MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 206: Harga Sebuah Informasi

Chapter 206: Harga Sebuah Informasi

    Chapter 206: Harga Sebuah Informasi


    Randika dengan cepat keluar dari kamar tidur Kaori mlui jend. Keadaannya sudah jauh lebih baik dan kekuatan misterius dm tubuhnya sudah berhasil ditekannya dengan sempurna. Rasa sakitnya itu benar-benar tidak terbayangkan, jika dia mengminyagi sekarang bisa-bisa dia memilih untuk mati saja.


    Ketika Randika kembali menuju Azumi bar, dia menyadari bahwa bar itu th tutup. Namun, terdapat beberapa lubang di dinding samping, js ini merupakan saksi bisu dari pertarungannya dengan 5 ahli b diri.


    Sambil meregangkan tubuhnya, Randika masuk dari lubang yang hanya ditutupi kain tersebut. Suara kakinya benar-benar menggema di ruangan yang sepi ini.


    Mendengar suarangkah kaki itu, seorang pengawal berbadan besar turun darintai atas untuk melihat. Awalnya dia sudah siap mengusir siapapun yang datang itu, tetapi ketika dia melihat sosok Randika, tenggorokannya menjadi kering dan nyalinya menciut bagaikan ikan teri.


    Siapa memangnya yang berani mwan Randika seth dia menghajar 5 ahli b diri dunia sekaligus? Bahkan aksi pembantaian tersebut dkukan di depan mata kepnya sendiri, bahkan jika dirinya ada seribu pun rasanya dia tetap kh.


    "Mana Azumi?" Tanya Randika dengan nada santai.


    "Nona Azumi ada di atas." Jawab pengawal tersebut dengan cepat.


    Randika berjn melewati bar danntai dansa, tempat ini benar-benar berantakan. Sepertinya pertarungannya sebelumnya itu membuat tempat ini menjadi hancur berantakan sehingga bar ini tidak bisa beroperasi dengan normal jadi mereka harus memperbaikinya terlebih dahulu.


    Bar yang tidak ada musiknya ini benar-benar membuat suasana menjadi sepi. Randikalu duduk di kursi bar dan berkata pada Akira si bartender, "Satu gs wine."


    Melihat bahwa Ares sang Dewa Perang meminta minum, Akira myaninya dengan sepenuh hati.


    Ketika Randika hendak meminum winenya, terdengar suara lemas dari bkangnya. "Jangan minum wine murahan itu, cobh minum punyaku ini. Umur wine ini sudah 80 tahun dan aku menyimpannya untuk momen terpurukku."


    Azumi menghampiri Randika dan menyerahkan gs winenya pada Randika, dia sendiri meminum wine yang disajikan Akira. Seth menegak habis, Azumi berkata pada para pengawalnya. "Kerja lebih cepat, jika barku ini tidak bisa beroperasi dengan benar besok, aku akan menendang kalian semua keluar."


    Randika menyesap wine yang diberikan Azumi danngsung menghabisinya seth mengetahui rasanya yang nikmat.


    "Kenapa kamu kembali ke sini?" Azumi mengeluarkan cerutu miliknya. Sambil dibantu Randika, dia menghisap dan mengeluarkan asap yang pekat.


    "Tidak perlu kusebut kamu juga pasti sudah tahu." Kata Randika dengan nada santai. Akira terlihat mengisi gs wine miliknya.


    "Bahkan jika aku tahu, aku tidak bisa memberitahukannya padamu. Itu bukan gayaku mkukan bisnis. Jika aku mi berpihak pada sh satu kekuatan, maka nyawaku dan hartaku akan terancam." Azumi menghembuskan asap cerutunya dan duduk di samping Randika. "Terlebih, kamu baru saja membuat barku ini hancur berantakan dan sama sekali tidak membayar kerugiannya. Apa kamu kira aku ingin bertukar informasi dengan orang tidak sopan seperti itu?"


    Ketika Akira menuangkan winenya, tangan Randika menyuruhnya untuk berhenti menuang. "Sejak kapan nona Azumi yang kukenal menjadi pengecut seperti ini?"


    "Lebih baik aku diam dan mengunci mulutku apab menghadapi orang-orang sepertimu." Sambil menghisap cerutunya, Azumi mengh napas. "Tapi memang Bn Kegpan menghancurkan barku dan tidak mengganti kerugianku. Jadi ku kamu memberiku uang yang cukup, aku tidak keberatan memberikan informasi yang kamu mau. Ku tidak ada uang maka jangan harap aku akan membantumu."


    Randika menatap Azumi dengan tatapan tidak berdaya. "Berapa hargamu?"


    "Hargaku adh" Azumi tiba-tiba berdiri dan menghembuskan asap cerutunya pada wajah Randika.


    "Hargaku adh kamu."


    Randika menoleh dan tersenyum. "Aku?"


    "Aku hanya ingin tidur bersamamu." Wajah Azumi sudah tersenyum nakal.


    Tidur dengan dirinya?


    Jika pria yang mengajak perempuan untuk berhubungan badan mungkin hal ini terlihat normal, tetapi perempuan yang mengajak pria? Hal ini jarang terjadi apgi Azumi benar-benar bukan perempuan sembarangan.


    Mengingat-ingat betapa jantan dan gagahnya Randika ketika bertarung dengan kelima ahli b diri itu, air liur Azumi nampak mes. Dialu mengatakan. "Aku belum pernah tidur dengan sh satu 12 Dewa Olimpus, aku yakin Ares sang Dewa Perang berbeda dengankiki yang pernah kutiduri bukan?"


    Di balik penampnnya, sepertinya Azumi merupakan perempuan yang cukup mesum dan suka berhubungan badan. Randika hanya tersenyum padanya. "Kamu ingin tidur denganku? Baih, aku sendiri penasaran apakah kamu akan pingsan di tengah hubungan kita atau tidak."


    Azumi menatap Randika dan Randika menatap Azumi. Keduanya sama sekali tidak berbicara untuk beberapa saat. Keduanya memiliki senyuman nakal di wajah mereka masing-masing. Akira hanya mengp gsnya dengan setenang mungkin, tidak berani menyuarakan pendapatnya.


    "Benar-benar menarik." Azumi kembali menghisap cerutunya dan menghembuskannya di wajah Randika.


    Randika sendiringsung mengulurkan tangannya dan meremas pantat milik Azumi. "Aku sudah tidak sabar, bagaimana ku kita mkukannya sekarang?" Randika sendiri sudah tergoda mkukannya ketika dia bertemu dengan Azumi seth sekianma, dia tidak keberatan dengan cinta satu mm ini.


    Namun pada saat ini, Azumi pehan melepaskan genggaman Randika dan berkata dengan nada serius. "Informasi apa yang kamu inginkan? Ku kamu ingin mengetahui di mana Bn Kegpan berada, aku bisa mencarikannya untukmu. Tetapi harganya jadi berbeda."


    Randikalu duduk kembali dan tersenyum. "Bukannya kamu tadi mengatakan lebih baik diam dan tidak memihak pihak manapun?"


    "Pada satu waktu, Bn Kegpan pasti akan berusaha menjatuhkan diriku. Kamu kira aku akan berdiam diri begitu saja?" Azumi tersenyum. Tetapi Randika tahu di balik kata-kata tersebut, Azumi tidak akan menjual informasi itu dengan murah. Dia pasti meminta harga yang setinggingit dan kabur dari negara ini.


    "Ku begitu di mana orang-orangku?" Randika menatap Azumi dengan tatapan serius.


    Langkah pertama yang dia perlukan untuk mwan Bn Kegpan adh bantuan anak buahnya. Sma anak buahnya yang berada di istana dunia bawah tanah itu masih smat, seharusnya menaklukan Bn Kegpan adh hal yang mudah.


    Istana dunia bawah tanah tidakin adh markas barunya. Pada awal sekali ketika Bn Kegpan dan Harimau berkhianat, markasnya disebut benteng tidak tertembus bahkan oleh serangan gabungan negara adidaya. Namun berkat pengkhianatan Bn Kegpan dan Harimau, Randika harus memindahkan markasnya demi membuat ramuan X.


    Terlebihgi, anak buahnya yang mengikutinya itu adh pilihannya jadi mereka tidak akan mati begitu mudah.


    Azumi tertawa. "Sepertinya aku harus menaikan hargaku."


    Randika hanya tersenyum dan tidak membs.


    Seth menghisap cerutunya sekaligi, Azumi menyesap wine miliknya dan berkata dengan nada santai. "Apa kamu tahu Penjara Shinra?"


    Penjara Shinra adh penjara rahasia yang biasanya berisikan mata-mata negara asing di Tokyo. Keamanannya benar-benar ketat, dapat dibandingkan dengan kakaknya yaitu penjara Fuchu yang sama-sama berada di Tokyo. Tetapi karena ingin mengorek informasi dari para mata-mata tersebut, keberadaan penjara Shinra benar-benar dijaga ketat danpisan pertahanannya benar-benaryak dikatakan sebagai nomor satu di dunia.


    Randika mengangguk. "Aku tahu tempat itu, sepertinya polisi sudah menjadi anjingnya."


    "Bukan hanya polisi, kekuasaan Bn Kegpan di negara ini sudah hampir muk." Azumi tersenyum. "Anak buahmu semuanya ada di penjara itu."


    "Tetapi untuk juhnya aku kurang tahu." Azumi kembali menghisap cerutunya. "Sejujurnya, banyak anak buahmu yang mrikan diri begitu tempatmu jatuh. Yang tidak bisa mrikan diri seharusnya sudah kebanyakan menjadi mayat."


    Randika tersenyum. "Aku tahu kekuatan anak buahku, mereka tidak akan mati begitu mudah."


    Menatap Randika, Azumi juga ikut tersenyum. "Sayangnya aku tidak bisa memastikan di mana sel mereka berada. Aku sedang sibuk dengan barku ini jadi kamu harus mencari mereka sendiri."


    Randika berdiri. "Baih ku begitu. Ah! Apa tidak apa-apa bagiku untuk meninggalkan pesan di tempatmu ini?"


    "Asalkan kamu tidak merusak tempatku." Kata Azumi sambil mengangguk.


    Randikalu mengulurkan kedua jarinya dan mi menggambar di dinding bar.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)