MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 213: Rumah Bangsawan Hiroyuki

Chapter 213: Rumah Bangsawan Hiroyuki

    Chapter 213: Rumah Bangsawan Hiroyuki


    Namun, semua orang yang ada di ruangan itu dapat melihat dari CCTV bahwa orang-orang yang datang itu bagaikan binatang buas. Mau berapa pun yang menghadang mereka, pasukan para polisi ini sama sekali tidak berdaya menghadapi mereka. Bahkan tidak butuh waktu lebih dari 1 menit untuk membereskan orang-orang yang berani menghngi mereka.


    Kecepatan membunuhwan benar-benar luar biasa. Satuntai penuh tidak membutuhkan waktu 5 menit untuk mengamankannya.


    Si Gubernur sudah tidak tahu harus berbuat apa, tubuhnya tidak bisa berhenti bergetar dan tenggorokannya benar-benar kering.


    "Apa kalian bisa menahannya?" Tanya si Gubernur.


    Komisaris polisi itu melihat anak buahnya dibantai dengan begitu mudah, mau tidak mau dia menjadi ragu.


    "Anda tidak perlu khawatir." Katanya sambil berkeringat deras, js dia juga berusaha meyakinkan dirinya juga.


    Jason yang seruangan dengan mereka mi gemetaran. Dia merinding ketika melihat kemampuan Raihan yang menghabisiwannya dm sekejap. Bawahannya saja sudah sekuat itu, apgi yang bernama Ares.


    Barh saat ini Jason menyadari bahwa nama Ares sama sekali bukan isapan jempol bka.


    "Apa kalian tidak punya pintu keluar yangin?" Tanya Jason dengan cepat.


    "Tidak" Kata si Gubernur dengan nada sedih. "Seluruh pintu keluar sudah mereka kuasai, jika kita ingin kabur tanpa bertemu dengan mereka mungkin lebih baik kita lompat dari jend."


    Lompat dari jend?


    Jason benar-benar muak ketika mendengar saran si Gubernur, lompat darintai 10? Bercanda ya?


    Randika bersama pasukannya terus membantai menuju kentai 10. Setiap orang yang berani menghnginya akan terbunuh, tiada ampun bagi mereka. Bahkan para polisi sudah mi kehngan keberanian mereka, satu per satu mi membuang senjata mereka dan mrikan diri.


    Tidak butuh waktu yangma bagi Randika tiba dintai 10.


    Sekeluarnya dari lift, Randika menatap para polisi yang bersiaga di depan pintu. Mereka sama sekali tidak berbicara dan memegang erat senjata mereka sambil berkeringat deras.


    Tatapan mata mereka penuh kengerian tetapi mereka tidak bisa meninggalkan tempat ini begitu saja.


    Di dm ruangan, si Gubernur dan yangin bisa melihat bahwa Randika dan pasukannya sudah berada tepat di luar ruangan mereka. Mereka menjadi panik tidak karuan.


    Menatap pintu sambil mengerutkan dahinya, Jason tidak bisa berhenti berkeringat. Satu-satunya yang menghngi Randika dan dirinya adh para polisi yang sudah disuapnya itu.


    Namun pada saat ini, suara tembakan senjata terus terdengar. Tiba-tiba, pintu ruangan itu terbuka dan terpental dari engselnya. Pintu itu menabrak para pengawal yang ada di dm ruangan.


    DUAK!


    Menabrak dengan keras, orang-orang itu hanya bisa meringkuk kesakitan.


    Randika yang berjn masuk melihat 3 orang yang masih berdiri, para bawahannya menunggu di luar ruangan. Ketika semua mata terfokus pada Randika, Raihan sudah bersiaga dengan pedangnya.


    Menatap Randika, si dewa maut itu, berjn menghampirinya, si Gubernur benar-benar ketakutan. "Apa maumu!"


    Randika sama sekali tidak memperhatikannya, tujuannya hari ini adh Jason.


    "Asalkan kau tahu, membunuhku berarti kau mengajak perang satu negara ini! Jangan harap kau bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup!"


    Kata si Gubernur dengan nada suara yang serak, dia berharap bisa menakut-nakuti Randika.


    Randika hanya mengerutkan dahinya. "Berisik!"


    Sesudahnya Randika berkata seperti itu, diangsung memberikan si Gubernur satu pukn tepat di wajahnya. Seakan-akanngitnya berputar, si Gubernurngsung terjatuh dintai.


    "Pak, kau baik-baik saja?" Dengan wajah cemas, si Komisaris polisi itu segera menghampiri atasannya itu.


    "Aku baik-baik saja." Si Gubernur berusaha berdiri dan bertatap-tatapan dengan Randika, dia sama sekali tidak berani berbicara.


    Merasakan tatapanwannya yang tajam, Jason berusaha menenangkan diri dan memberanikan diri untuk bertanya. "Apa maumu?"


    "Apa kau Jason?" Tanya Randika dengan santai.


    "Ku iya kenapa? Ku tidak bagaimana?" Jawab Jason dengan nada dingin.


    "Kau memang anak buahnya." Randika tersenyum dan menoleh ke arah pasukannya. "Pekukan dia sesuka hati kalian, tetapi ingat, aku perlu dia menjawab pertanyaanku."


    "Apa maksudmu itu?" Mendengar kata-kata itu, Jason merasakan firasat buruk. Terlebih ketika pasukan Randika itu tersenyum melihat dirinya.


    Menyiksa orang yang sudah membunuh saudara seperjuangannya merupakan sh satu kegiatan yang mereka suka. Kaki dan tangan tidak dibutuhkan ketika menjawab pertanyaan bukan?


    Jason melihat beberapa orang yang berlumuran darah itu mengepung dirinya. Tidak ingin terkepung, Jasonngsung menerjang maju dan myangkan puknnya. Yang paling membuatnya terkejut adh pukn kerasnya itu sama sekali tidak membuatwannya itu mundur!


    Jason benar-benar terkejut, tiba-tiba dia merasa bahwa baju bagian bkangnya ditarik dan dirinya terpental. Sesaatnya dia berusaha berdiri, tiba-tiba sudah ada orang yang berdiri di atasnya.


    "Kalian semua akan mati!" Jason yang diinjak itu menjadi marah, beberapa orang yang melihatnya yang begitu angkuh di depan tuannyangsung menghajarnya. Randika melihat hal ini dengan santai, dia berjn menuju kursi dan duduk sambil meminum wine. "Hidup kalian para politikus memang mewah."


    SI Gubernur sama sekali tidak menjawab. Ketika melihat Jason dipukuli habis-habisan, dia sama sekali tidak berani bertindak gegabah.


    Raihan memperhatikan Jason yang dipukuli itu dengan tatapan jijik, orang lemah itu tidak pantas mwan pedangnya.


    Jason memang angkuh awalnya tetapi seth menerima pukn demi pukn, nyalinya menjadi ciut.


    "Tolong ampuni aku, apa pun yang ingin kalian tahu akan kukatakan."


    Darah sudah mengucur dari seg badannya dan sh satu anak buah Randika menjti darah tersebut. "Orang lemah sepertimu tidak pantas berbicara pada tuanku, kau benar-benar sampah."


    "Iya, iya, aku memang sampah dan tidakyak berbicara. Aku mohon jangan bunuh aku." Jason sudah berurai air mata, memohon untuk tidak dibunuh. Lebih dari 10 orang menghajarnya bergantian, dia tidak tahu pukn mana yang akhirnya akan membunuhnya.


    Dan dia juga tahu, ini masih tahap awal dari penyiksaan mereka.


    Gubernur dan orang-orangnya hanya bisa melihat adegan ini dengan terdiam.


    Randikalu berkata dengan nada serius. "Aku hanya akan menanyakan satu pertanyaan."


    Jason menatap Randika lekat-lekat, menunggu pertanyaannya.


    "Kau pasti tahu lokasi Bn Kegpan bersembunyi kan?"


    Hati Jasonngsung mengepal. Tentu saja dia tahu, ternyata jn kesmatan semurah itu!


    "Jika aku mengatakannya, kau harus melepaskanku!" Jawab Jason.


    Tetapi, orang di sebhnya tiba-tiba menamparnya. "Cepat katakan atau kami akan membunuhmu!"


    "Rumah bangsawan Hiroyuki, Bn Kegpan akhir-akhir ini berada di sana." Kata Jason dengan cepat.


    Randikalu berdiri dan menghampiri Jason.


    "Aku sudah mengatakan apa maumu, cepat lepaskan aku!" Jason menatap tajam pada Randika.


    "Aku sama sekali tidak berjanji untuk melepaskanmu,gip bagaimana ku kau itu berbohong?" Randikalu berjn keluar sedangkan Jason diikat dan dibawa oleh pasukannya.


    "Tunjukan jnnya." Kata Randika dengan tegas.


    Dengan begitu, Randika berjn menuju lift dan meninggalkan gedung pemerintahan ini.


    Ketika melihat sosok Randika yang pergi, Gubernur dan Komisaris polisi mengh napas lega. Seakan-akan gunung yang menindih dada mereka itu th lepas. Nyawa memang harta yang paling berharga!
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)