Chapter 286: Ramn Kakek Keempat
Tetapi meskipun sudah terbiasa, tindakan paksa seperti ini tetah tidak baik. Devianangsung mengomeli Randika sembari memukulnya pn.
Randika tertawa, dia tidak menyangka bahwa Deviana akan tertipu begitu mudah.
Deviana sudah tidak peduligi, dia berniat untuk masuk ke kantornya. Tetapi dia melihat Randika menjti bibirnya sendiri, seakan-akan sedang menikmati sensasi yang dia rasakan tadi. Wajah Deviana segera menjadi merah. Menghentakan kakinya, dia berjn masuk ke dm gedung kantornya.
Hasil akhir ini sudah diperkirakan oleh Randika, tetapi dia merasa ada sesuatu yang sh. Mengingat sifat Deviana, bukankah seharusnya dia sudah ditampar atau dicaci maki?
Ketika Randika hendak pergi, dia menemukan sosok kaki cantik tidak jauh darinya.
Ketika dia masih mengagumi kaki tersebut, tiba-tiba ada suara. "Kak Randika."
Randika mengangkat kepnya dan ternyata pemilik kaki itu adh Safira!
"Saf, benar-benar kebetn!"
Randikalu menghampiri adiknya itu. "Kenapa kamu ada di sini?"
"Aku ada urusan sama kantor polisi ini, tetapi aku tidak menyangka bisa bertemu dengan kak Randika di sini."
Safira benar-benar senang, dia tidak menyangka akan bertemu dengan kakak tersayangnya.
Melihat senyuman manis itu, Randika tidak bisa menahan dirinya untuk tidak membi pipinya.
"Omong-omong kak, kapan hari aku png ke gunung dan kakek ketiga memberikanku ini untukmu." Safira mengeluarkan sebuah kotak. Randika membukanya dan ternyata itu adh sebuah pil obat berwarna putih.
"Awalnya kakek ingin memberikanmu sebelum mereka berangkat tetapi tidak sempatlu dia meminta tolong padaku."
Randika menatap obat itu, benar-benar tidak ada spesialnya. Tetapi dia tahu bahwa obat racikan kakeknya itu tidak bisa dini dari sampulnya saja.
"Kata kakek ketiga obat ini adh obat terbarunya khusus untukmu." Kata Safira.
Randikalu mengambil satu dan meminumnya. Ketika obat itu masuk ke dm tubuhnya, sebuah energi halus mi menyebar ke dm tubuh Randika. Di sepanjang jn, energi itu melewati saraf, otot dan pembuluh darahnyalu beristirahat di setiap organ dmnya.
"Obat apa ini?" Randika mi khawatir kenapa kakeknya itu tiba-tiba memberikannya obat baru padanya. Obatnya sebelumnya masih belum habis dan dia sama sekali tidak mendapatkan kabar mengenai obat ini. Pasti ada gambaran besar yang tidak bisa dilihatnya.
"Aku sendiri juga tidak tahu." Safira terlihat bingung. "Aku sendiri juga kaget ketika kakek ingin aku png waktu itu. Seth meracik obat itu, merekangsung pergi ke reruntuhan dan mempercayakan aku obat ini untuk memberikannya pada kak Randika."
"Mungkin ini ada kaitannya dengan kakek keempat. Kata kakek, dia sempat meramalkan masa depan kak Randika dan hasilnya mengatakan bahwa akan ada bahaya besar yang mengintai. Sepertinya obat ini adh senjata buat kak Randika untuk menghadapi bahaya itu."
Ketika mendengar kata-kata Safira, hati Randika mengepal. Ramn kakek keempat membuatnya sedikit ketakutan, memangnya bahaya yang seperti apa yang akan menimpa dirinya?
Kemampuan ramn kakek keempatnya patut diacungi jempol, dia belum pernah mendengar bahwa ada ramn kakeknya yang pernah meleset. Dan sekarang seth mendengar ramn kakeknya itu, Randika harus siap terhadap bahaya apa pun.
Namun pertanyaan terbesarnya adh bahaya apa itu? Mash ini sampai membawa kakek ketiganya yang terkenal dingin itu membuatkan dirinya obat baru untuk menghadapi bahaya tersebut.
Kerutan di dahi Randika makin besar, dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan mash ini dari benaknya. Seharusnya tidak ada ancaman besar yang bisa mengancam dirinya. Shadow sudah mati, Bn Kegpan sudah kabur ke Amerika dan tidak mempunyai kekuatan untuk mwannya.
Randika sama sekali tidak kepikiran pihak mana yang bisa mengancamnya.
Yang paling membuatnya khawatir adh para kakeknya itu tidak bisa menolongnya, mereka sedang bekerja.
"Kak Randika tidak perlu khawatir. Kakek keempat juga menyampaikan bahwa mash ini tidak sebesar yang kakak kira." Safira memahami apa yang ada di benaknya Randika.
Hati Randikangsung terasa lega, ku kakeknya berkata seperti itu berarti artinya benar.
"Omong-omong urusan apa yang membuatmu sampai ke sini?" Randikangsung membuang kekhawatirannya itu dan mengalihkan topik pembicaraan.
"Arwah Garuda baru saja menangkap teroris jadi kami sedang membicarakan prosedur penyerahan tersangka." Kata Safira sambil tersenyum, tetapi wajahnya tiba-tiba terlihat sedih. "Kak, akhir-akhir ini aku sangat sibuk dan aku sangat merindukanmu."
"Saf, jangan sedih begitu. Ku kamu rindu tinggal telepon aku, aku akan datang ke tempatmu." Kata Randika sambil tertawa.
"Benarkah?" Wajah Safirangsung bersinar.
"Tentu saja, ngapain aku bohong?" Randikalu membi pipi Safira. "Ketika waktunya kita menikah nanti, kita akan bersama smanya."
Wajah Safira benar-benar merah, tatapan matanya penuh dengan ekspetasi. Dia dan Randika sudah berjanji menikah sejak kecil dan para kakeknya itu sudah merestui hubungan mereka.
"Ku begitu apa boleh buat, aku akan menjadi istri kak Randika nanti." Kata Safira sambil menundukan kepnya.
Randikalu mengangkat kep Safira dan berbisik di telinganya. "Saf, sebelum kita menikah sepertinya kamu harus memakan buah pepaya lebih banyak."
Wajah Safira terlihat bingung. "Kak, apa hubungannya dengan makan buah pepaya dan menikah?"
"Karena." Randika kembali berbisik di telinga Safira. "Aku ingin tubuhmu itu lebih montokgi."
Kali ini wajah Safira benar-benar lebih merah, diangsung menoleh ke arah dadanya. Sepertinya aset miliknya itu telu kecil.
"Hahaha aku bercanda." Randikalu membi rambut Safira. "Aku tidak peduli dengan gumpn lemak di dada, yang aku inginkan hanyh kamu."
Apakah kata-kata Randika itu benar? Tentu saja tidak! Mimpi seorang lki adh dada!
Kriteria pertama seorang pria ketika dirinya memilih pasangan adh dada yang besar!
Kriteria kedua adh dada yang besar!
Kriteria ketiga adh dada yang besar!
Ini menunjukan bahwa dada besar adh impian para lki. Tetapi tentu saja, jika wajahmu jelek dan tidak punya uang maka jangan harap bisa mendapatkan perempuan cantik berdada besar.
Namun, dada Safira itu tidak kecil tetapi juga tidak telu besar. Bisa dikatakan bahwa dadanya itu normal. Medium is premium!
Ketika rambutnya dibi, wajah Safira menunjukan dirinya seh-h sedang myang. Sma di Arwah Garuda dia slu bersikap dingin dan tegas, tetapi di hadapan Randika dia seperti menjadi seorang gadis yang tidak tahan apab dipekukan lembut.
"Ku begitu kembalh bekerja, maaf aku sudah mengganggu waktumu. Nanti ku kamu tidak sibuk, bagaimana ku kita pergi berkencan?"
Safira mengangguk. "Ku begitu aku pergi dulu ya kak. Kak Randika sendiri harus hati-hati."
"Hahaha, sejak kapan ada orang yang berani mwan kakakmu ini?" Randikalu mencubit pipi Safira.
Ketika Safira kembali masuk ke dm gedung, Randika berjn menuju rumah.
Hari ini penuh dengan kejutan, pertama dia dipaksa ke rumah Christina oleh ibunya dan dia juga membantu Deviana menangkap penjahat. Waktu memang tidak kenal ampun, ketika dia melihat jam, waktu sudah menunjukan pukul 4 sore.
Ketika Randika berjn menuju rumah, dia tiba-tiba menyadari ada sesosok perempuan yang dia kenal hendak masuk ke kantor polisi.
Randika benar-benar terkejut, bukankah itu perempuan muda yang menyuruhnya waspada di kasino? Dia juga sempat berkhi dengan pengawal perempuannya itu.
Pengawalnya Elizabeth yang bernama Nancy itu sama dinginnya dengan majikannya, keduanya bisa membuat merinding siapapun yang menoleh ke arahnya.
Elizabeth sendiri terkejut ketika melihat sosok Randika, dialu berkata dengan nada dingin. "Kamu belum mati?"