Chapter 117: Liburan Bersama
Saat mereka di ruangan kerja, Viona diam-diam melirik Randika. Dia tidak bisa menghngkan rasa malunya ini.
"Pak Randika smat pagi." Kelvin masuk ke dm sambil tersenyum.
"Bagaimana dengan sampel produk barunya?" Randika tidak mau berbasa-basi.
"Sukses sekali berkat bantuan Anda!" Kelvin tertawa puas. "Sampel produk baru th disebarkan ke pasar untuk dites. Sekarang kami sedang mengembangkan produk baruinnya. Tetapi tentu saja, produk baru ini tetap butuh bantuan Anda dan kelompok Anda. Setidaknya, kau harus meminjamkan tenaga Viona untuk kelompokku sma beberapa hari."
Randika menoleh ke arah Viona dan menyadari bahwa Viona sedang meliriknya. Sepertinya dia sedang curi-curi dengar.
"Demi perkembangan kemampuannya, tolong ajari Viona dengan baik."
Pada saat ini, sekretaris yang biasanya bersama Inggrid masuk ke ruangannya.
"Pak Kelvin dan Pak Randika, Anda sudah ditunggu oleh Ibu Inggrid di ruang rapat. Mohon mengumpulkan kelompok Anda masing-masing."
"Ibu Inggrid meminta kita semua hadir?" Kelvin bingung dan khawatir.
"Benar, Ibu Inggrid menginginkan kehadiran semuanya." Sekretaris itu tersenyum. "Jangan khawatir, suasana hati Ibu Inggrid sedang bagus. Jadi seharusnya tidak ada mash."
"Baih, kami akan berkumpul di ruang rapat segera mungkin." Kata Kelvin sambil tersenyum.
Tidakma kemudian, seluruh kelompok Kelvin dan Randika sudah berkumpul di ruangan rapat. Inggrid sudah menunggu mereka dan duduk di kursi pemimpin.
"Baih, shkan duduk." Kata Inggrid sambil tersenyum.
Hampir 20 orang berkumpul di ruangan ini, tetapi karena ruangan rapat ini besar mereka berkumpul di satu sisi saja.
"Baih, aku hanya ingin mengabarkan berita bagus buat kalian semua." Kata Inggrid sambil tersenyum. "Seperti yang sudah kalian ketahui, produk baru parfum kita th disebarkan di pasar kemarin lusa. Seth tim kita mempromosikan dan menjual beberapa sampel, bisa dikatakan bahwa kita sukses besar. Dari segi kualitas dan komentar orang-orang, ini semua benar-benar jauh melebihi ekspektasi perusahaan. Bisa dikatakan bahwa ini adhngkah besar pertama kita menuju kesuksesan."
"Benarkah?" Kelvin dan para ahli parfumin masih belum bisa memproses informasi ini. Beberapa minggu ini mereka benar-benar bekerja keras dan bisa dikatakan bahwa produk baru itu adh darah dan keringat mereka. Dan seth mereka mengetahui bahwa produk baru mereka itu sukses di pasar, perasaan lega dan senang melebur menjadi satu.
"Dengan tahap pertama yang sangat bagus ini, aku rasa penjun besar-besarannya akan sukses. Tahap berikutnya adh bagian promosi jadi kalian tidak perlu khawatir." Inggridlu berdiri. "Tanpa usaha kalian semua, perusahaan kita tidak akan bisa mngkah sejauh ini. Untuk itu aku ingin berterima kasih pada kalian secarangsung." Seth itu Inggrid membungkuk hormat pada orang-orang.
"Bu Inggrid tidak perlu telu berlebihan." Kelvin dengan cepat meminta Inggrid menaikan kepnya. "Ini adh pekerjaan kami. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami untuk bisa myani dan maju bersama-sama dengan perusahaan ini." Kelvin dan para ahli parfumin tergerak dengan tindakan Inggrid barusan. Mereka semua setuju dengan kata-kata Kelvin.
"Sebagai hadiah dari kerja keras kalian, aku memutuskan bahwa kalian semua berhak mendapatkan libur sma 3 hari!"
Kali ini semua orang bersorak gembira. Empat hari libur benar-benar luar biasa!
"Ditambahgi, perusahaan akan mengatur kegiatan liburan bersama secara cuma-cuma." Kata-kata Inggrid ini makin membuat mereka bersorak gembira.
"Namun, sayangnya kalian harus memilih apakah kalian akan liburan sendiri sma 3 hari atau berpartisipasi liburan bersama yang diatur oleh perusahaan."
Seth mendengar hal tersebut, semua orang saling memandang satu samain. Beberapa ingin pergi tetapi beberapa juga memikirkan ingin bersantai di rumah bersama keluarganya. Bagaimanapun juga, 3 hari libur ini benar-benar suatu berkah di tengah pekerjaan mereka yang melhkan.
"Jangan khawatir, pikirkan baik-baik dulu. Kalian bebas menentukan pilihan, tidak ada paksaan." Kata Inggrid.
Pada saat ini, Randika berdiri. "Bu Inggrid, kemanakah memangnya kita akan pergi?"
Melihat Randika yang berdiri itu, Inggrid sedikit mengerutkan dahinya. Tapi dia tahu bahwa Randika hanya berusaha mencairkan suasana.
"Kami th memesan hotel di pu kura-kura." Kata Inggrid sambil tersenyum kembali.
"Wah ku begitu aku ikut!" Kata Randika sambil tertawa.
"Aku juga!"
"Aku juga mau!"
Tiba-tiba satu per satu mi menyuarakan persetujuannya.
Randikalu menoleh ke arah Viona dan berkata sambil tersenyum. "Vi, ayo kamu juga."
"Oh? Baih." Viona mengangguk sambil tersenyum.
Adegan ini tidak luput dari mata Inggrid.
"Ku begitu, mari kita berlibur bersama!"
Pantai, bikini, seafood aku datang!
........
Pu kura-kura menjadi sh satu alternatif tujuan wisata ketika para turis mengunjungi kota Cendrawasih. Perjnan memakai perahu akan memakan waktu 20 menit dari pbuhan. Tujuan wisata ini benar-benar populer karena banyaknya kura-kura dan hewanutinnya.
"Hahaha!" Randika tertawa ketika melihat ombak.
"Hei ngapain kamu tiba-tiba tertawa?" Inggrid yang duduk di sampingnya tertawa.
"Barusan ada bikini yang hanyut." Semua orang ikut tertawa mendengarnya.
"Baik semuanya, kita akan menginap di hotel Oceana untuk liburan kali ini. Untuk hari ini, kalian bebas mkukan aktivitas apa pun." Inggridlu tersenyum pada bawahannya itu. "Sayang, kalian sepertinya tidak ingin bersamaku."
"Lho Bu, jangan begitu dong." Semua para lki tertawa, mata mereka sudahma tertuju pada cewek-cewek yang memakai bikini di pantai.
Ahhh. Masa muda memang menyenangkan.
Kelvin mengh napas dm-dm. Untuk liburan kali ini dia membawa istri dan anaknya yang masih kecil ke sini. Jadi dia tidak mencuci mata bersama rekan-rekannya itu.
Kerumunan orang ini dengan cepat menghng, mereka semua sedang menuju ke pantai dan hendak menggr tikar dan menikmati suasana pantai.
Sedangkan Randika, dari awal dia sudah menghng. Dia diam-diam sudah mendekati sepasang cewek yang sedang berjemur di kursi pantai.
"Hai cantik, tidak baik lho berjemur terus-terusan." Kata Randika sambil tersenyum. Matanya Randika juga tampak sudah mennjangi mereka.
Seth bertahun-tahun berkna, hanya dengan sekali lirik saja Randika bisa mengetahui tipe-tipe cewek nakal yang mana. Tentu saja, kedua perempuan yang sedang dia dekati ini adh tipe orang yang tidak mash dengan permainan tiga orang.
"Bagaimana mau menjemur ku kau menghngi?" Perempuan cantik itu menatap tajam Randika yang menghngi matahari. Tetapi seth melihat tubuh kekar Randika, dia tersenyum manis. Perempuan yang di sebhnya juga ikut tersenyum pada Randika.
"Ah maksudku bukan begitu, cuman sayang sekali jika tubuh kalian yang cantik itu akan kesakitan ku berjemur terus-terusan." Kata Randika sambil duduk di pucukan kursi.
"Kami sudah memakai tabir surya." Perempuan yang di sebh kiri tersenyum. "Sayang sekali kamu tidak bisa mengoleskannya pada kita."
"Hahaha." Randika sama sekali tidak malu. "Tapi ku dilihat-lihat, cara pemakaian kalian ini sh."
"Oh? Benarkah? Ku begitu bagaimana cara yang benar?" Keduanya mi tertarik dengan Randika.