MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 285: Menagih Janji

Chapter 285: Menagih Janji

    Chapter 285: Menagih Janji


    Timmy membenturntai dengan keras, sedangkan mata mahasiswa-mahasiswainnya sudah terblak melihat berandn sekh mereka terlempar begitu mudah.


    Polisi kerempeng itu ternyata sekuat itu? Memangnya orang bisa mengangkat dan melempar orang dengan satu tangan?


    Di saat yangin masih terkejut, Randika mengh napas. Sepertinya dia sedikit keteluan melempar bocah itu. Tetapi shnya dia tidak mau bekerja sama dengan dirinya, jadi jangan shkan dirinya ketika dia memakai sedikit kekerasan.


    Sedangkan janjinya pada Deviana sebelumnya, sepertinya dia harus membuat suatu san yang cukup bagus. Lagip, Deviana tidak ada di tempat ini jadi Deviana hanya bisa percaya dengan apa yang diceritakannya.


    Melihat Randika yang berjn menghampiri Timmy, si ketua ks mendadak berdiri dan berkata pada Randika. "Jika kau benar-benar polisi, kau tidak bisa menyakiti orang tanpa san yang js."


    Randika tidak menjawab, mahasiswa yangin mi mendukung si ketua ks. "Benar! Jangan mentang-mentang punya kuasa kau bisa bertindak seenaknya."


    Randika mengh napasnya dan tetap berjn menuju Timmy. Timmy berusaha berdiri dan kabur tetapi dia berhasil ditangkap sebelum bisa mkukannya.


    "Lepaskan aku!" Kata Timmy dengan wajah dingin.


    "Melepasmu?" Randika tertawa, di tangan kanannya sudah terdapat kalung emas.


    "Ini barang yang kau curi tadi pagi? Sekarang aku sudah mempunyai buktinya, kau tidak bisa mengkgi." Kata Randika.


    Ketika orang-orang masih sibuk berkomentar, mereka semua melihat kalung emas yang dipegang oleh Randika. Sekarang mereka percaya bahwa Timmy adh seorang pencuri.


    "G, Timmy sekarang berani mencuri?"


    "Sepertinya takdir berandn memang menjadi penjahat."


    "Sssttt jangan sampai kedengaran, bisa-bisa kita terlibat nanti."


    Sedangkan Timmy masih berusaha melepaskan diri dan meronta-ronta. "Kalung? Buktimu hanya kalung itu? Kau tidak bisa membuktikan bahwa aku mencuri kalung itu, jangan menjebak orang yang tidak bersh!"


    "Ku kau tidak sh berarti kau tidak perlu takut." Randika menggelengkan kepnya. Sepertinya sma dia masih bernapas, bocah ini akan terus mwan.


    Melihat fokus Randika teralihkan, Timmy segera melepaskan diri dan beri keluar dari ruangan ks. Namun, kakinya yang beri itu tiba-tiba tertangkap dan dia terlempargi. Benturan yang keras membuatnya kesakitan.


    "Kamu memiliki hak untuk tetap diam dan apa pun yang kau katakan dapat digunakan di pengadn. Kau memiliki hak untuk berbicara dengan pengacara untuk meminta nasihat sebelum kami mengajukan pertanyaan apa pun kepadamu. Kau memiliki hak untuk didampingi pengacara sma interogasi. Jika tidak mampu menyewa pengacara, seseorang akan ditunjuk untukmu sebelum kau ditanyai jika mau." Kata Randika sambil memborgol Timmy. Akhirnya kata-kata yang dia hafalkan dari film bisa dia pakai, ternyata menjadi polisi asyik juga!


    Semuanya sudah berdiskusi satu samain ketika Randika dan Timmy berjn keluar dari ruangan. Tiba-tiba, Randika menoleh ke bkang dan berkata sambil tersenyum. "Tolong jangan berbuat kejahatan, kalian pasti tidak ingin bernasib sama dengan temanmu ini."


    Ketika Randika menutup pintu, seisi ruangan menjadi heboh. Semua murid meluapkan pendapat mereka masing-masing. Kejadian ini benar-benar telu mendadak, mereka tidak menyangka bahwa sh satu dari mereka adh penjahat.


    Kejadian iningsung merekaporkan pada pihak sekh.


    Dengan tangan diborgol di bkang, Timmy berjn di bawah pengawn Randika. Timmy benar-benar linglung, kenapa dia yang lebih besar dan berotot bisa kh dengan orang yang kelihatan lemah ini.


    Dm hatinya, Deviana senang ketika melihat sosok Randika.


    "Seperti yang kujanjikan padamu, ini tersangkanya dan ini barang buktinya." Randika menunjukkan kalung emasnya.


    Deviana mengangguk dan berdiri.


    "Bagaimana kakimu?" Tanya Randika.


    "Yah setidaknya sekarang aku bisa berjngi." Devianalu berusaha menghampiri Timmy tetapi kakinya masih tidak mampu menahan berat badannya dan dia pun terjatuh. Tetapi, dia jatuh di pelukan hangat seseorang.


    "Kenapa kamu memaksakan diri?" Randika benar-benar tidak habis pikir. "Kamu harus menyayangi dirimu sendiri, sudah biarkan aku membawa orang ini ke kantormu."


    Tangan kiri Randika masih menahan Timmy sedangkan yang kanan menopang Deviana, Timmy melihat hal ini sebagai kesempatan untuk kabur. Lalu dia memutuskan bahwa sekarang adh waktu yang tepat untuk kabur. Ketika dia hendakri, kakinya itu tersandung dan dia membenturntai dengan keras.


    "Jangan kira kau bisa kabur, sma aku masih bernapas, kau tidak akan bisa kabur." Kata Randika dengan wajah serius. Lalu sambil membantu Deviana berjn, ketiga orang ini berjn menuju pintu keluar.


    Di luar gedung universitas, mobil Deviana sudah tidakyak pakai. Namun, Deviana sudah mengabari markas dan meminta bantuan untuk membantunya membawa tahanan ke kantor polisi. Tetapi, bantuan itu belum tiba dan Randika sudah tidak sabar. Randikalu memanggil taksi dan berangkat menuju kantor polisi.


    Sesampainya di sana, Timmy diproses oleh bawahan Deviana.


    Meskipun sudah lepas dari cengkeraman maut Randika, Timmy sudah tidak berusaha kaburgi. Sekarang dia dikawal oleh 2 polisi dan dimasukan ke sel penjara sementara.


    Di sisiin, Deviana mengh napas lega ketika melihat Timmy sudah berada di balik jeruji. Dengan ini kasus pencurian ini berakhir dengan sempurna.


    Randika tidak tinggalma di kantor polisi. Menurut aturan, dia harus membuat keterangan dan dia sama sekali tidak ingin terlibat mash ini lebih jauhgi. Lagip, dia hanya berniat membantu Deviana.


    "Aku akan mengantarmu keluar." Kata Deviana sambil menuntun Randika keluar.


    "Terima kasih untuk bantuanmu kali ini." Kata Deviana sambil tersenyum. Randika benar-benar penolongnya, banyak kasus th terselesaikan berkat bantuan Randika.


    Terakhir kali adh kasus perempuan yang ingin loncat dari gedung tinggi. Jika bukan karena bantuan Randika, mash itu akan semakin rumit.


    Hari ini, jika Randika tidak menghentikan mobilnya, sudah dipastikan bahwa dirinya th membunuh seorang anak kecil. Sepertinya Randika adh bintang keberuntungannya.


    "Dev, apa kamu sudah lupa dengan perjanjian kita?" Kata Randika sambil tersenyum. Wajah Deviana sudah merah ketika mendengar kata-kata tersebut.


    Perjanjian mereka mengenai hadiah yang didapatkan Randika sudah mereka bahas sebelumnya, sma ini Deviana sudah berkali-kali mengakalinya.


    "Hmm memangnya aku tadi meminta bantuanmu?" Deviana memalingkan wajahnya.


    "Bukannya kamu meminta tolong padaku?" Randika tersenyum. Perempuan ini benar-benar licik, dia sudah membantunya berkali-kali dan dia masih berusaha mengk?


    "Ku begitu mana buktinya?" Deviana tersenyum dan berjn meninggalkan Randika. "Lain kali aku akan membs kebaikanmu tadi, sekarang aku ada urusan jadi aku masuk dulu."


    Randika tidak sabar menunggu hadiahnya itu, tiba-tiba dia punya sebuah ide brilian. "Hei, bukankah orang itu sedang dirampok." Katanya sambil melihat ke arah kejauhan.


    Perampokan?


    Devianangsung menoleh dan dia tidak dapat menemukan apa-apa.


    Ketika dia ingin bertanya pada Randika, Randika sudah mengunci bibirnya dengan bibirnya. Deviana sama sekali tidak mempunyai waktu untuk bereaksi.


    Seth 3 detik, Devianangsung mendorong Randika.


    ".." Deviana kehabisan kata-kata. Tetapi ketika dirinya melihat senyuman Randika, dia hanya bisa tersipu malu. Sepertinya dia sudah terbiasa dengan tindakan Randika yang satu ini.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)