MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 52: Hari Penghakiman Segera Tiba!

Chapter 52: Hari Penghakiman Segera Tiba!

    Chapter 52: Hari Penghakiman Segera Tiba!


    "Kak, bagaimana caranya menjadi pembp hebat seperti kakak? Ajari aku dong!"


    "Eh kak, ayh kasih tahu caranya."


    "Kak..."


    Randika merasa bahunya mau copot karena terus-menerus ditarik Hannah tanpa henti.


    Randikalu menatap Hannah dm-dm dan berkata dengan wajah datar. "Pertama, kau harus memiliki kepercayaan diri."


    "Mm-Hmm." Hannahngsung sigap dan mendengarkannya dengan seksama.


    "Kemudian teruh betih tanpa henti." Randika berkata semua ini dengan wajah datar karena dia sendiri hanya ingin Hannah berhenti mengusiknya. Sedangkan Hannah seperti anak kecil yang mendengarkan seorang guru, tidak sabar menimba ilmu.


    "Terus?" Hannah sudah tidak sabar mengetahui rahasia Randika hebat dm menyetir maupun berkhi.


    "Apanya yang terus?" Randika pura-pura bingung.


    "Lho rahasianya apa?" Hannah menjadi sedikit marah, dia tahu kakak iparnya ini pura-pura bodoh.


    "Bukannya barusan aku memberitahu kamu seluruh rahasianya? Percaya dirh dan betih tanpa henti."


    "Hah? Cuma itu?" Hannah memasang wajah tidak percaya. Di saat yang sama, dia sama sekali tidak percaya sama sekali dengan apa yang dikatakan kakak iparnya itu. Pasti ada semacam rahasia yang membuatnya jago drift seperti sebelumnya.


    Melihat Hannah yang terdiam membuat Randika mengh napas lega di hatinya. Sma ini bahunya terus ditarik-tarik dan telinganya tidak pernah berhenti bekerja. Meskipun tangannya itu masuk di lembah milih Hannah, Randika harus menjaga martabatnya sebagai kakak ipar.


    Tidak mungkin kan dia akan terangsang?


    Jika kau memaksa, setidaknya biarkan aku meremasnya!


    "Hannah, semua kejadian hari ini itu berbahaya sebaiknya kau menghindari acara semacam ini. Lebih baik kau hanya menonton saja." Randika berusaha mencegah adik iparnya itu menjadi seorang pembp.


    "Tapi. Aku senang bpan." Hannah tersenyum dan memeluk erat tangan Randika. Kedua dadanya itu menangkap tangan Randika dengan sempurna dan membenamkannya jauh lebih dm daripada sebelumnya.


    Oooo Tuhan, kenapa ini terjadi padaku?


    Randika menn air liurnya, Hannah benar-benar tidak jauh berbeda dengan kakak perempuannya.


    Hannah menyadari bahwa Randika diam-diam melirik dan menikmati dadanya, dialu berbisik di telinga Randika. "Kak, jika kamu tidak mau mengajariku, aku akan beritahu kakakku ku kamu merabaku."


    "Siapa memangnya yang merabamu?" Randika terkejut, bukannya kamu yang menyodorkan buah melon itu?


    "Kamu sendiri yang datang ke aku, aku tidak ngapa-ngapain." Randikangsung kbakan.


    "Terserah!" Hannahngsung berputar balik danri, ingin menjauh dari Randika. Namun, tiba-tiba ada mobil yang mju kencang melewatinya dan Randika dengan cepat berusaha menymatkan Hannah.


    "Awas!" Randika dengan cepat menjulurkan tangannya, berusaha menghentikan Hannah. Tetapi, tangannya merasakan sensasi empuk yang tiada duanya.


    Sungguh perasaan yang nikmat.


    Randika secara tidak sadar meremasnya, seketika itu juga Hannahngsung meraung marah.


    Seketika itu juga, Randika tahu apa yang th diakukan. Dia beneran th merabanya.


    Sambil menoleh ke arah Hannah, yang mukanya tersipu malu sekaligus marah, mereka berdua masih berdiri membeku.


    Namun dengan cepat Randika menarik tangannya dan mengatakan. "Maaf aku tidak sengaja!"


    "Berani-beraninya kau meraba dadaku!" Hannah menjadi marah. Ternyata kakak iparnya itu benar-benar pria barbar.


    "Aku harus mporkannya ke kak Inggrid."


    Randika tidak tahu harus berbuat apa. Namun, sebuah ide muncul dengan cepat. Karena dia mau dporkan ke Inggrid, apa shnya bermain dengan dada adik iparnya itu sekaligi?


    Toh pada akhirnya saja dangip sensasi nikmat yang dia rasakan tadi benar-benar luar biasa.


    ...


    Ketika mereka tiba di rumah, Hannah dengan buru-buru keluar dari mobil sambil ngamuk-ngamuk. Dia ternyatangsung beri menuju kamar Inggrid!


    Hari penghakiman segera tiba!


    Randika hanya bisari ke kamarnya dan menguncinya.


    Hari ini Inggrid tidak masuk kerja, tetapi dia masih membacaporan perusahaan di kamarnya. Tiba-tiba, pintu kamarnya itu terbuka. "Kak! Kakak ipar tadi meraba dadaku!"


    Inggrid mengerutkan dahinya, dialu melihat setetes air mata di mata adiknya itu. Dialu bertanya. "Coba kau jskan lebih lengkap."


    "Kakak ipar dengan teganya meraba-rabaku saat aku tadi pergi bersamanya! Aku padahal hanya ingin mengenal pria yang akan menjadi keluargaku itu. Tapi. Tega-teganya dia memanfaatkanku!" Hannah menjskan ini dengan antusias hingga berurai air mata.


    "Tenanh, aku akan menanyakan maksudnya ke dia." Inggridlu berdiri. "Tunggh aku di sini."


    Melihat bahwa kakaknya itu hendak mendengar kejadian sebenarnya dari kedua sisi, ekspresi Hannah menjadi rumit. Sejak kapan kakaknya itu tidak percaya dengannya?


    Tidakma kemudian, pintu kamar Randika terbuka.


    "Hei Randika, ku kau berani menyentuh adikku, kau akan ..... Ah!"


    Bahkan sebelum Inggrid selesai bicara, dia sudah digendong oleh Randika.


    "Lepaskan aku!" Inggrid tersipu malu sambil meronta-ronta, tetapi Randika tidak akan membiarkan dia lepas.


    "Bisa-bisanya kau ragukan suamimu ini." Kata Randika sambil mengecup dahinya. "Kau itu istriku, jangan pernah ragukan kesetiaanku. Dia hanya ingin menguji cinta kita."


    Seth berkata demikian, tangan Randika meremas sedikit pantat Inggrid.


    "Kau!" Muka Inggrid semakin memerah. Bukannya dia datang untuk menanyai pria ini? Bisa-bisanya dia mh diraba dan dahinya dicium?


    "Lepaskan aku dulu!" Inggrid masih berusaha lepas.


    "Aku akan melepasmu ku kau menciumku!" Kata Randika sambil tersenyum nakal.


    Inggridngsung memalingkan wajahnya.


    "Istriku, tadi semua itu hanya sh paham. Tadi aku pas nyetir, tiba-tiba ada mobil menerobosmpu merah dan akungsung menginjak rem kuat-kuat. Akungsung reflek melindungi Hannah dan secara tidak sengaja aku mh menyentuh dadanya itu." Tangan Randika mi berenang di leher Inggrid.


    "Lagip, adikmu itu masih muda dan belum matang. Buat apa repot-repot menunggu pisang yang belum matang sedangkan aku punya dirimu yang menawan ini?"


    Cuma dengan kata-kata manisnya itu Inggrid mi luluh, membuat hatinya menjadi bimbang.


    Wajah Randika penuh dengan kelicikan. Sebelum dia dimakan hidup-hidup oleh istrinya, dia akan meluluhkan hatinya!


    Hahaha jika kau ingin menghukumku, akan kurebut hatimu terlebih dulu!


    "Baih ku begitu." Kata Inggrid sambil tersipu malu dan meminta Randika untuk menurunkannya.


    Seth itu Inggridngsung keluar dari kamar Randika. Takma kemudian, Hannah memasuki kamarnya.


    "Dasar pria barbar! Tunggu pembsanku!"


    Bisa-bisanya dia membuat kakaknya yang tersayang membnya, dia pasti memegang kelemahan kakaknya!


    "Hahaha jurus memanggil kakakmu itu sudah tidak bergunagi!" Kata Randika sambil tertawa jahat. "Lain kali, aku akan menghadapi lelucon nakalmu itu dengan lebih bebasgi."


    Wajah Hannah semakin memerah, dadanya menggebu-gebu dengan perasaan bs dendam. Dia percaya suatu hari nanti Randika akan menerima ganjarannya.


    Tidak butuhma untuk Hannah membanting pintu kamarnya Randika.


    Seth tertawa puas, tiba-tiba handphone Randika berdering. Ternyata Safira yang meneleponnya.


    "Hmmm kenapa dia tiba-tiba telepon?" Randika bertanya pada dirinya, seharusnya adiknya itu tidak akan menelepon ku tidak ada sesuatu yang penting. Yang berarti adiknya mungkin butuh bantuan dirinya.


    "Kak tolong aku!"
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)