MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 71: Bersantai di Rumah

Chapter 71: Bersantai di Rumah

    Chapter 71: Bersantai di Rumah


    Seth mengantar kembali Indra ke rumah kontrakannya dan memberikannya sejuh uang, Randika kembali ke rumahnya.


    Di rumah, dia bertemu dengan Hannah yang sedang menonton TV.


    Ketika dia mendekat, Hannah tidak menyadari keberadaannya karena benar-benar terpaku dengan film yang dia tonton.


    Hari ini Hannah tidak berpakaian sexy seperti biasanya. Namun, Randika tetap melirik ke arahnya. Rambut yang tidak diikat, baju putih biasa yang menonjol, hot pants yang menonjolkan paha dan kakinya yang mulus tetap membuat Hannah terlihat sexy. Belumgi aroma sabun yang memancar darinya mengingatkannya pada Inggrid yang baru selesai mandi.


    Mungkinkah Inggrid saat masih kecil persis seperti adiknya?


    Randikalu duduk pehanhan di samping Hannah dan mengangetkannya.


    "Eh! Kak kurang ajar sekali kamu! Kaget tahu aku,in kali kasih sm gitu ku sudah png." Hannahngsung mengomel tanpa henti namun, diangsung terpaku kembali ke TV kembali.


    "Kau telu terobsesi sama drama Amerika itu." Randika mengh napas. "Aku sendiri kurang paham kenapa orang-orang suka melihat drama seperti itu."


    "Ha? Kakak kan belum pernah melihatnya, jangan menghakimi gitu dong." Hannahlu menyadari sesuatu dan menoleh. "Jangan-jangan kakak cemburu ya?"


    "Cemburu?" Randika kebingungan. "Buat apa aku cemburu?"


    Hannahngsung memasang wajah mengerti segnya. "Kau cemburu karena semua lki di drama Amerika lebih tampan darimu, lebih pintar darimu dan cewek-cewek mereka juga cantik-cantik. Aku mengerti perasaanmu kok kak, aku sangat mengerti!"


    Apakah kali ini kakak iparnya akan meledak karena kejahnnya?


    "Kamu sh paham." Randika berkata sambil tersenyum. "Lihat betapa putihnya mereka, js mereka kurangtihan sepertiku. Apakah mereka sekuat kakak iparmu ini? Jangan repot-repot bersandiwara, kau tahu bahwa perkataanku benar. Ku mwan mereka, aku bisa menghajar mereka 1000 orang sekaligus!"


    Randika tertawa dan Hannah hanya bisa mengangguk. Kejadian di rumah sakit sebelumnya benar-benar melekat di benak Hannah.


    "Apanya yang kuat, aku dorong sedikit saja sudahngsung muntah darah!" Hannah tidak mau tunduk.


    "Hei kau menggangguku saat aku butuh konsentrasi penuh, gara-gara kamu aku hampir mati!" Randikalu menjewer adiknya itu.


    "Ah iya, iya, ampun kak!" Hannah menyesali perbuatannya.


    Sial benar, kakak iparnya ini sudah menemukan jurus ampuh untuk mwan dirinya!


    "Sudah jangan membahas hal itugi," Randikalu berdeham. "Pertanyaanku snjutnya, memangnya aku tampak sebodoh itu daripada mereka?"


    Hannah tersenyum dan memeletkan lidahnya. "Iya kakak itu bodoh dan miskin."


    Randika mau marah tidak bisa karena memang itu kenyataannya, tapi semua itu berubah ketika Inggrid hadir di hidupnya.


    "Hahaha kau sh anak muda!" Randika menggelengkan kepnya. "Pertama, sikap rendah diri itu adh kunci jadi aku tidak akan mengumbar kepintaranku begitu saja. Dan kedua, aku sudah menikah dengan kakakmu, bagaimana mungkin aku miskin?"


    "Hush!" Hannah sedikit marah ketika mendengarnya. "Bisa-bisanya kakakku itu menikahimu, aku rasa dia butuh kacamata baru."


    "Ku bukan aku kakak iparmu, saat kita di gunung itu kau bisa-bisa tertembak gara-gara hobi liarmu itu. Syukuri saja." Randika memberi fakta yang tidak bisa terbantahkan.


    "Hmmm" Hannah tidak bisa membantah dan mengh napas. "Sin kakakku, pernahkah wanita cantikinnya mendekatimu?"


    Randikalu menatap Hannah dan berkata dengan nada kecewa. "Sejauh ini belum ada, karena yang didekatku sekarang wajahnya masih kekanak-kanakan dan tidak cantik."


    Hannahngsung tersinggung. Bajingan, dia mengatakan aku itu jelek?


    "Ketika aku bersamamu, aku slu mendapatkan mash." Randika mengh napas. "Ku aku terluka begitu banyak, js kakakmu hanyh satu-satunya yang akan mewarnai hidupku."


    "Hahaha kakak benar juga." Seth dipikir-pikir perkataan Randika ada benarnya juga. Setiap dirinya berduaan dengan Randika, slu ada mash yang berbahaya.


    "Lagip, para aktor itu semua bukan tandinganku sama sekali. Sedikit berjemur di matahari saja mungkin mereka sudah mengomel!"


    Hannahlu tertawa dan meliriknya. "Memangnya kakak sendiri sekuat apa?"


    Ketika mendengarnya, Randika tertawa nakal dan menemukan kesempatan menyerang balik adiknya. "Apakah kamu tidak pernah melihat kakakmu ketika bangun? Bukankah dia sering mengeluh kurang tidur dan pinggangnya capek? Kurasa 10 ronde semm membuatnya kecapekan meskipun tiap mm dia terlihat puas sekali seth kita selesai mkukannya."


    Ha? Apa hubungannya kakaknya dengan seberapa kuat Randika? Ketika Hannah mendengar ''10 ronde'' barh dia mengerti artinya. Dm sekejap dia tersipu malu.


    Dasar lki mesum! Bisa-bisanya dia mengumbar hubungan suami-istri kakaknya itu?


    Hannah ingin marah dan memukulnya tetapi mengingat betapa kuatnya Randika membuat dirinya mengurungkan niatnya.


    Seth menenangkan diri, Hannah hanya menatap Randika dan berkata dengan nada dingin. "Kak Kau benar-benar mesum"


    Randika justru tersenyum dan tersipu malu. "Ah bisa saja kamu. Ku aku tidak hebat seperti itu di ranjang, mana mungkin kakakmu mau sama aku?"


    Karena Inggrid tidak ada di sini, Randika bisa bebas menggoda adik iparnya ini.


    "Kak!" Hannah tidak tahan dengan lelucon mesum kakak iparnya itu.


    Hannahlu memalingkan wajahnya dan menonton kembali TV. "Setidaknya para aktor ini tidak semesum dirimu."


    "Ha? Kau ini bodoh apa polos?" Randika mengh napasnya. "Bukankah mereka juga makan dan minum seperti kita? Urusan seksual juga sama, itu kebutuhan dari seorang pria. Aku rasa mereka juga mesum dan tidur dengan banyak wanita. Kecuali ku mereka bukan pria, itu baruin cerita."


    Kali ini Hannah terdiam, kenapa pria ini slu tidak mau kh?


    "Apagi kekurangan mereka?" Hannahlu menoleh ke Randika dan mematikan TV, dia sudah kehngan minatnya untuk menonton.


    Randika tertawa ketika melihat reaksi adik iparnya ini. Apakah dirinya telu kelewatan ataukah adiknya ini memang setuju dengannya?


    Pada saat ini, tiba-tiba handphone Hannah berbunyi.


    Hannahlu melihat siapakah yang meneleponnya.


    "Halo Mon, ada apa?" Hannah melihat bahwa itu adh Monika teman kuliahnya, dia sangat senang temannya itu menymatkan dirinya.


    "Han! Tolong aku!" Suara Monika terdengar ketakutan.


    Randika, yang ada di samping Hannah, memakai pendengaran supernya dan bisa mendengar percakapan mereka dengan baik.


    "Eh? Kenapa kamu Mon?" Hannahngsung panik.


    "Tolong cepat datang ke Hotel Mawar kamar 779, aku mohon cepah!" Kata Monika sambil menangis.


    "Tunggu aku Mon! Aku akan datang secepatnya!" Hannah tidak bisa mendengar suara Monikagi.


    Hannahlu menahan air matanya dan segera pergi ke kamarnya untuk ganti pakaian. Dia akan pergi untuk menymatkan teman baiknya itu.


    Ketika Hannah sudah selesai berganti pakaian, Randika sudah menunggunya tepat di luar pintu kamarnya.


    "Mau apa kamu? Mau meniru pawan di komik?" Randika mengerutkan dahinya.


    Hannah tidak ingin mengomentarinya dan hanya berjn melewatinya, dia tidak punya waktu untuk berurusan dengan Randika.


    Randika sebagai kakak iparnya js merasa khawatir terhadap adik iparnya ini, tetapi dia bangga bahwa Hannah sangat peduli dan berani menymatkan temannya tanpa berpikir panjang.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)