Chapter 308: Terburu Waktu
Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta
Polisi yang mendapatkan info mengenai kedatangan pesawat iningsung mengevakuasi seluruh bandara. Ratusan polisi sudah memadati bandara ini lengkap dengan senapan serbu mereka.
Mereka mendapatkan konfirmasi bahwa pesawat yang dibajak itu akan mendarat di bandara ini. Mendengar hal ini kebanyakan orang menjadi lega karena target para teroris itu bukah istana kepresidenan.
Jadi dengan cepat bandara ini sudah dikepung oleh polisi dan sh satuan khusus Indonesia yaitu Densus 88.
Para karyawan bandara juga ikut tegang ketika mendengar kabar mengejutkan ini. Bukankah ini sudah seperti filmyar lebar?
"Hei, memangnya ada apa sih ini kok ribut-ribut?" Tanya seorang karyawan yang baru keluar dari toilet.
Di sebhnya sudah ada temannya yang th mendengar berita pembajakan itu.
"Kamu dari mana saja memangnya? Tadi diumumkan ada pesawat yang dibajak dan sebentargi mereka akan mendarat di bandara ini."
"Serius?" Karyawan yang lupa menutup resletinganya itu sudah menganga, dia baru pertama kali mengmi kejadian seperti ini.
Namun melihat banyaknya satuan hukum yang berjaga di tempatnya bekerja ini, sepertinya ini bukah mimpi.
Di luar pintu bandara, para penumpang yang hendak berangkat itu sama sekali tidak berdaya. Tanpa penjsan apa-apa, puluhan mobil polisi tiba-tiba datang dan para polisi itungsung mengevakuasi mereka semua. Pada saat yang sama, semua keberangkatan ataupun kedatangan pesawat ditunda.
"Apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Seorang penumpang terlihat kebingungan. Evakuasi total seperti ini sangah jarang terjadi.
Melihat banyaknya polisi yang berjaga di bandara ini, semua orang merasa penasaran. Terlebihgi para media berita sudah mi bermu satu per satu.
Tetapi ketika para reporter itu berniat mencari tahu apa yang terjadi, mereka segera diusir oleh para polisi yang berjaga di pintu masuk. Pada saat yang sama, sh satu pimpinan para polisi itu mrang adanya kamera yang merekam kejadian ini.
Tidak peduli teori atau tebakan apa yang dikembangkan para media itu, para polisi tidak peduli. Keadaan di dm bandara masih tegang dan para pimpinan polisi ini tidak tahu keinginan para teroris tersebut. Di tengah keadaan genting seperti ini, ada sh satu orang yang menguap karena bosan.
"Cih, markas mengirimku ke tempat ini dan tidak ada media yang akan merekam aksiku nanti?" Orang yang berbadan tegap dan kekar ini dilengkapi oleh pertan dan persenjataan polisi yang lengkap, Wajahnya yang tertutup oleh sebuah kain hitam itu hanya memperlihatkan matanya saja. Namun, semua itu tidak bisa menutup aura membunuhnya yang sangat pekat.
Orang di sampingnyangsung menegurnya.
"Pak Bruno jangan begitu, markas juga ditekan oleh banyak pihak. Lagip yang terpenting adh nyawa 100 orang yang ada di pesawat, sampai saat ini kita juga tidak tahu kondisi mereka bagaimana. Kita dikirim hari ini untuk menumpaskan semua teroris yang berani menginjakan kakinya di ibu kota ini, tetapi kami harap bapak bisa menangkapnya agar kami bisa menginterogasinya."
"Iya, iya kamu tidak perlu mengomel seperti itu." Bruno merupakan sh satu ujung tombak dari Arwah Garuda. Sejak dia bergabung, belum pernah ada teroris yang bisa lepas dari genggamannya.
Sin Densus 88, presiden memerintahkan Arwah Garuda untuk ikut dm misi kali ini.
Bruno berani bersikap sombong seperti itu karena dia memang mempunyai kemampuan. Sma ini dia berperang dengan teroris internasional dan sudah memupuk pengman yang tidak terhitung juhnya. Seth sekianma di luar negeri, minggu kemarin dia baru saja kembali ke Indonesia dan sudah diberikan tugas sepenting ini.
Tentu saja dia tidak kenal siapa Randika. Orang Arwah Garuda yang mengerti Randika hanyh Safira, Elva dan bawahan mereka saja, terlebih pengaruh mereka tidak sampai ke Jakarta.
Bagaimanapun juga, Indonesia memang telu luas dan Arwah Garuda tidak hanya memantau aktivitas Randika saja. Oleh karena itu, Arwah Garuda terbagi-bagi di seluruh wyah Nusantara.
Pada saat yang sama, menara bandara memberi sinyal dan semua personel menatap kengit.
Di bawah tatapan mata mereka, sebuah pesawat dapat terlihat dan bersiap untuk mendarat.
Semua orang menjadi tegang, para personelngsung menempati posisi mereka masing-masing dan para penembak jitu sudah membidik pesawat.
Pesawat tersebut mengeluarkan roda mereka dan mi mendarat dindasan. Pendaratan mereka mulus dan akhirnya berhenti dengan sempurna.
Melihat kejadian ini, semuanya menahan napas mereka. Mereka menantikan tindakan para teroris itu berikutnya. Yang paling sulit adh ketika teroris tersebut berbaur di antara para penumpang, bisa-bisa korban yang tidak diinginkan akan mi berjatuhan.
Seluruh senjata sekarang mengarah pada pesawat dan semuanya menatap dengan penuh waspada.
"Untuk semuanya yang ada di dm pesawat, kami th mengepung kalian. Sma kalian tidak melukai para penumpang, permintaan kalian akan kami dengar." Sh satu polisi mengambil t pengeras suara. Pada saat yang sama, para penumpang di pesawat bisa mendengar kata-kata tersebut.
Bruno menatap tajam ke arah pesawat, tidak ada satu ekorlat pun yang bisa lolos dari tatapan matanya itu. Pada saat ini, tiba-tiba ada seorang pria yang muncul di pintu pesawat yang terbuka.
"Target terlihat, seorang pria muda berumur sekitar 24 tahun memakai baju berwarna biru dan berambut pendek." Seorang penembak jitu menginfokan target mereka.
Tetapi semua personel ini menahan napas mereka, mereka tidak tahu apakah Randika ini adh teroris atau penumpang pesawat.
Para petugas polisi meminta pada seorang staf bandara untuk mempersiapkan tangga agar orang tersebut bisa turun. Ketika staf tersebut mengambil tangganya, semua orang melihat Randika melompat turun!
Dari pintu ke tanah ada sekitar 2-3 meter dari tanah dan Randika dengan santainya melompat turun.
Bruno terkejut ketika melihat kejadian ini.
"Dia sudah pasti pkunya!"
Dm sekejap insting Bruno mengatakan bahwawannya ini bukan orang sembarangan dan para polisi yangin juga sudah siaga terhadap Randika.
"Berhenti atau kami akan menembak!"
Polisi yang membawa pengeras suara itu kembali berteriak paa Randika. Tetapi Randika terlihat cuek dan berjn ke samping!
Polisi tersebut tidak ragu-ragu, diangsung memerintahkan anak buahnya untuk menembak.
Dm sekejap, semua personel termasuk penembak jitu melepaskan tembakan mereka ke arah Randika!
Randika mengangkat kepnya dan melihat hujan peluru yang padat itu. Pemandangan ini tidak semengerikan ketika dia mwan 1000 orang suruhan mafia Italia, saat itu dia harus menghadapi rudal, peluru, bom ranjau dll.
Terlebihgi, seth dia menyerap kekuatan misterius di dm tubuhnya, apakah mereka mengira peluru-peluru ini akan mengenainya?
Bisa dikatakan bahwa senjata paling tidak berguna ketika membunuh seorang Dewa dari 12 Dewa Olimpus adh peluru. Kenapa? Karenaju peluru mudah ditebak dan mereka hanya tinggal mengalirkan tenaga dm mereka dan mencegah peluru itu menembus ke dm kulit mereka. Memang terdengar tidak masuk akal, tetapi para ahli b diri itu memang memiliki kecepatan dan kekuatan yang tidak bisa dibayangi oleh orang awam. Bahkan para elit dari daftar Dewa saja sudah mustahil untuk dibunuh dengan peluru.
Oleh karena itu, ketika para ahli b diri tingkat tinggi bertarung, mereka tidak pernah menggunakan senjata api. Karena kekuatan mereka adh tubuh mereka sendiri!
Menghadapi hujan peluru ini, ekspresi Randika tetap terlihat tenang. Tetapi tiba-tiba, sosok Randika itu terlihat menjadi 2lu menjadi 4 dst dm sekejap.
Randika memang terlihat membh diri ketika hujan peluru itu mengarah pada dirinya. Tetapi ajaibnya, tidak ada satu peluru pun yang bisa mengenai dirinya.
Tatapan mata Bruno sudah berubah menjadi serius, tidak heran markas besarnya itu sampai mengutusnya pergi,wannya kali ini benar-benar kuat! Jika orang ini menapakan kakinya di ibu kota ini, maka negara ini bisa hancur dm 1 minggu!
Bruno sudah membtkan tekadnya, dia akan membunuh penjahat tersebut. Sedangkan para polisi yang menembak itu sudah terheran-heran, kenapa penjahat itu masih bisa berdiri?
Mereka tidak pernah melihat orang bisa bergerak seperti ninja dan membh diri seperti itu.
Polisi yang memegang t pengeras suara itu terkejut bukan main, dia menk untuk percaya terhadap kejadian di depan matanya ini. Dialu berkata pada dirinya sendiri. "Banyak senjata seperti ini tetapi tidak ada satu pun yang kena? Orang itu sudah pasti setan!"
Bayangan Randika itu sudah mencapai 10 orang. Ketika peluru itu mengenai bayangannya, peluru hanya akan menembus.
Pada saat ini tiba-tiba suara tembakan itu berhenti total, ternyata semua senjata th kehabisan pelurunya.
Semua yang memegang senjata itu sudah terkejut bukan main, seth dihujani peluru sebanyak itu tetapi orang itu masih bisa berdiri dengan tegak?
Pada saat yang sama, 10 bayangan itu tiba-tiba menghng dan sebuah bayangan hitam menerjang ke arah mereka.
Bayangan hitam itu adh Randika yang asli.
"Cepat bunuh dia!" Kapten mereka itu segera menyadarkan para bawahannya dari linglungnya.
Tetapi bagaimana mungkin para polisi ini bisa menghentikan Randika yang th mengmi terobosan? Seth menyerap 1/10 dari kekuatan misterius di dm tubuhnya, Randika bukah sosok yang kita kenalgi.
Mereka yang sibuk mengganti magasin tiba-tiba terkejut ketika menyadari bahwa sosok Randika th menghng. Namun, beberapa dari antara mereka justru berteriak kesakitan. Mereka hanya sempat merasakan sebuah tinju yang mengenai wajah ataupun dada mereka sebelum akhirnya terjatuh dan terkapar di tanah.
Randika tidak berniat untuk membunuh mereka, bagaimanapun juga mereka adh sebangsa dan setanah air.
Randika tidak berhenti beri, dia berusaha mencari ch agar bisa kabur dari tempat ini. Sebentargi pernikahan Inggrid akan dngsungkan, dia harus menymatkan istri tersayangnya itu!
Tetapi di tengah Randika sibuk membuka jn, Bruno muncul di medan pertempuran.
"Bruno dari Arwah Garuda akan menjadiwanmu, bersiah untuk mati!" Bruno berdiri di hadapan Randika dan segera menerjang ke arahnya.
Di Arwah Garuda Bruno memiliki kemampuan setara dengan Elva, terlebihgi dia baru saja menjni misi di luar negeri sma beberapa tahun jadi kemampuannya itu sudah pasti menjadi lebih kuat. Oleh karena itu dia yakin bisa menghadapi Randika seorang diri!
Randika mengerutkan dahinya ketika dia dicegat oleh Bruno. Dialu berkata padawan barunya itu. "Kamu kira bisa menghentikanku? Jangan menyesal jika kamu sampai terbunuh."
Bruno tidak mengindahkan kata-kata Randika dan menerjang ke arahnya. Tetapi Randika yang sekarang tidak mempunyai waktu untuk mdeninya. Ketika Bruno sudah hampir menyerangnya, Randika melompat dan menjadikan Bruno sebagai pijakannya.
"Sayang sekali aku tidak punya waktu untuk mdenimu." Kata Randika, dia sudah berhasil mencapai lobi bandara.
Bruno yang punggungnya dijadikan pijakan oleh Randika itu terjatuh tetapi tidak mengmi luka apa pun. Mendengar kata-kata Randika tadi itu, dia menjadi marah dan mengejar Randika.
Apa pun yang terjadi hari ini dia akan membawa kep penjahat itu kembali bersamanya.
Para polisi itu juga ikut mengejar Randika, mereka tidak mengira bahwa Randika akan berhasil melewati garis pertahanan mereka.
"Tersangka berhasil mrikan diri, personelin harap bersiap-siap." Sh satu pimpinan polisingsung menyiarkan berita mengejutkan ini mlui HT mereka. Para polisi yang bertugas menjaga pintu keluar dan titik-titik pentinginnya sudah bersiaga penuh.