Chapter 91: Bukan Urusanmu Aku Dekat dengan Siapa
Ketika Randika menoleh kearah orang diseberangnya, ''bukankah itu Deviana?'' benaknya.
"Wah kebetn sekali bertemu denganmu." Kata Randika sambil tersenyum pada wanita itu.
Deviana dan petugas polisiinnyangsung mengamankan lokasi. Mereka semua menatap Randika dengan penuh hormat. Dm hati mereka, mereka sudah menganggap orang ini sekutu mereka. Para polisi yang sudah mengetahui kehebatan Randika di kejadian bpan liar di gunung kapan hari justru semakin hormat padanya.
"Tanpa bantuanmu hari ini, aku tidak tahu mash buruk apa yang akan terjadi." Deviana menghampirinya sambil tersenyum.
Pada saat ini, Deviana memakai seragam polisinya dan rok pendek. Meskipun begitu, semua ini tidak bisa menutup kemolekan tubuhnya itu.
"Hahaha ini cuma mash kecil." Randikalu tersenyum. "Sma kau mengingat perjanjian kita."
"Janji? Janji apa?" Deviana bingung.
Randikalu berbisik padanya. "Bukankah kau sudah berjanji ku aku menolongmu sekali maka aku boleh merabamu sekali?"
Ketika mendengarnya, Deviana tersipu malu. Tetapi dia tidak bisa marah ataupun berkomentar di depan teman-temannya.
"Baih." Senyuman Deviana itu segera memenuhi mata Randika. Dia benar-benar terlihat cantik dengan baju apa pun.
"Ku begitu." Randika tertawa kecil dan menjulurkan tangannya.
Deviana yang melihatnya segera mengambilngkah mundur. "Tapi yang menjadi perjanjian kita adh ketika aku meminta pertolonganmu. Kali ini aku tidak minta pertolonganmu jadi bisa dikatakan yang barusan tidak dihitung."
Randika tertawa pahit, dia dari awal sudah tahu trik semacam ini yang akan digunakan Deviana.
Melihat wajah Randika yang kecewa itu, Deviana tertawa dm hatinya. "Lain kali ku ada kejadian seperti ini kau bisa bekerja kerasgi."
Dengan adanya Randika menjaga kota ini, Deviana bisa bernapas sedikit lega karena ada orang yang bisa diandalkannya.
Kedua orang ini terlihat sangat dekat di mata orang-orang. Semua orang yang hadir mencium bau-bau romantisme di antara mereka berdua.
Hal ini cukup menciptakan gelombang tersendiri di kngan para polisi ini, khususnya bagi para polisi muda yang menganggap Deviana sebagai Dewi di antara mereka.
Hal ini dianggap Kenny sebagai hinaan, kenapa pria itu bisa bermesra-mesraan dengan pujaan hatinya?
Kenny menggertakan giginya dan berjn mendekati mereka berdua.
"Dev, kita perlu menyelesaikan pekerjaan kita secepat mungkin." Kata Kenny pada Deviana.
"Baih."
Ketika Deviana pergi meninggalkan Randika, dm sekejap senyuman Kenny berubah menjadi wajah yang dingin.
"Siapa kamu?" Tanya Kenny pada Randika dengan muka masam.
Namun, Randika tidak mempedulikannya dan pergi meninggalkannya. Orang itu datang-datang sudah berwajah dingin dan arogan seperti itu, memangnya aku hutang uang sama kamu?
"Hei berhenti!" Kennyngsung berteriak.
Meskipun dia baru bergabung di kepolisian, atasannya memuji kinerjanya dan promosi hanyh mash waktu bagi dirinya. Semua polisi perempuan menyukai dirinya karena wajahnya yang tampan.
Dengan kemampuannya yang luar biasa dan penampnnya yang tampan membuat Kenny yakin pada masa depannya. Namun, semua itu tidak terasa lengkap apab tidak ada pasangan hidup. Dia menyukai Deviana namun, Deviana slu dingin padanya dan menjaga jarak. Kenny tidak mau menyerah dan menganggap keuletan adh kunci meluluhkan hati Deviana.
Tapi hari ini dia melihat pujaan hatinya tersenyum di depan priain, mana mungkin hal ini tidak membuatnya cemburu dan marah?
Tangan kanan Kenny hendak meraih pundak Randika tetapi dengan cepat Randika meraihnya dan memutar tangan Kenny dengan kuat.
Ketika Kenny ingin melepaskan diri, Randika semakin keras memutarnya dan Kenny hanya bisa meringis kesakitan.
"Sebagai polisi, kesmatan warga adh yang terpenting." Sesaat seth Randika melepaskan tangannya, Kenny dengan cepat mengambilngkah mundur. Randikalu berkata padanya dengan nada dingin. "Jika polisi bertindak atas kepentingan pribadi, aku bisa mporkanmu!"
"Kau!" Kenny benar-benar marah. "Mana mungkin kau bisa disebut warga biasa? Sebagai polisi aku berhak memeriksa identitasmu, sekarang ikut aku ke kantor!"
"Apa shnya warga biasa mempunyai keahlian mempertahankan dirinya sendiri?" Randika menggelengkan kepnya. "Kalian punya senjata, jadi wajar kan ku aku bisa berkhi?"
"Aku omongin ya, jangan shkan orangin jika kau tidak mampu mendapatkan perempuan yang kau mau. Mencuri hatinya itu tergantung pada sikap kita padanya." Randika segera pergi meninggalkannya.
Mendengar ceramah Randika justru membuat Kenny semakin kesal dan marah. Dia menghentakan kakinya dengan keras. "Berhenti!"
Teriakan dan hentakan kakinya itu mengundang perhatian semua orang termasuk Deviana.
Kenny mengeluarkan borgol miliknya dan menghampiri Randika. Tetapi, yang Kenny tidak tahu adh sosok Randika sudah tidak ada di depannya. Ketika dia kebingungan mencari Randika, ternyata pergngan tangannya sudah dicengkeram erat oleh Randika. Kemudian Randika mengambil borgol tersebut dan memborgol kedua tangan Kenny di bkang punggungnya.
"Bajingan!" Kenny benar-benar terkejut dan lengah, dia tidak menyangka orang ini sangat cepat.
"Sepertinya kamu cocok menjadi polisi di bkang meja deh." Randika tersenyum. "Sayang jika wajah putihmu itu terkena debu dan terlebihgi kau tidak punya kemampuan fisik yang bagus. Bagaimana rasanya tidak menjadi nomor 1gi?"
"Cepat lepaskan aku!"
"Hah? Buat apa aku mkukannya?" Randika mengh napas. "Apakah kau merasa bahwa jika borgol itu terlepas kau bisa menghkanku? Di depan seekor singa, semut sepertimu bukah apa-apa."
"HEI! Apa yang kalian berduakukan?" Deviana beri menghampiri mereka. Dialu menatap tajam Kenny. "Kau ingin mempermalukan pekerjaan kita?"
Kenny hampir muntah darah mendengarnya. Js aku yang sedang dipermalukan dan bukannya mendukungku yang merupakan rekan seprofesi, kau justru memb orang luar ini?
"Randika, kau baik-baik saja?" Tanya Deviana dengan cemas.
Randika terkejut karena tangan Deviana sudah menyeka keringat di wajahnya.
Ah perempuan ini rupanya sudah jatuh pada pesonaku!
Randika tersenyum melihat Deviana yang penuh perhatian ini. Dialu melepas Kenny dan mengatakan. "Aku tidak apa-apa, cuma temanmu ini kurang sopan."
"Kenny! Kenapa kau terus mencari gara-gara sama orangin?" Deviana menjadi marah melihat tingkahku Kenny yang kekanak-kanakan ini. Setiap kali dirinya berbicara dengan orang, Kenny slu saja nimbrung.
"Ah! Maksudku. Maksudku bukan begitu." Kenny ingin menjskan tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Randikalu mengatakan. "Dia barusan mengancamku karena aku terlihat dekat denganmu. Bahkan dia mengancam akan membawaku ke kantor polisi."
Kali ini hati Kenny benar-benar hancur. Penjsan macam apa yang bisa dia jskan?
"Anu itu" Kenny benar-benar tidak bisa berkata-kata.
Deviana menatapnya dengan dingin. "Bukan urusanmu aku dekat dengan siapa. Jangan pernah mengajakku ngomonggi!"
Seth berkata seperti itu, Deviana sudah ms melihat wajah Kenny dan meninggalkannya. Hati Kenny benar-benar hancur sementara Randika hanya menggelengkan kepnya dan ikut pergi.
Kenny yang masih terborgol itu hanya bisa jatuh berlutut dan menangis.