MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 318: Bersama untuk Selamanya!

Chapter 318: Bersama untuk Selamanya!

    Chapter 318: Bersama untuk Smanya!


    Beberapa jam kemudian, akhirnya pesawat Randika dan Inggrid tiba di kota Cendrawasih.


    "Tidak ada yang lebih nyaman daripada rumah sendiri." Kata Inggrid sambil menghirup napas dm-dm.


    Randikalu memeluk Inggrid dan berbisik di telinganya. "Kita akan smanya berada di kota ini dan anak-anak kita juga akan tumbuh besar di sini."


    Wajah Inggrid menjadi merah padam, dialu berkata dengan nada sedikit cemberut. "Aku cuma ingin punya anak 2."


    "Hahaha semakin banyak semakin banyak rejekinya."


    "Tidak mau! Telu banyak juga tidak bagus." Meskipun terlihat marah, dia senang ketika memikirkan dirinya menggandeng anaknya.


    "Baih, baih, terserah kamu mau punya anak berapa." Randikalu berbisik di telinganya. "Tapi nafsu suamimu ini besar, jangan shkan aku jika aku menginginkan tubuhmu setiap hari."


    "...."


    Inggrid sudah tidak bisa melihat wajah Randikagi saking malunya. "Kamu inginki atau perempuan?"


    Randikalu membs. "Dua-duanya sama saja. Kuki nanti dia akan tumbuh tampan sepertiku dan ku perempuan akan secantik ibunya."


    Mendengar kata-kata Randika itu, Inggrid makin berharap semakin cepat mempunyai anak. Randika menyadari ini danngsung mencuri kesempatan. "Sayang, bagaimana ku kita segera membuatnya seth kita sampai rumah? Untuk memastikan kita mendapatkan bayi yang sehat, kita akan mkukannya siang dan mm sampai berhasil."


    Bagaimanapun juga, Inggrid bukah tandingannya Randika. Meskipun sifatnya yang kuno dan pemalu itu, di bawah serangan Randika, dia sekarang menjadi perempuan yang siap mkukannya kapan saja dan dengan cara apa saja.


    "Oh iya, bukannya perusahaanmu itu mau tutup? Bukankah lebih baik kamu memanggil semua karyawanmu kembali sebelum mereka mencari pekerjaan baru?"


    "Tidak mash, sesampainya di rumah aku akan menelepon sekretarisku dan memintanya untuk mengatur panggn kerja kembali. Lagip ini baru beberapa hari jadi seharusnya sebagian besar dari mereka akan kembali."


    Ketika mereka sampai di rumah, Hannah sangat senang bertemu dengan kakaknya. Akhirnya keluarga bahagia ini kembali bersatu.


    "Kakak!"


    Hannah memeluk Inggrid dengan erat. Wajahnya sudah penuh oleh air mata. "Aku pikir aku tidak akan pernah bertemu denganmugi."


    "Han, aku senang bisa bertemu denganmugi." Inggrid juga ikut menangis bersama Hannah.


    Hubungan kakak beradik ini sangat dekat. Ketika Inggrid pergi meninggalkan Jakarta, Hannah memutuskan untuk bersekh di universitas Cendrawasih untuk menyusul kakaknya itu. Dengan ninya, dia bisa pergi ke sekh yang jauh lebih bagus. Dari hal ini saja sudah cukup untuk membuktikan betapa dekatnya mereka.


    "Aku tidak ingin kakak pergi meninggalkankugi seperti itu." Kata Hannah sambil tersedu-sedu.


    "Iya, iya, kakak tidak akan ke mana-mana kok." Inggridlu tersenyum. "Sudah berhenth menangis, wajahmu yang cantik itu jadi jelek lho."


    Hannah yang menghapus air matanya itu menatap Randika. Randika sendiri berkedip padanya dan membuka kedua tangannya.


    "Ngapain kak?" Hannah terlihat bingung.


    Randikalu berkata dengan santai. "Bukankah aku membawa png kakakmu itu? Seharusnya aku mendapatkan pelukan juga bukan?"


    "Hah? Logika macam apa itu?" Hannah memalingkan wajahnya, sifatnya berubah kembali menjadi nakal. "Atau kak Randika ingin merabakugi ya!"


    Randika menjadi muram, sejak kapan Hannah tahu rencananya? Yah ini cuma sebuah pelukan, seharusnya tidak perlu waspada seperti itu.


    "Hahaha ada-ada saja kamu ini. Bukankah aku sudah punya istriku yang cantik? Buat apa aku merabamu?" Kata Randika sambil tertawa. Lalu tatapan mata Hannah dipenuhi oleh kelicikan, diangsung menarik lengan kakaknya itu.


    "Kak, kita sudahma tidak tidur bersama-samagi. Hari ini aku ingin tidur bersama kakak."


    Mendengar kata-kata ini, Randika ingin muntah darah. Kakinya itu sedikit gemetar dan tangannya mengusap kep Hannah. "Bisa saja kamu ini, sudah sana cepat bjar atau main sana."


    "Ran, aku juga sudahma tidak bertemu dengan Hannah jadi hari ini aku akan tidur di kamarnya. Kamu sesekali tidur sendiri tidak mash kan?" Kata Inggrid.


    Randika benar-benar terkejut, dia yang sekarang sama sekali tidak berdaya. Hari ini dia tidak bisa tidur dengan istrinya?


    "Kamu ini ya." Inggrid mengh napas. Melihat wajah kecewa Randika, dia berjn menghampirinya dan mencium pipinya. "Besok saja ya."


    "Kenapa harus besok?" Randika pura-pura marah.


    "Karena besok" Inggrid menggigit bibirnya. "Kamu boleh mkukan apa saja pada tubuhku ini."


    "Benarkah?" Tatapan mata Randika berbinar-binar.


    Hannah yang cemburu menghentakan kakinya danngsung menarik Inggrid. "Kak, sudah lupakan kak Randika!"


    Bersamaan dengan itu, Hannah menyeret Inggrid ke kamarnya. Randika sendiri tidak peduli karena besok akan menjadi hari yang sangat menyenangkan.


    Ketika hari mi menjng mm, mereka bertiga berkumpul di ruang tamu dan menonton TV. Ketika waktu makan mm hampir tiba, mereka berencana memasak.


    Sebelumnya, siang hari tadi Hannah sudah memesan makanan tetapi karena Inggrid sedang hobi memasak dia berniat untuk menambah beberapauk.


    Randika terkejut ketika melihat Inggrid berjn menuju dapur. Meskipun terakhir kali masakan Inggrid tidak gagal, itu pun aslinya berkat bantuan dirinya. Jika bukan karena Randika tentu makanan yang dibuat Inggrid akan seburuk makanan di neraka.


    Randika tidak punya pilihanin, dia harus menymatkan dirinya sendiri dengan ikut memasak.


    Ketika melihat Randika dan Inggrid berjn menuju dapur, Hannah juga menyusul.


    "Han, kenapa kamu ikut? Sudah duduk saja daripada nanti tambah kacau dapurnya." Kata Randika.


    "Kenapa kakak meremehkanku begitu? Aku tahu caranya memasak!" Kata Hannah dengan wajah cemberut. Seth memakai celemek dan mengikat rambutnya, dia sudah siap menolong kedua kakaknya ini. Namun, dia bingung harus berbuat apa. "Kak Randika, aku sekarang harus ngapain."


    Randika sendiri tidak tahu harus menangis atau tertawa. "Bagaimana ku kamu mencuci sayurannya dulu? Ingat tidak perlu pakai sabun cucinya."


    Ketigalu mi memasak sambil bahu membahu, tetapi semua acara memasak ini masih dipimpin oleh Randika. Ku tidak, hasil masakannya bisa-bisa membuat mereka mati keracunan.


    Namun seiring berjnnya waktu, Randika menyadari sesuatu.


    "Han, minyaknya kebanyakan."


    "Han, taburin garamnya pakai sendok jangan dituang dari wadahnya begitu."


    "Apinya jangan besar-besar! Tuh kan gosong."


    "Sudah kamu duduk saja dan nonton TV."


    Randika tidak punya pilihan sin mengusir Hannah dari dapur. Bukannya membantu, proses memasaknya itu mh makin kacau. Akhirnya Randika mengerti bahwa bakat tidak bisa memasak itu ternyata faktor keturunan. Kemungkinan besar ibu dari Inggrid dan Hannah juga sama-sama tidak bisa memasak, Randika yakin akan hal itu!


    Pada akhirnya, seth memasak dengan susah payah bersama Inggrid akhirnya masakan mereka th selesai.


    Ketiganyalu duduk di meja makan dan Inggrid berniat mengambil botol wine yang dia simpan.


    Seth menuangkannya ke tiga gs, Inggrid tersenyum. "Han, sebelum kamu makan bagaimana ku kita bersng untuk merayakan bersatunya keluarga kitagi!"


    Perayaan ini js mengacu pada pengman hidup dan mati mereka sebelumnya. Pada saat itu ketiganya terjatuh dari atas tebing dan ajaibnya mereka semua smat dari kejadian mengerikan itu. Dan juga, jika Randika tt datang ke Jakarta, Inggrid mungkin sudah mati bunuh diri.


    "Ku begitu bersng!" Hannah mengangkat gsnya tinggi-tinggi.


    "Bersng!"


    Ketiganyalu meminum wine mereka masing-masing. Hannah baru pertama kali meminum wine, ketika dia mengingat pengmannya di dm gua sebelumnya, diangsung berkata dengan nada bahagia. "Nikmatnya hidup ini."


    Ketika di dm gua, Hannah berpikir bahwa dia tidak akan pernah keluar dari situ dan mati seth beberapa hari.


    "Han, apa yang terjadi seth kalian berdua jatuh dari tebing?" Inggrid js penasaran. Dia melihat sendiri Randika dan Hannah terjun bebas ke bawah. Dia waktu itu berpikir tidak akan bisa bertemu dengan kedua orang inigi.


    "Itu semua berkat kak Randika." Hannah tersenyum dan menatap Randika, ternyata kakak iparnya itu sedang sibuk makan dan tidak menghiraukannya. Hannah yang kesal itu menendang kaki Randika.


    "Ah! Apaan sih?" Randika js terkejut. Bukannya kalian ingin menikmati momen kakak adik? Jadi wajar kan aku makan sgi kalian bicara?


    "Sudah Han, biarkan kakakmu itu makan. Dia siang tadi belum makan." Kata Inggrid.


    "Huh." Hannah memalingkan wajahnya. "Kak Inggrid telu memanjakannya."


    Seth mengambil nasi danuk, Hannahlu bercerita tentang kejadian di dm gua.


    Inggrid mendengarkan dengan seksama ketika Hannah menceritakan dia terjebak di dm gua kurang lebih sma 2 minggu.


    Ketika Hannah bercerita tentang km air yang sakral itu, Inggrid merasa semakin bersemangat. Ketika Hannah menceritakan tengkorak yang dia temukan, Inggrid merasa sedikit mual.


    Ketika piringnya sudah tidak ada yang tersisa, Randika berniat untuk mengambil nasi danukgi. Namun tatapan dingin kedua perempuan itu mengejutkan dirinya.


    "Kenapa kalian menatapku seperti itu." Randika terlihat gugup, dialu berkata pada Hannah. "Han, jangan-jangan kamu suka sama aku?"


    Hannah sendiri aslinya ingin bercerita bagaimana dia menyuapi Randika sma di gua, tetapi mendengar kata-katanya itu dia mengurungkan niatnya. "Huh, siapa yang suka sama lki rakus."


    Hannah kemudian kembali menatap Inggrid. "Sudah kak jangan pedulikan kak Randikagi. Ceritakan bagaimana keseharian kakak seth turun dari gunung."


    Inggrid mengangguk dan menceritakan bagaimana dia dibawa kembali ke Jakarta oleh Ivan. Dialu menceritakan rencana bs dendamnya dan bagaimana Randika datang menymatkannya.


    Mendengarkan bagaimana Randika dengan gagah berani menymatkan kakaknya, Hannah menjadi kagum. Tetapi ketika melihat kakak iparnya itu makan dengan rakus, dia hanya bisa mengh napasnya.


    Seth mendengarkan cerita kakaknya itu, Hannahlu membsnya. "Kak, bagaimana ku kita bersnggi? Sekarang kita bersng agar kita bisa bersama-sama smanya."


    "Baih." Inggrid mengangkat gsnya sekaligus menyenggol Randika yang masih makan. "Ayo angkat gsmu."


    "Bersng!" Randika menn makanannya dan mengangkat gsnya.


    "Bersama smanya!"


    "Bersama smanya!"


    "Bersama smanya!"


    Ketiganyalu meminum wine mereka masing-masing.
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)