MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 45: Dari Mangsa jadi Pemangsa!

Chapter 45: Dari Mangsa jadi Pemangsa!

    Chapter 45: Dari Mangsa jadi Pemangsa!


    Randikalu membebaskan semua perempuan yang tertangkap itu. Namun seth itu, terdengar suara gaduh dari luar dan mendatangi pintu besi basemen ini.


    Beberapa orang dengan baju serba hitam masuk ke dm. Mereka tidak peduli dengan Kevin yang masih berguling-guling kesakitan. Mereka hanya tertawa ke arah Randika.


    "Wah wah ternyata Ares toh?" Sh satu dari mereka memecah keheningan. Dia menatap Randika bagai melihat sampah.


    "Jadi kalian dari Jeratan Neraka?" Randika mengerutkan dahinya.


    "Ku iya kenapa?" Mereka semua segera menghngi jalur kabur Randika. Juh mereka lebih dari 10 orang dan semuanya membawa pistol.


    Kevin, yang berguling-guling kesakitan, melihat bahwa pengawalnya sudah tiba mi tersenyum dan berteriak kepada mereka. "Cepat bunuh bajingan itu!"


    "Mati kau Randika!" Mata Kevin dipenuhi api kebencian. Nanti dia akan bersenang-senang dengan mayat Randika dan memajang kepnya sebagai pi kemenangannya.


    Namun, tiba-tiba sh satu perempuan menginjak kembali t kmin Kevin.


    "Ah!"


    Rengekan Kevin terdengargi dan perempuan-perempuan itu meludahi Kevin.


    "Simpan tenaga kalian buat nanti, masih ada mash serius di hadapan kita." Kata Randika pada para perempuan itu. Dialu menatap para anggota Jeratan Neraka, "Syukuh kalian datang, aku tidak perlu repot-repot mencari petunjukgi."


    "Aku tidak tahu Ares ternyata suka membual." Ejek sh satu dari mereka. "Apakah kau pikir tempat ini juga markas kami?"


    Randika tersenyum, "Di mana pun markas kalian berada, kalian pasti akan memberitahuku."


    Seth berkata demikian, Randika berubah menjadi gumpn asap dan menerjang maju.


    Ketika orang yang di depan hendak menembakkan pistolnya, di saat yang sama Randika sudah memegang pergngan tangannya dan melemparnya ke temannya. Pistol yang terjatuh itu segera diambil Randika dan dia pukulkan ke sh satu kep orang.


    Tiga orang sudah dia khkan dm sekejap!


    Dor! Dor! Dor!


    Para penjahat ini bahkan belum bisa bereaksi tetapi mereka sudah ditembaki oleh Randika. Dua orang dari merekangsung mati di tempat.


    Ketika mereka hendak membs menembak, Randika memakai tubuh orang yang dia buat pingsan sebelumnya dan menjadikannya tameng.


    Ketika peluru mereka habis, Randika kembali menjadi gumpn asap dan melempar tamengnya itu. Dia segera menerjang kembali dan menendang sh satu dari mereka sekaligus mengambil kembali pistol yang baru. Randikalu melompat untuk menghindari tembakan dan mendarat di sh satu bahu musuhnya. Diangsung menembak ke kepnya, isi kepnya semburat di kakinya.


    Dialu menggunakan mayat itu sebagai pijakan dan melesat ke arah musuhnya yangin. Dm sekejap, semua orang berhasil dia bunuh. Hanya tersisa 3 orang yang masih hidup tergeletak di tanah. Tangan dan kaki mereka th dipatahkan oleh Randika jadi mereka tidak bisa berbuat macam-macam.


    "Nah mari kita diskusi tentang di mana markas kalian." Ketiga orang ini mendongak dan melihat Randika sedang berdiri di atas mereka dengan senyumannya yang menakutkan.


    "Ah omong-omong aku pinjam t menyiksamu ya." Kata Randika kepada Kevin.


    Melihat pemandangan berdarah ini, Kevin hanya meringkuk ketakutan di pojok.


    ...


    Tidak butuh waktuma untuk Randika mendapatkan informasi yang dia perlukan. Seth mendapatkannya, dia membawa kelima perempuan itu keluar dari basemen terkutuk itu.


    Seth mereka ke hman rumah, Randika memecahkan kaca jend mobil yang terparkir di situ.


    "Ayo semuanya naik."


    Ketika mendengar perintah itu, semuanya naik ke mobil.


    "Aku akan mengantar kalian ke tempat yang aman dulu." Kata Randika sambil menykan mobil. "Kita akan ke polisi untuk mporkan hal ini."


    Para perempuan ini terdiam. Ku mereka mporkan hal ini, maka semua orang akan tahu kejadian apa yang menimpa mereka. Jika ini terjadi, mereka tidak akan punya wajah untuk bertemu dengan orang.


    Manusia itu termasuk makhluk yang aneh, mereka suka mengingat hal-hal buruk yang th dkukan orang tanpa pernah mengingat kebaikan yang dkukannya sebelumnya. Ketika kenn, tetangga, sahabat mereka mengerti bahwa mereka dipekukan sebagai budak seks, entah hinaan seperti apa yang menanti mereka. Setidaknya mereka akan dicap sebagai pcur.


    "Jika kalian tidak mporkan kejadian ini, Kevin tidak akan mendapatkan hukuman yang dia pantas dapat. Kalian mau Kevin bebas?" Randika mengerti apa yang ada di benak mereka. "Aku punya teman di kantor kepolisian, dia pasti melindungi identitas kalian. Kita akan bertemu dengannya sesampainya di sana. Tetapi pada akhirnya ini tetap keputusan kalian, aku akan menghormati apa pun yang kalian putuskan."


    Mendengar penjsan Randika, sh satu dari mereka menjawab. "Baih, aku akan bersaksi terhadap Kevin. Kita harus memastikan dia menerima hukuman yang pantas!"


    "Setuju!"


    "Baih!"


    Tidak butuh waktuma kelima perempuan ini setuju.


    Randika hanya tersenyum mendengarnya dan membawa mereka ke kantor polisi di mana Deviana berada.


    Sma perjnan, kelima gadis ini meluapkan emosi mereka. Ada yang berpelukan, ada yang bergelimang air mata dan bahkan ada yang menghirup udara panjang terus menerus, menikmati kebebasannya.


    Seth beberapa saat, sh satu dari mereka mengajak bicara Randika.


    "Namamu siapa?"


    "Randika."


    "Kamu tadi luar biasa sekali! Kamu bisa membunuh mereka dengan tangan kosong."


    "Yah tanganku juga hebat kok di ranjang."


    "Ah bisa saja kamu!" Suasana gembira segera mengisi mobil ini.


    "Eh kamu harus mengajarkannya pada kita kapan-kapan."


    "Betul! Biar nanti kejadian ini tidak ternggi."


    "Tidak perlutihan sampai seperti itu, kalian hanya perlu pintar memilih pasangan."


    ...


    Satu per satu pertanyaan keluar dari masing-masing mereka. Mereka ingin menghapus memori km itu. Namun, pertanyaan terpenting bagi mereka akhirnya keluar dari sh satu mulut mereka. "Apakah kau sudah punya pacar?"


    Seth pertanyaan ini terlontar, semuanya terdiam.


    "Wah ada yang jatuh cinta nih!"


    "Memangnya siapa yang tidak jatuh cinta terhadap penymatnya?" Perempuan yang duduk di samping Randika ini terlihat serius.


    Randika menoleh dan mengusap kepnya. Tidak heran menurutnya ku sh satu perempuan ini jatuh cinta padanya. Randika datang di mana hidup mereka sudah sengsara. Bisa dikatakan bahwa Randika adh pangeran berkuda putih yang menymatkan mereka dari balik kegpan.


    "Hahaha mungkin?" Randika membsnya dengan nada tak pasti. Semua perempuan merasa bahwa jawaban Randika ini setengah-setengah.


    Viona dan yangin bukan pacarnya sedangkan Inggrid kan istrinya. Jadi Randika sendiri ragu mau menjawab apa.


    "Yah eman sekali, kami benar-benar jatuh cinta padamu."


    "Kalian pasti bisa menemukan pria yang bisa membahagiakan kalian." Kata Randika sambil tersenyum hangat.


    "Siapapun pasangan kita nanti, aku tidak akan pernah melupakanmu!" Kata mereka semua.


    "Hei hei, kalian harus setia sama pasangan." Randika hanya bisa tersipu malu. "Lagip aku juga tinggal di kota ini dan mungkin suatu saat nanti kita bisa bertemugi."


    "Wah itu bagus! Nanti kita kencan ramai-ramai." Semua yang di dm mobil ketawa.


    Perbincangan ini terus bengsung hingga mereka sampai di kantor polisi.


    "Bagaimana caramu mtih otot-ototmu?"


    Sh satu dari mereka bahkanngsung meraba-raba lengan Randika. Otot yang keras itu membuatnya terpukau.


    "Eh curang! Aku juga mau!"


    "Aku juga!"


    Mereka semua akhirnya meraba-raba lengan Randika bahkan ada yang meraba perut dan dadanya!


    Kalian ingin membuatku terangsang atau apa? Imanku sedang diuji!


    Biasanya Randikah yang meraba-raba tubuh sedangkan sekarang dia diraba-raba oleh 5 perempuan sekaligus. Perasaan aneh sekaligus nikmat ini lumayan enak juga.


    "Hei Sudah nanti aku mh nafsu dan meniduri kalian semua bagaimana?" Kata Randika.


    Semuanya menjadi terdiam dan hanya seorang saja dengan suara pnnya yang membs Randika. "Kita ke hotel dulu saja ku begitu?"


    "Eh ternyata kita semua ini cinta sama Randika ya. Kita dari mangsa jadi pemangsa!" Seketika itu juga mereka tertawa semua.


    "Aku dengan senang hati berada di atas!" Kata sh satu perempuan.


    "Ya sudah ke hotel saja dulu!" Yanginnya setuju.


    Mati aku! Randika mi kebingungan. Kesuciannya ini seperti sedang dilng, apgi mata para perempuan ini sudah bagai predator. Apakah mereka tidak malu membicarakan seks seperti ini? Dunia makin bejad ternyata.


    Tapi Randika hanya bisa menyhkan ketampanannya dan kemampuan ahli b dirinya. Memang susah jadi orang ganteng itu, semua perempuan pasti mengejarnya.


    Randika mengh napas dm hati. Susahnya jadi orang ganteng.


    ....


    Hari sudah sore ketika mereka tiba di kantor polisi. Kelima perempuan ini turun semua. Randikalu menurunkan kaca jendnya dan mengatakan. "Kalian masuh dan cari polisi yang bernama Deviana. Katakan bahwa aku yang mengirim kalian dan jangan percaya siapapun sin Deviana itu."


    Semua perempuan itu mengangguk. Lalu sh satu dari mereka maju dan mengatakan. "Terima kasih Randika!"


    Lalu tanpa sempat membs ucapan terima kasih itu, Randika dicium!


    Oh!


    Mereka berciuman!


    Mata Randika terbuka lebar, inikah perasaan Viona kapan hari?


    Perempuan itu mundur dan wajahnya tersipu malu.


    Sekarang, keempat perempuaninnya juga minta giliran. Semua ciuman mereka melibatkan lidah jadi Randika cukup pusing seth semuanya selesai.


    "Semoga kalian mendapatkan kebahagian yang baru!" Randika berharap dm hati pada kelima gadis yang th menjni kehidupan tragis itu. Hatinya terasa hangat.


    Seth melihat sosok kelima perempuan itu masuk ke dm, Randika mi fokus kembali.


    Sekarang dia perlu pergi ke mat baru, hasil dari penyiksaannya sebelumnya.


    Tidakma kemudian, dia th mencapai gedung tentar di jn Pendopo. Ketika dia naik kentai 3, dia menyadari bahwa a depan ruangan itu tampak terawat. Ruangan markas mereka pasti berada dintai ini!


    Seth memastikan tidak ada jebakan yang terpasang di pintu, Randikalu membuka pintu tersebut.


    Pemandangan di depannya ini membuat dirinya terkejut.


    Kosong!


    Ruangan itu benar-benar kosong seperti baru.


    Ketika dia masuk, Randikangsung memeriksa seluruh ruangan. Dia tidak dapat menemukan apa-apa. Sepertinya mereka thma pergi.


    Sepertinya mereka tahu bahwa para bawahannya itu akan membocorkan markas mereka jadi seluruh organisasi th meninggalkan tempat ini.


    Namun, Randika bersumpah dm hati bahwa dia akan menemukan mereka!
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)