MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 322: Membeli Kebebasan si Monyet

Chapter 322: Membeli Kebebasan si Monyet

    Chapter 322: Membeli Kebebasan si Monyet


    Pada saat ini para penonton sudah ketakutan setengah mati, monyet itu tidak berniat menckai mereka bukan?


    Melihat wajah dan badan si pawang yang penuh luka di hadapanmu js jika monyet itu menangkapmu maka mereka akan bernasib sama.


    Memikirkan kemungkinan seperti itu, para penonton ini sudah berian ke mana-mana. Si monyet yang sudah jengkel dengan penonton yang tidak menolong dan menertawai dirinya daritadi, mi meraung dan menerjang ke arah para penonton!


    "Awas!"


    "Minggir!"


    "Ah!"


    Keadaan menjadi kacau dengan cepat. Semua orangri berhamburan dan tidak memedulikan sesama mereka. Monyet tersebut berhasil mendarat di sh satu kep seorang pria. Pria itu menjadi panik dan berusaha melempar monyet itu dengan keras.


    "Jangan lempar monyet itu ke aku!" Temannya yang di sampingnya menyuruhnya untuk melemparnya ke arah yangin.


    "Awas! Monyet itu menyeranggi." Seseorang menjadi panik ketika melihat monyet itu beri menuju dirinya. Mulut dengan gigi yang tajam dan kuku tangannya yang tajam itu mengarah padanya.


    Monyet itu kembali berteriak dan orang-orang saling mendorong. Di tengah kekacauan ini, beberapa orang terluka karena terjatuh dan juga ada yang menjadi korban kemarahan si monyet.


    Tidakma kemudian, orang-orang yang menonton aksi pawang monyet ini sudah berhasil kabur semua. Mereka berdiri di atas kursi ataupun masuk ke dm mobil mereka sambil melihat monyet itu mengamuk dari jauh.


    "Sin monyet itu, aku sudah bayar mahal-mahal mh harus sembunyi seperti ini."


    "Memangnya kamu masih mau lihat monyet itu? Shkan mati sendiri saja, aku tidak mau menemanimu." Kata temannya.


    Mungkin kemarahan orang ini cukup dimaklumi karena dia sh menaruh uang 100 ribu yang dikiranya 10 ribu itu.


    Pada saat ini, seorang anak kecil yang sedang beri dengan ibunya itu terjatuh karena didorong dari bkang oleh orang. Karena tidak bisa menemukan ibunya, dia mi menangis.


    Si monyet melihat anak kecil ini dan meraung seakan-akan bersiap untuk perang. Dengan keempat cakarnya yang tajam, dia beri menuju anak kecil tersebut.


    Melihat monyet itu beri ke arahnya, tangisan anak kecil itu semakin menjadi-jadi.


    Orang-orang yang berian itu awalnya ingin membantu si anak kecil itu. Tetapi melihat sosok bengis si monyet, kaki mereka tidak bisa bergerak.


    Tamat sudah si riwayat anak kecil itu.


    "Bodoh, kenapa mereka meninggalkan anak kecil itu!" Ucap sh satu orang yang sudah bersembunyi di dm mobilnya.


    Namun pada saat ini, sesosok pria berdiri di hadapan anak kecil tersebut. Tapi sayang sekali, sosok itu terlihat lemah dan kurus.


    "Wow dia mengorbankan diri untuk anak kecil itu!"


    "Sepertinya orang itu akan terluka parah sama dengan si pawang, aku harap ambns segera datang."


    "Hei, mau taruhan berapama orang itu bisa berdiri? Aku bertaruh 2 menit!"


    Orang-orang tidak optimis Randika dapat mengatasi monyet bengis itu. Si monyet sendiri tidak peduli siapa yang dihadapinya, dengan kukunya dan giginya yang tajam dia melompat ke arah Randika.


    Randika tidak bergerak dan ekspresinya tetap tenang, orang-orang yang melihat kejadian ini sudah menahan napas mereka. Mati sudah pria itu!


    Namun, pada saat monyet itu dekat, Randika dengan santai mengulurkan tangan kanannya. Monyetnya yang awalnya berteriak tanpa henti dan mengayunkan cakarnya tiba-tiba sudah tidak bersuara.


    Orang-orang terpana ketika melihat Randika dengan santai memegang si monyet yang sudah tidak sadarkan diri di tangannya.


    Kenapa monyet itu tiba-tiba tidak sadarkan diri?


    Mustahil!


    Semua orang terkejut dan tidak tahu harus berkata apa, sepertinya pria itu benar-benar kuat! Mereka bahkan tidak tahu apa yang dkukannya untuk membuat si monyet itu pingsan. Tahu-tahu monyet itu sudah bergntungan tidak sadarkan diri di tangan Randika.


    Randikalu meletakan monyet itu di tanahlu menggendong anak kecil yang masih menangis itu. Dengan wajah yang tersenyum Randika berkata padanya. "Jangan menangisgi, tuh coba kamu lihat monyetnya yang tidur itu. Lucu bukan?"


    Seth berkata seperti itu, anak kecil itu melihat si monyet yang tertidur lp dan tersenyum. Namun tiba-tiba monyet itu kembali sadar dan terlihat bingung, sepertinya ia tidak tahu apa yang th terjadi. Ketika monyet itu melihat Randika, insting hewannya mengatakan bahwa orang itu bukanwannya dan menjadi patuh olehnya.


    Meskipun hanya merasakan sekali kekuatan Randika, monyet itu sudah sangat paham betapa berbahayanya Randika.


    Ketika melihat monyet itu tiba-tiba bangun, anak kecil itu sedikit ketakutan dan bersembunyi di bkangnya Randika.


    "Cepat minta maaf ke anak ini!" Randika mengerutkan dahinya dan monyet itu ketakutan. Ialu mengulurkan tangannya dan membungkuk ke arah anak kecil itu.


    Ketika anak kecil tersebut melihat monyet ini berusaha meminta maaf, diangsung tertawa. Orang-orang di sekitar mereka sudah terkagum-kagum melihat hal ini. Pria itu justru lebih hebat daripada si pawang. Hanya satu kata dan monyet itu patuh?


    Orang-orang di sekitar Randika mi bertepuk tangan, berkat Randika anak kecil itu bisa smat.


    "Hebat!"


    "Hei, kenapa kamu tidak memeliharanya saja? Kamu bisa punya banyak uang nanti!" Teriak sh satu orang.


    Tanpa monyet ini aku juga sudah kaya bro, pikir Randika.


    Suasana kacau tadi dengan cepat menjadi tenang, monyet yang bengis tadi itu sekarang duduk di pundak Randika dengan tenang.


    Ketika orang-orang mi menolong mereka yang terluka, perut si monyet berbunyi. Sepertinya ia belum makan seharian ini.


    Pada saat ini, si pawang monyet menghampiri Randika dengan keadaanpang-camping.


    "Kembalikan monyetku, binatang itu milikku."


    Ketika melihat si pawang, monyet itu memperlihatkan taringnya dan mendesislu bersembunyi di bkang Randika.


    Js Randika tidak akan membiarkan pawang ini mengambil monyet inigi. Pawang ini benar-benar biadab dan kejam, monyet ini akan mati apab dia kembali ke tangan pemiliknya itu.


    Monyet itu terus menerus mendesis, seakan-akan sedang memprotes bahwa dirinya sudah keluar dari bisnis pawang monyet.


    Randika memperhatikan monyet yang berdiri di bkangnya dan berkata pada si pawang. "Jika kamu menyiksa monyet ini berlebihan, ia tidak akan ikutgi denganmu. Percuma kamu berharap dia patuh."


    "Itu bukan urusanmu. Binatang itu milikku dan terserah aku bagaimana caraku mendidiknya." Wajah si pawang dengan cepat menjadi marah. "Kembalikan atau kporkan ke polisi jika kau mencurinya."


    Randika dengan santai menjawab. "Aku tidak pernah mencuri, aku berniat untuk membeli monyet ini darimu."


    Si pawang itu makin marah. "Monyet itu tidak untuk dijual!"


    Bersamaan dengan ini, si pawang berniat menyeret monyetnya dan pergi dari tempat ini. Namun, tiba-tibangkah si pawang terhenti ketika dia melihat tatapan tajam Randika.


    Randika yang sekarang benar-benar terlihat menakutkan, js dia bukan orang awam.


    Randika terlihat meraba-raba sakuanya, dialu tersenyum pahit ketika menyadari dia tidak membawa uang. Dialu berkata pada Christina yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. "Kamu bawa uang?"


    Orang-orang tidak tahu apa yang sedang dibicarakan si pawang yang masih terluka itu dengan Randika. Mereka mengira bahwa pria itu berniat membs dendam karena kekacauan yang ditimbulkan oleh si pawang tetapi mereka tidak akan mengira bahwa Randika sebenarnya ingin membeli kebebasan si monyet.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)