Chapter 281: Ketiga Kalinya
Randika tentu saja ingin menciuma dm ini, dia sudah hampir menaruha dm tersebut di hidungnya. Wajah Christina sudah merah padam, diangsung menangkapa dmnya itu.
"Tidak!" Christina berhasil mengambilnya sebelum Randika berbuat macam-macam, diangsung memasukannya ke dm sebuah bak. Kemudian dia menoleh ke arah Randika dan melihat bahwa pria itu sedang memegangi beha yang dipakainya tadi.
Christina tidak habis pikir, diangsung menerjang ke arah Randika. Namun, tiba-tiba dia ditarik dan jatuh di pelukannya Randika. Christina yang lebih kecil itu berusaha mengambil dari tangan Randika yang diangkatnya tinggi-tinggi.
"Ah! Kembalikan!"
Christina berteriak keras, dia benar-benar marah sekarang.
Seth sebelumnya melihat Christina yang berpakaian longgar, nafsu Randika mi terbentuk. Seth dia menyentuh pakaian dm yang dikenakannya tadi, mendadak dia tidak bisa menahan nafsunya itu.
Randika tidak tahu kenapa dia bisa bernafsu seperti ini, apakah dia th berubah? Sejak dia bersama dengan Inggrid, Randika jadi lebih mudah jatuh cinta dan nafsu birahinya itu makin tinggi. Melempar beha yang ada di tangannya, Randika dengan cepat memeluk erat Christina.
Randika yang mencium paksa Christina itu mi kehngan pikirannya, sedangkan Christina mi sedikit takut ketika Randika bertindak agresif seperti ini. Namun, tiba-tiba dirinya digotong Randika ke tempat tidur.
Tidak butuh waktuma untuk Randika menindih Christina.
Kekhawatiran Christina adh ibunya yang ada di dapur, berarti solusinya adh mengunci mulut Christina agar tidak menimbulkan suara yang keras. Dengan cepat, Randika mengunci bibir Christina dengan bibirnya.
Christina yang awalnya ragu dan takut itu akhirnya pehanrut dm sensasi ini dan lebih terbuka dengan Randika. Kedua bibir mereka tidak bisa berhenti bergerak. Di saat keadaan mi memanas, Randika sudah membuka bajunya begitu p dengan Christina.
Randika sudah memperhitungkan waktu memasak Ayu, seharusnya masih ada setengah jam untuknya mkukan hubungan intim ini.
Namun, ketika keduanya masih sibuk berciuman, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.
"Tintin, ada apa ribut-ribut?" Ayu membuka pintu secara tiba-tiba, dia mendengar suara teriakan anaknya dari dapur dan merasa khawatir. Ibu ini sangat terkejut ketika melihat anaknya hanya berbalut pakaian dm dan sedang sibuk berciuman.
Hmm Ayu benar-benar kehabisan kata, dia tidak tahu harus berbuat apagi. Christina sendiri sudah merinding dan mendorong-dorong Randika ketika pintu itu terbuka dan sekarang ibunya melihat dirinya sedang berciuman dengan Randika LAGI. Kedua pasangan ini membeku sambil melihat Ayu, benar-benar memalukan!
Ini sudah ketiga kalinya Randika mengmi kejadian super memalukan seperti ini, dia merasa nasibnya benar-benar sial. Pertama adh ketika dirinya baru saja menymatkan Christina, waktu itu Randika sedang menerima ciuman terima kasih dan tiba-tiba Ayu keluar dan merusak suasananya. Kedua adh ketika dia dan Viona bercumbu dan meluapkan nafsu mereka pada satu samain. Bahkan dia membuat Viona muncrat di depan kedua orang tuanya!
Dan sekarang,gigi suasana menyenangkan ini menjadi canggung dan memalukan. Lagip, bukankah Ayu berkata padanya bahwa dia tidak akan mengganggu dirinya?
Wajah Christina benar-benar merah, dia tidak berani melihat wajah ibunya. Ayu sendiri melototi kedua pemuda ini, dia masih tidak tahu harus berkata apa. Sebagai ibu yang baik, dia tidak boleh merusak suasana intim anaknya dengan calon menantunya.
Dengan cepat, Ayu berkata pada mereka berdua. "Tin, mama tadi dengar kamu berteriak jadi mama khawatir ku kalian ada apa-apa. Sudah jangan khawatir,njutkangi saja. Dika, mama harap 1 jam cukup untukmu ya, nanti makanannya tenjur dingin."
Kemudian dengan wajah tersenyum, Ayu menutup pintunya. Sgi berjn menuju dapur, Ayu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Sepertinya momen dia menggendong cucunya akan segera tiba!
Di sisiin, Randika dan Christina sama-sama terdiam. Mereka berdua sudah tidak berniat mkukannya seth diganggu seperti itu.
.....
Di meja makan yang besar itu, berbagai macam makanan sudah tersedia. Kali ini Ayu tidak mengajukan pertanyaan, mhan dia sangat akrab dengan Randika.
"Dika, coba masakan ikan ini."
"Ku ayam bumbu rujak ini spesialisnya mama lho, ayo dicoba."
"Ku bebek kamu suka atau tidak? Sudah dicoba dulu aja ya, mama yakin kamu suka."
....
Randika tidak tahu harus menangis atau bahagia, dia sama sekali tidak berdaya. Melihat piring Randika yang sangat penuh itu, Christina yang duduk di samping Randika merasa sedikit malu. "Ma sudah cukup!"
"Tintin, kamu tenang saja. Dika ini butuh makan banyak karena dia ituki. Sudah cepat ambil makanmu sana." Ayu tidak bisa berhenti tersenyum. "Nanti ku kamu sudah menikah sama Dika, kalian harus membawa cucunya mama itu main ke rumah lho ya."
Randika terbatuk tanpa henti, ibunya Christina ini tidak bisa berhenti menyerang. Berarti tujuannya memberikan dirinya makan begitu banyak adh untuk memberinya tenaga agar dapat berhubungan dengan anaknya.
Mendengar kata-kata menikah, Christina hanya bisa tersipu malu dan mengambil makanannya dm keadaan diam. Dia sama sekali belum kepikiran untuk mempunyai anak, apgi menikah.
"Makannya pn-pn, nanti kamu tersedak bagaimana?" Ayu memperhatikan Randika yang sedang makan. "Tunggu sebentar, mama bawain kamu supnya."
Randika kehabisan kata-kata, sejak kapan Ayu menyebut dirinya mamanya? Dan apakah dia tidak melihat piringnya masih penuh seperti gunung?
Melihat Randika yang tidak berdaya itu, Christina tertawa dm hati. Dengan adanya Randika, Christina bisa sedikit lega ketika bersama ibunya itu. Biasanya saat makan bersama Christina akan menjadi objek omn ibunya itu. Karena sekarang ada Randika, dia terlepas dari omn ibunya.
Dari sini Christina mengerti betapa pentingnya memiliki pasangan.
Tetapi tentu saja Christina tidak ingin sembarangan orang untuk menjadi pasangannya. Hanya orang seperti Randikah yang memenuhi kriteria sebagai pasangan idealnya.
....
Seth makan, Christina berniat untuk pergi ke universitas karena ada urusan mendadak.
"Tintin, kamu hati-hati ya di jn." Kata Ayu.
"Iya, kan juga ada Randika menemaniku." Kata Christina sambil berpamitan dengan ibunya, dialu pergi bersama dengan Randika.
Di jn, Randika menghembuskan napas lega berkali-kali. Christina yang melihatnya itu tertawa dm hati. "Bagaimana masakannya mamaku?"
"Kamu ini ya, kenapa kamu tidak membantuku sama sekali. Perutku seakan ingin meledak!"
"Itu kan mamaku sendiri yang naruhuknya di piringmu, shmu juga asal makan saja." Kata Christina sambil tersenyum. Sejak bersama Randika, dia merasa dirinya th berubah dan lebih sering tertawa.
Randika memperhatikan sekelilingnya dan menyadari tidak ada orang di sekitar mereka. Randikalu dengan cepat merangkul Christina di pelukannya.
"Ah!" Wajah Christina dengan cepat menjadi merah. Dia khawatir ada orang yang akan melihat mereka.
"Berani-beraninya kamu menertawai pacarmu." Kata Randika sambil memegang dagunya.
Christina hanya bisa tersipu malu ketika dirinya dicium oleh Randika. Dia sekarang hanya bisa berharap tidak ada orang yang dikenalnya melihat dirinya mencium pacarnya ini.
Seth mereka berciuman, Randika mencari taksi dan naik bersama Christina.
"Bukannya kamu libur hari ini?" Randika tampak bingung.
"Iya ada mash di sekh dan aku diminta tolong untuk membantu." Kata Christina sambil menyandarkan kepnya di pundak Randika, dia sangat suka dengan perasaan nyaman ini.