MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 115: Salah Masuk

Chapter 115: Salah Masuk

    Chapter 115: Sh Masuk


    Christina sudah di ambang batas kesabarannya menghadapi Randika. Bahkan seorang terpjar seperti dirinya memiliki kesabaran. Dan dia merasa bahwa pria ini justru lebih tidak tahu diri daripada Jansen.


    Seth keluar dari rumah Christina, Randika menghampiri Viona terlebih dahulu untuk memastikan bahwa dia tidak apa-apa. Sethnya dia kembali ke rumahnya.


    Sesampainya di rumah, dia melihat Ibu Ipah sedang menonton TV di ruang tamu.


    "Wah nak Randika sudah png?" Kata Ibu Ipah sambil tersenyum.


    "Iya Bu, tadi habis main dengan teman dulu." Kata Randika sambil tertawa.


    Lalu Randika naik kentai 2 dan bertemu dengan Inggrid yang baru saja selesai mandi.


    "Wah istriku ternyata juga sudah png. Tumben sekali kamu png cepat?" Randika menyunggingkan senyuman lembut.


    Inggrid masih mengeringkan rambutnya. "Iya tapi masih ada kerjaan yang harus aku selesaikan. Dan jangan coba-coba kamu mngkah satungkah pun. Ibu Ipah ada di bawah."


    "Hahaha." Randika menarik kembali tangannya yang nakal itu. Bagaimana dirinya tidak tergoda? Bau yang harum sekaligus baju santainya itu seakan mengundangnya untuk mkukannya.


    "Tapi harus kuakui, kecantikanmu tiap hari slu bertambah. Sungguh beruntung aku memilikimu." Tiba-tiba Randika memuji Inggrid.


    Inggrid yang mendengarnya merasa hatinya menghangat, tetapi semua itu menjadi rusak ketika Randika mengatakan. "Kemarh dan peluk aku sayang."


    Apakah bajingan ini tidak bisa sesekali diam?


    "Pergi sana." Inggrid menampar tangan Randika yang hendak memeluknya, Inggridlu berjn ke kamarnya.


    Randika tentu saja mengikutinya tetapi Inggrid dengan serius mengatakan. "Aku masih ada pekerjaan mendesak, jangan ganggu aku."


    Menggaruk-garuk kepnya, Randika hanya bisa kembali ke kamarnya dan tidur.


    ........


    Keesokan harinya Randika masih berms-msan di kasur sambil bermain handphonenya. Tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal.


    "Smat pagi, saya dari Bank Merah ingin menawarkan pinjaman kredit pada Anda. Bisa saya minta waktunya sebentar?"


    "Halo? Halooo?"


    ......


    Karena tidak menjawab sama sekali akhirnya pihak penelepon menyerah dan mematikannya.


    Randika kembali melihat-lihat berita di handphonenya.


    Namun, tidak sampai 2 menit handphonenya kembali bergetar.


    Randika sudah tidak mau diganggugi dan mengangkatnya sambil berkata dengan nada kasar. "Tolong jangan ganggu aku dulu, aku sedang sibuk!"


    Saat Randika mau menutupnya, suara familiar terdengar olehnya. "Kak Randika, boneka ginseng ini datanggi di tempatku!"


    Apa? Boneka ginseng?


    Randika, yang masih tiduran,ngsung berdiri tegak. Matanya yang sayu itu menjadi terbuka lebar dan rasa msnya dm sekejap menghng.


    "Tunggu aku, aku akan segera ke sana."


    Randika dengan cepat menutup teleponnya danngsung mencuci mukanya sekaligus berganti baju. Bagaikan angin, dia beri menuju pintu keluar.


    "Eh nak, sarapannya lho." Ibu Ipah yang sedang menyiapkan sarapan terkejut ketika Randika pergi dengan buru-buru. Lalu Randika menghampiri meja makan dan hanya mengambil 2 pisang bersamanya.


    "Maaf bu, aku ada perlu." Randikangsungri ke rumah sewaan Indra.


    "Kenapa akhir-akhir ini aku merasa kesepian." Kata Ibu Ipah sambil berkaca-kaca.


    Dm sekejap, Randika sudah berada di rumah Indra sambil mengunyah pisangnya. Dan tentu saja, boneka ginseng itu sedang bermain bersama Indra.


    Melihat sosok kakak seperguruannya, Indra tersenyum. "Kak! Cepat sekali kau datang!"


    Ketika boneka ginseng itu melihat Randika, ia tertawa dan mmbaikan tangannya seakan-akan memberi sm.


    Kau tidak akan bisa kabur hari ini!


    Randika menyalurkan tenaga dmnya terlebih dahulu dan karena ini masih pagi, tenaganya masih berlimpah.


    Tetapi, bahkan Randika belum bergerak sama sekali, boneka ginseng itu berdiri dan melompat kentailu beri ke arah jend dan menghng.


    Randika benar-benar melongo beberapa menit. Kali ini boneka ginseng itu sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk dirinya berbuat apa-apa. Benar-benar kurang beruntung!


    "Yah dia hnggi kak." Indra terlihat sedih.


    "Aku tahu." Randika justru lebih sedihgi, dengan luni dia hendak pergi dari sini.


    "Kak, mau ke mana kamu?" Tanya Indra.


    "Tidurgi."


    Pada saat yang sama, Randika melempar sebuah pisang pada Indra.


    "Wah kakak baik sekali membawakanku makan." Kata Indra sambil tersenyum.


    Randika benar-benar sedang bersedih. Dia sudah repot-repot datang sekuat tenaga untuk menangkap boneka ginseng itu, eh boneka itu mh sama sekali tidak memberinya kesempatan.


    Bagaimana caranya menangkapnya!


    Randika benar-benar marah pada dirinya sendiri. Jika saja dia tahu trik untuk membuat boneka itu lengah pada dirinya. Dia sama sekali tidak punya cara untuk menangkapnya.


    Melihat jam pada handphonenya, sudah tembat baginya untuk tidurgi. Dialu mencari makan pagi di pinggir jn dan makan di tempat. Sethnya dia mencari taksi danngsung berangkat menuju kantornya.


    Seperti biasa, Randika segera kentai 9 dan menuju ruangannya. Tetapi, panggn m memanggilnya.


    Jadi Randika mampir dulu di toilet.


    Lalu dengan kecepatan dewanya, Randika membukaanya dan mengeluarkan isi perutnya.


    Ketika sudah selesai, dia segera keluar tetapi pintunya itu menatap wajahnya.


    Hendak memakinya, Randika terkejut ketika melihat siapa yang mendorong keras pintunya itu.


    "Viona?"


    Terlebihgi, Viona tidak memakai pakaian kerjanya sekarang minkan hot pants yang dipadu dengan tank top hitam. Kakinya yang putih dan bhan bajunya itu membuat dia terlihat sexy sekali. Dari tipisnya bajunya itu, Randika js melihat bahwa hari ini Viona memakai dman berwarna biru.


    Pada saat ini Viona terlihat memegang perutnya, sepertinya dia sudah benar-benar kebelet.


    "Randika?" Viona juga terkejut melihat Randika. Ngapain dia ada di toilet perempuan?


    "Hei kenapa kau bisa ada di toilet perempuan?" Viona hampir lupa bahwa dia kebelet pipis.


    Randika menampar dahinya, bisa-bisanya Viona mkukan keshan seperti ini.


    "Vi, ini toiletkiki. Kamu sh masuk."


    "Ah?" Viona tersipu malu. "Maaf aku buru-buru tadi, aku tidak melihat dengan js.


    Vionangsung bergegas keluar tetapi, terdengar suara tawa beberapa orang dari luar. Sepertinya sekumpn orang hendak memakai toilet ini.


    Gawat!


    Viona tidak bisari, jika dia keluar sekarang js mereka berpapasan. Melihat adanya Randika di toilet ini, bisa-bisa gosip tidak benar akan menyebar dengan cepat.


    Apa yang harus diakukan?


    Viona benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Pada saat ini, Randika sudah memeluk Viona, membuka pintu toiletnya dan masuk bersama.


    Seth mereka masuk dan mengunci pintunya, beberapa orang masuk sambil bercanda ria dan pipis di urinal. Tetapi, ada seseorang yang masuk ke toilet di samping Randika.


    "Hei, aku dengar sahammu jatuh ya kemarin?" Sh satu dari mereka bertanya.


    "Aduh jangan ingatkan akugi. Aku benar-benar ingin bunuh diri kemarin itu." Suara orang paruh baya terdengar sedih.


    "Hahaha, anggap saja itu pajak dari kapan hari. Kamu kan sudah dapat banyak yang waktu itu. Sabar saja, beberapa harigi harusnya saham membaik kok."


    "Aduh aku sudah tidak punya uang, aku rasanya baru investasigi tahun depan. Hei aku dengar ponakanmu masuk ke universitas ternama di kota ini kan?"


    "Hahaha tahu saja, dia memang pintar." Suara temannya ini terdengar bangga.


    Di dm bilik, Randika sedang memangku Viona. Mereka berdua mendengarkan pembicaraan bapak-bapak ini dengan tenang.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)