Chapter 177: Diam Sedikit, Dia Masih Tertidur!
Seth menunggu sebentar, akhirnya kereta mereka berangkat menuju kota Cendrawasih.
Kursinya memang keras tetapi itu tidak mash, yang terpenting Christina sudah ada di sampingnya.
Randika duduk di sisi luar dan Christina duduk dekat jend.
Hampir tidak ada orang yang turun di stasiun ini, oleh karena itu banyak kursi yang masih ditempati orang.
Randika mengamati mereka satu per satu, dia khawatir mash di kota ini akan ikut bersamanya.
Ketika dia masih memperhatikan, dia melihat pria yang bertelepon dengan suara keras tadi pagi.
"Halo ini aku." Randika menyapanya dengan senyuman. "Aku harap mulutmu tetap bisa diam sma perjnan."
Pria itu menatap Randika dengan tatapan ketakutan dan tersenyum pahit. Tindakan kekerasan Randika tadi pagi masih membekas di pikirannya. Namun, pria ini berusaha melupakan kejadian itu dan berkata dengan nada dingin. "Santai saja, aku tidak akan berisik karena aku akan menari di atas mayatmu!"
"Oh? Kita sudah tidak bertemu beberapa jam dan kau sudah berani sama aku? Tidak mash, aku harap tinjumu itu lebih besar dari mulutmu." Randika terus menatapnya sambil tersenyum, suasana hatinya sedang baik jadi dia tidak mash menemani pria ini.
Tatapan mata pria itu terlihat dingin, dia terlihat ingin membs tetapi dia menahan diri. "Lihat saja nanti!"
Kemudian orang itu pergi ke gerbongin.
Tiba-tiba baju Randika ditarik dari samping. "Siapa orang itu?"
"Sudah tenang saja, kamu istirahat saja ya? Nanti ku sudah sampai aku bangunin kamu." Randika mengulurkan tangannya dan memeluk pundak Christina. Dialu mencium dahi Christina dan membi rambutnya.
Perasaan ini membuat Christina menjadi nyaman dan hangat. Seth mengangguk pn, dia kemudian menutup matanya dan tertidur di pundaknya Randika.
Dasar, bisa-bisanya dia tidur dengan ps di pundaknya dengan wajah cantik itu!
Randika tersenyum pahit, tetapi dia tetap menahan dirinya. Dia juga sedikit menurunkan posisi duduknya agar Christina dapat tidur lebih enak.
Pada saat ini, ada seorang lki berbadan besar masuk ke dm gerbong. Di saat dia masuk, semua tatapan orang tertuju padanya.
sannya mudah, orang itu benar-benar mencolok. Tingginya yang hampir mencapai 2 meter itu membuat orang-orang berpikir dia adh pemain NBA! Belumgi otot-ototnya yang kekar itu membuat orang semakin kagum.
Untuk orang sebesar itu, rasanya tidak ada orang di dunia ini yang akan berani mwannya 1wan 1.
Ketika para penumpang ini melihat pria kekar itu celingak-celinguk, mereka semua penasaran. Lalu mereka melihat pria kekar itu berhenti tepat di samping Randika.
Kali ini semuanya bisa memahami apa yang akan terjadi, riwayat penumpang itu sudah pasti tamat. Bahkan beberapa penumpang sudah siap merekam kejadian berdarah ini sebagai barang bukti. Meskipun mereka tidak tahu sannya, pria kekar itu sudah js akan membunuh penumpang satu itu.
Pria kekar itu berkata dengan nada dingin pada Randika. "Jadi kau yang berani mengganggu Evan?"
Semua mata tertuju pada Randika, tetapi Randika sepertinya mencuekin pria kekar itu dan masih terlihat membetulkan rambut Christina yang berantakan.
Kemudian Randika menoleh dan berkata pada pria itu. "Jadi kau adh tukang pukulnya?"
Pria kekar itu mendengus dingin. "Kau tidak perlu tahu itu. Yang terpenting karena kau th menyinggung temanku itu maka kau akan menerima akibatnya."
"Oh," Randika mengangguk. "berapa juh uang yang dia tawarkan?"
Pria itu sudah mengangkat tangan kekarnya itu, benar-benar seperti pukn maut.
"Jangan harap aku takut, puknmu itu sama sekali tidak mengandung tenaga." Kata Randika sambil mengh napas. Kata-kata Randika ini membuat pria kekar itu terheran-heran, baru pertama kali dia bertemu orang seperti ini.
Sementara itu, para penumpang yangin sudah tertawa dm hati. Apa orang itu bodoh? Mana mungkin tinju sebesar itu tidak punya tenaga? Adanya dia akan mati dm satu pukn!
Pria kekar itu tertawa dan mengatakan. "Ku begitu kau berani menerimanya?"
Randika menggelengkan kepnya. Ketika pria itu hendak meninjunya, dia mendengar Randika mengatakan. "Buat apa aku menerima puknmu itu?"
Pria kekar itu kembali menahan puknnya, dia mendengus dingin. "Ku kau takut bng saja. Jika kau meminta maaf pada Evan, aku tidak akan memukulmu."
"Ku begitu suruh dia datang dan aku pastikan dia meminta maaf padaku karena sudah mengirim orang untuk mkukan pekerjaan kotornya." Kata Randika dengan santai.
Semua penumpang terkejut, rupanya orang itu berani sekali menghadapi pria kekar seperti itu.
Nyalinya benar-benar besar!
Pria kekar itu sudah naik pitam, tetapi pada saat ini, Evan datang dari gerbong sebh sambil marah-marah. "Kenapa kamu tidak memukulnya?"
"Dia bng kamu tidak memberinya cukup uang. Untuk orang seperti dirinya itu, upahmu telu kecil jadinya dia ragu untuk memukulku atau tidak." Jawab Randika.
"Apa?" Mendengar hal ini, Evan hampir muntah darah. "Aku baru saja membayarmu 5 juta hanya untukmu menjadi pengawalku satu hari ini. Kamu masih berani ngomong itu kurang? Apa kau mau anak istrimu itu tidak makangi?"
"Tunggu pak! Semua ini sh paham, apa yang dikatakannya itu semua bohong!" Jika sebelumnya pria kekar ini berwajah garang, di hadapan Evan mukanya sangat ms.
Taktik adu domba ini benar-benar sempurna, Randika memang jago memanipsi orang.
Tetapi, apa yang terjadi berikutnya membuat orang-orang menutup mata mereka. Pria kekar itu myangkan puknnya ke arah Randika!
Tinju dari lengan sebesar gajah itu benar-benar serangan mematikan, semua orang berpikir nasib Randika sudah js.
Perempuan yang duduk di serong kiri Randika sudah menutup matanya, takut dengan apa yang akan terjadi berikutnya.
"Ah!"
Suara teriakan kesakitan itu membuat perempuan itu menutup telinganya, sepertinya penumpang satu itu sudah dibuat berdarah-darah. Ketika dia membuka matanya, dia sangat terkejut dengan pemandangan di depannya.
Pemuda yang duduk itu berhasil menahan tinju si pria kekar itu hanya dengan satu tangan! Suara teriakan kesakitan itu bukan berasal dari Randika minkan si pria kekar yang tangannya diremas oleh Randika!
Randika masih menggenggam erat kepn tinju pria tersebut.
Tetapi anehnya, wajah Randika terlihat tenang dan tangan kanannya yang menggenggam itu sama sekali tidak bergerak. Pada saat ini, pria kekar itu sudah menggertakan giginya, wajahnya merah dan terlihat kesakitan dan tangan kirinya yang ditahan Randika itu bergetar hebat!
Awalnya tangan itu bergetar sedikit tetapima kmaan semakin bergetar hebat. Pada saat ini semua orang yang melihat mereka sudah terkejut, apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Randikalu tersenyum pada pria itu. "Tuh kan tidak ada tenaganya."
Sesaat seth berkata seperti itu, Randika mengeluarkan tenaganya sedikit demi sedikit dan pria kekar itu makinma makin berlutut sambil terus kesakitan.
Wajahnya sudah penuh dengan keringat, dia berusaha melepaskan diri tapi semuanya itu percuma.
Ketika pria itu hendak berteriak minta ampun, Randika membungkamnya dengan memasukan tangan pria itu ke dm mulutnya!
Pria kekar itu menatap Randika yang memberi isyarat tangan padanya untuk diam. "Sssttt! Dia masih tidur."
Pria kekar itu menatap Christina yang masih tertidur ps di pundak Randika.