Chapter 255: Sebuah Lagu untuk Perempuan Paling Cantik
"Tenangkan dirimu dulu, sepertinya kamu sh paham." Sh satu dari pebisnis berdiri dan tersenyum ke arah Randika.
"Benar katanya, jangan telu membuat keributan di tempat umum seperti ini. Semua bisa diselesaikan dengan baik bukan? Katakan berapa juh uang kau butuhkan untuk melupakan ini."
Pada saat ini, manajer dari bar ini datang bersama beberapa orang. Mereka semua terkejut melihat Randika berdiri di hadapan para pebisnis ini, terlebihgi pnggan setianya yang bernama Aldo itu tergeletak tak sadarkan diri.
"Ada apa ya ini? Mengapa kalian membuat ribut di tempat ini?" Kata si manajer sambil terlihat cemas.
Awalnya Randika tidak menjawab, tetapi dia samar-samar berkata pada para pebisnis itu. "Siapa yang ngide untuk mengajak pacarku untuk minum sebelumnya?"
Billylu tersenyum dan mengatakan. "Bagaimana ku kita mencari cara damai dan melupakan semua ini? Kau akan kuberi 25 juta dan kita akan kembali minum di meja masing-masing, bagaimana menurutmu?
"Aku tanya siapa yang berani mengajak pacarku tadi?" Tatapan mata Randika terlihat dingin dan aura membunuh yang sebelumnya dia tahan th merembes keluar. Dm sekejap, orang-orang ini merasakan udara menjadi berat dan mereka tidak bisa bernapas.
"Sudah, sudah, tenangkan dirimu dulu." Seseorang mi menengahi. "Pak Billy yang awalnya ingin mengajak pacarmu untuk minum, tetapi kita hanya ingin berteman dengannya tidak lebih. Betul begitu kan pak Billy?" Billyngsung mengangguk dengan keras. "Benar, tidak ada maksudin. Aku hanya ingin berkenn dan minum bersama pacarmu yang cantik itu."
"Jadi kamu yang bernama Billy?" Mata Randika terkunci pada sosok Billy.
Billy merasa punggungnya sudah basah oleh keringat, dia tidak menyangka pemuda ini akan semengerikan ini. Dia belum pernah menghadapi orang dengan aura mengerikan seperti ini. Dia sudahma menjadi pebisnis dan bisa membaca sifat orang dari hawa keberadaannya. Dan hawa keberadaan pemuda di depannya ini benar-benar mengerikan, itu cukup menunjukan bahwa pemuda di depannya ini bukah orang lemah.
"Sebagai permintaan maaf bagaimana ku aku gandakan uangnya menjadi 50? Seharusnya itu cukup sebagai kompensasi." Kata Billy sambil tersenyum.
Tetapi, wajah Randika masih terlihat dingin. Dia sama sekali tidak tertarik dengan uang yang ditawarkan oleh Billy. Randika justru berdiri di hadapan Billy persis dan memegangi kursinya dengan satu tangan. Sebelum siapapun bisa bereaksi, Randika menjambak rambut Billy dan menghantamkannya ke meja.
DUAK!
Wajahnya membentur gs hingga pecah dan sekarang wajah Billy sudah dipenuhi darah dan pecahan kaca. Kejadian ini membuat orang-orang di meja itu ketakutan.
Manajer dari bar ini terkejut bukan main. Dia tidak menyangka Randika akan berani berbuat seperti itu di tempatnya, keringat dingin mi mengalir di dahinya.
"Wow, orang itu benar-benar punya nyali."
"Sudah gitu dia juga sangat kuat!"
Para pengunjung yang memperhatikan secara diam-diam sudah terkagum-kagum. Jika mereka yang diusik oleh para pebisnis itu, mereka mungkin tidak punya nyali untuk berbuat seperti yang dkukan oleh Randika.
Para pebisnis yangin mi marah, Billy adh tamu kehormatan mereka untuk hari ini dan sekarang dia mh terluka.
"Kau benar-benar g bocah! Kita bisa menyewa pembunuh untuk membunuhmu tahu!" Kata sh satu dari mereka dengan wajah bengis.
"Riwayatmu benar-benar tamat. Aku kasih tahu, kota ini sudah ada di tanganku dan percayh bahwa tidak ada tempat untukmu bersembunyi."
"Itu semua tergantung," Randika menatap mereka semua dengan tajam. "Itu tergantung apakah kalian bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup."
Ketika mendengar hal ini, wajah si manajer menjadi pucat pasi. Kau ingin membunuh di barku? Bagaimana mungkin dia bisa menjskan hal ini pada bosnya?
"Cukup, cukup, tolong lupakan saja mash ini." Kata si manajer pada Randika. "Terima saja uang yang mereka tawarkan dan kita semua bisa pergi secara damai.
"Buat apa aku menerima uang mereka?" Wajah Randika terlihat bengis. "Aku akan mengambil uang mereka ketika mereka sudah menjadi mayat."
"Menyewa pembunuh untuk membunuhku? Jika kalian tidak punya 1 triliun dor Amerika, jangan banyak bacot. Satu-satunya cara kalian untuk membunuhku adh menyewa seluruh prajurit PBB untuk memburuku." Mungkin kata-kata Randika ini terdengar sarkas, tetapi mengingat daya tempurnya dan pasukan yang dia miliki, hal ini tidah berlebihan.
Triliun dor Amerika?
Semua pebisnis itu tertawa keras, sudahma mereka tidak mendengar lelucon lucu seperti ini.
Melihat para pebisnis yang tertawa itu, Randika juga ikut tersenyum. Dialu berjn kentai dansa dan mematikan musiklu berkata dengan keras di mikrofon. "Berapapun kerugian bar hari ini, semua akan kubayar!"
Si manajer bar menghembuskan napas lega ketika mendengarnya, setidaknya kerugian barnya akan diganti apab situasi menjadi buruk.
"Dan semua minuman hari ini gratis!" Kata Randika sambil tersenyum.
Ketika kata-kata ini masuk ke telinga mereka, semua orang berteriak dengan semangat. Beberapa perempuan mi mengg, mereka jatuh cinta dengan sultan satu ini.
"Dan semua orang yang hadir hari ini akan png dengan uang 10 juta!" Lanjut Randika.
Kali ini bukan hanya teriakan yang terdengar, seluruhntai ikut bergetar. Sultan satu ini benar-benar murah hati!
"Nikahi aku sultan!"
"Tidak, nikahi aku saja!"
Para pebisnis itu bingung harus berkomentar apa ketika mendengar kata-kata Randika. Mereka mi penasaran dengan identitas Randika. Ku semua orang yang datang di sini diberi 10 juta, totalnya seharusnya 1 miliar lebih.
Mereka bertanya-tanya, apa orang itu mampu membayarnya?
Randika kembali menghampiri mereka di bawah tatapan kagum orang-orang bar ini.
"Kau berani ngomong tetapi apakah kau mampu memenuhinya?" Kata sh satu pebisnis dengan nada mengejek.
"Siapa yang bng aku akan membayar mereka?" Randika tersenyum. Bahkan jika aku punya uang, aku tidak akan sebodoh itu jika menghambur-hamburkan uangku. Tentu saja, uang kalianh yang akan membayar mereka."
Uang kita?
Para pebisnis ini sekaligi tertawa keras. Randika juga ikut tersenyum. "Jika kalian tidak membayar, kalian tidak akan pernah bisa keluar dari bar ini."
"Kau kira aku takut dengan ."
Bahkan sebelum dia selesai berbicara, Randika myangkan sebuah pukn tepat ke tembok. Tinjunya itu berhasil membuat lubang yang cukup besar dan seluruh tembok mi retak.
Randikalu duduk di sofa dan berkata dengan santai. "Kalian kira aku bercanda? Kuberi kalian 2 pilihan, bayar atau seumur hidup kalian akan berbaring di rumah sakit. Pilih dengan baik."
Melihat lubang di tembok itu, ekspresi wajah para pebisnis ini menjadi buruk rupa.
"Aku tidak punya waktu menunggu kalian." Randika mengh napas. "Akan kuberi kalian satu menit untuk memutuskan, jika tidak ada keputusan maka akan kupatahkan kaki kalian satu per satu. Dan jika sudah lebih dari 2 menit, kusarankan untuk ucapkan smat tinggal pada dunia ini."
Orang-orang ini mengerti bahwa kata-kata Randika bukah omong kosong. Ketika para pebisnis ini ragu-ragu, suara Billy, yang wajahnya masih penuh dengan kaca itu, berkata pada Randika. "Baih, kami akan membayarnya."
"Pak Billy ini" Yangin terlihat tidak r. Tetapi pak Billy menatap tajam merekalu mengeluarkan HP miliknya dan menelepon sekretarisnya untuk mengirimkannya sejuh uang.
Seth beberapa saat, datang seseorang dengan 2 koper besar. Seth dibuka, koper tersebut penuh dengan uang.
"Kita akan bertemugi." Kata Billy sambil mendengus dingin, dialu menyuruh anak buahnya membawa yang terluka ke rumah sakit dan pergi dari bar.
Si manajer terpukau ketika melihat tumpukan uang di dm koper.
Dari jauh, Viona bisa melihat seluruh aksi Randika. Dia sudah terkagum-kagum oleh Randika, dia makin yakin bahwa Randika adh pangeran berkuda putihnya.
Pada saat yang sama, suasana bar ini makin riuh dan semua orang bersorak-sorak ketika Randika berjn naik ke atas panggung. Dm sekejap, suasana menjadi hening dan semua tatapan mata tertuju pada Randika.
Randikalu tersenyum. "Hari ini aku ingin menyanyikan sebuahgu untuk perempuan paling cantik yang pernah aku temui. Semoga dengangu ini, perasaanku tersampaikan."
Viona menatap Randika dan Randika menatap Viona. Mereka merasa bahwa dunia ini sekarang adh milik mereka.
Hati Viona benar-benar bahagia dan hangat ketika mendengar kata-kata Randika berikutnya. "Lagu ini untukmu Viona, aku mencintaimu."
Dm sekejap, semua orang berteriak histeris dan bersorak untuk Randika. Pengakuan cinta seperti ini biasanya hanya ada di TV.
Beberapa perempuan justru terlihat lemas, kenapa sultan yang romantis seperti itu sudah punya pacar?
Wajah Viona benar-benar merah, dan Randika sudah mi menyanyikangu "Endless Love".
Semua orang mi mmbaikan tangan mereka secara pehan, suara Randika terdengar benar-benar tulus. Mereka bisa merasakan cinta yang sungguh dm dari tiap lirik yang dinyanyikan oleh Randika. Mereka semua berpikir dm hati mereka masing-masing, pacarnya itu sungguh beruntung mendapatkanki seromantis ini.
Pada bagian reff, semua ikut bernyanyi.
"And your eyes, your eyes, your eyes;
They tell me how much you care;
Ooh, yes;
You will always be. My endless love."
...
Semua orang mi ikut bernyanyi bersama Randika danrut dm suasana romantis ini. Si manajer sedikit terkejut ketika melihatnya, sejak kapan bar ini menjadi tempat karaoke?
Viona sudah tidak bisa menahan air mata bahagianya, hatinya benar-benar tersentuh. Ini baru pertama kalinya ada orang yang menyatakan cinta pada dirinya di depan umum.
Terkadang, san mengapa perempuan secantik Viona ataupun Inggrid tetap mjang seumur hidup mereka adh karena tidak ada yang berani mencoba merebut hati mereka. Sma kita berani mencoba, kita bisa mencuri hati mikat-mikat ini dan memiliki kehidupan yang baik.
Yang paling penting adh keberanian.
Sethgu itu selesai, banyak orang yang meskan air mata mereka. Suara Randika benar-benar tulus dan menyentuh hati mereka.
Di bawah tatapan mata orang-orang, Randika berjn pehan turun dari panggung. Dialu menghampiri Viona dan menariknyalu menciumnya.
Kali ini semua orang bertepuk tangan bersamaan. Mereka mengucapkan smat pada Randika dan Viona. Awalnya Viona merasa malu, tetapi dia takluk oleh rasa cintanya pada Randika.
Seth beberapa saat, akhirnya Randika melepaskan bibirnya dan berbisik pada telinga Viona. "Kamu ingin mkukannya di rumahmu atau mnjutkannya di hotel?"
Vionangsung tersipu malu, dialu berbisik pada Randika. "Aku hanya ingin bersamamu mm ini."
"Ku begitu kita pergi ke rumahmu." Randika menggenggam tangan Viona dan berjn keluar dari bar.
Seth keluar dari bar, Vionangsung memeluk lengan Randika dengan erat. Pada saat ini Randika sudah tahu bahwa mm ini Viona akan menjadi miliknya, tinggal satungkahgi maka haremnya akan bertambah.
Namun pada saat ini, terdengar suara dari samping.
"Kenapa perempuan secantik kamu jn sendirian di mm hari? Bagaimana ku kamu menemani kita bermain?"
Ketika mereka berdua menoleh, segerombn preman sedang mengepung seorang perempuan yang masih remaja.