Chapter 355: Kau Sudah Mati Begitu Muncul di Hadapanku
"Ran, kamu memang luar biasa!" Kata Viona dengan semangatnya, dia menggenggam erat tangan Randika dari bkang.
Hannah juga mkukan hal yang sama, dari waktu ke waktu, kakak iparnya ini membuat dirinya makin jatuh cinta meskipun perkunya kadang-kadang mesum.
Li Weilong yang awalnya arogan itu berubah menjadi pucat pasi. Orang-orang yang dibawanya hari ini berasal dari mantan satuan khusus tentara Cina dan beberapa bahkan dikenal sebagai prajurit terbaik. Bahkan sebelum bergabung dengan dirinya, mereka semua bekerja menjadi pembunuh bayaran. Jadi bisa dikatakan bahwa kemampuan bertarung mereka sudah melebihi prajurit biasa.
Tetapi di bawah tinju Randika, mereka semua bukah apa-apa. Tidak ada satu pun orang yang dibawanya itu bisa myangkan puknnya Randika! Hal ini js membuat Li Weilong menjadi pucat pasi.
Dm pertama kali dm hidupnya, Li Weilong merasakan rasa bahaya seperti ini. Wajahnya yang sem tenang dan penuh percaya diri itu berubah menjadi muram.
"Maafkan aku, sepertinya aku tidak pandai mengatur tenagaku ketika menghajar anak buahmu ini." Kata Randika tanpa jejak-jejak meminta maaf.
"Kau kira kau bisari karena th menghkan mereka?" Kata Li Weilong dengan nada dingin.
Meskipun Randika berhasil menghkan orang-orang yang dibawanya, apakah dia bisa bertahan dari seluruh anak buahnya? Terlebih dia masih belum menggunakan senjata-senjatanya. Di era canggih seperti ini, bukan b dirih yang terkuat minkan peluru!
Sebuah peluru bisa dengan mudah membunuh ahli b diri mana pun, sedangkan senapan mesin bisa membunuh puluhan pendekar dan sebuah bom bisa menggetarkan dunia!
"Siapa bng aku akanri?" Kata Randika sambil tersenyum. "Aku menginap di sini, buat apa akuri?"
Mendengar hal ini, hati Li Weilongngsung mengepal. Sepertinyawannya kali ini benar-benar tidak mengenal rasa takut. Pertama kali di dm hidupnya, Li Weilong tidak bisa membaca jn pikirwannya.
Lh untuk berdebat dengan Randika, Li Weilong berteriak dengan keras. "Cepat kalian keluar!"
Keluar?
Orang-orang heran dengan apa yang dikatakan oleh Li Weilong, dia berbicara pada siapa? Namun detik berikutnya semua wajah merekangsung berubah. Ternyata Li Weilong masih punya anak buah!
Terlebihgi, anak buahnya ini lebih mengerikan daripada sebelumnya karena membawa senapan serbu!
"Dia bahkan membawa senjata dengan begitu gampangnya?"
"Dengan senjata sebanyak itu, ini sudah bisa dinamakan perang!"
"Cepat berlindung! Jangan sampai kita kena peluru nyasar."
Meskipun semua orang heboh danri berhamburan, mereka masih berusaha menyaksikan akhir dari kisah ini. Benar, akhir! Karena lebih dari 15 orang th mengepung Randika dan membidikan senjata mereka padanya.
Ini sudah sama seperti eksekusi mati para tahanan!
Semua orang ketakutan tetapi Randika masih tetap tenang dan tidak bergerak sama sekali.
Dengan banyaknya orang yang mi mencari tempat berlindung, lobi hotel ini mi menjadi sesak meskipun tempat ini cukup besar.
Li Weilong menatap Randika yang berdiri diam tersebut, wajahnya sudah dipenuhi oleh kebencian. Tidak peduli seberapa hebat kemampuan b dirimu, bagaimana mungkin kamu bisa menghindari peluru segitu banyak ini!
"Cuma segini? Sedikit sekali."
Tanpa diduga, seth menatap sekelilingnya, Randika berkata seperti itu sambil mengh napas.
Semua orang yang mendengar kata-kata Randika itu terkejut bukan main. Sedikit? Ada 15 senjata tahu! Peluru-peluru mereka sudah cukup menghujani dan mengenai seluruh tubuhnya.
Tetapi Li Weilong justru tertawa ketika mendengar ini, sepertinyawannya itu sudah ngelindur. Ketika dia menatap wajah Randika sekaligi, wajah Li Weilong benar-benar muram. Ini pertama kalinya dia melihat orang yang tidak ketakutan dibidik oleh banyak senjata.
"Aku tidak akan membunuhmu hari ini, tetapi lengan dan kakimu adh milikku!" Kata Li Weilong dengan nada dingin.
Randika membsnya dengan nada yang santai. "Tubuh ini adh tubuhku, jangan harap aku akan memberikannya."
Orang-orang yang memperhatikan ini dari awal sudah terheran-heran dengan jn pikir Randika, kenapa dia masih tetap tenang di bawah banyak moncong senjata?
Tetapi tiba-tiba, Randika yang terkepung itu menjentikkan jarinya.
Suaranya benar-benar keras dan menggema ke seluruh lobi menuju luar hotel.
Semua masih bingung dengan tindakan Randika ini, namun tiba-tiba, dari luar hotel masuk segerombn orang.
Kecepatan orang yang datang ini benar-benar cepat, mereka dm sekejap sudah mengepung Li Weilong dan anak buahnya.
Terlebihgi, mereka membawa senapan serbu yang jauh lebih besar daripada mereka.
Orang-orang ini memakai baju serba hitam yang membawa sensasi mencengkam, moncong-moncong senjata mereka tertuju pada orang-orang yang mengancam Randika. Tiap detiknya membuat suasana lobi hotel ini makin suram.
Keadaan yang berbalik ini membuat orang-orang kebingungan dengan apa yang th terjadi, siapakah mereka?
Kenapa mereka tiba-tiba mengepung Li Weilong?
Terlebihgi, dari mana senjata mereka itu berasal?
Di saat mereka terheran-heran, para anak buah Li Weilong yang mengepung Randika sudah mi resah. Mereka dapat merasakan moncong senjata musuh yang begitu dingin dan ganas, seh-h siap menumpahkan darah.
Sh satu dari anak buah Li Weilong mencoba menganalisa daya tempurwan mereka yang baru ini. Semakin dia memperhatikan semakin deras keringat dinginnya. Aura tempur semacam itu hanya bisa dimiliki seth menempa diri dm ratusan medan tempur, benar-benar abnormal!
Pada saat ini, punggungnya sudah basah oleh keringat.
Wajah Randika masih tetap tenang, sedangkan Hannah dan Viona juga sama bingungnya dengan orang-orang. Mulut mereka berdua sampai menganga karena saking terkejutnya.
Kenapa tiba-tiba Randika mendapatkan b bantuan?
Memangnya kapan Randika meminta b bantuan?
Js kedua perempuan ini penasaran tetapi mereka menatap kagum pada Randika.
Li Weilong yang awalnya berwajah bengis sudah menjadi berwajah suramgi.
Musuh memiliki b bantuan?
Kenapa dia tidak menyadarinya tadi?
"Lucuti mereka." Kata Randika dengan ps. Ketika mendengar perintah ini, pasukan Ares segera melucuti anak buah Li Weilong dan mengamankan senjata mereka.
Para anak buah Li Weilong tidak berani mwan, mereka th kh senjata dan kh juh.
Randika menatap Li Weilong, di bawah tatapan orang-orang, dia berjn menghampiri pria paruh baya ini.
Semua orang sudah menahan napas mereka ketika melihat Randika berjn menghampiri penguasa Makau tersebut. Mata mereka semua terblak ketika menyaksikan apa yang dkukan oleh Randika.
Ketika Randika sudah berdiri di hadapannya, tiba-tiba dia myangkan sebuah tamparan keras tepat di wajah!
Semua orang js terkejut, mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Penguasa kota Makau dari balikyar, orang paling berpengaruh di kota ini th ditampar oleh orang tidak js asal-usulnya?
Ketika orang-orang belum sadar dari keterkejutan mereka, Randika sudah myangkan sebuah tamparan kembali.
PLAK!
Dengan kemampuan Randika, Li Weilong sama sekali tidak punya kesempatan untuk menghindar. Wajahnya benar-benar merah!
"Sin!" Li Weilong menggertakan giginya. Berani-beraninya ada orang yang menampar dirinya!
"Kau akan ku." Sebelum dia sempat berbicara, Randika kembali menampar Li Weilong. Tentu saja tamparan berturut-turut ini mi membuat Li Weilong pusing.
"Aku itu orang yang cinta damai, kau sendiri yang cari gara-gara sama aku. Berani sekali kau mengacaukan liburanku yang berharga ini." Kata Randika. Kemudian dia memberikan sebuah tamparan hangat pada Li Weilong.
Semua orang sudah bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Mereka menyaksikan sendiri Li Weilong ditampar hingga berdarah-darah.
Randikalu mnjutkan. "Mau membunuhku? Percaya atau tidak, kau sudah mati begitu muncul di hadapanku." Randika memberikan sebuah tamparan yang kerasgi. Kali ini Li Weilong tidak tahangi, dia sudah tergeletak dintai.
Darah terus mengalir dari sudut mulutnya.
Sosok berwibawa milik Li Weilong benar-benar th hng, sekarang kondisinya benar-benar menyedihkan. Tetapi meskipun begitu, aura kebencian dan kemarahan masih ada di tatapan matanya. "Aku adh penguasa dari"
Sebelum dia dapat menyelesaikan kalimatnya, Randika memberinya sebuah tendangan.
"Penguasa? Terus memangnya kenapa kau menguasai Makau? Aku bahkan pernah menghancurkan sebuah ibu kota, buat apa aku takut dengan kota kecil seperti milikmu ini?" Randika kembali memberikannya sebuah tendangan. Semua orang sudah mi kasihan dengan Li Weilong.
Mereka sendiri juga bertanya-tanya, apakah benar di hadapan mereka ini adh Li Weilong?
Sosok menakutkan yang memerintah Makau dari bkang ini sekarang meringkuk kesakitan dintai seperti udang? Benar-benar lelucon.
Di bawah tatapan orang-orang, Randika masih terus menendang Li Weilong.
Tidakma kemudian, sepertinya Li Weilong sudah di ambang batas kesadarannya. Randikalu berhenti menendang dan merapikan pakaiannya. Dialu berkata padanya. "Jangan kira aku th memakai seluruh kekuatanku, ini cuma baru 5% saja."
Li Weilong yang mendengar ini sudah merinding ketakutan.
Randikalu berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya, suasana lobi hotel ini kembali menjadi sunyi. Semua tatapan orang tertuju pada Randika. Para staf hotel yang sudah angkat tangan itu menatap takut pada Randika.
Begitu p dengan anak buah Li Weilong yang diikat dintai, mereka sudah ketakutan sejak awal.
Di dm pikiran mereka, bos mereka saja tidak berdaya apgi mereka.
Di Makau, apab menyinggung Li Weilong berarti sama saja dengan mencari mati!
Tidak dapat dipungkiri, semua orang bertanya-tanya tentang identitas Randika yang berani mwan Li Weilong dan mendatangkan anak buahnya serta senjata yang begitu kuat. Meskipun mereka memiliki beberapa tebakan, mereka tetap tidak bisa menebaktar bkang Randika.
Namun pada saat ini, dari luar hotel, tiba-tiba terdengar suara sirene. Suara sirene ini keras dan terdengar banyak.
Polisi akhirnya tiba!