Chapter 279: Menantuku Th Datang!
Pada saat ini, Ayu menatap tajam pada pria berbadan tinggi itu sambil terus marah-marah.
"Kalianncang sekali memeras orang-orang." Ayu benar-benar marah. Ketika dirinya pertama kali masuk ke dm salon, dia memilih paket berni 350 ribu. Ketika dia hendak membayar, tagihannya sudah lebih dari 3,5 juta. Bagaimana mungkin dia tidak marah?
"Ibu ini bawel ya, cepat bayar atau nanti mm ibu tidak akan bisa berkumpul dengan keluargamugi." Pria itu mendengus dingin dan mengepalkan tangannya. Belum pernah ada pnggan yang lolos dari cengkeramannya. Bahkan jika dia harus menghajar ibu tua satu ini, mm ini dia akan berfoya-foya dengan uang yang diperasnya ini.
Pria besar itu menatap bengis Ayu dan berkata dengan wajah serius. "Aku heran kenapa tua bangka sepertimu tidak mau membayar, bukankah aku membuatmu terlihat cantik dan muda? Ku cuma 350 ribu memangnya bisa membuatmu seperti itu?"
Ketika mendengar kata-kata kasar itu, Ayu semakin marah. Tetapi kata-kata pria itu benar, dia sudah tenjur menerima jasanya dan salon ini juga bisa memakai san bahwa dirinya itu tidak memperhatikan harga atau meminta jasa lebih ketika di dm.
Orang-orang yang melihat ini sudah jijik dengan kata-kata pria itu tadi, bisa-bisanya dia menghlkan cara seperti itu untuk mencari uang. Tetapi mereka semua tidak berani mwan, bisa-bisa mereka terseret ke dm mash ini. Belumgi ku pihak salon memanggil jasa tukang pukul mereka, siapa memangnya yang berani memb orang tidak dikenal?
Oleh karena itu, mereka hanya bisa menonton dan berdoa yang terbaik untuk Ayu.
"Jika saja orang tuamu itu masih ada, mereka pasti sudah malu mempunyai anak sepertimu."
Kata-kata itu berasal dari barisan paling depan, semua orang terkejut termasuk pria dari salon tersebut.
Kata-kata itu menusuk hati namun tepat, tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan kejadian ini.
Ayu sangat terkejut ketika melihat Randika yang berdiri di paling depan itu, dia merasa senang.
Nak Dika! Sekarang kamu dm mash karena menantuku th datang."
Randika berjn menghampiri Ayu dengan berjn sok keren dan ekspresi yang serius, tetapi mendengar kata ''menantu'' Randika hampir terjatuh. Sin, sejak kapan dia menjadi menantunya?
Sepertinya apa pun yang terjadi, Ayu sudah menganggap Randika sebagai menantunya.
Pria dari Grand Majestic Salon itu mendengus dingin ketika melihat Randika. Darahnya mendidih ketika dia berkata pada Randika. "Bocah, kau ingin mati hari ini? Apa kau tidak lihat bahwa mertuamu itu tidak mau membayar jasaku?"
"Membayar jasamu? Js-js kau itu memerasnya, orang tuamu pasti sangat malu ketika melihat anaknya memeras penatua." Kata Randika dengan wajah serius. Orang-orang di bkangnya sudah mengangguk kagum pada Randika, akhirnya ada orang yang berani mwan salon tersebut.
"Kak Bambang, serahkan orang itu pada kita." Di sampingnya kedua bawahannya itu ikut marah ketika bosnya diejek seperti itu.
Siapa yang bisa tetap sabar melihat bos yang menjadi panutannya diejek seperti itu?
Bambang mengangguk, tatapan matanya masih terlihat tajam. Kedua bawahannya itu mengepalkan tangan mereka, tersenyum dan menghampiri Randika. Akhirnya seth sekianma mereka bisa menghajar oranggi.
Keduanya meraung dan menerjang ke arah Randika, orang-orang yang melihat ini sudah menutup mata mereka. Apa pemuda berani itu akan baik-baik saja?
"ARGH!" Mendadak, suara orang kesakitan dapat terdengar dengan js. Serangan tinju keduanya itu dapat dengan mudah ditangkap oleh Randika. Randikalu memelintir tangan mereka berdua hingga meringkuk kesakitan sambil berlutut.
Keduanya berteriak kesakitan, tangan mereka serasa akan patah kapan saja. Randikalu membanting mereka di tanah.
"Teruskan!"
"Hebat!"
Orang-orang di bkangnya sudah bersorak untuk Randika, sedangkan Ayu makin puas dengan menantunya ini. Memang anaknya itu tidak sh milih, menantunya ini sudah pintar, baik, sabar, kuat p! Dia sekarang bisa tenang menyerahkan anaknya pada pria semacam Randika.
Bambang mengangguk ketika melihat kedua bawahannya itu terkapar. "Sudahma aku tidak menemukanwan sepertimu."
Namun sebelum kata-kata itu selesai, sosok Randika tiba-tiba menghng. Randika sudah berada di bkangnya dan menendangnya dengan keras.
Serangannya benar-benar sederhana tetapi mengandung kekuatan yang besar, Bambang yang besar itu akhirnya tumbang dan terkapar di tanah. Randikalu mngkahi tubuhnya itu dan menghampiri Ayu.
Para penonton itu sudah terkagum-kagum melihat Bambang yang tinggi besar itu tumbang dm sekali serang. Randikalu menggandeng tangan Ayu dan mengajaknya pergi dari situ.
"Luar biasa!"
Orang-orang sudah bersorak karena keadn sudah diberikan pada pria busuk itu. Mereka menatap kagum pada sosok Randika yang mi menghng dari pandangan mereka. Orang itu pasti utusan Surga!
Di sisiin, Randika menemani ''ibu mertuanya'' ini berjn dengan hati yang terasa gelisah.
Kenapa? Karena Ayu menatapnya dari atas ke bawah dan mengangguk terus-menerus.
"Tante, apa tante baik-baik saja?" Tanya Randika. "Ku tidak apa-apa, aku ada urusan."
Randika benar-benar tidak berdaya terhadap perempuan tua satu ini. Terutama dengan rentetan pertanyaan yang sama banyaknya dengan bintang dingit, dia harus kabur sebelum hal itu terjadi!
"Aduh Dika, tante harus berterima kasih sama kamu karena pertolonganmu. Tetapi kenapa kamu buru-buru pergi seperti itu, tante harus memberimu hadiah terlebih dahulu." Ayu ingin mengenal menantunya ini lebih jauh.
"Aduh tante maaf, aku sebenarnya ada kerjaan."
Ayungsung menangkap tangan Randika dan berkata padanya. "Biarkan tante berterima kasih sama kamu. Kamu juga sudah janji makan mm di rumah tante kan? Hari ini tante menagih janjimu dan kebetn Tintin hari ini makan di rumah."
"Tante, mm ini aku sudah ada janji." Randika tidak berdaya ketika diseret oleh Ayu. Terakhir kali dia makan di rumah keluarga Christina, pertanyaan-pertanyaan menjerumus ke pernikahan tidak bisa berhenti ditanyakan oleh ibu satu ini. Bahkan Randika tidak sempat makan hanya untuk membs pertanyaan.
"Oh benarkah? Sudah batalkan saja, mm ini kamu akan makan di rumahnya tante." Ayu tersenyum dan kembali menyeret Randika ke rumahnya.
"."
Sepertinya Randika ditakdirkan untuk makan mm bersama Christina dan ibunya.
Melihat Randika yang setuju, Ayu semakin bersemangat. "Kali ini bicarakan masa depanmu dengan Tintin dengan baik ya."
Randika hanya bisa tersenyum pahit dan menganggukan kepnya. Kata-katanya itu sangat mudah dipahami, ibu ini ingin dirinya segera menikah.
Ah. Kenapa ibu ini sangat ingin menjadikan dirinya menantunya?
Tidakma kemudian, Randika dan Ayu akhirnya sampai di depan rumah.
"Ma, kokma sekali?"
Sesudahnya pintu rumah dibuka, suara Christina dari dm bisa terdengar. Kali ini, Christina yang memakai tank top putih dana pendek keluar menyambut ibunya yang baru datang.
Melihat anaknya yang berpakaian minim seperti itu, Ayu geleng-geleng. Sedangkan Randika tidak bisa berhenti melototinya.
Tubuh Christina benar-benar ks atas, karena tidak pakai beha, dadanya itu seakan-akan mau tumpah dari sisi baju. Terlebihgi,a pendek yang dipakainya sudah hampir sama dengana dm. Kakinya yang panjang dan mulus itu benar-benar memenuhi b mata Randika.
Christina terkejut ketika melihat Randika datang bersama ibunya, dia segera beri ke kamarnya sambil menutupi tubuhnya.
Memalukan, benar-benar memalukan! Karena hari ini dia libur, Christina baru bangun tidur jadi dia tidak memakai riasan dan rambutnya masih berantakan. Terlebihgi, dia memakai baju minim seperti ini di hadapan Randika!
Wajah Christina benar-benar merah.