Chapter 83: Kubantu Kau untuk Memilih Nomor 2
Takma kemudian Jimmy menyentuh ujung tembok dan ketika dia menoleh ke atas, tangan Randika sudah menjulur dari atas untuk membantunya keluar dari km.
Penonton masih heboh dan berteriak histeris. Mata para perempuan masih tertuju pada tubuh sixpack Randika. Di mata para perempuan ini, Randika yang sekarang benar-benar tampan. Pertandingan ini benar-benar mencolok, variasi gaya berenang ditunjukkan oleh Randika. Gaya bebas, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya santai dan yang paling lucu adh gaya anjing.
Semua gaya itu dengan mudah dkukan oleh Randika!
"Siapa sebenarnya orang itu!" Kata seorang perempuan yang sudah klepek-klepek oleh penampn Randika.
"Aku akan meminta nomornya!" Teriak temannya di sampingnya.
"Sial, bukannya dia yang tadi mengajak ngobrol kita terus kita usir?" Ketiga perempuan iningsung terdiam.
Melihat Randika menang, Hannah melompat kegirangan. Kakak iparnya ini benar-benar luar biasa dm semua bidang, dia benar-benar bangga!
"Ambh tanganku." Kata Randika dengan santai pada Jimmy.
Mau tidak mau Jimmy meraih tangan Randika, tindakan tidak sportif akan semakin memalukan dirinya. Jimmy sekarang tidak berani mengangkat mukanya, dia benar-benar malu. Dia tidak menyangka akan kh memalukan seperti ini.
"Hmmm? Kamu lupa taruhan kita?" Tanya Randika.
Dm hatinya, dia benar-benar membenci pria ini, Jimmylu mengatakan. "Apa? Kau sudah membuatku malu di depan banyak orang dan masih belum puas?"
Randika mengerutkan dahinya. "Jadi kau tidak mau membayar taruhanmu itu?"
"Taruhan apa?" Jimmy tersenyum dan tertawa. Tidak ada orang yang mendengar taruhan mereka sebelumnya kecuali mereka berdua dan Hannah. Mau Randika ngomong apa pun, dia tidak akan mengakui ku sebelum pertandingan ada taruhan yang dipertaruhkan.
Bagi Jimmy, kekhan tadi sudah cukup menghantuinya. Jika sh satu orang ada yang merekamnya dan mempostingnya di media sosial, namanya sebagai jagoan sekh ini akan tercoreng. Jadi, dia berusaha sekuat mungkin menk taruhan tersebut.
Ku akhirnya Randika menggunakan kekerasan untuk memaksanya, seluruh teman-temannya ada di sini, dengan banyaknya orang ini membuat dirinya tidak takut sama sekali.
Randikalu menatapnya dengan dingin, "Kau tahu apa? Aku dari awal benci muka sombongmu dan mental bancimu itu. Ku kau tidak mau mkukannya hari ini, aku akan membantumu!"
Pada saat ini, teman-teman Jimmy melihat bahwa Jimmy dan orang tadi sedang berdebat. Dengan cepat mereka nimbrung.
"Ada apa ini?"
"Nih orang katanya mau menghajarku." Kata Jimmy sambil menunjuk Randika.
"Kau sudah menang di pertandingan tadi, jangan bawa permusuhan ini keluar dari km. Kau juga bukan orang sekh ini, bisa-bisanya kau ingin menghajar teman kami?" Teman-teman Jimmy segera membnya. Jika Randika ingin menghajar temannya itu, mereka dengan senang hati memb Jimmy.
Randika tidak peduli dengan orang-orang itu, dia hanya berkata pada Jimmy. "Sebelum kau mkukan hal bodoh, pikirkan baik-baik konsekuensinya sebelum tembat. Aku akan memberi peringatan terakhir untukmu agar kau segera membayar hutangmu itu."
"Kau banyak omong pak tua." Jimmy dengan cepat menjadi marah. Teman-teman Jimmylu bertanya. "Apa taruhannya memangnya?"
"Dia ini tiba-tiba nantangin kita dan bertaruh siapa yang kh akan tnjang dan menggonggong sebanyak 5x. Sekarang dia sudah kh mh berdalih." Hannah menghampiri Randika dan Jimmy, menjskan kronologinya.
Ini membuat Jimmy benar-benar malu, tetapi dia mengatakan. "Aku cuma bercanda, ku pun aku menang aku tidak akan menyuruhnya seperti itu."
"Apanya yang bercanda? Kamu js-js nantangin dengan muka sombong gitu." Hannah mi menggebu-gebu. "Sudah kh saja nyalimu ciut, potong saja sana t kminmu. Tidak pantas kau menyebut dirimukiki."
Orang-orang yang mendengarnya merasa mash ini sedikit rumit, tetapi karena Jimmy adh temannya jadi mereka membnya.
"Sudah lupakan saja, kayak anak kecil saja kalian. Sudah minta maaf saja Jim." Temannya Jimmy mi memberi saran tersembunyi.
"Ha? Buat apa aku minta maaf?" Jimmy yang mendengarnya menjadi marah. "Memangnya apa yang akan dkukannya? Membunuhku?"
"Orang sepertimu tidak pantas menyebut diri sebagaikiki, dasar tidak tahu malu!" Hannah meludah kentai, namun tiba-tiba dia ditarik dari bkang.
"Biarkan aku yang mengurusnya." Randika berbisik ke Hannah. Dialu tersenyum. "Tidak mash jika kau tidak mau membayar hutangmu."
Melihat Randika yang tersenyum, Jimmy merasakan firasat buruk.
"Kau tahu apa? Aku aslinya suka berkhi karena cara itu paling ampuh dan paling cepat untuk membungkam mulut-mulut kayak kamu itu." Kata Randika sambil mencabut pegangan km yang terbuat dari besi. Lalu dia mematahkan pegangan itu dan mengarahkan bagian runcingnya ke Jimmy.
"Kau! Apa yang kaukukan!" Jimmy ketakutan. Ketika melihat besi itu dipatahkan dengan mudah, nyalinya segera menciut.
"Menurutmu?" Randikalu mengayun-ayunkan pegangan yang patah itu.
Teman-teman Jimmy yang melihatnya mi mengambilngkah mundur dan membiarkan mereka berdua mengurusi mashnya sendiri. Randikalu berkata pada Jimmy dengan nada dingin. "Sekarang, pilihanmu ada dua. Pertama, kau melepasamu sekarang dan sesuai janji kita kau merangkak dan menggonggong sebanyak 5x. Yang kedua, seth kupatahkan kaki dan tanganmu itu aku akan mennjangimu dan membiarkanmu menggonggong sebanyak 5x sebelum orang-orang bisa membawamu ke rumah sakit. Cepat pilih sh satu."
Bocah ini sudah menghina dan memprovokasi dirinya berkali-kali, tidak mungkin Randika membiarkannya pergi begitu saja. Sejujurnya, sma dia meminta maaf dan mengerti shnya di mana, dia akan memaafkannya. Tetapi melihat dia tidak akan pernah berubah, Randika memutuskan untuk memberinya pjaran.
Jimmy menn air ludahnya. Ketika dia melihat tatapan tajam Randika, dia merasa bahwa kata-kata orang ini benar-benar serius. Dia merasa bahwa kaki dan tangannya benar-benar akan dipatahkan apab dia menk.
"Mana mungkin aku bisa memilihnya!"
"Aku beri kamu 5 detik untuk memutuskan, jika kau tidak membuat keputusan maka akan kubantu kau untuk memilih nomor 2."
"Lima."
Mendengar hitung mundur Randika, Jimmy semakin bingung.
"Empat."
Apa yang harus diakukan?
"Tiga."
Ketika Jimmy masih ragu-ragu, pegangan besi yang dipatahkan Randika itu dia lempar ke tembok. Dan di bawah tatapan orang-orang, tongkat itu menancap dm di tembok!
Seth pertunjukan itu, Jimmy merasa lututnya lemas dan mi merangkak sambil melepasanya. Tetapi dia tidak mau melepasa dmnya. Seth itu dia menggonggong sebanyak 5x.
"Hahaha!"
Orang-orang mi tertawa melihatnya, wajah Jimmy benar-benar sudah merah karena malu. Dia benar-benar kehngan wajahnya, dia sudah tidak berani menatap orang-orang seth kejadian ini.
"Jim!" Teman-teman Jimmy segera melindunginya seth dia selesai membayar hutangnya.
"Kak, kau benar-benar hebat bisa membuatnya menurutimu!" Hannah menatap kagum Randika.
"Tentu saja!" Randika tersenyum. "Bahkan Inggrid saja menurutiku setiap hari, bocah sepertinya bukan apa-apanya!"
Hannah hanya terdiam, kakak iparnya memang bajingan!