MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 180: Ramuan X

Chapter 180: Ramuan X

    Chapter 180: Ramuan X


    Waktu untuk mkukan uji coba dan penelitian slu belu dengan cepat.


    "Vi, tolong ambilkan bahan yang kuminta tadi."


    "Vi, ambil dua bahan ini dan tolong campurkan."


    "Vi, tolong...."


    ......


    Di bawah arahan Randika, Viona dan orang-orang benar-benar sibuk. Semua bahan yang mereka siapkan tidak luput dari mata Randika dan sekarang saatnya penentuan.


    Randika mengeluarkan tabung reaksi dan mencampur bahan-bahan tersebut untukngkah terakhirnya.


    Seth beberapa saat, sebuah cairan semi padat dan hitam muncul di tabung reaksi.


    Randika memperhatikan ramuan X itu di dm tabung reaksinya. Kerutan dahinya benar-benar dm, menurut ingatannya, kenapa warna ramuan ini benar-benar berbeda dengan sebelumnya?


    Ramuan X milik Yuna tidak sehitam ini, kenapa hasil miliknya ini hitam?


    Seth memikirkannya, Randika menuangkan setetes ramuan X versinya ke jarinya. Seth menjtnya, cairan hitam itu segera meluncur ke dm tenggorokannya.


    Ketika ramuan X ini memasuki tubuhnya, Randika menutup matanya dan berkonsentrasi pada ramuan X yang memasuki tubuhnya itu cukupma. Tetapi tidak ada efek sama sekali yang dia rasakan.


    Gagal!


    Randika tidak bisa berkata-kata dan tidak tahu harus berbuat apa. Di tengah depresinya ini, Randika merasakan perutnya sedikit bergejk dan muncul sejuh tenaga dm di dmmbungnyalu menyebar ke seluruh tubuhnya dan memberikan sensasi menyegarkan.


    Sambil menutup matanyagi, tenaga dm yang berbentuk gas itu membuat seluruh tubuh Randika merasa nyaman dan tiba-tiba, rasa sakit dari luka di dm tubuhnya itu sedikit mereda.


    Tut!


    Seth kentut, Randika merasa sedikit lega. Untungnya, kentutnya ini tidak berbunyi dan tidak berbau ku sampai tidak, terpaksa dia harus mengorbankan sh satu bawahannya sebagai kambing hitamnya.


    Randikalu menatap cairan hitam di tabung reaksinya itu, ternyata obat ini tidak gagal sepenuhnya. Masih ada efeknya tetapi sangat kecil, benar-benar kecil.


    Dengan rasa semangat ini, Randika bertekad untuk mengeluarkan kemampuannya dan membuat ramuan X versinya dengan sempurna.


    Jadi semua orang sibuk kembali.


    Waktu berjn dengan cepat dan Randika tidak ada henti-hentinya memberikan arahan. Sambil terus mengocok tabung reaksinya, Randika berusaha mengambil bahan dengan tidak menoleh. Tiba-tiba dia merasakan kekenyn luar biasa di tangannya.


    Tanpa sadar, Randika meremasnya. Hmmm, kenyal dan enak dipegang.


    Randikangsung penasaran dengan apa yang diremasnya ini. Ketika dia menoleh, dia melihat Viona, yang sudah tersipu malu, berdiri diam dan kaku sambil berusaha menahan desahannya. Ternyata tangannya itu sedang meremas pantat Viona!


    Viona benar-benar terkejut awalnya danngsung menutup mulutnya agar tidak ada suara aneh yang keluar. Randika, yang tangannya masih di pantat Viona, memperhatikan sekeliling dan menyadari bahwa orang-orang masih sibuk dan tidak menyadari kejadian ini.


    Mengambil tangannya kembali, Randika mengatakan. "Baih teman-teman, bagaimana ku kalian istirahat dulu."


    Ketika semua orang berbondong-bondong keluar, Randika mencegat Viona. Hari ini Viona memakai baju  peneliti dengan rok berwarna biru. Meskipun begitu, dada besarnya itu tetap mencungul keluar dari balik jubahbnya.


    Ini adh pertama kalinya Viona tidak memakai baju telu sexy, tetapi semua itu tetap percuma. Tubuh sexy Viona tidak bisa disembunyikan dengan pakaian sederhana apa pun, benar-benar anugerah Tuhan yang luar biasa.


    "Viona" Randika tersenyum nakal dan memeluk Viona dari bkang. Tangannya yang sudah seperti capit itu sudah meremas bokong Viona yang montok.


    Viona merasakan sensasi itungsung menjr ke otaknya, wajahnya sudah merah. "Ran, kita masih ada diboratorium."


    Viona memalingkan wajahnya, napasnya sudah terengah-engah dan dia menggigit bibir bawahnya. Wajah nafsu Viona itu justru membuat Randika ingin menggodanya lebihnjut.


    "Sudah jangan khawatir, tidak ada orang sin kita." Randika berbisik di telinganya. Dialu menjt leher putih Viona sambil mengatakan. "Pantatmu benar-benar menggoda."


    Viona sudah malu, wajahnya benar-benar merah. Randika memang semakin berani mkukannya terlepas di mana mereka berada.


    "Vi, pakaian dm apa yang kamu pakai hari ini?" Randika masih meremas pantat Viona. Dari balik rok itu, dia bisa merasakan bahwa Viona sepertinya memakai G-string.


    Pakaian dm Viona slu yang siap bertempur.


    Viona menggigit bibirnya, dia memberanikan diri dan berbisik di telinga Randika. "Coba lihat sendiri saja."


    Randika terkejut, matanya sudah terblak. Viona menjadi berani! Randika makin suka dengannya.


    "Ku begitu kita ke kamar mandi." Randika tersenyum nakal. Viona hendak mengiyakan tetapi tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dm ruangan. Randikangsung melepaskan tangannya.


    "Pak Randika, sepertinya ada yang sh dengan 2 campuran bahan ini."


    "Oya? Sini aku lihatnya."


    Randika berkedip pada Viona dan mengisyaratkan ''kitanjutkan ini nanti.''


    Namun, pada akhirnya, pertemuan rahasia mereka ini sama sekali tidak terwujud, Randika benar-benar sibuk. Meskipun Randika berhasil membuat ramuan X versi miliknya lebih baik dari sebelumnya, efek yang dihasilkan masih jauh dari kata berhasil.


    Randika benar-benar menghabiskan waktunya demi ramuan X. Saat sore hari, Viona ingin mengajak Randika untuk makan mm bersamanya tetapi beberapa temannya mengajak dirinya duluan.


    "Vi, kita sudahma tidak kumpul-kumpul. Sudah lupakan cowokmu itu."


    Beberapa perempuan itu tertawa dan menggandeng Viona dengan paksa. Mendengar kata ''cowokmu'' Viona tersipu malu, apakah orang-orang sudah mengakui dirinya adh pasangannya Randika?


    Randika sendiringsung keluar dariboratorium seth jam png. Sudah hampir tidak ada orang dintai ini, sebagian besar sudah png dan hanya sedikit orang yang lembur.


    Randika menghirup udara dm-dm, berusaha melepaskan penatnya. Tetapi, tiba-tiba dia melihat seseorang beri ke arahnya.


    "Kak Randika, kak Randika!"


    Mendengar suara ini, kenapa Hannah bisa ada di tempat kerjanya ini?


    Orang-orang yang berjn dan duduk-duduk mendengar teriakan Hannah ini, semuanya menoleh ke arahnya. Ketika para lki melihat bahwa orang yang beri itu seorang perempuan cantik, mata mereka tidak bisa berhenti melotot.


    Kaki panjang dan mulus, dada besar, pantat yang terlihat kenyal dan wajah yang cantik, lki mana yang bisa memalingkan pandangannya?


    Tiba-tiba, sejuhkiki yang awalnya hendak png ataupungi sibuk, semuanya memandangi dada Hannah yang mantul tidak karuan itu.


    Aku tidak tahu siapa orang itu tetapi aku ingin mendekatinya dan menidurinya! Semua lki itu memliki pikiran yang mesum terhadap Hannah.


    Semuanyalu terdiam, siapakah kenn perempuan itu? Mereka akan meminta kennnya itu untuk mengenalkan mereka pada perempuan sexy itu.


    Yang mengejutkan adh perempuan itu berhenti di depan Randika!


    Randikalu berkata pada Hannah yang kehabisan napas itu. "Kenapa kamu ada di sini?"


    "Memangnya aku tidak boleh datang ke perusahaan milikku sendiri? Kakak tahu tidak ku aku ini sh satu pemegang saham tertinggi di perusahaan ini?" Kata Hannah dengan wajah bangga.


    "Wow aku benar-benar tidak tahu itu!" Randikalu tersenyum. "Ternyata kamu ini pandai menghayal ya, awas jangan telu sering berkhayal nanti tidak ada yang mau lho sama kamu."
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)