MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 135: Kejar-kejaran

Chapter 135: Kejar-kejaran

    Chapter 135: Kejar-kejaran


    "Ayo kak cepat! Keburu mm nanti!" Kata Hannah sambil menyeret Randika masuk.


    Randika merasa tidak berdaya dan mi membantu meletakan baju di etse dan mengurus barang-barang yangin.


    Karena adik iparnya yang butuh bantuannya, meskipun ogah-ogahan Randika tidak punya banyak pilihan.


    "Han, apa kamu terus yang akan menjaga toko ini?" Tanya Randika.


    Sebagai mahasiswa, Hannah js punya kewajiban sebagai pjar jadi mustahil dia akan menjaga toko ini setiap harinya.


    "Tidak, tapi aku kenal banyak orang di sekh ini. Aku akan meminta bantuan mereka untuk menyebarkan bahwa aku sedang mencari pekerja paruh waktu." Kata Hannah sambil tersenyum.


    Randika mengangguk puas. "Kau harus mempercayai para karyawanmu nanti. Ku sudah menyangkut mash uang, banyak mash yang bisa timbul."


    Hannahlu menjawab keraguan Randika dengan nada bangga. "Jangan khawatir, aku sudah memikirkan sistem di mana komunikasi berjn dua arah dan aku juga akan memasang kamera."


    Ketika mereka masih sibuk menyiapkan, terdengar suara orang dari pintu. "Permisi, siapa yang bertanggung jawab terhadap ruangan ini?"


    Randika dan Hannah menoleh. Ternyata orang itu adh mahasiswa yang berpakaian  anak-anak nakal, dari kkuannya itu Randika menyimpulkan bahwa mahasiswa itu sudah di semester akhir.


    "Iya ada apa?" Hannah menghampirinya sambil tersenyum.


    "Aku dengar ruangan ini bisa disewa?"


    "Ah maaf, aku sudah menyewa tempat ini dari kak Amel." Kata Hannah sambil meminta maaf.


    Melihat dada Hannah yang besar itu, mahasiswa akhir ini benar-benar terpukau. Sesuai dugaannya, adik ksnya ini benar-benar menawan!


    "Baih ku begitu." Lki itu mengh napas. "Aku sebenarnya tertarik sama ruangan ini tetapi ku kamu sudah menyewanya apa boleh buat."


    "Terima kasih kak, sekaligi aku minta maaf." Kata Hannah sambil tersenyum. Dialu kembali ke ruangan tengah.


    "Ah, aku akan membantumu." Mahasiswa akhir iningsung dengan sigap membantu Hannah mengangkat kardus. "Dari jurusan mana kamu?"


    Randika geleng-geleng melihat hal ini. Dia merasa mahasiswa akhir ini hanya pura-pura tertarik sama ruangan ini untuk mendekati adik iparnya. Lebih parahnyagi dia mencueki dirinya? Jangan harap kau akan mendapatkan restunya!


    "Maaf, kami sedang tidak membutuhkan bantuanmu." Kata Randika sambil tersenyum.


    Mahasiswa akhir itu menoleh dan menatap Randika. Dengan nada dingin dia mengatakan. "Aku tidak peduli kau siapa, tetapi ku aku sedang berbicara dengan adik ksku ini tolong jangan ganggu aku."


    Arogan sekali?


    Randikalu menatap Hannah. "Han, karena kamu sedang bjar bagaimana lika-liku membangun usaha, tidak baik kamu menerima bantuan orang luar."


    Mendengar kata-kata Randika, Hannahlu menoleh ke kakak ksnya itu. "Maaf kak, aku sedang tidak butuh bantuan pada saat ini."


    Lki ini terlihat tersenyum tetapi kepn tangannya semakin erat tiap detiknya. "Oh tidak apa-apa, ku butuh apa-apa panggil aku saja."


    Lalu mahasiswa akhir itu berjn menghampiri Randika dan menabrak pundaknya. "Kau ingin mati?"


    Randika hanya tersenyum. "Tidak, tidak, tidak, di luar sana masih banyak perempuan cantik. Kenapa kau terlihat sedih hanya karena satu orang menkmu? Kau itu masih muda, hidupmu masihma. Sma kau memiliki hati yang baik dan perku dewasa, maka para perempuan akan datang dengan sendirinya. Jangan telu memikirkan penkan ini telu dm."


    Melihat Randika yang sok bijak, Hannah hanya bisa tertawa kecil. Kakak iparnya ini memang suka mempermalukan orang.


    Mendengar hal ini, mahasiswa akhir itu menjadi marah. "Biarkan aku memberitahumu, jika kau tidak segera menghng dari tempat ini maka akan kubuat wajahmu babak belur."


    Randikalu menjulurkan jari telunjuknya dan menggoyangkannya. "Kau sh teman. Pertama-tama, para perempuan yang aku kenal mencintaiku dengan sepenuh hati jadi meski wajahku tidak berbentuk mereka masih mencintaiku. Meskipun aku tahu kau tidak terima bahwa aku lebih tampan darimu dan lebih populer, cara kasar seperti itu tidak akan membuatmu populer di kngan wanita. Jadi pikirkan baik-baik sebelum kau malu sendiri. Kedua, tidak mungkin kau bisa membuatku babak belur."


    Randika mengatakan semua hal itu dengan cepat, mahasiswa akhir itu hanya membiarkannya masuk ke telinga kiri dan keluar di telinga kanan.


    Melihat Randika yang sudah diam, dia membunyikan tng tangannya. "Kuberitahu, aku betih tinju dan sudah memenangkan beberapa kejuaraan. Pikir baik-baik kata-katamu berikutnya."


    "Justru karena aku tidak betih b diri sepertimu, aku memakai otakku secara sempurna. Jadi meskipun aku kh kekar darimu, setidaknya aku lebih berkharisma dan cerdas."


    Melihat senyuman di wajah Randika, mahasiswa akhir ini sudah tidak bisa menahan amarahnya. "Aku benar-benar ingin lihat apakah temanmu itu akan tetap mau bersamamu seth wajahmu sudah tidak berbentuk."


    "Oh? Ku begitu kitakukan ini di luar saja." Randikalu berjn ke arah pintu. "Aku tidak ingin ruangan yang susah payah aku bereskan mh menjadi berantakan."


    Seth itu Randika keluar dari ruangan dan menunggu mahasiswa itu untuk keluar.


    Seth mereka berdua di luar, Randika mi memberikan bumbu agar musuhnya menyerang duluan. Randika mengacungkan jempolnya terbalik!


    Melihat provokasi itu, mahasiswa akhir ini benar-benar sudah tidak tahangi.


    "Kau sendiri yang memilih mati." Tatapan mata mahasiswa akhir ini sudah benar-benar dipenuhi api kebencian. Dialu menerjang dan myangkan puknnya.


    Tapi di menghantam udara kosong dan pundaknya seakan th dipegang oleh orang. Ketika dia menoleh, Randika sudah berdiri di bkangnya sambil tersenyum.


    Bukankah orang itu ada di depannya? Kenapa dia bisa muncul di bkangnya?


    Sedikit rasa ragu melintas di pikirannya, namun dia dengan cepat berusaha menangkap tangan Randika yang ada di pundaknya.


    Lagigi dia gagal dan Randika sudah berada di bkangnyagi!


    Sekarang tatapan mahasiswa akhir ini benar-benar bingung. Musuhnya ini bisa menghng dengan cepat dan berada di bkangnya dm sekejap. Gerakan apa itu?


    "Hei, hei, aku di sini. Coba tangkap aku." Kata Randika sambil tertawa. Melihat bocah itu masih menerjangnya, Randika berian tanpa henti.


    Randika sama sekali tidak mwan balik, dia terus mengajak mahasiswa itu berian ke sana kemari tanpa membuat dirinya tersentuh.


    Seth beberapa menit, dahi dan punggung mahasiswa itu sudah basah oleh keringat. Sma ini dia bahkan belum bisa menangkap ujung baju Randika.


    "Ternyata bukan hanya kamu tidak sering memakai otakmu, kemampuan fisikmu ternyata lemah juga. Gimana caranya perempuan mau sama kamu ku begitu?" Kata Randika sambil tertawa.


    Mendengar ejekan itu, mahasiswa ini meraung keras dan berusaha menangkap Randika.


    Kali ini, Randika tidakri minkan diam di tempatnya. Namun ketika mahasiswa itu berusaha menangkapnya, Randika hanya menghindarinya dengan gerakan sederhana.


    "Aduh nyaris saja, ayo sedikitgi."


    Melihat keduakiki ini sedang kejar-kejaran, Hannah hanya bisa mengh napas dan bekerja kembali tanpa banyak komentar.


    Sedangkan para murid yang berjn melewati mereka, hanya memandang mereka dengan tatapan bingung. Sudah gede tetapi masih main kejar-kejaran?


    Setiap kali Randika hampir membuat dirinya tertangkap, dia berhasil menghindar dan membuat jarak di antara mereka. Mahasiswa itu sudah kecapekan bukan main, dia merasa lututnya sudah lemas.


    "Kau. Sebutkan namamu!"


    Mahasiswa itu menatap Randika dengan tajam.


    "Lho sudah selesai?" Randikalu tersenyum. "Julukanku adh pendekar tampan, tidak ada orang yang tidak mengenalku di jurusan bahasa inggris."


    "Baih, lihat saja kau nanti!" Kata mahasiswa itu dengan nada dingin. Dialu pergi meninggalkan Randika.


    Melihatwannya kabur, Randika tertawa. Ketika dia menoleh, dia melihat Hannah sedang sibuk sendirian.


    "Han, aku ada urusan jadi aku png dulu ya." Randika tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk kabur!


    Sukses mempermainkankiki yang arogan dan berhasil kabur dari jeratan adik iparnya, hari ini benar-benar menyenangkan bagi Randika.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)