Chapter 15: Pembangunan Kembali Laboratorium milik Randika!
Kota Cendrawasih kembali menyambut hari yang baru. Orang-orang mi bangun dari tidur mereka dan bersiap-siap memi hari.
"Wah mobilmu tidak kh cantik dengan dirimu ya!" Kata Randika sambil masuk dan duduk di kursi samping pengemudi.
Hari ini, Randika akan ikut dengan Inggrid pergi ke Perusahaan Cendrawasih untuk mengatur mash pembuatan parfum. Mau tidak mau, mereka harus berangkat bersama agar mencegah Randika yang keluyuran.
Tentu saja seorang pemimpin perusahaan terbesar di kota ini memiliki seorang supir tetapi hari ini Inggridh yang menyetir mobilnya sendiri. Usut dibalik usut, ternyata Randika sudah mengancam si supir agar dirinya absen hari ini. Dia ingin berduaan dengan istrinya! Mendengar ancaman tersebut, si supir dengan enggan hati ijin tidak masuk kerja karena mash kesehatan dan membuat Inggrid harus menyetir sendiri.
Di tengah-tengah perjnan, Randika memperhatikan Inggrid dari samping. Matanya tertuju ke dada istrinya yang terbh oleh sabuk pengaman. Pada saat ini dia sedang membandingkannya dengan milik Vionalu mengh napas. Dia tidak tahu apakah gunung itu bisa dia pegang dengan satu tangan?
Inggrid curiga kenapa Randika begitu diam hari ini dan akhirnya menoleh. Dia melihat bahwa pria itu sedang menatap dadanya. Dengan perasaan malu, dia memarahinya, "Hei! Ngeliatin apa kamu!"
"Aku sedang mengagumi istriku yang cantik tiada duanya." Kata Randika tanpa ragu.
Mendengar kata-kata ini, Inggrid tersipu malu dan merasakan hatinya menghangat. Dialu memperhatikan Randika sekaligi dan melihat tatapan matanya tidak tertuju wajahnya dan tangannya nampak meremas-remas sesuatu.
Menyadari hal ini, Inggrid punngsung marah, "Dasar pembohong!"
Randika segera terbatuk dan duduk tegak kembali sambil mengatakan, "Apakah t-t yang kubutuhkan sudah sampai?"
Inggrid merasa Randika adh lki kurang ajar. Bagaimana bisa dia mengalihkan topik pembicaraan begitu saja?
Dia hanya mengangguk dengan muka cemberut dan fokus kembali menyetir. Seth beberapa saat, Inggrid melirik Randika dan menyadari bahwa bajingan ini sedang menatap dirinya dengan mata cabulnyagi!
"Bajingan! Jangan curi-curi pandang!"
"Memandang apa?" Bs Randika.
"Randika! Kau memang lki berengsek!"
.....
Inggrid dan Randika akhirnya sampai dan berjn menuju lobi. Dengan dipimpin oleh Inggrid, mereka berdua terlihat mencolok. Ketika Randika melihat perempuan yang dulu mporkannya ke keamanan, dia berkedip pada perempuan itu.
Randikalu meraih tangan Inggrid dan menciumnya di hadapan tatapan perempuan itu. Perempuan ini benar-benar tertegun. Apakah pria itu benar-benar suami dari pemimpinnya?
Inggrid yang marah karena tangannya dicium segera menaiki lift disertai oleh Randika. Tidakma kemudian mereka th sampai dintai 9.
"Semua t yang kau minta sudah ada di ruangan ini dan kita bisa memi produksinya hari ini." Kata Inggrid.
Sudah saatnya bagi dirinya memi pengembangan ramuan X. Randika berharap bahwa t-t ini sudah cukup baginya untuk membuat kembali ramuan tersebut. Lagip, Perusahaan Cendrawasih berfokus pada kosmetik jadi ruang penelitiannya sedikit berbeda denganboratorium miliknya. Pembuatan ramuan ini akan menjadi hal yang sulit.
Namun dm pengembangan awal dari ramuan X ini, Randika melihat sendiri proses pembuatannya. Jadi seharusnya tidak ada mash.
"Lebih baik mencoba daripada menyesal!"
Sebelum mereka tiba, Kelvin dan timnya sudah pada sibuk. Mereka mencatat dan mengatur pertan-pertan yang datang, mereka tahu bahwa barang-barang ini dibutuhkan untuk menghasilkan parfum terbaru. Sejujurnya t-t ini diperuntukkan pengembangan dan produksi ramuan X.
Ketika para peneliti melihat kedatangan Randika dan Inggrid, mereka semua serentak menyapa, "Smat pagi Tuan dan Nyonya."
Kelvin segera maju dan menyapa mereka lebihnjut, "Suami Ibu Inggrid smat pagi."
Mendengar kata-kata suami membuat Inggrid sedikit terkejut sedangkan Randika menyambut mereka dengan senyuman lebar, "Smat pagi semua! Jangan pedulikan kami pasangan suami istri ini,njutkan pekerjaan kalian."
Inggrid hampir meledak karena perkataan Randika. Dia berpikir, Bajingan ini berani sekali mengumumkan status hubungan mereka, apgi dia sudah bertindak bagai bos!
Tapi Inggrid hanya bisa meredam amarahnya hari ini. Dia membutuhkan Randika demi memenuhi ambisinya. Randika diin sisi, tersenyum lebar dan bisa menebak isi hati Inggrid. Dia merasa tak terkhkan hari ini.
Seth bertukar sapa dan berbasa-basi, Kelvin segera mendekati Inggrid dan mengatakan, "Bu Inggrid, bisakah Anda meminta suami Anda untuk membantuku?"
Wajah Inggrid semakin pucat dan senyum Randika semakin lebar. Wupun Kelvin mengatakannya dengan suara yang kecil, Randika js mendengarnya. "Tidak mash, tanya apa saja terhadap dirinya tidak perlu sungkan."
Kelvin senang ketika mendengarnya. Menatap Randika, dia teringat akan perbuatannya sehari sebelumnya dan dia pun merasa bersh, "Aku masih tidak paham dengan form yang Anda buat kemarin. Aku ingin meminta pencerahan Anda."
"Baih, istriku tunggh di sini sebentar. Aku akan mengajarinya sebentar." Randika pun segera pergi dan menjskan form miliknya lebihnjut di papan tulis. "Sebenarnya parfum yang kemarin kubuat itu gampang. Tiga bahan utamanya adh bahan yang mudah didapat, setiap bahan tersebut mengambil porsi 30% dan yang merupakan kunci dari pembuatannya adh sisa 10% tersebut. Kamu perlu menambahkan 5 bahan yang berbeda."
Sma dia menjskan, para peneliti dan Kelvin sendiri ikut tercengang. Mereka menyadari bahwa sosok pria ini terlihat berbeda dengan sosok yang kemarin ketika dia serius.
Seth selesai menjskan, Randika menepuk pundak Kelvin, "Apakah kamu paham semua yang kukatakan tadi? Apab kamu mengikut perkataanku, produknya akan sama persis dengan yang kemarin."
"Terima kasih banyak tuan!" Kata Kelvin dengan penuh hormat.
Kelvin adh orang yang oportunis. Meskipun kemarin dia menghina-hina Randika hingga mengancam dirinya akan keluar, seth mengetahui kemampuan sesungguhnya dari Randika, Kelvin segera menjadi orang yang penurut. Ditambahgi, orang ini adh suami dari pemimpin perusahaannya.
Randika kemudian menoleh ke arah Inggrid yang sedang memperhatikan dirinya. Dia mi tertawa, "Bagaimana? Suamimu terlihat keren bukan?"
Inggrid tersipu malu, "Huh siapa memangnya yang sedang melihatmu? Aku hanya sedang memperhatikan bawahanku saja!" Kata Inggrid. "Ah! Ini barang-barang yang kau butuhkan."
Melihat barang-barang tersebut, Randika mengatakan "Istriku, aku butuh satu halgi. Bisakah kau membangun ruangan penelitianin untukku?"
Ketika mendengarnya, Inggrid pun terlihat bingung dan ragu. Randikangsung menyanggahnya, "Ini adh sh satu syarat tambahan dan aku tidak akan meminta apa-apagi. Kau hanya perlu membangun satuboratorium untukku dan aku akan membuatkan parfum untukmu!"
Seth berpikir sesaat, Inggrid setuju dengannya. "Oke aku janji. Untuk ruangannya pilih sendiri saja dan katakan kepadaku nanti."
"Hahaha terima kasih istriku yang cantik." Kata Randika sambil tersenyum.
Lagip, Inggrid tidak punya hak untuk menk setiap tuntutan dari Randika karena ini adh sh satu risiko ketika bergantung pada orang.
"Kamu membutuhkan orang tambahan untuk ruanganmu nanti?"
"Tentu saja! Aku tidak mau sendirian di ruangan yang luas." Pembuatan ramuan X sangah rumit dan hanya beberapa orang saja yang mengerti formnya. Tentu saja Randika mengertingkahngkah yang dibutuhkan dm membuatnya. Karena banyaknyangkah tersebut, dia membutuhkan tenaga tambahan untuk membantunya. Dia tidak bisa membuat ramuan tersebut sendirian.
Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk meninggalkan ruangan penelitian milik Kelvin. Saat mereka berjn berdua, Inggrid masih penasaran dengan syarat milik Randika. "Buat apa satu ruangangi? Apakah ruangan milik Kelvin kurang bagus?"
"Aku ingin membuat sebuah obat untuk keperluan pribadi." Jawab Randika dengan santai.
"Farmasi?"
"Benar" Jawab Randika, "Jika kamu punya orang yang mengerti farmasi bisa kirim saja ke aku. Tidak butuh yang ahli, orang yang masih amatir saja tidak apa-apa kok. Obat ini tidak telu rumit."
Inggrid mengangguk. "Kamu bisa mengambil orang dari divisi Kelvin, tetapi aku takutnya ada jarak pemisah yang jauh antara farmasi dan kosmetik."
"Istriku kau khawatir pada diriku?" Randika tersenyum dan mencium tangan Inggrid. "Jangan khawatir, suamimu ini orang pintar. Semua mash pasti bisa teratasi."
"Hah! Siapa yang khawatir sama kamu!" Wajah Inggrid terlihat merah, "Aku hanya peduli dengan perjanjian kita."
Mendengar hal ini, Randika berhenti berjn dan menatap Inggrid. Dia nampak memikirkan sesuatu.
"Kenapa? Apa yang sedang kau lihat?" Inggrid sepertinya sadar akan perkataannya tadi. Dia juga merasa hubungan mereka ini sedikit canggung. Seth tiga bn apakah pria ini akan pergi untuk smanya?
"Aku ingin menikmati momen ini dan melukis wajahmu di ingatanku sebelum akhirnya nanti kita berpisah. Aku masih takjub dengan kecantikanmu." Kata Randika sambil tersenyum
"Terserah!" Kata Inggrid sambil berputar badan. Dialu mengatakan, "Aku akan mengatur orang untuk mempersiapkan ruanganmu."
"Sebenarnya aku memerlukan bahan-bahan medis. Aku akan mencatat apa yang kuperlukan dan nanti akan kuberikan pada orang-orangmu."
"Lakukan apa yang perlu kaukukan. Aku harus mengurus beberapa halinnya."
Melihat sosok Inggrid yang menghng, Randika tersenyum. Takma kemudian, orang-orang suruhan Inggrid mi mempersiapkan ruangan penelitian milik Randika.
Seth berberes-beres dan mengatur penempatan t-t, Randika memberikan sebuah daftar bnja kepada sh satu orang agar dapat segera membelinya. Sin beberapa barang merek luar negeri, sisanya adh barang yang bisa ditemui di toko obat.
Ramuan X adh hasil karya markas Randika yang terdahulu. Tujuan ramuan X ini adh menekan kekuatan misterius yang ada di tubuhnya. Bahan-bahannya sangat umum jadi tidak telu menghabiskan biaya. Namun kunci dari form ini terletak di variasi bahan yang digunakan. Langkah pembuatan ini mirip dengan pembuatan parfum dan Randika juga pernah membantu Yuna dm membuat ramuan ini. Jadi pembuatan ng ramuan X ini seharusnya tidah susah.
Di sisiin, Inggrid yang sedang di kantornya terlihat sibuk mengurus beberapaporan. Takma kemudian telepon di mejanya berdering dan ternyata sekretarisnyah yang menelepon. "Maaf mengganggu waktu ibu, informasi mengenai beberapa ahli parfum yang lolos ujian penyaringan dan wawancara th saya kirim ke email Anda."
"Oke." Inggridlu menutup teleponnya. Seharusnya ini adh tugas dari departemen HRD tetapi ahli parfum di perusahaannya ini memegang peran krusial terhadap kngsungan perusahaannya, jadi dia harus mengawasi ini secarangsung.
"Hmmmm" Inggrid membacaporan yang dikirimkan sekretarisnya tersebut. "Yang ini punya pengman di bidang farmasi!"
"Randika tadi ngomong ku perlu orang yang paham akan farmasi bukan?" Inggrid merasa lega karena dia bisangsung memenuhi kebutuhan Randika.
Tetapi ada satu hal yang tidak dia sadari. Inggrid sekarang lebih sering memikirkan Randika. Perubahan ini masih belum dia sadari.
-Ruangan penelitian Randika-
Bahan-bahan medis yang diperlukan sudah datang. Sekarang Randika membagi-bagi tugas kepada tiap kelompok. Setiap kelompok akan mkukan prosedur masing-masing dm pembuatan ramuan X ini. Dm beberapangkah nantinya, mereka perlu bantuan dan pengawasanngsung dari Randika.
"Kau dan kau, kalian akan mengerjakan bagian ini. Kau yang ada di bkang bawa 1 temanmu untuk mengerjakan bagian ini." Ketika Randika sibuk mengatur orang, namun tiba-tiba handphonenya berbunyi.
Melihat nomor yang tertera membuat wajah Randika menjadi serius.
"Kalian semua kerjakan seperti yang aku omongkan tadi, apab ada pertanyaan bisa tunggu saya kembali." Randika segera keluar ruangan untuk mengangkat telepon dari Shadow.
"Tuan!"
"Ada apa?" Tanya Randika.
Suara milik Shadow masih tenang seperti biasanya, "Tuan, saya mendapatkan kabar terbaru dari agenpangan. Hari ini dia mendapat kabar bahwa ada perintah baru yang keluar dari markas Bn Kegpan. Tujuan mereka adh kota Cendrawasih."
Cendrawasih! Muka Randika semakin mengkerut. Sesuai dugaannya, mereka mengincar dirinya.
"Ditambahgi, saya memiliki informasi tambahan mengenai Bn Kegpan."
"Apa itu?" Tanya Randika.
"Mash ini telu sensitif. Saya hanya bisa menjskannya secara tatap muka." Kata Shadow.
Randika mengh napas. "Baih ku begitu."
"Saya akan tiba di kota Cendrawasih dm satu minggu."
"Ketika kau datang, kau tahu di mana harus mencariku." Jawab Randika.
"Baik tuan!"
Seth menutup teleponnya, Randika memandangi kota Cendrawasih dari jend. Wajahnya tampak tenang, tinggal seminggugi informasi mengenai musuhnya akan sampai di tangannya.
.....
-Di suatu kediaman terpencil di kota Cendrawasih-
Seorang wanita cantik mengetuk pintu dan masuk.
Pencahayaan ruangan tersebut sangat minim. Jend ruangan juga nampak ditutupi oleh kain hitam jadi tidak ada cahaya yang masuk. Meskipun cahaya masuk dari arah pintu, hal ini hanya memperlihatkan sesosok manusia yang tidak terlihat js.
Lki itu kemudian menatap ke arah perempuan tersebut. Dia bertanya, "Bagaimana situasinya Shadow?"
Shadow memberi hormat dan berjn ke arah pria tersebut, "Ares th terpancing umpan kita. Dia mengira aku akan datang dm waktu seminggu."
Pria itu berputar untuk melihat wajah Shadow. Meskipun wajah Shadow tidak nampak telu js karena dia menunduk, pria ini yakin ada senyuman besar di wajah perempuan itu. Dialu menjulurkan tangannya dan meraih dagu Shadow, "Kerja bagus. Dia pasti tidak akan menyadarinya bahwa kartu Asnya sma ini mh menusuk dia dari bkang."
Shadow terlihat terpesona dengan wajah pria ini dan jatuh dm pelukannya, "Dm seminggu Ares akan mati dan kau akan menggantikan dirinya."
"Hahaha." Mata pria itu terlihat membara, "Tujuh hari. Tujuh harigi adh hari di mana Ares akan mati!"
Randika tidak tahu apa yang akan menimpanya dm waktu 7 harigi. Seth dia menutup teleponnya, dia kembali ke ruangannya untuk meramu kembali ramuan X. Baginya sekarang yang paling penting adh ketersediaan ramuan X.