Chapter 303: Terjebak Dm Suasana Misterius
Hannah mendatangi km itu sekaligi. Ketika dia berusaha melihat permukaan km itu, tiba-tiba air muncrat ke mana-mana. Kemudian Randika tiba-tiba muncul ke permukaan air.
Hannah sama sekali tidak menyangka Randika akan keluar, air itungsung membasahi seluruh tubuh dan pakaiannya.
Hannah sendiri sudah memakai baju yang tipis danpang-camping, sekarang karena air itu bajunya menempel pada bentuk tubuhnya.
"KAK! Pakai bajumu!"
Hannah benar-benar marah sedangkan Randikangsung memakai bajunya sambil terus memperhatikan tubuh sexy Hannah khususnya kedua dadanya yang besar itu, dia sangat ingin merabanya.
Hannah memperhatikan bahwa tatapan mata kakak iparnya ini tertuju pada dirinya. Ketika Hannah menyadarinya, diangsung menutupi tubuhnya dengan tangannya. "Kak, kenapa kamu begitu mesum!"
"Han, kan tidak ada shnya melihat? Lagip aku juga sudah melihat yang jauh lebih vulgar dari ini bukan?" Kata Randika sambil tersenyum.
Karena tubuhnya masih basah, Randika melepas bajunya dan hanya memakaianya. Tubuh sixpacknya itungsung memenuhi kedua mata Hannah.
"Kak, lihat apa yang kamu perbuat, aku tidak punya baju sin yang ini." Kata Hannah sambil tersipu malu.
"Jangan khawatir, aku akan membuat api unggun untukmu."
Membuat api unggun?
Hannah terlihat bingung, bagaimana caranya membuat api? Tidak ada bahan yang bisa dijadikan sumber api di gua ini.
Randika tidak menjskan apa-apa dan hanya berjn keluar dari gua. Seth memeriksa sekelilingnya, dia menemukan sebuah pohon yang ikut jatuh bersama dirinya sebelumnya.
Tanpa ragu-ragu, diangsung membawa pohon itu ke dm gua.
Namun yang tidak diketahui Randika adh seseorang tidak sengaja memfoto dirinya menyeret pohon tersebut. Meskipun hasil fotonya tidak telu js, hal ini cukup menggemparkan.
Gori di gunung ini? Penemuan luar biasa yang sangat mengejutkan!
Foto ini kk akan menggemparkan para ilmuwan di Indonesia, apgi perkunya yang menyeret pohon itu sangat dipertanyakan.
Randika berjn pehan menuju tengah gua dengan hanya bea panjang saja. Meskipun sebenarnya dia bisa mengeringkan bajunya dengan tenaga dmnya, dia tidak bisa mkukannya di depan Hannah. Ku tidak, bisa-bisa perempuan itu memintanya memakai semua pakaiannya dan mengeringkannya. Terlebihgi, Hannah tidak bisa memakan ikan-ikan itu secara mentah jadi dia memang perlu membuat api unggun.
"Han, tunggh sebentar dan aku akan membuatkan makanan enak buatmu." Kata Randika sambil tersenyum. Lalu dia menym kembali ke dm km.
Kali ini Randika berhasil menangkap beberapa ikan sekaligus dan menaruhnya di pinggir km. Seth 3x menym, dia berhasil menangkap sekitar 15 ikan.
Seth mengeringkan diri, Randika mematahkan dahan-dahan yang ada di pohon dan menusukan ikannya pada ranting pohon. Seth menykan api unggun, dia memanggang ikan-ikan tersebut.
Melihat kejadian ini, Hannah bertepuk tangan dengan gembira. "Kak Randika memang luar biasa!"
Pada saat ini, Randika di mata Hannah benar-benar tampan. Dia tidak menyangka kakak iparnya itu bisa memasak di tempat seperti ini.
"Ku begitu lepas bajumu." Kata Randika dengan santai.
"Tapi jangan berani-berani untuk mengintip atau aku akan mporkannya pada kak Inggrid." Kata Hannah sambil tersenyum nakal. Kemudian dia melepas bajunya dan kedua dadanya yang berbalut beha itu kembali nampak.
Randika menn air ludahnya, adik iparnya ini memang sungguh luar biasa.
Ketika menaruh baju dana Hannah di dekat api, kata-kata Hannah itu terngiang-ngiang di benak Randika. Dia sadar bahwa dia tidak boleh berada di tempat ini teluma. Dia tidak tahu apakah Inggrid berhasil mrikan diri atau tertangkap.
Hannah duduk di dekat api sambil menutupi tubuhnya, karena air tadi tubuhnya sedikit kedinginan.
Mengingat sifat Randika, jika dia tidak memanfaatkan kesempatan ini maka dia bukah lki.
Tetapi Hannah menghngi tubuhnya itu dengan sempurna, Randika tidak bisa melihat apa-apa.
Sedangkan Hannah masih fokus pada ikan-ikan yang dipanggang itu, dia sudah tidak sabar memakannya. Randika sendiri sedikit tertawa melihat wajah senang Hannah yang seperti anak kecil itu.
Takma kemudian, ikan-ikan itu akhirnya matang. Meskipun tidak dibumbui, Hannah sudah benar-benarpar. Cacing di perutnya sudah tidak sabar menyantapnya. Diangsung mengambil 2 tusuk dan memakannya dengan rakus. Namun, cara makannya yang sembrono itu membuat mulutnya kepanasan.
"Ah!"
Randika menatap senyum Hannah yang kparan itu, dialu ingat kemarin Hannah bersusah payah menangkap ikan dan mengunyahnya untuk dirinya. Randikalu berkata dengan lembut. "Han makah dengan pn. Tidak perlu khawatir, sekarang adh giliranku untuk menjagamu."
Hannah melihat kelembutan di tatapan mata Randika, hatinya benar-benar tergerak. Dia hanya mengangguk pn dan mi meniup dulu makanannya.
Kedua orang ini sama sekali tidak berbicara, yang satunyagi makan dan yang satunyagi menikmati pemandangan gunung yang indah. Gua ini akhirnya mendapatkan keheningannya kembali.
Karena Hannah memakan ikan itu dengan kedua tangannya, Randika dapat menikmati pemandangan indah itu dengan diam.
Pehan ikan-ikan itu habis dan menjadi asupan energi buat Hannah. Randika sendiri sudah sangat kenyang jadi seluruh tangkapannya itu dimakan oleh Hannah.
Seth selesai makan, pakaian yang dikeringkannya itu juga sudah kering. Hannahlu memakai pakaiannya dan berdiri.
"Kak, aku ingin keluar dan melihat-lihat." Kata Hannah sambil tersenyum. Randikalu mengangguk dan berdiri.
Hannah berjn keluar dari gua dan menyambut sinar matahari yang bersinar dengan terang, tetapi hatinya mengepal ketika dia melihat sekelilingnya. Meskipun dia merasa beruntung bisa hidup, tetapi rasa tidak berdaya seperti ini membuatnya mengh napas. Bagaimana caranya mereka bisa keluar dari tempat ini?
Jika tidak bisa keluar maka mereka harus tinggal di tempat ini dan menunggu bantuan yang tidak tahu kapan akan datang. Tetapi sumber makanan mereka sangah terbatas dan apakah bantuan itu akan datang?
Hannah terdiam, dia sepertinya berpikir dengan sangat keras.
"Han, ada apa denganmu?" Suara Randika membuat Hannah kembali dari linglungnya.
"Kak, apakah kita bisa keluar dari tempat ini?" Hannah menoleh ke arah Randika. Kedua matanya itu menatap Randika lekat-lekat.
Jika mereka ingin keluar, semuanya bergantung pada Randika. Meskipun Hannah tahu kemungkinannya kecil, dia masih menaruh harapan besar pada Randika. Asalkan Randika mengangguk, dia akan percaya!
Randika tersenyum dan dengan wajah serius dia mengatakan. "Apa pun yang terjadi, aku akan membawamu keluar!"
Meskipun dia harus memanjat atau meloncatgi, istrinya itu masih menunggunya. Jadi Randika harus keluar dari tempat ini.
Jika ini Randika yang dulu mungkin dia tidak akan percaya bisa mkukannya. Tetapi seth menyerap kekuatan misteriusnya, dia yakin 100% bisa mkukannya.
Yang membuat hal ini sedikit sulit adh medan dari tebingnya. Karena tidak ada pijakan kaki, Randika harus menancapkan tangannya itu ke dm tebing agar memiliki pegangan. Jika dia bergerak sendiri maka dia mungkin bisa naik ke puncak sendirian. Mashnya adh dia harus membawa Hannah bersamanya.
Ini bukan hanya mash adu stamina saja tetapi juga mash mental. Jika orang itu tengah-tengah merasa capek dan tidak kuatgi maka dia akan terjatuh. Belumgi Randika harus menggendong Hannah, ini sudah merupakan tes fisik dan mental.
Jadi bisa dibayangkan betapa sulitnya memanjat gunung ini. Tetapi, jika Randika mampu menyerap seluruh kekuatan misteriusnya itu, dia yakin 100% bisa mkukannya.
Randika sangat mengerti betapa mengerikannya kekuatan misteriusnya itu. Jika dia bisa menyerapnya 100% maka dia yakin bisa menaklukan gunung ini sambil menggendong Hannah.
Hannah menatap ekspresi serius Randika, dialu tersenyum. "Aku percaya denganmu."
Hannah berjn menuju Randika dengan wajah sedikit merah dan Randika sendiri menatapnya. Pada saat ini, sepertinya mereka terjebak dengan suasana misterius. Wajah Hannah mendekati wajah Randika secara pehan, bibirnya yang lembut itu sudah mengunci targetnya.
Randika juga tidak mau kh, dia sudah memeluk pinggangnya Hannah. Tidak diragukangi, satu ciuman ini akan membuat hubungannya itu lebih rumit daripada sekedar adik dan kakak ipar.
Tetapi ketika bibir mereka hampir bersentuhan, kesadaran Hannah seperti tersambar sesuatu dan dia tiba-tiba berhenti. Wajahnya masih terlihat merah dan matanya itu berbinar-binar.
"Maafkan aku."
Hannahlu beri menuju gua sendirian. Melihat sosok Hannah menghng, Randika merasakan bibirnyalu tersenyum. Sepertinya mimpinya membuat Hannah menjadi anggota haremnya bisa terwujud.
Randikalu menatap pemandangan gunung yang luar biasa megah itu. Dia juga menikmati sinar matahari yang hangat, tubuhnya terasa segar bugar. Jika dia bisa bernyanyi maka dia sudah pasti bernyanyi dengan keras.
Ketika Randika sedang asyik melihat pemandangan, tiba-tiba ada suara teriakan dari dm.
"Kak Randika tolong!"
Hannah?
Hati Randika mengepal, diangsung beri menuju gua dan tempat teriakan itu berasal.
"Han, di mana kamu?"
Suara Randika menggema dengan keras di gua tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Untungnya saja, Hannah beri menuju arahnya dan bertemu dengan Randika di tengah-tengah gua.
"Kak, ada tengkorak manusia di dm." Kata Hannah dengan wajah yang pucat.
Hannah sudah takut setengah mati, dia memeluk erat Randika dan sudah hampir menangis.
Randikalu berusaha menenangkan Hannah sambil melihat ke arah yang ditunjuk oleh adik iparnya itu.
Sebelumnya Randika tidak sempat memperhatikan gua ini dengan seksama karena gp dan telu fokus ke km air dingin itu. Dia tidak menyangka gua ini ada penghuninya.
Dengan penglihatan supernya, dia bisa melihat tengkorak itu tergeletak begitu saja di tanah.