Chapter 317: Memanfaatkan Randika
Supir taksi itulu mnjutkan. "Dari kata orang-orang, tidak ada anggota keluarga Alfred yang smat kemarin. Jadi bisa dikatakan bahwa keluarga itu sudah hng dari ibukota ini." Entah kenapa Randika merasakan suara supir taksi itu terdengar sedih sekaligus rindu.
"Aku tidak tahu siapa yang tega mkukan semua hal ini pada keluarga besar itu. Aku sendiri sudah mengenalma keluarga itu, sejak aku kecil nama keluarga Alfred sudah menggema di kota ini!"
Mungkin keluarga Alfred di hati orang-orang awam adh keluarga besar yang terhormat tetapi yang mereka tidak ketahui adh betapa busuknya keluarga aristokrat tersebut.
Randika hanya bisa tertawa. "Wah bapak sepertinya sayang sekali sama keluarga Alfred, apa bapak jangan-jangan dulu pernah bekerja di sana?"
"Hahaha." Supir taksi itu hanya tertawalu terdiam.
"Yah terlepas dari sayang atau tidak, kejadian kemarin benar-benar membuat kota ini kacau. Lagip, mash ini juga sebenarnya tidak telu berpengaruh untuk rakyat kecil sepertiku. Jadi ada atau tidaknya keluarga Alfred di Jakarta, kita para rakyat kecil ini tetap meneruskan hidup mereka."
"Masuk akal." Randikalu tersenyum, sepertinya kata-kata bapak ini benar. Namun pada saat ini, tiba-tiba supir taksi itu menambahkan.
"Tetapi menurutku teroris itu sudah tidak bisa kaburgi, bahkan dia harusnya dieksekusi mati ketika tertangkap."
Hmm? Kenapa tiba-tiba dia berkata seperti itu? Sesuai dugaannya, ketika Inggrid mendengar hal ini, dia menggenggam erat tangan Randika.
Dia sudah bertekad dm hatinya, bahkan jika Randika dieksekusi mati, dia akan mati bersama dengan dirinya.
Inggrid tidak ingin Randika kenapa-kenapa, tetapi kejadian ini telu luas pengaruhnya. Bagaimanapun juga, orang-orang th mati dan pada akhirnya pihak kepolisian perlu seseorang untuk mempertanggung jawabkan hal ini.
Melihat wajah khawatir istrinya itu, Randika berkata padanya sambil tersenyum. "Bodoh, apa kamu pikir aku akan meninggalkanmugi?"
Inggrid terdiam dan membenamkan kepnya di pundak Randika.
Di sisiin, di sebuah markas militer tersembunyi di sebuah ruangan rapat.
"Hum." Seorang pria mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya. "Orang ini berani sekali mengacak-ngacak ibukota negara, buat apa kita membahasnyagi? Tangkap dan bunuh dia!"
Pemuda ini memang memakai baju sederhana tetapi semangatnya yang meluap-luap itu sungguh luar biasa! Namanya adh John, rasa keadnnya tidak kh tinggi dari Deviana.
Sin John, beberapa penatua duduk bersama dengannya di ruangan rapat ini. Mereka terlihat seperti umur 50-60, jabatan mereka di kepolisian sudah sangat tinggi.
Di antara mereka, terdapat seorangkiki muda yang mengenakan jas. Meskipun Dani ini adh sekretaris, dia mewakili atasannya yang sangat berpengaruh.
Beberapa orang ini terlihat muram dan tidak mengeluarkan suara sama sekali. Mereka hanya menghisap rokok mereka dengan diam ataupun meminum minuman mereka. Di hadapan mereka berbagai berkas tentang aksi Randika membantai keluarga Alfred tergeletak begitu saja.
Begitu John selesai berbicara, semua orang di ruangan ini terdiam bahkan beberapa dari mereka terlihat muram. Kejadian memalukan ini terjadi di wyah kekuasaan mereka, bisa dikatakan bahwa mash ini merupakan tamparan keras di wajah mereka.
"Bagaimana kondisi tersangka hari ini?" Seseorang bertanya.
"Menurut pengintaian kami, Randika sekarang sedang dm perjnan menuju bandara. Sedangkan untuk media, kami sudah memberikan rifikasi bahwa mash ini sudah ditangani dengan baik tetapi kami belum mengumumkan siapa pkunya." Jawab seseorang.
"Kemampuan orang ini benar-benar luar biasa, kita bahkan tidak tahu siapa dia sebenarnya. Jika kita mengumumkan bahwa Randika adh pkunya, siapa tahu bahaya apa yang datang menyusulunya."
"Menurut pendapatku, bagaimana ku kita meminta Arwah Garuda untuk menangkapnya?"
Semua orang terdiam, mereka berpikir dengan keras. Namun pada saat ini, tiba-tiba ada perempuan muda yang masuk ke dm ruangan mereka. Di tangannya terlihat sebuah berkas.
Di bawah tatapan semua orang, perempuan itu membagikan berkas itu ke semua orang dan duduk. Dengan wajah serius dia berkata pada semuanya. "Berkas yang kalian semua pegang adh informasi mengenai Randika, shkan dibaca terlebih dahulu."
Perempuan muda ini adh sh satu pemimpin dari Arwah Garuda!
Ketika mereka mi membaca berkas tersebut, mata mereka terblak dan hampir copot dari wajahnya.
Untuk mendapatkan informasi mengenai Randika adh pekerjaan mudah bagi Arwah Garuda. Lagip Indonesia adh wyah kekuasaan mereka, tidak ada orang yang bisa lolos dari mata mereka.
"Kakek-kakek itu orang tuanya?" Sh satu dari mereka sudah gemetaran tanpa henti, melihat informasi mengenai keluarga Randika, dia menyadari nama-nama yang sangat familier baginya. Nama-nama itu benar-benar kabar buruk baginya!
Di zamannya masih muda, kakek-kakek itu sudah sangat menyusahkan dirinya dan sekarang dia berhadapan dengan anaknya? Siksaan macam apa ini?
Membaca informasi di tangan mereka, semua orang menjadi terdiam. Mereka tidak bisa mempercayai apa yang th mereka baca ini.
Pertama-tama adh kenyataan Randika memobilisasi seluruh polisi Jakarta untuk mengejarnya. Meskipun sudah mengerahkan seluruh kemampuan mereka, mereka sama sekali tidak berdaya di hadapan Randika. Belumgi Randika menghancurkan keluarga Alfred bersama dengan para anteknya itu.
Informasi berikutnya adh keempat kakek yang menjadi orang tua Randika itu. Bahkan para eselon negara ini akan tunduk ketika bertemu dengan keempat kakek tersebut. Jika mereka sampai menyinggung mereka, mereka harus siap-siap bunuh diri sebagai permintaan maaf.
Pada saat ini, Dani tiba-tiba berkata pada semuanya. "Kita bisa memanfaatkan orang ini."
Ketika kata-kata itu keluar, semua orang menjadi serius. Memanfaatkan orang itu? G apa kamu?
"Menurut pendapatku, jika kita tidak bisa membunuh orang ini maka jebloskan saja dia ke dm penjara. Bagaimanapun juga, dia th mnggar hukum dan memenjarakannya bukah suatu hal yang aneh." Kata seseorang, dia mengabaikan saran g Dani tersebut.
"Sedangkan untuk keempat kakek itu, sma kita tidak membunuh anaknya itu maka mereka tidak punya san untuk mengamuk. Lagip kita juga bergerak menurut hukum."
Seth orang itu selesai menjskan, semua orang kembali berpikir.
Pemimpin dari Arwah Garuda juga angkat bicara.
"Kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Randika merupakan pemimpin dari dunia bawah tanah di Jepang. Pasukannya itu terdiri dari ratusan orang yang tetih. Jika kita bergerak dan menangkap Randika, ini sama saja dengan menyatakan perang dengan mereka. Justru hal ini akan mendatangkan perang ke dm negara kita."
Ketika mendengar kata-katanya ini, John dan yanginngsung terdiam. Meskipun mereka sangat ingin menangkap Randika, membahayakan kesmatan negara mereka sangat tidak sepadan.
Pada saat ini, Dani berdiri dan tersenyum. "Bapak dan Ibu sekalian, ijinkan aku untuk berbicara. Kita bisa memanfaatkan Randika untuk kepentingan kita. Apgi dia memiliki keluarga yang mengerikan dan juga pasukan yang kuat!"
"Kita juga harus akui bahwa kita tidak bisa menyentuh Randika sama sekali. Oleh karena itu, kenapa kita tidak membiarkan Randika menjadi sekutu kita? Hal ini juga sangat bermanfaat bagi kita dan menguatkan negara kita."
"Hal yang paling penting kita lewatkan dari kejadian ini adh san terjadinya pembantaian kemarin. Aku bisa pastikan bahwa tidak ada unsur politik di balik tindakan Randika kemarin. Randika membantai mereka karena pertikaian mereka yang melibatkan perjanjianma keluarga Alfred dan keluarga Laibahas yaitu pernikahan Inggrid Elina dengan Hans. Jadi tindakan Randika kemarin itu sama sekali tidak merugikan negara, meskipun dia memang mnggar hukum dengan membunuh. Tetapi."
Sekretaris Danilu menatap semua orang.
"Bukankah hancurnya keluarga Alfred ini menjadi sebuah kesempatan? Jika kita berhasil menghancurkan para keluarga aristokrat itu dari akarnya, bukankah pertarungan kuasa di negara ini akan dimenangkan oleh pemerintah?"
Seth mendengarkan kata-kata Dani, sh satu dari merekangsung berkomentar. "Ini pendapatmu atau pendapat atasanmu?"
Danilu tersenyum. "Aku th membahas mash ini dengan atasanku sebelumnya dan aku hanya menyampaikan kata-kata beliau."
Lalu pemimpin Arwah Garuda itu menambahkan.
"Arwah Garuda sudah membuat perkiraan. Jika kita ingin Randika mati maka organisasi kami harus siap kehngan 30 orang terbaik kami, ratusan orang anggota elit dan 5000 anggota biasa."
"Jika kita ingin menangkap Randika, kita harus siap membayar 15 orang terbaik kami, ratusan anggota elit dan 3000 anggota biasa."
"Jadi kata-katanya itu cukup masuk akal, cara terbaik menghadapi Randika bukah membunuhnya ataupun menangkapnya."
Seseorang dari mereka menynya. "Apakah dia sekuat itu?"
Seorang pria paruh paruh baya yang daritadi terdiam mengatakan. "Jika Arwah Garuda berkata seperti itu maka kenyataannya adh seperti itu. Jangan pernah memakai akal sehat ketika menghadapi orang seperti Randika ini. Kejadian kemarin saja sudah tidak masuk akal. Menurutku kata-kata sekretaris Dani ini masuk akal. Kita bisa memanfaatkan Randika untuk meruntuhkan keluarga aristokrat, dengan ini kita bisa mendapatkan manfaat darinya."
Pada saat ini semua orang dapat memahami san tersebut. Tetapi ada seseorang yang masih terlihat bingung. "Terus bagaimana dengan masyarakat?"
"Mash ini bisa kita atur, yang terpenting adh kita menggiring opini rakyat bahwa mash ini sudah selesai. Kita juga bisa mengatakan bahwa kita sudah menembak mati tersangkanya dan menguburkannya secara diam-diam."
Orang tersebut mengangguk, di dm hatinya dia sedikit lega. Sma mash ini cepat selesai, dia bisa tidur dengan tenang.
"Ku begitu pantau terus Randika dengan ketat. Dia memang lolos dari mash ini tetapi jangan biarkan dia bertindak semena-mena."
"Kita juga harus menenangkan keresahan orang-orang terhadap mash ini."
Seth membahas hal-hal yang perlu merekakukan seth ini, akhirnya rapat ini ditutup.