Chapter 161: Perang
Inggrid mengangguk dengan keras. Air matanya sudah turun dengan deras sambil memberikan senyuman pada Randika. Sambil mengusap air matanya, Randika memeluk Inggrid. "Kamu sepertinya menderita sma ini, ayo kita kembali ke rumah dan serahkan semuanya padaku."
Bersamaan dengan itu, Randika sudah menggandeng Inggrid dan berjn keluar.
Semua anggota keluarga dan Jack hanya menatap linglung ke arah mereka. Keberadaan mereka sama sekali tidak dipedulikan oleh Randika. Bagaimanapun juga, Inggrid adh anggota inti keluarga Laibahas, bisa-bisanya dia kabur dari tanggung jawabnya?
Jack menampar meja yang ada di depannya. "Jangan bercanda! Inggrid jangan kaburgi kamu!"
Tetapi sama sekali tidak ada tanggapan. Randika sama sekali tidak mengijinkan Inggrid menoleh ataupun berhenti berjn, dia akan memberikan kebahagiaan yang pantas buat Inggrid.
"Cepat hentikan mereka!" Jack mi meneriaki bawahannya.
Mendengar perintah itu, semua orang mi bergerak. Tetapi ditatap tajam oleh Randika membuat mereka berhenti bergerak. Rasa takut dan ngeri membuat mereka tanpa sadar mengambilngkah mundur.
Randika tidak peduligi dan keluar menuju hman rumah.
"Tidak akan kubiarkan kamurigi!"
Jack benar-benar marah, baru pertama kali ada yang berani menyusup ke rumahnya ini dan menculik anaknya. "Semuanya ikut aku atau akan kubunuh kalian dengan tanganku!"
Semuanya dengan cepat mengikuti tuan rumah dan mengejar Randika.
Tepat di depan pagar, Randika menatap Inggrid sambil tersenyum. Dialu mencium dahi Inggrid.
"Apa pun yang terjadi, aku akan slu bersamamu." Kata Randika dengan nada lembut.
Inggrid tersenyum dan mengangguk.
Jack secara tidak sengaja melihat adegan mesra mereka dan semakin marah.
"Siapapun tangkap mereka!" Jack membentak ke semua bawahannya. Kedatangan Randika itu benar-benar di luar dugaannya. Jika penyusup itu berhasil membawa Inggrid pergi, dia tidak akan bisa menjskannya pada keluarga Alfred. Bagaimana mungkin dia membiarkan ini terjadi?
Melihat kakak seperguruannya datang sambil menggandeng seseorang, Indra menggaruk kepnya dan bertanya pada boneka ginseng yang ada di pundaknya. "Apa itu orang yang kakak ingin smatkan?"
"Woo, woo, woo."
Boneka ginseng itu terlihat mengomel pada Indra, maksud boneka itu js bahwa ia sendiri tidak tahu apa-apa.
Tetapi pada saat ini, di luar pagar rumah keluarga Laibahas, puluhan orang datang dan membuka pagar rumah ini.
Ketika Jack melihat kerumunan orang itu, dia terkejut setengah mati. Kenapa keluarga Alfred tiba-tiba datang?
Bahkan Ivan sang kep keluarga juga datang, di sampingnya juga nampak ahli b diri miliknya.
Daya tempur kekuatan keluarga Alfred melebihi kekuatan milik keluarganya jadi tentu saja ahli b diri atau bisa disebut tim pembunuhnya itu jauh lebih kuat daripada miliknya.
Dm sekejap, pintu keluar sudah diblokir dan Randika sudah dikepung.
Ivan berjn maju dan mendengus dingin, dia menatap Jack dengan tatapan dingin. "Jack, aku tahu bahwa kita dulu adh sahabat. Tetapi tindakan anakmu ini sudah keteluan!"
Jack sudah tahu bahwa sikap Ivan akan seperti ini, dia mengh napas dm hati. Tetapi yang Jack tidak tahu adh Ivan datang ke sini bukan mempermashkan pernikahan anak mereka minkan tentang Hans yang dihajar babak belur hingga masuk rumah sakit.
"Jangan khawatir. Aku akan mempersiapkan anakku Inggrid ini dan membawanya ke rumahmu sore nanti. Aku tidak menyangka akan ada penyusup yang berusaha membawa anakku kabur. Untung saja kalian semua datang, ku tidak anakku benar-benar akan kabur." Nada bicara Jack benar-benar terdengar tidak berdaya.
Tatapan mata Ivan jatuh pada Inggrid. "Kamu adh Inggrid? Kamu benar-benarncang! Berani-beraninya kamu membuat anakku babak belur sampai masuk rumah sakit? Menurut penyelidikanku kamu juga sudah menikah, berani-beraninya kamu mnggar perjanjian keluargamu!"
Ivan sudah benar-benar naik pitam, seluruh kebenciannya tertuju pada Inggrid.
Jack hanya terdiam, dia kehabisan kata-kata. Anaknya sudah menikah? Mash ini rasanya semakin besar.
Ivan menatap Randika dan mengacuhkannya, orang seks Ivan tidak peduli dengan orang luar. Namun pada saat ini, Randika berbicara.
"Apa kamu ayah dari Hans? Tidak heran sifat anakmu bisa sebusuk itu, kamu sendiri saja bisa dengan mudah mempercayai apa yang dikatakan anakmu itu."
Tatapan semua orang jatuh pada Randika.
Ivan kembali menatap Randika, nada bicaranya penuh dengan nada merendahkan. "Kau siapa?"
Randika membs dengan santai. "Aku adh suami Inggrid. Anakmu ingin menyentuh wanitaku dan sekarang dia tidak akan pernah bisa menyentuh wanitagi."
"Ternyata kamu pkunya!" Tatapan mata Ivan menjadi penuh dengan amarah sekaligus kebencian. Ketika Hans dikabarkan masuk ke rumah sakit, Ivan mendapat kabar bahwa t kmin Hans sudah tidak bisa dismatkan. Dokter memang bisa menymatkan fungsi t kminnya sebagai t ekskresi urine tetapi fungsi seksualitasnya sudah tidak bisa dismatkan.
Ivan benar-benar baru pertama kalinya mengmi kejadian memalukan seperti ini. Oleh karena itu, dm sekejap dia sudah berangkat menuju rumah sahabatnya itu untuk meminta penjsan.
"Sudah untung dia kubiarkan hidup." Kata Randika dengan santai.
"Hahahaha." Ivan hanya menepuk tangannya sambil tertawa, ekspresinya benar-benar dingin.
"Hari ini aku akan mengulitimu hidup-hidup dan memotong semua jarimu. Tenang saja aku tidak akan membiarkanmu mati, setiap hari aku akan menyiksamu sampai kau berharap lebih baik mati!"
"Kau tidak akan bisa." Kata Randika sambil mengh napas.
Para bawahan Ivan sudah mengepung Randika dan tim pembunuhnya sudah mengeluarkan senjatanya. Kabur merupakan hal yang mustahil.
Seth menyuruh Inggrid pergi ke tempat Indra, Randika menatap Ivan dan mengatakan. "Lebih baik kalian semua menyerang bersamaan."
"Hari ini kita akan berpesta di atas tubuhmu!"
Semua orang menjadi marah ketika mendengar ejekan Randika itu terutama tim pembunuh keluarga Alfred. Keahlian mereka sudah bisa dikatakan terbaik di Indonesia dan orang itu menyuruh mereka untuk menyerang bersamaan?
Pada saat ini, Indra yang bersama dengan Inggrid mendadak meninggalkan Inggrid dan berdiri di samping kakak seperguruannya. Dia merasa situasi berkembang ke arah tidak menguntungkan, dia dapat merasakan bahwa beberapa orang bahkan lebih hebat daripada dirinya.
"Tangkap dia!" Teriak Ivan.
Sesaat seth perintah itu keluar, seluruh bawahan Ivan menerjang Randika!
Randika justru tersenyum dan terlihat bersemangat, inh ketegangan perang yang sudahma tidak dia rasakan!
Mengibaskan lengannya, Randika mi bergerak dan berhadapan dengan lebih dari 12 orang. Pada saat yang sama p, beberapa orang juga menerjang ke arah Indra.
Indra juga memasang pose menyerangnya, dia menggunakan kaki dan tangannya dengan maksimal. Satu orang berhasil menyerang perut Indra tetapi perut itu memantulkan kembali serangan tersebut sekaligus orangnya. Kemudian kedua siku tangannya terbuka dan menyerang duawan yang berusaha menikamnya dari bkang.
Indra dikatakan sebagai ahli b diri jenius yang ada 100 tahun sekali. Belumgi dia dtih oleh kakeknya jadi kekuatannya benar-benar mengerikan. Setiap pukn yang diayangkan pasti menghasilkan suara tng patah dariwannya. Dan belumgi ketika dia menghentakan kakinya, bumi ikut terguncang karenanya.
Sedangkan seranganwannya, itu semua bagaikan sengatan semut baginya. Daging tebal Indra menjadi tameng tebal yang melindunginya.
Randika diin sisi lebih luar biasagi. Nama Ares benar-benar cocok baginya, setiapngkahnya meninggalkan jejak mayat tak bernyawa! Pengman bertarungnya membuat dia tidak memiliki bs kasihan pada musuhnya. Setiap puknnya akan membuatwannya pingsan atau mati!
Ivan mengerutkan dahinya melihat semua ini. Para bawahannya ini adh para elit yang sudahma melindunginya. Kekuatan mereka benar-benar ditakuti oleh semua orang.
"Tuan, orang itu benar-benar kuat." Pengawal pribadi Ivan berbisik padanya.
Ivan menganggukan kepnya. "Orang ini akan jadi penghng kita suatu hari nanti."
Kemudian Ivan menatap pengawal pribadinya itu dan mengatakan. "Albert, bawa orangmu dan lenyapkan orang itu sama teman gendutnya itu."
Tiba-tiba, para bawahan Ivan yang belum bertarung ikut ke dm medan tempur. Benteng terakhir dari Ivan ini menerjang ke arah Randika dan Indra.
Randika masih sibuk menghabisi teri-teri yang mengepungnya. Tetapi tiba-tiba dia merasakan bahaya dari bkangnya danngsung mengangkat tangannya.
Tangan kanan Randika berbenturan keras dengan tinjuwan barunya ini. Namun, bukah suara tng patah yang terdengar, suara seperti besi berbenturanh yang terdengar. Sepertinyawannya ini bukan orang sembarangan.
Wajah pembunuh ini benar-benar dipenuhi dengan keterkejutan, tetapi dia tidak membiarkan rasa kagetnya itu menumpulkan reaksinya. Sesaat kemudian diangsung menendang ke arah Randika. Saat Randika ingin menyerang balik, dia merasakan rasa bahaya dari kiri dan kanannya. Dia dengan cepat mengambilngkah mundur dan berusaha meni situasi yang dihadapinya. Namun, yang membuatnya terkejut adh serangan dari arah bkangnya.
Randika dengan cepat menghindarinya, dia benar-benar terkejut ketika menyadari ada 6 orang kuat yang menyerangnya secara bersamaan. Setiap dari orang tersebut lebih kuat daripada 4 pembunuh milik Jack. Serangan kombinasi keenam orang ini benar-benar mengerikan.
Terlebihgi, luka di tubuh Randika mi memberontakgi. Dia tidak bisa menggunakan seluruh tenaganya untuk bertarung, hal ini membuat Randika mengerutkan dahinya.
Para bawahan Ivan yang masih berdiri juga tidak berhenti menyerang dan menguras tenaganya. Pada saat yang sama, keenam pembunuh itu berbaur denganutan manusia dan berusaha mendekati Randika secara diam-diam.
Diin sisi, Indra dikepung oleh Albert dan bawahannya. Mereka semua menggunakan pisau tajam untuk mengatasi pertahanan Indra.
Sepuluh orang mengepung Indra secara bersamaan, Indra yang terpojok hanya bisa bertahan. Ketika Indra sibuk myangkan pukn, Albert melihat kesempatan dan berhasil menancapkan pisaunya ke kepn tangan Indra!
Indra merasakan rasa sakit yang luar biasa, namun pada saat ini, dia merasakan tubuhnya tertindih. Ternyata sudah ada 3 orang yang memanfaatkan kelengahan Indra untuk meloncat dan berpengangan di punggungnya. Ketika Indra memberontak, ketiga orang ini menancapkan pisaunya.
Tiba-tiba, mata Indra sudah memerah.
Diin sisi,utan manusia masih mengepung dan menyerang Randika.
Pada saat ini, Randika mendengar raungan Indra. Ketika dia menoleh, dia melihat Indra sudah bersimbah darah dan terlihat berlutut.
"Indra!"
Randika kehngan fokusnya, keenam pembunuh melihat ch ini dan menyerang!
Pada saat bersamaan, keenam pembunuh ini keluar dari kerumunan dan mncarkan serangan pamungkas.
"Kena kau!"
Randika meraung keras dan seluruh tubuhnya tiba-tiba memancarkan tenaga dmnya dengan kuat, seluruh tubuhnya diselimuti dengan aura membunuh yang pekat!
Keenam pembunuh itu terkejut dan bermaksud untuk membatalkan serangan mereka. Tetapi semua itu sudah tembat. Serangan Randika sudah bagaikan petir, dia dengan cepat mncarkan 100 serangan sekaligus!
Keenam pembunuh ini sama sekali tidak punya kesempatan untuk bertahan dan pingsan di tempat.
Mata Randika juga memerah, di hadapan seorang Dewa Perang, hanya ada kematian!
Melihat Randika yang datang, Albert dan bawahannya tidak bertindak gegabah dan mundur beberapangkah.
"Kau baik-baik saja?" Randika berhasil menghampiri Indra danngsung mengeluarkan jarum akupunturnya untuk menekan lukanya.
"Tenang saja kak, aku tidak apa-apa." Indra tersenyum sambil menahan rasa sakitnya. Wajahnya sudah pucat pasi dan napasnya sudah tidak teratur, dia benar-benar terluka.
"Berani-beraninya kau berbuat seperti ini!" Randika kembali meraung dan menerjang ke arah Ivan!