Chapter 378: Bermain Bersama
Dm sekejap semua perempuan ini setuju. Tetapi, mereka semua menyadari bahwa tatapan Roberto jatuh pada sosok Hannah.
"Baih ku begitu." Hannah juga menyetujui ajakan Roberto.
Akhirnya grup perempuan dankiki ini berjn bersama-sama dan mengobrol bareng.
"Aku minta maaf sebelumnya." Roberto tersenyum, wajahnya terlihat tampan. "B yang aku tendang waktu itu hampir mengenaimu."
"Sudah tidak apa-apa." Hannah tersenyum. "Jika bukan karena insiden itu, kita tidak mungkin berkenn."
"Benar juga." Roberto tersenyum kembali. "Tetapi waktu itu benar-benar berbahaya."
Seth beberapa saat, suasana grup ini menjadi lebih rileks dan menyenangkan.
"Aku haus!" Pada saat ini, sh satu perempuan berseru. Seth beberapa detik, Roberto berkata pada semua orang. "Sebentar, aku akan membelikanmu air."
Roberto beri menuju kios makanan, seth itu dia kembali dan membawa beberapa botol air.
"Wow, Roberto baik sekali membelikan kita!"
"Benar-benar jentelmen." Beberapa perempuan memuji Roberto. Lki itu hanya tersenyum dan memberikan mereka air satu per satu.
"Ini punyamu." Roberto memberikan sebotol air pada Hannah.
"Terima kasih." Hannah segera mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Dia segera membukanya dan meminumnya.
Melihat Hannah meminum airnya, Roberto berdiri di sisinya dan tersenyum hangat. Tetapi matanya memancarkan niat buruk yang pekat, khususnya ketika Hannah meminum airnya.
Namun, tatapan matanya itu hanya terjadi dm sekejap, tidak ada yang menyadarinya.
Seth berhenti sejenak, mereka semua mi berjn kembali menujuntai atas.
"Hei, ayo kita main ke rumah hantu dulu." Kata sh satu perempuan dengan antusias, dia penggemar film horor dan tertarik dengan hantu.
Ajakan iningsung disetujui oleh semua orang, hanya Hannah yang terlihat ragu-ragu. Dia th berjanji pada Randika untuk menunggunya di depan pintu masuk mall. Ku dia pergi sekarang, apakah kakak iparnya itu akan menyusulnya?
"Kalian pergi duluan saja, aku akan menyusul." Kata Hannah sambil meminta maaf.
Kata-kata Hannah ini membuat suasana menjadi canggung, tetapi senyuman Roberto memecah keheningan ini. "Aku akan menemaninya, kalian duluan saja."
Melihat kebaikan Roberto ini, semuanya akhirnya setuju untuk menemani Hannah sampai urusannya selesai.
Namun pada saat ini, ada suara yang berseru.
"Han, bukankah itu kakak iparmu?" Kata Ste.
Ketika Hannah menoleh, dia melihat sosok Randika yang baru saja datang.
Randika menatap Hannah dan teman-temannyalu mengh napas, dia kira dia akan berduaan dengan Hannah. Namun, han napasnya itu berubah menjadi ekspresi terkejut ketika melihat Roberto.
Kamu juga di sini?
Hati Randika mengepal, tetapi dia tidak menunjukannya di wajahnya.
"Kak, kakak cepat sekali!" Hannah dengan cepat menarik Randika dan mengenalkannya kepada semua orang. "Ini kakak iparku namanya Randika. Tidak apa-apa kan dia ikut?"
"Tenang saja, makin ramai makin asyik." Sh satu lki berkata demikian.
"Lama tidak jumpa." Roberto mengulurkan tangannya sambil tersenyum. "Perkenalkan sekaligi, namaku Roberto. Maafkan keshanku beberapa waktu yanglu."
Randika menanggapi sm Roberto dengan hangat. "Tidak apa-apa."
Seth perkenn singkat ini, mereka semua pergi menuju rumah hantu yang berada dintai atas.
Rumah hantu ini memakai sistem kereta rel jadi para pengunjung akan duduk di kereta berjn sma di dm. Sistem ini tidak kh menakutkan dengan rumah hantu yang memakai sistem berjn.
Teriakan ketakutan dan suara orang menangis membuat sekumpn mahasiswa ini makin bersemangat.
Randika dan Hannah duduk bersama di bagian bkang sedangkan Roberto duduk di bagian depan bersama dengan temannya.
Sma perjnan, Randika memperhatikan Roberto dengan seksama. Namun, dia tidak menemukan keanehan pada bocah satu itu.
Namun, Randika slu gelisah dan tidak bisa tenang ketika melihat wajah Roberto. Samar-samar dia dapat merasakan firasat bahaya dari lki itu. Dia slu merasa bahwa Roberto menyembunyikan sesuatu dari semua orang.
Randika mempercayai instingnya, terlebihgi dia sangat familiar dengan wajah Roberto. Tetapi dia lupa pernah melihatnya di mana.
Atau ada seseorang yang mirip dengannya?
Pikiran Randika terus bekerja tanpa henti.
Seth keluar dari rumah hantu, Hannah mengajak semuanya untuk bermain game b basket dan semuanya setuju. Lagip, di mall mewah seperti ini, setiapntainya slu dipenuhi oleh wanita-wanita cantik jadi Randika tidak keberatan.
Semuanya sekarang berjn menuju game center sambil mengobrol dengan santai.
Sesampainya di sana, Roberto mengisi saldo kartu dan menawarkan untuk bermain komidi putar yang ada di dm. Para lki menggunakan kesempatan ini untuk bermesraan dengan para perempuan.
Terlebihgi, kebetn juh lki dan perempuan sama banyaknya. Jadi setiap orang akan mendapatkan pasangan mereka masing-masing.
"Kak, ayo kita naik kuda yang itu." Hannah dengan cepat menarik Randika.
Naik kuda bersama?
Randika mengedipkan matanya, dialu menatap komidi putar tersebut. Rupanya teman-teman Hannah ini pada berpikiran terbuka semua, mereka mi duduk bersama dengan para lki dan menaiki satu kuda tersebut bersama-sama.
Sepertinya para lki ini memiliki kesempatan dengan pasangan mereka masing-masing.
Main komidi putar di usia mereka bukah untuk bersenang-senang, kuncinya adh bermain bersama denganwan jenismu.
Semuanya terlihat gembira, bahkan Ste terlihat asyik mengobrol sambil duduk berdempetan dengan lkiin.
Randika terbatuk dan menatap Hannah, dia berkata padanya. "Han, ini tidak bagus."
"Hah? Kenapa memangnya?" Hannah menoleh dan menatap Randika. "Kak, kenapa kakak slu berpikiran mesum? Kita cuma ingin bermain dan bersenang-senang saja."
"Kamu kok tahu pikiranku?" Sambil mengh napas, dia berkata padanya. "Ya sudah, cepat duduk sini."
Randikangsung duduk di sh satu kuda. Dia menunjukan sisi atletisnya dengan meloncat secara indah dan duduk dengan gagah.
Hannah terlihat cemberut, karena dia ingin duduk di depan!
Tiba-tiba, komidi putar ini mi bergerak dan Hannah mi kehngan keseimbangannya. Dm sekejap, dia ditarik oleh tenaga yang kuat dan duduk di atas kuda bersama Randika.
Ketika dia duduk, wajahnya menjadi merah. Dia hanya duduk bersama dengan kakak iparnya, kenapa hatinya berdegup kencang?
Sekarang, kuda-kuda tersebut mi bergerak naik turun. Randika dan Hannah benar-benar duduk sangat dekat, hampir menempel.
"Kak, munduran sedikit!" Karena saking dekatnya, Hannah merasa malu jika dilihat oleh teman-temannya. Namun, sebenarnya hatinya tidak tahan berdekatan dengan Randika.
"Sudah tenang saja, tidak ada yang curiga sama sekali kok." Randika berkata sambil tersenyum. "Kan lebih enak duduk berdekatan."
"Tidak mau, kak Randika telu dekat." Hannah mi mendengus dingin.
Randika merasa tidak berdaya, kenapa adik iparnya ini tidak terpesona oleh dirinya?
Namun, karena kegigihan Hannah, Randika akhirnya mengh dan memberi jarak di antara mereka.
Duduk seperti ini mh membuat Randika lebih memperhatikan leher putih milik Hannah. Pada saat yang sama, hati Randika mengepal karena dia bisa melihat dada besar Hannah yang gondal-gandul karena gerakan kuda yang naik turun.
Akhirnya secara pehan dan menggunakan momentum dari kudanya, Randika berhasil melihat pakaian dm yang dikenakan oleh Hannah.
Melihat buah terang ini, Randika hampir kehngan kendalinya dan ingin menerjang ke arah Hannah pada saat ini juga.