Chapter 291: Tempat Ini Akan Menjadi Kuburanmu
Ketiga orang inilu menikmati suasana tenang di puncak ini dengan berfoto.
"Kak, sini-sini." Hannah menyeret Randika dan Inggrid untuk berpose dengan m yang menjaditar bkang mereka. Kemudian Hannah meminta tolong seseorang untuk memotret mereka bertiga.
Seth berfoto, mereka bertiga duduk di sebuah panggung yang disediakan. Menikmati angin gunung yang sepoi-sepoi, mereka duduk dengan nyaman.
Randika duduk di tengah dan diapit oleh dua bidadari cantik itu. Pehan, kep Inggrid bersandar di pundak Randika dan begitu p dengan Hannah.
Awalnya Randika ingin merangkul Inggrid tetapi apa daya pundaknya menjadi sandarannya Hannah. Dia juga tidak pernah kepikiran bahwa pundaknya itu th menjadi sarang bagi dua kep bidadari cantik.
Memang kebahagiaan tiap orang itu berbeda-beda, tetapi yang paling sederhana adh menikmati momen hidup ini bersama dengan orang tercinta.
Randika sendiri merasa dirinya sudah berubah jauh. Ketika dia berkeliling dunia, dia tidak pernah setenang dan selembut ini. Dulu baginya kekuatan adh segnya, sekarang baginya yang terpenting adh menemukan diri kita di hati orang yang tercinta.
Di saat orang-orang menikmati pemandangan dan berfoto, tiba-tiba, ada segerombn orang berbaju serba hitam muncul.
Seluruh tubuh mereka tertutup oleh kain, mereka mirip seperti ninja pembunuh yang ada di TV. Hal ini tentu membuat semua orang terkejut, js bahwa mereka bukan datang ke sini untuk menikmati pemandangan.
"Apa yang akan merekakukan?"
Semua orang bertanya-tanya tentang kehadiran orang-orang misterius tersebut. Pada saat yang sama, beberapa orang melihat senjata tajam yang bersembunyi di balik baju mereka. Aura yang mereka pancarkan js membuat siapapun akan merinding, sepertinya menyinggung orang-orang itu akan menjadi akhir bagi nyawa mereka.
Randika masih menikmati momen indah ini bersama dengan Inggrid dan Hannah,lu tiba-tiba, dia merasa ada yang aneh. Dia menoleh dan menyadari orang-orang berbaju serba hitam itu.
Dm sekejap hati Randika mengepal.
"Kalian berdua cepat berdiri." Kata Randika pada Inggrid dan Hannah yang setengah tertidur. Ketika mendengar suara kakak iparnya yang keras itu, Hannah sedikit jengkel. Tetapi ketika Hannah melihat wajah serius Randika, Hannah merasakan sesuatu yang sh.
Inggrid sudah menggenggam erat tangan Randika, hatinya kembali mengingat dirinya diculik oleh Shadow.
Randika dapat merasakan daya tempurwannya kali ini kuat, hampir sama kuatnya dengan yang ada di Azumi bar. Tetapi, juhnya 3x lebih banyak daripada di Azumi bar.
Bisa dikatakan bahwa mereka th merencanakan serangan ini ketika dia sendirian bersama Inggrid dan Hannah.
Pada saat ini, kedua kubu sudah memancarkan aura membunuh yang kuat. Orang-orang di sekitar mereka sudah merasakan suasana berat dan mengecam. Apakah mereka akan saling bunuh?
Juh orang berbaju hitam itu makin bertambah tiap detiknya, sekarang sudah lebih dari 50 orang. Setiap dari mereka merupakan ahli b diri dan aura membunuh mereka benar-benar pekat.
Setiap orang memiliki senjata ciri khas mereka masing-masing, untungnya saja semuanya senjata tajam.
Randika hanya menatap tajam kepada mereka, dan pada saat ini, di barisan paling bkang terlihat beberapa orang yang memakai baju yang mencolok.
Sh satu dari mereka menggunakan kaos kutang dan mengunyah permen karet sambil mengupil. Meskipun tampangnya seperti orang bodoh, dia terlihat sangat kuat.
Menurut analisa Randika, mereka semua ini adh para ahli b diri elit dari daftar Dewa dan Manusia Peranakan. Tetapi sepertinya ada beberapa orang yang belum masuk ke dm daftar rangking para ahli b diri dunia ini. Hal seperti ini sangah wajar, mereka memang memiliki kekuatan tetapi mereka belum menunjukan diri mereka jadi mereka belum memiliki sejarah bertarung. Jadi sin keempat rangking yang ada, masih terdapat banyak orang kuat yang belum memiliki sepak terjang di dunia b diri.
Sebagai contohnya adh Father Daniel dari Vatikan. Karena beliau adh senjata rahasia Vatikan, dia tidak termasuk dm daftar manapun. Tetapi, bahkan Randika tidak berani berhadapan satuwan satu dengan Father Daniel. Sejujurnya, Father Daniel masih menahan dirinya ketika mwan Frank.
Bagaimanapun juga, dunia ini benar-benar luas dan besar jadi banyak kejutan di bhan bumi ini.
Sin dari daftar para ahli b diri ini, terdapat suatu daftar yang sedikit lebih ekstrim yaitu daftar pembunuh bayaran. Daftar ini benar-benar dini dari kemampuan si pembunuh mi dari cara membunuh, cara menghngkan jejak, menjebak seseorang dll. Sedangkan pria bertampang bodoh itu adh sh satu tingkatan teratas dm dunia pembunuh bayaran, code namenya adh Dark Knife.
Dark Knife berada di rangking 10 pembunuh bayaran tingkat dunia, dia mengambil pekerjaan untuk membunuh Randika tidakin karena bayarannya yang tinggi.
Bukan hanya Dark Knife saja, di sampingnya terlihat seorang pria berumur 60an dengan janggut putihnya yang panjang. Tarikan napasnya seperti menghirup dan menyerap esensi bumi sehingga badannya menjadi jauh lebih muda dan kuat.
Orang ketiga yang memiliki aura yang sama adh seorang wanita. Dia berpakaian syaknya seorang bajakut dan bahkan memiliki burung beo di pundaknya.
Js ketiga orang ini memiliki aura dan energi yang berbeda dengan orang-orang berbaju hitam itu. Namun, Randika dapat merasakan adanya 5 orang yang memiliki aura yang sama dengan ketiga orang itu berbaur di antara orang-orang berbaju hitam ini.
Semua tatapan matawannya itu menatap dirinya yang duduk bersama dengan Inggrid dan Hannah.
"Kak, apa mereka datang untuk menckai kita?" Hannah benar-benar ketakutan, dia belum pernah berada di situasi seperti ini.
"Bukan, mereka datang untuk mengambil nyawaku." Randika menggelengkan kepnya, dialu berdiri. "Han, kamu dan kakakmu harus cepat pergi dari sini dan bersembunyh."
"Tidak mau! Aku ingin bersama kakak." Hannah dengan cepat menangkap tangan Randika. Inggrid sendiri merasa bahwa situasi ini sama seperti sebelumnya, dia meskan setetes air mata.
Randikalu menoleh ke Inggrid dan berkata padanya. "Sayang percayh padaku, bawa Hannah pergi dari sini. Aku akan mengatasi mereka sendirian dan bertemu dengan kalian nanti."
Seth berkata seperti itu, Randika berjn menghampiri kerumunan orang itu.
Para pendaki yangin sudah menatap bingung dengan kejadian ini. Apakah ini syuting film? Kenapa tidak ada pemberitahuan sebelumnya?
"Kamu yang bernama Randika?" Dark Knife masih mengunyah permen karetnya.
"Benar." Jawab Randika dengan santai. "Aku tidak tahu siapa kalian, tetapi jika kalian macam-macam bersiah untuk mati."
"Jangan ambil hati atas kejadian ini." Dark Knifelu meludah ke arah Randika. "Kita hanya sedang bekerja untuk klien kami."
Randikalu menatap semua orang yang memiliki aura membunuh ini, dialu menyadari sosok yang berpakaian mewah di barisan paling bkang.
Melihat sosok itu, Randika mengerutkan dahinya. "Jadi pkunya adh kamu?"
Seharusnya Randika bisa menebaknya, tetapi dia mengirawannya ini sudah tidak akan mengganggunyagi. Memang dia sudah membunuh anaknya, seharusnya Randika tahu bahwa orang itu tidak akan beristirahat sebelum membskan dendam anaknya.
Dng di balik semua kejadian ini adh Ivan, kep keluarga dari keluarga Alfred dari Jakarta.
"Apa kau pikir kau bisa terus-terusan berlindung di balik tua bangka itu terus menerus?" Kata Ivan dengan nada dingin. "Aku sudah menunggu momen ini sejakma untuk menghabisimu."
Inggrid yang hendakri bersama Hannah itu terkejut ketika melihat sosok Ivan. "Paman, apa yang kaukukan? Bukankah keluarga kita itu berteman?"
Mata dingin Ivan menatap Inggridlu dia tertawa. "Teman? Berani sekali kalian masih menganggap kita teman seth kalian membunuh anakku? Ku kita teman mengapa kalian membunuhnya?"
Inggrid angkat badan. "Paman, ini semua shku jadi jangan libatkan Randika di mash keluarga kita. Biarkan dia pergi."
"Jangan khawatir, tidak ada satupun dari kalian yang akan pergi hidup-hidup." Kata Ivan dengan nada dingin.
Randika mengerutkan dahinya. "Kau ingin membunuh istriku?"
"Membunuhnya? Tidak, sepertinya kamu sh paham. Aku hanya ingin membunuhmu, sedangkan dia." Ivan mendengus dingin. "Aku akan membuat semua anak buahku ini memperkosanya dan membuatnya tidak lebih dari seonggok daging yang bahkan seekor anjing tidak mau."
Semua pendaki sudah ketakutan dan mi meninggalkan tempat ini, suasana puncak gunung ini menjadi berat dan tidak nyaman. Belumgi ku dari pedang dan pisau membuat mereka semakin yakin akan ada pertumpahan darah.
Kedua bh pihak terdiam,lu Randika memecah keheningan. "Apa kamu kira orang-orangmu ini cukup untuk membunuhku? Kamu boleh mencobanya."
Ketika Randika berkata seperti itu, semua orang berbaju hitam dan para pembunuhinnya mengerutkan dahi mereka. Dark Knife kembali mengunyah sebuah permen karet sambil tersenyum ke arah Randika.
Perempuan bajakut itu menghunuskan pedangnya dan pria tua berjanggut putih itu melemaskan otot tubuhnya dan sudah siap menyerang.
Wajah Ivan sudah tersenyum lebar. "Aku ingin melihat apakah nanti mayatmu masih bisa tersenyum seperti itu atau tidak. Dan jangan harap si tua bangka itu akan membantumugi."
Randika mengerutkan dahinya, dia tahu yang dimaksud oleh Ivan.
Melihat reaksi Randika, Ivan merasa bahagia. Dia ingin membunuh Randika sejakma, sekarang adh kesempatan terbaiknya.
"Kamu tahu kenapa aku bisa tahu bahwa kakekmu itu tidak bisa membantumu kali ini?" Tatapan mata Ivan benar-benar dingin. "Karena akh yang membocorkan lokasi reruntuhan itu pada mereka."
Pada saat ini, Randika akhirnya bisa menyusun puzzle yang sma ini menghantui dirinya.
"Tidak ada yang bisa menymatkanmu hari ini." Aura membunuh Ivan sudah menyebar, dia ingin anaknya yang sudah mati itu bisa mati dengan tenang.
Pada saat ini, petugas yang bertugas mengamankan lokasi wisata ini tiba di puncak gunung. Tanpa ragu diangsung mendatangi Ivan. "Ini adh tempat umum, apa yang sedang kaliankukan di sini."
Para pendaki yang panik itu menghembuskan napas lega, akhirnya petugas keamanan sudah tiba. Seharusnya mash ini bisa selesai dengan damai. Namun, detik berikutnya, semua orang berteriak ketakutan.
Sebelum petugas itu bisa mendekati Ivan, Dark Knife berhenti mengunyah dan menerjang ke arah si petugas. Hanya dengan satu kaki, dia menendang petugas itu hingga terjatuh dari tebing. Mengingat mereka sedang berada di puncak gunung, jatuh sudah sama seperti hukuman mati.
Panik dan kacau, kedua kata itu sangat cocok untuk mendeskripsikan situasi di puncak gunung ini.
Semua orang berian berusaha menymatkan diri dan kabur dari tempat ini.
"Cepat!" Semuanyangsung berbondong-bondong berian kembali ke bawah.
Randika menatap tajam pada Dark Knife yang baru saja membunuh orang dengan mudah.
Sepertinya mash ini tidak akan berakhir sebelum dirinya atau Ivan terbunuh.
Hanya ada satu pilihan yaitu antara Ares terbunuh atau kep keluarga aristokrat dari Jakarta ini terbunuh.
Suasana puncak ini semakin memanas, angin dingin yang menerpa wajah tidak mampu meredakan darah yang sudah mendidih. Ivanlu berkata pada Randika. "Tempat ini akan menjadi kuburanmu."