Chapter 134: Jelmaan Iblis!
Seth itu Randika terus bermainkan beberapagu. Seth suasana menjadi tenang, Randika mengajarkan Christina bagian mana yang menurutnya susah dimengerti.
Sekarang Christinah yang bermain dan Randika berdiri di sampingnya. Jika ada keshan, Randikangsung meny dan membuat Christina memainkannya ng.
Bukan namanya Randika ku tidak aji mumpung, sesekali dia akan menggenggam tangan halus milik Christina itu sambil menyenggolkan sikutnya di dadanya.
Tujuan Randika adh memanfaatkan kesempatan kecil ini sebanyak mungkin oleh karena itu dia sama sekali tidak berbicara dan berwajah tegas ketika memperbaiki keshan Christina.
Waktu-waktu indah belu dengan cepat, tidak sadar sudah setengah jam mereka th betih.
Seth itu mereka berdua keluar dari ruangan musik tersebut.
"Aku masih tidak percaya kamu bisa bermain piano." Permainan Randika benar-benar membekas di benak Christina, dia masih tidak percaya Randika bisa bermain seindah itu. Bisa dikatakan bahwa permainan Randika tidak jauh berbeda dengan para profesional.
"Lki sejati tidak akan pernah berbohong." Kata Randika sambil tertawa. "Bukan hanya piano, aku bisa t musikinnya lho. Aku bisa bermain gitar, bi, selo dan t-t musikinnya. Apain kali kamu ingin mendengarnya?"
Christina sangat tidak mempercayai kata-kata Randika barusan. Mustahil orang biasa dapat menguasai t musik sebanyak itu.
Pada saat ini, Christina menyadari ada seorang bayi sedang berjn menghampirinya sambil tertawa.
Ah? Sejak kapan bayi bisa berjn?
Tetapi detik berikutnya Christina sadar bahwa itu adh monster yang menghampiri rumahnya! Monster yang mencuri pakaiannya sambil tertawa mesum!
Memikirkan mm itu, Christina teringat dia hampir dibugili oleh sebuah boneka seperti ini. Dia benar-benar merasa malu.
Namun, apab dia perhatikan boneka ginseng ini benar-benar lucu dan imut!
Apgi mulutnya yang kecil dan caranya berjn sudah cukup membuat hati para perempuan luluh.
Randika masih belum sadar karena dia berjn dengan menghadap lurus. Ketika dia melihat Christina yang terdiam, barh dia sadar bahwa ada boneka ginseng!
Randika senang setengah mati melihat boneka ginseng ini masih berada di kota ini.
Namun perasaan senang ini segera berubah menjadi kenangan pahit. Boneka satu ini benar-benar sulit untuk ditangkap. Kecuali boneka itu menyerahkan dirinya, hampir mustahil untuk menangkapnya.
Randika sendiri sudah gagal berng kali hingga dia merasa frustasi. Sma boneka ginseng itu berada di tanah, sangat mustahil untuk menangkapnya. Dia harus menangkapnya di tengah udara, ith satu-satunya kesempatan yang dia punya.
Namun, menangkapnya di tengah udara masih aja sulit jadi hingga sekarang ia masih berkeliaran dengan bebas. Namun hal ini tetap tidak membuat Randika patah semangat, justru darahnya mendidih setiap dia bertemu dengan boneka ginseng ini.
Boneka ginseng ini menyadari keberadaan Randika dan, dengan mata btnya, ia menatap Randika. Aura yang keduanya pancarkan benar-benar luar biasa pekat.
Christina terlihat bingung. Kenapa Randika tiba-tiba terlihat serius ketika melihat boneka yang imut ini?
Christinalu melihat sesuatu yang mampu membuatnya tertawa terbahak-bahak seth sekianma.
Ketika boneka itu beberapa detik menatap Randika, ia berbalik dan menunjukan pantatnya yang ia goyang-goyangkan. Tindakan seperti mengejek ini membuat Randika benar-benar murka. Hari ini dia pasti menangkapnya!
Sambil berwajah serius dan tenaga dmnya yang mengalir deras, Randika menerjang!
Terjangan Randika benar-benar cepat, diangsung berusaha menangkapnya dengan kedua tangannya. Namun, boneka ginseng itu lebih cepatgi. Di saat Randika bergerak, ia segera berubah menjadi gumpn asap dan menghng tanpa jejak.
Saat Randika jatuh tersungkur di tanah, dia tidak bisa melihat jejak boneka ginseng itu sama sekali. Dia sudah ingin menangis darah.
Ternyata boneka ginseng itu bersembunyi di sakua Randika! Di saat Randika masih kebingungan, boneka ginseng itu meluncur turun sambil melepaskan tali sepatu Randika yang terikat.
Tatapan mata Randika masih terfokus pada sosok boneka ginseng yang muncul di kakinya secara tiba-tiba. Dia tidak akan membiarkannya kaburgi.
Boneka ginseng itu sudahri cukup jauh dan menoleh ke bkang. Seth memastikan Randika menatap dirinya, sekaligi dia menggoyang-goyangkan pantatnya dengan liar.
Hal ini semakin membuat Randika jengkel. Dia bersumpah akan mencincang, menggoreng, membakar, menggorengnyagi sampai sosok boneka itu hancur lebur!
Mengalirkan tenaga dmnya ke kakinya, Randika menerjang kembali!
Namun, Randika ternyata menginjak tali sepatunya dan dirinya terjatuh cukup keras.
Christina yang melihat hal ini bingung harus tertawa atau tidak melihat Randika.
Randika sendiri merasa malu sekaligus marah. Sempat-sempatnya boneka itu melepas ikatan sepatunya, sin lincah ternyata dia cukup pintar juga.
Ketika dia berusaha berdiri kembali, Randika tidakngsung menerjang kembali. Dialu berlutut dan menali tali sepatunya. Seorang jentelmen harus tetap berpenampn rapi dm keadaan apa pun!
Tiba-tiba, Christina merasa ada seseorang yang memegang pundaknya. Namun seth menoleh ke kiri dan ke kanan ternyata tidak ada orang. Ketika dia menoleh ke arah boneka ginseng itu berada, ternyata ia sudah tidak ada.
Apakah boneka itu berhasilrigi?
Christina terlihat bingung. Namun, tiba-tiba dia merasa ujunganya ditarik-tarik. Ketika dia menoleh ke bawah, ternyata boneka ginseng itu sedang menarik-narikanya. Tindakannya ini benar-benar imut!
Christina tidak tahu harus berbuat apa, tetapi boneka ginseng itu sudah mendakianya hingga sampai ke pundaknya.
Christina js merasa terkejut dan mau berteriak tetapi mulutnya dihentikan oleh boneka ginseng itu. Lalu boneka itu hanya duduk sambil tersenyum di pundaknya sambil mengayun-ayunkan kakinya. Benar-benar lucu!
Tidak tahangi dengan kelucuan boneka ginseng ini, Christinalu berusaha merasakan pipinya. Ketika ia merasakan jari Christina di pipinya, boneka itu terlihat malu-malu sambil tertawa.
Melihat boneka itu tertawa, Christina juga ikut tertawa. Ternyata monster ini lucu juga pikirnya.
Randika yang berada di kejauhan hanya bisa melihat semua adegan ini dengan ekspresi bingung, taktik apgi yang harus dipakainya.
Sambil bercanda dengan Christina, boneka ginseng itu menyadari bahwa Randika th selesai mengikat sepatunya. Seth menatapnya dan mmbaikan tangannya, boneka itu meloncat dan beri tanpa jejak.
Lagigi boneka ginseng itu berhasil kabur.
Randika benar-benar frustasi. Boneka itu seakan tidak memiliki kelemahan sama sekali. Baginya ini sudah bukan acara menangkapgi minkan ajang mengejek Randika.
Sambil mengh napas dm-dm, Randika menatapngit. Dia sempat terpikir kenangan masalunya saat dia masih berkeliling dunia. Saat-saat di mana tidak ada rintangan ataupun musuh yang tidak bisa dia hadapi. Dan sekarang, boneka ginseng ini mempermainkan dirinya hingga sedemikian rupa.
Ternyata di atasngit masih adangit.
"Itu monster yang di rumahku itu bukan?" Christina sudah menghampiri Randika.
"Benar, jangan tertipu sama penampnnya yang lucu." Kata Randika dengan wajah serius. "Monster itu jelmaan iblis!"
"Pfft!" Melihat wajah serius Randika, entah kenapa Christina tertawa sekaligi. Sudahma dia tidak tertawa sebanyak ini dm sehari.
"Aku pergi dulu ya, aku harus mengajar." Kata Christina sambil tersenyum.
Melihat sosok Christina yang pehan menghng itu Randika masih dipenuhi rasa sedih di hatinya.
Randikalu memutuskan untuk kembali ke ruangan Hannah dan melihat sudah seberapa jauh adik iparnya menyiapkan toko bajunya.
Takma kemudian Randika tiba di toko baju milik Hannah.
"Kak, cepat ke sini dan bantu aku." Melihat Randika datang, Hannah merasa senang. Siapa yang tidak suka dengan tenaga kerja gratis?