MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 159: Konfrontasi

Chapter 159: Konfrontasi

    Chapter 159: Konfrontasi


    Di saat Randika menginjakan kakinya di hman rumah bagian tengah, beberapa pembunuh sudah menarget Randika dari berbagai sisi! Serangan mereka benar-benar tidak mempunyai ch.


    Cepat dan akurat!


    Aura membunuh mereka sudah menyebar ketika mereka menunjukan diri mereka. Jika aura ini memiliki wujud, mungkin aura itu sudah menyelimuti dan mencekik Randika. Terlebihgi, tim pembunuh dari keluarga Laibahas ini sudah menganggap membunuh adh cemn sehari-hari. Oleh karena itu, hari ini mereka akan makan di atas mayat para penyusup ini.


    Para pembunuh ini sudah menutup jalur kabur Randika, jika penyusup ini orang biasa maka mereka sudah mengompol di tempat.


    Tetapi, tiba-tiba tubuh Randika memancarkan aura membunuh yang jauh lebih kuat daripada gabungan para pembunuh tersebut. Bahkanngit bisa terguncang olehnya. Di bawah ancaman aura membunuh ini, para pembunuh itu berhenti menerjang Randika dan mengambilngkah mundur.


    Bersembunyi di kegpan, beberapa dari mereka merinding bahkan ada yang ingin kabur. Semua tatapan mata mereka tertuju pada Randika. Mereka harus mencari kesempatan emas untuk membunuhwannya kali ini.


    Tetapi, siapa penyusup ini sebenarnya?


    Penyusup itu masih muda, namun kenapa aura membunuhnya begitu kuat?


    Yang tidak mereka ketahui adh penyusup ini adh sh satu 12 Dewa Olimpus dengan kode nama Ares.


    Ares sang Dewa Perang!


    Dia pernah membunuh 1000 orang suruhan mafia Italia hanya dm satu mm dengan bermodalkan tinjunya saja!


    Randika kembali mngkah, sedangkan Indra terus mengikutinya. Ketika Randika mencapai tengah hman, dia berhenti dan mengatakan. "Keluah."


    Namun tidak ada respon sama sekali.


    "Keluah atau akan kupaksa kalian keluar satu per satu." Kata Randika dengan nad dingin.


    Kemudian dia menoleh ke arah bangunan yang ada di samping kirinya. Dilu menatap tajam pada orang yang sedang menyatu dengan genteng. Merasakan tatapan tajam Randika, orang itu sudah tidak tahan dan melompat keluar. Dia mendarat tepat beberapangkah di hadapan Randika.


    Indra menatap orang yang tiba-tiba mendarat itu, orang itu adh kakek-kakek jenggotan yang menatap Randika dan dirinya dengan tatapan tajam.


    Randika tidak menatapnya balik, justru tatapannya jatuh pada gudang di samping kanannya. Di balik barang-barang yang bergeletakan itu, seorangkiki terlihat sedang bersembunyi.


    Orang itu sudah merasa dirinya ketahuan,lu sambil mengambil pedangnya dan menyusul temannya yang sudah menampakan dirinya.


    Seth itu Randika menoleh ke arah taman yang memiliki batu besar di antaranya. Dari balik batu tersebut muncul seorang kakek dengan tongkat jnnya. Matanya dipenuhi dengan keterkejutan.


    "Satugi." Kata Randika dengan nada dingin.


    Randika sama sekali tidak bergerak. Tangan kanannya tiba-tiba membentuk sebuah pistol dan menembakan tenaga dmnya itu ke arah sebuah pintu rahasia yang tertutup oleh tanah di arah serong kanan bkangnya. Tenaga dmnya itu dengan mudah mengenai sosok pembunuh yang ada di dmnya. Takma kemudian pintu rahasia itu terbuka dan pembunuh tersebut berkumpul dengan temannya.


    Total ada empat pembunuh!


    Bisa dikatakan bahwa empat pembunuh ini adh pertahanan terakhir dan terkuat dari keluarga Laibahas. Meski terlihat tua, kekuatan mereka bukan main-main.


    Indra terlihat menggaruk-garuk kepnya ketika melihat 4 penatua ini. Dia merasa bahwa dirinya lebih lemah daripada 4 kakek tersebut.


    Keempat pembunuh ini menatap Randika yang berdiri diam, mereka sama-sama diam. Untuk sesaat, keenam orang ini hanya saling menatap.


    Akhirnya, orang yang membawa tongkat jn itu memecah keheningan. "Siapa kalian? Kenapa kalian menerobos tempat ini?"


    Randika menjawabnya dengan santai. "Kalian tidak perlu tahu siapa apa, aku hanya datang untuk Inggrid."


    Datang demi nona muda mereka?


    Keempat orang iningsung bertatap-tatapan.


    Hari ini nona muda mereka mendadak png. Sekarang dia sedang diceramahi oleh tuan mereka. Meni dari wajah nona muda mereka, seharusnya badai desar th mnda keluarga ini. Jadi mereka masih ragu, apakah orang ini datang untuk membantu atau berbuat jahat pada nona muda mereka.


    Untuk beberapa saat keempat orang ini hanya terdiam dan bertukar pandang. Akhirnya orang yang muncul dari dm tanah itu mengatakan. "Tidak, kau tidak kami ijinkan bertemu dengan nona muda. Pergh dan kembali ke tempatmu."


    "Tidak ada yang bisa mencegahku." Kata Randika dengan santai.


    "Kau bocah yang telu arogan."


    Pembunuh yang ada di sebh kiri marah ketika mendengar Randika. Pedang yang dipegangnya itu dia lemparkan menuju Randika! Ajaibnya pedang itu menjadi serangan pisau yang tak terhitung juhnya!


    Bersamaan dengan serangan pisau tersebut, ketiga pembunuhinnya juga bergerak. Sh satu dari mereka bergerak dengan posisi rendah, mengincar kaki Randika. Dia bermaksud membuat Randika melompat. Kedua pembunuhinnya bergerak ke arah samping Randika, mereka bertugas menghngi jalur kabur Randika.


    Pria yang melemparkan pedangnya itu juga ikut menerjang ke arah Randika.


    Pertarungan hidup dan mati dimi!


    Randika juga bergerak. Seluruh tubuhnya sudah dialiri oleh tenaga dmnya khususnya tangan kanannya. Dengan tangannya itu, dia berhasil mengambil sh satu pisau yang melesat menuju dirinya dan menangkis seluruh pisau yang menuju dirinya. Namun, tangkisannya ini th diaturnya agar melesat ke arah pembunuh yang mengincar kakinya!


    Pembunuh itu mengerutkan dahinya danngsung menghindar. Randika sudah menerjang maju dan bergerak ke arah pembunuh yang ada di kirinya. Kedua pembunuh yangin masih berusaha menerjang.


    Dengan tangan kirinya, Randika menangkis serangan tanganwannya dan tangan kanannya berhasil menangkap pergngan tanganwannya.


    Pembunuh itu terkejut, dia dengan cepat myangkan pukn sebelum dia diapa-apakan oleh Randika. Randika sendiri juga bereaksi dengan cepat, dia melepas genggamannya dan myangkan puknnya ke arah tinjuwannya. Kedua energi itu bertarung dengan ganas, tetapi pembunuh paruh baya ini tidak kuat menahan kekuatan Randika dan terpental.


    Tetapi Randika terlihat tidak ingin melepas orang itu, dia mengejarwannya yang terpental itu. Hal ini membuat pembunuh yang datang dari arah kanan bahagia, Randika mempunggungi dirinya. Dia dengan cepat mengangkat tangannya dan menghantam bkang kep Randika.


    Tetapi, pembunuh ini merasakan aura membunuh dari sudut mata Randika. Tatapannya yang super tajam itu memberikan rasa ngeri dan bahaya.


    Pembunuh ini menggertakan giginya dan tetap meneruskan serangannya. Tetapi, Randika dengan sigap melompat dan mendarat di bkangnya.


    Habis sudah!


    Pembunuh ini terkejut, firasatnya tadi benar bahwa ini adh jebakan.


    Pada saat ini, semua sudah tembat. Ketika pembunuh itu ingin bereaksi, tinju Randika sudah mendarat di dadanya dan kesadarannyangsung menghng. Dia myang jauh dengan mata yang terblak, muntahan darah dan suara tng yang patah.


    Sekarang tersisa satu pembunuh yang melempar pedangnya, dia sekarang sedang dihadang oleh Indra.


    "Minggir!" Teriak pembunuh itu. Dia sudah menimbun momentum kecepatan dan menaikkan tinjunya. Tinjunya mengandung daya kekuatan yang dahsyat!


    Muka Indra masih terlihat datar, dia sama sekali tidak berniat menghindarinya. Pembunuh itu melesat bagai panah dan menghantam perut Indra dengan kuat!


    Indra tidak tinggal diam ketika dirinya diserang. Tanpa perlu mengeluarkan teknik ataupun menggeser kakinya, dia hanya mengangkat tangan kanannya.


    Ternyata kedua tinju mereka saling berhadapan!


    Kedua pukn itu bertemu dan menghasilkan daya ledakan yang besar. Pembunuh itu sampai terpental beberapa meter dari tempatnya berdiri. Kekuatan mereka yang bertabrakan itu benar-benar dahsyat.


    Tetapi, tatapan matanya terlihat ngeri dan ketakutan. Ketika dia melihat Indra, dia hanya berpindah setengahngkah ke bkang!


    Orang gendut itu benar-benar kuat!


    Diin sisi, orang yang menghindar dari serangan pisau Randika sudah kembali menerjang Randika. Dia dibantu oleh temannya yang terluka pertama kali.


    Kedua ini terlihat bagaikan seekor serig yang menerjang, tetapi hal ini tetap tidak membuat takut Randika. Sh satu pembunuh itu mengeluarkan serangan tpaknya dan menghantamkannya ke dada Randika. Namun, yang tidak diketahui oleh Randika adh terdapat panah beracun dari balik lengan panjang bajunya itu.


    Untuk membuat Randika tidak melihatnya, pembunuhinnya melompat ke atas untuk mengalihkan perhatian Randika. Serangan kombinasi sangat berguna untuk membereskanwan yang sendirian.


    Randika hanya menatap dingin mereka berdua, dia mkukan split dengan sempurna dan berhasil menghindari serangan mereka berdua. Dm sekejap, Randika memutar tubuhnya di tanah dan berhasil berada di bkang mereka.


    Tangannya berubah menjadi cakar dan menggenggam erat sh satu dari mereka. Tanpa memberi kesempatan, Randikangsung mematahkan kedua kakiwannya itu.


    Teriakan kesakitan segera menggema di telinga semua orang. Tetapi, orang ini masih berusaha membidik Randika. Namun di hadapan Randika serangan licik ini tidak berguna, Randika hanya menghindarinya dan mematahkan lengannya juga.


    Meringkuk kesakitan di tanah, Randika menghabisinya dengan menendangnya hingga terpental.


    Semua itu terjadi dengan cepat, saat temannya itu sudah mendarat dan menoleh ke bkang, dia sudah melihat temannya terluka parah dan amarahnya menjadi memuncak.


    "Bajingan!"


    Amarahnya sudah benar-benar di ambang batasnya, dia ingin menguliti Randika hidup-hidup.


    Randika masih tetap berekspresi datar sambil mempertahankan postur menyerangnya. Tidak menungguma, akhirnya mereka berdua saling menerjang satu samain.


    Tetapi, tiba-tiba Randika merasa ms dan membiarkanwannya beri ke arahnya. Mereka berdua bertukar pukn dan Randika berhasil menangkis semunya. Di suatu titik, Randika melihat ch dan berhasil menghantam dadawannya. Pembunuh itu dengan cepat tersungkur di tanah.


    Randikalu menatap Indra. Adik seperguruannya itu ternyata berhasil mendominasi dengan mudah. Seth bertukar pukn sebanyak 3x,wannya itu sudah tidak kuatgi. Tetapi Indra masih merasa darahnya mendidih dan mengharapkan pertarungan yang lebih sengit.


    "Ayo berdiri!"


    Indra benar-benar haus darah. Dia beri dengan perut besarnya itu dan menghantam ke bawah. Pembunuh itu harus menghindarinya atau dia akan terbunuh olehnya. Merekalu kejar-kejaran beberapa waktu.


    "Kau ngakuki? Jangan menghindar dan hadapi aku." Teriak Indra sambil mengejar.


    Randika tidak peduli dan berjn menuju gedung rumah. Tetapi pada saat ini beberapa petugas keamanan th tiba.


    Mereka semua terkejut, keempat pembunuh andn keluarga Laibahas th tergeletak dan sh satu dari merekari ketakutan sambil dikejar seekor gajah. Kemudian mereka menatap Randika yang memasang ekspresi dingin.


    Bagaimana mungkin penyusup ini bisa menang?


    Melihat Randika yang mngkah maju, semua orang tanpa sadar mengambilngkah mundur.


    Tidak ada yang berani menghnginya!
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)