Chapter 365: Mencium Ketiga Istri
Inggrid menatap tajam Randika, begitu p dengan Hannah dan Viona.
Ketiganya itu benar-benar terkejut dengan ide Randika satu ini. Tetapi ketiganyangsung mendengus dingin.
Apa kamu pikir ini romantis mmar tiga perempuan sekaligus? Apakah kamu tidak bertanya dulu apakah kita bertiga itu setuju atau tidak?
Hati Inggrid benar-benar campur aduk, dia tidak menyangka situasi akan berjn seperti ini. Jika dia menerima ide Randika ini, dia harus menerima kenyataan bahwa akan ada perempuanin yang tidur bersama dengan Randika. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan kehidupan yang seperti itu.
Hannah sendiri benar-benar dibuat terkejut, tetapi entah kenapa dia merasa tertekan. Meskipun dia tidak tahu kenapa merasa tertekan, mungkin ini karena dia th mendengar ide g Randika, tetapi membayangkan dirinya dan kakaknya Inggrid menjadi suami Randika?
Intinya ketiga perempuan iningsung memiliki pemikiran mereka masing-masing. Tetapi satu hal yang mereka sangat pahami, Randika yang sekarang sedang mabuk!
Wajah merah, bicara mntur, tubuh yang tidak seimbang ini semua merupakan tanda-tanda orang mabuk.
Tetapi apakah Randika benar-benar mabuk?
Sebelum Randika menjni hidupnya di kota Cendrawasih, dia slu meminum alkohol sma hidupnya apgi ketika dia berkeliling dunia. Berbagai macam alkohol sudah diminumnya, apgi baginya yang paling keras adh vodka. Dan sekarang di hadapannya sekarang cuma sebotol wine, tentu saja dia bisa menegaknya seorang diri dan masih bisa bertarung dengan kekuatan penuh.
Ketiga perempuan ini sama sekali tidak berbicara sama sekali, sepertinya mereka sedang memikirkan kata-kata Randika barusan. Jadi suasana meja makan ini kembali menjadi sunyi dan canggung.
Randika memperhatikan keadaan ini dengan seksama, dia tidak bisa membiarkan keadaan canggung ini terus bengsung. Sepertinya mereka bertiga ini butuh dorongan sekaligi.
Lalu di bawah tatapan ketiga perempuan ini, tiba-tiba Randika berdiri.
Hannah menatap Randika dengan curiga,lu mereka semua melihat Randika berjn ke arah Inggrid.
Melihat Randika yang datang padanya, Inggrid merasakan firasat buruk. Hannah dan Viona terlihat bingung, Randika mau apa?
"Ran" Inggrid membuka mulutnya seakan-akan ingin mencegahnya. Tetapi detik berikutnya, matanya itu terblak dan bibirnya th terhng. Sensasi lembut ini sangat dia kenal.
Randika menciumnya!
"Ah!"
Hannahngsung tersipu malu. Kenapa kakak iparnya mkukan hal itu?
Kenapa dia mencium kakaknya di depan matanya? Bukankah itu telu berani?
Viona juga terkejut. Melihat Randika mencium mesra Inggrid, rasa syok membuat Viona tidak bergerak sama sekali. Hatinya benar-benar merasakan rasa sakit, seh-h dirinya th ditn oleh ombak. Rasa sakit hati ini benar-benar tidak nyaman.
Hannah dan Viona dipaksa melihat Randika mencium Inggrid, tetapi Inggrid sama sekali tidak berusaha mwan. Meskipun dia mwan, semua itu percuma karena Randika menggenggam erat pundaknya dan tidak memberikan dirinya kesempatan untuk mwan.
Namun, ciuman mereka ini tidak bengsungma, palingma hanya 10 detik. Randikalu melepas Inggrid dari pelukannya.
Inggrid terengah-engah berusaha mencari napas dan tatapan matanya terlihat sayu. Seth menenangkan diri sebentar, dia merasa tubuhnya mi bertenaga kembali. Wajahnya benar-benar merah meskipun sudah berkali-kali berciuman dengan Randika. Dia merasa ciuman kali ini adh yang paling merangsang karena dkukan di depan adiknya dan perempuanin!
Tatapan mata Randika sekarang tertuju pada Hannah. Dm sekejap, Hannah merasakan tanda bahaya sekaligus tanda berharap bahwa dia juga akan mendapatkannya; hatinya benar-benar dilemma.
"Kak, jangan macam-macam sama aku!" Hannah menatap Randika yang berjn menghampiri dirinya. Ketika Hannah mau kabur, tangannya th tertangkap dan dia sudah tidak bisa kaburgi.
Dengan satu tarikan, Randika menarik dan memeluk Hannah. Sebelum Hannah dapat mengomelinya, Randika menutup bibir Hannah dengan bibirnya!
Oh!
Kedua b mata Hannah hampir copot dari kantongnya, pikirannya yang sekarang benar-benar kosong.
Dia sudah pernah berciuman dengan Randika sebelumnya yaitu di rumah sakit seth dia menerima serangan Shadow dan ketika dia menyuapi Randika di dm gua. Dm hidupnya dia tidak pernah membayangkan akan mencium kakak iparnya dm situasi seperti ini. Karena sekarang dia berciuman di depan kakaknya sendiri dan teman baiknya!
Keadaan seperti ini justru membuat Hannah bersemangat dan menyambut Randika dengan hangat. Randika sendiri dengan rakus berusaha menikmati bibir lembut ini seakan-akan ingin mhapnya hidup-hidup!
Kejadian ini membuat Inggrid syok bukan main. Dia ingin menyuarakan isi hatinya tetapi suara tidak bisa keluar dari mulutnya.
Suaminya sendiri mencium adiknya di depannya?
Viona sendiri tidak kh syok, syoknya ini melebihi ketika Randika mencium Inggrid.
Seth beberapa detik, Randika melepaskan pelukannya.
"Kak Randika!" Hannah yang sudah tersadar kembali itu memiliki wajah yang lebih merah daripada tomat. Ketika dia ingin marah, dia merasa bahwa bukan amarah yang ada di hatinya. Sekarang dia sedang mengmi gejk batin di dm hatinya.
Viona sudah tidak tahu harus bereaksi seperti apa, tetapi tiba-tiba kedua mata Randika tertuju pada dirinya.
Ketika Randika berjn menghampiri dirinya, hati Viona menjadi panik.
Apa yang harus diakukan?
Apakah dia harus pasrah menerima ciuman Randika seperti kedua orang sebelumnya?
Hati Viona benar-benar sedang berantakan, dia tidak tahu harus mkukan apa. Jika Randika menciumnya sekarang, wajah seperti apa yang harus dia tunjukan kepada Inggrid dan Hannah?
"Aku Aku akan png." Viona memutuskan untuk png, tetapi Randika tidak akan membiarkan mangsanya ini kabur.
Viona menoleh dan melihat wajah senyum Randika, dm sekejap kedua bibir mereka sudah bertemu.
Rasa wine yang pekat dan otot-otot yang familier baginya membuat Viona tenggm dm dunianya sendiri.
Sejak detik pertama bibir mereka bertemu, Viona merasa badannya menjadi lemas. Dia merasa ciuman Randika ini bagaikan sihir yang th menyedot seluruh tenaganya.
Untungnya saja, bkang Viona adh jend, ku tidak dia pasti sudah terjatuh.
Viona dan Randika sudah pernah berciuman sebelumnya, sin mm ketika mereka berdua terpergok oleh orang tua Viona di rumah, ciuman kali ini benar-benar yang paling mengesankan.
Di sisiin, Hannah melihat ciuman mereka berdua ini dengan rasa terkejut yang tinggi. Saking terkejutnya, dia sampai tidak bisa mengeluarkan suara.
Inggrid yang duduk di kursinya, dengan tatapan bingung, tidak tahu harus berkata apagi.
Awalnya seth memakan makanannya, Viona akan segera pergi dan meminta maaf pada Inggrid. Namun tiba-tiba Randika mnturkan rencana haremnya dan Viona kehngan kesempatannya untuk pergi.
Seth beberapa detik berciuman, Viona yang tersipu malu itu mendorong Randika. Seth berhasil lepas, diangsung berkata pada mereka bertiga. "Aku pergi duluan."
Seth itu, Vionari meninggalkan mereka.
Viona tidak ingin tinggal di meja makan ini satu detik saja karena dia tidak tahu harus berwajah seperti apa di hadapan bosnya dan Randika. Karena sifatnya yang pemalu, kabur mungkin adhngkah terbaik buat Viona.
Melihat Viona yang kabur, Randika menyentuh bibirnya seh-h dia sedang mengagumi ketiga bibir perempuan cantik yang baru saja dia cium.
Randika menoleh ke bkang dan melihat Hannah dan Inggrid sedang menatap dirinya, keduanya benar-benar terdiam.
"Sayang, ayo kita bersng. Ayo Hannah kamu juga." Randika mengangkat gsnya, dia pura-pura kebingungan ketika mengambil gs winenya. "Kita bersng untuk hari pernikahan kita!"
Kemudian di bawah tatapan mata Hannah dan Inggrid, Randika menegak satu gs penuh wine. Seth itu Randika kembali mengisi penuh gsnya.
Hannah hanya bisa mendengus dingin melihat kakak iparnya itu. Inggridlu berkata pada Randika. "Ran cukup, jangan minumgi."
Namun sebelum Inggrid selesai mengomelinya, kep Randika tiba-tiba terjatuh di atas meja. Dengan pehan, Randika memeluk botol winenya dan tertidur ps.
Kedua b mata Hannah kembali terblak, saking mabuknya kakak iparnya ini pingsan?
Inggrid menatap suaminya yang tertidur itu, dia hanya bisa tersenyum pahit.