MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 373: Inggrid Cemburu

Chapter 373: Inggrid Cemburu

    Chapter 373: Inggrid Cemburu


    "Sayang kamu kenapa?"


    Inggrid memandangi jend sambil berpikir, tiba-tiba ada suara dari bkang yang mengejutkannya. Kemudian kedua tangan orang tersebutngsung merangkulnya dengan cepat, tujuannya adh kedua dada miliknya itu.


    Inggrid menampar dan mendorong tangan Randika sambil mengatakan. "Jangan aneh-aneh, ini di kantor."


    Randika tidak meneruskan, dia hanya berkata sambil tersenyum. "Apa kamu malu jika ketahuan orang-orang?"


    Inggrid menatapnya tajam.


    Randikalu menaruh tangannya di punggung Inggrid dan membinya. Dia dapat merasakan punggung indah istrinya itu dari balik pakaiannya. Tentu saja, jika dia berhasil melepas pakaiannya js lebih nikmatgi.


    "Sayang, apa kamu cemburu?" Randika berbisik di telinganya. Inggrid benar-benar mencintai suaminya ini. Meskipun hubungan mereka berawal dari sebuah kebohongan, hubungan mereka sekarang sudah js dan menerima satu samain. Setiap hari dluinya bersama Randika, semakin cinta dirinya padanya. Sedangkan bagi Randika, istrinya satu ini tiap mari makin cantik. Seh-h istrinya ini menyihir dirinya agar makin menyayangi sampai maut memisahkan.


    "Cemburu? Kenapa aku harus cemburu sama karyawanku?" Senyuman Inggrid ini mengandung rasa cemburu dan sedihnya. Dia melepaskan pelukan Randika karena dia masih bisa mencium parfum perempuanin itu.


    "Aku hanya khawatir kamu telu banyak mempermainkan bawahanku, tolong jangan telu kelewatan." Inggridlu merapikan baju Randika yang berantakan itu.


    Kejadian kecil ini mungkin terlihat biasa-biasa saja, tetapi hal ini membuat Randika terasa hangat. Istrinya ini benar-benar perhatian padanya.


    "Ku kamu ingin mkukannya, bawa mereka ke tempat sepi. Di dekat sini ada hotel bukan?" Tambah Inggrid dengan nada yang lembut.


    Ketika mendengar hal ini, Randika benar-benar gembira. Sepertinya p pikir istrinya ini sudah terbuka. Sepertinya istri pertamanya ini th setuju dengan rencana haremnya!


    Tetapi sebelum Randika meluapkan kegembiraannya, Inggrid menambahkan. "Tetapi jika kamu benar-benar mkukannya, aku akan membantumu membereskannya."


    Membantuku?


    Randika terlihat bingung.


    "Sayang, maksudmu apa?" Tanya Randika.


    "Tentu saja aku akan membereskan burungmu itu agar tidak bisa bermain-maingi. Memangnya ada carain biar kamu tidak selingkuh?" Inggrid hanya tersenyum lebar. Dm sekejap, Randika merinding seluruh badan.


    Ternyata impiannya itu masih sangat jauh.


    Suasana hati Randika menjadi muram, tetapi entah kenapa dia merasa terangsang melihat sisi sadis istrinya ini. "Ku begitu, biarkan burungku ini memuaskan dirimu dulu."


    "Hush!" Wajah Inggridngsung menjadi merah, sebelum dia bisa mengusir Randika, bibirnya itu sudah diblokir oleh Randika.


    Mereka berdua suami istri jadi sebuah ciuman tidak ada shnya bukan?


    Seth membuat istrinya yang memberontak ini terangsang, di ruangan tertutup ini, Randika mendorongnya ke jend. Dengan satu sapuan, Randika berhasil membuka gembok milik istrinya itu dan memasukan kunci miliknya.


    .....


    Seth berhubungan badan dengan istrinya, Randika merasa segar dan bersemangat. Ketika dia masuk kembali keboratoriumnya, wajahnya tersenyum lebar.


    Mkukannya di ruangan istrinya itu menambah sensasi mendebarkan yang cukup menyenangkan, apgi sifat istrinya di kantor itu berbeda dengan di rumah.


    Diin sisi, seleksi internal untuk lomba renang kota itu akhirnya th selesai. Mengenai hal ini, Randika sama sekali tidak peduli. Apab dirinya terpilih, dia tinggal menggunakan kewenangannya untuk mengundurkan diri. Hadiah kecil semacam itu tidak membuatnya bersemangat sama sekali.


    Seth bekerja seharian penuh, akhirnya Randika dan Inggrid png bersama-sama ketika jam png kerja.


    Di dm mobil, tangan Randika sama sekali tidak bisa berhenti bergerak. Tangannya terus menerus meraba Inggrid. Seth sekianma, Inggrid sudah terbiasa dan terus mengemudikan mobilnya.


    Sesampainya di rumah, sifat dingin Inggrid itungsung berubah menjadi istri yang penyayang.


    "Smat datang kembali nona dan nak Randika." Ibu Ipah menatap keduanya sambil tersenyum. Dia sekarang sedang sibuk memasak di dapur.


    "Hmm harum sekali masakannya, hari ini masak apa bu?" Randika dengan ceria membs sapaan Ibu Ipah.


    "Hahaha ini masakan spesialis punya ibu. Nanti nak Randika pasti menyukainya." Bs Ibu Ipah.


    Ketika Inggrid mendengar ini, dia juga tersenyum. "Bu, biarkan aku membantumu."


    "Sudah nona duduk saja, serahkan makan mm ini pada ibu." Kata Ibu Ipah.


    "Tidak apa-apa kok bu." Inggrid sudah memakai celemek memasaknya dan bergabung di dapur. Dia yang sekarang sudah terg-g dengan memasak. Ketika dia melihat Ibu Ipah memasak, baginya ini adh kesempatan untuk bjar.


    Kemampuan memasak Inggrid sudah sangat membaik. Ku diumpamakan dengan hraga basket, dia yang awalnya baru saja bjar dribel b itu sudah berhasil mkukan dunk dengan sangat hebat.


    Randika sendiri duduk dengan santai di sofa sambil menonton TV. Tidak lupa dia mengambil coca c di lemari es dan bersandar di sofa.


    Kehidupan santai seperti ini merupakan kehidupan idamannya.


    Randika benar-benar merasakan kedamaian karena hari ini tidak ada Hannah. Jika adik iparnya itu ada di sini, kehidupannya benar-benar mirip dengan neraka. Ketika dia barusan saja berpikir seperti itu, pintu rumahnya itu tiba-tiba terbuka dan muncul sosok Hannah yang bersemangat.


    "Kak Randika, kak Randika!"


    Hannah memanggil Randika dengan semangat, dialu menghampiri Randika yang duduk di sofa.


    Sin, tidakkah kamu membiarkanku menikmati mm yang indah ini dengan damai?


    Randika hanya bisa tersenyum pahit melihat Hannah duduk di sampingnya.


    "Han, apa kamu barusan menang loteregi?"


    "Bukan, bukan, tadi aku bertemu dengan Roberto." Kata Hannah dengan semangat.


    Mendengar nama Roberto, hati Randika mengepal dan dia mengerutkan dahinya.


    "Oh? Kenapa dia?" Tanya Randika sambil tersenyum, dm hati dia sudah menahan amarahnya.


    Di sisiin, Inggrid tertawa kecil ketika melihat sosok adiknya yang bersemangat itu.


    "Jadi, jadi, tadi kan ada pertunjukan drama dari siswa internasional, kita semua tidak menyangka Roberto yang atletis itu ikut. Ya ampun kak, seharusnya kakak lihat betapa kerennya dia tadi!" Hannah terlihat terkagum-kagum saat menceritakan Roberto.


    "Terus?" Randika masih mendengarkan dengan seksama.


    "Dia terlihat tampan saat memakai kostumnya, bahkan dia juga terlihat gagah ketika berdiri saja!" Hannah benar-benar tersihir oleh sosok Roberto.


    "Jadi dia keren cuma karena terlihat tampan gitu doang?" Randika menguap dan bersandar kembali di sofanya.


    Hannah menyadari itu dan mendengus dingin. "Yang paling mengejutkan adh ketika dia menyanyi, suaranya itu seperti."


    Hannah terlihat kesusahan memikirkan kata-kata yang tepat, kosakatanya memang kurang.


    "Kambing?" Kata Randika sambil tertawa.


    "KAK! Mana mungkin suaranya dia seperti kambing! Pokoknya suaranya bagus!" Hannah memukul Randika.


    Randika hanya menggelengkan kepnya secara diam-diam. Apa enaknya mendengarkan orang nyanyi? Lebih enak duduk dan merangkul cewek bukan? Bahkan jika Roberto mau adu nyanyi dengannya, suara merdu Randika pasti menang!


    "Seth menyanyi, Roberto juga menari. Tidak ada yang menyangka dia akan selincah itu jadi semua orang menjadi heboh tadi." Di kedua b mata Hannah bisa terlihat dua bintang yang sedang berpijar. Sepertinya dia masih terpukau oleh pertunjukkan Roberto tadi.


    Tetapi tiba-tiba, suara kakak iparnya ini menyadarkan dirinya. "Han, sepertinya kamu itu terg-g sama orang yang sh. Seharusnya kamu terg-g denganku kan?"


    Hannah menatap tajam pada Randika. "Kak, Roberto itu tampan dan berbakat, mana bisa dibandingin dengan kak Randika yang ms!"


    "Dia bisa menari, menyanyi, atletis, dan tahu tidak, dia juga bisa bermain piano!" Hannah bersemangatgi. "Aku benar-benar kaget dia sampai bisa main piano, benar-benar lki yang luar biasa."


    Hannah terlihat dilemma dan mnkolis, wajahnya benar-benar menunjukan bahwa dia sedang jatuh cinta. "Ah dia benar-benar sempurna. Apakah dia pangeran hidupku?"


    Inggrid yang ada di dm dapur lumayan terkejut, dia belum pernah melihat adiknya membicarakan seorangkiki sejauh itu. Apakah orang bernama Roberto benar-benar luar biasa?


    "Memangnya tampan doang bisa buat perutmu kenyang?" Sindir Randika.


    "Kak!" Hannah menatap marah pada Randika. "Jangan menghina terus, Roberto itu orang yang baik hati. Terlebihgi, dia pernah menymatkanku ketika pegangan tangga kantin sekhku yang sedang kugenggam itu rusak. Ku bukan karena dia, aku sudah ada di rumah sakit!"


    Mendengar ini, Randika tiba-tiba memiliki firasat.


    "Han, coba ceritakan kejadian itu secara detail."


    "Waktu itu aku baru saja selesai makan dengan teman-temanku. Dan ketika kita mau turun dan masuk ke ks, tiba-tiba pegangan tangga itu rusak dan aku kehngan keseimbangan. Akungsung terjun ke bawah. Ku saja tidak ada Roberto, pasti aku sudah terbaring di rumah sakit." Kata Hannah sambil tersenyum.


    Pegangan tangganya tiba-tiba rusak?


    Randika memikirkannyagi, bagaimana mungkin itu bisa rusak secara tiba-tiba?


    Pada saat ini, Inggrid keluar dari dapur sambil membawa sepanci sup.


    "Benarkah itu?"


    Dm sekejap, Hannah beri dan memeluk kakak perempuannya itu. "Kak, kakak percaya sama aku kan? Kakak tidak kejam seperti kak Randika kan?"


    "Hanya saja aku tidak percaya orang bisa menangkap orang yang jatuh dari tangga begitu mudah." Inggrid tersenyum. "Tetapi fakta bahwa dia th menymatkanmu itu tidak berubah."


    "Benar kak! Refleknya dia benar-benar hebat! Banyak perempuan di kampusku yang naksir sama dia." Bs Hannah.


    "Han, kamu jangan manja sama istriku gini dong." Randika datang menghampiri dan memeluk pinggang Inggrid. "Lagip, aku heran kamu masih menganggap orang itu sempurna. Bukankah di depanmu ini ada orang yang lebih hebat dan lebih sempurna daripada dia?"
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)