Chapter 238: Atraksi Sp
Randika masuk dan mkukan check in, dan para pasukannya itu meninggalkan bandara.
Meskipun dengan perasaan sedih, Yuna dan yangin harus merkan kepergian Randika dan fokus pada pekerjaan mereka. Meskipun Bn Kegpan bukah ancamangi, mereka tidak boleh lengah dan harus menumpas si pengkhianat itu untuk smanya.
Karena berbagai kejadian di Tokyo ini melhkan jiwa dan raganya, Randika ingin tidur dengan tenang di pesawat jadi dia memilih duduk di dekat jend. Ketika dia hendak memasukan barangnya ke bagasi atas, suara perempuan terkejut terdengar di depannya.
Randika menoleh dan melihat senyuman lebar tertuju padanya. "Benar-benar sebuah kebetn."
Perempuan itu adh Serena yang sebelumnya menggoda dirinya di pesawat menuju ke Jepang. Benar-benar sebuah kebetn bisa bertemu dengannyagi dan terlebih mereka duduk bersampingan! Sejujurnya, Randika sendiri sudah lupa dengan sosok bule satu ini.
Wajah Serena tersenyum lebar, dia tidak menyangka akan bertemu dengan pria tampan dan gagah ini kembali. Sehari sebelumnya dia masih mengomel karena perusahaannya menyuruhnya kembali ke Indonesia dengan membawa pekerjaan yang sangat banyak.
"Apa kamu sudah lupa janji kita sebelum ini?" Mendadak, baju Serena terlihat longgar dan dia menggigit kedua bibir pinknya, membuatnya terlihat makin menggoda.
Melihat sosok yang menggoda ini, nafsu Randika makin menguasai dirinya. Seth berkali-kali meminum obat dari kakeknya itu, dia hanya mengeluarkan nafsunya itu sekali dengan Kaori. Dan sekarang, ada perempuan cantik dan montok menggoda dirinya, siapa yang bisa tahan!
Keduanya duduk dengan sangat dekat, kaki Serena mi menggosok kaki Randika. Hari ini Serena memakaia pendek dengan stoking j, ini mengingatkan Randika dengan bunny girl di bar saat dirinya di Jepang.
"Kenapa kamu tidak menghubungiku?" Jari Serena mi berenang di puting Randika, berusaha membuatnya bergairah.
Randika menerima undangan Serena ini dan menaruh tangannya di paha perempuan satu itu. Keempukan dan sensasi ini sudahma tidak dia rasakan.
Mendadak, suara desahan kecil keluar dari mulut Serena. Seorang pria paruh baya yang duduk di depan mereka tiba-tiba menoleh ke bkang. Melihat posisi kedua pasangan muda itu, pria itu tersenyum dan kembali membaca korannya. Inh ikatan persaudaraan antar pria!
Tidak bisa dipungkiri, nafsu adh dosa terbesar para lki. Pria paruh baya itu aslinya juga kagum pada Randika, berani sekali mereka mkukannya di tempat duduk? Bukannya ada toilet?
Randika sendiri sepertinya gugup dan takut. Nafsunya benar-benar sudah di ambang batas. Dia hanya menyentuh paha Serena dan adiknya sudah berdiri dengan kokoh. Jika dia benar-benar mkukannya dengan Serena, apakah perempuan ini bisa menerima seluruh nafsunya?
Serena menatap Randika dan ketika melihat senyuman Randika, hatinya meleleh dan memeluk lengan Randika sambil mengistirahatkan kepnya di pundak Randika.
Pada saat ini, seorang pramugari melewati tempat duduknya. Ketika dia melihat sosok Randika, dia tidak bisa menahan rasa bersemangatnya. Dia menyadari bahwa pria itu adh pawan yang th menymatkan satu pesawat. Tetapi ketika melihat tangan Randika yang berenang-renang di paha Serena, hatinyangsung meredup. Dia dengan cepat mengingatkan mereka untuk memasang sabuk pengaman dan pergi dari situ dengan hati yang kecewa.
Randika sendiri merasa nikmat ketika meraba-raba paha Serena, tetapi karena ingin sensasi yang lebih, Serena mengarahkan tangan Randika ke s-s pahanya. Randikangsung dapat merasakana dm Serena yang basah itu.
Seorang pria yang baru saja mau duduk, melihat Serena yang seperti myang ke awan itu dan memberikan jempol pada Randika. Untuk mendapatkan perempuan secantik itu bukangi hanya bermodalkan uang namun bermodalkan kemampuan dan kecakapan. Apgi si perempuan berani forey seperti itu di tempat umum, benar-benar g. Apa pemuda itu mau mengajariku?
Namun, Randika tidak berani berbuat lebih. Bagaimanapun juga, dia berada di tempat umum.
Tidakma kemudian akhirnya pesawat mereka lepasndas. Serena sudah tidak telu bernafsugi, dia sudah memutuskan bahwa ketika mendarat dia akan menyeret Randika ke hotel.
Karena perubahan tekanan udara yang secara tiba-tiba, seorang bayi terbangun dan mi menangis.
Awalnya pesawat ini tenang dan beberapa orang mi tidur. Tetapi ketika suara tangis itu terdengar, ketenangan itungsung hancur. Suara tangisnya benar-benar menggema.
Sang ibungsung berusaha menenangkan bayinya, tetapi semua usahanya percuma. Bayinya terus menangis dengan keras.
Merasa jengkel, seseorang berdiri dan menoleh ke arah ibu dan anak itu.
"Bisa cepat buat anakmu itu berhenti menangis tidak?" Kata orang itu sambil mengerutkan dahinya.
"Maaf, maaf." Ibu itu dengan cepat menundukan kepnya, dia semakin cemas. Mendengar suara bentakan itu, nangis si bayi makin menjadi-jadi.
Melihat situasi tidak terkendali, Randika berjn menghampiri si ibu.
"Bu, ijinkan aku menenangkan bayimu." Kata Randika sambil tersenyum. Lalu Randika meminjam uang kertas dari si ibu dan memperlihatkannya di depan si bayi.
Orang-orang juga memperhatikan aksi Randika, tidak tahu apa yang akan dkukan pemuda itu.
"Coba kamu perhatikan kertas ini." Randika tersenyum lebar. Meskipun masih menangis, bayi itu memperhatikan jari Randika yang memegang uang kertas.
"Dm hitungan ketiga kertas ini akan hng. Satu Dua Tiga!" Randika mendorong masuk uang kertas itu ke dm genggaman tangannya dan membukanya secara pehan, uang itu sudah tidak ada di sana.
"Tuh hng kan." Randika memperlihatkan tangannya pada si bayi dan kelima jarinya bergerak-gerak tanpa henti. Adegan sp ini sepertinya membuat si bayi tertarik, tangisannya mi reda. Kedua b matanya yang besar itu mi memperhatikan Randika.
Orang-orang yang melihat Randika juga terkejut, orang itu bisa sp?
Randika sekarang menjadi fokus semua orang.
Kemudian Randika pura-pura mfalkan mantera dan dia menggenggam erat tangan kirinya. Secara pehan dia membukanya dan uang kertas yang sebelumnya menghng muncul kembali.
Adegan ini benar-benar memukau semua orang, bahkan si bayi sudah berhenti menangis.
Randika tersenyum sambil terus menggerakan tangannya. Uang itu menghnggi dan berpindah ke tangan satunya, terus menerus seperti itu.
Melihat adegan sp ini, orang-orang mi terkagum-kagum.
Randika memperhatikan bayi yang mi tertawa ini. Kemudian di bawah penglihatan semua orang, dia memakan uang kertas itu secara utuh.
"Eh!"
Orang-orang terkejut ketika melihat Randika mengunyah. Ketika melihat hal ini, si bayi menjadi bersemangat dan meronta-ronta seperti tidak sabar melihat momen ajaibnya.
Randika tersenyum, dan di depan semua penglihatan orang-orang, dia mengulurkan tangannya dan meraba sakua si bayi dan mengambil kembali uang kertas sebelumnya.
"Luar biasa!"
Orang-orang kembali kagum dengan atraksi Randika,lu seseorang mi bertepuk tangan.
Semuanya mi bertepuk tangan dan bersorak pada Randika.
Bayi itu juga tersenyum dan tertawa sambil memeluk jari Randika. Dia sepertinya ingin merebut uang itu dari dirinya.