Chapter 148: Aku Akan Melindungimu
Dm sekejap darah mengucur dari hidung Yosef, darah tidak bisa berhenti keluar.
Yosef memegangi hidungnya dan menatap Randika yang berdiri di hadapannya. Dialu menunjuk Randika dengan badan yang masih bergemetaran.
"Kau, berani-beraninya kau berbuat seperti ini!"
Meskipun tidak semudawannya ini, ahli b diri Yosef tergolong kuat di tempat dia berasal. Tapi secara tidak terduga, dia bukah apa-apa dibandingkan preman dari kota kecil ini.
Dia adh tamu kehormatan dari keluarga Alfred. Umumnya orang-orang akan menghormati dan takut padanya tetapi pria di hadapannya ini tidak peduli dengan reputasi seperti itu.
Apakah dunia sudah berubah?
"Aku tidak takut pada apa pun." Randika terlihat menyengir. Tatapan mata Yosef sudah ketakutan, dia merasa bahwa semakinma dia di sini maka semakin buruk kondisinya.
"Tunggu saja pembsanku."
Ini adh kedua kalinya Yosef berkata seperti itu. Dan di bawah tatapan Randika dan banyak orang, dia kembaliri sambil ketakutan.
Melihat pria paruh baya yangri itu, semua orang tidak bisa menahan tawanya. Semua orang sudah mengenal kehebatan Randika mempermalukan dan menghajarwannya, jadi mereka sendiri heran kenapa masih ada orang yang mau mwan atasan mereka itu.
Randika ms untuk mengejarwan yang kabur jadi dia membawa Inggrid pergi dari situ.
Sepanjang jn, muka Inggrid terlihat tertekan. Meskipun ada Randika di sisinya, nama dan kekuatan dari keluarga Alfred masih membekas kuat di hatinya.
Seth sampai di rumah, Inggrid terus terdiam dan tidak fokus.
"Hmm? Sayang, kenapa kamu punya kerutan di wajah?" Tiba-tiba Randika memecah keheningan.
"Kerutan?" Inggrid terkejut mendengarnya. "Di mana?"
Seth itu Inggrid cepat-cepat ingin ke kamar mandi untuk melihatnya.
Namun, Randika dengan cepat memeluk istrinya itu. "Ku kamu terus-terusan berwajah masam seperti itu, bukan hanya kerutan yang ada, kamu akan tampak lebih tua. Bukankah aku sudah mengatakannya tadi? Serahkan mash ini padaku, kamu tidak perlu khawatir."
Mendengar kata-kata Randika itu, Inggrid merasa tertipu. Memang senjata utama untuk menipu wanita adh membahas tentang penampnnya, khususnya pada perempuan cantik seperti Inggrid.
"Tapi Mash ini menyangkut aku dan sknya juga sudah besar." Bagaimanapun juga, hal ini menyangkut keluarganya juga jadi wajar bagi Inggrid merasa khawatir.
Randikalu mencubit kedua pipi istrinya itu. "Kenapa kamu tidak percaya dengan suamimu ini? Kamu tidak perlu khawatir dengan mash seperti ini. Kamu hanya perlu bekerja seperti biasa, makan, tidur, dan menemaniku sambil tersenyum manis. Serahkan semua mashmu ini padaku. Memangnya siapa keluarga Alfred itu? Suamimu ini bisa membunuh mereka semua hanya dengan satu jari."
Inggrid memegangi pipinya yang sedikit sakit itulu menundukan kepnya. Dia tahu bahwa Randika berusaha menghiburnya.
"Kamu masih belum percaya?" Melihat ekspresi Inggrid, Randika menggaruk-garukan kepnya. Lalu tanpa sadar dia mengeluarkan sebuah batu. "Coba kamu perhatikan, batu ini adh keluarga Alfred dan tanganku ini adh aku."
Tangan kanan Randika meremukan batu itu dengan kuat. Dan di bawah tatapan Inggrid, batu itu sudah tidak ada dan menjadi serpihan.
Ketika Randika ingin menjskan bahwa serpihan batu ini adh keluarga Alfred, tiba-tiba Inggrid bertanya. "Kamu bisa sp?"
Randika tampak bingung, kenapa istrinya begitu polos ku perkara seperti ini?
"Intinya adh, aku akan slu melindungimu. Aku tidak akan membiarkan keluarga Alfred merebutmu dari aku. Kamu cukup tetap menjadi istriku yang tercinta." Kata Randika sambil tersenyum.
Dengan perasaan hangat di hatinya, Inggrid tersenyum.
"Sudah lebih baik?" Tanya Randika.
Inggrid mengangguk.
"Bagiku senyummu adh tujuan hidupku." Randikalu memegang pipi istrinya itu. "Ketika kamu tersenyum aku tahu bahwa dunia ini masih memiliki keindahan."
Inggridlu memeluk tangan Randika itu dengan kedua tangannya. "Baih, aku akan tersenyum setiap saat."
Melihat Inggrid yang sudah bangkit kembali, Randika menghembuskan napas lega. Ini pertama kalinya dia menghibur istrinya ini dan benar-benar sulit!
Keduanyalu mengobrol sebentar di ruangan tamu. Ketika Randika ingin bermesraan, Inggrid menknya dan mengatakan ingin mandi. Lagip akhir-akhir ini matahari benar-benar terik jadi bagi Inggrid yang g kebersihan mandi adh hal utama.
Randika yang melihat sosok Inggrid yang naik ke atas itu tersenyum.
Seth masuk ke kamar mandi, Inggrid mandi sma setengah jam sebelum akhirnya keluar. Sambil memakai handuk, dia kembali ke kamarnya dan memakai piyamanya.
Menurut kebiasaannya sehari-hari, seth mengeringkan rambutnya, Inggrid biasanya akanngsung tidur sebelum makan mm. Maklum, sma dia di kantor dia hampir tidak pernah istirahat.
Ketika Inggrid mau tiduran, dia tiba-tiba terkejut. Kenapa ada sosok orang di balik selimutnya itu?
Sambil ketakutan, Inggrid membuka selimut itu dan mendapati Randika sedang berpose miring dengan tangannya menopang kepnya.
Sambil tersenyum lebar, Randika berkata sambil menepuk-nepuk kasur di sampingnya. "Kemarh sayang."
Inggrid terkejut melihat Randika dan seth terdiam beberapa detik, dia berteriak keras!
Teriakan ini menggema di ruangan, keluar dari ch pintu dan bahkan terdengar sampai dintai 1.
Randika, yang tidak siap, sampai terjatuh ketika mendengar teriakannya itu. Apa istrinya ini mau membunuhnya dengan ultrasonik?
Ibu Ipah, yang sedang memasak makan mm, mendengar teriakan Inggrid ini. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepnya. "Dasar anak muda yang sedang kasmaran. Ibu tahu kalian sedang mkukan hubungan badan tapi tidak perlu berteriak keras seperti itu. Saat ibu masih muda saja tidak pernah berteriak keras seperti itu. Dasar anak muda, inginnya pamer!"
Seth memikirkannya, Ibu Ipah memutuskan untuk kembali memasak.
"Kenapa kamu ada di kasurku?" Inggrid yang memegang bantalnya itu menatap Randika yang sedang menutupi telinganya. Ku Randika daritadi ada di sini, berarti dia melihat dirinya ganti baju tadi?
Ku dipikir-pikir, pasti orang ini mengintipnya!
Randikalu berkata sambil tersenyum. "Memangnya kenapa? Ini kasur kita bukan? Ayo cepat masuk, aku mi kedinginan dan ngantuk."
Tidur bersama?
Mendengar ajakan Randika ini, Inggrid menggeleng-gelengkan kepnya dengan cepat.
"Siapa memangnya yang mau tidur sama kamu?" Meskipun piyama yang dipakai Inggrid cukup longgar, itu tetapi tidak bisa menutupi keindahan dada istrinya itu.
Randika tidak bisa menahan dirinya untuk membandingkannya dengan semua perempuan yang dia kenal. Sepertinya tangannya sudah gatal ingin menaklukan kedua gunung itu.
Mata Randika bergerak secara pehan. Randika sepertinya bisa melihat pucuk berwarna pink di balik piyama yang berwarna putih itu.
GLEK!
Randika menn air ludahnya.
Inggrid menyadari bahwa Randika sedang melototi dadanya itu. Dan dia akhirnya berteriak sekaligi dan mengambil selimutnya itu dan menyekap Randika dengan itu.
"Hei, kita kan suami istri jadi wajar kan kita tidur bersama. Sudah jangan malu-malu begitu." Kata Randika sambil mrikan diri.
"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu tidur bersamaku sebelum kamu menikahiku." Inggrid memukuli Randika dengan bantalnya, dia ingin pengman pertamanya itu dengan orang yang dicintainya.
Tetapi Inggrid sepertinya tidak sadar bahwa kata-katanya itu sedikit canggung. Mendengar kata-kata itu, Randika tampak senang dan mengatakan. "Bukannya kita punya sertifikat yang mengatakan ku kita sudah menikah?"
Inggrid terkejut, saat dia mau menjskan maksudnya, Randika sudah menarik tangannya dengan keras. Dm sekejap seluruh tubuhnya jatuh ke kasur.
Ah!
Inggrid berniat berteriak sekaligi. Tetapi, Randika berhasil menutup mulut Inggrid dengan tangannya. Posisi mereka sudah sangat dekat, bibir mereka hanya berjarak 2 cm.
Inggrid ingin kabur dari situ, tetapi Randika menahan Inggrid dengan kuat dan tidak membiarkannya pergi. Randika tidak akan membiarkan istrinya kabur seth berkata seperti itu.
Terlebih, Randika memiliki kecepatan yang sungguh luar biasa. Di saat dia membungkam teriakan Inggrid dengan tangan kirinya, tangan kanannya itu sudah melempar sesuatu dari sakuanya dan mematikanmpu. Sekarang kamar tidur Inggrid ini gp gulita dan mereka masih bergt di atas kasur.
Memanfaatkan kegpan ini, Randika tentu saja ingin merasakan tubuh molek istrinya itu. Sedangkan Inggrid masih berusaha kabur.
Randika hanya tertawa dan terus memeluk Inggrid. Dengan tangan kirinya memeluk pinggang istrinya itu, Inggrid sama sekali tidak punya kesempatan untuk kabur. Oleh karena itu, tangan kanan Randika bisa bebas berenang-renang di tubuh Inggrid.
"Beruang kecilku, jangan malu-malu seperti itu. Aku akan melindungimu dari dekat." Kata Randika di telinga Inggrid. Dia juga tidak lupa menyebul sekaligus menggigit telinga lezat itu.
Bahkan di tengah kegpan ini, Randika masih bisa melihat semuanya dengan js. Bahkan dia bisa melihat telinga Inggrid yang memerah itu.
Dia memperkirakan bahwa wajah Inggrid pasti sudah merah karena malu.
Tangan kanan Randika tidak pernah berhenti berenang. Dia sekarang mi menyerang kedua pucuk gunung milik Inggrid yang pink itu.
Bisa dikatakan bahwa gunung ada untuk ditaklukan, jadi dia harus menaklukannya!
Randika benar-benar membuat puting Inggrid menjadi keras, Inggrid hanya bisa menahan teriakannya itu dengan menggigit bibirnya.
Karena tidak bisari, Inggrid hanya bisa pasrah terhadap tindakan Randika ini.
"Hentikan!" Inggrid masih berusaha menahan desahannya itu sambil terus menutup matanya. Randika yang menjepit putingnya itu memberikan sensasi tersendiri baginya.
"Aku akan melindungimu smanya." Kata Randika di telinga Inggrid.
"Aku akan memanggil ibu Ipah." Inggrid merasa bahwa bisa-bisa mereka akan mkukannya mm ini jadi satu-satunya pilihan adh meminta bantuan.
"Percuma kamu memanggil ibu Ipah. Melindungimu adh tugasku, Ibu Ipah juga tahu akan hal itu." Kata Randika sambil tersenyum. "Mm ini aku akan tidur bersamamu."
"Tidak mau!" Inggrid tidak menyerah, dialu berteriak sekaligi. Ternyata teriakan itu bukah teriakan minta tolong minkan teriakan kenikmatan karena Randika membuatnya keluar hanya dengan memainkan dadanya.