Chapter 57: Kloning
"Hahaha sudah kubng hari ini adh hari kematianmu!" Bn Kegpan tertawa keras ketika melihat keterkejutan di wajah Randika.
Randika mengerutkan dahinya, dia masih tidak paham kenapa bisa Bn Kegpan berada di sini.
Tenggorokannya js-js tertembus oleh pisaunya tadi.
Ataukah tadi Bn Kegpan yang palsu?
Namun, kejutan yang dihadapi Randika tidak sampai situ saja. Ternyata dia th dikepung oleh 20an orang. Yang membuat matanya terblak adh semua orang itu adh Bn Kegpan!
Dia mengira matanya th menipunya tetapi kedua puluh orang tersebut benar-benar adh Bn Kegpan. Mi dari wajah, perawakan dan tenaga dm yang mereka pancarkan sama persis.
Di saat genting seperti ini, Randika juga merasakan kekuatan misteriusnya mi memberontak sekaligi. Memang kakeknya itu th menahannya dan memberikan dia waktu satu bn, tapi dengan catatan bahwa dia tidak memakai tenaga dmnya telu banyak. Dan hari ini dia sudah memakai tenaga dmnya telu banyak, mi dari Brian, di rumah sakit dan sekarang.
Dan sekarang dia dihadapi oleh 20 Bn Kegpan yang memiliki kecepatan dan kekuatan yang sama.
Dia sekarang mengerti bahwa kengerian di muka Shadow, pertarungannya tadi, semua itu adh perangkap yang akhirnya membawa dirinya ke jebakan ini!
Semua misteri ini akhirnya mi masuk akal, Bn Kegpan yang dia bunuh pada hari pertama dia menikah dan Bn Kegpan yang menghancurkan markasnya, semuanya dkukan oleh orang yang sama.
Randikalu menoleh ke sekelilingnya dan berkata dengan nada dingin. "Jadi senjata rahasiamu adh kloning?"
"Benar! Bahkan jika kau Ares, kau hanya seorang diri. Dan kami semua ini sudah lebih dari cukup untuk membunuhmu!"
Randika tidak membs sama sekali.
"Sejujurnya, ku bukan karena sumber daya milikmu itu maka aku tidak akan menemukan rahasia di balik kloning manusia." Kata Bn Kegpan yang merasa dia th memenangkan pertarungan ini. "Kenapa kau diam saja sekarang? Mana kkuan sok hebatmu itu? Ayh Ares jangan buat aku kecewa, aku ingin melihat wajah sengsaramu itu!"
Semua Bn Kegpan memancarkan aura membunuh mereka yang kuat. Lalu mereka semua tertawa serentak.
"Mau berapapun yang berkumpul, semut tetah semut." Kata Randika dengan santai.
Dia sudah tidak merasa ragugi dan menerjang ke arah sh satu Bn Kegpan.
Melihat bahwa Randika sudah bergerak, seluruh Bn Kegpan segera mengepung. Dari seg arah Bn Kegpan mi melompat dan menyerang.
Randika yang bagai Dewa Perang itu, mematahkan tng leher Bn Kegpan di depannya dengan satu pukn sambil menghindari serangan dari sisi kirinya.
Tiba-tiba, tiga orangngsung berusaha menyerang bersamaan. Randikangsung bersalto di udara, menghindari serangan gabungan tersebut. Tapi di saat dia di tengah udara, sebuah pisau melesat dan mengenai bahu Randika.
Mereka tidak perlu membunuh Randika secepat mungkin, kikis staminanya dan pada akhirnya dia akan mati karena kelhan.
Hati Randika mi mengepal. Serangan Bn Kegpan datang dari seg arah dan terasa tidak pernah ada habisnya. Tidak peduli dia hajar sekalipun, mereka akan segera berdiri kembali.
"Hmmm Obat penguat?" Js bahwa mereka sudah memiliki persiapan yang memadai untuk membunuh dirinya hari ini. Tujuan mereka adh membuatnya lh dan mengakhirinya pada saat itu.
Satu-satunya cara adh membunuh mereka!
Pada saat ini, Randika sudah membunuh 5 orang. Tetapi, serangan Bn Kegpan masih berasal dari seg arah dan tidak ada habisnya. Ini membuat Randika kecapekan karena tenaga dmnya sudah mi menipis. Apgi, dia juga harus menahan kekuatan misteriusnya itu.
Tiba-tiba, dia mendapatkan serangan di punggungnya. Bn Kegpan melihat keraguan di wajah Randika dan berhasil mengenainya. Serangan itu sangat cepat jadi lengah 1 detik saja Randika bisa cka. Randika sudah berusaha sekuat tenaga membunuh siapapun yang mendekat, tetapi Bn Kegpan yangin akan segera menyerang titik butanya tanpa lh. Mereka r kehngan satu kloning ku itu bisa menyederai Randika!
Whush!
Sebuah pisau menyayat baju Randika tapi sayang serangannya kurang dm. Ketika Randika menghindarinya dengan melompat mundur, dari bkangnya sudah ada pukn myang yang mengarah ke bkang kepnya. Randika bereaksi dengan cepat dan menangkap tangan itu dan membanting orang tersebut.
Randika mi kehabisan napas. Kekuatan misterius dm tubuhnya seakan-akan terus menggedor-gedor pintu kesadarannya, hendak menn dirinya secara utuh.
Keringat dingin mi keluar dari dahinya dan Bn Kegpan di sekelilingnya mi tertawa.
"Hahaha kau akan tamat sebentargi!"
Para Bn Kegpan ini sudah merasa berhasil membuat Randika kelhan, jadi mereka menikmati momen berharga ini.
"Math!" Saat itu juga, sh satu Bn Kegpan menerjang dan menendang ke arah Randika. Di saat orang itu myangkan kakinya, Randika hanya berdiri diam dan menjulurkan kepn tangannya ke arah sngkangannya. Dm sekejap Bn Kegpan itu tersungkur sambil memegangi t kminnya.
Ternyata mereka masih senaif itu merasa bisa menghkannya dengan mudah.
"Seperti kata pepatah ''Harimau mati karena bngnya'' [1], hari ini neraka akan menyambutmu!"
Beberapa Bn Kegpanngsung menerjang kembali dan Randika bertahan dengan susah payah sambil menahan kekuatan misteriusnya. Dialu merasa kelima inderanya kehngan fungsinya dan serangan Bn Kegpan th mengenainya dari seluruh arah.
Dia merasa bahwa dadanya th dipukul dan ketika dia terpental karena momentumnya, dia ditendang dari bkang. Di saat yang sama dari sebh kiri dan kanan, Bn Kegpan menyerang rusuknya dan semua itu ditutup dengan tendangan yang mengarah kepada wajahnya.
Namun, serangan itu tidak berhenti. Serangan siku yang mengenai dagunya membuat Randika tersungkur di tanah.
Rasa sakit dari luar dan dm tubuhnya membuat dirinya berada di ujung tanduk.
Dia bahkan merasakan hawa kehadiran Dewa Kematian di dekatnya!
Apakah ini akhir dari hidupnya? Apakah tidak ada jnin?
"Hahaha bahkan seekor gajah akan kh sama kawanan semut! Kau benar-benar menyedihkan!"
Suara tawa menyebalkan itu bergema di telinga Randika dan di dm benaknya dia th memutuskan sesuatu. Dia tidak boleh mati, dia tidak boleh mati di tangan sang pengkhianat!
Namun, rasa sakit yang dirasakannya benar-benar melhkan jiwanya. Dia berusaha berdiri dengan susah payah.
"Wah wah wah, belum menyerah juga bajingan tengik satu ini? Sini ku kau masih kuat, bukankah kau ingin membunuh kami semua?" Ketika Bn Kegpan melihat Randika yang berdiri saja sudah susah payah, dia benar-benar merasa di atas angin. Beberapa Bn Kegpan juga kembali menyerang.
"Aku tidak boleh mati!" Randika yang kembali tersungkur di tanah itu terus menanamkan tekadnya.
Dia terus menerus mengatakan hal itu untuk membuatnya tersadar, namun rasa sakitnya mi menghkan dirinya.
Apakah ini akhir dari perjnannya?
Di saat dia mi menerima kenyataan ini, sebuah ide muncul di benaknya.
Bukannya kakeknya memberikan sebuah obat padanya? Yang hanya boleh diminumnya di saat-saat genting.
Tanpa ragu-ragu Randika berusaha mengambil obat tersebut sambil terus bertahan dari serangan Bn Kegpan.
Namun, serangan gabungan itu mempersulit Randika mengambil obat yang ada di sakuanya itu. Belumgi kekuatan misteriusnya itu menggerogoti dari dm.
Aku tidak akan mati oleh para pengkhianat ini!
Randika menggigit bibirnya, berusaha memikirkan cara untuk mencari ch bagi dirinya mengambil obatnya itu. Satu-satunya cara adh pura-pura terkena pukn dan tersungkur kembali, karena pada waktu itu Bn Kegpan sibuk menertawai dirinya.
DUAK!
Randika kembali menerima pukn di dadanya dan tersungkur kembali. Bn Kegpan yang melihatnya semakin tersenyum lebar.
Di saat inh Randika mengambil obatnya dan mennnya dengan susah payah.
Melihat bahwa Randika mengambil sesuatu darianya dan mennnya, Bn Kegpan tidak mempedulikannya dan tertawa. "Kenapa? Apakah Ares lupa meminum obat diarenya? Ah aku lupa ku kau sebenarnya sedang sakit. Tapi sebentargi kau tidak perlu menderitagi."
Seth berkata demikian, para Bn Kegpan mengeluarkan pisau mereka. "Sudah saatnya kau mati!"
Kemudian beberapa Bn Kegpan menerjang maju. Pada saat ini, Randika merasa ada tenaga luar biasa dahsyat yang memasuki tubuhnya. Tenaga itu bertemu dengan kekuatan misterius dan bertarung dengan intens.
Berkat obat itu, kekuatan misterius Randika kembali tenang dan tubuhnya sudah tidak merasakan sakit sama sekali. Namun, bukan itu saja yang dirasakan Randika. Dia merasakan bahwa tenaga dmnya menjadi melimpah!
Dm sekejap, Randika pulih seperti sedia k. Cedera tubuhnya mi menghng dan tubuhnya berlimpahkan tenaga dm.
Di tengah keterkejutannya ini, beberapa pisau sudah myang menuju Randika.
Randika dengan cepat menampar tanah dan berdiri kembali. Tubuhnya dengan cepat menjadi gumpn asap dan menerjang maju. Seluruh pisau yang myang itu dia tangkis dengan sigap.
Kebangkitan Randika ini membuat Bn Kegpan terkejut. Saat ini, Randika sudah berada kembali di tengah-tengah mereka.
"Saatnya kalian mati!" Randika mengatakannya dengan nada dingin dan aura membunuh yang luar biasa.
Bn Kegpanngsung merinding, dia merasa bahwa Ares yang ada di hadapannya ini berbeda dengan yang tadi.
Randika kembali menjadi asap, dia dengan cepat menerjang ke arah beberapa Bn Kegpan dengan pisau di tangannya. Yang terakhir dilihat oleh kelima Bn Kegpan hanyh ku pisau Randika, karena seth itu yang mereka lihat adh kep mereka yang menggelinding.
Cepat dan bersih!
Randikalu melempar pisau tersebut dan satu Bn Kegpangi yang tewas dengan pisau menancap di dada. Di saat pisau itu menancap, Randika sudah mematahkan leher sh satu Bn Kegpan.
Para Bn Kegpan ini berusaha menghindar tapi semua itu percuma. Kecepatan dan kekuatan Randika yang sekarang sudah berbeda dengan yang tadi dan benar-benar mengerikan. Hanya dengan satungkah saja Randika sudah mencabut nyawa.
Randika yang sekarang menjadi jelmaan Dewa Perang sesungguhnya, satu ayunan saja sudah cukup myangkan sebuah kep!
Bn Kegpan yang sekarang benar-benar terdiam.
Mana keberanianmu yang tadi?
Dm sekejap, semua kloning Bn Kegpan mati di tangan Randika.
Sekarang hanya Randika yang berdiri sendirian, wajah dan bajunya bersimbah darah.
Ketika Ares sang Dewa Perang marah, seribu kematian tidak cukup memuaskan nafsunya!
[1] Mendapatkan nasib buruk (kematian) karena memamerkan kehebatannya.