Chapter 325: Felicia yang Sudah Sembuh
Ketika mendengar saran Randika tersebut, Jeffry terlihat ragu-ragu. Melihat wajah serius Randika, Jeffrylu bertanya padanya. "Apa kamu benar-benar bisa menyembuhkannya?"
Tatapan mata Felicia benar-benar penuh harap ketika menunggu jawaban Randika.
Harapan seperti ini tidak akan pernah bisa dimengerti oleh orang yang tidak mengidap penyakit yang sama dengannya.
Randika masih berwajah serius. "Tenang saja, aku akan mencoba semaksimal mungkin. Menurutku tingkat keberhasnnya lebih dari 90% kok."
Wajah Jeffry terlihat tidak percaya, 90%? Tinggi sekali!
Jeffry kembali meni Randika sekaligi, wajah maupun auranya itu benar-benar tidak mirip dengan seorang dokter.
"Sudah Jeff, biarkan menantuku ini memeriksanya dulu. Lagip kita juga tidak memungut uangmu sama sekali kok nanti, jadi tidak ada ruginya kan?" Ayu sendiri sudah muak dengan sikap Jeffry yang tidak percaya dengan Randika.
Mendengar kata-kata itu, Jeffry mengangguk. Sejujurnya uangnya sudah mi habis oleh penyakit anaknya ini. Mendengar dia tidak perlu membayar, tidak ada shnya kan mencoba?
"Ku begitu, apa yang kamu perlukan?" Tanya Jeffry.
"Alkohol, lilin, seember air panas dan tempat yang sunyi." Kata Randika.
Seth mencatat barang yang diperlukan, Jeffry segera pergi untuk menyiapkan. Sedangkan untuk tempat yang sunyi, Randika bisa menggunakan kamar anaknya.
Randikalu dibawa masuk ke dm kamar oleh Felicia. Perempuan satu ini terlihat tegang ketika berjn menuntun Randika.
"Sudah tidak usah tegang seperti itu, aku datang untuk menyembuhkanmu bukan membunuhmu." Kata Randika dengan wajah tersenyum.
Mendengar kata-kata ini, Felicia jadi sedikit lega. Bagaimanapun juga, usia mereka hampir sama jadi mungkin Felicia menganggap Randika jauh lebih tua darinya jadinya dia berusaha bersikap lebih sopan.
Tidakma kemudian, Jeffry masuk ke dm kamar dan meletakkan semua barang yang dibutuhkan Randika.
Ketika Randika mi mempersiapkan diri, dia menatap Jeffry yang terlihat serius. "Paman, bisa tolong keluar? Aku perlu berkonsentrasi penuh soalnya."
"Ah! Baik, baik. Ku ada apa-apa panggil saja ya." Jeffry dengan cepat berjn keluar dan menutup pintunya rapat-rapat.
Sekarang, hanya mereka berdua saja di dm kamar.
"Buka bajumu." Kata Randika sambil memasukan alkohol ke dm air panas. Seth menykan pemantiknya, air panas tersebut terbakar.
Seth mencelupkan jarum akupunturnya ke dm air, Randika sudah siap menjnkan prosedurnya. Namun, Felicia justru terlihat panik dan memegang kedua dadanya dengan tangannya.
Sin, kenapa dia menganggapku mesum seperti itu?
Randika geleng-geleng, dialu berkata seth mengh napasnya. "Ayo cepat buka bajumu."
"Kenapa kamu menyuruhku seperti itu?" Wajah Felicia dengan cepat menjadi merah, sma ini dia belum pernah bertemu dengan dokter yang menyuruhnya untuk membuka baju.
"Terus kamu mau aku bagaimana? Aku tidak bisa menyembuhkanmu sebelum kamu membuka bajumu." Randikalu memperlihatkan jarum akupunturnya. "Jika kamu tidak membuka bajumu, bagaimana mungkin jarum ini bisa menancap di punggungmu?"
Melihat jarum-jarum itu, hati Felicia sedikit menjadi lega tetapi masih ada keraguan di dm hatinya. Bagaimanapun juga, dia belum pernah pacaran dan jarang bergaul dengan pria seumurannya. Dan sekarang dia harus membuka bajunya di hadapan pria yang tidak dikenalnya?
Randika menggaruk-garuk kepnya, dialu berkata padanya. "Sudah jangan takut, ku aku macam-macam tinggal teriak minta tolong ke ayahmu bukan? Dia kan ada di luar."
Mendengar kata-kata itu, keraguan Felicia belum hng. "Tapi"
Randikalu melihat api yang ada di dm ember, dialu mengatakan. "Api ini cuma bertahan 3-4 menit, jika sudah mati maka semua sudah tembat."
Mendengar kata-kata Randika, Felicia menggigit bibirnya dan mi melepas bajunya. Dengan tangan yang gemetar, dia membuka bajunya.
Dm sekejap, punggung tnjang Felicia dapat terlihat. Jika dilihat dari depan dadanya juga cukup bagus dan kencang, tetapi ku dibandingkan Inggrid dan Viona, dia bukah tandingan mereka.
Ketika dirinya hanya mengenakan beha, wajahnya itu sudah merah padam. Dengan ragu-ragu dia mi membuka pengait behanya.
"Hmm? Kenapa kamu membuka beha milikmu?" Kata Randika.
Felicia terlihat bingung, Randikalu menambahkan. "Kamu tidak perlu melepasnya, jika kamu melepasnya nanti ayahmu bisa membunuhku. Lagip aku cuma memintamu melepas bajumu bukan?"
Wajah Felicia kembali memerah, dia benar-benar sh paham. Di saat Felicia membuka bajunya, Randika sudah meni perempuan itu secara menyeluruh. Meskipun Felicia berparas cantik, dia masih sangat jauh apab dibandingkan dengan Inggrid, Viona dan Christina.
"Duduh." Kata Randika. Felicialu mengambil sebuah kursi dan duduk dengan tenang.
Randikalu mengambil tangannya dan memeriksa denyut nadinya. Seth beberapa saat, wajahnya menjadi serius. Dia sudah mengerti letak permashannya di mana.
Penyakit Felicia bukah penyakit bawaan ataupun yang telu serius. Sepertinya waktu dia masih kecil, ada sebagian jantungnya yang tidak berkembang dengan sempurna. Jika dia memberi rangsangan dengan tenaga dmnya, seharusnya mash ini akan terselesaikan.
Bisa dikatakan bahwa penyakit Felicia hanyh seperti sebuah pilek di hadapan Randika.
Ketika melihat wajah serius Randika, Felicia benar-benar gugup. Randikalu mengambil 3 buah jarum dan memasukannya ke dm ember. Ketiga jarum itu dengan cepat menjadi steril.
"Jangan bergerak." Kata Randika dengan nada serius. Ketika mendengar kata-kata tersebut, Felicia tidak berani bergerak sekecil apa pun.
Randika duduk di hadapan Felicia dan menutup matanya. Seth beberapa detik terdiam, Felicia mi menjadi cemas. Tiba-tiba Randika membuka matanya dan tangan kanannya mi bergerak. Dengan cepat 3 jarum tersebut menancap di area sekitar jantung Felicia!
Ketiga jarum ini sudah berisikan tenaga dm Randika dan segera menyebar ke dm jantungnya. Dm sekejap, tenaga dmnya itu berkumpul di jantung Felicia dan mi menstimsi jantungnya.
Namun, sepertinya tenaga dmnya itu telu sedikit karena jantung Felicia seperti tidak terjadi apa-apa meskipun berisikan tenaga dm miliknya. Seth memeriksa kembali denyut nadinya, Randika dapat memastikan bahwa memang tenaga dmnya yang tersalurkan itu telu sedikit.
Ketika Felicia merasakan jantungnya itu gatal, dia juga merasakan ada hawa hangat di dm dadanya. Hawa hangat ini sangat nyaman baginya.
Apakah ini tanda bahwa dirinya mi sembuh?
Felicia mi bersemangat. Randika sendiri menutup matanya dan mengambil kembali beberapa jarum. Dm sekejap, Randika sudah menusukan beberapa jarum di sekitar dada Felicia.
Titik-titik baru ini dimaksudkan untuk membantu kinerja tenaga dm yang berkumpul di jantung Felicia sebelumnya. Namun, sh satu titik akupuntur di dada Felicia berada di bagian bawah dadanya. Jadi mau tidak mau tangan Randika masuk ke dm behanya, dia dapat merasakan keempukan dada perempuan satu ini.
Wajah Felicia benar-benar merah, tetapi ketika dia melihat wajah serius Randika, dia tahu bahwa ini demi pengobatannya.
Tetapi Randika sendiri sudah mengangguk puas di dm hatinya, benar-benar empuk.
Randika kemudian mengambil beberapa jarumgi dan mensterilkannya di dm ember. Kemudian dia berdiri dan menusukan jarumnya itu di punggung Felicia. Dengan jarum-jarum yang baru ini, ini akan sangat membantu prosesnya.
"Aku mi kesulitan bernapas." Kata Felicia.
"Tahan!"
Seth selesai menusukan jarumnya, Randika meletakan tangannya di tengah-tengah punggung Felicia. Tiba-tiba, dari tangan Randika, muncul aliran tenaga dmnya yang besar itu dan mi masuk ke dm tubuh Felicia!
Tenaga dm itungsung berkumpul di area sekitar jantung Felicia. Tenaga dmnya itu semua berkumpul mlui arahan Randika dan menyerang jantung Felicia!
Proses ini memang tidak bisa dilihat tetapi efeknya benar-benar nyata. Di bawah serangan tenaga dm ini, Felicia mi kesulitan bernapas.
Tetapi dengan tenaga dm ini, bagian jantung yang kurang berkembang itu mi menunjukan tanda-tanda positif. Berkat tenaga dm Randika ini, detak jantung Felicia berdetak jauh lebih kuat daripada sebelumnya!
Felicia membuka matanya yang tertutup itu dan merasakan bahwa beban seperti gunung itu terlepas dari dadanya dan dia mi bisa kembali bernapas dengan normal.
Randika juga membuka matanya, seth beberapa saat, tangannya juga dia ambil kembali dan mencabut jarum yang ada di punggung.
"Kamu sudah sembuh, seharusnya kamu sudah tidak apa-apa sekarang."
Randika mi mencabuti jarum yang ada di depan dan membereskan barang-barang.
Felicia kemudian meletakan tangannya di atas jantungnya, dia merasa memang ada sesuatu yang berbeda. Dia dengan cepat berdiri dan melompat-lompat. Seth beberapa kali meloncat, dia merasa baik-baik saja.
Jeffry dan Ayu menunggu di luar ruangan. Bahkan Jeffry sma ini tidak bisa duduk dengan tenang dan terus mondar-mandir di ruang tamu. Ayu benar-benar kehabisan kata-kata melihat tingkahku Jeffry.
"Jeff, bisa berhenti mondar-mandir? Risih tahu lihatnya, sudah duduk dan cobh untuk menenangkan diri."
"Aku benar-benar khawatir." Jeffry tersenyum pahit. Namun pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar anaknya itu terbuka dan Felicia keluar dengan wajah tersenyum.
"Aku sudah sembuh!"
"Sungguhan?"
Jeffry benar-benar terkejut, wajahnya menunjukan bahwa dia tidak mempercayai apa yang th dia dengar.
"Sungguhan, aku sudah sembuh!" Felicialu melompat-lompat untuk menunjukan bahwa dia baik-baik saja.
"Tuh kan, apa kubng." Ayu terlihat bangga. Sh sendiri Jeffry tidak mau percaya dengan menantunya, tidak ada yang bisa menghkan menantunya dm hal pengobatan!
Jeffry masih berdiri dengan mulut ternganga, dan pada saat ini Randika keluar dan berkata pada dirinya. "Anakmu sudah sembuh."
Jeffry benar-benar masih tidak percaya, anaknya benar-benar sembuh! Proses ini bahkan tidak lebih dari 15 menit, di rumah sakit sendiri pun dia harus menunggu berjam-jam untuk sekedar memeriksanya.
"Feli, sini papa ingin lihat kamu dari dekat." Kata Jeffry.
"Bagaimana? Apa kamu masih meragukan kemampuan menantuku?" Ayu masih terlihat bangga. "Nanti ku anakku sudah menikah awas saja ku amplopmu itu tipis, setidaknya isinya harus setara dengan rumah!"
"Ayu, ku anakku ini benar-benar sembuh, kamu mau 10 rumah pun aku r mengeluarkannya." Kata Jeffry sambil berurai air mata. Baginya tidak ada yang lebih membahagiakan hidupnya sin melihat anaknya itu sehat.
Ayu mendengus dingin. "Huh, aku benci sifat cengengmu itu."
Randika di sisiin mh tersenyum. "Paman, kamu tidak perlu khawatirgi dengan anakmu. Kamu boleh membawanya ke rumah sakit untuk memeriksa ku tidak percaya."
"Ini nomor teleponku, kabari saja ku ada apa-apa." Kata Randika.
"Hahaha kamu memang seperti pawan." Kata Jeffry sambil tertawa.
Jeffrylu membawa Felicia untuk diperiksa kembali di rumah sakit. Seth mash ini th selesai, Randika mengantarkan Ayu ke dm taksi dan dia sendiri kembali ke kantornya.