MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 42: Masih Berani Melawanku?

Chapter 42: Masih Berani Melawanku?

    Chapter 42: Masih Berani Mwanku?


    Mata Randika tidak pernah lepas dari mobil para penculik itu. Saat ini, mobil tersebut sudah mju kencang dan jarak di antara mereka cukup jauh.


    Randika mengumpulkan kembali tenaga dmnya ke kakinya, bahkan samar-samar terdengar suara berdesis dari sepatunya. Dm sesaat, Randika sudah mengejar dengan kecepatan luar biasa.


    Ketika dia png ke gunung kapan hari, kakeknya th memberikan pengobatan padanya jadi sma satu bn dia bisa memakai tenaga dmnya tanpa perlu khawatir terhadap kekuatan misterius dm tubuhnya. Dengan begitu, dia tidak perlu menahan dirigi.


    Para pejn kaki yang melihat Randika melompat itu terkejut kembali. Sudah lompat dan smat saja sudah mukjizat, sekarang mhri secepat itu?


    Dan hanya butuh beberapa detik saja sosok Randika sudah menghng dari jarak pandang mereka.


    Semuanya merasa bahwa apa yang mereka lihat hari ini kemungkinan besar adh mimpi, mana mungkin orang itu masih manusia?


    "Ma dia pasti Superman!" Teriak sh satu anak yang digendong ibunya. Matanya penuh dengan kekaguman sedangkan ibunya masih bingung dengan apa yang terjadi.


    Randika tidak peduli dengan pendapat orang yang melihat dirinya melompat darintai 5 sebelumnya, yang dia pedulikan hanyh kesmatan Viona.


    Dia adh penguasa dunia bawah tanah, berani-beraninya mereka merampas apa yang menjadi miliknya? Bahkan sesama 12 Dewa Olimpus tidak berani mkukannya.


    Kecepatan mobil para penculik termasuk cepat tapi Randika lebih cepatgi. Jarak di antara mereka dengan cepat berkurang.


    Orang-orang yang sedang nongkrong di pinggir jn tiba-tiba merasakan hembusan angin kuat melewati mereka. Merekalu menyadari bahwa angin tersebut berasal dari seorang yang beri lebih cepat dari para mobil.


    Tidak cuma orang-orang itu saja yang kaget, para pengendara mobil juga kaget ketika Randika menyalip mereka.


    "Sayang, sungguh aku kemarin png itu ada urusan pekerjaan. Percayh padaku, semua itu sh paham. Aku tidak mungkin aneh-aneh sama orangin, hanya kamu satu-satunya di hidupku." Sh satu pengendara mobil yang sedang menelepon tiba-tiba merasakan hembusan angin kuat melewatinya dan melihat Randika menyalipnya!


    Seth itu, dia melihat kecepatan mobilnya dan tanya ke istrinya dengan bingung. "Hei aku baru saja disalip orang yangri dengan kakinya padahal aku nyetir 100 km/jam. Jangan-jangan aku masih tertidur di hotel ya?"


    Orang-orang juga menanyakan hal yang sama, apakah orang itu superhero?


    Randika menyalip mobil-mobil dengan cepat dan luwes. Mobil para penculik itu sudah ada di depan matanya! Namun, sh satu penculik sepertinya menyadari keberadaan Randika yang sudah sangat dekat itu dan mempercepatjunya.


    Sayangnya semua itu percuma. Randika tetap mengekori mereka bahkan jarak di antara mereka semakin dekat. Tidak ada yang bisari dari Ares!


    Takma kemudian mereka mencapai perempatan. Pengendara dari arah sebh kanan dan kiri sedang mju. Namun, para penculik ini tidak peduli dan menancap gas mereka untuk menerobos paksa. Semua mobil mengebel tanpa henti dan tabrakan tidak terhindari. Meskipun mobil paling depan berhasil berhenti mendadak, mobil bkang mereka tidak bisa berhenti tepat waktu.


    Tabrakan beruntun!


    Para pengendara ini pada bingung, kenapa mobil depan mereka tiba-tiba berhenti? Mereka semua turun dan saling menyhkan satu samain dan semuanya meminta ganti rugi.


    Sgi keadaan kacau, mobil para penculik itu berhasil menerobos dan mju kencang kembali di jn yang sepi.


    "Kak, kau masih melihat orang itu?" Di dm mobil, sh satu penculik terlihat mengucurkan keringat dingin seth mengetahui bahwa Randika berhasil mengejar mobil mereka. Memangnya ada manusia yang bisa seperti itu? Mana ada yang bisa menghkan kecepatan mobil?


    Orang yang duduk di bkang itu menoleh dan tidak melihat sosok Randika.


    "Kita berhasil mengecohnya."


    Semuanya menghembuskan napas lega. Si supir, yang jantungnya berdegup kencang dari tadi, ingin merokok untuk menenangkan diri. Dia membuka jend mobilnya dan terkejut bukan main.


    Randika ada di sebh kanan mereka!


    "Bajingan! Dia di kanan kita!" Si supirngsung banting ke kiri. "Orang ini  pasti bukan manusia! Keluarkan senjata kalian dan bunuh dia secepatnya!"


    Viona yang wajahnya ditutupi kain terkejut ketika mobil banting ke kiri. Seth itu orang-orang di sekitarnya sepertinya panik dan bergerak tanpa henti. Apakah Randika datang untuk menymatkannya?


    Dia percaya bahwa yang bisa menymatkan dirinya hanyh Randika. Dia berdoa bahwa orang yang dikaguminya itu datang menymatkannya.


    Laju mobil masih cepat, namun si supir menyetirnya dengan satu tangan dan tangan satunya memegang sebuah pistol dan mengarah pada Randika.


    Dor!


    Tanpa ragu-ragu dia menembakkan pistolnya tetapi sosok Randika sudah menghng. Dia terkejut sampai hampir kehngan kendali mobil. Bukannya orang itu ada di sana sebelumnya? Apakah pelurunya sudah mengenainya dan pria itu terjatuh?


    Tetapi sosok orang itu menghng sesaat seth pistolnya menembak, harusnya bidikannya meleset.


    "Hei dia sekarang di bkang!" Teriak yang duduk di bkang.


    "Lho dia mau apa.. Eh dia lompat!"


    Duak! Suara keras terdengar di atap mobil mereka.


    "Dia ada di atas kita! BUNUH!"


    Orang yang duduk di bkang mengeluarkan AK 47 dan menembakkannya ke atap mobil. Suara tembakan yang memekakan telinga terdengar sangat keras.


    "Ah!" Viona segera menunduk dan menutup telinganya sambil berteriak keras.


    Seluruh atap terlihat bolong dan masih tidak ada jejak Randika.


    Mereka semua merinding dm hati. Seketika itu juga, jend mobil bkang tiba-tiba tertendang keras dan kacanyangsung pecah. Orang-orang yang masih kebingungan itu tidak dapat bereaksi sin menunduk saking kagetnya.


    Si supirngsung mengarahkan pistolnya ke kanan bkang tetapi sosok Randika tidak ada. Lalu ada suarangkah kaki di atap dan mereka kembali menembak atap mobil. Pada saat itu, Randika myangkan sebuah pukn ke jend supir yang terbuka.


    Si supir yang juga ikut menembaki atap mobil itu tiba-tiba sudah tidak sadarkan diri.


    Namun, yang mengerikannyagi ternyata lehernya th patah dan kepnya menghadap ke bkang.


    Satu pukn dan Randika membunuh orang itu!


    Mobil lepas kendali dm kecepatan tinggilu tanpa perlu perintah, orang yang duduk di depan segera mengambil kendali setirnya. Sedangkan sosok Randika sudah menghnggi.


    Lalu orang tersebut membuka pintu si supir dan menendang mayat temannya itu.


    "Sin orang itu menghnggi." Orang-orang ini tampak acuh tak acuh terhadap kematian temannya itu.


    Mobil kembali mju dengan cepat.


    Pada saat ini, jend bkang bagian kiri tiba-tiba pecah. Orang-orangngsung membidik dangigi tidak ada orang di sana. Lalu sepasang kaki muncul dari jend kanan bkang dan mengenai sh satu penculik.


    Ketika temannya melihat Randika sudah masuk di mobil, dia hendak menembaknya tetapi tubuh temannya menghnginya. Di saat dia ragu-ragu itu, Randika sudah melempar beberapa jarum dan menancap di pergngan tangan orang tersebut. Tangannya tiba-tiba lemas dan tidak bisa bergerak.


    "Randika!" Viona yang kainnya dilepas oleh Randika itu merasa bersyukur bisa melihat wajah atasannya itu.


    Si supir baru itu benar-benar terkejut karena temannya tidak berdaya mwan Randika. Randika masih tidak mempedulikannya dan membuka pintu di kanannya dan melempar kedua penculik yang duduk di bkang itu!


    "Ahhhh!"


    Mobil yang di bkang mereka terkejut ketika melihat orang yang lompat dari mobil. Diangsung menginjak remnya kuat-kuat tapi sudah tembat. Orang yang jatuh itu dilindas berkali-kali oleh beberapa mobil. Darahnya muncrat ke mana-mana.


    Di dm mobil cuma ada Randika, Viona dan si supir. Ketika si supir hendak membidik Randika, pisau sudah mendarat di lehernya.


    "Ku kau ingin smat, hentikan mobil itu di gang depan." Randika sepertinya ingin menangkap orang ini hidup-hidup. Karena sebelumnya pembunuh Jeratan Neraka tidak mengatakan apa-apa, kali ini dia harus mendapatkan informasi.


    Herannya, orang ini tidak mwan dan menuruti kata-kata Randika. Merekalu berhenti di suatu gang yang sepi. Randikalu menyuruh Viona untuk tetap di mobil sebentar sgi dia mengurus orang tersebut.


    Saat mereka turun, sebuah mobil berhenti di bkangnya. Ternyata mereka diikuti oleh mobil!


    Mobil itu sepertinya b bantuan musuh. Lima orang turun dari mobil tersebut.


    "Kau kira kami datang sendirian?" Si supir ini masih disandera Randika dengan pisau di lehernya.


    Lalu yang mengejutkannya adh Randika melepaskannya!


    Kemudian bersama dengan teman-temannya itu, mereka mengepung Randika.


    Para penculik ini tidak berkata apa-apa minkan hanya memandang satu samain. Tatapan mata mereka dipenuhi kebtan tekad.


    Tiba-tiba sh satu dari mereka menerjang Randika sementarainnya mengeluarkan pisau militer mereka dan menyusulnya.


    Randika sang Dewa Perang ini hanya tersenyum ketika melihat mereka berusaha membunuhnya.


    Sejak kapan cecunguk-cunguk seperti kalian berani menantangku?


    Randikangsung berubah menjadi bayangan, dia menghajar terlebih dahulu orang paling depan. Mungkin karena sudah jarang menggunakan kekuatan penuhnya, Randika tidak bisa mengira-ngira kekuatannya. Karena ketika dia memukul keras dagu orang tersebut, seluruh tubuhnya sampai myang dan mendarat di mobil mereka.


    Satu orang sudah tewas.


    Kedua oranginnya segera menggabungkan serangan mereka tetapi semua itu percuma. Kedua pisau mereka hanya menancap di dada mereka masing-masing. Kecepatan dari Randika yang berkekuatan penuh ini sudah tidak bisa mereka ikuti dengan mata mereka. Yang hanya mereka tahu bahwa hidup mereka sudah berakhir.


    Ketiga penculikinnya berhenti menerjang dan menatap satu samain.


    Mereka tahu bahwa mereka akan mati hari ini.


    "Masih berani mwanku?" Tanya Randika dengan santai.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)