Chapter 276: Bnja
Randika kemudian mengambil kembaliuk berwarna hitam yang seharusnya telur dadar itu.
Ketika dia menggigitnya, rasa asin yang begitu luar biasangsung menggelegar, terlebih masih ada garam yang tidakrut dm telur.
ASIN!
Benar-benar asin!
Apa Inggrid memakai 1 kg garam?
Randika hampir saja muntah, namun ketika dia mengangkat kepnya, dia melihat wajah Inggrid yang sedang tersenyum dan bahagia.
GLEK!
Dengan susah Randika mennnya, seth itu diangsung meminum susu satu gs dm satu kali teguk.
Syukuh susu yang diminumnya itu tidak diapa-apakan oleh Inggrid, ku tidak dia sudah pasti mati sekarang.
Melihat Randika memakan makanannya, Inggrid tersenyum. "Makannya jangan cepat-cepat begitu, tersedak kan jadinya? Ku kamu masihpar, aku akan buatkangi kok."
Mendengar kata-kata ini, keringat dingin mi membanjiri punggung Randika. Dialu tersenyum pahit. "Sayang, nanti mm kita makan apa?"
Inggrid berpikir sebentarlu dia tersenyum. "Kamu mau apa? Tetapi kita harus bnja dulu ya, aku akan masak beberapa makanan buat kamu. Akhir-akhir ini aku semakin menyukai memasak, aku merasa tiap hari kemampuanku itu bertambah."
Seth berkata demikian, Inggrid menatap Randika yang mulutnya menganga. Apakah ada yang sh dengan kata-katanya barusan?
"Sayang, kamu kenapa?" Wajah cantik Inggrid terlihat bingung.
Randikangsung menjawab. "Sayang, aku tidak mau membuat capek gara-gara memasak untukku. Bagaimana ku kita jn-jn dan menonton film? Kita juga bisa ke mall dan berbnja, aku juga dengar kebun binatang kota kita ini baru kedatangan singa dari Afrika yang gagah. Nanti mm kita juga bisa makan di restoran mewah yang romantis."
Randika dengan cepat mengalihkan topik pembicaraan, apa pun yang terjadi dia tidak ingin memakan makanan seperti inigi.
"Kamu tidak usah khawatir, aku suka memasak untuk orang spesial di hatiku." Inggrid tersenyum. Inggrid dan Hannah benar-benar berbeda. Hannah suka bermain sedangkan Inggrid lebih suka di rumah dan menyibukkan diri.
"Ku begitu, aku akan menemanimu bnja nanti. Mungkin di tengah-tengah itu kita juga bisa beberapa cemn." Randika sudah tidak bisa mengkgi, apgi hatinya itu luluh ketika mendengar Inggrid senang memasak untuk orang yang dicintainya.
Seth menganggukan kepnya, Inggrid hendak mengambil sarapan untuknya. Namun, dia menyadari bahwa sudah tidak ada makanan tersisa di meja makan. Dia menatap tajam Randika yang sedang mhap seluruhuk yang dibuatnya. Mulut suaminya itu mengunyah dengan cepat, terlihat rakus sekali.
"Sayang, jika kamu masihpar aku akan memasakkannya untukmugi. Lain kali jangan sampai makan bagianku ya." Kata Inggrid sambil cemberut, tetapi hatinya sendiri masih senang melihat Randika menyukai masakannya.
Randika mengangkat kepnyalu memaksakan diri untuk tersenyum. Namun, sudut matanya sudah meskan air mata dan pahanya sudah merah karena dicubit olehnya. Dia harus menanggung semua penderitaan ini demi Inggrid.
Jika Inggrid sampai mencicipi makanannya, bukankah itu akan menghancurkan hatinya?
Oleh karena itu, untuk membuat Inggrid percaya bahwa masakannya enak, Randika hanya bisa menahan penderitaan ini seorang diri. Tentu saja, seg macam minuman yang ada di meja th ludes terminum.
"Sayang, bagaimana ku kita nyari makan buatmu ketika kita pergi nanti?" Kata Randika.
Inggrid mengangguk dan berjn ke atas untuk berganti baju.
Randika sendiri seth duduk sebentar, dia juga ganti baju dan menunggu Inggrid di bawah. Ketika istrinya itu turun, dia benar-benar terpukau.
Inggrid yang terkenal akan kesan dewasanya itu, sekarang memakai dress one piece berwarna putih dengan topi pantai dan sepatu sandal. Kesannya yang dewasa itu berubah menjadi terlihat segar, benar-benar berbeda dengan image yang dia miliki sehari-hari.
Baju memang menonjolkan kecantikan seseorang, tetapi untuk perempuan-perempuan cantik teori ini sama sekali tidak beku. Mau baju seperti apa pun yang mereka pakai, mereka tetap terlihat cantik.
"Benar-benar cantik." Randika menatap Inggrid yang menuruni tangga. Tanpa berkata apa-apa, Randika memeluknya dan memberinya ciuman yang sangat panjang.
Kemudian seth keduanya selesai berciuman, mereka bergandengan tangan dan keluar dari rumah. Aksi ini seakan-akan menunjukan dunia bahwa perempuan tercantik di kota Cendrawasih ini th menjadi miliknya.
Sepanjang jn, keduanya tertawa dan terlihat bahagia. Ketika mereka melihat orang mengemis, Randika bahkan memberikannya 200 ratus ribu tanpa pikir panjang.
Tidakma kemudian, mereka tiba di suatu pasar modern.
Di pasar ini, bagian sayur, daging, ikan mempunyai areanya sendiri-sendiri. Tidak hanya itu, kebersihan tiap area juga sangat dijaga.
Banyak orang yang berbnja untuk menyiapkan makan siang dan makan mm mereka. Bisa dikatakan bahwa sh satu momen yang berharga dari sebuah keluarga adh makan bersama. Khususnya makan mm, momen di mana seluruh keluarga berkumpul seth seharian bekerja ataupun bersekh. Tidak ada yang bisa menghkan makanan enak dan senyuman keluarga saat menyantapnya bersama.
Randika memperhatikan sekelilingnya, sepertinya kebanyakan orang yang ada adh ibu rumah tangga dan mereka sudah cukup berumur semua. Sepertinya tidak ada perempuan cantik yang bisa menjadi mangsanya.
Inggrid pertama-tama pergi menuju area sayur. Melihat-lihat sayuran yang ada, Inggrid ragu untuk membeli apa. Melihat keraguan itu, penjual sayur yang sudah berpuluh-puluh tahun berjun ini mi memasarkan barangnya. "Bagaimana ku tauge ini? Kamu bisa menumisnya atau kamu bisa memasaknya dengan daging sapi. Ibu yakin pasangan muda kalian ingin segera mempunyai anak, jadi tauge ini sangat cocok untuk kalian."
Inggrid tersenyum lebar. "Baih, aku ambil tauge ini."
"Untuk istri secantik kamu, kamu juga harus menjaga kulitmu itu jadi ibu sarankan untuk memakan brokoli yang bagus untuk kulit ini."
Wajah Inggrid tersipu malu, dia menganggukan kepnya. "Ku begitu aku ambil juga brokolinya."
"Terusbu ini, kamu juga harus menjaga tngmu itu sejak dini sehingga tua nanti kamu tidak membungkuk kayak ibu."
Inggrid mengangguk. "Baih aku juga ambilbunya."
"Terus untuk suamimu itu, ibu sarankan kamu untuk membeli .. "
Randika sudah geleng-geleng dengan Inggrid, dia benar-benar tidak habis pikir kenapa Inggrid mudah percaya begitu. Di sisiin, dia juga mengagumi kehebatan ibu-ibu penjual sayur itu. Dia mampu berkata manis dan menekankan bahwa semua junnya adh demi knggengan hubungannya.
Tapi Inggrid tidak bisa sepenuhnya dishkan, kemampuan ibu itu benar-benar luar biasa!
Di bawah serangan ibu-ibu itu, Randika sekarang harus membawa dua kresek berat berisikan sayur-sayuran.
Ibu penjual sayur itu senang ketika melihat kedua pasangan ini, dialu tersenyum pada Inggrid. "Terima kasih th bnja di sini, aku berharap kita bisa bertemugi."
Keduanyalu pergi dan menuju tempat ikan.
"Dipilih, dipilih, ikan-ikan masih pada segar bos."
"Ah! Kakak cantik yang di situ, apa ada yang bisa saya bantu? Coba lihat salmonnya ini dulu, benar-benar segar!"
"Sepertinya salmonnya ini terlihat enak, aku ambil potongan ini." Kata Inggrid.
Randika terlihat bingung, dialu bertanya. "Kenapa beli ikan yang mahal? Kenapa tidak beli ikan tongkol saja? Lebih murah."
"Tapi itu kan untuk kamu" Inggrid menatap Randika dengan tatapan penuh makna. Ketika dia ingin menjskannya, Inggrid tidak bisa menahan malunya. Randika memang tidak peka dengan hal-hal seperti ini. Bukankah mereka sudah main telu banyak kemarin dan hari ini? Apa vitalitasnya itu tidak bermash?
Seth dipikir-pikir, akhirnya Randika mengerti kenapa Inggrid berusaha membeli salmon.
Namun seth melihat perbandingan harganya, Randika berkata pada Inggrid. "Tetapi kamu tidak pernah memasak ikan salmon sebelumnya."
"Tidak mash, aku akan mencarinya di inte nanti." Kata Inggrid sambil tersenyum.
Mendengar ini, Randika kembali berpikir. Sepertinya dia dijadikan tikus percobaangi oleh istrinya.
Mengingat rasa telur dadar tadi pagi, dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya ikan yang akan dimakannya nanti itu.
Tidak, dia tidak mau merasakannyagi!
Kep Randika berputar dengan cepat, seth beberapa saat matanya terlihat berbinar-binar.
Karena dia tidak bisa menghngkan rasa antusias Inggrid untuk memasak, bukankah solusinya adh membantunya secara diam-diam dan mengawasi rasa masakannya itu dari jarak dekat? Dengan begitu dia bisa makan dengan tenang dan tidak membuat Inggrid curiga.
Randika merasa dirinya jenius, tetapi dia sepertinya lupa bahwa dia juga tidak bisa memasak. Tetapi, setidaknya dia tahu dari sebuah rasa dan masakan itu masih mentah atau tidak.
Seth mengambil potongan ikan salmon itu, keduanya menuju area daging. Di sana mereka membeli beberapa ayam, daging iga dll.
Sekarang yang tersisa adh bahan-bahan dapur, Inggrid mi mencari-cari. Sedangkan Randika, kedua tangannya sudah penuh oleh bahan makanan.
Seth membeli bahan-bahan dapur seperti kecap, garam dll, mereka akhirnya png ke rumah naik taksi karena barang bawaannya telu berat.
Sekarang waktu menunjukan pukul 12 siang, wajah Inggrid sudah semangat. "Sayang, aku masak dulu ya."
"Ah! Biarkan aku membantumu, kamu tidak mungkin bisa memasak semua ini sendirian."
Randika dengan cepat menawarkan bantuannya, dia tidak bisa membiarkan Inggrid memasak sendiriangi. Ku tidak, makan apa dia untuk siang ini?
Demi perutnya dan hati istrinya, Randika harus ikut memasak.
Inggrid mengangguk dan menaruh bahan-bahan di dapur. Ketika mereka bersiap untuk memasak, Inggrid tiba-tiba berkata pada Randika. "Tunggu sebentar."
Inggrid kemudian naik ke kamarnya dan turun membawa sebuahptop.
Wajah Randika terlihat bingung. "Sayang, kenapa kamu bawaptop?"
Wajah Inggrid terlihat malu. "Aku ingin melihat caranya memotong ayam seperti apa."
".."
Randika mengh napas di dm hatinya. Bahkan memotong ayam saja istrinya ini belum pernah, sepertinya pertempuran ini akan berjn denganma.