MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 24: Namaku adalah Agus

Chapter 24: Namaku adalah Agus

    Chapter 24: Namaku adh Agus


    Kota Cendrawasih, terminal bus


    Terminal bus kota Cendrawasih hanya ada 1, jadi di sini slu ramai. Bus antar kota menjadi sh satu alternatif kendaraan para warga ketika mereka ingin berpergian.


    Sebentargi, bus yang menuju ke Desa Jagad akan tiba. Desa Jagad adh destinasi terjauh yang bisa diantarkan oleh terminal ini. Tempat tersebut sangat terpencil dan terkenal masih belum maju. Tempat inh yang menjadi tujuan Randika.


    Sambil menunggu bus datang, Randika sempat berpikir bahwa dia sudahma sekali meninggalkan tempat dia dibesarkan tersebut. Saat dia merasa sudah bisa hidup mandiri, dia mi berkna sendirian dan keluar dari negeri ini dan mendapatkan julukannya sekarang yaitu sang Dewa Perang Ares. Kenangan-kenangan masalu segera menghampirinya.


    Ketika dia naik ke dm bus, dia tidak ingin berada di bkang dan di dekat jend. Dia hanya ingin mencari tempat duduk yang sepi karena suasana hatinya sedang tidak ingin berinteraksi dengan orang. Dia juga merasa lh sejak dia datang di kota Cendrawasih. Dia kewhan terhadap serangkaian peristiwa yang menimpanya dm waktu berdekatan itu.


    Seth satu jam berkendara, akhirnya dia tidak bisa melihatgi kota Cendrawasih. Karena desa Jagad ini dipenuhi oleh pegunungan, maka pemandangan kota berubah menjadi pemandangan m.


    Randika mi merasa ngantuk di dm bus. Pada saat dia memejamkan matanya, dua orang perempuan di samping kanan bkangnya sedang berbincang-bincang dan suaranya cukup keras. "Hei, tempat ini penuh dengan hutan. Apakah menurutmu ada orang jahat yang akan keluar dari balik sana?"


    "Ah kamu itu ya! Bisa-bisanya berpikiran negatif seperti itu?" Temannya menambahi, "Berpikih yang positif-positif saja, toh ini juga bukan pertama kalinya kita pergi dengan bus ini."


    "Bahkan ku ada orang jahat yang muncul, kalian tidak perlu takut." Di saat ini, seorang lki muda menghampiri kedua perempuan ini dan ikut nimbrung dm percakapan mereka. Wajah lki ini terlihat biasa-biasa saja.


    "Kok bisa begitu?" Tanya Dewi kepada lki itu. Beberapa perempuaninnya juga ikut tertarik dengan percakapan ini.


    "Karena aku ada di sini!" Lki itu tersenyum dan mengatakan, "Aku adh pemegang sabuk hitam di karate. Ku cuma penjahat saja bisa kupukul dia sampai mati dm 10 detik."


    "Oya?" Dewi terdengar ragu dengan pengakuan lki ini. Perempuan yang mendengarnya pun juga ikut ragu ketika memperhatikan tubuh lki ini yang biasa-biasa saja.


    "Hmm? Sini kutunjukkan."


    Seth berkata demikian, pria itu berdiri di tengah-tengah jn dan menunjukan otot bisepnya. Otot bisepnya yang sekepal tangan itu dipadu dengan dada yang bidang.


    Ketika melihat perubahan ini, para perempuan mi teriak kagum. Si Dewi pun juga tidak ketinggn, dia kagum dengan otot yang dimiliki pria tersebut.


    Randika sudah ms mendengarkan merekagi. Dia kemudian menoleh ke samping kirinya dan berusaha tidur.


    Sosok Randika yang memutar badannya itu th dilihat oleh lki ini. Dia merasa bahwa lki yang sedang berusaha tidur itu terlihat menyedihkan. "Kalian lihat pria yang sedang tidur itu? Aku bisa menghabisi 10 orang semacam itu hanya dm satu gerakan."


    Ketika semua yang ada di sana melihat Randika, mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.


    Randika bahkan tidak ingin menggubrisnya dan masih berusaha untuk tidur.


    "Hei, hei, bagaimana kamu mtih ototmu hingga sebesar ini?" Seorang perempuan menghampiri pria itu dan ingin menyentuhnya.


    "Tentu saja dengantihan dan makan makanan yang sehat." Pria ini kemudian berposegi. "Ku kau melihat ototku ini, kau bisa merasakan bahwa otot ini terbentuk secara mi."


    "Apakah kita bisa memperkecil perut kita dengan cepat?" Tanya perempuan yangin.


    "Tentu saja!" Pria itu menoleh ke perempuan tersebut. "Sma metode kalian benar maka mengecilkan perut hanyh mash gampang. Ku kalian mau, aku akan membantu kalian mendapatkannya hanya dm waktu 10 hari!"


    Perempuan-perempuan yangin segera berteriak riang. "Wah! Bagaimana caranya? Ajarkan kami dong tolong!"


    "Ku begitu, aku minta nomor kalian dulu. Ketika kita kembali ke kota Cendrawasih, aku akan mengajarkan kalian secara privat."


    "Baih ku begitu."


    Semua perempuan di sana setuju.


    Randika dm hati benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Caranya merayu cewek benar-benar hina menurutnya. Apakah lki itu perlu segitunya? Ku dia sabar seperti dirinya maka cewek akan datang sendirinya dan mengajaknya menikah suatu saat nanti seperti dirinya ini.


    Bus berkendara dengan kecepatan yang lumayan pn karena jnnya yang menanjak. Pemandangan m di luar jend semakin lebat. Dm beberapa jamgi, kota Kebon Raya akan terlihat.


    Kota Kebon Raya terkenal akan mnya yang sangat rindang dan tempat ini sering menjadi tujuan wisata orang-orang. Tempat yang Randika tuju adh sh satu desa terpencil yang ikut bagian dari kota ini. Saking terpencilnya, jarang orang mengetahui keberadaan desa ini karena letaknya yang ada di bawah kaki gunung.


    Sekumpn anak muda itu masih berbincang-bincang. Pada saat ini, bus ini berhenti untuk mengisi ng bahan bakar dan mendapatkan 5 penumpang baru. Seth semua selesai, mereka kembali mju.


    "Kalian tahu gak, ketika aku berlomba dulu dan menjadi juara 1 nasional, aku hanya membutuhkan 3 gerakan danwanku terpental jauh dari ring." Lki itu terus-terusan membual.


    Randika masih terus menutup matanya. Pria ini benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti.


    Namun nyatanya para perempuan mendengarnya dengan antusias. Perjnan antar kota ini membosankan, jadi mendengarkan cerita ataupun bercakap-cakap adh sh satu hiburan.


    Untuk mencapai destinasi terakhirnya yaitu desa Jagad, bus harus melewati jnan gunung. Oleh karena itu, jn yang dluinya sangah sepi. Di saat itu juga, terdengar sebuah teriakan dari dm bus, "Jangan bergerak! Keluarkan semua uang kalian!"


    Penumpang baru yang berjuh 5 orang sebelumnya mengeluarkan pistol. Satu orang dengan cepat menuju kursi supir dan sisanya menodong ke arah penumpang.


    Ckit!!!


    Suara rem bus terdengar keras dan bus pehan berhenti. Suasana di dm bus juga menjadi hening.


    "Kalian semua turuti kata-kata kami dan tidak akan ada yang terluka. Sekarang keluarkan semua barang berharga dan uang kalian!" 3 orang bertugas untuk mengumpulkan barang jarahan dan 1 orang mengawasi keadaan dari bkang.


    Semua orang tampak menundukkan kep dan Dewi gemetar ketakutan, "Bagaimana mungkin bus kita didatangi perampok."


    Teman-teman perempuan Dewi juga ketakutan semua, ini pertama kalinya mereka mengmi hal seperti ini.


    Seorang perampok mendatangi Randika dan orang yang duduk di samping Randika segera mengeluarkan dompet dan handphonenya.


    "Bisakah aku meminta KTP dan SIM milikku?" Tanya penumpang itu.


    "Baih." Perampok itu kemudian mengambil dompetnya dan melihat kartu ATM. Di saat yang sama, dia bertanya. "Berapa nomor pinnya?"


    "Ah!" Penumpang ini tidak menyangka akan ditanyai.


    "Kau tuli atau apa? Aku tanya sekaligi, berapa nomor pinnya atau kutembak kau sekarang!" Perampok iki mi geram.


    "123412" Kata penumpang itu sambil gemetar.


    "Anak pintar." Seth itu dia melemparkan dompetnya kembali.


    "Hei sekarang giliranmu! Jangan pura-pura tidur." Perampok itu mendorong Randika.


    Randika yang baru bangun masih setengah sadar, "Hmm? Ada apa?"


    "Keluarkan barang berhargamu." Kata perampok itu sambil menodongkan pistolnya.


    Randika pura-pura ketakutan. Dia mi meraba-raba kantongnya dan seth beberapa saat dia hanya mengeluarkan sebuah tiket. Seth menyadari keadaannya, Randika hanya menoleh ke arah si perampok dan mengatakan, "Aku sudah menghabiskan seluruh uangku untuk membeli tiket ini, aku sudah tidak punya apa-apagi."


    Si perampok kemudian mengambil tiket itu dan memeriksanya, "Desa Jagad? Ternyata bocah desa ini memanh miskin." Teman-teman perampoknya ikut tertawa.


    Randika sendiri ingin tertawa sekaligus menangis. Reputasi desa Jagad sebagai desa miskin ternyata sudah menyebar.


    Melihat bahwa percuma terus-terusan memk si bocah desa itu, si perampok segera menuju penumpang yangin.


    Kali ini, si perampok mendatangi sekumpn perempuan. "Keluarkan barang berharga kalian!"


    Semua perempuan itu ketakutan dan menuruti perampok ini.


    "Hei, bukannya kau mengatakan bahwa kau sabuk hitam di karate?" Tanya seorang perempuan kepada lki yang sebelumnya membual terus.


    Lki itu merasa jantungnya berhenti berdetak. Musuh membawa pistol dan dia hanya tangan kosong. Terlebihgi, mereka berlima dan dia sendirian. Bagaimana bisa dia menjatuhkan mereka semua hanya dengan tangan kosong?


    "Apa yang barusan kau bng?" Si perampok samar-samar mendengar percakapan mereka dan mi mengokang senjatanya.


    Lki ini segera ketakutan. Tolong todong orangin saja bukan aku.


    Namun pada saat itu juga, seorang perempuan berdiri dan mengatakan. "Dia ini adh pemegang sabuk hitam karate dan juga juara tingkat nasional!"


    Mati aku!


    Lki itu segera menjadi pucat. Matanya tampak berair dan mulutnya tampak mengering.


    "Oh?" Si perampok segera menoleh ke arah lki itu dan para perempuan juga memberikan tatapan penuh makna.


    "Juara nasional?" Kata perampok itu sambil tersenyum. "Ku begitu berdirh!"


    Lki itu sudah tidak ingin menjaga citranya dan berusaha menymatkan dirinya dengan mengatakan, "Haha bohong itu, aku berbohong kepada para perempuan itu. Aku hanya bocah yang membawakan air."


    Sesaat seth kata-kata itu keluar, Dewi dan teman-temannya merasa kecewa dan bodoh karena sudah mempercayai kata-kata orang itu.


    Bisa-bisanya dia bohong?


    "Ha? Memangnya aku peduli?" Si perampok menodong kep lki itu dan mengatakan, "Aku ingin kau berdiri sekarang juga."


    Lki itu tidak punya pilihan dan berdiri sambil mengangkat tangannya.


    "Kalian tadi ngomong ku orang ini adh pemegang sabuk hitam karate? Aku tidak pernah melihat sabuk hitam menari jadi aku harap kau bisa menghiburku."


    Lki itu merasa bingung. Si perampok segera menambahkan, "Kenapa? Kau ingin mayatmu menari-nari dintai? Cepah menari atau kutembak kau!"


    "Baih, baih aku akan menari."


    Lki itu segera menari. Karena tidak pernah menari sebelumnya, gerakannya sangat kaku bagai katak yang melompat.


    "Bah! Merusak mata saja." Si perampok menendang lki itu dan melemparnya kembali ke tempat duduknya. Para perempuan berteriak melihat kekerasan ini.


    "Jika kau tidak segera mengeluarkan uang kalian, akan kutambahkan satu lubang di kepmu." Kata si perampok.


    Lki itu segera mengeluarkan isi kantongnya dengan cepat. "Ini semua yang kupunya."


    Si perampok melihat sekumpn uang itu dan tersenyum, "Wah ternyata kau orang kaya."


    Uang yang diberikan lki itu lebih dari 5 juta, juh yang melebihi harapan para perampok ini.


    Pada saat ini, sh satu perampokinnya datang. Dia bukan ingin menghajar lki ini tetapi matanya tertuju pada para perempuan. Tatapan matanya dipenuhi oleh nafsu.


    "Kak, lihah para perempuan ini. Mereka cantik-cantik dan muda-muda." Matanya tertuju pada Dewi. "Kita sudahma tidak mencicipi hidangan seperti ini dan juh mereka juga ada 5, bagaimana ku seorang mengambil satu dan bersenang-senang?"


    Si perampok itu kemudian melihat wajah-wajah para perempuan itu dan mengangguk.


    Dia kemudian menoleh ke temannya yang menyandera si supir. Dia kemudian berteriak kepadanya, "Hei, kita akan membawa kelima perempuan ini juga. Mm ini akan menyenangkan!"


    "Tidak!" Dewi segera diseret paksa oleh sh satu perampok. Dewi segera meronta-ronta sambil menangis, dia tahu bahwa ku dia sampai dibawa oleh mereka maka dia tidak akan bisa kembali melihat keluarganya.


    Semua lki di bus cuma terdiam. Mereka aslinya ingin menghentikan ini tetapi para perampok ini memiliki pistol jadi mereka tidak bisa berbuat macam-macam.


    Ketiga perampokinnya segera menarik keempat perempuan sisanya. Mereka juga meronta-ronta sambil memohon ampun, karena mereka perempuan mereka tidak bisa mwan tarikan para perampok ini.


    Namun pada saat ini, sebuah suara muncul. "Baih, ku kalian hanya mengambil uang dan barang berharga orang-orang aku akan tetap diam. Tetapi sampai ingin menculik orang khususnya perempuan, aku sudah tidak bisa tinggal diam melihat kalian para sampah masyarakat ini bertindak semaunya."


    Para perampok segera berhenti dan melihat sosok Randika yang berdiri. Randika menatap tajam setiap perampok tersebut. Para perampok ini melihat sesama mereka dan tertawa. Bocah miskin dari desa berani berh?


    Dm sekejap mereka merasa bahwa bocah itu sudah g.


    "Hei bocah miskin, jangan ikut campur. Bisa apa kau memangnya?" Kata sh satu orang. "Aku penasaran apa yang memangnya kau bisakukan? Jika kau ingin sok menjadi jagoan, aku akan dengan senang hati membunuhmu."


    "Omong kosong." Kata Randika sambil menggelengkan kepnya. "Aku bisa menghabisi kalian semua dm sekejap."


    Seth mendengar perkataan Randika, para perampok ini segera menodongkan pistolnya ke arah Randika. Semua yang ada di sana segera tiarap.


    Namun tiba-tiba, sosok Randika sudah menghng dan tiba di hadapan sh satu perampok. Dia segera menggenggam erat pergngan tangannya. Ketika dia meremasnya, orang tersebut segera berteriak kesakitan dan menjatuhkan senjatanya. Randika segera mengamankan pistol tersebut.


    Berhasil merebut satu pistol, Randika segera mengokangnya dan membidik ke arah perampok yang berada di sebh kursi supir. Dialu menembaknya.


    Klik! Klik!


    Randika kaget, ternyata sma ini pistol ini tidak ada pelurunya. Pistol palsukah?


    Namun di saat ini, sh satu perampok membidik Randika dan menembakkan pistolnya. Satu peluru tengah mengarah ke Randika!


    Dengan kecepatannya yang luar biasa, Randika segera mengk dan melempar pistol palsunya itu. Teralihkan perhatiannya, Randika segera berubah menjadi bayangan dan melesat ke arah perampok itu. Tangan kanannya memiliki momentum kecepatan sehingga sekali pukul saja sudah berhasil membuat perampok itu pingsan.


    Keempat perampokinnya hanya bisa melihat sosok Randika berada di atas tubuh kawan mereka yang pingsan dan sedang membidik mereka dengan pistol asli.


    "Dari lima orang, seharusnya satu adh pistol yang asli." Kata Randika dengan santai.


    Sh satu perampok merasa panik dan menyandera sh satu orang, berusaha menutupiju tembakkan Randika. Namun dm sekejap Randika berhasil menembak pergngan tangannya.


    "Ah!"


    Ringkikan kesakitan terdengar dan ketiga perampokinnya tidak berani bertindak macam-macam.


    Randika segera menghampiri mereka semua dan memukul mereka hingga pingsan.


    "Ikat mereka dan serahkan mereka ke pihak berwenang." Seth memastikan semua aman, Randika memutuskan untuk kembali tidur.


    Semua orang yang ada di dm bus tercengang. Dewi melihat Randika dengan mata yang terkagum-kagum. Bagaimana mungkin orang biasa sepertinya bisa begitu kuat dan berani? Dia merasa malu karena sudah mengejeknya sebelumnya. Orang ini th melumpuhkan para penjahat dengan tangan kosongnya. Bisa dipastikan ku dia menginginkannya, dia bisa membunuh mereka kapan saja.


    Para perempuaninnya juga memandang Randika dengan tatapan penuh syukur. Ku bukan karena Randika, mungkin mereka sudah tidak akan pernah melihat keluarga merekagi.


    Meskipun mereka sempat mengejek Randika sebelumnya, Randika masih mau menymatkan mereka. Sungguh dermawan sekali.


    Tatapan mata Dewi benar-benar tidak bisa lepas dari Randika. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, "Terima kasih atas pertolonganmu. Bolehkah aku tahu siapa namamu?"


    "Tidak perlu berterima kasih padaku." Randika masih menutup matanya. "Namaku Agus."
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)