MillionNovel

Font: Big Medium Small
Dark Eye-protection
MillionNovel > Legenda Dewa Harem > Chapter 334: Apa Kamu Pikir Aku Tidak Bisa Membunuhmu?

Chapter 334: Apa Kamu Pikir Aku Tidak Bisa Membunuhmu?

    Chapter 334: Apa Kamu Pikir Aku Tidak Bisa Membunuhmu?


    Randika menggelengkan kepnya. "Jangan khawatir. Jika mereka mati, mereka tidak pantas bekerja di bawah perintahku."


    Sesudahnya Randika berkata seperti itu, tiba-tiba, satu per satu ruangan terdengar jeritan tragis. Dapat terdengar bahwa teriakan itu terbatas pada meminta tolong ataupun memohon ampun atas nyawa mereka.


    "Ran, suara apa itu!" Deviana yang cemas itu segera menggenggam baju Randika dan menarik-nariknya. Dia akhirnya sudah tidak tahangi dan menyuruh anak buahnya untuk bersiap menerobos masuk. "Bersiap untuk masuk!"


    "Sudah santai saja, tunggu 5 menitgi." Randika menghentikan Deviana. "Kamu boleh memukulku jika aku berbohong."


    "Ran, ini bukan mash kecil." Deviana merasa jengkel dengan Randika yang terus terlihat tenang itu. Bagaimanapun juga, kasus ini sendiri cukup besar dan bisa mempengaruhi kariernya.


    "Sudah tidak usah khawatir, orang-orang yang masuk itu orang-orangku." Randika tersenyum kecil. Suasana hatinya yang jenuh itu kembali membaik sedikit.


    Para polisi ini tidak sependapat dengan Randika. Mendengar jeritan-jeritan tragis dan suara tembakan, keenam orang itu pasti sudah disiksa habis oleh para kriminal. Mereka berpikir bahwa orang ini sungguh bodoh.


    Pada saat ini, dari apartemen terdengar suara teriakan panik. "Ah tidak!! Jangan ke sini!"


    Seth teriakan itu, suasana hening kembali. Ketika mendengar teriakan itu tadi, para polisi dan Deviana sudah terkejut bukan main. Mereka merasa bahwa pernah mendengar suara orang itu, bukankah itu suara target mereka?


    Ku begitu, teriakan-teriakan tragis tadi berasal dari para penjahat?


    Memikirkan hal ini, ekspresi para polisi berubah semua. Ketika mereka melihat sosok Randika, wajah mereka tampak bingung.


    Beberapa saat berikutnya, Serig dan anak buahnya keluar dari dm gedung. Ekspresi anak buah Serig sudah bagaikan zombie, benar-benar terlihat kosong.


    Melihat orang-orang bersimbah darah ini, semua polisi merinding bersamaan.


    Wajah Serig masih tetap terlihat tenang meskipun darah th memenuhi wajahnya, dia terlihat bagaikan binatang buas yang baru saja memakan mangsanya.


    Ketika Serig datang ke hadapan Randika, dia sedikit merasa malu. "Tuan, kami di dm lepas kendali untuk sesaat. Kami tidak sengaja membunuh mereka semua, apakah kita seharusnya menangkap mereka hidup-hidup?"


    Semua th dibunuh?


    Deviana dan bawahannya js terkejut ketika mendengarnya. Mereka th di sini semman mengepung dan bertempur susah payah dengan mereka.


    Dan sekarang Randika dan orangnya masuk cuma 10 menit dan mereka th membunuh mereka semua? Mereka dengan gampangnya mengatakan bahwa 6 orang ini berhasil membunuh sebuah organisasi penyelundup? Sulit untuk dipercaya!


    Di saat semuanya masih bingung, Randika mengangguk dan menoleh ke arah Deviana. "Targetmu th mati semua, apakah tidak apa-apa?"


    Deviana mengangguk sambil tidak tahu harus berkata apa. Dia dengan cepat memberi sinyal pada bawahannya dan menyuruh mereka masuk ke dm gedung untuk memeriksa keadaan lebihnjut.


    Seth masuk, para polisi ini menemukan bahwa para pengedar narkoba ini sudah tergeletak di mana-mana dan berlumuran darah. Terlebihgi, wajah mereka terlihat ketakutan dan senjata mereka sudah kosong tidak berpeluru.


    "Mereka benar-benar th mati."


    Semuanya saling memandang satu samain, kejadian ini benar-benar tidak masuk akal.


    Para polisi ini segera menyebar ke seluruhntai. Pada saat ini, seorang polisi menyadari bahwa korban yang ada di hadapannya ini mati seperti orang yang lehernya th dipatahkan.


    Yanginnya menemukan bahwa para penjahat ini ada yang dihajar sampai babak belur hingga mati dan ada yang sampai tangan dan kakinya remuk semua!


    Jika dilihat baik-baik, semua penjahat ini mati oleh tangan kosong.


    Memikirkan hal ini, para polisi ini menghirup udara dm-dm.


    Monster seperti apa mereka sebenarnya?


    Keahlian b diri pasukan Ares benar-benar mengerikan.


    Pada saat ini, Randika sudah kembali menuju markas sementara pasukannya. Berkat perintahnya, seluruh dunia bawah tanah Cendrawasih kembali bekerja. Di bawah ancaman pasukan Ares, para gangster yang masih bertahan th mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk mencari Anna.


    Di bandara, stasiun kereta api, pangkn bemo, pangkn bis, semua orang terlihat memegang foto Anna di tangan mereka. Bisa dikatakan bahwa hampir semua titik transportasi di Cendrawasih th dikepung oleh pasukan Ares.


    Ketika Randika png ke rumah, Inggrid menghampirinya. "Ran, ini tadi pagi ada paket untukmu. Aku taruh di meja makan."


    Paket?


    Randika belum pernah mendapatkan paket seperti ini sebelumnya, hati Randikangsung menjadi waspada. Dia mengangguk ke arah Inggrid dan berjn menuju paket tersebut.


    Paket itu terbungkus dengan rapi dan duduk manis di atas meja. Menurut penglihatannya, itu tidak mungkin sebuah bom.


    Ketika dia membukanya, tidak disangka-sangka ternyata itu adh sebuah kaset CD; Randika terlihat bingung.


    Kemudian dia memutar kaset tersebut di DVD yer yang ada di ruang tamu. Tidakma kemudian, sosok Anna muncul di balikyar!


    Dm sekejap aura membunuh Randika keluar dengan hebat.


    Js ini merupakan rekaman yang dibuat oleh Anna sendiri. Pada saat ini, wajah Anna terlihat sedang mengejek dan puas.


    "Bagaimana hadiah yang kupersiapkan untukmu Randika? Apakah itu menyenangkan?"


    Wajah Anna benar-benar bengis, nada suaranya mengandung kebencian yang sangat mendm. Seth itu ekspresinya berubah menjadi sedih. "Tetapi sayang sekali, aku tidak bisa membunuh pcur yang kamu sebut istri itu. Lain kali aku akan memastikan bahwa Inggrid akan menemani adikku di liang kuburnya."


    Suara TV yang diputar ini lumayan keras sehingga Inggrid yang ada di dapur penasaran dengan apa yang sedang dilihat oleh Randika. Meskipun wajah suaminya itu terlihat tenang, tubuhnya benar-benar kaku. Ketika matanya tertuju pada TV, Inggrid terkejut bukan main. "Anna?"


    Anna merupakan kakak dari Hans dan merupakan anak keempat dari Ivan. Sebelumnya Inggrid pernah bertemu dengannya karena keluarga Alfred dan keluarga Laibahas adh temanma.


    Randika tidak berbicara sama sekali, Anna yang terlihat sedih itu kembali tersenyum.


    "Tapi itu tidak mash, aku masih punya banyak waktu untuk bermain dengan kalian semua. Aku hanya penasaran saja, apa sebaiknya aku bunuh Inggrid pakai bomgi atau perlu aku menyewa orang untuk memperkosanya baru membunuhnya?"


    Annalu tertawa dengan liar, ekspresinya sudah mirip orang g. B diperhatikan baik-baik, kegannya ini sudah mirip Shadow.


    Inggrid hanya berdiri dengan tubuh yang gemetar, dm sekejap diangsung memeluk Randika.


    Melihat istrinya yang ketakutan itu, Randika dengan lembut mengelus kepnya dan berkata dengan nada yang menenangkan. "Jangan khawatir, aku ada di sini."


    "Baih." Inggrid mengangguk dan memejamkan matanya, dia tidak berani menatap sosok perempuan yang ada di TV itugi.


    Wajah Randika benar-benar terlihat dingin. Seekor semut berani menantang sang raja hutan? Dia bodoh atau g?


    Aku sudah membunuh hampir semua anggota keluargamu, apa kamu pikir aku tidak bisa membunuhmu?
『Add To Library for easy reading』
Popular recommendations
A Ruthless Proposition Wired (Buchanan-Renard #13) Mine Till Midnight (The Hathaways #1) The Wandering Calamity Married By Morning (The Hathaways #4) A Kingdom of Dreams (Westmoreland Saga #1)