MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 182: Koloseum

Chapter 182: Koloseum

    Chapter 182: Koloseum


    Semua orang mi bersorak ketika singa itu terbangun. Di dm kandang, singa Afrika itu terlihat gagah dengan surainya yang lebat.


    "Wow kak, bukankah singa itu terlihat keren?" Hannah tidak bisa berhenti tersenyum.


    "Iya keren." Randika menjawabnya dengan setengah hati. Dm hatinya dia mengingat-ingat kembali rasa daging singa yang tahu dia makan dulu.


    Saat dirinya masih berkeliling dunia, Randika pernah memakan daging singa beberapa kali. Yang paling membekas di ingatannya adh ketika dia berhasil smat dari terkaman seekor singa jantan saat dirinya bersembunyi dikejar musuhnya. Saat itu dia sedang dikejar oleh puluhan orang dan belum makan sma 2 hari jadi daging yang dibakar seadanya itu benar-benar lezat.


    Dangi ketika dia diundang makan oleh seorang pangeran,gigi Randika mencicipi han daging singa yang enak.


    Pikiran Randika masih terjebak nostalgia sedangkan para pengunjunginnya sibuk mengeluarkan handphone mereka dan memfoto singa tersebut.


    Sepertinya singa Afrika ini belum pernah melihat orang berkumpul sebanyak ini, ia terlihat sedikit cemas. Sepertinya si raja hutan ini mi berpatroli dan sedikit cemas ketika dirinya melihat ktan cahaya handphone ketika difoto.


    Singa itu mengeluarkan raungan teredam. Jika ini di m, suara ini merupakan suara mengamuk dan tanda siap-siap untuk menyerang. Tetapi kali ini, suara ini menandakan ketidak berdayaannya.


    Tiba-tiba, singa jantan itu membuka mulutnya dan mengaum keras!


    Raungan yang super keras itu membuat beberapa pengunjung terkejut dan sedikit takut.


    Melihat para makhluk yang di depannya itu ketakutan, singa jantan ini terlihat puas. Sepertinya aumannya berhasil menghentikan tindakan mereka. Ketika ia hendak kembali ke bawah pohon untuk tiduran, tiba-tiba para manusia di hadapannya itu bersorak.


    "Wow aumannya benar-benar dahsyat!" Kata sh satu orang. "Aku sampai sedikit mengompol!"


    "Ma, aku takut." Seorang anak terlihat menangis di pelukan ibunya.


    "Share suara aumannya di media sosial ah." Banyak orang yang berhasil merekam aumannya tadi.


    ....


    Melihat manusia-manusia itu bersorak dan kembali memfoto dirinya, singa jantan itu terlihat bingung. Kenapa makhluk-makhluk itu tidakri ketakutan?


    Randika sendiri merasa bosan.


    "Aku ke toilet bentar ya." Kata Randika pada Hannah.


    Hannah tidak mendengarnya, perhatiannya benar-benar terfokus pada singa tersebut.


    Singa jantan dari Afrika ini benar-benar tidak berdaya dengan perubahan m yang mendadak ini, ia sudah tidak sabargi. Ia membungkukan badannya dan menerjang ke depan. Semua pengunjung terkejut. Namun, jarak mereka benar-benar jauh karena adanya parit. Jadi mereka benar-benar aman.


    "Hahaha! Mangkanya bjar matematika sana!"


    "Singa Afrika benar-benar beda."


    Para pengunjung ini mi bersorak dan besar kep, mereka tahu bahwa singa itu tidak bisa menyentuh mereka. Singa yang tadinya hendak melompat itu kembali ke daerah pohonnya.


    "Ayogi!"


    Seorang pengunjung seperti menantang singa itu.


    Singa jantan ini cuma bisa menatap para makhluk di depannya itu. Situasinya sekarang benar-benar membingungkan.


    Pada saat ini, seorang pengurus tampak hendak memberikan singa itu makangi.


    Dia melemparkan ayam utuh ke daerah pohon di mana singa itu berada. Singa itu tampak tidak tertarik dan memaling wajahnya. Dia justru menjauhi makanannya itu dan masuk ke dm area pepohonan.


    "Lha sudah kenyang?"


    "Gak seru ah."


    Semua pengunjung itu sedikit kecewa singa itu menghng. Tetapi pada saat ini, seorang pengunjung terkejut dan menunjuk ke arah kandang. "Hei! Sepertinya singa itu pingsan!"


    "Pingsan?"


    Semua pengunjung menatap area pepohonan dan menemukan singa jantan itu hanya tergeletak tidak bergerak di sana. Sepertinya ia benar-benar pingsan.


    Si pengurus singa ini sendiri merasa ada yang aneh. Ketika mendengar orang-orang mengatakan singanya itu pingsan, si pengurus ini ragu harus berbuat apa. Si pengurus ini membuka pintu kandang, dia berniat untuk mengecek situasi.


    Si pengurus ini sendiri tidak berani telu dekat dengan singa liar ini. Dia membawa sebuah tongkat untuk memberinya jarak. Melihat singa itu tergeletak begitu saja, si pengurus ini berjn pehan mendekatinya. Ketika dia berjarak 10ngkah, singa Afrika ini tiba-tiba berdiri!


    Gawat!


    SI pengurus benar-benar terkejut, tetapi pada saat ini, singa yang didatangkan dari Afrika itu sudah menerjang dengan kecepatan penuh dan melompat di udara dan mendarat di depannya!


    Semua para pengunjung sudah berteriak ketakutan. Si pengurus itu sudah terjatuh dan tertindih, tetapi singa itu belum menerkam dirinya. Mhan, ia melihat para pengunjung dan beri menuju pintu kandang yang terbuka!


    Pada saat ini, para pengunjung kebun binatang ini menyadari pintu kandang yang tidak tertutup, merekangsung panik tidak karuan. Hannah sendiri masih bingung dengan apa yang th terjadi, terkadang memang orang masih tidak dapat percaya dengan apa yang dia lihat dan berdiri kaku di tempatnya.


    Singa jantan itu berhasil keluar dan mengaum ke arah para pengunjung. Semua orangngsungri berhamburan tanpa peduli apa pun.


    "Lari!!"


    "Hei jangan dorong-dorong!"


    Situasi benar-benar kacau, orang-orang berian tidak mempedulikan sesamanya. Hannah juga akhirnya terbangun dari linglungnya dan hendak beri. Namun pada saat ini, singa jantan itu sudah menatapnya lekat-lekat.


    Melihat orang-orang yang dirasa dagingnya keras, ia melihat kaki mulus Hannah yang terlihat empuk.


    Ditatap predator papan atas, Hannah merasa tidak bisa bernapas dan kakinya gemetaran.


    "Kak Randika!"


    Hannah tidak berani bergerak sama sekali, tetapi mulutnya sudah berteriak nama kakak iparnya. Namun, Randika masih tidak muncul juga.


    Ketika para pengunjung melihat singa itu mendekati Hannah secara pehan, sebagian merasa lega sebagian merasa khawatir. Manusia memang makhluk egois, di situasi seperti ini barh warna sejati tiap-tiap orang keluar semua. Mereka semua aslinya lega bukah mereka yang diincar oleh singa tersebut.


    Kantor pusat kebun binatang ini sudah mengetahui keadaannya dan mengirim seseorang. Tetapi kejadian ini telu mendadak dan orang-orang yang berian membuat bantuan susah mencapai tujuan. Hannah benar-benar dm situasi gawat.


    "Kak Randika!"


    Hannah sudah menangis sambil gemetaran. Dia merasa tidak berdaya ketika singa itu sudah semakin dekat dengannya. Namun pada saat ini, sebuah suara muncul dari arah bkangnya. "Sudah tidak usah berteriak seperti itu, aku sudah ada di bkangmu."


    Hannah terkejut dan merasa lega ketika Randika berjn ke depannya dan melindungi dirinya.


    "Kok bisa singa ini sampai lepas." Randika sedikit kesal dengan situasi yang memanas ini. Dia menatap singa itu dan berjn mendekatinya.


    Para pengunjung yang masih berkeliaran dekat situ merasa takjub dengan Randika.


    Orang itu benar-benar g!


    Apa orang itu sudah bosan hidup sampai mengorbankan nyawanya?


    Singa jantan itu menatap Randika, mulutnya sudah penuh air liur. Kemudian dia mengaum dan bersiap untuk menyerang.


    Randika masih berwajah tenang, dia mengeluarkan kedua tangannya dari sakuanya dan mengepalkan tinjunya. Tindakannya ini membuat para pengunjung yang melihatnya semakin menganggapnya g. Dikira ini di Roma dan di dm koloseum?


    Singa jantan itu tidak peduli dan mengeluarkan cakarnya dan menerjang ke arah Randika. Mulutnya terbuka lebar, siap menerkam mangsanya!


    "Tidak!"


    Para pengunjung sudah ketakutan dan menutup mata mereka. Sepertinya adegan berdarah tidak terhindarkangi. Tetapi para pengunjung yang membuka mata mereka tampak terkejut.


    Apa yang mereka lihat benar-benar keajaiban.


    Rupanya ketika singa itu melompat dan hendak menerkam Randika, dia sudah myangkan tinjunya dan mengenai dahi si singa. Tinjunya itu membuat singa tersebut terpental.


    DUAK!


    Singa jantan yang besar itu terjatuh dan terguling, namun pada saat itu juga, dia sudah berdiri kembali.


    Para pengunjung itu semakin bersemangat, apa orang ini masih manusia.


    "Thor!"


    Seseorang tidak bisa tidak membandingkannya dengan superhero kesukaannya.


    "Bodoh, js-js dia itu Thanos!"


    "Sejak kapan Thanos suka mwan singa? Thor kan pernah bertarung di koloseum jadi dia itu Thor!"


    Yang js semua orang terkagum-kagum oleh Randika. Jika ini jaman dahulu, jaman di mana peradaban belum maju maka mwan singa ataupun beruang dengan tangan kosong masih masuk akal. Tapi sekarang adh jaman modern, di mana hewan-hewan buas tidak bisa ditaklukan tanpa bantuan senjata api. Menantang hewan-hewan buas seperti itu benar-benar mencari mati.


    Tetapi, orang di depan mereka ini benar-benar menghantam seekor singa dengan tinjunya. Jika mereka tidak melihatnya dengan kedua mata kepnya sendiri, mereka semua mungkin tidak akan percaya.


    Singa jantan itu sendiri sedikit terkejut, tetapi rasa percaya diri dan keberaniannya tidak membuat raja hutan ini menjadi ciut. Ia kembali menerjang Randika dengan kecepatan penuh. Randikagigi dengan mudah meninjunya hingga singa itu terkapar kembali.


    Seth membuatnya terkapar, Randikangsung mendatanginya. Pukn demi pukn diayangkan pada wajah si singa.


    Pukn pertamanya membuat singa itu mengaum marah.


    Pukn keduanya membuat singa itu mengaum ketakutan.


    Pukn ketiganya membuat singa itu mengaum seperti meminta ampun. Hewan ini sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.


    Pada saat ini, bantuan dari kantor kebun binatang sudah tiba. Mereka membawa senjataras panjang dengan peluru bius di tangan mereka.


    Ketika mereka tiba di lokasi, mata mereka terblak. Kenapa seorang manusia terlihat menindih si singa? Bukannya seharusnya si singa berada di atasnya?


    Mereka semua saling bertatap-tatapan, mereka hanya bisa melihat seorang pemuda berhasil membuat singa itu pingsan. Seseorang akhirnya membidik Randika sambil mengatakan. "Pak tolong hentikan, ku tidak berhenti Anda saya tembak."


    "Kalian datang ke sini bermaksud untuk membantuku atau si singa?"


    "Kedua nyawa kalian tidak kh penting."


    Para pengunjung sudah tidak bisa berhenti membicarakan hal menakjubkan ini.


    Randika hanya mengh napas dan berjn menjauhi si singa. "Aku sudah menjinakan singamu itu, dia tidak akan berani berhgi."


    Para petugas kebun binatang itu masih bingung dengan apa yang terjadi. Ketika mereka mendekati si singa, mereka melihat si singa itu berdarah dan tidak mau bergerak sama sekali.


    Ibu, aku ingin kembali ke padang rumput!


    Singa itu sudah berurai air mata, sang raja th dikhkan hingga menjadi kucing. Jika ada singa betina yang melihatnya, mereka akan menk untuk kawin dengannya.


    Randika berjn dengan santai dan tidak menoleh ke bkang. Beberapa orang sudah berian dan meminta foto dengannya, Randika benar-benar tampan!


    Seth beberapa menit, Randika menghampiri Hannah yang sedang jongkok.


    "Kenapa kamu?" Randika nampak bingung. Kenapa adiknya ini berjongkok?


    "Kak, kakiku lemas." Kata Hannah sambil tersenyum.


    Randika menampar dahinya. Sepertinya adik iparnya benar-benar ketakutan tadi. Yah wajar jika seorang perempuan ks atas seperti Hannah ketakutan seperti ini ketika berhadapan dengan situasi berbahaya seperti tadi.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)