Chapter 237: Perpisahan
Namun Randika tidak bisa menyepelekan kasus ini. Sebelum Bn Kegpan benar-benar mati, ancaman bahaya ini slu mengintai dirinya. Dia tidak bisa membiarkan kanker ini terus berkembang hingga besar.
Seth beberapa hari pasca kejadian di kota Kamakura, masih belum ada kabar mengenai markas utama Bn Kegpan. Bahkan pasukan Bn Kegpan yang diinterogasi tidak mengatakan apa-apa.
Hanya dm 2 hari, seluruh markas Bn Kegpan yang mereka tahu th hancur. Dan terlebih mereka berhasil merebut istana mereka kembali! Dengan perencanaan yang teliti oleh Catherine dan juga tidak adanya b bantuan membuat mereka bisa merebutnya kembali dengan mudah.
Pada saat ini, nama pasukan Ares sudah menggema di telinga orang-orang. Memanfaatkan kesempatan ini, Catherine dan Randika memutuskan untuk merekrut lebih banyak orang dan menstabilkan fondasi mereka.
Sebelumnya pasukan mereka ini telu sederhana, tetapi kali ini Catherine ingin memperdm fondasi mereka. Dia ingin merekrut lebih banyak peneliti, mekanik dan ahli komputer. Proses perekrutan ini akan diawasingsung olehnya dan Yuna agar tidak kemasukan mata-mata.
Beberapa hari sethnya Yuna dan Catherine mengantar Randika ke bandara. Mereka berangkat secara diam-diam dan tidak memberitahu para jenderal dan letnaninnya. Ku tidak, mengingat sifat mereka semua, Randika bisa-bisa tidak bisa kembali ke Indonesia.
"Ku begitu sampai di sini ya. Aku serahkan sisanya pada kalian berdua." Kata Randika sambil tersenyum.
Yuna yang cemberut itu tiba-tiba sudah berurai air mata. Kedua dada supernya itu menempel erat dengan Randika.
"Aku mohon jangan pergi, aku masih ingin bersamamu. Lagip kamu juga belum bertemu dengan adikku." Yuna menangis di dadanya Randika.
"Yuna, aku tahu kamu kesepian tetapi bukankah Kyoko, Catherine dan yangin ada bersamamu? Aku yakin kamu bisa mengatasi semua mash dengan baik tetapi jika kamu membutuhkanku, kamu tinggal menghubungiku."
Catherine yang ada di samping ikut tersenyum. "Tuan, bagaimana ku kamu membawa Yuna bersamamu? Aku akan mencari orang yang tepat untuk menggantikan posisinya di divisi intelijen."
"Benarkah? Aku bisa pergi bersamamu?" Wajah Yuna terlihat berbinar-binar.
Randika menggelengkan kepnya. "Maaf untuk divisi intelijen aku tidak bisa percaya dengan siapapun sin kamu Yuna. Lagip bagaimana perasaan adikmu ku kamu mendadak pergi?"
"Tapi."
"Sudah kamu tenang saja, aku akan menghubungimu lebih sering mi dari sekarang."
"Janji?"
Randika menganggukan kepnya dan mengusap kep Yuna, dialu menoleh ke arah Catherine. "Aku mempercayakan pasukan kita padamu, jaga baik-baik rumah kita."
Catherine mengangguk. "Tuan jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan pasukan kita mengmi kejadian memalukan seperti itugi."
Randika mengangguk dan tersenyum, mereka berdua memanh orang kepercayaannya.
"Oya, nanti ku kalian merekrut orang, dahulukan kesetiaan daripada keahlian." Dengan adanya reorganisasi pasukan, proses perekrutan menjadi kunci kestabn dan kekuatan mereka. Ku proses perekrutan ini tidak diawasi dengan baik, bisa-bisa akan terjadi kasus Shadow kembali.
Catherine mengangguk. "Tuan, aku akan membuka markas cabang di Indonesia ketika mash kita di Jepang ini th selesai. Lagip Indonesia merupakan kampung hman tuan kita."
Cabang di Indonesia?
Randika terkejut, ide yang sangat brilian! Namun, dia berpikir sebentar dan menggelengkan kepnya. "Hal seperti ini mungkin akan sulit, Arwah Garuda tidak akan membiarkannya."
Seth berbincang sebentar, Randika masuk untuk mkukan check in.
Ketika dia hendak masuk, terdengar suara mesin yang menggelegar dari bkang. Suara iningsung membuat semua orang penasaran.
Randika menoleh ke bkang dan tidak bisa menahan dirinya untuk menggelengkan kepnya sambil tertawa.
Beberapa motor besar berbaris dengan rapi tepat di luar pintu masuk bandara. Motor yang dikendarai itu benar-benar besar.
Jika ada orang yang mengerti mengenai sepeda motor, mereka tentu akan terkejut. Motor-motor itu adh Harley Davidson Street Glide. Mesin motor mereka mengerikan dan kecepatannya tidak kh dengan mobil!
Motor-motor itu berbaris rapi dan di bkangnya terlihat beberapa mobil sportinnya seperti Rolls Royce, Ferrari dan Lamborghini. Satu per satu mobil itu berhenti dan parkir dengan rapi, sepertinya sedang terjadi parade mobil mewah.
Semua orang terkejut bukan main, motor dan mobil mewah ini kenapa tiba-tiba berkumpul di tempat ini?
Sebuah mobil yang parkir di samping Lamborghini itu tidak bisa tidak merasa minder. Dengan menggosok matanya dengan keras, dia bermimpi suatu saat nanti akan memiliki mobil seperti itu.
Satu per satu orang mi merekam kejadian unik ini dengan HP mereka. Seth beberapa saat, semua orang yang di dm mobil keluar dan berjn menghampiri pintu masuk bandara.
Randika menggelengkan kepnya dan tertawa pahit. Dialu menatap Yuna dan mengh napas.
Sepertinya Yuna memberitahukan kepergiannya pada semua orang.
Tidakma kemudian, semua pasukannya yang memakai jas hitam itu berdiri di hadapannya Randika.
Dion, Polemos, Serig, Jin, Singa dan yangin tampak seperti mafia. Sedangkan Kyoko memakai dress China yang memperlihatkan kaki panjang dan mulusnya, benar-benar menggoda.
Jika saja bukan karena luka di mukanya, Kyoko sudah menjadi perempuan tercantik yang pernah dilihatnya.
Semua pasukannya itu, dipimpin oleh 5 jenderal, bersamaan membungkuk ke arah Randika.
"Smat jn tuan!"
Suara yang keras itu dapat terdengar di seluruh pelosok bandara, semua orang terkejut bukan main ketika mendengarnya.
Pemuda itu bos dari semua orang itu?
Benar-benar tidak masuk akal.
Randika mengh napaslu tertawa dengan keras.
"Siapa yang akan menemaniku betih pedang coba?" Raihan mengh napas sambil membawa pedang besarnya di punggungnya. Franklu memarahinya. "Sudah jangan menambah beban tuan kitagi. Tolong maafkan dia, berangkah dengan hati yang tenang dan serahkan yang di sini padaku."
"Benar bos, aku akan menjaga rumah kita ini!" Singa merobek jasnya sambil mengeluh. "Sin, baju seperti ini memang tidak cocok untukku."
Melihat tingkahku Singa yang memalukan, Jin sudah geleng-geleng. Dia sangat membenci sikap Singa yang seenaknya.
Matthew dan Martin tersenyum. "Tuan, Anda harus kembali!"
"Jangan khawatir." Randika tersenyum. Kali ini Dion dan Polemos maju dan menyampaikan sm perpisahan mereka.
"Karena aku tidak ada di sini, jagh baik-baik saudara-saudara kita."
"Jangan khawatir, kita semua akan bertaruh nyawa untuk menjaga warisanmu ini tuan."
Randika memeluk para jenderal dan letnannya.
"Serig, ketika pasukan kita sudah kuat dan banyak, aku berpikir untuk membuat cabang di Eropa. Bersiah untuk kemungkinan itu."
"Kyoko, semakin hari aku melihatmu kecantikanmu itu memang abadi. Jaga dirimu baik-baik."
........
Dengan begini Randika sudah berpamitan dengan semuanya, dia sekarang sudah siap png ke Indonesia.
Para pengunjung yangin masih tertegun namun perasaan merekangsung berubah menjadi ketakutan.
"Hoi, jangan menghngi jn tuanku! Kubunuh kau!"
Semua orangngsung menyingkir dan memberikan jn pada Randika.
Randika hanya bisa tersenyum pahit, dia menduga hasil yang seperti ini jika memberitahukan kepergiannya pada semua orang.