MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 262: Teman Baru

Chapter 262: Teman Baru

    Chapter 262: Teman Baru


    Kakak tertua?


    Apa yang mereka bicarakan?


    Randika sama sekali tidak mengingat bahwa dia menerima orang sebanyak ini seth dia kembali ke Indonesia.


    Terlebihgi, mereka benar-benar lemah, mana mungkin dia mengangkat mereka menjadi komplotannya?


    Randika terdiam beberapa saat, tidak tahu harus berbuat apa.


    Semua karyawan yang ada di lobi depan juga sama terkejutnya, mereka menatap bingung ke arah Randika. Mereka sudah tahu tentang legenda Randika di kantor ini, tetapi dia tidak menyangka bahwa Randika sampai memiliki anak buah seperti ini.


    Lalu dari arah pria berjas hitam itu terdengar suara. "Sapaan kalian sama sekali tidak menyentuh hati kakak tertua kita, ngi sekaligi! Kali ini suara kalian harus lebihntang, lebih kompak dan lebih tulusgi!"


    "Sm kakak tertua!"


    Kali ini 20 orang tersebut membungkuk dan menyapa Randika dengan suara yang lebih keras daripada sebelumnya.


    Pada saat ini, semua orang menjadi penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi.


    "Kalian bercanda ya? Suara kalian sama sekali tidak tulus dan loyo! ngi sekaligi dan kali ini gunakan seluruh hati kalian untuk menyapa kakak tertua!"


    "Smat pagi kakak tertua!"


    Mereka terus mengnginya beberapa kaligi, dan akhirnya Randika sadar siapa pemimpin dari pria berjas ini. Ternyata itu adh Richard, pemuda yang dia tolong dari para penculik.


    "Berhenti!"


    Randika sudah tidak tahangi dengan teriakan tidak masuk akal ini dan menghampiri Richard. Richard sendiringsung berwajah bangga dan berkata pada Randika. "Kak, apa kakak senang mendengar sambutanku?"


    "Kamu ini mabuk atau apa?" Randika menatap Richard dengan perasaan bingung, kejadian ini benar-benar tidak masuk akal baginya. Jika bocah ini tidak mabuk, Randika tidak punya penjsanin.


    "Sudah tugas sebagai adikmu untuk menyapa kakaknya." Kata Richard denganntang. "Jadi adikmu hari ini datang untuk memberi hormat padamu."


    "Sejak kapan aku menjadi kakakmu?" Randika mengerutkan dahinya. "Kapan aku setuju untuk menjadi kakakmu?"


    "Kak, jangan berkata seperti itu. Sejak hari pertama kita bertemu, aku merasakan ikatan takdir yang begitu kuat. Sejak hari itu aku sadar bahwa kita ditakdirkan untuk bersama! Kakak tidak usah khawatir, mi hari ini aku akan mengikutimu ke manapun meskipun kita melewati gunung dan neraka sekali pun." Richard menepuk-nepuk dadanya.


    Randika mengh napasnya dm-dm. Ku perasaannya ini dijskan dengan kata-kata, maka hanya ada satu kata bagi Richard yaitu g.


    Randika sama sekali tidak ingin terlibat dengan delusi milik Richard ini dan berjn melewatinya. Namun, Richard dengan sigap mengikuti Randika dari bkang. "Kak, aku benar-benar ingin kakak mengakuiku sebagai adik. Aku benar-benar serius!"


    Randika mengabaikannya.


    Richard, dengan cepat, memberi isyarat tangan pada bawahannya. Kemudian 20 orang berjas itu berjn mengikuti Randika sambil berteriak. "Beri jn untuk kakak tertua."


    Semua orang yang menghngi Randika akan menerima tatapan tajam dari kedua puluh pria menakutkan ini.


    Dm sekejap, semua orang takut pada Randika yang dari awal memang sudah misterius di dm benak mereka. Ketika melihat kejadian ini, mereka semakin yakin bahwa Randika adh seorang gangster.


    Randika tiba-tiba berhenti berjn. Richard, yang berjn di bkangnya, tidak berhenti. Dia berjn ke depan dan ikut membukakan jn untuk Randika.


    "Suruh orang-orangmu keluar dari gedung dulu." Kata Randika sambil mengh napas.


    "Hei kalian dengar tidak? Kakak tertua ingin kalian keluar dari sini!" Kata Richard pada anak buahnya. Kedua puluh orang itu segera beri keluar dari gedung.


    "Apa kakak butuh sesuatugi?" Tanya Richard dengan tatapan menjt.


    Melihat wajah Richard, Randika tidak bisa menahan amarahnya.


    "Katakan sanmu kenapa aku harus mengakuimu sebagai adik?" Tanya Randika dengan wajah serius. "Aku tidak bisa mengakui seseorang yang bahkan aku tidak kenal sama sekali."


    Richard tertawa dan menggaruk kepnya. "Sejujurnya, sejak pertama kali kita bertemu aku tidak bisa melepaskan sosok kakak dari kepku."


    Ketika kata-kata itu selesai terlontarkan, Randika sudah berada 3 meter dari dirinya. Dia berkata pada Richard dengan tatapan mata waspada. "Kamu homo?"


    Homo?


    Richard mengerutkan dahinya, kenapa dia dianggap homo? Aku ini orang normal dan menyukai perempuan cantik!


    Seth beberapa kali meyakinkan Randika, akhirnya keshpahaman ini terselesaikan. Terlebihgi, seth mendengar penjsan Richard lebihnjut, Randika sudah mengerti mengapa dia mengejar dirinya sedemikian rupa.


    Hal ini membuat Randika menggelengkan kepnya. Meskipun Richard ini adh anak orang kaya dan berhati baik, dia tidak bisa lepas dari politik dan musuh dari ayahnya jadi dia mencari tempat berteduh yang bisa melindungi nyawanya.


    "Terus apgi sanmu?" Tanya Randika.


    "Sejujurnya." Wajah Richard sudah terlihat merah karena malu. "Hidupku itu biasa-biasa saja, sekh, les, bertemu dengan orang penting dan kegiatan membosankaninnya. Aku ingin sesuatu yang beda, sesuatu yang membuat darah mendidih. Kemarin aku melihat pertarungan kakak di Inferno bar dan aku benar-benar terpukau, detik itu aku membtkan tekad untuk mengikutimu ke mana saja."


    Seth selesai berbicara, suasana menjadi hening.


    Melihat ekspresi tulus Richard, Randika hanya tersenyum dan mengatakan. "Baih ku begitu, status kita sekarang adh berteman dan jangan pernah panggil aku kakak tertuagi."


    "Benarkah? Terima kasih kak!" Richard benar-benar senang bukan main, tetapi dia menyadari dia th sh memanggil dan menepuk dahinya.


    "Ku begitu aku akan memanggilmu Randika." Kata Richard sambil membenarkan bajunya. "Ku kak Randika tidak ada kerjaan, bagaimana ku aku menunjukan tempat yang bagus untuk menghormati pertemanan kita ini?"


    "Di mana?" Randika tertarik dengan penawaran ini.


    "Sudah ikut saja, aku jamin tempatnya menyenangkan." Kata Richard sambil tertawa.


    Randika berpikir sebentar, dia sendiri aslinya tidak ada kerjaan mendesak di kantornya dan Richard sendiri tidak begitu mencurigakan baginya.


    Melihat Randika yang menganggukan kepnya, Richard menjadi senang bukan main. Kemudian mereka berangkat memakai mobil mewah Richard dan segera menuju jn Merpati. Takma kemudian mobil mewah ini berhenti di sebuah gudang yang terbengki.


    "Tunggu sebentar di mobil." Richardlu keluar dari mobilnya dan berbicara dengan penjaganya.


    Seth pintu gudang itu terbuka, Randika ikut turun dari mobil dan berjn bersama ke dm. Di bawah arahan penjaganya, mereka tiba di suatu lift.


    Dan seth lift itu turun, pemandangannya benar-benar membuat mata Randika berbinar-binar. Dekorasi mewah dan air mancur yang ada benar-benar bertk bkang dengan kondisi gedung yang mereka masuki tadi, bahkan karpet yang dipakai terlihat mahal. Di sepanjang matanya, beberapa meja judi bisa terlihat!


    Ya, Richard th membawanya ke kasino bawah tanah!


    Di dm kasino ini, sudah ada ratusan orang yang bermain dan bersenang-senang. Tidak jarang juga Randika melihat perempuan-perempuan cantik memakai kostum cosy sexy lingerie kelinci dengan stocking j berkeliling mengantarkan minum.


    "Yang kamu menyenangkan adh berjudi?" Randika menatap Richard.


    "Ah! Hari ini bukan hanya sekedar berjudi saja." Richardlu menarik Randika dan berbisik. "Hari ini akan ada kejuaraan yang melibatkan pemain profesional."


    Lalu Richard menambahkan. "Kompetisi hari ini melibatkan banyak pihak, jadi hari ini aku jamin akan ada kejadian menarik."
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)