MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 243: Kecelakaan

Chapter 243: Kecelakaan

    Chapter 243: Keckaan


    "Kak, apa itu?" Hannah menatap jijik pada cairan hitam yang ada di mangkuk. Ketika mencium baunya yang aneh, dia serasa ingin muntah. Apa obat itu benar-benar bisa menyembuhkannya?


    Randika tertawa. "Han, jangan lihat obat ini dari bentuknya. Semakin kental obatnya, semakin baik khasiatnya."


    Randika menghampirinya dengan mangkuk obat itu di tangannya. Ketika dirinya semakin dekat dengan mangkuk itu, Hannah merasa isi dari mangkuk itu bergerak dan bentuknya benar-benar mirip dengan lumpur yang ada di got rumahnya.


    Hannah sudah nyaris muntah. "Kak, aku tidak mau memakainya."


    "Lho kenapa? Kamu mau sembuh atau tidak?" Randika mengerutkan dahinya. Dialu duduk di sofa dan menyuruh Hannah duduk di sampingnya. "Cepat duduk di sampingku."


    "Kak, cairan hitam yang kamu sebut obat itu benar-benar bau! Aku hampir muntah tahu!" Hannah merasa takut melihat obat aneh itu. Tidak mungkin perempuan yang seumur hidupnya dimanja dan makan makanan enak setiap harinya mau obat aneh dioleskan di wajahnya bukan?


    "Aku tidak peduli rengekanmu itu. Aku sudah susah payah membuatkan obat ini untukmu mh kamu merengek seperti ini. Lain kali aku tidak mau membantumu ku kamu terus seperti ini." Kata Randika. "Obat ini sangat manjur ketika masih hangat, ku sudah dingin efeknya mh kebalikan."


    "Aku jamin jerawatmu itu akan hng smanya jadi tahah sebentar dengan baunya. Kamu memangnya mau smanya seperti itu?"


    Mendengar kata-kata kakak iparnya itu, Hannah menjadi bimbang dan akhirnya membtkan tekadnya. "Baih, apa yang harus kkukan?"


    "Sudah berbaring saja dan serahkan padaku."


    Hannah dengan patuh tiduran di sofa. Lalu Randika mi menaruh tangannya di dm mangkuk dan mengoleskan cairan hitam yang kental itu di wajah Hannah.


    "Kak, obatnya sangat bau!"


    "Sudah diam dulu."


    Tidakma kemudian, wajah Hannah sudah teroles dengan sempurna oleh racikan obat Randika.


    Hannah terus menggigit bibirnya sambil menutup matanya. Dia tentu saja ingin menutup lubang hidungnya, tetapi dia masih harus bernapas.


    Obat ini benar-benar bau, jauh lebih bau dari gabungan kaus kaki bapak-bapak yang basah yang tidak dicuci berminggu-minggu dan bau ketiak. Jika bukan dipaksa oleh kakak iparnya ini, Hannah tentu tidak ingin dekat-dekat dengan obat ini.


    "Han, racun di tubuhmu itu menumpuk telu banyak jadi mereka mencari jn keluar. Untung saja keluarnya di wajah, ku di punggung bisa-bisa kamu tidak bisa tidur karena rasa sakitnya."


    "Sekarang aku minta kamu jangan bergerak sedikit pun sebelum kusuruh." Kemudian Randika mengeluarkan jarum akupunturnya dan menusukannya di berbagai titik di wajah Hannah.


    Dengan bantuan jarum ini, obat kental itu mi bekerja. Jerawat yang terendam oleh cairan hitam ini sebenarnya adh nanah. Akhirnya, nanah tersebut keluar dari dm jerawat dan mengalir tanpa henti, benar-benar menjijikan.


    Hannah merasa terjadi sesuatu di wajahnya dan rasa gatal mi terasa di seluruh wajahnya. Dia merasa ingin menggaruk seluruh mukanya.


    "Jangan bergerak atau usaha kita sma ini sia-sia. Kamu tidak ingin jerawatmu tambah lebih parahgi kan?" Kata Randika dengan cepat, hal ini membuat Hannah ketakutan.


    Melihat Hannah yang bersikeras mwan rasa gatalnya itu, Randika tidak bisa berhenti tertawa.


    Seth obatnya menyingkirkan nanah di dm jerawat, Randika tinggal menunggu waktu. Sekarang tinggal menunggu obatnya itu meresap ke dm pori-pori wajah Hannah dan menendang keluar racun berlebihan di wajahnya.


    Seiring berjnnya waktu, jerawat di wajah Hannah hampir hng semuanya. Pada saat yang sama p, racun-racun berbentuk cairan itu ikut keluar.


    Racun itu bercampur dengan obat yang kental dan mengalir turun bersama-sama.


    "Kak, apa masihma?" Hannah sudah merasa bosan berbaring terus, rasa gatalnya itu sudah mereda.


    "Tunggu sebentargi, biarkan racunnya hng sepenuhnya."


    Seth beberapa menit kemudian, ketika hampir selesai, Randika mencabut jarum akupuntur miliknya.


    "Baih Han, kerja yang bagus. Sekarang kamu bisa mencuci mukamu."


    Mendengar kata-kata Randika tersebut, Hannahngsung membuka matanya lebar-lebar. Dia dengan cepat menuju kamar mandi dan membasuh mukanya.


    Randika juga menyusul untuk mencuci tangannya. Bagaimanapun juga, bau dari obat lumpurnya itu benar-benar parah.


    Hannah memakai sabun cuci muka yang sangat banyak untuk menghngkan baunya. Ketika sesudah dibs, dia terkejut ketika melihat wajahnya yang sudah bersih dari jerawat-jerawat. Terlebih, bagian yang tumbuh jerawat sebelumnya itu lebih putih dan mulus daripada bagian yangin.


    "Wah luar biasa!" Hannah benar-benar senang. Sepertinya obat yang dioleskan Randika memiliki efek memutihkan wajah, kulitnya juga menjadi lebih mulus.


    "Kak Randika memang hebat!"


    Saking senangnya Hannah, diangsung melompat dan mencengkeram erat Randika bagaikan ko.


    "Terima kasih kak, terima kasih!" Hannah benar-benar senang karena bisa terlepas dari penderitaan ini. Dia tidak menyangka kakak iparnya bisa menyembuhkannya secara total.


    Randika dapat merasakan kedua dada besar milik Hannah itu di tubuhnya, belumgi kaki panjang nan mulus milik adik iparnya itu mengunci pinggangnya.


    Menikmati kenikmatan ini Randika tidak berkata apa-apa, dia hanya berdiri diam.


    "Kak? Kenapa kok diam saja, apa ada yang sh?" Hannah bertanya pada Randika yang menutup matanya.


    "Tidak apa-apa." Randika hanya tersenyum kecil. "Hanya saja Kamu sedikit berat."


    "Bisa-bisanya kak Randika berbicara seperti itu!" Senyuman Hannah dengan cepat menghng. "Aku gemuk di mananya coba?"


    Hannah yang tidak terima itu meronta-ronta, tubuhnya makin erat memeluk Randika.


    Namun pada saat ini, sepertinya dia meronta telu keras sehingga bhan dadanya secara tidak sengaja mengenai wajah Randika. Bisa dikatakan bahwa kep Randika terkubur di bhan dada adik iparnya.


    Dm sekejap wajah Hannah menjadi merah, dia merasa malu. Randika awalnya terkejut, tetapi dia tidak menk hadiah seperti ini. Karena kepnya terkubur cukup dm, dia menghirup napas dm-dm dan membiarkan aroma tubuh adik iparnya itu terpaku di benaknya.


    Wajah Hannah sudah merah padam, dia dengan cepat turun dan melepaskan pelukannya. Dengan canggung dia berkata pada Randika. "Kak, karena hari ini kamu th membantuku jadi aku tidak akan menyeritakan kejadian ini ke kak Inggrid."


    "Ku begitu, apa boleh aku menikmatinyagi sekarang? Baumu benar-benar wangi." Kata Randika dengan senyuman nakal.


    "Jangan harap kak Randika bisa merasakannyagi!" Namun, rasa kesalnya ini tidak bisa menghkan rasa bahagianya karena jerawat di wajahnya th hng. Dengan ini, dia bisa pergi keluar rumahgi.


    "Omong-omong kak, apa kakak tidak bisa membuat obat yang sama tetapi tidak bau seperti itu? Wajahku benar-benar menjadi putih berkat kak Randika." Kata Hannah sambil tersenyum.


    "Oh? Berani bayar apa kamu?" Kata Randika dengan senyuman nakal.


    Menatap senyuman itu, Hannah hanya berkata dengan senyuman yang tak kh nakal. "Sebaiknya kakak pikir baik-baik mash ini, ku tidak tiap mm aku akan tidur sama kak Inggrid."


    Mendengar kata-kata itu, wajah Randika menjadi panik. Dia sudah sebn tidak bertemu dengan Inggrid, dia sudah mengatur rencana di benaknya untuk meluapkan semua kerinduan itu bersama istrinya nanti mm.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)