahnya semakin bertambah besar dan membuatnya tetap tersadar. "Yang mati adh kamu!" Randika tiba-tiba meraung keras, sepertinya tenaganya kembali bersamaan dengan raungannya ini. Dengan cepat, dia kembali memasuki mode Berserk. Beberapa orang yang menyaksikan ini dari dm kegpan juga ikut gemetar ketakutan oleh aura yang dipancarkan Randika. Tom sendiri sudah mngkah mundur beberapangkah. Dia membuka matanya lebar-lebar dan menatap Randika dengan penuh takut. Dia merasa bahwa Randika yang sekarang sudah benar-benar mirip raja iblis yang merangkak keluar dari dmnya neraka. Tom menjadi cemas ketika dia melihat Randika mngkah menuju dirinya tanpa mengenakan ekspresi sama sekali. Tom, kau akan mati! "Apa kamu pikir aku datang sendirian?" Wajah Tom sedikit pucat ketika dia bersiul panjang. Tiba-tiba, dari dm kuil muncul puluhan pembunuh! Orang-orang ini adh bawahannya ketika dia berkeliling mencari ilmu. Berkat jasa mereka juga, Tom bisa meracuni bawahan Randika yang tersebar di kota. Puluhan orang ini muncul dan mengepung Randika di tengah. Namun, Randika sama sekali tidak bergerak ataupun mengubah ekspresi wajahnya. "Apakah ini kartu terakhirmu?" Tanya Randika. "Ini cukup untuk membunuhmu." Bs Tom dengan nada yang marah. Dengan satu sinyal, mereka semua menyerang Randika secara bersamaan. Melihat Randika yang terluka seperti ini, bagaimana mungkin dia bisa menghkan semua orang ini bukan? Tatapan mata Tom berbinar, semua kematian anggota keluarga Alfred, hari ini akan terbskan! Aku sudah susah payah mengatur semuanya, kamu harus mati hari ini! Dia melihat Randika yang sudah bagaikan macan terluka yang dikepung hiena, sepertinya ini adh waktu yang tepat untuk mengucapkap smat tinggal pada sh satu dari 12 Dewa Olimpus. Namun di detik berikutnya, mulut Tom ternganga lebar seakan-akan dia melihat hantu. Mustahil! Dia melihat Randika, yang terkepung total, mwan dengan kekuatan tempur yang besar. Para muridnya yang menyerangnya sama sekali tidak berdaya di hadapannya. Randika memanfaatkan momentum kecepatan mereka agar tidak telu membuang-buang tenaga. Ketika dua orang hendak myangkan pukn dengan kecepatan, Randika dengan cepat menendang area kemaluannya dengan keras. Memalukan tetapi efektif, medan perang memang kejam. Pembunuh yang berhasil mengendap di bkang Randika terbunuh oleh serangan kaki Randika yang mengenai lehernya. Dia bahkan tidak tahu apa yang terjadi, tahu-tahu dunia sudah berubah menjadi gp dan tubuhnya terjatuh di tanah. Pembunuh yang menyerangnya dari kanan dan kiri dibuat terbang oleh kedua tinjunya. Kemudian, Randika mi bergerak. Kecepatannya membuat semua orang tidak dapat mengikutinya. Pada saat ini, satu per satu pembunuh ini terkena pukn yang fatal dan mi bertumbangan. Benar-benar pertarungan yang sepihak. Tom sudah berdiri dengan hati yang ketakutan, tubuhnya tidak bisa berhenti gemetar. Seharusnya pisau tadi sudah cukup membuat darahnya kehabisan, kenapa dia masih bisa mempunyai kekuatan yang begitu besar? Memangnya dia masih manusia? Tangan kiri Tom terangkat, dia sepertinya memberi sebuah sinyal pada murid-muridnya. Ketika sh satu orang berusaha mundur ke samping Tom, dadanya tiba-tiba muncul sebuah lubang dan sebuah kepn tinju mencuat dari dm tubuhnya. Dari puluhan sekarang tinggal hitungan jari, Randika membunuh mereka semua tanpa ampun. Pada kali ini, para murid Tom yang sudah menempa banyak pengman berbahaya mi menunjukan rasa takut. Orang ini, apakah dia masih manusia? Menghadapi puluhan orang dengan pisau menancap di dada, seharusnya ini pekerjaan yang mudah. Bahkan pisau yang menancap itu sudah bagaikan hiasan, sama sekali tidak ada pengaruhnya. Melihat Randika yang bersimbah darah dan aura membunuhnya yang ganas, orang-orang yang tersisa ini ingin kabur dari tempat ini. Keempat orang itu saling bertatap-tatapan dan mengangguk. Dengan cepat, mereka semua berbalik danri ke empat arah yang berbeda. Mereka sudah tidak ingin berurusan dengan Randikagi. Benar-benar mengerikan,ri adh pilihan yang paling tepat bagi mereka. Tetapi karena nafsu membunuhnya sudah sangat tinggi dan amarah di hatinya yang begitu besar, Randika mengejar sh satu dari mereka. Pada saat yang sama, ketika Randika beri, dia memunguti pisau yang dimiliki para pembunuh yang sudah terkapar tak bernyawa di tanah. Ketika dia beri ke arah kanan, dia melempar 3 pisau ke pembunuhinnya. Ketika pembunuh itu beri, dia merasakan aura ganas dari bkangnya. Dia tahu bahwa diah yang akan mati, setidaknya 3 temaninnya bisa mrikan diri. Namun ketika dia berbalik dan berusaha menghadapi Randika, dia terkejut ketika melihat ketiga temannya sudah mati dengan pisau menancap di kep mereka! Dm sekejap, orang keempat ini juga tidak bertahanma. Sekarang, di hman kuil yang sunyi dan tenang ini hanya tinggal Randika dan Tom yang masih berdiri. Ketika angin gunung berhembus, ia bukangi membawa kenikmatan dan kesegaran m. Hembusan angin ini membawa aura kematian dan bau darah yang pekat. Mayat para pembunuh ini berserakan di tanah, darah mereka yang mengalir dari tubuh mereka segera memenuhi udara. Randika berjn di tengah-tengah mayat ini dan menatap Tom yang sudah kehngan sikap arogannya. Sekarang, dia sudah dipenuhi oleh ketakutan dan kengerian! Kekuatan Randika benar-benar mmpaui imajinasinya. Untuk perangkap kali ini, dia sudah membuang waktu dan tenaga yang begitu banyak, bahkan dia memiliki banyak rencana cadangan. Pertama-tama, dia akan membuat Randika keracunan dengan asap dupanya. Tetapingkah ini gagal. Rencana kedua dia menggunakan tubuh Hannah untuk membuatnya lengah dan menusuknya hingga mati. Namun, sepertinya serangan ini gagal membunuhnya tetapi mampu melukainya. Meskipun begitu, Randika masih memiliki daya tempur yang luar biasa hebat! Rencana ketiga, dia menggunakan para muridnya untuk membunuh Randika yang kelhan ini. Bahkan puluhan orangnya dihabisi tanpa ampun oleh Randika! Dan sekarang, Randika berjn pehan menuju dirinya! Tom tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berjn mundur sambil ketakutan. "Tidak, ini tidak mungkin!" Tom tidak ingin mempercayai apa yang ada di depan matanya. Rencananya benar-benar sempurna, tetapi semua itu dihancurkan dengan mudah oleh Randika! "Aku sudah bng, kamu itu telu lemah." Tatapan mata Randika menjadi dingin. Detik berikutnya, dia sudah berdiri di depan Tom. Chapter 394: Bantuan Musuh Chapter 394: Bantuan Musuh Tom benar-benar kehabisan kata-kata, dia tidak tahu harus berbuat apagi. Ketika dia myangkan sebuah pukn, tangannya th tertangkap oleh Randika. Dengan sebuah putaran kecil, tangannya itu patah dengan suara yang nyaring. Tangan kanannya dengan cepat berusaha mendorong Randika, tetapi Tom mendapatkan sebuah pukn tepat di perutnya. Seth serangan ini, Tom myang dan membentur pohon yang besar. Kekuatan yang besarngsung meruntuhkan pohon tersebut dan membuat daun-daunnya bertebaran ke mana-mana. "ARGH!!" Tom yang kesakitan itu menatap Randika, yang masih terus berjn menuju dirinya. Di wajahnya yang sekarang, Randika menampakkan senyuman jahatnya. "Hahaha!" Tom tertawa dan mengatakan. "Apakah ini akhir dariku? Ini benar-benar konyol." "Lebih baik simpan tawamu itu di neraka." Ketika suara itu terjatuh, dia memukul Tom sekaligi. Tetapi, tiba-tiba Tom membungkuk dan berhasil menghindari pukn tersebut. DUAR! Puknnya mengenai pohon dan dengan cepat membuat lubang besar. Randika mendengus dingin, sepertinya gerakan barusan adh gerakan terakhir Tom. Dia sudah tergeletak lemas di tanah tanpa ada tanda-tanda mwan. Sekarang adh waktu yang tepat untuk mengakhirinya! Randika menginjak Tom dengan satu kaki, namun pada saat ini, tiba-tiba insting Randika mengatakan bahwa masih ada bahaya. Diangsung mendongak ke atas dan melihat ke arah hutan yang berada di kejauhan. ...... Angin gunung masih berhembus dengan kuat, bau darah dari kuil sudah menyebar dengan cepat. Tatapan mata Randika tertuju pada hutan yang sunyi tersebut. Instingnya ini membuat bulu kuduknya berdiri, dia merasa nyawanya benar-benar akan hng. Perasaan ini, sama seperti ketika dia merasakan musuh yang sangat kuat! Apakah sh satu dari 12 Dewa Olimpus ada di sini? Kemungkinan ini myang di benaknya, tetapi dia segera membuang kemungkinan ini. Kesebs Dewainnya tidak berada di Indonesia, kemungkinan besar orang tersebut merupakan orang yang sma ini belum menampakkan dirinya di depan publik tetapi memiliki kekuatan yang luar biasa. Sin Brahma dan Apollo dan beberapawannya yangin, Randika belum pernah merasakan tanda bahaya seperti sekarang ini. Siapa dia? Kekhawatiran yang begitu besar segera mnda Randika. Di hutan yang jauh, seperti terdengar suara tembakan yang teredam. Peluru berkecepatan tinggi keluar dari moncong senjatanya dan melesat menuju Randika. Ketika membh udara, peluru tersebut mengoyak tanaman, daun bahkan burung yang berusaha menghngi dirinya. Kemudian suara ptuk senjata itu terdengargi, tetapi ini berasal dari orang yang berbeda. Sepertinya seth orang pertama menembak, orang keduangsung menembakkan senjatanya. Interval waktu ini sangat berdekatan, sepertinya mereka cuma berjarak 0,5 detik. Namun peluru keduanya bukan mengincar Randika minkan ruterinya! Jauh di dm kegpan, para penembak jitu sedang mengintai dirinya! Jika Randika dapat melihat sosok mereka, mungkin hatinya itu sudah tenggm keut. Mereka adh pembunuh bayaran nomor 3 di dunia yang berasal dari Jerman. Kemampuan mereka benar-benar mengerikan, bahkan satu tim dari mereka bisa membunuh orang-orang di dm daftar Dewa dengan mudah. Bahkan kabarnya mereka pernah membunuh sh satu dari 12 Dewa Olimpus! Satu kaki Randika masih berada di udara, tetapi ketika dia merasakan rasa bahaya ini, dia dengan cepat dan tanpa ragu mengambilngkah mundur. Kecepatannya mmpaui kecepatan manusia. Ketika dia berlindung, posisinya sebelumnya sudah dipenuhi dengan lubang peluru. Peluru-peluru tersebut membuat tanah menjadi berlubang dan menerbangkan debu yang tak terhitung juhnya. Pada saat ini, dari arah hutan, puluhan pembunuh bayaran ini menerjang maju dan mengeluarkan senapan mesin mereka. DRRRTTTTT!!! Suara tembakan yang bertubi-tubi dapat terdengar, selongsong peluru kosong berjatuhan di tanah. Di bawah serangan para penembak jitu ini, Randika terpaksa mundur. Akhirnya dia dipaksa mundur hingga masuk ke dm kuil. Seth para pembunuh ini menerjang maju, mereka tidak berhenti menembakan peluru mereka. Mereka tidak ragu-ragu menghancurkan peninggn bersejarah ini. Namun di antara mereka ada yang berusaha menggotong Tom untuk pergi dari sini. Tujuan mereka adh menymatkan Tom? Ketika Randika menyadari tindakan mereka ini, hatinya menyuruhnya membuat pilihan. Apakah dia harus mengejar dan membunuh Tom sekarang juga. Sama seperti Anna, jika dia membiarkan Tom kabur, kedua anggota keluarga Alfred ini bisa bekerja sama dan membuat rencana di bkangnya. Hal ini membuat hidup Randika tidak bisa tenang. Jika ini adh Randika yang dulu, dia tidak akan begitu khawatir seperti sekarang. Tetapi karena dia yang sekarang memiliki beberapa wanita yang dicintainya, dia tidak bisa membiarkan mereka semua berkeliaran! Musuh-musuhnya ini slu mengincar wanita-wanitanya! Apa pun yang terjadi, dia tidak bisa membiarkan penyakit ituri. Oleh karena itu, dia memutuskan bahwa Tom harus mati sekarang juga! Pembunuh bayaran ini benar-benar ahli dm pekerjaan mereka. Seth menghujani Randika ribuan peluru, mereka mi mngkah mundur sambil membawa Tom. Tetapi pada saat ini, sebuah ledakan besar th terjadi dan semua pembunuh ini terkejut ketika melihat reruntuhan kuil itu myang menuju mereka. Bom? Semua pembunuh bayaran ini terkejut, mereka tidak menyangkawannya ini mempunyai bom. Tetapi seth dilihat-lihat dengan baik, itu bukan reruntuhan yang myang minkan sebuah lonceng raksasa!! Dm sekejap semua orangngsung menembakan senjata mereka, hujan peluru segera menghujani lonceng yang terus myang menuju mereka dengan kecepatan tinggi itu. Suara senapan mesin terus terdengar tetapi lonceng itu terlihat sama sekali tidak terpengaruh. Suara senapan itu tidak pernah berhenti dan peluru mereka yang terjatuh di tanah itu juga tidak pernah berhenti bermu. Ketika para pembunuh bayaran ini berusaha kabur, para penembak jitu di hutan masih mengawasi mereka. Para pembunuh ini menyadari bahwa senjata mereka tidak berguna untuk menghancurkan lonceng itu, sh satu dari mereka memberi sebuah sinyal. Mendadak, 3 orang mengeluarkan granat dan melemparnya ke udara! DUAR! DUAR! DUAR! Suara ledakan yang besar terjadi di antara lonceng dan posisi mereka. Ternyata tinju Randika th mementalkan granat-granat itu sebelum mereka dapat meledak di lonceng tempatnya bersembunyi. Ketika tangannya yang dipenuhi oleh tenaga dmnya itu meninju loncengnya, pecahan-pecahan itu mengarah tepat ke semua pembunuh bayaran di bawah bahkan ke arah para penembak jitu di hutan! Kekacauan ini membuat orang-orang beri dan debu mi berterbangan, hal inh yang ditunggu oleh Randika, dengan ini dia bisa menutupi ancaman para penembak jitu. Pada saat ini, sosok Randika yang seperti raja iblis ini kembali meraung. Meskipun para pembunuh bayaran ini sudah melewati ratusan medan tempur, melihat sosok Randika yang sekarang ini, mereka tidak bisa berhenti gemetar. "Tembak!" Para pembunuh bayaran ini segera menembak, melempar granat, melempar pisau dll. Randika sendiri sudah bagaikan dewa kematian. Dengan satu sapuan, granat-granat itu berjatuhan dan meledak di tanah. Beberapa orangngsung berteriak kesakitan ketika melihat kaki ataupun anggota tubuh mereka hng karena ledakan itu. Orang-orang mi berhenti menembakan senjata mereka karena ledakan barusan membuat medan tempur menjadi tertutup oleh debu dan tanah. Chapter 395: Musuh yang Berhasil Kabur Chapter 395: Musuh yang Berhasil Kabur Ketika semua orang di kuil ini ketakutan sambil memegang senjata mereka dengan erat, sosok Randika masih menghng bagaikan ditn oleh bumi. Saat sh satu dari mereka menoleh, mereka melihat sosok Randika tiba-tiba muncul di depannya. DRRRTTT! Dm sekejap dia menembakkan seluruh magasinnya. Seth seluruh peluru ditembakkan, dia baru menyadari bahwa moncong senjatanya sudah bengkok dan mengarah pada dirinya. Darahngsung mengalir dari dm mulutnya, matanya seh-h tidak mempercayai apa yang terjadi. Saat kenangan-kenangan hidupnya melintas di matanya, dia sudah dilempar oleh Randika dan mengenai temannya yangin. Para pembunuh ini memiliki senjata tetapi mereka merasa bahwa peluru mereka ini tidak berguna sama sekali. Apakahwannya ini adh hantu? Sh satu dari mereka berteriak kembali, artinya satu oranggi th mati di tangan Randika. Bagaikan dewa kematian, dia memanen nyawa mereka satu per satu. Sampai sekarang ini, mereka tidak tahu di mana Randika berada. Keringat dingin mi mengalir deras di dahi dan punggung mereka. Sma misi mereka sejauh ini, mereka belum pernah menemui orang semengerikan ini. Sh satu pembunuh ini memiliki wajah seorang preman yang bengis, namun sekarang wajahnya bagaikan anak kecil yang menangis. Dia menn air liurnya ketika melihat sebuah bayangan melintas di depannya. Senjata yang berada di tangannya segera mengikuti bayangan tersebut, namun ketika dia menoleh dia melihat leher temannya th patah dan menghadap ke arah yang sh. Ketika dia ingin berteriak, sosok bayangan tersebut berada di depannya. Dia hanya merasakan hembusan angin yang kuat dan detik berikutnya lehernya sudah patah! Sisa-sisa dari pembunuh bayaran yanginngsung dibunuh oleh Randika dm hitungan detik. Randika sekarang menatap pada sisa orang yang sedang beri sambil menggendong Tom di kejauhan, matanya berubah menjadi tajam. Pada saat ini, dia kembali merasakan rasa bahaya. Para penembak jitu di hutan sudah kembali membidik Randika. Randika tidak bergerak, namun pada saat ini, dia merasa bahwa jantungnya itu berdebar dengan kencang, dia juga dapat merasakan bahwa tenaga di dm tubuhnya mi terhisap keluar dari tubuhnya. Sepertinya dia mi mencapai batasnya. Namun, apakah dia r melepaskan Tom? Tentu saja tidak! Mata Randika menajam, dia memaksa kekuatan misteriusnya itu bekerja sekaligi. Bagaikan singa yang turun dari singgsananya, dia mengejar Tom dengan kekuatan penuh! Para penembak jitu itu juga menekan ptuk mereka, peluru-peluru mereka dengan akurat mengikuti Randika. Ketika Randika menghindar ke kiri dengan cara melompat, 5 penembak jitu itungsung menembakan dan menutupi jalur mendarat Randika. Namun, mereka tidak menyadari bahwa Randika memegang sebuah pistol. Randika berbalik dan menembakkan 2 peluru dan berhasil mendarat dengan smat. Rupanya 2 peluru yang dia tembak itu bertabrakan dengan 2 peluru penembak jitu! Para penembak jitu itu menyadari gerakan ini, hati mereka merasa ngeri. Mereka tidak pernah mwan orang sekuat ini sebelumnya, bahkan mereka tidak tahu bahwa orang bisa menembak tepat pada peluru yang sudah ada di tengah udara. Apa yang merekakukan berikutnya adh menembak terus menerus. Peluru demi peluru keluar dari senapan mereka dan menuju Randika. Pistol yang dibawa Randika itu tidak memiliki akurasi yang baik jika ditembakkan untuk jarak jauh jadi dia hanya bisa bertahan dan tidak bisa menyerang mereka. DOR! DOR! DOR! Hujan peluru itu masih mengikuti Randika. Ketika Randika semakin mendekati Tom, rasa bahaya di hatinya masih belum hng, bahkan jauh lebih kuatgi! Randika mau tidak mau berbalik dan menatap ke arah hutan, dia berusaha mencari sumber dari kegelisahannya ini. Namun pada saat ini, tiba-tiba sosok Tom th menghng! Pada saat Randika menyadari ini, rasa bahaya yang menggenang di hatinya juga ikut menghng. Randika tidak memiliki ekspresi apa-apa di wajahnya, tetapi matanya terus menatap para penembak jitu di atas. Tentu saja, ada orangin yang membantu Tom. Ku saja tidak ada pihak ketiga ini, Tom sudah pasti mati! Dm sekejap, Randika beri menuju lokasi para penembak jitu itu. Kecepatannya benar-benar cepat, tetapi ketika dia sampai, sebuah helikopter sudah terbang tinggi di atasnya. Wajah Randika tenggm. Ketika dia berusaha mencari petunjuk di lokasi para penembak jitu itu, dia menyadari ada sebuah nama yang ditulis di sebuah batang pohon dengan darah. ANNA! Lagigi perempuan satu itu! Ketika Randika melihat nama itu, darahnya mendidih dan kemarahannya memuncak. Randika kemungkinan besar dapat melihat apa yang th terjadi. Sepertinya Anna menghubungi Tom dan menjskan semuanya ketika dia kabur dari Indonesia. Dengan katain, kedua saudara ini saling bekerja sama untuk menghabisi dirinya. Apa pun yang terjadi, Tom dan Anna harus mati! Merasa tidak ada apa-apagi, Randika berjn kembali menuju kuil. Terlebihgi, mode Berserknya sudah hampir habis, sebentargi tidak akan ada yang melindungi dirinya dan pisau yang menancap di dadanya. Tenaga dm Randika juga myang keluar dari tubuhnya, pisau itu terus membuat dirinya semakin lemah. Di depan kuil, banyak mayat yang bergeletakan. Ketika melihat Hannah yang tak sadarkan diri, Randika tidak memakai ekspresi sama sekali. Namun pada saat ini, tidak jauh dari tempatnya berdiri, dia bisa mendengar suara teriakan. "Tuan, tuan!" Suara pasukannya! Hati Randika terasa lega, seluruh tubuhnya menjadi rileks. Namun karena saking rileksnya, rasa sakit dan capekngsung menguasai dirinya. DUAK! Randika dm sekejap th pingsan dan pisau itu masih menancap di dadanya. Namun di tengah kesadarannya itu, dia dapat mendengar suara Dion. "Tuan, bertahah! Cepat siapkan mobil, kita harus membawa tuan ke rumah sakit!" ..... Ketika dia membuka matanya, Randika merasa bahwa dia sedang tidur di atas ranjang dan suara roda dapat terdengar dengan js. Di sekitarnya banyak orang berjubah putih mengelilingi dirinya. "Siapkan ruang operasi sekarang! Hubungi keluarga dari pasien!" Tidakma seth itu, cahayampu yang terang menghngi pemandangannya. "Sarung tangan!" "Gunting!" "Siapkan obat bius!" Satu per satu perintah dyangkan oleh dokter yang menangani operasi ini, para perawat dan dokter pembantu memberikannya semua t yang dibutuhkan. Lampu ruang operasi th meny, sma periode ini, Hannah sudah sadar dan racun di dm tubuhnya sudah menghng. Ketika dia bangun, dia mendengar seluruh cerita dari temannya dan terkejut bukan main. Mereka mengatakan bahwa dia menusuk kakak iparnya? Ketika diceritakan, Hannah tertawa keras karena merasa dirinya ditipu. Tapi teman-temannya yang melihat kejadian itu tidak tertawa, wajah mereka benar-benar serius. Melihat wajah teman-temannya itu, Hannahngsung mencengkeram erat perawat yang ada di sampingnya dan bertanya dengan nada yang buru-buru. "Di mana kak Randika? Apa kak Randika baik-baik saja?" "Siapa kak Randika itu?" Seth mendengar penjsannya, perawat ini menyadari siapa yang dimaksud Hannah. "Kakak iparmu ada di ruang operasi." Ruang operasi? Dengan wajah datar, Hannahngsung keluar dari tempat tidurnya dan beri sekuat tenaga ke ruang operasi. Pada saat yang sama, Inggrid mendapatkan kabar mengenai Randika danngsung menuju rumah sakit. Chapter 396: Operasi Chapter 396: Operasi Operasi Randika sudah bengsung sma 3 jam. Dahi sang dokter sudah dipenuhi oleh keringat, kondisi Randika benar-benar kritis sehingga dia tidak berani mmbat sedikit pun. Seharusnya luka semacam ini sudah membunuhnya sejak pisau itu menancap pertama kali, tapi entah kenapa pemuda ini masih hidup. Sekarang adh waktu penentuan yaitu mencabut pisau itu! .... Di luar ruang operasi, Inggrid dan Hannah menunggu dengan hati yang cemas. "Han, sebenarnya apa yang th terjadi?" Tanya Inggrid dengan cemas. Tidak ada ketenangan di wajah direktur perusahaan nomor 1 kota ini. Hatinya sekarang berada di Randika. Dia tiba-tiba kepikiran tentang perjuangan mereka berdua ketika diculik oleh Shadow dan mwan keluarga Alfred. Sosok suaminya ini slu gagah ketika menymatkan dirinya. Ran, kamu benar-benar luar biasa sebelumnya. Kali ini, kamu pasti bisa melewatinya! Hati Hannah benar-benar kacau sekarang, ketika mendengar pertanyaan Inggrid, dia menangis dengan hebat. "Kak, maafkan aku. Gara-gara aku kak Randika menjadi seperti ini." Hannah menangis di pelukannya, Inggrid dengan sabar menenangkannya. "Kita semua dijebak sama Roberto dengan membawa kami ke tempat terkecil,lu kata teman-temanku akh yang menusuk kak Randika. Tapi aku tidak pernah ingat mkukannya! Kak, bagaimana ku kak Randika mati gara-gara aku?" Pada akhirnya, inh yang menjadi sumber penyesn Hannah. Inggrid sendiri tidak dapat mendengar js perkataan Hannah, tetapi dia tahu bahwa mash ini benar-benar rumit. "Han, jangan khawatir. Randika akan baik-baik saja." Yang bisa dkukannya hanya menunggu dan berdoa. .... Di ruang operasi, pisau yang menancap di dada Randika th dicabut. Seth pisau itu tercabut, tubuh Randika memancurkan darahnya dari lubang pisau tersebut. Sang dokterngsung menekan lubang tersebut dan berteriak. "Cepat ambil kantong darahgi! Golongan darah pasien adh B!" Perawat tersebut dengan cepat mengeluarkan kantong darah yang sudah dipersiapkan, namun tiba-tiba mereka semua di sana melihat fenomena yang aneh. Darah yang disalurkan ke dm tubuhnya sepertinya menk untuk masuk! Apa yang terjadi!? Mata sang dokter terblak, dia tidak pernah melihat hal ini sebelumnya. Mana ada orang yang menk transfusi darah meskipun golongan darahnya sama? Namun, kondisi dan waktu yang ada tidak bisa membuat mereka memikirkannya. Dokter itungsung berteriak kembali. "Cepat cari anggota keluarganya! Karena suatu san, tubuh Randika menk darah yang disalurkan, kondisinya masih dm kondisi kritis. Darah terus mengalir meskipun beberapa orang terus menekan lukanya. ... "Apakah kalian anggota keluarganya?" Ruang operasi tiba-tiba terbuka dan seorang perawat keluar dengan wajah yang cemas. "Iya." Inggrid dengan cepat berdiri dan menjawab. "Kami butuh darahmu untuk pasien." Inggrid dan Hannah segera masuk dan melihat Randika yang terbaring lemah di meja operasi. Hati mereka benar-benar sakit ketika melihat sosok Randika. ..... Golongan darah Inggrid juga B, ketika darahnya disalurkan menuju Randika, tidak ada tanda-tanda penkan. Karena Inggrid dan Randika berhubungan badan dari waktu ke waktu, hal ini juga diam-diam mempengaruhi darah Inggrid. Berkat hal ini, darah Inggrid diterima oleh tubuh Randika. Melihat hal ini, para dokter ini menghembuskan napas lega. .... Operasi benjut. Seth transfusi darah, Inggrid dan Hannah keluar dari ruangan operasi sekaligi. Lima jam berikutnya, akhirnya operasi Randika th selesai. Para dokter benar-benar lega dan bisa beristirahat. Namun, kondisi Randika ditentukan satu hari ini. Jika dia tidak bangun dm waktu 24 jam, dia akan mengmi mati otak. Terlebihgi, jika tadi Randikangsung mencabut pisaunya dari awal, dia sudah pastima mati sebelum mencapai rumah sakit. ..... Randika merasa bahwa dirinya berada di ruangan putih yang lebar dan luas, anehnyagi dia sendirian. Ketika dia berjn untuk mencari petunjuk, dia dapat mendengar suara seseorang. "Kak Randika, kak Randika, bertahah!" Namun, suara itu sangat jauh. Randika merasa bahwa suara yang memanggilnya itu dipenuhi dengan kesedihan dan kekhawatiran, tentu saja dia tahu siapa yang memanggilnya itu. Ketika dia beri menuju suara Hannah, dia juga dapat mendengar suara Inggrid yang memanggil dirinya. Ketika dia menoleh, Inggrid tiba-tiba muncul di depannya! Istrinya ini benar-benar cantik, wanita tercantik di dunia! Namun ketika dia berusaha memeluknya, Inggrid seakan-akan terhisap oleh angin dan menjauhi dirinya sambil berteriak. "Randika!" Randika ingin memanggil namanya, tetapi tidak ada suara sama sekali yang bisa keluar dari mulutnya. Dia tidak tahu kenapa dirinya bisa seperti ini. Dia dapat mendengar tetapi tidak bisa berbicara. Untuk waktu yangma, Randika terus berian tanpa henti di ruangan putih yang tidak habisnya ini. Sejauh mata memandang, hanya ada keputihan yang ada. Di ruang perawatan. Melihat Randika yang tergeletak lemah, Hannah dan Inggrid benar-benar terdiam. "Kak, cobh untuk tidur, aku akan menjaga kak Randika." Kata Hannah sambil tersenyum. "Biarkan aku menjaganya, ini juga shku kak Randika berakhir seperti ini." Inggrid menggelengkan kepnya. "Han, ini semua bukan shmu." "Kak, ini sudah mm, bagaimana ku kita bergantian menjaganya? Biarkan aku yang menjaganya duluan." Kata Hannah sambil tersenyum. Melihat mata adiknya yang keras kep, akhirnya Inggrid mengangguk. "Aku harap Randika cepat bangun." Kata Inggrid sambil menggenggam tangan Randika. Hannahngsung berkata denganntang. "Kak, kak Randika pasti sebentargi bangun! Luka seperti ini bukan apa-apa baginya!" Inggrid mengangguk. ..... Randika tidak tahu dia ada di mana, tetapi ketika dia membuka matanyagi, dia sudah berpindah tempat. Kali ini ruangannya bukah putih, sekarang dia berada di ruangan dengan sedikit perpaduan warna putih dan biru. Ketika dia melihat tempat ini, dia mengerti mengapa dia ada di tempat seperti ini. Seth beberapa saat, Randika merasa tubuhnya semakin membaik dan dia bisa berjn kembali. Beberapa jam yanglu, seth menerima transfusi darah dari Inggrid, kekuatan misterius Randika sepertinya mi bergerak kembali. Seth mengmi cedera yang serius, sepertinya kekuatan misteriusnya itu berhasil mengmi kemajuan. Oleh karena itu, tubuhnya mengmi kemajuan yang pesat. Ditambahgi, tubuhnya mengmi regenerasi yang cepat dan lukanya semakin membaik. Ini benar-benar luar biasa, ketika dia bangun nanti pasti dia semakin kuatgi. Randika masih berada di dunia mimpi, tetapi dia tiba-tiba bisa merasakan kehangatan di tangannya dan ada suara di samping telinganya. "Kak, maafkan aku, ini semua shku! Kak Randika harus kuat, aku ada di sini untukmu" Kehangatan di tangannya ini segera menyebar ke seluruh tubuhnya. Randika tidak tahu perasaan apa ini, tetapi perasaan hangat ini benar-benar nyaman. Kemudian, dia menggenggam erat tangannya. Di ruang perawatan, Hannah menaruh tangan Randika di depan dadanya. Ketika dia sedang berdoa sambil memejamkan matanya, dia dapat merasakan bahwa tangan Randika itu meremas dadanya. Keempukan apa ini? Kenapa Randika merasa familier dengan sensasi empuk ini? Randika masih tidak sadarkan diri. Di sisiin, Hannah dapat merasakan tangan Randika yang meremas tersebut, dia dengan cepat menjadi bersemangat. "Kak, apakah kamu sudah sadar?" Chapter 397: Pulih Kembali Chapter 397: Pulih Kembali Seth berkata penuh harap, Randika masih tidak bergerak ataupun menjawab kata-katanya. Hannahngsung kembali depresigi. "Kak, cepah bangun. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu." Hannah mengatakannya sambil berurai air mata. Pada saat yang sama, dia menutup matanya dan menggenggam erat tangan Randika sambil berdoa. "Ya Tuhan, tolong lindungh kak Randika. Jangan biarkan dia mati atau aku akan menanggung penyesn ini seumur hidupku." Hannah berdoa dengan sungguh-sungguh. "Kak, jika kamu tidak bangun seperti saat kita di gua, aku mungkin sudah mati." Hannah menatap Randika dengan serius. "Kak, aku percaya kamu bisa bangungi seperti kapan hari." Kesadaran Randika masih kabur, tetapi dia dapat merasakan bahwa Hannah ada di sekitarnya. Dia ingin membuka matanya tetapi dia tidak memiliki kekuatan untuk mkukannya. Di luar ruang perawatan, Singa dan Jin menunggu dengan tenang. Orang-orang yang lewat merasakan hal yang aneh pada mereka berdua. Singa dan Jin bukah orang sembarangan. Penampn Singa sudah mirip seorang gndangan, bajunyapang camping dan robek di mana-mana. Tubuhnya sendiri penuh dengan luka yang mengering. Jin memakai baju yang elegan dan rapi, dia mirip seorang bangsawan. Tetapi ketika mereka berdua duduk bersama-sama, hal ini membuat suatu pemandangan yang aneh. Menurut orang-orang, mereka sudah mirip seorang budak dan majikannya. "Liat apa kalian hah? Kubunuh kalian!" Tatapan sangar Singa membuat orang-orang merinding ketakutan. Hal iningsung membuat orang-orang kabur tanpa berani menoleh ke bkang. "Sudah diah." Kata Jin dengan tenang. "Ini rumah sakit, bukan jnan." Singa dengan santai bersandar di kursi dan menatap Jin. "Kamu ini meremehkan tuan kita ya? Tubuh tuan kita itu abnormal, beda dengan kita semua. Dia tidak apa-apa, dia hanya butuh waktu untuk istirahat." "Istirahat?" Jin menatapnya tidak berdaya. "Tuan kita itu tertusuk di jantung" "Mau itu jantung, ginjal, kep, semuanya tidak mash." Singa menguap. "Kamu benar-benar meremehkan kemampuan tuan kita, sebentargi mungkin dia sudah siuman. Santai saja." "Benarkah?" Hati Jin penuh dengan kegelisahan. "Kamu kira aku berbicara omong kosong?" Singa menatapnya dan kembali berkata. "Apa kamu lupa betapa hebatnya bos kita di medan perang? Semakin banyak perang yang dia lewati, semakin kuat bos kita itu! Meskipun aku tidak tahu apa yang berbeda, bos kita itu bukah manusia biasa. Fisik kita bukah apa-apa apab dibandingkan dengannya." Jin merasa sedikit lega, kemudian dia bertanya. "Bagaimana dengan orang yang melukai tuan kita?" "Serig sudah mengejarnya dengan beberapa bawahannya, tetapi mereka dapat menutupi jejak mereka dengan baik. Bahkan Serig tidak dapat menemukan jejak apa pun mengenai mereka." Jawab Singa. "Tetapi mau mereka sembunyi di mana pun, kita akan mengejarnya wu ke ujung bumi." "Sepertinya Dion dan pasukannya gagal mengejar mereka ya? Kata Jin. "Sepertinya begitu, perlu diingat bahwa musuh kita itu memakai helikopter, sangat susah untuk menyusulnya. Ketika dia berhasil mengejar pun, helikopter itu sudah terbakar agar tidak meninggalkan jejak sama sekali." Singa kembali menjskan. Melihat para perawat yang memakai rok mini, dia tidak bisa menahan diri untuk memuji mereka. "Sin, mereka ini cantik-cantik!" ... Di dm ruangannya, Randika masih tidak sadarkan diri dan Hannah masih menggenggam erat tangannya sambil terus berdoa. Pada saat ini, Randika merasa bahwa tubuhnya sudah pulih secara total. Kesadarannya yang berada di ruangan putih itu pehan kembali menuju tubuhnya. Seth beberapa saat, Randika dapat mendengar bisikan Hannah tepat di telinganya. "Kak, kamu harus bangun. Kak, kamu harus cepat pulih." Adik iparnya ini memang perhatian Randika masih belum membuka matanya, di tangannya dia merasakan kembali sensasi empuk tadi. Benda itu empuk dan stis, mirip seperti marshmallow. Ketika dia meremasnya, benda itu mental kembali ke bentuk sem. Benda ini kenyal dan bundar, benar-benar menyenangkan untuk dimainkan. Seth itu, dia terus memainkannya. Tindakan Randika ini js disadari oleh Hannah, perempuan ini merasa bahwa dadanya itu diremas-remas oleh seseorang. "Kak??" Hannah benar-benar terlihat bingung, wajahnya sudah merah seperti tomat dan hatinya benar-benar senang. "Kakak sudah bangun! Doaku berhasil!" Hannah benar-benar senang ketika melihat tangan itu terus meremas dadanya. Tetapi ketika dia melihat wajah Randika, sepertinya kakak iparnya ini belum membuka matanya. "Kak, apa kamu sudah bangun?" Hannah menghampiri dan melihatnya lebih dekat. Tetapi dia tetap membiarkan tangannya itu meremas dadanya, dia takut jika tangannya itu dilepas maka kakak iparnya ini kembali tidur. Dia yang sekarang hanya berharap tidak ada orang yang akan masuk dan melihatnya. Bagaimanapun juga, ini masih rumah sakit dan pemandangan ini telu vulgar. "Kak? Kak Randika?" Di tengah-tengah kesadarannya yang kembali, Randika merasa ada yang memanggilnya. Akhirnya kelopak mata Randika bergerak dan suara itu makin js terdengar di telinganya. Suara "Kak Randika" memenuhi telinganya. Hannah memanggil dirinya! Kelopak matanya berusaha membuka. Dan di bawah tatapan mata Hannah, akhirnya Randika berhasil membuka matanya. Pemandangannya yang putih dan tidak fokus itu pehan menjadi jernih. "Kak, kamu benar-benar bangun!" Di sampingnya ada Hannah yang terlihat bersemangat, dia hampir melompat-lompat saking gembiranya. Pada saat ini, tiba-tiba tangan Randika menggenggam erat. Hampir seluruh dada Hannah terperangkap oleh jari-jarinya. Menghadapi serangan mendadak ini, Hannah mendesah pn. Wajahnya merah tetapi dia tidak marah, hatinya yang sekarang benar-benar diselimuti oleh kegembiraan. Mau bagaimanapun juga, fakta mengenai kakak iparnya ini mesum tidak bisa dibantah. Sebelum ini dia sudah memainkan tubuhnya dan ketika dia bangun, dia masih memainkan tubuhnya! Benar-benar kurang ajar. Tetapi, apa yang th terjadi siang tadi masih segar di ingatannya. Jika Randika sampai mati ataupun cacat, Hannah akan merasa bersh seumur hidupnya. Kondisi kakak iparnya sampai seperti ini karena dia berusaha melindungi dirinya, dan sepertinya dirinyah yang menusukkan pisau itu tepat di jantungnya. Randika yang sudah sadar ini berusaha untuk duduk. Hannah menyadari niat Randika ini danngsung mengambil bantal ekstra di lemari untuk dijadikannya sandaran. "Sebentar kak, hati-hati!" Pada saat ini, Randika ingin mengambil kembali tangannya yang ada di dadanya Hannah. Tetapi dia berhenti dan masih meremasnya Hmm.. situasi apa ini? Randika lumayan bingung. Seharusnya adik iparnya ini sudah berteriak dan bahkan mencoba memukulnya, yang terjadi justru dia membantu dirinya untuk duduk. Terlebihgi, ketika dia berusaha menyusun bantal di bkang punggung Randika, Hannah berada tepat di samping wajahnya. Dada besar itu menggantung tepat di matanya! "Pn-pn kak." Seth selesai menyusun, Hannah menyadari ada yang aneh. Ketika dia melihat ke bawah, dia menyadari bahwa kakak iparnya ini menatap dadanya lekat-lekat. Kali ini dia merasa malu setengah mati. Hannah dapat merasakan tatapan Randika itu menembus pakaiannya dan sedang melihat tubuh tnjangnya. Dm sekejap wajahnya menjadi merah seperti tomat. Namun kali ini dia sama sekali tidak marah, hanya merasa malu. Sebelum-sebelumnya, Hannah slu mwan dan marah ketika Randika mencoba berbuat mesum padanya. Pada saat ini, Hannah hanya berdiri seperti anak kecil dengan wajah merahnya. Suasana ruangan menjadi canggung dan keduanya masih terdiam. Pada saat ini, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan Inggrid berjn masuk. Melihat sosok Randika yang duduk, istrinya ini menghembuskan napas lega. Chapter 398: Besar dan Keras Chapter 398: Besar dan Keras "Sayang, kenapa kamu ada di sini?" Randika dengan cepat mengambil kembali tangannya yang ada di dadanya Hannah danngsung mengalihkan topik. Hannah juga berbalik dan menatap Inggrid. "Kamu terluka begini, memangnya aku bisa diam di rumah?" Inggrid berjn ke sisi ranjang dan berkata pada Hannah. "Han, kamu pasti capek hari ini, bagaimana ku kamu istirahat dulu?" Jantung Hannah masih berdebar kencang, pengmannya ini belum pernah dia rasakan sebelumnya. "Baih, aku akan beli air minum dulu." Jawab Hannah sambil tersenyum. Inggridlu duduk di samping Randika dan memegang tangannya, dia berkata dengan nada yang pn. "Kamu tidak boleh seperti inigi." Melihat kekhawatiran yang dimiliki oleh Inggrid, hati Randika tergerak. Istrinya ini slu ada untuknya. Apa yang paling penting di kehidupan ini? Tentu saja pasangan yang berjn bersama kita baik di saat buruk ataupun baik. Inggrid berada di peringkat teratas di hati Randika, dih istri pertamanya ketika dia sampai di Indonesia ini. Meskipun pertemuan pertama mereka tidak masuk akal, akhirnya mereka saling mencintai satu samain seiring berjnnya waktu. "Kamupar?" Inggrid mengeluarkan sebuah kotak bekal dari dm tasnya. "Wah, apakah istriku ini memasak untukku? Sepertinya enak nih." Tatapan mata Randika berbinar-binar. Kemampuan memasak Inggrid pehan terus meningkat, dari tidak enak sekarang sudah menjadi enak. "Ini sup ayam. Perutmu pasti kaget ku makan makanan berat jadi aku pikir lebih baik kamu makan makanan yang hangat." Jawab Inggrid. Randika mengendus supnya dan aroma nikmat segera memasuki hidungnya. Dia segera ingin mencicipinya, diangsung mengambil sesendok penuh. Tetapi ketika cairan itu masuk ke tubuhnya, diangsung memuntahkannya. "Kenapa? Apa tidak enak?" Tanya Inggrid dengan khawatir. Randika mengusap mulutnya dan berkata sambil tersenyum. "Sayang, apa ada bahanin yang kamu tambahkan ketika memasak?" "Iya." Inggrid mengangguk. "Aku tambahkan obat-obatan Cina ke dmnya, kamu habis kehngan darah jadi aku mencampurkan banyak tanaman herbal yang bagus buat kamu." Obat-obatan Cina? Randika agak tertegun, ku cuma itu saja seharusnya rasanya tidak akan sepahit ini. "Aku juga menambahkan ginseng, buah-buahan" Seth menyebutkan semuanya, Inggrid bertanya dengan santai. "Seth makan sup ini, seharusnya tubuhmu pulih seperti sem!" Pantas saja pahit! Istrinya ini menambahkan banyak bahan tanpa memikirkan rasa sama sekali! Sepertinya istrinya ini benar-benar khawatir pada dirinya sampai-sampai otaknya agak sakit. Randika terlihat depresi, Inggrid menyadari ini dan berkata padanya. "Ku kamu tidak mau ya tidak apa-apa, aku bisa beliin kamu makanan yangin di kantin bawah." "Jangan begitu, kamu sudah susah payah membuatnya, mana mungkin aku tidak memakannya?" Kata Randika dengan nada yang lembut. "Sudah sini, aku habiskan ya?" Tetapi sejujurnya, tubuh Randika sudah pulih seperti dulu. Asalkan dia istirahat beberapa waktu, tubuhnya akan kembali kuat seperti sebelumnya. Mendengar kata-katanya ini, Inggrid tersenyum lebar seperti anak kecil. Randika dan Inggrid mengobrol beberapa waktu. Seth mengetahui suaminya ini baik-baik saja, hati Inggrid benar-benar lega. Ketika Hannah kembali, Inggrid berdiri dan siap-siap untuk pergi. Seth Inggrid pergi, Randika menatap panci berisikan sup pahit itu. Dia tidak berani memakannyagi, dia menghabiskan setengah panci itu dengan susah payah. "Kak, apa yang dikatakan oleh kak Inggrid?" Tanya Hannah sambil tersenyum. "Dia mengatakan ku kamu harus menjagaku dengan baik." Randika juga tersenyum. Seth terdiam beberapa saat, Hannah berkata dengan nada yang serius. "Tentu saja." "Baguh ku begitu." Randika mengangguk dan tersenyum. "Nah sekarang, aku kebelet pipis, bantu aku pergi ke kamar mandi." "Ah?" Hannah benar-benar tercengang, wajahnya dengan cepat menjadi merah. Kenapa kakaknya bisa sevulgar ini? "Kenapa Han? Bukankah kamu bng kamu akan mengurusku dengan benar?" Kata Randika sambil tersenyum. "Ini Itu" Hannah hanya bisa tersipu malu. Pada akhirnya, dia membtkan tekad dan berkata. "Baih, aku akan membantumu pipis." Wow, Randika tidak menyangka dia akan setuju! Randika yang cukup terkejut itungsung berusaha berdiri dengan bantuan Hannah, kemudian mereka berjn pehan menuju kamar mandi. Kamar mandi di rumah sakit ini cukup bagus, cukup besar dan bersih. Hannah merasa hatinya berkecamuk dengan hebat ketika melihat dudukan toilet itu. Namun pada saat ini, tiba-tiba Randika mengerang kesakitan. Mendengar hal ini, Hannahngsung membuang rasa malunya dan bertekad untuk membantu Randika hingga selesai. Ah? Randika tidak bisa membuka resletinganya! Ah? Apa? Kep Hannah menatap ke bawah, apakah ini artinya dia harus membantu kakaknya untuk pipis? Wajah Hannah tidak bisa berubah menjadi lebih merahgi. Randika tertawa dm hati, sepertinya dia sangat puas menggoda adik iparnya ini. Bagaimanapun juga, dia tidak bermaksud sampai sejauh itu. Tetapi menggoda Hannah yang pemalu ini benar-benar menyenangkan. Tentu saja, dia tidak akan membiarkan Hannah membukaanya. Jika dia sampai tahu bahwa dia pura-pura, bisa-bisa dirinya dibunuh olehnya. Ketika Randika hendak membuka mulutnya, Hannah tiba-tiba menggertakkan giginya dan membtkan tekadnya. Dia membalikkan kepnya dan tangan putihnya itu mengulur menuju resletinga Randika. Karena tidak melihat, dia harus meraba-rabanya sedikit. Ini Randika ketakutan, tetapi ketika melihat tubuh gemetar dan wajah merah Hannah, dia merasa ini cukup lucu. "Han, ke bawah sedikit, nah itu resletingnya." Randika memandunya. "Cepat, sekaranga dmnya. Ah! Hati-hati, nanti muncrat ke mana-mana lho." Randika dengan cekatan memandu tangan Hannah. Untungnya saja, tangan Randika mengambil alih ketika dia hendak pipis. "Sebentar." Randika tertawa dan Hannah masih memalingkan wajahnya. Tidakma kemudian, suara air mengalir dapat terdengar. Suaranya persis seperti air mancur. Tidakma kemudian, suara air itu menghng dan Randika memakai kembalianya. "Sudah selesai." Randika mengguyur toiletnya itu dan tersenyum pada Hannah. Hannah belum menoleh dan wajahnya masih merah. "Kak, kenapa punyamu besar sekali?" Sepertinya IQ adik iparnya ini benar-benar merosot jauh hari ini. Tetapi harus diakui bahwa sangat menyenangkan menggoda Hannah. Tangan Hannah yang berada di bawah itu rupanya sedang memegang dua jarinya, Randika masih berusaha menggodanyagi. "Han, goyang-goyangkan dikit biar sisanya itu jatuh." Meskipun malu, dia menggoyang-goyangkan dua jari Randika itu. Hannah mengira bahwa punya Randika itu besar dan keras. Ketika Randika tidak bisa berhenti tertawa, Hannah menoleh dan menyadari kejadian ini. "Kak, bukannya kamu tidak bisa menggunakan tanganmu?" Wajah Hannah benar-benar bingung, bukannya tadi Randika kesusahan menurunkan resletinganya? Kenapa dia sekarang memegang dua jarinya dana Randika sudah rapi? "Yah begith." Randika menahan tawanya sekuat mungkin. "Kak, apa kakak bohong?" Hannah mi bisa melihat kebohongan Randika. Seth dipikir-pikir memang ada yang sh dari awal. Bukankah tadi dia lihat kakak iparnya ini makan supnya dari panci sendiri? "Tidak, tanganku memang sakit." Tangan Randika terki lemas di sampingnya. "Sini aku bantu biar tidak sakitgi." Hannah meremas kuat tangan Randika, dia seakan-akan ingin melumatkannya menjadi debu. "ARGH!! Sakit!" Randika pura-pura kesakitan, dia memang pantas menerima hukuman ini. "Kak,in kali ku kakak seperti inigi, aku sendiri yang akan membunuhmu!" Hannah berjn keluar dari kamar mandi dengan wajah marah. "Han, tunggu! Jangan marah, kakiku masih sakit!" "Tidak mau tahu!" Jawab Hannah dengan wajah acuh tak acuh. Chapter 399: Aku Butuh Bantuanmu! Chapter 399: Aku Butuh Bantuanmu! Pertempuran antara Hannah dan Randika berakhir dengan kemenangan Hannah, Randika terus menerus meminta maaf pada adik iparnya ini. Pada saat ini, Randika tiba-tiba menyadari ada sesosok orang di depan pintu. Dialu menyuruh Hannah sambil tersenyum. "Han, tolong belikan aku minuman dingin." "Baih." Hannah dengan cepat menuju kantin di bawah. Seth Hannah pergi, Jin masuk ke dm. Dia awalnya ingin berlutut tetapi Randika mencegahnya. "Duduh." Ketika Jin sudah duduk, Randika bertanya. "Bagaimana situasinya?" "Serig membawa kabar bahwa target thma meninggalkan kota, sepertinya mereka terbang menuju Jerman." Jawab Jin. Jerman? "Apakah ada cara untuk mengejar mereka sampai ke Jerman?" Tanya Randika. "Sayangnya itu mustahil tuan. Jerman tidak berada di wyah kekuasaan kita,gip kita juga masih kekurangan sumber daya untuk mengejarnya." Jawab Jin dengan hormat. Randika hanya mendengarkan dan tidak berbicara sama sekali. "Terlebihgi, Dion menemukan bahwa masih ada sisa-sisa kekuatan keluarga Alfred di Jakarta. Dia sudah menyusun rencana untuk menghabisi mereka dm satu gerakan." "Jangan biarkan ada yang hidup." Keluarga Alfred, sma ada satu orang yang masih hidup, Randika akan segera mengirimkan mereka ke m baka. Seth Jin keluar, Randika berpikir dengan keras. Sejauh yang dia ingat, Bn Kegpan berada di Amerika dan sedang bersembunyi. Sedangkan Tom dan Anna mrikan diri ke Jerman, sangat mustahil bagi mereka berdua untuk menggunakan kekuatan mereka yang ada di Jakarta. Yuna sendiri juga sedang membangun jaringan intelijensi di kota-kota penting di Indonesia. Sepertinya Randika harus memintanya untuk memusatkan seluruh perhatiannya pada kota Cendrawasih, kasus keracunan Tom ini tidak boleh ternggi. Untuk saat ini, dia harus mengandalkan anak buahnya sgi memulihkan diri. Terlebihgi, kekuatan misterius di dm tubuhnya itu makin ganas dan tenaga dmnya terus dihisapnya. Kekuatan Randika bisa-bisa habis! Hati Randika cukup khawatir, kekuatan misteriusnya ini benar-benar kuat dan liar, dia sama sekali tidak bisa mengendalikannya. Jika ini terus terjadi, tenaga dmnya akan tersingkirkan dan dia bisa-bisa tertn olehnya. Terlebihgi, dia memakai mode Berserknya telu banyak dm sehari. Dia harus menggunakan tenaga dmnya itu untuk menekan kembali kekuatan misteriusnya yang membanjiri tubuhnya. Jika tenaga dm ini hng, Randika tidak tahu apakah tubuhnya bisa menanggung beban seberat itu, Sepertinya dia butuh waktu seminggu atau lebih agar tenaga dmnya bisa pulih seperti dulu. Tidakma kemudian, para dokter datang dan mengecek keadaan Randika. Mereka cukup terkejut ketika melihat sosok Randika yang baik-baik saja. Dia baru saja mengmi operasi besar, dan sekarang dia sudah baik-baik saja? Seth pengecekan yang teliti, mereka sudah memastikan bahwa Randika baik-baik saja dan sudah melewati tahap krisis. Namun, untuk jaga-jaga, dia dianjurkan untuk menginap lebihma dan mkukan beberapa pemeriksaan. Jadi sma sepuluh hari ke depan, Randika tinggal di rumah sakit. Besok paginya, Randika terbangun dan menyadari bahwa dia sendirian. Inggrid hari ini bekerja dan Hannah perlu mengerjakan sesuatu, jadi hari ini dia sendirian sampai mm nanti. Namun tiba-tiba, Randika merasakan bahwa ada seseorang bersembunyi di balik pintu. Ketika dia melihat sosoknya, Randika terkejut. Penampn perempuan ini sangat cantik dan memakai dress merah yang mencolok. Ketika kedua b matanya yang hitam dan bundar itu menatap dirinya, matanyangsung berbinar-binar. "Viona?" Randika benar-benar terkejut. Bagaimana bisa Viona tahu bahwa dia sedang dirawat di rumah sakit? Terlebihgi, kenapa dia tahu bahwa dirinya berada di kamar ini? "Hannah yang memberitahuku." Wajah Viona sedikit merah, dia berjn menuju samping Randika. "Ran, apa kamu baik-baik saja?" Hannah? Sepertinya adik iparnya itu khawatir ku Randika menghabiskan harinya sendirian, dia berinisiatif untuk mengabari Viona. Dan Hannah mengabari Viona kemarin mm saat dia png. Sepertinya tujuan haremnya sebentargi akan terwujud. Randika tersenyum dan melihat wajah khawatir Viona, dia tidak bisa menahan diri untuk berkata. "Apa kamu meremehkanku? Aku ini benar-benar kuat! Tidak tertandingi hahaha!" "Bohong" Viona meskan air matanya. "Ku kamu kuat, kenapa kamu bisa sampai terluka seperti ini?" "Ini cuma keckaan." Randika tertawa. Melihat bibir merah dan mungil Viona, Randika merasa gejk tubuhnya mi mengambil alih dirinya. Sepertinya tubuhnya merindukan sensasi nikmat dari berhubungan badan, toh akhir-akhir ini dia juga tidak sempat mkukannya dengan Inggrid. Ketika mendengar tawa itu, wajah Viona masih terlihat khawatir. "Ran, kamu sakit di mananya?" Randika awalnya ingin berkata bahwa lukanya itu tidak telu serius, tetapi dia mendapatkan ide dan mengubah kata-katanya. "Vi, sebenarnya aku masih sangat sakit, kata dokter lukaku ini sangat sulit disembuhkan." Wajah Randika pehan terlihat pucat, Vionangsung menggenggam tangan Randika. "Ran, aku akan slu menjagamu." Kata Viona dengan wajah serius. "Di mana kamu merasa sakit?" Wajah Randika terlihat kesusahan berbicara. "Vi, sebenarnya posisi lukanya itu sedikit memalukan, tetapi rasa sakitnya benar-benar luar biasa." "Di mana sakitnya?" Wajah Viona sedikit bingung, reaksi imutnya ini membuat Randika ingin menindihnya. "Vi, lukaku ada di tempat paling berharga seorangkiki." Kata Randika. "Ah?" Viona terkejut bukan main, bahkan suaranya itu menggema ke luar ruangan. "Ran, bagaimana kamu bisa mendapatkan luka itu?" Wajah Viona sudah tersipu malu, dia tidak menyangka Randika akan terluka di bagian itu. Bagi seorang pria, tentu ini sebuah mash yang serius. Randika mengh napasnya. "Aku benar-benar tidak berdaya waktu itu, aku sama sekali tidak bisa menghindar." "Apakah kondisimu sudah membaik?" Ketika mengajukan pertanyaan ini, tanpa sadar dia melihat bagian bawah Randika dengan wajah penasaran. Randika menggelengkan kepnya. "Aku tidak bisa merasakan apa-apa di bawahku." "Apa kata dokter?" Wajah Viona seperti sedang terbakar. "Kata dokter hanya ada satu cara menyembuhkannya." Kata Randika. "Tetapi metode itu kurang etis." "Ran, ku sudah mash seperti ini, kita tidak perlu memikirkan hal semacam itu. Yang penting kamu sembuh dulu." Jawab Viona. "Ku begitu, aku butuh bantuanmu." Wajah Randika terlihat sedikit malu-malu. "Aku?" Viona terlihat terkejut. "Bagaimana caranya aku bisa membantu?" Randika mengangkat kepnya, dan menatapnya. Seth memastikan lingkungannya oke, dia berkedip. "Vi, kemarh." Viona mendekati Randika. Kemudian dengan lembut Randika berkata. "Vi, satu-satunya cara adh menstimsinya dengan tanganmu." Stimsi? Viona terdiam beberapa saat, namun reaksi perempuan satu ini sudah ketebak. "Ran, bagaimana caranya aku menstimsinya?" "Tentu saja, kamu memegangnya dengan lembut. Nanti aku tunjukan caranya." Viona ragu-ragu, bagaimanapun juga, ini adh rumah sakit. Mkukan hal sevulgar ini benar-benar memalukan meskipun untuk menyembuhkan penyakit. "Vi, aku tahu ini sulit untukmu, tetapi tidak ada caraingi." Randika mengh napasnya, wajahnya terlihat seh-h harapannya th sirna. Kadang Randika sendiri heran, kenapa dia tidak jadi aktor saja. "Ran, aku ingin membantumu, tetapi ini rumah sakit." Kata Viona di telinga Randika. "Kamu tidak perlu khawatir, orang-orang tidak akan menyadari apa yang kitakukan ini." Kata Randika dengan nada meyakinkan. Seth ragu-ragu sesaat, Viona mengangguk. Chapter 400: Lagi-lagi Diganggu Chapter 400: Lagigi Diganggu Karena kamarnya ini berbagi dengan pasienin, mereka memutuskan untuk mkukannya di bawah selimut. Seth memastikan tidak ada yang melihatnya, Viona mengulurkan tangannya ke bawah selimut. Randika tersenyum lebar. Melihat wajah malu Viona yang sekarang, dia tidak bisa membayangkan bagaimana betapa merahnya wajahnya nanti ketika dia menindihnya di atas tempat tidur. Dibandingkan dengan istrinya, sifat Viona ini benar-benar polos dan pemalu. Tangan Viona mi menyentuh paha Randika dan mi beranjak ke bagian sngkangan. Untuk membantu Viona, Randika sudah duduk dengan tegak dan menutupi sisinya dengan bantal. Dengan ini orang-orang tidak dapat melihat apa yang merekakukan. Hati Viona benar-benar bergetar, wajahnya sudah semerah tomat. Di sngkangan Randika, ada semacam sosis yang panas. Diangsung teringat dengan adegan terakhir di rumahnya. "Vi" Randika memanggilnya agar dia dapat meminya. Dengan tekad yang bt, tangan Viona mi bergerak. Benda itu makin panas dan makin membesar. Meskipun Randika masih memakaianya, dia dapat merasakan sensasi dari tangan Viona. Sensasi aneh ini membuatnya lebih terangsang daripada tidak memakaia. Meskipun dia ingin Viona memegangnya secarangsung, bisa gawat ku dia menodai selimut rumah sakit. Jantung Viona berdebar kencang, sepertinya dia merasa bahwa dirinya th dilihat oleh pasien sebh. Ketakutan ini dan keinginan membantu Randika bercampur aduk di dm hatinya dan membuat jantungnya berdebar kencang. Benar-benar menegangkan. Tetapi tanpa diduganya, dia mi menikmatinya. Beberapa kali mencoba, Viona belum pernah menyentuh milik Randika. Dan sekarang dia menyentuhnya di tempat umum! Randika sudah tidak tahangi, dia ingin Viona lebih cepatgi menggosoknya. Tetapi tiba-tiba, seorang dokter dan beberapa perawat masuk dan membuka tirai mereka. "Pasien Randika." Perawat itu berkata pada si dokter dan memberikannya dokumen terkait. Hal iningsung membuat takut Viona danngsung menarik tangannya dengan cepat. SIALAN!! Randika benar-benar kehabisan kata-kata. Lagigi dia diganggu di saat paling krusial. Namun ketika melihat dokter dan para perawat itu, dia tidak punya hak untuk marah. Mereka hanya mkukan pekerjaan mereka. Tetapi berhenti di tengah-tengah seperti ini membuat hati Randika tidak nyaman. Sngkangannya itu terasa sesak dan panas. Dan Viona yang berwajah merah itu segera berdiri dan memberikan tempat agar si dokter dapat memeriksa Randika. "Tidak apa-apa, kamu bisa duduk. Aku hanya datang untuk melihat keadaannya." Kata si dokter sambil tersenyum. Viona bahkan tidak berani melihat wajah si dokter, dia benar-benar malu hampir kepergok seperti ini. Jika memikirkan hal yang barusan terjadi, itu benar-benar memalukan baginya. Beberapa perawat minggir dan berdiri di sisi ranjang, sedangkan si dokter memeriksa denyut jantung Randika dan mkukan beberapa tes sederhanainnya. Seth mengetahui bahwa semuanya normal, dia meminta Randika untuk mengangkat bajunya. Di samping, Viona menatap dengan curiga. Buat apa membuka bajunya? Bukankah yang sakit ada di sngkangan? Randika membuka bajunya dan si dokter memeriksa luka pisau di daerah sekitar jantungnya, rupanya lukanya itu sudah menutup sempurna. Mungkin 2-3 harigi dia bisa sembuh total. "Aku sudah menjadi dokter berpuluh-puluh tahun, aku tidak pernah menemukan pasien sekuat dan sesehat kamu." Dokter itu memuji. "Jantungmu baru saja tertusuk pisau dan kamu sudah sembuh sekarang. Aku tidak tahu keajaiban apa ini, ini benar-benar mmpaui dunia medis." Dokter itu terlihat kagum dengan Randika, dia mi menceritakan apa yang boleh dan tidak boleh Randikakukan beberapa hari ke depan. Ketika mendengar hal ini, Viona makin bingung. Tunggu, tunggu, jantung? Bukankah yang terluka itu sngkangannya? Viona benar-benar bingung. "Bagaimana rasanya tubuhmu? Apakah jantungmu mendadak suka berdebar-debar?" Tanya si dokter. "Tidak ada kend sama sekali. Aku merasa sehat!" Jawab Randika. Perawat di sampingngsung mencatat perkataan mereka. Seth beberapa pertanyaan, si dokter mengatakan. "Dua harigi, aku akan memeriksa kembali luka operasimu itu. Jika tidak ada mash, kamu bisa png." "Terima kasih." Kata Randika sambil tersenyum. Di samping, Viona akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. "Dokter, apakah lukanya baik-baik saja?" "Tentu saja, bahkan jantungnya itu jauh lebih kuat daripada orang normal!" Jawab si dokter dengan bersemangat. "Jadi Randika ini terluka di jantungnya?" Ketika menanyakan hal ini, mata Viona tertuju pada apa yang ada di balik selimut. Sepertinya dia sudah memahami apa yang sebenarnya th terjadi. Sedangkan Randika, dia hanya tersenyum ke arahnya. "Benar, tetapi jantungnya ini sudah tidak apa-apa, dia sudah sehat seperti sem." Si dokter menjawab dengan sabar pertanyaan Viona. Seth tidak ada pertanyaangi, si dokter kembali berkelilinggi bersama para perawatnya. Sekarang, suasana keduanya ini menjadi canggung. Randika duduk di kasurnya sedangkan Viona masih berdiri dm keadaan diam. Dm beberapa saat, keduanya hanya terdiam. "Ran" Akhirnya Vionah yang berbicara duluan. Dengan cepat, Randika menynya. "Vi, barusan bagian bawahku itu benar-benar sakit!" "Ran" Tatapan Viona makin tajam. "Vi, aku tidak bohong! Kamu harus percaya aku!" "Ran" Tatapan Viona setajam silet. "Vi, ini cuma sh paham." "Ran! Kamu bohonggi sama aku!" Teriak Viona. "Mananya yang bohong? Bagian bawahku ini benar-benar lemas, aku butuh bantuanmu agar bisa menyembuhkannya!" "Ran!" Viona tersipu malu, dialu berjn menuju pintu keluar dengan wajah acuh tak acuh. "Viona!" Randika yang tak berdaya ini hanya bisa melihat punggung Viona menghng. .... Seth Viona pergi, Randika masih berhati gembira. Meskipun dia baru saja bertengkar dengan Viona, ini merupakan pengman baru. Tetapi tidakma seth itu, pintu ruangannya kembali terbuka. Kali ini, perempuan berbaju serba hitam yang muncul. Penampnnya acuh tak acuh dan membawa sensasi dingin. "Aku tidak menyangka kamu selemah itu." Elva duduk di sampingnya. Dia menatap Randika yang memakai baju pasien rumah sakit ini dan memperlihatkan tatapan yang penuh ironi. "Aku tidak menyangka pisau kecil itu bisa menyakitimu." Mata Randika terblak. Perempuan ini cari gara-gara atau ingin berkunjung? "Meskipun aku terluka seperti ini, aku tidak keberatan kamu bermain dengan adikku yang sehat ini." Bermain dengan adik? Elva terlihat bingung beberapa saat, tetapi akhirnya dia menyadari kata-kata Randika barusan. Dia terlihat marah dan menatap tajam Randika. Tetapi Randika adh orang yang berkulit tebal, dia tidak peduli dengan tatapannya itu. "Aku datang ke sini karena disuruh oleh Safira untuk melihat kabarmu. Karena kamu masih bernapas, sepertinya kamu baik-baik saja." Kata Elva dengan dingin. Dialu melihat pisang yang ada di samping kasur Randika, dia mengambilnya dan mi memakannya. Randika cukup terkejut, kata-kata Elva ini terdengar sama sekali tidak peduli dengannya. "Bukankah kata-katamu itu telu berlebihan? Aku cuma tertusuk pisau sedikit, ini bukan hal yang parah." Kata Randika dengan wajah muram. "Pisau tertancap di dada, 2 cm dari jantung. Pembuluh darah tidak karuan, otot dan saraf rusak parah. Tng dan seluruh tubuhnya menunjukan tanda-tanda lumpuh." Kata Elva dengan wajah dingin. "Aku masih heran kenapa kamu tidak mati saja." Lukanya ini benar-benar serius? Chapter 401: Pacar Baru! Chapter 401: Pacar Baru! Randika cukup terkejut ketika mendengarnya, berarti dia sudah bisa dipastikan tewas jika tidak memiliki kekuatan misterius di dm tubuhnya? Meskipun begitu, Randika sangat memahami betapa mengerikan konsekuensi kekuatan misterius ini untuk tubuhnya. Setiap dia memakainya, dia merasakan tubuhnya terbebani. Jika diumpamakan dm game, setiap dia menyerang dengan kekuatan 1000, HP miliknya berkurang 800. Jika dia tidak dapat menemukan cara untuk mengendalikannya, Randika takut bahwa suatu saat nanti, tubuhnya akan meledak dan dikuasai oleh kekuatan misteriusnya. Elva masih asyik memakan pisangnya, sementara Randika terus bertanya. "Tetapi aku tidak menyangka kamu akan begitu khawatir denganku. Sebagai ucapan terima kasih, bagaimana ku kita check in di hotel? Aku dengan senang hati memberikan kamu waktu terbaik di dm hidupmu." "Kamu masih bersikap mesum wupun tubuhmu seperti ini?" Elva terlihat tersenyum tetapi di dm hatinya amarahnya sudah memuncak. "Tentu saja, apa kamu kira aku tidak bisa mkukannya? Mari kita buktikan, tetapi aku tidak yakin pertarungan kita akan selesai dm 2 jam saja." Kata Randika dengan nada bangga. "Oh ya?" Elva memperhatikan Randika dari atas hingga ke bawah. Randika memberikannya sebuah senyuman yang hangat. Tiba-tiba, Elva merasakan tanda bahaya dan berusaha menghindar. Tetapi, gerakannya ini benar-benar telumbat. Tangan kanan Randika berhasil menangkap pinggang Elva. Tetapi ketika dia mkukannya, Randika sadar bahwa kecepatannya ini jauh lebihmbat daripada biasanya. Randika yang teralihkan ini menjadi lengah, dia segera mengangkat tangan kirinya untuk mencegah serangan Elva. Ujung jari Elva berhenti tepat di leher Randika, jika dia bergerak sedikitgi, dia bisa membunuh Randika di tempat. "Masih merasa kuat?" Elva menarik kembali tangannya. Wajahnya tanpa ekspresi tetapi darahnya itu sudah mendidih. Biasanya dih yang menjadi korban, tetapi hari ini Randikah yang menjadi mainannya. Randika terlihat sedih dan lemas. "Pertarungan yang kumaksud bukan pertarungan yang seperti ini." "Aku tidak peduli dengan maksudmu, kamu cuma pria lemah sekarang." Elva mendengus dingin. Sin! Randika tidak merasa terhina,gip yang menghinanya adh wanita cantik. Mungkin sesekali menjadi masokis tidak mash. Tetapiin kali, dia akan merobek baju dananya, menalinya di atas tempat tidur dan bermain dengan tubuhnya semman. Randika tertawa dm hati ketika Elva tiba-tiba berkata. "Sejujurnya, kamu menghabisi keluarga Alfred di Jakarta kapan hari bukahngkah yang bagus." Mata Randika berkedip. "Kamu tahu tentang mash ini?" "Hum." Elva mendengus dingin. "Arwah Garuda sudah mengawasimu sejak dulu, mustahil aku tidak informasi penting seperti ini." Randika hanya tertawa, dia tidak menjawab sama sekali. "Apa kamu tahu mash apa yang kamu bawa?" Elva menatap tajam Randika. "Aku tidak tahu." Kata Randika. Tetapi di dm hatinya, dia merasa cuek. Kenapa memangnya membantai satu keluarga? Toh mereka yang cari gara-gara duluan. Elva mengh napasnya. "Mashnya kamu tidak membantai semua anggota keluarga Alfred. Tindakanmu itu hanya membawa mash yang lebih besar." Oh!? Jadi yang dimaksud oleh Elva adh Tom dan Anna yang masih buron itu? Randika terlihat sedikit senang. "Jadi kamu diam-diam sudah membantuku?" "Hum." Elva tidak menjawab, dia hanya menjskan. "Aku sudah mengatur orang untuk mengikuti Tom dan Anna. Aku akan memberitahumu ketika dia memasuki Indonesiagi." "Elva, kamu memang wanita cantik yang dermawan." Kata Randika dengan wajah serius. "Apa?" Elva masih tidak berhenti mengambil buah yang ada di meja. Buah-buah ini dibeli Hannah untuknya, tetapi perempuan satu ini sudah menghabiskan hampir semuanya. "Aku tahu bahwa kamu mencintaiku." Kata Randika. Elva hanya bisa membeku di tempat. Wajah Elvangsung berubah menjadi marah dan tatapannya benar-benar tajam. Siapa yang memangnya suka sama kamu? Jangan jadi sentimental seperti it, jijik tahu!" "Tetapi perhatianmu itu menurutku benar-benar spesial." Kata Randika sambil tersenyum. "Sejujurnya, aku juga sangat menyukaimu dari dulu. Aku suka pantatmu yang keras dan kencang itu, temperamenmu juga dingin dan keras bagaikan seorang ratu. Sepertinya, permainan BDSM cocok untuk kita!" "Kamu ngomong apa?" Elva sudah naik darah, tetapi di dm hatinya dia sudah panik. "Kata-kataku sudah js. Aku hanya ingin kamu menjadi pacarku, kita bisa hidup bahagia bersama." Kata Randika dengan nada yang malu-malu. "Berani sekali kamu menggodaku!" Elva dengan cepat menyerang Randika, hal ini membuat Randika sedikit takut. "Stop, stop! Aku ini masih sakit tahu, jika lukaku tambah parah, kamu harus bertanggung jawab!" Teriak Randika. "Hum." Elva mengambil kembali tangannya. Kali ini Randika tidak bisa berhenti ngomong. "Terkadang sikap cuekmu ini imut. Bahkan jika kamu ingin menyerangku, aku sarankan kamu memakai cambuk sambil meskan lilin di tubuhku. Sakit tapi enak!" Elva merasa bahwa dia bisa menjadi g jika terus-terusan berada di sini, diangsung berkata. "Aku pergi!" "Titip smku pada Safira ya! Katakan aku baik-baik saja." Kata Randika. Seth Elva pergi, Randika kembali mengh napasnya. Hari ini benar-benar merupakan hari yang sial. Dia tidak menyangka dua perempuan cantik bisa lepas dari genggamannya. Harus aku apakan agar mereka mengerti perasaanku? Pada saat ini, tiba-tiba HP Randika berbunyi. "Ran, apa kamu hari ini bebas? Aku ada tiket konser nih, ayo pergi sama-sama." Kata Christina di balik telepon. "Maaf, tapi akugi sakit dan dirawat di rumah sakit. Mungkin kamu bisa pergi sama temanmu yangin?" Hati Randika tersenyum pahit. Ketika mendengar hal ini, nada Christinangsung menjadi panik. "Apa? Kenapa kamu bisa dirawat di rumah sakit? Kamu sakit apa? Apakah kamu baik-baik saja? Cepat katakan rumah sakit mana, aku akan datang menjengukmu." Pertanyaan yang bertubi-tubi ini membuat telinga Randika sakit, tetapi dia dapat merasakan kekhawatiran Christina dari balik telepon. Sepertinya Christina sudah sangat mencintainya. "Kondisiku sudah baik-baik saja, seharusnya aku bisa pergi ke konser sama kamu seth beberapa hari ke depan. Sebentar, sebentar, jangan-jangan konser yang kamu maksud tiba-tiba band rock ya?" Kata Randika sambil tertawa. "Sudah cepat katakan rumah sakit yang mana." Christina tidak terpengaruh dengan pengalihan topik Randika. "Apa kamu beneran mau datang?" Randika kehabisan kata-kata. "Kamu sedang sakit, mana mungkin aku tidak menjengukmu!" Kata Christina dengan nada serius, dialu menambahkan. "Lagip, aku pacarmu bukan?" Pacar? Hati Randikangsung menjadi bersemangat. Meskipun dia belum mkukan apa-apa pada Christina, hubungan mereka sudah pasti lebih dari teman. Dia tidak menyangka bahwa Christina sendiri yang menegaskan hubungan mereka. Ketika dia memikirkan Viona, Randika mengh napas. Dia awalnya berpikir akan mendapatkan hati Viona terlebih dahulu, rupanya yang takluk duluan adh Christina! "Aku ada di Rumah Sakit Bunda Terkasih, rumah sakitnya ada di bagian timur kota." Randika juga memberitahu kamar nomor berapa dia berada. Seth itu, Christina menutup teleponnya sambil mengatakan. "Tunggh aku." Chapter 402: Trik yang Sama, Hasil yang Sama Chapter 402: Trik yang Sama, Hasil yang Sama Seth menutup teleponnya dengan Christina, Randika berbaring dengan hati yang gembira. Sekarang dia memikirkan rencana haremnya. Inggrid adh istri pertamanya, cinta mereka sudah terbukti. Safira sudah js mencintai dirinya sebagai lki. Namun, mashnya ada pada Viona, Christina, Hannah, dan tentu saja Elva. Meskipun Elva tidak telu menunjukan kasih sayangnya, Randika percaya bahwa dari lubuk hatinya, Elva menyimpan rasa pada dirinya. Tinggal mash waktu saja menghancurkan temboknya. Meskipun haremnya ini terdengar sedikit, tetapi semuanya adh perempuan cantik ks atas dengan sifat dan sikap yang berbeda-beda. Randika mi berandai-andai, bukankah menakjubkan ku dia bangun sambil memeluk semua perempuan ini sekaligus? Berhubungan badan ramai-ramai, sepertinya dia harus mewujudkan impiannya ini! Kurang dari 20 menit, pintu ruangannya kembali terbuka. Pasien sebh Randika melihat perempuan cantik yang terpjar memakai stoking hitam, sepatu hak dan kacamata. Ah cantik sekali! Dia berharap bahwa akan ada orang secantik dia yang mengunjungi dirinya! Pasien ini terus menatap Christina, tetapi dia melihat bahwa Christina berjn menuju tempat Randika. Diagi?! Sin! Pasien sebhnya Randika ini benar-benar bingung. Satu per satu wanita cantik mengunjungi pasien sebhnya ini. Dan sekarang, wanita cantik guru dosen ini mengunjunginya. Kecantikannya membuat dirinya ingin dimarahi dan diinjak oleh sepatu haknya itu. Lki ini mengutuk Randika di dm hatinya. Dia sendiri sudah jomblo 25 tahun, dan dia bahkan belum pernah menggandeng tangan cewek sebelumnya, hidup benar-benar tidak adil. Tentu saja, ini semua terjadi di benaknya. Lki ini hanya bisa melihat Christina berjn menuju tempat tidur Randika. Ketika melihat sosok Christina, Randika tersenyum hangat. Diangsung mempershkan Christina untuk duduk. "Kamu sakit apa? Kamu baik-baik saja kan sekarang?" "Tintin, kamu tidak usah khawatir." Randika tersenyum. Namun, dia tiba-tiba terpikir kejadiannya dengan Viona, dia berpikir ingin mencobanya sekaligi. "Apanya yang tidak perlu khawatir? Kamu terbaring di rumah sakit begini, apakah sakitmu itu parah? Cepat tunjukan mana yang sakit." Christina yang sekarang benar-benar cemas. Antusiasme Christina ini membuat Randika mengangguk puas, sepertinya Christina sudah tersihir oleh ketampanannya. "Tintin, tempatnya agak memalukan." Kata Randika. "Aku tidak peduli, cepat tunjukan ke aku." Hati Christina masih pada Randika, dia benar-benar peduli dengan pacarnya ini. Meskipun dia bersikap dingin pada Randika, seth sekianma berhubungan dan berkali-kali dismatkan oleh Randika, pria ini memiliki tempat yang spesial di hatinya. Meskipun Randika mesum, suka bercanda, suka berbohong padanya, seiring berjnnya waktu, dia makin menyukai Randika. Terlebihgi, julukannya sebagai ratu es di sekhnya ini membuat sosok Christina terlihat dingin dan acuh tak acuh. Hanya Randikah yang berhasil melelehkan hatinya. "Apa kamu beneran mau tahu?" Randika mengedipkan matanya. "Tentu saja!" "Ku begitu, kemarh." Randika pura-pura terlihat malu dan ragu-ragu. Ketika Christina mendekat, Randika menunjuk sambil mengatakan. "Lukaku ada di sana." Di sana? Christina tidak mengerti kata-kata barusan. Tetapi ketika dia melihat Randika menunjuk sngkangannya, diangsung mengerti maksudnya. "Kok bisa itu terluka?" Christina mi curiga, orang normal tidak mungkin terluka di tempat seperti itu. "Hmm susah untuk dijskan." Randika menggelengkan kepnya, wajahnya menunjukan dia sedikit malu menceritakannya. "Sebenarnya, dokter mengatakan bahwa ada cara untuk mengobatinya. Dia mengatakan bahwa menstimulusnya akan membuat keadaanku membaik." Randika mengeluarkan triknyagi! "Menstimulus?" Christina sedikit bingung. "Benar, kamu bisa menstimulusnya untukku. Mungkin dengan itu aku bisa segera sembuh." Ketika Randika mengatakan hal ini, wajah Christina sedikit merah. Tidak seperti Viona, diangsung memahami arti dari kata-kata Randika ini. Ketika memikirkannya, Christina duduk tepat di samping Randika. "Apakah aku harus mkukannya sekarang?" Ketika mendengar jawaban itu, Randika cukup terkejut bahwa Christinangsung setuju. Randika dengan senang hatingsung berdiri dan berkata. "Ku begitu, lebih baik kita mkukannya di kamar mandi." Christina curiga dengan wajah Randika yang sehat-sehat saja itu, bahkan dia terlihat bersemangat. "Apa kamu beneran sakit?" "Tentu saja, kamu nanti bisa melihatnya sendiri." Jawab Randika. Ketika mendengar hal itu, Christina mengh napasnya. Memang dia hanya bisa memastikannya di tempat yang sepi. "Lebih cepat lebih baik, aku tidak ingin orang-orang curiga." Kata Randika. Christina belum berkata apa-apa tetapi dia sudah ditarik oleh Randika ke kamar mandi. Ketika mau membuka pintu kamar mandinya, tiba-tiba seorang perawat menegurnya. "Mau ke mana kamu?" Perawat itu mengerutkan dahinya. "Cepat tidurangi. Aku sebentargi akan memberimu obat untuk diminum jadi jangan ke mana-mana. Lagip, bukankah dokter juga mengatakanmu jangan telu bergerak dulu? Nanti luka di area jantungmu itu bisa terbukagi, kami tidak mau bertanggung jawab ketika itu terjadi." Jantung? Ketika mendengar hal ini, rasa curiga Christina benar-benar terbukti. Dm sekejap dia menatap Randika. Dia membohongi dirinya! Sin, perawat ini menghancurkan rencanaku! Wajah Randika menunjukan rasa depresi yang berat. Ketika dia menatap si perawat, dia ditatap balik dan diseret. "Sudah jangan mwan, cepat tidurgi." Benar-benar kejam, tetapi Randika tidak bisa mwan. "Tolong patuhi kata-kata dokter, penyakitmu itu juga bukan penyakit sepele karena melibatkan jantung. Kami tidak ingin kamu mengmi apa-apa." Ketika perawat itu pergi, mata jernih Christina menatap Randika lekat-lekat. Dia mencopot kacamatanya dan berkata dengan nada datar. "Bukankah katamu lukamu itu di bagian sngkangan?" "Tentu saja! Sepertinya kamu sh memahami kata-kata perawat itu tadi." Randiak pura-pura terlihat tidak bersh. "Oh?" Wajah Christina terlihat tersenyum. "Sejujurnya aku ingin membantumu cepat sembuh tetapi perawat tadi menyuruhmu untuk tidur dan meminum obatmu, jadi aku tidak perlugi membantumu." "Jangan! Itu saja tidak cukup untuk menyembuhkanku, kamu harus membantuku atau aku akan terus di rumah sakit!" Randika menjadi panik. Christina tadi th setuju untuk membantunya, dia tidak akan melepaskan kesempatan ini. "Tetapi perawat itu mengatakan penyakitmu itu di jantung, jadi aku tidak bisa apa-apa." Nada Christina meninggi dan tatapan tajam membuat Randika sedikit merinding. Christina tidak percaya bahwa dirinya hampir ketipu, dia mengh napas yang panjang. "Karena kamu sudah baik-baik saja, aku tidak perlugi di sini. Aku harus pergi ke konser." Christina tersenyum dan berniat untuk pergi. "Tintin! Jangan tinggalkan aku!" Randika merasa sedih. Namun, Christina berbalik dan berjn menghampirinya. Dialu berbisik di telinganya. "Ketika kamu sudah sehat dan keluar dari rumah sakit, kamu harus menemaniku ke konser dan aku akan merawatmu di rumahku." Seth itu, dia mencium bibir Randika dan pergi begitu saja. Randika menatap punggung Christina yang menjauh, hatinya benar-benar panas. Dia benar-benar ingin segera keluar dari rumah sakit, godaan ini benar-benar telu besar! Dia belum pernah mkukannya dengan seorang guru, sepertinya roley sangat cocok untuk mereka berdua. Ketika memikirkan hal-hal indah yang akan merekakukan, Randika menjadi bersemangat! Chapter 403: Indra dan Boneka Ginseng Chapter 403: Indra dan Boneka Ginseng Seth 12 hari, 5 jam, 5 menit dan 20 detik di rumah sakit, Randika akhirnya dibebaskan dari rumah sakit. Seth beristirahat lebih dari 10 hari, Randika benar-benar merasa seperti baru. Luka di sekitar area jantungnya sudah menutup, bahkan lukanya pun th menghng, tidak terlihat bekasnya sama sekali. Luka jantungnya ini memang sedikit mengkhawatirkan, tetapi dia jauh lebih khawatir dengan kekuatan misterius di dm tubuhnya. Ketika dia berusaha menggunakan tenaga dmnya, kekuatan misterius di dm tubuhnya mi mengg. Ia bukan hanya mhap tenaga dmnya, ia memberikan beban yang berat pada tubuhnya. Awalnya kekuatan misteriusnya ini sudah lumayan jinak, namun sekarang ketika dia mengalirkan tenaga dmnya, kekuatannya itu segera memberontak. Randika mengh napasnya. Kekuatannya ini benar-benar misterius, dia sendiri tidak tahu kenapa kekuatan itu bisa muncul di tubuhnya. Meskipun kekuatannya luar biasa, dia merasa percuma jika dia tidak bisa mengendalikannya. Ikan-ikan yang dia makan di gua itu th membuat dirinya berhasil menjinakkan sebagian kecil kekuatan misteriusnya, tetapi itu masih belum cukup baginya untuk menguasainya 100%. Randika berjn keluar dari gedung rumah sakit dan menatap indahnya pagi hari, suasana hatinya sedang bagus. Tom dan Anna sudahri ke luar negeri, pasukannya dan Arwah Garuda sudah mengejarnya jadi seharusnya tidak ada ancamangi di sekitarnya. Randika berjn santai di pinggir jn. Masa-masa di rumah sakitnya hampir membuatnya mengg. Dia benar-benar bosan! Meskipun Inggrid dan Hannah sering mengunjunginya, dia masih tetap bosan. Ditambahgi, perawat yang merawatnya itu sudah tua. Jadi Randika tidak bisa bermain-main dengannya. Sekarang, ketika dia keluar dari rumah sakit dan menghirup udara segar, dia benar-benar merasa seperti tehir kembali. Randika berjn denganpang dada dan menyambut hari dengan senang. Ketika dia berjn, dia menyadari ada kerumunan di depan. Apakah ada sesuatu yang menarik di depan? Jika dilihat-lihat, orang-orang sepertinya sedang mengantri bakso yanggi viral. Tetapi ketika melihatutan manusia itu, Randika mengh napas dengan kecewa. Orang-orang memang mudah tergiur ketika melihat keramaian, mereka tidak akan berpikiran panjang dan ikut mengantri. Tetapi Randika tidak bisa telu memaki mereka, karena dia sendiri juga tertarik dengan apa yang sedang terjadi. Bagaimana mungkin dia mengabaikan sesuatu yang enak? Seth mengh napasnya sekaligi, Randika mi mengantri sambil mencari ch untuk menyalip. Apa pun yang terjadi, dia harus mencoba bakso ini! Di tengah-tengah keramaian, beberapa orang menyuarakan kemarahan mereka. "Hei, jangan dorong-dorong! Tempat ini kecil, jangan dorong-dorong!" "Bajingan mana yang barusan mendorongku?" Seorang lki berputar dengan wajah yang marah. Orang yang barusan mendorongnya itu membs tatapannya sambil mengatakan. "Apa lihat-lihat?" "Sopan sedikit ku ngantri, main dorong aja." Jawabnya. "Bacot! Ku tidak terima, ngomong!" "Nantang?" Ketika mereka berdua sedang sibuk bertengkar, orang-orang yang mengantri menyalip dan terus mengantri. Ketika Randika terus menyalip tanpa tahu malu, Randika terkejut ketika melihat seorang pesumo sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri. Orang-orang masih mengantri sambil melihat pertengkaran pesumo itu dengan seorang pria. Mereka merasakan firasat buruk. Di pundak pesumo itu, terlihat sesosok bayi kecil. Tetapi ku dibng bayi, ukurannya telu kecil, meskipun begitu, sosoknya itu sangat menggemaskan. Randika menatap orang gemuk itu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menggelengkan kepnya. Kenapa dia ada di sini? Seth menatapnya lekat-lekat, Randika th memastikan bahwa orang gemuk itu adh Indra dan boneka ginseng. Kenapa mereka ada di sini? Bukankah mereka seharusnya ada di desa? Ketika Randika terlihat bingung, dia mencuri dengan perkataan orang-orang di depannya. "Sial sekali orang gemuk itu, dia tidak tahu bahwa orang yang diajaknya bertengkar itu mantan seorang bos preman." "Tetapi ngapain coba mereka berkhi di sini? Ku sampai gerobak baksonya kena bagaimana?" "Orang itu tidak peduli sama sekelilingnya, ku dia mau, dia bisa membunuhki gemuk itu di sini." "Segitu bajingannya dia?" "Hahaha keuangannya benar-benar kuat, para polisi sudah tutup mata ku berurusan dengan dia. Aku juga dengar 10 orang th dia bunuh dan gantung di jn tetapi polisi masih belum menangkap tersangkanya." "G, memang uang adh segnya ya." "Tetapi preman membantai premanin, bukankah itu juga membantu para polisi juga? Sma dia tidak meresahkan masyarakat ya polisi tetap diam dan mendapatkan setoran bnannya." Randika mendengarkan mereka, tetapi dia masih tidak mengerti. Dia kemudian bertanya pada orang tersebut. "Ada apa ini ribut-ribut?" Orang itu menoleh dan menjawab. "Mereka ribut karena saling dorong, tetapi sebentargi seharusnya selesai kok. Sudah pura-pura tidak lihat saja, nanti mh terseret." Mendengar kata-kata itu, Randika mengh napasnya. Pada saat ini, bos preman yang bernama Ian itu berkata padanya. "Gara-gara kamu, HPku jatuh danyarnya retak, kamu harus ganti 15 juta!" Indra dengan polos berkata padanya. "Aku tidak punya uang." Boneka ginseng di pundaknya juga mengangguk berng kali seh-h setuju dengan perkataan Indra. Sepertinya seiring berjnnya waktu, boneka ginseng ini semakin pintar dan semakin menyerupai manusia. "Tidak punya uang? Apa kamu pikir memperbaiki HP ini tidak butuh uang?" Ian memperlihatkanyar HPnya yang retak. "Apa kamu tahu harga HP ini? Ini handphone keluaran terbaru, harganya tidak kurang dari 15 juta. Sekarang cepat ganti!" Indra membs. "Buat apa aku menggantinya? Kamu sendiri tadi yang mendorongku dari bkang dan menjatuhkannya, itu bukan shku." "Terlepas dari siapa yang sh, apakah itu bisa membuat HPku ini ny seperti dulu?" "Tidak." Kata Indra seth berpikir sejenak. "Ku begitu, cepat bayar!" "Aku belikan kamu HP yang baru nanti." Jawab Indra. "Aku tidak perlu yang baru, aku cuma perlu uangmu sekarang!" Kata Ian dengan wajah marah. Indra menjawab dengan hal yang sama. "Aku tidak punya uang." Ian mendengus dingin, dia kemudian berkata padanya. "Ku kamu tidak punya uang, benda itu seharusnya cukup untuk membayarnya." "Benda?" Indra menatap pahanya yang gemuk itu, dialu berkata. "Maaf aku suka wanita, aku tidak akan memberikan bendaku ke pria." "Bodoh! Benda yang kumaksud itu benda yang ada di pundakmu!" Ian menunjuk ke arah boneka ginseng. Dia memperhatikan boneka ginseng itu dari tadi, sepertinya itu hewan pintar yangngka. Jika dia menjualnya, seharusnya bisa menghasilkan uang ratusan juta. "Kamu ingin temanku ini?" Indra menjadi takut, postur tubuhnya berubah menjadi bertahan. "Aku tidak mau! Dia adh temanku yang berharga, aku tidak akan mungkin menyerahkannya padamu!" "Itu bukan keputusanmu!" Ian memanggil beberapa pengawalnya yang mengikuti dirinya tadi. Meskipun dia sudah keluar dari permainan, memiliki 1 atau 2 pengawal adh hal yang wajar. Dm sekejap, sh satu pengawal itu menghantam tongkat kayu yang dipegangnya ke arah Indra DUAK! Pengawal itu menatap Indra yang sepertinya sedang kebingungan, dialu menatap tongkatnya yang patah di tangannya. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Chapter 404: Balas Dendam Chapter 404: Bs Dendam Seperti halnya dengan pengawalnya, Ian menatap bengong tongkat kayu yang patah tersebut. "Ku kamu masih ingin hidup, cepat serahkan benda itu padaku!" Kata Ian dengan penuh kesombongan. "Jangan pikir kamu bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup. Di semua lingkungan ini, tidak ada yang tidak mengetahui reputasiku!" Indra masih dm postur bertahan, dia bergumam. "Jika saja kakak seperguruanku tidak mrangku untuk menghajar orang dengan sembarangan, aku sudah menghajarmu hingga babak belur." Randika yang ada di bkang segera maju ketika melihat Indra diancam. "Indra, sudah hajar saja dia." Mendengar kata-kata ini, Indra terkejut dan menoleh untuk melihat sosok Randika. Ketika dia melihat sosok yang dikenalnya ini, diangsung tersenyum lebar. "Kakak seperguruan!" Pada saat yang sama, suara tongkat kayu dipukul kembali terdengar. Lagigi tongkat kayu tersebut hancur menjadi serpihan. "Bajingan, cepat bunuh dia!" Kata Ian. Kedua pengawalnya itu segera menerjang maju dan menyerang Ingra. "Akan kuperlihatkan seluruh kekuatanku!" Indra meraung keras. Tubuh besarnya itu sudah bagaikan Godzi yang marah. Dia dengan cepat menangkap satu pengawal dengan tangannya, dialu melemparnya ke tanah sampai dia tidak sadarkan diri. "Apa yang kamukukan? Cepat bangun!" Ian mi ketakutan. Indra kembali menyerang. Kali ini tongkat kayu yang dipegang si pengawal itu hancur berantakan ketika dia hantam dengan kepnya. Pengawal itu terkejut, diangsung membuang tongkat itu dan myangkan sebuah pukn. Boneka ginseng di pundaknya Indra segera menolong Indra dengan melompat ke wajahwannya itu, kedua tangannya dengan cepat mencakar matanya. Tindakannya ini membuatnya kehngan penglihatannya. Ketika dia berusaha menggenggam si boneka ginseng, benda kecil ini sudah melompat kembali ke pundak Indra. Ketika orang ini mendapatkan kembali penglihatannya, dia menyadari bahwa tinju Indra hanya berjarak 1 cm dari wajahnya. Orang-orang yang masih mengantri makan bakso ini terkejut bukan main, orang gemuk ini bisa berkhi ternyata. Kekuatan fisiknya benar-benar mengerikan, dia menghkan 2 orang berbadan besar dengan sangat mudah. Bahkan mereka bukan berada di level yang sama dengan pesumo tersebut. "Yah, senjata makan tuan deh." Kata seseorang sambil memakan baksonya. Tontonan gratis seperti ini jarang-jarang terjadi, apgi dia bisa melihat Ian yang merupakan mantan preman itu menderita. "Hahaha sepertinya Ian lebih baik pensiun saja, ngapain dia masih sok kuat dan cari gara-gara sama orangin. Tahu rasa sekarang dia!" Dm sekejap, pertarungan sepihak ini th selesai. Ian yang sudah terjatuh di tanah itu segera kabur dari lokasi dan meninggalkan kedua pengawalnya. Ketika dia hendak kabur, Randika sudah berdiri di depannya dan berkata dengan nada dingin. "Mau ke mana kamu pak tua?" Ketika Ian mendengar kata-katanya Randika ini, wajahnya berubah dan menatapnya dengan marah. "Jangan menyentuhku, kamu tidak tahu siapa aku?" Randika tentu saja cuek, dia menampar Ian dengan sangat keras hingga tangannya itu meninggalkan jejak merah di wajahnya. Indra menghampiri mereka dan menatap Ian. DUAK! KRAK! DUAK! Indra tidak memberinya ampun, dia memukul dan menendang Ian. Dia benar-benar kesal karena orang ini th berani mengincar teman berharganya itu. Ian yang tersungkur di tanah sudah ketakutan sekaligus kesakitan. Dia khawatir nyawanya akan myang hari ini. Pada saat ini, boneka ginseng meloncat ke atas kep Ian. Dia melompat-lompat dan mencabut sedikit rambutnya sambil terlihat puas. Seth itu dia kembali ke pundak Indra dan memeletkan lidahnya ke arah Ian yang ada di tanah. Tapi menurutnya ini masih kurang. Boneka ginseng itu meloncat sekaligi ke kepnya dan menggoyang-goyangkan pantatnya di depan kedua mata Ian. Ian benar-benar marah, dia berusaha menangkapnya tetapi gagal. Sin! Dia berusaha berdiri tetapingkahnya itu dihentikan oleh Randika. "Jangan pernah menampakkan wajahmugi di depanku." Ian berdiri dengan terhuyung-huyung dan meninggalkan tempat ini. Ketika Randika tersenyum melihat Ian yang pehan pergi, boneka ginseng itu meloncat ke pundaknya dan tersenyum padanya. Wajahnya yang bt dan tangannya yang besar menunjukan bahwa dia th tumbuh sma dia tidak ada. Sepertinya dia mendapatkan nutrisi yang cukup ketika tinggal di atas gunung. Boneka ginseng itu bermain-main di pundak Randika, mulutnya terlihat dia sedang bersorak-sorak. Randika tertawa ketika melihat tingkahku boneka ginseng yang lucu ini. Pada saat ini, Indra menatapnya dengan senang. "Kakak seperguruan." "Kenapa kamu ada di sini? Apakah terjadi sesuatu?" Wajah Randika terlihat cemas. "Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja di desa. Ketika aku bjar ilmu b diri di gunung, sepertinya aku tidak sengaja menghapus nomor teleponmu di HPku. Karena aku merindukanmu, aku akhirnya datang dan ingin menjengukmu." Kata Indra dengan wajah malu-malu. Hati Randika sedikit tersentuh, dialu bertanya dengan tersenyum. "Bagaimana caranya kamu sampai di sini?" "Aku sendiri tidak tahu, aku sudah 10 hari berkeliaran di jn. Akhirnya ada orang yang baik hati mau mengantarkanku ke sini." Kata Indra. Boneka ginseng itu kembali meloncat ke pundak Indra dan duduk di sana. Karena dia tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, dia hanya duduk sambil terlihat bingung. Randika sendiri geleng-geleng ketika mendengarnya, sayang sekali otak adik seperguruannya ini agak kurang meskipun tenaga dmnya luar biasa. "Karena kamu sudah ada di sini, jangan buru-buru png. Kamu sebaiknya ikut denganku beberapa hari ini." Kata Randika. Indra mengangguk dan berkata. "Baih, aku akan menuruti kakak." Pada saat ini, ada suara teriakan dari jauh. "Minggir, minggir atau kubunuh kalian!" Orang-orang yang makan bakso ini pada ketakutan dan membubarkan diri. Ketika mereka melihat ke arah suara tersebut, mereka melihat puluhan preman bertampang bengis berjn menuju tempatnya. Yang berjn di paling depan adh sosok Ian yang baru saja dihajar oleh Randika dan Indra. Meni dari penampn mereka, sepertinya mereka datang untuk membs dendam. Terlebihgi, mereka membawa parang dan tongkat logam. Ini sudah pasti pembantaian. Orang-orang yang makan ini segera membubarkan diri, begitu p dengan si pedagang. Mereka tidak mau menjadi korban sampingan dari aksi bs dendam ini. "Bajingan, Ian benar-benar memanggil anak buahnya yang dulu!" "Banyak sekali, habis sudah pasti kedua orang itu." "Kasihan sekali mereka harus mati di usia yang masih muda, seandainya saja tadi menurut dan memberikannya uang." Sebagian besar sudah pesimis terhadap Randika dan Indra, namun seseorang denganntang berkata. "Orang gemuk itu jago berkhi, mungkin saja mereka berdua bisa smat!" "Kamu bodoh atau apa? Ian dkk membawa senjata tajam dan tongkat logam, mana mungkin mereka berdua ini bisa mwan dengan tangan kosong? Riwayat mereka sudah tamat!" Jawab temannya. Kali ini, orang itu terdiam. san para preman ini menakutkan adh tekadnya yang berani mati dan juh mereka yang banyak. Oleh karena itu, kebanyakan orang slu takut dan menghindari orang-orang seperti ini. Chapter 405: Memenangkan Hati Sebelum Meminta Chapter 405: Memenangkan Hati Sebelum Meminta Ian datang seth memanggil mantan anak buahnya itu. Melihat bahwa Randika dan Indra masih ada di sini, dia dengan cepat mengangkat tangannya yang kesakitan itu dan membentak. "Itu dia orangnya!" Dm sekejap, 20 orang sudah mengepung mereka. "Kamu th melukaiku dan harga diriku, sekarang aku tidak akan membiarkan kalian pergi hidup-hidup." Kata Ian dengan arogan. "Hari ini aku akan menari di atas mayat kalian, sekarang cepat pilih, mau mati dipenggal atau mati pehan?" Randika mengedipkan matanya dan tersenyum. "Sejujurnya, seharusnya kami yang bertanya seperti itu pada kalian." "Hah? Masih sok kuat?" Wajah Ian terlihat jijik. "Orang-orangku ini adh preman-preman terbaik di kota ini, mana mungkin mereka kh hanya karena dua orang?" "Lihat saja nanti." Kata Indra dengan penuh percaya diri. Randika memberi isyarat pada Indra agar dia tidak ikut campur, dialu menatap Ian sambil tersenyum. "Ku begitu, apakah kalian bisa tidak main keroyok?" Sh satu dari preman itu tertawa, dia berjn maju sambil membawa parangnya. "Menarik, aku sendiri yang akan membunuh kalian." Seth itu, dia menatap Randika dan Indra bagaikan mereka adh tikus yang terperangkap. Meskipun dia tahu bahwa kedua pengawal Ian tadi sudah dihajar mereka, dengan adanya parang di tangannya, mana mungkin dia bisa kh? Para preman ini pernah berhutang budi pada Ian, jadi mereka tidak segan-segan membunuh orang apab diminta oleh Ian. Randika menatapwannya dan dengan santai merogoh sakuanya. Ketika orang-orang menahan napas melihat tindakan Randika ini, rupanya Randika mengeluarkan sebuah jari tengah dari sakuanya. "G, masih berani seperti itu dia!" Bukan hanya preman itu saja yang terkejut, orang-orang yang melihat mereka dari jauh terkejut melihat aksi menantang dari Randika itu. Sepertinya dia benar-benar cari mati. Preman itu menyeringai. "Awalnya aku hanya ingin memotong kakimu dan melepaskanmu, tetapi kamu berani sekali menghinaku, kamu akan mati duluan!" Dengan parang di tangannya, dia menerjang maju dan menyerang Randika. Randika mengeluarkan koin yang diam-diam dia ambil dari sakuanya. Di bawah tatapan orang-orang, dia menembakkan koin itu dengan jempolnya ke arahwannya. Meskipun dia mengalirkan tenaga dmnya tidak telu banyak, seharusnya itu sudah cukup. Koin itu melesat dengan kecepatan tinggi,wannya ini benar-benar tidak menduga serangan Randika ini. Koin itu dengan sukses menembus dan bersarang di tenggorokannya. Ketika orang itu menerjang maju, dia merasa ada sesuatu yang menyengat di tenggorokannya. Seth itu, dia merasa dunia menjadi hitam dan badannya menjadi lemas. Terlebihgi, dia sama sekali tidak bisa bersuara sedikitpun. Apa yang sebenarnya th terjadi? Semua orang benar-benar bengong, mereka tidak tahu apa yang th terjadi. Kenapa orang itu tiba-tiba terjatuh ke tanah? Semua orang saling memandang, mereka tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Para preman ini juga sama, hasil pertarungan ini benar-benar mengejutkan bagi mereka. Preman itu tengah sekarat sambil memegangi tenggorokannya dan terbatuk-batuk, hanya butuh hitungan detik hingga akhirnya dia mati. "Bedebah!" Seorang preman yang tidak terima segera menerjang ke arah Randika, tetapi Randika menanggapi ini dengan tenang. Dia kembali menembakkan koin di tangannya yang sudah dialiri tenaga dmnya, kali ini koin menancap di dahi. Kali ini, serangan koin ini bagaikan palu yang menyerang tng. Orang tersebut bahkan tidak sempat melihat ksan-ksan balik kenangannya, dia sudah tergeletak dan mati di tempat. Hasil yang sama! Orang-orang bertepuk tangan, kekuatan Randika benar-benar mengerikan. Sekarang mereka justru kasihan dengan Ian dan anak buahnya. Serangan koin Randika ini benar-benar cepat, mustahil untuk dihindari. Randika tersenyum sedikit, dia menatap semua preman yang mengepungnya itu. Beberapa preman itu saling memandang, akhirnya mereka menyerang Randika bersama-sama. Randika masih mempunyai koin yang banyak, dia membunuh mereka satu per satu dengan santai. "Bodoh, serang dia bersama-sama!" Pada awalnya, Ian merasa ketakutan ketika melihat dua anak buahnya itu mati di tempat. Satu-satunya cara adh menyerangnya secepat mungkin dan menghkannya dengan juh! Pada saat yang sama, hampir semua orang yang tersisa menerjang ke arah Randika. Dengan bersenjatakan koin di tangannya, Randika melumpuhkan mereka satu per satu. "ARGH!!" Para preman ini jatuh satu per satu berkat serangan Randika yang tak kasat mata itu. Orang-orang yang menonton pada kebingungan semua. Seharusnya yang tergeletak sekarang adh Randika, kenapa para preman itu yang justru terkapar? Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Boneka ginseng di pundak Indra bertepuk tangan dengan gembira, ia terlihat senang. Begitu banyak orang th dikhkan oleh Randika tanpa bergerak sama sekali, penampakan ini benar-benar mengejutkan. Melihat sosok Randika yang berdiri tegak, semua penonton benar-benar bingung harus bereaksi seperti apa. Benar-benar luar biasa! Randika menatap Ian dengan samar, dia sudah melumpuhkan semua anak buahnya, sekarang tinggal Ian yang merupakan kepnya. Suara Ian terdengar gemetar. "Aku tidak akan melupakan kejadian ini!" Seth berkata demikian, Ian beri sekuat tenaga. Namun, belum jauh dia beri, kakinya th diserang oleh sebuah koin. Ketika koin itu mengenai kakinya, diangsung mengerang kesakitan. Rasa sakit itu serasa hampir membunuhnya. Randika sudah tidak peduligi, dia membawa Indra dan boneka ginseng keluar dari tempat ini. Tujuan mereka adh rumah Randika. ... Sesampainya di rumah, rupanya Inggrid dan Hannah masih belum png. Randikalu mempershkan Indra untuk duduk di sofa. "Indra, bagaimana dengan para kakek?" Tanya Randika. Sejujurnya, Randika tidak telu khawatir dengan keempat kakeknya mengingat mereka adh para ahli yang tiada tanding. Tetapi, Randika benar-benar ingin segera bertemu dengan mereka karena dia membutuhkan kakek ketiganya untuk mengembangkan sebuah obat agar dia bisa mengendalikan kekuatannya. "Mereka belum png." Indra menggelengkan kepnya. "Masih belum ada kabar dari guru, aku sma ini tinggal sendirian di gunung." Desa Jaga adh desa yang dimiliki oleh keempat kakeknya itu, jika mereka pergi, tentu saja desa itu menjadi kosong. Karena tempatnya yang cukup terpencil, jarang ada orang yang mau tinggal di desa kakeknya itu. Mendengar jawaban Indra, Randika sedikit sedih. Dia benar-benar butuh bantuan dari kakeknya itu. Pada saat ini, boneka ginseng yang sma ini duduk di atas pundak Indra segera melompat turun dan memanjat ke meja. Di atas meja, ada cemn milik Hannah sebelumnya. Boneka ginseng itu mencium baunya dan mengangkatnya tinggi, tatapan matanya terlihat berbinar-binar. Ia kemudian membuka bungkusnya dan memakan keripik kentangnya. Randika menatap boneka ginseng makan denganhap, tiba-tiba suasana hatinya kembali ny. Benar, meskipun kakeknya tidak ada di sini, bukankah ada boneka ginseng? "Hei" Boneka ginseng itu sedang asyik memakan keripik kentangnya, ia terlihat sedang memberi skor pada makanan unik ini. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara di bkangnya dan menoleh. Ia benar-benar kaget ketika melihat wajah tersenyum Randika yang sudah dekat dengannya. Ini pasti konspirasi, senyuman wajah itu pasti menandakan sesuatu! Boneka ginseng ini terlihat waspada dengan Randika, ia merasa ada sesuatu yang sh dengan temannya ini. "Apakah enak?" Randika membantunya membuka satu bungkusangi. "Jika kamu suka, aku masih punya banyakgi seperti ini." Randika tidak peduli apakah boneka ginseng itu dapat memahami kata-katanya atau tidak, yang penting adh memenangkan hatinya terlebih dahulu. Boneka ginseng itu mengambil satu keripik yang ada di dm bungkusnya dan memakannya, wajahnyangsung tersenyum dan dia terlihat puas dengan makanannya. Randikalu berkata dengan cepat. "Aku akhir-akhir ini kurang sehat, aku butuh obat yang manjur untuk penyakitku. Hei, apakah kamu bisa memberikanku beberapa tetes darahmu?" Chapter 406: Malam yang Bergairah Chapter 406: Mm yang Bergairah Mendengar kata-kata itu, boneka ginseng itu hanya menatapnya dengan diam. "Aku tidak meminta banyak kok, cuma 5 tetes, iya 5 tetes saja! Bagaimana menurutmu?" Kata Randika sambil tersenyum. Melihat boneka ginseng itu tidak menjawab, dengan cepat Randika menambahkan. "Maksudku 4 tetes, tidak, 3 tetes! Tiga tetes cukup kok." Masih tidak ada jawaban, Randika menggertakan giginya. "Baih, satu tetes saja satu tetes dan aku akan memberikanmu banyak makanan seperti ini." Pada saat ini, boneka ginseng terlihat bereaksi, tetapi seth beberapa saat, dia menatap bungkus makanan itu dan memalingkan wajahnya. Ia tidak mau menatap Randikagi. Sin, jual mahal! Randika dengan cepat berkata dan memohon sekaligi. "Ayh, jangan pelit-pelit begitu. Bukankah aku pernah menymatkanmu? Aku cuma meminta satu tetes saja kok." Boneka ginseng itu memalingkan wajahnyagi dan Randika dengan cepat berdiri di hadapannya. "Ayh, aku benar-benar butuh darahmu agar sembuh. Ku tidak aku bisa-bisa mati, kamu tidak ingin melihatku seperti itu kan?" Boneka ginseng ini meliriknya dari sudut. Ialu mengulurkan tangan putihnya itu dan membuat ekspresi wajah yang kesakitan. Tiba-tiba, setitik darah berwarna putih keluar dari tangannya. Randika dengan cepat menjadi bergembira, diangsung mengambilnya dan mennnya. Ketika darah putih itu memasuki tubuhnya, dia dapat merasakan bahwa darah boneka ginseng itu melebur menjadi satu dengan tenaga dmnya dan meredakan luka di dm tubuhnya. Randika menutup matanya dan mi menyebarkan tenaga dmnya. Kekuatan misterius di dmnya berusaha untuk mwan tetapi dengan adanya bantuan dari darah boneka ginseng, tenaga dm Randika berhasil mengatasinya dan menekan kekuatan misterius di dm tubuhnya. Randika merasa sangat senang karena bisa mengontrol tenaga dmnya sekaligi. Seth beberapa saat, Randika membuka matanya. Dia benar-benar senang dengan dampak yang diberikan oleh darah dari boneka ginseng ini. Randika tersenyum lebar dan menatap boneka ginseng yang sedang memakan keripik kentang itu. Namun, pada saat ini, boneka ginseng itu sudah menghabiskan sebungkus keripik kentang itu dan meloncat kembali ke pundak Indra dan mencueki Randika. Randika hanya bisa garuk-garuk kep. Awalnya dia ingin meminta setetes darahgi, tetapi boneka ginseng ini benar-benar pelit. "Nak, apakah kamupar?" Pada saat ini, Ibu Ipah memasuki ruang tamu. Sebelumnya dia mendengar suara Randika jadi dia memutuskan untuk keluar. Tetapi ketika dia melihat sosok Randika, Ibu Ipah cukup terkejut melihat Indra dan boneka ginseng di pundaknya. "Ibu, ini adikku, namanya Indra. Ku yang ada di pundaknya, Ibu Ipah pernah melihatnya bukan." Kata Randika sambil tersenyum. "Siang Ibu Ipah." Indra memberikan sebuah sapaan hangat. "Karena orang ini adh adik Nak Randika, berarti dia juga keluarga!" Jawab Ibu Ipah sambil tersenyum hangat. Pada akhirnya, dia masih tidak tahu identitas asli Randika dan dia berniat untuk mencari tahu. Sma Randika bisa membahagiakan nona mudanya, itu sudah cukup bagi Ibu Ipah. "Nak, apakah kalian berduapar? Apa ada makanan yang ingin kalian makan?" Tanya Ibu Ipah. Mendengar hal ini, tatapan mata Indra berbinar-binar yang membuat Randika sedikit malu. "Makah ku kamu mau, tidak perlu menunggu ijinku." Randika hanya bisa mengh napas. "Iya bu, akupar." Kata Indra sambil mengangguk. "Baih ku begitu, tunggh sebentar ya akan ibu masakkan sesuatu." Ibu Ipahlu berjn menuju dapur. "Ibu, aku sarankan masak nasi yang lebih banyak, adikku ini kuat makan." Kata Randika. "Baih, serahkan semuanya pada ibu!" Ibu Ipah tersenyum. Tidakma kemudian, akhirnya makanan th siap. Pada saat ini, waktu hampir menunjukan pukul lima sore. Tepat sebelum jam makan mm, Inggrid th kembali. "Ran, apa kamu sudah diperbolehkan png?" Melihat sosok Randika, Inggrid tersenyum dan senang. "Aku tidak peduli dengan kata dokter, aku sudah tidak maugi dipisahkan denganmu! Aku benar-benar merindukanmu!" Kata Randika sambil menggoda. Mendengar kata-kata manis ini, Inggrid tersipu malu. "Nona, kamu datang tepat waktu! Mari kita makan bersama." Ibu Ipah dengan cepat menyiapkan piring untuk Inggrid. Dengan begitu, keempat orang, termasuk Ibu Ipah, makan bersama denganhap. Sebelum makan, Randika memperkenalkan Indra pada Inggrid. "Dia ini murid dari kakekku, jadi bisa dikatakan bahwa dia adh adik seperguruanku." Kata Randika pada Inggrid. Indra yang sibuk mengunyah itu sama sekali tidak memperhatikan Randika. Akhirnya seth dipukul pn oleh Randika, Indra mengangkat kepnya dan menatap Inggrid. Dialu berkata dengan mulut penuh nasi. "Sore kakak ipar." Kakak ipar? Randika terkejut sekaligus cukup senang, dia tidak menyangka Indra akan sepeka itu. Inggrid tersenyum, tetapi samar-samar ada rasa malu di wajahnya. "Kak, aku ingin mencari pekerjaan kali ini." Kata Indra. Randika berpikir sebentar dan mengangguk. "Baguh ku begitu, dengan ini kamu juga bisa jadi mandiri. Bagaimana ku bekerja menjadi petugas keamanan? Aku yakin kamu cocok." "Sayang, apakah perusahaanmu itu butuh tenagagi? Adikku ini benar-benar cocok, aku yakin tidak akan ada penjahatgi yang berani macam-macam dengan perusahaanmu!" Kata Randika sambil tertawa. "Memangnya aku bisa mencegahmu untuk tidak mkukannya?" Inggrid terlihat marah sesaat, tetapi dia tidak menk ide Randika. Bagaimanapun juga, dia adh istri Randika jadi perusahaannya adh milik Randika juga. "Aku hanya khawatir bahwa nyonya Inggrid menk ideku ini." Randika tersenyum. Seth makan mm yang harmonis ini selesai, Ibu Ipah bertanya. "Nak, apakah adikmu ini ada rumah untuk ditinggali?" "Belum ada, besok aku akan mencarikannya rumah sewa." Randika awalnya ingin menyarankan Indra untuk tinggal di rumahnya ini tetapi diangsung membungkam mulutnya rapat-rapat. Permashan utamanya adh Randika tidak ingin waktu berduanya dengan Inggrid terganggu lebih jauhgi. Ketika Ibu Ipah dan Hannah tidak ada, Randika harus memanfaatkan waktu itu dengan baik dan mkukan hubungan romantis dengan istrinya. "Ku begitu serahkan pada ibu, kebetn ada kenn ibu yang punya rumah untuk disewakan dekat sini." Kata Ibu Ipah. "Baih ku begitu, terima kasih ya bu." Randika tersenyum. Kemudian, Indra berdiri dan mengikuti Ibu Ipah untuk segera mengunjungi rumah sewanya itu. Ketika kedua orang itu pergi, Randika benar-benar senang. Dengan cepat, dia duduk di samping Inggrid dan memeluknya. Tangannya mi bergerak dan mulutnya mi mengunci mulut Inggrid dengan rapat. "Ah!" Inggrid mendesah pn karena serangan mendadak Randika ini. Seth beberapa menit, akhirnya Inggrid bisa lepas dari ciuman maut Randika. "Mandi dulu sana." "Mandi bisa nanti, toh kita akan berkeringat." Kata Randika. "Tidak mau, kamu sudah seminggu lebih di rumah sakit, bau badanmu kurang enak." Kata Inggrid dengan wajah marah. "Sudah, tidak usah telu memikirkan hal yang telu detail." Randika sudah mi mencopoti baju Inggrid, tidak lupa dia memberikan kecupan hangat di leher. "Tidak mau!" Inggrid membsnya dengan nada dingin sambil memalingkan wajahnya. "Bagaimana ku sesudah mandi?" Randika masih bermain dengan tubuh Inggrid. Seth beberapa saat diserang oleh Randika, tubuh Inggrid sudah mi terangsang. "Seth mandi kamu bebas mkukan apa pun." Kata Inggrid dengan malu di telinga Randika. Mendengar kata-kata itu, Randika tersenyum lebar. "Ku begitu tunggh aku sebentar, aku sudah mempersiapkan baju yang tepat untuk kita! Aku tidak sabar melihatmu memakai baju perawat." Sejak roley bersama Inggrid beberapa kali, Randika mi menyukai permainan seperti itu. Terlebihgi, Randika sudah membeli beberapa lingerine sexy untuk Inggrid. Meskipun Inggrid malu-malu, dia tetap memakai apa yang diberikan oleh Randika. Melihat sosok perempuan dewasa yang angkuh itu patuh terhadap dirinya, ini membuat Randika makin terangsang dan bersemangat. "Sudah mandi sana." Kata Inggrid dengan wajah yang merah. Randika dengan cepat mandi dan keramas, sepertinya mm hari ini ditakdirkan menjadi mm yang penuh gairah. Pada hari di mana dia png dari rumah sakit, kasur Randika dan Inggrid harus menerima takdirnya bahwa kedua pasangan ini tidak akan tidur mm hari ini. Seth beberapa permainan dan forey, akhirnya mereka memasuki babak utama. "Hei, pn-pn sedikit!" Kata Inggrid. "Sayang, aku benar-benar sudah tidak sabar." Kata Randika sambil mencium Inggrid dan sambil terus menggoyangkan pinggangnya. "Hari ini aku tidak akan berhenti sebelum 300x!" Chapter 407: Mencari Para Kakek (1) Chapter 407: Mencari Para Kakek (1) Keesokan harinya, seth Randika terbangun, dia menyadari bahwa Inggrid sudah tidak ada di atas kasur, sepertinya istrinya itu sudah sarapan di bawah. Ketika dia hendak berdiri, dia melihat jejak-jejak peperangan tadi mm. Wajahnya benar-benar terlihat bangga, sepertinya dia berhasil membuktikan keperkasaannya itu. Dia benar-benar merasa bahwa dirinya jantan sekali sampai-sampai kaki tempat tidurnya ini patah karena saking liarnya kemarin. Dia tidak mempermashkan ketika Ibu Ipah datang dan membersihkan kekacauan mereka berdua mm tadi. Randika hanya penasaran ekspresi apa yang dikenakan ibu-ibu itu ketika melihat kamarnya ini. Pada saat ini, HP Randika bergetar seperti ada yang meninggalkan sebuah pesan. Ketika dia melihatnya, sepertinya itu adh pesan dari anggota tim intelijensi miliknya. Isi dari pesannya sangat singkat, dia memberitahu dirinya bahwa Tom dan Anna th kabur ke Afrika. Di sana, dia th kehngan jejak mereka karena memang jaringan intelijensi pasukan Ares di sana masih kurang. Randika memikirkan hal ini untuk beberapa saat, pada akhirnya dia berjn menuju kamarnya dan mengontak Yuna. "Aku kira kamu sudah lupa sama aku." Ketika video call itu tersambung, Yuna berbicara dengan nada yang cukup cuek. Dia terlihat seperti seorang pacar yang th ditinggal oleh lkinya sma berbn-bn. Tentu saja, Randika tahu ini hanyh sebuah akting. "Bagaimana dengan perkembangan Tom dan Anna?" Tanya Randika. "Aku sudah mengirim orang untuk mengejar mereka di Afrika. Jika ada kabar lebihnjut, aku akan mengabarimungsung." Jawab Yuna dengan nada serius. Randika mengangguk. "Terus bagaimana dengan situasi pasukan kita?" "Pasukan kita berkembang dengan cepat, terlebihgi kita juga sudah memiliki ratusan anggota elit dengan kesetiaan yang absolut." Kata Yuna. Seth pengkhianatan Bn Kegpan dan Shadow, kesetiaan menjadi prioritas utama bagi Randika. Para rekrutan baru di pasukannya ini harus menjni beberapa tes dan pengorbanan, oleh karena itu, kesetiaan mereka sudah tidak diragukangi. Terlebihgi, dengan penambahan juh baru ini, Catherine menambahkan beberapa divisi baru dan kekosongan posisi terdahulu semuanya juga sudah terisi. Para talenta baru ini semakin memperkokoh posisi pasukan Ares di Jepang. Dm mash kekuasaan, pasukan Ares sudah menguasai baik hitam maupun putih di Jepang, sekarang tujuan mereka adh Eropa dan Amerika Serikat. Tidak adagi yang meragukan nama dari pasukan Ares. Di Asia, ketika orang mendengar nama pasukan Ares, mereka semua akan minggir dan mengambil jn memutar. Tetapi, sekarang karena tujuan mereka adh Amerika, mereka th mendapatkan tantangan baru. Di Amerika, ada berbagai macam kekuatan yang menguasai mereka. Para kekuatan besar ini memiliki bisnis narkorba, penjun senjata, penyelundupan manusia dll. Dengan sui uang yang kuat, mereka th mengontrol para politisi dan memiliki dukungan yang kuat. Mengusik mereka berarti mengajak perang seluruh Amerika. Tetapi, ketika berhadapan dengan pasukan Ares, para kekuatan di Amerika ini juga memberikan rasa hormat mereka. Tidak ada yang ingin berkonflik secara tidak perlu. Jadi untuk sekarang, kontrol pasukan Ares di Amerika masih sangat lemah. "Bagaimana dengan Bn Kegpan?" Tanya Randika. Sin Tom dan Anna, Randika memiliki musuh bebuyutan yang merepotkan yaitu Bn Kegpan. Bagaimanapun juga, dia pada akhirnya akan membskan dendamnya karena sudah dikhianati. "Masih tidak ada jejak." Kata Yuna dengan nada dingin. "Bn Kegpan benar-benar lciik, dia sangat memahami metode kerja kita. Dia benar-benar menghng tanpa jejak, kita kesulitan untuk menemukan jejaknyagi." Mendengar hal ini Randika tidak terkejut karena Shadow pasti th mengajarkan Bn Kegpan bagaimana menghng tanpa jejak. Perlu diingat, Shadow bjarngsung dari Randika jadi js bahwa metode pencarian pasukan Ares sangat dipahami oleh Shadow. "Baih ku begitu, tetap kejar dan hubungi ku ada apa-apa." Seth mematikan video callnya, Randika memijat kepnya. Jika musuh-musuhnya ini berhadapanngsung dengan dirinya, Randika tidak akan pusing seperti ini. Tetapi ketiga musuhnya ini benar-benar orang yang licik dan keahlian mereka adh menyerang secara mendadak. Meskipun Randika sudah siap dan waspada, ini tidak menjamin bahwa dia tidak akan termakan jebakan merekagi. Memikirkan mash ini, Randika tidak dapat menahan diri untuk tidak memikirkan keberadaan para kakeknya. Meskipun para kakeknya ini mengatakan kepada dirinya bahwa dia tidak perlu khawatir, tetapi seth sekianma, tidak ada kabar dari kakeknya ini. Bagaimana mungkin Randika tidak khawatir? DItambahgi, Ivan mengatakan bahwa reruntuhan yang kakeknya datangi itu adh jebakan, hal ini sudahma berada di benak Randika. Pada awalnya, Randika cuek dan percaya bahwa tidak ada bahaya yang bisa menckai kakeknya. Tetapi seth berbn-bn tidak ada kabar dan mereka belum juga kembali, Randika mi khawatir. Seth memikirkan hal ini, Randika ingin menelepon kakek ketiga dan berusaha mencari jejak mereka. Ketika dia menelepon, teleponnya itungsung mati dan mengatakan bahwa telepon kakeknya berada di luar jangkauan. Randika dengan cepat menulis sebuah pesan, tetapi js tidak ada jawaban sama sekali. Semakin dia memikirkannya, semakin cemas Randika. Mungkin ada sesuatu yang terjadi pada mereka. Ketika turun ke bawah, Randika melihat sosok Indra, Ibu Ipah dan Inggrid sedang mengobrol bersama. "Pagi nak Randika." Kata Ibu Ipah dengan senyuman hangat. "Smat pagi bu." Bs Randika sambil tersenyum, pada saat yang sama dia menggoda Inggrid. "Sayang,in kali ku kamu bangun, bangunin aku juga ya." Inggrid melototinya, wajahnya sedikit merah. Nanti ku dia bangunin, bisa-bisa Randika meminta mkukannyagi sebelum sarapan! Ketika memikirkan tempat tidur mereka yang patah, Inggrid merasa itu sedikit lucu. Sepertinya sebelum png nanti dia harus membeli tempat tidur yang baru. Seth sarapan, Randika tidak pergi ke perusahaan bersama Inggrid, dia membawa Indra ke terminal dan bersiap-siap untuk kembali ke desa Jagad! Indra sedikit bingung, tetapi Randika memintanya untuk mengikuti dirinya jadi dia mengikutinya tanpa protes sama sekali. Ketika mereka sampai, mereka dengan cepat berjn menuju desa. Sesampainya di rumah, masih tidak ada jejak sama sekali dari para kakek. Berjn ke gunung, Randika berhenti di depan sebuah gua. Indra berada di bkangnya dan boneka ginseng terlihat duduk tenang di pundaknya. Mereka berdua menatap Randika dengan curiga. Indra tidak tahu bahwa kakek pertama berada di dm gua ini. Ketika dia datang, dia hanya bertemu dengan kakek kedua hingga kakek keempat. "Kakek, ini aku Randika!" Randika menambahkan tenaga dmnya kepada suaranya dan berteriak sekencang mungkin. Di bawah suara yang keras ini, seharusnya kakek pertamanya yang mengurung diri di dm gua seharusnya bisa mendengarnya. "Kek, aku ingin tahu di mana kakek yangin berada. Aku khawatir dengan mereka karena sudahma tidak ada kabar." Kata Randika. Suaranya itu dengan keras menggema di dm gua, tetapi masih tidak ada pergerakan sama sekali di dm gua. Apa suaranya kurang keras? Randika sedikit bingung, tetapi pada saat ini, gua yang tertutup oleh batu-batu itu, sebuah pil melesat keluar dan menuju ke arah Randika. Randika dengan sigap menangkapnya dan menatapnya dengan hati-hati. Pil obat itu berwarna perak dengan berbagai ukiran di luarnya. Pil apa ini? Chapter 408: Mencari Para Kakek (2) Chapter 408: Mencari Para Kakek (2) Randika merasa bingung ketika menatap pil yang ada di tangannya. Karena pada akhirnya, pil ini sangat berharga. Kakek ketiga pernah berkata pada dirinya bahwa ada teknik yang dapat membentuk beberapa p pada pil sma proses alkimia, yang berarti efek dari pil ini akan sangat tinggi, tetapi teknik ini sudah hampir hng bahkan kakeknya itu tidak mampu menghasilkannya. Randika menatap gua yang masih menutup tertutup rapat itu. Serangan kakek pertamanya barusan sangat luar biasa. Hanya ada lubang kecil di batu yang menutupi mulut gua dan pil itu dibungkus dengan tenaga dm sehingga pil itu tidak rusak. Tepat saat pil itu mencapai di tangannya, tenaga dm itu menghng. Pada saat yang sama, batu-batu ini saling bertumpukan, sangat keras, dan tidak akan bisa dibuka, tapi dengan secara akurat kakeknya ini bisa menggunakan tenaga dmnya untuk menembusnya. Dapat dikatakan bahwa kekuatan kakeknya itu th mencapai level yang menakutkan. Di bkang, Indra memandang gua dengan linglung. Dia tidak menyangka ada orang di dm gua itu dan sepertinya orang itu sangat kuat. "Makah." Tiba-tiba, sebuah suara pria tua muncul, tetapi suara itu menjadi sedikit serak karena dia sudahma tidak berbicara, seh-h ada sebuah perubahan yang tak terbatas dm kata-katanya. Hati Randika merasa sangat gembira, diangsung menn pil itu secarangsung. Tetapi begitu dia meminumnya, pil itungsung meleleh menjadi cairan dan mengalir dari tenggorokan Randika ke perutnya. Pada saat yang sama, energi yang sangat lembut menyebar secara instan, menyebar ke seluruh tubuh Randika. Begitu energi aneh ini muncul, Randika merasa bahwa kekuatan misterius yang bersemayam di tubuhnya tampak menjadi tidak terkendali. Energi itu ditarik satu demi satu dan melebur menjadi satu dengan energi yang dihasilkan oleh pil tersebut. Randika terkejut, tetapi dia belum bereaksi. Randika menyadari bahwa kekuatan misteriusnya itu sebenarnya terbungkus oleh energi baru ini dan kemudian pehanhan menjadi tenang, berubah menjadi tenaga dm, dan menyatu ke dm tubuhnya. Pil ini bisa menyerap energi misterius di dm tubuhnya? Randika sangat kaget, obat macam apa yang bisa menyerap energi misterius di dm tubuhnya itu? Keterkejutannya kali ini sama persis dengan keterkejutannya ketika dia menemukan bahwa ikan di dm km dapat membantu dirinya menyerap energi misterius di dm dirinya, dan keterkejutannya kali ini bahkan lebih tinggi daripada saat di km dingin. Karena m bersifat magis, maka tidak mengherankan jika beberapa makhluk di lingkungan khusus akan mengmi efek ini, namun pil ini dibuat oleh manusia. Artinya, jika ada pil ini, Randika bisa menyerap energi misterius tersebut sepenuhnya, ini hanya mash waktu saja! Di dm tubuhnya, energi misterius yang awalnya liar dan kasar th berubah menjadi tenaga dmnya seth bersatu dengan energi yang terkandung di dm pil tersebut. Randika merasakannya, dan apab dibandingkan dengan yang terakhir kali, dia menyerap lebih banyak energi misteriusnya kali ini. Ini benar-benar kejutan yang tidak terduga. "Kakek, obat apa ini?" Randika bertanya dengan heran. "Aku sendiri tidak tahu benda apa itu, aku mendapatkannya secara tidak sengaja di dm reruntuhan. Dan pil itu adh yang terakhir." Suara di dm gua tidak keras, seh-h dia th melihat banyak perubahan-perubahan dm kehidupan, dengan sebuah ketenangan. "Aku sudah menganalisis komposisinya, dan mengetahui bahwa benda ini bisa berfungsi menyerap energi di tubuhmu, jadi aku juga sudah bertanya ke mana-mana dan baru mendapat kabar bahwa ada sebuah reruntuhan yang dibuka." Suara di dm gua masih terdengar tidak menentu, seh suara kakeknya itu tidak telu keras. Tapi bisa menggema ke seg arah. "Sin itu, reruntuhan di sini tidak jauh dari reruntuhan tempat kita mendapatkan benda ini terakhir kali." Seth kakeknya itu mengatakan ini, dia tidak berbicara kembali. Tidak jauh dari reruntuhan terakhir, artinya, ada kemungkinan besar obat jenis ini akan ditemukan di sebuah reruntuhangi? Randika merasa sangat gembira, tetapi kemudian dia mi tergerak. Sepertinya para kakeknya itu benar-benar pergi ke reruntuhan untuk dirinya. Dia juga tahu sedikit tentang reruntuhan ini. Itu semua adh reruntuhan abnormal yang mirip dengan reruntuhan dari zaman suku Maya. Sulit untuk masuk dan bahkan lebih sulit untuk keluar. Pada dasarnya, tidak mungkin bisa keluar dari situ hidup-hidup. Dan ketiga kakeknya itu r mengambil resiko memasuki reruntuhan untuk mencarikan dirinya pil yang memiliki kemungkinan dia bisa menyerap energi misteriusnya tersebut. Bagaimana mungkin Randika tidak tersentuh hatinya? "Kakek, apakah reruntuhan itu berbahaya?" Randika bertanyagi. Tetapi seth dia bertanya, tidak ada bsan kembali, dan gua itu tampak kembali tenang seperti sem. "Kakek?" Teriak Randikagi, dan tanda kehidupan munculgi: "Bocah sepertimu tidak usah berpikir yang aneh-aneh, png dan tiduh." Ah? Randika membuka lebar matanya, apa artinya ini? Apakah itu berbahaya atau tidak? Randika ingin bertanya kembali, tetapi dia tahu bahwa kakek pertamanya itu tidak akan mengatakan apa-apagi, jadi dia hanya bisa turun gunung dengan perasaan sedih. "Kakak, tidak apa-apa. Guru kita itu slu beruntung, aku sangat paham tentang hal ini." Indra berkata dengan terengah-engah dari bkang. "Dulu, ibuku pernah memberitahuku bahwa para guru adh orang-orang yang diberkati, jadi dia memintaku untuk bjar dan mengikuti ketiga guru." Randika merasa geli untuk beberapa saat, dialu berbalik. "Apakah ibumu masih bisa melihat hubunganmu?" "Uh." Indra menggaruk kepnya, "Aku tidak telu paham, sepertinya memang seperti itu. Dia js tidak sebanding dengan guru." Randika mengangguk dan memandangi sebuah rumah kosong, dia merasa sedikit tidak nyaman. Ada beberapa ahli b diri dan ahli medis yang tinggal di dmnya sebelumnya. Seth beberapa waktu ini, dia merasa ada sesuatu yang hng. ... Keesokan harinya, Randika membawa Indra dan bergegas pergi dari desa Jagad ke rumahnya di kota Cendrawasih. Ketika mereka kembali, hari sudah mm, itu juga membuat Randika merasa sedikit tertekan, ngkah baiknya jika kedua tempat ini bisa terhubung dengan menggunakan kereta api. Kembali di rumah, dia menemukan bahwa Inggrid sedang memasak di dapur. Randika merasa senang di dm hatinya, dialu berkata kepada Indra. "Indra, kamu kembalh dulu." Mana mungkin Randika memperlihatkan adegan 18+ pada Indra, dia harus mengusirnya! "Oh." Indra menjawab, tetapi membuka mulutnyagi, dengan wajah penuh kebingungan. "Lalu apa yang harus akukukan jika aku ingin makan mm?" "Tunggu aku meneleponmu nanti." Kata Randika. Indra dengan patuh kembali ke tempat tinggalnya. Tidak jauh dari rumahnya, Ibu Ipah sudah menyewakan dirinya sebuah kamar kos yang sangat besar dan nyaman. Randika berjn mendekat ke dapur, namun tanpa diduga sebelum dia bisa semakin mendekat, Inggrid berkata. "Jangan coba-coba, aku sedang membuat masakan baru." Randika menarik tangannya dengan senyum ragu-ragu. "Sayang, bagaimana kamu bisa tahu ku aku ada di bkang?" "Aku bisa mencium baumu dari jarak jauh." Inggrid tersenyum sedangkan Randika terlihat sangat bingung, dia mencium baunya? Faktanya, jika kalian sering bersama baik siang dan mm, bahkan jika kamu tidak melihat orang tersebut, sma kamu bisa mendengarngkah kaki dan mencium baunya, kamu akan dapat mengenali orang tersebut tanpa perlu menoleh. "Jangan aneh-aneh dulu, aku belum selesai." Inggrid menampar tangan Randika yang ingin meraih makanan itu. Randika tersenyum. "Kenapa kamu sudah png secepat ini?" "Karena perusahaan baru saja menyelesaikan sebuah kontrak besar, aku memutuskan bahwa orang-orang di beberapa departemen dapat berlibur sebentar, jadi aku bisa istirahat juga." Kata Inggrid sambil tersenyum. "Sin itu, aku juga sudah mengatur sebuah liburan buat mereka. Kita akan menjjah ke hutan." Chapter 409: Wisata Kantor Chapter 409: Wisata Kantor Hutan purba? Randika tercengang sejenak, dia bertanya-tanya sedikit. Jika wisata di hutan ini mereka tidak ditemani oleh pemandu wisata, mereka akan mudah mendapat mash. Kita harus tahu bahwa hutan bukah tempat yang santai dan aman seperti yang terlihat di TV, tempat ini penuh dengan bahaya. Banyak serangga yang berbisa di dmnya,baba beracun yang bisa membunuh manusia, dan jenis-jenis serangganya aneh dan bervariasi. Hutan purba pada umumnya berada di dekat garis khatulistiwa, dan iklim di dmnya adh iklim tropis yang paling mudah untuk mengembang biakkan racun. Di antara hutan purba yang khas, hutan Amazon adh yang paling luas. Sangat sulit untuk bisa bertahan hidup tanpa persiapan yang matang sma lebih dari lima hari. Bahkan kabarnya pihak Amerika memiliki kamp ptihan pasukan khusus yang terletak di Amazon. Pada saat itu, hutan purba ini termasuk di antara tiga lingkungan paling berbahaya yang diakui paling cocok untuk ptihan pasukan khusus, hal ini cukup menunjukkan kengerian dan bahaya yang dimilikinya. Hanya saja beberapa tahun bkangan ini, dengan maraknya industri pariwisata, pariwisata global menjadi sangat marak dan beberapa orang mi tertarik dengan wisata di hutan purba. Pemerintah daerah juga sudah mi mengembangkan hutan purba ini. Sma mereka tidak masuk telu dm, mereka masih sangat aman. "Apakah pemandu wisatanya profesional?" Tanya Randika. Inggrid menyingkirkan piring, mematikan api, dan tersenyum tipis: "Aku sudah menghubunginya. Dia adh pemandu wisata yang paling profesional di daerah setempat. Kali ini lokasi ini dipilih oleh semua orang, mereka mengatakan bahwa mereka sangat ingin mengamati adat istiadat para penduduk asli." "Menurutku, bawahanmu itu hanya ingin liburan gratis dengan uang kantor. Bukankah lebih baik kamu istirahat di rumah jika kamu ingin berlibur? Kita bisa menikmati waktu berdua kita dengan baik kan?" Kata Randika sambil tersenyum. Dia sudah memeluk Inggrid dari bkang. Tangannya mi bergerilya pada dua bagian yang membusung itu dengan gelisah. Bagi Randika, apa yang menyenangkan tentang hutan purba yang rusak? Lebih baik dia menikmati dan berhubungan badan dengan istri cantiknya di rumah. Coba bayangkan, mereka bisa bebas mkukan apa pun di rumah dan mereka bisa menggunakan gaya apa pun yang mereka inginkan. Kesempatan seperti ini sangat jarang. Ada desahan samar dari mulut Inggrid. Randika sudah memahami titik rangsang istrinya dengan sempurna. Dia hanya sedikit bermain dengan tangannya, dan Inggrid sudah merasa tidak tahan. "Aku pikir ini adh kesempatan yang bagus untuk memperdm hubungan antar karyawan." Inggrid melepaskan cengkeraman maut Randika. "Lagip, aku yang mengusulkan liburan ini." Melihat wanita cantik yang melepaskan diri dari pelukannya, Randika terus mengikutinya, dia tersenyum bahagia. "Sayang, maksudku bukan itu. Maksudku itu adh mereka, kamu pasti tidak tahan dengan hutan yang penuh serangga itu." "Hmph, ternyata itu yang kamu maksud." Inggrid menggeram. "Mm ini, kamu tidur sendiri di kamarmu." Randika mengerutkan keningnya. "Hukuman ini telu kejam! Baih, baih, bagaimana ku aku akan pergi denganmu?" "Bahkan jika kamu pergi denganku, aku tetap tidak mau tidur denganmu." Penampn centil Inggrid seperti seorang wanita kecil yang lucu, Randika merasa dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menjatuhkannya. "Siapa bng kita akan tidur?" Seth Randika selesai berbicara, diangsung menjatuhkan Inggrid. "Ah! Apa yang kamukukan? Kita masih di ruang tamu!" Inggrid menampar Randika yang membenamkan kepnya di depan dadanya. "Tidak apa-apa." Seth Randika selesai berbicara, dia menyusupkan tangannya ke bawah tubuh Inggrid dengan leluasa. Tanpa melepasanya, diangsung melepasa dmnya secarangsung. Kemudian, keduanya mengerang dm kenikmatan. ... Keesokan harinya, Randika berangkat bersama dengan Inggrid, dia juga membawa Indra bersamanya. Karena dia tidak tahu berapa hari dia akan pergi, Randika kepikiran dengan Indra yang sendirian dan memutuskan untuk membawanya pergi bersama dengannya. Randika dan Inggrid sedang duduk di dm mobil mereka, mereka memanggilkan taksi untuk Indra. Tidak ada sanin, cuma karena ukuran tubuh Indra yang besar, seluruh kursi bkang th dikuasainya dan benar-benar tidak ada tempatgi. Boneka ginseng di pundaknya juga tertawa dan terlihat riang, dia terlihat bersemangat dan melompat turun dari bahu Indra kemudian naikgi. Hutan purba yang akan mereka tuju kali ini bernama Hutan Sk, merupakan sebuah hutan di Provinsi Jawa Barat dekat dengan lereng gunung sk. Hutan ini berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten, dan memiliki wyah yang luas. Provinsi Jawa Barat, yang dikenal sebagai Bumi Pasundan, memiliki corak dan karakteristik iklim tropis, serta tidak telu banyak risikonya, sehingga sangat populer di kngan wisatawan yang lebih menyukai gaya iklim tropis. Satu-satunya mash adh hutan ini berbatasan dengan banyak daerah, sehingga pengelannya menjadi semrawut, dan seringkali ada campur tangan dari orang-orang yang jahat. Sesampainya di depan perusahaan Cendrawasih, seth keluar dari mobil, Randika melihat sekelompok orang sudah berkumpul di depannya. "Kak Randika, kenapa kamu juga ada di sini?" Hannah mengenakan pakaian pendaki gunung, dan tidak bisa menahan kebingungannya ketika dia melihat sosok Randika. Ketika karyawan dari beberapa departemenin mendengar ini, mereka sedikit tercengang. Melihat Randika yang berjn bergandengan tangan dengan Inggrid, mata mereka js sangat terkejut. Ada rumor yang menyebar di perusahaan bahwa Inggrid dan Randika memang sudah menikah, tetapi tidak ada bukti sama sekali, jadi semua orang hanya menganggapnya sebagai rumor bka. Tapi hari ini, melihat Randika dan Inggrid bersama, ini js bukan sebuah rumor bka. Beberapakiki meratap di dm hatinya. Di perusahaan ini, ternyata setiapkiki memiliki pemikiran romantis tentang Inggrid. Memangnya siapa yang tidak mencintai wanita tercantik kota ini? Dan sekarang harapan itu tinggal kenangan, mereka hanya bisa menatap dengan lemas,lu tersenyum dan menyapanya. "Semuanya, ayo pergi bersama." Inggrid tersenyum. "Oke." Semua orang menanggapi dengan bersemangat,lu naik ke bus yang sudahma berhenti. Seth duduk, semua orang js sangat santai, tertawa dan bersenda gurau. Bagaimanapun juga, mereka baru saja th menyelesaikan sebuah kontrak yang besar, sangat jarang bagi mereka untuk bisa bersantai. Begith ku kalian bekerja di industri jasa, seth kontrak itu disepakati, bonusnya bahkan jauh lebih tinggi dari gaji mereka. Dan kali ini, mereka th menyelesaikan kontrak yang besar dan membawa keuntungan yang tinggi bagi perusahaan. Jadi Inggrid memutuskan untuk memberi semua orang yang terlibat dm proses kontrak ini sebuah liburan sebagai rasa terima kasihnya. Tentu saja, perusahaanh yang akan menanggung semua biayanya. "Kali ini aku membawa kamera DSLR. Sesampainya di sana, kita semua harus foto bersama!" Ujar sh satu dari mereka. "Haha, bukankah memakai kamera HP sama saja hasilnya? Kenapa jiwamu tiba-tiba menjadi fotographer begini?" Temannya yanginngsung menyaut. Keduanya berusia 30-an, dan mereka adh rekan kerja yang th bekerja sma bertahun-tahun, jadi hubungan mereka juga sangat baik. "Pak Randika, hati-hati sama dia, dia js ingin memotret istrimu itu." Yangin juga tertawa. "Kupukul kamu ku kamu berani!" Kata Randika sambil bercanda. Namun, Inggrid yang berada di sampingnya mengangkat alisnya, dan wajahnya terlihat cemberut. Ada senyum masam di wajahnya. Melihat bahwa para karyawannya akrab dengan Randika, Inggrid tidak bisa menahan untuk tidak menatap. Chapter 410: Perjalanan yang Menyenangkan Chapter 410: Perjnan yang Menyenangkan Di sisiin, ada dua orang perempuan yang sedang mendiskusikan apakah akan ada kisah cinta yang terjadi sma di perjnan ini. "ngkah baiknya jika aku bisa bertemu dengan jodohku dm perjnan kali ini." kata seorang gadis mungil di sebh kiri. Yang di sebhnya adh sahabatnya, dia membsnya dengan lembut. "Kita itu pergi ke hutan purba. Lakiki yang kamu temui nanti pasti berambut panjang dan hanya memakai rok kulit, dan mereka akan terlihat seperti orang primitif." "Apa yang kamu bicarakan, aku pasti akan bertemu dengan jodohku kali ini! Dan tentu saja, orang itu pasti pangeran yang tampan, tinggi, dan kaya, sama seperti dongeng yang aku dengar saat masih kecil." Sebuah kerinduan muncul di wajah gadis itu. Sahabatnya itu mencondongkan tubuh ke telinganya, dia tersenyum dan berkata dengan suara rendah. "Apakah dongeng itu bernama Tarzan?" Kata-kata iningsung membuat wajah temannya itu menjadi merah. "Kenapa kamu slu ingin menghancurkan mimpiku? Tidak ada shnya kan berandai-andai!" "Hahaha jangan marah, aku hanya bercanda." Sahabatnya itu tersenyum. "Tapi kamu benar-benar suka kisah cinta yang seperti dongeng?" "Tidak tahu, aku ms ceritagi." Perempuan yang bertubuh kurus itu memalingkan wajahnya untuk melihat ke luar jend. Orang-orang di dm bus juga sedang mengobrol. Randika, Inggrid dan Hannah duduk bersama dan berada di posisi tengah. Indra duduk di bkang sendirian, dia th menempati lebih dari dua kursi orangin. Randika mencium aroma yang berbeda dari kedua wanita itu, sangat mempesona. Tidak heran di zaman kuno dikatakan bahwa menjadi seorang kaisar itu sangat baik, dengan tujuh puluh dua selir, kehidupannya tidak akan pernah menjadi buruk. Hannah tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Randika, perempuan ini mengeluarkan gitar dari samping dan mi betih di dm bus. Randika senang saat melihatnya. "Hannah, apakah kamu sedang betih gitar?" "Ya, aku betih t musik baru-baru ini." Hannah menjawab. "Ku begitu lebih baik kamu berhenti betih, bagaimanapun juga, kamu benar-benar buta nada." Kata Randika dengan santai kepada Hannah. Hannah memelototinya, "Kak, apa yang baru saja kamu katakan?" "Tidak apa-apa." Randika hanya bercanda, tetapi Hannah merasa tidak nyaman. Dia pernah berkata bahwa dia akan memi bisnis dan membuka toko pakaian di sekhnya. Dan sekarang adik iparnya ini memberikan tokonya ke orangin untuk diurus. Randika dapat melihat hal yang sama akan terjadi. Randika memandangi Hannah yang masih kekanak-kanakan, dia tidak bisa menahan senyum, dan mengambil alih gitar itu. "Aku akan memainkannya untukmu." "Memangnya kak Randika tahu cara bermain gitar?" Mata Hannah memblak, penuh dengan tanda tanya. Sebuah tatapan kecurigaan, tetapi Hannah segera mengagumi aksi permainan gitar Randika yang akrab. "Aku akan memainkanguma." Randika berbicara dengan acuh tak acuh, dan orang yang sedang mengobrol di depan mereka terkejut tiba-tiba. "Sepertinya seseorang sedang bernyanyi." "Aku juga mendengarnya." Semua orang menoleh, tetapi Randika tidak mempedulikannya. Dia terus bernyanyi. "When I first met you, I knew that my life would never be the same" "And I knew that you felt it too." "Never fee alone again boy, because your love makes me feel so secure and you got me singing" ... Suara gitar yang merdu pehan keluar, dan suara nyanyian Randika pun muncul secara pehan, tidak terburu-buru, tapi juga dengan mnkolis dan penuh kasih sayang. Hannah tertegun. Randika memandang Inggrid, dengan senyuman di wajahnya, dan berkata: "Because of love, I know you better" "Because of love, we are together" "Because of love, you have my heart" "Because of love, we''''ll never part." ... Randika menyanyikan "Because of Love" yang agak mirip dengan versi aslinya. Inggrid menatap mata Randika, ikatan di hatinya th dicabutgi dan hatinya penuh dengan kegembiraan. Seth Randika selesai menyanyikangunya, dia menyadari bahwa bus menjadi sepi, dan para karyawan menatapnya dengan tatapan kosong. "Hebat!" Tiba-tiba, para karyawan di depan itu bertepuk tangan. "Sangat bagus." "Ya,gu ini sebanding dengan penyanyi profesional itu." "Wow, sangat bagus, aku hampir terobsesi dengannya." Perempuan yang sebelumnya marah pada sahabatnya ini menjadi terhibur kembali. "Kenapa? Apa kamu tidak berencana pergi ke Hutan Sk untuk mencari pangeran tampanmu?" Sahabat di sebhnya bercanda. Hannah juga tercengang, dan kemudian merasa gembira. "Kak, kamu bermain dengan sangat hebat! Lain kali kamu harus mengajariku!" Mulut Randika bergerak-gerak, tanpa mengeluarkan suara. "Lagi,gi,gi!" Seseorang bersorak. "Ya, satugugi." Kata para karyawan. "Oke." Randika tersenyum sedikit, dan kemudian mi menjentikkan tangannya. Tiba-tiba, suara gitar yang merdu mi muncul seperti air yang mengalir, kali ini ternyata sebuahgu rock. "Beri aku tangan dan pinggangmu!" "Mari meleleh dm ritme ini!" Randika bernyanyi dengan nada yang sangat tinggi. Lagu ini berjudul "Let''s Sway Together", tetapi di tengah, Randika mengubah liriknya, "Ayo kita jn-jn bersama, oh" "Lupakan semua kesedihan, jn-jn bersama~ Oh!" Keterampn gitar yang tiba-tiba ini muncul mengejutkan semua orang. Dm suasana bahagia ini, bus juga mju ke bandara, dan petikan gitar Randika juga sudah habis. "Penampn yang sangat bagus!" seru seorang karyawan. Inggrid sedikit tersenyum. "Sudah, sudah, ayo kita naik pesawat." Tiket sudahma dibeli. Perusahaan yang akan mengganti uangnya. Sama seperti perjnan yang terakhir, semuanya dibayar oleh perusahaan. Ini menunjukkan bahwa Inggrid sangat memperhatikan kesejahteraan para karyawannya dengan sangat baik. Seth naik pesawat, semua orang duduk, tidak butuh waktuma sebelum pesawat lepasndas danngsung menuju Jawa Barat. "Semoga di hutan nanti aku dapat melihat hewan primitif." Para karyawannya tetap heboh. "Ada banyak jenis burung di hutan, ngkah baiknya jika kita bisa melihat mereka secarangsung." "Aku dengar ada juga gajah." Semua orang berdiskusi dengan antusias, dan Randika hanya tersenyum sedikit dan tidak berkata apa-apa. Jarak ke Jawa Barat sebenarnya tidak jauh, dan dengan kecepatan pesawat, semua orang akan bisa mencapai tujuan mereka hanya dm beberapa jam. Saat turun dari pesawat, merekangsung pergi ke hotel yang sudah dipesan terlebih dahulu. Seth berbenah, mereka segera bersiap untuk segera menjjah hutan purba! Rencananya pada saat itu, mereka akan berencana untuk bermm di kamp dekat hutan purba itu untuk merasakan adat istiadat warga setempat, jadi semua orang sudah menyiapkan tenda. Berkemah di m bebas dan berada dekat dengan m pada jarak terdekat membuat orang-orang yang sudahma duduk di kantor ini sangat menantikannya. "Ayo pergi!" Teriak Hannah dengan senang hati. Yanginnya juga memiliki semangat tinggi. Di bawah bimbingan pemandu wisata, sekelompok orang iningsung pergi ke Hutan Sk. Chapter 411: Awal dari Akhir Chapter 411: Awal dari Akhir Randika dan rombongannya pergi ke hutan purba, sementara di tempatin, beberapa kekuatan di kegpan mi bergerak karena kabar yang baru saja mereka terima. Amerika Utara, ska. ska adh tanah yang dibeli Amerika Serikat dari Rusia, dan sebagian berada di dm Lingkaran Arktik. Di sebuah rumah di ska, di ruangan yang redup, seorang pria berbaju serba hitam duduk di sana. Dia hanya duduk di sana, ekspresinya seh-h dia tidak memiliki aura sama sekali, tetapi seluruh tubuhnya memancarkan amarah yang sangat besar. Bn Kegpan! Ketika Bn Kegpan memutuskan untuk memi pemberontakan di pasukan Ares, dia meninggalkan jn untuk dirinya sendiri. Meskipun Shadow pada saat itu yang mengambil inisiatif untuk berkolusi dengannya, Bn Kegpan tidak telu menggunakan Shadow. Mereka hanya saling memanfaatkan satu samain. Seth pemberontakannya gagal, Bn Kegpan bersembunyi dan tidak pernah keluargi, oleh karena itu, hingga sekarang orang-orang dari pasukan Ares tidak dapat menemukan dirinya. Dia th bersembunyi sampai sekarang, dan akhirnya, sebuah kesempatan th datang. Peluang itu datang dariporan yang baru saja diserahkan. Dmporan ini, pergerakan Randika hari ini dporkan seluruhnya. Sama seperti pasukan Ares yang mencari keberadaan dirinya, Bn Kegpan juga th mengirim orang untuk mengawasi Randika. Meskipun sumber daya di tangannya tidak seseram pasukan Ares, tetapi dia masih punya kekuatan untuk bisa memeriksa keberadaan Randika. "Apakah akhirnya kau berani keluar?" Sepertinya Bn Kegpan sudahma tidak berbicara, suaranya terdengar serak dan ada jejak-jejak kegan di suaranya. Niat membunuh yang kuat dapat terlihat di matanya! Dia sudah menunggu momen ini sangatma. Kebencian antara dia dan Randika tidak pernah berhenti. Entah Randika yang mati atau dirinya yang mati! Tentu saja ada cara kedua, yaitu bersembunyi, dan tidak pernah keluargi dm hidup ini, tapi bagi Bn Kegpan, hal itu js sangat mustahil. Dm hidupnya, dia akan menghancurkan pasukan Ares dan membunuh Randika! "Panggil dia kemari." Bn Kegpan mmbaikan tangannya, dan tiba-tiba, seseorang yang berdiri di bagian sudut ruangan itu menghng mlui pintu rahasia di bkangnya. Di dm ruangan hanya ada satu orang yang tersisa, Bn Kegpan duduk kembali di kursinya dan menyimpanporan itu, tetapi tiba-tiba, dia menyadari sesuatu di dmporan itu. Sebelum Bn Kegpan melihat isi di hman pertama, dia sudah terjebak dm semangat tinggi untuk bisa membunuh Randika, namun saat melihatporan di hman kedua, pupil matanya menyusut. "Reruntuhan kuno, rahasia hidup, keabadian?" Laporan di atas menyebutkan bahwa di kedman Hutan Sk, seseorang th menemukan peninggn prasejarah, yang sepertinya memiliki sesuatu yang dapat membuat manusia menjadi abadi. Dikatakan bahwa sekelompok orang th keluar dari sana. Metodenya masih belum diketahui, tetapi kekuatan mereka meningkat dengan sangat pesat. Seth membacaporan itu, Bn Kegpan menjadi sedikit bersemangat. Semua orang memang mendambakan keabadian, tetapi sma berabad-abad, tidak ada yang bisa mkukannya. Namun, karena seseorang keluar dari dm hutan itu dan memberikan informasi berharga ini, seharusnya ada sesuatu. "Sepertinya aku harus pergi mencari teman-temanmaku." Sudut mulut Bn Kegpan bergerak-gerak, seh-h dia sedang tersenyum, tetapi dengan rasa dingin yang sangat dm. Di Afrika. Ini adh bhan bumi yang slu terkena sinar matahari sepanjang tahun. Air sama berharganya dengan minyak di sini. Kekerasan adh tema abadi di sini. Setiap orang membawa senjata saat mereka pergi keluar. Di sebuah kota di tengah gurun yang datar, dm sebuah ruangan, ada dua orang yang sangat dikenal Randika, yaitu Tom dan Anna dari keluarga Alfred. "Mereka benar-benar keras kep, benar-benar sulit lepas dari kejaran mereka." bisik Tom. Anna dengan lembut menuangkan air ke cangkir. "Tidak apa-apa, toh mereka tidak bisa menemukan kita." Tom masih memiliki bekas luka di wajahnya, luka yang ditinggalkan oleh Randika pada dirinya di hari itu tidak bisa hng begitu saja, tetapi kakinya kini th sembuh. "Padahal nyawanya sudah ada di tanganku." Ketika Tom kepikiran hari di mana dia mwan Randika, wajah Tom menunjukkan sedikit keengganan. Pada saat itu, js bahwa dia bisa membunuh Randika dengan serangan terakhir. Tetapi hasilnya ternyata sangat bewanan. Dia hampir terbunuh oleh Randika dan Randika masih hidup dan sehat. Anna tidak berbicara, dan pada saat ini, ponselnya berdering dan mengirim dua pesan secara berurutan. "Saudaraku, ada sebuah kesempatan yang bagus di sini." Ada kegembiraan di wajah Anna, dan tatapan ganas melintas di matanya. "Kesempatan apa?" Tom menatap Anna, ada jejak kejahatan tersembunyi di matanya. Tak disangka, saudara perempuannya ini terlihat sangat cantik. "Randika pergi ke hutan Sk di Jawa Barat untuk mkukan tur." Anna sangat gembira, "Kesempatan kita th datang." Tom berdiri dengan kegembiraan di wajahnya. "Aku akan memanggil yanginnya." "Tunggu!" Tiba-tiba, saat Anna membaca pesan kedua, dia berseru. "Ada apa?" Tom menoleh. "Di hutan itu, ada berita bahwa ada sebuah reruntuhan kuno." Anna melihat isinya dan tidak bisa menahan sedikit terkejut. Tom sedikit membeku sejenak, dialu mengambil ponsel itu dan membacanya. Seth membacanya, ekspresi wajahnya menjadi sedikit tidak pasti. Mereka dibesarkan di keluarga Alfred, dan mereka adh orang Indonesia, jadi dm beberapa karya sik, mereka th melihat deskripsi tentang reruntuhan semacam ini. Dm teori sik, reruntuhan semacam ini adh reruntuhan yang ditinggalkan oleh beberapa orang yang hebat di zaman kuno. Seg jenis harta karun, seperti pisau harta karun yang bisa memotong emas seperti lumpur, senjata ajaib yang bisa membunuh dengan mudah, dan beberapa peninggn budaya yang berharga. Namun bagi orang modern, hal yang paling berharga adh pil yang ditinggalkan para alkemis. Di reruntuhan kuno, terkadang ada obat-obatan pil yang ditinggalkan para alkemis, obat-obatan pil ini memiliki efek yang sangat aneh, beberapa di antaranya bahkan bisa menyembuhkan seg macam penyakit. Tom berpikir bahwa karena dia mengetahui berita tentang reruntuhan ini, js bahwa orangin juga akan mengetahui berita tentang reruntuhan itu, yang pasti akan menimbulkan kekacauan. Seth mengetahui informasi sepenting ini, memangnya ada orang yang tidak tergiur untuk menemukan harta karun ini? Entah reruntuhan kuno itu sangat berbahaya dan dia harus berhadapan dengan kekuatanin atau bisa jadi ini adh sebuah berita palsu. Tetapi bagaimanapun juga, dia dan Anna harus pergi, karena ini adh sebuah kesempatan besar untuk membunuh Randika! Karena kesempatan ini hanya datang sekali, mereka berdua harus menyiapkan ini dengan baik. Di Rusia. Di Dataran Siberia Timur, suhu di sini sangat rendah dan lingkungan tempat tinggal sangat keras, di sini ada sebuah suku yang hidup sebagai pengembara tradisional. Di antara mereka, ada sebuah gubuk kayu dan itu adh tempat yang mirip dengan bar. Semua orang menikmati minuman di dm. Di sebh bar, ada seorang pria yang tampak sangat kasar duduk seperti beruang kutub. "Brian, ayo minum!" Seseorang di dekatnya memanggilnya untuk minum, dan Brian hanya menggelengkan kepnya. Sekelompok tentara bayaran sedang mengobrol di sana, isi obrn mereka kebetn melibatkan reruntuhan kuno di dm hutan Sk. "Apakah kau sudah mendengar bahwa sepertinya ada reruntuhan kuno di hutan Sk di Indonesia?" "Haha, kau percaya berita jelek ini? Kupikir itu hanya sebuah makam, dan kit adh tentara bayaran, bukan perampok makam." "Sin, jika kau tidak mendengarkankugiin kali, aku akan mematahkan lehermu!" "Hei, kalian sangat berisik!" Kata orang ketiga. Seth itu, orang pertama berkata. "Reruntuhannya berbeda kali ini. Kudengar ada hal-hal yang dapat meningkatkan kekuatan orang dan berisi rahasia umur panjang." "Apakah itu sangat misterius?" Tentara bayaraninnya juga sedikit bingung. "Apakah ini reruntuhan yang ada di hutan Sk itu?" Sh satu tentara bayaran bertanya. Pada awalnya pria itu mengangguk. "Ya, reruntuhan itu ada di hutan Sk di Indonesia." "Ku begitu, aku rasa itu benar. Negara yang misterius dan memiliki banyak rahasia di zaman kuno. Kita belum menerima pekerjaan baru-baru ini, jadi kenapa tidak kita lihat saja ke sana? Mungkin kita benar-benar bisa mendapatkan sesuatu yang bagus." Ketika Brian di samping mendengar kata-kata ini, dia berpikir cukupma di dm hatinya. Kemudian, dia bangun dan berjn keluar dari rumah kayu itu, dan menghng di salju yang beterbangan. India. Dm sebuah istana, ini bisa dikatakan sebagai sebuah istana termewah di seluruh India, bahkan konstruksinya sama megahnya dengan Taj Mahal. Di istana ini, ada sebuah ruangan dengan wangi kayu cendana yang menyengat, seluruh ruangan sangat sunyi, kecuali orang yang duduk di tengah, tidak ada orangin. Brahma, sh satu dari dua bs dewa utama, juga merupakan sh satu dari dua musuh yang bertarung mwan Randika di Jepang terakhir kali! Brahma membuka matanya dan menatap rokok yang masih terbakar, tetapi tatapannya sangat gembira: Berita itu seharusnya sudah tersampaikan. Para ahli b diri di seluruh dunia hampir menerima berita ini dari berbagai saluran, dan berita ini menjadi semakin menarik. Pada akhirnya, semua tertarik dengan ramuan keabadian di reruntuhan ini. Pil yang bisa membuat mereka menjadi tak terkhkan. Para ahli b diri, kelompok tentara bayaran, pembunuh, dan organisasiin semuanya sudah mendapatkan berita ini, dan beberapa memilih untuk diam, tetapi sebagian besar organisasi atau individu datang ke Hutan Sk. Terlepas dari benar atau tidaknya berita itu, mereka akan mengetahuinya secarangsung. Jika benar, mungkin mereka bisa mendapatkan sesuatu darinya. Tom dan Anna serta Bn Kegpan juga bergegas ke hutan Sk. Tujuan mereka adh membunuh Randika terlebih dahulu, ini adh tujuan pertama mereka. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar pasukan datang menuju Hutan Sk, tetapi Randika sama sekali tidak menyadari semua ini. Dia hanya mengikuti yangin menuju hutan. Sekelompok orang datang ke pinggir hutan purba itu. Ada juga aliran sungai yang sangat panjang dan lebar. Pemandu wisata tersenyum dan memperkenalkan. "Ini tempat yang sangat cocok untuk berkemah. Tempatnya luas, ada sumber air di sebhnya, dan pemandangannya juga sangat bagus. Cantik dan hanya ada sedikit orang." Semua orang melihat sekeliling dan menemukan bahwa itu memang sangat bagus, jadi mereka memutuskan untuk berkemah di sini. Chapter 412: Randika Vs Buaya Chapter 412: Randika Vs Buaya "Oke, mari kita berkumpul dm kelompok dulu." Inggrid memiliki banyak pengman dm memerintah. Saat berkemah, pasti lebih baik membagi tenaga dan bekerja sama, dan karena mereka belum makan seth turun dari pesawat, jadi untuk mempersingkat waktu lebih baik tugas dibagi-bagi. "Aku akan menangkap ikan." Hannah terlihat bersemangat sambil mengangkat tangannya, gadis-gadis di sebhnya juga tertawa bersama. "Sekelompok orang mendirikan tenda, sekelompok orang mengumpulkan kayu bakar, sekelompok orang mengumpulkan sayuran dan tumbuhan liar, biah pemandu wisata mengikuti kalian, dan dia akan memberitahu apa yang bisa kita makan." Inggrid memerintahkan. Hasilnya, semua orang mi bergerak dan antusiasme mereka semua semakin meningkat. Udara di hutan purba itu masih sangat segar, banyak pohon-pohon yang luar biasa indah di kejauhan sana, dan sungai yang luas di dekat mereka. Air mengalir ke bawah dari kejauhan dan aliran airnya sangat deras. Wow, ada banyak ikan di sini!" Hannah berkata dengan terkejut. Randika menoleh, dia menyadari bahwa Hannah dan sekelompok gadisinnya mengenakana panjang mereka dan sedang berusaha menangkap ikan di sungai. Namun, meski ada banyak ikan di dm air, tak satu pun dari mereka yang bisa menangkapnya. Mereka terlihat seperti sekelompok gadis yang mengulurkan tangan dan bermain air. Randika tersenyum, menangkap ikan dengan tangan kosong itu telu sulit apgi bagi sekelompok gadis ini. Sin itu, ada beberapa orang yang ingin menangkap beberapa binatang liar untuk makan siang mereka. Melihat kelinci yang sedang beri, seorang pegawaikiki segera mengejarnya sambil berian. "Dasar bajingan, janganri!" Adegan ini menyebabkan orang-orang yang sedang mendirikan tenda tertawa. Semuanya terasa sangat menyenangkan, Randika juga merasa senang dan santai. Nyatanya, kehidupan di pedesaan seperti ini benar-benar sangat bagus. Seorang penyair terkenal juga menuliskan kalimat ini: Aku punya rumah yang menghadap keut dan ke arah bunga yang mekar di musim semi. Suasana hati seperti ini benar-benar sangat indah, tetapi menurut Randika, tidak ada yang lebih indah daripada beberapa perempuan cantik yang menunggu di rumah, ith keindahan yang sebenarnya. Pemandangan yang indah dan para wanita yang cantik, benar-benar rumah idaman. "Sin, aku tidak bisa menangkapnya!" Hannah merasa tertekan di sana untuk beberapa saat. Dia mendongak dan melihat Randika yang sedang bersantai, dan dia berteriak. "Kak Randika, sini dan bantu aku menangkap ikannya." Randika berbicara pehan. "Han, apakah kau masih belum bisa menangkap ikannya?" Hannah tersenyum dan menunjuk ikan di dm air sungai. "Bukannya aku yang telu bodoh, tapi ikan-ikan ini yang telu licik." Licik? Gadis-gadis di sebh Randika terkejut dan kemudian tertawa. Penggambaran kata sifat ini digunakan dengan baik, tetapi itu tidak seharusnya digunakan pada ikan. Randika tertawa, dan pada saat ini, seorang gadis di sungai melihat sebuah benda persegi panjang yang berenang di air sungai tidak jauh dari mereka. Mengapa benda ini terasa begitu familiar? Gadis itu terdiam sejenak, memikirkan apa yang ada di pikirannya. Seth sekianma, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Saat melihatnyagi, matanya memblak. Itu adh buaya yang luar biasa besar! "Ada buaya!" Gadis itu berteriak dengan panik. Gadis-gadis di dm air terkejut dan buru-buru pergi ke daratan. Tetapi tiba-tiba, buaya itu muncul dari dm air dan membuka mulutnya lebar-lebar ke arah seorang perempuan dan berusaha membawanya ke dm air. Para karyawan yang sedang mendirikan tenda pun ikut menyaksikan. Mereka melihat buaya itu keluar dari air dan mereka semua hanya bisa terkejut. "Awas!" Teriak beberapa karyawan ketika buaya hendak menggigit gadis itu. Namun tiba-tiba muncul sesosok tubuh di sebhnya, sosok itu meninjungsung ke rahang buaya dengan sekuat tenaga. Pukn iningsung menutup mulut besar buaya yang terbuka itu. Buaya yang besar itu jatuhgi ke air dan memercikkan air yang sangat besar. Semua orang tercengang, orang ini begitu kuat, apakah dia benar-benar bisa menghkan buaya? Siapa itu buaya? Itu adh predator penguasa air. Jika seorang manusia menghadapinya, bukankah itu sama saja dengan mencari mati? Saat ini, pemandu wisata baru saja kembali dengan staf yang mengumpulkan sayuran liar dan melihat pemandangan ini. Pemandu wisata sangat terkejut, dan berteriak. "Jangan mendekatinya! Itu adh buaya muara sungai, Ia sangat ganas. Cepat keluar dari sungai!" Tapi Randika tersenyum sedikit. Sepertinya ini adh makanan untuk mm ini. Lumayan, dia sudahma dia tidak makan buaya. Dia bahkan tidak ingat apakah rasanya itu enak atau tidak. "Han, hari ini kita akan makan daging buaya." Randika tertawa,lu melompatngsung ke sungai di bawah perhatian semua orang. "Hei, apa yang diakukan?" Pemandu wisata itu terkejut, dan buru-buru beri ke Randika dan berteriak. "Apakah kamu sudah g? Cepat pergi,wanmu itu adh buaya!" Yangin juga merasa sedikit linglung. Kenapa Randika justru melompat ke dm sungai? Apa yang akan diakukan? Pemandu wisata tersebut memandang Randika dan berdiri di pinggir sungai dengan panik, setengah tubuhnya sudah terendam air. Dan di dm air, buaya tadi sudah berenang ke arah Randikagi! "Sudah berakhir!" Pemandu wisata itu sangat panik. Jika sampai berita kematian ini keluar, kredibilitasnya akan hancur. Dia tidak dapat mkukan pekerjaannyagi di masa depan, ini semua gara-gara orang ini yang menckai dirinya sendiri. Semua orang terlihat sedikit panik, beberapa ingin berteriak pada Randika untuk segera pergi, tetapi mereka takut akan membuat Randika panik. Semua orang dapat melihat bahwa kecepatan buaya itu semakin cepat, tepat ketika jaraknya sudah dekat dengan Randika, buaya itu tiba-tiba muncul ke permukaan dan genangan penuh darah menyembul dari dm air! Pemandu wisata itu js tidak tahan untuk melihatnyagi, dia berbalik dan menutup matanya. Orang ini pasti sedang dicabik-cabik oleh buaya itu. Dia hanya bisa menyhkan dirinya karena tidak menjskan situasi sungai ini sebelumnya. Yangin juga menjerit, tapi kemudian mereka melihat Randika mengulurkan tangannya untuk meraih rahang atas dan bawah buaya di percikan air. Ya, dia baru saja menangkapnya! Semua orang tercengang. Bukankah ini sedikit tidak masuk akal? Buaya itu juga terpana, ia melihat manusia di depannya dengan kedua matanya yang penuh dengan keraguan. Buaya ini sudah berada di sungai ini sma beberapa decade dan dia bahkan belum pernah bertemu orang g seperti ini. Manusia ini bisa memblokir gigitan pertamanya, lumayan hebat! Coba lihat apakah dia bisa memblokir gigitan kedua. Buaya itu mi menggigit! Buaya itu mengerahkan seluruh tenaganya pada rahang atas dan bawahnya, dan gigi raksasa itu seakan-akan berusaha menggigit Randika hingga berkeping-keping. Namun, detik berikutnya, buaya tersebut menyeadari bahwa rahangnya sepertinya tidak bisa bergerak. Ini, ini, mungkin saja dia tidak mengerahkan seluruh kekuatannya, ia berusaha menggigitgi! Buaya itu mengerahkan tenaganyagi, tapi dia tetap tidak bergerak. Buaya itu tidak menyangka akan melihat makhluk yang begitu kuat dm hidupnya, tapi manusia ini tidak bisa bertahan dari serangan gigitannya yang berikutnya! Kali ini, buaya itu mi memutar tubuhnya dengan panik, dan ekornya berkibar tanpa arah, mencipratkan air ke seg arah, dan air itungsung menuju ke darat, mengenai beberapa orang. Namun, Randika masih memegangi rahang buaya itu dengan kuat. Tidak peduli seberapa keras buaya itu berjuang, Randika tidak pernah bergerak. Sial! Semua orang yang menonton sangat tercengang. Ini adh kekuatan yang tidak masuk akal. Pemandu wisata merasa ada yang tidak beres, kenapa si korban tidak berteriak seth sekianma? Saat melihat ke sungai, dia juga kaget. Apa? Kenapa situasinya sangat berbeda dari yang dia harapkan? Air sungai terus menerus bermuncratan dan Randika dengan kuat melempar tubuh buaya itu. Tubuh besar itu tiba-tiba ditarik keluar dari air dan myang ke udara, kemudian terjatuh di atas air. "Boom!" Percikan yang lebih besar terciprat, tapi orang-orang masih merasa kebingungan. Sepertinya, barusan, Randika mengangkat buaya itu. Randika mencengkeram kedua rahang buaya itu, kemudian mengguncangnya dengan kencang, dan akhirnya membantingnyangsung ke tepi sungai, namun daya juang buaya itu luar biasa, dia memutar tubuhnya dan berenang ke dm airgi dan menuju ke arah Randika. Apakah buaya itu akan kehngan dominasinya hari ini? Tak terbayangkan, benar-benar tak bisa dibayangkan. Kemudian, orang-orang di darat dan pemandu wisata melihat satu orang dan satu buaya berkhi dengan penuh semangat di sungai, memercikkan air, dan percikannya luar biasa. Rasanya seperti sebuah pertempuran yang sangat sengit. Randika bertarung dengan buaya? Yah, meski itu terasa aneh, tapi itu penggambaran yang sangat cocok atas situasinya. Namun, rasanya Randika terlihat sedang menyiksa si buaya. Tidak peduli bagaimana buaya itu melompat, Randika slu bisa menangkapnya dengan mudah dan kemudian dengan keras membanting buaya itu. Pemandu wisata menjadi mati rasa, orang ini bahkan lebih ganas dari buaya! Sial, dia sangat menakutkan. Seth beberapa saat, Randika merasa seperti sedang bermain dengan anak kecil. Dialu menangkap buaya tersebut dan melemparkannya ke tanah, menghantamkannya dengan keras, dan berusaha membanting buaya tersebut hingga mati. Tragis sekali. Kehidupan buaya itu akan segera berakhir di sini. Mungkin Randika akan menjadikan kulit buaya itu sebagai sepatu atau sabuk. Mengapa hidup buaya itu bisa begitu pahit? "Brakk" Buaya itu jatuh ke tanah dan Randika mengikutinya. Diangsung mengangkat tinjunya dan membantingkannya ke arah buaya. Terdengar suara keras "kk kk", dan buaya itu tidak bisa menahannyagi. Buaya itu akhirnya mati, Randika benar-benar sangat kuat. Randika menepukkan kedua tangannya dan berdiri, ketika dia melihat ke atas, dia menyadari bahwa semua orang menatapnya dengan tatapan kosong. "Apa yang kalian lihat?" Randika bingung. "Ah, bukan apa-apa, hei, cepat pasang tendanya!" Semua orang cepat-cepat membuang muka. "Sepertinya kayu bakarnya masih kurang, ayo kita cari kayu bakargi." Pada saat ini, kekuatan yang mengerikan Randika menembus ke dm hati semua orang, dan bahkan pemandu wisata itu tidak bisa menahannya ketika dia melihat buaya yang besar itu mati. Namun Randika dengan senang hati menyeret buaya tersebut ke sungai,lu mi mengulitinya. Dia merasa bahwa daging buaya ini pasti enak, dia tidak sabar untuk memakannya. Ini adh hidangan yangngka, jadi tidak boleh disia-siakan. Hannah dan semua gadisinnya sudah pergi meninggalkan sungai, bagaimanapun juga, adegan pengulitan ini sedikit berdarah. Chapter 413: Makan dan Bergembira Chapter 413: Makan dan Bergembira Seth membunuh buaya itu, Randika juga berperan menjadi juru masak, dan mi memasak bersama beberapa orangin. Untuk piknik ini, semua orang sudah membawa pertan yang lengkap, bahkan panci yang digunakan untuk memasak, spat, wajan, daninnya, bahkan beberapa bumbu. Randika juga sempat tertegun sejenak. Sepertinya ini sudah dibeli saat mereka istirahat di hotel. Hal ini membuat dirinya merasa adh sekumpn pecinta kuliner yang sedang bertamasya. Sin itu, banyak bahan yang dibawa oleh setiap orang. Ikan-ikan yang ditangkap di sungai sangat beragam, serta beberapa hewan buruan dan sayuran liar di hutan purba itu. Tentu saja, ikan dan hewan buruan itu ditangkap dengan bantuan Randika. Jika tidak, bahkan jika mereka mencoba menangkapnya sma sehari penuh, mungkin mereka tidak akan bisa menangkapnya. Langit berangsur-angsur meredup, tetapi semua orang menjadi semakin bersemangat. Tenda th didirikan, semua orang th memilih tenda mereka masing-masing. Sekarang semua orang duduk bersama di luar tenda, menonton daging yang sedang dipanggang, bau makanan yang harum di wajan, dan sup sayuran liar sedang direbus di atas arang api. Sin itu, Randika juga menangkap burung merpati. Seseorang menyarankan agar dia mengulitinya sesuai dengan metode menguliti burung merpati. Semua orang juga menjadi tertarik dengan usul ini, yaitu menguliti burung tersebut terlebih dahululu burung itu dikupas dari bulunya, kemudian dibungkus dengan lumpur. Seth itu, burung yang terbungkus di dm lumpur itu dimasak dm bara api. "Ayo buat pesta api unggun." Seorang gadis tiba-tiba menyarankan. "Ide bagus!" Yangin juga tertawa. Berkat hal itu, semua orang menykan kayu bakargi,lu menyiramkan minyak tanah, dan membakar kayu itu dengan sangat dahsyat. Lagip, ini adh hutan purba, ada sangat banyak kayu bakar, sehingga api unggun bisa meny dengan sangat kuat. Di saat yang sama, aroma masakan itu semakin kuat. Mungkin karena suasananya, rasanya jauh lebih enak daripada makanan yang ada di kota. Bagaimanapun juga, ini adh makanan yang dimakan di m liar. "Aku tidak bisa menahannyagi." Seorang rekankiki memandang kelinci panggang berwarna cot keemasan itu dan ingin mengulurkan tangan untuk menarik sepotong daging. "Hei, itu belum matang! Ku kamu sakit perut bagaimana?" Seorang gadis di sebhnya menampar tangan pria tersebut. Perempuan itu mengambilda dan rempah-rempahin yang th dia siapkan, dan menaburkannyangsung di atas daging bakar tersebut. Seth bumbu itu ditaburkan, daging kelinci segera mengeluarkan harum yang luar biasa. Bersamaan dengan itu, daging buaya bakar dan daging buaya gorengnya juga mengeluarkan wangi. Semua orang merasapar. Mereka belum makan sejak mereka turun dari pesawat, dan sekarang mereka hanya bisa melihat betapa menggiurkannya makanan ini. Randika tersenyum sedikit: "Jangan khawatir, tunggu sebentar." Randika duduk di samping dan membalik daging buaya itu, menambahkan bumbu di atasnya dari waktu ke waktu. "Kak, bisakah daging ini dimakan?" Randika cukup terkejut, dia tidak tahu kapan Hannah muncul di bkangnya. Ketika Hannah melihat daging buaya itu, wajahnya bercampur dengan rasa ingin tahu dan jijik. Ini adh daging buaya, apakah ini benar-benar bisa dimakan? "Jangan khawatir, kamu akan tahu saat aku memberimu sedikit daging ini." Randika tertawa. Tidak butuh waktuma, akhirnya orang-orang yang bertugas untuk memasak akhirnya mengatakan dagingnya sudah matang. Tiba-tiba para karyawaninnyangsung bergegas seperti serig. Mereka semua sudah sangatpar. Randika baru saja selesai memanggang daging buayanya, tiba-tiba, dia menemukan bahwa banyak tangan yang th diulurkan ke arah daging buayanya, dan ketika dia berkedipgi, dia menemukan bahwa daging itu th hng. Randika tercengang, ini benar-benar luar biasa! Apakah kecepatan tangan mereka ini lebih cepat darinya? Dengan senyum yang masam, Randika menggelengkan kepnya. Dia benar-benar meremehkan potensi orang yang sedang mengmi krisis. Tidak ada jnin, Randika hanya bisa memangganggi. Sedangkan orang-orang yanginnya tangannya masih berminyak dan berku. "Ya Tuhan, ini sangat enak." "Keahlian memasak pak Randika benar-benar luar biasa. Aku merasa bahwa aku bisa menghabiskan daging itu semua sendirian. Siapa pun yang menikahi pak Randika di masa depan, dia pasti akan menjadi sangat beruntung." Wajah gadis muda itu memerah. "Hei, kamu baru saja mengambil jatah dagingku! Apakah kamu mengatakan bahwa kamu memiliki hati nurani dan merasa bersh sehingga kamu akan memberikan sup itu?" "Sin, kamu juga sudah makan banyak! Sekarang kamu ingin merebut supku?" Perempuan iu memutar matanya, mereka berdua biasanya adh teman baik, tetapi di hadapan makanan enak, sifat tidak mau mengh mereka keluar bersamaan. "Oh iya, masih ada ayam!" Entah siapa yang berteriak. "Ya, ayo cepat dimasak!" Jadi, sekelompok pecinta kuliner yang berubah menjadi serigpar itu mengeluarkan sebuah kantong stik, menaruhnya di tanah, dan segera mengeluarkan daging ayam di dmnya, dan ayam di dmnya tiba-tiba terlihat. "Beri aku pahanya." Sebuah tangan terulur. "Beri aku pahanya." Tangan satunya terulur. "Uh, berikan aku sayap ayam itu." "Cepat beri aku ayamnya." Tangan yang tak terhitung juhnya terulur, beberapa gadis hanya bisa terdiam. Pada saat ini, sebuah tangan yangin terulur, dan kemudian dengan suara lemah. "Beri aku pantat ayam." Gadis itu tertawa "Haha! Oke, sebentar, aku akan memberimu pantat ayam." Randika masih asyik memanggang daging buayanya. Lagip, daging buayanya masih sangat banyak. Saking banyaknya, sepertinya mereka tidak akan bisa menghabiskannya mm ini. Meski ini terasa sedikit aneh, tetapi pemandu wisata itu sangat menyukai daging buaya dan ingin membeli sisanya. Randika dengan senang hati memberikan dagingnya ini pada si pemandu wisata. Pemandu wisata itu kemudian png dengan gembira. Rumahnya sangat dekat dengan tempat mereka berkemah. Dia masih harus png dan dia akan kembali besok pagi. Tidak butuh waktuma bagi daging buaya batch kedua Randika untuk selesai dipanggang, dan para pecinta kuliner itu hampir siap menyantapnya kembali. Beberapa orang sangat menyayangkan bahwa mereka sudah kenyang, mereka sebenarnya ingin makan lebih banyakgi. "Ayo, Hannah, coba rasakan." Randika memberikan sepotong daging buaya dan menyerahkannya pada Hannah. Hannah mencicipinya, dan matanya berbinar. Daging buaya itu kenyal, lezat, dan beraroma sangat harum. "Kak, tambah!" Hannah berjongkok di samping Randika. "Enak?" Randika tertawa dan memberikan daging buayanyagi ke Hannah. Pada saat yang sama, Indra juga berada di samping, dia memegang daging buayanya sambil terus menggigit. Karena enak, dia makan beberapa potong. Orang-orang ini makan dengan pehan di sekitar api unggun dan mengobrol bersama dengan gembira. Mereka juga mengambil beberapa foto dari waktu ke waktu, dan ketika mereka kembali nanti, mereka akan memiliki sebuah kenangan. Semua orang mengobrol, dan pada akhirnya mereka menari di sekitar api unggun, dan mereka juga menyuruh Randika menyanyikan beberapagu. Penampn Randika saat di bus pagi ini luar biasa. Randika juga mengeluarkan suaranya beberapa kali, semua jenisgu dimainkan, dan ada alunan musik di antara mereka. Di mm yang tenang ini, suara Randika bergema. Chapter 414: Alarm Bahaya Chapter 414: rm Bahaya Seth lebih dari satu jam bermain-main, mereka semua kembali ke dm tenda untuk tidur. Randika menunggu dan menyaksikan semua orang itu masuk ke tenda dan berjn menuju tenda Inggrid. Wajar jika seorang istri yang datang bersama suaminya masuk ke dm tenda yang sama, apa yang merekakukan di dm tenda, mereka semua sudah pasti tahu. Dia adhkiki, tentu saja dia ingin tidur dengan wanitanya sendiri. Tetapi begitu dia membuka tenda, dia menemukan bahwa Inggrid dan Hannah sedang berganti pakaian di dm. Semua kulit di tubuhnya terbuka. Lihah pinggang kecil Hannah, rambut yang tergerai di bahu, dan punggung mulus tnjangnya. Randika merasa penuh dengan gairah. Di sebh kanan, sosok Inggrid juga sama seksinya. Dengan sepasang kakak beradik menawan ini yang sedang berganti pakaian, Randikangsung merasakan bahwa gairahnya segera memuncak. "Ah, keluah!" Tepat ketika dia hendak masuk, Hannah berteriak, dan kemudian melemparnya dengan sesuatu. Lemparannya sangat akurat danngsung mengenai wajah Randika. Di dm tenda, kedua saudari itu menutup ritsleting tenda dan memakai pakaian mereka. "Ran, kamu tidur sendirian mm ini! Aku akan tidur dengan Hannah dan tendamu juga ada di sebh." Suara Inggrid datang dari dm. Randika mengambil benda yang dilempar Hannah dari wajahnya dengan depresi. Sepertinya dia tidak bisa tidur dengan istrinya yang cantik mm ini. Dia ingin membuangnya, tetapi tiba-tiba menyadari kenapa benda ini terasa sangat nyaman untuk disentuh? Melihat benda ini, Randika segera menjadi bahagia. Ini ternyata adha dm Hannah, sepertinya dia melempara dmnya tanpa menyadarinya. Oke, karena kamu memberikannya kepadaku, maka aku akan menerimanya. ... Keesokan harinya, hari sudah pagi, Randika membuka matanya, membuka ritsleting tenda, dan melihat Hannah ada di depannya. "Apakah kamu akan menakut-nakuti kakak iparmu ini sampai mati?" Randika memutar matanya. Orang js akan merasa ketakutan setengah mati jika mereka tiba-tiba datang tanpa suara. Hannah menjulurkan lidahnya, dan kemudian berkata. "Kak, cepat kembalikan barang yang aku lempar tadi mm." "Memangnya apa yang kamu lemparkan padaku?" Randika pura-pura bingung. "Itu... Benda itu bekas aku pakai kemarin." Hannah merasa wajahnya memanas. Pada saat itu, dia hanya mengambil sesuatu dengan santai yang ada di dekatnya dan dia segera melemparkannya pada Randika untuk menghngi pemandangannya. Ternyata sudah dipakai? Randika merasa dirinya akan mimisan. Bukankah seharusnya ini begitu menggairahkan? Dia mencium dan menghirupnya tadi mm, tidak heran ada bau yang aneh. "Itu, sepertinya aku sudah membuangnya." Jawab Randika. Hannah menatapnya. "Kamu membuangnya?" "Ya, sudah kubuang." Randika berkata dengan pasti. Hannah melirik ke dm tenda, dia dapat melihat sepotong kain kecilnya. "Kak, coba lihat ke bkang dan lihah apa yang ada di bkangmu?" Randika menoleh ke bkang, dan ketika dia berbalikgi, dia menemukan bahwa Hannah th mengangkat tinju kecilnya. "Jangan, aku cuma sedang bercanda denganmu, benda itu masih ada, jangan, ah!" Randika berteriak meminta ampun dan Hannah segera mengambilnya kembali dan mendengus dengan bangga. Randika menggelengkan kepnya dengan sepenuh hati. Tak butuh waktuma bagi semua orang untuk bangunlu membasuh muka di tepi sungai untuk menyegarkan diri, pada saat itu juga pemandu wisata juga datang. "Oke, mari kitanjutkan!" Semua orang dengan penuh energi berjn menuju kedman hutan purba itu. Pemandu wisata memimpin jn di depan. Dia tidak berjn sampai masuk ke kedman, karena mungkin ada bahaya di dm hutan purba ini. Jika terjadi keshan, diah yang bertanggung jawab. Namun seringkali wisatawan tidak telu mendengarkan pemandu wisata, beberapa karyawan merasa tidak apa-apa untuk masuk ke dm, dan semua orang ingin melihat ke dm hutan purba. Pemandu wisata itu, mau tidak mau, setuju untuk membawa mereka sedikit lebih dm ke hutan. Randika menyaksikan beberapa gadis muda bermain, dan berkata kepada Indra di samping. "Indra, kamu pergh dan ikuti mereka, jaga mereka dengan baik." "Baih, kakak." Indra dengan tegas berkata. Begitu Indra pergi, telepon Randika berdering. Randika melihat bahwa itu adh nomor yang tidak dikenal, dan bahkan nomor teleponnya tidak ditampilkan. "Tuan, apakah Anda sekarang berada di Hutan Sk di Jawa Barat?" Randika tercengang, itu adh Yuna yang menelepon, dan nada suara Yuna sangat gugup, seh sesuatu yang besar akan terjadi. "Aku memang di sini, Yuna, apa yang terjadi?" Randika seh mendengar tanda bahaya. Yuna buru-buru berkata: "Ran, aku akan menyingkatporanku ini agar mudah dipahami. Aku menggunakan satelit untuk berbicara denganmu dan itu tidak akan bertahanma. Tempatmu sekarang sangat berbahaya. Kamu harus pergi secepat mungkin!" "Kabar yang kudapat mengatakan bahwa Bn Kegpan, Tom dan Anna, mereka semua membawa orang ke Hutan Sk. Sepertinya mereka sudah tiba kemarin, dan seharusnya mereka sudah mi mengintai sekarang." Hati Randika tercekik. Seth mendengar berita itu, dia dapat memahami bahaya apa yang dia hadapi. Dengan kondisi fisiknya saat ini, dia hanya bisa menn air ludahnya ini. Terlebihgi, hanya sebagian kecil dari pasukan Ares yang mengikuti dirinya ke dm hutan ini. Hati Randika mengatakan bahwa dia harus segera pergi, Tom, Anna dan Bn Kegpan seharusnya sudah dekat dengan posisinya. Meskipun mereka tidak dekat dengan kota, tapi mereka tidak jauh. Seth memasuki kota, tidak mungkin bagi mereka untuk mencoba menckainyagi. Sebagai daerah perbatasan, di tepi hutan th terkumpul sejuh besar pasukan untuk menjaga, dan terdapat banyak ahli b diri, jadi mereka tidak bisa berbuat seenaknya di sini. Namun, Yuna belum menyelesaikan ucapannya. "Tidak hanya mereka, beberapa kelompok tentara bayaran juga th tiba di sana dan mereka semua bergegas ke Hutan Sk. Bkangan ini ada kabar bahwa ada peninggn peradaban kuno di Hutan Sk. Ada juga pil yang bisa membuat orang hidup abadi, jadi banyak orang bergegas ke sana." Seth mendengar kabar tersebut, Randika juga terkejut. Ada reruntuhan kuno di sini? Namun, Randika juga tahu bahwa begitu berita tentang hal ini sudah menyebar, informasi itu akan menarik minat banyak orang. Randika khawatir sejuh besar ahli b diri juga akan berkumpul di sini. Meskipun kebetn dia datang ke Hutan Sk, Tom, Anna dan Bn Kegpan juga mengikutinya. Jika dua kekuatan ini bersatu, itu akan merepotkan. "Baih, aku mengerti." kata Randika. Seth menutup telepon, Randika hendak memanggil kembali semua orang karena mereka menjjah telu dm. Tapi saat ini, ada sebuah teriakan di depannya. "Ah!" Suara itu sepertinya sangat ketakutan, tapi entah kenapa, jeritan itu semakin jauh dan menjauh. Randika terkejut, dan bergegas ke depan, ketika dia datang ke depan, dia sedikit merasa buruk. Di jn di depan, ada lubang besar, seukuran seperempatpangan sepak b, dan kedman lubang tidak terlihat pada pandangan pertama. Apakah mereka semua jatuh? Randika memandangi beberapa gadis yang ketakutan, dan dengan cepat bertanya. "Siapa yang jatuh?" "Bu Inggrid dan pria gemuk itu." Seorang gadis hampir berkata dengan suara setengah menangis. Jika mereka tidak berjn lebih jauh sebelumnya, mereka mungkin th jatuh bersama dengan mereka. Chapter 415: Labirin Chapter 415: Labirin Hati Randika tenggm, dan saat ini, sekelompok orang di bkang juga menyusul. Melihat lubang besar yang tiba-tiba muncul di depan, mereka semua sangat terkejut. "Ini Apa yang th terjadi?" Sh satu orang menjadi panik. "Siapa yang jatuh?" Sh satu dari mereka tiba-tiba bergegas mendekati pemandu wisata itu dan mengangkat kerah bajunya. "Dasar bajingan, apa kamu dengan sengaja mau menckai kami?" "Berhenti!" Seseorang di bkang berusaha melerai mereka. Randika menarik napas, lubang besar ini tampak sangat aneh, seharusnya lubang ini tidak ada di sini. Hanya ada satu kemungkinan, ada ruangan di bawah tanah ini. Pikiran Randika bekerja dengan cepat, ketika dia melihat lubang yang dm ini, dia memutuskan untuk turun apa pun yang terjadi. Inggrid ada di dm, Indra juga ada di dm, dan boneka ginseng itu juga jatuh bersamanya, jadi mau tidak mau Randika harus menymatkan mereka. Tidak, dia harus turun dan menymatkan mereka! "Kalian semua!" Kata Randika tiba-tiba, meskipun suaranya tidak keras, dia menekan suara pada semua orang. Semua orang bergegas menoleh. "Aku akan turun nanti. Jika aku belum kembali sma setengah jam, kamu harus membawa semua orang ini kembali ke kota, mengerti?" Pemandu wisata itu mengangguk berng kali. Randika tidak ragu-ragugi seth itu, dia melompat ke dm lubang itu. "Dia, apakah dia melompat?" Gadis di sebhnya mundur sngkah karena ketakutan. Melihat adegan itu, mereka semua terdiam beberapa saat. "Lalu apa yang harus kitakukan?" Sh satu orang bertanya. "Menunggu." Pada akhirnya, seorang karyawan yang lebih tua berbicara. "Kita tunggu setengah jam ke depan, jika dia tidak kembali, kita akan mengikuti pemandu wisata dan memanggil polisi." Semua orang mendengarkan dan mengangguk. Di lubang yang dm itu, Randika bisa merasakan tubuhnya jatuh terus menerus, dan daerah sekitarnya menjadi gp gulita, seh-h cahaya di atas th ditn. Dia memperkirakan kedman lubang ini di hatinya. Dia pikir itu akan sangat dm, tetapi dia tidak menyangka bahwa itu hanya memiliki kedman sekitar sepuluh meter. Randika jatuh ke tanah, dan sekitarnya gp gulita, serta cahayanya juga sangat redup. Untunh Randika memiliki tenaga dm yang kuat sehingga dia bisa melihat hal-hal di sekitarnya dengan js. Lingkungannya seperti sebuah tebing yang berbatu, seh-h tempat ini sudah berlubang sebelumnya, dan cepat ataumbat keruntuhan akan terjadi. Dia tidak melihat Inggrid dan yanginnya, tetapi ada sebuah lorong di depan. Randika berjn menuju bagian itu. Bagian itu tidak telu dm. Ketika dia berjn, dia melihat cahaya sebuah yang redup di depannya. Randika memandang ke kiri dan ke kanan, tiba-tiba dia merasa sedikit tertegun, dia berada di sebuah koridor yang panjang. Tak jauh dari koridor tersebut, muncul sebuah pertigaan baru. Persimpangan itu sepertibirin. Ini, apa yang terjadi? Randika kaget. Apa yang terjadi? Mengapa ada tempat sepertibirin di bawah tanah? Mungkinkah ini reruntuhan kuno yang diberitakan itu? Hati Randika penuh dengan pertanyaan, tetapi hal yang paling mendesak adh menemukan Inggrid dan yanginnya. "Inggrid, Indra!" Randika berteriak, suaranya bergema, dan tidak jauh dari sana, ketika Indra mendengar suara itu, wajahnya menjadi senang, dan dia berteriak dengan suara yang keras. "Kakak, aku di sini." Randika ingin menemukan posisi Indra dengan mendengarkan suaranya, tetapi dia menyadari bahwa suara Indra sepertinya bergema ke seg arah, dan dia tidak bisa menemukannya sama sekali. Dia sangat terkejut,birin ini tampak lebih membingungkan dari yang dia kira, dan ada banyak gema, benar-benar mengganggu. Randika buru-buru berkata dengan keras. "Indra, berdiri saja di sana dan jangan bergerak, aku akan menghampirimu." Randika dengan cepat beri ke depan, dialu memandang ke kiri dan ke kanan. Takma kemudian, dia menemukan Indra, Inggrid, dan seorang wanita bernama Maria. "Kakak." Indra masih tersenyum dan boneka ginseng di pundaknya juga sangat bahagia. Rasanya tempat ini agak aneh, dan ada bau di udara yang membuatnya merasa sangat menjijikkan. "Indra, Inggrid, kalian baik-baik saja?" Randika bertanya dengan khawatir, tapi dia merasa lega ketika melihat ketiganya baik-baik saja. "Indra menangkap kita saat kita jatuh." Kata Inggrid. "Aku masih harus berterima kasih pada dia." Randika mengangguk. "Tidak apa-apa, ayo keluar." Tempat ini, Randika merasa banyak aura kegpan. Maria juga sangat ketakutan, dia mengikuti kerumunan dengan tubuh gemetar. Randika kemudian berjn kembali ke jn yang dia datangi sebelumnya. Ku hanya sepuluh meter, Randika masih bisa membawa satu atau dua orang untuk memanjat keluar, jadi dia hanya perlu menemukan jn yang dia masuki sebelumnya. Mereka bertiga mengikuti Randika. Randika berjn di jn yang sama, dia memiliki ingatan yang kuat. Kemudian dia datang ke sebuah lorong dan masuk. Tapi seth masuk dan melihat pemandanganbirin yang persis sama di depannya, hati seluruh orang tidak bisa menahan diri untuk tidak tenggm. Mereka tersesat! Ini adh fakta yang mencengangkan, Randika memiliki kemampuan untuk mengingat sesuatu dengan sempurna dan bahkan ketika dia menggunakan tenaga dmnya untuk mengingat, dia masih tersesat! Randika mi berpikir. Saat itu dia berjn ke depan lebih dulu, baru melewati lima persimpangan, kemudian dia melihat bayangan Indra dan yanginnya di sebh kiri. Ketika dia lewat, dia berjn ke kanangi. Tetapi ketika dia berusaha menelusuri jn itu kembali, mengapa dia bisa sh? "Apakah kita tersesat?" Perempuan bernama Maria itu hampir menangis. "Tidak apa-apa, ada aku di sini." Inggrid buru-buru menghiburnya. Meskipun dia juga merasa tertekan, tapi seth banyak hal, ketahanan psikologisnya sudah sangat kuat, dan kali ini Randika ada di sampingnya. . "Ayo kita kembali." kata Randika. Mereka kembali ke lorong barusan, dan kemudian berjngi, tetapi kali ini mereka memasuki sebuah lorong, dan itu adh ruang rahasia dengan beberapa hal aneh di dmnya, seperti yang digunakan pada zaman kuno. Randika merasakan sesuatu yang buruk,birin itu memang agak aneh. Dia sudah mencoba beberapa kaligi, tetapi dia tidak bisa menemukan jn keluar sama sekali. Seth beberapa saat, Randika harus mengakui bahwa dia tersesat. Namun, dia juga menemukan bahwa dia hanya sh saat mencari jn keluar. Dia memikirkan sebuah lorong ketika dia pertama kali memasuki lorong tepi, yaitupisanbirin terluar, tetapi pada kenyataannya,birin itu tidak teratur sama sekali. Dia berada dipisan luar, tetapi lorong di sebhnya mengarah ke luar. Bentangannya menonjol, dan berbagai pemandangan,mpu di dinding, dan batu bata di tanah sama persis, seth beberapa saat, seseorang akan sangat mudah tersesat. Labirin itu tidak beraturan dan telu besar. Sungguh peninggn zaman kuno yang hebat. "Tidak apa-apa, ayo kita cobagi, mungkin kita akan bisa menemukan jn keluar." Inggrid menghibur dengan lembut dari samping. "Baih." Randika mengangguk, dia memimpin untuk mi mencarigi, tetapi tanpa kecuali, jn yang mereka temukan hanyh sebuah lorong, dan tidak ada jn keluar sama sekali. Randika merasa bahwabirin ini membuatnya sangat bingung. Ini adh tempat yang paling menakutkan dmbirin, terjebak di sini dapat dengan mudah membuat orang merasa tertekan dan cemas. Randika tidak gentar, atau cemas, ada Inggrid di sampingnya, tidak peduli apa, dia harus bisa membawanya keluar. ... Di luar, setengah jam th belu, semua orang melihat ke dm lubang hitam besar di depannya, dan mereka semua tahu bahwa Randika tidak bisa kembali. "Apa yang harus kitakukan?" Seorang gadis menangis dengan pn. Mereka tidak menyangka bahwa mash seperti ini akan terjadi. "Ayo pergi, kita akan kembali dan panggil polisi." Kata seorang karyawan, yanginnya juga setuju. Ini adh cara yang terbaik dm menghadapi mash ini. Hannah tidak ingin pergi, tetapi dia diseret oleh semua orang! Ketika Hannah dan yanginnya pergi, beberapa kekuatan yang berada di perbatasan Hutan Sk, mengerahkan sejuh besar tentara bayaran untuk memasuki hutan. Berita mengenai reruntuhan penuh harta karun itu sudah tersebar, dan yang paling bersemangat tentu saja para tentara bayaran ini. Sma mereka bisa mendapatkan harta karun tersebut, mereka tentu akan menjual dengan harga yang bagus. Di saat yang sama, banyak ahli b diri yang juga masuk, mereka sangat berani dan kebanyakan dari mereka bertindak sendiri. Adapun mengapa mereka tidak memasuki Indonesia dari jalur udara, itu karena Indonesia mkukan pemeriksaan yang ketat. Orang-orang ini bahkan masuk tanpa paspor resmi. Bn Kegpan membawa sekelompok orang di sekitarnya, melihat ke hutan di depannya, dan kemudian mmbaikan tangannya. "Pergh!" Mereka juga masuk. Tidakma kemudian, Tom dan Anna juga datang, dan mereka mengikuti para ahli b diri. Satu per satu ahli b diri yang terkenal terus-menerus memasuki hutan Sk. Brian dari Dataran Siberia Timur juga masuk, dan seorang pria yang terbungkus jubah hitam juga ikut masuk. Sampai sekarang, sudah tak terhitung juhnya ahli b diri yang memasuki hutan Sk ini. Randika tidak tahu akan hal ini. Dia hanya ingin menemukan jn keluar dengan cepat. Labirin sin ini seperti kurungan yang menangkapnya dan menjebaknya di dm. Untungnya, Inggrid terus mendorongnya, dan karakter Randika juga sangat tangguh, jadi dia tetap tenang. "Bagaimana ku kita menelusuri jn ini satu per satu?" Maria berkata dengan lembut. Sekarang mereka tidak dapat menemukan pintu masuk sebelumnya, dan ada begitu banyak jn dibirin ini. Dm hal ini, lebih baik mencoba keberuntungan mereka. Randika berpikir sejenak dan mengangguk. "Ku begitu mari kita cari secara acak." Pada saat yang sama, orang-orang di pintu masukbirin juga th turun. Ketika mereka melihat pemandangan di depan mereka, orang-orang itu merasakan firasat buruk. "Sin, apa-apaan ini? Kenapa semua terlihat sama persis?" Seorang tentara bayaran mengutuk. "Tuhan, ini ternyata sebuahbirin!" Tentara bayaraninnya berseru, "Dan ini adhbirin bawah tanah, G, betapa hebatnya orang yang bisa membangun hal sebesar itu di zaman kuno!" "Jangan ngomong terus, kita harus cepat! Jangan sampai harta karun kita diambil oleh orangin." Orang-orang ini berjn ke depan sebentar, dan segera menyadari bahwa mereka menghadapi mash besar. Ada dua jn di kiri dan kanan, dan semuanya terlihat sama persis. Mana yang harus dipilih? Selusin orang saling melihat dan mereka semua ragu-ragu. "Sin, kita harus memilihnya secara acak. Bagaimanapun juga, hal semacam ini slu merupakan sebuah kesempatan." Seorang tentara bayaran mengeluarkan koin. Lalu dia melempar koin itu. "Kita ke kiri." Tentara bayaraninnya mengangkat bahu, ini merupakan cara yang terbaik, tapi seth mereka berjn ke kiri untuk beberapa saat, mereka kembali tercengang. Ini, kenapa ada tiga jn di depan? Dan itu masih sama persis. Semua orang melihat ke arah tentara bayaran yang melemparkan koin tadi, tetapi menemukan bahwa sudut mulut mereka bergerak-gerak dm diam. "Bajingan, jangan melihat ke arahku! Aku juga tidak tahu harus pergi ke managi." Hal serupa terjadi di seluruhbirin. Labirin besar ini memiliki banyak pintu masuk, ini tidak ada di informasi yang mereka dengar. Chapter 416: Monster di Dalam Labirin Chapter 416: Monster di Dm Labirin Keberuntungan Randika sama sekali tidak bagus, dia masih tidak dapat menemukan jn keluar daribirin ini. Labirin ini benar-benar telu besar, awalnya Randika sudah menggambar sebuah peta di benaknya. Randika terus menerus menggambarkan informasi baru ketika dia berjn. Tetapi seiring berjnnya waktu, Randika menyadari bahwa mustahil untuk mengingat semua jn ini. Terlebihgi, bahkan jika dia memiliki peta sekalipun, mustahil untuk menemukan jn keluar apab semua jn itu sama persis. Mi dari jn, dinding, atap, bahkanmpu yang ada benar-benar sama persis. Untungnya saja, masih adampu yang menerangi mereka jika tidak, kepanikan akan segera mnda siapapun yang masuk ke dmbirin ini. "Kak, akupar." Kata Indra dengan nada suara yang lemas. Sejauh ini, mereka berempat sudah mengelilingibirin ini lebih dari 7 jam. Mereka jatuh ke lubang pada pagi hari dan sekarang sudah hampir sore hari. Tetapi untuk detailnya, mereka tidak tahu karena di dmbirin tidak ada jam. Ketika mereka berjn, mereka juga bisa mendengarkan suara perut Indra yang terus berbunyi tanpa henti. Hal ini membuat perut ketiga oranginnya ikut berbunyi. Mereka jugapar, tetapi mereka sampai sekarang belum menemukan jn keluar daribirin ini. Jika seperti ini, mereka merasa bahwa mereka tidak akan pernah bisa keluar. "Sabar saja dulu, nanti aku akan membelikanmu makanan yang enak ketika kita keluar nanti." Randika berusaha menghibur. Namun, di matanya ada jejak-jejak kekhawatiran dan kelhan. Ini bukan shnya,birin ini memang telu abnormal. Sebelum ini, dia mencoba jn lurus tanpa henti, tetapi di tengah-tengah, ada dinding besar yang menghngi mereka. Labirin ini dibuat secara aneh, sepertinyabirin ini dibuat tanpa desain sama sekali dan areanya benar-benar luas. Randika memperkirakan bahwa luasnya sama dengan luas hutan purba di atasnya. Jika itu benar,birin ini benar-benar menyimpan sesuatu yang sangat berharga. Apakahbirin ini benar-benar menyimpan rahasia untuk menjadi abadi? Terlebihgi, hanya sedikit orang yang bisa membangunbirin seperti ini di zaman kuno. Kemungkinan besar yang membuatnya adh keluarga kerajaan yang kaya atau pedagang kaya pada zaman dahulu. Tetapi menurut Randika,birin ini sepertinya dibangun oleh keluarga kerajaan kerajaan. Pembangunanbirin ini benar-benar rumit, tenaga manusia yang besar diperlukan dm membuatbirin sebesar ini. Oleh karena itu, hanya keluarga kerajaan yang bisa membangunbirin seperti ini. Ketika berjn, Randika juga memperhatikan segnya dengan detail. Pertama adhmpu minyak! Pembuatanmpu minyak ini sangat cerdas, sepertinya minyak itu tidak pernah habis karena itu berasal dari mayat yang membusuk. Pada saat yang sama, ketika Randika memeriksa tembok, dia merasa bahwa ada beberapa tembok yang rapuh. Randika berusaha merasakannya dan menyimpulkan bahwa tembok itu berasal dari tng manusia! Dengan kedua petunjuk ini, Randika dapat menyimpulkan bahwabirin ini th memakan korban jiwa yang sangat amat banyak. Ku dilihat dari besarnyabirin ini, Randika memperkirakan bahwa ada lebih dari 100 ribu mayat yang th menjadi korban. Oleh karena itu,mpumpu ini diperkirakan akan terus meny sma 100 tahun lebih. Menurut pengetahuan Randika, sepertinya keluarga kerajaan yang membangunbirin ini th menggunakan hampir 50 ribu tenaga kerja. Ketikabirin ini selesai dibuat, menurut adat, orang-orang ini akan ditumbalkan dan mati bersama denganbirin yang mereka buat. Hal ini dkukan untuk menjaga rahasia ataupun karena mereka kekurangan bahan. Randika menatap sekelilingnya, dia merasa ribuan jiwa th menyuarakan kesengsaraan mereka padanya! Randika tidak membicarakan hal ini pada yangin, dia takut reaksi mereka akan heboh dan makin panik. Dm keadaan diam, keempat orang ini terus berjn menuju ke kedman. Apa yang Randika tidak tahu adh perjnan mereka justru membawa mereka ke pusat daribirin ini. Labirin ini hanya sebuah benteng, bukan inti dari reruntuhan kuno ini. Meskipun Randika berusaha berjn menuju pintu keluar, mereka justru berjn tepat menuju pusat dari reruntuhan ini. Mereka semua berjn dm keadaan diam, pada saat ini mereka merasa bahwa tenaga mereka telu sedikit bahkan untuk bersuara sekalipun. Randika berjn di depan. Pada saat ini, dia terus menerus mendengar suara perut Indra yang menandakan bahwa diapar. Randika mengh napasnya, sepertinya adik seperguruannya ini benar-benar kparan. Suara perut Indra terus bergema, akhirnya dia berkata pada Randika. "Kak" "Sabar, aku tidak bawa makanan sama sekali. Lebih baik kamu pusatkan tenaga dmmu ke perutmu agar kamu tidak telupar." Kata Randika tidak berdaya. "Itu bukan aku kak, perutku tidak bunyi." Kata Indra dengan wajah kebingungan. Dia awalnya mengira suara perut berbunyi itu adh miliknya, tetapi dipikir-pikir, dia menyadari bahwa itu bukan berasal dari perutnya. Ketika Inggrid dan Maria mendengar ini, mereka js terkejut. Bukankah suara itu berasal dari Indra? Randika sendiri juga terkejut, tidak ada orangin sin mereka di sini. Ku itu bukan suara perut mereka, terus itu suara siapa? Tiba-tiba, Randika menoleh ke bkang dan menyadari ada tatapan tajam mengawasi mereka. Tetapi, jn di bkang mereka itu sunyi dan sepi. Randika tiba-tiba merinding, tanda bahaya! Ada bahaya yang mendekat! Instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang mendekat. Meskipun dia tidak tahu apa yang mendekat, mengingatbirin ini begitu misterius, Randika tahu bahwa makhluk yang ada bukah makhluk yang sembarangan. "Ran" Inggrid sedikit cemas. Dia juga dapat merasakan bahwa ada sesuatu di bkang mereka yang mendekat. "Tidak apa-apa, jangan khawatir. Berdirh di bkangku, ku ada apa-apa cepahri dari sini." Wajah Randika tidak pernah seserius ini. Sebuah bayangan mi menutupi tembok dan menutupi jn. Randika memperhatikan bayangan itu dengan seksama, dia sudah siap menghadapinya. Inggrid, Maria, Indra sedikit berdiri di bkang Randika. Dia datang! Inggrid dan Maria makin ketakutan ketika melihat bayangan itu makin besar setiapngkahnya. Apa itu? Boneka ginseng yang ada di pundaknya Indra juga merasa panik, ia merasakan bahaya yang besar makin mendekat. Ia merasa bahwa makhluk ini adhwan minya. "Tenang saja, aku ada di sini." Indra dengan cepat menenangkan sahabat kecilnya itu. Boneka ginseng itu dengan cepat melompat dan bersembunyi di balik baju Indra. Tubuhnya gemetar dan kepnya dia sembunyikan, sepertinya ia benar-benar ketakutan. Bayangan itu tiba-tiba hng pada saat ini, Randika sendiri tidak dapat menemukannya. Tiba-tiba, dia merasa bahwa makhluk itu mengintip dari balik tembok. Dm sekejap, pupil mata Randika mengecil. Itu kepnya? Di bagian kepnya, tidak ada rambut sama sekali dan tengkorak kepnya th hancur setengah dan ams ke dm. Wajahnya benar-benar mengerikan, matanya juga sangat kecil seakan-akan tidak ada sama sekali. Di bagian matanya, tidak ada pupil hitamnya, semuanya putih. Bagian telinganya sangatncip bagaikan telinga seekor kelwar! Hidungnya sudah tinggal tng dan mulutnya yang menutupi giginya sudah separuh hng dan memperlihatkan giginya yang tajam. Randika merasakan firasat buruk di dm hatinya. Dia mengira bayangan itu adh orang, dia tidak menyangka itu adh makhluk purba seperti itu. Makhluk itu memperhatikan Randika dkk, air liurnya segera mes dengan banyak. Kemudian, dia berjn dan memperlihatkan tubuh besarnya. Tangannya yang besar itu memiliki kuku yang besar dan tajam. Yang membuatnya makin menakutkan adh bukannya berjn, ia merayap bagaikan cicak di tembok! Monster itu merayap di tembok dan menghampiri Randika. Monster ini sudah mirip dengan Grendel di film "Beowulf", tetapi ini jauh mengerikan dan jauh lebih besar. Sepertinya dia th mengmi mutasi gik! Mustahil, ini benar-benar mustahil apab dipikir dengan nr. Apakah orang jaman dahulu mkukan eksperimen lintas spesies? Randika terus menerus memperhatikan monster itu, dia sedang memutuskan apakah monster itu jinak atau tidak. Monster itu memperhatikan keempat orang itu dan merayap secara pehan. Randika tidak bergerak tetapi seluruh tubuhnya benar-benar tegang. Tenaga dmnya sudah menyebar di seluruh tubuhnya sejak awal. Monster itu membuka mulutnya dan memperlihatkan taringnya. Suara perut keroncongan itu makin keras. Matanya yang putih itu seakan-akan sedang melihat hidangan makan mmnya! Chapter 417: Musuh yang Tak Terduga Chapter 417: Musuh yang Tak Terduga Monster itu menatap makan mmnya dengan air liur yang mes! Randika merasakan firasat buruk di dm hatinya, tetapi dia tidak takut. Meskipun tubuhnya tidak maksimal, dia sendiri cukup untuk mwan monster ini. Dm sekejap, monster itu merayap dengan cepat dan tangannya sudah bagaikan sabetan dewa maut yang siap membunuh mangsanya. Kecepatannya benar-benar cepat, hanya butuh beberapa detik baginya untuk sampai di hadapan Randika dkk. Dengan mulut yang terbuka lebar, dia bersiap untuk menerkam. Randika terkejut oleh kecepatan monster ini, tetapi reaksinya sendiri juga tidak kh cepat. Ketika monster itu menerjang, Randika mengangkat tangan kanannya dengan tegas dan myangkan sebuah pukn! Monster yang terkena pukn tk Randika itu myang jauh ke bkang dan membentur tembok. Seth terjatuh di tanah, bagaikan ketapel, ia menerjang majugi ke arah Randika. Terlebihgi, pukn tersebut th membangkitkan sifat ganasnya dan ia benar-benar marah sekarang. Ia tidak sabar mencabik-cabik tubuh Randika hingga tidak tersisa. Randika di dm hatinya merasa terkejut. Puknnya barusan mengandung tenaga dmnya yang besar, seharusnya itu dapat membunuh seekor gajah. Tetapi kenapa monster ini terlihat baik-baik saja? Meskipun ia adh monster hasil perkawinan sng, apakah memang mereka sekuat itu? Randika menatap monster itu dan kembali menghajarnya. Ketika puknnya itu mengenai monster itu, Randika menyadari bahwa tangan si monster itu bergerak dengan cepat. Dm seperkian detik, Randika menghindar dari serangan cakarnya itu meskipun bajunya terbh sedikit. Serangan ini benar-benar mengejutkan karena kecepatan yang dimiliki oleh monster tersebut. Seth monster itu menerima serangan Randika yang kedua, mustahil untuknya untuk bisa berdiri. Randika menyadari bahwa monster itu berusaha untuk berdiri, tetapi dengan cepat Randika menghampiri dan menginjaknya hingga mati. DUAK! Kakinya mengandung tenaga dmnya yang besar, Randika dengan mudah menghancurkan tng kep monster itu. Berbeda dengan makhlukinnya, monster ini tidak mengeluarkan darah sama sekali. Sepertinya monster ini terbuat dari tng, tidak ada darah ataupun dagingnya. Seth membunuh monster itu, Randika berjn menghampiri Indra dkk. "Sudah tidak apa-apa, ayo kita jngi." Kata Randika dengan nada menenangkan. Ketiga orang ini mengangguk dan menghembuskan napas lega ketika melihat Randika baik-baik saja. Namun, ketiga orang ini melihat sebuah bayangan dari bkang Randika. Dengan cepat wajah mereka memburuk. "Ran!" Inggrid berteriak dengan cepat, wajahnya benar-benar panik dan pucat. "Di bkang!" Maria juga ikut menunjuk ke arah bkang Randika. "Kak, masih adagi monsternya!" Indra akhirnya menyampaikan apa yang mereka bertiga lihat. Masih adagi? Jangan bercanda! Randika menoleh ke bkang dan melihat beberapa monster yang serupa itu muncul dari sudut tembok. Mau tidak mau Randika menjadi pucat! Menghadapi satu saja sudah cukup menyusahkan, sekarang dia harus menghadapi beberapa sekaligus? Monster-monster itu merayap di tembok, di jn, di atap, mereka benar-benar menutup jn keluar Randika. Sambil membalikkan badan, Randika berteriak. "Cepatri!" Lari adh satu-satunya pilihan mereka, jika mereka tertangkap oleh monster itu, js nasib mereka akan menjadi makanan mereka. Seth mwan monster yang tadi, Randika mengetahui bahwa kecepatan monster itu tidak biasa dan kekuatannya benar-benar kuat. Monster itu benar-benar agresif dan tidak akan berhenti sebelum ia mati. Jika monster ini sendirian mungkin tidak telu berbahaya tetapi ketika sudah berkelompok, lebih baik menghindari mereka daripada mwannya. Keempat orang ini mi beri dengan sekuat tenaga. Indra yang gemuk itu mendengus dingin dan sedikit tertinggal. Ketika dia menoleh ke bkang, dia berteriak pada Randika. "Kak, mereka mendekat!" Randika menoleh dan menyadari bahwa monster-monster itu benar-benar cepat, jarak mereka sudah saling berdekatan. Menggertakan giginya, Randika berkata pada ketiga oranginnya. "Larh duluan, aku akan menghentikan mereka!" Randika berhenti dan menatap sepuluh ekor lebih monster itu. Dia membtkan tekadnya dan menstimulus kekuatan misterius di dm tubuhnya! "Keluah!" Bersamaan dengan raungan perang, kekuatan misterius itu memancarkan energinya dan menguasai tubuh Randika. Randika memasuki mode Berserk! "Kakak!" Indra berteriak dan berdiri di samping Randika. "Aku akan membantumu." Boneka ginseng itu melompat dan memanjat pundak Inggrid, kemudian kedua perempuan itu dan boneka ginseng beri meninggalkan Randika dan Indra. Melihat Indra dan Randika, kumpn monster ini menerjang maju. Namun, tiba-tiba udara menjadi berat dan tatapan mata Randika menjadi dingin. Kekuatan misterius di dm tubuhnya sudah mengg. "Cepat pergi dari sini!" Randika menembakkan tenaga dmnya dengan kekuatan yang meluap-luap! Tekanan yang berat ini membuat para monster sedikit tertekan dan berhenti bergerak. Serangan tenaga dm Randika ini membuat mereka berpegangan erat dengan cakar yang menancap dm. Tidak peduli seberapa kuat tenaga dm Randika, mereka tidak akan menyerah sebelum mati. Ketika tenaga dm Randika pehan memudar, para monster ini kembali menerjang ke arah Randika satu per satu. Sin, monster-monster ini benar-benar merepotkan! Randika benar-benar heran dengan monster ini, sebenarnya makhluk apa mereka? Barusan Randika telu banyak memakai energinya, kali ini dia benar-benar terluka. Bahkan dengan bantuan tetesan darah boneka ginseng dan pil obat dari kakek pertamanya, luka di tubuhnya itu masih belum sembuh sempurna. Dan sekarang, seth memakai kekuatan misteriusnya dengan ceroboh, dia justru menambah juh luka di dm tubuhnya. Dengan tangan kanannya, Randika menangkap ekor monster itu dan melemparnya kembali. Sma monster-monster itu mendatanginya, dia bisa menghadapinya satu per satu. Tetapi Randika merasakan rasa sakit di lengannya. Sh satu monster barusan berhasil menancapkan cakarnya pada lengannya dan meninggalkan luka yang cukup dm. Sin! Randika kembali menangkap sh satu monster dan melemparnya dengan bantuan tenaga dmnya. Suara tinju dari Indra yang mengenai monster juga dapat terdengar. Tetapi karena gerakan Indra yangmbat, para monster itu dapat memprediksi dan menghindar dari serangannya. "Indra, kita mundur secara pehan!" Randika merasa bahwa monster ini pasti bagian dari kelompok yang lebih besar. Jika dia tidak membunuhnya, mereka akan terus mengejar dirinya dan Indra. Satu-satunya pilihan adh mundur teratur sambil mengurangi juhnya. Satu per satu monster berhasil Randika bunuh, tetapi setiap monster yang dia khkan meninggalkan sebuah luka di tubuhnya. Indra yangmbat justru lebih parahgi, dia yang sekarang sedang digigit oleh monster tersebut karena sakingmbatnya dia beri. Pada saat ini, tiba-tiba seekor monster itu berhasil melewati mereka dan berusaha mengejar Inggrid dan Maria. "Tidak akan kubiarkan!" Randika segera mengumpulkan tenaga dmnya di kakinya, dia dengan cepat melompat dan menangkap monster tersebut yang sedang merayap di atas. Dm satu hentakan, dia membanting monster itu ke tanah dengan kekuatan yang luar biasa! Di bawah, Indra berhasil melepaskan diri dan membunuh monster yang menggigitnya. Bajunya sudah robek dan darah mengalir cukup deras. Randika tidak bisa menghembuskan napas lega terlebih dahulu, serangan para monster ini masih benjut! Dia kembali menangkap sh satu monster yang ada di samping dan menghantamkannya ke tanah. Seth itu, dia memberikan pukn pamungkas yang membunuh monster tersebut. Seth mundur secara teratur dan terus menjaga jarak, Randika akhirnya berhasil membunuh monster yang terakhir. Seth memastikan tidak adagi yang bergerak, Randika menghembuskan napas lega. Pada saat ini tubuhnya benar-benar banyak luka, Indra juga sama buruknya dengannya. Tetapi bagi Randika, luka internalnya lebih buruk daripada luka yang dimi oleh tubuhnya ini. Terlebihgi dia memakai mode Berserk sepanjang pertarungan tadi. Ketika dia menenangkan diri, Randika samar-samar mendengar suara perut keroncongan itugi. Dia dengan cepat menarik Indra danri. "Cepat kita sembunyi." Mereka beri ke arah Inggrid dan Maria, seth beberapa menit beri, akhirnya mereka berempat kembali bersatu. "Apa lukamu baik-baik saja?" Inggrid terlihat sangat cemas melihat tubuh Randika yang terluka itu. "Tidak apa-apa, cuma luka kecil." "Cepat, kita harusri dari sini." Randika tiba-tiba menyadari bahwa suara perut keroncongan itu makin mendekat. Keempat orang ini kembali beri dan menemui sebuah persimpangan. "Belok ke mana kita?" Inggrid bertanya dengan nada yang bingung. Randika sendiri tidak tahu jn mana yang aman, akhirnya dia memilih jalur kanan. Namun, Randika memikirkan sebuah ide untuk mengbui para monster ini. Seth beri ke arah kanan beberapa saat, Randika dengan cepat menyuruh mereka bertiga berbalik dan mengambil jalur kiri yang tadi. Ketika mereka beri, Randika berusaha sekuat tenaga untuk menutupi bau dari darahnya dan Indra dengan bantuan tenaga dmnya. Dia khawatir bahwa sejauh apa pun diari, para monster itu bisa mcak mereka dari bau darahnya. Ketika para monster itu mencapai persimpangan, mereka tidak tahu harus pergi ke arah mana karena mereka tidak bisa mencium sama sekali. Melihat darah mengarah ke kanan, mereka dengan cepat beri dan mengejar mangsa mereka. Mendengar para monster itu menjauhi mereka, Randika menghembuskan napas lega. Pada saat ini, dia telu banyak memakai tenaga dmnya, kekuatan misteriusnya itu mi memberontak. Kali ini Randika benar-benar cemas dengan tubuhnya. Luka di tubuhnya itu masih belum sembuh dan sekarang ketambahan luka yang baru. Meskipun dia dan Indra mengmi luka akibat serangan monster tadi, ini semua tidak sepadan dengan luka internal yang diminya. Bibir Randika sedikit pucat, boneka ginseng itu dengan cepat menghampirinya dan mengulurkan tangannya. Mulutnya terlihat sedikit menahan sakit dan dia mengeluarkan setetes darahnya. Randika dengan cepat mengambil darah itu dan mennnya, dengan cepat energi lembut itu menyebar di dm tubuhnya. "Terima kasih." Meskipun begitu, Randika merasa bahwa darah boneka ginseng ini masih tidak cukup. Efeknya tidak sebanyak sebelumnya, sepertinya lukanya kali ini benar-benar serius. "Sebaiknya kita istirahat dulu." Kata Inggrid dengan wajah yang cemas. Randika tidak membsnya, tetapi tiba-tiba, ada suara tertawa yang keras yang menggema. "Sepertinya perjnanku ke Indonesia sangat tepat." Ketika Randika melihat sosok orang tersebut, pupil matanya mengerut. Bn Kegpan! Chapter 418: Pengorbanan Indra Chapter 418: Pengorbanan Indra Benar-benar kebetn yang mengerikan! Bn Kegpan tidak masuk ke dmbirin mlui lubang yang dimasuki oleh Randika, dia memasukibirin ini dari pintu masuk yangin. Bn Kegpan sudah mengitaribirin ini cukupma, dia tidak menyangka bahwa rutenya akan membawa dirinya kepada Randika! Randika tidak membsnya sama sekali, ekspresi wajahnya pun terlihat tidak berubah sama sekali. Sekarang situasinya benar-benar gawat. Belumgi kondisi tubuhnya yang parah ini dan tenaga dmnya yang sudah menipis. Randika dihadapi oleh dua pilihan. Pertama adh membunuh Bn Kegpan dengan waktu yang singkat dengan memanfaatkan sisa tenaga dmnya; yang kedua adhri! Melihat kondisinya ini,ri adh pilihan terbaik, tetapi pada saat ini, Bn Kegpan dan anak buahnya sudah mengepung Randika dkk. Di jn yang sempit ini, keempat orang ini sudah dikepung dari seg arah. Bn Kegpan tersenyum, dia tidak menyangka akan bertemu dengan Randika dibirin ini. Awalnya, tujuan pertamanya adh menemukan benda yang konon katanya bisa memberikannya kehidupan abadi, seth itu baru dia akan membunuh Randika. Apab kedua tujuannya itu bisa tercapai ngkah indahnya. Tetapi apab dia disuruh memilih, membunuh Randika adh prioritas utamanya. Dan pada saat ini, dia merasa bahwa pertemuan mereka ini pasth sebuah takdir. Tidak ada orang yang bisa membantu Randika dan, apab dilihat baik-baik, Ares yang perkasa ini terlihat cukup terluka. Bn Kegpan menatap tubuh Randika. Darah dan napasnya yang terengah-engah membuat Bn Kegpan makin bersemangat. Kamu tidak akan bisa kabur kali ini! "Lama tidak bertemu Ares." Bn Kegpan menyeringai, senyumannya benar-benar cerah. Jika orangin melihat mereka, mungkin mereka mengira mereka berdua adh temanma yang sudahma tidak berjumpa. "Kulihat kamu tidak berubah sama sekali, masih sama hinanya dengan anjing." Kata Randika dengan wajah serius. "Sma ada kesempatan, akan kuajarkan betapa menyakitkannya tinjuku ini." Bn Kegpan menyipitkan matanya sedikit, tetapi senyumannya tidak memudar sama sekali. "Hahaha kamu masih bisa bersikap sok tangguh seperti ini? Apa kamu tidak menyadari situasimu yang sekarang?" Untuk perjnannya kali ini, Bn Kegpan membawa beberapa ahli b diri bersamanya. Bahkan Bn Kegpan berjanji akan memberikan harta daribirin ini untuk mereka sma mereka bisa membantunya membunuh Randika. Randika memperhatikan orang-orang yang mengepungnya ini. Melihat orang-orang ini, dia berkata pada Bn Kegpan. "Apa kamu pikir kamu bisa membunuhku hanya dengan orang-orang ini?" "Ares, apa kamu pikir aku tidak memahamimu? Apa kamu pikir aku buta? Sekarang adh waktu yang tepat untuk membunuhmu." "Tidak akan kubiarkan." Indra tiba-tiba mengepalkan tinjunya. "Aku tidak akan membiarkan kakak seperguruanku mati." Hati Randika tersentuh, tetapi pada saat ini Bn Kegpan mendengus dingin. "Baih ku begitu, sepertinya kamu adh teman yang cocok untuk menemaninya di m kubur." Di sampingnya, orang bertampang bengis maju dan memperhatikan wajah Randika. Ekspresi wajahnya seperti predator yang melihat mangsanya. "Orang itu adh bagianku." "Chris, jangan bertindak gegabah. Seranh dia bersama dengan yanginnya." Bn Kegpan dengan cepat menk ide Chris yang ingin maju sendirian. Bn Kegpan tahu dm hatinya bahwa seorang Ares tetah seorang Ares. Semakin terpojoknya seekor hewan buas, semakin buas tingkahkunya. Inggrid dan Maria ketakutan ketika mereka dikepung oleh orang-orang berbaju serba hitam ini. Inggrid merasakan firasat buruk di dm hatinya, dia menyadari bahwa orang-orang ini datang untuk membunuh suaminya. Terlebihgi, kondisi luka Randika sedang cukup parah. Chris menatap Randika yang berlumuran darah tersebut, js bahwa dia meremehkan sang Dewa Perang ini. Wajah Randika memutih sesaat, sepertinya kekuatan misterius di dm tubuhnya makin memberontak. Namun, pertarungannya dengan Bn Kegpan sudah tidak terkangi. Chris maju bersama dengan beberapa orang. Orang-orang ini berbeda-beda, ada yang kurus, tinggi, berbadan besar dll. Terlebihgi, wajah mereka terlihat berbeda-beda, sepertinya mereka berasal dari negara yang berbeda. Tetapi mereka semua memiliki satu kesamaan yaitu nafsu membunuh yang kuat. "Jika kita berhasil membunuh Ares hari ini, bukankah nama kita akan terkenal?" Sh satu dari mereka tersenyum. "Aku sudahma penasaran bagaimana rasa dari darah para Dewa dari Olimpus ini." Kata orang di sampingnya. "Seharusnya darahnya lebih enak daripada yangin, jika tidak mana mungkin dia menyandang nama Dewa." Inggrid dan Maria ketakutan ketika mendengar hal ini, orang itu berbicara seakan-akan dia pernah memakan manusia! Pada saat ini, Inggrid menyadari tangan Randika yang ada di bkang. Tangan itu membentuk sebuah isyarat yaitu LARI! Wajah Randika masih terlihat sama, nada suaranya terdengar arogan. "Coba saja ku kalian berani." Pada saat ini, Randika hanya bisa bergantung pada kekuatan misteriusnya. Dengan bantuan tenaga dmnya yang tersisa, dia bisa memanfaatkan kekuatan misteriusnya ini wu cuma sebentar. Dm sekejap, kelima orang yang mengepung Randika itu maju dan menyerang Randika secara bersamaan. Kelima orang ini, meskipun Randika tidak pernah bertemu dengan mereka, Randika dapat merasakan bahwa mereka adh ahli b diri papan atas! BOOM! Dm sekejap, kekuatan melimpah mengalir di dm tubuh Randika. Dia segera memukul dan menghajar seorang pria paruh baya yang menyerangnya dari kanan. Kondisi Randika yang sekarang cukup mengerikan, dia harus segera membunuh mereka dan keluar dari situasi ini sebelum tubuhnya memburuk. Jangan pernah meremehkan seekor singa yang terpojok! Keempat oranginnya ini tidak menyangka bahwa Randika masih memiliki kekuatan yang begitu besar, apgi pria yang sudah terpental dan mati tersebut. Dia hanya merasakan sebuah palu besar menghantam mukanya dan mati. Apakah ini kekuatan dari sh satu dari 12 Dewa Olimpus? Benar-benar mengerikan! Melihat Randika yang penuh dengan ch itu, keempat orang ini segera tersadar dari kelinglungan mereka dan menyerang Randika. "Jangan lupakan aku!" Tiba-tiba, sebuah raungan perang terdengar dan Indra memasuki pertarungan. Indra berdiri di depan Randika bagaikan tembok kokoh yang tidak dapat dihancurkan, tinjunya myang meskipun pn. Kedua tinjunya bertemu dengan serangan dari dua orang. Kali ini, kedua orang itu benar-benar terkejut dengan kekuatan yang dimiliki Indra, mereka terpental beberapangkah. Namun, sebelum terpental, kedua orang tersebut berhasil myangkan sebuah serangan. Nampaknya serangan mereka itu sia-sia, Indra benar-benar kokoh bagaikan tembok. Orang-orang ini adh ahli b diri dunia, meskipun Indra adh jenius b diri, dia sama sekali tidak mempunyai pengman mwan orang. Terlebihgi, kecepatan Indra sangahmbat karena tubuh besarnya itu. Di sisiin, Randika bertarung dengan dua orang sisanya. Dengan kekuatan besar yang mengalir di dm tubuhnya, Randika myangkan sebuah pukn tepat di wajah musuhnya. Dm sekejap, kep musuhnya tersebut copot dari lehernya! Darah segera menyembur dan tubuhnya segera jatuh ke tanah. Bn Kegpan benar-benar terkejut, namun ketika dia melihat wajah pucat Randika, dia tersenyum. Tidak peduli seberapa kuat Randika, ketika dia tidak memiliki tenagagi, dia tidak lebih dari seorang manusia biasa. Meskipun anak buahnya mati, Chris tetap tenang. Namun, dia makin hati-hati dm bertahan sekaligus menyerang. Dengan bantuan Indra, pertarungan ini tidak seberat yang Randika bayangkan. Bn Kegpan yang berada di kejauhan memberi sinyal dengan tangannya. Dm sekejap, orang-orang yang tidak menyerang itu menerjang ke arah Inggrid dan Maria. "Bedebah!" ketika melihat hal ini, Randika marah dan menerjang maju. Namun, ketika dia berusaha melindungi Inggrid, tiba-tiba dia disambut oleh sebuah serangan dari Chris. UHUK! Kali ini, Randika memuntahkan seteguk darah segar. Sepertinya emosinya th membuatnya tidak sadar akan seranganwan yang sangat js itu. Indra di sampingnya terlihat kewhan karena dia menghabiskan energinya untuk mengejar musuhnya. "Ares, kamu telu banyak memiliki kelemahan." Bn Kegpan berteriak, dia sendiri juga menerjang maju ke arah Inggrid. "Indra, bertahah!" Randika dengan cepat meraung dan berusaha mencari jn untuk menymatkan Inggrid. "Kak, pergh dankukan apa yang harus kamukukan! Guru memintaku untuk menjagamu dengan nyawaku." Pada saat ini, Indra gagal menghu serangan dan menerima sebuah tendangan di perutnya. "Indra" Randika benar-benar tersentuh. Indra tidak memperhatikan hati kakak seperguruannya yang melembut itu, dia hanya meraung. "Kak cepat pergi dari sini! Aku tidak akan bertahanma!" "ARGH!!" Indra meraung keras. Para ahli b diri itu segera mengepung dan menyerang Indra bersamaan. Namun bersamaan dengan raungannya itu, Indra mengumpulkan seluruh tenaga dmnya dan merasakan kekuatan yang amat besar th menyebar di tubuhnya. "ARGH!!!!" Indra meraung sekaligi dan menangkap satu orang. Orang ini sangat bodoh karena dia mengira bahwa Indra yang sekarang adh Indra yang sama dengan yang tadi. Ketika pergngan tangannya tertangkap, dia merasakan rasa sakit yang luar biasa. Rupanya pergngan tangannya itu th patah! DUAK! Indra mengangkat orang itu dengan satu tangan dan membantingnya ke tanah. Di bawah kekuatan yang amat besar, orang itu tidak bisa mrikan diri dan menghantam tanah dengan keras. Disusul oleh sebuah tinju, orang itu makin menyatu dengan tanah dan tak sadarkan diri. Para ahli b diri yangin segera memanfaatkan hal ini untuk menyerang. Meskipun tenaga dmnya melimpah, Indra yang mengmi luka di seluruh tubuhnya itu merasa bahwa dia tidak akan bertahanma. "Kak,ri!" Indra meraung sekaligi, dia menyerang siapapun yang berani menghngi jn kakak seperguruannya. "Jika kakak tidak pergi, kita semua akan mati di tempat ini!" Indra kembali berteriak. Para ahli b diri itu berhasil menyerang Indra dengan mengandalkan kecepatan mereka dan mi mendesaknya. Namun, Indra sama sekali tidak bergerak meskipun menerima serangan mereka. Di sudut mulutnya, darah terus mengalir tanpa henti. Di bawah kecepatan yang absolut, kekuatan sebesar apa pun tidak akan berguna apab tidak berhasil mengenai. Sekarang, Indra hanya bisa bertahan. Randika tidak merasa emosionalgi, dia menggigit bibirnya dan beri ke arah Inggrid dan Maria. Indra bertahah! Randika tidak berani ragu-ragugi, dia tidak bisa membahayakan nyawa Inggrid dan Maria di tempat seperti ini. "Hadang dia!" Bn Kegpan dengan cepat menyuruh anak buahnya menangkap Randika. "Tidak akan kubiarkan!" Indra yang berdiri seperti tembok itu kembali meraung dan menghu siapapun yang hendak mengejar Randika. Siapapun yang berani mwan kakak seperguruannya, dia harus mngkahi mayatku! Jika dia mati hari ini, Indra merasa bahwa dia sudah memenuhi janjinya pada gurunya yaitu melindungi kakak seperguruannya dengan nyawanya. Meskipun gurunya itu berkata sambil bercanda, Indra merasa bahwa kata-katanya itu adh sebuah misi yang sangat penting. Dia merasa bahwa Randika itu adh kakaknya yang asli bukan cuma seorang kakak seperguruan. Dia akan mempertaruhkan nyawanya untuk kakaknya kapan saja! san itu sudah cukup baginya untuk melindungi Randika dengan nyawanya. Randika yang beri itu sudah tutup mata. Mendengar tekad Indra dari kata-katanya itu, Randika sudah tahu nasib adik seperguruannya itu akan seperti apa. Air mata Randika tidak bisa berhenti mengalir. Terima kasih Indra, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang kamu buat ini! Chapter 419: Anna dan Tom Chapter 419: Anna dan Tom Berkat bantuan Indra, Bn Kegpan dan anak buahnya mengmi kesulitan menerobos dan mengejar Randika. "Bunuh si gendut itu dulu." Kata Bn Kegpan dengan nada yang dingin. Kali ini, Randika babak belur dan terluka parah, dia tidak akan membiarkannyari. Dm sekejap anak buah Bn Kegpan segera menghajar Indra hingga terjatuh. Indra terengah-engah dan berdarah di tanah. Meskipun dia terlihat masih bernapas, dia sudah tidak bisa bergerakgi. "Mati?" Tanya Bn Kegpan kepada anak buahnya. Anak buahnya itu hanya mengangguk dan mereka semua kembali mengejar Randika. .... Kecepatanri Randika benar-benar luar biasa cepat, sambil menggendong 2 perempuan, dia beri tanpa melihat ke bkang. Hatinya dibakar oleh api amarah saat beri. Ketika mereka menemukan tempat yang rtif aman, Randika menurunkan mereka berdua. "Kalian tunggh aku di sini, aku akan kembali dan membawa Indra." Kata Randika. Boneka ginseng yang berada di pundak Inggrid segera menatap Randika dm-dm. Wajah bayinya itu terlihat khawatir. "Sayangku, berhati-hath." Inggrid melihat Randika beri kembali dengan liar. Ketika Randika beri, dia menghembuskan angin kuat yang menerpa rambut mereka berdua. Di satu sisi, Maria dengan ketakutan bertanya. "Bu, apakah kita akan mati di sini?" "Tidak akan!" Kata Inggrid dengan nada yang tegas. Inggrid percaya dengan Randika, sma ada suaminya, mereka akan keluar daribirin ini hidup-hidup. Inggrid kembali mengingat ketika mereka smat dari keluarga Alfred, terjun dari gunung, pengeboman gedung oleh Shadow, Inggrid punya kepercayaan muk pada Randika. Pada saat ini, hati Randika benar-benar mengmi pergkan. Kakeknya th meminta Indra untuk menjaganya, tetapi dih kakak seperguruannya, dih yang akan melindungi Indra! Ketika dia memikirkan bagaimana Indra mengorbankan dirinya agar dirinya bisa kabur, Randika benar-benar marah dan malu terhadap dirinya. Randika dengan cepat beri menuju lokasi Indra, tetapi dia menyadari adanya genangan darah. "Indra!!" Randika berteriak dengan keras, suaranya menggema dengan sangat kuat. Bn Kegpan dan Indra menghng, hanya ada genangan darah yang ada. Tetapi yang membuat hati Randika mengepal adh genangan darah ini adh milik Indra. Dari gumpn darahnya yang penuh tenaga dm, tidak shgi itu adh milik Indra. Rasa marah dan sedih bercampur jadi satu. Jika bukan karena luka di dm tubuhnya, menghabisi Bn Kegpan dan anak buahnya adh mash yang kecil. Rangkaian luka membuat tubuhnya seperti ini, jika diumpamakan, kekuatan Randika yang sekarang hanya berada di angka 50%. Di dm tubuhnya ada dua energi. Yang satu adh tenaga dmnya dan satunyagi adh kekuatan misteriusnya yang sangat dahsyat. Tetapi ketika dia menggunakan kekuatan misterius di dm tubuhnya, kekuatan tersebut akan menekan tenaga dmnya dan melukai sel serta otot di dm tubuhnya, membuatnya tidak bisa menggunakan tenaga dmnya dengan baik. Tidak ada jejak dari kelompok Bn Kegpan. Randika sudah mencarinya sma 5 menit tetapi tidak menemukan jejak apa pun. Dengan tidak berdaya, Randika hanya bisa berjn kembali menuju Inggrid. Awalnya dia sama sekali tidak ingin kembali untuk Indra karena dia harus mengamankan Inggrid, tetapi hati nuraninya tidak bisa membiarkan Indra sendirian. Randika menundukan kepnya sma perjnan. Ketika dia sampai di tempat aman tadi, dia menyadari bahwa Inggrid dan Maria menghng! Randika tercengang beberapa saat, mereka menghng! Sin! Ada siapagi di sini? Randika tahu bahwa Inggrid itu perempuan yang pintar, tidak mungkin dia berkeliaran sembarangan di tempat berbahaya seperti ini. Oleh karena itu, hanya ada satu kemungkinan mereka bisa menghng yaitu mereka th diculik. Tetapi siapa? Randika benar-benar marah. Kejadian seperti ini terjadi bertubi-tubi, hatinya sudah tidak bisa menahannyagi! "Inggrid!" Randika berteriak, dan pada saat ini, sebuah suara membsnya. "Aku di sini!" Suara pn itu mengalir dari sisi tembok, suara itu pasti juga didengar oleh pihak-pihakinnya juga. Mendengar teriakan itu, Randika terkejut dan khawatir. Dm sekejap, dia beri dan tidak ragu-ragugi. Indra adh adik seperguruannya dan Inggrid adh istrinya. Untuk Randika, keluarga adh nomor 1. Barang siapa yang berani menyentuh keluarganya, dia akan mengmi sesuatu yang lebih parah daripada kematian! Sampai saat ini, Inggrid berkali-kali diculik dari dirinya, tetapi Randika slu berhasil menymatkannya. Kali ini tetapi berbeda, Randika tidak tahu siapa yang diawan dan bagaimana situasi Inggrid saat ini. Di sisiin, Anna dan Tom juga berada di dmbirin misterius ini. Mereka ditemani oleh para pembunuh bayaran yang waktu itu berada di kuil dan berusaha membunuh Randika. Mereka memiliki nama yang dapat membuat siapapun merinding yaitu ck Mamba! Seperti yang diketahui, para pembunuh bayaran yang berasal dari Jerman ini benar-benar mengerikan. Mereka dapat menempati posisi ketiga sebagai pembunuh bayaran terbaik bukan karena bantuan orang dm. Keahlian mereka berada di keahlian menembak. Randika memang bisa menghindari peluru, tetapi ketika menghadapi penembak jitu ini, bahkan Randika pun pasti merasakan ngeri ketika berhadapan dengan mereka. Seth mereka bertempur sekali, para senapan jitu ini betih menembak dan membentuk serangan gabungan untuk dapat membunuh Randika. Meskipun mereka dibayar untuk mengikuti perintah Anna, para ck Mamba ini dengan senang hati membunuh Randika tanpa perlu dibayar. Oleh karena itu, Anna berhasil mendapatkan regu pembunuh yang setia padanya. Anna sendiri merupakan wanita licik yang bisa memanipsi orang. Ketika dia masih bagian dari keluarga Alfred, dia sangat ahli dm berbisnis dan mendapatkan keuntungan yang besar bagi keluarganya. Pada saat ini, kedua saudara ini sedang menatap Inggrid dan Maria yang dikepung oleh anak buah mereka. Kedua perempuan tersebut bagaikan biji papaya yang dikelilingi oleh serig, semua senjata sudah mengarah pada mereka berdua. "Nona Inggrid,ma tidak bertemu." Anna tersenyum. Meskipun senyumannya itu terlihat cantik, senyumannya mengandung kebencian dan kedinginan yang mampu membuat orang merinding. "Anna, apa maumu?" Inggrid menatap Anna dengan tajam. Inggrid memiliki perasaan buruk di dm hatinya, tetapi dia berusaha tidak menunjukannya. "Bukankah kita teman yang baik?" "Oh ya?" Ada rasa jijik di tatapan mata Anna, tetapi senyumannya itu masih tidak menghng. "Maafkan aku, rasanya aku lupa memberitahumu bahwa akh yang mengebom gedungmu kemarin." "Apa?" Ketika mendengar hal ini, pupil mata Inggrid mengerut. Annangsung mencibir. "Kita sudah ditakdirkan untuk saling membunuh sejak kamu menjadi wanitanya Randika. Karena kamu th menghancurkan keluargaku, aku akan memastikan bahwa seluruh anggota keluargamu mati!" Ketika Anna membahas tragedi keluarganya, api amarah dan kebencian slu menguasai dirinya. Semua darah yang tertumpah hari itu, sma dia bisa membunuh Randika dan orang-orang di sekitarnya, barh nafsu membunuh Anna terpuaskan! Beda dengan Shadow yang memberontak karena dia ingin mengambil alih kekuasaan Randika, kebencian Anna lebih murni dan bengis daripada Shadow. "Benar-benar sangat disayangkan. Ku saja kamu bukan wanitanya, aku tidak keberatan mencicipi tubuhmu itu." Tom menjti bibirnya, senyumannya sehangat matahari, tetapi ekspresi di matanya benar-benar terlihat mati. Tom suka dengan perempuan, tetapi dia suka memukulinya hingga mati barh memperkosanya. Dia juga senang mengoleksi jantung para wanita, dia benar-benar sudah tidak tersmatkangi! "Bunuh dia!" Tatapan mata Anna benar-benar dingin, sedangkan Tom mengeluarkan pisau yang dibawanya. Bh pedangnya yang memancarkan aura kematian itu membuat Inggrid merasa ketakutan. Maria bersembunyi di bkang Inggrid dengan tubuh yang gemetaran. Dia tidak pernah mengmi kejadian seperti ini, hatinya sudah dikuasai oleh ketakutan. Boneka ginseng itu juga ketakutan, dia masuk ke dma Inggrid dan menggigil ketakutan. Pada saat ini, ada sebuah teriakan yang terdengar dari arah bkang. "Inggrid!" Ketika mendengar suara itu, Inggridngsung membsnya dengan sukacita. "Aku di sini!" Tetapi ketika dia masih dnda dengan rasa sukacita, suaranya itu tiba-tiba berubah menjadi teriakan ketakutan. Rupanya Tom sudah beri dan mengincar Inggrid dengan pisaunya yang tajam. Tom membenci Randika hingga ke tngnya. Ketik bh pisau itu mendekat, tiba-tiba boneka ginseng yang bersembunyi itu muncul dan melompat ke pergngan tangan Tom. Tangannya yang imut itu secara tidak terduga memukul pergngan tangan Tom cukup keras hingga pisaunya itu terjatuh. Tom benar-benar marah dan hendak membunuh boneka ginseng itu, tetapi kecepatannya yang tidak manusiawi itu membuat Tom semakin marah! Tetapi pengalih perhatian ini tidak bengsungma. Tom mengcueki boneka ginseng itu dan menatap Inggrid kembali dengan bengis. Hari ini, jika dia tidak berhasil membunuh Randika, setidaknya dia berhasil membunuh wanitanya. Wajah Maria sudah dipenuhi keputus asaan dan dia sudah menangis. Dia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi ketika dia ikut liburan kantornya. Jika tahu hal seperti ini akan terjadi, dia lebih baik tiduran di rumah sambil liat drama korea dan makan indomie. Inggrid pada saat ini juga merasakan keputus asaan yang sama, tetapi dia masih dapat menatap Tom dengan tenang. "Kamu bukah tandingannya Randika." "Apa?" Mendengar hal ini, Tom makin mengamuk dan meraung keras. Beberapa anggota ck Mamba menatap kejadian ini dm keadaan diam. Yang terpenting adh mereka mendapatkan uang mereka, kedua perempuan ini juga bukan ancaman bagi tuannya. Jika saja Anna tidak membayar mereka dengan cukup tinggi, mungkin mereka tidak akan ikut ke dmbirin misterius ini. Tetapi wajah tenang para pembunuh bayaran ini segera berubah. Tiba-tiba, mereka merasakan aura yang sangat kuat muncul dari bkang, dan sosok itu datang dengan kecepatan yang luar biasa! Dm sekejap, semua anggota ck Mamba melihat ke bkang. Ketika mereka menghunus pistol mereka, semua sudah tembat. Sosok Randika muncul dan dm satu tarikan napas, dia beri melewati mereka semua. "Berani-beraninya kalian!" Randika menatap Tom yang berusaha membunuh Inggrid. Dia dengan cepat myangkan sebuah pisau yang dibawanya dan pisau itu myang cepat ke arah wajah Tom. "Randika!" Anna berteriak, suaranya dipenuhi dengan nada kemarahan sekaligus kebencian. Dia berteriak. "Bunuh dia!" Ketika suara itu terdengar, para anggota ck Mamba ini menyebar menjadi dua. Empat orang pergi melindungi Anna dan enaminnya mengeluarkan senjata tajam mereka. "Mati kau!" Karena Tom berada di jalur tembakan mereka, keenam anggota ini terpaksa memakai pedang mereka. Lagip mereka juga merasa bahwawannya tidak sekuat mereka. Tetapi mereka tidak menyangka bahwa Randika akan sehebat itu. Setiap serangan mereka th dipatahkannya dan justru keenam orang ini menerima pukn keras Randika. DUAK!!! Dua orang myang dengan cepat dan memuntahkan darah, sisanya Randika tidak memberi ampun danngsung menumbangkan mereka satu per satu. DUAK!!! Kep Randika menatap sh satu musuhnya dengan keras. Orang itungsung terhuyung-huyung dan heran kenapa kep Randika bisa sekeras itu. Randikalu menangkap sh satu tangan musuhnya, dengan suara yang nyaring, dia mematahkan tangan itu dengan mudah. Bahkan jika mereka adh anggota pembunuh bayaran ks atas, dia tidak bisa berhenti berteriak kesakitan ketika tangannya dipatahkan. DOR! DOR! DOR! Yangin mi menembaki Randika dengan akurasi yang tajam, tetapi Randika memakai tubuh musuhnya, yang barusan dia patahkan tangannya, sebagai perisai. Dengan ini, semua peluru itu masuk ke dm tubuh rekan mereka. "BUNUH DIA!" Anna masih berteriak dengan keras. Lalu mata Randika jatuh pada sosoknya. Hal ini membuat sosok Anna berdiri diam, dia menatap Randika dengan tatapan tajam yang sangat dingin! Anna tidak akan pernah melupakan darah keluarganya yang tertumpah karena lki di depannya ini. "BUNUH DIA!" Anna tahu bahwa dari tatapan mata Randika, lki itu akan menyerang dirinya. Oleh karena itu, suara Anna hampir saja membuat semua telinga di sana berdarah. Sisa dari para anggota ck Mamba menyerang Rnadika. Tetapi Randika dengan mudah menghindar dan menyerang mereka satu per satu. Dengan pukn tepat di lehernya, Randika memastikan bahwa dia tidak akan pernah bersuaragi di dm hidupnya. Lehernya berputar 180 derajat! Para anggota yangin segera berkecil hati ketika melihatnya, bahkan Tom yang ada di sisi juga ketakutan. Kekuatan tempur Randika benar-benar mengerikan, mereka semua bukanwannya. Chapter 420: Sampai Maut Memisahkan Kita Chapter 420: Sampai Maut Memisahkan Kita "Mundur!" Tom dengan keras menyuruh semua mundur, sisa dari para anggota ck Mamba pun mundur bersamaan. Untuk rekan-rekan mereka yang mati ataupun pingsan, mereka membuangnya tanpa rasa peduli. Para pembunuh bayaran memang seperti itu, kematian merupakan resiko dari pekerjaan mereka. Lagip, mereka tidak bisa membawa mereka dengan keadaan seperti ini. Namun, keenam anggota yang masih hidup ini membuat sumpah di dm hati mereka bahwa mereka akan membskan dendam ini. Anna dan Tom kabur bersama dengan para anggota ck Mamba. Dengan adanya tabir asap dari granat asap, mereka menghng dengan cepat. Randika hanya berdiri di tempatnya tanpa ekspresi. Boneka ginsengngsung pura-pura mengejar mereka dan bertindak seh mengusir penjahat. "Randika." Inggrid menjadi tenang kembali, sedangkan Mariangsung berlutut lemas karena merasa senang bahaya th berakhir. Kali ini, hidup mereka th dismatkan oleh Randika. Ketika kedua perempuan ini bersuka cita, mereka melihat bahwa Randika hanya berdiri diam di tempatnya. "Ran, ada apa?" Inggrid sedikit khawatir, namun ketika dia menghampiri Randika, mata dan hidungnya mengeluarkan darah! Pada saat ini, Randika roboh ke bkang! "Randika!!" Inggrid hanya bisa menjerit ketakutan. ... "LARI!!" "Indra,ri!" "TIDAAKKKK!" Dm keadaan terkejut, Randika berteriak keras ketika dia terbangun dari tidurnya. Melihat dirinya tidur di atas kasur, dia tidak tahu di mana dirinya berada. Seth melihat sekelilingnya, dia tidak menemukan sesuatu yang spesifik yang bisa dijadikan petunjuk. Yang dia ketahui adh seseorang th membalut tubuhnya yang terluka itu dengan perban. Tidak tahu siapa yang merawatnya, tetapi Randika yakin bahwa orang itu tidak jahat. Oleh karena itu, Randika memilih untuk tiduran kembali dan menenangkan dirinya. Mimpi yang dia mi benar-benar seperti nyata. Dia melihat Indra ditebas menjadi dua oleh Bn Kegpan. Yang membuatnya benar-benar marah adh dia tidak sempat melindungi Indra baik di dm mimpi ataupun dunia nyata. Dia hanya berharap bahwa semua itu adh mimpi dan Indra masih baik-baik saja di luar sana. Ketika dia masih mmun, terdengar suarangkah kaki. Ketika Inggrid masuk ke dm, diangsung memeluk Randika yang sudah terbangun. "Akhirnya kamu bangun! Bagaimana perasaanmu? Apakah baik-baik saja?" "Tenang saja, aku baik-baik saja kok." Kata Randika sambil tersenyum. "Syukuh ku begitu, ini minuh air. Kamu pasti haus kan seth 3 hari tidak minum." "Tiga hari?" Randika terlihat bingung. "Iya, kamu tidak sadarkan diri sma 3 hari." Inggrid menjskan. "Lalu siapa yang menolong kita? Lalu di mana kita ini?" "Itu." Ketika Inggrid mau menjskan, pintu ruangan kembali dibuka. Sosok Dion yang terlihat legangsung dapat dilihat. "Tuan, untung Anda baik-baik saja." "Dion!" "Teman-temanmu menemukan kita satu jam seth kamu pingsan, mereka membawa kita keluar dari tempat itu dan kita menginap di markas mereka." Mendengar hal ini, Randika merasa bersyukur dan mi mengingat kejadian di dmbirin misterius itu. Seth dia myangkan serangan demi serangan, sepertinya kekuatan misterius di dm tubuhnya itu menguasai dirinya dan mematikan fungsi otaknya. Karena Randika sudah terluka parah, tubuhnya tidak bisa mengimbangi dan akhirnya dia pingsan sma 3 hari. Untungnya saja pasukan yang mengikuti dirinya ke dm hutan itu sudah memanggil Dion dkk untuk masuk ke dmbirin dan menymatkannya. Sepertinya dewi keberuntungan memihak dirinya seth rangkaian kesin sebelumnya. "Ran, ada yang ingin kusampaikan" Karena informasi yang masuk telu banyak, Randika tidak mendengar omongan Inggrid tersebut. Diangsung bertanya. "Indra Di mana Indra?" Mendengar hal ini, Dion dan Inggrid saling menatap. Dionlu keluar dan membiarkan Inggrid yang menceritakannya. Seth pintu tertutup, Inggrid mi bercerita. "Sebelum menemukan kita, teman-temanmu itu menemukan Indra dan sudah memberinya pertolongan pertama. Tetapi kondisinya sangat kritis jadi mereka hanya bisa pasrah. Ketika kita dibawa ke markas ini, makhluk kecil itu sepertinya memberikan Indra beberapa tetes manik-manik. Seth Indra menn manik-manik itu, kesehatannya kian membaik dan sekarang dia berada di rumah sakit." Mendengar hal ini, Randika benar-benar lega. Dia berng kali mengh napas lega dan sedikit mengeluarkan air matanya. Seth itu, Inggrid pergi ke dapur dan hendak membawakan makanan untuk Randika. Randika yang ditinggal sendiri itu merenung sambil berbaring. Bn Kegpan, Anna, Tom. Sepertinya hidupnya tidak akan tenang sma mereka semua masih hidup. Lalu dm sekejap, aura membunuhnya merembes keluar dengan luar biasa. Dengan penuh tekad, dia berdiri dan memakai bajunya. Dia siap masuk kembali ke dmbirin dan membantai mereka semua sekaligus. Ketika Randika bersiap-siap, Inggrid masuk membawa bubur di atas nampan. Melihat Randika yang siap berperang itu, Inggridngsung berteriak. "Kamu ngapain? Mau ke mana?" "Aku akan memastikan bahwa kita bisa hidup dengan tenang, aku akan membunuh mereka." "Dengan luka seperti itu? Kamu sudah g?" "Diam, apa kamu tidak lihat aku mkukannya untuk kita?" Randika mendorong Inggrid sedikit hingga dia berlutut dintai. Ketika Randika berjn menuju pintu, Inggrid mengeluarkan sebuah kalimat. "Aku hamil." Seketika itu juga, Randika berhenti berjn dan menoleh ke bkang. Dengan wajah tercengang, dia menatap Inggrid dengan wajah heran. "Apa?" "Aku hamil Ran, aku tidak ingin anak kita hidup tanpa ayahnya. Coba kamu pikir dengan kep dingin, apakah kamu yang seperti ini bisa mwan mereka? Randika yang kucintai tidak akan pernah membuat keputusan yang bodoh seperti itu." Mendengar hal ini, Randika tiba-tiba sadar. Sepertinya amarahnya dan nafsu membunuhnya mengaburkan keputusannya. Bukan hal bijak untuk bertarung dengan kondisi tubuh seperti ini. Ku beneran dia adh Randika yang dikenal sebagai Ares, dia pasti akan mengumpulkan informasi terlebih dahulu dari Dion. Sepertinya dia memang sh. Tanpa bersuara, Randika menghampiri Inggrid dan menciumnya. Sambil berurai air mata, Inggrid merasa bahwa suami yang dicintainya th kembali ke dm pelukannya. ..... Seth berhubungan badan, Inggrid tertidur di lengan Randika. Seth mendengar bahwa dia akan menjadi seorang ayah, Randika memikirkan tentang hidupnya. Bagaimana dia slu hidup merantau dan waspada seumur hidupnya, bertarung dan membentuk pasukan sehingga menjadi sh satu Dewa dari 12 Dewa Olimpus, hingga pertemuan pertamanya dengan Inggrid ketika dia menjadi tukang mie ayam. Seluruh kejadian di dm hidupnya membawa dirinya kepada Inggrid Elina, istri pertamanya yang paling spesial di dm hatinya. Memang tujuannya adh menjadi raja harem apgi kandidatnya cantik-cantik dan montok. Sebut saja Viona yang sudah memberikan hatinya padanya,lu ada Christina yang sudah menganggap dirinya sebagai pacarnya, belumgi Safira yang siap menjadi istrinya juga. Jika dilihat-lihat, hidupnya penuh warna ketika dia datang kembali ke Indonesia. Tetapi yang paling membuat hidupnya berarti adh keberadaan Inggrid yang menerima dirinya apa adanya. Sma ini dia tidak bertanya mengenai asal usulnya maupun mengapa dia memiliki kekuatan yang melebihi manusia. Dia tidak bertanya mengapa ada orang yang menginginkan dirinya untuk mati. Perempuan itu sepertinya menunggu dirinya untuk menceritakannya sendiri ketika waktunya tiba. Oleh karena itu, Inggrid dengan setia menunggu dirinya dan terus mencintai dirinya. "Hmm? Kamu tidak tidur?" Inggrid memandang wajah Randika yang terlihat serius. "Maaf, apa aku membangunkanmu?" Randika tersenyum hangat kepada Inggrid. "Kenapa kamu terlihat serius begitu?" Inggrid bangun dan memakai bajunya. Dengan kebtan tekad, Randika berkata padanya. "Aku ingin bercerita tentang siapa diriku yang sebenarnya." ..... "Maaf aku th menyembunyikannya darimu. Aku hanya tidak ingin kamu terluka." Mendengar kisah hidup Randika, Inggrid terdiam beberapa waktu. Lalu dia menghampiri Randika dan memeluknya. "Apa pun masalumu, kamu yang sekarang adh Randika yang aku cintai. Mau seberapa banyak dosa yang th kamu buat, kamu yang sekarang adh harapan di dm hidupku. Mau kamu adh seorang pembunuh di masalu, kamu yang sekarang adh suamiku dan ayah dari anakku. Jadi kamu tidak perlu menyesal atas perbuatanmu yang dulu, yang terpenting sekarang adh kita akan menjni ini semua bersama-sama. Oke?" Mendengar hal ini dan dipeluk dengan hangat oleh Inggrid, Randika tidak bisa merasa lebih bersyukurgi di dm hidupnya ini. "Inggrid..." Panggn Randika membuat Inggrid melepas pelukannya dan menoleh ke arahnya. "Maukan kamu berjanji padaku?" Tanya Randika. "Apa itu?" Inggrid menunggunya dengan sabar. "Bahwa kamu tidak akan meninggalkanku apa pun yang terjadi." Jawab Randika dengan suara yang tersipu malu. Bagi Randika yang sekarang, kehadiran Inggrid js menjadi pr yang menyangganya sma ini. Jika Inggrid tidak ada, Randika yakin bahwa dirinya akan kembali ke dm kehidupannya yang km. Tiba-tiba Inggrid tertawa dan mencium Randika dengan penuh kasih sayang. "Hei, jangan tertawa! Aku serius." Randika merasa malu. "Tidak, hanya saja aku merasa lucu ketika seorang Dewa mengatakan seperti itu padaku." Wajah Randika makin merah padam ketika dia mendengar hal itu. "Tetapi jika ini bisa memberikan ketenangan pada hatimu, aku berjanji padamu bahwa aku tidak akan meninggalkanmu." Randikalu meraih tangan Inggrid dan mengecup punggung tangannya,yaknya seorang ksatria yang membuat sumpah pada seorang putri. "Aku berjanji untuk hidup bersamamu, dm senang maupun susah, di waktu sehat maupun sakit. Aku berjanji untuk mencintai dan menghormatimu seumur hidup sampai maut memisahkan kita." Suara Randika yang jerni bergema di dm ruangan yang sunyi itu. Ketika Inggrid menutup matanya, dia nyaris merasa bahwa mereka berdua sekarang berada di depan altar dan bertukar sumpah pernikahan. "Inggrid Elina, bersediakah kamu menjadi istriku?" Sebagai jawabannya, Inggrid memeluk pria itu erat-erat. "Iya, dengan senang hati." Keduanya saling berpandangan dan tersenyum lebar. "Sampai maut memisahkan kita." "Sampai maut memisahkan kita." THE END The Novel will be updated first on this website. Come back and continue reading tomorrow, everyone!