Chapter 63: Terpujh Engkau ya Tuhan!
Randika masih berdiri melongo melihat Inggrid, istrinya itu benar-benar membuat darahnya naik ke otak!
Dada itu, pantat itu, pinggang yang ramping itu! Sempurna! Terpujh engkau ya Tuhan!
Randika menatap linglung ke arah pantat bundar Inggrid yang menggoda itu.
Inggrid masih tidak sadar ku Randika sudah kembali. Dia sedang mengikuti video gerakan senam aerobik di ruang tamu. Dia sekarang sedang memakai sport bra dengana yang super pendek. Dadanya yang besar itu naik turun seakan-akan bisa membh bumi. Belumgi yang membuatnya terpukau adh perutnya yang ramping serta pahanya yang putih mulus itu!
Hmmm lezat!
Rupanya istrinya menjaga tubuhnya tetap sexy untuk dirinya, bagaimana mungkin dia tidak terharu?
Randika menn air liurnya, matanya benar-benar tidak bisa lepas dari tubuh sexy istrinya itu. Dialu menghampirinya.
Suara gerakan senam itu menutupi suarangkah kaki Randika jadi Inggrid benar-benar tidak bisa mendengar Randika yang mengendap-ngendap.
Melihat pantat yang terus bergoyang ke sana kemari, Randika memutuskan untuk meremasnya sekali.
Empuk!
Tangannyangsung dipenuhi oleh keempukan sebuah bakpau dan dia pun tersenyum lebar. Sedangkan Inggrid, yang pantatnya diremas, terkejut dan berteriak. Dia akhirnya menyadari bahwa orang yang menyerangnya adh Randika.
"Ah! Kau sudah kembali?" Muka marah Inggrid segera berubah menjadi terkejut. Hngnya Randika kemarin membuatnya khawatir.
Ketika Inggrid menghadap ke arahnya, Randika menyadari bahwa puting Inggrid mengeras dan memelototinya. Dia sangat ingin menyentilnya.
"Hei, kau tidak apa-apa?" Melihat Randika yang bengong membuat Inggrid khawatir, jangan-jangan dia masih sakit. Lalu dia menyadari bahwa tatapan mata Randika tepat menuju dadanya, seketika itu juga diangsung menutupi dadanya.
Pria ini benar-benar mesum!
Inggrid merasa malu karena berpakaian minim seperti ini, dia benar-benar tidak menyangka Randika akan png hari ini.
"Uhuk!" Randika segera memalingkan wajahnya. "Lukaku sudah dikatakan baik-baik saja, hei kau sedang aerobik kah?"
Inggridngsung menatap curiga pada Randika, jangan-jangan ini siasat mesumnyagi.
Randika menyadari tatapan waspada istrinya itu dan mengatakan, "Jangan ikuti gerakannya itu, mubazir! Hasilnya tidak akan sepadan."
Kemudian Randika membuka bajunya dan berkata dengan nada semangat, "Ayo aku akan mengajarimu teknik yang benar agar kau bisa menjaga bentuk tubuhmu yang indah itu. Ikuti gerakanku, satu, dua, tiga, empat!"
Melihat Randika yang mi menari itu membuat Inggrid tertawa lepas, gerakan Randika benar-benar berbeda dan unik.
"Hei jangan tertawa saja, ikuti gerakanku!" Randika mi bergerak sesuai irama.
Melihat Randika yang begitu antusias membuat Inggrid memutuskan untuk menurutinya.
Bisa dikatakan Inggrid memang orang yang berbakat, dm sekejap dia bisa mengikuti pergerakan Randika denganncar. Tetapi, gerakan Randikamama mi berubah.
Melihat Randika yang membungkuk dan menggoyangkan pantatnya secara liar, Inggrid merasa ada yang aneh dengannya.
''Gerakannya malu-maluin'' Pikirnya.
"Hei, kenapa gerakanmu kaku begitu?" Pemilihan waktu Randika bisa dibng tepat sekali ketika Inggrid ragu-ragu mengikuti gerakannya.
Randikalu mematikan videonya.
"Sebentar, aku peragakangi ya." Randika tidak boleh membiarkan Inggrid berpikir ku tidak tujuannya tidak akan tercapai. "Coba sekarang kamu. Pn-pn dulu saja."
Inggridlu membungkuk badannya hingga membentuk sudut 90 derajat. Tapi karena badannya yang kurang lentur, dia kesusahan.
Randikalu menghampirinya dan berkata dengan nada santai. "Sini kubantu."
Kemudian Randika berjn menuju bkang Inggrid dan tangannya menyentuh pinggangnya.
Ahhhh nikmatnya!
Randika menahan air liurnya tidak mes dan berusaha merasakan sensasi surgawi ini sediam mungkin.
"AH? Randika kau." Inggrid terkejut Randika tiba-tiba menyentuhnya. Randika dengan cepat membs. "Istriku, aku hanya membantumu untuk mendapatkan tubuh idealmu. Seth kau paham gerakannya kita akan meminya dari awalgi. Nih, posisi yang benar. Sudah paham?"
"Oke kita coba dari awal ya, seth membentuk sudut 90 derajat itu tekuh pahamu dan membentuk kuda-kuda myang."
"Ah kau kurang membungkuk barusan, sedikitgi." Randika berada di bkang Inggrid, dia memperhatikan pantat bundar itu dengan seksama.
"Turungi!"
"Aku tidak bisa!" Inggrid benar-benar sudah di batasnya, karena saking fokusnya dia tidak menyadari bahwa Randika hanya ingin melihat pantatnya yang menonjok itu dari bkang.
"Baih ku begitu, tahan posisimu itu dan untuk gerakan keduanya goyangkan pinggangmu itu."
"Ah?" Inggrid terkejut.
"Sayang, ini untuk mtih pinggangmu dan otot pahamu. Nanti kau akan merasakan manfaatnya jika sudah selesai." Kata Randika dengan nada meyakinkan.
"Baih." Meskipun posisinya ini memalukan, demi tubuh ideal dia menahan rasa malu itu dan mkukannya sesuai arahan Randika.
Randika menyaksikan bakpau itu bergetar hebat!
"Ya betul! Hebat sekali!" Pujian Randika ini tidak js diarahkan pada usaha Inggrid atau pantat Inggrid yang bergoyang ria. Tapi yang js, Randika memberi ni 100 untuk pantat empuk itu.
Seth beberapa saat, Inggrid mi lh dan berhenti. Randika segera memalingkan wajahnya. "Baih untuk berikutnya kitatih otot punggungmu, kita akan mencoba posisi kayang."
Randika memanfaatkan kepercayaan Inggrid ini hingga ke batasnya. Sekarang dia ingin menikmati pemandangan gunung kembar itu berdiri tegak. Dengan posisi kayang ini, dia juga bisa menyentuh pinggang Inggridgi. Sayangnya, Inggrid bisa mkukan kayang dengan sendirinya jadi Randika harus puas dengan pemandangan dadanya saja.
"Tahah posisi ini untuk beberapa detik." Randikalu mundur dan memperhatikan gunung Everest itu menjng tinggi. Gunung kembar itu memiliki puncak yang runcing, dia benar-benar ingin menjjahinya.
Inggrid sama sekali tidak curiga dan berusaha sekuat tenaga menahan posisi kayang tersebut. Karena wajah Inggrid berada di bawah, dia bisa menatap Randika. Dia melihat bahwa bagian bawah Randika itu mengeras.
Tiba-tiba dia menyadari siasat di balik semua ini.
"Bagaimana? Indahkah pemandangannya?" Pancing Inggrid.
"Sangat indah, ah. Maksudku kau hebat bisa bertahan sma ini! Aku kagum!" Randikangsung menutupi wajahnya yang terlihat mimisan itu.
"Dasar pria mesum!" Inggridngsung pergi dari situ. Ternyata Randika sma ini membuat gerakan aneh untuk mengeksploitasi dirinya.
"Sayangku jangan pergi!" Tiba-tiba, Randika terbatuk keras dan memuntahkan setetes darah. Inggridngsung menoleh dan melihat Randika tersungkur kesakitan.
"Kenapa!?" Inggridngsung menjadi khawatirgi dan beri ke arah Randika.
Randikalu berdiri sambil ditopang oleh Inggrid, "Uhuk, uhuk, aku tidak apa-apa kok sayang. Mungkin karena aku banyak bergerak, badanku jadi sedikit lh."
"Aku akan membawamu ke rumah sakit." Inggrid benar-benar terlihat cemas.
Randika yang hampir pingsan itu berkata dengan suara pn, "Tidak apa-apa, aku hanya perlu istirahat."
Seth berkata seperti itu, Randika terjatuh tepat di tengah dada Inggrid.
"Randika!" Inggrid panik.
Besar, empuk dan nikmat.
Randika menikmati sensasi dada empuk Inggrid dan berusaha mati-matian tetap tersadar.
"Sayangku tidak perlu khawatir, aku hanya perlu istirahat sebentar." Kata Randika sebelum menutup matanyagi.
Melihat kondisi Randika seperti ini membuat Inggrid tidak tahu harus berbuat apa.
Randika hanya berpura-pura sakit saja biar bisa membenamkan wajahnya di dada istrinya itu. Dia benar-benar tidak ingin pisah dengan bantal empuk ini.
"Hei Randika Ayo bangun!" Sudah 2 menit belu dan Randika masih belum terbangun, apakah kondisinya memburukgi?
"Aku Tidak. Apa-apa." Kata Randika dengan pn.
Bersandiwara seperti ini sangah mudah baginya.
Inggrid merasa ada yang aneh. Meskipun suaranya yang pn dan tubuhnya yang panas, kenapa wajah Randika masih baik-baik saja? Mengingat dua hari yanglu dia memiliki wajah yang sangat pucat dan tidak berhenti batuk.
Muka Randika terlihat sehat dan berwarna, apakah dia pura-pura sakit?
Inggridlu mengintip tanpa menggerakkan kepnya ke arah wajah Randika. Dan benar saja, satu mata Randika terbuka dan sedang memperhatikan dadanya!
"Ah!" Inggridngsung menjatuhkan tubuh Randika kentai. Karena masih begitu menikmatinya, Randika tidak siap dan terjatuh keras dintai.
"Aw!"
Kali ini dia benar-benar kesakitan.
"Dasar pria tidak tahu diri, aku kira kau sekarat seperti kemarin! Sekarang kau mh memanfaatkan kebaikanku, dasar pria mesum!" Inggridngsung meninggalkan Randika sambil marah-marah.
Randika tidak membs apa-apa, dia hanya tetap mengamati pantat indah yang naik turun itu ketika menaiki tangga.
Rasa sakit yang dia mi hari ini sepadan dengan memori indah yang dia dapatkan. Benar-benar luar biasa!