Chapter 195: Serangan Balik
Semua orang menjadi panik, beberapa teriak histeris, beberapa berdoa agar dirinya smat, beberapa berusaha mrikan diri ke kabinin. Tetapi semua itu percuma, para pembajak itu sudah mengepung tiap pintu kabin jadi tidak ada jn keluar.
"Semuanya tutup mulut kalian!" Teriak sh satu dari mereka. "Ku tidak kami akan mi menembaki kalian satu per satu hingga terdiam.
Pada saat yang sama, beberapa anggota pembajak ini mendatangi kabin ks pertama. Tanpa berkata apa-apa, mereka mengeluarkan senjata mereka dan membidik ke arah penumpang.
"Jangan ada yang bergerak! Pesawat ini sudah kami bajak!" Teriaknya.
Semua penumpang di ks pertama ini terkejut. Sh satu teroris ini melihat seseorang ada yang beri menuju kokpit pilot untuk memberitahu situasinya dan dia berhasil menembaknya sebelum hal itu terjadi.
Beberapa penumpang berusaha bertingkahyaknya pawan, pada saat ini, beberapa teroris yang sudah menyamar di tengah para penumpang ks pertama ini berdiri dan menghajar orang-orang yang nekat tersebut.
Rencana pembajakan ini sudah mereka siapkan berbn-bn jadi pksanaannya benar-benar sempurna.
Tidak butuh waktuma bagi para teroris ini mengontrol situasi kecuali kokpit pilot.
Sh satu orang berjenggot menyandera para pramugari, sambil membidik mereka, dia meminta para pramugari tersebut duduk di bagian paling bkang pesawat.
Seth mengamankan mereka, pria tersebut membawa sh satu yang paling senior untuk mengikuti dirinya. Mereka akan menuju kokpit pilot.
Dm tugasnya di dm kokpit pesawat, pilot dibantu oleh seorang ko-pilot. Sma penerbangan bengsung semenjak pintu terakhir ditutup untuk lepasndas hingga pintu pertama dibuka seth mendarat, pilot dan ko-pilot akan mengikuti jalur-jalur penerbangan yang th didaftarkan dan terprogram mlui bantuan sistem navigasi pesawat serta mengikuti informasi yang diberikan oleh menara kontrollu-lintas di bandar udara maupun petugas pyananlu lintas penerbangan di sepanjang perjnan.
Pramugari itu berhenti di depan pintu kokpit dan mengebel pintunya sambil mengatakan. "Apakah kalian ingin minum?"
Di dm pesawat, hanya seorang pilot dan wakilnyah yang boleh berada di kokpit pilot. Tempat sakral ini merupakan pusat pengendali pesawat. Jika kapten pesawat itu tidak membukakan pintunya dari dm maka para pramugari ataupun orangin tidak bisa masuk. Oleh karena itu, para teroris ini membutuhkan bantuan pramugari ini untuk membuat si pilot membuka pintu mereka.
Sesuai rencana mereka, para pilot itu tidak mencurigai apa pun dan membuka pintu mereka dari dm. Begitu pintu terbuka, tiga terorisngsung menyerbu masuk dan menodongkan senapan mereka.
"Jangan bergerak!" Mereka membidik ke arah si kapten pesawat dan wakilnya.
Orang yang berjenggot tadi masuk dan berkata pada kedua pilot tersebut. "Bawa pesawat ini ke tempat ini."
Bersamaan dengan itu, pria tersebut mengeluarkan peta dan menunjuk ke sebuah pu.
Tentu saja, kedua pilot itu menknya. Tetapi, pria berjenggot itu berkata dengan nada dingin. "Jika kalian menk, kami akan membunuh penumpang kalian satu per satu tiap 1 menit."
Sh satu teroris mendorong si pramugari tadi masuk ke dm kokpit dan menodongkan senjatanya di kep si pramugari.
Sang kapten merasa tidak berdaya.
Seluruh proses pembajakan ini berjn dengan cepat, cuma butuh 15 menit bagi para teroris ini mengendalikan seluruh pesawat.
Di kabin ekonomi, tempat Randika berada, para teroris ini mengawasi seluruh keadaan dengan tatapan waspada. Pada saat ini, mereka sudah mengetahui bahwa anggota mereka berhasil menguasai kokpit dan mereka ikut senang.
Para penumpang pesawat ini sudah was-was dan merasa tidak berdaya. Mereka terus berdoa agar bisa kembali dengan smat, seorang ibu memeluk anaknya dengan erat dan seorang pebisnis terlihat berkeringat dingin di seluruh tubuhnya.
Pada saat ini, Randika sudah berhenti mmun dan memiliki kesadarannya kembali. Tiba-tiba pesawatnya sudah dibajak!
Sambil mengerutkan dahinya, Randika mengh napasnya. Dia aslinya tidak ingin berurusan dengan para teroris ini tetapi ku pesawatnya dibajak, berarti tujuan mereka akan berubah dan dia sama sekali tidak bisa membuang waktunya.
"Benar-benar merepotkan." Randika berdiri, dan dm sekejap, seorang terorisngsung membidiknya.
"Siapa suruh kau berdiri?" Teroris tersebut berwajah dingin. "Duduk atau kutembak."
"Tunggu sebentar." Randika mengangkat kedua tangannya dan berkata dengan santai. "Bisakah aku mengambil obatku di tasku?"
"Aku tidak peduli dengan penyakitmu, duduk atau kutembak!" Teroris tersebut sudah kehngan kesabaran, para penumpang juga melototi Randika dan ikut cemas.
Randika hanya tersenyum. "Ku begitu"
Sesudahnya tersenyum, sosok Randika menghng bagai ditn asap. Teroris yang berjaga di ks ekonomi iningsung terkejut dan bingung. Di tengah kepanikannya, mereka membidik para penumpang dan mengancam akan membunuh mereka apab Randika tidak menunjukan dirinya.
Tetapi pada saat ini, Randika sudah berdiri di depan 2 teroris dan memberikan mereka pukn keras tepat di wajah. Pukn itu benar-benar cepat dan tidak dapat ditahan, kedua orang tersebut hanya bisa terpental dan tidak sadarkan diri dintai.
Sh satu dari mereka sudah membidik Randika dan menembak ke arahnya, tetapi Randika lebih cepat satungkah darinya. Randika sudah membengkokan bagianrasnya dan peluru hanya bisa menembak ke bagian atas.
"Bedebah!"
Pada saat yang sama, dua terorisinnya menyadari kedua temannya sudah jatuh pingsan danngsung membidik senjata mereka ke Randika!
Tetapi pada saat ini, Randika menggunakan badan teroris yang di depannya itu sebagai tameng dan semua peluru yang melesat ke arahnya masuk ke dm badan teroris tersebut.
Pada saat yang sama, Randika mengambil senapan yang ada di tangan teroris tersebut. Melihat kedua teroris yang menembaknya itu kehabisan peluru, Randika melompat dan menembakkan dua peluru. Kedua peluru tersebut dengan akurat masuk ke dm dahi kedua teroris tersebut.
Hanya dm sekejap, Randika berhasil membasmi 5 teroris yang berjaga di ks ekonomi pesawat ini.
Para penumpang melihat aksi Randika dengan hati yang mengepal dan mata yang terblak. Bahkan penumpang yang duduk di samping Randika itu sudah tidak bisa menutup mulutnya yang menganga.
Randika mengambil senapan serbu para teroris ini dan berjn menuju ks pertama. Mengintip dari balik tirai, ada dua orang yang berdiri di depan tirai ini. Mengandalkan serangan diam-diam, Randika menghantam bagian bkang kep mereka dengan senapannya dan mengakhiri hidup mereka dengan mudah!
Di dm kabin ini, beberapa terorisngsung menjadi waspada ketika mendengar suara tubuh jatuh dan melihat sosok Randika yang berjn masuk. Namun, sebelum mereka bisa menembak, Randika sudah membidik mereka dan menembak mereka tanpa ampun! Setiap satu peluru akan bersarang di dahi mereka, benar-benar akurat!
Hasil ini membuat Randika mengangguk puas. Sejujurnya, peluru dan senjata api bukan merupakan senjata utamanya tetapi bukan berarti dia tidak bisa menggunakannya. Dia hanya tidak ingin bergantung pada senjata seperti ini.
Tetapi ketika dia menggunakannya, cukup satu peluru untuk membasmi satu orang.
Semua penumpang ks ekonomi ini sudah melototi Randika dengan tatapan tidak percaya. Pemuda yang datang itu menghabisi para teroris ini hanya dm satu tarikan napas!
Sambil mengambil senjata yang baru, yang pelurunya penuh, Randika berjn menuju bagian kabin ks pertama.
Di saat dia berjn, para penumpang hanya terdiam. Sepertinya mereka masih tidak tahu apa yang sebenarnya th terjadi.
Randika sama sekali tidak peduli, waktu adh segnya bagi dirinya yang sekarang.