Chapter 65: Memulihkan Diri
Melihat Indra yang membungkuk pada dirinya, Randika tidak bisa menahan diri untuk menampar jidatnya. Kakek-kakeknya ini sedang bercanda? Yang dimaksud 100 tahun sekali itu bakat atau tubuh gemuknya itu?
Memang benar Indra memiliki aura yang berbeda, tapi apakah penian kakeknya itu benar? Inikah jenius yanghir 100 tahun sekali?
Melihat Randika yang tidak merespon, Indra berkata sambil tersenyum. "Aku tidak menyangka kau adh kakak seperguruan."
"Yah aku juga tidak menyangka juga ku kau adh adik seperguruanku." Randika benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Bagaimana mungkin tubuh sebesar ini bisa b diri? Masuk akal ku kakek hanya mengajarinya ilmu pengobatan, tetapi b diri?
Melihat keraguan di wajah Randika, kakek kedua mengatakan. "Jangan meni buku dari sampulnya nak."
Kakek kedua memiliki ide, "Menurutmu, bagaimana kekuatan adik seperguruanmu itu? Jangan meni fisiknya saja."
"Oh? Tenaga dmnya lumayan besar." Randika baru menyadarinya.
"Menurutmu, seberapa kuat dia?"
"Ku dini dari peringkat dunia, mungkin dia bisa dikatakan masuk ke peringkat Dewa. Mungkin dia berada di angka puluhan dengan kekuatan yang 1/50 milikku."
"Ku begitu coba bertarunh dengan Indra." Kata kakek kedua sambil tersenyum. "Pakah kekuatan penuhmu."
Karena kakeknya menyuruhnya, Randika pun menurutinya.
Randika menatap Indra yang masih memasang ekspresi bodohnya itu,lu Randika tiba-tiba memukulnya!
Puknnya tidak rumit maupun cepat, itu hanyh pukn sederhana dan pn yang mengandung seluruh kekuatan Randika. Meskipun dia dm kondisi puncak, dia sendiri tidak ingin terkena oleh pukn tersebut.
Melihat pukn itu mengarah padanya, Indra membs pukn itu dengan puknnya sendiri!
Kedua pukn itu beradu dan kedua kekuatan itu bertemu. Kekuatan yang dimiliki oleh Indra membuat Randika terkejut.
Karena ledakan kekuatan ini membuat keduanya terpental ke bkang. Indra terpental sejauh 5ngkah sedangkan Randika tidak bisa berhenti, dia terpental sejauh 12ngkah!
Bagaimana mungkin ini terjadi?
Randika menatap Indra dengan mata terblak, kekuatannya luar biasa!
Dia yakin kekuatan Indra lebih lemah daripadanya tetapi puknnya barusan mengandung kekuatan yang amat luar biasa.
Randikalu tersadar, itu bukan pukn tenaga dm tetapi pukn murni kekuatannya!
Jika Indra bisa menyalurkan tenaga dmnya seperti dirinya ini, mungkin apa yang dikatakan kakeknya itu benar. Indra adh pendekar jenius yanghir 100 tahun sekali!
Melihat wajah terkejut Randika kakek kedua tersenyum lebar, "Jadi kamu menyadari bahwa tenaga dm Indra masih lemah, jujur kami baru mtih tenaga dmnya beberapa hari saja."
"Apa?" Randika tidak habis pikir. Cuma beberapa hari mtih tenaga dmnya Indra sudah setara dengan orang yang di peringkat Dewa?
Randika benar-benar tidak bisa berkata-kata, ini adh bakat dari seorang jenius darihir!
Namun, adik seperguruannya ini nampak sedikit bodoh.
Kakek kedua tersenyum, "Jadi kau paham kan mengapa aku menyebutnya bakat yanghir 100 tahun sekali?"
Randika mengangguk cepat, dunia ini memang luas.
"Ku begitu, Indra pergh ke kamarmu dankukan apa yang kuajarkan kemarin." Kata kakek kedua.
"Baik guru." Indra membungkuk hormat dan pergi menuju kamarnya.
"Ran, kedatanganmu pasti mengenai kekuatan misteriusmu itugi kan?" Kata kakek ketiga sambil mengelus-elus janggutnya.
Randika menoleh sambil tersenyum, "Hehehe kakek memang pintar."
"Hum." Kakek ketiga memasang wajah bangga, "Tentu saja, bocah sepertimu hanya png ketika ada mash."
Randika mi berkeringat dingin ketika mendengarnya.
"Sini mana tanganmu."
Randika dengan cepat menjulurkan tangannya dan kakek ketiga segera mengecek denyut nadinya. Dengan cepat kakeknya itu mengetahui kondisi Randika.
"Kau itu ya, sudah minum obatku kok ya bisa tenaga dmmu sampai tidak teratur seperti ini?"
Kakek ketiga benar-benar tidak habis pikir.
Randika sedikit malu, dialu menceritakan pengman hampir matinya itu dan kakeknya menggelengkan kepnya tanpa henti.
"Bisakah kakek menyembuhkanku?" Randika menahan napasnya.
"Bah! Ku bukan aku memangnya siapagi yang bisa menyembuhkanmu?"
Lalu mereka berdua masuk ke dm rumah dan duduk di ruang tamu.
"Tenaga dmmu itu bercampur dengan kekuatan misteriusmu itu dan kita harus memisahkannya dulu." Lalu kakek ketiga pergi ke kamar mandi dan mengambil handuk. "Mandh dulu dengan campuran obatku dulu, seth itu aku akan memberikan akupuntur."
Randika mengangguk, di kamar mandi sudah ada ember air yang sudah dicampuri obat-obatan khusus kakeknya.
Ketika air hangat itu menyentuh kulitnya, pori-porinya membuka dan obat-obat yang terkandung di dm air serasa masuk ke dm tubuhnya. Dia merasa sangat nyaman dan merasakan bahwa tenaga dmnya yang mengamuk itu mi menjadi jinak berkat obat-obat ini.
Seth itu, kakek ketiga mi menusukkan jarum akupuntur miliknya ke punggung Randika.
Randika menutup matanya dan merasakan putaran energi dm tubuhnya. Tenaga dmnya yang terlilit itu mi menjadi lurus kembali dan memisahkan diri dengan kekuatan misteriusnya.
Seth setengah jam, Randika membuka matanya dan merasa tubuhnya sangat ringan.
"Hei bocah bandel, aku masih belum bisa menyentuh kekuatan misteriusmu itu. Tetapi kakek sudah memikirkan bagaimana caranya untuk mengendalikannya." Kata kakek ketiga sambil memainkan janggutnya.
Mendengar itu, Randikangsung memasang muka kagum pada kakeknya itu.
"Berdirh dan pakai bajumu."
Seperti anak kecil yang menurut, Randika dengan cepat berdiri. Tetapi seth itu Randika hanya berdiri diam, "Kek, jarumnya belum kakek lepaskan."
"Lepaskan sendiri."
"Ha? Jarumnya kan ada di punggungku, bagaimana caranya aku melepaskannya?"
"Ah rewel kamu!" Kakek ketiga berjn keluar.
Hmmm?
Randika tidak bisa berkata-kata, rupanya kakeknya ini masih dendam karena dirinya dulu merusak tanaman obatnya pas masih kecil.
Dengan bantuan kakek kedua, Randika sudah melepas semua jarumnya dan memakai bajunya. Dialu menyusul kakek ketiga yang duduk di teras.
Takma kemudian, kakek ketiga memberi secarik kertas pada dirinya.
"Seth meneliti buku-buku milikku, kakek menemukan cara ini. Kau harus mengikuti setiapngkah yang kutulis dan rebuh semua tanaman obat itu. Seth tiga tahun, kau pasti bisa mengendalikannya dengan sempurna."
"Tiga tahun?" Randika terkejut mendengarnya.
"Tidak ada yang namanya jn pintas." Kakek ketiga mengusap kep anaknya itu. "Ini satu-satunya cara yang kakek temukan tanpa perlu merusak tubuhmu, bersyukuh kamu bisa mengendalikannya dm 3 tahun."
Ketika mendengar itu, hati Randika terasa hangat. Dialu membs kakeknya sambil tersenyum, "Iya terima kasih kek, kakek memang yang terhebat."
"Ku begitu, kita akan ke Kebon Raya besok untuk mencari bahan yang tidak ada. Aku akan mengajarkanmu sekali untuk membuat sup obat itu."
Ketika Randika hendak menjawab, kakeknya segera meny. "Jangan lupa untuk membersihkandang obat kita sama rumah kita agak kotor."
Randika terdiam, kakeknya ini memang ms.
...........
Hari berikutnya, Randika mencoba membuat sup obat didampingi kakek ketiga.
"Pahit sekali!" Randika baru minum seteguk dan dia sudah tidak kuat. Ini adh obat yang paling pahit yang pernah dia minum.
Saking pahitnya, Randika ingin muntah. Namun, kakek ketiga dengan cepat memarahinya. "Makin pahit makin bagus buat tubuh. Mau sembuh tidak?"
"Iya kek." Randika tidak bisa membantah kakeknya itu.
Seth sepagian membersihkandang dan rumah, Randika pamit untuk png ke Cendrawasih. Dia menyimpan baik-baik resep yang diberikan kakek ketiga di sakuanya. Luka internal tubuhnya sudah baik-baik saja jadi dia tidak perlu khawatir apab diserang dm waktu dekat.
"Nak, tunggu sebentar." Tiba-tiba kakek kedua menyuruhnya jangan pergi dulu.
Randika menoleh dan memasang muka bingung.
"Indra!" Suara kakek kedua sangat keras, kamar Indra berada di balik rumah jadi diari sekuat tenaga ke hadapan gurunya.
"Guru kedua, Indra sudah datang." Indra menyeka keringatnya.
Kakek kedua mengangguk dan menunjuk ke arah Randika. "Mi hari ini, pergh bersama kakak seperguruanmu."
"Ah?"
"Ah?"
Randika terkejut, Indra pun terkejut. Apa maksudnya?
DUAK!
Kedua lutut Indra dengan cepat terbenam di tanah. "Guru apa sh Indra sampai kau mengusirku?"
"Kek, apa kakek tidak telu keras?"
"Indra berdirh dulu, bukan itu maksud kami. Kita tidak bermaksud mengusirmu." Kakek kedualu menjskan. "Kami ingin kau mengikuti kakak seperguruanmu itu."
"APA?" Randika sampai menjatuhkan tasnya.
Randika tidak habis pikir, meskipun b diri Indra sangat hebat, kecerdasannya kurang jadi kurang cocok baginya untuk tinggal di perkotaan.
"Baih guru, Indra akan bjar di bawah arahan kakak seperguruan."
"Randika, kau akan bjar banyak pada akhirnya." Kata kakek keempat sambil tertawa.
Randika cuma bisa mengangguk.
Ketika Indra berkemas, Randika menatapngit dan cuma bisa mengh napas.
Dia harus menuruti perkataan kakeknya ini dan membawa Indra bersamanya.
Sma ini ramn kakek keempatnya tidak pernah sh, dia hanya harus percaya bahwa pada akhirnya semua akan menjadi indah.