Chapter 120: Sandiwara yang Payah
"Tidak butuh! Kau hanya perlu memberikanku uang dan aku akan pergi sendiri nanti." Ketika si korban mendengar penawaran Randika, dengan cepat dia menk.
"Bagaimana mungkin aku membiarkanmu?" Randika mengerutkan dahinya. "Aku adh orang yang bertanggung jawab. Jika aku menabrak orang maka aku akan membawanya ke rumah sakit. Jangan khawatir, aku yang akan membayar biayanya."
Seth itu Randika berusaha membantu mengangkat si korban tersebut.
"Aduh, duh, duh, sakit! Jangan paksa aku berdiri, sakit tahu!" Si korbanngsung merintih kesakitan. "Kau menabrakku dengan keras, kakiku sampai tidak bisa dibuat jn. Sudah cepat beri aku uangnya dan aku akan pergi sendiri."
Sambil tersenyum dingin Randika mengatakan. "Jadi kau tidak mau ke rumah sakit? Kebetn aku sempat bjar ilmu pengobatan jadi biarkan aku merawatmu."
Seth itu Randika memeriksa denyut nadi si korban.
"Ah! Apa yang akan kaukukan, jangan sentuh aku!" Teriak si korban.
"Santai saja. Orang sakit harus dirawat jadi jangan bergerak." Tangan Randika sudah dipenuhi oleh tenaga dmnya. Tiba-tiba, si korban merasa tangan Randika ini benar-benar panas yang berusaha untuk memanggang dirinya. Setiap detiknya dia merasa seluruh tubuhnya terasa gatal sekali!
Ekspresi si korban benar-benar buruk dan tangan Randika yang menyentuhnya semakin panas dan memberikan sensasi gatal terus menerus.
"Waduh, kau benar-benar sakit!" Randika pura-pura terlihat terkejut. Tetapi dm hatinya, Randika hampir tidak bisa menahan tawanya itu.
Si korban sudah tidak tahan dengan rasa gatal ini, dia berusaha melepaskan diri dari Randika.
Randika sudah di ambang tertawa lepas, dia memutuskan untuk menggodanya lebihnjut.
"Tng rusukmu sepertinya patah, jantungmu berada dm bahaya. Belumgi ginjal dan ulu hatimu bermash." Kata Randika dengan wajah serius, dia merasa seakan-akan th menjadi dokter. Tetapi ketika orang-orang yang melihat mendengar Randika mereka justru terlihat bingung. Apa orang ini kepnya ikut terbentur? Bagaimana mungkin memeriksa denyut nadi bisa tahu penyakit sebanyak itu.
Tetapi pada saat itu, si korban tiba-tiba berteriak. "Ahhhh! Aku sudah tidak tahan!"
Dm sekejap dia menggigit tangan Randika.
"Ah! Memangnya kau anjing?" Randika kesakitan.
Namun, si korban ini sudah tampak menggaruk-garuk seluruh badannya dengan kedua tangannya. Semakin keras dia menggaruknya, semakin nyaman dirinya.
"Katanya tidak bisa jn sekarangriri kayak orang g hahaha!" Semua orang tertawa ketika melihat si korban berian tidak js.
Randika terlihat bingung. "Lho? Kau ternyata bisa jn! Bukankah ini bagus? Ku begitu kau tidak perlu ke rumah sakit."
Si korban yang sedang menggaruk-garuk ini terkejut mendengarnya, dia lupa dengan pengaturan sandiwaranya. Dengan pura-pura pucat, orang ini kembali berkata pada Randika.
"Ah Aku merasa pusing." SI korban pura-pura terhuyung-huyunglu gemetaran dan terjatuh di tanahgi.
Melihat adegan menyedihkan ini, para penonton tertawa keras. Pertama kalinya mereka melihat ada orang yang bersandiwara seburuk ini.
Melihat orang itu pura-pura matigi, Randika hanya berkata dengan santai. "Bro, aktingmu itu payah sekali. Sudah menyerah saja dan kita akhiri sandiwara menyedihkan ini."
Si korban masih pura-pura meringkuk kesakitan. Dia berpikir kenapa hari ini triknya tidak bekerja seperti biasanya, harusnya saat ini dia sudah menerima uang miliknya itu.
Tidak! Aku tidak akan menyerah, jika aku tidak menerima uangku maka aku akan terus pura-pura sakit!
Melihat kekeras kepan orang ini, Randika hanya berjongkok dan menyentuh sh satu titik akupunturnya. Orang tersebutngsung melompat kaget.
Para penontonngsung tertawa ketika melihatnya, akting orang itu benar-benar payah.
"Cukup berpura-puranya, kami sama sekali tidak menabrakmu." Kata Randika sambil mengh napas.
"Kata siapa kau tidak menabrakku? Js-js kau menabrakku dan tubuh bagian dmku terluka. Jika kau tidak memberiku uang sekarang maka aku tidak akan pernah pergi dari sini."
Jika tidak bisa mems, maka ancam dia!
Randika hanya tersenyum. "Js-js kau bisa berian dengan mudah tadi, bagian mana yang sakit memangnya?"
"Hahaha." Para penonton tertawa sekaligi.
Si korban ini pura-pura marah. "Aku kasih tahu sesuatu ya, kennku adh orang terkuat di dunia bawah tanah dari pu ini. Jika kau menyinggungku, jangan shkan aku ku dia menyuruh orang untuk membunuhmu. Sudah cepat kasih uang atau aku akan memanggilnya."
Randika hanya menyeringai. "Siapa kennmu itu? Aku sudah menjadi gangster bertahun-tahun tapi belum pernah mendengar adanya orang kuat di pu ini."
Mendengar hal tersebut, si korban sedikit terkejut. Dia tidak menyangka bahwa orang ini adh gangster juga.
Tapi, dia tidak boleh menyerah! Hari ini dia akan minum-minum sepuasnya dari hasil kerja kerasnya ini!
"Halim!" Kata si korban itu dengan muka bangga. Dia adh penguasa di pu ini. Bahkan ketika pejabat datang, dia saja harus menunduk hormat padanya. Jadi beri aku uang dan kau akan smat."
Halim?
Randika mengerutkan dahinya, dia tidak pernah mendengar nama orang itu.
"Panggil dia, aku sama sekali tidak pernah mendengarnya." Kata Randika dengan santai.
Si korban itu tidak menyangka bahwa Randika akan meresponnya seperti itu. "Baih, karena kau tidak mau memberikan aku uang jangan menangis ku dia menghajarmu sampai babak belur."
Randika menggelengkan kepnya. "Apakah kau r mati demi uang?"
Para penonton mi tegang melihatnya. Randika nampak mi mwan balik ketika dia diancam seperti itu.
"Jangan pikir kennmu itu bisa membantumu, aku bisa membunuhnya dengan mudah. Jadi lebih baik kau akhiri sandiwaramu itu dan pergi dari sini." Kata Randika sambil tersenyum.
Melihat Randika yang hendak kembali ke mobilnya, si korban dengan cepat menerjang dan berusaha mencegatnya. Semua orang berteriak histeris, mereka menganggap orang itu mau memukul Randika dari bkang.
Namun, Randika benar-benar cepat. Dm sekejap dia berbalik badan dan menyentil dahi si korban dengan keras. Orang tersebut jatuh ke tanah dengan keras.
"Karena kau keras kep, aku akan membantumu untuk menyerah." Randikalu menekan titik akupuntur pada orang itu. Dm sekejap si korban merasa seluruh tubuhnya terasa aneh.
"Hahaha! Hahaha!" Tiba-tiba, si korban ini tidak bisa berhenti tertawa sambil menari-nari meninggalkan mereka.
Semua orang terkejut, kenapa orang-orang itu tiba-tiba menari tidak js?
"Ran Apakah orang itu baik-baik saja?" Inggrid yang dari tadi melihat dari samping mi cemas.
"Jangan khawatir, dia hanya akan seperti itu sma 10 jam." Randika tertawa. "Ayo kita kembali ke hotel."
Seth menyelesaikan mash ini, mereka kembali menuju hotel mereka.
Hotel Oceana adh hotel terbaik dan terbagus di pu kura-kura ini. Tiap-tiap orang memiliki kamarnya sendiri dengan fasilitas terbaik hotel.
Namun, Randika terlihat tidak puas dengan pengaturan ini. Kenapa dia bisa pisah kamar dengan istrinya itu?