MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 212: Berkunjung

Chapter 212: Berkunjung

    Chapter 212: Berkunjung


    Kaori terus menatap sosok Randika yang ada di paling depan, hatinya menjadi lega ketika melihat para polisi membuang senjata mereka. Namun, sosok Randika sama sekali tidak bisa lepas dari ingatannya.


    Randika berjn dengan santai menghampiri para bawahannya yang datang tersebut.


    Melihat sosok Randika yang berjn melewati mereka, para polisi ini tidak berani berbuat macam-macam.


    Randika tentu saja mencueki para polisi tersebut, dan ketika para bawahan yang baru datang itu melihat Randika, mereka memasang tatapan penuh kagum.


    Orang-orang inh pasukan yang mrikan diri atas perintah Dion sebelumnya, mereka bersembunyi dan menunggu sinyal untuk berkumpul. Mereka yakin suatu saat nanti, tuan mereka akan datang dan membskan saudara-saudara mereka yang th gugur.


    Dan tentu saja, ketika mereka dipanggil, mereka mengetahui bahwa rumah aman Randika sedang dikepung. Merekangsung menuju rumah tuan mereka berada.


    Melihat sosok kriminal yang tampaknya tidak peduli dengan dirinya, pemimpin para polisi ini merasa lega. Dia merasa lega bahwa penjahat ini tidak akan mengapa-apakan mereka.


    Namun, sepertinya dia sh sangka. Tiba-tiba Randika berhenti berjn dan menghadap ke arahnya. Ini membuat jantungnya tidak bisa berhenti berdebar.


    "Berikutnya kalian semua tidak akan seberuntung ini." Kata Randika dengan santailu berjn pergi.


    Para pria yang membawa M240 itu menatap dingin para polisilu masuk ke dm mobil mereka dan pergi.


    Ketika semua mobil hitam itu semuanya pergi, jantung para polisi ini masih berdebar-debar. Mereka merasa bahwa mereka baru saja berhasil menghindari sabitan dewa maut.


    .........


    Ketika kelompok Randika ini tiba di rumah aman yang berikutnya, mereka segera berkumpul di ruang tamu. Dengan lokasinya yang sebelumnya sudah ketahuan, Bn Kegpan berarti sudah mengerti bahwa Randika sudah bergerak.


    Pada saat ini, sh satu dari bawahannya menyampaikan pesan yang dia terima pada Randika. Dengan hati-hati dia mengatakan. "Tuan, kami menemukan beberapa petunjuk."


    "Petunjuk tentang apa?"


    "Bn Kegpan."


    Tangan Randika terlihat mengepal dan tatapan matanya menjadi dingin.


    "Bn Kegpan memiliki anak buah yang bernama Jason. Menurut informasi kami, Jason mengetahui lokasi Bn Kegpan."


    Randika berpikir sebentar dan memiliki ide. Karena Bn Kegpan th menguasai Tokyo, seharusnya dia memiliki pengaruh di jajaran pemerintahan maka seharusnya gubernur Tokyo ini mengetahui sesuatu.


    Dia th memutuskan untuk mengunjungi Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo.


    Bersama dengannya adh Raihan, Frank dan Catherine sementara yangin akan terus mengumpulkan informasi dan pasukan yangin.


    Namun, Randika tetap membawa puluhan orang bersamanya untuk ikut bersamanya. Sepertinya kunjungannya ini akan disambut dengan baik oleh polisi.


    Pada saat ini di Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo.


    "BODOH!" Orang paruh baya yang memakai jas hitam itu melempar asbak yang ada di atas mejanya. Dia melototi Komisaris kepolisian Tokyo tersebut dengan tatapan tajam, dia tidak berhenti memarahinya. "Apa kalian tidak bisa bekerja dengan benar? Buat apa aku menggaji kalian sma ini hah? Nangkap satu orang saja kalian tidak bisa!"


    Komisaris ini juga sama kesalnya dengan sang Gubernur. Dari hari pertama Randika tiba di Tokyo, dia mendapatkan perintah untuk menangkapnya dan mengerahkan seluruh orang-orang terbaiknya untuk menangkapnya. Tanpa diduga, sampai detik ini buronan tersebut belum tertangkap dan penjara paling ketat mereka yaitu penjara Shinra th hancur.


    Bisa dikatakan bahwa nama besar kepolisian Tokyo sudah tercoreng.


    Namun, Komisaris ini aslinya tidak berdaya. Dia hanya memberikan perintah dari atasannya dan menyampaikannya pada bawahannya. Dia sendiri tidak mengerti mengapa anak buahnya itu tidak bisa menangkap satu orang.


    "Aku akan memberimu satu minggugi. Ku aku tidak melihat wajah orang itu di penjara, aku sendiri yang akan menjebloskanmu ke penjara!" Kata sang Gubernur.


    Komisaris ini mengangkat kepnya dan memberi hormat. "Baik!"


    "Maafkan anak buahku yang tidak becus." Sang Gubernur nampak berkeringat ketika dia membungkuk meminta maaf pada sosok yang duduk di kursinya itu.


    Pada saat ini, orang berjas putih yang sedang duduk di kursi sang Gubernur tiba-tiba mengambil gs winenya dan meminumnya.


    "Aku tidak peduli cara apa yang dipakai anak buahmu itu untuk menangkap targetku itu." Jason menatap si Gubernur. "Waktu yang tuanku berikan sudah hampir tiba. Jika kau tidak bisa menepati janjimu maka tuanku akan menarik kembali uangnya dan kau tidak akan punya uang sama sekali untuk mencalonkan diri kembali."


    Ketika mendengar kata-kata ini, si Gubernur makin berkeringat dan dengan cepat berjanji. "Tolong sampaikan pada tuan Bn Kegpan bahwa beliau tidak usah khawatir. Aku pasti menepati janjiku untuk menangkapnya. Aku hanya ingin beliau memberikanku sedikit waktu untuk menuntaskannya."


    Jason menggelengkan kepnya. "Aku tidak berani menyampaikan berita buruk ini pada tuanku. Aku hanya bisa memberimu saran untuk menyelesaikan tugasmu itu secepat mungkin."


    Komisaris polisi ini masih berdiri di tempatnya. Ketika mendengar percakapan kedua orang ini, dia hanya bisa terdiam.


    Seth menjt Jason beberapa kali, si Gubernur melihat si Komisaris masih berdiri diam di tempatnya. Sambil marah dia membentaknya. "Buat apa kau masih ada di sini? Kerja sana dan tangkap orang itu secepat mungkin!"


    Komisaris polisi ini tampak mengerutkan dahinya, kenapa kau terus-terusan memarahiku ketika kau marah?


    Pada saat ini, seorang polisi tiba-tiba mengetuk dan masuk ke dm ruangan.


    "Kenapa kauma sekali? Kau tidak digaji untuk ms-msan." Atasannya itungsung menampar polisi tersebut, dia merasa lega ketika bisa mmpiaskan kekesnnya ini.


    Seth menenangkan diri, Komisaris itu bertanya dengan nada yangntang. "Cepat katakan keperluanmu, apa kau tidak lihat bahwa kami sedang rapat?"


    Sambil tersenyum pahit, polisi itu berkata denganntang. "Berdasarkan informasipangan, lokasi target th ditemukan dan th dipastikan bahwa dia sedang menuju ke tempat ini."


    Mendatangi Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo?


    Meskipun awalnya terkejut, si Gubernur kemudian tertawa. "Itu berita bagus, kita tidak perlu repot-repot mencari keberadaannyagi."


    Si Gubernurlu menoleh ke arah Jason. "Tolong beritahu tuan Bn Kegpan bahwa aku sudah memenuhi janjiku dan aku akan memberikan orang tersebut."


    Jason hanya tersenyum. "Akan kuberitahu beliau apab kau sudah menangkapnya."


    Jason duduk dengan tenang. Dia bergabung dengan Bn Kegpan seth tuannya itu berkhianat dan meninggalkan Randika jadi Jason sama sekali tidak tahu kehebatan Randika. Meskipun dia pernah mendengar kehebatan dan reputasi Ares, dia ikut menyerang istana dunia bawah tanah dan mengusir orang-orang yang ada di sana. Mengingat betapa mudahnya dia merebut tempat tersebut, dia merasa bahwa nama Ares benar-benar telu ditinggi-tinggikan.


    Dan sekarang Ares sedang menuju tempat dirinya berada, sepertinya misi kali ini akan selesai dengan cepat.


    Komisaris polisi itungsung memerintahkan anak buahnya itu untuk segera turun dan mengumpulkan seluruh kekuatan kepolisian Tokyo. Sedikit ragu-ragu, polisi tersebut hanya bisa mengangguk.


    Melihat keraguan itu, atasannya itu bertanya pada dirinya. "Jika kau punya pendapat, katakan saja. Tidak ada shnya mendengarkan pendapat para bawahan."


    "Sebelum ini kekuatan target benar-benar tidak masuk akal dan sekarang dia membawa beberapa orang bersamanya." Kata polisi tersebut.


    "Hah? Aku punya seluruh polisi dan senjata di kota ini, kau kira ratusan orang tidak bisa menghadapi beberapa orang?"


    Polisi tersebut merasa tidak berdaya dan akhirnya memilih untuk tidak berdebatlu berjn keluar.


    Saat si Komisaris mengh napas, suara dingin si Gubernur terdengar dari arah bkangnya. "Kau juga ikut keluar."


    Dm sekejap dia terkejut tetapi ketika melihat tatapan dingin sang Gubernur, diangsung keluar dengan terburu-buru.


    "Aku mengharapkan kau akan mengatakan hal-hal yang bagus mengenaiku pada tuan Bn Kegpan. Aku ingin kerja sama kita ini bengsungma." Kata si Gubernur.


    "Tidak mash, kau tidak perlu khawatir." Jason juga tersenyum.


    Seth beberapa saat, Komisaris kepolisian Tokyo tersebut kembali ke dm ruangan dengan wajah panik.


    "Ada apa? Bukannya kau kusuruh pergi untuk menangkap orang itu?" Si Gubernur terlihat marah.


    "Ah Anu Orang itu berhasil masuk."


    Berhasil masuk?


    Melihat keringat dingin dan wajah panik bawahannya itu, si Gubernur merinding dan merasakan firasat buruk.


    Kali ini, Jason juga ikut bertanya-tanya. Musuh berhasil menerobos masuk tempat ini?


    Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo merupakan tempat terpenting di kota Tokyo, penjagaan dan pertahanan yang ia miliki seharusnya setara dengan Gedung Putih di Amerika. Dan sekarang musuh berhasil masuk ke gedung ini?


    "nggi kata-katamu itu." Si Gubernur masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Saking marahnya, dia membentak tepat di wajah bawahannya itu.


    "Dia yang mengatakannya." Si Komisaris sudah muak dibentak-bentak jadi dia mengarahkan kemarahan Gubernur ke anak buahnya.


    Gubernur berdiri di hadapan si polisi tersebut dan dengan cepat dia mengatakan. "Maafkan kami pak, tidak ada orang yang bisa menghentikan mereka."


    Kali ini si Gubernur benar-benar pusing.


    Bagaimana bisa musuhnya itu masuk ke gedung ini? Ini semua berbeda dengan apa yang dia bayangkan.


    "Cepat kita ke ruangan CCTV." Kata si Gubernur dengan cepat.


    Semua yang ada di ruangan itu, termasuk Jason, segera menuju ke ruangan CCTV untuk melihat apa yang th terjadi.


    Pada saat yang sama, orang-orang yang dibawa oleh Randika sepertinya mengamuk secara membabi buta. Semua kekuatan yang menghngi mereka akan dibunuh tanpa ampun.


    Orang-orang yang dtih oleh Serig ataupun Dion itu sama sekali tidak mengenal takut. Mereka menyerang polisi yang bersenjatakan lengkap itu dengan gagah berani. Seluruh staff pemerintah yang menglihat invasi ini sudah meringkuk ketakutan. Mereka menyaksikan para polisi terbunuh oleh para setan tersebut.


    "Siapa kalian!?" Seseorang memberanikan diri untuk menghngiju Randika dkk. "Ini adh gedung pemerintah, kalian th."


    Bahkan sebelum dirinya selesai berbicara, sebuah pedang sudah myang dan kep orang tersebut sudah berguling dintai.


    AH!!!


    Semua orang yang melihat adegan ini makin ketakutan danri tidak karuan.


    "Lantai mana Gubernur kalian itu berada?"


    "Lantai 10,ntai 10 Tolong lepaskan aku." Orang yang ditanyai oleh Raihan itu sudah ketakutan, pedang yang ada di samping lehernya itu membuatnya berkata sejujur-sejujurnya.


    Pada saat ini, terlihat banyak pasukan polisi dengan tameng anti ledakannya datang menghampiri Randika dkk.


    "Aku akhir-akhir ini menyempurnakan jurus baru, kamu mau melihatnya?" Kata Raihan pada Randika sambil menatap pasukan semut itu.


    "Boleh." Jawab Randika.


    Seth itu, pedang yang dibawa Raihan itu berdengung dan menghasilkan suara yang menggetarkan hati. Ketika Raihan mngkah, sosoknya bagaikan petir dan sudah menghng.


    Ketika dirinya muncul kembali, Raihan sudah berada di bagian paling bkang dari pasukan polisi tersebut. Pedangnya yang berdengung itu sudah bersimbah darah.


    Dm sekejap dia membh semua orang tersebut!


    Orang-orang yang ikut menyerang gedung ini menatap Raihan dengan tatapan kagum. Raihan, sang crownless king, sangat jarang menunjukan kemampuannya tetapi ketika dia mkukannya, kemampuannya slu membuat kagum orang-orang.


    Randika mengangguk ketika melihat jurus tersebut, sepertinya kemampuan berpedang Raihan meningkatgi. Benar-benar orang jenius!


    Untuk mencegah kaburnya si Gubernur, Randika membagi pasukannya menjadi beberapa kelompok. Mereka akan mengawasi lift, tangga dan pintu keluar.


    Melihat orang-orang itu mi naik dari CCTV, tubuh si Gubernur mi bergetar. Polisi yang ada di sampingnya sudah berkeringat deras. Mereka semua tidak menyangka bahwawannya itu benar-benar mengerikan. Seharusnya dia tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur.


    "Bapak tenang saja, aku sudah mengirim semua orang untuk menghentikan mereka." Komisaris polisi itu berkata dengan nada yang serak.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)