Chapter 333: Pikiran Randika yang Jenuh
Melihatporan mengenai riwayat hidup Anna, Randika mengerutkan dahinya. Lagigi keluarga Alfred
"Kenapa?" Tanya Inggrid dengan penasaran.
"Tidak apa-apa." Randika meletakkan HPnya dan berkata sambil tersenyum. "Aku akan pergi sebentar, kamu sebaiknya tetap di rumah sma aku tidak ada."
Inggrid mengangguk pn dan menjawab. "Berhati-hath."
Meskipun dia tidak tahu apa yang akan dkukan oleh Randika, Inggrid mempunyai dugaannya sendiri tetapi tidak berani membicarakannya.
Seth sarapan, Randika keluar dari rumahnya danngsung menuju lokasi Anna berada. Pada saat yang sama, Jin, Singa, Serig dan Dion sudah menunggu di sebuah gedung di seberang gedung perusahaan Cendrawasih.
Gedung ini merupakan terakhir kalinya Anna terlihat. Seth pengeboman yang dkukannya 3 hari yanglu, Anna menghng dari hotelnya dan tidak terlihatgi sejak saat itu. Oleh karena itu, Randika dkk berusaha mencari petunjuk di gedung tersebut.
Tidak jauh dari tempat mereka, terdapat beberapa apartemen berdiri.
Di sh satu apartemen, Deviana beserta anak buahnya yang bersenjatakan lengkap mengepung sh satu gedung apartemen tersebut.
"Kenapa kita belum menerobos masuk?" Deviana mengerutkan dahinya.
Timnya th mengepung apartemen ini sejak subuh tadi. Sebelumnya, Deviana berada di lokasi ketika perusahaan Cendrawasih dibom. Sejak saat itu dia menyelidiki kasus ini dengan sekuat tenaga dan masih belum mendapatkan petunjuk. Namun tiba-tiba, kasus sebelumnya mengmi kemajuan yang membuatnya mengepung apartemen ini.
Kasus ini merupakan kasus yang cukup besar karena berkaitan dengan pengedaran narkoba lintas kota. Para penjahat ini juga membunuh orang yang berpotensi menjadi penghambat bagi mereka.
Pembunuhan, pengedaran narkoba, pengedaran senjata api illegal dan bahkan prostitusi th merekakukan cukupma di kota ini. Hukuman bagi mereka adh hukuman seumur hidup bahkan hukuman mati!
Namun, para penjahat ini merupakan pemainma di dunia gp seperti ini. Meskipun Deviana sudah semman mengepung gedung mereka, para polisi itu masih belum bisa masuk untuk menangkap mereka. Di sisiin, justru para pengintai dari polisi th mengmi luka tembakan.
"Bu, kita tidak bisa masuk sembarangan karena gedung apartemennya telu besar. Kita juga tidak tahu seberapa banyak tersangka yang ada dan kita tidak punya perlengkapan yang tepat untuk menyerbu masuk." Seorang bawahan menjawab Deviana dengan cepat.
Karena para penjahat itu sudah menguasai gedung apartemen sejak mereka tahu bahwa mereka th dikepung, para pengintai yang menyamar itungsung ketahuan dan ditembak oleh mereka. Para penjahat ini sudah berpengman dan jika Deviana memaksa masuk tanpa pertan yang tepat, maka mereka akan dibantai tanpa ampun oleh mereka.
"Hubungi markas dan minta mereka untuk mengirim satuan khusus." Jawab Deviana dengan nada yang dingin.
Pada saat yang sama, Randika dan anak buahnya kebetn menelusuri jn ini. Dengan santai mereka berjn melewati para polisi ini dan menuju gedung apartemen yangin. Para polisi yang berjaga sedikit ragu dengan mereka karena penampn mereka itu mirip dengan preman.
Deviana juga menyadari kehadiran Randika dkk, dia benar-benar terkejut ketika melihatnya. Ketika dia ingin menghampiri Randika, dia menyadari bahwa Randika sedang buru-buru.
Deviana menjadi ragu-ragu untuk menyapanya, bawahannya di sampingnya berbisik padanya. "Bu, apa mereka bagian dari para penjahat itu? Apa ibu ingin kita menangkap mereka?"
"Mereka tidak ada hubungannya dengan para penjahat itu. Sudah fokus pada misi kita, ku mereka sampai lolos maka kalian semua akan kupecat!" Jawab Deviana.
Randika dan yanginnya masuk dan berjn naik kentai atas sebuah apartemen. Randika tidak perlu memberikan perintah karena Jin dan Singangsung bertindak dan mengamankan lokasi.
Menurut informasi yang mereka dapat, Anna berpura-pura menginap di sebuah hotel dan menginap di sh satu properti yang dimiliki oleh keluarganya di kota ini. Ketika mereka masuk ke dm kamar, mereka tidak menemukan apa-apa di dm kamar tersebut.
"Tuan, di sini sudah tidak ada apa-apa." Kata Jin sambil menggaruk kepnya. Serig berusaha mencari petunjuk dengan penglihatannya yang tajam, dialu berkata pada Randika sambil meminta maaf. "Aku sudah mengecek daerah sini dan tidak menemukan apa-apa, aku tidak menyangka perempuan itu akan lolos dari mataku. Hamba minta maaf."
Ketika Serig menatap wajah Randika, wajah tuannya itu terlihat buruk dan muram.
Randika sendiri tidak menyhkan bawahannya ini karena, bagaimanapun juga, mereka tidak mempunyai jaringan informasi sekuat di Jepang. Kemarahannya ini tertuju pada Anna dan keluarga Alfred yang sudah berkali-kali memberinya mash.
Bahaya seperti ini benar-benar tidak bagus untuknya, oleh karena itu dia harus menuntaskan mash ini untuk smanya.
"Bisakah kalian periksa sudah berapama dia meninggalkan tempat ini?" Tanya Randika.
Seriglu berdiri dan memeriksa semua ruangan bersama dengan yangin. Lalu mereka menemukan mesin kopi dan menyimpulkan bahwa Anna sudah cukupma meninggalkan tempat ini.
"Kirim orang ke stasiun kereta, bandara, perbatasan kota, jangan biarkan dia kabur. Jika dia masih berada di dm kota, mau dia bersembunyi di bawah tanah atau dingit, aku ingin kalian menemukannya!" Kata Randika dengan nada dingin.
"Baik." Semua orangngsung menyanggupi permintaan Randika.
Randika harus melenyapkan bahaya tersembunyi ini segera mungkin sebelum Anna kembali menyerang dirinya.
Untungnya saja, Anna tidak memiliki kemampuan seperti Shadow. Lolosnya dia dari jangkauan anak buahnya mungkin karena dia benar-benar berusaha tidak mencolok seth mengebom perusahaannya. Sekarang anak buahnya akan memburunya hingga ke ujungngit, nasib perempuan itu sudah js!
Seth berjn keluar dari gedung apartemen, Randika berpapasangi dengan tim yang dipimpin oleh Deviana. Kali ini Randika menyadari temannya satu itu sedang berwajah marah, sepertinya kasus temannya ini cukup rumit.
Randika menghampiri Deviana dan menatap apartemen yang dikepung itu dan berkata padanya. "Apa ada yang bisa kubantu?"
Ketika Deviana ingin membsnya, Randikangsung memotongnya dan berkata dengan nada dingin. "Tapi aku tahu bahwa kamu itu orang yang tidak suka ditolong."
Randikalu memberi sinyal pada Serig!
Serig dan kelima orang yang dibawanyangsung menerjang masuk ke arah apartemen tersebut.
Para polisi yang berjaga di depan gedung terkejut, diangsung memaki Randika. "Hentikan orangmu! Apa kalian sudah g?"
"Bu hentikan dia!"
Semua polisi menjadi tegang dan ketakutan karenawan mereka kali ini adh para penjahat yang sudah siap menghadapi apa pun. Mereka sendiri tidak tahu ada berapa banyak orang di dm sana, terlebihgi mereka th bersembunyi di seluruh gedung jadi taktik gerilya sangah efektif bagi mereka.
"Ran, Apa yang kamukukan? Panggil kembali orang-orangmu, di dm sangat berbahaya!" Deviana juga terlihat cemas. "Ku mereka mati itu semua shmu!"
Randika tetap terlihat tenang, dia sama sekali tidak peduli. Dialu bertanya pada para polisi yang berjaga. "Ada yang punya rokok?"
Seseoranglu membawakan sebatang rokok dan menykannya untuk Randika.
Randika sendiri aslinya jarang merokok tetapi pikirannya itu telu jenuh oleh mash keluarga Alfred dan dia perlu tenang sedikit.
"Hei, kamu dengar kata-kataku tidak!" Deviana menjadi marah. Dialu membuang rokok yang dihisap oleh Randika.
Di bkangnya Randika, Singa sudah menatap tajam Deviana dan tertawa di dm hatinya. Dia harus mengakui keberanian perempuan satu ini, tidak heran dia th memikat hati tuannya.
Perlu diketahui, Ares tidak akan membantu orang-orang yang tidak penting bagi dirinya.